analisis pendapatan dan kelayakan usaha ternak …
TRANSCRIPT
1
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA
TERNAK KELINCI (Studi Kasus di Joglo Tani Dusun
Mandungan 1, Desa Margolowih, Kecamatan Sayegan,
Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta)
FIRDA JAFAR
105961113016
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA
TERNAK KELINCI (Studi Kasus di Joglo Tani Dusun
Mandungan 1, Desa Margolowih, Kecamatan Sayegan,
Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta)
FIRDA JAFAR
105961113016
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S- 1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iii
iv
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Pendapatan
dan Kelayakan UsahaTernak Kelinci (Studi Kasus di Joglo Tani Dusun
Mandungan 1, Desa Margolowih, Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman
DI Yogyakarta)adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan
informasi yang berasal dan dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulislain
telah disebutkan dalam tesis dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir
skripsi ini.
vi
ABSTRAK
FIRDA JAFAR. 105961113016 Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha
Ternak Kelinci (Studi Kasus di Joglo Tani Dusun Mandungan 1,Desa
Margolowih, Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta)
dibimbing oleh MOHAMMAD NATSIR dan NADIR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan
usaha ternak kelinci di Joglo Tani Dusun Mandungan 1, Desa Margoluwih,
Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta.
Pengambilan populasi dalam penelitian menggunakan studi kasus dengan
metode survei dengan teknik observasi partisipasi. metode ini akan di terapkan
pada peternakan kelinci di Joglo Tani. Analisis data yang digunakan analisis
kuantitatif untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi usaha ternak kelinci rata-
rata sebesar1.477 liter/bulan. Dan pendapatan rata-rata sebesar Rp.
10.028.167/bulan dengan penerimaan sebesar Rp. 31.692.000/bulan dengan
Kelayakan R/C Ratio sebesar 1,46.
Kata kunci : urin kelinci, pendapatan, kelayakan
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penilis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa segar fisik maupun akal pikiran yang tiada
hentinya diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis
kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat, dan
pengikutnya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikanSkripsi yang berjudul
“Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha Ternak Kelinci (Studi Kasus di Joglo
Tani Dusun Mandungan 1,Desa Margolowih, Kecamatan Sayegan, Kabupaten
Sleman Provinsi DI Yogyakarta)
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis tentu menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagi pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Dr. Mohammad Natsir S.P.,M.P selaku pembimbing utama dan Nadir S.P.,
M.Si selaku pembimbing pendamping yang senantiasa meluangkan
waktunyan membimbing saya dalam penulisan skripsi ini, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
2. Bapak DR. H Burhanuddin, S.Pi.,M.P. selaku dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
viii
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P Selaku Ketua Prodi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada
penulis.
5. Kedua Orang tua saya Ayahanda Muh Jafar dan Ibunda Selmi serta kakak
tercinta Qadafi Jafar dan Ronal Jafar serta keluarga yang senantiasa
memberikan bantuan baik moril dan material sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
6. Kepada pihak Joglo Tani yaitu bapak TO Suprapto selaku pemilik Joglo Tani
7. Kepada seluruh teman-teman seangkatan di Laskar Hijau 016
Akhir kata penulis ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan skripsi ini, sehingga karya tulis ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Makassar, 15 Juli 2020
Firda Jafar
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ................................................................... iv
PERNYATAANMENGENAI SKRIPSI .............................................................. v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................. 6
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Budidaya Ternak Kelinci ......................................................................... 7
2.2 Teknik Pembuatan Pupuk Dari Limbah Ternak ...................................... 16
2.3 Biaya dan Pendapatan Usaha Tani ........................................................... 18
2.4 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 19
2.4 Kerangka Pikir ......................................................................................... 23
III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 26
3.2 Teknik Penentuan Sampel ........................................................................ 27
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 27
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 28
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................ 28
3.6 Definisi Operasional ................................................................................ 29
x
IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Sejarah Joglo Tani ................................................................................... 31
4.2 Visi dan Misi Joglo Tani ........................................................................ 32
4.3 Kondisi Geografis .................................................................................... 32
4.4 Struktut Organisasi .................................................................................. 33
4.5 Pertanian Terpadu Joglo Tani .................................................................. 34
V Hasil dan Pembahasan
5.1 Usaha Ternak Kelinci .............................................................................. 35
5.2 Biaya Produksi dan Pendapatan Usaha Ternak Kelinci .......................... 36
5.3 Kelayakan Usaha Ternak Kelinci di Joglo Tani ...................................... 39
VI Kesimpulan dan Saran .................................................................................. 40
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 45
Lampiran ............................................................................................................... 48
Riwayat Hidup ...................................................................................................... 53
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Analisis Pendapatan Usaha Ternak Kelinci di Joglo Tani Dusun Mandungan
1, Desa Margoluwih, Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman Provinsi DI
Yogyakarta, Pada 2020. ................................................................................. 36
2. Rata-rata Penerimaan Biaya dan Pendapatan Usaha Ternak Kelinci di Joglo
Tani Dusun Mandungan 1, Desa Margoluwih, Kecamatan Sayegan,
Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta. ................................................. 37
3. Kelayakan Usaha Ternak Kelinci di Joglo Tani Dusun Mandungan 1 Desa
Margoluwih,Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman Provinsi
D.I Yogyakarta. .............................................................................................. 39
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Kerangka Pemikiran Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha Ternak
Kelinci (Studi Kasus Joglo Tani Dusun Mandungan 1, Desa margolowih,
Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta................ 24
2. Struktur Joglo Tani ......................................................................................... 33
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Kuesioner .......................................................................................................... 42
2. Biaya Variabel Usaha Ternak Kelinci Di Joglo Tani........................................ 43
3. Jumlah Produksi dan Peneriman ....................................................................... 44
4. Pendapatan Usaha Ternak Kelinci ................................................................... 45
5.Analisis Kelayakan............................................................................................. 46
6.Peta Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman DI Yogyakarta ........................... 47
7. Dokumentasi Penelitian .................................................................................... 49
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia ternak kelinci mempunyai kemampuan kompetitif untuk
bersaing dengan sumber daging lain dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia
atau kebutuhan gizi dan merupakan alternatif penyedia daging yang perlu
dipertimbangkan dimasa depan yang akan datang. Daging kelinci merupakan
salah satu daging yang berkualitas baik dan layak di konsumsi(Dwiyanto dalam
Surya (2010).
Kelinci dijinakkan sejak 2000 tahun silam dengan tujuan keindahan,.
Bahan pangan dan sebagai hewan percobaan. Hampir setiap Negara di dunia
memiliki ternak kelinci karena memiliki ternak kelinci karena kelinci mempunyai
daya adaptasi tubuh yang relative tinggi sehingga mampu hidup di seluruh dunia.
Kelinci kemudian dikembangkan di daerah dengan populasi penduduk relatif
tinggi, adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda,
dieropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci, di Indonesia masih terbatas
daerah tertentu dan belum menjadi sentra produksi/dengan kata lain pemeliharaan
masih tradisional.
Keberadaan ternak kelinci bagi manusia dapat dimanfaatkan dalam
berbagai hasil produk hasil pemotongan ternak kelinci menghasilkan daging dan
kulit bulu. Melalui serangkaian kegiatan(Proses) dan penambahan beberapa bahan
lain maka dapat dihasilkan bahan pangan(nugget, baso, burger, sosis, sate dan
lain-lain) maupun bahan industry kerajinan kuli(tas, mantel, hiasan, dll) Produk
2
lain dari kelinci sebagai ternak kesayangan mempunyai nilai harga, harga yang
lebih baik disbanding ternak kelinci pedaging. Sedangkan kotoran ternak(fases, air
kencing dan sisa hijauan) setelah di proses menjadi kompos berguna sebagai
penyubur tanah maupun tanaman(sartika,1998).
Farel dan Raharjo dalam Darman (2011) mengatakan bahwa kelinci
sapihan dapat menhasilkan kotoran sebanyak 28 gram kotoran lunak atau setara
dengan 3 gram protein/hari/ekor. Penggunaan kotoran kelinci dengan tambahan
probiotik (kompos) berguna untuk kesuburan tanah dan tanaman dan telah
dilakukan percobaan skala penelitian. Sajimin dalam Darman (2011) mengatakan
bahwa kelinci dengan fases kelinci ditambah probiotik kandungan bahan organic
dengan C/N ratio (11-12%) lebih baik disbanding tanpa probion C/N (10%).
Manfaat lain adalah kompos fases kelinci dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman stylosanthes hamate secara nyata lebih tinggi 58,4%
dibandingkan tanpa pribiotik. Industry pengolahan ternak kelinci meliputi:
Teknologi pengolahan daging (nugget, sosis, burger, dendeng, baso, sate, gule,
tonging, soup). Sedangkan kulit dan buluh kelinci dapat diolah menjadi bahan
kerajinan hiasan souvenir (gantungan kunci, pajangan yang berupa wayang kuliat)
dan pakaian seperti mantel/jaket. Selainitu kotoran ternak kelinci dapat dijadikan
pupuk kompos (Nokakarya Nasional Potensi dan Peluang pengembangkan usaha
kelinci, 141)
Dalam rangka mencapai solusi masalah tersebut, sektor pertanian yang
mencakup tanaman pangan, tanaman perkebunan, perikanan,dan peternakan akan
terus dikembangkan menjadi pertanian yang maju, efisien dan tangguh. Sektor
3
peternakan merupakan salah satu sektor yang mampu menjadikan solusi terhadap
permasalahan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dengan usaha yang
dilakukan sehingga pendapatan masyarakat meningkat dan terhindar dari
kemiskinan. Salah satu usaha ternak yang bias di budidayakan masayarakat adalah
usaha tani kelinci. Kelinci merupakan salah satu ternak yang mudah
dibudidayakan dengan tingkat produktivitas anakan yang tinggi, pakan yang
mudah didapatkan disekitar kita, serta banyaknya masyarakat yang menggemari
sebagai hewan piaaraan maupun masyarakat pecinta kuliner daging olahan
kelinci. untuk menilai usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk mengukur
investasi usaha, besar keuntungan dan menganalisis kelayakan usaha dengan
indicator rentabilitas.
. Joglo Tani di dirikan pada 19 Januari 2008. Suprapto menjelaskan,
kehadiran lembaga ini bertujuan membantu petani menghadapi enam tekanan
pada petani,yakni ekonomi, alam, sosial, budaya, dan global dan kebiajakan. Joglo
Tani menjadi wadah pengembangan keahlian untuk petani padi, umbi-umbian
hingga pembudidaya ikan dan peternak ungags.
Joglo Tani telah berkembang menjadi pusat pelatihan pertanian terpadu,
mulai dari hulu hingga hilir. Joglo Tani memberikan pelatihan kepada petani baik
pribadi, swadaya, ataupun lewat kegiatan corporate social responsibility(CSR).
Perusahaan swasta dan BUMN.‟‟sekitar 1.000 peserta telah diberikan pelatihan
dan tata cara kelola dan control system pertanian, Joglo Tani mengajari beberapa
kelompok tani untuk membuat pupuk padat maupun pupuk cair‟‟ pupuk tersebut
4
digunakan sendiri oleh petani, bisa juga dijual dengan harga terjangkau ke petani
disekitarnya‟‟.
Joglo Tani juga mengembangkan peternakan dengan hasil perputaran
penjualan ratusan juta per bulan.Peternakan kelinci dikembangkan setelah melihat
manfaat dan ternak kelinci sifat jarak beranak sehingga mampu menghasilkan
jumlah anak yang cukup tinggi pada satuan waktu yang singkat.Beberapa manfaat
yang diperoleh Joglo Tani dari beternak kelinci salah satunya dari segi
keuntungan yang diperoleh. Pada peternakan kelinci skala kecil dan menengah
mempunyai keuntungan ekonomi antara lain modal usaha yang relatif kecil,
pakan yang sangat muda diperoleh dan tidak tergantung pada pakan pabrik
menghasilkan urin atau pupuk organik cair dan kelinci hias. Joglo Tani
Merupakan sentra produksi peternakan yang ada di indonesia produk-produk yang
dihasilkan di wilayah ini sudah dikenal oleh daerah daerah lain di Indonesia
karena produk-produk tersebut di distribusikan ke daerah lain untuk memenuhi
kebutuhan daerah tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka perlu dikaji bagaimana masalah
analisis usaha ternak kelinci dengan system zero waste di Joglo Tani Sleman
Yogyakarta dapat dilihat dibawah ini:
1. Berapa produksi dan pendapatan usaha pupuk ternak kelinci di Joglo Tani
Sleman Yogyakarta ?
2. Bagaimana kelayakan usaha ternak kelinci di Joglo Tani Sleman
Yogyakarta ?
5
1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini menganalisis usaha ternak kelinci ddengan system
zerowaste studi kasus di Joglo Tani Sleman Yogyakarta adapun tujuan penelitian
dapat dilihat dibawa ini:
1. Untuk mengetahui produksi dan pendapatan usaha ternak kelinci
2. Untuk menganalisis kelayakan usaha ternak kelinci
Kegunaan penelitian yaitu :
1. Untuk peternak sebagai bahan informasi untuk meningkatkan usaha ternak
kelinci
2. Untuk pemerintah sebagai pertimbangan dan masukan dalam membuat
kebijakan yang berhubungan dengan peternakan kelinci
3. Untuk mahasiswa sebagai bahan pembelajaran untuk menambah wawasan
dalam peternakan kelinci
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Budidaya Ternak Kelinci
Kelinci merupakan hewan yang mempunyai potensi sebagai penghasil
daging yang baik. Hewan inin merupakan herbivore non ruminansia yang
mempunyai system lambung sederhana (tunggal) dengan perkembangan sekum
seprti alat percernaan ruminansia sehingga hewan ini disebut ruminansia semu
(pseudoruminant). Kelinci memiliki potensi cukup baik untuk dikembangkan
sebagai penghasiln daging, kulit atau bulu hewan, percobaan dan hewan untuk
dipelihara.Kelinci dapat menggunakan protein hijauan secara efisien, reproduksi
tinggi, efisien pakan tinggi hanya membutuhkan makanan dalam jumlah sedikit
dan kualitas daging cukup tinggi (Farel dan Raharjo dalam Dalimunthe, Artdita
&Lestari (2019).
2.1.1 Kelinci Lokal
Bangsa kelinci local di Indonesia merupakan persilangan dari berbagai
jenis kelinci yang tidak terdata, tetapi sebagian besar berasal dari persilangan jenis
New Zealand White. Kelinci lokal yang berada di Indonesia mempunyai tubuh
yang lebih kecil dari pada kelinci impor dan memiliki laju pertumbuhan yang
lambat sehingga sering dilakukan persilangan bangsa kelinci lokal dengan bangsa
lain untuk mengembangkan kelinci yang tahan penyakit dan mempunyai toleransi
terhadap panas serta berbadan besar (Farrel dan Raharjo dalam Santoso & Sutarno
(2010)
7
Herman dalam Edi & Mardiani (2015) menyatakan bahwa kelinci lokal
lebih toleran terhadap panas (suhu tinggi) dibandingkan kelinci impor.Hal ini
disebabkan telah beradaptasi di daerah tropis sehingga lebih tahan terhadap
lingkungan panas disbanding kelinci impor yang berasal dari daerah yang
beriklim sedang.Kelinci lokal di ternakkan dengan tujuan sebagai penghasil
daging yang memiliki kualitas cukup baik.
2.1.2 Potensi Kelinci
Kelinci memiliki kelebihan yaitu laju pertumbuhan yang cepat, potensi
reproduksi yang tinggi dan memiliki kemampuan dalam mencerna pakan hijauan
karena memiliki sifat coprophagy (cheeke dalam Albab, Purnomoadi & Sutaryo
(2017). Selain itu, kelinci memiliki masa generasi yang pendek dengan reproduksi
yang potensial dan akan kawin dalam waktu 24 jam setelah beranak. Kelinci
memungkinkan menghasilkan sebelas kelahiran pertahun, akan tetapi tidak
mungkin diperoleh dinegara berkembang tetapi sangat mungkin untuk
menghasilkan tiga atau lima kali beranak pertahun (sekitar 20 anak perekor induk
pertahun)
Menurut e1-Raffa dalam Alfian (2015) kelinci memiliki potensi sebagai
penghasil daging dan dapat menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan protein
hewani karena memilikin kemampuan efisiensi produksin dan reproduksi yang
patut dipertimbangkan yaitu ukursn tubuh yang kecil sehingga tidak
membutuhkan banyak ruang, kemudian tidak memerlukan biaya yang besar dalam
investasi ternak dan kandang, juga umur dewasa yang singkat (4-5 bulan),
8
Imandalam Nugraha(2015)menambahkan bahwa kelinci termasuk herbivore yang
dapat mengubah hijauan menjadi bahan pangan secara efisien.
Menurut Blakely dan Bade dalam Budisatria, Maharani & Ibrahim
(2019), kelinci memilikin kebiasaan unik yaitu memakan fases yang sudah
dikeluarkan yang disebut coprophagy.Sifat coprophagy biasanya terjadi pada
malam atau pagi hari berikutnya. Fases yang berwarna hijau muda dan konsistensi
lembek itu dimakan lagi oleh kelinci.hal ini memungkinkan kelinci memanfaatkan
secara penuh pencernaan bakteri disalurkan bagian bawah yaitu menkonversi
protein asal hijauan menjadi protein bakteri yang berkualitas tinggi, mensintesis
vitamin B dan memecahkan selulosa atau serat energy menjadi energy yang
berguna. Protein sangat dibutuhkan oleh kelinci baik kualitatif maupun kuantitatif
untuk pertumbuhannya.Kebutuhan protein ini hanya dapat di penuhi apabila diberi
tambahan konsentrat, karena sifat kelinci berlambung tunggal sehingga tidak
memungkinkan mengkonsumsi pakan hijauan sebanyak-banyaknya.Sartika dalam
Sartika (2017) mengemukakan pemberian pakan dengan kandungan protein kasar
12%-15% sudah cukup bagi pertumbuhan kelinci lokal.
Semua jenis ternak membutuhkan enam nutrient esensial yang terdiri dari
protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air.Air adalah nutrient yang
paling murah dan dibutuhkan untuk pertumbuhan, penggemukan maupun
laktasi.Air juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, melarutkan dan
mengangkut nutrien.Konsumsi air minum pada ternak merupakan hal yang
penting Karena air berperan penting dalam proses-proses pencernaan baik secara
medium maupun sebagai pelaku dalam reaksi kimia dalam tubuh.Konsumsi air
9
minum juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena air berfungsi sebagai
thermoregulator (Blakely dan Bade dalam Muhklisani (2018). Suhu lingkungan
yang tinggi (30 ℃) dapat menurunkan konsumsi pakan sebesar 50% konsumsi
pakan kelinci tidak dipengaruhin oleh suhu air minum namun oleh suhu
lingkungan (Remois dalam Andika (2015)
2.1.3 Konsumsi
Konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak atau
sekelompok ternak selama periode tertentu.Menurut Parakkasi dalam Nurhajati,
Estoepangestie& Veteriner (2018), konsumsi pakan merupakan faktor esensial
untuk menentukan kebutuhan hidup pokok dan produksi. Karena dengan
mengetahui tingkat konsumsi pakan dapat ditentukan kadar zat makanan dalam
ransum untuk memenuhi hidup pokok dan produksi.
Pemenuhan pakan kelinci dihitung berdasarkan konsumsi bahan kering
(Herman dalam Gurusinga (2012). Kebutuhan bahan kering menurut NRC dalam
Lestari& Purbowati (2017) yaitu untuk hidup pokok 3%-4% dari bobot badan dan
untuk pertumbuhan normal5%-8% dari bobot badan.
2.1.4 Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan unsur yang meliputi perubahan berat
hidup bentuk, dimensi linear dan komposisi tubuh termasuk perubahan
komponen-komponen tubuh seperi otot lemak, tulang dan organ serta komponen-
komponen kimia terutama air, lemak, protein dan abu pada karkas. Pola
pertumbuhan secara normal merupakan gabungan dari pola pertumbuhan semua
komponen penyusunnya.Bentuk kurva pertumbuhan past natal untuk semua
10
spesies ternak pada kondisi yang ideal adalah serupa yaitu mengikuti pola kurva
pertumbuhan sigmoid.Sesuai dengan pola pertumbuhan tulang yang cepat
kemudian setelah mencapai pubertas laju pertumbuhan otot menurun dan deposisi
lemak meningkat (Soeparno dalam Nugroho, Purnomoadi & Lestari (2018).
Menurut selamat dalam Ningrum (2015) timbunya pubertas sangat
beragam tergantung pada bangsa.Perkembangan reproduksi pada bangsa kelinci
tipe kecil atau sedang lebih cepat yaitu pada umur 4-5 bulan dibandingkan bangsa
kelinci yang besar yaitu 5-8 bulan.Pubertas pada kelamindicapai pada saat organ
reproduksi telah berkembang dan berfungsi sempurna (Blakely dan Bade dalam
Akoso (2012). Ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor selama dalam proses
pertumbuhan antara lain faktor genetik, pemberian pakan, suhu, kemampuan
beradaptasi dan lingkungan (Smith dan Mangkoewidjojo dalam Oknaryanto
(2014).
2.1.5 Konversi Pakan
Konversi pakan merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang
dikonsumsi untuk menghasilkan 1kg bobot hidup. Konversi pakan menurut
Campbell dan Lasley di pengaruhi oleh kemampuan ternak dalam mencerna
bahan pakan, kecukupan zat pakan untuk kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan
dan fungsi tubuh lain serta jenis pakan yang di konsumsi.
2.1.6 Kebutuhan Pakan untuk Pertumbuhan
Kebutuhan pakan tergantung pada zat makanan yang di kandungnya,
bahan makanan serta tujuan pemeliharaannya, Kebutuhan zat makanan kelinci
yang sedang tumbuh terdapat pada table 1.
11
Tabel 1. Kebutuhan Zat Pakan Kelinci pada Berbagai Status Fisiologis
Kebutuhan Pakan
Zat pakan Hidup pokok Pertumbuhan Bunting Menyusui
DE (kkal) 2100 2500 2500 2500
PK(%) 12 16 15 17
Serat Kasar 14 10-12 10-12 10-12
Lemak (%) 2 2 2 2
TDN(%) 55 65 58 70
Ca (%) - 0,40 58 0,75
P(%) - 0,22 0,45 0,50
Sumber: Banerje (1982)
2.1.7 Kebutuhan Bahan Kering
Jumlah barang yang diberikan harus memenuhi jumlah yang
dibutuhkanolehkelinci sesuai tingkat umur atau bobot badan kelinci. Pemberian
pakan ditentukan berdasarkan kebutuhan bahan kering. Jumlah pemberian
pakan bervariasi tergantung pada periode pemeliharaan dan bobot badan kelinci.
kebutuhan bahan kering kelinci pada berbagai periode pemeliharaan terdapat
pada table 2.
12
Tabel.2.Kebutuan Bahan Kering Pakan Berdasarkan Periode Pemeliharaan
Status
Bobot
(Kg)
Bahan kering
(%)
Kebutuhan bahan
kering
g/ekor/hari
Muda 1,8-3-2 5,4-6-2 112-173
Dewasa 2,3-6-8 3,0-4,0 92-104
Bunting 2,3-6-8 3,7-5,0 115-251
Menyusui 45 11,5 520
Sumber: NRC (1997) dan Ensminger (1991)
2.1.8 Lingkungan
Iklim dan suhu lingkungan dapat mempengaruhi tingkat nafsu makan dan
jumlah pakan yang dikonsumsi ternak. Suhu dan kelembaban yang tinggi akan
mengakibatkan rendahnya konsumsi pakan dan rendahnya pertambahan bobot
badan (Anggorodi dalam Kardaya (2017).
Produktifitas kelinci dapat mencapai optimal pada kondisi lingkungan
dengan suhu udara 18oC dan tingkat kelembaban udara 70% (Lukefahr dan
Cheeke dalam Kardaya (2017).
2.1.9 Kandang
Sistem perkandangan adalah faktor yang sangat penting karena
berpengaruh terhadap sirkulasi udara didalam kandang sehingga akan
mempengaruhi stress panas pada kelinci (Finzi dalam Marom, Kalsum &Ali
(2018). E1-Raffa dalam Nur (2017) Menyebutkan bahwa salah satu syarat
suksesnya produksi kelinci didaerah tropis adalah kandang yang nyaman bagi
13
ternak.Suhu optimum untuk kelinci New Zealand White, California dan Flemish
Giant berrkisar 10-25℃ (SCRAM dalam Wicaksono (2017).Stres panas dapat
menyebabkan mortalitas dan menurunkan kemampuan reproduksi (SCRAM
dalam Lubis (2012), karena itu kandang kelinci yang baik adalah ternak dapat
bergerak bebas, makan dan minum dengan nyaman.
Produksi kelinci merupakan suatu system pemeliharaan yang lebih intensif
daripada jenis ternak lain dakam produksi peternakan. Kelinci lepas sapih
biasanya dipelihara dalam kandang kelompok akan tetapi pada batastertentu akan
meningkatkan mortalitas (Sartika dan Raharjo dalam Sodiq & Abidin
(2008).Kandang penyapihan pada ternak kelinci tidak dapat ditetapkan ukurannya.
2.1.10 Sekam Padi
Sekam padi adalah bagian terluar dari butir padi (kulit padi) dan
merupakansalah satu hasil sampingan yang dihasilkan dari industry prnggilingan
padi. Luh dalam Nugrahawati (2011) Menyatakan bahwa padi kering didalam satu
malaim akan menghasilkan beras putih 52% (%dalam berat), sekam
sebanyak20%, 15% jerami, dedak 10% dan sebanyak 3% akan hilang selama
konversi. Bobot isi sekam berkisar 0,10-0,16 gram/ml dengan kepadatan
sesungguhnya sekitar 0,67-0,74 gram/cm³. Singhania dalam Setiarto (2016)
menyatakan bahwa satu ton produksi akan menghasilkan 220 kg sekam padi
(sebanyak 22%).
14
2.1.11 Kawat
Peternak kelinci komersial biasanya menggunakan kandang yang terbuat
dari kawat. Kandang ini memiliki kelebihan yaitu ventilasi udara yang baik dan
system pembersihan kotoran yang mudah (Cheekeet dalam Tamalluddin (2012)
Animal Research dalam Nugroho (2018) menyatakan bahwa beberapa
mencit ditempatkan pada kandang dengan menggunakan kawat dibagian alas
kandang. Tipe kandang ini memudahkan dalam pengambilan fases dan urin.
2.1.12 Bambu
Bambu memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan karena
batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk, mudah
dibersihkan, dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Selain
itu, bambu relative murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain karena
banyak ditemukan disekitar pemukiman pedesaan (Krisdianto et al., 2007). Hal ini
juga sesuai dengan pernyataan Permawati (2008) bahwa kandang yang baik harus
mudah dibersihkan permukaan tahan air, tidak ada bagian tajam, terbuat dari
bahan non toksik, tidak mudah rusak, dan dilakukan pemeriksaan, perawatan dan
pergantian secara berkala.
2.2 Teknik Pembuatan Pupuk dari Limbah Ternak
Urin kelinci merupakan salah satu limbah cair yang dapat ditemukan
ditempat pemeliharaan hewan.Urin dibentuk didaerah ginjal setelah dieliminasi
dari tubuh melalui saluran kencing (urineary) dan berasal dari metabolism
nitrogen dalam tubuh (urea, asam, urat, dan keratin) serta 90% urin terdiri dari air.
15
Urin yang dihasilkan ternak dipengaruhi oleh makanan, aktivitas ternak, suhu
eksternal, konsumsi air yang dihasilkan adalah sebesar 10% dari berat ternak
(Rinekso et al. 2011)
Kelinci menghasilkan Urin yang mengandung nitrogen yang sangat tinggi
disebabkan karena kelinci lebih banyak mengkonsumsi tsnsmsn hijauan, urin
kelinci memiliki kandungan unsur nitrogen (N), Phospor (P), Kalium (K) yang
lebih tinggi (2.72%, 1.1%, dan 0,5% dibandingkan dengan urin ternak lainnya
seperti sapi yaitu N (0,5%), P (0,2%) dan K (0,5%) sedangkan pada domba yaitu
N (1,50%), P (0,33%) dan K (1,35%) (Karo, 2014)
Urin kelinci mengandung zat peangsang tumbuh yang dapat digunakan
sebagai pengatur tumbuh diantaranya indole aceti acid (IAA). Lebih lanjut
dijelaskan bahwa urin kelinci juga memeberikan pengaruh positifterhadap
pertumbuhan tanaman, karena baunya yang khas, Urin kelinci juga dapat
mencegah datangnya berbagai hama tanaman, sehingga Urin kelinci juga dapat
berfungsi sebagai pengendalian hama tanaman seragga (Susilorini dkk, 2008).
Pupuk organic cair dari urin kelinci ini merupakan pupuk yang berbentuk
cair tidak padat yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur
penting guna kesuburan tanah.Namun, pupuk organik cair dari urin kelinci ini
juga memiliki kelemahan, yaitu kurangnya kandungan unsur hara yang dimiliki
jika dibandingkan dengan pupuk buatan dalam segi kuantitas (Sutanto, 2002).
Sajimin et. Al. (2005) Menyebutkan bahwa kotoran kelinci sangat
potensial untuk dijadikan pupuk organic karena mengandung unsur hara yang
16
lebih tinggi dari bahan baku ternak lainnya, yaitu C/N : (10-12%), P (2,20-2,76%)
K (1,86%), dan Ca (2,08%)
Banyak sumber bahan baku yang diduga dapat memperkaya kandungan
hara didalam pupuk organik yang dibuat antara lain pupuk kandang sapi, abu
jerami, padi, dedak dan dolomite. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa
pupuk kandang sapi, mengandung cukup tinggi unsur hara yaitu N: 2,0; P: 1,5%,
Ca: 4,0% Mg 1,0% dan S: 0,5% (Karama et al. 1991) . Sehubungan dengan itu
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kombinasi bahan baku limbah ternak
kelinci dengan bahan baku lainnya unruk mendapatkan pupuk organik terbaik.
2.3 Biaya dan Pendapatan Usahatani
2.3.1 Analisis Pendapatan
Pendapatan adalah selisih anata penerimaan dengan semua biaya yang
dikeluarkan selama melakukan kegiatan usaha. Ada beberapa pengertian yang
perlu diperhatikan dalam menganalisis pendapatan antara lain (Soekartawi, 1995):
1. Penerimaan adalah jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu
kegiatan usaha dikalikan dengan harga jual yang berlaku di pasar
2. Pendapatan bersih adalah penerimaan kotor yang dikurangi biaya
variabel dan biaya tetap
3. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang nyatakan dengan uang
yang diperlukan untuk menghasilkan produksi
Pendapatan kotor usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total
usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual.
17
Jangka waktu pembukuan umumnya satu tahun yang mencakup ; a) dijual, b)
dikonsumsi rumah tangga petani, c) digunakan dalam usahatani, d) digubakan
untuk pembayaran, dan e) disimpan atauada di gudang pada akhir tahun
(soekartawi, 1984)
Penerimaan usahatani adalahperkalian antara produksi yang diperolah
dengan harga jual (Rahim dan Hastuti 2007). Secara matematis dirumuskan
sebagai berikut :
TR = Y . Py.............................................................(1)
Keterangan :
TR = Total Penerimaan
Y = Produksi Yang Diperolah Dari Suatu Usahatani
Py = Harga Produksi
Pendapatan merupakan selisih penerimaan dengan semua biaya produksi.
Pendapatan meliputi pendapatan kotor (penerimaan total) dan pendapatan bersih.
Pendapatan kotor adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan
sebelum dikurangi biaya produksi (Rahim dan Hastuti Dwi R. D, 2007).
Pendapatan dapat dirumuskan sebagai beriku :
= TR- TC......................................................(2)
= Y. Py-{(⅀Xi . Pxi) – BTT.........................(3)
keterangan :
= Keuntungan/ Pendapatan (Rp)
TR = Total Penerima (Rp)
TC = Total Biaya (Rp)
18
Y = Jumlah Produksi (satuan)
Py = Harga Satuan Produksi (Rp)
X = Faktor Produksi (satuan)
Px = Harga Faktor Produksi (Rp/satuan)
N = Banyaknya Input Yang Dipakai
BTT = Biaya Tetap Total (Rp)
Pengeluaran total usahatani adalah nilai smua masukan yang habis terpakai
atau dikeluarkan di dalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga
petani. Pemisah pengeluaran terkadang sulit dilakukan karena pembukuan yang
tidak lengkap dan juga adanya biaya bersama dalam produksi. Cara yang dapat
dilakukan adalah memisahkan pengeluaran total usahatani menjadi pengeluaran
tetapdan pengeluaran tidak tetap (soekartawi, 1984).
Secara ekonomi usaha dikatakan menguntungkan atau tidak
menguntungkan dapat dianalisis dengan menggunakan perbandingan antara
penerimaan totaldan biaya total yang disebut dengan revenue cost ratio (R/C).
R/C = (Py . Y) / (FC + VC).............................(4)
Atau
R/C = PT / BT.................................................(5)
Keterangan :
Py = Harga Produksi
Y = Produksi
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Variabel
19
PT = Produksi Total
BT = Biaya Total
Ada tiga kriteria dalam perhitungan ini yaitu :
1. Jika R/C<1, maka usahatani yang dilakukan secara ekonomi belum
menguntungkan
2. Jika R/C>1, maka usahatani yang dilakukan secara ekonomi
menguntungkan
3. Jika R/C=1 maka usahatani berada pada titikimpas (break event point).
.3.2 Konsep Biaya
Suratiyah (2006) menyatakan, biaya dan pendapatan dipengauhi oleh tiga
faktor yaitu faktor internal, eksternal dan faktor manajemen. Faktor internal
maupun eksternal akan bersama-sama mempengaruhi biaya dan pendapatan.
Faktor internal meliputi umur petani, tingkat pendidikan dan pengetahuan, jumlah
tenaga kerja keluarga, luas lahan dan modal. Faktor eksternal terdiri dari input
yang terdiri atas ketersediaan dan harga. Faktor manajemen berkaitan dengan
pengambilan keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis sehingga
diperoleh hasil yang memberikan pendapatan yang maksimal.
Fungsi biaya menggambarkan hubungan antara besarnya biaya dengan
tingkat produksi.Biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani dan besarnya tidak
dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi yang dihasilkan, sedangkan biaya
variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani yang besarnya
sangat dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan ( Suratiyah, 2006).
20
Ciri-ciri dari biaya tetap dapat dikemukakan sebagi berikut: 1) jumlahnya
yang tetap dan sebanding dengan hasil produksi, 2) menurunnya biaya tetap per
unit dibandingkan dengan kenaikan dari hasil produksi, 3) pembebanannya
kepada suatu bagian seringkali bergantung pada pilihan dari manajemen atau cara
penjatahan biaya, 4) pengawasan atas kejadian terutama bergantung kepada
manajemen pelaksana dan bukan kepada pengawas kerja. Contoh dari biaya tetap
yaitu pembelian mesin, pendirian pabrik (Kartasapoetra dan Bambang, 1992)
Ciri-ciri biaya variabel adalah: 1) variabel secara keseluruhan dengan volume, 2)
biaya per unit yang konstan walaupun terjadi perubahan volume dalam batas
bidang yang relavan, 3) mudah dan dapat dibagikan padabagian usaha, 4)
pengawasan dari kejadian dan penggunaannya berada di tangan kepala bagian.
Contoh dari biaya variabel yaitu biaya persediaan, bahan bakar, tenaga listrik, alat
perkakas, peneriman barang, pengangkutan (Kartasapoetra dan Bambang, 1992.
2.4 Kerangka Pikir
Usaha ternak kelinci tidak berkembang pesat seperti usaha peternakan
lainnya misalnya ayam, itik, kambing, sapi, kerbau, dan sebagainya. Hal ini
disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang nilai ekonomis
atau produk apa saja yang dapat dihasilkan dari ternak kelinci (Ridwan dan
Asnawi, 2008). Padahal kelinci memiliki peluang usaha yang cukup potensial,
baikusaha pokokmaupunsebagaiusaha sampingan.Peluangnya sebagai penyedia
sumber protein hewani yang sehat dan berkualitas tinggi serta peluang usaha yang
menguntungkan dengan margin pendapatan dari 20 - 200% (Raharjo, 2010).
21
Pengembangan usaha ternak kelinci ini mempunyai prospek yang bagus
untuk diusahakan.Kajian mengenai ekonomi usaha ternak kelinci bagi masyaraka
(peternak) perlu dilakukan.Potensi ekonomi usaha ternak kelinci dapat tercermin
dari singkat pendapatan yang diperoleh, tingkat profitabilitas yang dicapai,
kontribusi pendapatan usaha ternak kelinci terhadap penerimaan keluarga,
kemampuan usaha ternak kelinci serta tingkat kelayakan usaha.
Gambar 1. Kerangka fikir Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha
Ternak Kelinci.
2.6 Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian A Maryani‟, D Kardaya, E Dihansih dalam jurnal yang
berjudul ‘Performa Produksi Kelinci Lokal yang Diberikan Pakan Tambahan
Tepung Dan Sirsak (ANNONA MURICATA L) DAN ZEOLIT’ . penelitian ini
menjelaskan performa kelinci lokal yang diberikan pakan tambahan tepung daun
Usaha Ternak Kelinci
Produksi
Pupuk Organik Cair
Kelayakan Pendapatan
Penerimaan
22
sirsak dan zeloit dengan pemberian pakan yang terdiri atas (62% rumput lapangan
+ 3% Tepung daun sirsak) + (32% Konsentrat + 3% zeloit) dengan kandungan PK
13,04-13,54% dam TDN 60,70-62,98% Belum dapat memperbaiki pertumbuhan
dan kjonversi pakan kelinci lokal.
Penelitian Winarmo, Mulyo (2015) dalam jurnal yang berjudul Analisis
Kelayakan Usaha Peternakan Kelinci Hias (Studi Kasus Kelompok Peternakan
‘’Akur’’ Desa Bulukerto Kecamatan Bumiaji Kota Batu).Sarjana thesis,
Universitas Brawijaya.Penelitian ini menjelaskan rata-rata modal peternakan
kelinci sejumlah Rp. 19.682.900 Biaya produksi sejumlah Rp.
133.544/ekor.Penerimaan sejumlah Rp. 155.877/ekor.Pendapatan sejumlah Rp.
24.717/ekor. Peternakan kelinci kelompok AKUR Mendapatkan R/C ratio rata-
rata sebesar 1,16 yang artinya usaha tersebut efisien menguntungkan. Analisa
rentabilitas menunjukkan rata-rata presentase sebesar 12,9%. Setelah melakukan
penelitian maka peternakan kelompok UKUR disarankan untuk mengikuti pasar
untuk menentukan langkah-langkah yang berkaitan denga keputusan usaha.
23
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Joglo Tani Dusun Mandungan 1 Kecamatan
Sayegan Kabupaten Sleman Di Yogyakarta. Lokasi penelitian diambil secara
purposive atau sengaja dengan pertimbangan bahwa di Joglo Tani
mengembangkan usahatani ternak kelinci dan terdapat berbagai aktivitas atau
aspek yang berkenan dengan pertanian. Pelaksanaan penelitian tersebut dimulai
bulan Februari sampai Mei 2020.
3.2Teknik Penentuan Informan
Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sengaja
(Purposive) dengan alasan bahwa responden merupakan pihak yang secara
langsung terlibat dalam usaha ternak itik kelinci di Joglo Tani Desa Margoluwih
Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta. Jumlah
Informan tersebut sebanyak 2 responden.
3.3 Jenis Data dan Sumber Data
3.3.1Jenis Data
1. Data Kualitatif adalah data yang muncul berwujud kata-kaya yang
dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, intisar,
dokumentasi dan pita rekaman) yang diproses sebelum siap digunakan
melalui pencatatan, penyuntingan, atau alat tulis, tetapi analisis kualitatif
24
tetap menggunakan kata-kata yang diatasnya disusun kedalam kata-kata
yang diperluas.
2. Data Kuantitatif adalah data yang dapat diukur atau di hitung langsung
yang berupa informasi atau penjelasan di hitung dengan bilangan atau
bentuk angka.
3.3.2 Sumber Data
Pada penelitian ini jenis data yang di ambil adalah data primer. Data
primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang
diteliti(informan) pada penelitian ini, data primer diperoleh langsung dari
peternak yang ada di Joglo Tani.
3.4 Tenik Pengumpulan Data
3.4.1 Observasi
Observasi merupakan tehnik pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang
diteliti (Surakhmad, 1994).Tehnik observasi biasa disebut secara langsung.
3.4.2 Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara bertanya
langsung kepada responden untuk memperoleh informasi dari sumber yang
diwawancarai. Teknik wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang dipersiapkan sebelumnya.
25
3.4.3 Pencatatan
Teknik ini dilakukan mengumpulkan data sekunder.Teknik ini dilakukan
dapat mengambil data kemudian mencatat data tersebut dari berbagai sumber
yang berkaitan dengan penelitian.
3.4.4 Dokumentasi
Metode dokumentasi ini merupakan metode bantu dalam upaya
memperoleh data. Kejadian-kejadian atau peristiwa tertentu yang dapat dijadikan
atau dipakai untuk menjelaskan kondisi di dokumentasikan oleh peneliti.
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Untuk mengukur besarnya investasi budidaya kelinci dilakukan tabulasi
data terhadap data yang terkumpul dari hasil wawancara dan pengamatan di
lapang.
3.5.2 Untuk mengukur keuntungan digunakan pendekatan teori keuntungan
dengan persamaan sebagai berikut:
π = Y× Pᵧ - Biaya
= ( Produksi × Harga) - Biaya
= ( Produksi × Harga) - (Biaya tetap + Biaya variabel)
3.5.3 Untuk mengukur efisiensi penggunaan biaya produksi digunakan
pendekatan analisis R-C ratio dengan rumus sebagai berikut (Soekartawi, 2002) :
R-C ratio =
Keterangan :
TR = Penerimaan total budidaya kelinci (Rp)
26
TC = Biaya total budidaya kelinci (Rp)
I = suku bunga bank yang berlaku
Kriteria :
R/C ratio > 1+i berarti usahatani kelinci efisien
R/C ratio ≤ 1+i berarti usahatani kelinci tidak efisien
3.5.4 Untuk mengukur rentabilitas digunakan rumus berikut rentabilitas
(Riyanto, 1990)
3.5.4 Untuk membandingkan antara nilai R-C ratio dan dengan suku bunga bank
yang berlaku digunakan uji-t satu beda. Hipotesis yang di ajukan adalah:
Ho : tidak ada perbedaan rata-rata nilai yang dibandingkan dengan suku bunga
bank yang berlaku, atau µ = ι
Ha : ada perbedaan rata-rata nilai yang dibandingkan dengan suku bunga bank
yang berlaku, atau µ ≠ ι
3.6 Definisi Operasional
1. Peternak Kelinci adalah peternak yang membudidayakan kelincilokasi
penelitian
2. Produksi adalah semua hasil panen dari ternak kelinci
3. Biaya Produksi adalah akumulasi dari semua biaya yang dibutuhkan dalam
4. Proses produksi dengan tujuan mengasilkan suatu barang atu produk
5. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan total biaya produksi
27
IV.GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1Sejarah Joglo Tani
Joglo Tani merupakan wahana pertanian terpadu yang didirikan oleh T.O
Suprapto pada tanggal 19 Januari 2008, yang terletak di Jalan Godean KM 9,5 RT
03 RW 24, Dusun Mandungam 1, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan,
Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 55561. Joglo Tani
merupakan monumen kebangkitan petani yang diresmikan langsung oleh Sri
Sultan Hamengku Bowono X. Masyarakat dapat belajar dan menggali ilmu disini
untuk mengembangkan pertanian terpadu yang berbasis konservasi lingkungan.
Joglo Tani berasal dari bahasa Jawa yaitu sebuah singkatan Ojo Gelo yang
memiliki makna “jangan kecewa menjadi petani sebab pertanian itu usaha yang
menjanjikan”.Kata ini juga mengartikan petani yang selalu dipermainkan dan
dipandang sebelah mata serta pertani selalu mengalami kesulitan dan kerugian
karena adanya permainan harga sehingga membuat petani resah.
Monumen kebangkitan petani ini berbentuk sebuah rumah joglo yang
berada di tengah area pertanian terpadu.Bangunan ini digunakan sebagai wadah
pembelajaran dan pusat aktivitas masyarakat yang ingin belajar pertanian
terpadu.Adanya monumen ini dapat membuka pandangan masyarakat bahwa
pertanian bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja asal ada kemauan untuk
memulainya.Joglo tani juga dapat membuktikan bahwa area pertanian dapat
dijadikan penghasilan pertanian yang menjanjikan.
28
Dalam menjalankan programnya Joglo Tani memili strategi; seperti pilar Joglo
4B (berdoa, berkarya, bersosial, dan berusaha). Lembaga ini menjalankan
programnya dengan empat pilar strategi program, yaitu:
a. Berdoa, nilai-nilai luhur seperti kepasrahan, rasa syukur, dan permohonan
menjadi kekuatan nenek moyang dalam bertani. Prinsip melestarikan nilai-
nilai spiritual dalam bertani ini ditujukan untuk membangun kembali
semangat bakti bumi demi kesejahteraan bersama.
b. Belajar kondisi, potensi, dan dinamika lingkungan pertanian yang bersifat
lokal spesifik menuntut para petani untuk terus belajar memahami
perubahan alam. Prinsip ini ditekankan pada membangun inisiatif petani
dalam membangun upaya mandiri.
c. Berkarya, petani itu seorang pengelola yang menjalankan sendiri usahanya
sekaligus menanggung sendiri resiko apapun. Prinsip ini yang akan
mewarnai semua aktivitas adalah bentuk kekayaan, bukan sekedar
mengungkap gagasan.
d. Bersosial, pertanian adalah budaya yang dibangun bersama. Oleh karena
itu nilai-nilai sosial yang dibangun seperti pemahaman, kesepakatan,
keputusan, dan komitmen bersama akan menjadi dasar pembangunan
program.
Joglo tani mempunyai konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat
berbasis pertanian terpadu dengan menggunakan enam prinsip, diantaranya : dua
modal dasar, lima modal awal, lima modal dasar, lima prinsip, enam strategi dan
29
sembilan perencanaan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan petani
dan tercapainya kedaulatan pangan.
4.2 Visi dan Misi Joglo Tani
a. Visi
Visi Joglo Tani adalah merdeka.Merdeka dalam artian tanpa ada
pengaruh dari pihak manapun yang nantinya dapat merugikan petani.
b. Misi
Misi Joglo Tani adalah Kemandirian.Dengan kemandirian petani tidak
perlu tergantung dengan pabrik dari segi bibit, pupuk dan lain-lain.
Adanya kemandirian ini petani bisa menciptakan dan menyediakan sendiri
apa yang mereka butuhkan dengan harapan apa yang kita butuhkan
tercukupi lahir dan batin.
4.3 Kondisi Geografis
Joglo tani terletak di Mandungan 1, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan,
Kabupaten Sleman, yang berbatasan langsung dengan Desa Margodadi di sebelah
utara, dengan Desa Sidoagung di sebelah selatan, dengan Desa Sidomoyo di
sebelah timur, dan dengan Desa Sidorejo di sebelah barat. Joglo tani memiliki luas
lahan ± 8.000 M2, luas bangunan ± 1.700 M
2. Terletak pada ketinggian tempat ±
150 meter dari permukaan laut, dengan rata-rata curah hujan per tahun 2.000 –
3.000 mm/th, dan suhu rata-rata 24 – 32º C. Dengan jarak tempuh dari provinsi ±
20 km.
30
4.4 Struktur Organisasi
Berikut ini adalah struktur organisasi Joglo Tani.Gambar 1. Struktur Organisasi
Gambar 2.Struktur Organisasi Joglo Tani
DIVISI
PRODUKSI
Koordinator:
TO SUPROPTO
Unit Paska Produksi:
JOHAN ARIFIN
Unit Bahan Produksi:
BOWA
Unit Proses Produksi :
AY SUHARYONO
Unit Pengembangan:
SUNARMO
DIVISI PENGEMBANGAN
Koordinator :
SUNARMO
Unit Pelayanan Jasa:
SUKIRMAN
Unit Pengutan Modal:
JERRY JOHANDI
DIVISI RUMAH TANGGA :
Koordinator :
SUDARMAJI
Unit Administrasi :
AMBORO WAHYUS
Unit Finansial :
ISTRI WANDARI
Unit Ketenaga Kerjaan :
ABU HANIFA
31
4.5 Pertanian Terpadu Joglo Tani
Joglo Tani yang memiliki luas 8.000 mempunyai slogam “Monumen
Kebangkitan Petani Indonesia” dan diketuai oleh bapak TO Suprapto. Joglo Tani
mempunyai penataan wilayah sebagai berikut:
1. Bagian depan kanan dan kiri atau halaman muka terdapat kolam ikan sebagai
tempat pembudidayaan ikan nila yang dimana diatas kolam tersebut terdapat
kandang ayam petelur.
2. Samping kiri Joglo terdapat green house sebagai tempat penyimpanan bibit
dan lainnya
3. samping kanan Joglo terdapat kolam ikan lele dan tanaman hidroponik
4. Bagian belakang Joglo terdapat kandang bebek petelur , samping kanan
belakang terdapat kandang sapi dan samping kiri terdapat tempat
pembudidayaan tanaman pare, mentimun dan lainnya
32
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Usaha Ternak Kelinci
Kelinci yang dipelihara oleh Joglo Tani adalah jenis kelinci seperti
Australi, New Zealand, Rex, Anggora,Satin, duts, Cepres dan kelinci lokal. Jenis-
jenis kelinci tersebut diatas merupakan jenis kelinci yang paling banyak
diternakkan di kabupaten sleman.Di Joglo tani itu sendiri, biasanya melihat dari
aspek tampilan tubuh jenis dan umur.Ciri-ciri tampilan tubuhnya yaitu sehat,
bentuk badan baik.Hal tersebut sesuai menurut pendapat Manshur (2009), bahwa
bibit kelinci yang baik, yaitu penampilan secara umum nampak tegap geraknya
gesit dan lincah.Buluh halus mengkilap dan tidak rontok pandangan nampak
tajam bagian kaki tidak bengkok.
Umur bibit kelinci yang baik dipelihara, yaitu sekitar35 hari atau sudah
berumur 60 hari. Anakan kelinci akan lepas sapih pada umur tersebut larena pada
umur dibawah 35 hari anak kelinci masih membutuhkan susu dari sang induk, dan
juga hal untuk menghindari dari tingkat kematian bibit.
Pengolahan reproduksi yang dilakukan responden sudah baik.Responden
mengawinkan kelinci secara alami.Kelinci dapat melahirkan jumlah anak yang
cukup besar sekitar 6-8 ekor.Paling banyak bisa mencapai 10 ekor.Menurut
responden, kelinci dapat dikawinkan 1-3 bulan setelah melahirkan. Perkawinan
kelinci dilakukan dengan cara betina dimasukkan kedalam kandang pejantan,
lama kebuntingan kelinci sekitar 28-33 hari. Hal ini sesuai pendapat Susilorini et
al., (2008) bahwa perkawinan dilakukan pada pagi atau sore hari dikandang
33
pejantan dan dibiarkan terjadi dua kali perkawinan, setelah itu pejantan
dipisahkan. Lama kebuntingan pada induk sekitar 30-32 hari.
5.2 Analisis Produksi dan Pendapatan UsahaTernak Kelinci
5.2.1 Produksi Usaha Ternak Kelinci
Produksi adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan
menjadikan barang tertentu menjadi produk dan termasuk didalamnya barang
yang dibeli dan jasa.Jumlah urin kelinci yang dijual dari usaha ternak kelinci
dalam ukuran waktu tertentu. Dalam usaha ternak kelinci terdiri dari biaya tetap
dan biaya variabel.struktur biaya tersebut adalah pengeluaran yang di keluarkan
peternak dalam satu periode yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap adalah biaya yang di keluarkan oleh peternak diluar biaya input atau
biaya yang tidak mempengaruhi output yang dihasilkan. Sedangkan biaya variabel
adalah biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh peternak yang
mempengaruhi output yang dihasilkan. Berdasarkan perhitungan biaya produksi
total rata-rata sebesar 1.477.00 liter/bulan. Biaya tetap yang yang dikeluarkan
sebesar Rp. 1.345.833 dan biaya variabel yang dikeluarkan sebesar Rp.
20.318.000
5.2.2 Pendapatan Usaha Ternak Kelinci
Pendapatan adalah selisih penerimaan dengan semua biaya yang
dikeluarkan dalam kegiatan usaha.Suratiyah (dalam Ginanjar 2019) menyatakan
biaya dan pendapatan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor eksternal dan
34
faktor managemen.Faktor tersebut mempengaruhi biaya dan pendapatan.Fungsi
biaya menggambarkan hubungan antara besarnya biaya produksi.Biaya dapat
dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.Biaya tetap adalah biaya yang
dikeluarkan oleh usahatani dan besarnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya
produksi yang dihasilkan.Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan usahatani yang besarnya sangat di pengaruhi oleh produksi yang
dihasilkan, Suratiyah (dalam lantungan, 2019). Perhitungan pendapatan tidak
terlepas dari modal yang dikeluarkan dalam bentuk investasi akan mempengaruhi
skala usaha yang berdampak langsung pada pendapatan. Pendapatan bersih
merupajan selisih antara penerimaan usaha ternak pertahun dengan total biaya
produksi pertahun untuk lebih rincinya pendapatan dan biaya yang diperoleh pada
usaha ternak kelinci di Joglo Tani Dusun Mandungan 1, Desa Margoluwih,
Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakata dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
35
Tabel 1.Analisis Pendapatan Usaha Ternak Kelinci di Joglo Tani Dusun
Mandungan 1, Desa Margoluwih, Kecamatan Sayegan, Kabupaten
Sleman Provinsi DI Yogyakarta, Pada 2020 n
No Uraian Satuan (unit) Jumlah
(unit/bln) Harga (Rp/Unit) Nilai (Rp/bln)
1 Produksi 1.477
TK Perawatan
Kandang, pemberian
pakan dan pengambilan
urin
HOK (30 hari
x 4 org) 120 76.000 9.120.000
TK pengambilan dan
Pengemasan Urin
HOK (30 hari
x 2 org) 60 76.000 4.560.000
TK Transport
HOK (16 hari
x 2 org) 32 76.000 2.432.000
Usia kelinci
1,5 tahun/ekor
(mortalitas 4
ekor/bulan) 528 100.000
Pakan -
Bkk kg 200 7.000 1.400.000
Dedak kg 300 1.000 300.000
C. Polar kg 1 8.000 8.000
T.Jagung karung 1 16.000 16.000
Prima kg 60 2.667 160.000
Garam kg 2 12.000 24.000
Mineral kemasan 10 13.000 130.000
Tetes tebu ton 1 1.000.000 1.000.000
Br.124 kg 60 1.633 98.000
Roti 30 kemasan 30 13.000 390.000
P.tebu 15 kg 1 160.000 160.000
Listrik bulan 1 360.000 360.000
Obat-obatan bulan 1 160.000 160.000
2 Total Biaya Variabel 20.318.000
Pajak dan sewa lahan 145.833
Penyusutan Alat 1.200.000
3 Total Biaya Tetap 1.345.833
4
Pendapatan Usaha Urin
Kelinci 10.028.167
Sumber :Data Primer Setelah Diolah 2020
Tabel 1 menjelaskan jelaskan bahwa produksi ternak kelinci dalam 1 bulan
sebanyak Rp. 1.447.dengan total Pendapatan Rp. 10.028.167 maka usaha ternak
kelinci layak dilakukan di area penelitian.Perhitungan tenaga kerja pemberian
pakan pada penelitian ini menggunakan satuan Hari Orang Kerja(HOK).Tenaga
36
kerja yang ada di penelitian usaha ternak kelinci bekerja lebih 8 jam. Upah yang
diterima oleh tenaga kerja umumnya76,000 perhari.
5.2.3 Penerimaan
Penerimaan adalah penerimaan dari semua sumber usahatani yang
meliputi jumlah penambahan inventaris, nilai penjualan hasil serta nilai
penggunaan rumah yang di konsumsi.Satuan pengukuran rupiah per bulannya.
Penerimaan yang di peroleh peternak kelinci di Joglo Tani berasal dari penjualan
urin kelinci dan total penerimaannya selama satu bulan sebesar Rp. 31.629.000
Tabel 2. Rata-rata Penerimaan Biaya, dan Pendapatan Usaha Ternak kelinci di
Joglo Tani Dusun Mandungan 1. Desa Margoluwih, Kecamatan Sayegan,
Kabupaten Sleman Provinsi D.I Yogyakarta.
No Uraian Nilai
1 Penerimaan Usaha Tani 31.692.000
2 Total Biaya 21.663.833
3 Pendapatan Bersih 10.028.167
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019
Tabel 2menunjukkan bahwa total biaya sebesar Rp. 21.663.833
Penerimaan petani dari usaha Ternak Kelinci sebesar Rp.31.692.000dan
pendapatan bersih sebesar 10.028.167 tergolong tinggi mengingat usaha tani
yang dilakukan relatif mudah dilakukan dan di usahakan seperti pengadaan
bahan pakan dari hijauan serta pemasaran yang sudah layak.
5.3 Kelayakan Usaha Ternak Kelinci
R/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran
biaya (soekartawi 1995) Usaha kegiatan Ternak Kelinci yang dilakukan pada
37
Joglo Tani dapat dikatakan layak karena kegiatan usaha memberikan penerimaan
yang lebih besar dari pada pengeluarannya.
Tabel 3.Rata-rata Kelayakan Usaha Ternak Usaha Ternak Kelinci di Joglo Tani
Dusun Mandungan 1. Desa Margoluwih, Kecamatan Sayegan,
Kabupaten Sleman Provinsi D.I Yogyakarta.
No Uraian Nilai
1 Penerimaan 31.692.000
2 Total Biaya 21.663.833
3 Kelayakan R/C Ratio 1,46
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019
Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan sebesar Rp. 31.692.000
di bagi dengan total biaya sebesar Rp. 21.663.833 sehingga kelayakan usaha
Ternak Kelinci sebesar 1,46 Nilai kelayakan usaha ternak kelinci lebih besar
dari satu, yang berarti bahwa usaha ternak kelinci telah layak atau mencapai
kelayakan yang menyatakan apabila nilai R/C > 1 maka usaha ternak layak
untuk diusahakan. Sesuai dengan pernyataan Soekartawi (1995) suatu usaha
dikatakan menguntungkan jika perbandingan antara R dan C (R/C) bernilai lebih
besar dari satu.
Penelitian Atok Ainur Ridho dan Henik Prayuginingsih dalam jurnal yang
berjudulAnalisis Kelayakan Usaha Tani Kelinci Desa Umbulrejo Kecamatan
Umbulsari Kabupaten Jember.Penelitian ini menjelaskan tingkat keuntungan
effisiensi biaya dan rentabilitas. Timgkat keuntungan peternak kelinci sistem
kandang batere di desa Umbulrejo Kecamatan Ambulsari Kabupaten Jember
sebesar Rp. 2245.050 per 10 ekor indukkelinci pertahun atau dengan nilai R/C
ratio sebesar 1,81. Dan Rentabilitas usaha sebesar 115,29%. Berdasarkan nilai
38
tersebut maka usaha budidaya kelinci sistem batrai lebih menguntungkan daripada
menyimpan uang di Bank, dengan suku bunga bank yang diasumsikan sebesar
12% per tahun
5.3.1 Produktivitas Tenaga Kerja
1. Produktivitas tenaga kerja =
= 4.983/ HOK
2. Pendapatan Peternak = Rp. 10.028.167> Rp. 1.345.833
5.3.2 Produktivitas Aset
1. Produktivitas Aset =
= 7,45 > 2% /bulan /deposito/kredit
Dari analisis diatas Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara
sumber daya yang digunakan dengan jumlah barang dan jasa yang di produksi di
Joglo Tani. Melihat dari hasil yang dicapai sebesar Rp. 10.029.167 dibagi dengan
jumlah hari orang kerja(HOK) sehingga menghasilkan gaji sebesar Rp. 4.983
sehigga belum dikatakan layak. Dengan pendapatan bersih sebesar
Rp.10.029.167per bulan yang berarti lebih besar dari biaya pengeluaran atau fixed
cost. Sedangkan untuk produktivitas asset sebesar 7,45 lebih besar 2% per bulan
dari deposito dan kredit.
39
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Pendapatan dan Kelayakan
Usaha Ternak Kelinci (Studi Kasus di Joglo Tani Dusun Mandungan 1, Desa
Margoluwih, Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta) yang telah
di analisis dan di kemukakan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
1. Usaha Ternak Kelinci di Joglo Tani mampu menghasilkam produksi
sebesar 1.447.00 liter/bulan.
2. Rata-rata Pendapatan usaha Ternak Kelinci di Joglo Tani Sebesar
Rp. 10.028.167
3. Usaha Ternak Kelinci di Joglo Tani secara finansial layak dijalankan ditandai
oleh nilai R/C ratiosebesar 1,46
B. Saran
Melihat potensi ekonomi usaha ternak kelinci di Joglo Tani Yogyakarta
yang mempunyai kemampuan tinggi dan tingkat kelayakan usaha yang dicapai,
maka usaha ternak kelinci ini mungkin menjadi usaha pokok yang diharapkan
mampu menopang kehidupan dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat
lokal maupun masyarakat diluar Yogyakarta itu sendiri.
40
DAFTAR PUSTAKA
Akoso, B. T. (2012). Budi Daya Sapi Perah Jilid 1. Airlangga University Press.
Albab, U., Purnomoadi, A., & Sutaryo, S. (2017). Tingkah Laku Harian dan
Coprophagy Kelinci New Zealand White Betina yang diberi Pakan Pelet
dengan Sumber Energi yang Berbeda (Doctoral dissertation, Fakultas
Peternakan Dan Pertanian Undip).
Alfian, R. (2015). Pengaruh Bentuk Pakan Konsentrat Terhadap Kualitas Fisik
Karkas Kelinci Peranakan New Zealand White (Doctoral dissertation,
Universitas Brawijaya).
Andika, R. (2015). Pengaruh Bentuk Pakan Konsentrat Terhadap Konsumsi
Bahan Kering, Protein Kasar, Lemak Kasar, Serat Kasar Kelinci
Peranakan New Zealand White (Doctoral dissertation, Universitas
Brawijaya).
Budisatria, I. G. S., Maharani, D., & Ibrahim, A. (2019). Kambing Peranakan
Etawah: Kepala Hitam atau Cokelat. UGM PRESS.
DAC, N. A., Nurhajati, T., Estoepangestie, A. S., & Veteriner, M. (2018). Potensi
pemberian formula pakan konsentrat komersialterhadap konsumsi dan kadar
bahan kering tanpa lemak susu.
Dalimunthe, N. W. Y., Artdita, C. A., & Lestari, F. B. (2019).Pembentukan dan
Pembinaan Kelompok Tani Kelinci dalam Rangka Pengembangan Desa
Wisata di Soropati, Hargotirto, Kokap, Kulon Progo. Jurnal Pengabdian
Dan Pengembangan Masyarakat, 2(1).
Darman, D. (2011). Analisis Ekonomi Usaha Ternak Kelinci. Binus Business
Review, 2(2).
Edi, B., & Mardiani, D. (2015). Wool Kelinci Angora. Koperasi Nukita.
Gurusinga, E. S. (2012). Pemanfaatan Kulit Ubi Kayu Fermentasi dengan Metode
Takakura dalam Pakan terhadap Pertumbuhan Kelinci New Zealand White
Jantan Lepas Sapih. Jurnal Peternakan Integratif, 1(3).
Kardaya, D. (2017). Performa Kelinci Lokal Yang Diberi Air Minum Rebusan
Daun Sirih (Pipper Betle Linn). Jurnal Peternakan Nusantara, 1(2).
Lestari, C., & Purbowati, E. (2017). Kinerja Produksi Kelinci New Zealand White
Dengan Pemberian Sumber Energi Pakan Yang Berbeda (Doctoral
Dissertation, Fakultas Peternakan Dan Pertanian Undip).
41
Lubis, F. N. L. (2012). Suplementasi Selenium Organik dan Vitamin E dalam
Pakan Induk terhadap Performa Anak Puyu.Jurnal Peternakan Sriwijaya,
1(1).
Marom, A. T., Kalsum, U., & Ali, U. (2018). Evaluasi Performans Broiler Pada
Sistem Kandang Close House Dan Open House Dengan Altitude
Berbeda. Dinamika Rekasatwa, 2(2).
Masanto, R., & Agus, A. (2010). Beternak Kelinci Potong. PT Niaga Swadaya.
Muhklisani, M. (2018). Efektifitas Alga Coklat (Sargassum sp.) Sebagai Pakan
Konsentrat terhadap Lingkar Scrotum Sapi Bali (Doctoral dissertation,
Universitas ISlam Negeri Alauddin Makassar).
Ningrum, S. A. (2015). Dampak Playstation Terhadap Kesadaran Beragama Di
KalanganRemaja(Studi kasus Di
Desacijakankecamatanbojongkabupatenpandeglangbanten (Doctoral
Dissertation, Iain Smh Banten).
Nugraha, F. D. (2015). Pengaruh Kemampuan Verbal Terhadap Kemampuan
Menyelesaikan Tes Fisika Bentuk Objektif Dan Essay (Doctoral dissertation,
Universitas Negeri Semarang).
Nugrahawati, T. (2011).Kajian Karakteristik Mie Kering dengan Substitusi
Bekatul.
Nugroho, B. A., Purnomoadi, A., & Lestari, C. M. (2018). Hubungan Antara
Ukuran Tubuh Dengan Bobot Hidup, Bobot Karkas Dan Rib Eye Muscle
Pada Kambing Jawarandu (Doctoral Dissertation, Faculty Of Animal And
Agricultural).
Nugroho, R. A. (2018). Mengenal mencit sebagai hewan laboratorium.
Nur, M. (2017).Pengaruh Pemberian Daun Kelor (Moringa Oleifera) terhadap
Pertambahan Berat Badan Sapi Bali (Doctoral dissertation, Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar).
Nadir, N., & Mutmainnah, M. (2018, December). ANALISIS PENDAPATAN
USAHA TANI NELAYAN PATORANI (TELUR IKAN TERBANG)
DI DUSUN JEMPANG KALUKUANG KECAMATAN GALESONG
KABUPATEN TAKALAR. In Seminar Nasional Hasil Penelitian &
Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M).
Nadir dan Mutmainnah. 2018. Analisis usahatani Perikanan Nelayan
Patoranni.jurnal penelitian SNP2M 978-602-60766-4-9.
42
Oknaryanto, D. (2014). Profil Darah Sapi Bali Jantan Pada Masa Adaptasi
Pakan Hijauan Berupa Daun Dan Pelepah Sawit Di Desa Seko Lubuk Tigo
Kabupaten Indragiri Hulu (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri
Sultan Sarif Kasim Riau).
Ridho, A. A., & Prayuginingsih, H. (2018).Analisis Kelayakan Usahatani Kelinci
di Desa Umbulrejo Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember. Jurnal
Agribest, 2(1).
SANTOSO, U., & SUTARNO, S. (2010). Bobot potong dan karkas kelinci New
Zealand White jantan setelah pemberian ransum dengan kacang koro
(Mucuna pruriens var. utilis). Bioteknologi Biotechnological Studies, 7(1).
Sartika, S. (2017). Faktor-Faktor Peternak Belum Melakukan Pengolahan
Fermentasi Jerami Sebagai Pakan Ternak Sapi Potong Di Desa
Mattirobulu Kecamatan Libureng Kabupaten Bone (Doctoral dissertation).
Setiarto, R. H. B. (2016). Prospek dan potensi pemanfaatan lignoselulosa jerami
padi menjadi kompos, silase dan biogas melalui fermentasi mikroba.Jurnal
Selulosa, 3(02).
Sodiq, I. A.,& Abidin, I. Z. (2008). Sukses Menggemukan Domba. AgroMedia.
Surya, R. A. (2010). Pengaruh penggunaan kulit kecambah kacang hijau dalam
ransum terhadap produksi karkas kelinci keturunan vlaams reus jantan.
Tamalluddin, F. (2012).Ayam broiler, 22 hari panen lebih untung. Penebar
Swadaya Grup.
Wicaksono, A. M. A. (2017). Karakteristik Karkas Kelinci Peranakan New
Zealand White Jantan Lepas Sapih Pada Suhu Lingkungan Pemeliharaan
Yang Berbeda (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
43
Lampiran 1 Kuisioner
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS
PERTANIANPROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FIRDA JAFAR (105961113016)
Judul Penelitian
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATERNAK
KELINCI
( Studi Kasus di Joglo TaniDusunMandungan 1, KecamatanSayegan,
KabupatenSleman DI Yogyakarta)
INFORMAN:
1. Nama Responden: Johan
2. Umur :55 tahun
3. Pendidikan terakhir/pekerjaan pokok : SLTA
4. Pengalaman Berusaha Tani: 20 tahun
5. Luas Lahan Usahatani : 3.000 m
6. Jumlah Tanggungan Keluarga: 6
44
Lampiran 2.Biaya Tetap
Item Biaya(Rp/bln
1 Pajak dan sewa lahan 145.833
2 Penyusutan Alat 1.200.000
Total Biaya tetap 1.345.833
Produksi :
Produksi
tiap/bulanHarga jual (Rp/liter)Produksi (liter) Stok Penerimaan( Rp/bulan)
Jun-19 13.333 1.969 900 38.253.333
Jul-19 13.333 1.762 900 35.493.333
Aug-19 13.333 1.398 900 30.640.000
Sep-19 13.333 1.046 900 25.946.667
Oct-19 13.333 1.268 900 28.906.667
Nov-19 13.333 1.344 900 29.920.000
Dec-19 13.333 1.371 900 30.280.000
Jan-19 13.333 1.357 900 30.093.333
Feb-19 13.333 2.049 900 39.320.000
Mar-19 13.333 1.205 900 28.066.667
Rata-rata
produksi 13.333 1.477 900 31.692.000
45
Lampiran 3.Biaya Variabel
Uraian Satuan (unit) Jumlah
(unit/bln) Harga (Rp/Unit) Nilai (Rp/bln)
TK Perawatan
Kandang, pemberian
pakan dan pengambilan
urin
HOK (30 hari
x 4 org) 120 76.000 9.120.000
TK pengambilan dan
Pengemasan Urin
HOK (30 hari
x 2 org) 60 76.000 4.560.000
TK Transport
HOK (16 hari
x 2 org) 32 76.000 2.432.000
Usia kelinci
1,5 tahun/ekor
(mortalitas 4
ekor/bulan) 528 100.000
Pakan -
Bkk kg 200 7.000 1.400.000
Dedak kg 300 1.000 300.000
C. Polar kg 1 8.000 8.000
T.Jagung karung 1 16.000 16.000
Prima kg 60 2.667 160.000
Garam kg 2 12.000 24.000
Mineral kemasan 10 13.000 130.000
Tetes tebu ton 1 1.000.000 1.000.000
Br.124 kg 60 1.633 98.000
Roti 30 kemasan 30 13.000 390.000
P.tebu 15 kg 1 160.000 160.000
Listrik bulan 1 360.000 360.000
Obat-obatan bulan 1 160.000 160.000
Total Biaya Variabel 20.318.000
46
Lampiran 4. Penerimaan
No Uraian Nilai
1 Penerimaan Usaha Tani 31.692.000
2 Total Biaya 21.663.833
3 Pendapatan Bersih 10.028.167
Lampiran 5. Kelayakan
No Uraian Nilai
1 Penerimaan 31.692.000
2 Total Biaya 21.663.833
3 Kelayakan R/C Ratio 1,46
Lampiran 6. Analisis Kelayakan
R/C ratio=
= 1,46 >1 Layak
(S/TC)
π/C ratio =
= X 100% = 146,2 %> 11 % Layak
π/TC
Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas tenaga kerja =
= 4.983/ HOK
Pendapatan Peternak = Rp. 10.028.167> Rp. 1.345.833
Produktivitas Aset
Produktivitas Aset =
= 7,45> 2% /bulan /deposito/kredit
47
Lampiran 7.Peta Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta
48
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1.Pak Bowo Peternak Kelinci Joglo Tani
Gambar 2. Penampungan Urin Kelinci
49
Gambar 5. Pakan
Gambar 6. Penjualan Urin
50
Gambar 7. Wawancara dengan Pak Johan
51
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Luwu 03 Mei 1998 dari Ayah
Muh Jafar P dan Ibunda Selmi.Penulis merupakan anak ke
tiga dari lima bersaudara.
Pendidikan formal yang dilalui SDN 598 Kadong-kadong
2010, SMPN 1 Bajo 2013.SMAN 5 Luwu 2016. Pada
tahun yang sama penulis resmi menjadi salah satu mahasiswa jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Selain Menjadi Mahasiswa aktif, Penulis juga mengisi waktunya dengan
bergabung dalam organisasi internal dan eksternal kampus yaitu Himpunan
Mahasiswa Agribisnis (HIMAGRI) sebagai Sekretraris Bidang Pengembangan
Organisasi dan Kaderisasi tahun 2019-2020, Perhimpunan Organisasi Profesi
Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (POPMASEPI) sebagai anggota
Pengembangan Organisasi dan Kaderisasi tahun 2018-2020, Pengurus Pusat
Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (PP IPMIL) sebagai Departemen
Pertanian tahun 2018-2020. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan
dengan skripsi yang berjudul „‟ Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha Ternak
Kelinci‟‟ (Studi Kasus di Joglo Tani Dusun Mandungan 1, Desa Margoluwih,
Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta)