analisis kualitas air dan tingkat kepedulian …repository.ub.ac.id/8025/1/aditia...

86
i ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR SUNGAI METRO DI KECAMATAN KEPANJEN, KABUPATEN MALANG Oleh: ADITIA TIOVAN NIM. 135100901111016 Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Lingkungan PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 20-Dec-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

i

ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN

MASYARAKAT TERHADAP PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

SUNGAI METRO DI KECAMATAN KEPANJEN, KABUPATEN

MALANG

Oleh:

ADITIA TIOVAN

NIM. 135100901111016

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Teknik Lingkungan

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

ii

Page 3: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

iii

Page 4: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Aditia Tiovan berasal dari suku

Minang lahir di Alahan Panjang pada tanggal 9

agustus 1994. Merupakan putra sulung dari

pasangan Bapak Adril Ridwan dan Ibu Adhha

Syukria. Riwayat Pendidikan menyelesaikan

taman kanak – kanak di TK Puspa Gumanti pada

tahun 2001, sekolah dasar di SDN 1 Lembah

Gumanti pada tahun 2007, sekolah menengah

pertama di SMP 1 Lembah Gumanti pada tahun

2010, sekolah menengah atas di SMA 1 Gunung

Talang pada tahun 2013. Pada tahun 2013

penulis menjadi mahasiswa Program Studi

Teknik Lingkungan, Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Brawijaya dan berhasil menyelesaikan pendidikan

pada tahun 2017. Di dalam masa perkuliahan penulis lebih aktif di

organisasi. Pada tahun 2014 penulis Koordinator Dewan Pengawas

IMTLI Regional IV, Staff Kominfo KMTL, pada tahun 2015 Penulis

menjabat sebagai Kepada Bidang Politik GmnI Komisariat FTP dan

Mendapat amanah sebagai Menteri Sosial Budaya BEM FTP UB 2016.

Page 5: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

v

SATU TEKAD !!!

SATU KELUARGA!!!

SATU ENVIRO!!!

JAYA!!!

Page 6: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama Mahasiswa : Aditia Tiovan NIM : 135100901111016 Program Studi : Teknik Lingkungan Jurusan : Keteknikan Pertanian Fakultas : Teknologi Pertanian Judul TA : Analisis Kualitas Air Dan Tingkat Kepedulian

Masyarakat Terhadap Pengendalian Pencemaran Air Sungai Metro Di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang

Menyatakan bahwa: TA dengan judul diatas merupakan karya asli penulis. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar saya bersedia dituntut sesuai hukum yang berlaku. Malang, November 2017 Pembuat Pernyataan Aditia Tiovan

135100901111016

Page 7: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

vii

Aditia Tiovan. 135100901111016. Analisis Kualitas Air Dan Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Pengendalian Pencemaran Air Sungai Metro Di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. TA. Pembimbing : Dr. Liliya Dewi S, ST. MT Dan Fajri Annugroho, STP. M. Agr. Ph.D

RINGKASAN

Sungai merupakan tempat – tempat dan wadah – wadah serta jaringan pengaliran sungai mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis luar pengamatan Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 1991. Kualitas air sungai dapat diketahui melalui faktor fisik, kimia maupun biologi. Suatu sungai dapat mengalami penurunan kualitas air, jika air tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan status mutu air secara normal. Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan . Sungai Metro merupakan salah satu anak Sungai Brantas yang melalui Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Sungai Metro memiliki panjang 54,55 km yang melewati daerah perkotaan yang terindikasi mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas pembuangan limbah cair domestic, industry dan pertanian. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kuantitatif dan pembagian kuisioner kepada masyarakat dan petani disekitar Sungai Metro. Sedangkan untuk metode indeks pencemaran bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran, status mutu air, baku mutu air dan daya tampung beban pencemar air Sungai Metro. Penelitian dilaksanakan di Desa Mojosari yang merupakan bagian hulu Sungai Metro, Desa Talang Agung yang merupakan bagian tengah , dan Desa Mangunrejo yang merupakan bagian hilir Sungai Metro. Parameter yang diuji adalah fisika (Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform).

Dari hasil pembagian kuisioner diketahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap pencemaran Sungai Metro masih minim hal ini dapat dilihat bahwa masih banyak masyarakat yang membuang sampah di sekitar sungai dan banyaknya pemukiman di sekitar Sungai Metro. Tingkat kepedulian petani terhadap pencemaran Sungai Metro masih minim hal ini dapat dilihat bahwa masih banyak petani yang menggunakan pestisida dan pupuk organik dalam kegiatan pertanian di sekitar Sungai Metro. Hasil dari penelitian Indeks pencemar pada

Page 8: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

viii

keseluruhan lokasi adalah tergolong cemar sedang, dengan rincian nilai pada bagian hulu adalah sebesar 7,09, bagian tengah adalah sebesar 7,41, dan bagian hilir adalah sebesar 7,25. Untuk Kondisi kualitas air Sungai Metro berada dibawah baku mutu air kelas II yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008.

Rekomendasi strategi pengendalian pencemaran air Mungai Metro di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang adalah dengan kegiatan PROKASIH (Program Kali Bersih) yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten dan menyertakan masyarakat didalamnya. Kata Kunci : Pengendalian Pencemaran Air Sungai, Sungai Metro, Tingkat Kepedulian Masyarakat

Page 9: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

ix

Aditia Tiovan. 135100901111016. Water Quality Analysis and People’s Awareness towards Water Pollution Control in Metr River at Kepanjen District, Malang Regency. TA. Pembimbing : Dr. Liliya Dewi S, ST. MT Dan Fajri Annugroho, STP. M. Agr. Ph.D

SUMMARY

Rivers are places or vessels and river flow network, starts from wellspring until estuary, restricted both side and along stream by the observation outline of the Government Regulation Number 35 Year 1991. The quality of rivers can be known by physical, chemical, and biology factors. A river can experience water quality degradation if the water can not be used appropriate with the status of water quality. The status of water quality is the level of water quality condition compared with the standard water quality that has been appointed. Metro River is one of Brantas watercourse that flows through Kepanjen district, Malang regency. Metro River has length of 54.55 km flows through urban areas that are contaminated by domestic, industry, and agricultural liquid waste. This research was using a descriptive quantitative method and questionnaires to people around Metro RIver. Whereas, pollution index method aims to find out contamination level, water quality status, the standard water quality, and capacity of load pollutant. Research was held at Mojosari Village (upstream), Talang Agung Village (midstream), Mangunrejo Village (downstream). Parameters that is tested are physic (temperature and TSS), chemical (pH, DO, BOD, COD) and biology (Total Coliform).

Through the questionnaires can be known that the level of people's awareness of Metro River's pollution is poor. This means there are a lot of people that still throw out garbages into the river and also the big number of residential around the river can become the cause. Farmer's awareness of Metro River's pollution is poor, shown by the number of farmers that still use pesticide and organic fertilizer in farming activities. The result of pollution index research in entire location is classified as moderate polluted, with grade at upstream is 7.09, grade at midstream is 7.41, and grade at downstream 7.25. The condition of Metro River quality is below the standard water quality for class II which is appointed by Local Regulation East Java Province Number 2 Year 2008.

Recommendation of Metro River water pollution control at Kepanjen District, Malang Regency is by PROKASIH (Program Kali

Page 10: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

x

Bersih) activity that is held by the local government and also enclose the community around Metro River to participate. Keyword : River pollution water control, Metro River, People's Awareness

Page 11: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini berjudul “Analisis Kualitas Air Dan Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Pengendalian Pencemaran Air Sungai Metro Di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang”. Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Liliya Dewi S, ST. MT selaku Dosen Pembimbing Pertama yang telah memberikan dukungan dan bimbingan, kepada penyusun hingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini;

2. Fajri Annugroho, STP. M. Agr. Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, ilmu, dan pengetahuan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini;

3. Prof. Dr. Ir. Bambang Suharto, MS, selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktunya untuk menguji dan memberikan masukan atau saran untuk perbaikan Tugas Akhir ini;

4. Bapak Adril Ridwan dan Ibu Adhha Syukria, selaku kedua orang tua penyusun yang senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun materiil;

5. Teman-teman Teknik Lingkungan 2013 yang selalu memberikan dukungan moril dalam proses penyelesaian Skripsi.

6. Yusriadi, Ardiyanto, Nadia, Dimas, Ronal, Erdiyanto, Ennery, Bos Harwan atas semua dukungan baik moril maupun materil.

7. Ruth Marganda Napitupulu atas waktu dan dukungan morilnya

Penyusun menyadari adanya keterbatasan pengetahuan, dan pengalaman, penyusun mengharapkan saran demi lebih baiknya Tugas Akhir ini. Harapan penyusun semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun semua pihak yang membutuhkan.

Malang, Oktober 2017

Penyusun

Page 12: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................. ii

RINGKASAN .......................................................................................iii

KATA PENGANTAR .......................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................ v

DAFTAR TABEL .................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

1.4 Batasan Penelitian ................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5

2.1 Daerah Aliran Sungai ................................................................ 5

2.2 Pemantauan Kualitas Air ........................................................... 6

2.3 Kelas Mutu Air ..........................................................................12

2.4 Pencemaran Air Sungai ...........................................................12

2.5 Penentuan Daya Tampung Beban Pencemaran Dengan Metode

Neraca Massa .........................................................................17

Page 13: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

xiii

2.6 Penentuan Status Mutu Air Dengan Metode Indeks Pencemaran

................................................................................................18

BAB III METODE PENELITIAN .........................................................20

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................20

3.2 Alat dan Bahan........................................................................21

3.3 Metode Penelitian ...................................................................22

3.4 Pelaksanaan ............................................................................25

3.4.1 Pengumpulan Data .........................................................25

3.4.2 Pengukuran Debit Sungai ...............................................26

3.4.3 Pengambilan Sampel Air Sungai Metro ..........................28

3.4.4 Pengujian Sampel Sungai Metro ....................................28

3.4.5 Pemberian Kuisioner Kepada Warga Dan Petani Sekitar

Sungai Metro ..................................................................29

3.5 Pengolahan Data .....................................................................30

3.5.1 Metode Indeks Pencemaran ...........................................30

3.6 Pengamatan Dan Analisa Data ................................................32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................33

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................................33

4.2 Debit Aliran Sungai Metro ........................................................35

4.3 Parameter Fisika ......................................................................36

4.3.1 Suhu ...............................................................................36

4.3.2 Total Suspended Solid ...................................................38

4.4 Parameter Kimia ......................................................................39

4.4.1 Derajat Keasaman ..........................................................39

Page 14: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

xiv

4.4.2 Dissolved Oxygen ..........................................................40

4.4.3 Biologycal Oxygen Demand ...........................................41

4.4.4 Chemical Oxygen Demand .............................................42

4.5 Parameter Biologi.....................................................................43

4.6 Status Mutu Air Sungai Metro...................................................44

4.7 Hasil Dari Pemberian Kuesioner Kepada Masyarakat Di Sekitar

Sungai Metro ...........................................................................45

4.7.1 Gambaran Umum Responden ........................................45

4.7.2 Analisa Indeks Jawaban Responden ..............................48

4.8 Hasil Dari Pemberian Kuisioner Kepada Petani Di Sekitar

Sungai Metro .............................................................................54

4.8.1 Gambaran Umum Responden ........................................54

4.8.2 Analisa Indeks Jawaban Responden ..............................57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................63

5.1 Kesimpulan ............................................................................. 63

5.2 Saran .......................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 65

Page 15: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

xv

DAFTAR TABEL

No Teks Hal

Tabel 2.1 Pengaruh pH Pada Kehidupan di Air ................................. 9

Tabel 2.2 Hubungan nilai indeks pencemaran dengan status Mutu

perairan ...........................................................................19

Tabel 3.1 Hubungan nilai indeks pencemaran dengan status Mutu

Perairan ...........................................................................32

Tabel 4.1 Hubungan Nilai IP Dan Status Mutu Air ........................... 44

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Umur ....................................... 47

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 53

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Agama ..................................... 56

Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ....................... 62

Page 16: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

xvi

DAFTAR GAMBAR

No Teks Hal

Gambar 3.1 Peta Batas Penelitian Dan Titik Pengambilan Sampel ..21

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian .................................................24

Gambar 3.3 Diagram Alir Pengambilan Sampel Air ..........................26

Gambar 4.1 Pemukiman Di Sekitar Lokasi Penelitian ......................35

Gambar 4.2 Hasil Pengukuran Debit Sungai ....................................36

Gambar 4.3 Hasil Pengujian Suhu Di Sungai Metro ........................37

Gambar 4.4 Hasil Pengujian Konsentrasi TSS Di Sungai Metro .......38

Gambar 4.5 Hasil Pengujian pH Di Sungai Metro .............................40

Gambar 4.6 Hasil Pengujian Konsentrasi DO Di Sungai Metro.. ......41

Gambar 4.7 Hasil Pengujian Konsentrasi BOD Di Sungai Metro. .....42

Gambar 4.8 Hasil Pengujian Konsentrasi COD Di Sungai Metro ......43

Gambar 4.9 Hasil Pengujian Jumlah Total Coliform Di Sungai

Metro ...........................................................................44

Page 17: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

xvii

DAFTAR PERSAMAAN

No Teks Hal

Persamaan 2.1 Neraca Massa ...........................................................18

Persamaan 2.2 Indeks Pencemar ......................................................19

Persamaan 3.1 Debit Air ..................................................................27

Persamaan 3.2 Pengukuran Luas Penampang ...............................27

Persamaan 3.3 Perhitungan Ci ˂ Lij Rata - Rata ...............................30

Persamaan 3.4 Perhitungan Ci ˃ Lij Rata - Rata ...............................30

Persamaan 3.5 Indeks Pencemaran .................................................31

Page 18: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Hal

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian Masyarakat ...................................69

Lampiran 2 Kuisioner Penelitian Petani ...........................................71

Lampiran 3 Hasil Uji Kualitas Sungai Metro .....................................73

Lampiran 4 Perhitungan Status Mutu Air Menggunakan Indeks

Pencemaran ................................................................82

Lampiran 5 Pengolahan Data Identitas Masyarakat ........................86

Lampiran 6 Pengolahan Data Identitas Petani .................................89

Lampiran 7 Pengolahan Data Jawaban Masyarakat ........................92

Lampiran 8 Pengolahan Data Jawaban Petani ................................99

Lampiran 9 Dokumentasi Pengukuran Debit Dan Pengambilan

Sampel ...................................................................... 104

Lampiran 10 Dokumentasi Pengujian Sampel ................................. 108

Lampiran 11 Dokumentasi Pemberian Kuisioner Kepada Masyarakat

Dan Petani Di Sekitar Sungai

Metro ...................................................................... 111

Page 19: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan suatu kota berakibat pula pada pola perubahan konsumsi masyarakat yang cukup tinggi dari tahun ke tahun, dengan luas lahan yang tetap akan mengakibatkan tekanan terhadap lingkungan semakin berat. Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berasal dari pertanian, industri dan kegiatan rumah tangga akan menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada penurunan kualitas air sungai. Meningkatnya aktivitas manusia, perubahan guna lahan dan semakin beragamnya pola hidup masyarakat perkotaan yang menghasilkan limbah domestik menjadikan beban pencemar di Sungai Metro semakin besar dari waktu ke waktu. Penurunan kualitas air terjadi sebagai akibat pembuangan limbah yang tidak terkendali dari aktivitas pembangunan di sepanjang sungai sehingga tidak sesuai dengan daya dukung sungai. Sungai Metro merupakan anak Sungai Brantas yang aliran sungainya melalui Kota Malang dan berakhir di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Sungai Metro di Kecamatan Kepanjen, secara administrasi melewati Desa Mojosari, Ngadilangkung, Dilem, Kelurahan Kepanjen, Cempokomulyo, Desa Talangagung, Panggungrejo, Mangunrejo dan berakhir di Desa Jenggolo dengan panjang sungai 18,2 Km.

Sungai merupakan tempat-tempat dan wadah – wadah serta jaringan pengaliran sungai mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis luar pengamatan (Peraturan Pemerintah No.35 tahun 1991). Kualitas air sungai dapat diketahui melalui faktor fisik, kimia maupun biologi. Suatu sungai dapat mengalami penurunan kualitas air, jika air tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan status mutu air secara normal. Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber

Page 20: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

2

air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan. Penentuan status mutu air dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan Metode Indeks Pencemaran. Indeks Pencemaran (IP) digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan. Indeks Pencemaran (IP) ditentukan untuk peruntukan air yang digunakan, kemudian dapat dikembangkan untuk beberapa peruntukan bagi seluruh bagian badan air atau sebagian dari suatu sungai. Peneliti memilih Sungai Metro di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang dikarenakan Kecamatan Kepanjen merupakan daerah Hilir Sungai Metro yang memiliki tingkat pencemaran yang tinggi. Sungai Metro yang berada di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang masih dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada di sekitar sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti MCK dan sebagai sumber air untuk pertanian. Selain itu, digunakan juga sebagai tempat pembuangan sampah dan air limbah domestik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan sungai yang dilakukan oleh masyarakat tersebut dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air sungai. Hasil pemantauan kualitas air yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta tahun 2001, Sungai Metro telah mengalami penurunan kualitas air terutama disebabkan salah satunya oleh air limbah domestik dan kondisi kualitas air termasuk cemar ringan (Puslit Sumber daya Air dan Perum Jasa Tirta I, 2002).

Page 21: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

3

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian yang berjudul analisis tingkat kepedulian masyarakat terhadap pengendalian pencemaran air Sungai Metro di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang adalah: (1) Bagaimana tingkat kepedulian masyarakat terhadap Sungai Metro? ; (2) Bagaimana kondisi dan kuaitas air Sungai Metro di Kecamatan Kepanjen, berdasarkan Perda Provinsi Jatim nomor 2 Tahun 2008 dan permasalahan apa saja yang terjadi di Sungai Metro ditinjau dari Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai? ; (3) Bagaimana hubungan tingkat kepedulian masyarakat terhadap kondisi air Sungai Metro sebagai upaya pelestarian sumber air permukaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang berjudul analisis tingkat kepedulian masyarakat terhadap pengendalian pencemaran air Sungai Metro di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang adalah: (1) Mengetahui seberapa besar tingkat kepedulian masyarakat terhadap Sungai Metro; (2) Menganalisis kualitas air sungai dan status mutu air Sungai Metro di Kota Kepanjen, dan mengetahui permasalahan yang terjadi di Sungai Metro ditinjau dari Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai; (3) Merumuskan strategi pengendalian pencemaran air Sungai Metro sebagai upaya pelestarian sumber air permukaan.

Page 22: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

4

1.4 Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah dari penelitian yang berjudul analisis tingkat kepedulian masyarakat terhadap pengendalian pencemaran air Sungai Metro di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang adalah: (1) Penelitian dilakukan pada Sungai Metro dengan wilayah studi di Kecamatan Kepanjen, Kota malang; (2) Menganalisis kualitas air Sungai Metro dengan menggunakan Parameter Suhu, TSS, pH, DO,BOD, COD dan Total Coliform; (3) Penentuan kualitas air sungai didasarkan pada penentuan daya tampung beban pencemaran dan Metode Indeks Pencemar; (4) Wilayah studi dalam penelitian tidak mencakup panjang keseluruhan Sungai Metro.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang berjudul analisis tingkat kepedulian masyarakat terhadap pengendalian pencemaran air Sungai Metro di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang adalah: (1) Memberikan informasi terkini terkait kondisi kualitas air Sungai Metro sehingga dapat memberikan rekomendasi pengelolaan bagi pihak- pihak terkait; (2) Mengetahui status pencemaran air Sungai Metro sehingga dapat dilakukan upaya pengendalian dampak dari pencemaran tersebut; (3) Memberikan pengetahuan kepada masyarakat, pemerintah dan akademisi terkait dampak dari pencemaran Sungai Metro; (4) Memberikan informasi kepada masyarakat, pemerintah dan akademisi terkait tentang kualitas air Sungai Metro dengan menggunakan indeks pencemar.

Page 23: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS)

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air tersebut harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang (Nugroho, 2008). Salah satu sumber air yang banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya yaitu sungai. Sungai merupakan ekosistem yang sangat penting bagi manusia. Sungai juga menyediakan air bagi manusia baik untuk berbagai kegiatan seperti pertanian, industri maupun domestik (Siahaan dkk., 2011).

Istilah Daerah Aliran Sungai (DAS) banyak digunakan oleh beberapa ahli dengan makna atau pengertian yang berbeda-beda, ada yang menyamakan dengan catchment area, watershed, atau drainage basin. Menurut Notohadiprawiro (1985) Daerah Aliran Sungai merupakan keseluruhan kawasan pengumpul suatu sistem tunggal, sehingga dapat disamakan dengan catchment area. Martopo (1994), memberi pengertian bahwa, Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah yang dibatasi oleh topografi pemisah air yang terkeringkan oleh sungai atau sistem saling berhubungan sedemikian rupa sehingga semua aliran sungai yang jatuh di dalam akan keluar dari saluran lepas tunggal dari wilayah tersebut. Soemarwoto (1985), mengemukakan batasan DAS adalah suatu daerah yang dibatasi oleh igir-igir gunung yang semua aliran permukaannya mengalir ke suatu sungai utama. Atas dasar definisi tersebut diatas maka Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat diartikan sebagai kesatuan ruang yang terdiri atas unsur abiotik (tanah,

Page 24: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

6

air, udara), biotik (vegetasi, binatang dan organisme hidup lainnya) dan kegiatan manusia yang saling berinteraksi dan saling ketergantungan satu sama lain, sehingga merupakan satu kesatuan ekosistem, hal ini berarti bahwa apabila keterkaitan sudah terselenggara maka pengelolaan hutan, tanah, air, masyarakat dan lain – lain harus memperhatikan peranan dari komponen - komponen ekosistem tersebut.

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi lahan dan perhutanan sosial tentang pedoman monitoring dan evaluasi daerah aliran sungai tahun 2009 dijelaskan bahwa tingkat pencemaran air DAS dievaluasi dengan melihat parameter kualitas air atau mutu air dari suatu badan air atau aliran air di sungai. Kondisi kualitas air menurun terjadi jika nilai unsur-unsur sifat fisika, kimia, dan biologi air telah melebihi nilai ambang batas standarnya. Kondisi kualitas air tersebut dipengaruhi oleh jenis penutupan vegetasi, limbah buangan domestik, industri, pengolahan lahan, pola tanam, dan lain-lain.

2.2 Pemantauan Kualitas Air

Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kondisi alami sungai maupun kegiatan manusia (Siregar, 2004). Perubahan kondisi kualitas air disebabkan oleh penggunaan lahan, litologi, waktu, curah hujan dan aktivitas manusia yang mengakibatkan pencemaran air sungai, baik fisik, kimia, maupun biologi (Kusuma, 2005). Perubahan kualitas air dapat diketahui dengan pemantauan kualitas air. pemantauan kualitas air dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang spesifik terkait dengan pengelolaan daerah aliran sungai (Ponce, 1980 dalam Asdak, 1995).

Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang berasal dari daerah tangkapan sedangkan kualitas pasokan air dari daerah tangkapan berkaitan dengan aktivitas manusia yang ada di dalamnya (Wiwoho, 2005). Perubahan kondisi kualitas air pada aliran sungai merupakan dampak dari buangan dari penggunaan lahan yang ada (Tafangenyasha dan Dzinomwa, 2005) Perubahan pola pemanfaatan lahan menjadi

Page 25: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

7

lahan pertanian, tegalan dan permukiman serta meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi hidrologis dalam suatu Daerah Aliran Sungai. Selain itu, berbagai aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, dan pertanian akan menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada penurunan kualitas air sungai (Suriawiria, 2003).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 Tahun 2001 dijelaskan bahwa pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjadi agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya. Parameter kualitas air yang akan diuji yaitu Suhu, TSS, pH, DO, COD, BOD dan Total Coliform.

A. Suhu

Suhu memegang peranan penting dalam berbagai aktivitas kimia dan fisika perairan. Aktivitas kimia dan fisika sering kali mengalami peningkatan dengan naiknya suhu. Mahida (1986) menyatakan bahwa tingkat oksidasi senyawa organik jauh lebih besar pada suhu tinggi dibanding pada suhu rendah. Suhu air di sungai lebih bervariasi dibanding perairan pantai di sekitarnya. Hal ini dipengaruhi oleh luas permukaan dan volume airnya. Pada sungai yang memiliki volume air yang besar dapat ditemukan suhu vertikal. Kisaran suhu terbesar terdapat pada permukaan perairan dan akan semakin kecil mengikuti kedalaman. Keadaan suhu alami memberikan kesempatan bagi ekosistem untuk berfungsi secara optimum. Banyak kegiatan hewan air dikontrol oleh suhu, misalnya: migrasi, pemangsaan, kecepatan berenang, perkembangan embrio dan kecepatan proses metabolisme. Oleh sebab itu, perubahan suhu yang besar pada ekosistem perairan dianggap merugikan (Blume dkk., 2010).

B. TSS ( Total Suspended Solid) Total suspended solid atau padatan tersuspensi total

(TSS) adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar

Page 26: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

8

dari ukuran partikel koloid (Made, 2013). TSS terdiri dari lumpur, pasir halus dan jasad renik yang sebagian besar disebabkan kerana terjadi pengikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air. Pengamatan terhadap TSS sering dilakukan untuk mengetahui kualitas air di suatu perairan, karena nilai TSS yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat pencemaran dan menghambat penetrasi cahaya kedalam air sehingga menggangu proses fotosintesisi dari biota air. Dinamika TSS yang ada di perairan tidak terlepas dari dinamika tutupan lahan yang terjadi diatasnya, hal ini dapat dilihat dari contoh sederhana bagaimana erosi terjadi akibat adanya konversi hutan dengan tutupan vegetasi rapat menjadi lahan terbuka tanpa vegatasi. Fakta tersebut menunjukkan bahwa TSS merupakan salah satu parameter biofisik perairan yang dinamikannya mencerminkan dinamika perubahan yang terjadi di daratan maupun di perairannya sendiri (Rahayu dkk., 2009).

C. pH

Menurut Rahayu (2010) pH menunjukkan tingkat keasaman air yang dapat ditunjukkan dengan kertas indikator atau Kertas lakmus. Skala pH berkisar antara 0-14, dengan kisaran sebagai berikut: pH 7: netral pH <7: asam pH >7: basa pH 6,5-8,2 merupakan kondisi optimum untuk makhluk hidup. pH yang terlalu asam atau terlalu basa akan mematikan makhluk hidup. pH dapat berubah antar musim, bahkan antar jam dalam satu hari, sehingga dapat berpengaruh terhadap kondisi perairan. Ph adalah derajat keasaman satu zat, pH normal adalah 6 - 8. Sedangkan untuk air sungai yang masih belum tercemar atau masih alami memiliki rentangan pH antara 6,5 - 8,5. Karena pencemaran pH air sungai dapat menjadi lebih rendah dari 6,5 atau lebih tinggi dari 8,5. Bahan-bahan organik biasanya menyebabkan kondisi air menjadi lebih asam. Tinggi atau rendahnya nilai pH air tergantung pada beberapa faktor seperti konsetrasi gas – gas dalam air seperti CO2, konsentrasi garam – garam karbonat dan bikarbonat dan proses dekomposisi bahan organik di dasar perairan. Secara alamiah, pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida (CO2)

Page 27: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

9

dan senyawa bersifat asam. Pengaruh pH terhadap kehidupan air dapat dilihat dalam Tabel 2.1.

Kisaran pH Pengaruh terhadap kehidupan di air

3.0 - 3.5 Sangat kecil kemungkinan ikan dapat bertahan hidup

dalam beberapa jam pada kisaran pH ini; hanya

beberapa hewan invertebrata dapat ditemukan

pada kisaran pH ini

3.5 - 4.0 Akan menyebabkan kematian beberapa jenis ikan

4.0 - 4.5 Semua ikan, sebagian besar kodok dan serangga tidak

terdapat pada kisaran pH ini

4.5 - 5.0 Beberapa jenis serangga tidak terdapat pada kisaran

pH ini, dan sebagian besar telur ikan tidak bisa

menetas

5.0 - 5.5 Bakteri pengurai tidak dapat hidup. Sampah daun dan

batang mulai menumpuk, sehingga menyebabkan

siklus kimia terganggu. Plankton mulai hilang, begitu

juga dengan siput. Koloni jamur mulai muncul

5.5-6.0 Pada umumnya bahan metal terperangkap di dalam

sedimen dan akan menjadi racun dalam air

6.0 - 6.5 Udang air tawar tidak terdapat pada kisaran pH ini,

akan berbahaya juga bagi ikan kecuali bila kandungan

CO2 bebas dalam air tinggi

6.5 - 8.2 Kisaran optimal bagi sebagian besar makhluk hidup

8.2 - 9.0 Bahaya langsung bagi ikan tidak ada, tetapi efek tidak

langsungnya adalah perubahan kandungan kimia

di dalam air

9.0 - 10.5 Akan membahayakan beberapa jenis ikan jika

berlangsung dalam waktu yang lama

10.5 - 11.0 Dalam waktu yang lama akan menyebabkan kematian

pada jenis ikan gurame dan ikan merah 11.0 - 11.5 Kematian pada semua jenis ikan

Sumber: Rahayu (2009)

D. Oksigen Terlarut atau Dissolved Oxygen (DO) Oksigen terlarut merupakan oksigen yang ada di dalam

air berasal dari oksigen di udara dan hasil fotosintesis tumbuhan air yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan hewan dan tumbuhan air. Kandungan oksigen di dalam air lebih sedikit

Page 28: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

10

dibandingkan dengan di udara kandungan oksigen pada air yang bergerak lebih banyak dibandingkan dengan air yang tergenang kandungan oksigen berbeda antar musim, bahkan antar jam dalam satu hari, dan berubah sesuai dengan suhu dan ketinggian tempat kekurangan oksigen akan menyebabkan tumbuhan atau hewan air sulit untuk berkembang (Sholichin dkk., 2010).

E. Biological Oxygen Demand (BOD) Biological Oxygen Demand (BOD) adalah kebutuhan

oksigen yang terlarut dalam air buangan yang dipergunakan untuk menguraikan senyawa organik dengan bantuan mikroorganisme pada kondisi tertentu. Pada umumnya proses penguraian terjadi secara baik yaitu pada temperatur 200C dan waktu 5 hari. Oleh karena itu satuannya biasanya dinyatakan dalam mg perliter atau kg, didalam air buangan terdapat zat organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen dengan unsur tambahan yang lain seperti nitrogen, belerang dan lain-lain yang cenderung menyerap oksigen. Oksigen tersebut dipergunakan untuk menguraikan senyawa organik (Sutriati, 2011). Parameter BOD merupakan salah satu parameter yang dilakukan dalam pemantauan parameter air, khusunya pencemaranbahan organik yang tidak mudah terurai. BOD menunjukkan jumlahoksigen yang dikosumsi oleh respirasi mikro aerob yang terdapatdalam botol BOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 20 o C selama lima hari, dalam keadaan tanpa cahaya (Boyd,1998).

F. Chemical Oxygen Demand (COD) COD atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah

oksigen yang diperlukan agar limbah organik yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Limbah organik akan dioksidasi oleh kalium bichromat (K2Cr2O7) sebagai sumber oksigen menjadi gas CO2 dan H2O serta sejumlah ion krom. Nilai COD merupakan ukuran bagi tingkat pencemaran oleh bahan organik (Shofyan dkk., 2011);Kebutuhan oksigen kimiawi atau COD menggambarkan jumlahtotal oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organiksecara kimiawi,

Page 29: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

11

baik yang dapat didegradasi secara biologis maupunyang sukar didegradasi secara biologis menjadi CO2 dan H2O (Boyd,1998). Keberadaan bahan organik dapat berasal dari alam ataupundari aktivitas rumah tangga dan industri. Perairan yang memiliki nilaiCOD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan petanian.Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 29mg/liter. Sedangkan pada perairan yang tercemar dapat lebih dari 200 mg/liter pada limbah industry dapat -mencapai 60.000 mg/liter (UNISCO/WHO/UNEP. 1992).

G. Total Coliform

Bakteri coliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Berdasarkan penelitian, bakteri coliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh. Bakteri coliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan parasit. Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan. Pencemaran air yang disebabkan oleh kontaminasi limbah toilet (fecal contamination) merupakan permasalahan yang cukup serius, dikarenakan adanya potensi penularan penyakit oleh patogen (organisme penyebab penyakit). Seringkali konsentrasi patogen yang berasal dari kontaminasi limbah toilet terdapat dalam jumlah yang relatif kecil, namun demikian besar kemungkinan adanya patogen lain yang terikut pada saat terjadi kontaminasi. Hal tersebut menyebabkan pengujian patogen dalam setiap sampel air yang diambil menjadi tidak praktis dan efisien. Pengamatan keberadaan patogen secara praktis dapat dilakukan dengan melakukan pengujian keberadaan organisme indikator pencemaran seperti bakteri coliform. Bakteri tersebut berasal dari sumber yang sama dengan organisme patogenik. Bakteri

Page 30: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

12

coliform cukup mudah diidentifikasi dan pada umumnya terdapat dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan patogen yang lebih berbahaya. Selain itu, karakteristik cara penanganan bakteri coliform di lingkungan, instalasi pengolahan limbah serta instalasi pengolahan air memiliki banyak kesamaan dengan banyak patogen. Oleh karena itu, pengujian keberadaan bakteri coliform merupakan metode yang rasional sebagai indikasi keberadaan bakteri patogen lain di lingkungan (Rahayu, 2010).

2.3 Kelas Mutu Air

Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air menyebutkan bahwa klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu : (1) Air kelas satu dapat digunakan untuk air baku air minum dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; (2) Air Kelas dua dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang sama dengan kegunaan tersebut; (3) Air kelas tiga dapat digunakan untuk pembudayaan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang sama dengan kegunaan tersebut; (4) Air Kelas empat dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang sama dengan kegunaan tersebut.

2.4 Pencemaran Air Sungai

Pencemaran air sungai dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu pencemaran sungai yang disebabkan oleh alam dan pencemaran sungai yang disebabkan oleh ulah manusia. Pencemaran sungai yang disebabkan oleh alam antara lain

Page 31: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

13

akibat desposisi asam, kebakaran hutan, meletusnya gunung berapi, serta endapan hasil erosi. Sementara pencemaran sungai yang disebabkan oleh ulah manusia terbagi menjadi beberapa sumber pencemaran, antara lain limbah industri, limbah pemukiman, limbah pertanian, limbah rumah sakit, dan limbah pertambangan. Berikut ini adalah penjelasan tentang pencemaran sungai yang disebabkan oleh alam dan pencemaran sungai yang disebabkan oleh ulah manusia.

A. Pencemaran Sungai yang Disebabkan oleh Alam

a. Desposisi Asam Kelebihan zat asam pada sungai akan

mengakibatkan sedikitnya spesies yang bertahan. Jenis plankton dan invertebrata merupakan makhluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Jika sungai memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002). Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua sungai yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.

b. Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan memang tidak secara signifikan menyebabkan perubahan kualitas air di sungai, namun kebakaran hutan bisa menyebabkan terganggunya ekosistem makhluk hidup yang ada di sungai yang disebabkan faktor asap. Tebalnya asap menyebabkan matahari sulit untuk menembus dalamnya lautan. Pada akhirnya hal ini akan membuat beberapa spesies tumbuhan yang hidup di sungai menjadi sedikit terhalang untuk melakukan fotosintesa dan ikan-ikan sulit bernafas karena kandungan CO2 yang berlebih.

Page 32: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

14

c. Letusan Gunung Berapi Letusan gunung berapi menyebabkan sungai atau

danau tercemar karena bebatuan serta materi-materi yang terbawa dari gunung mengendap di sungai. Jika materi yang mengendap bervolume besar, maka hal ini menyebabkan ikan-ikan mati bila tertumpuk oleh bebatuan tersebut. Selain itu, materi-materi yang bervolume kecil menyebabkan sungai keruh dan mempengaruhi ekosistem di sungai.

d. Endapan Hasil Erosi

Tebalnya lumpur yang terbawa erosi akan mengalami pengendapan di bagian hilir sungai. Ancaman yang muncul adalah meluapnya sungai bersangkutan akibat erosi yang terus menerus. Ketika air hujan tidak lagi memiliki penghalang dalam menahan lajunya maka ia akan membawa seluruh butir tanah yang ada di atasnya untuk masuk kedalam sungai-sungai yang ada. Akibatnya adalah sungai menjadi sedikit keruh. Hal ini akan terus berulang apabila ada hujan di atas gunung ataupun di hulu sungai sana.

B. Pencemaran Sungai yang Disebabkan oleh Ulah

Manusia a. Limbah Industri

Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air sungai. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, “ Limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya ”. Karakteristik limbah B3 adalah korosi atau menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksin atau beracun dan menyebabkan infeksi. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam.

Page 33: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

15

Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat. Limbah ini bersifat korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker. Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak. Limbah yang mengandung merkuri selain berasal dari industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya. Di Jepang antara tahun 1953- 1960, lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang berasal dari sebuah pabrik plastik. Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui rantai makanan, yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang kemudian dimakan yang dikonsumsi manusia. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease / Acrodynia, alergi kulit dan Disease / Mucocutaneous Lymph Node Syndrome.

b. Limbah Pemukiman

Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang

Page 34: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

16

dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen. Tentunya anda pernah melihat permukaan air sungai atau danau yang ditutupi buih deterjen. Deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama. Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan enceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan enceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis. Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.

c. Limbah Pertanian

Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan enceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen. Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan.

Page 35: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

17

Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. Bendungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya. Selain itu penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena unsur hara tanah semakin berkurang. Penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorganisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Sedangkan penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.

2.5 Penentuan Daya Tampung Beban Pencemar Dengan Metode Neraca Massa

Beban pencemaran sungai adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air sungai. Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada suatu sumber air untuk menerima masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi tercemar. Beban pencemaran ini merupakan daya tampung beban pencemaran bagi air penerima yang telah ditetapkan peruntukannya. Sungai adalah salah satu sumber air permukaan yang rentan terhadap pencemaran. Pencemaran. Beban pencemaran sungai dihitung berdasarkan besarnya konsentrasi masing-masing unsur pencemar dan debit air sungai. Perhitungan daya tampung beban pencemaran diperlukan untuk mengendalikan zat pencemar yang berasal dari berbagai sumber pencemar yang masuk ke dalam sumber air dengan mempertimbangkan kondisi intrinsik sumber air dan baku mutu air yang ditetapkan.

Page 36: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

18

Perhitungan daya tampung beban pencemaran sungai dapat dilakukan dengan Metode Neraca Massa berikut (KLH, 2003). Konsentrasi rata-rata aliran gabungan (mgL-1) adalah jumlah Konsentrasi konstituen pada aliran ke-i (mgL-1) dibagi debit aliran ke-i (m3s-1) sama dengan jumlah massa konstituen pada aliran ke-i (m3s-1) dibagi dengan debit aliran ke-i (m3s-1). Rumus perhitungan dapat dilihat pada Persamaan 2.1.

𝐶𝑅 = ∑𝐶𝑖𝑄𝑖

∑𝑄𝑖=

∑𝑀𝑖

∑𝑄𝑖 (2.1)

2.6 Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Indeks

Pencemaran Menurut KLH (2003), status mutu air adalah kondisi

mutu air yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan terhadap baku mutu air yang ditetapkan. Banyak cara dalam melakukan penilaian status mutu air pada suatu sumber air, salah satunya Metode Indeks Pencemaran.

Definisi dari Indeks Pencemaran adalah apabila Lij menyatakan kosentrasi parameter kualitas air yang tercantum dalam baku mutu peruntukan air (j), dan Ci menyatakan kosentrasi parameter kualitas air (i) yang diperoleh dari suatu badan air, maka Pij adalah Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j) yang merupakan fungsi dari Ci/Lij. Tiap nilai Ci/Lij menunjukkan pencemaran relatif yang diakibatkan oleh parameter kualitas air, nisbah ini tidak mempunyai satuan. Nilai Ci/Lij = 1,0 adalah nilai yang kritis, karena nilai ini diharapkan untuk dipenuhi bagi suatu Baku Mutu Peruntukan Air. Jika Ci/Lij > 1,0 untuk suatu parameter, maka konsentrasi parameter ini harus dikurangi atau disisihkan, kalau badan air tersebut digunakan untuk peruntukan (j). Jika parameter ini adalah parameter yang bermakna bagi peruntukan, maka pengolahan mutlak harus dilakukan bagi air itu. Menurut (KepmenLH, 2003) Perhitungan Metode IP menggunakan berbagai parameter kualitas air maka pada penggunaannya dibutuhkan nilai rerata dari keseluruhan nailai Ci/Lij sebagai tolak ukur pencemaran,

Page 37: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

19

tetapi nilai ini tidak akan bermakna jika salah satu nilai Ci/Lij bernilai >1. Jadi indeks ini harus mencakup nilai Ci/Lij yang maksimum. Sungai akan semakin tercemar untuk suatu peruntukan (j) jika nilai (Ci/Lij)R atau (Ci/Lij)M adalah lebih besar dari 1,0. Jika nilai (Ci/Lij)M dan atau nilai (Ci/Lij)R makin besar, maka tingkat pencemaran suatu badan air akan semakin besar pula. Konsentrasi parameter kualitas air yang dicantumkan dalam baku mutu peruntukkan air (Lij), Konsentrasi parameter kualitas air di lapangan (Ci), Indeks pencemaran bagi peruntukkan ( Pij), Nilai Ci/Lij maksimum (Ci/Lij)M dan Nilai Ci/Lij rata-rata (Ci/Lij)R. Rumus perhitungan dapat dilihat pada Persamaan 2.2.

𝑃𝑖𝑗 = √(

𝐶𝑖

𝐿𝑖𝑗)𝑀2+ (

𝐶𝑖

𝐿𝑖𝑗)𝑅2

2 (2.2)

Metode Indeks Pencemar dapat langsung

menghubungkan tingkat ketercemaran dengan dapat tidaknya suatu perairan dipakai untuk peruntukan tertentu dengan nilai parameter-parameter tertentu. Hubungan antara nilai Indeks Pencemaran Dengan Mutu Perairan dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Nilai IP Status Mutu

0 ≤ IP ≤ 1.0 Kondisi Baik

1.0 ≤ IP ≤ 5.0 Cemar Ringan

5.0 ≤ IP ≤ 10.0 Cemar Sedang

IP ≥ 10.0 Cemar Berat

Sumber: KLH No. 115 Tahun 2003

Page 38: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan di Sungai Metro yang berada di Kecamatan Sukun, Kota Malang. Penelitian dilakukan mulai Bulan Juni 2017 hingga Juli 2017. Penelitian ini mencakup tiga tahapan yaitu tahap pengambilan sampel, pengujian sampel dan pemberian kuesioner kepada masyarakat sekitar Sungai Metro. Pengambilan sampel dilakukan dua kali pengambilan yaitu pada tanggal 24 Juli 2017 dan 6 September 2017 pukul 06.30 hingga 10.00, dan untuk pemberian kuesioner kepada masyarakat sekitar Sungai Metro dilakukan pada tanggal 8 hingga 9 Juli 2017. Lokasi pengambilan sampel dan pemberian kuesioner berada di Sungai Metro yang ada di tiga kelurahan yaitu Desa Mojosari, Desa Talang Agung, dan Desa Mangunrejo. Sedangkan, untuk pengujian sampel dilakukan di PT. Envilab Indonesia yang berada di Jalan Manyar Mas Karimun Industrial Business Park No B-35, Kabupaten Gresik.

Kota Kepanjen memiliki batas adminstratif wilayahnya adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Kecamatan Pakisaji b. Sebelah Timur : Kecamatan Gondanglegi dan

Bululawang c. Sebelah Selatan : Kecamatan Pagak d. Sebelah Barat : Kecamatan kromengan dan Ngajum

Berikut ini merupakan 3 (tiga) titik lokasi pengambilan

sampel air sungai di Sungai Metro yang dibagi menjadi stasiun-stasiun dalam penelitian ini (Gambar 3.1), yaitu :

a. Stasiun 1 : Sungai Metro yang terletak di Desa Mojosari, yang merupakan lokasi yang berada di hulu Sungai Metro, Kecamatan Kepanjen; b. Stasiun 2 : Sungai Metro yang terletak di Desa Talang Agung, yang merupakan Lokasi yang berada di

Page 39: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

21

tengah Sungai Metro, Kecamatan Kepanjen; c. Stasiun 3 : Sungai Metro yang terletak di Desa Mangunrejo, yang merupakan Lokasi yang berada di hilir Sungai Metro, Kecamatan Kepanjen.

Gambar 3.1 Peta Batas Penelitian dan Titik Pengambilan Sampel

3.2 Alat Dan Bahan

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer yang didapat langsung dari penelitian di lapangan dan data sekunder yang telah ada sebagai data penunjang. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa peralatan penunjang sebagai berikut : (1) untuk pengolahan data dan penelitian. Software Arcview berfungsi untuk pembuatan peta lokasi pengambilan sampel air sungai metro; (2) pengukuran kadar pH air pada lokasi sampling menggunakan pH meter; (3) pengukuran suhu air di lokasi digunakan Thermometer (4) pengukuran lebar sungai pada lokasi sampling menggunakan meteran; (5) pengukuran kecepatan arus air yang mengalir pada lokasi sampling air menggunakan current meter; (6)

Page 40: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

22

menentukan posisi sampling menggunakan GPS; (7) Mengawetkan sampel sebelum diuji menggunakan cool box; (8) tempat untuk sampel air menggunakan botol sampel; (9) dokumentasi pada saat penelitian menggunakan kamera.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini sekaligus

dijadikan sebagai parameter yang diamati. (1) Peta administrasi Kecamatan Kepanjen yang didapatkan dari BLH Kabupaten Malang; (2) Sampel air Sungai Metro yang digunakan untuk mengetahui kualitas air sungai.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis kualitas air Sungai Metro di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

A. Deskriptif Kuantitatif

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel air yang telah diambil di lapangan kemudian dilakukan pengujian laboratorium. Hasil pengujian sampel kemudian dibandingkan dengan baku mutu lingkungan yang berlaku. Selain itu, dilakukan pengolahan data hasil pengujian dan analisa untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yaitu berupa kualitas air Sungai Metro berdasarkan daya tampung beban pencemaran dan indeks pencemarannya.

B. Purposif Sampling Method Cara penentuan titik pengambilan sampel air dengan melihat pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti antara lain didasari atas kemudahan askes, biaya maupun waktu dalam penelitian. C. Grab Sampling

Jenis sampel pada penelitian ini merupakan sampel sesaat (grab sample). Menurut SNI 6989.59: 2008 contoh sesaat atau grab sample merupakan air limbah yang diambil sesaat pada lokasi tertentu. Menurut Effendi (2003)

Page 41: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

23

grab sample atau sampel sesaat adalah sampel yang diambil secara langsung dari badan air yang sedang dipantau, sampel ini hanya menggambarkan karakteristik air pada saat pengambilan sampel. D. Kuesioner (Angket)

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui metode kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi kuesioner atau seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden. Peneliti menggunakan Skala Guttman yang dikembangkan oleh Louis Guttman untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap pengendalian pencemaran air sungai Metro dengan menentukan skor pada setiap pertanyaan. Skala Guttman merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel yang multidimensi. Skala Guttman yaitu skala yang menginginkan jawaban tegas seperti jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah – tidak pernah. Pertanyaan yang akan digunakan dalam pemberian kuesioner yang ditujukan kepada masyarakat sekitar sungai metro Lampiran 1 dan kuesioner yang ditujukan kepada para petani yang berada disekitar sungai metro Lampiran 2.

Penelitian ini dilaksanakan secara runtut dengan langkah-langkah dapat dilihat pada diagram alir Gambar 3.2.

Page 42: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

24

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Identifikasi Masalah

Penentuan Wilayah Studi

Penentuan Lokasi Sampling

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

Parameter Fisika, Kimia,

Biologi Kuisioner

Peta Administratif

Kecamatan

Kepanjen, Kota

Malang

Kualitas

Air

Status

Mutu Air

Deskriptif

Kuantitatif

Indeks

Pencemaran

Masyarakat

Desa

Mojosari.

Desa Talang

Agung, Desa

Mangunrejo.

Hasil Dan Pembahasan

Kesimpulan Dan Saran

Analisis Data

Selesai

Page 43: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

25

3.4 Pelaksanaan 3.4 1 Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dalam serangkaian kegiatan pengumpulan data. Data yg dikumpulkan dapat berupa data primer ataupun data sekunder. Pengumpulan data- data tersebut berfungsi sebagai penunjang analisa data dalam penelitian ini. A. Data primer, yaitu data yang didapat langsung dari

obyek yang diteliti. Pada penelitian ini data primer yang didapat berupa data pengujian sampel air sungai pada parameter suhu, pH, TSS, DO, BOD, COD, dan bakteri total coliform. Pengujian parameter suhu dilaksanakan langsung di lapangan, parameter pH, TSS, DO, BOD, COD, dan bakteri total coliform dilakukan di PT Envilab Indonesia. Pengambilan data primer dengan metode kuisioner dilakukan dengan cara wawancara yang dimana ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terkait aktivitas di sekitar sungai yang mempengaruhi kualitas air sungai. Informan berasal dari warga sekitar Sungai Metro. Diagram alir pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Page 44: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

26

Gambar 3.3 Diagram Alir Pengambilan Sampel Air

B. Data sekunder, yaitu data yang didapat dari penelitian

sebelumnya dan merupakan data terolah yang menunjang dan mendukung laporan penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini berupa peta aliran Sungai Metro untuk peta titik pengambilan sampel dan data pendukung terkait aktivitas di lokasi penelitian.

3.4.2 Pengukuran Debit Sungai

Penentuan debit sungai dapat dilaksanakan dengan cara pengukuran aliran dan cara analisis. Pelaksanaan pengukuran debit sungai dapat dilakukan secara langsung dan cara tidak langsung. Debit merupakan jumlah air yang mengalir di dalam saluran atau sungai per unit

Diukur Lebar Sungai

Diukur Kedalaman Sungai

Diambil Sampel Air Dengan Menggunakan Jerigen

Sebanyak 2 Liter Dengan 3x Ulangan

Didinginkan Didalam Cool box

Dilakukan Pengujian (Suhu, TSS, pH, DO, BOD,

COD,Dan Total Coliform)

Selesai

Mulai

Page 45: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

27

waktu. Debit sungai dinyatakan dalam m3/ detik. Metode yang sering digunakan adalah metode profil sungai (cross sectional). Metode ini menunjukkan bahwa debit air (m3/detik) adalah hasil perkalian antara luas penampang vertikal sungai (m2) dengan kecepatan alir atau arus (m/s). Luas penampang diukur dengan meteran dan tongkat, sedangkan kecepatan aliran diukur dengan current meter atau dengan bantuan bola pingpong. Persamaan debit air ditunjukkan pada Persamaan 3.1

Q=A x v………….…………………………(3.1)

A. Pengukuran luas penampang basah sungai

Pengukuran luas penampang sungai (m2) dilakukan dengan perhitungan metode aljabar pendekatan analisis dimana penjumlahan lebar dasar sungai (m) dan lebar sungai (m) dikalikan dengan kedalaman sungai (m) , dapat dilihat pada Persamaan 3.2 untuk sungai berbentuk trapesium.

A=[½ (a+b)] x y…………………………(3.2)

Pengukuran luas penampang basah sungai

dilakukan melalui tahapan berikut ini: (1) Lebar sungai diukur dengan roll meter pada lokasi pengambilan sampel ; (2) Lebar sungai dibagi menjadi tiga segmen; (3)Kedalaman sungai diukur menggunakan tongkat; (4) Perhitungan luas penampang basah sungai dilakukan menggunakan rumus yang berlaku.

B. Pengukuran kecepatan aliran Pengukuran kecepatan aliran menggunakan

current meter melalui tahapan berikut: (1) Pengukuran dilakukan pada tiap segmen yang telah dibagi; (2) Penggunaan current meter dilakukan hingga angka pada display kecepatan aliran menunjukkan hasil yang stabil.

Page 46: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

28

Pengukuran kecepatan aliran menggunakan pelampung melalui tahapan berikut: (1) Pengukuran dilakukan pada tiap segmen yang telah dibagi; (2) Titik 0, A dan B ditentukan, beserta jaraknya; (3) Pelampung dilepaskan dari titik 0 ke A dahulu; (4) Setelah pelampung mencapai titik A, pengukuran waktu dilakukan hingga mencapai titik B; (5) Kecepatan didapat dari pembagian jarak dan waktu dari hasil pengukuran. (6) Pengukuran dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali per segmen dan dirata-rat. Dokumentasi pengukuran debit air sungai dan pengambialn sampel dapat dilihat pada Lampiran 9.

3.4.3 Pengambilan Sampel Air Sungai Metro

Tahap pengambilan sampel di penelitian ini dimulai dengan penentuan titik- titik pengambilan sampel air sungai, terdapat tiga titik pengambilan sampel air sungai yaitu di Desa Mojosari. Desa Talang Agung, Desa Mangunrejo. Setiap titik diambil tiga sampel pada segmen yang berbeda tetapi diperkirakan paling mewakili kondisi air sungai, yaitu pada pinggir kanan, tengah, dan pinggir kiri sungai. Setiap sampel diambil sebanyak 2L air sungai untuk dilakukan pengujian fisika, pengujian kimia dan pengujian biologi. Berikut ini adalah gambar pada saat pengambilan sampel air sungai di bagian hulu, tengah dan hilir. Dokumentasi pengujian sampel dapat dilihat pada Lampiran 9.

3.4.4 Pengujian Sampel Sungai Metro

Tahapan selanjutnya yaitu melakukan pengujian dari hasil sampel yang telah diambil di Sungai Metro, Kecamatan Kepanjen, Kota Malang. Pengujian sampel air sungai dilaksanakan di PT. Envilab Indonesia yang berada di Jalan Manyar Mas Karimun Industrial Business Park No B-35, Kabupaten Gresik. Sampel yang akan di uji adalah tiga parameter yaitu parameter Fisika berupa Suhu dan TSS, parameter kimia berupa DO,BOD, dan COD. Dan parameter biologi berupa bakteri totol coliform. Pengujian

Page 47: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

29

sampel ini dilakukan agar peneliti mengetahui baku mutu pencemaran Sungai Metro apakah memenuhi syarat yang telah ditetapkan atau melebihi ambang batas yang telah ditetapkan. Serta untuk mengukur indeks pencemaran yang ada di Sungai Metro dan mengetahui daya tampung beban pencemaran yang di terima di Sungai Metro. Dokumentasi pengujian sampel dapat dilihat pada Lampiran 10.

3.4.5 Pemberian Kuisioner Kepada Warga dan Petani

Sekitar Sungai Metro Kuisioner adalah suatu daftar yang berisi tentang

pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab dan dikerjakan oleh responden yang digunakan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap pertanyaan yang diajukan. Dengan angket ini responden mudah memberikan jawaban karena alternatif jawaban sudah disediakan dan membutuhkan waktu singkat untuk menjawabnya. Pemberian kuesioner dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kepedulian masyarakat dan petani terhadap pencemaran Sungai Metro. Kuisioner dibagikan kepada warga dan petani disekitar Sungai Metro Khususnya warga di Desa Mojosari. Desa Talang Agung, Desa Mangunrejo. dokumentasi pemberian kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 11.

Page 48: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

30

3.5 Pengolahan Data 3.5.1 Metode Indeks Pencemaran

Menurut (KepmenLH, 2003) Definisi dari Indeks Pencemaran adalah apabila Lij menyatakan kosentrasi parameter kualitas air yang tercantum dalam baku mutu peruntukan air (J), dan Ci menyatakan kosentrasi parameter kualitas air (i) yang diperoleh dari suatu badan air, maka Pij adalah Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j) yang merupakan fungsi dari Ci/Lij. Penggunaan Metode IP oleh berbagai parameter kualitas air, maka pada penggunaannya dibutuhkan nilai rerata dari keseluruhan nilai Ci/Lij sebagai tolak ukur pencemaran, tetapi nilai ini tidak akan bermakna jika salah satu nilai Ci/Lij bernilai >1. Jadi indeks ini harus mencakup nilai Ci/Lij yang maksimum. Sungai akan semakin tercemar untuk suatu peruntukan (j) jika nilai (Ci/Lij)R atau (Ci/Lij)M adalah lebih besar dari 1,0. Jika nilai (Ci/Lij)M dan atau nilai (Ci/Lij)R makin besar, maka tingkat pencemaran suatu badan air akan semakin besar.

A. Dipilih parameter yang akan digunakan, dengan syarat parameter yang akan digunakan tidak memiliki rentang nilai. Parameter tersebut dapat mengindikasikan kondisi yang baik jika nilainya rendah dan memiliki rentang Ph. Rumus perhitungan dapat dilihat pada Persamaan 3.3 dan Persamaan 3.4.

Untuk Ci < Lij rata-rata

(Ci/Lij)baru = [𝐶𝑖−(𝐿𝑖𝑗)𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎]

[(𝐿𝑖𝑗)𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚−(𝐿𝑖𝑗)𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎] (3.3)

Untuk Ci > Lij rata-rata

(Ci/Lij)baru = [𝐶𝑖−(𝐿𝑖𝑗)𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎]

[(𝐿𝑖𝑗)𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚−(𝐿𝑖𝑗)𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎] (3.4)

B. Dihitung nilai konsentrasi parameter kualitas air hasil analisis (Ci) dibagi konsentrasi parameter kualitas air yang dicantumkan (Lij) dalam baku mutu air. Jika dua nilai (Ci/Lij) berdekatan dengan nilai acuan 1.0; atau perbedaan sangat besar; hal ini menyebabkan kerusakan badan air sulit ditentukan.

Page 49: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

31

Untuk mengatasi hal tersebut Jika nilai lebih kecil dari 1.0, nilai yang digunakan adalah nilai (Ci/Lij)hasil pengukuran. Sedangkan jika nilai lebih besar dari 1.0, nilai yang digunakan adalah nilai (Ci/Lij)baru: (Ci/Lij)baru = 1,0 + PLog(Ci/Lij)hasil pengukuran. P merupakan konstanta dan nilainya ditentukan bebas serta disesuaikan dengan hasil pengamatan lingkungan dan/atau persyaratan yang dikehendaki untuk peruntukan, umumnya nilai P yang digunakan adalah 5.

C. Ditentukan nilai rata-rata (Ci/Lij)R dan nilai maksimum (Ci/Lij)M dari keseluruhan nilai (Ci/Lij).

D. Ditentukan nilai Indeks Pencemaran air dimana (lij) adalah konsentrasi Konsentrasi parameter kualitas air yang dicantumkan dalam baku mutu, (Ci) merupakan Konsentrasi parameter kualitas air di lapangan dan PIj adalah Indeks pencemaran bagi peruntukkan (j), rumus perhitungan dapat dilihat pada Persamaan 3.5

𝑃𝑖𝑗 = √(

𝐶𝑖

𝐿𝑖𝑗)𝑀2+ (

𝐶𝑖

𝐿𝑖𝑗)𝑅2

2 ………………………….(3.5)

Metode Indeks Pencemaran dapat langsung menghubungkan tingkat ketercemaran dengan dapat tidaknya suatu perairan dipakai untuk peruntukan tertentu dengan nilai parameter- parameter tertentu. Hubungan antara nilai Indeks Pencemaran dengan Mutu Perairan dapat dilihat pada Tabel 3.1

.

Page 50: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

32

Tabel 3.1 Hubungan Nilai Indeks Pencemaran dengan Status

Mutu Perairan sumber: KLH No. 115 Tahun 2003

3.6 Pengamatan dan Analisa Data

Data yang berupa hasil pengujian laboratorium dan data yang diambil dari pengukuran lapangan kemudian dilakukan analisa perhitungan menggunakan Metode Neraca Massa untuk mengetahui daya tampung beban pencemaran sungai dan Metode Indeks Pencemaran untuk mengetahui status mutu air Sungai metro.Tahapan analisis data dilakukan secara deskriptif.

A. Data pengujian dirata-rata lalu dilakukan perhitungan dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

B. Data pengujian dan perhitungan dibandingkan dengan baku mutu lingkungan yang berlaku. Analisa pengujian sampel hulu, tengah dan hilir badan air Sungai Metro dibandingkan dengan baku mutu peruntukkan air kelas II pada Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Analisa daya tampung beban pencemaran dilakukan pada bagian hulu, tengah dan hilir Sungai Metro. Analisa indeks pencemaran dilakukan pada bagian hulu, tengah dan hilir untu mengetahui daya tampung beban pencemaran Sungai Metro

Nilai IP Status Mutu

0 ≤ IP ≤ 1.0 Kondisi Baik

1.0 ≤ IP ≤ 5.0 Cemar Ringan

5.0 ≤ IP ≤ 10.0 Cemar Sedang

IP ≥ 10.0 Cemar Berat

Page 51: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Sungai Metro berada di Kecamatan Kepanjen , Kabupaten Malang yang mempunyai luas wilayah 44,68 km2 yang terbagi dalam 18 Kelurahan, yaitu Desa Curungrejo, Desa Dilem, Desa Jatirejoyoso, Desa Jenggolo, Desa Kedung Pendaringan, Desa Kemiri, Desa Mangunrejo, Desa Mojosari, Desa Ngadilangkung, Desa Panggungrejo, Desa Sengguruh, Desa Sukoharjo, Desa Tegalsari, Desa Talang Agung, Desa Ardirejo, Desa Cempokomulyo, Desa Kepanjen, Dan Desa Panarukan. Kecamatan Sukun berada di 112°17’ sampai 112°57' BT dan 7°44' sampai 8°26' LS. Sungai Metro memiliki panjang sungai berkisar antara 5.233 meter dan lebar 30 meter. Debit air maksimum 4.752 m3/detik dan debit air minimum 1.721 m3/detik. Dasar sungai berbentuk U, berbatu dengan kedalaman air rata-rata 3 meter. Sungai Metro merupakan basin block daerah aliran sungai Brantas sub (Daerah Aliran Sungai DAS) Brantas hulu. Sungai Metro menjadi sumber air bagi kegiatan manusia sebagai air bersih, air irigasi, air industri, dan air penggelontoran. Potensi penyediaan air Sungai Metro ini terancam dengan adanya kegiatan pembangunan yang tidak memperhatikan aspek konservasi sumber air. Hal ini ditunjukkan dengan semakin menurunnya luasan hutan dan lahan resapan Sungai secara alami mempunyai keterbatasan dalam kemampuannya melakukan pemulihan diri (self Unification). Hal ini diperparah dengan semakin kompleksnya kandungan limbah yang akan semakin membuat proses self purification menjadi sangat sulit dilakukan oleh sungai. Ditambah dengan perilaku masyarakat di sekitar aliran sungai yang membuang limbahnya langsung ke sungai sehingga membuat beban pencemaran sungai menjadi semakin bertambah. Daya tampung beban pencemaran air adalah kemampuan air pada suatu sumber air untuk menerima masukan pencemaran tanpa menyebabkan air

Page 52: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

34

tersebut tercemar. Sedangkan beban pencemaran adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air maupun limbah. Apabila besaran beban pencemaran pada sungai melebihi daya tampung beban pencemaran sungai itu sendiri maka yang terjadi adalah sungai tersebut menjadi tercemar. Sungai Metro yang mengalir di tengah Kota Malang memiliki permukiman penduduk di kawasan aliran sungai yang sangat padat tentu akan sangat mempengaruhi kualitas air Sungai Metro. Kualitas air sungai sangat dipengaruhi oleh sumber pencemar yang masuk ke aliran sungai. Sebagian besar sumber pencemar Sungai Metro adalah limbah industri, domestik, dan pertanian.

Sungai Metro yang dijadikan sebagai lokasi penelitian ini adalah Sungai Metro yang alirannya melalui 3 Kelurahan yaitu Desa Mojosari, Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang yang merupakan daerah hulu di Sungai Metro, Desa Talang Agung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, yang merupakan daerah tengah di Sungai Metro, Dan Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kota Malang yang merupakan daerah hilir dari Sungai Metro. Peruntukan Sungai Metro berdasarkan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 Tentang Penetapan Kelas Air Pada Air Sungai Metro diklasifikasi mutu air kelas II yang peruntukannya dapat digunakan untuk sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Sebagian besar wilayah yang dialiri Sungai Metro di sekitar lokasi penelitian adalah pemukiman penduduk. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Page 53: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

35

Gambar 4.1 Pemukiman di Sekitar Lokasi Penelitian

4.2 Debit Aliran Sungai Metro Sungai Metro yang berada di Desa Mojosari memiliki

lebar 27 meter,dengan kedalaman rentang 0.8 meter – 1.5 meter, Sedangkan Sungai Metro yang berada di Desa Talang Agung memilik lebar Sebesar 15 meter dengan kedalaman rentang 0.4 meter – 1.2 Meter dan Sungai Metro yang berada di Desa Mangunrejo memilik lebar sebesar 22 meter dengan kedalaman rentang 0.5 meter – 1.2 meter. Berdasarkan pengukuran di lapang dan perhitungan, dapat diketahui bahwa debit sungai Metro dpada bagian hulu sebesar 8 m3/s, sedangkan pada bagian tengah mengalami penurunan sebesar 4.7 m3/s dan pada bagian hilir mengalami penurunan sebesar 0.8 m3/s dari nilai debit pada bagian hulu.data debit aliran Sungai Metro dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Page 54: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

36

Gambar 4.2 Hasil Pengukuran Debit Sungai

4.3 Parameter Fisika

Parameter fisika merupakan salah satu parameter yang menentukan kualitas air sungai secara fisik. Penentuan kualitas pada parameter fisika dapat menggunakan alat ataupun melalui uji organoleptik dengan penginderaan manusia. Parameter fisika yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui kualitas air Sungai Metro adalah Suhu dan Total Suspended Solid (TSS).

4.3.1 Suhu

Suhu air Sungai Metro pada masing-masing titik pengambilan sampel menunjukan bahwa tidak terjadi perbedaan yang besar atau relatif stabil. Suhu di hulu sebesar 21º C, dibagian tengah mengalami kenaikan sebesar 1ºC dan dibagian hilir mengalami penuruan sebesar 0.5 ºC. Suhu dibagian hulu, tengah dan hilir sungai Metro Kecamatan Kepanjen berada dibawah baku mutu yang ditetapkan pada Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 yaitu sebesar 28 ºC. Sesuai dengan pendapat Pradiko (2010) yang menyatakan bahwa tinggi rendahnya suhu berkaitan dengan interaksi udara dan air, bila udara panas dan banyaknya air

8.0

3.3

7.2

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

Hulu Tengah Hilir

Deb

it (

m3

/s)

Lokasi pengambilan sampel

Pengukuran debit 1 (m3/s)

Page 55: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

37

panas yang dibuang ke sungai, akan menyebabkan suhu menjadi naik. Variasi parameter suhu air tidak menunjukkan perbedaan yang besar. Tidak bervariasinya nilai suhu air ini menujukkan bahwa titik pengamatan yang terletak di sekitar perairan tersebut berada dalam suatu kawasan dengan pengaruh yang relatif sama terhadap suhu air normal. Data hasil pengukuran dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Hasil Pengujian Suhu di Sungai Metro

21 22 21.528 28 28

0

5

10

15

20

25

30

Hulu Tengah Hilir

Suh

u (

ºC)

Lokasi pengambilan sampel

Pengukuran Suhu Baku Mutu Suhu

Page 56: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

38

4.3.2 Total Suspended Solid (TSS)

Nilai TSS di sungai Metro Kecamatan Kepanjen mengalami fluktuasi, dimana pada bagian hulu sungai Metro memiliki nilai TSS sebesar 14 mg/L, sedangkan pada bagian tengah dan hilir mengalami penurunan yang sama sebesar 1.6 mg/L. Menurut Ali (2013), adanya peningkatan nilai TSS air sungai Metro pada setiap stasiun pengamatan dikarenakan banyaknya alih fungsi lahan menjadi daerah terbangun/ pemukiman di sekitar aliran sungai Metro, sehingga menyebabkan padatan-padatan tanah yang memasuki aliran sungai melalui run off semakin meningkat. Nilai TSS pada bagian hulu, tengah dan hilir masih berada dibawah baku mutu kriteria air kelas II yang di tetapkan didalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 sebesar 50 mg/L, hal ini menunjukkan bahwa alih fungsi lahan menjadi daerah pemukiman/ daerah terbangun disekitar sungai metro yang berada di kecamatan kepanjen masih sedikit.Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4. Hasil Pengujian Konsentrasi TSS di Sungai Metro

14 12.4 12.4

50 50 50

Hulu Tengah Hilir

0

10

20

30

40

50

60

Lokasi pengambilan sampel

Ko

nse

ntr

asi

TSS

(mg/

L)

Konsentrasi TSS (mg/L) Baku Mutu (mg/L)

Page 57: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

39

4.4 Parameter Kimia

Parameter kimia merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas air sungai secara kimia. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan kualitas air secara kimiawi yaitu pH, Dissolved Oxygen (DO), Biologycal Oxygen Demand (BOD), dan Chemical Oxygen Demand (COD). Parameter pH dilakukan pengukuran secara langsung di lapangan menggunakan pH meter sedangkan parameter DO, BOD, dan COD dilakukan pengujian laboratorium untuk mengetahui konsentrasinya dalam air.

4.4.1 Derajat Keasaman (pH)

Nilai konsentrasi pH pada bagian hulu sebesar 8.39 sedangkan pada bagian tengah mengalami penurunan sebesar 0.03 dan pada bagian hilir mengalami penurunan sebesar 0.27 dari nilai konsentrasi pH pada bagian hulu. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Nilai pH cenderung tinggi pada musim hujan sebagai akibat akumulasi senyawa karbonat dan bikarbonat (Sundra,2010),. Sedangkan untuk nilai konsentrasi pH pada bagian hulu, tengah dan hilir sungai Metro yang berada di kecamatan kepanjen berada baku mutu kriteria air kelas II yang di tetapkan didalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 yaitu sebesar 6-9, hal ini dikarenakan pengambilan sampel dilakukan pada saat musim kemarau . Hasil Pengukuran Derajat keasaman (pH) dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Page 58: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

40

Gambar 4.5. Hasil Pengujian pH di Sungai Metro

4.4.2 Dissolved Oxygen (DO)

Konsentrasi DO pada bagian hulu sebesar 4.29 mg/L, sedangkan pada bagian tengah mengalami kenaikan sebesar 0.31 mg/L dan pada bagian hulu mengalami penurunan sebesar 0.84 mg/L dari konsentrasi DO pada bagian hulu. Menurut Salmin (2005), suatu perairan dapat dikatakan baik dan mempunyai tingkat pencemaran yang rendah jika kadar oksigen terlarutnya (DO) lebih besar dari 5 mg/l, sedangkan konsentrasi oksigen terlarut (DO) pada perairan yang masih alami memiliki nilai DO kurang dari 10 mg/l (Effendi,2003). Jika di bandingkan dengan baku mutu air kelas II untuk parameter DO berdasarkan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 yaitu sebesar 4 mg/l, maka kondisi kualitas air sungai Metro untuk parameter DO antar 3.45 – 4.50 sudah tidak sesuai dengan peruntukannya.Hasil Pengukuran dapat dilihat pada Gambar 4.6.

8.39 8.36 8.12

9 9 9

0

2

4

6

8

10

Hulu Tengah Hilir

Ko

nse

ntr

asi p

H

Lokasi pengambilan sampelPengujian pH Baku Mutu pH

Page 59: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

41

Gambar 4.6. Hasil Pengujian Konsentrasi DO di Sungai Metro

4.4.1 Biologycal Oxygen Demand (BOD)

Konsentrasi BOD di Sungai Metro diketahui nilai konsentrasi BOD pada bagian hulu sebesar 2.7 mg/L, sedangkan pada bagian tengah dan hilir nilai BOD mengalami penurunan dari nilai BOD hulu sebesar 0.7 mg/L menjadi 2 mg/L. Menurut Effendi (2003), perairan yang memiliki nilai BOD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai BOD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200 mg/L. Dengan demikian nilai BOD pada bagian hulu, tengah dan hilir masih berada dibawah baku mutu kriteria air kelas II yang di tetapkan didalam Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 sebesar 3 mg/L maka kondisi air sungai Metro masih sesuai dengan peruntukannya. Hasil Pengukuran dapat dilihat pada Gambar 4.7.

4.29 4.50

3.45

6 6 6

0

1

2

3

4

5

6

7

Hulu Tengah Hilir

Ko

nse

ntr

asi D

O (

mg/

L)

Lokasi pengambilan sampel

Pengujian Konsentrasi DO (mg/L) Baku Mutu (mg/L)

Page 60: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

42

Gambar 4.7. Hasil Pengujian Konsentrasi BOD di Sungai Metro

4.4.2 Chemical Oxygen Demand (COD)

Konsentrasi COD pada bagian hulu , tengah dan hilir sebesar 23.4 mg/L sesuai dengan hasil uji yang dilakukan di laboratorium. konsentrasi COD yang tinggi mengindikasikan semakin besar tingkat pencemaran yang terjadi pada suatu perairan. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/L. Kondisi ini tidak diinginkan oleh kepentingan pembudidayaan perikanan dan pertanian (Mahyudin,2015). Berdasarkan hasil pemantauan konsentrasi COD dalam air sungai Metro di titik hulu, hilir dan tengah nilai COD didapatkan sebesar 23,4 mg/L, lebih kecil dari 25 mg/L mengindikasikan bahwa sungai Metro masih dapat mendukung kepentingan perikanan maupun pertanian dan belum mengalami pencemaran. Jika dibandingkan dengan kreteria mutu air kelas II yang ditetapkan pada Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 sebesar 25 mg/L, maka kondisi air sungai Metro masih sesuai dengan peruntukannya. Hasil Pengukuran dapat dilihat pada Gambar 4.8.

2.7

2 2

3 3 3

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Hulu Tengah Hilir

Ko

nse

ntr

asi B

OD

(m

g/L)

Lokasi pengambilan sampel

Pengujian Konsentrasi BOD (mg/L) Baku Mutu BOD (mg/L)

Page 61: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

43

Gambar 4.8. Hasil Pengujian Konsentrasi COD di Sungai Metro

4.5 Parameter Biologi

Pengujian kali ini hanya sebatas jumlah Total Coliform saja , tidak membahas identifikasi mikroba faecal coli ataupun non faecal coli. Jumlah Total Coliform pada bagian hulu sebesar 2150 Jml/100 mL, sedangkan pada bagian tengah mengalami penurunan sebesar 1000 Jml/100 mL dan pada bagian tengah mengalami kenaikan sebesar 400 Jml/100 mL dari jumlah Total Coliform pada bagian hulu. Jumlah bakteri Total Coliform sungai Metro berkisar antara 1150 – 2550 Jml/100 mL, Jumlah ini masih dalam ambang batas kriteria mutu air sungai kelas II yang ditetapkan pada Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 sebesar 5000 Jml/l, sehingga air sungai Metro masih dapat digunakan untuk sarana rekreasi, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan dan pertanian. Menurut Chapra (1997), menyatakan bahwa kelompok bakteri coliform merupakan salah satu indikator adanya kontaminan limbah domestik dalam perairan. Beberapa jenis penyakit dapat ditularkan oleh bakteri coliform melalui air, terutama penyakit perut seperti tipus, kolera dan disentri. Hasil pengukuran Total Coliform dapat dilihat pada Gambar 4.9.

23.4 23.4 23.425 25 25

0

5

10

15

20

25

30

Hulu Tengah Hilir

kon

sen

tras

i CO

D (

mg/

L)

Lokasi pengambilan sampel

Pengujian Konsentrasi COD 1 (mg/L)

Page 62: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

44

Gambar 4.9. Hasil Pengujian Jumlah Total Coliform di Sungai

Metro

4.6 Status Mutu Air Sungai Metro

Parameter yang digunakan dalam menganalisis status mutu air adalah Suhu,pH, TSS, DO, BOD, COD, dan total Coliform yang dibandingkan dengan kriteria mutu air kelas II berdasarkan Perda Provinsi Jatim No. 02 Tahun 2008. Analisis status mutu air dilakukan berdasarkan pada pedoman penentuan status mutu air yang ditetapkan oleh Kementerian lingkungan hidup nomor 115 tahun 2003 dengan mengunakan Indek Pencemaran (IP). Hasil perhitungan status mutu air Sungai Metro dengan metode Indeks Pencemaran dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Hubungan Nilai IP Dan Status Mutu Air

No Lokasi

Pemantauan Nilai PIj Status Mutu Air

1 Hulu 7.09 Tercemar Sedang 2 Tengah 7.41 Tercemar Sedang 3 Hilir 7.25 Tercemar Sedang

Sumber: Hasil Perhitungan, (2017)

2150

1150

2550

5000 5000 5000

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Hulu Tengah Hilir

Tota

l Co

lifo

rm J

ml/

10

0 m

L

Lokasi pengambilan sampel

Konsentrasi Total Coliform (Jml/100 mL)

Baku Mutu coliform (Jml/100 mL)

Page 63: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

45

Indeks pencemaran menunjukkan bahwa status mutu air Sungai Metro dari hulu, tengah dan hilir dalam kondisi cemar sedang, akan tetapi memiliki nilai indeks yang berbeda hal ini ditunjukan dengan menetapnya status mutu air pada bagian hulu, tengah dan hilir menunjukan kondisi cemar sedang. Hal ini menjadikan kualitas air Sungai Metro dari hulu, tengah dan hilir tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan peruntukan air kelas II yaitu air yang dapat digunakan sebagai sarana/prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut, Sehingga diperlukan pengendalian Pencemaran air Sungai Metro agar dapat dimanfaatkan dan menjaga agar kualitas air Sungai Metro tetap sesuai dengan mutu air sasaran yaitu kriteria mutu air kelas II menurut Peraturan daerah Provinsi Jatim nomor 2 Tahun 2008. 4.7 Hasil Dari Pemberian Kuisioner Kepada Masyarakat

Disekitar Sungai Metro

4.7.1 Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat disekitar Sungai Metro. Hal ini sesuai dengan metode pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu non probability sampling, yaitu teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel. Berdasarkan data dari 150 responden yang berada disekitar Sungai Metro, melalui daftar pertanyaan di dapat kondisi responden tentang umur, jenis kelamin, agama, jenis pekerjaan, pendidikan terakhir dan status. Penggolongan yang dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai gambaran responden sebagai objek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data responden dengan umur 20 - 29 tahun memiliki persentase sebesar 21% (31 orang) sedangkan pada responden dengan umur 30 - 39 tahun sebesar 23% (34 orang), responden dengan rentang umur 40 – 49 tahun memiliki

Page 64: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

46

presentase tertinggi sebesar 34% (51 orang), untuk rentang umur responden 50 – 59 tahun sebesar 16% (24 orang) dan rentang umur 60 – 69 tahun sebesar 7% (10 orang). Responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 63 % dan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 37 %. Untuk pertanyaan kepercayaann responden beragama islam dominan yaitu sebesar 92% (138 orang), Kristen 4% (6 orang), Katolik 3% (4 orang), Budhha 0% (0 orang) dan Hindu sebanyak 1% (2 orang). Pekerjaan repsponden paling banyak sebagai Wiraswasta yaitu sebesar 39% (58 orang), responden ibu rumah tangga sebanyak 22% (33 orang), buruh 22% (33 orang), dan lain – lain yang meliputi pekerjaan PNS, Guru, Pelajar, sebesar 17% (26 orang). Sedangkan untuk tingkat pendidikan menunjukkan bahwa kategori pendidikan yang paling dominan adalah SMA pendidikan terakhir SMA lebih banyak yaitu sebesar 30% (45 orang). Sedangkan untuk pendidikan SD sebanyak 25% (37 orang), pendidikan SMP sebanyak 26% (39 orang), Pendidikan D3 sebanyak 11% (16 orang) dan pendidikan S1 sebanyak 9% (13 orang). Dan untuk data responden berstatus menikah lebih banyak yaitu sebesar 73% (110 orang), responden belum perah menikah sebanyak 17% (25 orang) sedangkan responden yang pernah menikah sebanyak 10% (15 orang). Gambaran umum dari responden sebagai obyek penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Page 65: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

47

Tabel 4.2. Gambaran Umum Responden

Jenis Variabel Jumlah Presentase 1. Umur

20 - 29 31 21%

30 - 39 34 23%

40 - 49 51 34%

50 - 59 24 16%

60 - 69 10 6% 2. Jenis Kelamin

laki - laki 95 63%

perempuan 55 37% 3. Agama

Islam 138 92%

Kristen 6 4%

Katolik 4 3%

Hindu 2 1%

Buddha 0 0% 4. Jenis Pekerjaan

Wiraswasta 58 39%

Ibu Rumah Tangga 33 22%

Buruh 33 22%

Lain - lain 26 17% 5. Pendidikan Terakhir

SD 23 26%

SMP 26 31%

SMA 32 36%

D3 6 7%

S1 0 0% 6. Status

Menikah 67 74%

Belum Menikah 15 17%

Pernah Menikah 8 9%

Sumber: Data primer yang diolah

Page 66: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

48

4.7.2 Analisis Indeks Jawaban Responden

Analisis indeks jawaban per variabel ini bertujuan mengetahui gambaran deskriptif mengenai responden dalam penelitian ini. Terutama mengenai variabel – variabel penelitian yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis indeks yang menggambarkan responden atas item-item pertanyaan yang diajukan. Teknik skoring yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Guttman yaitu skala yang menginginkan jawaban tegas seperti jawaban ya-tidak.

Hasil dari penelitian dengan menggunakan kuisioner terhadap 150 responden di daerah Hulu, Tengah dan hilir Sungai Metro Kecamatan Kepanjen diperoleh jawaban responden sebagai obyek penelitian satu per satu dapat diuraikan seperti, (1) Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Penggunaan Air Sungai Sebagai Sumber Air Bersih. analisis indeks jawaban ini mengukur penggunaan air sungai sebagai sumber air bersih berdasarkan penilaian dari responden. Untuk responden di Desa Mojosari mereka tidak menggunakan air Sungai Metro sebagai sumber air bersih sebanyak 54% hal ini dikarenakan air Sungai Metro yang kotor dan tidak memenuhi baku mutu yang ditentukan serta termasuk dalam kategori tercemar ringan sehingga masyarakat di Desa Mojosari menggunakan air bersih dari PDAM dan sumur, sedangkan pada Desa Talang Agung Masyarakat masih menggunakan air sungai Metro sebagai sumber air bersih sebanyak 38% hal ini dikarenakan penduduk di bantaran sungai memiliki pandangan bahwa Sungai Metro tidak tercemar sehingga masih bisa dimanfaatkan untuk kehidupan sehari - hari. Sebanyak 62% masyarakat Desa Mangunrejo tidak menggunakan air sungai Metro sebagai air bersih karena keadaan sungai di Desa Mangunrejo telah tercemar dilihat dari kondisi air sungai yang keruh dan menimbulkan bau, sehingga masyarakat di Desa Mangunrejo menggunakan air bersih dari sumur; (2) Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Pengertian

Page 67: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

49

Air Bersih. Pengetahuan masyarakat tentang air bersih berdasarkan penilaian analisis indeks jawaban dari responden, menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Mojosari mengetahui yang dimaksud dengan air bersih sebanyak 82%, Desa Talang Agung sebanyak 72 %, dan Desa Mangunrejo sebanyak 84%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat disekitar wilayah Sungai Metro banyak yang mengetahui apa yang dimaksud dengan air bersih dibuktikan dengan responden mampu menjelaskan apa yang dimaksud air bersih dan contoh dari air bersih serta pemanfaatan air bersih; (3) Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Sumber – Sumber Air Bersih. Berdasarkan analisis indeks jawaban mengenai sumber – sumber air bersih, Desa Mojosari mengetahui sumber-sumber air bersih sebanyak 58%, Desa Talang Agung sebanyak 68%, dan Desa Mangunrejo sebanyak 82 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang tidak mengetahui sumber – sumber air bersih memiliki persentase yang rendah sehingga kebanyakan masyarakat disekitar wilayah Sungai Metro yang berada Di Desa Mojosari tidak mengetahui sumber – sumber air bersih yaitu dari PDAM, sumur dan lain-lain; (4) Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Pemanfaatan Air Bersih. Berdasarkan penilaian dari responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Mojosari memanfaatan air bersih sebanyak 58%, Desa Talang Agung sebanyak 78%, dan Desa Mojosari sebanyak 94%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat disekitar wilayah Sungai Metro banyak memanfaatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Karena air bersih sangat berpengaruh terhadap kebutuhan masyarakat disekitar Sungai Metro khususnya masyarakat di Desa Mojosari yang memanfaatkan air PDAM dan air sumur. Sedangkan masyarakat di Desa Talang Agung dan Desa Mangunrejo masih memanfaatkan air sungai Metro sebagai air bersih; (5) Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Sumber Pencemaran Air Sungai. Berdasarkan penilaian dari responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa

Page 68: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

50

Mojosari mengetahui sumber pencemaran air sungai sebanyak 54 %, Desa Talang Agung sebanyak 56%, dan Desa Mangunrejo sebanyak 46%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat disekitar wilayah Sungai Metro khususnya Desa Mojosari dan Desa Talang Agung banyak yang mengetahui sumber – sumber pencemaran air sungai. Responden dapat menjelaskan bahwa sumber pencemaran air dapat berasal dari faktor alam maupun faktor manusia, pencemar yang berasal dari faktor alam meliputi peningkatan zat tersuspensi karena erosi dan banjir. Sementara itu sumber pencemaran yang dihasilkan manusia berupa adanya kegiatan industri, kegiatan rumah tangga, kegiatan pemanfaatan hutan dan kegiatan lainnya yang menyebabkan pencemaran air sungai. Sedangkan responden yang berada di Desa Mangunrejo kebanyakan tidak mengetahui sumber pencemaran air sungai hal ini dikarenakan di Kelurahan tersebut rata-rata pendidikan mereka hanya SD dan SMP sehingga pengetahuan mereka terhadap pencemaran sungai sangat kurang; (6) Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Pemanfaatan Air Sungai Metro. Berdasarkan penilaian dari responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Mojosari memanfaatkan air sungai metro sebanyak 58%, Desa Talang Agung sebanyak 74 %, dan Desa Mangunrejo sebanyak 52 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat disekitar Desa Talang Agung banyak yang memanfaatkan air sungai Metro karena mereka memanfaatkannya untuk pertanian mereka, sedangkan untuk Desa Mojosari dan Desa Mangunrejo mereka memanfaatkan air sungai Metro untuk untuk menyiram tanaman saja karena masyarakat banyak yang memanfaatkan air bersih dari PDAM dan sumur; (7) Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Sungai Yang Tercemar. Berdasarkan penilaian dari responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Mojosari mengetahui kondisi sungai yang tercemar sebanyak 50%, Desa Talang Agung sebanyak 44%, dan Desa Mangunrejo sebanyak 34%. Sehingga dapat

Page 69: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

51

disimpulkan bahwa masyarakat disekitar wilayah Sungai Metro tidak banyak yang mengetahui sungai yang tercemar. Sungai yang tercemar memiliki ciri – ciri yaitu secara fisik berupa adanya perubahan warna, bau, rasa air, dan terdapat endapan atau bahan terlarut. Secara kimia dapat dilihat dengan adanya peningkatan pH, BOD, DO, dan COD. Sedangkan secara biologi dapat dilihat dengan semakin banyaknya kandungan mikroorganisme contohnya seperti Total Coliform; (8) Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Zat – Zat Apa Saja Yang Terkandung Dalam Air Yang Tercemar. Berdasarkan penilaian dari responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Mojosari tidak mengetahui zat-zat apa saja yang terkandung dalam air yang tercemar sebanyak 78%, Desa Talan Agung sebanyak 76%, dan Desa Mangunrejo sebanyak 88%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat disekitar wilayah Sungai Metro di Desa Mojosari, Desa Talang Agung dan Desa Mangunrejo tidak banyak yang mengetahui zat apa saja yang terkandung dalam sungai yang tercemar. Zat – zat yang terkandung dalam sungai yang tercemar berupa zat kimia seperti zat kimia sisa pembuangan pabrik atau industri yang menyebabkan kualitas air berkurang bahkan dapat menyebabkan bahaya bagi hewan dan tumbuhan yang menggunakan air tersebut. pendidikan yang relatif rendah menyebabkan minimnya pengetahuan terhadap pencemaran sungai; (9) Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Cara Penanggulangan Pencemaran Air Sungai. Berdasarkan penilaian dari responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Mangunrejo mengetahui mengetahui cara penanggulangan pencemaran air sungai sebanyak 32 %, Desa Talang Agung sebanyak 38 %, dan Desa Mangunrejo sebanyak 8%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat disekitar wilayah Sungai Metro sangat minim dalam perihal pengetahuan penanggulangan sungai yang tercemar .Cara penanggulangan pencemaran air sungai yaitu dengan menggurangi penggunaan pestisida dalam membasmi

Page 70: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

52

hama tanaman, tidak membuang sampah dibadan sungai dan selokan , mengurangi intensitas limbah rumah tangga, tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar, melakukan penyaringan pada limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem, dan melakukan pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber – sumber air bersih lainnya tidak tercemar: Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Tindakan Yang Dilakukan Untuk Menjaga Kelestarian Sungai. Berdasarkan penilaian dari responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Mojosari mengetahui tindakan yang dilakukan untuk menjaga kelestarian sungai sebanyak 70%, Desa Talang Agung sebanyak 52%, dan Desa Mangunrejo sebanyak 48%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat disekitar wilayah Sungai Metro banyak yang mengetahui tindakan apa saja yang dilakukan untuk menjaga kelestarian sungai yaitu melakukan pelestarian hutan di hulu sungai agar tidak menimbulkan erosi tanah disekitar hulu sungai, menata agar tidak banyak bangunan yang berdiri didekat sungai, tidak melakukan pengerusan pasir yang berlebihan disungai, meminimalisir penggunaan bahan kimia, mengadakan penyuluhan terhadap masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian sungai, mencegah penebangan pohon secara liar karena dapat mengakibatkan tercemarnya sumber mata air yang ada disekitarnya, dan melakukan reboisasi disekitar aliran sungai untuk menjaga ekosistem sumber air yang ada. Analisa Indeks Jawaban dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Page 71: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

53

Tabel 4.3. Analisis Indeks Jawaban

No

Desa Mojosari Desa Talang

Agung Desa Mangunrejo

ya tidak ya tidak ya tidak

∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

1 23 46 27 54 19 38 31 62 19 38 31 62

2 41 82 9 8 36 72 14 28 42 84 8 16

3 29 58 21 42 34 68 16 32 41 82 9 18

4 29 58 21 42 39 78 11 22 47 94 3 6

5 27 54 23 46 28 56 22 44 23 46 27 54

6 29 58 21 42 37 74 13 26 26 52 24 48

7 25 50 25 50 22 44 28 56 17 34 33 66

8 11 22 39 78 12 24 38 76 6 12 44 88

9 16 32 34 68 19 38 31 52 4 8 46 92

10 35 70 15 30 26 53 24 48 24 48 26 52

Kuisioner 50 50 50

Sumber: Data primer yang diolah, (2017), Pertanyaan yang diberikan kepada responden adalah sebagai berikut : (1) Apakah bapak/ibu menggunakan air sungai sebagai sumber air bersih?; ; (2) Apakah bapak/ibu mengetahui yang dimaksud dengan air bersih?; (3) Apakah bapak/ibu mengetahui sumber-sumber air bersih tersebut?; (4) Apakah bapak/ibu mengetahui air bersih dimanfaatkan untuk apa saja?; (5) Apakah bapak/ibu mengetahui dari mana sumber pencemaran air sungai?; (6) Apakah bapak/ibu mengetahui air sungai Metro dimanfaatkan untuk apa saja? ; (7) Apakah bapak/ibu tahu bagaimana kondisi sungai yang tercemar?; (8) Apakah bapak/ibu tahu zat-zat apa saja yang terkandung dalam air yang tercemar?; (9) Apakah bapak/ibu tahu bagaimana cara untuk penanggulangan pencemaran air sungai?; (10) Apakah

bapak/ibu tahu tindakan apa yang perlu dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga kelestarian sungai?

Page 72: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

54

4.8 Hasil Dari Pemberian Kuisioner Kepada Petani Di Sungai Metro

4.8.1 Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat disekitar Sungai Metro. Hal ini sesuai dengan metode pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu non probability sampling, yaitu teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel. Berdasarkan data dari 90 responden yang berada disekitar Sungai Metro, melalui daftar pertanyaan di dapat kondisi responden tentang umur, jenis kelamin, agama, , pendidikan terakhir dan status. Penggolongan yang dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai gambaran responden sebagai objek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian responden dengan umur 20 - 29 tahun memiliki persentase sebesar 33% (30 orang) sedangkan pada responden dengan umur 30 - 39 tahun memiliki presentase tertinggi sebesar 34% (31 orang), responden dengan rentang umur 40 – 49 tahun memiliki presentase sebesar 18 % (16 orang), untuk rentang umur responden 50 – 59 tahun sebesar 13% (12 orang) dan rentang umur 60 – 69 tahun sebesar 1% (1 orang). dengan jenis kelamin laki - laki lebih banyak yaitu sebanyak 58 orang sedangkan responden dengan jenis kelamin perempuan lebih sedikit yaitu sebanyak 32 orang. responden beragama islam lebih banyak yaitu sebesar 91% (82 orang), Kristen 8% (7 orang), Katolik 1% (1 orang), Budhha dan Hindu 0% (0 orang). Hasil penelitian menunjukan bahwa responden dengan jenis tanaman pangan lebih banyak yaitu sebesar 57% (51 orang) sedangkan untuk responden dengan jenis tanaman non pangan sebanyak 43% (39 orang). Sedangkan untuk kategori pendidikan yang paling dominan adalah SMA pendidikan terakhir SMA lebih banyak yaitu sebesar 30% (45 orang). Sedangkan untuk pendidikan SD sebanyak 26% (23 orang), pendidikan SMP sebanyak 31% (26 orang),

Page 73: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

55

Pendidikan D3 sebanyak 7% (7 orang) dan pendidikan S1 sebanyak 0% (0 orang). Dan responden berstatus menikah lebih banyak yaitu sebesar 74% (67 orang), responden belum pernah menikah sebanyak 17% (15 orang) sedangkan responden yang pernah menikah sebanyak 9% (8 orang). Gambaran umum dari responden sebagai obyek penelitian tersebut satu per satu dapat diuraikan seperti pada Tabel 4.4 .

Page 74: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

56

Tabel 4.4. Gambaran Umum Responden Petani

Jenis Variabel Jumlah Presentase

1. Umur

20 - 29 30 33%

30 - 39 31 34%

40 - 49 16 18%

50 - 59 12 13%

60 - 69 1 1%

2. Jenis Kelamin

laki - laki 58 64%

perempuan 32 36%

Agama

Islam 82 91%

Kristen 7 8%

Katolik 1 1%

Hindu 0 0%

Buddha 0 0%

3. Jenis Pekerjaan

Pangan 51 57%

Non - Pangan 39 43%

4. Pendidikan Terakhir

SD 23 26%

SMP 26 31%

SMA 32 36%

D3 6 7%

S1 0 0%

5. Status

Menikah 67 74%

Belum Menikah 15 17%

Pernah Menikah 8 9%

Sumber: Data primer yang diolah, (2017)

Page 75: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

57

4.8.2 Analisis Indeks Jawaban Responden

Analisis indeks jawaban per variabel ini bertujuan mengetahui gambaran deskriptif mengenai responden dalam penelitian ini. Terutama mengenai variabel – variabel penelitian yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis indeks yang menggambarkan responden atas item-item pertanyaan yang diajukan. Teknik skoring yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Guttman yaitu skala yang menginginkan jawaban tegas seperti jawaban ya-tidak Hasil pemberian kuisioner terhadap 90 responden petani di daerah Hulu, Tengah dan hilir Sungai Metro Kecamatan Kepanjen sebagai obyek penelitian tersebut satu per satu dapat diuraikan seperti pada bagian berikut: (1) Analisis indeks jawaban responden terhadap pengertian pencemaran air sungai analisis indeks jawaban ini mengukur pengetahuan responden tentang pengertian pencemaran air sungai. Untuk responden di Desa Mojosari mereka tidak mengerti tentang pencemaran air Sungai Metro sebanyak 26.7% hal ini dikarenakan petani di Desa Mojosari tidak mengetahui keadaan sungai yang tercemar yang dimana air Sungai Metro yang kotor dan tidak memenuhi baku mutu yang ditentukan serta termasuk dalam kategori tercemar ringan. Di Desa Talang Agung petani yang mengetahui tentang pencemaran air sungai sebanyak 63.3% hal ini dikarenakan petani mengetahui pencemaran sungai karena faktor pendidikan dan penyuluhan dari beberapa perusahaan pestisida. Sedangkan di Desa Mangunrejo sebanyak 76.7% petani mengetahui tentang pencemaran air sungai karena keadaan keadaan air sungai yang keruh dan menimbulkan bau; (2) Analisis indeks jawaban responden terhadap penggunaan pestisida dalam kegiatan pertanian analisis indeks jawaban ini mengukur seberapa besar responden menggunakan pestisida dalam kegiatan pertanian. Menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Mojosari menggunakan pestisida dalam kegiatan pertanian sebanyak 93.3%.Desa Talang Agung sebanyak 96.6%, dan

Page 76: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

58

Desa Mangunrejo sebanyak 93.3%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa petani disekitar wilayah Sungai Metro dalam penggunaan pestisida dalam kegiatan pertanian masih sangat tinggi dikarenakan cara pertanian yang masih konvensional yang dimana pembasmian hama bergantung kepada penggunaan pestisida; (3) Analisis indeks jawaban responden terhadap penggunaan pupuk anorganik dalam kegiatan pertanian analisis indeks jawaban ini mengukur seberapa besar responden menggunakan pestisida dalam kegiatan pertanian. Desa Mojosari menggunakan pupuk anorganik dalam kegiatan pertanian sebanyak 83.3%, Desa Talang Agung sebanyak 96.6%, dan Desa Mangunrejo sebanyak 80%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya penyuluhan tentang pertanian organik menyebabkan tingginya angka penggunaan pupuk anorganik di daerah Kecamatan Kepanjen; (4) Analisis indeks jawaban responden terhadap penggunaan pestisida dapat mencemari air sungai analisis indeks jawaban ini mengukur pengetahuan responden tentang pencemaran air sungai yang disebabkan penggunaan pestisida dalam kegiatan pertanian. Berdasarkan penilaian dari responden menunjukkan bahwa sebagian besar petani di Desa Mojosari mengetahui tentang pencemaran air sungai karena penggunaan pestisida sebanyak 56.6%, Desa Talang Agung sebanyak 43.3%%, dan Desa Mangunrejo sebanyak 56.6%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat disekitar wilayah Sungai Metro sebagian petani sudah mengetahui dampak dari penggunaan pestisida dalam kegiatan pertanian terhadap pencemaran air sungai. Hal ini disebabkan tata cara pertanian yang masih konvensional dan ketergantungan pada penggunaan pestisida sebagai pembasmi hama tanaman; (5) Analisis indeks jawaban responden terhadap penggunaan pupuk anorganik dapat mencemari air sungai analisis indeks jawaban ini mengukur pengetahuan responden tentang pencemaran air sungai yang disebabkan penggunaan pestisida dalam kegiatan pertanian. Berdasarkan penilaian dari responden. menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Mojosari mengetahui

Page 77: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

59

dampak dari penggunaan pupuk organik terhadap pencemaran air sungai sebanyak 60%, Desa Talang Agung sebanyak 46,7%, dan Desa Mangunrejo sebanyak 50%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat disekitar wilayah Sungai Metro khususnya Desa Mojosari dan Desa Mangunrejo mengetahui dampak dari penggunaan pupuk anorganik terhadap pencemaran air. Responden dapat menjelaskan bahwa penggunaan pupuk anorganik dapat mencemari air sungai; (6) Analisis indeks jawaban responden terhadap pencucian alat pertanian di sungai analisis indeks jawaban ini mengukur pengetahuan responden tentang dampak pencucian alat pertanian di sungai terhadap pencemaran air Sungai Metro. berdasarkan penilaian dari responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Mojosari mencuci alat pertanian di sungai sebanyak 66.7%, Desa Talang Agung sebanyak 76.7%, dan Desa Mangunrejo sebanyak 56.6%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa petani disekitar Desa Talang Agung banyak yang mencuci peralatn pertanian di Sungai Metro. Dampak yang terjadi adalah sisa pestisida yang terdapat di peralatan pertanian larut pada air sungai sehingga dapat mencemari air Sungai Metro. (7) analisis indeks jawaban responden terhadap kondisi sungai yang tercemar analisis indeks jawaban ini mengukur pengetahuan reponden tentang sungai yang tercemar berdasarkan penilaian dari responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Mojosari mengetahui kondisi sungai yang tercemar sebanyak 53.3%, Desa Talang Agungg sebanyak 43.4%, dan Desa Mangunrejo sebanyak 53.3%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat disekitar wilayah Sungai Metro tidak banyak yang mengetahui sungai yang tercemar. Sungai yang tercemar memiliki ciri – ciri yaitu secara fisik berupa adanya perubahan warna, bau, rasa air, dan terdapat endapan atau bahan terlarut. Secara kimia dapat dilihat dengan adanya peningkatan pH, BOD, DO, dan COD. Sedangkan secara biologi dapat dilihat dengan semakin banyaknya kandungan mikroorganisme contohnya seperti Total Coliform; (8) Analisis indeks jawaban responden

Page 78: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

60

terhadap cara penanggulangan pencemaran air analisis indeks jawaban ini mengukur pengetahuan Responden tentang cara penanggulangan sungai yang tercemar. Berdasarkan penilaian dari responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Mangunrejo mengetahui mengetahui cara penanggulangan pencemaran air sungai sebanyak 46.7%, Desa Talang Agung sebanyak 43.4%, dan Desa Mangunrejo sebanyak 33.3%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat disekitar wilayah Sungai Metro sangat minim dalam perihal pengetahuan penanggulangan sungai yang tercemar .Cara penanggulangan pencemaran air sungai yaitu dengan menggurangi penggunaan pestisida dalam membasmi hama tanaman, tidak membuang sampah dibadan sungai dan selokan , mengurangi intensitas limbah rumah tangga, tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar, melakukan penyaringan pada limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem, dan melakukan pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber – sumber air bersih lainnya tidak tercemar; (9) Analisis indeks jawaban responden terhadap tindakan yang dilakukan masyarakat untuk menjaga kelestarian sungai khususnya dalam bidang pertanian. Analisis indeks jawaban ini mengukur tingkat kepedulian masyarakat dengan tindakan yang dilakukan dalam menjaga kelestarian sungai khusunya dalam bidang pertanian. Berdasarkan penilaian dari responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Mangunrejo mengetahui tindakan yang harus dilakukan dalam menjaga kelestarian Sungai Metro khususnya dalam bidang pertanian sebanyak 53.3 %, Desa Talang Agung sebanyak 33.3 %, dan Desa Mangunrejo sebanyak 43.4%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat disekitar wilayah Sungai Metro banyak yang mengetahui tindakan apa saja yang dilakukan untuk menjaga kelestarian sungai khususnya dalam bidang pertanian yaitu mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk organik dalam kegiatan pertanian. Namun hal ini masih terkendala karena

Page 79: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

61

hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat mengendalikan hama selain dengan menggunakan pestisida. Jawaban dan analisis indeks skor jawaban dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Page 80: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

62

Tabel 4.5. Analisis Indeks Jawaban

Sumber: Data primer yang diolah, (2017). Pertanyaan yang diberikan kepada responden adalah sebagai berikut : (1) Apakah bapak/ibu mengetahui pencemaran sungai?; (2) Apakah bapak/ibu menggunakan pestisida dalam kegiatan pertanian?; (3) Apakah bapak/ibu menggunakan pupuk anorganik dalam kegiatan pertanian?; (4) Apakah bapak/ibu mengetahui penggunaan pestisida dapat mencemari air sungai?; (5) Apakah bapak/ibu mengetahui pupuk anorganik dapat mencemari air sungai?; (6) Apakah bapak/ibu mencuci alat pertanian di sungai?; (7) Apakah bapak/ibu mengetahui tentang bagaimana kondisi air sungai yang tercemar?; (8) Apakah bapak/ibu tahu bagaimana cara penanggulangan pencemaran air sungai?; (9) Apakah bapak/ibu tahu tindakan oleh masyarakat untuk menjaga kelestarian sungai khususnya di bidang pertanian?.

No

Desa Mojosari Desa Talang Agung Desa Mangunrejo

ya tidak ya tidak ya tidak

∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

1 22 73 8 27 19 63 11 37 23 77 7 23

2 28 93 2 7 29 97 1 3 28 93 2 7

3 25 63 5 17 29 97 1 3 24 80 6 20

4 17 57 13 43 13 43 17 56 17 44 13 45

5 18 60 12 40 14 47 16 53 15 50 15 50

6 20 67 10 33 23 77 7 23 17 57 13 43

7 16 53 14 47 13 43 17 57 16 53 14 47

8 14 47 16 54 13 43 17 57 10 33 20 67

9 16 53 14 47 10 33 20 67 13 43 17 57

Kuisioner 30 30 30

Page 81: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian Analisis Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Pengendalian Pencemaran Air Sungai Metro Di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

1. Tingkat kepedulian masyarakat terhadap pencemaran Sungai Metro masih minim hal ini dapat dilihat bahwa masih banyak masyarakat yang membuang sampah di sekitar sungai dan banyaknya pemukiman di sekitar Sungai Metro; Tingkat kepedulian petani terhadap pencemaran Sungai Metro masih minim hal ini dapat dilihat bahwa masih banyak petani yang menggunakan pestisida dan pupuk organik dalam kegiatan pertanian di sekitar Sungai Metro.

2. Indeks pencemar pada keseluruhan lokasi adalah tergolong cemar sedang, dengan rincian nilai pada bagian hulu adalah sebesar 7,09, bagian tengah adalah sebesar 7,41, dan bagian hilir adalah sebesar 7,25. Untuk Kondisi kualitas air Sungai Metro berada dibawah baku mutu air kelas II yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008.

3. Rekomendasi Strategi pengendalian pencemaran air Mungai Metro di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang adalah dengan kegiatan PROKASIH (Program Kali Bersih) yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten dan menyertakan masyarakat didalamnya.

5.2 Saran

Untuk perbaikan penelitian terkait Analisis Kualitas Air Dan Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Pengendalian Pencemaran Air Sungai Metro Di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Page 82: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

64

1. Perlu dimasukan aktivitas manusia dalam pemanfaatan air sungai, sehingga faktor pencemar yang masuk dapat diketahui.

2. Perhitungan beban pencemar yang masuk perlu dilakukan, terutama pada wilayah yang terpengaruh oleh aktivitas non domestik.

3. Pengukuran terhadap kualitas air perlu dilakuakn periodik, sehingga dapat merepresentasikan kondisi alamiah sungai.

4. Penelitian ini dapat dilakukan lebih lanjut terhadap kualitas air sungai pada kondisi musim hujan sehingga dapat dibandingkan tingkat pencemaran, daya tampung beban pencemaran, dan status mutu airnya.

5. Upaya Pengendalian Pencemaran air sungai Metro akan berhasil jika dilakukan dengan memperhatikan kondisi kualitas air sungai dan meningkatkan pengetahuan masyarakat dan petani yang berada di sekitar sungai Metro.

Page 83: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

65

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Azwar. 2013. Kajian Kualitas Air Dan Status Mutu Air Sungai Metro di Kecamatan Sukun Kota Malang. Jurnal Bumi Lestari, 13. 268 – 269.

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Anonim 2002. Kebijaksanaan dan Strategi Nasional Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam Pembangunan Jangka Panjang Kedua (1994/1995 –2019/2020). Kantor Menteri Lingkungan Hidup.

Azwir. 2006. Analisa Pencemaran Air Sungai Tapung Kiri Oleh Limbah Industri Kelapa Sawit PT. Peputra Masterindo di Kabupaten Kampar. Available at: eprints.undip.ac.id/15421/1/Azwir.pdf .

Blume, K.K., Macedo J. C, Meneguzzi, Silva L.B, Quevedo D.M, and Rodrigues. M.A.S. 2010. Water Quality Assessment of the Sinos River, Southern Brazil. Journal of Biology, 70. 1185-1193.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Fardiaz .1992. Polusi dan Udara. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

KLH. 2003. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Jakarta.

Mahyudin . 2015. Analisis Kualitias Air dan Strategi Pengendalian Pencemaran Air Sungai Metro di Kota Kepanjen Kabupaten Malang. J-PAL, 6. 109 – 111.

Page 84: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

66

Martopo, S. . 1994. Dasar-dasar Ekologi. Program Pasca Sarjana. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Notohadiprawiro T. 1985. Tanah, Tataguna Lahan dan Tata Ruang dalam analisis Dampak Lingkungan. PPLHUGM, Yogyakarta

Nugroho, S.P. 2008. Analisis Kualitas Air Danau Kaskade Sebagai Sumber Imbuhan Waduk Resapan di Kampus UI Depok. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 10. 99-105.

Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.

Peraturan Direktur Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai Tahun 2009.

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Pradiko,H dan Yulianti. 2010. Analisis Kualitas Air dan Sedimen di Daerah Muara Sungai Cipalabuhan. Jurnal INFOMATEK, 12. 213 – 214.

Puslit Sumberdaya Air dan Perum Jasa Tirta I. 2002. Pengkajian Awal Kasus Pencemaran Waduk Karangkates Malang, Jawa Timur, Malang.

Rahayu, S. dan Tontowi. 2009. Penelitian Kualitas Air Bengawan Solo pada Saat Musim Kemarau. Jurnal Sumber Daya Air, 5. 127-136.

Rahayu. P. 2011. Pengelolaan air minum. Makalah. Purwokerto: Universitas Jendral Soedirman

Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) sebagai Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. Jurnal Oseana, 30. 21 - 26

Page 85: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

67

Shofyan, I., Usman, dan Nasution. P. 2011. Studi Kualitas Air untuk Kesehatan Ikan dalam Budidaya Perikanan pada Aliran Sungai Kampar Kiri. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 16. 64-70.

Sholichin, M., Othman, F. and Limantara, L.M. 2011. Use of PI and STORET Methods to Evalute Water Quality Status of Brantas River. Journal of Mathematics and Technology, 3. 116-124.

Siahaan, R., A. Indawan, D. Soedharma, dan L.B. Prasetyo. 2011. Kualitas Air Sungai Cisadane, Jawa Barat– Banten. Jurnal Ilmiah Sains, 11. 268-273.

Siregar, M. R. T., Djadjadiningrat, A., Hiskia, Syamsi, D., Idayanti, N., Widyarani. 2004. Road Map Teknologi: Pemantauan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Pengolahan Limbah. Jakarta: LIPI Press.

Soemarwoto, Otto. 1985. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit Jambatan, Jakarta.

Suriawiria, Unus. 2003. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Penerbit Alumni. Bandung

Sutriati, A. 2011. Penilaian Kualitas Air Sungai dan Potensi Pemanfaatan-

nya (Studi Kasus Sungai Cimanuk). Jurnal Sumber Daya Air, 7. 61-76.

Tafangenyasha, C. and Dzinomwa, T. 2005. Land-use Impacts on River Water Quality in Lowveld Sand River Systems in South-East Zimbabwe. Land Use and Water Resources Research 5 : 3.1-3.10.

UNESCO/WHO/UNEP. 1992. Water Quality Assesments. Edited by Chapman, D. Chapman and Hall Ltd, London.

Page 86: ANALISIS KUALITAS AIR DAN TINGKAT KEPEDULIAN …repository.ub.ac.id/8025/1/Aditia Tiovan.pdf(Suhu,TSS), kimia (pH,DO,BOD,COD) dan biologi (Total Coliform). Dari hasil pembagian kuisioner

68

Winata, I.N.A., A. Siswoyo, dan T. Mulyono. 2000. Perbandingan Kandungan P dan N Total Dalam Air Sungai di Lingkungan Perkebunan dan Persawahan. Jurnal Ilmu Dasar, 1. 24-28.

Wiwoho. 2005. Model Identifikasi Daya Tampung Beban Cemaran Sungai dengan QUAL2E. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.