analisis keputusan wanita menikah untuk bekerja … keputusan wanita menikah untuk bekerja studi...

59
Analisis Keputusan Wanita Menikah untuk Bekerja Studi Kasus di Kota Surakarta Jawa Tengah SKRIPSI Diajukan sebagai Alat Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Disusun oleh: ISTY LAURA TOFELISA SIPAYUNG NIM. C2B008084 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

Upload: nguyenkhuong

Post on 01-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Analisis Keputusan Wanita Menikah untuk Bekerja

Studi Kasus di Kota Surakarta Jawa Tengah

SKRIPSI

Diajukan sebagai Alat Satu Syarat

untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1)

pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro

Disusun oleh:

ISTY LAURA TOFELISA SIPAYUNG

NIM. C2B008084

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

ii

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Isty Laura Tofelisa Sipayung

Nomor Induk Mahasiswa : C2B 008 084

Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/ Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan

Judul Skripsi : ANALISIS KEPUTUSAN WANITA MENIKAH

YANG BERUSIA PRODUKTIF UNTUK

BEKERJA (STUDI KASUS KOTA SURAKARTA

JAWA TENGAH)

Dosen Pembimbing : Prof. Drs. H. Waridin, MS., Ph.D

Semarang, 3 Juli 2013

Dosen Pembimbing,

(Prof. Drs. H. Waridin, MS., Ph.D)

NIP. 196202121987031024

iii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Mahasiswa : Isty Laura Tofelisa Sipayung

Nomor Induk Mahasiswa : C2B 008 084

Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/ Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan

Judul Skripsi : ANALISIS KEPUTUSAN WANITA MENIKAH

YANG BERUSIA PRODUKTIF UNTUK

BEKERJA ( STUDI KASUS KOTA SURAKARTA

JAWA TENGAH )

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal ........................................................2013

Tim Penguji

1.

2.

3.

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Isty Laura Tofelisa Sipayung, menyatakan bahwa

skripsi dengan judul : Analisis Keputusan Wanita Menikah Yang Berusia Produktif Untuk Bekerja

(Studi Kasus Kota Surakarta Jawa Tengah), adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian

tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat

atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya

akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan

yang saya salin itu, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis

aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik

disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil

tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru

tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah

diberikan oleh universitas batal saya terima.

Semarang, 3 Juli 2013

Yang membuat pernyataan,

(ISTY LAURA T. S.)

NIM: C2B 008 084

v

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel pendidikan,

upah suami, jumlah tanggungan keluarga, dan umur terhadap keputusan wanita

menikah untuk bekerja, dengan studi kasus Kota Surakarta.

Dalam penentuan lokasi penelitian, penelitian ini menggunakan metode

“multistage sampling”. Selanjutnya akan diterapkan proportional sampling, yaitu

pengambilan sampel pada setiap wilayah dengan sebanding dengan banyaknya

sampel dalam masing-masing wilayah. Penelitian ini menggunakan model

“Binnary Logistic Regression”, karena variabel dependennya adalah dummy

variable.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan, upah

suami, dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif terhadap keputusan

wanita menikah untuk bekerja. Sedangkan variabel umur berpengaruh negatif

terhadap keputusan wanita menikah untuk bekerja.

Kata Kunci : Keputusan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Upah Suami, Jumlah

Tanggungan Keluarga, Umur.

vi

ABSTRACT

This study aimed to analyze the influence of educational variables,

husbands wages, number of dependents, and age on the decision of married

women to work, with a case study of Surakarta.

In determining the location of the research, this study using the

"multistage sampling". Next will be applied proportional sampling, the sampling

in each region is proportional to the number of samples in each region. This study

uses a model of "Binnary Logistic Regression", because the dependent variable is

a dummy variable.

Results of this study indicate that the variable levels of education, wages

husband, and the number of dependents a positive influence on the decision of

married women to work. While the variable age negatively affect the decision of

married women to work.

Key words: the decision, education levels, wage husband levels, number of

dependents, ages

Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang

yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar

terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada

yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan

bertobat (2 Petrus 3: 9).

Kata Yesus kepadanYa: “akulah jalan dan kebenaran dan hidup.

Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak

melalui aku” (Yohanes 14: 6).

Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orangtua saya tersayang di rumah :

Ir. Walpen Sipayung, M.Sc dan Desiani Purba

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, kasih,

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Keputusan

Wanita Menikah Yang Berusia Produktif Untuk Bekerja (Studi Kasus Kota Surakarta

Jawa Tengah) dapat terselesaikan sesuai pada waktunya. Diajukan sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada program sarjana Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro dengan baik.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat doa, dukungan, bimbingan,

semangat, masukan dari berbgai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Maka pada

kesempatan ini penulis hendak mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yesus atas kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan sangat baik sesuai pada waktuNya.

2. Prof. Drs. H.Mohammad Nasir, M. Si, Akt, Ph.D selaku Dekan Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

3. Johanna Maria Kodoatie,SE, M.Ec, Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

4. Bapak Prof. Drs. H. Waridin, MS., Ph.D selaku dosen pembimbing, terimakasih

atas bimbingannya, masukan, kritikan, serta kesabaran hingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

5. Dra. Tri Wahyu Rejekiningsih, Msi selaku dosen wali yang telah memberikan

motivasi kepada peulis selama duduk di perkuliahan di Fakultas Ekonomika dan

Bisnis Universitas Diponegoro.

viii

6. Para dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro yang telah

memberikan pengetahuan selama penulis duduk di bangku perkuliahan.

7. Kedua orangtuaku, bapak dan mama, terimakasih untuk kasih sayang yang tak

pernah habis, semangat dan doa untuk penulis.

8. Kakak Maria Dela Sipayung, abang Kristianto Sipayung, Monika Sipayung, yang

telah memberikan semangat, doa, kasih sayang sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

9. I Made Dangsina Wibawa, yang tak pernah lelah mendengar keluh kesahku dan

memberikan motivasi sehingga menjadikan penulis menjadi lebih tangguh.

10. Para responden di empat kelurahan objek penelitian atas ketersediaan waktu dan

tempatnya dan memberikan data demi kelancaran dalam menyelesaikan skripsi

ini.

11. Sahabat-sahabatku yang kukasihi, Romas Yossia, Nadya Haniz, Nur Herawati,

Suwanti, Nur Mustar Muazi, Berlian, Philip. Salah satu terindah dalam hidupku

adalah memiliki sahabat seperti kalian. Terimakasih buat dukungan, semangat,

motivasi, doa, cinta, masukan, keceriaan kalian selama ini. Thanks a lot.

Specially for PLONK, kayak kata spongebob, knowledge cannot replace

friendship, i’d rather be an idiot than losing you. Hehe..

12. Teman-teman IESP reguler II 2008 yang sangat saya cintai, terimakasih

perjuangan 4 tahun ini yang selalu menemaniku, mengisi hari-hariku, terimaksih

atas kebersamaannya, dukungan moral, perhatian, dan canda tawanya. Semoga

persahabatan kita kekal abadi. Amin

13. R.Haryo Setiaji dan Marita Praba, terimakasih kawan seperjuanganku. Aku

tunggu kabar bahagia dari dirimu Haryo.

ix

14. Teman-teman tim KKN I Kec. Pecangaan Jepara. Farisa, Upik, Henny, Arifani,

Fachry, Arsyad, Wahyu, Ardhi, Nopan, Ilham. Terimakasih GERDUEMON ku.

15. Keluarga AUDISIE, FEPALA, terimakasih atas dukungan moral dan doanya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

16. Anak-anak kosan Ibu Tuti yang tak kenal lelah ngakak. Ocy, Sapi, Karin, Septy,

Selly, Jesi, Fiyan, Nindy, Wilda, Choco, Tiara.

17. BPS Jawa Tengah dan kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan oleh

penulis satu persatu, terimakasih atas dukungan dan doanya.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi segala pihak yang berkepentingan.

Terimakasih.

Semarang, 3 Juli 2013

Penulis

(Isty. L. T. Sipayung)

NIM. C2B008084

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETJUAN SKRIPSI ...................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................ iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

ABSTRACK ................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 7

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 9

1.4 Sistematika Penulisan ..................................................................... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 11

2.1 Landasan Teori ............................................................................ 11

2.1.1 Pengertian Tenaga Kerja ................................................... 11

2.1.2 Teori Labor/Leisure Choice .............................................. 13

2.1.3 Teori Penawaran Tenaga Kerja ......................................... 15

2.1.4 TPAK ................................................................................ 19

xi

2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wanita untuk

Bekerja ......................................................................................20

2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 23

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis ....................................................... 28

2.4 Hipotesis ....................................................................................... 29

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 30

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional............................... 30

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 32

3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 35

3.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 36

3.5 Metode Analisis ........................................................................... 37

3.6 Pengujian ..................................................................................... 37

BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 38

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................... 38

4.1.1 Gambaran Kota Surakarta .................................................. 38

4.1.2 Pendidikan dan Sosial ........................................................ 40

4.1.3 Kependudukan ................................................................... 42

4.1.4 Profil Masing-Masing Kelurahan ....................................... 43

4.2 Karakteristik Responden .............................................................. 45

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Keputusan untuk

Bekerja dengan Umur ......................................................48

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Keputusan untuk

Bekerja dengan Tingkat Pendidikan ................................48

xii

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Keputusan untuk

Bekerja dengan Tingkat Pendapatan Suami Responden 49

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Keputusan untuk

Bekerja dengan Jumlah Tanggungan Keluarga .............51

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Responden Sendiri ......................................................52

4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan

Pekerjaan Sampingan (Pendapatan Lain) ....................52

4.3 Analisis Data dan Pembahasan hasil Penelitian ......................... 53

4.3.1 Uji Kesesuaian Model (Hosmer and Lemeshow Test) 53

4.3.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ............ 54

4.3.3 Koefisien Determinasi ....................................................... 55

4.3.4 Uji Multikolinieritas .......................................................... 58

4.4 Interpretasi Hasil dan Pembahasan ............................................. 59

4.4.1 Variabel Umur ................................................................... 59

4.4.2 Variabel Pendidikan .......................................................... 60

4.4.3 Variabel Tingkat Pendapatan Suami ................................. 62

4.4.4 Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga ............................ 63

BAB V. PENUTUP ....................................................................................... 65

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 65

5.2 Keterbatasan ................................................................................ 65

5.3 Saran ............................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 67

xiii

LAMPIRAN ................................................................................................... . 68

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 TPAK Kota Surakarta Tahun 2004-2010 ......................................... 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 24

Tabel 3.1 Pengelompokkan Sampel ................................................................. 34

Tabel 4.1 Jumlah Sarana Pendidikan dan Murid di Kota Surakarta tahun

2010 ................................................................ 41

Tabel 4.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, KK, RT, RW, Kepadatan

Penduduk Kota Surakarta Tahun 2010 ......................................43

Tabel 4.3 Profil Masing-Masing Kelurahan Penelitian ................................ 44

Tabel 4.4 Profil Responden ........................................................................... 46

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Keputusan untuk Bekerja

dan Umur .....................................................................................48

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Keputusan untuk Bekerja

dan Tingkat Pendapatan Suami ...................................................50

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Keputusan Bekerja dan

Jumlah Tanggungan Keluarga .....................................................51

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Responden

Sendiri ........................................................................................52

Tabel 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Pekerjaan

Sampingan (Pendapatan Lain) .................................................. 53

Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ........................................ .. 56

Tabel 4. 11 Correlation Matrix ...................................................................... 58

Tabel 4.12 Koefisien Variabel ....................................................................... 59

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 TPAK Kota Surakarta Tahun 2004-2010 .................................... 5

Gambar 2.1 Kurva Indiferen Individu ............................................................. 14

Gambar 2.2 Kurva Penawaran Tenaga Kerja .................................................. 16

Gambar 2.3 Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Upah Suami Responden,

dan Jumlah Tanggungan Keluarga terhadap Keputusan Wanita

Menikah untuk Bekerja ......................................................... 28

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Kuesioner penelitian ................................................................ 68

Lampiran B Data Mentah Responden ......................................................... 69

Lampiran C Hasil Output Binarry Logistic Regression dengan SPSS 16 .. 70

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumberdaya manusia merupakan salah satu sumber daya produksi, serta

merupakan salah satu faktor dinamika dalam perkembangan ekonomi jangka

panjang (Mugihardjo, 2007). Sumberdaya manusia merupakan subjek sekaligus

objek dari pembangunan. Semua penduduk berhak dan wajib dalam

pembangunan nasional. Baik dari segala latar belakang tingkat pendidikan yang

berbeda-beda, keterampilan, umur, dan sebagainya. Kontribusi penduduk pada

pembangunan ditunjukkan dengan peran mereka dalam pasar tenaga kerja.

Menurut Jhingan (dalam Robiyanto, 2007), sumberdaya manusia dapat dibentuk

sebagai modal dalam rangka pembangunan ekonomi.

Sebelum globalisasi, terdapat perbedaan gender antara perempuan dan

laki-laki. Perempuan hanya hamil, melahirkan, menyusui, mengasuh anak dan

mengurus rumah tangga. Perempuan lebih diposisikan ke tanggungjawab

terhadap pekerjaan-pekerjaan domestik yang umumnya tidak dinilai secara

ekonomi (Riyani, 2001). Sedangkan laki-laki tugas pokoknya adalah mencari

nafkah. Hal ini yang menyebabkan peran atau kontribusi perempuan ke

pembangunan nasional menjadi terbatas dibandingkan laki-laki. Tetapi

sekarang, kemajuan dalam tingkat pendidikan yang dialami penduduk

perempuan memberi peluang baru bagi mereka untuk masuk ke dalam pasar

kerja. Perempuan semakin menuntut persamaan derajat dengan kaum laki-laki.

2

Pendidikan untuk perempuan dan laki-laki sama pentingnya. Perempuan juga

berhak ikut berpartisipasi dalam pembangunan.

Seperti yang dikatakan Petre Roman (dalam Sandor, 2007), “Saya kira

kaum perempuan memiliki keunggulan tambahan, kreativitas dan ketabahan

yang membantu mereka dalam memulai usaha kecil dan kemudian berhasil

mengembangkannya. Saya percaya sekali bahwa perempuan adalah sumber

potensi yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi, tetapi saya...”. Misalkan

pada industri kerajinan tangan dan industri ringan lainnya yang mampu

menyerap tenaga kerja perempuan, dengan alasan perempuan lebih ulet dan

teliti dibandingkan dengan laki-laki. Oleh karena itu, perempuan dibebani

peranan ganda (double burden), baik dalam rumah tangga maupun dalam pasar

kerja. Beban inilah yang mungkin menyebabkan keraguan perempuan untuk

melangkah ke pasar kerja yang diduga akan berpengararuh negatif terhadap

karir profesional mereka.

Keberadaan wanita, termasuk ibu rumah tangga dalam angkatan kerja,

baik yang sudah bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan, menunjukkan

seberapa besar tingkat partisipasi angkatan kerja wanita suatu wilayah tertentu

(Riyani, 2001). Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu batik yang terkenal

di Indonesia, yaitu batik Danar Hadi adalah batik asli buatan Kota Surakarta.

Kota Surakarta, Jawa Tengah, salah satu kota batik di Indonesia, tentunya

membutuhkan tenaga kerja perempuan yang lebih besar jumlahnya

dibandingkan laki-laki di Industri Rumah Tangga Kerajinan (IRTK).

3

Sumarsono (2009) mengatakan bahwa sumber daya manusia

mengandung dua pengertian. Pertama, sumber daya manusia (SDM)

mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam

proses produksi. Dalam hal ini SDM mencerminkan kualitas usaha yang

diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan

jasa. Pengertian kedua dari SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja

untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti

mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu bahwa

kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Secara fisik, kemampuan bekerja diukur dengan usia.

Posisi perempuan sebagai ibu rumah tangga, sebagai tenaga kerja di

pasar kerja, maupun yang sedang mencari pekerjaan, menunjukkan seberapa

besar Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan dalam wilayah

tersebut. Indikator TPAK merupakan ukuran utama ketenagakerjaan yang

sering dipakai. TPAK merupakan indikator yang bermanfaat untuk mengetahui

bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlihat, atau berusaha untuk

terlibat dalam kegiatan produktif dalam kurun waktu tertentu, atau secara

ringkasnya untuk memberikan gambaran tentang seberapa besar keterlibatan

penduduk dalam kegiatan ekonomi produktif (Disnakertrans Surakarta 2010).

Dari buku Profil Ketenagakerjaan Kota Surakarta Tahun 2010, TPAK adalah

ukuran yang menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap

penduduk usia kerja (dihitung dari jumlah angkatan kerja dibagi jumlah

penduduk usia 15 tahun ke atas dikali 100). Angkatan kerja adalah penduduk

4

usia kerja yang selama seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang

bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena suatu sebab, seperti

menunggu panen, pegawai yang sedang cuti dan sejenisnya. Di samping itu

mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari/mengharapkan

memperoleh pekerjaan juga masuk dalam angkatan kerja.

Tabel 1.1

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kota Surakarta tahun 2004-2010

Tahun Angkatan Kerja (orang)

Penduduk Usia Kerja (orang)

TPAK (persen)

Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita

2004 146,300

105,545

193,743

205,238

75.51

51.43

2005 148,680

92,512

192,576

219,480

77.21

42.15

2006 129,867

97,455

194,472

202,137

66.78

48.21

2007 168,921

118,529

216,117

218,580

78.16

54.23

2008 158,556

119,119

201,809

216,392

78.57

55.05

2009 146,262

119,594

190,968

220,613

76.59

54.21

2010 156,781

118,765

204,712

219,088

76.59

54.21

Sumber: Kota Surakarta dalam Angka, Badan Pusat Statistik, Diolah

Secara umum, dari tahun 2004 hingga 2010 jumlah penduduk usia kerja

wanita lebih banyak daripada pria, tetapi jumlah angkatan kerja tidak demikian.

Angkatan kerja pria lebih banyak daripada angkatan kerja wanita dari tahun ke

tahun. Sehingga TPAK pria lebih tinggi dibanding wanita. Padahal sekarang ini

5

seharusnya TPAK bisa sebanding karena kontribusi wanita lebih dibutuhkan

untuk industri batik.

Partisipasi wanita dalam pasar kerja menjadi terbatas dan tidak sama

dengan pria karena banyaknya tanggungjawab wanita di rumah/pekerjaan

domestik dibanding pria (tuntutan pria). Ini berarti bahwa partisipasi penduduk

perempuan dalam ketenagakerjaan masih lebih rendah dibandingkan laki-laki. Hal

ini disebabkan mayoritas penduduk perempuan mempunyai kegiatan utama

mengurus rumah tangga yang merupakan pekerjaan sehari-hari dan sering

dianggap sebagai tugas utama perempuan (BPS, 2002).

TPAK yang turun pada tahun 2005 mungkin bias terjadi karena

memburuknya perekonomian Kota Surakarta pada waktu itu, sehingga banyak

pekerja yang keluar dari pasar kerja. Tetapi pada tahun 2006, TPAK wanita

meningkat cukup tinggi yaitu sebesar 6,6%. Padahal TPAK pria menurun 10,43%.

Dan pada tahun 2007, TPAK wanita meningkat lagi hingga 54,23%. Begitu juga

dengan tahun 2008 yaitu sampai 55,05%. Pendidikan, umur, jumlah tanggungan

keluarga dan tingkat upah (variabel independen) mendorong wanita untuk masuk

ke dalam angkatan kerja sehingga TPAK wanita mengalami kenaikan.

Menurut Mantra (2003), kelompok penduduk umur 0-14 tahun dianggap

sebagai kelompok penduduk belum produktif secara ekonomis, kelompok

penduduk umur 15-64 tahun sebagai kelompok produktif dan kelompok penduduk

umur 65 tahun keatas sebagai kelompok penduduk yang tidak lagi produktif.

6

Wanita usia produktif (15-64 tahun) lebih dilematis dibandingkan pria saat

memutuskan ingin bekerja atau tidak. Salah satu hal yang menjadi pertimbangan

adalah karena tuntutan peran menjadi ibu rumah tangga (peran dalam pekerjaan

domestik) yaitu seperti mengelola rumah tangga, melahirkan anak, merawat anak,

membesarkan anak, merawat orang sakit atau orang tua (Riyani, 2001) yang tidak

bernilai ekonomis. Hukum juga mendefinisikan pembagian kerja antara

perempuan dan laki-laki dalam rumah tangga, sebagaimana dinyatakan pada pasal

34 ayat 2 UU Perkawinan yaitu istri wajib mengurus urusan rumah tangga sebaik-

baiknya. Susilawati (1998) mengatakan bahwa bergesernya pekerjaan wanita yang

cenderung di sektor domestik ke sektor publik melekatkan peran ganda pada

wanita itu sendiri. Masalah yang dihadapi wanita yang sudah menikah untuk

bekerja adalah wanita tetap dituntut untuk berperan sebagai ibu rumah tangga

sehingga konsekuensinya wanita harus berperan ganda (double burden).

1.2 Rumusan Masalah

Sonny (2009) mengatakan bahwa pendidikan dan latihan merupakan salah

satu faktor yang penting dalam pengembangan SDM. Pendidikan dan latihan tidak

hanya menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan

bekerja, dengan demikian meningkatkan produktivitas kerja. Pendidikan dan

latihan dipandang sebagai investasi yang imbalannya dapat diperoleh beberapa

tahun kemudian dalam bentuk pertambahan hasil kerja. Seperti menurut Riyani

dkk (2001) hal ini terjadi mungkin karena jumlah anak/tanggungan keluarga

mempengaruhi volume kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Semakin banyak

jumlah anak semakin besar biaya hidup mereka. Semakin banyak jumlah

7

tanggungan keluarga, maka semakin besar kemungkinan seseorang untuk masuk

dalam dunia kerja (Payaman, 1998). Di samping itu, pendidikan juga

meningkatkan aspirasi dan harapan wanita akan penghasilan yang lebih besar dan

penghidupan yang lebih baik. Semakin tinggi upah semakin banyak tenaga kerja

yang bersedia menawarkan tenaganya. Tenaga kerja yang lebih tinggi

pendidikannya memperoleh pendapatan yang lebih tinggi karena pendidikannya

mempertinggi kemampuan kerja dan selanjutnya kemampuan kerja menaikkan

produktivitas (Sadono, 2005). Payaman (1998) juga mengatakan bahwa bagi

perempuan yang memiliki pendidikan tinggi pada umumnya tidak akan tinggal di

rumah untuk mengurus rumah tangga, tetapi akan mencari pekerjaan. Teori yang

dikemukakan oleh Bellante dan Jackson (dalam Riyani, 2001) bahwa kenaikan

pendapatan suami cenderung mengurangi partisipasi angkatan kerja wanita di

kalangan wanita menikah.

Tuntutan peran wanita dalam pasar domestik membuat wanita ragu untuk

masuk ke dalam pasar kerja. Seperti yang dikatakan Susanto (dalam Sonny, 2009)

wanita memiliki peran ganda yaitu di satu pihak dituntut untuk mengabdikan diri

terhadap rumah tangganya, di lain pihak wanita dituntut untuk berperan serta

dalam pembangunan. Sementara wanita merupakan sumberdaya untuk

pembangunan. Tetapi TPAK wanita meningkat secara signifikan sampai pada

tahun 2008 dan tingkat pertumbuhan jumlah pekerja wanita pada tahun 2008 naik

hingga 8,35% sementara pria menurun 2,35%. Ini menunjukkan bahwa walaupun

kaum wanita menikah yang bekerja menanggung peran ganda dan wanita lebih

dilematis untuk mengurus rumah tangga saja atau melangkah ke pasar kerja,

8

wanita tetap berkemauan keras untuk semakin mandiri di bidang ekonomi yang

lebih spesifiknya dalam pasar tenaga kerja. Ikut sertanya wanita dalam kegiatan

ekonomi bukanlah sesuatu yang baru. Wanita berusaha memperoleh penghasilan

(bekerja) bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain adanya kemauan wanita

untuk bermandiri dalam bidang ekonomi yaitu berusaha membiayai kebutuhan

hidupnya dan mungkin juga kebutuhan hidup dari orang-orang yang menjadi

tanggungannya dengan penghasilan sendiri. Selain itu adalah adanya kebutuhan

untuk menambah penghasilan keluarga. Makin meluasnya kesempatan kerja yang

menyerap tenaga kerja wanita juga merupakan salah satu faktor pendorong wanita

untuk bekerja (Sonny, 2009).

Pada umumnya wanita lebih ragu untu masuk ke dalam pasar tenaga kerja

dibandingkan pria, terlebih pada wanita yang sudah menikah. Karena

pertimbangan perannya dalam pasar domestik (mengurus rumah tangga).

Sementara TPAK wanita Kota Surakarta meningkat dari tahun ke tahun

dibandingkan pria. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kemandirian wanita untuk

memenuhi kebutuhan, dan meluasnya kesempatan kerja. Oleh karena itu, yang

akan dianalisis dalam penelitian ini adalah pengaruh dari faktor tingkat

pendidikan, upah suami, jumlah tanggungan keluarga, dan faktor umum terhadap

keputusan wanita yang telah berstatus menikah untuk bekerja atau tidak.

9

Adapun pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap keputusan

wanita menikah untuk bekerja?

2. Bagaimana pengaruh upah suami terhadap keputusan wanita

menikah untuk bekerja?

3. Bagaimana pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap

keputusan wanita menikah untuk bekerja?

4. Bagaimana pengaruh umur terhadap keputusan wanita menikah

untuk bekerja?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap keputusan wanita

menikah untuk bekerja.

2. Untuk menganalisis pengaruh upah suami terhadap keputusan wanita menikah

untuk bekerja.

3. Untuk menganalisis pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap keputusan

wanita menikah untuk bekerja.

4. Untuk menganalisis pengaruh umur terhadap keputusan wanita menikah untuk

bekerja.

10

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1. Untuk mengembangkan ilmu ekonomi dan studi pembangunan khususnya

ekonomi sumberdaya manusia,

2. Bagi pemerintah, khususnya pemerintah Kota Surakarta, untuk membantu

memberi informasi dalam membuat dan mengambil kebijakan dalam bidang

ekonomi khususnya bidang ketenagakerjaan, pengembangan tenaga kerja wanita,

3. Bagi pihak manapun yang membutuhkan, yang mempunyai kepentingan tentang

penelitian ini.

1.4 Sistematika Penulisan

Subbab ini bermaksud untuk mempermudah pembaca dalam memahami

isi dari penelitian ini. Dimana subbab ini terdiri dari lima bab yaitu, pendahuluan,

telaah pustaka, metode penelitian, hasil dan analisis, dan bab terakhir adalah

penutup. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

Bab I mengemukakan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II menguraikan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian,

penelitian terdahulu yang mendukung, kerangka pemikiran teoritis tentang

masalah penelitian, dan hipotesis penelitian (dugaan sementara).

Bab III menjelaskan tentang metode apa yang digunakan dalam penelitian.

Variabel dalam penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data dari

variabel tersebut, metode pengumpulan data, serta metode analisis yaitu jenis atau

model analisis yang digunakan dalam penelitian.

11

Bab IV membahas tentang hasil penelitian yang menguraikan deskripsi

objek, analisis hasil dan pembahasan.

Bab V menguraikan tentang kesimpulan dan saran yang didapat dari

penelitian ini.

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Tenaga Kerja

Menurut UU No.13 tahun 2003, Ketenagakerjaan adalah segala hal yang

berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa

kerja. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri

maupun untuk masyarakat. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja

dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Pemberi kerja adalah

orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau badan-badan lainnya yang

memperkerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk

lain.

Payaman mengatakan bahwa tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan

bukan angkatan kerja. Angkatan kerja atau labor force terdiri dari (1) golongan

yang bekerja, dan (2) golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan.

Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari (1) golongan yang bersekolah, (2)

golongan yang mengurus rumah tangga, dan (3) golongan lain-lain atau penerima

pendapatan.

13

Untuk dapat mempermudah ingatan terhadap pengertian tenaga kerja,

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Tenaga Kerja = Angkatan Kerja + Bukan Angkatan Kerja

KOMPOSISI PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Sumber: Payaman J. Simanjuntak, 1998

Penduduk

Tenaga Kerja

Angkatan Kerja

Menganggur Bekerja

Setengah Pengangguran

Kentara (jam kerja sedikit)

Tidak Kentara

Produktivitas Rendah

Penghasilan Rendah

Bekerja Penuh

Bukan Angkatan Kerja

SekolahMengurus

Rumah TanggaPenerima

Pendapatan

Bukan Tenaga Kerja

14

Sedangkan tenaga kerja menurut Aris, dkk(1990) adalah bagian penduduk

yang mampu bekerja memproduksi barang dan jasa. Ketidakmampuan untuk

memanfaatkan tenaga kerja tidak saja menimbulkan ketidakefisienan dalam

alokasi sumber daya, namun juga berarti ketidakmampuan perekonomian untuk

memberikan pendapatan kepada sebagian masyarakat. Karenanya, pemanfaatan

tenaga kerja dalam pembangunan ekonomi menjadi suatu topik yang ramai

dibicarakan. Angkatan kerja adalah bagian tenaga kerja yang benar-benar mau

bekerja memproduksi barang dan jasa. Di Indonesia angkatan kerja adalah

penduduk usia 10 tahun ke atas yang benar-benar mau bekerja. Mereka yang mau

bekerja ini terdiri dari yang benar-benar bekerja dan mereka yang tidak bekerja

tetapi sedang mencari pekerjaan.

Menurut Arfida (2002), konsep angkatan kerja yang paling luas ialah

angkatan kerja menyeluruh atau total labor force, yang dirumuskan sebagai

keseluruhan angkatan kerja dari semua individu yang tidak dilembagakan berusia

16 tahun atau lebih tua dalam satu minggu, termasuk angkatan militer, baik yang

tenaganya digunakan maupun tidak digunakan.

Sonny (2009) mengatakan bahwa tenaga kerja atau manpower terdiri dari

angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja ataupun labor force

terdiri dari (1) golongn yang bekerja, dan (2) golongan yang menganggur dan

mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari (1) golongan yang

bersekolah, (2) golongan yang mengurus rumah tangga, (3) golongan lain-lain

atau penerima pendapatan.

15

2.1.2 Teori Labor/Leisure Choice atau Teori Pengambilan Keputusan untuk

Bekerja/Tidak Bekerja

Teori ekonomi pada dasarnya adalah teori pilih memilih, untuk

memaksimalkan kepuasan berbagai kebutuhan berdasarkan keterbatasan sumber

daya (Aris dkk, 1990).

Pilihan seseorang untuk menentukan jumlah jam kerjanya bergantung pada

preferensi atau pilihannya. Jika jam untuk bekerja dan untuk bersantai ini sama-

sama sesuai dengan seleranya, dikatakan bahwa seseorang ini bersikap indiferen

terhadap kedua kombinasi waktu tersebut. Preferensi konsumen dapat

digambarkan dalam sebuah kurva yaitu kurva indiferen (indifference curves).

Kurva indiferen adalah kurva yang menggambarkan kombinasi konsumsi

yang memberikan konsumen tingkat kepuasan yang sama (Mankiw, 2006).

Empat karakteristik yang melukiskan kurva indiferen antara lain:

1. Kurva indiferen yang lebih tinggi lebih disukai daripada kurva yang lebih

rendah.

2. Kurva indiferen selalu miring ke bawah.

3. Kurva indiferen tidak selalu berpotongan.

4. Kurva indiferen selalu melengkung kearah dalam.

Kita dapat menggunakan teori pilihan konsumen akan kombinasi barang

untuk menganalisis bagaimana seseorang memutuskan untuk mengalokasikan

16

waktunya untuk bekerja atau tidak bekerja (bersantai). Waktu bekerja dan waktu

bersantai merupakan dua jenis barang.

Gambar 2.1 Kurva indiferen individu

Kurva ini menunjukkan batasan anggaran seseorang dalam memutuskan

berapa lama (jam) ia harus bekerja. I1, I2, dan I3 adalah kurva-kurva indiferen

untuk konsumsi dan waktu bersantai. Titik E adalah titik optimum. Dalam kurva

ini, diasumsikan waktu terjaga dalam seminggu yaitu 100 jam. Untuk setiap 1 jam

ia bekerja mendapatkan upah $50, yang kemudian dipakai untuk mengonsumsi

barang atau jasa. Dalam artian, setiap 1 jam waktu bersantai yang dikorbankan

untuk bekerja mendapat upah $50. Pada titik E (titik optimum), batasan anggaran

mencapai kurva indiferen tertinggi yaitu I2. Pada kurva ini, kurva indiferen yang

17

dapat dicapai adalah I2. Kurva indiferen tertinggi (utilitas paling tinggi) adalah I3

namun tidak mampu memperoleh kombinasi I3 karena adanya batasan waktu

dalam seminggu. Sebaliknya, kurva I1 adalah kurva indiferen yang terendah,

maka tidak memilihnya.

Mankiw (2006) mengatakan bahwa antara waktu bersantai dan konsumsi

menetukan penawaran tenaga kerjanya karena semakin banyak waktu bersantai

yang ia nikmati, semakin sedikit waktu yang tersisa untuk bekerja.

Keputusan mengenai apakah seseorang harus bekerja dan berapa lama

dalam seminggu dia perlu bekerja bukanlah semata-mata ditetapkan oleh pribadi

seseorang tersebut akan tetapi secara bersama oleh semua anggota keluarga

(Payaman, 1998).

2.1.3 Teori Penawaran Tenaga Kerja

Proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan dan

permintaan tenaga kerja dinamakan pasar kerja (Payaman, 1998). Sedangkan Sri

Haryani (2002) mengatakan bahwa penawaran tenaga kerja merupakan fungsi

yang menggambarkan hubungan antara tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja

yang ditawarkan. Pasar kerja adalah seluruh aktivitas dari pelaku-pelaku yang

mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja. Pelaku-pelaku ini terdiri dari

pengusaha yang membutuhkan tenaga, pencari kerja, dan perantara atau pihak

ketiga yang memberikan kemudahan bagi pengusaha dan pencari kerja untuk

saling berhubungan. Dimana bahwa pasar itu sendiri adalah titik keseimbangan

antara permintaan dan penawaran. Semakin banyak seseorang menghabiskan

18

waktu untuk bekerja, semakin sedikit waktunya untuk bermain, menonton ataupun

dan sebagainya yang mengisi waktu luang. Bagaimana seseorang menghabiskan

waktunyalah yang melatarbelakangi kurva penawaran tenaga kerja. Aris, dkk

(1990) mengatakan penawaran terhadap pekerja adalah hubungan antara tingkat

upah dan jumlah satuan pekerja yang disetujui oleh pensuplai untuk ditawarkan.

Secara khusus kurva penawaran menggambarkan pada berbagai kemungkinan

tingkat upah dan jumlah maksimum satuan pekerja yang ditawarkan oleh

pensuplai pekerja pada waktu tertentu.

Kurva penawaran tenaga kerja menunjukkan bagaimana seseorang tersebut

mengalokasikan waktunya untuk bekerja atau leisure. Kurva penawaran tenaga

kerja memiliki slope yang positif (dari kiri bawah ke kanan atas), yang artinya

semakin tinggi tingkat upah, semakin besar pula seseorang mengorbankan

waktunya untuk bekerja (jam kerja). Dan Mankiw (2006) mengatakan bahwa

karena waktu terbatas, jumlah jam kerja yang lebih banyak berarti bahwa para

pekerja menikmati waktu luang lebih sedikit. Artinya, para pekerja merespon

peningkatan biaya kesempatan dari waktu luang mereka dengan mengurangi

waktu luang mereka.

19

Gambar 2.2 Kurva Penawaran Tenaga Kerja

Kurva penawaran diatas akan berubah setiap kali seseorang tersebut

mengubah pengalokasian waktunya untuk bekerja (jumlah jam kerja).

Penawaran tenaga kerja muncul dari trade off masing-masing individu

antara bekerja dan bersantai. Kurva penawaran tenaga kerja yang melengkung ke

atas berarti bahwa orang merespon kenaikan upah dengan mengurangi waktu

istirahatnya, dan menambah jam kerjanya (Mankiw, 2003).

Beberapa penyebeb pergeseran kurva penawaran tenaga kerja (Mankiw,

2006):

1. Perubahan selera; Saat ini, ukuran keluarga semakin kecil, dan lebih

banyak ibu rumah tangga yang memilih untuk bekerja. Akibatnya adalah

peningkatan penawaran tenaga kerja.

20

2. Perubahan kesempatan alternatif; Penawaran tenaga kerja pada setiap

pasar tenaga kerja bergantung pada kesempatan yang tersedia pada pasar

tenaga kerja lainnya.

3. Imigrasi; perpindahan pekerja dari suatu wilayah ke wilayah lain, atau dari

suatu negara ke negara lain, merupakan penyebab nyata, dan sering kali

penting, dari pergeseran penawaran tenaga kerja.

Beberapa variabel yang menentukan penawaran tenaga kerja dan untuk

dapat memprediksi penawaran dimasa yang akan datang (Sri Haryani 2002; 85) :

1. Tingkat Upah; secara umum upah mempunyai korelasi (hubungan) positif

dengan jam kerja yang ditawarkan. Namun setelah melewati batas tertentu,

upah tidak lagi berhubungan positif, tetapi berhubungan negative dengan

jumlah jam kerja yang ditawarkan. Hal ini terjadi apabila tingkat upah

sudah sedemikian tinggi, sehingga sebagian besar kebutuhan material

sudah dapat dipenuhi, orang sudah tidak lagi tertarik dengan uang. Mereka

akan mengalokasikan sebagian waktunya untuk leises fair.

2. Preferensi; preferensi orang dalam menggunakan waktunya dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu apakah waktunya akan digunakan

untuk bekerja atau kegiatan non kerja. Apabila orang cenderung memilih

atau menyukai menggunakan waktunya untuk bekerja, maka penawaran

tenaga kerja akan besar, dan begitu juga sebaliknya.

3. Penduduk; apabila jumlah penduduk suatu negara besar, maka penawaran

tenaga kerja di negara tersebut besar.

21

4. Partisipasi Angkatan Kerja; partisipasi angkatan kerja juga dapat dianalisis

dari masuknya pencari kerja baru. Dari yang tadinya bukan angkatan kerja

kemudian menjadi angkatan kerja, dan sebaliknya.

5. Tingkat Pengangguran; fenomena memburuknya kondisi perekonomian

ternyata tidak selalu menimbulkan reaksi atau akibat yang sama bagi

semua penduduk. Kondisi perekonomian yang memburuk dapat memaksa

anggota rumah tangga yang lain untuk membantu rumah tangganya

dengan aktif mencari pekerjaan. Selain mencari kesempatan-kesempatan

kerja yang ada, mereka juga dapat menciptakan kerja sendiri, sehingga

mereka masuk menjadi angkatan kerja. Dari kedua analisis di atas, berarti

terjadi pertambahan dan sekaligus pengurangan terhadap jumlah

pengangguran. Hanya saja biasanya jumlah yang menjadi penganggur

lebih besar disbanding mereka yang mendapatkan kesempatan keraj atau

berhasil menciptakan pekerjaan sendiri.

6. Kekayaan Fisik; kekayaan fisik berpengaruh positif terhadap penyerapan

tenaga kerja. Kekayaan fisik yang sifatnya alami, seperti tanah beserta

isinya, laut, dan hutan dapat dijadikan tempat untuk bekerja. Dengan

demikian menjadi salah satu kesempatan untuk timbulnya partisipasi

angkatan kerja.

22

2.1.4 TPAK

Disnakertrans Surakarta menyebutkan bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja adalah ukuran yang menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja

terhadap penduduk usia kerja (dihitung dari jumlah angkatan kerja dibagi jumlah

penduduk usia 15 tahun ke atas dikali 100).

Sedangkan Payaman (1998) menjelaskan bahwa Tingkat Partisipasi Kerja

(Labor Force Participation Rate) suatu kelompok penduduk tertentu adalah

perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk dalam usia kerja

dalam kelompok yang sama.

TPK =. x 100 %

Dari persamaan di atas, semakin besar jumlah angkatan kerja (bekerja dan

sedang mencari pekerjaan), maka semakin besar TPK dalam kelompok yang

sama. Dan sebaliknya jika jumlah yang tergolong bukan angkatan kerja (seperti

sekolah, mengurus rumah tangga, dan lain-lain) semakin besar yang tentunya

jumlah yang tergolong angkatan kerja semakin kecil, maka TPK semakin kecil.

Menurut Sri Haryani (2002), angkatan kerja merupakan penduduk usia

kerja (15 tahun ke atas) yang aktif secara ekonomis yang terdiri dari penduduk

usia kerja yang menawarkan tenaga kerjanya dan berhasil mendapatkan pekerjaan

(employed) dan penduduk usia kerja yang menawarkan tenaga kerjanya dan belum

berhasil mendapatkan pekerjaan (unemployed), serta penduduk yang mempunyai

pekerjaan namun sementara tidak bekerja. Maka dapat dikatakan bahwa tingkat

23

partisipasi angkatan kerja (TPAK) merupakan persentase penduduk yang berusia

layak kerja yang memilih untuk ikut dalam angkatan kerja (Kaufman &

Hotchkiss, 1999).

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya TPK adalah sebagai

berikut (Payaman, 1998) :

1. Jumlah penduduk yang masih bersekolah

2. Jumlah penduduk yang mengurus rumah tangga

3. Bagaimana suatu keluarga mengatur siapa yang bekerja, bersekolah dan

mengurus rumah tangga pada dasarnya tergantung dari tingkat penghasilan

dan jumlah tanggungan dari keluarga yang bersangkutan

4. Dipengaruhi oleh umur

5. Dipengaruhi oleh tingkat upah

6. Dipengaruhi oleh tinggi pendidikan

7. Dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi.

2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wanita untuk Bekerja

Secara umum penyediaan tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti jumlah penduduk, tenaga kerja, jam kerja, pendidikan, produktivitas, dan

lain-lain (Payaman, 1998). Penyediaan tenaga kerja dipengaruhi oleh jumlah

penduduk dan struktur umur. Semakin banyak penduduk dalam umur anak-anak,

semakin kecil jumlah yang tergolong tenaga kerja. Jumlah dan kualitas tenaga

tersebut

24

dipengaruhi oleh banyak faktor seperti jumlah penduduk, struktur umur, tenaga

kerja atau penduduk dalam usia kerja, jumlah penduduk yang sedang bersekolah

dan mengurus rumah tangga, tingkat penghasilan dan kebutuhan rumah tangga,

pendidikan, latihan, jam kerja, motivasi dan etos kerja, tingkat upah dan jaminan

sosial, kondisi dan lingkungan kerja, kemampuan manajerial dan hubungan

industrial, serta berbagai macam kebijaksanaan Pemerintah. Masing-masing faktor

tersebut dapat saling mempengaruhi serta secara langsung dan/atau tidak

langsung mempengaruhi penyediaan tenaga kerja.

Penelitian Tumanggor (2009) mengatakan bahwa Faktor pendidikan

merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan

kerja wanita di Kota Medan. Pendidikan juga merupakan salah satu indikator

keberhasilan pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui

pembangunan sumber daya manusia.

Sebagaimana yang dikatakan Payaman bahwa jumlah angkatan kerja

dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang bersekolah dan mengurus rumah tangga.

Semakin banyak penduduk yang bersekolah dan mengurus rumah tangga, semakin

sedikit jumlah penduduk yang tergolong angkatan kerja dan semakin rendah

tingkat partisipasi kerja.

Aris Ananta, dkk (1990) mengajukan argumen peningkatan mutu modal

manusia dipengaruhi oleh pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Aris, dkk juga

menambahkan bahwa keputusan seorang individu untuk berpartisipasi dalam

kegiatan pasar ditentukan oleh upah yang ada di pasar dan selera individu

25

tersebut. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan dan upah

berpengaruh positif terhadap peningkatan partisipasi angkatan kerja wanita dalan

pasar tenaga kerja.

Payaman (1998) menjelaskan bahwa dalam mengambil keputusan,

seseorang biasanya mempertimbangkan keputusan atau kemungkinan keputusan

yang akan diambil oleh anggota lain dalam keluarga. Adalah keputusan keluarga

yang menetapkan misalnya:

1. Bahwa sang suami perlu mencari pekerjaan tambahan di samping

pekerjaan penuh yang sudah ada supaya ibu dapat mengurus anak-anak

dan rumah tangga,

2. Bahwa di samping bapak, maka sang ibu perlu bekerja (walaupun sebagai

pekerja tak penuh) supaya keluarga tersebut mampu menyekolahkan anak

ke perguruan tinggi,

3. Bahwa anak tertua dalam rumah tangga perlu mencari pekerjaan (dan oleh

sebab itu harus memutuskan sekolahnya di tingkat sarjana) supaya adik-

adiknya dapat meneruskan sekolahnya; dan lain-lain.

2.2 Penelitian Terdahulu

Untuk menunjang analisis dan landasan teori yang ada, maka diperlukan

penelitian terdahulu sebagai pendukung bagi penelitian ini. Berkaitan dengan

keputusan wanita dewasa untuk bekerja terdapat beberapa penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya.

26

Berdasarkan uraian di atas, penelitian terdahulu akan diringkas dalam tabel 2.2.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama

(Tahun)

Judul Variabel Hasil penelitian

1. Novita

Eliana dan

Rita Ratina

(2007)

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Curahan

Waktu Kerja

Wanita Pada

PT.

AGRICINAL

Kelurahan

Bentuas

Kecamatan

Palaran Kota

Samarinda

Y=curahan waktu

kerja

X1=umur

X2=jumlah

tanggungan

keluarga

X3=tingkat

pendidikan

X4=pendapatan

perkapita keluarga

X5=upah

Variabel umur, jumlah tanggungan keluarga,

tingkat pendidikan, dan pendapatan perkapita

tidak berpengaruh nyata terhadap curahan waktu

tenaga kerja wanita dalam mencari nafkah.

Variabel upah mempengaruhi curahan waktu

tenaga kerja wanita.

27

No. Nama

(Tahun)

Judul Variabel Hasil Penelitian

2. Wiwit A F

Riyani,

Vincent H

Wiyono dan

Bambang

Supriyanto

(2001)

Analisis

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Keputusan

untuk Bekerja

bagi Ibu

Rumah

Tangga di

Perkotaan

Kabupaten

Purworejo

Variabel

dependen:keputusan

ibu rumah tangga

untuk bekerja atau

tidak bekerja, variabel

independen:pendapatan

suami, umur

responden, pendidikan

responden, jumlah

anak, dan umur anak

terkecil.

Variabel pendapatan suami berpengaruh

negatif terhadap probabilitas keputusan untuk

bekerja bagi ibu rumah tangga. Sebaliknya,

untuk variabel pendidikan, jumlah anak, dan

umur anak terkecil berpengaruh positif.

28

No. Nama

(Tahun)

Judul Variabel Hasil Penelitian

3.

4.

Iwan

Rusastra

dan M.

Suryadi

(2002)

-

Karakteristik

Demografi dan

Sosial

Ekonomi

Buruh Wanita

Serta

Kontribusinya

terhadap

Pendapatan

Keluarga

Multivariate

Analysis of

Variance

(Manova)

dalam

Motivasi

Wanita

Bekerja

Curahan waktu,

pendapatan, jumlah

anak, jarak tempat

tinggal pekerja dengan

tempat kerja.

Variabel

terikat=bekerja

Variabel bebas=tingkat

pendidikan, umur,

penghasilan keluarga,

dan budaya.

Upah perhari memiliki pengaruh paling besar

terhadap intensitas kerja.

Pengaruh signifikan di antara rata-rata vector

variabel dependen yaitu motivasi wanita

bekerja karena tingkat pendidikannya.

29

No. Nama

(Tahun)

Judul Variabel Hasil Penelitian

5. Joice

Katerine

Ongge,

W.H

Limbong,

dan

Endriatmo

Soetarto

Analisis

Curahan Kerja

Wanita dan

Kontribusinya

terhadap

Pendapatan

Petani di

Kabupaten

Jayawijaya

Irian Jaya

Y=pendapatan dari

kegiatan usaha tani

X1=luas tanaman

X2=jumlah

tanggungan keluarga

X3=pengalaman kerja

X4=curahan kerja

Variabel luas tanaman berpengaruh positif

terhadap pendapatan. Variabel jumlah

tanggungan keluarga dan pengalaman kerja

tidak berpengaruh terhadap pendapatan,

variabel curahan jam kerja memberikan

kontribusi positif.

30

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

Sumber daya manusia di dalam ilmu ekonomi dikatakan sebagai sebuah

modal. Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sejauh mana

variabel tingkat pendidikan, tingkat upah suami, jumlah tanggungan keluarga

terhadap keputusan wanita dewasa untuk bekerja. Berdasarkan uraian tersebut, maka

kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3

Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Upah Suami Responden, dan Jumlah

Tanggungan Keluarga terhadap Keputusan Wanita Menikah untuk Bekerja

(+)

(-)

(+)

(-)

Jumlah Tanggungan

Keluarga (X3)

Upah Suami (X2)

Tingkat Pendidikan

(X1)

Keputusan Wanita

Menikah Usia Produktif

Untuk Bekerja (Y)

Umur Responden (X4)

31

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan awal/dugaan sementara hubungan pengaruh

antara variabel bebas terhadap variabel terikat sebelum dilakukan penelitian dan

harus dibuktikan melalui penelitian. Dugaan tersebut diperkuat melalui teori/jurnal

yang mendasari dan hasil dari penelitian terdahulu.

Berdasarkan variabel yang diambil dalam kerangka pemikiran teoritis, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel tingkat pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap keputusan

wanita untuk bekerja (H1),

2. Variabel tingkat upah suami diduga berpengaruh negatif terhadap keputusan

wanita untuk bekerja (H2),

3. Variabel jumlah tanggungan keluarga diduga berpengaruh positif terhadap

keputusan wanita untuk bekerja (H3),

4. Variabel umur responden diduga berpengaruh negatif terhadap keputusan

wanita untuk bekerja (H4).

33

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari

peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Purnomo, 2009:41).

Sedangkan menurut Iqbal (2002), metodologi penelitian adalah ilmu yang

membicarakan tata cara atau jalan sehubungan dengan adanya penelitian.

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel ialah sebuah konsep yang mempunyai nilai (Husaini, 2009:8).

Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi

penyebab bagi variabel lain. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang

dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain. Dalam penelitian ini, yang

bertindak sebagai variabel dependen adalah keputusan seorang wanita dewasa

untuk bekerja. Sedangkan variabel independennya antara lain yaitu tingkat

pendidikan responden, upah wanita bersangkutan, tingkat upah suami responden,

jumlah tanggungan keluarga dan umur dari wanita responden tersebut.

Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Keputusan seorang wanita dewasa untuk bekerja atau tidak bekerja

Dalam penelitian ini, keputusan seorang wanita dewasa untuk bekerja atau

tidak bekerja merupakan variabel dependen. Keputusan seorang wanita

dewasa untuk bekerja atau tidak merupakan keputusan untuk masuk dalam

34

pasar kerja atau tetap dalam pasar domestik (mengurus rumah tangga).

Keputusan untuk masuk ke dunia pasar kerja menimbulkan dilematis

wanita untuk menyandang beban peran ganda. Variabel dependen ini

termasuk dummy variabel. 1 menunjukkan bahwa responden bekerja dan 0

tidak bekerja. Oleh karena variabel dummy atau kualitatif menunjukkan

keberadaan (presence) atau ketidakbradaan (absence) dari kualitas atau

suatu atribut, seperti laki-laki atau perempuan, maka variabel ini berskala

nominal. Variabel yang mengasumsikan bernilai 1 atau 0 disebut variabel

dummy (Ghozali, 2006).

2. Upah suami

Upah suami adalah besarnya upah yang diperoleh suami responden

(wanita tersebut) tiap bulannya. Ukuran satuan upah ini juga dalam rupiah.

3. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimaksud di sini yaitu lamanya seorang

responden (wanita tersebut) menempuh pendidikan sampai pendidikan

terakhirnya. Satuannya adalah dalam tahun.

4. Jumlah tanggungan keluarga

Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah/banyaknya orang yang

seluruh/sebagian biaya hidupnya ditanggung oleh responden atau rumah

tangga dari responden tersebut.

5. Umur responden

Usia responden tersebut sampai pada saat wawancara (tahun).

35

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Iqbal, 2002:58).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita yang telah menikah

yang berusia 15-64 tahun di Kota Surakarta.

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara

tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang

dianggap bisa mewakili populasi (Iqbal, 2002:58).

Dalam pengambilan sampel ini digunakan metode multistage sampling

kemudian proportional sampling. Yaitu pengambilan sampel yang dilakukan

secara bertahap. Selanjutnya akan diterapkan proportional sampling, yaitu

pengambilan subjek atau sampel pada setiap wilayah dengan seimbangatau

sebanding dengan banyaknya subjek atau sampel dalam masing-masing wilayah

(Arikunto, 2002).

Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Populasi dibagi menjadi beberapa bagian/sub populasi,

b. Dari tiap sub populasi, diambil sebuah sampel random. Dengan sampling

acak berlapis proporsional yaitu banyaknya unsur yang dipilih dari tiap

sub populasi sebanding,

c. Hasil pengambilan sampel tiap sub populasi digabungkan menjadi satu

sampel yang diperlukan.

Di dalam penelitian ini, sampelnya adalah Kecamatan Jebres dan

Kecamatan Banjarsari dimana jumlah wanita berusia produktif yang tertinggi.

36

Dari Kecamatan Jebres, diambil Kelurahan Jebres dan Kelurahan Mojosongo.

Sedangkan dari Kecamatan Banjarsari, Kelurahan Nusukan dan Kelurahan

Kadipiro.

Sedangkan pengukuran besarnya sampel ialah dengan menggunakan

Rumus Slovin yaitu:

dimana, n: ukuran sampel

N: banyaknya populasi

e: 10%

Pengelompokkan sampel menjadi beberapa sub populasi, diperlihatkan

pada tabel berikut:

37

Tabel 3.1

Pengelompokkan Sampel

Kelurahan

Surakarta

Jumlah Wanita

Menikah (15-64

tahun)

Pengambilan

Sampel

Sampel

(orang)

Kel. Jebres 12766 12766/54969 x 100 23

Kel. Mojosongo 13986 13986/54969 x 100 25

Kel. Nusukan 8527 8527/54969 x 100 16

Kel. Kadipiro 19690 19690/54969 x 100 36

Jumlah 54969 100 100

Dengan jumlah populasi tersebut, besarnya sampel yang diambil adalah

sebagai berikut:

n = 99,92 orang

38

Pengambilan sampel dari masing-masing kecamatan adalah sebagai

berikut:

Kelurahan Jebres = 12766/54969 x 100 = 23 responden

Kelurahan Mojosongo = 13986/54969 x 100 = 25 responden

Kelurahan Nusukan = 8527/54969 x 100 = 16 responden

Kelurahan Kadipiro = 19690/54969 x 100 = 36 responden

Jumlah sampel seluruhnya = 100 responden

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa jumlah sampel untuk empat

kelurahan adalan 100 orang dan masing-masing kelurahan memiliki jumlah

sampel yang berbeda. Banyaknya sampel yang terdapat di Kelurahan Jebres

adalah 23 orang. Cara menentukan 23 orang responden dari 12.766 orang anggota

populasi yaitu 23 orang tersebut adalah termasuk wanita menikah yang berusia

produktif (15-64) baik yang bekerja maupun tidak bekerja. Begitu juga dengan

Kelurahan Mojosongo, Kelurahan Nusukan, dan Kelurahan Kadipiro.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data adalah segala keterangan atau informasi mengenai hal yang

berkaitan dengan masalah yang dibahas, tempat dimana data yang diperlukan

dalam penelitian ini diperoleh. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini

adalah:

39

a. Data Primer

Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan

diteliti (responden) (Bagong, 2007: 55). Data primer yang dikumpulkan

adalah hasil wawancara, yaitu dengan menggunakan instrument kuesioner.

Kuesioner tersebut dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk

memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para responden, yaitu

orang yang member jawaban (Koentjaraningrat, 1977:173). Wawancara

ialah Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.

Wawancara berguna untuk mendapatkan data dari tangan pertama

(Husaini, 2009: 55). Dalam penelitian ini meliputi berapa upah suami,

tingkat pendidikan, tingkat upah, umur responden, berapa jumlah

tanggungan keluarga, dan sebagainya.

b. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari lembaga atau institusi

tertentu, seperti Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian, dan lain-lain

(Bagong, 2007: 55). Yang termasuk dalam data sekunder penelitian ini

ialah jumlah wanita produktif di Kota Surakarta, Profil Ketenagakerjaan

Kota Surakarta.

Di dalam penelitian ini, peneliti akan memakai kedua sumber data, yakni

sumber data primer dan sumber data sekunder. Sesuai dengan kebutuhan yang

akan dibutuhkan oleh peneliti selama melakukan penelitian.

40

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data sesuai

dengan permasalahan yang diangkat. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data

maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan. Pengumpulan data yang digunakan penulis untuk mendapatkan

informasi yang berguna dalam penelitian adalah:

a) Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang memberi

kesempatan interaksi satu persatu antara peneliti dan individu-individu

yang sedang dikaji (responden). Wawancara memiliki peluang untuk

bertanya guna mengklarifikasi jika pertanyaan tampak samar-samar atau

guna member klarifikasi jika pertanyaan tidak jelas. Data yang dihasilkan

berupa jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Wawancara

adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung

oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden

dicatat atau direkam (Iqbal, 2002:85).

b) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

yang dijadikan informasi oleh penulis adalah berbentuk tulisan, atau

karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan

misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan,

41

ataupun skripsi (penelitian sebelumnya). Metode ini dengan membaca

dokumen-dokumen tersebut yang terkait dengan permasalahan penelitian.

3.5 Metode Analisis

Karena variabel dependennya (Y) adalah keputusan bekerja atau tidak

sehingga termasuk dummy variable. Angka 1 untuk ya, dan 0 untuk tidak bekerja.

Maka model yang tepat adalah model Regresi Logistic (Logistic Regression

Model). Model regresi logistic yang akan digunakan adalah Binnary Logistic

Regression Model. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPSS

16.

3.6 Pengujian

3.6.1 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2007).

Suatu model regresi bebas miltikolinieriatas bila koefisien korelasi antar variabel

independen lemah, yaitu di bawah 0,8 (Ghozali, 2009).

3.6.2 Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test

Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol

bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara

model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Ghozali (2006)

mengatakan bahwa jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of fit test statistics

42

sama dengan atau kurang dari 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada

perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness

fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya.

Jika nilai statistics Hosmer and Lemeshow Goodness of fit lebih besar dari 0.05,

maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi

nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok

dengan data observasinya. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0: model yang dihipotesakan fit dengan data

HA: model yang dihipotesakan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesa nol agar

supaya model fit dengan data (Ghozali, 2006).

3.6.3 Statistik -2 Log Likelihood (Overall Model Fit)

Setelah menguji kelayak model, maka langkah selanjutnya adalah uji

keseluruhan model atau Overall Model Fit. Statistik yang digunakan berdasarkan

pada fungsi likelihood (Ghozali, 2006). Yaitu dengan melihat angka -2 Log

Likelihood pada Block Number 0 dan angka -2 Log Likelihood pada Block

Number 1. Statistik -2 Log likelihood dapat juga digunakan untuk menentukan

jika variabel bebas ditambahkan ke dalam model apakah akan membuat model fit

atau tidak.

43

3.6.4 Cox and Snell’s R Square

Ghozali (2006) menjelaskan bahwa Cox and Snell’s R Square merupakan

ukuran yang mencoba meniru ukuran R² pada multiple regression yang didasarkan

pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 sehingga

sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari Cox and

Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu).

Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox and Snell R² dengan nilai

maksimumnya. Nilai Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R²

pada multiple regression.