analisis item test dan angket individu

15
ANALISIS ITEM TEST DAN ANGKET A. Analisis item test Bila kita ingin mengetahui seberapa jauh baiknya suatu soal test yang telah dibuat , selain harus valid dan reliable maka kita harus melakukan analisis butir soal, karena bagusnya suatu set soal tes itu tergantung juga dari butir-butir soal tersebut.Oleh karenanya perlu di analisis butir-butir soal tersebut. Ada tiga factor yang harus dilihat untuk menentukan apakah butir soal tersebut baik atau tidak, yaitu : a. Tingkat kesukaran b. Indeks diskriminasi atau daya pembeda c. Faktor pengecoh Tingkat kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usahanya untuk memecahkan masalah sebalikkya soal yang terlalu sukar menjadikan siswa putus asa atau tidak mempunyai semangat dalam mencoba lagi karena merasa di luar jangkauannya. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar.

Upload: rara-hikmah

Post on 27-Nov-2015

86 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Item Test Dan Angket Individu

ANALISIS ITEM TEST DAN ANGKET

A. Analisis item test

Bila kita ingin mengetahui seberapa jauh baiknya suatu soal test yang telah dibuat , selain

harus valid dan reliable maka kita harus melakukan analisis butir soal, karena bagusnya suatu

set soal tes itu tergantung juga dari butir-butir soal tersebut.Oleh karenanya perlu di analisis

butir-butir soal tersebut.

Ada tiga factor yang harus dilihat untuk menentukan apakah butir soal tersebut baik

atau tidak, yaitu :

a. Tingkat kesukaran

b. Indeks diskriminasi atau daya pembeda

c. Faktor pengecoh

Tingkat kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang

terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usahanya untuk memecahkan

masalah sebalikkya soal yang terlalu sukar menjadikan siswa putus asa atau tidak mempunyai

semangat dalam mencoba lagi karena merasa di luar jangkauannya.

Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa

dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Persoalan

yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan

proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar.

Ada beberapa dasar pertimbangan dalam menentukan proporsi jumlah soal

kategori mudah, sedang, dan sukar. Pertimbangan pertama adalah adanya

keseimbangan, yakni jumlah soal sama untuk ketiga kategori tersebut. Artinya, soal

mudah, sedang, dan sukar, jumlahnya seimbang. Misalnya tes objektif pilihan berganda

dalam pelajaran matematika disusun sebanyak 60 pertanyaan. Dari ke-60 pertanyaan

tersebut, soal kategori mudah sebanyak 20, kategori sedang  20, dan kategori sukar 

20. Pertimbangan kedua proporsi jumlah soal untuk ketiga kategori tersebut didasarkan

atas kurva normal. Artinya, sebagian soal berada dalam kategori sedang, sebagian lagi

termasuk ke dalam kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang.

Page 2: Analisis Item Test Dan Angket Individu

      Perbandingan antara soal mudah-sedang-sukar bisa dibuat 3-4-3, artinya 30 % soal

kategori mudah, 40 % kategori sedang, dan 30 % kategori sukar. Perbandingan lain

yang termasuk sejenis dengan proporsi di atas misalnya 3-5-2. Artinya, 30 % soal

kategori mudah, 50 % kategori sedang, dan 20 % kategori sukar.

      Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah

1. Mengurutkan daftar nilai hasil ulangan/ujian dari yang terbesar sampai yang terkecil

setiap kelas;

2. Daftar nilai pada poin (a) diatas dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu kelompok pandai

(uper group), kelompok kurang (lower group), dan kelompok sedang (middle group).

3. Selanjutnya yang dianalisis adalah kelompok pandai atau kelompok atas dan kelompok

kurang atau kelompok bawah, sedangkan kelompok menengah kita biarkan. Umumnya

diambil kelompok atas dan bawah masing-masing 27%- 27%, (untuk data yang besar

yaitu lebih dari 100, sedangkan yang kurang dari 100 diambil masing-masing 50%)

4. Tiap soal ditabulasikan kemudian dijumlahkan pada setiap kelompok atas dan kelompok

bawah;

5. Hitung taraf kesukaran dengan rumus:

1. TK: indeks tingkat kesukaran

2. BA: jumlah jawab benar tiap soal kel atas

3. BB: jumlah jawab benar tiap soal kel bawah

4. N : Jumlah testee kel atas dan kel bawah

6. Konsultasi ke tabel indeks tingkat kesukaran sbb:

Indeks tingkat kesukaran:

0,00 ≤TK≤ 0,30 = sukar

0,31 ≤TK≤ 0,70 = sedang

0,71≤TK≤ 1,00 = mudah

Tingkat kesukaran butir tes dinyatakan dengan indeks berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00.

                                         Indeks 0,00 berarti butir soal sangat sukar karena tidak seorangpun dapat menjawab dengan benar butir

tes tersebut. Sebaliknya jika indeksnya 1,00 berarti butir soal tersebut sangat mudah karena semua siswa

dapat menjawabnya dengan benar.

Page 3: Analisis Item Test Dan Angket Individu

Contoh:

Tes pilihan ganda diberikan kepada 20 siswa kelas XI SMA.Jumlah soal sebanyak 10.Setelah

diperiksa hasilnya diurutkan dari skor data terbesar sampai terkecil.Siswa yang termasuk

kategori kelompok atas diambil 50% dari 20, yakni sebanyak 10 orang diambil dari no urut 1

sampai 10. Sedangkan siswa kategori kelompok bawah diambil 50% dari 20 yakni sebanyak 10

orang diambil dari no urut 11 sampai 20.

Setelah hasil jawaban siswa diperiksa maka hasilnya sebagai berikut

Siswa Kelomp

ok

Nilai Soal Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Atas

(BA)

0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7

B 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8

C 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

D 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8

E 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7

F 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7

G 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7

H 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9

I 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8

J 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8

JUMLAH

BA

8 8 8 6 5 9 9 8 10 8

K Bawah

(BB)

1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 5

L 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 5

M 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 6

N 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6

O 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6

P 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 5

Q 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3

R 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 3

S 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 6

Page 4: Analisis Item Test Dan Angket Individu

T 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6

JUMLAH

BB

3 7 4 1 1 7 6 9 10 2

TK 0.

55

0.7

5

0.6 0.4 0.3 0.8 0.7

5

0.8

5

1 0.5

KRITERIA se

da

ng

mu

dah

sed

ang

sedan

g

sed

ang

mu

dah

mu

dah

mu

dah

muda

h

sedan

g

Dari data yang telah di analisis maka terdapat 5 soal yang berkatagori sedang dan 5 soal yang

berkategori mudah

Untuk soal yang berkategori baik ( sedang) sebaiknya dicatat dalam bank soal dan sewaktu-

waktu dapat digunakan kembali.

Untuk soal yang berkategori terlalu sukar maka soal itu bisa kemungkinan:

Dibuang dan tidak digunakan lagi

Diteliti ulang sehingga dapat dicari factor peyebabnya, setelah diperbaiki kemudian

digunakan lagi dalam tes hasil belajar berikutnya

Butir soal yang terlalu sukar itu bisa jadi bisa dimanfaatkan sewaktu menggunakan tes

yang sifatnya sangat ketat.

Daya Pembeda

Menganalisis daya pembeda artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesanggupan

tes tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk ke dalam kategori lemah/rendah

dan kategori kuat/tinggi prestasinya. Artinya, bila soal tersebut diberikan kepada anak

yang mampu, hasilnya rendah. Tetapi bila diberikan kepada anak yang lemah, hasilnya

lebih tinggi. Atau bila diberikan kepada kedua kategori siswa tersebut, hasilnya sama

saja. Dengan demikian, tes yang tidak memiliki daya pembeda tidak akan menghasilkan

gambaran hasil yang sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya. Sungguh

aneh bila anak pandai tidak lulus, tetapi anak tidak pandai lulus dengan baik tanpa

dilakukan manipulasi oleh si penilai atau di luar faktor kebetulan.

Page 5: Analisis Item Test Dan Angket Individu

Dalam literatur lain disebutkan bahwa salah satu ciri butir yang baik adalah yang

mampu membedakan antara kelompok atas (yang mampu) dan kelompok bawah

(kurang mampu). Karena itu butir tes harus diketahui daya bedanya. Siswa yang

termasuk kelompok tinggi adalah siswa yang mempunyai rata-rata skor paling baik.

Siswa yang termasuk kelompok rendah adalah siswa yang mempunyai rata-rata skor

yang rendah. Kelompok siswa yang pandai sering disebut dengan istilah kelompok

Upper, dan kelompok siswa yang kurang pandai sering disebut dengan istilah Lower.

Tingkat daya pembeda butir-butir tes dinyatakan dalam skala indeks -1,00 sampai

dengan 1,00.

-1,00                        0                        1,00

Pengertiannya adalah :

Indeks -1,00 berarti butir tes terbalik, siswa kurang pandai dalam kelompok Lower

dapat menjawab butir tes dengan sempurna, dan kelompok yang paling pandai

dalam Upper tidak ada satupun yang mampu menjawab dengan benar.

Indeks 0,00 berarti butir tes tidak dapat membedakan siswa yang pandai dengan

yang kurang pandai. Atau kemampuan kelompok pandai (Upper) sama dengan

kemampuan kelompok kurang pandai (Lower).

Indeks 1,00 berarti butir tes secara sempurna dapat membedakan siswa

berdasarkan tingkat kemampuannya.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis daya pembeda butir tes

adalah sebagai berikut :

1. Mengurutkan jawaban siswa mulai dari yang tertinggi sampai dengan yang

terendah.

2. Membagi kelompok Atas dan kelompok Bawah

3. Memberi skor 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang

salah pada tes pilihan ganda. Sedangkan pada tes essay diberikan skor sesuai

pada rentangan yang ditentukan.

4. Menghitung daya beda dengan rumus yang telah ditentukan yaitu

D=BAJ A

−BBJ B

=PA−PB

Page 6: Analisis Item Test Dan Angket Individu

Keterangan :

D = diskriminasi / daya beda

J = Jumlah peserta tes

J A = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

5. Kriteria daya pembeda

Negative : soal sebaiknya dibuang

0.0 – 0.20 soal jelek

0.20 – 0.40 soal cukup

0.40 – 0.70 soal baik

0.70 – 1.00 soal baik sekali

Contoh soal

Diambil dari data pada table di atas

Setelah hasil jawaban siswa diperiksa maka hasilnya sebagai berikut

Siswa Kelo

mpok

Nilai Soal Sko

r

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Atas 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7

B 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8

C 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

D 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8

E 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7

F 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7

G 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7

H 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9

I 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8

J 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8

Page 7: Analisis Item Test Dan Angket Individu

BA 8 8 8 6 5 9 9 8 10 8

K Bawa

h

1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 5

L 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 5

M 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 6

N 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6

O 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6

P 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 5

Q 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3

R 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 3

S 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 6

T 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6

BB 3 7 4 1 1 7 6 9 10 2

D 0.5 0.1 0.4 0.5 0.4 0.2 0.3 -0.1 0 0.6

KRITERIA baik jele

k

cuk

up

baik cukup jele

k

cukup dibua

ng

jelek baik

Sebagai tindak lanjut atas hasil penganalisisan mengenai daya beda item tes hasil belajar

tersebut adalah :

1. Butir soal yang telah memiliki daya beda yang baik (cukup, baik, baik sekali) hendaknya

dicatat dalam buku bank soal tes hasil belajar

2. Butir soal yang daya pembedanya masih rendah (Jelek), ada dua kemungkinan tindak

lanjut, yaitu :

a. Ditelusuri untuk kemudian diperbaiki , setelah itu dapat diajukan lagi dalam tes hasil

belajar yang akan dating , kemudian dianalisis kembali apakah daya pembedanya

meningkat atau tidak

b. Dibuang , dan untuk tes hasil belajar berikutnya tidak dipakai lagi

3. Khusus untuk butir soal yang mempunyai daya beda negative, sebaiknya pada tes hasil

belajar berikutnya tidak digunakan lagi

Page 8: Analisis Item Test Dan Angket Individu

Teknik Analisis Fungsi Distraktor

Distraktor adalah pengecoh, jawaban-jawaban yang mengecoh. Ini bertujuan menarik untuk

menjawabnya padahal itu salah. Sebagai tindak lanjut atas hasil penganalisaan terhadap fungsi

distraktor tersebut maka distraktor yang sudah menjalankan fungsinya dengan baik dapat

dipakai lagi pada tesnya.

Tujuan utama pemasangan distraktor pada setiap butir itu adalah, agar dari sekian banyak

testee yang mengikuti tes hasil belajar ada yang tertarik atau terangsang untuk memilihnya,

sebab mereka menyangka bahwa distraktor yang mereka pilih itu merupakan jawaban yang

betul.

Suatu kemungkinan dapat terjadi, yaitu bahwa dari keseluruhan alternative yang dipasang pada

butir item tertentu, sama sekali tidak dipilih oleh testee. Dengan kata lain, testee menyatakan

“blangko”. Pernyataan blangko ini sering dikenal dengan istilah oniet dan biasa diberi lambing

dengan huruf O.

Distraktor telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik apabila distraktor tersebut sekurang-

kurangnya telah dipilih oleh 5% dari seluruh peserta .Misalnya tes hasil belajar diikuti oleh 100

testee. Distraktor yang dipasang pada item tersebut dapat dinyatakan berfungsi bila minimal 5

orang testee sudah “terkecoh” untuk memilih distraktor tesebut.

Contoh untuk soal essay terlampir pada program exel

B. Analisis Angket

Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan

untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber yang diambil datanya

melalui angket). Angket atau kuesioner dapat disebut sebagai wawancara tertulis, karena isi

kuesioner merupakan satu rangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden

dan diisi sendiri oleh responden.

Angket merupakan alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam

memecahkan masalah penelitian. Masalah tersebut harus dirumuskan dengan jelas dan

Page 9: Analisis Item Test Dan Angket Individu

dianalisis menjadi sub masalah yang dijdikan pegangan dalam mengemukakan hipotesis.

Oleh karena itu dalam membuat angket kita hendaknya memerhatikan hal-hal berikut ini.

a. Memakai bahasa yang sederhana, karena yang dihadapi adalah orang-orang yang

berbeda karakteristik dan pengetahuan, sehingga hindari istilah teknis, serta pilih kata-

kata yang mengandung arti sama bagi semua orang.

b. Memakai kalimat yang pendek, karena kalimat majemuk, panjang, dan berbelit-belit

akan mempersulit pemahaman responden.

c. Menghindari pertanyaan yang menyangkut harga diri dan bersifat pribadi.

d. Menyusun angket dengan sesingkat-singkatnya, sehingga tidak memakan waktu yang

lama.

e. Dalam daftar pertanyaan hindari kata-kata yang menyinggung perasaan responden atau

usaha untuk memberikan pemahaman kepada responden terhadap angket yang kita

buat.

Validitas Angket

Validitas angket berkenaan dengan pertanyaan, apakah jawaban yang diberikan itu benar.

Hal-hal yang dapat kita lakukan agar angket itu valid antara lain sebagai berikut.

a) Pertanyaan harus mudah dipahami dan tidak menimbulkan tafsiran yang berbeda-beda.

b) Pertanyaan harus berkenaan dengan topik permasalahan.

c) Pertanyaan harus menarik dan mendorong responden untuk menjawabnya.

d) Jawaban responden diusahakan dapat konsisten dari awal hingga akhir.

e) Jawaban yang diberikan dalam alternatif pilihan jawaban harus beragam (variatif) untuk

menghindari kebosanan.

Contoh Angket

Angket sikap terhadap pembelajaran matematika

Petunjuk mengerjakan angket

Page 10: Analisis Item Test Dan Angket Individu

Pernyataan dibawah ini menunjukkan keadaansekolah siswa selama terutama dalam

proses belajar matematika di sekolah.Dalam menjawab setiap butir pernyataan, jawab

dengan member tanda (V)

Pilihlah

SS : Berarti anda sangat setuju dengan pernyataan

S : Berarti anda setuju dengan pernyataan

TS : Berarti anda tidak setuju dengan pernyataan

STS : berarti anda Sangat tidak setuju dengan pernyataan

No Pernyataan Skala Penilaian

SS S TS STS

1 Saya senang belajar matematika karena matematika

membantu saya dalam mata pelajaran lain

2 Saya merasa rugi bila tidak masuk dalam pembelajaran

matematika

3 Saya bersemangat belajar matematika karena guru yang

mengajarkannya menyenangkan

4 Saya tidak mengerti matematika karena matematika begitu

banyak rumus

5 Saya merasa matematika tidak begitu diperlukan setelah saya

tamat sekolah nanti

6 Saya tidak mengerti pelajaran matematika sehingga saya

malas mengerjakan tugas – tugas yang dikerikan oleh guru

7 Guru saya dalam mengajarkan matematika sering

menggunakan media pembelajaran seperti Cart atau LCD

8 Guru saya sebelum sering menyampaikan kegunaan belajar

matematika dalam kehidupan sehari hari

9 Guru saya lebih sering menggunakan metoda ceramah

Page 11: Analisis Item Test Dan Angket Individu

sehingga membosankan

10 Guru saya dalam mengajar hanya tertuju pada siswa yang

pandai saja sehingga saya kurang diperhatikan

11 Guru saya sering cepat dalam menerangkan pelajaran

12 Guru saya sering lambat dalam menerangkan pelajaran

13 Saya tidak berani bertanya pada guru bila saya tidak mengerti

dengan yang diterangkan guru

14 Dalam mengerjakan soal matematika saya sering bingung

dalam memakai rumus

15 Saya senang berdiskusi dengan teman untuk mengerjakan

latihan yang diberikan oleh guru

16 Belajar matematika dapat menimbulkan sikap disiplin pada diri

saya

17 Saya merasa tegang balajar matematika

18 Saya selalu takut menghadapi ulangan matematika karena

walaupun saya sudah belajar sebelumnya di bandingkan

dengan dengan mata pelajaran lain

19 Saya berusaha mengerjakan tugas tugas yang diberikan oleh

guru semampu saya

20 Jika saya tidak mengerti dengan pelajaran matematika saya

tidak segan menanyakan dengan teman saya