analisis header connection dari protocol http/1.1 dan http

17
Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP/2 Pada Video Streaming Artikel Ilmiah Peneliti: Wendel Herman Selsily (672011094) Dian Widiyanto Chandra S.Kom., M.Kom Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Juli 2016

Upload: others

Post on 21-Feb-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP/2

Pada Video Streaming

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Wendel Herman Selsily (672011094)

Dian Widiyanto Chandra S.Kom., M.Kom

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Juli 2016

Page 2: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

i

Page 3: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

ii

Page 4: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

iii

Page 5: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

iv

Page 6: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

1

1. Pendahuluan

Hypertext Transfer Protocol (http) merupakan salah satu protocol yang

paling populer di dunia internet sekarang ini. Dengan semakin banyak aplikasi

multimedia yang berjalan didalam HTTP. HTTP juga adalah sebuah protocol

jaringan lapisan aplikasi yang digunakan untuk sistem informasi terdistribusi,

kolaboratif, dan menggunakan hypermedia. Penggunaanya banyak pada

pengambilan sumber daya yang saling terhubung dengan tautan yang disebut

dengan document hypertext, yang kemudian membentuk World Wide Web (WWW)

pada tahun 1990 oleh fisikawan Inggris, hingga kini ada HTTP versi 1 memiliki

dua versi minor yaitu HTTP/1.0 dan HTTP/1.1. Pada HTTP/1.0 menggunakan

koneksi terpisah untuk setiap dokumen, dan HTTP/1.1 yang dapat menggunakan

teknologi piplening sehingga permintaan HTTP dikirim pada koneksi TCP tunggal

tanpa menunggu tanggapan yang sesuai. Dengan demikian HTTP/1.1 bisa lebih

cepat karena tidak membuang waktu untuk pembuatan koneksi berulang-ulang [1].

Pada saat ini dengan berkembangnya teknologi situs-situs yang sekarang

tidak hanya dapat menggunakan HTML. Tetapi sebagian besar situs juga

menggunakan CSS untuk membuat desain, Java Script, Memasukkan gambar,

video bahkan animasi dari Flash. Untuk mentransfer semua informasi tersebut

sebuah browser harus membuat beberapa koneksi. Setiap koneksi ini akan memiliki

informasi mengenai sumber, tujuan, dan konten yang hendak ditransfer. Dan hal ini

sangat membebani browser dan server. Semakin banyak konten yang ada dalam

sebuah halaman situs, semakin banyak pula koneksi yang harus dibuat, maka

semakin lambat pula browser menampilkan sebuah halaman. HTTP/2 Muncul pada

bulang Mei 2015 dengan teknologi baru yaitu Multiplexing yang menggunakan multi-

threading yang berguna untuk membuat beberapa elemen atau data resource secara paralel

sehingga lebih ringkas dan cepat. Munculnya HTTP/2 dengan mengatasi masalah

yang sering terjadi pada HTTP/1.1 yaitu head of line blocking (pemblokiran

terhadap paket) dan mendefinisikan pemetaan dioptimalkan semantic HTTP untuk

koneksi Mendasar, secara khusus memungkinkan interleaving dari permintaan dan

respon pesan, pada yang sama koneksi dan menggunakan coding yang efesien

untuk field header HTTP [2].

Video streaming berasal dari pengertian video dan streaming. Video adalah

suatu perangkat yang berfugsi sebagai penerima gambar dan suara. Streaming

adalah proses penghantaran data dalam aliran berkelanjutan dan tetap yang

memungkinkan pengguna mengakses dan menggunakan file sebelum data dihantar

sepenuhnya. Dalam kasus, streaming bias berarti pengaliran atau mengalir. Jadi

video streaming adalah salah satu cara untuk mengetahui informasi atau berita

secara audio maupun visual dari seluruh dunia melalui internet [3].

2. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian yang berjudul“The Affection of HTTP Compression in the

Performance of Core web Components” oleh International Journal of Scientific &

Engineering Research, Menjelaskan bagaiamana effect dari HTTP Compression

mengatasi beberapa masalah kinerja Web dengan mencoba untuk mengurangi

Page 7: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

2

ukuran sumber ditransfer antara server dan client sehingga menghemat bandwidth

[4]. Penelitian lain yang juga menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan

adalah dengan judul. “HTTP/2 and QUIC for virtual and the 3D web” oleh School

of Computer Science, University of St Andrews, menjelaskan bagaiamana

perbandingan HTTP/2 dan QUIC untuk mengurangi latency dan secara rutin

melintasi fierewalls. Salah satu tujuan utama konvergensi antara muvws dan web

3D [5]. Kemudian pada penelitian lain yang menjadia acuan berjudul “A

comparison of SPDY and HTTP performance”. Menjelaskan bagiamana

perbandingan kinerja SPDY dan HTTP dalam berbagai pengaturan. Untuk melihat

delay dari masing-masing protocol [6]. Berdasarkan penelitian terdahulu yang

menjadi acuan maka, kemudian dilakukan analisis header Connection dari protocol

HTTP/1.1 dan HTTP/2 pada Video Streaming

Multiplexing adalah suatu metode dalam HTTP/2 yang menjadikan

permintaan atas elemen resource, antara browser dan server tersebut lebih ringkas

dan cepat. Dimana dalam satu koneksi, server bisa memproses permintaan atas

beberapa elemen resource secara paralel multi-threading. Multithreading adalah

suatu kemampuan yang memungkinkan beberapa kumpulan instruksi atau proses

dapat dijalankan secara bersamaan dalam sebuah program. [7].

Gambar 1 Multiplexed HTTP/2 Connection.

Priority adalah sebuah konsep baru yang HTTP/2 memperkenalkan untuk

memungkinkan klien untuk memberikan preferensi prioritas untuk aliran tertentu.

Prioritas tidak mengikat, dan server bebas untuk mengabaikannya sepenuhnya.

Mekanisme prioritas dinyatakan dalam dependensi stream dan weight [8].

Handshaking pada umumnya lebih dikenal dengan jabat tangan, namun

definisi yang sebernarnya adalah pertukaran signal yang ditentukan saat hubungan

dilakukan antar dua termina. Handshaking merupakan prinsip dasar dari suatu

hubungan pada sebuah interfacing. Handshaking juga merupakan proses negosiasi

otomatis yang secara dinamis menentukan parameter dalam pembentukan kanal

komunikasi antara dua entitas normal sebelum komunikasi melalui kanal dimulai.

Untuk mengikuti pembentukan fisik saluran precedes normal dan mentransfer

informasi proses negosiasi SSL atau “Handshake” melibatkan

pertukaran cryptosgraphic keys, certificate, dan informasi lain random data

digunakan untuk membuat enkripsi satu waktu, dan valuenya digunakan untuk

mengidentifikasi SSL yang dibuat dari Handshake [9].

Quality of Service (QoS) adalah kemampuan suatu jaringan untuk

menyediakan layanan yang baik dengan menyediakan bandwidth, mengatasi jitter

dan delay di berbagai macam teknologi meliputi jaringan IP dan lainnya. QoS

didesain untuk membantu end user (client) menjadi lebih produktif dengan

Page 8: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

3

memastikan bahwa user mendapatkan performansi yang handal dari aplikasi-

aplikasi berbasis jaringan. Tujuan dari QoS adalah untuk memenuhi kebutuhan –

kebutuhan layanan yang berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang sama [10].

(1)

𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

Terdapat juga standar kualitas dari delay yang dapat dikategorikan dalam

beberapa kategori berdasarkan ITU-T G.114 (cao, 2009: 34), dimana ITU-T (ITU

Telecommunication Standarzation Sector) merupakan badan khusus PBB dibidang

telekomunikasi diseluruh dunia [10].

Tabel 1 standarisasi ITU-T G 114 Delay [11]

Nilai Delay Kualitas

0-150 ms

150-400 ms

>400 ms

Baik

Cukup

Buruk

Berikut rumus untuk mendapatkan nilai dari parameter Jitter:

(2)

𝑗𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 − 1

Total variasi delay diperoleh dari penjumlahan:

(delay2 – delay1) + (delay3 - delay2) +…..+ (delay n – delay (n-1)) (3)

Tabel 2 standarisasi ITU-T G 114 Jitter [11]

Nilai Jitter Kualitas

0-20 ms

20-50 ms

>50 ms

Baik

Cukup

Buruk

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tahapan

(Prepare, plan, Design, implement, Operate, Analysis). Metode ini digunakan

untuk merancang suatu jaringan yang nantinya, akan dianalisis sesuai dengan latar

belakang masalah. Metode ini terdiri dari enam tahap yaitu Prepare, Plan, Design,

Implement, Operate, dan Analysis dapat digambarkan seperti Gambar 2.

Page 9: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

4

Gambar 2 Metode Penelitian

Prepare dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah mempersiapkan

segala sesuatu yang ingin dibuat. Baik itu pengumpulan literature dan proses

pembelajaran Request for Comment (RFC), dalam mendukung proses Analisis

HTTP/1.1 dan HTTP/2 pada tahap Analysis. Tahap berikutnya adalah Plan. Dalam

tahap ini, yang dilakukan adalah perencanaan jaringan yang dibuat serta

menentukan hardware dan software yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam

tahap Plan (Perencanaan) ini spesifikasi system yang menjelaskan dan

Mengidentifikasi kebutuhan awal jaringan berdasarkan tujuan, kebutuhan, user, dan

juga fitur-fitur yang akan ditampilkan pada Web Server. Plan disusun untuk

membantu mengelola tugas, tanggung jawab dan sumber daya dalam jaringan.

Kebutuhan perangkat lunak menggunakan sistem operasi Ubuntu server, karena

mendukung service untuk komputer server, dan juga karena dukungan integrase

dari Apache2, OpenSSL, XAMPP, PhpMyAdmin dan pada client perangkat lunak

yang digunakan adalah Wireshark dan google chrome. Perangkat keras yang

digunakan adalah 2 laptop yaitu server dan client. Cabel unshielded twisted pair

(UTP), fitur penunjang adalah Wireshark, video MP4 dan artikel-artikel ilmu

pengetahuan dan informasi akademis. Tabel 3 merupakan planning kebutuhan

perangkat keras untuk membangun sistem web Server untuk video streaming. Tabel

4 menunjukan kebutuhan sistem operasi dan perangkat lunak pada server dan client.

Tabel 3 Kebutuhan Perangkat Keras

Procesor RAM Harddisk Ip Address

Server Intel(R) Core(TM) i5-3317U CPU 4 GB 500 GB 192.168.56.1

Client Intel core i5 2,5 GHz 4 GB 128 GB 192.168.56.1

Page 10: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

5

Tabel 4 Kebutuhan Perangkat Lunak

Design adalah Tahap awal pembuatan model Topology. Setelah kebutuhan

perangkat keras dan perangkat lunak, kemudian dilakukan arsitektur jaringan video

streaming. Dalam design ini topology yang digunakan adalah Peer-to-peer, yang

dimana client dapat dihubungakan langsung dengan server melalui kabel

unshielded twisted pair (UTP).

Gambar 3 Topology Peer-to-peer

Implement adalah Tahap yang merupakan lanjutan dari tahap design degan

mengacu pada design yang telah dirancang. Hasil dari design diimplementasikan

dengan menggunkan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

Didalam tahap ini dilakukan pengintalan dan konfigurasi Apache2 yang diguanakn

sebagai web server. Pada apache2 dilakukan penginstalan openssl, PhpMyAdmin,

MySQL. Yang mendukung jalannya HTTP/1.1 dan HTTP/1.1 pada web Server.

Kode program 1 dan kode program 2 menjelaskan pengaturan pada SSL agar dapat

menjalankan HTTP/1.1 dan HTTP/2 untuk melakukan video streaming.

Kode Program 1: OpenSSL pada HTTP/1.1

<IfModule mod_SSL.C>

<VirtualHost_default_:443>

#Protocols h2 h2C http/1.1

ServerAdmin Webmaster@localhost

DocumentRoot /var/www/html

Operation System Software

Server Ubuntu Server 14.04 VirtualBox

Apache2

Open SSL

XAMPP (MySQL, PhpMyAdmin)

Client OS X el Caption Version 10.11.5 Google Chrome

Wireshark 2.0.4

Page 11: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

6

Kode Program 2: OpenSSL pada HTTP/2

<IfModule mod_SSL.C>

<VirtualHost_default_:443>

Protocols h2 h2C http/1.1

ServerAdmin Webmaster@localhost

DocumentRoot /var/www/html

Pada kode program 1 dan 2 dapat dijelaskan bahwa port yang digunakan

adalah 443 yang merupakan port default dari SSL kemudian dapat dilihat bahwa

terdapat #protocols h2 h2c http/1.1 kode program ini berfungsi hanya menjalankan

HTTP/1.1 sedangkan protcols h2 h2c http/1.1 ini berfungsi agar server menjalankan

HTTP/2. Kode program 3 merupakan pembuatan SSL sertificate dan key agar dapat

menjalankan web server.

Kode Program 3: OpenSSL

Operate adalah tahapan selanjutnya dari implement didalam tahap ini

merupakan tahap pengujian pada sistem yang telah dibangun dengan

memperhatikan tahap pertama hingga tahapa implement. Didalam tahap ini terdapat

skenario pembebanan traffic. Didalam pengujian ini digunakan 2 video dengan

format MP4, dengan ukuran yang berbeda. video MP4 yang pertama berdurasi 11

detik hanya untuk melakukan streaming, dimana untuk mengetahui jumlah paket

yang didapatkan dari HTTP/1.1 dan HTTP/2 dan melakukan perbandingan paket-

paket yang di tangkap oleh Wireshark pada client. Kemudian video ke-2 berdurasi

3 menit 57 detik. Pada video yang kedua ini dilakukan streaming dan download

untuk melihat skala Priority (prioritas) pada HTTP/2. Analysis merupakan tahap

terakhir dimana, pada tahap ini dilakukan untuk menganalisis hasil capture pada

Wireshark untuk mengetahui paket streaming kemudian meilhat QoS (Quality of

Service) dengan mengukur parameter delay, jitter dan skala priority untuk

mengetahui kinerja dari HTTP/1.1 dan HTTP/2.

4. Hasil dan Analisis

Setelah tahap perancangan sistem dilakukan analisis mengenai hasil dari

perancangan sistem. Hasilnya adalah suatu aplikasi berbasis web yang dapat

dioperasikan sesuai dengan analisis kebutuhan yang dilakukan.

SSLCertificateFile /etc/apache2/ssl/apache.crt

SSLCertificateKeyFile /etc/apache2/ssl/apache.key

Page 12: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

7

Gambar 4 Antarmuka Website Streaming

Tampilan menu utama halaman web streaming dapat dilihat pada Gambar

4. Ada terdapat berbagai menu, choose file, upload file, display, dan logout. Menu

choose file digunakan untuk memilih file MP4 pada directory untuk melakukan

streaming, kemudian menu upload file berfungsi untuk melakukan mengupload file

yang sudah dipilih, setelah itu menu display video berfungsi menapilkan video yang

sudah diupload kemudian diplay untuk menjalankan proses streaming video. Dan

kemudian menu yang terakhir adalah logout fungsinya untuk keluar dari proses

streaming. Dalam penelitian ini dilakukan dua kali pengujian pada HTTP/1.1

maupun HTTP/2 skenario yang diguanakan dalam penelititan ini adalah yang

pertama digunakan file MP4 yang berdurasi 11 detik untuk melihat QoS (Quality

of Service) yaitu parameter delay dan jitter. Kemudian pada pengujian kedua

digunakan video berdurasi 3 menit 57 detik. Video yang 11 detik digunakan untuk

menghitung jumlah paket dan spesifikasi dan kegunaan dari masing-masing

protocol. sedangkan untuk video yang berdurasi 3 menit 57 detik dilakukan

streaming dan download untuk mengetahui priority dari HTTP/2 yang dimana

skala prioritas yang dibandingakan dengan HTTP/1.1. Dalam pengujian jaringan

dilakukan beberapa skenario yang sudah dijelaskan diatas kemudian dianalisa

dengan menggunakan perangkat lunak Wireshark. Perangkat lunak ini akan

mengakap semua data yang lewat dan kemudian dianalisa dengan melihat nilai yang

di hasilkan oleh parameter diley dan jitter dari paket video streaming HTTP/1.1 dan

HTTP/2. Untuk mengetahui hasil capture pada Wireshark lihat Gambar 5.

Page 13: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

8

Gambar 5 Tampilan Hasil Capturing Streaming video Pada Wireshark

Tahap berikutnya adalah melakukan capture masing-masing proses streaming

maupun streaming dan download pada HTTP/1.1 dan HTTP/2. Dilihat hasil

capture dari HTTP/1.1 dan HTTP/2 pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 5 Hasil Capture paket Streaming pada Wireshark

Pada Tabel 5 merupakan paket Streaming pada pengujian dari HTTP/1.1 dan

HTTP/2 yang ditangkap oleh Wireshark. Paket streaming HTTP/1.1 terdiri dari

beberapa protocol yaitu HTTP/1.1, MP4, SSL, TCP dan TLSv1.2 dengan jumlah

Protocol

HTTP/1.1

Protocol

HTTP/2

HTTP/1.1

HTTP/1.1 MP4

-

-

-

-

-

-

-

SSL

TCP

TLSv1.2

Total Jumlah Paket

13

3

-

-

-

-

-

-

-

96

1646

30

=1788

HTTP/2 Headers

HTTP/2 Headers, Data

HTTP/2 Data

HTTP/2 Magic

HTTP/2 Ping

HTTP/2 Setting

HTTP/2 Setting, Window_Update

HTTP/2 Window_Update

SSL

TCP

TLSv1.2

10

6

268

1

2

3

1

16

700

723

15

=1745

Page 14: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

9

yang berbeda-beda sedangkan pada HTTP/2 memiliki paket streaming yang

berbeda dengan HTTP/1.1 yaitu terdiri dari protocol HTTP2, pada HTTP/2 sendiri

terbagi atas header, header dan data, data, magic. Ping, Setting,

Setting_Window_Update, maupun windows_update. Jika dilihat pada total jumlah

paket dari HTTP/1.1 memiliki 1788 paket streaming sedangkan pada HTTP/2

berjumlah 1745 paket streaming berbeda 43 paket. Jika dilihat pada pengujian yang

kedua untuk melihat skala prioritas yaitu streaming dan download HTTP/1.1

memiliki 130557 paket. Pada HTTP/2 memiliki jumlah paket yang lebih sedikit

dari pada HTTP/1.1 yaitu, 130509 paket. Berbeda 48 paket terhadap HTTP/1.1

yang ditangkap oleh Wireshark. HTTP/1.1 lebih banyak menggunakan koneksi

TCP dari pada HTTP/2. Jika terlalu banyak koneksi TCP maka peluang untuk

terjadinya head of line Blocking (HOL blocking) pemblokiran terhadap paket-paket

semakin besar. Oleh karena itu muncul HTTP/2 menggunakan teknologi

multiplexing untuk menjawab permasalahan yang sering terjadi pada HTTP/1.1

sehingga, HTTP/2 dalam 1 koneksi mampu memiliki banyak request dan sekalipun

untuk download. Dilihat pada jumlah protocol HTTP/2 dimana terdapat headers,

header dan data, data, dll. Kemudian pada HTTP/1.1, memiliki 1 request pada satu

koneksi hal ini bisa dilihat pada banyaknya koneksi TCP dan jumlah keseluruhan

dari paket HTTP/1.1 yang tercapture oleh Wireshark.

Tabel 6 Hasil Capture paket Streaming dan Download pada Wireshark

Protocol

HTTP/1.1

Protocol

HTTP/2

HTTP/1.1

HTTP/1.1 MP4

-

-

-

-

-

-

-

SSL

TCP

TLSv1.2

Total Jumlah Paket

12

3

-

-

-

-

-

-

-

8967

121529

46

=1788

HTTP/2 Headers

HTTP/2 Headers, Data

HTTP/2 Data

HTTP/2 Magic

HTTP/2 Ping

HTTP/2 Setting

HTTP/2 Setting, Window_Update

HTTP/2 Window_Update

HTTP/2 Unknow_Type

SSL

TCP

TLSv1.2

12

9

128246

1

6

3

1

1045

15

18432

92362

17

=1745

Analisis dilakukan terhadap performansi jaringan HTTP/1.1 dan HTTP/2

pada video streaming, analisa ini dilakukan pada client dengan beban sebesar 520

KB untuk pengujian pertama dilakukan untuk melihat data-data parameter dari QoS

yaitu delay dan Jitter sedangkan pada pengujian kedua proses analisa dilakukan

terhadap efek priority pada HTTP/2 dengan beban sebesar 46,856 KB.

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan dua file format yang sama yaitu

MP4 dengan ukuran setiap file berbeda-beda yaitu 520 KB dan 46,856 KB dan

setaip file memiliki durasi 11 detik dan 3 menit 57 detik.

Delay merupakan waktu yang dibutuhkan oleh paket dari sisi pengirim

hingga sampai ke sisi penerima. Delay merupakan parameter yang diperoleh untuk

Page 15: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

10

menetukan performansi dari kualitas jaringan video streaming. Berdasarkan standar

ITU-T G 114 untuk kualitas video streaming yang baik, delay harus <150ms. Pada

uji coba pengukuran delay dilakukan video streaming dari client terhadap server

pengujian ini dilakukan dalam satu jaringan dengan menggunakan jaringan per-to-

per. tabel perbandingan delay streaming pada HTTP/1.1 dan HTTP/2 dapat dilihat

pada Tabel 7 pada pengujian ini nilai rata-rata delay dari HTTP/1.1 lebih besar

dibandingkan dengan HTTP/2 dimana HTTP/2 lebih sedikit yaitu 12.58 ms

sedangkan pada HTTP/1.1 37.ms jika dilihat dari standart ITU-T Delay keduanya

masih dikatakan baik karena masih kurang dari 150 ms. Namun kemudian dapat

dikatakan bahwa HTTP/2 memiliki nilai yang relatif kecil dari HTTP/1.1.

Tabel 7 Perbandingan nilai rata-rata Delay HTTP/1.1 dan HTTP/2

Protocol

Client

Hasil Pengujian

(520KB)

HTTP/1.1

HTTP/2

1 client

1 client

37.00 ms

12.58 ms

Jitter merupakan waktu kedatangan tiap paket. Jitter dapat diukur dari

waktu antara paket yang diterima sekarang dengan paket yang diterima

sebelumnya. Jitter diakibatkan oleh lintasan tempuh yang berbeda-beda antar paket,

variasi-variasi dalam panjang antrian, dan waktu mengelola data. ITU-T

merekomendasikan jitter yang baik adalah <30 ms. Pada saat uji coba jitter yang

diukur merupakan jitter rata-rata (average) dari jitter beberapa paket video yang

tertangkap oleh Wireshark. Dalam pengukuran jitter dilakukan skenario yang sama

dengan pengukuran delay. Tabel perbadingan nilai jitter bisa dilihat pada Tabel 8

dimana dilihat pada pengujian ini HTTP/1.1 mendapatkan lebih banyak

mendaptakan nilai Jitter yaitu 7.34 ms kemudian, pada HTTP/2 adalah 2.49 ms.

Pada pengujian ini bisa dikatakan dari HTTP/1.1 dan HTTP/2 masih memiliki nilai

yang sangat bagus karena mendapatkan nilai

Tabel 8 Perbandingan nilai Jitter HTTP/1.1 dan HTTP/2

Protocol

Client

Hasil Pengujian

(520KB)

HTTP/1.1

HTTP/2

1 client

1 client

7.34 ms

2.49 ms

Priority Pengamatan yang dilakukan dalam proses ini adalah dimana

dilakukan dua proses yaitu streaming dan download pada Gambar 6 bisa dilihat

bahwa HTTP/2 memliki yang namanya Priority dimana HTTP/2 mendahulukan

proses yang menjadi prioritas. Sedangkan pada HTTP/1.1 tidak memiliki prioritas

proses. Pada TTP/2 priority ini dilakukan agar menghindari masalah head of line

blocking yang sering terjadi dan memiliki efesiensi yang baik terhadap HTTP/1.1.

Page 16: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

11

Gambar 6 Paket Streaming dan Download Priority HTTP/2

5. Simpulan

Berdasarkan dari hasil dan analisis dapat disimpulkan bahwa protocol HTTP/1.1

dan HTTP/2 memiliki header connection yang berbeda dalam pengelompokan file

Header. Hal ini terjadi karena HTTP/2 memiliki teknologi Multiplexing yang

berguna membuat Multi-thread untuk banyak proses secara paralel. Sehingga

HTTP/2 lebih efesien daripada HTTP/1.1, hal ini dapat dibuktikan dengan nilai

delay dan jiitter HTTP/1.1 dan HTTP/2. Parameter delay streaming HTTP/1.1 dan

HTTP/2 dari seluruh perhitungan menujukan rata-rata nilai delay termasuk kategori

sangat bagus yaitu 37.00 ms dan HTTP/2 memiliki nilai terendah dari pada

HTTP/1.1 yaitu 12.58 ms. Karena semakin kecil delay yang dihasilkan, maka

semakin baik kualitas jaringan. Sedangkan pada parameter jitter streaming

HTTP/1.1 dan HTTP/2 dari seluruh perhitungan menujukan nilai jitter termasuk

kategori baik yaitu < 20 ms. HTTP/2 memiliki nilai terendah yaitu 2.49 ms

sedangkan pada HTTP/1.1 yaitu 7.34 ms. Kemudian pada priority dari HTTP/2

memberikan Efek yang baik dalam proses streaming yang dimana menjadikan

proses streaming tetap sebagai prioritas sekalipun berjalan proses yang lain seperti

download.

6. Daftar Pustaka

[1]. Raymond Sutanto, Sesfi Triwahyuni, 21 September 2012, Protocol ransfer

Hiperteks, https://id.wikipedia.org/wiki/Protokol_Transfer_Hiperteks.

Diakses 7 Agustus 2015

[2]. M. Belshe, M. Thomson, Mei 2015, Hypertext Transfer Protocol Version 2

(HTTP/2) https://tools.ietf.org/html/rfc7540 RFC. Diakses 13 Agustus 2015

[3]. Abdullah, 19 Februari 2014, Analisis dan Penerapan Video Profile Sebagai

Format Video Streaming (Studi Kasus PT Jogjahost),

Page 17: Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP

12

repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.12.4803.pdf. Diakses 9

Agustus 2016.

[4]. Khushali Tirghoda, 5 Mei 2012, The Affection of HTTP Compression in the

Performance of Core web Components, International Journal of Scientific

& Engineering Research, (Volume 3, Issue 5, May-2012)

http://www.ijser.org/. Diakses 13 Agustus 2015.

[5]. Hussein Bakri dkk, 31 Juli 2015. HTTP/2 and QUIC for Virtual Worlds and

the 3D Web?, Procedia Computer Science,56(2015):242-251

https://www.st-andrews.ac.uk/. Diakses 13 Agustus 2015.

[6]. Jitendra Padhye dan Henrik Frystyk Nielsen, 26 Juli 2012, A comparison of

SPDY and HTTP performance. https://ist.psu.edu/. Diakses 13 Agustus

2015.

[7]. Susetyo Dwi Prihadi, 3 November 2015 Saatnya Dunia Beralih dari

HTTP/1.1 ke HTTP/2. http://www.cnnindonesia.com/. Diakses 11 juli

2016.

[8]. Redhat, 27 April 2015, An in depth overview of HTTP/2.

http://undertow.io/. Diakses 11 Juli 2016.

[9]. Robby Chandra S.Kom., M.T, Prinsip Dasar Antarmuka,

http;//robby.c.staff.gunadarma.ac.id/Dowloads/files/30711/bus-

interfacing.pdf. Diakses 9 Agustus 2016.

[10]. Putri Eka Pratiwi, Januari 2012, Analisis Qos Pada Jaringan Multi Protocol

Label Switching (MPLS) Studi Kasus Di Pelabuhan Indonesia III Cabang

Tanjung Intan Cilacap. https://www.academia.edu. Diakses 13 Juli 2016

[11]. Rusdianto Roestam, Januari 2012, Perancangan Simulasi dan Analisa QoS

Layanan Voip Menggunakan jaraingan MPLS studi kasus pada PT.XYZ,

http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00589-IF%20Bab4001.pdf.

Diakses 11 Juli 2016