analisis hubungan metode penetapan harga …thesis.binus.ac.id/doc/a/lhm2004-0025.pdf ·...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS HUBUNGAN METODE PENETAPAN HARGA
TERHADAP VOLUME PENJUALAN PT. DJASULA WANGI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Jenjang Pendidikan Strata 1
Oleh :
Faisal Kraus - 0300464854
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara
Jakarta 2004
ii
Universitas Bina Nusantara Jurusan Manajemen – Fakultas Ekonomi
Persetujuan Skripsi
Yang bertanda tangan di bawah ini , menyatakan bahwa skripsi dengan judul
ANALISIS HUBUNGAN METODE PENETAPAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN PT. DJASULA WANGI
Disusun oleh :
Faisal Kraus – 0300464854
telah disetujui dan diterima sebagai salah satu karya ilmiah mahasiswa yang bersangkutan pada Jurusan Manajemen - Fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara
Jakarta, 7 Februari 2004 Mengetahui, Ketua Jurusan Manajemen Parulian Sihotang, Ph.D
Dosen Pembimbing Budiman Notoatmodjo, Ir., DR Kode Dosen : D1601
iii
Universitas Bina Nusantara
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Ganjil tahun 2003 / 2004
ANALISIS HUBUNGAN METODE PENETAPAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN PT. DJASULA WANGI
Faisal Kraus – 0300464854
Abstrak
PT. Djasula Wangi adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang ekspor minyak atsiri. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisis metode penetapan harga yang diterapkan oleh perusahaan yaitu metode markup pricing pada keempat produknya, sehingga dapat diperoleh suatu hasil berupa gambaran dari markup pricing yang telah diterapkan oleh perusahaan. Kemudian dari harga jual tersebut dapat diukur sampai sejauh mana hubungannya terhadap total volume penjualan perusahaan. Penelitian dilakukan terhadap 4 jenis produk, yaitu: Patchoully oil, Cananga oil, Clove Leaf oil dan Citronella oil. Data yang digunakan adalah Harga pokok tiap jenis produk, harga jual tiap jenis produk serta volume penjualan tiap jenis produk periode Januari 2001 sampai dengan Oktober 2003. Teknik analisis data yang digunakan adalah markup atas harga, markup atas biaya, mean, median, modu, maximum, minimum, analisis korelasi berganda, koefisien determinasi berganda dan regresi berganda. Dari hasil penelitian diperoleh suatu gambaran tentang metode penetapan harga perusahaan dan pengaruhnya terhadap total volume penjualan. Sehingga dapat ditarik suatu simpulan bahwa besarnya persentase nilai markup yang diterapkan perusahaan bersifat tidak tetap tergantung pada kondisi pasar pada saat transaksi sedang diadakan dan diantara nilai-nilai persentase markup tersebut didapat suatu persentase nilai markup yang diperkirakan tepat sehingga dapat meningkatkan volume penjualan. Pada hasil penelitian juga menunjukkan bahwa adanya hubungan antara produk Patchoully oil terhadap total volume penjualan. Disarankan PT. Djasula Wangi lebih memperhatikan kondisi pasar pada saat terjadinya transaksi jual-beli dan nilai-nilai persentase markup yang disarankan oleh penulis juga harus diimbangi dengan kondisi pasar pada saat transaksi diadakan. Perusahaan sebaiknya juga menurunkan harga jual Patchoully oil guna memaksimalkan total volume penjualan perusahaan.
Kata Kunci Harga jual, Volume penjualan, Penetapan harga.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan YME, atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis mampu
menyelasaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan
dalam segala segi. Oleh karena itu penulis menerima dengan terbuka atas kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.
Sejak awal penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat dukungan, nasehat serta
petunjuk dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan segenap kerendahaan hati,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
terkait, yaitu :
- Ibu Dr. Widia Soerjaningsih, Rektor Universitas Bina Nusantara
- Bapak Bahtiar S. Abbas, Ph.D., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara
- Bapak Parulian Sihotang, Ak, M.Acc, Ph.D., Ketua Jurusan Manajemen Universitas
Bina Nusantara
- Bapak Budiman Notoatmodjo, Ir., DR., selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya untuk pengarahan, petunjuk, bimbingan dan
dorongan selama penyusunan skripsi. Juga atas kesabaran, pengertian, perhatian,
dan kasih sayang yang beliau berikan terhadap penulis selama penyusunan skripsi ini
- Ibu Febriani Narpati, selaku Direktur Utama PT. Djasula Wangi yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan
penelitian di perusahaan yang beliau kelola.
- Orang tua kami yang telah memberikan kehidupan dan kasih sayangnya dari saat
penulis lahir hingga saat ini, serta dukungannya baik moril dan materiil selama
penulis menuntut ilmu dan menyelesaikan skripsi ini.
v
- Saudara Thomas Ridwanto, dari Universitas Bina Nusantara yang telah banyak
membantu penulis dalam menganalisis korelasi berganda.
- Saudara Christofel Abraham Syauta, dari Sekolah Tinggi Ilmu Komputer London
School Public Relation yang telah banyak membantu penulis dalam penusunan
kalimat selama penyusunan skripsi.
- Saudara Hengky Siringo-ringo, dari Universitas Bina Nusantara yang telah banyak
membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.
- Saudara Yusfebri Mianta, dari Universitas Gunadharma yang telah banyak mengajari
penulis dalam masalah pengetikan komputer.
- Seluruh rekan-rekan di Fakultas Ekonomi angkatan 1999, yang selalu terus
mendukung penulis.
Semoga segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis akan
mendapatkan limpahan ridho dari Tuhan YME. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca, mahasiswa ilmu Fakultas Ekonomi Universitas Bina
Nusantara serta bagi kalangan akademik lainya. Amin.
Jakarta, 10 Januari 2004
Penyusun,
[Faisal Kraus]
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv-v
DAFTAR ISI vi-vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
ix
x
Bab 1 . PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 3
1.3 Tujuan dan Manfaat 3
1.4 Sistematika Penulisan 4
Bab 2. LANDASAN TEORI
2.1 Pasar 5
2.2 Pemasaran 5
2.3 Bauran Pemasaran
2.3.1 Produk (Product)
2.3.2 Harga (Price)
2.3.3 Tempat (Place) atau Distribusi (Distribution)
2.3.4 Promosi (Promotion)
2.4 Harga
2.4.1 Prosedur Penetapan Harga
2.4.2 Metode Penetapan Harga
2.4.3 Tujuan Penetapan Harga
2.4.4 Peranan Penetapan Harga
2.4.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga
2.5 Kondisi Bisnis Perusahaan
2.6 Kerangka Pemikiran Teoritis
2.7 Metode Penelitian
2.7.1 Jenis dan Metode Penelitian
2.7.2 Teknik Pengumpulan Data
7
7
7
8
8
9
9
12
17
19
20
23
24
25
25
25
vii
2.7.3 Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran
2.7.4 Teknik Analisis Data
2.7.4.1 Analisis Perhitungan Harga Jual
2.7.4.2 Analisis Pengaruh Harga Terhadap Volume Penjualan
26
26
27
27
Bab 3. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Perkembangan Perusahaan 34
3.2 Kondisi Bisnis Perusahaan 36
3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan 37
Bab 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN
4.1 Tujuan dan Metode Penetapan Harga Jual PT. Djasula Wangi 41
4.2 Analisis Penetapan Harga Jual 41
4.2.1 Analisis Penetapan Harga Jual Produk Patchoully oil
4.2.2 Analisis Penetapan Harga Jual Produk Cananga oil
4.2.3 Analisis Penetapan Harga Jual Produk Clove Leaf oil
4.2.4 Analisis Penetapan Harga Jual Produk Citronella oil
4.3 Pengembangan Harga Jual dan Volume Penjualan
4.3.1 Analisis Data
4.4 Hasil Penelitian
43
47
51
55
59
60
66
Bab 5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan 70
5.2 Saran 72
Daftar Pustaka 74
Lampiran
Riwayat Hidup
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Definisi Operasional
Instrumen Pengukuran
Lembar Perhitungan Markup Atas Harga & Markup Atas Biaya Pada
Produk Patchoully oil
Lembar Perhitungan Markup Atas Harga & Markup Atas Biaya Pada
Produk Cananga oil
Lembar Perhitungan Markup Atas Harga & Markup Atas Biaya Pada
Produk Clove Leaf oil
Lembar Perhitungan Markup Atas Harga & Markup Atas Biaya Pada
Produk Citronella oil
Lembar Kerja Analisis Data
Hasil Multiple Reggresion
Hasil Markup Pricing
Halaman
26
26
43
47
51
55
60
62
66
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Empat P Bauran Pemasaran
Menentukan Kebijakan Penetapan Harga
Prestige Pricing
Price Lining
Kondisi Bisnis Perusahaan
Kerangka Pemikiran
Signifikansi Uji F
Signifikansi Uji t
Kondisi Bisnis PT. Djasula Wangi
Struktur Organisasi Perusahaan
Uji t Variabel: Konstanta, X1, X2, X3 dan X4
Uji Signifikansi F
Halaman
9
12
15
15
23
24
31
33
37
38
64
65
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Data Harga Pokok & Harga Jual Produk Patchoully Oil
Hasil Analisis Markup Atas Harga Pada Produk Patchoully Oil
Hasil Analisis Markup Atas Biaya Pada Produk Patchoully Oil
Data Harga Pokok & Harga Jual Produk Cananga Oil
Hasil Analisis Markup Atas Harga Pada Produk Cananga Oil
Hasil Analisis Markup Atas Biaya Pada Produk Cananga Oil
Data Harga Pokok & Harga Jual Produk Clove Leaf Oil
Hasil Analisis Markup Atas Harga Pada Produk Clove Leaf Oil
Hasil Analisis Markup Atas Biaya Pada Produk Clove Leaf Oil
Data Harga Pokok & Harga Jual Produk Citronella Oil
Hasil Analisis Markup Atas Harga Pada Produk Citronella Oil
Hasil Analisis Markup Atas Biaya Pada Produk Citronella Oil
Data Harga Jual Tiap Produk dan Total Volume Penjualan
Tabel Regresi Berganda
Halaman
L1
L3
L4
L5
L7
L8
L9
L11
L12
L13
L15
L16
L17
L19
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perekonomian suatu negara dapat dikatakan mengalami perkembangan jika terdapat
usaha pembangunan, baik itu membangun negara secara riil maupun membangun
masyarakat di negara tersebut. Indonesia merupakan salah satu dari negara berkembang di
wilayah Asia Tenggara, meskipun sedang mengalami krisis multidimensi dan sedang
berusaha untuk mengatasinya. Walaupun begitu pemerintah tetap berusaha untuk membuka
kesempatan kepada rakyatnya untuk melakukan pembangunan demi meningkatkan
kemajuan bangsa ini. Peningkatan perekonomian di negara Indonesia sudah banyak
dilakukan oleh pihak pemerintah maupun swasta, salah satunya adalah perusahaan PT.
Djasula Wangi yang bergerak di bidang ekspor.
PT. Djasula Wangi merupakan perusahaan yang memproduksi dan mengekspor minyak
atsiri dari Indonesia. Perusahaan ini telah mendapat reputasi yang baik di pasar internasional
dan telah mengekspor ke berbagai negara di dunia, seperti: Amerika, Inggris, India, Belanda,
Hongkong, Perancis, dan Spanyol. PT. Djasula Wangi memiliki 4 produk, yaitu: Patchoully oil
(minyak nilam), Cananga oil (minyak kenanga), Clove Leaf oil (minyak daun cengkeh) dan
Citronella oil (minyak serai). Akan tetapi volume penjualan PT. Djasula Wangi beberapa
tahun belakangan ini menurun, sehingga menyebabkan penulis untuk menganalisis metode
penetapan harga yang diterapkan oleh perusahaan yaitu metode markup pricing. Dan penulis
juga bermaksud untuk mengukur pengaruh dan hubungan harga jual dari setiap produk
tersebut terhadap volume penjualan PT. Djasula Wangi. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk
mengambil topik ini karena selain sesuai dengan peminatan yang diambil penulis dalam
jurusan manajemen, penulis dapat lebih mengetahui informasi tentang metode penetapan
harga.
2
Seperti yang kita ketahui harga merupakan satu–satunya elemen bauran pemasaran
paling fleksibel, oleh sebab itu penetapan harga merupakan masalah nomor satu yang paling
banyak dihadapi oleh perusahaan. Perusahaan dalam menangani penetapan harganya
dengan berbagai cara, salah satu yang paling banyak dipakai adalah dengan menambahkan
persentase tertentu dari biaya pada semua barang dalam kelas produk.
Untuk mendapatkan data primer maupun data sekunder yang berkaitan dengan
penelitian, penulis mencarinya dengan cara membaca buku–buku referensi yang aktual dan
melakukan penelitian di lapangan maupun di perusahaan. Dalam melakukan penelitian di
lapangan, penulis mendatangi dan memberikan beberapa pertanyaan kepada pihak–pihak
yang terkait untuk mendapatkan data–data yang jelas dan akurat. Selain itu penulis juga
melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi perusahaan secara menyeluruh.
Metode penetapan harga yang tepat dapat meningkatkan volume penjualan. Harga
bukanlah satu-sartunya faktor yang mempengaruhi penjualan tetapi merupakan salah satu
faktor yang penting. Oleh sebab itu metode penetapan harga yang tepat sangatlah
diperlukan.
Maka sehubungan dengan pentingnya metode penetapan harga dengan volume
penjualan PT. Djasula Wangi, maka penulis akan mempelajari dan membahas masalah
tersebut dengan skripsi yang berjudul “ Analisis Hubungan Metode Penetapan Harga
Terhadap Volume Penjualan PT. Djasula Wangi“.
3
1.2 Identifikasi Masalah
Jadi berdasarkan indikasi-indikasi yang dijabarkan dalam latar belakang di atas, maka
perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana PT. Djasula Wangi menetapkan metode penetapan harga pada
keempat produknya?
2. Bagaimana hubungan harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan pada produk
Patchoully oil (minyak nilam), Cananga oil (minyak kenanga), Clove Leaf oil
(minyak daun cengkeh) dan Citronella oil (minyak serai) terhadap total volume
penjualan PT. Djasula Wangi?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis metode penetapan harga yang ditetapkan oleh pihak manajemen
PT. Djasula Wangi.
2. Untuk mengetahui besarnya persentase harga markup yang diperkirakan tepat pada
setiap produknya.
3. Untuk mengukur sampai sejauh mana pengaruh dan hubungan dari keempat produk
PT. Djasula Wangi dapat meningkatkan volume penjualannya.
Manfaat dari penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pemahaman yang berharga mengenai dunia pemasaran sebagai bekal
mempersiapan diri dalam memasuki dunia kerja.
2. Sebagai salah satu sumber acuan para pengambil keputusan di PT. Djasula Wangi
dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat di masa yang akan datang.
3. Sebagai tambahan informasi bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti lebih lanjut.
4
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Di dalam bab ini menjelaskan latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan
manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan landasan teori yang digunakan sebagai dasar untuk
membahas permasalahan dalam skripsi ini yaitu : Pengertian pasar, pemasaran,
bauran pemasaran, pengertian harga, tujuan penetapan harga dan metode
penetapan harga yang digunakan dalam kegiatan pemasaran. Sehingga
menyimpulkan sesuatu dalam bentuk kerangka pemikiran.
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Di dalam bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat perusahaan, struktur
organisasi dan bidang usaha perusahaan serta kegiatan perusahaan.
BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
Bab ini menyajikan hasil pengolahan data, interpretasi, pembahasan masalah
serta rangkuman keseluruhan ke arah perumusan masalah. Alat analisis yang
digunakan untuk menganalisis metode penetapan harga adalah markup atas
harga, markup atas biaya, mean, median, modu, maximum dan minimum
sedangkan untuk mengukur pengaruh dan hubungan antar variabel digunakan
analisis regresi dan korelasi berganda.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan kesimpulan dari pembahasan masalah, kemudian
ditampilkan beberapa saran yang mungkin dapat digunakan oleh PT. Djasula
Wangi.
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pasar
Pada umumnya pasar dipandang sebagai interaksi antara konsumen & produsen. Dari
proses interaksi ini maka timbullah hubungan antara permintaan & penawaran serta harga
pasar yang berlaku. Dengan adanya pasar, perusahaan dapat memasarkan produk yang
dihasilkan.
Berdasarkan pendapat Kotler (2000, p12) pasar terdiri dari semua pelanggan potensial
yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan
mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu.
Sedangkan menurut pendapat Tjiptono (2001, p59) pasar merupakan tempat pertemuan
antara penjual dan pembeli, di mana barang atau jasa yang ditawarkan untuk dijual dan
terjadilah perpindahan kepemilikan.
2.2 Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari keseluruhan kegiatan pokok yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan dalam usahanya mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaannya. Suatu perusahaan yang menghasilkan produk dan jasa tersebut.
Keberhasilan dalam bidang pemasaran akan memudahkan proses pencapaian tujuan yang
telah ditentukan dalam suatu perusahaan.
Menurut pendapat Kotler (2000, p8) pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain. Sedangkan menurut pendapat Gitosudarmo (1999, p1) pemasaran dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengusahakan agar produk yang dipasarkannya itu
dapat diterima dan disenangi oleh pasar.
6
Melihat definisi di atas dapat diartikan pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk membuat produk yang diciptakan dan dipasarkan dapat diterima dan mampu
memenuhi kebutuhan serta keinginan para konsumen. Berdasarkan pendapat Kotler
(2000,pp8-12), konsep inti dari pemasaran ialah:
a. Kebutuhan.
Kebutuhan adalah suatu keadaan yang dirasakan ingin diperoleh atau suatu
keadaan di mana dirasakan kehilangan dan kebutuhkan ini telah ada di dalam
setiap manusia.
b. Keinginan.
Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Keinginan ini
berkaitan erat dengan permintaan seseorang di dalam mengkonsumsi barang
dan jasa.
c. Permintaan.
Permintaan adalah keinginan terhadap suatu produk baik berupa barang maupun
jasa yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
d. Produk.
Orang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan produk. Produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu
kebutuhan dan keinginan.
e. Pertukaran.
Pertukaran adalah tindakan memperoleh barang yang dikehendaki dari sesorang
dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan.
f. Transaksi.
Transaksi adalah suatu pertukaran atau suatu perdagangan nilai-nilai antar dua
pihak atau lebih serta menjadi tolak ukur dari pertukaran dan pemasaran.
7
g. Pasar.
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau
keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu
melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu.
2.3 Bauran Pemasaran
Berdasarkan pendapat Kotler (2000, p82) bauran pemasaran adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar
sasaran. Ada 4 macam tindakan yang akan dilakukan di dalam pemasaran. Perpaduan antara
4 macam tindakan atau variabel tersebut dinamakan bauran pemasaran atau marketing mix.
Jadi dapat dikatakan inti dari bauran pemasaran adalah :
2.3.1 Produk (Product)
Menurut pendapat Kotler (2000, p9) produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang
dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan.
Menurut pendapat Tjiptono (2001, p95) produk merupakan segala sesuatu yang
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, digunakan atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
2.3.2 Harga (Price)
Harga menurut pendapat Kotler (2000, p82) adalah jumlah uang yang pelanggan
bayarkan untuk produk tertentu. Umumnya harga ditetapkan oleh pembeli dan penjual yang
saling bernegosiasi, penjual akan meminta harga lebih tinggi dari pada yang mereka harap
akan mereka terima dan pembeli akan menawar kurang dari pada yang mereka harap akan
mereka bayarkan. Melalui tawar-menawar, mereka akhirnya akan sampai pada harga yang
dapat diterima. Harga akan dkembangkan secara mendetail oleh penulis dalam landasan
teori ini.
8
2.3.3 Tempat (Place) atau distribusi (Distribution)
Menurut pendapat Kotler (2000, p82) tempat adalah termasuk berbagai kegiatan yang
dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan
sasaran. Perusahaan harus mengindentifikasi, merekrut dan menghubungkan berbagai
penyedia fasilitas pemasaran untuk menyediakan produk dan pelayanannya secara efisien
kepada pasar. Menurut Gitosudarmo (1999, p253) distribusi adalah kegiatan yang harus
dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, mengirimkan serta menyampaikan barang
yang dipasarkannya itu kepada konsumen.
2.3.4 Promosi (Promotion)
Agar produk dan jasa yang dihasilkan dapat dikenal oleh konsumen maka perlu upaya
untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk tersebut. Oleh karena itu
pemasaran perlu melakukan kegiatan promosi. Menurut pendapat Kotler (2000, p82) promosi
adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Jadi perusahaan harus mempekerjakan,
melatih dan memotivasi tenaga penjualnya. Sedangkan menurut pendapat Lamb, Hair, Mc
Daniel (2001, p145) promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan,
membujuk dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi
pendapat mereka dan memperoleh suatu tanggapan.
9
Adapun skema bauran pemasaran dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Empat P Bauran Pemasaran
Sumber: Kotler (2000, p82)
2.4 Harga
Harga berdasarkan pendapat Tjiptono (2001, p151) adalah satuan moneter atau ukuran
lainnya (termasuk barang atau jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan/penggunaan suatu barang atau jasa.
Harga menurut Kotler dan Armstrong (1997, p340) adalah jumlah uang yang ditagihkan
untuk suatu produk/jasa. Sedangkan menurut pendapat Lamb, Hair dan Mc Daniel (2001
p268) harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan
suatu barang maupun jasa.
2.4.1 Prosedur Penetapan Harga
Berdasarkan pendapat Kotler (2000,pp523-524) perusahaan harus mempertimbangkan
banyak faktor dalam menetapkan kebijakan harganya. Adapun prosedur enam langkah untuk
menetapkan harga :
Bauran Pemasaran(Marketing Mix)
Produk (Product) • Keanekaragaman
Produk • Kualitas • Desain • Bentuk • Merk • Kemasan • Ukuran • Pelayanan • Jaminan • Pengembalian
Harga (Price) • Daftar harga• Rabat • Potongan • Syarat kredit• Jangka
waktu pembayaran
Promosi (Promotion) • Promosi
penjualan • Iklan • Usaha
Penjualan • Hubungan
masyarakat • Pemasaran
langsung
Tempat (Place) • Saluran • Ruang lingkup• Penyortiran • Lokasi • Persediaan • Pengangkutan
10
1. Memilih tujuan penetapan harga
Pertama-tama perusahaan harus memutuskan apa yang ingin dicapai dengan penawaran
produk tertentu. Jika perusahaan telah memilih pasar sasaran dan penentuan posisi
pasarnya dengan cermat, maka strategi bauran pemasarannya termasuk harga akan
cukup jelas.
2. Menentukan permintaan
Tiap harga yang dikenakan perusahaan akan menghasilkan tingkat permintaan yang
berbeda-beda dan karena itu akan memberikan pengaruh yang berbeda pula pada
tujuan pemasarannya.
3. Memperkirakan biaya
Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan perusahaan atas
produknya dan biaya perusahaan menentukan batas terendahnya. Perusahaan ingin
menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi, distribusi dan penjualan
produknya, termasuk pengembalian yang memadai atas usaha dan resikonya.
4. Menganalisis biaya, harga dan penawaran pesaing
Dalam rentang harga yang mungkin, yaitu di antara biaya dan permintaan pasar, biaya
pesaing, harga pesaing dan kemungkinan reaksi harga membantu perusahaan
menetapkan harga yang akan dikenakan. Perusahaan perlu mengukur biayanya dengan
biaya pesaing untuk mengetahui apakah biaya produksinya lebih tinggi atau lebih
rendah. Perusahaan juga perlu mengetahui harga dan kualitas penawaran pesaing.
Perusahaan dapat mengirimkan pembelanja & pembanding untuk mengetahui harga
pesaing dan nilai penawarannya. Perusahaan juga dapat memperoleh daftar harga
pesaing, membeli peralatan pesaing kemudian membongkarnya serta menanyai pembeli
bagaimana mereka menilai harga dan kualitas penawaran pesaing.
5. Memilih metode penetapan harga
Perusahaan memecahkan masalah penetapkan harga ini dengan memilih suatu metode
penetapan harga yang menyertakan satu atau beberapa unsur dari ketiga pertimbangan
11
ini. Metode penetapan harga akan menghasilkan suatu harga tertentu. Berikut metode-
metode penetapan harga, yaitu: penetapan harga markup (markup pricing), penetapan
harga berdasarkan sasaran pembelian (target–return pricing), penetapan harga
berdasarkan nilai yang dipersepsikan (perseived-value pricing), penetapan harga nilai
(value pricing), penetapan harga sesuai harga yang berlaku (going-rate pricing) dan
penetapan harga penutup (sealed-bid pricing).
6. Memilih harga akhir
Metode-metode penetapan harga mempersempit rentang harga yang dipilih perusahaan
untuk menentukan harga akhir. Dalam memilih harga akhir, perusahaan harus
mempertimbangan sebagai faktor tambahan, termasuk penetapan harga psikologis,
pengaruh elemen bauran pemasaran lain terhadap harga, kebijakan penetapan harga
perusahaan dan dampak dari harga terhadap pihak-pihak lain.
12
Adapun skema prosedur penetapan harga dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2 Menentukan Kebijakan Penetapan Harga
Sumber: Kotler (2000, p523)
2.4.2 Metode Penetapan Harga
Terdapat beberapa metode penetapan harga yang akan dijabarkan oleh penulis, yaitu:
1. Metode penetapan harga berbasis biaya, yang terdiri dari:
a. Markup pricing
Berdasarkan pendapat Kismono (2001, p351) perusahaan menggunakan
markup pricing dengan cara menjumlah seluruh biaya yang diperlukan dalam
memproduksi produk, kemudian menentukan persentase markup untuk
menutup biaya & memperoleh keuntungan yang diharapkan.
1. Menentukan tujuan
penetapan harga
2. Menentukan Permintaan
3. Memperkirakan biaya
4. Menganalisis biaya, harga
dan penawaran pesaing
5. Memilih metode penetapan
harga
6. Memilih harga akhir
13
Penetapan harga markup menurut Pappas dan Hirschey (1995,pp214-215)
terbagi atas 2 macam, antara lain:
- Markup atas harga
Yaitu selisih antara harga dan biaya, yang diukur secara relatif terhadap
harga, yang biasanya diekspresikan dalam persentase. Sesuai dengan
rumus:
- Markup atas biaya
Yaitu selisih antara harga dan biaya, yang diukur secara relatif terhadap
biaya, yang biasanya diukur dalam bentuk persentase. Sesuai dengan
rumus:
b. Metode penentuan harga jual normal (Cost plus pricing)
Cost plus pricing (Mulyadi 1997, pp350-351) adalah penentuan harga jual
dengan cara menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh untuk
masa yang akan datang untuk memproduksi & memasarkan produk.
Dalam keadaan normal, manajer sebagai penentu harga jual memerlukan
informasi biaya penuh masa yang akan datang sebagai dasar penentu harga
jual produk atau jasa. Metode penentuan harga jual normal seringkali
disebut dengan istilah cost plus pricing, karena harga jual ditentukan dengan
menambah biaya masa yang akan datang dengan suatu persentase markup
atau tambahan diatas jumlah biaya yang dihitung dengan formula tertentu.
Markup atas biaya =Harga jual – Total biaya
Total biaya
Markup atas harga =Harga jual – Total biaya
Harga Jual
14
c. Analisis pulang pokok (Break Even Point)
Break Even Point (Kismono 2001, p352) adalah suatu metode untuk
menentukan jumlah barang yang harus dijual dengan harga tertentu untuk
menutupi biaya investasi dan memperoleh keuntungan. Dalam pendekatan
ini, perusahaan dapat menilai berbagai tingkat keuntungan dengan mencoba
beberapa alternatif harga.
2. Metode penetapan harga berbasis permintaan menurut pendapat Tjiptono
(2001,pp157-160) yang terdiri dari:
a. Skimming Pricing
Strategi ini ditetapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi suatu
produk baru atau inovatif selama tahap perkenalan, kemudian menurunkan
harga tersebut pada saat persaingan mulai ketat.
b. Penetration Pricing
Dalam strategi ini perusahaan berusaha memperkenalkan suatu produk baru
dengan harga rendah dengan harapan akan dapat memperoleh volume
penjualan yang besar dalam waktu relatif singkat.
c. Prestige Pricing
Strategi yang menetapkan harga dapat digunakan oleh pelanggan sebagai
ukuran kualitas suatu barang atau jasa. Dengan demikian bila harga
diturunkan sampai tingkat tertentu, maka permintaan terhadap barang atau
jasa tersebut akan turun. Pada gambar 2.3 menunjukkan bahwa dari titik A
ke B, konsumen menganggap penurunan harga sebagai efek dari tawar-
menawar, karena itu mereka membeli dalam jumlah yang lebih banyak. Akan
tetapi dari titik B ke C, mereka meragukan kualitas dan prestige dari suatu
Break Event Point =Total Fixed Cost
Price per unit – Variable Cost per unit
15
barang atau jasa yang bersangkutan, sehingga mereka akan mengurangi
pembeliannya.
Gambar 2.3 Prestige Pricing
Sumber: Tjiptono (2001, p159)
d. Price Lining
Price Lining digunakan apabila perusahaan menjual produk lebih dari satu
jenis. Harga untuk lini produk tersebut bisa bervariasi dan ditetapkan pada
tingkat harga tertentu yang berbeda, misalnya harga suatu produk
ditetapkan pada tingkat harga Rp 50.000; Rp 79.000 dan Rp 99.000. Pada
gambar 2.4 menunjukan bahwa permintaan bersifat elastis pada masing-
masing tingkat harga, tetapi inelastis di antara berbagai tingkat harga
tersebut.
Gambar 2.4 Price Lining
Sumber: Tjiptono (2001, p159)
Harga A Po B C Kuantitas
Harga P1
P2
p3
Kuantitas
16
e. Odd-Even Pricing
Strategi yang menetapkan harga yang besarnya mendekati jumlah genap
tertentu, misalnya: di supermarket sering dijumpai harga suatu produk
sebesar Rp 1.595 dan Rp 9.975.
f. Demand-Backward Pricing
Suatu strategi penetapan harga berdasarkan suatu target harga tertentu,
kemudian perusahaan menyesuaikan kualitas komponen-komponen
produknya, seperti: produk shopping goods.
g. Bundle Pricing
Merupakan strategi pemasaran dua atau lebih produk dalam satu harga
paket. Misalnya: travel agency menawarkan paket liburan mencangkup
transportasi, akomodasi dan konsumsi.
3. Metode penetapan harga berbasis persaingan berdasarkan pendapat Tjiptono
(2001,pp164-166) yang terdiri dari:
a. Customary Pricing
Metode ini digunakan untuk produk-produk yang harganya ditentukan oleh
faktor-faktor seperti tradisi, saluran distribusi yang terstandarisasi atau faktor
persaingan. Contoh: produk bahan pangan.
b. Above, At, or Below Market Pricing
Above market pricing dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang
lebih tinggi daripada harga pasar. Metode ini sering digunakan oleh
perusahaan yang sudah memiliki reputasi, seperti: perusahaan jam tangan
rolex. Dalam at market pricing, harga ditetapkan sebesar harga pasar, yang
sering kali dikaitkan dengan harga pesaing, seperti: produsen kemeja arrow.
Sedangkan below market pricing menetapkan harganya di bawah harga
pasar dan banyak diterapjan oleh produsen produk-produk generik dan
pengecer yang menjual produk dengan private brand, seperti: hero
17
supermarket mengecerkan produk gula, beras dan makanan kecil dengan
harga yang lebih murah dari produk pesaing nasional.
c. Loss Leader pricing
Strategi dimana perusahaan menjual harga suatu produk di bawah biayanya,
dengan tujuan bukan untuk meningkatkan penjualan tetapi untuk menarik
konsumen.
2.4.3 Tujuan Penetapan Harga
Pada dasarnya terdapat 5 jenis tujuan penetapan harga. Berdasarkan pendapat Tjiptono
(2001,pp152-153) 5 jenis tujuan penetapan harga tersebut ialah:
1. Tujuan Berorientasi pada Laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga
yang dapat menghasilkan laba yang paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah
maksimisasi laba. Dalam era persaingan global yang kondisinya sangat kompleks dan
banyak variabel yang berpengaruh terhadap daya saing setiap perusahaan, maksimisasi
laba sangat sulit dicapai, karena sukar sekali untuk dapat memperkirakan secara akurat
jumlah penjualan yang dapat dicapai pada tingkat harga tertentu. Dengan demikian,
tidak mungkin suatu perusahaan dapat mengetahui secara pasti tingkat harga yang
dapat menghasilkan laba maksimum.
2. Tujuan Berorientasi pada Volume
Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harganya
berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal
dengan istilah volume pricing objectives. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat
mencapai target volume penjualan (dalam ton, kg, unit, dan lain-lain), nilai penjualan
(Rp) atau pangsa pasar (absolut maupun relatif). Tujuan ini banyak diterapkan oleh
perusahaan penerbangan, lembaga pendidikan, perusahan tour and travel, pengusaha
bioskop dan pemilik bisnis pertunjukan lainnya, serta penyelenggaraan seminar-seminar.
Bagi sebuah perusahaan penerbangan, biaya penerbangan untuk satu pesawat yang
18
terisi penuh maupun yang hanya terisi separuh tidak banyak berbeda. Oleh karena itu,
banyak perusahaan penerbangan yang berupaya memberikan insentif berupa harga
spesial agar dapat meminisasikan jumlah kursi yang tidak tersisi.
3. Tujuan Berorientasi pada Citra
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.
Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan
citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra
nilai tertentu (image of value), misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya
merupakan harga yang terendah disuatu wilayah tertentu. Pada hakikatnya, baik
penetapan harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi
konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.
4. Tujuan Stabilisasi Laba
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan
menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka.
Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-
industri tertentu yang produknya sangat terstandarisasi seperti: minyak bumi. Tujuan
stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan
yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry
leader).
5. Tujuan-tujuan Lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, memperoleh
loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang atau menghindari campur tangan
pemerintah. Organisasi non-profit juga dapat menetapkan tujuan penetapan harga yang
berbeda, misalnya untuk mencapai partial cost recovery, full cost recovery atau untuk
menetapkan social price.
.
19
2.4.4 Peranan Penetapan Harga
Harga mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pemasaran produk dan
kelangsungan hidup perusahaan. Peranan harga dalam keberhasilan pemasaran produk &
kelangsungan hidup perusahaan berdasarkan pendapat Sutojo (2001,pp64-69) adalah
sebagai berikut:
1. Harga adalah salah satu faktor penentu jumlah permintaan produk di pasar.
Dalam kehidupan sehari-hari permintaan produk dapat bersifat elastis atau tidak
elastis terhadap perubahan harga. Permintaan dapat dikatakan elastis terhadap harga
apabila permintaan berubah setiap kali harga turun atau naik. Sedangkan harga
dikatakan tidak elastis apabila permintaan tidak atau tidak banyak berubah karena
perubahan harga. Termasuk dalam kategori produk yang elastis terhadap perubahan
harga adalah barang/jasa yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sekunder,
misalnya barang /jasa rekreasi atau barang/jasa kebutuhan rumah tangga. Oleh karena
sifat kebutuhan akan barang/jasa tersebut tidak mendesak apabila terjadi kenaikan
harga maka banyak konsumen akan menunda, mengurangi jumlah atau menghentikan
pemakaiannya.
2. Harga menetukan jumlah hasil penjualan & keuntungan.
Hasil penjualan produk yang diterima perusahaan setiap masa tertentu sama
dengan jumlah satuan yang terjual kali harga per satuan produk. Sedangkan keuntungan
yang diperoleh setiap masa tertentu sama dengan hasil penjualan dikurangi jumlah biaya
yang ditanggung perusahaan dalam masa yang sama.
3. harga dapat mempengaruhi segmen pasar yang dapat ditembus perusahaan.
Melebarkan sayap pemasaran produk dengan memasuki segmen pasar lain yang
belum digarap sebelumnya dapat menambah jumlah keuntungan. Salah satu segmen
pasar di banyak negara yang dipergunakan sebagai sasaran melebarkan jangkauan
pemasaran produk adalah segmen pasar tingkat bawah.
20
4. Harga dalam strategi harga mempengaruhi keberhasilan distribusi produk.
Harga per satuan produk, struktur potongan harga dan syarat pembayaran
mempunyai peranan penting terhadap kesediaan distributor mendistribusikan produk.
dimana harga tersebut harus kompetitif dalam arti tidak terlalu besar bedanya dengan
harga produk saingan yang setaraf. Apabila perbandingan harga tersebut terlalu besar
maka kelancaran penjualan produk yang bersangkutan dapat terhambat. Akibatnya
resiko yang ditanggung distributor menjadi lebih besar dibandingkan dengan apabila
mereka mendistribusikan produk lain yang lebih laku. Hal itu dapat menimbulkan
keseganan distributor mendistribusikan produk yang bersangkutan, apalagi jika syarat
penjualan adalah kredit penjualan & bukan konsinyasi.
2.4.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi penetapan harga (Tjiptono2001, p154), yaitu:
1. Faktor Internal Perusahaan, yang terdiri dari:
A. Tujuan Pemasaran Perusahaan
Faktor utama yang menetukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran
perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba, mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan
kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lain-lain.
B. Strategi Bauran Pemasaran
Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Oleh karena itu,
harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran
lainnya, yaitu: produk, distribusi dan promosi.
C. Biaya
Biaya merupakan faktor yang menetukan harga minimal yang harus ditetapkan
agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap perusahaan pasti
menaruh perhatian besar pada aspek struktur biaya (tetap dan variabel), serta jenis-
21
jenis biaya lainnya, seperti out-of-pocket cost, incremental cost, opportunity cost,
controllable cost dan replacement cost.
D. Organisasi
Manajemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus menetapkan
harga. Setiap perusahaan menangani masalah penetapan harga menurut caranya
masing-masing. Pada perusahaan kecil, umumnya harga ditetapkan oleh manajemen
puncak. Pada perusahaan besar, seringkali masalah penetapan harga ditangani oleh
divisi atau manajer suatu lini produk. Dalam pasar indutri, para wiraniaga
(salespeople) diperkenankan untuk bernegosiasi dengan pelanggannya guna
menetapkan rentang (range) harga tertentu. Dalam industri di mana penetapan
harga merupakan faktor kunci (misalnya: perusahaan minyak & penerbangan luar
angkasa), biasanya setiap perusahaan memiliki departemen penetapan tersendiri
yang bertanggung jawab kepada departmen pemasaran atau manajemen puncak.
Pihak-pihak lain yang memiliki pengaruh terhadap penetapan harga adalah manajer
penjualan, manajer produksi, manajer keuangan dan akuntan.
2. Faktor Lingkungan Eksternal, yang terdiri dari:
A. Sifat Pasar dan Permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang
dihadapinya, apakah temasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik,
oligopoli atau monopoli. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitas
permintaan.
B. Persaingan
Ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan suatu industri,
yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk substitusi, pemasok,
pelanggan dan ancaman pendatang baru. Informasi-informasi yang dibutuhkan
untuk menganalisis karakteristik persaingan yang dihadapi antara lain meliputi:
22
Jumlah perusahaan dalam industri.
Bila hanya ada satu perusahaan dalam industri, maka secara teoritis perusahaan
yang bersangkutan bebas menetapkan harganya seberapa pun. Akan tetapi
sebaliknya, bila industri terdiri atas banyak perusahaan, maka persaingan harga
terjadi. Bila produk yang dihasilkan tidak terdiferensiasi, maka hanya pemimpin
industri yang leluasa menetukan perubahan harga.
Ukuran relatif setiap anggota dalam industri.
Bila perusahaan memiliki pangsa pasar yang besar, maka perusahaan yang
bersangkutan dapat memegang inisiatif perubahan harga. Bila pangsa pasarnya
kecil, maka hanya menjadi pengikut.
Diferensiasi produk.
Bila perusahaan berpeluang melakukan diferensiasi dalam industrinya, maka
perusahaan tersebut dapat mengendalikan aspek penetapan harganya, bahkan
sekalipun perusahaan itu kecil dan banyak pesaing dalam industri.
Kemudahan untuk memasuki industri yang bersangkutan.
Bila suatu industri mudah untuk dimasuki, maka perusahaan yang ada sulit
mempengaruhi atau mengendalikan harga. Sedangkan bila ada hambatan masuk
ke pasar (barrier to market entry), maka perusahaan-perusahaan yang sudah
ada dalam industri tersebut dapat mengendalikan harga. Hambatan masuk ke
pasar dapat berupa:
• Persyaratan teknology
• Investasi modal yang besar
• Ketidaktersediaan bahan baku pokok/utama
• Skala ekonomis yang sudah dicapai perusahaan-perusahaan yang telah
ada dan sulit diraih oleh para pendatang baru
• Kendali atas sumber daya alam oleh perusahaan-perusahaan yang sudah
ada
23
C. Unsur-unsur Lingkungan Eksternal Lainnya
Selain faktor-faktor di atas, perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor
kondisi ekonomi (inflasi, resesi dan tingkat bunga), kebijakan dan peraturan
pemerintah serta aspek sosial (kepedulian terhadap lingkungan).
2.5 Kondisi Bisnis Perusahaan
Menurut pendapat Freddy Rangkuti (2003, p11) sebelum kita menganalisis kondisi bisnis
suatu perusahaan, kita perlu mengetahui terlebih dahulu keunggulan bersaing yang dimiliki,
atau yang diciptakan dan menempatkannya pada masing-masing unit bisnis sesuai dengan
teori Michael Porter. Penciptaan keunggulan bersaing tersebut mengacu pada pemain baru
yang masuk di industri, kekuatan daya beli konsumen, kekuatan pemasok, serta produk
subindustri sejenis yang dapat dianggap sebagai pesaing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 2.5 Kondisi Bisnis Perusahaan
Sumber: Freddy Rangkuty (2003, p11)
Pemain Baru
Kekuatan Pemasok
Kekuatan Pembeli
Produk Pengganti
Persaingan Industri
24
2.6 Kerangka Pemikiran Teoritis
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran
Sumber: Data setelah diolah oleh penulis.
PT. Djasula Wangi dalam menjalankan salah satu strategi pemasarannya yaitu
menetapkan harga jual produk. Dengan menggunakan metode penetapan harga markup
pricing pada keempat produknya, yaitu: Patchoully oil (minyak nilam), Cananga oil (minyak
kenanga), Clove Leaf oil (minyak daun cengkeh) dan Citronella oil (minyak serai), maka
didapat suatu harga jual dari keempat produk tersebut. Kemudian dianalisis harga jual
markup tersebut dan pengaruh serta hubungannya terhadap volume penjualan perusahaan
dengan menggunakan mean, median, modu, maximum, minimum, analisis regresi dan
korelasi berganda, yang pada akhirnya didapat suatu gambaran tentang harga jual
Strategi pemasaran
Metode penetapan harga
Markup Pricing
Clove Leaf oil Patchoulli oil Cananga oil Citronella oil
Total Volume penjualan PT. Djasula Wangi
25
perusahaan (markup) serta produk mana yang paling mempengaruhi berdasarkan harga
jualnya terhadap total volume penjualan PT. Djasula Wangi itu sendiri.
2.7 Metode Penelitian
2.7.1 Jenis dan Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka jenis dan metode penelitian yang digunakan
adalah menggunakan metode deskriptif jenis survey, yaitu mengkaji metode penetapan
harga yang dilakukan oleh PT. Djasula Wangi dan menganalisis pengaruh & hubungan dari
keempat produk perusahaan terhadap volume penjualan di dalam penerapan strategi
pemasaran.
2.7.2 Teknik Pengumpulan Data
Bila dilihat dari cara perolehan data, maka pengumpulan data dapat menggunakan data
primer dan data sekunder. Sedangkan bila dilihat dari segi teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan wawancara (interview) dan pengamatan (observasi).
a. Studi Pustaka
Dalam hal ini penulis berusaha untuk memperoleh data sekunder dari buku-buku dan
literatur yang bersifat teoritis yang berkaitan dengan pemasaran, harga, metode
penetapan harga dan lain-lain sebagai bahan acuan dalam penulisan skripsi ini.
b. Studi lapangan
Untuk memperoleh data primer yang diperlukan, penulis mengadakan penelitian
lapangan dengan cara :
a. Wawancara
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung
kepada pihak-pihak yang terkait dengan objek yang diteliti.
b. Observasi ( Pengamatan )
Penulis mengadakan pengamatan langsung ke perusahaan yang menjadi objek
penelitian.
26
2.7.3 Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran
Tabel 2.1 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi
1. Harga pokok Harga pada suatu produk sebelum ditambahkan laba yang
diharapkan.
2. Harga jual Harga jual ini merupakan harga produk yang disepakati
oleh perusahaan dan ditawarkan kepada konsumen. Harga
jual ini terbentuk dari harga pokok ditambah dengan laba
yang diharapkan.
3. Volume penjualan Jumlah produk yang berhasil dijual kepada konsumen
dalam priode tertentu.
Sumber: Data setelah diolah oleh penulis.
Tabel 2.2 Instrumen Pengukuran
No. Instrumen pengukuran Definisi
1. Markup atas harga Penambahan persentase tertentu dari harga pokok,
sehingga didapat suatu harga jual.
2. Markup atas biaya Penambahan persentase tertentu dari biaya keseluruhan.
3. Analisis regresi dan
korelasi berganda
Suatu analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan
hubungan antara 2 variabel atau lebih.
Sumber: Data setelah diolah oleh penulis.
2.7.4 Teknik Analisis Data
Penganalisaan terhadap data yang diperoleh, menggunakan metode markup pricing
untuk menganalisis metode penetapan harga yang digunakan oleh perusahaan dalam
menetapkan harga jual produknya serta menggunakan analisis regresi dan korelasi berganda
untuk mengetahui sampai sejauh mana hubungan antara harga jual dari keempat produk
27
perusahaan terhadap volume penjualan PT. Djasula Wangi, analisis digunakan dengan
menggunakan program SPSS (Statistical Product Service and solution) versi 11.0.
2.7.4.1 Analisis Perhitungan Harga Jual
Setelah data harga pokok dan harga jual diperoleh maka langkah berikutnya adalah
menganalisis besarnya nilai markup yang diterapkan oleh perusahaan. Adapun perhitungan
markup atas biaya dan markup atas harga (Pappas dan Hirschey 1995, pp214-245) dapat
dihitung dengan rumus:
Statistik deskriptif dalam analisis nilai markup:
1. Mean untuk mencari rata-rata nilai dari suatu kelompok data.
Rumus mean (Supranto2001, p86):
n
xx ∑=_
Dengan: _
x = rata-rata (mean)
x = nilai dari data markup
n = banyak data yang diperoleh
2. Median adalah satu nilai yang tepat pada pertengahan data yang telah diurutkan dari nilai
terkecil sampai nilai terbesar.
Rumus median (Supranto2001, pp97-99) adalah:
Jika n ganjil 1+= kXMd , dimana: 12 += kn , 2
1−=
nk
Jika n genap 2
1++= kk XX
Md , dimana: kn 2= , 2nk =
Markup atas biaya =Harga jual – Total biaya
Total biaya
Markup atas harga =Harga jual – Total biaya
Harga Jual
28
Keterangan: n = Jumlah data.
k = Suatu bilangan konstan.
3. Mode atau modus (Supranto 2001, p104): merupakan nilai yang mempunyai frekuensi
tertinggi atau nilai yang paling banyak terjadi di dalam suati kelompok nilai.
4. Maximum dan minimum: merupakan nilai tertinggi dan terendah dari data yang
dimasukkan.
2.7.4.2 Analisis Pengaruh Harga Terhadap Volume Penjualan
Untuk mengetahui apakah penetapan harga telah mencapai tujuan yang diinginkan
perusahaan, maka dilakukan analisis statistik deskriptif analisis korelasi sederhana, korelasi
berganda, analisis koefisien determinasi berganda & analisis koefisien regresi dari data yang
diperoleh, yaitu: Data harga jual perusahaan pada produk Patchoully oil (minyak nilam),
Cananga oil (minyak kenanga), Clove Leaf oil (minyak daun cengkeh), Citronella oil (minyak
serai) dan total volume penjualan perusahaan selama 3 tahun terakhir.
1. Analisis data dengan statistik Deskriptif.
• Mean digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata dari data yang telah
dimasukkan.
• Standart deviasi untuk mengetahui batas-batas penyimpangan yang terdiri dari
dua yaitu: batas atas & batas bawah.
2. Analisis koefisien korelasi sederhana & berganda.
a. Koefisien korelasi sederhana memberikan ukuran keeratan hubungan antara
nilai-nilai y dengan nilai-nilai peubah bebas x dalam persamaan regresi.
Koefisien korelasi sederhana disimbolkan dengan “ r ” dan dirumuskan
(Supranto2001, p153) sebagai berikut:
29
( ) ( )∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑
−−
−=
2222 yynxxn
yxxynr
b. Koefisien korelasi berganda memberikan ukuran keeratan dalam persamaan
regresi. Koefisien korelasi berganda disimbolkan dengan “ R “, dan
dirumuskan (Supranto2001, p191) sebagai berikut:
( ){ } ( ){ } ( ){ } ( ){ }∑
∑∑∑∑ +++= 2
44332211 ....y
yxbyxbyxbyxbR
Nilai koefisien korelasi atau R ini paling sedikit –1 dan paling besar 1. jadi
jika R = koefisien korelasi, maka nilai dapat dinyatakan (Supranto2001,
p152) sebagai berikut: -1«R«1, artinya:
- Bila R = 0, hubungan x dan y lemah sekali atau tidak ada
hubungan.
- Bila R = 1, hubungan x dan y sempurna dan positif (mendekati 1,
yaitu hubungan sangat kuat dan positif).
- Bila R = -1, hubungan x dan y lemah sekali atau tidak ada
hubungan.
• Adapun pedoman (Sugiyono2002, p183) yang digunakan
dalam memberikan interpretasi koefisien korelasi:
R = 0,00 - 0,199 artinya tingkat hubungan sangat
lemah.
R = 0,20 – 0,399 artinya tingkat hubungan lemah.
R = 0,40 – 0,599 artinya tingkat hubungan sedang.
R = 0,60 – 0, 799 artinya tingkat hubungan kuat.
R = 0,80 – 1,000 artinya tingkat hubungan sangat
kuat.
30
• Signifikasi hasil korelasi.
Setelah angka korelasi didapat, maka bagian kedua dari
output adalah menguji apakah angka korelasi yang diperoleh
benar-benar signifikan & dapat digunakan untuk
menjelaskan 2 variabel.
Hipotesis:
H0 = Tidak ada hubungan (tidak signifikan) antara
variabel dependen dengan variabel independen.
H1 = Ada hubungan (signifikan) antara variabel
dependen dengan variabel independen.
Dasar pengambilan keputusan: berdasarkan probabilitas:
- Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima.
- Jika probabilitas ≤ 0.05, maka H0 ditolak.
3. Analisis Koefisien Determinasi & Regresi Berganda.
• Koefisien determinasi berganda untuk mengukur besarnya sumbangan X1 , X2, X3
dan X4 terhadap variasi atau naik turunnya Y. Koefisien determinasi berganda
(Supranto2001, p191) dapat dirumuskan sebagai berikut:
( ){ } ( ){ } ( ){ } ( ){ }∑
∑∑∑∑ +++= 2
443322112 ....y
yxbyxbyxbyxbR
• Uji F dengan menggunakan tabel ANOVA (Analysis of Variance) dilakukan untuk
menguji apakah ada pengaruh dari X1 , X2, X3 dan X4 terhadap Y.
Hipotesis:
H0 = Tidak ada pengaruh (Tidak signifikan) antara X1 , X2, X3 dan X4
terhadap Y.
31
H1 = Ada pengaruh (signifikan) antara X1 , X2, X3 dan X4 terhadap Y.
Dasar pengambilan keputusan:
a. Berdasarkan perbandingan F hitung dengan F tabel:
- Jika F hitung ≥ F tabel maka H0 ditolak.
- Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima.
Ho diterima
Ho ditolak
)1( −− knkF α
Gambar 2.7 Signifikansi Uji F
Sumber: Husaini Usman & R. Purnomo Setiady Akbar (2003, p124)
F hitung (Supranto2001, p262) dapat dirumuskan :
)1)(1(/
2
2
−−−=
KNRKRFhitung
Keterangan : R2 = Koefisien determinasi berganda
K = Jumlah variabel independen
N = Jumlah data
F tabel bisa dihitung pada )1( −−knFα , dimana α = tingkat signifikansi = 5%
b. Berdasarkan probabilitas:
- Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima.
- Jika probabilitas ≤ 0.05, maka H0 ditolak & H1 diterima.
32
• Analisis Regresi Berganda (Multiple Regresion), digunakan untuk mengetahui
pengaruh harga jual perusahaan pada produk Patchoully oil (minyak nilam),
Cananga oil (minyak kenanga), Clove Leaf oil (minyak daun cengkeh) dan
Citronella oil (minyak serai) terhadap volume penjualan PT. Djasula Wangi.
Menurut pendapat Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar (2003, p242)
persamaan garis regresi berganda adalah:
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4
Dimana :
Y = Total volume penjualan PT. Djasula Wangi (Variabel terikat/dependen)
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
x1 = Harga jual Patchoully oil (minyak nilam)
x2 = Harga jual Cananga oil (minyak kenanga)
x3 = Harga jual Clove Leaf oil (minyak daun cengkeh)
x4 = Harga jual Citronella oil (minyak serai)
• Signifikansi koefisien regresi berganda.
Hipotesis :
H0 = Variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen
H1 = Variabel independen mempengaruhi variabel dependen
Dasar pengambilan keputusan :
1. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel :
- Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak
- Jika -t tabel ≤ t hitung ≤ +t tabel maka H0 diterima
33
Ho diterima
Ho ditolak Ho ditolak
)1(2
−−− knt α )1(2
−−+ knt α
Gambar 2.8 Signifikansi Uji t
Sumber : Husaini Usman & R. Purnomo Setiady Akbar (2003,p124)
t hitung (Supranto2001, p205) dapat dirumuskan:
Sbbthitung =
keterangan : b = konstanta
Sb =simpangan baku
Uji dilakukan dua sisi, t tabel bisa dihitung pada tabel )1(2
−− kntα dimana α =
tingkat signifikansi = 5% dan derajat kebebasan dF = n - k - 1
2. Berdasarkan probabilitas.
- Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima.
- Jika probabilitas ≤ 0.05, maka H0 ditolak.
34
BAB 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Perkembangan Perusahaan
PT. Djasula Wangi didirikan oleh (Alm.) Bpk. Djohan Narpati pada tahun 1962, dengan
berkantor pusat di Jl. Garuda No. 99, Kemayoran Jakarta 10620. Dan memiliki pabrik-pabrik
pengolahan beserta kantor-kantor cabang di Bogor, Sukabumi, Bandung, Garut, Purwokerto,
Semarang, Solo, Surabaya, Banyuwangi, Medan, Bali serta Aceh. Dengan memiliki lebih dari
1000 orang staff tenaga ahli dan diperkuat dengan lebih dari 100 alat transportasi pribadi
seperti mobil kantor maupun truk pengangkut yang tersebar di beberapa kantor wilayah dan
pabriknya. PT. Djasula Wangi telah menjadi yang terdepan dalam bidang produksi dan
eksportir minyak-minyak atsiri yang berkualitas dan diolah dari hasil kekayaan alam
Indonesia. Perusahaan tersebut pada tahun 2001 tercatat memiliki laba sebesar Rp.
8.629.428.000 dengan total volume penjualan sebanyak 775 ton. Sedangkan pada tahun
2002 tercatat memiliki laba sebesar Rp. 10.466.874.000 dengan total volume penjualan
sebanyak 706 ton. Dan yang terakhir pada tahun 2003 (sampai dengan bulan Oktober) PT.
Djasula Wangi memiliki laba sebesar Rp. 6.613.996.000 dengan total volume penjualan
sebanyak 584 ton.
PT. Djasula Wangi memiliki reputasi yang sangat baik di pasaran internasional dan secara
teratur melaksanakan ekspor produknya ke berbagai negara di dunia, seperti: Amerika,
Inggris, India, Belanda, Hongkong, Perancis dan Spanyol. Untuk dapat menjaga ketepatan
penawaran dari bahan-bahan mentah yang selanjutnya akan diproses menjadi minyak atsiri,
perusahaan mengelola perkebunan dan penanaman dengan jumlah lebih dari 2000 hektar
yang berada di pulau Sumatera, Jawa dan Bali. Dan untuk beberapa bahan pokok
perusahaan terkadang juga membelinya dari para petani lokal.
35
Pada saat ini, PT. Djasula Wangi sedang melakukan riset terhadap bahan-bahan mentah
dan tanaman-tanaman obat-obatan yang memiliki peluang terwujudnya produksi dan ekspor
dari minyak-minyak atsiri baru. PT. Djasula Wangi merupakan anggota dari:
− International Federation of Essential Oils and Aroma Traders (IFEAT)
− Chambers OF Commerce and Industry Jakarta (KADIN)
− Indonesian Essential Oil Trade Association (INDESSOTA)
Kepercayaan terhadap PT. Djasula Wangi dapat dilihat dengan dipilihnya Presiden
Direktur dari PT. Djasula Wangi yaitu (Alm.) Bpk. Djohan Narpati sebagai ketua dari
Indonesian Essential Oil Trade Association (INDESSOTA) selama beberapa tahun dan beliau
juga merupakan anggota aktif dari KADIN Jakarta semasa hidupnya. Dengan pengalaman
selama lebih dari 35 tahun dalam bidang ekspor minyak atsiri, PT. Djasula Wangi merupakan
perusahaan yang tertua di Indonesia yang menangani bidang ini dan dapat dikatakan telah
berhasil memanfaatkan hasil kekayaan alam Indonesia yang ada dan mengubahnya sehingga
menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran internasional.
Minyak atsiri atau Essential Oil terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan, kadang-kadang
pada kayu, kulit kayu, daun maupun bunganya. Bersifat mudah larut dalam pelarut organik,
tapi tidak larut dalam air dan diproses dengan cara destilasi uap (steam destilation). Minyak
atsiri digunakan dalam 3 kegunaan, yaitu: untuk makanan, toiletries dan obat-obatan. Dalam
makanan minyak atsiri biasanya dipakai sebagai penyedap seperti: minyak lemon, jeruk dan
jahe. Dalam toiletries biasanya digunakan untuk bahan dasar pembuatan minyak wangi,
seperti: minyak kenanga dan minyak nilam. Essential Oil ini juga bisa digunakan untuk
pembuatan dasar dari pasta gigi. Sedangkan dalam obat-obatan, minyak atsiri tidak saja
digunakan sebagai bahan dasar dari obat-obatan tapi juga dapat digunakan sebagai aroma
terapi, seperti: minyak cengkeh digunakan untuk pengobatan gigi, minyak kayu putih sebagai
pelega pernafasan.
36
3.2 Kondisi Bisnis Perusahaan
Dilihat dari keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan, maka didapat beberapa
faktor seperti:
• Persaingan di antara perusahaan sejenis
Ancaman utama yang dihadapi oleh PT. Djasula Wangi adalah datangnya para pesaing
yang telah menjadi kompetitor yang cukup lama. Untuk produk minyak atsiri, pesaing
utama PT. Djasula Wangi adalah PT. Sarana Bela Nusa.
• Pemain Baru
Datangnya pemain baru merupakan ancaman kedua dari sebuah perusahaan. Ancaman
yang dihadapi oleh PT Djasula Wangi berasal baik dari Indonesia ataupun dari negara
asing. Pendatang baru terus bermunculan dan masuk kedalam industri minyak atsiri,
selain karena industri ini menjanjikan potensi dan peluang yang besar, juga karena
banyak dibutuhkan dalam berbagai hal. Sebagai contohnya adalah PT. Sido Muncul yang
baru saat ini mencoba memproduksi minyak atsiri jenis ginger oil (minyak jahe).
• Produk pengganti
Produk pengganti pada produk minyak atsiri ini yaitu: Essence.
• Kekuatan Pemasok
PT. Djasula Wangi memproduksi sendiri minyak atsiri yang diekspornya. Bahan baku
utamanya berasal dari kebun yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dan terkadang
perusahaan juga membeli beberapa bahan pokok dari petani lokal.
• Kekuatan Pembeli
PT. Djasula Wangi mengekspor produknya ke berbagai negara di dunia, seperti: Amerika,
Inggris, India, Belanda, Hongkong, Perancis dan Spanyol yang merupakan konsumen
tetap dari perusahaan tersebut.
37
Sesuai dengan gambar di bawah ini:
Gambar 3.1: Kondisi Bisnis PT. Djasula Wangi
Sumber: Freddy Rangkuti (2003, p11)
3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan
Organisasi merupakan suatu proses penetapan dari pembagian tugas, tanggung jawab
serta wewenang dan penetapan hubungan antara unsur-unsur organisasi sehingga
memungkinkan orang-orang dapat bekerja sama seefektif mungkin untuk mencapai tujuan
yang diharapkan oleh perusahaan.
Berhasil atau tidaknya tujuan perusahaan sangat ditentukan oleh organisasi, pembagian
tugas, wewenang dan tanggung jawab sistem organisasi dan komunikasinya. Dengan
demikian, organisasi dapat dipandang sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pemain Baru (PT. Sido Muncul)
Kekuatan Pemasok (Petani Lokal)
Kekuatan Pembeli(Konsumen tetap)
Produk Pengganti (Essence)
Persaingan Industri
(PT. Sarana Bela Nusa)
38
Struktur organisasi merupakan gambaran tentang fungsi, pola hubungan antar fungsi,
wewenang dan tanggung jawab. Biasanya struktur organisasi sejalan dengan perkembangan
perusahaan, sehingga struktur organisasi ini disesuaikan dengan perkembangan perusahaan
di masa yang akan datang. Jadi jelaslah bahwa struktur organisasi merupakan wadah yang
hidup dan senantiasa mencari penyesuaian dengan perkembangan yang akan terjadi.
PT. Djasula Wangi menggunakan struktur organisasi fungsional, karena pembagian
tanggung jawab serta wewenang perusahaan dipecah berdasarkan fungsi dari tiap-tiap
bagian, seperti: keuangan, umum, ekspor dan lain-lain.
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber : PT. Djasula Wangi
Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing tingkatan dari struktur organisasi
perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Presiden Direktur.
Merupakan orang yang menjadi puncak pimpinan dari perusahaan. Berfungsi sebagai
yang menetapkan segala kebijakan perusahaan dan meminpin jalannya perusahaan.
Presiden Direktur
Direktur Muda
Keuangan Umum Ekspor Marketing Sekretariat
Pembukuan Pembelian
Kantor Cabang Dokumentasi Gudang / Pabrik Perkebunan
39
2. Direktur Muda.
Berfungsi untuk membantu Presiden Direktur dan menjalankan tugas dari Presiden
Direktur apabila sedang berhalangan tugas.
3. Bagian Keuangan.
Bertugas untuk mengatur segala kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan
keuangan.
4. Bagian Ekspor.
Bertugas untuk menyiapkan segala keperluan untuk melakukan ekspor produk, seperti:
surat-surat dokumentasi ekspor dan menyiapkan barang-barang yang siap untuk di
ekspor.
5. Bagian Umum.
Berfungsi sebagai suatu bagian yang dapat melaksanakan tugas membantu bagian-
bagian lain dalam menjalankan fungsi-fungsinya.
6. Bagian Marketing.
Bertugas untuk memperkenalkan produk-produk perusahaan ke perusahaan-perusahaan
lain yang berada di luar negeri.
7. Bagian Sekretariat.
Berfungsi untuk menyiapkan surat-surat dari Presiden Direktur maupun Direktur Muda
dan mengatur keperluan operasional perusahaan.
8. Sub Bagian Pembukuan.
Bertugas mencatat segala bentuk pengeluaran dan pemasukan perusahaan, yang
dilakukan perusahaan dalam periode tertentu.
9. Sub Bagian Pembelian.
Bertugas untuk mewakili perusahaan dalam melakukan transaksi pembelian produk-
produk perusahaan dengan calon konsumen dari perusahaan lain di luar negeri.
40
10. Dokumentasi.
Bertugas menyiapkan segala dokumen yang diperlukan oleh perusahaan dalam
melakukan transaksi ekspor. Seperti: Letter of Credit, Bill of Lading, Bill of Exchange dan
lain-lain.
11. Kantor Cabang.
Bertugas untuk mengelola pabrik dan kebun yang berada di daerahnya serta melakukan
pembelian bahan mentah dari para petani untuk selanjutnya dikirimkan ke
gudang/pabrik.
12. Gudang/Pabrik.
Bertugas untuk menyimpan dan mengolah bahan-bahan mentah menjadi produk yang
akan dijual ke dalam bentuk kemasan.
13. Perkebunan.
Bertugas untuk menyediakan dan merawat tanaman-tanaman yang merupakan bahan
pokok untuk diolah menjadi barang jadi.
41
BAB 4
HASIL dan ANALISIS PENELITIAN
4.1 Tujuan dan Metode Penetapan Harga Jual PT. Djasula Wangi
Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian terhadap harga jual yang telah ditetapkan
dan dilaksanakan oleh PT. Djasula Wangi dalam usahanya untuk meningkatkan volume
penjualan. Agar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan maka diperlukan
koordinasi yang baik dalam perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian dari kebijaksanaan
penetapan harga yang akan dijalankan.
Tujuan pelaksanaan kebijaksanaan penetapan harga bagi PT. Djasula Wangi adalah
untuk dapat meningkatkan volume penjualan, sehingga tujuan perusahaan dalam
memaksimalkan laba dapat dicapai. Metode penetapan harga yang digunakan oleh PT.
Djasula Wangi dalam menetapkan harga jual produk adalah metode markup pricing.
Penetapan nilai markup disesuaikan dengan kondisi pasar pada saat transaksi jual-beli
dilaksanakan.
4.2 Analisis Penetapan Harga Jual
Dalam perhitungan markup pricing digunakan rumus sebagai berikut:
Markup atas biaya =Harga jual – Total biaya
Total biaya
Markup atas harga =Harga jual – Total biaya
Harga Jual
42
Setelah nilai markup diperoleh kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan analisa
statistik deskriptif, seperti: mean, median, mode, maximum dan minimum untuk mengetahui
kebijakan nilai markup yang telah ditetapkan oleh perusahaan selama periode Januari 2001
sampai dengan Oktober 2003. Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS
(Statistical Product Service and solution) versi 11.00.
1. Mean atau rata-rata dari keseluruhan jumlah nilai dari data yang ada dibagi dengan
banyaknya data. Digunakan untuk mencari nilai rata-rata dari data markup yang
digunakan oleh perusahaan, baik markup atas harga maupun markup atas biaya.
2. Median atau nilai tengah dari keseluruhan nilai dari data yang ada. Digunakan untuk
melihat nilai yang tepat berada di tengah dari data yang ada.
3. Mode atau modus (nilai yang sering muncul dari data yang ada). Digunakan untuk
mengetahui nilai yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam deretan sekelompok
data.
4. Maximum dan minimum digunakan untuk mengetahui nilai tertinggi dan nilai
terendah dari data yang ada.
43
4.2.1 Analisis Penetapan Harga Jual Produk Patchoully Oil
Berdasarkan pada data harga pokok & harga jual produk Patchoully oil, yang penulis tampilkan pada lembar lampiran 1. Maka dibuat
suatu analisis perhitungan nilai markup atas harga & markup atas biaya yang dilaksanakan oleh perusahaan selama periode Januari 2001
sampai dengan Oktober 2003 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Lembar Perhitungan Markup Atas Harga & Markup Atas Biaya Pada Produk Patchoully Oil.
Tahun Bulan Total Biaya Setiap
1 Ton (Rp)
Harga Jual Setiap
1 Ton (Rp)
Keuntungan
Setiap 1 Ton (Rp)
Markup Atas
Harga (%)
Markup Atas
Biaya (%)
2001 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
145.230.000
146.181.000
146.181.000
146.783.000
145.894.000
145.872.000
145.331.000
145.128.000
145.893.000
145.971.000
145.784.000
145.726.000
170.830.000
171.693.000
171.681.000
171.932.000
170.430.000
170.425.000
170.381.000
170.187.000
171.459.000
171.971.000
171.693.000
171.541.000
25.600.000
25.512.000
25.500.000
25.149.000
24.536.000
24.553.000
25.050.000
25.059.000
25.566.000
26.000.000
25.909.000
25.815.000
14,99
14,86
14,85
14,62
14,40
14,41
14,70
14,72
14,91
15,12
15,09
15,05
17,62
17,45
17,44
17,13
16,82
16,83
17,24
17,27
17,52
17,81
17,77
17,71
2002 Januari
Februari
145.785.000
146.563.000
171.551.000
172.138.000
25.766.000
25.575.000
15,02
14,86
17,67
17,45
44
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
146.792.000
146.293.000
145.794.000
145.939.000
146.674.000
146.392.000
146.129.000
146.735.000
146.847.000
146.932.000
172.962.000
171.543.000
170.692.000
171.458.000
173.128.000
172.961.000
172.883.000
173.174.000
173.182.000
173.497.000
26.170.000
25.250.000
24.898.000
25.519.000
26.454.000
26.569.000
26.754.000
26.439.000
26.335.000
26.565.000
15,13
14,72
14,59
14,88
15,28
15,36
15,47
15,27
15,21
15,31
17,83
17,26
17,08
17,49
18,04
18,15
18,13
18,02
17,93
18,08
2003 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
147.228.000
146.783.000
146.941.000
147.462.000
147.221.000
147.117.000
147.352.000
147.876.000
148.693.000
148.772.000
173.986.000
173.182.000
173.265.000
173.984.000
173.476.000
173.448.000
173.691.000
173.976.000
174.108.000
174.347.000
26.758.000
26.399.000
26.324.000
26.522.000
26.255.000
26.331.000
26.339.000
26.100.000
25.415.000
25.575.000
15,38
15,24
15,19
15,24
15,13
15,18
15,16
15,00
14,60
14,67
18,17
17,98
17,91
17,98
17,83
17,90
17,87
17,65
17,09
17,19
Sumber: Data setelah diolah oleh penulis
45
Berdasarkan pada data hasil analisis markup atas harga produk Patchoully oil pada
lembar lampiran 2, maka diperoleh:
1. Output bagian pertama (Statistics)
Bagian ini berkenaan dengan deskriptif data untuk variabel markup atas
harga produk Patchoully oil.
N atau jumlah data yang valid adalah 34, sedangkan data yang hilang adalah
0. Di sini berarti semua data siap diproses.
Mean atau rata-rata dari nilai markup atas harga produk Patchoully oil adalah
14,9885%.
Median sebesar 15,0350%, menunjukkan bahwa 50% dari nilai markup atas
harga produk Patchoully oil adalah di atas 15,0350% dan 50% sisanya
adalah di bawah 15,0350%.
Mode adalah nilai yang paling banyak jumlah frekuensinya, di dalam hasil
analisis ini terdapat 4 buah nilai mode yaitu: 14,72%; 14,86%; 15,13% dan
15,24%. Tapi nilai mode yang paling kecil adalah 14,72%.
Minimum dan maximum, yang berarti markup atas harga pada produk
Patchoully oil yang paling rendah adalah 14,40% dan yang paling tinggi
adalah 15,47%.
2. Output bagian kedua (Bar Chart)
Bagian kedua output ini menggambarkan komposisi dari masing-masing nilai
markup atas harga produk Patchoully oil berdasarkan dari data yang ada ke dalam
bentuk bar chart.
46
Berdasarkan pada data hasil analisis markup atas biaya produk Patchoully oil pada
lembar lampiran 3, maka diperoleh:
1. Output bagian pertama (Statistics)
Bagian ini berkenaan dengan deskriptif data untuk variabel markup atas
biaya produk Patchoully oil.
N atau jumlah data yang valid adalah 34, sedangkan data yang hilang adalah
0. Di sini berarti semua data siap diproses.
Mean atau rata-rata dari nilai markup atas biaya produk Patchoully oil adalah
17,6268%.
Median sebesar 17,6900%, menunjukkan bahwa 50% dari nilai markup atas
biaya produk Patchoully oil adalah di atas 17,6900% dan 50% sisanya
adalah di bawah 17,6900%.
Mode adalah nilai yang paling banyak jumlah frekuensinya, di dalam hasil
analisis ini terdapat 3 buah nilai mode yaitu: 17,45; 17,83% dan 17,98%.
Tapi nilai mode yang paling kecil adalah 17,45%.
Minimum dan maximum, yang berarti markup atas biaya pada produk
Patchoully oil yang paling rendah adalah 16,82% dan yang paling tinggi
adalah 18,17%.
2. Output bagian kedua (Bar Chart)
Bagian kedua output ini menggambarkan komposisi dari masing-masing nilai
markup atas biaya produk Patchoully oil berdasarkan dari data yang ada ke dalam
bentuk bar chart.
47
4.2.2 Analisis Penetapan Harga Jual Produk Cananga Oil
Berdasarkan pada data harga pokok & harga jual produk Cananga oil, yang penulis tampilkan pada lembar lampiran 4. Maka dibuat suatu
analisis perhitungan nilai markup atas harga & markup atas biaya yang dilaksanakan oleh perusahaan selama periode Januari 2001 sampai
dengan Oktober 2003 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Lembar Perhitungan Markup Atas Harga & Markup Atas Biaya Pada Produk Cananga Oil.
Tahun Bulan Total Biaya Setiap
1 Ton (Rp)
Harga Jual Setiap
1 Ton (Rp)
Keuntungan
Setiap 1 Ton (Rp)
Markup Atas
Harga (%)
Markup Atas
Biaya (%)
2001 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
206.583.000
206.780.000
207.827.000
207.114.000
207.376.000
207.416.000
207.438.000
207.124.000
207.124.000
207.286.000
207.294.000
207.286.000
231.687.000
231.735.000
232.691.000
231.862.000
232.751.000
232.736.000
232.942.000
232.712.000
232.647.000
232.721.000
232.706.000
232.711.000
25.104.000
24.955.000
24.864.000
24.748.000
25.375.000
25.320.000
25.504.000
25.588.000
25.523.000
25.435.000
25.412.000
25.425.000
10,83
10,77
10,69
10,67
10,90
10,88
10,95
10,99
10,97
10,93
10,92
10,93
12,15
12,07
11,96
11,95
12,24
12,21
12,29
12,35
12,32
12,27
12,26
12,27
2002 Januari
Februari
208.123.000
208.680.000
233.895.000
233.937.000
25.772.000
25.257.000
11,02
10,80
12,38
12,10
48
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
209.127.000
209.078.000
209.078.000
208.875.000
208.423.000
208.525.000
208.921.000
208.673.000
208.872.000
208.893.000
234.365.000
234.473.000
234.527.000
234.421.000
233.869.000
233.915.000
234.349.000
234.127.000
234.415.000
234.320.000
25.238.000
25.395.000
25.449.000
25.546.000
25.446.000
25.390.000
25.428.000
25.454.000
25.543.000
25.427.000
10,77
10,83
10,85
10,90
10,88
10,85
10,85
10,87
10,90
10,85
12,07
12,15
12,17
12,23
12,21
12,18
12,17
12,20
12,23
12,17
2003 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
208.673.000
208.521.000
208.692.000
209.127.000
209.342.000
209.087.000
208.752.000
208.964.000
209.073.000
208.824.000
234.128.000
233.957.000
234.271.000
234.975.000
235.076.000
234.872.000
234.419.000
234.772.000
234.872.000
234.574.000
25.455.000
25.436.000
25.579.000
25.848.000
25.734.000
25.785.000
25.667.000
25.808.000
25.799.000
25.750.000
10,87
10,87
10,92
11,00
10,95
10,98
10,95
10,99
10,98
10,98
12,20
12,20
12,26
12,36
12,30
12,33
12,30
12,35
12,34
12,33
Sumber: Data setelah diolah oleh penulis
49
Berdasarkan pada data hasil analisis markup atas harga produk Cananga oil pada lembar
lampiran 5, maka diperoleh:
1. Output bagian pertama (Statistics)
Bagian ini berkenaan dengan deskriptif data untuk variabel markup atas
harga produk Cananga oil.
N atau jumlah data yang valid adalah 34, sedangkan data yang hilang adalah
0. Di sini berarti semua data siap diproses.
Mean atau rata-rata dari nilai markup atas harga produk Cananga oil adalah
10,8909%.
Median sebesar 10,9000%, menunjukkan bahwa 50% dari nilai markup atas
harga produk Cananga oil adalah di atas 10,9000% dan 50% sisanya adalah
di bawah 10,9000%.
Mode adalah nilai yang paling banyak jumlah frekuensinya, di dalam hasil
analisis ini terdapat 1 buah nilai mode yaitu: 10,85%.
Minimum dan maximum, yang berarti markup atas harga pada produk
Cananga oil yang paling rendah adalah 10,67% dan yang paling tinggi
adalah 11,02%.
2. Output bagian kedua (Bar Chart)
Bagian kedua output ini menggambarkan komposisi dari masing-masing nilai
markup atas harga produk Cananga oil berdasarkan dari data yang ada ke dalam
bentuk bar chart.
50
Berdasarkan pada data hasil analisis markup atas biaya produk Cananga oil pada lembar
lampiran 6, maka diperoleh:
1. Output bagian pertama (Statistics)
Bagian ini berkenaan dengan deskriptif data untuk variabel markup atas
biaya produk Cananga oil.
N atau jumlah data yang valid adalah 34, sedangkan data yang hilang adalah
0. Di sini berarti semua data siap diproses.
Mean atau rata-rata dari nilai markup atas biaya produk Cananga oil adalah
12,2226%.
Median sebesar 12.2300%, menunjukkan bahwa 50% dari nilai markup atas
biaya produk Cananga oil adalah di atas 12,2300% dan 50% sisanya adalah
di bawah 12,2300%.
Mode adalah nilai yang paling banyak jumlah frekuensinya, di dalam hasil
analisis ini terdapat 2 buah nilai mode yaitu: 12,17% dan 12,20%. Tapi nilai
mode yang paling kecil adalah 12,17%.
Minimum dan maximum, yang berarti markup atas biaya pada produk
Cananga oil yang paling rendah adalah 11,95% dan yang paling tinggi
adalah 12,38%.
2. Output bagian kedua (Bar Chart)
Bagian kedua output ini menggambarkan komposisi dari masing-masing nilai
markup atas biaya produk Cananga oil berdasarkan dari data yang ada ke dalam
bentuk bar chart.
51
4.2.3 Analisis Penetapan Harga Jual Produk Clove Leaf Oil
Berdasarkan pada data harga pokok & harga jual produk Clove Leaf oil, yang penulis tampilkan pada lembar lampiran 7. Maka dibuat
suatu analisis perhitungan nilai markup atas harga & markup atas biaya yang dilaksanakan oleh perusahaan selama periode Januari 2001
sampai dengan Oktober 2003 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Lembar Perhitungan Markup Atas Harga & Markup Atas Biaya Pada Produk Clove Leaf oil.
Tahun Bulan Total Biaya Setiap
1 Ton (Rp)
Harga Jual Setiap
1 Ton (Rp)
Keuntungan
Setiap 1 Ton (Rp)
Markup Atas
Harga (%)
Markup Atas
Biaya (%)
2001 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
33.985.000
33.372.000
33.905.000
33.567.000
32.963.000
32.891.000
34.128.000
33.341.000
33.687.000
33.148.000
32.987.000
33.289.000
42.635.000
41.765.000
42.428.000
41.877.000
40.559.000
40.363.000
42.672.000
41.405.000
41.871.000
40.607.000
40.371.000
41.259.000
8.650.000
8.393.000
8.523.000
8.310.000
7.596.000
7.420.000
8.544.000
8.064.000
8.184.000
7.459.000
7.384.000
7.970.000
20,29
20,10
20,09
19,84
18,73
18,51
20,02
19,46
19,55
18,37
18,29
19,32
25,45
25,15
25,18
24,76
23,04
22,72
25,04
24,19
24,29
22,50
22,38
23,94
2002 Januari
Februari
34.596.000
36.298.000
43.389.000
45.873.000
8.793.000
9.575.000
20,27
20,87
25,42
26,38
52
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
36.712.000
36.653.000
37.142.000
37.984.000
37.862.000
37.441.000
36.973.000
35.419.000
35.317.000
34.561.000
46.224.000
46.150.000
48.345.000
49.335.000
49.225.000
48.928.000
48.127.000
47.235.000
46.472.000
45.721.000
9.512.000
9.497.000
11.203.000
11.351.000
11.363.000
11.487.000
11.154.000
11.816.000
11.155.000
11.160.000
20,58
20,58
23,17
23,01
23,08
23,48
23,18
25,01
24,00
24,41
25,91
25,91
30,16
29,88
30,01
30,68
30,17
33,36
31,58
32,29
2003 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
34.489.000
35.125.000
34.819.000
35.082.000
35.721.000
35.913.000
36.241.000
35.968.000
35.972.000
35.391.000
43.305.000
44.859.000
42.157.000
42.293.000
43.373.000
43.895.000
44.455.000
43.921.000
43.929.000
42.845.000
8.816.000
9.734.000
7.338.000
7.211.000
7.652.000
7.982.000
8.214.000
7.953.000
7.957.000
7.454.000
20,36
21,70
17,41
17,05
17,64
18,18
18,48
18,11
18,11
17,40
25,56
27,71
21,07
20,55
21,42
22,26
22,66
22,11
22,12
21,06
Sumber: Data setelah diolah oleh penulis
53
Berdasarkan pada data hasil analisis markup atas harga produk Clove Leaf oil pada
lembar lampiran 8, maka diperoleh:
1. Output bagian pertama (Statistics)
Bagian ini berkenaan dengan deskriptif data untuk variabel markup atas
harga produk Clove Leaf oil.
N atau jumlah data yang valid adalah 34, sedangkan data yang hilang adalah
0. Di sini berarti semua data siap diproses.
Mean atau rata-rata dari nilai markup atas harga produk Clove Leaf oil
adalah 20,2544%.
Median sebesar 20,0550%, menunjukkan bahwa 50% dari nilai markup atas
harga produk Clove Leaf oil adalah di atas 20,0550% dan 50% sisanya
adalah di bawah 20,0550%.
Mode adalah nilai yang paling banyak jumlah frekuensinya, di dalam hasil
analisis ini terdapat 2 buah nilai mode yaitu: 18,11% dan 20,58%. Tapi nilai
mode yang paling kecil adalah 18,11%.
Minimum dan maximum, yang berarti markup atas harga pada produk Clove
Leaf oil yang paling rendah adalah 17,05% dan yang paling tinggi adalah
25,01%.
2. Output bagian kedua (Bar Chart)
Bagian kedua output ini menggambarkan komposisi dari masing-masing nilai
markup atas harga produk Clove Leaf oil berdasarkan dari data yang ada ke dalam
bentuk bar chart.
54
Berdasarkan pada data hasil analisis markup atas biaya produk Clove Leaf oil pada
lembar lampiran 9, maka diperoleh:
1. Output bagian pertama (Statistics)
Bagian ini berkenaan dengan deskriptif data untuk variabel markup atas
biaya produk Clove Leaf oil.
N atau jumlah data yang valid adalah 34, sedangkan data yang hilang adalah
0. Di sini berarti semua data siap diproses.
Mean atau rata-rata dari nilai markup atas biaya produk Clove Leaf oil adalah
25,4974%.
Median sebesar 25,0950%, menunjukkan bahwa 50% dari nilai markup atas
biaya produk Clove Leaf oil adalah di atas 25,0950% dan 50% sisanya
adalah di bawah 25,0950%.
Mode adalah nilai yang paling banyak jumlah frekuensinya, di dalam hasil
analisis ini terdapat 1 buah nilai mode yaitu: 25,91%.
Minimum dan maximum, yang berarti markup atas biaya pada produk Clove
Leaf oil yang paling rendah adalah 20,55% dan yang paling tinggi adalah
33,36%.
2. Output bagian kedua (Bar Chart)
Bagian kedua output ini menggambarkan komposisi dari masing-masing nilai
markup atas biaya produk Clove Leaf oil berdasarkan dari data yang ada ke dalam
bentuk bar chart.
55
4.2.4 Analisis Penetapan Harga Jual Produk Citronella Oil
Berdasarkan pada data harga pokok & harga jual produk Citronella oil, yang penulis tampilkan pada lembar lampiran 10. Maka dibuat
suatu analisis perhitungan nilai markup atas harga & markup atas biaya yang dilaksanakan oleh perusahaan selama priode Januari 2001
sampai dengan Oktober 2003 adalah sebagai berikut:
4.4 Lembar Perhitungan Markup Atas Harga & Markup Atas Biaya Pada Produk Citronella Oil.
Tahun Bulan Total Biaya Setiap
1 Ton (Rp)
Harga Jual Setiap
1 Ton (Rp)
Keuntungan
Setiap 1 Ton (Rp)
Markup Atas
Harga (%)
Markup Atas
Biaya (%)
2001 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
29.683.000
29.425.000
29.481.000
29.503.000
29.682.000
29.714.000
29.785.000
29.821.000
29.976.000
30.082.000
30.225.000
30.273.000
34.770.000
34.256.000
34.271.000
34.264.000
34.587.000
34.637.000
34.724.000
34.931.000
35.012.000
35.128.000.
35.471.000
35.342.000
5.087.000
4.831.000
4.790.000
4.761.000
4.905.000
4.923.000
4.939.000
5.110.000
5.036.000
5.046.000
5.246.000
5.069.000
14,63
14,10
13,98
13,90
14,18
14,21
14,22
14,63
14,38
14,36
14,79
14,34
17,14
16,42
16,25
16,14
16,53
16,57
16,58
17,14
16,80
16,77
17,36
16,74
2002 Januari
Februari
29.865.000
29.671.000
35.174.000
34.961.000
5.309.000
5.290.000
15,09
15,13
17,78
17,83.
56
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
29.543.000
29.571.000
29.487.000
29.503.000
29.812.000
29.865.000
30.281.000
30.124.000
30.376.000
30.291.000
34.883.000
34.764.000
34.795.000
34.722.000
35.127.000
35.114.000
35.342.000
35.342.000
35.225.000
35.178.000
5.340.000
5.193.000
5.308.000
5.219.000
5.315.000
5.249.000
5.061.000
5.218.000
4.849.000
4.887.000
15,31
14,94
15,26
15,04
15,13
14,95
14,32
14,76
13,77
13,89
18,08
17,56
18,00
17,69
17,83
17,58
16,71
17,32
15,96
16,13
2003 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
30.582.000
30.784.000
30.693.000
30.424.000
30.487.000
30.448.000
30.525.000
30.812.000
30.709.000
30.781.000
35.481.000
35.516.000
35.217.000
35.062.000
35.134.000
35.117.000
35.234.000
35.472.000
35.694.000
35.750.000
4.899.000
4.732.000
4.524.000
4.638.000
4.647.000
4.669.000
4.709.000
4.660.000
4.985.000
4.969.000
13,81
13,32
12,85
13,28
13,23
13,30
13,36
13,14
13,97
13,90
16,02
15,37
14,74
15,24
15,24
15,33
15,43
15,12
16,23
16,14
Sumber: Data setelah diolah oleh penulis
57
Berdasarkan pada data hasil analisis markup atas harga produk Citronella oil pada lembar
lampiran 11, maka diperoleh:
1. Output bagian pertama (Statistics)
Bagian ini berkenaan dengan deskriptif data untuk variabel markup atas
harga produk Citronella oil.
N atau jumlah data yang valid adalah 34, sedangkan data yang hilang adalah
0. Di sini berarti semua data siap diproses.
Mean atau rata-rata dari nilai markup atas harga produk Citronella oil adalah
14,2197%.
Median sebesar 14,2150%, menunjukkan bahwa 50% dari nilai markup atas
harga produk Citronella oil adalah di atas 14,2150% dan 50% sisanya adalah
di bawah 14,2150%.
Mode adalah nilai yang paling banyak jumlah frekuensinya, di dalam hasil
analisis ini terdapat 3 buah nilai mode yaitu: 13,90%; 14,63% dan 15,13%.
Tapi nilai mode yang paling kecil adalah 18,11%.
Minimum dan maximum, yang berarti markup atas harga pada produk
Citronella oil yang paling rendah adalah 12,85% dan yang paling tinggi
adalah 15,31%.
2. Output bagian kedua (Bar Chart)
Bagian kedua output ini menggambarkan komposisi dari masing-masing nilai
markup atas harga produk Citronella oil berdasarkan dari data yang ada ke dalam
bentuk bar chart.
58
Berdasarkan pada data hasil analisis markup atas biaya produk Citronella oil pada lembar
lampiran 12, maka diperoleh:
1. Output bagian pertama (Statistics)
Bagian ini berkenaan dengan deskriptif data untuk variabel markup atas
biaya produk Citronella oil.
N atau jumlah data yang valid adalah 34, sedangkan data yang hilang adalah
0. Di sini berarti semua data siap diproses.
Mean atau rata-rata dari nilai markup atas biaya produk Citronella oil adalah
16,5815%.
Median sebesar 16,5750%, menunjukkan bahwa 50% dari nilai markup atas
biaya produk Citronella oil adalah di atas 16,5750% dan 50% sisanya adalah
di bawah 16,5750%.
Mode adalah nilai yang paling banyak jumlah frekuensinya, di dalam hasil
analisis ini terdapat 4 buah nilai mode yaitu: 15,24%; 16,14%; 17,14% dan
17,83%. Tapi nilai mode yang paling kecil adalah 18,11%.
Minimum dan maximum, yang berarti markup atas biaya pada produk
Citronella oil yang paling rendah adalah 14,74% dan yang paling tinggi
adalah 18,08%.
2. Output bagian kedua (Bar Chart)
Bagian kedua output ini menggambarkan komposisi dari masing-masing nilai
markup atas biaya produk Citronella oil berdasarkan dari data yang ada ke dalam
bentuk bar chart.
59
4.3 Pengembangan Harga Jual dan Volume Penjualan
Salah satu unsur dalam bauran pemasaran (marketing mix) adalah penentuan harga.
Harga suatu produk tidak boleh begitu saja ditetapkan, namun memerlukan suatu metode
tertentu. Memilih metode penetapan harga dengan tepat amat penting dilakukan oleh
perusahaan, karena dengan adanya harga maka perusahaan dapat memperoleh pendapatan.
Apabila harga suatu produk ditetapkan terlalu tinggi, maka bisa jadi produk tersebut
tidak dibeli oleh konsumen. Situasi tersebut dapat menyebabkan menurunnya volume
penjualan perusahaan, meskipun laba yang diperoleh tergolong tinggi. Demikian sebaliknya
apabila harga terlalu rendah, maka perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan untuk
menutup biaya yang telah dikeluarkan. Oleh karena itu, harga harus ditetapkan secara
bijaksana.
Untuk mengukur sampai sejauh mana pengaruh dan hubungan dari keempat produk PT.
Djasula Wangi maka metode yang digunakan adalah regresi linier berganda dan diolah
dengan mengunakan program SPSS (Statistical Product Service and solution) versi 11.0.
Dengan variabel independen dan dependen sebagai berikut:
Y = Total volume penjualan PT. Djasula Wangi (Variabel terikat/dependen)
x1 = Harga jual Patchoully oil (minyak nilam)
x2 = Harga jual Cananga oil (minyak kenanga)
x3 = Harga jual Clove Leaf oil (minyak daun cengkeh)
x4 = Harga jual Citronella oil (minyak serai)
60
4.3.1 Analisis Data
Berdasarkan pada data harga jual tiap produk dan total volume penjualan, yang penulis
tampilkan pada lembar lampiran 13, maka dapat diperoleh data variabel independen dan
dependen sebagai berikut:
Tabel 4.5 Lembar Kerja Analisis Data
Y X1 X2 X3 X4
66
62
69
69
65
71
69
67
63
63
57
54
170.830.000
171.693.000
171.681.000
171.932.000
170.430.000
170.425.000
170.381.000
170.187.000
171.459.000
171.971.000
171.693.000
171.541.000
231.687.000
231.735.000
232.691.000
231.862.000
232.751.000
232.736.000
232.942.000
232.712.000
232.647.000
232.721.000
232.706.000
232.711.000
42.635.000
41.765.000
42.428.000
41.877.000
40.559.000
40.363.000
42.672.000
41.405.000
41.871.000
40.607.000
40.371.000
41.259.000
34.770.000
34.256.000
34.271.000
34.264.000
34.587.000
34.637.000
34.724.000
34.931.000
35.012.000
35.128.000
35.471.000
35.342.000
59
62
58
61
63
59
57
59
59
58
57
54
171.551.000
172.138.000
172.962.000
171.543.000
170.692.000
171.458.000
173.128.000
172.961.000
172.883.000
173.174.000
173.182.000
173.497.000
233.895.000
233.937.000
234.365.000
234.473.000
234.527.000
234.421.000
233.869.000
233.915.000
234.349.000
234.127.000
234.415.000
234.320.000
43.389.000
45.873.000
46.224.000
46.150.000
48.345.000
49.335.000
49.225.000
48.928.000
48.127.000
47.235.000
46.472.000
45.721.000
35.174.000
34.961.000
34.883.000
34.764.000
34.795.000
34.722.000
35.127.000
35.114.000
35.342.000
35.342.000
35.225.000
35.178.000
54
60
60
173.986.000
173.182.000
173.265.000
234.128.000
233.957.000
234.271.000
43.305.000
44.859.000
42.157.000
35.481.000
35.516.000
35.217.000
61
59
61
63
62
56
55
54
173.984.000
173.476.000
173.448.000
173.691.000
173.976.000
174.108.000
174.347.000
234.975.000
235.076.000
234.872.000
234.419.000
234.772.000
234.872.000
234.574.000
42.293.000
43.373.000
43.895.000
44.455.000
43.921.000
43.929.000
42.845.000
35.062.000
35.134.000
35.117.000
35.234.000
35.472.000
35.694.000
35.750.000
Sumber: Data setelah diolah oleh penulis
Jadi persamaan rergesi ganda linier untuk 4 predikator seperti: Patchoully oil (minyak
nilam), Cananga oil (minyak kenanga), Clove Leaf oil (minyak daun cengkeh) dan Citronella
oil (minyak serai) adalah:
Y = 535.764 - 0,00000229X1 - 0,000000303X2 - 0,000000258X3 +
0,00000005444X4
t hitung = 3,130 -3,288 -0,302 -0,815
0,183
R2 = 0,509
R = 0,713
Dari persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa apabila X1 dinaikkan sebesar 1
satuan hitung, maka akan mengurangi nilai Y sebesar 0,00000229 unit. Jika X2 dinaikkan
sebesar 1 satuan hitung, maka akan menurunkan nilai Y sebesar 0,000000303 unit. Apabila
X3 dinaikkan 1 satuan hitung, maka akan menurunkan nilai Y sebesar 0,000000258 unit. Dan
jika apabila X4 dinaikkan sebesar 1 satuan hitung, maka akan menaikkan nilai Y sebesar
0,00000005444 unit.
62
Berikut adalah pengujian hipotesis yang telah dilakukan:
Tabel 4.6 Hasil Multiple Regression
Dependen variabel = Total volume penjulan (Y)
Independen variabel: Nilai t hitung nilai t tabel
Konstanta 3,130 2,045
Harga jual Patchoully oil (X1) -3,288 2,045
Harga jual Cananga oil (X2) -0,302 2,045
Harga jual Clove Leaf oil (X3) -0,815 2,045
Harga jual Citronella oil (X4) 0,183 2,045
R² = 0,509; F hitung = 7,515
Sumber: Data setelah diolah oleh penulis
• Koefisien pertama (konstanta), diperoleh nilai t hitung sebesar 3,130 dengan mengambil
hipotesis:
H0 = Variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen
H1 = Variabel independen mempengaruhi variabel dependen
Dasar pengambilan keputusan:
Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel:
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak
Jika -t tabel ≤ t hitung ≤ +t tabel maka H0 diterima
Dan mengambil taraf signifikansi sebesar 5 %, maka nilai t tabel atau t0.025 , 29 =
2,045 sehingga:
Karena 3,130 > 2,045 maka H0 ditolak atau dengan kata lain koefisien regresi
signifikan. Hal ini berarti konstanta berpengaruh terhadap model regresi.
• Koefisien kedua, diperoleh t hitung sebesar -3,288 dengan mengambil hipotesis:
H0 = Variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen
H1 = Variabel independen mempengaruhi variabel dependen
63
Dasar pengambilan keputusan:
Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel:
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak
Jika -t tabel ≤ t hitung ≤ +t tabel maka H0 diterima
Dan mengambil taraf signifikansi sebesar 5 %, maka nilai t tabel atau t0.025 , 29 =
2,045 sehingga:
Karena –3,288 < -2,045 maka menolak H0 atau dengan kata lain koefisien regresi
signifikan, sehingga harga jual Patchoully oil berpengaruh terhadap total volume
penjualan.
• Koefisien ketiga, diperoleh nilai t hitung sebesar -0,302 dengan mengambil hipotesis:
H0 = Variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen
H1 = Variabel independen mempengaruhi variabel dependen
Dasar pengambilan keputusan:
Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel:
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak
Jika -t tabel ≤ t hitung ≤ +t tabel maka H0 diterima
Dan mengambil taraf signifikansi sebesar 5 %, maka nilai t tabel atau t0.025 , 29 =
2,045 sehingga:
Karena –0,302 > -2,045 maka menerima H0 atau dengan kata lain harga jual Cananga
oil tidak berpengaruh terhadap total volume penjualan.
• Koefisien keempat, diperoleh nilai t hitung sebesar -0,815 dengan mengambil hipotesis:
H0 = Variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen
H1 = Variabel independen mempengaruhi variabel dependen
Dasar pengambilan keputusan:
Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel:
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak
Jika -t tabel ≤ t hitung ≤ +t tabel maka H0 diterima
64
Dan mengambil taraf signifikansi sebesar 5 %, maka nilai t tabel atau t0.025 , 29 =
2,045 sehingga:
Karena -0,815 > -2,045 maka menerima H0 dengan kata lain koefisien korelasi tidak
signifikan, sehingga harga jual Clove Leaf oil tidak berpengaruh terhadap total volume
penjualan.
• Koefisien kelima, diperoleh t hitung sebesar 0,183 dengan mengambil hipotesis:
H0 = Variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen
H1 = Variabel independen mempengaruhi variabel dependen
Dasar pengambilan keputusan:
Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel:
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak
Jika -t tabel ≤ t hitung ≤ +t tabel maka H0 diterima
Dan mengambil taraf signifikansi sebesar 5 %, maka nilai t tabel atau t0.025 , 29 =
2,045 sehingga:
Karena 0,183 < 2,045, maka menerima H0 (koefisien regresi tidak signifikan), sehingga
harga jual Citronella oil tidak berpengaruh terhadap total volume penjualan.
Ho diterima
Ho ditolak Ho ditolak
0,183-0,302
X1X3 X2 konstanta
-0,815-3,288-2,045 2,045
3,130
X4
Gambar 4.1 Uji t Variabel: Konstanta, X1, X2, X3 dan X4
Sumber: Data setelah diolah oleh penulis
65
Langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis nyata tidaknya model regresi linier
dengan mengambil hipotesa:
H0 : Tidak ada pengaruh (tidak signifikan) antara X1, X2, X3 dan X4 terhadap Y
H1 : Ada Pengaruh (signifikansi) antara X1, X2, X3 dan X4 terhadap Y
Dasar pengambilan keputusan:
Berdasarkan perbandingan F hitung dengan F tabel:
Jika F hitung ≥ F tabel maka H0 ditolak
Jika F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima
Sehingga diperoleh nilai F hitung berdasarkan hasil perhitungan SPSS sebesar 7,515.
Dengan mengambil taraf signifikansi (α ) sebesar 5 %, maka dari tabel distribusi F
didapat nilai F tabel untuk F0,05, 4, 29 = 2,70
Karena 7,515 > 2,70 maka Ho ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan secara linier antara harga jual pada produk Patchoully oil, Cananga oil, Clove Leaf
oil dan Citronella oil terhadap total volume penjualan.
Berdasarkan hasil dari uji F tabel, maka dapat diketahui bahwa rumus regresi yang
digunakan dapat menjelaskan pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Ho diterima
Ho ditolak2,92 140,246
F hitung
Gambar 4.2 Uji Signifikansi F
Sumber: Data setelah diolah oleh penulis
66
4.4 Hasil Penelitian
Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka didapat beberapa hasil
antara lain:
1. Hasil markup pricing, yaitu:
Tabel 4.7 Hasil Markup Pricing
Patchoully Oil Cananga oil Clove Leaf oil Citronella oil
- Markup atas harga:
• Valid
• Mean
• Median
• Mode
• Minimum
• Maximum
- Markup atas biaya:
• Valid
• Mean
• Median
• Mode
• Minimum
• Maximum
34
14,9885%
15,0350%
14,72%
14,40%
15,47%
34
17,6268%
17,6900%
17,45%
16,82%
18,17%
34
10,8909%
10,9000%
10,85%
10,67%
11,02%
34
12,2226%
12,2300%
12,17%
11,95%
12,38%
34
20,2544%
20,0550%
18,11%
17,05%
25,01%
34
25,4974%
15,0950%
15,91%
20,55%
33,36%
34
14,2197%
14,2150%
13,90%
12,85%
15,31%
34
16,5815%
16,5750%
15,24%
14,74%
18,08%
Sumber: Data setelah diolah oleh penulis
Selain itu terdapat beberapa hasil lainnya seperti:
Volume penjualan pada produk Patchoully oil paling banyak terjual pada
bulan Mei 2002 sebesar 14 ton, dengan harga jual sebesar Rp. 170.692.000
untuk setiap 1 ton. Harga jual tersebut memakai metode markup pricing atas
harga sebesar 14,59% sedangkan untuk markup pricing atas biaya
dikenakan sebesar 17,08%.
Volume penjualan terendah pada produk Patchoully oil terjadi pada bulan
Desember 2002 sebesar 6 ton, dengan harga jual sebesar Rp. 173.497.000
67
untuk setiap 1 ton. Harga jual tersebut memakai metode markup pricing atas
harga sebesar 15,31% sedangkan untuk markup pricing atas biaya
dikenakan sebesar 18,08%.
Pada produk Cananga oil volume penjualan tertinggi terjadi pada bulan
September 2001 dan bulan Maret 2003 sebesar 5 ton, dengan harga jual
sebesar Rp. 232.647.000 dan Rp. 234.271.000 untuk setiap 1 ton. Harga jual
tersebut memakai metode markup pricing atas harga sebesar 10,97%
sedangkan untuk markup pricing atas biaya dikenakan sebesar 12,32%
untuk yang bulan September 2001. Sedangkan untuk yang bulan Maret 2003
besarnya markup pricing atas harga sebesar 10,92% dan besarnya markup
pricing atas biaya sebesar 12,26%.
Volume penjualan terendah pada produk Cananga oil terjadi pada bulan
Maret, April dan Mei 2002 sebesar 2 ton, dengan harga jual sebesar Rp.
234.365.000; Rp. 234.473.000 dan Rp. 234.527.000 untuk setiap 1 ton.
Harga jual tersebut memakai metode markup pricing atas harga sebesar
10,77% sedangkan untuk markup pricing atas biaya dikenakan sebesar
12,07% untuk yang bulan Maret 2002. Besarnya nilai markup pricing atas
harga yang dikenakan pada bulan April 2002 sebesar 10,83% dan besarnya
markup pricing atas biaya dikenakan sebesar 12,15%. Sedangkan pada
bulan Mei 2002 besarnya nilai markup pricing atas harga sebesar 10,85%
dan besarnya nilai markup pricing atas biaya sebesar 12,17%.
Volume penjualan pada produk Clove Leaf oil paling banyak terjual pada
bulan Juni 2001 sebesar 38 ton, dengan harga jual sebesar Rp. 40.363.000
untuk setiap 1 ton. Harga jual tersebut memakai metode markup pricing atas
harga sebesar 18,51% sedangkan untuk markup pricing atas biaya
dikenakan sebesar 22,72%.
68
Pada produk Clove Leaf oil volume penjualan terendah terjadi pada bulan
Desember 2001, Juni 2002 dan Januari 2003 sebesar 28 ton, dengan harga
jual sebesar Rp. 41.259.000; Rp. 49.335.000 dan Rp. 43.305.000 untuk
setiap 1 ton. Harga jual tersebut memakai metode markup pricing atas harga
sebesar 19,32% sedangkan untuk markup pricing atas biaya dikenakan
sebesar 23,94% untuk yang bulan Desember 2001. Sedangkan untuk yang
bulan Juni 2002 besarnya markup pricing atas harga sebesar 23,01% dan
besarnya markup pricing atas biaya sebesar 29,88%. Dan yang terakhir
untuk bulan Januari 2003 besarnya nilai markup pricing atas harga
dikenakan sebesar 20,36% dan besarnya nilai markup pricing atas biaya
dikenakan sebesar 25,56%.
Pada produk Citronella oil volume penjualan tertinggi terjadi pada bulan
Maret 2001 dan bulan April 2001 sebesar 19 ton, dengan harga jual sebesar
Rp. 34.271.000 dan Rp. 34.264.000 untuk setiap 1 ton. Harga jual tersebut
memakai metode markup pricing atas harga sebesar 13,98% sedangkan
untuk markup pricing atas biaya dikenakan sebesar 16,25% untuk yang
bulan Maret 2001. Sedangkan untuk yang bulan April 2001 besarnya markup
pricing atas harga sebesar 13,90% dan besarnya markup pricing atas biaya
sebesar 16,14%.
Volume penjualan terendah pada produk Citronella oil terjadi pada bulan
Oktober 2003 sebesar 11 ton, dengan harga jual sebesar Rp. 35.750.000
untuk setiap 1 ton. Harga jual tersebut memakai metode markup pricing atas
harga sebesar 13,90% sedangkan untuk markup pricing atas biaya
dikenakan sebesar 16,14%.
69
2. Hasil regresi, yaitu:
Berdasarkan data-data yang ada dan setelah diolah oleh penulis maka didapat
suatu hasil pada persamaan regresi, yaitu:
Y = 535.764 - 0,00000229X1 - 0,000000303X2 - 0,000000258X3 +
0,00000005444X4
Dari hasil perhitungan di atas maka didapat bila harga jual produk Patchoully oil
dinaikkan sebesar 1 satuan hitung, maka akan menurunkan total volume penjualan
sebesar 0,00000229 unit. Dan apabila harga jual produk Cananga oil, Clove Leaf oil
dan Citronella oil bertambah sebesar 1 satuan hitung ataupun berkurang sebesar 1
satuan hitung maka tidak berpengaruh terhadap total volume penjualan. Hal ini
disebabkan karena koefisien regresi tidak signifikan.
70
BAB 5
SIMPULAN dan SARAN
5.1 Simpulan
Setelah melakukan penelitian tentang metode penetapan harga yang diterapkan oleh
perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Besarnya nilai markup atas harga maupun biaya yang diterapkan oleh perusahaan
bersifat tidak tetap. Hal ini disebabkan karena adanya penyesuaian dengan kondisi
pasar pada saat transaksi jual-beli dilaksanakan. Besarnya nilai markup tersebut
sebagai berikut:
a. Produk Patchoully oil (minyak nilam).
Nilai markup atas harga yang dikenakan berkisar antara: 14,40% sampai
15,47%. Sedangkan nilai markup atas biaya yang dikenakan berkisar antara:
16,82% sampai 18,17%.
b. Produk Cananga oil (minyak kenanga).
Nilai markup atas harga yang dikenakan berkisar antara: 10,67% sampai
11,02%. Sedangkan nilai markup atas biaya yang dikenakan berkisar antara:
11,95% sampai 12,38%.
c. Produk Clove Leaf oil (minyak daun cengkeh).
Nilai markup atas harga yang dikenakan berkisar antara: 17,05% sampai
25,01%. Sedangkan nilai markup atas biaya yang dikenakan berkisar antara:
20,55% sampai 33,36%.
71
d. Produk Citronella oil (minyak serai).
Nilai markup atas harga yang dikenakan berkisar antara: 12,85% sampai
15,31%. Sedangkan nilai markup atas biaya yang dikenakan berkisar antara:
14,74% sampai 18,08%.
2. Didalam menerapkan metode markup pricing didapat beberapa nilai markup yang
tepat sehingga dapat meningkatkan volume penjualan perusahaan, seperti:
a. Produk Patchoully oil (minyak nilam).
Nilai markup atas harga yang tepat sebesar 14,59%, sedangkan nilai markup
atas biaya yang tepat sebesar 17,08%.
b. Produk Cananga oil (minyak kenanga).
Nilai markup atas harga yang tepat sebesar 10,92% dan 10,97%, sedangkan
nilai markup atas biaya yang tepat sebesar 12,26% dan 12,32%.
c. Produk Clove Leaf oil (minyak daun cengkeh).
Nilai markup atas harga yang tepat sebesar 18,51%, sedangkan nilai markup
atas biaya yang tepat sebesar 22,72%.
d. Produk Citronella oil (minyak serai).
Nilai markup atas harga yang tepat sebesar 13,90% dan 13,98%, sedangkan
nilai markup atas biaya yang tepat sebesar 16,14% dan 16,25%.
3. Setelah harga jual setiap produk diolah dengan regresi dan korelasi berganda, maka
didapat bila harga jual produk Patchoully oil dinaikkan sebesar Rp. 1, maka akan
menurunkan total volume penjualan sebesar 0,00000229 ton. Dan apabila harga jual
produk Cananga oil, Clove Leaf oil dan Citronella oil bertambah sebesar Rp. 1
ataupun berkurang sebesar Rp. 1 maka tidak berpengaruh terhadap volume
penjualan pada masing-masing produknya.
72
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diambil maka saran-saran yang
diberikan adalah:
1. Perusahaan dalam menetapkan harga harus lebih memperhatikan kondisi pasar yang
ada sehingga dalam menetapkan nilai markup, perusahaan tidak mengalami
penurunan volume penjualan pada setiap produknya.
2. Untuk nilai markup pada setiap produk, disarankan beberapa nilai markup yang
diperkirakan dapat meningkatkan volume penjualan dengan catatan perusahaan
harus tetap memperhatikan kondisi pasar. Nilai-nilai markup tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Pada produk Patchoully oil (minyak nilam), besarnya nilai markup atas harga
dikenakan sebesar 14,59%, sedangkan nilai markup atas biaya dikenakan
sebesar 17,08%.
b. Pada produk Cananga oil (minyak kenanga), besarnya nilai markup atas
harga dikenakan sebesar 10,92% atau 10,97%, sedangkan nilai markup atas
biaya dikenakan sebesar 12,26% atau 12,32%.
c. Pada produk Clove Leaf oil (minyak daun cengkeh), besarnya nilai markup
atas harga dikenakan sebesar 18,51%, sedangkan nilai markup atas biaya
dikenakan sebesar 22,72%.
d. Pada produk Citronella oil (minyak serai), besarnya nilai markup atas harga
dikenakan sebesar 13,90% atau 13,98%, sedangkan nilai markup atas biaya
dikenakan sebesar 16,14% atau 16,25%.
73
3. Setelah melihat dari hasil regresi sebaiknya perusahaan menurunkan harga jual
produk Patchoully oil (minyak nilam) dan disarankan besarnya antara Rp.
170.000.000 sampai dengan Rp. 171.000.000, karena berdasarkan data yang ada
pada saat harga sebesar itu volume penjualan produk Patchoully oil lebih sering
mengalami kenaikan. Sedangkan untuk produk Cananga oil, Clove Leaf oil dan
Citronella oil tergantung pada pihak manajemen perusahaan karena dinaikkan
ataupun diturunkan harga jualnya, tidak mempengaruhi total volume penjualan.
74
DAFTAR PUSTAKA
Gitosudarmo, Indriyo. (1999). Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta
Kismono, Gugup. (2001). Bisnis Pengantar. BPFE, Yogyakarta
Kotler, Philip. (2000). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol,
Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. PT. Prenhalindo, Jakarta
Kotler, Philip. (2000). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol,
Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 2. PT. Prenhalindo, Jakarta
Kotler, Philip & Gary Armstrong. (1997). Dasar-dasar Pemasaran: Principles of Marketing 7e. PT
Prehalindo, Jakarta
Lamb, Chareles W, Joseph F. Hair & Carl Mc Daniel. (2001). Pemasaran. Jilid 2. Salemba Empat,
Jakarta
Mulyadi. (1997). Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi ke-2. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta
Pappas, James L & Mark Hirschey. (1995). Ekonomi Manajerial. Jilid 2. Binarupa Aksara, Jakarta
Rangkuti, Freddy. (2003). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Sugiyono. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis. CV Alfabeta, Bandung
Supranto, J. (2001). Statistik: teori dan Aplikasi. Jilid 1. Erlangga, Jakarta
Sutojo, Siswanto. (2001). Menyusun Strategi Harga. Damar Mulia Pustaka, Jakarta
Santoso, Singgih & Fandy Tjiptono. (2002). Riset Pemasaran, Konsep Aplikasi dengan SPSS. PT
Elex Media Kompetindo Kelompok Gramedia, Jakarta
Tjiptono, Fandy. (2001). Strategi Pemasaran. ANDI, Yogyakarta
Usman, Husaini & R. Purnomo Setiady Akbar. (2003). Pengantar Statistika. PT Bumi Aksara,
Jakarta
75
RIWAYAT HIDUP Nama : Faisal Kraus Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 31 Desember 1980 Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat rumah : Jl. Lobak 3 No. C-59, Blok-L Cinere 16514 Jakarta
Selatan Riwayat Pendidikan :
• Sekolah Dasar : SDN 03 Pagi Jakarta Selatan 1987-1993 • Sekolah Menengah Pertama : SMP Cendrawasih 1 Jakarta Selatan 1993-1996 • Sekolah Menengah Atas : SMUN 66 Jakarta Selatan 1996-1999 • Perguruan Tinggi : Universitas Bina Nusantara 1999-Sampai saat ini
Pengalaman kerja : -
Lampiran 1
Data Harga Pokok & Harga Jual Produk Patchoully Oil
Tahun Bulan Total Biaya Setiap
1 Ton (Rp)
Harga Jual Setiap
1 Ton (Rp)
Volume
Penjualan
2001 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
145.230.000
146.181.000
146.181.000
146.783.000
145.894.000
145.872.000
145.331.000
145.128.000
145.893.000
145.971.000
145.784.000
145.726.000
170.830.000
171.693.000
171.681.000
171.932.000
170.430.000
170.425.000
170.381.000
170.187.000
171.459.000
171.971.000
171.693.000
171.541.000
12
10
10
9
11
13
12
12
10
9
10
10
2002 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
145.785.000
146.563.000
146.792.000
146.293.000
145.794.000
145.939.000
146.674.000
146.392.000
146.129.000
146.735.000
146.847.000
146.932.000
171.551.000
172.138.000
172.962.000
171.543.000
170.692.000
171.458.000
173.128.000
172.961.000
172.883.000
173.174.000
173.182.000
173.497.000
11
12
9
11
14
11
7
8
8
7
7
6
2003 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
147.228.000
146.783.000
146.941.000
147.462.000
147.221.000
147.117.000
147.352.000
147.876.000
148.693.000
148.772.000
173.986.000
173.182.000
173.265.000
173.984.000
173.476.000
173.448.000
173.691.000
173.976.000
174.108.000
174.347.000
8
11
11
10
12
11
10
9
9
7
Lampiran 2
Hasil Analisis Markup Atas Harga Pada Produk Patchoully Oil
Statistics N Valid Missing Mean Median Mode Minimum Maximum
340
14.988515.0350
14.72a
14.4015.47
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
MARKUP
MARKUP
15.3815.31
15.2715.21
15.1815.13
15.0915.02
14.9914.88
14.8514.70
14.6214.59
14.40
Freq
uenc
y
2.5
2.0
1.5
1.0
.5
0.0
Lampiran 3
Hasil Analisis Markup Atas Biaya Pada Produk Patchoully Oil
Statistics N Valid Missing Mean Median Mode Minimum Maximum
340
17.626817.6900
17.45a
16.8218.17
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
MARKUP
MARKUP
18.1718.13
18.0417.98
17.9117.87
17.8117.71
17.6517.52
17.4517.27
17.2417.13
17.0816.82
Freq
uenc
y
2.5
2.0
1.5
1.0
.5
0.0
Lampiran 4
Data Harga Pokok & Harga Jual Produk Cananga Oil
Tahun Bulan Total Biaya Setiap
1 Ton (Rp)
Harga Jual Setiap
1 Ton (Rp)
Volume
Penjualan
2001 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
206.583.000
206.780.000
207.827.000
207.114.000
207.376.000
207.416.000
207.438.000
207.124.000
207.124.000
207.286.000
207.294.000
207.286.000
231.687.000
231.735.000
232.691.000
231.862.000
232.751.000
232.736.000
232.942.000
232.712.000
232.647.000
232.721.000
232.706.000
232.711.000
4
4
3
4
3
3
3
4
5
4
4
4
2002 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
208.123.000
208.680.000
209.127.000
209.078.000
209.078.000
208.875.000
208.423.000
208.525.000
208.921.000
208.673.000
208.872.000
208.893.000
233.895.000
233.937.000
234.365.000
234.473.000
234.527.000
234.421.000
233.869.000
233.915.000
234.349.000
234.127.000
234.415.000
234.320.000
3
3
2
2
2
3
4
4
3
4
3
3
2003 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
208.673.000
208.521.000
208.692.000
209.127.000
209.342.000
209.087.000
208.752.000
208.964.000
209.073.000
208.824.000
234.128.000
233.957.000
234.271.000
234.975.000
235.076.000
234.872.000
234.419.000
234.772.000
234.872.000
234.574.000
4
4
5
3
3
3
4
3
3
4
Lampiran 5
Hasil Analisis Markup Atas Harga Pada Produk Cananga Oil
Statistics N Valid Missing Mean Median Mode Minimum Maximum
340
10.890910.9000
10.8510.6711.02
MARKUP
MARKUP
11.0211.00
10.9910.98
10.9710.95
10.9310.92
10.9010.88
10.8710.85
10.8310.80
10.7710.69
10.67
Freq
uenc
y
5
4
3
2
1
0
Lampiran 6
Hasil Analisis Markup Atas Biaya Pada Produk Cananga Oil
Statistics N Valid Missing Mean Median Mode Minimum Maximum
340
12.222612.2300
12.17a
11.9512.38
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
MARKUP
MARKUP
12.3812.3512.3312.3012.2712.2412.2112.1812.1512.0711.95
Freq
uenc
y
3.5
3.0
2.5
2.0
1.5
1.0
.5
0.0
Lampiran 7
Data Harga Pokok & Harga Jual Produk Clove Leaf Oil
Tahun Bulan Total Biaya Setiap
1 Ton (Rp)
Harga Jual Setiap
1 Ton (Rp)
Volume
Penjualan
2001 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
33.985.000
33.372.000
33.905.000
33.567.000
32.963.000
32.891.000
34.128.000
33.341.000
33.687.000
33.148.000
32.987.000
33.289.000
42.635.000
41.765.000
42.428.000
41.877.000
40.559.000
40.363.000
42.672.000
41.405.000
41.871.000
40.607.000
40.371.000
41.259.000
34
30
37
37
33
38
37
35
34
36
31
28
2002 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
34.596.000
36.298.000
36.712.000
36.653.000
37.142.000
37.984.000
37.862.000
37.441.000
36.973.000
35.419.000
35.317.000
34.561.000
43.389.000
45.873.000
46.224.000
46.150.000
48.345.000
49.335.000
49.225.000
48.928.000
48.127.000
47.235.000
46.472.000
45.721.000
31
33
32
32
30
28
31
33
35
34
34
30
2003 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
34.489.000
35.125.000
34.819.000
35.082.000
35.721.000
35.913.000
36.241.000
35.968.000
35.972.000
35.391.000
43.305.000
44.859.000
42.157.000
42.293.000
43.373.000
43.895.000
44.455.000
43.921.000
43.929.000
42.845.000
28
31
30
29
30
32
31
29
30
32
Lampiran 8
Hasil Analisis Markup Atas Harga Pada Produk Clove Leaf Oil
Statistics N Valid Missing Mean Median Mode Minimum Maximum
340
20.254420.0550
18.11a
17.0525.01
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
MARKUP
MARKUP
24.4123.48
23.1723.01
20.8720.36
20.2720.09
19.8419.46
18.7318.48
18.2918.11
17.4117.05
Freq
uenc
y
2.5
2.0
1.5
1.0
.5
0.0
Lampiran 9
Hasil Analisis Markup Atas Biaya Pada Produk Clove Leaf Oil
Statistics N Valid Missing Mean Median Mode Minimum Maximum
340
25.497425.0950
25.9120.5533.36
MARKUP
MARKUP
33.3631.58
30.1730.01
27.7125.91
25.4525.18
25.0424.29
23.9422.72
22.5022.26
22.1121.07
20.55
Freq
uenc
y
2.5
2.0
1.5
1.0
.5
0.0
Lampiran 10
Data Harga Pokok & Harga Jual Produk Citronella Oil
Tahun Bulan Total Biaya Setiap
1 Ton (Rp)
Harga Jual Setiap
1 Ton (Rp)
Volume
Penjualan
2001 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
29.683.000
29.425.000
29.481.000
29.503.000
29.682.000
29.714.000
29.785.000
29.821.000
29.976.000
30.082.000
30.225.000
30.273.000
34.770.000
34.256.000
34.271.000
34.264.000
34.587.000
34.637.000
34.724.000
34.931.000
35.012.000
35.128.000.
35.471.000
35.342.000
16
18
19
19
18
17
17
16
14
14
12
12
2002 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
29.865.000
29.671.000
29.543.000
29.571.000
29.487.000
29.503.000
29.812.000
29.865.000
30.281.000
30.124.000
30.376.000
30.291.000
35.174.000
34.961.000
34.883.000
34.764.000
34.795.000
34.722.000
35.127.000
35.114.000
35.342.000
35.342.000
35.225.000
35.178.000
14
14
15
16
17
17
15
14
13
13
13
15
2003 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
30.582.000
30.784.000
30.693.000
30.424.000
30.487.000
30.448.000
30.525.000
30.812.000
30.709.000
30.781.000
35.481.000
35.516.000
35.217.000
35.062.000
35.134.000
35.117.000
35.234.000
35.472.000
35.694.000
35.750.000
14
14
14
17
16
17
17
15
13
11
Lampiran 11
Hasil Analisis Markup Atas Harga Pada Produk Citronella Oil
Statistics N Valid Missing Mean Median Mode Minimum Maximum
340
14.219714.2150
13.90a
12.8515.31
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
MARKUP
MARKUP
15.3115.13
15.0414.94
14.7614.38
14.3414.22
14.1813.98
13.9013.81
13.3613.30
13.2312.85
Freq
uenc
y
2.5
2.0
1.5
1.0
.5
0.0
Lampiran 12
Hasil Analisis Markup Atas Biaya Pada Produk Citronella Oil
Statistics N Valid Missing Mean Median Mode Minimum Maximum
340
16.581516.5750
15.24a
14.7418.08
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
MARKUP
MARKUP
18.0017.78
17.5817.36
17.1416.77
16.7116.57
16.4216.23
16.1315.96
15.3715.24
14.74
Freq
uenc
y
2.5
2.0
1.5
1.0
.5
0.0
Lampiran 13
Data Harga Jual Tiap Produk dan Total Volume Penjualan
Tahun Bulan Total Volume Penjualan (Ton)
Harga Jual Produk Patchoully oil Setiap 1 Ton
(Rp)
Harga Jual Produk Cananga oil Setiap 1 Ton
(Rp)
Harga Jual Produk Clove Leaf oil Setiap 1 Ton
(Rp)
Harga Jual Produk Citronella oil Setiap 1 Ton
(Rp) 2001 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
66
62
69
69
65
71
69
67
63
63
57
54
170.830.000
171.693.000
171.681.000
171.932.000
170.430.000
170.425.000
170.381.000
170.187.000
171.459.000
171.971.000
171.693.000
171.541.000
231.687.000
231.735.000
232.691.000
231.862.000
232.751.000
232.736.000
232.942.000
232.712.000
232.647.000
232.721.000
232.706.000
232.711.000
42.635.000
41.765.000
42.428.000
41.877.000
40.559.000
40.363.000
42.672.000
41.405.000
41.871.000
40.607.000
40.371.000
41.259.000
34.770.000
34.256.000
34.271.000
34.264.000
34.587.000
34.637.000
34.724.000
34.931.000
35.012.000
35.128.000
35.471.000
35.342.000
2002 Januari
Februari
Maret
April
Mei
59
62
58
61
63
171.551.000
172.138.000
172.962.000
171.543.000
170.692.000
233.895.000
233.937.000
234.365.000
234.473.000
234.527.000
43.389.000
45.873.000
46.224.000
46.150.000
48.345.000
35.174.000
34.961.000
34.883.000
34.764.000
34.795.000
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
59
57
59
59
58
57
54
171.458.000
173.128.000
172.961.000
172.883.000
173.174.000
173.182.000
173.497.000
234.421.000
233.869.000
233.915.000
234.349.000
234.127.000
234.415.000
234.320.000
49.335.000
49.225.000
48.928.000
48.127.000
47.235.000
46.472.000
45.721.000
34.722.000
35.127.000
35.114.000
35.342.000
35.342.000
35.225.000
35.178.000
2003 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
54
60
60
59
61
63
62
56
55
54
173.986.000
173.182.000
173.265.000
173.984.000
173.476.000
173.448.000
173.691.000
173.976.000
174.108.000
174.347.000
234.128.000
233.957.000
234.271.000
234.975.000
235.076.000
234.872.000
234.419.000
234.772.000
234.872.000
234.574.000
43.305.000
44.859.000
42.157.000
42.293.000
43.373.000
43.895.000
44.455.000
43.921.000
43.929.000
42.845.000
35.481.000
35.516.000
35.217.000
35.062.000
35.134.000
35.117.000
35.234.000
35.472.000
35.694.000
35.750.000
Lampiran 14
Tabel Regresi Berganda Regression
Descriptive Statistics
60.7353 4.70531 341.7E+08 1247811.378 342.3E+08 998410.56216 344.4E+07 2717805.089 343.4E+07 2449817.368 34
YX1X2X3X4
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 -.689 -.567 -.360 .025-.689 1.000 .694 .268 .119-.567 .694 1.000 .539 -.017-.360 .268 .539 1.000 -.457.025 .119 -.017 -.457 1.000
. .000 .000 .018 .444.000 . .000 .062 .251.000 .000 . .001 .462.018 .062 .001 . .003.444 .251 .462 .003 .
34 34 34 34 3434 34 34 34 3434 34 34 34 3434 34 34 34 3434 34 34 34 34
YX1X2X3X4YX1X2X3X4YX1X2X3X4
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Y X1 X2 X3 X4
Variables Entered/Removedb
X4, X2, X3,X1
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Yb.
Model Summary
.713a .509 .441 3.51727Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1a.
ANOVAb
371.853 4 92.963 7.515 .000a
358.764 29 12.371730.618 33
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficientsa
535.764 171.174 3.130 .004-2.29E-06 .000 -.607 -3.288 .003-3.03E-07 .000 -.064 -.302 .765-2.58E-07 .000 -.149 -.815 .4225.444E-08 .000 .028 .183 .856
(Constant)X1X2X3X4
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.
Regression Descriptive Statistics
60.7353 4.70531 341.5E+08 867549.55989 342.1E+08 834397.88243 343.5E+07 1514388.170 343.0E+07 450255.11089 34
YX1X2X3X4
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 -.542 -.533 -.382 -.576-.542 1.000 .645 .347 .676-.533 .645 1.000 .779 .434-.382 .347 .779 1.000 .054-.576 .676 .434 .054 1.000
. .000 .001 .013 .000.000 . .000 .022 .000.001 .000 . .000 .005.013 .022 .000 . .380.000 .000 .005 .380 .
34 34 34 34 3434 34 34 34 3434 34 34 34 3434 34 34 34 3434 34 34 34 34
YX1X2X3X4YX1X2X3X4YX1X2X3X4
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Y X1 X2 X3 X4
Variables Entered/Removedb
X4, X3, X1,X2
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Yb.
Model Summary
.678a .459 .385 3.69062Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), X4, X3, X1, X2a.
ANOVAb
335.618 4 83.904 6.160 .001a
395.000 29 13.621730.618 33
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X4, X3, X1, X2a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficientsa
348.728 274.751 1.269 .214-4.98E-07 .000 -.092 -.420 .678-1.39E-07 .000 -.025 -.083 .935-9.47E-07 .000 -.305 -1.208 .237-5.08E-06 .000 -.486 -2.396 .023
(Constant)X1X2X3X4
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.