analisis material handling proses produksi …
TRANSCRIPT
1
ANALISIS MATERIAL HANDLING PROSES PRODUKSI
PENGOLAHAN KAYU DI SUB DEPARTEMENT PRODUKSI (WOOD
CENTER) PADA PERUSAHAAN WOODWORKING MANUFACTURE
DI KAWASAN INDUSTRI CIBITUNG BEKASI INDONESIA
MASLIHAN
Universitas Mitra Karya
Abstrak
Jenis perusahaan yang kami lakukan penelitian adalah merupakan salah satu perusahaan
pengolahan kayu milik anak negeri/Indonesia yang berlokasi di kawasan industri MM 2100 cibutung
kabupaten bekasi jawa barat Indonesi. Perusahaan ini juga konsen terhadap kelestarian alam dan
lingkungan, sehingga dalam perusahaan tersebut mengimplementasikan sistem manajemen yang
diakui secara internasinal. Karena konsennya adalah produk export ke beberapa negara. Kualitas
produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini tentunya akan menjadi prioritas. Dalam proses
pengolahan kayu, proses-proses pada bagian wood cenetr merupakan proses yang paling
menentukan kualitas produk yang akan dihasilkan nantinya, sehingga dibutuhkan pengawasan ketat
terhadap ketentuan teknis proses tersebut. Secara umum bagian wood center adalah merupakan
bagian yang mempersiapkan bahan komponen, sebelum dibuat menjadi komponen jadi pada tahapan
proses yang ada paada sub bagian berikutnya (milling). Dimana bentuk akhir dari bahan komponen
di wood ceneter adalah s4s (smootch four size/halus 4 sisi), tentunya untuk dapat membauat bahan
baku kayu yang berawal dari sawn timber dalam berbagai ukuran menjadi halus 4 sisi memerlukan
beberapa tahapan proses, dianataranya proses blanking, grading, cutting, riping, matching,
laminating, moulding, dan lain sebagainya. Karena terjadi banyak tahapan proses dan juga banyak
alat/mesin produksi, maka kami memandang perlu untuk menganalisa material handling pada sub
bagian wood center tersebut. Dengan menggunakan metode perancangan produk dan gambar detail
yang ada diharapkan dapat memperbaiki sistem material handling yang ada dan sesuai dengan
ketentuan teknis proses tersebut, sehingga dapat memaksimalkan waktu dan kualitas bahan
komponen yang akan dihasilkan. Perumusan rekomendasi disusun berdasarkan hasil pengolahan
data, analisis data, dan diskusi dengan pihak perusahaan yang bertujuan untuk memaksimalkan
proses dan mengefisiensikan proses. Rekomendasi yang diberikan adalah desain perancangan
material handling cepat dan tepat.
Kata kunci : Wood Center, Handling, dan Material
2
I. PENDAHULUAN
Indonesia sangat kaya akan hutan alam dan hutan tanaman industri yang berupa pohon atau
kayu, sehingga sangat tepat untuk menambah nilai dari hasil hutan tersebut dibuatlah produk
wood working/pengalahan kayu, seperti meja, kursi, daun pintu, jendela, kusen dan lain-
lainnya. Wood working merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang cukup
penting sebagai penghasil devisa negara sesudah minyak dan gas. Mutu produk kayu olahan
Indonesia yang terus mengalami penurunan, maka penurunan mutu pruduk akan
mengakibatkan penurunan harga jual produk. Kemudian selain mutu produk, waktu proses
dan kesinambungan dalam input dan output material dalam membuat bahan komponen juga
harus direncanakan dengan tepat dan cepat, antara lain yang harus kita amati adalah
penggunaan waktu dalam tiap-tiap proses, yaitu kita akan konversikan antara waktu tersedia
dengan waktu terbuang yang disebabkan kurang efektivenya material handling. Material
handling merupakan upaya kegiatan transportasi (pengangkutan) yang dilakukan dalam
perusahaan manufacture/industri, yang artinya memindahkan bahan baku, barang setengah
jadi atau barang jadi dari tempat asal ketempat tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang
terbaik tanpa mengalami perubahan baik secara fisik, biologi, dan kimiawi pada bahan baku
tersebut. Ada beberapa prinsip dalam pemindahan bahan yaitu prinsip efektifitas dan
efisiensi dalam jarak pemindahan, prinsip ukuran satuan, dan muatan satuan. Keuntungan
dari penggunaan prinsip material handling adalah suplei bahan lebih efisien terhadap
penggunaan waktu, lebih teratur dalam hal aliran pemindahan bahan, ketelitian pengawasan
dan pengendalian proses yang dilakukan menjadi lebih baik. Kekurangan dari peralatan ini
adalah aktivitas dapat terhambat jika ada salah satu mesin yang tidak berfungsi dengan
semestinya, selain itu perlu investasi yang besar untuk perawatan dan pemeriksaan berkala
agar peralatan dapat berfungsi secara maksimal dan dapat digunakan dalam jangka panjang.
Konsep material handling telah banyak memberikan manfaat dalam penggunaannya di
industri, seperti mesin konveyor dan forklift. Mesin konveyor yang umum dipakai saat ini
adalah jenis belt, roller, chains, screw, dan pneumatik conveyor. Di industri kayu,
biasanya menggunakan belt conveyor, industri elektronik biasanya menggunakan
konveyor roller, industri kelapa sawit biasanya menggunakan konveyor rantai. Kenudian
material handling seperti Forfklift dan handlift dapat kita temukan banyak di dalam
perusahaan kayu dan supermarket. Forklift biasanya digunakan untuk meletakkan
3
produk dirak penyimpanan yang sulit dijangkau manusia tanpa peralatan
penunjang. Faktor-faktor pertimbangan fisik dari material handling tersebut diantaranya
yaitu macam bahaya yang diangkut, asal dan tujuan bahan, satuan berat dan ukuran
bahan, jarak yang ditempuh, jumlah operator yang dibutuhkan, dan resiko keamanan
bahan.
Waktu dan beban kerja di setiap stasiun perakitan harus dikendalikan sesuai
dengan waktu siklus yang ditentukan, kemacetan (terlalu lama) proses pada
produksi ataupun kapasitas berlebihan (terlalu cepat) pada proses produksi yang
saling berhubungan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan manufaktur
yang bersangkutan. Kelebihan kapasitas yang menyebabkan menganggurnya mesin
maupun tenaga kerja biasanya disebut dengan istilah “idle” dalam produksi.
Untuk memastikan keseimbangan lini yang optimal, tugas atau beban kerja untuk
setiap stasiun kerja harus memiliki jumlah kerja yang hampir sama waktunya untuk
dikerjakan serta tidak boleh melebihi waktu siklus stasiun kerja yang telah
ditentukan. Lini Produksi harus dirancang secara efektif dan tugas-tugas perlu
didistribusikan diantara pekerja, mesin dan stasiun kerja untuk memastikan setiap
segmen lini dalam proses produksi dapat dipenuhi dalam kerangka waktu dan
kapasitas produksi yang tersediaPengukuran waktu adalah teknik pengukuran kerja
untuk mencatat jangka waktu dan perbandingan kerja mengenai unsur perkerjaan
tertentu yang di laksanakan dalam keadaan tertentu pula, serta untuk menganalisa
keterangan tersebut sehingga diperoleh waktu yang di perlukan untuk pelaksanaan
perkerjaan tersebut pada tingkat presentasi tertentu (Barnes, 1980).
Dalam pengukuran waktu, hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah
untuk apa hasil pengukuran digunakan, beberapa tingkat ketelitian dan tingkat
keyakinan yang diinginkandari hasil pengukuran tersebut.
Salah satu kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran waktu (time study).
Pengukuran kerja yang dimaksudkan adalah pengukuran waktu standar atau waktu
baku. Pengertian umum pengukuran kerja adalah suatu aktivitas untuk menentukan
waktu yang dibutuhkan oleh seorang oprator (yang memiliki skill rata-rata dan
terlatih) dalam melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang
normal.Waktu standar dapat digunakan sebagai dasar untuk analisis lainnya.
4
Menurut Aulia Ishak (2010:159) menyatakan bahwa persediaan adalah sumber daya
menganggur (idle resource) yang belum digunakan karena menunggu proses yang lebih
lanjut, proses lebih lanjut disini berupa kegiatan produksi.
Sedangkan menurut Rangkuti (2009:2) menyatakanbahwa persediaan adalah bahan-bahan,
bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan
untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk
memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu (Saragi, 2014).
Alexandri (2009:135), persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang
milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun
persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi (Lahu,
2017).
Kualitas adalah sesuatu yang berhubungan dengan produk, jasa, proses dan lingkungan yang
mampu memenuhi harapan bagi konsumen menurut Tjiptono, (2001) Sebelum kualitas
produk barang dan jasa diproduksi oleh perusahaan, perusahaan tersebut tentunya harus
menjamin keberlangsungan proses produksi dengan kriteria-kriteria produksi yang sudah
ditetapkan oleh perusahaaan. Sehingga kualitas yang dihasilkan oleh perusahaan tidak hanya
dari produk jadi tetapi menjamin secara menyeluruh prosses produksi yang lebih baik dan
dilakukan secara terus menerus dengan tujuan untuk kepuasan konsumen (Hasan, 2011).
Kualitas merupakan aspek penting bagi perkembangan perusahaan dan sebagai parameter
utama konsumen dalam menjatuhkan suatu produk atau layanan. Menurut Okland, (2004)
menjelaskan bahwa kualitas merupakan pemenuhan terhadap kebutuhan konsumen (meeting
the customer). Hal ini menandakan keunggulan suatu produk barang dan jasa untuk selalu
menciptakan barang sesuai dengan kebutuhan, sehingga akan memberikan kepuasan dan
menumbuhkan loyalitas pelanggan. Kualitas tersebut suatu barang atau jasa yang memiliki
karakteristik sesuai dengan kebutuhan bagi pelanggan.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001) dalam buku Hasan (2011;155) kualitas merupakan
senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Maka perusahaan yang memiliki
kualitas yang paling baik akan tumbuh semakin pesat, dan dalam jangka yang panjang
perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari pesaingnya. Menurut Sulistiyowati, Khamim
(2015;3) kualitas adalah barang atau jasa yang memenuhi spesifikasi atau persyaratan
5
pelanggan.Bahwa kualitas merupakan keseluruhan karakteristik suatu produk atau jasa yang
mampu memberikan kepuasan pada pelanggan.
Menurut Sulistiyowati, Khamim (2015) kualitas merupakan kesesuaian antara fungsi dan
kebutuhan. Dua hal tersebut penting yang harus diperhatikan. Featuresofproducts merupakan
produk yang sesuai dengan kebutuhan dan memberikan kepuasan pada konsumen dan
freedom fromdeficiencies merupakan produk yang bebas dari kesalahan atau kecacatan
produk.
Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan visi
dan misi organisasi yang di tuangkan melalui perencanaan strategi suatu organisasi.
Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya (Mangkunegara). Tingkat keberhasilan suatu kinerja meliputi aspek
kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan, menurut Siswanto (dalam Muhammad Sandy) kinerja
ialah prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang
diberikan kepadanya.
Menurut Henry Simamora, kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan
mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Rivai (dalam Muhammad Sandy) memberikan
pengertian bahwa kinerja atau prestasi kerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang
secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria
yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.
Faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan jenis material handling didasari pada
besar beban material yang harus dipindahkan. Jenis material handling tergantung
pada spesifikasi alat angkut dalam melakukan operasi proses tersebut. Jadi seharusnya bahan
plant lay out dan material handling berjalan bersamaan dalam operasinya. Forklift biasanya
digunakan untuk meletakkan produk dirak penyimpanan yang sulit dijangkau manusia tanpa
peralatan penunjang. Forklift awalnya dibawa oleh seorang ahli penggudangan pada tahun
1906. Pennsylvania Railroad memperkenalkan sebuah battery platform truck untuk
memindahkan barang. Forklift modern sekarangsudah berbeda jauh dengan sejarah awal
6
forklift yang ada. Forklift modern benar-benar difokuskan untuk kedua hal utama, yaitu
transportasi dan mengangkat.
Karena masih beium terbiasa kita mengoptimalkan sumber daya, maka sengolah-olah
material handling hanya merupakan bagian kecil dari proses produksi, untuk itu kita akan
meneliti dan mengambil data handling material secara aktual agar bisa kita gunakan sebagai
bahan masukan untuk perbaikan.
Terdapat beberapa proses dalam membuat komponen s4s tersebut, dianataranya : 1). Proses
blanking, yaitu suatu aktivitas yang dilakukan untuk megolah sawn timber dalam bentuk
kasar menjadi halus 2 sisi atau s2s. 2). Proses grading, yaitu suatu aktivitas yang dilakukan
untuk memilih dan memberi tanda pada bahan s2s sesuai dengan rencana peruntukannya,
berdasarkan tingkat mutu dan ukurannya. 3). Proses cutting dan opticcut, yaitu suatu aktivitas
yang dilakukan untuk megolah memotong secara manual ataupun otomatis, sesuai penandan
dari proses grading. 4). Proses color matcher lebar, yaitu suatu aktivitas yang dilakukan untuk
mendapatkan warna bahan komponen yang matching sesuai dengan ukurannya. 5). Proses
Ripping (single rip/multi rip), yaitu proses pembelahan bahan yang telah di coclor matcher.
6). CLamping carrier, yaitu suatu aktivitas yang dilakukan untuk menyambung sawn timber
dalam ukuran lebar dengan sistem rotary. 7). Proses moulding, yaitu suatu aktivitas yang
dilakukan untuk megolah bahan komponen dalam bentuk kasar/belum pressisi menjadi halus
4 sisi atau s4s yang presisi.
II. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode observasi/pengamatan langsung
pada objek yang diteliti, adapun objek yang kami teliti adalah ; 1. Proses blanking, 2. Proses
grading S2S, 3. Opticcut, 4. Pendular saw/Cross cut, 5. Singgle rip, 6. Multi rip, 7. color
matching, 8. Planner, 9. 10. Clamping carrier, 10. Vertical press, 11. Gang rip, 12. Moulding,
13. Table press 14. Hot press. Proses pengambilan data kita lakukan selama 18 hari kerja, dan
dilakukan saat proses kerja dan alat/mesin digunakan pada shift I, yang dimulai dari jam 7 .00
WIB sampai dengan 15,00 WIB, yaitu 7 jam perhari (senen sd jumat), dan 5 jam dihari sabtu.
Peralatan material handling yang digunakan dalam pengamatan ini adalah handlift dan
forklift trucker.
7
No. Proses/mesin Pemakaian waktu
tersedia (tanpa
hambatan material
handling)
1 Blanking/double planer (
S2S/halus 2 sisi)
100%
2 Proses grading S2S 100%
3 Opticcut, 100%
4 Pendular saw/Cross cut 100%
5 Singgle rip 100%
6 Multi rip 100%
7 Color matching 100%
8 Singgle planer 100%
9 Clamping carrier/rotary
press
100%
10 Vertical press 100%
11 Gang rip 100%
12 Moulding 100%
13 Table press 100%
14 Hot press 100%
15 Part matcher 100%
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
8
Dalam 18 hari pengamatan di semua proses, kami memperoleh data waktu terbuang yang
tidak seragam antara hari yang satu dan hari lainnya, maka data yang diperoleh dalam 18 hari
tersebut kami rata-ratakan perproses atau permesin, sebagaimana data pada tabel dibawah ini.
Minggu I pangamatan :
No. Proses/mesin waktu terbuang
(material handling)
1 Blanking/double planer (
S2S/halus 2 sisi)
164 menit
2 Proses grading S2S 127 menit
3 Opticcut, 183 menit
4 Pendular saw/Cross cut 136 menit
5 Singgle rip 136 menit
6 Multi rip 112 menit
7 Color matching 157 menit
8 Singgle planer 97 menit
9 Clamping carrier/rotary
press
111 menit
10 Vertical press 79 menit
11 Gang rip 142 menit
12 Moulding 156 menit
13 Table press 83 menit
14 Hot press 134 menit
15 Part matcher 69 menit
9
Minggu II pangamatan :
No. Proses/mesin waktu terbuang
(material handling)
1 Blanking/double planer (
S2S/halus 2 sisi)
141 menit
2 Proses grading S2S 133 menit
3 Opticcut, 167 menit
4 Pendular saw/Cross cut 143 menit
5 Singgle rip 136 menit
6 Multi rip 109 menit
7 Color matching 152 menit
8 Singgle planer 90 menit
9 Clamping carrier/rotary
press
117 menit
10 Vertical press 70 menit
11 Gang rip 102 menit
12 Moulding 166 menit
13 Table press 80 menit
14 Hot press 130 menit
15 Part matcher 50 menit
10
Minggu III pangamatan :
No. Proses/mesin waktu terbuang
(material handling)
1 Blanking/double planer (
S2S/halus 2 sisi)
116 menit
2 Proses grading S2S 123 menit
3 Opticcut, 166 menit
4 Pendular saw/Cross cut 143 menit
5 Singgle rip 123 menit
6 Multi rip 101 menit
7 Color matching 97 menit
8 Singgle planer 97 menit
9 Clamping carrier/rotary
press
116 menit
10 Vertical press 89 menit
11 Gang rip 148 menit
12 Moulding 156 menit
13 Table press 80 menit
14 Hot press 139 menit
15 Part matcher 68 menit
Data hasil pengamatan dalam tiap minggu yang sudah kami rata-ratakan dalam setiap
harinya, menunjukan adanya pembuangan waktu yang sangat besar, yaitu 29jam/hari. Dan
ditemukan juga dalam pengamatan ini adalah tidak adanya tenaga kerja atau man material
11
handling , sehingga operator proses/mesin dan helpernya mengambil dan mengirim atau
memindahkan sendiri material atau komponen yang dibutuhkan/dihasilkan.
B. PEMBAHASAN
Dalam pengamatan yang kita lakukan ternyata ada 2 faktor utama yang sangat mempengaruhi
terjadinya pembuangan waktu produksi karena meterial handling yang belum optimal
dijalankan di perusahaan ini, yaitu :
1.Kebutuhan waktu untuk tranfer material.
2.Kebutuhan waktu untuk mencari alat handling
Agar dapat mengoptimalkan proses atau alat/mesin yang minim akan waktu terbuang akibat
transfer material, maka perlu didesain material handling pada bagian wood center yang tepat,
yaitu kita konversikan waktu tranfer yang dibutuhkan.
IV. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan tersebut, maka untuk mengoptimalkan proses transfer
material atau material handling diperusahaan ini perlu di tetapkan, man material handling
yang cukup dan alat handling/handlift yang sesuai kebutuhan.
DARTAR PUSTAKA
1. Li, C.C., Y.P. Fun, and J.S. Hung, 1997, A New Measure For Supplier Performance
Evalution, Journal Transactions 29, pp 753-756
2. Makridakis, Spyros, Steven C. Wheelwright, and Vicktor E. McGee, 1999, Metode dan
Aplikasi Peramalan, Edisi Kedua, Binarupa Aksara, Jakarta.
3. Rangkuti, Freddy, 2000, Manajemen Persediaan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
4. Smith, Spencer B., 1989, Computer Based Production And Inventory Control,
Prentince-Hall Inc., New Jersey.
12
5. Amstrong, M. And Baron, A. 1998. Performance Manajemen – The New Realities.
London: Institute of Personnel and Development.
6. Anwar Prabu Mangkunegara. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung:
Penerbit Refika Aditama.
7. Barnes, Ralph M. 1980. Motion and Time Study : Design and Measurement of Work.
New York. John Willey and Sons
8. Tersine, Richard J., 1988, Principles Of Inventory And Materials Management, Third
Edition, Elsevier Science Publishing Co. Inc., New York.
9. Vollmann, Thomas, etc., 2005, Manufacturing Planning and Control for Supply Chain
Management, Edisi Kelima, McGraw Hill, New York.