analisis gerak teknik awalan dan tumpuan lompat … · analisis gerak teknik awalan dan tumpuan...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS GERAK TEKNIK AWALAN DAN TUMPUAN LOMPAT JAUH
ATLET PUTRI PADA JATENG OPEN I TAHUN 2015 DI SOLO
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar sarjana
Oleh
Rohma Retno Jati
NIM 11602241046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Sing penting yakin”
“setan melbu lan ngehasut menungso pas menungso iku ono ing posisi ragu-ragu,
mulo dadi menungso iku kuncine kudu yakin, yakin marang gusti Allah SWT,
yakin marang ajarane Nabi Muhammad SAW”
vi
PERSEMBAHAN
Untuk kedua orang tuaku, Bapak Akhmat Rokhim dan Ibu Sumaelah yang
telah membesarkanku dengan ikhlas dan penuh kasih sayang, pelajaran
hidup yang telah engkau berikan sangatlah berharga bagiku.
Kedua kakak dan adiku, Rohma Kurnia Agung, Rohma Sukma Purnama,
Rohma Howo Nurbuwono yang aku cintai, jaga selalu jaga selalu
kebersamaan dan tetap sayangi bapak dan ibu kita. Tawa canda kita selalu
menjadi pemersatu kita bersama.
Ask Ask Ask Fissa Septy Primawati, terimakasih telah menemaniku dan
memberikan banyak waktumu kepadaku. I will loving you forever.
Untuk Simbah Supri. Guru spritualku dan pembimbingku.
Teman seperjuangan PKO Atletik 2011 (Abi, Awek, Arya, Yogek, Tera,
Ivan, Icung, Febri, Cumiel) jangan lupakan persahabatan kita.
Keluarga besar UKM Atletik UNY. Susah senang kita lalui bersama
dengan kebersamaan seperti halnya keluarga.
Seluruh rakyat Indonesia.
vii
ANALISIS GERAK TEKNIK AWALAN DAN TUMPUAN LOMPAT JAUH
ATLET PUTRI PADA JATENG OPEN I TAHUN 2015 DI SOLO
Oleh:
Rohma Retno Jati
11602241046
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja gerak teknik awalan
dan tumpuan lompat jauh atlet putri pada Jateng Open I Tahun 2015 di Solo,
sehingga dapat diketahui kelebihan dan kelemahan setiap gerak teknik yang
ditampilkan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode
survei. seluruh atlet lompat jauh putri pada Jateng Open I Tahun 2015 di Solo.
Adapun sampel dalam penelitian ini berjumlah 9 orang dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah pengukuran
kecepatan lari awalan dengan konsep dasar 8-8-8 dan lembar analisa yang sudah
disahkan oleh validator. Teknik analisis data menggunakan sistem analisis
perangkat lunak dartfish prosuite.
Hasil penelitian tentang kinerja gerak teknik awalan dan tumpuan lompat
jauh menunjukkan bahwa: (1) Kecepatan lari awalan seluruh sampel mengalami
peningkatan setiap 8 meter dengan rata-rata kecepatan 7.2 m/dt; (2) Pada tahap
lari awalan (approach), masih terdapat 3 sampel yang belum menampilkan gerak
lari awalan yang akseleratif dan berirama yaitu sampel 1, 2 dan 3; (3) Pada tahap
bertumpu (take off), seluruh sampel sudah menampilkan gerakan bertumpu yang
aktif dan melakukan gerakan menekuk lutut (fleksi) pada rentang 1350-165
0 dan
pada proses pelurusan seluruh sampel menunjukan pelurusan yang kurang
sempurna.
Kata kunci: analisis, teknik, awalan, tumpuan, lompat jauh
viii
ANALYSIS ON THE MOTION OF APPROACH RUN TECHNIQUE AND
LONG JUMP TAKEOFF OF THE FEMALE LONG JUMP ATHLETES IN 2015
JATENG OPEN 1 IN SOLO
By Rohma Retno Jati
11602241046
ABSTRACT
The research intended to analyze the performance of motion techniques of
approach run and the long jump takeoff from the long jump female athletes in
2015 Jateng Open I held in Solo, so that the strengths and weaknesses of each
motion technique displayed could be comprehended.
The research was a descriptive quantitative study with survey methods.
The research subject was all female athletes in the women’s long jump event in
2015 Jateng Open I in Solo. The sample was for about 9 persons and it was taken
by using purposive sampling technique. The research instrument was the
measurement of running speed with 8-8-8 pattern with the basic concepts and
pieces of analysis that had been validated by the validator. The data were analyzed
by using analysis software system dartfishprosuite.
Results of research on the performance of motion techniques of approach
run and the long jump takeoff indicated that: (1) Speed of the approach run for the
entire sample had increased every 8 meters with an average speed of 7.2 m/sec;
(2) At the stage of approach run, there were three samples that had not shown the
accelerated and rhythmic approach run that were the samples 1, 2 and 3; (3) At the
stage of take off, the entire sample had shown the active takeoff movements and
they had shown the movement of knee bend (flexion) in the range of 1350 to 165
0
and in the process of streamlining the entire sample had shown the imperfect
alignment.
Keywords: analysis, technique, approach run, takeoff, long jump
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “Analisis
Gerak Teknik Awalan dan Tumpuan Lompat Jauh Atlet Putri pada Jateng Open I
Tahun 2015 di Solo” dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat terselesaikan
dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA., selaku Rektor Universitas
Negeri Yogyakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M.Ed., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Siswantoyo, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
menyetujui judul skripsi ini dan memberikan izin dalam pengambilan
pelaksanaan penelitian.
4. Bapak Dr. Ria Lumintuarso, M.Si., selaku pembimbing tugas akhir skripsi
yang telah memberi bimbingan, nasehat, saran, dan masukan sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Cukup Pahalawidi M.Or., selaku pembimbing akademik dan dosen di
cabang kepelatihan atletik yang telah memberikan bimbingan dan nasehatnya
serta memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat mengenai
kepelatihan atletik.
x
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya sebagai bekal saya untuk terjun
ke dunia kerja.
7. Atlet Lompat jauh Putri pada Jateng Open I tahun 2015 yang telah bersedia
untuk dijadikan sampel penelitian.
8. Seluruh panitia kejuaraan Jateng Open I, khususnya ketua panitia
penyelenggara yang telah memberikan ijin masuk dalam arena perlombaan
sehingga pengambilan data dapat berjalan dengan lancar.
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu dalam memberikan
saran dan kritik serta bantuan selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan sumbangan pengetahuan dan menjadi suatu karya yang bermanfaat.
Yogyakarta, 30 Desember 2015
Rohma Retno Jati
xi
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 6
C. Batasan Masalah ........................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 8
xii
A. Deskripsi Teori ............................................................................. 8
1. Lompat Jauh .......................................................................... 8
2. Teknik Lompat Jauh .............................................................. 11
3. Hakikat Biomekanika ............................................................ 17
4. Aspek-aspek Biomekanika dalam Awalan dan Tumpuan Lompat
Jauh .......................................................................................... 19
5. Jateng Open ............................................................................. 21
B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 22
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 25
D. Hipotesis ........................................................................................ 26
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 27
A. Desain Penelitian ........................................................................... 27
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................... 27
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 30
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data .................... 30
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 34
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 36
A. Deskripsi Tempat, Waktu, dan Sampel Penelitian ........................ 36
B. Deskripsi Data Penelitian ............................................................... 37
1. Sampel 1 ................................................................................... 40
2. Sampel 2 ................................................................................... 49
3. Sampel 3 ................................................................................... 59
4. Sampel 4 ................................................................................... 69
5. Sampel 5 ................................................................................... 79
6. Sampel 6 ................................................................................... 88
7. Sampel 7 ................................................................................... 98
8. Sampel 8 ................................................................................. 108
9. Sampel 9 ................................................................................. 117
C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 127
xiii
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 130
A. Kesimpulan ................................................................................ 130
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 132
C. Implikasi ....................................................................................... 132
D. Saran ........................................................................................... 133
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 134
LAMPIRAN ....................................................................................................... 136
xiv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Kisi-kisi Lembar Analisa Tahap Awalan ........................................ 32
Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Analisa Tahap Tumpuan ....................................... 33
Tabel 3. Daftar Sampel Penelitian ................................................................. 36
Tabel 4. Hasil Analisis Kecepatan Tiap 8 Meter ............................................ 37
Tabel 5. Hasil Pengukuran Sudut Amortisasi Semua Sampel ....................... 37
Tabel 6. Hasil Pengukuran Sudut pada Saat Take Off .................................... 38
Tabel 7. Lembar Analisa Tahap Awalan Sampel 1 ........................................ 44
Tabel 8. Lembar Analisa Tahap Tumpuan Sampel 1 ..................................... 48
Tabel 9. Lembar Analisa Tahap Awalan Sampel 2 .......................................... 54
Tabel 10. Lembar Analisa Tahap Tumpuan Sampel 2 ..................................... 58
Tabel 11. Lembar Analisa Tahap Awalan Sampel 3 ........................................ 63
Tabel 12. Lembar Analisa Tahap Tumpuan Sampel 3 ..................................... 67
Tabel 13. Lembar Analisa Tahap Awalan Sampel 4 ........................................ 73
Tabel 14. Lembar Analisa Tahap Tumpuan Sampel 4 ..................................... 77
Tabel 15. Lembar Analisa Tahap Awalan Sampel 5 ........................................ 83
Tabel 16. Lembar Analisa Tahap Tumpuan Sampel 5 ..................................... 87
xv
Tabel 17. Lembar Analisa Tahap Awalan Sampel 6 ......................................... 93
Tabel 18. Lembar Analisa Tahap Tumpuan Sampel 6 ...................................... 97
Tabel 19. Lembar Analisa Tahap Awalan Sampel 7 ....................................... 102
Tabel 20. Lembar Analisa Tahap Tumpuan Sampel 7 .................................... 106
Tabel 21. Lembar Analisa Tahap Awalan Sampel 8 ....................................... 112
Tabel 22. Lembar Analisa Tahap Tumpuan Sampel 8 .................................... 116
Tabel 23. Lembar Analisa Tahap Awalan Sampel 9 ....................................... 121
Tabel 24. Lembar Analisa Tahap Tumpuan Sampel 9 .................................... 125
xvi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Parameter yang Berkaitan dengan Biomotor ................................ 1
Gambar 2. Lapangan Lompat Jauh ................................................................. 10
Gambar 3. Rangkaian Tahap Lompat Jauh ..................................................... 11
Gambar 4. Tahap Awalan .............................................................................. 28
Gambar 5. Tahap Take Off .............................................................................. 28
Gambar 6. Pengukuran Sudut Amortisasi Semua Sampel ............................... 38
Gambar 7. Pengukuran Sudut Pelurusan Semua Sampel ................................. 39
Gambar 8. Pengukuran Sudut Kaki Ayun, Ayunan Tangan dan Kaki Tumpu 39
Gambar 9. Rangkaian Gerak Lompat Jauh Tahap Awalan dan Tumpuan Sampel
1 ................................................................................................... 40
Gambar 10. Grafik Kecepatan Lari Tiap 8 Meter Sampel 1 ............................. 41
Gambar 11. Bagian Akselerasi Sampel 1 ......................................................... 42
Gambar 12. Persiapan Bertolak Dua Langkah Sebelum Akhir sampel 1 ........ 42
Gambar 13. Persiapan Bertumpu Langkah Akhir Sampel 1 ............................ 43
Gambar 14. Sentuh Tanah Sampel 1 ................................................................ 46
Gambar 15. Amortisasi Sampel 1 .................................................................... 46
xvii
Gambar 16. Pelurusan Sampel 1 ...................................................................... 47
Gambar 17. Rangkaian Gerak Lompat Jauh Tahap Awalan dan Tumpuan Sampel
2 ................................................................................................... 49
Gambar 18. Grafik Kecepatan Lari Tiap 8 Meter Sampel 2 ............................. 50
Gambar 19. Bagian Akselerasi Sampel 2 ......................................................... 51
Gambar 20. Persiapan Bertolak Dua Langkah Sebelum Akhir sampel 2 ........ 52
Gambar 21. Persiapan Bertumpu Langkah Akhir Sampel 2 ............................ 53
Gambar 22. Sentuh Tanah Sampel 2 ................................................................ 56
Gambar 23. Amortisasi Sampel 2 .................................................................... 56
Gambar 24. Pelurusan Sampel 2 ...................................................................... 57
Gambar 25. Rangkaian Gerak Lompat Jauh Tahap Awalan dan Tumpuan Sampel
3 ................................................................................................... 59
Gambar 26. Grafik Kecepatan Lari Tiap 8 Meter Sampel 3 ............................. 60
Gambar 27. Bagian Akselerasi Sampel 3 ......................................................... 61
Gambar 28. Persiapan Bertolak Dua Langkah Sebelum Akhir sampel 3 ........ 62
Gambar 29. Persiapan Bertumpu Langkah Akhir Sampel 3 ............................ 62
Gambar 30. Sentuh Tanah Sampel 3 ................................................................ 65
Gambar 31. Amortisasi Sampel 3 .................................................................... 66
xviii
Gambar 32. Pelurusan Sampel 3 ...................................................................... 66
Gambar 33. Rangkaian Gerak Lompat Jauh Tahap Awalan dan Tumpuan Sampel
4 ................................................................................................... 69
Gambar 34. Grafik Kecepatan Lari Tiap 8 Meter Sampel 4 ............................. 70
Gambar 35. Bagian Akselerasi Sampel 4 ......................................................... 71
Gambar 36. Persiapan Bertolak Dua Langkah Sebelum Akhir sampel 4 ........ 71
Gambar 37. Persiapan Bertumpu Langkah Akhir Sampel 4 ............................ 72
Gambar 38. Sentuh Tanah Sampel 4 ................................................................ 75
Gambar 39. Amortisasi Sampel 4 .................................................................... 76
Gambar 40. Pelurusan Sampel 4 ...................................................................... 76
Gambar 41. Rangkaian Gerak Lompat Jauh Tahap Awalan dan Tumpuan Sampel
5 ................................................................................................... 79
Gambar 42. Grafik Kecepatan Lari Tiap 8 Meter Sampel 5 ............................. 80
Gambar 43. Bagian Akselerasi Sampel 5 ......................................................... 81
Gambar 44. Persiapan Bertolak Dua Langkah Sebelum Akhir sampel 5 ........ 81
Gambar 45. Persiapan Bertumpu Langkah Akhir Sampel 5 ............................ 82
Gambar 46. Sentuh Tanah Sampel 5 ................................................................ 85
Gambar 47. Amortisasi Sampel 5 .................................................................... 86
xix
Gambar 48. Pelurusan Sampel 5 ...................................................................... 86
Gambar 49. Rangkaian Gerak Lompat Jauh Tahap Awalan dan Tumpuan Sampel
6 ................................................................................................... 88
Gambar 50. Grafik Kecepatan Lari Tiap 8 Meter Sampel 6 ............................. 89
Gambar 51. Bagian Akselerasi Sampel 6 ......................................................... 90
Gambar 52. Persiapan Bertolak Dua Langkah Sebelum Akhir sampel 6 ........ 91
Gambar 53. Persiapan Bertumpu Langkah Akhir Sampel 6 ............................ 92
Gambar 54. Sentuh Tanah Sampel 6 ................................................................ 94
Gambar 55. Amortisasi Sampel 6 .................................................................... 95
Gambar 56. Pelurusan Sampel 6 ...................................................................... 96
Gambar 57. Rangkaian Gerak Lompat Jauh Tahap Awalan dan Tumpuan Sampel
7 ................................................................................................... 98
Gambar 58. Grafik Kecepatan Lari Tiap 8 Meter Sampel 7 ............................. 99
Gambar 59. Bagian Akselerasi Sampel 7 ....................................................... 100
Gambar 60. Persiapan Bertolak Dua Langkah Sebelum Akhir sampel 7 ...... 100
Gambar 61. Persiapan Bertumpu Langkah Akhir Sampel 7 .......................... 101
Gambar 62. Sentuh Tanah Sampel 7 .............................................................. 104
Gambar 63. Amortisasi Sampel 7 .................................................................. 105
xx
Gambar 64. Pelurusan Sampel 7 .................................................................... 105
Gambar 65. Rangkaian Gerak Lompat Jauh Tahap Awalan dan Tumpuan Sampel
8 ................................................................................................. 108
Gambar 66. Grafik Kecepatan Lari Tiap 8 Meter Sampel 8 ........................... 109
Gambar 67. Bagian Akselerasi Sampel 8 ....................................................... 110
Gambar 68. Persiapan Bertolak Dua Langkah Sebelum Akhir sampel 8 ...... 110
Gambar 69. Persiapan Bertumpu Langkah Akhir Sampel 8 .......................... 111
Gambar 70. Sentuh Tanah Sampel 8 .............................................................. 114
Gambar 71. Amortisasi Sampel 8 .................................................................. 114
Gambar 72. Pelurusan Sampel 8 .................................................................... 115
Gambar 73. Rangkaian Gerak Lompat Jauh Tahap Awalan dan Tumpuan Sampel
9 ................................................................................................. 117
Gambar 74. Grafik Kecepatan Lari Tiap 8 Meter Sampel 9 ........................... 118
Gambar 75. Bagian Akselerasi Sampel 9 ....................................................... 119
Gambar 76. Persiapan Bertolak Dua Langkah Sebelum Akhir sampel 9 ...... 120
Gambar 77. Persiapan Bertumpu Langkah Akhir Sampel 9 .......................... 120
Gambar 78. Sentuh Tanah Sampel 9 .............................................................. 123
Gambar 79. Amortisasi Sampel 9 .................................................................. 124
xxi
Gambar 80. Pelurusan Sampel 9 .................................................................... 125
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lompat jauh merupakan salah satu nomor teknik yang diperlombakan
di cabor atletik. Ada tiga macam gaya dalam lompat jauh yaitu: gaya jongkok
(sail style), gaya menggantung (hang style) dan gaya berjalan diudara (hick
kick style) (Edi Purnomo 2011: 96). Perbedaan dari tiga gaya tersebut terletak
pada saat melayang di udara. Sedangkan untuk awalan, tumpuan dan cara
melakukan pendaratan dari ketiga gaya tersebut sama. Mengenai unsur-unsur
yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat
jauh, meliputi: daya ledak, kecepatan, kekuatan, kelincahan, kelentukan,
koordinasi, keseimbangan dan lain-lain. (Tamsir Riyadi, 1985: 95). Prestasi
lompat jauh ditentukan oleh sejumlah kecil parameter yang nyata berkaitan
dengan kemampuan biomotor berikut ini:
Gambar 1. Biomotor Lompat Jauh
(IAAF Level II Jumping 2001: 6)
Pencapaian hasil prestasi lompat jauh dipengaruhi sebagian besar dari
tahap awalan dan tumpuan, antara lain: Kecepatan akselerasi awalan, kekuatan
Kecepatan Lari
Sprint Akselerasi
Kekuatan
Lompatan
Koordinasi
Lengan/Kaki
Rasa (Sense)
Irama
+ +
2
tumpuan yang ditunjang dengan sudut tumpuan serta memiliki suatu rasa
irama ( sense of rythm) yang bagus dan gerakan koordinasi lengan atau kaki
yang baik untuk lari awalan maupun bertumpu yang komplek dan untuk
memelihara keseimbangan selama gerakan melayang. Prestasi lompat jauh
dicapai dalam proses latihan yang lama dan membutuhkan beberapa faktor
pedukung antara lain ilmu pengetahuan. Latihan merupakan suatu proses atau
dinyatakan dengan kata lain periode waktu yang berlangsung selama beberapa
tahun sampai atlet tersebut mencapai standar penampilan yang tinggi. Selain
itu, latihan merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk mempersiapkan
diri dalam upaya untuk mencapai tujuan tertentu (Bompa, 1994: 3). Proses
mempelajari teknik gerak lompat jauh perlu diperhatikan secara teliti dalam
pelaksanaanya, dengan terkontrolnya aktivitas latihan, diharapkan akan
didapatkan suatu prestasi yang maksimal sesuai yang diharapkan dan dapat
meminimalisir terjadinya kesalahan gerak yang berkelanjutan tanpa adanya
pembenahan. Sukadiyanto (2005: 9) mengatakan, teknik yang benar dari awal
selain akan menghemat tenaga untuk bergerak juga mampu bergerak lebih
lama dan berhasil dengan baik merupakan landasan dasar menuju prestasi
yang lebih tinggi. Teknik dasar yang tidak benar akan mempercepat proses
stagnisasi prestasi sehingga pada waktu tertentu prestasinya tidak berkembang
padahal seharusnya masih dapat meraih prestasi yang lebih tinggi. Lebih lanjut
Suharsono (1982: 2) mengatakan pencapaian prestasi dipengaruhi oleh faktor
indogen yang terdiri dari kesehatan fisik dan mental yang baik, penguasaan
3
teknik yang baik, penguasaan masalah-masalah teknik yang benar, aspek
kejiwaan dan kepribadian yang baik dan adanya kematangan juara yang kuat.
Pada proses pembelajaran teknik lompat jauh, seorang pelatih perlu
melakukan pengawasan khusus dan memberikan contoh gerak teknik yang
baik sesuai dengan ilmu biomekanika agar tercapainya prestasi yang
maksimal. Prestasi merupakan usaha multikompleks yang melibatkan banyak
faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Kualitas latihan
merupakan penopang tercapainya prestasi olahraga, sedangkan kualitas latihan
sendiri ditopang oleh faktor internal yaitu kemampuan atlet (bakat dan
motivasi) serta faktor eksternal yaitu yang meliputi pengetahuan dan
kepribadian pelatih, fasilitas, pemanfaatan hasil riset dan pertandingan (Djoko
Pekik Irianto, 2002:8). Sukadiyanto (2005: 9) mengatakan, teknik yang benar
dari awal selain akan menghemat tenaga untuk bergerak juga mampu bergerak
lebih lama dan berhasil dengan baik merupakan landasan dasar menuju
prestasi yang lebih tinggi. Teknik dasar yang tidak benar akan mempercepat
proses stagnisasi prestasi sehingga pada waktu tertentu prestasinya tidak
berkembang padahal seharusnya masih dapat merah prestasi yang lebih tinggi.
Menurut Hadisasmito dan Syaifudin (1996: 118) pengetahuan yang dapat
mendukung kecakapan teknik antara lain analisis gerak, mekanika, kinesiologi
dan biomekanika. Dengan demikian, hal-hal yang perlu diperlakukan adalah:
1. Menganalisa gerak teknik, hasil analisis yang tepat dapat dipakai sebagai
patokan pembinaan, sehingga hanya gerakan-gerakan yang tepat dan benar
4
saja yang dipilih untuk latihan kecakapan teknik sehingga menghasilkan
prestasi tinggi.
2. Menghasilkan hal-hal yang dapat menghalangi atau menghambat efisiensi
teknik, melalui analisis dan penilaian yang seksama dapat diketahui
bagian-bagian penting yang berfungsi dengan baik dalam usaha
pembentukan kecakapan teknik.
Di tinjauan secara teknis pada lompat jauh meliputi 4 masalah yaitu:
cara melakukan awalan, tumpuan, melayang diudara dan cara melakukan
pendaratan. Tamsir Riyadi, (1985: 95). Masalah- masalah tersebut harus
mampu ditangani oleh para pelatih. Pelatih harus mempunyai kemampuan
untuk menganalisa teknik atau mengevaluasi teknik gerakan anak latihnya.
Seorang pelatih harus membuat analisa gerakan dari sudut pandang
biomekanika sehingga pelatih akan lebih mudah memberi evaluasi. Dalam
pencapaian sebuah prestasi, dibutuhkan faktor pendukung dalam bidang ilmu
pengetahuan seperti teknologi yang dapat mempermudah kinerja dari seorang
pelatih. Dalam proses berlatih melatih diperlukan berbagai pengetahuan
pendukung agar latihan dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
Sukadiyanto, (2011: 1). Beberapa pelatih yang ada di klub-klub atletik di
daerah, ketika dalam menganalisa teknik gerak atletnya belum menggunakan
alat bantu perekam dan penganalisa gerak yang baik, oleh karena itu perlunya
sosialisasi mengenai analisis gerak teknik dengan menggunakan bantuan alat
teknologi. Tidak menutup kemungkinan seringkali dalam menganalisa gerak
teknik hanya menggunakan indra penglihatan, yaitu mata dalam proses analisa
5
gerak teknik atletnya. Hal ini terasa kurang maksimal dikarenakan mata
mempunyai keterbatasan. Salah satu teknologi yang dapat membantu kinerja
pelatih yaitu menggunakan kamera video yang berfungsi untuk merekam atlet
ketika melakukan teknik gerakan lompat jauh, kemudian video tersebut dapat
dianalisis menggunakan sistem analisis perangkat lunak yang dapat
membantu pelatih dalam mengganalisa teknik gerakan atlet, sehingga pelatih
akan lebih mudah memberikan evaluasi teknik serta mengetahui hal-hal yang
menghalangi atau menghambat efisiensi teknik.
Analisis mengenai teknik gerak dalam lompat jauh sangat penting
untuk dilakukan. Dalam penelitian ini, analisis teknik gerak lompat jauh
ditujukan khusus pada atlet lompat jauh putri di Jateng Open 2015. Kompetisi
ini dilaksanakan untuk pertama kalinya di Jawa Tengah yang bertempat di
kota Solo pada bulan Mei 2015. Pada kompetisi ini sekaligus digunakan
sebagai ajang kualifikasi PON XVI. Untuk limit PON lompat jauh putri yang
ditetapkan olah PASI adalah 5.60 meter. Pada kompetisi Jateng Open
diharapkan akan muncul bibit-bibit atlet baru yang dapat dibina lebih lanjut,
sehingga mampu menghasilkan atlet yang mampu bersaing di kancah
internasional. Di Indonesia sendiri untuk regenerasi atlet lompat jauh putri
yang dapat bersaing di Asia masih sangat sedikit. Indonesia hanya memiliki
satu atlet lompat jauh putri yang mampu bersaing di kancah Asia yaitu Maria
Natalia Londa. Pada ajang Asian Games tahun 2014 Maria Natalia Londa
menyumbangkan medali emas untuk Indonesia, dengan lompatan sejauh 6.55
meter.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut diatas maka
dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Para pelatih lompat jauh dalam proses berlatih melatih perlu memahami
dan mengusai serta menganalisa gerakan teknik atletnya dari sudut
pandang biomekanika.
2. Teknik yang digunakan dalam gerakan lompat jauh perlu dianalisa secara
rinci.
3. Perlunya pemanfaatan teknologi untuk membantu pelatih dalam
menganalisis lompat.
C. Batasan Masalah
Permasalahan yang terkait dalam teknik dalam lompat jauh sangat
komplek, maka untuk menghindari terjadinya penafsiran yang beragam perlu
adanya batasan-batasan sehingga ruang lingkup penelitian jelas. Untuk itu,
agar pembahasan menjadi lebih fokus dan dengan mempertimbangkan segala
keterbatasan penulis, masalah dalam skripsi ini dibatasi pada Analisis Gerak
Teknik Awalan dan Tumpuan Lompat Jauh Atlet Putri pada Jateng Open 1
Tahun 2015 di Solo.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan
di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Bagaimanakah
7
kinerja gerak teknik awalan dan tumpuan lompat jauh atlet putri pada Jateng
Open 1 Tahun 2015 di Solo ?”
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa kinerja gerak
teknik awalan dan tumpuan lompat jauh atlet putri pada Jateng Open 1 Tahun
2015 di Solo.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat diadakan penelitian Analisis Gerak Teknik Awanan dan
Tumpuan lompat Jauh Atlet Putri pada Jateng Open I Tahun 2015 di Solo
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pelatih
a. Memberikan masukan tentang cara menganalisa teknik lompat jauh dari
sudut pandang biomekanika.
b. Dapat menganalisa secara rinci teknik gerak yang ditampilkan para
anak latih dalam aktivitas lompat jauh dengan tepat dan mampu
memahami dalam setiap analisisnya secara benar.
2. Bagi Atlet
a. Sebagai masukan bagi para atlet dalam melakukan teknik gerak lompat
jauh yang sesuai dengan prinsip-prinsip kajian biomekanika.
b. Sebagai evaluasi gerakan teknik untuk menemukan gerakan yang baik
dalam melakukan lompat jauh.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
1. Lompat Jauh
Lompat jauh merupakan salah satu event lapangan yang
diperlombakan pada cabang olahraga atletik. Dari semua event lapangan,
lompat jauh adalah yang paling dasar dan secara teknik paling sederhana.
Umumnya anak-anak mencoba melompat jauh sebelum mereka menerima
latihan pendidikan jasmani yang formal ataupun pelatihan dan teknik yang
efektif dapat dengan cepat dipelajari oleh kebanyakan atlet. Dalam event
ini, teknik yang disaring dan ketangkasan adalah sangat penting karena
mereka akan menentukan perbedaan antara peserta lomba yang seimbang
dan mereka memainkan peranan yang kritis dalam kemantapan prestasi
seorang pelompat. Teknik dalam lompat jauh telah berubah sedikit selama
dasawarsa. Pada awal abad 20 para pelompat telah menggunakan teknik
lompat melayang (sail) yang murni dan sejumlah variasi teknik dari gaya
Hang dan Hitch-Kick (gaya menggantung dan berjalan diudara). (IAAF-
RDC, 2001: 6).
Gaya berjalan diudara adalah yang paling banyak digunakan oleh
kebanyakan atlet dalam ajang nasional atau pun internasional. Lompat jauh
merupakan suatu rangkaian gerakan untuk mencapai jarak sejauh mungkin
dengan menggunakan tumpuan satu. Jarak lompatan diukur dari papan
9
tolakan sampai batas terdekat dari letak pendaratan. Ada 4 tahapan teknik
dalam melakukan lompat jauh yaitu: 1. Awalan 2. Tumpuan 3. Melayang
4. Mendarat. Masing-masing tahap tersebut harus dilakukan secara efektif
dan efesien untuk mendapatkan hasil lompatan yang maksimal. Terdapat
beberapa unsur yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam
melakukan lompat jauh, antara lain: daya ledak, kecepatan, kekuatan,
kelincahan, kelentukan, koordinasi, dan keseimbangan.
Dalam upaya memproleh prestasi yang maksimal, pelatih dan atlet
harus mampu meminimalisir kesalahan yang terjadi dalam gerak teknik
lompat jauh yang ditampilkan atlet. Pelatih dan atlet harus mampu
menciptakan suatu upaya untuk mencegah dan memperbaiki kesalahan
yang terjadi. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara
melakukan adaptasi terhadap tempat pertandingan dan meningkatkan
komponen kondisi fisik yang berpengaruh dominan dalam penampilan
teknik lompat jauh. Kecepatan horizontal adalah parameter yang paling
penting. Karena itu, ada korelasi langsung antara kecepatan lari sprint dan
prestasi lompat jauh, dua pertiga jarak lompatan ditentukan oleh kecepatan
pelompat dalam melakukan lari awalan, sedangkan sepertiga jarak yang
lainya adalah hasil dari kecepatan gerak vertikal yang dikembangkan pada
saat bertolak atau bertumpu. (IAAF-RDC, 2001: 6). Selain dari kecepatan
awalan, untuk menopang hasil lompatan yang baik harus di imbangi
dengan sesuatu perangkat kemampuan yang meliputi: daya koordinasi
khusus, irama dan keseimbangan.
10
Lapangan untuk lompat jauh panjang lintasan awalan minimal 40
meter diukur dari balok tumpu. Panjang papan tumpuan adalah 1,22 meter
dan lebar 20 cm dengan balok harus berwarna putih (IAAF-RDC, 2010:
53). Letak papan tumpu sekitar 1 sampai 2 meter dari bak pasir serta untuk
daerah pendaratan berukuran lebar 2,75 meter dan panjang berkisaran 9
meter.
Gambar 2. lapangan lompat jauh
(Sumber: http://filependidikan.blogspot.com/2013/03/gambar-ukuran-
lapangan-lompat-jauh.html )
Lompat jauh merupakan gabungan antara gerak rotasi dan gerak
linier. Gerak berputar pada lompat jauh letaknya ada dipersendian, hal ini
terjadi ketika atlet berlari yang merupakan gerak rotasir dimana pusat
putaran tersebut ada pada:
1. Articulatio humeri merupakan sumbu putaran ketika mengayunkan
tangan
2. Articulation coxae merupakan sumbu putaran saat mengayunkan
tungkai
3. Articulation genus merupakan sumbu putaran ketika melakukan
lompatan
11
Sedangkan gerak linier pada lompat jauh, terjadi selama proses saat
atlet melakukan start awalan hingga sampai mendarat di bak pasir. Hal ini
disebabkan karena:
1. Atlet berpindah dari satu titik ke titik yang lain yaitu dari titik start
sampai pada titik ketika mendarat dibak pasir
2. Atlet bergerak lurus berubah beraturan dengan percepatan maksudnya
atlet tersebut berlari lurus kedepan dengan kecepatan berubah secara
beraturan yaitu semakin lama semakin cepat.
2. Teknik Lompat Jauh
Gambar 3. Rangkaian Tahap dalam Lompat Jauh
(IAAF Level I Lari Lompat Lempar, 2001:35)
Lompat jauh bila dilihat dari teknik gerakannya dapat dibagi
menjadi beberapa tahap, yaitu: awalan, bertumpu, melayang dan mendarat.
a. Lari awalan
Awalan dalam lompat jauh dapat dijelaskan sebagai suatu gerak
lari dipercepat dari suatu sikap strart-berdiri. Kemantapan dalam awalan
dalah penting dan cara yang ideal untuk mencapai itu adalah melalui
12
melakukan lari percepatan cecara gradual (dari sedikit) dan sama.
Pelompat senior yang baik menggunakan awalan sejauh 30-50 meter,
pelompat junior dan anak-anak sekolah biasanya hanya menggunakan
suatu awalan yang lebih pendek. Pada saat pelompat bergerak maju
dilintasan lari awalan, frekuensi langkah dan panjang langka lari harus
meningkat sedangkan tubuh sedikit demi sedikit ditegakan sampai tiba
saatnya untuk bersiap untuk melakukan gerakan bertumpu/bertolak. Pada
3-5 langkah terakhir dalam lari awalan pelompat bersiap merubah
kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertikal pada saat bertolak. Hal ini
sangat penting bahwa kecepatan dikembangkan sampai titik ini
dipertahankan atau bila mungkin ditingkatkan, karena setiap ada
penurunan/pengurangan akan mengurangi jarak lompatan. Lutut-lutut
harus diangkat sedikit lebih tinggi daripada dalam suatu langkah lari sprint
yang normal guna menjamin bahwa tubuh pelompat ada dalam posisi
tegak yang baik. Dalam 3 langkah lari terakhir panjang langkah dan irama
harus diatur menjadi pendek-panjang-pendek. Semakin panjang langkah
kedua dari akhir akan menurunkan titik pusat masa tubuh sedikit
memberikan impuls vertikal untuk diterapkan pada saat bertolak membuat
jalur gerak percepatan yang lebih panjang. Menurut IAAF-RDC (2000:
36). Tujuan dalam tahap awalan ini merupkan untuk mencapai kecepatan
maksimum yang terkontrol.
13
b. Bertumpu
Bertumpu adalah perpindahan dari kecepatan horizontal ke
kecepatan vertikal yang dilakukan dengan cepat dan kuat untuk
mengangkat tubuh ke atas melayang di udara. Jika si pelompat dapat
menggabungkan kecepatan awal dengan kekuatan tolakan kaki, ia akan
membawa seluruh tubuh ke atas ke arah depan melayang di udara.
Sehingga atlet dapat membawa titik berat badan ke atas, melayang di
udara ke arah depan dengan waktu lama. Ketika saat bertumpu pada
balok tumpuan harus kuat. Tumit bertumpu terlebih dahulu diteruskan
dengan dengan seluruh telapak kaki. Pandangan mata tetap lurus kedepan
agak keatas, pelompat jauh yang baik harus mempunyai kepercayaan pada
diri sendiri bahwa pada saat bertumpu sudah tepat pada balok penumpu hal
ini harus di tunjang dengan keajegan dan ketepatan setiap langkah yang di
lakukan oleh seorang atlet lompat jauh
Bertumpu pada lompat jauh dapat diuraikan menjadi 3 tahap:
perletakan dari kaki tumpu, amortisasi dan pelurusan. Dalam tahap
peletakan, pelompat mendrat dengan cepat pada seluruh telapak kakinya
yang kiki tumpunya hampir diluruskan sepenuhnya. Kaki tersebut harus
digerakan kearah bawah dalam gerakan yang cepat, seperti gerakan
mencakar. Setiap gerakan yang menahan harus dihindari. Selama tahap
amortisasi, kaki penumpu harus sedikit ditekuk (kira-kira 1350-165
0) agar
strain energi pada sendi lutut dapat dimanfaatkan atlet untuk memperoleh
momentum pada saat bertolak dan kaki bebas akan bergerak
14
melewatinya. Penting pada bagian tubuh atas untuk tetap tegak pada titik
ini dengan pandangan mata pelompat lurus kedepan. Gerakan bertumpu
selesai pada saat pelompat meluruskan lutut dan sendi mata kaki dari
kaki penumpunya. Gerakan ke atas dari lengan dan mengangkat bahu
harus dibawa ke berhenti mendadak. Pemindahan momentum dari lengan
dan bahu kepada badan, akan menambah tingginya lompatan. Pada saat
pelompat lepas dari tanah paha kakinya yang bebas harus dalam posisi
horizontal benar, tungkai bawah harus menggantung vertikal dan badan
tetap tegak. Menurut IAAF-RDC (2000: 7). Tujuan dalam tahap
bertumpu atau bertolak ini adalah untuk memaksimalkan kecepatan
vertikal dan untuk memperkecil hilangnya kecepatan horizontal.
c. Melayang
Pada saat pelompat lepas meninggalkan balok tumpuan jalur
perjalanan gerak melayang atau trajektori pusat masa badan tercipta dan
tidak ada sesuatu yang dapat dikerjakan selama gerak melayang untuk
merubahnya. Gerakan lengan dan kaki pelompat dalam tahap ini adalah
penting karena pelompat berusaha untuk memelihara keseimbangan dan
mempersiapkan untuk tahap pendaratan dimana jarak yang segnifikan
dapat hilang akibat teknik yang kurang baik. Ada tiga gaya atau teknik
yang berbeda untuk tahap melayang, yaitu: melayang (sail), menggantung
(hang) dan berjalan diudara (hitch-kich).
Dalam gaya melayang, kaki bebas diayunkan jauh kedepan dan
pelompat mengambil suatu posisi langkah yang harus dipertahankan
15
selama mungkin. Dalam bagian pertama saat melayang tubuh bagian atas
dijaga agar tetap tegak dan gerakan lengan akan menggambarkan suatu
semi sirker dari depan atas terus ke bawah dan ke belakang dalam
persiapan untuk mendarat kaki penumpu dibawa ke depan, sendi lutut kaki
yang bebas diluruskan dan badan dibengkokan ke depan. Lengan yang
umumnya ada di belakang badan pada tahap ini, harus cepat dibawa
kedepan pada wakut mendarat.
Dalam gaya menggantung, lutut kaki bebas diturunkan tepat
setelah bertolak dan lutut ditekuk membentuk sudut 900.
Pada saat kaki
penumpu bergabung dengan kaki bebas dalam penjajaran, lutut-lutut juga
dibengkokan. Kedua lengan harus diangkat sampai posisi diatas kepala.
Dengan hasil posisi cekung punggung menarik terhadap pinggul pelompat
mulai persiapan untuk pendaratan. Posisi menggantung ini dipertahankan
sampai kira-kira setengah panjang melayang ketika persiapan akhir untuk
mendarat harus mulai. Persiapan ini termasuk ayunan ke depan serentak
dari pada kedua kaki, pembengkokan ke depan tubuh bagian atas,
pelurusan ke depan dari kedua lengan dan pengangkatan dari tungkai
bawah.
Dalam gaya berjalan di udara kaki bebas ditarik kuat ke depan dan
ke atas, tungkai bawah memimpin di depan, tepat setelah bertumpu. Kaki
penumpu tetap tinggal ditekuk dalam dan berada dibelang badan, pahanya
pada titik ini hampir pralel dengan tanah sedangkan kaki bawah digantung
ke bawah. Gerak melayang terdiri antara 1 1/2 dan 3 ½ langkah (untuk
16
lompatan lebih dari 7.50 meter. Langkah harus disertai dengan gerak
lengah sirkuler yang berlawanan. Badan bagian atas harus sedikit condong
ke belakang dan harus tidak bergerak ke depan lagi sampai saat mendarat.
Penting bahwa kaki bebas diangkat setinggi mungkin, diluruskan dan terus
diayun guna menjamin momen inersia yang maksimum. Sesaat sebelum
mendarat lengan-lengan menggantung ke bawah vertikal pada salah satu
sisi dari kaki tang diluruskan. Dalam teknik ini penting bahwa seluruh
gerakan lari dicapai selama melayang adalah dibangkitkan dari sendi
pinggul (IAAF Level II-RDC, 2001: 9).
d. Pendaratan
Menurut Tamsir Riyadi (1985: 102). Pendaratan merupakan tahap
terakhir dari serangkaian gerakan lompat jauh. Secara sepintas memang
tampak mudah melakukan pendaratan. Walaupun demikian ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan:
1) Harus dilakukan dengan sadar, supaya gerakan yang tidak perlu dapat
dihindari.
2) Untuk menghindari rasa sakit atau cidera, pendaratan sebaiknya
dilakukan dengan kedua belah kaki dan pada bagian tumit terlebih
dahulu.
3) Sebelum tumit menyentuh pasir, kedua kaki harus benar-benar
diluruskan atau dijulurkan kedepan. Usahakan agar jarak kedua kaki
jangan terlampau berjauhan. Hal ini dikarenakan semakin besar jarak
17
antara ke dua kaki (terlalu lebar) berarti akan semakin mengurangi
jauhnya lompatan.
4) Untuk menghindari supaya tidak jatuh duduk pada pantat, maka setelah
tumit berpijak pada pasir, kedua lutut segera ditekuk dan dibiarkan
badan condong terus terjatuh terjerembab atau terjerumus ke depan.
5) Sesaat selesai melakukan pendaratan. Jangan keluar atau kembali ke
tempat awalan melewati atau menginjak daerah pendaratan yang
terletak antara bekas pendaratan dengan papan tumpuan.
3. Hakikat Biomekanika
Efektivitas dan efisiensi suatu gerak sangat dibutuhkan dalam
meningkatkan kualitas gerak agar tercapai prestasi maksimal dalam dunia
olahraga. Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi gerak tersebut
diperlukan bantuan dari ilmu-ilmu keolahragaan salah seperti
biomekanika. Biomekanika merupakan ilmu yang membahas aspek-aspek
biomekanika dari gerakan-gerakan tubuh manusia. Sedangkan menurut
James G. Hay (1936: 2) biomekanik adalah ilmu pengetahuan yang
mengenai gaya kerja internal dan eksternal pada tubuh seseorang dan
pengaruh yang dihasilkan dari gaya tersebut, selain itu biomekanika adalah
kombinasi keilmuan mekanika, antropometri dan dasar ilmu kedokteran.
Biomekanika juga didefinisikan sebagai bidang ilmu yang
mengaplikasikan mekanika pada sistem biologi, biomekanika kombinasi
antara ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi, dan fisiologi.
Biomekanika sendiri diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu:
18
a. Biomekanika Umum
Adalah bagian dari biomekanika yang membahas mengenai
hukum-hukum dan konsep-konsep dasar yang mempengaruhi organ
tubuh manusia baik dalam posisi diam atau dalam keadaan bergerak.
General biomekanika sendiri masih dibagi menjadi dua bagian. Yaitu:
1) Biostatic: adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya
membahas atau menganalisis tubuh pada posisi diam atau bergerak
pada garis lurus dengan kecepatan seragam.
2) Biodimamic: adalah bagian dari biomekanika umum yang berkaitan
dengan gambaran gerakan-gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan
gaya yang terjadi, dan gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja
dengan tubuh.
b. Occupational Biomechanics
Didefinisikan sebagai bagian dari ilmu biomekanika terapan yang
mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan
peralatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem
kerangka otot agar dapat meningkatkan produktifits kerja.
(http:/2www.brianmac.co.uk/biomechanics.htm)
Menurut Agus Rusdiana (2013: 237) tujuan dari analisis dengan
menggunakan pendekatan biomekanika yaitu memberikan wawasan
keilmuan bagi para pelatih dan atlet yang ditinjau dari sistem atau prinsip-
prinsip mekanika gerak. Adanya analisis gerakan melalui pendekatan
biomekanika memberikan beberapa manfaat yang sangat dibutuhkan oleh
19
olahragawan. Manfaat-manfaat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
(a) Mampu menganalisis teknik secara tepat dan cermat, (b) Mampu
mengembangkan teknik-teknik baru, (c) Dapat memilih peralatan yang
sesuai, (d) Memperbaiki penampilan, dan (e) Untuk mencegah cedera
(Putut Marhaento, 1998: 3)
Dengan demikian, pendekatan menggunakan ilmu biomekanika
perlu dilakukan oleh pelatih agar gaya-gaya yang bekerja pada tubuh dapat
dimanfaatkan secara efektif.
4. Aspek-aspek Biomekanika dalam awalan dan tumpuan lompat jauh
Menurut buku IAAF level II Jumping (2001:10-11). Aspek-aspek
biomekanika tahap awalan dan tumpuan pada lompat jauh adalah sebagai
berikut:
a. Awalan
Tahap lari awalan menyumbangkan komponen horizontal dari
kecepatan bertolak. Hal ini terdiri dari dua tahap, yaitu: percepatan dan
persiapan untuk bertumpu atau bertolak. Kecepatan maksimum akan
dicapai dalam tahap lari percepatan dan ini harus sama dengan kecepatan
pelompat akan mencapainya antara 25 m sampai 50 m dari suatu lomba
lari sprint. Dalam biomekanika lari awalan, bahwa meningkatnya
kecepatan lari akan terjadi sebagai hasil dari apakah atlet memperpanjang
langkah atau menaikkan frekuensi langkah larinya. Sedangkan untuk
persiapan bertumpu terjadi selama tiga langkah terakhir dari lari awalan
ketika panjang langkah adalah diatur menjadi pendek-panjang-pendek. Hal
20
ini bertujuan untuk menurunkan pusat massa pelompat dan dengan
memperpanjang jalur lari percepatan tanpa mengurangi kecepatan
horizontal.
b. Bertumpu (take off)
Dalam tahap ini kontak kaki tumpu dengan tanah adalah sangat
singkat (0.10-0.13 detik). Selama periode ini suatu impuls vertikal dari 4
sampai 6 kali berat badan pelompat adalah dikenankan dan mempunyai
pengaruh pada kecepatan bertolak. Untuk mendapatkan sudut tumpuan
yang ideal, atlet pada saat akan melakukan take off harus tepat pada
momentumnya. Hal ini dikarenakan momentum menjadi salah satu konsep
yang dominan pada saat take off dalam olahraga lompat jauh. Menurut
IAAF-SDS (1993: 32), momentum adalah kuantitas gerakan yang dimiliki
tubuh sebagai hasil dari kecepatan.
Pada lompat jauh jarak lompatan ditentukan utamanya oleh
kecepatan bertumpu dan sudut bertumpu. Kecepatan bertumpu adalah
produk dari kecepatan horizontal dan percepatan vertikal. Dari sudut
pandang biomekanika tujuan kunci adalah untuk mencapai kemungkinan
tertinggi kecepatan bertolak dan sudut optimum saat bertolak (IAAF-RDC,
2001: 10).
Biomekanika banyak mengajarkan dan membahas tentang gerak
dalam berolahraga, dengan perkembangan iptek yang semakin maju
seperti sekarang ini pemanfaatannya akan semakin berguna untuk
kemajuan pembinaan prestasi olahraga khususnya olahraga prestasi
21
misalnya cabang olahraga atletik, karena atletik adalah cabang olahraga
khususnya nomor lompat jauh yang perlu pemanfaatan iptek dalam
pembinaan prestasinya. Salah satu pemanfaatan iptek ilmu biomekanika
dalam cabang atletik yaitu dapat menganalisa gerakan-gerakan teknik
dalam lompat jauh secara rinci dan detail.
5. Jateng Open
Jateng open adalah merupakan salah satu ajang kompetisi
perlombaan atletik yang diselenggarakan oleh Jawa Tengah yang bertaraf
nasional dan masuk dalam kualifikasi PON. Pada kejuaraan ini nomor
yang dipertandingkan kategori putra dan putri antara lain yaitu
diperlombakan berbagai nomor, antara lain: (1) 100 meter, (2) 200 meter,
(3) 400 meter, (4) 800 meter, (5) 1500 meter, (6) 5000 meter, (7) 110
meter gawang putra dan 100 meter gawang putri, (8) 400 meter gawang,
(9) 2000 meter steeplechase, (10) lompat tinggi, (11) lompat jauh, (12)
lompat jangkit, (13) tolak peluru, (14) lempar cakram, (15) lontar martil,
(16) lempar lembing, (17) 5000 meter jalan cepat, (18) 4 x 100 meter dan
(19) 4 x 400 meter). Diharapkan dengan diadakannya Jateng Open akan
muncul atlet-atlet baru yang mampu lolos kualifikasi PON XVI terlebih
untuk para atlet diwilayah Jawa Tengah. Dengan demikian hal ini akan
menjadi peluang untuk atlet daerah untuk berlaga di event nasional,
dengan tempat yang relatif dekat yang akan sedikit menekan biaya
pengeluaran diharapkan kontingen dari perwakilan daerah dapat
mengirimkan atletnya di kejuaraan ini. Untuk PASI Jateng sendiri akan
22
diuntungkan dengan diadakannya perlombaan ini, hal ini dikarenakan,
ketika saat pemantauan atlet yang akan dimasukan ke kuota atlet Jateng.
Dengan diselenggarakannya kejuaraan ini nantinya diharapkan akan
muncul bibit-bibit atlet baru yang mampu bersaing di taraf nasional dan
sekaligus akan menjadi ajang kompetisi antar atlet daerah dan luar daerah
yang bersaing untuk membawa nama besar daerahnya masing-masing serta
berjuang untuk bisa lolos limit PON XVI.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Friska Natalia (2013) mahasiswa Jurusan Pendidikan
Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Yogyakarta dengan Judul “Analisis Gerak Teknik Lompat Tinggi Gaya Flop
Atlet Putra Pada POMNAS XIII 2013 Di DIY (Studi Kasus dengan
Pendekatan Biomekanika)”.
Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Friska Natalia (2013),
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Lari Awalan (Approach)
Kinerja teknik lompat tinggi gaya flop atlet putra pada POMNAS XIII
pada tahap lari awalan sebagian besar sampel menampilkan pergerakan
yang efektif dan efisien. Hal ini dibuktikan pada saat berlari di awalan lurus
dan melengkung, sebagian besar sampel menampilkan langkah yang
progresif dan akseleratif. Selain itu, pada bagian langkah akhir posisi telapak
kaki ayun sudah ditarik ke dalam secara penuh. Hal ini disebabkan karena
23
adanya pergerakan yang efektif dari posisi badan, posisi kaki tolak, posisi
lengan, dan kecepatan lari awalan yang optimal sehingga telapak kaki ayun
dapat memberikan dorongan secara maksimal.
2. Tahap Bertolak (Take off)
Kinerja teknik lompat tinggi gaya flop atlet putra pada POMNAS XIII
pada tahap bertolak (take off) sebagian besar sampel menampilkan
pergerakan yang kurang efektif dan efisien pada lengan dan kaki tolak. Hal
ini dibuktikan dengan ketidakefektifan pergerakan lengan ke atas sehingga
akan berpengaruh pada pergerakan segmen tubuh lainnya. Ketidakefektifan
pergerakan lengan tersebut akan membawa tubuh bergerak cepat menuju ke
arah mistar. Demikian pula dengan posisi kaki tolak yang tidak diluruskan
secara maksimal oleh sebagian besar sampel menyebabkan tekanan yang
dihasilkan oleh atlet pada saat bertumpu relatif kecil. Hal tersebut akan
menyebabkan sebagian besar sampel tidak memperoleh dorongan yang
maksimal untuk menaikkan titik pusat massa.
3. Tahap Melayang (Flight)
Kinerja teknik lompat tinggi gaya flop atlet putra pada POMNAS XIII
pada tahap melayang sebagian besar menampilkan pergerakan yang kurang
efektif dari beberapa segmen tubuh seperti lengan, kepala, lutut, pinggang
dan punggung. Ketidakefektifan pergerakan dari segmen tubuh tersebut
pada prinsipnya menimbulkan permasalahan yang sama pada sebagian besar
sampel saat melewati mistar. Permasalahannya adalah pinggang sampel
24
yang tidak di dorong secara maksimal sehingga menyebabkan pencapaian
prestasi menjadi tidak maksimal.
4. Tahap Pendaratan (Landing)
Kinerja teknik lompat tinggi gaya flop atlet putra pada POMNAS XIII
sebagian besar sudah mendekati ideal dengan posisi badan membentuk
huruf L dan mendarat pada bahu dan punggung. Hanya saja posisi lengan
sampel tidak dibuka lebar sehingga tekanan yang dihasilkan tidak dapat
diperkecil.
Berdasarkan kesimpulan di atas, untuk dapat melakukan gerak teknik
lompat tinggi gaya flop dengan efektif dan efisien, pada tahap lari awalan
harus terjadi pergerakan lari yang progresif dan akseleratif serta terjadi
perubahan gerak dari siklus menjadi non siklus. Pada saat take off, besar
sudut tekuk lutut harus berada dalam rentang ideal. Selain itu, posisi kaki
tolak diluruskan secara maksimal diikuti oleh pergerakan lengan dan lutut
kaki ayun yang diangkat dan diblok ke arah vertikal. Pada saat melayang,
posisi lengan dan kepala diangkat ke bawah dengan kaki-kaki yang
ditetapkan serta pergerakan pinggang yang didorong dan posisi punggung
yang dilengkungkan. Sedangkan saat mendarat dilakukan dalam posisi huruf
L dengan menjatuhkan bahu dan punggung di atas matras dan diikuti oleh
gerakan lengan yang dibuka lebar ke samping.
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan memberikan
terapi secara tepat terhadap kesalahan-kesalahan pada saat melakukan teknik
lompat tinggi gaya flop. Dengan demikian, adanya penelitian ini diharapkan
25
dapat membantu kelancaran pada saat proses berlatih melatih lompat tinggi,
khususnya lompat tinggi gaya flop.
C. Kerangka Berpikir
Lompat jauh adalah salah satu nomor teknik pada cabang olahraga
atletik. Pencapaian hasil prestasi lompat jauh dipengaruhi sebagian besar dari
tahap awalan dan tumpuan, yaitu pada: Kecepatan akselerasi awalan,
kekuatan tumpuan yang ditunjang dengan sudut tumpuan serta memiliki suatu
rasa irama ( sense of rythm) yang bagus dan gerakan koordinasi lengan atau
kaki yang baik untuk lari awalan maupun bertumpu yang komplek dan untuk
memelihara keseimbangan selama gerakan melayang. Kecepatan bertumpu
adalah produk dari kecepatan horizontal dan kecepatan vertikal. Dari sudut
pandang biomekanika tujuan kunci adalah untuk mencapai kemungkinan
tertinggi kecepatan bertolak dan sudut optimum saat bertolak. (IAAF-RDC,
2001: 10). Dapat dikatakan bahwa tahap awalan dan bertumpu merupakan
tahap yang berpengaruh besar dalam pencapaian hasil lompatan.
Gerakan yang dilakukan dalam tahap awalan dan tumpuan lompat
jauh sangat komplek dan berlangsung secara singkat dan cepat. Mulai dari
lari awalan sampai dengan bertumpu (take off) rata-rata dilakukan dengan
waktu dibawah 7 detik. Hal tersebut tentunya membuat seorang pelatih
mengalami kesulitan dalam menganalisis gerakan secara detail dan rinci
gerakan yang dilakukan oleh atlet. Oleh karena itu, untuk menganalisis
gerakan lompat tinggi secara detail dan rinci yang dilakukan oleh atlet,
pelatih perlu menggunakan alat bantu untuk mendokumentasikan gerakan
26
yang dilakukan atlet. Dengan adanya bantuan alat tersebut, diharapkan dapat
mengidentifikasi dan mengevaluasi gerakan-gerakan yang kurang sempurna
khususnya pada saat melakukan teknik awalan dan tumpuan pada lompat jauh
sehingga diharapkan mampu memaksimalkan pencapaian prestasi.
D. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:110), hipotesis dapat diartikan
sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian
sampai terbukti dan terkumpul berdasarkan pada kajian teori dan kerangka
berpikir. Dari kerangka berpikir diatas dapat ditarik hipotesis penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja gerak teknik lompat jauh pada atlet putri Jateng
Open I pada tahap awalan ?
2. Bagaimana kinerja gerak teknik lompat jauh pada atlet putri Jateng
Open I pada tahap bertumpu ?
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan metode survei. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3)
penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain yang hasilnya
dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Artinya, peneliti memotret apa
yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti dan kemudian
memaparkannya dalam bentuk laporan penelitian secara lugas dan apa
adanya. Sedangkan metode survai dalam penelitian digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan
menggunakan sampel yang relatif kecil (Bambang Sudibyo Samad, 2012: 1).
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah analisis teknik gerak awalan dan
tumpuan pada lompat jauh. Secara operasional variabel dalam penelitian ini
dapat didefinisikan sebagai berikut: Pada lompat jauh terdapat beberapa
serangkaian tahapan gerak teknik yang harus dilakukan. Penelitian ini
memfokuskan pada tahap awalan dan tumpuan, karena kedua tahap tersebut
merupakan faktor yang paling dominan dalam penentu hasil lompatan.
Adapun gerak teknik tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
28
1. Tahap awalan (Approach)
Gambar 4. Tahap awalan
(IAAF Level I Lari Lompat Lempar, 2001:35)
Jalur awalan yang digunakan ketika melakukan lompat jauh adalah
lurus. Panjang jarak awalan ditentukan oleh masing-masing atlet. Hal ini
dikarenakan setiap atlet memiliki jarak awalan yang berbeda-beda. Pada
saat lari awalan atlet melakukan lari percepatan secara gradual, frekuensi
langkah dan panjang langkah lari harus meningkat dan tubuh sedikit
demi sedikit ditegakan sampai tiba saatnya untuk bersiap melakukan
tumpuan. Pada 3-5 langkah terakhir dalam lari awalan pelompat bersiap
merubah kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertikal pada saat
bertolak. Hal ini sangat penting bahwa kecepatan dikembangkan sampai
titik ini dipertahankan atau bila mungkin ditingkatkan.
2. Tahap Bertolak (Take Off)
Gambar 5. Tahap take off
(IAAF Level II Jumping, 2001:7)
29
Bertolak pada lompat jauh dapat diuraikan menjadi 3 tahap, yaitu:
touch down, amortisasi dan pelurusan. Dalam tahap peletakan, pelompat
mendrat dengan cepat pada seluruh telapak kakinya yang kiki tumpunya
hampir diluruskan sepenuhnya. Kaki tersebut harus digerakan kearah
bawah dalam gerakan yang cepat, seperti gerakan mencakar. Setiap
gerakan yang menahan harus dihindari. Selama tahap amortisasi, kaki
penumpu harus sedikit ditekuk (kira-kira 135-1650) agar strain energi
pada sendi lutut dapat dimanfaatkan atlet untuk memperoleh momentum
pada saat bertolak dan kaki bebas akan bergerak melewatinya. Penting
pada bagian tubuh atas untuk tetap tegak pada titik ini dengan pandangan
mata pelompat lurus kedepan. Gerakan bertumpu selesai pada saat
pelompat meluruskan lutut dan sendi mata kaki dari kaki penumpunya.
Gerakan ke atas dari lengan dan mengangkat bahu harus dibawa ke
berhenti mendadak. Pemindahan momentum dari lengan dan bahu kepada
badan, akan menambah tingginya lompatan. Pada saat pelompat lepas dari
tanah paha kakinya yang bebas harus dalam posisi horizontal benar,
tungkai bawah harus menggantung vertikal dan badan tetap tegak.
Pelaksanaan bertumpu agar memperoleh hasil yang baik tanpa
mengorbankan kecepatan awalan dilakukan dengan cara sudut badan saat
betumpu tidak condong ke depan seperti pada lari sprint, tetapi juga tidak
terlalu tengadah seperti pada lompat tinggi. Berat badan sedikit di depan
titik tumpu. Gerak atau ayunan lengan dilakukan untuk membantu agar
ketinggian hasil tolakan bertambah tinggi sehingga badan seolah-olah
30
melayang di udara, dan pandangan mata yang naik berfungsi sebagai
kemudi. Hal-hal tersebut dilakukan pada prinsipnya adalah untuk
mendapatkan hasil tolakan yang relatif tinggi dan jatuhnya atau
pendaratan yang jauh.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 101) populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Menurut Sugiyono (2007: 55) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian disimpulkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet
lompat jauh putri pada Jateng Open I Tahun 2015 di Solo.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 2002: 109). Menurut Sugiyono (2007: 56) sampel adalah sebagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling. Menurut
Sugiyono (2011: 85) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Kriteria dalam penentuan sampel ini
meliputi: (1) berjenis kelamin perempuan, (2) Menghadiri atau ikut serta
dalam perlombaan.
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:203) instrumen penelitian adalah
alat atau fasilitas yang digunakan peneliti di dalam pengumpulan data agar
31
pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini
instrumen yang digunakan adalah kisi-kisi yang berpedoman pada buku IAAF
Level II dan pengukuran percepatan lari awalan dengan konsep dasar 8-8-8.
Lembar analisa tersebut berisi tentang tahapan-tahapan gerak teknik lompat
jauh yang difokuskan pada awalan dan tumpuan. Adapun lembar kisi-kisi
penilainya adalah sebagai berikut:
1. Tabel 1 Kisi-Kisi Lembar Analisa Tahap Awalan
Tahapan
Indikator Skor
3 2 1
Lari awalan
Tujuan:
Mencapai
kecepatan
maksimal yang
terkontrol
A. Bagian Akselerasi
1. Lari berirama pada telapak kaki
2. Marka diamati
3. Angkatan lutut tinggi
B. Persiapan Bertolak (2 langkah
sebelum akhir)
1. Pelurusan lutut tak sempurna
pada saat kontak dengan tanah
32
2. Kontak dengan tanah dengan
seluruh kaki pada langkah akhir
3. Menambah panjang langkah
4. Tubuh bagian atas tegak
C. Persiapan bertumpu (langkah
akhir)
1. Pelurusan yang baik saat kontak
tanah
2. Tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai
diluruskan benar
3. Panjang langkah dikurangi
4. Badan sedikit condong
Jumlah Skor
2. Tabel 2 Kisi-Kisi Lembar Analisa Tahap Tumpuan
Tahapan Indikator 3 2 1
Bertumpu
(take off)
Tujuan:
memaksimalkan
kecepatan
vertikal dan
A. Sentuh tanah
1. Kaki mendarat dengan gerakan
mencakar yang aktif
33
memperkecil
hilangnya
kecepatan
horisontal
2. Tungkai bawah kaki bebas jauh
di belakang badan
3. Badan bagian atas sedikit
condong ke belakang
B. Amortisasi
1. Kaki tumpu sedikit ditekuk
2. Kaki bebas yang ditekut diayun
ke depan
C. Pelurusan
1. Kaki pelompat diluruskan
2. Kaki diayun horizontal
3. Bahu diangkat
4. Gerakan ayunan dari lengan
berlawanan
Jumlah Skor
(IAAF Level II Jumping, 2001:17)
34
3. Waktu awalan
Lari waktu awalan dianalisis menggunakan alat bantu teknologi
dengan menggunakan konsep jarak 8-8-8. Yaitu jarak awalan diberi
penanda setiap 8 meter dari balok tumpu. Hasil data yang diperoleh
kemudian dianalisis menggunakan bantuan softwart dartfish Prosuite
sehingga dapat diketahui berapa kecepatan lari atlet setiap 8 meter dan
grafik percepatan awalan atlet apakah mengalami peningkatan atau bahkan
mengalami penurunan setip 8 meternya.
2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara merekam gerakan teknik lompat jauh yang ditampilkan oleh pelompat
jauh putri yang mengikuti kejuaraan Jateng Open I Tahun 2015 di
Surakarta. Pengambilan video menggunakan 3 buah handycam. 1 handycam
diarahkan ke sudut awalan, 1 handycam diarahkan ke sudut tumpuan dan 1
handycam digunakan untuk mengambil gambar full (awalan dan tumpuan).
E. Teknik Analisis Data
Setelah data didapatkan dan dikumpulkan, langkah selanjutnya
adalah data diolah dengan menggunakan bantun sistem analisis perangkat
lunak Dartfish Prosuite. Data yang sudah diperoleh kemudian dipindahkan
ke laptop yang telah diinstal sofwartware dartfish. Di dalam dartfish
menawarkan rangkaian lengkap peralatan analisis video meliputi analyzer
dan stromotion yang menjadikan tahapan-tahapan gerakan dapat dilihat
35
dengan jelas dan rinci, khususnya gerak teknik awalan dan tumpuan lompat
jauh. Selanjutnya data di input ke dalam stromotion dan analyzer untuk
mengetahui dan memberikan sudut-sudut serta kemungkinan-kemungkinan
kesalahan gerak yang dilakukan atlet. Data yang berupa gambar yang sudah
diolah dicocokan dengan lembar penilaian, sehingga dapat diketahui
kekurangan atau kelemahan atlet ketika melakukan gerakan teknik awalan
dan tumpuan lompat jauh.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tempat, Waktu dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2015 bertempat di
Stadion Sriwedari Solo. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh atlet
lompat jauh putri yang ikut serta dalam Jateng Open 1 2015 yang
berjumlah keseluruhan sebanyak 9 orang. Kinerja gerak teknik lompat
jauh 9 sampel dianalisis pada jarak lompatan yang berbeda-beda. Adapun
hasil data jarak lompatan sampel yang dianalisis dijelaskan dalam tabel
berikut ini.
Tabel 3. Daftar Sampel Penelitian
Sampel Nama Asal Provinsi Jarak
Lompatan
1. Nadzirah Quraniawa UKM UNY Yogyakarta 4.56 m
2. Nanda Oktaviani Kab magelang 4.57 m
3. Surani Klub Garuda Surakarta 4.91 m
4. Popy Ariestian Ukm UNJ Jakarta 4.94 m
5. Irfa Kab Banyumas 5.05 m
6. Titi Janiati Pasi Jateng 5.07 m
7. Vidya Ayu Kab Pati 5.18 m
8. Ririn Nur R Klub Garuda Surakarta 5.28 m
9. Puji Rahayu Singkil Track Team 5.57 m
37
B. Deskripsi Data Penelitian
Data yang dikumpulkan adalah data penampilan gerak teknik
awalan dan tumpuan pada lompat jauh yang diperoleh dari sampel
penelitian. Untuk dapat menganalisa gerak teknik awalan dan tumpuan
lompat jauh, sampel harus melakukan tahap awalan dan tumpuan yang
ada dalam lompat jauh sehingga akan diketahui penampilan gerak
tekniknya. Berdasarkan hasil out-put dari analyzer Dartfish dihasilkan
data sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Analisis Kecepatan Tiap 8 Meter
No Sampel
8 meter ke-
1 2 3
t (dt) v(m/dt) t (dt) v(m/dt) t (dt) v(m/dt)
1 Nadzirah 01.600 5.0 01.120 7.1 00.980 8.7
2 Nanda 01.640 4.9 01.160 6.9 01.080 7.4
3 Surani 01.240 6.4 01.120 7.1 00.940 8.5
4 Popy 01.360 5.9 01.100 7.3 01.000 8.0
5 Irfa 01.120 7.1 01.060 7.5 00.940 8.5
6 Titi 01.380 5.8 01.100 7.3 00.900 8.9
7 Vidya 01.900 4.2 01.160 6.9 01.080 7.4
8 Ririn 01.080 7.4 01.000 8.0 00.880 9.1
9 Puji 01.200 6.7 01.100 7.2 00.880 9.1
Tabel 5. Hasil pengukuran sudut amortisasi semua sampel
No Sampel Sudut aortisasi
1. Nadzirah 1350
2. Nanda 1410
38
3. Surani 1370
4. Popy 1370
5. Irfa 1490
6. Titi 1440
7. Vidya 1420
8. Ririn 1430
9. Puji 1510
Gambar 6. pengukuran sudut amortisasi semua sampel
Tabel 6. Hasil pengukuran sudut pada saat take off
No Sampel Sudut kaki
ayun
Sudut
pelurusan
Sudut ayunan
tangan
Sudut kaki
take off
1. Nadzirah 71.00 167.1
0 62.3
0 66.3
0
2. Nanda 85.30 149.0
0 85.3
0 73.2
0
3. Surani 60.20 158.9
0 78.0
0 67.1
0
4. Popy 73.50 161.9
0 94.5
0 67.2
0
5. Irfa 70.80 153.3 73.6
0 66.7
0
6. Titi 73.00 168.9
0 87.8
0 70.2
0
39
7. Vidya 48.10 151.4
0 63.0
0 72.5
0
8. Ririn 46.40 151.6
0 85.1
0 66.3
0
9. Puji 93.30 166.0
0 86.6
0 68.6
0
Gambar 7. Pengukuran sudut pelurusan semua sampel
Gambar 8. Pengukuran sudut kaki ayun, ayunan tangan dan sudut kaki tumpu
40
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 23 Mei
2015 di Stadion Atletik Sriwedari Surakarta, peneliti mengambil data
tahapan awalan serta tumpuan pada lompat jauh. Adapun pembahasan dari
hasil pengambilan data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sampel 1 Nadzirah Quraniawa
Gambar 9. Rangkaian gerak tahap awalan dan tumpuan
Gambar 9 menunjukan serangkaian gerak pada tahap awalan dan
tumpuan, dapat dilihat bahwa atlet mengalami perubahan ketinggian hips
pada saat melakukan lari awalan yang semula rendah ke tinggi dan rendah
lagi ketika menjelang proses menumpu. Pada tahap take off atlet
menumpu dengan gerakan mencakar yang aktif dan saat amortisasi atlet
sedikit menekuk kaki tumpu dengan menghasilkan sudut sebesar 1350
serta pada bagian pelurusan didapatkan hasil pengukuran berbagai sudut
dengan hasil sebagai berikut: sudut kaki ayun 71.00, sudut peruluran
167.10, sudut ayun tangan 62.3
0 dan sudut kaki take off 66.3
0. Waktu yang
diperoleh atlet dari serangkaian tahap menumpu mulai dari sentuh tanah
awal sampai pelurusan kaki tumpu adalah 00.00.133 detik. Sedangkan
untuk grafik kecepatan atlet setiap 8 meter adalah sebagai berikut:
41
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5
7,0
7,5
8,0
8,5
9,0
ke
ce
pa
tan
(m
/dt)
jarak (meter)
Gambar 10. Grafik kecepatan lari setiap 8 meter
Dari grafik di atas disimpulkan bahwa pada saat lari awalan atlet
mengalami percepatan lari yang semakin meningkat, ketika 8 meter pertama
kecepatan lari atlet 5.0 m/dt , 8 meter ke dua 7.1 m/dt dan 8 meter ke tiga
adalah 8.7 m/dt.
a. Tahap awalan
1) Bagian Akselerasi
Suatu posisi lari awalan pada saat akselerasi yang baik adalah:
lari berirama, marka diamati serta angkatan lutut tinggi. Adapun hasil
data pengambilan gambar pada tahap lari awalan akselerasi adalah
sebagai berikut:
42
Gambar 11. Bagian akselerasi sampel 1
Pada gambar 11 sampel 1 menampilkan gerakan lari dengan
bertumpu pada ujung telapak kaki tetapi kurang berirama dan posisi
kepala menghadap kedepan melihat marka sedangkan ketinggian kaki
ayun kurang maksimal.
2) Bagian Persiapan Bertolak (2 langkah sebelum akhir)
Sikap dan posisi yang ideal saat bagian persiapan bertolak
adalah: pelururan lutut tidak sempurna pada saat kontak dengan tanah,
kontak dengan tanah dengan seluruh kaki pada langkah akhir,
menambah panjang langkah dan tubuh bagian atas tegak.
Gambar 12. Persiaapan bertolak (2 langkah akhir)
Pada gambar 12, sampel 1 menampilkan posisi pelurusan lutut
yang tidak sempurna dengan kaki kontak dengan tanah seluruhnya,
43
tidak ada perpanjangan langkah dan posisi badan bagian atas condong
kedepan yang seharusnya badan bagian atas dalam posisi tegak
3) Persiapan bertolak (langah akhir)
Sikap persiapan menolak yang ideal pada langkah akhir adalah:
pelurusan yang baik saaat kontak tanah, tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai diluruskan benar, panjang langkah dikurangi
dan badan sedikit condong ke belakang. Adapun hasil data
pengambilan gambar persiapan bertolak pada langkah akhiri awalan
adalah sebagai berikut:
Gambar 13. Persiapan menumpu (langkah akhir)
Pada gambar 13, sampel 1 pelurusan kaki yang dilakukan kurang
baik serta tungkai bawah kaki bebas telah diayunkan ke depan sampai
diluruskan benar tetapi panjang langkah kurang sedikit dikurangi dan
badan kurang sedikit condong ke depan.
Gerak awalan yang ditampilkan sampel 1 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
44
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
Tabel 7. Lembar Analisa Tahap Awalan
Tahapan
Indikator Skor
3 2 1
Lari awalan
Tujuan:
Mencapai
kecepatan
maksimal yang
terkontrol
B. Bagian Akselerasi
1. Lari berirama pada telapak kaki V
2. Marka diamati V
3. Angkatan lutut tinggi V
B. Persiapan Bertolak (2 langkah
sebelum akhir)
2. Pelurusan lutut tak sempurna
pada saat kontak dengan tanah
V
2. Kontak dengan tanah dengan
seluruh kaki pada langkah akhir
V
3. Menambah panjang langkah V
4. Tubuh bagian atas tegak V
C. Persiapan bertumpu (langkah
akhir)
45
1. Pelurusan yang baik saat kontak
tanah
V
2. Tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai
diluruskan benar
V
3. Panjang langkah dikurangi V
4. Badan sedikit condong V
Jumlah Skor 12 14 0
Total 26/33
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap awalan ditampilkan sampel 1
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(26:33) X 100% = 78,8%
b. Tahapan bertumpu
1) Phase Menyentuh Tanah (Touch Down)
Sikap gerak teknik yang ideal dan baik pada bagian ini adalah
kaki mendarat dengan gerakan yang aktif, tungkai bawah kaki bebas
jauh ke belakang badan serta badan bagian atas sedikit condong
keelakang. Adapun hasil pengambilan gambar pada phase menyentuh
tanah (touch down) pada tahap bertolak adalah sebagai berikut:
46
Gambar 14. Phase menyentuh tanah (touch down) pada tahap bertolak
Pada gambar 14, sampel 1 sudah mendaratkan kaki dengan
gerakan yang aktif dan baik dan tungkai bawah kaki bebas berada jauh
di belakang badan tetapi badan bagian atas kurang condong ke
belakang.
2) Amortisasi
Pada phase ini terdapat beberapa gerakan yang harus dilakukan
atlet untuk mulai bertolak yaitu kaki tumpu sedikit ditekuk dan kaki
bebas yang ditekuk diayunkan ke depan. Adapun hasil data
pengambilan gambar phase amortisasi pada tahap bertolak adalah
sebagai berikut:
Gambar 15. Amortisasi pada tahap bertolak
47
Pada gambar 15, sampel 1 melakukan gerakan menekuk pada
lutut dan menghasilkan sudut sebesar 135º dengan diikuti kaki bebas
yang ditekuk diayunkan ke depan.
3) Pelurusan
Sikap posisi pelurusan yang baik adalah kaki pelompat
diluruskan, kaki diayun horizontal kemudian bahu diangkat dan
gerakan ayunan dari lengan berlawanan. Adapun hasil pengambilan
gambar pada tahap bertolak adalah sebagai berikut:
Gambar 16. Pelurusan
Pada gambar 16, pada saat tahap pelurusan sampel 1 telah
melakukan pelurusan pada kaki tolak. Gerakan tersebut diikuti oleh
gerakan kaki diayun horizontal serta bahu diangkat dan gerakan
ayunan dari lengan berlawanan tetapi belum baik.
Gerak tumpuan yang ditampilkan sampel 1 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
48
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
Tabel 8. Lembar Analisa Tahap Tumpuan
Tahapan Indikator 3 2 1
Bertumpu
(take off)
Tujuan:
memaksimalkan
kecepatan
vertikal dan
memperkecil
hilangnya
kecepatan
horizontal
B. Sentuh tanah
1. Kaki mendarat dengan gerakan
mencakar yang aktif
V
2. Tungkai bawah kaki bebas jauh
di belakang badan
V
3. Badan bagian atas sedikit
condong ke belakang
V
B. Amortisasi
1. Kaki tumpu sedikit ditekuk V
2. Kaki bebas yang ditekut diayun
ke depan
V
C. Pelurusan
49
1. Kaki pelompat diluruskan V
2. Kaki diayun horizontal V
3. Bahu diangkat V
4. Gerakan ayunan dari lengan
berlawanan
V
Jumlah Skor 18 4 1
Total 23/27
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap bertumpu ditampilkan sampel 1
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(23:27) X 100% = 85,2%
2. Sampel 2 Nanda Oktaviani
Gambar 17. Rangkaian gerak tahap awalan dan tumpuan
Gambar 17 menunjukan serangkaian gerak pada tahap awalan dan
tumpuan. Pada gambar yang ditampilkan terlihat saat tahap lari awalan
50
ketinggian hips pada sampel 2 mengalami naik turun, atlet mengalami
penurunan hips pada saat mendekati balok tumpu. Pada tahap bertumpu, atlet
menumpu dengan posisi seluruh telapak kaki menapak seutuhnya dan saat
amortisasi atlet sedikit menekuk kaki tumpu dengan menghasilkan sudut
sebesar 1410. Pada proses bertumpu bagian pelurusan didapatkan hasil
pengukuran berbagai sudut dengan hasil sebagai berikut: sudut kaki ayun
85.30, sudut peruluran 149.0
0, sudut ayun tangan 85.3
0 dan sudut kaki take off
73.20.Waktu yang diperoleh atlet dari serangkaian tahap menumpu mulai dari
sentuh tanah awal sampai pelurusan kaki tumpu adalah 00.00.133 detik.
Sedangkan untuk grafik kecepatan atlet setiap 8 meter adalah sebagai berikut:
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5
7,0
7,5
kece
pa
tan
(m
/dt)
jarak (m)
Gambar 18. Grafik kecepatan lari setiap 8 meter
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat lari awalan
sampel 2 mengalami percepatan lari yang semakin meningkat, ketika 8
meter pertama kecepatan lari atlet mencapai 4.9 m/dt , 8 meter ke dua 6.9
m/dt dan 8 meter ke tiga adalah 7.4 m/dt.
51
a. Tahapan awalan
1) Bagian Akselerasi
Suatu posisi lari awalan yang baik pada saat akselerasi antara
lain: lari berirama, mengamati marka serta angkatan lutut tinggi.
Adapun hasil data pengambilan gambar pada tahap lari awalan
akselerasi adalah sebagai berikut:
Gambar 19. Bagian akselerasi
Pada gambar 19 sampel 2 telah menampilkan gerakan lari yang
berirama pada telapak kaki namun belum stabil serta pandangan
memandang kedepan mengamati marka dan ketinggian kaki ayun
sudah baik.
2) Bagian Persiapan Bertolak (2 langkah sebelum akhir)
Sikap dan posisi yang ideal saat bagian persiapan bertolak
adalah: pelurusan lutut yang tidak sempurna pada saat kontak dengan
tanah, kontak dengan tanah dengan seluruh kaki pada langkah akhir
serta menambah panjang langkah dan tubuh bagian atas tegak. Adapun
hasil pengambilan gambar sebagai berikut:
52
Gambar 20. Persiaapan menumpu (2 langkah akhir)
Pada gambar 20, sampel 2 saat 2 langkah menuju akhir
menampilkan posisi pelurusan lutut yang tidak sempurna dengan kaki
kontak dengan tanah seluruhnya dan sudah ada perpanjangan langkah
akan tetapi kurang baik serta posisi badan sedikit condong kedepan
yang seharusnya badan harus dalam posisi tegak.
3) Persiapan bertolak (langah akhir)
Sikap persiapan menolak yang ideal pada langkah akhir adalah:
pelurusan yang baik saaat kontak tanah, tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai diluruskan benar, panjang langkah dikurangi
dan badan sedikit condong ke belakang. Adapun hasil data
pengambilan gambar persiapan bertolak pada langkah akhiri awalan
adalah sebagai berikut:
53
Gambar 21. Persiapan Menumpu (langkah akhir)
Pada gambar 21 sampel 2 sudah menunjukan adanya pelurusan
saat kaki kontak dengan lintasan lari akan tetapi pelurusan kurang
sempurna serta tungkai bawah kaki bebas sudah diayun ke depan. Pada
poin ini sampel 2 sudah mengurangi panjang langkah akan tetapi
badan condong ke belakng dan yang seharusnya badan sedikit condong
ke depan.
Gerak awalan yang ditampilkan sampel 2 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
54
Tabel 9. Lembar Analisa Tahap Awalan
Tahapan
Indikator Skor
3 2 1
Lari awalan
Tujuan:
Mencapai
kecepatan
maksimal yang
terkontrol
A. Bagian Akselerasi
1. Lari berirama pada telapak kaki V
2. Marka diamati V
3. Angkatan lutut tinggi V
B. Persiapan Bertolak (2 langkah
sebelum akhir)
1. Pelurusan lutut tak sempurna
pada saat kontak dengan tanah
V
2. Kontak dengan tanah dengan
seluruh kaki pada langkah akhir
V
3. Menambah panjang langkah V
4. Tubuh bagian atas tegak V
C. Persiapan bertumpu (langkah
akhir)
55
1. Pelurusan yang baik saat kontak
tanah
V
2. Tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai
diluruskan benar
V
3. Panjang langkah dikurangi V
4. Badan sedikit condong V
Jumlah Skor 15 10 1
Total 26/33
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap awalan ditampilkan sampel 2
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(26:33) X 100% = 78,8%
b. Tahap bertumpu
1) Phase Menyentuh Tanah (Touch Down)
Sikap gerak teknik yang ideal dan baik pada bagian ini adalah
kaki mendarat dengan gerakan yang aktif, tungkai bawah kaki bebas
jauh ke belakang badan serta badan bagian atas sedikit condong
keelakang. Adapun hasil pengambilan gambar pada phase menyentuh
tanah (touch down) pada tahap bertolak adalah sebagai berikut:
56
Gambar 22. Phase menyentuh tanah (touch down) pada tahap bertolak
Pada gambar 22, pada posisi ini sampel 2 sudah mendaratkan
kaki dengan gerakan secara aktif serta tungkai bawah kaki bebas
berada jauh di belakang badan dan badan bagian atass sudah
dicondongkan sedikit ke belakang.
2) Amortisasi
Pada phase ini terdapat beberapa gerakan yang harus dilakukan
atlet untuk mulai bertolak yaitu kaki tumpu sedikit ditekuk dan kaki
bebas yang ditekuk diayunkan ke depan. Adapun hasil data
pengambilan gambar phase amortisasi pada tahap bertolak adalah
sebagai berikut:
Gambar 23. Amortisasi pada tahap bertolak
57
Pada gambar 23, sampel 2 telah sedikit menekuk kaki tumpunya
dengan menghasilkan sudut sebesar 141º dan di ikuti dengan kaki
bebas yang sudah ditekuk dan diayunkan ke depan.
3) Pelurusan
Sikap posisi pelurusan yang baik adalah kaki pelompat
diluruskan, kaki diayun horizontal kemudian bahu diangkat dan
gerakan ayunan dari lengan berlawanan. Adapun hasil pengambilan
gambar pada saat pelurusan adalah sebagai berikut:
Gambar 24. Pelurusan
Pada gambar 24, pada saat tahap pelurusan sampel 2 telah
melakukan pelurusan pada kaki tumpu dengan membentuk sudut 49.0º.
Gerakan tersebut diikuti dengan kaki bebas diayun ke arah horizontal
serta bahu yang diangkat dan gerakan ayunan dari lengan berlawanan
tetapi belum baik.
Gerak tumpuan yang ditampilkan sampel 2 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
58
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
Tabel 10. Lembar Analisa Tahap Tumpuan
Tahapan Indikator 3 2 1
Bertumpu
(take off)
Tujuan:
memaksimalkan
kecepatan
vertikal dan
memperkecil
hilangnya
kecepatan
horizontal
A. Sentuh tanah
1. Kaki mendarat dengan gerakan
mencakar yang aktif
V
2. Tungkai bawah kaki bebas jauh
di belakang badan
V
3. Badan bagian atas sedikit
condong ke belakang
V
B. Amortisasi
1. Kaki tumpu sedikit ditekuk V
2. Kaki bebas yang ditekut diayun
ke depan
V
C. Pelurusan
59
1. Kaki pelompat diluruskan V
2. Kaki diayun horizontal V
3. Bahu diangkat V
4. Gerakan ayunan dari lengan
berlawanan
V
Jumlah Skor 21 4 0
Total 25/27
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap bertumpu ditampilkan sampel 2
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(24:27) X 100% = 92,6%
3. Sampel 3 Surani
Gambar 25. Rangkaian gerak tahap awalan dan tumpuan
Gerakan awalan dan tumpuan yang ditampilkan sampel 3 pada gambar
diatas menunjukan pada bagian lari awalan ketinggian hips mengalami
perubahan seperti menggelombang, sedangkan saat masuk pada proses
60
menumpu dengan telapak menapak seutuhnya akan tetapi kurang aktif dan
kaki ayun masih kurang sedikit jauh ke belakang. Memasuki bagian amortisasi
kaki tumpu sudah sedikit ditekuk dengan menghasilkan sudut sebesar 1370,
selanjutnya masuk pada saat pelurusan atlet sudah melakukan pelurusan pada
kaki tumpu dan di ikuti dengan kaki bebas diayun kedepan tetapi masih
kurang baik. Pada proses pelurusan didapatkan hasil pengukuran berbagai
sudut dengan hasil sebagai berikut: sudut kaki ayun 60.20, sudut peruluran
158.90, sudut ayun tangan 78.0
0 dan sudut kaki take off 67.1
0, untuk lamanya
waktu atlet mempertahankan pada tahap bertumpu ini adalah 00.00.100 detik.
Sedangkan untuk grafik kecepatan atlet setiap 8 meter adalah sebagai berikut:
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
6,0
6,5
7,0
7,5
8,0
8,5
kece
pata
n (m
/s)
jarak (m)
Gambar 26. Grafik kecepatan lari setiap 8 meter
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat lari awalan
sampel 3 mengalami percepatan lari yang semakin meningkat, ketika 8
meter pertama kecepatan lari atlet mencapai 6.4 m/dt , 8 meter ke dua 7.1
m/dt dan 8 meter ke tiga adalah 8.5 m/dt.
61
a. Tahapan awalan
1) Bagian Akselerasi
Suatu posisi lari awalan yang baik pada saat akselerasi antara
lain: lari berirama, mengamati marka serta angkatan lutut tinggi.
Adapun hasil data pengambilan gambar pada tahap lari awalan
akselerasi adalah sebagai berikut:
Gambar 27. Bagian Akselersi
Pada gambar 27 sampel telah menampilkan gerakan lari yang
berirama pada telapak kaki tetapi kurang baik, pandangan mata
menghadap kedepan mengamati marka dan angkatan lutut sudah baik.
2) Bagian Persiapan Bertolak (2 langkah sebelum akhir)
Sikap dan posisi yang ideal saat bagian persiapan bertolak
adalah: pelururan lutut yang tidak sempurna pada saat kontak dengan
tanah, kontak dengan tanah dengan seluruh kaki pada langkah akhir
serta menambah panjang langkah dan tubuh bagian atas tegak. Adapun
hasil pengambilan gambar sebagai berikut:
62
Gambar 28. Persiaapan menumpu (2 langkah akhir)
Gambar sampel 3 sudah menunjukan adanya pelurusan lutut
yang kurang sempurna serta menapak dengan seluruh telapak kaki dan
sudah melakukan perpanjangan langkah tetapi kurang baik serta tubuh
bagian atas tidak tegak melainkan condong ke depan.
3) Persiapan bertolak (langah akhir)
Sikap persiapan menolak yang ideal pada langkah akhir adalah:
pelurusan yang baik saaat kontak tanah, tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai diluruskan benar, panjang langkah dikurangi
dan badan sedikit condong ke belakang. Adapun hasil data
pengambilan gambar persiapan bertolak pada langkah akhiri awalan
adalah sebagai berikut:
Gambar 29. Persiapan bertumpu (langkah akhir)
63
Pada gambar diatas sampel 3 sudah melakukan pelurusan akan
tetapi kurang baik dengan diikuti dengan tungkai bawah kaki bebas
yang diayun ke depan namun kurang sempurna dan panjang langkah
sudah dikurangi tetapi badan kurang condong ke depan.
Gerak awalan yang ditampilkan sampel 3 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
Tabel 11. Lembar Analisa Tahap Awalan
Tahapan
Indikator Skor
3 2 1
Lari awalan
Tujuan:
Mencapai
kecepatan
maksimal yang
terkontrol
A. Bagian Akselerasi
1. Lari berirama pada telapak kaki V
2. Marka diamati V
3. Angkatan lutut tinggi V
B. Persiapan Bertolak (2 langkah
sebelum akhir)
64
1. Pelurusan lutut tak sempurna
pada saat kontak dengan tanah
V
2. Kontak dengan tanah dengan
seluruh kaki pada langkah akhir
V
3. Menambah panjang langkah V
4. Tubuh bagian atas tegak V
C. Persiapan bertumpu (langkah
akhir)
1. Pelurusan yang baik saat kontak
tanah
V
2. Tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai
diluruskan benar
V
3. Panjang langkah dikurangi V
4. Badan sedikit condong V
Jumlah Skor 12 10 2
Total 24/33
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap awalan ditampilkan sampel 3
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(24:33) X 100% = 72,7%
65
b. Tahap bertumpu
1) Phase Menyentuh Tanah (Touch Down)
Sikap gerak teknik yang ideal dan baik pada bagian ini adalah
kaki mendarat dengan gerakan yang aktif, tungkai bawah kaki bebas
jauh ke belakang badan serta badan bagian atas sedikit condong
keelakang. Adapun hasil pengambilan gambar pada phase menyentuh
tanah (touch down) pada tahap bertolak adalah sebagai berikut:
Gambar 30. Phase menyentuh tanah (touch down) pada tahap bertolak
Pada gambar 30, pada posisi ini sampel 3 sudah mendaratkan
kaki dengan gerakan mencakar tetapi kurang baik serta tungkai bawah
kaki bebas kurang sedikit jauh di belakang badan dan badan bagian
atass kurang condong sedikit ke belakang.
2) Amortisasi
Pada phase ini terdapat beberapa gerakan yang harus dilakukan
atlet untuk mulai bertolak yaitu kaki tumpu sedikit ditekuk dan kaki
bebas yang ditekuk diayunkan ke depan. Adapun hasil data
pengambilan gambar phase amortisasi pada tahap bertolak adalah
sebagai berikut:
66
Gambar 31. Amortisasi pada tahap bertolak
Pada gambar 31, sampel 3 pada posisi amortisasi sudah menekuk
kaki tumpu dengan menghasilkan sudut sebesar 1370
kemudian di ikuti
dengan kaki bebas yang sudah ditekuk dan diayunkan ke depan.
3) Pelurusan
Sikap posisi pelurusan yang baik adalah kaki pelompat
diluruskan, kaki diayun horizontal kemudian bahu diangkat dan
gerakan ayunan dari lengan berlawanan. Adapun hasil pengambilan
gambar pada saat pelurusan adalah sebagai berikut:
Gambar 32. Pelurusan
Pada gambar 32, pada saat tahap pelurusan sampel 3 telah
melakukan pelurusan pada kaki tumpu. Gerakan tersebut diikuti
67
dengan kaki bebas diayun ke arah horizontal. Bahu sudah diangkat dan
gerakan ayunan sudah dari lengan berlawanan tetapi kurang baik.
Gerak tumpuan yang ditampilkan sampel 3 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
Tabel 12. Lembar Analisa Tahap Tumpuan
Tahapan Indikator 3 2 1
Bertumpu
(take off)
Tujuan:
memaksimalkan
kecepatan
vertikal dan
memperkecil
hilangnya
kecepatan
horizontal
A. Sentuh tanah
1. Kaki mendarat dengan gerakan
mencakar yang aktif
V
2. Tungkai bawah kaki bebas jauh
di belakang badan
V
3. Badan bagian atas sedikit
condong ke belakang
V
B. Amortisasi
68
1. Kaki tumpu sedikit ditekuk V
2. Kaki bebas yang ditekut diayun
ke depan
V
C. Pelurusan
1. Kaki pelompat diluruskan V
2. Kaki diayun horizontal V
3. Bahu diangkat V
4. Gerakan ayunan dari lengan
berlawanan
V
Jumlah Skor 9 10 1
Total 20/27
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap bertumpu ditampilkan sampel 3
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(20:27) X 100% = 74,1%
69
4. Sampel 4 Popy Ariestian
Gambar 33. Rangkaian gerak tahap awalan dan tumpuan
Gambar 33 menunjukan serangkaian gerak pada tahap awalan dan
tumpuan, dapat dilihat bahwa atlet mengalami perubahan ketinggian hips yang
semakin meningkat pada saat melakukan lari, selanjutnya memasuki pada
tahap take off atlet menumpu dengan gerakan kaki yang aktif dan saat
amortisasi atlet sedikit menekuk kaki tumpu, serta ketika pada bagian
pelurusan didapatkan hasil pengukuran berbagai sudut dengan hasil sebagai
berikut: sudut kaki ayun 73.50, sudut peruluran 161.9
0, sudut ayun tangan
94.50 dan sudut kaki take off 67.5
0. Waktu yang diperoleh atlet dari
serangkaian tahap menumpu mulai dari sentuh tanah awal sampai pelurusan
kaki tumpu adalah 00.00.133 detik. Sedangkan untuk grafik kecepatan atlet
setiap 8 meter adalah sebagai berikut:
70
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
5,5
6,0
6,5
7,0
7,5
8,0
ke
ce
pa
tan
(m
/s)
jarak (m)
Gambar 34. Grafik kecepatan lari setiap 8 meter
Dari grafik di atas disimpulkan bahwa pada saat lari awalan atlet
mengalami percepatan lari yang semakin meningkat, ketika 8 meter pertama
kecepatan lari atlet 5.9 m/dt , 8 meter ke dua 7.3 m/dt dan 8 meter ke tiga
adalah 8.0 m/dt.
a. Tahap awalan
1. Bagian Akselerasi
Suatu posisi lari awalan pada saat akselerasi yang baik adalah:
lari berirama, marka diamati serta angkatan lutut tinggi. Adapun hasil
data pengambilan gambar pada tahap lari awalan akselerasi adalah
sebagai berikut:
71
Gambar 35. Bagian Akselerasi
Pada gambar 35, sampel 4 telah menampilkan gerak lari dengan
bertumpu pada ujung telapak kaki serta gerakan lari yang berirama
pada telapak kaki dengan posisi kepala menghadap kedepan melihat
marka dan lutut sudah diangkat tinggi.
2) Bagian Persiapan Bertolak (2 langkah sebelum akhir)
Sikap dan posisi yang ideal saat bagian persiapan bertolak
adalah: pelururan lutut tidak sempurna pada saat kontak dengan tanah,
kontak dengan tanah dengan seluruh kaki pada langkah akhir,
menambah panjang langkah dan tubuh bagian atas tegak.
Gambar 36. Persiapan menumpu (2 langkah akhir)
72
Pada gambar diatas dijelaskan bahwa saat sampel 4 melakukan
pelurusan tidak sempurna tetapi terlalu lebih sedikit saat menekuk lutut
dengan posisi telapak kaki kontak dengan tanah seluruhnya dan diikuti
dengan perpanjangan langkah akan tetapi bagian tubuh atas kurang
tegak.
3) Persiapan bertolak (langah akhir)
Sikap persiapan menolak yang ideal pada langkah akhir adalah:
pelurusan yang baik saaat kontak tanah, tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai diluruskan benar, panjang langkah dikurangi
dan badan sedikit condong ke belakang. Adapun hasil data
pengambilan gambar persiapan bertolak pada langkah akhiri awalan
adalah sebagai berikut:
Gambar 37. Persiapan Menumpu (langkah akhir)
Pada gambar 37, sampel 4 melakukan pelurusan kaki yang
kurang baik serta tungkai bawah kaki bebas sudah diayunkan ke depan
73
sampai diluruskan benar dengan mengurangi panjang langkah dan
badan kurang sedikit condong ke depan.
Gerak awalan yang ditampilkan sampel 4 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
Tabel 13. Lembar Analisa Tahap Awalan
Tahapan
Indikator Skor
3 2 1
Lari awalan
Tujuan:
Mencapai
kecepatan
maksimal yang
terkontrol
A. Bagian Akselerasi
1. Lari berirama pada telapak kaki V
2. Marka diamati V
3. Angkatan lutut tinggi V
B. Persiapan Bertolak (2 langkah
sebelum akhir)
1. Pelurusan lutut tak sempurna
pada saat kontak dengan tanah
V
74
2. Kontak dengan tanah dengan
seluruh kaki pada langkah akhir
V
3. Menambah panjang langkah V
4. Tubuh bagian atas tegak V
C. Persiapan bertumpu (langkah
akhir)
1. Pelurusan yang baik saat kontak
tanah
V
2. Tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai
diluruskan benar
V
3. Panjang langkah dikurangi V
4. Badan sedikit condong V
Jumlah Skor 21 6 1
Total 28/33
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap awalan ditampilkan sampel 4
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(28:33) X 100% = 84,8%
75
b. Tahap bertumpu
1) Phase Menyentuh Tanah (Touch Down)
Sikap gerak teknik yang ideal dan baik pada bagian ini adalah
kaki mendarat dengan gerakan yang aktif, tungkai bawah kaki bebas
jauh ke belakang badan serta badan bagian atas sedikit condong
kebelakang. Adapun hasil pengambilan gambar pada phase menyentuh
tanah (touch down) pada tahap bertolak adalah sebagai berikut:
Gambar 38. Phase menyentuh tanah (touch down) pada tahap bertolak
Pada gambar 37, sampel 4 sudah mendaratkan kaki dengan
gerakan mencakar yang baik dan tungkai bawah kaki bebas berada
jauh di belakang badan tetapi badan bagian atas kurang sedikit
condong ke belakang.
2) Amortisasi
Pada phase ini terdapat beberapa gerakan yang harus dilakukan
atlet untuk mulai bertolak yaitu kaki tumpu sedikit ditekuk dan kaki
bebas yang ditekuk diayunkan ke depan. Adapun hasil data
pengambilan gambar phase amortisasi pada tahap bertolak adalah
sebagai berikut:
76
Gambar 39. Amortisasi pada tahap bertolak
Pada gambar 39, sampel 4 telah menunjukan hasil bahwa kaki
tumpu sudah sedikit ditekuk dengan menghasilkan sudut sebesar 1370
yang dilikuti dengan kaki bebas yang ditekuk kemudian diayunkan ke
depan.
3) Pelurusan
Sikap posisi pelurusan yang baik adalah kaki pelompat
diluruskan, kaki diayun horizontal kemudian bahu diangkat dan
gerakan ayunan dari lengan berlawanan. Adapun hasil pengambilan
gambar pada tahap bertolak adalah sebagai berikut:
Gambar 40. Pelurusan
77
Pada gambar 40, pada saat tahap pelurusan sampel 4 telah
melakukan pelurusan pada kaki tumpu. Gerakan tersebut diikuti oleh
gerakan kaki yang dan bahu diangkat serta gerakan ayunan dari lengan
berlawanan tetapi kurang baik.
Gerak tumpuan yang ditampilkan sampel 4 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
Tabel 14. Lembar Analisa Tahap Tumpuan
Tahapan Indikator 3 2 1
Bertumpu
(take off)
Tujuan:
memaksimalkan
kecepatan
vertikal dan
memperkecil
hilangnya
kecepatan
horizontal
A. Sentuh tanah
1. Kaki mendarat dengan gerakan
mencakar yang aktif
V
2. Tungkai bawah kaki bebas jauh
di belakang badan
V
3. Badan bagian atas sedikit
condong ke belakang
V
78
B. Amortisasi
1. Kaki tumpu sedikit ditekuk V
2. Kaki bebas yang ditekut diayun
ke depan
V
C. Pelurusan
1. Kaki pelompat diluruskan V
2. Kaki diayun horizontal V
3. Bahu diangkat V
4. Gerakan ayunan dari lengan
berlawanan
V
Jumlah Skor 21 4 0
Total 25/27
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap bertumpu ditampilkan sampel 4
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(25:27) X 100% = 92.6%
79
5. Sampel 5 Irfa
Gambar 41. Rangkaian gerak tahap awalan dan tumpuan
Gambar diatas adalah serangkaian gerak tahap lari awalan dan tumpuan
yang telah ditampilkan oleh sampel 5. Pada gambar yang ditampilkan terlihat
saat tahap lari awalan ketinggian hips pada sampel 2 mengalami perubahan
(meningkat dan menurun), memasuki tahap bertumpu, atlet menumpu dengan
posisi seluruh telapak kaki menapak seutuhnya dan saat amortisasi atlet sedikit
menekuk kaki tumpu dengan menghasilkan sudut sebesar 1490 dengan badan
tetap tegak. Saat posisi pelurusan, didapatkan hasil pengukuran berbagai
sudut, dengan hasil sebagai berikut: sudut kaki ayun 70.80, sudut pelurusan
153.30, sudut ayun tangan 73.6
0 dan sudut kaki take off 66.7
0.
Waktu yang
diperoleh atlet dari serangkaian tahap menumpu mulai dari sentuh tanah awal
sampai pelurusan kaki tumpu adalah 00.00.133 detik. Sedangkan untuk grafik
kecepatan atlet setiap 8 meter adalah sebagai berikut:
80
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
7,0
7,2
7,4
7,6
7,8
8,0
8,2
8,4
8,6
ke
ce
pa
tan
(m
/dt)
jarak (m)
Gambar 42. Grafik kecepatan lari setiap 8 meter
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat lari awalan
sampel 5 mengalami percepatan lari yang semakin meningkat, ketika 8
meter pertama kecepatan lari atlet mencapai 7.1 m/dt , 8 meter ke dua 7.5
m/dt dan 8 meter ke tiga adalah 8.5 m/dt.
a. Tahapan awalan
1) Bagian Akselerasi
Suatu posisi lari awalan yang baik pada saat akselerasi antara
lain: lari berirama, mengamati marka serta angkatan lutut tinggi.
Adapun hasil data pengambilan gambar pada tahap lari awalan
akselerasi adalah sebagai berikut:
81
Gambar 43. Bagian Akselerasi
Pada gambar 43, sampel 5 telah menampilkan gerakan lari yang
berirama pada telapak kaki namun belum stabil serta pandangan
memandang kedepan mengamati marka serta ketinggian kaki ayun
sudah baik.
2) Bagian Persiapan Bertolak (2 langkah sebelum akhir)
Sikap dan posisi yang ideal saat bagian persiapan bertolak
adalah: pelururan lutut yang tidak sempurna pada saat kontak dengan
tanah, kontak dengan tanah dengan seluruh kaki pada langkah akhir
serta menambah panjang langkah dan tubuh bagian atas tegak. Adapun
hasil pengambilan gambar sebagai berikut:
Gambar 44. Persiaapan menumpu (2 langkah akhir)
82
Pada gambar 43, sampel 5 saat 2 langkah menuju akhir telah
melakukan pelurusan lutut yang tidak sempurna, kaki kontak dengan
tanah seluruhnya serta adanya perpanjangan langkah dan badan sudah
tegak.
3) Persiapan bertolak (langah akhir)
Sikap persiapan menolak yang ideal pada langkah akhir adalah:
pelurusan yang baik saaat kontak tanah, tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai diluruskan benar, panjang langkah dikurangi
dan badan sedikit condong ke belakang. Adapun hasil data
pengambilan gambar persiapan bertolak pada langkah akhiri awalan
adalah sebagai berikut:
Gambar 45. Persiapan Menumpu (langkah akhir)
Pada gambar 45, sampel 5 ketika melakukan pelurusan kurang
sempurna saat kaki kontak dengan lintasan lari sedangkan untuk
tungkai bawah kaki bebas sudah diayun ke depan. Pada poin ini
83
sampel 5 sudah mengurangi panjang langkah akan tetapi badan kurang
condong kedepan.
Gerak awalan yang ditampilkan sampel 5 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
Tabel 15. Lembar Analisa Tahap Awalan
Tahapan
Indikator Skor
3 2 1
Lari awalan
Tujuan:
Mencapai
kecepatan
maksimal yang
terkontrol
A. Bagian Akselerasi
1. Lari berirama pada telapak kaki V
2. Marka diamati V
3. Angkatan lutut tinggi V
B. Persiapan Bertolak (2 langkah
sebelum akhir)
1. Pelurusan lutut tak sempurna V
84
pada saat kontak dengan tanah
2. Kontak dengan tanah dengan
seluruh kaki pada langkah akhir
V
3. Menambah panjang langkah V
4. Tubuh bagian atas tegak V
C. Persiapan bertumpu (langkah
akhir)
1. Pelurusan yang baik saat kontak
tanah
V
2. Tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai
diluruskan benar
V
3. Panjang langkah dikurangi V
4. Badan sedikit condong V
Jumlah Skor 27 2 1
Total 30/33
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap awalan ditampilkan sampel 5
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(30:33) X 100% = 90.9%
85
b. Tahap bertumpu
1) Phase Menyentuh Tanah (Touch Down)
Sikap gerak teknik yang ideal dan baik pada bagian ini adalah
kaki mendarat dengan gerakan yang aktif, tungkai bawah kaki bebas
jauh ke belakang badan serta badan bagian atas sedikit condong
kebelakang. Adapun hasil pengambilan gambar pada phase menyentuh
tanah (touch down) pada tahap bertolak adalah sebagai berikut:
Gambar 46. Phase menyentuh tanah (touch down) pada tahap bertolak
Pada gambar 45, sampel 5 telah melakukan pendaratan kaki
dengan gerakan mencakar yang baik serta tungkai bawah kaki bebas
berada jauh di belakang badan dan badan bagian atass sudah
dicondongkan sedikit ke belakang.
2) Amortisasi
Pada phase ini terdapat beberapa gerakan yang harus dilakukan
atlet untuk mulai bertolak yaitu kaki tumpu sedikit ditekuk dan kaki
bebas yang ditekuk diayunkan ke depan. Adapun hasil data
pengambilan gambar phase amortisasi pada tahap bertolak adalah
sebagai berikut:
86
Gambar 47. Amortisasi pada tahap bertolak
Pada gambar 47, sampel 5 pada saat amortisasi telah menekuk
kaki tumpu dengan menghasilkan sudut sebesar 1490 serta diikuti
dengan kaki bebas yang sudah ditekuk dan diayunkan ke depan.
3) Pelurusan
Sikap posisi pelursan yang baik adalah kaki pelompat diluruskan,
kaki diayun horizontal kemudian bahu diangkat dan gerakan ayunan
dari lengan berlawanan. Adapun hasil pengambilan gambar pada saat
pelurusan adalah sebagai berikut:
Gambar 48. Pelurusan
Pada gambar 48, pada saat tahap pelurusan sampel 5 telah
melakukan pelurusan pada kaki tumpu. Gerakan tersebut diikuti
87
dengan kaki bebas yang diayun ke arah horizontal serta bahu yang
diangkat dan gerakan ayunan dari lengan berlawanan.
Gerak tumpuan yang ditampilkan sampel 5 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
Tabel 16. Lembar Analisa Tahap Tumpuan
Tahapan Indikator 3 2 1
Bertumpu
(take off)
Tujuan:
memaksimalkan
kecepatan
vertikal dan
memperkecil
hilangnya
kecepatan
horizontal
A. Sentuh tanah
1. Kaki mendarat dengan gerakan
mencakar yang aktif
V
2. Tungkai bawah kaki bebas jauh
di belakang badan
V
3. Badan bagian atas sedikit
condong ke belakang
V
B. Amortisasi
88
1. Kaki tumpu sedikit ditekuk V
2. Kaki bebas yang ditekut diayun
ke depan
V
C. Pelurusan
1. Kaki pelompat diluruskan V
2. Kaki diayun horizontal V
3. Bahu diangkat V
4. Gerakan ayunan dari lengan
berlawanan
V
Jumlah Skor 24 2 0
Total 26/27
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap bertumpu ditampilkan sampel
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(26:27) X 100% = 96.3%
6. Sampel 6 Titi Janiati
Gambar 49. Rangkaian gerak tahap awalan dan tumpuan
89
Gambar diatas yang ditampilkan sampel 6 adalah serangkaian gerak
pada tahap awalan dan tumpuan, ketinggian hips pada sampel 6
mengalami perubahan (naik, turun) pada saat melakukan lari, pada tahap
take off atlet menumpu dengan gerakan kaki yang aktif serta pada posisi
amortisasi atlet sedikit menekuk kaki tumpu dengan menghasilkan susut
sebesar 1440, memasuki proses pelurusan, didapatkan hasil pengukuran
berbagai sudut dengan hasil sebagai berikut: sudut kaki ayun 73.0, sudut
peruluran 168.90, sudut ayun tangan 87.8
0 dan sudut kaki take off 70.2
0.
Waktu yang diperoleh atlet dari serangkaian tahap menumpu mulai dari
sentuh tanah awal sampai pelurusan kaki tumpu adalah 00.00.133 detik.
Sedangkan untuk grafik kecepatan atlet setiap 8 meter adalah sebagai
berikut:
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
5,5
6,0
6,5
7,0
7,5
8,0
8,5
9,0
ke
cep
ata
n (
m/d
t)
jarak (m)
Gambar 50. Grafik kecepatan lari setiap 8 meter
90
Dari grafik di atas disimpulkan bahwa pada saat lari awalan atlet
mengalami percepatan lari yang semakin meningkat, ketika 8 meter pertama
kecepatan lari atlet 5.8 m/dt , 8 meter ke dua 7.3 m/dt dan 8 meter ke tiga
adalah 8.9 m/dt.
a. Tahap awalan
1) Bagian Akselerasi
Suatu posisi lari awalan pada saat akselerasi yang baik adalah:
lari berirama, marka diamati serta angkatan lutut tinggi. Adapun hasil
data pengambilan gambar pada tahap lari awalan akselerasi adalah
sebagai berikut:
Gambar 51. Bagian Akselerasi
Pada gambar diatas, sampel 6 telah menampilkan gerak lari
dengan bertumpu pada ujung telapak kaki serta gerakan lari yang
berirama pada telapak kaki dengan posisi kepala menghadap kedepan
melihat marka dan lutut sudah diangkat tinggi.
2) Bagian Persiapan Bertolak (2 langkah sebelum akhir)
Sikap dan posisi yang ideal saat bagian persiapan bertolak
adalah: pelururan lutut tidak sempurna pada saat kontak dengan tanah,
91
kontak dengan tanah dengan seluruh kaki pada langkah akhir,
menambah panjang langkah dan tubuh bagian atas tegak.
Gambar 52. Persiapan menumpu (2 langkah akhir)
Sampel 6 melakukan pelurusan tidak sempurna dan seluruh
telapak kaki kontak dengan lintasan seluruhnya dengan diikuti dengan
menambah panjang langkah tetapi tubuh bagian atas kurang tegak.
3) Persiapan bertolak (langah akhir)
Sikap persiapan menolak yang ideal pada langkah akhir adalah:
pelurusan yang baik saat kontak tanah, tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai diluruskan benar, panjang langkah dikurangi
dan badan sedikit condong ke belakang. Adapun hasil data
pengambilan gambar persiapan bertolak pada langkah akhiri awalan
adalah sebagai berikut:
92
Gambar 53. Persiapan Menumpu (langkah akhir)
Pada gambar 53, sampel 6 melakukan pelurusan kaki akan tetapi
kurang baik, diikuti tungkai bawah kaki bebas sudah diayunkan ke
depan sampai diluruskan benar dengan mengurangi panjang langkah
tetapi posisi badan kurang sedikit condong ke depan.
Gerak awalan yang ditampilkan sampel 6 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
Tabel 17. Lembar Analisa Tahap Awalan
Tahapan
Indikator Skor
3 2 1
Lari awalan
Tujuan:
Mencapai
kecepatan
maksimal yang
terkontrol
A. Bagian Akselerasi
1. Lari berirama pada telapak kaki V
93
2. Marka diamati V
3. Angkatan lutut tinggi V
B. Persiapan Bertolak (2 langkah
sebelum akhir)
1. Pelurusan lutut tak sempurna
pada saat kontak dengan tanah
V
2. Kontak dengan tanah dengan
seluruh kaki pada langkah akhir
V
3. Menambah panjang langkah V
4. Tubuh bagian atas tegak V
C. Persiapan bertumpu (langkah
akhir)
1. Pelurusan yang baik saat kontak
tanah
V
2. Tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai
diluruskan benar
V
3. Panjang langkah dikurangi V
4. Badan sedikit condong V
Jumlah Skor 24 6 0
Total 30/33
94
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap awalan ditampilkan sampel 6
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(30:33) X 100% = 90.9%
b. Tahap bertumpu
1) Phase Menyentuh Tanah (Touch Down)
Sikap gerak teknik yang ideal dan baik pada bagian ini adalah
kaki mendarat dengan gerakan yang aktif, tungkai bawah kaki bebas
jauh ke belakang badan serta badan bagian atas sedikit condong
kebelakang. Adapun hasil pengambilan gambar pada phase menyentuh
tanah (touch down) pada tahap bertolak adalah sebagai berikut:
Gambar 54. Phase menyentuh tanah (touch down) pada tahap bertolak
Pada gambar 54, sampel 6 mendaratkan kaki dengan gerakan
yang aktif tetapi tungkai bawah kaki bebas kurang berada jauh di
belakang badan serta badan bagian atas kurang sedikit condong ke
belakang.
95
2) Amortisasi
Pada phase ini terdapat beberapa gerakan yang harus dilakukan
atlet untuk mulai bertolak yaitu kaki tumpu sedikit ditekuk dan kaki
bebas yang ditekuk diayunkan ke depan. Adapun hasil data
pengambilan gambar phase amortisasi pada tahap bertolak adalah
sebagai berikut:
Gambar 55. Amortisasi pada tahap bertolak
Pada gambar 55, sampel 6 telah menekuk kaki tumpunya dengan
menghasilkan susut sebesar 1440
dan diikuti dengan kaki bebas yang
ditekuk kemudian diayunkan ke depan.
3) Pelurusan
Sikap posisi pelurusan yang baik adalah kaki pelompat
diluruskan, kaki diayun horizontal kemudian bahu diangkat dan
gerakan ayunan dari lengan berlawanan. Adapun hasil pengambilan
gambar pada tahap bertolak adalah sebagai berikut:
96
Gambar 56. Pelurusan
Pada gambar 56, pada saat tahap pelurusan sampel 6 telah
melakukan pelurusan pada kaki tumpu. Gerakan tersebut diikuti oleh
gerakan kaki yang dan bahu diangkat serta gerakan ayunan dari lengan
berlawanan.
Gerak tumpuan yang ditampilkan sampel 6 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
Tabel 18. Lembar Analisa Tahap Tumpuan
Tahapan Indikator 3 2 1
Bertumpu
(take off)
Tujuan:
memaksimalkan
kecepatan
vertikal dan
A. Sentuh tanah
1. Kaki mendarat dengan gerakan
mencakar yang aktif
V
97
memperkecil
hilangnya
kecepatan
horizontal
2. Tungkai bawah kaki bebas jauh
di belakang badan
V
3. Badan bagian atas sedikit
condong ke belakang
V
B. Amortisasi
1. Kaki tumpu sedikit ditekuk V
2. Kaki bebas yang ditekut diayun
ke depan
V
C. Pelurusan
1. Kaki pelompat diluruskan V
2. Kaki diayun horizontal V
3. Bahu diangkat V
4. Gerakan ayunan dari lengan
berlawanan
V
Jumlah Skor 18 6 0
Total 24/27
98
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap bertumpu ditampilkan sampel 6
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(24:27) X 100% = 88,9%
7. Sampel 7 Vidya Ayu
Gambar 57. Rangkaian gerak tahap awalan dan tumpuan
Gambar diatas yang ditunjukan sampel 7 adalah serangkaian gerak pada
tahap awalan dan tumpuan, terlihat pada saat lari terjadi perubahan ketinggian
hips, saat take off atlet menumpu dengan gerakan kaki yang aktif dan pada
saat amortisasi atlet sedikit menekuk kaki tumpunya dengan menghasilkan
sudud sebesar 1420. Pada proses pelurusan didapatkan hasil pengukuran
berbagai sudut dengan hasil sebagai berikut: sudut kaki ayun 48.10, sudut
peruluran 151.40, sudut ayun tangan 63.0
0 dan sudut kaki take off 72.5
0.
Waktu yang diperoleh atlet dari serangkaian tahap menumpu mulai dari sentuh
tanah awal sampai pelurusan kaki tumpu adalah 00.00.100 detik. Sedangkan
untuk grafik kecepatan atlet setiap 8 meter adalah sebagai berikut:
99
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
4,0
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5
7,0
7,5
ke
ce
pa
tan
(m
/dt)
jarak (m)
Gambar 58. Grafik kecepatan lari setiap 8 meter
Dari grafik di atas disimpulkan bahwa pada saat lari awalan atlet
mengalami percepatan lari yang semakin meningkat, ketika 8 meter pertama
kecepatan lari atlet 4.2 m/dt , 8 meter ke dua 6.9 m/dt dan 8 meter ke tiga
adalah 7.4 m/dt.
a. Tahap awalan
1) Bagian Akselerasi
Suatu posisi lari awalan pada saat akselerasi yang baik adalah:
lari berirama, marka diamati serta angkatan lutut tinggi. Adapun hasil
data pengambilan gambar pada tahap lari awalan akselerasi adalah
sebagai berikut:
100
Gambar 59. Bagian Akselerasi
Pada gambar 59, sampel 7 menampilkan gerakan lari dengan
bertumpu pada ujung telapak kaki, gerakan lari yang berirama pada
telapak kaki dan posisi kepala menghadap kedepan melihat marka serta
ketinggian kaki ayun sudah baik.
2. Bagian Persiapan Bertolak (2 langkah sebelum akhir)
Sikap dan posisi yang ideal saat bagian persiapan bertolak
adalah: pelurusan lutut tidak sempurna pada saat kontak dengan tanah,
kontak dengan tanah dengan seluruh kaki pada langkah akhir,
menambah panjang langkah dan tubuh bagian atas tegak.
Gambar 60. Persiapan menumpu (2 langkah akhir)
101
Pada gambar 60, sampel 7 menampilkan posisi pelurusan lutut
yang tidak sempurna dengan kaki kontak dengan tanah seluruhnya,
adanya perpanjangan langah dan posisi badan bagian atas kurang
sedikit tegak.
3) Persiapan bertolak (langah akhir)
Sikap persiapan menolak yang ideal pada langkah akhir adalah:
pelurusan yang baik saaat kontak tanah, tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai diluruskan benar, panjang langkah dikurangi
dan badan sedikit condong ke belakang. Adapun hasil data
pengambilan gambar persiapan bertolak pada langkah akhiri awalan
adalah sebagai berikut:
Gambar 61. Persiapan Menumpu (langkah Akhir)
Pada gambar 61, sampel 7 melakukan pelurusan kaki yang
kurang baik dan tungkai bawah kaki bebas telah diayunkan ke depan
sampai diluruskan benar dengan mengurangi panjang langkah tetapi
badan kurang sedikit condong ke depan.
102
Gerak awalan yang ditampilkan sampel 7 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
Tabel 19. Lembar Analisa Tahap Awalan
Tahapan
Indikator Skor
3 2 1
Lari awalan
Tujuan:
Mencapai
kecepatan
maksimal yang
terkontrol
A. Bagian Akselerasi
1. Lari berirama pada telapak kaki V
2. Marka diamati V
3. Angkatan lutut tinggi V
B. Persiapan Bertolak (2 langkah
sebelum akhir)
1. Pelurusan lutut tak sempurna
pada saat kontak dengan tanah
V
2. Kontak dengan tanah dengan
seluruh kaki pada langkah akhir
V
103
3. Menambah panjang langkah V
4. Tubuh bagian atas tegak V
C. Persiapan bertumpu (langkah
akhir)
1. Pelurusan yang baik saat kontak
tanah
V
2. Tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai
diluruskan benar
V
3. Panjang langkah dikurangi V
4. Badan sedikit condong V
Jumlah Skor 24 6 0
Total 30/33
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap awalan ditampilkan sampel 7
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(30:33) X 100% = 90,9%
b. Tahapan bertumpu
1) Phase Menyentuh Tanah (Touch Down)
Sikap gerak teknik yang ideal dan efektif pada bagian ini adalah
kaki mendarat dengan gerakan yang aktif, tungkai bawah kaki bebas
104
jauh ke belakang badan serta badan bagian atas sedikit condong
keelakang. Adapun hasil pengambilan gambar pada phase menyentuh
tanah (touch down) pada tahap bertolak adalah sebagai berikut:
Gambar 62. Phase menyentuh tanah (touch down) pada tahap bertolak
Pada gambar 62, sampel 7 sudah mendaratkan kaki dengan
gerakan yang aktif danbaik tetapi tungkai bawah kaki bebas kurang
sedikit berada jauh di belakang dan badan badan bagian atas sudah
sedikit dicondong ke belakang.
2) Amortisasi
Pada phase ini terdapat beberapa gerakan yang harus dilakukan
atlet untuk mulai bertolak yaitu kaki tumpu sedikit ditekuk dan kaki
bebas yang ditekuk diayunkan ke depan. Adapun hasil data
pengambilan gambar phase amortisasi pada tahap bertolak adalah
sebagai berikut:
105
Gambar 63. Amortisasi pada tahap bertolak
Pada gambar 63, sampel 7 telah menunjukan hasil bahwa kaki
tumpu sudah sedikit ditekuk dengan menghasilkan sudut sebesar
1420dan kaki bebas yang ditekuk diayunkan ke depan.
3) Pelurusan
Sikap posisi pelurusan yang baik adalah kaki pelompat
diluruskan, kaki diayun horizontal kemudian bahu diangkat dan
gerakan ayunan dari lengan berlawanan. Adapun hasil pengambilan
gambar pada tahap bertolak adalah sebagai berikut:
Gambar 64. Pelurusan
106
Pada gambar 64, pada saat tahap pelurusan sampel 7 telah
melakukan pelurusan pada kaki tolak. Gerakan tersebut diikuti oleh
gerakan kaki bebas yang diayun horizontal serta bahu diangkat tetapi
gerakan ayunan tidak dari lengan berlawanan.
Gerak tumpuan yang ditampilkan sampel 7 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
Tabel 20. Lembar Analisa Tahap Tumpuan
Tahapan Indikator 3 2 1
Bertumpu
(take off)
Tujuan:
memaksimalkan
kecepatan
vertikal dan
memperkecil
hilangnya
kecepatan
horizontal
A. Sentuh tanah
1. Kaki mendarat dengan gerakan
mencakar yang aktif
V
2. Tungkai bawah kaki bebas jauh
di belakang badan
V
3. Badan bagian atas sedikit
condong ke belakang
V
107
B. Amortisasi
1. Kaki tumpu sedikit ditekuk V
2. Kaki bebas yang ditekut diayun
ke depan
V
C. Pelurusan
1. Kaki pelompat diluruskan V
2. Kaki diayun horizontal V
3. Bahu diangkat V
4. Gerakan ayunan dari lengan
berlawanan
V
Jumlah Skor 18 4 1
Total 23/27
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap bertumpu ditampilkan sampel 7
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(23:27) X 100% = 85.2%
108
8. Sampel 8 Ririn Nur R
Gambar 65. Rangkaian gerak tahap awalan dan tumpuan
Gambar diatas adalah serangkaian gerak pada tahap awalan dan tumpuan
yang ditampilkan sampel 8. Pada gambar yang ditampilkan terlihat saat tahap
lari awalan ketinggian hips cukup setabil, adapun hanya sedikit mengalami
perubahan akan tetapi perubahan tidak begitu segnifikan. Pada tahap
bertumpu, atlet menumpu dengan posisi seluruh telapak kaki menapak
seutuhnya dengan gerakan kaki yang aktif dan pada amortisasi atlet sedikit
menekuk kaki tumpu dengan menghasilkan sudut sebesar 1430, masuk bagian
pelurusan didapatkan hasil pengukuran berbagai sudut dengan hasil sebagai
berikut: sudut kaki ayun 46.40, sudut peruluran 151.6
0, sudut ayun tangan
85.10 dan sudut kaki take off 66.3
0.
Waktu yang diperoleh atlet dari
serangkaian tahap menumpu mulai dari sentuh tanah awal sampai pelurusan
kaki tumpu adalah 00.00.133 detik. Sedangkan untuk grafik kecepatan atlet
setiap 8 meter adalah sebagai berikut:
109
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
7,2
7,4
7,6
7,8
8,0
8,2
8,4
8,6
8,8
9,0
9,2
ke
cep
ata
n (
m/d
t)
jarak (m)
Gambar 66. Grafik kecepatan lari setiap 8 meter
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat lari awalan
sampel 8 mengalami percepatan lari yang semakin meningkat, ketika 8
meter pertama kecepatan lari atlet mencapai 7.4 m/dt , 8 meter ke dua 8
m/dt dan 8 meter ke tiga adalah 9.1 m/dt.
a. Tahapan awalan
1) Bagian Akselerasi
Suatu posisi lari awalan yang baik pada saat akselerasi antara
lain: lari berirama, mengamati marka serta angkatan lutut tinggi.
Adapun hasil data pengambilan gambar pada tahap lari awalan
akselerasi adalah sebagai berikut:
110
Gambar 67. Bagian Akselerasi
Pada gambar 67, sampel 8 telah menampilkan gerakan lari yang
berirama pada telapak kaki, pandangan memandang kedepan
mengamati marka akan tetapi ketinggian kaki ayun kurang baik.
2) Bagian Persiapan Bertolak (2 langkah sebelum akhir)
Sikap dan posisi yang ideal saat bagian persiapan bertolak
adalah: pelururan lutut yang tidak sempurna pada saat kontak dengan
tanah, kontak dengan tanah dengan seluruh kaki pada langkah akhir
serta menambah panjang langkah dan tubuh bagian atas tegak. Adapun
hasil pengambilan gambar sebagai berikut:
Gambar 68. Persiaapan menumpu (2 langkah akhir)
Pada gambar 68, sampel 8 saat 2 langkah menuju akhir
menampilkan posisi pelurusan lutut yang tidak sempurna dengan kaki
111
kontak dengan tanah seluruhnya dan ada perpanjangan langkah dan
tubuh bagian atas dalam posisi tegak.
3) Persiapan bertolak (langah akhir)
Sikap persiapan menolak yang ideal pada langkah akhir adalah:
pelurusan yang baik saaat kontak tanah, tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai diluruskan benar, panjang langkah dikurangi
dan badan sedikit condong ke belakang. Adapun hasil data
pengambilan gambar persiapan bertolak pada langkah akhiri awalan
adalah sebagai berikut:
Gambar 69. Persiapan Menumpu (langkah akhir)
Pada gambar 69, sampel 8 telah menunjukan adanya pelurusan
saat kaki kontak dengan lintasan lari akan tetapi pelurusan kurang baik
serta tungkai bawah kaki bebas sudah diayun ke depan dan adanya
pengurangan panjang langkah serta badan sudah sedikit condong ke
depan.
Gerak awalan yang ditampilkan sampel 8 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
112
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
Tabel 21. Lembar Analisa Tahap Awalan
Tahapan
Indikator Skor
3 2 1
Lari awalan
Tujuan:
Mencapai
kecepatan
maksimal yang
terkontrol
A. Bagian Akselerasi
1. Lari berirama pada telapak kaki V
2. Marka diamati V
3. Angkatan lutut tinggi V
B. Persiapan Bertolak (2 langkah
sebelum akhir)
1. Pelurusan lutut tak sempurna
pada saat kontak dengan tanah
V
2. Kontak dengan tanah dengan
seluruh kaki pada langkah akhir
V
3. Menambah panjang langkah V
4. Tubuh bagian atas tegak V
113
C. Persiapan bertumpu (langkah
akhir)
1. Pelurusan yang baik saat kontak
tanah
V
2. Tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai
diluruskan benar
V
3. Panjang langkah dikurangi V
4. Badan sedikit condong V
Jumlah Skor 30 2 0
Total 32/33
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap awalan ditampilkan sampel 8
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(31:33) X 100% = 93.9%
a. Tahap bertumpu
1) Phase Menyentuh Tanah (Touch Down)
Sikap gerak teknik yang ideal pada bagian ini adalah kaki
mendarat dengan gerakan yang aktif, tungkai bawah kaki bebas jauh ke
belakang badan serta badan bagian atas sedikit condong keelakang.
114
Adapun hasil pengambilan gambar pada phase menyentuh tanah
(touch down) pada tahap bertolak adalah sebagai berikut:
Gambar 70. Phase menyentuh tanah (touch down) pada tahap bertolak
Pada gambar 70, pada posisi ini sampel 8 sudah mendaratkan
kaki dengan gerakan yang baik serta tungkai bawah kaki bebas berada
jauh di belakang badan dan badan bagian atass sudah dicondongkan
sedikit ke belakang.
2) Amortisasi
Pada phase ini terdapat beberapa gerakan yang harus dilakukan
atlet untuk mulai bertolak yaitu kaki tumpu sedikit ditekuk dan kaki
bebas yang ditekuk diayunkan ke depan. Adapun hasil data
pengambilan gambar phase amortisasi pada tahap bertolak adalah
sebagai berikut:
Gambar 71. Amortisasi pada tahap bertolak
115
Pada gambar 71, sampel 8 pada posisi amortisasi sudah menekuk
kaki tumpu dengan menghasilkan susut sebesar 1430 dan di ikuti
dengan kaki bebas yang sudah ditekuk dan diayunkan ke depan.
3) Pelurusan
Sikap posisi pelursan yang baik adalah kaki pelompat diluruskan,
kaki diayun horizontal kemudian bahu diangkat dan gerakan ayunan
dari lengan berlawanan. Adapun hasil pengambilan gambar pada saat
pelurusan adalah sebagai berikut:
Gambar 72. Pelurusan
Pada gambar 72, pada saat tahap pelurusan sampel 8 telah
melakukan pelurusan pada kaki tumpu dengan diikuti kaki bebas yang
diayun ke arah horizontal serta bahu diangkat dan gerakan ayunan dari
lengan berlawanan.
Gerak tumpuan yang ditampilkan sampel 8 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
116
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
Tabel 22. Lembar Analisa Tahap Tumpuan
Tahapan Indikator 3 2 1
Bertumpu
(take off)
Tujuan:
memaksimalkan
kecepatan
vertikal dan
memperkecil
hilangnya
kecepatan
horizontal
A. Sentuh tanah
1. Kaki mendarat dengan gerakan
mencakar yang aktif
V
2. Tungkai bawah kaki bebas jauh
di belakang badan
V
3. Badan bagian atas sedikit
condong ke belakang
V
B. Amortisasi
1. Kaki tumpu sedikit ditekuk V
2. Kaki bebas yang ditekut diayun
ke depan
V
C. Pelurusan
117
1. Kaki pelompat diluruskan V
2. Kaki diayun horizontal V
3. Bahu diangkat V
4. Gerakan ayunan dari lengan
berlawanan
V
Jumlah Skor 24 2 0
Total 26/27
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap bertumpu ditampilkan sampel 8
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(26:27) X 100% = 96,3%
9. Sampel 9 Puji Rahayu
Gambar 73. Rangkaian gerak tahap awalan dan tumpuan
Gambar diatas adalah serangkaian gerak tahap lari awalan dan tumpuan
yang telah ditampilkan oleh sampel 9. Pada gambar yang ditampilkan terlihat
saat tahap lari awalan ketinggian hips pada sampel 9 sedikit mengalami
118
perubahan, kemudian memasuki tahap bertumpu, atlet menumpu dengan
posisi seluruh telapak kaki menapak seutuhnya dan pada amortisasi atlet
sedikit menekuk kaki tumpu dengan menghasilkan sudut sebesar 1510
serta
badan tetap dalam kondisi tegak dan pada posisi pelurusan didapatkan hasil
pengukuran berbagai sudut dengan hasil sebagai berikut: sudut kaki ayun
93.30, sudut peruluran 166.0
0, sudut ayun tangan 86.6
0 dan sudut kaki take off
68.60.
Waktu yang diperoleh atlet dari serangkaian tahap menumpu mulai dari
sentuh tanah awal sampai pelurusan kaki tumpu adalah 00.00.133 detik.
Sedangkan untuk grafik kecepatan atlet setiap 8 meter adalah sebagai berikut:
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
6,5
7,0
7,5
8,0
8,5
9,0
9,5
ke
cep
ata
n (
m/d
t)
jarak (m)
Gambar 74. Grafik kecepatan lari setiap 8 meter
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat lari awalan
sampel 5 mengalami percepatan lari yang semakin meningkat, ketika 8
meter pertama kecepatan lari atlet mencapai 6.7 m/dt , 8 meter ke dua 7.2
m/dt dan 8 meter ke tiga adalah 9.1 m/dt.
119
a. Tahapan awalan
1) Bagian Akselerasi
Suatu posisi lari awalan yang baik pada saat akselerasi antara
lain: lari berirama, mengamati marka serta angkatan lutut tinggi.
Adapun hasil data pengambilan gambar pada tahap lari awalan
akselerasi adalah sebagai berikut:
Gambar 75. Bagian Akselerasi
Pada poin ini sampel 9 telah melakukan gerakan lari yang
berirama pada telapak kaki dengan pandangan memandang kedepan
mengamati marka dan angkatan lutut sudah baik.
2) Bagian Persiapan Bertolak (2 langkah sebelum akhir)
Sikap dan posisi yang ideal saat bagian persiapan bertolak
adalah: pelurusan lutut yang tidak sempurna pada saat kontak dengan
tanah, kontak dengan tanah dengan seluruh kaki pada langkah akhir
serta menambah panjang langkah dan tubuh bagian atas tegak. Adapun
hasil pengambilan gambar sebagai berikut:
120
Gambar 76. Persiapan menumpu (2 langkah akhir)
Pada gambar gambar diatas, sampel 9 ketika 2 langkah menuju
akhir telah melakukan pelurusan lutut yang tidak sempurna dan kaki
kontak dengan tanah seluruhnya, adanya perpanjangan langkah dan
badan sudah tegak.
3) Persiapan bertolak (langah akhir)
Sikap persiapan menolak yang ideal pada langkah akhir adalah:
pelurusan yang baik saaat kontak tanah, tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai diluruskan benar, panjang langkah dikurangi
dan badan sedikit condong ke belakang. Adapun hasil data
pengambilan gambar persiapan bertolak pada langkah akhiri awalan
adalah sebagai berikut:
Gambar 77. Persiapan Menumpu (langkah akhir)
121
Pada gambar 77, sampel 9 telah melakukan pelurusan ketika kaki
kontak dengan lintasan lari tetapi kurang baik, sedangkan untuk
tungkai bawah kaki bebas sudah diayun ke depan dan sudah
mengurangi panjang langkah akan tetapi badan kurang sedikit condong
kebelakang.
Gerak awalan yang ditampilkan sampel 9 dapat dinilai dengan
kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat jauh pada
tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi lembar
analisa.
Tabel 23. Lembar Analisa Tahap Awalan
Tahapan
Indikator Skor
3 2 1
Lari awalan
Tujuan:
Mencapai
kecepatan
maksimal yang
terkontrol
A. Bagian Akselerasi
1. Lari berirama pada telapak kaki V
2. Marka diamati V
3. Angkatan lutut tinggi V
122
B. Persiapan Bertolak (2 langkah
sebelum akhir)
1. Pelurusan lutut tak sempurna
pada saat kontak dengan tanah
V
2. Kontak dengan tanah dengan
seluruh kaki pada langkah akhir
V
3. Menambah panjang langkah V
4. Tubuh bagian atas tegak V
C. Persiapan bertumpu (langkah
akhir)
1. Pelurusan yang baik saat kontak
tanah
V
2. Tungkai bawah kaki bebas
diayun ke depan sampai
diluruskan benar
V
3. Panjang langkah dikurangi V
4. Badan sedikit condong V
Jumlah Skor 30 2 0
Total 32/33
123
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap awalan ditampilkan sampel 9
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(32:33) X 100% = 96,9%
b. Tahap bertumpu
1) Phase Menyentuh Tanah (Touch Down)
Sikap gerak teknik yang ideal dan baik pada bagian ini adalah
kaki mendarat dengan gerakan yang aktif, tungkai bawah kaki bebas
jauh ke belakang badan serta badan bagian atas sedikit condong
keelakang. Adapun hasil pengambilan gambar pada phase menyentuh
tanah (touch down) pada tahap bertolak adalah sebagai berikut:
Gambar 78. Phase menyentuh tanah (touch down) pada tahap bertolak
Pada gambar 78, sampel 9 telah melakukan pendaratan kaki
dengan gerakan yang aktif serta tungkai bawah kaki bebas berada jauh
di belakang badan dan badan bagian atass sudah dicondongkan sedikit
ke belakang.
124
2) Amortisasi
Pada phase ini terdapat beberapa gerakan yang harus dilakukan
atlet untuk mulai bertolak yaitu kaki tumpu sedikit ditekuk dan kaki
bebas yang ditekuk diayunkan ke depan. Adapun hasil data
pengambilan gambar phase amortisasi pada tahap bertolak adalah
sebagai berikut:
Gambar 79. Amortisasi pada tahap bertolak
Pada gambar 79, sampel 9 pada saat amortisasi telah menekuk
kaki tumpu dengan menghasilkan sudut sebesar 1510
serta diikuti
dengan kaki bebas yang sudah ditekuk dan diayunkan ke depan.
3) Pelurusan
Sikap posisi pelursan yang baik adalah kaki pelompat diluruskan,
kaki diayun horizontal kemudian bahu diangkat dan gerakan ayunan
dari lengan berlawanan. Adapun hasil pengambilan gambar pada saat
pelurusan adalah sebagai berikut:
125
Gambar 80. Pelurusan
Pada tahap pelurusan sampel 9 telah melakukan pelurusan pada
kaki tumpu. Gerakan tersebut diikuti dengan kaki bebas yang diayun
ke arah horizontal serta bahu yang diangkat dan gerakan ayunan dari
lengan berlawanan.
Gerak tahap tumpuan yang ditampilkan sampel 9 dapat dinilai
dengan kisi-kisi lembar analisa. Tujuan dari penilaian gerakan ini
adalah untuk mengetahui sejauh mana efektifitas gerak teknik lompat
jauh pada tahap awalan yang telah ditampilkan, sesuai dengan kisi-kisi
lembar analisa.
Tabel 24. Lembar Analisa Tahap Tumpuan
Tahapan Indikator 3 2 1
Bertumpu
(take off)
Tujuan:
memaksimalkan
kecepatan
vertikal dan
A. Sentuh tanah
1. Kaki mendarat dengan gerakan
mencakar yang aktif
V
126
memperkecil
hilangnya
kecepatan
horizontal
2. Tungkai bawah kaki bebas jauh
di belakang badan
V
3. Badan bagian atas sedikit
condong ke belakang
V
B. Amortisasi
1. Kaki tumpu sedikit ditekuk V
2. Kaki beb
as yang ditekut diayun ke depan
V
C. Pelurusan
1. Kaki pelompat diluruskan V
2. Kaki diayun horizontal V
3. Bahu diangkat V
4. Gerakan ayunan dari lengan
berlawanan
V
Jumlah Skor 24 2 0
Total 26/27
127
Penilaian gerak teknik lompat jauh tahap bertumpu ditampilkan sampel
Yang sesuai dengan kisi-kisi lembar analisa adalah sebagai berikut:
(26:27) X 100% = 96,3%
A. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian mengenai gerak teknik awalan dan tumpuan
yang telah dianalisa didapatkan hasil sebagai berikut:
Sampel 1 telah menampilkan kecepatan lari tiap 8 meter yang
semakin meningkat dengan rata-rata kecepatan 6.9 m/dt, walaupun
kecepatan lari awalan mengalami peningkatan akan tetapi irama lari
kurang baik serta pada akselerasi irama menjelang take off dan ketinggian
lutut kurang baik. Pada tahap take off gerak atlet sudah menumpu dengan
pergerkan yang aktif dan menekuk lutut pada amortissi sebesar 1350. Pada
proses pelurusan atlet tidak melakukan pelurusan yang sempurna.
Sampel 2 telah menampilkan kecepatan lari tiap 8 meter yang
semakin meningkat dengan rata-rata kecepatan 6.4 m/dt, walaupun
kecepatan lari awalan mengalami peningkatan akan tetapi irama lari
kurang baik serta pada akselerasi irama menjelang take off kurang baik.
Pada tahap take off atlet sudah menunjukan gerak bertumpu yang aktif dan
sudah menekuk sedikit lututnya pada saat amortisasi sebesar 1410.
Pada
proses pelurusan atlet belum melakukan pelurusan yang sempurna.
128
Sampel 3 telah menampilkan kecepatan lari tiap 8 meter yang
semakin meningkat dengan rata-rata kecepatan 7.3 m/dt, walaupun
kecepatan lari awalan mengalami peningkatan akan tetapi akselerasi irama
menjelang take off kurang baik. Pada tahap take off atlet sudah
menampilkan gerak bertumpu yang kurang aktif dan sedikit menekuk lutut
pada proses amortisasi 1370. Pada proses pelurusan atlet melakukan
pelurusan yang kurang sempurna.
Sampel 4 telah menampilkan kecepatan lari tiap 8 meter yang
semakin meningkat dengan rata-rata kecepatan 7.1 m/dt serta
menampilkan gerakan lari yang berirama. Pada tahap take off atlet sudah
menampilkan gerakan bertumpu yang aktif dan menekuk sedikit lutut pada
saat amortisasi 1370. Pada bagian pelurusan, atlet menunjukan pelurusan
yang kurang sempurna.
Sampel 5 telah menampilkan kecepatan lari tiap 8 meter yang
semakin meningkat dengan rata-rata kecepatan 7.7 m/dt serta sudah
menunjukan gerakan lari yang berirama. Pada tahap take off atlet sudah
menunjukan gerak bertumpu yang aktif serta sedikit menekuk lutut pada
proses amortisasi 1490. Pada proses pelurusan atlet menunjukan pelurusan
yang sempurna sempurna.
Sampel 6 telah menampilkan kecepatan lari tiap 8 meter yang
semakin meningkat dengan rata-rata kecepatan 7.3 m/dt dan menunjukan
pergerakan lari yang berirama. Pada tahap take off atlet menunjukan
129
gerakan bertumpu yang aktif dan ketika proses amortisasi atlet sedikit
menekuk lutut 1440. Pada posisi pelurusan atlet melakukan pelurusan yang
kurang sempurna
Sampel 7 telah menampilkan kecepatan lari tiap 8 meter yang
semakin meningkat dengan rata-rata kecepatan 6.2 m/dt dan menunjuka
gerak lari yang berirama. Pada tahap take off atlet menunjukan gerakan
bertumpu yang aktif sera sedikit menekuk lutut pada proses amortisasi
1420. Pada proses pelurusan atlet menunjukan gerak pelurusan yang
kurang sempurna.
Sampel 8 telah menampilkan kecepatan lari tiap 8 meter yang
semakin meningkat dengan rata-rata kecepatan 8.1 m/dt dan menampilkan
gerak lari yang berirama. Pada tahap take off atlet menunjukan gerak
bertumpu yang aktif dan menekuk lutut pada proses amortisasi 1430. Pada
proses pelurusan atlet menunjukan pelurusan yang kurang sempurna.
Sampel 9 telah menampilkan kecepatan lari tiap 8 meter yang
semakin meningkat dengan rata-rata kecepatan 7.7 m/dt dan menunjukan
gerak lari yang berirama. Pada tahap take off atlet menunjukan gerak
bertumpu yang aktif dan menekuk sedikit lutut pada proses amortisasi
1510. Pada proses pelurusan atlet menunjukan gerak pelurusan yang
kurang sempurna
130
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tahapan-tahapan yang dilaksanakan dari awal sampai
analisis data, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Tahap Awalan (Approach)
Kinerja gerak teknik awalan lompat jauh putri di Jateng Open I
pada tahap awalan seluruh sampel sudah menunjukan peningkatan
kecepatan lari awalan setiap 8 meter, rata-rata kecepatan dari seluruh
sampel adalah 7.2 m/dt dan 3 sampel yang belum menunjukan gerak
lari awalan yang akseleratif dan berirama yaitu sampel 1, 2 dan 3,hal
ini dikarenakan ke 3 sampel belum melakukan dorongan perpanjangan
yang maksimal dan lutut kaki ayun tidak diangkat tinggi.
2. Tahap Bertolak (Take Off)
Kinerja gerak teknik awalan lompat jauh putri di Jateng Open I
pada tahap bertolak (take off) seluh sampel seudah menunjukan
gerakan bertumpu yang aktif dan sudut tekuk amortisasi yang berada
di rentang 1350- 165
0 agar strain energi pada sendi lutut dapat
dimanfaatkan atlet untuk memperoleh momentum pada saat bertolak.
Permasalahan seluruh sampel pada tahap (take off) ada pada proses
pelurusan, dikarenakan seluruh sampel belum melakukan pelrusan
hingga benar sehingga tidak terjadi pelurusan atau kinetic link yang
sempurna.
131
Kesempurnaan untuk dapat melakukan gerak teknik awalan dan
tumpuan lompat jauh secara baik, pada tahap lari awalan harus terjadi suatu
percepatan lari (pada telapak kaki) dengan lutut yang diangkat tinggi dan
akseleratif serta berirama tanpa adanya pengurangan kecepatan. Pada saat
take off, kecepatan bertumpu harus tercapai, yaitu dengan cara kaki tumpu
mendarat dengan cepat dan aktif pada seluruh telapak kaki. Setiap gerakan
yang bersifat menahan harus dihindari, sehingga kecepatan horizontal dapat
tersalurkan dengan baik ke kecepatan gerak vertikal. Pada saat amortisasi
kaki tumpu harus sedikit ditekuk pada rentang ideal agar strain energi
pada sendi lutut dapat dimanfaatkan atlet untuk memperoleh momentum
pada saat bertolak, dengan diikuti kaki bebas yang diayun ke arah depan
serta posisi tubuh bagian atas harus tetap tegak dan pandangan mata tetap
lurus ke depan. Pada bagaian pelurusan mata kaki, lutut serta sendi
pinggang harus diluruskan hingga benar diikuti dengan kaki bebas secara
aktif (ditekuk, posisi paha datar) lengan yang berlawanan diayun tinggi
keatas dan ke depan serta badan harus tetap tegak.
Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui atau mengidentifikasi
kelebihan ataupun kekurangan saat melakukan teknik gerak awalan dan
tumpuan lompat jauh, serta dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi agar
gerakan-gerakan yang kurang baik dapat dibenahi, sehingga diharapkan dapat
memaksimalkan peningkatan prestasi.
132
B. Keterbatasan Penelitian
1. Alat perekam yang digunakan belum mempunyai kualitas gambar yang
baik, sehingga berpengaruh pada gambar yang dihasilkan menjadi kurang
baik.
2. Alat yang digunakan untuk menganalisa gerak masih terbatas sehingga
perlu tenaga ahli sebagai pendamping.
3. Ketika proses analisis data, dibutuhkan tenaga ahli untuk menilai dan
mengawasi.
4. Kamera yang digunakan dalam pengambilan data tidak memiliki
spesifikasi yang sama, sehingga kualitas gambar yang dihasilkan menjadi
berbeda.
5. Peneliti tidak memiliki data antropometri dari kelima sampel, sehingga
tinggi badan dari kelima sampel tidak dapat dijadikan sebagai referensi
hasil lompatan.
C. Implikasi
1. Bagi Pelatih
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan
terhadap pelatih atletik tentang cara menganalisa gerak teknik lompat jauh
khususnya awalan dan tumpuan dengan pemanfaatan teknologi. Pelatih
dapat mengidentifikasi secara detai mengenai kelebihan dan kekurangan
atletnya. Pelatih mampu memberikan pembenahan gerak yang kurang
baik dan memberikan program latihan yang sesuai dengan kajian ilmu
biomekanika.
133
2. Bagi Atlet
Atlet dapat mengetahui teknik gerak awalan dan tumpuan lompat
jauh yang baik secara biomekanika, diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai gerak teknik awalan dan tumpuan lompat jauh yang
benar, sehingga atlet dapat memperbaiki jika ada kesalahan gerak teknik
yang telah dilakukan guna mendapatkan suatu prestasi yang maksimal.
D. Saran
1. Perlunya sosialisasi mengenai pemanfaatan teknologi untuk analisis
gerak.
2. Setiap pelatih hendaknya menggunakan alat bantu perekam sehingga kan
mempermudah pada saat mengevaluasi gerak teknik atletnya.
3. Untuk penelitian berikutnya, disarankan untuk menggunakan jenis
kamera yang sama dengan kualitas gambar terbaik dan dapat mengkaji
lebih lanjut tentang gerak teknik dalam lompat jauh dengan menggunakan
kajian ilmu biomekanika.
4. Perlunya pembangunan laboratorium khusus biomekanika yang dapat
difungsikan salah satunya untuk menganalisa gerak teknik.
134
DAFTAR PUSTAKA
Agus Rusdiana. (2013). Aplikasi Time Motion Analysis Sebagai Umpan
Balik Peningkatan Performa Atlet Bulutangkis SEA Games 2013.
Jurnal IPTEK Olahraga. Jakarta: KEMENPORA R.I
Bambang Sudibyo Samad. (2012). Metode Survei Dalam Penelitian.
Diakses dari: http://educationesia.blogspot.com/2012/05/metode-
survai-dalam-penelitian. html#ixzz3pWaZY1yQ. Diakses pada
tanggal 23April 2015 pukul 21.13 WIB.
Bompa. Tudor O. (1994). Theory and Methodology of Training. Dubuque
lowe: Kendal Hunt Publishing Company
Djoko Pekik Irianto. (2002). Dasar Kepelatihan. Yogyakarta: UNY.
http://www.brianmac.co.uk/biomechanics.htm, Diakss pada tanggal 20
April 2015 pukul 20:32 WIB
http://filependidikan.blogspot.com/2013/03/gambar-ukuran-lapangan-
lompat-jauh.html Diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul
19:15 WIB
IAAF. (2000). Level I. Lari, Lompat, Lempar. Jakarta: IAAF-RDC.
_____. (2001). Level II. Lompat. Jakarta: IAAF-RDC.
_____. (1993). Pedoman Dasar Melatih Atletik. Jakarta: Staf Sekretariat
IAAF-RDC.
_____. (2010-2011). Peraturan perlombaan Atletik. Jakarta: PB PASI
Hay, James G. (1993). The Biomechanics ofSport Techniques. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
PASI. (1993). Pengenalan Kepada Teori Pelatihan. Jakarta: PB-PASI.
Purnomo, Eddy & Dapan.(2011). DASAR-DASAR GERAK ATLETIK.
Yogyakarta: ALFAMEDIA
Putut Marhaento. (1998). Dasar-Dasar Biomekanika. Yogyakarta: FPOK-
IKIP Yogyakarta.
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsono. (1982). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta:FPOK IKIP
Yogakarta.
135
Sukadiyanto. (2005). Pengantar Teori Dan Metodologi Melatih Fisik
Petenis. Yogyakarta: FIK UNY.
Sukadiyanto.(2011).Pengantar Teori Dan Metodologi Melatih Fisik.
Bandung: Lubuk Agung
Tamsir Riyadi. (1985). Petunjuk Atletik. Yogyakarta: FPOK-IKIP.
Natalia, Friska.(2013).ANALISIS GERAK TEKNIK LOMPAT TINGGI
GAYA FLOP ATLET PUTRA PADA POMNAS XIII 2013 DI
DIY. Yogyakarta:SKRIPSI FIK UNY.
Yusuf Hadisasmita dan Aip Syaifudin. (1996). Ilmu Kepelatihan Dasar.
Jakarta: Depdikbud.
136
LAMPIRAN
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146