analisis kelayakan pembiayaan murabahah pada...
TRANSCRIPT
ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA USAHA
MIKRO DI BPRS HARTA INSAN KARIMAH (HIK) CILEDUG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Liana Sari
1113046000063
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
14389H/ 2018
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : Liana Sari
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Juli 1995
Alamat : jl. Cinere Raya Rt.003 Rw.008,
Cinere, Depok (16514)
Email : [email protected]
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
MI Hidayataul Athfal (2001-2007)
MTs. Miftahul Umam Jakarta (2007-2010)
MAN 11 Jakarta (2010-2013)
S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013-2017)
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
Nama Ayah : Erwin
Nama Ibu : Turasmi
Alamat Orang Tua : jl. Cinere Raya Rt.003 Rw.008,
Cinere, Depok (16514)
Anak ke/ dari : 2 dari 3 bersaudara
v
ABSTRACT
Liana Sari 1113046000063, Murabahah Financing Feasibility Analysis on
Micro Enterprise at BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Ciledug, Strata One (S1),
Sharia Economics Study Program, Sharia Banking Concentration, Faculty of
Economics and Business, State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta Jakarta 1438H / 2017 M.
The feasibility of financing is part of internal control which aims to keep
the finance provided smooth, productive and not jammed. This study aims to
analyze the micro financing feasibility procedures in BPRS HIK Ciledug. To
explain the feasibility of murabahah financing at BPRS HIK Ciledug and to
explain feasible or inappropriate in providing murabaha financing to micro
business at BPRS HIK Ciledug.
This study uses a qualitative method. The data used in this thesis is
primary data that is taken from the interview and secondary data in the form of
literature study and other documents. The object under study is the procedure and
analysis of the feasibility of micro business financing in BPRS HIK Ciledug.
The conclusion of the analysis is that BPRS HIK Ciledug has a procedure
that prioritizes the convenience and simple requirements to facilitate the
prospective customers in proposing the financing. After the customer submits the
request, BPRS HIK analyzes the feasibility of the customers using the 5C
principle (Character, Capacity, Capital, Colleteral and Condition).
Keywords: Financing, Feasibility Analysis, and Micro Business
Advisor: A.M. Hasan Ali., M.A
vi
ABSTRAK
Liana Sari 1113046000063, Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah
Pada Usaha Mikro di BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Ciledug, Strata Satu
(S1), Program Studi Ekonomi Syariah, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta 1438H/ 2017 M.
Kelayakan pembiayaan merupakan bagian dari pengendalian intern yang
bertujuan untuk menjaga agar pembiayaan yang diberikan tetap lancar, produktif
dan tidak macet. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prosedur kelayakan
pembiayaan usaha mikro di BPRS HIK Ciledug. Untuk menjelaskan kelayakan
pembiayaan murabahah pada BPRS HIK Ciledug dan untuk menjelaskan layak
atau tidak layaknya dalam memberikan pembiayaan murabahah pada usaha mikro
di BPRS HIK Ciledug.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data yang digunakan dalam
skripsi ini yaitu data primer yaitu diambil dari wawancara serta data sekunder
berupa studi kepustakaan dan dokumen lainnya. Adapun objek yang diteliti adalah
prosedur dan analisis kelayakan pembiayaan usaha mikro di BPRS HIK Ciledug.
Kesimpulan dari analisis yang dilakukan adalah BPRS HIK Ciledug
memiliki prosedur yang mengedepankan kemudahan dan persyaratan yang
sederhana untuk memudahkan calon nasabah dalam mengajukan pembiayaan.
setelah nasabah mengajukan permohonan maka BPRS HIK mennganalisis
kelayakan nasabah tesebut menggunakan prinsip 5C (Character, Capacity,
Capital, Colleteral dan Condition ).
Kata Kunci : Pembiayaan, Analisis Kelayakan, dan Usaha Mikro
Pembimbing : A.M. Hasan Ali, M.A,
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil’ alamin, Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT,
Tuhan Semesta Alam, yang senantiasa melimpahkan curahan rahmat dan kasih
sayang yang tiada hentinya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta Salam tidak lupa penulis curahkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, untuk itu dengan segala
kerendahan hati penulis akan menerima setiap pandangan dan saran yang terkait
dengan skripsi ini dengan hati terbuka.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis memperoleh bantuan, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis
ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak A.M. Hasan Ali., M.A dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A selaku
ketua dan sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si. dan ibu RR Tini Anggaeni, M.Si selaku
ketua dan sekretaris program studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta
viii
5. Bapak A.M. Hasan Ali., M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang
kesediaannya memberikan waktu ditengah kesibukan kepada penulis untuk
membimbing dan mengarahkan dengan penuh perhatian dan kesabaran
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Hamid Farihi,MA selaku dosen Penasehat Akademik yang
tidak pernah lelah memberikan bimbingan dan motivasi dalam menuntut
ilmu selama masa perkuliahan.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum khususnya
prodi Muamalat yang tidak bisa disebutkan satu per satu tanpa
menghilangkan rasa hormat.
8. Bapak Muhamad Hendri selaku kepala tim bisnis dan para staf BPRS
Harta Insan Karimah (HIK) Ciledug yang telah memberikan kesempatan
bagi penulis untuk mengadakan riset dan dalam memberikan data-data
yang berkaitan dengan skripsi ini.
9. Terima kasih yang amat sangat untuk kedua orang tua tercinta Bapak
Erwin dan Mama Turasmi motivasi terbesar saya. serta Kakaku tersayang
Elita Sari, S.IP dan Adikku Opiana Sari terimakasih atas kasih sayang,
perhatian, doa dan selalu memberikan motivasi serta dukungan untuk
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga selalu di ridhoi
Allah dan kelak penulis dapat membahagiakan kalian. Aamiin.
10. Terimakasih kepada kekasih Wanda Kurniandy, S.E atas doa, perhatian,
motivasi dan selalu memberikan dukungan dengan penuh kesabaran
selama pembuatan skripsi.
ix
11. Terimaksih kepada Putri, Wirda, Farah, Diky dan Adim yang selalu
mendukung secara langsung dan tidak langsung baik moril maupun
materil, teman seperjuangan dikampus atas waktu, motivasi, hiburan dan
persahabatannya selama perkuliahan.
12. Terimakasih kepada kaka senior dan adik-adik junior dikampus, teman-
teman jurusan Perbankan Syariah angkatan 2013 dan teman-teman KKN
Tulip yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan
doa, dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Dan kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi yang cukup
besar atas penyelesaian skripsi sehingga penulis dapat lulus menjalani
perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga akhir.
Penulis sadar bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan pihak pihak yang
memerlukan.
Depok, 16 September 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 9
E. Metode Penelitian ............................................................... 11
F. Teknik Penulisan Skripsi ................................................... 15
G. Sistematika Penulisan ........................................................ 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Umum Pembiayaan ............................................. 17
1. Pengertian Pembiayaan .................................................. 17
2. Landasan Syariah ........................................................... 20
3. Prinsip Analisis Kleayakan Pembiayaan ........................ 21
4. Analisis Pembiayaan ...................................................... 23
5. Prosedur Analisis Pembiayaan ....................................... 24
B. Tinjauan Umum Murabahah ............................................... 27
xi
1. Pengertian Murabahah .................................................... 27
2. Landasan Hukum ............................................................ 29
3. Rukun Murabahah .......................................................... 30
4. Syarat Murabahah ........................................................... 31
C. Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah ...................... 31
D. Pengertian Usaha Mikro ...................................................... 31
E. Kerangka Pemikiran ............................................................ 36
F. Review Studi Terdahulu ...................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................... 41
B. Metode Penelitian ................................................................ 41
C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 42
D. Jenis Data ............................................................................ 42
1. Data Primer ..................................................................... 42
2. Data Sekunder ................................................................ 43
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 43
1. Observasi ........................................................................ 43
2. Wawancara ..................................................................... 44
3. Penelitian Kepustakaan .................................................. 45
F. Metode Analisis Data .......................................................... 45
1. Pengumpulan Data ......................................................... 46
2. Reduksi Data .................................................................. 46
3. Penyajian Data ................................................................ 47
4. Kesimpulan atau Verifikasi ............................................ 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................... 49
1. Sejarah Singkat BPRS Harta Insan Karimah (HIK) ....... 49
2. Visi, Misi, Motto dan Tujuan BPRS HIK ...................... 51
xii
3. Produk-Produk BPRS HIK ............................................. 52
4. Keunggulan BPRS HIK .................................................. 53
5. Legalitas dan Struktur Organisasi .................................. 54
B. Hasil dan Pembahasan ......................................................... 56
1. Prosedur Pembiayaan Mikro Pada BPRS HIK Ciledug 57
2. Strategi BPRS HIK dalam Menganalisis Kelayakan
Pembiayaan Usaha Mikro .............................................. 61
3. Menentukan layak / tidak layaknya pembiayaan usaha
mikro di BPRS HIK ........................................................ 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 75
B. Saran .................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 79
LAMPIRAN ................................................................................................. 82
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Review Studi Terdahulu ............................................................... 37
Tabel 4.1 Jumlah nasbah pembiayaan murabahah di BPRS HIK per Desember
2014-2017 ……………………………………………………… 56
Tabel 4.2 Laporan publikasi triwulan neraca BPRS HIK per Desember 2014
Desember 2017………………………………………………… 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 36
Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data (Flow Model) ........................ 46
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPRS HIK Ciledug ................................... 55
Gambar 4.2 laporan publikasi triwulan neraca BPRS HIK per Desember 2014
Desember 2017………………………………………………… 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang saat ini
sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan diberbagai aspek kehidupan,
dengan tujuan untuk meningkatkan roda perekonomian sehingga pada
akhirnya akan membawa dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan bangsa Indonesia.
Umat Islam dalam kehidupan modern ini menghadapi tantangan yang
cukup berat. Di satu sisi ia harus mampu mengikuti perkembangan global di
bidang ekonomi dan teknologi, sementara itu di sisi lain ia juga harus
berpegang teguh pada ketentuan yang ada dalam syariah. Dengan kata lain
umat Islam harus mampu bertahan di era globalisasi dengan tetap berpedoman
pada nilai-nilai syariah.
Perkembangan global di bidang ekonomi terutama dengan munculnya
bank syariah yang saat ini sudah mulai tumbuh dan berkembang, sangat
membantu masyarakat khususnya orang-orang Islam yang tidak ingin
melakukan kegiatan yang mengandung unsur ribawi seperti yang ada di
perbankan konvensional. Islam yang dengan tegas melarang praktik
riba,sehingga mau tidak mau maka orang-orang islam harus mencari jalan lain
untuk menghindarinya yaitu perbankan syariah. Seperti yang terdapat pada
kitab suci Al-Qur‟an surat Al-Imran ayat 130 yang berbunyi
2
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberumtungan” (QS. Al-Imran: 130)
Dan firman Allah :
… ….
Artinya: …”dan Allah Menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”
(QS. Al-Baqarah:275).
Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah
adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah
dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah.1
Bank sebagai salah satu lembaga keuangan memiliki fungsi sebagai
perantara keuangan (financial intermediary), artinya lembaga yang
kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan
menyalurkan ke masyarakat yang kekurangan dana. Kegiatan bank
menghimpun dana disebut dengan funding, sementara kegiatan dana
menyalurkan kemasyarakat oleh bank disebut dengan financing atau lending.2
1 Undang-Undang No.21 Tahun 2008
2 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 41.
3
Selain menjalankan fungsinya sebagai perantara keuangan antara pihak
surplus dan pihak defisit dana, bank sebagai suatu lembaga keuangan juga
berperan menyediakan sebuah fasilitas modal dan memberikan kredit dan jasa
dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran.3 Perkembangan perbankan
syariah pada era reformasi ditandai oleh dengan disetujuinya Undang- undang.
No. 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci
landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan
diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut juga
memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang
syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.4
Pembiayaan syariah dalam melakukan kegiatan pembiayaan harus
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara perusahaan pembiayaan
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan pembiayaan tersebut dalam jangka waktu yang tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil dengan akad-akad syariah yang lainnya seperti
Mudharabah, Musyarakah, Ijarah, Salam, Istisna dan Murabahah.5
Dalam melakukan analisis pada pengambilan keputusan pemberian
pembiayaan murabahah kepada nasabah, bank harus membuat pedoman untuk
menentukan kelayakan seorang nasabah dalam memperoleh pembiayaan.
Tujuan utama analisis pembiayaan murabahah adalah mengevaluasi
3 Ahmad Anwari, Bank Rekan Terpercaya dalam Usaha Anda, (Jakarta: Balai
Pustaka,1987), h. 1. 4 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Depok, Gema
Insani,2001) h. 26 5 Peraturan ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. 03/BL/2007
Tentang Kegiatan Perusahaan Berdasarkan Prinsip Syariah. Disetujui oleh DSN-MUI melalui surat
Nomor B-323/DSNMUI/XI/2007.
4
kemampuan dan kesediaan calon nasabah membayar angsuran yang disetujui
kedua belah pihak. Analisis pembiayaan merupakan salah satu faktor yang
sangat penting bagi bank syariah dalam mengambil keputusan untuk
menyutujui/menolak permohonan pembiayaan.
Pedoman dalam memberikan pembiayaan dikatakan layak atau tidak
mengacu pada UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah pasal 23
yang berbunyi: (1) Bank Syariah dan/atau UUS harus mempunyai keyakinan
atas kemauan dan kemampuan calon Nasabah Penerima Fasilitas untuk
melunasi seluruh kewajiban pada waktunya, sebelum Bank Syariah dan/atau
UUS menyalurkan dana kepada Nasabah Penerima Fasilitas. (2) Untuk
memperoleh keyakinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Syariah
dan/atau UUS wajib melakukan penilaian yang saksama terhadap watak,
kemampuan, modal, Agunan, dan prospek usaha dari calon Nasabah
Penerima Fasilitas.
Analisis yang baik akan menghasilkan keputusan yang tepat. Dalam
konteks pembiayaan biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus
dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak
untuk diberikan pembiayaan dilakukan dengan analisis 5C (Character, Capital,
Collateral, Capacity, dan Condition).6
Permodalan merupakan salah satu masalah yang hampir dialami oleh
setiap pelaku usaha, mulai dari usaha mikro sampai usaha besar. Dapat
dikatakan tidak ada pelaku usaha yang tidak memerlukan modal, karena
6 Siswanto Sutojo,2007,Manajemen Bank Umum, (Jakarta : PT Damar Mulia
Pustaka,2007) hlm.115.
5
keberadaan modal merupakan hal yang melekat dalam setiap usaha.
Masalahnya sebenarnya terletak pada kemampuan pelaku usaha itu sendiri
dalam memperoleh permodalan. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa
berbicara tentang modal bagi pengembangan usaha, akan terkait erat dengan
perbankan, walaupun tidak semua modal harus dari bank. Bank adalah
lembaga keuangan yang menyediakan fasilitas permodalan bagi pelaku usaha.
Sementara itu pelaku usaha dihadapkan dengan masalah bankable dan
feasible. Banklable adalah kondisi usaha itu sendiri yang memenuhi syarat-
syarat yang diperlukan oleh bank. Sementara feasible adalah kondisi usaha
tersebut yang memiliki tingkat kelayakan untuk memperoleh pinjaman.7
Oleh karena itu dibutuhkan suatu wadah atau lembaga yang efisien untuk
membantu masyarakat guna mengembangkan usahanya dan membantu
memajukan tingkat ekonomi kreatif di Indonesia. Yaitu lembaga keuangan
khusus yang didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan
pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam
usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, yang tidak semata-mata
mencari keuntungan Serta harus memfasilitasi keinginan para pelaku usaha
yang membutuhkan modal sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka.
Salah satu model Bank yang diperbolehkan di Indonesia dan berasaskan
syariah adalah BPRS. BPRS adalah salah satu jenis bank yang diizinkan
beroperasi dengan sistem syariah di Indonesia. Dalam sistem syariah
7 Amalia, Euis. Keuangan Mikro Syariah. Bekasi: Gramata Publishing, 2016.h.10
6
perbankan Nasional, Bank Perkreditan Rakyat Syariah adalah bank yang
didirikan untuk melayani Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Keberadaan BPRS diharapkan mampu mewujudkan pemerataan
pelayanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha dan pemerataan
pendapatan masyarakat melalui pembiayaan dan pemberian kredit kepada para
pedagang atau pengusaha kecil melalui dana yang dihimpun dari masyarakat
berupa tabungan dan deposito. Pembiayaan yang disalurkan besarnya tidak
dapat lepas dari berapa besar dana dari pihak ketiga yang didapat atau
dihimpun dari masyarakat, karena pembiayaan yang disalurkan juga
merupakan salah satu pendapatan bagi bank.
Melihat kenyataan tersebut maka PT. BPRS Harta Insan Karimah (HIK)
sebagai salah satu bank syariah yang mempunyai tugas dan kewajiban untuk
menunjang pelaksanaan pembangunana nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan dan pertumbuhan ekonomi serta stabilitas nasional dibidang
ekonomi ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak dengan tetap
mengusahakan pencapaian laba yang optimal.
BPRS HIK selaku bank pembiayaan syariah yang berfungsi sebagai
financial intermediary menyalurkan pembiayaan kemasyarakat dengan skim
Murabahah yaitu akad jual beli barang yang menyatakan harga perolehan dan
keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Selain
berdasarkan prisnip syariah, nasabah pembiayaan di BPRS HIK rata-rata
berbentuk retail oleh karena itu nasabah menggunakan akad murabahah. akad
ini merupakan salah satu bentuk akad yang memberikan kepastian
7
pembayaran (Natural Centainty Contracts), karena dalam Murabahah
ditentukan berapa keuntungan yang ingin diperoleh (required rate of profit ).8
Selain itu sistem perbankan syariah menerapkan pola pembiayaan usaha
dengan prinsip bagi hasil sebagai salah satu prinsip pokok pada perbankan
syariah, akan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada masing-masing pihak ,
baik bank maupun nasabahnya. Semua pihak pada hakekatnya akan
memperhatikan prinsip kehati-hatian, sehingga memperkecil kemungkinan
risiko terjadinya gagal bayar.
Pembiayaan bagi hasil berisiko untung dan rugi ditanggung bersama
maka dituntut dari pejabat bank seperti Account Officer dan Komite
pembiayaan untuk lebih slektif dan hati hati dalam menganalisa suatu proyek
atau usaha yang diajukan sebelum memberikan keputusan diterima atau
tidaknya suatu usalan tersebut.
Berdasarkan paparan diatas yang telah dibahas tersebut, maka penulis
merasa tertarik untuk membahas dan meneliti permasalahan kelayakan
pemberian pembiayaan murabahah, yang tentunya tidak boleh menyimpang
dari peraturan yang ditetapkan Bank Indonesia dan Syariat Islam. Oleh karena
itu, dalam penulisan skripsi ini, penulis mengangkat judul “Analisis
Kelayakan Pembiayaan Murabahah Pada Usaha Mikro Di BPRS Harta
Insan Karimah (HIK) Ciledug.
8 Karim,Adimarwan. Bank Islam (Analisis Fiqih dan Keuangan) , PT Raja Grafindo
Persada , Jakarta, 2004, cet.2, hal.103.
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang, maka identifikasi masalah
dalam penilaian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud pembiayaan Usaha Mikro ?
2. Bagaimana manajemen strategi pemberian pembiayaan dana di BPRS
Harta Insan Karimah (HIK) ?
3. Bagaimanakah kriteria untuk usaha mikro yang mendapatkan
persetujuan pembiayaan ?
4. Apa poin-poin yang menjadi penilaian nasabah dalam menganalisis
kelayakan pemberian pembiayaan usaha mikro di BPRS Harta Insan
Karimah (HIK) cabang ciledug?
5. Apa kendala-kendala yang dihadapi oleh BPRS Harta Insan Karimah
(HIK) dalam menyeleksi kelayakan pemberian pembiayaan usaha
mikro ?
6. Bagaimana prosedur pemberian pembiayaan usaha mikro di BPRS
Harta Insan Karimah (HIK) cabang Ciledug ?
C. Batasan dan Perumusan Masalah
1. Batasan masalah
Mengingat luasnya masalah analisis kelayakan pembiayaan murabahah
dalam pemberian modal untuk usaha, maka penelitian ini dibatasi hanya
pada: bagaimana BPRS khususnya BPRS HIK cabang ciledug menentukan
layak atau tidak layaknya dalam memberikan pembiayaan khusunya
9
pembiayaan murabahah yang difokuskan pada pembiayaan untuk usaha
mikro.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana prosedur pembiayaan usaha mikro oleh BPRS HIK
ciledug ?
b. Bagaimana strategi BPRS HIK dalam menganalisa kelayakan
pembiayaan murabahah pada usaha mikro yang diajukan oleh
nasabah?
c. Bagaimana BPRS HIK Ciledug dalam menentuan layak atau tidak
layaknya pembiayaan pada nasabah ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menjelaskan prosedur kelayakan pembiayaanusaha mikro oleh
BPRS HIK Ciledug.
b. Untuk menjelaskan kelayakan pembiayaan murabahah pada BPRS
HIK Ciledug.
c. Untuk menjelaskan layak atau tidak layaknya dalam memberikan
pembiayaan murabahah pada usaha mikro di BPRS HIK Ciledug.
2. Manfaat Penelitian
Secara lebih spesifik manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat bagi penulis
10
1. Sebagai upaya untuk menerapkan ilmu yang telah diterima selama
masa perkuliahan.
2. Menambah pengetahuan tentang produk, prosedur, penilaian, dan
kelayakan permohonan pembiayaan di bank syariah.
b. Manfaat bagi BPRS Harta Insan Karimah (HIK)
1. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pada nantinya
untuk meningkatkan kinerja BPRS dalam pemberian pembiayaan.
2. Dapat menjadi solusi bagi pihak BPRS dalam pemberian
pembiayaan murabahah yang baik dan tepat guna serta tidak
bertentangan dengan nilai syariah berdasarkan teori-teori yang
ada sehingga dapat meminimkan risiko tidak tertagihnya
pembiayaan.
c. Manfaat bagi akademis
1. Dapat menambah pengetahuan tentang prosedur dan suatu
kelayakan permohonan Pembiayaan pada bank syariah.
2. Dapat memahami penilaian dalam mengajukan permohonan
pembiayaan bank syariah.
3. Dapat menjadi referensi awal bagi akademis yang akan
melanjutkan penelitian yang serupa dengan penelitian ini, baik
dilakukan di lokasi yang sama maupun di lokasi yang berbeda.
d. Manfaat bagi masyarakat
11
Sebagai tambahan informasi bagi peneliti lain atau masyarakat
untuk mengetahui aktivitas yang di lakukan BPRS dan menilai
kriteria nasabah yang melakukan permohonan pembiayaan.
E. Metode penelitian
1. Pendekatan masalah
Penelitian ini menggunakan pendekatan masalah yang
berpacu kepada pendekatan normatif, karena dalam penelitian ini ada
aturan-aturan tertentu dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam
analisis kelayakan pembiayaan murabahah usaha mikro di BPRS
HIK Ciledug. Ilmu normatif menggunakan dan menggabungkan
studi empiris dan prediksi ekonomi positif dengan
mempertimbangkan nilai gagasan ideal untuk memperoleh
rekomendasi kebijakan.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari
lembaga yang terlibat dalam objek penelitian.9 Jenis pelaporan yang
digunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu penulis
menggambarkan permasalahan dengan didasari pada data yang ada
lalu dianalisis lebih lanjut untuk kemudian diambil suatu
kesimpulan. Proses analisa dimulai dari membaca, mempelajari dan
9 Lexy . J. Moeloeng, metode penelitian kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya,
2010), h.3.
12
menelaah data yang didapat secara seksama, selanjutnya dari proses
analisa tersebut penulis mengambil kesimpulan dari masalah yang
bersifat umum kepada masalah yang bersifat khusus.
3. Sumber Data Penelitian
Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini,
meliputi 2 macam, yaitu :
a. Data Primer
Data ini diperoleh melalui wawancara kepada pihak internal
BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Ciledug dan staf-staf
pembiayaan khususnya pihak A/O (Account Officer) dan Unit
Micro Syariah Head yang dianggap dapat memberikan informasi
prosedur, aspek-aspek penilaian pembiayaan serta strategi dalam
menganalisis pembiayaan mikro oleh BPRS HIK ciledug
terhadap kelayakan pembiayaan mikro.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi
dokumentasi yang ada hubungannya dengan materi skripsi ini.
Dalam penelitian ini penulis melakukan studi kepustakaan,
literature, Undang-Undang dan peraturan yang berkaitan
mengenai pembiayaan mikro, serta mata kuliah yang berkaitan
dengan pembahasan penelitian ini.
4. Metode Pengumpulan Data
13
a. Penelitian kepustakaan (library research), penulis mengadakan
penelitian terhdap beberapa literature yang ada kaitannya dengan
penulisan skripsi ini. Literature itu berupa buku, majalah, surat
kabar, artikel, internet, dan lain sebagainya. Langkah dalam
melaksanakn studi pustaka ini adalah dengan cara membaca,
mengutip serta menganalisa dan merumuskan hal-hal yang dianggpa
perlu dalam memenuhi penelitian ini.
b. Penelitian lapangan (field research), untuk mendapatkan data-data
dan informasi, penulis terjun langsung ke objek penelitian yaitu
lembaga yang diteliti, dengan menggunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
1) Interview yaitu melakukan wawancara langsung dengan
Account Offiver (A/O) BPRS HIK Ciledug divisi finance yang
berhubungan langsung dengan bagian pembiayaan yang ada di
BPRS HIK Ciledug.
2) Dokumentasi yaitu mengumpulkan data berdasarkan laporan
yang didapat dari lembaga yang diteliti dan laporan lainnya yang
berkaitan dengan masalah penelitian.
3) Observasi yakni pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan terhadap berjalannya pembiayan di
BPRS HIK.
5. Subjek-Objek penelitian
14
Subjek-objek yang menjadi sumber informasi data yaitu kepala
pimpinan atau Account Officer (A/O) bagian pembiayaan pada divisi
finance, lalu objeknya yaitu BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Ciledug
pada bagian finance.
6. Teknik Pengolahan Data
Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Proses analisis data yang akan dilakukan bersifat
induktif, yaitu menggunakan data sebagai pijakan awal melakukan
penelitian, bahkan dalam format induktif tidak mengenal teorisasi sama
sekali. Teori dan teorisasi bukanlah hal yang penting untuk dilakukan,
sebaliknya, data adalah segala-galanya untuk memulai penelitian.10
7. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis yang
disarankan data.11
Untuk itu peneliti akan mengklasifikasi data berdasarkan kategori
tertentu dari seluruh data yang diperoleh dari hasil wawancara dan
kepustakaan yang diseleksi dan disusun. Setelah data-data yang ada di
klasifikasikan lalu diadakan analisis data.
10
Bungin Burhan , “Penelitan Kualitatif”, (Jakarta: Kencana, 2010). Cet. Ke-4. Hlm.27. 11
Basrowi, & Suwandi, “Memahami Penelitian Kualitatif”, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta,2008). Hlm. 91.
15
Data-data yang telah terkumpul nantinya akan diperiksa kembali
mengenai kelengkapan jawaban yang diterima, kejelasannya, konsistensi
jawaban atau informasi yang biasa disebut dengan editing penulisan.
F. Teknik Penulisan Skripsi
Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini adalah menggunakan
buku “Pedoman Penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012”.
G. Sistematika Penulisan
Laporan skripsi ini disusun dalam beberapa bab dengan tujuan
untuk mempermudah penulisan dan memperjelas pembacaannya. Adapun
sistematika penulisanlaporan skripsi ini adalah sebagai berikut:
16
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah
dari entifikasi masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,
dan sisematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan teori-teori berdasarkan tinjauan
pustaka dan literature mengenai konsep permohonan
pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan metodelogi penelitian yang
memuat metode/ teknik penelitian, dan sumber data,
prosedur pengumpulan data, serta analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penulis menjelaskan bagaimana proses/
prosedur permohonan pembiayaan, strategi dalam
menganalisis, dan menentukan layak atau tidak layaknyan
permohonan pembiayaan murabahah di BPRS Harta Insan
Karimah (HIK) terhadap produk mikro.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini merupakan penutupan dari skripsi ini, yang
didalamnya memuat kesimpulan dan saran saran yang
diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Umum Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang
perbankan, menyatakan; pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan antara Bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.12
Sedangkan pengertian pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan
syariah, Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berupa: (i) Transaksi bagi hasil dalam bentuk
mudharabah dan musyarakah; (ii) Transaksi sewa-menyewa dalam
bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik;
(iii) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan
istishna; (iv) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qard;
dan (v) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk
transaksi multijasa; berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
12
Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, ayat 1 pasal 12.
18
dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa
imbalan, atau bagi hasil.13
Istilah pembiayaan pada intinya berarti I Believe, atau I Trust,
„saya percaya‟ atau „saya menaruh kepercayaan‟. Perkataan pembiayaan
yang artinya kepercayaan, berarti lembaga pembiayaan selaku shahibul
mal menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan
amanah yang diberikan.14
Kata pembiayaan/kredit itu sendiri berasal dari
bahasa latin yaitu credere, yang berarti percaya. Oleh karena itu dasar
pemikiran persetujuan pemberian pembiayaan oleh suatu lembaga
keuangan kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan
kepercayaan.15
Pembiayaan dalam arti luas artinya financing yaitu pendanaan
yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,
baik dilakukan sendiri maupun dijalankan orang lain. Dalam arti sempit,
pembiayaan yaitu pendanaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan,
seperti BMT kepada nasabah. Jadi yang dimaksud dengan pembiayaan
adalah menyediakan dana guna membiayai kebutuhan nasabah yang
memerlukannya dan layak memperolehnya.16
13
Undang-Undang Perbankan Syariah, Nomor 21 Tahun 2008, ayat 25 pasal 1. 14
Prof. Dr. H. Veithzal Rivai dan Andrian Permata Veithzal, Islamic Financial
Management, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008) Hal.3. 15
Moh Tjoekam, Perkreditan Bisnis Inti Perbankan: Konsep, Teknik, dan Kasus, Jakarta;
PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), Edisi I, h.1. 16
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, ( Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005),
cet III, h. 185.
19
Menurut Syafi‟I Antonio, pembiayaan adalah pemberian fasilitas
penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan defisit unit.17
Menurut Syafi‟I Antonio berdasarkan sifat penggunaannya,
pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu:18
a) Pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk
peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun
investasi.
b) Pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi
kebutuhan.
Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi
menjadi dua hal yaitu :
1. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhan
a) Peningkatan produksi secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil
produksi, maupun secara kualitatif yaitu peningkatan secara
kualitas dan mutu hasil produksi dan
b) Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place
dari suatu barang.
17
Muhammad Sayfi‟I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001) h. 160. 18
Ibid h. 161
20
2. Pembiayaan Investasi
Pembiayaan ini diperuntukkan bagi nasabah untuk keperluan
investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan
rehabilitasi, perluasan usaha ataupun pendirian proyek baru. ciri-ciri
pembiayaan ini adalah untuk pengadaan barang-barang modal,
mempunyai perencanaan alokasi dana yang matang dan terarah,
berjangka waktu menengah dan panjang.
Pembiayaan berdasarkan sektor usaha yang dibiayai19
a) pembiayaan sektor perdagangan (contoh: pasar, toko kelontong,
warung sembako dll.)
b) pembiayaan sektor industri (contoh: home industri, konfeksi,
sepatu)
3. Landasan Syariah
Landasan syariah berdasarkan Al-Qur‟an terdapat pada surah
An-Nisa ayat 12 yang memiliki arti
“Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu,” (QS. An-
Nisa : 12)20
Dan terdapat pula pada surah Shad ayat 24 yang artinya
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian
yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini,”(Q.S. Shad : 24)21
19
Hejazziey, Djawahir. Perbankan syariah dalam teori dan praktik, hal 144 20
Departemen Agama RI, 2003, Al-Qur‟an dan terjemahan, bandung : CV. Diponegoro, h.
63. 21
Ibid. hal. 363
21
4. Prinsip Analisis Kelayakan Pembiayaan
Prinsip adalah sesuatu yang dijadikan pedoman dalam
melaksanakan suatu tindakan. Prinsip analisis pembiayaan adalah
pedoman-pedoman yang harus diperhatikan oleh pejabat pembiayaan
bank syariah pada saat melakukan analisis pembiayaan.
Di dunia perbankan syariah prinsip penilaian dikenal dengan
5C + 1S, yaitu Syariah; penilaian ini di lakukan untuk menegaskan
bahwa usaha yang akan dibiayai benar-benar usaha yang tidak
melanggar syariah sesuai dengan fatwa DSN “pengelola tidak boleh
menyalahi hukum syariah Islam dalam tindakannya yang
berhubungan dengan mudharabah.”22
Adapun prinsip penilaian pembiayaan 5C yaitu sebagai berikut:23
1) Character (karakter)
Salah satu hal terpenting yang harus diketahui bank dalam
menyalurkan dananya adalah karakter calon nasabah tersebut,
karena “character (karakter) menggambarkan watak dan
kepribadian calon debitur. Tujuannya adalah untuk mengetahui
bahwa calon debitur mempunyai keinginan untuk memenuhi
kewajibannya membayar pinjaman sampai dengan lunas.
2) Capacity (kapasitas)
Capacity ditujukan untuk mengukur kemampuan calon
debitur dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu
22
Hejazziey, Djawahir. Perbankan syariah dalam teori dan praktik, hal 140 23
Ismail. Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, h.112-114
22
pembiayaan. Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan
calon debitur tersebut. Kemampuan keuangan calon debitur
sangat penting karena merupakan sumber utama pengembalian
pembiayaan yang di berikan oleh bank.
3) Capital (Modal)
Capital atau modal yang perlu disertakan dalam onjek
pembiayaan perlu dilakukan analisis yang mendalam. Modal
merupakan jumlah dana yang dimiliki oleh calon debitur atau
berapa banyak dana yang akan diikutsertakan dalam proyek yang
akan dibiayai oleh calon debitur. Semakin besar modal yang
dimiliki oleh calon debitur akan semakin meyakinkan bagi bank
akan keseriusan calon debitur dalam mengajukan pembiayaan.
4) Collateral
Collateral merupakan jaminan/agunan yang
diberikan oleh calon debitur atas pembiayaan yang diajukan.
Agunan merupakan sumber pembayaran kedua, artinya apabila
debitur tersebut tidak dapat membayar angsurannya dan termasuk
dalam permbiayaan bermasalah, maka bank dapat melakukan
eksekusi terhadap agunan. Hasil penjualan agunan digunakan
sebagai sumber pembayaran kedua.
5) Condition
Condition of economy merupakan analisis terhadap
kondisi perekonomian, yaitu “Bank perlu mempertimbangkan
23
sektor usaha calon debitur dikaitkan dengan kondis ekonomi,
apakah kondisi ekonomi tersebut akan berpengaruh pada usaha
calon debitur di masa yang akan datang.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
prinsip-prinsip tersebut dilakukan oleh bank sebagai bahan
pertimbangan dalam menyalurkan pembiayaan.
5. Analisis Pembiayaan
Analisa pembiayaan diperlukan agar bank syariah memperoleh
keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan dapat dikembalikan
oleh nasabahnya.
Jenis-jenis aspek yang dianalisa
Jenis-jenis aspek yang dianalisa secara umum dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu:
a. Analisa terhadap kemauan bayar, disebut analisa kualitatif.
Aspek yang dianalisa mencakup karakter/ watak dan komitmen
dari nasabah
b. Analisa terhadap kemampuan bayar, disebut dengan analisa
kuantitatif. Pendekatan yang dilakukan dalam perhitungan
kuantitatif, yaitu untuk menentukan kemampuan bayar dan
perhitungan kebutuhan modal kerja nasabah adalah dengan
pendekatan pendapatan bersih.24
24
Hejazziey, Djawahir. Perbankan syariah dalam teori dan praktik, hal 139.
24
6. Prosedur Analisis Pembiayaan
Dengan memperhatikan ketentuan umum manajemen
pembiayaan di bank syariah, ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan dalam prosedur analisis pembiayaan.
Menurut kasmir dalam memberikan pembiayaan, suatu bank
berusaha untuk memperkecil resiko melalui pengelolaan pembiayaan
suatu bank dalam pengelolaan pembiayaan melakukan proses
sebagai berikut.25
a. Pengajuan proposal. Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan
permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal.
Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang
dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya berisi antara
lain sebagai berikut:
1) Latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat
perusahaan, jenis bidanng usaha, identitas perusahaan, nama
pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya,
perkembangan perusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak
pemerintah dan swasta.
2) Maksud dan tujuan apakah untuk memperbesar omset
penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi atau
mendirikan pabrik baru (perluasan) serta tujuan lainnya.
25
Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 98.
25
3) Besarnya kredit dan jangka waktu. Dalam hal ini pemohon
menentukan besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan
jangka waktu kreditnya.
4) Cara pemohon mengembalikan kredit dijelaskan secara rinci
cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah
dari hasil penjualan atau cara lainnya.
5) Jaminan kredit, hal ini merupakan jaminan untuk menutupi
segala resiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit
baik yang ada unsur kesengajaan atau tidak.
b. Tahap selanjutnya penyelidikan berkas pinjaman tujuannya
adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah
lengkap sesuai persyaratan dan benar. Jika menurut pihak
perbankan belum lengkap atau cukup, maka nasabah diminta
untuk segera melengkapinya.
c. Penilaian kelayakan pembiayaan/analisis pembiayaan. Langkah
ini untuk menilai nasabah dari berbagai aspek untuk menjadi
bahan pertimbangan bagi bank apakah nasabah tersebut layak
mendapatkan pembiayaan. Prinsip yang digunakan oleh bank
dapat berupa 5C maupun 7P. Namun untuk kredit yang lebih
besar jumlahnya perlu dilakukan metode penilaian dengan studi
kelayakan. Dalam studi kelayakan menurut kasmir perlu adanya
penilaian pada beberapa aspek, yaitu aspek hukum, aspek pasar
26
dan pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis/operasi, aspek
manajemen, aspek ekonomi sosial dan aspek AMDAL.
d. Wawancara pertama, wawancara awal merupakan penyidikan
kepada calon nasabah yang berfungsi untuk meyakinkan bank
bahwa berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap sesuai
persyaratan bank.
e. On The Spot ( peninjauan ke lokasi)
Tahap ini berupa kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan
meninjau berbagai objek yang dijadikan usaha atau jaminan.
Kemudian hasil on the spot dicocokan dengan hasil wawancara.
f. Wawancara kedua
Wawancara kedua ini merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika
mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan
on the spot dilapangan.
g. Keputusan pemberian pinjaman
Keputusan dalam hal ini berupa apakah pembiayaan akan
diberikan atau ditolak. Pada umumnya keputusan tersebut:
Akad kredit yang akan ditandatangani, jumlah uang yang
diterima, jangka waktu pembiayaan, biaya-biaya yang harus
dibiayai. Jika permohonan pembiayaan ditolak maka pihak bank
akan melakukan pemberitahuan kepada calon nasabah dan dikirim
surat penolakan.
27
h. Penandatanganan Akad Kredit/ perjanjian lainnya
Maka sebelum dana dicairkan, terlebih dahulu calon nasabah
menandatangani akad pembiayaan. Penandatanganan dilakukan:
1) Antara bank dengan debitur secara langsung
2) Dengan melalui notaris
i. Realisasi pembiayaan
Realisasi pembiayaan diberikan setelah penandatanganan akad
dan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro
atau tabungan di bank yang bersangkutan jika nasabah tidak
memiliki tabungan di bank.
B. Tinjauan Umum Murabahah
a. Pengertian Murabahah
Murabahah merupakan bagian dari kelompok jual-beli (Ba‟i)
yang tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian
harga atas barang atau jasa yang dijual.26
Murabahah didefinisikan oleh
para fuquha penjualan biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah
dengan mark-up atau margin keuntungan yang disepakati.
Karakteristik murabahah adalah bahwa penjual harus memberi
tahu pembeli mengenai harga pembelian produk dan menyatakan jumlah
keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut.27
26
Adiwarman A. Karim, Bank Islam : Aanalisis fiqih dan keuangan. (Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada,2013), Ed.5. Cet.9. hlm 97 27
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, Vol, 1. 2005), h.13.
28
Secara istilah, Adiwarman A. Karim mengartikan murabahah
adalah suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah
keuntungan yang telah disepakati. Berapa besar keuntungan tersebut
dinyatakan dengan nominal rupah atau dalam bentuk persentase dari
harga pembeliannya,misalnya 10% atau 20%.28
Murabahah adalah satu
jenis jual beli yang dibenarkan oleh syariah dan merupakan implementasi
muamalat tijariah (interaksi bisnis).29
pada bagian pertama tentang ketentuan umum murabahah dalam
bank syariah:
1. Melakukan akad murabahah yang bebas riba.
2. Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syariah islam.
3. Membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah
disepakati kualifikasinya.
4. Bank membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah atas nama bank
sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas dengan riba.
5. Bank harus menyampaikan semuanya yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakuakan secara hutang.
6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)
dengan harga jual senilai dengan harga beli plus ditambah
keuntungannya. Dalam hal ini bank harus memberitahukannya
28
Adiwarman A.Karim, Ekonomi Islam : Suatu Kajian Kontemporer. (Jakarta, Gema Insani
Pers,2001), cet. Ke- 1, hlm 86. 29
Ah. Lathif Azharuddin, Fiqh Muamalat, (jakarta: UIN Jakarta Press, cet, 1. 2005) h.118.
29
secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang
diperlukan.30
Pembayaran atas transaksi murabahah dapat dilakukan dengan
cara membayar sekaligus pada saat jatuh tempo atau melakukan
pembayaran angsuran selama jangka waktu yang telah disepakati.31
Dalam realisasinya perbankan syari‟ah pada pembiayaan murabahah
nasabah mendapatkan sebuah dispensasi (potongan) apabila nasabah ini
mempercepat pembayaran cicilan dan melunasi piutang murabahah
sebelum jatuh tempo.32
Seperti yang tertera dalam Fatwa Dewan
Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor:
46/DSN-MUI/II/2005 tentang Potongan Tagihan Murabahah, pada
bagian pertama poin pertama yaitu LKS boleh memberikan potongan dari
total kewajiban pembayaran kepada dalam transaksi (akad) murabahah
yang telah melakukan kewajiban pembayaran cicilanya dengan tepat
waktu dan / atau nasabah yang mengalami penurunan kemampuan
pembayaran.33
b. Landasan Hukum
…….
“...Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
(QS. AL-Baqarah/ 1 : 275 ) 34
30
Indonesia, Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Murabahah, No.
04/DSNMUI/IV/2000, bagian pertama angka 1 s/d 6. 31
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm 138 32
Hasbi Ramli, “Teori Dasar Akuntansi Syariah”, (Jakarta: Renaisan, 2005),h. 52.
Indonesia, 33
Indonesia, Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional tentang Potongan Tagihan Murabahah,
No.46/DSN-MUI/II/2005, bagian pertama angka 1. 34
Al-Qur‟an
30
c. Rukun Murabahah
a. Penjual (bai’)
b. Pembeli (musytari’)
c. Barang/objek (mabi’)
d. Harga (tsaman)
e. Ijab qabul (sighat).35
d. Syarat Murabahah.
a. Syarat yang berakad diantaranya:
1) Cakap hukum
2) Sukarela (ridha), tidak dalam keadaan dipaksa/ terpaksa/
dibawah tekanan.
b. Objek yang diperjual belikan
1) Tidak termasuk yang diharamkan atau dilarang
2) Bermanfaat
3) Penyerahannya dari penjual kepembeli dapat dilakukan
4) Merupakan hak milik penuh yang berakad
5) Sesuai dengan spesifikasi antara yang serahkan penjual dan
yang diterima pembeli
c. Akad sighat
1) Harus jelas dan disebutkan secara spesifikasi dengan siapa
berakad.
35
Zulkifli Sutarno, “Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah”, (Jakarta: Zikrul
Hakim,2003), h.40.
31
2) Antara ijab qabul (serah terima) harus selaras baik dalam
spesifikasi barang maupun harga yang disepakati.
3) Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan
keabsahan transaksi pada hal atau kejadian yang akan datang.
4) Tidak membatasi jangka waktu.
C. Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah
Analisis Kelayakan pembiayaan murabahah terdiri dari tiga kata yaitu
Analisis, Kelayakan dan Pembiayaan Murabahah. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Analisis diartikan sebagai “penyelidikan terhadap suatu
peristiwa (karangan, perbuatan) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
(sebab-musabab atau duduk perkaranya).”36
Sedangkan Kelayakan berasal dari kata Layak yang diartikan “baik,
pantas, patut.”37
Dan pembiayaan murabahah adalah penyediaan dana yang diberikan
kepada suatu pihak kepada pihak lain menggunakan akad murabahah yaitu
suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan
(margin) yang telah disepakati.
Jadi, analisis kelayakan pembiayaan murabahah berarti penyelidikan
yang baik/pantas dalam penyediaan dana yang diberikan kepada suatu pihak
kepada pihak lain dengan keuntungan (margin) yang telah disepakati dan
diketahui oleh kedua belah pihak.
36
Hamzah Ahmad & Ananda Santoso, Kamus Pintar Bahasa Indonesia ed.baru & lengkap,
(Surabaya, Fajar Mulya, 1996), h.21 37
Ibid, h. 220
32
D. Pengertian Usaha Mikro
Untuk Indonesia sendiri mendefinisikan industri kecil (usaha kecil)
adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan. Usaha mikro
diartikan sebagai “model usaha yang paling kecil, biasanya dilakukan
dirumah (definisi ini juga digunakan oleh bank dunia). Jika dikaitkan dengan
jumlah pekerja, usaha mikro menurut definisi Amerika dan Eropa sama, yaitu
jumlah pekerja dibawah 10 pekerja.
Definisi Usaha mikro
Usaha Mikro adalah peluang Usaha Produktif milik orang perorangan
atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha Mikro sebagaimana diatur
menurut keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29
Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga
Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat
mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah).38
Usaha Mikro adalah usaha yang bersifat menghasilkan pendapatan
dan dilakukan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin. Sedangkan
pengusaha mikro adalah orang yang berusaha dibidang usaha mikro. Ciri-ciri
usaha mikro antara lain: “modal usahanya tidak lebih dari Rp10 juta (tidak
38
https://m.facebook.com/KreditUsahaMakasar/posts/ , Diakses pada tanggal 25 Agustus
2017
33
termasuk tanah dan bangunan), tenaga kerja tidak lebih dari lima orang dan
sebagian besar menggunakan anggota keluarga/kerabat atau tetangga,
pemiliknya bertindak secara naluriah/alamiah dengan mengandalkan insting
dan pengalaman sehari-hari.
Jenis usaha mikro, antara lain seperti dagang ( warung kelontong,
warung nasi, warung jamu, dsb), industri kecil (konveksi, pembuatan
tempe/kecap/kompr/sablon), jasa (tukang cukur, bengkel motor, penjahit),
pengrajin (sabuk, tas, cindera mata, perkayuan, anyaman), dan
pertanian/peternakan.
Terkait pengembangan usaha mikro, dapat diklasifikasikan sebagai
berikut pertama, Kelompok Usaha Mikro (KUM), yaitu sekelompok orang
yang bersepakat untuk saling membantu dan bekerjasama dalam membangun
sumber pelayanan keuangan dan usaha produktif, sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. KUM adalah kelompok swadaya
masyarakat yang bergerak dalam bidang ekonomi. KUM diperlukan, karena
usaha sendiri tidaklah mudah dan memiliki keterbatasan
pengetahuan/pendidikan, sumber bahan baku terbatas, modal kecil, teknologi
produksi sederhana, serta tidak memiliki akses kepada sumber modal, apalagi
persaingan antar usaha cukup kuat.
Pemberdayaan Indsutri kecil bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan kemampuan usaha kecil menjadi usaha yang tangguh dan
mandiri serta dapat berkembang menjadi usaha menengah dan juga untuk
meningkatkan peranan industri kecil dalam pembentukan produk nasional,
34
perluasan kesempatan kerja dan berusaha, meningkatkan ekspor, serta
peningkatan dan pemerataan pendapatn untuk mewujudkan dirinya sebagai
tulang punggung serat memperkokoh struktur.
Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah pasal 1 ayat 1 menyebutkan : “Usaha Mikro adalah
usaha produktif milik orang perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.”
Pada pasal 6 ayat 1 menyebutkan kriteria yang harus dipenuhi agar
dapat disebut sebagai usaha mikro, yaitu:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjual tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah)
Pada pasal 1 ayat 8 Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah memberikan pengertian pemberdayaan sebagai
upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan
masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan
pengembangan usaha terhadap usaha mikro, kecil dan menengah sehingga
mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.
Selanjutnya pada pasal 1 ayat 10 Undang-Undnag No.20 tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memberikan definisi dari
upaya pengembanga, yaitu :
35
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia
usaha, dan masyarakat untuk memberdayakan usaha mikro, kecil dan
menengah melalui pemberian fasilitas, bimbingan, pendamping, dan
bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
kemampuan dan daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah.
Ketentuan untuk dikatakan sebagai usaha kecil harus sesuai dengan
beberapa ketentuan yang diatur oleh undang-undang, diantaranya
ketentuan mengenai besarnya modal dan pendapatan. Ditinjau dari sisi
modal dan pendapatan, pasal 6 ayat (2) huruf a dan b Undang-Undang
No. 20 Tahun 2008 mengatur harus memiliki kekayaan bersih lebih
dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus ribu rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta
rupiah).39
39
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-usaha-mikro-kecil-dan-menengah ,
Diakses pada tanggal 25 agustus 2017
36
E. Kerangka pemikiran
Kerangka pemikiran penelitian ini dapat di gambarkan dalam ;
Gambar 2.1 kerangka pemikiran
Analisis Kelayakan pembiayaan murabahah
pada usaha mikro
Undang-Undang N0.21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah pasal 23 ayat 1-2
Pembiayaan Murabahah
5C
- Character
- Capacity
- Capital
- Collateral
- Condition
Studi kasus pada BPRS Harta Insan Karimah
(HIK) Ciledug
Hasil Dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Inisiasi, Dokumentasi & Minotoring
37
F. Review Studi terdahulu
Peneliitian-penelitian yang berkaitan dengan permasalahan pada
penelitian ini antara lain:
No Peneliti dan
judul penelitian
Isi Perbedaan
1 Firman Farhani,
Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah
Jakarta, 2015.
“Analisis
kelayakan
Pembiayaan pada
Lembaga
Keuangan Mikro
Syariah (studi
pada koperasi
karyawan Bank
Muamalat)
Penelitian ini bertujuan
untuk menilai
kelayakan penyaluran
produk pembiayaan
pada koperasi
karyawan bank
muamalat terhadap
nasabah atau anggota
koperasi itu sendiri.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
koperasi karyawan
Bank Muamalat
memiliki pengelolaan
pembiayaan mikro yang
cukup baik dan
berkembang dari tahun
ke tahun. Namun
koperasi karyawan
Bank Muamalat pernah
mengalami kendala
penurunan pembiayaan.
tetapi hal itu tidak
Penelitian sebelumnya
membahas tentang
analisis kelayakan
dalam penyaluran
pembiayaan yang
diajukan nasabah
secara umum. Berbeda
dengan Penulis yang
membahas analisa
kelayakan pembiayaan
dengan menggunakan
prinsip 5C pada BPRS
HIK Ciledug.
38
terlalu berpengaruh
secara signifikan pada
penyaluran pembiayaan
kepada nasabah, karena
modal, DPK, dan asset-
asset lainnya mampu
menutupi dan
membiayai pembiayaan
kepada nasabah dan
koperasi karyawan
Bank Muamalat.
2 Selfie Rahayu,
Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah
Jakarta, 2010.
“Analisis
pembiayaan usaha
Mikro Syariah
Pada Bank Mega
Syariah (studi
kasus pada Bank
Mega Syariah
Cabang Cipondoh
Tangerang)”.
Penelitian ini
membahas tentang
faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat
kepuasan nasabah
ditinjau dari segi
pelayanan, kinerja,
maupun hasil informasi
yang diberikan oleh
Bank Mega Syariah
serta tingkat kepuasan
nasabah terhadap
penyaluran pembiayaan
usaha mikro syariah
dengan prinsip 3C dan
7P.
Penelitian sebelumnya
membahas tentang
tingkat kepuasan
nasabah dalam
pemyaluran
pembiayaan yang
diajukan, berbeda
dengan penulis yang
membahas tentang
analisis kelayakan
dalam penyaluran
pembiayaan yang
diajukan nasabah
dengan prinsip 5C.
39
3 Muhammad
An‟am Azili,
Universtias Islam
Negeri Sunan
KaliJaga
Yogyakarta 2015.
“Strategi Analisis
Kelayakan
pembiayaan
Mikro (Studi
Kasus pada Bank
BJB Syariah
kantor cabang
pembantu
singaparna
Tasikmalaya)”.
Pada penelitian ini
mengahasilkan strategi
dalam menganalisis
kelayakan pembiayaan
mikro yang dimulai dari
evaluasi internal per
tahapan pembiayaan,
pengawasan serta
peningkatan pangsa
pasar dengan cara
pendampingan
manajemen dan
penggunaan sistem IT,
melakukan peran aktif
dalam memperoleh
nasabah ke tempat
usaha atau pasar pasar
untuk
mensosialisasikan
mengenai pembiayaan
mikro serta menjadikan
para nasabah UMKM
sebagai mitra dengan
prinsip win-win
solution .
Dalam skripsi ini
penulis membahas
analisis kelayakan
pembiayaan
menggunakan prinsip
5C dan faktor penentu
yang menjadi penilaian
kelayakan sedangkan
peneliti sebelumnya
membahas strategi
dalam menganalisis
kelayakan pembiayaan.
4 Fadlurachman
Hakim, UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta, 2014.
Penelitian ini
membahas operasional
pembiayaan murabahah
kepada nasabah yang
akan mengajukan
Perbedaannya yaitu,
skripsi ini membahas
operasional
pembiayaan murabahah
pada usaha mikro di
40
“Analisis
Kelayakan
Pembiayaan
Murabahah dan
Penanganan
Risiko Kredit
Pada Kendaraan
Bermotor. (studi
kasus pada Bank
Muamalat Cabang
Kupang, Provinsi
Nusa Tenggara
Timur)”
pembiayaan kendaraan
bermotor, serta
bagaimana menangani
masalah risiko kredit
yang terjadi pada
pembiayaan bermotor
bagi nasabah yang
bermasalah.
BPRS dan tidak
membahas risiko kredit
bagi nasabah yang
bermasalah.
5 Adektari Suryani
Sibarani,
Universitas
Gunadarma,
2014.
“Peranan analisis
laporan keuangan
dalam efektifitas
penilaian
permohonan
Pembiayaan
Murabahah”
Skripsi ini membahas
tentang peranan laporan
keuangan dalam
permohonan
Pembiayaan khususnya
untuk pembiayaan
murabahah. Yang
kemudian hasilnya
nanti dapat menjadi
suatu kebijakan dalam
menilai nasabah yang
mengajukan
pembiayaan.
Perbedaannya yaitu
penulis membahas
lebih spesifik mengenai
penilaian permohonan
pembiayaan murabahah
terhadap nasabah
dengan menggunakan
prinsip 5C.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis kelayakan
pembiayaan Murabahah di BPRS Harta Insan Karimah (HIK) cabang
Ciledug. Yaitu dengan melihat faktor apa saja yang jadi penentu suatu
kelayakan pada nasabah, kemudian diolah menjadi data deskriptif analisis.
B. Metode Penelitian
Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang
bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan
metode penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan,
mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut.
Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan
menggali atau membangun satu proporsi atau menjelaskan makna dibalik
realita. Peneliti berpijak dari realita atau peristiwa yang berlangsung
dilapangan.40
Penelitian metode kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian
yang menghasilkan data-data deskriptif, mengenai kata-kata lisan maupun
tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.41
Penelitian kualitatif juga merupakan penelitian yang menghasilkan deskripsi
40
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2004), h. 82. 41
Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2005), h. 166.
42
berupa kata-kata atau lisan dari fenomena yang diteliti atau dari orang-orang
yang berkompeten dibidangnya.42
Melalui penelitian kualitatif ini analisis yang digunakan yaitu
deskriptif. Data deskriptif mengandaikan bahwa data tersebut berupa teks.
Bahwa deskriptif-kualitatif adalah penggambaran secara kualitatif fakta, data,
atau objek material yang bukan berupa rangkaian angka, melainkan ungkapan
berupa bahasa atau wacana (apapun itu bentuknya) melalui interpretasi yang
tepat dan sistematis.43
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tentang Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah pada
usaha mikro di BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Ciledug, bertempat di
Kantor Pusat : Jl. Ciledug Raya No.88 D, Cipadu, Larangan, Kota Tangerang,
Banten (15156). Penelitian yang dilakukan pada bulan Agustus 2017.
D. Jenis Data
a. Data primer
Data primer merupakan sebuah informasi dan data yang diperoleh
penulis secara langsung dari tempat penelitian atau objek penelitian. Data
yang diperoleh merupakan hasil dari wawancara dengan kepala bagian
Account Officer (A/O) atau bagian pembiayaan BPRS Harta Insan
Karimah (HIK) Ciledug.
42
Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2010), h. 3. 43
Wahyu Wibowo, Cara Cerdas Menulis Artikel Ilmiah, (Jakarta: PT. Kompas Media
Nusantara, 2011), h. 43.
43
b. Data Sekunder
Data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat
diperoleh oleh penulis dengan cara membaca, melihat atau
mendengarkannya. Dalam penelitian ini, penulis akan memperoleh data
berupa bukti catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
(data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan
baik dari jurnal ataupun internet.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti
untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian untuk diteliti.
Pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi,
wawancara, dokumentasi, gabungan atau triangulasi.44
Pada penelitian ini
peneliti menggunkan teknik pengumpulan data dengan cara observasi
dan wawancara.
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja
dan sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang
diselidiki. Adapun jenis-jenis observasi tersebut diantaranya yaitu
observasi terstruktur, observasi tak tersturktur, observasi partisipan
dan observasi non partisipan.45
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka,
peneliti memilih observasi non pastisipan. Observasi non partisipan
44
Sugiyono, “metode penelitian kuantitatif dan kualitatif”. CV. Alfabeta: Bandung, h 225. 45
Kusuma, “psiko Diagnostik”. Yogyakarta : SGPLB Negeri Yogyakarta, h 25.
44
dimana observer tidak ikut di dalam kehidupan orang yang akan
diobservasi, dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat. Dalam
hal ini observer hanya bertindak sebagai penonton saja tanpa harus ikut
terjun langsung ke lapangan. Observasi ini dilakukan dengan
mengamati dan menganalisis temuan data yang sudah ada dari
lembaga perbankan.
Sehingga peneliti dapat menentukan informan yang akan diteliti
dan juga untuk mengetahui jabatan, tugas, alamat, nomor telepon dari
calon informan sehingga mudah untuk mendapatkan informasi untuk
kepentingan penelitian.
2. Wawancara
Dalam teknik pengumpulan data menggunakan wawancara
hampir sama dengan kuesioner. Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3
kelompok yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi-terstruktur, dan
wawancara mendalam (in-depth interview). Namun disini peneliti
memilih melakukan wawancara mendalam, ini bertujuan untuk
mengumpulkan informasi yang kompleks yang sebagian besar berisi
pendapat, sikap dan pengalaman pribadi.46
Untuk menghindari
kehilangan informasi, maka peneliti meminta izin kepada informan
untuk menggunakan alat perekam. Sebelum dilangsungkan wawancara
mendalam, peneliti menjelaskan atau memberikan sekilas gambaran dan
46
Sulistyo-Basuki. “metode penelitian.” Jakarta: wedatama widya sastra dan Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, h.173.
45
latar belakang secara ringkas dan jelas mengenai topic penelitian. Hasil
wawancara digunakan penulis sebagai sumber data dalam penelitian ini.
3. Penelitian Kepustakaan (library Research)
Landasan dan teori yang kuat sangat dibutuhkan dalam
pemecahan masalah, sehingga penulis melakukan penelitian
kepustakaan dengan menggunakan buku-buku, artikel-artikel ilmiah,
jurnal, majalah, data-data dari internet, dan sumber-sumber
dokumentasi lainnya yang mendukung serta berkaitan dengan
penelitian ini yaitu manajemen operasional.
F. Metode Analisis Data
Data atau informasi yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis
secara kualitatif dengan pendekatan yang bersifat deskriptif yaitu metode
untuk memberikan pemecahan masalah dengan mengumpulkan data,
mengklarifikasi, menganalisis dan menginterpretasikannya. Tujuan dari
penelitian deskriptif kualitatif searah dengan rumusan masalah serta
pertanyaan penelitian atau identifikasi masalah. Hal ini disebabkan tujuan
dari penelitian ini akan menjawab pertanyaan sebelumnya dikemukakan oleh
rumusan masalah.47
Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
47
Artikel, “Deskriptif Kualitatif”, diakses pada 14 juli 2017 dari
http://aldoranuary26.blog.fisip.uns.ac.id/2012/02/29/deskriptif-kualitatif/
46
analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification. Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar
berikut. 48
Gambar 3.1 komponen dalam analisis data ( flow model )
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam hal ini berupa data-data mentah dari hasil
penelitian, seperti hasil wawancara, dokumentasi, catatan lapangan dan
sebagainya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah dimulai dengan
menyatukan semua bentuk data mentah kedalam bentuk transkip atau
bahasa tertulis.49
b. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.50
Maka dari itu setelah data terkumpul dari hasil pengamatan, wawancara,
catatan lapangan, serta bahan-bahan data lain yang ditemukan
dilapangan, kemudian dikumpulkan dan diklasifikasikan dengan
membuat catatan-catatan ringkasan untuk menyesuaikan hasil penelitian.
48
Sugiono, “memahami penelitian kualitatif”, (Bandung: ALFABETA,2014) h.91. 49
Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, Dan Focus Groups Sebagai Instrumen
Penggalian Data Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), h. 349. 50
Sugiono, “memahami penelitian kualitatif”, (Bandung: ALFABETA,2014) h.92
Pengumpulan
Data
Reduksi
Data
Penyajian
Data
Kesimpulan
Atau Verifikasi
47
c. Penyajian Data (Data Display)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan “
yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”.51
Atau dengan kata lain, Data display yaitu data yang sudah
dikumpulkan dan diklasifikasikan, kemudian disajikan dalam bentuk
deskriptif agar mudah dipahami secara keseluruhan dan juga dapat
menarik kesimpulan untuk melakukan penganalisisan data.
d. Kesimpulan atau Verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan tahapan terakhir dari analisis
data di mana kesimpulan yang akan diperoleh berasal dari hasil
wawancara.
Menurut Miles and Huberman, kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.52
51
Ibid h.95 52
Ibid, h.99
48
Kesimpulannya, hasil penelitian yang sudah terkumpul dan
diringkas harus diulang kembali untuk mencocokan dari reduksi data dan
display data, agar kesimpulan yang telah dikaji dan disepakati untuk
ditulis sebagai laporan yang memiliki tingkat kepercayaan yang benar.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat BPRS Harta Insan Karimah (HIK)
PT. BPRS Harta Insan Karimah adalah lembaga perbankan yang
menerapkan operasional berdasarkan syariah Islam, sehingga PT. BPRS
Harta Insan Karimah dijalankan dengan mengikuti tata cara berusaha dan
perjanjian berusaha sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadist.
Berdirinya PT. BPRS Harta Insan Karimah merupakan hasil
kesepakatan Rapat Kerja (RAKER) Harta Insan Karimah (HIK) Group
yang pertama (1) yang diselenggarakan pada tanggal 11-12 November
2007 dengan tugas yang diberikan kepada Perseroan untuk
mengembangkan jaringan BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Group di
Indonesia (nationwide), melakukan pengawasan pada BPRS Harta Insan
Karimah (HIK) Group sebagai wujud dari perpanjangan tugas komisaris
BPRS HIK, serta berfungsi sebagai koordinator dalam mengkaji dan
menghasilkan strategi bisnis bersama yang meliputi sistem manajemen,
kinerja perseroan, kerjasama pembiayaan, pengembangan zakat, infaq
dan shodaqoh, strategi inisiatif dan perencanaan perusahaan.53
PT BPRS Harta Insan Karimah didirikan pada tanggal 8
September 1993, berpengalaman selama lebih dari 20 tahun di dunia
53
http://www.bprshik.co.id diakses pada 10 agustus 2017.
50
perbankan syariah. Perseroan telah meletakkan pondasi yang kuat untuk
menjaga pertumbuhan kinerja yang sehat dan berkesinambungan melalui
pengembangan sektor pembiayaan dengan prinsip kehati-hatian
(prudental banking) yang berorientasi kepada pelayanan cepat
dan islami.
Pemegang saham Perseroan adalah Alumni Himpunan Mahasiswa
Islam Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (HMI FE UGM)
Yogyakarta. Sampai dengan Desember 2013, jumlah pemegang
saham sebanyak 264 orang. Kekeluargaan dan Silaturahmi adalah niat
dan tekat awal para pemegang saham ketika mendirikan Perseroan, yang
sampai saat ini tetap terbina dengan baik.
Berikut perkembangan berdirinya BPRS HIK sampai dengan
tahun 2016 ;
1990, YAHMI (Yayasan Harapan Mulya Insani) yang didirikan pada
tanggal 25 Juli 1990 merupakan perintis & penggerak Alumni HMI
FE UGM untuk mendirikan BPRS HIK.
1993, BPRS HIK berdiri tanggal 8 September 1993, dengan Kantor
Pusat dan Kantor Cabang di Ciledug, Tangerang.
2005, Pembukaan cabang ke 2, Juni 2005, di Cikarang, Bekasi.
2007, Pembukaan cabang ke 3, Desember 2007, di Karawaci,
Tangerang.
2008, Pendirian INDUK HIK pada tahun 2008 yang dimaksudkan
sebagai holding company dari grup BPRS HIK dengan visi
mewujudkan Nationwide Sharia Micro Banking.
51
2011, Pembukaan cabang ke 4, Januari 2011, di Pondok Gede,
Jakarta Timur.
2013, BPRS HIK mendapatkan penghargaan :
1) KARIM Business Consulting, Islamic Finance Award 2013, “1st
Rank, The Best Islamic Rural Bank (BPR Syariah Terbaik)
2) Majalah INFOBANK, Sharia Finance Award 2013, “Bank
dengan predikat SANGAT BAGUS”.
3) Majalah ECONOMIC REVIEW & PERBANAS Institute,
Anugerah BPR Indonesia 2013, “peringkat 1 katergori Finance
& Human Capital”.
2014, Pembukaan cabang ke 5, Maret 2014 di Daan Mogot, Grogol,
Jakarta Barat.
2015, Pembukaan kantor kas Pamulang, Tangerang Selatan
2016, Pembukaan kantor kas di Harapan Indah Bekasi dan Cikupa
Tangerang54
2. Visi, Misi, Motto dan Tujuan BPRS HIK55
a) Visi BPRS HIK
“Terwujudnya Bank Syariah yang Unggul dan Terpercaya”.
b) Misi BPRS HIK
Menjalankan usaha perbankan yang sehat dan amanah,
54
BPRS Harta Insan Karimah, Company Profile, (Tangerang, BPRS Harta Insan Karimah,
2017) hal. 2 55
BPRS Harta Insan Karimah, Company Profile, (Tangerang, BPRS Harta Insan Karimah,
2017) hal. 2
52
Memberikan pelayanan yang terbaik dan islami,
Berperan aktif dalam pengembangan dunia usaha dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat,
Meningkatkan kemakmuran pemegang saham, pengurus dan
karyawan,
Menjalankan misi dakwah yang rahmatan lil alamin.
c) Motto BPRS HIK
“Maju Bersama dalam Usaha sesuai Syariah”.
d) Tujuan BPRS HIK
Maksud dan Tujuan didirikannya BPRS Harta Insan Karimah
adalah menjalankan usaha dalam menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk deposito berjangka dan tabungan berdasarkan prinsip-
prinsip bagi hasil, memberikan pembiayaan bagi pengusaha kecil
menengah, koperasi dan masyarakat pedesaan berdasarkan prinsip
bagi hasil sesuai syariat Islam dan penyediaan-penyediaan
pembiayaan bagi hasil nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
3. Produk-Produk BPRS HIK 56
a) Produk Penghimpunan Dana
1) Deposito Mudharabah
2) Tabungan Anak Sholeh
56
BPRS Harta Insan Karimah, Company Profile, (Tangerang, BPRS Harta Insan Karimah,
2017) hal. 2
53
3) Tabungan Karimah
4) Tabungan Hikmah
5) Tasbih (Tabungan Ibadah Haji)
6) Taslim (Tabungan Lembaga Muslim)
7) Tabungan Qurban
8) Tabungan Wadiah
9) Tabungan Pelajar
b) Produk Penyaluran Pembiayaan
1) Pembiayaan Modal Usaha
2) Pembiayaan Investasi
3) Pembiayaan Konsumtif
4) Pembiayaan Porsi Haji
4. Keunggulan BPRS Harta Insan Karimah 57
Adapun keunggulan yang terdapat pada BPRS HIK adalah :
a) Adanya fasilitas ATM berjalan, yaitu fasilitas penyetoran atau
penarikan dana di tempat nasabah yang ditangani langsung oleh
bagian penghimpun dana. Bagi nasabah yang ingin melakukan
penarikan tunai maka sehari sebelumnya nasabah mengkonfirmasi by
phone kepada staf/ bagian pembiayaan. Keesokan harinya staf
pembiayaan akan membawakan sejumlah uang tunai yang diminta
oleh nasabah yang melakukan penarikan tunai tersebut.
57
Wawancara langsung dengan Muhamad Hendri ( Kepala Tim Bisnis) pada tanggal 8
Agustus 2017
54
b) Proses pembentukan produk perbankan yang lebih cepat dan lebih
fleksibel.
c) Bagi hasil deposito/ tabungan yang lebih tinggi dibanding dengan
BPRS yang lain. Untuk deposito indikasi ratenya sebesar 8,241%
untuk 1 bulan, 8,767% untuk 3 bulan, 9,644% untuk 6 bulan dan
10,521% untuk 12 bulan.
d) Produk perbankan yang lebih banyak dibanding dengan BPRS yang
lain.
e) Memperoleh predikat SEHAT dari Bank Indonesia selama 9 tahun.
f) Prosedur pembiayaan yang lebih cepat dan lebih mudah.
g) Margin hampir setara dengan bank umum.
5. Legalitas dan Struktur Organisasi BPRS HIK58
a) Legalitas Perusahaan
PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah,
Berdasarkan Legalitas Akta Nomor 151 Perubahan Anggaran Dasar
Nomor 38 Tahun 1993, Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 03
Tahun 2010 Disetujui SK Menteri Hukum Dan HAM Nomor AHU-
AH.01.10-12936 Tahun 2010.
b) Struktur Organisasi
Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Ketua DPS : (Alm) Drs. H. Karnaen Anwar
Perwataatmadja, MPA
58
BPRS Harta Insan Karimah, Company Profile, (Tangerang, BPRS Harta Insan Karimah,
2017) hal. 2
55
Anggota DPS : Muh. Gunawan Yasni, SE,. MM dan
Dr. Dede Abdul Fatah, MSi
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Drs. Zahrul Hadiprabowo
Komisaris : Noraini Bawazier, BSc
Komisaris : Dr. Khomsiyah, Ak., CA
Direksi
Direktur Utama : Alfi Wijaya, SE, MM
Direktur Bisnis : Iman Ni‟matullah, Lc, SEI
Direktur Operasional : Kurniawan
Struktur Organisasi BPRS HIK Ciledug
Sumber: http://www.bprshik.co.id
Pimpinan Cabang
Wakil PimpinanCabang
Kabag Operasional
Funding
KantorKas
KabagLegal
WakabagOperasional
Marketing
UmumAdminDepTellerSundriesCSO
AdminPby
Legal Officer
Admin Legal
Funding Officer
Kolektor Funding
Remedial
CSOBDriverSecurityMessangerArsiparis
Account Officer
Kolektor Lending
Direktur Utama
Direktur Bisnis Direktur Operasional
Remedial OfficerFu
nd
ing
Teller
OB
56
B. Hasil dan Pembahasan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah (BPRS HIK)
merupakan bank yang memiliki produk pembiayaan mikro dan memiliki
jumlah nasabah yang setiap tahunnya mengalami peningkatan yaitu sebagai
berikut :
Tabel 4.1 jumlah nasabah pembiayaan murabahah di BPRS HIK per
Desember 2014 – Desember 2017
Pembiayaan Des 2014 Des 2015 Des 2016 Des 2017
Murabahah 80 orang 100 orang 125 orang 156 orang
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembiayaan
murabahah paling banyak diminati atau banyak yang menggunakan akad
pembiayaan ini. BPRS HIK akan selalu memberikan perhatian terbaik kepada
masyarakat terutama masyarakat menengah ke bawah dalam memenuhi
kebutuhan pembiayaannya.
Pada prinsipnya BPRS HIK khususnya staf Account Officer adalah
aparat bank yang di tempatkan di garis terdepan dari suatu sistem perbankan.
Karena prinsip tersebut, maka Account Officer adalah orang yang berhadapan
dan pertama kali berhubungan dengan nasabah dan bank. Account Officer
merupakan ujung tombak dari maju atau mundurnya perjalanan sebuah bank.
Ia harus melakukan analisa-analisa yang sangat akurat dalam rangka
mengeluarkan dana terhadap nasabah- nasabah pembiayaan. Oleh karena itu
kerja seorang Account Officer harus memperhatikan target market
57
(pemasaran). Pada BPRS HIK telah ditetapkan beberapa kriteria pemasaran
yang harus dilakukan oleh Account Officer, diantara target market Account
Officer adalah usaha mikro, yayasan dan perusahaan swasta.
Selain itu, BPRS HIK memerlukan strategi dan kebijakan untuk dapat
memenuhi target tersebut dengan menerapkan kebijakan dalam analisis
pembiayaan. Analisis pembiayaan dilakukan oleh divisi khusus pembiayaan
mikro yaitu oleh Account Officer.
Salah satu strategi dari seorang account officer adalah merujuk kepada
laporan keuangan yang akan dijadikan sebagai modal awal untuk menentukan
strategi yang akan dilaksanakan agar tidak salah dalam menyikapi segmen
pasar yang ada. Oleh karenanya terdapat laporan keuangan sebagai berikut :
Tabel 4.2 laporan publikasi triwulan neraca BPRS HIK per
Desember 2014 – Desember 2017 (dalam ribuan rupiah)59
Pembiayaan Des 2014 Des 2015 Des 2016 Des 2017
Murabahah 213.205.283 225.169.958 168.749.844 139.502.810
Mudharabah 665,000 950.000 950.000 0
Musyarakah 160.107.126 185.392.234 203.890.248 187.757.134
Berdasarkan laporan keuangan publikasi triwulan BPRS HIK pada
bulan Desember 2017, terdapat pembiayaan murabahah yang Kurang Lancar
(KL) sebesar Rp.3.509.833 , Diragukan (D) sebesar Rp.1.990.323 dan Macet
(M) sebesar Rp.9.368.152.
59www.ojk.go.id
58
Berdasarkan data diatas bahwa di BPRS Harta Insan Karimah banyak
yang menggunakan pembiayaan murabahah akan tetapi tidak lepas dari
risiko, pembiayaan murabahah masih tinggi risikonya. Nilai tertinggi pada
pembiayaan murabahah yang macet yaitu mencapai Rp.9.368.152. Dan
diperoleh Ratio Non Perfoming Financing (NPF) dari pembiayaan tersebut
sebesar 10,65% .
1. Prosedur Pembiayaan Usaha Mikro pada BPRS HIK
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Muhamad
Hendri selaku kepala Tim Bisnis, maka penulis dapat mengemukakan
bahwa pembiayaan di BPRS HIK terbagi menjadi tiga yaitu;
a) Walking in the bank (datang langsung ke Bank)
b) Referensi
c) Canvassing (door to door / sebar brosur)
Namun untuk prosedur pembiayaan tetap dilakukan secara bertahap
yaitu sebagai berikut.
a. Tahap Permohonan Pembiayaan
Pada tahap ini calon nasabah mengajukan permohonan
pembiayaan untuk usaha mikro secara tertulis kepada pihak BPRS
HIK. Permohonan fasilitas pembiayaan dapat mencakup penambahan
fasilitas yaitu bagi nasabah yang sudah lama atau pernah mengajukan
pembiyaan pertama yang telah berjalan kurang lebih satu tahun
dengan kondisi lancar dan memenuhi kelengkapan data yang telah
ditentukan dan persyaratan jaminan untuk pencairan dana.
59
Calon nasabah datang ke kantor kemudian dibantu oleh
customer service/ analis untuk mengisi formulir pendaftaran atau
formulir pengajuan permohonan pembiayaan yang sudah disediakan
pihak bank. Bilamana nasabah tidak dapat datang ke kantor maka
pihak Bank yaitu staf marketing yang akan mendatangi nasabah dan
memberikan formulir pembiayaan untuk diisi lengkap. Sama halnya
dengan nasabah referensi dan canvassing, SO (Sales Officer)/ analis
dari pihak bank akan datang mendatangi nasabah untuk mengisi
formulir pengajuan permohonan pembiayaan.
Calon nasabah harus memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan oleh bank dalam hal pengajuan permohonan pembiayaan.
Persyaratan umumnya terdiri dari:
1) Warga Negara Indonesia dan berdomisili di Indonesia.
2) Usia minimal 21 tahun/telah menikah untuk usia ≥18 tahun.
3) Tujuan pembiayaan untuk kebutuhan modal kerja atau
investasi/konsumsi.
4) Memiliki usaha tetap/pekerjaan tetap.
5) Jaminan atas nama milik sendiri atau pasangan atau orang tua
atau anak kandung/penjamin.
6) Biaya administrasi mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku.
Adapun persyaratan dokumen yaitu:
7) Fotokopi KTP calon nasabah dan pasangan 1 lembar.
8) Fotokopi akta nikah/surat nikah 1 lembar.
60
9) Fotokopi Kartu Keluarga 1 lembar.
10) Slip gaji.
Setelah permohonan diterima baik lisan maupun tulisan, pihak
bank mulai bekerja melalui investigasi awal dengan mencari
informasi mengenai diri calon nasabah melalui BI Checking dan ke
berbagai sumber. Apabila hasilnya positif maka dilanjutkan ke tahap
berikutnya.
Namun untuk di BPRS HIK sendiri jika BI Checking calon
nasabah tertera masih ada hutang dan tidak terlalu besar nominalnya
atau sekedar terlambat membayar hutang beberapa hari maka itu tidak
menjadi masalah, analis dapat menyetujui karena masih tergolong
lancar.
b. Tahap penyelidikan berkas/ tahap analisis data
Pada tahap ini analis akan memeriksa kelengkapan berkas
calon nasabah seperti slip gaji, rencana pembelian dan kelengkapan
berkas lainnya. Apabila berkas kurang maka analis akan
mengembalikannya kepada marketing.
c. Tahap Analisis Pembiayaan
Di tahap ini analis melakukan penilaian kelayakan kredit yang
mana terdapat penilaian layak atau tidak layaknya suatu penyaluran
kredit dengan menggunakan prinsip 5C, namun untuk kredit yang
lebih besar jumlahnya perlu dilakukan metode penilaian dengan studi
kelayakan. Dalam studi kelayakan menurut Kasmir perlu adanya
61
penilaian pada beberapa aspek, yaitu aspek hukum, aspek pasar dan
pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis/ operasi, aspek manajemen,
aspek ekonomi sosial dan aspek AMDAL.59
Sebenarnya pada BPRS
HIK tahap penilaian layak atau tidak layak bisa di tentukan di awal.
d. Tahap Appraisal (penilaian jaminan)
Tugas penilai jaminan adalah meneliti objek jaminan yang
akan dijaminkan di BPRS HIK, berdasarkan hasil wawancara peneliti
dengan Bapak Hendri selaku kepala tim bisnis, bahwasannya di BPRS
HIK jaminan itu ada, berupa Tanah, Rumah Tinggal, Ruko dan BPKB
motor atau mobil. Dan BPRS HIK dapat mempertimbangkan jaminan
jika kurang apabila 5C dari calon nasabah dinilai bagus.
e. Komite pembiayaan
1) 10-30 juta harus mendapat persetujuan kepala tim bisnis
2) 31-75 juta harus mendapat persetujuan pimpinan cabang
3) 76-300 juta harus mendapat persetujuan direktur bisnis
4) 301-500 juta harus mendapat persetujuan dari direktur utama
5) 501 juta -1M harus mendapat persetujuan satu komisaris
6) 1,1-2 M harus mendapat persetujuan dua komisaris
7) >2 M harus mendapat persetujuan tiga komisaris 60
Setelah berkas lengkap BPRS HIK lanjut kepada tahap
wawancara, on the spot, lapangan, penilaian jaminan kemudian lanjut
ke komite pembiayaan/ keputusan kredit. Namun di BPRS HIK bisa
59
Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) hal.98 60
Internal Momerandum (IM) BPRS HIK Ciledug tahun 2016.
62
pra komite diawal yang bisa menentukan lanjut atau tidaknya kerena
BPRS HIK mengutamakan pelayanan yang mudah, proses cepat dan
angsuran yang ringan.
63
f. Admin (Order pengikatan notaris dari pembuatan akad pembiayaan)
Setelah tahap komite pembiayaan/ keputusan kredit maka akan
dilakukan pembuatan atau penandatanganan akad pembiayaan antara
kreditur dan debitur.
g. Realisasi Pembiayaan ( Bank officer melakukan input data otorisasi
supervisor)
Ini merupakan tahap terakhir dari prosedur pemberian
pembiayaan yaitu tahap realisasi pembiayaan adalah tahap pada
sebuah prosedur pemberian pembiayaan atau pencairan dana.
Setelah analisa dan proses kerja yang dilakukan oleh seorang
Account Officer di BPRS HIK memang terlihat sangat ketat, prinsip
kehati-hatian sangat diterapkan dalam analisa, bahkan pengambilan
keputusan dalam hal ini adalah direksi, dalam memutuskan untuk
disetujui atau tidaknya suatu permohonan akan melihat langsung
(survey) usaha yang dikelola oleh pemohon, dengan begitu analisa pun
terlihat akan sempurna dan jauh dari kesalahan.
2. Strategi Dalam Menganalisis Pembiayaan Untuk Usaha Mikro Pada
BPRS HIK
a. Strategi BPRS HIK dalam penyaluran pembiayaan Usaha Mikro.61
Beberapa hal yang dilakukan oleh BPRS HIK untuk
pencapaiannya terhadap peningkatan pangsa pasar atas pembiayaan
mikro antara lain:
61
Wawancara langsung dengan Muhamad Hendri (kepala Tim Bisnis) pada tanggal 8
Agustus 2017
64
1) Meningkatkan skill para staff yang terlibat dalam proses penilaian
pembiayaan mikro sehingga menjadikan SDM yang berkualitas.
2) Sigap dalam melihat keadaan pasar yang sedang booming atau
yang sedang trend saat itu. Sebagai warning dalam menentukan
pembiayaan apa saja yang dapat persetujuan/ pencairan dana.
3) Meningkatkan capacity building UMKM dengan memberikan
technical assistance berupa pendampingan manajemen dan
penggunaan sistem IT.
4) Melakukan peran aktif dalam memperoleh nasabah dengan sistem
“menjemput bola”/ walk in customer dan mengunjungi nasabah
ke tempat usaha atau pasar-pasar untuk mensosialisasikan
mengenai pembayaran mikro.
5) BPRS HIK menjadikan para nasabah UMKM sebagai mitra
dengan prinsip win-win solution yaitu pembiayaan tersebut
menguntungkan kedua belah pihak.
6) Cepat dan Mudah dalam pemberian pembiayaan
7) Proses pembiayaan yang cepat 7- 10 hari kerja sejak melakukan
permohonan pembiayaan dan kelengkapan berkas.
8) Para staf dalam pembiayaan mikro masing-masing dalam
menjalankan tugasnya dengan baik dan berusaha untuk mencapai
target pembiayaan.
65
b. Strategi BPRS HIK dalam Menganalisis Kelayakan Pembiayaan
Usaha Mikro.
1) Mengikuti prosedur pembiayaan dengan baik. Dengan mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan, proses seleksi akan berlangsung
dengan sendirinya.
2) Melakukan pendekatan personal kepada calon nasabah dengan
komunikatif dimana nasabah dapat berkomunikasi langsung
dengan kolektor/ staf bank khususnya pembiayaan dan para staf
pembiayaan meresponnya dengan baik dan sigap dengan sikap
yang ramah saat nasabah bernegosiasi mengenai plafond tetapi
tetap menggunakan perhitungan yang tepat dalam menentukan
plafond agar bank tidak rugi.
3) Pembagian tugas yang baik dan penjelasan yang detail mengenai
waktu dan tempat nasabah oleh Kepala Tim Bisnis sebelum para
staf pembiayaan melakukan survey.
4) Perencanaan yang baik sebelum investigasi ke nasabah dengan
menyiapkan berbagai dokumen yang berkaitan.
5) AO/ analis dalam menganalisis lebih menekankan pada aspek
karakter dan syariah.
6) Proses penilaian karakter dilakukan dengan dua cara yaitu,
wawancara dan investigasi.
7) Kemudahan dalam prosedur pembiayaan.
66
8) Penjelasan secara detail oleh staf pembiayaan ketika calon
nasabah melakukan permohonan pembiayaan.
9) Menghindari sikap subyektif dalam pemprosesan pembiayaan
10) Tidak segan-segan menolak suatu permohonan pembiayaan kalau
memang hasil analisis sampai pada kesimpulan bahkan
permohonan tidak layak untuk dibiayai oleh bank.
3. Menentukan Layak/ Tidak Layaknya Pembiayaan Usaha Mikro di
BPRS HIK
Dalam pemberian pembiayaan untuk usaha mikro banyak hal yang
perlu diperhitungkan dan dipertimbangkan agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan sehingga analisis pembiayaan menjadi tepat guna. Hal ini
dilakukan agar tidak membebani nasabah dan meminimalkan risiko
pembiayaan. Begitupula pada BPRS HIK banyak hal yang harus
diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam pemberian pembiayaan agar
tepat guna dan menghindari risiko-risiko yang akan terjadi.
Menurut Ismail ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan yaitu
aspek character, capacity, capital, condition, dan collateral.62
a. Character (karakter)
Salah satu hal terpenting yang harus diketahui bank dalam
menyalurkan dananya adalah karakter calon nasabah tersebut, karena
“character” (karakter) menggambarkan watak dan kepribadian calon
62
Ismail. Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, Kencana,Jakarta : 2010 hal.
112
67
debitur.63
Adapun kriteria-kriteria Karakter ini dapat dilihat dari
bagaimana sifatnya, cara berbicaranya, kejujurannya, gaya hidup yang
dijalaninya, tidak pemabuk, tidak penjudi, usia debitur dan lain-lain.
Pada BPRS HIK berdasarkan pengalaman dilapangan selama ini untuk
nasabah permohonan baru watak calon nasabah dapat diketahui dari
cara berbicaranya dengan begitu seorang analisis sudah bisa tahu
calon nasabah berbicara jujur atau tidak dan melakukan wawancara
kepada tetangga-tetangga untuk menanyakan tentang kebiasaan
pribadinya, pergaulan sosialnya dan lainnya. Selain itu dapat
diketahui dengan melihat kebiasaan setor tarik pada tabungan serta
watak calon nasabah bisa dilihat dari kelancaran pembayaran
pembiayaan di masa lalu jika nasabah merupakan nasabah lama.
A/O atau analis akan memeriksa Daftar Hitam Bank Indonesia
(BI Checking) untuk melihat kolektibilitas pembiyaan / tingkat
kesehatan pembiayaan nasabah. Analis/ AO juga melakukan trade
checking yaitu pencarian informasi ke rekan bisnis permohonan
pembiayaan, pesaingnya ataupun pemilik usaha sejenis untuk
memperoleh informasi reputasi. Karakter merupakan ukuran utama
untuk menilai kejujuran dan kemauan nasabah membayar
pengembalian pembiayaan.
Menilai karakter didapat pada saat wawancara dengan cara
tanya jawab yang dilakukan pihak bank kepada nasabah pada saat
63
Ismail. Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, Kencana,Jakarta : 2010 hal.
112
68
nasabah pertama kali berurusan dengan pihak bank dalam rangka
pengajuan pembiayaan.
b. Capacity (kapasitas)
Capacity ditujukan untuk mengukur kemampuan calon debitur
dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu pembiayaan.
Analisis pembiayaan akan melihat bagaimana kemampuan calon
nasabah dalam menghasilkan laba, kemampuan membiayai kegiatan
operasional sehari-hari, dan memenuhi kewajiban pembiayaan.
capacity dapat dilihat dari aspek pemasaran yang meliputi harga
pokok dan beban-beban. Aspek pembelian terutama untuk sektor
bisnis meliputi jumlah pembelian perbulan. Besarnya jumlah
pembelian tunai, dan melihat kualitas hubungan calon nasabah dengan
pemasok.
Pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengambil
pembiayaan yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan
seseorang maka semakin besar kemampuannya untuk membayar
pembiayaan.
c. Capital (modal)
Capital atau Modal merupakan jumlah dana yang dimiliki oleh
calon debitur atau berapa banyak dana yang akan diikutsertakan dalam
proyek yang akan dibiayai oleh calon debitur. Adapun penilaian
terhadap capital adalah untuk mengetahui keadaan sumber-sumber
dana permodalan dan penggunaannya. Meneliti besar kecilnya modal,
69
pendistribusian modal. Apakah ada modal yang cukup untuk
menggerakkan sumber daya secara efektif dan bekerja secara baik,
sehingga usaha dapat berjalan dengan lancar. Jika dianalisis capital
dapat diteliti berdasarkan aset yang dia miliki.
d. Collateral (agunan)
Collateral merupakan jaminan/agunan yang diberikan oleh
calon debitur atas pembiayaan yang diajukan. Agunan merupakan
sumber pembayaran kedua. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung
bank dari risiko kerugian. Jaminan ini diperlukan bila suatu saat
nasabah wanprestasi namun jaminan hanyalah pendukung bukan
aspek utama yang diperhitungnkan.
Apabila di BPRS HIK terdapat nasabah yang wanprestasi atau
gagal bayar walaupun sebenarnya itu jarang terjadi karena sudah
diawasi dan diatasi sejak dini sejak berjalannya pembiayaan. kalaupun
itu tetap terjadi wanprestasi pada nasabah maka BPRS HIK memiliki
cara yaitu; Pertama, adalah musyawarah antara pihak bank dengan
nasabah dan melakukan perubahan jadwal pembayaran atau
perpanjangan jangka waktu (rescheduling) sesuai dengan kemampuan
nasabah sebagaimana telah diatur dalam PBI No.13/9/PBI/2011
Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
10/18/PBI/2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank
Syariah Dan Unit Usaha Syariah Pasal 1 Ayat 7 bahwasannya
Restrukturisasi Pembiayaan adalah upaya yang dilakukan Bank dalam
70
rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya,
antara lain melalui:
a. Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan jadwal
pembayaran kewajib perubahan nisbah dalam pembiayaan
mudharabah atau musyarakah an nasabah atau jangka waktunya;
b. Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian
atau seluruh persyaratan Pembiayaan tanpa menambah sisa pokok
kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada Bank, antara
lain meliputi:
1) perubahan jadwal pembayaran;
2) perubahan jumlah angsuran;
3) perubahan jangka waktu;
4) perubahan proyeksi bagi hasil dalam pembiayaan mudharabah
atau musyarakah; dan/atau pemberian potongan.
c. Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan persyaratan
Pembiayaan yang antara lain meliputi:
1) penambahan dana fasilitas Pembiayaan Bank;
2) konversi akad Pembiayaan;
3) konversi Pembiayaan menjadi surat berharga syariah berjangka
waktu menengah; dan/atau
4) konversi Pembiayaan menjadi penyertaan modal sementara pada
perusahaan nasabah, yang dapat disertai dengan rescheduling
atau reconditioning.64 .
64
www.bi.go.id diakses pada tanggal 2 september 2017
71
Kedua, yaitu novasi (pembaruan utang) merupakan salah satu
penyebab hapusnya perikatan. Maksudnya adalah perjanjian yang
menggantikan perikatan yang lama dengan perikatan yang baru.
penggantian tersebut dapat terjadi pada kreditur, debitur, maupun
objek perikatan.
Ketiga yaitu, Eksekusi merupakan alternatif terakhir yang
dapat dilakukan oleh bank untuk menyelamatkan kredit bermasalah.
Eksekusi merupakan penjualan agunan/ jaminan usaha yang dimiliki
oleh bank.65
Jaminanpun tidak semerta merta milik bank walaupun
pada dasarnya itu milik bank dan bank harus membagikan hak-hak
kepada pihak ketiganya. Sisa atas hasil penjualan agunan, akan
dikembalikan kepada debitur. Sebaliknya kekurangan atas hasil
penjualan agunan menjadi tanggungan debitur. Namun pada
praktiknya, bank tidak dapat menagih lagi debitur untuk melunasi
kewajibannya. Atas kerugian karena hasil penjualan agunan tidak
cukup, maka bank akan membebankan kerugian tersebut ke dalam
kerugian bank.
e. Condition (kondisi)
Condition of economy merupakan analisis terhadap kondisi
perekonomian yaitu “Bank perlu mempertimbangkan sektor usaha
calon debitur dikaitkan dengan kondisi ekonomi” yang suatu saat
mungkin dapat mempengaruhi maju mundurnya usaha calon nasabah.
65
Ismail. Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, Kencana,Jakarta : 2010 hal.
129
72
Hal yang dianalisis meliputi persaingan antarsesama pengusaha dalam
batas kewajaran atau tidak, prospek usaha nasabah dan jumlah pesaing
yang mengancam usaha nasabah yang akan mempengaruhi omset
penjualan nasabah.
Berdasarkan analisis penulis dan berdasarkan pertimbangan
dari sisi prosedur, strategi menganalisis pembiayaan dan penentuan
layak atau tidak layaknya calon nasabah pembiayaan lebih mudah
dibanding dengan bank umum sekalipun. Jika di bank konvensional
atau bank umum lainnya mebutuhkan dua tahap penilaian
pembiayaan yang dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian lisan
yaitu dengan meneliti beberapa prinsip seperti karakter dan
kemampuan nasabah dan tahap penilaian dokumentasi dengan
memperhatikan tujuh aspek seperti keuangan, yudiris, pemasaran,
karakter dan manajemen, teknis sosial dan ekonomi.
Pada bank umum dalam menilai kelayakan pembiayaan
membutuhkan persyaratan yang lebih banyak dan membuat ribet calon
nasabahnya. Sedangkan pelaku usaha mikro membutuhkan
kesederhanaan dalam aspek penilaian, begitupun dengan BPRS HIK
dalam menganalisis kelayakan suatu permohonan pembiayaan hanya
menggunakan prosedur dan analisa yang tidak terlalu rumit
sebagaimana teori Kasmir mengenai prinsip-prinsip pemberian kredit
dan prosedur pembiayaan kredit, yaitu;
73
a. Pengajuan Proposal
b. Penyelidikan Berkas Pinjaman
c. Penilaian Kelayakan Kredit
d. Wawancara pertama
e. Peninjauan ke Lokasi (On The Spot)
f. Wawancara Kedua
g. Keputusan Kredit
h. Penandatangan Akad Kredit/ Perjanjian Lainnya
i. Realisasi Kredit.
BPRS HIK mempunyai keunggulan dari bank lain dalam tahap
prosedur pemberian pembiayaan dengan Syarat yang Mudah, Proses
Cepat dan Angsuran Ringan sehingga memudahkan calon nasabahnya
untuk mendapat pembiayaan. Selain itu keunggulan lainnya yaitu
dalam pemberian margin, BPRS Harta Insan Karimah (HIK) dalam
pemberian margin bersaing dengan yang lain dan biasanya BPRS HIK
menang dengan bank umum untuk kategori mikro dengan kisaran 200
juta kebawah hingga 500 juta ke atas namun tetap ada negosiasi lebih
kecil dan tetap ada batasan.
Besaran dana untuk usaha mikro di BPRS HIK bisa sampai 5
Milyar per nasabah karena bentukannya mikro. Dana secara
keseluruhan tidak ada batasnya. Ketika analis pengajuan mereview
kemudian komite menyetujui maka dana langsung dicairkan, itu
74
semua tergantung dari analis pembiayaan jadi semakin banyak analis
menyetujui maka semakin banyak dana yang dicairkan.
Pada penilaian layak atau tidak layaknya calon nasabah
pembiayaan di BPRS HIK dilihat dari banyak sisi terutama dari
prinsip kartakter (character) dan kapasitas (capacity), karena kedua
prinsip tersebut merupakan prinsip minimal yang dianalisis oleh bank
sebelum memutuskan pembiayaan yang diajukan oleh debitur. Dari
sanalah semua dapat terlihat jelas bagaimana watak dan kapistas/
kemampuan seorang tersebut. walaupun usahanya bagus tetapi
karakternya tidak sesuai dengan standar BPRS HIK maka tidak akan
dibiayai, namun jika dillihat dari prinsip kapasitas nasabah tersebut
mampu memenuhi kewajibannya walaupun dari sisi karakter kurang
maka staf pembiayaan menyetujui permohonan pembiayaan tersebut.
Cara BPRS HIK dalam menilai karakter nasabahnya yaitu learning by
doing/ pengalaman di lapangan artinya para staf pembiayaan
khususnya secara tidak langsung dapat menilai karakter seseorang.
Selain pengalaman di lapangan yaitu dengan text book yang kemudian
dikembangkan di lapangan.
Sedangkan untuk Jangka waktu yang diberikan pihak BPRS
kepada nasabah pembiayaan murabahah, umumnya bank memberi
waktu 36 bulan untuk nasabah baru dan untuk nasabah lama yang
ingin memperpanjang jangka waktunya BPRS HIK memberikan
75
waktu maksimal sampai 5 tahun dengan syarat pembiayaan
sebelumnya berjalan dengan baik dan bagus.
Dari bermacam kemudahan yang sudah dipaparkan diatas,
BPRS HIK mempunyai teknik atau cara dalam menagih piutangnya,
yaitu; Datang sendiri (walking in the bank), Transfer ke Bank dan
Kolektor. Tergantung bagaimana kesepakatan atau akad diawal
dengan nasabah.
Dan jika ada nasabah yang telat bayar maka tidak ada denda
untuk nasabah. Pengenaan denda menjadi boleh (ada Fatwanya)
sebagaimana Fatwa DSN MUI No 17/DSN-MUI/IX/2000 yaitu
Tentang Sanksi Atas Nasabah Mampu Yang Menunda-nunda
Pembayaran, karena dilihat dari dampaknya apabila tidak ada
pengenaan denda, maka pasti banyak nasabah mampu yang sengaja
menunda-nunda pembayarannya. Banyak mudhorot yang ditimbulkan
dan mencegah bahaya itu lebih utama dari pada menarik datang
kebaikan.
Denda di Bank Syariah tidak boleh diakui sebagai pendapatan
bank, karena hukum asalnya tadi yang haram, tetapi masuk dalam pos
dana kebajikan. Berbeda dengan denda di bank konvensional yang
diakui sebagai pendapatan bank. Oleh karena itu BPRS HIK
menerapkan denda atau sanksi keterlambatan pembayaran angsuran
yang besarnya telah ditentukan sesuai produk pembiayaannya yaitu
sebesar 0,00005% memang sangat kecil, dan dana tersebut untuk dana
76
sosial bukan ke pendapatan. Dana sosial itupun harus disebar lagi
dalam bentuk qardh artinya kurang menguntungkan bagi bank, maka
dari itu BPRS HIK tidak menetapkan denda bagi nasabahnya.
Pendapatan yang diperoleh BPRS HIK sendiri berasal dari margin.
Standar dari pusat margin disini menggunakan perhitungan efektif,
rata-rata 1,3% per bulan dan 15,6% per tahun.
Nasabah pembiayaan BPRS HIK akan mendapatkan
potongan/ diskon bagi nasabah yang ingin melunasi sebagian atau
melunasi sepenuhnya. Selain itu tidak ada pinalti yang harus dibayar
oleh nasabah tidak seperti pada bank lain jika ingin melunasi maka
akan mendapat pinalti sekian persen dari sisanya. Contoh, si A
mempunyai jangka waktu 3 tahun untuk melunasi hutangnya tetapi
sudah 1 tahun berjalan dan ingin mengajukan pelunasan, maka BPRS
HIK hanya mengambil margin satu bulan berjalan saja dari sisa
angsuran. Namun kalau untuk pokok harus tetap dibayar. Selebihnya
atau marginnya bank muqosah(diskon). Jadi total keseluruhan jika
ingin pelunasan bank hanya mengambil pokok kebawah berikut
margin satu bulan berjalan. Sisanya/ marginnya tidak bank ambil.
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis dan pembahasan penulis dapat
menyimpulkan bahwa :
1. Prosedur pembiayaan usaha mikro oleh BPRS HIK cabang Ciledug
mengedepankan kemudahan dan persyaratan yang sederhana cukup
dengan menyertakan KTP, KK dan surat dari ketua RT dengan lima
tahapan pembiayaan meliputi tahap permohonan pembiayaan, tahap
analisis pembiayaan, tahap pemberian putusan pembiayaan, tahap
pencairan pembiayaan/ akad pembiayaan dan tahap pemantauan
pembiayaan.
2. Strategi BPRS HIK dalam menganalisis pembiayaan usaha mikro
menerapkan berbagai hal yang memudahkan nasabah dalam memberikan
pembiayaan dan meminimalisir risiko pembiayaan bermasalah seperti
melakukan pendekatan personal kepada calon nasabah dengan
komunikatif, pembagian tugas yang baik oleh divisi/ kepala tim
pembiayaan sebelum para staf melakukan survey ke nasabah,
perencanaan yang baik sebelum investigasi ke nasabah dengan
menyiapkan berbagai dokumen yang berkaitan. Sales Officer dalam
menganalisis lebih menekankan aspek karakter. Proses penilaian karakter
dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan investigasi, kemudahan
78
dalam prosedur pembiayaan, penjelasan secara detail oleh staf
pembiayaan ketika calon nasabah melakukan permohonan pembiayaan.
3. Dalam analisa pembiayaan yang diajukan nasabah, sebelum pengambilan
keputusan apakah permohonan permbiayaan tersebut diterima atau
ditolak, Account Officer menggunakan prinsip analisis pembiayaan
antara lain prinsip analisis 5C namun jika dilihat dari jumlah kasus yang
ditemukan pada nasabah dan implementasinya lebih menekankan pada
aspek character (karakter) dan Capacity (kapasitas). Selain itu
dipertimbangkan pula aspek pendukung lainnya yaitu; Capital, Colateral,
and Condition of Economy. Hasil analisis Account Officer kemudian
dibahas bersama para kepala bagian, direksi, dan komisaris. Setelah itu,
survey lapangan dilakukan, dan hasilnya dapat memutuskan bahwa
permohonan pembiayaan yang diajukan nasabah tersebut layak untuk
disetujui karena telah memenuhi kriteria dan ketentuan-ketentuan
pembiayaan atau tidak.
B. Saran
Setelah dilakukan penelitian dan analisis serta ditarik suatu
kesimpulan, maka penulis memberikan saran untuk dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan masukan kepada BPRS Harta Insan Karimah adalah
sebagai berikut :
1. Kepada pihak manajemen BPRS HIK harus terus berusaha meningkatkan
kualitas training dan pelatihan agar dapat meningkatkan kinerja Account
79
Officer dalam pembiayaan mikro sehingga pangsa pasar perbankan
syariah dapat meningkat serta pengamanan yang lebih baik.
2. Strategi yang telah dibuat semaksimal mungkin diterapkan secara
komprehensif agar memperoleh keunggulan kompetitif .
3. Dalam menghadapi persaingan bisnis perbankan baik konvensional
maupun syariah yang semakin ketat , bank sebaiknya berpegang teguh
pada prinsip kehati-hatian (prudential principle) dan kemudahan dalam
rangka persetujuan pembiyaan pada semua pembiyaan yang diberikan.
4. Sistem monitoring yang komprehensif yang dilaksanakan secara disiplin
dan konsisten sehingga dapat memantau secara dini perkembangan dan
gejala-gejala nasabah yang tidak baik atau meminimalisir terjadinya
pembiayaan bermasalah.
5. Account Officer diwajibkan membuat call report setiap melakukan
kunjungan rutin ke nasabah secara periodik yang kemudian diarsipkan ke
dalam file nasabah pembiayaan.
80
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an
Adiwarman A. Karim, Bank Islam : Aanalisis fiqih dan keuangan. (Jakarta, PT
Raja Grafindo Persada,2013), Ed.5. Cet.9.
Adiwarman A.Karim, Ekonomi Islam : Suatu Kajian Kontemporer. Cet. Ke-1
(Jakarta, Gema Insani Pers,2001).
Ah. Lathif Azharuddin, Fiqh Muamalat, (jakarta: UIN Jakarta Press, cet, 1. 2005)
Ahmad Anwari, Bank Rekan Terpercaya dalam Usaha Anda, (Jakarta: Balai
Pustaka,1987)
Amalia, Euis. Keuangan Mikro Syariah. Bekasi: Gramata Publishing, 2016.
Artikel, “Deskriptif Kualitatif”, diakses pada 14 juli 2017 dari
http://aldoranuary26.blog.fisip.uns.ac.id/2012/02/29/deskriptif-kualitatif/
Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2005)
Basrowi, & Suwandi, “Memahami Penelitian Kualitatif”, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2008)
Burhan Bungin, “Penelitan Kualitatif”, (Jakarta: Kencana, 2010). Cet. Ke-4.
BPRS Harta Insan Karimah, Company Profile, (Tangerang, BPRS Harta
Insan Karimah, 2017)
Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Murabahah, No. 04/DSNMUI/IV/2000,
bagian pertama angka 1 s/d 6. Indonesia
Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional tentang Potongan Tagihan Murabahah,
No.46/DSN-MUI/II/2005, bagian pertama angka 1.Indonesia
Hamzah Ahmad & Ananda Santoso, Kamus Pintar Bahasa Indonesia ed.baru &
lengkap, (Surabaya, Fajar Mulya, 1996)
Hasbi Ramli, “Teori Dasar Akuntansi Syariah”, (Jakarta: Renaisan,
2005),Indonesia
Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, Dan Focus Groups Sebagai
Instrumen Penggalian Data Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013)
81
Hejazziey, Djawahir. Perbankan syariah dalam teori dan praktik, (Yogyakarta:
Deepublish : 2014)
Internal Momerandum (IM) BPRS HIK Ciledug tahun 2016.
Ismail. Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2010).
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011)
Kusuma, “psiko Diagnostik”. Yogyakarta : SGPLB Negeri Yogyakarta.
Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007).
Lexy . J. Moeloeng, metode penelitian kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosda
Karya,2010)
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004).
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Depok, Gema
Insani,2001).
Moh Tjoekam, Perkreditan Bisnis Inti Perbankan: Konsep, Teknik, dan Kasus,
Edisi I Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama, 1999).
Pengertian Usaha Mikro, dari
https://m.facebook.com/KreditUsahaMakasar/posts/, Diakses pada tanggal
25 Agustus 2017.
Pengertian UMKM dari http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-usaha-
mikro-kecil-dan-menengah , Diakses pada tanggal 25 agustus 2017.
Peraturan ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No.
03/BL/2007 Tentang Kegiatan Perusahaan Berdasarkan Prinsip Syariah.
Disetujui oleh DSN-MUI melalui surat Nomor B-323/DSNMUI/XI/2007.
Prof. Dr. H. Veithzal Rivai dan Andrian Permata Veithzal, Islamic Financial
Management, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008).
Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah, dari www.bi.go.id diakses pada
tanggal 2 september 2017.
Siswanto Sutojo,2007,Manajemen Bank Umum, (Jakarta : PT Damar Mulia
Pustaka,2007).
Sugiono, “metode penelitian kuantitatif dan kualitatif”. CV. Alfabeta: Bandung.
Sulistyo-Basuki. “metode penelitian.” Jakarta: wedatama widya sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
82
Sugiono, “memahami penelitian kualitatif”, (Bandung: ALFABETA,2014) h.91.
Undang-Undang No.21 Tahun 2008.
Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, ayat 1 pasal
12.
Undang-Undang Perbankan Syariah, Nomor 21 Tahun 2008, ayat 25 pasal 1.
Wahyu Wibowo, Cara Cerdas Menulis Artikel Ilmiah, (Jakarta: PT. Kompas
Media Nusantara, 2011).
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, Vol, 1. 2005).
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, cet III ( Jakarta: Pustaka
Alvabet, 2005).
Zulkifli Sutarno, “Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah”, (Jakarta: Zikrul
Hakim,2003).
Muhamad Hendri ( kepala Tim Bisnis), wawancara Langsung pada tanggal 8
Agustus 2017.
82
LAMPIRAN
89
90
Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Berapa banyak nasabah yang mengajukan pembiayaan dengan akad
murabahah di BPRS HIK ?
2. Apa keunggulan pembiayaan mikro di BPRS HIK dibandingkan dengan
bank lain ?
3. Berapa besaran dana yang dikeluarkan untuk pembiayaan murabahah pada
pembiayaan usaha mikro ?
4. Bagaimana prosedur permohonan pembiayaan BPRS HIK untuk sektor
usaha mikro?
5. Apakah ada kriteria untuk usaha mikro yang mendapatkan persetujuan
pembiayaan ? jika iya, bagaimana kriteria usaha mikro yang mendapatkan
persetujuan pembiayaan ?
6. Bagaimana Strategi BPRS HIK dalam menganalisa kelayakan pembiayaan
murabahah pada usaha mikro yang diajukan oleh nasabah ?
7. Bagaimana penentuan layak atau tidak layaknya pembiayaan pada nasabah
di BPRS HIK Ciledug ?
8. Bagaimana cara untuk menilai karakter calon nasabah ?
9. Bagaimana mengenai analisa pasar ?
10. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam analisis pembiayaan hingga
pembiayaan tersebut disetujui ?
11. Berapa lama jangka waktu pembiayaan yang diberikan BPRS HIK untuk
pembiayaan murabahah pada pembiayaan usaha mikro ? Maksimal
pembiayaan murabahah berapa tahun ?
12. Bagaimana cara BPRS HIK dalam menagih uang dari nasabah yang telah
melakukan pembiayaan ?
13. Apakah ada potongan / diskon yang diberikan pihak BPRS HIK pada
pembiayaan murabahah apabila nasabah melakukan pelunasan sebagian /
pelunasan secara keseluruhan ?
91
14. Bagaimana langkah yang dilakukan BPRS HIK apabila dalam pembiayaan
murabahah terjadi gagal bayar ?
15. Bagaimana penentuan margin dalam akad murabahah ?
16. Apa tindakan yang dilakukan BPRS HIK terhadap nasabah yang bermasalah
dalam pembayaran ?
17. Apakah ada perbedaan kebijakan setiap periode pada pembiayaan
murabahah di BPRS HIK ?
18. Apakah BPRS HIK Ciledug juga ditunjuk sebagai Bank penyalur
pembiayaan program pemerintah, seperti KUR ?