analisis kelayakan isi buku siswa kelas 4 sd/mi tema …
TRANSCRIPT
ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU SISWA KELAS 4 SD/MI TEMA
CITA-CITAKU KURIKULUM 2013
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
LINDA YATIM DAMAYANTI
A510160047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU SISWA KELAS 4 SD/MI TEMA CITA-
CITAKU KURIKULUM 2013
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
LINDA YATIM DAMAYANTI
A5101060047
Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk
dipertanggungjawabkan di hadapan tim penguji skripsi
Surakarta,
Pembimbing Skripsi
(Dr. Anatri Desstya, S.T., M.Pd)
NIK. 100 1616
ii
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Linda Yatim Damayanti
NIM : A510160047
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Isi Buku Kelas IV Tema Cita-Citaku
Kurikulum 2013
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar-benar
hasilkarya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu/ dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila dikemudian
hari terbukti skripsi ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia
menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Surakarta, 16 November 2020
Penulis
LINDA YATIM DAMAYANTI
A510160047
1
ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU SISWA KELAS 4 SD/MI TEMA CITA-
CITAKU KURIKULUM 2013
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan #kelayakan isi buku
siswa kelas IV SD/MI Tema Cita- citaku kurikulum 2013 terbitan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan ditinjau dari segi Dimensi Spiritual. #kelayakan isi buku
siswa kelas IV SD/MI Tema Cita- citaku kurikulum 2013 terbitan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan ditinjau dari segi Dimensi Sosial.#kelayakan isi buku
siswa kelas IV SD/MI Tema Cita- citaku kurikulum 2013 terbitan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan ditinjau dari segi Dimensi Pengetahuan.#kelayakan isi
buku siswa kelas IV SD/MI Tema Cita- citaku kurikulum 2013 terbitan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan ditinjau dari segi Dimensi Ketrampilan. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui teknik dokumentasi, dengan istrument berupa
daftar checklist. Teknik analisis data dilakukan melalui beberapa tahap ,yaitu:
persiapan memilih buku teks, membuat kriteria penskoran, menganalisis standar/
kategori yang telah ditetapkan, menghitung persentase dari tiap aspek, menentukan
presentase kriteria penilaian buku teks dengan pesentase: 81,25 < % < 100 sangat layak,
62,5 < % ≤ 81,25 layak, 43,75 < % ≤ 62,25 kurang layak dan 25 < % ≤ 43,75 tidak
layak, dan penarikan kesimpulan dari ketegori yang dianalisis. Kebsahan data
dilakukan dengan cara, yaitu: melalui uji validasi instrument dan ketekunan
pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku teks ini memenuhi kriteria
kelayakan isi, yaitu dari aspek dimensi spiritual diperoleh skor 66,67%, dimensi sosial
100%, dimensi pengetahuan 95,83%, dan dimensi ketrampilan 87,50%. Dalam
penelitian ini dapat mengatahui kesesuaian isi buku kelas IV Tema Cita-citaku
kurikulum 2013, sehingga dapat mengetahui seberapa layak digunakan dalam dunia
pendidikan. Penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi guru dalam pemilihan
sumber bacaan, sehingga dapat memilih bahan rujukan belajar yang sesuai. Selain itu
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi mengenai pemilihan buku ajar.
Kata Kunci: Analisis isi buku, Buku siswa, Analisis konten
Abstract
This study aims to analyze and describe the suitability of the contents of the fourth
grade books on the theme of the 2013 curriculum. This type of research is a qualitative
study, with a content analysis design. The data collection technique is done through
documentation technique, with an instrument in the form of a checklist. The data
analysis technique was carried out in several stages, namely: preparation for selecting
textbooks, making scoring criteria, analyzing predefined standards / categories,
calculating the percentage of each aspect, determining the percentage of textbook
assessment criteria with the percentage: 81.25 <% <100 very feasible, 62.5 <% ≤ 81.25
feasible, 43.75 <% ≤ 62.25 less feasible and 25 <% ≤ 43.75 not feasible, and drawing
conclusions from the categories analyzed. The validity of the data was carried out in a
2
way, namely: through the instrument validation test and observation persistence. The
results showed that this textbook met the eligibility criteria for the content, namely
from the spiritual dimension, the score was 66.67%, the social dimension was 100%,
the knowledge dimension was 95.83%, and the skill dimension was 87.50%. In this
study, we can find out the suitability of the contents of the fourth grade book in the
theme of ‘Cita-citaku” of the 2013 curriculum, so that we can find out how suitable it
is to be used in the world of education. This research is used as input for the teacher in
selecting reading sources, so that they can choose the appropriate learning reference
material. In addition, this research can be used as reference material regarding the
selection of textbooks.
Keywords: book content analysis, student books, content analysis
1. PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter
(competency and character based curriculum), yang dapat membekali peserta didik
dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan
zaman dan tuntutan teknologi. Mulyasa (2013) mengatakan bahwa pengembangan
Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Melalui
pengembangan kurikulum 2013 akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif,
kreatif, inovatif, dan efektif yang sesuai dengan tujuan dan fungsi pendidikan nasional.
Abdul (2014) menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
pembelajaran tematik terpadu dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik
terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang memadukan berbagai kompetensi
dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Sesuai amanat dalam pembukaan
UUD 1945, Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Indonesia.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut maka sangat
diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada tingkat satuan
pendidikan. Kualitas yang diharapkan meliputi berbagai macam komponen, di
antaranya adalah pendidik, peserta didik, dan bahan ajar. Tidak hanya itu, keberhasilan
implementasi kurikulum 2013 salah satunya adalah fasilitas dan sumber belajar yang
3
memadai. Menurut Prastowo (2012), sumber belajar memiliki peranan penting dalam
hubungannya dengan penyusunan bahan ajar. Dari sumber belajarlah, kita dapat
memperoleh berbagai macam kebutuhan bahan ajar. Bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran dikelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Uno, (2013)yang menyatakan
bahwa bahan ajar merupakan salah satu komponen yang memegang peranan penting
dalam pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang dibutuhkan adalah buku
teks.Keberadaan buku teks sangat menunjang fungsi pendidikan nasional. Oleh karena
itu, buku teks harus dapat menyajikan bahan pelajaran yang bermakna.
Prastowo (2012) menyatakan buku teks hingga kini masih dianggap sebagai
bahan ajar yang paling utama. Ini terbukti hampir di berbagai institusi pendidikan. Dari
jenjang pedidikan yang paling dasar sampai yang paling tinggi pada umumnya
menggunakan buku teks sebagai bahan ajar. Menurut Padli, (2011)buku teks
digunakan sebagai salah satu bahan ajar yang utama dikarenakan dua hal : pertama,
buku memuat berbagai data dan informasi yang dibutuhkan siswa berkaitan dengan
topik/materi pembelajaran yang dipelajari. Kedua, buku sangat praktis dan dapat
dibawa kemana-mana sehingga memungkinkan siswa leluasa untuk belajar diberbagai
tempat. Permendiknas No. 2 tahun 2008 tentang buku juga mengamanatkan kepada
SD/MI agar buku teks pelajaran juga tersedia di perpustakaan setempat dan diharapkan
guru menganjurkan kepada semua siswa untuk meminjam buku teks pelajaran di
perpustakaan, dengan adanya buku teks diharapkan dapat mengusung peradaban serta
mengoptimalkan kegiatan belajar yang menyajikan bahan pelajaran yang bermakna.
Buku teks mempunyai peranan yang penting bagi guru dan siswa sebagai acuan bahan
pembelajaran. Pemilihan buku teks hendaknya memperhatikan beberapa syarat
kelayakan dan kualitas buku, yaitu penyajiannya harus menarik, menantang, materinya
bervariasi sehingga siswa benar-benar termotivasi untuk memelajarinya (Kokom
Komalasari, 2011)
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 2
Tahun 2008 Pasal 4 Ayat 1 tentang Buku disebutkan bahwa buku teks pada jenjang
4
pendidikan dasar dan menengah dinilai kelayakan pakainya terlebih dahulu oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebelum digunakan oleh pendidik dan atau
peserta didik sebagai sumber belajar.” Artinya, setiap satuan pendidikan wajib
memiliki buku teks yang telah lolos dari penilaian BSNP. Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) mempunyai kriteria tersendiri untuk buku teks yang digunakan
dalam proses pembelajaran. BNSP menetapkan empat kelayakan sebuah buku teks,
yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan grafik.
Menurut Oh dalam Ho Hsu dikutip dari Suwarno (2011) buku teks harus layak
dipilih untuk memajukan pendidikan disekolah, sesuai dengan kebutuhan siswa dan
berkontribusi terhadap kontinuitas dan intregritas kurikulum. Buku teks yang baik juga
membawa guru dan siswa melalui pengalaman belajar. Selain itu, isi buku harus akurat
dan tepat, dan secara teratur direvisi untuk memenuhi perubahan kondisi. Pendapat
tersebut sejalan dengan Maman dikutip dari Suwarno (2011). Buku teks yang baik
adalah buku pelajaran yang menyajikan materi yang kaya, bervariasi, mudah dibaca,
serta sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Sebuah buku teks yang tidak layak dari
segi isi, apabila digunakan oleh guru tanpa menganalisi terlebih dahulu kesesuaian
materi, maka hal ini secara otomatis akan menimbulkan suatu pemahaman yang tidak
diharapkan.
Dalam penerapan kurikulum 2013, buku teks dapat berupa buku guru dan buku
siswa. Kehadiran buku siswa membantu peserta didik memahami pelajaran karena
buku siswa dijadikan pedoman belajar pelaksanaan pembelajaran. Sitepu (2012: 21)
menyatakan fungsi buku siswa: (1) mempersiapkan diri secara individu atau kelompok
sebelum kegiatan belajar di kelas; (2) berinteraksi dalam proses pembelajaran di kelas;
(3) mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru; dan (4) mempersiapkan diri untuk
tes atau ujian formatif dan sumatif. Pendapat tersebut diperkuat oleh Kinanti (2017)
yang menyatakan bahwa buku teks merupakan buku panduan yang digunakan baik
untuk peserta didik maupun guru dalam proses pembelajaran. Dengan adanya buku
siswa pengajaran yang melibatkan peserta didik menjadi lebih mudah. Selain itu juga
5
lebih mudah dalam memahami dan mengungkapkan materi yang dijelaskan karena
yang disampaikan tertera dengan jelas didalam buku siswa.
Karena fungsi dari buku siswa sangat penting, maka untuk mengetahui
kelayakan isinya sangat perlu di lakukan. Menganalisis buku siswa merupakan salah
satu cara untuk mengetahui kualitas buku ajar. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
bahwa agar buku ajar yang digunakan siswa dapat efektif dan sesuai dengan tujuan
penggunaannya maka buku siswa harus memenuhi standar buku ajar yang berkualitas.
Selain itu, Mahmood et al. (2009) menyatakan bahwa untk mengevaluasi sebuah buku
ajar perlu ditetapkan indikator- indikator yang telah ditetapkan.
Namun Kenyataan dilapangan masih ditemukan kekurangan pada
pengembangan materi IPS, PPKn, dan Bahasa Indonesia pada buku Kelas IV SD/MI
Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup Kurikulum 2013. (Setyorini, 2013), selanjutnya
juga terdapat ketidaksesuaian materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika.
(Lestari, 2018), dan ditemukan kekurangseimbangan nilai religi pada aspek Dimensi
Spiritual pada buku Tema Bermain di Lingkunganku Kelas II SD/MI.( Amalia,2020).
Jika hal ini dibiarkan maka akan menimbulkan dampak negative terhadap proses
pembelajaran.
Penelitian analisis kelayakan isi buku telah dilakukan oleh: a) Lulu Choirun
Nisa (2011) tentang Kesesuaian Buku Teks Kurikulum 2013 untuk siswa dengan
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika kelas VII. Analisis buku teks ini
ditujukan pada buku teks siswa kelas VII pada mata pelajaran matematika; b) Febrica
Rosita Sari (2017) tentang Analisis Kesesuaian Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV
SD/MI Tema Selalu Berhemat Energi dengan Kurikulum 2013. Analisis buku teks ini
ditunjukkan pada buku teks kelas IV SD/MI Tema Selalu Berhemat Energi; c)
Mardiana P (2018) tentang Telaah Kelayakan Isi dan Bahasa Dalam Buku Bahasa
Indonesia Untuk Siswa SMP/MTs Kelas VII Edisi Kurikulum 2013 Revisi Terbitan
Yudhistira. Analisis buku teks ini ditujukan pada buku Bahasa Indonesia untuk
SMP/MTs kelas VII. d) Fitri Puji Rahmawati (2020)” Analisi Kelayakan Buku
Penilaian (BUPENA) Di Sekolah Dasar”. Analisi buku teks ini ditujukan pada Buku
6
Penilaian (BUPENA) untuk SD/MI., e) Ika Ayu Hapsari (2017) tentang “A Content
Analysis Of When Rings A Bell English Textbook In 2013 Curriculum For The Seventh
Grade Student Of Junior High School Published By Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Analisi buku teks ini ditunjukkan pada buku Bahasa
Indonesia untuk SMP. f) Fiki Atul Amalia (2020 )tentang “Character Values in Grade
II Student Book in Theme 2 "Bermain di Lingkunganku (Playing in My Neighborhood)"
and its Suitability with KI 1 and KI Indicators in the 2013 Curriculum”. Analisis buku
teks ini ditunjukkan pada buku kelas II SD/MI Tema Bermain di Lingkunganku, g)
Hasmiati (2020) tentang “Designing an English Course Book for High School Students
Based on 2013 Curriculum with Local Content Materials”. Analisis buku ini ditujukan
pada buku Bahasa Inggris Kurikulum 2013 untuk SMA, h) Maghfirotul Fitriyah(2017)
tentang “ Content Of Value Of Character A Case Study Analysis Of Physics Textbook
In Rembang Regency”. Analisis buku ini ditujukan pada Buku Fisika untuk SMA di
Kabupaten Rembang. (i) Monica Tambunan (2019) tentang “Content Analysis Of
English Textbook Interactive English Used In Frist Grade Juniorhigh School In 2013
Curiculum”. Analisis buku ini ditujukan pada buku Bahasa Inggris Kurikulum 2013
untuk SMP. Berdasarkan paparan diatas menunjukkan bahwa penelitian tentang
analisis kelayakan isi buku siswa kelas 4 tema cita-citaku belum pernah dilakukan.
Sehingga berdasarkan urgensi dan uraian tersebut, maka penelitian untuk menganalisis
buku siswa ini perlu dilakukan.
2. METODE
Jenis penelitian ini merupakan kualitatif, dengan desain analisis content.. Menurut
Krippendorff (dalam Moleong, 2013) metode analisis konten (content analysis) atau
analisis isi digunakan untuk menganalisis isi dari suatu wacana. Penelitian ini
menganalisis kesesuaian isi buku kelas IV Tema Cita-citaku Kurikulum 2013. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumenter. Studi dokumenter
(documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumendokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik. (Sukmadinanta 2013), dengan instrument berupa daftar checklist. Teknik
7
analisis data dilakukan melalui beberapa tahap ,yaitu: persiapan memilih buku teks,
membuat kriteria penskoran, menganalisis standar/ kategori yang telah ditetapkan,
menghitung persentase dari tiap aspek, menentukan presentase kriteria penilaian buku
teks dengan pesentase: 81,25 < % < 100 sangat layak, 62,5 < % ≤ 81,25 layak, 43,75 <
% ≤ 62,25 kurang layak dan 25 < % ≤ 43,75 tidak layak, dan penarikan kesimpulan
dari ketegori yang dianalisis. Keabsaan data dilakukan dengan cara,yaitu: melalui uji
validasi instrument dan ketekunan pengamatan. Sumber data dalam penelitian ini
berupa buku teks siswa kelas IV SD/MI tema Cita-Citaku Kurikulum 2013 terbitan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang diambil secara random sampling.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
Analisis isi/materi dalam buku teks siswa kelas IV SD/MI Tema Cita-Citaku kurikulum
2013 terbagi dalam empat Kompetensi yaitu Kompetensi Spiritual, Kompetensi Sosial,
Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan. Hasil penelitian disajikan
pada table 1:
Tabel 1 Jabaran Dari Setiap Dimensi
No Sub Dimensi Butir yang Dinilai Hasil
analisis
(%)
Keterangan
1. Dimensi Spiritual
(KI-1)
1. Terdapat kalimat yang
mengandung unsur
spiritual
66,67% Layak
2. Bebas dari unsur
SARA,
PORNOGRAFI dan
BIAS serta tidak
melanggar HAKI
66,67% Layak
8
2. Dimensi Sosial (KI-
2)
3. Menumbuhkanaspek
sosial, sikap positif
dan karakter
100% Sangat
Layak
3. Dimensi
Pengetahuan (KI-3)
a. Cakupan Materi 4. Keluasan materi
sesuai dengan KD
pada KI-3
91,67% Sangat
Layak
5. Kedalaman mater
sesuai dengan KD
pada KI-3
100% Sangat
Layak
b Keakuratan
Materi
6. Keakuratan fakta/
lambing/symbol
83,33% Sangat
Layak
7. Keakuratan
konsep/definisi
100% Sangat
Layak
8. Keakuratan prinsip
(teorema,aksioma,
dalil,sifat,hukum)
100% Sangat
Layak
9. Keakuratan
prosedur/ algoritma
100% Sangat
Layak
4. Dimensi
Ketrampilan (KI-4)
10. Penalaran
(reasoning)
100% Sangat
Layak
11. Pemecahan Masalah
(Problem solving)
75% Layak
12. Keterkaitan 100% Sangat
Layak
13. Komunikasi ( Write
and Talk)
100% Sangat
Layak
9
14. Penerapan
(Aplikasi)
100% Sangat
Layak
15. Kemenarikan
Materi
100% Sangat
Layak
16. Mendorong untuk
mencari informasi
lebih jauh
100% Sangat
Layak
17. Pengayaan
(enrichment)
25% Kurang
Layak
3.2 Pembahasan
Berdasarkan kesesuaian isi buku kelas IV Tema Cita-citaku kurikulum 2013 cukup
layak digunakan untuk peserta didik sebagai bahan ajar. Analisis kelayakan isi buku
ini dilihat dari empat dimensi, yaitu dimensi spiruitual, dimensi sosial, dimensi
pengetahuan dan dimensi ketrampilan.
3.2.1 Dimensi Spiritual
Didalam buku yang telah dianalisis oleh peneliti dari dimensi spiritual terdapat dua
subdimensi, yang pertama adalah pada penilaian kalimat yang mengandung unsur
spiritual terdapat 66,67% kalimat ini antara lain adalah pada halaman 31 pada subtema
1 pembelajaran 3 yang mengandung unsur spiritual.
Nilai-nilai spiritual sangat penting ditanamkan di dalam buku pembelajaran
karena niali-nilai ini memberikan esensi bagi pengguna buku sehingga kalau pembaca
buku membaca isinya dan didalam buku terdapat unsur spiritual akan secara otomatis
masuk kedalam memori pembaca. Menurut Rokhmah (2016) Unsur spiritual sangat
penting ditanamkan pada buku pembelajaran karena seiring dengan perkembangan
zaman yang terus mengalami perubahan dan kemajuan ke arah modern, hal ini menjadi
pertimbangan dalam mendidik dan membentuk kepribadian anak agar tidak terjerumus
ke dalam nilai-nilai yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.
10
Pendidikan spiritual sangat tepat diajarkan pada usia anak sekolah dasar di
harapkan agar membentuk manusia yang beriman pendidikan nilai-nilai agama yang
baik, agar dapat menjadi pribadi yang bisa dijadikan tauladan oleh semua manusia. Hal
ini terdapat pada buku siswa kelas IV Tema cita-citaku kurikulum 2013 yang ditandai
kalimat ini antara lain adalah pada halaman 31 pada subtema 1 pembelajaran 3 yang
mengandung unsur spiritual.
Hasil menunjukkan bahwa buku siswa kelas IV Tema Cita-citaku kurikulum
2013 sudah menanamkan nilai-nilai spiritual. Subdimensi kedua dalam dimensi
spiritual pada kalimat Bebas dari unsur SARA, PORNOGRAFI dan BIAS serta tidak
melanggar HAKI terdapat 66,67% atau pada kategori layak . Masih terdapat bagian
yang melanggar HAKI. Misalnya tercantum pada halaman 78 Subtema 2 Pembelajaran
2.
Berdasarkan KBBI, makna bias lebih menggambarkan sesuatu yang tidak
sesuai atau ketidak jelasan . Sedangkan Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual
(HaKI) atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hak yang berasal dari hasil
kegiatan intelektual manusia yang memiliki manfaat ekonomi. Pelanggaran HAKI
yang ditemukan didalam buku kelas IV Tema Cita-citaku Kurikulum 2013 adalah
pengambilan gambar yang tidak disertai sumbernya. Hal ini menjadi saran bagi penulis
buku agar mencantumkan sumber bacaan yang digunakan dalam buku pembelajaran
ketika akan mengambil gambar atau mengutip tulisan orang lain.
3.2.2 Dimensi Sosial
Dimensi sosial ditinjau pada subdimensi kalimat menumbuhkan aspek sosial, sikap
positif dan karakter terdapat 100% atau pada kategori sangat layak. Hal ini ditandai
pada buku kalimat yang menumbuhkan karakter misalnya ada halaman 37 Subtema 1
Pembelajaran 3 terdapat kisah yang menginspirasi agar tidak pantang menyerah dalam
meraih kesuksesan.
Didalam bacaan tersebut berisi kisah sukses mengatasi kegagalan salaha
satunya berasal dari kisah Thomas Alva Edison, dimana ia memiliki keterbatasan
dalam hal pendengaran. Thomas kecil sempat dikeluarkan dari sekolahnya karena
11
dianggap tidak dapat mengikuti pelajaran disekolah. Lalu dia tidak pantang menyerah
dia belajar sendiri dirumah dengan membaca buku sains dan melakukan berbagai
macam percobaan. Akhirnya setelah melakukan dua ribu kali percobaan, dengan
kegigihanya berbuah manis. Thomas berhasil menciptakan lampu pijar yang dapat kita
nikmati seperti sekarang ini.
Dengan bacaan tersebut diharapkan bahwa setelah membaca siswa akan mulai
terinspirasi sehingga mulai melakukan sesuatu yang di instruksikan didalam buku lalu
mulai timbul sikap positif diri anak seperti pantang menyerah, kegigihan, ulet dan tidak
putus asa, dapat bekerja sama dengan orang lain, bersifat jujur dan sikap tersebut akan
benar-benar tertanam dalam diri siswa. Aspek sosial, sikap positif dan karakter ini
sangat penting ditanamkan karena dengan adanya benih nilai-nilai karakter seperti
contoh diatas peserta didik diharapkan menjadi pribadi yang tidak pantang menyerah
dalam meraih cita-citanya.
Menurut KBBI, emosi dapat diartikan sebagai keadaan dan reaksi psikologis
dan fisiologis seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, dan kecintaan. Hal tersebut
menunjukkan beberapa sikap positif. Menurut Purwanto dikutip dari fatimah (2014),
sikap positif adalah kecenderungan tindakan untuk mendekati, menyenangi,dan
mengharapkan obyek-obyek tertentu. Sedangkan sikap negatif adalah kecenderungan
untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek-obyek tertentu.
Sementara ciri-ciri sikap positif yang dituangkan dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi menurut Depdiknas, meliputi: (a) bersikap jujur; (b) objektif; (c) terbuka,
yaitu bersedia menerima pendapat orang lain serta mau mengubah pandangannya jika
ada bukti yang mendukung; (d) ulet dan tidak putus asa; (e) kritis terhadap pernyataan
ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa ada bukti yang jelas; (f) dukungan hasil
observasi empiris; (g) dapat menghargai pendapat orang lain; dan, (h) dapat bekerja
sama dengan orang lain. Sikap positif dapat ditumbuhkan dan dikembangkan melalui
proses belajar. Sikap merupakan hasil belajar maka dari itu kunci utama belajar sikap
terletak pada proses kognisi dalam belajar siswa (Eka,2011). Pembiasaan bersikap
positif sangat penting diberikan dalam proses pendidikan terutama di sekolah guna
12
membentuk generasi bangsa yang berkualitas, bermartabat, dan berkarakter. Karena
sikap positif merupakan perwujudan nyata dari suatu pikiran individu.
Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang berusaha untuk menanamkan
nilai-nilai, meliputi: pengetahuan, kesadaran kemauan, serta tindakan untuk melakukan
nilai-nilai tersebut (Slamet Suyatno, 2020). Menurut Hermawan ( dalam Furqon 2010)
karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki individu oleh individu. Ciri khas tersebut
adalah asli dan mengakar pada kepribadian individu tersebut yang mendorong
bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu.
Delapan Belas Nilai dalam Pendidikan Karakter menurut Kemendikbud
meliputi: 1) Religius, 2) Jujur, 3)Toleransi, 4) Disiplin, 5)Kerja Keras, 6) Kreatif, 7)
Mandiri, 8) Demokratis, 9) Rasa Ingin Tahu, 10) Semangat Kebangsaan, 11) Cinta
Tanah Air, 12) Menghargai Prestasi, 13) Bersahabat/ Komunikatif, 14) Cintai Damai,
15) Gemar Membaca, 16) Peduli Lingkungan, 17) Peduli Sosial.
Contoh penanaman karakter pada buku kelas IV tema cita-citaku kurikulum
2013 terdapat pada halaman 40 Subtema 1 Pembelajaran 4 terdapat beberapa gambar
yang menunjukkan beragam suku yang ada diindonesia. Hal ini bisa menanamkan
karakter cinta tanah air pada diri siswa. Dalam buku tersebut nilai-nilai cinta tanah air
diperkuat lagi dengan puisi yang berjudul tanah airku tanah yang beragam terdapat
pada halaman 41 subtema 1 pembelajaran 4. Perbedaan ciri fisik antar ras dan suku
bangsa memperkaya keragaman masyarakat Indonesia. keragaman yang menyatukan
satu dengan yang lain sebagai bangsa Indonesia yang berbesar hati hidup rukun dalam
perbedaan. Nilai-nilai karakter peduli lingkungan dalam buku kelas IV tema cita-citaku
kurikulum 2013 terdapat pada halaman 125 subbtema 3 pembelajaran 2 terdapat contoh
soal tentang upaya pelestarian lingkungan, soal tersebut juga bisa menumbuhkan rasa
ingin tahu pada diri siswa karena siswa mencari informasi lebih jauh bagaimana upaya
pelestarian yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar. Dari uraian diatas
menunjukkan bahwa penanaman karakter sangat diperlukan. Mulai dari kecil anak
harus dibimbing untuk mempunyai karakter yang baik, supaya menjadi modal anak
13
untuk menjalani kehidupan di masa yang akan mendatang. Anak harus mempunyai
karakter yang kuat, berani dan tidak pantang menyerah.
Menurut Kurikulum 2013 dalam pembelajaran tematik, guru bukanlah satu -
satunya sumber belajar. Guru diharapkan menjadi fasilitator, pembimbing, konsultan,
dan mitra belajar daripada sekedar mentransfer pengetahuan kepada siswa. Hal ini
sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang
menyebut guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
Sebagai respon terhadap tugas utama guru tersebut di atas, Ulum (2019)
berpendapat diperlukan pendidikan yang manusiawi, yaitu pendidikan yang ujungnya
adalah sebagai proses pembudayaan yang didalamnya terbangun karakter kemanusiaan
yang terampil dalam kehidupan bemasyarakat seperti saling menghargai antar sesama
manusia sebagai makhluk Tuhan. Dalam sebuah penelitian di Harvard University
dikutip dari Hardi (2010), ditemukan bahwa kesuksesan seseorang tidak ditentukan
semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skill), akan tetapi juga
ditentukan oleh kemampuan mengolah diri dan orang lain (soft skill). Bahkan
kesuksesan hanya ditentukan 20% dari hard skill dan sisanya 80% dari soft skill.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa keberhasilan suatu pendidikan
tidak hanya diukur dari pencapaian kognitif saja, tetapi yang lebih penting juga adalah
segi afektif dan psikomotorik. Sikap saling menghormati dan menghargai dalam
interaksi sosial baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah seharusnya juga perlu
mendapatkan perhatian. Oleh karenanya, keterampilan sosial sangat perlu ditanamkan
di dalam diri peserta didik di sekolah.
Aspek sosial dalam buku kelas IV Tema Cita-Citaku sudah terlampir didalam
buku seperti contoh pada halaman 4 Subtema 1 Pembelajaran 1. Dalam soal tersebut
peserta didik diajak untuk membuat kelompok lalu menjawab pertanyaan. Hal ini juga
14
sekaligus bisa menjadikan sikap positif pada diri siswa karena anak diajarkan untuk
bertanggung jawab atas tugas yang telah dibagikan setelah membentuk kelompok.
Dalam buku kelas IV tema Cita-citaku kurikulum 2013 dari dimensi sosial
mendapat nilai 100% atau pada kategori sangat layak. Hal ini menujukkan bahwa buku
ini layak digunakan didunia pendidikan. Karena penanaman sikap ini sangat penting
dengan membaca buku, penanaman sikap positif, karakter, dan aspek sosial siswa akan
terbentuk. Melalui isi teks yang ada didalam buku siswa sudah benar-benar
dikondisikan agar karakter kerja keras dan pantang menyerah muncul yang harus
disertai dengan sikap positif yang berupa pengontrolan sikap emosional, lalu jangan
lupa dikembangkan sikap sosial karena kita bisa menyelesaikan sesuatu tidak hanya
bekerja sendiri tetapi harus dengan sikap sosial.
3.2.3 Dimensi Pengetahuan
Dimensi pegetahuan ditinjau dari dua subdimensi, yaitu cakupan materi dan keakuratan
materi. Cakupan materi adalah meggambarkan berapa banyak materi- materi yang
dimasukkan dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi
menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalam yang dipelajari/
dikuasai siswa. Subdimensi pertama dari cakupan materi adalah keluasan materi sesuai
dengan KD pada KI-3.terdapat 91,67%. Secara keseluruhan, tiap subtema sudah
memuat semua materi pokok bahasan dalam aspek ruang lingkup yang mendukung
tercapainya KD dan KI-3.
Dalam kriteria penilaian kedalaman materi, setidaknya ada dua hal yang harus
dinilai yaitu: (1) Tingkat kesulitan konsep sesuai dengan perkembangan peserta didik;
dan (2) Materi yang disajikan harus memperhatikan pemahaman dan penerapan
struktur kebahasaan. (Handayani, 2018)
Setelah dilakukan anlisis pada aspek kedalaman materi diperoleh nilai
kedalaman materi sebanyak 91,67% atau pada kategori sangat layak. Pada buku kelas
IV tema cita-citaku kurikulum 2013 sudah tercantum pada halaman 54 subdimensi 1
Pembelajaran 5, sebagaimana tersaji pada Gambar 1:
15
Gambar 1 Dimensi Pengetahuan Pada Aspek Keluasan Materi
Dalam buku tersebut sudah menjabarkan aspek keluasan materi, dimana ada
soal beserta petunjuk bagaimana cara menjawab soal tersebut. Materi yang disajikan
juga mudah dipahami karena dibawah soal tersebut diberi definisi tentang puisi dan
dijelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami siswa.
Subdimensi yang kedua dari cakupan materi adalah kedalaman materi sesuai
KD pada KI-3 dalam buku terdapat 100% artinya dalam definisi, konsep,contoh sudah
disajikan dalam sehingga buku ini dapat digunakan menjadi panduan yang bisa sangat
memandu guru dalam pembelajaran. Penulis perlu memahami standar isi dan
menjabarkan materi pokok secara proposional sehingga Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar dapat dicapai oleh setiap siswa. Isi buku teks pelajaran perlu
memahami Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar secara tepat. Khususnya dalam
memilih materi pembelajaran harus relevansi dengan kurikulum, kedalaman dan
keluasan materi, serta sesuai dengan kebutuhan siswa. Karena dalam kegiatan
pembelajaran siswa mengalami proses pembelajaran dan memperoleh materi yang
tidak berkaitan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (Sitepu,2012:6).
16
Konsep-konsep yang digunakan dalam suatu buku teks harus jelas dan tegas.
Dalam buku teks tidak boleh ada kata-kata ambigu agar siswa atau pembacanya dapat
mudah memahami dan mengerti materi yang tertulis dalam buku teks tersebut.
Cakupan materi juga harus disesuaikan dengan Kompetensi Dasar dan Kompetensi
Inti yang ingin dikembangkan pada siswa. (Tarigan,2012). Kompetensi Dasar dalam
buku kelas IV tema cita-citaku kurikulum 2013 yaitu 3.2 Membandingkan siklus
beberapa jenis makhluk hidup serta mengaitkan dengan upaya pelestariannya.
Sedangkan Kompetensi Intinya adalah (1) Tanda tempo tinggi rendah nada pada lagu,
(2) Ciri-ciri puisi yang berkaitan dengan akhir baris pada bait, (3) Daur hidup makhluk
yang berbeda. Kesesuaian Materi dengan KD pada KI-3 dalam buku kelas IV tema
cita-citaku kurikulum 2013 sudah saling berkaitan dengan kedalaman materi misalnya
pada pembelajaran 2 subtema 1 sudah saling berkaitan dengan kedalaman materi.
Dalam buku dari awal sajian konsep materi berkesinambungan dimulai dari
menceritakan cita-cita siti yang ingin menjadi seorang peneliti tumbuhan dan hewan
lalu ada lirik lagu kupu-kupu yang lucu, kemudian ada soal yang berisi tentang
mengamati penulisan tanda tempo lagu. Setelah itu ada materi yang bersisi definisi
berseta contoh gambar daur hidup kupu-kupu dan diakhir dengan soal-soal latihan.
Oleh karena itu Isi buku teks pelajaran harus memenuhi standar-standar yang
telah ditetapkan. Materi pokok yang terdapat dalam buku teks harus sesuai dengan
kurikulum. Isi buku teks pelajaran harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional,
tujuan pendidikan dasar dan menengah, agar keseluruhan isi buku teks pelajaran
mengarah ke pencapaian tujuan pembelajaran. Materi yang ada dalam buku teks harus
dapat membantu kegiatan pembelajaran dan penyelenggaraan pendidikan sehingga
tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.
Subdimensi pertama dari keakuratan materi pada kalimat keakuratan fakta/
lambang/simbol terdapat 83,33%. Berdasarkan analisis yang diperoleh,dalam buku
siswa kelas IV Tema Cita-citaku terdapat kesalahan penulisan fakta/lambang/simbol
antara lain: Halaman 26 dan 132, terdapat gambar simbol yang kurang jelas dan pada
halaman 26 Subtema 1 Pembelajaran 3 terdapat Fakta yang kurang tepat dimana ada
17
gambar bebek tetapi berwarna hijau. Oleh karena itu dalam penulisan fakta/ lambang/
simbol harus jelas agar memudahkan pembaca buku menangkap informasi yang
disampaikan di dalam buku dan tidak terjadi miskonsepsi dari diri siswa.
Subdimensi kedua dari keakuratan materi pada kalimat keakuratan konsep/
definisi terdapat 100%. Konsep/ definisi tiap subtema dalam buku siswa kelas IV
SD/MI Tema cita-citaku dirumuskan dengan jelas (Well Defined) dan akurat.
Sehingga buku ini layak digunakan sebagai bahan ajar peserta didik. Akurasi konsep
dan definisi materi dalam buku teks disajikan secara akurat untuk menghindari
miskonsepsi yang dilakukan siswa. Konsep dan definisi harus dirumuskan dengan
tepat untuk mendukung tercapainya KI dan KD. (Arraman & Hazmi, 2018)
Dalam buku kelas IV Tema Cita-citaku Kurikulum 2013 pada halaman 19 dan
20 Pembelajaran 2 Subtema 1, sudah menyajikan konsep dan definisi yang jelas
dimulai dari mejelsakan definisi daur hidup lalu disertai contoh metamorphosis kupu-
kupu dan belalang yang disajikan secara akurat dan disertai gambar, sehingga akan
menjadikan siswa mudah memahami tentang suatu konsep/ definisi yang diajarkan.
Subdimensi ketiga dari keakuratan materi pada kalimat Keakuratan prinsip
(teorema,aksioma, dalil,sifat,hukum) terdapat 100%. Secara keseluruhan, penulisan
prinsip tiap subtema dalam buku siswa kelas IV SD/MI Tema Cita-citaku sudah akurat
misalnya pada halaman 67, 68, dan 69 Pembelajaran 1 Subtema 2 sudah menyajikan
tahap daur hidup hewan mulai dari hewan Katak, Kecoa, Cupang, dan Nyamuk dan
disertai dengan gambar daur hidupnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
aksioma adalah pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian.
Bisa disimpulkan, aksioma yaitu suatu pernyataan yang diterima sebagai kebenaran
dan bersifat umum tanpa memerlukan pembuktian. Sedangkan Teorema adalah suatu
pernyataan tentang matematika yang masih memerlukan pembuktian serta pernyataan
dapat ditunjukkan nilai kebenaran atau juga bernilai besar. Secara keseluruhan,
penulisan prinsip tiap subtema dalam buku siswa kelas IV SD/MI Tema Cita-citaku
sudah akurat terdapat 100% .Pengertian Dalil menurut Wikipedia adalah Dalil adalah
suatu hal yang menunjuk pada apa yang dicari; berupa alasan, keterangan dan pendapat
18
yang merujuk pada pengertian, hukum dan hal-hal yang berkaitan dengan apa yang
dicari.
Akurasi prinsip-prinsip yang merupakan salah satu aspek yang digunakan
untuk menyusun suatu teori. Prinsip-prinsip yang tersaji dalam buku harus dirumuskan
secara akurat agar tidak menimbulkan multitafsir bagi siswa. buku teks harus sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi. (Arraman & Hazmi, 2018). Buku dengan
cakupan materi yang sangat layak menunjukkan bahwa buku ini siap digunakan
sebagai sumber bacaan di dunia pendidikan. Sehingga mungkin dengan ketidak hadiran
guru pada masa seperti saat ini dengan menggunakan buku tersebut sudah bisa
mendampingi siswa untuk belajar dirumah sehingga cakupan materi mudah dipahami
oleh siswa.
Subdimensi keempat adalah pada kalimat keakuratan prosedur/ algoritma
terdapat 100%. Akurasi prosedur-prosedur merupakan langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Prosedur harus dirumuskan secara
akurat sehingga siswa tidak melakukan kekeliruan secara sistematis. (Arraman
&Hazmi, 2018). Dalam buku kelas IV Tema Cita-citaku Kurikulum 2013 sudah
termuat contoh soal keakuratan prosedur pada halaman 69-72 subdimensi 2
pembelajaran 4 tidak terdapat kesalahan dalam penulisan prosedur. Akurasi prosedur-
prosedur merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai suatu
sasaran tertentu.
Didalam buku kelas IV tema cita-citaku kurikulum 2013 ditinjau dari dimensi
pengetahuan terdapat 100% atau pada kategori sangat layak. Hal ini karena dalam
dimensi pengetahuan ditinjau aspek keakuratan prosedur dalam pengaplikasian
prosedur penyelesaian soal sudah dirumuskan secara jelas dan sistematis sehingga
akan meminimalisir kekliruan pada saat siswa menjawab soal. Setelah dilakukan
analisis pada setiap subbab dimensi pengetahuan memperoleh nilai 95.83% atau pada
kategori sangat layak, Hal ini menunjukkan bahwa buku ini layak digunakan dalam
dunia pendidkan serta dapat menunjang untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional.
19
3.2.4 Dimensi Ketrampilan
Dimensi Ketrampilan ditinjau dari aspek penalaran terdapat 100%, hal ini ditemukan
didalam salah satu contoh yaitu, terdapat pada halaman 91 subtema 2 pembelajaran 3
menyajikan soal terbuka dimana siswa bisa menjawab dengan bervariansi jawaban.
Subkomponen pertama dalam dimensi ketrampilan ditinjau dari kalimat penalaran
(Reasoning) terdapat 100% atau pada kataegori sangat layak. Secara umum, materi
pada buku siswa kelas IV Tema Cita-citaku Kurikulum 2013 mengandung penalaran,
seperti pada halaman 91 menyajikan soal terbuka dimana siswa bisa menjawab dengan
bervariansi jawaban.
Menurut Wikipedia Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian. Sejalan dengan pendapat tersebut Menurut Copi dalam Fadjar Shadiq
(2013) menyatakan penalaran sebagai berikut: “Reasoning is a special kind of thinking
in which inference takes place, in which conclusions are drawn from premises”
Berdasarkan definisi yang disampaikan Copi tersebut, Fajar Shadiq menerjemahkan
bahwa penalaran merupakan kegiatan, proses atau aktivitas berpikir untuk menarik
suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru berdasarkan pada beberapa
pernyataan yang diketahui benar ataupun yang dianggap benar yang disebut
premis. Siswa perlu ditanamkan penalaran karena penalaran sangat penting bagi siswa
dan itu ditanamkan sejak dini karena penalaran (Reasoning) bisa membekali siswa
untuk berpikir tingkat tinggi. Proses berpikir tingkat tinggi juga ditanamkan pada siswa
agar mereka siap bersaing di abad 21.
Subkomponen yang kedua adalah pemecahan masalah (Problem Solving)
terdapat 75% atau pada kategori layak. Pemecahan masalah harus ditanamkan pada
siswa karena juga berorentasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Pada setiap
subtema umumnya menyajikan beragam strategi pemecahan masalah termasuk dalam
hal latihan pemecahan masalah. Contohnya pada halaman 103 subtema 2 pembelajaran
5 materi memuat pemecahan masalah termasuk menemukan (inquiry). Menurut
Cahyani & Setyawati (2016) Menyatakan bahwa keterampilan pemecahan masalah
20
yang berkaitan dengan dunia nyata dapat diintegrasikan untuk menyelesaikan
persoalan dan persaingan di dunia nyata pula. Kesiapan siswa yang terbiasa
menghadapi permasalahan dalam suatu pembelajaran, akan mampu mempersiapkan
mental yang lebih baik bagi siswa dalam menghadapi persoalan di dunia nyata. Sejalan
dengan pendapat tersebut Menurut Matlin sebagaimana dikutip oleh Herlambang
(2013: 17), pemecahan masalah dibutuhkan bilamana kita ingin mencapai tujuan
tertentu tetapi cara penyelesaiannya tidak jelas. Dengan kata lain jika seorang siswa
dilatih untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu maka siswa itu menjadi
mempunyai keterampilan yang baik dalam menghasilkan informasi yang sesuai,
menganalisis informasi dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang
diperolehnya.
Melihat dari banyaknya manfaat kemampuan ketrampilan pemecahan masalah
yang diungkapkan oleh para ahli tesebut seharusnya buku kelas IV Tema Cita-citaku
dapat meraih nilai 75% dalam presentase penilaian kesesuaian isi buku. Hal ini
menjadi saran bagi penulis buku agar lebih mengaitkan soal-soal yang mengandung
kemampuan pemecahan masalah.
Subkomponen ketiga dalam dimensi ketrampilan ditinjau dari kalimat
keterkaitan terdapat 100% atau pada kategori sangat layak. Contoh soal yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari ada pada halaman 82- 83 Subtema 2 Pembelajaran 2.
Keterkaitan antar konsep dimunculkan dalam tiap subtema mengingat buku siswa ini
merupakan buku tematik. Keterkaitan kehidupan sehari-hari dapat kita ketahui dari
tema dan subtema yang disajikan dalam buku ini. Dalam contoh soal tersebut sudah
mengaitkan dengan konsep dalam kehidupan sehari-hari yaitu siswa diminta
menyebutkan nama hewan dan tumbuhan berseta manfaatnya bagi lingkungan.
Pengertian pendidikan kontekstual menurut Komalasari (2010:7) bahwa pendekatan
pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara
materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik dalam
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara dengan tujuan untuk
menemukan makna materi tersebut dalam kehidupannya.
21
Oleh karena itu jika pelajaran yang terpisah dari pengalaman sehari-hari, hanya
akan didengar, dan tentu saja akan membuat seseorang mudah lupa. Tetapi belajar
sesuatu yang dapat kita lihat, apalagi sering dijumpai dalam hidup sehari-hari akan
membuat kita ingat. Ketika proses belajar berangkat dari peristiwa sehari-hari, yang
dijumpai di lingkungan sekolah atau lingkungan rumah maka akan membantu seorang
pembelajar dalam memahami konsep yang riil, tidak ngawang-awang. Akan membuat
pembelajar mengerti bagaimana mengaplikasikan apa yang telah dipelajarinya dan
bagaimana menggunakannya untuk menghadapi permasalahan nyata di dalam
kehidupan
Pada Subkomponen keempat dalam dimensi ketrampilan ditinjau dari kalimat
Komunikasi (write and talk) terdapat 100%. Seperti pada halaman 51 Subtema 1
pembelajaran 5, sebagaimana disajikan pada Gambar 2:
Gambar 2. Dimensi Pengetahuan Pada Aspek Komunikasi (Write and Talk).
Secara keseluruhan tiap subtema dalam buku teks siswa kelas IV SD/MI Tema
Cita-citaku Kurikulum 2013 memuat materi untuk mengomunikasikan gagasan, secara
tertulis maupun lisan, untuk memperjelas keadaan atau masalah. Komunikasi tertulis
22
dapat disampaikan dalam berbagai bentuk seperti simbol,tabel, diagram atau media
lain. Sedangkan komunikasi lisan dapat dilakukan secara individu, berpasangan,
kelompok. Didalam buku terdapat beberapa gambaran yang mengilustrasikan tentang
cita-cita. Siswa diminta untuk mengamati gambar lalu membuat kesimpulan dari
gambaran tersebut. Melihat dari penggunaan gambar dan bahasa yang mudah
dipahami siswa, hal ini akan memudahkan siswa mengerti bagaiman menjawab soal.
Menurut Akbar. S (2013) Komunikatif dalam arti buku teks tersebut mudah
dicerna pembaca, sisitematis, jelas dan tidak mengandung kesalahan bahasa. Sejalan
dengan pendapat tersebut ( Pradita & Lubis, 2017) berpendapat bahwa bahasa yang
digunakan dalam buku ajar atau buku teks harus diperhatikan dari berbagai kriteria
kebahasaan. Melalui bahasa yang baik dan benar maka semua pesan dan informasi
yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca dapat diterima dengan baik. Oleh
karena itu, bahasa menjadi salah satu kriteria penilaian dalam sebuah buku ajar atau
buku teks. Agar terjadi komunikasi yang efektif melalui buku teks pelajaran, ada
beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam menggunakan bahasa dalam ragam
tulisan, yakni (1) kemampuan berbahasa siswa, (2) kaidah bahasa, (3) pilihan kata, (4)
gaya bahasa, (5) keterbacaan (B. P. Sitepu, 2012: 108).
Oleh karena itu jika buku menggunakan komunikasi yang jelas maka akan
memudahkan pembaca mengingat informasi yang pernah dipelajari dalam buku
tersebut. Komunikasi (write and talk). Materi dalam buku teks hendaknya memuat
contoh atau latihan untuk mengomunikasikan gagasan ,baik secara secara tertulis
maupun secara lisan, untuk memperjelas keadaan atau masalah yang sedang dipelajari
atau dihadapi.
Subkomponen kelima dalam dimensi ketrampilan ditinjau dari kalimat
penerapan terdapat 100% atau pada kategori sangat layak. Hampir keseluruhan tiap
subtema dalam buku teks siswa kelas IV SD/MI Tema Cita-citaku Kurikulum 2013.
Materi memuat uraian,contoh, dan soal-soal yang menjelaskan penerapan konsep
dalam kehidupan sehari-hari atau dalam ilmu lain. Misalnya pada halaman 29 Subtema
1 Pembelajaran 3 terdapat soal tentang sumber daya alam dan bagaimana
23
memanfaatkannya. Dalam buku tersebut terdapat contoh soal yang sudah memuat
soal-soal yang menjelaskan penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
dimaksudkan agar siswa dapat menerapkan konsep tersebut dalam kehidupannya
sehari-hari. Sehingga pemahaman konsep pada materi yang diberikan tersebut akan
benar-benar tertanam dalam diri siswa.
Menurut Sagala ( 2010 ) konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi)
pendekatan kontekstual, yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba-tiba.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk
diambil dan diingat. Tetapi manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan
memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan
masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide,
yaitu siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Landasan
berfikir konstruktivisme adalah lebih menekankan pada strategi memperoleh dan
mengingat pengetahuan.
Dengan paham kontruktivisme, siswa di harapkan dapat membangun
pemahaman sendiri dari pengalaman/pengetahuan terdahulu. Pemahaman yang
mendalam pada akhirnya akan menjadi pemahaman yang bermakna bagi siswa. Dalam
soal tersebut mengkondisikan siswa untuk belajar mengkontruks pengetahuan,
ssehingga konsep-konsep materi bisa dipahami siswa dengan mudah.
Subkomponen keenam dalam dimensi ketrampilan ditinjau dari kalimat
kemenarikan materi terdapat 100% atau pada kategori sangat layak . Secara
keseluruhan tiap subtema dalam buku teks siswa kelas IV SD/MI Tema Cita-citaku
Kurikulum 2013 memuat uraian, strategi, gambar, foto, sketsa, cerita, sejarah, contoh,
atau soal-soal menarik yang dapat menimbulkan minat peserta didik untuk mengkaji
lebih jauh. Seperti contoh pada halaman 14 Subtema 1 Pembelajaran 2 terdapat soal
yang berkaitan lagu tik-tik bunyi hujan. Soal tersebut dapat menarik perhatian siswa
untuk menjawab soal karena lagu tersebut sering didengar dan mudah dihafalkan.
24
Menurut Tarigan dikutip dari Maula. N (2015),buku teks yang diterbitkan oleh
penulis selain harus sesuai dengan kurikulum, buku teks juga harus menarik minat bagi
para siswa atau pembacanya. Semakin menarik buku teks dikemas akan semakin tinggi
daya tarik siswa untuk membacanya. Dengan buku yang menarik mampu merangsang
minat siswa untuk termotivasi belajar dan tertarik untuk memahami materi pelajaran.
Subkomponen ketujuh dalam dimensi ketrampilan ditinjau dari kalimat
mendorong untuk mencari informasi lebih jauh terdapat 100% atau pada kategori
sangat layak. Contoh terdapat pada halaman 117 Subtema 3 Pembelajaran, dalam soal
terdapat pertanyaan- pertanyaan yang mana siswa di tuntut untuk lebih mencari
informasi yang dalam guna untuk menjawab soal tersebut. Siswa diminta untuk
mencari informasi tentang pentingnya sumber daya alam kemudian membuat peta
konsep. Mendorong untuk mencari informasi lebih jauh materi dalam buku teks
hendaknya memuat tugas-tugas yang mendorong siswa untuk memperoleh informasi
lebih lanjut dari berbagai sumber lain seperti internet, buku, artikel, dan lain
sebagainya.terdapat tugas. (Arraman & Hazmi, 2018)
Subkomponen kedelapan dari dimensi ketrampilan ditinjau dari kalimat
pengayaan terdapat 25% atau pada ketegori tidak layak. Materi setiap materi dalam
buku teks siswa kelas IV SD.MI Tema Cita-citaku pada umumnya tidak terdapat
materi pengayaan. Materi pengayaan sebaiknya disajikan secara proporsional, dalam
arti tidak memperkenalkan definisi baru atau tidak jauh berbeda dengan apa yang
dituntut KD.
Menurut Masbur dikutip dari (Larasati N, 2016)Pengayaan adalah memperkaya
ilmu pengetahuan atau memperluas ilmu pengetahuan siswa dengan memberi tugas
tambahan, baik tugas yang dikerjakan di rumah maupun tugas yang dikerjakan di kelas.
Sejalan dengan pendapat tersebut Rohmah (2016:42) berpendapat bahwa kegiatan
pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat dalam
memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya sehingga mereka memiliki
pengetahuan yang lebih kaya dan keterampilan yang lebih baik. Secara umum kegiatan
pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang telah
25
melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua
peserta didik dapat melakukannya Menurut Masbur dikutip dari (Larasati N, 2016)
Fungsi pengayaan yaitu dapat memperkaya proses belajar mengajar. Pengayaan dapat
melalui atau terletak dalam segi metode yang dipergunakan dalam pengajaran remedial
sehingga hasil yang diperoleh lebih banyak, lebih dalam atau dengan singkat prestasi
belajarnya lebih kaya. Adanya daya dukung fasilitas teknis, serta sarana penunjang
yang diperlukan. Sasaran pokok fungsi ini ialah agar hasil remedial itu lebih sempurna
dengan diadakannya pengayaan.
Dalam buku kelas IV Tema Cita-citaku kurikulum 2013 belum menampilkan
materi pengayaan sehingga dikhawatirkan, buku ini belum secara optimal memperluas
ilmu pengetahuan siswa karena tidak menyajikan tugas tambahan, baik tugas yang
dikerjakan di rumah maupun tugas yang dikerjakan di kelas. Di sisi lain, sebagai
pengguna buku ini, kegiatan peserta didik kemungkinan besar belum melampaui
persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum. Materi dalam buku teks
sebaiknya menyajikan uraian, contoh-contoh, atau soal-soal pengayaan yang berkaitan
singkat padat dan jelas. Hal ini menjadi saran bagi penyusun buku selanjutnya agar
dapat menambahkan materi pengayaan.
Dari hasil penelitian analsisi isi buku kelas IV tema cita-citaku kurikulum 2013 dari
dimensi sosial, dimensi spiritual, dimensi pengetahuan, dan dimensi ketrampilan
dalam penilaian kriteria setiap dimensi cukup baik. Nilai tertinggi yaitu pada dimensi
sosial terdapat 100% atau pada kategori sangat layak. Sedangkan nilai terendah pada
dimensi spiritual terdapat 66,67% atau pada kategori layak.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan terhadap buku siswa kelas IV SD/MI
Tema Cita-citaku Kurikulum 2013, dapat diambil kesimpulan bahwa pada Kompetensi
Spriritual dilihat dari kalimat yang mengandung unsur spiritual, bebas dari unsur
SARA serta HAKI termasuk dalam kriteria layak dengan perolehan persentase sebesar
66,67% atau pada kategori layak. Pada kompetensi Sosial dilihat dari isi materi yang
dapat menumbuhkan aspek sosial, sikap positif dan karakter dengan perolehan
26
persentasi skor kesesuaian sebesar 100% atau pada ketegori sangat layak. Pada
Kompetensi Pengetahuan dilihat dari isi buku yang memiliki keluasan materi,
kedalaman materi sesuai dengan KD pada KI-3 dan memiliki keakuratan materi dengan
perolehan persentase skor kesesuaian sebesar 95,83% atau pada kategori sangat layak.
Pada Kompetensi Ketrampilan dilihat dari isi buku yang dapat dinalar, terdapat cara
untuk memecahkan masalah, keterkaitan antar materi, dapat dikomunikasikan, dapat
diterapkan, materinya menarik, mendorong siswa untuk mencari informasi yang lebih
jauh lagi dan terdapat pengayaan dengan perolehan persentase 87,50% atau pada
kategori sangat layak Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang
diperoleh, implikasi dari penelitian ini adalah sebagai masukan bagi guru dalam
pemilihan sumber bacaan, sehingga dapat memilih bahan rujukan belajar yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, M. (2014). Pembelajaran Tematik. PT Remaja Rosdakarya.
Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya.
Amalia, F. A., Mardiati, Y., Ningsih, Y. F., & Hutama, F. S. (2020). Digital Repository
Universitas Jember Character Values in Grade II Student Book in Theme 2 “
Bermain di Lingkunganku (Playing in My Neighborhood )” and its Suitability
with KI 1 and KI Indicators in the 2013 Curriculum Digital Repository
Universitas Jember. 4(7), 6–12.
Arraman, B. C., & Hazmi, N. (2018). Analisis Buku Teks Sejarah Kelas X Kurikulum
2013. Kaganga: Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Riset Sosial-Humaniora, 1(2),
122–140. https://doi.org/10.31539/kaganga.v1i2.404
B.P. Sitepu. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. PT Remaja Rosdakarya.
Cahyani, H., & Setyawati, R. W. (2016). Pentingnya Peningkatan Kemampuan
Pemecahan Masalah Melalui PBL untuk Mempersiapkan Generasi Unggul
Menghadapi MEA. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 151–160.
Choirun, N. (2011) Kesesuaian Buku Teks Kurikulum 2013 untuk Siswa dengan
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika kelas VII Redaktur
PHENOMENON Jurnal Pendidikan MIPA, Semarang: Fakultas Ilmu Tarbiyah
27
dan Keguruan IAIN Walisongo.
Febrica, R. S.(2017). Analisis Kesesuaian Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV SD/MI
Tema Selalu Berhemat Energi dengan Kurikulum 2013.
Fitriyah, M., Made D.P, N., & Yulianto, A. (2017). Content analysis of value of
character: a case study of physics textbook in rembang regency. Unnes Science
Education Journal, 6(3), 1700–1707. https://doi.org/10.15294/USEJ.V6I3.20384
Handayani, R. A. (2018). Kesesuaian Materi Terhadap Kompetensi Inti Dan
Kompetensi Dasar Pada Buku Ajar Bahasa Arab, 2(1), 28.
https://doi.org/10.18326/lisania.v2i1.28-43
Herlambang. (2013). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Kelas VII-A SMP Negeri 1 Kepahing tentang Bangun Datar Ditinjau dari
TeoriVan Hiele.(online). Tersedia: http://repository.unib.ac.id/8426/2/I,II,III,2-
13-her.FI.pdf
Hasmiati, H., Hamra, A., Atmowardoyo, H., & Dollah, S. (2015). Designing an English
Course Book for High School Students Based on 2013 Curriculum with Local
Content Materials. Journal of Language Teaching and Research, 6(6), 1240.
https://doi.org/10.17507/jltr.0606.11
Hapsari, I. (2017). A Content Analysis of “When English Rings A Bell” English
Textbook In 2013 Curriculum for The Seventh Grade Student Of Junior High
School Published By Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia. Вестник Росздравнадзора, 4, 9–15.
Hardi, U. (2010). Kontribusi Soft Skill Dalam Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan.
Jurnal Ilmiah Among Makarti, 3(5), 95–104.
http://jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/view/20/18
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2013.
Komalasari, K. (2011) Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Bandung : PT
Refika Aditama
28
Larasati N, I. . dkk. (2016). Studi Kasus Pengajaran Remedial Kelas Xi a1 Dan Xi a6
Smak Kolese Santo Yusup Malang. 5, 1–10.
Longman, A.W (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan
Asesmen, terj. A Taxonomy For Learning, Teaching, Assesing: A Revision of
Bloom’s Taxonomy of Education Objectives,Yogyakaerta: Pustaka Pelajar.
Lutifa, Putri. K. (2017). Analisi Kelayakan Isi Materi dan Komponen Materi
pendukung Pembelajaran dalam Buku Pelajaran Sosiologi Kelas XI SMA N
dikota Bandung.
Mahmood, dkk (2009). Textbook Evaluation Through Quality Indicators : The Case of
Pakistan. 2.
Mardiana P. (2018). Telaah Kelayakan Isi dan Bahasa Dalam Buku Bahasa Indonesia
Untuk Siswa SMP/MTs Kelas VII Edisi Kurikulum 2013 Revisi Terbitan
Yudhistira.
Mulyasa, E., Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013.
Padil, Moh,dkk, Strategi Pengelolaan SD/MI Visioner, Malang: UIN Maliki Press,
2011.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pasal 1, Pasal 43 ayat (3), (4), dan (5).
_______, Nomor 2 Tahun 2008, Tentang Buku, Pasal 1, ayat (3). l 43 ayat (3), (4), dan
(5).
Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan
Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan, Yogyakarta: Diva
Perss.
Rahmawati, Fitri. P. (2020). Analisis Kelayakan Buku Penilaian (BUPENA) DiSekolah
Dasar. 7(1), 105–120.
Ridho, P., Fitriani,L. (2017). Kelayakan Isi dan Bahasa Buku Ajar Bahasa Indonesia
Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017
Penerbit Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
29
Rokhmah, H. (2016). Penanaman Nilai-Nilai Spiritual Terhadap Peserta Didik Di Sd
It Harapan Bunda Purwokerto. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri ( Iain ) Purwokerto.
Sagala, S. (2010). Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Sitepu, B.P, Penulisan Buku Teks Pelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012
Slamet, S. (2020). Pendidikan Karakter untuk Anak Usia Dini. Pendidikan Karakter
Untuk Anak Usia Dini, 3(02), 67–78. https://doi.org/10.46963/mash.v3i02.150
Suwarno ,W. ( 2011) Perpustakaan dan Buku: Wacana Penulisan & Buku, Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
Tambunan, M. S., Sipayung, K. T., & Sinaga, N. T. (2019). Content Analysis of English
Textbook �Interactive English� Used in First Grade Juniorhigh School in 2013
Curriculum. JETAL: Journal of English Teaching & Applied Linguistic, 1(1), 20–
27. https://doi.org/10.36655/jetal.v1i1.1012011.
Ulum, C. (2019). Keterampilan Sosial Peserta Didik Dalam Pembelajaran Tematik Di
Kelas V MI Muhammadiyah Selo Kulon Progo. Al-Bidayah: Jurnal Pendidikan
Dasar Islam, 10(2), 229–254. https://doi.org/10.14421/al-bidayah.v10i2.169
Uno, H. B. (2013). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang
Kreatif dan Efektif. Bumi Aksara.