analisis masalah

7
Tugas “Menganalisa Artikel” 'Ekspor Asap' Hingga ke Negeri Seberang By Ajang Nurdin on 14 Sep 2015 at 22:36 WIB Gambar suasana kabut asap kebakaran dari Indonesia ke Negeri Tetangga Liputan6.com, Jakarta - Mulyani gundah gulana. Kebahagiannya sebagai calon ibu terusik oleh udara pekat penuh asap yang terpaksa dihirup paru-parunya. "Saat ini saya khawatir dan panik luar biasa. Seharusnya saya bahagia karena 3 bulan lalu positif dinyatakan mengandung," tulis dia laman change.org. Sudah dua pekan kabut asap 'mencekik' jalan napas perempuan asal Riau itu. Ia khawatir, hal tersebut akan berpengaruh pada calon buah hatinya. "Sayangnya, kami tidak punya pilihan lain, kecuali tinggal dan menghirup udara Ahmad Kamaludin R/13503241041/P1

Upload: ramdani-machinetwo

Post on 08-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ilmu sosial budaya dasar

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS masalah

Tugas “Menganalisa Artikel”

'Ekspor Asap' Hingga ke Negeri Seberang

By Ajang Nurdin

on 14 Sep 2015 at 22:36 WIB

Gambar suasana kabut asap kebakaran dari Indonesia ke Negeri Tetangga

Liputan6.com, Jakarta - Mulyani gundah gulana. Kebahagiannya sebagai calon ibu terusik oleh udara pekat penuh asap yang terpaksa dihirup paru-parunya. "Saat ini saya khawatir dan panik luar biasa. Seharusnya saya bahagia karena 3 bulan lalu positif dinyatakan mengandung," tulis dia laman change.org. 

Sudah dua pekan kabut asap 'mencekik' jalan napas perempuan asal Riau itu. Ia khawatir, hal tersebut akan berpengaruh pada calon buah hatinya. "Sayangnya, kami tidak punya pilihan lain, kecuali tinggal dan menghirup udara beracun ini," ujar Mulyani. Pengelola laman change.org memuat 20 petisi terkait kabut asap dan kebakaran hutan dibuat oleh warga masyarakat dalam 2 pekan terakhir. Di situs jejaring sosial Twitter, tagar #MelawanAsap, juga menjadi trending topic.

Bagi warga Sumatera dan Kalimantan, datangnya asap bak keniscayaan. Terus berulang tiap musim kemarau. Ranting dan dedaunan yang mengering, lahan gambut yang kerontang, membuat api yang disulut orang-orang tak bertanggung jawab kian berkobar.

Tak hanya bikin hangus area sekitarnya, kebakaran hutan dan lahan juga memicu kabut asap yang berhembus sampai jauh. Pemerintah bukannya lepas tangan. Pemadam kebakaran dikerahkan, helikopter diterbangkan, ribuan tentara juga disiagakan untuk mencegat api. Namun, bara tak jua padam.  "Itu mengindikasikan bahwa pembakaran hutan dan lahan masih terus berlangsung," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua pada Senin 14 September 2015, ada 1.143 titik api di Pulau Sumatera, yaitu di Bengkulu 13, Jambi 234, Lampung 69, Riau 78, Sumbar 25, dan Sumsel 724. Di Kalimantan, masih terdata 266 titik kebakaran  yaitu Kalbar 26, Kalsel 74, Kalteng 164, dan Kaltim 2. Jarak pandang pun terbatas. Secara umum di Sumsel, Jambi, dan Riau jarak pandang berkisar 80-800 m. Di Pekanbaru 200 m, Rengat 70 m, Dumai dan Pelalawan 50 m, Jambi 700 m, Palembang 800 m. Jarak pandang di Kalimantan berada di kisaran 100-600 m. Di Pontianak 600 m, Ketapang 600 m, Sintang 300 m, Nanga Pinoh 500 m, Pangkalan Bun 500 m, Sampit 300 m, Palangkaraya 400 m, Sanggu-Buntok 100 m, Banjarmasin 220 m. Indeks Standar

Ahmad Kamaludin R/13503241041/P1

Page 2: ANALISIS masalah

Tugas “Menganalisa Artikel”

Pencemaran Udara (ISPU) di Pekanbaru 984 psi , Siak 467 psi, Dumai 464 psi, Palembang 550 psi. Angka tersebut berarti bahaya!. Sementara indeks polusi di Pontianak 307 psi dan Banjarbaru 449 psi. Sangat tidak sehat."Ini sudah mengkhawatirkan kabut asapnya, harus menjadi bencana nasional," kata Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Agus Hermanto. Soal kabut asap, kata dia, tak bisa mengandalkan daerah untuk mengatasinya. Pemerintah daerah memang kewalahan menghadapi bencana asap ini. Di Riau misalnya, pemerintah setempat menetapkan Status Darurat Pencemaran Udara seiring kian memburuknya kualitas udara karena kabut asap. Status darurat ini diumumkan Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin (14/9/2015). Keputusan ini diambil setelah melihat kondisi udara di seluruh kabupaten dan kota di Riau. Dengan penetapan Status Darurat Pencemaran Udara ini, penanganan di Provinsi Riau akan dikoordinasikan dengan pusat dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tak hanya di Riau, sejatinya status darurat ini berlaku di banyak tempat. Libur sekolah 'terancam' diperpanjang di Kota Pekanbaru, Riau. Meski tak harus harus belajar di kelas, murid-murid tak bakal bisa bebas bermain di luar rumah. Pekatnya asal mengancam paru-paru mereka. Awalnya, peserta didik diliburkan hingga Selasa 15 September 2015. Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Zulfadil mengatakan, liburan bisa diperpanjang lagi jika kabut asap masih membuat kondisi udara di Pekanbaru pada level berbahaya bagi kesehatan. "Tergantung kondisi asap," kata dia.

Dengan penambahan libur ini, sudah dua pekan aktivitas pendidikan di Kota Pekanbaru lumpuh karena asap. Peserta didik selalu dipulangkan karena kabut asap tebal yang belum kunjung beranjak. Sepanjang hari ini, tidak ada penerbangan komersial yang mengoperasikan pesawat sebab jarak pandang di landasan pacu hanya 300 meter. Asap juga mengganggu penerbangan. Sejak 2 September lalu, aktivitas Bandara SSK II Pekanbaru selalu mengalami gangguan. Ada saja pesawat yang batal mengudara atau terlambat. "Jarak pandang di Bandara SSK II naik turun antara 300 hingga 500 meter," kata Manager Airport Duty SSK II Hasnan. Gangguan penerbangan juga terjadi di daerah lain seperti di Jambi dan Batam. Kabut asap melingkupi bandara-bandara setempat sehingga maskapai yang beroperasi tak berani nekat terbang. Gangguan pada aktivitas pendidikan juga dijumpai di Palembang seiring kebakaran di Sumatera Selatan. Dari citra satelit, lahan terbakar di Sumatera Selatan seluas total 9.216 hektare. Mulai dari Kamis (10/9/2015) lalu seluruh aktivitas belajar mengajar di seluruh sekolah di Palembang diliburkan. "Kita melihat sampai kondisi benar-benar aman," kata Kabid SMP dan SMA, Disdikpora Palembang, Lukman Haris. Demikian juga di Jambi. Wali Kota Jambi, Sy Fasha, mengintruksikan seluruh kepala sekolah di semua jenjang pendidikan untuk meliburkan aktivitas belajar mengajar jika kabut asap masih pekat. Pemerintah dan masyarakat di daerah-daerah berjuang melawan asap. Selain upaya pemadaman, langkah-langkah terobosan juga ditempuh. Di Riau, beberapa kali masyarakat Pekanbaru menggelar ibadah salat minta hujan, baik yang digagas pemerintah, polisi, atau masyarakat sendiri.   Sebuah organisasi masyarakat di Riau, Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) Riau, bahkan meminta bantuan kepada Pemerintah Malaysia terkait bencana kebakaran hutan dan lahan. Mereka menilai Pemerintah Indonesia lamban mengatasinya.Surat permintaan bantuan sudah disampaikan ke Konsul Malaysia di Pekanbaru. "Kami berharap Malaysia dapat membantu," kata Ketua Gerakan Ampera Riau, Hendri Marhadi, Minggu (13/9/2015).Pemerintah Malaysia diharapkan dapat mengirimkan Pasukan Bomba (Pemadam Kebakaran Malaysia) ke Riau untuk membantu pemadaman. Selain itu juga permintaan kemudahan akses pengobatan. Asap ternyata tak hanya berputar-putar di Indonesia. Terbawa angin, asap

Ahmad Kamaludin R/13503241041/P1

Page 3: ANALISIS masalah

Tugas “Menganalisa Artikel”

melintasi Selat Malaka hingga sampai negara jiran seperti Singapura dan Malaysia. Pada Jumat 11 September 2015, Singapura menggelar pemilu di tengah kabut asap yang dikirim dari Indonesia. Sejumlah orang terpantau mengenakan masker saat mendatangi tempat pemungutan suara. Badan Lingkungan Hidup atau National Environment Agency (NEA) memperingatkan agar membatasi aktivitas fisik di luar ruangan. Imbauan ini terutama untuk orang lanjut usia, ibu hamil, dan anak-anak. Sementara itu di Kuala Lumpur, kualitas udara dilaporkan tidak sehat. Kabut asap yang tebal menyebabkan matahari tampak berwarna  jingga karena tidak dapat menembus ruang udara yang diliputi partikel debuRencananya Pemerintah Indonesia dan Malaysia juga segera menandatangani nota kesepahaman (MoU) baru terkait penanganan kabut asap yang sudah terjadi sejak beberapa pekan lalu. Menteri Sumber Asli dan Alam Sekitar Malaysia Datuk Seri Wan Junaidi Tuanku Jaafar menjadwalkan pertemuan dengan menteri terkait Indonesia pada 18 September 2015 untuk membicarakan isi MoU tersebut. Sebelumnya, Indonesia menandatangani perjanjian ASEAN mengenai pencemaran kabut asap melintasi perbatasan pada 2013 pasca-dilanda kabut asap paling parah 1997. Tak hanya di kampung sendiri, asap juga merepotkan tetangga. (Hmb/Ein)

Analisis Artikel bertemakan“'Ekspor Asap' Hingga ke Negeri Seberang

Dari artikel diatas tergolong ke dalam bab Manusia dan Lingkungan pada mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya dasar. Dalam kegiatan sehari-hari manusia membutuhkan lingkungan atau tempat untuk tinggal dan berinteraksi dengan alam atau sesamanya. Alam atau lingkungan yang bersih menjadikan kualitas hidup manusia sangat nyaman, tentram, dan sejahtera. Namun, apabila lingkungan atau alam sedang tidak bersahabat dengan manusia alam akan membawa bencana yang merugikan umat manusia. Sifat manusia yang serakah dan selalu kurang puas dengan apa yang didapatnya dapat menyebabkan alam yang seharusnya menjadi tempat tinggal menjadi tempat yang mengerikan untuk dijadikan tempat tinggal. Misalnya kasus pada artikel diatas yang menerangkan bahwa permasalahan alam atau lingkungan dengan manusia adalah kabut asap yang dihasilkan oleh alam atau lingkungan akibat dari perbuatan manusia.

Kabut asap tersebut dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan membakar lahan gambut yang kering, dedaunan, ranting akibat dari kemarau yang panjang untuk kepentingan mereka sendiri yaitu menjadikan lahan untuk lahan pertanian maupun perkebunan. Faktor udara yang banyak mengandung oksigen dan angin yang berhembus kencang memudahkan api untuk membakar habis area lahan tersebut. Sehingga udara yang sehat itu terkontaminasi dengan kabut asap dari kebakaran hutan tersebut.

Kebakaran hutan tersebut sudah menjadi agenda rutin atau bencana rutin di wilayah Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan itu, karena luasnya area lahan gambut yang kering akibat dari kemarau yang panjang. Berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua pada Senin 14 September 2015, ada 1.143 titik api di Pulau Sumatera, yaitu di Bengkulu 13, Jambi 234, Lampung 69, Riau 78, Sumbar 25, dan Sumsel 724. Di Kalimantan, masih terdata 266 titik kebakaran  yaitu Kalbar 26, Kalsel 74, Kalteng 164, dan Kaltim 2. Jarak pandang pun terbatas. Secara umum di Sumsel, Jambi, dan Riau jarak pandang berkisar 80-800 m. Di Pekanbaru 200 m, Rengat 70 m, Dumai dan Pelalawan 50 m, Jambi 700 m, Palembang 800 m. Jarak pandang di Kalimantan berada di kisaran 100-600 m. Di Pontianak 600 m, Ketapang 600 m, Sintang 300 m, Nanga Pinoh 500 m, Pangkalan Bun 500 m, Sampit 300 m, Palangkaraya 400 m, Sanggu-Buntok 100 m, Banjarmasin 220 m. Indeks Standar

Ahmad Kamaludin R/13503241041/P1

Page 4: ANALISIS masalah

Tugas “Menganalisa Artikel”

Pencemaran Udara (ISPU) di Pekanbaru 984 psi , Siak 467 psi, Dumai 464 psi, Palembang 550 psi. Angka tersebut berarti bahaya!. Sementara indeks polusi di Pontianak 307 psi dan Banjarbaru 449 psi. Sangat tidak sehat.

Fakta diatas seharusnya menjadikan umat manusia untuk berintrospeksi terhadap apa yang dilakukannya tersebut. Dari Pihak Pemerintah Daerah sendiri sudah angkat tangan dengan masalah tersebut sehingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) harus turun tangan akibat kabut asap. Pemerintah selama ini sudah menurunkan tim pemadam kebakaran, helikopter, serta ribuan tentara untuk memadamkan api tersebut. Warga masyarakat sekitar juga bergotong royong dengan perlengkapan seadannya untuk berbondong-bondong memadamkan api. Warga, aparat pemerintah juga melakukan upaya sholat untuk memohon hujan agar turun didaerahnya, sehingga api yang membakar lahan tersebut cepat padam. Karena luasnya lahan yang terbakar dan semakin banyaknya titik api pemicu kebakaran akibatnya usaha yang mereka lakukan belum mengatasi masalah tersebut.

Pemerintah sudah menegaskan bahwa orang-orang yang dengan sengaja membakar lahan yang kering itu akan dikenakan sengsi yang seberat-beratnya atas perbuatanya tersebut. Angin yang membawa kabut asap tersebut menyebarangi lautan sehingga udara di Negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura ikut merasakan dampak dari kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Sebuah organisasi masyarakat di Riau, Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) Riau, bahkan meminta bantuan kepada Pemerintah Malaysia terkait bencana kebakaran hutan dan lahan. Mereka menilai Pemerintah Indonesia lamban mengatasinya. Meminta bantuan terhadap Negeri tetangga merupakan cerminan dari Pemerintah Indonesia yang kurang siap dengan segala bencana yang mungkin datang kapan saja di Negeri tercinta ini.

Akibat dari kabut asap itu, menyebabkan terganggunya aktivitas kegiatan masyarakat, transportasi, lembaga pendidikan dll. Contoh dari aktivitas kegiatan masyarakat terbatasnya mereka untuk beraktifitas diluar ruangan dan mereka diliputi persaan yang sangat cemas dan khawatir. Karena udara yang seharusnya mereka hirup untuk bernafas sekarang udara tersebut beracun. Ibu hamil, lansia dan anak-anak sangat rentan terhadap segala kemungkinan terburuk akibat dari kabut asap itu. Kabut asap yang mereka hirup apabila masuk kedalam tubuh akan merusah organ paru-paru kita dan menyebabkan berbagai penyakit misalnya sesak nafas, bronkhitis, kanker paru-paru bahkan kematian. Pemerintah menghimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan agar tidak banyak menghirup udara yang tidak sehat itu. Di Singapura masyarakatnya yang sedang melaksanakan Pemilu juga terganggu akibat kabut asap kiriman dari Indonesia yaitu kabut asap Contoh dari Aktivitas transportasi misalnya penerbangan pesawat juga mengalami banyak gangguan, pihak maskapai tidak berani menerbangkan pesawatnya karena jarak pandang di landasan pacu hanya 300 meter sehingga akan sangat berbahaya apabila pesawat beropersi. Dinas Pendidikan setempat juga menghimbau kepada seluruh kegiatas sekolah baik yang dari taman kanak-kanak hingga SMA untuk meliburkan siswanya atau meniadakan aktivitas belajar mengajar apabila udara disekitar masih banyak kabut asapnya.

Dari analisis diatas warga harus menjaga alam atau lingkungannya agar tetap nyaman untuk dijadikan tempat tinggal dan melakukan segala aktivitas kehidupan sehari-hari. Pemerintah juga mengawasi dan bertindak tegas agar masalh yang serupa tidak terjadi lagi, karena akan merugikan banyak orang baik di wilayahnya sendiri maupun Negara tetangga.

Ahmad Kamaludin R/13503241041/P1