analisis header connection dari protocol http/1.1 dan http
TRANSCRIPT
Analisis Header Connection dari Protocol HTTP/1.1 dan HTTP/2
Pada Video Streaming
Artikel Ilmiah
Peneliti:
Wendel Herman Selsily (672011094)
Dian Widiyanto Chandra S.Kom., M.Kom
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Juli 2016
i
ii
iii
iv
1
1. Pendahuluan
Hypertext Transfer Protocol (http) merupakan salah satu protocol yang
paling populer di dunia internet sekarang ini. Dengan semakin banyak aplikasi
multimedia yang berjalan didalam HTTP. HTTP juga adalah sebuah protocol
jaringan lapisan aplikasi yang digunakan untuk sistem informasi terdistribusi,
kolaboratif, dan menggunakan hypermedia. Penggunaanya banyak pada
pengambilan sumber daya yang saling terhubung dengan tautan yang disebut
dengan document hypertext, yang kemudian membentuk World Wide Web (WWW)
pada tahun 1990 oleh fisikawan Inggris, hingga kini ada HTTP versi 1 memiliki
dua versi minor yaitu HTTP/1.0 dan HTTP/1.1. Pada HTTP/1.0 menggunakan
koneksi terpisah untuk setiap dokumen, dan HTTP/1.1 yang dapat menggunakan
teknologi piplening sehingga permintaan HTTP dikirim pada koneksi TCP tunggal
tanpa menunggu tanggapan yang sesuai. Dengan demikian HTTP/1.1 bisa lebih
cepat karena tidak membuang waktu untuk pembuatan koneksi berulang-ulang [1].
Pada saat ini dengan berkembangnya teknologi situs-situs yang sekarang
tidak hanya dapat menggunakan HTML. Tetapi sebagian besar situs juga
menggunakan CSS untuk membuat desain, Java Script, Memasukkan gambar,
video bahkan animasi dari Flash. Untuk mentransfer semua informasi tersebut
sebuah browser harus membuat beberapa koneksi. Setiap koneksi ini akan memiliki
informasi mengenai sumber, tujuan, dan konten yang hendak ditransfer. Dan hal ini
sangat membebani browser dan server. Semakin banyak konten yang ada dalam
sebuah halaman situs, semakin banyak pula koneksi yang harus dibuat, maka
semakin lambat pula browser menampilkan sebuah halaman. HTTP/2 Muncul pada
bulang Mei 2015 dengan teknologi baru yaitu Multiplexing yang menggunakan multi-
threading yang berguna untuk membuat beberapa elemen atau data resource secara paralel
sehingga lebih ringkas dan cepat. Munculnya HTTP/2 dengan mengatasi masalah
yang sering terjadi pada HTTP/1.1 yaitu head of line blocking (pemblokiran
terhadap paket) dan mendefinisikan pemetaan dioptimalkan semantic HTTP untuk
koneksi Mendasar, secara khusus memungkinkan interleaving dari permintaan dan
respon pesan, pada yang sama koneksi dan menggunakan coding yang efesien
untuk field header HTTP [2].
Video streaming berasal dari pengertian video dan streaming. Video adalah
suatu perangkat yang berfugsi sebagai penerima gambar dan suara. Streaming
adalah proses penghantaran data dalam aliran berkelanjutan dan tetap yang
memungkinkan pengguna mengakses dan menggunakan file sebelum data dihantar
sepenuhnya. Dalam kasus, streaming bias berarti pengaliran atau mengalir. Jadi
video streaming adalah salah satu cara untuk mengetahui informasi atau berita
secara audio maupun visual dari seluruh dunia melalui internet [3].
2. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian yang berjudul“The Affection of HTTP Compression in the
Performance of Core web Components” oleh International Journal of Scientific &
Engineering Research, Menjelaskan bagaiamana effect dari HTTP Compression
mengatasi beberapa masalah kinerja Web dengan mencoba untuk mengurangi
2
ukuran sumber ditransfer antara server dan client sehingga menghemat bandwidth
[4]. Penelitian lain yang juga menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan
adalah dengan judul. “HTTP/2 and QUIC for virtual and the 3D web” oleh School
of Computer Science, University of St Andrews, menjelaskan bagaiamana
perbandingan HTTP/2 dan QUIC untuk mengurangi latency dan secara rutin
melintasi fierewalls. Salah satu tujuan utama konvergensi antara muvws dan web
3D [5]. Kemudian pada penelitian lain yang menjadia acuan berjudul “A
comparison of SPDY and HTTP performance”. Menjelaskan bagiamana
perbandingan kinerja SPDY dan HTTP dalam berbagai pengaturan. Untuk melihat
delay dari masing-masing protocol [6]. Berdasarkan penelitian terdahulu yang
menjadi acuan maka, kemudian dilakukan analisis header Connection dari protocol
HTTP/1.1 dan HTTP/2 pada Video Streaming
Multiplexing adalah suatu metode dalam HTTP/2 yang menjadikan
permintaan atas elemen resource, antara browser dan server tersebut lebih ringkas
dan cepat. Dimana dalam satu koneksi, server bisa memproses permintaan atas
beberapa elemen resource secara paralel multi-threading. Multithreading adalah
suatu kemampuan yang memungkinkan beberapa kumpulan instruksi atau proses
dapat dijalankan secara bersamaan dalam sebuah program. [7].
Gambar 1 Multiplexed HTTP/2 Connection.
Priority adalah sebuah konsep baru yang HTTP/2 memperkenalkan untuk
memungkinkan klien untuk memberikan preferensi prioritas untuk aliran tertentu.
Prioritas tidak mengikat, dan server bebas untuk mengabaikannya sepenuhnya.
Mekanisme prioritas dinyatakan dalam dependensi stream dan weight [8].
Handshaking pada umumnya lebih dikenal dengan jabat tangan, namun
definisi yang sebernarnya adalah pertukaran signal yang ditentukan saat hubungan
dilakukan antar dua termina. Handshaking merupakan prinsip dasar dari suatu
hubungan pada sebuah interfacing. Handshaking juga merupakan proses negosiasi
otomatis yang secara dinamis menentukan parameter dalam pembentukan kanal
komunikasi antara dua entitas normal sebelum komunikasi melalui kanal dimulai.
Untuk mengikuti pembentukan fisik saluran precedes normal dan mentransfer
informasi proses negosiasi SSL atau “Handshake” melibatkan
pertukaran cryptosgraphic keys, certificate, dan informasi lain random data
digunakan untuk membuat enkripsi satu waktu, dan valuenya digunakan untuk
mengidentifikasi SSL yang dibuat dari Handshake [9].
Quality of Service (QoS) adalah kemampuan suatu jaringan untuk
menyediakan layanan yang baik dengan menyediakan bandwidth, mengatasi jitter
dan delay di berbagai macam teknologi meliputi jaringan IP dan lainnya. QoS
didesain untuk membantu end user (client) menjadi lebih produktif dengan
3
memastikan bahwa user mendapatkan performansi yang handal dari aplikasi-
aplikasi berbasis jaringan. Tujuan dari QoS adalah untuk memenuhi kebutuhan –
kebutuhan layanan yang berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang sama [10].
(1)
𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
Terdapat juga standar kualitas dari delay yang dapat dikategorikan dalam
beberapa kategori berdasarkan ITU-T G.114 (cao, 2009: 34), dimana ITU-T (ITU
Telecommunication Standarzation Sector) merupakan badan khusus PBB dibidang
telekomunikasi diseluruh dunia [10].
Tabel 1 standarisasi ITU-T G 114 Delay [11]
Nilai Delay Kualitas
0-150 ms
150-400 ms
>400 ms
Baik
Cukup
Buruk
Berikut rumus untuk mendapatkan nilai dari parameter Jitter:
(2)
𝑗𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 − 1
Total variasi delay diperoleh dari penjumlahan:
(delay2 – delay1) + (delay3 - delay2) +…..+ (delay n – delay (n-1)) (3)
Tabel 2 standarisasi ITU-T G 114 Jitter [11]
Nilai Jitter Kualitas
0-20 ms
20-50 ms
>50 ms
Baik
Cukup
Buruk
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tahapan
(Prepare, plan, Design, implement, Operate, Analysis). Metode ini digunakan
untuk merancang suatu jaringan yang nantinya, akan dianalisis sesuai dengan latar
belakang masalah. Metode ini terdiri dari enam tahap yaitu Prepare, Plan, Design,
Implement, Operate, dan Analysis dapat digambarkan seperti Gambar 2.
4
Gambar 2 Metode Penelitian
Prepare dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah mempersiapkan
segala sesuatu yang ingin dibuat. Baik itu pengumpulan literature dan proses
pembelajaran Request for Comment (RFC), dalam mendukung proses Analisis
HTTP/1.1 dan HTTP/2 pada tahap Analysis. Tahap berikutnya adalah Plan. Dalam
tahap ini, yang dilakukan adalah perencanaan jaringan yang dibuat serta
menentukan hardware dan software yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam
tahap Plan (Perencanaan) ini spesifikasi system yang menjelaskan dan
Mengidentifikasi kebutuhan awal jaringan berdasarkan tujuan, kebutuhan, user, dan
juga fitur-fitur yang akan ditampilkan pada Web Server. Plan disusun untuk
membantu mengelola tugas, tanggung jawab dan sumber daya dalam jaringan.
Kebutuhan perangkat lunak menggunakan sistem operasi Ubuntu server, karena
mendukung service untuk komputer server, dan juga karena dukungan integrase
dari Apache2, OpenSSL, XAMPP, PhpMyAdmin dan pada client perangkat lunak
yang digunakan adalah Wireshark dan google chrome. Perangkat keras yang
digunakan adalah 2 laptop yaitu server dan client. Cabel unshielded twisted pair
(UTP), fitur penunjang adalah Wireshark, video MP4 dan artikel-artikel ilmu
pengetahuan dan informasi akademis. Tabel 3 merupakan planning kebutuhan
perangkat keras untuk membangun sistem web Server untuk video streaming. Tabel
4 menunjukan kebutuhan sistem operasi dan perangkat lunak pada server dan client.
Tabel 3 Kebutuhan Perangkat Keras
Procesor RAM Harddisk Ip Address
Server Intel(R) Core(TM) i5-3317U CPU 4 GB 500 GB 192.168.56.1
Client Intel core i5 2,5 GHz 4 GB 128 GB 192.168.56.1
5
Tabel 4 Kebutuhan Perangkat Lunak
Design adalah Tahap awal pembuatan model Topology. Setelah kebutuhan
perangkat keras dan perangkat lunak, kemudian dilakukan arsitektur jaringan video
streaming. Dalam design ini topology yang digunakan adalah Peer-to-peer, yang
dimana client dapat dihubungakan langsung dengan server melalui kabel
unshielded twisted pair (UTP).
Gambar 3 Topology Peer-to-peer
Implement adalah Tahap yang merupakan lanjutan dari tahap design degan
mengacu pada design yang telah dirancang. Hasil dari design diimplementasikan
dengan menggunkan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).
Didalam tahap ini dilakukan pengintalan dan konfigurasi Apache2 yang diguanakn
sebagai web server. Pada apache2 dilakukan penginstalan openssl, PhpMyAdmin,
MySQL. Yang mendukung jalannya HTTP/1.1 dan HTTP/1.1 pada web Server.
Kode program 1 dan kode program 2 menjelaskan pengaturan pada SSL agar dapat
menjalankan HTTP/1.1 dan HTTP/2 untuk melakukan video streaming.
Kode Program 1: OpenSSL pada HTTP/1.1
<IfModule mod_SSL.C>
<VirtualHost_default_:443>
#Protocols h2 h2C http/1.1
ServerAdmin Webmaster@localhost
DocumentRoot /var/www/html
Operation System Software
Server Ubuntu Server 14.04 VirtualBox
Apache2
Open SSL
XAMPP (MySQL, PhpMyAdmin)
Client OS X el Caption Version 10.11.5 Google Chrome
Wireshark 2.0.4
6
Kode Program 2: OpenSSL pada HTTP/2
<IfModule mod_SSL.C>
<VirtualHost_default_:443>
Protocols h2 h2C http/1.1
ServerAdmin Webmaster@localhost
DocumentRoot /var/www/html
Pada kode program 1 dan 2 dapat dijelaskan bahwa port yang digunakan
adalah 443 yang merupakan port default dari SSL kemudian dapat dilihat bahwa
terdapat #protocols h2 h2c http/1.1 kode program ini berfungsi hanya menjalankan
HTTP/1.1 sedangkan protcols h2 h2c http/1.1 ini berfungsi agar server menjalankan
HTTP/2. Kode program 3 merupakan pembuatan SSL sertificate dan key agar dapat
menjalankan web server.
Kode Program 3: OpenSSL
Operate adalah tahapan selanjutnya dari implement didalam tahap ini
merupakan tahap pengujian pada sistem yang telah dibangun dengan
memperhatikan tahap pertama hingga tahapa implement. Didalam tahap ini terdapat
skenario pembebanan traffic. Didalam pengujian ini digunakan 2 video dengan
format MP4, dengan ukuran yang berbeda. video MP4 yang pertama berdurasi 11
detik hanya untuk melakukan streaming, dimana untuk mengetahui jumlah paket
yang didapatkan dari HTTP/1.1 dan HTTP/2 dan melakukan perbandingan paket-
paket yang di tangkap oleh Wireshark pada client. Kemudian video ke-2 berdurasi
3 menit 57 detik. Pada video yang kedua ini dilakukan streaming dan download
untuk melihat skala Priority (prioritas) pada HTTP/2. Analysis merupakan tahap
terakhir dimana, pada tahap ini dilakukan untuk menganalisis hasil capture pada
Wireshark untuk mengetahui paket streaming kemudian meilhat QoS (Quality of
Service) dengan mengukur parameter delay, jitter dan skala priority untuk
mengetahui kinerja dari HTTP/1.1 dan HTTP/2.
4. Hasil dan Analisis
Setelah tahap perancangan sistem dilakukan analisis mengenai hasil dari
perancangan sistem. Hasilnya adalah suatu aplikasi berbasis web yang dapat
dioperasikan sesuai dengan analisis kebutuhan yang dilakukan.
SSLCertificateFile /etc/apache2/ssl/apache.crt
SSLCertificateKeyFile /etc/apache2/ssl/apache.key
7
Gambar 4 Antarmuka Website Streaming
Tampilan menu utama halaman web streaming dapat dilihat pada Gambar
4. Ada terdapat berbagai menu, choose file, upload file, display, dan logout. Menu
choose file digunakan untuk memilih file MP4 pada directory untuk melakukan
streaming, kemudian menu upload file berfungsi untuk melakukan mengupload file
yang sudah dipilih, setelah itu menu display video berfungsi menapilkan video yang
sudah diupload kemudian diplay untuk menjalankan proses streaming video. Dan
kemudian menu yang terakhir adalah logout fungsinya untuk keluar dari proses
streaming. Dalam penelitian ini dilakukan dua kali pengujian pada HTTP/1.1
maupun HTTP/2 skenario yang diguanakan dalam penelititan ini adalah yang
pertama digunakan file MP4 yang berdurasi 11 detik untuk melihat QoS (Quality
of Service) yaitu parameter delay dan jitter. Kemudian pada pengujian kedua
digunakan video berdurasi 3 menit 57 detik. Video yang 11 detik digunakan untuk
menghitung jumlah paket dan spesifikasi dan kegunaan dari masing-masing
protocol. sedangkan untuk video yang berdurasi 3 menit 57 detik dilakukan
streaming dan download untuk mengetahui priority dari HTTP/2 yang dimana
skala prioritas yang dibandingakan dengan HTTP/1.1. Dalam pengujian jaringan
dilakukan beberapa skenario yang sudah dijelaskan diatas kemudian dianalisa
dengan menggunakan perangkat lunak Wireshark. Perangkat lunak ini akan
mengakap semua data yang lewat dan kemudian dianalisa dengan melihat nilai yang
di hasilkan oleh parameter diley dan jitter dari paket video streaming HTTP/1.1 dan
HTTP/2. Untuk mengetahui hasil capture pada Wireshark lihat Gambar 5.
8
Gambar 5 Tampilan Hasil Capturing Streaming video Pada Wireshark
Tahap berikutnya adalah melakukan capture masing-masing proses streaming
maupun streaming dan download pada HTTP/1.1 dan HTTP/2. Dilihat hasil
capture dari HTTP/1.1 dan HTTP/2 pada Tabel 5 dan Tabel 6.
Tabel 5 Hasil Capture paket Streaming pada Wireshark
Pada Tabel 5 merupakan paket Streaming pada pengujian dari HTTP/1.1 dan
HTTP/2 yang ditangkap oleh Wireshark. Paket streaming HTTP/1.1 terdiri dari
beberapa protocol yaitu HTTP/1.1, MP4, SSL, TCP dan TLSv1.2 dengan jumlah
Protocol
HTTP/1.1
Protocol
HTTP/2
HTTP/1.1
HTTP/1.1 MP4
-
-
-
-
-
-
-
SSL
TCP
TLSv1.2
Total Jumlah Paket
13
3
-
-
-
-
-
-
-
96
1646
30
=1788
HTTP/2 Headers
HTTP/2 Headers, Data
HTTP/2 Data
HTTP/2 Magic
HTTP/2 Ping
HTTP/2 Setting
HTTP/2 Setting, Window_Update
HTTP/2 Window_Update
SSL
TCP
TLSv1.2
10
6
268
1
2
3
1
16
700
723
15
=1745
9
yang berbeda-beda sedangkan pada HTTP/2 memiliki paket streaming yang
berbeda dengan HTTP/1.1 yaitu terdiri dari protocol HTTP2, pada HTTP/2 sendiri
terbagi atas header, header dan data, data, magic. Ping, Setting,
Setting_Window_Update, maupun windows_update. Jika dilihat pada total jumlah
paket dari HTTP/1.1 memiliki 1788 paket streaming sedangkan pada HTTP/2
berjumlah 1745 paket streaming berbeda 43 paket. Jika dilihat pada pengujian yang
kedua untuk melihat skala prioritas yaitu streaming dan download HTTP/1.1
memiliki 130557 paket. Pada HTTP/2 memiliki jumlah paket yang lebih sedikit
dari pada HTTP/1.1 yaitu, 130509 paket. Berbeda 48 paket terhadap HTTP/1.1
yang ditangkap oleh Wireshark. HTTP/1.1 lebih banyak menggunakan koneksi
TCP dari pada HTTP/2. Jika terlalu banyak koneksi TCP maka peluang untuk
terjadinya head of line Blocking (HOL blocking) pemblokiran terhadap paket-paket
semakin besar. Oleh karena itu muncul HTTP/2 menggunakan teknologi
multiplexing untuk menjawab permasalahan yang sering terjadi pada HTTP/1.1
sehingga, HTTP/2 dalam 1 koneksi mampu memiliki banyak request dan sekalipun
untuk download. Dilihat pada jumlah protocol HTTP/2 dimana terdapat headers,
header dan data, data, dll. Kemudian pada HTTP/1.1, memiliki 1 request pada satu
koneksi hal ini bisa dilihat pada banyaknya koneksi TCP dan jumlah keseluruhan
dari paket HTTP/1.1 yang tercapture oleh Wireshark.
Tabel 6 Hasil Capture paket Streaming dan Download pada Wireshark
Protocol
HTTP/1.1
Protocol
HTTP/2
HTTP/1.1
HTTP/1.1 MP4
-
-
-
-
-
-
-
SSL
TCP
TLSv1.2
Total Jumlah Paket
12
3
-
-
-
-
-
-
-
8967
121529
46
=1788
HTTP/2 Headers
HTTP/2 Headers, Data
HTTP/2 Data
HTTP/2 Magic
HTTP/2 Ping
HTTP/2 Setting
HTTP/2 Setting, Window_Update
HTTP/2 Window_Update
HTTP/2 Unknow_Type
SSL
TCP
TLSv1.2
12
9
128246
1
6
3
1
1045
15
18432
92362
17
=1745
Analisis dilakukan terhadap performansi jaringan HTTP/1.1 dan HTTP/2
pada video streaming, analisa ini dilakukan pada client dengan beban sebesar 520
KB untuk pengujian pertama dilakukan untuk melihat data-data parameter dari QoS
yaitu delay dan Jitter sedangkan pada pengujian kedua proses analisa dilakukan
terhadap efek priority pada HTTP/2 dengan beban sebesar 46,856 KB.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan dua file format yang sama yaitu
MP4 dengan ukuran setiap file berbeda-beda yaitu 520 KB dan 46,856 KB dan
setaip file memiliki durasi 11 detik dan 3 menit 57 detik.
Delay merupakan waktu yang dibutuhkan oleh paket dari sisi pengirim
hingga sampai ke sisi penerima. Delay merupakan parameter yang diperoleh untuk
10
menetukan performansi dari kualitas jaringan video streaming. Berdasarkan standar
ITU-T G 114 untuk kualitas video streaming yang baik, delay harus <150ms. Pada
uji coba pengukuran delay dilakukan video streaming dari client terhadap server
pengujian ini dilakukan dalam satu jaringan dengan menggunakan jaringan per-to-
per. tabel perbandingan delay streaming pada HTTP/1.1 dan HTTP/2 dapat dilihat
pada Tabel 7 pada pengujian ini nilai rata-rata delay dari HTTP/1.1 lebih besar
dibandingkan dengan HTTP/2 dimana HTTP/2 lebih sedikit yaitu 12.58 ms
sedangkan pada HTTP/1.1 37.ms jika dilihat dari standart ITU-T Delay keduanya
masih dikatakan baik karena masih kurang dari 150 ms. Namun kemudian dapat
dikatakan bahwa HTTP/2 memiliki nilai yang relatif kecil dari HTTP/1.1.
Tabel 7 Perbandingan nilai rata-rata Delay HTTP/1.1 dan HTTP/2
Protocol
Client
Hasil Pengujian
(520KB)
HTTP/1.1
HTTP/2
1 client
1 client
37.00 ms
12.58 ms
Jitter merupakan waktu kedatangan tiap paket. Jitter dapat diukur dari
waktu antara paket yang diterima sekarang dengan paket yang diterima
sebelumnya. Jitter diakibatkan oleh lintasan tempuh yang berbeda-beda antar paket,
variasi-variasi dalam panjang antrian, dan waktu mengelola data. ITU-T
merekomendasikan jitter yang baik adalah <30 ms. Pada saat uji coba jitter yang
diukur merupakan jitter rata-rata (average) dari jitter beberapa paket video yang
tertangkap oleh Wireshark. Dalam pengukuran jitter dilakukan skenario yang sama
dengan pengukuran delay. Tabel perbadingan nilai jitter bisa dilihat pada Tabel 8
dimana dilihat pada pengujian ini HTTP/1.1 mendapatkan lebih banyak
mendaptakan nilai Jitter yaitu 7.34 ms kemudian, pada HTTP/2 adalah 2.49 ms.
Pada pengujian ini bisa dikatakan dari HTTP/1.1 dan HTTP/2 masih memiliki nilai
yang sangat bagus karena mendapatkan nilai
Tabel 8 Perbandingan nilai Jitter HTTP/1.1 dan HTTP/2
Protocol
Client
Hasil Pengujian
(520KB)
HTTP/1.1
HTTP/2
1 client
1 client
7.34 ms
2.49 ms
Priority Pengamatan yang dilakukan dalam proses ini adalah dimana
dilakukan dua proses yaitu streaming dan download pada Gambar 6 bisa dilihat
bahwa HTTP/2 memliki yang namanya Priority dimana HTTP/2 mendahulukan
proses yang menjadi prioritas. Sedangkan pada HTTP/1.1 tidak memiliki prioritas
proses. Pada TTP/2 priority ini dilakukan agar menghindari masalah head of line
blocking yang sering terjadi dan memiliki efesiensi yang baik terhadap HTTP/1.1.
11
Gambar 6 Paket Streaming dan Download Priority HTTP/2
5. Simpulan
Berdasarkan dari hasil dan analisis dapat disimpulkan bahwa protocol HTTP/1.1
dan HTTP/2 memiliki header connection yang berbeda dalam pengelompokan file
Header. Hal ini terjadi karena HTTP/2 memiliki teknologi Multiplexing yang
berguna membuat Multi-thread untuk banyak proses secara paralel. Sehingga
HTTP/2 lebih efesien daripada HTTP/1.1, hal ini dapat dibuktikan dengan nilai
delay dan jiitter HTTP/1.1 dan HTTP/2. Parameter delay streaming HTTP/1.1 dan
HTTP/2 dari seluruh perhitungan menujukan rata-rata nilai delay termasuk kategori
sangat bagus yaitu 37.00 ms dan HTTP/2 memiliki nilai terendah dari pada
HTTP/1.1 yaitu 12.58 ms. Karena semakin kecil delay yang dihasilkan, maka
semakin baik kualitas jaringan. Sedangkan pada parameter jitter streaming
HTTP/1.1 dan HTTP/2 dari seluruh perhitungan menujukan nilai jitter termasuk
kategori baik yaitu < 20 ms. HTTP/2 memiliki nilai terendah yaitu 2.49 ms
sedangkan pada HTTP/1.1 yaitu 7.34 ms. Kemudian pada priority dari HTTP/2
memberikan Efek yang baik dalam proses streaming yang dimana menjadikan
proses streaming tetap sebagai prioritas sekalipun berjalan proses yang lain seperti
download.
6. Daftar Pustaka
[1]. Raymond Sutanto, Sesfi Triwahyuni, 21 September 2012, Protocol ransfer
Hiperteks, https://id.wikipedia.org/wiki/Protokol_Transfer_Hiperteks.
Diakses 7 Agustus 2015
[2]. M. Belshe, M. Thomson, Mei 2015, Hypertext Transfer Protocol Version 2
(HTTP/2) https://tools.ietf.org/html/rfc7540 RFC. Diakses 13 Agustus 2015
[3]. Abdullah, 19 Februari 2014, Analisis dan Penerapan Video Profile Sebagai
Format Video Streaming (Studi Kasus PT Jogjahost),
12
repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.12.4803.pdf. Diakses 9
Agustus 2016.
[4]. Khushali Tirghoda, 5 Mei 2012, The Affection of HTTP Compression in the
Performance of Core web Components, International Journal of Scientific
& Engineering Research, (Volume 3, Issue 5, May-2012)
http://www.ijser.org/. Diakses 13 Agustus 2015.
[5]. Hussein Bakri dkk, 31 Juli 2015. HTTP/2 and QUIC for Virtual Worlds and
the 3D Web?, Procedia Computer Science,56(2015):242-251
https://www.st-andrews.ac.uk/. Diakses 13 Agustus 2015.
[6]. Jitendra Padhye dan Henrik Frystyk Nielsen, 26 Juli 2012, A comparison of
SPDY and HTTP performance. https://ist.psu.edu/. Diakses 13 Agustus
2015.
[7]. Susetyo Dwi Prihadi, 3 November 2015 Saatnya Dunia Beralih dari
HTTP/1.1 ke HTTP/2. http://www.cnnindonesia.com/. Diakses 11 juli
2016.
[8]. Redhat, 27 April 2015, An in depth overview of HTTP/2.
http://undertow.io/. Diakses 11 Juli 2016.
[9]. Robby Chandra S.Kom., M.T, Prinsip Dasar Antarmuka,
http;//robby.c.staff.gunadarma.ac.id/Dowloads/files/30711/bus-
interfacing.pdf. Diakses 9 Agustus 2016.
[10]. Putri Eka Pratiwi, Januari 2012, Analisis Qos Pada Jaringan Multi Protocol
Label Switching (MPLS) Studi Kasus Di Pelabuhan Indonesia III Cabang
Tanjung Intan Cilacap. https://www.academia.edu. Diakses 13 Juli 2016
[11]. Rusdianto Roestam, Januari 2012, Perancangan Simulasi dan Analisa QoS
Layanan Voip Menggunakan jaraingan MPLS studi kasus pada PT.XYZ,
http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00589-IF%20Bab4001.pdf.
Diakses 11 Juli 2016