analisis literasi sains pada buku teks fisika sma kelas xi · 19 hours ago · al – mujadilah :...
TRANSCRIPT
ANALISIS LITERASI SAINS PADA BUKU TEKS FISIKA SMA
KELAS XI
SKRIPSI
Oleh
Rezkiani
105391106116
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2020
i
ANALISIS LITERASI SAINS PADA BUKU TEKS FISIKA SMA
KELAS XI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada jurusan pendidikan fisika fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
REZKIANI
105391106116
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKSSAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2020
ii
iii
iv
v
vi
Motto dan Persembahan
Motto
Allah Akan Meninggikan Orang Yang Beriman diantaramu dan orang-orang
Yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat
(QS. AL – Mujadilah : 11)
Sejarah akan menghitamkan mereka yang layak dijatuhkan, sejarah akan
meninggikan mereka yang memang layak dimuliakan
(Najwa Shihab)
Jika kesedihan diibaratkan hujan, dan kegembiraan diibaratkan matahari
maka butuh keduanya untuk melihat pelangi
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tuaku
keluargaku, sahabatku, dan orang-orang yang
sudah berkenan membantu dan mendoakan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
vii
ABSTRAK
Rezkiani, 2020. Analisis Literasi Sains Pada Buku Teks Fisika SMA Kelas XI.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing 1 Muhammad Djajadi dan
pembimbing II Hartono Bancong.
Hasil survei Programe For International Student Assessment (PISA)
menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains peserta didik Indonesia masih
rendah. Salah satu faktor yang secara langsung berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran yang mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan literasi sains
adalah penggunaan buku teks pelajaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian tentang literasi sains pada buku teks fisika yang digunakan di sekolah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa persen aspek kategori
literasi sains yang muncul pada buku teks fisika SMA kelas XI. Kategori literasi
sains yang digunakan yaitu pengetahuan sains, penyelidikan hakikat sains, sains
sebagai cara berpikir, dan interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Pemilihan
sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Terdapat lima buku teks
pelajaran fisika yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa kategori pengetahuan sains merupakan kategori literasi sains
yang paling banyak dipresentasikan pada buku teks fisika kelas XI sebesar
61.04%. Kemudian kategori penyelidikan hakikat sains sebesar 18.02%, dan
kategori sains sebagai cara berpikir sebesar 11.54%. Kategori literasi sains yang
paling sedikit kemunculanya yaitu kategori interaksi antara sains, teknologi dan
masyarakat sebesar 9.40%. Koefisien kesepakatan rata-rata oleh peneliti dan dua
pengamat sebesar 0.86% dan 0.89%. Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian
ini adalah buku teks fisika kelas XI yang digunakan di SMA Negeri di Kabupaten
Sinjai telah menggambarkan kategori literasi sains dengan kategori sangat bagus.
Akan tetapi buku-buku teks fisika kelas XI umumnya lebih menekankan pada
aspek pengetahuan sains dan sangat kurang menyajikan aspek interaksi antara
sains, teknologi dan masyarakat. Oleh karena itu perlunya pemahaman mengenai
tema literasi sains beserta indikator-indikatornya sebagai dasar dalam memilih
buku sebagai bahan ajar.
Kata kunci : buku teks, fisika, literasi sains
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tiada kata indah selain ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya
milik Allah SWT sang penentu segalanya, atas limpahan Rahmat, Taufik, dan
Hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Literasi Sains Pada Buku Teks Fisika SMA Kelas XI”.
Tulisan ini diajukan sebagai syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Salam dan shalawat senantiasa tercurahkan
kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW sang revolusioner sejati sepanjang
masa, juga kepada seluruh umat beliau yang tetap istiqomah di jalan-Nya dalam
mengarungi bahtera kehidupan dan melaksanakan tugas kemanusiaan ini hingga
hari akhir.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini takkan terwujud tanpa
adanya ulur tangan dari orang-orang yang telah digerakkan hatinya oleh Sang
Khalik untuk memberikan dukungan, bantuan, bimbingan baik secara langsung
maupun tidak langsung bagi penulis, oleh karena itu disamping rasa syukur
kehadirat Allah SWT, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus
kepada pihak yang selama ini memberikan bantuan hingga terselesainya skripsi
ini. Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada kedua
orang tuaku yang tercinta, Ayahanda Olleng dan Ibunda Hariana atas segala jerih
ix
payah, pengorbanan dalam mendidik, membimbing, dan mendo’akan penulis
dalam setiap langkah menjalani hidup selama ini hingga selesainya studi (S1)
penulis.
Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, penulis
mengalami hambatan namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Olehnya itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada ayahanda
Muhammad Djajadi, M.Pd., Ph.D selaku pembimbing I dan kepada kakanda
Hartono Bancong, M.Pd., Ph.D selaku pembimbing II yang selalu bersedia
meluangkan waktunya dalam membimbing penulis, memberikan ide, arahan,
saran dan bijaksana dalam menyikapi keterbatasan pengetahuan penulis, serta
memberikan ilmu dan pengetahuan yang berharga baik dalam penelitian ini
maupun selama menempuh kuliah. Semoga Allah SWT memberikan
perlindungan, kesehatan dan pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan
yang telah dicurahkan kepada penulis selama ini.
Selain itu ucapan terima kasih juga pada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, mereka yang telah berjasa di
antaranya adalah Ayahanda yang terhormat Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag,
Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Ayahanda yang terhormat
Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, Ibunda Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd. selaku
Ketua Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, Ayahanda Ma’ruf, S.Pd., M.Pd. selaku
x
Sekretaris Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak dan Ibu dosen Prodi Pendidikan
Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar atas segala ilmu dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis.
Pengorbanan dan jasa-jasamu selama ini tidak akan pernah penulis lupakan untuk
selamanya.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
bapak Abdul Waris, S.Pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sinjai,
bapak Drs. Arifuddin P selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Sinjai, dan bapak
Drs. Sunardi, M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 9 Sinjai, yang telah
memberikan izin dan bantuan kepada penulis dalam mengadakan penelitian.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Dewi Hikmah Marsida, S.Pd., M.Pd selaku pengamat I dan Muliati S.Pd sebagai
pengamat II yang telah bersedia membantu penulis dalam menganalisis data.
Tidak lupa juga dengan sahabat-sahabatku tercinta yaitu Hikmayanti, Sudarti dan
Adelin osty dan teman-teman seperjuangan mahasiswa Angkatan 2016 Prodi
Pendidikan Fisika serta seluruh pihak yang tak sempat penulis sebutkan namanya
satu persatu. Hal ini tidak mengurangi rasa terima kasihku atas segala bantuannya.
Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tak ada manusia
yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa
mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif sehingga penulis dapat berkarya
yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Dengan harapan dan do’a
xi
penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan menambah khasanah ilmu
khususnya di bidang pendidikan fisika. Aamiin Yaa Rabbal Alamiin
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, September 2020
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATAPENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 6
A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 6
1. Pengertian Sumber Belajar .............................................................. 6
2. Buku Teks ........................................................................................ 6
3. Literasi Sains .................................................................................... 10
4. Hasil Penelitian Yang Relevan ........................................................ 15
B. Kerangka Pikir ...................................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 18
A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 18
B. Metode Penelitian ................................................................................. 18
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 18
xiii
D. Prosedur Penelitian ............................................................................... 19
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 20
F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 21
G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 26
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 26
1. Hasil Penelitian Buku A ............................................................ 36
2. Hasil Penelitian Buku B ............................................................. 40
3. Hasil Penelitian Buku C ............................................................. 45
4. Hasil Penelitian Buku D ............................................................ 50
5. Hasil Penelitian Buku E ............................................................. 55
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 62
1. Pengetahuan Sains ..................................................................... 63
2. Penyelidikan Hakikat Sains ....................................................... 64
3. Sains Sebagai Cara Berpikir ...................................................... 66
4. Interaksi Antara Sains, Teknologi, Dan Masyarakat ................. 68
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 71
A. Kesimpulan ...................................................................................... 71
B. Saran ................................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 73
LAMPIRAN ......................................................................................................... 76
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Nama-nama Sekolah Negeri di kabupaten sinjai 19
3.2 Lembar identifikasi indikator literasi sains 21
3.3 Kecocokan Kesepakatan Pengamat 24
3.4 Kategori Kontingensi kesepakatan antara peneliti dan
pengamat I 24
3.5 Kategori Kontingensi kesepakatan antara peneliti dan
pengamat II 24
3.6 Kategori Kesepakatan 2 Pengamat 25
4.1 Buku-buku yang dianalisis 26
4.2 Jumlah dan Presentase Kemunculan Indikator Literasi Sains 28
4.3 Data hasil analisis literasi pada kelima buku teks fisika kelas
XI 30
4.4 Koefisien kesepakatan KK antara peneliti dan pengamat 1 61
4.5 Koefisien kesepakatan KK antara peneliti dan pengamat II 61
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Alur Kerangka Pikir 17
4.1 Kemunculan Kategori Literasi Sains Pada Setiap Buku 30
4.2 Kemunculan Indikator Pada Kategori the knowledge of
science
36
4.3 Kemunculan Indikator Pada Kategori the investigative
nature of science
37
4.4 Kemunculan Indikator Pada Kategori Sains science as a way
of thinking
38
4.5 Kemunculan Indikator Pada Kategori Interaction of science, technology, and society
39
4.6 Kemunculan Kategori Literasi Sains pada Buku A
40
4.7 Kemunculan Indikator Pada Kategor The knowledge of
science
41
4.8 Kemunculan Indikator Pada Kategori The investigative
nature of science
42
4.9 Kemunculan Indikator Pada Kategori Science as a way of
thinking
43
4.10 Kemunculan Indikator Pada Kategori Interaction of science, technology, and society
44
4.11 Kemunculan Kategori Literasi Sains pada Buku B 45
4.12 Kemunculan Indikator Pada Kategori The knowledge
of science
46
4.13 Kemunculan Indikator Pada Kategori The investigative
nature of science
47
4.14 Kemunculan Indikator Pada Kategori Science as a way of
thinking
48
4.15 Kemunculan Indikator Pada Kategori Interaction of science, technology, and society
49
4.16 Kemunculan Kategori Literasi Sains pada Buku C 50
xvi
4.17 Kemunculan Indikator Pada Kategori The knowledge
of science
51
4.18 Kemunculan Indikator Pada Kategori The investigative
nature of science
52
4.19 Kemunculan Indikator Pada Kategori Science as a way of
thinking
53
4.20 Kemunculan Indikator Pada Kategori Interaction of science, technology, and society
54
4.21 Kemunculan Kategori Literasi Sains pada Buku D 55
4.22 Kemunculan Indikator Pada Kategori The knowledge
of science
56
4.23 Kemunculan Indikator Pada Kategori The investigative
nature of science
57
4.24 Kemunculan Indikator Pada Kategori Science as a way of
thinking
58
4.25 Kemunculan Indikator Pada Kategori Interaction of science, technology, and society
59
4.26 Kemunculan Kategori Literasi Sains pada Buku E
60
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran A 77
A1. Contoh hasil analisis buku yang sudah dianalisis 77
Lampiran B 121
BI. Koefisien kesepakatan antara peneliti dan pengamat I 121
B2. Koefisie kesepakatan antara peneliti dan pengamat II 121
Lampiran C 126
CI. sampul buku yang di analisis 126
Persuratan 149
1
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses pembentukan pribadi.
Pengertian tersebut mencakup di dalamnya terjadi perubahan tingkah laku peserta
didik setelah mengikuti suatu kegiatan.Pendidikan yang benar ialah terbuka
terhadap pengaruh dari luar dan perkembangan dari dalam diri peserta didik,
dengan pendidikan maka akan tercipta manusia yang handal dan berkualitas
dalam mengikuti perkembangan teknologi yang pesat ini.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada pasal 1 butir 1 telah dinyatakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah An Nahl ayat 125
yang berbunyi:
دلهم بالتي هي احسـه ادع الـى سبيـــل ربك بالحكمة والمىعظـــة الحسنـة وجاقلىان ربك هى اعلم بمه
ضل عه سبيـــله وهى اعلم
﴾٥٢١بالمهتـــــديه﴿
Artinya : “Serulah Manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.
1
2
Dalam mempelajari ilmu pengetahuan, kita tidak hanya dituntut untuk
mengetahui dan memahaminya,tetapi harus mampu mengimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Sehubungan dengan itu, salah satu tujuan yang ingin
dicapai dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang ada adalah tercapainya
keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah. Tercapainya keberhasilan
dalam proses pembelajaran di sekolah dipengaruhi oleh beberapa komponen
penting, salah satunya adalah penggunaan sumber belajar (Rusman, 2017:88-89).
Fisika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang secara
pesat baik materi maupun kegunaannya. Berlatih dan berpola pikir fisika juga
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai
ilmu pengetahuan, mengingat kegunaan fisika tidak hanya berhitung tetapi juga
untuk penataan cara berpikir khususnya dalam pembentukan kemampuan analisis
dan evaluasi. Oleh karena itu belajar fisika dapat dikatakan mampu menambah
kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah, berpikir logis, kritis,
analitis dan ulet serta percaya diri.
Berdasarkan data PISA (programme for international student assessment)
dalam (Yulianti, 2017) kemampuan literasi sains peserta didik Indonesia masih
dibawah rata-rata jika dibandingkan dengan rata-rata skor internasional dan secara
umum berada pada tahapan pengukuran terendah PISA (Toharudin dkk., 2011:
19). Sebagaimana dikutip dari The Organization for Economic Co-operation and
Development (OECD) peringkat Indonesia di PISA pada tahun 2015 yaitu ke-64
dari 72 negara dengan perolehan skor 403. Pada tahun 2018 Indonesia menduduki
peringkat ke-74 dari total 79 negara dengan perolehan nilai saat itu yaitu 396.
3
Berdasarkan hasil dua kali survey tersebut skor peserta didik Indonesia
pada kemampuan literasi sains masih jauh dibawah skor standar internasional
yang ditetapkan oleh lembaga OECD. (OECD, 2019)
Terdapat beberapa faktor yang diduga menyebabkan rendahnya literasi
sains anak-anak Indonesia yang berkaitan dengan proses pendidikan yang
berjalan, diantaranya adalah: (a) sistem pendidikan yang diterapkan, (b) pemilihan
model, pendekatan, metode, strategi pembelajaran, dan lain-lain, (c) pemilihan
sumber belajar, (d) gaya belajar peserta didik, (e) sarana prasana pembelajaran,
dan banyak faktor lainya. Faktor- faktor sangat menarik untuk dijadikan sebagai
bahan penelitian pendidikan, khususnya penelitian yang berhubungan dengan
literasi sains. Namun, salah satu faktor-faktor di atas yang berkaitan langsung dan
bersifat dekat dengan peserta didik adalah sumber belajar, baik dari buku ajar
maupun sumber belajar lainya. Oleh karena itu, analisis terhadap kondisi buku
ajar yang saat ini banyak beredar sangat penting untuk dilakukan, terutama
analisis yang berhubungan dengan literasi sains (Sandi dkk., 2014).
Kenyataan yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan
literasi sains peserta didik di Indonesia masih rendah. Diana dkk (2015)
menemukan bahwa kemampuan literasi sains ranah kognitif peserta didik kelas X
di SMA Negeri 12 Bandung termasuk kategori kurang sekali, yaitu hanya 52,6%.
Salah satu faktor yang secara langsung bersinggungan dengan kegiatan
pembelajaran sehingga mempengaruhi rendahnya kemampuan literasi sains adalah
bahan ajar (Kurnia dkk., 2014). Buku teks pelajaran adalah buku utama yang di
gunakan pada proses belajar mengajar karena mencakup kompotensi dasar yang
4
termuat dalam kurikulum yang digunakan dalam suatu lembaga pendidikan
(Rahmawati, 2015). Berdasarkan uraian permasalahan diatas penulis tertarik
melakukan penelitian “Analisis Literasi Sains Pada Buku Teks Fisika SMA Kelas
XI”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Berapa persenkah aspek pengetahuan sains yang muncul pada buku teks
fisika SMA kelas XI ?
2. Berapa persenkah aspek penyelidikan hakikat sains yang muncul pada
buku teks fisika SMA kelas XI ?
3. Berapa persenkah aspek sains sebagai cara berpikir yang muncul pada
buku teks fisika SMA kelas XI ?
4. Berapa persenkah aspek interaksi antara sains, teknologi, dan masyarakat
yang muncul pada buku teks fisika SMA kelas XI ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui berapa persen aspek pengetahuan sains yang muncul
pada buku teks fisika SMA kelas XI
2. Untuk mengetahui berapa persen aspek penyelidikan hakikat sains yang
muncul pada buku teks fisika SMA kelas XI
3. Untuk mengetahui berapa persen aspek sains sebagai cara berpikir yang
muncul pada buku teks fisika SMA kelas XI
5
4. Untuk mengetahui berapa persen aspek interaksi antara sains, teknologi,
dan masyarakat yang muncul pada buku teks fisika SMA kelas XI
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai
bagaimana ketersediaan konten literasi sains dalam buku kimia Sekolah
Menengah Atas (SMA) kelas XI yang digunakan untuk membantu proses
belajar mengajar.
2. Bagi peserta didik, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
peserta didik menganai buku yang akan memberikan kemudahan dalam
memahami dan menerapkan pembelajaran dalam kehidupan.
3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk
pengembangan dalam penelitian buku teks pelajaran selanjutnya.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar menurut Abdullah (2012) ialah semua sumber seperti
pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar yang dimanfaatkan peserta didik
sebagai sumber untuk kegiatan belajar dan dapat meningkatkan kualitas
belajarnya.
Sedangkan menurut Astuti (2013) Sumber belajar atau learning resource
ialah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat
digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara
terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan
belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar tidak hanya dari media
cetak ataupun internet, tetapi juga media peraga atau laboratorium.
Berdasarkan pengertian sumber belajar yang dikemukakan para ahli dapat
disimpulkan bahwa sumber belajar adalah Sumber belajar adalah segala apa yang
bisa mendatangkan manfaat atau mendukung individu untuk berubah ke arah yang
lebih positif, dinamis (belajar),atau menuju perkembangan, atau bahkan
proses/aktifitas pembelajaran itu sendiri yang menjadikan individu dapat
menemukan hal yang baru.
2. Buku Teks
1. Pengertian Buku Teks Pelajaran
Ramadhani dkk. (2019) menarik kesimpulan sebagai berikut
6
7
Buku teks pelajaran merupakan sumber belajar utama karena selain
menjadi sumber belajar peserta didik, berfungsi sebagai pedoman dalam
mengarahkan aktivitas peserta didik ataupu guru dalam proses
pembelajaran. Selain itu, fungsi buku teks pelajaran adalah menyediakan
sumber yang rapi dan bertahap, menyediakan metode dan sarana
pengajaran bagi guru, menyajikan pengetahuan awal serta pemberian tugas
dan latihan, menyajikan sumber bahan evaluasi dan remedial,
mencerminkan suatu sudut pandang
Buku teks pelajaran menurut Rahmawati (2015) adalah buku utama yang di
gunakan pada proses belajar mengajar karena mencakup kompotensi dasar yang
termuat dalam kurikulum yang digunakan dalam suatu lembaga pendidikan.
Berdasarkan beberapa definisi buku teks pelajaran menurut para ahli diatas
dapat disimpulkan bahwa bahwa buku teks atau buku pelajaran merupakan
kumpulan informasi yang dicetak dan disusun secara sistematis sebagai sarana
penunjang dalam proses pembelajaran bagi peserta didik yang disesuaikan dengan
jenis pelajaran dan kurikulum yang berlaku.
2. Fungsi Buku Teks
Buku teks berfungsi sebagai pedoman dalam mengarahkan aktivitas
peserta didik ataupun guru dalam proses pembelajaran. Selain itu, fungsi buku
teks pelajaran adalah menyediakan sumber yang rapi dan bertahap, menyediakan
metode dan sarana pengajaran bagi guru, menyajikan pengetahuan awal serta
pemberian tugas dan latihan, menyajikan sum ber bahan evaluasi dan remedial,
mencerminkan suatu sudut pandang (Ramadhani.dkk.2019).
Menurut Sunarko (2007) fungsi buku teks sebagai bahan ajar adalah
sebagai berikut:
a. meningkatkan perhatian dan motifasi belajar,
b. memberikan fariasi dalam belajar,
8
c. memberikan struktur yang memudahkan belajar,
d. menyajikan inti informasi belajar,
e. memberikan contoh-contoh yang lebih kongret,
f. merangsang berfikir analisis,
g. memberikan situas belajar yang tanpa tekanan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa buku teks tidak dapat
dipisahkan dari proses pembelajaran mengingat perannya yang sangat penting
bagi guru dan peserta didik. Buku teks juga harus menjadi perhatian agar tercipta
proses pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, penyediaan buku teks harus
disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran agar proses perpindahan informasi
atau ilmu pengetahuan berjalan dengan efektif dan lebih maksimal.
Menurut Banowati (2007) menyimpulkan beberapa hal mengenai buku
pelajaran adalah sebagai berikut:
a. Buku teks itu selalu buku pelajaran yang ditujukan bagi peserta didik pada
jenjang pendidikan tertentu,
b. Buku teks itu selalu berkaitan dengan bidang studi tertentu,
c. Buku teks itu selalu buku yang standar,
d. Buku itu biasanya disusun dan ditulis oleh para pakar (ahli,ekspert) di
bidangnya masing-masing,
e. Buku teks itu ditulis untuk tujuan instruksional tertentu
f. Buku teks juga biasanya dilengkapi dengan sarana pengajaran,
g. Buku teks itu biasanya ditulis untuk jenjang pendidikan tertentu,
9
h. Buku teks itu selalu ditulis untuk menunjang sesuatu progara
pengajaran.Setiap mata pelajaran.
3. Kriteria Buku Teks
Kriteria buku teks menurut (Banowati,2007) yaitu:
a. Menarik peserta didik yang menggunakannya,
b. Mampu memberikan motivasi kepada para pemakainya,
c. Memuat ilustrasi yang menarik hati bagi para penggunanya
d. Mempertimbangkan aspek-aspek linguisti sehingga sesuai dengan
kemampuan peserta didik yang menggunakannya,
e. Dapat merangsang aktivitas pribadi peserta didik yang menggunkannya,
f. Mempunyai sudut pandang yang jelas dan tegas,sehingga tidak
membingingkan peserta didik yangmenggunakannya,
g. Mampu memberi pemantapan,penekanan materi pada para penggunanya.
Sementara itu, permendikbud Nomor 8 tahun 2016 menyebutkan ada
beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam sebuah buku, yaitu:
a) Aspek Materi
Buku harus menggunakan materi dari sumber yang benar, memuat
data dan konsep yang akurat dan muktahir dapat mendorong kemandirian
dan inovasi peserta didik, dapat memotivasi untuk mengembangkan
dirinya, dan dapat menjadi sarana mempererat persatuan dan kesatuan
bangsa.
b) Aspek Kebahasaan
10
Buku harus menggunakan bahasa yang tepat, lugas, jelas,
disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia, mampu memperjelas
materi, komunikatif, informatif, mampu menarik minat untuk membaca
dan tidak provokatif.
c) Aspek Penyajian Materi
Materi buku disajikan secara menarik tanpa mengurangi keutuhan
makna yang ingin disampaikan, penyajian materi harus mampu
merangsang pembaca untuk berfikir kritis, kreatif, dan inovatif, relevan
dengan kehidupan sehari-hari, dan dapat menumbuhkan rasa
keingintahuan yang mendalam.
d) Aspek Kegrafikan
Ukuran buku, tata letak unsur-unsur buku, pewarnaan, huruf, dan
ukuran huruf serta ilustrasi harus sesuai, memiliki kesatuan, dapat
memprjelas fungsinya, dan mampu menyampaikan pesan didalamnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kriteria buku
Teks yang baik adalah buku yang memberikan informasi berupa pengetahuan
yang mampu memenuhi kebutuhan peserta didik berdasarkan kaidah-kaidah yang
telah ditentukan.
3. Literasi Sains
1. Pengertian Literasi Sains.
Menurut Maturradiyah dan A. Rusilowati (2015) berpendapat bahwa
Literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains,
mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti,
11
dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan
perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia.
Literasi sains diartikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan
sains untuk mengidentifikasi permasalahan dan menarik kesimpulan berdasarkan
bukti-bukti dalam rangka memahami serta membuat keputusan tentang sains dan
perubahan yang dilakukan terhadap sains melalui aktivitas manusia (yulianti &
Rusilowati, 2014).
a. Pentingnya Literasi Sains
Arief (2015) berpendapat bahwa pentingnya literasi sains berhubungan
dengan bagaimana peserta didik mampu menghargai alam dengan memanfaatkan
sains dan teknologi yang telah dikuasainya. Peserta didik yang telah beritelasi
sains akan menjaga dan menhargai alam, mengetahui tujuan dan batasan antara
sains dan teknologi, mengetahui hubungan antara sains dengan teknologi,
memiliki landasan umum dan gagasan kunci sains, mampu menginterprestasikan
data numerik, mempunyai ide untuk memberikan solusi mengenai persoalan yang
berhubungan dengan sains dan teknologi.
Menurut Fatmawati dan Utari (2015) berpendapat bahwa Selain hal itu,
literasi sains penting untuk dimiliki peserta didik karena merupakan cara-cara
sains yang dapat digunakan oleh seseorang untuk mengatasi permasalahan hidup
secara lebih bertanggung jawab untuk kehidupan yang lebih baik. Literasi sains
penting untuk dimiliki peserta didik dalam kaitannya dengan peserta didik mampu
memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan masalah-masalah lain
12
yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat bergantung pada teknologi
dan kemajuan, serta perkembangan ilmu pengetahuan.
b. Kategori Literasi Sains
Chiappetta dkk. (1991) dalam jurnalnya yang berjudul A Quantitative
Analysis of High School Chemistry Textbooks for Scientific Literacy Themes and
Ekspository Learning Aids menggunakan beberapa indikator untuk menganalisis
buku teks berdasarkan muatan literasi sains. Adapun indikator-indikator yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan sains (the knowledge of science)
Materi pada buku teks yang dianalisis yang termasuk dalam kategori ini
menyajikan fakta, konsep, prinsip, hukum, hipotesis, teori dan model
serta meminta peserta didik untuk mengingat pengetahuan atau
informasi. Menyajikan fakta, konsep, prinsip, dan hukum
a) Menyajikan fakta, konsep, prinsip dan hukum
(1) Fakta
(2) Konsep
(3) Prinsip
(4) Hukum
b) Menyajikan hipotesis, teori, dan model
(1) Hipotesis
(2) Teori
(3) Model
13
(4) Meminta peserta didik untuk mengingat pengetahuan atau
informasi.
2. Penyelidikan Hakikat Sains (the investigative nature of science)
Kategori ini dimaksudkan untuk merangsang peserta didik untuk berpikir
dan melakukan sesuatu dengan menugaskan peserta didik untuk
“menyelidiki (mencari tahu)”. Arti yang terkandung dalam kata
menyelidiki di sini yaitu pembelajaran yang melibatkan peserta didik
dengan metode-metode dan proses-proses dalam sebuah ilmu
pengetahuan, seperti mengamati, mengidentifikasi, membuat kesimpulan,
menghitung, melakukan eksperimen, dan sebagainya. Menurut
Chiappetta dkk. (1991), indikator dalam kategori ini adalah:
a) Meminta peserta didik untuk menjawab melalui penggunaan materi.
b) Meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui
penggunaan grafik-grafik, tabel-tabel, dan lain-lain.
c) Meminta peserta didik untuk membuat perhitungan.
d) Meminta peserta didik untuk memberikan alasan dari suatu jawaban.
e) Melibatkan peserta didik dalam eksperimen atau aktivitas berpikir
3. Sains sebagai Cara Berpikir (science as a way of thinking)
Kategori ini dimaksudkan untuk menggambarkan bagaimana sains secara
umum atau bagi ilmuwan khususnya dalam melakukan penyelidikan.
Kategori dari sifat sains ini menngambarkan pemikiran, pertimbangan,
dan refleksi dimana peserta didik diberitahu mengenai bagaimana sebuah
14
perusahaan. Menurut Chiappetta. (1991), indikator dalam kategori ini
adalah:
a) Menggambarkan bagaimana ilmuwan bereksperimen.
b) Menunjukkan sejarah perkembangan ide.
c) Menekankan sifat empiris dan objektivitas ilmu.
d) Mengilustrasikan dengan menggunakan asumsi.
e) Menunjukkan bagaimana sains berjalan dengan pertimbangan
induktif dan deduktif.
f) Memberikan hubungan sebab akibat.
g) Mendiskusikan fakta dan bukti.
h) Menyajikan metode ilmiah dan pemecahan masalah
4. Interaksi Antara Sains, Teknologi, dan Masyarakat (Interaction of science,
technology, and society)
Kategori ini dimaksudkan untuk memberi gambaran tentang
pengaruh atau dampak-dampak ilmu sains terhadap masyarakat, baik
dampak baik maupun buruk. Pada kategori ini, peserta didik hanya
menerima informasi tanpa mengharuskan peserta didik untuk menyelidiki.
Menurut Chiappetta dkk. (1991), indikator dalam kategori ini adalah:
a) Mendeskripsikan kegunaan sains dan teknologi dalam masyarakat.
b) Menekankan efek negatif dari sains dan teknologi dalam masyarakat
c) Mendiskusikan isu sosial yang berhubungan dengan teknologi.
d) Menyebutkan pekerjaan-pekerjaan dalam bidang sains dan teknologi
15
4. Hasil Penelitian Yang Relevan
Yuliyanti (2014) Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa tiga buku ajar Fisika yang dianalisis sudah merefleksikan
literasi sains, namun proporsi kategori literasi sains yang disajikan tidak
seimbang. Dari tiga buku ajar Fisika yang dianalisis, diperoleh hasil proporsi
empat kategori literasi sains sebagai berikut: Pengetahuan sains sebesar 69,61%;
Penyelidikan tentang hakikat sains sebesar 16,85%; Sains sebagai cara berpikir
sebesar 10,22%; dan Interaksi sains, teknologi, dan masyarakat sebesar 3,32%.
Dari ketiga buku yang dianalisis terdapat buku yang tidak memuat kategori
interaksi antara sains, teknologi, dan masyarakat yaitu buku X. Profil literasi sains
yang terkandung dalam buku ajar Fisika yang dianalisis secara keseluruhan lebih
menekankan pada pengetahuan sains, yakni menyajikan fakta-fakta, konsep,
prinsip, hukum, hipotesis, teori, model dan pertanyaan-pertanyaan yang meminta
peserta didik untuk mengingat pengetahuan atau informasi.
Begitupun penelitian yang telah dilakukan oleh Zakiyah dkk. (2017)
Berdasarkan analisis hasil penelitian mengenai kategori literasi sains pada buku
teks Pendahuluan Fisika Kuantum di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas
Sriwijaya menunjukkan bahwa buku yang dipilih masih belum memiliki kategori
literasi sains di bidang aplikasi sains, teknologi dan masyarakat. Hal ini dapat
dilihat dari hasil penelitian bahwa proposi kategori ke-4 baik pada buku
Introduction to Quantum Mechanics ataupun buku pendukung perkuliahan
Exercises in Quantum Mechanics belum memuat tentang aplikasi sains dalam
perkembangan teknologi. Sehingga diharapkan dalam pelaksanaannya, dosen
16
pengampu agar dapat memilih buku teks pendukung lainnya yang dapat
menjelaskan aplikasi dari materi-materi yang tersaji dalam buku tersebut ke dalam
kehidupan nyata terutama di bidang teknologi. Dan bagi peneliti lain diharapkan
agar melakukan analisis bahan ajar sesuai kategori STEM serta dapat
mengembangkan bahan ajar dengan pendekatan terintegrasi STEM (Science,
Technology, Engineering, and Mathematics).
B. Kerangka Pikir
Perkembangan zaman semakin membuat masyarakat sadar akan
pentingnya sains dan teknologi yang dapat membantu kelancaran aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk memupuk ilmu sains dan teknologi dapat dilakukan
di mana saja, salah satunya di sekolah. Untuk membantu kemajuan sains sendiri
dapat melalui penggunaan konten literasi sains dalam pendidikan sains.
Kemampuan literasi sains sangat penting karena berhubungan dengan
keterampilan proses sains peserta didik untuk memecahkan sebuah masalah.
Peserta didik dapat melakukan itu semua dengan menemukan jawaban,
mengumpulkan data, membangun sebab akibat, membuat kesimpulan,
menafsirkan dan menemukan alternatif jawaban. Kenyataan yang ada,
kemampuan literasi sains peserta didik Indonesia masih rendah. Salah satu faktor
yang mempengaruhi rendahnya literasi sains peserta didik di Indonesia adalah
kualitas bahan ajar. Salah satu bahan ajar penunjang kegiatan pembelajaran yang
memegang peranan penting adalah buku. Buku teks yang banyak digunakan di
sekolah masih dominan dengan konten yang bersifat teoritis saja. Untuk itu,
penelitian mengenai analisis buku teks sangat diperlukan agar kedepannya buku
17
teks dapat sepenuhnya membantu peserta didik meningkatkan kemampuan literasi
sainsnya sesuai kebutuhannya di masa depan.
Penelitian dilakukan dengan menganalisis buku teks fisika berdasarkan
indikator literasi sains.
Oleh karena itu, penulis membuat desain kerangka pikir penelitian ini
seperti berikut:
Gambar 2.1 Bagan Alur Kerangka Pikir
Literasi Sains
Pencapaian Literasi Peserta Didik Indonesia Masih Rendah
Analisis Buku Teks Fisika berdasarkan indikator literasi sains
Pengetahuan
Sains
Penyelidikan
Hakikat sains
Sains sebagai
cara berfikir
Interaksi
antara sains,
teknologi dan
masyarakat.
Literasi Sains Yang Terdapat Dalam Buku Teks Fisika
Data Hasil Analisis Data
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2020 sampai 18
September 2020 dengan mengambil sampel buku teks pelajaran yang digunakan
guru di seluruh SMA Kabupaten Sinjai.
B. Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan metode deskriptif. Menurut Arikunto (2013:3) penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal-hal lain
yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Karakteristik yang
dimiliki oleh penelitian deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata
atau gambar yang bukan angka-angka (Moleong, 2009:11).
C. Populasi Dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013:173).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua buku teks mata pelajaran fisika SMA
kelas XI berdasarkan kurikulum 2013 yang digunakan di SMA Negeri di
Kabupaten Sinjai.
18
19
Tabel 3.1. Nama-nama sekolah Negeri di Kabupaten Sinjai
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang didasarkan dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:300). Adapun dalam penelitian ini yang di
jadikan sampel adalah 5 buku yang paling banyak digunakan oleh guru di
Kabupaten Sinjai yaitu :
Tabel 3.2. buku-buku yang dianalisis
Buku Judul buku Pengarang Penerbit
Buku A Konsep dan penerapan
FISIKA SMA/MA kelas XI
Hari Subagya PT. Bumi
aksara
Buku B FISIKA UNTUK SMA/MA
KELAS XI
Indarti, Aris
Prasetyo Nugroho,
Naila Hilmiyana
Syifa
Mediatama
Buku C FISIKA UNTUK SMA/MA
KELAS XI
Marthen Kanginan Erlangga
Buku D ku siswa aktif dan kreatif Ketut kamajaya, Grafindo
No Nama sekolah
1. SMAN 1 SINJAI
2. SMAN 2 SINJAI
3. SMAN 3 SINJAI
4. SMAN 4 SINJAI
5. SMAN 5 SINJAI
6. SMAN 6 SINJAI
7. SMAN 7 SINJAI
8. SMAN 8 SINJAI
9. SMAN 9 SINJAI
10. SMAN 10 SINJAI
11. SMAN 11 SINJAI
12. SMAN 12 SINJAI
13. SMAN 13 SINJAI
14. SMAN 14 SINJAI
20
belajar Fisika untuk
SMA/MA kelas XI
wawan purnama
Buku E buku fiska Kajian Konsep
Fisika untuk kelas XI SMA
dan MA
Muhammad
Farchani Rosyid,
Eko Firmansah,
Rachmad
Resmiyanto,
Atsanaita Yasrina
Tiga serangkai
Ada 3 Bab yang dianalisis dalam masing-masing buku yaitu bab 2
(elastisitas zat padat), bab 3 (fluida statik) dan bab 4 (fluida dinamik).
D. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini adalah :
1. Tahap Persiapan
Yaitu menyusun instrumen penelitian berupa lembar identifikasi indikator
literasi sains yang diadopsi dari penelitian Chiapetta, Sethana dan Filman.
2. Tahap Pengambilan Data
a. Melakukan observasi ke SMA Negeri di Kabupaten Sinjai untuk
mendapatkan informasi tentang buku teks fisika yang digunakan di
sekolah.
b. Menentukan materi yang akan dijadikan objek untuk dianalisis.
3. Tahap Analisis Data
a. Menganalisis seluruh elemen buku yang telah ditentukan sebagai objek
dengan menggunakan instrumen yang telah dibuat.
21
b. Melakukan reliabilitas data hasil analisis kepada pengamat (observer)
lain. Jumlah pengamat sebanyak dua orang. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui angka kesepakatan antar peneliti dan dua pengamat.
4. Tahap Akhir
a. Mengolah dan menghitung kemunculan indikator literasi sains pada
setiap buku yang di analisis.
b. Menghitung persentase kemunculan kategori literasi sains pada masing-
masing buku untuk menentukan proporsi kategori literasi sains.
c. Menyajikan dan membahas data hasil analisis buku berdasarkan
kategori literasi sains.
d. Menarik kesimpulan berdasarkan data dan pembahasan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini diawali dengan kegiatan observasi ke sekolah dan
wawancara dengan guru disekolah yang dikunjungi untuk mendapatkan data
tentang buku teks yang digunakan di masing-masing SMA Negeri di Kabupaten
Sinjai. Kemudian menentukan 5 buku teks fisika yang akan dianalisis berdasarkan
indikator literasi sains. dan data yang diperoleh dimasukkan kedalam instrumen
berupa lembar observasi indikator literasi sains.
Metode pengumpulan data dalam penelitian yaitu menggunakan metode
deskriptif. Analisis dilakukan dengan membaca dan memahami unsur teks pada
setiap halaman bab buku yang dianalisis dan mencocokanya dengan pernyataan
dari indikator empiris literasi sains sesuai pada lembar penilaian dimensi literasi
sains. Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam instrumen berupa lembar
22
penilaian dimensi literasi ilmiah. Daftar unsur-unsur teks atau unit-unit yang
dianalisis yaitu paragraf-paragraf lengkap, gambar-gambar, tabel-tabel beserta
keteranganya, langkah-langkah laboratorium atau aktivitas langsung yang lengkap
(Wilkinson, 1999). Sedangkan halaman yang mengandung tujuan pembelajaran,
peta konsep, pertanyaan ulasan dan kosa kata tidak dianalisis.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi
indikator literasi sains yang diadopsi dari Chiappetta dkk. (1991).
Tabel 3.2. Lembar identifikasi indikator literasi sains
No Indikator Buku ∑
1.
a. pengetahuan Sains (the knowledge of science)
1. Menyajikan fakta, konsep, prinsip, dan hukum
1. Fakta
2. Konsep
3. Prinsip
4. Hukum
b. Menyajikan hipotesis, teori dan model
1. Hipotesis
2. Teori
3. Model
c. Meminta pesertadidik mengigat kem
bali pengetahuan atau informasi
∑
2.
Penyelidikan hakikat sains (the investigative nature of science)
1. Meminta peserta didik menjawab pertanyaan
menggunakan materi
2. Meminta peserta didik menjawab pertanyaan
menggunakan grafik, tabel dan lain-lain
3. Meminta peserta didik menjawab pertanyaan
menggunakan perhitungan
4. Meminta peserta didik memberikan
penjelasan terhadap jawabanya
5. Melibatkan peserta didik dalam aktivitas atau
eksperimen
∑
23
3.
Sains sebagai cara berpikir (science as a way of thinking)
1. Menggambarkan bagaimana ilmuwan
bereksperimen
2. Menunjukkan sejarah perkembangan ide
3. Menekankan sifat empiris dan keobjektivan
ilmu
4. Mengilustrasikan dengan menggunakan
asumsi
5. Menunjukkan bagaimana sains berjalan
dengan pertimbangan induktif dengan
deduktif
6. Memberikan hubungan sebab akibat
7. Mendiskusikan fakta dan bukti
8. Menyajikan metode ilmiah dan pemecahan
masalah
∑
4.
Interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat (Interaction of
science, technology, and society)
1. Mendekskripsikan kegunaan sains dan
teknologi dalam masyarakat
2. Menekankan efek negatif dari sains dan
teknologi dalam masyarakat
3. Mendiskusikan isu sosial yang berhubungan
dengan teknologi
4. Menunjukan pekerjaan-pekerjaan dalam
bidang sains dan teknologi
∑
G. Teknik Analisis Data
Data yang akan didapat dari penelitian ini berupa data kesesuaian antara
buku teks yang dianalisis dengan indikator literasi sains. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis dengan langkah-langkah berikut: Berdasarkan data yang telah
diambil, data tersebut dianalisis dengan langkah-langkah berikut :
1. Menjumlahkan kemunculan indikator sains untuk setiap kategori tema
literasi sains.
24
2. Menghitung persentase kemunculan indikator literasi sains dalam buku
yang dianalisis. (Purwanto, 2010:102).
Presentasi kategori =
x 100%
3. Menghitung reliabilitas data
Reliabilitas menurut Sudaryono (2012:155) berasal dari kata reliability,
artinya sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Untuk
mengukur reabilitas data yang didapat oleh peneliti, dilakukan teknik
trianggulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara. Salah satu cara triangulasi adalah
dengan mengadakan member check. Ini bertujuan agar hasil yang
diperoleh dan yang akan digunakan peneliti dapat dipercaya (Sugiyono,
2013:369-372). Pengecekan data dilakukan oleh ahli yaitu dua dosen fisika
(pengamat I dan II). Pengamat melakukan pengecekan dengan
membubuhkan tanda check-list pada kolom yang tersedia di lembar
observasi indikator literasi sains.
Tabel kecocokan pengamat dimodifikasi dari Arikunto (2013:244)
Tabel 3.3. Tabel kesepakatan pengamat
Kategori
Indikator
Pernyataan
Pengamat I Pengamat II
Ya Tidak Ya Tidak
25
Data hasil pengecekan, kemudian dihitung tingkat reliabilitasnya untuk
mendapatkan koefisien kesepakatan antara peneliti dan dua pengamat. Dalam
menghitung reabilitas pengamatan, langkah yang perlu dilakukan adalah membuat
tabel koefisien kesepakatan antara peneliti dan dua pengamat dua pengamat
(Arikunto, 2013:245).
Tabel 3.4. Tabel kontingensi kesepakatan antara peneliti dan pengamat I
Pengamat 1
Peneliti
Ya Tidak Jumlah amatan
Ya
Tidak
Jumlah amatan
Tabel 3.5. Tabel kontingensi kesepakatan antara peneliti dan pengamat II
Pengamat II
Peneliti
Ya Tidak Jumlah amatan
Ya
Tidak
Jumlah amatan
Setelah Tabel 3.4 dan 3.5 terisi, selanjutnya hasil data dari tabel tersebut
dimasukkan ke dalam rumus. Angka-angka yang cocok adalah angka yang
terletak diagonal dengan sel jumlah. Selanjutnya diolah dengan rumus indeks
kesepakatan kasar (Crude Index Agreement). (Arikunto, 2013:244)
yaitu :
KK =
26
Dengan :
KK : koefisien kesepakatan
S : sepakat
: Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 1
: Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 2
4. Menarik Kesimpulan
Kategori rentang hasil kesepakatan dua pengamat dimodifikasi dari
(Suharsimi Arikunto, 2006:207).
Tabel 3.6. Kategori kesepakatan 2 pengamat
No Interval Kategori
1. 81% - 100% Sangat Bagus
2. 61% - 80% Bagus
3. 41% - 60% Sedang
4. 21% - 40% Buruk
5. 0% - 20% Sangat Buruk
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa persen
aspek kategori literasi sains yang muncul pada buku teks fisika SMA kelas XI.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data jumlah dan persentase
kemunculan indikator literasi sains pada setiap buku teks dan data reliabilitas
pengamatan. Data diperoleh dengan menggunakan instrumen lembar indikator
literasi sains yang diadopsi dari Chiappetta dkk. (1991)
A. Hasil penelitian
Data hasil penelitian yang didapat meliputi jumlah kemunculan kategori
literasi sains pada setiap buku teks fisika SMAN kelas XI yang dinyatakan dengan
persentase. Indikator literasi sains yang digunakan yaitu pengetahuan sains, sains
sebagai cara untuk menyelidiki, sains sebagai cara berfikir, dan interaksi sains,
teknologi, dan masyarakat.
Berikut ini adalah data kemunculan kategori literasi sains pada buku fisika
kelas XI yang disajikan dalam Tabel 4.2.
27
28
Tabel 4.2 Jumlah dan Persentase Kemunculan Indikator Literasi Sains
No Kategori
Buku A
(PT bumi -
aksara )
∑ %
Buku B
(mediatama)
∑ %
Buk C
(erlangga)
∑ %
Buku
D(grafindo)
∑ %
Buku E
Serangkai
∑ %
Rat
a-ra
ta
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
2
Bab
3
Bab
4
1. Pengetahu
an sains
(the
knowledge
of science)
11 13 11 35 51.5
% 12 28 15 55
61,8
% 14 14 12 40
48,2
% 15 15 13 43
72,9
% 13 22 16 51
70,8
%
61.0
4%
2. Penyelidik
an hakikat
sains (the
investigate
ve nature
of science)
7 10 2 19 27,9
% 3 3 3 9
10,1
% 6 7 6 19
22,9
% 2 3 4 9
15,3
% 4 4 2 10
13,9
%
18.0
2%
3. Sains
sebagai
cara
berpikir
(science as
a way of
thinking)
2 3 2 7 10,3
% 5 4 5 14
15,7
% 5 5 1 11
13,2
% 2 3 1 6
10,1
% 2 2 2 6
8,4
%
11.5
4%
29
4. Interaksi
antara
sains,
teknologi,
dan
masyarakat
(interactio
n of
science,
technologi
and society
1 3 3 7 10,3
% _ 6 5 11
12,4
% 3 4 6 13
15,7
% 1 - - 1
1,7
% 1 2 2 5
6,9
%
9.4
%
Jumlah 21 29 18 100
%
20 41 28 100
%
28 30 25 100
%
20 21 18 100
%
20 30 22 100
%
100
% Jumlah total 68 89 83 59 72
30
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kategori literasi sains yang
muncul pada masing-masing buku memiliki jumlah dan persentase yang beragam.
Agar dapat lebih memahami kemunculan indikator literasi sains pada setiap buku,
maka disajikan pada gambar berikut ini.
Gambar 4.1 Kemunculan Kategori Literasi Sains pada Setiap Buku
Dominasi persentase kemunculan indikator literasi sains diperoleh oleh
indikator pengetahuan sains. Indikator pengetahuan sains memberikan
kemunculan yang paling besar diantara ketiga indikator lainnya yakni 61.04%.
Sementara itu indikator interaksi sains, teknologi, dan masyarakat merupakan
indikator yang paling sedikit muncul dengan persentase sebanyak 9.4%.
Sedangkan indikator sains sebagai cara untuk menyelidiki memiliki jumlah
kemunculan terbanyak kedua dengan persentase kemunculan sebesar 18.2% dan
indikator sains sebagai cara untuk berpikir memiliki jumlah kemunculan sebanyak
11.54%.
Secara keseluruhan data hasil analisis literasi sains pada kelima buku teks
fisika kelas XI disajikan dalam Tabel 4.3
61.04% 18.02%
11.54%
9.40%
pengetahuan sains
sains sebagai cara
untuk menyelidiki
sains sebagai cara
untuk berpikir
interaksi sains,
teknologi, dan
masyarakat
31
No Indikator literasi
sains
Buku A PT Bumi
Aksara
(%)
Buku B Mediatama
(%)
Buku C Erlangga
(%)
Buku D Grafindo
(%)
Buku E Tiga
serangkai (%)
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
2
Bab
3
Bab
4
1. Sains sebagai batang tubuh pengetahuan (the knowledge of science)
a.
Menyajikan
fakta-fakta,
konsep-
konsep,
prinsip-
prinsip dan
hukum-
hukum.
1).fakta 4.41 4.41 2.94 4.49 11.2 5.62 4.82 2.41 2.41 6.78 5.08 3.39 2.78 8.33 4.16
2).konsep 7.35 7.35 5.88 2.25 6.74 4.49 6.02 4.82 3.61 8.47 6.78 6.78 5.56 8.33 5.56
3).prinsip 1.47 1.47 2.94 3.37 4.49 1.12 2.41 2.41 3.61 3.39 6.78 3.39 4.16 4.16 2.78
4).hukum 1.47 4.41 2.94 1.12 4.49 2.25 1.20 4.82 2.41 1.69 5.08 1.69 1.39 4.16 4.16
Total 47.04 51.63 40.95 59.3 55.53
b.
Menyajikan
hipotesis-
hipotesis,
teori-teori
dan model-
model.
1).hipotesis 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2).teori 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3).model
1.47 1.47 1.47 2.25 4.49 2.25 1.20 2.41 1.20 5.08 1.69 6.78 4.16 5.56 5.56
32
Total 4.41 8.99 4.81 13.55 15.28
c. Meminta peseta didik
untuk mengigat pengetahuan
atau informasi
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.12 1.20 0.00 1.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 0.00 1.12 2.4 0.00 0.00
Total keseluruhan 51.5 61.8 48.2 72.9 70.8
2. Penyelidikan hakikat sains (the investigative nature of science)
a. Mengharuskan peserta
didik untuk Menjawab
Penggunaan materi 0.00 0.00 0.00 2.25 0.00
0.00
2.41 1.20 1.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 0.00 2.25 4.81 0.00 0.00
b. Mengharuskan peserta
didik untuk menjawab
pertanyaan melalui
penggunaan grafik-grafi,
tabel-tabel dan lain-lain
1.47 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 1.47 0.00 1.20 0.00 0.00
c. Mengharuskan
peserta didik untuk
membuat perhitungan
4.41 5.88 1.47 0.00 0.00 0.00 2.41 2.41 2.41 1.69 0.00 1.69 2.78 2.78 2.78
Total 11.76 0.00 7.23 3.38 8.34
33
d. Mengharuskan peserta
didik untuk memberikan
alasan dari suatu
jawaban
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.20 1.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 0.00 0.00 2.40 0.00 0.00
e. Melibatkan peserta didik
dalam eksperimen atau
aktivitas berpikir
4.41 8.82 1.47 1.12 3.37 3.37 2.41 3.61 1.20 1.69 5.08 5.08 2.78 2.78 0.00
Total 14.7 7.86 7.22 11.85 5.56
Total keseluruhan 27.9 10.1 22.9 15.3 13.9
3. Sains sebagai cara berpikir (science as a way of thinking)
a. Menggambarkan
bagaimana seorang
ilmuan melakukan
eksperimen
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.20 1.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 0.00 0.00 2.40 0.00 0.00
b. Menunjukkan
perkembangan historis
dari sebuah ide
2.94 1.47 2.94 2.25 2.25 3.37 2.41 1.20 0.00 0.00 1.69 1.69 0.00 2.78 1.39
Total 7.35 7.87 3.61 3.38 4.17
c. Menekankan sifat
empiris dan objektivitas
ilmu sains
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
34
d. Mengilustrasikan dengan
menggunakan asumsi-
asumsi
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
e. Menunjukkan bagaimana
ilmu sains berjalan
dengan pertimbangan
induktif dan deduktif
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
f. Menunjukkan hubungan
sebab dan akibat 0.00 2.94 0.00 3.37 2.25 2.25 3.61 3.61 0.00 3.39 3.39 0.00 2.78 0.00 1.39
Total 2.94 7.87 7.22 6.78 4.17
g. Mendiskusikan fakta dan
bukti 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 0.00 0.00 0.00 0.00 0,00
h. Menyajikan metode
ilmiah dan pemecahan
masalah
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total keseluruhan 10.3 15.7 13.2 10.1 8.4
4. Interaksi sains, teknologi dan masyarakat (interaction of science, technology and society)
a. Menggambarkan
kegunaan/dampak positif
ilmu sains dan
1.47 2.94 2.94 0.00 4.49 3.37 1.20 4.82 6.02 1.69 0.00 0.00 0.00 1.39 2.78
35
tekhnologi bagi
masyarakat
Total 7.35 7.86 12.04 1.69 4.17
b. Menunjukkan efek
negatif dari ilmu sains
dan tekhnologi bagi
masyarakat.
0.00 0.00 0.00 0.00 1.12 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 0.00 1.12 0.00 0.00 0.00
c. Mendiskusikan masalah-
masalah sosial yang
berkaitan dengan ilmu
sains atau teknologi
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
d. Menyebutkan karir-karir
dan pekerjaan-pekerjaan
di bidang ilmu dan
tekhnologi
0.00 1.47 1.47 0.00 1.12 2.25 2.41 0.00 1.20 0.00 0.00 0.00 1.39 1.39 0.00
Total 2.94 3.37 3.61 0.00 2.78
Total keseluruhan 10.3 12.4 15.7 17 6.9
36
Hasil analisis dari kelima buku menunjukkan bahwa persentase terbesar
diperoleh oleh indikator pengetahuan sains, kemudian kemunculan terbesar kedua
yakni sains sebagai cara untuk menyelidiki. Indikator sains sebagai cara untuk
berpikir memiliki jumlah kemunculan terbesar ketiga, sedangkan indikator
interaksi sains, teknologi, dan masyarakat merupakan indikator yang paling
sedikit kemunculannya dalam buku yang dianalisis. Secara keseluruhan rata-rata
kemunculan indikator berturut-turut yakni 61.04%, 18.02%, 11.54%, dan 9.4%.
1. Hasil Penelitian Buku A
Jumlah kemunculan indikator tiap kategori pada buku A dapat dilihat pada
Gambar 4.2, Gambar 4.3, Gambar 4.4, dan Gambar 4.5 sebagai berikut.
Gambar 4.2 Kemunculan Indikator Pada Kategori
the knowledge of science
Keterangan:
a. Menyajikan fakta, konsep, prinsip, dan hukum.
b. Menyajikan hipotesis, teori, dan model.
c. Meminta peserta didik untuk mengingat pengetahuan atau
informasi.
Kemunculan indikator pada kategori pengetahuan sains pada buku A
menunjukkan jumlah yang berbeda. Indikator (a) menyajikan fakta, konsep,
47.04%
4.41% 0%
a
b
c
37
prinsip, dan hukum memiliki jumlah kemunculan terbesar yaitu 47,04 % atau
sebanyak 32 pernyataan, kemudian indikator (b) yang menyajikan hipotesis, teori,
dan model memiliki jumlah kemunculan terbesar kedua yaitu 4,41% atau
sebanyak 3 pernyataan. Namun jumlah ini sangat jauh berbeda dibandingkan
dengan kemunculan pada indikator (a). Sedangkan pada indikator (c) meminta
peserta didik untuk mengingat pengetahuan atau informasi memiliki jumlah
kemunculan terkecil yaitu 0% atau tidak ada pernyataan.
Gambar 4.3 Kemunculan Indikator Pada Kategori
the investigative nature of science
Keterangan:
a. Mengharuskan peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui
penggunaan materi.
b. Mengharuskan peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui
penggunaan grafik - grafik, tabel - tabel, dan lain - lain.
c. Mengharuskan peserta didik untuk membuat perhitungan.
d. Mengharuskan peserta didik untuk memberikan alasan dari suatu
jawaban.
e. Melibatkan peserta didik dalam eksperimen atau aktivitas berpikir.
Kemunculan indikator pada kategori sains sebagai cara untuk menyelidiki
menunjukkan jumlah kemunculan yang berbeda. Indikator (e) memiliki jumlah
kemunculan terbesar yaitu 14.7% atau sebanyak 10 pernyataan, indikator (c)
0% 1.47%
11.76%
0%
14.7%
a
b
c
d
e
38
merupakan jumlah kemunculan terbesar kedua yaitu 11.76% atau 8 pernyataan,
indikator (b) mengharuskan peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui
penggunaan grafik- grafik, tabel-tabel, dan lain-lain memiliki jumlah kemunculan
sebesar 1,47% atau sebanyak 1 pernyataan. Kemudian indikator (a) dan (d) tidak
muncul pada setiap paragraf buku A jumlah kemunculanya 0% atau tidak ada
pernyataan.
Gambar 4.4 Kemunculan Indikator Pada Kategori Sains
science as a way of thinking
Keterangan :
a. Menggambarkan bagaimana seorang ilmuwan melakukan
eksperimen.
b. Menunjukkan perkembangan historis dari sebuah ide.
c. Menekankan sifat empiris dan objektivitas ilmu sains.
d. Mengilustrasikan dengan menggunakan asumsi-asumsi.
e. Menunjukkan bagaimana ilmu sains berjalan dengan pertimbangan
induktif dan deduktif.
f. Menunjukkan hubungan sebab dan akibat.
g. Mendiskusikan fakta dan bukti.
h. Menyajikan metode ilmiah dan pemecahan masalah.
Pada kategori ini, indikator poin (b) memiliki jumlah kemunculan terbesar
yaitu 7,35% atau sebanyak 5 pernyataan, kemudian dilanjutkan dengan indikator
0%
7.35%
0%
0%
0%
2.94%
0% 0%
a
b
c
d
e
f
g
h
39
(f) 2,94% atau sebanyak 2 pernyataan. indikator poin (a) dan (c), (d), (e), (g) dan
(h) memiliki jumlah kemunculan 0% yang berarti tidak muncul pada setiap
paragraf buku A atau tidak ada pernyataan sama sekali.
Gambar 4.5 Kemunculan Indikator Pada Kategori
Interaction of science, technology, and society
Keterangan : a. Menggambarkan kegunaan/dampak positif ilmu sains dan
teknologi bagi masyarakat.
b. Menunjukkan efek negatif dari ilmu sains dan teknologi
bagi masyarakat.
c. Mendiskusikan masalah - masalah sosial yang berkaitan
dengan ilmu sains atau teknologi.
d. Menyebutkan karir - karir dan pekerjaan - pekerjaan
dibidang ilmu dan teknologi.
Kemunculan indikator pada kategori interaksi sains, teknologi, dan
masyarakat memiliki jumlah kemunculan yang berbeda. indikator poin (a)
memiliki jumlah indikator dengan kemunculan terbesar yaitu 7,35% atau
sebanyak 5 pernyataan. Indikator (d) menunjukkan jumlah kemunculan terbesar
kedua yaitu 2,94% atau sebanyak 2 pernyataan Sedangkan indikator (b) dan (c)
memiliki jumlah kemunculan 0% yang berarti tidak muncul sama sekali atau
tidak ada pernyataan.
7.35% 0%
0%
2.94%
a
b
c
d
40
Proporsi kemunculan keempat kategori literasi sains pada buku Adapat
dilihat pada gambar 4.6 sebagai berikut:
Gambar 4.6 Kemunculan Kategori Literasi Sains pada Buku A
Berdasarkan gambar 4.6 tersebut dapat dilihat bahwa kategori literasi sains
yang memiliki persentase tertinggi adalah kategori pengetahuan sains dengan
persentase kemunculan sebesar 51.5%. Kategori sains sebagai cara untuk
menyelidiki memiliki persentase kemunculan terbesar kedua yaitu 27.9%.
kemudian kategori sains sebagai cara untuk berpikir dan kategori interaksi sains,
tekhnologi dan masyarakat memiliki persentase kemunculan yang sama yaitu
10,3%.
2. Hasil Penelitian Buku B
Jumlah kemunculan indikator tiap kategori pada buku B dapat dilihat pada
Gambar 4.7, Gambar 4.8, Gambar 4.9, Gambar 4.10 berikut.
51,5%
27,9%
10,3%
10,3%
pengetahuan sains
sains sebagai carauntuk menyelidiki
sains sebagai carauntuk berpikir
interaksi sains,tekhnologi danmasyarakat
41
Gambar 4.7 Kemunculan Indikator Pada Kategori
The knowledge of science
Keterangan:
1. Menyajikan fakta, konsep, prinsip, dan hukum.
2. Menyajikan hipotesis, teori, dan model.
3. Meminta peserta didik untuk mengingat pengetahuan atau
informasi.
Kemunculan indikator pada kategori pengetahuan sains pada buku B
menunjukkan jumlah yang berbeda. Indikator (a) menyajikan fakta, konsep,
prinsip, dan hukum memiliki jumlah kemunculan terbesar yaitu 51,63% atau
sebanyak 46 pernyataan, kemudian indikator (b) yang menyajikan hipotesis, teori,
dan model memiliki jumlah kemunculan terbesar kedua yaitu 8,99% atau
sebanyak 8 pernyataan. Namun jumlah ini sangat jauh berbeda dibandingkan
dengan kemunculan pada indikator (c) meminta peserta didik untuk mengingat
pengetahuan atau informasi memiliki jumlah kemunculan terkecil yaitu 1,12%
atau 1 pernyataan.
51.63%
8.99%
1.12%
a
b
c
42
Gambar 4.8 Kemunculan Indikator Pada Kategori
The investigative nature of science
Keterangan:
a. Mengharuskan peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui
penggunaan materi.
b. Mengharuskan peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui
penggunaan grafik - grafik, tabel - tabel, dan lain - lain.
c. Mengharuskan peserta didik untuk membuat perhitungan.
d. Mengharuskan peserta didik untuk memberikan alasan dari suatu
jawaban.
e. Melibatkan peserta didik dalam eksperimen atau aktivitas berpikir.
Kemunculan indikator pada kategori sains sebagai cara untuk menyelidiki
menunjukkan jumlah kemunculan yang berbeda. Indikator (e) melibatkan peserta
didik dalam eksperimen atau aktivitas berpikir memiliki jumlah kemunculan
terbesar yaitu 7.86% atau 7 pernyataan. Kemudian indikator (a) memiliki jumlah
kemunculan terbesar kedua yaitu 2.25% atau sebanyak 2 pernyataan. Indikator
(b), (c), dan (d) memiliki jumlah kemunculan 0% yaitu sama sekali tidak muncul
atau tidak ada pernyataan.
2.25%
0% 0%
0%
7.86%
a
b
c
d
e
43
Gambar 4.9 Kemunculan Indikator Pada Kategori
Science as a way of thinking
Keterangan :
a. Menggambarkan bagaimana seorang ilmuwan melakukan
eksperimen.
b. Menunjukkan perkembangan historis dari sebuah ide.
c. Menekankan sifat empiris dan objektivitas ilmu sains.
d. Mengilustrasikan dengan menggunakan asumsi-asumsi.
e. Menunjukkan bagaimana ilmu sains berjalan dengan pertimbangan
induktif dan deduktif.
f. Menunjukkan hubungan sebab dan akibat.
g. Mendiskusikan fakta dan bukti.
h. Menyajikan metode ilmiah dan pemecahan masalah.
Pada kategori ini, indikator poin (b) dan indikator poin (a) memiliki
jumlah kemunculan yang sama besar yaitu 7,87% atau sebanyak 7 pernyataan.
Kemudian indikator poin (a) dan (c), (d), (e), (g) dan (h) memiliki jumlah
kemunculan 0% yang berarti tidak muncul atau tidak ada pernyataan.
0%
7.87%
0% 0% 0%
7.87%
0% 0%
a
b
c
d
e
f
g
h
44
Gambar 4.10 Kemunculan Indikator Pada Kategori
Interaction of science, technology, and society
Keterangan : a. Menggambarkan kegunaan/dampak positif ilmu sains dan
teknologi bagi masyarakat.
b. Menunjukkan efek negatif dari ilmu sains dan teknologi
bagi masyarakat.
c. Mendiskusikan masalah - masalah sosial yang berkaitan
dengan ilmu sains atau teknologi.
d. Menyebutkan karir - karir dan pekerjaan - pekerjaan
dibidang ilmu dan teknologi.
Kemunculan indikator pada kategori interaksi sains, teknologi, dan
masyarakat memiliki jumlah kemunculan yang berbeda. indikator poin (a)
memiliki jumlah kemunculan terbesar yaitu 7,86% atau sebanyak 7 pernyataan.
Indikator (d) menunjukkan jumlah kemunculan terbesar kedua yaitu 3.37% atau
sebanyak 3 pernyataan, indikator (b) menunjukkan jumlah kemunculan sebesar
yaitu 1,12% atau sebanyak 1 pernyataan. Kemudian indikator (c) memiliki jumlah
0% kemunculan yang berarti tidak muncul atau tidak ada pernyataan.
Proporsi kemunculan keempat kategori literasi sains pada buku Adapat
7,86% 1,12% 0%
3,37% a
b
c
d
45
dilihat pada gambar 4.11 sebagai berikut:
Gambar 4.11 Kemunculan Kategori Literasi Sains pada Buku B
Berdasarkan gambar 4.11 tersebut dapat dilihat bahwa kategori literasi
sains yang memiliki persentase tertinggi adalah kategori pengetahuan sains
dengan persentase kemunculan sebesar 61.8%. Kategori sains sebagai cara untuk
menyelidiki memiliki persentase kemunculan sebesar 10.1%. kemudian kategori
sains sebagai cara untuk berpikir muncul dengan persentase kemunculan sebesar
15.7%. Berbeda halnya dengan ketiga kategori literasi sains lainnya, kategori
interaksi sains, teknologi dan masyarakat memiliki persentase kemunculan yaitu
hanya 12.4%.
3. Hasil Penelitian Buku C
Jumlah kemunculan indikator tiap kategori pada buku C dapat dilihat pada
Gambar 4.12, Gambar 4.13, Gambar 4.14, Gambar 4.15 berikut.
61,8% 10,1%
15,7%
12,4%
pengetahuan sains
sains sebagai carauntuk menyelidiki
sains sebagai carauntuk berpikir
interaksi sains,tekhnologi, danmasyarakat
46
Gambar 4.12 Kemunculan Indikator Pada Kategori
The knowledge of science
Keterangan:
a. Menyajikan fakta, konsep, prinsip, dan hukum.
b. Menyajikan hipotesis, teori, dan model.
c. Meminta peserta didik untuk mengingat pengetahuan atau
informasi.
Kemunculan indikator pada kategori pengetahuan sains pada buku C
menunjukkan jumlah yang berbeda. Indikator (a) menyajikan fakta, konsep,
prinsip, dan hukum memiliki jumlah kemunculan terbesar yaitu 40,95% atau
sebanyak 34 pernyataan, kemudian indikator (b) yang menyajikan hipotesis, teori,
dan model memiliki jumlah kemunculan terbesar kedua yaitu 4,81% atau
sebanyak 4 pernyataan. Namun jumlah ini sangat jauh berbeda dibandingkan
dengan kemunculan pada indikator (c) meminta peserta didik untuk mengingat
pengetahuan atau informasi memiliki jumlah kemunculan terkecil yaitu 2.40%
atau 1 pernyataan.
40.95%
4.81%
2.40%
a
b
c
47
Gambar 4.13 Kemunculan Indikator Pada Kategori
The investigative nature of science
Keterangan:
a. Mengharuskan peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui
penggunaan materi.
b. Mengharuskan peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui
penggunaan grafik - grafik, tabel - tabel, dan lain - lain.
c. Mengharuskan peserta didik untuk membuat perhitungan.
d. Mengharuskan peserta didik untuk memberikan alasan dari suatu
jawaban.
e. Melibatkan peserta didik dalam eksperimen atau aktivitas berpikir.
Kemunculan indikator pada kategori sains sebagai cara untuk menyelidiki
menunjukkan jumlah kemunculan yang berbeda. Indikator (c) dan (e) memiliki
jumlah kemunculan terbesar yaitu 7.23% atau 6 pernyataan. Kemudian indikator
(a) memiliki jumlah kemunculan sebesar 4.81%, indikator atau 4 pernyataan, (d)
memiliki jumlah kemunculan sebesar 2.40% atau 2 pernyataan . berbeda halnya
dengan ke empat indikator, indikator (b) memiliki jumlah kemunculan paling
terkecil yaitu 1,20% atau 1 pernyataan.
4.81%
1.20%
7.23% 2.40%
7,23% a
b
c
d
e
48
Gambar 4.14 Kemunculan Indikator Pada Kategori
Science as a way of thinking
Keterangan :
a. Menggambarkan bagaimana seorang ilmuwan melakukan
eksperimen.
b. Menunjukkan perkembangan historis dari sebuah ide.
c. Menekankan sifat empiris dan objektivitas ilmu sains.
d. Mengilustrasikan dengan menggunakan asumsi-asumsi.
e. Menunjukkan bagaimana ilmu sains berjalan dengan pertimbangan
induktif dan deduktif.
f. Menunjukkan hubungan sebab dan akibat.
g. Mendiskusikan fakta dan bukti.
h. Menyajikan metode ilmiah dan pemecahan masalah.
Pada kategori ini, indikator poin (f) memiliki jumlah kemunculan terbesar
yaitu 7,22% atau sebanyak 6 pernyataan, kemudian dilanjutkan dengan indikator
(b) 3.61% atau sebanyak 3 pernyataan. indikator (a) 2.40% atau sebanyak 2
pernyataan, dan indikator poin (c), (d), (e), (g) dan (h) memiliki jumlah
kemunculan 0% yang berarti tidak muncul atau tidak ada pernyataan.
2,40%
3,61%
0%
0% 0%
7,22%
0% 0%
a
b
c
d
e
f
g
h
49
Gambar 4.15 Kemunculan Indikator Pada Kategori
Interaction of science, technology, and society
Keterangan :
a. Menggambarkan kegunaan/dampak positif ilmu sains dan
teknologi bagi masyarakat.
b. Menunjukkan efek negatif dari ilmu sains dan teknologi
bagi masyarakat.
c. Mendiskusikan masalah - masalah sosial yang berkaitan
dengan ilmu sains atau teknologi.
d. Menyebutkan karir - karir dan pekerjaan - pekerjaan
dibidang ilmu dan teknologi.
Kemunculan indikator pada kategori interaksi sains, teknologi, dan
masyarakat memiliki jumlah kemunculan yang berbeda. indikator poin (a)
memiliki jumlah kemunculan terbesar yaitu 12,04% atau sebanyak 10 pernyataan.
Indikator (d) menunjukkan jumlah kemunculan sebesar yaitu 3,61% atau
sebanyak 3 pernyataan, Indikator Sedangkan indikator (b) dan (c) memiliki
jumlah 0% kemunculan yang berarti tidak muncul atau tidak ada pernyataan.
Proporsi kemunculan keempat kategori literasi sains pada buku Adapat
dilihat pada gambar 4.16 sebagai berikut:
12.04%
0%
0%
3.61%
a
b
c
d
50
Gambar 4.16 Kemunculan Kategori Literasi Sains pada Buku C
Berdasarkan gambar 4.16 tersebut dapat dilihat bahwa kategori literasi
sains yang memiliki persentase tertinggi adalah kategori pengetahuan sains
dengan persentase kemunculan sebesar 48,2%. Kategori sains sebagai cara untuk
menyelidiki memiliki persentase kemunculan sebesar 22,9%. kemudian kategori
sains sebagai cara untuk berpikir muncul dengan persentase kemunculan sebesar
13.2%. Berbeda halnya dengan ketiga kategori literasi sains lainnya, kategori
interaksi sains, teknologi dan masyarakat memiliki persentase kemunculan yaitu
hanya 15.7%.
4. Hasil Penelitian Buku D
Jumlah kemunculan indikator tiap kategori pada buku D dapat dilihat pada
Gambar 4.17, Gambar 4.18, Gambar 4.19, Gambar 4.20 berikut.
48,2%
22,9%
13,2%
15,7%
pengetahuan sains
sains sebagai carauntuk menyelidiki
sains sebagai carauntuk berpikir
interaksi sains,tekhnologi danmasyarakat
51
Gambar 4.17 Kemunculan Indikator Pada Kategori
The knowledge of science
Keterangan:
a. Menyajikan fakta, konsep, prinsip, dan hukum.
b. Menyajikan hipotesis, teori, dan model.
c. Meminta peserta didik untuk mengingat pengetahuan atau
informasi.
Kemunculan indikator pada kategori pengetahuan sains pada buku D
menunjukkan jumlah yang berbeda. Indikator (a) menyajikan fakta, konsep,
prinsip, dan hukum memiliki jumlah kemunculan terbesar yaitu 59,3% atau
sebanyak 35 pernyataan, kemudian indikator (b) yang menyajikan hipotesis, teori,
dan model memiliki jumlah kemunculan terbesar kedua yaitu 13,55% atau
sebanyak 8 pernyataan. Namun jumlah ini sangat jauh berbeda dibandingkan
dengan kemunculan pada indikator (c) meminta peserta didik untuk mengingat
pengetahuan atau informasi memiliki jumlah kemunculan yaitu 0% atau tidak ada
pernyataan.
59,3%%
13,55%
0%
a
b
c
52
Gambar 4.18 Kemunculan Indikator Pada Kategori
The investigative nature of science
Keterangan:
a. Mengharuskan peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui
penggunaan materi.
b. Mengharuskan peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui
penggunaan grafik - grafik, tabel - tabel, dan lain - lain.
c. Mengharuskan peserta didik untuk membuat perhitungan.
d. Mengharuskan peserta didik untuk memberikan alasan dari suatu
jawaban.
e. Melibatkan peserta didik dalam eksperimen atau aktivitas berpikir.
Kemunculan indikator pada kategori sains sebagai cara untuk menyelidiki
menunjukkan jumlah kemunculan yang berbeda. Indikator (e) memiliki jumlah
kemunculan terbesar yaitu 11.85% atau sebanyak 7 pernyataan, indikator (c)
sebesar 3,38 atau 2 pernyataan, sedangkan indikator (a) , (b), dan(d) sebesar 0
atau tidak ada pernyataan.
0% 0%
3.38%
0%
11.85%
a
b
c
d
e
53
Gambar 4.19 Kemunculan Indikator Pada Kategori
Science as a way of thinking
Keterangan :
a. Menggambarkan bagaimana seorang ilmuwan melakukan
eksperimen.
b. Menunjukkan perkembangan historis dari sebuah ide.
c. Menekankan sifat empiris dan objektivitas ilmu sains.
d. Mengilustrasikan dengan menggunakan asumsi-asumsi.
e. Menunjukkan bagaimana ilmu sains berjalan dengan pertimbangan
induktif dan deduktif.
f. Menunjukkan hubungan sebab dan akibat.
g. Mendiskusikan fakta dan bukti.
h. Menyajikan metode ilmiah dan pemecahan masalah.
Pada kategori ini, indikator poin (f) memiliki jumlah kemunculan terbesar
yaitu 6,78% atau sebanyak 4 pernyataan, kemudian dilanjutkan dengan indikator
(b) 3.38% atau sebanyak 2 pernyataan. indikator (a) (c), (d), (e), (g) dan (h)
memiliki jumlah kemunculan 0% yang berarti tidak muncul atau tidak ada
pernyataan.
0%
3,38%
0%
0%
0%
6,78%
0% 0%
a
b
c
d
e
f
g
h
54
Gambar 4.20 Kemunculan Indikator Pada Kategori
Interaction of science, technology, and society
Keterangan :
a. Menggambarkan kegunaan/dampak positif ilmu sains dan teknologi
bagi masyarakat.
b. Menunjukkan efek negatif dari ilmu sains dan teknologi bagi
masyarakat.
c. Mendiskusikan masalah - masalah sosial yang berkaitan dengan
ilmu sains atau teknologi.
d. Menyebutkan karir - karir dan pekerjaan - pekerjaan dibidang ilmu
dan teknologi.
Kemunculan indikator pada kategori interaksi sains, teknologi, dan
masyarakat memiliki jumlah kemunculan yang berbeda. indikator poin (a)
memiliki jumlah kemunculan yaitu 1,69% atau sebanyak 1 pernyataan. Sedangkan
indikator (b), (c) dan (d) memiliki jumlah 0% kemunculan yang berarti tidak
muncul atau tidak ada pernyataan.
Proporsi kemunculan keempat kategori literasi sains pada buku Adapat
dilihat pada gambar 4.21 sebagai berikut:
1,69%
0% 0%
0%
a
b
c
d
55
Gambar 4.21 Kemunculan Kategori Literasi Sains pada Buku D
Berdasarkan gambar 4.21 tersebut dapat dilihat bahwa kategori literasi
sains yang memiliki persentase tertinggi adalah kategori pengetahuan sains
dengan persentase kemunculan sebesar 72.9%. Kategori sains sebagai cara untuk
menyelidiki memiliki persentase kemunculan sebesar 15.3%. kemudian kategori
sains sebagai cara untuk berpikir muncul dengan persentase kemunculan sebesar
10.1%. Berbeda halnya dengan ketiga kategori literasi sains lainnya, kategori
interaksi sains, teknologi dan masyarakat memiliki persentase kemunculan yaitu
hanya 1.7%.
5. Hasil Penelitian Buku E
Jumlah kemunculan indikator tiap kategori pada buku E dapat dilihat pada
Gambar 4.21, Gambar 4.22, Gambar 4.23, Gambar 4.24 berikut.
72,9%
15,3%
10,1%
1,7% pengetahuan sains
sains sebagai carauntuk menyelidiki
sains sebagai carauntuk berpikir
interaksi, sains,tekhnologi danmasyarakat
56
Gambar 4.22 Kemunculan Indikator Pada Kategori
The knowledge of science
Keterangan:
a. Menyajikan fakta, konsep, prinsip, dan hukum.
b. Menyajikan hipotesis, teori, dan model.
c. Meminta peserta didik untuk mengingat pengetahuan atau
informasi.
Kemunculan indikator pada kategori pengetahuan sains pada buku D
menunjukkan jumlah yang berbeda. Indikator (a) menyajikan fakta, konsep,
prinsip, dan hukum memiliki jumlah kemunculan terbesar yaitu 55,53% atau
sebanyak 30 pernyataan, kemudian indikator (b) yang menyajikan hipotesis, teori,
dan model memiliki jumlah kemunculan terbesar kedua yaitu 15,28% atau
sebanyak 11 pernyataan. Namun jumlah ini sangat jauh berbeda dibandingkan
dengan kemunculan pada indikator (c) meminta peserta didik untuk mengingat
pengetahuan atau informasi memiliki jumlah kemunculan yaitu 0% atau tidak ada
pernyataan.
55.53%
15.28%
0%
a
b
c
57
Gambar 4.23 Kemunculan Indikator Pada Kategori
The investigative nature of science
Keterangan:
a. Mengharuskan peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui
penggunaan materi.
b. Mengharuskan peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui
penggunaan grafik - grafik, tabel - tabel, dan lain - lain.
c. Mengharuskan peserta didik untuk membuat perhitungan.
d. Mengharuskan peserta didik untuk memberikan alasan dari suatu
jawaban.
e. Melibatkan peserta didik dalam eksperimen atau aktivitas berpikir.
Kemunculan indikator pada kategori sains sebagai cara untuk menyelidiki
menunjukkan jumlah kemunculan yang berbeda. Indikator (c) memiliki jumlah
kemunculan terbesar yaitu 8,34% atau sebanyak 6 pernyataan, indikator (e)
sebesar 5,56% atau 4 pernyataan, sedangkan indikator (a) , (b), dan(d) sebesar 0
atau tidak ada pernyataan.
0% 0%
8,34%
0%
5,56%
a
b
c
d
e
58
Gambar 4.24 Kemunculan Indikator Pada Kategori
Science as a way of thinking
Keterangan :
a. Menggambarkan bagaimana seorang ilmuwan melakukan
eksperimen.
b. Menunjukkan perkembangan historis dari sebuah ide.
c. Menekankan sifat empiris dan objektivitas ilmu sains.
d. Mengilustrasikan dengan menggunakan asumsi-asumsi.
e. Menunjukkan bagaimana ilmu sains berjalan dengan pertimbangan
induktif dan deduktif.
f. Menunjukkan hubungan sebab dan akibat.
g. Mendiskusikan fakta dan bukti.
h. Menyajikan metode ilmiah dan pemecahan masalah.
Pada kategori ini, indikator poin (b) dan poin (f) memiliki jumlah
kemunculan terbesar yaitu 4,17% atau sebanyak 3 pernyataan. Indikator (a) (c),
(d), (e), (g) dan (h) memiliki jumlah kemunculan 0% yang berarti tidak muncul.
0%
4,17%
0% 0% 0%
4,17%
0% 0%
a
b
c
d
e
f
g
h
59
Gambar 4.25 Kemunculan Indikator Pada Kategori
Interaction of science, technology, and society
Keterangan :
a. Menggambarkan kegunaan/dampak positif ilmu sains dan teknologi
bagi masyarakat.
b. Menunjukkan efek negatif dari ilmu sains dan teknologi bagi
masyarakat.
c. Mendiskusikan masalah - masalah sosial yang berkaitan dengan
ilmu sains atau teknologi.
d. Menyebutkan karir - karir dan pekerjaan - pekerjaan dibidang ilmu
dan teknologi.
Kemunculan indikator pada kategori interaksi sains, teknologi, dan
masyarakat memiliki jumlah kemunculan yang berbeda. indikator poin (a)
memiliki jumlah kemunculan terbesar yaitu 4,17% atau sebanyak 3 pernyataan.
indikator poin (d) memiliki jumlah kemunculan yaitu 2,78% atau sebanyak 2
pernyataan Sedangkan indikator (b), dan (c) memiliki jumlah 0% kemunculan
yang berarti tidak muncul atau tidak ada pernyataan.
Proporsi kemunculan keempat kategori literasi sains pada buku Adapat
dilihat pada gambar 4.25 sebagai berikut:
4,17%
0% 0%
2,78% a
b
c
d
60
Gambar 4.26 Kemunculan Kategori Literasi Sains pada Buku E
Berdasarkan gambar 4.25 tersebut dapat dilihat bahwa kategori literasi
sains yang memiliki persentase tertinggi adalah kategori pengetahuan sains
dengan persentase kemunculan sebesar 70.8%. Kategori sains sebagai cara untuk
menyelidiki memiliki persentase kemunculan sebesar 13.9%. kemudian kategori
sains sebagai cara untuk berpikir muncul dengan persentase kemunculan sebesar
8.4%. Berbeda halnya dengan ketiga kategori literasi sains lainnya, kategori
interaksi sains, teknologi dan masyarakat memiliki persentase kemunculan yaitu
hanya 6.9%.
Penentuan kategori literasi sains yang muncul pada setiap buku teks fisika
kelas XI dilakukan oleh peneliti. Hasil observasi indikator literasi sains pada
setiap buku yang dilakukan oleh peneliti, kemudian diberikan ke pengamat I
untuk mengetahui koefisien kesepakatan pengamatan antara peneliti dan
pengamat I. Selanjutnya hasil observasi indikator literasi sains di berikan kepada
pengamat II untuk mengetahui koefisien kesepakatan antara peneliti dan pengamat
70,8%
13,9%
8,4%
6,9%
pengetahuan sains
sains sebagai carauntuk menyelidiki
sains sebagai carauntuk berpikir
interkasi sains,tekhnologi, danmasyarakat
61
II. Dalam menganalisis lima buku teks pelajaran fisika Berikut Tabel 4.1 adalah
data hasil koefisien kesepakatan antar peneliti, pengamat I dan II.
Tabel 4.4 Koefisien Kesepakatan (KK) antara peneliti dan pengamat 1
No Buku
Koefisien
Kesepakatan
(KK)
Kategori
1 A 0.86% Sangat Bagus
2 B 0.85% Sangat Bagus
3 C 0.87% Sangat Bagus
4 D 0.84% Sangat Bagus
5 E 0.90% Sangat Bagus
Rata-rata 0.86 % Sangat bagus
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dikatakan bahwa reliabilitas
pengamatan antara peneliti dan pengamat I sangat bagus, hal ini dapat dilihat
dari hasil koefisien kesepakatan untuk lima buku yang menunjukkan angka
lebih dari 0,80%
Tabel 4.5 Koefisien Kesepakatan (KK) antara peneliti dan pengamat II
No Buku
Koefisien
Kesepakatan
(KK)
Kategori
1 A 0.92% Sangat Bagus
2 B 0.87% Sangat Bagus
3 C 0.91% Sangat Bagus
4 D 0.88% Sangat Bagus
5 E 0.91% Sangat Bagus
Rata-rata 0.89% Sangat bagus
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dikatakan bahwa reliabilitas
pengamatan antara peneliti dan pengamat II sangat bagus, hal ini dapat dilihat
62
dari hasil koefisien kesepakatan untuk lima buku yang menunjukkan angka
lebih dari 0,80%
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa persen aspek kategori
literasi sains yang muncul pada buku teks fisika SMA kelas XI, dengan model
penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Salah satu aspek yang perlu
terkandung dalam buku teks adalah buku diharapkan mampu memunculkan aspek
literasi sains peserta didik. Kemampuan literasi sains dapat membantu peserta
didik untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Rokhmah.dkk.2017).
Keseluruhan rata-rata presentase hasil analisis literasi sains pada ke lima
buku teks pelajaran fisika yang paling banyak muncul adalah indikator
pengetahuan sains (the knowledge of science) yakni sebesar 61.04%, sains
sebagai cara menyelidiki 18.02%, sains sebagai cara berpikir 11.54%, dan yang
paling sedikit muncul indikator interaksi sains, teknologi, dan masyarakat yaitu
9,40%. Indikator ini paling banyak muncul dalam isi materi buku teks pelajaran.
Hal ini senada dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Yulianti dan
Rusilowati (2014) yang menunjukkan indikator pengetahuan sains (the knowledge
of science) yang paling banyak muncul pada buku teks yang dianalisis.
Kemunculan terbanyak kedua yaitu sains sebagai cara menyelidiki yakni sebesar
16.85%. Selanjutnya indikator sains sebagai cara berpikir memiliki kemunculan
sebesar 10.22%. Sementara itu, indikator yang paling sedikit muncul adalah
interaksi sains, teknologi dan masyarakat yakni hanya 3.32%.
63
Terdapat empat kategori literasi sains yang dijaring menggunakan lembar
observasi kategori literasi sains.
1. Pengetahuan sains
Sains adalah ilmu pengetahuan atau kumpulan konsep, prinsip, hukum dan
teori yang akan terakumulasi membentuk sebuah kandungan sains itu sendiri.
Materi dalam buku yang dianalisis pada penelitian ini lebih menekankan pada
kategori pengetahuan sains (the knowledge of science). Presentase kemunculan
indikator indikator ini yaitu 51.5% pada buku A, 61.8% pada buku B, 48.2% pada
buku C, 72.9 pada buku D dan pada buku E 70.8. Jika di rata-rata, maka
presentase kemunculan indikator pengetahuan sains yakni 61.04% dengan banyak
menyajikan materi pelajaran yang mengandung fakta, konsep, prinsip, hukum dan
pertanyaan-pertanyaan yang meminta peserta didik untuk mengigat pengetahuan
dan informasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa indikator pengetahuan sains
mendominasi kategori literasi sains pada buku teks fisika. Kondisi ini memang
merupakan kondisi yang sepertinya sudah baku pada penyajian buku teks
pelajaran bidang sains, bukan hanya di Indonesia saja.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan Yulianti dan Rusilowati
(2014) yang menganalisis muatan literasi sains pada 3 buku ajar fisika di sekolah
menengah dengan hasil penelitian bahwa kategori pengetahuan sains lebih
mendominasi dibandingkan indikator sains lainya yaitu sebesar 69,61%. Selain itu
Feni Kurnia dkk. (2014), dalam penelitianya juga mendapatkan bahwa proporsi
presentase kategori pengetahuan sains lebih tinggi dibanding dengan kemunculan
kategori literasi sains lainya yaitu sebesar 59.62%. Perbedaan presentase
64
kemunculan dari setiap penelitian di atas disebabkan oleh adanya perbedaan
jumlah sampel yang dianalisis oleh peneliti.
Berdasarkan beberapa jenis pernyataan yang muncul dalam kategori
pengetahuan sains, jenis pernyataan yang menyajikan fakta, konsep, dan prinsip
adalah yang paling banyak muncul. Pernyataan yang meminta peserta didik untuk
mengingat pengetahuan dan informasi memiliki proporsi yang cukup sedikit.
Padahal pernyataan jenis ini akan sangat membantu peserta didik dalam rangka
mengkonstruksi pengetahuan lama yang telah mereka miliki dengan pengetahuan
baru yang akan dipelajari.
Apabila dilihat faktanya, peserta didik di Indonesia sangat pandai dalam
menghafal, tetapi kurang terampil dalam mengaplikasikan pengetahuan yang
dimiliki. Hal ini mungkin terkait dengan kecenderungan menggunakan hafalan
sebagai wahana untuk menguasai ilmu pengetahuan, bukan kemampuan berpikir.
Ini akan berdampak buruk terhadap pembelajaran sains di sekolah. Karena
pemberian materi yang lebih mementingkan pada aspek pengetahuan saja, akan
menjadikan peserta didik kurang termotivasi untuk belajar sains. Sehingga para
guru sains harus mencari metode pembelajaran yang tepat, yang dapat membuat
ketertarikan peserta didik terhadap sains yang tentunya tidak hanya berpaku pada
pengetahuan sains saja, tetapi juga pada dimensi literasi sains lainya.
2. Penyelidikan hakikat sains
Sains terbentuk dari proses penyelidikan yang terus menerus. Hal yang
menentukan sesuatu dinamakan sebagai sains adalah adanya pengamatan empiris.
Pengetahuan ilmiah akan berbentuk apabila ketajaman perhatian setiap orang pada
65
fenomena alam ditandai dengan adanya penggunaan proses ilmiah, seperti
pengamatan, pengukuran, eksperimen, dan prosedur-prosedur ilmiah lainya.
Sains sebagai cara menyelidiki merupakan kategori yang meniliki
presentase kemunculan terbesar kedua yaitu sebesar 18.02%. Namun jumlah
presentase sangat jauh berbeda dengan jumlah presentase kemunculan
pengetahuan sains. Hasil ini senada dengan penelitian penelitian yang di lakukan
Yulianti dan Rusilowati (2014) dalam analisis buku ajar fisika. Ia mendapati
bahwa pada penelitianya kategori sains sebagai cara untuk menyelidiki berada
pada urutan kedua kemunculan terbesar yakni sebesar 16.85%. Namun, jumlah
presentase kemunculan kategori sains sebagai cara untuk menyelidiki ini memiliki
perbedaan dikarenakan jumlah halaman yang dianalisis berbeda. Hal ini
menyebabkan jumlah pernyataan yang muncul dalam analisis buku yang muncul
dalam analisis buku yang dilakukan pun berbeda.
Hal ini mengindikasikan bahwa penulis buku teks pelajaran kurang
memperhatikan pengembangan dan penyajian sains sebagai proses dalam
pelajaran fisika. Serta penyajian pada buku kurang menekankan aspek sains
sebagai cara untuk menyelidiki. Temuan ini sangat disayangkan karena dapat
mengidentifikasi bahwa buku-buku tersebut kurang baik untuk dijadikan bahan
ajar yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuanya. Padahal
menurut Yulianti (2017) bahwa hal yang paling pokok dalam pengembangan
literasi sains peserta didik meliputi pengetahuan tentang sains, proses sains,
pengembangan sikap ilmiah dan pemahaman peserta didik terhadap sains
sehingga peserta didik bukan hanya sekedar tahu konsep sains melainkan juga
66
dapat menerapkan kemampuan sains dalam memecahkan berbagai permasalahan
dan dapat mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sains.
Kategori sains sebagai cara menyelidiki digunakan untuk memanfaatkan
beberapa pendekatan untuk mengkonstruksi pengetahuan. Kegiatan ini merupakan
dasar dalam kegiatan ilmiah dan menggambarkan proses ilmiah yang meliputi
kegiatan observasi, menduga, berhipotesis, memprediksi, mengukur,
memanipulasi variabel, mengkalkulasi, eksperimen, dan menciptakan model.
Apabila dikaitkan dengan hakikat sains, kategori literasi sains ini termasuk
kedalam dimensi procces sains.
Dalam kelima buku yang dianalisis situasi muncul rata-rata adalah situasi
yang mengajak peserta didik dalam menggunakan kalkulasi dan kegiatan
praktikum.
3. Sains sebagai cara berpikir
Sains identik dengan kegiatan berpikir. Sains merupakan aktivitas manusia
yang ditandai dengan adanya proses beprikir yang terjadi didalam pikiran
siapapun yang terlibat didalamnya. Aktivitas yang dilakukan para ilmuwan yang
berkaitan dengan akal, menggambarkan keingintahuan manusia dan keinginan
mereka untuk memahami gejala alam. Sains sebagai cara berpikir yang dimaksud
dalam buku teks pelajaran fisika kelas XI adalah suatu gambaran bagaimana
ilmuwan melakukan eksperimen, menunjukkan perkembangan historis sebuah ide,
menekankan sifat empiris dan objektivitas ilmu sains, mengilustrasikan
penggunaan asumsi-asumsi, menunjukkan bagaimana ilmu sains berjalan dengan
pertimbangan induktif-deduktif, memberikan hubungan sebab akibat,
67
mendiskusikan fakta dan bukti, serta menyajikan metode ilmiah dan pemecahan
masalah (Chiapetta dkk.,1991).
Hasil menunjukkan bahwa indikator sains sebagai cara berpikir memiliki
presentase kemunculan terbesar ketiga. Presentase masing-masing buku yang
dianalisis adalah 10.3% untuk buku A, 15.7% untuk buku B, 13.2% untuk buku C,
10.1% untuk buku D, dan 8,4%. Rata-rata presentase kelima buku tersebut yaitu
sebesar 11.54%. Hal ini menunjukkan bahwa penulis buku teks pelajaran fisika
yang diteliti kurang memberikan perhatian yang cukup besar terhadap penyajian
dan pengembangan kategori literasi sains ini.
Hasil di atas relatif lebih tinggi dari penelitian sebelumnya, Lailatul dkk.
(2015) menemukan bahwa pada kedua buku teks biologi yang dianalisis,
kemunculan indikator sains sebagai cara untuk berpikir hanya sebesar 4.1% pada
buku Q dan 5.7% pada buku R. Sementara wahyu dkk. (2016) menemukan lebih
banyak kemunculan kategori ini yaitu sebesar 19.5%. Beragamnya presentase
kemunculan disebabkan oleh perbedaan jumlah sampel yang dianalisis, yakni
perbedaan jumlah buku, bab, dan halaman.
Sains sebagai cara untuk berpikir memiliki peran yang penting bagi
pengembangan literasi sains, karena pada dasarnya sains semiliki hubungan sebab
akibat antara gejala-gejala alam yang diamati. Oleh sebab itu, buku teks sains
hendaknya mengembangkan kemampuan berpikir para peserta didik agar
memiliki wawasan yang luas dan dapat melihat hubungan sains dan mengaitkanya
dengan ilmu yang dimiliki. Materi yang disajikan dalam buku teks sains,
khususnya fisika, sebaiknya tidak hanya menekankan pada materi yang berupa
68
produk, tetapi juga ditekankan pada aspek sains sebagai cara berpikir untuk
menstimulus peserta didik untuk berpikir ilmiah. Dengan demikian, diharapkan
pesrta didik dapat memiliki literasi sains sesuai yang diharapkan.
4. Interaksi antara sains, teknologi, dan masyarakat
Sains, teknologi, dan masyarakat (STM) merupakan suatu bentuk interaksi
yang tidak dapat dipisahkan. Sains melandasi perkembangan teknologi, sedangkan
teknologi menunjang perkembangan sains. Jadi tercipta hubungan timbal balik
antar keduanya. Perkembangan sains tidak selalu dikaitkan dengan aspek
kebutuhan masyarakat, sedangkan teknologi merupakan aplikasi sains yang
terutama digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kategori ini berkaitan dengan dimensi konteks sains, yang menyajikan
segala hal yang berhubungan dengan sains dan teknologi dalam kehidupan sehari-
hari. Bagian ini merupakan bagian yang cukup menarik untuk peserta didik ketika
membaca buku teks fisika, karena di dalamnya di sajikan peristiwa-peristiwa yang
mungkin sering mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, jika
kategori literasi sains ini di sajikan lebih banyak dalam buku teks fisika, bisa jadi
ketertarikan peserta didik terhadap pelajaran fisika akan meningkat dan juga
sebagai penguatan konsep.
Namun, hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa kategori ini
memiliki presentase paling rendah diantara ketiga kategori lainya. Kategori ini
hanya menyumbang 9,40% kemunculan didalam buku teks fisika kelas XI yang
dianalisis. Hal ini menunjukkan bahwa penulis kurang memberikan perhatianya
pada aspek ini, sehingga mengakibatkan buku teks fisika kurang menyajikan sains
69
secara kontekstual.
Rendahnya kemunculan indikator interaksi sains, teknologi, dan
masyarakat juga terjadi pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuliyanti
dan Rusilowati (2014). Kategori ini muncul pada urutan ke empat dalam
analisisnya yakni sebesar 3.32% dan pada penelitian Kurnia dkk. (2014) yakni
sebesar 1.08%. Perbedaan persentase ini di sebabkan oleh adanya perbedaan
jumlah sampel yang dianalisis.
Ditinjau dari presentase kemunculan, buku-buku yang dianalisis lebih
menonjolkan pada dampak positif sains dan teknologi bagi masyarakat, namun
sangat sedikit sekali menampilkan dampak negatif, masalah sosial serta karir-karir
dalam sains. Buku teks yang baik hendaknya dapat menghubungkan setiap materi
dengan penelitian ilmiah serta sains, teknologi, dan masyarakat dengan lebih
menonjolkan bagaimana aspek sains di lakukan dan peran sains dalam kehidupan
serta menyebutkan masalah-masalah sosial dan karir-karir yang berhubungan
dengan materi sehingga peserta didik memiliki pandangan terhadap karir yang
berkaitan.
Berdasarkan hasil analisis yang telah di lakukan, buku teks yang dianalisis
sudah menyatukan semua aspek literasi sains, dengan demikian telah
merefleksikan literasi sains namun proporsi kategori literasi sains yang disajikan
tidak seimbang, hanya salah satu tema literasi sains yang mendominasi yakni
pengetahuan sains. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian agar indikator literasi
sains lebih dikembangkan pada buku pelajaran agar dapat memberikan gambaran
sains secara utuh bagi peserta didik.
70
Dengan demikian, diharapkan peserta didik dapat lebih terdorong untuk
mempelajari sains, menjadi aktif, kreatif dan inovatif dalam memberikan solusi
bagi setiap persoalan yang timbul dalam kehidupan, serta mampu menjawab
tantangan zaman yang berbasis pada pengetahuan dan teknologi.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kelima buku teks yang dianalisis, diperoleh hasil presentase
literasi sains sebagai berikut: (1). Pengetahuan sains (the knowledge of science)
sebesar 61,04%, (2) Penyelidikan hakikat sains (the investigative nature of
science) sebesar 18,02%, (3) sains sebagai cara berpikir (science as a way of
thinking) sebesar 11,54%, dan (4) interaksi antara sains, teknologi, dan
masyarakat (interaction of science, technology, and society) sebesar 9,40%.
Koefisien kesepakatan rata-rata antara peneliti dan pengamat I sebesar 0.86% dan
pengamat II sebesar 0,89%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi fisika yang ada dalam buku
teks fisika SMA kelas XI yang digunakan di SMAN kabupaten Sinjai memiliki
ruang lingkup yang lebih berorientasi pada kategori pengetahuan sains (the
knowledge of science) dan sangat kurang menyajikan interaksi sains, teknologi,
dan masyarakat (interaction of science, technology, and society). Tetapi secara
keseluruhan buku-buku teks tersebut telah menggambarkan literasi sains secara
utuh dengan kategori sangat bagus.
B. Saran
Sejalan dengan penelitian ini, terdapat beberapa hal yang dapat di sarankan
kepada beberapa pihak terkait antara lain:
1. Bagi guru, hendaknya memahami tema literasi sains beserta indikator-
indikatornya sebagai dasar dalam memilih buku yang memiliki kategori literasi
71
72
sains yang seimbang untuk di jadikan bahan ajar. Dalam hal ini guru harus
memilih buku yang dapat mendukung proses pembelajaran peserta didik aktif.
2. Bagi penulis buku, hendaknya penulisan buku teks IPA, khususnya fisika,
selain mengacu pada kurikulum yang berlaku di Indonesia, sebaiknya juga
mengacu pada keseimbangan aspek literasi sains.
3. Bagi penelitian lain yang ingin melakukan penelitian serupa, diharapkan lebih
memahami dan teliti ketika menganalisis materi pada buku. Selain itu,
hendaknya melakukan analisis pada materi fisika yang belum dianalisis
berdasarkan literasi sains, dan memperbanyak referensi buku teks yang akan di
analisis.
73
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, R. (2012). Pembelajaran berbasis pemanfaatan sumber belajar. Jurnal
ilmiah Didaktika: Media ilmiah pendidikan dan pengajaran, 12(2).
Arief, M. K. (2015). Penerapan Levels of inquiry pada pembelajaran IPA tema
pemanasan global untuk meningkatkan literasi sains. Edusentris, 2(2),
166-176.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, H.P. (2013). Pengaruh Pemanfaatan Sumber Belajar dan Motivasi Dengan
Prestasi Belajar Mata Kuliah Askeb II Mahapeserta didik Prodi D-III
Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta. Jurnal Kesehatan Kusuma
Husada, 12-18.
Bonawati, E. (2007). Buku teks dalam pembelajaran Geografi di kota Semarang.
Jurnal Geografi: Media Informasi pengembangan dan profesi
kegeografian, 4(2), 147-158.
Chiappetta, E. L., Sethna, G. H., & Fillman, D. A. (1991). A quantitative analysis
of high school chemistry textbooks for scientific literacy themes and
expository learning aids. Journal of Research in Science Teaching, 28(10),
939–951. https://doi.org/10.1002/tea.3660281005
Diana, S., Rachmatullah, A., & Rahmawati, E. S. (2015). Profil Kemampuan
Literasi Sains Siswa SMA Berdasarkan Instrumen Scientific Literacy
Assesments (SLA). Prosiding Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi
FKIP UNS 2015, 285–291. Retrieved from
https://media.neliti.com/media/publications/171085-ID-none.
Fatmawati, I. N., & Utari, S. (2015). Penerapan levels of inquiry untuk
meningkatkan literasi sains siswa SMP tema limbah dan upaya
penanggulanganya. Edusains, 7(2), 151-159.
Kurnia, F., Zulherman, & Fathurohman, A. (2014). Analisis bahan ajar fisika sma
kelas xi di kecamatan indralaya utara berdasarkan kategori literasi sains.
Jurnal Inovasi Dan Pembelajaran Fisika, 1(1), 43–47. Retrieved from
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jipf/article/view/1263
Lailatul, H., Rosyidatun, E. S., & Miranto. S. (2015). Analisis Isi Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Biologi kelas XIsemsestar 1 Berdasarkan Literasi Sains.
Edusains, 7(1). Diakses dari http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains.
74
Moleong, Lexy. J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mutarradiyah, N., & Rusilawati, A. (2015). Analisis buku ajar fisika SMA kelas
XII di kabupaten pati berdasarkan muatan literasi sains. UPEJ Unnes
Physics Education Journal, 4(1), 16-20.
Purwanto, Ngalim. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Rahmawati, G. (2015). Buku teks pelajaran sebagai sumber belajar siswa
diperpustakaan sekolah di SMAN 3 bandung. Edulib, 5(1), 102-113.
Ramadhani, P. R., Akmam, A., Denista, D., & Darvina, Y. (2019). Analisis
keterampilan proses sains pada buku ajar fisika SMA kelas XI semester 1.
“pillar of physics Education 12(4), 649-656.
Rokhmah, A., Sunarno, W., & Masyukri, M. (2017). Science Literacy Indicators
in Optical Instruments of Highschool Physics Textbooks Chapter. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, 13(1), 19-24.
https://doi.org/10.15294/jpfi.v13i1.8391
Rusman. (2017) . Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Setiawan, A.,& Rusnayati, H. (2014, October). Analisis Buku Ajar Fisika SMA
Kelas X di Kota Bandung Berdasarkan Komponen Literasi Sains. In
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal)(Vol. 3, pp. 94-102).
Sudaryono. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
Toharudin, U., Hendrawati, S., & Rustaman, A. (2011). Membangun Literasi
Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora.
Wahyu, E., Fathurohman, A., & Sardianto. (2016). Analisis Buku Siswa Mata
Pelajaran IPA Kelas VIII SMP/MTs Berdasarkan Kategori Literasi Sains.
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika, 3(2).
Wilkinson, J. (1999). A Quantitative Analysis of Physics Textbooks for Scientific
Literacy Themes. Research in Science Education. 3(29).
75
Yulianti, T. E., & Rusilowati, A. (2014). Analisis buku ajar fisika SMA kelas XI
berdasarkan muatan literasi sains di kabupaten Tegal. UPEJ Unnes
Physics Education Journal, 3(2), 68-72.
Yuliati, Y. (2017). Literasi sains dalam pembelajaran IPA. Jurnal Cakrawala
Pendas 3(2), 21-28.
Zakiyah, S., Akhsan, H., & Wiyono, K. (2018, March). Analisis buku teks
pendahuluan fisika kuantum materi momentum sudut berdasarkan kategori
literasi sains. In Seminar Nasional Pendidikan IPA (Vol. 1, No. 1, pp. 171-
178).
76
77
AI. Contoh Hasil Analisis Buku Yang Sudah Dianalisis
INSTRUMEN PENELITIAN
No Indikator literasi sains
BAB 2 ELASTISITAS ZAT PADAT Pengamat
1
Pengamat
2
Halaman Paragraf No
pernyataan Pernyataan Ya Tidak Ya Tidak
1.
Pengetahuan sains (the
knowledge of science)
a. Menyajikan fakta-
fakta, konsep-
konsep, prinsip-prinsip,
dan hukum-hukum.
1). Fakta
37
2 1
Ketapel merupakan benda elastis
√ √
39 2 2
Kalet gelang akan bertambah panjang akibat gaya
tarik yang dilakukan √ √
44 1 3
Kasur pegas merupakan salah satu benda yang
memanfaatkan pegas √ √
42 1 4
√ √
2). Konsep 39 2 5
Elastis adalah benda ditarik akan bertambah
panjang dan kembali kebentuk semula √ √
40 3 6
Sifat tak elastis atau plastis adalah sifat benda yang
tidak dapat kembali kebentuk semula setelah gaya
dihilangkan
√ √
3). Prinsip
40 2 7
Persamaan tegangan dapat dinyatakan:
tegangan:
=
Ket : = tegangan (N/m2atau pascal)
F= Gaya(N)
A=Luas Penampang Karet (m2)
√ √
41
1 8
Persamaan regangan :
Ket:
= Regangan(tanpa satuan)
=pertambahan panjang karet (m)
I=panjang batang mula-mula
√ √
41 4 9
Persamaan modulus young :
E=
Ket :
E=modulus elastic
= tegangan (N/m2atau pascal)
= Regangan(tanpa satuan)
√ √
4). Hukum
41 1 10
Hukum Hooke :
pada daerah elastisitas benda,pertambahan panjang
pegas, pegas sebanding dengan gaya yang bekerja
pada pegas.
√ √
b. Menyajikan hipotesis-
hipotesis, teori-teori, dan
model-model
1). Hipotesis
2). Teori
3). Model
40
3
11
√ √
Pada gambar diatas, seutas karet dengan panjang l
da luas penampang A, ditarik dengan gaya F
sehingga mengalami perubahan panjang sebesar ∆l.
perbandingan antara gaya (F) yang bekerja pada
karet, dengan luas penampang karet (A) disebut
dengan tegangan (strees). Secara matematis,
tegangan dinyatakan sebagai berikut:
𝝆 =
Sedangkan hasil bagi antara pertambahan panjang
(∆l), dengan panjang karet mula-mula (I) disebut
regangan (strain). Secara matematis, regangan
dinyatakan
𝓔 =
41 2 12
Gambar 2.6. grafik tegangan terhadap regangan.
√ √
c. Meminta peserta didik
untuk mengigat
pengetahuan atau
informasi
2. Penyelidikan hakikat sains
(the investigative nature of
science)
a. Mengharuskan peserta
didik untuk menjawab
pertanyaan melalui
penggunaan materi.
39 1 13
Kegiatan 2.1 :
Judul kegiatan : mengidentifikasi ciri benda plastis
dan elastis
Jenis kegiatan : Diskusi kelompok
Tujuan kegiatan :
1. Peserta didik dapat menyimpulkan ciri-ciri benda
plastis dan elastis dengan benar
2. Peserta didik dapat menunjukkan ciri benda
plastis dan elastis pada benda dengan terampil.
√ √
Langkah kegiatan :
1. Bentuklah kelompok dengan beranggotakan 2-3
peserta didik secara heterogen!
2. Ambillah karet dengan plastik!Amatilah karet
dan plastik tersebut dengan cermat!
3. Lakukanlah tanya jawab dengan temanmu satu
kelompok tentang hasil pengamatan terhadap
karet dan plastic!
4. Cobalah tarik plastic dan karet lalu lepaskan!
Amati hal yang terjadi pada karet dan plastik
setelah ditarik!
5. Diskusikanlah hal-hal berikut bersama teman
sekelompokmu!
a. Apa yang terjadi pada karet dan plastic
setelah ditarik kemudian dilepas ?
b. Disebut benda apakah yang telah diberi
gaya dapat kembali ke keadaan semula ?
c. Disebut benda apakah yang setelah diberi
gaya tidak dapat kembali ke keadaan
semula?
d. Setelah menjawab pertanyaan b dan c, karet
dan plastic termasuk kelompok benda yang
mana ?
e. Buatlah kesimpulan mengenai ciri benda
plastis dan elastis
6. Tuliskan hasilnya pada selembar kertas dengan
rapi, lalu pressentasikan didepan kelas anda!
44 3 14
Kegiatan 2.2
Judul kegiatan :Menganalisis pengaruh gaya
terhadap perubahan panjang
pegas
Jenis kegiatan : 1). Peserta didik dapat menganalisis
pengaruh gaya terhadap
perubahan panjang pegas
dengan benar
2). Peserta didik dapat menarik
pegas dengan terampil.
Langkah kegiatan :
1. Mintalah izin kepada gurumu untuk meminjam
pegas yang ada di laboratorium fisika
disekolahmu!Amatilah pegas tersebut dengan
cermat!
2. Ajukan pertanyaan kepada gurumu tentang
pegas ataupun tentang kegiatan yang akan
kamu lakukan!
3. Tariklah pegas yang kamu pinjam!Tariklah
dengan gaya yang kecil lalu semakin lama
semakin besar!
4. Amati perubahan panjang pada pegas!
5. Analisislah pengaruh gaya terhadap perubahan
panjang pegas sesuai dengan hasil kegiatan
√ √
yang kamu lakukan!Buatlah kesimpulan sesuai
dengan analisismu
b. Mengharuskan peserta
didik untuk menjawab
pertanyaan melalui
penggunaan grafik-
grafik, tabel-tabel, dan
lain-lain
c. Mengharuskan peserta
didik untuk membuat
kalkulasi.
d. Mengharuskan peserta
didik untuk memberikan
alasan dari suatu jawaban
e. Melibatkan peserta didik
dalam eksperimen atau
aktivitas berfikir.
46 2 15
Unjuk rasa :
Percobaan Hukum Hooke :
Alat/Bahan :
1. 3 pegas spiral, dengan kekakuan yang berbeda-
beda.
2. Mistar/penggaris
3. Beban gantung
4. Statif.
√ √
Langkah kerja :
1. Buatlah kelompok dengan anggota 3-4 peserta
didik!Lakukan percobaan ini dengan kerja
sama yang baik dan kompak.
2. Ambil pegas pertama (k1), kemudian pasang
pegas pada statif ukurlah panjang pegas
dengan menggunakan mistar, dan catat dengan
teliti panjang pegas (x1)
3. Pasang beban gantung (m) pada pegas, ukur,
lalu catat panjang pegas (x2) sekarang
4. Ulangi langkah yang sama untuk pegas yang
berbeda (k2 dan k3)
5. Tabulasikan hasil percobaanmu kedalam tabel
3. Sains sebagai cara
berpikir (science as a way
of thinking)
a. Menggambarkan
bagaimana seorang
ilmuan melakukan
eksperimen
b. Menunjukkan
perkembangan historis
dari sebuah ide 45 2 16
Robber hooke lahir di Freshwater isle of weight,
Inggris 18 juli 1635 seorang penemu ahi kimia,
matematika,arsitek serta filsuf.
√ √
41 2 17
Young terlahir di Milverton, Inggris pada tanggal
13 juni1773. Pada tahun 1801 ia menemukan
penyebab astimagtisma yaitu keadaan mata yang
menyebabkan benda yang dilihat Nampak kabur.
Hal ini disebabkan oleh lengkung mata yang tidak
normal. Pada tahun itu ia juga menemukan hukum
interferensi cahaya. Dengan penemuanya ia berhasil
membuktikan bahwa cahaya adalah gelombang.
Selain itu young beranggapan bahwa suatu zat
mempunyai batas ketegangan. Sifat-sifat
ketegangan ini disebut “modulus young
√ √
c. Menekankan sifat
empiris dan objektivitas
ilmu sains
d. Mengilustrasikan dengan
menggunakan asumsi-
asumsi
e. Menunjukkan bagaimana
ilmu sains berjalan
dengan pertimbangan
induktif dan deduktif
f. Menunjukkan hubungan
sebab dan akibat 37 1 18
Ketika ketapel ditarik makakaret akan bertambah
panjang ,lalu ketika dilepaskan maka karet ketapel
kembali keukuran semula
√ √
40 2 19
Jika gaya yang diberikan pada benda elastic terlalu
besar maka maka benda tidak akan kembali
kebentuk semula
√ √
44 1 20
Ketika menaiki kasurpegas maka kasur menjadi
rendah namun ketika kamu turun maka akan
meninggi dan kembali keukurannya
√ √
g. Mendiskusikan fakta dan
bukti
h. Menyajikan metode
ilmiah dan pemecahan
masalah
1). Metode ilmiah
2). Pemecahan masalah
4. Interaksi sains, teknologi,
dan masyarakat
(interaction of science,
technology, and society)
a. Menggambarkan
kegunaan ilmu sains dan
teknologi bagi
masyarakat
b. Menunjukkan efek
negative dari ilmu sains
dan teknologi bagi
masyarakat.
c. Mendiskusikan masalah-
masalah sosial yang
berkaitan dengan ilmu
sains atau teknologi.
d. Menyebutkan karir-karir
dan pekerjaan-pekerjaan
dibidang ilmu teknologi.
INSTRUMEN PENELITIAN
No Indikator literasi sains
BAB 3 FLUIDA STATIK Pengamat
1
Pengamat
II
Halaman Paragraf No
pernyataan Pernyataan Ya Tidak Ya Tidak
1.
Pengetahuan sains (the
knowledge of science)
a. Menyajikan fakta-
fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, dan
hukum-hukum.
1). Fakta
55 1 1
Car lift biasanya terdapat ditempat pencucian mobil atau
bengkel
√ √
55 2 2
Didalam car lift terdapat sebuah cairan yang berupa
minyak √ √
58
2
3
Sebuah paku dengan ujung runcing dapat menembus
kayu √ √
68 2
4
Kapal selam memiliki berat yang mencapai ribuan ton
dan tidak mungkin dapar terapung √ √
75 3 5 Peristiwa jarum, Silet, penjepit kertas, atau nyamuk
yang dapat mengapung dipermukaan air, butiran-√ √
butiranembun berbentuk bola, air yang menetes
cenderum berbentuk bulat –bulat dan air berbentuk bola
dipermukaan daun talas
78 1 6
Lampu minyak dari sumbu dan minyak diletakkan
dalam botol √ √
58 4 7 Tekanan merupakan besaran skalar. √ √
68 5 8
Selain kapal selam, contoh hukum Archimedes yang
lebih sederhana adalah memasukkan balok kayu ke
dalam gelas yang berisi penuh dengan air. Ketika
dimasukkan ke dalam air, air tersebut tumpah. Balok
kayu akan mendapatkan gaya keatas.
√ √
73 1 9
Kapal laut terbuat dari besi atau kayu yang dibuat
berongga dibagian tengahnya. √ √
75 1 10
Kemampuan detrgen untuk mengangkat kotoran yang
menempel dibaju, tidak terlepas dari konsep tegangan
permukaan.
√ √
2). Konsep 55 3 11
Car lift merupakan salah satu penerapan dari fluida
statistic √ √
58 1 12
Tekanan adalah besar gaya yang bekerja setiap satuan
luas bidang dimana gaya tersebut bekerja √ √
68 3 13 Gaya apung dalam fisika adalah gaya keatas atau gaya √ √
Archimedes.
75 2 14
Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh
suatu benda yang bekerja pada permukaan zat cair
sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu.
√ √
79 3 15
Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunya zat cair
didalam pipa kapiler (pipa sempit), seperti celah-celah
pada sumbu kompor.
√ √
80 4 16
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang
menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. √ √
3). Prinsip
58 3 17
Secara matematis tekanan dapat dirumuskan :
P =
Keterangan :
P = tekanan (N/m2)
F = gaya tekan (N)
A = luas bidang tekan (m2)
√ √
60 1 18
Gaya yang bekerja pada tekanan hidrostatik adalah gaya
berat, sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut :
√ √
P =
=
=
=
P =
Ph = 𝝆gh
Keterangan
Ph = tekanan hidrostatis (Pa)
𝝆 = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi zat cair (m)
sehingga tekanan total diperoleh
P = Po + Ph
= Po + 𝝆gh
Keterangan
Po = tekanan atmosfer (Pa)
Ph = tekanan hidrostatis (Pa)
69 3 19
Persamaan gaya keatas :
√ √
FA = Wu - Wa
Keterangan
FA = gaya ke atas (N)
Wu = berat benda di udara (N)
Wa = berat benda di air (N)
61 6 20
Persamaan tekanan hidrostatik:
PA = PB
𝝆1gh1 = 𝝆2gh2
Keterangan
P1 = tekanan hidrostatik pada zat cair pertama (Pa)
P2 = tekanan hidrostatik pada zat cair kedua (Pa)
𝝆1 = massa jenis zat cair pertama (kg/m3)
𝝆2 = massa jenis zat cair kedua (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h1 = tinggi zat cair pertama (m)
h2 = tinggi zat cair kedua (m)
√ √
4). Hukum 61 2 21 Hukum bejana berhubungan : √ √
Jika bejana berhubungan di isi dengan zat cair yang
sama dan dalam keadaan seimbang atau diam maka
permukaan zat cair terletak pada suatu bidang datar.
61 4 22
Hukum utama Hidrostatika :
Semua titik yang terletak pada suatu bidang datar di
dalam zat cair sejenis memiliki tekanan yang sama.
√ √
64 4 23
Hukum Pascal :
Tekanan yang diberikan pada suatu zat cair di wadah
tertutup akan diteruskan dan menyebar kesetiap bagian
dari zat cair dan dinding wadah tempat zat cair tersebut.
√ √
68 4 24
Hukum Archimedes:
Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian
dalam suatu fluida, di angkat ke atas oleh sebuah gaya
yang sama dengan berat fluida yang dipindahkan.
√ √
b. Menyajikan hipotesis-
hipotesis, teori-teori,
dan model-model
1). Hipotesis
2). Teori
3). Model
64 6 25
Gambaer 3.14. Skema mesin pengangkat mobil
Gambar diatas ketka pengisap kecil kamu dorong, maka
pengisap tersebut memberikan gaya sebesar F1 terhadap
luas bidang A1, sehingga menimbulkan tekanan sebesar
P1. Menurut Pascal, tekanan ini akan diteruskan
kesegala arah dengan sama rata sehingga tekanan akan
diteruskan ke pengisap besar dengan sama besar.
Dengan demikian, pada pengisap yang besar pun terjadi
tekanan yang besarnya sama dengan P1.
√ √
71 3 26 Gambar 3.19 Benda terapung
√ √
72 1 27
Gambar 3.20 Benda melayang
√ √
72 2 28
Gambar 2.1 Benda tenggelam.
√ √
c. Meminta peserta didik
untuk mengigat
pengetahuan atau
informasi
2.
Penyelidikan hakikat
sains (the investigative
nature of science)
a. Mengharuskan
peserta didik untuk
menjawab pertanyaan
melalui penggunaan
materi.
b. Mengharuskan
peserta didik untuk
menjawab pertanyaan
melalui penggunaan
grafik-grafik, tabel-
tabel, dan lain-lain.
c. Mengharuskan
peserta didik untuk
membuat kalkulasi.
d. Mengharuskan
peserta didik untuk
memberikan alasan
dari suatu jawaban
e. Melibatkan peserta
didik dalam 63 3 29 Kegiatan 3.2 √ √
eksperimen atau
aktivitas berfikir.
Judul kegiatan : Menganalisis hukum pascal
Jenis kegiatan : kerja kelompok
Tujuan kegiatan : a. Peserta didik dapat menjelaskan
arah pancaran air pada plastic
sesuai hukum pascal dengan
tepat
b.Peserta didik melakukan kegiatan
yang tentang hukum pascal
dengan terampil
Langkah kegiatan
1. Bentuklah kelompok bersama temanmu satu
bangku.
2. Bacalah materi hukum pascal yang terdapat pada
buku ini dengan cermat!
3. Setelah selesai membaca, maka bertanyalah kepada
gurumu untuk meningkatkan pemahamanmu
tentang hukum pascal!
4. Ambillah sebuah plastic, isilah plastic dengan air!
Peganglah bagian atas dari plastik tersebut!
5. Lubangilah bagian bawah plastik yang sudah berisi
air tadi dengan menggunakan jarum!
6. Amatilah pancaran air yang mengalir melalui
lubang tersebut!
7. Peras atau tekanlah bagian atas dari plastic
tersebut!Amati pancaran air yang keluar dari
lubang pada plastic!
8. Berdiskusilah dengan kelompokmu untuk
menjelaskan arah pancaran air pada plastic yang
ditekan tadi sesuai dengan hukum pascal!
9. Buatlah kesimpulan mengenai hukum pascal sesuai
dengan hasil diskusimu!
10. Tuliskan hasil diskusimu pada buku tugas, lalu
presentasikan di depan guru dan teman-temanmu
untuk mendapatkan tanggapan!
67
3
30
Kegiatan 3.3
Judul kegiatan : mengidentifikasi factor yang
memengaruhi gaya Archimedes.
Jenis kegiatan : Diskusi kelompok.
Tujuan kegiatan: 1.Peserta didik dapat mengidentifikasi
factor yang memengaruhi gaya
Archimedes dengan benar
2.Peserta didik dapat melakukan
kegitan tentang hukum Archimedes
dengan terampil.
Langkah kerja :
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 2-3 peserta
didik!
2. Bacalah langkah kegiatan dibawah ini dengan
cermat!
a. Siapkan gelas ukur, air, garam, telur, dan
pengaduk.
b. Masukkan air kedalam gelas ukur.
c. Masukkan telur kedalam gelas ukur.
d. Amati kondisi telur ketika di masukkan
kedalam air di gelas ukur.
e. Masukkan garam ke dalam gelas ukur tersebut
sendok demi sendok.
f. Amatilah telur yang pada larutan garam
√ √
tersebut!
3. Ajukan pertanyaan kepada gurumu jika kamu
kurang memahami langkah kegiatan diatas!
4. Lakukan kegiatan ini sesuai dengan langkah ke
giatan diatas! Catatlah data hasil kegiatan yang
telah kamu lakukan!
5. Diskusikan bersama anggota kelompokmu
permasalhan dibawah ini!
a. Mengapa telur mengalami perubahan posisi
setelah diberi garam ? jelaskan!
b. Gambarkan posisi telur mulai dari di masukkan
ke dalam air tawar, hingga diberi garam!
c. Berdasarkan kegiatan ini, identifikasikanlah
factor yang memengaruhi gaya keatas atau
Archimede !
d. Buatlah kesimpulan mengenai factor-faktor
yang memengaruhi gaya Archimedes
6. Tulislah hasil diskusimu, lalu presentasikan di
depan kelas
69 5 31
Unjuk kerja Hukum Archimedes
Alat dan Bahan :
1. Gelas ukur berpancuran 1.000 ml
2. Beberapa benda padat (batu tiga ukuran)
3. Air
4. Neraca pegas
5. Gelas ukur
Langkah kerja :
1. Pahamilah langkah kegiatan percobaan!
2. Perhatikanlah skema percobaan Archimedes pada
gambar 3.17 agar kamu memahami langkah
kerjanya!
3. Isilah gelas ukur berpancuran dengan air, hingga
akan mencapai pancuranya!
4. Ukurlah berat benda diudara dengan neraca pegas,
kemudian catat hasilnya!
5. Ukurlah berat benda didalam air menggunakkan
neraca pegas dengan cara memasukkanya secara
√ √
perlahan kedalam air sampai benda melayang
diair!catat hasilnya
6. Ketika benda dimasukkan kedalam air, maka zat
cair ada didalam gas ukur berpancuran akan keluar
melalui pancuran dan jatuh kegelas ukur!Catat
volume air yang ada pada gelas ukur dibawah gelas
ukur berpancuran. Volume tersebut merupakan
volume dari benda yang dimasukkan dalam air.
7. Kerjakan kegiatan beberapa kali, dengan tiga benda
yang berbeda-beda!
8. Diskusikan pertanyaan berikut dengan
kelompokmu!
a. Bandingkan antara berat benda diudara dan
berat benda di dalam air!
Bandingkan nilai dari kolom 4 dan 5! Hubungkan
dengan gaya keatas!
3.
Sains sebagai cara
berpikir (science as a
way of thinking)
a. Menggambarkan
bagaimana seorang
ilmuan melakukan
eksperimen
b. Menunjukkan
perkembangan 64 3 32
Ilmuan perancis, , Blaise Pascal (1623-1662) merupakan
penemu dari hukum pascal √ √
historis dari sebuah
ide
68 2 33
Archimedes adalah seorang fisikawan. Membicarakan
Archimedes tidaklah lengkap tanpa insiden penemuanya
saat dia menceburkan saat dirinya menceburkan
kedalam bak mandi. Saat itu dia menemukan bahwa
hilangnya berat tubuh saat dengan berat air yang
dipindahkan. Saat itulah Archimedes menemukan
hukum pertama hidrostatik.
√ √
c. Menekankan sifat
empiris dan
objektivitas ilmu sains
d. Mengilustrasikan
dengan menggunakan
asumsi-asumsi
e. Menunjukkan
bagaimana ilmu sains
berjalan dengan
pertimbangan induktif
dan deduktif
f. Menunjukkan
hubungan sebab dan
akibat
58
2 34
Semakin besar gaya yang bekerja pada bidang maka
tekan semakin besar. Namun, semakin besar luas bidang
gaya yang ditekan oleh gaya yang bekerja, maka
√ √
tekanan yang diterima semakin kecil.
64 5 35
Apabila zat cair dalam ruang terutup mendapatkan gaya,
maka gaya akan diteruskan oleh zat cair itu kesegala
arah sama besar. Hal ini terjadi karena salah satu sifat
zat cair, yaitu molekul-molekulnya senantiasa bergerak
bebas.
√ √
g. Mendiskusikan fakta
dan bukti
h. Menyajikan metode
ilmiah dan pemecahan
masalah
1). Metode ilmiah
2).Pemecahan
masalah
4.
Interaksi sains,
teknologi, dan
masyarakat (interaction
of science, technology,
and society)
a.Menggambarkan
kegunaan ilmu sains
dan teknologi bagi
masyarakat
61 1 36
Penerapan tekanan hidrostatik diterapkan dalam orang
yang sedang berenang atau menyelam, tekanan
hidrostatik juga diterapkan pada bejana berhubungan.
√ √
66 2 37 Penerapan hukum pascal diterapkan dalam mesin
pengangkat mobil. √ √
73 1 38 Penerapan hukum Archimedes yaitu terdapat dalam
kapal laut dan kapal selam. √ √
73 3 39 Penerapan hukum Archimedes juga trdapat pada
jembatan ponton. √ √
b. Menunjukkan efek
negative dari ilmu
sains dan teknologi
bagi masyarakat. 79 4 40
Selain memberikan manfaat, peristiwa kapilaritas juga
menimbulkan kerugian. Di antaranya menyebabkan
tembok rumah retak akibat pori-pori tembok yang
menyerap air dalam tanah, lumut menempel di dinding
tembok, cat tembok rumah yang rusak akibat air yang
teresap tembok, dan sebagainya.
√ √
c. Mendiskusikan
masalah-masalah
sosial yang berkaitan
dengan ilmu sains
atau teknologi.
d. Menyebutkan karir-
karir dan pekerjaan-
pekerjaan dibidang
ilmu teknologi.
68 2 41
Archimedes ialah seorang matematikawan, astronom,
filsuf, fisikawan, insinyur berkebangsaan yunani. √ √
INSTRUMEN PENELITIAN
No Indikator literasi sains
BAB 4 FLUIDA DINAMIK Pengamat
I
Pengamat
II
Halaman Paragraf No
pernyataan Pernyataan Ya Tidak Ya Tidak
1. Pengetahuan sains (the knowledge of
science)
a. Menyajikan fakta-fakta, konsep-
konsep, prinsip-prinsip, dan hukum-
hukum.
1). Fakta
87 1
1
Pesawat memiliki sayap
√ √
89 3 2
Ketika kamu membuka kran dikamar mandi
dan saat air jatuh kebak mandi, alirannya
laminar. Namun ketika air sudah berada
didalam bak mandi, alirannya akan berubah
tidak beraturan (turbulen)
√ √
92 1 3
Kecepatan air yang keluar dari selang akan
besar dan jangkauan pancaran air jauhKetika
kamu membiarkan selang tanpa memberikan
tekanan, kecepatan air akan lebih lambat dan
√ √
jangkauan lebih pendek
89 5 4
Terdapat dua jenis aliran fluida yaitu aliran
lurus dan aliran turbulen. √ √
90 1 5
Sifat-sitfat fluida ideal yaitu
1. Nonviscous
2. Tunak
3. Inkompresibel
4. Laminer atau tidak berotasi.
√ √
2). Konsep
88 1 6
Fluida ideal adalah fluida yang
inkompresibel, artinya fluida yang
kerapatannya (massa jenisnya) sulit diubah
dan tidak memiliki gesekan dalam (viskositas)
√ √
87 1 7 Fluida dinamik adalah zat cair dan gas √ √
89 3 8
Garis alir (streamline ) adalah pola yang
ditempuh partikel dalam suatu aliran fluida. √ √
91 1 9
Teorema Torricelli yaitu air keluar dari
lubang memiliki kelajuan yang sama dengan
kelajuan air yang jatuh bebas dari ketinggian
h
√ √
3). Prinsip 91 2 10
Persamaan Bernouli :
√ √
=
=
=
Sehingga
=
Maka :
=
4). Hukum 91 4 11
Hukum Kontinuitas :
A1V1 = A2V2
√ √
94 4 12
Hukum Bernoulli :
P + +𝝆gh = konstan
√ √
b. Menyajikan hipotesis-hipotesis,
teori-teori, dan model-model
1). Hipotesis
2). Teori
3). Model
91 1 13
Pada gambar 4.5. suatu fluida yang mengalir
di dalam tabung melalui penampang dengan
luas A1 dengan kecepatan V1. Fluida
kemudian melewati penampang A2 sehingga
kecepatanya berubah mmenjadi v2. Kecepatan
fluida akan berubah jika ukuran tabung
berubah. Laju aliran massa fluida (∆m) yang
melalui titik tertentu persatuan waktu (∆t).
Sehingga laju aliran massa pada tabung
dengan luas penampang A1.
Sementara itu, pada tabung dengan luas A2
laju aliran massanya sebesar .
Dikarenakan aliranya tunak (tidak pernah
berhenti) dan massa fluida konstan, maka
massa fluida yang masuk di A1 sama dengan
massa fluida yang masuk A2.
√ √
92 3 14
Suatu fluida mengalir dalam pipa yang
memiliki ketinggian (y) dan luas penampang
(A) berbeda. Karena ketinggianya berbeda,
maka tekananya juga berbeda.
√ √
c. Meminta peserta didik untuk
mengigat pengetahuan atau
informasi 93 1 15
Masih ingatkah kamu tentang persamaan
kontinuitas ? persamaan kontinuitas
merupakan salah satu persamaan yang ada
dalam fluida dinamik. Selain persamaan
kontinuitas juga terdapat persamaan
Bernoulli. Mungkin sebelumnya kamu sudah
pernah mendengar tentang persamaan
Bernoulli.
√ √
2. Penyelidikan hakikat sains (the
investigative nature of science)
a. Mengharuskan peserta didik untuk
menjawab pertanyaan melalui
penggunaan materi.
b. Mengharuskan peserta didik untuk
menjawab pertanyaan melalui
penggunaan grafik-grafik, tabel-
tabel, dan lain-lain.
c. Mengharuskan peserta didik untuk
membuat kalkulasi.
d. Mengharuskan peserta didik untuk
memberikan alasan dari suatu
jawaban
e. Melibatkan peserta didik dalam
eksperimen atau aktivitas berfikir.
90
-
16
Judul kegiatan : Mengidentifikasi Alira air
sebagai fluida
Jenis kegiatan : kerja kelompok
Tujuan kegiatan :
1. Peserta didik dapat menjelaskan aliran
air pada wastafel dengan benar
2. Peserta didik dapat menggambarkan arah
aliran air dengan terampil.
√ √
Langkah kegiatan :
1. Berkelompoklah bersama temanmu satu
bangku!
2. Bacalah prosedur kegiatan tentang arah
aliran air pada wastafel dibawah ini
cermati !
a. Bukalah keran air pada wastafel yang
ada disekitarmu!
b. Amatilah aliran air yang keluar dari
keran dan air yang akan keluar dari
lubang pembuangan wastafel!
3. Cobalah kamu cari contoh aliran air yang
sama dengan arah aliran wastafel!
4. Berdasarkan hasil kegiatanmu,
berdiskusilah dengan temanmu untuk
menjelaskan dan menggambarkan arah
aliran air yang keluar dari kran dan air
yang akan keluar dari luban pembuangan
wastafel! Buatlah kesimpulan sesuai
dengan hasil diskusimu.
5. Presentasikan hasil kegiatanmu di depan
kelas dengan penuh percaya diri!
90 2 17 Kegiatan 4.2 √ √
Judul kegiatan : menganalisis kecepatan aliran
air
Jenis kegiatan : kerja mandiri
Tujuan kegiatan :
1) Peserta didik dapat menjelaskan
kecepatan aliran air dalam kran
dengan baik
2) Peserta didik dapat membuka kran
perlahan-lahan dengan terampil.
Langkah kegiatan :
1. Amatilah gambar kran air disamping!
2. Ajukan pertanyaan kepada gurumu
jika kamu masih belum paham pada
gambar diatas!
3. Cobalah kamu buka keran air secara
perlahan-lahan!Amatilah dengan
cermat aliran airnya!
1. Jelaskanlah kecepatan aliran air pada
kran, mulai kran dalam kondisi tertutup
hingga terbuka! Jelaskan, mengapa
kecepatan aliran kran berbeda-beda saat
kran perlahan-lahan dibuka, sampai
terbuka seluruhnya! Analisislah menurut
pada pendapatmu!Buatlah kesimpulan
sessuai dengan hasil analisismu!
2. Sampaikan jawabanmu didepan kelas
dengan percaya diri!
95 4 18
Kegiatan 4.3
Judul kegiatan : menganalisis peristiwa yang
sesuai dengan persamaan Bernoulli
Jenis kegiatan : kerja kelompok
Tujuan kegiatan : 1). Peserta didik dapat
menganalisis gerakan yang ditiup sesuai
dengan persamaan Bernoulli ( menggunakan
kertas ) dengan terampil.
Langkah kegiatan :
1. Berkelompoklah dengan temanmu satu
bangku! Kerja samalah dengan anggota
kelompokmu dalam melaksanakan
kegiatan ini!
√ √
2. Bacalah kembali materi persamaan
Bernoulli pada subab ini dengan teliti!
3. Bertanyalah pada temanmu jika ada hal
yang kurang kamu pahami tentang
persamaan Bernoulli! Jika kamu masih
tetap bingung, maka kamu dapat
mengajukan pertanyaan kepada gurumu
dengan santun!
4. Cobalah ambil dua buah kertas dengan
ukuran yang sama, panjang bagian atas
dari kertas. Letakkan kedua kertas dalam
posisi sejajar di depan wajah. Tiup ruang
antara kedua kertas tersebut. Amatilah
gerak dari kedua kertas yang ada di
samping-sampingnya.
5. Analisislah penyebab gerakan kedua
kertas tersebut! Analisislah sesuai
dengan pemahamanmu tentang
persamaan Bernoulli sesuai dengan hasil
membacamu!
6. Simpulkan hasil diskusi diatas!
3. Sains sebagai cara berpikir (science
as a way of thinking)
a. Menggambarkan bagaimana seorang
ilmuan melakukan eksperimen
b. Menunjukkan perkembangan historis
dari sebuah ide 96 4 19
Evangelista Torricelli merupakan penemu
teorema Torricelli. √ √
99 4 20
Giovani Battista Venturi adalah penemu efek
Venturi. √ √
101 4 21
Wright bersaudara ( Wright brothers) adalah
dua orang amerika yang dicatat sebagai
penemu pesawat terbang karena mereka
berhasi membangun pesawat terbang yang
pertama kali berhasil diterbangkan dan
dikendalikan oleh manusia pada tanggal 17
desember 1903.
√ √
c. Menekankan sifat empiris dan
objektivitas ilmu sains
d. Mengilustrasikan dengan
menggunakan asumsi-asumsi
e. Menunjukkan bagaimana ilmu sains
berjalan dengan pertimbangan
induktif dan deduktif
f. Menunjukkan hubungan sebab dan
akibat 91 3 22
Jika semakin sempit luas penampangnya
maka kecepatan alirannya semakin besar √ √
93 2 23
Ketika fluida mengalir ketinggiannya berbeda
maka tekanannya juga berbeda √ √
g. Mendiskusikan fakta dan bukti
h. Menyajikan metode ilmiah dan
pemecahan masalah
1). Metode ilmiah
2). Pemecahan masalah
4. Interaksi sains, teknologi, dan
masyarakat (interaction of science,
technology, and society)
a. Menggambarkan kegunaan ilmu
sains dan teknologi bagi masyarakat
92 1 24
Penerapan persamaan kontinuitas dapat kamu
amati ketika menyemprotkan air dari selang.
√ √
92 2 25
Persamaan kontinuitas juga diterapkan pada
saat membuka keran. √ √
96 3 26
Penerapan persamaan Bernoulli dalam
kehidupan sehari-hari misalnya pada konsep
tangka berlubang tabung pitot, dan
sebagainya.
√ √
b. Menunjukkan efek negative dari
ilmu sains dan teknologi bagi
masyarakat.
c. Mendiskusikan masalah-masalah
sosial yang berkaitan dengan ilmu
sains atau teknologi.
d. Menyebutkan karir-karir dan
pekerjaan-pekerjaan di bidang ilmu
teknologi.
94 2 27
Daniel Bernoulli lahir pada tahun 1700 ia
merupakan ahli mtematika.
√ √
99 5 28
Giovani Battista Venturi (15 maret 1746-24
April 1822) adalah seorang fisikawan italia,
sarjana, sastrawan, diplomat, dan sejarawan
ilmu pengetahuan.
√ √
AI. Koefisien kesepakatan antara peneliti dan pengamat I
A2. Koefisien kesepakatan antara peneliti dan pengamat II
A1. Kontingensi Kesepakatan Peneliti, Pengamat I, Dan Pengamat II
Kontingensi Kesepakatan Peneliti Dan Pengamat 1 Pada Buku A
Peneliti
Pengamat I
Ya Tidak Jumlah
amatan
Ya 59 - 59
Tidak 9 - 9
Jumlah
amatan 68 - 68
KK =
=
=
= 0.86 (sangat bagus)
Kontingensi Kesepakatan Peneliti Dan Pengamat 1 Pada Buku B
Peneliti
Pengamat I
Ya Tidak Jumlah
amatan
Ya 76 - 76
Tidak 13 - 13
Jumlah
amatan 89 - 89
KK =
=
=
= 0.85 (sangat bagus)
Kontingensi Kesepakatan Peneliti Dan Pengamat 1 Pada Buku C
Peneliti
Pengamat I
Ya Tidak Jumlah
amatan
Ya 73 - 73
Tidak 10 - 10
Jumlah
amatan 83 - 83
KK =
=
=
= 0.87 (sangat bagus)
Kontingensi Kesepakatan Peneliti Dan Pengamat 1 Pada Buku D
Peneliti
Pengamat I
Ya Tidak Jumlah
amatan
Ya 50 - 50
Tidak 9 - 9
Jumlah
amatan 59 - 59
KK =
=
=
= 0.84 (bagus)
Kontingensi Kesepakatan Peneliti Dan Pengamat 1 Pada Buku E
Peneliti
Pengamat I
Ya Tidak Jumlah
amatan
Ya 65 - 65
Tidak 7 - 7
Jumlah
amatan 72 - 72
KK =
=
=
= 0.90 (sangat bagus)
A2. Kontingensi Kesepakatan Peneliti Dan Pengamat II Pada Buku A
Peneliti
Pengamat II
Ya Tidak Jumlah
amatan
Ya 63 - 63
Tidak 5 - 5
Jumlah
amatan 68 - 68
KK =
=
=
= 0.92 (sangat bagus)
Kontingensi Kesepakatan Peneliti Dan Pengamat II Pada Buku B
Peneliti
Pengamat II
Ya Tidak Jumlah
amatan
Ya 78 - 78
Tidak 11 - 11
Jumlah
amatan 89 - 89
KK =
=
=
= 0.87 (sangat bagus)
Kontingensi Kesepakatan Peneliti Dan Pengamat II Pada Buku C
Peneliti
Pengamat II
Ya Tidak Jumlah
amatan
Ya 76 - 76
Tidak 7 - 7
Jumlah
amatan 83 - 83
KK =
=
=
= 0.91 (sangat bagus)
Kontingensi Kesepakatan Peneliti Dan Pengamat II Pada Buku D
Peneliti
Pengamat II
Ya Tidak Jumlah
amatan
Ya 52 - 52
Tidak 7 - 7
Jumlah
amatan 59 - 59
KK =
=
=
= 0.88 (bagus)
Kontingensi Kesepakatan Peneliti Dan Pengamat II Pada Buku E
Peneliti
Pengamat II
Ya Tidak Jumlah
amatan
Ya 66 - 66
Tidak 6 - 6
Jumlah
amatan 72 - 72
KK =
=
=
= 0.91 (sangat bagus)
C1. Sampul buku yang dianalisis
RIWAYAT HIDUP
Rezkiani. Dilahirkan di Sinjai pada tanggal 24 April 1998
yang merupakan buah kasih sayang dari pasangan Olleng
dan Hariana. Penulis merupakan anak tunggal.
Penulis memulai jenjang pendidikan dasar di SD Negeri
108 Banoa tahun 2004 dan lulus pada tahun 2010, kemudian pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan pada sekolah menengah pertama di SMP
Negeri 5 Sinjai Selatan yang sekarang berubah nama menjadi SMP Negeri 20 dan
lulus pada tahun 2013. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 1 Tellulimpoe yang sekarang berubah nama menjadi
SMA Negeri 9 Sinjai dan lulus pada tahun 2016. Selanjutnya pada tahun yang
sama terdaftar sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Program
Strata 1.