analisis kinerja auditor internal dalam penyelesaian ...eprints.uny.ac.id/29813/2/skripsi yuli...

107
i ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA BPR SHINTA PUTRA PENGASIH KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi oleh : Yuli Purwanti 14812147007 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016

Upload: doannhu

Post on 03-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

i

ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL

DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

PADA BPR SHINTA PUTRA PENGASIH KULON PROGO

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

oleh :

Yuli Purwanti

14812147007

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

Page 2: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

ii

ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL

DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

PADA BPR SHINTA PUTRA PENGASIH KULON PROGO

Oleh:

Yuli Purwanti

14812147007

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana

kinerja auditor internal dalam hal penyelesaian kredit bermasalah pada BPR

Shinta Putra Pengasih Kulon Progo.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Metode pengumpulan data yang terkait dengan masalah penelitian

dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, kuesioner, dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan adalah mengembangkan deskripsi yang

dalam prosesnya mengembangkan kerangka kerja deskriptif. Metode kualitatif

dilakukan dengan mendeskripsikan kinerja auditor internal dalam kaitannya

dengan penyelesaian kredit bermasalah.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja Auditor Internal dalam

Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo

belum efektif. Hal ini ditunjukkan (1) bahwa kebijakan manajemen atas

pemberian tugas dan wewenang pada auditor internal telah sesuai dengan

prosedur dan standar auditor internal yang ada, yaitu dimana posisi auditor

internal telah dalam struktur organisasi yang independen atau terpisah

kedudukannya dari semua kegaiatan operasi dalam perusahaan. (2) Bentuk

pengendalian dan pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal pada BPR

Shinta Putra Pengasih Kulon Progo adalah dengan melakukan semua fungsi audit

internal seperti compliance, dimana auditor internal melakukan pengecekan

sekaligus melakukan penilaian ketaatan karyawan bagian kredit setiap harinya

atas prosedur kredit yang telah ditetapkan, dimana auditor internal melakukan

pengecekan sekaligus melakukan penilaian ketaatan karyawan bagian kredit setiap

harinya atas prosedur kredit yang telah ditetapkan. Verification, Auditor internal

pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo telah melakukan pengecekan secara

rutin atas kesesuaian data nasabah yang telah tercatat dalam sistem komputer di

BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo, Evaluation, dimana auditor internal

selalu melakukan evaluasi atas temuan-temuan auditnya dalam hal kegiatan

kredit. (3) Kinerja Auditor Internal Belum dilaksanakan secara efektif di BPR

Shinta Putra Pengasih Kulon Progo. Hal ini bisa dilihat dari presentase Non

Perfoming Loan (NPL) hanya turun 1% dalam kurun 1 periode hal ini BPR Shinta

Pengasih Kulon Progo tingkat Kredit bermasalahnya masih dikatakan tinggi.

Kata kunci: Kinerja, Auditor internal, Kredit Bermasalah.

Page 3: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

iii

ANALYSIS OF PERFORMANCE OF INTERNAL AUDITORS

IN THE RESOLUTION OF PROBLEM LOANS

AT BPR SHINTA PUTRA PENGASIH KULON PROGO

By:

Yuli Purwanti

14812147007

ABSTRACT

This research was conducted in order to determine how is the performance

of auditors in terms of settlement of non-performing loans at BPR Shinta Putra

Pengasih Kulon Progo.

This research is a descriptive qualitative approach. Data collection Method

related to the research conducted using interviews, questionnaires, and

documentation. The data analysis technique that was used is to bring a description

of the process of develop a framework descriptive. Qualitative methods is

performed by describing the performance of the internal auditor in relation to the

settlement of non-performing loans.

Results of this study showed that the performance of Internal Auditors in

the Settlement of Non Performing loans In Shinta Putra Pengasih BPR Kulon

Progo has not implemented effectively. It is shown (1) that the management

policy on granting duty and authority of the internal auditor in accordance with

standard procedures and internal auditors are there, that is where the position of

internal auditor has been in the organizational structure that is independent or

separate position of all operations within the company. (2) The form of control

and supervision carried out by the internal auditors on BPR Shinta Putra Pengasih

Kulon Progo is to perform all internal audit functions such as compliance, where

the internal auditor checks simultaneously assessing adherence employees of the

credit every day that has been assigned. Verification, is where the internal auditor

checks on the accuracy of documents for a loan, either the customer's data and

record loan officers work plan each day. Internal auditors at BPR Shinta Putra

Pengasih Kulon Progo been doing routine checks on the suitability of customer

data that has been recorded in the computer system, Evaluation, is where the

internal auditor is always evaluating the findings of the audit in terms of credit

activity. (3) Performance of Internal Auditor BPR Shinta Putra Pengasih Kulon

Progo is not effective that can be seen from performance internal auditor

Keywords: Performance, internal auditors,Non-performing loan.

Page 4: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL

DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

PADA BPR SHINTA PUTRA PENGASm KULON PROGO

SKRIPSI

Oleh:

Yuh Purwanti

14812147007

Telah disetujui dan disahkan

Pada tanggal 22· Desember 2015

Untukdipertahankan di depan TIM Penguji Skripsi

Program Studi Akuntansi

Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta

Disetujui

Dosen Pembimbing

Rr. Indah Mustikwati, M.Si., Ak.

NIP 19681014 1998022001

iii

Page 5: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul:

ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL

DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

PADA BPR SIDNTA PUTRA PENGASIH KULON PROGO

Tanggal

Yang disusun 0leh:Yuli Purwanti

NIM 14812147007telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggalll Januari 2016 dan

dinyatakaD lulus.

Nama

Yogyakarta, \8 Januari 2016

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

NIP. 19550328 198303 100Y

v

Page 6: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertandatangart di bawah

Nama

NIM

Jurusan

Fakultas

Judul Skripsi

: 14812147007

: Akuntansi

: Ekonomi

: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM

PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA

BPR SHINTA PUTRA PENGASIH KULON PROGO

Menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,

dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang sudah dipublikasikan

atau ditulis oleh orang lain atau telah digunakan sebagai persyaratan penyelesaian

Studi PerguruanTinggi ini, kecuali pada bagain tertentu yang saya ambil sebagai

acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah

lazim. Apabila temyata terbukti pemyataan saya ini tidak bellar, sepenuhnya

menjadi tanggung jawab saya.

Yogyakarta,22 Desember 2015

Y

14812147007

vi

Page 7: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

vii

MOTTO

„„Tanah yang digadaikan bisa kembali dalam keadaan lebih berharga, tetapi

kejujuran yang pernah digadaikan tidak pernah bisa ditebus kembali.‟‟

(Muhammad Arwani)

„„Seseorang berubah pikiran melalui pengalaman, bukan melalui perdebatan.‟‟

(Will Rogers)

„„Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan

atau diperbuatnya.‟‟

(Ali Bin Abi Thalib)

„„Jika hari ini aku beruntung, itu semua karena doa ibu.‟‟

(Yuli Purwanti)

PERSEMBAHAN

1. Ibuku tercinta, yang telah melahirkanku ke dunia

dan tiada henti-hentinya mendoakan serta

memotivasiku. Terimakasih atas kasih sayang,

perhatian serta doa yang selalu terucap demi masa

depanku yang cerah dan bermanfaat.

2. Ayahku tercinta, yang selalu siap memberikan

dukuangan dan bantuan moril dan materil untuk

anak-anaknya, terimakasih untuk perhatian dan

motivasinya, tanpamu saya tidak dapat melangkah

sampai sini.

3. Almamater yang sangat saya banggakan

Page 8: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan tugas akhir ini dapat

terselesaikan. Proposal skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Auditor Internal

dalam Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada BPR Shinta Putra” ini dimaksudkan

untuk memenuhi sebagian syarat penyelesaian studi S1 Fakultas Ekonomi

Universitas negeri Yogyakarta, untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE).

Peyelesaian proposal skripsi ini berjalan lancar berkat bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Rektor Universitas Negeri

Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Sugiharsono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Yogyakarta.

3. Ibu Dhyah Setyorini, M.Si., Ak., Ketua Program Studi Akuntansi S1 FE

Universitas Negeri Yogyakarta

4. Ibu Rr Indah Mustikawati, M.Si., Ak., Dosen Pembimbing yang dengan sabar

meluangkan waktu dan pemikiran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan selama penyusunan skripsi.

5. Semua pihak yang tdak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi

bantuan selama penyusunan skripsi.

Page 9: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

Disadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempumaan. Oleh

karena itu, saran dan kritik selalu diharapkan demi perbaikan lebih lanjut.

Yogyakarta, 22 Desember 5

14812147007

ix

Page 10: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

ABSTRAK………………………………………………………………………. ii

ABSTRACT....................................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………… iv

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………………………………………. vi

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………… vii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... viii

DAFTAR ISI......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL………………………………………………………………. xiii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… xiv

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………. xv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah................................................................................... 10

C. Pembatasan Masalah.................................................................................. 11

D. Rumusan Masalah..................................................................................... 11

E. Tujuan Penelitian........................................................................................ 12

F. Manfaat Penelitian...................................................................................... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN................... 13

A. Deskripsi Teori........................................................................................... 13

1. Audit Internal...................................................................................... 13

2. Kinerja Audit Internal......................................................................... 15

3. Kredit Bermasalah............................................................................... 23

4. Pengoptimalan Kinerja Audit Internal................................................. 37

Page 11: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

xi

B. Penelitian yang Relevan............................................................................. 38

C. Kerangka Berfikir....................................................................................... 39

D. Paradigma Penelitian.................................................................................. 42

E. Pertanyaan Penelitian................................................................................. 42

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 44

A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................... 44

B. Jenis Penelitian........................................................................................... 44

C. Subjek dan Objek Penelitian....................................................................... 44

D. Definisi Operasional Variabel.................................................................... 45

E. Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 45

F. Instrumen Penelitian................................................................................... 46

G. Teknik Analisis Data.................................................................................. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………...... 48

A. Data Penelitian…………………………………………………………… 48

1. Data Umum ………………………………………………………….. 48

a. Sejarah Berdirinya Perusahaan…………………………………... 48

b. Letak Perusahaan………………………………………………… 49

c. Tujuan Perusahaan……………………………………………….. 49

d. Visi dan Misi Perusahaan………………………………………... 49

e. Struktur Organisasi………………………………………………. 51

2. Data Khusus………………………………………………………….. 57

a. Kebijakan Manajemen atas Pemberian Tugas dan Wewenang

Auditor Internal………………………………………………...

57

b. Bentuk Pengendalian dan Pengawasan Auditor atas Kegiatan

Usaha Kredit……………………………………………………...

58

c. Program kerja Audit Internal Lanjutan Oleh Audit Internal untuk

Menyelesaikan Kredit Bermasalah……………………………….

64

B. Pembahasan……………………………………………………………… 65

BAB V KESIMPULAN…………………………………………………………. 76

A. Kesimpulan………………………………………………………………. 76

Page 12: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

xii

B. Saran……………………………………………………………………... 78

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 80

LAMPIRAN........................................................................................................... 82

Page 13: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kisi-kisi untuk Menganalisis Kinerja Audit Internal dalam

Penyelesaian Kredit Bermasalah BPR Shinta Putra………….

46

2. Rincian Pemberian Kredit…………………………………… 65

Page 14: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Paradigma Penelitian………………………………………. 42

2. Struktur Organisasi BPR Shinta Putra Pengasih Kulon

Progo……………………………………………………….

51

Page 15: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian…………………………………….... 84

2. Pedoman Wawancara……….…………………………… 85

3. Kuesioner………………………………………………… 87

4. Laporan Kunjungan Lapangan Paska Realisasi Kredit….. 89

5. Laporan Kunjuangan Lapangan Terkait Operasional

Kredit……………………………………………………

92

Page 16: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan merupakan sasaran pembangunan ekonomi, dimana perbankan

diharapkan mampu mengembangkan dan menunjukkan perekonomian di

Indonesia, khususnya dalam meningkatkan pemerataan kesejahteraan rakyat

banyak, dalam hal ini bukan kesejahteraan rakyat Indonesia tanpa terkecuali.

Perbankan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi

dalam membangun dengan mengadakan pengumpulan dana melalui usaha-

usaha yang dijalankan perbankan, seperti tabungan, deposito, giro maupun

kredit. Adanya tabungan, deposito maupun kredit menimbulkan terjadinya

perputaran uang di masyarakat sehingga dapat dipergunakan untuk

pembangunan.

Bidang perkreditan di Indonesia sampai saat ini masih merupakan bidang

kegiatan perbankan yang mempunyai proporsi asset atau pendapatan bunga

yang besar dibandingkan dengan berbagai kegiatan lainnya. Kredit adalah

kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu

pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada jangka

waktu yang disepakati. Usaha perkreditan dalam dunia perbankan merupakan

kegiatan usaha yang paling utama, karena pendapatan terbesar dalam usaha

perbankan berasal dari kegiatan usaha kredit.

Ruang lingkup kredit sebagai kegiatan perbankan tidak semata-mata

hanya menyangkut kegiatan peminjaman kepada nasabah, melainkan sangat

Page 17: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

2

komplek dan menyangkut keterkaitan unsur yang cukup banyak diantaranya

meliputi: alokasi dana, perjanjian kredit, organisasi dan manajemen

perkreditan, kredit bermasalah dan penyelesaian kredit bermasalah tersebut,

dan salah satu lembaga keuangan perbankan yang memeberikan kredit adalah

Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan bank yang

menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka dan tabungan.

Sumber dana masyarakat dari tabungan dan deposito selain sumber dana

internal BPR cenderung akan banyak dialokasikan kepada kegiatan kredit,

karena kegiatan kredit bersifat produktif yang juga dikenal dengan istilah

aktiva produktif. Kredit yang bersifat produktif menghasilkan pendapatan

bunga atas kredit sekaligus merupakan pendapatan terbesar bagi bank, yang

akhirnya berpengaruh terhadap kinerja rentabilitas bank. Akan tetapi,

pemberian kredit yang berlebihan mengandung suatu risiko yang tidak kecil

juga bagi pihak manajemen. Kemungkinan resiko yang timbul dalam

penyaluran kredit adalah terjadi transaksi pembayaran kembali yang atas

kredit dalam kondisi tidak terbayar atau pembayaran kembali dari debitur

tersendat, dengan kata lain ada suatu indikasi terjadi kredit bermasalah.

Kondisi ini akan menimbulkan kinerja likuiditas BPR terganggu dan

berakibat buruk sehingga akan menjadikan BPR tersebut beku operasi, oleh

sebab itu dibutuhkan suatu pengawasan pada kegiatan kredit tersebut oleh

pihak menejemen, dari awal proses kegiatan hingga penyelesaian kegiatan

kredit tersebut. Dengan pengendalian internal yang memadai diharapkan

Page 18: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

3

dapat menjamin proses pemberian kredit tersebut akan dapat terhindar dari

kesalahan-kesalahan dan penyelewengan-penyelewengan yang akan terjadi.

Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap pengendalian internal,

yaitu dengan melakukan pemeriksaan internal atau audit internal.

Aktivitas pengendalian internal merupakan salah satu kegiatan yang

penting di dalam perusahaan, termasuk dalam hal ini adalah pada sektor

perbankan. Apabila terjadi pengelolaan yang kurang tepat, maka akan

menyebabkan kerugian yang besar untuk perusahaan. Untuk menghindari

kemungkinan terjadinya penyimpangan, maka diperlukan staf audit internal

yang dapat membantu manajemen dalam mengawasi pelaksanaan

pengendalian internal dalam aktivitas perusahaan. Dalam mengawasi

pelaksanaan pengendalian internal dalam aktivitas perusahaan. Dalam

peaksanaan aktivitas manajemen, tidak cukup hanya mengandalkan kebijakan

dan pengendalian internal saja, tetapi harus dengan bantuan auditor internal

yang dapat mengukur sejauh mana ketaatan pelaksanaan manajemen

perusahaan, sehingga manajemen dapat memperbaiki kelemahan atau

kekurangan yang ada berdasarkan laporan hasil pemeriksaan.

BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo merupakan salah satu perusahaan

perbankan yang memiliki tingkat perkembangan kredit cukup baik, namun 2

tahun terakhir ini tinggkat perkembangan kredit pada BPR Shinta Putra

Pengasih Kulon Progo dapat dikatakan dalam kondisi yang stagnant. Hal ini

dikarenakan oleh adanya kendala sumber daya manusia yang ada. Staf atau

Page 19: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

4

karyawan tetap pada bagian perkreditan BPR Shinta Putra Pengasih Kulon

Progo hanya terdapat satu orang karyawan.

Dalam menjalankan usahanya, BPR melakukan kegiatan yaitu

menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kembali

kepada masyarakat. Pada kegiatan menyalurkan dana dalam bentuk kredit

tersebut, tentunya terdapat suatu resiko berupa tidak terbayar kembali baik

sebagian atau seluruhnya atas dana yang telah tersalurkan. Berapapun

kecilnya resiko tersebut akan selalu ada dalam kehidupan suatu bank,

termasuk pada PT. BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo. Adanya

permasalahan dalam proses pengembalian dana yang telah tersalurkan dapat

menimbulkan kredit bermasalah. Kredit bermasalah adalah suatu keadaan di

mana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh

kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikan.

Persentase terjadinya kredit bermasalah pada BPR Shinta Putra Pengasih

Kulon Progo sebesar 15%. Tinggginya persentase atas kredit bermasalah

yang ada pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo disebabkan adannya

berbagai hal. Salah satunya adalah adanya kasus kredit bermasalah yang tidak

bisa diselesaikan secara non ligitasi yaitu penanganan kredit bermasalah

secara kekeluargaan, dalam artian diselesaikan melalui jalur hukum yang

berlaku. Dengan adanya pengembalian kewajiban atas kredit yang tidak

terbayarkan tersebut, maka akan sangat memberikan dampak pada BPR, yaitu

semakin meningkatnya persentase kredit bermasalah yang ada dan

Page 20: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

5

menyebabkan perkreditan pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo

cenderung stagnant, sehingga target dan tujuan perusahaan akan sulit dicapai.

Setiap karyawan pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo memiliki

standar kinerja yang digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan

tugasnya, pedoman kerja yang dipakai biasa disebut dengan Job Description.

Dalam pedoman kerja tersebut telah dituliskan secara lengkap tugas dan

wewenang masing-masing karyawan pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon

Progo. Namun di BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo belum ada

penilaian kinerja yang dilakukan secara formal atau tertulis. Penilaian kinerja

yang biasa dilakukan adalah hanya secara lisan pada saat adanya evaluasi

kerja bersamaan setiap tiga bulan sekali atau tiap enam bulan sekali. Kinerja

audit internal pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo juga menjadi

salah satu hal yang menjadi bahan evaluasi. Dalam hal ini, yang dievaluasi

adalah temuan-temuan Auditor internal dari hasil pengawasan dan

pengendalian auditor pada setiap bentuk kerja karyawan BPR Shinta Putra

Pengasih Kulon Progo, khususnya dalam hal ini adalah bagian perkreditan.

Karena persentase terjadinya kredit bermasalah pada BPR Shinta Putra

Pengasih Kulon Progo cukup tinggi, tentunya terdapat berbagai macam

indikator-indikator inilah yang menjadi pantauan atau pengawasan utama

bagi auditor internal.

Bentuk pengawasan yang dilakukan oleh audit internal BPR Shinta Putra

Pengasih Kulon Progo lebih dikhususkan dengan melakukan pengendalian

penyalahgunaan petugas. Hal tersebut dikarenakan adanya kekurangan

Page 21: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

6

sumber daya manusia pada bagian audit internal. Karyawan pada bagian audit

internal BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo hanya ada satu orang

karyawan, hal tersebut menyebabkan kurang intensifnya pengawasan audit

internal terhadap seluruh kegiatan yang ada pada BPR Shinta Putra Pengasih

Kulon Progo. Namun karena masalah utama pada BPR Shinta Putra Pengasih

Kulon Progo adalah mengenai kredit bermasalah, maka bentuk pengendalian

auditor internal yang dilakukan adalah dengan melihat indikasi-indikasi

terjadinya kredit bermasalah dan lebih difokuskan pada penyalahgunaan

petugas bagian kredit. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakuan

pengecekan atas dokumen-dokumen angsuran oleh nasabah yang sudah

tercatat dalam sistem di BPR. Apabila terlihat indikasi-indikasi nasabah yang

bermasalah, auditor internal segera melakukan pencatatan atas temuan

tersebut dan kemudian dilaporkan pada bagian direksi dan kemudian pada

bagian kredit untuk dilakukan koordinasi. Koordinasi tersebut dilakukan guna

mencari solusi serta menyelesaikan atas masalah yang ada, hal tersebut dapat

dijadikan sebagai pengendalian dini sebeblum terjadinya kredit bermasalah

yang berkepanjangan dan tentunya dapat mencegah terganggunya kegiatan

operasional BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo untuk kedepannya.

Menurut Sawyer (2005), Audit internal adalah sebuah aktivitas

konsultasi dan keyakinanobjektif yang dikelola secara indenpenden di dalam

organisasi dan diarahkan untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit

tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan

menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi

Page 22: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

7

dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan kontrol

dan pengelolaan organisasi, sedangkan auditor internal adalah auditor yang

bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai

pada perusahaan tersebut. Tanggungjawab auditor internal adalah pada

berbagai perusahaan sangat beranekaragam tergantung pada kebutuhan

perusahaan yang bersangkutan. Kadang-kadang staf auditor internal hanya

terdiri dari satu atau dua orang yang sebagian besar waktunya digunakan

untuk melakukan tugas rutin berupa audit kesesuaian.

Auditor internal harus memiliki kompetensi profesional dalam

mengumpulkan informasi,menganalisis keadaan dan mengidentifikasi

permasalahan merupakan calon utama untuk memainkan calon sebagai wakil

manajer. Hal itu bukan satu satunya peran auditor internal, tetapi merupakan

peran yang sangat berguna bagi manajer.

Namun demikian peran auditor internal terbatas, yaitu berperan dalam

pengukuran, penilaian dan rekomendasi.Auditor internal tidak berwenang dan

tidak bisa melangkahi batas antar staf dan manajemen dengan jalan

memerintahkan orang untuk melakukan sesuatu,membuat kebijakan dan

prosedur atau dengan membuat keputusan manajemen, karena dengan

melakukan hal-hal tersebut auditor internal telah merebut peran manajer.

Selain itu, auditor internal juga akan kehilangan obyektivitas

esensialnya,sehingga auditor internal tidak akan bisa mengevaluasi secara

objektif peraturan-peraturan atau keputusan manajemen yang mereka buat

sendiri.

Page 23: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

8

Audit internal merupakan alat bantu pengendalian manajemen

yaitu dengan melakukan penilaian atas pelaksanaan system tersebut serta

memberikan saran-saran perbaikan. Audit internal merupakan bagian dari

sistem pengendalian internal. Adapun fungsi dari adanya audit internal

pada BPR Shinta Putra dari mulai perencanaan sampai dengan

pelaksanaan, serta melakukan tindakan yang diperlukan untuk

memperbaiki penyimpangan yang terjadi agar sesuai dengan rencana

pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Audit internal merupakan

sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara

independen didalam organisasi perusahaan. Audit tersebut membantu

organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan

yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan

efektivitas proses pengelolaan resiko, kecukupan, kontrol, dan

pengendalian organisasi.

Kinerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam

memperlihatkan prestasinya dalam kemampuan kerja pada suatu

organisasi. Audit internal terlibat dalam memenuhi kebutuhan

manajemen, dan staf audit yang paling efektif meletakkan tujuan

manajemen, sehingga auditor internal itu sendiri berada dalam posisi untuk

menghasilkan nilai tertinggi pada hal-hal yang dianggap manajemen

paling penting bagi kesuksesan organisasi. Kontribusi auditor internal

menjadi semakin penting seiring dengan makin berkembang dan makin

kompleksnya sistem usaha dan pemerintah.Tidak mungkin bagian

Page 24: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

9

eksekutif mengawasi semua kegiatan yang menjadi

tangungjawabnya.Tetap saja ada hal-hal yang mungkin dapat luput dari

perhatiannya. Kegiatan yang tidak diawasi akan kehilangan efisien dan

efektivitasnya. Sayangnya, beberapa manajer belum menyadari manfaat

yang menanti mereka.Kadang kala auditor sendiri tidak memberi

pengetahuan ke manajemen tentang manfaat tersebut.Hal ini berlaku juga

didunia perbankan termasukBPR Shinta Putra.Setiap perusahaan memiliki

satuan pengendalian internal atau dapat disebut dengan SPI, termasuk

dalam dunia perbankan, khususnya pada BPR Shinta Putra.

Salah satu bentuk pengelolaan dana ke masyarakat yang paling

sering ditemui dalam dunia perbankan adalah perkreditan. Kegiatan

penyaluran kredit oleh bank dengan bunga kompetitif dan serta agunan

yang tidak memberatkan, merupakan fasilitas atau bentuk pelayanan yang

paling disukai oleh masyarakat luas pada umumnya.Terutama untuk

kalangan masyarakat yang mempunyai usaha dan ingin berwirausaha

namun kesulitan dalam masalah permodalan.Hal inilah yang memacu

kegiatan penyaluran perkreditan menjadi aktivitas yang paling harus

mendapatkan perhatian serta pengawasan penuh dari pihak

bank.Pemberian kredit kepada masyarakat memang sangat riskan dan

berhati-hati dalam melayani nasabah,khususnya dalam hal pemberian

kredit.Hal ini disebabkan karena banyak terjadi masalah dalam proses

pemberian kredit tersebut kepada nasabah. Masalah yang paling signifikan

dan paling berpengaruh bagi jalannya operasi perusahaan adalah tentang

Page 25: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

10

pengembalian dan kreditnya atau bisa dikatakan sebagai kredit

bermasalah.Peran auditor internal memang sangat dibutuhkan untuk

mengatasi masalah semacam ini. Auditor internal akan membantu

menemukan akar masalah dari terjadinya kredit bermasalah tersebut dan

akan mencarikan solusinya atas kelemahan dari aktivitas tersebut.

Tentunya berupa perbaikan-perbaikan yang akan sangat mendukung

berkurangnya masalah nasabah, dalam hal ini adalah kredit bermasalah.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kinerja Auditor Internal

Dalam Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada BPR Shinta Putra”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Terdapat kemungkinan risiko yang akan muncul dalam penyaluran

kredit seperti pembayaran kembali yang tersendat bahkan tidak

terbayar atau yang disebut dengan kredit bermasalah

2. Terdapat suatu indikasi terjadi kredit bermasalah yang dampaknya

akanmengganggu kinerja likuiditas bank dan mengakibatkan BPR

Shinta Putra menjadi beku operasi.

3. Bentuk Pengawasan oleh Audit Internal belum maksimal terhadap

kredit bermasalah.

Page 26: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

11

C. Pembatasan Masalah

Pemerintah memperluas pemberian kredit untuk pengusaha

golongan ekonomi lemah dan bidang permodalan melalui kebijaksanaan

pemberian kredit atas dasar kelayakan dengan keringanan jaminan.Salah

satu sarana untuk mewujudkan program pemberian kredit tersebut adalah

melalui BPR. Dengan adanya kebijakan dari pemerintah yang

meringankan tersebut tidak menutup kemungkinan terjadinya masalah

dalam hal pengembalian kredit akan tersendat atau disebut dengan kredit

bermasalah,oleh sebab ituperan auditor internal akan sangat membantu

dalam hal pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha kredit pada BPR

Shinta Putra.

Apabila dikaji lebih dalam maka penulis akan dapat melihat

luasnya permasalahan pada penelitian ini, maka agar mendapatkan temuan

yang terfokus, penelitian ini diarahkan pada analisis kinerja auditor

internal dalam penyelesaian kredit bermasalah pada BPR Shinta Putra

pada tahun 2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah

adalah sebagai berikut :

“Bagaimana kinerja auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah

pada BPR Shinta Putra tahun 2014?”

Page 27: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

12

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja

auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah pada BPR Shinta

Putra tahun 2014.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a) Memberi sumbangan teoritis pada bidang ilmu akuntansi

khususnya bidang audit yaitu mengenai audit internal pada industri

perbankan khususnya dalam hal ini adalah BPR Shinta Putra.

b) Memperkaya kepustakaan dan menjadi referensi untuk penelitian

selanjutnya sesuai dengan penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Perusahaan

Diharapkan dari penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan

pertimbangan unutuk menentukan kebijakan manajemen pada BPR

Shinta Putra, khususnya dalam penyaluran kredit.

b) Bagi Penulis

Menjadi saran penerapan ilmu-ilmu yang dipelajari oleh penulis

selama berada di bangku perkuliahan ke dalam kehidupan nyata.

Page 28: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Teori

1. Audit Internal

Audit merupakan ruang lingkup dari tugas manajemen suatu

perusahaan sejalan dengan pengawasan.Didalam pengelolaan kegiatan

perusahaan baik itu perbankan atau perusahaan non perbankan maka

dituntut untuk menjaga eksistensinya dan pengembangan

perusahaan.Untuk dapat mengukur sampai mana kemampuan manajemen

perusahaan mampu meningkatkan profitabilitas secara optimal, maka

diperlukan adanya suatu pemeriksaan atau audit atas aktivitas tersebut.

Kegiatan audit sebaiknya tidak dirangkap secara fungsional oleh para

manajer karena akan kehilangan objektivitas dan independensi dalam

melaksanakan tugasnya.

Menurut Haryono Jusup (2001:11), Audit adalah:

“Proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang

berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian

kejadian ekonomi secara objectif untu menentukan tingkat kesesuaian

antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan

mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.

Pengauditan didasarkan pada disiplin dan filosofi metode ilmiah, karena

audit adalah menyangkut perumusan dan pengujian hipotesa.

Page 29: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

14

Tujuan audit yaitu untuk mengetahui kekayaan yang diinvestasikan oleh

para pemilik modal apakah mengalami perkembangan atau kemunduran.

Dengan semakin besar dan kompleksnya suatu kegiatan bank, maka

konsepsi dari audit itu sendiri juga mengalami perkembangan, sehingga

maksud dan tujuan yang akan dicapainya juga mengalami perkembangan

pula. Tujuan audit yang pokok adalah untuk memberikan jasa kepada

manajemen yang bersifat protektif dan konstruktif.

Menurut Tri Yatmoko (2009), tujuan umum audit adalah untuk

menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material,

posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku. Untuk mencapai hal ini, auditor internal perlu

menghimpun bukti kompeten yang cukup, dengan cara

mengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk

setiap akun laporan keuangan. Dengan melihat tujuan audit tersebut,

auditor akan dapat mengidentifikasi bukti apa yang dapat dihimpun.

Audit internal juga merupakan elemen monitoring dari struktur

pengendalian internal dalam suatu organisasi, yang dibuat untuk

memantau efektivitas dari elemen-elemen struktur pengendalian internal

lainnya.Selain itu, Audit internaljuga merupakan suatu aktivitas

konsultasi dan keyakinan obyektif yang dikelola secara

independen.Didalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan

nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan.Audit membantu

Page 30: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

15

organisasi mencapai tujuan dengan menerapkan pendekatan yang

sistematis.

2. Kinerja Audit Internal

a. Definisi Kinerja

Kinerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat

individual, karena setiap karyawan mempunyai tingkat kemampuan

yang berbeda-beda dalam mengerjakan dan menyelesaikan

tugasnya.Pihak manajemen dapat mengukur karyawan atas hasil dari

pekerjaanya.Kinerja merupakan sebuah aksi yang terdiri dari banyak

komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat itu

juga.Kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha,

dan kesempatan yang diperoleh.Hal ini berarti bahwa kinerja

merupakan hasil kerja karyawan dalam bekerja untuk periode tertentu

dan penekanannya pada hasil kerja yang diselesaikan karyawan dalam

periode tertentu.Kinerja juga dapat diartikan sebagai seluruh hasil

yang diproduksi poada fungsi pekerjaan atau aktivitas khusus selama

periode khusus.

Menurut Wirawan, “Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan

oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu

profesi dalam waktu tertentu”(2009: 5). Dalam arti lain kinerja

merupakan kemampuan kerja dan hasil atau prestasi yang dicapai

dalam melaksanakan suatu pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan.

Page 31: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

16

Pabundu Tika (2006) mendefinisikan kinerja sebagai hasil-

hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam

suatu orgaanisasi yang dipenuhi oleh berbagai faktor untuk mencapai

tujuan organisasi dalam periode tertentu, dimana yang dimaksudkan

fungsi pekerjaan atau kegiatan di sini adalah pelaksanaan hasil

pekerjaan atau kegiatan seseorang sekelompok atau sekelompok yang

menjadi wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi.

Menurut Pabundu Tika (2006: 122), faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap hasil pekerjaan atau prestasi kerja seseorang

terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang

mempengaruhi kinerja karyawan terdiri dari kecerdasan, keterampilan,

kestabilan emosi, motivasi, persepsi peran, kondisi keluarga, kondisi

fisik seseorang dan karakteristik kelompok kerja, sedangkan pengaruh

eksternal antaralain berupa aturan ketenagakerjaan, Kinerja yang

tinggi dapat tercapai oleh karena kepercayaan dan timbal balik yang

tinggi di antara anggota-anggota, dalam artian para anggota yang

percaya akan integritas, kemampuan, dan karakteristik setiap anggota

lainnya. Untuk mencapai kinerja yang tinggi tentunya juga

memerlukan waktu yang lama untuk membangunnya, memerlukan

kepercayaan, serta menuntut perhatian yang seksama juga dari pihak

manajemen.

Page 32: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

17

b. Pengukuran Kinerja Audit Internal

Auditor internal terlibat langsung dalam memenuhi kebutuhan

manajemen, dan staf audit yang paling efektif meletakkan tujuan

manajemen dan organisasi diatas rencana dan aktivitas mereka.Kinerja

auditor internal dapat diukur atau dilihat dari bagaimana auditor dapat

menemukan berbagai kelemahan atau penyimpanan yang ada pada

berbagai aktivitas yang ada di perusahaan. Dewan komisaris dalam

banyak perusahaan dimasa yang lalu relatif berlaku pasif dalam proses

pengambilan keputusan. Keadaan telah berubah dengan munculnya

sikap dewan komisaris yang menuntut anggota dewan komisaris untuk

membiasakan diri tanggap pada perubahan-perubahan dinamis yang

terjadi pada perusahaan. Oleh sebab itu, agar supaya anggota dewan

komisaris dapat lebih terlibat aktif dalam proses pengambilan

keputusan, mendorong dewan komisaris membentuk subkomite yang

beranggotakan anggota dewan komisaris yang tidak aktif dalam

manajemen untuk memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan

pemeriksaan kinerja.

Menurut Sawyer(2005:267), audit internal melakukan

pemeriksaan dokumen, transaksi, kondisi dan proses untuk

mendapatkan fakta-fakta dan untuk mencapai kesimpulan. Istilah

pemeriksaan mencakup baik pengukuran maupun evaluasi.Auditor

internal memiliki banyak teknik untuk membantu mereka mencapai

Page 33: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

18

tujuannya.Kinerja auditor internal dapat diukur dari teknik-teknik di

lapangan pada saat mengaudit. Berikut adalah teknik-teknik tersebut:

1) Mengamati

Bagi auditor internal, mengamati berarti melihat, memerhatikan,

tidak melewatkan hal-hal yang dianggap penting. Hal ini

mengimplikasikan diterapkannya pandangan yang berhati-hati

dan berpengetahuan pada orang, fasilitas, proses, dan barang-

barang. Hal ini juga berarti pemeriksaan visual yang memiliki

tujuan, memiliki nuansa perbandingan dengan standar dan suatu

pandangan yang evaluatif. Mengamati berbeda dari menganalisis

karena analisis berarti menetapkan, menyusun, dan

menginterpretasikan data. Mengamati di sisi lain berarti melihat

dan membuat catatan dan pertimbangan. Pengamatan ini dapat

dilakukan atas catatan dokumen, diagram, ataupun bagan, karena

semua prosedur audit termasuk mengamati sebagian besar berisi

pengukuran, maka observasi yang layak merupakan salah satu

teknik audit yang paling sulit.

2) Mengajukan Pertanyaan

Mengajukan pertanyaan merupakan teknik yang paling pervasif

bagi auditor internal. Pertanyaan yang diajukan selama audit

dilakukan bisa secara lisan maupun tertulis. Pertanyaan lisan

adalah yang paling sering digunakan namun yang paling sulit

dikemukakan. Perolehan informasi bisa menjadi suatu seni

Page 34: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

19

tersendiri. Mendapatkan fakta tanpa membuat klien tersinggung

kadang-kadang bukanlah tugas yang mudah. Jika klien merasa

dicecar atau merasa diperiksa silang, mereka cenderung bertahan

dan enggan berperan menyingkap kebenaran. Jika auditor internal

memahami pandangan kebanyakan rekan kerja mereka (klien)

terhadap mereka, yaitu dipandang sebagai ancaman potensial bagi

posisi mereka dan bisa mengubah sikap mereka untuk

mengurangi ketakutan, peluang untuk mendapatkan informasi

yang berguna akan meningkat.

3) Menganalisis

Menganalisis berarti memeriksa secara rinci, artinya memecah

entitas yang kompleks ke dalam bagian-bagian kecil untuk

menentukan karakteristiknya yang sebenarnya. Istilah ini juga

berarti melihat lebih dalam beberapa fungsi, aktivitas, atau

kelompok transaksi yang menentukan hubungan masing-masing.

Analisis dimaksudkan untuk mengetahui kuaalitas, penyebab,

dampak, motif, dan kemungkinan-kemungkinan seringkali

sebagai fasilitator bagi penelitian selanjutnya atau sebagai dasar

pertimbangan.

4) Memverifikasi

Memverifikasi berarti mengkonfirmasi kebenaran, akurasi,

keaslian, atau validitas sesuatu. Hal ini merupakan sarana tertua

yang dimiliki oleh auditor internal. Cara ini paling sering

Page 35: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

20

digunakan untuk mendapatkan kebenaran fakta atau rincia dalam

suatu akun atau suatu subjek yang diaudit. Hal ini

mengimplikasikan upaya yang disengaja untuk menentukan

akurasi atau validitas beberapa laporan atas apa yang diaudit

dengan mengujinya, serta membandingkan dengan fakta yang

diketahui dan data yang asli dengan standar yang ada. Verifikasi

mencakup konfirmasi dan perbandingan yaitu pernyataan dari

seseorang dikonfirmasi melalui pembahasan dengan orang lain,

atau suatu dokumen lain yang valid. Verifikasi juga mencakup

konfirmasi yang artinya menghapuskan semua keraguan melalui

validasi independen oleh pihak-pihak objektif.

5) Menginvestigasi

Menginvestigasi merupakan istilah yang secara umum diterapkan

pada pelaksanaan tanya jawab untuk menemukan fakta-fakta yang

tersembunyi dan mencari kebenaran. Hal ini mengimplikasikan

penelusuran informasi yang sistematis yang diharapkan dapat

diketahui oleh auditor internal. Cara ini mencakup namun tidak

terbatas pada penyidikan yang menyelidiki lebih dalam dan

ekstensif dengan maksud mendektesi kesalahan. Investigasi

berarti berupaya mencari bahan bukti atas terjadinya kesalahan.

Oleh karena itu, investigasi memiliki lebih banyak petunjuk

dibandingkan analisis dan verivikasi, yang berarti penelaahan data

yang memiliki karakteristik yang relatif tidak diketahui sampai

Page 36: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

21

diperiksa. Penyidik secara khusus di sini, auditor harus berhati-

hati agar tidak melampaui kewenangannya.

6) Mengevaluasi

Mengevaluasi berarti menuju suatu pertimbangan, yang artinya

menimbang apa yang telah dianalisi dan menentukan kecukupan,

efisiensi, dan efektivitasnya. Hal ini merupakan langkah yang

berada di antara analisis dan verifikasi di satu sisi dan opini audit

di sisi lain. Hal ini meruoakan kesimpulam yang dihasilkan

auditor internal berdasarkan fakta-fakta yang telah dikumpulkan.

Evaluasi mengimplikasikan pertimbangan profesional dan

merupakan rangkaian yang berjalan melewati keseluruhan proses

audit. Pada tahap awal pemeriksaan audit, auditor internal harus

mengevaluasi suatu risiko khusus yaitu risiko menghilangkan

suatu aktivitas dari penelaahan mereka dibandingkan dengan

risiko audit. Dalam program audit, auditor harus mengevaluasi

perlunya pengujian rinci sebagai pengganti survei. Auditor harus

mengevaluasi ketepatan dan tingkat keyakinan yang dibutuhkan

untuk mencapai kenandalan sampel yang mereka yakin

dibutuhkan.

Audit internal adalah aktivitas pemberian keyakinan objektif yang

independen dan aktivitas konsultasi yang dilakukan untuk memberikan

nilai tambah dan meningkatkan kinerja operasi organisasi. Aktivitas

tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melaksanakan

Page 37: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

22

pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan

meningkatkan efektivitas manajemen risiko, kecukupan, kontrol, dan

proses tata kelola.

Sawyer (2005:39) mengungkapkan standar kinerja audit Internal,

sebagai berikut:

1) Merencanakan penugasan konsultasi.

2) Meninjau risiko dengan tujuan penugasan, selama penugasan

konsultasi.

3) Menerapkan pengetahuan risiko yang didapat dari konsultasi ke

dalam fungsi pemberian keyakinan yang biasa dilakukan.

4) Menilai kontrol sesuai dengan tujuan penugasan selama penugasan

konsultasi.

5) Mencapai kesepakatan dengan klien mengenai tujuan, ruang lingkup,

tanggung jawab dan ekspetasi dari penugasan.

6) Mempertimbangkan risiko, kontrol, dan proses pengelolaan

sepanjang disetujui oleh klien.

7) Mempertahankan lingkup penugasan yang akan dibahas dengan

klien.

8) Program kerja bisa bervariasi dalam bentuk dan isi.

9) Penetapan kebijakan mencakup penyimpanan catatan dan juga

pemberian catatan atau dokumen ke pihak luar dan dalam

perusahaan.

10) Komunikasi perkembangan dan hasil bervariasi sesuai kebutuhan.

Page 38: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

23

11) Tanggung jawab komunikasi hasil akhir

12) Manajemen resiko, kontrol, dan pengelolaan, jika signifikan, harus

dikomunikasikan ke manajemen senior dan dewan komisaris.

13) Mengawasi penyebaran hasil audit sesuai persetujuan klien.

Menurut Arthur Holmes (1996:152), indikator-indikator audit

internal adalah sebagai berikut:

1) Mereview dan menilai kelayakan, kecukupan, dan penerapan

pengendalian akuntansi, pengendalian keuangan, dan pengendalian

operasi lainnya, dan meningkatkan pengendalian yang efektif dengan

biaya yang wajar.

2) Memastikan sampai mana kebijakan, rencana, dan prosedur yang

sudah digariskan ditaati.

3) Memastikan sampai mana aktiva perusahaan dipertanggungjawabkan

dan diamankan dari segala macam kehilangan.

4) Memastikan keterandalan data manajemen yang dibuat didalam

perusahaan.

5) Menilai mutu prestasi dalam pelaksanaan tanggung jawab yang

dibebankan.

6) Merekomendasikan perbaikan-perbaikan operasi.

3. Kredit Bermasalah

a. Definisi Kredit Bermasalah

Dengan berkembangnya kegiatan perekonomian, maka akan

diperlukan adanya sumber-sumber penyedia dana guna membiayai

Page 39: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

24

kegiatan usaha yang semakin berkembang tersebut. Dilihat dari sudut

pandang perbankan atau lembaga keuangan yang menyediakan

sumber dana yang berbentuk perkreditan, maka kredit akan

mempunyai suatu kedudukan yang penting.Industri perbankan

memiliki peran penting salah satunya adalah menyediakan dana untuk

masyarakat atau pengusaha yang memerlukan dana pembiayaan untuk

kegiatan usaha. Dana perkreditan akan dapat bermanfaat untuk

mendorong perkembangan perekonomian nasional.

Perbankan memiliki kedudukan yang penting dalam

memberikan pelayanan dibidang perkreditan. Kredit perbankan

membantu tersedianya dana untuk membiayai kegiatan produksi

nasional, penyimpanan bahan, pembiayaan kredit

penjualan,transportasi barang, kegiatan perdagangan. Jika pemberian

kredit berjalan lancar, maka kegiatan perekonomian dapat

berkembang dan terus ditingkatkan. Namun ketika pemberian kredit

berkurang akan membuat kegiatan ekonomi mengalami kelambatan.

Pada umumnya pihak bank telah menyediakan formulir kredit tertentu

disertai syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh permohonan

kredit.Meskipun permohonan kredit sudah memenuhi syarat, belum

tentu pihak bank memberikan fasilitas kredit. Pihak bank harus

meneliti dan menganalisis keadaan pemohon kredit terlebih

dahulu.Dalam memberikan kredit pihak bank harus diperhatikan asas

pemberian kredit yang sehat.

Page 40: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

25

Adapun prinsip-prinsip untuk melaksanakan kegiatan

perkreditan secara sehat menurut Teguh Pudjo (2007:11) meliputi:

1) Character (penilaian watak)

Manfaat dari penilaian soal karakter ini untuk mengetahui sampai

sejauh mana tingkat kejujuran dan intergritas serta tekad baik yaitu

kemauan untuk memenuhi kewajibannya dari calon debitur. Hal ini

dapat diperoleh dari hubungan antara bank dan debitur atau

diperoleh dari pihak lain yang mengetahui kepribadian dan perilaku

keseharian.

2) Capacity (penilaian kemampuan)

Penilaian terhadap capacity intinya adalah penilaian terhadap

kemampuan debitur dalam bidang usahanyadan kemampuan

managerialnya. Hal ini berfungsi menilai sampai sejauh mana hasil

usaha yang akan diperolehnya, akan mampu melunasi tepat waktu

sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

3) Capital (penilaian terhadap modal)

Analisis terhadap posisi keuangan perusahaan (calon debitur secara

menyeluruh baik posisi keuangan pada masa lalu maupun masa

yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan

permodalan calon debitur untuk membiayai usaha yang

bersangkutan, dan dalam prakteknya bank tidak memberikan kredit

secara utuh dari apa yang diajukan calon debitur. Bank hanya

Page 41: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

26

membantu kekurangannya dari jumlah mmodal yang dipunyai

calon debitur.

4) Collateral (penilaian terhadap jaminan atau agunan)

Yang dimaksud dengan collateral yaitu barang-barang jaminan

yang diserahkan oleh peminjam sebagai jaminan atas kredit yang

diterimanya.Fungsinya untuk antisipasi terhadap terjadi kredit

bermasalah.Calon debitur wajib memberikan dan menyediakan

jaminan yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit yang

diberikan, agar bisa dicairkan serta dapat menutupi uang

kekurangan kewajiban yang tidak terbayarkan.

5) Condition of economy (penilian terhadap prospek usaha nasabah

debitur)

Bank harus melakukan analisis keadaan pasar baik pada masa

lampau maupun pada masa akan datang karena analisis tersebut

dapat diketahui perkembangan usaha yang dibiayai oleh bank

tersebut.

Walaupun tahap dalam proses pemberian kredit telah dilakukan

secara hati-hati dan telah dilakukan pengawasan dan pembinaan kredit

secara berkesinambungan, namun dengan demikian tidak semua kredit

berjalan dengan lancar. Suatu kredit digolongkan sebagai kredit

bermasalah adalah kredit-kredit yang tergolong kredit kurang lancar,

kredit diragukan dan kredit macet. Istilah kredit bermasalah telah

digunakan di dunia perbankan Indonesia sebagai terjemahan problem

Page 42: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

27

loan yang merupakan istilah yang sudah lazim digunakan di dunia

internasional, sedangkan istilah lain dalam bahasa Inggris yang biasa

dipakai juga bagi istilah kredit bermasalah adalah non perfoming loan

(Rachmadi Usman, 2003:259).

b. Penggolongan Kredit dan Indikator Terjadinya Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah adalah kredit yang tidak dapat kembali tepat

pada waktunya.Kredit bermasalah selalu ada dalam kegiatan

perkreditan bank karena bank tidak mungkin menhindarkan adanya

kredit bermasalah.Bank hanya berusaha menekan seminimal mungkin

besarnya kredit bermasalah agar tidak melebihi ketentuan Bank

Indonesia sebagai pengawas perbankan.

Menurut Mudrajat Kuncoro (2002: 462), kredit bermasalah adalah

suatu keadaan di mana nasabah sudah tidak sanggup membayar

sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah

diperjanjikan sebelumnya.

Sebelum mengetahui tentang implikasi yang timbul bagi bank

sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah, terlebih dahulu harus

dijelaskan beberapa pengertian mengenai kategori kolektibilitas kredit

berdasarkan ketentuan yang dibuat Bank Indonesia, adalah sebagai

berikut:

1) Kredit Lancar

Kredit lancar adalah kredit yang tidak mengalami penundaan

pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga.Selain itu,

Page 43: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

28

dapat dikatakan kredit lancar apabila terdapat tunggakan angsuran

pokok atau bunga namun belum melampaui 3 bulan.

2) Kredit Kurang Lancar

Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian pokok

pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan

selama 3 (tiga) bulan dari waktu yang diperjanjikan, namun belum

melampaui 6 bulan.

3) Kredit diragukan

Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman

dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 6

(enam) bulan atau dua kali dari jadwal yang telah diperjanjikan.

4) Kredit macet

Kredit diragukan adalah kredit yang mengembalikan pokok

pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan

selam lebih dari 1 tahun dari jadwal yang telah diperjanjikan

(Lukman Dendawijaya: 2003).

Kredit bermasalah menurut ketentuan Bank Indonesia, merupakan

kredit yang digolongkan ke dalam kolektibilitas Kurang Lancar (KL),

Diragukan (D), dan Macet (M), sedangkan penilaian atau penggolongan

suatu kredit ke dalam tingkat kolektibilitas kredit tertentu didasarkan pada

kriteria kuantitatif dan kualitatif. Kriteria penilaian secara kuantitaif

didasarkan pada keadaan pembayaran kredit oleh nasabah yang tercermin

dalam catatan pembukuan bank, yaitu mencakup ketepatan pembayaran

Page 44: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

29

pokok. Bunga maupun kewajiban lainnya. Penilaian tersebut dapat dilihat

dari data historis dari masing-masing rekening pinjaman. Kriteria penilaian

secara kualitatif didasarkan pada prospek usaha debitur dan kondisi

keuangan usaha debitur. Dalam menentukan penilaian usaha debitur yang

dinilai adalah kemampuan debitur membayar kembali pinjaman dari hasil

usahanya sesuai perjanjian.

Sesuai dengan ketentuan direksi Bank Indonesia No.

31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998, yang tercantum dalam buku

Mudrajat Kuncoro (2012: 463), kualitas aktiva produktif (Kredit) dinilai

berdasarkan tiga kriteria: yaitu berdasarkan prospek usaha, kondisi

keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur dan kemampuan

membayar. Dengan tiga kriteria tersebut kualitas kredit digolongkan

menjadi Lancar (L), Kurang Lancar (KL), Diragukan (D), dan Macet (M).

Perhitungan untuk presentase kredit bermasalah adalah sebagai berikut:

a) Non Perfoming Loan (NPL)

Rasio =

KL + D + M

Total Kredit yang diberikan

(KYD)

Keterangan :

Apabila NPL > 5% dan kecenderungannya meninglat, maka dapat

disimpulkan:

- Penanganan tagihan atas angsuran tidak efektif.

- PPAP yang harus dibentuk juga naik.

Page 45: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

30

- Adanya indikasasi kredit bermasalah

- Penyelesaian kredit tidak terjadwal dengan baik.

Apabila terjadi kredit bermasalah dalam aktivitas perkreditan pada

bank, maka pihak bank tidak boleh begitu saja memaksakan kepada

debitur untuk segera melunasi hutangnya, walaupun juga pihak debitur

berkewajiban untuk mengembalikan kredit yang telah diterimanya berikut

dengan bunga sesuai yang tercantumkan dalam perjanjian awal. Untuk

mengatasi kredit bermasalah tersebut upaya-upaya yang dapat dilakukan

oleh pihak bank pada tahapan pertama adalah upaya penyelamatan kredit

dengan syarat apabila bank mempunyai keyakinan bahwa usaha nasabah

masih mempunyai prospek untuk berkembang. Bekti Kretiantoro (2006)

menjelaskan beberapa tindakan penyelamatan untuk mengatasi timbulnya

kredit bermasalah adalah sebagai berikut:

1) Rescheduling (Penjadwalan Kembali)

Rescheduling merupakan upaya pertama dari pihak bank untuk

menyelamatkan kredit yang diberikannya kepada debitur dengan cara

melakukan perubahan syarat kredit yang hanya menyangkut jadwal

pembayaran dana atau jangka waktunya. Cara ini dilakukan jika

ternyata pihak debitur tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya

dal hal pembayaran kembali angsuran pokok maupun bunga kredit.

2) Reconditioning (Persyaratan Kembali)

Reconditioning merupakan usaha pihak bank untuk menyelamatkan

kredit yang diberikan dengan cara mengubah sebagian atau seluruh

Page 46: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

31

kondisi (persyaratan) yang semula disepakati bersama pihak debitur

dengan kreditu dan dituangkan dalam perjanjian kredit. Perubahan

kondisi kredit dibuat dengan memperhatikan masalah-masalah yang

dihadapi oleh kreditur dalam pelaksanaan proyek atau bisnisnya

3) Restructuring (Penataan Kembali)

Restructuring atau restrukturisasi adalah usaha penyelamatan kredit

yang terpaksa harus dilakukan bank dengan cara mengubah komposisi

pembiayaan yang mendasari pemberian kredit. Dalam hal ini

perubahan syarat-syarat kredit menyangkut penambahan dana,

konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit

baru atau konversi seluruh maupun sebagian dari kredit menjadi

penyertaan dalam perusahaan yang dapat disertai dengan penjadwalan

kembali atau persyaratan kembali.

4) Eksekusi

Jika usaha penyelamatan seperti diuraikan sebelumnya sudah dicoba

namun nasabah masih juga tidak mampu memenuhi kewajibannya

terhadap bank, maka jalan terakhir adalah bank melakukan eksekusi

melalui berbagai cara antara lain; menyerahkan kewajiban kepada

Badan Urusan Piutang Negara atau menyerahkan perkara ke

pengadilan negeri (perkara perdata). Penanganan ini dapat juga

dikatakan sebagai penanganan secara litigasi atau melalui jalur

hukum.

Page 47: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

32

Menurut Siswanto Sutojo (1997:333), indikator kredit bermasalah

antara lain:

1) Menurunnya kondisi usaha bisnis perusahaan yang disebabkan

merosotnya kondisi ekonomi umum dan atau bidang usaha dimana

mereka beroperasi.

2) Adanya salah urus dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan, atau

adakarena kurang berpengalaman dalam bidang usaha yang mereka

tangani.

3) Problem keluarga, misal perceraian atau pemborosan pleh salah satu

anggota keluarga debitur.

4) Kegagalan debitu pada bidang usaha atau perusahaan mereka yang

lain.

5) Kesulitan likuiditas keuangan serius yang disebabkan dariadanya

penagihan piutang yang memakan waktu lama

6) Munculnya kejadian diluar kekuasaan debitur, misal; bencana alam.

7) Watak debitur, dalam artian dari semula memang telah merencanakan

tidak aan mengembalikan kredit.

Keberadaan kredit bermasalah dapat dideteksi sejak dini. Gejala-

gejala atau indikasi-indikasi kredit bermasalah yang ada pada BPR Shinta

Putra Pengasih Kulon Progo antara lain:

1) Kondisi keuangan nasabah, yang dapat terlihat dari profil keuangan

usaha yaitu:

a) Nasabah terlambat memberikan laporan keuangannya.

Page 48: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

33

b) Pangsa pasar menurun sehingga laba menurun dan likuiditas, dalam

hal ini kas masuk lebih kecil dari kas keluar.

c) Peningkatan hutang tidak proporsional apabila dibandingkan

dengan aset produktif perusahaan.

d) Penagihan piutang memakan waktu lama.

2) Kondisi pengelolaan perusahaan, terjadi hal-hal sebagai berikut:

a) Terjadi perubahan perilaku dan kebiasaan pengurus perusahaan

yang berdampak negatif pada keharmonisan manajemen.

b) Pola komunikasi dengan bank berubah dan kurang kooperatif.

c) Laporan-laporan tertinggal dan tidak akurat.

Sedangkan menurut Tjoekam (1999: 264) indikator-indikator

kredit bermasalah adalah sebagai berikut:

1) Kondisi keuangan debitur

a) Laporan keuangan asabah terlambat

b) Penjualan meningkat dalam bentuk kredit, tetapi proses

penagihan lamban.

c) Stock barang menumpuk, bukti perusahaan nasabah dalam

pemasaran lemah, persaingan kuat, adanya barang subsitusi.

d) Sering terjadi cash crisis.

e) Sumber dan penggunaan dana tidak tertib.

2) Kondisi business activity debitur setiap waktu

a) Produk bidang usaha mudah ditiru oleh para pesaing.

Page 49: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

34

b) Dalam 3 tahun terakhir terjadi kemerosot prospek bidang

usaha, yang diikuti oleh speulasi tinggi oleh manajemen.

c) Keunggulan produk nasabah tidak menonjol.

d) Hubungan dengan mitra usaha kurang mendapat perhatian,

sehingga perusahaan menjadi terpencil dari percaturan pasar.

e) Market share menurun dan tidak diantisipasi oleh usaha.

f) Bidnag usaha kurang menggunakan kepesatan kemajuan

teknologi, sehingga produknya ketinggalan.

3) Sikap para debitur

a) Tidak transparan dan non- kooperatif, tidak terbuka, dan tidak

jujur, sehingga bank sukar mendapatkan informasi mengenai

pertumbuhan dan perkembangan usaha nasabah.

b) Integritas, konsistensi, dan keterbukaan tidak terlihat dalam

sikap positifnya.

c) Managerial skill masih lemah, sehingga tidak mampu

mengkoordinasikan resources (man, money, material, market,

machine,method) dengan demikian efisiensi susah dicapai dan

tidak ada usaha up grading diri

d) Hubungan dengan bank seakan mempunyai jarak, sehingga

sulit saling menyampaikan informasi.

e) Dalam manajemen terlihat one man show, sehingga

komunikasi terputus bila tidak ada pengurus di tempat.

Page 50: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

35

f) Tanpa konsultasi dengan bank, nasabah ,melakukan

diversifikasi di luar core business-nya dan tidak yakin pada

tenaga profesional.

g) Kurang peduli terhadap lingkugan kera dan lingkungan usaha.

4) Sikap bankir

a) Kelemahan dan kekurangan bankir, yakni tidak menguasai

bidang usaha debitur, sehingga review analisisnya kurang

tajam.

b) Kerjasama dengan debitur namun membawa kerugian kepada

bank, seakan-akan bankir menjadi pengawas pegawai

nasabah, terjadi kolusi, hanya berperan sebagai bankir.

c) Kurang bersemangat mengembangkan diri sebagai bankir

profesional, kurang usaha dalam up dating pengetahuan dan

practical banking-nya, cepat puas diri.

d) Analisi kreditnya dangkal dan kurang lengkap, data kurang

akurat dan kurang relevan

e) Percaya begitu saja pada data yang disodokan debitur tanpa

studi dan penelitian yang komprehensif.

f) Posisi lemah berhadapan pada pihak ketiga atau debitur (tidak

disiplin).

g) Sistematika dan tahapan kredit tidak diperhatikan.

Page 51: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

36

h) Sistem dan prosedur yang menjadi acuan kurang diindahkan

dan sering melakukan penyimpangan rambu-rambu

perkreditan tidak diperhatikan.

i) Hanya sebagai penerima perintah dan tidak memberikan

feedback ke atas.

5) Banking environment

a) Sinyal-sinyal yang timbul dari perubahan kondidi ekonomi,

moneter, dan perbankan sendiri sangat mempengaruhi kondisi

kredit nasabah.

b) Dampak deregulasi dan regulasi sektor finansial maupun

sektor riil.

c) Sinyal-sinyal dari business cycle terhadap bidang usaha

nasabah yang dampaknya dapat negatif dan merugikan

bilamana tidak antisipatif.

d) Kondisi ekonomi dan moneter baik nasional maupun

internasional kurang mampu diantisipasi oleh nasabah

sehingga dapat membawa pengaruh negatif.

e) Fluktuasi tingkat suku bunga dan foreign exchange rate

kurang antisipatif terhadap produk bidang usaha nasabah.

f) Peran bidang usaha nasabah terhadap gross domestic product

baik nasional maupun regional serta perpajakan yang intinya

akan mempengaruhi cashflow.

Page 52: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

37

g) Pengaruh variables businnes cycle terhadap variable cashflow

nasabah dapat pula terjaadi, sehingga nasabah ksulitan

likuiditas (cash in < cash out).

h) Sinyal-sinyal dari kondisi sosial, politik, budaya, dan agama

terhadap life cycle usaha nasabah.

4. Pengoptimalan Kinerja Auditor Internal

Internal Auditing atau pemeriksaan internal adalah suatu fungsi

penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan

mengevaluasi kegiatan organisasi untuk menguji dan mengevaluasi

kegiatan organisasi yang dilaksanakan.Tujuan pemeriksaan internal

adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan

tanggung jawabn ya secara aktif. Untuk itu, pemeriksa internal akan

melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran-saran.

Auditor internal bertanggung jawab untuk merencanakan dan

melaksanakan tugas pemeriksaan, yang harus disetujui dan direview

oleh pengawas.Pengertian kinerja karyawan menunjukkan pada

kemampuan karyawan dalam melaksanakan seluruh tugas-tugas yang

menjadi tanggungjawabnya. Tugas tugas tersebut biasanya terdiri dari

indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan, dan sebagai hasilnya

akan diketahui bahwa seorang karyawan akan masuk dalam tingkatan

kinerja tertentu. Jika dikaitkan dengan masalah perkreditan pada bank,

dalam hal ini adalah BPR Shinta Putra, untuk penyelesaian kredit

bermasalah seyogyanya memang dibutuhkan cara penyelesaian yang

Page 53: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

38

tepat, sehingga bank tidak mengalami kerugian. Salah satu cara yang

dapat ditempuh adalah dengan memiliki auditor internal yang

berkompeten dan profesional, khususnya dalam hal pengawasan

kegiatan perusahaan bidang perkreditan. Telah dijelaskan sebelumnya

bahwa, kinerja audior internal dapat dilihat dari hasil kerjanya yaitu

berupa temuan-temuan yang dapat langsung diidentifikasi dan

dilakukan perbaikan-perbaikan jika terjadi penyimpangan-

penyimpangan. Selain itu kinerja auditor internal juga dapat diukur

dari optimalisasi teknik audit yang diterapkan di lapangan.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan penelitian yang sudah pernah

dilakukan oleh peneliti lain atau peneliti sebelumnya yang ada keterkaitan

dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini, antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Restiana Lestari (2009) dengan judul

“Peranan Audit Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal

Kredit Investasi pada PT. Bank Mandiri”. Tujuan dari penelitian yang

relevan adalah untuk memperoleh gambaran efektivitas audit internal

dan bagaimana peran audit internal dalam menunjang efektivitas

pengendalian kredit investasi. Metode yang digunakan adalah metode

analisis deskriptif. Hasil kesimpulan dari penelitian ini yang relevan

adalah pelaksanaan keseluruhan audit internal di PT Bank Mandiri

untuk kegiatan pemantauan kredit telah memadai untuk investasi

sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang ditetapkan oleh kantor

Page 54: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

39

pusat. Persamaan penelitian relevan dengan penelitian ini adalah sama-

sama meneliti tentang audit internal dan kredit dalam sektor

perbankan. Perbedaannya, pada penelitian yang relevan obyek yang

diteliti adalah kredit investasi, sedangkan pada penelitian ini adalah

kredit bermasalah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nomita Desi (2009) dengan judul

penelitian “ Penyelesaian Kredit Bermasalah pada PT. Bank Danamon,

Tbk. Cabang Semarang”. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah

mengetahui bagaimana proses penyelesaian kredit bermasalah pada

PT. Bank Danamon, Tbk. Cabang Semarang. Hasil penelitian yang

diperoleh adalah PT. Bank Danamon, Tbk. Cabang Semarang memilih

menyelesaikan kredit bermasalah melalui jalur non litigasi. Hal

tersebut dikarenakan penyelesaian sengketa perkreditan melalui jalur

penyelesaian non litigasi dapat memperoleh hasil yang maksimal.

Persamaan penelitian relevan dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti tentang kredit bermasalah pada sektor perbankan.

Perbedaannya, pada penelitian yang relevan lebih menitikberatkan

pada cara atau jalur penyelesaian kredit bermasalah, sedangkan pada

penelitian ini lebih pada analisis terhadap kinerja auditor internal

dalam penyelesaian kredit bermasalah.

C. Kerangka Berfikir

Tujuan audit bagi suatu perusahaan tidak hanya sekedar untuk

mengawasi dan mengecek kegiatan secara fisik saja, tetapi juga untuk

Page 55: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

40

melaksanakan suatu fungsi yang sangat berguna dalam melakukan

pengecekan secara periodik terhadap catatan-catatan dan untuk

menetapkan kebenaran catatan tersebut, mengevaluasi pengendalian

internal dan mengecek adanya ketaatan pada prosedur yang telah

ditetapkan. Audit internal merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari suatu pengendalian disuatu perusahaan, termasuk dalam

sektor perbankan.

Kegiatan audit internal dalam sebuah perusahaan perbankan

merupakan tuntunan atau kebutuhan bagi semua pihak guna menciptakan

usaha yang sehat. Kegiatan ini pada hakikatnya mendorong terciptanya

efisiensi usaha sehingga bank mampu bersaing secara sehat dalam pasar

yang kompetitif serta dapat memacu penciptaan laba yang baik.

Perbankan merupakan salah satu sumber dana diantaranya dalam

bentuk perkreditan bagi masyarakat perorangan atau badan usaha untuk

memenuhi kebutuhan konsumsinya, atau dalam rangka meningkatkan

produksinya. BPR Shinta Putra merupakan salah satu sarana perkreditan

yang dikenal masyarakat sebagai penyedia dana pembiayaan kredit.

Kredit adalah peminjaman oleh suatu bank kepada masyarakat

yang nantinya akan dikembalikan lagi pada suatu masa yang mana telah

disepakati sebelumnya. Dalam suatu pemberian kredit, bank atau pihak

pemberi selalu berharap agar debitur memenuhi kewajibannya untuk

melunasi tepat pada waktunya terhadap kredit yang telah

diterimanya.Dalam praktik, tidak semua kredit yang telah dikeluarkan oleh

Page 56: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

41

bank dapat berjalan dan berakhir dengan lancar.Tidak sedikit pula terjadi

kredit bermasalah disebabkan oleh debitur tidak dapat melunasi kreditnya

tepat pada waktunya sebagaimna telah disepakati dalam perjanjian kredit

antara pihak debitur dan perusahaan perbankan.

Posisi audit internal pada bank akan menentukan tingkat

kebebasannya dalam menjalankan tugas sebagai auditor. Status

departemen audit internal dalam suatu perusahaan mempunyai pengaruh

terhadap luasnya kegiatan serta tingkat serta tingkat independensinya

dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Status organisasi dari

departemen audit internal harus ditegaskan untuk dapat menyesuaikan

tanggung jawab audit. Sebagai penilai independen tentang kecukupan

pengendalian perusahaan., auditor internal hanya menempatkan diri

sebagai nara sumber dalam pembuatan konsep pengendalian perusahaan.

Pihak yang bertanggung jawab penuh dalam perancangandan

implementasi pengendalian adalah manajemen dan direksi.

Penilaian kinerja yaitu suatu penilaian yang dilakukan secara

sistematis, mandiri, obyektif, dengan beroorientasi ke masa depan, atas

kebijakan atau kebijakan atau keputusan manajemen didalam, mengelola

sumber daya dan dana yang dipercayakan kepada dalam rangka

meningkatkan profitabilits maupun pencapaian tujuan lainnya. Kinerja

auditor internal dapat dilihat dari hasil temuan-temuannya terhadap

penyimpangan yang ada, dalam hal ini berkaitan dengan kredit.

Page 57: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

42

D. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah alur sederhana yang mendeskripsikan

pola hubungan variabel penelitian.Alur sederhana ini dapat berupa gambar

atau bagan alir. Dalam penelitian ini, alut sederhana tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Paradigma Penelitian.

E. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh auditor

internal terhadap Penyelesaian kredit Bermasalah pada BPR Shinta

Putra Pengasih Kulon Progo?

ANALISIS

KINERJA AUDIT

INTERNAL

BPR SHINTA PUTRA

KREDIT BERMASALAH

KINERJA AUDITOR

INTERNAL

Page 58: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

43

2. Bagaimana kinerja auditor internal dalam menyelesaikan kredit

bermasalah pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo?

Page 59: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneitian ini dilaksanakan di BPR Shinta Putra. Waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan November 2015.

B. Jenis Penelitian

Menurut Saifuddin Azwar (2004), penelitian merupakan rangkaian

kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Fungsi dari

penelitian ini adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap

permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat

digunakan untuk pemecahan masalah.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan

pendekatan kualitatif yaitu mendiskripsikan dan menjawab persoalan-

persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi.Dalam penelitian ini

akan lebih ditekankan adalah pada usaha menjawab pertanyaan penelitian

melalui cara-cara berfikir formal dan argumentatif (Saifuddin Azwar,

2004).

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah Auditor Internal BPR Shinta

Putra Pengasih Kulon Progo, sedangkan objek dari penelitian ini adalah

Page 60: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

45

Kinerja Auditor Internal dalam Penyelesaian Kredit Bermasalah BPR

Shinta Putra Pengasih Kulon Progo.

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis

variabel tunggal yaitu kinerja auditor internal dalam penyelesaian kredit

bermasalah.Kinerja Auditor Internal adalah hasil kerja yang dicapai oleh

auditor internal dalam mengawasi dan mengendalikan aktivitas kredit.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Metode Wawancara

Metode wawancara yaitu metode yang digunakan untuk bertatap

muka, bercakap-cakap dan memberikan keterangan (Sugiyono, 2009).

Pada penelitian ini, wawancara dilakukan untuk mengambil data atau

mendapatkan informasi tentang kredit pada BPR Shinta Putra yang

kaitannya dengan penyelesaian kredit bermasalah.

2. Metode Kuesioner

Metode kuesioner ini digunakan untuk mengambil data mengenai

kinerja auditor internal dalam hal pengawasan dan pengendaliannya

terkait aktivitas kredit yang ada pada BPR Shinta Putra

3. Metode DokumentasiMetode dokumentasi digunakan untuk

mengumpulkan data dokumenter. Data dokumenter ini berupa profil

Page 61: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

46

perusahaan, struktur organisasi, dan job description serta dokumen

pendukung lainnya.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah

pedoman wawancara dan daftar pertanyaan. Pedoman wawancara berisi

pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai aktivitas kredit pada BPR Shinta Putra Kulon Progo.

Metode kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

secara tertulis pada auditor internal untuk mendapatkan jawaban mengenai

pengawasan dan pengendalian yang dilakukan auditor internal dalam

Penyelesaian Kredit Bermasalah pada BPR Shinta Putra .

Tabel 1.Kisi-kisi untuk Menganalisis Kinerja Auditor Internal dalam

Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada BPR Shinta Putra.

Variabel Indikator Nomor item

Kinerja

Auditor

Internal

dalam

Penyelesaian

Kredit

Bermasalah

Analisis hasil riview dan penilaian

kelayakan oleh auditor internal atas

pengendalian aktivitas pemberian kredit

pada BPR Shinta Putra.

1,2,3,4,5

Analisis hasil pengawasan auditor

internal dalam memastikan sejauhmana

kebijakan rencana dan prosedur

pemberian kredit pada nasabah ditaati

oleh BPR Shinta Putra.

6,7,8,9,10

Analisis hasil pengawasan auditor

internal dalam memastikan sejauhmana

aset perusahaan (nominal kredit yang

diberikan kepada nasabah) dapat

diamankan.

11,12,13,14,15

Kinerja auditor internal dalam

pengawasan dan pengendalian aktivitas

kredit pada BPR Shinta Putra.

16,17,18,19,20

Page 62: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

47

Analisis hasil auditor internal berupa

rekomendasi auditor internal atas kredit

yang bermasalah.

21,22,23,24,25

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data yang dilakukan sebagai berikut:

Menganalisis hasil wawancara dan kuesioner kepada auditor internal

mengenai penyelesaian kredit bermasalah pada BPR Shinta Putra

meliputi:

a. Analisis hasil riview dan penilaian kelayakan oleh auditor internal

atas pengendalian aktivitas pemberian kredit.pada BPR Shinta

Putra.

b. Analisis hasil pengawasan auditor internal dalam memastikan

sejauhmana kebijakan rencana dan prosedur pemberian kredit

pada nasabah ditaati oleh BPR Shinta Putra.

c. Analisis hasil pengawasan auditor internal dalam memastikan

sejauhmana aset perusahaan (nominal kredit yang diberikan

kepada nasabah) dapat diamankan.

d. Analisis hasil auditor internal berupa rekomendasi auditor

internal atas kredit yang bermasalah.

Page 63: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

1. Data Umum

a. Sejarah Berdirinya perusahaan

BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo berdiri pada

tanggal 26 April 1994 berdasarkan Akta Notaris Nomor 120 tahun

1994 dan pada tanggal 11 Januari 1995 mengalami perubahan

dengan Akta Notaris Nomor 41 Tahun 199, yang anggaran

dasarnya telah mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman

Republik Indonesia yang dituangkan dalam surat keputusannya

nomor C2.978 HT.011.01.1995 tanggal 23 Januari 1995 dan

Pengadilan Negeri Wates nomor 2/AK/PT/III/95 tanggal 8 Maret

1995. Serta dapat Perijinan dari Menteri Kuangan dengan Nomor

Kep.437/km.17/1995 pada tanggal 19 Desember 1995.

Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa

Pemegang saham BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo yang

tertuang dalam Akta Pernyataan Kepputusan Rapat Umum Luar

Biasa Pemegang Saham BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo

nomor 25 tertanggal 15 Januari 1996 yang dibuat di hadapan

Notaris Tri Agus Heryono, SH di Sleman Yogyakarta.

Page 64: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

49

Saat ini BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo dikelola

oleh pihak yang berpengalaman dan berkompeten di bidang

Perbankan, khususnya BPR. Pengalaman dan kompeten yang

memadai disertai etos kerja yang baik serta profesionalisme yang

telah terbukti sebelumnya mampu mengembangkan BPR di Klaten

yang sekarang sudah menjadi besar. Dengan demikian,

kemampuan pihak manajemen BPR Shinta Putra Pengasih Kulon

Progo saat ini tidak dapat diragukan lagi untuk mampu membawa

BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo menjadi sebuah BPR

yang mapan dan mumpuni di Kulon Proogo.

b. Letak Perusahaan

BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo terletak di jalan

Mandung Km 0,5 Terbah Rt.24 Rw.09 Pengasih Kulon Progo,

Telp. : (0274) 773959, 774941, sedangkan kantor Kas berada pada

dua lokasi yaitu Brosot, Kulon Progo dan Dekso, Kalibawang.

c. Tujuan Perusahaan

BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo bertujuan

mewujudkan BPR sebagai lembaga keuangan yang merakyat tidak

sekedar mencari profit semata.

d. Visi dan Misi Perusahaan

1) Visi

Mewujudkan terpenuhinya kebutuhan masyarakat, khususnya

untuk masyarakat kalangan menengah kebawah akan jasa

Page 65: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

50

perbankan maupun jasa keuangan lainnya, terutama skala kecil

dan menengah.

2) Misi

BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo sebagai bank umum

bertujuan memperoleh laba yang wajar melalui penyediaan jasa

perbankan yang dibutuhkan masyarakat, terutama kredit skala

kecil dan menengah.

Page 66: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

51

e. Struktur Organisasi

Struktur organisasi BPR Shinta Putra Pengasih Kulon

Progo dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2. Struktur Organisasi BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo.

RUPS

Drs. Effendi iskah, MBA

Edi Purwanto, SE

KOMISARIS

Ir. Wulfram Margono, SP

Andi Asmoro, H. SE

DIREKSI

Wahyu

SPI

Din

Dinar

Kasie marketing

1. Totok

2. Joko

Driver

1. Waseno

2. Antok

Satpam 1

1. Ety

2. Ambar

3. Marsilah

Customer service

Purbo

Kasie Legal dan Penanganan NPL

Yanti

Kasie operasional

Sukarjo

Office boy 1. 1

1. Elly

2. Lia

3. Rita

Account Officer

Page 67: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

52

Penjelasan mengenai struktur organisasi BPR Shinta Putra

Pengasih Kulon Progo tersebut adalah sebagai berikut:

1) Dewan Pengawas

Misi jabatannya adalah melakukan pengawasan terhadap

kebijaksanaan dan pelaksanaan tugas direksi.

Tugas dan wewenang:

a) Menyetujui rencana kredit taunan, termasuk rencana

pemberian kredit kepada pihak yang terkait dengan bank

dan kredit kepada debitur-debitur tertentu yang tertuang

dalam rencana kerja PT BPR Shinta Putra Pengasih Kulon

Progo yang disampaikan kepada Bank Indonesia.

b) Mengawasi pelaksanaan rencana pemberian kredit.

c) Meminta penjelasan dan pertanggungjawaban direksi serta

meminta langkah-langkah perbaikan apabila pelaksanaan

pemberian kredit menyimpang dari rencana perkreditan

yang dibuat.

2) Direksi

Tugas pokok

a) Merumuskan rencana strategik, mengimplementasikan

rencana strategik dalam mengelola perusahaan dan

pertanggungjawabkan implementasi rencana tersebut

kepada pemegang saham,komisaris, dan Bank Indonesia

Page 68: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

53

b) Mengadakan rapat untuk evaluasi tahunan seluruh kegiatan

perusahaan.

c) Mereview dan menandatangani laporan hasil perhitunbgan

pajak SPT tahunan.

d) Mempersiapkan RUPS dan mempertanggungjawabkan

pelaksanaan kegiatan perusahaan.

e) Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategik perusahaan

dan melakukan revisi bilamana perlu.

f) Memberikan persetujuan semua permohonan kredit sesuai

dengan ketentuan

g) Merumuskan rencana strategik untuk setiap jangka waktu

lima tahun

h) Merumuskan kebijakan-kebijakan yang mendukung dan

diperlukan dalam mengelola perusahaan.

i) Mengambil tindakan hukum untuk kepentingan perusahaan.

3) Kepala Seksi marketing

Kepala Seksi marketing bertugas menyalurkan dana kepada

masyarakat atas dasar prinsip kehati-hatian dengan

meminimkan risiko kredit, dan menghimpun dana dari

masyarakat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kepala

Seksi marketing berwenang atas:

a) Menyusun rencana pengembangan kredit dan

penghimpunan dana.

Page 69: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

54

b) Mengevaluasi semua kegiatan marketing.

c) Memprakarsai perubahan biaya dana, suku bunga kredit,

dan biaya operasional yang terkait.

4) Kepala Seksi Operasional

Kepala Seksi Operasional bertugas memastikan

terlaksanakannya seluruh fungsi kegiatan keuangan,

administrasi, pelayanan, SDM, teknologi dan sistem informasi

yang handal dalam rangka mencapai tujuan organisasi,

sebagaimana tertuang dalam rencana strategik perusahaan

khususnya pencapaian rencana yang telah ditetapkan. Selain

itu, Kepala Seksi Operasional berwenang atas:

a) Memonitor dan mengontrol rencana anggaran dan belanja

perusahaan.

b) Mengevaluasi kegiatan operasional yang telah berjalan.

c) Memonitor pelaksanaan perngarsipan.

d) Melakukan peneguran dan pembinaan kepada karyawan

yang melanggar peraturan.

e) Menilai efisiensi dan efektifitas sistem informasi yang

menopang kegiatan di perusahaan.

f) melakukan kerja sama dengan pihak lain yang terkait.

5) Kasie Legal dan Penanganan NPL

Tugas pokok Kasie Legal dan Penanganan PLN adalah:

a) Melakukan penyelesaian kredit bermasalah.

Page 70: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

55

b) Melakukan monitoring perkembangan naik turunnya NPL

setiap periodenya.

c) Melakukan pembinaan kepada debitur yang bermasalah

secara proaktif.

6) Audit Internal

Audit internal bertugas untuk mengawasi agar kegiatan

operasional perusahaan serta sistem dan prosedur yang

diterapkan berjalan sesuai dengan aturan perusahaan yang

telah ditetapkan dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Selain itu, Audit Internal juga berwenang atas:

a) Mengevaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan.

b) Melakukan pemantauan terhadap kepatuhan pelaksanaan

sitem dan prosedur yang berlaku.

c) Melakukan pembinaan terhadap segala kesalahan prosedur

dan sistem yang berlaku.

d) Melakukan pemeriksaan atas pelaksanaan prosedur dan

sistem

e) Melakukan pengawasan kepada Direksi dan komisaris.

f) Memeriksa berkas dokumen kredit dan bukti transaksi

lainnya.

g) Memeriksa kebenaran dan keabsahan bukti-bukti transaksi.

Page 71: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

56

7) Account Officer

Account Officer bertugas mewujudkan tujuan perusahaan di

bidang kredit serta dana dengan mengembangkan dan

mengoptimalkan produktifitas kredit dan dana sesuai dengan

rencana yang telah disetujui atas dasar prinsip kehati-hatian.

Selain itu, account officer juga berwewenang sebagai berikut:

a) Menyusun target penagihan kredit dan dana.

b) Memonitor dan mengontrol realisasi penagihan, pendapatan

dan NPL maupun operasional rutin dana.

c) Melakukan tugas operasional penagihan harian kredit dan

dana sesuai jadwal nasabah secara optimal.

8) Customer Service

Customer servise bertugas melaksanakan dan

mengadministrasikan pencatatan transaksi keuangan maupun

administrasi simpanan, kredit secara tepat, cepat, akurat serta

memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akurat kepada

nasabah. Selain itu customer servise juga berwenang sebagai

berikut:

a) Meneliti kelengkapan dan keabsahan nasabah.

b) Memberikan informasi produk-produk perbankan.

c) Melayani keluhan nasabah.

d) Mengelola administrasi simpanan dan kredit.

e) Melakukan evaluasi atas pelayanan yang diberikan.

Page 72: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

57

9) Office Boy

Tugas pokok dari Office Boy adalah menciptakan

kebersihan dan kerapian gedung serta alat inventaris sehingga

tercipta suasana kerja yang nyaman.

10) Satpam

Tugas pokok dari satpam adalah menyelenggarakan

kegiatan pengamanan kantor dan lingkungan sekitar kantor,

serta membantu melayani kelancaran nasabah bertransaksi di

Bank.

2. Data Khusus

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada BPR Shinta Putra

Pengasih Kulon Progo mengenai Kinerja Audit Internal dalam

kaitannya dengan Penyelesaian Kredit Bermasalah, penulis

memperoleh informasi-informasi sebagai berikut:

a. Kebijakan Manajemen atas Pemberian Tugas dan Wewenang

Auditor Internal pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon

Progo.

1) Independensi Auditor Internal

Posisi auditor internal pada BPR Shinta Putra

PengasihKulon Progo memiliki kedudukan khusus, yang

terpisah dari semua kegiatan operasi perusahaan dan tidak

terlibat langsung dalam aktivitas kredit.

2) Kompetensi Auditor Internal

Page 73: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

58

Untuk menambah wawasan dan pengalaman dari para

auditor internal di perusahaan maka diadakan pelatihan aspek

teknis dan pendidikan umum perbankan, khususnya dalam

bidang audit untuk masalah kredit yaitu dalam hal

pengendalian kredit bermasalah.

3) Pemahaman Tugas dan Wewenang Auditor Internal BPR

Shinta Putra Pengasih Kulon Progo.

Auditor Internal pada BPR Shinta Putra pengasih Kulon

Progo memiliki tugas mengawasi segala kegiatan operasional

kredit perusahaan serta sistem dan prosedur yang diterapkan

oleh petugas kredit diterapkan sesuai dengan aturan

perusahaan.

b. Bentuk Pengendalian Dan Pengawasan Auditor Internal atas

Kegiatan Usaha Kredit BPR Shinta Putra Pengasih Kulon

Progo.

1) Pelaksanaan tugas audit internal

a) Compliance, Auditor Internal melakukan penilaian ketaatan

para karyawan bagian perkreditan terhadap prosedur yang

telah ditetapkan oleh perusahaan, apakah telah

dilaksanakan dengan benar.

b) Verification, Audit Internal melakukan audit terhadap

dokumen, catatan, laporan pemberian kredit.

Page 74: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

59

c) sEvaluation, Auditor Internal mengawasi apakah kegiatan

perkreditan yang telah dilaksanakan dengan benar sesuai

dengan sistem, prosedur, dan kebijakan yang telah

ditentukan oleh perusahaan.

2) Pemeriksaan Keberlangsungan Kegiatan Usaha Kredit

BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo oleh Auditor

Internal.

a) Pemeriksaan secara periodik, yaitu pemeriksaan rutin

terhadap unit kerja dan semua kegiatan yang berkaitan

dengan kredit, baik dari sisi petugas maupun dokumen dan

catatan yang ada minimal satu tahun sekali.

b) Pemeriksaan secara khusus, yaitu pemeriksaan terhadap

hasil temuan dari pemeriksaan periodik yang perlu

dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, apabila ada masalah

tertentu yang memerlukan penanganan segera maka

dibutuhkan penilaian dari direksi.

3) Pengendalian Kredit Berdasarkan Prosedur Audit

Jenis-jenis prosedur audit yang biasa dilakukan auditor

internalantara lain:

a) Prosedur Analitis (analytical procedures)

Prosedur analitis ini terdiri dari kegiatan

mempelajari dan membandingkan data yang memiliki

hubungan. Prosedur ini mencakup perhitungan dan

Page 75: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

60

penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis vertical atau

laporan perbandingan, perbandingan antara jumlah

sesungguhnya dengan data historis, dan penggunaan model

matematika. Dalam prosedur ini selain digunakan data

finansial atau aspek legal, yaitu lebih dikhususkan pada

perbandingan dokumen atau data yang ada pada BPR

shinta Putra Pengasih Kulon Progo dengan data manual

yang dimiliki oleh petugas kredit. Auditor membandingkan

atau mengecek dandokumen kredit yaitu catatan kasus-

kasus kredit bermasah pada periode sebelumnya dengan

periode saat ini. Melalui pantauan dan kegiatan

perbandingan tersebut dapat dilihat bagaimana

perkembangan penanganan kredit bermasalah dari periode

sebelumnya sampai dengan periode sekarang. Selain itu,

dari pengecekan tersebut, auditor internal juga dapat

melihat bagaimana peran manajer terhadap kasus kredit

bermasalah dan cara penyelesaiannya.

b) Meninspeksi (inspecting)

Menginspeksi adalah kegiatan pemeriksaan secara

teliti atau pemeriksaan terhadap dokumen, catatan, dan

pemeriksaan fisik atas sumber-sumber berwujud.

Menginspeksi dokumen adalah cara untuk mengevaluasi

dokumen. Dengan cara ini auditor akan dapat menentukan

Page 76: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

61

keaslian dokumen tersebut. Auditor internal pada BPR

Shinta Putra Pengasih Kulon Progo selalu memeriksa

dokumen kredit setiap bulannya, namun karena

keterbatasan sumber daya manusia pada divisi audit

internal, auditor internal memeriksa dokumen hanya secara

acak.

c) Mengkonfirmasi (confirming)

Mengkonfirmasi adalah suatu bentuk pengajuan

pertanyaan yang memungkinkan auditor internal untuk

mendapatkan informasi langsung dari sumber independen

di luar organisasi klien. Auditor internal berhak melakukan

konfirmasi langsung kepada pihak nasabah. Auditor

bertugas mencatat atas temuan tersebut apabila telah

terbukti terdapat kesalahan sehingga menyebabkan

terjadinya kredit bermasalah, untuk kemudian dilaporkan

kepada manajer untuk proses tindak lanjut.

d) Mengajukan Pertanyaan (inquiring)

Mengajukan pertanyaan bias dilakukan secara lisan

atau tertulis. Pengajuan pertanyaan bias dilakukan kepada

sumber-sumber intern dalam perusahaan. Auditor internal

berhak mengajukan pertanyaan kepada pihak debitur yang

bermasalah, dan biasaya auditor internal BPR menanyakan

secara lisan. Auditor internal berhak menanyakan

Page 77: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

62

penyebab pembayaran yang tersendat, sehingga dapat

diantisipasi dan ditemukan jalan keluarnya.

e) Menghitung (counting)

Melakukan perhitungan fisik bias jadi menghitung

dokumen–dokumen bernomor cetak. Hal ini bertujuan

untuk mengevaluasi bukti dokumen khususnya yang

berkaitan dengan kelengkapan catatan akuntansi. Auditor

internal mengecek bukti angsuran debitur karena apabila

nanti terjadi kredit bermasalah, bukti pembayaran tersebut

akan sangat bermanfaat.

f) Menelusur (tracing)

Kinerja Auditor internal yaitu memilih dokumen-

dokumen yang dibuat pada saat transaksi terjadi dan

menentukan bahwa informasi dalam dokumen telah dicatat

dengan tepat. Dimana dengan adanya penelusuran tersebut

dapat diketahui segera apabila terdapat indikasi kredit

bermasalah.

g) Mencocokkan ke Dokumen (vouching)

Kegiatan Vouching tidak dilakukan mendalam oleh auditor

internal BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo, karena

tugas itu adalah untuk bagian account officer. Tugas

auditor internal hanya sebatas melakukan pengawasan dan

Page 78: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

63

memastikan semuanya sudah sesuai dengan kebijakan yang

sudah ditetapkan oleh perusahaan.

h) Mengamati (observing)

Mengamati meliputi tindakan pengamatan secara

langsung sejumlah kegiatan atau aktivitas suatu transaksi.

Auditor internal pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon

Progo melakukan pengamatan terhadap proses kinerja

petugas kredit tanpa sepengetahuan petugas kredit yang

berkaitan, hal ini bertujuan auditor internal dapat

mengetahui apakah kinerja petugas kredit sesuai dengan

catatan buku harian rencan petugas kredit tersebut.

i) Teknik Audit Berbantuan Komputer (computer-assisted

audit techniques)

Auditor internal pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon

Progo tidak emnggunakan bantuan computer untuk

aktivitas pengauditannya, auditor hanya melakukan

aktivitas auditnya pada bagian kredit, khususnya yang

berkaitan dengan kredit yang bermasalah dan dengan cara

manual.

Page 79: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

64

c. Program Kerja Audit Internal Lanjutan Oleh Auditor Internal

untuk Menyelesaikan Kredit Bermasalah Pada BPR Shinta

Putra Pengasih Kulon Progo.

Program kerja auditor internal kredit pada BPR Shinta

Putra Pengasih Kulon Progo yaitu berupa program pemeriksaan

kredit tahunan. Berdasarkan wawancara dengan pejabat yang

berwenang, yaitu staf audit internal maka diperoleh program yang

dilakukan adlah sebagai berikut:

1) Disusun berdasarkan rencana kerja manajerial.

2) Memuat seluruh kegiatan pemeriksaan kredit yang telah

direncanakan.

3) Memuat kegiatan pemeriksaan kredit yang diinstruksikan oleh

manajemen.

4) Memuat rencana pemeriksaan kredit yang meliputi:

a) Objek audit yaitu bagian perkreditan

b) Jadwal dan lokasi kegiatan kredit (penyaluran dana kredit0

c) Personalia (petugas kredit)

d) Penyusunan program audit dan review program audit

e) Laporan audit

Page 80: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

65

d. Laporan Pemberian Kredit BPR Shinta Putra Pengasih Kulon

Progo

Tabel 1. Rincian Pemberian Kredit

B. Pembahasan

1. Review oleh Auditor Internal atas Pngendalian Aktivitas Kredit

pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo.

Review dan pengendalian yang dilakukan oleh auditor internal

pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo adalah dengan

melakukan semua fungsi audit internal yaitu:

a. Compliance, dimana auditor internal melakukan pengecekan

sekaligus melakukan penilaian ketaatan karyawan bagian kredit

setiap harinya atas prosedur kredit yang telah ditetapkan. Auditor

internal melakukan pengecekan system yang ada, apakah telah

berjalan sesuai aturan yang berlaku atau belum, apabila terindikasi

adanya penyalahgunaan prosedur oleh karyawan kredit, auditor

Uraian 31 Desember

2013 31 Desember

2014

Kredit yang diberikan 18,735,959,035.00 25,013,181,512.00

Provisi (353,508,660.00) (471,946,820.00)

Biaya Transaksi - - Kredit yang diberikan bersih

18,382,450,370.00 24,541,234,692.00

Kerugian (Kredit Bermasalah)

(2,997,753,445.00) (3,751,977,227,00)

Rincian:

Kredit Kurang Lancar 1.498.876.723,00 1,875,988,614.00

Kredit Diragukan 749.438.361,50 1.125.599.168

Kredit Macet 749.438.361,50 750.395.445

Page 81: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

66

internal langsung melakukan pencatatan atas temuan tersebut dan

segera dilaporkan kepada kepala bagian kredit untuk dilakukan

koordinasi.

b. Verification, dimana auditor internal melakukan pengecekan atau

pemeriksaan terhadap keakuratan dokumen atas kredit, baik berupa

data-data nasabah maupun catatan rencana kerja petugas kredit

setiap harinya. Auditor internal pada BPR Shinta Putra Pengasih

Kulon Progo telah melakukan pengecekan secara rutin atas

kesesuaian data nasabah yang telah tercatat dalam sistem computer

di BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo

c. Evaluation, dimana auditor internal selalu melakukan evaluasi atas

temuan-temuan auditnya dalam hal kegiatan kredit. Auditor

internal BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo juga selalu

memberikan saran perbaikan agar kelemahan-kelemahan yang ada

pada bagian kredit tidak terulang lagi untuk ke depannya. Saran

perbaikan atau rekomendasi diberikan setelah auditor internal

melakukan diskusi dengan pihak manajemen dan direksi.

Posisi auditor internal pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon

Progo memiliki kedudukan khusus, yang terpisah dari semua kegiatan

operasi perusahaan dan tidak terlibat langsung dalam aktivitas

perusahaan. Dengan adanya kedudukan khusus tersebut, merupakan

salah satu fungsi yang independen untuk bertanggung jawab langsung

dan memperoleh wewenang dari kepala direksi.

Page 82: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

67

Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi

untuk memenuhi kewajiban profesionalnya, yaitu memberikan opini

yang objektif, tidak bias dan tidak dibatasi. Selain itu, audit internal

juga berkewajiban melaporkan masalah apa adanya, bukan

melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga.

Audit internal memberikan informasi yang diperlukan manajer

dalam menjalankan tanggungjawab mereka secara efektif. Audit

internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah

operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi

kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan.

Audit internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang

berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan resiko-resiko terkait

dalam menjalankan usaha. Auditor internal pada BPR Shinta Putra

Pengasih Kulon Progo yang memiliki kedudukan terpisah mampu

memberikan laporan apa adanya tanpa ada tekanan dari pihak

manapun, mendapatkan akses dengan mudah pada setiap objek yang

diperiksanya dan dengan dimilikinya pengetahuan serta pengalaman

yang memadai, membuat auditor internal mampu memberikan

rekomendasi yang diperlukan.

Dalam rangka menambah wawasan dan pengalaman dari auditor

internal diperusahaan, maka diadakan aspek teknis dan pendidikan

umum perbankan. Penyelenggara pelatihan-pelatihan teknis

perbankanbiasanyaadalah Bank Indonesia bekerja sama dengan

Page 83: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

68

Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (PERBARINDO).

Dari pelatihan tersebut diharapkan auditor internal mampu

meningkatkan pengetahuan perbankan dan memperluas praktik

pemeiksaannya.

Dalam Sawyer (2005), untuk menguji pengetahuan para

kandidat audit internal bersertifikat, IIA (Institue of Internal Auditors)

memulai program sertifikasi di tahun 1974. Kandidat harus lulus ujian

yang diselenggarakan selama dua hari yang mencakup

beberapamateri. Kandidat yang lolos berhak mendapatkan sertifikat

CIA (Certified Internal Auditor), hal demikian dimaksudkan agar

kompetensi seorang auditor internal dalam hal mengaudit dapat terus

ditingkatkan dan dimaksimalkan.

Dengan adanya auditor internal yang kompeten, akan sangat

menguntungkan bagi pihak BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo

dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, dalam hal ini adalah

kegiatan usaha kredit, hal tersebut didukung dengan dimilikinya

seorang auditor internal yang bersertifikasi dan berpengalaman dalam

bidang audit.

2. Pengawasan Auditor Internal dalam Memastikan Sejauhmana

Kebijakan Rencana dan Prosedur Pemberian Kredit pada

Nasabah Ditaati oleh BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo.

Tanggung jawab penting auditor internal adalah memantau kinerja

pengendalian internal dalam perusahaan. Pada waktu auditor berusaha

Page 84: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

69

memahami pengendalian internal, ia harus berusaha memahami fungsi

audit internal untuk mengidentifikasi aktivas audit internal yang

relevan dengan perencanaan audit. Lingkup prosedur yang diperlukan

untuk memahami bervariasi, tergantung atas sifat aktivitas audit

internal tersebut. Wewenang yang dapat ditetapkan bagi auditor

internal antara lain:

1) Menyusun program audit internal secara menyeluruh atas semua

aktivitas kredit dalam perusahaan.

2) Menguji keandalan pengendalian manajemen atas sistem kredit

yang ada.

3) Tanpa batasan untuk memasuki semua bagian kredit dan meneliti

catatan atas kredit serta dokumen-dokumen kredit.

Misi jabatan dari audit internal pada BPR Shinta Putra pengasih

Kulon Progo adalah mengwasi agar kegiatan operasional perusahaan

serta sistem dan prosedur yang diterapkan berjalan sesuai dengan

peraturan perusahaan yang telah ditetapkan. Pemahaman tugas dan

wewenang sebagai seorang auditor internal merupakan hal yang

paling utama dalam menjalankan tugas, karena dengan adanya

pemahaman tugas dan wewenang yang baik, akan mempermudah

dalam auditor menjalankan tugasnya dalam hal mengawasi kegiatan

kredit pada BPR Shinta Putra pengasih Kulon Progo untuk lebih

jelasnya, di bawah ini adalah tabel posisi atau fokus kinerja dari audit

internal menurut sawyer (2005):

Page 85: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

70

Tabel 3. Fokus Kinerja Auditor Internal

FOKUS PERHATIAN AUDITOR INTERNAL

1. Merupakan karyawan perusahaan atau bisa saja merupakan

entitas independen.

2. Melayani kebutuhan organisasi, meskipun fungsinya harus

dikelola oleh perusahaan.

3. Fokus pada kejadian-kejadian di masa yang akan datang

dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk

meyakinkan pencapaian tujuan perusahaan.

4. Langsung berkaitan dengan pencegahan kecurangan dalam

segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang

ditelaah.

5. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia

untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua

tingkatan manajemen.

6. Menelaah aktivitas secara terus-menerus

Auditor internal pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo

memiliki kewenangan dalam hal mengawasi dan melakukan

pengendalian atas kegiatan usaha kredit dan seluruh operasionalnya.

Auditor internal melakukan pemantauan terhadap kepatuhan

pelaksanaan sistem dan prosedur yang berlaku, apakah telah

dilaksanakan dengan baik oleh para petugas kredit atau belum. Salah

satu penyebab terjadinya kredit bermasalah pada kegiatan kredit BPR

Shinta Putra Pengasih Kulon Progo selain pihak nasabah, adanya

petugas yang tidak melakukan tugasnya sesuai prosedur yang telah

ditetapkan perusahaan. Auditor internal juga bertugas memeriksa

setiap berkas dokumen kredit dan bukti-bukti transaksi tiap harinya

secara rutin. Selain itu, auditor internal juga bertugas memeriksa data

nasabah yang telah tercatat dalam sistem, apabila terdapat indikasi

Page 86: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

71

terjadinya kredit bermasalah akan terlihat dan dapat segera dilakukan

tindak lanjutan.

3. Pengawasan Auditor Internal Dalam Memastikan Sejauhmana

Asset Perusahaan dapat Diamankan.

Pengawasan auditor terkait dengan asset perusahaan yang

dimaksudkan adalah nominal kredit yang diberikan kepada nasabah,

agunan yang diterima oleh pihak BPR Shinta Putra Pengasih kulon

Progo. Auditor Internal akan melakukan pengecekan ulang pada

agunan setiap enam bulan sekali, bahwasanny setiap agunan kecuali

tanah akan mengalami penyusutan jadi untuk mengantisipasi hal itu

auditor internal mengadakan pengecekan agunan seperti mobil, sepeda

motor. Agunan tanah pun juga tidak sembarangan, BPR Shinta Putra

Pengasih Kulon Progo memberi batasan bahwa tanah yang untuk

agunan harus tanah yang strategis hal itu untuk menjaga asset

perusahaan agar tetap terjaga. Selain itu, Auditor internal secara

berkala melakukan pengawasan berupa pengecekan pada teller uang

kas sudah lengkap dan dipastikan tidak ada kesalahan

4. Rekomendasi auditor internal atas kredit yang bermasalah.

Setiap kredit bermasalah harus segera diupayakan penanganan

dan penyelesaiannya, karena kredit bermasalah yang berlarut-larut

tanpa penanganan akan menimbulkan kerugian. Penyelesaian kredit

bermasalah yang dilakukan oleh auditor internal pada BPR Shinta

Putra pengasih Kulon Progo adalah sebagai berikut:

Page 87: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

72

a. Melakukan pengawasan terhadap proses penyelesaian kredit

bermasalah.

b. Mengikuti perkembangan atas hasil pertemuan dan komunikasi

yang dilakukan oleh petugas kredit dengan pihak debitur.

c. Untuk kasus kredit bermasalah yang telah sampai pada jalur

hukum, auditor internal bertugas melakukan pemantauan atas

perkembangan penyelesaian kasus kredit bermasalah oleh pihak

yang berwenang.

d. Untuk kasus jaminan yang dilelang atau dialihkan kepada orang

lain, auditor internal bertugas melakukan pengecekan sampai

sejauh mana perkembangan penyelesaian lelang tersebut.

e. Melakukan pemantauan petugas kredit yang terkait dan melakukan

pencatatan atas hasil pantauan tersebut.

f. Melakukan koordinasi secara intensif dengan pihak manajer atau

pihak direksi atas setiap catatan hasil pantauan perkembangan

penyelesaian kredit bermasalah.

Pada tahap ini, auditor internal BPR Shinta Putra Pengasih

Kulon progo membuat langkah-langkah rinci untuk melakukan

penyelesaian atas kasus kredit bermasalah melalui aktivitas

pengawasan dan pengendalian. Pada tahap penyelesaian atas kasus ini

termasuk didalamnya saran perbaikan atau rekomendasi dari auditor

internal untuk ditujukan kepada manajer. Melalui bukti-bukti yang

didapat serta catatan hasil perkembangan penanganan penyelesaian

Page 88: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

73

kredit bermasalah, hal tersebut dapat dijadikan sebagai dasar

rekomendasi atau saran perbaikan untuk manajer. Saran perbaikan

berguna agar kelemahan-kelemahan yang ada dalam hal ini adalah

kredit bermasalah dapat diminimalisir, sehingga tujuan perusahaan

dapat tercapai.

Usulan perbaikan atau rekomendasi menggambarkan tindakan

yang mungkin dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki

kondisi yang salah dalam kegiatan usaha kredit pada BPR Shinta Putra

Pengasih Kulon Progo. Selain itu, rekomendasi juga digunakan untuk

memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol untuk bagian kredit.

Usulan perbaikan yang diaujakan oleh auditor internal tersebut,

berdasarkan juga atas pertimbangan bersama dengan pihak

manajemen dan direksi, karena pada akhirnya manajemen BPR Shinta

Putra Pengasih Kulon progo yang harus melakukan tindakan

perbaikan tersebut. Saran perbaikan dari auditor internal kepada

manajer atas kasus kredit bermasalah yang ada pada BPR Shinta Putra

Pengasih Kulon progo adalah sebagai berikut:

a. Untuk setiap debitur yang bermasalah, hendaknya dapat

diselesaikan secara baik, mudah, tanpa proses panjang dan

membutuhkan waktu, biaya, serta tenaga yang banyak

Page 89: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

74

b. Tetapkan skema penanganan dan penyelesaian serta jabarkan target

waktu khususnya bagi debitur yang saat ini tidak kooperatif,

sebelum ditindaklanjuti ke jalur hukum dan KPKNL.

c. Petugas kredit hendaknya terus melakukan komunikasi dan

pertemuan secara intensif dengan pihak debitur yang bermasalah

agar tidak tidak menghilang tanpa jejak dan kewajibannya dapat

segera terbayarkan.

5. Hasil Kinerja Auditor Internal dalam Penyelesaian Kredit

Bermasalah Pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo.

Perhitungan Non Perfoming Loan (NPL) Pada tahun 2013 dan tahun

2014 :

a. Non Perfoming Loan (NPL) Tahun 2013

Rasio =

1.498.876.723,00 + 749.438.361,50 + 749.438.361,50

18,735,959,035.00

= 0,16 / 16%

b. Non Perfoming Loan (NPL) Tahun 2013

Rasio =

1,875,988,614.00 + 1.125.599.168 + 750.395.445

25,013,181,512.00

= 0,15 / 15%

Page 90: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

75

Kinerja auditor internal BPR Shinta Putra Pengasih Kulon

pada saat ini masih belum efektif. Hal ini dikarenakan NPL pada

tahun 2013 sebesar 16% dan pada tahun 2014 sebesar 15%. Dalam

kurun 1 tahun hanya mampu meningkatkan sebesar 1%, hal ini

masih jauh dari batasan normal yaitu sebesar 5%. kurangnya

sumber daya manusia merupakan salah satu penyebab tidak

efektifnya kinerja auditor internal dalam penyelesaian kredit

bermasalah yang ada pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon

Progo, ditambah adanya kasus kredit bermasalah yang sebagian

besar disebabkan oleh debitur yang kurang kooperatif.

Page 91: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa

Kinerja Auditor Internal Belum dilaksanakan secara efektif di BPR Shinta

Putra Pengasih Kulon Progo. Hal ini bisa dilihat dari presentase Non

Perfoming Loan (NPL) hanya turun 1% dalam kurun 1 periode hal ini BPR

Shinta Pengasih Kulon Progo tingkat Kredit bermasalahnya masih dikatakan

tinggi. Dari analisi yang peneliti lakukan, diperoleh kesimpulan atas bentuk

kinerja auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah pada BPR

Shinta Putra Pengasih Kulon Progo yaitu:

1. Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang auditor

internal pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo telah sesuai dengan

prosedur dan standar auditor internal yang ada, yaitu dimana posisi auditor

internal BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo yang bersifat independen

dalam artian kedudukannya terpisah dari semua kegiatan operasi

perusahaan dan tidak terlibat langsung dalam aktivitas yang diauditnya,

dalam hal ini adalah kegiatan usaha kredit. Sifat independensi auditor

internal BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo menjadikan kinerjanya

dalam mengaudit bagian kredit objektif, tidak dibatasi, dan tidak

terpengaruh oleh siapapun dan apapun, sehingga hasil auditnya dapat

dipertanggungjawabkan secara profesional.

Page 92: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

77

2. Bentuk pengendalian dan pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal

pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo adalah dengan melakukan

semua fungsi audit internal yaitu:

a. Compliance, dimana auditor internal melakukan pengecekan sekaligus

melakukan penilaian ketaatan karyawan bagian kredit setiap harinya

atas prosedur kredit yang telah ditetapkan. Auditor internal melakukan

pengecekan system yang ada, apakah telah berjalan sesuai aturan yang

berlaku atau belum, apabila terindikasi adanya penyalahgunaan

prosedur oleh karyawan kredit, auditor internal langsung melakukan

pencatatan atas temuan tersebut dan segera dilaporkan kepada kepala

bagian kredit untuk dilakukan koordinasi.

b. Verification, dimana auditor internal melakukan pengecekan atau

pemeriksaan terhadap keakuratan dokumen atas kredit, baik berupa

data-data nasabah maupun catatan rencana kerja petugas kredit setiap

harinya. Auditor internal pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon

Progo telah melakukan pengecekan secara rutin atas kesesuaian data

nasabah yang telah tercatat dalam sistem komputer di BPR Shinta

Putra Pengasih Kulon Progo

c. Evaluation, dimana auditor internal selalu melakukan evaluasi atas

temuan-temuan auditnya dalam hal kegiatan kredit. Auditor internal

BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo juga selalu memberikan saran

perbaikan agar kelemahan-kelemahan yang ada pada bagian kredit

tidak terulang lagi untuk ke depannya. Saran perbaikan atau

Page 93: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

78

rekomendasi diberikan setelah auditor internal melakukan diskusi

dengan pihak manajemen dan direksi.

3. Rekomendasi atau perbaikan yang diberikan oleh auditor internal BPR

Shinta Putra Pengasih Kulon Progo melalui temuan-temuannya dan

ditujukan kepada manajer atau direksi untuk kebaikan perusahaan di masa

yang akan datang, khususnya dalam hal penyelesaian kredit bermasalah,

antara lain:

a. Untuk setiap debitur yang bermasalah, hendaknya dapat diselesaikan

secara baik, mudah, tanpa proses panjang dan membutuhkan waktu,

biaya, serta tenaga yang banyak

b. Tetapkan skema penanganan dan penyelesaian serta jabarkan target

waktu khususnya bagi debitur yang saat ini tidak kooperatif, sebelum

ditindaklanjuti ke jalur hukum dan KPKNL.

c. Petugas kredit hendaknya terus melakukan komunikasi dan pertemuan

secara intensif dengan pihak debitur yang bermasalah agar tidak tidak

menghilang tanpa jejak dan kewajibannya dapat segera terbayarkan.

B. Saran

Setelah menguraikan pembahasan dan mengemukakan kesimpulan

terhadap BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo, peneliti mencoba untuk

memberikan saran-saran yang dapat digunakan atau menjadi bahan

pertimbangan BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo dalam

Page 94: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

79

meningkatkan kinerja auditor internal dan dapat meminimalisir adanya

kredit bermasalah melalui peran auditor internal, antara lain:

1. Sebaiknya manajer atau dewan direksi menambahkan tenaga ahli

auditor internal, karena pada BPR Shinta Putra Pengasih Kulon Progo

ini auditor internal baru ada satu. Kurangnya sumber daya manusia

merupakan salah satu alasan untuk masih harus ditingkatkannya lagi

kinerja audit.

2. Untuk meningkatkan kinerja auditor internal, sebaiknya direksi

memiliki semacam Internal Control Evaluation guna mengetahui

kemampuan dan perkembangan kinerja auditor internal setiap periode.

Page 95: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

80

DAFTAR PUSTAKA

Bekti Krestiantoro. (2006). Pelaksanaan Penyelesaian Kredit Bermasalah Dengan

Jaminan Hak Tanggungan di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Cabang Semarang. Tesis. Universitas Diponegoro.

Dendawijaya Lukman. (2003). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Haryono Yusup. (2001). Auditing. (Pengauditan).Buku 1. Yogyakarta:STIE-

YKPN.

Ismani, dkk. (2009).Pedoman Penulisan Tugas Akhir Jurusan Pendidikan

Akuntansi UNY.

Mudrajat Kuncoro. (2002). Manajemen Perbankan. Teori dan Aplikasi Edisi

Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Nomita Desi (2009) .”Kredit Bermasalah pada PT. Bank Danamon”, Tbk. Cabang

Semarang.Skripsi. Universitas Diponegoro.

Pabundu Tika. (2006). Budaya Organisasi dan peningkatan Kinerja Perusahaan.

Jakarta: bumi Aksara.

Rachmadi Usman. (2003). Aspek-aspek hukum perbankan di Indonesia. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka.

Restiana Lestari . (2009) Peranan Audit Dalam Menunjang Efektivitas

Pengendalian Internal Kredit Investasi pada PT. Bank Mandiri. Skripsi.

Universitas Diponegoro.

Saifuddin Azwar. (2004). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sawyer Lawence.(2005). Internal Auditing.Jakarta : Salemba Empat.

SiswantoSutojo. (1997). Manajemen Terapan Bank. Jakarta: Pustaka Binaman

Presindo.

Sri Wahyuni. (2011). Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur

Kinerja Pada PT. Semen Bosowa Maros. Skripsi. Universitas Hasanuddin

Makasar

Sutarno. (2004). Aspek-aspek Hukum Perkreditan pada Bank. Bandung:

ALFABETA.

Suyadi Prawirosentono. (2008). Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta.

Page 96: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

81

TeguhPudjo.(1999). Aplikasi Management Audit(dalam Industri Perbankan).

Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.

Tri Yatmoko. (2009).”Bukti Audit, Tujuan Audit, Program Audit dan Kertas

Kerja Audit’’.Makalah Tidak Diterbitkan. STAN Jakarta.

Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi, dan

Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Page 97: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

83

LAMPIRAN

Page 98: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

84

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS EKONOMIAlamat: Karangmalang Yogyakarta 55281

Telp. (0274) 586168 Ext. 817 Fax. (0274) 554902Website: http://ll'ww.fe.uny.ac.id e-mail:[email protected]

Nomor

Hal

Yth.

(~~/UN34.18/LT/2015

Permohonan Ijin Penelitian

BPR Shinta Putra

Jalan Manding kIn 0.5

Terbah, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta

13 Mei 2015

Kami sampaikan dengan hormat kepada Bpk/Ibu, bahwa mahasiswa dari Jurusan Pendidikan

Akuntansi/Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan tahun 2012 bermaksud mencari data untuk

Tugas Akhir Skripsi, adapun mahasiswa tersebut adalah:

Nama

NIM

Jurusan/Prodi

Judul

Yuli Purwanti

14812147007

Pendidikan Akuntansi / Akuntansi

Analisis Kinerja Auditor Internal dalam Penyelesaian KreditBermasalah pada Bank BPR Shinta Putra

untuk dapat terlaksananya maksud tersebut, kami mohon dengan hormat Bpk/Ibu berkenan

memberi ijin dan bantuan seperlunya.

Atas ijin dan bantuannya diucapkan terima kasih.

Page 99: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

85

Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara bagian pengelolan kredit

BPR Shinta Putra

1. Bagaimana perkembangan usaha kredit pada BPR Shinta Putra?

2. Apa saja syarat kredit yang diberikan untuk nasabah BPR Shinta Putra?

3. Bagaimana BPR Shinta Putra dapat mengetahui karakter nasabah yang akan

diberikan kredit?

4. Apakah setiap karyawan bagian kredit memiliki standar kinerja dan seperti

apakah bentuk standar kinerja tersebut?

5. Apakah bagian kredit memiliki SOP (Standard Operational Prosedure)

berapa persentase terjadinya kredit bermasalah pada BPR Shinta Putra pada

tahun 2014?

6. Apa sajakah indikator terjadinya kredit bermasalah yang ada pada BPR

Shinta Putra?

Page 100: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

86

Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara untuk bagian audit internal (SPI)

BPR Shinta Putra

1. Bagaimana tingkat pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal terhadap

kredit bermasalah?

2. Bagaimanakah peran audit internal dalam kegiatan usaha kredit BPR Shinta

Putra?

3. Bagaimana tingkat efektivitas fungsi audit internal pada BPR Shinta Putra

selama ini?

4. Apakah audit internal pada BPR Shinta Putra memiliki standar kinerja yang

dijadikan pedoman kerja sebagai auditor internal?

5. Seperti apakah bentuk standar kinerja tersebut?

6. Bagaimana bentuk kinerja audit internal dalam menangani kredit bermasalah

pada BPR Shinta Putra

Page 101: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

87

DAFTAR PERTANYAAN

KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN KREDIT

BERMASALAH PADA BPR SHINTA PUTRA PENGASIH KULON

PROGO

NO Pertanyaan Jawaban Keterangan

Ya Tidak

1 Apakah terdapat kebijakan tertulis

disetujui direksi tentang Ketentuan

jangka waktu kredit?

2 Apakah kebijakan dan prosedur

pemberian kredit yang telah

ditetapkan, dilaksanakan oleh orang-

orang berkompeten?

3 Apakah petugas bank selalu

memelihara komunikasi dengan

nasabah dan kunjungan langsung ke

lokasi usaha secara rutin?

4 Apakah auditor internal mempunyai

kecakapan atau pengetahuan yang

sesuai dengan tugas dan

tanggungjawabnya sebagai auditor

khususnya di bagian kredit?

5 Apakah auditor internal melakukan

identifikasi dini atas kasus kredit

bermasalah pada nasabah secara

langsung?

6 Apakah dilakukan pengawasan pada

lampiran permohonan kredit?

7 Apakah dilakukan pengawasan pada

aspek-aspek lain yang perlu

dipertimbangkan dalam analisis kredit?

8 Apakah telah dilakukan evaluasi

berkala terhadap kredit bermasalah?

9 Apakah evaluasi kredit bermasalah

dilakukan secara akurat?

10 Apakah auditor internal melakukan

pengawasan terhadap calon-calon

nasabah?

11 Apakah terdapat kebijakan tertulis

disetujui direksi tentang Ketentuan

Page 102: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

88

tingkat bunga?

12 Apakah dilakukan pengawasan

terhadap jaminan?

13 Apakah dilakukan pengawasan dalam

hal peninjauan jaminan?

14 Apakah dalam pengawasan

administrasi dapat diketahui apabila

terjadi penyimpangan?

15 Apakah penyelesaian kredit

bermasalah dilakukan dengan

menambah dan mengkapitalisasi

plafon (tunggakan bunga)?

16 Apakah dilakukan pengawasan pada

semua unsur kegiatan usaha kredit?

17 Apakah auditor internal telah memiliki

pedoman audit untuk kinerjanya dalam

mengaudit di bidang kredit?

18 Apakah pedoman kerja yang ada telah

dapat dipakai secara memadai oleh

auditor internal?

19 Apakah auditor internal aktif

mengikuti training atau program

pendidikan khusus audit yang

diselenggarakan oleh Bank Indonesia?

20 Apakah auditor internal melakukan

catatan atas temuan- temuan yang ada

di bagian kredit?

21 Apakah telah dibuat suatu daftar

prioritas penyelamatan kredit

bermasalah?

22 Apakah penyelesaikan kredit

bermasalah memperhatikan aspek

legal?

23 Apakah telah diambil suatu strategi

perbaikan terhadap sistem yang

diterapkan?

24 Apakah auditor internal melibatkan

manajer atau direksi untuk melakukan

evaluasi atas temuannya?

25 Apakah telah dibuat suatu daftar

prioritas penyelamatan kredit

bermasalah?

Page 103: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

,/)

~&ml~~OO®&W&~~oo~~m

LAPORAN

KUNJUNGAN LAPANGAN PASCA REALISASI

TANGGAL: 30 OKTOBER 2014

PT. BPR SHINTA PUTRA PENGASIH

JL MANDUNG KM O,S TERBAH, TERDAH, PENGASIH

KULONPItOGO

2014

Page 104: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

KERTAS KERJA SATUAN PENGAWAS INTERNAL

KUNJUNGAN LAPANGAN PASCA REALISASI

Hari kunjungan : Kamis

Tanggal kunjungan : 30 Oktober 2014

Wilayah kunjungan kerja : Nanggulan

Bulan pasca reatisasi : Oktober

BERDASAR PK I BUKU PENDAFT HASILOTS HASlLOTS HASILOTS HASILOTS "..·tTDPTGNO

,,'--,

IDENTlTAiwitAsABAH -NAMA JAMINAN PINJAMAN KEGUNAAN PEASETUJUAN

1 Nlma : Watiyem Watiyem adalah nama nasabah yang pin- sepeda motor merk Mio Jmink suaminya Pinjaman sesuai dengan yang diajukan Untuk pengembangan usaha yang dijala..

/Alamat : Plugon RT 03 Donomul- jam kredit. Nama tersebut sesuai dengan yaltu a.n lungsus Pratondo. yaltu Rp 6.000.000,- ni yaitu jualan kembang tabur dan jamu

yo Nanggulan nama pada saat pengajuan permohonan. jamu tawon lanceng dari Surabaya.

~~'" 'No leg : 02-4200 Jualannya di pasar Sribit.

Ja~nan : Motor

Pinj : Rp 6.000.000,-

Real : 16 Oktober 2014

JW : 15 bulan

Kegunaan : L>agang

BERDASAR PK I BUKU PENDAFT HASILOTS HASILOTS HASILOTS HASILOTS TTDPTGNO JAMINANIDENTITAS NASABAH NAMA PINJAMAN KEGUNAAN PERSETUJUAN

2 Nama : Heru Purnama Heru. Padalah nama nasabah yang pin- Jaminan berupa tanah tapi hukan milik Pinjaman sesuai dengan yang diajukan Dana digunakan untuk pengembangan

Alimat : Janti Kidul RT 69 Jatisa- jam kredit. Nama tersebut sesuai dengan nasabah sendiri. Milik orang lain. Pada yaitu Rp 20.000.000,- usaha di bidang jasa pembuatan pagar,

0rono Nanggulan. nama pada saat pengajuan permohonan. saat realisasi pemilik tanah ikut menan - teralis, kanopi, tanga putar dll ( jasa las)

No leg : 02-4209 pada buku pendaftaran kredit. datangani PK.

Jaminan : Tanah

Pinj : Rp 20.000.000,-

'Real : 28 Oktober 2014

JW : 15 bulan

Keaunaan : Jasa las

Dengan hasil sebagai berikut :

Page 105: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

/p..t/'"

BERDASAR PK I BUlU PENDAFT HASILOTS HASILOTS 015 HASlLOTS TIDPTGNO

IDENTITAS NASABAH NAMA JAMINAN PINJAMAN KEGUNAAN PERSETUJUAN

3 Nama : Titik Kiswanti Titik. Kadalah nama nasabah yang pin- 5ertifikat tanah yang dijadikan jaminan Pinjaman sesuai dengan yang diajukan Dana digunakan untuk mengembangkan

Alamat : Pudak Kidul RT 14 Kem- jam kredit. Nama tersebut sesuai dengan milik ibu kandung yaitu Parijem. yaitu Rp 25.000.000,- usaha kelontong. Sebagian keeil diguna -

bang Nanggulan. nama pada saat pengajuan permohonan. kan untuk ternak ikan.t\

No lei : 02-4207 pada buku pendaftaran kredit.

Jaminan : Tanah

Pinj : Rp 25.000.000,-

Real : 22 Oktoberii~014

JW : 60 bulan

Keaunaan : Oagang kelontong

Kepala Bagian Kredit

Pengasih, 30 Oktober 2014

Wahyu SyHstvo ,Qwt NUlroho

Satuan Pengawas Internal

Page 106: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

/'

SATUAN FIENGAWAS WRNAL

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN

PT. BPR SHiNTA PUTRA PENGASIH

JL MANDUNGKM o,S TERBAH, TERBAH, PENGASIHKULONPR·OGO

2014

IfI'JJ f ~rr

Page 107: ANALISIS KINERJA AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN ...eprints.uny.ac.id/29813/2/SKRIPSI YULI PURWANTI_NIM 14812147007.… · Yogyakarta,22 Desember 2015 Y ... BAB I PENDAHULUAN

KERTAS KERJA PEMERIKSAANSATUAN PENGAWAS INTERNAL

Laporan kunjungan lapanganHari kunjungan : Senin

Tanggal kunjungan : 14 April 2014

Bagian yang terkait : Operasional Kredit

No Kondlsi & identitas nsbh Kriteria I Ketentuan Penyebab ( mnrt nasabah ) Akibat yang ditimbulkan langgapan petugas Rekomendasi Status pemeriksaan Tdtgn ptg

1 Nama : Tukirahayu Apabila angsuranbe~alan sa- Debitur memang mengalami tu- Te~adi tunggakan angsuran Memang benar penyebabnya 1. jk memungkinkan diupa- belum selesai krn msh

No teg : 13.264.001 suai ketentuan dim PK kredit nggakan angsuran Pd bulan Juni pokok5X '-.

spt apa yg disampaikan oleh yakan pembayaran 2 X menunggu tindaklanjut

Pinj : Rp 19.000.000 tdk akan te~adi tunggakan. 2013 dikarenakan pd bulan tsb nasabah. pd bulan April 2014 ini. rekomendasi no. 1

Saldo : Rp 12.650.175 debitur mempunyai aeara yaitu 2. jk tdk ttp dipertahankan

~~Ptg : Purbo menikahkan anaknya. sedang pd pd Kol 1.

Maret 2014 orang tua debitur se-

dang sakit sehingga biaya diper-J

gunakan untuk biaya berobat.

2 Nama : Ismana Apabila angsuran be~alan sa- Pd bin te~adi tunggakan berbare- Te~adi tunggakan pokok 1X penyebab yg disampaikan oleh 1. usahakan bulan April '14 belum selesai krn msh

No leg : 13.345.001 suai ketentuan dim PK kredit ngan dgn kebutuhan keluarga yai- tunggakan bunga 2X nsbh memang benar adanya. tunggakan tsb dUunasi. menunggu tindaklanjut

~Pinj : Rp 15.000.000 tdk akan terjadi tunggakan. tu untuk biaya pendidikan. 2. jk tdk tetap pertahankan rekomendasi no. 1

Saldo : Rp 12.887.600 pd Kolt

Ptg : Purnomo

\

3 Nama : Karsiyem Apabila angsuran be~alan sa.. Kondisi usaha yg dijalani meng- Te~adi tunggakan angsuran memang hal itu yg menyebab- 1. usahakan bin April 2014 belum selesai km mshI

No leg : 02.2882 suai ketentuan dim PK kredit alami penurunan shg berakibat pokok 1X bunga 3X kan te~adinya tunggakan yaitu bs menutup tunggakan. menunggu tindaklanjut

~~Pinj : Rp 20.000.000 tdk akan te~adi tunggakan. Pd berkurangnya pendapatan. penurunan pendapatan dr usa- 2. jk gagal, pertahankan pd rekomendasi no. 1

Saldo : Rp 7.450.000 Efeknya : angsuran mengalami ha yg dijalani. Ko11.

Ptg : Joko.P tunggakan.

~gasln.l0Ap

Demikian laporan yang dapat saya buat serta sampaikan.

8emoga laporan ini dapat dijadikan perhatian dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Terimakasih.

2(/- \4 MdtM'\ d~\t.o.uXlL untuk~sa~L.tpC/."\/4 L .

lMe11\.\.1-T Llp ~~4lut ~.

~'{Satuan Penga'NaS Internal

~