analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada...
TRANSCRIPT
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV
(STUDI KASUS DI SALAH SATU SEKOLAH DASAR DI
KECAMATAN DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA)
TAHUN AJARAN 2018/ 2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Bayu Purnama Sari
NIM: 151134140
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya yang
senantiasa memberikan kemudahan dan menyertai setiap waktu hingga
skripsi ini selesai.
Untuk kedua orang tuaku tercinta alm. Bapak Heri Susiyanto dan Ibu Esti
Dwi Indriyani yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, segala
dukungan , dan doa yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan
selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan.
Kakakku Bayu Kartikasari yang selalu memberikan semangat, motivasi
serta inspirasi hingga skripsi ini selesai.
Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd, dan Ibu Brigitta Erlita Tri
Anggadewi, S.Psi., M.Psi yang telah membimbing, mendampingi dan
memberikan masukan serta motivasi selama menyusun tugas akhir ini.
Kekasihku Ireneus Christianta yang selalu memberikan kasih sayang,
dukungan, semangat dan selalu sabar menemaniku hingga skripsi ini
selesai.
Seluruh keluarga dan teman-teman ku yang selalu memberikan semangat
dan doa.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
~“Man jadda Wajada: Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan
mendapatkan hasil”~
~“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru
yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik .”~
(Evelyn Underhill)
~“Jika orang lain bisa kenapa saya tidak”~
(Hilaria Mitri)
~”Tiada doa yang lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai”~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 09 April 2019
Penulis
Bayu Purnama Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Bayu Purnama Sari
Nomor Mahasiswa : 151134140
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV (STUDI KASUS DI SALAH
SATU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN DEPOK, SLEMAN,
YOGYAKARTA) TAHUN AJARAN 2018/ 2019
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 09 April 2019
Yang menyatakan
Bayu Purnama Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV
(STUDI KASUS DI SALAH SATU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN
DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA)
TAHUN AJARAN 2018/ 2019
Bayu Purnama Sari
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana Perencanaan
Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi kelas IV di salah satu sekolah dasar di
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta; (2) Bagaimana Penerapan Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pelaksanaan Pembelajaran kelas IV di salah satu
sekolah dasar di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta; dan (3) Bagaimana
Penilaian Berpikir Tingkat Tinggi kelas IV di salah satu sekolah dasar di
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian
studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah 32 siswa kelas IV, serta guru kelas
IV di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta. Data
dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan teknik observasi, dokumentasi,
wawancara, dan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Desain Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru kelas IV masih didominasi dengan
indikator yang menggunakan kata kerja berpikir tingkat rendah; (2) Pelaksanaan
pembelajaran oleh guru kelas IV cenderung mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi; (3) Pelaksanaan Penilaian kelas (soal evaluasi) masih didominasi
dengan indikator yang menggunakan kata kerja berpikir tingkat rendah.
Kata kunci: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan
pembelajaran, pelaksanaan penilaian kelas, keterampilan berpikir tingkat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) ON
THEMATIC LEARNING OF FOURTH GRADE STUDENTS: A CASE
STUDY ONE OF THE PRIVATE SCHOOL’S IN THE DEPOK, SLEMAN,
YOGYAKARTA
THE ACADEMIC YEAR 2018/ 2019
Bayu Purnama Sari
Sanata Dharma University
2019
This study was aimed to find out: (1) how the lesson plans higher order
thinking skill of fourth grade one of private school's in Depok, Sleman,
Yogyakarta District; (2) How the application of higher-order thinking skill in the
learning processes of fourth grade one of private school's in Depok, Sleman,
Yogyakarta District; (3) How the assessment of higher-level thinking higher order
thinking skill of fourth grade one of private school's in Depok, Sleman,
Yogyakarta.
The researcher is qualitative research with study case design. The subject
of this research is 32 students and teacher of fourth grade one of private school's
in Depok, Sleman, Yogyakarta. The data were gathered using observation,
documentation, interview, and questionnaires.
The result of the research shows (1) The lesson plans arranged by the
teacher of fourth grade still dominated the indicators of lower thinking skills. (2)
The learning processes the teacher of fourth grade tends to the lead to lower
thinking skills. (3) The assessment (evaluation test) still dominated the lower
thinking skills verb.
Keywords: Lesson plan (RPP), Implementation in the learning process,
Implementation of class assessment, a higher order thinking skills (HOTS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul ” Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Pada Pembelajaran Tematik Kelas IV (Studi Kasus di Salah Satu Sekolah Dasar di
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta) Tahun Ajaran 2018/ 2019.”
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Selama proses penulisan ini penulis menyadari banyak pihak yang telah
membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Kintan Liminasih, M.Pd selaku Wakaprodi Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd, selaku dosen
pembimbing 1 atas segala kebaikan yang penuh kasih dan kesabaran
dalam membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi.
5. Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi, selaku dosen pembimbing 2
yang banyak memberikan masukan demi kelancaran penulisan skripsi.
6. Segenap Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata
Dharma yang dengan penuh kasih dan kesabaran memberikan ilmu
selama perkuliahan.
7. Bapak dan Ibu di sekretariat Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Sanata Dharma yang telah membantu segala
administrasi yang telah dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Bapak Kepala Sekolah, di Sekolah Dasar yang penulis gunakan untuk
penelitian yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
9. Ibu guru kelas IV di Sekolah Dasar yang penulis gunakan untuk
penelitian atas kerjasama, bantuan, dan informasi yang baik selama
penulis melakukan penelitian.
10. Siswa kelas IV di Sekolah Dasar yang penulis gunakan untuk
penelitian, yang telah bersedia membantu dalam proses observasi dan
pengisian kuesioner.
11. Kedua orang tua penulis alm. Bapak Heri Susiyanto dan Ibu Esti Dwi
Indriyani yang selalu mendukung, memberikan semangat, dorongan
yang penuh dengan kasih dan kesabaran serta doa yang tiada tara
selama kuliah hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.
12. Kakakku Bayu Kartikasari yang selalu direpotkan dalam penulisan
skripsi ini dan selalu memberikan dukungan, motivasi dan inspirasi
dari penulisan skripsi hingga selesai.
13. Kekasihku Ireneus Christianta yang selalu memberikan doa, kasih
sayang, cinta dan dukungan serta motivasi selama perkuliahan hingga
selesainya penulisan skripsi ini.
14. Pihak triangulasi data Maria Dwi Aria Sari dan Ireneus Christianta
yang selalu memberikan kerjasama yang baik demi kelancaran skripsi
ini.
15. Temanku Maria Dwi Aria Sari, Sangsang Lusiani Suriyanti, Beradeta
Ika Meilinawati dan Danang Fajar Nugroho yang turut membantu
dalam penulisan skripsi ini.
16. Seluruh teman-teman Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2015,
atas kerjasama, canda tawa, dan keceriaan selama proses perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati
penulis membutuhkan kritik dan saran guna kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Yogyakarta, 09 April 2019
Penulis
Bayu Purnama Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
ABSTRACT ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
1.5 Asumsi Penelitian .................................................................................. 8
1.6 Definisi Operasional .............................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 10
2.1 Kajian Pustaka ..................................................................................... 10
2.1.1 Teori yang Mendukung .......................................................... 10
a. Berpikir Tingkat Tinggi ................................................... 10
b. Higher Order Thinking Skills ........................................... 19
c. Lower Order Thinking Skills ............................................ 25
d. Kurikulum 2013 ............................................................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.1.2 Hasil Penelitian yang relevan ................................................. 35
2.1.3 Kerangka Berpikir .................................................................. 38
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 41
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 41
3.2 Setting Penelitian ................................................................................. 41
3.2.1 Tempat Penelitian .................................................................... 41
3.2.2 Waktu Penelitian ...................................................................... 42
3.2.3 Subyek Penelitian .................................................................... 42
3.2.4 Obyek Penelitian ...................................................................... 42
3.3 Desain Penelitian ................................................................................. 43
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 43
3.4.1 Observasi ................................................................................. 43
3.4.2 Dokumentasi ............................................................................ 44
3.4.3 Wawancara .............................................................................. 44
3.4.4 Kuesioner ................................................................................. 45
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................ 46
3.5.1 Instrumen Penelitian RPP ........................................................ 46
3.5.2 Instrumen Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran .................... 48
3.5.3 Instrumen Soal Evaluasi .......................................................... 59
3.6 Teknik Keabsahan Data ....................................................................... 61
3.6.1 Kreadibilitas ............................................................................. 61
3.6.2 Transferabilitas ........................................................................ 63
3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................... 64
3.7.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 64
3.7.2 Implementasi Proses Pelaksanaan Pembelajaran .................... 64
3.7.3 Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 65
3.7.4 Skala Likert .............................................................................. 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 68
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 68
4.1.1 Perencanaan Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi di
salah satu sekolah dasar di Kecamatan Depok,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Sleman, Yogyakarta ................................................................. 68
4.1.2 Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
dalam Pelaksanaan Pembelajaran di salah satu sekolah dasar
di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta ............................. 71
4.1.3 Penilaian Berpikir Tingkat Tinggi di salah satu sekolah dasar
di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta ............................. 88
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 94
4.2.1 Perencanaan Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi
di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Depok,
Sleman, Yogyakarta ................................................................. 94
4.2.2 Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
dalam Pelaksanaan Pembelajaran di salah satu sekolah
dasar di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta .................... 97
4.2.3 Penilaian Berpikir Tingkat Tinggi di salah satu sekolah dasar
di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta ........................... 102
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 111
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 111
5.2 Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 112
5.3 Saran .................................................................................................. 112
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 113
LAMPIRAN ...................................................................................................... 117
RIWAYAT PENELITI .................................................................................... 278
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Contoh lembar kerja siswa ................................................................... 18
Tabel 3.1 Pedoman analisis desain RPP .............................................................. 46
Tabel 3.2 Pedoman pelaksanaan proses pembelajaran ........................................ 48
Tabel 3.3 Kuesioner persepsi guru terhadap proses pembelajaran ...................... 53
Tabel 3.4 Kuesioner persepsi siswa terhadap guru dalam proses
pembelajaran ........................................................................................ 54
Tabel 3.5 Pedoman wawancara ............................................................................ 56
Tabel 3.6 Pedoman analisis soal evaluasi ............................................................ 59
Tabel 3.7 Hasil interval indeks persepsi Skala Likert .......................................... 66
Tabel 4.1 Hasil analisis indikator aspek kognitif pada Rencana Pelaksanaan
pembelajaran Tematik ......................................................................... 69
Tabel 4.2 Hasil hitung interval pernyataan penerapan Skala Likert .................... 73
Tabel 4.3 Hasil analisis kuesioner 32 siswa ......................................................... 75
Tabel 4.4 Hasil hitung interval pernyataan penerapan Skala Likert .................... 76
Tabel 4.5 Hasil analisis kuesioner guru ............................................................... 78
Tabel 4.6 Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran .......................................... 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan indikator Taksonomi Bloom ................................................. 20
Gambar 2.2 Bagan indikator taksonomi Bloom ................................................... 26
Gambar 2.3 Kerangka penelitian yang relevan .................................................... 37
Gambar 2.4 Peta kerangka berpikir ...................................................................... 40
Gambar 4.1 Pelaksanaan pengisian kuesioner siswa ........................................... 72
Gambar 4.2 Diagram batang hasil analisis kuesioner 32 siswa ........................... 73
Gambar 4.3 Diagram batang hasil analisis kuesioner guru .................................. 76
Gambar 4.4 Kegiatan diskusi kelompok ............................................................... 86
Gambar 4.5 Diagram pie hasil analisis Penilaian Tengan Semester
pelajaran Matematika ....................................................................... 89
Gambar 4.6 Diagram pie hasil analisis Penilaian Tengah Semester
tema I subtema 1 dan 2 .................................................................... 90
Gambar 4.7 Diagram pie hasil analisis Penilaian Tengah Semester
tema I subtema 3 .............................................................................. 90
Gambar 4.8 Diagram pie hasil analisis Penilaian Tengah Semester
tema II subtema 1 dan 2 ................................................................... 91
Gambar 4.9 Diagram pie hasil analisis Penilaian Tengah Semester
tema II subtema 3 ............................................................................. 92
Gambar 4.10 Diagram pie hasil analisis Penilaian Tengah Semester dari mata
pelajaran Matematika, tema I dan II yang terdiri dari subtema 1
sampai 3 ........................................................................................... 92
Gambar 4.11 Analisis indikator oleh peneliti dan satu rekan peneliti ................. 94
Gambar 4.12 Analisis indikator oleh rekan peneliti ............................................ 95
Gambar 4.13 Analisis indikator oleh peneliti dan dua rekan peneliti ................... 95
Gambar 4.14 Hasil analisis soal PPKn peneliti .................................................. 104
Gambar 4.15 Hasil analisis soal PPKn rekan peneliti 1 ..................................... 104
Gambar 4.16 Hasil analisis soal PPKn rekan peneliti 2 ..................................... 104
Gambar 4.17 Hasil akhir analisis soal PPKn peneliti dan dua
rekan peneliti ................................................................................. 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Gambar 4.18 Contoh soal Matematika kata kerja operasional
berpikir tingkat tinggi ................................................................... 106
Gambar 4.19 Contoh soal Bahasa Indonesia kata kerja operasional
berpikir tingkat tinggi .................................................................. 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat izin penelitian ......................................................................... 118
Lampiran 2 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ............................... 119
Lampiran 3A Hasil validasi instrumen kuesioner siswa .................................... 120
Lampiran 3B Hasil validasi instrumen kuesioner siswa .................................... 121
Lampiran 4A Hasil validasi instrumen kuesioner guru ...................................... 122
Lampiran 4B Hasil validasi instrumen kuesioner guru ...................................... 123
Lampiran 5A Hasil validasi instrumen pedoman wawancara guru ................... 124
Lampiran 5B Hasil validasi instrumen pedoman wawancara guru .................... 125
Lampiran 6A Hasil validasi instrumen observasi pelaksanaan
Pembelajaran .............................................................................. 126
Lampiran 6B Hasil validasi instrumen observasi pelaksanaan
Pembelajaran .............................................................................. 127
Lampiran 7 Hasil validasi instrumen analisis indikator RPP ............................. 128
Lampiran 8 Hasil validasi instrumen analisis soal evaluasi PTS ....................... 129
Lampiran 9 Lembar pedoman analisis indikator RPP ........................................ 130
Lampiran 10 Lembar pedoman analisis soal evaluasi PTS ................................ 135
Lampiran 11A Hasil Kuesioner siswa ............................................................... 140
Lampiran 11B Hasil Kuesioner siswa ................................................................ 141
Lampiran 11C Hasil Kuesioner siswa ................................................................ 142
Lampiran 11D Hasil Kuesioner siswa ............................................................... 143
Lampiran 12 Hasil rekapitulasi data kuesioner siswa ........................................ 144
Lampiran 13 Hasil analisis Skala Likert kuesioner siswa .................................. 153
Lampiran 14A Hasil kuesioner guru .................................................................. 154
Lampiran 14B Hasil kuesioner guru .................................................................. 155
Lampiran 15 Hasil rekapitulasi data kuesioner guru .......................................... 156
Lampiran 16 Hasil analisis Skala Likert kuesioner guru ................................... 159
Lampiran 17A Pedoman wawancara guru ......................................................... 160
Lampiran 17B Hasil wawancara guru ................................................................ 165
Lampiran 18 Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran ................................... 170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Lampiran 19A Rencana pelaksanaan pembelajaran .......................................... 175
Lampiran 19B Rencana pelaksanaan pembelajaran ........................................... 176
Lampiran 19C Rencana pelaksanaan pembelajaran ........................................... 177
Lampiran 19D Rencana pelaksanaan pembelajaran .......................................... 178
Lampiran 19E Rencana pelaksanaan pembelajaran ........................................... 179
Lampiran 19F Rencana pelaksanaan pembelajaran ........................................... 180
Lampiran 19G Rencana pelaksanaan pembelajaran .......................................... 181
Lampiran 19H Rencana pelaksanaan pembelajaran .......................................... 182
Lampiran 19I Rencana pelaksanaan pembelajaran ............................................ 183
Lampiran 19J Rencana pelaksanaan pembelajaran ............................................ 184
Lampiran 19K Rencana pelaksanaan pembelajaran .......................................... 185
Lampiran 19L Rencana pelaksanaan pembelajaran ........................................... 186
Lampiran 20 Hasil analisis indikator RPP ......................................................... 187
Lampiran 21A Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 188
Lampiran 21B Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 189
Lampiran 21C Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 190
Lampiran 21D Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 191
Lampiran 21E Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 192
Lampiran 21F Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 193
Lampiran 21G Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 194
Lampiran 21H Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 195
Lampiran 21I Soal evaluasi penilaian tengah semester ..................................... 196
Lampiran 21J Soal evaluasi penilaian tengah semester ..................................... 197
Lampiran 21K Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 198
Lampiran 21L Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 199
Lampiran 21M Soal evaluasi penilaian tengah semester ................................... 200
Lampiran 21N Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 201
Lampiran 21O Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 202
Lampiran 21P Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 203
Lampiran 21Q Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 204
Lampiran 21R Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 205
Lampiran 21S Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Lampiran 21T Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 207
Lampiran 21U Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 208
Lampiran 21V Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 209
Lampiran 21W Soal evaluasi penilaian tengah semester ................................... 210
Lampiran 21X Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 211
Lampiran 21Y Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 212
Lampiran 21Z Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................... 213
Lampiran 21AA Soal evaluasi penilaian tengah semester ................................. 214
Lampiran 21AB Soal evaluasi penilaian tengah semester ................................. 215
Lampiran 21AC Soal evaluasi penilaian tengah semester ................................. 216
Lampiran 21AD Soal evaluasi penilaian tengah semester ................................. 217
Lampiran 21AE Soal evaluasi penilaian tengah semester ................................. 218
Lampiran 21AF Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................. 219
Lampiran 21AG Soal evaluasi penilaian tengah semester ................................. 220
Lampiran 21AH Soal evaluasi penilaian tengah semester ................................. 221
Lampiran 21AI Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................. 222
Lampiran 21AJ Soal evaluasi penilaian tengah semester .................................. 223
Lampiran 21AK Soal evaluasi penilaian tengah semester ................................. 224
Lampiran 21AL Soal evaluasi penilaian tengah semester ................................. 225
Lampiran 22 Hasil rekapitulasi analisis soal evaluasi PTS ................................ 226
Lampiran 23A Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS ..................................... 267
Lampiran 23B Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS ..................................... 268
Lampiran 23C Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS ..................................... 269
Lampiran 23D Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS ..................................... 270
Lampiran 23E Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS ...................................... 271
Lampiran 23F Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS ...................................... 272
Lampiran 23G Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS ..................................... 273
Lampiran 23H Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS ..................................... 274
Lampiran 23I Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS ....................................... 275
Lampiran 23J Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS ....................................... 276
Lampiran 23K Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS keseluruhan ................. 277
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
UU RI Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (dalam Sari, 2017) mengemukakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pada kenyataan yang ada saat ini, begitu banyak lembaga pendidikan
dengan tenaga pendidik yang menerapkan model pembelajaran hanya
menitikberatkan pada kemampuan menghafal. Lembaga pendidikan yang
hanya menanamkan model pembelajaran pada kemampuan menghafal
akan menjadikan siswa terbiasa tidak kritis dan hanya menerima materi
tanpa mengkritisi materi yang diberikan. Sebagai akibatnya kebiasaan
siswa yang hanya menghafal materi tanpa tahu bagaimana mengkritisi
akan terus berlanjut hingga perguruan tinggi bahkan sampai saat dimana
siswa tersebut memasuki dunia kerja yang sesungguhnya (Mitri, 2016: 3).
Zaman globalisasi yang semakin meningkat membuat masyarakat
perlu berpikir kritis, kreatif, logis, dan rasional agar dapat menyaring
seluruh informasi yang diperoleh untuk memecahkan masalah terutama
dalam hidup bermasyarakat. Selain itu kemampuan berpikir kritis dapat
digunakan ketika menghadapi masalah di dalam kehidupan sehari-hari
(Sari, 2017: 3).
Pada hal tersebut, perlu adanya perubahan mendasar untuk
membangun kehidupan yang lebih baik di abad 21 ini, pada dasarnya
adalah kewajiban dan pekerjaan rumah bagi setiap orang. Perubahan ini
diperlukan terutama jika kita menginginkan anak cucu kita tetap terpenuhi
kebutuhannya dimasa mendatang. Namun masa depan yang baik
(sustainable future) itu tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
harus diciptakan dari sekarang. Masa depan dimana nilai-nilai keadilan,
kesetaraan, demokrasi, religiusitas, dan nilai-nilai kebajikan lainnya bisa
berkembang dan menjadi fondasi hidup bersama, tidaklah turun dari lagit
begitu saja. Namun ia harus diajarkan, ditanamkan, dan dilatih dalam
kehidupan sacara nyata (Saputra, 2016: 25).
Dalam rangka mempersiapkan manusia abad 21 yang hidup dalam
nuansa masyarakat pengetahuan dan mega kompetisi dengan gelombang
perubahan yang sedemikian cepat, dibutuhkan suatu model pembelajaran
yang tidak saja bersifat deduktif tetapi model pembelajaran yang bersifat
induktif. Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menjamin peserta didik memiliki keterampilan belajar dan berinovasi,
keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi, serta dapat
bekerja dan bertahan dengan menguasai sejumlah keterampilan untuk
hidup (life skills) (Murti 2013, dalam Haryono). Sementara pendidikan di
Indonesia saat ini, jika dilihat pada data UNDP sebelumnya bahwa mutu
pendidikan terkait literasi dasar (membaca, matematika, dan sains),
Indonesia masih tertinggal dari negar-negara tetangga. Dalam laporan
yang lebih rinci dari OECD (Organization for Economic Cooperation and
Development) tentang PISA (Programme for International Student
Assessment) yang mereka selenggarakan untuk mengukur mutu, ekuitas,
dan efisiensi pendidikan di sekolah, Indonesia bahkan menempati ranking
64 dari 65 negara atau kedua dari bawah di atas Peru. Hasil ini bahkan
menunjukkan kesenjangan yang signifikan dengan negara-negara tetangga
seperti Malaysia (52) atau Thailand (50) (Saputra, 2016: 86).
Laporan OECD dan UNDP di atas tentang tingkat penguasaan
literasi sebagai penanda umum dari mutu pembelajaran yang di lembaga-
lembaga pendidikan di Indonesia, khususnya sekolah, menunjukkan
bahwa praktik pembelajaran di sekolah-sekolah kita belum mampu
menghadirkan generasi pendidik yang memiliki modalitas literasi yang
cukup untuk bersaing di era global. Rendahnya tingkat literasi dasar ini
juga memperlihatkan adanya persoalan dalam praktik belajar mengajar
yang ada. Padahal sejatinya setiap anak didik, tanpa dibedakan suku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
bangsa, dan agama, atau jenis kelaminnya, memiliki peluang dan
kesempatan yang sama untuk memahami dan menguasai setiap mata
pelajaran yang diberikan. Jika kemudian ada hasil yang menunjukkan
bahwa generasi didik di negara Jepang, Korea, atau China memiliki
tingkat penguasaan literasi dasar yang lebih baik daripada anak-anak didik
di Indonesia, maka persoalannya tanpa bermaksud menggeneralisir, dapat
dirujuk salah satunya pada praktik pembelajaran yang ada di sekolah-
sekolah atau lembaga pendidikan lain di negara ini (Saputra, 2016: 87).
Oleh sebab itu, pembelajaran dengan pendekatan saintifik
merupakan pilihan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga
masyarakat global, masyarakat pengetahuan yang penuh dengan tantangan
sekaligus peluang. Melalui pendekatan pembelajaran saintifik yang
menjadi satu paket kebijakan pendidikan, yaitu Kurikulum 2013 adalah
langkah strategis menyiapkan generasi emas bagi Indonesia di pergaulan
dunia terbuka (Murti 2013, dalam Haryono). Kurikulum berfungsi sebagai
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah bagi pihak-
pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti
pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orangtua, masyarakat dan pihak
siswa itu sendiri. Prinsip utama yang paling mendasar dalam kurikulum
2013 adalah penekanan pada kemampuan guru mengimplementasikan
proses pembelajaran yang otentik, menantang dan bermakna bagi peserta
didik sehingga dengan demikian dapatlah berkembang potensi peserta
didik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh tujuan pendidikan nasional
yang salah satunya yaitu menerapkan pembelajaran yang mengarah siswa
pada kemapuan berpikir secara kritis atau kemampuan berpikir tigkat
tinggi (Kurniawan, 2017).
Berbicara mengenai berpikir tingkat tinggi, maka taksonomi Bloom
dianggap sebagai dasar bagi berpikir tingkat tinggi. Berlandaskan pada
taksonomi Bloom, terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi
bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi atau higher order
thingking. Ketiga aspek itu adalah aspek menganalisa (C4), aspek
mengevaluasi (C5), dan aspek mencipta (C6). Sedangkan aspek lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dalam ranah yang sama, yaitu aspek mengingat (C1), aspek memahami
(C2), dan aspek menerapkan (C3), masuk dalam kategori berpikir tingkat
rendah atau lower order thingking (Heong, 2011 dalam Mitri 2016: 2)
HOTS dilatih dan dipraktikan dengan merujuk pada tindakan
menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan
(create) pengetahuan yang dilakukan oleh anak didik dalam pembelajaran,
yang disesuaikan dengan dimensi pengetahuan konseptual (conceptual),
prosedural (procedural), dan metakognitif (metakognitive). Dengan kata
lain, anak didik dalam pembelajaran dan penilaian pembelajaran pada
akhirnya diarahkan untuk memiliki kemampuan berpikir yang lebih tinggi,
yakni bisa berpikir secara kritis, kreatif, mampu memecahkan masalah,
dan membuat putusan pada situasi-situasi yang belum pernah ditemuinya
selaras dengan pemeringkatan kognitif dan dimensi pengetahuan itu
sendiri. Pembelajaran juga tidak berhenti pada level hafalan dan ingatan
(remember), pemahaman (understand), dan penerapan (apply) semata
(Saputra, 2016: 106).
Jika keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) ini dapat dikuasasi
dengan baik oleh guru dan diterapkan pada praktik belajar mengajar serta
evaluasi pembelajaran, maka anak didik dapat meningkatkan level
pemahaman mereka akan materi pelajaran, dari yang semula hanya
hafalan, pemahaman, atau penerapan dalam konteks yang sempit, menjadi
kemampuan untuk menganalisa, mengevaluasi informasi, dan mencipta
hal-hal baru dengan informasi tersebut. Serta dapat diterapkan pada
kehidupan sehari-hari seperti dapat mengklarifikasi antara berita yang
benar-benar terjadi(faktual) dengan berita yang hoax. Pentingnya
penerapan HOTS dalam pembelajaran ini sebenarnya sudah banyak
disadari oleh para praktisi pendidikan, seperti terkandung dalam rumusan
kurikulum 2013. Meski demikian, dalam praktiknya ia belum dijalankan
secara maksimal, terutama karena kurangnya pemahaman guru akan
HOTS itu sendiri, ataupun dasar-dasar konseptual yang melandasinya
(Saputra, 2016: 106).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Sementara pembelajaran yang mengarah pada HOTS itu sangat
diperlukan terutama untuk memberikan kecakapan dan keterampilan yang
dibutuhkan oleh anak-anak didik, seperti literasi dasar (membaca,
matematika, dan sains), kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir
kreatif dalam memecahkan masalah, dan lain sebagainya sebagai modal
untuk menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan global.
Jika ditinjau dari sudut pandang pembelajaran, rendahnya
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa diduga ada hal yang
mempengaruhinya yaitu bagaimana cara guru merumuskan soal yang
diberikan kepada siswa. Kenyataan yang terjadi disekolah, soal-soal
cenderung lebih banyak menguji aspek ingatan yang kurang melatih
HOTS atau keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik, pada hal
beberapa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Oleh
karena itu, siswa hanya dapat mengetahui tanpa dapat memecahkan suatu
masalah yang ada dihadapannya.
Maka dari itu, peneliti tertarik melakukan penelitian ini dikarenakan
jenis penelitian ini belum pernah dilakukan oleh mahasiswa PGSD Sanata
Dharma di tahun sebelumnya, sehingga peneliti tertarik untuk
mengungkapkan fenomena tentang penerapan Higher Order Thingking
Skills di salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan Depok Sleman
Yogyakarta.
Pada penelitian ini peneliti akan fokus melakukan analisis
keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skill pada
pembelajaran tematik di sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan pada guru
kelas IV dan seluruh siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar di
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta. Selain itu penelitian akan
dilakukan pada aspek desain RPP, pelaksanaan pembelajaran, dan soal
evaluasi. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
rancangan RPP seperti apa yang dibuat oleh guru, implementasi
pembelajaran seperti apa yang diterapkan oleh guru di sekolah dan
bagaimana bentuk soal evaluasi yang dibuat oleh guru di sekolah. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
menganalisis ketiga aspek tersebut, akan terlihat proses pembelajaran
seperti apa yang diterapkan oleh guru di sekolah.
Oleh karena itu, dengan melakukan penelitian mengenai
keterampilan berpikir tingkat tinggi diharapkan dapat memberikan
pengetahuan baru bagi dunia pendidikan terutama bagi para pendidik agar
tidak hanya berorientasi pada strategi, model, dan metode pembelajaran
yang hanya menanamkan kemampuan menghafal. Kebiasaan tenaga
pendidik yang hanya menerapkan strategi, model, dan metode
pembelajaran pada keterampilan menghafal harus diubah dan diarahkan
agar mampu menerakan pembelajaran yang mengarahkan pada proses
kognitif yang mendorong dan meningkatkan kemampuan berpikir setiap
siswa. Siswa yang mampu berpikir HOTS hanya dapat terlahir dari guru
yang “seksi”. Guru seksi adalah guru yang profesional, cerdas,
memotivasi, menginspirasi, unik, menarik, bersemangat dan berkerja
karena panggilan hati.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian
dengan judul “ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT
TINGGI PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV (STUDI
KASUS DI SALAH SATU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN
DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA)”. Penelitian ini dilaksanakan
untuk mendeskripsikan desain rencana pelaksanaan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan penilaian kelas di sekolah dasar
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana Perencanaan Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi kelas
IV di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Depok, Sleman,
Yogyakarta?
1.2.2 Bagaimana Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dalam
Pelaksanaan Pembelajaran kelas IV di salah satu sekolah dasar di
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.2.3 Bagaimana Penilaian Berpikir Tingkat Tinggi kelas IV di salah satu
sekolah dasar di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mendeskripsikan sejauh mana Perencana Pembelajaran
Berpikir Tingkat Tinggi kelas IV di salah satu sekolah dasar di
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan sejauh mana Penerapan Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pelaksanaan Pembelajaran kelas IV
di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Depok, Sleman,
Yogyakarta.
1.3.3 Untuk mendeskripsikan sejauh mana Penilaian Berpikir Tingkat
Tinggi kelas IV di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Depok,
Sleman, Yogyakarta.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Untuk Guru
Penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi bagi guru
agar dapat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
melakukan kegiatan pembelajaran dan proses penilaian yang tidak
hanya menanamkan keterampilan menghafal, melainkan dapat
membentuk kemampuan berpikir tingkat tinggi.
1.4.2 Untuk Siswa
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi pembelajaran siswa
untuk meningkatkan pola pikir siswa dalam keterampilan berpikir
kritis atau HOTS dalam menyelesaikan suatu persoalan atau
permasalahan.
1.4.3 Untuk peneliti
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pentingnya
berpikir tingkat tinggi dalam proses pembelajaran serta dapat
menjadikan pedoman untuk menyusun Rencana Pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Pembelajaran (RPP), melakukan kegiatan pembelajaran dan proses
penilaian yang mengarah pada keterampilan berikir tingkat tinggi.
1.4.4 Untuk Universitas
Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan referensi dan
masukan untuk mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
1.5 Asumsi Penelitian
Asumsi dalam penelitian ini adalah:
1.5.1 Keterampilan berpikir tingkat tinggi sudah diterapkan pada
Perencanaan Pembelajaran (RPP) Tematik kelas IV dengan
menerapkan kata kerja operasional yang sesuai dengan tingkatan
Taksonomi Bloom C4, C5, dan C6.
1.5.2 Keterampilan berpikir tingkat tinggi sudah diterapkan pada
pelaksanaan pembelajaran tematik kelas IV sesuai dengan kriteria 4C
yaitu critical thingking, collaborative, creativity, dan communication.
1.5.3 Keterampilan berpikir tingkat tinggi sudah diterapkan pada soal
evaluasi tematik kelas IV dengan menerapkan kata kerja operasional
yang sesuai dengan tingkatan Taksonomi Bloom C4, C5, dan C6.
1.6 Definisi Operasional
Supaya tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1.6.1 Berpikir tingkat tinggi
Berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir dalam kegiatan
pembelajaran yang tidak hanya sekedar menghafal namun juga
melalui proses kemampuan berpikir kritis, kreatif, kolaborasi dan
komunikasi.
1.6.2 Higher Order Thinking Skills
Higher Order Thinking Skills adalah proses berpikir dalam tingkatan
level yang lebih tinggi yatu dari kemampuan menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1.6.3 Lower Order Thinking Skills
Lower Order Thinking Skills adalah proses berpikir peserta didik
dalam level kognitif yang rendah yaitu dari kemamuan mengetahui,
memahami, dan menerapkan.
1.6.4 Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah suatu pedoman dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang terdiri dari 4 aspek penilaian yaitu
pengetahuan, keterampilan, sosial, dan spiritual.
a. Standar isi (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran
untuk mencapai suatu kegiatan pembelajaran.
b. Standar proses (Kegiatan Pembelajaran)
Kegiatan pembelajaran adalah interaksi guru dan siswa dalam
rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
c. Standar Penilaian (Pelaksanaan Penilaian Kelas)
Pelaksanaan penilaian kelas adalah kegiatan pengukuran yang
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pendidik
dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa.
1.6.5 Studi Kasus
Studi kasus adalah analisis mendalam dari sebuah kasus yang
tunggal atau ganda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Uraian pada bab ini berisi mengenai landasan teori, penelitian yang relevan,
dan kerangka berpikir.
2.1 Kajian Pustaka
Pada bagian ini, peneliti menuliskan teori yang mendukung
berdasarkan penelitian kemudian peneliti akan mengambil kesimpulan dari
setiap teori yang dituliskan. Teori tersebut meliputi (1) Berpikir Tingkat
Tinggi 4C, (2) Higher Order Thinking Skills/ keterampilan berpikir tingkat
tinggi, (3) Lower Order Thinking Skills/ keterampilan berpikir tingkat
rendah, (4) Kurikulum 2013.
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung
a. Berpikir Tingkat Tinggi
1) Pengertian Berpikir Tingkat Tinggi (4C)
Jika mengacu pada taksonomi Bloom yang direvisi berpikir
tingkat tingi merupakan proses berpikir yang terkait dengan
kemampuan kognitif dalam menganalis, mengevaluasi dan
mengkreasi (Sani, 2019: 3)
Berpikir tingkat tinggi merupakan berpikir yang melatih
kemampuan kognitif peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi,
yaitu peserta didik mampu menggabungkan fakta dan ide dalam
proses menganalisis, mengevaluasi sampai pada tahap membuat
berupa memberikan penilaian terhadap suatu fakta yang dipelajari atau
bisa mencipta dari sesuatu yang telah dipelajari secara kreatif. Bahwa
“Proses berpikir level tinggi (HOT) adalah proses berpikir yang
mengharuskan murid untuk memanipulasi informasi dan ide-ide
dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi
baru” (Adi, 2007: 17 dalam Annuuru, 2007).
Berpikir tingkat tinggi merupakan cara berpikir yang tidak lagi
hanya menghafal secara verbalistik saja namun juga memaknai
hakikat dari yang terkandung diantaranya, untuk mampu memaknai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
makna dibutuhkan cara berpikir yang integralistik dengan analisis,
sintesis, mengasosiasi hingga menarik kesimpulan menuju penciptaan
ide-ide kreatif dan produktif (Ernawati, 2017: 196-197 dalam
Aningsih, 2018).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan
bahwa berpikir tingkat tinggi merupakan suatu proses berpikir peserta
didik dengan level tingkatan kognitif yang lebih tinggi, tidak hanya
sekedar megingat, menghafal namun juga proses menganalisis,
mengevaluasi dan, mengkreasi.
2) Macam-macam Berpikir Tingkat Tinggi (4C)
Kompetensi yang penting diajarkan pada siswa dalam konteks
bidang studi inti dan tema abad ke-21 adalah keterampilan 4C yang
terdiri dari Critical Thinking (berpikir kritis), Collaboration
(kolaborasi), Creativity (kreatif), dan Communication (komunikasi)
(Zubaidah, 2016: 3)
a. Critical Thinking (berpikir kritis)
Keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan
fundamental pada pembelajaran di abad ke-21. Keterampilan
berpikir kritis mencakup kemampuan mengakses, menganalisis,
mensintesis informasi yang dapat dibelajarkan, dilatihkan dan
dikuasai. Keterampilan berpikir kritis juga menggambarkan
keterampilan lainnya seperti keterampilan komunikasi dan
informasi, serta kemampuan untuk memeriksa, menganalisis,
menafsirkan, dan mengevaluasi bukti. Pada era literasi digital
dimana arus informasi sangat berlimpah, siswa perlu memiliki
kemampuan untuk memilih sumber dan informasi yang
relevan, menemukan sumber yang berkualitas dan melakukan
penilaian terhadap sumber dari aspek objektivitas, reliabilitas, dan
kemutahiran (Zubaidah, 2016:3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Collaboration (kolaborasi)
Kolaborasi merupakan kemampuan yang dapat
dikembangkan melalui pengalaman yang ada di dalam sekolah,
antar sekolah, dan di luar sekolah. Siswa dapat bekerja bersama-
sama secara kolaboratif pada tugas berbasis proyek yang autentik
dan mengembangkan keterampilannya melalui pembelajaran tutor
sebaya dalam kelompok. Pada dunia kerja di masa depan,
keterampilan berkolaborasi juga harus diterapkan ketika
menghadapi rekan kerja yang berada pada lokasi yang saling
berjauhan. Keterampilan kolaborasi yang efektif disertai dengan
keterampilan menggunakan teknologi dan sosial media akan
memungkinkan terjadinya kolaborasi dengan kelompok-kelompok
internasional (Zubaidah, 2016:4).
c. Creativity (kreatif)
Kreativitas merupakan keterampilan siswa dalam bepikir
secara kreatif dan inovatif. Siswa harus dipicu untuk berpikir di
luar kebiasaan yang ada, melibatkan cara berpikir yang baru,
memperoleh kesempatan untuk menyampaikan ide-ide dan
solusi-solusi baru, mengajukan pertanyaan yang tidak lazim,
dan mencoba mengajukan dugaan jawaban. Kesuksesan
individu akan didapatkan oleh siswa yang memiliki
keterampilan kreatif. Individu-individu yang sukses akan
membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik bagi
semuanya (Zubaidah, 2016:4).
d. Communication (komunikasi)
Komunikasi merupakan keterampilan yang sangat berharga
dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan komunikasi
mencakup keterampilan dalam menyampaikan pemikiran
dengan jelas dan persuasif secara oral maupun tertulis,
kemampuan menyampaikan opini dengan kalimat yang jelas,
menyampaikan perintah dengan jelas, dan dapat memotivasi
orang lain melalui kemampuan berbicara (Zubaidah, 2016: 4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3) Karakteristik siswa dalam Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi
Aktivitas pembelajaran berpikir tingkat tinggi adalah sebagai
berikut (Sani, 2019: 62):
a. Aktif dan berpikir
Pembelajaran berbasis HOTS harus membuat semua siswa
aktif dalam berpikir. Peran guru tidak begitu dominan dalam
proses pembelajaran, namun lebih berperan sebagai fasilitator
untuk memberi kemudahan bagi siswa dalam berpikir. Oleh
sebab itu guru harus mempersipkan tugas-tugas atau soal yang
dapat membuat siswa berikir kreatif, kritis, dan menyelesaikan
masalah. Siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan berpikirnya sehingga menguasi keterampilan
berpikir tingkat tinggi. Guru jangan terlalu banyak menjelaskan,
namun lebih banyak memberikan kesempatan bagi siswa telah
untuk mencari dan menemukan sendiri apa saja yang akan
dipelajarinya. Disarankan untuk menggunakan waktu selama
lima menit untuk memberikan penjelasan dan instruksi sebelum
memberikan penugasan kepada siswa. Beberapa kondisi yang
harus diterapkan selama kegiatan belajar berlangsung adalah
sebagai berikut:
1. Memastikan situasi tetap terkendali meskipun siswa
ditantang untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara
bebas selama peroses pembelajaran berlangsung.
2. Guru lebih banyak memberi rangsangan berpikir pada
siswa untuk menyelesaikan masalah yang telah diberikan
atau masalah yang dihadapi siswa. Hal tersebut akan
menyebabkan siswa lebih aktif mencari informasi dan
berpikir, sehingga materi pembelajaran akan lebih mudah
diserap dan keterampilan berpikirnya akan meningkat.
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara bervariasi,
disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Pembelajaran yang monoton akan membuat siswa merasa
bosan, apalagi hanya mendengarkan guru berbicara.
4. Merangsang siswa untuk berani mengajukan pendapat atau
pertanyaan. Guru dapat melatih siswa untuk membuat
pertanyaan atau pernyataan setelah menampilkan sebuah
fenomena yang menarik, misalnya melalui video,
demonstrasi, atau cara lainnya. Guru harus melatih
kepercayaan diri siswa agar yakin pada dirinya sendiri
dalam penguasaan pengetahuan dan berpikir.
b. Memformulasikan masalah
Pembelajaran yang membuat siswa harus
memformulasikan masalah merupakan pembelajaran berbasis
HOTS. Sangat penting bagi siswa untuk dapat merumusakan
suatu permasalahan dari kondisi yang diberikan. Kegiatan
belajar dengan pendekatan inkuiri pada umumnya harus diawali
dengan perumusan masalah atau pertanyaan yang akan dicari
solusinya melalui kegiatan penyelidikan. Perumusan masalah
dapat berupa tindakan mengubah sebuah masalah yang
diberikan menjadi masalah yang berbeda penyajiannya. Hal ini
sering dilakukan ketika berupaya menyelesaikan sebuah
masalah agar memudahkan siswa dalam memahami masalah.
Pada kasus ini, penyelesaian masalah belum diketahui oleh
orang yang mengajukan masalah. Namun, mungkin juga orang
yang mengajukan masalah telah mengetahui bagaimana cara
memecahkan masalah tersebut dan hanya melatih siswa untuk
dapat merumuskan masalah dan mencari solusi.
Pengajuan masalah dan penyelesaian masalah dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kreativitas individu. Banyak
ahli lain yang menyatakan bahwa pengajuan pertanyaan berupa
soal atau masalah dapat menjadi cara melatih siswa untuk
berpikir kreatif. Jika masalah yang diperkenalkan tidak memiliki
pertanyaan yang jelas, maka siswa harus belajar merumuskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
masalah. Hal tersebut merupakan ajang untuk melatih kreativitas
dalam upaya menyelesaikan masalah. Jadi aktvitas merumuskan
masalah merupakan suatu proses berpikir kreatif. Kemampuan
siswa untuk merumuskan masalah dan mencari solusinya
merupakan sarana untuk menilai kreativitas dan mendorong
siswa untuk mengembangkan kreativitasnya (Silver dan Cai,
1996 dalam Sani, 2019: 66).
c. Mengkaji permasalahan kompleks
Permasalahan yang dikaji dalam pembelajaran berbasis
HOTS adalah permasalahan yang tidak dapat diselesaikan hanya
dengan mengingat atau menerapkan strategi yang telah umum
diketahui. Pada umumnya permasalahan seperti itu dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual) yang
mencakup berbagai bidang ilmu. Penyelesaian permasalahan
seperti itu membutuhkan kreativitas dan kemampuan berpikir
kritis. Siswa yang tidak memiliki keterampilan berpikir tingkat
tinggi akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
permasalahan kontekstual yang terkait dengan berbagai bidang
ilmu.
d. Berpikir divergen dan mengembangkan ide
Pengembangan kreativitas sangat membutuhkan
kemampuan berpikir divergen. Melatih siswa untuk berpikir
divergen akan mengembangkan kemampuan mereka dalam
mengajukan beberapa ide yang berbeda. Pengembangan ide-ide
kreatif sangat terkait dengan kemampuan berpikir divergen.
Sebenarnya kemampuan berpikir konvergen juga dibutuhkan
untuk mengetahui solusi mana yang paling efisien atau
memberikan hasil terbaik.
e. Mencari informasi dari berbagai sumber
Belajar dengan mencari informasi dari berbagai sumber
akan mengakomodasi perbedaan kerakteristik siswa dalam gaya
belajar, kemampuan belajar, kebutuhan, minat, keingintahuan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dan pengetahuan awal masing-masing siswa. Siswa atau
kelompok siswa akan lebih bebas belajar dan mengkonstruksi
pengetahuan mereka sendiri. Aktivtas ini dapat mendorong
siswa untuk bertanggungjawab dan melatih kemandirian belajar.
Jika sumber informasi diperolah dari intrenet, maka siswa dapat
mengembangkan kemampuan dalam menelusuri informasi
secara efektif. Siswa akan belajar mensintesis informasi yang
telah diperolehnya dan mengevaluasi sinopsis yang mereka
susun. Hal tersebut membutuhkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi dan tidak dapat dilakukan hanya dengan memahami atau
menerapkan sebuah prosedur.
Pembelajaran dengan menugaskan siswa untuk mencari
informasi dari berbagai sumber dapat dilakukan di kelas atau di
luar kelas melalui penugasan. Sebaiknya siswa dilatih untuk
membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari informasinya
atau solusinya dari berbagai sumber yang berbeda. Siswa dapat
merencanakan sumber atau menggunakan sumber yang tidak
direncanakan. Misalnya ketika mencari informasi tentang
penanganan sampah di sebuah pasar, bisa saja siswa bertanya
pada salah seorang pedagang, tanpa direncanakan dahulu.
f. Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah
Aktivitas belajar dengan melatih siswa untuk berpikir
kritis akan berguna bagi siswa ketika mengevaluasi ide baru,
memilih yang terbaik, dan melakukan modifikasi yang
diperlukan. Jadi, pembelajaran berbasis HOTS harus
memberikan kesempatan pada siswa untuk terbiasa berpikir
kritis dalam menghadapi suatu persoalan atau ketika menerima
suatu informasi. Pola berpikir kritis sangat penting untuk
refleksi diri dan memberi makna bagi kehidupan siswa. Jika
siswa mampu berpikir secara kritis, maka mereka tidak mudah
dipengaruhi oleh berita negatif kerena dapat mencari kebenaran
dan merefleksikan nilai, serta membuat keputusan yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Jadi, pola berpikir kritis merupakan sebuah metathinking skill
yang sangat perlu dimiliki oleh semua orang, dan salah satu ciri
penting dari pembelajaran berbasis HOTS.
Ciri lain dari pembelajaran berbasis HOTS adalah adanya
aktivitas siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara
kreatif. Sebagai contoh, masing-msing kelompok siswa belajar
menyelesaikan masalah dengan cara berbeda, kemudian metode
penyelesaian masalah tersebut dikomunikasikan di depan kelas
oleh perwakilan dari masing-masing kelompok. Upaya untuk
menyelesaikan permasalahan terlebih dahulu, kemudian siswa
mengusulkan cara-cara yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan masalah. Pada umumnya, sebuah permasalahan
kontekstual yang kompleks dapat dicari solusinya dengan
berbagai cara.
g. Berpikir analitik, evaluatif, dan membuat keputusan
Aktivitas belajar membuat keputusan dapat dicarikan
ketika siswa diminta memilih suatu cara di antara beberapa cara
alternatif yang tersedia. Ada guru yang melatih siswa untuk
membuat suatu keputusan secara analitik, yakni dengan
mempertimbangkan beberapa kelebihan dan kelemahan dari
masing-masing solusi alternatif yang akan dipilih. Kelebihan
dan kelemahan solusi tersebut dapat ditulis pada lembar kerja
siswa (LKS). Suatu contoh kegiatan berpikir analitik dan
evaluatif dalam membuat keputusan adalah ketika memilih
kemasan untuk sebuah minuman. Kemasan yang dapat dipilih
adalah botol kaca, botol plastik, dan kotak karton. Sedangkan
minuman yang akan dikemas adalah minuman soda. Berikut ini
ditampilkan contoh lembar kerja yang digunakan dalam suatu
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tabel 2.1 Contoh lembar kerja siswa (Membuat keputusan)
Kelebihan Kekurangan
Botol Kaca
Botol Plastik
Kotak Karton
Terkait dengan aktivitas belajar tersebut, guru dianjurkan untuk
menerapkan beberapa prinsip dalam pembelajaran berbasis HOTS ,
antara lain:
1. Menciptakan tugas yang sesuai dengan harapan atau kebutuhan
siswa
2. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa
3. Memberikan tugas atau soal yang dapat membuat siswa aktif
berpikir
4. Mengkaji persoalan nyata (kontekstual) yang dialami oleh siswa
5. Mengembangkan imajinasi siswa melalui tulisan atau gambar
6. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan elaborasi
dan berpikir divergen (lateral)
7. Memberi kesempatan pada siswa untuk memilih topik atau cara
belajar di kelas
8. Tidak menyalahkan siswa jika membuat atau menanyakan hal
yang nyeleneh
9. Memberikan kebebasan bereksperimen bagi siswa
10. Memberikan umpan balik dan penghargaan atas karya siswa
11. Melatih siswa mengajukan pertanyaan dan membuat rumusan
masalah dalam upaya menyelesaikan masalah yang menantang
12. Melatih siswa untuk berpikir kritis dengan menganalisis dan
mengevaluasi data atau informasi yang disajikan
13. Melatih siswa membuat keputusan terkait dengan suatu kondisi
yang dideskripsikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Higher Order Thinking Skills
1) Pengertian Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan suatu proses
berpikir anak didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang
dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan
taksonomi pembelajaran seperti metode problem solving Klurik dan
Rudnick (1998), taksonomi Bloom (1956), dan taksonomi
pembelajaran, pengajaran, dan penilaian dari Anderson dan Krathwohl
(2001) (Saputra, 2016: 91).
Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang
melibatkan aktivitas mental dalam usaha mengeksplorasi pengalaman
yang kompleks, reflektif dan kreatif yangdilakukan secara sadar untuk
mencapai tujuan, yaitu memperoleh pengetahuan yang meliputi
tingkat berpikir analitis, sintesis, dan evaluatif (Wardana dalam Mitri,
2016).
Keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking
Skills) mencakup kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif
metakognitif, dan kreatif. Keterampilan berpikir kritis diperlukan
dalam menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Higher Order
Thinking Skills (HOTS) akan berkembang jika individu menghadapi
masalah yang tidak dikenal, pertanyaan yang menantang, atau
meghadapi ketidak pastian/ dilema. Menurut Lewis dan Smith (1993)
(dalam Sani 2019: 2), berpikir tingkat tinggi akan terjadi jika
seseorang memiliki informasi yang disimpan dalam ingatan dan
memperoleh informasi baru, kemudian menghubungkan, dan/ atau
menyusun dan mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai
suatu tujuan atau memperoleh jawaban/ solusi yang mungkin untuk
suatu situasi yang membingungkan (Sani, 2019: 1).
HOTS mencakup transformasi informasi dan ide-ide.
Transformasi ini terjadi jika siswa menganalisa, mensintesa, atau
menggabungkan fakta dan ide, menggeneralisasi, menjelaskan, atau
sampai pada suatu kesimpulan atau interpretasi. Manipulasi informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dan ide-ide melalui proses tersebut akan memungkinkan siswa untuk
menyelesaikan permasalahan, memperoleh pemahaman, dan
menemukan makna baru (Tomei, 2005 dalam Sani 2019: 3).HOTS
juga disebut kemampuan berpikir strategis yang merupakan
kemampuan menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah,
menganalisa argumen, negosiasi isu, atau membuat prediksi
(Underbakke dkk, 1993 dalam Sani 2019: 3). Ketika sedang
menerapkan HOTS, seseorang perlu memeriksa asumsi dan nilai-nilai,
mengevaluasi fakta, dan menilai kesimpulan. John Dewey
menjelaskan tentang proses berpkir sebagai rantai proses produktif
yang bergerak dari refleksi ke inkuiri, kemudian proses berpikir kritis,
yang akhirnya menuntun pada penarikan kesimpulan yang diperkuat
oleh keyakinan orang yang berpikir (Petres, 2005 dalam Sani 2019: 3).
Dari beberapa pandapat ahli di atas peneliti menyimpulkan
bahwa Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan proses
berpikir peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang
melibatkan aktivitas mental, mencakup kemampuan menyelesaikan
permasalahan, berpikir kritis, dan berikir kreatif. Misalnya untuk
dapat menyelesaikan suatu permasalahan siswa harus mampu
menganalisis permasalahan, memikirkan alternatif solusi, menerapkan
strategi penyelesaian masalah, serta mengevaluasi metode dan solusi
yang diterapkan.
2) Indikator Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Gambar 2.1 Bagan Indikator Taksonomi Bloom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Berdasarkan gambar di atas, yang termasuk dalam tigkatan
Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah Menganalisis,
Mengevaluasi, dan Mencipta. Seperti pendapat Krathwohl dalam
Lewy, dkk (2019:16) (dalam Aningsih: 2018) menyatakan bahwa
indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
meliputi:
a. Menganalisis
1. Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi
atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih
kecil untuk mengenali pola atau hubungannya.
2. Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab
dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.
3. Mengidentifikasi/ merumuskan pertanyaan.
b. Mengevaluasi
1. Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan
metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau
standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau
manfaatnya.
2. Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian.
3. Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.
c. Mengkreasi
1. Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang
terhadap sesuatu.
2. Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah.
3. Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian
menjadi struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya.
3) Karakteristik Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Karakteristik soal-soal keterampilan berpikir tingkat tinggi
sangat direkomendasikan untuk digunakan pada berbagai bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penilaian kelas (Widana, 2017: 3-6 dalam Aningsih: 2018). Berikut
adalah karakteristik soal-soal berpikir tingkat tinggi:
a. Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan
untuk memecahkan masalah (problem solving), keterampilan
berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreaif (creative
thinking), kemampuan berarguman (decision making).
Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu
kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib
dimiliki oleh setiap peserta didik.
Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam berpikir
tingkat tinggi, terdiri atas:
1) Kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak
familiar.
2) Kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang
berbeda.
3) Menemukan model-model penyelesaian baru yang
berbeda dengan cara-cara sebelumnya.
„Difficulty‟ is NOT same as higher order thinking. Tingkat
kesukaran dalam butir soal tidak sama dengan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Sebagai contoh, untuk mengetahui arti
sebuah kata yang tidak umum mungkin memiliki tingkat
kesukaran yang sangat tinggi, tetapi kemampuan untuk
menjawab permasalahan tersebut tidak termasuk higher order
thinking skills. Dengan demikian, soal-soal berpikir tingkat
tinggi belum tentu soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran
yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. Berbasis Permasalahan Kontektual
Soal-soal berpikir tingkat tinggi merupakan asesmen yang
berbasis situasi nyata dalam kehiduan sehari-hari, dimana
peserta didik diharapkan dapat menerapkan konsep-konsep
pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah. Berikut ini
diuraikan lima karakteristik asesmen kontektual, yang disingkat
REACT.
1. Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks
pengalaman kehidupan nyata.
2. Experencing, asesmen yang ditentukan kepada penggalian
(exploration), penemuan (discovery) dan penciptaan
(creation).
3. Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta
didik untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
di dalam kelas untuk menyelasikan masalah-masalah
nyata.
4. Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan
peserta didik untuk mampu mengomunikasikan
kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah.
5. Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan peserta
didik untuk mentransformasikan konsep-konsep
pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks
baru.
c. Membangun Bentuk Soal Beragam
Bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir
soal berpikir tingkat tinggi (yang digunakan pada model
pengujian PISA), sebagai berikut:
1. Pilihan ganda
Pada umumnya soal-soal berpikir tingkat tinggi
menggunakan stimulus yang bersumber pada situasi nyata.
Soal pilihan ganda terdiri pokok soal (stem) dan pilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas jawaban dan
pengecoh (distractor).
2. Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/ tidak)
Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk
menguji pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah
secara komprehensif yang terkait antara pernyataan satu
dengan yang lainnya. Sebagaimana soal pilihan ganda
biasa, soal-soal berpikir tingkat tinggi yang berbentuk
pilihan ganda kompleks juga memuat stimulus yang
bersumber pada situasi kontekstual.
3. Isian singkatan atau melengkapi
Soal isian singkatan atau melengkapi adalah soal
yang menuntut peserta tes untuk mengisi jawaban singkat
dengan cara mengisi kata, frase, angka atau simbol.
Karakteristik soal isian singkatan atau melengkapi adalah
sebagai berikut:
1. Bagian kalimat yang harus dilengkapi sebaiknya
hanya satu bagian dalam ratio butir soal, dan paling
banyak dua bagian supaya tidak membingungkan
siswa.
2. Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan
pasti yaitu berupa frase, kata, angka, simbol, tempat
atau waktu.
4. Jawaban singkat atau pendek
Soal dengan bentuk jawaban singkat atau pendek
adalah soal yang jawabannya berupa kata, kalimat pendek,
atau frase terhadap suatu pertanyaan. Karakteristik soal
jawaban singkat adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan kalimat pertanyaan laangsung atau
kalimat perintah.
2. Pertanyaan atau perintah harus jelas, agar mendapat
jawaban yang singkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3. Panjang kata atau kalimat yang harus dijawab oleh
siswa pada semua soal diusahakan relatif sama.
4. Hindari penggunaan kata, kalimat atau frase yang
diambil langsung dari buku teks, sebab akan
mendorong siswa untuk sekedar mengingat atau
menghafal apa yang ditulis dibuku.
5. Uraian
Soal betuk uraian adalah suatu soal yang
jawabannya menuntut siswa untuk mengorganisasikan
gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut
menggunakan kalimatnya sendiri dalam bentuk tertulis.
c. Lower Order Thinking Skills (LOTS)
1) Pengertian Lower Order Thinking Skills (LOTS)
Lower Order Thinking Skills merupakan kemampuan berpikir
mengenai keterampilan reseptif (Quinsland dalam Pudyast, Heru, dan
Maryadi, 2017: 191). Lower Order Thinking Skills merupakan
keterampilan berpikir tingkat rendah yang terdiri dari tiga indikator
mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3) (Sobirin
dalam Ardhana, 2017: 3). Lower Order Thinking Skills merupakan
kegiatan yang mewakili aplikasi rutin, mekanisme dan penggunaan
pemikiran yang terbatas (Rajendran dalam Martalina, W., Wardono
dan Kartono, 2018)
Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
Lower Order Thinking Skills merupakan kemampuan berpikir
mengenai keterampilan reseptif yang melalui kegiatan apliakasi rutin,
mekanisme dan penggunaan pemikiran yang terbatas dengan tingkatan
indikator mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2) Indikator Lower Order Thinking Skills (LOTS)
Gambar 2.2 Bagan Indikator Taksonomi Bloom
Berdasarkan gambar di atas, yang termasuk dalam tingkatan
Lower Order Thinking Skills (LOTS) adalah Mengingat, Memahami,
dan Mengaplikasi. Yang termasuk dalam indikator berpikir tingkat
rendah merupakan kemampuan Mengingat, Memahami, dan
Menerapkan (Anderson dan Krathwoh dalam Mulyasa, Iskandar, &
Aryani, 2016: 216 – 218). Berikut masing-masing penjelasannya:
a. Mengingat
Mengingat merupakan mengemukakan kembali apa yang
sudah dipelajari dari guru, buku, sumber lainnya sebagaimana
aslinya tanpa melakukan perubahan. Pengetahuan hafalan:
ketepatan, kecepatan, kebenaran pengetahuan, fakta, definisi
konsep, prosedur hukum, teori dari apa yang sudah dipelajari di
kelas tanpa diubah atau berubah.
b. Memahami
Memahami merupakan proses pengolahan dari bentuk
aslinya tetapi arti dari kata, istilah, tulisan, grafik, tabel, gambar,
foto tidak berubah. Kemampuan mengolah pengetahuan yang
dipelajari menjadi sesuatu yang baru seperti menggantikan,
menulis kembali, mengubah bentuk komunikasi, memberi tafsir,
dan memperkirakan.
c. Menerapkan
Menerapkan merupakan menggunakan informasi, konsep,
prosedur, prinsip, hukum, teori yang sudah dipelajari untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
sesuatu yang baru belum dipelajari. Kemampuan menggunakan
pengetahuan seperti konsep, massa, cahaya, membagi/menggali/
menambah/ mengurangi/ menjumlah/ menerapkan dalam
mempelajari sesuatu yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
d. Kurikulum 2013
1) Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan
insan Indonesia yang: produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui
penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi
Mulyasa, 2013: 167).
Kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan
pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan
(Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Ir. Muhammad Nuh, DEA
dalam Kurniasih, 2014:21). Adapun ciri-ciri kurikulum 2013 yang
paling mendasar ialah:
a. Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari
tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman
sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui
perkembangan teknologi dan informasi.
b. Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada
lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun
memiliki kemampuan berpikir kritis.
c. Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif.
d. Khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative
memberi kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami
suatu tema dalam berbagai mata pelajaran.
e. Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Terdapat empat aspek yang menjadi fokus dalam rencana
implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013.
a. Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang
menyangkut metodologi pembelajaran, yang nilainya pada
pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) baru mencapai rata-rata
44,46
b. Kompetensi akademik dimana guru harus menguasai metode
penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa.
c. Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak
asocial kepada siswa dan teman sejawat lainnya.
d. Kompetensi menajerial atau kemimpinan karena guru sebagai
seseorang yang akan digugu dan ditiru siswa.
Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini.
Kesiapan guru ini akan berdampak pada kegiatan guru dalam
mendorong mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya,
bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh
setelah menerima materi pembelejaran.
Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa kurikulum
2013 merupakan pedoman dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang dapat menghasilkan peserta didik yang produktif,
kreatif, inovatif, afektif dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
2) Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013
Seperti yang dikemukakan di berbagai media massa, bahwa
melalui pengembangan Kurikulum 2013 kita akan menghasilkan
insang Indonesia yang: produktif, kreatif, afektif; melalui penguatan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini,
pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi
dan karakter peserta didik, berupa panduan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara
kontekstual. Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil
belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap
apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu megetahui
kriteria penguasaan kompetensi dan karakter yang akan dijadikan
sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik
dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah
kompetensi dan karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutan
ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya (Mulyasa
,2013: 65)
Mengacu pada penjelasan UU No. 20 Tahun 2003, bagian
umum dikatakan, bahwa: “Srategi pembangunan pendidikan nasional
dalam undang-undang ini meliputi: ...., 2. Pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi,....” dan pada penjelasan
Pasal 35, bahwa “Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.”
Maka diadakan perubahan kurikulum dengan tujuan untuk
“Melanjutkan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang
telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.”
Untuk mencapai tujuan tersebut menuntut perubahan pada
berbagai aspek lain, terutama dalam implementasinya di lapangan.
Pada proses pembelajaran, dari siswa diberi tahu menjadi siswa
mencari tahu, sedangkan pada proses penilaian, dari berfokus pada
pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan
melalui penilaian proses, portofolio dan penilaian output secara utuh
dan menyeluruh, sehingga memerlukan penambahan jam pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3) Komponen Kurikulum 2013
a. Standar isi (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
1. Pengertian Rencana Pelaksanaan pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan rencana
yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan oleh sekolah. RPP dikembangkan secara rinci
mengacu pada silabus, buku teks pelajaran dan buku panduan
guru. RPP mencakup: (1) identitas sekolah/ madrasah, mata
pelajaran, dan kelas/ semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD,
Indokator pencapaian kompetensi; (4) materi pelajaran; (5)
kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/ alat, bahan
dan sumber belajar (Permendikbud No 103, 2014). Rencana
pelaksanaan pembelajaran merupakan perencanaan jangka
pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang
akan dilakukan dalam pembelajaran (Mulyasa, 2006: 213).
Dari beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan
bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan rencana
jangka pendek yang menggambarkan, memperkirakan atau
memproyeksikan prosedur yang akan dilakukan dalam
pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan oleh sekolah. Dengan demikian, RPP
merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. RPP perlu
dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen
pembelajaran, yakni: kompetensi dasar, materi standar, indikator
hasil belajar, dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik; materi standar berfungsi
memberi makna terhadap kompetensi dasar; indikator hasil
belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukan
kompetensi peserta didik; sedangkan penilaian berfungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
mengukur pembentukan kompetensi apabila kompetensi standar
belum terbentuk atau belum tercapai.
Menurut Anderson dan Krathwohl, hal yang perlu
diperhatikan ketika menyusun RPP yaitu bagaimana rencana dan
pelaksanaan pembelajaran yang dapat menghasilkan level-level
belajar yang tinggi bagi banyak siswa (Anderson dan
Krathwohl, 2010: 350). Dengan berlandaskan pada takonomi
Bloom perumusan RPP yang mengarah pada kemampuan
berpikir tingkat tinggi adalah ranah kognitif yang berapa pada
tingkatan C4 sampai C6 yaitu kemampuan Menganalis,
Mengevaluasi, dan Mencipta. Maka rumusan tujuan harus
memuat proses kognitif berupa:
a. Menganalisis: memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan
antarbagian itu dan hubungan antara bagian-bagian
tersebut dan keseluruhan struktur tujuan. Memuat proses
kognitif berupa membedakan, mengorganisasi, dan
mengatribusikan.
b. Mengevaluasi: mengambil keputusan berdasarkan kriteria
dan/ atau standar. Memuat proses kognitif berupa
memeriksa dan mengkritik.
c. Mencipta: memadukan bagian-bagian untuk membentuk
sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu
produk yang orisinil. Memuat proses kognitif berupa
merumuskan, merencanakan, memproduksi (Anderson dan
Krathwohl, 2010: 101-102).
Dengan merumuskan tujuan pembelajaran seperti yang
telah dipaparkan diatas maka kegiatan pembelajaran yang
dilakukan akan mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b. Standar Proses (Kegiatan Pembelajaran)
1. Pengertian Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran didefinisikan sebagai upaya dalam memberi
perangsang (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan
kepada siswa agar terjadi proses belajar, lebih lanjut. Learning is
the process by which behavior (in the broader sense) is or
changed through practice or training.” (Belajar adalah proses
perubahan tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau
diubah melalui praktek atau latihan) (Chauhan dalam Sunhaji,
2014)”. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor (Mayer
dalam Sunhaji, 2014). Pembelajaran itu sendiri adalah
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Gerry &
Kingsley dalam Sunhaji, 2014). Pengertian lain pembelajaran
adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa dalam belajar, bagaimana belajar
memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan
sikap (Gagne & Briggs dalam Sunhaji, 2014).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan interaksi edukatif antara guru dengan
peserta didik dengan didasari oleh adanya tujuan baik berupa
pengetahuan, sikap maupun keterampilan dan proses
berubahnya tingkah laku (change in behavior) dan yang
disebabkan karena pengalaman dan latihan. Pengalaman dan
latihan adalah aktivitas guru sebagai pebelajar dan aktivitas
siswa/peserta didik sebagai pembelajar. Perubahan perilaku
tersebut dapat berupa mental maupun fisik aktifitas. Terjadinya
perubahan tingkah laku tergantung pada dua faktor, yaitu faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dari dalam dan faktor dari luar (Gagne dalam Sunhaji, 2014).
Faktor dari dalam yang mempengaruhi belajar siswa adalah
keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Termasuk faktor
jasmani/aspek fisiologis seperti tonus (tegangan otot), kebugaran
tubuh siswa, faktor rohaniah/faktor psikologis seperti motivasi,
tingkat kecerdasan, bakat dan sikap siswa. Faktor dari luar yang
mempengaruhi belajar siswa meliputi faktor lingkungan sosial
dan non sosial, termasuk faktor sosial seperti guru dan teman-
teman sekolah, faktor non sosial seperti gedung sekolah, letak
geografis sekolah, lingkungan keluarga, cuaca dan waktu belajar
yang digunakan.
Berbicara tentang pembelajaran tidak akan sempurna jika
tidak membicarakan juga tentang mengajar itu sendiri. Defnisi
mengajar banyak dikemukakan para ahli dengan pengertian
yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh
perbedaan titik pandang terhadap makna dan hakikat mengajar
itu sendiri, ada yang menekankan dari segi peserta didik dan ada
juga yang menekankan dari segi pendidik. Perbedaan titik
pandang tentang makna dan hakikat mengajar sebenarnya
terletak pada sisi otoritas pembelajar/guru/pendidik atau otoritas
pada pebelajar/siswa/peserta didik dalam aktivitas pembelajaran.
Proses belajar mengajar konvensional umumnya berlangsung
satu arah yang merupakan proses transfer atau pengalihan
pengetahuan, informasi, norma, nilai dan lain-lainya dari
seorang pendidik kepada peserta didik. Proses seperti ini
dibangun di atas dasar bahwa otoritas pembelajaran terletak di
atas pembelajar/guru/pendidik. Cara pandang seperti ini
sekarang mulai ditinggalkan, seiring dengan munculnya
kesadaran yang makin kuat di dunia pendidikan bahwa proses
belajar mengajar akan lebih efektif apabila peserta didik secara
aktif berpartisipasi dalam proses tersebut, peserta didik akan
mengalami, menghayati, dan menarik pelajaran dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pengalamanya yang akhirnya hasil belajar akan merupakan
bagian dari diri, perasaan, pemikiran dan pengamalannya.
Proses tersebut berlangsung karena peserta didik diberi otoritas
untuk menentukan hasilnya sendiri.
c. Standar Penilaian (Pelaksanaan Penilaian Kelas)
1. Pengertian penilaian (assessment)
Assessment adalah alih bahasa dari istilah penilaian.
Penilaian digunakan dalam konteks yang lebih sempit daripada
evaluasi dan biasanya dilaksanakan secara internal. Penilaian
atau assessment adalah kegiatan menentukan nilai suatu objek,
seperti baik-buru, efektif – tidak efektif, berhasil – tidak
berhasil, dan semacamnya yang sesuai dengan kriteria atau tolok
ukur yang telah ditetapkan sebelumnya (Buana dalam Amirono,
2016). Penilian kelas adalah suatu metode yang sederhana dapat
menggunakan fakultas (sekolah) untuk mengumpulkan umpan
balik, awal dan setelahnya, pada seberapa baik para peserta
didik mereka belajar apa yang mereka ajarkan (Angelo dalam
Amirono, 2016).
Penilaian adalah usaha yang dilakukan dalam pengambilan
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik – buruk bersifat
kualitatif (Suharsimi yang dikutip oleh Sridadi, 2007 dalam
Amirono, 2016). Penilaian (assessment) adalah penerapan
berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta
didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik
apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik (Amirono,
2016).
Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa penilaian (assessment) merupakan suatu metode
sederhana yang digunakan untuk menentukan nilai suatu objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yang telah ditentukan kriteria atau tolok ukurnya guna untuk
mengetahui sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi peserta didik. Dalam dunia pendidikan,
penilaian atau assessment diartikan sebagai prosedur yang
digunakan untuk mendapatkan informasi untuk mengetahui taraf
pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang hasilnya akan
digunakan untuk keperluan evaluasi. Evaluasi merupakan suatu
proses yang sistematis yang dilaksanakan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dan efisiensi dari program yang
bersangkutan. Dalam hal ini termasuk di dalamnya untuk
mengetahui keberhasilan seluruh subjek belajar yang menempuh
suatu program (Subali, 2012).
Evaluasi pembelajaran adalah untuk mengevaluasi
kegiatan atau mengoreksi hal-hal yang telah terjadi atau
dilakukan selama pembelajaran yang telah terjadi. Atau dengan
kata lain diulang kegiatan mereka mengetahui hal-hal penting
dalam bentuk keuntungan dan kerugian yang terjadi dalam
kegiatan yang telah terjadi dengan harapan bahwa itu akan
melakukan yang terbaik ketika kegiatan yang akan dilakukan
kemudian untuk belajar (Jihad, 2012).
2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian ini didasarkan pada hasil yang telah dilakukan oleh
beberapa peneliti. Adapun hasil penelitian ini antara lain:
Penelitian yang dilakukan oleh Hilaria Mitri yang berjudul
“Analisis Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada
Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA N 8 Yogyakarta”. Dalam
penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa nilai tertinggi Ujian
Nasional (UN) yang diraih siswa pada mata pelajaran ekonomi di
SMA N 8 Yogyakarta belum menunjukkan bahwa siswa memiliki
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Persamaan penelitian terdahulu
dengan yang saya teliti adalah terletak pada sama-sama ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
meneliti apakah siswa sudah memiliki keterampilan berpikir tingkat
tinggi atau belum. Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan
sebelumnya meneliti keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada
mata pelajaran ekonomi di tingkat SMA, sedangkan dalam penelitian
ini meneliti keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Dasar.
Penelitian yang dilakukan oleh Maharani Yuniar, Cece
Rakhmat, dan Asep Saepulrohman yang berjudul ”Analisis HOTS (
High Order Thinking Skills ) Pada Soal Objektif Tes Dalam Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas V SD Negeri 7
Ciamis”. Dalam penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa
diperoleh temuan, yakni dari 20 butir soal ditemukan 14 butir soal
yang memenuhi kriteria pengembangan soal HOTS (High Order
Thinking Skills) dan 6 butir soal yang tidak memenuhi kriteria
pengembangan HOTS (High Order Thinking Skills). Persamaan
penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah terletak pada
sama-sama ingin meneliti bagaimana penerapan HOTS dalam sistem
pemeblajaran seperti penyususnan soal. Perbedaannya yaitu
penelitian yang dilakukan sebelumnya adalah tentang penelitian
analisis soal HOTS pada mata pelajaran IPS, sedangan penelitian ini
meneliti tentang tentang keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Dasar.
Penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Mario Defianus Beti
yang berjudul “Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi pada
Pembelajaran Matematika Topik Segiempat Di Kalangan Siswa
Kelas VII E SMP N 1 Seyegan”. Dalam penelitian tersebut
mendapatkan hasil bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi
mengalami peningkatan. Persamaan penelitian terdahulu dengan
yang saya teliti adalah terletak pada sama-sama ingin meneliti
bagaimana keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada kegiatan
pembelajaran. Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan
sebelumnya meneliti siswa apakah ada peningkatan ketika diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
soal yang mengandung keterampilan berpikir tingkat tinggi,
sedangkan dalam penelitian ini adalah penelitian tentang analisis
HOTS pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Kekhasan dalam penelitian ini adalah, pada penelitian ini
dilakukan analisis yang kompleks untuk mengetahui tingkatan
HOTS yaitu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
pelaksanaan pembelajaran serta soal evaluasi. Selain itu penelitian
ini di lakukan pada tingkatan Sekolah Dasar, sehingga penerapan
HOTS sudah dapat dilihat serta diterapkan pada usia dini.
Gambar 2.3 Kerangka Penelitian yang Relevan
Analisis Pembelajaran
Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi Pada
Mata Pelajaran Ekonomi
Di SMA N 8 Yogyakarta
Analisis HOTS ( High
Order Thinking Skills )
Pada Soal Objektif Tes
Dalam Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) Kelas V SD Negeri
7 Ciamis
Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi pada
Pembelajaran
Matematika Tipok
Segiempat Di Kalangan
Siswa Kelas VII E SMP
Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi Pada Pembelajaran Tematik
Kelas Iv (Studi Kasus Di Salah Satu
Sekolah Dasar Di Kecamatan Depok,
Sleman, Yogyakarta)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2.1.3 Kerangka Berpikir
Di era globalisasi saat ini, pendidikan di Indonesia dituntun
menjadi lebih kompleks dengan adanya perkembangan teknologi.
Untuk mempersiapkan manusia abad 21 yang hidup dalam nuansa
masyarakat pengetahuan dan mega kompetisi dengan gelombang
perubahan yang sedemikian cepat, dibutuhkan suatu model
pembelajaran yang tidak saja bersifat deduktif tetapi induktif. Model
pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menjamin
peserta didik memiliki keterampilan belajar dan berinovasi,
keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi, serta
dapat bekerja dan bertahan dengan menguasai sejumlah keterampilan
untuk hidup (life skills). Melalui pendekatan pembelajaran saintifik
yang menjadi satu paket kebijakan pendidikan, yaitu Kurikulum
2013 adalah langkah strategis menyiapkan generasi emas bagi
Indonesia di pergaulan dunia terbuka. Dengan menerapkan kegiatan
pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi maka guru dapat menciptakan siswa yang tidak hanya sekedar
memiliki kemampuan menghafal, mengingat akan tetapi memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order Thingking Skills)
yaitu kemampuan berpikir kritis dan kreatif sehingga mampu
berpikir secara analisis dan sintesis untuk menciptakan ide yang
kreatif dan produktif serta dapat menyelesaikan suatu masalah
dengan kritis.
Pembelajaran yang mengarah pada HOTS itu sangat diperlukan
terutama untuk memberikan kecakapan dan keterampilan yang
dibutuhkan oleh anak-anak didik, seperti literasi dasar (membaca,
matematika, dan sains), kemampuan berpikir kritis, kemampuan
berpikir kreatif dalam memecahkan masalah, dan lain sebagainya
sebagai modal untuk menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan
global. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana
proses belajar mengajar di salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan
Depok, Sleman, Yogyakarta khususnya di kelas IV, apakah kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pembelajaran, rancangan RPP, dan evaluasi atau penilaian sudah
mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Oleh karena itu, dengan melakukan penelitian mengenai analisis
keterampilan berpikir tingkat tinggi di salah satu Sekolah Dasar di
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan baru terutama bagi para pendidik agar
tidak hanya mendesain suatu kegiatan pembelajaran yang
berorientasi pada strategi, model, dan metode pembelajaran yang
hanya menanamkan kemampuan menghafal. Kebiasaan penerapkan
strategi, model, dan metode pembelajaran pada keterampilan
menghafal harus diubah dan diarahkan agar mampu menerapkan
pembelajaran yang mengarahkan pada proses kognitif yang
mendorong dan meningkatkan kemampuan berpikir setiap siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 2.4 Peta Kerangka Berpikir
”Abad 21”
Latar belakang pendidikan di
Indonesia pada era globalisasi
“Kurikulum 2013”
Pedoman dalam
mempersiapkan pembelajaran
yang dapat mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
“Berpikir Tingkat Tinggi”
Kegiatan berpikir yang tidak
hanya sekedar menghafal,
mengingat akan tetapi berikir
secarakritis dan kreatif sehingga
mampu menyelesaikan masalah
dengan kritis.
“Guru”
Peran guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang
mengarah pada berpikir tingkat
tinggi untuk dapat menyiapkan
generasi muda pada tantangan
abad 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subyek penelitian, dan teknik pengambilan sampel, data yang dicari,
teknik pengumpulan data, teknik pengujian instrument, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Studi kasus
merupakan kajian mendalam tentang peristiwa, lingkungan, dan situasi
tertentu yang memungkinkan mengungkapkan atau memahami satu hal
(Basuki dalam Prastowo, 2014: 129)
Jenis penelitian yang digunakan peneliti yaitu penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan suatu proses inkuiri untuk pemahaman
berdasarkan tradisi-tradisi inkuiri metodologis yang jelas yang
mengeksplorasi masalah sosial manusia (Creswell dalam Ahmadi, 2014:
15). Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif: ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-
orang (subjek) itu sendiri (Bogdan dan Taylor dalam Ahmadi, 2014: 15).
Penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang menghasilkan
temuan-temuan yang tidak diperoleh oleh alat-alat prosedur statistik atau
alat-alat kuantitatif lainnya. Hal ini dapat mengarah pada penelitian tentang
kehidupan, sejarah, perilaku seseorang atau hubungan-hubungan
interaksional (Strauss dalam Ahmadi, 2014: 15).
Dari beberapa pendapat ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa
penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang mengungkapkan
fenomena, kehidupan, masalah sosial manusia dalam bentuk deskriptif.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Dasar di
kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta. Sekolah Dasar ini peneliti
gunakan sebagai tempat penelitian karena ingin mengetahui apakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
sekolah dasar ini dalam merencanakan proses pembelajaran,
pelaksanaan roses pembelajaran serta pembuatan soal evaluasi sudah
menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau masih dalam
tahapan berpikir tingkat rendah.
3.2.2 Waktu penelitian
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
penelitian dilakukan pada akhir kegitan PPL yaitu bulan Oktober
sampai bulan Desember 2018.
3.2.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas IV dan seluruh
siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar di kecamatan Depok,
Sleman, Yogyakarta yang menerapkan kurikulum 2013. Guru kelas IV
adalah subjek utama dalam penelitian ini yang berperan sebagai
pelaku dalam praktik pelaksanaan proses pembelajaran, narasumber
wawancara, dan sumber dokumentasi dalam pengisian angket/
kuesioner, dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), serta
dokumen soal penilaian tengah semester. Subjek yang kedua yaitu
siswa yang berperan sebagai penerima praktik pelaksanaan
pembelajaran dari guru dan sebagai sumber dokumentasi dalam
pengisian angket/ kuesioner. Alasan peneliti mengambil siswa kelas
IV sebagai subjek dalam penelitian ini karena tingkat perkembangan
siswa kelas IV sudah dapat berpikir tingkat tinggi.
3.2.4 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang memuat indikator keterampilan berpikir
tingkat tinggi, proses pelaksanaan pembelajaran yang mengarahkan
siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi pada mata pelajaran
Tematik dan soal evaluasi (Penilaian Tengah Semester) yang memuat
kata kerja operasional keterampilan berpikir tingkat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah studi kasus. Metode studi kasus
memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail.
Subjek yang diselidiki terdiri dari satu unit (atau satu kesatuan unit) yang
dipandang sebagai kasus. Karena sifat yang mendalam dan mendetail
tersebut, studi kasus umumnya menghasilkan gambaran yang longitudinal,
yaitu hasil pengumpulan dan analisis data kasus dalam satu jangka waktu
(Surakhmad dalam Prastowo, 2014: 128). Studi kasus merupakan kajian
mendalam tentang peristiwa, lingkungan, dan situasi tertentu yang
memungkinkan mengungkapkan atau memahami satu hal (Basuki dalam
Prastowo, 2014: 129).
Penelitian studi kasus adalah penelitian terhadap suatu objek yang
disebut sebagai kasus. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti
menyimpulan bahwa studi kasus merupakan penelitian terhadap terhadap
objek yang diteliti mengenai peristiwa dalam jangka waktu yang lama.
Objek yang diteliti merupakan satu unit/ atau satu masalah yang dapat
disebut sebagai kasus (Gunawan 2013: 113).
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data, diperlukan beberapa teknik tertentu. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa:
3.4.1 Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data
dalam penelitian apa pun, termasuk penelitian kualitatif, dan
digunakan untuk memperoleh informasi atau data sebagaimana
tujuan penelitian (Ahmadi, 2014: 161). Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik observasi untuk memperoleh data
primer berupa analisis kegiatan pembelajaran yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Untuk memperoleh data, peneliti melakukan pengamatan
secara langsung terhadap objek penelitian, yaitu bagaimana proses
pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan guru dengan kriteria 4C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
yaitu Critical, Creativity, Collaborative, dan Communication
dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi. Apakah guru dapat
menerapkan pelaksanaan pembelajaran yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi kepada siswa atau masih dalam
tahapan berpikir tingkat rendah.
3.4.2 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh data sekunder berupa desain RPP
dan soal evaluasi yang memuat indikator keterampilan berpikir
tingkat tinggi.
Dalam penelitian ini, dokumen yang dikumpulkan oleh
peneliti berupa: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan
soal evaluasi (Penilaian Tengah Semester). RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) akan dianalisis oleh peneliti dan rekan
peneliti pada aspek indikator bagian kognitif menggunakan
tingkatan Taksonomi Bloom, apakah indikator kognitif sudah
menggunakan tingkatan berpikir tingkat tinggi yang termasuk C4,
C5, dan C6 atau masih dalam berpikir tingkat rendah yang
termasuk C1, C2, dan C3.
Dalam soal evaluasi akan dianalisis oleh peneliti dan rekan
peneliti pada bagian soalnya apakah karta kerja dalam soal tersebut
sudah mengarah pada berpikir tingkat tinggi yang termasuk C4,
C5, dan C6 atau masih dalam berpikir tingkat rendah yang
termasuk C1, C2, dan C3. RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dapat dilihat pada lampiran 19A sampai 19L,
sedangkan Soal evalasi (Penilaian Tengah Semester) dapat dilihat
pada lampiran 21A sampai 21AL.
3.4.3 Wawancara
Wawancara merupakan teknik atau cara pengumpulan data
dengan cara mengadakan dialog langsung dengan narasumber.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahulaun untuk menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
permasalahan yang ingin diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam terutama
jika jumlah respondennya sedikit (Sugiyono dalam Mitri, 2016).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara
untuk memperoleh data yang konsisten dengan data yang diperoleh
melalui kegiatan observasi kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru, pengisian kuesioner, dan dokumentasi
RPP serta soal evaluasi. Wawancara dilakukan guna mengetahui
lebih lanjut menganai proses penyusunan RPP, proses pelaksanaan
pembelajaran, dan pembuatan soal evaluasi, serta mengetahui
pemahaman guru menganai keterampilan berpikir tingkat tinggi
(Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 17).
3.4.4 Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pernyataan yang digunakan untuk
memperoleh informasi atau data dari responden, dalam arti laporan
tentang pribadi yang diketahui dan pernyataan yang bersifat tertulis
(Arikunto dalam Mitri, 2016). Kuesioner dalam penelitian ini
digunakan untuk memperoleh data berupa persepsi siswa kepada
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengarah
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dan persepsi guru dalam
menerapkan pembelajaran kepada siswa yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkt tinggi.
Penelitian ini menggunakan kesioner tertutup yaitu responden
tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan dengan rentang
pilihan yaitu: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), J (Jarang), TP (tidak
Pernah). Kuesioner ini terdapat 16 pertanyaan dengan kriteria 4C
yaitu Critical, Creativity, Collaborative, dan Communication
dalam keterampilan berikir tingkat tinggi (dapat dilihat pada
lampiran 11A dan 14A).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”.
Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman metode penelitian
kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan
peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun
logikanya (Sugiono, 2009: 305)
Penelitian kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono,2009:306).
Sebagai instrumen pembantu peneliti menggunakan:
3.5.1 Instrumen Penelitian RPP
Desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dianalisis
menggunakan tabel Kata Kerja (KKO). Berikut ini merupakan
pedoman untuk menganalisis desain RPP:
3.1 Pedoman analisis desain RPP
C1 Mengetahui C2 Memahami C3 Mengaplikasikan
a. Mengutip a. Memperkirakan a. Menugaskan
b. Menyebutkan b. Menjelaskan b. Mengurutkan
c. Menjelaskan c. Mengkategorikan c. Menentukan
d. Menggambar d. Mencirikan d. Menerapkan
e. Membilang e. Merinci e. Menyesuaikan
f. Mengidentifikasikan f. Mengasosiasikan f. Mengkalkulasi
g. Mendaftar g. Membandingkan g. Memodifikasi
h. Menunjukkan h. Menghitung h. Mengklasifikasi
i. Memberi label i. Mengkontraskan i. Menghitung
j. Memberi indeks j. Mengubah j. Membangun
k. Memasangkan k. Mempertahankan k. Mengurutkan
l. Menamai l. Menguraikan l. Membiasakan
m. Menandai m. Menjalin m. Mencegah
n. Membaca n. Membedakan n. Mengambarkan
o. Menyadari o. Mendiskusikan o. Menggunakan
p. Menghafal p. Menggali p. Menilai
q. Meniru q. Mencontohkan q. Melatih
r. Mencatat r. Menerangkan r. Menggali
s. Mengulang s. Mengemukakan s. Mengemukakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
t. Mereproduksi t. Mempolakan t. Mengadaptasi
u. Meninjau u. Memperluas u. Menyelidiki
v. Memilih v. Menyimpulkan v. Mengoperasikan
w. Menyatakan w. Meramalkan w. Mempersoalkan
x. Mempelajari x. Merangkum x. Mengkonspepkan
y. Mentabulasi y. Menjabarkan y. Melaksanakan
z. Memberi kode z. Meramalkan
aa. Menelusuri aa. Memproduksi
bb. Menulis bb. Memproses
cc. Mengaitkan
dd. Menyusun
ee. Menstimulasikan
ff. Memecahkan
gg. Melakukan
hh. Mentabulasi
C4 Menganalisis C5 Mengevaluasi C6 Membuat/Mencipta
a. Menganalisis a. Membandingkan a. Mengabstrasi
b. Mengaudit b. Menyimpulkan b. Mengatur
c. Memecahkan c. Menilai c. Menganimasi
d. Menegaskan d. Mengarahkan d. Mengumpulkan
e. Mendeteksi e. Mengkritik e. Mengkategorikan
f. Mengdiaknosis f. Menimbang f. Mengkode
g. Menyeleksi g. Memutuskan h. Mengkombinasikan
i. Memerinci h. Memisahkan i. Menyusun
j. Menominasikan i. Memprediksi j. Mengarang
k. Mendiagramkan j. Memperjelas k. Membangun
l. Mengkorelasikan k. Menugaskan l. Menanggulangi
m. Merasionalkan l. Menafsirkan m. Menghubungkan
n. Menguji m. Mempertahankan n. Menciptakan
o. Mencerahkan n. Memerinci o. Mengkreasikan
p. Menjelajah o. Mengukur p. Mengoreksi
q. Membagankan p. Merangkum q. Merancang
r. Menyimpulkan q. Membuktikan r. Merencanakan
s. Menemukan r. Memfalidasi s. Mendikte
t. Menelaah s. Mengetes t. Meningkatkan
u. Memaksimalkan t. Mendukung u. Memperjelas
v. Memerintahkan u. Memilih v. Memfasilitasi
w. Mengedit v. Memproyeksikan w. Membentuk
x. Mengkaitkan x. Merumuskan
y. Memilih y. Menggeneralisasikan
z. Mengukur z. Mengabungkan
aa. Melatih aa. Memadukan
bb. Mentransfer bb. Membatas
cc. Mereparasi
dd. Menampilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
ee. Menyiapkan
ff. Memproduksi
gg. Merangkum
hh. Merekontruksi
ii. Membuat
Tabel Kata Kerja Operasioal (KKO) di atas dapat digunakan
untuk mengetahui keterampilan berikir tingkat tinggi atau
keterampilan berpikir tingkat rendah pada desain Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pedoman analisis Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan tabel Taksonomi
Bloom milik Anderson & Kartwohl yang sudah di revisi dan telah
divalidasi oleh pihak expert judgment yaitu oleh Dosen Pembimbing.
3.5.2 Instrumen Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai lembar pengamatan
yang digunakan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru yang sedang berlangsung, apakah kegiatan
pembelajaran telah mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi atau masih dalam keterampilan berikir tingkat rendah.
Untuk mengetahui apakah guru sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi dengan menggunakan pedoman observasi seperti di bawah
ini:
Tabel 3.2 Pedoman pelaksanaan proses pembelajaran
No. 4 C Kriteria Ya Tidak Keterangan
1.
Critical
thinking and
Problem
Solving
(Berpikir
Kritis dan
1. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
memberikan soal kepada
siswa untuk dikerjakan
secara individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Pemecahan
Masalah).
2. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
mengarahkan siswa untuk
mencari informasi lain
dari berbagai sumber.
3. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
meminta siswa untuk
memecahkan masalah
secara individu ketika
mengerjakan soal.
4. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi
pembelajaran yang
diajarkan.
2. Collaborative
/Kolaborasi
1. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
membentuk siswa
kelompok untuk
berdiskusi saat
pembelajaran.
2. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
meminta siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
berpendapat dan
memberikan masukan
saat berdiskusi.
3. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
menemukan informasi
dari berbagai sumber
bersama kelompok.
4. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
memecahkan masalah
bersama kelompok saat
diskusi.
3.
Creativity
and
Innovation (K
reativitas dan
Inovasi)
1. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
meminta siswa untuk
membuat rangkuman
pembelajaran berupa peta
konsep/ mind map.
2. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
meminta siswa untuk
memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dengan cara sendiri.
3. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
meminta siswa untuk
membuat sebuah karya
tulis seperti pantun, puisi,
dll.
4. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
menampilkan hasil karya
di depan kelas.
4.
Communicati
on/
Komunikasi
1. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
menyampaikan
kesimpulan hasil belajar
dengan kata-kata sendiri.
2. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompok dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Pedoman observasi diatas disusun berdasarkan kemampuan
4C yang masing-masing kemampuan terdapat 4 kriteria, pedoman
observasi tersebut telah divalidasi oleh pihak expert judgment
yaitu oleh Dosen Pembimbing.
b. Instrumen Kuesioner Guru dan siswa
Lembar kuesioner digunakan untuk mengetahui persepsi
guru dalam menerapkan proses pembelajaran yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi dan persepsi siswa kepada
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengarah
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Data persepsi guru dan
pembelajaran yang
dilakukan.
3. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
meminta siswa untuk
untuk memberikan kritik/
saran atau menggapai
hasil presentasi siswa/
kelompok lain.
4. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
meminta siswa untuk
menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
siswa di dapatkan dari kuesioner yang disusun seperti di bawah
ini:
3.3 Kuesioner persepsi guru terhadap proses pembelajaran
No. 4 C Keterangan SS S JR TP
1.
Critical
Thinking/Ber
pikir Kritis
Guru memberikan soal kepada siswa
untuk dikerjakan secara individu.
Guru mengarahkan siswa untuk mencari
informasi lain dari berbagai sumber
untuk menambah pengetahuan siswa.
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memechakan masalah
secara indvidu ketika mengerjakan soal.
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai materi
yang diajarkan.
2. Collaborative
/Kolaborasi
Guru memberikan kesempatan siswa
untuk membentuk kelompok diskusi
saat pelajaran.
Guru meminta siswa untuk berpendapat
dan memberikan masukan saat
berdiskusi kelompok.
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan informasi dari
berbagai sumber bersama kelompok.
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memecahkan masalah
bersama kelompok saat diskusi.
3. Creativity/Kr
eativitas
Guru meminta siswa untuk membuat
rangkuman pembelajaran berupa peta
konsep/ mind map.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Guru meminta siswa untuk
memecahkan masalah dengan cara
sendiri.
Guru meminta siswa untuk membuat
sebuah karya tulis seperti puisi, pantun,
dll.
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menampilkan hasil karya di
depan kelas.
4.
Communicati
on/
Komunikasi
Guru meminta siswa untuk
menyampaikan kesimpulan hasil belajar
dengan kata-kata sendiri.
Guru memberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dari pembelajaran yang
dilakukan.
Guru meminta siswa untuk memebrikan
kritik/ saran atau menggapai hasil
presentasi siswa/ kelompok lain
Guru meminta siswa untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan.
3.4 Kuesioner persepsi siswa terhadap guru dalam proses
pembelajaran
No. 4 C Keterangan SS S JR TP
1.
Critical
Thinking/Ber
pikir Kritis
Siswa diberikan soal oleh guru untuk
dikerjakan secara individu.
Siswa diarahkan oleh guru untuk
mencari informasi lain dari berbagai
sumber untuk menambah pengetahuan
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Siswa diminta untuk memecahkan
masalah secara individu ketika guru
memberikan soal.
Siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya mengenai materi pembelajaran
yang diajarkan.
2. Collaborative
/Kolaborasi
Siswa dibentuk kelompok diskusi saat
kegiatan pembelajaran.
Siswa diminta untuk berpendapat dan
memberikan masukan saat berdiskusi.
Siswa diberikan kesempatan untuk
menemukan informasi dari berbagai
sumber bersama kelompok.
Siswa diberikan kesempatan untuk
memecahkan masalah bersama
kelompok saat diskusi.
3. Creativity/Kr
eativitas
Siswa diminta untuk membuat
rangkuman pembelajaran berupa peta
konsep/ mind map.
Siswa diminta oleh guru untuk
memecahkan masalah dengan cara
sendiri.
Siswa diminta oleh guru untuk
membuat sebuah karya tulis seperti
pantun, puisi, dll.
Siswa diberikan kesempatan oleh guru
untuk menampilkan hasil karya di
depan kelas.
4.
Communicati
on/
Komunikasi
Siswa diberikan kesempatan untuk
menyampaikan kesimpulan hasil belajar
dengan kata-kata sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Siswa diminta untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompok dari
pembelajaran yang dilakukan.
Siswa diminta untuk untuk memberikan
kritik/ saran atau menggapai hasil
presentasi siswa/ kelompok lain.
Siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Indikator kuesioner persepsi guru dam siswa terhadap proses
pembelajaran di atas disusun berdasarkan kemampuan 4C yang
masing-masing kemampuan terdapat 4 pernyataan, kuesioner
diatas tersebut telah divalidasi oleh pihak expert judgment yaitu
oleh Dosen Pembimbing.
c. Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui dan
bertanya secara langsung kepada narasumber mengenai perumusan
RPP, pelaksanaan proses pembelajaran dan pembuatan soal
evaluasi. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV.
Berikut ini merupakan pedoman wawancara:
3.5 pedoman wawancara
No Aspek Pertanyaan Jawaban
1 Kegiatan
Pembelajaran
1. Dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran, apakah guru tidak
banyak meggunakan metode
ceramah? Apakah metode ceramah
hanya digunakan ketika menjelaskan
meteri yang cukup sulit?
2. Apakah metode yang digunakan guru
dapat menumbuhkan partisipasi aktif
siswa dalam kegiatan pembelajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
3. Apakah guru mampu menerapkan
model, teknik, dan metode
pembelajaran yang mampu
menumbuhkan partisipasi siswa
dalam kegiatan diskusi?
4. Apakah guru mampu menerapkan
model, teknik, dan metode
pembelajaran yang mampu
menumbuhkan partisipasi siswa
seperti diskusi, tanya jawab, bahkan
debat?
5. Dalam proses pembelajaran apakah
guru selalu meninjau kinerja siswa
seperti bekeliling kelas untuk melihat
aktivitas siswa ketika megerjakan
soal atau diskusi?
6. Dalam menyampaikan materi apakah
guru sering mengaikan materi
pembelajaran dengan pengetahuan
lain yang relevan?
7. Apakah guru mampu merespon
positif partisipasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran?
8. Apakah guru sudah melaksakana
kegiatan pembelajaran sesuai dengan
RPP yang disusun?
9. Apakah guru dapat melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang lebih
baik dibandingkan RPP yang telah
disusun?
10. Apakah dalam kegiatan
pembelajaran guru mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
mengelola waktu dengan efektif dan
efisien?
2 Berpikir
tingkat tinggi
1. Apakah guru mengetahui tentang
keterampilan berpikir tingkat tinggi?
2. Apakah guru menerapkan kegiatan
pembelajaran yang bersifat
mengarahkan siswa pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi?
3. Apakah guru mengetahui tentang
tingkatan pada taksonomi bloom
yang termasuk keterampilan berpikir
tingkat tinggi?
4. Apakah guru menggunakan kata
kerja operasional taksonomi bloom
keteika merumuskan indikator pada
RPP dengan mengacu tingakatan C4,
C5, dan C6?
5. Menurut guru apakah pentingnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi
untuk proses pembelajaran?
3 Soal Ujian
Tengah
Semester/
Ulangan
Harian/
Penilaian
Akhir
Semester
tematik
1. Dalam membuat soal ujian tengah
semester/ ulangan harian/ penilaian
akhir semester, apakah guru
menggunakan kata kerja taksonomi
bloom yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi?
2. Apakah ada kesulitan dalam
menyusun soal yang megarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi?
4 Kendala yang
dihadapi
1. Menurut guru apakah ada hambatan
dalam menyususn RPP yang
mengacu pada keterampilan berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
tingkat tinggi?
2. Apakah ada hambatan dalam diri
guru dalam menerapkan metode,
teknik dan model dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa?
3. Apakah ada hambatan dalam diri
siswa dalam menerapkan metode,
teknik dan model dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa ?
Pedoman wawancara diatas terdiri dari 4 indikator yaitu
kegiatan pembelajaran, berpikir tingkat tinggi, Soal Ujian Tengah
Semester/ Ulangan Harian/ Penilaian Akhir Semester tematik , dan
kendala yang dihadapi. Masing-masing indikator terdiri dari
beberapa pertanyaan yang sesuai dengan indikator yang telah
ditentukan. Pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh
pihak expert judgment yaitu oleh Dosen Pembimbing.
3.5.3 Instrumen Penelitian Soal Evaluasi
Soal Evaluasi (Penilaian Tengah Semester) dianaliais
menggunakan tabel Kata Kerja Operasioanl (KKO). Berikut ini
merupakan pedoman untuk menganalisis Soal Evaluasi.
3.6 Pedoman analisis Soal Evaluasi
C1 Mengetahui C2 Memahami C3 Mengaplikasikan
a. Mengutip a. Memperkirakan a. Menugaskan
b. Menyebutkan b. Menjelaskan b. Mengurutkan
c. Menjelaskan c. Mengkategorikan c. Menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
d. Menggambar d. Mencirikan d. Menerapkan
e. Membilang e. Merinci e. Menyesuaikan
f. Mengidentifikasikan f. Mengasosiasikan f. Mengkalkulasi
g. Mendaftar g. Membandingkan g. Memodifikasi
h. Menunjukkan h. Menghitung h. Mengklasifikasi
i. Memberi label i. Mengkontraskan i. Menghitung
j. Memberi indeks j. Mengubah j. Membangun
k. Memasangkan k. Mempertahankan k. Mengurutkan
l. Menamai l. Menguraikan l. Membiasakan
m. Menandai m. Menjalin m. Mencegah
o. Membaca o. Membedakan o. Mengambarkan
p. Menyadari p. Mendiskusikan p. Menggunakan
q. Menghafal q. Menggali q. Menilai
r. Meniru r. Mencontohkan r. Melatih
s. Mencatat s. Menerangkan s. Menggali
t. Mengulang t. Mengemukakan t. Mengemukakan
u. Mereproduksi u. Mempolakan u. Mengadaptasi
v. Meninjau v.Memperluas v.Menyelidiki
w. Memilih w.Menyimpulkan w.Mengoperasikan
x. Menyatakan x.Meramalkan x.Mempersoalkan
y. Mempelajari y.Merangkum y.Mengkonspepkan
z. Mentabulasi z.Menjabarkan z.Melaksanakan
aa. Memberi kode aa. Meramalkan
bb. Menelusuri bb. Memproduksi
cc. Menulis cc. Memproses
dd. Mengaitkan
ee. Menyusun
ff. Menstimulasikan
gg. Memecahkan
hh. Melakukan
ii. Mentabulasi
C4 Menganalisis C5 Mengevaluasi C6 Membuat/Mencipta
a. Menganalisis a. Membandingkan a. Mengabstrasi
b. Mengaudit b. Menyimpulkan b. Mengatur
c. Memecahkan c. Menilai c. Menganimasi
d. Menegaskan d. Mengarahkan d. Mengumpulkan
e. Mendeteksi e. Mengkritik e. Mengkategorikan
f. Mengdiaknosis f. Menimbang f. Mengkode
g. Menyeleksi g. Memutuskan g. Mengkombinasikan
j. Memerinci j. Memisahkan j. Menyusun
k. Menominasikan k. Memprediksi k. Mengarang
l. Mendiagramkan l. Memperjelas l. Membangun
m.Mengkorelasikan m.Menugaskan m.Menanggulangi
n. Merasionalkan n. Menafsirkan n. Menghubungkan
o. Menguji o. Mempertahankan o. Menciptakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
p. Mencerahkan p. Memerinci p. Mengkreasikan
q. Menjelajah q. Mengukur q. Mengoreksi
r. Membagankan r. Merangkum r. Merancang
s. Menyimpulkan s. Membuktikan s. Merencanakan
t. Menemukan t. Memfalidasi t. Mendikte
u. Menelaah u. Mengetes u. Meningkatkan
v. Memaksimalkan v. Mendukung v. Memperjelas
w. Memerintahkan w. Memilih w. Memfasilitasi
x. Mengedit x. Memproyeksikan x. Membentuk
y. Mengkaitkan y. Merumuskan
z.Memilih zMenggeneralisasikan
aa.Mengukur aa.Mengabungkan
bb.Melatih bb.Memadukan
cc.Mentransfer cc.Membatas
dd.Mereparasi
ee.Menampilkan
ff.Menyiapkan
gg.Memproduksi
hh.Merangkum
ii.Merekontruksi
jj.Membuat
Tabel Kata Kerja Operasioal (KKO) di atas dapat digunakan
untuk mengetahui keterampilan berikir tingkat tinggi atau
keterampilan berpikir tingkat rendah pada perumusan soal evaluasi.
Pedoman analisis Soal evaluasi menggunakan tabel Taksonomi Bloom
milik Anderson & Kartwohl yang sudah di revisi dan telah divaliadasi
oleh pihak expert judgment yaitu oleh Dosen Pembimbing.
Dari berbagai instrumen di atas, alasan peneliti menggunakan
instrumen tersebut memudahkan dalam mendeskripsikan penelitian selain
yang dicatat langsung oleh peneliti.
3.6 Pengecekan Keabsahan Data Penelitian
Dalam penelitian kualitatif pengecekan keabsahan data meliputi uji
Kreadibilitas dan Transferibilitas.
3.6.1 Kreadibilitas
Uji kreadibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil
penelitian kualitataif antara lain dilakukan dengan perpanjangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,
diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan
membercheck (Sugiyono, 2012: 270). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode triangulasi. Triangulasi dalam pengujian
kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu . dengan penelitian
ini peneliti menggunkana 2 teknik triangulasi untuk memperoleh data
yaitu dengan tingangulasi sumber dan triangulasi teknik pengumpulan
data.
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kreadibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan
wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau
kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kreadibilitas data
tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang
dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut
pandangnya berbeda-beda.
Selain menggunakan metode triangulasi, peneliti juga
menggunakan expert judgment sebagai teknik yang digunakan
untuk pengujian kelayakan seluruh instrumen yang digunakan
peneliti. Expert judgment merupakan proses diskusi yang
melibatkan para pakar (ahli) untuk mengidentifikasi masalah
analisis penyebab masalah, menentukan cara-cara penyelesaian
masalah, dan mengusulkan berbagai alternatif penyelesaian
masalah dengan mempertimbangkan sumber data yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
(Wardani, 2013: 3). Untuk itu sebagai pihak expert judgment
peneliti meminta bantuan salah satu dosen pembimbing untuk
menilai instrumen yang telah peneliti buat.
Hasil penilaian berbagai instrumen oleh pihak expert
judgment yang penelitian dapatkan adalah layak digunakan untuk
uji coba di lapangan tanpa revisi dengan kriteria instrumen
penelitian kuesioner guru dan siswa, pedoman wawancara untuk
guru, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas, dan
pedoman analisis desain RPP dan Soal Evaluasi.
3.6.1 Transferabilitas
Seperti yang telah dikemukakan bahwa, transferability ini
merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas
eksternal menunjukkan derajad ketepatan atau dapat diterapkan hasil
penelitiannya ke populasi di mana sampel tersebut diambil.
Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, sehingga mana
hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.
Bagi peneliti naturalistik, nilai transfer bergantung pada pemakai,
hingga manakah hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam
konteks dan situasi sosial lain. Peneliti sendiri tidak menjamin
“validitas eksternal” ini.
Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil
penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan
hasil penelitian tersebut, maka peneliti membuat laporannya harus
memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian
tersebut, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk
mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain (Sugiyono,
2012: 276).
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
instrumen penelitian ini dapat digunakan untuk uji coba oleh peneliti
lainnya tetapi harus daat dipertanggungjawabkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Untuk mengetahui desain RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) yang dibuat oleh guru sudah memuat indikator
keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka peniliti melakukan analisis
desain RPP pada komponen indikator bagian kognitif apakah
termasuk dalam kata kerja oprasional yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu mulai dari tingkatan C4
menganalisis, C5 mengevaluasi, dan C6 mencipta. Indikator kognitif
dalam Rencana Pelaksanaan pembelajaran dianalisis menggunakan
tabel Kata Kerja Operasional (KKO) yang telah di validasi oleh pihak
expert judgment yaitu oleh Dosen Pembimbing. Analisis indikator
aspek kognitif pada desain RPP peneliti melakukan analisis dengan 2
rekan peneliti sebagai pembanding dari setiap persepsi untuk
menemukan hasil akhir apakah indikator aspek kognitif telah
mengarah pada keterampilan berpkir tingkat tinggi atau keterampilan
berpikir tingkat rendah.
3.7.2 Implementasi proses pembelajaran keterampilan berpikir tingkat
tinggi
Untuk mengetahui bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru sudah mengarah pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi, maka peneliti melakukan kegiatan observasi
terhadap aktivitas belajar yang dilaksanakan guru di kelas. Dalam
kegiatan observasi peneliti menggunakan alat bantu berupa instrumen
pelaksanaan pembelajaran yang telah di validasi oleh pihak expert
judgment yaitu oleh Dosen Pembimbing. Kegiatan observasi
dilakukan untuk melihat penerapan strategi, model, dan metode yang
diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran
dinilai baik ketika hasil analisis menunjukkan bahwa guru mampu
menerapkan strategi, model, dan metode yang mengarahkan
keterampilan siswa berpikir tingkat tinggi yaitu mulai dari tingkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kemampuan C4 menganalisis, C5 mengevaluasi, dan C6 mencipta.
Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan guru mengajar
dengan 1 teman sebagai pembanding setiap persepsi untuk
menemukan hasil akhir.
Untuk melihat kesesuaian hasil observasi yang dilakukan
peneliti terhadap guru dengan penilaian siswa, maka peneliti juga
melakukan penilaian terhadap persepsi siswa. Penilaian persepsi siswa
pada guru kelas IV dalam menerapkan keterampilan berikir tingkat
tinggi yang melibatkan 3 indikator proses kognitif keterampilan
berpikir tingkat tinggi, yaitu C4 menganalisis, C5 mengevaluasi dan
C6 mencipta dilakukan dengan pengisian kuesioner.
3.7.3 Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment)
Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan penilaian kelas
(Penilaian Tengan Semester) sudah mengarah pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi, maka peneliti melakukan analisis terhadap soal
penilaian tengah semester yang dibuat oleh guru kelas IV bersama
dengan guru dan kepala sekola se-KKKS Kecamatan Depok, Sleman,
Yogyakarta. Soal Evaluasi (Penilaian Tengah Semester) dianalisis
menggunakan tabel Kata Kerja Operasional (KKO) yang telah di
validasi oleh pihak expert judgment yaitu oleh Dosen Pembimbing.
Soal Penilaian Tengah Semester dinyatakan baik jika hasil analisis
menunjukkan bahwa kata kerja yang digunakan sebagai perintah
pengerjaan pada soal merupakan kata kerja dari masing-masing-
masing indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa kegiatan
menganalisis C4, mengevaluasi C5, dan mencipta C6. Analisis soal
penilaian tengah semester pada setiap soal peneliti melakukan analisis
dengan 2 rekan peneliti sebagai pembanding dari setiap persepsi untuk
menemukan hasil akhir apakah kata kerja operasional tersebut telah
mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau keterampilan
berpikir tingkat rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
3.7.4 Skala Likert
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik skala likert
untuk menganalisis hasil instrumen penelitian berupa kuesioner untuk
mengumpulkan data, yang terdiri dari kuesioner persepsi guru
terhadap proses pembelajaran dan persepsi siswa mengenai proses
pelaksanaan guru mengajar. Penggunaan skala dalam instrumen
penelitian ini adalah dengan menggunakan skala likert. Skala likert
adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu.
Melalui skala likert ini peneliti menentukan jawaban setiap item
instrumen yang bergradasi, mulai dari tingkat sangat positif sampai
sangat negatif yang berupa kata-kata antara lain SS (Sangat Sering), S
(Sering), J (Jarang), TP (Tidak Pernah) (Siregar, 2010:138).
Untuk menganalis kuesioner persepsi guru dan siswa, peneliti
menentukan skor sebagai berikut : 4 untuk jawaban SS (Sangat
Sering), 3 untuk jawaban S (Sering), 2 untuk jawaban J (Jarang), dan
1 untuk jawaban TP (Tidak Pernah). Setelah jawaban instrumen
dihitung peneliti menentukan interval yang digunakan untuk
menentukan pernyataan sesuai dengan analisis persepsi guru dan
siswa dengan rumus:
Interval Skala (RS) =
Keterangan:
m = angka tertinggi dalam skor jawaban
n = angka terendah dalam skor jawaban
b = banyaknya kelas atau kategori jawaban
berdasarkan rumus diatas, maka hasil interval adalah :
Tabel 3.7 Hasil Interval Indeks Persepsi Skala Likert
Nilai Persepsi Interval Indeks Persepsi Pernyataan Penerapan
1 1.0 – 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 – 2. 51 Jarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3 2.52 – 3.27 Sering
4 3.28 – 4.0 Sangat Sering
Setelah mendapatkan nilai interval, peneliti dapat menentukan tingkat
penerapan kriteria 4C pada hasil kuesioner persepsi guru dan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
BAB IV
HASIL PENEITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan peneliti terkait dengan penelitian mengenai analisis terhadap rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi
penilaian yang dilakukan oleh guru kelas IV terhadap siswa kelas IV.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Perencanaan Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi di salah satu
sekolah dasar di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta
4.1.1.1 Hasil Analisis Indikator Aspek Kognitif pada RPP Tematik
Pada penelitian ini peneliti akan memaparkan hasil analisis dari
indikator aspek kognitif pada desain rencana pelaksanaan pembelajaran
tematik. Pada tanggal 3 Oktober 2018 peneliti mendapatkan
seperangkat rencana pelaksanaan pembelajaran. Terdapat beberapa
kendala ketika peneliti meminta rencana pelaksanaan pembelajaran,
karena peneliti meminta rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan
digunakan oleh guru ketika peneliti melaksanakan observasi
pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan guru kelas IV
tidak sempat membuat rencana pelaksanaan pembelajaran karena
sedang sibuk dengan kenaikan jabatannya. Sehingga peneliti
mendapatkan renacana pelaksanaan pembelajaran yang sudah
digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran sebelumnya.
Peneliti mendapatkan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam
bentuk soft file. Kemudian peneliti mencetak seperangkat rencana
pelaksanaan pembelajaran menjadi 3 untuk di analisis indikator kognitif
yang akan dilakukan oleh peneliti dan dua rekan peneliti. Peneliti dan
dua rekan peneliti melakukan analisis indikator kognitif secara mandiri,
kemudian peneliti dan dua rekan peneliti bertemu untuk mendiskusikan
hasil dari analisis indikator kognitif pada rencana pelaksanaan
pembelajaran tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Berikut merupakan hasil akhir indikator aspek kognitif pada
rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dianalisis oleh peneliti
dan dua rekan peneliti.
Tabel 4.1 Hasil Analisis Indikator Aspek Kognitif pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
No Indikator HOTS LOTS Keterangan
Muatan IPA
3.7.1 Mengidentifikasi
sifat-sifat cahaya
melalui percobaan
dengan jenis-jenis
cermin.
√ Kata kerja
operasional
terdapat pada
tingkatan C5 yaitu
“Membuktikan”
Muatan IPS
3.4.2 Menyebutkan sikap
kepahlawanan
sebagai peninggalan
kerajaan masa Islam
pada masa kini dan
pengaruhnya bagi
masyarakat di
wilayah setempat.
√ Kata kerja
operasional
terdapat pada
tingkatan C1 yaitu
“Menyebutkan”
Muatan Bahasa Indonesia
3.8.2 Menyebutkan
informasi sikap
kepahlawanan
dengan
menggunakan tabel
KW (know – what
do you want to
know).
√ Kata kerja
operasional
terdapat pada
tingkatan C1 yaitu
“Menjelaskan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Jumlah Indikator 1 2
Berdasarkan tabel 4.1, dapat dijelaskan bahwa dari tiga indikator
kognitif dengan muatan pembelajaran yang berbeda yaitu IPA, IPS, dan
Bahasa Indonesia hanya terdapat satu indikator yang termasuk dalam
kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi yang terdapat pada muatan
pembelajaran IPA. Indikator kognitif yang termasuk dalam kata kerja
operasional berpikir tingkat tinggi tersebut termasuk dalam tingkatan
C5 yaitu membuktikan. Sedangkan dua indikator yang lain termasuk
dalam kata kerja operasional berpikir tingkat rendah yaitu pada muatan
pelajaran IPS dan Bahasa Indonesia. Dari hasil di atas dapat dijelaskan
bahwa perencanaan pembelajaran pada spek kognitif yang dibuat oleh
guru kelas IV masih didominasi dengan indikator berpikir tingkat
rendah.
4.1.1.2 Hasil Analisis wawancara Guru Kelas IV
Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV pada
tanggal 25 Oktober 2018 setelah melakukan observasi pelaksanaan
pembelajaran, membagikan kuesioner guru dan siswa dan
mengumpulkan dokumen berupa RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dan soal evaluasi (penilaian tengah semester). Melalui
kegiatan wawancara peneliti mendapatkan beberapa informasi
mengenai pemahaman guru tentang berpikir tingkat tinggi, pada poin
ini terutama dalam penyusunan indikator kognitif dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi.
Hasil wawancara yang peneliti gunakan untuk mengetahui tentang
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran ada pada aspek satu
pertanyaan nomor delapan dan sembilan, aspek dua pertanyaan nomor
tiga dan empat, dan pada aspek empat pertanyaan nomor satu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat
pada lampiran 17b, guru mengatakan sudah mengetahui tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
keterampilan berpikir itngkat tinggi atau HOTS, terutama dalam
penyusunan indikator kognitif dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Namun dalam
kegiatan wawancara tersebut guru kurang dapat menjelaskan secara
detail tentang penerapan indikator berpikir tingkat tinggi dalam
penyusunan renacana pelaksanaan pembelajaran. Guru hanya
menjelaskan secara garis besarnya saja. Dalam kenyataannya, antara
perumusan rencana pelaksanaan pembelajaran dan pernyataan guru
dalam kegiatan wawancara tidak sama. Dalam kegiatan wawancara,
guru sudah mengetahui tentang kata kerja operasional taksonomi Bloom
berpikir tingkat tinggi dan belum menemukan kendala dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi. Namum dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran yang peneliti analisis bersama dua rekan peneliti, bahwa
rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut masih didominasi dengan
kemampuan berpikir tingkat rendah.
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa guru sudah mengetahui tentang keterampilan berpikir tingkat
tinggi (HOTS) terutama cara menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Namun pada kenyataannya guru cenderung merumuskan indikator
kognitif berpikir tingkat rendah, karena hanya terdapat satu dari tiga
indikator aspek kognitif yang termasuk dalam tingkatan berpikir tingkat
tinggi.
4.1.2 Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pelaksanaan
Pembelajaran di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Depok,
Sleman, Yogyakarta
4.1.2.1 Hasil Analisis Kuesioner Siswa Kelas IV
Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan bagaimana penerapan
keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pelaksanaan pembelajaran di
salah satu sekolah dasar di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada siswa. Dalam penelitian
ini, pengambilan data kuesioner siswa digunakan untuk mengetahui
bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang
nantinya akan dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diisi oleh guru
kelas IV, apakah hasil kuesioner siswa dan guru mendapat hasil yang
sesuai/ sama atau berbeda.
Pengambilan kuesioner siswa dilakukan pada tanggal 19 Oktober
2018. Awalnya, peneliti meminta izin kepada guru kelas untuk
membagikan kuesioner kepada siswa terkait dengan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Setelah peneliti mendapatkan
izin untuk membagikan kuesioner kepada siswa kemudian peneliti
masuk kelas untuk membagikan lembar kuesioner kepada setiap siswa.
Berikut merupakan gambar proses pengisian kuesioner siswa yang
didampingi oleh peneliti:
Gambar 4.1 Pelaksanaan pengisian kuesioner siswa
Gambar di atas merupakan proses pengisian kuesioner siswa yang
didampingi oleh peneliti. Peneliti mendampingi siswa di kelas dan
memandu siswa ketika mengisi kuesioner. Sebelumnya peneliti
memberikan instruksi bahwa pengisian kuesioner agar berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
fakta dan jujur tentang bagaimana cara pelaksanaan guru mengajar di
kelas.
Setelah peneliti mendapatkan seluruh data dari lembar kuesioner
yang dibagikan kepada siswa, kemudian peneliti melakukan analisis
kuesioner tersebut dengan berpedoman pada skala likert. Berikut ini
peneliti paparkan hasil akhir dalam bentuk diagram batang penerapan
keterampilan 4C pelaksanaan guru mengajar berdasarkan persepsi siswa
kelas IV yang berjumlah 32 siswa. Penerapan pada masing-masing
kemampuan 4C dilihat menggunakan interval skala likert seperti di
bawah ini, hasil kuesioner siswa dapat dilihat pada lampiran 11A
sampai 13:
Tabel 4.2 Hasil Hitung Interval Pernyataan Penerapan Skala
Likert
No Interval Indeks
Persepsi Pernyataan Penerapan
1 1.0 - 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 - 2.51 Jarang
3 2.52 - 3.27 Sering
4 3.28 - 4.00 Sering Sekali
Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Analisis Kuesioner 32 siswa
3,25
3,04
2,97
3,05
2,8
2,9
3
3,1
3,2
3,3
Critical Thinking Collaborative Creativity Communication
Rata
-rata
Sk
or
Sel
uru
h
Sis
wa
Kriteria
Hasil Analisis Kuesioner 32 Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Diagram batang di atas merupakan hasil akhir dari analisis
kuesioner yang diisikan oleh 32 siswa kelas IV. Hal ini dilakukan
peneliti guna untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV. Berdasarkan diagram
di atas, dapat dilihat bahwa setiap kemampuan 4C seperti Critical
Thinking, Collaborative, Creativity, dan Communication mendapatkan
hasil yang berbeda – beda.
Kemampuan Critical Thinking berdasarkan persepsi siswa
memiliki skor rata-rata 3,25 dari jumlah siswa 32, hasil rata-rata ini
merupakan rata-rata tertinggi dibanding tiga kemampuan 4C yang lain.
Berdasarkan persepsi siswa terhadap pelaksanaan guru mengajar,
kemampuan Critical Thinking ini sering dilakukan oleh guru dalam
pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, hal ini sesuai dengan interval
skala likert. Berbeda dengan tiga kemampuan lainnya, seperti
communication yang menduduki tingkat kedua setelah critical thinking
yang memiliki skor rata-rata 3,05 dari 32 siswa. Berdasarkan persepsi
siswa terhadap pelaksanaan guru megajar kemampuan Communication
masih tergolong sering dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas.
Sedangkan pada kemampuan Collaborative memiliki skor rata-
rata 3,04 dari 32 siswa. Berdasarkan persepsi siswa terhadap
pelaksanaan guru mengajar kemampuan Collaborative sering dilakukan
guru ketika mengajar di kelas. Kemampuan yang memiliki skor rata-
rata paling rendah yaitu kemampuan Creativity dengan skor rata-rata
2,97 dari 32 siswa. Berdasarkan persepsi siswa terhadap pelaksanaan
guru mengajar hal tersebut dikatakan bahwa kemampuan Creativity
masih tergolong sering dilakukan guru ketika mengajar di kelas.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa kemampuan 4C seperti Critical Thinking, Collaborative,
Creativity, dan Communication sering dilakukan oleh guru dalam
pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, hal tersebut berdasarkan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
persepsi siswa. Berikut ini merupakan hasil akhir dari persepsi siswa
terhadap pelaksanaan guru mengajar di kelas:
Tabel 4.3 Hasil analisis kuesioner 32 siswa
No Kriteria Rata-rata Skor Seluruh
Siswa
Pernyataan
Kemunculan
1 Critical Thinking 3,25 Sering
2 Collaborative 3,04 Sering
3 Creativity 2,97 Sering
4 Communication 3,05 Sering
4.1.2.2 Hasil Analisis Kuesioner Guru Kelas IV
Selain membagikan kuesioner persepsi siswa terhadap
pelaksanaan guru mengajar di kelas, peneliti juga membagikan
kuesioner kepada guru terkait dengan anggapan guru sendiri terhadap
pelaksanana pembelajaran di kelas. Pengisian kuesioner guru dilakukan
oleh bersamaan dengan pengisian kuesioner yang dilakukan oleh siswa.
Namun, disisi lain guru mengisi kuesioner secara mandiri di kantor
tanpa didampingi oleh peneliti, karena pada saat itu peneliti
mendampingi siswa di dalam kelas. Seluruh pernyataan dalam
kuesioner guru dan siswa memiliki pernyataan yang sama, hanya
disesuaikan dengan bahasanya sesuai tingkat pemahaman antara guru
dan siswa.
Setelah peneliti mendapatkan hasil kuesioner yang diisikan oleh
guru, kemudian peneliti melakukan analisis kuesioner tersebut dengan
berpedoman pada skala likert. Berikut ini peneliti paparkan hasil akhir
dalam bentuk diagram batang berdasarkan persepsi guru terhadap
penerapan kemampuan 4C dalam pelaksanaan mengajar di kelas
terhadap 32 siswa. Penerapan pada masing-masing kemampuan 4C
dilihat menggunakan interval skala likert seperti di bawah ini, hasil
kuesioner guru dapat dilihat pada lampiran 14A sampai 16:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 4.4 Hasil Hitung Interval Pernyataan Penerapan Skala
Likert
No Interval Indeks
Persepsi
Pernyataan
Kemunculan
1 1.0 - 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 - 2.51 Jarang
3 2.52 - 3.27 Sering
4 3.28 - 4.00 Sering Sekali
Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Analisis Kuesioner guru
Diagram batang di atas merupakan hasil akhir dari analisis satu
kuesioner yang diisikan guru kelas IV. Hal ini dilakukan peneliti guna
untuk mengetahui persepsi guru terhadap pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan kepada siswa kelas IV. Berdasarkan diagram di atas,
dapat dilihat bahwa setiap kemampuan 4C seperti Critical Thinking,
Collaborative, Creativity, dan Communication mendapatkan hasil yang
berbeda – beda.
Kemampuan Critical Thinking berdasarkan persepsi guru
memiliki skor rata-rata 4, hasil rata-rata ini merupakan rata-rata
4
3 2,75
3,5
00,5
11,5
22,5
33,5
44,5
Rata
-rata
Kriteria
Hasil Analisis Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
tertinggi dibanding tiga kemampuan 4C yang lain. Berdasarkan persepsi
guru terhadap pelaksananan pembelajaran kepada siswa , kemampuan
Critical Thinking ini sangat sering dilakukan oleh guru dalam
pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, hal ini sesuai dengan interval
skala likert. Hasil kemampuan Critical tinking berdasarkan persepsi
siswa dan guru terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas
mendapatkan hasil yang berbeda, persepsi siswa mengatakan sering
sedangkan guru mengatakan sangat sering.
Berbeda dengan tiga kemampuan lainnya, seperti communication
yang menduduki tingkat kedua setelah critical thinking yang memiliki
skor rata-rata 3,5. Berdasarkan persepsi guru terhadap pelaksanaan
pembelajaran kepada siswa kemampuan Communication masih
tergolong sangat sering dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas. Hasil persepsi guru dan siswa terhadap
kemampuan Communcation mendapatkan hasil yang berbeda seperti
pada kemampuan Critical Thinking, persepsi siswa mengatakan sering
sedangkan guru mengatakan sangat sering.
Sedangkan pada kemampuan Collaborative memiliki skor rata-
rata 3. Berdasarkan persepsi guru terhadap pelaksanaan pembelajaran
kepada siswa kemampuan Collaborative dapat dikatakan sering
dilakukan guru ketika mengajar di kelas. Kemampuan Collaborative
berdasarkan persepsi siswa dan guru mendapatkan hasil yang sama,
yaitu dapat dikatakan bahwa guru sering melakukan kemampuan
Collaborative dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Kemampuan yang memiliki skor rata-rata paling rendah yaitu
kemampuan Creativity dengan skor rata-rata 2,75. Berdasarkan persepsi
guru terhadap pelaksanaan pembelajaran kepada siswa, hal tersebut
dapat dikatakan bahwa kemampuan Creativity masih tergolong sering
dilakukan guru ketika mengajar di kelas. Kemampuan Creativity
berdasarkan persepsi siswa dan guru mendapatkan hasil yang sama,
yaitu dapat dikatakan bahwa guru sering melakukan kemampuan
Creativity dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa kemampuan 4C seperti Critical Thinking, Collaborative,
Creativity, dan Communication terdapat perbedaan persepsi oleh siswa
dan guru dalam penerapan pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Berdasarkan interval skala likert guru beranggapan bahwa kemampuan
Critical Thinking dan Communication sangat sering dilakukan ketika
mengajar dikelas, sedangkan persepsi siswa mengatakan bahwa
kemampuan Critical Thinking dan Communication sering di lakukan
oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Hal tersebut
berbeda dengan kemampuan Collaborative dan Creativity, persepsi
guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas mendapatkan
hasil yang sama yaitu sering di lakukan. Berikut ini merupakan hasil
akhir dari persepsi guru terhadap pelaksanaan pembelajaran kepada
siswa di kelas:
Tabel 4.5 Hasil Analisis Kuesioner Guru
No Kriteria Rata-rata Skor Pernyataan
Kemunculan
1 Critical Thinking 4 Sering Sekali
2 Collaborative 3 Sering
3 Creativity 2,75 Sering
4 Communication 3,5 Sering Sekali
4.1.2.3 Hasil Wawancara Guru Kelas IV
Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV pada
tanggal 25 Oktober 2018 setelah melakukan observasi pelaksanaan
pembelajaran, membagikan kuesioner guru dan siswa dan
mengumpulkan dokumen berupa RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dan soal evaluasi (penilaian tengah semester). Melalui
kegiatan wawancara peneliti mendapatkan beberapa informasi
mengenai pemahaman guru tentang berpikir tingkat tinggi. Pada poin
ini terutama dalam pelaksanaan pembelajaran yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Untuk mendapatkan data mengenai pelaksanaan pembelajaran
yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi peneliti
menggunakan aspek satu nomor pertanyaan 1 sampai 10, dan aspek dua
nomor pertanyaan 2. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas
IV mengenai pelaksanaan pembelajaran yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi, peneliti menyimpulkan bahwa
dalam pelaksanaan pembelajaran guru tidak banyak menggunakan
metode ceramah, metode ceramah tetap digunakan hanya untuk
mengulang materi yang sulit dan belum dimengerti oleh siswa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru mengatakan bahwa guru
mampu menerapkan model, teknik, dan metode pembelajaran yang
mampu menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam kegiatan diskusi,
tanya jawaba, bahkan sampai debat hanya saja sering terjadi kendala
karena masih didominasi dengan siswa yang pasif. Dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran guru mampu memberikan respon positif untuk
siswa bahkan guru memberikan reward kepada siswa yang berprestasi.
Di sisi lain, guru mengatakan bahwa guru mampu melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dibuat, dan berusaha untuk dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang lebih baik dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Guru juga mampu
menggunakan waktu secara efisien dan efektif dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
4.1.2.4 Hasil Observasi Proses Pembelajaran di Kelas IV
Kegiatan observasi pelaksanaan guru mengajar dilaksanakan pada
tanggal 22 Oktober 2018, kegiatan observasi ini dilakukan untuk
mengetahui cara guru mengajar di kelas apakah sudah menerapkan
kemampuan yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
atau masih dalam tahapan berpikir tingkat rendah.
Dalam kegiatan observasi pembelajaran di kelas, satu hari
sebelum melaksanakan kegiatan observasi peneliti telah meminta izin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
kepada guru kelas IV bahwa peneliti akan melakukan observasi
pelaksanaan guru mengajar di kelas yang disertai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP sebagai pedoman untuk mengajar.
Namun, dalam hal ini guru tidak bersedia jika peneliti melakukan
observasi pelaksanaan mengajar yang di sertai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Karena, guru belum membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan tidak sanggup jika guru
membuat RPP untuk pelaksanaan pembelajaran esok hari, dikarenakan
sedang sibuk dengan kenaikan jabatan. Sehingga, peneliti tidak dapat
mengaitkan anatar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
pelaksanaan pemebelajarannya. Peneliti melakukan observasi
pembelajaran guru ketika guru mengajar di kelas seperti biasanya, dan
tanpa menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
pedoman guru mengajar.
Kegiatan observasi pelaksanaan guru mengajar ini peneliti
lakukan bersama satu rekan peneliti yang berbeda payung skripsi
namun paham terkait hal yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan
sebagai pembanding antara persepsi peneliti dan persepsi rekan peneliti
terhadap pelaksanaan guru mengajar. Setelah melakukan kegiatan
observasi, peneliti dan rekan peneliti melakukan diskusi ulang terkait
perbedaan persepsi terhadap pelaksanaan guru mengajar hingga
mendapatkan hasil akhir. Hasil observasi ini digunakan untuk
menegaskan hasil kuesioner persepsi siswa dan guru terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV. Berikut
ini peneliti paparkan hasil akhir observasi pelaksanaan guru mengajar di
kelas yang dilakukan oleh peneliti dan rekan peneliti:
Tabel 4.6 Hasil Observasi Pelaksaan Pembelajaran
No 4 C Kriteria Ya Tidak Keterangan
1.
Critical
thinking and
Problem
1. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru √
Guru memberikan
stimulasi berupa soal
yang dikerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Solving
(Berpikir
Kritis dan
Pemecahan
Masalah).
memberikan soal
kepada siswa untuk
dikerjakan secara
individu.
secara individu
setelah selesai
menerangkan materi.
2. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
mengarahkan siswa
untuk mencari
informasi lain dari
berbagai sumber.
√
Guru memberikan
kesempatan kepeda
siswa untuk mecari
informasi/
penetahuan lain di
luar buku yang
menjadi pegangan,
seperti untuk
mengamati
ingkungan sekitar.
3. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
meminta siswa untuk
memecahkan masalah
secara individu ketika
mengerjakan soal.
√
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
menyelesikan soal
secara individu guna
untuk mengetahui
tingkat pemahaman
siswa.
4. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
mengenai materi
pembelajaran yang
diajarkan.
√
Guru memberikan
kesempatan kepada
setiap siswa untuk
bertanya mengenai
materi yang belum
dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
2. Collaborative
/Kolaborasi
1. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
membentuk siswa
kelompok untuk
berdiskusi saat
pembelajaran.
√
Guru membentuk
kelompok kecil
untuk diskusi namun
hanya dua orang
(satu bangku)
2. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
meminta siswa untuk
berpendapat dan
memberikan masukan
saat berdiskusi.
√
Guru menghimbau
kepada siswa untuk
saling berdiskusi
untuk
menyelelesaikan
masalah dengan
teman
sekelompoknya.
3. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
menemukan
informasi dari
berbagai sumber
bersama kelompok.
√
Siswa diberikan
kesempatan untuk
mencari informasi
lain di luar buku
yang menjadi
pegangan dengan
melihat lingkungan
sekitar terkait
dengan materi
pembelajaran.
4. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
memecahkan masalah
√
Guru meminta siswa
untuk menyelesaikan
soal secara bersama
dengan teman
sekelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
bersama kelompok
saat diskusi.
3.
Creativity
and
Innovation (
Kreativitas
dan Inovasi)
1. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
meminta siswa untuk
membuat rangkuman
pembelajaran berupa
peta konsep/ mind
map.
√
Guru tidak meminta
siswa untuk
membuat rangkuman
hasil belajar berupa
peta konsep/ mind
map.
2. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
meminta siswa untuk
memecahkan masalah
dengan cara sendiri.
√
Guru meminta siswa
mengerjakan soal
sendiri ketika
bekerja secara
individu.
3. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
meminta siswa untuk
membuat sebuah
karya tulis seperti
pantun, puisi, dll.
√
Guru tidak meminta
siswa untuk
membuat sebuah
karya.
4. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
memberikan
kesempatan kepada
√
Guru tidak meminta
siswa untuk
membuat sebuah
karya, sehingga guru
tidak meminta siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
siswa untuk
menampilkan hasil
karya di depan kelas.
untuk menampilkan
karya di depan kelas.
4.
Communicati
on/
Komunikasi
1. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
menyampaikan
kesimpulan hasil
belajar dengan kata-
kata sendiri.
√
Guru meminta siswa
untuk
menyampaikan
kesimpulan hasil
belajar dengan
bantuan (pancingan)
dari guru.
2. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
meminta siswa untuk
mempresentasikan
hasil diskusi
kelompok dari
pembelajaran yang
dilakukan.
√
Guru hanya
memberikan
kesempatan untuk
mempresentasikan
hasil diskusinya
dengan membacakan
di tempat duduk
(tidak diminta untuk
presentasi di dean
kelas).
3. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
meminta siswa untuk
untuk memberikan
kritik/ saran atau
menggapai hasil
√
Guru tidak
memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk saling
memberikan kritik
atau saran ketika
siswa presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
presentasi siswa/
kelompok lain.
4. Di dalam langkah-
langkah pembelajaran
terlihat aktivitas guru
meminta siswa untuk
menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh
guru.
√
Guru meminta siswa
untuk menjawab
pertanyaan yang
diajukan secara lisan
terkait materi yang
telah dipelajari.
Tabel di atas merupakan hasil observasi pelaksanaan guru
mengajar yang dilakukan oleh peneliti dan rekan peneliti yang
menunjukkan bahwa pada aspek Critical thinking and Problem Solving
kriteria pertama guru telah memberikan soal individu kepada siswa.
Pada saat kegiatan observasi peneliti melihat bahwa guru memberikan
stimulasi berupa soal yang dikerjakan secara individu setelah selesai
menerangkan materi. Pada kriteria kedua guru megarahkan siswa untuk
mencari informasi lain dari berbagai sumber, karena terlihat bahwa guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk keluar kelas dan diminta
untuk mengamati lingkungan sekitar terkait dengan materi yang sedang
diajarkan.
Pada kriteria ketiga, terlihat aktivitas guru meminta siswa untuk
memecahkan masalah secara mandiri, dalam hal ini terlihat ketika
observasi bahwa guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyelesikan soal secara individu, hal ini dilakukan guna untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Pada kriteria yang terakhir terlihat aktivitas guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait materi yang belum
dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Pada aspek yang kedua yaitu Collaborative/ Kolaborasi pada
kriteria pertama guru telah membentuk kelompok diskusi pada saat
kegiatan pembelajaran. Seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.4 Kegiatan Diskusi Kelompok
Berdasarkan gambar di atas terlihat pada saat peneliti melakukan
kegiatan observasi, namun guru hanya membentuk kelompok diskusi
yang terdiri dari 2 siswa (sebangku). Pada kriteria kedua guru terlihat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berpendapat,
karena terlihat pada saat observasi bahwa guru menghimbau kepada
siswa untuk saling berdiskusi untuk menyelesaikan masalah dengan
teman sekelompoknya.
Pada kriteria yang kedua guru juga telah memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan informasi dari berbagai sumber
bersama kelompok. Hal tersebut sama dengan kemampuan yang
pertama dalam 4C yaitu Critical Thinking/ berpikir kritis pada kriteria
menemukan informasi dari berbagai sumber yang terlihat bahwa siswa
diminta untuk mengamati lingkungan di sekitar sekolah terkait materi
yang sedang dipelajari. Kriteria yang terakhir guru juga telah
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
bersama kelompok saat diskusi. Hal tersebut terlihat ketika guru
memberikan soal untuk didiskusikan bersama dengan teman kelompok.
Pada aspek yang ketiga yaitu Creativity/ Kreativitas pada kriteria
pertama dalam pelaksanaan pembelajaran guru tidak meminta siswa
untuk membuat rangkuman hasil belajar yang berupa peta konsep/ mind
map, di sini guru hanya meminta siswa untuk mengemukakan secara
langsung kesimpulan hasil belajar. Pada kriteria yang kedua yaitu
memecahkan masalah dengan cara sendiri, hal ini terlihat dalam
kegiatan pembelajaran ketika siswa diminta untuk menyelesaikan soal
individu secara mandiri guna untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terkait dengan materi yang dipelajari.
Pada kriteria yang ketiga terkait dengan aktivitas siswa membuat
karya tulis seperti pantun/ puisi belum dilaksanakan oleh guru dalam
pelaksanaan pembelajaran. Kriteria yang terakhir juga belum terlihat
karena guru tidak meminta siswa untuk membuat sebuah karya,
sehingga guru tidak meminta siswa untuk menampilkan karya di depan
kelas.
Pada aspek yang terakhir yaitu kemampuan Communication/
Komunikasi kriteria yang pertama telihat aktivitas guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan kesimpulan hasil
belajar dengan kata-kata sendiri. Hal ini terlihat pada saat melakukan
kegiatan observasi bahwa guru meminta siswa untuk menyampaikan
kesimpulan hasil belajar dengan bantuan (pancingan) dari guru. Pada
kriteria yang kedua terkait dengan kegiatan presentasi, dalam kegiatan
pembelajaran sudah terlihat bahwa siswa menyampaikan hasil
diskusinya dengan membacakan di tempat duduk, siswa tidak diminta
untuk presentasi di depan kelas.
Kriteria yang ketiga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak
terlihat aktivitas siswa dalam memberikan kritik/ saran atau menanggaai
hasil presentasi siswa/ kelompok lain. Ketika kegiatan presentasi siswa
hanya membacakan hasil diskusi kemudian guru memberikan komentar
singkat tanpa disertai dengan tanggapan dari kelompok lain. Kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
yang terakhir terkait dengan aktivitas guru meminta siswa untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sudah terlihat, bahwa
guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan secara
lisan terkait materi yang telah dipelajari.
4.1.3 Penilaian Berpikir Tingkat Tinggi di salah satu sekolah dasar di
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta
4.1.3.1 Hasil Analisis Soal Penilaian Tengah Semester
Pelaksanaan Penilaian kelas yang dalam penelitian ini berupa
Soal Penilaian Tengah Semester (PTS) merupakan kegiatan pengukuran
yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pendidik/
guru dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa. Soal Penilaian
Tengah Semester dalam penelitian ini dianalisis tingkat kesesuaiannya
dengan indikator kriteria berpikir tingkat tinggi dimana mengarahkan
siswa pada kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
Pada hasil penelitian, peneliti melakukan analisis pada 1 Muatan
Pembelajaran dan 2 Tema yang terdiri dari sub tema 1 dan 2. Dalam
setiap tema soal yang peneliti analisis terdapat 5 muatan pelajaran yang
terdiri dari IPA, IPS, PPKn, Bahasa Indonesia, dan SBdP, sedangkan
pada muatan pelajaran Matematika berdiri sendiri. Soal yang peneliti
dapatkan dari sekolah disusun oleh guru kelas IV bersama dengan guru
dan kepala sekolah se-KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) UPT
Pelayanan Depok. Peneliti menggunakan soal Penilaian Tengah
Semester dengan pertimbangan bahwa jumlah butir soal lebih banyak.
Untuk melihat hasil analisis soal PTS dapat dilihat pada lampiran 23A
samai 23K. Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan bahwa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Gambar 4.5 Diagram pie hasil analisis Penilaian Tengah Semester
Pelajaran Matematika
Diagram pie di atas merupakan hasil analisis Penilaian Tengah
Semester pada pembelajaran Matematika yang dianalisis menggunakan
metode triangulasi oleh peneliti dan dua rekan peneliti. Hal tersebut
dilakukan supaya terdapat perbandingan persepsi antara peneliti dan
rekan peneliti terhadap kata kerja dalam soal dan dapat menemukan
hasil akir yang valid dalam melakukan analisis dan agar dalam meneliti
sesuai dengan keabsahan data. Berdasarkan gambar 4.5, dijelaskan
bahwa pada muatan pembelajaran Matematika yang berupa soal pilihan
ganda hanya terdapat 35% yang mengandung kata kerja operasional
berpikir tingkat tinggi (HOTS) dan terdapat 65% yang mengandung
kata kerja operasional berpikir tingkat rendah (LOTS) dari total jumlah
soal yang terdiri dari 40 butir. Setelah peneliti melakukan analisis pada
muatan pembelajara Matematika, peneliti melakukan analisis pada
muatan pembelajaran Tema I Sub Tema 1 dan 2 yang didapatkan hasil
dibawah ini:
35%
65%
Analisis Soal Pilihan Ganda Penilaian
Tengah Semester Pada Mata Pelajaran
Matematika
HOTS LOTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Gambar 4.6 Diagram pie hasil analisis Penilaian Tengah Semester
Tema I Sub Tema 1 dan 2
Diagram pie di atas merupakan diagram analisis pada muatan
pembelajaran tema I sub tema 1 dan 2 yang diketahui bahwa presentase
hasil analisis soal HOTS terdapat 17% sedangkan untuk presentase soal
LOTS terdapat 83% dari jumlah soal yang terdiri dari 40 butir. Setelah
peneliti melakukan analisis pada muatan pembelajaran tema I sub tema
1 dan 2 peneliti akan meneliti soal pada muatan pembelajaran tema
Tema I Sub Tema 3 dengan hasil diagram dibawah ini:
Gambar 4.7 Diagram pie hasil analisis Penilaian Tengah Semester
Tema I Sub Tema 3
17%
83%
Analisis Soal Penilaian Tengah Semester
Tema I Sub Tema 1 dan 2
HOTS LOTS
15%
85%
Analisis Soal Penilaian Tengah Semester
Tema I Sub Tema 3
HOTS LOTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Diagram pie di atas merupakan diagram analisis pada muatan
pembelajaran tema I sub tema 3 diketahui bahwa presentase hasil
analisis soal HOTS terdapat 15 % dan soal LOTS dengan presentase
85% dari jumlah soal 40 butir. Kemudian peneliti menganalisis soal
pada muatan pembelajaran tema II subtema 1 dan 2 dengan diagram
dibawah ini :
Gambar 4.8 Diagram pie hasil analisis Penilaian Tengah Semester Tema
II Subtema 1 dam 2
Diagram pie di atas merupakan diagram analisis pada muatan
pembelajaran tema II sub tema 1 dan 2 diketahui bahwa presentase hasil
analisis soal HOTS terdapat 5%, sedangkan pada soal yang mengandung
LOTS terdapat presentase 95% yang terdiri dari 40 butir soal. Kemudian
peneliti melaukan analisis soal pada muatan pembelajaran tema II
subtema 3 dengan hasil dibawah ini:
5%
95%
Analisis Soal Penilaian Tengah Semester
Tema II Sub Tema 1 dan 2
HOTS LOTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Gambar 4.9 Diagram pie hasil analisis Penilaian Tengah Semester
Tema II Subtema 3
Diagram pie di atas merupakan diagram analisis pada muatan
pembelajaran tema II sub tema 3 diketahui bahwa presentase hasil
analisis soal HOTS terdapat 15% sedangkan untuk soal LOTS
mengandung presentase 85% dari jumlah soal 40 butir. Dari data di atas
maka peneliti melakukan analisis hasil kesuluruhan dari mata pelajaran
matematika, Tema I dan 2 yang terdiri dari subtema 1 sampai 3 seperti
diagram dibawah ini:
Gambar 4.10 Diagram pie hasil analisis Penilaian Tengah Semester
terdiri dari Mata pelajaran Matematika, Tema I dan II yang terdiri dari
subtema 1 sampai 3
15%
85%
Analisis Soal Penilaian Tengah Semester
Tema II Sub Tema 3
HOTS LOTS
40%
20%
17%
6%
17%
Hasil Analisis Soal Penilaian Tengah Semester
Keseluruhan
Matematika Tema I Sub Tema 1 dan 2
Tema I Sub Tema 3 Tema II Sub Tema 1 dan 2
Tema II Sub Tema 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Diagram pie di atas merupakan diagram analisis pada seluruh
muatan pembelajaran dari muatan pembelajaran Matematika, Tema 1
dan 2 yang terdiri dari sub tema 1 sampai 3 diketahui bahwa jumlah
muatan pembelajaran yang mengandung HOTS tertinggi pada muatan
pembelajaran Matematika, untuk Tema I sub tema 3 dan Tema II
subtema 3 dengan hasil HOTS yang sama yaitu 17%. Sedangkan untuk
HOTS dengan presentase 20% terdapat pada Tema I subtema 1 dan 2
dan yang memiliki presentase HOTS terendah yaitu terdapat pada tema
II subtema 1 dan 2 yang memiliki presentase 6%.
4.1.3.2 Hasil Wawancara Guru Kelas IV
Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV pada
tanggal 25 Oktober 2018 setelah melakukan observasi pelaksanaan
pembelajaran, membagikan kuesioner guru dan siswa dan
mengumpulkan dokumen berupa RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dan soal evaluasi (penilaian tengah semester). Melalui
kegiatan wawancara peneliti mendapatkan beberapa informasi
mengenai pemahaman guru tentang berpikir tingkat tinggi. Dalam poin
ini terutama dalam penyusunan soal evaluasi yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV terkait
dengan penyusunan soal evaluasi yang berupa Soal Penilaian Tengah
Semester, guru mengungkapkan bahwa beliau sudah mengetahui
tentang keterampilan berpikir tingkat tinggi khususnya tingkatan kata
kerja operasional taksonomi Bloom untuk menyusun soal yang
mengarahkan siswa untuk berpikir tingkat tinggi. Guru mengatakan
bahwa beliau berusaha untuk menyusun soal yang mengarahkan siswa
untuk berpikir tingkat tinggi supaya siswa terbiasa untuk menyelesaikan
soal dengan cara sendiri. Namun pada hal ini, soal Penilaian Tengah
Semester yang peneliti analisis bersama dengan dua rekan peneliti
mendapatkan hasil bahwa soal Penilaian Tengah Semester yang dibuat
guru kelas IV bersama dengan guru dan kepala sekolah se- KKKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Kecamatan Depok masih di dominasi dengan soal yang menggunakan
kata kerja operasional berpikir tingkat rendah. Dalam hal ini kurang
adanya kesesuaian antara hasil analisis soal yang dilakukan oleh
peneliti dan dua rekan peneliti dengan hasil wawancara dengan guru
kelas IV.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perencanaan Perencanaan Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi di
salah satu sekolah dasar di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta
Pada penelitian ini peneliti akan memaparkan bagaimana perumusan
indikator aspek kognitif pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang
diuat oleh guru kelas IV dengan menggunakan proses triangulasi yang
dilakukan oleh peneliti dan dua rekan peneliti. Peneliti menganalisis
bersama dua rekan peneliti supaya mendapatkan keabsahan data. Terdapat
beberapa kendala dalam menganalisis indikator aspek kognitif dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran, dikarenakan persepsi peneliti dan dua
rekan peneliti terhadap indikator aspek kognitif berbeda. Berikut
merupakan contoh hasil analisis indikator aspek kognitif pada rencana
pelaksanaan pembelajaran oleh peneliti dan rekan peneliti:
Gambar 4.11 Analisis indikator oleh peneliti dan satu rekan
peneliti
Berdasarkan gambar diatas peneliti mengatakan bahwa indikator
tersebut termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“mengidentifikasi”, peneliti dan satu rekan peneliti beranggapan sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
yaitu menggunakan kata kerja mengidentifikasi. Namun salah satu rekan
peneliti beranggaan berbeda, seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.12 Analisis indikator oleh rekan peneliti
Berdasarkan gambar diatas rekan peneliti mengungkapkan bahwa
indikator tersebut termasuk dalam tingkatan C1 namun dengan kata kerja
“menjelaskan”. Berdasarkan perbedaan persepsi, peneliti dan rekan
peneliti melakukan diskusi ulang dan memahami betul mengenai indikator
tersebut hingga mendapatkan hasil akhir. Seperti pada gambar di bawah
ini:
Gambar 4.13 Analisis indikator oleh peneliti dan dua rekan
peneliti
Gambar di atas merupakan hasil akhir dari analisis indikator yang
dilakukan oleh peneliti dan dua rekan peneliti, yang beranggapan bahwa
indikator kognitif tersebut termasuk dalam tingkatan kata kerja C5
“Mengevaluasi” kategori membuktikan.
Dari hasil penelitian pada mautan pembelajaran IPA peneliti dan dua
rekan peneliti memutuskan menggunakan kata kerja operasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
membuktikan karena “Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya melalui
percobaan dengan jenis-jenis cermin” itu menurut peneliti dan dua rekan
peneliti sebelum siswa mengidenitifikasi sifat-sifat cahaya, terlebih dahulu
siswa diminta untuk melakukan percobaan guna untuk mendapatkan bukti
dari sifat cahaya maka dari itu peneliti dan dua rekan peneliti memutuskan
untuk menggunakan kata kerja operasional membuktikan.
Alasan peneliti memutuskan untuk memilih C5 “mengevalusi”
dengan kata kerja operasional membuktikan dalam kategori berpikir
tingkat tinggi tinggi, indikator tersebut sesuai dengan teori Anderson dan
Krathwohl dalam Lewy, dkk (2019:16) (dalam Aningsih: 2018)
menjelaskan bahwa tingkatan C5 “mengevaluasi” merupakan kegiatan
memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan metodologi dengan
menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan
nilai efektivitas atau manfaatnya serta membuat hipotesis, mengkritik dan
melakukan pengujian dan menerima atau menolak suatu pernyataan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Peneliti menggunakan teori tersebut dikarenakan indikator
“Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya melalui percobaan dengan jenis-jenis
cermin” sesuai dengan teori tersebut yaitu melakukan pengujian yang
termasuk dalam tingkatan C5 menganalisis dengan kata kerja operasional
membuktikan.
Sementara, dua indikator lain dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran tersebut hanya pada tingkatan berpikir tingkat rendah, yaitu
pada muatan pembelajaran IPS menggunakan kata kerja operasional
menyebutkan yang ada pada tingkatan C1 “Mengetahui”. Sedangkan pada
muatan pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan kata kerja
operasional menjelaskan yang ada pada tingkatan C2 “Memahami”.
Alasan peneliti memilih tingkatan C1 dan C2 ternasuk dalam
kategori berpikir tingkat rendah, karena indikator tersebut sesuai dengan
teori Anderson dan Krathwohl (dalam Mulyasa, Iskandar, & Aryani, 2016:
216-218). Dalam tingkatan C1 “Mengetahui/ Mengingat” merupakan
pengetahuan hafalan. Sedangkan C2 “Memahami” merupakan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
mengolah pengetahuan yang dipelajari menjadi sesuatu yang baru seperti
menggantikan suatu kata/ istlah dengan kata/ istilah lain yang sama
maknanya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa indikator kognitif
pada rencana pelaksanaan pembelajaran masih di dominasi dengan
indikator berpikir tingkat rendah. Sesuai dengan penjelasan guru kelas IV
pada saat melakukan wawancara, bahwa jawaban guru hanya sebatas
mengetahui tentang penerapan kata kerja operasional taksonomi bloom
tigkat tinggi, tanpa ada penjelasan yang lebih kompleks. Terdapat
ketidaksamaan dari hasil analisis indikator dengan hasil wawancara
dengan guru kelas IV, guru kelas IV mengatakan belum ada kendala dalam
menyusun/ merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
mengarah pada keterampilan berpkir tingkat tinggi namun pada
kenyatannya pada rumusan indakator kognitif hanya terdapat satu aspek
indakator yang termasuk dalam kategori berpikir tingkat tinggi/ masih
disominasi dengan berikir tingkat rendah.
4.2.2 Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pelaksanaan
Pembelajaran di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Depok,
Sleman, Yogyakarta
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti akan memaparkan bagaimana
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV disalah satu
sekolah dasar di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta. Peneliti
melakukan analisis pelaksanaan pembelajaran yang dilihat dari beberapa
aspek yaitu melalui kuesioner persepsi siswa terhadap pelaksanaan guru
mengajar, kuesioner persepsi guru terhadap pelaksanaan mengajar,
wawancara dengan guru kelas, dan observasi yang dilakukan oleh peneliti
dan satu rekan peneliti.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mendapatkan hasil kuesioner
persepsi siswa dan guru terhadap pelaksanaan guru mengajar yang
mendapatkan hasil berbeda. Pada kemampuan Critical thinking
berdasarkan persepsi siswa memiliki skor rata-rata 3,25 yang termasuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
dalam kategori sering, sedangkan kemampuan Critical Thinking
berdasarkan persepsi guru memiliki skor rata-rata 4 yang termasuk dalam
kategori sangat sering. Dari hal tersebut, hasil kemampuan Critical tinking
berdasarkan persepsi siswa dan guru terhadap pelaksanaan pembelajaran di
kelas mendapatkan hasil yang berbeda, persepsi siswa mengatakan sering
sedangkan guru mengatakan sangat sering.
Pada kemampuan yang kedua berdasarkan persepsi siswa yaitu
communication memiliki skor rata-rata 3,05 yang termasuk dalam kriteria
sering, sedangkan berdasarkan persepsi guru memiliki skor rata-rata 3,5
yang termasuk dalam kriteria sangat sering. Hasil persepsi guru dan siswa
terhadap kemampuan Communcation mendapatkan hasil yang berbeda.
Pada kemampuan yang ketiga yaitu Collaborative, berdasarkan persepsi
siswa memiliki skor rata-rata 3,04 yang termasuk dalam kategori sering,
sedangkan persepsi guru memiliki skor rata-rata 3 yang termasuk dalam
kategori sering. Kemampuan Collaborative berdasarkan persepsi siswa
dan guru mendapatkan hasil yang sama, yaitu dapat dikatakan bahwa guru
sering melakukan kemampuan Collaborative dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas.
Pada kemampuan yang terakhir yaitu Creativity dengan skor rata-
rata 2,97 berdasarkan persepsi siswa, sedangkan persepsi guru Creativity
dengan skor rata-rata 2,75 yang termasuk dalam kategori sering.
Kemampuan Creativity berdasarkan persepsi siswa dan guru mendapatkan
hasil yang sama, yaitu dapat dikatakan bahwa guru sering melakukan
kemampuan Creativity dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Peneliti juga mendapatkan hasil penelitian melalui kegiatan
observasi pelaksanaan guru mengajar yang dilakukan peneliti dan rekan
peneliti. Pada aspek yang pertama yaitu Critical thinking and Problem
Solving, sudah terlihat bahwa guru telah melaksanakan semua kriteria
dalam kemampuan Critical thinking and Problem Solving ini. Hal ini
sesuai dengan hasil kuesioner persepsi siswa dan guru yang mengatakan
bahwa kemampuan Critical thinking and Problem Solving sering
dilakukan. Hanya terjadi sedikit perbedaan antara persepsi siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
mengatakan sering dan persesi guru yang mengatakan sangat sering
dilakukan.
Kegiatan pembelajaran yang menerapkan kemampuan Critical
thinking / berpikir kritis untuk siswa dilakukan oleh guru dengan cara
memberikan soal yang dikerjakan secara individu, dapat menyelesaikan
permasalahan dengan cara sendiri, dapat mencari informasi dari berbagai
sumber serta mendorong siswa untuk dapat mengungkapkan pertanyaan
terkait metari yang belum di pahami. Hal ini sesuai dengan teori Zubaidah
(2016:3) yang mengatakan bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan
keterampilan fundamental pada pembelajaran di abad ke-21.
Keterampilan berpikir kritis mencakup kemampuan mengakses,
menganalisis, mensintesis informasi yang dapat dibelajarkan, dilatihkan
dan dikuasai.
Alasan peneliti menggunakan teori tersebut di dasarkan pada hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran karena pada saat pembelajaran
terlihat bahwa guru meminta siswa untuk menyelesaikan permasalahan
dengan cara sendiri guna untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
Selain itu juga terlihat bahwa guru meminta siswa untuk mencari informasi
di luar sumber yang digunakan, hal itu juga digunakan untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis dengan melihat pengetahuan/
informasi yang faktual. Siswa yang dapat berpikir kritis juga terlihat pada
siswa yang mampu bertanya dengan guru terkait materi pembelajaran, hal
tersebut juga terlihat pada observasi pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dan rekan
peneliti pada aspek kedua yaitu Collaborative/ Kolaborasi, sudah terlihat
bahwa guru telah melaksanakan semua kriteria dalam kemampuan
Collaborative/ Kolaborasi ini. Hal ini sesuai dengan hasil kuesioner
persepsi siswa dan guru yang mengatakan bahwa kemampuan
Collaborative/ Kolaborasi sering dilakukan dalam pelaksanaan
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Kegiatan pembelajaran yang menerapkan kemampuan
Collaborative/ Kolaborasi untuk siswa dilakukan oleh guru dengan cara
membentuk kelompok diskusi, saling berpendapat dan memberikan
masukan saat berdiskusi, dapat memecahkan masalah secara bersama
dengan kelompok dan dapat mencari informasi di berbagai sumber
bersama kelompok. Hal ini sesuai dengan teori Zubaidah (2016:4) yang
mengatakan bahwa Collaborative/ Kolaborasi merupakan kemampuan
yang dapat dikembangkan melalui pengalaman yang ada di dalam
sekolah, antar sekolah, dan di luar sekolah (P21, 2007a). Siswa dapat
bekerja bersama-sama secara kolaboratif pada tugas berbasis proyek yang
autentik dan mengembangkan keterampilannya melalui pembelajaran tutor
sebaya dalam kelompok.
Alasan peneliti menggunakan teori tersebut di dasarkan pada hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran karena pada saat pembelajaran
terlihat bahwa guru telah membentuk kelompok diskusi ketika
melaksanakan pembelajaran. Sehingga siswa dapat mengembangkan
keterampilan bekerjasama kelompok dengan cara saling berpendapat dan
memberikan masukan ketika berdiskusi menyelesaikan masalah.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dan rekan
peneliti pada aspek ketiga yaitu Creativity/ Kreativitas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa guru belum terlihat melaksanakan kemampuan
Creativity/ Kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena hanya 1
dari 4 kreiteria yang dilaksanakan oleh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran. Hal ini tidak sesuai dengan hasil kuesioner persepsi siswa
dan guru yang mengatakan bahwa kemampuan Creativity/ Kreativitas
sering dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran, sedangkan berdasarkan
hasil observasi peneliti beranggapan bahwa kemampuan Creativity/
Kreativitas belum dilaksnakan dengan maksimal.
Kegiatan pembelajaran yang menerapkan kemampuan Creativity/
Kreativitas untuk siswa hanya dilakukan oleh guru dengan cara
memecahkan masalah secara mandiri. Hal ini sesuai dengan teori Zubaidah
(2016:4) yang mengatakan bahwa Creativity/ Kreativitas merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
keterampilan siswa dalam bepikir secara kreatif dan inovatif. Siswa harus
dipicu untuk berpikir di luar kebiasaan yang ada, melibatkan cara berpikir
yang baru, memperoleh kesempatan untuk menyampaikan ide-ide dan
solusi-solusi baru, mengajukan pertanyaan yang tidak lazim, dan
mencoba mengajukan dugaan jawaban.
Alasan peneliti menggunakan teori tersebut di dasarkan pada hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran karena pada saat pembelajaran
terlihat bahwa guru telah meminta siswa agar dapat menyelesaikan
masalah dengan cara sendiri. Karena, siswa yang kreatif dapat dimulai
dengan berpikir atau mencari permasalahan dengan cara sendiri tanpa
adanya bantuan/ arahan dari guru.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dan rekan
peneliti pada aspek yang terakir yaitu Communication/ Komunikasi,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru sudah melaksanakan
kemampuan Communication/ Komunikasi dalam pelaksanaan
pembelajaran. Hanya saja disayangkan guru tidak melaksanakan 1 kriteria
dari 4 kriteria dalam kemampuan Communication/ Komunikasi. Hal ini
kurang sesuai dengan hasil kuesioner persepsi siswa dan guru terkait
dengan kemampuan Communication/ Komunikasi dalam pelaksanaan
pembelajaran. Persepsi siswa mengatakan bahwa kemampuan
Communication/ Komunikasi sering dilakukan dalam pembelajaran di
kelas, sedangkan persepsi guru mengatakan bahwa kemampuan
Communication/ Komunikasi sangat sering dilakukan dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang menerapkan kemampuan
Communication/ Komunikasi untuk siswa dilakukan oleh guru dengan cara
menyampaikan kesimpulan hasil belajar secara lisan, mempresentasikan
hasil diskusi serta menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hal ini
sesuai dengan teori Zubaidah (2016:4) yang mengatakan bahwa
Communication/ Komunikasi merupakan keterampilan yang sangat
berharga dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan komunikasi
mencakup keterampilan dalam menyampaikan pemikiran dengan jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
dan persuasif secara oral maupun tertulis, kemampuan menyampaikan
opini dengan kalimat yang jelas, menyampaikan perintah dengan jelas,
dan dapat memotivasi orang lain melalui kemampuan berbicara.
Alasan peneliti menggunakan teori tersebut didasarkan pada hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran karena pada saat pembelajaran
terlihat bahwa guru telah meminta siswa untuk menyampaikan pemikiran
secara oral dan kemampuan menyampaikan opini. Hal tersebut
dilaksanakan oleh guru guna untuk menerapkan keterampilan
berkomunikasi dengan cara menyampaikan kesimpulan hasil belajar,
mempresentasikan hasil diskusi serta diminta untuk menjawab pertanyaan
dari guru.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas peneliti dapat
menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi namun belum dilaksanakan dengan
maksimal karena masih ada beberapa kemampuan 4C yang belum
dilaksanakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara oleh guru bahwa guru sudah mengetahui tentang
bagaimana cara melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi, namun dalam pelaksanaannnya masih
kurang maksimal. Karena, adanya faktor yang mempengaruhinya, seperti
kecenderungan siswa yang pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
4.2.3 Penilaian Berpikir Tingkat Tinggi di salah satu sekolah dasar di
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti akan memaparkan pembahasan
dari hasil analisis soal Penilaian Tengah Semester. Peniliti mendapatkan
data untuk mengetahui bagaimana penilaian berpikir tingkat tinggi di salah
satu Sekolah Dasar di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta. Analisis
soal ini diawali dengan miminta izin kepada guru kelas untuk
mendapatkan soal evaluasi yang berupa Penilaian Tengah Semester.
Alasan guru kelas memberikan soal Penilaian Tengah Semester karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
jumlah butir soal yang banyak dan terdiri dari muatan pembelajaran yang
beragam dibandingkan dengan ulangan harian, karena pada awal mula
peneliti meminta soal ulangan harian, namun sedikit disayangkan karena
jenis soal Penilaian Tengah Semester ini hanya berbentuk pilihan gandan,
sehingga jenis soalnya kurang beragam. Di sisi lain, Soal Penilain Tengah
Semester ini guru kelas tidak membuat secara mandiri namun dibuat
bersama dengan Kelompok Kerja kepala Sekolah (KKKS) UPT Pelayanan
Kecamatan Depok.
Setelah peneliti mendapatkan soal PTS peneliti menggandakan soal
menjadi tiga untuk diberikan kepada dua rekan peneliti guna untuk
melakukan triangulasi data. Peneliti dan dua rekan peneliti melakukan
analisis soal Penilaian Tengah Semester secara mandiri, kemudian ketika
peneliti dan dua rekan peneliti selesai melakukan analisis soal, peneliti dan
dua rekan peneliti melakukan diskusi terhadap hasil analisis soal untuk
menemukan hasil akhir dari analisis soal apakah kata kerja dalam soal
termasuk dalam kata kerja berikir tingkat tinggi (HOTS) atau masih dalam
tahapan berpikir tingkat rendah (LOTS), yang pada taksonomi bloom soal
yang termasuk HOTS terdiri dari tingkatan C4 (Menganalisis), C5
(mengevaluasi), dan C6 (Mencipta) sedangkan pada soal LOTS terdiri dari
tingkatan C1 (mengetahui), C2 (memahami), dan C3 (mengaplikasi/
menerapkan).
Dalam proses analisis soal Penilaian Tengah Semester, peneliti dan
dua rekan peneliti mengalami banyak tantangan, karena dalam setiap soal
yang dianalisis ketiga peneliti beberapa soal mendapatkan hasil analisis
yang tidak sama. Kemudian, peneliti dan dua rekan peneliti berdiskusi
ulang sampai mendapatkan hasil akhir dari kata kerja dalam soal tersebut
termasuk dalam tingkatan taksonomi bloom berpikir tingkat tinggi (HOTS)
atau berpikir tingkat rendah (LOTS). Berikut ini merupakan contoh soal
yang mendapatkan hasil analisis berbeda antara peneliti dan dua rekan
peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Gambar 4.14 Hasil analisis soal PPKn peneliti
Berdasarkan gambar diatas, peneliti beranggapan bahwa soal
tersebut termasuk dalam kata kerja operasional berpikir tingkat rendah
yaitu pada tingkatakan C1 (Mengetahui) kategori “Mengidentifikasi”.
Sedangkan menurut rekan peneliti yang lain beranggapan berbeda
mengenai soal tersebut, seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.15 Hasil analisis soal PPKn rekan peneliti 1
Berdasarkan gambar diatas, rekan peneliti beranggapan bahwa soal
tersebut termasuk dalam kata kerja operasional berpikir tingkat rendah
yaitu pada tingkatakan C1 (Mengetahui) kategori “Menyebutkan”.
Berbeda lagi dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh rekan peneliti
yang lain, rekan peneliti beranggapan berbeda mengenai soal tersebut,
seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.16 Hasil analisis soal PPKn rekan peneliti 2
Berdasarkan gambar diatas, rekan peneliti beranggapan bahwa soal
tersebut termasuk dalam kata kerja operasional berpikir tingkat rendah
yaitu pada tingkatan C1 (Mengetahui) kategori “Menunjukkan”. Dari
beberapa anggapan peneliti dan rekan penelit di atas yang terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
perbedaan, sehingga peneliti dan dua rekan peneliti melakukan diskusi
ulang sehingga mendapatkan hasil akhir seperti gambar di bawah ini.
Gambar 4.17 Hasil akshir analisis soal PPKn peneliti dan dua
rekan peneliti
Berdasarkan gambar di atas, peneliti dan dua rekan peneliti
menyimpulkan bahwa pada soal PPKn tersebut termasuk dalam kata kerja
operasional tingkatan C2 (Memahami) kategori “Mencontohkan”. Alasan
peneliti dan dua rekan peneliti menggunakan kata kerja operasional
moncotohkan karena dalam soal tersebut siswa diminta untuk memilih
opsi jawaban yang termasuk perilaku hemat energi. Hal tersebut sama
halnya dengan penerapan sehari-hari yang dapat dilakukan siswa, sehingga
dapat ditarik kesimpulan dengan memberikan contoh perilaku hemat
energi yang ada di sekolah.
Di sisi lain, dari soal tersebut pada opsi jawabannya kurang baik.
Karena hanya terdapat satu pernyataan yang termasuk kegiatan yang ada di
lingkungan sekolah, sedangkan tiga opasi jawaban yang lain termasuk
kegitan di sekitar rumah. Hal tersebut mengakibatkan siswa cenderung
berpikir tingkat rendah karena dengan mudah siswa memilih jawaban yang
termasuk pernyataan yang merupakan kegiatan yang ada di lingkungan
sekolah.
Setelah peneliti dan dua rekan peneliti selesai melakukan analisis
soal, didapatkan kesimpulan bahwa soal penilaian tengah Semester yang
mengadung kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi (HOTS) paling
banyak terdapat pada muatan pembelajaran Matematika dengan jumlah
presentase 40% yang cenderung terdapat pada jenis soal cerita dan
penafsiran. Berikut merupakan contoh soal Matematika yang termasuk
dalam kata kerja operasional tingkat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Gambar 4.18 Contoh soal Matematika kata kerja operasional berpikir
tingkat tinggi
Gambar di atas merupakan contoh soal matematika yang termasuk
kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi jenis soal cerita dengan
tingkatan C4 “Menganalisi”. Sedangkan soal penilaian Tengah Semester
yang mengandung kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi dengan
jenis soal Tema (terdapat beberapa muatan pembelajaran) paling banyak
terdapat pada tema I sub tem 1 dan 2. Berdasarkan hasil analisis, jenis soal
yangtermasuk kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi cenderung
terletak pada muatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Berikut merupakan
contoh soal Bahasa Indonesia dalam tema I sub tema 1 dan 2 yang
termasuk dalam kata kerja operasional tingkat tinggi.
Gambar 4.19 Contoh soal Bahasa Indonesia kata kerja operasional
berpikir tingkat tinggi
Gambar di atas merupakan contoh soal Bahasa Indonesia dalam tema
I sub tema 1 dan 2 yang termasuk kata kerja operasional berpikir tingkat
tinggi jenis soal cerita dengan tingkatan C4 “Menganalisi”. Selain itu, sal
yang mengandung jumlah kata kerja operasional berikir tingkat tinggi
(HOTS) dengan jumlah paling sedikit terdapat pada muatan pembelajaran
tema II sub tema 1 dan 2 dengan jumlah presentase 6%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa soal
yang mengandung kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi (HOTS)
terdapat pada mutan pembelajaran Matematika dengan presentase 40%
dari 5 bidang mata pelajaran lainnya seperti Bahasa Indonesia, PPKn, IPA,
IPS dan SBdP.
Berikut ini peneliti paparkan contoh soal IPS dalam tema I sub tema
1 dan 2 yang termasuk dalam dalam kata kerja operasional berpikir tingkat
tinggi (HOTS), yang dapat dilihat pada lampiran 21N:
“Umat beragama ini memasang salib di dinding rumahnya dan
pergi ke tempat ibadah setiap hari sabtu atauminggu. Mereka
merayakan hari besarnya dengan menghias ohon cemara dengan
lamu warna warni. Umat beragama yang melakukan kegiatan diatas
adalah agama . . . .
a. Kristen dan Katolik
b. Hindu dan Budha
c. Kristen dan Hindu
d. Islam dan Katolik
Soal tersebut merupakan contoh soal IPS yang termasuk dalam kata
kerja operasional taksonomi bloom tingkat C4 “menganalisis”. Alasan
peneliti memilih C4 “menganalisis” termasuk dalam teori dari Anderson
dan Krathwohl dalam Lewy, dkk (2019:16) (dalam Aningsih: 2018)
menjelaskan bahwa tingkatan C4 “menganalisis” merupakan suatu proses
menggali informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan
informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau
hubungannya dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab
dan akibat dari sebuah skenario yang rumit serta mengidentifikasi/
merumuskan pertanyaan.
Sesuai dengan soal tersebut dimana siswa terlebih dahulu harus
membaca soal sampai paham dan kemudian menemukan informasi dari
soal tersebut dan menstruktur informasi ke bagian yang lebih kecil untuk
mengenali informasi tersebut sehingga mengetahui jawabannya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
tepat. Berikut ini peneliti paparkan jenis soal pada muatan pembelajaran
PPKn pada tema I sub tema 3, dapat dilihat pada lampiran 21Q:
“Bekerja sama dapat menumbuhkan persatuan dan kesatuan. Hal
tersebut sesuai pengamalan Pancasila, sila ke . . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Soal tersebut merupakan contoh soal PPKn yang termasuk dalam
kata kerja operasional taksonomi bloom tingkat C4 (menganalisis) kategori
“Mengaitkan” . Alasan peneliti memilih C4 “menganalisi” dalam kateri
berikir tingkat tinggi termasuk dalam teori dari Anderson dan Krathwohl
dalam Lewy, dkk (2019:16) (dalam Aningsih: 2018) menjelaskan bahwa
tingkatan C4 “menganalisis” merupakan suatu proses menggali informasi
yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam
bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya dan
mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari
sebuah skenario yang rumit serta mengidentifikasi/ merumuskan
pertanyaan.
Sesuai dengan soal tersebut dimana siswa terlebih dahulu harus
membaca soal sampai paham dan kemudian menemukan informasi dari
soal tersebut dan menstruktur informasi ke bagian yang lebih kecil yaitu
dengan cara mengaitkan antara informasi yang didapatkan dengan sila
pancasila, sehingga siswa dapat menjawab dengan tepat.
Adapun soal yang masih menggunakan kata kerja operasional
berpikir tingkat rendah (LOTS). Berikut peneliti paparkan contoh soal
yang menggunakan kata kerja operasional berpikir tingkat rendah (LOTS)
pada muatan pelajaran PPKn dalam tema I sub tema 1 dan 2, dapat dilihat
pada lampiran 21I:
“Sebagai anak Indonesia, kita harus menunjukkan sikap menjaga
persatuan dan kesatuan dengan cara . . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
a. Menyela pembicaraan teman
b. Menghormati teman yang beribadah
c. Mengejek keragaman budaya
d. Membedakan teman berdasarkan suku
Soal tersebut merupakan contoh soal PPKn yang termasuk dalam
kata kerja operasional taksonomi bloom tingkat C3 (mengaplikasikan/
menerapkan) kategori “Menentukan” . Alasan peneliti memilih C3
kategori berpikir tingkat rendah, karena indikator tersebut sesuai dengan
teori Anderson dan Krathwohl (dalam Mulyasa, Iskandar, & Aryani, 2016:
216-218). Dalam tingkatan C3 “Mengaplikasikan/ Menerapkan”
merupakan menggunakan informasi, konsep, prosedur, prinsip, hukum,
teori yang sudah dipelajari untuk sesuatu yang baru/ belum dipelajari.
Sesuai dengan soal tersebut siswa diminta untuk menunjukkan/
menentukan sikap yang sesuai dengan informasi baru yang di dapatkan
berdasarkan pernyataan dalam soal. Namun disisi lain, pengecoh dalam
soal tersebut kurang baik karena hanya terdapat satu kalimat positif saja
sehingga siswa cenderung berpikir tingkat rendah karena siswa otomatis
mengetahui bahwa itu jawabannya.
Kemudian peneliti paparkan contoh soal lain yang menggunakan
kata kerja operasional berpikir tingkat rendah yang cenderung pada
tingkatan hafalan atau menyebutkan pada muatan pembelajaran IPA dalam
tema II sub tema 1 dan 2,dapat dilihat pada lampiran 21AA:
“Sumber energi terbesar yang ada di bumi adalah . . . .
a. Bulan
b. Matahari
c. Listrik
d. Minyak bumi
Soal tersebut merupakan contoh soal IPA yang termasuk dalam kata
kerja operasional taksonomi bloom tingkat C1 (mengetahui) kategori
“Menyebutkan” . Alasan peneliti memilih C1 kategori berpikir tingkat
rendah, karena indikator tersebut sesuai dengan teori Anderson dan
Krathwohl (dalam Mulyasa, Iskandar, & Aryani, 2016: 216-218). Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
tingkatan C1 “Mengetahui” merupakan mengemukakan kembali apa yang
sudah dipelajari dari guru, buku, sumber lainnya sebagaimana aslinya
tanpa melakukan perubahan. Pengetahuan hafalan: ketepatan, kecepatan,
kebenaran pengetahuan, fakta, definisi konsep, prosedur hukum, teori dari
apa yang sudah dipelajari di kelas tanpa diubah atau berubah.
Sesuai dengan soal tersebut siswa diminta untuk menyebutkan
sumber energi terbesar di bumi dengan cara mengemukakan kembali
informasi yang di dapatkan dari guru atau hasil dari membaca buku tanpa
melakukan perubahan.
Berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan bersama dengan dua
rekan peneliti, peneliti menyimpulkan bahwa soal evaluasi yang berupa
soal Penilaian Tengah Semester yang dibuat guru kelas IV bersama guru
dan kepala sekolah se-KKKS Kecamatan Depok masih didominasi
menggunakan kata kerja operasional berpikir tingkat rendah (LOTS)
belum mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).
Karena, pada hasil analisis di dapatkan bahwa soal yang mengandung kata
kerja operasional berpikir tingkat tinggi (HOTS) jauh lebih sedikit
daripada soal yang masih menggunakan kata kerja operasional berpikir
tingkat rendah (LOTS). Dalam hal ini kurang adanya kesesuaian antara
hasil analisis Soal Penilain Tengah Semester dengan hasil wawancara yang
peneliti lakukan dengan guru kelas IV terkait dengan penyusunan Soal
Penilaian Tengah Semester yang mengarahkan siswa untuk berpikir
tingkat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan terhadap rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran, dan soal evaluasi di salah
satu Sekolah Dasar di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta Kelas IV
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
5.1.1 Berdasarkan hasil penelitian terhadap rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dianalisis oleh peneliti dan rekan peneliti,
proses Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di salah satu
Sekolah Dasar di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta kelas IV
masih didominasi indikator kognitif dengan kata kerja taksonomi
bloom berpikir tingkat rendah (LOTS) namun tidak mutlak, karena
beberapa indikator kognitif sudah menggunakan kata kerja taksonomi
bloom berpikir tingkat tinggi (HOTS).
5.1.2 Berdasarkan hasil analisis terhadap observasi pelaksanaan
pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran di salah satu Sekolah
Dasar di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta kelas IV cenderung
mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS), karena
tidak mutlak dan masih ada beberapa kemampuan 4C seperti Critical
Thinking, Collaborative, Communication, dan Creativity yang belum
dilaksanakan.
5.1.3 Berdasarkan hasil penelitian terhadap soal evaluasi yang dianalisis
oleh peneliti dan dua rekan peneliti, pelaksanaan penilaian kelas (soal
evaluasi) di salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan Depok Sleman
Yogyakarta kelas IV masih didominasi dengan kata kerja taksonomi
bloom berpikir tingkat rendah (LOTS) namun tidak mutlak, karena
beberapa soal sudah menggunakan kata kerja taksonomi bloom
berpikir tingkat tinggi (HOTS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
5.2 Keterbatasan Penelitian
Selama proses kagiatan penelitian dari awal persiapan hingga proses
penelitian, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan penelitian, seperti:
5.2.1 Pada proses validasi hasil analisis rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dan soal evaluasi, peneliti hanya mendapatkan satu pihak expert
judgment untuk persetujuan hasil analisis rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan soal evaluasi. Karena, kesulitan dalam
mencari ahli.
5.2.2 Pada proses penelitian pelaksanaan pembelajaran, peneliti tidak dapat
membandingkan antara rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
pelaksanaan guru mengajar saat dilakukan observasi. Karena, guru
belum sempat membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
untuk pelaksanaan pembelajaran saat peneliti melakukan observasi.
5.2.3 Pada proses penelitian soal evaluasi, soal yang peneliti dapatkan
berupa soal Penilaian Tengah Semester yang hanya berbentuk pilihan
ganda, yang akan lebih baik jika terdapat jenis soal yang beragam.
Disisi lain, soal Penilaian Tengah Semester ini tidak dibuat sendiri
oleh guru kelas IV, namun dibuat oleh guru kelas IV bersama dengan
guru dan kepala sekolah se-KKKS Kecamatan Depok.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
5.3.1 Pada penelitian selanjutnya, peneliti perlu melakukan expert judgment
lebih dari satu ahli agar data yang diteliti lebih akurat.
5.3.2 Pada penelitian selanjutnya, peneliti harus berkoordinasi lebih awal
dari guru kelas agar data yang diperoleh sesuai dengan yang
diinginkan.
5.3.3 Pada penelitian selanjutnya, agar peneliti lebih dapat memilih jenis
soal yang beragam jenisnya dan dibuat oleh guru kelas itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, R. (2014). Metodologi penelitian kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Amirono & Daryanto. (2016). Evaluasi dan penilaian pembelajaran kurikulum
2013. Yogyakarta. Gava Media.
Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka landasan untuk
pembelajaran, pengajaran, dan assessment. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Aningsih, A. (2018) . BAB II Landasan teori. Dalam
http://repository.ump.ac.id/7373/3/Anugrah%20Aningsih%20Bab%20II.p
df. Diunduh pada 13 Februari 2019.
Annuuru, T., Johan, R., & Ali, M. (2017). Peningkatan kemampuan berpikir
tingkat tinggi dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam peserta didik
sekolah dasar melalui model pembelajaran treffinger. Jurnal
Edutcehnologia, Tahun 3, Vol 3 No. 2. Dalam
file:///C:/Users/bayupurnamasari/Downloads/9144-18712-1-SM.pdf,
diunduh pada 13 Februari 2019.
Ardhana, T. (2017). Keterampilan berpikir siswa dalam menyelesaikan soal garis
dan sudut berdasarkan taksonomi bloom revisi. Dalam
http://eprints.ums.ac.id/56887/20/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf,
diunduh pada 25 februari 2019.
Beti, Y. (2017). Kemampuan berpikir tingkat tinggi pada pembelajaran
matematika topik segiempat di kalangan siswa kelas VII E SMP N 1
Seyegan. Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas sanata
Dharma.
Gunawan, I. (2013). Metode penelitian kualitatif: teori dan praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Haryono. Teknologi pendidikan dan pembelajaran abad 21. Hal 426. Dalam
http://blog.unnes.ac.id/fransharyono/wp-
content/uploads/sites/2969/2017/07/TEKNOLOGI-PENDIDIKAN-DAN-
PEMBELAJARAN-ABAD-21.pdf, diunduh pada 12 Februari 2019.
Jihad & Haris. (2012). Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Kurniasih, I., & Sani, B. (2014). Implementasi kurikulum 2013: konsep &
penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Kurniati, D., Harimukti, R., & Asiyah, J. (2016). Kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa SMP di Kabupaten Jember dalam menyelesaikan soal
berstandar PISA. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 20(20, 142-
155. Dalam https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article
/viewFile/8058/8444, diunduh pada 12 Februari 2019.
Kurniawan, O & Eddy, N. (2017). Penerapan kurikulum 2013 dalam
meningkatkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan. Jurnal Primary
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Riau. Vol. 6 (390). Dalam
https://media.neliti.com/media/publications/258351-penerapan-kurikulum-
2013-dalam-meningkat-5f734270.pdf, diunduh pada 12 Februari 2019.
Martalina, W., Wardono dan Kartono. (2018). Integrasi keterampilan higher
order thinking dalam perspektif literasi matematika. Prisma 1. Dalam
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/view/19616.
diunduh pada 25 februari 2019.
Mitri, H. (2016). Analisis pembelajaran keterampilan berpikir tingkat tinggi pada
mata pelajaran ekonomi di SMA N 8 Yogyakarta 2016. Skripsi Program
Studi Pendidikan Ekonomi Universitas sanata Dharma.
Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan implementasi kurikulum 2103. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Mulyasa, E., Iskandar, D., & Ayani, W. (2016). Revolusi dan inovasi
pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Prastowo, A. (2014). Memahami metode-metode penelitian: suatu tinjauan
teoretis dan praktis. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Pudyasto, R., Heru, T., & Maryadi, T. (2017). Pengembangan tes kompetensi
online mata pelajaran sistem kontrol, elektropneumatik. E- Journal
Universitas negeri Yogyakarta. Vol. 7, No.3. Dalam
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/elektro/article/view/8676.
diunduh pada 25 februari 2019.
Sani, RA. (2019). Pembelajaran berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills).
Tangerang: TSmart
Saputra, H. (2016). Pengembangan mutu pendidikan menuju era global.
Bandung: CV. Smile’s Publising.
Sari, P. (2017). Analisis soal matematika ujian sekolah dasar tahun 2016/ 2017
berkarakter higher orger thinking skill (HOTS). Skripsi Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negri Sunan
Kalijaga.
Siregar, S. (2010) statistika deskriptif untuk penelitian dilengkapi perhitungan
manual dan aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Rajawali Pers.
Subali, B. (2012). Prinsip asesmen & evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: UNY
Press.
Sugiono. (2009). Metode penelitian pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfa Beta. Dalam
http://rosintaunesa.blogspot.com/2012/01/instrumen-dan-teknik-
pengumpulan-data.html, diunduh pada 1 maret 2019.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitaif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Sunhaji. (2014). Konsep manajemen kelas dan implikasinya dalam
pembelajaran. Jurnal Dimensi Kependidikan., V(2), 2.
Wardani, AK. (2013). BAB III Metode penelitian. Dalam
http://digilib.uinsby.ac.id/10718/6/bab%203.pdf. Diunduh pada 23
Februari 2019.
Yuniar, M., Rakhmad, C., & Saepulrohman, A. (2015). Analisis HOTS ( High
Order Thinking Skills ) pada soal objektif tes dalam mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial (IPS) kelas V SD Negeri 7 Ciamis. Dalam
file:///D:/SEMSTER%206/METOPEN/Analisis_Jurnal/3961.pdf diunduh
pada 5 Maret 2019.
Zubaidah, S. (2016). Keterampilan abad ke 21. Dalam
https://www.researchgate.net/publication/318013627_KETERAMPILAN_
ABAD_KE-
21_KETERAMPILAN_YANG_DIAJARKAN_MELALUI_PEMBELAJ
ARAN, diunduh pada 26 Februari 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 2 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 3A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa
Lampiran 3A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 3A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 4A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 4B Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 5A Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 5B Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 6A Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 6B Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 7 Hasil Validasi Instrumen Analisis Indikator RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 8 Hasil Validasi Instrumen Analisis Soal Evaluasi PTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Instrumen Perencanaan untuk Analisis Indikator pada RPP K13
Kata kerja taksonomi bloom yang terdapat pada indikator aspek kognitif dalam RPP K13 berdasarkan pada tingkatan kognitif C4
sampai C6 untuk mengetahui soal tersebut berada pada level berpikir tingkat tinggi atau berpikir tingkat rendah!
C1 Mengetahui C2 Memahami C3 Mengaplikasikan
a. Mengutip a. Memperkirakan a. Menugaskan
b. Menyebutkan b. Menjelaskan b. Mengurutkan
c. Menjelaskan c. Mengkategorikan c. Menentukan
d. Menggambar d. Mencirikan d. Menerapkan
e. Membilang e. Merinci e. Menyesuaikan
f. Mengidentifikasikan f. Mengasosiasikan f. Mengkalkulasi
g. Mendaftar g. Membandingkan g. Memodifikasi
h. Menunjukkan h. Menghitung h. Mengklasifikasi
i. Memberi label i. Mengkontraskan i. Menghitung
j. Memberi indeks j. Mengubah j. Membangun
k. Memasangkan k. Mempertahankan k. Mengurutkan
l. Menamai l. Menguraikan l. Membiasakan
Lampiran 9 Lembar Pedoman Analisis Indikator RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
m. Menandai m. Menjalin m. Mencegah
n. Membaca n. Membedakan n. Mengambarkan
o. Menyadari o. Mendiskusikan o. Menggunakan
p. Menghafal p. Menggali p. Menilai
q. Meniru q. Mencontohkan q. Melatih
r. Mencatat r. Menerangkan r. Menggali
s. Mengulang s. Mengemukakan s. Mengemukakan
t. Mereproduksi t. Mempolakan t. Mengadaptasi
u. Meninjau u. Memperluas u. Menyelidiki
v. Memilih v. Menyimpulkan v. Mengoperasikan
w.Menyatakan w.Meramalkan w.Mempersoalkan
x. Mempelajari x. Merangkum x. Mengkonspepkan
y. Mentabulasi y. Menjabarkan y. Melaksanakan
z.Memberi kode z. Meramalkan
aa. Menelusuri aa.Memproduksi
bb. Menulis bb.Memproses
cc.Mengaitkan
dd.Menyusun
ee.Menstimulasikan
ff.Memecahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
gg.Melakukan
hh.Mentabulasi
C4 Menganalisis C5 Mengevaluasi C6 Membuat/Mencipta
a. Menganalisis a. Membandingkan a. Mengabstrasi
b. Mengaudit b. Menyimpulkan b. Mengatur
c. Memecahkan c. Menilai c. Menganimasi
d.Menegaskan d.Mengarahkan d.Mengumpulkan
e. Mendeteksi e. Mengkritik e. Mengkategorikan
f. Mengdiaknosis f. Menimbang f. Mengkode
g. Menyeleksi g. Memutuskan g. Mengkombinasikan
h. Memerinci h. Memisahkan h. Menyusun
i. Menominasikan i. Memprediksi i. Mengarang
j. Mendiagramkan j. Memperjelas j. Membangun
k. Mengkorelasikan k. Menugaskan k. Menanggulangi
l. Merasionalkan l. Menafsirkan l. Menghubungkan
m. Menguji m. Mempertahankan m. Menciptakan
n. Mencerahkan n. Memerinci n. Mengkreasikan
o. Menjelajah o. Mengukur o. Mengoreksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
p. Membagankan p. Merangkum p. Merancang
q. Menyimpulkan q. Membuktikan q. Merencanakan
r. Menemukan r. Memfalidasi r. Mendikte
s. Menelaah s. Mengetes s. Meningkatkan
t. Memaksimalkan t. Mendukung t. Memperjelas
u. Memerintahkan u. Memilih u. Memfasilitasi
v. Mengedit v. Memproyeksikan v. Membentuk
aa. Mengkaitkan aa. Merumuskan
bb.Memilih bb.Menggeneralisasikan
cc.Mengukur cc.Mengabungkan
dd.Melatih dd.Memadukan
ee.Mentransfer ee.Membatas
ff.Mereparasi
gg.Menampilkan
hh.Menyiapkan
ii.Memproduksi
jj.Merangkum
kk.Merekontruksi
ll.Membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Sumber Taksonomi Bloom: Utari Retno. Taksonomi Bloom Apa dan Bagaimana Menggunakannya?. Diunduh dari
Http://Ueu7361.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/Taksonomi-Bloom.pdf
Hasil Analisis Indikator Kognitif pada RPP Tematik Kelas IV
Indikator HOTS LOTS Keterangan
Jumlah Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Instrumen Analisis pada Soal Evaluasi Pembelajaran
Kata kerja taksonomi bloom yang terdapat pada soal Ulangan Harian/Penilaian Tengah Semester/Penilaian Akhir Semester
berdasarkan pada tingkatan kognitif C4 sampai C6 untuk mengetahui soal tersebut berada pada level berpikir tingkat tinggi atau
berpikir tingkat rendah!
C1 Mengetahui C2 Memahami C3 Mengaplikasikan
a. Mengutip a. Memperkirakan a. Menugaskan
b. Menyebutkan b. Menjelaskan b. Mengurutkan
c. Menjelaskan c. Mengkategorikan c. Menentukan
d. Menggambar d. Mencirikan d. Menerapkan
e. Membilang f. Merinci e. Menyesuaikan
f. Mengidentifikasikan f. Mengasosiasikan f. Mengkalkulasi
g. Mendaftar g. Membandingkan g. Memodifikasi
h. Menunjukkan h. Menghitung h. Mengklasifikasi
i. Memberi label i. Mengkontraskan i. Menghitung
j. Memberi indeks j. Mengubah j. Membangun
k. Memasangkan k. Mempertahankan k. Mengurutkan
l. Menamai l. Menguraikan l. Membiasakan
Lampiran 10 Lembar Pedoman Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
m. Menandai m. Menjalin m. Mencegah
n. Membaca n. Membedakan n. Mengambarkan
o. Menyadari o. Mendiskusikan o. Menggunakan
p. Menghafal p. Menggali p. Menilai
q. Meniru q. Mencontohkan q. Melatih
r. Mencatat r. Menerangkan r. Menggali
s. Mengulang s. Mengemukakan s. Mengemukakan
t. Mereproduksi t. Mempolakan t. Mengadaptasi
u. Meninjau u. Memperluas u. Menyelidiki
v. Memilih v. Menyimpulkan v. Mengoperasikan
w.Menyatakan w.Meramalkan w.Mempersoalkan
x. Mempelajari x. Merangkum x. Mengkonspepkan
y. Mentabulasi y. Menjabarkan y. Melaksanakan
z.Memberi kode z. Meramalkan
aa. Menelusuri aa.Memproduksi
bb. Menulis bb.Memproses
cc.Mengaitkan
dd.Menyusun
ee.Menstimulasikan
ff.Memecahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
gg.Melakukan
hh.Mentabulasi
C4 Menganalisis C5 Mengevaluasi C6 Membuat/Mencipta
a. Menganalisis a. Membandingkan a. Mengabstrasi
b. Mengaudit b. Menyimpulkan b. Mengatur
c. Memecahkan c. Menilai c. Menganimasi
d.Menegaskan d.Mengarahkan d.Mengumpulkan
e. Mendeteksi e. Mengkritik e. Mengkategorikan
f. Mengdiaknosis f. Menimbang f. Mengkode
g. Menyeleksi g. Memutuskan g. Mengkombinasikan
h. Memerinci h. Memisahkan h. Menyusun
i. Menominasikan i. Memprediksi i. Mengarang
j. Mendiagramkan j. Memperjelas j. Membangun
k. Mengkorelasikan k. Menugaskan k. Menanggulangi
l. Merasionalkan l. Menafsirkan l. Menghubungkan
m. Menguji m. Mempertahankan m. Menciptakan
n. Mencerahkan n. Memerinci n. Mengkreasikan
o. Menjelajah o. Mengukur o. Mengoreksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
p. Membagankan p. Merangkum p. Merancang
q. Menyimpulkan q. Membuktikan q. Merencanakan
r. Menemukan r. Memfalidasi r. Mendikte
s. Menelaah s. Mengetes s. Meningkatkan
t. Memaksimalkan t. Mendukung t. Memperjelas
u. Memerintahkan u. Memilih u. Memfasilitasi
v. Mengedit v. Memproyeksikan v. Membentuk
aa. Mengkaitkan aa. Merumuskan
bb.Memilih bb.Menggeneralisasikan
cc.Mengukur cc.Mengabungkan
dd.Melatih dd.Memadukan
ee.Mentransfer ee.Membatas
ff.Mereparasi
gg.Menampilkan
hh.Menyiapkan
ii.Memproduksi
jj.Merangkum
kk.Merekontruksi
ll.Membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Sumber Taksonomi Bloom: Utari Retno. Taksonomi Bloom Apa dan Bagaimana Menggunakannya?. Diunduh dari
Http://Ueu7361.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/Taksonomi-Bloom.pdf
Hasil Analisis Soal Penilaian Tengah Semester
No Soal HOTS LOTS Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 11A Hasil Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 11B Hasil Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 11C Hasil Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 11D Hasil Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Data Analisis Kuesioner Siswa
Keterangan:
1. SS (Sering Sekali) : 4
2. S (Sering) : 3
3. JR (Jarang) : 2
4. TP (Tidak Pernah) : 1
No Nama
Siswa
Critical Thinking Jumlah
Skor
Rata-rata
Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 FIS √ √ √ √ 16 4
2 ARLH √ √ √ √ 16 4
3 SBPP √ √ √ √ 15 3,75
4 RLN √ √ √ √ 14 3,5
5 SHS √ √ √ √ 15 3,75
6 SAAM √ √ √ √ 15 3,75
Lampiran 12 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
7 AAL √ √ √ √ 14 3,5
8 ASP √ √ √ √ 11 2,75
9 L √ √ √ √ 13 3,25
10 A √ √ √ √ 16 4
11 E √ √ √ √ 11 2,75
12 D √ √ √ √ 10 2,5
13 VW √ √ √ √ 10 2,5
14 MR √ √ √ √ 11 2,75
15 RPN √ √ √ √ 13 3,25
16 UMJ √ √ √ √ 13 3,25
17 SJH √ √ √ √ 13 3,25
18 RGH √ √ √ √ 12 3
19 RCP √ √ √ √ 14 3,5
20 RHF √ √ √ √ 10 2,5
21 RAK √ √ √ √ 14 3,5
22 NBS √ √ √ √ 12 3
23 NZHA √ √ √ √ 13 3,25
24 N √ √ √ √ 12 3
25 HA √ √ √ √ 9 2,25
26 AS √ √ √ √ 12 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
27 R √ √ √ √ 14 3,5
28 AMK √ √ √ √ 12 3
29 KKN √ √ √ √ 14 3,5
30 NFI √ √ √ √ 14 3,5
31 SIR √ √ √ √ 15 3,75
32 H √ √ √ √ 13 3,25
Rata-rata Skor Seluruh Siswa 3,25
No Nama
Siswa
Collaborative Jumlah
Skor
Rata-rata
Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 FIS √ √ √ √ 12 3
2 ARLH √ √ √ √ 12 3
3 SBPP √ √ √ √ 12 3
4 RLN √ √ √ √ 10 2,5
5 SHS √ √ √ √ 12 3
6 SAAM √ √ √ √ 13 3,25
7 AAL √ √ √ √ 15 3,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
8 ASP √ √ √ √ 12 3
9 L √ √ √ √ 12 3
10 A √ √ √ √ 11 2,75
11 E √ √ √ √ 12 3
12 D √ √ √ √ 15 3,75
13 VW √ √ √ √ 15 3,75
14 MR √ √ √ √ 14 3,5
15 RPN √ √ √ √ 11 2,75
16 UMJ √ √ √ √ 11 2,75
17 SJH √ √ √ √ 13 3,25
18 RGH √ √ √ √ 13 3,25
19 RCP √ √ √ √ 14 3,5
20 RHF √ √ √ √ 10 2,5
21 RAK √ √ √ √ 13 3,25
22 NBS √ √ √ √ 12 3
23 NZHA √ √ √ √ 13 3,25
24 N √ √ √ √ 11 2,75
25 HA √ √ √ √ 13 3,25
26 AS √ √ √ √ 8 2
27 R √ √ √ √ 9 2,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
28 AMK √ √ √ √ 13 3,25
29 KKN √ √ √ √ 15 3,75
30 NFI √ √ √ √ 9 2,25
31 SIR √ √ √ √ 12 3
32 H √ √ √ √ 13 3,25
Rata-rata Skor Seluruh Siswa 3,04
No Nama
Siswa
Creativity Jumlah
Skor
Rata-rata
Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 FIS √ √ √ √ 13 3,25
2 ARLH √ √ √ √ 12 3
3 SBPP √ √ √ √ 12 3
4 RLN √ √ √ √ 14 3,5
5 SHS √ √ √ √ 14 3,5
6 SAAM √ √ √ √ 16 4
7 AAL √ √ √ √ 15 3,75
8 ASP √ √ √ √ 11 2,75
9 L √ √ √ √ 13 3,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
10 A √ √ √ √ 16 4
11 E √ √ √ √ 12 3
12 D √ √ √ √ 13 3,25
13 VW √ √ √ √ 13 3,25
14 MR √ √ √ √ 12 3
15 RPN √ √ √ √ 9 2,25
16 UMJ √ √ √ √ 8 2
17 SJH √ √ √ √ 13 3,25
18 RGH √ √ √ √ 10 2,5
19 RCP √ √ √ √ 12 3
20 RHF √ √ √ √ 10 2,5
21 RAK √ √ √ √ 12 3
22 NBS √ √ √ √ 11 2,75
23 NZHA √ √ √ √ 12 3
24 N √ √ √ √ 10 2,5
25 HA √ √ √ √ 8 2
26 AS √ √ √ √ 12 3
27 R √ √ √ √ 8 2
28 AMK √ √ √ √ 12 3
29 KKN √ √ √ √ 12 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
30 NFI √ √ √ √ 10 2,5
31 SIR √ √ √ √ 12 3
32 H √ √ √ √ 14 3,5
Rata-rata Skor Seluruh Siswa 2,97
No Nama
Siswa
Communication Jumlah
Skor
Rata-rata
Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 FIS √ √ √ √ 10 2,5
2 ARLH √ √ √ √ 10 2,5
3 SBPP √ √ √ √ 13 3,25
4 RLN √ √ √ √ 10 2,5
5 SHS √ √ √ √ 13 3,25
6 SAAM √ √ √ √ 13 3,25
7 AAL √ √ √ √ 15 3,75
8 ASP √ √ √ √ 11 2,75
9 L √ √ √ √ 13 3,25
10 A √ √ √ √ 16 4
11 E √ √ √ √ 12 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
12 D √ √ √ √ 11 2,75
13 VW √ √ √ √ 12 3
14 MR √ √ √ √ 10 2,5
15 RPN √ √ √ √ 12 3
16 UMJ √ √ √ √ 10 2,5
17 SJH √ √ √ √ 14 3,5
18 RGH √ √ √ √ 13 3,25
19 RCP √ √ √ √ 13 3,25
20 RHF √ √ √ √ 9 2,25
21 RAK √ √ √ √ 13 3,25
22 NBS √ √ √ √ 9 2,25
23 NZHA √ √ √ √ 14 3,5
24 N √ √ √ √ 13 3,25
25 HA √ √ √ √ 13 3,25
26 AS √ √ √ √ 13 3,25
27 R √ √ √ √ 11 2,75
28 AMK √ √ √ √ 12 3
29 KKN √ √ √ √ 15 3,75
30 NFI √ √ √ √ 10 2,5
31 SIR √ √ √ √ 15 3,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
32 H √ √ √ √ 13 3,25
Rata-rata Skor Seluruh Siswa 3,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Hasil Analisis Kuesioner Siswa
No Interval Indeks
Persepsi Pernyataan Penerapan
1 1.0 - 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 - 2.51 Jarang
3 2.52 - 3.27 Sering
4 3.28 - 4.00 Sering Sekali
No Kriteria Rata-rata Skor Seluruh
Siswa
Pernyataan
Kemunculan
1 Critical Thinking 3,25 Sering
2 Collaborative 3,04 Sering
3 Creativity 2,97 Sering
4 Communication 3,05 Sering
3,25
3,04
2,97
3,05
2,8
2,9
3
3,1
3,2
3,3
Critical Thinking Collaborative Creativity Communication
Rata
-rata
Sk
or
Sel
uru
h
Sis
wa
Kriteria
Hasil Analisis Kuesioner 32 Siswa
Lampiran 13 Hasil Analisis Skala Likert Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 14A Hasil Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 14B Hasil Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Data Analisis Kuesioner Guru
Keterangan:
1. SS (Sering Sekali) : 4
2. S (Sering) : 3
3. JR (Jarang) : 2
4. TP (Tidak Pernah) : 1
No Nama Guru
Critical Thinking
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 SW √ √ √ √
Jumlah 4 4 4 4
Rata-rata 4
Lampiran 15 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
No Nama Guru
Collaborative
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 SW √ √ √ √
Jumlah 3 3 3 3
Rata-rata 3
No Nama Guru
Creativity
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 SW √ √ √ √
Jumlah 2 3 3 3
Rata-rata 2,75
No Nama Guru
Communication
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 SW √ √ √ √
Jumlah 4 3 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Rata-rata 3,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Hasil Analisis Kuesioner Guru
No Interval Indeks
Persepsi
Pernyataan
Kemunculan
1 1.0 - 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 - 2.51 Jarang
3 2.52 - 3.27 Sering
4 3.28 - 4.00 Sering Sekali
No Kriteria Rata-rata Skor Pernyataan
Kemunculan
1 Critical Thinking 4 Sering Sekali
2 Collaborative 3 Sering
3 Creativity 2,75 Sering
4 Communication 3,5 Sering Sekali
4
3 2,75
3,5
00,5
11,5
22,5
33,5
44,5
Rata
-rata
Kriteria
Hasil Analisis Kuesioner Guru
Lampiran 16 Hasil Anlisis Skala Likert Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Pedoman Wawancara Guru Kelas
Nama Narasumber :
Jabatan Narasumber :
Nama Sekolah :
No Aspek Pertanyaan Jawaban
1 Kegiatan
Pembelajaran
1. Dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran, apakah guru tidak banyak
meggunakan metode ceramah? Apakah
metode ceramah hanya digunakan ketika
menjelaskan meteri yang cukup sulit?
2. Apakah metode yang digunakan guru
dapat menumbuhkan partisipasi aktif
siswa dalam kegiatan pembelajaran?
3. Apakah guru mampu menerapkan
model, teknik, dan metode pembelajaran
Lampiran 17A Pedoman Wawancara Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
yang mampu menumbuhkan partisipasi
siswa dalam kegiatan diskusi?
4. Apakah guru mampu menerapkan
model, teknik, dan metode pembelajaran
yang mampu menumbuhkan partisipasi
siswa seperti diskusi, tanya jawab,
bahkan debat?
5. Dalam proses pembelajaran apakah guru
selalu meninjau kinerja siswa seperti
bekeliling kelas untuk melihat aktivitas
siswa ketika megerjakan soal atau
diskusi?
6. Dalam menyampaikan materi apakah
guru sering mengaikan materi
pembelajaran dengan pengetahuan lain
yang relevan?
7. Apakah guru mampu merespon positif
partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran?
8. Apakah guru sudah melaksakana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
kegiatan pembelajaran sesuai dengan
RPP yang disusun?
9. Apakah guru dapat melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang lebih baik
dibandingkan RPP yang telah disusun?
10. Apakah dalam kegiatan pembelajaran
guru mampu mengelola waktu dengan
efektif dan efisien?
2 Berpikir tingkat
tinggi
1. Apakah guru mengetahui tentang
keterampilan berpikir tingkat tinggi?
2. Apakah guru menerapkan kegiatan
pembelajaran yang bersifat
mengarahkan siswa pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi?
3. Apakah guru mengetahui tentang
tingkatan pada taksonomi bloom yang
termasuk keterampilan berpikir tingkat
tinggi?
4. Apakah guru menggunakan kata kerja
operasional taksonomi bloom keteika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
merumuskan indikator pada RPP dengan
mengacu tingakatan C4, C5, dan C6?
5. Menurut guru apakah pentingnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi
untuk proses pembelajaran?
3 Soal Ujian Tengah
Semester/ Ulangan
Harian/ Penilaian
Akhir Semester
tematik
1. Dalam membuat soal ujian tengah
semester/ ulangan harian/ penilaian
akhir semester, apakah guru
menggunakan kata kerja taksonomi
bloom yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi?
2. Apakah ada kesulitan dalam menyusun
soal yang megarah pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi?
4 Kendala yang
dihadapi
1. Menurut guru apakah ada hambatan
dalam menyususn RPP yang mengacu
pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi?
2. Apakah ada hambatan dalam diri guru
dalam menerapkan metode, teknik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
model dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa?
3. Apakah ada hambatan dalam diri siswa
dalam menerapkan metode, teknik dan
model dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Hasil Wawancara Guru Kelas
P : Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, apakah guru tidak banyak meggunakan metode ceramah? Apakah metode
ceramah hanya digunakan ketika menjelaskan meteri yang cukup sulit?
N : Ya, sebenernya metode ceramah itu tetap harus digunakan ya mbak, tapi tidak banyak hanya untuk untuk mengulang materi
yang cukup sulit dan belum dipahami oleh siswa. Namun, anak tidak terfokus hanya mendengarkan.
P : Apakah metode yang digunakan guru dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran?
N : Ya, biasanya saya itu menggunakan metode tanya jawab mbak.
P : Apakah guru mampu menerapkan model, teknik, dan metode pembelajaran yang mampu menumbuhkan partisipasi siswa
dalam kegiatan diskusi?
N : Iya, jadi dalam kegiatan diskusi itu anak saya minta untuk mencari/ menemukan permasalahan dengan cara mereka sendiri.
Supaya pengetahuan yang di dapatkan siswa itu lebih tertanam pada siswa.
P : Apakah guru mampu menerapkan model, teknik, dan metode pembelajaran yang mampu menumbuhkan partisipasi siswa
seperti diskusi, tanya jawab, bahkan debat?
Lampiran 17B Hasil Wawancara Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
N : Ya, tentu tapi anak cenderung anu lo mbak, mmmm anak itu cenderung pasif, itu tergantung anaknya hanya beberapa anak
saja yang berani untuk menanggapi jawaban temannya. Jadi. Ketika ada temannya memberi masukan dia berani mendebat.
P : Dalam proses pembelajaran apakah guru selalu meninjau kinerja siswa seperti bekeliling kelas untuk melihat aktivitas siswa
ketika megerjakan soal atau diskusi?
N : Iya mbak selalu dan harus ya, untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa, seringkali saya memberikan arahan
ulang ketika saya menjumpai anak yag lambat dalam mengerjakan soal.
P : Dalam menyampaikan materi apakah guru sering mengaikan materi pembelajaran dengan pengetahuan lain yang relevan?
N : Ya, ini tergantung materinya mbak, kalau materinya bisa dikaitkan dengan pengetahuan yag relevan saya selalu
mengaitkannya. Berarti kontektualya mbak.
P : Apakah guru mampu merespon positif partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran?
N : iya mbak, itu seringkali saya memberikan hadiah (reward) kepada siswa yang mampu menyelesaikan soal pertama kali yang
saya berikan. Hal inisaya lakukan itu supaya dapat menumbuhkan semangat keada siswa yang lain.
P : Apakah guru sudah melaksakana kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang disusun?
N : Ya, saya melaksanakan kegiatan pebelajaran sesuai RPP yang telah saya susun.
P : Apakah guru dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang lebih baik dibandingkan RPP yang telah disusun?
N : Ya, Berusaha ya mbak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
P : Apakah dalam kegiatan pembelajaran guru mampu mengelola waktu dengan efektif dan efisien?
N : Ya, harus itu wajib ya.
P : Apakah guru mengetahui tentang keterampilan berpikir tingkat tinggi?
N : Ya, sejauh yang saya ketahui sebenarnya berpikir tigkat tinggi itu bukan materi yang sulit, anak itu berpikir berulang.
P : Apakah guru menerapkan kegiatan pembelajaran yang bersifat mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi?
N : Ya, itu contohnya anak saya berikan permasalahan untuk dapat diselesaikan sendiri.
P : Apakah guru mengetahui tentang tingkatan pada taksonomi bloom yang termasuk keterampilan berpikir tingkat tinggi?
N : Iya, dari C4 sampai C6 ya mbak.
P : Apakah guru menggunakan kata kerja operasional taksonomi bloom keteika merumuskan indikator pada RPP dengan
mengacu tingakatan C4, C5, dan C6?
N : Ya, selalu berpedoman pada taksonomi bloom.
P : Menurut guru apakah pentingnya keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk proses pembelajaran?
N : Untuk mengetahui kemampuan anak berpikir, sejauh mana anak dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
P : Dalam membuat soal ujian tengah semester/ ulangan harian/ penilaian akhir semester, apakah guru menggunakan kata kerja
taksonomi bloom yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
N : Ya, saya berusaha untuk menggunakan kata kerja berikir tingkat tinggi supaya anak terbiasa dalam menyelesaikan persoalan
dengan cara sendiri. Tapi biasa yang sering muncul dala soal itu anak hanya diminta untuk menyebutkan, adahal itu kan masih
tingkatan yang rendah.
P : Apakah ada kesulitan dalam menyusun soal yang megarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi?
N : Sejauh ini, belum ada kesulitan.
P : Menurut guru apakah ada hambatan dalam menyususn RPP yang mengacu pada keterampilan berpikir tingkat tinggi?
N : Sebenarnya belum ada hambatanya ya.
P : Apakah ada hambatan dalam diri guru dalam menerapkan metode, teknik dan model dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa?
N : Kalau dari guru sendiri itu sebenarnya hambatannya karena beberapa faktor ya, salah satunya dari siswa ya mbak, karena
siswa yang cenderung berpikir ke bawah.
P : Apakah ada hambatan dalam diri siswa dalam menerapkan metode, teknik dan model dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa ?
N : Jelas ada, ya itu tadi karena anak malas berpikir. Maunya mendengarkan dan selalu diarahkan oleh guru, tidak mau mencari
penyelesaian persoalan dengan cara sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Kesimpulan : berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV, guru kelas IV sudah mengetahui tentang keterampilan berpikir
tingkat tinggi, guru sudah dapat menerapkan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan tingkat tinggi. Guru dapat
membuat soal yang mengarah pada keterampilan berkipir tingkat tinggi. Terdapat hambatan dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hambatan tersebut terdapat pada diri siswa yang cenderung
sulit untuk diajak berpikir ke arah yang tingkatannya lebih tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Instrumen Pelaksanaan pada Proses Pembelajaran di Kelas
No. 4 C Kriteria Ya Tidak Keterangan
1.
Critical thinking and
Problem Solving
(Berpikir Kritis dan
Pemecahan Masalah).
1. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran terlihat aktivitas
guru memberikan soal kepada
siswa untuk dikerjakan secara
individu.
√
Guru memberikan stimulasi berupa
soal yang dikerjakan secara
individu setelah selesai
menerangkan materi.
2. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran terlihat aktivitas
guru mengarahkan siswa untuk
mencari informasi lain dari
berbagai sumber.
√
Guru memberikan kesempatan
kepeda siswa untuk mecari
informasi/ penetahuan lain di luar
buku yang menjadi pegangan,
seperti untuk mengamati ingkungan
sekitar.
3. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran terlihat aktivitas
guru meminta siswa untuk
memecahkan masalah secara
√
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menyelesikan
soal secara individu guna untuk
mengetahui tingkat pemahaman
Lampiran 18 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
individu ketika mengerjakan soal. siswa.
4. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran terlihat aktivitas
guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi pembelajaran
yang diajarkan.
√
Guru memberikan kesempatan
kepada setiap siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum
dipahami.
2. Collaborative/Kolaborasi
1. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran terlihat aktivitas
guru membentuk siswa kelompok
untuk berdiskusi saat
pembelajaran.
√
Guru membentuk kelompok kecil
untuk diskusi namun hanya dua
orang (satu bangku)
2. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran terlihat aktivitas
guru meminta siswa untuk
berpendapat dan memberikan
masukan saat berdiskusi.
√
Guru menghimbau kepada siswa
untuk saling berdiskusi untuk
menyelelesaikan masalah dengan
teman sekelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
3. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran terlihat aktivitas
guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan
informasi dari berbagai sumber
bersama kelompok.
√
Siswa diberikan kesempatan untuk
mencari informasi lain di luar buku
yang menjadi pegangan dengan
melihat lingkungan sekitar terkait
dengan materi pembelajaran.
4. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran terlihat aktivitas
guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memecahkan
masalah bersama kelompok saat
diskusi.
√
Guru meminta siswa untuk
menyelesaikan soal secara bersama
dengan teman sekelompoknya.
3.
Creativity and
Innovation (Kreativitas
dan Inovasi)
1. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran terlihat aktivitas
guru meminta siswa untuk
membuat rangkuman
pembelajaran berupa peta konsep/
mind map.
√
Guru tidak meminta siswa untuk
membuat rangkuman hasil belajar
berupa peta konsep/ mind map.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
2. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran terlihat aktivitas
guru meminta siswa untuk
memecahkan masalah dengan cara
sendiri.
√
Guru meminta siswa mengerjakan
soal sendiri ketika bekerja secara
individu.
3. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran terlihat aktivitas
guru meminta siswa untuk
membuat sebuah karya tulis
seperti pantun, puisi, dll.
√
Guru tidak meminta siswa untuk
membuat sebuah karya.
4. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran terlihat aktivitas
guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menampilkan
hasil karya di depan kelas.
√
Guru tidak meminta siswa untuk
membuat sebuah karya, sehingga
guru tidak meminta siswa untuk
menampilkan karya di depan kelas.
4. Communication/
Komunikasi
1. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran terlihat aktivitas
guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
menyampaikan kesimpulan hasil
√
Guru meminta siswa untuk
menyampaikan kesimpulan hasil
belajar dengan bantuan (pancingan)
dari guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
belajar dengan kata-kata sendiri.
2. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran terlihat aktivitas
guru meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dari pembelajaran yang
dilakukan.
√
Guru hanya memberikan
kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
dengan membacakan di tempat
duduk (tidak diminta untuk
presentasi di depan kelas).
3. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran terlihat aktivitas
guru meminta siswa untuk untuk
memberikan kritik/ saran atau
menggapai hasil presentasi siswa/
kelompok lain.
√
Guru tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
saling memberikan kritik atau saran
ketika siswa presentasi.
4. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran terlihat aktivitas
guru meminta siswa untuk
menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru.
√
Guru meminta siswa untuk
menjawab pertanyaan yang
diajukan secara lisan terkait materi
yang telah dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Lampiran 19A Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Lampiran 19B Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Lampiran 19C Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Lampiran 19D Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Lampiran 19E Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Lampiran 19F Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Lampiran 19G Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 19H Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Lampiran 19I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Lampiran 19J Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Lampiran 19K Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Lampiran 19L Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Hasil Analisis Indikator Kognitif Pada RPP Tematik Kelas IV
Indikator HOTS LOTS Keterangan
3.7.1 Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya melalui percobaan dengan
jenis-jenis cermin √
Kata kerja operasional terdapat
pada tingkatan C5 yaitu
“Membuktikan”
3.4.2 Menyebutkan sikap kepahlawanan sebagai peninggalan
kerajaan masa Islam pada masa kini dan pengaruhnya bagi
masyarakat di wilayah setempat.
√
Kata kerja operasional terdapat
pada tingkatan C1 yaitu
“Menyebutkan”
3.8.2 Menyebutkan informasi sikap kepahlawanan dengan
menggunakan tabel KW (know – what do you want to know) √
Kata kerja operasional terdapat
pada tingkatan C1 yaitu
“Menjelaskan”
Jumlah Indikator 1 2
Lampiran 20 Hasil Analisis Indikator RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
Soal Mata Pelajaran Matematika
Lampiran 21A Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Lampiran 21B Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Lampiran 21C Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Lampiran 21D Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Lampiran 21E Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Lampiran 21F Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Lampiran 21G Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Lampiran 21H Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Soal Tema I Subtema 1 dan 2
Lampiran 21I Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Lampiran 21J Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Lampiran 21K Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
Lampiran 21L Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Lampiran 21M Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
Lampiran 21N Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Lampiran 21O Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
Lampiran 21P Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Soal Tema I Subtema 3
Lampiran 21Q Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Lampiran 21R Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Lampiran 21S Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
Lampiran 21T Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Lampiran 21U Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Lampiran 21V Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Lampiran 21W Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Soal Tema II Subtema 1 dan 2
Lampiran 21X Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
Lampiran 21Y Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
Lampiran 21Z Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
Lampiran 21AA Soal Evaluasi Penilaian Tengah
Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
Lampiran 21AB Soal Evaluasi Penilaian Tengah
Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
Lampiran 21AC Soal Evaluasi Penilaian Tengah
Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
Lampiran 21AD Soal Evaluasi Penilaian Tengah
Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
Soal Tema II Subtema 3
Lampiran 21AE Soal Evaluasi Penilaian Tengah
Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
Lampiran 21AF Soal Evaluasi Penilaian Tengah
Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
Lampiran 21AG Soal Evaluasi Penilaian Tengah
Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
Lampiran 21AH Soal Evaluasi Penilaian Tengah
Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
Lampiran 21AI Soal Evaluasi Penilaian Tengah
Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
Lampiran 21AJ Soal Evaluasi Penilaian Tengah
Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
Lampiran 21AK Soal Evaluasi Penilaian Tengah
Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
Lampiran 21AL Soal Evaluasi Penilaian Tengah
Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
Hasil Analisis Soal PTS Pada Mata Pelajaran Matematika
Soal HOTS LOTS Keterangan
PILIHAN GANDA
1. Pada pecahan
, angka 9 disebut . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”
2. Penyebut dari pecahan
, ada pada angka . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menunjukkan”
3. Gambar di bawah ini yang menunjukkan pecahan
adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”
4. Gambar di samping mempunyai nilai
pecahan . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”
5. Ada sebuah semangka yang akan di potong menjadi 6 bagian √ Termasuk dalam tingkatan C2
Lampiran 22 Hasil Rekapitulasi Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
sama besar, Lina memakan 3 potongan. Besar semangka yang
dimakan Lina adalah . . .bagian.
dengan kata kerja
“Menghitung”
6.
Perbandingan yang tepat pada gambar pecahan di atas adalah .
. . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”
7.
. . .
, tanda perbandingan yang tepat adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”
8. Urutan pecahan di bawah ini dari terbesar ke terkecil adalah . .
. . √
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Mengurutkan”
9. Urutan pecahan
,
,
,
, dari yang terkecil adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Mengurutkan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
10.
Berikut ini yang merupakan pecahan senilai dengan gambar di
atas adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”
11. Pecahan yang senilai dari
, adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Menghitung”
12. Pecahan
senilai dengan pecahan
, nilai n adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Menghitung”
13.
Berikut yang merupakan pecahan sederhana dari gembar di
samping adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”
14. Bentuk pecahan paling sederhana dari
adalah . . . . √ Termasuk dalam tingkatan C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
dengan kata kerja
“Menghitung”
15.
=
, nilai n adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Menghitung”
16. Bentuk ecahan campuran dari
adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Menghitung”
17. Hasil pengubahan dari pecahan 4
menjadi pecahan biasa
adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Menghitung”
18. Bentuk pecahan desimal dari
adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Menghitung”
19. Pecahan biasa dari 0,8 adalah. . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Menghitung”
20. Pengubahan pecahan
menjadi bentuk persen adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Menghitung”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
21. Pecahan biasa dari 75% adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Menghitung”
22. Pecahan desimal dari 50% adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Menghitung”
23. Peserta lomba menyanyi sebanyak 80 anak, terdapat 20% anak
yang lolos seleksi. Jumlah anak yang lolos seleksi lomba
menyanyi berjumlah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Memecahkan”
24. Jumlah siswa SD Jaya Raya 150 anak,
bagian mengikuti
ekstrakurikuler karate. Jumlah siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler karate adalah . . . %.
√
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Memecahkan”
25.
+
= . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Menghitung”
26.
-
= . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Menghitung”
27. Hasil dari
x
adalah . . . .
√ Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
“Menghitung”
28.
:
= . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Menghitung”
29. Bu Sari membeli gula 2
kg, kemudian dibelikan lagi oleh
anaknya sebanyak 4
kg. Gula pasir yang dimiliki Bu Sari
sekarang adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Memecahkan”
30. Pak Doni mempunyai daging sapi 5
kg, kemudian ia gunakan
untuk memasak 1
kg, banyaknya daging sapi yang masih
tersisa adalah . . . kg.
√
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Memecahkan”
31. Penaksiran ke satuan terdekat dari 8,9 adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C5
dengan kata kerja
“Menafsirkan”
32. Penaksiran ke puluhan terdekat dari 54 adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C5
dengan kata kerja
“Menafsirkan”
33. 775 apabila dibulatkan ke ratusan terdekat adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C5
dengan kata kerja
“Menafsirkan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
34. 2.199 apabila dibulatkan ke ribuan terdekat adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C5
dengan kata kerja
“Menafsirkan”
35. 2,9 x 4,1 : 3,2 = . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C5
dengan kata kerja
“Menafsirkan”
36. Hasil penaksiran dari 49 + 21 – 56 adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C5
dengan kata kerja
“Menafsirkan”
37. 870 – 520 + 155 = . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C5
dengan kata kerja
“Menafsirkan”
38. 4.250 + 1.210 – 1.690 = . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C5
dengan kata kerja
“Menafsirkan”
39. Rian mempunyai tali dengan panjang 8,7 meter, akan diberikan
kepada Boni sepanjang 1,4 meter. Pembulatan panjang tongkat
yang dimiliki Rian sekarang adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C5
dengan kata kerja
“Menafsirkan”
40. Bu Linda berbelanja ke pasar membeli minyak goreng Rp
12.800, gula pasir Rp 11.200, tepung terigu Rp 8.600, taksiran √
Termasuk dalam tingkatan C5
dengan kata kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
harga seluruh belanjaan Bu Linda adalah . . . . “Menafsirkan”
Hasil Analisis Soal PTS Pada Tema I subtema 1 dan 2
Soal HOTS LOTS Keterangan
PILIHAN GANDA
MATA PELAJARAN : PPKN KD 3.4
1. Sebagai anak Indonesia, kita harus menunjukkan sikap
menjaga persatuan dan kesatuan dengan cara . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”. Opsi jawaban
tidak baik karena hanya
terdapat satu kalimat positif,
sehingga siswa cenderung
berpikir rendah.
2. Contoh kerja sama di lingkungan sekolah yang benar adalah . .
. . √
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Mencontohkan”.
3. Berikut ini yang bukan menfaat kerja sama adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
4. Di lingkungan rumah Bayu sering terjadi pecurian. Kerja sama
yang perlu di lakukan agar di lingkungan Bayu tidak terjadi
pencurian kembali adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
5. Kerja sama dalam kelompok perlu mengembangkan sikap
menghormati antar sesama anggota kelompok. Salah satu ciri
kelompok tersebut mengembangkan sikap saling menghormati
adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”. Opsi jawaban
tidak baik karena hanya
terdapat satu kalimat positif,
sehingga siswa cenderung
berpikir rendah.
6. Sikap menghargai keberagaman di sekolah adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
7. Kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang untuk mencapai
suatu tujuan tertentu setelah disepakati bersama-sama adalah
pegertian dari . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
8. Ketika kita mematahkan satu lidi akan mudah diatahkan
sedangkan jika kita mematahkan lidi yang sudah berbentuk
sapu akan sulit untuk mematahkannya. Hal ini merupakan
bukti dari persatuan dan kesatuan. Dengan begitu persatuan
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
tidak mementingkan . . . .
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA KD 3.1
9. (Bacaan untuk nomor 9 -10)
Kalimat utama dalam teks bacaan di atas terdapat pada nomer .
. . .
√
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
10. Gagasan pokok teks di atas adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
11. (Bacaan untuk nomor 11 – 12)
Gagasan pokokteks di atas adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
12. Gagasan pendukung teks di atas adaah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
MATA PELAJARAN :BAHASA INDONESIA KD 3.2
13. (Bacaan untuk nomor 13 – 14)
Permainan tradisonal yang ada dalam teks adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
14. Permainan tradisional Bakiak berasal dari Sumatera Barat.
Kalimat tanya yang tepat adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
“Menyesuaikan”.
15. (Peta Pikiran, untuk nomor 15 dan 16)
Gagasan pokok yang tepat untuk mengisi peta pikiran di atas
yang tepat adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
16. Ringkasan yang tepat sesuai peta pikiran diatas adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menyimpulkan”.
MATA PELAJARAN : IPS KD 3.3
17. Kita dapat mendengarkan sumber bunyi karena bunyi
dihasilkan dari benda-benda yang . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
18. Berikut ini sifat-sifat bunyi, kecuali . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
19.
Perhatikan gambar diatas
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
Gambar tersebut menunjukkan bahwa suara merambat melalui
. . . .
20. Bunyi yang mempunyai frekuensi antara 20 – 20.000 Hz dan
dapat di dengar oleh manusia disebut . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
21. Fungsi telinga sebagai alat pendengaran dan alat . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
22. Berikut ini yang bukan cara memelihara kesehatan telinga
adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menentukan”.
23. Perhatikan gambar berikut ini
Fungsi bagian telinga yang ditunjuk huruf A adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
24. Telinga bagian luar terdiri dari . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
MATA PELAJARAN : IPS KD 3.2
25. Perhatikan gambar berikut ini!
Alat musik di samping merupakan alat musik . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
26. Perhatikan gambar di bawah ini!
Rumah adat di saming merupakan rumah adat . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
27. Pak Made berasal dari Bali. Makanan khas dari Bali . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
28. Contoh kebergaman budaya yang ada di Indonesia adalah . . . . √ Termasuk dalam tingkatan C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
dengan kata kerja
“Mencontohkan”.
29. Umat beragama ini memasang salib di dinding rumahnya dan
pergi ke tempat ibadah setiap hari Sabtu dan Minggu. Mereka
merayakan hari besarnya dengan menghias pohon cemara
dengan lampu warna warni. Umat beragama yang melakukan
kegiatan diatas adalah agama . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
30. Saat perayaan hari besar ini tidak ada aktivitas seperti biasa.
Semua kegiatan dtiadakan. Tujuan perayaan hari besar ini
memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk
menyucikan Bhuana Alit dan dilakukan serangkaian upacara.
Perayaan hari besar agama ini adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
31. Perhatikan gambar berikut ini!
Perayaan hari besar seperti gambar di saming adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”.
32. Berikut ini tarian tradisonal dan asalnya yang tepat adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
“Menentukan”.
MATA PELAJARAN : SBdP KD 3.4
33. Salah satu fungsi gerak tubuh dalam gerakan tari adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
34. Fungsi pola lantai dalam tari adalah . . ..
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
35. Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada tarian bungong jeumpa gerakan tarian gambar di atas
adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”.
36. Tarian bungong jeumpa bisa dilakukan secara berdiri dan . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
37. Perhatikan gambar berikut!
Gerakan yang sesuai dengan gambar tarian bungong jeumpa
saat duduk adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”.
38. Pada gerakan tarian bungong jeumpa saat tangan kanan di bahu
dan tangan kiri di paha, ditepuk dua kali secara bersamaan.
Hitungan pada gerakan tersebut adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
39. Perhatikan gambar berikut ini!
Maksud dari pola lantai pada gambar diatas adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”.
40. Tari bungong jeumpa berasal dari . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
Hasil Analisis Soal PTS Pada Tema I subtema 3
Soal HOTS LOTS Keterangan
PILIHAN GANDA
MATA PELAJARAN : PPKN KD 3.4
1. Agnes dan Anis teman satu kelas, mereka bersahabat meskipun
agamanya berbeda. Sikap mereka sangat . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
2. Lani dan Edo bekerja sama membuat tugas mozaik. Edo usul
membuat mozaik rumah adat, sikap Lani sebaiknya . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
3. Dalam perayaan HUT RI ke- 73, Wayan menampilkan tari
Pendet. Wayan berasal dari daerah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
4. Berikut ini bukan manfaat dari bekerja sama dalam
keberagaman adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”. Opsi jawaban
tidak baik karena hanya
terdapat satu kalimat negatif,
sehingga tingkat berpikir siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
kearah rendah.
5. Bekerja sama dapat menumbuhkan persatuan dan kesatuan. Hal
tersebut sesuai pengamalan Pancasila, sila ke . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Mengaitkan”.
6. Permainan tradisional berikut dilakukan sendiri bukan
berkelompok adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
7. Contoh kerjasama di sekolah misalnya dalam kegiatan . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Mencontohkan”. Opsi
jawaban tidak baik karena
hanya terdapat dua opsi
jawaban yang termasuk
kegiatan di sekolah.
8. Ketika belajar kelompok Siti minta izin untuk sholat kepada
Kristina. Sikap yang tepat dilakukan Kristina adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA KD 3.2
9. Ide utama yang dibahas dalam suatu bacaan dapat berupa
kalimat inti pada sebuah paragraf disebut . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
“Menyebutkan”.
10. Kalimat yang berfungsi untuk memperjelas gagasan pokok
disebut . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
11. (Bacaan untuk nomor 11- 12)
Gagasan pokok dari bacaan tersebut ditunjukkan kalimat
nomor . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
12. Gagasan pendukung dar bacaan tersebutditunjukkan kalimat
nomor . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
13. (Bacaan untuk nomor 13 – 14)
Gagasan pokok pada teks di atas membahas tentang . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
14. Lompat batu dikenal dengan nama lain . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
15. (Bacaan)
Gagasan pokok pada teks di atas membahas tentang . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
16. Menuliskan unsur-unsur terpenting dari sebuah bacaan dalam √ Termasuk dalam tingkatan C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
bentuk yang lebih singkat disebut . . . . dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
MATA PELAJARAN: IPA KD 3.6
17. Benda yang menghasilkan bunyi disebut . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
18. Perhatikan gambar berikut ini!
Alat musik tersebut untuk menghasilkan bunyi dengan cara . . .
.
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
19. Bunyi akan memantul apabila merambat mengenai benda yang
permukaannya . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
20. Benda berikut ini yang menyerap bunyi adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
21.
Yang ditunjuk nomor 4 adalah bagian telinga yang disebut . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
22. Proses mendengar yang benar adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
23. Bunyi audiosonik yang didengar telinga manusia mempunyai
frekuensi antara . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
24. Bunyi pantul yang terdengar jelas setelah bunyi asli diucapkan
disebut . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
MATA PELAJARAN: IPS 3.2
25. Saling menjaga hubungan baik dengan teman yang berbeda
agama akan mewujudkan kehidupan yang . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
26. Di Provinsi Banten terdapat suku . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
“Menghafal”.
27. Keragaman budaya di Indonesia dapat dijadikan sebagai . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”. Opsi jawaban
tidak baik karena hanya
terdapat satu kalimat positif,
sehingga siswa cenderung
berpikir kearah rendah.
28. Alun-alunKraton Yogyakarta setiap Bulan Maulud menggelar
perayaan grebeg . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
29. Mekanan khas Kota Gresik yang terbuat dari campuran nasi
dan daging sapi dengan kadar minyak yang cukup tinggi.
Makanan tersebut adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
30. Rendang daging adalah makanan khas dari daerah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
31.
Nama rumah adat pada gambar tersebut adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
32. Kesenian dari Betawi yang sangat terkenal adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
MATA PELAJARAN : SBdP KD 3.3
33. Tari bungong jeumpa adalah tarian yang berasal dari . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
34. Gerakan tari bungong jeumpa terbagi menjadi 2 posisi yaitu . . .
. √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
35. Segala perlengkapan yang diperlukan penari sebelum pentas
disebut . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
36. Unsur utama dalam sebuah seni tari adalah . . . . √ Termasuk dalam tingkatan C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
37. Fungsi musik dalam sebuah tarian dikelompokkan menjadi dua
yaitu . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
38. Tari bungong jeumpa ditampilkan oleh penari berbaris
membentuk garis lurus dinamakan formasi . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
39. Suatu penilaian terhadap suatu karya mulai dari mengenali,
menilai, dan menghargai makna atau nilai-nilai yang
terkandung dalam karya seni tersebut dinamakan . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
40. Cara menghargai suatu karya seni daerah adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Mencontohkan”. Opsi
jawaban tidak baik karena
hanya terdapat satu kaimat
positif yang memicu siswa
bahwa itu jawabannya,
sehingga membuat siswa
berpkir kearah yang rendah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
Hasil Analisis Soal PTS Pada Tema II subtema 1 dan 2
Soal HOTS LOTS Keterangan
PILIHAN GANDA
MATA PELAJARAN: PPKN KD 3.2
1. Sesuatu yang layak didapatkan oleh setiap orang disebut . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
2. Sikap berikut yang menunjukkan kewajiban manusia terhadap
penggunaan energi listrik adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
3. Cara menghemat air yang benar adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Mencontohkan”.
4. Perilaku berikut yang menyebabkan kawasan hutan menjadi
gundul adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
5. Menjaga kelestarian sumber daya alam merupakan kewajiban .
. . . √
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
6. Wujud sikap syukur terhadap adanya sumber daya alam yang
berlimpah adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
7. Sikap yang harus kamu lakukan apabila mengetahui saudaramu
tertidur ketika menonton televisi adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
8. Cara menjaga agar sumber daya alam tidak ceat habis adalah . .
. . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
MATA PELAJARAN: BAHASA INDONESIA KD 3.1
9. (Bacaan)
Gagasan pokok pada paragraf tersebut adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
10. (Bacaan)
Gagasan pokok pada paragraf tersebut terdapat pada nomor . . .
.
√
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
11. Bahasa yang digunakan dalam membuat poster sebaiknya . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”. Opsi jawaban
tidak baik, karena hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
terdapat satu kalimat positif
sehingga siswa cenderung
berpikir kearah rendah.
12. Perhatikan gambar poster berikut!
Kalimat yang sesuai dengan poster tersebut adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”.
13. Perhatikan dengan cermat gambar poster berikut!
Poster tersebut mengajak kita untuk menghemat . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”.
14. Salah satu cara mengolah informasi adalah dengan membuat . .
. . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
15. Pertama-tama hubungkan kabel daya listrik televisi ke √ Termasuk dalam tingkatan C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
stopkontak. Kalimat tersebut termasuk kalimat . . . . dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”.
16. (Urutan teks petunjuk)
Urutan petunjuk pemakaian sampo tersebut yang benar adalah .
. . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Mengurutkan”.
MATA PELAJARAN: IPA KD3.5
17. Sumber energi terbesar yang ada di bumi adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
18. Sumber energi yang digunakan untuk menerbangkan parasut
adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
19. Alat rumah tangga berikut yang enghasilkan energi gerak
adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
20. Perhatikan gambar!
Pada alat tersebut terjadi perubahan energi . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
21. Alat yang digunakan untuk mengubah energi panas matahari
menjadi energi listrik adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
22. Angin menghasilkan energi gerak yang bermanfaat yaitu . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
23. Sumber energi yang terkandung dalam batu baterai adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
24. Olahraga air yang memanfaatkan energi gerak dari air sungai
adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
MATA PELAJARAN: IPS KD 3.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
25. Berikut ini contoh sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Mencontohkan”.
26. Beriku adalah manfaat batu bara, kecuali . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
27. Sumber daya alam yang digunakan pada pembuatan ikan asin
adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
28. Sagu merupakan hasil bumi, penduduk Pulau . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
29. Kapas dimanfaatkan oleh manusia untuk membuat . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
30. Sapi dimanfaatkan manusia untuk diambil . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
31. Berikut yang termasuk barang tambang, kecuali . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
“Menentukan”.
32. Kegiatan pertambangan dilakukan dengan cara . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
MATA PELAJARAN : SBdP KD 3.2
33. Simbol notasi dalam seni musik terdiri atas . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
34. Tempat untuk menuliskan not balok disebut . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
35. Suatu tanda yang digunakan untuk mengetahui cepat
lambatnya lagi disebut. . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
36. Birama 4/4 memiliki . . . ketukan.
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
37. Tinggi rendahnya bunyi disebut . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
38. Lagu berjudul Aku Anak Indonesia ciptaan AT Mahmud
mempunyai jenis lagu dengan irama tempo . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
39. Not angka 354 dibaca . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja “Membaca”.
40. Perhatikan not balok berikut!
Not balok tersebut memiliki nilai . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
Hasil Analisis Soal PTS Pada Tema II subtema 3
Soal HOTS LOTS Keterangan
PILIHAN GANDA
MATA PELAJARAN: PPKN KD 3.2
1. Kita harus melaksanakan hak dan kewajiban secara . . . agar
kehidupan menjadi harmonis. Kata yang tepat untuk
melengkapi kalimat tersebut adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
2. Energi yang berasal dari minyak lama kelamaan akan habis jika
digunakan terus menerus. Maka dalam memanfaatkannya kita
harus . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
3. Berikut ini yang menunjukkan contoh pelaksanaan kewajiban
hemat energi adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Mencontohkan”.
4. Pernyataan berikut yang benar adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
5.
Gambar di atas yang mencerminkan perilaku hemat energi
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
yaitu . . . .
6. Rafi tidak mematikan keran air setelah mencuci tangan. Sikap
Rafi tersebut dapat menyebabkan pemakaian energi menjadi . .
. .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
7. Edo diberi hak untuk menonton televisi. Sikap Edo seharusnya
menonton TV . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
8. Kakak Caca suka menonton televisi. Televisi di rumah selalu
menyala seharian bahkan saat tidak ditonton. Sebagai adik yang
baik, yang sebaiknya dilakukan Caca adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
9. Berikut ini yang merupakan perilaku hemat energi di sekolah
adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Mencontohkan”. Opsi
jawaban tidak baik karena
hanya terdapat satu kegiatan
yang ada di lingkungan
sekolah, sehingga siswa
cenderung berpikir kearah
rendah.
10. Berikut ini yang menunjukkan sikap boros energi adalah . . . . √ Termasuk dalam tingkatan C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
dengan kata kerja
“Mencontohkan”.
MATA PELAJARAN: BAHASA INDONESIA KD 3.1
11. (Bacaan untuk soal nomor 6 dan 7)
Gagasan pokok paragraf di atas adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
12. Informasi penting yang terdapat dalam bacaan tersebut adalah .
. . . √
Termasuk dalam tingkatan C5
dengan kata kerja
“Menyimpulkan”.
13. (Bacaan untuk soal nomor 13 dan 14)
Kalimat utama dari paragraf di atas adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
14. Mobil hibrid meggunakan tenaga . . . dan . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
15. Petrhatikan tabel berikut ini!
Laporan Kegiatan Percobaan
Nama Percobaan :
Tujuan Percobaan:
Alat-alat :
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
Langkah Kerja :
. . . .
. . . .
Isian yang tepat untuk melengkapi tabel di atas adalah . . . .
16. (Bacaan petunjuk pembuatan layang-layang)
Urutan pembuatan layang-layang yang tepat adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Mengurutkan”.
17. (Bacaan petunjuk pengantian baterai remote televisi)
Urutan penggantian baterai pada remote televisi yang tepat
adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Mengurutkan”.
18. (Bacaan permainan Lembar Tangkap Bola untuk nomor 18, 19,
dan 20)
Dalam peraturan permainan di atas,saat mendengar aba-aba
mulai, anggota paling depan harus . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
19. Anggota harus melompta . . . dan memasukkan bola ke dalam
kardus. Kata yang tepat untuk melengkapi titik-titik adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
20. Dalam permainan di atas, bola diletakkan di . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
MATA PELAJARAN: IPA KD 3.5
21. Energi dihasilkan oleh sumber energi. Sumber energi terbesar
di bumi adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
22. Energi alternatif merupakan sumber energi yang bukan sumber
energi tradisional. Berikut ini yang merupakan contoh energi
alternatif adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Mencontohkan”.
23. Minyak jarak adalah salah satu jenis sumber energi alternatif.
Minyak jarak dikenal sebagai sumber energi alternatif . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
24. Sumber energi alternatif memiliki kelebihan dan kekurangan.
Berikut ini yang merupakan kelebihan sumber energi alternatif
adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”. Opsi jawaban
tidak baik karena hanya
terdapat satu kalimat positif,
sehingga siswa cenderung
berpikir kearah rendah.
25. Nelayan tinggal di tepi pantai. Mereka sering memanfaatkan
sumber energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari, terutama
nelayan tradisional. Antara lain untuk mengeringkan ikan dan
√
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
melaut. Dari dua kegiatan tersebut, energi alternatif yang
dimanfaatkan nelayan yaitu . . . .
26. Tumbuhan berikut ini yang bisa dijadikan bahan pembuatan
bahan bakar biogas adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Mencontohkan”.
27. Peristiwa yang memanfaatkan perubahan energi listrik menjadi
gerak, yaitu . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C2
dengan kata kerja
“Mencontohkan”.
28.
Perubahan energi yang terjadi pada benda di atas adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
29. Perhatikan tabel berikut ini !
No Sumber Energi
1 Setrika listrik
2 Kompor gas
3 Rice cooker
4 Radio
√
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265
Dari tabel di atas, perubahan energi listrik menjadi panas
terjadi pada benda nomor . . . .
30. Energi matahari bisa diubah menjadi energi listrik. Listrik
dihasilkan dengan mengubah energi matahari menggunakan . . .
.
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
MATA PELAJARAN IPS KD 3.1
31. Semua yang berasal dari alam dan dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
32. Perhatika tabel berikut ini!
No Sumber daya Alam
1 Tumbuhan
2 Minyak bumi
3 Gas alam
4 Hewan
Dari tabel diatas, yang termasuk sumber daya alam yang dapat
diperbarui adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
33. Selain sebagai sumber energi alternatif, minyak jarak juga
dimanfaatkan untuk . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
34. Perhatikan tabel berikut ini! √ Termasuk dalam tingkatan C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
266
No Manfaat
1 Bahan bakar kompor briket
2 Bahan obat-obatan
3 Bahan baku kerajinan tangan
4 Menggerakan mesin di berbagai industri
Dari tabel di atas yang merupakan manfaat batu bara adalah . . .
.
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
35. Berikut ini yang merupakan sumber daya alam non hayati yaitu
. . . . √
Termasuk dalam tingkatan C3
dengan kata kerja
“Menentukan”.
MATA PELAJARAN : SBdP KD 3.2
36. Lagu “Aku Anak Indonesia” ciptaan AT Mahmud memiliki
birama . . . . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menghafal”.
37. Nada la dilambangkan dengan not angka . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
38. Perhatikan penggalan teks lagu berikut ini!
√
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
267
Pada penggalan lagu diatas, nada tertinggi adalah . . . .
39. Perhatikan penggalan teks lagu berikut ini!
Pada penggalan lagu di atas, nada terendah adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan C4
dengan kata kerja
“Menganalisis”.
40. Jika terdapat tanda titik di atas not, not tersebut dinyanyikan . .
. . √
Termasuk dalam tingkatan C1
dengan kata kerja
“Meyebutkan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
268
Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester Mata pelajaran Matematika
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
Pilihan Ganda Pilihan Ganda
23 1
24 2
29 3
30 4
31 5
32 6
33 7
34 8
35 9
36 10
37 11
38 12
39 13
40 14
15
16
17
18
19
20
21
22
25
26
27
28
14 26
Jenis Soal Jumlah
HOTS 14
LOTS 26
Lampiran 23A Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
269
35%
65%
Analisis Soal Penilaian Tengah Semester Pada Mata
Pelajaran
HOTS LOTS
Lampiran 23B Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
270
Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester Tema I Sub Tema 1 dan 2
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
Pilihan Ganda Pilihan Ganda
9 1
10 2
11 3
12 4
16 5
29 6
30 7
8
13
14
15
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
7 33
Lampiran 23C Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
271
Jenis Soal Jumlah
HOTS 7
LOTS 33
17%
83%
Analisis Soal Penilaian Tengah Semester Tema I Sub
Tema 1 dan 2
HOTS LOTS
Lampiran 23D Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
272
Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester Tema I Sub Tema 3
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
Pilihan Ganda Pilihan Ganda
5 1
11 2
12 3
13 4
15 6
29 7
8
9
10
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
6 34
Lampiran 23E Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
273
Jenis Soal Jumlah
HOTS 6
LOTS 34
15%
85%
Analisis Soal Penilaian Tengah Semester Tema I Sub
Tema 3
HOTS LOTS
Lampiran 23F Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
274
Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester Tema II Sub Tema 1 dan 2
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
Pilihan Ganda Pilihan Ganda
9 1
10 2
3
4
5
6
7
8
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Lampiran 23G Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
275
39
40
2 38
Jenis Soal Jumlah
HOTS 2
LOTS 38
5%
95%
Analisis Soal Penilaian Tengah Semester Tema II Sub
Tema 1 dan 2
HOTS LOTS
Lampiran 23H Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
276
Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester Tema II Sub Tema 3
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
Pilihan Ganda Pilihan Ganda
11 1
12 2
13 3
25 4
38 5
39 6
7
8
9
10
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
40
6 34
Lampiran 23I Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
277
Jenis Soal Jumlah
HOTS 6
LOTS 34
15%
85%
Analisis Soal Penilaian Tengah Semester Tema II Sub
Tema 3
HOTS LOTS
Lampiran 23J Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
278
Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester Keseluruhan
No Mata Pelajaran
Jumlah Soal
HOTS
1 Matematika 14
2 Tema I Sub Tema 1 dan 2 7
3 Tema I Sub Tema 3 6
4
Tema II Sub Tema 1 dan
2 2
5 Tema II Sub Tema 3 6
40%
20%
17%
6%
17%
Hasil Analisis Soal Penilaian Tengah Semester
Keseluruhan
Matematika Tema I Sub Tema 1 dan 2
Tema I Sub Tema 3 Tema II Sub Tema 1 dan 2
Tema II Sub Tema 3
Lampiran 23K Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah
Semester Keseluruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
279
RIWAYAT PENELITI
Bayu Purnama Sari, lahir di Temanggung pada tanggal 24
Desember 1996. Merupakan anak ke dua dari pasangan
Bapak alm. Heri Susiyanto dan Ibu Esti Dwi Indriyani.
Tinggal di Desa Bantir Kecamatan Candiroto, Temanggung,
Jawa Tengah. Yang dari kecil sudah mempunyai cita-cita
menjadi guru. Guru yang tidak hanya menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didik, namun guru yang dapat
dijadikan contoh dan ditiru oleh peserta didiknya. Tamat SD
2009 di SD Negeri Bantir, Kecamatan Candiroto Temanggung. Menyelesaikan
studi SMP pada tahun 2012 di SMP Negeri 1 Candiroto, Kabupaten Temanggung.
Lulusan SMA ada tahun 2015 di SMA Negeri 1 Parakan, Kabupaten
Temanggung. Kemudian kini melanjutkan studi S1 pada Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Unversitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI