analisis hubungan pola komunikasi organisasi … · abstrak nindya mayangdarani. h24053960....

100
ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN LINGKUNGAN KERJA PRODUKTIF PT X TBK UNIT BISNIS BOGOR Oleh : NINDYA MAYANGDARANI H24053960 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Upload: lamdung

Post on 20-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI

DENGAN LINGKUNGAN KERJA PRODUKTIF

PT X TBK UNIT BISNIS BOGOR

Oleh :

NINDYA MAYANGDARANI

H24053960

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

ABSTRAK

Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi

Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

Dibawah bimbingan Erlin Trisyulianti

PT X Tbk merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom)

serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and

network provider) yang terbesar di Indonesia. Perkembangan teknologi informasi

dan komunikasi yang demikian cepat membawa dampak timbulnya persaingan

usaha yang begitu ketat dalam hal bidang pelayanan informasi dan komunikasi

kepada pelanggan. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan harus memiliki

keunggulan-keunggulan kompetitif, tanggapan yang cepat dan fleksibel, agar

dapat bersaing dengan perusahaan lain khususnya dengan perusahaan yang

bergerak dalam bidang yang sejenis. Keunggulan kompetitif tersebut dapat

diwujudkan melalui penerapan pola komunikasi organisasi dalam menciptakan

lingkungan kerja produktif.

Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi karyawan tentang pola

komunikasi organisasi pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor, mengetahui persepsi

karyawan tentang lingkungan kerja produktif pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor

dan menganalisis hubungan pola komunikasi organisasi dengan lingkungan kerja

produktif pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner. Sedangkan

data sekunder diperoleh dari studi literatur, data perusahaan, penelusuran pustaka

dan publikasi internet. Pemilihan sampel dilakukan secara convinience.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk

data kualitatif, sedangkan data kuantitatif menggunakan teknik analisis Rank

Spearman dengan menggunakan bantuan software SPSS 15.0 for Windows.

Berdasarkan persepsi responden tentang pola komunikasi organisasi

formal yang diterapkan di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor tergolong dalam kategori

baik (4,21) dan pola komunikasi informal berada dalam kategori netral atau ragu-

ragu (3,04). Hal ini terlihat dari nilai rataan skor dengan masing-masing rataan

skor diurutkan dari yang terbesar ke terkecil, yaitu untuk upward communication

(4,37), downward communication (4,30), horizontal communication (4,21) dan

diagonal communication (3,99), serta komunikasi informal (3,04). Berdasarkan

hasil pengolahan dan analisis data dengan menggunakan korelasi Rank Spearman,

dapat diambil kesimpulan bahwa empat pola komunikasi formal memiliki

hubungan secara signifikan dengan lingkungan kerja produktif, dengan rincian

nilai korelasi sebagai berikut: downward communication (0,531) dan upward

communication (0,609). Kedua pola komunikasi organisasi tersebut termasuk

dalam moderately high association yang artinya mempunyai hubungan yang

positif, kuat dan nyata dengan lingkungan kerja produktif, sehingga semakin kuat

hubungan pola komunikasi dari atas ke bawah dan sebaliknya, maka lingkungan

kerja yang tercipta semakin produktif. Sedangkan untuk pola komunikasi

diagonal communication (0,442) dan horizontal communication (0,415) termasuk

kedalam moderately low association yang artinya mempunyai hubungan yang

positif, agak lemah dan nyata dengan lingkungan kerja produktif. Sedangkan, nilai

korelasi pola komunikasi organisasi informal sebesar 0,112 termasuk dalam no

assosiation yang artinya tidak memiliki hubungan secara signifikan dengan

lingkungan kerja produktif.

Page 3: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI

DENGAN LINGKUNGAN KERJA PRODUKTIF

PT X TBK UNIT BISNIS BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

NINDYA MAYANGDARANI

H24053960

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 4: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI

DENGAN LINGKUNGAN KERJA PRODUKTIF

PT X TBK UNIT BISNIS BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

NINDYA MAYANGDARANI

H24053960

Menyetujui, Agustus 2009

Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 5: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 5 Februari

1988. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara

pasangan Agus Mulyana dan Ani Sukmarani.

Penulis mengawali masa pendidikan pada tahun 1993 di

Sekolah Dasar Negeri Bonipoi 1 Kupang (NTT) selama 3 tahun

dari SD kelas 1 SD sampai 3 SD, lalu melanjutkan studinya di Sekolah Dasar

Negeri Papandayan 1 Bogor kelas 4 SD sampai 6 SD. Pada tahun 1999, penulis

melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Bogor.

Setelah lulus pada tahun 2002, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah

Menengah Umum Negeri 7 Bogor dan masuk dalam program IPA pada tahun

2004. Pada tahun 2005, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian

Bogor (IPB) melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah Institut Pertanian Bogor

(BUD) dan pada tahun 2006 penulis mendapatkan Mayor Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, serta mengambil Suporting

Course.

Selama menyelesaikan jenjang S1 penulis aktif sebagai mahasiswa IPB

selama 4 tahun. Penulis juga pernah mengikuti magang pada Bank Tabungan

Negara (BTN) Kantor Cabang Bogor selama satu bulan dibagian General Branch

Administration (GBA). Pada tahun 2009 penulis melakukan penelitian untuk tugas

akhir pendidikan yang berjudul Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi

dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

Page 6: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji syukur senantiasa penulis

panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan

Inayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis

Hubungan Pola Komunikasi dalam Menciptakan Lingkungan Kerja Produktif

dengan lancar. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan oleh

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

sebesarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah mengizinkan skripsi ini terselesaikan dengan baik,

tanpa-Nya skripsi ini tidak berarti.

2. Ayahanda tersayang, terima kasih telah memilih perempuan terbaik di dunia

untuk melahirkan, mendidik dan suporter utama dalam hidup penulis.

3. Ibunda tersayang, Ibu terhebat di dunia yang menjadi inspirasi utama dan

tujuan hidup penulis yang dengan setia memberikan suntikan semangat, do’a,

masukan dan kasih sayang. Without u i’m nothing.

4. Adik-adikku Sahda ndut dan Ari yang selalu dirindukan kenakalan-

kenakalannya, serta Shifa yang telah menjadi kakak yang baik.

5. Hegar yang selama ini telah memberikan pelajaran-pelajaran yang berarti dan

memberi warna-warni dalam kehidupan penulis.

6. Ibu Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si sebagai pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan

pengarahan kepada penulis di tengah kesibukannya.

7. Dra. Siti Rahmawati, M.Pd yang telah bersedia menjadi dosen penguji dalam

ujian skripsi. Terima kasih atas saran dan masukan, sehingga penulis dapat

memperbaiki karya akhir ini.

Page 7: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

v

8. Deddy Cahyadi Sutarman, S.TP, MM yang telah bersedia menjadi dosen

penguji dalam ujian skripsi. Terima kasih atas saran dan masukan, sehingga

penulis dapat memperbaiki karya akhir ini.

9. Ibu Bulan Purnamasari selaku manajer HRD di PT X Tbk, atas kesediaannya

memberikan masukan yang sangat bermanfaat dan meluangkan waktu untuk

skripsi ini.

10. Mbak Hesti, Bu Yupi, Mbak Nining, Bu Arini, Bu Yeni, Bu Hendawati, Bu

Rina, Pak Prasad dan seluruh karyawan PT X Tbk Unit Bisnis Bogor yang

telah membantu selama proses penelitian.

11. Bapak Kudrat yang telah membuka jalan dan memberikan tempat penelitian.

12. Bapak Dikky yang telah membantu banyak dalam proses skripsi ini,

memberikan masukan yang sangat bagus dalam skripsi ini.

13. Bapak Taufik Makbullah staff AJMP yang telah banyak membantu,

mempermudah dan memberi semangat penulis dari awal pindah mayor sampai

lulus sarjana.

14. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM

IPB.

15. Suwarno Wibiesono yang selama ini memberi banyak masukan, memberi

banyak pelajaran yang sangat bermanfaat, Resty Lharansia temanku satu

penelitian yang sudah memberi banyak masukan tentang skripsi penulis.

Tanpa masukan kalian skripsi ini tidak akan menjadi lebih baik. Thanks

16. Alfa temanku yang sudah mengajari penulis tentang alat analisis.

17. Nadia Fitri yang sudah mengajari banyak hal penulis. Thanks my Teacher.

18. Tias, Dewi, Indri, Sari, Wanti dan Ella yang selama ini bersama-sama

menemani penulis di kala suka atau susah.

19. Neila, Aurora, Novi, Veby teman sebimbingan yang selalu bersama-sama

penulis.

20. Rekan-rekan Manajemen angkatan 42 yang selalu bersama membuat

kenangan indah dan kenangan tidak menyenangkan selama kuliah.

21. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah

SWT memberikan pahala atas kebaikannya.

Page 8: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

vi

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi penyempurnaannya di masa mendatang. Penulis berharap

semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan bernilai ibadah dalam

pandangan ALLAH SWT. Amin.

Bogor, Agustus 2009

Penulis

Page 9: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

vii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Komunikasi ............................................................... 6

2.2. Pola Komunikasi ......................................................................... 13

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi ......................... 23

2.4. Hambatan Komunikasi ................................................................ 24

2.5. Upaya Mengatasi Hambatan Komunikasi ................................... 26

2.6. Lingkungan Kerja Produktif ........................................................ 27

2.7. Penelitian Terdahulu .................................................................... 28

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian ..................................................................... 31

3.2. Hipotesis ...................................................................................... 34

3.3. Metode Penelitian ........................................................................ 35

3.4. Metode Pengambilan Sampel ...................................................... 36

3.5. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 37

3.6. Pengujian Kuesioner .................................................................... 37

3.7. Metode Skala Pengukuran ........................................................... 39

3.8. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 40

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ..................................................... 44

4.1.1. Sejarah Perkembangan PT X Tbk ..................................... 44

4.1.2. Visi dan Misi PT. X Tbk .................................................... 45

4.1.3. Struktur Organisasi ............................................................ 45

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ..................................... 47

4.2.1. Uji Validitas Kuesioner ..................................................... 47

Page 10: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

viii

4.2.2. Uji Reliabilitas Kuesioner ................................................. 47

4.3. Karakteristik Responden ............................................................... 48

4.4. Analisis Persepsi Karyawan tentang Pola Komunikasi

Organisasi .................................................................................... 53

4.5. Analisis Persepsi Karyawan tentang Lingkungan Kerja

Produktif ...................................................................................... 67

4.6. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan

Lingkungan Kerja Produktif ........................................................ 68

4.7. Implikasi Manajerial .................................................................... 72

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ........................................................................................ 74

2. Saran ................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 76

LAMPIRAN ................................................................................................. 78

Page 11: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

ix

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach’s ....................................... 39

2. Nilai skor rataan ..................................................................................... 40

3. Pola komunikasi organisasi downward communication menurut

persepsi responden ................................................................................. 54

4. Pola komunikasi organisasi upward communication menurut

persepsi karyawan .................................................................................. 57

5. Pola komunikasi organisasi diagonal menurut persepsi karyawan ........ 60

6. Pola komunikasi organisasi horizontal menurut persepsi karyawan ..... 62

7. Pola komunikasi organisasi informal menurut persepsi karyawan ........ 64

8. Lingkungan kerja produktif menurut persepsi karyawan ..................... 67

9. Hubungan pola komunikasi organisasi formal dengan lingkungan

kerja produktif ........................................................................................ 69

10. Hubungan pola komunikasi organisasi informal dengan lingkungan

kerja yang produktif ............................................................................... 72

Page 12: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

x

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Proses komunikasi................................................................................... 11

2. Pola komunikasi dari atas ke bawah ...................................................... 16

3. Pola komunikasi dai bawah ke atas ........................................................ 18

4. Pola komunikasi horizontal .................................................................... 20

5. Pola komunikasi diagonal ...................................................................... 21

6. Kerangka pemikiran penelitian .............................................................. 33

7. Karakteristik jenis kelamin responden ................................................... 48

8. Karakteristik unit kerja responden ......................................................... 50

9. Karakteristik posisi responden ............................................................... 50

10. Karakteristik tingkat pendidikan responden .......................................... 51

11. Karakteristik usia responden .................................................................. 52

12. Karakteristik masa kerja responden ....................................................... 53

Page 13: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner penelitian .............................................................................. 79

2. Hasil uji validitas pernyataan kuesioner dengan bantuan Software

Microsoft Excel 2007 ............................................................................. 83

3. Uji reliabilitas pernyataan kuesioner dengan bantuan Software

SPSS 15.0 for windows ........................................................................... 84

4. Nilai uji korelasi Rank Spearman dengan bantuan software SPSS 15.0

for Windows ........................................................................................... 85

5. Struktur organisasi PT X Tbk Unit Bisnis Bogor .................................. 87

Page 14: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan suatu

hal yang sangat penting untuk menentukan tumbuh kembangnya organisasi.

Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi informasi dan komunikasi yang efektif

dan sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Keunggulan kompetitif

perusahaan dapat diperoleh dengan memiliki sumberdaya manusia (SDM)

yang berkualitas sesuai dengan bidangnya masing-masing, sehingga

perusahaan dapat memberdayakan seluruh sumber daya yang dimiliki secara

efektif, efisien dan produktif.

Sumber daya manusia merupakan faktor penting perusahaan untuk

menjalankan visi, misi dan tujuan organisasi. Dalam perwujudan visi, misi

dan tujuan perusahaan, manusia sebagai pelaku utama selalu berhubungan

atau berkontak sosial dengan manusia yang lain dalam perusahaan tersebut.

Oleh sebab itu, perusahaan harus mampu mengoptimalkan seluruh SDM yang

dimiliki secara efektif. Pengoptimalan SDM dapat dilakukan melalui

penerapan pola komunikasi organisasi yang sesuai dengan lingkungan kerja

perusahaan. Keinginan untuk berhubungan satu sama lain adalah karena pada

hakikatnya naluri manusia itu selalu berkawan atau berkelompok. Dengan

adanya naluri tersebut, maka komunikasi merupakan bagian hakiki dari

manusia untuk bermasyarakat maupun berorganisasi. Selain itu, karyawan

merupakan aset yang paling dominan, juga sebagai pemasok internal yang

sangat berperan dalam menghasilkan suatu barang dan jasa yang berkualitas.

Peningkatan kinerja karyawan akan berpengaruh langsung terhadap

peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Komunikasi memiliki arti yang sangat penting dalam proses

penyampaian pesan. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus memiliki pola

komunikasi yang baik dan sesuai dengan lingkungan kerja. Hal ini diperlukan

agar tidak menimbulkan ketidakharmonisan dalam lingkungan kerja, yang

berdampak kepada kegiatan operasional perusahaan. Maka dari itu,

diperlukan adanya komunikasi timbal balik (dua arah) antara pimpinan dan

Page 15: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

2

karyawan agar tercipta lingkungan kerja yang produktif. Menghadapi

perubahan tersebut komunikasi menjadi suatu hal yang mendasar bagi

perkembangan dan kemajuan perusahaan.

Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi antar

individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol,

sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Pengertian komunikasi ini

paling tidak melibatkan dua orang atau lebih dengan menggunakan cara-cara

berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang seperti melalui lisan,

tulisan, maupun sinyal-sinyal non verbal. Seorang pemimpin secara rutin

berkomunikasi dengan bawahannya untuk menyampaikan berbagai macam

informasi yang berkaitan dengan perusahaan, sehingga seorang pemimpin

dituntut untuk dapat berkomunikasi lebih baik kepada bawahannya agar

informasi yang disampaikan lebih jelas dan berdampak pada lingkungan kerja

yang produktif.

Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk

diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan

kegiatan dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai

pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan kegiatan

tersebut. Lingkungan kerja yang produktif dan kondusif bagi karyawannya

dapat meningkatkan kinerja karyawan. Sebaliknya, lingkungan kerja yang

tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja karyawan. Suatu kondisi

lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai, apabila manusia dapat

melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian

lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama.

Lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat

menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung

diperolehnya rancangan sistem kerja yang produktif.

PT X Tbk merupakan perusahaan informasi dan komunikasi

(InfoCom), serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap

(full service and network provider) di Indonesia. Hal itulah yang

menyebabkan PT X Tbk sangat menuntut peningkatan profesionalisme

berbasis kompetensi. Persaingan yang ketat dalam bidang telekomunikasi

Page 16: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

3

menuntut perusahaan untuk terus berinovasi, mengembangkan produknya dan

meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan

kompetitornya. PT X Tbk perlu melakukan penciptaan keunggulan produk

dan jasa dibandingkan perusahaan-perusahaan sejenis. Keunggulan produk

dan jasa yang diciptakan lewat mutu dan pelayanan menuntut adanya

pembinaan terhadap para karyawan untuk bekerja secara produktif. Oleh

karena itu, diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui hubungan pola

komunikasi organisasi dengan lingkungan kerja produktif. Dengan

mengetahui hubungan antara pola komunikasi organisasi terhadap lingkungan

kerja produktif diharapan dapat meningkatkan kinerja karyawan sehingga

pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

1.2. Rumusan Masalah

Komunikasi memiliki peran yang sangat menentukan dalam sebuah

organisasi, karena dalam penyampaian suatu pesan dibutuhkan komunikasi

yang efektif dengan tujuan agar terjadi interaksi antara komunikator dengan

komunikan. Selain itu, komunikasi efektif diperlukan dalam menjalankan

fungsi-fungsi manajerial. Pola komunikasi organisasi ditentukan oleh

seberapa besar organisasi tersebut dapat memfasilitasi anggotanya dalam

mencapai tujuan visi dan misi yang telah ditetapkan bersama. Pola

komunikasi oganisasi memiliki peranan yang penting untuk menciptakan

lingkungan kerja produktif. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa apabila

pola komunikasi tersebut berjalan dengan efektif dan efisien, maka dapat

menciptakan lingkungan kerja produktif. Oleh karena itu, menciptakan

lingkungan kerja yang produktif di PT X Tbk dirasa perlu dilakukan

penelitian yang berusaha untuk menjelaskan hubungan pola komunikasi

organisasi dengan lingkungan kerja produktif, serta bagaimana persepsi

karyawan di PT X Tbk tentang pola komunikasi dan lingkungan kerja

produktif.

Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang dirumuskan

adalah:

1. Bagaimana persepsi karyawan tentang pola komunikasi organisasi pada PT

X Tbk Unit Bisnis Bogor?

Page 17: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

4

2. Bagaimana persepsi karyawan mengenai lingkungan kerja produktif pada

PT X Tbk Unit Bisnis Bogor?

3. Bagaimana hubungan antara pola komunikasi organisasi dengan

lingkungan kerja produktif di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka

penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui persepsi karyawan mengenai pola komunikasi organisasi

pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

2. Mengetahui persepsi karyawan mengenai lingkungan kerja produktif pada

PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

3. Menganalisis hubungan pola komunikasi organisasi yang ada pada PT X

Tbk Unit Bisnis Bogor dengan lingkungan kerja yang produktif.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-

pihak yang terkait, seperti:

1. Perusahaan

Hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan serta memberikan

informasi tambahan bagi PT X Tbk Unit Bisnis Bogor dalam menciptakan

lingkungan kerja produktif melalui pola komunikasi organisasi.

2. Umum

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan, serta dapat

menjadi bahan literatur untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang ingin

mengembangkan penelitian mengenai pola komunikasi dalam

menciptakan lingkungan kerja yang produktif.

3. Penulis

Diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu-ilmu yang diperoleh selama

diperkuliahan dan mampu mencari solusi atas permasalahan yang muncul

dalam dunia nyata.

Page 18: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada kajian persepsi karyawan tentang pola

komunikasi organisasi, serta mengetahui persepsi karyawan tentang

lingkungan kerja produktif yang ada di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Pola

komunikasi dalam penelitian ini lebih difokuskan pada komunikasi formal

yang terdiri dari upward communication, downward communication, diagonal

communication dan horizontal communication, serta komunikasi informal

terdiri dari selentingan dan penyebaran desas-desus. Dimana pola komunikasi

organisasi tersebut diterapkan mulai dari level manajer sampai level

karyawan.

Selain itu, penelitian ini juga mencakup tentang lingkungan kerja

produktif. Lingkungan kerja produktif merupakan salah satu faktor pendorong

untuk bekerja lebih baik, dimana karyawan dapat termotivasi untuk

mengerjakan tugas yang diberikan oleh pimpinan. Kemudian penelitian ini

lebih difokuskan pada kajian tentang hubungan pola komunikasi organisasi

dengan lingkungan kerja produktif di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

PT X Tbk Unit Bisnis Bogor memiliki sembilan unit bisnis, yaitu

DVAS (Data & Vas Sales), FPS (Fixed Phone Sales), CC (Customer Care),

ANM (Access Network Maintenance), ANO (Access Network Operation),

BP (Business Performance), GS (General Support), terakhir KANCATEL

(Depok & Cibinong). Namun untuk penelitian ini lebih fokus pada 7 unit

bisnis, dimana KANCATEL (Depok & Cibinong) tidak termasuk dalam

penelitian ini, karena untuk mengoptimalkan hasil penelitian.

Page 19: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi dapat didefinisikan sebagai penyampaian informasi dua

orang atau lebih, juga meliputi pertukaran informasi antara manusia dan

mesin (Kenneth dan Gary dalam Umar, 2005). Menurut Effendy (2001),

istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata

latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.

Sama disini maksudnya adalah sama makna. Dari arti komunikasi

berdasarkan bahasa dapat dilihat bahwa suatu tindakan dapat dikatakan

komunikatif jika adanya persamaan makna antara dua orang atau lebih yang

melakukan aktivitas tersebut. Hovland dalam Effendy (2001), mengatakan

bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain.

Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita

semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi.

Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai cara yang

kompleks, namun sekarang ini perkembangan teknologi telah merubah cara

kita berkomunikasi secara drastis, baik verbal (lisan dan tulisan), maupun

komunikasi non verbal.

Muhammad (2004) menyatakan bahwa komunikasi adalah pertukaran

pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan

untuk mengubah tingkah laku. Jika pengertian komunikasi diterapkan ke

dalam organisasi dapat dipahami bahwa komunikasi menyangkut hubungan

antara orang dengan orang mengenai kebersamaan dalam hal pengertian.

Sebagai hubungan dalam kebersamaan berarti di sini ada pihak yang

berinteraksi yaitu pengiriman informasi dan penerimaan informasi.

Sedangkan, menurut Pangewa (2004) komunikasi dapat didefinisikan sebagai

proses penyampaian informasi dari pengirim kepada penerima yang bertujuan

agar tercipta suatu kebersamaan mengenai informasi yang disampaikan itu.

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu

melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-

sinyal, maupun perilaku atau tindakan (Himstreet dan Baty dalam Purwanto,

Page 20: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

7

2003). Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau

lebih dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan

oleh seseorang seperti melalui lisan, tulisan, maupun sinyal-sinyal non verbal

(Purwanto, 2003). Komunikasi harus digunakan dalam setiap penyampaian

informasi dari komunikator kepada komunikan.

2.1.1. Fungsi-fungsi Komunikasi

Menurut Sanjaja, dkk (2007), ada empat fungsi komunikasi

dalam organisasi yaitu:

1. Fungsi Informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan

informasi (infomation processing system). Maksudnya, seluruh

anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh

informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.

2. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang

berlaku dalam suatu organisasi. Dalam organisasi, ada dua hal yang

berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau

orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka

yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi

yang disampaikan. Kedua, berkaitan dengan pesan atau message.

Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.

Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang

pekerjaan yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan.

3. Fungsi Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan

tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka

untuk mempengaruhi bawahannya daripada memberi perintah.

4. Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang

memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan

dengan baik.

Page 21: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

8

Menurut William I Gorden dalam Mulyana (2000), fungsi

komunikasi, yaitu:

1. Fungsi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun

konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk

memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan

antara lain melalui komunikasi yang menghibur dan memupuk

hubungan dengan orang lain. Dengan adanya komunikasi, maka

akan menjadikan manusia sebagai pengikat waktu (time-binder),

yaitu kemampuan manusia dalam mewariskan pengetahuan dari

generasi ke generasi dan dari budaya ke budaya.

2. Fungsi Ekspresif

Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sendirian maupun dalam

kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan untuk

mempengaruhi orang lain. Namun, dapat dilakukan sejauh

komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan

perasaan-perasaan (emosi). Perasaan-perasaan tersebut terutama

dikomunikasikan melalui pesan-pesan non verbal, seperti perasaan

sayang, perasaan perduli, simpati, takut, prihatin dan lain-lain.

3. Fungsi Ritual

Komunikasi ritual merupakan sebuah fungsi komunikasi yang

digunakan untuk pemenuhan jati diri manusia sebagai individu,

sebagai anggota komunitas sosial dan sebagai salah satu unsur dari

alam semesta. Individu yang melakukan komunikasi ritual berarti

menegaskan komitmennya kepada tradisi keluarga, suku, bangsa,

ideologi, atau agamanya. Beberapa bentuk komunikasi ritual antara

lain, upacara pernikahan, siraman, berdoa (sholat, misa, membaca

kitab suci), upacara bendera, momen olah raga dan lain-lain.

4. Fungsi Instrumental

Komunikasi yang berfungsi sebagai komunikasi instrumental

adalah komunikasi yang berfungsi untuk memberitahukan atau

Page 22: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

9

menerangkan (to inform) dan mengandung muatan persuasif dalam

arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai

bahwa fakta dan informasi yang disampaikan adalah akurat dan

layak untuk diketahui. Dengan demikian fungsi komunikasi

instrumental bertujuan untuk menerangkan, mengajar,

menginformasikan, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan,

mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk

menghibur.

Menurut Conrad dalam Tubs dan Moss (1996), ada tiga fungsi

komunikasi dalam organisasi, yaitu:

1. Fungsi Perintah

Komunikasi memperbolehkan anggota organisasi membicarakan,

menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu perintah.

Tujuannya adalah berhasil mempengaruhi anggota lain dalam

organisasi. Hasil fungsi perintah adalah koordinasi diantara

sejumlah anggota yang saling bergantung dalam organisasi

tersebut.

2. Fungsi Relasional

Komunikasi memperbolehkan anggota organisasi menciptakan dan

mempertahankan hubungan personal dalam anggota lain.

Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan dalam

berbagai cara misalnya kepuasan kerja.

3. Fungsi Manajemen Ambigu

Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi

ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi.

Anggota organisasi berbicara dengan anggota lainnya untuk

membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang

membutuhkan perolehan informasi bersama.

Menurut Hasibuan (2007), fungsi-fungsi komunikasi adalah

untuk instructive, informative, influencing dan evalutive. Sedangkan,

simbol-simbol komunikasi adalah suara, tulisan, gambar, warna, mimik,

kedipan mata dan lain-lain. Dengan simbol-simbol inilah komunikator

Page 23: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

10

menyampaikan pesan kepada komunikan. Komunikasi dikatakan efektif

jika informasi disampaikan dalam waktu singkat, jelas atau dipahami,

dipersepsi atau ditafsirkan dan dilaksanakan sama dengan maksud

komunikator oleh komunikan.

2.1.2. Peran Komunikasi

Menurut Mintzberg dalam Stoner, dkk (1996) mendefinisikan

mengenai peran komunikasi dalam tiga peran manajerial, yaitu:

1. Dalam peran antar pribadi, manajer bertindak sebagai tokoh dan

pemimpin dari unit organisasinya, berinteraksi dengan karyawan,

pelanggan, pemasok dan rekan sejawat dalam organisasi.

2. Dalam peran informal, manajer mencari informasi dari rekan

sejawat, karyawan dan kontrak pribadi yang lain mengenai segala

sesuatu yang mungkin mempengaruhi pekerjaan dan tanggung

jawabnya.

3. Dalam peran pengambilan keputusan, manajer mengimplementasi-

kan proyek baru, menangani gangguan dan mengalokasikan sumber

daya kepada anggota unit dan departemen.

Berdasarkan peran komunikasi menurut Mitzberg dalam Stoner,

dkk (1996) dapat disimpulkan bahwa komunikasi memiliki arti penting,

terutama dalam peran antar pribadi, informal dan pengambilan

keputusan. Dimana, komunikasi digunakan sebagai alat dalam

penyampaian maksud dan tujuan yang ingin disampaikan oleh

komunikator kepada komunikan. Dengan demikian, komunikasi

merupakan suatu hal penting yang dapat digunakan untuk

menyampaikan suatu pesan kepada orang lain.

2.1.3. Proses Komunikasi

Komunikasi tidak berlangsung dengan sendirinya tetapi

memiliki proses. Menurut Bovee dan John Thil dalam Purwanto (2003)

proses komunikasi terdiri atas enam tahap, seperti terlihat pada Gambar

1 dibawah ini:

Page 24: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

11

Gambar 1. Proses Komunikasi (Purwanto, 2003)

Adapun penjelasan proses komunikasi menurut Bovee dan John

Thil dalam Purwanto (2003), adalah sebagai berikut:

Tahap Pertama: Pengirim Mempunyai Suatu Ide atau Gagasan.

Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, maka

pengirim pesan harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin

disampaikan kepada pihak lain atau audiens. Ide dapat diperoleh

dari berbagai sumber yang terbentang luas dihadapan kita. Dunia

ini penuh dengan berbagai macam informasi, baik yang dapat

dilihat, didengar, dicium maupun diraba.

Tahap Kedua: Pengirim Mengubah Ide Menjadi Suatu Pesan.

Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima

atau dimengerti dengan sempurna. Ide yang berbentuk abstrak

harus diubah kedalam bentuk pesan.

Tahap Ketiga: Pengirim Menyampaikan Pesan.

Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya

adalah memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai

saluran yang ada kepada si penerima pesan. Rantai saluran

komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan terkadang

relatif pendek, namun ada juga yang cukup panjang. Panjang-

Tahap 3

Pengirim

mengirim

pesan

Tahap 1

Pengirim

mempunyai

gagasan

Tahap 2

Pengirim

mengubah

ide menjadi pesan

Tahap 6

Penerima

mengirim

ide pesan

Tahap 5

Penerima

menafsirkan

pesan

Tahap 4

Penerima

menerima

pesan

SALURAN

MEDIA

Page 25: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

12

pendeknya rantai saluran komunikasi yang digunakan akan

berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian pesan.

Tahap keempat: Penerima Menerima Pesan.

Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila

pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan

tersebut. Pesan yang diterima adakalanya sempurna, namun tidak

jarang hanya sebagian kecil saja.

Tahap kelima: Penerima Menafsirkan Pesan.

Setelah penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya adalah

bagaimana ia dapat menafsirkan pesan. Penafsiran suatu pesan

secara benar bila penerima pesan memahami pesan sebagaimana

yang dimaksud oleh pengirim pesan.

Tahap keenam: Penerima Memberi Tanggapan dan Mengirim Umpan

Balik Ke Pengirim.

Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu

mata rantai komunikasi. Feedback dapat berfungsi sebagai koreksi

bagi pengirim.

Pelaksanaan proses komunikasi tidak selamanya semudah yang

diharapkan, dimana terdapat gangguan (noise) dalam proses komunikasi

yang akhirnya akan mempengaruhi jalannya proses penyampaian pesan.

Gangguan merupakan faktor apapun yang menggangu, membingungkan

atau mencampuri informasi. Gangguan dapat timbul dalam saluran

komunikasi atau metode pengiriman, seperti udara untuk pembicaraan

lisan dan kertas untuk surat. Gangguan dapat terjadi internal seperti

ketika penerima tidak memperhatikan, atau eksternal dimana pesan

terganggu oleh suara lain dari lingkungan. Gangguan dapat terjadi pada

tahap mana pun dari proses komunikasi. Gangguan dapat sangat

mengganggu dalam tahap penyandian dan pengertian (Stoner, dkk,

1996).

Proses komunikasi dikatakan positif bila pesan diterima oleh

penerima atau komunikan, sedangkan proses negatif bila pesan yang

disampaikan ditolak oleh komunikan (Robbins, 2003).

Page 26: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

13

2.1.4. Prinsip-prinsip Komunikasi

Menurut Nawangsari (1997) prinsip-prinsip komunikasi adalah

sebagai berikut:

1. Prinsip Hilang dalam Perjalanan (Principle of line loss)

Prinsip ini mengatakan bahwa efektifitas suatu komunikasi

condong berubah menurut jaraknya. Artinya makin banyak orang

campur tangan dan semakin jauh jarak komunikator maka makin

besar kemungkinannya bahwa maksud dan pesan komunikan ini

diputar balikkan, ditunda atau dihilangkan.

2. Prinsip Himbauan Emosional (Principle of emotional appeal)

Himbauan emosi lebih cepat dikomunikan daripada himbauan pada

akal pikiran. Maksudnya gagasan atau ide akan lebih cepat

didengar dan dimengerti kalau dihubungkan dengan kepentingan

komunikan.

3. Prinsip Aplikasi (Principle of application)

Makin banyak suatu cara komunikasi dipraktekkan, maka makin

banyak dimengerti. Manusia bersifat lupa, sehingga pesan atau

informasi harus diulang-ulang. Dalam komunikasi terjadi proses

penyesuaian diri manusia dengan situasinya, sebagaimana juga

usaha untuk menguasai keadaan karena itulah manusia

berkomunikasi.

2.2. Pola Komunikasi

Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan

berbagai pihak dalam mencapai tujuannya, namun perlu diketahui bahwa

pendekatan yang dipakai antara satu organisasi dengan organisasi yang lain

dapat bervariasi atau berbeda-beda. Bagi perusahaan yang berskala kecil yang

hanya memiliki beberapa karyawan, maka penyampaian informasi dapat

dilakukan secara langsung kepada para karyawannya tersebut. Namun, lain

halnya dengan perusahaan besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan

karyawan, maka penyampaian informasi kepada mereka merupakan suatu

pekerjaan yang cukup rumit (Purwanto, 2003).

Page 27: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

14

Menurut Stoner, dkk (1996), pola komunikasi terbagi atas tiga yaitu

komunikasi vertikal, komunikasi lateral dan komunikasi informal.

Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan komunikasi

dari bawah ke atas dalam rantai komando organisasi. Maksud utama

komunikasi dari atas ke bawah adalah untuk memberitahukan, mengarahkan,

memerintah dan menilai bawahan serta untuk memberi anggota organisasi

informasi mengenai tujuan dan kebijakan organisasi. Sedangkan, fungsi

utama komunikasi dari bawah ke atas adalah untuk memberikan informasi

kepada tingkat-tingkat yang lebih tinggi mengenai apa yang terjadi pada

tingkat yang lebih rendah. Jenis komunikasi ini meliputi laporan kemajuan,

saran, penjelasan, permohonan bantuan atau keputusan.

Komunikasi lateral biasanya mengikuti pola arus kerja dalam sebuah

organisasi yang terjadi para anggota kelompok antara satu kelompok dengan

kelompok lain, antara para anggota bagian yang berbeda-beda dan antara lini

dan staf. Tujuan utama komunikasi lateral adalah menyediakan sebuah

saluran langsung untuk koordinasi dan pemecahan masalah organisasi. Jenis

komunikasi informal, yaitu seperti desas-desus ataupun selentingan.

Selentingan mempunyai beberapa fungsi yang berkaitan dengan kerja.

Meskipun selentingan sulit dikendalikan secara tepat, namun dapat beroperasi

jauh lebih cepat daripada saluran komunikasi formal.

Secara umum pola komunikasi dapat dikelompokkan menjadi dua

saluran menurut Purwanto (2003), antara lain: (1) saluran komunikasi formal

dan (2) saluran komunikasi informal.

1. Saluran Komunikasi Formal

Struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan

terlihat berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai

dengan batas tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam kaitannya

proses penyampaian informasi dari pimpinan kepada bawahan ataupun

dari manajer ke karyawan, maka pola transformasi informasinya dapat

berbentuk komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke

atas, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal.

Page 28: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

15

Menurut Montana dan Greene dalam Purwanto (2003), ada

beberapa keterbatasan komunikasi formal diantaranya:

a. Komunikasi dari Atas ke Bawah (Downward Communications)

Secara sederhana, transformasi informasi dari pimpinan

dalam semua level ke bawahan merupakan komunikasi dari atas ke

bawah (top-down atau downward communications). Aliran

komunikasi dari atasan ke bawahan tersebut, umumnya terkait

dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi.

Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi dari atas ke

bawah memiliki tujuan untuk mengarahkan, mengkoordinasikan,

memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai kegiatan yang

ada di level bawah (Purwanto, 2003).

Berdasarkan Gambar 2, komunikasi dari atas ke bawah

tersebut dapat berbentuk lisan maupun tulisan. Komunikasi secara

lisan dapat berupa percakapan biasa, wawancara formal antara

supervisor dengan karyawan, atau dapat juga dalam bentuk

pertemuan kelompok. Disamping itu, komunikasi dari atas ke bawah

dapat berbentuk tulisan, seperti memo, manual pelatihan, kotak

informasi, surat kabar, majalah, papan pengumuman, buku petunjuk

karyawan, maupun bulletin.

Menurut Katz dan Kahn dalam Purwanto (2003), komunikasi

dari atas kebawah mempunyai lima tujuan pokok, yaitu:

1) Untuk memberikan pengarahan atau intruksi kerja tertentu.

2) Untuk memberikan informasi, mengapa suatu pekerjaan harus

dilaksanakan.

3) Untuk memberikan informasi tentang prosedur dan praktik

organisasional.

4) Untuk memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para

karyawan.

5) Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam

membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan

yang ingin dicapai.

Page 29: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

16

Gambar 2. Pola komunikasi dari Atas ke Bawah (Purwanto, 2003)

Menurut Dennis dalam Mulyana (2000), komunikasi ke

bawah ialah diprakarsai oleh manajemen organisasi tingkat atas dan

kemudian ke bawah melewati ”rantai perintah”. Ada beberapa

saluran komunikasi ke bawah, yaitu:

1) Memo interorganisasi

2) Rapat

3) Tatap muka dengan bawahan

4) Faks

5) Surat eletronik

Adapun Dahle dalam Mulyana (2000) mengemukakan bahwa

urutan saluran menurut tingkat keefektifannya yaitu:

1) Kombinasi lisan dan tulisan

2) Lisan

3) Tulisan

4) Papan pengumuman

5) Selentingan

Dengan kata lain, untuk menyampaikan informasi kepada

para pegawai dengan tepat, kombinasi saluran tulisan dan lisan

memberi hasil terbaik. Mengirimkan pesan yang sama melalui lebih

Manajer Umum

Manajer

Produksi

Bagian

Pabrik

Bagian

Penelitian

K a r y a w a n

Manajer

Pemasaran

Bagian

Penjualan

Bagian

Promosi

Page 30: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

17

dari satu saluran terasa berlebihan. Hal ini dapat membantu, tidak

hanya menyampaikan pesan, tetapi juga dalam memastikan bahwa

pesan tersebut akan diingat (Mulyana, 2000).

b. Komunikasi dari Bawah ke Atas (Upward Communications)

Struktur organisasi, komunikasi dari bawah ke atas (bottom-

up atau upward communications) berarti alur informasi berasal dari

bawahan menuju ke atasan. Informasi mula-mula berasal dari para

karyawan selanjutnya disampaikan ke bagian pabrik, ke manajer

produksi dan akhirnya ke manajer umum. Untuk memecahkan

masalah-masalah yang terjadi dalam suatu organisasi dan mengambil

keputusan secara tepat. Partisipasi bawahan dalam proses

pengambilan keputusan akan sangat membantu dalam pencapaian

tujuan organisasi. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari

bawah ke atas, para manajer harus benar-benar memiliki rasa

percaya kepada bawahannya. Jika tidak, informasi sebagus apa pun

dari bawahan tidak akan bermanfaat baginya. Berikut ini adalah

sebuah bagan organisasi yang menggambarkan alur komunikasi dari

bawah ke atas. Komunikasi dari bawah ke atas dapat dilihat pada

Gambar 3 (Purwanto, 2003).

Komunikasi ke atas adalah proses penyampaian gagasan,

perasaan dan pandangan pegawai tingkat bawah kepada atasannya

dalam organisasi. Dalam komunikasi ke atas, ada empat fungsi

penting (Scholz dalam Mulyana, 2000), yaitu:

1) Melengkapi manajemen dengan informasi yang diperlukan

untuk pengambilan keputusan.

2) Membantu mengurangi tekanan dan frustasi pegawai akibat

suasana kerja.

3) Meningkatkan kesadaran partisipasi pegawai dalam perusahaan.

4) Sebagai bonus, komunikasi ke atas menyarankan penggunaan

komunikasi ke bawah yang lebih memuaskan pada masa depan

Page 31: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

18

Gambar 3. Pola Komunikasi dari Bawah ke Atas (Purwanto, 2003)

Gambar 3. Pola Komunikasi dari bawah ke atas (Purwanto, 2003)

Walaupun jelas penting, komunikasi ke atas tidak selalu

dianjurkan oleh manajemen. Mungkin salah satu alasannya adalah

karena suara yang didengar atasan dari bawahannya tidak selalu

menyenangkan atau menyanjung atasan. Menurut Mulyana (2000),

faktor-faktor penting dalam perusahaan, antara lain:

1) Reseptivitas ke atas atau kesediaan menerima pesan dari

bawahan yang tinggi. Reseptivitas ke atas terutama

diasosiasikan dengan kebijakasanaan pintu terbuka dalam bisnis.

2) Inisiatif dari pihak pegawai tampaknya salah satu cara terbaik

untuk membuka pintu komunikasi dalam organisasi.

3) Memberikan informasi pribadi/meminta nasihat.

Menurut Gemmil dalam Mulyana (2000), ada tiga hambatan

psikologis utama yang mempengaruhi komunikasi ke atas:

1) Jika bawahan percaya bahwa penyingkapan perasaan, opini, atau

kesukaran akan mengakibatkan atasan menutup atau

menghindarkan pencapaian tujuan pribadinya, bawahan akan

menyembunyikan atau membelokannya.

Bagian

Pabrik

Bagian

Penelitian

Bagian

Penjualan

Bagian

Promosi

Manajer Umum

Manajer

Produksi

K a r y a w a n

Manajer

Pemasaran

Page 32: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

19

2) Semakin sering atasan memberi ganjaran atas pengungkapan

perasaan, opini dan kesulitan oleh bawahan, semakin besar

keinginan bawahan mengungkapkannya.

3) Semakin sering atasan mau mengungkapkan perasaan, opini dan

kesukaran kepada bawahannya dan atasannya, semakin besar

pula kemungkinan keterbukaan dari pihak bawahan.

Selain itu, Gordon dan Infante dalam Mulyana (2000),

mengemukakan bahwa pegawai sangat menghargai kebebasan

mengemukakan pendapatnya kepada atasan.

c. Komunikasi Horizontal (Sideways Communications)

Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi antara

bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu

organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk

melakukan persuasif, mempengaruhi dan memberikan informasi

kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar.

Komunikasi horizontal bersifat koordinatif diantara mereka yang

memiliki posisi sederajat, baik di dalam satu departemen maupun di

antara beberapa departemen. Komunikasi horizontal dapat dilihat

pada Gambar 4 (Purwanto, 2003).

Komunikasi horizontal yang efektif dalam organisasi yaitu

pertukaran diantara perwakilan dan personil pada tingkat yang sama

dalam diagram organisasi (Mulyana, 2000). Komunikasi horizontal

dalam organisasi sering tidak sehat karena loyalitas karyawan

kepada departemen tertentu. Menurut Goldhaber dalam Mulyana

(2000), meringkas literatur mengenai komunikasi horizontal dalam

suatu organisasi:

1) Koordinasi tugas

2) Penyelesaian masalah

3) Berbagi informasi

4) Penyelesaian konflik

Page 33: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

20

Gambar 4. Pola Komunikasi Horizontal (Purwanto, 2003)

Komunikasi horizontal dapat membantu fungsi organisasi

lebih efektif dan bahkan diperlukan untuk menghindari beberapa

hambatan. Adapun beberapa langkah untuk mengurangi hambatan

terhadap komunikasi horizontal. Menurut Schein dalam Mulyana

(2000) menjelaskan empat prosedur untuk mengurangi hambatan

tersebut, yang telah dibuktikan berhasil dalam beberapa kasus:

1) Berikan penekanan relatif lebih besar kepada keefektifan

organisasional total dan kepada peranan departemen dalam

kontribusinya kepada hal ini, departemen dinilai dan diberi

ganjaran berdasarkan kontribusi mereka kepada usaha

keseluruhan bukan berdasarkan keefektifan individual.

2) Interaksi tinggi dan seringnya komunikasi antar divisi

dirangsang untuk bekerja mengatasi dan membantu masalah

koordinasi antar divisi.

3) Sering dilakukan perputaran kayawan diantara divisi, untuk

merangsang tingkat pemahaman bersama tinggi dan empati

terhadap masalah pihak lain.

Manajer Umum

Manajer

Produksi

Bagian

Pabrik

Bagian

Penelitian

K a r y a w a n

Manajer

Pemasaran

Bagian

Penjualan

Bagian

Promosi

Page 34: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

21

4) Hindari situasi menang-kalah, jangan sekali-kali

mengkompetisikan kelompok untuk suatu penghargaan

organisasional.

d. Komunikasi Diagonal

Bentuk komunikasi yang satu ini memang agak lain dari

beberapa bentuk komunikasi sebelumnya. Komunikasi diagonal

melibatkan komunikasi antara dua tingkat (level) organisasi yang

berbeda. Contohnya adalah komunikasi formal antara manajer

pemasaran dengan bagian promosi, antara manajer produksi dengan

bagian akuntansi dan seterusnya. Komunikasi diagonal dapat dilihat

pada Gambar 5 (Purwanto, 2003).

Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan,

diantaranya adalah:

1) Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang

bentuk komunikasi tradisional.

2) Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen

ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.

s

Gambar 5. Pola Komunikasi Diagonal (Purwanto, 2003)

Di samping memiliki kebaikan atau keuntungan, komunikasi

diagonal ini juga memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan

Manajer Umum

Manajer

Produksi

Bagian

Pabrik

Bagian

Penelitian

K a r y a w a n

Manajer

Pemasaran

Bagian

Penjualan

Bagian

Promosi

Page 35: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

22

komunikasi diagonal adalah bahwa komunikasi diagonal dapat

mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal.

Di samping itu, komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar

sulit untuk dikendalikan secara efektif.

2. Saluran Komunikasi Informal

Bagan organisasi formal akan dapat menggambarkan bagaimana

informasi yang ada ditransformasikan dari satu bagian ke bagian yang

lainnya sesuai dengan jalur hierarki yang ada. Namun dalam praktik,

nampaknya garis-garis dan kotak-kotak yang tergambar dalam struktur

organisasi tidak mampu mencegah orang-orang dalam suatu organisasi

untuk saling bertukar informasi antara yang satu dengan yang lainnya.

Jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu

organisasi tanpa memperdulikan jenjang hierarki, pangkat dan

kedudukan atau jabatan, dapat berkomunikasi secara luas. Meskipun hal-

hal yang diperbincangkan bersifat umum, kadangkala mereka juga bicara

hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja dalam organisasinya

(Purwanto, 2003).

Saluran informasi informal dalam organisasi sering disebut desas-

desus atau rumor dan selentingan atau grapevine. Desas-desus

mengurangi ketegangan emosional dan biasanya timbul di lingkungan

yang ambigu (Mulyana, 2000). Ada beberapa faktor dalam komunikasi

informal, yaitu:

a. Desas-desus

Desas-desus merupakan sebuah fungsi ambiguitas situasi yang

diperkuat oleh pentingnya sebuah isu. Penyebaran desas-desus

diperlambat oleh kesadaran kritis seseorang bahwa desas-desus

tampaknya tidak sah.

b. Selentingan

Selentingan merupakan suatu penyebaran isu melalui metode

berkomunikasi tercepat dalam suatu organisasi.

Page 36: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

23

Menurut William King (http://www.ezinearticles.com), pola

komunikasi organisasi dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, sebagai

berikut:

a. Komunikasi ke atas (Upward communication)

Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dari rekan ke tingkat

manajerial dan telah resmi nada disertakan di dalamnya. Bisa jadi

merupakan umpan balik dari karyawan kepada manajer tentang

beberapa laporan atau tugas tertentu.

b. Komunikasi bawah (Downward communication)

Komunikasi yang berlangsung dari eselon atas yang dari manajer

terhadap para karyawannya dan bisa dalam bentuk beberapa pesanan

dan instruksi yang diperlukan untuk diikuti.

c. Dydic Komunikasi (Dydic Communication)

Lebih ramah dan informal komunikasi yang terjadi antara sesama

organisasi yang sama. Yang diperlukan sebagai tempat bertukar

pikiran antara satu sama lain sebagai bawahan dari organisasi.

Menurut Mintzberg dalam Tambunan (2005), pola komunikasi

diartikan sebagai struktur organisasi, dimana struktur organisasi dibagi

menjadi dua, yaitu (1) struktur organisasi formal dan (2) struktur

organisasi informal. Struktur organisasi formal ialah sebagai alat

mekanik untuk mengurangi variabilitas perilaku anggota organisasi yang

cenderung informal. Sedangkan, struktur organisasi informal ialah sama

sekali tidak terdokumentasi.

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

Menurut Mangkunegara (2002) ada dua tinjauan faktor yang

mempengaruhi komunikasi, yaitu faktor yang berasal dari pihak komunikator

(sender) dan dari pihak komunikan (receiver). Adapun faktor-faktor yang

berasal dari sender maupun receiver, anatara lain:

1. Keterampilan sender dan receiver.

Sender sebagai pengirim informasi, ide, berita dan pesan perlu menguasai

cara-cara penyampaian pikiran secara tertulis maupun lisan. Sedangkan,

Page 37: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

24

receiver harus memiliki keterampilan dalam mendengar dan membaca

pesan agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti.

2. Sikap sender dan receiver.

Sender yang bersikap ragu-ragu dan angkuh terhadap receiver dapat

mengakibatkan informasi atau pesan yang diberikan menjadi ditolak dan

membuat receiver menjadi tidak percaya terhadap informasi atau pesan

yang disampaikan. Sama halnya juga dengan receiver, jika receiver

bersikap meremehkan dan berprasangka buruk terhadap sender, maka

komunikasi menjadi tidak efektif dan pesan menjadi tidak berarti bagi

receiver.

3. Pengetahuan sender dan receiver.

Sender yang mempunyai pengetahuan luas dan menguasai materi yang

disampaikan akan dapat meninformasikannya kepada receiver sejelas

mungkin, sehingga receiver lebih mudah mengerti pesan yang

disampaikan oleh sender. Kemudian receiver yang memiliki pengetahuan

yang luas akan lebih mudah dalam menginterpretasikan ide atau pesan

yang diterimanya dari sender.

4. Media yang digunakan oleh sender dan receiver.

Sender perlu menggunakan media komunikasi yang sesuai dan menarik

perhatian receiver. Sedangkan, receiver yang menggunakan media

komunikasi berupa alat indera yang ada pada receiver sangat menentukan

apakah pesan dapat diterima atau tidak untuknya. Jika alat indera

receiver terganggu, maka pesan yang diberikan oleh sender menjadi

kurang jelas bagi receiver.

2.4. Hambatan Komunikasi

Komunikasi tidak dapat efektif secara sempurna karena ada hambatan-

hambatannya, yaitu hambatan sistematis, teknis, biologis, fisiologis dan

kecakapan. Komunikasi akan efektif apabila disampaikan dengan komunikasi

dua arah atau two way trafic (Hasibuan, 2007). Sedangkan, menurut Robbins

(2003) beberapa hambatan dalam komunikasi efektif, diantaranya

penyaringan (filtering), persepsi selektif, kelebihan informasi, defensif dan

bahasa.

Page 38: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

25

Pendapat lainnya berasal dari Davis dalam Mangkunegara (2002)

yang menyebutkan bahwa ada tiga rintangan atau hambatan dalam

berkomunikasi, antara lain:

1. Rintangan pribadi

Rintangan pribadi yang dimaksud adanya hambatan pribadi yang

disebabkan karena emosi, alat indera yang terganggu, kebiasaan-

kebiasaan yang berlaku pada norma atau nilai budaya tertentu.

2. Rintangan fisik

Rintangan fisik yang dimaksud adalah terlalu jauh jarak tempat

berkomunikasi antara sender dan receiver. Dalam hal ini, diperlukan

media komunikasi seperti telepon, alat pengeras suara dan alat

komunikasi lainnya.

3. Rintangan bahasa

Rintangan bahasa yang dimaksud adalah kesalahan dalam

menginterpretasikan istilah kata.

Adapun hambatan komunikasi menurut Sule dan Saefulloh (2006)

dibagi menjadi dua, yaitu (1) hambatan individual dan (2) hambatan

organisasi.

1. Hambatan Individual

Kesalahpahaman dalam memahami pesan, kredibilitas individu,

keterbatasan dalam berkomunikasi, kemampuan mendengarkan yang

rendah dan penilaian awal terhadap subjek tertentu.

2. Hambatan Organisasi

Perbedaan tingkat manajemen, persepsi yang berbeda antar bagian,

kelebihan beban kerja dan hambatan-hambatan lain.

Hambatan komunikasi itu berbeda-beda, namun masalah terbesar

adalah pada mata rantai terakhir dimana suatu pesan ditafsirkan oleh

penerima pesan. Perbedaan latar belakang, perbendaharaan bahasa dan

pernyataan emosional dapat menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara

pengirim dan penerima pesan.

Hambatan komunikasi yang pertama yaitu perbedaan latar belakang,

bila pengalaman hidup penerima pesan secara mendasar berbeda dengan

Page 39: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

26

pengirim pesan, maka komunikasi menjadi semakin sulit. Perbedaan usia,

pendidikan, jenis kelamin, status sosial, kondisi ekonomi, latar belakang

budaya dan agama dapat menjadikan pemahaman masing-masing menjadi

sulit atau paling tidak terganggu proses komunikasinya.

Masalah dalam memahami pesan-pesan sebenarnya terletak pada

bahasa, yang menggunakan kata-kata sebagai simbol untuk menggambarkan

suatu kenyataan. Serta hambatan terakhir yaitu pada perbedaan reaksi

emosional, suatu hal yang cukup menarik bahwa seorang mungkin beraksi

secara berbeda terhadap kata yang sama pada keadaan yang berbeda. Suatu

pesan yang jelas dan dapat diterima di suatu kondisi, namun dalam situasi

yang berbeda suatu kata dapat membingungkan. Hal ini tergantung pada

hubungan emosional atau penerima dan pengirim pesan.

2.5. Upaya Mengatasi Hambatan Komunikasi

Menurut Sule dan Saefulloh (2006), adapun upaya dalam mengatasi

hambatan komunikasi terbagi atas dua bagian, yaitu:

1. Upaya Bersifat Individual

Peningkatan kemampuan mendengarkan, dorongan untuk berkomunikasi

dua arah, peningkatan kesadaran dan kemampuan dalam memahami

pesan dan informasi, pemeliharaan kredibilitas individu dan peningkatan

pemahaman terhadap orang lain.

2. Upaya Bersifat Organisasional

Tindak lanjut dari setiap komunikasi yang dilakukan, pengaturan pola

komunikasi yang semestinya dilakukan dalam organisasi, serta

peningkatan kesadaran dan penggunaan berbagai media dalam

berkomunikasi.

Mengatasi hambatan komunikasi perlu diperhatikan dalam membuat

suatu pesan secara lebih berhati-hati, yaitu memperhatikan maksud dan tujuan

berkomunikasi dan audiens yang dituju. Katakan apa yang dikehendaki oleh

audiens, gunakan bahasa yang jelas, sederhana, mudah dipahami, tidak

bertele-tele dan jangan lupa tekankan, serta telaah ulang poin-poin yang

penting. Selain itu, mengatasi hambatan komunikasi dengan minimalkan

gangguan dalam proses komunikasi, melalui pemilihan saluran komunikasi

Page 40: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

27

yang hati-hati, komunikator dapat membuat audiensnya lebih mudah

memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan. Penyampaian pesan

dengan cara lisan (oral) akan efektif bila lokasi atau penyampaian pesan

memiliki kondisi yang teratur, rapi, serta nyaman dan sebagainya. Terakhir

dengan mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima

pesan, agar pemberian umpan balik tersebut memberikan suatu manfaat yang

cukup berarti, cara dan penyampaiannya harus direncanakan dengan baik

(Umar, 2005).

Dengan komunikasi yang baik akan dapat diselesaikan problem-

problem yang terjadi dalam perusahaan. Konflik yang terjadi dapat

diselesaikan melalui musyawarah dan mufakat. Jadi, manajemen terbuka akan

mendukung terciptanya komunikasi efektif dalam menciptakan lingkungan

kerja yang produktif.

2.6. Lingkungan Kerja Produktif

Lingkungan kerja dalam suatu organisasi adalah salah satu faktor

pendorong untuk bekerja lebih baik, dimana karyawan dapat bergairah untuk

mengerjakan tugas yang diberikan pimpinan. Hal ini dapat dilihat melalui

pembinaan suatu suasana yang menyenangkan, misalnya bagaimana

hubungan antar karyawan didalam organisasi (Sunarto, 2003).

Menurut Sinungan (2003), kerja produktif memerlukan keterampilan

kerja yang sesuai dengan isi kerja sehingga bisa memperbaiki cara kerja atau

minimal mempertahankan cara kerja produktif.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja produktif

menurut Sinungan (2003), yaitu:

1. Kemauan yang tinggi.

2. Kemampuan kerja yang sesuai dengan isi kerja.

3. Lingkungan kerja yang nyaman.

4. Penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum.

5. Jaminan sosial yang memadai.

6. Kondisi kerja yang manusiawi.

7. Hubungan kerja yang harmonis.

Page 41: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

28

Hubungan kerja yang harmonis merupakan salah satu faktor untuk

membuat orang bisa menjadi kerja produktif. Lingkungan kerja menunjuk

pada hal-hal yang berada di sekeliling dan melingkupi kerja karyawan di

kantor. Kondisi lingkungan kerja lebih banyak tergantung dan diciptakan oleh

pimpinan, sehingga suasana kerja yang tercipta tergantung pada pola yang

diciptakan pimpinan. Lingkungan kerja dalam perusahaan, dapat berupa

struktur tugas menunjuk pada bagaimana pembagian tugas dan wewenang itu

dilaksanakan (Sinungan, 2003).

Ketersediaan sarana kerja juga mempengaruhi produktivitas

lingkungan kerja karyawan. Dengan adanya sarana-sarana yang

memungkinkan, seperti ruangan yang rapi, bersih dan nyaman untuk bekerja,

maka karyawan akan merasa nyaman dan menumbuhkan suasana hati yang

baik untuk menyelesaikan pekerjaannya.

2.7. Penelitian Terdahulu

Silviani (2009) melakukan penelitian mengenai Efektivitas Atasan dan

Bawahan pada Kantor Pos Bogor. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pola komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan pada

Kantor Pos Bogor, mengetahui hambatan komunikasi yang dialami oleh

atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor dan terakhir menganalisis

efektivitas komunikasi atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor. Data

yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Adesya (2007) melakukan penelitian mengenai Hubungan Iklim

Komunikasi Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan bagian Spinning

di PT Unitex Tbk Bogor. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan menganalisis iklim komunikasi organisasi, tingkat kepuasan

kerja dan hubungan antara iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan

kerja karyawan bagian Spinning PT Unitex Tbk Bogor. Data yang digunakan

adalah data primer dan data sekunder. Pemilihan sampel dilakukan

menggunakan metode non probability sampling dan responden diperoleh

dengan menggunakan rumus Slovin. Analisis data menggunakan ananlisis

deskriptif dan analisis hubungan. Untuk analisis hubungan menggunakan

korelasi Rank Spearman dengan bantuan software SPSS 12.0 for Windows.

Page 42: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

29

Secara umum iklim komunikasi organisasi bagian Spinning termasuk baik.

Jika dilihat dari besar kecilnya rataan skor yang diperoleh berdasarkan

peringkat “baik” (dari tinggi ke rendah) urutannya adalah kepercayaan,

pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komuikasi ke

bawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas dan perhatian pada tujuan

berkinerja tinggi. Hasil analisis deskripsi terhadap kepuasan kerja karyawan

dapat dikatakan puas dengan urutan kepuasan tertinggi pada pekerjaan itu

sendiri, hubungan dengan rekan sekerja, hubungan atasan dan bawahan,

kondisi kerja, kompensasi dan promosi kerja. Terdapat hubungan yang sangat

nyata, positif dan kuat antara iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan

kerja. Secara keseluruhan dapat dikemukakan bahwa semakin baik iklim

organisasi akan semakin tinggi kepuasan kerja karyawannya.

Selanjutnya Isprandono (2004) melakukan penelitian Analisis Faktor-

faktor Komunikasi dengan Peningkatan Produktivitas Kerja pada

PT Sariwangi A.E.A. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi komunikasi antara seorang komunikan dengan

komunikator, kemudian melihat pola komunikasi yang diterapkan pada

PT Sariwangi A.E.A, serta menganalisis hubungan faktor-faktor yang

mempengaruhi proses komunikasi dengan peningkatan produktivitas. Dalam

penelitian mengambil data menggunakan teknik sampel yaitu stratified

random sampling, yaitu dengan memisahkan elemen-elemen populasi ke

dalam kelompok yang tidak tumpang tindih dan kemudian memilih sampel

secara acak. Analisis data yang digunakan adalah secara kuantitatif-deskriptif.

Secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode Rank Spearman. Hasil

dari penelitian ini, yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

komunikasi antara seorang komunikan dengan komunikator adalah latar

belakang budaya, perbendaharaan bahasa, usia, tingkat pendidikan, jabatan,

serta keadaan psikologis struktur organisasi. Selanjutnya adalah mengenai

pola komunikasi yang diterapkan dalam perusahaan, yaitu umum

menggunakan komunikasi ke bawah. Sebagaimana tujuan dari perusahaan

yaitu agar para karyawan bekerja sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Terakhir adalah adanya hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi

Page 43: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

30

proses komunikasi dengan peningkatan produktivitas perusahaan yaitu

dengan adanya komunikasi yang berlangsung dengan baik, sehingga arus

informasi yang mengalir dalam perusahaan menjadi lebih efektif dan mampu

meningkatkan produktivitas perusahaan.

Page 44: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

31

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian

Setiap perusahaan memiliki visi dan misi sendiri. Visi dari PT X Tbk

ini adalah to become leading InfoCom player in the region, dimana

PT X Tbk berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom

terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berkelanjut ke kawasan

Asia Fasifik. Untuk mewujudkan visi tersebut, PT X Tbk menyusun misi dan

berbagai macam strategi untuk mencapainya. Strategi tersebut

diimplementasikan pada tujuan-tujuan perusahaan baik tujuan jangka pendek

maupun jangka panjang perusahaan. Dalam rangka mencapai tujuannya itu

manajemen berupaya untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan

baik, sehingga semua tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk itu, setiap

perusahaan dapat berfungsi sesuai dengan fungsi masing-masing.

PT X Tbk Unit Bisnis Bogor memiliki sembilan unit bisnis, yaitu

DVAS (Data & Vas Sales), FPS (Fixed Phone Sales), CC (Customer Care),

ANM (Access Network Maintenance), ANO (Access Network Operation),

BP (Business Performance), GS (General Support), terakhir KANCATEL

(Depok & Cibinong). Namun untuk penelitian ini lebih fokus pada 7 unit

bisnis, dimana KANCATEL (Depok & Cibinong) tidak termasuk dalam

penelitian ini, karena untuk mengoptimalkan hasil penelitian.

Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang sangat penting

karena dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan secara keseluruhan di

masa depan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan

sumber daya tersebut secara optimal, sehingga dalam masing-masing unit

bisnis dibutuhkan pegawai yang terdiri dari manajer dan karyawan.

Pola komunikasi organisasi merupakan pendekatan yang dipakai

antara satu organisasi yang lain dapat bervariasi atau berbeda-beda

(Purwanto, 2003). Salah satu bentuk pengelolaan terhadap sumber daya

manusia yang dimiliki adalah dengan berupaya menciptakan suatu

lingkungan kerja yang produktif. Dimana, untuk menciptakan lingkungan

kerja produktif, terlebih dahulu dapat diidentifikasi melalui pola komunikasi

Page 45: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

32

organisasi pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Secara umum pola komunikasi

dapat dikelompokkan menjadi dua saluran yaitu formal maupun informal.

Saluran komunikasi formal terdiri atas: komunikasi dari atas ke bawah

(downward communication), komunikasi dari bawah ke atas (upward

communication), komunikasi horizontal (sideways communication), dan

komunikasi diagonal. Sedangkan, saluran komunikasi informal merupakan

suatu jaringan komunikasi dimana orang-orang yang ada dalam suatu

organisasi tanpa memperdulikan jenjang hierarki, pangkat dan kedudukan

atau jabatan, dapat berkomunikasi secara luas (Purwanto, 2003).

Lingkungan keja produktif merupakan salah satu faktor pendorong

untuk bekerja lebih baik, dimana karyawan dapat bergairah untuk

mengerjakan tugas yang diberikan pimpinan, sehingga tercipta suasana yang

menyenangkan (Sunarto, 2003). Pola komunikasi organisasi yang baik,

memiliki hubungan dengan lingkungan kerja produktif di perusahaan.

Lingkungan kerja menunjuk pada hal-hal yang berada di sekeliling dan

melingkupi kerja karyawan di kantor. Kondisi lingkungan kerja lebih banyak

tergantung dan diciptakan oleh pimpinan, sehingga suasana kerja yang tercipta

tergantung pada pola komunikasi yang diciptakan pimpinan. Lingkungan kerja

dalam perusahaan, dapat berupa struktur tugas menunjuk pada bagaimana

pembagian tugas dan wewenang itu dilaksanakan (Sinungan, 2003).

Hubungan pola komunikasi organisasi dengan lingkungan kerja yang

produktif akan diintrepetasikan menggunakan korelasi Rank Spearman

dengan bantuan SPSS 15.0 for windows. Dengan menggunakan alat tersebut,

dapat terlihat apakah ada hubungan yang kuat antara pola komunikasi dengan

lingkungan kerja produktif, serta seberapa besar hubungan antara pola dengan

lingkungan. Secara garis besar, kerangka pemikiran penelitian ini seperti yang

terlihat pada Gambar 6.

Page 46: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

33

Gambar 6. Kerangka Pemikiran Penelitian

Keterangan: di luar ruang lingkup penelitian

1. DVAS = Data and Vas Sales

2. FPS = Fixed Phone Sales

3. CC = Customer Care

4. ANM = Access Network Maintenance

5. ANO = Access Network Operation

6. BP = Business Performance

7. GS = General Support

Visi, Misi dan Tujuan

PT X Tbk

Unit Bisnis Bogor

Rekomendasi

Rank Spearman

Saluran Komunikasi Formal

1. Downward Communications.

2. Upward Communications.

3. Sideways Communications.

4. Diagonal Communications.

Pola Komunikasi

Lingkungan

Kerja

Produktif

DVAS FPS CC ANM ANO BP GS CATEL

Saluran Komunikasi

Informal 1. Desas-desus

2. Selentingan (Grapevine)

Page 47: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

34

3.2. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang menyatakan adanya

hubungan variabel-variabel tertentu (Umar, 2005). Hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

H0 : Pola komunikasi organisasi tidak berhubungan dengan lingkungan kerja

yang produktif.

H1 : Pola komunikasi organisasi berhubungan dengan lingkungan kerja yang

produktif.

Berdasarkan tujuan dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) memiliki

hubungan yang nyata terhadap lingkungan kerja yang produktif (H1).

Sedangkan, H0 menyatakan bahwa komunikasi dari atas ke bawah

(downward communication) tidak memiliki hubungan yang nyata

terhadap lingkungan kerja yang produktif.

2. Komunikasi dari bawah ke atas (upward communication) memiliki

hubungan yang nyata terhadap lingkungan kerja yang produktif (H1).

Sedangkan, H0 menyatakan bahwa komunikasi dari bawah ke atas

(upward communication) tidak memiliki hubungan yang nyata terhadap

lingkungan kerja yang produktif.

3. Komunikasi diagonal memiliki hubungan yang nyata terhadap lingkungan

kerja yang produktif (H1). Sedangkan, H0 menyatakan bahwa komunikasi

diagonal tidak memiliki hubungan yang nyata terhadap lingkungan kerja

yang produktif.

4. Komunikasi horizontal memiliki hubungan yang nyata terhadap

lingkungan kerja yang produktif (H1). Sedangkan, H0 menyatakan bahwa

komunikasi horizontal tidak memiliki hubungan yang nyata terhadap

lingkungan kerja yang produktif.

5. Komunikasi informal mempunyai hubungan yang nyata dengan

lingkungan kerja (H1). Sedangkan, H0 menyatakan bahwa komunikasi

informal tidak memiliki hubungan yang nyata terhadap lingkungan kerja

yang produktif.

Page 48: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

35

3.3. Metode Penelitian

3.3.1. Jenis Penelitian

Penelitian mengenai analisis hubungan pola komunikasi organisasi

dengan lingkungan kerja yang produktif termasuk kedalam riset deskriptif,

karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi organisasi

dan mengetahui lingkungan kerja di perusahaan, serta untuk menganalisis

bagaimana hubungan pola komunikasi organisasi dengan lingkungan kerja

produktif.

3.3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian megenai analisis hubungan pola komunikasi organisasi

dengan lingkungan kerja produktif pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

Pemilihan perusahaan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

pertimbangan bahwa adanya kesediaan pihak perusahaan untuk memberikan

informasi dan data yang diperlukan sesuai dengan penelitian, serta bahwa

perusahaan yang bersangkutan merupakan perusahaan telekomunikasi

terbesar di Indonesia, dimana di dalam kegiatan operasionalnya berorientasi

pada sumberdaya manusia yang dimiliki.

Perusahaan dalam mencapai tujuannya haruslah memiliki sumberdaya

manusia yang tangguh dan handal. Untuk menghasilkan sumberdaya manusia

yang berkualitas tersebut perusahaan perlu membina dan mengembangkannya

melalui pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Dengan

demikian, para karyawan pun dapat menyesuaikan diri dengan pekerjaannya

dan dapat mempertanggung-jawabkan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan tepatnya

pada bulan Maret sampai Mei 2009.

3.3.3. Identifikasi Variabel

Variabel merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti

yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dalam kelompok

tersebut (Sugiyono dalam Umar, 2005). Variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian ini terdiri dari variabel X dan variabel Y. Dalam hal ini,

lingkungan kerja produktif ditetapkan sebagai variabel (Y), sedangkan

variabel (X) adalah pola-pola komunikasi menurut Purwanto (2003),

Page 49: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

36

antara lain: (1) Komunikasi Formal, yaitu downward communications,

upward communications, sideways communications dan diagonal

communications, serta (2) Komunikasi Informal.

3.4. Metode Pengambilan Sampel

3.4.1. Penetapan Populasi

Menurut Sugiyono (2004) populasi merupakan wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

karyawan yang bekerja di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

3.4.2. Penetapan Sampel

Penentuan jumlah sampel dari populasi yang akan diteliti ditentukan

dengan rumus Slovin dalam Umar (2005). Rumusnya adalah sebagai berikut:

Dimana:

n = Jumlah sampel

N = Ukuran populasi

e = Persentasi kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang dapat ditolerir.

Setelah ditentukan jumlah sampel yang akan digunakan, selanjutnya

sampel diambil dari populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive sampling atau sampel

dengan cara sengaja serta bersifat convenience (kemudahan) dengan memilih

anggota populasi yang dianggap paling tepat sebagai informasi yang akurat.

Hal tersebut dilakukan agar sampel yang diambil lebih beragam serta dapat

mewakili karyawan yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dengan

menggunakan persen kelonggaran ketidaktelitian yang masih dapat ditolerir

(e) sebesar 10% dan total populasi sebanyak 341 karyawan, maka jumlah

karyawan yang dijadikan sampel adalah sebanyak 78 responden.

Page 50: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

37

3.5. Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data

primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari perusahaan

yang terdiri atas gambaran umum perusahaan, peraturan-peraturan

perusahaan, struktur organisasi, serta hasil wawancara dan penyebaran

kuesioner. Sedangkan data sekunder, yaitu yang diperoleh langsung dari

perusahaan dan literatur lainnya seperti buku-buku yang berhubungan dengan

topik komunikasi dan laporan-laporan penelitian sebelumnya.

3.6. Pengujian Kuesioner

3.6.1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu uji yang bertujuan untuk meneliti apakah

instrumen dapat mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen penelitian

dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2004). Langkah-langkah dalam menguji

validitas kuesioner, adalah sebagai berikut (Umar, 2005):

1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur.

Konsep yang akan diukur hendaknya dijabarkan terlebih dahulu sehingga

operasionalnya dapat dilakukan, dengan cara sebagai berikut:

a. Mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan para ahli yang

tertulis di dalam literatur. Tetapi bila definisi yang dikemukakan

belum operasional, maka definisi tersbut harus dijabarkan lebih

lanjut agar lebih operasional.

b. Jika di dalam literatur tidak dapat diperoleh definisi konsep yang

ingin diukur, peneliti harus mendefinisikan sendiri konsep tersebut

dan mendiskusikannya dengan para ahli. Pendapat para ahli ini

kemudian disimpulkan ke dalam rumusan yang operasional.

c. Menanyakan langsung definisi konsep yang akan diukur kepada

calon responden mengenai aspek-aspek konsep yang akan diukur.

Bedasarkan jawaban calon responden, kemudian disusun kerangka

suatu konsep.

Page 51: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

38

2. Melakukan uji coba alat pengukur pada sejumlah responden. Disarankan

agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang, karena

distribusi skor atau nilai akan lebih mendekati kurva normal.

3. Mempesiapkan tabel tabulasi jawaban.

4. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total

menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

Dimana:

rhitung = Nilai koefisien korelasi.

N = Jumlah responden.

X = Skor masing-masing pernyataan.

Y = Skor total.

5. Membandingkan angka korelasi yang diperoleh dengan angka kritik tabel

korelasi nilai r. Bila nilai r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut

valid atau signifikan dalam penelitian ini, angka kritik tabel korelasi

untuk nilai r adalah r (N-2; α).

3.6.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan

yang ditunjukan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2005). Reliabilitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan tujuan utnuk mengetahui sejauh mana suatu

alat pengukur dapat tercapai. Umumnya instrumen yang valid sudah pasti

reliabel, tetapi instrumen yang reliabel belum tentu valid, oleh karena itu

diperlukan pengujian reliabilitas instrumen. Teknik reliabilitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Alpha Cronbach (Umar, 2005).

Rumusnya adalah sebagai berikut:

Dimana:

r11 = Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach

k = Jumlah item pernyataan

= Jumlah variasi item

= Varians total

Page 52: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

39

Rumus untuk menghitung varians adalah sebagai berikut:

Dimana:

= Varians

n = Jumlah responden

x = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor item

pernyataan).

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach’s diukur

berdasarkan skala alpha 0 sampai 1 yang dapat diinterpretasikan sebagai

berikut:

Tabel 1. Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach’s

Klasifikasi Nilai Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 – 0,20 Kurang Reliabel

0,21 – 0,40 Agak Reliabel

0,41 – 0,60 Cukup Reliabel

0,61 – 0,80 Reliabel

0,81 – 1,00 Sangat Reliabel

Sumber: George dan Mallery (2003)

3.7. Metode Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan untuk menilai jawaban responden

dalam kuesioner adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat atau persepsi seseorang terhadap variabel penelitian yang

telah dijabarkan dalam item-item pernyataan. Jawaban setiap item pernyataan

yang menggunakan Skala Likert merupakan gradasi dari sangat positif sampai

sangat negatif (Sugiyono, 2004). Kuesioner dalam penelitian ini

menggunakan lima skala yang diberi bobot tertentu sesuai dengan tingkat

skalanya. Selanjutnya bobot ini akan dihitung untuk memperoleh skor nilai

jawaban-jawaban responden. Rincian bobot dan skala yang digunakan adalah

sebagai berikut:

Page 53: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

40

Bobot nilai = 5 Sangat setuju/Sangat puas

Bobot nilai = 4 Setuju/Puas

Bobot nilai = 3 Ragu-ragu/Biasa saja

Bobot nilai = 2 Tidak setuju/Tidak puas

Bobot nilai = 1 Sangat tidak setuju/Sangat tidak puas

Bobot nilai pada setiap jawaban responden akan dihitung untuk

mendapatkan nilai rataan. Nilai rataan tersebut menunjukkan tingkat

kesetujuan karyawan seperti yang ditunjukan pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Skor Rataan

Skor Rataan Penilaian Intepretasi Hasil

Pelaksanaan

1,00 – 1,80 Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Baik

1,81 – 2,60 Tidak Setuju Tidak Baik

2,61 – 3,40 Ragu-ragu Netral

3,41 – 4,20 Setuju Baik

4,21 – 5,00 Sangat Setuju Sangat Baik

Kesimpulan tersebut diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu

rentang skala untuk kriteria sangat tidak setuju sampai sangat setuju, besarnya

rentang skala diperoleh dengan rumus (Simamora, 2002) berikut:

Dimana:

RS = Rentang skala.

m = Angka tertinggi dalam pengukuran.

n = Angka terendah dalam pengukuran.

b = Banyaknya kelas (kategori jawaban).

3.8. Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1. Analisis Persepsi Karyawan Tentang Pola Komunikasi Organisasi

Mengetahui pola komunikasi organisasi digunakan analisis secara

kualitatif, yaitu analisis deskriptif dengan menggunakan analisis tabel hasil

kuesioner, yang dapat mengetahui hal-hal penting dalam penilaian pola-pola

komunikasi organisasi yang ada di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor, serta

Page 54: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

41

mengetahui lingkungan kerja yang produktif. Langkah-langkah pengolahan

dan analisis datanya sebagai berikut:

1) Memberi skor pada setiap jawaban responden sesuai dengan bobot yang

telah ditentukan dalam Skala Likert.

2) Membuat tabulasi dari skor-skor nilai yang telah diperoleh dari jawaban

responden.

3) Masing-masing kategori ditentukan berdasarkan rumus rentang kriteria

(Umar, 2005) yaitu Rentang Skala: RS = (m-1)/m; dimana m adalah

jumlah alternatif jawaban tiap item. Sehingga didapatkan rentang skala:

(5-1)/5 = 0,8. Untuk melihat skala penilaian dapat dilihat pada Tabel 2.

4) Responden-responden yang memiliki skor nilai yang sama untuk setiap

item pernyataan dikelompokkan berdasarkan kategori jawaban (1 sampai

5 bagi pernyataan yang bersifat positif dan 5 sampai 1 bagi pernyataan

yang bersifat negatif), lalu dihitung jumlah dan persentasenya.

Kesimpulan diambil berdasarkan persentase terbesar dari setiap

persentase jawaban responden yang telah dihitung.

5) Jumlah responden per item pernyataan dikelompokkan dan dijumlahkan

menjadi per indikator sesuai kategori jawaban. Persentase jumlah

responden dihitung untuk memperoleh kesimpulan pada tiap indikator

berdasarkan persentase terbesar. Perhitungan pada metode ini

menggunakan Microsoft Excel 2007.

3.8.2. Analisis Persepsi Karyawan Tentang Lingkungan Kerja Produktif

Mengetahui lingkungan kerja produktif ini digunakan metode analisis

secara kualitatif, yaitu analisis deskriptif dengan menggunakan analisis tabel

hasil kuesioner, yang dapat mengetahui hal-hal penting dalam penilaian

lingkungan kerja produktif berdasarkan rumus rentang kriteria (Umar, 2005)

yaitu: Rentang Skala: RS = (m-1)/m; dimana m adalah jumlah alternatif

jawaban tiap item. Sehingga didapatkan rentang skala: (5-1)/5 = 0,8. Skala

penilaian tertera pada Tabel 2. Dimana, langkah-langkah pada analisis ini

dapat dilihat pada penjelasan persepsi tentang pola komunikasi organisasi di

atas.

Page 55: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

42

3.8.3. Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja

Hubungan pola-pola komunikasi organisasi dengan lingkungan kerja

dapat diketahui dengan menggunakan analisis Rank Spearman. Pengolahan

data dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excell 2007 dan

SPSS 15.0 for windows. Analisis di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor tersebut

digunakan untuk mengetahui atau tidaknya hubungan antara variabel yang

satu dengan variabel yang lain. Untuk itu dapat dilakukan uji korelasi Rank

Spearman dengan rumus (Umar, 2005):

Dimana:

rS = Koefisien Rank Spearman

di = selisih rank X dan rank Y

n = jumlah sampel

Keterangan:

rS = 1 hubungan variabel X dan variabel Y sempurna + (mendekati 1,

hubungan sangat kuat dan +)

rS = -1 hubungan variabel X dan variabel Y sempurna - (mendekati -1,

hubungan sangat kuat dan -)

rS = 0 hubungan variabel X dan variabel Y lemah sekali atau tidak ada

hubungan sama sekali

Nilai koefisien korelasi yang dapat sebelum dilaksanakan

pengambilan keputusan, dengan diuji terlebih dahulu. Pengujian ini

dimaksudkan untuk melihat apakah antara variabel dalam populasi terdapat

korelasi yang berarti atau tidak, dengan rumus sebagai berikut (Umar, 2005):

Dalam pengujian koefisien korelasi, akan dibandingkan nilai-nilai

thitung dengan nilai ttabel dengan α = 0,05. Hasil perbandingan tersebut

digunakan dalam pengujian hipotesis nol untuk memutuskan pendapat ditolak

atau diterima. Untuk itu, maka pengujian ini menggunakan hipotesis sebagai

berikut:

Page 56: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

43

Ho : ρ = 0 tidak ada hubungan antara pola komunikasi organisasi dengan

lingkungan kerja produktif.

H1 : ρ ≠ 0 ada hubungan antara pola komunikasi organisasi dengan

lingkungan kerja produktif.

Untuk menguji hubungan hipotesis nol (Ho) kriterianya adalah:

Tolak Ho : jika thitung > ttabel atau P-value (Sig.) < α

Tolak H1 : jika thitung < ttabel atau P-value (Sig.) < α

Koefisien korelasi Rank Spearman (rS) menunjukkan kuat tidaknya

variabel X dan variabel Y. Batasan Champion dari Umar (2005) dengan

ketentuan sebagai berikut:

1) 0,00-0,25 : No assosiation, menunjukkan tidak adanya hubungan antara

variabel X dan variabel Y.

2) 0,26-0,50 : Moderately low assosiation, menunjukkan hubungan yang

lemah antara variabel X dan variabel Y.

3) 0,51-0,75 : Moderately high assosiation, menunjukkan hubungan yang

agak kuat antara variabel X dengan variabel Y.

4) 0,76-1,00 : high assosiation, menunjukkan adanya hubungan yang kuat

antara variabel X dan variabel Y.

Hasil intrepetasi dari koefisien korelasi di atas dapat dikategorikan ke

dalam klasifikasi sangat rendah, yaitu yang terdapat pada kategori no

assosiation, artinya jika tidak terjadi hubungan sama sekali antara pola-pola

komunikasi organisasi dengan lingkungan kerja produktif di PT X Tbk Unit

Bisnis Bogor tersebut sehingga hasilnya tidak objektif, dan moderately low

assosiation yaitu kondisi yang dapat menunjukkan hubungan yang lemah

antara pola-pola komunikasi organisasi dengan lingkungan kerja yang

produktif. Sedangkan untuk klasifikasi kuat yaitu terdapat pada kategori high

assosiation, yang berarti dapat menunjukkan hubungan yang sangat kuat dan

positif antara pola-pola komunikasi organisasi dengan lingkungan kerja yang

produktif di PT X Tbk tersebut sehingga hasil penilaiannya akan objektif.

Page 57: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

44

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Perkembangan PT X Tbk

PT X Tbk adalah suatu badan usaha yang didirikan dengan Staatsblad

No. 52 tahun 1884 dengan nama post-en telegraafdienst. Pada tahun 1906

diubah menjadi “POST, TELEGRAAF EN TELEFOONDIENST” (PTT)

dengan Staatsblad No. 395 dan sejak itu disebut PTT-Dienst. Tahun 1931

ditetapkan sebagai perusahaan Negara berdasarkan IBW (Indonesische

bedrijvenwet - Undang-undang Perusahaan Negara). Selanjutnya pada tahun

1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang No. 19 tahun 1960, tentang persyaratan sebuah Perusahaan Negara

(PN) dengan PERPU No. 240 tahun 1961 berubah menjadi PN POS dan

TELEKOMUNIKASI.

Berdasarkan S.K. Menteri Perhubungan No. 129/U/1970 PN

TELEKOMUNIKASI berubah menjadi Perusahaan Umum. Mengingat

perkembangan yang demikian pesat ditambah dengan pola manajemen yang

lebih terbuka, pemerintah melalui PP No. 25 tahun 1991 tanggal 1 Mei 1991

menetapkan pengalihan bentuk Perusahaan Umum (PERUM) menjadi

PERSERO. Peralihan bentuk tersebut ditandai dengan penandatanganan Akte

Pendirian PERSERO PT X oleh Notaris Imas Fatimah, SH bersama-sama

Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel) Soesilo

Sudarman yang bertindak selaku kuasa dari Menteri Keuangan sebagai

pemegang saham, hari Selasa tanggal 24 September 1991 jam 09.30 WIB di

Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi.

Pada tahun 1995, PT X mengalami Restrukturisasi Internal, yaitu

penerapan Kerja Sama Operasi (KSO), pada tanggal 1 Juli 1995 PT X telah

menghapus struktur organisasi Wilayah Usaha Telekomunikasi (WITEL)

yang berjumlah 12 WITEL menjadi tujuh Divisi Regional (DIVRE) dan satu

Divisi Net Work. Tujuh Divisi Regional tersebut meliputi:

1. Divisi Regional I, Sumatera.

2. Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya.

Page 58: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

45

3. Divisi Regional III, Jawa Barat.

4. Divisi Regional IV, Jawa Tengah dan DIY.

5. Divisi Regional V, Jawa Timur.

6. Divisi Regional VI, Kalimantan.

7. Divisi Regional VII, Bali & Kawasan Indonesia Timur.

4.1.2. Visi dan Misi PT X Tbk

Visi PT X Tbk ialah To become a leading InfoCom player in the

region. PT X Tbk berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan

InfoCom terkemuka di kawasan Asia Pasifik. Misi PT X Tbk mempunyai

misi memberikan layanan One Stop infoCom Services with Excellent Quality

and Competitive Price and To Be the Role Model as the Best Managed

Indonesian Corporation dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan

pelayanan yang terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas,

dengan harga kompetitif. PT X Tbk akan mengelola bisnis melalui praktek-

praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang

unggul, penggunaan teknologi yang kompetiitf, serta membangun kemitraan

yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.

4.1.3. Struktur Organisasi

PT X Tbk Unit Bisnis Bogor dipimpin oleh seorang General Manager

(GM) dan mempunyai bawahan seorang Deputy GM. Di bawahnya terdapat

Asisten Manajer Sekretariat dan Staf Ahli, serta staf Administrasi. Struktur

organisasi PT X Tbk Unit Bisnis Bogor secara lebih jelas dapat dilihat pada

Lampiran 5. PT X Tbk Unit Bisnis Bogor mempunyai sembilan Manajer,

yaitu:

1. Manager General Support, yang membawahi:

a. Asisten Manajer Logistic Management

b. Asisten Manajer Asset Management

c. Asisten Manajer Kandatel Secretary

2. Manager Business Performance, yang membawahi:

a. Asisten Manajer Performance Management

b. Asisten Manajer Fraud Management

c. Asisten Manajer Quality Management

Page 59: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

46

3. Manager Fixed Phone Sales, yang membawahi:

a. Asisten Manajer Wireline Sales Promotion

b. Asisten Manajer Wireless Sales Promotion

b. Asisten Manajer Customer Data Management

4. Manager Data & Vas Sales Promotion, yang membawahi:

a. Asisten Manajer Data & Internet Sales Promotion

b. Asisten Manajer Content & Vas Sales Promotion

5. Manager Customer Care, yang membawahi:

a. Asisten Manajer Prime Customer Care

b. Asisten Manajer Personal Customer Care

c. Asisten Manajer Indirect Channel Management

d. Asisten Manajer Direct Channel Management

6. Manager Access Network Operation, yang membawahi:

a. Asisten Manajer Personal Customer Access Network

b. Asisten Manajer Corporate Customer Access Network

c. Asisten Manajer CPE & Public Phone

d. Asisten Manajer Technical Access Support

7. Manager Access Network Maintenance, yang membawahi:

a. Asisten Manajer COPP.A.M

b. Asisten Manajer F & Radio Access Maintenance

c. Asisten Manajer Access Data Management

d. Asisten Manajer Program Performance

e. Asisten Manajer Operation Maintenance Access Support

8. JM Kandatel Cibinong, yang membawahi:

a. AJM Service Cibinong

b. AJM Operation Maintenance Access Network Cibinong

c. AJM Administration Support

9. JM Kandatel Depok, yang membawahi:

a. AJM Service Depok

b. AJM Operation Maintenance Access Network Depok

c. AJM Administration Support

Page 60: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

47

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

4.2.1. Uji Validitas Kuesioner

Pengujian terhadap kuesioner dilakukan melalui uji validitas dan uji

reliabilitas. Pengujian dilakukan terhadap 30 orang responden karyawan

PT X Tbk Unit Bisnis Bogor (Nugroho, 2005). Pernyataan pada kuesioner

terdiri dari 25 pernyataan mengenai pola-pola komunikasi serta 6 pernyataan

tentang lingkungan kerja yang produktif.

Uji validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat

ukur (kuesioner) mengukur apa yang ingin diukur atau apakah alat ukur

tersebut sudah tepat mengukur apa yang akan diukur (Sugiyono, 2004).

Asumsi pokok dari uji validitas ini adalah setiap pernyataan saling berkaitan

satu dengan lainnya dan setiap pernyataan juga berhubungan dengan objek

yang akan diteliti.

Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi antara skor

masing-masing pernyataan dengan skor total, memakai rumus teknik korelasi

Product Moment Pearson yang diolah dengan software SPSS 15.0 for

windows. Hasil pengujian validitas pada pernyataan yang berkaitan dengan

pola-pola komunikasi organisasi dengan lingkungan kerja yang produktif

lebih besar dari r tabel pada selang kepercayaan 95 persen dan n (jumlah

sampel) sebesar 30 responden, yaitu sebesar 0,361. Hal ini menunjukkan

bahwa seluruh pernyataan adalah signifikan dan dapat dinyatakan valid.

Dalam hal ini, berarti responden dapat mengerti maksud dari setiap

pernyataan yang diajukan penulis dalam kuesioner. Adapun hasil pengujian

validitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.2.2. Uji Reliabilitas Kuesioner

Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach. Dalam

teknik ini, instrumen diujicobakan pada 30 responden dan hasilnya dicatat.

Pengolahan teknik Alpha Cronbach menggunakan bantuan software SPSS

15.0 for windows. Berdasarkan hasil pengolahan variabel yang dilakukan

pada variabel pola-pola komunikasi organisasi didapatkan nilai koefisien

Alpha Cronbach sebesar 0,907. Nilai alpha tersebut mengindikasikan bahwa

instrumen tersebut sangat reliabel yaitu dengan nilai α>0,9 (Tabel 1).

Page 61: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

48

Sedangkan, pada variabel lingkungan kerja didapatkan nilai koefisien

Alpha Cronbach sebesar 0,728. Pada selang kepercayaan 95 persen, dapat

disimpulkan bahwa kuesioner yang disusun ini cukup reliabel dan dapat

dipercaya sebagai suatu alat ukur penelitian didalam mengukur gejala yang

sama (Umar, 2005). Adapun hasil pengujian reliabilitas selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 3.

4.3. Karakteristik Responden

Responden yang dijadikan sampel adalah manajer dan karyawan di

PT X Tbk Unit Bisnis Bogor dan diambil dengan cara menggunakan teknik

pengambilan sampel purposive sampling atau sampel dengan cara sengaja

serta bersifat convinience (kemudahan) dengan memilih anggota populasi

yang dianggap paling tepat sebagai informasi yang akurat sebanyak 78 orang

yang ditentukan dengan rumus Slovin dalam Umar (2005). Teknik ini

mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasarkan kriteria atau tujuan

tertentu. Identitas responden didapatkan, meliputi jenis kelamin, unit kerja,

posisi, tingkat pendidikan, usia dan masa bekerja.

4.3.1. Jenis Kelamin Responden

Karyawan yang menjadi responden pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor

secara keseluruhan terdiri dari 83 persen laki-laki atau 65 orang dan 17 persen

perempuan atau 13 orang. Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa

sebagian besar karyawan di perusahaan ini adalah berjenis kelamin laki-laki,

seperti yang terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Page 62: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

49

Perbedaan jumlah persentase antara karyawan laki-laki dan

perempuan pada dasarnya terjadi karena adanya spesifikasi pekerjaan.

Menurut Rivai (2005) spesifikasi pekerjaan merupakan karakteristik atau

syarat-syarat kerja yang harus dipenuhi sehingga dapat melaksanakan suatu

pekerjaan atau jabatan. Adapun tujuan dari spesifikasi pekerjaan adalah untuk

menentukan jenis keterampilan, tingkat pengetahuan, atau kemampuan yang

diperlukan dalam melakukan pekerjaan tertentu harus dilaksanakan secara

sistematis. Berdasarkan pengklasifikasian dan spesifikasi pekerjaan jenis

pekerjaan yang dilakukan, maka perusahaan lebih banyak membutuhkan

karyawan berjenis kelamin laki-laki dari pada perempuan. Hal ini disebabkan

karena jenis pekerjaan yang paling banyak menyerap karyawan yaitu pada

bagian kehandalan jaringan. Pada bagian ini memiliki tugas untuk memasang,

merawat dan memastikan jaringan yang terpasang sudah terhubung dengan

benar. Selain itu, bagian tersebut memiliki tugas untuk langsung terjun ke

lapangan untuk meninjau jaringan secara langsung. Jadi berdasarkan

spesifikasi pekerjaan maka jenis pekerjaan tersebut lebih cocok dilakukan

oleh karyawan berjenis kelamin laki-laki dari pada perempuan.

4.3.2. Unit Kerja Responden

Unit kerja yang dijadikan sampel pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor

terdiri dari 7 unit kerja. Adapun penyebaran karyawan yang menjadi

responden berdasarkan unit kerja adalah sebagai berikut; Data and Vas Sales

sebanyak 14 persen, Fixed Phone Sales sebanyak 17 persen, Costumer Care

sebanyak 9 persen, Access Network Maintenance 26 persen, Access Network

Operation 15 persen, Bussines Performance 8 persen dan terakhir responden

General Support sebanyak 11 persen. Pada Gambar 8, terlihat jelas bahwa

sebagian besar responden berada pada unit kerja Access Network

Maintenance yaitu sebesar 26 persen. Hal ini terjadi karena pada unit kerja

tersebut memiliki tingkat beban kerja dan jenis pekerjaan yang berbeda

dengan unit kerja lainnya. Dimana pada unit kerja Access Network

Maintenance memiliki tugas dalam pemeliharaan jaringan sehingga

dibutuhkan banyak karyawan dalam melakukan pekerjaan tersebut. Untuk

lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 63: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

50

Gambar 8. Karakteristik Unit Kerja Responden

4.3.3. Posisi Responden

PT X Tbk Unit Bisnis bogor membagi posisi jabatan menjadi 6 posisi

jabatan, yaitu posisi di tingkat manajer, asisten manajer, officer 1, officer 2,

officer 3 dan terakhir staff. Berdasarkan Gambar 9 dapat dilihat, dimana dari

masing-masing posisi ini manajer terdiri dari 4 persen, asisten manajer terdiri

dari 14 persen, officer 2 sebanyak 26 persen, officer 3 sebanyak 46 persen

dan staff sebanyak 10 persen. Jumlah karyawan pada tiap posisi tergantung

dari kebutuhan perusahaan. Berdasarkan Gambar 9 sebagian besar karyawan

berada pada posisi officer 3, hal ini terjadi karena pada saat ini PT X Tbk

Unit Bisnis Bogor membutuhkan lebih banyak karyawan yang berada pada

posisi officer 3 dalam melaksanakan tugas operasional perusahaan. Sebaran

posisi dari kelompok responden dapat terlihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Karakteristik Posisi Responden

Page 64: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

51

4.3.4. Tingkat Pendidikan Responden

Responden yang memiliki tingkat pendidikan SLTA lebih banyak

daripada responden yang memiliki tingkat pendidikan S1. Berdasarkan

Gambar 10, dapat dilihat responden dengan tingkat pendidikan SLTA sebesar

36 persen, untuk tingkat pendidikan S1 sebesar 33 persen. Sedangkan, pada

tingkat pendidikan Diploma sebesar 28 persen dan S2 sebesar 3 persen,

dimana pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor tidak ada satu pun tingkat

pendidikan yang berasal dari S3. Berdasarkan tingkat pendidikan responden

pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor sebagian besar berada pada kelompok

SLTA. Dimana, para responden yang berada pada kelompok SLTA

merupakan karyawan yang memiliki masa kerja yang cukup lama (lebih dari

15 tahun) yang memulai karirnya dari jabatan yang paling rendah. Dengan

memiliki masa kerja yang lama maka dipengaruhi oleh adanya kompetensi

yang diasah oleh perusahaan. Selain itu, posisi karyawan diperusahaan

dipengaruhi oleh kinerja mereka terhadap perusahaan.

Gambar 10. Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden

4.3.5. Usia Responden

Berdasarkan Gambar 11, terlihat bahwa usia responden menyebar

kedalam beberapa kelompok umur. Sebagian besar karyawan PT X Tbk Unit

Bisnis Bogor berusia antara 40-49 tahun, yaitu sebesar 67 persen. Untuk yang

berusia 19-29 tahun sebesar 4 persen, 30-39 tahun sebesar 14 persen dan

50-59 tahun sebesar 15 persen. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

Page 65: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

52

sebagian besar karyawan PT X Tbk Unit Bisnis Bogor masih berada pada

batas usia produktif masa bekerja yaitu 19-59 tahun. Dalam usia responden

saat ini mereka masih dapat menyerap pengetahuan baru yang mendukung

pekerjaannya (www.gemari.or.id). Dengan memiliki karyawan yang masih

produktif, maka perusahaan untuk saat ini tidak perlu melakukan rekrutmen

karyawan yang baru. Sebaran usia dari kelompok responden dapat dilihat

pada Gambar 11.

Gambar 11. Karakteristik Usia Responden

4.3.6. Masa Kerja Responden di Perusahaan

Berdasarkan pada Gambar 12 menunjukkan bahwa, masa kerja

responden dibagi ke dalam lima kelompok, yaitu sebanyak 2 responden

(2 persen) memiliki masa kerja 1–5 tahun, tetapi sebagian besar responden

memiliki masa kerja selama 20–29 tahun di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor,

yaitu sebanyak 51 responden (65 persen). Selain itu, untuk masa kerja 11–19

tahun sebanyak 20 orang reponden (26 persen). Dengan memiliki karyawan

yang masa kerjanya cukup lama (diatas 15 tahun) dapat disimpulkan bahwa

karyawan tersebut memiliki pengalaman, menguasai seluruh pekerjaan dan

tanggung jawabnya, serta mengerti setiap permasalahan yang ada dan

mencari solusi terhadap masalah yang muncul.

Page 66: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

53

Gambar 12. Karakteristik Masa Kerja Responden

4.4. Analisis Persepsi Karyawan tentang Pola Komunikasi Organisasi

Analisis persepsi karyawan mengenai pola komunikasi organisasi

yang ada pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor dilakukan dengan metode skala

pengukuran yaitu rataan skor. Berdasarkan 25 pernyataan dalam kuesioner

yang disebarkan kepada responden terdiri dari 2 bagian. Pada bagian pertama

tentang pola komunikasi formal, yang terdiri dari pola komunikasi dari atas

ke bawah atau downward communication, pola komunikasi dari bawah ke

atas atau upward communication, pola komunikasi horizontal atau sideways

communication, serta pola komunikasi diagonal. Untuk bagian ke dua, yaitu

hanya pola komunikasi informal saja. Masing-masing terdiri dari 5

pernyataan yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Nilai rataan skor tersebut menunjukkan penilaian tingkat kesetujuan

karyawan terhadap pernyataan dalam kuesioner (Tabel 2), yaitu dengan

batasan sebagai berikut: nilai 1,00 – 1,80 menunjukkan penilaian sangat tidak

setuju; 1,81 – 2,60 menunjukkan penilaian tidak setuju; 2,61 – 3,40

menunjukkan penilaian ragu-ragu atau netral; 3,41 – 4,20 menunjukkan

penilaian setuju; 4,21 – 5,00 menunjukkan penilaian sangat setuju. Berikut

penjelasan mengenai persepsi karyawan mengenai pola komunikasi

organisasi.

Page 67: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

54

4.4.1. Persepsi Karyawan terhadap Pola Komunikasi Dari Atas ke

Bawah (Downward Communication)

Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi dari atas ke bawah atau

downward communication pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor, dengan rataan

skor diketahui melalui lima pernyataan tentang pola komunikasi dari atas ke

bawah. Pernyataan dari downward communication terdiri dari: instruksi

secara lisan dan tulisan, ide dan gagasan secara lisan dan tulisan, pujian

secara lisan dan tulisan, penjelasan mengenai pekerjaan, serta pendapat secara

lisan dan tulisan yang ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pola Komunikasi Organisasi Downward Communication

menurut Persepsi Responden

No Pernyataan Rataan

Skor

Komunikasi Formal; Downward Communication

1. Instruksi lisan dan tulisan kepada bawahan 4,29

2. Ide gagasan kepada bawahan secara lisan dan tulisan 4,30

3. Pujian secara lisan dan tulisan kepada bawahan 4,23

4. Penjelasan secara lisan dan tulisan kepada bawahan 4,33

5. Pendapat kepada bawahan secara lisan dan tulisan 4,28

Total Downward Communication 4,30

Berdasarkan Tabel 3, butir pernyataan mengenai downward

communication didapatkan nilai rataan skor sebesar 4,30. Dimana, rataan skor

tersebut berada pada range 4,23 – 4,33. Nilai tersebut menunjukkan tingkat

kesetujuan karyawan adalah “Sangat Setuju“. Artinya, karyawan PT X Tbk

Unit Bisnis Bogor sangat setuju jika pola komunikasi dari atas ke bawah

diterapkan. Berdasarkan penilaian responden tersebut, diperoleh beberapa

kesimpulan mengenai pola komunikasi dari atas ke bawah berdasarkan

komponen yang ada pada Tabel 3, yaitu:

1. Memberi instruksi secara lisan dan tulisan kepada bawahan

Nilai rataan skor pada pernyataan pertama sebesar 4,29, dimana

nilai tersebut menunjukkan instruksi yang diberikan atasan kepada

bawahan secara lisan dan tulisan “sangat baik“ ditanggap oleh karyawan

dan PT X Tbk Unit Bisnis Bogor sangat setuju dengan adanya instruksi

secara lisan dan tulisan. Adapun intruksi dalam bentuk tulisan pada PT X

Page 68: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

55

Tbk Unit Bisnis Bogor yang disampaikan dari atasan kepada bawahan

dapat berupa nota dinas dan disposisi. Sedangkan, instruksi lisan dapat

dilakukan secara langsung dengan mengadakan rapat atau meeting. Tetapi,

untuk instruksi lisan ini bersifat online yang dikenal dengan sistem

paperless online officer internal. Instruksi tulisan tidak semuanya

dilakukan secara online, tetapi ada instruksi tulisan yang tidak dilakukan

secara online seperti surat masuk dari pihak luar/eksternal. Adapun bentuk

surat masuk dari pihak luar/eksternal dapat berupa sumbangan, tawaran

pelatihan dan magang. Prosedur instruksi lisan yang tidak online harus

melewati Sekret DATEL, dimana surat masuk eksternal ini akan diberi

lampiran yang disebut dengan form disposisi. Form disposisi tersebut

diperoleh secara online yang disebut dengan electronic office. Disposisi

termasuk salah satu fungsi manajemen, yaitu memimpin (leading). Dimana

surat atau form disposisi digunakan untuk menentukan kepada siapa

surat/instruksi tulisan tersebut akan disampaikan.

Menurut Yates dan Orlikowski dalam Mulyana (2000), bahwa

untuk menyampaikan informasi kepada para pegawai dengan tepat,

kombinasi saluran tulisan dan lisan memberikan hasil terbaik. Hal ini

dapat terlihat berdasarkan nilai tersebut, bahwa pernyataan ini lebih efektif

karena pesan atau instruksi yang disampaikan secara lisan dapat

memperjelas pesan secara tulisan, sehingga keduanya bisa saling

melengkapi dibandingkan hanya secara lisan saja atau secara tulisan saja.

2. Ide gagasan secara lisan dan tulisan

Nilai yang tertera pada Tabel 3 sebesar 4,30 artinya mengajukan

ide dan gagasan kepada bawahan secara lisan dan tulisan “sangat baik“

diterapkan di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Hal ini mengindikasikan

bahwa pada umumnya atasan sering mengajukan ide dan gagasan secara

lisan dan tulisan kepada bawahannya. Pemberian gagasan pada PT X Tbk

Unit Bisnis Bogor dari atasan kepada bawahan dapat dilakukan secara

lisan dan tulisan sesuai dengan situasi kerja. Ide gagasan bersifat lisan

dapat dilakukan dalam kondisi rapat, reguler meeting dan diskusi.

Sedangkan ide gagasan dalam bentuk tulisan dapat dilakukan melalui

Page 69: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

56

millist perusahaan. Ide gagasan tersebut akan diklarifikasi lagi dengan

tujuan untuk melihat apakah ide gagasan tersebut sesuai dengan keadaan

perusahaan sekarang atau tidak.

3. Pujian secara lisan dan tulisan

Nilai pujian secara lisan dan tulisan yang tertera pada Tabel 3, yaitu

sebesar 4,23 artinya pujian yang diberikan atasan kepada bawahan baik

lisan atau tulisan “sangat baik“ diterapkan di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

Hal ini mengindikasikan bahwa pada umumnya pujian pun sering

dilakukan oleh atasan kepada bawahan baik lisan ataupun tulisan. Pujian

dapat dilakukan secara personal seperti prestasi harian. Selain pujian

secara personal ada pujian yang dilakukan berupa reward, dimana reward

ini dilakukan untuk mengevaluasi hasil kinerja karyawan setiap 6 bulan

atau 3 bulan sekali. Reward tersebut dikenal dengan reward lingkup unit

bisnis DATEL.

4. Penjelasan secara lisan dan tulisan

Nilai pada aktivitas memberi penjelasan mengenai pekerjaan secara

lisan dan tulisan, yaitu sebesar 4,33 yang artinya, bahwa atasan memberi

penjelasan mengenai pekerjaan secara lisan dan tulisan “sangat baik“

dilakukan di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Penjelasan lisan dan tulisan

dapat dilakukan dengan cara langsung maupun tidak langsung. Penjelasan

secara langsung dapat berupa meeting dan diskusi antara atasan dan

bawahan, sedangkan penjelasan tidak langsung dapat dilakukan melalui

millist perusahaan.

5. Pendapat secara lisan dan tulisan

Nilai pada aktivitas memberikan pendapat secara lisan dan tulisan

kepada bawahan yaitu sebesar 4,28 artinya aktivitas tersebut “sangat baik“

di terapkan di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Hal ini mengindikasikan

bahwa pada umumnya atasan juga sering memberikan pendapat secara

lisan dan tulisan. Pendapat secara langsung dari atasan kepada bawahan

dapat berupa meeting dan diskusi antara atasan dan bawahan, sedangkan

pendapat tidak langsung dapat dilakukan melalui millist perusahaan.

Page 70: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

57

4.4.2. Persepsi Karyawan terhadap Pola Komunikasi Dari Bawah Ke

Atas (Upward Communication)

Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi dari bawah ke atas atau

upward communication pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor dengan rataan skor

diketahui melalui lima pernyataan tentang pola komunikasi dari atas ke

bawah. Pernyataan dari downward communication berupa laporan,

penyampaian ide dan gagasan, keluhan, pendapat, serta pujian secara lisan

maupun tulisan yang ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Pola Komunikasi Organisasi Upward Communication menurut

Persepsi Karyawan

No Pernyataan Rataan

Skor

Komunikasi Formal; Upward Communication

1. Laporan kepada atasan secara lisan dan tulisan 4,52

2. Ide gagasan kepada atasan secara lisan dan tulisan 4,48

3. Mengemukakan masalah secara lisan dan tulisan kepada

atasan

4,33

4. Memberikan pendapat secara lisan dan tulisan kepada

atasan

4,37

5. Pujian secara lisan dan tulisan kepada atasan 4,13

Total Upward Communication 4,37

Berdasarkan Tabel 4 butir pernyataan mengenai upward

communication didapatkan nilai rataan skor dengan range 4,13 – 4,52 . Nilai

tersebut menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan adalah “Sangat Setuju“.

Artinya karyawan PT X Unit Bisnis Bogor sangat setuju jika pola komunikasi

dari bawah ke atas diterapkan. Berdasarkan penilaian responden tersebut,

diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola komunikasi dari bawah ke atas

berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 4, yaitu:

1. Memberikan laporan secara lisan dan tulisan kepada atasan

Nilai pada pernyataan pertama sebesar 4,52, dimana nilai tersebut

menunjukkan laporan yang diberikan bawahan kepada atasan secara lisan

dan tulisan “sangat baik“ ditanggap oleh karyawan dan PT X Tbk Unit

Bisnis Bogor sangat setuju dengan adanya instruksi secara lisan dan

tulisan. Berdasarkan nilai tersebut, bahwa pernyataan ini lebih efektif

karena laporan yang disampaikan secara lisan maupun tulisan dapat jelas

Page 71: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

58

diterima oleh kedua-duanya, sehingga keduanya bisa saling melengkapi

dibandingkan hanya secara lisan saja atau secara tulisan saja (Mulyana,

2000). Hal ini mengindikasikan bahwa pada umumnya bawahan sering

memberikan komunikasi secara lisan dan tulisan secara seimbang dalam

hal pemberian laporan kepada atasan. Pemberian laporan disampaikan

secara lisan dan tulisan dilakukan secara online.

2. Ide gagasan secara lisan dan tulisan

Nilai yang tertera pada Tabel 4 sebesar 4,48 artinya mengajukan

ide dan gagasan kepada atasan secara lisan dan tulisan “sangat baik“

diterapkan di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Menurut Tjosvold dalam

Mulyana (2000), apabila karyawan tidak merasa bebas mengemukakan

gagasan-gagasan yang bertentangan dengan kebijakan perusahaan, maka

akan menyimpulkan bahwa keikutsertaan tidak ada artinya dan tidak

membutuhkan komitmen dari karyawan. Hal ini mengindikasikan bahwa

karyawan PT X Tbk Unit Bisnis Bogor telah sangat baik dalam

mengajukan ide dan gagasan secara lisan dan tulisan kepada atasannya. Ini

berarti karyawan merasa bebas untuk mengemukakan gagasan-

gagasannya. Pemberian gagasan pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor dari

bawahan kepada atasan dapat dilakukan secara lisan dan tulisan sesuai

dengan situasi kerja. Ide gagasan bersifat lisan dapat dilakukan dalam

kondisi rapat, reguler meeting dan diskusi. Sedangkan ide gagasan dalam

bentuk tulisan dapat dilakukan melalui millist perusahaan.

3. Mengemukakan masalah

Nilai pada aktivitas mengemukakan masalah yang tertera pada

Tabel 4 yaitu sebesar 4,33 artinya dalam mengemukakan masalah dan

keluhan kepada atasan secara lisan dan tulisan “sangat baik“ diterapkan di

PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Hal ini mengindikasikan bahwa pada

umumnya bawahan sering menggunakan komunikasi lisan dan tulisan

dalam hal mengemukakan masalah kepada atasan. Untuk mengemukakan

masalah dapat dilakukan dengan cara coffe morning atau meeting sesuai

dengan level unit kerja masing-masing.

Page 72: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

59

4. Pendapat secara lisan dan tulisan

Nilai pada aktivitas memberikan pendapat secara lisan dan tulisan

yaitu sebesar 4,37 yang artinya, bahwa memberikan pendapat secara lisan

dan tulisan “sangat baik“ dilakukan di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

Menurut Gordon dan Infante dalam Mulyana (2000), pegawai sangat

menghargai kebebasan mengemukakan pendapatnya kepada atasan. Oleh

sebab itu karyawan PT X Tbk Unit Bisnis Bogor menghargai kebebasan

dalam memberikan pendapat secara lisan dan tulisan dengan sangat baik.

Pendapat secara langsung dari bawahan kepada atasan dapat berupa

meeting dan diskusi antara atasan dan bawahan, sedangkan pendapat tidak

langsung dapat dilakukan melalui millist perusahaan.

5. Pujian secara lisan dan tulisan

Nilai pada aktivitas memberikan pujian secara lisan dan tulisan

kepada atasan yaitu sebesar 4,13 artinya aktivitas tersebut “baik“ di

terapkan di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Dengan adanya pujian secara

lisan dan tulisan dilakukan untuk meningkatkan daya tarik karyawan

terhadap atasan (Mulyana, 2000). Hal ini mengindikasikan bahwa pada

umumnya tidak hanya atasan yang memberikan pujian namun bawahan

juga sering memberikan pujian secara lisan dan tulisan. Pujian dapat

dilakukan secara personal seperti prestasi harian. Selain pujian secara

personal ada pujian yang dilakukan berupa reward, dimana reward ini

dilakukan untuk mengevaluasi hasil kinerja karyawan setiap 6 bulan atau 3

bulan sekali. Reward tersebut dikenal dengan reward lingkup unit bisnis

DATEL.

4.4.3. Persepsi Karyawan terhadap Pola Komunikasi Diagonal

Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi diagonal pada PT X

Tbk Unit Bisnis Bogor dengan rataan skor diketahui melalui lima pernyataan

tentang pola komunikasi organisasi yang ditunjukkan pada Tabel 5.

Berdasarkan Tabel 5 butir pernyataan mengenai diagonal communication

menunjukkan nilai rataan skor dengan tingkat kesetujuan yang berbeda yaitu

“Ragu-ragu“ dengan range 3,01. Untuk pernyataan selanjutnya menunjukkan

nilai rataan skor dengan tingkat kesetujuan yaitu “Setuju“ dengan range

Page 73: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

60

sebesar 4,17 dan terakhir untuk nilai rataan skor dengan rentang 4,23-4,29

dengan tingkat kesetujuan “Sangat Setuju“ Berdasarkan penilaian responden

tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola komunikasi diagonal

berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 5.

Tabel 5. Pola Komunikasi Organisasi Diagonal menurut Persepsi

Karyawan

No Pernyataan Rataan

Skor

Komunikasi Formal; Komuninaksi Diagonal

1. Manajer satu unit dan karyawan unit lain sering memberi

kritikan serta masukan

4,29

2. Adanya ketergantungan diantara bagian yang satu dengan

yang lain

4,17

3. Komunikasi diagonal memberikan informasi lebih cepat 4,27

4. Komunikasi diagonal dapat menyelesaikan masalah

dalam organisasi

4,23

5. Komunikasi diagonal dapat mengganggu jalur

komunikasi yang telah berjalan normal

3,01

Total Diagonal Communication 3,99

1. Memberikan kritikan dan masukan

Nilai pada aktivitas memberikan kritik dan masukan sesama

manajer satu unit dan karyawan unit lain sebesar 4,29, dimana nilai

tersebut menunjukkan bahwa kritikan dan masukan bermanfaat dalam

meningkatkan kinerja perusahaan sesama manajer satu unit dan karyawan

unit lain baik secara lisan dan tulisan “sangat baik“ ditanggap oleh

karyawan dan PT X Tbk Unit Bisnis Bogor sangat setuju dengan adanya

kritikan dan masukan yang bermanfaat secara lisan dan tulisan. Hal ini

mengindikasikan bahwa pada umumnya baik manajer satu dengan manajer

lainnya ataupun karyawan dengan karyawan lain sering memberikan kritik

dan masukan yang membangun perusahaan secara lisan dan tulisan. Kritik

dan masukan antar manajer satu unit dengan karywan unit lain dapat

berupa millist, meeting maupun secara online.

2. Ketergantungan diantara bagian

Nilai pada aktivitas adanya saling ketergantungan diantara bagian

yang ada dalam perusahaan sebesar 4,17 artinya adanya saling

ketergantungan antara bagian-bagian yang ada di perusahaan secara lisan

Page 74: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

61

dan tulisan “baik“ diterapkan di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Hal ini

mengindikasikan bahwa pada umumnya adanya ketergantungan antara

suatu unit dengan unit lainnya itu tidak masalah bagi PT X Tbk Unit

Bisnis Bogor, karena dengan adanya ketergantungan memungkinkan

pekerjaan ataupun masalah-masalah yang ada di perusahaan tersebut dapat

diselesaikan dengan baik, dengan adanya ketergantungan sesama

karyawan PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Ketergantungan diantara unit

bagaian harus saling mendukung untuk mewujudkan tujuan perusahaan,

dimana bentuk ketergantungan tersebut dibatasi dengan adanya wewenang

masing-masing unit kerja. Adanya interaksi antar unit kerja dalam

melakukan tugas dilakukan secara online.

3. Memberikan informasi tercepat

Nilai pada aktivitas bahwa komunikasi diagonal memberikan

informasi menjadi lebih cepat sebesar 4,27 artinya pola komunikasi ini

dapat memberikan informasi menjadi lebih cepat “sangat baik“ bagi PT X

Tbk Unit Bisnis Bogor. Menurut Mulyana (2000), jika karyawan dapat

memberikan sumbangan informasi maka akan menjadi lebih sungguh-

sungguh dalam melaksanakan tugas. Hal ini dapat dilihat bahwa karyawan

pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor sudah memberikan informasi yang

sangat baik, sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan sungguh-

sungguh. Pemberian informasi dilakukan secara online, sehingga informasi

yang disampaikan antar unit dapat diterima secara cepat.

4. Menyelesaikan masalah dalam organisasi

Nilai pada aktivitas memungkinkan individu dari berbagai bagian

ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi sebesar 4,23

yang artinya, bahwa individu dari berbagai bagian menyelesaikan

masalahnya dengan “sangat baik“ di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

Menurut Phillips dalam Mulyana (2000) dalam meyelesaikan masalah atau

konflik, adanya pertukaran informasi yang jujur dan suasana emosional

merupakan harapan dan kepercayaan terhadap kemampuan kedua pihak

untuk menyelesaikan masalah. Hal ini dikarenakan pada PT X Tbk Unit

Bisnis Bogor adanya pertukaran bebas informasi yang jujur dan sasaran

Page 75: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

62

emosional yang baik antar unit bagian. Untuk menyelesaikan masalah

dapat dilakukan dengan cara coffe morning atau meeting sesuai dengan

level unit kerja masing-masing.

5. Mengganggu jalur komunikasi

Nilai pada aktivitas dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin

dan telah berjalan normal sebesar 3,01 artinya aktivitas tersebut “ragu-

ragu“ di terapkan di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Hal ini mengindikasikan

bahwa pada umumnya mungkin sebagian karyawan yang menganggap

dengan adanya komunikasi diagonal tidak juga mengganggu komunikasi

yang telah ada, tetapi ada beberapa responden yang masih ragu untuk

ditanggapi.

4.4.4. Persepsi Karyawan terhadap Pola Komunikasi Horizontal

Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi horizontal pada PT X

Tbk Unit Bisnis Bogor dengan rataan skor diketahui melalui lima pernyataan

tentang pola komunikasi horizontal. Pernyataan dari komunikasi horizontal

berupa koordinasi tugas, penyelesaian masalah, berbagi informasi,

mendiskusikan konflik, mengatasi masalah antar karyawan atau manajer yang

ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Pola Komunikasi Organisasi Horizontal menurut Persepsi

Karyawan

No Pernyataan Rataan

Skor

Komunikasi Formal; Komuninaksi Horizontal

1. Karyawan atau manajer mendistribusikan koordinasi

tugas

4,36

2. Karyawan atau manajer menangani penyelesaian masalah 4,35

3. Karyawan atau manajer satu unit bertemu dengan unit

lain berbagi informasi

4,15

4. Karyawan atau manajer rapat untuk mendiskusikan

konflik

4,00

5. Interaksi yang tinggi membantu masalah koordinasi antar

karyawan atau manajer

4,16

Total Horizontal Communication 4,21

Berdasarkan Tabel 6 butir pernyataan mengenai komunikasi diagonal

didapatkan nilai rataan skor. Nilai tersebut menunjukkan tingkat kesetujuan

yang berbeda dengan range 4,00 – 4,16 “Setuju“. Artinya karyawan PT X

Page 76: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

63

Tbk Unit Bisnis Bogor setuju jika karyawan mendiskusikan konflik,

membantu masalah koordinasi karayawan atau manajer dan setuju karyawan

atau manajer unit lain bertemu. Untuk range 4,35 – 4,36 “Sangat Setuju“.

Berdasarkan penilaian responden tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan

mengenai pola komunikasi horizontal berdasarkan komponen yang ada pada

Tabel 6 yaitu:

1. Mendiskusikan koordinasi tugas

Nilai pada aktivitas mendiskusikan koordinasi tugas sebesar 4,36,

dimana nilai tersebut menunjukkan para karyawan atau manajer dalam

mendiskusikan kontribusi tugas “sangat baik“ ditanggap oleh karyawan

dan PT X Tbk Unit Bisnis Bogor sangat setuju dengan adanya diskusi

antar karyawan atau manajer. Menurut Mulyana (2000), dengan adanya

koordinasi tugas menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dan

usul yang baik. Hal ini berarti karyawan PT X Tbk Unit Bisnis Bogor

sudah sangat baik dalam mendiskusikan koordinasi tugas antar unit bagian.

Koordinasi tugas ini dapat dilakukan tergantung agenda yang dibicarakan.

Bentuk koordinasi tugas ini seperti coffe morning dan meeting,

2. Menangani penyelesaian masalah

Nilai yang tertera pada Tabel 6 sebesar 4,35 artinya dalam

menangani masalah karyawan ataupun manajernya “sangat baik“ dan

sangat cepat diselesaikan di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Hal ini

mengindikasikan bahwa pada umumnya karyawan maupun manajer sangat

setuju sekali jika ada masalah dalam perusahaannya, maka dengan sangat

cepat untuk diselesaikannya melalui komunikasi horizontal. Penyelesaian

masalah ini dilakukan dengan adanya meeting ataupun dengan millist.

3. Berbagi informasi

Nilai pada aktivitas manajer atau karyawan berkumpul untuk

berbagi informasi yang tertera pada Tabel 6 yaitu sebesar 4,15 artinya

dalam berbagi informasi berada pada kategori “baik“ diterapkan di PT X

Tbk Unit Bisnis Bogor. Pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor untuk berbagi

informasi sesama unit sangat cepat dilakukan, karena informasi ini didapat

dengan sistem online.

Page 77: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

64

4. Mendiskusikan konflik antar unit

Nilai pada aktivitas memberi penjelasan mengenai karyawan atau

manajer dapat untuk mendiskusikan konflik dalam atau antar unit yaitu

sebesar 4,00 yang artinya, bahwa hal tersebut berada di kategori “baik“

dilakukan di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

5. Adanya interaksi tinggi dalam mengatasi masalah

Nilai pada aktivitas memberi penjelasan mengenai interaksi tinggi

dan seringnya karyawan dirangsang untuk bekerja mengatasi dan

membantu masalah koordinasi antar karyawan atau manajer yaitu sebesar

4,16 artinya aktivitas tersebut “baik“ di terapkan di PT X Tbk Unit Bisnis

Bogor.

4.4.5. Persepsi Karyawan terhadap Pola Komunikasi Informal

Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi informal pada PT X

Tbk Unit Bisnis Bogor dengan rataan skor diketahui melalui lima pernyataan

tentang pola komunikasi organisasi yang ditunjukkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Pola Komunikasi Organisasi Informal menurut Persepsi

Karyawan

No Pernyataan Rataan

Skor

Komunikasi Informal

1. Selentingan sering digunakan sebagai sumber informasi 3,15

2. Penyebaran desas-desus dipengaruhi pentingnya situasi 3,24

3. Selentingan metode komunikasi tercepat 3,02

4. Selentingan memuat banyak informasi 3,10

5. Selentingan saluran komunikasi yang di sukai di

organisasi

2,71

Total Komunikasi Informal 3,04

Berdasarkan Tabel 7 butir pernyataan mengenai pola komunikasi

informal menunjukkan nilai rataan skor dengan tingkat kesetujuan yaitu

“ragu-ragu“ dengan range antara 2,71 – 3,15. Berdasarkan penilaian

responden tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola

komunikasi informal berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 7 yaitu:

1. Selentingan sebagai informasi

Nilai pada aktivitas selentingan sering digunakan sebagai sumber

informasi sebesar 3,15 dimana nilai tersebut menunjukkan bahwa

Page 78: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

65

komunikasi informal ini di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor suka digunakan,

tetapi perusahaan meragukan jika selentingan merupakan sumber

informasi, karena selentingan merupakan bentuk informasi yang kurang

akurat untuk dijadikan komunikasi sehari-hari (Mulyana, 2000). Kategori

untuk selentingan sebagai informasi ialah “ragu-ragu“. Karyawan PT X

Tbk Unit Bisnis Bogor pada umumnya kurang mempercayai selentingan

yang beredar sebelum surat pernyataan yang dikeluarkan dari pihak

manajemen dikeluarkan.

2. Penyebaran desas-desus

Nilai pada aktivitas penyebaran desas-desus yang dipengaruhi

pentingnya situasi sebesar 3,24 artinya penyebaran desa-desus pun ragu-

ragu untuk diterapkan atau digunakan oleh PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

Hal ini mengindikasikan bahwa penyebaran desas-desus tidaklah efektif

untuk dijadikan sarana komunikasi dan informasi sehari-hari bagi PT X

Tbk Unit Bisnis Bogor. Karyawan PT X Tbk Unit Bisnis Bogor pada

umumnya kurang mempercayai desas-desus yang beredar sebelum surat

pernyataan yang dikeluarkan dari pihak manajemen dikeluarkan.

3. Selentingan metode komunikasi tercepat

Nilai pada aktivitas bahwa selentingan merupakan metode

komunikasi tercepat sebesar 3,02 artinya pola komunikasi informal ini atau

selentingan, tidak merupakan metode yang tercepat dalam berkomunikasi.

Sehingga kategori untuk selentingan “ragu-ragu“ bagi PT X Tbk Unit

Bisnis Bogor. Namun menurut Mulyana (2000), selentingan merupakan

metode komunikasi tercepat. Hal ini tidak untuk diterapkan PT X Tbk Unit

Bisnis Bogor, karena dari hasil penelitian selentingan sangat ragu-ragu dan

juga selentingan tidak terlalu disukai sebagai sumber informasi di PT X

Tbk Unit Bisnis Bogor.

4. Selentingan memuat banyak informasi

Nilai pada aktivitas mengenai selentingan memuat banyak

informasi sebesar 3,10 yang artinya, bahwa selentingan juga tidak memuat

banyak informasi yang bermanfaat untuk PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

Kategori untuk aktivitas ini ialah “ragu-ragu“.

Page 79: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

66

5. Selentingan disukai di organisasi

Nilai pada aktivitas mengenai selentingan merupakan saluran

komunikasi yang disukai di organisasi sebesar 2,71 artinya aktivitas

tersebut “ragu-ragu“ diterapkan di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Hal ini

mengindikasikan bahwa pada umumnya mungkin sebagian karyawan yang

menganggap dengan adanya komunikasi informal ini tidak begitu penting

untuk dijadikan sebagai saluran komunikasi yang baik. Karena selentingan

hanyalah informasi yang meragukan, belum pasti kebenarannya. Pihak

perusahaan pun menjadi sangat ragu-ragu jika pola komunikasi ini

digunakan di perusahaan, karena akan mengganggu aktivitas komunikasi

yang telah berjalan dengan baik.

Berdasarkan jawaban responden tersebut dapat disimpulkan bahwa

pola komunikasi organisasi baik formal maupun informal diterapkan oleh

PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Namun pola komunikasi organisasi yang

cenderung digunakan oleh PT X Tbk Unit Bisnis Bogor ialah pola

komunikasi dari bawah ke atas atau upward communications.

Hal ini terlihat nilai rataan dari komunikasi formal maupun informal

yang memiliki nilai rataan terbesar, yaitu pola komunikasi bawah ke atas atau

upward communication sebesar 4,37. Dimana, nilai 4,37 berada pada kategori

“sangat setuju“, artinya bahwa pola komunikasi bawah ke atas ini sangat

sering digunakan. Alasan kenapa pola komunikasi tersebut dominan

digunakan di perusahaan ialah, karena mungkin bawahan lebih aktif untuk

berintraksi dengan atasannya. Hal ini dikarenakan karyawan PT X Tbk Unit

Bisnis Bogor lebih bertanggung jawab atas pekerjaannya. Oleh karena itu,

karyawan sudah seharusnya lebih aktif dibandingkan dengan atasannya.

Tetapi walaupun atasan tidak cenderung untuk sering berkomunikasi, atasan

tetap menjaga komunikasi dengan bawahannya, agar tercipta hubungan yang

baik antar sesama pegawai PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

Nilai skor rataan dari pola komunikasi informal ialah sebesar 3,04.

Hal ini terlihat jelas, bahwa untuk nilai rataan 3,04 berada pada kategori ragu-

ragu. Pola komunikasi informal memang terkadang digunakan di perusahaan,

namun tidak selamanya pola tersebut dijadikan saluran komunikasi yang

Page 80: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

67

disukai oleh PT X Tbk Unit Bisnis Bogor ini. Hal ini terjadi karena,

selentingan merupakan saluran komunikasi yang kurang efektif untuk

digunakan PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

Berdasarkan hasil jawaban persepsi responden PT X Tbk Unit Bisnis

Bogor, disimpulkan bahwa pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor, bentuk pola

komunikasi organisasi yang sering digunakan ialah pola komunikasi dari

bawah ke atas atau biasa disebut upward communication. Untuk bentuk pola

komunikasi yang tidak digunakan di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor ini ialah

bentuk pola komunikasi informal, karena bentuk pola komunikasi ini tidak

efektif bagi perusahaan.

4.5. Analisis Persepsi Karyawan tentang Lingkungan Kerja Produktif

Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi organisasi yang ada

pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor dengan rataan skor berdasarkan 25

pernyataan dalam kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu pola komunikasi

formal dan informal. Namun, untuk analisis ini tidak membahas mengenai

pola-pola komunikasi, tetapi mengetahui lingkungan kerja yang bagaimana

yang ada di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Untuk lebih lanjut dapat dilihat

pada Tabel 8.

Tabel 8. Lingkungan Kerja Produktif Menurut Persepsi Karyawan

No Pernyataan Rataan

Skor

Lingkungan Kerja Yang Produktif

1. Perusahaan memberikan lingkungan kerja yang tenang

dan nyaman

4,28

2. Perusahaan memberikan penghasilan yang dapat

memenuhi kebutuhan hidup

4,24

3. Perusahaan memberikan jaminan sosial 4,18

4. Hubungan kerja menjadi faktor untuk dapat bekerja

produktif

4,50

5. Lingkungan keja dan suasana kerja tergantung pola yang

diciptakan pimpinan.

3,81

6. Sarana kerja mempengaruhi produktifitas lingkungan

kerja karyawan

4,32

Total Lingkungan Kerja Produktif 4,22

Page 81: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

68

Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa total keseluruhan

lingkungan kerja produktif ialah sebesar 4,22 artinya lingkungan kerja yang

ada pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor ini “sangat baik” dilakukan oleh

perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa komponen-komponen yang

berada di lingkungan kerja, dimulai dari perusahaan memberikan lingkungan

kerja yang tenang sampai sarana kerja mempengaruhi produktifitas

lingkungan kerja karyawan ialah sangat baik dilakukan oleh PT X Tbk Unit

Bisnis Bogor. Sehingga dengan adanya lingkungan kerja yang produktif,

karyawan PT X Tbk Unit Bisnis Bogor ini merasa apa yang karyawan

butuhkan sudah terpenuhi dengan baik. Pada akhirnya berkaitan dengan

lingkungan kerja perusahaan menjadi lingkungan kerja yang produktif.

4.6. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan

Kerja yang Produktif

Metode koefisisen korelasi Rank Spearman digunakan untuk

mengetahui hubungan antara pola-pola komunikasi organisasi dengan

lingkungan kerja yang produktif. Pengolahan data dibantu dengan program

software SPSS versi 15.0 for windows. Metode ini digunakan karena

penelitian ini merupakan tipe pengukuran asosiasi dua peubah dengan

pengukuran skala ordinal. Dua peubah yang diukur dinyatakan memiliki

hubungan, jika nilai nyata hasil pengujian (P-value) lebih kecil bila

dibandingkan dengan taraf ketelitian (α) yang diuji.

Berdasarkan hasil uji persepsi dengan rataan skor, diketahui bahwa

terciptanya pola komunikasi organisasi yang baik pada PT X Tbk Unit Bisnis

Bogor dan perusahaan cenderung menggunakan upward communication. Hal

ini ditunjukkan pada Tabel 4, dengan nilai rataan skor dengan kategori

“sangat setuju” pola tersebut digunakan di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

Begitu juga dengan lingkungan kerja yang produktif, karyawan pada PT X

Tbk Unit Bisnis Bogor merasakan lingkungan yang nyaman dan tenang yang

telah diciPTakan perusahaan. Mendasari hal tersebut, maka uji korelasi Rank

Spearman akan diujikan antara pola komunikasi organisasi dengan

lingkungan kerja yang produktif. Hubungan pola komunikasi organisasi

dengan lingkungan kerja yang produktif dapat dilihat pada Tabel 9. Adapun

Page 82: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

69

hasil pengujian korelasi Rank Spearman untuk mengetahui hubungan pola

komunikasi organisasi dengan lingkungan kerja produktif dapat dilihat pada

Lampiran 4.

Tabel 9. Hubungan Pola Komunikasi Organisasi Formal dengan

Lingkungan Kerja Produktif

No.

Indikator Pola

Komunikasi

Organisasi Formal

Nilai

Signifikansi

Nilai Rank

Spearman

Hubungan dengan

Lingkungan Kerja

Produktif

1. Downward

Communication 0,000 0,531 Positif, kuat dan nyata

2. Upward

Communication 0,000 0,609 Positif ,kuat dan nyata

3. Diagonal

Communication 0,000 0,442

Positif, agak lemah dan

nyata

4. Horizontal

Communication 0,000 0,415

Positif, agak lemah dan

nyata

Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa semua indikator yang

mempengaruhi lingkungan kerja yang produktif mempunyai nilai signifikansi

sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha (α) yang digunakan yaitu 0,05

sehingga keputusan Ho ditolak, artinya hipotesis H1 diterima yaitu terdapat

hubungan nyata antara pola komunikasi organisasi formal dengan lingkungan

kerja yang produktif. Hal ini berarti pola komunikasi organisasi formal

memiliki hubungan lingkungan kerja produktif di PT X,Tbk Unit Bisnis

Bogor. Nilai P-value yang dihasilkan sebesar 0,000 artinya tingkat kesalahan

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebesar 0 persen atau tingkat

kebenaran hasil penelitian ini adalah 100 persen.

Downward communication menurut hasil uji korelasi Rank Spearman

(Tabel 9) termasuk moderately high association yang artinya mempunyai

hubungan yang postif, kuat dan nyata dengan lingkungan kerja produktif,

sehingga semakin kuat hubungan pola komunikasi dari atas ke bawah, maka

lingkungan kerja yang tercipta semakin produktif (Umar, 2005). Hal ini

dikarenakan, jika atasan sering berkomunikasi dengan bawahan, maka dengan

sendirinya akan tercipta lingkungan yang nyaman, tenang dan juga dapat

meningkatkan kinerja dalam bekerja. Lingkungan kerja banyak tergantung

dan diciptakan oleh pimpinan, sehingga suasana kerja yang tercipta

tergantung pada pola yang diciptakan perusahaan (Sinungan, 2003). Hal ini

Page 83: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

70

dapat terlihat dengan menggunakan rumus t hitung (Rumus 7), dengan

memasukkan nilai n (jumlah responden) sebanyak 78 responden dan r (nilai

korelasi Rank Spearman) dari downward communication sebesar 0,531

diperoleh nilai t hitung sebesar 5,463 yang artinya nilai tersebut lebih besar

dari t tabel (1,96). Sehingga didapatkan keputusan tolak Ho, artinya hipotesis

H1 diterima yaitu terdapat hubungan nyata antara downward communication

dengan lingkungan kerja produktif dengan tingkat signifikansi sebesar α yang

dipilih.

Upward communication menurut hasil uji korelasi Rank Spearman

(Tabel 9) termasuk moderately high association yang artinya mempunyai

hubungan yang postif, kuat dan nyata dengan lingkungan kerja produktif,

sehingga semakin kuat hubungan pola komunikasi dari bawah ke atas maka

lingkungan kerja yang tercipta semakin produktif (Umar, 2005). Hal ini

dikarenakan, adanya interaksi karyawan dengan manajer sehingga

komunikasi berjalan dengan baik. Jika komunikasi dari bawah ke atas ini

sangat baik, maka dengan sendirinya lingkungan kerja pun menjadi produktif.

Hal ini dapat terlihat dengan menggunakan rumus t hitung (Rumus 7), dengan

memasukkan nilai n (jumlah responden) sebanyak 78 responden dan r (nilai

korelasi Rank Spearman) dari upward communication sebesar 0,609

diperoleh nilai t hitung sebesar 6,694 yang artinya nilai tersebut lebih besar

dari t tabel (1,96). Sehingga didapatkan keputusan tolak Ho, artinya hipotesis

H1 diterima yaitu terdapat hubungan nyata antara upward communication

dengan lingkungan kerja produktif dengan tingkat signifikansi sebesar α yang

dipilih.

Diagonal communication menurut hasil uji korelasi Rank Spearman

(Tabel 9) termasuk moderately low association yang artinya mempunyai

hubungan yang positif, agak lemah dan nyata dengan lingkungan kerja

produktif (Umar, 2005). Hal ini terlihat dari nilai korelasi Rank Spearman

dari diagonal communication sebesar 0,442. Akan tetapi, walaupun hubungan

tersebut agak lemah komunikasi diagonal ini juga tetap digunakan oleh PT X

Tbk Unit Bisnis Bogor. Hal ini dikarenakan dari kesimpulan analisis persepsi

karyawan, bahwa PT X Tbk Unit Bisnis Bogor menggunakan komunikasi

Page 84: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

71

formal baik itu downward, upward, diagonal maupun horizontal. Namun,

nilai korelasi komunikasi diagonal dengan lingkungan agak lemah dan

memungkinkan jika pola ini sering digunakan lingkungan kerja tidak

seproduktif downward dan upward communication. Hasil perhitungan t

hitung (Rumus 7), dengan memasukkan n (jumlah responden) sebanyak 78

responden dan r (nilai korelasi Rank Spearman) dari diagonal communication

sebesar 0,442 diperoleh nilai t hitung sebesar 4,296 yang artinya nilai tersebut

lebih besar dari t tabel (1,96). Sehingga didapatkan keputusan tolak Ho,

artinya hipotesis H1 diterima yaitu terdapat hubungan nyata antara diagonal

communication dengan lingkungan kerja produktif dengan tingkat

signifikansi sebesar α yang dipilih.

Horizontal communication menurut hasil uji korelasi Rank Spearman

(Tabel 9) termasuk moderately low association yang artinya mempunyai

hubungan yang positif, agak lemah dan nyata dengan lingkungan kerja

produktif (Umar, 2005). Hal ini terlihat dari nilai korelasi Rank Spearman

dari horizontal communication sebesar 0,415. Hubungan yang agak lemah ini

akan membuat lingkungan kurang menjadi produktif walaupun hubungannya

positif dan nyata, tetapi tidak begitu kuat. Agar memiliki nilai yang kuat,

maka lebih ditingkatkan lagi untuk berinteraksi antar karyawan ataupun

manajer satu unit maupun unit lain. Hasil perhitungan t hitung (Rumus 7),

dengan memasukkan n (jumlah responden) sebanyak 78 responden dan r

(nilai korelasi Rank Spearman) dari horizontal communication sebesar 0,415

diperoleh nilai t hitung sebesar 3,976 yang artinya nilai tersebut lebih besar

dari t tabel (1,96). Sehingga didapatkan keputusan tolak Ho, artinya hipotesis

H1 diterima yaitu terdapat hubungan nyata antara horizontal communication

dengan lingkungan kerja produktif dengan tingkat signifikansi sebesar α yang

dipilih.

Berdasarkan Tabel 10 dapat terlihat jelas, bahwa indikator pola

komunikasi organisasi informal ini termasuk no association, yaitu kondisi

yang menunjukkan tidak ada hubungan antara pola komunikasi informal

dengan lingkungan kerja produktif (Umar, 2005). Hal ini mengindikasikan

bahwa, selentingan dan penyebaran desas-desus tidak termasuk hubungan

Page 85: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

72

yang kuat. Selentingan juga bukan saluran komunikasi yang baik untuk

diterapkan di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor.

Tabel 10. Hubungan Pola Komunikasi Organisasi Informal dengan

Lingkungan Kerja yang produktif

No.

Indikator Pola

Komunikasi

Organisasi

Informal

Nilai

Signifikansi

Nilai Rank

Spearman

Hubungan dengan

Lingkungan Kerja Produktif

1. Selentingan dan

Penyebaran desas-

desus

0,328 0,112 Tidak ada hubungan

Nilai korelasi Rank Spearman dapat dilihat untuk pola komunikasi

informal sebesar 0,112 yang artinya komunikasi informal tidak ada hubungan

yang kuat dengan lingkungan kerja produktif. Hasil perhitungan t hitung

(Rumus 7), dengan memasukkan n (jumlah responden) sebanyak 78

responden dan r (nilai korelasi Rank Spearman) dari diagonal communication

sebesar 0,112 diperoleh nilai t hitung sebesar 0,983 yang artinya nilai tersebut

lebih kecil dari t tabel (1,96). Sehingga didapatkan keputusan tolak H1,

artinya hipotesis H0 diterima yaitu tidak terdapat hubungan nyata antara

komunikasi organisasi informal dengan lingkungan kerja produktif dengan

tingkat signifikansi sebesar α yang dipilih.

4.7. Implikasi Manajerial

Komunikasi adalah alat dimana organisasi dapat menyesuaikan

personel dan proses terhadap situasi, serta masalah yang dihadapi. Pimpinan

sebagai orang yang bertanggung jawab dalam perusahaan yang dapat

memberikan kontribusi dalam menciptakan komunikasi yang efektif dalam

lingkungan kerja perusahaan, termasuk lingkungan kerja yang produktif,

nyaman dan tenang.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap hubungan pola komunikasi

organisasi formal maupun informal dengan lingkungan kerja yang produktif

pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor, dapat disimpulkan bahwa komunikasi

yang terjadi di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor berjalan secara efektif. Dimana,

PT X Tbk Unit Bisnis Bogor menggunakan pola komunikasi organisasi

formal dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif. Pola komunikasi

Page 86: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

73

organisasi formal berhubungan dengan lingkungan kerja, seperti rasa aman,

nyaman dan tenang. Agar pola komunikasi tersebut berjalan dengan efektif,

hendaknya pihak manajemen juga dapat melakukan upaya yang dapat

menciptakan rasa aman, nyaman dan tenang pada para karyawan. Beberapa

upaya yang perlu dilakukan agar pola komunikasi berjalan seimbang dan

efektif adalah sebagai berikut:

1. Melakukan komunikasi efektif dengan para karyawan untuk mendorong

partisipasi para karyawan dalam setiap proses pengambilan keputusan.

2. Memperluas akses dan pendayagunaan saluran komunikasi dan informasi

yang mudah digunakan dan mudah dipahami oleh para karyawan seperti

paperless online office internal.

3. Memperbanyak forum-forum interaksi dengan manajer dan karyawan,

baik antar internal unit maupun antar unit kerja.

4. Agar komunikasi dapat berjalan efektif, tidak menimbulkan salah tafsir

atau salah persepsi, disarankan para karyawan untuk secara berkala

melakukan training komunikasi yang efektif.

Perbaikan atau peningkatan hubungan antar personal dan atasan

dengan bawahan dapat dilakukan melalui kegiatan seperti regular meeting,

family gathering, atau millist antar unit kerja. Walaupun hal tersebut sudah

dilakukan, tetapi perlu lagi adanya reseptivitas yang tinggi. Lakukan

perubahan pada proses dan metode komunikasi diagonal, horizontal ataupun

downward communication. Dengan tujuan agar pola komunikasi organisasi

berjalan secara sempurna untuk mendapatkan hasil komunikasi yang baik

menjadi sangat baik. Selain itu, harus adanya keseimbangan antara metode

komunikasi dengan mutual benefit dan mutual trust.

Page 87: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

74

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT X Tbk Unit Bisnis

Bogor, maka dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:

1. Komunikasi yang terjadi pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor menggunakan

pola komunikasi organisasi formal. Pola komunikasi yang paling sering

digunakan ialah pola komunikasi dari bawah ke atas atau upward

communication.

2. Lingkungan kerja yang ada di PT X Tbk Unit Bisnis Bogor ini sudah

sangat baik. Lingkungan kerja sudah produktif, hal ini dapat dilihat dari

bagaimana perusahaan sudah memberikan kenyamanan dan ketenangan

yang dapat meningkatkan kinerja yang baik dalam bekerja.

3. Berdasarkan penilaian hasil uji korelasi Rank Spearman terdapat hubungan

antara pola komunikasi organisasi formal dengan lingkungan kerja yang

produktif. Untuk pola komunikasi informal tidak ada hubungan sama

sekali dengan lingkungan kerja produktif. Hubungan yang paling kuat

yaitu antara pola komunikasi dari bawah ke atas atau upward

communcation dengan lingkungan kerja yang produktif.

2. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh, maka masukan yang

dapat diberikan kepada pihak perusahaan dan bagi penelitian selanjutnya

adalah sebagai berikut:

1. Bagi pihak perusahaan

Melihat hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan

antara pola komunikasi organisasi formal dengan lingkungan kerja

produktif, maka strategi yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan

mempertahankan dan meningkatkan efektivitas komunikasi pada PT X

Tbk Unit Bisnis Bogor. Hubungan komunikasi baik dengan atasan ataupun

bawahan harus lebih baik, agar tercipta hubungan yang harmonis satu

sama lain dan akhirnya akan menciptakan lingkungan kerja produktif.

Page 88: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

75

Dengan terciptanya lingkungan kerja yang produktif, maka secara

langsung akan meningkatkan kinerja karyawan dalam melaksanakan

pekerjaannya dan pada akhirnya perusahaan dapat mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

2. Bagi penelitian selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pola komunikasi

organisasi, misalnya terhadap disiplin dan motivasi kerja karyawan.

Page 89: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

76

DAFTAR PUSTAKA

Adesya, S. 2007. Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Kepuasan

Kerja Karyawan Bagian Spinning PT Unitex Tbk, Bogor. Skripsi pada

Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor.

Cushway, B. dan D. Lodge. 2002. Organisational Behavior and Design. PT. Elex

Media Komputindo. Jakarta.

Dessler, G. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia (Terjemahan, Jilid 2).

PT. Indeks, Jakarta.

Effendy, O.U. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT. Remaja

Rosdikarya, Bandung.

Hasibuan, M.S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi).

PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Isprandono, W.A. 2004. Analisis Hubungan Faktor-faktor Komunikasi dengan

Peningkatan Produktivitas Kerja pada PT. Sariwangi. Skripsi pada

Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor.

Mangkunegara, A.A.A.P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Muhhamad, A. 2004. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara, Jakarta.

Mulyana, D. 2000. Nuansa-nuansa Komunikasi: Meneropong Politik dan Budaya

Komunikasi Masyarakat Kontemporer. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Nawangsari, S. 1997. Komunikasi Bisnis. Universitas Gunadarma, Pondok Cina.

Nugroho, B.A. 2005. Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Penerbit

ANDI, Yogyakarta.

Pangewa M. 2004. Perilaku Keorganisasian. Departemen Pendidikan Nasional,

Jakarta.

Purwanto, D. 2003. Komunikasi Bisnis. Erlangga, Jakarta.

Rivai, V. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori

ke Praktek. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Robbins, S.P. 2003. Perilaku Organisasi (Terjemahan, Jilid 2). PT. Indeks,

Jakarta.

Sandjaja, S. 2007. Teori Komunikasi. Universitas Terbuka, Jakarta.

Page 90: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

77

Silviani, M. 2009. Efektivitas Atasan dan Bawahan pada Kantor Pos Bogor.

Skripsi pada Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

IPB. Bogor.

Simamora, B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedi Pustaka

Utama, Jakarta.

Sinungan, M. 2003. Produktivitas. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Stoner, J.A.F., R.E. Freeman dan D.R. Gilbert Jr. 1996. Manajemen (Terjemahan,

Jilid 2). PT. Prenhallindo, Jakarta.

Sugiyono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.

Sumarsono, H.M.S. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Penerbit Graha

Ilmu, Yogyakarta.

Sunarto. 2003. Manajemen, Komunikasi Antar Pribadi Dan Gairah Kerja

Karyawan. Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Pegawai Departemen

Kehakiman Dan Ham, Jakarta.

Tambunan, S.T.B. 2005. Manajemen Selentingan dalam Sistem Komunikasi

Organisasi. Jurnal Forum Manajemen Prasetya Mulya, vol. 19 no. 87. hlm.

26-30.

Tubbs, S.I. dan S, Moss. 1996. Human Commmunication: Konteks-konteks

Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya bekerja sama dengan Mograw-Hill

Inc. Singapura. Bandung.

Umar, H. 2005. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Umar, H. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.

PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

http://www.ezinearticles.com/?Importance-Of-Communication-In-Organization

&id =563763 [ 6 Maret 2009]

Page 91: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

78

LAMPIRAN

Page 92: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

79

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

No :

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI

DENGAN LINGKUNGAN KERJA PRODUKTIF

PT X TBK UNIT BISNIS BOGOR

Terima kasih atas partisipasi Anda menjadi salah satu responden untuk mengisi

kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian yang dilakukan oleh :

Peneliti : Nindya Mayangdarani

NRP : H24053960

Departemen : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Manajemen

Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor

yang akan digunakan untuk memenuhi tugas penyelesaian Skripsi Program Sarjana. Saya

sangat menghargai kejujuran Anda dalam mengisi kuesioner ini dan akan menjamin

kerahasiaan Anda.

Semoga hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam

pengelolaan sumber daya manusia khususnya dalam menciptakan lingkungan kerja yang

produktif melalui pola komunikasi organisasi. Atas kerjasama dan bantuan Anda, saya

ucapkan terima kasih.

A. IDENTITAS RESPONDEN

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Unit Kerja : Data & Vas Sales

Fixed Phone Sales

Customer Care

Access Network Maintenance

Access Network Operation

Bussines Performance

General Support

Posisi : Manajer Officer 2

Asisten Manajer Officer 3

Officer 1 Staff

Pendidikan Terakhir : SMU/Sederajat S2

Diploma S3

S1

Usia : 19 – 29 tahun 50 – 59 tahun

30 – 39 tahun 60 tahun

40 – 49 tahun

Masa Kerja di Perusahaan : 1 – 5 tahun 20 – 29 tahun

6 – 10 tahun 30 tahun

11 – 19 tahun

Page 93: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

80

B. POLA KOMUNIKASI ORGANISASI

Keterangan Jawaban :

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju

R = Ragu-ragu

I. SALURAN KOMUNIKASI FORMAL

a. KOMUNIKASI DARI ATAS KE BAWAH ( DOWNWARD

COMMUNICATION)

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Memberi instruksi/perintah secara

lisan dan tulisan kepada bawahan.

2. Mengajukan ide dan gagasan kepada

bawahan secara lisandan tulisan.

3. Memberikan pujian secara lisan dan

tulisan kepada bawahan.

4. Memberikan penjelasan mengenai

pekerjaan secara lisan dan tulisan

kepada bawahan.

5. Memberikan pendapat kepada

bawahan secara lisan dan tulisan

b. KOMUNIKASI DARI BAWAH KE ATAS (UPWARD

COMMUNICATION)

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Memberikan laporan kepada atasan

secara lisan dan tulisan.

2. Mengajukan ide dan gagasan kepada

atasan secara lisan dan tulisan.

3. Mengemukakan masalah dan

keluhan kepada atasan secara lisan

dan tulisan.

4. Memberikan pendapat kepada atasan

secara lisan dan tulisan

5. Memberikan pujian secara lisan dan

tulisan kepada atasan.

Petunjuk Pengisian :

Mohon diisi dengan memberi tanda checklist () untuk setiap pertanyaan yang

sesuai dengan persepsi Anda pada kolom jawaban yang tersedia.

Page 94: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

81

c. KOMUNIKASI DIAGONAL (DIAGONAL COMMUNICATION)

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Manajer satu unit dan karyawan unit

lain sering memberikan kritikan dan

masukan yang bermanfaat dalam

meningkatkan kinerja perusahaan

begitu juga sebaliknya.

2. Terdapat saling ketergantungan

diantara bagian yang ada dalam

perusahaan.

3. Komunikasi diagonal memberikan

informasi menjadi lebih cepat.

4. Komunikasi diagonal memungkinkan

individu dari berbagai bagian ikut

membantu menyelesaikan masalah

dalam organisasi.

5. Komunikasi diagonal dapat

mengganggu jalur komunikasi yang

rutin dan telah berjalan normal.

d. KOMUNIKASI HORIZONTAL (SIDEWAYS COMMUNICATION)

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Para karyawan atau manajer bertemu

untuk mendiskusikan kontribusi dan

koordinasi tugas terhadap tujuan

perusahaan.

2. Para karyawan atau manajer

berkumpul mendiskusikan bagaimana

menangani penyelesaian masalah yang

ada di perusahaan

3. Para karyawan atau manajer satu unit

bertemu dengan karyawan unit lain

untuk berbagi informasi.

4. Para karyawan atau manajer rapat

untuk mendiskusikan konflik dalam

atau antar unit kerja.

5. Interaksi tinggi dan seringnya

komunikasi antar karyawan

dirangsang untuk bekerja mengatasi

dan membantu masalah koordinasi

antar karyawan atau manajer.

Page 95: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

82

II. KOMUNIKASI INFORMAL

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Selentingan (grapevine) sering

digunakan sebagai sumber informasi

dalam organisasi.

2. Penyebaran desas-desus dalam

organisasi dipengaruhi oleh

pentingnya situasi.

3. Selentingan merupakan metode

berkomunikasi tercepat dalam suatu

organisasi.

4. Selentingan dapat memuat banyak

informasi.

5. Selentingan merupakan saluran

komunikasi yang lebih disukai dalam

organisasi.

C. LINGKUNGAN KERJA YANG PRODUKTIF

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Perusahaan selama ini telah mampu

memberikan lingkungan kerja yang

tenang dan nyaman sehingga dapat

meningkatkan kinerja dalam bekerja.

2. Perusahaan telah mampu memberikan

penghasilan yang dapat memenuhi

kebutuhan hidup minimum.

3. Perusahaan selama ini senantiasa

memberikan jaminan sosial yang

memadai.

4. Hubungan kerja yang harmonis

merupakan salah satu faktor untuk

membuat orang bisa bekerja produktif.

5. Kondisi lingkungan kerjabanyak

tergantung dan diciptakan oleh

pimpinan, sehingga suasana kerja yang

tercipta tergantung pada pola yang

diciptakan pimpinan.

6. Kesediaan sarana kerja juga

mempengaruhi produktifitas

lingkungan kerja karyawan.

TERIMA KASIH ATAS BANTUAN DAN KERJASAMA ANDA

Page 96: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

83

Lampiran 2. Hasil Uji Validitas Pernyataan Kuesioner dengan Bantuan

Software Microsoft Excel 2007

Hasil Uji Validitas Kuesioner

1. Pola Komunikasi Organisasi

No. Pertanyaan Pearson Keterangan

1 0,583 vaild

2 0,549 vaild

3 0,702 vaild

4 0,710 vaild

5 0,683 vaild

6 0,567 vaild

7 0,551 vaild

8 0,657 vaild

9 0,576 vaild

10 0,587 vaild

11 0,700 vaild

12 0,489 vaild

13 0,733 vaild

14 0,763 vaild

15 0,400 vaild

16 0,725 vaild

17 0,683 vaild

18 0,491 vaild

19 0,628 vaild

20 0,572 vaild

21 0,390 vaild

22 0,627 vaild

23 0,493 vaild

24 0,532 vaild

25 0,520 vaild Ket: Pearson > 0,361 (valid)

Pearson ≤ 0,361 (tidak valid)

2. Lingkungan Kerja Produktif

No. Pertanyaan Pearson Keterangan

26 0,574 valid

27 0,544 valid

28 0,484 valid

29 0,474 valid

30 0,413 valid

31 0,614 valid Ket: Pearson > 0,361 (valid)

Pearson ≤ 0,361 (tidak valid)

78

Page 97: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

84

Lampiran 3. Uji Reliabilitas Pernyataan Kuesioner dengan Bantuan Software

SPSS 15.0 for windows

Reliability [DataSet0]

Scale: ALL VARIABLES 1. Pola Komunikasi Organisasi

Case Processing Summary

30 100.0

0 .0

30 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.907 25

Cronbach's

Alpha N of Items

2. Lingkungan Kerja Produktif

Case Processing Summary

30 100.0

0 .0

30 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.728 6

Cronbach's

Alpha N of Items

Page 98: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

85

Lampiran 4. Nilai Uji Korelasi Rank Spearman dengan Bantuan Software

SPSS 15.0 for windows.

Nonparametric Correlations [DataSet0]

Correlations

1.000 .531**

. .000

78 78

.531** 1.000

.000 .

78 78

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Downward

Communications

Lingkungan Kerja

Produktif

Spearman's rho

Downward

Communi

cations

Lingkungan

Kerja

Produktif

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlations

1.000 .609**

. .000

78 78

.609** 1.000

.000 .

78 78

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Upward Communictions

Lingkungan Kerja

Produktif

Spearman's rho

Upward

Communi

ctions

Lingkungan

Kerja

Produktif

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlations

1.000 .415**

. .000

78 78

.415** 1.000

.000 .

78 78

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Sideways

Communications

Lingkungan Kerja

Produktif

Spearman's rho

Sideways

Communi

cations

Lingkungan

Kerja

Produktif

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Page 99: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

86

Lanjutan Lampiran 4.

Correlations

1.000 .442**

. .000

78 78

.442** 1.000

.000 .

78 78

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Diagonal

Communications

Lingkungan Kerja

Produktif

Spearman's rho

Diagonal

Communi

cations

Lingkungan

Kerja

Produktif

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlations

1.000 .112

. .328

78 78

.112 1.000

.328 .

78 78

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Informal

Communications

Lingkungan Kerja

Produktif

Spearman's rho

Informal

Communi

cations

Lingkungan

Kerja

Produktif

Page 100: ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI … · ABSTRAK Nindya Mayangdarani. H24053960. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja Produktif PT X Tbk

Lampiran 5. Struktur Organisasi PT X Tbk Unit Bisnis Bogor

STRUKTUR ORGANISASI PT X Tbk UNIT BISNIS BOGOR

ASMAN

LOGISTIK

ASMAN

ASSET

ASMAN

SEKRET

MANAGER

GS

ASMAN

WIRELINE

SP

MANAGER

ASMAN CUST

DATA MAN

ASMAN

WIRELESS

SP

MANAGER

D&VS

ASMAN DATA

& INTERNE

SP

ASMAN CONT

& VAS SP

MANAGER

CC

ASMAN

PRIME

CUST CARE

ASMAN INDIR

CHANEL MGN

ASMAN

PERSONAL

CC

ASMAN DIR

CHANEL MGN

MANAGER

ANO

ASMAN

PCAN

ASMAN

CCAN

ASMAN CPE

& TELUM

ASMAN TECH

ACCESS SUP

JM

KANCATEL

CIBINONG

AJM

SERVICE

CIBINONG

AJM OMAN

CIBINONG

AJM ADM

SUPPORTCBI

JM

KANCATEL

DEPOK

AJM

SERVICE

DEPOK

AJM

OMAN

DEPOK

AJM ADM

SUPPORT

ASMAN

PERFORMANCE

MANAGER

BP

ASMAN

QUALITY

MGT

ASMAN

FRAUD

MGT

MANAGER

ANM

ASMAN OM

ACC SUP

ASMAN

COPP.A.M

ASMAN

F & R

ACC.MANT

ASMAN

ACCESS

DATA

MGN

ASMAN ACC

PROG PERFOR

GM PT. X BOGOR

DGM PT. X BOGOR

87