analisis kasus peneltian dalam jurnal 1

17
A. Analisis Kasus Peneltian dalam jurnal 1 : 1. Judul Penelitian Judul penelitian pada jurnal 1 adalah “Prevalensi Oral Candidiasis pada penderita diabetes melitus di Klinik Gotong Royong Surabaya tahun 20142. Latar belakang penelitian Latar belakang yang mendasari penulis melakukan penelitian adalah ingin memahami mengenai candida albicans yang merupakan organisme yang memiliki hubungan komensalisme dengan manusia dan hewan tetapi keberadaannya dapat merugikan manusia apabila patogenitasnya meningkat menyebabkan Oral Candidiasis. Oral Candidiasis dipicu oleh faktor predisposisi dari host, baik secara lokal maupun sistemik. Faktor predipsosisi dari host yang bersifat lokal adalah xerostomia, pemakaian obat dan gigi tiruan yang tidak sehat, dan konsumsi karbohidrat berlebihan sedangkan faktor predipsosisi dari host yang bersifat sistemik adalah diabetes melitus, defisiensi nutrisi, penurunan sistem imun. 3. Tujuan penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui prevalensi Oral Candidiasis pada penderita diabetes melitus di Klinik Gotong Royong Surabaya tahun 2014. 4. Metode Penelitian a. Jenis penelitian

Upload: rosita-anggraeni

Post on 18-Feb-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kasus Peneltian Dalam Jurnal 1

A. Analisis Kasus Peneltian dalam jurnal 1 :

1. Judul Penelitian

Judul penelitian pada jurnal 1 adalah “Prevalensi Oral Candidiasis pada

penderita diabetes melitus di Klinik Gotong Royong Surabaya tahun 2014”

2. Latar belakang penelitian

Latar belakang yang mendasari penulis melakukan penelitian adalah ingin

memahami mengenai candida albicans yang merupakan organisme yang memiliki

hubungan komensalisme dengan manusia dan hewan tetapi keberadaannya dapat

merugikan manusia apabila patogenitasnya meningkat menyebabkan Oral

Candidiasis. Oral Candidiasis dipicu oleh faktor predisposisi dari host, baik secara

lokal maupun sistemik. Faktor predipsosisi dari host yang bersifat lokal adalah

xerostomia, pemakaian obat dan gigi tiruan yang tidak sehat, dan konsumsi

karbohidrat berlebihan sedangkan faktor predipsosisi dari host yang bersifat sistemik

adalah diabetes melitus, defisiensi nutrisi, penurunan sistem imun.

3. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui prevalensi Oral Candidiasis pada

penderita diabetes melitus di Klinik Gotong Royong Surabaya tahun 2014.

4. Metode Penelitian

a. Jenis penelitian

Jenis penelitian merupakan analitik dengan rancangan penelitian cross-

sectional, menggunakan Total Sampling dari pasien yang memenuhi kriteria

sampel selama waktu penelitian.

b. Kerangka konsep

c. Penentuan besar sampel

Pemeriksaan dilakukan terhadap Total sampling Pasien di Klinik Gotong

Royong Jalan Manyar Kartika IV/2-6 Surabaya yang menderita diabetes melitus

(DM) yaitu berjumlah 72 orang.

Variabel bebas :

Usia Penderita DM

Durasi Menderita DM

Gula Darah Acak

Variabel terikat

Oral candidiasis

Page 2: Analisis Kasus Peneltian Dalam Jurnal 1

d. Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan dalam penelitian pada jurnal 1 adalah:

a) Quistionair

b) Cotton bud stick

c) Preparat glass dan cover glass

d) Program SPSS

2) Bahan yang digunakan dalam penelitian pada jurnal 1 adalah.

a) KOH 10%

e. Alur penelitian

Pasien di Klinik Gotong Royong Jalan Manyar Kartika IV/2-6 Surabaya

yang menderita diabetes melitus (DM) diberikan penjelasan mengenai latar

belakang, tujuan, dan manfaat penelitian (informed consent). Setelah pasien

mengisi questionair, dilakukan pemeriksaan intraoral pasien DM.

Pemeriksaan intraoral candida pasien dengan swab. Pasien diswab

menggunakan stick dengan ujung cottonbud pada mukosa bagian kiri, mukosa

bagian kanan, dan dorsum lidah kemudian dioleskan pada preparat glass

selanjutnya ditetesi 1 tetes KOH 10% ditutup dengan coverglass kemudian

diamati dibawah mikroskkop dengan perbesaran 10x10 dan 10 x 40.

Selanjutnya, data diolah dengan analisis statistic dan uji korelasi

f. Analisis statistik

Analisis data menggunakan analisis univariate yaitu satu variable

kemudian dianalisis menggunakan SPSS korelasi spearman. Korelasi prearman

digunakan dengan melakukan pengamatan dari dua variable dalam bentuk skala

ordinal. Prosedur pertama yang dapat dilakukan dengan meranking dua variable,

cari beda masing-masing pengamatan kemudian hitung koefisien korelasi

spearman

ρ=1=6∑d12 / N3 - N

d1 = beda antara 2 pengamatan berpasangan

N = total pengamatan

Ρ = koefisien korealasi spearman

Page 3: Analisis Kasus Peneltian Dalam Jurnal 1

B. Analisis Kasus Peneltian dalam jurnal 2 :

1. Judul Penelitian

Judul penelitian pada jurnal 1 adalah “A comparative study of oral candidal

species carriage in patients with type1 and type2 diabetes mellitus”.

2. Latar belakang penelitian

Prevalensi masalah kesehatan yang berhubungan dengan penyakit metabolik

kronis merupakan tantangan untuk melakukan penelitian dasar keterampilan yang

dapat digunakan untuk menyelidiki efek dari penyakit dengan memanfaatkan

berbagai parameter. Diagnosis dini penyakit sistemik seperti diabetes mellitus (DM)

dapat dilakukan dengan menghubungkan gejala dan manifestasi klinis penyakit ini

dalam rongga mulut.

DM memiliki prevalesnsi tinggi di seluruh dunia, ditandai dengan gangguan

multisistemik dengan karakteristik insufisiensi relatif atau absolut dari sekresi insulin

dan / atau resistensi metabolisme insulin pada jaringan target. Pasien dengan kontrol

glikemik yang kurang sangat rentan terhadap infeksi bakteri atau jamur berulang.

Tanda-tanda dini non-spesifik dari diabetes yang tidak terkontrol dapat berupa

kandidiasis oral dan infeksi jamur oportunistik lainnya. Candidiasis adalah mikosis

yang paling umum dapat terjadi dalam rongga mulut individu sehat maupun

imunodefisiensi. Salah satu alasan untuk kesamaan penyakit ini mungkin karena 40-

60% dari orang dewasa yang sehat terdapat candida komensal dalam rongga mulut,

tanpa tanda-tanda atau gejala kandidiasis. Sejumlah faktor menunjukkan adanya

hubungan candida cariage pada pasien diabetes dengan jenis dan durasi penyakit,

tingkat kontrol glikemik, dan penggunaan gigi tiruan. Studi ini berfokus pada

hubungan antara candida mulut dan diabetes serta untuk mengukur organisme dan

mengidentifikasi faktor-faktor penyakit mulut, faktor penyakit sistemik, atau

menyebabkan pertumbuhan jamur berlebih yang menimbulkan infeksi (candidiasis).

Peran seorang dokter gigi spesialis oral medicine sangat penting dalam membuat

diagnosis dini, konseling pasien tentang pentingnya pengendalian diabetes dan

merujuk pasien untuk penatalaksanaan lebih lanjut sehingga meningkatkan hasil

perawatan pada pasien DM tidak terkontrol dan atau tidak terdiagnosis.

Page 4: Analisis Kasus Peneltian Dalam Jurnal 1

3. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari spesien candida bawaan, infeksi

klinis candida pada pasien dengan DM tipe 1 dan tipe 2 dan juga untuk

membandingkan jenis spesies candida bawaan dari kedua tipe DM 1 dan 2 serta

dengan subjek kontrol (pasien yang sehat).

4. Metode Penelitian

a. Jenis penelitian

Jenis penelitian dalam jurnal ini menggunakan penelitian studi case

control.

b. Kerangka konsep

c. Penentuan besar sampel

Sampel yang digunakan pada jurnal 2 terbagi dalam tiga kelompok yaitu

kelompok A terdiri dari 30 pasien yang didiagnosis diabetes mellitus tipe I,

kelompok B terdiri dari 30 pasien yang didiagnosis diabetes mellitus tipe II, dan

kelompok kontrol (kelompok C) terdiri dari 30 individu yang non-diabetic yang

memiliki kesamaan umur, jenis kelamin dan status kesehatan gigi. Kriteria

eksklusi meliputi pasien yang menerima radioterapi, pasien dengan terapi obat

lokal dan sistemik jangka panjang, pasien dengan terapi steroid, pasien yang

didiagnosis dengan keganasan, Odha, pasien hipertensi dan pasien dengan

penyakit sistemik.

d. Alat dan bahan

1) Alat

a) Quistionair

b) SPSS versi 11.0 for windows

c) Sterile screw-capped universal container

Variabel bebas :

Pasien DM I (A)

Pasien DM II (B)

Variabel terikat

Pertumbuhan candida

Page 5: Analisis Kasus Peneltian Dalam Jurnal 1

d) Sentrifuge

e) Gallenkamp colony counter

f) Kaca pembesar

2) Bahan

a) Larutan kumur yang mengandung sterile phosphate-buffered saline

b) Larutan saline

c) Sabouraud dextrose agar

d) Chromogenic agar

e. Alur penelitian

1) Sampel saliva dikumpulkan menggunakan rinse technique yaitu pada pagi

hari pasien berkumur dengan 5 ml larutan phosphate-buffered saline (0,1 M,

pH 7,4) selama 60 detik.

2) Sampel kemudian dikumpulkan dalam container universal steril kemudian

disimpan dalam refrigerator dengan suhu penyimpanan 4oC selama dalam

perjalanan menunju laboratorium sebelum dilakukan analisis lebih lanjut.

3) Sampel disentrifugasi pada kecepatan 5.000 rpm selama setengah jam dan

disingkirkan kembali dalam 5 ml saline steril normal.

4) Kemudian sebanyak lima mikroliter setiap sampel diinokluasi dalam

Sabouraud dextrose agar (SDA) dan kromogenik agar medium kultur

(HiCrome Candida Differential HiVeg ™ agar dasar, dimodifikasi,

HIMEDIA Labs, India) dan diinkubasi pada 37ºC selama 48-72 jam.

5) Kehadiran candida ditandai dengan karakteristik koloni di SDA, Pewarnaan

Gram dan asam periodik Schiff (PAS) pewarnaan selain pigmentasi

karakteristik pada agar kromogenik. koloni yang terbentuk dihitung

menggunakan kaca pembesar dan Gallenkamp colony counter. Koloni

membentuk unit candida per ml (/ ml CFU) nilai-nilai yang ditentukan

dengan menggunakan rumus,

Jumlah CFU / ml = Jumlah koloni × pengenceran Faktor

volume per sampel yang dikumpulkan.

Seluruh prosedur dijelaskan kepada semua peserta dan informed consent

diperoleh dari mereka. Pemeriksaan klinis menyeluruh dan pemeriksaan

Page 6: Analisis Kasus Peneltian Dalam Jurnal 1

intraoral dilakukan, bersama dengan nilai-nilai biokimia yang diperoleh dari

catatan pasien, informasi demografis, penilaian mulut kering serta sejarah

diabetes direkam pada proforma a.

f. Analisis statistic

Jurnal ini menggunakan analisis data X2 test, Mann-Whitney, U-test, uji

korelasi peringkat spearman dan menggunakana koefisien korelasi Karl Pearson

kemudian disajikan dalam diagram dan tabel. Semua pengujian menggunakan

program SPSS versi 11.0 untuk Windows.

C. Analisis Kasus Peneltian dalam jurnal 3:

1. Judul Penelitian

Judul penelitian pada jurnal 3 adalah “Comparative evaluation of

photodynamic therapy induced by two different photosensitizers in rat experimental

candidiasis”.

2. Latar belakang penelitian

Rongga mulut merupakan suatu tempat berkumpulnya mikroba yang

kompleks dan umumnya relative tidak menimbulkan gangguan pada individu yang

sehat. Namun dalam keadaan tertentu seperti penurunan imunitas bawaan, penurunan

adaptasi pertahanan host, gangguan pada bakteri flora normal atau penyakit dasar

mempengaruhi keseimbangan dinamis antar komponen dalam tubuh sehingga

menyebabkan infeksi opurtunistik misalnya candida albicans. Mikroorganisme ini

dapat menyebabkan penyakit mulai dari mukosa superfisial hingga sistemis

(candidemia). Saat ini semakin berkembangnya pengobatan immunosupresan dengan

menggunakan chemotherapy dan radiography menyebabkan xerostomia jangka

panjang dan terus menerus yang mengakibatkan keberaan virus lebih pathogen dan

lebih rentan candida albicans. Sebaliknya, terapi konvensional telah mengalami

banyak tantangan, beberapa di antaranya adalah munculnya organisme yang resisten,

tingginya tingkat kambuh infeksi pada pasien imunosupresi karena peerawatan

bersifat fungistatic bukan fungisida, interaksi obat dan efek samping termasuk

hepatotoksisitas pada pasien usia lanjut dan komitmen kepatuhan pasien pada terapi.

Oleh karena itu, penting untuk mencari modalitas pengobatan alternative misalnya

Page 7: Analisis Kasus Peneltian Dalam Jurnal 1

terapi photodynamic (PDT). PDT yang aman, pengobatan lokal berdasarkan interaksi

obat fotosensitif (Photosensitizer [PS]) dan cahaya tampak.

Aplikasi lampu dalam mengenai mikroba pathogen dikenal selama lebih dari

100 tahun. Pemberian PS sebelum memancarkan cahaya dapat meningkatkan

efektivitas dan selektivitasnya. Dalam PDT, PS mengikat sel target dan sinergisme

dengan cahaya menghasilkan radikal bebas, yang bersifat sitotoksik dan melubangi

sel membran. Proses kerusakan foto ini menyebabkan formasi pori pada membran sel

target, memungkinkan pewarna PS untuk menembus sel lebih ke dalam Dengan

demikian, prosedur yang sama diikuti di dalam sel yaitu membran mitokondria dan

organel lain akhirnya menyebabkan kematian sel. PDT memanfaatkan mekanisme

antimikroba yang berbeda dibandingkan dengan pengobatan tradisional. Hal ini dapat

dijadikan pengobatan alternatif dalam kasus resistensi terhadap pengobatan

konvensional. Dalam investigasi vitro telah menunjukkan inaktivasi Candida spp.

dengan terapi photodynamic. Efektifitas dari efek antimikroba PDT tertinggi dapat

dicapai dengan menyeimbangkan antara konsentrasi PS dalam jaringan targetdan

intensitas foton yang dipancarkan di atasnya. Penelitian menunjukkan konsenterasi

photodynamic yang berbeda dari biru metilen (MB) di Model murine dari kandidiasis

oral dan menunjukkan efek dosis tergantung dari PDT yang dimediasi MB dalam

melawan Candida albicans. Junqueira et al. dalam mengamati pengurangan yang

signifikan pada kelangsungan hidup C. albicans oleh kerja MB dimediasi laser daya

rendah gallium arsenide aluminium dengan total energy 10 J. Selanjutnya, poli-L-

lisin-klorin (e6) konjugat (pL-CE6) menunjukkan efek antimikroba yang kuat pada

studi in vitro sebelumnya. Mekanisme antimikroba molekul kationik poli ini

diperoleh dengan mengganti kation di lipopolisakarida yang menjadi komponen

dinding sel mikroorganisme dan mendistorsi struktur membran luar. Namun, studi in

vivo. Penerapan antimikroba PDT, menggunakan pL-CE6 dan sinar laser merah

belum adekuat.

3. Tujuan penelitian

Penelitian pada jurnal 3 bertujuan untuk melakukan pengujian pada konsentrasi yang

berbeda pL-CE6 dan MB yang kemudian dilakukan perbandingan pada model tikus

yang immunodefiefisien.

Page 8: Analisis Kasus Peneltian Dalam Jurnal 1

4. Metode Penelitian

a. Jenis penelitian

Jenis penelitian dalam jurnal ini menggunakan penelitian eksperimental

laboratoris.

b. Kerangka konsep

c. Penentuan besar sampel

Rancangan penelitian adalah penelitian hewan coba, sampel yang

digunakan pada jurnal 3 yaitu 59 tikus wistar jantan berumur 6 minggu dengan

berat 250 g yang dijaga bersih pada temperature 23 ± 2oC yang dipisahkan dari

hewan lainnya untuk menghindari kontaminasi silang. Tikus wistar dibagi dalam

empat kelompok yang dipilih secara acak yaitu kelompok eksperimental

berjumlah 51, kelompok kontrol positif diberi imunosupresan dan inokulasi

candida berjumlah 3, kelompok kontrol negatif diberi imunosupresan tetapi

tidak diinokulasi maupun diberi treatment berjumlah 3, dan kelompok control

yang tidak diberi imunosupresan maupun prosedur inokulasi candida.

d. Alat dan bahan

1) Alat

a) Cotton bud

b) Sumber cahaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah laser dioda

tingkat rendah (Azor Ltd Laser Peralatan Medis, Moskow, Rusia) pada

panjang gelombang 660 nm, listrik 25 mW, energy 7,5 J dan silinder

diffuser 1 cm.

c) Program SPSS

d) Mikroskop

2) Bahan

a) Metyl prednisolone injeksi

b) Tetracycline-laced 0,04 mg/ml

Kosenterasi PL-ce6 Variabel terkendali

Pertumbuhan candidaKosenterasi MBVariabel Bebas

Page 9: Analisis Kasus Peneltian Dalam Jurnal 1

c) Suspensi Candida albicans dari pasien resisten Azol kosenterasi 9x 108

viable cell/ ml

d) Anestektikum short acting

e) Larutan Metilen Blue dalam 3 konsenterasi 450, 500, dan 550 mg/L

f) Laritan pL-ce6 dalam 3 kosenterasi 500, 1000, dan 1500 mg/L

e. Alur penelitian

1) Eksperimen hewan coba

a) Semua kelompok hewan coba diberi dua kali injeksi intramuskuar metyl

prednisolone (100mg/ kgBB) pada bagian femur 1 hari sebelum dan 3

hari sesudah dipapari candida

b) Kelompok eksperimen diberikan minuman yang mengandung

tetracycline-laced dengan kosenterasi 0,4 mg/ml 1 hari setelah diberi

imunosupresan

2) Induksi candididasis

a) Candida albicans diisolasi dari pasien yang resisten terhadap Azole

kemudian diinduksi ke tikus. Suspensi candida yang dibuat berdasarkan

standar McFarland mengandung hingg 9 x 108 viable cells/ml.

b) Tikus di anastesi pendek kemudian dorsum lidah diusab dengan cotton

bud yang sebelumnya dicelupkan pada suspensi candida. Inokulasi

candida dilakukan sehari setelah pemberian immunosupresan.

3) Terapi photodynamic

2 hari setelah injeksi prednisolon terakhir, pada hari 6, tikus pada

kelompok eksperimen secara acak dibagi menjadi 3 subkelompok utama

berdasarkan tahap pengobatan yang diterima.

a) PS + / L + kategori terdiri dari kelompok-kelompok, yang menerima

baik PS dan sinar laser (enam hewan di setiapkelompok).

b) PS + / L - hanya berhubungan dengan PS pada konsentrasi yang sama

dan untuk periode yang sama pra-iradiasi dan iradiasi waktu kelompok

PS + / L +.

c) Hewan di PS- / L + kelompok yang terkena dosis laser yang sama

dalam kelompok eksperimen sebelumnya namun tanpa aplikasi PS.

Page 10: Analisis Kasus Peneltian Dalam Jurnal 1

Tikus diimobilisasi dengan anestesi eter inhalasi yang mendalam.

Berikutnya, setiap hewan ditempatkan dalam posisi terlentang pada lapisan

dan pas dengan dua lembar, yang yang terletak di kedua sisi lateral kepala

untuk menahan perangkat di lidah. Dengan menarik rahang dan pipi, lidah

diambil pelan-pelan dari mulut, sejauh mungkin, untuk mengekspos tanpa

menyebabkan cedera pada jaringan tersebut. Kemudian, PS diaplikasikan

topikal pada dorsum lidah menggunakan swab steril. Sebelum iradiasi, lidah

diletakkan kembali ke dalam mulut untuk mencegah paparan cahaya PS ke

lingkungan yang tidak diinginkan. Setelah 5 menit (waktu preirradiasi), lidah

diambil dari mulut untuk memaparkannya pada cahaya laser. Perangkat laser

ditempatkan ke dorsum lidah dengan pencahayaan selama 10 menit.

4) Evaluasi Mikrobiologi

Satu hari setelah dan sebelum perawatan, semua kelompok sample dilakukan

pemulihan, semua prosedur pada Candida albicans ditransformasi pada

medium sabouraud dextrose agar untuk menghitung jumlah koloni dalam

CFU/ml. Medium diinkubasi selama 2 hari dalam suhu 37oC. Koloni yeast

dihitung dengan alat penghitung koloni digital. Kelompok kontrol positif

prosedur yang sama pemulihan Candida dan plating dilakukan, baik pada

hari ke 5 dan 6 (hari diberi traetmenr).

5) Penelitian histopatologi

Setelah 5 hari tikus mati akibat overdosis ether kemudian lidah diambil

dengan bedah dan difiksasi penggunakan larutan formalin fixative pada pH 7

selama 24 jam. Sampel ditempelkan ke preparat glass kemudian ditetesi H E

dan periodic acid-Schiff untuk uji histopatologi dan deteksi fungi.

f. Analisis statistik

Jurnal ini menggunakan analisis data semi kuantitatif dengan program

SPSS versi 13.0 untuk Windows. Kruskal-Wallis test diaplikasikan untuk

menganalisis perubahan jaringan antara kelompok yang berbeda. Perbandingan

mean respon inflamasi dari jaringan penghubung dilakukan dengan uji Fisher

dengan pertimbangan tingkat signifikansi 5% (P <0,05).

Page 11: Analisis Kasus Peneltian Dalam Jurnal 1

BLOK BIOSTATISTIC AND RESEARCH METHODS

SELF LEARNING REPORT

DISCOVERY LEARNING 2

ANALISIS JURNAL PENELITIAN

DOSEN PEMBIMBING :

drg. RISKY AMALIA

DISUSUN OLEH:

ROSITA ANGGRAENI

NIM. G1G012041

KEMENTERIAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

JURUSAN KEDOKTERAN GIGI

PURWOKERTO

2015