analisis kemampuan menyusun bukti...

109
ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : NURUL KHOIRIAH NIM 1110017000038 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: lytu

Post on 03-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI MATEMATIS

SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

NURUL KHOIRIAH

NIM 1110017000038

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017
Page 3: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017
Page 4: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017
Page 5: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

i

ABSTRAK

Nurul Khoiriah (1110017000038), “Analisis Kemampuan Menyusun Bukti

Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas”, Skripsi Jurusan Pendidikan

Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui persentase

kemampuan siswa dalam menyusun bukti matematis. Penelitian ini dilakukan di

kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran

2016/2017. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif. Sampel penelitian

ini diambil secara acak sehingga diperoleh 36 siswa dari 2 kelas yang berbeda.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan menyusun bukti

matematis pada materi Trigonometri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa banyaknya siswa kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri sebesar

65,28% yang dapat menyusun bukti matematis berdasarkan indikator

memanipulasi fakta untuk menunjukkan kebenaran suatu pernyataan dan 34,56%

yang dapat menyusun bukti matematis berdasarkan indikator membuat koneksi

antara fakta dengan unsur dari konklusi yang hendak dibuktikan. Diperoleh skor

rata-rata keseluruhan data adalah 47,4%. Berdasarkan nilai rata-rata keseluruhan

indikator menyusun bukti matematis, peneliti menyimpulkan bahwa indikator

membuat koneksi antara fakta dengan unsur dari konklusi yang hendak

dibuktikanmasih tergolong rendah karena persentase skor rata-rata indikator

tersebut berada di bawah persentase skor rata-rata keseluruhan.

Kata Kunci: Kemampuan Menyusun Bukti Matematis

Page 6: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

ii

ABSTRACT

Nurul Khoiriah (1110017000038), "Analysis of Ability to Compile

Mathematical Evidence of High School Students", Thesis Mathematics Education

Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

The purpose of this study is to analyze and determine the percentage of students'

ability in preparing mathematical evidence. This research was conducted in class

XI IPA SMA Persada Persis Mandiri Bekasi in the academic year 2016/2017. The

research method used descriptive analysis. The sample of this study was taken

randomly so that it was obtained 36 students from 2 different classes. The

research instrument used is a test of ability to construct mathematical proof on

Trigonometry material. The results of this study indicate that the number of

students class XI IPA SMA Global Persada Mandiri of 65.28% who can compile

mathematical evidence based on indicators manipulating facts to show the truth of

a statement and 34.56% that can compile mathematical evidence based on

indicators make connections between fact With elements of the conclusion to be

proved. The average overall score for the data was 47.4%. Based on the overall

average score of indicators comprising mathematical evidence, the researcher

concludes that the indicator makes the connection between fact and the element of

the conclusion to be proved is still relatively low because the percentage average

score of the indicator is below the percentage of the overall average score.

Keywords: Ability to Compile Mathematical Evidence

Page 7: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji beserta syukur peneliti panjatkan kepada Dzat Yang

Maha Kasih, Allah SWT. Tuhan semesta alam yang senantiasa menunjukkan

kebesaran serta kekuasaan-Nya setiap saat hingga peneliti mampu menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Menyusun Bukti Matematis Siswa

Sekolah Menengah Atas (SMA)”.

Sholawat dan salam tercurah kepada akhirul anbiya baginda Rasululloh

Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan kita selaku umatnya yang mudah-

mudahan tetap istiqomah berada dijalannya hingga hari akhir nanti.

Sebuah karya sederhana ini tentunya tidak akan mampu peneliti selesaikan

tanpa dukungan dari tangan-tangan yang Alloh kirimkan kepada pihak-pihak yang

senantiasa memberikan dorongan rasa optimis, semangat, dan kemudahan-

kemudahan yang dibentangkan sehingga peneliti mampu melewatinya. Dalam

penyusunan penelitian ini, peneliti rasakan banyak bantuan dan bimbingan yang

telah diberikan oleh orang-orang terdekat penulis. Oleh karena itu pada ruang

yang terbatas ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika, yang

telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

3. Bapak Dr. Abdul Muin, S.Si., M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Matematika, yang telah membantu dan memberi dukungan dengan kalimat-

kalimat motivasi atas penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

4. Ibu Dr. Lia Kurniawati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I, yang tulus

ikhlas penuh kesabaran dan perhatian membimbing serta mengarahkan

peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

iv

5. Ibu Dra. Afidah Mas’ud selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan memberikan bantuan, saran dan arahan sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membagi ilmunya

selama ini.

7. Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan

Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi

kemudahan dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat.

8. Pimpinan dan staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur

yang dibutuhkan.

9. Bapak Drs. Oyong Cahyadi, MM. selaku Kepala SMA Global Persada

Mandiri beserta staf, yang telah memberikan ijin dan bantuannya ketika

penulis mengadakan penelitian.

10. Bapak Deli Chandra, S.T selaku Wakil Kepala SMA Global Persada

Mandiri bidang Kurikulum yang telah banyak membantu dalam proses

penelitian.

11. Siswa dan siswi kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri yang telah

bersikap kooperatif selama penulis mengadakan penelitian.

12. Keluarga tercinta. Ayahanda Tri Korawan dan Ibunda Masruroh yang tak

henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan

dukungan moril dan materil kepada penulis, serta selalu menginspirasi

penulis. Semangat-semangatku adik Nuraini, serta semua keluarga yang

selalu menjadi kekuatan bagi penulis untuk tetap semangat dalam mengejar

dan meraih cita-cita.

13. Teman-teman kelas A, B dan C di Jurusan pendidikan Matematika angkatan

2010.

Page 9: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

v

14. Saudara-saudaraku dalam Tim Pencak Silat Tegar, Vira, Gizka, Adi, Ikhsan

yang selalu memberikan motivasi dan membuat tertawa dengan tingkah laku

kalian saat sedang merasa lelah atau pusing.

15. Sahabat-sahabatku Mega, Yuni, Ayu yang selalu memberikan motivasi,

nasihat, doa, dan perhatian selama ini.

16. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Alloh SWT membalas kebaikan seluruh pihak yang terlibat dalam

penyusunan skripsi ini dengan limpahan rahmat dan kasihNya. Peneliti menyadari

bahwa banyak terdapat kekurangan dan cela dalam karya ini, untuk itu peneliti

mohon maaf atas segala kekurangan didalamnya dan senantiasa berharap karya ini

dapat memberikan manfaat bagi pembacanya dan senantiasa berharap karya ini

dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan.

Ciputat, Juli 2017

Peneliti

Page 10: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 9

C. Pembatasan Masalah Penelitian ............................................................. 10

D. Rumusan Masalah ................................................................................. 10

E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis .................................................................................. 12

1. Definisi Bukti Matematis................................................................... 12

2. Kemampuan Menyusun Bukti Matematis ......................................... 18

B. Pokok Bahasan Materi Trigonometri .................................................... 20

1. Pengertian Trigonometri .................................................................... 20

2. Perbandingan Trigonometri ............................................................... 21

3. Penggunaan Rumus Sinus dan Cosinus Jumlah Dua Sudut, Selisih

Dua Sudut, dan Sudut Ganda ................................................................. 21

4. Perkalian, Penjumlahan, dan Pengurangan Trigonometri ................. 22

5. Identitas Trigonometri ....................................................................... 22

6. Penggunaan Trigonometri dalam Menentukan Luas Segitiga ........... 23

C. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 25

Page 11: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 28

B. Metode Penelitian .................................................................................. 28

C. Subjek Penelitian ................................................................................... 28

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 29

E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 29

1. Persiapan Pembuatan Instrumen ........................................................ 29

2. Validitas Instrumen ........................................................................... 32

3. Reliabilitas Instrumen ....................................................................... 34

4. Taraf Kesukaran ............................................................................... 35

5. Daya Pembeda .................................................................................. 37

E. Teknik Analisis Data ............................................................................. 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ....................................................................................... 41

1. Kemampuan Menyusun Bukti Matematis Siswa............................... 41

2. Kemampuan Menyusun Bukti Matematis Siswa Berdasarkan

Indikator ............................................................................................... 43

B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 45

1. Kemampuan Siswa Menyusun Bukti Matematis dalam Indikator

Memanipulasi Fakta untuk Menunjukkan Kebenaran suatu Pernyataan

............................................................................................................... 46

2. Kemampuan Menyusun Bukti Matematis Siswa dalam Indikator

Membuat Koneksi antara Fakta dengan Unsur dari Konklusi yang

hendak Dibuktikan ................................................................................ 52

C. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................ 60

B. Saran ...................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63

LAMPIRAN .......................................................................................................... 67

Page 12: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Menyusun Bukti Matematis

................................................................................................................................ 30

Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Kemampuan Menyusun Bukti Matematis ........... 31

Tabel 3.3. Tipe Jawaban Siswa .............................................................................. 32

Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Validitas .................................................................. 33

Tabel 3.5. Kriterian Koefisien Reliabilitas ........................................................... 34

Tabel 3.6. Kriteria Taraf Kesukaran ..................................................................... 35

Tabel 3.7. Rekapitulasi Taraf Kesukaran ............................................................... 36

Tabel 3.8. Rekapitulasi Daya Pembeda ................................................................. 37

Tabel 3.9. Rekapitulasi Nilai Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Taraf

Kesukaran ............................................................................................................... 38

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyusun Bukti Matematis .......... 41

Tabel 4.2. Statistika dari Kemampuan Menyusun Bukti Matematis .................... 42

Tabel 4.3. Deskripsi Data Kemampuan Menyusun Bukti Matematis berdasarkan

Indikator ................................................................................................................ 43

Page 13: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Skor Rata-rata Setiap Indikator Menyusun Bukti Matematis

................................................................................................................................ 44

Gambar 4.2 Contoh Jawaban Siswa Pada Soal No. 1 ........................................... 46

Gambar 4.3 Contoh Jawaban Siswa Pada Soal No. 2 ............................................ 49

Gambar 4.4 Contoh Jawaban Siswa Pada Soal No. 3 ........................................... 53

Gambar 4.5 Contoh Jawaban Siswa Pada Soal No. 4a .......................................... 55

Gambar 4.6 Contoh Jawaban Siswa Pada Soal No. 4b .......................................... 57

Page 14: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Menyusun Bukti Matemati

................................................................................................................................ 67

Lampiran 2. Pedoman Penskoran Instrumen Tes Kemampuan Menyusun Bukti

Matematis ............................................................................................................... 68

Lampiran 3. Instrumen Tes Kemampuan Menyusun Bukti Matematis ................. 69

Lampiran 4. Kunci Jawaban Instrumen Tes ........................................................... 71

Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes .................................................... 74

Lampiran 6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ................................................. 76

Lampiran 7. Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ......................................... 78

Lampiran 8. Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes ........................................... 80

Lampiran 9. Hasil Tes Kemampuan Menyusun Bukti Matematis Siswa

Keseluruhan............................................................................................................ 82

Lampiran 10. Distribusi Frekuensi Hasil Tes ........................................................ 84

Lampiran 11. Hasil Tes Kemampuan Menyusun Bukti Matematis Siswa Per

Indikator ................................................................................................................. 87

Lampiran 12. Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................. 89

Lampiran 13. Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Penelitian ......................... 90

Lampiran 14. Lembar Uji Referensi ..................................................................... 91

Page 15: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

kehidupan. Maju mundurnya kualitas manusia dapat dilihat dari kualitas

pendidikannya. Adapun tujuan pendidikan seyogyanya harus menyiapkan

individu agar dapat membentuk manusia berwawasan luas, sehingga mampu

memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi serta dapat

memberikan solusi untuk permasalahan tersebut. Dalam keseluruhan proses

pendidikan di sekolah, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan

kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses

belajar dan pembelajaran di sekolah.

Sejauh ini pendidikan kita masih di dominasi oleh pandangan bahwa

pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal, kelas masih

berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah

menjadi pilihan utama strategi belajar. Banyak faktor yang saling

menunjang dalam proses pendidikan, antara lain adalah sekolah. Apabila

sekolah diutamakan sebagai tempat mengolah sesuatu dan calon siswa

diumpamakan sebagai bahan mentah maka lulusan dari sekolah itu dapat

disamakan dengan hasil olahan yang siap digunakan1.

Di sekolah, proses belajar dan pembelajaran meliputi berbagai

bidang ilmu pengetahuan diantaranya ilmu agama, sains, sosial, bahasa dan

matematika. Dalam sistem pendidikan, matematika merupakan bidang studi

yang menduduki peranan penting. Hal ini dapat dilihat dengan adanya jam

pelajaran matematika di sekolah yang lebih banyak di banding dengan jam

mata pelajaran lainnya. Selain itu, matematika merupakan mata pelajaran

1Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal

4

Page 16: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

2

yang diberikan di semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan sebagian di perguruan tinggi (PT).

Atas dasar pentingnya peranan matematika dalam pendidikan, maka

sampai batas tertentu matematika hendaknya dapat dikuasai oleh setiap

individu. Pembelajaran matematika harus didesain agar menarik minat siswa

dan menumbuhkan dorongan untuk belajar sehingga mereka terikat dalam

proses pembelajaran matematika dan memiliki sikap positif terhadap

matematika. Akan tetapi dibalik pentingnya peranan yang dimiliki

matematika, matematika juga merupakan momok yang masih ditakuti oleh

sebagian besar siswa. Banyak siswa di setiap jenjang pendidikan

menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan sering

menimbulkan berbagai masalah yang sulit untuk dipecahkan, sehingga

berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa.

Seringkali muncul anggapan dari orang tua dan guru bahwa

keberhasilan seseorang dalam proses belajar sedikit banyak dapat dilihat

dari keberhasilannya dalam belajar matematika. Hal ini menunjukkan bahwa

matematika merupakan mata pelajaran penting, karena merupakan bidang

studi yang amat berguna dan banyak memberi bantuan dalam berbagai

disiplin ilmu yang lain. Oleh karena itu maka dapat dikatakan setiap orang

memerlukan pengetahuan matematika dalam berbagai bentuk sesuai dengan

kebutuhannya.

KTSP (2006) mengungkapkan tujuan pembelajaran matematika

sebagai berikut:

1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,

akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

Page 17: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

3

3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah2.

Berdasarkan pemaparan tujuan pembelajaran matematika di atas,

terdapat tujuan kedua dan ketiga dari pembelajaran matematika yaitu

penalaran dan pemecahan masalah. Penalaran dan pemecahan masalah

merupakan salah satu dari tujuan matematika, artinya seseorang yang

mengerjakan matematika maka ia pasti melakukan aktivitas bernalar. Dalam

penalaran dan pemecahan masalah terdapat di antaranya adalah melakukan

manipulasi matematika dan menyusun bukti yang mana jika ingin menyusun

bukti siswa harus mampu memahami masalah atau pernyataan yang hendak

dibuktikan.

Matematika merupakan ilmu deduktif yang tidak menerima

generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif)tetapi generalisasi

yang didasarkan pada pembuktian secara deduktif3.Ini berarti dalam

memperoleh sebuah kesimpulan pembelajaran matematika tidak

diperbolehkan melakukan pembuktian secara langsung terhadap sebuah

teori, misalkan terdapat sebuah teori yang mengatakan jika bilangan ganjil

dikuadratkan maka akan menghasilkan bilangan ganjil pula. Dalam

pencarian kesimpulan tersebut tidak dibenarkan untuk membuktikan secara

langsung dengan memberikan contoh bilangan ganjil secara langsung

kemudian dikuadratkan agar menghasilkan bilangan ganjil juga. Dalam

2Utari Sumarmo. Kumpulan Makalah. Berpikir dan Disposisi Matematik dalam

Pembelajaran Matematika. (Bandung: UPI, 2013). Hal 421-422 3Erman Suherman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. (Bandung: UPI,

2001). Hal 24

Page 18: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

4

pencarian dari sebuah teori tersebut diperoleh dengan cara deduktif dengan

memikirkan sesuatu yang umum dengan mengibaratkan bilangan ganjil

tersebut sebagai 2n – 1 dan memisalkan n adalah bilangan bulat. Kemudian

hasil kuadrat dari 2n – 1 tersebut yaitu 2(2n2 + 2) + 1 dimisalkan m untuk

2n2 + 2 sehingga diperoleh 2m + 1 dengan m bilangan bulat dan dapat

bahwa 2m + 1 merupakan bilangan ganjil.

Dalam hal ini sebenarnya siswa diajarkan untuk menyimpulkan

pernyataan dari sebuah teorema untuk menguji kebenarannya bukan dengan

cara percobaan. Siswa diharapkan untuk melakukan proses berpikir cara

menghubungkan fakta yang telah siswa dapat untuk membuktikan suatu

pernyataan dari sebuah teorema dengan cara deduktif.

Matematika yang bersifat deduktif berbeda dengan sains yang

mendasar kebenaran pada asumsi empirik. Matematika sebagai ilmu

pengetahuan yang deduktif mengandalkan logika dalam meyakinkan akan

kebenaran suatu pernyataan. Kebenaran suatu pernyataan atau teorema

dalam matematika diakui setelah dibuktikan benar berdasarkan pada

definisi, aksioma, atau teorema yang sudah ada.

Bukti diakui sebagai inti berpikir matematis4, karena itu bukti

dianggap sebagai komponen penting dalam bekerja, berkomunikasi,

mengetahui, dan memahami matematika. Konsep pembuktian penting dalam

matematika, siswa menganggap kemunculan pembuktian matematika

merupakan aspek penting dari bukti. Kenyataannya perhatian terhadap

pembuktian di kurikulum sekolah menengah sangat sedikit5.

Bukti matematis merupakan konsep matematika yang sulit bagi

siswa baik untuk mempelajari maupun menyusunnya6. Akan tetapi, melalui

prosespembuktian akan didapatkan perkembangkan kemampuan berpikir

4Maria Alessandra. Proof and Proving in Mathematics Education.(Department of

Mathematicis: University of Siena, 2009). Hal 1 5 Martin dan Harel. Proof Frames of Preservice Elementary Teachers. Journal for Research

in Mathematics Education. Vol 20, No. 1, 1989. hal 41 6 Pfeiffer, Kirsten. Features and Purposes of Mathematical proofs in the View of Novice

Students: Observation from Proof Validation and Evaluation Performances. NUI Galway, 2010.

Hal 63

Page 19: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

5

matematik. Dengan demikian pembuktian matematika merupakan salah satu

aspek yangharus diperhatikan dalam pembelajaran matematika.

Bukti berfungsi sebagai penjelas dan alat penemuan yang membantu

kita memahami mengapa suatu pernyataan dikatakan benar. Bukti sebagai

alat penemuan pada dasarnya sangat terkait dengan kegiatan eksplorasi.

Eksplorasi sebagai suatu fungsi bukti mengandung makna yang lebih

mengarah kepada kajian yang lebih lanjut dari suatu definisi untuk menggali

makna yang dikandungnya secara menyeluruh. Peran bukti sebagai suatu

alat eksplorasi juga akan tampak jelas pada saat suatu teorema yang telah

dibuktikan kemudian mengarahkan kita pada penemuan gagasan baru.

Membuktikan adalah bagian penting dari matematika itu sendiri7.

NCTM menyatakan bahwa buktimerupakan bagian penting dari pemahaman

matematika dan merekomendasikanbahwa setiap siswa harus dapat

mengenal, mengembangkan, danmenggunakan berbagai metode

pembuktian8. Standar ini menekankan pentingnya peran bukti dan harus

dilaksanakan dalampendidikan matematika.

Berbagai penelitian mengenai bukti dilakukan pada tingkat

pendidikan yang berbeda dan dari perspektif yang berbeda. Beberapa

penelitian yang meneliti perspektif siswa, guru dan calon guru sekolah

menengah. Penelitian Healy & Hoyles menunjukkan bahwa standar ini

sering tidak terpenuhi pada tingkat sekolah menengah. Siswa sekolah

menengah masih menggunakan argumen empiris sebagai bukti9. Knuth

dalam penelitiannya mengungkapkan seorang guru berkata bahwasiswa

selalu diminta untuk membenarkan pemikiran mereka seperti bukti ada

dimana-mana, jadi yang siswa lakukan adalah menggunakan sekumpulan

contoh dan mengatakan bahwa itu adalah bukti. Knuth menjelaskan bahwa

7Hanna, Gila. Proof, Explanation and Explorating: An Overview, Educational Studies in

Mathematics. Kluwer Akademik, 2001. Hal 5 8NCTM Program Standards. Programs for Initial Preparation of Mathemathics Teachers.

Standards for Secondary Mathematics Teachers. 2003. Hal 1 9Healy dan Hoyles. A Study of Proof Conceptions in Algebra. Journal for Research in

Mathematics Education. Vol 31, No 4. 2000. Hal 425

Page 20: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

6

bukti empiris seperti itu dianggap sebagai bukti tidak resmi10

, namun siswa

sekolah menengah masih banyak yang menggunakan bukti empiris dalam

menyusun pembuktian.

Penelitian lain mempelajari persepsi siswa mengenai bukti serta

proses menyusun bukti. Penelitian ini menyimpulkan bahwa siswa

mengalami kesulitan dalam membangun bukti matematis. Recio & Godino

mempelajari skema bukti siswa dan menemukan bahwa kemampuan siswa

sangat terbatas untuk menghasilkan bukti matematika deduktif bahkan

untuk proposisi dasar. Siswa yang menuliskan bukti secara benar kurang

dari 50%11

. Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa pembuktian

matematika dan cara siswa menyusun bukti matematis perlu dipelajari di

tiap jenjang sekolah.

Beberapa penelitian lainnya dilakukan untuk mengetahui penyebab

kesulitan siswa dalam menyusun bukti atau menunjukkan strategi yang

dapat membantu siswa dalam proses menyusun bukti. Furringhetti dan

Morselli mengatakan kesulitan siswa dalam menyusun bukti adalah

kurangnya pengetahuan dan keterampilan matematika. Ini akan membuat

siswa kebingungan dalam menyusun bukti karena tidak dapat menemukan

fakta yang sesuai12

. Pengetahuan diperlukan agar siswa dapat menyusun

bukti sesuai dengan pemahaman yang diketahui sebelumnya dan tidak asal

dalam penyusunan bukti matematis. Keterampilan matematika diperlukan

agar siswa mampu menyusun bukti matematis secara lengkap dan

sistematis. Sejalan dengan penelitian Furringhetti dan Morselli tersebut,

Ballacheff mengungkapkan siswa menemukan kesulitan dalam menyusun

bukti untuk menemukan konklusi yang hendak dibuktikan. Praktek

pembuktian membutuhkan penalaran dan pengetahuan tentang fakta yang

10

Knuth. Secondary School Mathematics Teachers’ Conceptions of Proof. Journal for

Research in Mathematics Education. Vol 33, No 5. 2002. Hal 403 11

Recio dan Gudino. Institutional and Personal Meanings of Mathematical Proof.

Educatinal Studies in Mathematics. (Netherland: Kluwer Academic. 2001). Hal 97 12

Furinghetti dan Morselli. Every Unsuccesful Problem Solver in Unsuccesful in His or Her

Own Way: Affective and Cognitive Factors in Proving. Educatinal Studies in Mathematics.

(Springer Science+Bussines Media. 2008). Hal 86

Page 21: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

7

spesifik. Selain itu, ini melibatkan komitmen terhadap pendekatan

pemecahan masalah yang bukan lagi salah satu persyaratan praktis namun

salah satu persyaratan teoritis13

. Hart membandingkan siswa yang pintar

dengan siswa yang lemah untuk memahami mengapa siswa lemah

mengalami kesulitan dengan bukti. Dia menemukan bahwa siswa

berprestasi tinggi memiliki kemampuan untuk menerapkan dan

memodifikasi strategi pemecahan masalah sedangkan siswa yang lemah

menunjukkan kebingungan terkait dengan skema konseptual atau bayangan

konsep yang tidak stabil14

.

Matematika dikembangkan melalui teorema-teorema yang

dibuktikan kebenarannya.Pengetahuan tentang cara pembuktian sangat

dibutuhkan dalam belajar matematika. Pendidik seharusnya mempunyai

waktu lebih banyak untuk berdiskusi dengan siswa perkara pembuktian

matematis, namun waktu yang terbatas dalam proses belajar mengajar di

sekolah akan selalu menjadi kendala. Alhasil siswa hanya belajar

menemukan tanpa membuktikan. Siswa hanya belajar menggunakan

teorema-teorema yang sudah ada tanpa mengetahui kebenarannya.

Kemampuan melaksanakan pembuktian matematik terbagi menjadi

kemampuan membaca bukti dan kemampuan mengkonstruksi bukti15

.

Kemampuan membaca bukti adalah kemampuan memahami teks

matematika dan dapat mengemukakan gagasan matematik yang terdapat

dalam teks tersebut secara lisan maupun tulisan dengan bahasanya sendiri.

Kemampuan mengkonstruksi bukti adalah kemampuan menyusun suatu

bukti pernyataan matematik berdasarkan definisi, prinsip, dan teorema serta

menuliskannya dalam bentuk pembuktian lengkap (pembuktian langsung

atau tak langsung). Kemampuan ini meliputi: kemampuan mengidentifikasi

premis beserta implikasinya dan kondisi yang mendukung; kemampuan

13

Balacheff. Aspects of Proof in Pupils' Practice of School Mathematics.1988. Hal 228 14

Abdussakir. Disertasi, Proses Berpikir Mahasiswa dalam Menyusun Bukti Matematis

dengan Strategi Semantik. (Universitas Negeri Malang, 2014). Hal 19 15

Utari Sumarmo. Advanced Mathematical Thinking and Habit of Mind Mahasiswa. Bahan

Ajar Matakuliah Kajian dan Isu Pendidikan Matematika Pascasarjana UPI dan STKIP Siliwangi

Bandung.hal 12

Page 22: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

8

mengorganisasikan dan memanipulasi fakta untuk menunjukkan kebenaran

suatu pernyataan; kemampuan membuat koneksi antara fakta dengan unsur

dari konklusi yang hendak dibuktikan16

. Kemampuan menyusun bukti

matematis terdapat dalam kemampuan mengkonstruksi bukti. Proses

berpikir dalam menyusun bukti dapat memberi petunjuk yang lebih baik

sejauh mana kemampuan siswa dalam menyusun bukti matematis.

Mulanya, kegiatan menyusun bukti memang terasa tidak menarik

karena bukan berhadapan dengan angka–angka namun berkutat dengan

simbol dan pernyataan logika sehingga membuat orang malas dalam

pengerjaannya. Selain itu, dalam ranah pendidikan formal sejak duduk di

bangku Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, pekerjaan

membuktikan juga dianggap terlalu sulit dan tidak penting disebabkan tidak

akan dibutuhkan untuk penyelesaian soal–soal Ujian Nasional. Pendirian

seperti ini kelihatannya, secara tidak sadar, memisahkan matematika dengan

bukti yang sebenarnya adalah perangkatnya yang paling penting17

. Banyak

manfaat dari kegiatan menyusun bukti salah satunya adalah membiasakan

peserta didik berpikir secara logis dan sistematis18

.

Kegiatan menyusun bukti memang bukan kegiatan yang

menyenangkan.Padahal dengan berlatih membuktikan kebenaran dari

pernyataan matematis, tanpa sadar peserta didik sudah terlatih untuk

menjadi orang-orang yang sabar, teliti, tekun, gigih, dan berani. Mereka

juga terlatih untuk berpikir logis, cepat, tepat, dan sistematis serta

menggunakan argumen-argumen yang dapat dipertanggung jawabkan.

Dengan begitu, bukan hanya pada pelajaran matematika saja, namun juga

dalam kehidupan, mereka akan terbiasa untuk mengahadapi persoalan

dengan tenang karena sudah terlatih saat belajar menyusun pembuktian

matematis. Bahkan, Hanna menegaskan bahwa bukti tidak bisa dipandang

16

Ibid. hal 14 17

Hanna, G. A Critical Examination of Three Factors in the Decline of Proof. Interchange

Vol 31/1. Kluwer Academic Publisher. 2000. Hal 21 18

Julan Hernadi. Metoda Pembuktian dalam Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika,

Vol 2, No 1, Januari 2008, h. 2

Page 23: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

9

sebagai cabang dari matematika, karena bukti adalah inti dari matematika

dan ini berarti bahwa seseorang tidak bisa dikatakan belajar matematika

kecuali jika dia telah mempelajari apa dan bagaimana bukti matematika

itu19

.

Ada beberapa alasan mengapa diberikan pengajaran pembuktian

yaitu: (1) bukti adalah bagian yang integral dalam matematika, (2) untuk

verifikasi dan penemuan fakta, (3) untuk pengembangan kemampuan

berfikir logis dan kritis siswa, (4) mempercepat dan meningkatkan

pemahaman matematik siswa20

.

Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas, peneliti

tertarik untuk meneliti sejauh mana kemampuan siswa dalam mata pelajaran

matematika, khususnya dalam penyusunan bukti matematis. Oleh karena itu

penelitian ini diberi judul “ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN

BUKTI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

(SMA)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, timbul beberapa

permasalahan yang diidentifikasi sebagai berikut:

1. Menyusun bukti matematis dianggap sulit bagi siswa. Alasannya,

siswa terbiasa menghafal rumus dan menyelesaikan persoalan yang

tidak membutuhkan pembuktian sehingga mengalami kebingungan

saat melakukan pembuktian.

2. Siswa tidak mengetahui bagaimana memulai pembuktian karena

tidak memiliki fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melakukan

pembuktian.

3. Kurangnya antusias siswa dalam menyusun bukti matematis lantaran

siswa lebih sering menggunakan sekumpulan contoh sebagai alat

pembuktian dibandingkan dengan menggunakan fakta yang

19

Hanna. G. A Critical .... op.cit. Hal 21 20

Dickerson. High School Mathematics Teachers’ Understandings of the Purposes of

Mathematical Proof. Syracuse University. 2008.

Page 24: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

10

diketahui dan disusun untuk menemukan kebenaran suatu

pernyataan.

C. Pembatasan Masalah Penelitian

Agar penelitian ini lebih jelas dan terarah, maka penulis membatasi

masalah yang akan diteliti pada :

1. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Global Persada Mandiri Bekasi

pada kelas XI IPA Semester Genap Tahun Ajaran 2016/2017 pada

materi Trigonometri.

2. Pada materi Trigonometri ini hanya difokuskan pada soal-soal

pembuktian untuk mengetahui kemampuan menyusun bukti

matematis siswa.

D. Rumusan Masalah

Dari uraian pada bagian pendahuluan terlihat bahwa permasalahan

yang dihadapi adalah:

1. Bagaimana kemampuan siswa kelas XI IPA SMA Global Persada

Mandiri dalam menyusun bukti matematis?

2. Kendala apa yang dialami siswa dalam menyusun bukti matematis?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis kemampuan siswa dalam menyusun bukti matematis.

2. Menemukan faktor yang menjadi kendala bagi siswa dalam

menyusun bukti matematis.

F. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat bagi peneliti

Page 25: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

11

a. Memperoleh pengalaman langsung tentang melakukan

penelitian deskriptif.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan ilmiah tentang kondisi

sesungguhnya yang terjadi di lapangan terkait kemampuan

siswa dalam menyusun bukti matematis.

2. Manfaat bagi guru

a. Memberi masukkan positif bagi pihak sekolah terutama

pendidik untuk menambah waktu pembelajaran materi-materi

matematika yang membutuhkan pembuktian.

b. Sebagai pertimbangan bagi guru untuk lebih memperhatikan

tingkat kemampuan menyusun bukti matematis siswa.

3. Manfaat bagi siswa

a. Memberi pemahaman tentang pentingnya kegiatan pembuktian

matematis di sekolah.

b. Melatih siswa berfikir logis dan sistematis dengan malakukan

kegiatan menyusun bukti matematis.

4. Manfaat secara umum

Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam upaya

peningkatan kualitas pembelajaran matematika untuk meningkatkan

kemampuan menyusun bukti matematis.

Page 26: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis

1. Definisi Bukti Matematis

Matematika berasal dari bahasa latin mathematica yang mulanya

diambil dari kata mathematike yang berarti relating to learning. kata itu

mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu

(knowledge, science). Kata mathematike berhubungan erat dengan kata

lainnya yang hampir sama, yaitu mathenein yang artinya belajar (berpikir).

Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu

pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar)1.

Matematika merupakan mata pelajaran yang salah satunya

mempelajari tentang bilangan-bilangan dengan operasinya dan dengan

aturan tertentu. Matematika sangat berkaitan dengan simbol-simbol, konsep-

konsep, pola bilangan dan sebagainya, yang semuanya menyertakan logika

dan pola pikir untuk bisa menganalisa dan dapat dibuat kesimpulan. Seperti

yang dikemukakan oleh James dan James bahwa “matematika adalah ilmu

tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang

berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang

terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri”.2

Cockrof mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan pada

siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua

bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3)

merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat

digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5)

meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran

1Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. (Bandung: UPI,

2001)., h. 17 2Ibid. h. 18

Page 27: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

13

keruangan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah

yang menantang.3

Aliran konstruktivisme memandang bahwa untuk belajar

matematika, yang dipentingkan adalah bagaimana membentuk pengertian

pada anak. Ini berarti bahwa ”belajar matematika penekanannya adalah pada

proses anak belajar, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator”.4

Untuk belajar matematika dalam aliran konstruktivisme diperlukan

alasan argumentatif sehingga terbentuk pola pikir seseorang dalam belajar

matematika. Dalam pandangan konstruktivisme, ”belajar matematika

memerlukan penalaran. Dengan penalaran atau logika tersebut siswa dapat

membentuk pengetahuan matematikanya dengan baik”.5 Anak yang belajar

matematika dianggap sebagai subjek yang memiliki potensi untuk

dikembangkan sesuai dengan penalarannya sendiri.

Berdasarkan definisi-definisi yang telah dipaparkan dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan matematika adalah ilmu

pengetahuan mengenai logika, bentuk, susunan, besaran dan konsep yang

saling berhubungan satu sama lain dan diatur secara logis, yang diperoleh

melalui penalaran, serta dapat digunakan sebagai cara untuk menyelesaikan

permasalahan-permasalahan dalam kehidupan.

Di dalam matematika, bukti adalah serangkaian argumen logis yang

disusun untuk dapat menjelaskan kebenaran dari suatu pernyataan6.

Argumen-argumen tersebut dapat diperoleh dari premis pernyataan itu

sendiri, teorema – teorema lainnya, definisi, dan akhirnya dapat berasal dari

postulat dimana sistem matematika itu berasal7. Argumen merupakan alasan

yang dikemukakan sebagai penyataan untuk memperkuat atau menentang

suatu pendapat. Logis yang dimaksud adalah langkah yang sudah disusun

3Mulyono Abdurrahman, PendidikanBagiAnakBerkesulitanBelajar, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2009), Cet. 2, h. 253 4Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif

dan Efektif. (Jakarat: BumiAksara, 2010) h. 127 5Ibid.

6Julan Hernadi. Metoda Pembuktian dalam Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika Vol

2 No. 1. 2008. h. 1 7ibid

Page 28: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

14

dalam setiap argumen harus saling berkaitan atau dapat dikaitkan dengan

argumen pada langkah sebelumnya. Sehingga premis pada setiap deduksi

sudah dibuktikan kebenarannya dan dapat dianggap sebagai asumsi, Bukti

atau pembuktian memang tidak selalu digunakan dalam matematika.

Pembuktian dalam matematika berbeda dengan pembuktian pada bidang

lainnya. Pembuktian dalam matematika digunakan sebagai metode uji untuk

pengetahuan yang terpercaya

Masalah dalam matematika dapat dibagi menjadi dua macam yaitu

masalah menemukan (to find) dan masalah membuktikan (to proof).

Masalah menemukan adalah jenis masalah dimana tujuannya akan dicari

dan prosesnya diperlukan. Masalah membuktikan adalah masalah dimana

tujuannya telah ditentukan tetapi prosesnya diperlukan. Diantara masalah

tersebut, masalah membuktikan merupakan masalah yang paling penting

dalam matematika.

Pentingnya kemampuan pembuktian matematik dalam pembelajaran

matematika maka National Council of Teachers of Mathematics (NCTM)

telah merekomendasikan bahwa pembuktian merupakan bagian dari

kurikulum matematika di semua tingkatan. Bagian “Reasoning and Proof”

dalam dokumen NCTM ini dinyatakan bahwa siswa seharusnya dapat8 :

1. Mengenal penalaran dan pembuktian sebagai aspek-aspek

fundamental matematika;

2. Membuat konjektur dan memeriksa kebenaran dari konjektur itu;

3. Mengembangkan dan mengevaluasi argumen dan pembuktian

matematika;

4. Memilih dan menggunakan bermacam-macam jenis penalaran dan

metode pembuktian.

Rekomendasi dari NCTM itu mengindikasikan bahwa pembuktian

matematika merupakan salah satu aspek yang harus ditekankan dan

diperhatikan dalam pembelajaran matematika di sekolah. Tapi untuk

8NCTM. Principles and Standards for School Mathematics. 2000. Hal 55-60

Page 29: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

15

mengkonstruksi bukti yang lebih rumit akan diberikan pada perkuliahan di

perguruan tinggi. Kurikulum dalam matematika harus mencakup banyak

dan beragam pengalaman yang memperkuat dan memperluas keterampilan

logis siswa sehingga siswa dapat: (1) mengenal penalaran dan pembuktian

sebagai aspek-aspek fundamental matemamika, (2) membuat konjektur dan

memeriksa kebenaran konjektur tersebut, (3) mengembangkan dan

mengevaluasi argumen dan pembuktian matematik, dan (4) memilih dan

menggunakan bermacam-macam jenis penalaran dan metode pembuktian..

Bukti di dalam matematika berbeda dengan bukti yang dikenal

dalam disiplin ilmu lain. Bukti secara etimologis, mengandung beragam

makna yang bersifat kontekstual bergantung pada bidang ilmu dimana bukti

tersebut dibicarakan. Bukti bagi hakim, dapat berimplikasi pada sesuatu

yang tidak diragukan lagi, bukti bagi statistikawan berarti terjadi dengan

probabilitas tertentu, dan bagi ilmuwan bukti adalah hasil dari suatu

eksperimen empiris9. Namun, di kalangan matematikawan, bukti memiliki

peranan penting yakni sebagai suatu metode meyakinkan yang digunakan

untuk menguji pengetahuan dan sangat berbeda dengan cara induksi di

dalam kegiatan-kegiatan empiris10

.

Bukti dianggap sebagai bagian fundamental kegiatan matematika

bahkan sejak zaman matematika kuno11

. Ini menunjukkan matematika

muncul pada masa lampau, kumpulan dari berbagai kebudayaan antar

bangsa, hingga akhirnya muncul istilah bukti. Bukti digunakan sebagai alat

penemuan yang pada dasarnya sangat terkait perannya dengan kegiatan

eksplorasi. Ini menjelaskan bahwa kurikulum matematika sudah lama ada

dan memberikan status yang penting bagi kemampuan pembuktian.

Keunikan sifat bukti matematika melekatkan status yang unik pula

kepada matematika itu sendiri. Untuk itu, diperlukan suatu perhatian yang

9 David Tall. The Nature of Mathematical Proof. Mathematics Teaching 127. hal28

10Hoyles. The Curricular Shaping of Students' Approaches to Proof. For the Learning

ofMathematics, 17(1). (Canada: FLM Publishing Association,1997). hal 7 11

Lee dan Jhong Kwon. Philosophical Perspective on Proof in Mathematics Education.

Philosophy of Mathematics Education Journal, 16.(Korea: Dongguk University, 2002). Hal 1

Page 30: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

16

memadai terhadap cara mengkondisikan siswa di dalam budaya

membuktikan dan pada saat yang sama, gagasan dan pandangan mereka

tentang bukti sebaiknya diperhatikan12

.

Bukti merupakan representasi dari hasil matematika untuk

mengkomunikasikan pemahaman kepada komunitas matematika lainnya

dan menerimanya sebagai teorema baru. Pembuktian pada dasarnya adalah

membuat serangkaian deduksi dari asumsi (premis atau aksioma) dan hasil-

hasil matematika yang sudah ada (lemma atau teorema) untuk memperoleh

hasil-hasil penting dari suatu persoalan matematika. Pembuktian matematis

dapat berfungsi sebagai suatu proses aktual melalui konstruksi bukti dan

sebagai fase akhir.

Reid mengklasifikasikan beberapa istilah teknis yang berkenaan

dengan gagasan bukti yang banyak digunakan dalam penelitian pendidikan

matematika. Ada empat istilah yang diajukannya yaitu: konsep bukti, bukti,

membuktikan dan pemeriksaan13

. Bukti pada dasarnya adalah rangkaian

tulisan yang dipublikasikan sesuai dengan harapan para matematikawan.

Sementara itu, membuktikan berarti bernalar secara deduktif dan

pemeriksaan mengacu pada kegiatan penyelidikan di dalam matematika

yang bersifat empiris semu.

Weber mengatakan terdapat beberapa tujuan pembuktian

diantaranya:

1. Penjelasan (explanation). Seorang pembaca dapat memahami

kebenaran suatu pernyataan bila ia mempunyai penjelasan. Banyak

pendidik matematika menyarankan bahwa penjelasan harus

merupakan tujuan pembukti yang utama di dalam kelas. Ini

diperlukan siswa sebagai latihan membuat penjelasan dan

menyampaikan gagasannya.

2. Sistemisasi (systemization). Seseorang dapat menggunakan bentuk

bukti untuk mengorganisir antar konsep berlainan ke dalam satu

12Loc.cit Hoyles, C. The Curricular Shaping .............................................. hal 7

13Reid, D. Proof, Proofs, Proving and Probing: Research Related to Proof. Acadia

University, 2002. Hal 1

Page 31: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

17

kesatuan yang utuh. Dengan pengaturan sistem deduktif, seseorang

dapat memperbaiki argumentasi yang mungkin salah atau tidak

sempurna. Ini diperlukan siswa agar terbiasa menggunakan fakta

yang tepat dalam melakukan pembuktian.

3. Menyediakan otonomi (providing otonomy), mengajar siswa

bagaimana cara membuktikan dapat memperkaya wawasannya

untuk mengkonstruksi dan memvalidasi pengetahuan matematis

secara bebas. Bebas dalam arti dilihat dari berbagai sudut

pandangilmu pengetahuan. Dengan mempelajari pembuktian

matematik, siswa akanterbiasa menggunakan konsep ini dalam

kehidupan sehari-hari.14

Terdapat tiga jenis bukti berdasarkan tingkat formalitasnya, yaitu:

bukti informal, bukti kurang formal dan bukti formal. Bukti formal adalah

suatu bukti yang mengikuti bentuk tertentu. Bukti formal biasanya

menggunakan kaidah keketatan, ketelitian, dan ketepatan yang sangat kuat.

Bukti kurang formal merupakan suatu bukti yang tidak terstruktur secara

ketat, bahkan cenderung kurang ketat ditinjau dari sudut pandang

matematika, sedangkan bukti informal adalah istilah yang digunakan untuk

argumen yang sama sekali tidak memenuhi kriteria sebuah bukti. Di dalam

proses belajar mengajar, terdapat beberapa peranan bukti matematika

diantaranya adalah verifikasi bahwa suatu pernyataan benar adanya,

menjelaskan kebenaran suatu pernyataan, mengkomunikasikan pengetahuan

matematika, menemukan atau membuat hal baru dalam matematika, dan

mengatur sistem aksiomatik suatu pernyataan15

. Hanna (1995) mengatakan

bahwa peran utama bukti di dalam praktek matematika adalah verifikasi dan

14

Dadang Juandi. Pembuktian, Penalaran, dan Komunikasi Matematis. (JurDikMat

FPMIPA UPI, 2008). hal 5 15

Knuth, E. J. Secondary School Mathematics Teachers’ Conceptions of Proof. Journal for

Research in Mathematics Education, 33(5). NCTM, 2002a. Hal 380

Page 32: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

18

pembenaran, tetapi di dalam bidang pendidikan matematika, bukti lebih

banyak digunakan untuk penjelasan16

.

Di dalam proses belajar mengajar matematika, kita sebaiknya

memperhatikan peranyang dimainkan oleh bukti dan tiap peran tersebut

seharusnya mendapatkanpenekanan yang proporsional. Peran bukti dalam

sistematisasi hasil-hasil kegiatan matematis ke dalam suatu sistem deduktif

(definisi, aksioma, postulat, teorema, dan lain-lain) dapat dianggap sebagai

fungsi paling matematis dari bukti.

Bukti atau pembuktian memang tidak selalu digunakan dalam

matematika. Siswa telah belajar aritmatika sebelum memperoleh

pengetahuan tentang pembuktian dalam matematika. Beberapa ilmuwan

matematika mendefiniskan bukti matematika. Griffiths menyatakan bahwa

bukti matematis adalah suatu cara berpikir formal dan logis yang dimulai

dengan aksioma dan bergerak maju melalui langkah-langkah logis sampai

pada suatu kesimpulan17

. Seiring dengan itu, Hanna dan Barbeau

menyatakan bahwa bukti adalah langkah-langkah yang bersifat logis dari

apa yang diketahui untuk mencapai suatu kesimpulan dengan menggunakan

aturan inferensia yang dapat diterima18

.

2. Kemampuan Menyusun Bukti Matematis

Membuktikan merupakan tantangan tersendiri bagi para

matematikawan, membuat penasaran, dan begitu terselesaikan maka

diperoleh kepuasan intelektual. Untuk dapat melaksanakan pembuktian,

menurut Utari Sumarmo dalam penelitiannya dibutuhkan kemampuan

membaca bukti dan kemampuan mengkonstruksi bukti. Dikutip dari

penelitian Utari Sumarmo, berkaitan dengan membaca bukti, Sumarmo

menyatakan bahwa seorang pembaca dikatakan memahami teks matematika

16

Hanna, G. Challenge to the Importance of Proof. For the Learning of Mathematics,

15(3).(Canada: FLM Publishing Association, 1995). hal 42 17

Ibid. Hal 3 18

Andri Suryana. Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Lanjut (Advanced Mathematical

Thinking) dalam Mata Kuliah Statistika Matematika 1.Seminar Nasional Matematika dan

Pendidikan Matematika, 2012. Hal 45

Page 33: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

19

misalnya sajian bukti matematika, apabila ia dapat mengemukakan gagasan

matematika yang termuat dalam teks tersebut secara lisan atau tulisan

dengan bahasanya sendiri. Masih dalam penelitian Utari Sumarmo,

dijelaskan pula tentang kemampuan mengkonstruksi bukti, yaitu

kemampuan menyusun suatu bukti pernyataan matematik berdasarkan

definisi, prinsip, dan teorema, serta menuliskannya dalam bentuk

pembuktian lengkap (pembuktian langsung atau tak langsung)19

. Dalam

penilitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada kemampuan mengkonstruksi

bukti yaitu kemampuan menyusun bukti matematis.

Indikator kemampuan menyusun bukti menurut Utari Sumarmo

meliputi: 1) kemampuan mengorganisasikan dan memanipulasi fakta untuk

menunjukkan kebenaran suatu pernyataan; 2) kemampuan membuat koneksi

antara fakta dengan unsur dari konklusi yang hendak dibuktikan20

. Menurut

Selden dan Selden, kemampuan pembuktian matematis terdiri dari : (1)

kemampuan mengkonstruksi bukti dan (2) kemampuan memvalidasi bukti.

Pembuktian matematis dapat berfungsi sebagai suatu proses aktual melalui

konstruksi bukti dan sebagai fase akhir. Dalam mencapai kemampuan untuk

membuktikan suatu permasalahan dalam matematika diperlukan

pemahaman dan konsep dasar matematika yang baik. Adapun faktor untuk

meningkatkan pemahaman dan konsep dasar matematika, seseorang harus

memiliki kemampuan bahasa matematika yang baik pula. Membuat struktur

dan sintak dari bahasa matematika dengan jelas dan eksplisit dapat

meningkatkan pemahaman dan konsep dasar matematika21

.

Kemampuan pembuktian matematis adalah kemampuan memahami

pernyataan atau simbol matematika serta menyusun bukti kebenaran suatu

19

Utari Sumarmo. Advanced Mathematical Thinking and Habit of Mind Mahasiswa. Bahan

Ajar Matakuliah Kajian dan Isu Pendidikan Matematika Pascasarjana UPI dan STKIP Siliwangi

Bandung. hal 12 20

Ibid, hal 14 21

Gowers, W.T. The Language and Grammar in Mathematics. General relativity and the

einstein equations[IV.13], and operator algebras [IV.15] , hal 8

Page 34: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

20

pernyataan secara matematis berdasarkan definisi, prinsip, dan teorema22

.

Menurut Karunia Eka Lestari dalam penelitiannya, indikator kemampuan

pembuktian matematis terdiri dari: 1) membaca pembuktian matematis, 2)

melakukan pembuktian matematis secara langsung, tak langsung, atau

dengan induksi matematis, dan 3) mengkritik pembuktian dengan

menambah, mengurangi, atau menyusun kembali suatu pembuktian

matematis.

Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa

kemampuan menyusun bukti matematis adalah kemampuan memahami

pernyataan atau simbol matematika, kemampuan memanipulasi fakta untuk

menunjukkan suatu kebenaran, serta kemampuan membuat koneksi antara

fakta dengan unsur dari konklusi yang hendak dibuktikan, sehingga dapat

melakukan pembuktian baik secara langsung, tak langsung, ataupun induksi

matematis. Sehingga dari beberapa sumber indikator di atas, penulis

mengkerucutkan lagi indikator menyusun bukti matematis untuk penelitian

ini adalah:

1. Memanipulasi fakta untuk menunjukkan kebenaran suatu

pernyataan.

2. Membuat koneksi antara fakta dengan unsur dari konklusi yang

hendak dibuktikan.

B. Pokok Bahasan Materi Trigonometri

1. Pengertian Trigonometri

Trigonometri terdiri dari sinus (sin), cosinus (cos), tangens (tan),

cotangens (cot), secan (sec), dan cosecan (csc). Trigonometri

merupakan nilai perbandingan yang didefinisikan pada koordinat

kartesius atau segitiga siku-siku.

22

Karunia Eka Lestari. Analisis Kemampuan Pembuktian MatematisMahasiswa

Menggunakan Pendekatan Induktif-DeduktifPada Mata Kuliah Analisis Real. Artikel Pendidikan

Matematika. Hal 43

Page 35: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

21

2. Perbandingan Trigonometri

Perhatikan lingkaran dengan pusat O (0,0) dan jari-jari (r),

sedangkan titik P (x,y) pada lingkaran dan sudut dibentuk oleh OA

terhadap sumbu X berlaku r2 = x

2 + y

2 sehingga diperoleh perbandingan

trigonometri sebagai berikut:

3. Penggunaan Rumus Sinus dan Cosinus Jumlah Dua Sudut, Selisih

Dua Sudut, dan Sudut Ganda

a) Rumus Trigonometriuntuk Jumlah dan Selisih Dua Sudut

( )

( )

( )

( )

( )

( )

b) Rumus Trigonometri untuk Sudut Ganda

Page 36: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

22

4. Perkalian, Penjumlahan, dan Pengurangan Sinus dan Kosinus

a) Rumus Perkalian Sinus dan Kosinus

2 sin A sin B = cos (A – B) – cos (A + B)

2 sin A cos B = sin (A + B) +sin (A – B)

2 cos A sin B = sin (A + B) – sin (A – B)

2 cos A cos B = cos (A + B) + cos (A – B)

b) Rumus Penjumlahan dan Pengurangan Sinus dan Kosinus

sin A + sin B = 2sin ½ (A+B) cos ½ (A-B)

sin A – sin B = 2cos ½ (A+B) sin ½ (A-B)

cos A + cos B = 2cos ½ (A+B) cos ½ (A-B)

cos A – cos B = –2sin ½ (A+B) cos ½ (A-B)

tan A + tan B = ( )

( ) ( )

tan A – tan B = ( )

( ) ( )

5. Identitas Trigonometri

Rumus-rumus dasar identitas trigonometri sebagai berikut:

Page 37: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

23

Untuk membuktikan suatu persamaan merupakan identitas atau

bukan maka persamaan itu diubah dengan salah satu cara-cara berikut:

Mengubah bentuk ruas kiri sehingga menjadi bentuk ruas kanan

Mengubah bentuk ruas kanan sehingga menjadi bentuk ruas kiri

Mengubah bentuk ruas kiri maupun ruas kanan sehingga menjadi

bentuk yang sama

6. Penggunaan Trigonometri dalam Menentukan Luas Segitiga

Sejak SD kita sudah diajarkan luas dan keliling bangun datar. Setiap

orang pasti sudah mengetahui rumus luas segitiga yaitu L∆ = ½ x alas x

tinggi. Seiring berjalannya waktu, di SMA dibahas kembali materi

tentang luas segitiga. Akan tetapi masalahnya berbeda. Pada jenjang

SMA yang dipelajari adalah bagaimana menemukan luas segitiga jika

alas dan tingginya tidak diketahui.

Mengenai alas dan tinggi, sebenarnya hanya istilah saja untuk

mempermudah memahami konsep. Alas tidak selalu berada di bagian

bawah segitiga dan tinggi segitiga tidak bersifat tetap, tapi tergantung

alasnya. Tinggi segitiga itu adalah jarak dari suatu titik sudut segitiga

ke alasnya. Sudah tentu tinggi segitiga haruslah tegak lurus dengan

alasnya. Berikut ini adalah rumus-rumus luas segitiga.

Page 38: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

24

Rumus segitiga L∆ = ½ x alas x tinggi ini berlaku untuk semua jenis

segitiga, baik segitiga lancip, tumpul, ataupun siku-siku.

Luas segitiga yang diketahui dua sisi dan sudut yang diapitnya

adalah:

Rumus di atas didasarkan pada rumus luas segitiga yang diketahui alas

dan tingginya. Perhatikan segitiga berikut:

Segitiga yang diketahui panjang dua sisi dan sudut yang diapitnya

Segitiga di samping memiliki

Alas = a dan tinggi = t

Sehingga luasnya adalah sebagai berikut:

( )( )

Jika t tidak diketahui, kita bisa mendapatkannya dengan menggunakan

perbandingan trigonometri.

Sehingga

( )( )

( )( )

Rumus yang lainnya bisa didapat dengan cara yang sama untuk sisi-

sudut-sisi yang berbeda.

Page 39: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

25

Luas segitiga yang diketahui dua sudut dan satu sisi adalah:

Rumus di atas didapat dari rumus luas segitiga yang diketahui dua sisi

dan sudut yang diapitnya, salah satu sisinya diubah menjadi rumus

aturan sinus.

(

)

Luas segitiga yang diketahui ketiga sisinya adalah:

√ ( )( )( ) dengan

( )

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya

adalah :

1. Abdussakir dalam disertasinya “Proses Berpikir Mahasiswa dalam

Menyusun Bukti Matematis dengan Metode Semantik”. Dalam

disertasinya tersebut, Abdussakir mengatakan bahwa bukti mempunyai

peran yang sangat penting dalam matematika dan pendidikan

matematika. Abdussakir menyatakan bahwa proses berpikir dalam

menyusun bukti dapat berbeda dengan pembuktian yang dilakukan.

Berdasarkan pada teori yang dikemukakan David Tall, Abdussakir

mengatakan bahwa proses berpikir mahasiswa dalam menyusun bukti

dapat diteliti menggunakan kerangka teori tiga dunia berpikir

Page 40: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

26

matematis. Pada penelitiannya, Abdussakir menggunakan strategi

semantik dalam kerangka teori tiga dunia berpikir matematis untuk

mengetahui proses berpikir mahasiswa dalam menyusun bukti, apakah

yang sebenarnya terjadi pada mahasiswa saat menyusun bukti.

Penelitian Abdussakir tersebut lebih ditekankan pada proses berpikir

mahasiswa dalam pembuktian. Yang menjadi pembeda dalam

penelitian ini adalah peneliti masih mengambil subjek penelitian dalam

ranah sekolah menengah atas.Peneliti pun ingin mengetahui proses

berpikir siswa dalam pembuktian, namun lebih memfokuskan pada

kemampuan siswa dalam menyusun bukti matematis yaitu kegiatan

siswa untuk menghasilkan bukti secara tertulis.

2. Achmad Faruq dalam skripsinya “Analisis Struktur Argumentasi dan

Kemampuan Mengkonstruksi Bukti Matematika Siswa Sekolah

Menengah”. Yang dalam skripsinya dia mengatakan bahwa struktur

argumentasi memiliki peran yang penting dalam pembuktian

matematika. National Council of Teacher of Mathematics (NCTM)

pada tahun 2000 merekomendasikan untuk lebih memperhatikan

pembelajaran pembuktian matematika di sekolah menengah guna

melatih kemampuan membuktikan sebagai bekal di jenjang perguruan

tinggi. Dalam penelitiannya aspek penting dalam pembuktian

matematika (struktur argumentasi) ini perlu dianalisis pada tingkatan

siswa sekolah menengah. Dan aspek lainnya adalah kemampuan

mengkonstruksi bukti matematika.Dalam penelitian ini hanya akan

melihat dari aspek kemampuan mengkontruksi bukti matematikanya

yaitu menyusun bukti matematis.

3. Karunia Eka Lestari dalam jurnalnya, “Analisis Kemampuan

Pembuktian Matematis Mahasiswa Menggunakan Pendekatan Induktif-

Deduktif pada Mata Kuliah Analisis Real”. Dalam jurnalnya ini

digunakan pendekatan induktif deduktif yang diimplementasikan dalam

mata kuliah analisis real. Pembuktian diawali dengan penyajian

masalah berupa pernyataan yang akan dibuktikan secara induktif

Page 41: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

27

sehingga diperoleh suatu pernyataan yang terbukti kebenarannya.

Kemudian dilanjutkan dengan pembuktian secara deduktif yaitu dengan

mengkonstruksi atau menyusun bukti kebenaran pernyataan tersebut

secara matematis. Karunia Eka juga menuliskan indikator kemampuan

pembuktian matematis yang menjadi salah satu acuan peneliti untuk

menentukan indikator dalam penelitian ini. Subjek penelitian ini juga

berbeda dengan subjek yang terdapat dalam jurnal Karunia Eka.

Peneliti memfokuskan penelitian pada siswa Sekolah Menengah Atas

(SMA).

Page 42: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Global Persada Mandiri yang beralamat di Jl. Mekarsari No. 5 RT/RW

10/03, Bekasi Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni,

Semester Genap Tahun Ajaran 2016/2017.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktifitas, karakteristik,

perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaannya dengan fenomena lain1.

Dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kemampuan

menyusun bukti matematis siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada

metode deskriptif menggunakan statistika desrkriptif untuk mengolah data

yang diperoleh dari hasil penelitian. Statistika deskriptif adalah statistik

yang berkenaan dengan bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan,

menjabarkan, atau menguraikan data sehingga mudah dipahami.2Adapun

cara yang digunakan untuk mendeskripsikan, menggambarkan,

menjabarkan, atau menguraikan data dalam penelitian ini adalah dengan

menentukan ukuran dari data seperti nilai modus, rata-rata dan nilai tengah

(median) dan menentukan ukuran variabilitas data seperti variasi (varian),

tingkat penyimpangan (deviasi standar) dan jarak (range).

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPASMAGlobal Persada

Mandirisejumlah 36 siswa yang terdiri dari 15 siswa putra dan 21 siswa

1Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung : Remaja

Rosdakarya. 2011), h 72 2Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali pers, 2010), h.2.

Page 43: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

29

putri. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel acak kelas atau

random. Pengambilan sampel acak berarti setiap individu dalam populasi

mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Disini peneliti

mengambil 36 siswa dari 2 kelas yang berbeda, yaitu 16 siswa kelas XI IPA

1 dan 15 siswa kelas XI IPA 2.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk teknik pengumpulan data digunakan adalah tes. Tes

digunakan sebagai upaya untuk memperoleh data primer tentang

kemampuan siswa menyusun bukti matematis pada materi Trigonometri.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk uraian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes

kemampuan menyusun bukti matematis. Soal tes disusun dalam bentuk

uraian (essay) dengan materi trigonometri yang digunakan untuk mengukur

tingkat kemampuan siswa dalam menyusun bukti matematis. Adapun

langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti dalam menyusun soal tes

kemampuan menyusun bukti matematis, yaitu:

1. Persiapan Pembuatan Instrumen.

a. Memperhatikan kurikulum yang berlaku di SMA.

Dalam pembuatan instrumen tes kemampuan menyusun bukti

matematis terlebih dahulu mengetahui materi pelajaran apa saja yang

terdapat pada jenjang SMA di Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). KTSP dipilih sehubungan dengan kurikulum yang diterapkan

di SMA Global Persada Mandiri adalah KTSP.

b. Memperhatikan materi yang diajarkan oleh pendidik

Setelah mengetahui materi yang diajarkan, selanjutnya

menentukan materi yang akan digunakan yaitu Trigonometri di kelas

XI IPA.

c. Memperhatikan kompetensi dasar yang berlaku

Page 44: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

30

Penyusunan intrumen tes dalam penelitian ini memperhatikan

kompetensi dasar-kompetensi dasar yang berlaku pada materi

trigonometri.

d. Menyusun kisi-kisi tes

Kisi-kisi instrumen tes kemampuan menyusun bukti matematis

digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam membuat soal. Adapun

kisi-kisi instrument tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi – Kisi Instrumen Tes

Kemampuan Menyusun Bukti Matematis

No Kompetensi Dasar Indikator Soal No Butir

Soal

Jumlah

Soal

1

Melakukan manipulasi

aljabar dalam perhitungan

teknis yang berkaitan

dengan perbandingan,

fungsi, persamaan, dan

identitas trigonometri.

Memanipulasi fakta untuk

menunjukkan kebenaran

suatu pernyataan

1, 2 2

2

Menyelesaikan model

matematika dari masalah

yang berkaitan dengan

perbandingan, fungsi,

persamaan, dan identitas

trigonometri, dan

penafsirannya

Membuat koneksi antara

fakta dengan unsure dari

konklusi yang hendak

dibuktikan

3, 4a, 4b 3

Jumlah 5

e. Membuat pedoman penskoran tes

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa skor penilaian

hasil jawaban siswa terhadap kemampuan menyusun bukti matematis,

sehingga diperlukan pedoman dalam menentukan skor dari setiap

jawaban siswa tersebut. Pedoman penskoran tersebut digunakan untuk

Page 45: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

31

mengukur kemampuan menyusun bukti matematis siswa. Pedoman

penskoran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Pedoman Penskoran Instrumen Tes

Kemampuan Menyusun Bukti Matematis

Selain menggunakan pedoman penskoran, peneliti juga

No Indikator Menyusun

Bukti Matematis Respon terhadap Masalah Skor

1.

Memanipulasi fakta

untuk menunjukkan

kebenaran suatu

pernyataan

Menuliskan pembuktian secara jelas, lengkap

dan sistematis berdasarkan fakta yang diketahui

dengan benar

3

Menuliskan pembuktian dengan fakta yang

diketahui dengan benar namun tidak sistematis 2

Menuliskan sebagian pembuktian dengan benar 1

Tidak memberikan jawaban atau jawaban salah

sama sekali 0

2

Membuat koneksi antara

fakta dengan unsure dari

konklusi yang hendak

dibuktikan

Menuliskan pembuktian secara lengkap dan

sistematis serta menghubungkan fakta yang

diketahui dengan apa yang hendak dibuktikan

dengan benar

3

Menuliskan pembuktian dan menghubungkan

fakta yang diketahui dengan apa yg hendak

dibuktikan secara benar namun tidak sistematis,

atau menuliskan pembuktian secara lengkap dan

sistematis namun tidak menjelaskan fakta yang

digunakan agar dapat menghubungkan apa yang

hendak dibuktikan

2

Tidak menjelaskan fakta yang digunakan untuk

menghubungkan apa yang hendak digunakan

dan menuliskan pembuktian secara tidak

lengkap atau tidak sistematis

1

Tidak memberikan jawaban atau jawaban salah

sama sekali 0

Page 46: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

32

membedakan kemungkinan jawaban siswa berdasarkan Tipe A, Tipe B,

dan Tipe C sebagai berikut:

Tabel 3.3

Tipe Jawaban Siswa

No Tipe Jawaban

Siswa Keterangan

1 Tipe A

Menyusun bukti matematis dengan benar, lengkap dan

sistematis

Memperoleh skor 3

2 Tipe B

Menyusun bukti matematis dengan benar namun tidak

lengkap atau tidak sistematis

Menyusun sebagian bukti dengan benar

Memperoleh skor 2 atau 1

3 Tipe C

Jawaban salah atau tidak menuliskan jawaban sama

sekali

Memperoleh skor 0

2. Validitas Instrumen

Untuk mengetahui instrument kemampuan menyusun bukti

matematis yang akan digunakan dalam penelitian telah memenuhi

kelayakan persyaratan atau belum, maka instrument tersebut harus

dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Data evaluasi yang baik sesuai

dengan kenyataan disebut data valid. Agar dapat diperoleh data yang valid,

instrumen soal harus valid. Uji validitas dilakukan dengan melakukan uji

validitas soal, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda setiap butir

soal.

Uji validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus

product moment dari Pearson yaitu sebagai berikut:3

3Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

cet. 6, h. 72.

Page 47: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

33

( )( )

√( ( ) )( ( ) )

Keterangan:

: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

n : banyaknya siswa

X : skor butir soal

Y : skor total

Uji validitas instrumen dilakukan dengan cara membandingkan

hasil perhitunganPearson Correlation( ) dengan pada taraf

signifikansi 5%, untuk membandingkan dengan terlebih dahulu

menetapkan degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk= n-2.

Soal dikatakan valid jika nilai ≥ . Sebaliknya soal

dikatakan tidak valid jika nilai < . Dari 5 butir soal instrumen tes

kemampuan menyusun bukti matematis yang diujikan terhadap 36 siswa

diperoleh soal yang diuji cobakan valid semua. Pada penelitian ini n =

36, maka dk= 34, dengan α = 0,05, maka rtabelnya adalah 0,339. Hasil

rekapitulasi validitas pada uji coba instrumen tes kemampuan menyusun

bukti matematis ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Validitas (n = 36)

Butir Soal rhitung(rxy) rtabel

Keputusan

(α = 0,05)

1 0,6787

0,339

Valid

2 0,7867 Valid

3 0,5116 Valid

4a 0,6385 Valid

4b 0,7222 Valid

3. Reliabilitas Instrumen

Setelah dilakukan uji validitas maka dilakukan uji reliabilitas untuk

mengetahui tingkat keandalan instrumen dengan mengetahui koefisien

alpha (alpha cronbach) menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel

Page 48: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

34

2010. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu tes

yang berbentuk uraian adalah sebagai berikut :4

*

+ [

]

Keterangan :

: reliabilitas yang dicari

: banyaknya butir soal

: varians total

: jumlah varians skor tiap-tiap item

Untuk menghitung2

i dan2

t gunakan rumus varians berikut ini:

( )

Kriteria koefisien reliabilitas diberikan dalam tabel sebagai

berikut:5

Tabel 3.5

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabillitas Kriteria

0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat Baik

0,60 < r11 ≤ 0,80 Baik

0,40 < r11 ≤ 0,60 Cukup

0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah

r11< 0,20 Sangat Rendah

Hasil perhitungan reliabilitas soal yaitu sebesar 0,692 berada

dikisaran 0,60 < r11 ≤ 0,80 yang artinya dari 5 butir soal yang valid

tersebut memiliki tingkat keajegan yang tinggi atau dapat dikatakan

memiliki derajat reabilitas yang baik.

4Ibid, hal 109

5Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika,

(Bandung: PT Refika Aditama, 2015), h.206.

Page 49: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

35

4. Taraf Kesukaran

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas maka dilakukan

perhitungan taraf kesukaran untuk mengetahui tingkat kesukaran

instrument apakah soal test yang diberikan tergolong mudah, sedang atau

sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak

terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk

mempertinggi usaha dalam memecahkannya. Sebaliknya soal yang

terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak

mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya6.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft

Excel 2010. Rumus yang digunakan sebagai berikut :7

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal betul

Js = jumlah seluruh siswa peserta test

Kriteria koefisien taraf kesukaran diberikan dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 3.6

Kriteria Taraf Kesukaran

Kualifikasi Indeks Kesukaran Kriteria

0,70 < P ≤ 1,00 Mudah

0,30 < P ≤ 0,70 Sedang

0,00 < P ≤ 0,30 Sukar

Dalam pengujian untuk mengetahui tingkat kesukaran pada

instrumen tes kemampuan siswa menyusun bukti matematis yang akan

6Suharsimi Arikunto, op. cit. h. 207.

7Ibid. h. 208.

Page 50: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

36

digunakan pada penelitian ini, diperoleh dari 5 soal yang valid terdapat 4

soal berkategori sedang yaitu pada soal nomor 1, 2, 4a, dan 4b.

Sementara satu soal nomor 3 berkategori sukar. Berikut rekapitulasi taraf

kesukaran pada uji coba instrumen tes kemampuan menyusun bukti

matematis berdasarkan output pada Microsoft Excel 2010:

Tabel 3.7

Rekapitulasi Taraf Kesukaran

Butir Soal P Kriteria

1 0,6667 Sedang

2 0,6389 Sedang

3 0,2963 Sukar

4a 0,3796 Sedang

4b 0,3611 Sedang

5. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah)8. Perhitungan daya

pembeda yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan soal

dalam membedakan siswa yang mampu menyelesaikan soal dengan yang

tidak mampu menyelesaikan soal. Untuk mengetahui daya pembeda tiap

butir soal digunakan rumus.9

Keterangan:

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan

benar

8Ibid, h. 211

9Ibid.h. 213

Page 51: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

37

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut :

D : 0,00 – 0,19 : jelek

D : 0,20 – 0,39 : cukup

D : 0,40 – 0,69 : baik

D : 0,70 – 1,00 : sangat baik

Negatif : tidak baik. Jadi semua butir soal yang

mempunyai nilai D negatif sebaiknya tidak usah digunakan.

Dari perhitungan untuk mencari besar nilai daya pembeda untuk

tiap soal dalam instrumen soal kemampuan menyusun bukti matematis

yang akan digunakan, kelima soal yang digunakan berada pada kategori

cukup. Hasil rekapitulasi uji daya pembeda ditampilkan pada tabel

sebagai berikut :

Tabel 3.8

Rekapitulasi Daya Pembeda

Butir Soal D Kriteria

1 0,333 Cukup

2 0,389 Cukup

3 0,296 Cukup

4a 0,278 Cukup

4b 0,315 Cukup

Setelah diketahui hasil rekapitulasi dari masing-masing hasil uji

validitas, reliabilitas, daya pembeda hingga taraf kesukaran, maka semua

hasil uji tersebut dapat ditampilkan dalam tabel rekapitulasi berikut:

Page 52: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

38

Tabel 3.9

Rekapitulasi Nilai Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Taraf

Kesukaran

Soal Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda

Keterangan

rhit Ket. P Kriteria D Kriteria

1 0,6787 Valid 0,6667 Sedang 0,333 Cukup Pakai

2 0,7867 Valid 0,6389 Sedang 0,389 Cukup Pakai

3 0,5116 Valid 0,2963 Sukar 0,296 Cukup Pakai

4a 0,6385 Valid 0,3796 Sedang 0,278 Cukup Pakai

4b 0,7222 Valid 0,3611 Sedang 0,315 Cukup Pakai

Reliabilitas 0,692

F. Teknik Analisis Data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah hasil dari jawaban

siswa terhadap instrumen tes kemampuan menyusun bukti matematis, Tes

yang digunakan untuk mengukur kemampuan menyusun bukti matematis

siswa berbentuk uraian, pemberian skor hasil tes siswa didasarkan pada

indikator yang akan dicapai. Skor keseluruhan siswa dan skor perindikator

dianalisis untuk mengetahui kemampuan menyusun bukti matematis siswa.

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menentukan ukuran dari data seperti nilai modus, rata-rata dan nilai

tengah (median) dan menentukan ukuran variabilitas data seperti variasi

(varian), tingkat penyimpangan (deviasi standar) dan jarak (range). Berikut

disajikan rumus yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini :

1. Rata-rata (Mean)

Dimana :

= nilai rata-rata

= jumlah nilai

= jumlah frekuensi

Page 53: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

39

2. Median

(

)

Dimana :

Me = Median

Bb = batas bawah kelas median (batas bawah – 0,5)

p = panjang kelas

n = banyak data

F = jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum kelas median

f = frekuensi kelas median

3. Modus

(

)

Dimana :

Mo = Modus

Bb = batas bawah kelas modus (batas bawah – 0,5)

p = panjang kelas

= selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya

= selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas setelahnya

4. Varians

(

) ( )

( )

5. Simpangan Baku

√(

) ( )

( )

Page 54: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

40

6. Persentase Rata-rata

Page 55: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menyusun

bukti matematis siswa kelas XI IPA di SMA Global Persada Mandiri, pada

materi Trigonometri. Pengambilan data dilakukan melalui tes tertulis. Tes

yang diberikan pada siswa berbentuk uraian (essay) materi Trigonometri.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tes kemampuan

menyusun bukti matematis berdasarkan indikator memanipulasi fakta untuk

menunjukkan kebenaran suatu pernyataan dan membuat koneksi matematis

antara fakta dengan unsur dari konklusi yang hendak dibuktikan. Data-data

tersebut kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk deskripsi sebagai

gambaran hasil penelitian. Adapun hasil kemampuan menyusun bukti

matematis siswa sebagai berikut:

1. Kemampuan Menyusun Bukti Matematis Siswa

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari lapangan, agar

mudah dipahami maka dideskripsikan ke dalam berbagai bentuk

penyajian. Penyajian data pada penelitian ini dengan menggunakan

tabel distribusi frekuensi dan grafik. Data hasil penelitian tes

kemampuan menyusun bukti matematis siswa secara keseluruhan

disajikan dalam bentuk sebagai berikut :

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyusun Bukti Matematis

No Nilai Batas

Bawah

Batas

Atas

Frekuensi

(fi) fi (%) Fk

1 13-26 12,5 26,5 4 11,11 4

2 27-40 26,5 40,5 14 38,89 18

3 41-52 40,5 52,5 3 8,33 21

4 53-66 52,5 66,5 8 22,22 29

5 67-80 66,5 80,5 5 13,89 34

6 81-94 80,5 94,5 2 5,56 36

Jumlah 36 100

Page 56: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

42

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui banyak kelas interval adalah 6

kelas dengan pajang setiap interval kelasnya adalah 14. Selain itu

dapat terlihat bahwa nilai yang paling banyak diperoleh siswa berada

pada interval 27 – 40 yaitu sebesar 38,89% (14 siswa dari 36 siswa).

Nilai yang paling sedikit diperoleh siswa berada pada interval 81 – 94

yaitu sebesar 5,56% (2 siswa dari 36 siswa).

Di samping distribusi frekuensi, disajikan pula hasil statistika

kemampuan menyusun bukti matematis sebagai berikut:

Tabel 4.2

Statistika dari Kemampuan Menyusun Bukti Matematis

Statistika Hasil

Mean 47,4

Median (Me) 40,5

Modus (Mo) 33,8

Varians (S^2) 388,91

Simpangan Baku (S) 19,72

Nilai rata-rata (mean) yang diperoleh siswa yaitu 47,4, jika

dibandingkan pada Tabel 4.1 terlihat nilai yang paling banyak

diperoleh siswa adalah pada interval nilai 27 – 40, ini dapat dikatakan

bahwa nilai kemampuan menyusun bukti matematis terbanyak yang

diperoleh siswa masih di bawah rata-rata nilai keseluruhan. Akan

tetapi, jika nilai persentase nilai keseluruhan di akumulasi maka akan

diperoleh 50% siswa yang dibawah rata-rata dan 50% siswa yang di

atas rata-rata. Ini akan menunjukkan bahwa banyak siswa yang

memperoleh nilai di atas rata-rata sama dengan banyak siswa yang

memperoleh nilai di bawah rata-rata.

Selain nilai rata-rata, diperoleh juga nilai median (Me) adalah

40,5, dimana ini menandakan bahwa nilai tengah dari seluruh nilai

siswa mendekati nilai 40,5.Modus (Mo) dalam statistika kemampuan

Page 57: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

43

menyusun bukti matematis siswa adalah 33,8. Berdasarkan data

tersebut dapat dilihat bahwa frekuensi skor yang paling banyak di

dapat siswa mendekati 33,8. Diperoleh pula nilai varians adalah

388,91, dan simpangan baku adalah 19,7.

2. Kemampuan Menyusun Bukti Matematis Siswa berdasarkan

Indikator.

Selain berdasarkan jumlah frekuensi keseluruhan dapat juga

dibentuk tabel dan diagram berdasarkan skor rata-rata tiap indikator

kemampuan menyusun bukti matematis. Kemampuan siswa

menyusun bukti matematis pada penelitian ini berdasarkan pada dua

indikator, yaitu memanipulasi fakta untuk menunjukkan kebenaran

dari suatu pernyataan dan membuat koneksi antara fakta dengan unsur

dari konklusi yang akan dibuktikan. Adapun hasil skor kemampuan

siswa menyusun bukti matematis berdasarkan indikator kemampuan

menyusun bukti matematis dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3

Deskripsi Data Kemampuan Menyusun Bukti Matematis berdasarkan

Indikator

No Indikator Jumlah

Siswa

Skor

Ideal

Skor

Siswa Mean

Mean

(%)

1

Memanipulasi fakta

untuk menunjukkan

kebenaran dari suatu

pernyataan

36 6 141 3,92 65,28

2

Membuat koneksi

antara fakta dengan

unsur dari konklusi

yang hendak dibuktikan

36 9 112 3,11 34,57

Total 15 253

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa setiap indikator

memiliki skor ideal yang berbeda-beda tergantung banyaknya soal

Page 58: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

44

0

10

20

30

40

50

60

70

memanipulasi fakta untuk

menunjukkan kebenaran suatu

pernyataan

membuat koneksi antara fakta dengan

unsur dari konklusi yang hendak

dibuktikan

dari tiap indikator. Indikator pertama diwakili 2 jumlah soal dan

indikator kedua diwakili 3 jumlah soal. Setiap soal mewakilli skor

maksimum yang sama, yaitu 3. Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui skor

rata-rata indikator pertama lebih tinggi yaitu 3,92 atau 65,28% dari

skor maksimal 6 dibandingkan skor rata-rata pada indikator kedua

yaitu 3,11 atau 34,57% dari skor maksimal 9.

Dari tabel di atas, dapat juga disajikan dalam bentuk diagram

batang seperti berikut:

Gambar 4.1

Diagram Skor Rata-rata Setiap Indikator Menyusun Bukti

Matematis

Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa skor rata-rata indikator

menyusun bukti matematis dalam memanipulasi fakta lebih besar

dibandingkan skor rata-rata indikator membuat koneksi antara fakta

dengan unsur dari konklusi yang hendak dibuktikan pada materi

trigonometri. Artinya sebagian besar siswa sudah mampu menyusun

bukti matematis menggunakan fakta-fakta yang diketahui sebelumnya

dan dimanipulasi untuk menunjukkan kebenaran suatu pernyataan.

Pada indikator membuat koneksi antara fakta dengan unsur dari

konklusi yang hendak dibuktikan terdapat kesalahan terbanyak siswa

adalah saat harus mensubstitusi fakta yang sudah diketahui

Page 59: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

45

sebelumnya dan tidak dapat menyusunnya dengan sistematis sehingga

tersendat di tengah pembuktian. Sebagian besar siswa menyelesaikan

pembuktian hanya setengah jalan karena tidak tau bagaimana

mengolah fakta yang sudah tersedia dan sudah dikerjakan setengahnya

hingga menemukan kesimpulan yang sesuai dengan apa yang akan

dibuktikan. Sebagian siswa lainnya tidak menunjukkan bagaimana

cara mendapatkan fakta awal yang dapat dikoneksikan dengan

pernyataan yang hendak dibuktikan. Seharusnya siswa lebih teliti dan

lebih memahami soal yang diberikan serta tidak terburu-buru dalam

menyusun pembuktian.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa yang telah mempelajari materi

Trigonometri. Adapun sampel dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas

XI IPA tahun ajaran 2016/2017 semester genap. Dalam penelitian ini

peneliti ingin mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam menyusun

bukti matematis pada materi trigonometri. Peneliti ingin mengetahui berapa

rata-rata siswa yang mampu menyusun bukti matematis melalui soal uraian.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, peneliti menganalisis

kemampuan siswa menyusun bukti matematis. Kemampuan menyusun bukti

matematis pada indikator memanipulasi fakta untuk menunjukkan

kebenaran suatu pernyataan lebih tinggi dbandingkan indikator membuat

koneksi antara fakta dengan unsur dari konklusi yang hendak dibuktikan.

Berdasarkan tabel statistika kemampuan menyusun bukti matematis

yang disajikan pada Tabel 4.2 diperoleh skor rata-rata kemampuan

menyusun bukti matematis siswa kelas XI IPA SMA Global Persada

Mandiri tahun ajaran 2016/2017 pada materi Trigonometri adalah 47,4%.

Berdasarkan nilai rata-rata keseluruhan indikator menyusun bukti matematis

tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa indikator membuat koneksi antara

fakta dengan unsur dari konklusi yang hendak dibuktikan masih tergolong

Page 60: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

46

rendah karena persentase skor rata-rata indikator tersebut berada dibawah

persentase skor rata-rata keseluruhan indikator.

1. Kemampuan Siswa Menyusun Bukti Matematis dalam Indikator

Memanipulasi Fakta untuk Menunjukkan Kebenaran suatu

Pernyataan

Soal yang memperlihatkan bagaimana kemampuan siswa

menyusun bukti matematis dalam indikator memanipulasi fakta untuk

menunjukkan kebenaran suatu pernyataan adalah butir nomor 1 dan 2.

Dalam indikator ini siswa harus mampu menentukan fakta yang akan

digunakan dalam pembuktian dan memanipulasinya untuk

memperoleh kesimpulan yang menunjukkan kebenaran dari suatu

pernyataan. Berikut akan disajikan jawaban siswa untuk pertanyaan

nomor 1.

1. Menggunakan identitas trigonometri, buktikan

!

Tipe A

Page 61: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

47

Gambar 4.2

Contoh Jawaban Siswa

Pada soal nomor 1 ini terdapat 12 siswa yang menjawab soal

dengan Tipe A dan mendapat skor 3. Dilihat dari jawaban di atas,

siswa sudah mampu mendistribusikan data sehingga menemukan

Tipe B

1

2

Tipe C

Page 62: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

48

identitas trigonometri yang merupakan fakta untuk menyusun

pembuktian dalam soal tersebut. Siswa sudah mengerti bahwa bentuk

dipecah dahulu menjadi

kemudian

dipecah lagi menggunakan sifat komutatif perkalian pecahan, barulah

siswa tersebut dapat memanipulasi fakta yang pernah diperoleh

sebelumnya secara lengkap dan sistematis menggunakan identitas

trigonometri, setelah terbukti siswa pun memberikan ketegasan pada

kesimpulan jika pernyataan ruas sebelah kanan sama dengan

pernyataan ruas sebelah kiri.

Terdapat dua jenis jawaban yang terlihat pada Gambar 4.2 Tipe

B, pertamaadalah tipe jawaban siswa yang sudah memberikan

penyusunan bukti yang benar, namun pada kesimpulan tidak

diperlihatkan atau tidak ditegaskan bahwa pernyataan ruas kiri sama

dengan ruas kanan sehingga jawabannya terlihat menggantung.

Jawaban seperti ini tidak dapat dikatakan salah karena siswa mampu

menyelesaikan pembuktian seperti Tipe A, hanya saja kurang

ketegasan dalam kesimpulan jawaban. Terdapat 13 siswa yang

menjawab seperti jawaban Tipe B yang pertama ini dan mendapat

skor 2. Kedua adalah tipe jawaban siswa yang sudah memberikan

penyusunan bukti dengan benar namun hanya dikerjakan sebagian,

sehingga tidak memperoleh penyelesaian terbukti atau tidaknya

pernyataan dalam soal nomor 1 ini. Terdapat 10 siswayang menjawab

seperti ini dan mendapat skor 1.

Kesalahan jawaban pada Tipe C adalah siswa tidak dapat

mendistribusikan pernyataan yang hendak dibuktikan agar

memperoleh fakta-fakta yang terdapat dalam identitas trigonometri

sehingga dapat dimanipulasi sedemikian rupa. Siswa menjawab

dengan mengubah bentuk pangkat menjadi konstanta dan

menjumlahkannya. Hal itu dilakukan pada kedua ruas sehingga tidak

jelas pula mana yang hendak dibuktikan dan membuat siswa tidak

Page 63: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

49

menemukan kesimpulan yang benar, bahkan tidak sesuai dengan

pernyataan yang harus dibuktikan. Hal ini menunjukkansiswa tidak

dapat menggunakan fakta yang telah diketahui sebelumnya yaitu

identitas trigonometri dan tidak dapat memanipulasi fakta tersebut

karena tidak dapat mengolah pernyataan awal sedemikian rupa agar

menjadi bentuk-bentuk yang terdapat pada identitas trigonometri.

Hanya 1 siswa yang menjawab seperti pada jawaban Tipe C pada soal

nomor 1 ini.

Berikut akan disajikan jawaban siswa untuk pertanyaan nomor 2

dengan soal:

2. Buktikan bahwa

Tipe A

Page 64: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

50

Gambar 4.3

Contoh Jawaban oleh Siswa

Tipe B

1

2

Tipe C

Page 65: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

51

Pada soal nomor 2 ini terdapat 12 siswa yang menjawab soal

dengan benar seperti pada Gambar 4.3. Contoh jawaban siswa yang

mendapat poin 3 terlihat pada Tipe A. Siswa menyusun pembuktian

dengan lengkap dan tidak melompati satu step sama sekali. Semua

disusun dan ditulis sesuai fakta yang menjadi pengetahuan

sebelumnya. Siswa menjawab dengan mengubah bentuk

menjadi

. Selanjutnya melakukan pengerjaan sedemikian rupa

hingga terbentuk

dan kembali menggunakan fakta yang

diketahui oleh siswa sehingga terbuktilah pernyataan yang

diperintahkan untuk dibuktikan.

Masih banyak siswa yang sebenarnya dapat menyelesaikan soal

dengan benar hanya saja tidak mau atau belum bisa menyusun

pembuktian secara lengkap dan sistematis, sehingga pembuktian

kurang terjelaskan dengan sempurna seperti yang terlihat pada

Gambar 4.3 Tipe B. Terdapat dua jenis jawaban pada Tipe B ini. Pada

Tipe B yang pertama, siswa menyusun pembuktian kurang sistematis

dan kurang lengkap sehingga bisa saja yang melihat jawaban seperti

ini kurang memahami bagaimana bisa sampai pada step tersebut.

Siswa langsung mengubah bentuk

menjadi

. Jika

dibandingkan dengan jawaban benar pada Tipe A, siswa yang

menjawab seperti ini telah melangkahi dua step pembuktian yang

harus dilakukan pada soal nomor 2 ini. Meskipun melakukan

perhitungan pada kertas lain, alangkah baiknya untuk soal pembuktian

langkah menyusun bukti ditulis semua agar tidak terlihat rancu.

Terhitung 20 siswa yang memberikan jawaban seperti pada Tipe B

yang pertama ini dan memperoleh skor 2. Pada Tipe B yang kedua,

terlihat sepintas jawaban siswa benar sempurna, tetapi pada

pertengahan proses pembuktian terlihat siswa mengubah

Page 66: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

52

bentuk

menjadi

, padahal seharusnya

,

namun pada proses selanjutnya siswa menuliskan pembuktian dengan

benar dan terbukti. Kesalahan ini bisa dikarenakan siswa kurang teliti

atau melihat jawaban dari temannya. Terdapat pula yang tidak

menuntaskan jawaban dan hanya melakukan sebagian proses

pembuktian. Terdapattotal 7 siswa yang menjawab seperti Tipe B

yang kedua dan tidak menuntaskan pembuktiannya sehingga

memperoleh skor 1.

Terdapat 4 siswa yang benar-benar belum memahami cara

memanipulasi fakta dari suatu pembuktian dan memberikan jawaban

yang tidak sesuai dengan apa yang menjadi pertanyaan. Kesalahan

seperti ini dapat telihat pada Tipe C. Siswa tidak menunjukkan

pembuktian yang diperintahkan melainkan membuat jawaban baru

yang sebenarnya tidak sesuai dengan pernyataan pada soal. Siswa

mengubah kedua ruas dengan salah dan menuliskan jawaban yang

tidak berkenaan dengan pembuktian.

2. Kemampuan Siswa Menyusun Bukti Matematis dalam Indikator

Membuat Koneksi antara Fakta dengan Unsur dari Konklusi

yang hendak Dibuktikan

Soal yang memperlihatkan bagaimana kemampuan siswa

menyusun bukti matematis dalam indikator membuat koneksi antara

dengan unsur dari konklusi yang hendak dibuktikan adalah butir

nomor 3, 4a, dan 4b. Dalam indikator ini siswa diharapkan dapat

menghubungkan fakta yang diketahui sehingga memperoleh

kesimpulan dari pernyataan yang akan dibuktikan. Berikut akan

disajikan jawaban siswa untuk pertanyaan nomor 3, 4a, dan 4b.

3. Apabila diketahui

Page 67: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

53

,

buktikan bahwa √

Tipe A

Tipe B

Page 68: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

54

Tipe C

Gambar 4.4

Contoh Jawaban Siswa

Terdapat 8 orang siswa yang dapat mennyelesaikan soal pada nomor

3. Hanya terdapat 2 orang siswa yang mampu menjawab seperti pada

Gambar 4.4 Tipe A dan mendapat poin 3. 6 diantaranya mampu menjawab

soal pada nomor 3 ini dengan benar namun tidak sempurna. Baik yang

tersendat di tengah pembuktian atau hanya menuliskan awal

pembuktiannya saja.

Pada Gambar 4.4 Tipe B terlihat siswa melompati bagiantengah

proses pembuktian. Siswa mengalami kebingungan apa dan bagaimana

proses pembuktian selanjutnya. Pada jawaban Tipe B siswa sudah mampu

membuat koneksi di awal atas fakta yang diketahui, tetapi tak dapat

melanjutkan di tengah hanya saja melanjutkan pembuktiannya lagi di akhir

pembuktian. Jika dilihat, bagaimana siswa mampu melanjutkan akhir

pembuktian jika pada pertengahan saja tersendat?Terdapat pula siswa yang

hanya menyelesaikan sampai tengah namun tidak melanjutkan susunan

pembuktiannya. Siswa yang menjawab seperti pada jawaban Tipe B

terdapat 14 orang.

Page 69: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

55

Kesalahan siswa Tipe C dalam menjawab soal adalah tidak

memberikan jawaban. Siswa yang menjawab sembarang dengan cara

seperti ini dan tidak menjawab sebanyak 14 orang.

4. Dari gambar di samping, buktikan :

a.

Tipe A

Tipe B

Tipe C

Gambar 4.5

Contoh Jawaban Siswa

Pada Gambar 4.5 Tipe A terlihat bahwa siswa mampu membuat

koneksi antara fakta yang ia ketahui karena dijelaskan pula bagaimana

Page 70: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

56

fakta yang harus dimuat di awal dan apa yang bisa dijadikan pemisalan

meskipun kurang memberikan gambaran dimana meletakkan titik D

sehingga membentuk segitiga ADC. Seharusnya siswa memberikan

keterangan menarik garis tegak dari sudut C sehingga terbentuk garis CD.

Dengan begitu akan ditemukan darimana mendapatkan segitiga ADC.

Barulah siswa masuk pada pemberitahuan tentang segitiga ADC yang

dapat memperoleh nilai dari sin A. Setelah diperoleh nilai sin A

selanjutnya kerjakan pernyataan yang hendak dibuktikan yaitu tentang luas

segitiga. Terdapat 11 siswa yang dapat menyelesaikan soal nomor 4a ini.

Pada Tipe B siswa mengerti apa yang menjadi fakta namun siswa

tidak menjelaskan awal yang harus dilakukan agar menjadi sebuah

pembuktian yang siswa tuliskan. Seperti siswa menuliskan terdapat garis

CD namun siswa tidak menjelaskan darimana didapat titik D yang

terhubung dengan titik C sehingga menjadi sebuah garis CD. Pemisalan

yang seperti apa atau bagaimana cara mendapatkannya tidak dituliskan.

Sehingga tidak dapat diketahui pula darimana siswa bisa mengetahui

bahwa nilai CD adalah b sin A. Ini akan menjadi kerancuan pada proses

menyusun bukti karena menyusun bukti harus diketahui dengan jelas fakta

yang menjadi penguat susunan bukti tersebut. Terdapat 16 siswa yang

menjawab seperti Tipe B ini.

Pada Tipe C diperlihatkan jawaban siswa siswa yang sama sekali

tidak memahami apa yang harus menjadi fakta, bagaimana membuat

koneksi, dan apa yang harus dibuktikan. Siswa memberikan jawaban yang

sama sekali salah dan tidak sesuai dengan soal pembuktian yang

diperintahkan. Untuk melakukan pembuktian pada soal nomor 4a ini

sebenarnya hanya butuh memasukkan rumus luas segitiga pada umumnya

yaitu L = ½ x alas x tinggi, kemudian dihubungkan dengan fakta yang

diketahui dari soal yang diberikan. Akan tetapi siswa harus mampu

mengidentifikasi soal dan melakukan pemisalan atau pemberian garis agar

terbentuk segitiga baru yang akan memberikan fakta untuk dgunakan. Pada

jawaban siswa terlihat siswa menganggap bc = r dan sin a = r. Kemudian

Page 71: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

57

dsubstitusikan pada soal yang diminta pembuktiannya. Terdapat 9 orang

siswa yang menjawab seperti Tipe A ini.

b.

(petunjuk : gunakan

, untuk membuktikan

)

Gambar 4.6

Contoh Jawaban Siswa

Tipe A

Tipe B

Tipe C

Page 72: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

58

Pada Gambar 4.6 Tipe A siswa menunjukkan pemahamannya dalam

pembuktian. Siswa mampu menyusun pembuktian dengan logis dan

sistematis bahkan dapat dimengerti oleh orang yang membacanya karena

terdapat penjelasan yang mendukung.Siswa menuliskan cara memperoleh

nilai sin A yang dapat dikoneksikan dan digunakan untuk pembuktian,

sehingga dapat disubstitusikan dalam menyusun pembuktian dan diperoleh

konklusi yang terbukti kebenarannya. Akan tetapi akan lebih jelas jika

siswa memberikan penjelasan bagaimana bisa menemukan nilai

. Terdapat 9 siswa yang dapat menyelesaikan soal nomor 4b ini seperti

Tipe A dan mendapat poin 3.

Berbeda dengan Tipe B, namun siswa melakukan pembuktian namun

tidak menunjukkan fakta yang akan dikoneksikan dalam penyusunan

pembuktian. Siswa tidak menjelaskan darimana mendapatkan sin A =

dan langsung mensubstitusikan dalam penyusunan pembuktian. Terdapat

18 orang yang memberikan jawaban seperti ini.

Masih terdapat siswa yang sulit dalam melakukan pembuktian,

bahkan cenderung tidak dapat melakukannya. seperti yang terdapat pada

Gambar 4.6 Tipe C, siswa tersebut bukan hanya tidak dapat menyusun

pembuktian namun memang belum bisa melakukan pembuktian karena

memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan.

Siswa tersebut memberikan jawaban yang salah. Bukan membuktikan

melainkan terfokus pada petunjuk yang diberikan dan

mencoba mencari nilai sin A. Siswa yang memberikan jawaban seperti ini

atau tidak memberikan jawaban sama sekali terdapat 9 orang.

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari penelitian ini belum sepenuhnya sempurna

meskipun berbagai upaya telah dilakukan agar diperoleh hasil yang

optimal. Ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga penelitian

ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya:

Page 73: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

59

1. Penelitian ini hanya diteliti pada pokok bahasan Trigonometri.

2. Kemampuan menyusun bukti siswa kurang terlihat karena soal

yang peneliti berikan lebih kepada soal pemahaman konsep.

Peneliti hanya melakukan analisis pada variabel menyusun bukti

matematis. Pada variabel lain seperti minat, motivasi, intelegensi,

lingkungan belajar dan lain-lain, tidak di analisis secara langsung. Hasil

penelitian ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh variabel lain di luar

variabel yang ditetapkandalam penelitian ini.

Page 74: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian pada Bab IV, terdapat dua

indikator yang digunakan peneliti yaitu: 1) memanipulasi fakta untuk

menunjukkan kebenaran suatu pernyataan, dan 2) membuat koneksi antara

fakta dengan konklusi dari unsur yang hendak dibuktikan. Secara

keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa banyaknya siswa kelas XI

IPA SMA Global Persada Mandiri yang diteliti memiliki rata-rata tertinggi

pada kemampuan menyusun bukti matematis berdasarkan indikator

pertama yaitu memanipulasi fakta untuk menunjukkan kebenaran suatu

pernyataan. Soal yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa

pada indikator ini adalah nomor 1 dan 2. Rata-rata siswa yang mampu

menyelesaikan pembuktian dengan indikator pertama ini sebesar 65,28%.

Siswa yang menguasai kemampuan menyusun bukti matematis dengan

indikator kedua yaitu membuat koneksi antara fakta dengan unsur dari

konklusi yang hendak dibuktikan memiliki persentase skor rata-ratanya

sebesar 34,57%. Soal yang digunakan untuk mengetahui kemampuan

siswa pada indikator kedua ini adalah soal nomor 3, 4a, dan 4b. Persentase

skor rata-rata yang diperoleh dari keseluruhan adalah 47,4%.

Berdasarkan persentase skor rata-rata keseluruhan indikator

menyusun bukti matematis tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa

indikator membuat koneksi antara fakta dengan unsur dari konklusi yang

hendak dibuktikan masih tergolong rendah karena persentase skor rata-rata

indikator tersebut berada dibawah persentase skor rata-rata keseluruhan

indikator. Setelah peneliti analisis lebih jauh, siswa bukan tidak mampu

membuat koneksi antara fakta dengan unsur dari konklusi yang hendak

dibuktikan tetapi karena soal yang diberikan oleh peneliti lebih mengarah

kepada soal pemahaman konsep. Seharusnya indikator yang peneliti

gunakan adalah kemampuan siswa membuat koneksi antara fakta dengan

Page 75: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

61

konsep yang hendak dibuktikan. Jadi kemampuan siswa yang tergolong

rendah ini sebenarnya pada indikator membuat koneksi antara fakta

dengan konsep yang hendak dibuktikan.

Sebagian siswa sudah mampu menyusun bukti matematis

menggunakan fakta-fakta yang diketahui sebelumnya dan dimanipulasi

untuk menunjukkan kebenaran suatu pernyataan. Akan tetapi masih

terdapat beberapa siswa yang tidak mengetahui fakta yang seperti apa

yang dapat digunakan dalam menyusun pembuktian untuk membuktikan

suatu pernyataan. Sebagian siswa lainnya tersendat dan hanya

menyelesaikan sebagian pembuktian.

Terdapat beberapa kendala yang dialami siswa saat menyelesaikan

soal pembuktian yang peneliti berikan, diantaranya adalah:

1. Beberapa siswa masih tidak megetahui apa saja yang bisa dijadikan

fakta untuk melakukan penyusunan pembuktian sehingga tidak

mengetahui apa yang harus dimanipulasi atau dikoneksikan dengan

soal pembuktian yang berhubungan.

2. Soal yang peneliti berikan lebih kepada koneksi antara fakta

dengan konsep yang hendak dibuktikan bukan koneksi antara fakta

dengan konklusi dari unsur yang hendak dibuktikan. Ini membuat

siswa kebingungan dan sebagian besar siswa tidak dapat

menyelesaikan penyusunan pembuktian dengan benar.

3. Ada siswa yang masih sama sekali tidak mengerti bagaimana cara

menyusun pembuktian sehingga tidak dapat menyelesaikan

pembuktian dengan benar, sebaliknya siswa mengerjakan soal

pembuktian layaknya soal yang harus diketahui berapa hasilnya.

B. Saran

Berdasarkan temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, ada

beberapa saran penulis terkait penemuan ini:

1. Bagi Siswa

Page 76: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

62

Siswa diharapkan melatih kemampuan menyusun bukti matematis

ini dengan mengerjakan soal-soal pembuktian yang ada. Selain

melatih kemampuan menyusun bukti matematis, ini juga berguna

untuk membentuk pemahaman konsep siswa sehingga mampu

mengerjakan soal-soal dengan pemahaman bukan hafalan rumus.

2. Bagi Guru

Diharapkan guru memberikan materi-materi dan latihan soal yang

berhubungan dengan pembuktian kepada siswa untuk melatih

kemampuan meyusun bukti matematis siswa. Guru juga sebaiknya

mampu memberikan motivasi dan menjelaskan manfaat dari

mempelajari pembuktian sehingga siswa tidak merasa

membuktikan adalah materi yang sulit. Pembelajaran matematika

yang diajarkan hendaknya lebih variatif guna memberikan

wawasan tentang pembuktian matematika.

3. Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini, maka

disampaikan saran bagi peneliti lain yang ingin melakukan

penelitian sejenis yang terkait dengan kemampuan menyusun bukti

matematis diharapkan dapat meneliti dengan menambah faktor-

faktor lain yang lebih luas. Kemampuan menyusun bukti

matematis siswa pada bahasan trigonometri kurang berkembang

secara signifikan oleh karena itu sebaiknya dilakukan penelitian

lanjutan terhadap kemampuan menyusun bukti matematis pada

pembahasan matematika lainnya.

Page 77: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

63

DAFTAR PUSTAKA

Abdussakir. Disertasi, Proses Berpikir Mahasiswa dalam Menyusun Bukti

Matematis dengan Strategi Semantik. (Universitas Negeri Malang, 2014)

Alessandra, Maria. Proof and Proving in Mathematics Education.(Department of

Mathematicis: University of Siena, 2009).

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. (Jakarta :

Bumi Aksara : 2009)

Balacheff. Aspects of Proof in Pupils' Practice of School Mathematics. 1988.

Dept. of Math (ed.). Philosophical Perspective on Proof in Mathematics

Education. Philosophy of Mathematics Education Journal, 16.(Korea:

Dongguk University, 2002)

Dickerson. High School Mathematics Teachers’ Understandings of the Purposes

of Mathematical Proof. Syracuse University. 2008.

Faruq, Achmad. Skripsi. Analisis Struktur Argumentasi dan Kemampuan

Mengkonstruksi Bukti Matematika Siswa Sekolah Menengah. (UIN Surabaya:

2014).

Furinghetti dan Morselli. Every Unsuccesful Problem Solver in Unsuccesful in

His or Her Own Way: Affective and Cognitive Factors in Proving. Educatinal

Studies in Mathematics. (Springer Science+Bussines Media. 2008).

Hanna, Gila. Proof, Explanation and Explorating: An Overview, Educational

Studies in Mathematics. Kluwer Akademik, 2001

--------. A Critical Examination of Three Factors in the Decline of Proof.

Interchange Vol 31/1. Kluwer Academic Publisher. 2000

--------, Challenge to the Importance of Proof. For the Learning of Mathematics,

15(3).(Canada: FLM Publishing Association, 1995).

Healy dan Hoyles. A Study of Proof Conceptions in Algebra. Journal for

Research in Mathematics Education. Vol 31, No 4. 2000.

Page 78: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

64

Hernadi, Julan. Metoda Pembuktian dalam Matematika. Jurnal Pendidikan

Matematika, Vol 2, No 1, Januari 2008

Hoyles, C. The Curricular Shaping of Students' Approaches to Proof. For the

Learning of Mathematics, 17(1). (Canada: FLM Publishing

Association,1997).

Juandi, D. Pembuktian, Penalaran, dan Komunikasi Matematis. (JurDikMat

FPMIPA UPI, 2008). Hal 3

Jufri, A. Wahab. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta.

2013

Knuth, E. J. Secondary School Mathematics Teachers’ Conceptions of Proof.

Journal for Research in Mathematics Education, 33(5). NCTM, 2002.

Lee dan Jhong Kwon. Philosophical Perspective on Proof in Mathematics

Education. Philosophy of Mathematics Education Journal, 16. (Korea:

Dongguk University, 2002)

Lestari, Karunia Eka. Analisis Kemampuan Pembuktian Matematis Mahasiswa

Menggunakan Pendekatan Induktif-Deduktif Pada Mata Kuliah Analisis

Real.

Lestari, Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian

Pendidikan Matematika, (Bandung: PT Refika Aditama, 2015),

Martin dan Harel. Proof Frames of Preservice Elementary Teachers. Journal for

Research in Mathematics Education. Vol 20, No. 1, 1989

Pfeiffer, Kirsten. Features and Purposes of Mathematical proofs in the View of

Novice Students: Observation from Proof Validation and Evaluation

Performances. NUI Galway, 2010.

Recio dan Gudino. Institutional and Personal Meanings of Mathematical Proof.

Educatinal Studies in Mathematics. (Netherland: Kluwer Academic. 2001).

Reid, D. Proof, Proofs, Proving and Probing: Research Related to Proof. Acadia

University, 2002

Page 79: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

65

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, .Jakarta : Kencana Prenada Grup,

2005

Steiner, M. Mathematical Explanation. Philosophical Studies, 34. 1978

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D, Bandung:Alfabeta, 2008

Suherman, H. Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung

: UPI, 2001

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja

Rosdakarya. 2011

Sumarmo, Utari. Advanced Mathematical Thinking and Habit of Mind

Mahasiswa. Bahan Ajar Matakuliah Kajian dan Isu Pendidikan Matematika

Pascasarjana UPI dan STKIP Siliwangi Bandung.

----------, Kumpulan Makalah. Berpikir dan Disposisi Matematik dalam

Pembelajaran Matematika. (Bandung: UPI, 2013).

Suryana, Andri. Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Lanjut (Advanced

Mathematical Thinking) dalam Mata Kuliah Statistika Matematika 1.

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, 2012

Suyono dan Haryanto. Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Konsep Dasar.

Bandung : PT. Remaaja Rosdakarya. 2012.

Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali pers,

2010),

Tall, D. The Nature of Mathematical Proof. Mathematics Teaching 127. 1989.

The National Council of Teachers of Mathematics. Principles and Standards for

School Mathematics. (USA: NCTM, 2000).

Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakarat: BumiAksara, 2010

Page 80: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

66

W.T, Gowers.The Language and Grammar in Mathematics. General relativity and

the einstein equations [IV.13], and operator algebras [IV.15]

Page 81: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

67

Lampiran 1

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Menyusun Bukti Matematis

No Kompetensi Dasar Indikator Soal No Butir

Soal

JumlahS

oal

1

Melakukan manipulasi

aljabar dalam

perhitungan teknis yang

berkaitan dengan

perbandingan, fungsi,

persamaan, dan identitas

trigonometri.

Memanipulasi fakta

untuk menunjukkan

kebenaran suatu

pernyataan

1, 2 2

2

Menyelesaikan model

matematika dari

masalah yang berkaitan

dengan perbandingan,

fungsi, persamaan, dan

identitas trigonometri,

dan penafsirannya

Membuat koneksi antara

fakta dengan unsur dari

konklusi yang hendak

dibuktikan

3, 4a, 4b 3

Jumlah 5

Page 82: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

68

Lampiran 2

Pedoman Penskoran Instrumen Tes

Kemampuan Menyusun Bukti Matematis

No Indikator Menyusun

Bukti Matematis Respon terhadap Masalah Skor

1.

Memanipulasi fakta

untuk menunjukkan

kebenaran suatu

pernyataan

Menuliskan pembuktian secara jelas,

lengkap dan sistematis berdasarkan fakta

yang diketahui dengan benar

3

Menuliskan pembuktian dengan fakta yang

diketahui dengan benar namun tidak

sistematis

2

Menuliskan sebagian pembuktian dengan

benar 1

Tidak memberikan jawaban atau jawaban

salah sama sekali 0

2

Membuat koneksi

antara fakta dengan

unsur dari konklusi

yang hendak

dibuktikan

Menuliskan pembuktian secara lengkap

dan sistematis serta menghubungkan fakta

yang diketahui dengan apa yang hendak

dibuktikan dengan benar

3

Menuliskan pembuktian dan

menghubungkan fakta yang diketahui

dengan apa yg hendak dibuktikan secara

benar namun tidak sistematis, atau

menuliskan pembuktian secara lengkap

dan sistematis namun tidak menjelaskan

fakta yang digunakan agar dapat

menghubungkan apa yang hendak

dibuktikan

2

Tidak menjelaskan fakta yang digunakan

untuk menghubungkan apa yang hendak

digunakan dan menuliskan pembuktian

secara tidak lengkap atau tidak sistematis

1

Tidak memberikan jawaban atau jawaban

salah sama sekali 0

Page 83: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

69

Lampiran 3

INSTRUMEN TES

KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI MATEMATIS

Petunjuk :

1. Baca, pahami, dan kerjakan soal berikut dengan teliti, cepat, dan tepat

2. Kerjakan secara masing-masing atau per individu

3. Diperbolehkan mengerjakan soal tidak sesuai nomor urut soal

4. Kerjakan soal yang menurutmu mudah terlebih dahulu

5. Selesaikan dengan caramu sendiri sesuai pengetahuan dan kreativitasmu

6. Mulai dan akhiri dengan doa

SOAL

1. Menggunakan identitas trigonometri, buktikan

!

Jawab :

2. Buktikan bahwa

Jawab :

3. Apabila diketahui

,

buktikan bahwa √

Jawab :

Page 84: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

70

(

) (

)

(

) (

)

….

..

4. Dari gambar di samping, buktikan :

a.

b.

Jawab :

a. …………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

……………………………………………………………………….

b. (petunjuk : gunakan

, untuk membuktikan

)

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

.................................................................

Page 85: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

71

Lampiran 4

KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES

1.

( ) ( )

( karena dari pembuktian ruas kiri di atas diperoleh ruas kiri = ruas kanan,

maka TERBUKTI bahwa

)

2.

( )

(karena dari pembuktian ruas kiri di atas diperoleh ruas kiri = ruas kanan,

maka TERBUKTI bahwa –

)

Page 86: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

72

3.

( )( )

(

) (

)

(

) (

)

( )

( )

( )( )( )( )

( )( )( )

( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( )

√ ( ) ( ) ( )

√ ( ) ( ) ( )

√ ( ) ( ) ( ) (TERBUKTI)

4. a. Tarik garis tegak dari sudut C, sehingga terbentuk garis CD

Pada

(TERBUKTI)

b. Karena sudah diperoleh

, sehingga bisa

digunakan untuk membuktikan

Diketahui sudut keliling lingkaran (sudut C) menghadap diameter,

sehingga besar sudutnya 90o

Tentukan terlebih dahulu nilai sin A

Page 87: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

73

Substitusi bentuk

ke luas segitiga

(TERBUKTI)

Page 88: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

74

Lampiran 5

Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Menyusun Bukti Matematis

Siswa SMA

No Nama Butir Soal

Total 1 2 3 4a 4b

1 ABPJ 1 0 1 0 1 3

2 ANP 2 2 1 0 0 5

3 LCS 1 2 1 2 2 8

4 DK 3 3 3 0 2 11

5 AS 2 2 0 1 1 6

6 AJ 2 0 0 1 1 4

7 SPS 3 3 2 3 3 14

8 DS 2 3 1 1 2 9

9 LA 3 2 0 2 1 8

10 AA 1 1 1 1 0 4

11 MTL 2 2 1 1 1 7

12 NS 2 3 2 1 1 9

13 GAP 3 3 0 3 2 11

14 IS 1 2 0 1 1 5

15 LDS 3 3 2 0 0 8

16 MM 3 2 0 2 1 8

17 ES 2 2 0 1 0 5

18 YTH 2 3 2 2 1 10

19 ADD 1 0 1 0 0 2

20 WA 2 2 0 1 1 6

21 ADKP 2 2 1 0 2 7

22 DR 3 3 3 2 3 14

23 AD 2 3 1 3 3 12

24 EO 2 1 1 1 2 7

25 MOS 2 2 0 2 0 6

26 GCS 3 2 0 0 1 6

27 DC 3 3 1 1 1 9

28 LH 3 1 2 2 0 8

29 S 1 3 0 1 1 6

30 AB 1 1 2 0 1 5

Page 89: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

75

31 MMI 1 0 0 1 1 3

32 BR 3 3 1 2 1 10

33 SN 1 1 0 1 1 4

34 JR 1 1 1 0 0 3

35 Q 3 1 0 1 1 6

36 WM 0 2 1 1 0 4

∑ 72 69 32 41 39 253

r 0.6787 0.7867 0.5116 0.6385 0.7222

r tabel 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339

kriteria Valid Valid Valid Valid Valid

Page 90: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

76

Lampiran 6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Menyusun Bukti

Matematis Siswa SMA

No Nama Butir Soal

Total 1 2 3 4a 4b

1 ABPJ 1 0 1 0 1 3

2 ANP 2 2 1 0 0 5

3 LCS 1 2 1 2 2 8

4 DK 3 3 3 0 2 11

5 AS 2 2 0 1 1 6

6 AJ 2 0 0 1 1 4

7 SPS 3 3 2 3 3 14

8 DS 2 3 1 1 2 9

9 LA 3 2 0 2 1 8

10 AA 1 1 1 1 0 4

11 MTL 2 2 1 1 1 7

12 NS 2 3 2 1 1 9

13 GAP 3 3 0 3 2 11

14 IS 1 2 0 1 1 5

15 LDS 3 3 2 0 0 8

16 MM 3 2 0 2 1 8

17 ES 2 2 0 1 0 5

18 YTH 2 3 2 2 1 10

19 ADD 1 0 1 0 0 2

20 WA 2 2 0 1 1 6

21 ADKP 2 2 1 0 2 7

22 DR 3 3 3 2 3 14

23 AD 2 3 1 3 3 12

24 EO 2 1 1 1 2 7

25 MOS 2 2 0 2 0 6

26 GCS 3 2 0 0 1 6

27 DC 3 3 1 1 1 9

28 LH 3 1 2 2 0 8

29 S 1 3 0 1 1 6

30 AB 1 1 2 0 1 5

Page 91: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

77

31 MMI 1 0 0 1 1 3

32 BR 3 3 1 2 1 10

33 SN 1 1 0 1 1 4

34 JR 1 1 1 0 0 3

35 Q 3 1 0 1 1 6

36 WM 0 2 1 1 0 4

∑ 72 69 32 41 39 253

Varians Xi 0.743 0.993 0.787 0.809 0.764

Jumlah Varians Xi 4.10

Varians total 9.171

Reliabilitas 0.692

Kesimpulan Reliabel

Kriteria (LIHAT TABEL RELIABILITAS)

Page 92: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

78

Lampiran 7

Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Menyusun Bukti

Matematis Siswa SMA

No Nama Butir Soal

Total

1 2 3 4a 4b

1 ABPJ 1 0 1 0 1 3

2 ANP 2 2 1 0 0 5

3 LCS 1 2 1 2 2 8

4 DK 3 3 3 0 2 11

5 AS 2 2 0 1 1 6

6 AJ 2 0 0 1 1 4

7 SPS 3 3 2 3 3 14

8 DS 2 3 1 1 2 9

9 LA 3 2 0 2 1 8

10 AA 1 1 1 1 0 4

11 MTL 2 2 1 1 1 7

12 NS 2 3 2 1 1 9

13 GAP 3 3 0 3 2 11

14 IS 1 2 0 1 1 5

15 LDS 3 3 2 0 0 8

16 MM 3 2 0 2 1 8

17 ES 2 2 0 1 0 5

18 YTH 2 3 2 2 1 10

19 ADD 1 0 1 0 0 2

20 WA 2 2 0 1 1 6

21 ADKP 2 2 1 0 2 7

22 DR 3 3 3 2 3 14

23 AD 2 3 1 3 3 12

24 EO 2 1 1 1 2 7

25 MOS 2 2 0 2 0 6

26 GCS 3 2 0 0 1 6

27 DC 3 3 1 1 1 9

28 LH 3 1 2 2 0 8

29 S 1 3 0 1 1 6

Page 93: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

79

30 AB 1 1 2 0 1 5

31 MMI 1 0 0 1 1 3

32 BR 3 3 1 2 1 10

33 SN 1 1 0 1 1 4

34 JR 1 1 1 0 0 3

35 Q 3 1 0 1 1 6

36 WM 0 2 1 1 0 4

∑ 72 69 32 41 39 253

taraf kesukaran 0.6667 0.6389 0.2963 0.3796 0.3611

kategori sedang sedang sukar sedang sedang

Page 94: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

80

Lampiran 8

Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Menyusun Bukti

Matematis Siswa SMA

No Nama Butir Soal

Total 1 2 3 4a 4b

7 SPS 3 3 2 3 3 14

22 DR 3 3 3 2 3 14

23 AD 2 3 1 3 3 12

4 DK 3 3 3 0 2 11

13 GAP 3 3 0 3 2 11

18 YTH 2 3 2 2 1 10

32 BR 3 3 1 2 1 10

8 DS 2 3 1 1 2 9

12 NS 2 3 2 1 1 9

27 DC 3 3 1 1 1 9

3 LCS 1 2 1 2 2 8

9 LA 3 2 0 2 1 8

15 LDS 3 3 2 0 0 8

16 MM 3 2 0 2 1 8

28 LH 3 1 2 2 0 8

11 MTL 2 2 1 1 1 7

21 ADKP 2 2 1 0 2 7

24 EO 2 1 1 1 2 7

Ba 45 45 24 28 28 170

Ja 54 54 54 54 54

5 AS 2 2 0 1 1 6

20 WA 2 2 0 1 1 6

25 MOS 2 2 0 2 0 6

26 GCS 3 2 0 0 1 6

29 S 1 3 0 1 1 6

35 Q 3 1 0 1 1 6

2 ANP 2 2 1 0 0 5

14 IS 1 2 0 1 1 5

17 ES 2 2 0 1 0 5

30 AB 1 1 2 0 1 5

36 WM 0 2 1 1 0 4

Page 95: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

81

6 AJ 2 0 0 1 1 4

10 AA 1 1 1 1 0 4

33 SN 1 1 0 1 1 4

1 ABPJ 1 0 1 0 1 3

31 MM 1 0 0 1 1 3

34 JR 1 1 1 0 0 3

19 ADD 1 0 1 0 0 2

Bb 27 24 8 13 11 83

Jb 54 54 54 54 54

D 0.333 0.389 0.296 0.278 0.315

Kriteria cukup cukup cukup cukup cukup

Page 96: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

82

Lampiran 9

Hasil Tes Kemampuan Menyusun Bukti Matematis Siswa Keseluruhan

No Sampel Skor Butir (X) Skor Total

(Y) Nilai

1 2 3 4a 4b

1 A 3 3 3 3 2 14 93

2 B 3 3 0 1 2 9 60

3 C 2 2 1 2 1 8 53

4 D 1 1 0 1 0 3 20

5 E 2 1 1 1 0 5 33

6 F 2 2 1 2 1 8 53

7 G 2 3 3 2 1 11 73

8 H 2 2 1 0 1 6 40

9 I 2 0 1 1 0 4 27

10 J 3 2 2 1 0 8 53

11 K 3 2 0 1 0 6 40

12 L 1 2 1 0 1 5 33

13 M 1 0 0 1 1 3 20

14 N 3 3 1 2 1 10 67

15 O 1 1 0 1 1 4 27

16 P 2 0 1 0 0 3 20

17 Q 2 2 0 1 1 6 40

18 R 2 1 1 0 0 4 27

19 S 1 1 1 1 0 4 27

20 T 2 2 1 1 1 7 47

21 U 2 2 2 2 1 9 60

22 V 3 3 1 2 2 11 73

23 W 2 1 0 1 1 5 33

24 X 3 2 1 1 1 8 53

25 Y 2 2 1 2 1 8 53

26 Z 2 1 0 1 1 5 33

27 AA 3 3 2 1 1 10 67

Page 97: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

83

28 AB 1 0 1 0 0 2 13

29 AC 2 2 0 2 0 6 40

30 AD 2 2 1 0 2 7 47

31 AF 3 3 3 2 3 14 93

32 AG 2 2 2 3 3 12 80

33 AH 2 2 0 1 2 7 47

34 AI 2 2 1 1 0 6 40

35 AJ 2 2 0 1 1 6 40

36 AK 3 3 1 1 1 9 60

∑ 76 65 35 43 34 253 1687

MEAN 7,03 46,85

Persentase 46,85 46,85

Page 98: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

84

Lampiran 10

DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL TES

1. Distribusi Frekuensi

93 93 80 73 73 67 67 60 60 60

53 53 53 53 53 47 47 47 40 40

40 40 40 40 33 33 33 33 27 27

27 27 20 20 20 13

2. Banyak Dara (n) = 36

3. Rentang Data (R) = Xmax – Xmin

= 93 – 13

= 80

4. Banyak Kelas (K) = 1 + 3,3 log (n)

= 1 + 3,3 log 36

= 1 + 3,3 (1,5563)

= 1 + 5,1358

= 6,1358

= 6 (pembulatan ke bawah)

5. Interval Kelas (I) =

=

= 13,333

= 14 (pembulatan ke atas)

Page 99: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

85

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL TES

No Skor Batas

Bawah Batas Atas

Frekuensi (fi)

fi (%) Fk Titik

Tengah (xi)

Xi^2 Fixi FiXi^2

1 13-26 12,5 26,5 4 11,11 4 19,5 380,3 78,0 1521

2 27-40 26,5 40,5 14 38,89 18 33,5 1122 469,0 15712

3 41-52 40,5 52,5 3 8,33 21 47,5 2256 142,5 6769

4 53-66 52,5 66,5 8 22,22 29 59,5 3540 476,0 28322

5 67-80 66,5 80,5 5 13,89 34 73,5 5402 367,5 27011

6 81-94 80,5 94,5 2 5,56 36 87,5 7656 175,0 15313

Jumlah 36 100 1708 94647

1. Mean ( )

2. Median (Me)

(

)

3. Modus

Page 100: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

86

(

)

(

)

4. Varians

5. Simpangan Baku

√ ∑

Page 101: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

87

Lampiran 11

Hasil Tes Kemampuan Menyusun Bukti Matematis Siswa Per Indikator

No Nama

INDIKATOR

Memanipulasi Fakta untuk

Menunjukkan Kebenaran Suatu

Pernyataan

Membuat Koneksi antara Fakta

dengan Unsur dari Konklusi

yang hendak Dibuktikan

1 A 6 8

2 B 6 3

3 C 4 4

4 D 2 1

5 E 3 2

6 F 4 4

7 G 5 6

8 H 4 2

9 I 2 2

10 J 5 3

11 K 5 1

12 L 3 2

13 M 1 2

14 N 6 4

15 O 2 2

16 P 2 1

17 Q 4 2

18 R 3 1

19 S 2 2

20 T 4 3

21 U 4 5

22 V 6 5

23 W 3 2

24 X 5 3

25 Y 4 4

26 Z 3 2

27 AA 6 4

Page 102: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017

88

28 AB 1 1

29 AC 4 2

30 AD 4 3

31 AF 6 8

32 AG 4 8

33 AH 4 3

34 AI 4 2

35 AJ 4 2

36 AK 6 3

∑ 141 112

MEAN 3,92 3,11

Skor Ideal 6 9

Persentase 65,2778 34,5679

Page 103: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017
Page 104: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017
Page 105: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017
Page 106: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017
Page 107: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017
Page 108: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017
Page 109: ANALISIS KEMAMPUAN MENYUSUN BUKTI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36417/3/SKRIPSI... · kelas XI IPA SMA Global Persada Mandiri Bekasi pada Tahun Ajaran 2016/2017