analisis kesulitan belajar matematika pada materi …
TRANSCRIPT
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018
Alham Syukman Siasa, Moh. Salam, Suhar 1
ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM
PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL KELAS X1
MA NEGERI 10 KENDARI
Alham Syukman Siasa1)
, Moh. Salam2)
, Suhar3)
1)Mahasiswa Pendidikan Metematika,
2,3)Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
FKIP Universitas Halu Oleo, Email : [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini ialah penelitian eksploratif bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi
kesulitan belajar matematika siswa pada materi sistem persamaan linear tiga variabel kelas X1 SMA
Negeri 10 Kendari dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah
kelas X1 sebanyak 19 orang dan subjek yang diwawancarai berjumlah 6 orang diperoleh dari hasil tes
tertulis. Data respon siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan lembar observasi dan
kuesioner. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan
kesimpulan. Validasi data dilakukan dengan triangulasi data. Hasil yang diperoleh dalam penelitian
ini ialah letak kesulitan siswa kelas X1 SMA Negeri 10 Kendari dalam mempelajari sistem
persamaan linear tiga variabel yakni pada bagian operasi (keterampilan), yaitu siswa tidak dapat
melanjutkan dalam penyelesaian soal atau tidak menuliskannya. Siswa mengerti konsepnya, tetapi
tidak sedikit siswa masih mengalami kesalahan yang dilakukan dengan persentase 92,54% dan itu
dominan dipengaruhi oleh minat dan motivasi dalam melatih kemampuan (internal).
Kata Kunci: kesulitan, matematika, persamaan
ANALYSIS OF LEARNING DIFFICULTIES IN MATHEMATICS MATERIALS THREE
VARIABLE LINEAR EQUATION SYSTEMS CLASS X1 SMA NEGERI 10 KENDARI
Abstract
This is research explorative aims to find out the things that affect students' mathematics learning
difficulties on the material system of equations linear three class variables X1 SMA Negeri 10
Kendari by using qualitative descriptive method. This research subject is class X1 many as 19 people
and subjects were interviewed amounted to 6 obtained from the results of the written test. Student
response data to the learning of mathematics using observation sheets and questionnaires. Data
analysis was performed through data reduction, data presentation, data verification and conclusion.
Data validation is done by triangulation data. The results obtained in this study is the location of the
trouble students of class X1 SMA 10 Kendari in studying systems of linear equations in the three
variables, namely the operation of (skills), that students can not continue in the resolution of
problems or do not write it down. Students understand the concept, but not a few students are still
experiencing the mistakes made with the percentage of 92.54% and was predominantly influenced by
the interest and motivation in training capability (internal).
Key Word: difficulties, mathematics, equation
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018
2
Pendahuluan
Belajar menunjukkan adanya perubahan
yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir
akan didapat keterampilan, kecakapan dan
pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar
tersebut tercermin dalam hasil belajarnya.
Sehingga harapan guru untuk siswa melalui
pembelajaran matematika ini diharapkan mampu
memahami konsep dan pemecahan masalah
sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal yang diberikan. Tanjungsari,
dkk (2012:53), upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan khususnya mata pelajaran
matematika, guru dituntut untuk selalu
meningkatkan diri baik dalam pengetahuan
matematika maupun pengelolaan proses belajar
mengajar. Hal ini dimaksudkan agar para siswa
dapat mempelajari matematika dengan baik dan
benar sehingga mereka mampu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Rendahnya hasil belajar siswa dapat
dilihat dari penguasaan terhadap materi
matematika. Kesulitan siswa dalam mengerjakan
soal menjadi salah satu petunjuk untuk
mengetahui sejauh mana siswa menguasai
materi matematika. Oleh karena itu, adanya
kesulitan belajar tersebut perlu dianalisis dan
dicari faktor apa saja yang mempengaruhinya
kemudian dicari solusi penyelesaiannya.
Informasi tentang kesulitan dalam mengerjakan
soal matematika dapat digunakan untuk
meningkatkan mutu proses pem belajaran dan
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran matematika.
Perkembangan belajar siswa tidak seterusnya
berjalan dengan lancar, ada kalanya siswa
mengalami kesulitan dalam belajar. Siswa
cenderung menghafal konsep matematika yang
diberikan guru atau yang tertulis dalam buku
ajar tanpa memahami maksud dan isinya dalam
menyelesaikan soal matematika. Sehingga siswa
sering menghadapi kesulitan dalam
menyelesaikan soal matematika yaitu kesulitan
siswa dalam menghitung, kesulitan siswa
menafsirkan simbol, dan kesulitan siswa
memahami materi.
Jamaris, (dalam Narulita: 2016:165),
kesulitan belajar disebabkan oleh masalah yang
dialami otak dalam menerima, memproses,
menganalisis, dan menyimpan informasi.
Matematika memerlukan pemikiran sistematis.
Selain menerima materi, siswa dituntut untuk
memproses dan menganalisis isi soal. Setelah
menganalisis isi soal, siswa dituntut untuk
mengerjakan sesuai dengan informasi yang
siswa didapatkan sebelumnya. Kemampuan
siswa yang berbeda-beda membuat siswa yang
kemampuannya rendah dalam menyerap materi
pelajaran enggan untuk lebih memahami apa
yang mereka kurang kuasai. Tak sedikit siswa
yang kurang pandai enggan untuk bertanya
tentang kesulitan materi yang diajarkan oleh
guru, karena tak sedikit siswa yang malu kepada
teman-teman sekelasnya hanya karena
menanyakan materi yang kurang dimengerti
ketika pembelajaran sedang berlangsung,
sehingga tak jarang banyak siswa yang sama
sekali tidak menguasai salah satu bahkan
beberapa materi pelajaran.
Berdasarkan hasil observasi di SMA
Negeri 10 Kendari pada tanggal 7 Juli 2016 di
kelas X1 masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan. Data yang menunjukkan bahwa
pencapaian nilai matematika yang rendah. Hal
ini dilihat dari nilai rata-rata tugas siswa yaitu
63,33. Selain itu, masih ada beberapa siswa
yang belum memenuhi nilai standar KKM, yaitu
75. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu usaha
untuk mencari faktor yang mempengaruhi
kesulitan belajar siswa terhadap materi tersebut.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kesulitan belajar pada siswa yaitu bisa berasal
dari internal siswa ataupun eksternal siswa.
Kesulitan yang dialami siswa dalam
mempelajari matematika, berkaitan dengan
penelitian ini dapat ditinjau dari dua hal yakni:
(1) kesulitan dalam memahami konsep dan (2)
kesulitan dalam penyelesaian suatu masalah
(operasi). Salah satu materi dalam mata
pelajaran matematika yang membuat siswa
mengalami kesulitan belajar, yaitu sistem
persamaan linear tiga variabel.
Muhibbin (2005 : 193), kesulitan belajar
dapat diketahui dari menurunnya kinerja
akademik, munculnya misbehavior siswa, baik
berkapasitas tinggi maupun yang berkapasitas
rendah karena faktor intern dan ekstern.
Sedangkan, Alisuf (2007: 88), kesulitan belajar
di sekolah bisa bermacam-macam yang dapat
dikelompokkan berdasarkan sumber kesulitan
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018
Alham Syukman Siasa, Moh. Salam, Suhar 3
dalam proses belajar, baik dalam hal menerima
pelajaran atau dalam menyerap pelajaran.
Dengan demikian, pengertian kesulitan belajar
disini harus diartikan sebagai kesukaran siswa
dalam menerima atau menyerap pelajaran di
sekolah. Jadi kesulitan belajar yang dihadapi
siswa terjadi pada waktu mengikuti pelajaran
yang disampaikan/ditugaskan oleh seorang guru.
Ahmadi dan Supriyono (2013: 94),
adapun gejalah kesulitan belajar dapat terlihat
dengan memperhatikan beberapa ciri-ciri
tingkah laku siswa yaitu: (1) menunjukkan hasil
belajar yang rendah (di bawah rata-rata nilai
yang dicapai oleh kelompok belajar di kelas),
(2) hasil yang dicapai tidak seimbang dengan
usaha yang dilakukan, mungkin ada siswa yang
selalu berusaha untuk belajar dengan giat tetapi
nilai yang dicapai kurang dan tidak sesuai
dengan harapan, (3) lambat dalam mengerjakan
dan melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Ia
selalu tertinggal dari teman-temannya dalam
menyelesaiakan tugas-tugas sesuai dengan
waktu yang tersedia, (4) menunjukkan sikap-
sikap yang kurang wajar, menentang, berpura-
pura, masa bodoh dan berdusta, (5)
menunjukkan tingkah laku yanjg menyimpang,
seperti membolos, datang terlambat, tidak
mengerjakan tugas. mengasingkan diri, tidak
bisa bekerja sama, mengganggu teman baik di
luar maupun di dalam kelas, tidak mau mencatat
pelajaran, tidak teratur belajar dan kurang
percaya diri dan (6) menunjukkan gejala
emosional yang kurang wajar yaitu pemurung,
mudah tersinggung, tidak atau kurang gembira
dalam menghadapi situasi tertentu.
Metode
Penelitian ini adalah penelitian
eksploratif yang bertujuan menggambarkan
keadaan atau fenomena yang terjadi dilapangan,
misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa,
kegiatan dan lain-lain. Arikunto (2010: 14),
penelitian eksploratif adalah penelitian yang
berusaha menggali tentang sebab-sebab atau hal-
hal yang mempengaruhi terjadinya
sesuatu.Strategi penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu
penelitian yang berusaha untuk mendeskripsikan
suatu gejala peristiwa secara sistematis
danakurat mengenai sifat-sifat populasi atau
daerah tertentu (Zuriyah, 2007: 47).
Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Negeri 10 Kendari di kelas X1 dari lima kelas
paralel (X1-X5) yang ada pada Tahun Ajaran
2016/2017. Waktu penelitian terhitung dari
penyusunan proposal, yaitu sejak bulan Juli
2016 sampai dengan ujian skripsi. Pengambilan
kelas dilakukan berdasarkan pertimbangan
bahwa kelas X1 mempunyai kemampuan
menengah jika dibandingkan dengan kelas X
yang lain.
Penentuan siswa yang terpilih sebagai
subjek penelitian yang diwawancarai dalam
penelitian ini berdasarkan perolehan hasil tes
tertulis dengan atas pertimbangan variasi dan
banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa baik
konsep maupun operasidilakukan langkah-
langkah: (1) memperhatikan kesulitan dalam
menentukan atau menuliskan model matematika
dan pemisalan yang akan digunakan dan untuk
menyelesaikan suatu masalah serta siswa dalam
menggunakan metode tidak sesuai rumus
berlakunya metode tersebut atau tidak
menuliskannya (konsep) dan (2) memperhatikan
kesulitan menggunakan operasi dasar dalam
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian serta siswa tidak dapat melanjutkan
pengerjaannya dalam menyelesaikan soal atau
tidak menuliskannya (operasi). Berdasarkan
kriteria tersebut, maka siswa yang terpilih
sebagai subjek penelitian yang diwawancara
adalah berjumlah 6 orang. Dalam memperoleh
data tentang kesulitan belajar matematika siswa,
maka untuk pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan alat evaluasi sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Lembar observasi digunakan untuk mencatat
kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa
dalam proses pembelajaran dan untuk
mengetahui sejauh mana kesulitan siswa dalam
belajar matematika pada materi sistem
persamaan linear tiga variabel.
2. Pemberian Tes
Pemberian tes yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah tes tertulis yang berbentuk
uraian. Tes tersebut dibuat oleh guru matematika
yang bersangkutan yang terdiri dari 5 butir soal
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terkait masalah sistem persamaan linear
tiga variabel
3. Wawancara
Sugiyono (2011: 317), wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018
4
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Wawancara digunakan sebagai
pelengkap agar lebih memperkuat data yang
diperoleh dari hasil penelitian. Dalam penelitian
ini, peneliti mewawancarai 6 orang siswa yang
terpilih sebagai subjek penelitian bertujuan
untuk memastikan hal-hal mempengaruhi
kesulitan yang mereka alami dalam mempelajari
materi sistem persamaan liner tiga variabel.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen
yang artinya sesuatu yang tertulis, tercatat
sebagai bukti atau keterangan (Anonim, 2003:
111). Sehingga dokumentasi adalah
pengumpulan bukti-bukti atau barang-barang
yang berupa gambar, tulisan seperti arsip dan
termasuk juga buku-buku tentang pendapat teori
dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian. Dokumentasi ini digunakan untuk
mengumpulkan informasi penting yang
berkaitan dengan keadaan siswa dan hasil
belajar matematika siswa serta dokumen-
dokumen lain yang menunjang penelitian.
5. Angket (Kuesioner)
Sugiyono (2008: 199), angket adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
Moleong (2004: 178), untuk
menentukan keabsahan suatu data diperlukan
teknik pemeriksaan yang didasarkan atas derajat
kepercayaan, keteralihan, ketergantungan dan
kepastian.Pemeriksaan keabsahan data yang
digunakan adalah menggunakan teknik
triangulasi. Peneliti menggunakan lembar
jawaban siswa, angket dan wawancara
mendalam untuk sumber data yang sama secara
serempak. Dengan demikian, penelitian ini
menggunakan triangulasi sumber sebagai teknik
pengecekan keabsahan data yaitu dengan cara
membandingkan data hasil tes, angket dan
wawancara dengan siswadi waktu yang berbeda
dari pengumpulan data sebelumnya. Analisis
data dalam penelitian ini dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
1. Reduksi data
Reduksi data yaitu kegiatan yang
mengacu kepada proses mentrasformasikan data
mentah yang tertulis di lapangan, menyeleksi,
menyederhanakan dan mengelompokkan.
Kegiatan ini dilakukan untuk menghindari
penumpukan data atau informasi yang sama dari
siswa.
2. Penyajian data
Dalam tahap ini data yang berupa hasil
pekerjaan siswa disusun menurut urutan objek
penelitian. Data yang disajikan berupa jenis-
jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal operasi hitung pada pecahan beserta
penyebabnya.
Tahap penyajian data dalam penelitian
ini meliputi: (a) menyajikan data hasil observasi;
(b) menyajikan hasil pekerjaan siswa yang telah
dipilih sebagai subjek penelitian; dan (c)
menyajikan hasil wawancara. Dari hasil
penyajian data yang berupa pekerjaan siswa dan
hasil wawancara dilakukan analisis, kemudian
disimpulkan yang berupa data temuan sehingga
mampu menjawab permasalahan dalam
penelitian ini.
3. Verifikasi (pengecekan) data dan penarikan
kesimpulan
Verifikasi data dan penarikan
kesimpulan dilakukan selama kegiatan analisis
berlangsung sehingga di peroleh suatu
kesimpulan akhir. Melalui cara membandingkan
hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara maka
dapat ditarik kesimpulan letak dan penyebab
kesalahan.
Selain itu, untuk mengetahui persentase
kemampuan siswa menggunakan rumussebagai
berikut :
P = F
𝑁×100 % Arikunto (2010:
193) dalam Waskitoningtyas
(2013)
Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Banyaknya
Adapun nilai kemampuan siswa
menurut Sundayana (2014: 77) dapat dilihat
pada tabel 1. berikut ini:
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018
Alham Syukman Siasa, Moh. Salam, Suhar 5
Tabel 1.
Nilai Kemampuan Siswa
Nilai (%) Kategori
P = 100 Sangat Tinggi
70 ≤ P ˂ 100 Tinggi
30 ≤ P ˂ 70 Sedang
0 ≤ P ˂ 30 Rendah
Hasil
1. Hasil Tes Belajar Siswa
Berdasarkan data hasil jawaban
terhadap soal tes yang telah diberikan kepada
siswa kelas X1 SMA Negeri 10 Kendari dalam
menyelesaikan materi sistem persamaan linear
tiga variabel bahwa dari 19 orang siswa yang
hadir memperoleh nilai rata-rata 37,47.
Kemudian berdasarkan hasil pengolahan data
yang dilakukan juga dapat dikelompokkan skor
atau nilai siswa dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.
Nilai Akhir Tes Matematika Siswa Kelas X1 SMA Negeri 10 Kendari
Pada Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Rentang Nilai Frekuensi (f) Persentase (%) Kategori
22-28 4 21,05 Rendah
29-35 4 21,05 Rendah 36-42 6 31,58 Sedang
43-49 1 5,26 Rendah
50-56 3 15,79 Rendah
57-63 1 5,26 Rendah
Jika nilai yang diperoleh siswa tersebut
dibandingkan dengan nilai KKM, yaitu sebesar
75, maka jumlah siswa yang memperoleh nilai
di bawah nilai KKM adalah sebanyak 19 siswa
yaitu 100 %. Berdasarkan tabel 4.1, bahwa
hasil tes dalam bentuk uraian berjumlah 5 soal
yang diujikan kepada 19 siswa kelas X1 SMA
Negeri 10 Kendari, dapat dideskripsikan bahwa
kemampuan siswa dalam mempelajari sistem
persamaan linear tiga variabel masih tergolong
rendah. Sebanyak 6 siswa dengan persentase
tertinggi, yaitu 31,58 % mendapat nilai antara 36
sampai 42. Persentase terendah, yaitu 5,26 %
siswa yang mendapat nilai antara 43 sampai 49
dan 57 sampai 63 masing-masing 1 orang.
Sedangkan hanya 1 orang siswa mendapat nilai
tertinggi berada pada interval nilai 57 sampai 63
dengan persentase 5,26 % dan nilai terendah
berada pada interval 22 sampai 28 dengan
persentase 21,05 % sebanyak 4 siswa
disebabkan kurangnya pemahaman dan
kesalahan-kesalahan serta tidak dapat
melanjutkan dalam menyelesaikan persoalan.
Berikut jenis kesalahan yang dialami siswa
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3.
Jenis Kesalahan yang Dialami Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Sitem Persamaan Linear Tiga Variabel
Jenis
Kesalahan Butir Soal
Jumlah Persentase
Kesalahan 1 2 3 4 5
Konsep - - 2 1 2 5 7,46 % Operasi 10 7 19 7 19 62 92,54 %
Jumlah 100 %
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018
6
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa peserta
didik yang mengalami kesalahan pada konsep
sebesar 7,46 %, kesalahan pada operasisebesar
92,54%. Jadi dapat disimpulkan kesalahan
tertinggi dalam menyelesaikan soal sistem
persamaan linear tiga variabel terletak pada
bagian operasi yaitu sebesar 92,54 %.
Selanjutnya, distribusi jawaban tes siswa dapat
dilihat pada tabel 4 berikut:
Tabel 4.
Distribusi Jawaban Tes Matematika Siswa
No.
Soal Frekuensi
(f) Persentase Tingkat Kesulitan Siswa
Perbutir Soal (%)
1 9 47,37 2 7 36,84
3 19 100
4 4 44,44
5 19 100
Terlihat pada tabel 4, pada umumnya
proporsi siswa yang menjawab benar terhadap
satu butir relatif rendah. Untuk lebih jelasnya
akan dibahas beberapa soal berikut ini. Pada
butir nomor 1 terlihat 9 orang siswayang
mengalami kesulitan belajardengan persentase
47,37 % terdiri dari 8 orang siswa tidak dapat
menyelesaikan soal dan 1 orang keliru dalam
melakukan perhitungan. Pada butir nomor 2,
sebanyak 7 orang mengalami kesulitan belajar
dengan persentase 36,84 % tidak dapat
menyelesaiakn soal. Butir nomor 3 dengan
persentase 100 %, yaitu semua siswa mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut.
Butir nomor 4, sebanyak 4 orang siswa dengan
persentase 44,44 %, juga tidak dapat
meyelesaikan soal. Butir nomor 5, sama halnya
dengan nomor 3 semua siswa mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal dengan
persentase 100 %. Hal ini disebabkan siswa
tidak paham atau tidak mengerti tentang materi
sistem persamaan linear tiga variabel.
2. Data Hasil Observasi
a. Observasi Guru Mengajar
Observasi terhadap cara mengajar
guru merupakan salah satu cara untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan oleh
peneliti. Observasi dilakukan dengan
maksud untuk melihat secara langsung
proses belajar mengajar matematika di
kelas yang menjadi sasaran penelitian.
Pelaksanaan observasi dilakukan
berdasarkan jadwal pelajaran matematika di
kelas yang diteliti pada materi sistem
persamaan linear tiga variabel. Berdasarkan
pengamatan pada saat observasi, diperoleh
bahwa sebelum proses pembelajaran
matematika, guru selalu mengingatkan
siswa tentang materi pada pertemuan
sebelumnya dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu,
guru juga selalu memberikan motivasi
kepada siswa setiap kali mengawali proses
pembelajaran.
Pada proses pembelajaran
matematika metode yang digunakan oleh
guru adalah model pembelajaran langsung,
yang diawali dengan guru menjelaskan
pokok-pokok materi yang dipelajari.
Setelah memberikan materi, guru selalu
memberikan contoh-contoh atau soal-soal
latihan dalam proses pembelajaran dan
mengajukan pertanyaan kepada siswa. Di
samping itu, guru selalu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Melalui observasi ini pula dapat diketahui
bahwa guru memberi motivasi dan
penguatan kepada siswa tentang materi
yang diajarkan dengan mendekati siswa
pada saat proses pembelajaran berlangsung,
mengaitkan materi dengan pelajaran yang
lalu, guru selalu melibatkan siswa pada saat
penyajian materi, pada akhir pembelajaran
guru menyimpulkan materi yang telah
diajarkan. Sebelum proses pembelajaran
berakhir, guru selalu memberikan tugas
rumah kepada siswa.
b. Observasi Kegiatan Siswa
Observasi terhadap kegiatan belajar
siswa dilakukan pada saat siswa menerima
materi sistem persamaan linear tiga
variabel. Hasil yang diperoleh dari kegiatan
observasi adalah sebagai berikut : (1)
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018
Alham Syukman Siasa, Moh. Salam, Suhar 7
selama pembelajaran berlangsung,
beberapa siswa tidak memperhatikan
penjelasan guru. Selain itu,pada saat guru
menjelaskan materi sambil menuliskan
penjelasannya di papan tulis, siswa sibuk
memindahkan catatan guru dari papan tulis
ke buku catatan. Sehingga perhatian siswa
terhadap penjelasan guru menjadi kurang,
(2) saat guru mengajukan pertanyaan,
antusias siswa dalam menjawab cukup
tinggi jika dilakukan secara serentak.
Namun, sangat sedikit yang menjawab
ketika siswa ditanyai satu-satu, (3)
keaktifan siswa dalam mempertanyakan
hal-hal yang belum jelas dari materi yang
diajarkan guru cukup baik. Saat guru
bertanya kepada siswa tentang hal yang
belum dimengerti, ada sebagian besar siswa
yang mengajukan pertanyaan, (4) saat
pengerjaan soal yang dituliskan di papan
tulis, beberapa siswa hanya duduk diam
sambil menunggu jawaban dari teman
sebangkunya. Walaupun saat pengisian soal
yang dituliskan di papan tulis diarahkan
langsung oleh guru, namun beberapa siswa
kurang memperhatikan dan (5) saat guru
meminta siswa untuk menuliskan jawaban
di papan tulis berkaitan dengan soal latihan,
antusias siswa masih kurang. Hanya
beberapa siswa yang berani menuliskan
jawaban di papan tulis.
3. Deskripsi Kesulitan Belajar Matematika
Berdasarkan kesalahan-kesalahan yang
dilakukan siswa dan untuk mengetahui fakto
rmempengaruhi kesulitan belajar pada materi
sistem persamaan linear tiga variabel, dipilih 6
orang siswa untuk dianalisis jawabannya. Siswa-
siswa yang dimaksud adalah SP-03, SP-04, SP-
06, SP-07, SP-14 dan SP-18. Pada deskripsi
kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal, siswa dikelompokkan
berdasarkan jenis kesalahan yang dilakukan
siswa ditinjau dari objek matematika yaitu
kesalahan konsep dan kesalahan operasi.Hasil
dari data tes, kuesioner danwawancara
dibandingkan untuk mendapatkan kesimpulan
berupa data yang valid mengenai kesulitanyang
dialami siswa dan faktor yang
mempengaruhinya.
Wawancara dengan siswa dilakukan
untuk menelusuri lebih lanjut tentang kesulitan
belajar yang dialami siswa dalam mempelajari
matematika pada materi sistem persamaan linear
tiga variabel berdasarkan hasil tes dan faktor
yang mempengaruhinya berdasarkan data
kuesioner. Berikut ini akan disajikan analisis
hasil wawancara dengan enam orang siswa yang
menjadi subjek penelitian (SP) dengan
keterangan dialog huruf “S” untuk siswa dan
“P” untuk peneliti. Berdasarkan hasil lembar
jawaban dapat diketahui dari enam siswa yang
dipilih sebagai subjek penelitian semua siswa
melakukan kesalahan dalam menjawab dan tidak
dapat menyelesaikan soal sistem persamaan
linear tiga variabel diantaranya :
a) Siswa SP-03
Kesalahan yang dilakukan siswa SP-03
dalam menjawab yakni semua butir soal.
Misalkan jawaban nomor 1 dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 1. Jawaban nomor 1 siswa SP-03 Dari gambar 1 dapat menggambarkan
bahwa secara konsep sudah benar, tetapi dalam
menyelesaikan soal masih mengalami kesulitan.
Hal ini ditunjukkan dengan jawaban yang ia
peroleh salah karena bertentangan yang
diperintahkan dalam soal, siswa diminta
Perintah soal
menggunakan
metode
eliminasi
Kesalahan menentukan jawaban
akhir dan penarikan kesimpulan
Kesalahan melakukan
proses perhitungan
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018
8
menentukan nilai dari x, y dan z. Berikut petikan
wawancara dengan siswa SP-03.
P : Dari pekerjaanmu ini secara langkah-
langkahnya benar, tapi masih ada yang keliru
S : Iya Kak
P : Kelirunya dimana? Pada saat kamu
melakukan perhitungan. Hasil akhirnya
kan yang ditanya disoal tentukan nilai x,
y dan z. Pekerjaanmu
ini nilai x, y dan z kamu jumlahkan
S : Soalnya Kak waktu dijelaskan begitu
P : Begitu! Dijelaskan sama gurunya?
S : iya Kak
P : Masa! Itu sebenarnya tergantung pada
soalnya. Kalau soalnya diminta misalnya x
+ y + z sama dengan berapa dari sistem
persamaan linear tiga variabel itu.
Petanyaan seperti begitu berarti nilai x, y
dan z harus dijumlahkan.
S : Ooh, iya Kak.
P : kalau disoal ditanyakan x, y dan z berapa,
stop disitu. Jadi jawaban kamu nomor 1
keliru. Kamu jumlahkan,
seharusnya tidak dijumlahkan.
S : Langsung?
P : Iya, langsung disimpulkan berapa nilai x,
y dan z. Dan hasil perhitunganmu ini juga
keliru jawabannya. Dari mana
z =3,4?
S : Kurang tau juga Kak.
Petikan wawancara di atas,
mununjukkan kemampuan atau keterampilan
siswa ketika menjawab soal masih kurang. Hal
ini dipengaruhi motivasi siswa menjadi salah
satu faktor penyebabnya dalam belajar
sebagaimana dapat dilihat dari kutipan jawaban
angket siswa pada item nomor 10 dan 11 di
bawah ini
Tabel 5.
Kutipan Jawaban Angket SP-03
No. Pernyataan SS S TS STS
10. Jika mengalami kesulitan pada saat mengerjakan soal
sistem persamaan linear tiga variabel, saya memilih
diam tanpa bertanya kepada teman atau guru
√
11. Saya tidak mampu menyelesaikan soal matematika yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel
√
b) Siswa SP-04
Kesalahan yang dilakukan siswa SP-04
dalam menjawab yakni butir soal nomor 1, 2, 3,
dan 5. Misalkan jawaban nomor 3 dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 2. Jawaban nomor 3 siswa SP-04
Dari gambar 2 terlihat bahwa siswatidak
dapat melanjutkan dalam menyelesaikan soal
serta salah melakukan proses perhitungan dan
pemahama konsep terhadap materi SPLTV
masih kurang. Berikut petikan wawancara
dengan siswa SP-04 berikut.
P : Untuk nomor 3 harus dimisalkan. Mana
persamaan (1), (2) dan (3). Kita tidak tulis
yang itu. Jadi, secara langkah-langkah
penyelesaiannya sudah
Benar, tapi perhitungannya masih salah
(keliru). Dimana letak kekeliruannya?
Ini -3 x 4 berapa? (menunjuk pekerjaannya)
Kesalahan
melakukan
proses
perhitungan
Tidak menentukan mana untuk persamaan (1), (2) dan (3)
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018
Alham Syukman Siasa, Moh. Salam, Suhar 9
S : 12 (melihat jawabannya). Min maunya di
P : Seharusnya -12. Ini untuk persamaan (2)
nya
S : Apakah lupa atau buru-buru (tanya diri
sendiri)
P : Mengerjakan soal itu harus tenang
S : Biasa kalau mau habis waktu buru-buru
tulis
P : Jadi mengerjakan soal itu yang harus
diselesaikan terlebih dahulu soal yang
dianggap mudah. Kalau soal pertama yang
kita kerjakan sulit, disitu banyak
waktu yang kita gunakan. Sebaliknya,
kalau yang pertama soal mudah
S : Mudah duluan dikerja!!!
P : Supaya cepat mengerjakannya. Untuk
materi sistem persamaan linear tiga variabel
dalam mempelajarinya, merasa sulit atau
tidak?
S : Agak sulit. Kalau yang dua tidak terlalu
P : Dimana letak kesulitannya?
S : Anu! Terlalu banyak sekali variabelnya.
Tiga. Jadi nda mengerti
P : Antara eliminasi dan substitusi. Mana yang
dianggap sulit
S : Substitusi. Kurang mengerti. Kalau
eliminasi saya tau ji
Petikan wawancara di atas,
menjelaskanbahwa siswatidak mengerti dengan
metode substitusi yang mengakibatkan
mengalami kesulitan dalam melakukan operasi
penyelesaian. Salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah motivasi siswa dalam
belajar matematika. Sebagaimana dapat dilihat
dari kutipan jawaban angket siswa pada item
nomor 9 dan 11 di bawah ini.
Tabel 6.
Kutipan Jawaban Angket SP-04
No. Pernyataan SS S TS STS
9. Jika ada suatu materi yang tidak saya mengerti saat
pembelajaran sistem persamaan linear tiga variabel, saya
berusaha bertanya kepada teman atau guru
√
11. Saya tidak mampu menyelesaikan soal matematika yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel
√
c) Siswa SP-06
Kesalahan yang dilakukan siswa SP-06
dalam menjawab yakni 1, 3, dan 4. Misalkan
jawaban nomor 1dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 3. Jawaban Nomor 1 Siswa SP-06
Dari gambar 3menunjukkan bahwa
siswa SP-06 benar dalam memahami konsep
eliminasi, tetapi siswa mengalami kesulitan
dalam melakukan penyelesaian. Hal ini dapat
dilihat dari jawaban yang ia kerjakan tidak dapat
melanjutkan dikarenakan kurang fokus
menyelesaikan soal dan siswa kurang paham
memahami materi SPLTV terutama pada
metode substitusi sebagaimana dapat dilihat
pada petikan wawancara dengan SP-06 berikut.
P : Setelah saya periksa jawabanmu kemarin
untuk nomor 1. Kenapa tidak diselesaikan?
S : Terburu-buru
P : Dimana kesulitannya?
S : Biasa agak terbalik toh. Metode eliminasi
kita kasih substitusi dan substitus ke eliminasi
P : Antara eliminasi dan substitusi, mana yang
dianggap sulit untuk dikerjakan?
S : Eliminasi. Oh bukan substitusi. Yang kita
kasih masuk
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018
10
Petikan wawancara di atas, minat siswa
dalam belajar materi SPLTV ketika
pembelajaran berlangsung menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhinya, sebagaimana
jawaban siswa dapat dilihat pada kutipan angket
nomor item 8 berikut ini.
Tabel 7.
Kutipan Jawaban Angket SP-06
No. Pernyataan SS S TS STS
8. Saya mengajak teman-teman bercerita pada saat
pembelajaran sistem persamaan linear tiga variabel
berlangsung √
d) Siswa SP-07 Kesalahan yang dilakukan siswa SP-07
dalam menjawab yakni nomor5. dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 4. Jawaban Nomor 5 Siswa SP-07
Pada gambar 4.4 di atas, menjelaskan
bahwa siswa tidak dapat menyelesaikan soal
karena ketika dirubah sedikit dengan contoh
yang diberikan oleh guru, maka siswa
mengalami kesulitan dalam menjawabnya. Soal
tersebut, siswa diminta menentukan rata-rata
dari p, q dan r. Berikut petikan wawancara
dengan SP-07 :
P : Nomor 5, kenapa tidak diselesaikan?
S : Tidak tau Kak.
Dari petikan wawancara berikut,
menjelaskan bahwa kurangnya latihan dalam
menjawab soal, sehingga minat dalam belajar
menjadi salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi sebagaimana didukung oleh
jawaban siswa pada kutipan angket nomor item
8 di bawah ini:
Tabel 8.
Kutipan Jawaban Angket SP-07
No. Pernyataan SS S TS STS
8. Saya mengajak teman-teman bercerita pada saat
pembelajaran sistem persamaan linear tiga variabel
berlangsung √
e) Siswa SP-14
Kesalahan yang dilakukan siswa SP-14
dalam menjawab yakni pada butir nomor 1, 2, 3
dan 5. Misalkan jawaban nomor 2 dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 5. Jawaban Nomor 2 Siswa SP-14
Tidak
melanjutkan
dalam proses
peyelesaian
soal
Salah melakukan
proses perhitungan serta
tidak melanjutkan
dalam proses
penyelesaian soal
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018
Alham Syukman Siasa, Moh. Salam, Suhar 11
Dari gambar 5 di atas, siswa mengalami
kesulitan dalam meyelesaikan soal. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya pemahaman materi
SPLTV, sehingga siswa tidak dapat
melanjutkannya. Berikut petikan wawancara
dengan SP-14 :
P : Materi sistem persamaan linear tiga variabel
mengalami kesulitan atau tidak?
S : Mengalami. Soalnya bingung-bingung
P : Dimana letak kesulitannya?
S : Pas! Eliminasi
P : Kalau substitusi?
S : Aaaa....itu juga
Petikan wawancara di atas, dapat
dijelaskan bahwa salah satu yang dapat
mempengaruhi siswa sehingga mengalami
kesulitan adalah minat dan motivasi ketika
pembelajaran berlangsung sebagaimana kutipan
jawaban angket siswa pada nomor item 8 dan 11
berikut ini.
Tabel 9.
Kutipan Jawaban Angket SP-14
No. Pernyataan SS S TS STS
8. Saya mengajak teman-teman bercerita pada saat
pembelajaran sistem persamaan linear tiga variabel
berlangsung √
11. Saya tidak mampu menyelesaikan saol matematika yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel √
f) Siswa SP-18 Kesalahan yang dilakukan siswa SP-18
dalam menjawab yakni pada butir nomor 1 dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 6. Jawaban nomor 1 siswa SP-18
Dari gambar 6 di atas, siswa mengalami
kesulitan belajar konsep dan tidak dapat
menyelesaikan soal. Berikut petikan wawancara
dengan SP-18 :
P : Kenapa nomor 1 tidak selesai dikerjakan?
S : Kurang mengerti soalnya
P : Kan disoal sudah jelas ditanyakan nilai x, y
dan z berapa.
S : Selain itu, waktu juga. Ini kan nomor 1 saya
kerja bagian keterakhir
P : Artinya waktunya tidak cukup
S : Iya
P : Kalau menurutmu, tentang sistem
persamaan linear tiga variabel, sulit atau atau
tidak?
S : Sulit
P : Dimana letak kesulitannya?
S : Divariabelnya
P : Kalau antara substitusi dan eliminasi, mana
yang dianggap sulit untuk
dikerjakan?
S : Substitusi
Petikan wawancara di atas, dapat
dijelaskan bahwa hal yang dapat yang dapat
mempengaruhi siswa sehingga mengalami
kesulitan adalah minat, motivasi, dan kebiasaan
siswa ketika belajar sebagaimana kutipan
jawaban angket siswa pada item nomor 1, 3, 8,
dan 10
Tidak menuliskan mana
untuk persamaan (1), (2) dan
(3) serta tidak dapat
menyelesaikan soal
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018
12
Tabel 10.
Kutipan Jawaban Angket SP-18
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya tertarik dengan matematika
3. Saya selalu mengulang materi yang telah diajarkan oleh
guru
√
8. Saya mengajak teman-teman bercerita pada saat
pembelajaran sistem persamaan linear tiga variabel
berlangsung √
10. Jika mengalami kesulitan pada saat mengerjakan soal
sistem persamaan liner tiga variabel, saya memilih diam
tanpa bertanya kepada teman atau guru √
Pembahasan
Dari hasil penelitiandi atas memberikan
pemahaman, bahwasanya terdapat banyak faktor
yang dapat menyebabkan siswa mengalami
kesulitan belajar. Penulis mengklasifikasikan
faktor-faktor tersebut ke dalam dua faktor, yaitu
fakor internal dan eksternal. Faktor interal
adalah fakor yang berasal dari dalam diri siswa
itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah
faktor yang berasal dari luar diri siswa.
Selanjutnya penulis membagi faktor
internal tesebut ke dalam dua aspek. Pertama
dari aspek intelegensi yang berupa pemahama
terhadap materi dengan melakukan tes tertulis,
sedangkan aspek kedua dari aspek sikap yang
terdiri dari minat, motivasi, dan perhatian siswa
dengan menyebarkan angket atau kuesioner.
Dari aspek intelegensi diperoleh hasil bahwa
dari 19 orang siswa, ternyata secara keseluruhan
siswa memperoleh nilai rata-rata 37,47 atau
siswa memiliki tingkat penguasaan konsep
dengan rata-rata 37,47 % yang berada di bawah
standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu sebesar 75.
Berdasarkan data di atas, sebanyak 4
siswa dengan persentase tertinggi, yaitu 31,58 %
mendapat nilai antara 36 sampai 42. Persentase
terendah, yaitu 5,26 % siswa yang mendapat
nilai antara 43 sampai 49 dan 57 sampai 63
masing-masing 1 orang. Sedangkan hanya 1
orang yang mendapat nilai tertinggi berada pada
interval nilai 57 sampai 63 dengan persentase
5,26 % dan nilai terendah berada pada interval
22 sampai 28 dengan persentase 21,05 %
sebanyak 4 siswa.
Selain dari aspek intelegensi, aspek
yang kedua yaitu berupa aspek sikap (internal
siswa) yang terdiri dari minat, motivasi dan
perhatian siswa diperoleh data sebesar 53,33 %.
Dengan tingginya aspek sikap dan rendahnya
niai aspek intelegensi dengan nilai rata-rata
37,47. Ini menunjukkan bahwa aspek sikap
dapat mempengaruhi aspek intelegensi siswa,
sehingga menyebabkan sebanyak 100 % siswa
memperoleh nilai di bawah nilai KKM. Hal
tersebut, kurangnya motivasi, minat dan
perhatian siswa dalam melatih kemampuan dan
mempelajari untuk memahami materi sistem
persamaan linear tiga variabel. Sedangkan untuk
faktor eksternal, penulis membagi dua sumber
yaitu faktor dari lingkunga sekolah dan faktor
dari lingkungan keluarga. Faktor yang
bersumber dari sekolah, mampu memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap
perkembangan siswa, yang dapat.
Demikian juga dengan faktor yang
bersumber dari lingkungan keluarga seperti
dukungan dari orang tua sangat berpengaruh
terhadap perkembangan siswa terutama dalam
hal memberikan motivasi bagi siswa untuk
belajar yang mengakibatkan rajin atau tidaknya
untuk mengulang pelajaran di rumah. Kesulitan
belajar yang dialami siswa beraneka ragam.
Kesulitan belajar siswa diantaranya: (a)
Kesulitan belajar dengan latar belakang
kebiasaan belajar yang tidak baik.Beberapa cara
untuk memecahkan masalah ini antara lain: (1)
menunjukkan akibat atau pengaruh kebiasaan
belajar yang salah terhadap prestasi belajar, (2)
memberikan kesempatan peserta didik untuk
berlatih dengan pola-pola kebiasaan baru
danmeninggalkan kebiasaan lama yang salah
dan (3) memberikan kesempatan siswa untuk
mengkontruksi sendiri sebuah pengertian atau
rumus, (b) kesulitan belajar dengan latar
belakang kurangnya motivasi dan minat belajar.
Kasus ini disebabkan kurangnya motivasi dalam
diri siswadan juga minat untuk mengikuti
belajar baik yang berasal dari diri siswa itu
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018
Alham Syukman Siasa, Moh. Salam, Suhar 13
sendiri maupun dari luar. Beberapa cara untuk
memecehkan masalah ini antara lain: (1) guru
diharapkan memilih metode dan pendekatan
belajar yang efektif sesuai materi yang
disampaikan, (2) menciptakan situasi-situasi
kompetitif sesamasiswa secara sehat (3)
memberikan kesempatan kepada individu atau
kelompok untuk mendiskusiskan aspirasi-
aspirasinya secara rasional, (4) mengindari saran
dan pernyataan negatif yang dapat melemahkan
semangat belajar, (5) memberikan ganjaran yang
tulus dan wajar, kendatipun hanya berupa
ucapan pujian dan (6) menunjukkan manfaat
dari pelajaran bagi kepentingan siswa yang
bersangkutan pada saat kini dan nanti, dan (c)
kesulitan belajar dengan lebih dilatarbelakangi
kurang menguasai keterampilan dalam
menyelesaikan soal dari pada pemahaman
konsep. Beberapa cara untuk memecahkan
masalah ini antara lain: (1) guru menyampaikan
dengan jelas bagaimana cara berhitung yang
benar untuk menyelesaikan suatu soal dan (2)
guru perlu lebih banyak memberikan latihan
soal yang menekankan pada penerapan rumus
dan menekankan pemahaman konsep secara
jelas dalam melakukan proses pembelajaran.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1) Letak kesulitan siswa kelas X1 SMA Negeri
10 Kendari dalam mempelajari sistem
persamaan linear tiga variabel yaitu pada
keterampilan (operasi) yaitu siswa tidak
dapat melanjutkan pengerjaannya dalam
menyelesaikan soal atau tidak
menuliskannya. Bahwasanya siswa
mengerti konsepnya akan tetapi tidak
sedikit siswa masih mengalami
kesalahanyang dilakukan dengan persentase
92,54 %.
2) Hal yang dapat mempengaruhi siswa
mengalami kesulitan belajar matematika
pada materi sistem persamaan linear tiga
variabel dominan yang bersumber dari
faktor internal siswa yaitu minat dan
motivasi dalam melatih kemampuan.
Saran
Berdasarkankesimpulandi atas, maka
penulis berharap hasil penelitian ini dapat
memberikan masukan pemikiran demi
meningkatkan mutu pendidikan, khususnya
pengajaran matematika di SMA Negeri 10
Kendari. Untuk itu penulis berusaha
memberikan beberapa saran antara lain:
1. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya tidak menganggap
sulit terhadap mata pelajaran
matematika sehingga ada minat dan
motivasi untuk mempelajarinya.
b. Siswa agar lebih memperbanyak latihan
soal yang diberikan guru dan bertanya
baik kepada guru atau teman jika belum
paham.
2. Bagi Guru
a. Guru diharapakan selalu memberikan
motivasi belajar kepada siswa agar
mempunyai perhatian dan minat dalam
belajar matematika.
b. Guru diharapkan memilih metode dan
pendekatan belajar yang sesuai dengan
materi yang disampaikan dengan
memperhatikan kemampuan intelegensi
dan keterampilan siswa, yaitu
melibatkan mereka secara aktif sehingga
siswa akan mudah mengingatnya.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah diharapkan bisa meningkatkan
hasil belajar siswa dengan
meningkatkan mutu pendidikan.
b. Sekolah diharapkan dapat
memperhatikan perlengkapan media
atau alat peraga matematika.
Daftar Pustaka
Ahmadi, A dan Supriyono, W.(2013).
Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Alisuf , M ,Sabri.(2007). Ilmu Pendidikan.
Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya
Anonim.(2003). Kamus Lengkap Praktis Bahasa
Indonesia. Akar Media. Surabaya
Moleong, L.J. (2004). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja
Muhibbin, Syah.(2005). Psikologi Belajar.
Jakarta: Raya Grafindo Perkasa.
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018
14
Narulita, Della.(2016). Kesulitan Siswa Dalam
Menyelesaikan Masalah Fungsi. Jurnal
Pendidikan Matematika. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. ISSN: 2502-
6526
Sugiyono.(2008). Metode Penelitian Pendidikan
Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono.(2011). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.Rosdakarya.
Tanjungsari, Retno Dewi, Edy Soedjoko,
Mashuri. (2012). Diagnosis Kesulitan
BelajarMatematika Persamaan Garis
Lurus.Unnes Journal of Mathematics
Education.ISSN.
Waskitoningtyas, Rahayu Sri.(2016). Analisis
Kesulitan Belajar Matematika Siswa
Kelas V Sekolah Dasar Kota Balikpapan
pada Materi Satuan WaktuTahun Ajaran
2015/2016. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematiaka. Vol. 5, No. 1 Hal. 24-32.
Universitas Balikpapan
Zuriyah, Nurul.(2007). Metode Penelitian Sosial
dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara