analisis implementasi strategi marketing mix...
TRANSCRIPT
ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI MARKETING MIX PADA
MANAJEMEN PEMASARAN SUPERMARKET TIP TOP DARI
PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM
(Studi Kasus Pada Supermarket TIP TOP Rawamangun)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
OLEH :
AJI FIRMANSYAH
NIM. 1110046100014
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2015 M
73
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan berlaku di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Depok, 01 Oktober 2015
Aji Firmansyah
i
ABSTRAK
AJI FIRMANSYAH. NIM: 1110046100014. Analisis Implementasi
Strategi Marketing Mix Pada Manajemen Pemasaran Supermarket TIP TOP Dari
Perspektif Etika Bisnis Islam (Studi Kasus Pada Supermarket TIP TOP
Rawamangun). Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi
Mu’amalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi strategi
marketing mix pada manajemen pemasaran Supermarket TIP TOP yang ditinjau
dari perspektif etika bisnis Islam. Variabel marketing mix terdiri dari product
(produk), price (harga), place (tempat/distribusi) dan promotion (promosi).
Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-
normatif. Sumber data diperoleh dari observasi dan wawancara dengan manajer
operasional pusat Supermarket TIP TOP. Teknik analisis data melalui hasil
observasi strategi marketing mix kemudian ditinjau dari perspektif etika bisnis
Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan strategi marketing mix yang diterapkan
oleh Supermarket TIP TOP sudah sesuai dengan etika bisnis Islami. Hal ini dilihat
dari tidak adanya penyimpangan yang melanggar dari prinsip etika bisnis Islam
pada manajemen pemasaran Supermarket TIP TOP.
Kata Kunci : Manajemen Pemasaran, marketing mix, Etika Bisnis Islam
Pembimbing : Aini Masruroh, S.EI, MM
Daftar Pustaka : 1993 – 2015
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya untuk Allah S.W.T., Rabbul Izzati, Tuhan Pemilik Alam
Semesta yang telah memberikan anugerah dan karunia-Nya kepada umat manusia,
khususnya bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir dengan penuh
rasa syukur. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad S.A.W, manusia penyempurna akhlak, lembut perangainya dan
teladan umat berserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menunjukkan
manusia dari zaman Jahiliyah hingga menuju zaman penuh dengan ilmu seperti
saat ini.
Alhamdullillah, penelitian yang berjudul “ANALISIS IMPLEMENTASI
STRATEGI MARKETING MIX PADA MANAJEMEN PEMASARAN
SUPERMARKET TIP TOP DARI PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM
(Studi Kasus Pada Supermarket TIP TOP Rawamangun) dapat diselesaikan
dengan baik. Penulisan karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S-1) guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan skripsi, penulis menyadari selalu mendapatkan
bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak yang telah ikut andil dalam
penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Sebagai bentuk penghargaan, penulis
sampaikan ucapan terima kasih kepada :
iii
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, M.A, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat dan
Bapak Abdurrauf, Lc, M.A., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Aini Masruroh, S.E.I, M.M., selaku Dosen Pembimbing yang tidak pernah
lelah membimbing penulis, meluangkan waktunya di sela-sela kesibukannya
sebagai akademisi dan memberikan saran/masukan selama proses penyusunan
skripsi.
4. Bapak Abdul Wahid Andriansyah selaku Manager Operasional Pusat PT. TIP
TOP Supermarket yang telah memberikan data kepada penulis berserta
segenap staff PT. TIP TOP Supermarket yang telah membantu penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Segenap staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan Perpustakaan
Utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Keluarga tercinta, Ayahanda Dumadi dan Ibunda Milarsih, serta kakak dan
adik yang penulis sayangi, Eko Agung Gumilar S.Psi., dan Yusuf Wijaya yang
telah memberikan do’a dan dukungan kepada penulis.
iv
7. Keponakan pertama yang paling gemesin, Nhayla Najwa Ufairach yang telah
memberikan keceriaan dan kegembiraan kepada penulis disaat penulis merasa
jenuh dengan tugas akhir ini. :D
8. Teman – teman seperjuangan Perbankan Syariah A angkatan 2010, selama 4
tahun kita kuliah, semua kenangan baik suka maupun duka sudah kita lewati
bersama. Terima kasih banyak semuanya. :)
9. Komisariat Dakwah (KomDa) Fakultas Syariah dan Hukum dan Lembaga
Dakwah Kampus (LDK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang telah membina karakter penulis berjiwa leadership, disiplin dan bertaqwa.
10. Lingkar Studi Ekonomi Syariah (LiSenSi) dari angkatan 2009-2015, kalian
semua merupakan generasi ekonomi syariah saat ini dan masa depan.
Semangat dan tidak boleh berhenti mensyiarkan ekonomi Islam.
11. Karang Taruna Rukun Warga 11 (KTRW 11) yang telah berbagi kesempatan
kepada penulis untuk melakukan kegiatan sosial didalam maupun diluar
lingkungan Villa Pamulang.
12. Pengajian rutin anak-anak “Al-Muhajirin” dan klub sepak bola junior @andarfc
yang selalu istiqamah menjalani kegiatan rutin setiap minggunya, melihat
candaan adik-adik ini penulis jadi semakin semangat untuk lulus cepat. Terima
kasih juga untuk Mas Asmi, partner setia penulis yang sudah membantu
penulis membimbing adik-adik dan menemani penulis melengkapi keperluan
dokumentasi skripsi. ^__^
v
13. Teman-teman Kelompok Kerja Nyata (KKN) PELUKIS 2013, senangnya bisa
berbagi bersama dengan warga di Desa Sukaluyu, Bogor selama satu bulan.
Adanya kegiatan KKN ini membuat penulis semakin mensyukuri nikmat yang
Allah S.W.T berikan selama ini. Huhuhu
14. Kak Anwar, Kak Zaeni, Kak Ridha, Kak Yaman, rifki, erwin dan tio. Sahabat
terdekat penulis selama kuliah di kampus yang sudah berbagi cerita dan
inspirasi. Terima kasih sudah berbagi tawa dan sedih kepada penulis. Semoga
ikatan pertemanan kita akan terus berjalan ya meskipun kita sudah jarang
bertemu lagi karena kesibukan masing-masing. :)
15. Fadel dan Daus. Teman seperjuangan skripsi yang selalu setia mengingatkan
penulis dan membantu penulis dalam menambah referensi. :D
16. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat luas bagi
penulis dan para pembaca lainnya. Semoga Allah S.W.T., membalas semua
kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda. Amin Ya Rabbal Alamin......
Depok, 1 Oktober 2015
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 10
E. Kerangka Konseptual ......................................................................... 11
F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS ....................................................................... 14
A. Review Studi Terdahulu .................................................................... 14
B. Etika Bisnis Islam .............................................................................. 20
1. Definisi Etika Bisnis Islam .......................................................... 20
2. Sejarah Lahirnya Konsep Etika Bisnis Islam ............................... 21
3. Paradigma Bisnis dan Aksioma Etika Bisnis Islam ..................... 24
4. Pedoman dan Larangan Transaksi Bisnis dalam Islam ................ 27
5. Perbedaan Bisnis Islam dan Bisnis Non-Islam ............................ 36
vii
C. Manajemen Pemasaran ...................................................................... 38
1. Definisi Manajemen Pemasaran ................................................... 38
2. Perkembangan Manajemen Pemasaran ........................................ 39
3. Konsep Manajemen Pemasaran .................................................. 42
D. Kajian Tentang Marketing Mix .......................................................... 44
1. Product (Produk) .......................................................................... 45
a. Gambaran Umum Produk ...................................................... 45
b. Klasifikasi Produk .................................................................. 46
c. Strategi Mengembangkan Barang Yang Dijual ..................... 48
d. Acuan/Bauran Produk ............................................................ 48
2. Price (Harga) ............................................................................... 50
a. Gambaran Umum Harga ........................................................ 50
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Harga ........ 51
c. Metode Dasar Penentuan Harga ............................................. 54
d. Strategi Penetapan Harga ....................................................... 56
3. Promotion (Promosi) ................................................................... 57
a. Gambaran Umum Promosi .................................................... 57
b. Strategi Mempromosikan Barang .......................................... 58
c. Acuan/Bauran Promosi .......................................................... 59
4. Place (Tempat/Distribusi Penyaluran) ......................................... 60
a. Gambaran Umum Tempat/Saluran Distribusi ........................ 60
b. Bentuk Pola Saluran Distribusi .............................................. 60
c. Strategi Pendistribusian Barang ............................................. 61
viii
5. Konsep Marketing Mix dalam Islam .......................................... 61
a. Gambaran Umum Marketing Mix Syariah .......................... 61
b. Strategi Marketing Mix dalam Islam ................................... 63
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 66
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 66
B. Data Penelitian ................................................................................. 66
C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 67
D. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................... 68
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 69
F. Teknik Penulisan ............................................................................. 70
BAB IV DATA DAN ANALISIS .................................................................... 71
A. Gambaran Umum Supermarket TIP TOP ......................................... 71
B. Implementasi Strategi Marketing Mix Supermarket TIP TOP ......... 72
1. Product (Produk) ........................................................................ 76
2. Price (Harga) .............................................................................. 78
3. Place (Tempat/ Distribusi) ......................................................... 79
4. Promotion (Promosi) .................................................................. 82
C. Tinjauan Umum Perspektif Etika Bisnis Islam Terhadap Strategi
Marketing Mix Supermarket TIP TOP ............................................. 86
1. Product (Produk) ........................................................................ 86
a. Tinjauan Terhadap Barang yang Diperjualbelikan Kepada
Konsumen ............................................................................ 86
ix
b. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Untuk Tidak Melakukan
Penipuan (tadlis) Kualitas Barang ......................................... 87
c. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Tidak Melakukan
Penimbunan Barang ............................................................... 88
d. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Tidak Menyembunyikan
Cacat Barang Kepada Konsumen ........................................... 89
e. Tinjauan Terhadap Ketepatan Penimbangan Barang ............. 90
2. Price (Harga) ................................................................................ 91
a. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Dalam Memberikan
Keadilan Sebuah Harga .......................................................... 91
b. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Untuk Tidak Menunda-
nunda Pembayaran Kepada Supplier ..................................... 92
c. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Tidak Memanipulasi
Harga Saat Memberikan Diskon ............................................ 92
3. Place (Tempat/ Distribusi) ........................................................... 93
a. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Untuk Bersikap
Ta’awun (menolong orang lain) ............................................. 93
b. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Dalam Menyediakan
Fasilitas Tempat Ibadah ......................................................... 94
4. Promotion (Promosi) .................................................................... 94
a. Tinjauan Terhadap Upaya Perusahaan Melakukan Tindakan
Jujur Ketika Melakukan Promosi ........................................... 94
D. Analisa ................................................................................................ 95
x
BAB V KESIMPULAN .................................................................................... 102
A. Penutup ............................................................................................. 102
B. Saran ................................................................................................. 108
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 109
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 113
xi
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
3.1 Perbedaan Bisnis Islam dan Bisnis Non-Islam ........................................ 36
4.1 Korelasi Implementasi Strategi Marketing Mix dengan Konsep Umum
Etika Bisnis Islam .................................................................................... 95
4.2 Perbandingan Konsep Supermarket TIP TOP dengan Supermarket
Konvensional .......................................................................................... 101
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, sosialisasi ekonomi syariah di Indonesia mulai
menemukan jati diri di kalangan masyarakat kelas bawah, menengah
maupun atas. Hal ini didorong oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal yaitu sosialisasi dari para akademisi, praktisi atau cendekiawan
muslim yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Pusat
Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES) atau Ikatan Ahli Ekonomi Islam
(IAEI). Faktor eksternal yaitu kesadaran masyarakat Indonesia akan
ketidakmampuan ekonomi konvensional dalam menghadapi krisis moneter
pada tahun 1998. Dalam kurun waktu 2 dasawarsa, perkembangan bisnis
berlabel syariah sangat diminati oleh masyarakat Indonesia baik dari
pertumbuhan lembaga keuangan syariah, lembaga keuangan syariah non
bank maupun industri bisnis lainnya dalam skala mikro maupun makro.
Sistem ekonomi islam yang bisa dikatakan transparan, jujur, adil
dan stabil menambah daya tarik masyarakat untuk beralih ke sistem
ekonomi syariah.1 Dimulai dari jumlah lembaga keuangan syariah bank
yang mengalami kenaikan signifikan. Pada tahun 1992, hanya terdapat 1
bank umum syariah dan 79 bank perkreditan rakyat syariah. Kemudian
pada bulan Maret 2014 terdapat 11 bank umum syariah, 23 unit usaha
1 “Mengembangkan Ekonomi Syariah di Indonesia, artikel diakses pada 26 Juli 2015 dari
http://www.beastudiindonesia.net/id/pena-negarawa/525-mengembangkan-ekonomi-syariah-di-
indonesia
2
syariah, dan 163 bank pembiayaan rakyat syariah.2 Begitupun juga dengan
lembaga pendidikan di tingkat perguruan tinggi maupun sekolah kejuruan.
Beberapa perguruan tinggi membuka prodi ekonomi Islam atau keuangan
syariah baik untuk tingkat Diploma maupun Strata. Setidaknya ada lebih
dari 100 program studi yang mengupas perbankan dan ekonomi syariah di
berbagai universitas di tanah air.3 Sementara itu, untuk tingkat Sekolah
Menengah Kejuruan sudah ada yang membuka jurusan perbankan syariah.
Kemajuan yang pesat dari sektor lembaga keuangan syariah dan
pendidikan formal, seakan memberikan tanda kebangkitan ekonomi Islam
di Indonesia. Keadaan ini membawa efek berkesinambungan (multiplayer
efect) bagi pasar bisnis lainnya. Beberapa pelaku bisnis tidak hanya
memasukkan kata “syariah”, tetapi juga mengimplementasikan nilai - nilai
Islam didalamnya, misalnya pegadaian syariah, asuransi syariah, hotel
syariah, salon syariah, Multi Level Marketing (MLM) syariah, kolam
renang syariah, ojek syariah, swalayan syariah dan sebagainya. Namun,
gairah ekonomi syariah nampaknya belum dirasakan oleh sebagian pelaku
bisnis retail. Para pelaku bisnis retail masih enggan menerapkan nilai-nilai
Islami didalam aktivitas bisnisnya. Banyak pelaku bisnis retail masih
menggunakan sistem konvensional dalam berbisnis, sehingga tidak
mengedepankan etika dalam berbisnis.
2 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Indonesia (Jakarta: Otoritas Jasa
Keuangan, 2014), h. 2. 3 “Standar Kurikulum Perbankan Syariah Jadi Program Kerja Roadmap Perbankan
Syariah”, artikel diakses pada 26 Juli 2015 dari http://keuangansyariah.mysharing.co/standar-
kurikulum-perbankan-syariah-jadi-program-kerja-roadmap-perbankan-syariah/.
3
Secara umum format bisnis ritel yang saat ini berkembang pesat di
Indonesia adalah hypermarket, supermarket, minimarket atau convenience
store, departmen store, dan specialty store. Hypermarket, supermarket,
dan minimarket pada dasarnya perkembangan dari toko kelontong dan
pasar tradisional, sehingga kemudian ritel modern ini sering diberi istilah
pasar modern. Perbedaan utamanya terletak pada luas ruangan, range
produk dan jasa yang ditawarkan.4
Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) memproyeksikan.
Industri retail dapat tumbuh dua digit, pada kisaran 10 - 15 % per tahun.
Optimisme ini ditunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
ditargetkan sebesar 5,7%. Faktor penunjang pertumbuhan industri retail
lainnya adalah pertumbuhan populasi, gaya hidup masyarakat yang
mengikuti tren global, dan meningkatnya indeks kepercayaan konsumen
terhadap produk lokal.5
Banyaknya kompetitor membuat persaingan bisnis retail menjadi
semakin ketat. Pelaku bisnis retail harus melakukan inovasi untuk menarik
minat konsumen. Mulai dari display product, promosi yang menarik,
pelayanan yang memuaskan, ekspansi pasar, memberikan fasilitas
kemudahan dalam berbelanja dan melakukan direct selling serta
menyediakan barang - barang kebutuhan pokok dalam satu titik (one-stop
shopping). Bahkan, terdapat perusahaan retail di Indonesia melakukan
4 “Perkembangan Bisnis Retail Modern”, artikel diakses pada 17 Juli 2015 dari
http://www.datacon.co.id/Ritel-2011ProfilIndustri.html. 5 “Aprindo Proyeksikan Pertumbuhan 15%”, artikel diakses pada 19 Juli 2015 dari
http://www.koran-sindo.com/read/982843/150/aprindo-proyeksikan-pertumbuhan-15-1427682930.
4
merger atau akuisisi dalam memperkuat resistensinya pada bisnis retail.
Misalnya Dairy Farm International Giant Retail dari negara Malaysia yang
melakukan merger dengan PT. Hero Supermarket lalu mendirikan
hypermart Giant, serta PT Carrefour dari negara Perancis telah diakuisisi
oleh CT Corp melalui PT Trans Retail senilai US$ 750 Juta atau Rp 7,2
Triliun, lalu mendirikan Trans Carrefour.6
Selain itu, beberapa perusahaan retail asing turut meramaikan
industri retail di Indonesia. Seperti PT. Lion Super Indo yang berasal dari
negara Belgia, PT. Lotte Shopping Indonesia dari negara Korea Selatan,
Dairy Farm International (Giant) dari negara Malaysia dan PT Carrefour
yang berasal dari negara Perancis (sebelum diakusisi oleh CT
Corporation).
Dalam menghadapi persaingan dengan kompetitor lain, setiap
perusahaan retail harus mempersiapkan strategi yang terintegrasi dengan
manajemen pemasaran yang tepat dan dinamis. Hal ini diperlukan
mengingat bisnis retail merupakan bisnis yang tidak hanya memberikan
kenyamanan berbelanja baik produk, fasilitas maupun tempat tetapi juga
memberikan kualitas pelayanan terhadap konsumen, sehingga kepuasan
konsumen menjadi salah satu indikator pencapaian keberhasilan
perusahaan retail. Salah satu strategi yang sering diterapkan dalam
manajemen pemasaran yaitu Strategi Marketing Mix (Bauran Pemasaran).
6 “Kuasai Carrefour 100%, CT Catatkan Akuisisi Terbesar Sektor Konsumer”, artikel
diakses pada 19 Juli2015 dari http://finance.detik.com/read/2012/11/20/143508/2095805/4/kuasai-
carrefour-100-ct-catatkan-akuisisi-terbesar-sektor-konsumer.
5
Konsep bauran pemasaran (marketing mix) yaitu perangkat alat
pemasaran taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan pasar. Bauran pemasaran terdiri atas
segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan atau korperasi untuk
mempengaruhi permintaan produknya. Dan ini dapat digolongkan dalam
empat kelompok variabel yang dikenal dengan “4P” (Product, Price,
Promotion, Place).7
Dalam menghadapi persaingan bisnis retail secara global, tak
jarang para pelaku bisnis melakukan segala macam cara agar dapat
bertahan (survive) di tengah persaingan global saat ini. Beragam
kecurangan atau penipuan demi mengejar keuntungan yang besar akan
dilakukan oleh perusahaan retail tanpa memperhatikan aspek lainnya.
Tindakan seperti ini menyebabkan terjadinya pergeseran norma dan
hilangnya nilai-nilai moralitas di masyarakat dalam melakukan aktivitas
bisnisnya.
Sejatinya, bisnis yang baik adalah bisnis yang tidak hanya
mengejar keuntungan duniawi saja, melainkan juga keuntungan akhirat.
Salah satu aspek yang sering dilupakan oleh para pelaku bisnis adalah
aspek etika dalam berbisnis. Bisnis yang beretika adalah bisnis yang
memiliki komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak sosial yang sudah
berjalan. Kontrak sosial merupakan janji yang harus ditepati. Dalam
ekonomi Islam yang berlandaskan ketuhanan, maka tujuan akhir
7 Kotler dan Amstrong, Prinsip – Prinsip Pemasaran, edisi VIII (Jakarta: Erlangga,
2001), h.71 - 72.
6
pencapaiannya adalah ridho Allah SWT, dengan tetap memegang syariat
Islam dalam segala aktivitasnya, begitu pula dengan aktivitas ekonomi
yang tidak dapat pula dipisahkan dengan nilai - nilai keislaman.8
Etika bisnis dalam Islam sebenarnya telah diajarkan Nabi Saw,.
saat menjalankan perdagangan. Karakteristik Nabi Saw,. sebagai pedagang
adalah, selain dedikasi dan keuletannya juga memiliki sifat; shiddiq,
fathanah, amanah dan tabligh. Bisnis Islami ialah serangkaian aktivitas
bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan
(barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara
memperolehnya dan pendayagunaan harta-Nya karena aturan halal dan
haram.9
Alhamdulillah, dari berbagai macam dan jenis perusahaan retail
yang ada di Indonesia, terdapat satu perusahaan retail yang sudah
menerapkan etika dalam berbisnis secara Islami. Salah satunya adalah
Supermarket TIP TOP. Supermarket TIP TOP berdiri pada tahun 1979
oleh Bapak Rusman Maamoer. Awal pendiriannya masih berupa
minimarket dengan nama TIP TOP Plaza, namun untuk memperluas jenis
usaha, pada tahun 1985 konsep minimarket berubah menjadi Supermarket
dan Departmen Store serta dilengkapi dengan mainan anak anak.10
8 Yusuf Qordhowi, Norma dan Etika Ekonomi Islam (Jakarta: Gema Insani Press, 1993),
h. 31. 9 Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam, Implementasi Etika Islami Untuk Dunia
Usaha (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 212.
10
“Profil Tip Top”, artikel diakses pada 20 Juli 2015 dari
http://www.tiptop.co.id/profil.php.
7
Membangun usaha retail berjiwa Islami tidak semudah
membalikkan telapak tangan, Supermarket TIP TOP sempat mengalami
cobaan pada tahun 1991 yang mengakibatkan semua inventaris, gedung,
stok - stok barang ludes terbakar. Tak hanya itu, pemilik Tip Top, Bapak
Rusman Maamoer harus selektif men supply barang dari supllier agar
hanya barang yang halal dan thoyyib saja yang dijual. Misalnya daging
sapi atau ayam, akan dilihat tempat pemotongan hewannya dan jika
harganya terlalu murah serta tidak jelas asal usulnya maka akan ditolak.
Selain itu, tawaran dari supplier untuk menjual minuman keras dengan
fasilitas mudah dan keuntungan besar terus berdatangan. Namun,
Supermarket TIP TOP tetap menegakkan prinsip awal di setiap cabangnya,
yaitu supermarket berjiwa Islami.11
Eksistensi Supermarket TIP TOP yang telah berdiri hampir 36
tahun dengan membawa “warna” berbeda semakin meramaikan persaingan
industri retail di Indonesia. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar
dikalangan pelaku bisnis retail di Indonesia. Bagaimana penerapan strategi
marketing mix pada manajemen pemasaran Supermarket TIP TOP
sehingga dapat bersaing dengan perusahan retail besar lainnya dalam
rentang waktu yang cukup lama, serta bagaimana langkah - langkah
Supermarket TIP TOP dapat menerapkan strategi marketing mix dari
pandangan etika bisnis yang sesuai dengan aturan ajaran Islam.
11
“Kisah Sukses Tip Top Swalayan”, artikel diakses pada 21 Juli 2015 dari
http://pengusahamuslim.com/kisah-sukses-tip-top-swalayan/.
8
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji secara
intens yang dituangkan dalam sebuah penelitian yang berjudul, “Analisis
Implementasi Strategi Marketing Mix Pada Manajemen Pemasaran
Supermarket TIP TOP Dari Perspektif Etika Bisnis Islam. (Studi
Kasus Pada Supermarket TIP TOP Rawamangun).” Penulis memilih
objek Supermarket TIP TOP karena supermarket ini dinilai sebagai
supermarket Islami oleh masyarakat sekitar yang dilihat dari visi/misi
menjalankan bisnis secara Islami, menjual barang - barang kebutuhan
pokok secara halal dan menjalankan kegiatan operasional secara Islami.12
Penelitian ini diharapkan dapat membahas secara gamblang konsep
manajemen pemasaran pada Supermarket TIP TOP dalam perspektif etika
bisnis Islam sehingga bermanfaat luas untuk kalangan umum.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat
mengidentifikasi masalah yang muncul, diantaranya :
1. Penerapan strategi marketing mix pada bisnis retail Islami belum
diungkap secara empiris.
2. Korelasi marketing mix dengan etika bisnis Islam belum dianggap
penting bagi bisnis retail di Indonesia.
12 Muhammad Rifki, “Implementasi Nilai - Nilai Islami Pada Manajemen Operasional
Supermarket Tip Top Cabang Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 80.
9
3. Perkembangan konsep etika bisnis Islami dalam bisnis retail masih
sangat lambat dibandingkan dengan negara mayoritas muslim lain,
dimana konsep etika bisnis Islam menjadi bagian yang tidak dapat
terpisahkan.
4. Belum adanya aturan yang jelas mengenai etika bisnis secara
Islami dalam bisnis retail di Indonesia.
5. Analisis hasil strategi marketing mix dengan prinsip etika bisnis
Islam belum menjadi prioritas dalam memutuskan sebuah
kebijakan bagi pelaku industri retail di Indonesia.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pembahasan tentang strategi marketing mix dan etika bisnis Islam
sangat luas cakupannya. Oleh karena itu, penulis perlu membatasi
penelitian masalah pada implementasi strategi marketing mix dan
manajemen pemasaran pada bisnis retail, analisis strategi marketing mix
dari perspektif etika bisnis Islam serta objek penelitiannya di Supermarket
TIP TOP. Dengan dimikian, perumusan masalah pada skripsi ini adalah :
1. Bagaimanakah implementasi manajemen pemasaran dengan
menggunakan strategi marketing mix pada Supermarket TIP TOP ?
2. Bagaimanakah korelasi strategi marketing mix dari perspektif etika
bisnis Islam Supermarket TIP TOP ?
10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah :
a. Untuk mengetahui implementasi manajemen pemasaran dengan
menggunakan strategi marketing mix pada Supermarket TIP TOP.
b. Untuk mengetahui korelasi strategi marketing mix dari perspektif etika
bisnis Islam pada Supermarket TIP TOP.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
a. Bagi penulis, untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan secara
komprehensif khususnya tentang bisnis retail Islami serta tercapainya
salah satu persyaratan akademik untuk memperoleh gelar strata satu
(S-1) Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Bagi akademisi, sebagai tambahan sumber referensi dalam memahami
manajemen pemasaran industri retail Islami di Indonesia.
c. Bagi Bank Syariah, dapat memberikan informasi dalam menentukan
pola pembiayaan untuk industri retail Islami di Indonesia.
d. Bagi pelaku industri retail. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi
referensi dalam mengembangkan industri retail Islami di Indonesia.
e. Bagi masyarakat umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah informasi dan wawasan mengenai industri retail di
Indonesia.
11
E. Kerangka Konseptual
Product
(Produk)
Strategi Marketing Mix Supermarket TIP TOP
Promotion
(Promosi)
Place
(Distribusi)
Price
(Harga)
Konsep Umum Etika Bisnis Islam :
- Tidak melakukan ikhtikar (penimbunan barang)
- Tidak menjual barang yang dilarang oleh syar’i
- Tidak melakukan tadlis (penipuan)
- Tidak mengandung unsur gharar (ketidakjelasan)
- Tidak melakukan sumpah palsu
- Tidak menjelek-jelekkan bisnis orang lain
Analisis
Kesimpulan
12
Dari bagan diatas dapat dijelaskan bahwa penulis akan melakukan
observasi mengenai strategi marketing mix pada manajemen pemasaran
Supermarket TIP TOP. Variabel marketing mix tersebut terdiri dari
Product (Produk), Price (Harga), Place (Distribusi), dan Promotion
(Promosi). Dari empat variabel tersebut, penulis akan memaparkannya
secara jelas bagaimana implementasi dari variabel Product (Produk), Price
(Harga), Place (Distribusi), dan Promotion (Promosi) pada Supermarket
TIP TOP.
Penulis akan menganalisis korelasi implementasi variabel
marketing mix dengan konsep etika bisnis Islam. Secara umum, konsep
etika bisnis Islam adalah tidak melakukan Ikhtikar (penimbunan barang),
tidak menjual barang yang dilarang oleh syar’i, tidak melakukan tadlis
(penipuan), tidak mengandung unsur gharar (ketidakjelasan), tidak
melakukan sumpah palsu dan tidak menjelek-jelekkan bisnis orang lain.
Dalam menganalisis korelasi implementasi marketing mix dengan
konsep etika bisnis Islam, penulis akan memaparkan dalam bentuk
tinjauan umum pada setiap variabel, mulai dari Product (Produk), Price
(Harga), Place (Disribusi) dan Promotion (Promosi).
F. Sistematika Penulisan
Pada bagian sistematika penulisan, penulis membaginya dalam
lima bab yaitu terdiri dari :
13
BAB I : PENDAHULUAN
Bab I menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kerangka konseptual dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Bab ini menjelaskan tentang review studi terdahulu, definisi etika
bisnis Islam, manajemen pemasaran, dan kajian tentang Marketing Mix.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metode dan jenis penelitian, teknik
pengumpulan data, objek penelitian dan teknik analisis data.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan tentang gambaran umum Supermarket TIP
TOP, hasil analisis strategi marketing mix pada Supermarket TIP TOP
serta tinjauan umum etika bisnis Islam dalam Product (Produk), Price
(Harga), Promotion (Promosi) dan Place (Tempat/ Saluran Distribusi)
BAB V PENUTUP
Bab ini menjelaskan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab
sebelumnya serta saran dari penulis untuk menjadi bahan pertimbangan
bagi lembaga yang bersangkutan dan bagi peneliti berikutnya.
14
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Review Studi Terdahulu
Untuk mendukung teori penelitian, penulis perlu membandingkan
dengan penelitian sebelumnya. Terdapat beberapa penelitian yang
membahas tentang Strategi marketing mix dan etika bisnis Islam, yakni :
No Nama Penulis / Judul Skripsi /
Tahun
Substansi Perbedaan dan Persamaan
dengan Penulis
1 Fildzah Salsabil Rasyiqoh
(Skripsi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2014), Strategi
Bauran Pemasaran Umroh
PT. Alia Indah Wisata.
Penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui strategi
bauran pemasaran
dan tahapan
pemasaran pada PT.
Alia Indah Wisata
dalam menjalankan
bisnisnya. Metode
penelitian
menggunakan
kualitatif deskriptif.
Perbedaan penulis dengan
peneliti sebelumnya yaitu
dari objek penelitian dan
strategi bauran pemasaran.
Peneliti sebelumnya
meneliti di PT. Alia Indah
Wisata, sementara penulis
meneliti di Supermarket
TIP TOP. Pembahasan
strategi bauran pemasaran
tidak hanya menganalisis
dari aspek 4P (Product,
15
Hasil penelitian
adalah staretgi
bauran pemasaran
perusahaan ini
adalah berkerjasama
dengan media
elektronik, media
cetak dan bank.
Price, Place dan
Promotion) tetapi juga dari
perspektif etika bisnis
Islam. Persamaan dengan
peneliti sebelumnya dari
segi metode penelitiannya.
2 Khoirus Sholeh (Skripsi
Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim
Malang, 2010), Penerapan
Strategi Marketing Mix
Dalam Meningkatkan Usaha
Kecil dan Menengah di
Koperasi Trunojoyo
Kabupaten Sampang Madura.
Penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui
bagaimana
penerapan strategi
marketing mix dalam
meningkatkan Usaha
Kecil Menengah
(UKM) di Koperasi
Trunojoyo. Metode
penelitiannya adalah
kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian
adalah Koperasi
Trunojoyo telah
Perbedaan penulis dengan
peneliti sebelumnya yaitu
dari manajemen bisnis.
Manajemen bisnis pada
peneliti sebelumnya dalam
skala mikro sementara
manajemen bisnis penulis
dalam skala makro.
Persamaan dengan peneliti
sebelumnya dari segi
metode penelitiannya.
16
berhasil
meningkatkan
pendapatan setiap
tahunnya dengan
menerapkan strategi
marketing mix.
3 Siti Rohmah (Skripsi
Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2014), Penerapan Nilai - Nilai
Etika Bisnis Islam di Hotel
Madani Syariah Yogyakarta.
Penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui
penerapan nilai -
nilai etika bisnis
Islam serta kriteria
hotel syariah standar
nasional kategori
hilal-1 di Hotel
Madani Syariah
Yogyakarta. Metode
penelitiannya adalah
pendekatan
penelitian kualitatif.
Hasil penelitiannya
adalah kriteria hotel
syariah standar
Perbedaan penulis dengan
peneliti sebelumnya yaitu
dari segi konsep dan objek
penelitian. Konsep pada
peneliti sebelumnya lebih
menekankan kepada
penerapan nilai - nilai
etika bisnis Islam pada
manajemen operasional,
sementara penulis
menekankan pada
manajemen pemasaran.
Peneliti sebelumnya
meneliti perusahaan
berbasis jasa, sementara
penulis meneliti
perusahaan berbasis retail.
17
nasional kategori
hilal-1 sudah
diterapkan tetapi
masih ada beberapa
aspek yang belum
terpenuhi misalnya
fasilitas kebugaran,
kolam renang dan
ruang SPA.
Persamaan dengan peneliti
sebelumnya yaitu pada
metode penelitiannya.
4 Muhammad Rifki (Skripsi
Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta,
2014), Implementasi Nilai -
Nilai Islami Pada Manajemen
Operasional Supermarket Tip
Top Cabang Ciputat.
Penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui
penerapan nilai -
nilai Islam pada
manajemen
operasional
supermarket Tip Top
dan faktor
pendukung
didalamnya. Metode
penelitiannya adalah
kualitatif dengan
analisis deskripstif.
Perbedaan penulis dengan
peneliti sebelumnya yaitu
manajemen bisnisnya.
Peneliti sebelumnya lebih
fokus ke manajemen
operasional, sementara
penulis lebih fokus ke
manajemen pemasaran.
Persamaan dengan peneliti
sebelumnya yaitu metode
penelitian dan objek
penelitiannya.
18
Hasil penelitian ini
adalah secara
keseluruhan
Supermarket TIP
TOP telah
menerapkan nilai-
nilai Islami pada
manajemen
operasionalnya,
mulai dari display
produk, kontrol
gudang, kontrol
persediaan barang,
pelayanan konsumen
serta faktor
pendukung lainnya
berupa semua barang
yang dijual halal dan
mayoritas karyawan
beragama Islam
19
5 Niken Agustin (Tesis
Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2014), Implementasi Norma -
Norma Etika Bisnis Syariah
Pada Pamella Swalayan di
DIY Ditinjau Dari Etika
Bisnis Perspektif Al – Ghazali
Penelitian ini
bertujuan untuk
mengkaji
implementasi nilai-
nilai syariah pada
Pamella Swalayan di
DIY dari perspektif
Imam Al-Ghazali.
Metode
penelitiannya adalah
kualitatif dengan
pendekatan
deskriptif - normatif.
Hasil penelitiannya
adalah Pamella
Swalayan sudah
menerapkan nilai-
nilai Islami sesuai
dengan etika bisnis
Islam dari perspektif
Al-Ghazali.
Perbedaan penulis dengan
peneliti sebelumnya yaitu
objek penelitian dan
konsep penelitian. Peneliti
sebelumnya meneliti di
Pamella Swalayan,
sementara penulis meneliti
di Supermarket TIP TOP.
Selain itu, peneliti
sebelumnya lebih intens
membahas seputar nilai-
nilai syariah pada
swalayan dari sudut
pandang Al-Ghazali,
sementara penulis lebih
fokus kepada manajemen
pemasaran dari perspektif
etika bisnis Islam.
Persamaan dengan peneliti
sebelumnya yaitu metode
penelitiannya.
20
B. Etika Bisnis Islam
1. Definisi Etika Bisnis Islam
Etika dapat didefinisikan sebagai seperangkat prinsip moral yang
membedakan yang baik dari yang buruk. Etika adalah bidang ilmu yang
bersifat normatif karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan
atau tidak dilakukan oleh seorang individu.1 Etika adalah bagian dari
filsafat yang membahas secara rasional dan kritis tentang nilai, norma atau
moralitas.2
Etika sering juga disebut sebagai ihsan (berasal dari kata Arab
hasan, yang berarti baik). Definisi ihsan dinyatakan oleh nabi dalam hadist
berikut: “ihsan adalah engkau beribadat kepada Tuhanmu seolah-olah
engkau melihat-Nya sendiri, kalaupun engkau tidak melihat-Nya, maka ia
melihatmu.”. Dengan demikian, melalui ihsan seseorang akan selalu
merasa bahwa dirinya dilihat oleh Allah. Karena Allah mengetahui sekecil
apapun perbuatan yang dilakukan seseorang, walaupun dikerjakan di
tempat tersembunyi.3
Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi
untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan
keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.4 Bisnis dapat juga
1 Muhammad, Etika Bisnis Islam (Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN,
2004), h. 34. 2 Veithzal Rivai, dkk, “Islamic Business and Economic Ethics, Mengacu pada Al-qur’an
dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), h. 32. 3 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2013), h. 13. 4 Buchari Alma, Pengantar Bisnis (Bandung: CV. Alfabeta, 1997), h. 16.
21
diartikan sebagai suatu organisasi/pelaku bisnis yang melakukan aktivitas
bisnis dalam bentuk: (1) memproduksi dan atau mendistribusikan barang
dan/atau jasa, (2) mencari profit, dan (3) mencoba memuaskan keinginan
konsumen.5 Bisnis Islami adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam
berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan
hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara
perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram).6
Faisal Badroen dkk, mendefinisikan etika bisnis Islam berarti
mempelajari tentang mana yang baik/buruk, benar/salah dalam dunia
bisnis berdasarkan kepada prinsip-prinsip moralitas. Etika bisnis dapat
berarti pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan
bisnis.7 Sedangkan menurut Prof. Dr. Amin Suma, yang dimaksud dengan
etika bisnis Islam adalah konsep tentang usaha ekonomi khususnya
perdagangan dari sudut pandang baik dan buruk serta benar dan salah
menurut standar akhlak Islam.8
2. Sejarah Lahirnya Konsep Etika Bisnis Islam
Salah satu kajian etika yang amat populer memasuki abad 21 di
milenium ketiga ini adalah etika bisnis. Terdapat dikotomi moral dan
bisnis di zaman klasik, bahkan juga di era modern. Di Indonesia, paham
klasik tersebut sempat berkembang secara subur, sehingga mengakibatkan
5 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, menggagas
bisnis Islami, cet.II (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), h.15 - 16. 6 Ibid., h. 18.
7 Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 61-
62. 8 Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan
Islam, cet.I (Jakarta: Kholam Publishing, 2008), h. 293.
22
terpuruknya ekonomi Indonesia kedalam jurang kehancuran. Kolusi,
korupsi, nepotisme, monopoli, penipuan, penimbunan barang,
pengrusakan lingkungan, penindasan tenaga kerja, perampokan bank oleh
para konglomerat, adalah persoalan - persoalan yang begitu telanjang di
depan mata kita yang terlihat dalam media massa maupun media
elektronik.9
Pada tahun 1990-an Paul Ormerof, seorang ekonom kritis Inggris
menerbitkan bukunya yang amat menghebohkan The Death of Economics,
Ilmu Ekonomi Sudah Menemui Ajalnya. (Ormerof, 1994). Tidak sedikit
pula pakar ekonomi abad ini telah menyadari makin tipisnya kesadaran
moral dalam kehidupan ekonomi dan bisnis modern. Amitas Etzioni
menghasilkan karya monumental dan menjadi best seller; The Moral
dimension: Toward a New Economics (1998). Berbagai buku etika bisnis
dan dimensi moral dalam ilmu ekonomi semakin banyak bermunculan
sehingga menjelang millenium ketiga dan memasuki abad 21, konsep etika
bisnis mulai memasuki wacana bisnis.10
Pandangan-pandangan di atas menunjukkan, bahwa Barat telah
muncul kesadaran baru tentang pentingnya dimensi etika memasuki
lapangan bisnis. Kecenderungan baru perusahaan-perusahaan besar, model
abad 21, tampaknya juga mempunyai kecenderungan baru untuk
9 Veithzal Rivai, dkk, “Islamic Business and Economic Ethics, Mengacu pada Al-qur’an
dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi, h. 33. 10
Ibid.,h.34.
23
mengimplementasikan etika bisnis sebagai visi masyarakat yang
bertanggungjawab secara sosial dan ekonomis.11
Perusahaan-perusahaan besar kini berlomba-lomba menampilkan
citra diri yang sadar lingkungan, bukan saja lingkungan fisik tetapi juga
lingkungan sosial budaya. Jika di pusat kapitalisme, (Amerika dan Eropa)
telah mulai berkembang tren baru bagi dunia bisnis, yaitu keniscayaan
etika, (meskipun mungkin belum sempurna), tentu kemunculannya lebih
mungkin dan lebih dapat subur di negeri kita yang dikenal sangat agamis
ini. Dari uraian diatas, dapat dikatakan, bahwa eksistensi etika dalam
wacana bisnis merupakan suatu keharusan dan kebutuhan yang tak
terbantahkan.12
Dalam situasi dunia bisnis membutuhkan etika, Islam sejak lebih
dari 14 abad yang lalu telah menyerukan urgensi etika bagi aktivitas
bisnis. Islam sebagai sumber nilai dan etika Islam merupakan sumber nilai
dalam segala aspek kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk
wacana bisnis. Islam memiliki wawasan komprehensif tentang etika bisnis.
Mulai dari prinsip dasar, pokok – pokok kerusakan dalam perdagangan,
faktor - faktor produksi, tenaga kerja, modal organisasi, distribusi
kekayaan, masalah upah, barang dan jasa, kualifikasi dalam bisnis, sampai
kepada etika sosio - ekonomik menyangkut hak milik dan hubungan
sosial.13
11 Ibid.,h.35.
12 Ibid.,h.36.
13 Ibid.,h.36.
24
3. Paradigma Bisnis dan Aksioma Etika Bisnis Islami
Paradigma bisnis adalah gugusan pikir atau cara pandang tertentu
yang dijadikan sebagai landasan bisnis baik sebagai aktivitas maupun
sebagai entitas. Oleh karena itu, suatu paradigma bisnis dibangun dan
dilandasi oleh aksioma - aksioma berikut ini : 14
a. Kesatuan (Unity).
Kesatuan disini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan
dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek
kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial
menjadi keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep
konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.15
Dari konsep ini
maka Islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial
demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula maka
etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horizontal,
membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem
Islam.16
b. Keseimbangan (keadilan).
Keseimbangan (equilibrium) atau keadilan menggambarkan
dimensi horizontal ajaran Islam yang berhubungan dengan
keseluruhan harmoni pada alam semesta. Sifat keseimbangan atau
keadilan bukan hanya sekedar karakteristik alami, melainkan
14
Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi Al-Qur’an Tentang Etika dan Bisnis (Jakarta:
Salemba Diniyah, 2002), h. 10. 15
Ibid., h. 11. 16
Ibid., h. 11.
25
merupakan karakteristik dinamis yang harus diperjuangkan oleh
setiap muslim dalam kehidupannya.17
Dalam beraktivitas di dunia
kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat adil, tak
terkecuali pada pihak yang tidak disukai.18
Hal ini sesuai dengan
firman Allah di dalam Q.S. Al-Maidah (5): 8
Artinya: “Wahai orang - orang yang beriman, Jadilah kamu
sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena
(adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu
kerjakan”.
c. Kehendak Bebas (Free Will).
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika
bisnis Islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan
kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak adanya batasan
pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif
17
Ibid., h. 12. 18
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam, Implementasi Etika Islami Untuk Dunia
Usaha (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 46.
26
berkarya dan berkerja dengan segala potensi yang dimilikinya.
Kecenderungan manusia untuk terus-menerus memenuhi
kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan
adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya melalui
zakat, infak dan sedekah.19
d. Tanggung Jawab (Responsibility).
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil
dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya
pertanggungjawaban dan akuntabilitas untuk memenuhi tuntunan
keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertanggungjawabkan
tindakannya. Secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan
kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas
dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang
dilakukannya.20
e. Kebenaran: kebajikan dan kejujuran.
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna
kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu
kebajikan dan kejujuran. Dalam konteks bisnis kebenaran
dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi
proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas
pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau
menetapkan keuntungan. Dengan prinsip kebenaran ini maka etika
19
Ibid., h. 46. 20
Ibid., h. 46.
27
bisnis Islami sangat menjaga dan berlaku preventif (pencegahan)
terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang
melakukan transaksi, kerja sama atau perjanjian dalam bisnis.21
4. Pedoman dan Larangan Transaksi Bisnis dalam Islam
Allah telah memerintahkan kepada seluruh manusia (bukan hanya
untuk orang yang beriman dan muslim saja) untuk mengambil segala
sesuatu yang halal dan baik (thoyib). Selain itu, Allah juga memerintahkan
untuk tidak mengikuti langkah - langkah setan (dengan mengambil yang
tidak halal dan tidak baik).22
Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S.
Al-Baqarah (2) : 168
Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah - langkah
syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.”
Berbisnis merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran
Islam. Bahkan, Rasulullah saw. sendiri pun telah menyatakan, bahwa 9
dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu berdagang (hadist). Artinya,
21
Ibid., h. 46 22
Veithzal Rivai, dkk, “Islamic Business and Economic Ethics, Mengacu pada Al-qur’an
dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi, h.23.
28
melalui jalan perdagangan ini, pintu - pintu rezeki akan dapat dibuka
sehingga karunia Allah swt terpancar daripadanya.23
Perlu diingat, bahwa Rasulullah saw. sendiri adalah seorang
pedagang bereputasi international yang disegani, yang mendasarkan
bangunan bisnisnya pada nilai-nilai Ilahi (transeden). Prinsip-prinsip yang
ideal ternyata pernah dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya.24
Rasulullah saw. memberikan petunjuk mengenai etika bisnis berikut ini
adalah uraiannya: 25
a. Pertama, prinsip esensial dalam berbisnis adalah kejujuran. Dalam
doktrin Islam, kejujuran merupakan syarat fundamental dalam
kegiatan bisnis. Rasulullah saw. sangat intens menganjurkan
kejujuran dalam aktivitas bisnis. Dalam tataran ini, beliau
bersabda: “Tidak dibenarkan seorang muslim menjual satu jualan
yang mempunyai aib, kecuali ia menjelaskan aibnya.” (HR. Al-
Quzwani). “Siapa yang menipu kami, maka dia bukan kelompok
kami” (HR. Muslim). Rasulullah saw. sendiri selalu bersikap jujur
dalam berbisnis. Beliau melarang para pedagang meletakkan
barang busuk di bagian bawah dan barang baru di bagian atas. 26
b. Kedua, kesadaran tentang signifikansi sosial kegiatan bisnis.
Pelaku bisnis menurut Islam, tidak hanya sekadar mengejar
keuntungan sebanyak - banyaknya, sebagaimana yang diajarkan
23
Ibid.,h.31. 24
Ibid.,h.37. 25
Ibid.,h.39. 26
Ibid.,h.39.
29
Bapak ekonomi kapitalis, Adam Smith, tetapi juga berorientasi
kepada sikap ta’awun (menolong orang lain) sebagai implikasi
sosial kegiatan bisnis.27
c. Ketiga, tidak melakukan sumpah palsu. Nabi Muhammad saw.
sangat intens melarang para pelaku bisnis melakukan sumpah palsu
dalam melakukan transaksi bisnis. Dalam sebuah hadist riwayat
Bukhari, Nabi bersabda, “Dengan melakukan sumpah palsu,
barang - barang memang terjual tetapi hasilnya tidak berkah”.
Praktik sumpah palsu dalam kegiatan bisnis saat ini sering
dilakukan, karena dapat meyakinkan pembeli, dan pada gilirannya
meningkatkan daya beli atau pemasaran. Namun, harus disadari,
bahwa meskipun keuntungan yang diperoleh berlimpah, tetapi
hasilnya tidak berkah.28
d. Keempat, ramah tamah. Seorang pelaku bisnis, harus bersikap
ramah dalam melakukan bisnis.29
Nabi Muhammad saw,
mengatakan, “Allah merahmati seseorang yang ramah dan toleran
dalam berbisnis.” (HR. Bukhari dan Tarmizi)
e. Kelima, tidak boleh berpura-pura menawar dengan harga tinggi,
agar orang lain tertarik membeli dengan harga tersebut.30
Sabda
Nabi Muhammad, “Janganlah kalian melakukan bisnis najsya
(seorang pembeli tertentu, berkolusi dengan penjual untuk
27
Ibid.,h.39. 28
Ibid.,h.40. 29
Ibid.,h.40 30
Ibid.,h.40
30
menaikkan harga, bukan dengan niat untuk membeli, tetapi agar
menarik orang lain untuk membeli).”
f. Keenam, tidak boleh menjelek - jelekkan bisnis orang lain, agar
orang membeli kepadanya.31
Nabi Muhammad saw. bersabda,
“Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud
untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain.” (HR.
Muttafaq „alaih).
g. Ketujuh, tidak melakukan ikhtikar. Ikhtikar adalah menumpuk dan
menyimpan barang dalam masa tertentu, dengan tujuan agar
harganya suatu saat menjadi naik dan keuntungan besar pun
diperoleh.32
Contoh perbuatan ikhtikar misalnya: “Seorang
pedagang minyak, mengetahui bahwa kebutuhan minyak pada hari
raya akan meningkat. Oleh karena itu, jauh hari sebelum hari raya,
pedagang tersebut telah menyimpan minyaknya untuk dijual pada
hari raya dengan tujuan memperoleh keuntungan besar dengan
naiknya harga tersebut.” 33
h. Kedelapan, takaran, ukuran, dan timbangan yang benar. Dalam
perdagangan, timbangan yang benar dan tepat harus benar - benar
diutamakan. Sebagaimana Firman Allah swt. Dalam Q.S. Al –
Mutaffifiin (83) : 1 – 3
31
Ibid.,h.40 32
Ibid.,h.40 33
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah (Jakarta: Kencana, 2012), h. 12.
31
Artinya : “Kecelakaan besarlah bagi orang - orang yang curang,
(yaitu) orang - orang yang apabila menerima takaran dari orang
lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau
menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”
Azab dan kehinaan yang besar pada kiamat disediakan bagi
orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang.34
i. Kesembilan, bisnis tidak boleh mengganggu kegiatan ibadah
kepada Allah swt. 35
j. Kesepuluh, membayar upah sebelum kering keringat karyawan.
Nabi Muhammad saw, bersabda, “Berikanlah upah kepada
karyawan, sebelum kering keringatnya”. Hadist ini
mengindikasikan bahwa pembayaran upah tidak boleh ditunda-
tunda.36
k. Kesebelas, tidak monopoli. Salah satu keburukan sistem ekonomi
kapitalis ialah melegitimasi monopoli dan oligopoli. Contoh
sederhana adalah eksploitasi (penguasaan) individu tertentu atas
34
Veithzal Rivai, dkk, “Islamic Business and Economic Ethics, Mengacu pada Al-qur’an
dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi, h. 41. 35
Ibid. h.42. 36
Ibid.,h.42.
32
hak milik sosial seperti air, udara, beserta tanah dan kandungan
isinya seperti barang tambang dan mineral.37
l. Keduabelas, Tadlis (Penipuan). Setiap transaksi dalam Islam harus
didasarkan pada prinsip kerelaan antara kedua belah pihak (sama-
sama ridha). Mereka harus mempunyai informasi yang sama
(complete information) sehingga tidak ada pihak yang merasa
dicurangi (ditipu) karena terdapat kondisi yang bersifat unknown to
one party (keadaan dimana salah satu pihak tidak mengetahui
informasi yang diketahui oleh orang lain). Unknown to one party
dalam bahasa fiqihnya disebut tadlis, dan dapat terjadi dalam 4
(empat) hal, yakni dalam kuantitas, kualitas, harga dan waktu
penyerahan.38
Tadlis dalam kuantitas contohnya adalah pedagang
yang mengurangi takaran (timbangan) barang yang dijualnya.
Dalam kualitas contohnya adalah penjual yang menyembunyikan
cacat barang yang ditawarkan. Tadlis dalam harga contohnya
adalah memanfaatkan ketidaktahuan pembeli akan harga pasar
dengan menaikkan harga produk di atas harga pasar. Bentuk tadlis
yang terakhir, yakni tadlis dalam waktu penyerahan, contohnya
adalah petani buah yang menjual buah di luar musimnya padahal si
petani mengetahui bahwa ia tidak dapat menyerahkan buah yang
dijanjikan itu pada waktunya.39
37
Ibid.,h.42. 38
Adiwarman A. Karim, BANK ISLAM; Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 31. 39
Ibid.,h.31.
33
m. Ketiga belas. Taghir (Gharar) atau disebut juga taghrir adalah
situasi di mana terjadi incomplete information karena adanya
uncertainty to both parties (ketidakpastian dari kedua belah pihak
yang bertransaksi). Dalam tadlis, yang terjadi adalah pihak A tidak
mengetahui apa yang diketahui pihak B (unknown to one party).
Sedangkan dalam taghrir, baik pihak A maupun pihak B sama-
sama tidak memiliki kepastian mengenai sesuatu yang
ditransaksikan (uncertain to both parties). Gharar dapat juga
terjadi dalam 4 (empat) hal, yakni kuantitas, kualitas, harga dan
waktu penyerahan.40
Gharar dalam kuantitas terjadi dalam kasus
ijon, di mana penjual menyatakan akan membeli buah yang belum
tampak di pohon seharga Rp X. Dalam hal ini terjadi
ketidakpastian mengenai berapa kuantitas buah yang dijual, karena
memang tidak disepakati sejak awal. Contoh gharar dalam kualitas
adalah seorang peternak yang menjual anak sapi yang masih dalam
kandungan induknya. Dalam kasus ini terjadi ketidakpastian dalam
hal kualitas objek transaksi, karena tidak ada jaminan bahwa anak
sapi tersebut akan lahir dengan sehat tanpa cacat, dan dengan
spesifikasi kualitas tertentu.41
Gharar dalam harga terjadi bila,
misalnya, bank syariah menyatakan akan memberi pembiayaan
murabahah rumah 1 tahun dengan marjin 20% atau 2 tahun dengan
marjin 40%, kemudian disepakati oleh nasabah. Ketidakpastian
40
Ibid.,h.32. 41
Ibid.,h.32.
34
terjadi karena harga yang disepakati tidak jelas, apakah 20% atau
40%. Contoh gharar dalam waktu penyerahan terjadi bila
seseorang menjual barang yang hilang misalnya, seharga Rp X dan
disetujui oleh si pembeli. Dalam kasus ini terjadi ketidakpastian
mengenai waktu penyerahan, karena si penjual dan pembeli sama-
sama tidak tahu kapankah barang yang hilang itu dapat ditemukan
kembali.42
n. Keempat belas, komoditi bisnis yang dijual adalah barang-barang
yang suci dan halal, bukan barang yang haram, seperti babi, anjing,
minuman keras, ekstasi, dan sebagainya. 43
o. Kelima belas, bisnis dilakukan dengan suka rela, tanpa ada
paksaan. 44
Firman Allah swt dalam Q.S An Nisa (4) : 29
Artinya : “Hai orang - orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di
antara kamu.”
42
Ibid.,h.33. 43
Veithzal Rivai, dkk, “Islamic Business and Economic Ethics, Mengacu pada Al-qur’an
dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi, h. 43. 44
Ibid.,h.43.
35
p. Keenam belas, segera melunasi kredit yang menjadi kewajibannya.
Rasulullah saw. memuji seorang muslim yang memiliki perhatian
serius dalam pelunasan utangnya. Sabda Nabi saw., “Sebaik - baik
kamu, adalah orang yang paling segera membayar utangnya.”
(HR. Hakim).45
q. Ketujuh belas, memberi tenggang waktu apabila pengutang
(kreditor) belum mampu membayar. 46
Sabda Nabi saw., “Barang
siapa menangguhkan orang yang kesulitan membayar utang atau
membebaskannya, Allah akan memberinya naungan di bawah
nauangan – Nya pada hari yang tak ada naungan kecuali naungan
– Nya.” (HR. Muslim).
r. Ketujuh belas, bahwa bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur
riba. 47
Firman Allah swt. Dalam Q.S. Al – Baqarah (2) : 278
Artinya: “Hai orang - orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang - orang yang beriman.”
s. Risywah (Suap – Menyuap). Yang dimaksud dengan perbuatan
risywah adalah memberi sesuatu kepada pihak lain untuk
45
Ibid.,h.43. 46
Ibid.,h.43 47
Ibid.,h.43
36
mendapatkan sesuatu yang bukan haknya.48
Allah swt. telah
menyinggung praktik suap- menyuap pada sejumlah ayat Alquran.
Diantaranya Firman Allah swt dalam Q.S. Al- Baqarah (2): 188
Artinya : “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian
yang lain diantara kamu dengan jalan yang batil dan janganlah
kamu membawa urusan harta itu kepada hakim supaya kamu dapat
memakan sebagian dari harta benda orang lain itu dengan jalan
berbuat dosa, padahal kamu mengetahui.”
5. Perbedaan Bisnis Islam dan Bisnis Non-Islam
Dalam bukunya yang berjudul “Islamic Business and Economic
Ethics”, perbedaan bisnis Islam dan Bisnis Non-Islam sebagai berikut : 49
Tabel 3.1
No Aspek Ekonomi Islam Kapitalisme
1 Sumber Al-Qur‟an dan Hadist Daya pikir manusia
2 Motif Ibadah Rasional materialisme
3 Tujuan Falah dan mashalah Utilitarian,individualisme
4 Prinsip jual-beli Melarang gharar,maysir,
najsy, barang haram
Tidak jelas melarangnya
48
Adiwarman A. Karim, BANK ISLAM; Analisis Fiqih dan Keuangan, h.45. 49
Veithzal Rivai, dkk, “Islamic Business and Economic Ethics, Mengacu pada Al-qur’an
dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi, h. 93-94.
37
5 Motif konsumsi Kebutuhan (need) Keinginan (wants)
6 Tujuan konsumsi Memaksimumkan
maslahah
Maximize utility
7 Motif Produksi Kebutuhan dan
kewajiban kemanusiaan
Ego dan rasionalisme
8 Hubungan dengan
pelaku bisnis lain
Persaudaraan (ukhuwah)
dan kemitraan
Persaingan
9 Prinsip keuangan Real based economy Monetary based economy
10 Spekulasi Haramkan spekulasi Halalkan spekulasi
11 Instrumen moneter Bagi hasil,jualbeli,ijarah Bunga
12 Prinsip pengeluaran
(Expenditure)
Berdasarkan 3 tingkatan
maslahah (dharuriyat,
hajiyat, tahsiniyat)
Tidak memperhatikan
prioritas maslahah
13 Sumber Zakat, infaq, sedeqah,
„usyur, kharaj, pajak
kondisional
Pajak
14 Sasaran Penerima Pada zakat ditentukan 8
asnaf
Tanpa melihat asnaf
15 Tujuan Memprioritaskan
pengentasan kemiskinan
Bukan memprioritaskan
pengentasan kemiskinan
16 Dampak Sarana menciptakan
keadilan ekonomi
Kesenjangan
17 Prinsip Time Value of Money Economic Value of Time
38
18 Fungsi Uang Uang sebagai komoditas Uang sebagai medium of
change
19 Sifat Money as flow concept Money as stock concept
20 Instrumen Dinar, dirham dan fulus Fiat money (uang kertas)
yang tidak sesuai nilai
nominal dan instrinsik
21 Fungsi Negara Penjamin kebutuhan
minimal dan pendidikan
pembinaan melalui
baitul mal
Penentu kebijakan
melalui departemen-
departemen
22 Pertumbuhan Pertumbuhan dan
pemerataan, keadilan
Pertumbuhan ekonomi
23 Pencetakan mata uang Ditentukan oleh
permintaan di sektor riil
Tidak ditentukan
kebutuhan di sektor riil
24 Paradigma Islam Pasar
C. Manajemen Pemasaran
1. Definisi Manajemen Pemasaran
Menurut Paul Peter dan James Donnelly, marketing management
can be defined as “the process of planning and executing the conception,
pricing, promotion, and distribution of goods, services, and ideas to create
exchanges with target groups that satisfy customer and organizational
objectives”. Yang artinya sebagai berikut: manajemen pemasaran dapat
39
didefinisikan sebagai proses perencanaan, pelaksanaan gambaran (konsep)
dari harga, promosi dan distribusi barang, pelayanan, serta beberapa ide
yang saling berhubungan dengan objek lainnya untuk mencapai kepuasan
konsumen dan tujuan organisasi.50
Sementara itu, Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah
mendefinisikan manajemen pemasaran adalah kegiatan manajemen
berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi
apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen, dan bagaimana cara
pemenuhannya dapat diwujudkan.51
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri mendefinisikan manajemen
pemasaran sebagai proses yang mencakup analisis, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan juga mencakup barang, jasa serta gagasan,
berdasarkan pertukaran dan tujuannya adalah memberikan kepuasan bagi
pihak yang terlibat.52
2. Perkembangan Manajemen Pemasaran
Sejak revolusi industri, manajemen pemasaran telah mengalami
beberapa tahap perkembangan. Namun banyak juga perusahaan yang
masih berada pada tahap pertama. Adapun tahap-tahap perkembangan
tersebut adalah : 53
50
Paul Peter & James Donnelly, Marketing Management : knowledge and skills (New
York: The McGraw-Hill Companies, 2009), h. 15. 51
Ernie tisnawati sule dan kurniawan saefullah, Pengantar manajemen, edisi I (Jakarta:
Prenada Media,2005), h. 14. 52
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Rajawali Pers,
2012), h. 22. 53
Bashu Swastha, Azas - Azas Marketing, Cet.V (Yogyakarta: Liberty Offset
Yogyakarta, 2002), h. 23 - 27.
40
a. Tahap Orientasi Produksi
Dalam tahap pertama ini perusahaan berorientasi pada
produksi (production oriented). Tujuan dan perencanaan
perusahaan ditentukan oleh Bagian Produksi. Sedangkan fungsi
dari Bagian Penjualan hanya menjual hasil produksi saja; harga
sudah ditentukan oleh Bagian Produksi dan Keuangan.
Disini, usaha pemasarannya tidak ditujukan untuk
mendapatkan orang yang bersedia membeli produk dengan harga
yang layak. Adapun konsep yang dianut oleh perusahaan dalam
tahap ini disebut dengan konsep produk (product concept).
b. Tahap Orientasi Penjualan
Setelah perusahaan berhasil membuat barang secara besar-
besaran kemudian timbul masalah bagaimana menjual barang-
barang tersebut. Membuat barang yang baik saja tidak cukup
menjamin berhasilnya pemasaran. Hasil kerja dalam penjualan
masih diukur terutama dari volume penjualan yang dihasilkan, dan
bukan dari laba pemasaran.
Jadi, perusahaan yang berorientasi pada penjualan (sales
orientation) ini menganut sebuah konsep yang disebut konsep
penjualan (sales concept).
c. Tahap Orientasi Pemasaran
Pada tahap ketiga ini, perusahaan menganut konsep
manajemen pemasaran yang terintegrasi, dan diarahkan kepada
41
konsumen (consumer oriented) untuk mendapatkan volume
penjualan yang menguntungkan. Pemasaran mempunyai pengaruh
yang besar terhadap seluruh kebijaksanaan perusahaan baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
Disini, perusahaan lebih mementingkan kebutuhan dan
keinginan konsumen daripada hanya sekedar meningkatkan
penjualan. Perusahaan yang demikian ini menganut suatu konsep
yang disebut dengan konsep pemasaran (marketing concept).
d. Tahap Orientasi Manusia dan Tanggung Jawab Sosial
Tahap ini menyangkut kondisi sosial dan perekonomian
dalam tahun 1970-an, yaitu suatu tahap yang mana perusahaan
berorientasi pada masyarakat (societal orientation). Jika
perusahaan ingin berhasil atau bahkan dapat hidup terus, ia harus
dapat menanggapi cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan dalam
masyarakatnya.
Bagi perusahaan, laba merupakan tujuan pemasaran secara
berkelanjutan. Oleh karena itu, tujuan tersebut lebih baik diarahkan
untuk kepentingan jangka panjang. Di sini, perusahaan berusaha
memberikan kemakmuran kepada konsumen dan masyarakat untuk
jangka panjang. Konsep yang dianutnya disebut konsep pemasaran
masyarakat (society marketing concept).
42
3. Konsep Manajemen Pemasaran
Pada umumnya setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau
filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan
sebagai dasar dari setiap kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Konsep-konsep tersebut sifatnya dinamis, karena
berkembang atau berevolusi seiring dengan perjalanan waktu.
Pemilihan dan penerapan konsep pemasaran tertentu dipengaruhi
beberapa faktor, diantaranya nilai-nilai dan visi manajemen, lingkungan
internal dan lingkungan eksternal perusahaan. Perkembangan konsep
pemasaran meliputi : 54
a. Konsep Produksi
Pemasar yang berpegang pada konsep ini berorientasi pada
proses produksi/operasi (internal). Asumsi yang diyakini adalah
bahwa konsumen hanya akan membeli produk-produk yang murah
dan gampang diperoleh. Dengan demikian, kegiatan organisasi
harus difokuskan pada efisiensi biaya (produksi) dan ketersediaan
produk (distribusi), agar perusahaan dapat meraih keuntungan.
b. Konsep Produk
Dalam konsep ini, pemasar beranggapan bahwa konsumen
lebih menghendaki produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja,
fitur (features), atau penampilan superior.
54
Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa - Prinsip, Penerapan dan Penelitaian (Yogyakarta:
ANDI OFFSET, 2014), h. 4 - 5.
43
Konsekuensinya, pencapaian tujuan bisnis perusahaan
dilakukan melalui inovasi produk, riset, dan pengembangan, dan
pengendalian kualitas secara berkesinambungan.
c. Konsep Penjualan
Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat
penjualan (internal), di mana pemasar beranggapan bahwa
konsumen harus dipengaruhi (bilamana perlu dibujuk) agar
penjualan dapat meningkat, sehingga tercapai laba maksimum
sebagaimana menjadi tujuan perusahaan.
Dengan demikian, fokus kegiatan pemasaran adalah usaha-
usaha memperbaiki teknik-teknik penjualan dan kegiatan promosi
secara intensif dan agresif agar mampu mempengaruhi dan
membujuk konsumen untuk membeli, sehingga pada gilirannya
penjualan dapat meningkat.
d. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan (lingkungan
eksternal), dengan anggapan bahwa konsumen hanya akan bersedia
membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan
keinginannya serta memberikan kepuasan.
Implikasinya, fokus aktivitas pemasaran dalam rangka
mewujudkan tujuan perusahaan adalah berusaha memuaskan
pelanggan melalui pemahaman perilaku konsumen secara
menyeluruh yang dijabarkan dalam kegiatan pemasaran yang
44
mengintegrasikan kegiatan - kegiatan fungsional lainnya (seperti
produksi/operasi, keuangan, personalia, riset dan pengembangan,
dan lain-lain) secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para
pesaing.
e. Konsep Pemasaran Sosial
Pemasar yang menganut konsep ini beranggapan bahwa
konsumen hanya bersedia membeli produk-produk yang mampu
memuaskan kebutuhan dan keinginannya serta berkontribusi pada
kesejahteraan lingkungan sosial konsumen. Tujuan aktivitas
pemasaran adalah berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat
sekaligus memperbaiki hubungan antara produsen dan masyarakat
demi peningkatan kesejahteraan pihak-pihak terkait.
D. Kajian Tentang Marketing Mix
Kotler dan Amstrong mendefinisikan marketing mix sebagai
perangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh
perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar. Bauran
pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan
atau korporasi untuk mempengaruhi permintaan produknya. Dan ini dapat
digolongkan dalam empat kelompok variabel yang dikenal dengan “4P”
(Product, Price, Promotion, Place).55
Marketing Mix merupakan tool atau alat bagi marketer yang terdiri
dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu
55
Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, edisi VIII (Jakarta: Erlangga, 2001)
h. 71 - 72.
45
dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning
yang ditetapkan dapat berjalan sukses.56
Sedangkan menurut Sadono Sukirno dkk, mendefinisikan
marketing mix sebagai sekumpulan kegiatan yang saling berhubungan,
yang disusun dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan
seterusnya mengembangkan barang yang dibutuhkan, menentukan
harganya, mendistribusikannya, dan mempromosikannya.57
Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen mendefinisikan
marketing mix adalah gabungan beberapa metode untuk mempromosikan
produk sehingga mencapai hasil maksimum dengan biaya minimum;
mencakup riset pasar, strategi produk, promosi, harga dan distribusi.58
Dengan demikian elemen marketing mix terdiri dari 4 hal, yaitu :
1. Product (Produk)
a. Gambaran Umum Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan, atau
dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian,
tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran.59
Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah
mutu/kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (options),
56
Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta: PT. Salemba Emban Patria,
2001), h.58. 57
Sadono Sukirno, dkk, Pengantar Bisnis (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 209. 58
Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen, Kamus Istilah Manajemen, h. 30. 59
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran - Dasar, Konsep dan Strategi, cet.VII, (Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada,2004), h. 200.
46
gaya (style), merek (brand names), pengemasan (packaging),
ukuran (sizes), jenis (product lines), macam (product item),
jaminan (warranties), dan pelayanan (service).60
b. Klasifikasi Produk
Produk diklasifikasikan menjadi 2 macam berdasarkan tujuan dan
pemakaian, yaitu :61
(1) Barang Konsumsi (consumers – goods)
Barang konsumsi adalah barang yang dipergunakan oleh
konsumen akhir dan tidak untuk dikomersilkan. Barang konsumsi
dibagi menjadi 4, yaitu:
(a) Barang kebutuhan sehari-hari (convenience goods), yaitu
barang yang pada umumnya seringkali dibeli, seketika,
hanya sedikit membanding-membandingkan, dan usaha
membelinya minimal. Misalnya: sabun, permen, dan lain -
lain.
(b) Barang belanjaan (shopping goods), yaitu barang yang
dalam proses memilih dan membelinya sangat dipengaruhi
oleh pengaruh mode dan konsumen membandingkan
berdasarkan kesesuaian, mutu, dan harga. Misalnya:
pakaian, kursi tamu, alat-alat rumah tangga, sepatu dan
lain-lain.
60
Ibid., h. 200. 61
Djaslim Saladin, Intisari Pemasaran dan Unsur -Unsur Pemasaran, cet.III, (Bandung:
CV Linda Karya, 2003), h. 72 - 76.
47
(c) Barang khusus (speciality goods), yaitu barang yang
memiliki ciri unik dan merek khas dimana kelompok
konsumen bersedia berusaha lebih keras untuk
membelinya. Misalnya: sepeda motor, peralatan fotografi,
dan lain-lain
(d) Barang yang tidak dicari (unsought goods), yaitu barang
dimana konsumen tahu atau tidak mengenai barangnya,
tetapi pada umumnya tidak berpikir untuk membelinya.
Misalnya: batu nisan, asuransi jiwa dan lain-lain.
(2) Barang Industri (industrial goods)
Barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses
lebih lanjut atau dipergunakan dalam menjalankan bisnis. Barang
industri dibagi menjadi 3, yaitu:
(a) Barang dan suku cadang (material and parts), yaitu barang-
barang yang seluruhnya masuk ke dalam produk jadi.
Misalnya: bahan baku (bahan hasil pertanian dan hasil
alam) dan bahan jadi (benang, semen, kawat dan lain-lain )
serta suku cadang (ban, dinamo, dan lain-lain).
(b) Barang modal (capital items), yaitu barang-barang berat
atau barang modal. Misalnya: perlengkapan kantor,
instalasi untuk pabrik dan kantor, hard truck dan lain-lain.
(c) Perbekalan dan pelayanan (supplies and services), terdiri
dari operating supplies (perbekalan operasional) dengan
48
ciri-cirinya berumur pendek serta harga rendah misalnya
pelumas (oli), busi, dan lain-lain, kemudian usaha
pelayanan (business service) merupakan perbaikan alat
kantor atau jasa nasihat bisnis.
c. Strategi Mengembangkan Barang yang Dijual
Langkah pertama kegiatan perusahaan untuk berbisnis adalah
menciptakan barang. Untuk menciptakan sesuatu barang yang
sesuai dengan kebutuhan pasar, perlu dilakukan langkah berikut:
(1) mengumpulkan ide, (2) menilai kesesuaian berbagai ide yang
dikembangkan, (3) membuat penilaian atas barang yang akan
dikembangkan, (4) membuat model atau contoh barang, (5)
melakukan ujian terhadap sikap konsumen terhadap barang yang
diperkenalkan, dan (6) memasarkan barang yang baru diproduksi
dengan menciptakan penampilan barang yang cukup menarik dan
dapat mengundang minat konsumen untuk membeli.62
d. Acuan/Bauran Produk
Dalam pembahasan acuan/bauran produk (product mix), perlu
diperhatikan istilah product item dan product line, disamping
product mix itu sendiri. Product item adalah jenis produk tertentu,
yang mempunyai ciri-ciri spesifik menurut ukuran, harga,
penampilan (appearence) atau atribut lainnya, yang biasanya
62
Sadono Sukirno, dkk, Pengantar Bisnis, h.239 - 240.
49
berada dalam product line, dan mempunyai nama tersendiri dalam
daftar barang yang dihasilkan atau dijual oleh perusahaan. 63
Product Line adalah sekumpulan produk dalam product
mix, yang sangat erat hubungannya untuk memenuhi suatu
kebutuhan yang sama (contoh jenis-jenis lem), atau digunakan
bersama-sama (contoh alat-alat elektronik), atau dijual pada
kelompok konsumen tertentu (contoh alat-alat olahraga/sport) dan
dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama (contoh bahan
makanan dan minuman). Product Mix adalah kombinasi dari
semua produk (product line dan product item) yang
ditawarkan/dijual perusahaan kepada pembelinya. Sebagai contoh,
PT Aneka Gas Industri (AGI) mempunyai product mix yang terdiri
dari gas Oksigen (O2), gas Nitrogen (N2), gas Karbon Dioksida
(CO2), gas Argon (Ar), dan gas Acetyline (C2H2). 64
Acuan/bauran produk (product mix) suatu perusahaan dapat
dilihat dari lebar (width) jenis produk, kedalaman (depth) produk,
dan konsistensi dari produk itu. Lebar product mix adalah
banyaknya product line yang terdapat dalam perusahaan. Sebagai
contoh, PT Indria mempunyai empat product line yaitu lem
kuning, lem putih, hot-melt, dan dextrine. Kedalaman adalah rata-
rata banyaknya item dalam product line. Sebagai contoh, product
item PT Kimia Farma sebesar 226 dengan product line sebanyak
63
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran -Dasar, Konsep dan Strategi, h. 215. 64
Ibid.,h.215.
50
13, sehingga rata-rata kedalaman product mix adalah 17.
Konsistensi produk adalah sampai berapa jauh eratnya
hubungan/kaitan atau persamaan berbagai product line suatu
perusahaan dalam pemakaian/konsumsi akhirnya, produksi,
distribusi, dan sebagainya. 65
2. Price (Harga)
a. Gambaran Umum Harga
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi
dari barang beserta pelayanannya.66
Faktor-Faktor yang
mempengaruhi harga adalah : 67
(1) Demand for the product, dimana perusahaan perlu
memperkirakan permintaan terhadap produk yang merupakan
langkah penting dalam penetapan harga suatu produk.
(2) Target share of the market, yaitu market share yang ditargetkan
oleh perusahaan.
(3) Competitive reactions, yaitu reaksi dari pesaing
(4) Use of creams - skimming pricing of penetration pricing,yaitu
mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada
saat perusahaan memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau
dengan harga yang rendah.
65
Ibid.,h.216. 66
Bashu Swastha, Azas - Azas Marketing, h. 147. 67
Djaslim Saladin, Intisari Pemasaran dan Unsur - Unsur Pemasaran, h. 98.
51
(5) Other parts of the marketing mix, yaitu perusahaan perlu
mempertimbangkan kebijakan marketing mix (kebijakan
produk, kebijakan promosi dan saluran distribusi)
(6) Biaya untuk memproduksi atau membeli produk.
b. Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Keputusan Harga
(1) Faktor Internal 68
(a) Tujuan Pemasaran (marketing objektives)
Tujuan pemasaran berbeda-beda pada setiap
perusahaan. Biasanya ini tergantung pada ukuran
perusahaan, situasi keuangan, atau kondisi pasar. Paling
tidak, kita bisa membahas ada empat bentuk tujuan, yaitu
bertahan (survival), maksimalisasi keuntungan (current
profit maximization), memimpin pangsa pasar (market
share leadership), dan mutu produk (product quality).
Survival, adakalanya perusahaan menghadapi
kondisi sulit seperti keuangan sedang parah, penjualan
sedikit, tingkat persaingan tinggi pada saat-saat seperti ini,
perusahaan cenderung untuk survive saja. Dalam kondisi ini
perusahaan harus menetapkan harga murah atas produknya
agar volume penjualan dalam jumlah memadai dapat
tercapai. Tujuannya yang penting adalah menutupi biaya-
biaya variabel dan beberapa fixed cost.
68
Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran ; jelajahi dan rasakan, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2005), h. 167-170.
52
Memaksimalisasi keuntungan (profit maximization),
ini merupakan penetapan harga saat - saat kondisi
perusahaan sedang “menyenangkan”. Pada saat seperti ini,
kita mau memasang harga yang tinggi pun tidak ada
masalah karena konsumen tidak akan memalingkan
pilihannya dari produk kita.
Kepemimpinan pangsa pasar, kadang-kadang
perusahaan memiliki tujuan untuk menjaga
kepemimpinannya atas pangsa pasar. Ini mungkin penting
untuk menjaga skala produksi yang mereka miliki. Jadi,
dalam hal ini perusahaan memberikan harga semurah
mungkin untuk dapat mengamankan posisinya.
Keunggulan mutu produk, ada produk-produk
tertentu yang diposisikan sebagai produk yang bermutu
tinggi. Untuk itu, perusahaan harus menetapkan harga
tinggi pula. Penetapan harga ini bukan saja karena memang
biaya untuk memproduksi barang itu mahal, tetapi juga
untuk sinkronisasi citra yang ingin ditampilkan.
(b) Faktor Bauran Pemasaran
Faktor bauran pemasaran (selain harga) tentu saja
tidak bisa dilupakan. Unsur bauran pemasaran yang lain,
mulai dari produk, tempat kita mendistribusikan, dan
bagaimana program komunikasi pemasaran kita sangat
53
menentukan. Misalnya, ketika kita ingin menetapkan harga
dengan marjin yang kecil, mungkin kita harus
kompensasikan dengan saluran distribusi yang luas dan
massal pula. Sebalikya, bila kita ingin produk kita itu
ditujukan untuk sebuah segmen khusus, yang
mengapresiasi harga tinggi, pemilihan saluran distribusi
harus disesuaikan dengan segmen pasar itu.
(c) Faktor Biaya
Biaya merupakan bagian penting dalam menentukan
harga. Ada variabel biaya yang akan berubah-ubah sesuai
dengan unit produksi pada rentang produksi tertentu. Pada
kelompok biaya ini, ada biaya bahan baku, berbagai biaya
pendukung, atau biaya buruh. Ada pula biaya tetap (fixed
cost), mulai dari gaji eksekutif, fasilitas yang harus
dikenainya, dan berbagai biaya gaji.
(d) Faktor lain-lain
Selain dari tiga faktor utama ini, masih ada
beberapa faktor lain yang turut menentukan penetapan
harga produk, misalnya kebijakan perusahaan tentang siapa
yang memiliki otoritas untuk memutuskan harga, atau
bagaimana pembebanan kegiatan setiap departemen saat
menentukan harga akhir sebuah produk.
54
(2) Faktor Eksternal 69
(a) Pasar dan permintaan
Ini terkait dengan pembahasan kita tentang
maksimalisasi profit di atas. Kalau permintaan sedang
”membludak”, kita bisa luwes dalam memberi harga.
Contoh sederhananya adalah ketika dalam sebuah
kerumunan, cuaca panas, gerah, dan semua persyaratan
yang lengkap untuk membuat kita dahaga. Dalam situasi
ini, padagang yang melihat peluang seperti ini bisa
mematok harga dua kali lipat. Dengan harga setinggi ini
pun, konsumen tetap akan membeli.
(b) Biaya-biaya pesaing
Progam-program yang dijalankan pesaing sangat
menentukan harga dan paket penawaran yang kita berikan.
Anda bisa melihat dengan jelas, bagaimana persaingan di
bisnis jasa penerbangan di Indonesia. Masing-masing
perusahaan berusaha dengan caranya sendiri untuk
memberikan layanan harga murah.
c. Metode Dasar Penentuan Harga
Dalam menentukan suatu harga, terdapat beberapa metode
sederhana, yaitu : 70
69
Ibid., h.170 - 172. 70
Bashu Swastha, Azas - Azas Marketing, h.154 - 164.
55
(1) Harga Yang Didasarkan Pada Biaya
(a) Cost-plus pricing method
Dalam metode ini, penjual atau produsen
menetapkan harga jual untuk satu unit barang yang
besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah
dengan suatu jumlah untuk menutup laba yang diinginkan
(disebut marjin) pada unit tersebut; formulanya dapat
dilihat berikut ini:
(b) Mark-up pricing method
Variasi dari metode cost-plus adalah mark-up
pricing method yang banyak disukai oleh para pedagang.
Pedagang yang membeli barang-barang dagangan akan
menentukan harga jualnya setelah menambah harga beli
dengan sejumlah mark-up.
Jadi, mark-up ini merupakan kelebihan harga jual di
atas harga belinya. Keuntungan bisa diperoleh dari sebagian
mark-up tersebut.
(2) Analisa Break – Even
Sebuah metode penetapan harga yang didasarkan pada
permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya adalah
dengan analisa break-even. Perusahaan dapat dikatakan dalam
BIAYA TOTAL + MARJIN = HARGA JUAL
HARGA BELI + MARK UP = HARGA JUAL
56
keadaan break-even bilamana penghasilan (revenue) yang
diterima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan bahwa
harga jualnya sudah tertentu.
Menurut metode ini, perusahaan akan mendapatkan laba
bilamana penjualan yang dicapai berada pada di atas titik
break-even (titik pas-pasan); jika penjualan berada di bawah
titik break-even, maka perusahaan akan menderita kerugian.
(3) Analisa Marginal
Dalam analisa marjinal, harga ditentukan atas dasar
keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Untuk
mendapatkan laba maksimum, penjual/produsen dapat
menentukan harga per unit dimana permintaan per unit
seimbang dengan biaya per unitnya.
Metode ini sama seperti analisa marjinal tentang
permintaan dan penawaran yang dikemukakan oleh ahli-ahli
ekonomi klasik maupun neoklasik. Mereka mengembangkan
teori tentang persaingan monopoli atau persaingan tidak
sempurna.
d. Strategi Penetapan Harga
Menetapkan harga memerlukan pertimbangan yang serius
karena keuntungan usaha sangat bergantung kepada keputusan
tersebut. Dalam menetapkan harga perlu diperhatikan hal-hal
berikut: (1) harga yang ditetapkan perlu mewujudkan keuntungan,
57
(2) volume penjualan yang diharapkan, (3) persaingan perusahaan
lain, (4) persepsi masyarakat terhadap barang yang diproduksikan,
dan (5) kedudukan perusahaan dalam pasar. 71
3. Promotion (Promosi)
a. Gambaran Umum Promosi
Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan
pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku
pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga
menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut.72
Ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam promosi, yaitu : 73
(1) Identifikasi terlebih dahulu target audience-nya, hal ini
berhubungan dengan segmentasi pasar.
(2) Tentukan tujuan promosi, apakah untuk menginformasikan,
mempengaruhi atau untuk mengingatkan.
(3) Pengembangan pesan yang disampaikan, hal ini berhubungan
dengan isi pesan (what to say), struktur pesan (how to say it
logically), gaya pesan (creating a strong presence), sumber
pesan (who should develop it).
(4) Pemilihan bauran komunikasi; apakah itu personal
communication atau non- personal communication.
71 Sadono Sukirno, dkk, Pengantar Bisnis, h. 240.
72 Djaslim Saladin, Intisari Pemasaran dan Unsur -Unsur Pemasaran, h. 123.
73 Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 63.
58
b. Strategi Mempromosikan Barang
Pada taraf awal dari usaha memperkenalkan barang baru,
promosi berperan sebagai cara untuk memperkenalkan barang
kepada konsumen. Kegiatan promosi merupakan kegiatan yang
menjadi jembatan yang menghubungkan produsen dan konsumen.
Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :74
(1) Pengiklanan (advertensi) dapat dilakukan dengan menggunakan
billboard atau melalui advertensi di surat kabar dan majalah.
Kadang-kadang advertensi dilakukan melalui media radio dan
televisi. Pengiklanan juga dilakukan dalam Yellow Pages.
(2) Mengirimkan brosur langsung kepada konsumen melalui pos
atau dengan cara memberikan secara langsung.
(3) Penjualan langsung. Hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan
yang memproduksi barang yang mahal dan barang dibuat
menurut selera konsumen. Wakil produsen akan mendatangi
para konsumen untuk menawarkan barangnya.
(4) Publisitas. Ini dilakukan oleh surat kabar, majalah, dan televisi.
Dengan menulis organisasi/perusahaan yang menghasilkan
barang atau menulis barang yang diproduksi, publisitas tersebut
telah membantu memperkenalkan barang yang sedang
dipromosikan.
74
Sadono Sukirno, dkk, Pengantar Bisnis, h. 241.
59
c. Acuan/Bauran Promosi (promotional mix)
Kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan
menggunakan acuan/bauran promosi yang terdiri dari: 75
(1) Advertensi, merupakan suatu bentuk penyajian dan promosi dari
gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor
tertentu yang bersifat non personal. Media yang sering
digunakan dalam advertensi ini adalah radio, televisi, majalah,
surat kabar, dan billboard.
(2) Personal Selling, yang merupakan penyajian secara lisan dalam
suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli
dengan tujuan agar dapat terealisasinya penjualan.
(3) Promosi Penjualan (sales promotion), yang merupakan segala
kegiatan pemasaran selain personal selling, advertensi dan
publisitas, yang merangsang pembelian oleh konsumen dan
keefektifan agen seperti pameran, pertunjukkan, demonstrasi
dan segala usaha penjualan yang tidak dilakukan secara teratur
atau kontinyu.
(4) Publisitas (publicity), merupakan usaha untuk merangsang
permintaan dari suatu produk secara nonpersonal dengan
membuat, baik yang berupa berita yang bersifat komersial
tentang produk tersebut di dalam media tercetak atau tidak,
maupun hasil wawancara yang disiarkan dalam media tersebut.
75
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran - Dasar, Konsep dan Strategi, h. 268 - 269.
60
4. Place (Tempat/Saluran Distribusi)
a. Gambaran Umum Tempat/Saluran Distribusi
Saluran distribusi adalah seperangkat lembaga yang melakukan
semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan
produk dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen.76
Kegiatan distribusi merupakan kegiatan yang saling terkait,
sehingga perusahaan perlu merencanakan dan mengintegrasikan
dengan baik. Distribusi produk dari produsen ke konsumen
biasanya melibatkan sejumlah perantara pemasaran, yaitu
organisasi yang terlibat dalam perpindahan barang dan jasa dari
produsen ke konsumen.77
b. Bentuk Pola Saluran Distribusi
Bentuk pola saluran distribusi dapat dibedakan atas : 78
(1) Saluran Langsung, yaitu: Produsen Konsumen
(2) Saluran Tidak Langsung, yang dapat berupa :
(a) Produsen Pengecer Konsumen
(b) Produsen Pedagang Besar/Menengah Pengecer
Konsumen
(c) Produsen Pedagang Besar Pedagang Menengah
Pengecer Konsumen
76
Djaslim Saladin, Intisari Pemasaran dan Unsur - Unsur Pemasaran, h. 107 77
Indo Yama Nasaruddin dan Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 110. 78
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran - Dasar, Konsep dan Strategi, h. 234.
61
c. Strategi Pendistribusian Barang
Hal pertama yang perlu dipikirkan dalam menentukan strategi
pendistribusian adalah menentukan pihak yang akan mendistribusikan
barang; yaitu apakah diserahkan kepada pihak lain atau didistribusikan
sendiri langsung ke konsumen. Apabila dilakukan oleh pihak lain,
pendistribusian barang dapat dilakukan oleh jenis distributor yang
berikut: pedagang besar (wholesaler) atau grosir; pedagang eceran dan
agen penjual. 79
Hal kedua yang perlu dikembangkan dalam mengelola kegiatan
pendistribusian adalah menentukan cara-cara penggudangan dari
barang yang akan didistribusikan. 80
5. Konsep Marketing Mix dalam Islam
a. Gambaran Umum Marketing Mix Syariah
Implementasi syariat dalam variabel-variabel bauran pemasaran
(marketing mix) dapat dilihat, misalnya pada produk, barang dan
jasa yang ditawarkan adalah yang berkualitas atau sesuai dengan
yang dijanjikan.81
Kita Mengenal 4P sebagai marketing-mix, yang elemennya
adalah product (produk), price (harga), place (tempat/disribusi),
promotion (promosi) yang diperkenalkan oleh Jerome McCarthy.
Product dan price adalah komponen dari tawaran (offer),
79
Sadono Sukirno, dkk, Pengantar Bisnis, h. 240. 80
Ibid.,h.241. 81
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, menggagas
bisnis Islami, h. 170.
62
sedangkan place dan promotion adalah komponen dari akses
(access).82
Bagi perusahan syariah, untuk komponen tawaran (offer),
produk dan harga haruslah didasari dengan nilai kejujuran dan
keadilan; sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Kualitas produk
yang diberikan harus sesuai dengan yang ditawarkan. Jadi, sangat
dilarang bila perusahaan menyembunyikan kecacatan dari produk-
produk yang mereka tawarkan. Sedangkan dalam menentukan
harga, perusahaan haruslah mengutamakan nilai keadilan. Jika
kualitas produknya bagus, harganya tentu bisa tinggi. Sebaliknya,
jika seseorang telah mengetahui keburukan yang ada di balik
produk yang ditawarkan, harganya pun harus disesuaikan dengan
kondisi produk tersebut.
Promosi bagi perusahaan yang berlandaskan syariah haruslah
menggambarkan produk secara riil apa yang ditawarkan dari
produk-produk atau service-service perusahaan tersebut. Promosi
yang tidak sesuai dengan kualitas atau kompetensi, contohnya
promosi yang menampilkan imajinasi yang terlalu tinggi bagi
konsumennya, adalah termasuk dalam praktik penipuan dan
kebohongan. 83
Dalam menentukan place atau saluran distribusi, perusahaan
harus mengutamakan tempat-tempat yang sesuai dengan target
82
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, syariah marketing, cet.III
(Bandung: PT Mizan Pustaka), h. 177. 83
Ibid., h. 178.
63
market sehingga dapat efektif dan efisien. Sehingga, pada intinya,
dalam menentukan marketing-mix, proses integrasi terhadap offer
dan access, harus didasari oleh prinsip-prinsip keadilan dan
kejujuran. 84
b. Strategi Marketing Mix dalam islam
Formulasi strategi pemasaran pemasaran berakhir dengan
ditetapkannya keputusan taktis-strategi yang memberikan kerangka
kerja yang luas dan berjangka panjang (setahun atau biasanya
lebih) bagi tindakan pemasaran. Keputusan yang dimaksud terdiri
dari hal-hal berikut ini.85
(1) Keputusan Produk
Berkenaan dengan penetapan produk yang secara potensial
dinilai oleh pasar sasaran atau kualitasnya, yakni paduan
manfaat atau kepuasan yang ditimbulkan, atribut produk yang
dibawanya, juga perluasan produk. Misalnya, Cadillac. Ia
ditetapkan sebagai produk mobil yang memberikan
kenyamanan, ketenangan, dan kepercayaan; memberikan
pelayanan pasca jual berupa garansi, citra perusahaan, dan
kenyamanan distribusi/pengiriman.
(2) Keputusan Penetapan Harga
Keputusan ini memasukkan faktor biaya, persaingan dan
permintaan. Penetapan harga seyogyanya dilakukan setelah
84
Ibid., h. 179. 85
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, menggagas
bisnis Islami, h. 170 - 172.
64
perusahaan memonitoring harga yang ditetapkan pesaing agar
harga yang ditentukan kompetitif, tidak terlalu tinggi atau
sebaliknya. Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk
menentukan harga yang tepat.
(a) Strategi Harga Cost – Plus, yakni harga dihitung dari biaya
ditambah margin keuntungan yang diinginkan (persentase
dari biaya).
(b) Strategi harga mark – up, di mana harga dihitung sebagai
suatu persentase dari harga jual.
(c) Strategi harga break – even (impas), harga dihitung dengan
menentukan tingkat penjualan yang diperlukan untuk
menutup seluruh biaya tetap dan variabel. Jika biaya tetap
RP 100.000,00, biaya variabel per unit Rp 2,00 dan harga
per unit Rp 4,00, maka perusahaan harus menjual 50.000
unit untuk mencapai titik impas (atau sama dengan
100.000/(4-2)).
(d) Strategi harga going – rate, berarti harga ditetapkan sama
dengan harga produk pesaing.
(3) Keputusan Distribusi
Di sini, perusahaan memutuskan pilihan jaringan distribusi
yang dipandang efektif dan efisien untuk menghubungkan
produsen dengan konsumen tanpa harus menzalimi pesaing lain.
Apakah pola distribusi langsung produsen-konsumen atau pola
65
produsen-agen-distributor-pengecer-konsumen. Atau, dapat juga
kombinasi dan modifikasi di antara dua pola umum tersebut.
Pilihan pola distribusi sangat bergantung pada tingkat efesiensi
dan efektivitasnya.
(4) Keputusan Promosi
Promosi lebih luas dari sekadar iklan. Keputusannya dapat
berupa salah satu atau kombinasi dari penggunaan keempat
elemen berikut.
(a) Promosi Penjualan, diantaranya melalui pertandingan,
kontes, contoh gratis, pameran perdagangan, kupon, dan
harga promosi.
(b) Iklan, berupa iklan cetak, iklan tayangan, iklan billboard,
serta logo dan informasi pada kemasan.
(c) Publisitas, seperti mencetak/menayangkan berita di media,
laporan tahunan, juga pidato karyawan.
(d) Penjualan Personal, seperti persentasi penjualan secara
perorangan atau pemasaran jarak jauh (telemarketing).
Semua elemen promosi ini harus dihindarkan dari tindak
kebohongan, ilusi ketidaksenonohan, serta publikasi produk
yang menghalalkan segala cara.
66
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata - kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.1
Penulis menggunakan pendekatan secara deskriptif-normatif.
Penelitan deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu
gejala/suatu masyarakat tertentu.2 Selain itu, penulis juga mencari
kesesuaian antara teori etika bisnis Islam dengan penerapan strategi
marketing mix pada manajemen pemasaran Supermarket TIP TOP.
B. Data Penelitian
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama
melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang berupa interview,
1 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, cet.XXIV (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 6. 2 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, cet.II
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004), h. 104.
67
observasi, maupun penggunaan instrumen yang khusus dirancang
sesuai dengan tujuannya.3 Sumber data primer diperoleh langsung dari
subyek penelitian, yaitu manajer operasional pusat Supermarket TIP
TOP.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak
langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya.4 Data sekunder
diperoleh dari bacaan, literatur kepustakaan, dan dokumentasi dari
Supermarket TIP TOP yang sesuai dengan penelitian ini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknis pengumpulan data yang dilakukan oleh
penulis melalui beberapa hal, yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki.5 Teknik ini menuntut adanya
pengamatan dari si peneliti baik secara langsung ataupun tidak
langsung terhadap objek penelitian.6 Dalam penelitian ini, penulis
melakukan pengamatan langsung di Supermarket TIP TOP.
3 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 36.
4 Ibid., h. 91.
5 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian:Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, h. 69.
6 Ibid.,h.51.
68
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dimana 2 orang
atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang
lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya.7
Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan
yang diwawancarainya, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti
memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain.8.
Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan manajer
operasional pusat Supermarket TIP TOP untuk melengkapi data-data
yang dibutuhkan.
3. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku
harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan kasus, rekaman kaset,
rekaman video, foto dan lain sebagainya.9 Data-data dalam landasan
teori dan pengembangan teori diperoleh dari beberapa literatur, seperti
buku, internet dan sumber referensi lainnya. Selain itu, peneliti
melakukan studi dokumentasi melalui data-data dan foto yang
diberikan oleh Supermarket TIP TOP.
D. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian dalam penelitian ini adalah manajer operasional
pusat Supermarket TIP TOP.
7 Ibid.,h.88.
8 Ibid.,h.51.
9 Ibid.,h.101.
69
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Kantor Pusat Supermarket TIP TOP
Rawamangun, Jakarta Timur.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis bersifat
deskriptif-normatif. Data dikumpulkan dari berbagai sumber baik langsung
maupun tidak langsung dan disajikan dalam bentuk tulisan kemudian
dilakukan analisis. Jadi dalam analisis data ini, penulis akan
mendeskripsikan perihal tentang manajemen pemasaran dan konsep
marketing mix serta penerapannya pada Supermarket TIP TOP, setelah itu
penulis akan mengkorelasikan teori dan penerapannya dalam bentuk
tinjauan umum dalam perspektif etika bisnis Islam.
Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:10
1. Mengumpulkan data, yaitu data yang dikumpulkan berasal dari
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
2. Mengklarifikasi materi data, langkah ini digunakan untuk memilih data
yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.
Mengklarifikasi materi data dapat dilakukan dengan mengelompokkan
data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi.
10
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika,
2010), h. 48.
70
3. Pengeditan, yaitu melakukan penelaahan terhadap data yang terkumpul
melalui teknik-teknik yang digunakan kemudian dilakukan penelitian
dan pemeriksaan kebenaran serta perbaikan apabila terdapat kesalahan
sehingga mempermudah proses penelitian lebih lanjut.
4. Menyajikan data, yaitu data yang telah ada dideskripsikan secara
verbal kemudian diberikan penjelasan dan uraian berdasarkan
pemikiran yang logis, serta memberikan argumentasi dan dapat ditarik
kesimpulan.
F. Teknik Penulisan
Teknik penulisan dalam penelitian ini berpedoman pada buku
pedoman penulisan skripsi 2012 yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
71
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Gambaran Umum Supermarket TIP TOP
1. Sejarah Berdirinya dan Perkembangan Supermarket TIP TOP
Supermarket TIP TOP didirikan oleh Alm. Rusman Maamoer. Ia
lahir pada tanggal 3 November 1933 di Kota Padang dan meninggal di
Singapura pada tanggal 26 Desember 2007 ketika berusia 74 tahun.1
Potensi bisnis yang ada didalam dirinya mulai tampak pada saat
berusia 11 tahun. Di usia 11 tahun, ayah Rusman memberikannya
modal untuk membuka usaha. Berbekal uang itu, Rusman berjualan
kelapa. Sebuah gerobak menjadi modal Rusman menjajakan
dagangannya. Jarak 10 kilometer kerap harus dilaluinya.2
Sewaktu mahasiswa, Rusman menyelesaikan pendidikan di
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Rusman
pernah menjadi pegawai negeri sipil di Bank Pembangunan Daerah
(BPD). Rusman merupakan orang yang berhasil mengembangkan BPD
pertama di Sumatera Barat.3 Namun, panggilan berbisnis begitu
kencang, tekadnya bulat. Rusman hanya ingin bekerja selama tujuh
tahun di BPD. Jalan bisnis jadi pilihannya. Pilihan itu tak semulus
1 “Rusman Maamoer”, artikel diakses pada 08 Agustus 2015 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Rusman_Maamoer. 2 “Swalayan TIP TOP, Kisah Sukses Minimarket Islami”, artikel diakses pada 08 Agustus
2015 dari http://www.dream.co.id/dinar/swalayan-tiptop-kisah-sukses-minimarket-islami-i-
1502187.html. 3 Wawancara Pribadi dengan Abdul Wahid Andriansyah. Jakarta, 24 Agustus 2015.
72
yang dibayangkan. Beberapa kali jatuh bangun membangun usaha,
Rusman memutuskan melalangbuana ke Benua Biru, Eropa.
Tujuannya, mereguk informasi sebanyak mungkin soal bisnis yang
akan dijalaninya.4
Puas dengan ilmu yang diperolehnya, Rusman mantap memulai
bisnis baru. Minimarket menjadi pilihannya. Sebuah toko seluas 400
meter persegi jadi pijakan pertamanya. Nama TIP TOP dipilih untuk
memulai bisnisnya tersebut. Tekad Rusman membangun bisnis begitu
besar. Terjun langsung memburu barang-barang jualan rela dilakoni.
Pergi ke pasar tradisional membeli bawang, cabai jadi kegiatan
rutinnya. Sejak memulai bisnis swalayan, Rusman memantapkan hati.
Bisnisnya ini harus berjalan dengan prinsip Islami. Haram baginya
menjual minuman keras apalagi daging babi. Lambat laun bisnis
Rusman terus berkembang. Swalayan dengan prinsip Islami direspon
positif masyarakat. Sambutan publik terhadap TIP TOP benar-benar
diluar bayangan Rusman.5
Dimulai tahun 1979, toko pertama TIP TOP didirikan dikawasan
Rawamangun, Jakarta Timur dengan nama TIP TOP Plaza. Kemudian,
pada tahun 1985, TIP TOP Plaza memperluas jenis usaha dan konsep
minimarket berubah menjadi Supermarket dan Departmen Store serta
4 “Swalayan TIP TOP, Kisah Sukses Minimarket Islami (I)”, artikel diakses pada 08
Agustus 2015 dari http://www.dream.co.id/dinar/swalayan-tiptop-kisah-sukses-minimarket-islami-
i-1502187.html. 5 Ibid.,
73
dilengkapi dengan mainan anak anak.6 Juni 1991, swalayan TIP TOP
di Rawamangun dilanda musibah. Api melalap semua toko yang
dirintisnya itu. Barang persediaan, inventaris, gedung, semuanya ludes
terbakar. Tak ada yang tersisa. Tak hanya Rusman, musibah ini
memukul perasaan karyawannya. Sedih bahkan menangis melanda hati
para pegawainya.7
Tak butuh waktu lama, TIP TOP kembali berdiri. Di areal lama
selang dua pekan, TIP TOP beroperasi. Namun cobaan belum berhenti,
tumpukan hutang hingga Rp 2 miliar membelit Rusman. Dia punya
stok barang milik para pemasok. Sampai akhirnya pada 1992, semua
terbayar lunas. Semua dilalui dengan perjuangan siang malam.
Februari 1992, semua kembali normal.8
Perkembangan supermarket TIP TOP ditahun berikutnya
mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Di tahun 1992 membuka
outlet kedua di daerah Ciputat, Tangerang. Outlet ketiga didirikan di
daerah Cimone, Tangerang pada tahun 1999. Pada tahun 2001 dan
2004 mendirikan outlet keempat dan kelima di daerah Pondok Bambu,
Jakarta Timur dan Depok, Jawa Barat. Dan outlet keenam serta ketujuh
sama-sama didirikan di daerah Bekasi pada tahun 2007 dan 2014.9
6 “Profil TIP TOP”, artikel diakses pada tanggal 08 Agustus 2015 dari
http://www.tiptop.co.id/profil.php. 7 “Swalayan TIP TOP, Kisah Sukses Minimarket Islami (II)”, artikel diakses pada 08
Agustus 2015 dari http://www.dream.co.id/dinar/swalayan-tiptop-kisah-sukses-minimarket-islami-
i-1502187.html. 8 Ibid.,
9 “Profil TIP TOP”, artikel diakses pada tanggal 08 Agustus 2015 dari
http://www.tiptop.co.id/profil.php
74
2. Visi, Misi dan Komitmen Supermarket TIP TOP 10
a. Visi
Berguna bagi orang banyak.
b. Misi
Memuaskan hati orang banyak dengan menjalankan sistem
usaha yang Islami.
Menyediakan barang dengan harga murah.
Menyatukan kekuatan untuk menjadi yang terdepan /
terbaik di bidangnya.
c. Komitmen TIP TOP
Menyediakan barang-barang kebutuhan Anda dengan harga
murah dan bersaing.
Menyediakan produk yang beraneka ragam dan berkualitas
tinggi.
Hanya menyediakan barang-barang halal.
Memberikan harga-harga promosi untuk bermacam-macam
produk setiap bulan.
Melayani pelanggan kami sebaik mungkin.
Menjadikan TIP TOP menjadi toko yang Anda percayai
dan senangi sepanjang masa.
10
Ibid.,
75
3. Produk dan Layanan Supermarket TIP TOP 11
a. Ragam Produk
TIP TOP menyediakan keperluan harian Anda selengkap
dan semurah mungkin. Untuk menambah keanekaragaman produk,
disamping menjual kebutuhan rumah tangga Anda, TIP TOP juga
menyediakan kebutuhan busana, elektronik, pecah belah, olah raga
dan furnitur.
Bagi pengunjung yang sudah berkeluarga, Anda bisa
leluasa berbelanja karena TIP TOP menyediakan arena bermain
anak-anak seperti bumper car, kuda-kudaan, dan masih banyak lagi
sehingga Anda bisa leluasa berbelanja sambil anak-anak Anda
bermain.
b. Layanan Pembayaran
TIP TOP menerima pembayaran dengan Kartu Kredit /
Debit: Visa, Master Card, Sodexo Gift Pass, Debit BCA, BCA
Card, Visa Electron, Maestro, American Express. Semua transkasi
pembayaran tidak dikenakan biaya tambahan.
11
Ibid.,
76
B. Implementasi Strategi Marketing Mix Supermarket TIP TOP
1. Product (Produk)
Produk yang dijual oleh Supermarket TIP TOP pada dasarnya
sama dengan produk yang dijual di supermarket konvensional, seperti
makanan, minuman, produk segar, sayuran, buah, daging, ikan dan
sebagainya. Supermarket TIP TOP selalu menjaga kualitas barang
yang dijualnya, mulai penerimaan barang sampai terjual kepada
konsumen. Proses penerimaan barang dilakukan oleh staff shaker. Staff
shaker mempunyai kewajiban untuk memeriksa kualitas atau
kelayakan barang yang akan dijual kepada konsumen. Misalnya,
produk kaleng tidak boleh penyok dan karatan, produk kemasan plastik
tidak boleh sobek, produk susu tidak boleh kembung dan masa
kadaluarsa (expired) produk. Setelah dikontrol oleh staff shaker,
barang tersebut disusun dengan baik, dalam arti semua produk tidak
boleh dibanting, diduduki dan dilempar.
Proses berikutnya adalah pendisplay-an, Supermarket TIP TOP
melakukan proses pendisplay-an sama seperti supermarket pada
umumnya, yaitu menggunakan konsep First In First Out dan Eye
Level. Konsep First In First Out merupakan produk yang datang atau
masuk pertama kedalam gudang dan harus terjual lebih awal.
Kemudian konsep Eye Level merupakan produk yang terlihat pertama
kali oleh mata konsumen ketika masuk kedalam supermarket. Produk
pertama yang kita lihat adalah produk yang sejajar dengan mata kita,
77
cakupannya sekitar 30 cm keatas dan 30 cm kebawah. Disinilah
produk-produk yang sedang promo, turun harga atau mendapatkan
diskon besar akan di blow up di rak-rak pendisplay-an.
Strategi pengembangan produk pada Supermarket TIP TOP selain
menerapkan standar pendisplay-an yang menarik baik dari konsep
First In First Out dan Eye Level, juga membuat konsep Floor Display.
Floor Display merupakan sebuah cara menarik konsumen untuk
membeli produk dengan menata sebuah produk di atas lantai, misalnya
menata kardus-kardus dengan produk tertentu dan disusun menjadi
piramida dan lain-lainnya. Penataan Floor Display harus unik dan
indah agar konsumen tertarik untuk melihat dan akhirnya membeli
produk tersebut.
Supermarket TIP TOP selalu melakukan inovasi pengembangan
produk dengan mengikuti tren atau gaya hidup masyarakat. Misalnya,
dahulu kita hanya mengenal popok hanya untuk bayi dengan tipe tape
(perekat) dan pants (celana), namun dengan adanya perubahan zaman,
popok juga digunakan oleh perempuan dewasa. Hal ini menandakan
produk popok sudah mengalami perkembangan, bahkan belakangan ini
muncul trend di masyarakat (khususnya perempuan dewasa), popok
perempuan dewasa semakin tipis agar memudahkan aktivitasnya.
Untuk mencapai target penjualan produk, Supermarket TIP TOP
melakukannya secara per kategori. Misalnya, kategori food dan non
food. Food terdiri dari konfeksionari (produk manisan dan lain-lain)
78
dan beverage (produk minuman). Sedangkan non food terdiri dari
freshcare, mouthwash, skincare, perawatan tubuh dan alat-alat
kebersihan rumah tangga. Masing-masing kategori harus mencapai
target penjualan produk dengan mengikuti pola konsumsi masyarakat.
2. Price (Harga)
Dalam menentukan harga pada setiap produk yang dijual,
Supermarket TIP TOP terlebih dahulu menetapkan harga pembelian
dari supplier. Jika harga pembelian sudah termasuk pajak, maka
Supermarket TIP TOP harus menentukan harga rata-rata produk
ditambah margin kemudian terbentuklah harga jual produk. Lain hal,
jika harga pembelian dari supplier belum termasuk pajak, maka
Supermarket TIP TOP harus menentukan terlebih dahulu pajaknya.
Metode dasar penetapan harga pada Supermarket TIP TOP
menggunakan Cost-Plus Pricing Method. Formulanya adalah :
Untuk mencegah kekeliruan harga produk pada price ticket dengan
komputer, Supermarket TIP TOP selalu melakukan update by system
setiap satu jam sekali. Kebijakan perubahan harga ditentukan oleh
kantor pusat yaitu di Supermarket TIP TOP Rawamangun. Setelah
disetujui, data perubahan dan data update penjualan akan langsung
dikirim ke setiap cabang. Data tersebut akan diterima oleh staff bagian
BIAYA TOTAL + PAJAK+ MARJIN = HARGA JUAL
79
perubahan harga. Staff tersebut akan merubah semua harga sesuai
dengan update perubahan harga di hari itu.
Strategi harga yang diterapkan oleh Supermarket TIP TOP adalah
menjual produk dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat
sekitar (murah) dengan mutu/kualitas tinggi. Untuk menekan harga,
Supermarket TIP TOP melakukan kerjasama dengan mitra dari luar
daerah. Mayoritas mitranya merupakan para pelaku Usaha Kecil dan
Menengah, misalnya di daerah Bogor atau Brebes.
Supermarket TIP TOP tidak mengambil keuntungan besar, hal ini
dikarenakan sesuai dengan visi misinya yaitu membantu masyarakat
sekitar dalam memenuhi kebutuhannya (pada kondisi tertentu
Supermarket TIP TOP memberikan subsidi pada produk yang
dijualnya) serta untuk menjaga perputaran produk agar tidak
mengalami kadaluarsa.
3. Place (Tempat/Distribusi)
Saat ini, kantor pusat Supermarket TIP TOP berada di daerah
Rawamangun, Jakarta Timur. Sebuah tempat strategis yang terletak di
kawasan kota industri sehingga memberikan kemudahan dalam proses
distribusi barang baik dari dalam kota maupun luar kota. Selain itu,
Supermarket TIP TOP sudah memiliki 6 cabang yang tersebar di
wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi.
Berikut adalah kantor pusat dan cabang Supermarket TIP TOP :
80
a. Kantor Pusat
Rawamangun
Jl. Balai Pustaka Timur 31-35, Jakarta Timur.
Telp. +62 21 489 - 2154 / 470 - 2151
b. Kantor Cabang
Ciputat
Jl. R.E. Marthadinata No. 5 Ciputat, Tangerang Selatan.
Telp. +62 21 749 - 1777 / 743 - 0728
Pondok Bambu
Jl. Pahlawan Revolusi No. 25 Jakarta Timur.
Telp. +62 21 860 - 0202 / 860 - 2484
Depok
Jl. Tole Iskandar, Mekar Jaya, Depok, Sukmajaya.
Telp. +62 21 7783 - 4357 / 7783 - 4343
Cimone
Jl. Gatot Subroto No. 17, Cimone, Tangerang.
Telp. +62 21 552 - 7977 / 552 - 8452
Pondok Gede
Jl. Jatimakmur No. 30 Pondok Gede, Bekasi.
Telp. +62 21 8497 - 9079 / 8497 - 9077
Tambun
Jl. Mustika Jaya, Tambun Selatan, Bekasi.
Telp. +62 21 8262 - 0000
81
Dalam melakukan strategi pendistribusian barang dari pusat ke
cabang, setiap cabang di Supermarket TIP TOP dilengkapi gudang
yang sangat luas. Jadi, masing-masing cabang berusaha mandiri untuk
memenuhi kebutuhannya. Supermarket TIP TOP juga mempunyai
gudang tambahan, yang dinamakan dengan gudang buffer. Gudang
buffer berfungsi untuk menjaga ketersediaan barang agar tidak terjadi
kekosongan produk di setiap cabang Supermarket TIP TOP.
Untuk menjaga stok produk di setiap cabang, ketersediaan gudang
buffer dibagi berdasarkan 2 wilayah, area Timur dan area Barat.
Wilayah area Timur meliputi Rawamangun, Pondok Bambu, Pondok
Gede dan Tambun. Sedangkan wilayah area Barat meliputi Ciputat,
Depok dan Cimone. Setiap wilayah hanya terdapat satu gudang buffer.
Gudang buffer di wilayah area timur berada di Supermarket TIP TOP
cabang Pondok Bambu dan wilayah area barat berada di Supermarket
TIP TOP cabang Ciputat.
Selain itu, strategi tempat yang dilakukan oleh manajemen
Supermarket TIP TOP menggunakan one stop shopping. Sebuah
konsep yang menawarkan kemudahan berbelanja barang-barang
kebutuhan pokok dengan tunjangan tambahan fasilitas terbaik dalam
satu titik. Fasilitas tambahan yang terdapat di Supermarket TIP TOP
adalah :
82
a. Tempat Ibadah
Supermarket TIP TOP menyediakan tempat ibadah bagi
konsumen yang beragama muslim. Seluruh outlet Supermarket TIP
TOP mewajibkan melantunkan lagu suara adzan ketika sudah tiba
waktunya. Dengan adanya fasilitas seperti ini akan memudahkan
konsumen dalam melaksanakan kewajibannya.
b. Arena bermain anak outdoor atau indoor
Supermarket TIP TOP juga menyediakan arena bermain untuk
anak di setiap cabangnya.
c. Foodcourt
Tempat makan pun disediakan oleh Supermarket TIP TOP,
berada di lantai 2 di setiap cabang.
d. Tempat parkir yang luas
Tempat parkir yang luas juga salah satu fasilitas yang disediakan
oleh Supermarket TIP TOP dengan keamanan di setiap sisinya. Hal
ini membuat rasa aman dan nyaman bagi customer yang akan
berbelanja di Supermarket TIP TOP.
4. Promotion (Promosi)
Dalam melakukan promosi kepada konsumen, Supermarket TIP
TOP tidak menggunakan media elekronik maupun media cetak
nasional. Hal ini dikarenakan selain kurang efektif, jangkauan
masyarakat untuk berbelanja di Supermarket TIP TOP hanya disekitar
wilayah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi.
83
Hal ini diungkapkan langsung oleh Bapak Abdul Wahid
Andriansyah selaku manajer operasional pusat Supermarket TIP TOP :
“Kenapa TIP TOP tidak masuk iklan sih ya? Karena buat kita
tidak efektif, kenapa? Kalau masuk ke iklan TV berarti tokonya harus
nasional sedangkan TIP TOP hanya ada di JADETABEK, bagaimana
orang daerah yang mau berbelanja di TIP TOP? Makanya kita tidak
bermain di media nasional seperti itu. Kenapa gak ke koran juga?
Sama,koran kan juga nasional, artinya kita lebih ke situ(media online),
kita bermain dengan low cost high impact lah artinya dengan biaya
serendah mungkin kita berharap impact nya lebih maksimal.”12
Strategi Promosi yang dilakukan oleh Supermarket TIP TOP
menggunakan konsep low cost high impact, artinya dengan biaya
promosi serendah mungkin didapatkan hasil yang maksimal. Oleh
karena itu, Supermarket TIP TOP melakukan promosi melalui
beberapa cara, diantaranya :
a. Media Sosial Online
Salah satu alasan dasar yang membuat Supermarket TIP TOP
lebih gencar melakukan kegiatan promosi di media sosial online
adalah frekuensi masyarakat Indonesia dalam menggenggam
gadget sangat tinggi.
Selain itu, Supermarket TIP TOP dapat mendengar dan
merespon langsung keluhan, kritik dan saran dari customer
12
Wawancara Pribadi dengan Abdul Wahid Andriansyah. Jakarta, 24 Agustus 2015.
84
sehingga akan menimbulkan image “lebih dekat” dengan customer.
Beberapa situs online yang digunakan oleh Supermarket TIP TOP
adalah :
Website Resmi Supermarket TIP TOP
http://www.tiptop.co.id/
https://id-id.facebook.com/TipTop.Supermarket
https://twitter.com/tiptop_id
https://instagram.com/tiptop_id/
b. Kerjasama dengan merchant lembaga/tempat rekreasi lain
Bentuk kerjasamanya berupa pemberian diskon atau gratis
produk kepada setiap merchant yang tentunya saling
menguntungkan diantara kedua belah pihak. Lembaga/tempat
rekreasi tersebut adalah :
Lembaga Pendidikan Indonesia Amerika (LPIA)
Brooaster Chicken
McDonal’s
Natasha Skin Clinic Center
Rumah Sakit Columbia Asia
House of Ristra (Skin Health&Beauty Clinic).
Mom n jo (healthy pregnancy, happy baby)
85
KiddyCuts
JungLe Fest
The JungLe
JungLe Land
Depok Fantasi Water Park
Water Kingdom
Water Boom
Londre (Pusat Cuci Profesional)
SaDiva (Salon&Spa)
c. Kerjasama dengan Bank-Bank Tertentu
Dengan menggunakan kartu debit atau kartu kredit ketika
berbelanja dan melakukan pembayaran dengan nilai tertentu,
customer berhak mengambil sebuah undian berupa bola atau kupon
gesek yang didalamnya terdapat hadiah dari Supermarket TIP TOP
misalnya Handphone, Televisi atau bahkan Umroh. Berikut daftar
bank yang melakukan kerjasama dengan Supermarket TIP TOP :
Bank Negara Indonesia (BNI) Konvensional dan Syariah
Bank Muamalat
Bank CIMB Niaga
Bank Tabungan Negara (BTN)
Bank Bukopin
86
d. Diskon menarik bagi customer yang menggunakan Member Card
Supermarket TIP TOP selalu menawarkan inovasi untuk
meningkatkan loyalitas pelanggannya. Salah satunya dengan
adanya kartu Member Card yang mempunyai banyak keuntungan.
Misalnya, Setiap hari Selasa Diskon 5% untuk pembelian daging
bagi customer yang menggunakan Member Card dan berlaku
diseluruh Outlet TIP TOP.
e. Kerjasama dengan Pihak Supplier
Supermarket TIP TOP juga melakukan kerjasama dengan
pihak supplier demi menjaga hubungan baik diantara keduanya.
Salah satunya dengan mengadakan kegiatan edukasi atau
permainan bagi anak dan orang tua didalamnya.
Misalnya, supplier MILO melakukan aktivitas dengan
membuat arena bermain di sekitar TIP TOP. Setiap customer yang
berbelanja produk MILO berhak mengikuti arena permainan yang
telah disediakan dengan hadiah yang menarik.
C. Tinjauan Umum Perspektif Etika Bisnis Islam Terhadap Strategi
Marketing Mix Supermarket TIP TOP
1. Product (Produk)
a. Tinjauan terhadap barang yang diperjualbelikan kepada konsumen
Produk yang dijual oleh Supermarket TIP TOP harus
memenuhi beberapa kriteria. Pertama, produk tersebut harus
87
mempunyai sertifikasi keamanan pangan. Sertifikasi keamanan
pangan berarti produk tersebut layak dan aman untuk di konsumsi
sesuai dengan peraturan pemerintah. Kedua, produk yang
diperjualbelikan harus halal. Semua produk yang ada di
Supermarket TIP TOP baik produk kemasan, kaleng maupun
produk olahan segar seperti sayuran, daging, ikan dan buah mutlak
halal.
Untuk produk kemasan dan kaleng, mayoritas produk sudah
mempunyai logo halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Jika
belum terdapat logo halal dari MUI, produk tersebut harus
mempunyai sertifikasi halal. Sementara itu, untuk produk olahan
segar seperti sayuran, ikan dan buah, Supermarket TIP TOP
melakukan penelusuran secara jelas alur distribusinya, misalnya
dari pertanian, perternakan hingga masuk ke dalam gudang
Supermarket TIP TOP. Untuk produk segar berupa daging, semua
produk daging diperoleh dari tempat pemotongan hewan Islami,
jadi proses pemotongannya sudah sesuai dengan syariat Islam.
b. Tinjauan terhadap upaya perusahaan untuk tidak melakukan
penipuan (tadlis) kualitas barang
Supermarket TIP TOP selalu menjaga kualitas produk
kepada konsumen setianya, baik kualitas produk ketika berada di
gudang maupun yang sudah di display di rak-rak. Misalnya, pada
saat Idul Fitri kemarin, permintaan terhadap daging sapi lebih
88
tinggi dari pada stok yang ada sehingga harga daging sapi
melonjak mahal. Harga tertinggi daging sapi berada di kisaran Rp
90.000,00 – 120.000,00. Beberapa retail melakukan “perang” harga
untuk menarik konsumen, tak terkecuali Supermarket TIP TOP.
Supermarket TIP TOP tidak menurunkan harga karena akan
mengurangi kualitas barang. Beberapa retail memberikan harga
murah namun kualitas daging sapi yang dijual tidak sama dengan
yang dipromosikan. Jika konsumen beli daging sapi di retail lain
dengan harga murah seberat 1 kg, setelah dibersihkan ternyata
tinggal ½ kg. Hal ini disebabkan daging sapi tersebut telah banyak
dicampuri oleh lemak sehingga menambah berat daging, hal ini
tentu akan merugikan pihak konsumen.
Lain hal bila konsumen berbelanja di Supermarket TIP
TOP, meskipun harga daging sapi sedikit lebih mahal, namun
ketika konsumen membeli daging sapi seberat 1 kg maka setelah
dibersihkan, berat daging sapi masih tetap 1 kg.
c. Tinjauan terhadap upaya perusahaan tidak melakukan penimbunan
barang
Untuk menentukan stok barang di setiap outlet,
Supermarket TIP TOP menentukannya berdasarkan kemampuan
penjualan produk di setiap outlet tersebut. Dalam menentukan stok
di setiap outlet, dapat dilihat dari data penjualan selama seminggu,
sebulan dan setahun.
89
Setelah itu, Supermarket TIP TOP menganalisis rata-rata
kebutuhan dasarnya, dalam setiap minggu atau per bulan, misalnya
Supermarket TIP TOP cabang Ciputat, dalam satu minggu dapat
memenuhi kebutuhan minyak goreng sebanyak 1.000 dus, 1 dus
berisi 6 pcs.
Pengorderan produk minyak goreng dilakukan sebanyak 2
kali dan disesuaikan dengan kebutuhan outlet tersebut. Namun, lain
hal jika sedang ada promo terhadap minyak goreng, maka
Supermarket TIP TOP harus melakukan buffer, agar stok produk
minyak goreng ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
d. Tinjauan terhadap upaya perusahaan tidak menyembunyikan cacat
barang kepada konsumen
Semua produk yang di display di rak-rak Supermarket TIP
TOP merupakan produk layak jual dan layak konsumsi. Perbedaan
antara keduanya adalah jika produk layak jual tampilannya harus
segar dan bagus sedangkan produk layak konsumsi lebih kearah
standar keamanan pangan produk tersebut. Ketika produk tidak
habis dijual maka Supermarket TIP TOP akan melakukan beberapa
langkah berikut.
Pertama, jika produk tersebut masih layak jual dan layak
konsumsi maka akan disimpan kedalam gudang cold storage. Cold
storage merupakan gudang dengan temperatur tertentu yang
digunakan untuk menyimpan barang yang tidak habis terjual.
90
Setelah itu, produk tersebut akan dikembalikan kepada pihak
supplier melalui proses Retur To Vendor (RTV). Kedua, jika
produk tersebut sudah tidak layak jual dan tidak layak konsumsi
maka akan dimasukkan kedalam gudang CN untuk dimusnahkan
langsung oleh Supermarket TIP TOP.
Tindakan ini merupakan tindakan pencegahan agar tidak
dimanfaatkan oleh orang lain, misalnya pemulung, karena bagi
sebagian besar orang (pemulung), makanan sisa dari retail masih
bisa dimakan meskipun sudah tidak layak jual dan tidak layak
konsumsi. Padahal produk yang sudah tidak layak jual dan tidak
layak konsumsi tentu akan membahayakan kesehatan seseorang.
e. Tinjauan terhadap ketepatan penimbangan barang
Supermarket TIP TOP memakai timbangan elektronik yang
keakuratannya sampai dua digit dibelakang koma (0,00). Setiap
setahun sekali, Supermarket TIP TOP melakuan peneraan
timbangan dengan pihak yang berkompeten (dalam hal ini adalah
pemerintah). Peneraan adalah mengkalibrasi ulang agar sistem
timbangan elektronik kembali ke posisi nol.
Penimbangan barang dilakukan secara akurat agar tidak
terjadi selisih yang menyebabkan kerugian di pihak konsumen,
bahkan alat elektronik tersebut dapat mengukur berat plastik.
91
2. Price (Harga)
a. Tinjauan terhadap upaya perusahaan dalam memberikan keadilan
sebuah harga
Semua produk yang diperjualbelikan oleh Supermarket TIP
TOP tersusun rapih di rak - rak pendisplay-an berserta price ticket.
Price Ticket merupakan harga yang tertera pada produk berupa
lembaran kertas disisi bawah atau atas produk. Jika terjadi
perbedaan harga antara harga di rak dengan komputer ketika
konsumen akan membayar barang belanjaannya di kasir, maka
konsumen dikenakan harga termurah diantara keduanya.
Hal ini dinyatakan langsung oleh Pak Abdul Wahid
Andriansyah selaku manajer operasional pusat Supermarket TIP
TOP : 13
“Bagaimana kami mengantisipasi jika terjadi perbedaan harga di
sistem, misalnya terlewat satu dari delapan ratus lima puluh
produk yang sudah ada harganya terlewat satu, itu wajar.
Kenapa? Untuk perubahan harga di toko dengan segitu banyaknya
produk itu njelimet untuk masang-masangnya. Jadi kita punya
kebijakan jika harga yang tertera pada produk yaitu di rak dan
komputer itu berbeda, kita punya kebijakan, kita ambil harga yang
termurah, mana yang termurah itu yang kita kenakan kepada
pelanggan...”
13
Wawancara Pribadi dengan Abdul Wahid Andriansyah. Jakarta, 07 September 2015.
92
b. Tinjauan terhadap upaya perusahaan untuk tidak menunda-nunda
pembayaran kepada supplier
Dalam memasok keperluan penjualan barang di setiap
outlet Supermarket TIP TOP se-Jadetabek, Supermarket TIP TOP
melakukan kerjasama dengan supplier atau pemasok dari berbagai
daerah, misalnya Brebes atau Bogor. Mayoritas pemasok tersebut
merupakan pelaku Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM)
sehingga proses pembayarannya dilakukan secara tunai ketika
barang sudah dikirim dan diterima oleh Supermarket TIP TOP.
Supermarket TIP TOP tidak pernah menahan pembayaran
dengan alasan apapun. Lain hal jika barang tersebut belum
dikenakan pajak, maka Supermarket TIP TOP harus mengurus
administrasi perpajakan yang tentunya memakan waktu. Biasanya
supplier atau pemasok sudah paham akan kondisi tersebut, dengan
demikian para supplier atau pemasok akan semakin giat memasok
produk ke Supermarket TIP TOP.
c. Tinjauan terhadap upaya perusahaan tidak memanipulasi harga saat
memberikan diskon
Dalam memberikan diskon sebuah produk, tidak sedikit
retail lain melakukannya dengan cara menaikkan harga produk
terlebih dahulu, kemudian produk tersebut didiskon. Cara seperti
ini tidak terjadi di Supermarket TIP TOP, Supermarket TIP TOP
melakukannya secara transparan. Jadi, harga awal produk ditambah
93
dengan diskon (sesuai dengan promosi yang berlaku) lalu
terbentuklah harga jual produk.
3. Place (Tempat/Distribusi)
a. Tinjauan terhadap upaya perusahaan untuk bersikap ta’awun
(menolong orang lain)
Dalam melakukan aktivitas sosial kemasyarakatan,
Supermarket TIP TOP selalu melakukan simbiosis mutualisme
dengan mengutamakan warga disekitar lingkungan outlet. Pertama,
mengajak warga untuk menjadi bagian dari karyawan Supermarket
TIP TOP. Jika tidak memenuhi kualifikasi maka akan dipindahkan
ke posisi lain misalnya, petugas parkir. Manajemen pengelolaan
parkir disekitar Supermarket TIP TOP dikelola oleh perkumpulan
warga dibawah organisasi Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga
(RW) yang membentuk sebuah paguyuban.
Kedua, melakukan kegiatan bakti sosial di lingkungan sekitar
Supermarket TIP TOP. Kegiatan bakti sosial tersebut meliputi
santunan anak yatim piatu dan sunnatan massal. Biasanya, kegiatan
tersebut hanya dilakukan sekitar 2 atau 3 kali setiap tahun di setiap
outletnya. Selain itu, Supermarket TIP TOP membantu warga
secara sukarela, misalnya memberikan 1 unit kendaraan untuk
mengangkut sampah, melakukan pengecoran jalan serta
merenovasi lapangan olahraga milik warga.
94
b. Tinjauan terhadap upaya perusahaan dalam menyediakan fasilitas
tempat ibadah
Salah satu kebanggaan bagi customer Supermarket TIP
TOP adalah adanya masjid yang bersih, nyaman dan ber-AC
disamping supermarket. Masjid tersebut hanya ada di Supermarket
TIP TOP cabang Tambun. Pada Bulan Ramadhan, aktivitas ibadah
tarawih dan buka puasa bersama selalu tampak ramai di sekitar
masjid. Tak sedikit customer yang melaksanakan ibadah tarawih
kemudian dilanjutkan berbelanja untuk kebutuhan sahurnya.
Selain masjid yang berada di Supermarket TIP TOP cabang
Tambun, Supermarket TIP TOP menyediakan mushalla di setiap
cabangnya. Setiap mushalla terdapat satu petugas yang mengontrol
kebersihan serta kenyamanan tempat ibadah, misalnya toilet,
tempat wudhu dan ruang shalat layaknya seperti mushalla di hotel.
4. Promotion (Promosi)
a. Tinjauan terhadap upaya perusahaan melakukan tindakan jujur
ketika melakukan promosi
Salah satu kelebihan Supermarket TIP TOP dalam
melakukan promosi adalah ketersediaan produk selama jangka
waktu periode promosi. Misalnya, produk A mendapatkan harga
promo dalam jangka waktu 7 hari, Supermarket TIP TOP akan
berusaha untuk menjaga stok produk agar tidak habis sebelum
waktu promo berakhir.
95
Namun, jika stok produk promo habis sebelum waktunya
(jarang sekali terjadi), Supermarket TIP TOP akan memberitahu
kepada konsumen baik secara langsung maupun melalui media
sosial.
D. Analisa
Dari pemaparan strategi marketing mix serta tinjauannya dari
perspektif etika bisnis Islam dapat dibuat suatu matriks yaitu :
Tabel 4.1
Variabel
Implementasi Strategi
Marketing Mix Supermarket
TIP TOP
Konsep Umum Etika Bisnis
Islam
Produk
(Product)
1. Standarisasi produk yang
dijual harus memenuhi
beberapa kriteria yaitu,
memiliki sertifikasi
keamanan pangan dari
pemerintah dan sertifikasi
halal dari Majelis Ulama
Indonesia (MUI)
1. Setiap komoditas yang
dijual merupakan barang
halal dan suci. Allah
S.W.T berfirman dalam
penggalan Q.S Al-
Baqarah (2) ayat 275
yang artinya “.... padahal
Allah telah menghalalkan
jual beli dan
mengharamkan riba....”
96
2. Produk daging olahan
sangat dijaga kualitas dan
kuantitasnya serta
pemotongan dilakukan
harus secara syar’i. Dalam
hal ini kualitas daging
benar-benar tidak
dicampuri oleh daging lain
dan kuantitas daging tidak
berkurang setelah diolah
menjadi makanan siap saji
3. Penyetokkan barang dari
pusat ke setiap cabang
disesuaikan dengan rata -
rata kemampuan jual di
setiap oulet, mulai dari
setiap minggu, bulan dan
tahun
2. Tidak melakukan tadlis
(penipuan) baik secara
kualitas, kuantitas maupun
waktu penyerahan,
sehingga tidak ada pihak
yang merasa dicurangi
(ditipu). Rasulullah S.A.W
bersabda “ Orang muslim
adalah saudara. Tidak
halal bagi seseorang
menjual barang yang
cacat kepada saudaranya,
tanpa menerangkan cacat
benda itu.” (H.R Ahmad)
3. Tidak melakukan tindakan
ikhtikar (menimbun
barang dalam masa
tertentu) demi
mendapatkan keuntungan
yang besar
97
4. Produk yang tidak layak
jual dan tidak layak
konsumsi, tidak dibuang ke
tempat sampah melainkan
dimasukkan ke gudang CN
untuk dimusnahkan.
Tujuannya adalah agar
lingkungan tidak tercemar
dan tidak dimanfaatkan
oleh orang lain
5. Produk daging dan buah
ditimbang menggunakan
timbangan elektronik
dengan tingkat presisi
mencapai tigas digit
dibelakang koma. Setiap
setahun sekali dilakukan
kalibrasi ulang dengan
meng-enol kan kembali
timbangan elektronik. Hal
ini dilakukan untuk
menghindari mesin error
4. Dalam Islam, tidak boleh
melakukan bisnis yang
menimbulkan mudharat
atau merusak kehidupan
individu dan sosial.
Firman Allah S.W.T
dalam Q.S Al-A’raf (7)
ayat 56 yang artinya “Dan
janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi
sesudah Allah
memperbaikinya.....”
5. Dalam perdagangan,
ukuran dan timbangan
harus tepat karena Allah
S.W.T. tidak suka dengan
perbuatan kecurangan.
Sebagaimana firman Allah
S.W.T dalam Q.S Al-
Mutaffifiin (83) ayat 1-3
yang artinya “Kecelakaan
besarlah bagi orang-
98
sehingga menghindari
kerugian baik dari pihak
supermarket TIP TOP
maupun konsumen.
orang yang curang,
(yaitu) orang-orang yang
apabila menerima takaran
dari orang lain mereka
minta dipenuhi, dan
apabila mereka
menimbang untuk orang
lain, mereka mengurangi”
Harga
(Price)
1. Update perubahan harga
dilakukan satu jam sekali
dengan sistem yang sudah
terhubung di setiap cabang.
Setiap terjadi perubahan
harga maka price ticket di
rak akan diubah. Jika harga
produk yang tertera pada
rak (price ticket) dengan
komputer berbeda maka
Supermarket TIP TOP akan
mengenakan harga
termurah kepada konsumen
1. Bisnis dilakukan secara
adil dan suka sama suka.
Didalam Q.S An-Nisa (4)
ayat 29 yang artinya
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu
saling memakan harta
sesamamu dengan jalan
yang bathil, kecuali
dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka
sama suka diantara
kamu”
99
2. Dalam melakukan proses
pendistribusian jual beli
barang, Supermarket TIP
TOP berkerjasama dengan
pelaku Usaha Menengah
Kecil dan Mikro.
Pembayaran dilakukan
secara tunai ketika barang
dari pemasok sudah dikirim
dan diterima oleh
Supermarket TIP TOP
2. Tidak menunda-nunda
pembayaran dan melunasi
kredit yang menjadi
kewajibannya.
Diriwayatkan dari Imam
Bukhari, Rasulullah
S.A.W bersabda
“Sesungguhnya yang
paling baik diantara
kalian adalah yang paling
baik dalam membayar
hutang”
Tempat/Distribusi
(Place)
1. Menggunakan konsep one
stop shopping (semua
kebutuhan berada disatu
tempat) seperti tempat
perbelanjaan, foodcourt,
Automated Teller Machine
(ATM), arena bermain anak
dan tempat ibadah. Dalam
menjaga hubungan sosial
1. Pelaku bisnis menurut
Islam, tidak hanya sekadar
mengejar keuntungan
sebanyak - banyaknya,
tetapi juga menumbuhkan
sikap ta’awun (menolong
orang lain) sebagai
implikasi sosial kegiatan
bisnis. Firman Allah
100
dengan warga sekitar,
Supermarket TIP TOP
mengadakan kegiatan sosial
seperti santunan yatim piatu
atau sunnatan masal setiap
tahunnya serta menerima
karyawan dari sekitar
lingkungan outlet.
S.W.T dalam Q.S Al-
Maidah (5) ayat 2 yang
artinya “Dan tolong
menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan
tolong menolong dalam
berbuat dosa dan
permusuhan”
Promosi
(Promotion)
1. Dalam melakukan promosi,
Supermarket TIP TOP
selalu berusaha menjaga
ketersediaan stok produk
agar tidak habis sebelum
masa promo berakhir. Jika
produk habis sebelum masa
promo berakhir (sangat
jarang terjadi) maka
Supermarket TIP TOP akan
memberitahu kepada
konsumen.
1. Dalam ajaran Islam,
kejujuran merupakan
syarat fundamental dalam
kegiatan bisnis. Rasulullah
saw. sangat intens
menganjurkan kejujuran
dalam aktivitas bisnis.
Rasulullah S.A.W
bersabda yang artinya
“Siapa yang menipu kami,
maka dia bukan kelompok
kami” (H.R Muslim)
101
Tabel 4.2
Supermarket TIP TOP Supermarket Konvensional
Produk yang dijual halal Produk yang dijual halal dan haram
Produk yang sudah tidak layak jual dan
tidak layak konsumsi akan dimusnahkan
Produk yang sudah tidak layak jual dan tidak
layak konsumsi dibuang ke tempat sampah
Manajemen pergudangan menggunakan
konsep First In First Out (FIFO)
Manajemen pergudangan menggunakan konsep
First In First Out (FIFO) dan Last In First Out
(LIFO)
Produk yang didiskon merupakan harga
awal produk tersebut
Tak jarang, produk yang didiskon sudah
dinaikkan terlebih dahulu harganya
Promo produk sama dengan kualitas
produk baik fisik maupun periode
Terkadang, promo produk tidak sama dengan
kualitas produk baik fisik maupun periode
Berorientasi pada keuntungan (profit
oriented) dan kebahagiaan dunia akhirat
Berorientasi pada keuntungan (profit oriented)
Suasana tempat bernuansa Islami Suasana tempat bernuansa umum
Tempat ibadah bersih, nyaman,ber-AC
dan berada pada tempat yang layak
Beberapa ada yang tidak mengutamakan tempat
ibadah
102
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi implementasi
strategi marketing mix pada Supermarket TIP TOP ditinjau dari perspektif
etika bisnis Islam. Variabel Marketing mix meliputi product (produk),
price (harga), place (tempat/distribusi) dan promotion (promosi). Dari
hasil analisis penelitian dari bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Implementasi manajemen pemasaran dengan menggunakan strategi
marketing mix pada Supermarket TIP TOP adalah :
Standarisasi produk yang dijual harus memenuhi beberapa
kriteria yaitu, memiliki sertifikasi keamanan pangan dari
pemerintah dan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia
(MUI).
Manajemen pendisplay-an produk menggunakan konsep First
In First Out (FIFO), eye level, dan floor display.
Produk daging olahan sangat dijaga kualitas dan kuantitasnya
serta pemotongan dilakukan harus secara syar’i. Dalam hal
ini kualitas daging benar-benar tidak dicampuri oleh daging
lain dan kuantitas daging tidak berkurang setelah diolah
menjadi makanan siap saji.
103
Penyetokkan barang dari pusat ke setiap cabang disesuaikan
dengan rata - rata kemampuan jual di setiap oulet, mulai dari
setiap minggu, bulan dan tahun.
Produk yang tidak layak jual dan tidak layak konsumsi, tidak
dibuang ke tempat sampah melainkan dimasukkan ke gudang
CN untuk dimusnahkan. Tujuannya adalah agar lingkungan
tidak tercemar dan tidak dimanfaatkan oleh orang lain.
Produk daging dan buah ditimbang menggunakan timbangan
elektronik dengan tingkat presisi mencapai dua digit
dibelakang koma. Setahun sekali dilakukan kalibrasi ulang
dengan meng-enol kan kembali agar timbangan tidak eror
yang menyebabkan kerugian di kedua belah pihak.
Harga jual pada produk diperoleh dari Biaya Total (rata-rata
harga produk dalam setahun dll) + Pajak + Margin.
Update perubahan harga dilakukan satu jam sekali dengan
sistem yang sudah terhubung di setiap cabang. Setiap terjadi
perubahan harga maka price ticket di rak akan diubah. Jika
harga produk yang tertera pada rak (price ticket) dengan
komputer berbeda maka Supermarket TIP TOP akan
mengenakan harga termurah kepada konsumen.
104
Dalam melakukan proses pendistribusian jual beli barang,
Supermarket TIP TOP berkerjasama dengan pelaku Usaha
Menengah Kecil dan Mikro. Pembayaran dilakukan secara
tunai ketika barang dari pemasok sudah dikirim dan diterima
oleh Supermarket TIP TOP.
Supermarket TIP TOP berpusat di Rawamangun dan
mempunyai 6 cabang yang tersebar di wilayah Jakarta, Depok,
Tangerang Selatan, Tangerang, dan Bekasi.
Menggunakan konsep one stop shopping (semua kebutuhan
berada disatu tempat) seperti tempat perbelanjaan, foodcourt,
Automated Teller Machine (ATM), arena bermain anak dan
tempat ibadah. Dalam menjaga hubungan sosial dengan warga
sekitar, Supermarket TIP TOP mengadakan kegiatan sosial
seperti santunan yatim piatu atau sunnatan masal setiap
tahunnya serta menerima karyawan dari sekitar lingkungan
outlet.
Dalam melakukan promosi, Supermarket TIP TOP selalu
berusaha menjaga ketersediaan stok produk agar tidak habis
sebelum masa promo berakhir. Jika produk habis sebelum
masa promo berakhir (sangat jarang terjadi) maka Supermarket
TIP TOP akan memberitahu kepada konsumen
.
105
Melakukan promosi melalui mermber card, media online dan
berkerjasama dengan merchant dari lembaga pendidikan,
tempat makan, tempat rekreasi, tempat perawatan diri,
perbankan, dan pemasok.
2. Korelasi strategi marketing mix dari perspektif etika bisnis Islam
Supermarket TIP TOP adalah :
Standarisasi produk yang dijual harus memenuhi beberapa
kriteria yaitu, memiliki sertifikasi keamanan pangan dari
pemerintah dan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia
(MUI). Hal ini sesuai dengan firman Allah S.W.T berfirman
dalam penggalan Q.S Al-Baqarah (2) ayat 275 yang artinya
“.... padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba....”
Produk daging olahan sangat dijaga kualitas dan kuantitasnya
serta pemotongan dilakukan harus secara syar’i. Tidak
melakukan tadlis (penipuan) baik secara kualitas, kuantitas
maupun waktu penyerahan, sehingga tidak ada pihak yang
merasa dicurangi (ditipu). Rasulullah S.A.W bersabda “ Orang
muslim adalah saudara. Tidak halal bagi seseorang menjual
barang yang cacat kepada saudaranya, tanpa menerangkan
cacat benda itu.” (H.R Ahmad)
106
Produk yang tidak layak jual dan tidak layak konsumsi, tidak
dibuang ke tempat sampah melainkan dimasukkan ke gudang
CN untuk dimusnahkan. Dalam Islam, tidak boleh melakukan
bisnis yang menimbulkan mudharat atau merusak kehidupan
individu dan sosial. Firman Allah S.W.T dalam Q.S Al-A’raf
(7) ayat 56 yang artinya “Dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya.....”
Produk daging dan buah ditimbang menggunakan timbangan
elektronik dengan tingkat presisi mencapai tigas digit
dibelakang koma. Dalam perdagangan, ukuran dan timbangan
harus tepat karena Allah S.W.T. tidak suka dengan perbuatan
kecurangan. Sebagaimana firman Allah S.W.T dalam Q.S Al-
Mutaffifiin (83) ayat 1-3 yang artinya “Kecelakaan besarlah
bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang
apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
dipenuhi, dan apabila mereka menimbang untuk orang lain,
mereka mengurangi”.
Update perubahan harga dilakukan satu jam sekali dengan
sistem yang sudah terhubung di setiap cabang. Setiap terjadi
perubahan harga maka price ticket di rak akan diubah. Jika
harga produk yang tertera pada rak (price ticket) dengan
komputer berbeda maka Supermarket TIP TOP akan
mengenakan harga termurah kepada konsumen.
107
Bisnis dilakukan secara adil dan suka sama suka. Didalam Q.S
An-Nisa (4) ayat 29 yang artinya “Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu”
Dalam menjaga hubungan sosial dengan warga sekitar,
Supermarket TIP TOP mengadakan kegiatan sosial seperti
santunan yatim piatu atau sunnatan masal setiap tahunnya serta
menerima karyawan dari sekitar lingkungan outlet. Pelaku
bisnis menurut Islam, tidak hanya sekadar mengejar
keuntungan sebanyak - banyaknya, tetapi juga menumbuhkan
sikap ta’awun (menolong orang lain) sebagai implikasi sosial
kegiatan bisnis. Firman Allah S.W.T dalam Q.S Al-Maidah (5)
ayat 2 yang artinya “Dan tolong menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong
menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan”
Dalam melakukan promosi, Supermarket TIP TOP selalu
berusaha menjaga ketersediaan stok produk agar tidak habis
sebelum masa promo berakhir. Jika produk habis sebelum
masa promo berakhir (sangat jarang terjadi) maka Supermarket
TIP TOP akan memberitahu kepada konsumen. Dalam ajaran
Islam, kejujuran merupakan syarat fundamental dalam
kegiatan bisnis.
108
Rasulullah saw. sangat intens menganjurkan kejujuran dalam
aktivitas bisnis. Rasulullah S.A.W bersabda yang artinya
“Siapa yang menipu kami, maka dia bukan kelompok kami”
(H.R Muslim)
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan
beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai saran antara lain :
1. Bagi Supermarket TIP TOP, senantiasa mempertahankan kebijakan
strategi marketing mix yang sudah selaras dengan prinsip etika bisnis
Islam. Keberkahan dan kesuksesan Supermarket TIP TOP diawali dari
prinsip menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk meneliti lebih intens
perihal manajemen sumber daya manusia pada Supermarket TIP TOP.
Meskipun Supermarket TIP TOP tidak mengklaim dirinya sebagai
“supermarket syariah” namun dengan penerapan nilai-nilai Islami
didalamnya sudah mencerminkan jati dirinya sebagai supermarket
syariah. Penerapan nilai-nilai Islami tersebut harus didukung oleh
kualitas sumber daya manusia yang berjiwa religius.
109
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Rajawali Pers, 2012.
Amir, Taufiq. Dinamika Pemasaran ; jelajahi dan rasakan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2005.
Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran – Dasar, Konsep dan Strategi.
Cet.VII. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2004.
Aziz, Abdul. Etika Bisnis Perspektif Islam, Implementasi Etika Islami
Untuk Dunia Usaha. Bandung: ALFABETA, 2013.
Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Buchari, Alma. Pengantar Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta, 1997.
Faisal Badroen, dkk. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press,
2005.
Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba
Humanika, 2010.
Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013.
Kartajaya, hermawan dan Muhammad Syakir Sula. syariah marketing.
Cet.III. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2006.
Kotler dan Amstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi VIII. Jakarta:
Erlangga, 2001.
Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM). Kamus Istilah
Manajemen. Jakarta:LPPPM,1994.
Lupiyoadi, Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: PT. Salemba
Emban Patria, 2001.
Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah. Jakarta: Kencana, 2012.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. cet.XXIV. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007.
Muhammad. Etika Bisnis Islam. Yogyakarta: Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN, 2004.
110
Muhammad dan R. Lukman Fauroni. Visi Al-Qur’an Tentang Etika dan
Bisnis. Jakarta: Salemba Diniyah, 2002.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Statistik Perbankan Indonesia. Jakarta:
OJK, 2014.
Peter, Paul & James Donnelly. Marketing Management : knowledge and
skills. New York: The McGraw-Hill Companies, 2009.
Qordhowi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani
Press, 1993.
Rifki, Muhammad. “Implementasi Nilai – Nilai Islami Pada Manajemen
Operasional Supermarket Tip Top Cabang Ciputat.” Skripsi S1
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014.
Sadono Sukirno, dkk. Pengantar Bisnis. Jakarta: Prenada Media, 2004.
Saladin, Djaslim. Intisari Pemasaran dan Unsur - Unsur Pemasaran.
Cet.III. Bandung: CV Linda Karya, 2003.
Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti
Pemula. Cet.II. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004.
Sule, ernie tisnawati dan kurniawan saefullah. Pengantar manajemen.
edisi I. Jakarta:Prenada Media,2005.
Suma, Muhammad Amin. Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan
Keuangan Islam. Jakarta: Kholam Publishing, 2008.
Swastha, Bashu. Azas – Azas Marketing. Cet.V. Yogyakarta: Liberty
Offset Yogyakarta, 2002.
Tjiptono, Fandy. Pemasaran Jasa - Prinsip, Penerapan dan Penelitaian.
Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2014.
Veithzal, Amiur, dkk. Islamic Business and Economics Ethics, Mengacu
pada Al-Qur’an dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam
Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Yama Nasaruddin, Indo dan Hemmy Fauzan. Pengantar Bisnis dan
Manajemen. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Yusanto, Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma.
Menggagas Bisnis Islami. Cet.II. Jakarta: Gema Insani Press, 2003.
Wawancara Pribadi dengan Abdul Wahid Andriansyah. Jakarta. 7
September 2015.
111
Wawancara Pribadi dengan Abdul Wahid Andriansyah. Jakarta. 24
Agustus 2015.
Referensi Pendukung
“Aprindo Proyeksikan Pertumbuhan 15%”. Artikel diakses pada 19 Juli
2015 dari http://www.koran-sindo.com/read/982843/150/aprindo-
proyeksikan-pertumbuhan-15-1427682930
“Kisah Sukses Tip Top Swalayan”. Artikel diakses pada 21 Juli 2015 dari
http://pengusahamuslim.com/kisah-sukses-tip-top-swalayan/
“Kuasai Carrefour 100%, CT Catatkan Akuisisi Terbesar Sektor
Konsumer”. Artikel diakses pada 19 Juli 2015 dari
http://finance.detik.com/read/2012/11/20/143508/2095805/4/kuasai
-carrefour-100-ct-catatkan-akuisisi-terbesar-sektor-konsumer
“Mengembangkan Ekonomi Syariah di Indonesia. Artikel diakses pada 26
Juli 2015 dari http://www.beastudiindonesia.net/id/pena-
negarawa/525-mengembangkan-ekonomi-syariah-di-indonesia
“Profil Tip Top”. Artikel diakses pada tanggal 08 Agustus 2015 dari
http://www.tiptop.co.id/profil.php
“Profil Tip Top”. Artikel diakses pada 20 Juli 2015 dari
http://www.tiptop.co.id/profil.php
“Perkembangan Bisnis Retail Modern”. Artikel diakses pada 17 Juli 2015
dari http://www.datacon.co.id/Ritel-2011ProfilIndustri.html
“Rusman Maamoer”. Artikel diakses pada 08 Agustus 2015 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Rusman_Maamoer
“Standar Kurikulum Perbankan Syariah Jadi Program Kerja Roadmap
Perbankan Syariah”. Artikel diakses pada 26 Juli 2015 dari
http://keuangansyariah.mysharing.co/standar-kurikulumperbankan-
syariah-jadi-program-kerja-roadmap-perbankan-syariah/
“Swalayan TIP TOP, Kisah Sukses Minimarket Islami”. Artikel diakses
pada 08 Agustus 2015 dari
http://www.dream.co.id/dinar/swalayan-tiptop-kisah-sukses-
minimarket-islami-i-1502187.html.
112
“Swalayan Tip Top, Kisah Sukses Minimarket Islami (I)”. Artikel diakses
pada 08 Agustus 2015 dari
http://www.dream.co.id/dinar/swalayan-tiptop-kisah-sukses-
minimarket-islami-i-1502187.html
“Swalayan Tip Top, Kisah Sukses Minimarket Islami (II)”, artikel diakses
pada 08 Agustus 2015 dari
http://www.dream.co.id/dinar/swalayan-tiptop-kisah-sukses-
minimarket-islami-i-1502187.html
HASIL WAWANCARA DENGAN PIHAK MANAJEMEN
SUPERMARKET
SUPERMARKET TIP TOP PUSAT
Nama : Abdul Wahid Andriansyah
Jabatan : Manajer Operasional Pusat
Tempat/Waktu : TIP TOP Rawamangun, 7 September 2015, 10.00 WIB
ETIKA BISNIS ISLAM
Aji : Bagaimanakah Supermarket TIP TOP mengatur produk
segar yang tidak habis dijual?
Manajer Operasional : Ehm... untuk produk segar yang tidak habis dijual, itu...
biasanya begini... katakan misalnya, daging atau buah dan
sayur. Kalau daging itu, kita kan memang jual beku, kita
mendisplay sama seperti supermarket lain, itu di tempat
dengan suhu tertentu, misalnya daging tadi. Itu... untuk
menjaga kualitas produk untuk selalu dalam keadaan layak
jual, artinya levelnya itu diatas layak konsumsi. Kalau
layak jual kan tampilannya harus bagus, harus segar,
ketika layak konsumsi misalnya... kalau kita makan pisang
yang sudah agak menua artinya matangnya lebih matang
kan lebih enak, nah seperti itu. Jadi, produk yang kita
display adalah produk yang memang secara kualitas ehm...
kita jaga betul. Apabila tidak habis dijual, pertama apakah
masih layak (layak konsumsi dan layak jual). Kalau masih
layak, kita kan punya gudang khusus fresh yang dinamakan
cold storage, jadi gudang khusus produk yang dingin tadi,
areanya dengan temperatur suhu yang sudah memenuhi
standar untuk menyimpan produk, itu yang tidak habis.
Kalau dalam hal ini yang dimaksud adalah produk segar
yang secara kualitas semakin menurun, artinya memang
kita ada mekanisme yang namanya Gudang CN. Gudang
CN itu adalah produk yang tidak layak jual dan tidak layak
konsumsi yang kita musnahkan. Mubadzir dong pak ?
Karena kita memikirkan keamanan pangan. Misalnya
begini, mungkin beberapa dari sebagian orang sayur yang
sudah layu atau memang keadaannya sebenarnya masih 30
sampai 20% itu masih layak konsumsi, tapi apakah aman?
Dalam Islam kan diajarkan bahwa kita kan harus menjaga
kesehatan, harus menjaga lingkungan, bukan kita
menghambur-hamburkan makanan sebetulnya, tapi lebih
kepada menjaga kesehatan tadi. Kita musnahkan supaya
tidak bisa dimanfaatkan lagi, artinya begini, katakan saya
punya melon yang sudah tidak layak jual, nah ketika busuk
itu kan tidak langsung semuanya busuk, per bagian, kalau
kita buang misalnya dalam keadaan utuh, begitu dibuang
dalam keadaan utuh ditemukan oleh (maaf) katakan
pemulung, dia belah, yang bagian tidak layak makannya
dia buang pakai pisau. Tapi ada yang layak makan itu dia
makan, kemudian terjadi artinya dia sakit, misalnya. Apa
yang terjadi? Dia pasti akan ditanya, makan apa ? oh...
tadi makan semangka. Semangka dari mana? Dari tempat
sampah TIP TOP, nah itu maksudnya. Kita tidak pernah
tahu apa yang terjadi kemudian. Nah bagaimana
pencegahannya? Itu.... bukan kita menghambur-
hamburkan, kita mencegah, bukan kita istilahnya pelit,
kalaupun memang kita mau menyumbang artinya sebaiknya
yang layak, yang memang sudah dalam keadaan
(mengangkat telepon.....). Jadi seperti itu, artinya bukan
menghambur-hamburkan, bukan memubadzirkan makanan,
tapi kita menjaga. Kalaupun kita ingin membantu sesama
yaa... sebaiknya dengan makanan yang layak, bukan
dengan seperti itu, artinya memang sudah tidak kayak
konsumsi, karena tadi membahayakan kesehatan, ya...
sebaiknya kita musnahkan. Jadi perlakuan terhadap produk
segar memang, kita dari sisi display itu.. artinya produk
selalu terjaga kualitasnya. Jika tidak habis memang ada
beberapa hal yang kita tindak lanjuti, pertama produk
tersebut masih layak jual, misalnya daging beku, ya... kita
kembalikan lagi, batas waktu kita 3 hari, kalau 3 hari
produk tersebut tidak laku dijual kita musnahkan,
begitupun dengan buah, itu sich.
Aji : Bagaimanakah Supermarket TIP TOP memanajemen
penyetokkan barang di gudang?
Manajer Operasional : Ehm.. kita secara konvensional melakukan apa yang
dilakukan sebetulnya oleh manajemen pergudangan
yang ada, artinya kita lakukan FIFO. FIFO itu First In
First Out, itu standar... barang yang masuk pertama kali
itu yang harus keluar pertama, barang dengan
kedatangan pertama dia harus keluar pertama,
maksudnya adalah begitu kita order barang, pertama
barangnya datang, dia harus terjual lebih dulu, harus
terjual saat itu juga. Jadi perputaran stok itu berjalan
dengan sendirinya. Kita tidak ada LIFO, LIFO itu
kebalikan dari FIFO. LIFO itu Last In First Out, jadi...
produk yang datang belakangan itu keluar duluan, kalau
seperti begitu biasanya di luar negeri sich, kalau kita
engga, kenapa? Karena kita tidak menjual produk
seperti itu, apa sich produk yang LIFO itu? Wine.
Kenapa? karena kan dia harus disimpan. Makanya wine
itu mahal, karena tingkat tua produk itu, kenapa terakhir
datang? Karena produksinya belakangan, jadi dia sudah
stock dulu dibelakang. Jadi kita tidak melakukan sistem
itu karena kita tidak menjual produk seperti itu, jadi
kalau manajemen seperti itu. Penyetokkan pun dilakukan
tentunya... kita dengan tingkat kebutuhan yang ada,
artinya kita tidak menimbun, misalnya produk A minyak
goreng, misalnya tropical, kebutuhan kita dalam satu
minggu berapa? Oh ternyata satu toko (katakan ciputat)
satu minggu itu dia perlu kurang lebih 1000 dus, 1 dus
isinya 6 yang dua liter, berarti kurang lebih 6000pcs, itu
kebutuhan satu minggu, nah dalam satu minggu kita ada
pengorderan dua kali misalnya pada hari senin dan hari
kamis, order senin datang selasa, order kamis datang
jum’at, ya artinya dalam pengorderan itu kita pecah dua
500-500 supaya apa? Pertama kalau kita... dalam satu
kali pengorderan di displaynya juga gak muat, tapi kita
juga harus memenuhi kebutuhan masyarakat, ya
antisipasi ketimbang masyarakat ketika datang,
minyaknya gak ada terus kecewa, padahal misalnya
harganya murah, itu kan jadi pertimbangan. Jadi
manajemennya adalah berdasarkan kemampuan jual
toko itu sendiri, gitu... jadi manajemennya seperti itu,
kita lakukan agar bisa memenuhi kebutuhan konsumen
setia TIP TOP. Kita kan ada data penjualan selama
sebulan, setahun, seminggu itu kita rata-rata kan jadi
kebutuhan dasarnya berapa, nah ketika nanti ada promo
murah banget berarti berapa persen yang harus kita
buffer, artinya buffer itu harus kita tingkatkan stoknya
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tadi.
Aji : Bagaimanakah sistem penimbangan barang yang
dilakukan oleh Supermarket TIP TOP?
Manajer Operasional : Penimbangan yang kita lakukan, kita memakai
penimbangan elektronik yang lebih detail sampai 0,00,
artinya dibelakang koma itu ada dua digit, kita mencoba
sepresisi mungkin, kenapa? Agar tidak terjadi selisih
yang menyebabkan kerugian di pihak konsumen. Kita
tidak omongin agama Islam dulu nich, secara umum aja
dulu. Terhadap penimbangan, apa yang harus dilakukan
supaya presisi tersebut? Pertama sekali kita lakukan
terra timbangan dengan pihak yang berkompeten (dalam
hal ini pemerintah). Setiap tahun kita ada peneraan
timbangan. Peneraan itu adalah meng-enolkan kembali.
Khawatirnya terjadi hal-hal ya.. namanya sebuah alat
kan dipakai terus setiap hari pasti ada penyimpangan,
kita kalibrasi ulang agar sistemnya pulih, itu yang kita
lakukan. Penimbangan pun sama, misalkan ketika beli
buah kan biasanya kita plastikin. “wah itu mengurangi
berat...” bisa ditimbang plastik itu berapa sich beratnya,
artinya sampai ada yang seperti itu. Sampai ada (maaf)
salah satu penganut Islam yang fanatik sampai
melakukan hal itu, jadi maunya satu-satu ditimbang
karena mengurangi berat, bahkan “saya kan beli
buahnya, bukan batangnya. Saya gak mau, itu artinya
anda dzholim kepada saya. Saya hanya beli bayar
buahnya saja, dan bukan batangnya”. Ya... seharusnya
bapak, kita kan sediakan pak, bapak memilih dan
ternyata bapak mengambil asal ya akhirnya batangnya
otomatis kita ikut timbang. Tugas anda dong untuk saya
ambil ini harus mengeluarkan batang tersebut.
Butuh berapa lama pak kalau setiap konsumen seperti
bapak? Artinya kita sediakan bapak pilih, kan itu yang
disebut swalayan (melayani sendiri). Jika bapak ingin
produk itu ya bapak harus ambil sendiri, kalau tidak
mau repot ya susahlah. Saya jamin bapak di supermarket
manapun, di pasar manapun, pasti orang akan disuruh
memilih sendiri, kenapa? Karena dengan memilih
sendiri kita yakin, bahwa yang kita pilih itu memang
bagus dan layak buat kita konsumsi, lain hal kalau saya
yang pilihin, itu boleh bapak berindikasi bahwa kita
curang, ada yang seperti itu, saya tidak tahu
orientasinya seperti apa. Nah dalam hal ini kita
sikapinya tenang, karena apa? kalau boleh jujur, kita
dapat dari pemasok kan masih ada batangnya. Ya...
kalau misalkan beli mau yang ada buahnya ya silahkan
tinggal pilih, tugas kita kan hanya menimbang, kita tidak
ikut campur dalam pemilihan tersebut. Ketika bapak
pilih dan kita minta untuk ambilin batangnya, saya rasa
itu tidak etis, karena kita sudah membentuk kemudahan
bahwa silahkan bapak pilih sendiri, ya... itu kan lebih
kepada sifat ego manusia, jadi bukan dzholim, karena
pada prinsipnya kita kan artinya habblumminnallah dan
habblumminanas, hubungan kita baik kepada Allah.
Kalau kita tidak baik kepada sesama manusia, saya
jamin 100% dia tidak akan diterima di surga-Nya.
Memang harus seimbang, tidak boleh pilih salah satu,
nah jadi tidak ada hubungannya lah dengan dzholim dan
sebagainya. Jadi penimbangan yang kita lakukan
insyaallah sesuai dengan kaidah Islam yang ada, kita
melakukan peneraan artinya mengkalibrasi timbangan
tersebut setiap setahun sekali oleh lembaga yang
memang ditunjuk oleh pemerintah untuk melakukan hal
tersebut. Itu juga berlaku kepada supplier kita, ketika
baru datang, kita mohon menimbang secara baik karena
kan ketika stoknya menyusut atau berkurang kan kita
juga rugi. Kita juga tidak menginginkan konsumen kita
mengalami kerugian makanya timbangan yang kita
gunakan adalah timbangan elekronik yang memang bisa
keakuratannya sampai koma 00 (dua digit) artinya
sangat akurat. Jadi jika terjadi kesalahan penimbangan
itu kepada diakibatkan ehm.. ya tadi, alat yang sudah
memang tua dan kita selalu menganut... artinya yang
dibayarkan itu misalnya terjadi selisih kita mengacu
kepada harga termurah.
Aji : Apakah Supermarket TIP TOP memiliki anggaran
khusus untuk CSR?
Manajer Operasional : Ehm.. jadi gini, TIP TOP tidak menganggarkan CSR
(Corperate Social Responbility), kita lebih kepada
bagaimana TIP TOP ini bermanfaat bagi warga sekitar.
Apa yang kita lakukan? Pertama, kita memperkerjakan
warga sekitar. Jika warga tidak tertampung untuk kerja
di TIP TOP dengan berbagai alasan misalnya, tingkat
pendidikan, kita kan ketika menerima karyawan ada
kualifikasi, kemudian tidak masuk kedalam kriteria kita
bagaimana? Padahal mereka ingin berkerja juga. Yang
kita lakukan tetap merangkul lagi hanya saja pindah
bagian misalnya mengelola parkir. Parkir TIP TOP itu
dikelola oleh warga sekitar, artinya perkumpulan warga
dibawah organ RT dan RW itu membentuk suatu
paguyuban untuk mengelola parkir, jadi mereka yang
mengelola parkir, TIP TOP tidak. Customer yang
belanja kan bayar, maka sebetulnya bayar parkir itu
bukan buat TIP TOP. Kita memberdayakan warga
sekitar, artinya kita tidak memberikan ikannya tetapi
memberikan umpannya supaya mereka bisa cari ikannya
sendiri. Di luar itu biasanya kita mengadakan misalnya
pengobatan gratis, itu bukan CSR yang kita budget kan
khusus, tapi lebih kepada kebutuhan. Misalnya warga
sekitar butuh pengobatan gratis, khitanan massal,
santunan, kita adakan. Misalnya lagi, oh ternyata
pengangkutan sampah nah itu kita bantu. Misalnya di
Ciputat kita kasih 1 buah kendaraan untuk narik sampah
di lingkungan sekitar, artinya hal-hal yang seperti itu
sich. Di Depok, jalan lingkungan di belakang TIP TOP
kita cor supaya tidak becek ketika hujan. Di Pondok
Gede, lapangan bulu tangkis kita bantu renovasi, jadi
kita rehab... jadi bisa beraktivitas. Hal-hal seperti itu,
jadi membantu warga, jadi mereka bisa melakukan
kegiatan sehari-hari, jadi manfaat TIP TOP terhadap
warga sekitar, jadi tidak mengkhususkan..
Aji : Apakah terdapat perbedaan antara Supermarket TIP
TOP dengan supermarket lain dalam memberikan
diskon? Karena beberapa retail lain tak jarang melakukan
promosi tidak sesuai dengan kenyataan...
Manajer Operasional : Kalau perbedaan adalah, kita harganya sudah murah
kemudian didiskon berarti kan lebih murah, itu jelas
perbedaan. Mungkin yang dimaksud adalah, mungkin di
tempat lain dinaikkan dulu harganya baru didiskonin.
Kalau kita, boleh di cek, harga awalnya berapa, terkait
satu produk misalkan minyak, harga awalnya berapa.
Oh... promo segini, dari harga berapa sih. Nah itu kan,
artinya kita lakukan setransparan mungkin, kita tidak
mau mengotori lah kebersihan keberkahan yang telah
kita terima dengan hal-hal seperti itu, itu pertama.
Kedua terkait dengan tadi (periode sampai tanggal 6,
tanggal 5 sudah habis), nah ini... kalau di kita, itu tidak
bisa menjamin 100% bahwa kita tidak kehabisan stok
sampai periode berakhir, tadi saya bilang, kan
menanyakan bagaimana supermarket TIP TOP
melakukan manajemen penyetokkan sebuah barang.
Kalau pada saat tidak ada promo, cukup 1000 satu
minggu tapi ketika promo meskipun promonya 3 hari
misalkan, jum’at-sabtu- minggu, apa cukup 1000? Kita
stok jadi 1500, ternyata ada beberapa konsumen yang
belanja 100rb kan berarti gratis minyak 1, ”saya belanja
kan 500rb pak, saya pecah deh”, pintar-pintar
konsumen. Apa itu mempengaruhi stok kita? Iya,
seharusnya dia dapat satu, tiba-tiba 5. Itu yang
menyebabkan mungkin tanggalnya habis. Kita bisa tidak
mungkin bisa terjadi seperti itu, kita tidak bisa hindari.
Kenapa? Apa konsumen sudah teredukasi dengan baik?
Kita pernah bilang, iya maaf ibu... ibu dapat dua aja
deh, total belanjaannya 500rb. “Oh saya tidak terima
mas, saya kan belanjanya 500rb”. Iya ibu... mohon maaf
stok kita kan tidak banyak bu, nanti kasihan yang lain.
Kalau mengerti? kalau engga? Artinya itu tuh, yaudah
akhirnya kita kasih, pada akhirnya ternyata habis. Terus
gimana TIP TOP salah? Ya... kita hidup di dunia yang
sebetulnya ya memang sich apa ya... kalau kita ngomong
tiada sempurna, dengan penduduk yang mayoritas tidak
mempunyai kepedulian terhadap sesama. Ya.. kaya tadi,
buat apa sich bu minyak sampai 5? Emangnya ibu mau
mandi? “Ya kan memang untuk keperluan mas selama 2
bulan”. Yakin ibu 2 bulan? Padahal yang lain lebih
membutuhkan, apa kita menyadari itu? Tidak, itu yang
kita coba, makanya kita coba stok banyak. Tapi kalau
sudah terjadi seperti itu, apa yang mesti kita lakukan?
Sebuah dilematis kan, kita larang salah, kita gak larang
kasihan yang lain tidak kebagian. Terus padahal
misalnya gak usah jauh-jauh, misalnya periode 3 hari,
hari ke 2 sudah habis itu masih mending, hari ke 3
mungkin sudah datang lagi stok barangnya. Tapi kalau
misalnya periode 3 hari tapi hari ke 3 jam 4 sore sudah
habis, lebih parah lagi kan? Itu tidak bisa kita hindari,
karena tadi ada kasus-kasus tertentu, perhatikan saja
ketika berbelanja di TIP TOP, Ciputat misalnya... itu
ada pelanggan atau konsumen yang belanja, itu pasti
ada komunikasi, ibu... sudah habis minyaknya atau dia
sudah tahu “Mbak, ini kan ada gratis minyak kan
belanja 100rb, tadi saya belanja 500, saya pecah-pecah
ya”. Satu, kita tidak bisa melarang, kenapa? Ngakalin
kan? Itu kan promo kita berikan merata kepada semua
konsumen, supaya apa? Merasakan produk dengan
harga murah. Itu seperti itu, artinya mengurangi porsi
untuk yang lain. Kedua, antrian kan jadi lebih panjang,
target kali ini selesai, karena dia di pecah lima,
berhenti-bayar dulu struk bayar scan lagi, itu kan
menunda. Kerugian lagi kalau ada yang buru-buru
gimana? Egois kan? Nah yang seperti itu, dan itu lebih
kepada, Ibu itu bisa, kenapa saya tidak bisa? Menular,
padahal kalau kita tegas, salah gak? Enggak, karena
kita tidak bisa galak, Kenapa? Karena konsumen...
tersinggung, ya padahal kan kita mengedukasi, ya maaf-
maaf orang yang seperti itu kadang-kadang pakai
kerudung. Perhatiin saja, cuma senyum-senyum kita,
artinya semua pengen punya harga murah, pengen
banget. Ya sekali lagi, kita kembali ke filosofi RUMI
bahwa dunia dihabisin pasti masih kurang, nah itu
artinya kita tinggal bersyukur aja sich. Buat saya
berkerja dibidang seperti ini, melihat seperti itu cermin.
Ternyata betul, kita gak usah melihat ke atas pejabat
segala macam korupsi dan sebagainya, itu di depan
mata. Ya wajar kalau buat saya, kenapa wajar? Karena
yang namanya manusia kan ingin hidupnya sejahtera,
ingin makmur makanya dia berlaku seperti itu. Tapi
apakah kita tidak? Ya itu tadi, tergantung kitanya mau
seperti itu dengan konsekuensi kita sudah tahu atau kita
berjalan apa adanya, karena kan sekarang kalau suruh
makan satu piring cukup, saya satu piring sudah
kenyang, karena kalau menuruti perut manusia di dunia
gak akan cukup. Makanya ketika seperti itu jadi banyak
pelajaran, itu ibu kasihan kan yang lain gitu kan,belum
antriannya panjang, tapi tidak peduli kan? Yang penting
saya dapat, gitu... Makanya mungkin yang dimaksud
dengan promosi itu gitu, kita tidak yang khusus banget
berbeda tetapi ketika diskon habis kita sampaikan, harga
dasarnya TIP TOP itu murni, kemudian terkait periode
promo itu tadi sudah saya sampaikan jadi seperti itu
sebetulnya. Perbedaannya tidak terlalu mencolok hanya
ketika berbelanja di TIP TOP secara keseluruhan total
belanja itu jauh lebih murah dibandingkan ditempat lain.
Kalau misalkan satu per satu TIP TIP pasti kalah,
kenapa? Tempat lain lagi promo, ini engga. Tapi belanja
aja dulu kebutuhan total satu bulan kebutuhan rumah,
nanti akan kelihatan selisihnya, artinya kita
menyeimbangkan lah agar tidak terlalu jauh karena kita
bermanfaat bagi banyak, itu sich.
HASIL WAWANCARA DENGAN PIHAK MANAJEMEN
SUPERMARKET
SUPERMARKET TIP TOP PUSAT
Nama : Abdul Wahid Andriansyah
Jabatan : Manajer Operasional Pusat
Tempat/Waktu : TIP TOP Rawamangun, 24 Agustus 2015, 10.00 WIB
MARKETING MIX
Aji : Apa saja jenis-jenis produk yang dijual oleh
Supermarket TIP TOP ?
Manajer Operasional : Jenis produk pada umumnya kita sama dengan
supermarket konvensional, artinya produk yang kita jual
mayoritas adalah kebutuhan pokok bagi masyarakat
sekitar TIP TOP dan tentu saja bagi masyarakat yang
membutuhkannya. Jadi terdiri dari makanan, minuman,
produk segar, sayuran, buah, daging, ikan, kita menjual,
kurang lebih seperti itu.
Aji : Apakah semua barang yang dijual disini harus
mendapatkan logo halal dari MUI? Meskipun berbentuk
sayuran atau daging?
Manajer Operasional : Oke.. mengenai logo halal, produk yang kita jual tidak
seluruhnya terdapat logo halal, kenapa? Setelah kita
telusuri ternyata untuk mendapatkan logo halal tersebut,
kami mendapat informasi dari pemasok kami/supplier
kami bahwa sangat sulit untuk mendapatkan logo
tersebut, tetapi kami mensyaratkan untuk produk yang
akan masuk dan dijual di TIP TOP harus memenuhi
beberapa kriteria. Pertama, terdapat sertifikasi produk
menyangkut keamanan pangan, artinya produk yang
dikonsumsi itu aman sesuai dengan peraturan
pemerintah. Yang kedua, kemudian halal. Kita hanya
menjual produk halal. Terkait dengan logo ini ada
beberapa produk yang membawa sertifikasi bahwa
produk tersebut halal. Contohnya daging, proses
pemotongannya itu halal, sesuai dengan syariat Islam,
kemudian sayur dan buah. Halalnya dimana ?
ketelusuran produk dapat diketahui, artinya dari
pertanian, peternakan sampai di supermarket,
ketelusurannya bisa jelas terlihat. Dari proses, misalnya
daging dari proses pemotongan, pengepakan sampai
dibawa ke kami itu ketelusurannya jelas disertai tentu
saja sertifikasi halal MUI tadi. Kemudian untuk produk-
produk kemasan, misalnya produk biskuit khonguan atau
produk-produk lainnya, beberapa produk tersebut tidak
terdapat logo halalnya akan tetapi memiliki sertifikasi
halal. Oleh karena itu, kita menerima dan menjualnya di
TIP TOP supermarket.
Aji : Bagaimana Supermarket TIP TOP menjaga kualitas
barang yang dijualnya? Mengingat barang-barang yang
dijual ada yang berbentuk fast moving dan slow moving...
Manajer Operasional : Ehm.. menjaga kualitas barang itu merupakan suatu
kewajiban. Bagaimana kita menjaganya dari mulai pintu
masuk sampai terjual kepada konsumen merupakan
kewajiban kami untuk menjaga kualitas produk. Dari
mulai pintu masuk yaitu penerimaan barang. Proses
penerimaan barang di tempat kita dilakukan oleh staff
shaker barang yang mengetahui secara persis
persyaratan barang yang masuk ke dalam TIP TOP.
Mereka memeriksa kualitas barang dari segi fisik, mulai
jumlahnya (quantity/jumlah), kemudian kualitas barang
tersebut misalnya kalau kaleng tidak boleh penyok,
kemasan yang plastik tidak boleh sobek, yang tidak kalah
penting adalah kadaluarsa produk itu sudah merupakan
kewajiban dari staff di bagian shaker untuk penerimaan
barang. Begitupun untuk produk-produk segar, buah,
daging, sayur, ikan itu dicek sesuai dengan standar
kualitas kami. Ketika masuk ke gudang, proses pun kita
lakukan dengan handle produk tersebut dengan baik,
misalnya di gudang kami ketika sudah di cek oleh bagian
shaker menerima barang masuk ke gudang, barang
tersebut harus disusun dengan baik dan rapi dan
memperlakukan produk tersebut dengan baik artinya
tidak di lempar, tidak dibanting, tidak didudukin
misalnya.. itu yang kami lakukan di gudang. Kemudian
ketika proses pen display an pun sama, kita mencintai
makanan artinya berapa banyak orang yang kekurangan
makanan diluar sana, tetapi kita melakukan walaupun
kemasan produk tersebut menggunakan kemasan, bukan
berarti kita bisa sembarangan, karena itu tadi setiap
barang yang kita jual harus mempunyai kualitasnya.
Katakan misalnya, kita temukan karena kesalahan pen
display an, perlakuan di gudangnya salah atau bahkan
kelalaian dari pelanggan/customer kami, kami lakukan
pengawasan dengan cara menarik produk tersebut untuk
tidak dijual. Kami terdapat, kami menyediakan staff
khusus kontrol expired untuk di toko, jadi tugas dia
setiap hari dari pagi sampai tutup toko kita bagi menjadi
dua shift, itu memeriksa kualitas barang baik kelayakan
jual, tidak penyok, tidak sobek, tidak karatan. Kemudian
kelayakan jual meliputi tadi, expired, kemudian secara
fisik katakan susu fresh yang dingin,itu tidak boleh
kembung itu dilakukan oleh staff tersebut, tugas dia
setiap hari hanya mengecek kualitas barang yang kita
jual. Itu yang kita lakukan dan jika terdapat barang yang
tidak layak jual, beda hal yaa... tidak layak jual dan
tidak layak konsumsi itu dua hal berbeda, nah.. ketika
tidak layak jual itu dilakukan penarikan dari display dari
toko oleh staff tersebut untuk kita masukkan kedalam
gudang wise, artinya barang-barang yang tidak layak
jual. Kemudian kita proses di RTV atau Retur To Vendor
artinya dikembalikan kepada pihak suppiler untuk kita
lakukan retur.
Aji : Bagaimanakah penataan display barang agar terlihat
menarik oleh konsumen ?
Manajer Operasional : Penataan display terlihat menarik. Standar pen display
an di semua ritel itu FIFO sudah pasti jelas (First In
First Out), barang yang datang duluan harus keluar
lebih awal. Display yang dimaksud adalah menata
sesuai dengan kriteria pen display an di kami, FIFO
sudah pasti berjalan, eye-level, artinya display produk
yang promo, produk yang mendapat diskon besar itu
sesuai dengan tatapan mata. Kita umpamakan nih,diri
kita sebagai pelanggan/customer yang masuk ke toko.
Produk pertama yang kita lihat adalah yang sejajar
dengan mata kita, cakupannya 30 cm ke atas 30 cm ke
bawah, artinya kalau kita analogikan kepada rak display
itu rak nomor dua dari atas dan nomor tiga dari atas itu
yang pasti terlihat. Informasi promosi, informasi harga
kita blow up di area tersebut, bukan berarti yang bawah
tidak kita perhatikan. Nah disini challanges nya,
bagaimana caranya untuk customer tersebut melihat
kebawah. Pada umumnya customer/pelanggan ketika
datang ke toko senang melihat hal-hal yang menarik dan
indah, apa yang kita lakukan? Kita melakukan floor
display, foor display itu men display barang tidak di rak
tetapi di lantai menggunakan, katakan podium yang kita
buat atau disusun dari kardus-kardus kemasan tersebut,
itu yang disebut floor display. Penyusunannya pun sama,
artinya kita susun piramida, mengerucut, kita buat
display menarik supaya customer tertarik untuk melihat
dan akhirnya membeli. Sedangkan pen display an
hampir disemua retail sama dan mirip. Yang
membedakan adalah strategi untuk memanfaatkan tadi,
awareness customer ketika melihat datang ke suatu toko.
Nah disitu kita infomasi, kita blow up besar-besaran
sehingga sampai informasinya, tadi di eye-level berarti,
sarana promosi kita maksimalkan, diatas tetep tentu kita
perhatikan juga, hanya mungkin titik beratnya lebih
kepada di eye-level tadi, informasi promo, turun harga,
kegiatan/activity itu kita lakukan di area tersebut, itu
yang membuat kami mungkin terlihat berbeda dimata
pelanggan pelanggan setia tip top.
Aji : Dalam bauran pemasaran terdapat variabel produk,
bagaimanakah target penjualan produk yang dilakukan
oleh Supermarket TIP TOP?
Manajer Operasional : Target penjualan produk, tentu kita lakukan
berdasarkan kategori produk. Secara bagian besar di
seluruh retail terdapat dua bagian besar, food and non
food (makanan dan bukan makanan), kita omongin
supermarket. Kemudian setelah dua bagian besar, food
dan non food tadi terpecah lagi. Kategori katakan food,
ada fresh nya. Fresh itu buah, sayur, daging, ikan yang
diolah. Kemudian didalam bagian food sendiri ada
namanya konfeksioneri. Konfeksioneri itu produk-produk
manisan artinya ada cokelat, permen, snack dan hal-hal
seperti itu. Kemudian beverage, minuman. Minuman
juga terbagi lagi. Nah, belum lagi nanti yang non food
nya terbagi lagi, freshcare, mouthwash, skincare,
perawatan tubuh kemudian kebersihan rumah tangga,
alat-alat kebersihan bagiannya banyak. Jadi retail itu
rumit, tidak segampang yang kita lihat sebetulnya. Nah
kan diceritakan berdasarkan kategori produk tadi, setiap
tahun kalau diperhatikan, kita ambil yang simple,
misalnya popok bayi. Popok bayi itu terdiri dari dua
bagian, yang pertama celana/pants dan tape (yang pakai
perekat). Setiap supplier bermain di dua kategori itu,
kalau tidak tape ya celana. Tape itu untuk bayi yang
umurnya masih muda atau yang baru lahir, setelah
sudah besar dia pakai celana, untuk membiasakan anak
anak memakai celana. Kemudian setelah berkembang
sekian lama ada kategori baru lagi muncul, popok
dewasa. Popok dewasa juga sama, tadinya zaman awal-
awal kategori ini baru tumbuh itu terdiri hanya popok
dewasa yang tipenya perekat, artinya untuk orang tua
yang memang sudah tidak bisa menggunakan celana
akhirnya pakai perekat. Tetapi ternyata dalam
perkembangan zaman, popok dewasa yang
menggunakan perekat itu secara psikologis seolah-olah
orang tua tersebut sudah tidak berdaya seperti bayi lagi,
bayi yang menggunakan perekat kan umur setahun
sampai paling lama satu setengah tahun, kurang lebih
dari bayi yang baru lahir lah. Kemudian setahun lebih
dia udah pakai celana, artinya orang tua yang memakai
popok dewasa karena misalnya penyakitnya atau tidak
bisa menahan air kencing dan sebagainya. Kenapa dia
menggunakan popok dewasa yang seperti itu atau sakit,
yang mengharuskan dia tidur, tidak boleh bergerak
kemana mana, artinya makan buang air pun dia di
tempat tidur. Perkembangan akhirnya dibuat yang
celana, yang celana ini untuk orang tua yang masih
mampu untuk melakukan aktifitas seperti biasa dan tidak
seperti orang sakit. Nah kategori popok dewasa akhirnya
tumbuh, mengikuti seperti popok bayi dan belakangan
muncul trend di masyarakat popok dewasa itu tipis,
sama seperti popok bayi. Lho untuk apa? Bukannya
popok dewasa itu untuk orang tua yang sakit, ternyata
orang yang usianya 40an pun itu kadang mengalami
suatu kondisi yang menyebabkan dia tidak bisa menahan
pipis terlalu lama, daripada membuat aktifitas terganggu
akhirnya dia menggunakan popok dewasa yang tipis dan
tidak terlihat bahwa itu memakai popok sekali pakai
atau popok kain. Artinya perkembangan makin kesini
makin maju, masyarakat dimudahkan, artinya ketika kita
dalam perjalanan ke luar kota, kemudian menemui
kemacetan dimana susah mencari tempat atau kamar
kecil, pakailah dia popok dewasa yang tipis tadi, artinya
mengikuti perkembangan zaman yang ada dan
tumbuhlah kategori popok dewasa ini. Yang tadinya kita
hanya mengenal popok bayi, sekarang kita mengenal
popok dewasa dengan beragam produk dengan beragam
kategori. Nah kaitannya dengan target tadi itu, setiap
retail pasti punya target, biasanya di kami itu
berdasarkan kategori kemudian muncul lagi kategori
baru, popok dewasa,perekat, celana, yang akhirnya kita
tentukan lagi target. Retail ini tidak pernah berhenti
bergerak, selalu ada hal – hal baru yang membuat retail
ini selalu maju.
Aji : Apa saja langkah – langkah manajemen Supermarket
TIP TOP untuk mencegah terjadinya perbedaan harga
barang di rak pajangan dengan di komputer?
Manajer Operasional : Untuk mencegah terjadinya perbedaan harga yang
paling simple kita lakukan adalah setiap hari kita
melakukan update by sistem, artinya setiap hari data
perubahan itu kita tarik untuk kita distribusikan kembali
ke setiap cabang dan setiap satu jam sekali kita
mengirimkan data perubahan, data update penjualan,
data member itu keseluruh cabang setiap jam. Kemudian
untuk harga bagaimana? Perubahan harga dilakukan itu
satu minggu sekali, ada yang satu bulan sekali.
Bagaimana caranya ? caranya, kebijakan harga
ditentukan di kantor pusat yaitu di TIP TOP
Rawamangun, setelah harga sudah disetujui, kita
mengirimkan perubahan data itu ke setiap cabang. Di
setiap cabang ada staff perubahan harga yang
melakukan update harga tersebut pada sistem. Ketika
sudah dilakukan update harga, dia harus mencetak
harga terupdate untuk produk-produk yang dijual di
toko. Ketika sudah dicetak, dia melakukan pergantian
price ticket namanya, artinya bentuknya tiket, itu yang
pemberian harga pada produk di rak, dan itu dilakukan
oleh staff perubahan harga kami. Dia akan mensapu
bersih untuk merubah semua harga sesuai dengan
update per hari itu. Kemudian kesalahan, namanya
sistem itu pasti terjadi. Bagaimana kami mengantisipasi
jika terjadi perbedaan harga di sistem, misalnya terlewat
satu dari delapan ratus lima puluh produk yang sudah
ada harganya terlewat satu, itu wajar. Kenapa? Untuk
perubahan harga di toko dengan segitu banyaknya
produk itu njelimet untuk masang-masangnya. Jadi kita
punya kebijakan jika harga yang tertera pada produk
yaitu di rak dan komputer itu berbeda, kita punya
kebijakan, kita ambil harga yang termurah, mana yang
termurah itu yang kita kenakan kepada pelanggannya.
Nah itu, untuk mengantisipasi jika terlewat oleh bagian
perubahan harga kami dengan segitu banyak produk,
segitu banyak dan luas tokonya, nah itu kita mempunyai
kebijakan seperti itu jadi jangan khawatir ketika
berbelanja di TIP TOP terjadi perbedaan harga. Apa
yang akan dilakukan oleh TIP TOP? Kita akan
mengambil harga yang termurah, baik itu harga di rak
atau harga di komputer kita ikuti, mana yang termurah,
itu yang dibayar oleh customer, jadi kebijakannya
seperti itu.
Aji : Bagaimanakah Supermarket TIP TOP menentukan
sebuah harga pada setiap produk yang dijualnya?
Manajer Operasional : Oke.. Sebuah harga pada produk. Yang dilakukan oleh
kami biasanya secara sistem atau teknisnya, harga pada
produk itu menyangkut pada beberapa hal. Yang
pertama, kita tetapkan dulu harga pembelian pada
pemasok kami kemudian harga pembelian itu apakah
sudah termasuk pajak atau belum. Jika belum, kami
menetapkan dulu pajaknya kemudian baru kita tetapkan
harga rata-rata produk tersebut selama kurun waktu
misalnya setahun. Ternyata, harganya setelah
ditambahkan pajak karena tadi diawalnya belum ada
pajak, harga rata-rata setahun itu lebih dari 2%, kita
ambil rata-rata 2%, itulah yang tertera pada harga.
Jadinya harga beli, terus keuntungan atau margin plus
pajak itu harga jualnya. Nah jika barang tersebut sudah
ada pajaknya ya berarti tadi, harga beli kita termasuk
pajak plus margin atau keuntungannya, itu yang kita jual
kepada customer. Keuntungannya pun kami tidak
mengambil keuntungan besar karena pertimbangannya
agar, pertama kita sesuai dengan visi misi kita
membantu masyarakat sekitar untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya. Kedua strategi marketing kita
bagaimana kita bisa menjual lebih banyak karena
dengan harga murah orang pasti akan banyak beli,
dengan begitu perputaran barang kita lebih cepat dan
efeknya bisa mengurangi lebih cepat produk yang
mengalami kadaluarsa di toko kami karena kaitannya
fast moving dan slow moving, jadi satu strategi bisa
mengcover semua.
Aji : Dalam bauran pemasaran terdapat variabel harga,
bagaimanakah target penetapan harga dikala situasi
ekonomi sedang tidak stabil?
Manajer Operasional : Maksudnya ekonomi kaya sekarang? Penetapan target
dan harga... hm.. kita realistis artinya kita tidak bisa
menahan gejolak harga karena untuk misalnya daging
itu harga bisa update setiap kali, makanya di TIP TOP
harga bisa berubah sewaktu-waktu. Kenapa seperti itu?
Katakanlah harga daging sedang tinggi, kita tentu cari
harga yang lebih murah supaya kita jualnya pun bisa
lebih murah lagi ke pelanggan-pelanggan kami, tentu
tidak meninggalkan kualitas barang. Penetapan harga
kita lakukan sebijak mungkin, kita tahan harga, kita
langsung beli ke pemasok langsung, artinya kalau cabe
mungkin kita beli di pasar itu langsung dari... bukan dari
petani tetapi petani yang pengepul pertama, jadi itu
lebih murah dari deretan panjang distribusi. Begitupun
daging, kita langsung ke sentra pemotongan yang ada di
Jawa Tengah, nah dia kirim daging ke kami jadi itu bisa
menekan harga. Target pun sama, tentunya target kita
tidak revisi, target berjalan terus hanya yang jadi acuan
adalah pertumbuhan ekonomi atau keadaaan ekonomi
Indonesia pada saat ini. Katakan target tahun lalu kita
tumbuh 10%, kita ingin sama di tahun ini, kita tetap
berjalan target seperti itu, apa yang bisa kita lakukan
minimal untuk mencapai target seperti itu? Tadi, kita
membeli dari pemasok langsung yang ada di daerah, kita
beli bawang misalnya, kita langsung ke pelanggan kami
yang ada di Brebes, makanya pemasok-pemasok kami
masih banyak yang dari Usaha Kecil dan Menengah
yang pembayarannya begitu mereka kirim langsung
bayar, karena kalau pemasok besar ada yang katakan
14hari, 7hari. Kita masih ada yang seperti itu dan masih
dalam pembayaran tunai, masih banyak yang kita
lakukan, karena tadi, kita membina masyarakat kecil dan
menengah. Kalau ke TIP TOP itu sayur kita langsung
dari puncak Bogor, kemudian ada beberapa bawang,
cabai sama, daging pun kita dari Jawa Tengah. Maka
nya itu, kita bisa melakukan penekanan harga. Ketika
puasa kemarin, karena kebutuhan daging tinggi tentu
daging daerah tidak bisa memasok cukup akhirnya kita
cari tempat lain. Kita harga pada saat puasa kemarin itu
dikisaran 107-109, tapi diluaran 120 segala macam, itu
yang bisa kita tekan. Kemudian kita tidak mengambil
keuntungan banyak karena tahu kita kebutuhan banyak,
walaupun misalnya di retail sebelah kita harganya 80rb
an, tapi harga 80rb itu bisa kita lihat kualitasnya dengan
yang dijual di kita. Kami tidak akan menurunkan
kualitas demi mengejar harga murah karena kita tidak
mau customer atau pelanggan setia kami kecewa.
Artinya sekilo ketika beli di tempat kami pas diolah ya
tetap sekilo hasil jadinya tapi, dia beli 80rb dengan
banyak lemak yang harus dia bersihkan segala macam,
kerja dua kali dan ketika dimasak jadi tinggal setengah
karena tadi, kebanyakan lemaknya. Dari kualitas daging
juga beda, kami tidak khawatir makanya pada saat
puasa kita tidak mengikuti perang harga, istilahnya
karena biasanya itu akan menurunkan kualitas barang.
Aji : Apa saja fasilitas yang tersedia di Supermarket TIP
TOP demi kenyamanan konsumen dalam berbelanja ?
Manajer Operasional : Fasilitas di seluruh TIP TOP kita menyediakan
mushallah, bahkan di ciputat mushallanya besar dan di
TIP TOP Tambun kita ada masjid persis sebelah, jadi
artinya dengan luasan area, kita bisa membangun
fasilitas yang lebih baik kepada pelanggan kami. Di
Ciputat itu dulu masih termasuk toko dengan fasilitas
terbaik dengan mushallanya tadi yang luasnya lumayan,
tapi di Tambun kita lebih baik lagi adanya masjid.
Kemudian arena bermain anak, foodcourt, kemudian
parkir yang lumayan luas. Jadi di TIP TOP jangan
khawatir pasti ada mushalla.. Untuk toko-toko yang area
parkirnya sempit dijadikan satu diluar toko bukan di
lantai duanya, itu kita sediakan mushallanya. Tentu
toilet kita sediakan sebagai salah satu fasilitas yang
nyaman, toilet ya kita jaga kebersihannya, kita stand by
kan satu petugas kebersihan setiap shiftnya untuk
menjaga kebersihan area toilet tersebut, kemudian
misalkan tadi di Ciputat, di toko-toko tertentu ada arena
bermain anak, di Rawamangun ada, cuman indoor tidak
terbuka jadi full ac. Kemudian di Depok juga sama
Indoor karena area terbatas, di Tambun itu diluar area
seperti TIP TOP Ciputat. Jadi fasilitas yang kita
sediakan mungkin tidak maksimal tetapi menambah
kenyaman buat customer. Dan berapa banyak retail atau
supermarket, mungkin sepanjang sepengetahuan saya
(koreksi jika salah) ada berapa banyak yang tidak
menyediakan fasiltas mushalla atau toilet yang layak?
Mall megah pun mushallanya bisa di lantai bawah dekat
dengan toilet dan di besment lagi, artinya kami memang
sudah menjadi bagian, jadi kalau secara bisnis mungkin
dilihat ini area sebegini luas hanya dipakai untuk masjid
atau mushalla kurang produktif, kan kalau bisnis seperti
itu. Kalau kami tidak, kami lebih melihat kepada.... kita
tentu mencari keuntungan, tapi sampai kapan? Uang
dikejar kita tidak akan pernah selesai dan habis, yaa...
kita seimbangkan. Nah di Tambun itu kita buat masjid
dan pada saat puasa kemarin, kita tepat tarawih tuh di
masjid. Jadi datang ketika berbuka puasa, kita sediakan
seperti masjid pada umumnya, kita sediakan ta’jil untuk
berbuka kemudian mereka pulang, kumpul dengan
keluarga, kemudian pada saat tarawih mereka datang.
Selesai tarawih itu sekitar jam setengah 9 jam 9, kita
masih bisa berbelanja untuk kebutuhan sahurnnya, jadi
kita melayani betul masyarakat atau warga sekitar. Jadi
sekalian, mungkin... ohya sahur nanti beli apa segala
macam, begitupun ketika mereka hari raya, kebutuhan
lebarannya. Jadi selesai mereka ibadah, kan mungkin
selama ini... mungkin yang saya pikir adalah karena
masjid terpisah dengan pusat perbelanjaan membuat
kita tidak fokus. Kita beribadah tapi di satu sisi kita
memunhi kebutuhan untuk lebaran, jadi karena sunnah
ada yang ditinggal saja langsung berbelanja, ada yang
ditengah jalan, jadinya kalau kita dekatkan mungkin
akan lebih mudah. (mengangkat telepon....)
Aji : Bagaimana Supermarket TIP TOP melakukan
kerjasama dengan supplier dalam memasok barang-
barang di gudang ?
Manajer Operasional : Untuk kerjasama... kita tentunya saling
menguntungkan, artinya landasannya saling percaya,
kita minta seluruh supplier untuk memenuhi kebutuhan
dan memasok keperluan penjualan di TIP TOP
supermarket, yang kami lakukan adalah kita TIP TOP
tidak akan pernah menahan pembayaran (mengangkat
telepon...) jadi TIP TOP tidak akan pernah menahan
pembayaran dengan alasan apapun, artinya jika sudah
waktunya, tagihan harus kita bayarkan, tentu kita
bayarkan. Lain hal jika ada permasalahan katakan tadi
pajak, banyak peraturan pemerintah yang kita harus
patuhi,salah satunya pajak. Jika tagihan tidak dikenai
pajak,itu tentu kita tanyakan pajaknya,bagaimana sudah
ada? Nah itu akan mengulur waktu, tapi bukan berarti
kita menunda pembayaran, karena masalah administrasi
saja, karena kita kan harus tertib administrasi. Nah,
biasanya seperti itu, supplier sudah paham, intinya kita
tidak menunda pembayaran kepada supplier-supplier
kami, dengan begitu mereka tentu akan lebih giat lagi
untuk memasok produk ke kami, jadi seperti itu, yang
simplenya adalah perjanjiannya atau kerjasamanya
adalah menguntungkan. Kemudian, tentu dari sisi
promosi ya... menggelontorkan dana untuk, misalnya
beli dua dapat satu, tentu kita akan terima. Kita akan
pesan dalam jumlah banyak, itu sii... jadi saling
menguntungkan bentuk kerjasamanya. Dengan kami
berprinsip tadi, jangan pernah menahan hak orang,
salah satunya adalah soal pembayaran, jika terjadi
permasalahan diluar kuasa kita, ya.. ternyata dikenai
pajaklah, kemudian hal-hal lain tentu itu akan
mempengaruhi pada pembayaran, nah biasanya kita
akan bertemu, dan pemasok kami/supplier kami itu
sudah paham.
Aji : Dalam bauran pemasaran terdapat variabel
distribusi/tempat, bagaimanakah menentukan tempat
yang strategis dalam melakukan proses pendistirbusian
barang baik di pusat maupun di cabang?
Manajer Operasional : Mengenai distribusi/tempat gudang ya maksudnya,
seluruh cabang TIP TOP supermarket, kami lengkapi
dengan gudang yang bisa dibilang lumayan luas, artinya
cabang tersebut bisa mandiri untuk bisa memenuhi
kebutuhannya, kami pun menyediakan gudang-gudang
tambahan sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhan
cabang tersebut, kita... penentuan tempatnya
berdasarkan wilayah, misalnya bagaimana memasok
Rawamangun, kemudian Pondok Bambu, kemudian
Tambun, bagaimana? Kita terdapat gudang buffer di
TIP TOP Pondok Bambu untuk mengcover area Timur,
apa saja area Timur? Rawamangun, Pondok Bambu,
Pondok Gede, Tambun, itu area Timur. Kemudian kita
punya gudang tambahan lagi di Ciputat,itu area
baratnya. Yang masuk kesitu adalah Depok, Ciputat,
Cimone, nah itu kan berdekatan jaraknya, nah kita
menyediakan gudang buffer itu, kita... berdasarkan area.
Lain hal mungkin jika TIP TOP sudah tumbuh lebih, kita
akan tentu memikirkan hal lain lah untuk kita lakukan
sebagai gudang tambahan untuk membantu cabang-
cabang tersebut.
Aji : Tadi yang bapak maksud dengan gudang buffer itu apa
ya pak?
Manajer Operasional : Jadi gini, dalam supermarket itu mengenal yang
namanya buffer. Buffer itu adalah cadangan, di setiap
toko tadi saya katakan, tersedia gudang tapi kita harus
mencadangkan produk-produk yang kita jual itu di
gudang buffer tadi, untuk menjaga jangan sampai terjadi
kekosongan produk di toko-toko atau di cabang-cabang
TIP TOP. Ini akan berguna sekali ketika puasa tiba,
memang kebutuhan barang kan tinggi, kemudian
distribusi juga akan mengalami hambatan, kenapa?
Orang sudah mulai mudik, tentu prioritasnya adalah
manusianya dulu yang lewat baru barang dari daerah.
Katakan gak boleh lewat pantura atau dari Sumatera
tidak boleh lewat itu, harus manusianya dulu, tentu akan
mengalami keterlambatan pengiriman. Nah untuk
mengantisipasinya agar barang selalu tersedia, kita
harus menyetok lebih, tentu di toko masing masing itu
sudah kita stok, nah kita... stok cadangan kita siapkan,
itu tadi disebut gudang buffer, untuk pemenuhan
penyediaan barang di masing masing TIP TOP
Aji : Bagaimanakah strategi Supermarket TIP TOP dalam
melakukan promosi ke konsumen?
Manajer Operasional : Strategi banyak, kita punya website, kita punya
facebook, twitter, instagram, jadi media sosial yang
banyak di masyarakat, itu... kita coba masuk. Untuk apa
yang kita lakukan disitu? Kita menginformasikan baik itu
promosi, aktivity, kuis dan macam-macam. Itu sering
banget kita lakukan kuis, jadi... kita berhadiah voucher
belanja di TIP TOP, jadi kita menginformasikan bahwa
kita mengikuti pola marketing modern, tadi salah
satunya adalah medis sosial tadi. Kenapa TIP TOP tidak
masuk iklan sih ya? Karena buat kita tidak efektif,
kenapa? Kalau masuk ke iklan TV berarti tokonya harus
nasional sedangkan TIP TOP hanya ada di
JABODETABEK, bagaimana orang daerah yang mau
berbelanja di TIP TOP? Makanya kita tidak bermain di
media nasional seperti itu. Kenapa gak ke koran juga?
Sama,koran kan juga nasional, artinya kita lebih ke situ,
kita bermain dengan low cost high impact lah artinya
dengan biaya serendah mungkin kita berharap impact
nya lebih maksimal, tadi dengan media sosial, sekarang
berapa banyak orang sering nonton tv dengan sering liat
handphone? Makannya saya bilang, kita masuk ke
facebook biayanya paling hanya berapa dan langsung
akses, nah itu yang sedang kita maksimalkan, itu justru
kita langsung dekat dengan pelanggan yang notabene
jika ada permasalahan complaint, masukan, kita bisa
lebih cepat tahu informasinya dan lebih cepat kita
tangani untuk kita perbaiki kedepannya. Banyak orang
tua kita yang sering berbelanja di TIP TOP yang sudah
lama berbelanja dan menjadi pelanggan setia dan itu
yang turun menurun ke anak-anaknya. Di Rawamangun
ini banyak sekali orang tua yang dari dulu mereka muda
dan sekarang sampai punya cucu dan menularkan untuk
berbelanja di TIP TOP.
Aji : Dalam bauran pemasaran terdapat variabel promosi,
bagaimanakah promosi yang dikembangkan oleh
Supermarket TIP TOP ?
Manajer Operasional : Promosi banyak, kita memanfaatkan media sosial, kita
berkerjasama dengan beberapa merchent lain, misalnya
kalau lihat member kita itu ada kita kerjasama dengan,
misalnya seaworld atau dufan, macam-macamlah, itu
dengan menunjukkan member kita dapat potongan
harga, itu salah satunya. Kemudian kita kerjasama
dengan bank, berbelanja di TIP TOP membayarnya
pakai kartu debit bank tertentu atau kartu kredit bank
tertentu kita mendapatkan hadiah, jadi itu yang kita
jalani, dari situ kan kebanyakan customer kita adalah
orang-orang yang kerja, bergaji dan ambil gajinya
melalui ATM. Ketimbang dia repot, ngambil di ATM dan
harus ngantri, dipakailah berbelanja... nanti dia dapat
hadiah, lebih menyenangkan mana? artinya dia yang
gajinya diambil tunai, dia belanja, bayar, selesai,
sekarang menggunakan kartu debit itu. Dia belanja,
bayar, dapat hadiah, itu dia yang coba kita kembangkan
dan alhamdulilah berhasil. Bahkan mereka menunggu,
kita selesai. “Kapan lagi nih promo dengan bank
ini?saya punya lho kartu kredit, saya bela-belain bikin
karena TIP TOP sering banget nih promo kartu kredit.
Kapan sih ada lagi?” oh nanti bu sabar. Jadi, kita
kerjasama ada yang belanja, misalnya 250rb, dia ambil
bola atau kartu atau kupon gesek, itu hadiahnya macam-
macam, terendah misalnya ada rinso segala macam,
paling tinggi umroh, TV, handphone banyak, tapi
memang itu tadi, namanya kupon gesek kita tidak duga.
Orang hanya belanja 250rb sekali, tiba-tiba dapat kupon
umroh, orang yang udah berbelanja berkali-kali, tidak
dapat. Artinya kerjasama pada si promosi tadi, kita
belanja sekian dengan membayar pakai kartu debit atau
kredit bank tertentu dapat hadiah atau kesempatan untuk
ambil kupon yang hadiah utamanya adalah umroh atau
member, misalnya di hari-hari tertentu kita ada diskon
berapa persen dengan menggunakan member, kedua,
ketiganya kita kepada si promosi mengadakan activity
dengan pihak supplier, apa saja? Lomba mewarnai,
lomba makan es krim. Syaratnya mudah, misalnya
belanja dengan produk supplier tertentu misalnya
nilainya 10/20rb, bisa mendaftar. Kalau saya datang
langsung daftar gak bisa, harus beli produknya dulu, itu
baru bisa mendaftar. Kita juga mengadakan dengan
supplier actifity yang sifatnya edukasi misalnya
kerjasama dengan SGM atau MILO. Mereka
menyediakan boots di luar, di parkir, mereka adakan
kegiatan apa disitu, setiap pelanggan TIP TOP yang
membeli produk MILO bisa ikutan disitu, dan misalnya
anaknya ikut lomba melemparkan bola ke pasir dapat
hadiah, nah hal – hal seperti itu, activity. Jadi variasinya
banyak yang kita lakukan.
LAMPIRAN
Gambar Timbangan Elektronik untuk menimbang produk sayuran, buah maupun
daging. Tingkat presisinya hingga tiga digit dibelakang koma (0,000) sehingga
mencegah terjadinya kecurangan. Didalam Islam, Allah S.W.T memerintahkan
kepada kita untuk selalu berbuat adil.
Gambar produk sayuran, buah-buahan dan daging. Semua produk segar dijamin
kehalalannya karena proses ketelusuran produk dilakukan dengan sangat teliti.
Termasuk tempat pemotongan daging secara Islami.
Produk minuman dan makanan olahan kaleng disusun dengan rapih dan bersih.
Didalam Islam, kebersihan merupakan sebagian dari Iman dan Allah S.W.T
menyukai orang-orang yang suci (bersih).
Gambar keragaman produk yang dijual oleh Supermarket TIP TOP, salah satunya
produk kebutuhan alat – alat rumah tangga.
Gambar produk Floor Display. Salah satu media promosi yang dilakukan oleh
Supermarket TIP TOP dengan membuat sebuah piramida atau bangunan lain
dengan produk yang disusun semenarik mungkin.
Gambar partner pedagang yang melakukan kerjasama dengan Supermarket TIP
TOP. Semua outlet Supermarket TIP TOP menyediakan tempat makan atau
foodcourt.
Gambar ATM, tempat parkir dan arena bermain anak. Setiap outlet di
Supermarket TIP TOP terdapat fasilitas tambahan seperti tempat permainan anak,
ATM dan tempat parkir yang luas.
Untuk memudahkan konsumen melaksanakan kewajibannya. Supermarket TIP
TOP menyediakan tempat ibadah yang bersih, harum dan ber-AC. Disamping itu,
pada saat bulan Ramadhan Supermarket TIP TOP mengadakan kegiatan sosial
disekitar masjid atau mushalla.