analisis kepadatan penduduk terhadap kepadatan ruas jalan menggunakan sistem informasi geografis

Upload: elsa-regina

Post on 12-Oct-2015

259 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SIG juga

TRANSCRIPT

ANALISIS PENGARUH KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP KEPADATAN RUAS JALAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

ABSTRAKKemacetan adalah permasalahan pelik yang berdampak luas kepada masyarakat pengguna jalan serta pelaku ekonomi. Kemacetan berhubungan dengan volume lalu lintas yang melintas pada suatu ruas jalan. Pada penelitian ini dilakukan analisa hubungan antara volume lalu lintas dengan kepadatan jumlah penduduk di kecamatan Tembalang kota Semarang. Pada penelitian ini jumlah penduduk dibagi dalam zona kelurahan.Untuk membantu proses analisa dan pemetaan digunakan software SIG. Dan untuk mengetahui kepadatan jalan maka dapat digunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997) untuk memperoleh nilai kapasitas (C) dan nilai derajat kejenuhan (DS), dimana nilai derajat kejenuhan tersebut dibagi menjadi 3 kriteria, kriteria dengan nilai tertinggi adalah jalan dengan kepadatan yang tinggi.Dalam SIG terdapat 2 data yaitu data spasial berupa peta dan data atribut berupa tabel. SIG dapat digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, dan menampilkan data-data pada setiap lokasi diruas jalan kecamatan Tembalang sehingga data yang disajikan up to date. Dengan demikian hasil kajian dapat digunakan sebagai bahan referensi pemetaan kemacetan jalan kecamatan Tembalang kota Semarang.Kata kunci : Kepadatan ruas jalan, kepadatan penduduk, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, SIG.

Analisis Pengaruh Kepadatan Penduduk Terhadap Kepadatan Ruas Jalan Menggunakan Sistem Informasi Geografis

Proposal Tugas Akhir 19

PendahuluanLatar Belakang

Indonesia dalam setahun terakhir ini telah banyak terjadi musibah kecelakaan kendaraan umum, dalam hal ini kecelakaan kereta api dengan mobil, kereta api dengan manusia, kereta api dengan kereta api (Jawa Pos,Harian Radar). Dinas Perhubungan tampaknya kewalahan dalam menangani musibah yang beruntun tersebut, dimana kecelakaan tersebut juga merenggut nyawa manusia yang tidak bersalah.Kondisi ataupun service yang diberikan angkutan umum di Indonesia belum begitu baik, banyak masyarakat enggan memakai jasa angkutan umum dan lebih banyak mempergunakan kendaraan pribadi sebagai sarana untuk bepergian atau berangkat kerja. Dengan banyaknya kendaraan pribadi yang dipergunakan masyarakat, terutama di kota besar akan menimbulkan dampak lain yang cukup merugikan yaitu kemacetan lalu lintas dan polusi udara yang cukup serius.Di kota Semarang, kecamatan Tembalang, 3 tahun belakangan ini kemacetan lalu lintas semakin parah. Dengan dipindahnya kegiatan belajar mengajar mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya dari Kampus Undip Pleburan ke Kampus Undip Tembalang maka bertambah pula kepadatan penduduk di kecamatan Tembalang yang menyebabkan bertambah padatnya ruas jalan di daerah penelitian. Yang menjadi penyebab padatnya ruas jalan tidak hanya itu, lalu lintas menuju jalan tol pun juga menyebabkan kemacetan. Kepadatan di kota Semarang ini dapat terjadi karena ruas jalan yang ada kapasitasnya sudah tidak mencukupi lagi dengan banyaknya jumlah kendaraan yang melaju di jalan tersebut, belum lagi pengaruh hambatan samping yang memakan badan jalan cukup signifikan. Untuk mengatasi hal ini perlu penanganan yang serius, sistematis dan berkesinambungan agar diperoleh solusi yang efektif dan efisien dengan budget yang sesuai dengan anggaran pemerintah daerah setempat.Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai salah satu disiplin ilmu yang baru berkembang, dirasakan cukup akurat untuk membantu memecahkan masalah kepadatan kendaraan di perkotaan terutama kota besar seperti Semarang ini. Dan SIG dipandang sebagai alat bantu yang tepat untuk diaplikasikan pada kasus ini mengingat kelebihan kelebihan yang dimiliki. Dalam penelitian ini akan dilakukan kajian awal tentang peranan SIG dalam mengelola jumlah kendaraan yang melaju di suatu ruas dalam kota besar seperti Semarang, mengingat belum banyak penelitian serupa yang dilakukan. Hasil dari kajian nanti akan dianalisa, apakah ada keterkaitan antara kepadatan ruas jalan yang terjadi dengan kepadatan penduduk daerah sekitar ruas jalan.Perumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah :1. Bagaimana kondisi kapasitas (C) dan derajat kejenuhan pada ruas jalan di kecamatan Tembalang kota Semarang ?2. Bagaimana hubungan kepadatan penduduk pada kecamatan Tembalang dengan kepadatan ruas jalannya ?Ruang Lingkup PenelitianDalam penulisan tugas akhir ini memiliki batasan-batasan sebagai berikut :1. Penelitian ini dibatasi untuk daerah kecamatan Tembalang kota Semarang dimana klasifikasi jalan yang diukur meliputi jalan arteri primer, jalan arteri sekunder, jalan kolektor sekunder, dan jalan lokal sekunder (Perda No. 11 Th. 2004). 2. Volume kendaraan yang diteliti berdasarkan pengambilan data di lapangan secara langsung dan data dari PU Binamarga.3. Jumlah penduduk yang diteliti berdasarkan data sekunder yang diambil dari instansi tertertentu yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) dan data yang diambil sebagian dari data kecamatan Tembalang.Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini yaitu untuk :1. Untuk mencari nilai kapasitas (C) dan nilai derajat kejenuhan (DS) ruas jalan utama di kecamatan Tembalang. 2. Untuk mengetahui apakah ada hubungannya antara kepadatan penduduk dengan kepadatan ruas jalan. 3. Untuk memetakan ruas jalan beserta atributnya di kecamatan Tembalang dengan meggunakan SIG.Manfaat PenelitianManfaat dilakukannya penelitian ini antara lain adalah :1. Memberi informasi mengenai nilai kapasitas (C) dan nilai derajat kejenuhan (DS) ruas jalan utama di kecamatan Tembalang. 2. Menjelaskan hubungan antara kepadatan penduduk dengan kepadatan ruas jalan. 3. Menyediakan peta ruas jalan beserta atributnya di kecamatan Tembalang.

Studi PustakaII.1. Kepadatan PendudukKepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu daerah per satuan luas. Dalam demografis, dikenal dengan kepadatan penduduk fisiologis dan kepadatan penduduk agaris. Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk total dengan luas lahan pertanian. Sedangkan kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan jumlah penduduk petani dan luas lahan pertanian. Ada dua cara mengukur kepadatan penduduk suatu Negara :1. Kepadatan penduduk aritmatikAdalah suatu angka yang menunjukkan rata-rata penduduk menempati setiap 1 kilometer persegi (km2) permukaan bumi atau jumlah semua penduduk dalam suatu wilayah atau negara dibagi dengan luas seluruh wilayahnya.

2. Kepadatan penduduk nettoAdalah suatu angka yang menunjukkan rata-rata penduduk yang menempati setiap 1 Km2 wilayah agraris atau pertanian atau jumlah semua penduduk dalam suatu wilayah atau Negara dibagi dengan luas lahan pertaniannya.

II.2. Sistem Jaringan JalanJaringan merupakan serangkaian simpul-simpul, yang dalam hal ini berupa persimpangan / terminal, yang dihubungkan dengan ruas-ruas jalan/trayek. Untuk mempermudah mengenal jaringan maka ruas-ruas ataupun simpul-simpul diberi nomor atau nama tertentu. Penomoran/penamaaan dilakukan sedemikian sehingga dapat dengan mudah dikenal dalam bentuk model jaringan jalan. Jalan mempunyai suatu sistim jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam suatu hubungan hirarki [BAPPEDA,2005].Jalur Jalur merupakan jalan yang menghubungkan antara tempat yang satu dengan yang lain dan dapat dilewati. Ada bermacam-macam jalur salah satunya yaitu jalur lalulintas, yaitu jalur yang dilalui oleh orang - orang untuk menuju ke satu tempat dengan menggunakan kendaraan. Dalam lalulintas terdapat istilah trayek yang merupakan jarak perjalanan yang ditempuh. II.3. Kapasitas Ruas JalanKapasitas adalah volume maksimum yang melewati infrastruktur (jalan dan persimpangan) dalam kondisi kondisi yang khusus. Kapasitas lebih dikenal dengan Daya tampung maksimal suatu ruas jalan terhadap kapasitas volume lalu lintas yang melintas. Kapasitas ruas jalan berbeda beda kemampuannya tergantung / dipengaruhi lebar dan penggunaan jalan tersebut (untuk satu atau dua arah). Penentuan kinerja segmen jalan akibat arus lalu lintas yang ada atau yang diramalkan dimana kapasitas dapat juga dihitung, yaitu arus maksimum yang dapat dilewatkan dengan mempertahankan tingkat kinerja tertentu. Lebar jalan atau jumlah lajur yang diperlukan untuk melewatkan arus lalu-lintas tertentu, dengan mempertahankan tingkat kinerja tertentu dapat juga dihitung untuk tujuan perencanaan. Pengaruh kapasitas dan kinerja dari segi perencanaan lain, misalnya pembuatan median atau perbaikan lebar bahu, dapat juga diperkirakan. (MKJI, 1997 ; 5-17). Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua-lajur dua-arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas ditentukan per lajur. (MKJI, 1997 ; 5-18).

C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS (smp/jam)Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut: ( MKJI, 1997 ; 5-17)dimana: C= Kapasitas (smp/jam) CO= Kapasitas dasar (smp/jam) FCW= Faktor penyesuaian lebar jalan FCSP= Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi) FCSF= Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb FCCS= Faktor penyesuaian ukuran kotaSetelah di dapat nilai C maka dilanjutkan dengan mencari nilai DS dengan rumus sbb :DS= Q / C( MKJI, 1997 ; 5-17)Dimana : DS = Derajat Kejenuhan Q = Arus KendaraanKemudian nialai derajat kejenuhan diklasifikasikan menjadi 3 katagori nilai derajat kejenuhan ( DS ) , yaitu :a. Tingkat Kapasitas Tinggi apabila didapat nilai DS diatas 0,85.b. Tingkat Kapasitas Sedang apabila didapat nilai DS antara 0,7 sampai 0.85.c. Tingkat Kapasitas Rendah apabila didapat nilai DS.II.4. Sistem Informasi GeografisSistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu macam program komputer yang memungkinkan pengguna untuk bekerja dengan menggunakan peta digital secara cepat dan fleksibel. SIG biasanya digunakan untuk menampilkan informasi yang bersifat spasial, misalkan untuk menditeksi penyebaran penyakit demam berdarah, untuk mengetahui penyebaran penduduk, atau untuk melihat pemetaan cuaca. Dengan menggunakan SIG, informasi yang ditampilkan lebih jelas dan interaktif karena ditampilkan dengan menggunakan kakas bantu peta digital.Sejarah dibuatnya Sistem Informasi Geografis berawal dari wabah kolera di Perancis pada tahun 1832. Saat salah satu geografis Perancis memetakan 48 distrik yang dibedakan pewarnaannya berdasarkan tingkat kematian penduduk.Sistem Informasi Geografis mampu mengintegrasikan, menyimpan, menyunting, menganalisis, dan berbagi informasi geografis untuk mengambil keputusan. SIG modern menggunakan teknologi digital yang mampu mengolah data dengan banyak metode. Metode pengolahan data yang paling sering digunakan adalah metode digitalisasi data, yakni peta asli atau rencana survey ditransfer menjadi peta digital menggunakan programComputer-Aided Design(CAD) dengan kemampuangeo-referencing.Tingkat keakurasian Sistem Informasi Geografis tergantung pada sumber data dan cara mengkodekannya menjadi refernsi data. Sistem informasi geografis yang bersumber pada data yang tidak cukup akurat memiliki tingkat akurasi yang rendah. Pada informasi geografis yang konservatif. Peta kertas biasa memiliki tingkat keakurasian yang tidak terlalu tinggi. Seiring berjalannya waktu, tingkat keakurasian sistem informasi geografis meningkat. Saat ini, pengguna sistem inrformasi geografis dapat memperoleh keakurasian posisi yang tinggi dengan menggunakan teknologiGeographics Positioning System(GPS).Proses Pengolahan DataData yang diperoleh dari berbagai sumber data selanjutnya akan diproses untuk ditampilkan dalam peta digital. Terdapat enam proses dalam pengolahan data menjadi informasi. Enam proses itu adalah sebagai berikut:1. Pemasukan DataTahap pemasukan data merupakan tahap memasukan data mentah yang baik berasal dari data analog yang diperoleh dari peta kertas biasa maupun berasal dari data digital. Untuk memasukan data analog, Sistem Informasi Geografis terlebih dahulu mengubahnya menjadi data digital. Proses pengubahan ini dibantu dengan menggunakan alatdigitizer.2. Manipulasi DataData yang telah digitalisasi dan dimasukan sistem akan direpresentasikan dalam suatu struktur data tertentu. Dalam tahap ini, SIG memanipulasi data agar selanjutnya dapat dioleh dengan lebih mudah.3. Manajemen DataSetelah data dimanipulasi, data tersebut disimpan ke dalam sistem penyimpanan data /DataBase Management System(DBMS). DBMS memiliki kapasitas penyimpanan yang cukup besar untuk menyimpan data spasial SIG. SIG dapat sewaktu waktu memuat kembali data yang telah disimpan di dalam DBMS.4.Querydan AnalisisProses ini merupakan proses pencarian dan penentuan keputusan. Pencarian dilakukan sesuai permintaan pengguna SIG. Data yang terkait dengan kata kunci yang diberikan akan dicari di DBMS. Kemudian hasil carian itu dianalisis, yang juga berdasar atas permintaan pengguna. Setelah dicari dan dianalisis data siap untuk ditampilkan.

5. VisualisasiTahapan terakhir ini adalah tahapan menampilkan informasi yang inginkan oleh pengguna SIG.II.5. Metode Regresi dan KorelasiRegresi atau korelasi adalah metode yang dipakai untuk mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih. Kedua metode regresi maupun korelasi sama-sama dipakai untuk mengukur derajat hubungan antarvariabel yang bersifat korelasional atau bersifat keterpautan atau ketergantungan. Penggunaan regresi adalah sebagai pengukur bentuk hubungan, dan korelasi adalah sebagai pengukur keeratan hubungan antarvariabel. Kedua cara pengukur hubungan tersebut mempunyai cara perhitungan dan syarat penggunaannya masing-masing. Penjelasan mengenai perbedaan antara regresi dan korelasi dalam pemakaiannya atau penerapannya terletak pada:1. Regresi adalah pengukur hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dengan bentuk hubungan atau fungsi. Untuk menentukan bentuk hubungan (regresi) diperlukan pemisahan yang tegas antara variabel bebas yang sering diberi simbul X dan variabel tak bebas dengan simbul Y. Pada regresi harus ada variabel yang ditentukan dan variabel yang menentukan atau dengan kata lain adanya ketergantungan variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dan sebaliknya. Kedua variabel biasanya bersifat kausal atau mempunyai hubungan sebab akibat yaitu saling berpengaruh. Sehingga dengan demikian, regresi merupakan bentuk fungsi tertentu antara variabel tak bebas Y dengan variabel bebas X atau dapat dinyatakan bahwa regresi adalah sebagai suatu fungsi Y = f(X). Bentuk regresi tergantung pada fungsi yang menunjangnya atau tergantung pada persamaannya.

2. Korelasi adalah pengukur hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dengan derajat keeratan atau tingkat hubungan antarvariabel-variabel. Mengukur derajat hubungan dengan metode korelasi yaitu dengan koefisien korelasi (r). Dalam hal ini, dengan tegas dinyatakan bahwa dalam analisis korelasi tidak mempersoalkan apakah variabel yang satu tergantung pada variabel yang lain atau sebaliknya. Jadi metode korelasi dapat dipakai untuk mengukur derajat hubungn antarvariabel bebas dengan variabel bebas yang lainnya atau antar dua variabel.Regresi Linier SederhanaTujuan utama dari analisis regresi adalah untuk memberikan dasar-dasar peramalan atau pendugaan dalam analisis peragam atau analisis kovarian. Analisis regresi sebagai alat untuk melakukan peramalan atau prediksi atau estimasi atau pendugaan yang sangat berguna bagi para pembuat keputusan. Biasanya variabel tak bebas Y adalah variabel yang diramalkan dan variabel bebas X yang telah ditetapkan sebagai peramal yang disebut prediktor. Untuk membuat ramalan antara variabel X dengan variabel Y, maka variabel X dan variabel Y tersebut harus mempunyai hubungan yang kuat. Kuat tidaknya hubungan antara variabel bebas X dan variabel tak bebas Y didasarkan pada analisis korelasi. Jadi antara analisis korelasi dan analisis regresi mempunyai kaitan yang sangat erat. Bentuk hubungan yang paling sederhana antara variabel X dengan variabel Y adalah berbentuk garis lurus atau berbentuk hubungan linier yang disebut dengan regresi linier sederhana atau sering disebut regresi linier saja dengan persamaan matematikanya adalah sebagai berikut:Y = A + BX............. [1]Apabila A dan B mengambil nilai seperti: A = 0 dan B = 1,persamaan [1] akan menjadi:Y = X........................ [2]Persamaan [2] adalah suatu bentuk persamaan yang paling sederhana dari regresi linier sederhana. Dari persamaan [1] A dan B disebut konstanta atau koefisien regresi linier sederhana atau parameter garis regresi linier sederhana. A disebut intercept coefficient atau intersep yaitu jarak titik asal atau titik acuan dengan titik potong garis regresi dengan sumbu Y; dan B disebut slope coefficient atau slup yang menyatakan atau menunjukkan kemiringan atau kecondongan garis regresi terhadap sumbu X. Dari persamaan garis regresi [1] di atas, dalam hubungan tersebut terdapat satu variabel bebas X dan satu variabel tak bebas Y.Uji varians regresi atau uji F regresi atau uji ragam regresiPengujian garis regresi secara statistika dapat dilakukan dengan uji ragam regresi atau uji F regresi. Uji keragaman untuk menentukan garis regresi yang terbaik sering disebut dengan uji F garis regresi atau lebih terkenal dengan sidik ragam regresi. F-hitung disimbulkan dengan F-hit ini diartikan bahwa dalam pengujian F akan dibuktikan suatu hipotesis nol atau H0: Fhit = 0 dan H1: Fhit > 0. Kemudian F-hitung dibandingkan dengan F tabel yang biasa ditulis dengan:F-hitung Ftabel (Di mana Ftabel = F(, p,n-2) dan = taraf nyata )Kriteria pengujian nilai F-hit adalah:1. Jika F-hit F(tabel 5%). Hal ini berarti bahwa garis regresi penduga () linier sederhana yang didapat tersebut bukan garis regresi yang terbaik untuk menghampiri pasangan pengamatan X,Y. Atau dapat dikatakan ini berarti bahwa terdapat hubungan bukan linier pada pasangan pengamatan X,Y tersebut.2. Jika F-hit > F(tabel 5%). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan linier antara pengaruh X terhadap Y. Atau dapat dikatakan bahwa garis regresi penduga () linier sederhana yang didapat tersebut adalah garis regresi penduga yang terbaik untuk menghampiri pasangan pengamatan X,Y. Metode Pelaksanaan PenelitianIII.1. Persiapan Persiapan yang dibutuhkan pada penelitian nanti meliputi persiapan peralatan dan persiapan data. Peralatan yang dimaksud adalah peralatan yang digunakan untuk mengolah data penelitian. Peralatan yang digunakan ada 2 macam, yaitu hardware dan software. Sedangkan data yang dimaksud adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui observasi di lapangan .III.2. PeralatanPeralatan yang digunakan dalam penelitian adalah :1. Komputer, merupakan perangkat keras yang digunakan untuk menjalankan perangkat lunak dan mengolah data.2. AutoCAD 2010, digunakan untuk mengolah peta jalan.3. ArcGIS 10, digunakan untuk penyajian hasil peta, dan analisis peta.4. Microsoft Office, digunakan untuk penyusunan laporan. 5. Microsoft Excel, digunakan untuk penyusunan atribut dan perhitungan data.6. SPSS, digunakan untuk membantu perhitungan analisis regresi.III.3. DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah :a. Data Primer, yaitu data yang didapat langsung dari lapangan, meliputi :1. Data volume kendaraan / Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) yang melintasi jalan utama pada tiap kelurahan di daerah penelitian.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan penelitian ini, meliputi :1. Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR).2. Peta administrasi kota Semarang.3. Peta jaringan jalan kota Semarang.4. Data jumlah penduduk kecamatan Tembalang tahun 2008 sampai tahun 2013.5. Faktor penyesuaian jalan (FCw, FCsp, FCsf, FCcs).

III.4. Diagram Alir Penelitian

MulaiPengumpulan DataPrimerVolume KendaraanSekunderData Jumlah Penduduk.Peta Administrasi & Jaringan Jalan.Faktor penyesuaian jalan (FCw, FCsp, FCsf, FCcs).Geometri Jalan.Perhitungan DataKapasitas dan Derajat Kejenuhan (MKJI-1997). Kepadatan Penduduk.Penyusunan AtributNama Jalan.Jumlah Kendaraan Harian.Nilai Kapasitas Jalan.Nilai Derajat Kejenuhan.Analisa Kepadatan Ruas Jalan dengan Kepadatan Penduduk (Regresi Linier dan Korelasi).Peta Kepadatan Ruas JalanSelesaiIII.5. Prosedur PekerjaanAdapun tahapantahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini yaitu : 1. Pengumpulan datadata yang dibutuhkan. Dalam pengumpulan data ini, dibagi menjadi 2 bagian : a. Data Primer, yaitu data yang didapat langsung dari lapangan. Contoh data, yaitu: Data volume kendaraan / Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR).Data volume kendaraan merupakan jumlah arus kendaraan yang melewati suatu ruas jalan. Pengambilan data dilakukan di setiap ujung jalan yang diambil datanya, masing-masing sejauh 50 sampai 100 meter dari ujung jalan.Adapun jalan yang mejadi wilayah penelitian antara lain :1. Jalan Arteri Primer Jalan Tol seksi A( Jatingaleh Srondol), Jalan Tol Seksi C (Majapahit - Jangli).2. Jalan Arteri SekunderJalan Kedungmundu, Jalan Ketileng Raya, Jalan Sendang Mulyo. 3. Jalan Kolektor SekunderJalan Banjarsari, Jalan Sirojudin, Jalan Sambiroto Raya.4. Jalan Lokal SekunderJalan Mulawarman Raya, Jalan Jangli.5. Dan beberapa jalan yang menjadi kajian dalam Perda No. 11 Th. 2004. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan penelitian ini. Data Jumlah Penduduk per kelurahan di kecamatan Tembalang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2008 sampai tahun 2013. Peta administrasi dan peta jaringan jalan kota Semarang yang diperoleh dari BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah. Data mengenai nilai faktor penyesuaian jalan (FCw, FCsp, FCsf, FCcs) yang diperoleh dari PU Binamarga Kota Semarang. Data Geometrik Jalan yang diperoleh dari PU Binamarga Kota Semarang. Untuk data LHR pada beberapa jenis jalan sudah dimiliki oleh PU Binamarga, maka tidak dilakukan pengambilan data.2. Dari pengumpulan datadata tersebut dilakukan perhitungan data dan penyusunan atribut. Perhitungan data menggunakan Software Microsoft Excel, data yang dihitung meliputi perhitungan kepadatan penduduk, nilai kapasitas jalan, dan nilai derajat kejenuhan jalan. Penyusunan atribut menggunakan software Microsoft Office Excel. Atribut yang disusun meliputi Nama Jalan, Letak Kelurahan, Arus Kendaraan, Kapasitas Jalan, Derajat Kejenuhan, Keterangan Tingkat Derajat Kejenuhan, dan Kepadatan Penduduk pada Kelurahan tersebut. Untuk perhitungan regresi linier digunakan software SPSS. Pengujian statistik untuk regresi linier sederhana menggunakan uji F karena dinilai lebih tepat.3. Setelah diperoleh data atribut yang telah tersusun, data tersebut dapat dianalisa dengan metode analisa regresi linier dan analisa korelasi. Maka didapat hubungan antara kepadatan ruas jalan dengan kepadatan penduduk.4. Setelah memperoleh hasil berupa data dan analisa, maka dapat dilakukan pemetaan kepadatan ruas jalan Tembalang untuk Lalu Lintas Harian Rata- Rata (LHR) kendaraan bermotor.

Jadwal Pelaksanaan PenelitianNoTahap PenelitianMeiJuniJuliAgustus

34123412341234

1Persiapan

2Studi Literatur

3Pengumpulan Data

4Perhitungan Data

5Penyusunan Atribut

6Analisa Hasil

7Pembuatan Peta Kepadatan Ruas Jalan

8Laporan

Daftar PustakaFeick, Robert D. and Hall, G. Brent .1999. Consensus-building in a Multi-participant Spatial Decision Support System. URISA Journal. Volume 11. Number 2. Pages 17 23 .BAPPEDA.1995. Draft Rencana : Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang. Pemda Kabupaten Daerah Tingkat II. Semarang .Prahasta, E. 2001, Sistem Informasi Geografis, Informatika, Bandung.Handayani,Dewi. 2010. Jurnal Teknologi Informasi Dinamik. Volume XV. No. 2,Halaman 121-135.Anonim, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, February 1997, Dirjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.Ghilani, Charles D. And Wolf, Paul R. 2006. Adjustment Computations : Spatial Data Analysis. USA