analisis pendapatan usahatani - repository.ipb.ac.id · adalah agro farm. perusahaan ini belum lama...

98

Upload: buiduong

Post on 12-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANILOBAK KOREA DAN DAIKON

(Studi Kasus Agro Farm Di Desa Ciherang Kabupaten Cianjur Jawa barat)

SKRIPSI

HENDRA BACHERAMSYAHH34077022

DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2011

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

RINGKASAN

HENDRA BACHERAMSYAH. Analisis Pendapatan Usahatani Lobak Korea danDaikon(Studi Kasus Agro Farm di Desa Ciherang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor(Di bawah bimbingan YUSALINA)

Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian di Indonesia yang cukupmenjanjikan. Hal ini dikarenakan subsektor hortikutura terus mengalami perkembangan yangsignifikan sesuai dengan kondisi perekonomian negara. Subsektor hortikultura terdiri daritanaman sayuran, buah-buahan, obat-obatan, dan tanaman hias. Sayuran merupakan salahsatu bagian dari tanaman hortikultura yang penting dan memiliki peluang untukdikembangkan. Adapun lobak merupakan tanaman sayuran yang potensial untukdikembangkan menjadi komoditas komersial yang menguntungkan.

Salah satu sentra produksi lobak di Jawa Barat adalah Kabupaten Cianjur yaitu dikawasan Rintisan Agropolitan yang berada di wilayah Kecamatan Cipanas. Sedangkan Salahsatu perusahaan distribusi sayuran yang berada di daerah Cianjur tepatnya di daerah Ciherangadalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun terbilang cukup maju dalamusahanya. Agro Farm mengkhususkan aktivitasnya sebagai pedagang besar yang membelisayuran hasil dari petani pemasok dan memberikan perlakuan pasca panen pada sayuran yangtelah dibelinya berupa pembersihan, sortasi, pengklasifikasian dan pengemasan untukkemudian memasarkannya ke pasar swalayan dan restoran. Sejak awal berdirinya, perusahaanini menjalankan kerjasama dengan para petani sayuran melalui kemitraan yangmenguntungkan dimana perusahaan bertindak sebagai penyedia input produksi sedangkanpetani yang menjadi mitranya mengolah atau memproses input tersebut untuk menghasilkanoutput yang diharapkan.

Penelitian dilakukan pada bulan Desember hingga Januari 2011 di Desa Ciherang,Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Jumlah petani responden yangdiambil pada penelitian ini sebanyak 30 orang yang terdiri dari 15 orang petani lobak koreadan 15 orang petani lobak daikon. Penelitian ini menggunakan alat analisis pendapatan danefisiensi usahatani dan analisis deskriptif dan saluran pemasaran.

Petani lobak di Agro Farm dikelompokkan ke dalam lobak korea dan lobak daikon.Harga yang telah ditetapkan yaitu untuk lobak korea Rp 1.500/kg dan lobak daikon Rp1.300/kg. Faktor yang mempengaruhi besarnya penerimaan petani responden yaitu harga danproduksi. Jumlah produksi lobak korea sebesar 170 kilogram per hari dan lobak daikonsebesar 150 kilogram per hari. Total nilai biaya petani lobak daikon lebih besar dari petanilobak korea. Jumlah biaya total petani lobak daikon sebesar Rp 332.883 dan petani lobakkorea sebesar Rp 302.500. Alokasi biaya usahatani lobak tersebut dipergunakan untuksaprotan, tenaga kerja, lahan, pajak, dan penyusutan. Pengeluaran total usahatani lobakdaikon dan lobak korea sebagian besar dialokasikan pada biaya tenaga kerja yaitu petanilobak daikon sebesar 51,92 persen dan petani lobak korea sebesar 51,57 persen. Alokasibiaya terbesar setelah tenaga kerja yaitu biaya saprotan. Persentase alokasi biaya saprotanpada petani lobak daikon sebesar 34,00 persen dan petani lobak korea sebesar 35,04 persen.Nilai persentase tersebut menunjukkan bahwa alokasi untuk biaya saprotan pada petani lobakkorea lebih besar dibanding petani lobak daikon. Nilai biaya saprotan pada petani lobakdaikon lebih besar. Hal tersebut terjadi karena petani lobak daikon menggunakan jumlahsaprotan lebih banyak untuk kegiatan produksi dalam usahatani lobak daikon.

Nilai rasio R/C atas biaya tunai maupun biaya total petani lobak korea lebih besardibandingkan petani lobak daikon, namun perbedaannya relatif kecil. Perolehan rasio R/Catas biaya tunai petani lobak korea adalah sebesar 1,85 dan petani lobak daikon sebesar 1.61,

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

sedangkan nilai rasio R/C atas biaya total petani lobak korea sebesar 1.66 dan petani lobakdaikon sebesar 1.44. Penerimaan yang dihasilkan petani lobak korea besar dengan total biayayang lebih kecil dibandingkan dengan lobak daikon. Oleh karena itu, pendapatan dan R/Cpetani lobak korea lebih besar dibanding pendapatan dan R/C petani lobak daikon. Hasilanalisis tersebut dapat menjelaskan bahwa kemitraan dapat mendatangkan keuntungan bagipetani lobak (bulat maupun panjang). Akan tetapi apabila dilakukan perbandingan antarausahatani lobak korea dengan lobak daikon, maka dapat disimpulkan bahwa usahatani lobakkorea lebih menguntungkan dan efisien dibandingkan usahatani lobak daikon. Pemasaranlobak korea dan panjang hasil panen petani dikumpulkan terlebih dahulu di Agro Farm untukselanjutnya dijual ke restoran-restoran Korea dan Jepang. Berdasarkan hal tersebut,pemasaran lobak korea dan panjang di Desa Ciherang tergolong eksklusif karena hanyaditujukan pada pasar yang bersifat khusus dengan tingkat harga yang lebih tinggidibandingkan dengan harga di pasar tradisional.

Secara umum, usahatani lobak korea dan lobak daikon di Desa Ciherang yangmenjalin kemitraan dengan Agro Farm tergolong menguntungkan. Jika dlakukanperbandingan antara usahatani lobak korea dan panjang, maka usahatani lobak korea lebihmenguntungkan dan efisien karena menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi namundengan biaya yang lebih rendah.

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANILOBAK KOREA DAN DAIKON

(Studi kasus Agro Farm di Desa Ciherang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)

HENDRA BACHERAMSYAHH34077022

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untukmemperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2011

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Judul Skripsi : Analisis Pendapatan Usahatani Lobak Korea dan Daikon (Studi Kasus Agro

Farm di Desa Ciherang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)

Nama : Hendra Bacheramsyah

NIM : H34077022

Disetujui,Pembimbing

Dra. Yusalina, MSiNIP. 19650115 199003 2001

DiketahuiKetua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan ManajemenInstitut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MSNIP. 19580908 1984031 002

Tanggal Lulus :

Page 6: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pendapatan

Usahatani Lobak Korea dan Daikon (Studi Kasus Agro Farm di Desa Ciherang, Kabupaten

Cianjur, Jawa Barat)” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2011

Hendra BacheramsyahNRP. H34077022

Page 7: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

RIWAYAT HIDUP

Penulis Bernama Lengkap Hendra Bacheramsyah, dilahirkan di Kota Hujan

Bogor,pada tanggal 28 Agustus 1985. Penulis adalah anak pertana dari tiga bersaudara dari

Ayahanda Noviar Amansyah dan Ibunda Tuty Supriati.

Penulis memulai pendidikan pada tahun 1991 di TK Islam Citeureup, Bogor dan

lulus pada tahun 1992, pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SDN

Wanaherang 6, Bogor dan lulus pada tahun 1998. Penulis melanjutkan ke SMP 1 Gunung

Putri, Bogor dan lulus pada tahun 2001. Penulis melanjutkan pendidikan di SMU PGRI 1

Bogor dan lulus pada tahun 2004 dan melalui jalur reguler penulis masuk perguruan tinggi

negeri tahun 2004 di Program Studi Teknisi Usaha Ternak Daging, Fakultas Peternakan,

Program Diploma III IPB Bogor dan lulus pada tahun 2007.

Pada tahun yang sama setelah lulus dari diploma penulis melanjutkan studinya ke

program sarjana penyelanggaraan khusus IPB dengan Program Studi Agribisnis, Fakultas

Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan anugerahnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan Usahatani

Lobak Korea dan Daikon (Studi Kasus Agro Farm di Desa Ciherang, Kabupaten Cianjur,

Jawa Barat)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dari adanya

kemitraan terhadap pendapatan petani lobak korea dan daikon, serta untuk melihat

perbandingan pendapatan serta tingkat efisiensi usahatani lobak Korea dan Daikon melalui

perhitungan analisis pendapatan dan efisiensi usahatani.

Bogor, Juni 2011

Hendra Bacheramsyah

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril serta materil kepada

penulis dalam penyelesaian karya ilmiah ini, antara lain sebagai berikut :

1. Dra. Yusalina, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan

kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen evaluator pada kolokium dan sidang penulis

yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan

proposal penelitian.

3. Yanti Nuraeni Muflikh,SP, M. Agibuss selaku dosen penguji sidang yang telah

meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi.

4. Orangtua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan.

Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.

5. Adhelia Okti Bawynda, SE yang telah memberikan motivasi hidup serta doa di saat

senang dan sedih sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

6. Bapak Santoso selaku pemilik perusahaan Agro Farm atas segala bantuan dan

bimbingannya.

7. Para Petani Mitra yang telah menyempatkan waktunya untuk membantu penulis

menyelesaikan tulisannya.

8. Teman-teman sekantor di Perum Pegadaian Cabang Warung Jambu atas semangat dan

sharing selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan Angkatan 4, teman-teman Agribisnis atas semangat dan

sharing selama masa kuliah, penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak dan

sahabat-sahabatku yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas

bantuannya, sukses buat kita semua.

Bogor, Juni 2011

Hendra Bacheramsyah

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR .............................................................................. ivLAMPIRAN ........................................................................................... v

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................... 11.2. Perumusan Masalah ....................................................................... 51.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 81.4. Manfaat Penelitian ......................................................................... 81.5. Ruang Lingkup............................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bisnis Lobak …................................................................................. 92.2. Kajian Kemitraan Agribisnis .......................................................... 15

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis........................................................... 163.1.1. Pengertian Kemitraan........................................................... 163.1.2. Maksud dan Tujuan Kemitraan............................................. 173.1.3. Pola Kemitraan .................................................................... 18

3.1.3.1. Pola Kemitraan Inti Plasma .................................... 183.1.3.2. Pola Kemitraan Subkontrak.................................... 193.1.3.3 Pola Kemitraan Dagang Umum .............................. 203.1.3.4. Pola Kemitraan Keagenan ...................................... 213.1.3.5. Pola Kemitraan Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA) 22

3.1.4. Kendala-kendala dalam Kemitraan ...................................... 233.1.5. Peranan Pelaku Kemitraan ................................................... 24

3.1.5.1. Peranan Pengusaha Besar ....................................... 253.1.5.1. Peranan Pengusaha Kecil/Koperasi......................... 253.1.5.1. Peranan Pembina.................................................... 26

3.2. Sistem Agribisnis ............................................................................ 263.3. Pengertian Usahatani....................................................................... 28

3.3.1. Unsur-unsur Pokok Usahatani.............................................. 293.3.2. Unsur Lahan ........................................................................ 293.3.3. Tenaga Kerja ....................................................................... 303.3.4. Modal .................................................................................. 313.3.5. Pengelolaan ......................................................................... 31

3.4. Penerimaan Usahatani ..................................................................... 313.5. Konsep Biaya Usahatani ................................................................. 333.6. Kerangka Pemikiran Operasional .................................................... 33

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 364.2. Data dan Sumber Data .................................................................. 364.3. Metode Pengumpulan Data dan Informasi..................................... 364.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 374.5. Analisis Deskriptif ........................................................................ 374.6. Analisis Pendapatan...................................................................... 37

V. GAMBARAN UMUM BISNIS AGRO FARM

5.1. Profil Agro Farm........................................................................... 395.2. Deskripsi Proses Pelaksanaan Kemitraan Lobak............................. 405.3. Mekanisme Suplai Bibi Kepada Petani Lobak................................. 425.4. Sistem Panen dan Pembayaran Hasil Panen.................................... 425.5. Alasan-alasan Petani Bermitra.................................... .................... 435.6. Manfaat Pelaksanaan Kemitraan...................................................... 445.7. Karakteristik Petani Lobak Responden............................................ 455.8. Gambaran Umum Budidaya Lobak Korea dan Lobak Daikon

Di Desa Ciherang.......................................................................... 48

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis Pendapatan Petani Responden ......................................... 536.2. Penerimaan Petani Responden Lobak per Musim Tanam .............. 536.3. Pengeluaran Petani Responden Lobak per Musim Tanam ............. 53

6.3.1.1. Biaya Tunai .................................................................... 556.3.1.1.1. Saprotan ......................................................... 556.3.1.1.2. Tenaga Kerja Luar Keluarga .......................... 566.3.1.1.3. Sewa Lahan ................................................... 57

6.3.1.2. Biaya Non Tunai ............................................................ 576.3.1.1.1. Biaya penyusutan Alat-alat Pertanian ............. 576.3.1.1.2. Tenaga Kerja Dalam Keluarga ....................... 58

6.4. Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani dan R/C Rasio ........ 596.5. Saluran Pemasaran Lobak Bulat dan Panjang................................ 61

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan................................................................................... 637.2. Saran ............................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 65

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Nilai PDB Hortikultura Indonesia BerdasarkanKelompokKomoditiTahun 2007-2008 ……………………………………………………………. 1

2. ProduksiTanamanSayuran di Indonesia Tahun 2003-2007 ……………….. 2

3. KonsumsiTanamanHortikulturaKhususnyaBuah-buahandanSayuranDi Indonesia Tahun 2007-2008 …………………………………………….. 3

4. Tingkat ProduktivitasBeberapaTanamanSayuran di IndonesiaTahun 2003-2007 …………………………………………………………… 3

5. ProduksiKomoditasSayuran di KawasanAgropolitan WilayahKecamatanCipanasTahun 2005-2007 …………………………………….. 4

6. PermintaanLobakPada Agro Farm 2005-2009 …………………………… 6

7. KomposisiZatGiziLobak Per 100 Gram …………………………………. 11

8. BeberapaJenisSayuranProduksi Agro Farm ……………………………... 40

9. PetaniLobakBulatdanPanjangBerdasarkanKelompokUmur ………….. 45

10. PetaniLobakBulatdanPanjangBerdasarkan Tingkat Pendidikan ……….. 46

11. PetaniLobakBulatdanPanjangBerdasarkanLuasLahanUsahatani …….. 47

12. PetaniLobakBulatdanPanjangBerdasarkan Tingkat Pengalaman ………. 48

13. Total BiayaUsahataniLobakBulatdanPanjang Per MusimTanam ……… 54

14. KomponenBiayaTunaiUsahataniLobakBulatdanPanjang ……………... 55

15. Biaya Non TunaiUsahataniLobakBulatdanPanjangPer MusimTanam .. 57

16. PendapatanUsahatanidan R/C RasioLobakBulatdanPanjangPer MusimTanam …………………………………………………………... 60

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Pola Kemitraan Inti Plasma …………………………………….………….. 19

2. Pola Kemitraan Subkontrak ……………………………………………….. 20

3. Pola Kemitraan Dagang Umum ……………………………………..…….. 21

4. Pola Kemitraan Keagenan …………………………………………………. 22

5. Pola Kemitraan Kerjasama Operasional Agribisnis ………………..……… 23

6. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Dampak Kemitraan AntaraAgro Fram dengan Petani Mitra Lobak Bulat dan Panjang ………………… 35

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jenis-Jenis Komoditas Budidaya Agro Far ............................. ......................... ........ 68

2. Struktur Organisasi Agro Farm ................................................................................... 71

3. Penerimaan Penjualan Lobak Korea dan Daikon Per Musim Tanam .......... ............. 72

4. Biaya Rata-Rata Petani Lobak .................................................................................... 73

5. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Umur, Luas Lahan,Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pengalaman ............................................................ 75

6. Kuisioner Penelitian ................................................................................................... 76

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian di Indonesia yang cukup

potensial. Hal ini dikarenakan subsektor hortikutura terus mengalami perkembangan yang

signifikan sesuai dengan kondisi perekonomian negara (Departemen Pertanian, 2002).

Hortikultura memegang peranan penting dalam sumber pendapatan petani, perdagangan

maupun penyerapan tenaga kerja. Secara nasional, berdasarkan struktur pembentukan PDB

sektor pertanian, subsektor hortikultura memberikan sumbangan terhadap Produk Domestik

Bruto (PDB) secara signifikan.

Subsektor hortikultura terdiri dari tanaman sayuran, buah-buahan, obat-obatan, dan

tanaman hias. Hal ini disebabkan pertumbuhan sebesar 4,55 persen dari total PDB sektor

pertanian pada periode 2007-2008. Nilai PDB Hortikultura Indonesia berdasarkan kelompok

komoditi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Indonesia Berdasarkan Kelompok Komoditi Tahun 2007-2008.

KomoditasNilai PDB (dalam Rp Milyar)

Peningkatan (%)2007 2008*)

Buah-buahan 42.36 42.66 4.02

Sayuran 25.59 27.42 7.18

Tanaman Hias 4.11 4.12 0.32

Biofarmaka 4.74 6.09 28.48

Total 76.80 80.29 4.55

Keterangan: *) Angka PerkiraanSumber: Departemen Pertanian (2008)

Berdasarkan Tabel 1, sayuran merupakan salah satu bagian dari tanaman hortikultura

yang penting dan memiliki peluang untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan sayuran

termasuk komoditas yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat dan merupakan komoditas

pangan yang banyak diperjualbelikan sehari-hari.

Selain itu, jika dilihat dari tahun ke tahun, produksi sayuran cenderung mengalami

peningkatan. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya permintaan terhadap komoditas

sayuran (Tabel 2).

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Tabel 2. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun 2003-2007.

No KomoditasProduksi (Ton)

2003 2004 2005 2006 2007

1 Bawang Merah 762.795 757.399 732.610 794.929 802.810

2 Bawang Putih 38.957 28.851 20.733 21.052 17.312

3 Bawang Daun 345.720 475.571 501.437 571.264 479.924

4 Kentang 1.009.979 1.072.040 1.009.619 1.011.911 1.003.732

5 Lobak 26.340 30.625 54.226 49.344 42.076

6 Kol/Kubis 1.348.433 1.432.814 1.292.984 1.267.745 1.288.738

7 Petsai/Sawi 459.253 534.964 548.453 590.400 564.912

8 Wortel 355.802 423.722 440.001 391.370 350.170

9 Kacang Merah 90.281 107.281 132.218 125.251 112.271

10 Kembang Kol 86.222 99.994 127.320 135.517 124.252

Sumber: Departemen Pertanian (2008)

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa produksi beberapa tanaman sayuran di

Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan sayuran masih berpotensi

untuk dikembangkan di masa depan sebagai salah satu sumber pangan nasional. Masyarakat

banyak yang berprofesi sebagai petani sayuran sebagai matapencaharian utama, sehingga

sayuran sangat mempengaruhi aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Saat ini masyarakat semakin memahami pentingnya hidup sehat dengan cara

mengkonsumsi makanan yang sehat pula. Kesadaran gizi menyebabkan kecenderungan

masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan berlemak tinggi terutama berasal dari bahan

hewani dan beralih mengkonsumsi sayuran. Jumlah industri yang meningkat seperti

supermarket, restoran, convention centre, hotel, apartemen, dan rumah sakit membutuhkan

pasokan sayuran lebih besar. Hal tersebut menyebabkan permintaan sayuran sebagai sumber

bahan pangan cenderung meningkat dan menjadi faktor yang mempengaruhi konsumsi

sayuran di negara Indonesia. Tabel 3 menunjukan konsumsi tanaman hortikultura di

Indonesia.

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Tabel 3. Konsumsi Tanaman Hortikultura Khususnya Buah-buahan dan Sayuran diIndonesia Tahun 2007-2008.

KomoditiKonsumsi (kg/thn/kapita)

Peningkatan (%)Tahun 2007 Tahun 2008

Buah-buahan 34.06 35.52 4.29

Sayuran 40.90 41.32 1.03

Jumlah 74.96 76.84 2.51

Keterangan: *) Angka PerkiraanSumber: Departemen Pertanian (2008)

Kebutuhan sayuran cenderung meningkat setiap tahunnya seiring dengan peningkatan

pertumbuhan penduduk dan pendapatan per kapita. Berdasarkan data dari World Bank dan

World Development Report (1993) serta International Rice Research Institute (1994) dalam

Rukmana dan Yuniarsih (1996) perkiraan jumlah penduduk dunia pada tahun 2025 naik

menjadi 8,345 milyar, sementara penduduk Indonesia tahun 2025 naik menjadi 275 juta.

Peningkatan konsumsi sayuran dapat tercermin dari perubahan pola pikir hidup sehat. Hal

tersebut mengakibatkan semakin diminatinya makanan-makanan sehat seperti sayur-sayuran.

Masyarakat Indonesia umumnya menyukai sayuran sebagai menu makanan sehari-hari.

Sayuran masih berpeluang untuk dikembangkan menjadi komoditas yang dapat memberikan

manfaat ekonomi bagi masyarakat karena memiliki produktivitas yang cukup baik (Tabel 4).

Tabel 4. Tingkat Produktivitas Beberapa Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun 2003-2007.

No KomoditiPoduktivitas (Ton/Ha)

2003 2004 2005 2006 2007

1 Kentang 15.32 16.39 16.40 16.94 16.09

2 Wortel 16.55 17.53 17.85 16.97 14.78

3 Lobak 15.98 12.41 16.46 13.51 13.32

4 Labu 11.64 10.24 11.54 12.67 12.21

Sumber: Direktorat Jendral Hortikultura (2007)

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa lobak merupakan komoditas sayuran yang

memiliki tingkat produktivitas yang cukup baik dari tahun 2003 sampai 2007 sebesar 14.34

ton/ha. Selain itu, komoditas ini juga termasuk komoditas yang dapat tumbuh baik apabila

perlakuan yang diberikan selama budidaya tepat. Hal ini menunjukkan lobak merupakan

tanaman sayuran yang potensial untuk dikembangkan menjadi komoditas komersial yang

menguntungkan (Direktorat Jendral Hortikultura, 2008).

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Lobak merupakan tanaman hortikultura yang cukup populer. Pada umumnya lobak

digunakan sebagai campuran sop, soto atau hanya rebusan sebagai lalap. Akan tetapi tren ini

berubah dengan semakin banyaknya restoran yang bermunculan, khususnya restoran-restoran

korea dan jepang. Restoran tersebut menyajikan lobak sebagai menu hidangan seperti salad,

kimci dan asinan. Oleh karena, itulah permintaan akan lobak ini terus mengalami peningkatan

yang signifikan.

Propinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah utama penghasil lobak. Salah satu

sentra produksi lobak di Jawa Barat adalah Kabupaten Cianjur yaitu di kawasan Rintisan

Agropolitan yang berada di wilayah Kecamatan Cipanas. Jika dilihat dari jumlah produksi

beberapa komoditas sayuran di Kawasan Rintisan Agropolitan wilayah Kecamatan Cipanas

tahun 2005-2007, produksi lobak menempati posisi paling bawah diantara produksi sayuran

lainnya seperti wortel, Bawang Daun dan Kubis. Hal ini antara lain disebabkan karena petani

di daerah Cianjur lebih menyenangi menanam wortel ataupun bawang daun yang lebih mudah

penanamannya. Akan tetapi, walaupun lobak ini menempati posisi paling bawah tetapi

produksi dari tahun ke tahunnya meningkat (Tabel 5).

Tabel 5. Produksi Komoditi Sayuran di Kawasan Agropolitan Wilayah Kecamatan CipanasTahun 2005-2007.

Jenis KomoditiProduksi ( Ton )

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Wortel 25.547 13.813 12.469

Bawang daun 7.774 7.932 8.644

Kubis 5.682 2.401 1.640

Sawi 1.544 1.619 332

Lobak 1.558 3.264 4.498

Sumber : Dinas Pertanian Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur (2007)

Jenis lobak yang dibudidayakan di Indonesia bermacam-macam, salah satunya adalah

lobak korea atau yang sering dikenal dengan lobak bulat. Jenis lobak ini dikembangkan di

daerah Cianjur karena iklim Cianjur cocok untuk menanam lobak korea. Selain lobak korea,

para petani di daerah Cianjur juga menanam lobak daikon atau yang sering dikenal lobak

panjang yang memang sudah terlebih dahulu dikenal dan dibudidayakan di daerah ini.

Tanaman lobak yang telah dipanen umumnya dijual ke tengkulak, pasar ataupun ke

perusahaan distribusi sayuran yang ada di sekitar Cianjur.

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Salah satu perusahaan distribusi sayuran yang berada di daerah Cianjur tepatnya di

daerah Ciherang adalah Agro Farm. Agro Farm mengkhususkan aktivitasnya sebagai

pedagang besar yang membeli sayuran hasil dari petani pemasok dan memberikan perlakuan

pasca panen pada sayuran yang telah dibelinya berupa pembersihan, sortasi,

pengklasifikasian dan pengemasan untuk kemudian memasarkannya ke pasar swalayan dan

restoran. Sejak awal berdirinya, perusahaan ini menjalankan kerjasama dengan para petani

sayuran melalui kemitraan yang menguntungkan dimana perusahaan bertindak sebagai

penyedia input produksi sedangkan petani yang menjadi mitranya mengolah atau memproses

input tersebut untuk menghasilkan output yang diharapkan.

1.2. Perumusan masalah

Agro Farm sebagai salah satu perusahaan agribisnis yang bergerak dalam

pendistribusian sayur-sayuran segar memasarkan produknya ke pasar swalayan dan restoran.

Dengan demikian, perusahaan membutuhkan pasokan bahan baku dari petani mitra untuk

memenuhi kebutuhannya. Lobak korea dan lobak daikon merupakan beberapa jenis sayuran

yang sedang dikembangkan perusahaan. Permintaan terhadap lobak khususnya dari lobak

korea dan panjang terus mengalami peningkatan, namun Agro Farm belum dapat memenuhi

semua permintaan tersebut. Oleh karena itu, bahan baku produksi lobak korea perlu menjaga

kontinuitas agar menjadi lancar dan terus meningkat. Berdasarkan informasi yang diperoleh

dari Agro Farm, diketahui bahwa permintaan terhadap lobak mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun rata-rata sebesar 15 persen. Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Permintaan Lobak Pada Agro Farm Tahun 2005-2009

TahunPermintaan

Produksi (Kg) Pertumbuhan (%)

2005 30.164 -

2006 34.668 14.93

2007 40.219 16.01

2008 46.235 14.96

2009 53.217 15.10

Sumber: Agro Farm (2010)

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Pada umumnya konsumen sangat memperhatikan kesegaran, daya tahan, dan

kesesuaian kriteria produk yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, produk yang

dipasarkan oleh Agro Farm merupakan produk hortikultura yang mudah rusak. Kendala yang

sering dialami oleh perusahaan menyangkut masalah kontinuitas, kuantitas dan kualitas

produksi sayuran. Perusahaan harus mampu menjaga peningkatan produksi dan

mempertahankan kualitas lobak yang dibudidayakan karena berhubungan dengan pasar lobak

yang ekskusif. Adapun kendala yang sering dihadapi petani lobak adalah mengenai jaminan

pemasaran. Selain itu, petani mengalami permasalahan dalam penerapan manajemen, kualitas

sumberdaya manusia (SDM), dan penggunaan teknologi yang sederhana. Petani juga masih

terkendala dalam hal harga jual lobak yang rendah dan berfluktuasi jika hasil panen mereka

dijual langsung ke pasar. Berdasarkan hal tersebut, pengembangan pola kemitraan merupakan

salah satu alternatif dalam mengatasi masalah tersebut. Dengan demikian, peluang

permintaan yang semakin meningkat dapat dimanfaatkan secara optimal. Walaupun manfaat

bermitra cukup besar, tidak semua petani melakukan kemitraan dengan perusahaan. Hal ini

menyangkut pola pikir petani yang masih memiliki anggapan bahwa kemitraan tidak

memberikan keuntungan apapun bagi mereka.

Agro Farm dengan petani mitra sudah memiliki kesepakatan mengenai penyediaan

faktor-faktor produksi yang diperlukan dalam pembudidayaan lobak. Agro Farm

menyediakan faktor-faktor produksi yang dibutuhkan oleh para petani lobak mitra. Faktor-

faktor produksi yang dibutuhkan diantaranya benih lobak dan saprotan lainnya. Dengan

demikian, petani lobak harus memanfaatkan faktor-faktor produksi tersebut untuk

menghasilkan lobak yang sesuai dengan ketentuan.

Agro Farm dengan petani mitra juga telah membuat kesepakatan mengenai jumlah

lobak yang harus diserahkan petani kepada Agro Farm setiap kali panen. Hal ini disebabkan

jumlah lobak hasil panen para petani yang harus diserahkan kepada Agro Farm sudah

ditentukan dengan jumlah tertentu, sehingga meskipun jumlah produksi lobak petani melebihi

kuota tersebut, tetapi yang harus diserahkan atau disetor petani kepada Agro Farm tetap harus

sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan oleh Agro Farm. Hal ini berlaku pula untuk semua

jenis komoditas sayuran lainnya yang dihasilkan oleh para petani mitra. Adanya kuota

tersebut dimaksudkan agar produk yang dipasarkan sesuai dengan kondisi permintaan di

pasar, sehingga melimpahnya produk di pasar yang berakibat pada turunnya harga jual

produk tersebut dapat diminimalisasi.

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Sementara itu, lobak yang dihasilkan para petani dikumpulkan terlebih dahulu di Agro

Farm untuk kemudian dilakukan pemilahan yang bertujuan untuk memisahkan antara lobak

yang sudah sesuai standar dan ketentuan Agro Farm dengan lobak yang tidak sesuai dengan

standar dan ketentuan tersebut. Adapun beberapa perbedaan yang mencolok dari komoditi

ini, untuk lobak korea memiliki pasar yang esklusif dan lobak daikon memiliki pasar yang

umum dan bisa dijumpai dipasar-pasar modern, untuk lobak daikon ini banyak diminati oleh

orang jepang. Adapun harga lobak korea di Agro Farm sekitar Rp. 1.500 per kg sedangkan

Sedangkan Lobak daikon sebesar Rp. 1.300 per kg sedangkan dipasaran dijual sekitar Rp.

1.000/kg. Hal ini menunjukkan bahwa melalui kemitraan petani diuntungkan, Agro Farm

memberikan harga yang lebih tinggi dibandingkan harga pasar.

Kerjasama antara Agro Farm dengan petani lobak didasarkan pada kepentingan kedua

belah pihak yang diharapkan dapat saling menguntungkan. Hasil yang diharapkan dari

pelaksanaan kemitraan ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan memberikan jaminan

pasar yang pasti untuk hasil produksi yang diusahakan.

Agro Farm memproduksi dua macam lobak yaitu lobak korea dan daikon dan para

petani lobak korea dan daikon menjalin kemitraan dengan perusahaan, sehingga perlu juga

dibandingkan bagaimana keuntungan yang didapatkan oleh petani lobak korea dengan petani

lobak daikon yang merupakan mitra Agro Farm tersebut. Selain itu, perlu juga dilihat

bagaimana saluran pemasaran dari lobak korea dan lobak daikon untuk memperoleh

gambaran mengenai karakteristik pemasaran lobak.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji

yaitu:

1. Bagaimana pelaksanaan kemitraan antara petani lobak korea dan lobak daikon di Desa

Ciherang Kabupaten Cianjur Jawa Barat dengan Agro Farm di Cianjur, Jawa Barat?

2. Bagaimana pendapatan usahatani petani lobak korea dan petani lobak daikon?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengkaji pelaksanaan kemitraan antara petani lobak korea dan lobak daikon dengan Agro

Farm.

2. Menganalisis tingkat pendapatan yang diperoleh petani lobak korea dengan petani lobak

daikon

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

1.4. Kegunaan penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi petani lobak

guna pengembangan produksi lobak dengan pola kemitraan yang saling menguntungkan dan

kesinambungan. Selain itu juga diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi

perusahaan dalam menyempurnakan kinerja pelaksanaan kemitraan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dan dibataskan pada anggota kelompok tani Agro Segar yang

membudidayakan lobak, baik petani lobak korea maupun lobak daikon. Budidaya ini

dilakukan sepanjang musim, baik pada musim kemarau ataupun musim hujan.

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Agribisnis Lobak

Tanaman lobak berasal dari Asia Barat, khususnya Cina, kemudian menyebar ke

seluruh daratan Asia, Amerika Selatan, Afrika dan daerah tropis lainnya. Sebutan lain dari

lobak adalah Daikon (Asia), Radish (Inggris), Lu Fu (Cina), Mullong (India), Labanos

(Filipina), Monla (Birma), dan Rabano (Spanyol). Tanaman lobak ini merupakan tanaman

tahunan yang termasuk dalam famili Cruciferae, famili yang sama dengan kubis, mustard

(Direktorat Jenderal Hortikultura, 2005).

Akarnya berbentuk umbi yang dapat dimakan. Kulit luar dari umbi berwarna merah

maupun putih tergantung dari varietasnya. Jaringan dalam umbi berwarna putih. Umbi dari

lobak merah berbentuk bulat, sedang umbi lobak putih berbentuk silinder memanjang. Ujung

dari umbi lobak biasanya runcing. Menurut (Rukmana, 1995), umbi akar ini akan berpori bila

semakin tua.

Batangnya lurus dan berbulu, daunnya berwarna hijau tua dan agak berbulu, kadang-

kadang lembaran daun sebelah ujung lebih besar daripada pangkalnya, sedang pinggirannya

berlekuk. Pada lobak putih panjang daun kira-kira 60 cm, dengan jumlah delapan sampai 12

pasang helai. Lobak merah memiliki daun lebih pendek, panjangnya kira-kira 25 cm. Umbi

dan daunnya jika dimakan rasanya agak pedas, karena kandungan glikosidanya.

Bunga tanaman lobak berwarna putih atau merah muda, bentuknya kecil dan tersusun

satu demi satu sepanjang batang. Buahnya bergelembung dengan ujung yang panjang

berbentuk kerucut. Panjang buah lobak ini kira-kira tiga sampai tujuh cm dan diameternya

1,5 cm. Didalam buah ini terkandung delapan sampai 12 biji. Bijinya berwarna kuning atau

coklat. Dalam satu gram terdapat 70-100 biji (Rukmana, 1995).

Lobak ditanam dari bijinya. Bibit lobak tidak perlu didatangkan dari luar negeri

(impor), cukup dari hasil biji sendiri karena tanaman ini mudah berbunga dan berbiji. Biji-biji

tersebut dapat ditanam langsung di kebun tanpa disemai terlebih dulu. Untuk penanaman

seluas satu ha diperlukan biji sebanyak lima kg.

Tanaman lobak dapat tumbuh pada kondisi iklim yang bervariasi, walupun

sebenarnya kondisi optimum tumbuh di daerah tropis berhawa sejuk. Lobak dapat tumbuh

pada berbagai kondisi tanah, tetapi lebih menyukai kondisi tanah lempung berpasir. Tanah

dengan kondisi liat yang berat menyebabkan umbi tumbuh dengan bentuk yang jelek. Tanah

yang baik untuk tanaman ini adalah tanah humus yang subur, dan udara yang dingin dengan

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

pH tanah enam sampai tujuh (Tindall, 1986). Karena itu lobak banyak dibudidayakan di

beberapa tempat dataran tinggi Indonesia.

Jika biji lobak telah tumbuh, maka akan dibiarkan sampai tanaman menjadi kuat, baru

kemudian diperjarang. Kemudian setiap rumpun ditinggalkan dua tanaman yang paling baik.

Tanaman lainnya dicabut dan dijual sebagai lalap. Apabila tanaman agak besar dan umbi akar

telah terbentuk, kemudian di lakukan penimbunan untuk mencegah agar pangkal umbi tidak

berserat. Pemupukan dilakukan dengan pupuk kandang atau pupuk buatan yang mengandung

enam persen nitrogen, delapan sampai sepuluh persen asam phospat dan enam sampai

delapan & kalium. Rekomendasi yang diberikan untuk pemakaian pupuk ini adalah 1.120-

1.680 kg/ha. Dalam hal ini pemberian pupuk tergantung pada jenis sayuran tersebut.

Pada daerah tropis hasil panen terbaik diperoleh pada suhu bulanan minimum 19-22 o

C dan maksimum 30-33 o C. Lobak putih dapat dipanen setelah 30 – 50 hari setelah ditanam

dan lobak merah dipanen setelah 20 – 25 hari setelah ditanam, tergantung pada cara

penanaman, iklim dan tingkat kemasakan. Pada tingkat ini umbi masih lunak, tidak begitu

getir dan renyah, dan biasanya sudah mencapai ukuran yang sesuai untuk dipasarkan. Lobak

dipanen pada tingkat kemasakan ini sebelum berempulur dan berserabut. Waktu dipanen

seluruh tanaman dicabut (Rukmana, 1995). Pemasaran dapat dilakukan dengan atau tanpa

daun. Bila daun-daun disertakan, daun-daun itu diikat. Bila tanpa daun, pemotongan daun-

daunnya dilakukan setelah pencabutan.

Komposisi kimia lobak seperti terlihat pada Tabel 7, diketahui bahwa kandungan air

lobak sangat tinggi yaitu sekitar 94,1 gram pada tiap 100 gram bahan, atau sekitar 94,1 persen

dari lobak adalah air. Kandungan air yang tinggi ini yang menyebabkan lobak mudah rusak.

Tabel 7. Komposisi Zat Gizi Lobak per 100 Gram.

Komponen JumlahKalori ( kal ) 19.00Protein ( g ) 0.90Lemak ( g ) 0.10Karbohidrat ( g ) 4.20Kalsium ( mg ) 35.00Fosfor ( mg ) 26.00Besi ( mg ) 0.60Vitamin A ( I.U.) 10.00Vitamin B1 ( mg ) 0.03Vitamin C ( mg ) 32.00Air ( g ) 94.10

Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1979).

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Menurut Biro Pusat Statistik (1991) jumlah lobak di Indonesia semakin bertambah

dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena cara penanaman yang makin baik, juga ada

perluasan areal tanah untuk penanaman lobak. Lobak merupakan tanaman yang mudah

tumbuh dan siap dipanen tiga sampai enam minggu setelah waktu penanaman. Adapun

manfaat lain dari lobak yaitu menyembuhkan liver da mencegah infeksi virus seperti batuk

dan flu.

1.6.Kajian Kemitraan Agribisnis

Penelitian terdahulu dimaksudkan untuk mengkaji penelitian-penelitian yang telah

dilakukan dengan mengangkat topik, komoditas, produk maupun alat analisis yang sama

sehingga dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan penelitian dan dapat dijadikan

pembelajaran. Namun penelitian yang membahas kemitraan tentang komoditi lobak masih

sangat sedikit.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang menjadi referensi penelitian ini, dapat

dikatakan bahwa adanya kemitraan tidak dapat menjamin petani dapat meningkatkan

kesejahteraannya. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang mengakibatkan

kemitraan menjadi tidak signifikan dampaknya terhadap petani. Hal ini dapat dilihat pada

penelitian yang dilakukan oleh Saraswati (2002) yang mengkaji dampak pelaksanaan

kemitraan terhadap pendapatan petani mitra antara PT. Bumi Mekar Tani dengan petani

kacang tanah di Kabupaten Subang. Berdasarkan analisis pendapatan usahatani diketahui

bahwa pendapatan atas biaya total petani non mitra. Sebelum bermitra pendapatan atas biaya

total petani mitra mencapai Rp. 725.903,11 sedangkan setelah bermitra menjadi Rp.

352.069,93. Angka ini juga sedikit lebih kecil dibandingkan dengan petani non mitra yaitu

Rp. 403.711,86.

Kecilnya pendapatan petani mitra ini disebabkan tingginya harga benih dan pupuk

dari perusahaan yang menyebabkan biaya tunai petani mitra lebih besar daripada sebelum

bermitra dari petani non mitra. Total produksi yang lebih kecil akibat pengaruh musim

kemarau juga merupakan salah satu faktor penyebabnya.

Dilihat dari segi pendapatan petani mitra, tidak terjadi peningkatan pendapatan yang

diterima oleh petani mitra. Pendapatan petani mitra sebelum mengikuti kemitraan justru lebih

besar jika dibandingkan dengan saat mereka mengikuti kemitraan. Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya hal ini, berasal dari dalam kemitraan itu sendiri, yaitu pelunasan

pinjaman petani mitra yang belum terselesaikan, disamping itu faktor-faktor dari luar

kemitraan, seperti pengaruh musim kemarau.

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Adapun penelitian yang dilakukan Agreianti (2009) yang mengkaji pengaruh

kemitraan terhadap produktivitas dan pendapatan petani kakao dikabupaten Gunung Kidul,

Yogyakarta dapat memberikan gambaran lain mengenai kemitraan. Hal tersebut disebabkan

kemitraan memberikan manfaat nyata bagi petani, termasuk dalam peningkatan pendapatan

namun pendapatan yang diterima oleh petani yang bermitra belum dapat dikatakan optimal

karena perbedaannya dengan pendapatan petani yang tidak bermitra tidak terlalu jauh.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemitraan memberikan manfaat bagi kedua

belah pihak. Manfaat bagi perusahaan adalah mendapatkan pasokan biji kakao berfermentasi,

menghemat biaya produksi, dan bertambahnya mitra usaha yang loyal terhadap perusahaan.

Manfaat bagi petani kakao mitra adalah bimbingan teknis, pembayaran secara tunai melalui

kelompok tani, pemberian bantuan pupuk, dan kemudahan untuk memasarkan produkya.

Hasil analisis usahatani membuktikan bahwa adanya kemitraan antara PT. Pagilarang

dengan petani kelompok tani Ngupadikoyo dapat meningkatkan penerimaan, karena apabila

dibandingkan dengan pendapatan non petani mitra, pendapatan atas biaya tunai petani mitra

lebih besar yaitu Rp. 1.187.425 dan petani non mitra sebesar Rp. 694.445, sehingga

menyebabkan pendapatan petani mitra lebih besar. Akan tetapi, bila dilihat secara uji statistik

yaitu uji-t untuk melihat seberapa besar perbedaan nyata pendapatan petani mitra dan petani

non mitra hasil t-hitung 0,0010, dimana nilai t-hitung ini dibawah nilai t-tabel yaitu 1,96

sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan petani mitra dan petani non mitra tidak

berbeda nyata, jadi adanya kemitraan tidak berpengaruh pada pendapatan petani kakao.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Mia (2009) mengenai keberhasilan

pelaksanaan kemitraan dalam meningkatkan pendapatan antara petani semangka di kabupaten

Kebumen Jawa Tengah dengan CV Bimandiri menunjukkan manfaat yang diperoleh petani

melalui kemitraan. Berdasarkan hasil penelitian kemitraan yang di jalankan oleh CV

Bimandiri dirumuskan dalam sebuah memo kesepakatan antar kedua belah pihak yang

memuat hak dan kewajibannya masing-masing. Hak petani sebagai mitra adalah petani

mendapatkan harga jual sesuai dengan yang telah disepakati dan juga mendapatkan

bimbingan teknis dari pihak perusahaan.

Berdasarkan analisis pendapatan usahatani diketahui bahwa pendapatan atas biaya

total petani mitra lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatan atas biaya total petani non

mitra. Pendapatan atas biaya total petani mitra mencapai Rp. 5.935.667, sedangkan

pendapatan total petani non mitra adalah Rp. 2.430.733. Hal ini disebabkan karena harga jual

semangka petani mitra lebih besar dibandingkan dengan petani semangka non mitra.

Demikian pula dengan R/C atas biaya total petani mitra yang relatif lebih besar dibandingkan

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

dengan petani non mitra. R/C atas biaya total petani mitra adalah 1.85, artinya setiap satu

rupiah yang dikeluarkan oleh petani akan memberikan tambahan keuntungan sebesar 1.85.

Sedangkan R/C atas biaya total petani non mitra adalah sebesar 1.4, artinya setiap satuan

rupiah yang dikeluarkan oleh petani akan memberikan tambahan keuntungan hanya sebesar

Rp. 14. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemitraan yang dilakukan oleh petani

semangka terbukti dapat meningkatkan pendapatan petani dengan perbedaan yang mencolok

dengan pendapatan yang diterima petani non mitra. Hal ini menunjukkan kemitraan tersebut

berhasil meningkatkan kesejahteraan petani semangka.

Sejalan dengan itu, Penelitian yang dilakukan oleh Aryati (2009) mengenai analisis

pengaruh kemitraan dengan judul Analisis Pengaruh Kemitraan terhadap Pendapatan

Usahatani Kacang Tanah, penelitian diarahkan untuk mengevaluasi pelaksanaan kemitraan

antara PT. Garudafood dengan petani kacang yang berada di daerah Cianjur juga

menunjukkan hasil yang sama. Berdasarkan evaluasi pelaksanaan masih terdapat beberapa

hal yang tidak sesuai dengan perjanjian, seperti masih ada petani yang menggunakan pupuk

tidak sesuai dosis, menjual hasil produknya ke perusahan lain dan waktu tanam yang tidak

sesuai dengan perjanjian. Meskipun demikian pelaksanaan kemitraan tersebut memberikan

manfaat kepada petani yaitu adanya kepastian pasar, kepastian harga, meningkatkan

pendapatan dan menambah pengetahuan mengenai budidaya kacang tanah.

Berdasarkan hasil analisis pendapatan usahatani, petani mitra memperoleh pendapatan

usaha yang lebih baik jika dibandingkan dengan petani non mitra, baik untuk pendapatan atas

biaya tunai maupun pendapatan atas biaya total. Hasil imbangan dapat diketahui R/C rasio

atas biaya tunai dan total petani mitra yaitu 2.77 dan 1.47, sedangkan R/C rasio atas biaya

tunai dan biaya total 1.92 dan 0.96 maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kemitraan

antara PT. Garudafood dengan petani kacang tanah mitra di Desa Palangan memberikan

keuntungan bagi petani mitra, sehingga kemitraan dapat diteruskan.

Adapun Kurnia (2003) mengkaji pelaksanaan pola kemitraan antara perusahaan

agribisnis CV Mekar Dana Profitindo dengan petani bawang merah Brebes. Menurut hasil

penelitian kondisi pelaku kerjasama, kondisi perusahaan cenderung menunjukkan kekuatan

yang terletak pada faktor pemasaran, keuangan dan sumberdaya manusia. Adapun kelemahan

perusahaan terletak pada faktor produksi serta penelitian dan pengembangan. Sebaliknya

kondisi petani cenderung menunjukkan kekuatan pada faktor modal, produksi dan teknologi

sedangkan kelemahannya terletak pada manajemen dan pemasaran.

Berdasarkan hasil analisis pemilihan pola kemitraan antara kedua pelaku, pola

kemitraan yang terpilih saat ini adalah Pola Inti Plasma. Pola inti plasma merupakan pola

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

kemitraan yang dirasakan paling efektif oleh kedua pelaku mengingat kondisi petani yang

masih membutuhkan bantuan dari perusahaan dalam hal sarana produksi, serta bimbingan

teknis dan non teknis dari perusahaan yang dianggap lebih berpengalaman dalam

menjalankan pertanyaan berskala besar.

Kemitraan antara perusahaan dengan petani yang berlangsung selama ini belum

mengalami hambatan meskipun kemitraan yang terbentuk hanya berdasarkan kesepakatan

lisan saja. Namun begitu jika hal tersebut dibiarkan bukan tidak mungkin kemitraan yang

berbentuk dikemudian hari akan mengalami permasalahan.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan

bahwa adanya suatu kemitraan memberikan dampak besar kepada petani mitra khususnya.

Dampak ini terjadi karena adanya berbagai bentuk bantuan yang diberikan oleh perusahaan

seperti dalam hal permodalan, teknis, dan pemasaran. Namun ternyata tidak semua hasil

penelitian menyimpulkan bahwa adanya kemitraan akan memberikan peningkatan

pendapatan bagi petani mitranya, tentu hal ini terkait dengan banyak faktor. Hal inilah

menjadi latar belakang fokus penelitian ini, yaitu mengukur dampak kemitraan pada

pendapatan petani mitra pada komoditi lobak.

Penelitian yang dilakukan oleh Saraswati (2002) dan Aryati (2009) meneliti

komoditas yang sama, yaitu kacang tanah. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian dan

lembaga yang menjalin kemitraan di masing-masing tempat penelitian tersebut. Kedua

penelitian menganalisis mengenai pendapatan usahatani petani mitra dan non mitra. Namun

penelitian terdahulu belum menganalisis sejauh mana perbedaan biaya input produksi pada

kedua bentuk lembaga kemitraan tersebut dapat mempengaruhi perolehan tingkat keuntungan

bagi petani. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu terletak pada analisis

pendapatan usahatani, sedangkan perbedaannya terletak pada komoditas yang dikaji yaitu

lobak bulat dan panjang yang menurut pengetahuan penulis belum pernah ada yang meneliti

sebelumnya setidaknya dari sisi kemitraannya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi

penulis untuk dapat mengangkat aspek-aspek yang mungkin pada penelitian sebelumnya

belum sempat dikemukakan. Selain itu, kemitraan yang selama ini berlangsung antara Agro

Farm dengan petani mitranya juga belum pernah dilakukan. Penelitian ini berusaha mencari

penjelasan tentang fenomena kemitraan yang terjadi serta menemukan alternatif rekomendasi

dari kebijakan yang bisa diambil guna mengatasi permasalahan kemitraan dengan melakukan

analisis terhadap kepuasan petani dalam bermitra.

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Pengertian Kemitraan

Menurut Dirjen Pembinaan Pengusaha Kecil (1994), Departemen Koperasi dan

Pembinaan Pengusaha Kecil, kemitraan adalah hubungan bisnis antara pengusaha besar

dengan pengusaha kecil disertai bantuan pembinaan berupa peningkatan sumber daya

manusia, peningkatan modal kerja dan peningkatan krekit perbankan. Definisi kemitraan

yang terkandung dalam undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 adalah suatu bentuk kerjasama

yang saling menguntungkan serta bertujuan meningkatkan nilai tambah yang maksimal.

Adapun batasan kemitraan usaha agribisnis menurut Hafsah (2000) adalah hubungan

bisnis usaha pertanian yang melibatkan satu atau sekelompok orang yang berbadan hukum

dengan satu atau sekelompok orang/badan usaha dimana masing-masing pihak memperoleh

penghasilan dan usaha bisnis yang sama atau saling berkaitan dengan tujuan menjamin

terciptanya keseimbangan, keselarasan, dan keterpaduan yang dilandasi rasa saling

menguntungkan, saling memerlukan dan saling melaksanakan etika bisnis.

Secara ekonomi, kemitraan didefinisikan sebagai :

1. Esensi kemitraan terletak pada kontribusi bersama, baik berupa tenaga ( Labour) maupun

benda ( properti ) atau keduanya untuk tujuan kegiatan ekonomi. Pengendalian kegiatan

dilakukan bersama dimana pembagian keuntungan dan kerugian distribusi diantara dua

pihak yang bermitra. ( Burrns, 1996 dalam Badan Agribisnis Departemen Pertanian, 1998

).

2. “Partnership atau Alliance” adalah suatu asosiasi yang terdiri dari dua orang atau usaha

yang sama-sama memiliki sebuah perusahaan dengan tujuan untuk mencari laba. (

Winardi, 1971 dalam Badan Agribisnis Departemen Pertanian, 1998 ).

3. Kemitraan adalah suatu persekutuan dari dua orang atau lebih sebagai pemilik bersama

yang menjalankan suatu bisnis mencari keuntungan. ( Spencer, 1977 dalam Badan

Agribisnis Departemen Pertanian, 1998 ).

4. Suatu kemitraan adalah suatu perusahaan dengan sejumlah pemilik yang menikmati

bersama keuntungan-keuntungan dari perusahaan dan masing-masing menanggung

liabilitas yang tidak terbatas atas hutang-hutang perusahaan. ( McEachern, 1988 dalam

Badan Agribisnis Departemen Pertanian, 1998 ).

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas, maka kemitraan dalam agribisnis dapat

diartikan sebagai jalinan kerjasama yang berorientasi ekonomi (bisnis) yang

berkesinambungan antara dua atau lebih pelaku agribisnis, baik dalam satu subsistem maupun

antara subsistem agribisnis (keterkaitan antar subsistem). Jalinan kerjasama tersebut harus

saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan, sehingga hubungannya

akan berkesinambungan.

3.1.2 Maksud dan Tujuan Kemitraan

Pada dasarnya maksud dan tujuan dari kemitraan adalah “ Win-Win Solution

Partnership”. Kesadaran dan saling menguntungkan disini tidak berarti para patisipan dalam

kemitraan tersebut harus memiliki kemampuan dan kekuatan yang sama, tetapi yang lebih

dipentingkan adalah adanya posisi tawar yang setara berdasarkan peran masing-masing.

Berdasarkan pendekatan cultural, kemitraan bertujuan agar mitra usaha dapat

mengadopsi nilai-nilai baru dalam berusaha seperti perluasan wawasan, prakarsa, kreatifitas,

berani mengambil risiko, etos kerja, kemampuan aspek-aspek managerial, bekerja atas dasar

perencanaan dan berwawasan ke depan.

Menurut Hafsah (2000), dalam kondisi yang ideal, tujuan yang ingin dicapai dalam

pelaksanaan kemitraan secara lebih konkret adalah :

1. Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat,

2. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan,

3. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil,

4. Meningkatkan pertumbujan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional,

5. Memperluas lapangan kerja.,

6. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

Saling membutuhkan merupakan salah satu azas tumbuhnya kerjasama antara dua

belah pihak yang bermitra. Kerjasama antara perusahaan besar dengan petani kecil dapat

berlangsung baik jika ada imbalan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Perusahaan besar memiliki akses lebih besar terhadap pasar, informasi, teknologi dan

modal. Sedangkan petani kecil mempunyai sumberdaya potensial untuk dikembangkan

sebagai sumber bahan baku yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan besar. Oleh sebab itu

keberadaan kemitraan usaha ini bagi perusahaan besar bisa mengurangi biaya overhead dan

resiko yang harus diterimanya. Sementara itu petani kecil akan menerima berbagai bantuan

seperti modal, teknologi, manajemen dan kepastian pemasaran produknya.

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

3.1.3. Pola Kemitraan

Dalam sistem agribisnis Indonesia, terdapat lima bentuk kemitraan antara petani

dengan pengusaha besar. Adapun bentuk-bentuk kemitraan yang dimaksud adalah sebagai

berikut :

3.1.3.1. Pola Kemitraan Inti Plasma

Pola ini merupakan hubungan antara petani, kelompok tani, atau kelompok mitra

sebagai plasma dengan perusahaan inti yang bermitra usaha. Perusahaan inti menyediakan

lahan, sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung dan mengolah, serta

memasarkan hasil produksi. Sementara itu, kelompok mitra bertugas memenuhi kebutuhan

perusahaan inti sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati (Hafsah, 2000) :

A. Kelebihan dari pola inti plasma adalah :

1. Tercipta saling ketergantungan dan saling memperoleh keuntungan,

2. Tercipta peningkatan usaha,

3. Dapat mendorong perkembangan ekonomi.

B. Kelemahan dari pola inti plasma adalah :

1. Pihak plasma masih kurang memahami hak dan kewajibannya sehingga kesepakatan yang

telah ditetapkan berjalan kurang lancer.

2. Komitmen perusahaan inti masih lemah dalam memenuhi fungsi dan kewajibannya sesuai

dengan kesepakatan yang diharapkan oleh plasma.

Gambar 1. Pola Kemitraan Inti-Plasma

Sumber : Badan Agribisnis, Departemen Pertanian (1998) dalam Marliana (2009) .

Plasma

PlasmaPerusahaanPlasma

Plasma

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

3.1.3.2. Pola Kemitraan Subkontrak

Pola subkontrak merupakan pola kemitraan antara perusahaan mitra usaha dengan

kelompok mitra usaha yang memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra

sebagai bagian dari produksinya. Kelebihan dari pola subkontrak adalah Pola subkontrak

ditandai dengan adanya kesepakatan tentang kontrak bersama yang mencakup volume, harga,

mutu dan waktu kondusif bagi terciptanya ahli teknologi, modal, keterampilan, dan

produktivitas, serta terjaminnya pemasaran produk pada kelompok mitra. Menurut Hafsah

(2000), kelemahan dari pola subkontrak adalah :

1. Hubungan subkontrak yang terjalin semakin lama cenderung mengisolasi produsen kecil

dan mengarah ke monopoli atau monopsoni, terutama dalam penyediaan bahan baku serta

dalam hal pemasaran.

2. Berkurangnya nilai-nilai kemitraan antara kedua belah pihak. Perasaan saling

menguntungkan, saling memperkuat dan saling menghidupi berubah menjadi penekanan

terhadap harga input yang tinggi atau pembelian produk dengan harga rendah.

3. Kontrol kualitas produk ketat, tetapi tidak diimbangi dengan sistem pembayaran yang

tetap. Dalam kondisi ini, pembayaran produk perusahaan inti sering terlambat bahkan

cenderung dilakukan secara konsinyasi. Di samping itu, timbul gejala eksploitasi tenaga

kerja untuk mengejar target produksi.

Gambar 2. Pola Kemitraan Subkontrak

Sumber : Badan Agribisnis Departemen Pertanian (1998) dalam Marliana (2009).

3.1.3.3. Pola Kemitraan Dagang Umum

Pola kemitraan dagang umum merupakan hubungan usaha dalam pemasaran hasil

produksi. Pihak yang terlibat dalam pola ini adalah pihak pemasaran dengan kelompok usaha

Pengusaha Mitra

Kelompok Mitra Kelompok Mitra

Kelompok MitraKelompok Mitra

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

pemasok komoditas yang diperlukan oleh pihak pemasaran tersebut. Beberapa petani atau

kelompok tani hortikultura bergabung dalam bentuk koperasi atau badan usaha lainnya

kemudian bermitra dengan toko swalayan atau mitra usaha lainnya. Koperasi tani tersebut

bertugas memenuhi kebutuhan toko swalayan dengan persyaratan yang telah ditentukan.

Kelebihan dari pola dagang umum pada dasarnya pola kemitraan ini adalah hubungan

jual beli sehingga diperlukan struktur pendanaan yang kuat dari pihak yang bermitra, baik

perusahaan mitra maupun kelompok mitra. Keuntungan dalam pola kemitraan ini berasal dari

margin harga dan jaminan harga produk yang diperjualbelikan, serta kualitas produk sesuai

dengan kesepakatan pihak yang bermitra. Adapun kelemahan dari pola dagang umum adalah

:

1. Dalam praktiknya, harga dan volume produknya sering ditentukan secara sepihak oleh

pengusaha mitra sehingga merugikan pihak kelompok mitra.

2. Sistem perdagangan seringkali ditemukan berubah menjadi bentuk konsinyasi. Dalam

sistem ini, pembayaran barang-barang pada kelompok mitra tertunda sehingga beban

modal pemasaran produk harus ditanggung oleh kelompok mitra. Kondisi seperti ini

sangat merugikan perputaran uang pada kelompok mitra yang memiliki keterbatasan

permodalan.

Gambar 3. Pola Kemitraan Dagang Umum

Sumber : Badan Agribisnis, Departemen Pertanian (1998) dalam Marliana (2009).

3.1.3.4. Pola Kemitraan Keagenan

Pola kemitraan keagenan merupakan bentuk kemitraan yang terdiri dari pihak

perusahaan mitra dan kelompok mitra atau pengusaha kecil mitra. Pihak perusahaan mitra

(pengusaha besar) memberikan hak khusus kepada kelompok mitra untuk memasarkan

barang atau jasa perusahaan yang dipasok oleh pengusaha besar mitra. Perusahaan besar atau

Kelompok Mitra

Konsumen/Industri

Perusahaan Mitra

Memasarkan produkkelompok mitra

Kelompok mitra

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

menengah bertanggung jawab atas mutu dan volume produk (barang atau jasa), sedangkan

usaha kecil mitranya berkewajiban memasarkan produk atau jasa. Diantara pihak-pihak yang

bermitra terdapat kesepakatan tentang target-target yang harus tercapai dan besarnya fee atau

komisi yang diterima oleh pihak yang memasarkan produk. Kelebihan dari pola keagenan

adalah Pola ini memungkinkan dilaksanakan oleh para pengusaha kecil yang kurang kuat

modalnya karena biasanya menggunakan sistem mirip konsinyasi. Berbeda dengan pola

dagang umum yang justru perusahaan besarlah yang kadang-kadang lebih banyak mengeruk

keuntungan dan kelompok mitra harus bermodal kuat. Kelemahan dari pola keagenan adalah

:

1. Usaha kecil mitra menetapkan harga produk secara sepihak sehingga harganya menjadi

tinggi di tingkat konsumen.

2. Usaha kecil sering memasarkan produk dari beberapa mitra usaha saja sehingga kurang

mampu membaca segmen pasar dan tidak memenuhi target.

Memasok

Memasarkan produkKelompok mitra

Gambar 4. Pola Kemitraan Keagenan

Sumber : Badan Agribisnis, Departemen Pertanian (1998) dalam Marliana (2009).

3.1.3.5. Pola Kemitraan Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA)

Pola kemitraan KOA merupakan pola hubungan bisnis yang dijalankan oleh

kelompok mitra dan perusahaan mitra. Kelompok mitra menyediakan lahan, sarana, dan

tenaga kerja, sedangkan pihak perusahaan mitra menyediakan biaya, modal, manajemen, dan

pengadaan sarana produksi untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu komoditas

pertanian. Di samping itu, perusahaan mitra juga sering berperan sebagai penjamin pasar

produk dengan meningkatkan nilai tambah produk melalui pengolahan dan pengemasan.

Kelebihan dari pola KOA adalah sama dengan keunggulan sistem inti plasma. Pola KOA ini

Kelompok Mitra Perusahaan Mitra

Konsumen

Masyarakat

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

paling banyak ditemukan pada masyarakat pedesaan, antara usaha kecil di desa dengan usaha

rumah tangga dalam bentuk sistem bagi hasil. Sedangkan kelemahan dari pola KOA adalah :

1. Pengambilan untung oleh perusahaan mitra yang menangani aspek pemasaran dan

pengolahan produk terlalu besar sehingga dirasakan kurang adil oleh kelompok usaha

kecilnya.

2. Perusahaan mitra cenderung monopsoni sehingga memperkecil keuntungan yang diperoleh

pengusaha kecil mitranya.

Gambar 5. Pola Kemitraan Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA)

Sumber : Badan Agribisnis Departemen pertanian ( 1998) dalam Marliana (2009).

3.1.4 Kendala-kendala Dalam Kemitraan

Berbagai kasus kemitraan dalam agribisnis selama ini sering adanya keberhasilan

hubungan kemitraan, tetapi juga banyaknya kegagalan dari kemitraan tersebut, sehingga

banyak hal yang menarik untuk dikaji.

Kegagalan jalinan kemitraan dalam agribisnis disebabkan oleh berbagai kelemahan

dari para pelaku agribisnisnya dan juga dikarenakan lemahnya aturan, mekanisme dan

manajemen dari kemitraan itu sendiri. Menurut Hafsah (2000), beberapa kelemahan yang

menjadi hambatan masih ditemukan antara lain sebagai berikut :

Kelompok Mitra Perusahaan Mitra

- biaya- modal- teknologi- manajemen- pemasaran

- lahan- sarana- teknologi

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

1. Lemahnya posisi petani karena kurangnya kemampuan manajerial, wawasan, dan

kemampuan kewirausahaan. Kondisi ini mengakibatkan petani kurang dapat mengelola

usahatani secara efisien dan komersial.

2. Keterbatasan petani dalam bidang permodalan, teknologi, informasi, dan akses pasar.

Kondisi ini menyebabkan pengelolaan usahatani kurang mandiri sehingga mudah

tersubordinasi oleh kepentingan pihak yang lebih kuat.

3. Kurangnya kesadaran pihak perusahaan agribisnis dalam mendukung permodalan petani

yang lemah. Hal ini menyebabkan menjadi kesulitan mengembangkan produk usahatani

sesuai dengan kebutuhan pasar.

4. Informasi tenetang pengembangan komoditas belum meluas di kalangan pengusaha.

Keadaan ini menyebabkan kurangnya calon investor yang akan menanamkan investasinya

di bidang agribisnis.

5. Etika bisnis kemitraan yang berprinsip win win solution di kalangan investor agribisnis di

daerah masih belum berkembang sesuai dengan dunia agribisnis.

6. Komitmen dan kesadaran petani terhadap pengendalian mutu masih kurang.

7. Hal tersebut mengakibatkan mutu komoditas yang dihasilkan tidak sesuai dengan

kebutuhan pasar.

Penyebab lain kegagalan kemitraan adalah lemahya aspek manajerial dan sumberdaya

manusia yang mengelola jalinan kemitraan itu, baik ditingkat perusahaan maupun petani atau

yang memadukan kedua belah pihak yang bermitra. Kegiatan agribisnis yang menerapkan

pola kemitraan memerlukan tenaga manajer dengan tingkat pengelolaan yang memadai tidak

untuk aspek ekonomi dan teknik agribisnis, tetapi juga aspek sosial. Oleh karena itu

pembenahan dan peningkatan kemampuan sumberdaya manusia di bidang agribisnis dan

keterkaitan antar subsistem agribisnis perlu terus dilakukan.

Oleh karena itu untuk menentukan atau memilih pola kemitraan mana yang akan

dilaksanakan harus diperhatikan perbedaan-perbedaan sebagai berikut :

1. Karakteristik komoditas yang diusahakan

2. Keragaan para pelakunya

3. Keragaan pasar : struktur pasar, tingkah laku pasar, dan penampilan pasar

4. Ketersediaan sarana produksi

5. Ada tidaknya industri pengolahan

6. Kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di daerah setempat

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

3.1.5 Peranan Pelaku Kemitraan

Sebagai upaya untuk mewujudkan kemitraan usaha yang mampu memberdayakan

ekonomi rakyat sangat dibutuhkan adanya kejelasan peran masing-masing pihak yang terlibat

dalam kemitraan tersebut. Dengan demikian diharapkan terukur seberapa jauh pihak-pihak

yang terkait telah menjalankan tugas dan pernanannya secara baik. Berbagai peran dari

pelaku kemitraan usaha tersebut adalah sebagai berikut (Hafsah, 2000):

a. Peranan Pengusaha Besar

Pengusaha besar melaksanakan pembinaan dan pengembangan kepada pengusaha

kecil atau koperasi dalam hal :

1. Memberikan bimbingan dalam meningkatkan kualitas SDM pengusaha kecil atau

koperasi, baik melalui pendidikan, pelatihan, dan pemagangan dalam bidang

kewirausahaan, manajemen, dan keterampilan teknis produksi.

2. Menyusun rencana usaha dengan pengusaha kecil atau koperasi mitranya untuk disepakati

bersama.

3. Bertindak sebagai penyandang dana atau penjamin kredit untuk permodalan pengusaha

kecil atau koperasi mitranya.

4. Memberikan bimbingan teknologi kepada pengusaha kecil atau koperasi.

5. Memberikan pelayanan dan penyediaan sarana produksi untuk keperluan usaha bersama

yang disepakati.

6. Menjamin pembelian hasil produksi pengusaha kecil atau koperasi sesuai dengan

kesepakatan yang telah disepakati bersama.

7. Promosi hasil produksi untuk mendapatkan pasar yang baik.

8. Pengembangan teknologi yang mendukung pengembangan usaha dan keberhasilan

kemitraan.

b. Peranan Pengusaha Kecil atau Koperasi

Dalam melaksanakan kemitraan usaha, pengusaha kecil atau koperasi didorong untuk

melakukan :

1. Bersama-sama dengan pengusaha besar mitranya melakukan penyusunan rencana usaha

untuk disepakati.

2. Menerapkan teknologi dan melaksanakan ketentuan sesuai hasil kesepakatan dengan

pengusaha besar mitranya.

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

3. Melaksanakan kerjasama antar sesama pengusaha kecil yang memiliki usaha sejenis dalam

rangka mencapai skala usaha ekonomi untuk mendukung kebutuhan paska produksi

pengusaha besar mitranya.

4. Mengembangkan profesionalisme untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan

teknis produksi dan usaha.

c. Peranan Pembina

Peranaan lembaga pembinaan ini pada intinya adalah menciptakan iklim yang

kondusif bagi pengembangan kemitraan usaha serta terwujudnya kemitraan usaha yang dapat

memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang bermitra. Secara lebih rinci peran lembaga

Pembinaan tersebut adalah :

1. Meningkatkan pembinaan kemampuan kewirausahaan dan manajemen pengusaha kecil

atau koperasi.

2. Membantu penyediaan fasilitas permodalan dengan skim-skim kredit lunak dengan

prosedur yang sederhana sehingga mampu diserap dan dimanfaatkan oleh pengusaha kecil.

3. Mengadakan penelitian, pengembangan usaha, pelayanan, penyediaan informasi bisnis,

promosi peluang pasar dan peluang usaha yang akurat dan aktual pada setiap wilayah.

4. Melakukan koordinasi dalam pembinaan pengembangan usaha, pelayanan, penyediaan

informasi bisnis, promosi peluang pasar dan peluang usaha yang akurat dan aktual pada

setiap wilayah.

5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik SDM aparat maupun pengusaha kecil

melalui pendidikan, pelatihan, inkubator, magang, studi banding dan sebagainya.

6. Bertindak sebagai “arbitrase” atau penengah dalam pembinaan dan pengawasan

pelaksanaan kemitraan usaha dilapangan agar berjalan sebagaimana yang diharapkan.

3.2 Sistem Agribisnis

Menurut Krisnamurthi (1997) Agribisnis merupakan konsep dari suatu sistem yang

integratif yang terdiri dari beberapa subsistem yaitu subsistem pengadaan sarana produksi

pertanian, subsistem produksi usahatani, subsistem pengolahan industri hasil pertanian,

subsistem pemasaran hasil pertanian dan subsistem kelembagaan penunjang kegiatan

pertanian. Keterkaitan antar subsistem agribisnis buah-buahan dikatakan baik apabila :

1. Subsistem sarana produksi yang didukung oleh industri primer (backward linkage), seperti

pabrik pupuk, pestisida, peralatan pertanian dan penanganan benih, ternyata berkaitan erat

dengan tersedianya sumberdaya alam (agroekosistem, komoditas, dsb) di wilayah yang

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

bersangkutan. Subsistem sarana produksi inilah yang menjadi salah satu penentu berhasil

atau tidaknya subsistem produksi (usahatani).

2. Subsistem produksi ditentukan oleh ketersediaan sumber daya alam, sumber daya manusia

( tenaga kerja ) dan dukungan dari subsistem sarana produksi. Kemudian hasil produksi

komoditas buah-buahan tersebut ada yang mengalir langsung ke subsistem pemasaran

dengan atau tanpa pemberian perlakuan terlebih dahulu (material handling ). Sementara

itu, ada pula dari komoditas buah-buahan tersebut yang menjadi bahan baku untuk produk

olahan sehingga perlu masuk dahulu ke subsistem penanganan dan pengolahan hasil,

sebelum produk olahan tersebut mengalir ke subsistem pemasaran.

3. Subsistem penanganan dan pengolahan hasil juga tergantung dari hasil subsistem produksi

dan tersedianya sumber daya manusia. Hal ini menunjukan bahwa industri pengolahan

hasil pertanian sangat tergantung dari berjalan atau tidaknya subsistem produksi

(usahatani) yang pada umumnya sangat peka terhadap masalah ketidakpastian harga dan

produksi.

4. Subsistem pemasaran, baik itu berorientasi regional, nasional maupun internasioanl ( expor

). Keberhasilan subsistem ini ditentukan oleh lancar atau tidaknya ketiga subsistem

sebelumnya serta ketersediaan sumber daya manusia dibidang pemasaran.

Menurut Krisnamurthi (1997), sistem agribisnis dapat dibedakan dalam beberapa gugus

industri ( industrial clustered ) berdasarkan produksi akhir dari sistem agribisnis, yaitu :

1. Sistem agribisnis pangan (food and baverage), yakni sistem agribisis yang produk

akhirnya berupa produk-produk bahan pangan (hewani dan nabati) dan minuman.

2. Sistem agribisnis pakan, yaitu sistem agribisnis yang produk akhirnya berupa produk-

produk pakan hewan ( ternak, ikan ).

3. Sistem agribisnis serat alam, yakni agribisnis yang menghasilkan produk akhir berbahan

baku serat alam seperti produk atau barang-barang karet, kayu (pulp, rayon, kertas),

produk tekstil, produk kulit dan produk serat alam lainnya.

4. Sistem agribisnis bahan farmasi dan kosmetika, yakni agribisnis yang menghasilkan

bahan-bahan farmasi (obat-obatan, vaksin, serum) dan produk kosmetika (sampo,

detergen, sabun) baik untuk kebutuhan manusia maupun hewan.

5. Sistem agribisnis wisata dan estetika, yakni sistem agribisnis yang menghasilkan produk

akhir berupa kegiatan wisata, seperti wisata kebun, wisata hutan tanaman dan sebagainya

serta produk-produk keindahan (bunga, tanaman hias, ikan hias, dan lain-lain).

6. sistem agribisnis energi terperbaharui, yakni sistem yang menghasilkan produk akhir

berupa energi alternatif seperti etanol dan berbagai jenis energi-bio lainnya.

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Keterkaitan antar usaha dalam sistem mulai dari pengadaan sarana produksi, proses

produksi usaha tani, pengolahan hasil, industri, distribusi dan pemasaran merupakan syarat

keunggulan bisnis yang bersangkutan. Dengan adanya kemitraan diharapkan dapat

menghilangkan permasalahan dalam keterkaitan usaha vertikal sistem agribisnis seperti

bentuk persaingan yang tidak sehat akibat struktur pasar yang tidak sempurna. Agribisnis

Indonesia merupakan lahan yang sangat subur bagi tumbuh dan berkembangnya kemitraan,

karena pola kemitraan merupakan salah satu tuntunan objektif bagi keberadaan agribisnis.

Kemitraan merupakan tuntunan logis dari sifat agribisnis sebagai suatu rangkaian kegiatan

usaha dalam sistem yang terintegrasi.

3.3. Pengertian Usahatani

Soekartawi (2002) mendefinisikan usahatani sebagai pengorganisasian dari faktor-

faktor produksi alam, tenaga kerja, modal dan manajemen yang dikelola oleh seseorang atau

sekelompok orang untuk memperoleh hasil dari lapangan pertanian. Tjakrawiralaksana dan

Soeriatmaja (1983) mendefinisikan usahatani sebagai suatu organisasi produksi di lapangan

pertanian dimana terdapat unsur lahan yang mewakili unsur alam, unsur tenaga kerja yang

bertumpu pada anggota keluarga tani, unsur modal yang beraneka ragam jenisnya, dan unsur

pengolahan atau manajemen yang perannya dibawakan oleh seseorang yang disebut petani.

Dalam hal ini, istilah usahatani mencakup kebutuhan keluarga, sampai pada bentuk yang

paling modern yaitu mencari keuntungan atau laba.

Soekartawi (2005) mengemukakan bahwa tujuan usahatani dapat dikategorikan menjadi

dua yaitu memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan pengeluaran. Konsep

memaksimumkan keuntungan adalah bagaimana mengalokasikan sumberdaya dengan jumlah

tertentu seefisien mungkin untuk memperoleh keuntungan maksimum. Sedangkan konsep

meminimumkan pengeluaran berarti bagaimana menekan pengeluaran produksi sekecil-

kecilnya untuk mencapai tingkat produksi tertentu.

3.3.1. Unsur-unsur Pokok Usahatani

Hernanto (1989) menyatakan ada empat unsur-unsur pokok usahatani atau dalam istilah

lainnya adalah faktor-faktor produksi usahatani. Faktor-faktor produksi tersebut yaitu:

1. Lahan,

2. Kerja,

3. Modal, dan

4. Pengelolaan (management)

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

3.3.2. Unsur Lahan

Unsur lahan pada hakekatnya adalah permukaan bumi yang merupakan bagian dari

alam. Fungsi lahan dalam usahatani yaitu:

1. Tempat menyelenggarakan kegiatan produksi pertanian (usaha bercocok tanam dan

pemeliharaan hewan ternak).

2. Tempat pemukiman keluarga petani.

Bentuk dan sifat lahan merupakan manifestasi dari pengaruh faktor-faktor alam lainnya

seperti topografi, iklim, (curah hujan, suhu, penyinaran matahari, dan gelombang nisbah,

jenis tanah) yang ada di sekelilingnya (Tjakrawiralaksana dan Soeriatmaja, 1983).

Hernanto (1989) menjelaskan bahwa pada umumnya di Indonesia tanah merupakan

faktor produksi yang: (a) relatif langka dibandingkan dengan faktor produksi lainnya, (b)

distribusi penguasaannya di masyarakat tidak merata. Sifat-sifat lahan antara lain: (a) luas

relatif tetap atau dianggap tetap, (b) tidak dapat dipindah-pindahkan, (c) dapat

dipindahtangankan dan atau diperjualbelikan. Karena sifatnya yang khusus tersebut tanah

kemudian dianggap sebagai salah satu faktor usahatani meskipun di bagian lain dapat juga

berfungsi sebagai faktor atau unsur modal usahatani.

Empat golongan petani berdasarkan luas tanah yang dimiliki yaitu:

1. Golongan petani luas (kepemilikan lahan >2 hektar),

2. Golongan petani sedang (antara 0,5 – 2 hektar),

3. Golongan petani kecil (kepemilikan lahan 0,5 hektar),

4. Golongan buruh tani tidak memiliki lahan.

3.3.3. Tenaga Kerja

Tjakrawiralaksana dan Soeriatmaja (1983) menyatakan bahwa unsur kerja dalam

usahatani diperlakukan untuk menyelesaikan berbagai macam pekerjaan. Pekerjaan-pekerjaan

dalam usahatani menurut sifatnya dapat dikelompokkan menjadi:

1. Pekerjaan yang bersifat produktif (mengolah lahan, menyiangi, memupuk dan mencegah

hama dan penyakit),

2. Pekerjaan-pekerjaan yang bersifat investasi (membuka hutan untuk lahan pertanian,

memperbaiki pematang, membuat teras),

3. Pekerjaan-pekerjaan yang bersifat umum (memperbaiki alat-alat, menjemur hasil

produksi, membeli sarana produksi dan menyelenggarakan akuntansi usahatani).

Dalam usahatani unsur kerja dapat diklasifikasikan dalam tenaga kerja manusia dan

tenaga kerja ternak. Tenaga kerja manusia dibedakan lagi ke dalam jenisnya tenaga kerja

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

pria, tenaga wanita, tenaga anak-anak (berumur di bawah 15 tahun). Menurut Soekartawi

(2002), umur tenaga kerja di pedesaan juga sering menjadi penentu besar kecilnya upah.

Mereka yang tergolong di bawah usia dewasa akan menerima upah juga lebih rendah bila

dibandingkan dengan tenaga kerja dewasa.

HOK (hari orang kerja) atau setara hari kerja pria (HKP) adalah upah tenaga kerja yang

bersangkutan dibagi upah tenaga kerja pria. Menurut Tjakrawiralaksana dan Soeriatmaja

(1983) pengukuran tenaga kerja dalam usahatani umumnya diukur dengan jumlah “hari”.

Dalam satu hari biasanya selama 7 jam dan ukurannya biasa dibulatkan kepada satuan hari

kerja.

3.3.4. Modal

Hernanto (1989) menyatakan bahwa modal merupakan unsur pokok usahatani yang

penting. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama

dengan faktor produksi lain dan tenaga kerja serta pengelolaan menghasilkan barang-barang

baru, yaitu produksi pertanian. Pada usahatani yang dimaksud dengan modal adalah: (a)

tanah, (b) bangunan, (c) alat-alat pertanian, (d) ternak, dan ikan di kolam, (e) Bahan-

bahan pertanian, (f) Piutang di Bank, (g) Uang tunai. Sedangkan menurut sifatnya modal

dapat dibedakan menjadi dua yaitu modal tetap, meliputi tanah dan bangunan. Modal tetap

diartikan modal yang tidak habis pada satu periode produksi. Jenis modal ini memerlukan

pemeliharaan agar tetap berdayaguna dalam jangka waktu yang lama.

Jumlah modal yang dipakai dalam usahatani juga sering dipakai untuk pengukuran

usahatani. Pengukuran usahatani dapat didasarkan kepada: (a) Jumlah nilai seluruh modal

yang ditanamkan dalam usahatani dan (b) Jumlah nilai modal lancar dan modal usahatani

(Tjakrawiralaksana dan Soeriatmaja, 1983). Berdasarkan sumbernya modal dapat diperoleh

dari; (a) Milik sendiri, (b) Pinjaman atau kredit, (c) dari usaha lain dan, (e) Kontrak sewa

(Hernanto, 1989).

3.3.5. Pengelolaan

Hernanto (1989) menyatakan bahwa pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani

menentukan, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya sebaik-baiknya

dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan.

3.4. Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani adalah nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu.

Penerimaan ini mencakup semua produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani,

Page 43: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

digunakan dalam usahatani untuk bibit, dan yang digunakan sebagai pembayaran yang

disimpan. Penilaian ini berdasarkan perkalian antara total produksi dengan harga pasar yang

berlaku. Menurut Soekartawi et al (1986), penerimaan total usahatani (farm receipt)

didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan pokok usahatani. Penerimaan

tunai usahatani tidak mencakup uang untuk keperluan usahatani.

Pendapatan kotor usahatani (gross farm income) didefinisikan sebagai nilai produk total

usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Istilah lain

untuk pendapatan kotor usahatani adalah nilai produksi (value of production) atau

penerimaan kotor usahatani (gross return). Dalam menaksir pendapatan kotor, semua

komponen produk yang tidak dijual harus dinilai berdasarkan harga pasar. Pendapatan kotor

usahatani adalah ukuran hasil perolehan total sumberdaya yang digunakan dalam usahatani

(Soekartawi et al, 1986).

Pengeluaran total usahatani (total farm expense) merupakan nilai semua masukan yang

habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi, termasuk tenaga kerja keluarga petani.

Selisih antara pendapatan kotor dan pengeluaran total usahatani disebut pendapatan bersih

usahatani. Pendapatan bersih usahatani dapat digunakan untuk mengukur imbalan yang

diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan

modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani. Oleh

karena itu, pendapatan bersih usahatani merupakan ukuran keuntungan usahatani yang dapat

dipakai untuk dapat membandingkan penampilan beberapa usahatani (Soekartawi et al,

1986). Ukuran yang sangat berguna untuk menilai penampilan usahatani kecil adalah

penghasilan bersih usahatani (net farm earnings). Angka ini diperoleh dari pendapatan bersih

usahatani dengan mengurangkan Bunga yang dibayarkan kepada modal pinjaman

(Soekartawi et al, 1986).

Pendapatan yang besar tidak selalu menunjukkan efisiensi yang tinggi karena ada

kemungkinan pendapatan yang besar itu diperoleh dari investasi yang berlebihan. Oleh

karena itu, dalam analisis pendapatan usahatani selalu diikuti dengan pengukuran efisiensi.

Menurut Tjakrawiralaksana dan Soeriatmaja (1983), analisis hubungan rasio penerimaan dan

biaya (R/C) rasio dapat dipakai untuk melihat keuntungan relatif dari kegiatan cabang

usahatani berdasarkan perhitungan finansial. Dalam analisis ini akan diuji seberapa jauh

setiap nilai rupiah, biaya yang dipakai dalam kegiatan cabang usahatani yang bersangkutan

dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya. Jika unsur penerimaan dan

biaya total telah diperoleh maka R/C rasio dapat dihitung.

Page 44: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

3.5. konsep Biaya Usahatani

Konsep biaya usahatani lebih mengkaji aspek-aspek biaya produksi. Biaya produksi

dalam usahatani dapat dibedakan dalam beberapa bagian (Hernanto, 1989):

a. Berdasarkan jumlah output yang dihasilkan terdiri dari:

1. Biaya tetap, adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya

produksi, misalnya pajak tanah, sewa tanah, penyusutan alat-alat bangunan pertanian dan

bunga pinjaman.

2. Biaya variabel, adalah biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah produksi,

misalnya pengeluaran untuk bibit, pupuk, obat-obatan, dan biaya tenaga kerja.

b. Berdasarkan biaya yang langsung dikeluarkan dan langsung diperhitungkan terdiri dari:

1. Biaya tunai, adalah biaya tetap dan biaya variabel yang langsung dibayar tunai. Biaya

tetap misalnya pajak tanah dan Bunga pinjaman, sedangkan biaya variabel misalnya biaya

untuk pengeluaran bibit, obat-obatan, pupuk, dan tenaga kerja. Biaya tunai ini berguna

untuk melihat pengalokasian modal yang dimiliki petani.

2. Biaya tidak tunai (diperhitungkan) adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian, sewa lahan

milik sendiri (biaya tetap) dan tenaga kerja dalam keluarga (biaya variabel). Biaya tidak

tunai ini untuk melihat bagaimana manajemen suatu usahatani.

3.7. Kerangka Pemikiran Operasional

Kemitraan antara petani lobak di Desa Ciherang Kabupaten Cianjur dengan Agro Farm

diawali dari program yang dimiliki oleh Agro Farm untuk mengembangkan lobak korea atau

yang lebih dikenal dengan lobak bulat. Melalui program kemitraan ini diharapkan dapat

memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak yang bermitra. Dalam melaksanakan

program kemitraan ini banyak sekali kendala yang dihadapi, baik oleh pihak petani maupun

perusahaan. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas menjadi faktor yang sangat penting dalam

melaksanakan program kemitraan ini. Hasil yang diharapkan dari program kemitraan ini bagi

petani adalah terjaminnya pasar bagi lobak yang diproduksinya serta dapat meningkatkan

pendapatan mereka. Sedangkan bagi perusahaan adalah dapat memenuhi kebutuhan pasar.

Agar program kemitraan ini dapat berjalan dengan lancar maka diperlukan bentuk pola

kemitraan yang tepat sesuai dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh masing-

masing pihak. Dengan adanya program kemitraan ini juga diharapkan mampu memecahkan

masalah-masalah atau kendala-kendala yang timbul sehingga program kemitraan ini dapat

dilanjutkan.

Page 45: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Dalam evaluasi pelaksanaan kemitraan antara petani lobak dan Agro Farm ini

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana manfaat yang diperoleh kedua belah pihak yang

bermitra. Selain itu juga untuk mengetahui tingkat pendapatan petani selama mengikuti

program kemitraan. Kemitraan yang dikaji pada Agro Farm pada intinya ditujukan untuk

mengetahui perbedaan mengenai pendapatan para petani lobak yang bermitra dengan Agro

Farm dibandingkan dengan para petani lobak yang tidak menjalin kemitraan dengan Agro

Farm sehingga dapat diketahui secara lebih signifikan peranan kemitraan bagi kesejahteraan

petani dilihat dari segi pendapatan usahatani (Gambar 6).

Page 46: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Gambar 6. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Dampak Kemitraan Antara Agro Farmdengan Petani Mitra Lobak

Permasalahan Agro Farm:

1. Kontinuitas pasokan

bahan baku tidak

terjamin

2. Kualitas dan kuantitas

lobak harus terjaga stabil

3. Permintaan Lobak belum

bisa terpenuhi

Permasalahan Petani Lobak:

1. Harga jual rendah

2. Manajemen, SDM dan teknologi

yang rendah

3. Permodalan

4. Peningkatan Produksi dan

kualitas Lobak

Kemitraan Agribisnis

Rekomendasi Bagi Perusahaandan Petani

Pelaksanaan Kemitraan:

1. Aspek Manajemen

2. Aspek Manfaat

Analisis Pendapatan:

- Biaya Tetap dan Biaya Variabel- Biaya Tunai dan Non Tunai- R/C rasioProduksi lobak yang dihasilkan

Harga yang diterima petani

Page 47: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

IV.METODE PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur,

Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) karena merupakan sentra

produksi lobak di Kabupaten Cianjur. Selain itu, Daerah ini juga memiliki potensi besar

untuk membudidayakan lobak baik lobak korea maupun lobak daikon. Waktu pengumpulan

data dilaksanakan bulan Desember hingga Januari 2011.

4.2. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder

baik data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh melalui

observasi langsung di lapangan, wawancara langsung dan pengisian kuisioner yang diajukan

kepada responden. Wawancara dilakukan dengan petani lobak, Petugas Penyuluh Lapang

(PPL) dan lembaga-lembaga yang terkait seperti dinas pertanian Cianjur.

Data sekunder di peroleh dari informasi tertulis perusahaan dan dari literatur-literatur

yang relevan seperti buku, majalah pertanian, internet, Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur,

Badan Pusat Statistika, perpustakaan IPB dan instansi lainnya yang dapat membantu untuk

ketersediaan data.

4.3. Metode Pengumpulan Data dan Informasi

Data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer sebagai

data utama dan data sekunder sebagai data penunjang. Penentuan responden dilakukan secara

Sensus. Populasi petani sayuran yang bermitra dengan Agro Farm berjumlah 50 orang petani

yang menanam berbagai macam jenis sayuran seperti wortel, saycin, lobak, daun bawang,

kol, bunga kol, dan lain sebagainya. Adapun dari 50 orang petani tersebut, terdapat 30 orang

petani yang menanam lobak. Jumlah petani responden yang diambil pada penelitian ini

sebanyak 30 orang yang terdiri dari 15 orang petani lobak korea dan 15 orang petani lobak

daikon. Data primer diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuesioner, baik kepada

pihak perusahaan maupun petani. Pihak perusahaan di pilih orang yang dianggap paling

mengetahui teknis pelaksanaan kemitraan. Pihak petani, sampel yang dipilih adalah seluruh

anggota Kelompok Tani Agro Segar yang terlibat dalam program kemitraan dengan Agro

Farm. Data sekunder diperoleh dari data dan laporan yang dimiliki perusahaan serta berbagai

laporan yang terkait dengan topik kemitraan.

Page 48: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian dikumpulkan dan selanjutnya

diolah untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Pengolah data dilakukan secara kualitatif.

Pengolahan secara kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan pelaksanaan kemitraan dan

pengolahan secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan program computer Excel.

Analisa kuantitatif dilakukan dengan menggunakan perhitungan pendapatan usahatani dan

R/C Rasio untuk melihat adakah perbedaan nyata antara rata-rata pendapatan petani mitra.

4.5. Analisis Deksriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk melihat karakterisitk mitra tani dan mengevaluasi

pelaksanaan kemitraan. Data primer yang telah diperoleh melalui wawancara dan kuisioner

ditabulasikan dalam kerangka tabel yang dipersiapkan, kemudian data tersebut dianalisis

untuk melihat karakteristik mitra tani meliputi umur, tingkat pendidikan dan pengaaman.

Pelaksanaan kemitraan meliputi aspek proses manajemen dan aspek manfaat dari kemitraan.

4.6 Analisis Pendapatan

Tujuan dari analisis pendapatan yaitu menggambarkan keadaan sekarang suatu

kegiatan usahatani dan keadaan yang akan datang dari suatu perencanaan dan tindakan.

Analisis ini juga dapat digunakan untuk membandingkan tingkat pendapatan antara petani

mitra dan petani non mitra. Analisis pendapatan dilakukan dengan mengurangkan

penerimaan total dengan komponen biaya. Pengeluaran atau biaya terbagi atas biaya tunai

dan biaya tidak tunai (biaya yang diperhitungkan). Penjumlahan dari keduanya disebut biaya

total. Menurut Soekartawi (1986), secara matematis pendapatan usahatani dapat dirumuskan

sebagai berikut:

π= TR - TCπ= P.Q – ( Biaya Tunai + Biaya non Tunai )

Dimana :

π = Besarnya keuntungan / pendapatan ( Rp )

TC = Total Biaya yang dikeluarkan oleh petani.TR = Total Penerimaan atau hasil penjualan lobak yang diterima petani ( Rp )Q = Jumlah Produksi ( Unit/kg )P = Harga Produksi ( Rp/Unit/Kg )

Setelah identifikasi biaya, maka untuk melihat mana yang lebih menguntungkan

dilakukan dengan membandingkan rasio penerimaan dengan biaya atau R/C rasio.

R/C = Penerimaan total Biaya total

Page 49: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Jika nilai R/C > 1, maka penerimaan yang diperoleh lebih besar dari tiap unit biaya

yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut. Dan jika R/C < 1, berarti

penerimaan yang diperoleh lebih kecil dari tiap unit biaya yang dikeluarkan. Analisis ini

dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keuntungan relative kegiatan usahatani. Jika

penerimaan lebih kecil dari biaya yang telah dikeluarkan, maka dapat disimpulkan bahwa

usahatani tersebut tidak menguntungkan.

Pendapatan selain diukur dengan nilai mutlak dapat pula diukur nilai efisiensinya.

Salah satu alat untuk mengukur efisiensi pendapatan tersebut yaitu penerimaan untuk setiap

biaya yang dikeluarkan atau imbangan penerimaan dengan biaya atau revenue and cost ratio

( analisis R/C rasio). Perbandingan ini menunjukan penerimaan kotor untuk setiap rupiah

yang dikeluarkan dalam usahatani. Semakin tinggi nilai R/C rasio menunjukan semakin besar

penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan sehingga dengan perolehan

nilai R/C rasio yang semakin tinggi maka tingkat pendapatan pun semakin baik.

Page 50: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

BAB V

GAMBARAN UMUM BISNIS AGRO FARM

5.1 Profil Agro Farm

Agro Farm adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis sayuran yaitu

sebagai produsen dan Trading Company. Lokasi umum Agro Farm terletak di Desa Ciherang,

Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Sejak dirintis dari tahun 2000, berawal dari usaha

pemasaran kecil-kecilan kemudian berkembang menjadi Agro Farm yang bergerak dibidang

budidaya dan pemasaran mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup berarti.

Perkembangan dunia pertanian dan agribisnis yang begitu pesat dan dinamis

mendorong Agro Farm melakukan langkah-langkah strategis dalam memenuhi tuntutan pasar

terhadap kebutuhan sayuran, baik sayuran konvensional maupun organik yang semakin

tinggi. Tidak saja mutu jumlah, dan kontinuitasnya, namun lebih daripada itu, kecepatan dan

ketepatan distribusi merupakan suatu keniscayaan yang harus dipenuhi. Maksud dan tujuan

dibentuknya kelompok tani Agro Farm adalah untuk membantu dan memfasilitasi para petani

dalam pembelajaran, transfer atau alih tekhnologi melalui pelatihan, dan permagangan,

terutama budidaya termasuk didalamnya sekolah lapang pemberantasan hama penyakit

terpadu, pemasaran, penyiapan benih-benih unggul yang berkualitas, sehingga petani dapat

menghasilkan produk sayuran sesuai dengan kebutuhan pasar.

Permintaan pasar terhadap produk sayuran korea - jepang yang terus meningkat dan

bervariasi mengharuskan petani membentuk kelompok atau jaringan yang terorganisir agar

mampu memenuhi spesifikasi kebutuhan dan permintaan konsumen dan pasar. Berdasarkan

hal itu, tujuan utama dan muara dari usaha agribisnis adalah :

1. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani

2. Membuka lapangan dan peluang kerja baru

3. Penyerapan tenaga kerja produktif yang putus dan tidak mampu melanjutkan sekolah.

4. Memperlus pasar dan memperbesar produksi agar dapat sebanyak-banyaknya membukadan menyerap tenaga kerja.

Usaha ini belum berbentuk badan hukum kepemilikannya nya masih dimiliki

perseorangan dimana usaha ini masih beroperasi dalam skala kecil, Agro Farm dipimpin oleh

seorang kelompok tani yang bertanggung jawab penuh pada usahanya. Struktur organisasi

usaha ini dapat dilihat pada (Lampiran 2).

Page 51: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Agro Farm melakukan dua jenis kegiatan budidaya, yaitu:

a. Budidaya sayuran konvensional (non organik)

b. Budidaya sayuran Organik

Kegiatan budidaya sayuran konvensional ini telah berlangsung kurang lebih 10 tahun

yang lalu, yaitu mulai awal didirikannya kelompok tani Agro Farm. Hingga saat ini jenis

tanaman yang dibudidayakan lebih dari 30 jenis tanaman (Tabel 8).

Tabel 8. Beberapa Jenis Sayuran Produksi Agro Farm Tahun 2010

No

Jenis Sayuran

Jenis Herbal

Lokal Jepang Korea

1 Bayam Daikon Shigemsi Mint2 Kangkung Nasubi Kowari Kiwari3 Caysim Satsuma imo Altari Sage4 Pakchoy Sato imo Yolmu Taragon5 Selada kriting Gobo Gogo masum Mitsuba6 Selada Merah Edamame Knip Rosmerry7 Daun Bw.Silfa Kyuuri Knip son Tarogon8 Terung Zukini Zukini Time9 Brokoli

Sumber: Agro Farm (2010)

5.2. Deskripsi Proses Pelaksanaan Kemitraan Lobak

Pola kemitraan Agro Farm mulai diterapkan tahun 2000 dengan jumlah mitra tani

yang semakin berkembang. Saat ini perusahaan memiliki sekitar 50 orang petani mitra yang

menanam komoditas sayuran beragam jenis.

Pola kemitraan yang diterapkan Agro Farm dengan petani lobak korea dan panjang

dikategorikan ke dalam pola KOA (Kerjasama Operasional Agribisnis). Agro Farm sebagai

pihak perusahaan mitra menyediakan pinjaman sarana produksi berupa bibit, bimbingan

teknis budidaya, dan jaminan pasar. Petani lobak korea dan panjang menyediakan lahan,

tenaga kerja dan sarana. Berdasarkan jangka waktu dikategorikan dalam kemitraan jangka

panjang. Kemitraan dilakukan dalam waktu panjang dan terus-menerus dengan perjanjian

tertulis.

Program kemitraan termasuk tipe sinergis dan saling menguntungkan pelaksanaan

kemitraan telah dijalankan menunjukkan kerja sama usaha yang saling menguntungkan dan

saling memperkuat serta menjadikan kerja sama bisnis menjadi berkesinambungan. Sinergi

yang menguntungkan diantaranya dalam bentuk petani menyediakan lahan, sarana, dan

Page 52: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

tenaga kerja, sedangkan perusahaan menyediakan saprotan, bimbingan teknis, dan

penjaminan pasar.

Jumlah komoditas yang berhasil dibudidayakan oleh perusahaan saat ini semakin

bertambah, kira-kira sudah 66 jenis komoditas yang dikembangkan (Lampiran 1). Permintaan

sayuran terbesar di Agro Farm yaitu sawi putih dan lobak, sehingga petani lobak korea dan

panjang lebih dikhususkan untuk menanam sawi putih dan lobak. Pertimbangan perusahaan

mengembangkan kemitraan dengan petani antara lain yaitu ketersediaan sumber daya lahan

dan modal yang terbatas, serta permintaan pasar yang tinggi terhadap jenis sayuran tertentu.

Agro Farm secara terbuka mentransformasikan pengalamannya kepada petani kecil untuk

kemajuan bidang pertanian. Pengusahaan sayuran melalui pola kemitraan ini dapat

menciptakan beberapa keuntungan, yaitu mampu menyerap tenaga kerja baik di tingkat

usahatani maupun tingkat pengolahan.

Perjanjian kemitraan berlaku untuk waktu yang tidak terbatas. Keterikatan petani

dengan Agro Farm berakhir saat salah satu pihak mengakhiri kerjasama. Kerjasama dapat

berakhir misalnya saat pihak perusahaan mengakhiri karena terjadi masalah atau pihak petani

mengundurkan diri dari program kemitraan tersebut. Kemitraan akan mengatur alokasi

penanaman kepada petani lobak daikon yang dalam status aktif menanam produk kemitraan.

Alokasi penanaman akan diprioritaskan untuk petani yang selalu berhasil dalam budidayanya.

Petani yang gagal dalam budidaya akan menjadi daftar tunggu agar belajar terlebih dahulu

dari kegagalannya. Petani yang telah disetujui melakukan penanaman akan diberikan bibit

sesuai jumlah pengajuannya.

Komoditas lobak merupakan komoditas yang diminati petani lobak korea dan daikon

untuk melakukan budidaya. Permintaan lobak yang tinggi setiap minggunya membuat petani

dapat menanam dengan luasan lebih dibandingkan komoditas lain. Budidaya lobak menurut

penilaian petani lobak korea dan daikon juga dapat mendatangkan pendapatan yang lebih

tinggi dibanding komoditas lain, karena proses budidaya yang terhitung mudah dengan waktu

yang singkat. Pelaksanaan kemitraan lobak akan dijelaskan dengan menjabarkan kontrak

perjanjian, pelayanan bantuan budidaya oleh Agro Farm, mekanisme suplai bibit, serta sistem

panen dan pembayaran hasil panen.

Page 53: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

5.3. Mekanisme suplai bibit kepada petani lobak

Benih lobak merupakan salah satu benih yang relatif mudah dalam pengadaannya.

Keperluan benih untuk penanaman lobak petani disuplai oleh perusahaan dalam bentuk bibit.

Petani lobak korea dan daikon mendapatkan bibit dalam bentuk pinjaman. Harga bibit lobak

yaitu Rp 55.000 per 100 gram per 500 m2. Pinjaman bibit tersebut akan dihitung dalam

rupiah yang dibayar oleh petani dengan cara potong panen. Uang hasil penjualan lobak akan

dipotong sebesar biaya pinjaman bibit.

Pemotongan hasil panen dilakukan oleh pihak perusahaan sehingga petani langsung

menerima pendapatan bersih setelah dipotong pinjaman bibit. Perusahaan memberikan

kebijakan pelunasan pinjaman bibit dilakukan dengan pembayaran secara bertahap apabila

terjadi kegagalan panen pada petani. Petani lobak korea dan daikon sebelumnya harus

melaporkan terlebih dahulu kebutuhan bibit yang akan ditanam.

5.4. Sistem panen dan pembayaran hasil panen

Jadwal tanam lobak telah direncanakan terlebih dahulu oleh perusahaan, sehingga

kegiatan panen akan sesuai jadwal. Petani dapat menghubungi pihak perusahaan untuk

memberitahukan bahwa pada hari tertentu mereka akan melakukan panen. Penjadwalan

tanam lobak untuk petani lobak korea dan daikon akan memudahkan Agro Farm dalam

memenuhi permintaan pelanggan. Pihak perusahaan akan menyediakan armada angkutan

untuk mengangkut hasil panen kepada pelanggan yang terdiri dari restoran Korea.

Petani lobak korea dan daikon tidak melakukan penyortiran terlebih dahulu di lokasi

penanaman, sehingga penyortiran dilakukan oleh pihak perusahaan. Lobak hasil panen petani

lobak daikon segera diangkut ke Agro Farm untuk dilakukan proses pasca panen. Pada proses

sortir lobak yang termasuk kriteria berdasarkan standar kualitas yang telah ditetapkan akan

diterima oleh Agro Farm. Grade atau standar kualitas lobak ditetapkan oleh Agro Farm.

Penetapan harga pun dilakukan oleh perusahaan, berdasarkan analisis usahatani lobak yang

dibuat oleh perusahaan rencana perubahan harga langsung diinformasikan kepada petani satu

minggu sebelum perubahan harga ditetapkan. Harga yang ditetapkan saat penelitian yaitu Rp

1.500 per kg untuk lobak korea dan Rp 1.300 per kg untuk lobak daikon. Pembayaran hasil

panen petani akan dilakukan seminggu setelah panen. Pihak perusahaan akan membayar hasil

panen sesuai dengan jumlah lobak yang masuk ke Agro Farm setelah penyortiran. Jumlah

produk petani yang masuk akan dikalikan dengan harga jual, kemudian dipotong jumlah bibit

yang harus dibayar pada pihak perusahaan. Berdasarkan penilaian terhadap sistem

pembayaran hasil panen, diperoleh bahwa petani lobak responden menerima sistem

Page 54: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

pembayaran yang diterapkan oleh perusahaan, dengan kata lain mereka tidak keberatan

dengan sistem pembayaran tersebut.

5.5. Alasan-alasan Petani Bermitra

Tujuan petani menjadi mitra adalah untuk meningkatkan pendapatan. Harapan petani

mengikuti kemitraan agar pendapatan usahatani dapat meningkat, sehingga sangat cocok bagi

petani untuk menanam lobak. Alasan-alasan petani bermitra menanam lobak disamping

memperoleh peningkatan pendapatan yaitu adanya jaminan pemasaran produk, mudah

pengusahaannya, cocok diusahakan di daerah tinggal petani dan harga yang sesuai.

Berdasarkan wawancara, seratus persen petani lobak korea dan panjang responden

menjawab alasan menjalin kemitraan dan menanam lobak yaitu keuntungan lebih tinggi dan

cocok diusahakan di daerah tinggal. Terjaminnya pasar membuat petani memiliki harapan

akan jaminan pasar terhadap produknya, sehingga petani hanya perlu konsentrasi pada

budidaya.

5.6. Manfaat Pelaksanaan Kemitraan

Pelaksanaan kemitraan lobak Agro Farm semakin berkembang terlihat pada jumlah

mitra yang meningkat. Sistem kemitraan yang dilakukan bertujuan untuk memudahkan dalam

pemenuhan permintaan lobak. Agro Farm tidak harus mengelola usahatani sendiri untuk

memproduksi lobak, sehingga dapat menghemat dalam penggunaan sumberdaya lahan,

modal, dan sumberdaya manusia. Pihak petani mendapatkan manfaat-manfaat dari jalinan

kemitraan. Manfaat tersebut ada pula yang sejalan dengan alasan petani untuk bergabung

dengan kemitraan. Manfaat yang sudah pasti diperoleh oleh petani selaku mitra antara lain

dapat membantu dalam pengadaan bibit. Petani memperoleh kemudahan untuk bibit karena

tidak harus melakukan pembibitan sendiri, sehingga mengurangi resiko kegagalan karena

bibit sudah siap tanam.

Manfaat jaminan pemasaran memberikan jaminan bahwa produk yang dihasilkan

akan langsung dapat terjual. Petani lobak korea dan daikon menjawab memperoleh manfaat

dalam kemudahan pemasaran. Sejalan dengan alasan dan harapan awal untuk bergabung

yaitu petani tidak harus mencari pasar untuk menjual produknya. Jaminan pemasaran pun

dapat menjadi motivasi petani untuk memproduksi sesuai dengan kriteria Agro Farm agar

produknya diterima. Harga yang ditetapkan memberikan manfaat dalam fluktuasi harga pasar

yang tidak dapat diprediksi. Petani tidak khawatir dengan anjloknya harga dipasaran karena

penetapan harga lobak yang tetap sesuai kesepakatan.

Page 55: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Keuntungan atau pendapatan lebih tinggi dirasa menjadi suatu manfaat bagi petani.

Petani lobak korea dan daikon merasa memperoleh keuntungan yang tinggi dalam usahatani

lobak. Hal ini disebabkan permintaan terhadap komoditas lobak baik bulat maupun daikon

dari pelanggan tetap tinggi, sehingga pasokan terhadap pelanggan harus tetap terjaga karena

harus dapat menjaga permintaan pelanggan yang terdiri dari restoran Korea dan Jepang.

Manfaat bantuan modal juga diperoleh petani lobak korea dan daikon. Petani lobak

korea dan daikon umumnya mengatakan bantuan modal sebagai manfaat. Perusahaan

memberikan bantuan berupa penyediaan bibit. Manfaat lainnya yang diperoleh petani yaitu

adanya bimbingan teknis budidaya dari Agro Farm. Mitra tani responden menyatakan mereka

mendapatkan bimbingan teknis budidaya. Bimbingan budidaya sangat penting bagi

perawatan tanaman lobak. Manfaat sosial program kemitraan yaitu terjalinnya ikatan antara

pihak Agro Farm dengan petani serta ikatan antara petani lobak dengan petani lobak korea

dan daikon lainnya. Ikatan kekerabatan tersebut membuat petani dapat bertukar pengalaman

dalam masalah pertanian, sehingga dapat saling belajar dengan petani lainnya.

5.7. Karakteristik Petani Mitra

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan usahatani yaitu faktor

internal berupa karakteristik dari petani. Kinerja petani sebagai pengelola akan

mempengaruhi hasil usahatani. Petani lobak yang dijadikan responden berjumlah 30 orang

yang terdiri dari 15 orang petani lobak korea dan l5 orang petani lobak daikon. Karakteristik

petani yang dilihat meliputi umur, luas lahan, tingkat pendidikan, dan tingkat pengalaman

(Lampiran 5).

Umur Petani Mitra

Kisaran usia produktif untuk menjalankan usaha pertanian berada pada kisaran 15 –

50 tahun. Diketahui usia rata-rata petani lobak korea 35 tahun keatas, sedangkan untuk petani

lobak daikon usia rata-ratanya berumur 41 tahun ketaas. Kedua kelompok petani responden

ini dapat dikategorikan usia produkstif dalam berusahatani (Tabel 9).

Page 56: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Tabel 9. Petani Lobak korea dan daikon Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok

Umur (Tahun)

Petani Lobak korea Petani Lobak daikon

Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%)

34 – 40 6 40 3 20

41 – 45 5 33.4 5 33.4

46 – 50 2 13.3 4 26.6

>51 2 13.3 3 20

Jumlah 15 100 15 100

Berdasarkan Tabel 9. Petani lobak korea pada umunya berumur 35 tahun keatas, ini

dikarenakan budidaya lobak korea relatif baru dibudidayakan oleh petani sehingga yang

tertarik pada budidaya ini kelompok usia yang relatif lebih muda yang memiliki inovasi dan

kreatifitas yang cukup baik, sedangkan untuk petani lobak daikon didominasi usia 41 tahun

keatas dikarenakan budidaya yang tidak terlalu sulit dan budidaya yang digunakan pun

biasanya tidak perlu teknologi yang modern hanya mengandalkan pengalaman saja.

Tingkat Pendidikan Petani Mitra

Tingkat pendidikan formal petani lobak pada umumnya masih dapat dikatakan

rendah, petani lobak beberapa diantaranya berumur sekitar 35 tahun dan berpendidikan

terakhir SD. Hal tersebut bertentangan dengan program pemerintah di periode tahun 90an

adalah mencanangkan pentingnya pendidikan serta wajib belajar minimal sampai jenjang

SLTA, walaupun demikian ada pula petani lobak yang berpendidikan sampai jenjang SLTA

(Tabel 10).

Tabel 10. Petani Lobak korea dan daikon Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Jenjang

Pendidikan

Petani Lobak korea Petani Lobak daikon

Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%)

SD 1 6.6 3 20

SLTP 2 13.4 5 33.4

SLTA 12 80 7 46.7

D3 – S1 - - - -

Jumlah 15 100 15 100

Page 57: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Berdasarkan Tabel 10. Petani lobak korea diketahui rata-rata pendidikan pada

umumnya yaitu SLTA karena hal ini berpengaruh pada tingkat penyerapan teknologi baru

dan ilmu pengetahuan. Untuk petani lobak daikon pendidikannya relatif lebih beragam tidak

terlalu besar perbedaannya antara pendidikan SD, SLTP dan SLTA ini dikarenakan budidaya

lobak daikon telah terlebih dahulu dikenal, karena tingkat pendidikan petani sangat

berpengaruh terhadap pengambilan keputusan usaha dan membantu petani dalam

menganalisa peluang pasar sehingga petani dapat memperoleh benefit yang diharapkan.

Luas Lahan Petani Mitra

Lahan yang dikelola para petani lobak korea dan panjang berupa lahan sewa dari

ornag lain, pembayaran sewa lahan yang dilakukan petani lobak korea dan panjang berupa

pembayaran tunai per tahun. Petani selain menanam lobak umumnya juga menanam komoditi

lain, sehingga bagi petani yang memiliki lahan sempit tidak mencukupi, luasan lahan yang

digarap untuk komoditas pertanian baik petani lobak korea dan panjang berkisar 100m2 –

350m2 (Tabel 11).

Tabel 11. Jumlah Petani Lobak korea dan daikon Berdasarkan Luas Lahan Usahatani

Luas Lahan

(m)

Petani Lobak korea Petani Lobak daikon

Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%)

100 – 200 9 60 7 46.7

200 – 300 6 40 7 46.7

>300 - - 1 6.6

Jumlah 15 100 15 100

Berdasarkan Tabel 11. Luasan lahan yang digunakan tidak jauh berbeda antara petani

lobak korea dan panjang dalam pengolahaan lahan untuk usahatani. Pengolahan lahan petani

lobak korea terbanyak pada kisaran 100m2 keatas hal ini dikarenakan budidaya ini baru dan

permintaan akan lobak ini belum begitu besar, berbeda halnya dengan luas lahan terbanyak

petani lobak daikon pada kisaran 200m2 keatas hal ini karena budidaya yang dilakukan relatif

lebih mudah dan produksinya pun jika terjadi kelebihan tidak khawatir tidak laku karena

pasarnya relatif umum beda halnya dengan lobak korea yang pasarnya lebih khusus.

Page 58: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Pengalaman Petani Mitra

Tingkat pendidikan ataupun pengetahuan yang baik tidak cukup untuk mendukung

keberhasilan seorang petani. Selain dari pendidikan yang baik dibutuhkan juga pengalaman

dalam berusahatani. Pengalaman petani berusahatani sangat berpengaruh terhadap jumlah

total produksi yang dihasilkan (Tabel 12).

Tabel 12. Petani Lobak korea dan daikon Berdasarkan Tingkat

Tingkat

Pengalaman (thn)

Petani Lobak korea Petani Lobak daikon

Jumlah(orang) Persentase(%) Jumlah(orang) Persentase(%)

1 – 2 11 73.4 5 33.3

3 – 4 2 13.3 7 46.7

>5 2 13.3 3 20

Jumlah 15 100 15 100

Berdasarkan Tabel 12. Tingkat pengalaman, petani lobak korea pada umumnya relatif

lebih rendah jika dibandingkan dengan petani lobak daikon hal ini dikarenakan budidaya

lobak korea relatif baru untuk diusahakan oleh petani beda halnya dengan budidaya lobak

daikon yang terlebih dahulu dikenal oleh petani. Pengalaman berperan penting dalam

menjalankan usahatani termasuk lobak karena dengan pengalaman, para petani memiliki skill

(keterampilan) yang diperlukan dalam usahanya.

5.8. Gambaran Umum Budidaya Lobak korea dan Lobak daikon di Desa Ciherang

Proses budidaya yang dilakukan petani lobak korea dan daikon umumnya sama

yaitu dimulai dari persiapan lahan sampai panen dan pasca panen. Perbedaan terletak pada

penggunaan pupuk dan kegiatan pengendalian penyakit, karena dipengaruhi oleh

pengalaman dan modal yang dimiliki petani. Petani yang sudah berpengalaman atau

petani yang memiliki modal besar akan menggunakan pupuk dan pestisida yang baik sesuai

kebutuhan.

Hasil yang diperoleh dengan menggunakan pupuk dan pestisida secara intensif

akan tinggi. Petani dengan pengalaman yang masih kurang dan juga modal yang

rendah, akan menggunakan pupuk dan pestisida serta saprotan lain dengan seadanya dan

masih kurang intensif. Proses budidaya lobak yang dilakukan oleh petani mitra

responden adalah sebagai berikut.

Page 59: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

1. Persiapan Lahan

Petani responden adalah petani yang mata pencaharian utamanya bertani,

sehingga lahan yang digunakan petani umumnya merupakan lahan yang telah ditanami

oleh komoditas lain. Oleh karena itu, petani tidak perlu melakukan pembukaan dan

pembersihan lahan terlebih dahulu. Kegiatan dalam persiapan lahan yang dilakukan

petani hanya pengolahan tanah sampai pembuatan bedengan dan pemberian pupuk dasar di

atas bedengan.

Tujuan utama pengolahan tanah adalah menyediakan media tumbuh yang baik

bagi tanaman. Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya.

Pembersihan lahan selain menghilangkan sisa-sisa tanaman dapat mensterilisasi lahan

dari hama atau penyakit tanaman sebelumnya. Kegiatan persiapan lahan umumnya

diikuti dengan pembuatan saluran drainase.

Pembuatan saluran drainase berfungsi untuk memasukkan air saat kekeringan dan

membuang kelebihan air saat berlebih. Saluran air juga dibuat di sekitar lahan yang

berfungsi untuk memasukkan air, sehingga memudahkan pengambilan air untuk

penyiraman. Petani yang memiliki kolam ikan di dekat lahan memiliki keuntungan,

karena dapat digunakan sebagai sumber air untuk penyiraman di musim kemarau.

Pengolahan tanah dilakukan satu minggu atau tiga hari sebelum tanam

dengan cara mencangkul tanah. Kegiatan selanjutnya setelah pengolahan tanah adalah

pembuatan bedengan. Lebar bedengan yaitu 80 cm dan ada juga yang menggunakan

jarak 130 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan panjang lahan.

Tanaman membutuhkan unsur hara untuk pertumbuhan. Unsur hara yang

tersedia dalam tanah tidak mencukupi untuk kebutuhan tanaman sehingga

diperlukan pemupukan. Pemberian pupuk kandang dilakukan dengan cara disebar di atas

bedengan. Pemberian pupuk dasar lainnya yang biasa digunakan yaitu Kurakron,

Antrokon, Supergrowth dan Tenastikron.

Kegiatan selanjutnya yaitu pemasangan mulsa plastik dilakukan setelah

pemberian pupuk dasar. Penggunaan mulsa untuk melindungi tanaman dengan

meminimalisasi gulma yang tumbuh dan juga dapat menjaga kelembaban tanah. Mulsa

dipasang dengan cara menutup permukaan bedengan. Bagian ujung bedengan

dipatok agar mulsa tidak lepas. Mulsa selanjutnya dilubangi untuk penanaman dengan

diameter sekitar 10 cm.

Page 60: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

2. Penanaman

Penanaman dilakukan pada pagi hari. Penanaman pada petani umumnya

dilakukan oleh tenaga kerja wanita yang diusahakan selesai dalam satu hari. Tenaga

kerja wanita digunakan untuk menghemat biaya karena lebih murah dari tenaga kerja

laki-laki. Walaupun demikian ada pula petani yang menggunakan tenaga kerja pria

untuk penanaman.

Jarak tanam yang digunakan petani umumnya yaitu 30X30 cm. Kedalaman

penugalan umumnya sama yaitu 1,5 cm. Bibit yang akan ditanam dilakukan seleksi

terlebih dahulu,kemudian dipilih bibit yang pertumbuhannya baik dan tidak terserang

penyakit. Cara penanaman yaitu bibit lobak dikeluarkan dari plastik/bungkus.

Kemudian bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam yang sudah dibuat.

3. Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan yaitu pemberian air, penyiangan,

pemupukan susulan, dan penyemprotan pestisida. Tanaman lobak pada pertumbuhan awal

banyak membutuhkan air. Pengairan secara khusus tidak dibutuhkan pada musim hujan,

tetapi lebih membutuhkan saluran drainase untuk menyalurkan air keluar lahan. Air

untuk penyiraman pada musim kemarau diambil dari saluran yang telah dibuat di

sekitar lahan. Intensitas pengairan di musim kemarau disesuaikan dengan keadaan lahan,

bisa 1-2 minggu sekali.

Gulma merupakan saingan tanaman dalam kebutuhan air, unsur hara, sinar

matahari dan juga kemungkinan menjadi tanaman inang hama atau penyakit

sehingga perlu dilakukan penyiangan. Tujuan penyiangan adalah untuk

mengurangi persaingan antara tanaman lobak dengan tumbuhan liar atau gulma dalam

mendapatkan air atau unsur hara dalam tanah. Penyiangan mulai dilakukan pada tanaman

umur 20 hari setelah tanam atau berumur tiga minggu. Penyiangan dilakukan dengan

mencabut rumput tanaman liar lainnya yang tumbuh diantara tanaman lobak.

Penyiangan dilakukan bersama-sama dengan pembumbunan, setelah rumput

dicabuti dilakukan pembumbunan. Kegiatan pembumbunan gulma yaitu dengan cara

mengubur gulma yang sudah mati dalam tanah. Pembumbunan tersebut dapat berguna

sebagai kompos untuk tanah yang dapat menyuburkan tanaman.

Pemupukan susulan diberikan pada saat minggu ketiga setelah tanam. Pupuk

tambahan yang biasa digunakan yaitu Urea atau dapat juga ZA. Pemberian pupuk susulan

ini dikenal petani dengan “menyuntik”. Pemberian pupuk disebut menyuntik karena

Page 61: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

dilakukan seperti menyuntik yaitu dengan cara membuat lubang di dekat tanaman lobak

menggunakan tugal. Pupuk dimasukkan ke dalam lubang tersebut kemudian ditutup

dengan tanah.

Tindakan pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit sangat perlu

dilakukan. Serangan penyakit biasanya pada musim hujan cukup berbahaya, sehingga

perlu dilakukan tindakan pencegahan yang dilakukan secara intensif. Obat dan pupuk yang

telah disemprot akan terbawa oleh air hujan. Oleh karena itu dibutuhkan intensitas

aplikasi pupuk dan obat-obatan yang cenderung lebih sering. Penyemprotan dilakukan

satu minggu sekali sehingga dalam satu musim tanam sebanyak 4-7 kali penyemprotan.

Penyakit pada musim kemarau tidak terlalu berbahaya sehingga penyemprotan cukup

dilakukan dua minggu sekali.

Hama yang biasa menyerang tanaman lobak yaitu ulat, belalang, dan kutu daun.

Penyakit yang biasa menyerang yaitu busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun dan

penyakit tepung, yang disebabkan oleh jamur. Penyakit tanaman umumnya lebih sulit dalam

pengendalian dibanding hama. Pengendalian penyakit sebaiknya dilakukan pencegahan atau

tindakan preventif.

Pestisida dan fungisida yang biasa digunakan dalam pengendalian hama dan penyakit yaitu

Decis, Dithane, Matador, Curacron, Simbus, Antracol, Daconil, dan lainnya. Pemberian

pupuk daun atau penggunaan zat pengatur tumbuh dilakukan bersamaan dengan

penyemprotan pestisida dengan mencampurkan larutan pupuk tambahan tersebut ke

dalam campuran pestisida atau fungisida. Pupuk daun atau ZPT yang biasa digunakan

yaitu Atonik, Biotonik, Vitablum, dan lainnya. Obat-obatan atau pupuk pertanian diperoleh

di toko-toko pertanian terdekat dengan merk dagang yang cukup terkenal.

4. PanenTanaman lobak sudah dapat dipanen sekitar 55-60 hari. Cara panen lobak yaitu

dipanen bersama akarnya dengan cara dicabut dari bagian daun. Berbeda halnya pasca panen

terhadap lobak korea, sehabis proses pemanenan lubang yang kosong langsung di isi kembali

dengan dengan bibit baru hal ini dimaksudkan untuk mempercepat budidaya lobak korea

teknologi ini baru diterapkan oleh para petani mitra lobak korea sedangkan beda halnya

dengan lobak daikon yang panen sekali habis dan butuh pengolahan lahan kembali. Waktu

panen yaitu pagi hari agar tetap segar dan dapat langsung dikirim ke Agro Farm. Panen

dilakukan setiap hari, lobak dipanen dengan cara dipilih sesuai kriteria panen. Pada saat

proses panen lobak yang terkena penyakit seperti busuk pada daunnya sementara

ditinggalkan di lahan karena tidak bisa diterima oleh Agro Farm.

Page 62: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

VI. PENDAPATAN USAHATANI

6.1. Analisis Pendapatan Petani Mitra

Pengukuran keberhasilan pengusahaan usahatani lobak dapat diukur dengan perolehan

laba yang dihitung menggunakan analisis pendapatan. Analisis pendapatan usahatani yang

akan dibahas yaitu menguraikan komponen-komponen penerimaan, biaya, pendapatan, serta

perhitungan nilai efisiensi dari penerimaan untuk tiap rupiah yang dikeluarkan dengan

menggunakan rumus R/C. Pendapatan usahatani lobak dibagi menjadi pendapatan usahatani

atas biaya tunai dan pendapatan usahatani atas biaya total. Biaya tunai adalah biaya yang

dikeluarkan petani dalam bentuk uang tunai untuk keperluan usahatani lobak. Biaya total

adalah penjumlahan antara biaya tunai usahatani lobak dan biaya non tunai. Biaya tidak tunai

adalah biaya-biaya yang tidak dikeluarkan secara tunai oleh petani sehingga masuk ke dalam

biaya yang diperhitungkan.

6.2. Penerimaan Petani Mitra Lobak per Musim Tanam

Penerimaan usahatani diperoleh dari hasil penjualan lobak petani. Hasil penjualan

yang diterima petani lobak dengan cara menghitung jumlah lobak yang masuk ke Agro farm

dikalikan harga per kilogram lobak yang telah ditetapkan sehingga diperoleh penerimaan

petani lobak korea dan daikon. Produk lobak petani lobak Agro Farm dikelompokkan ke

dalam lobak korea dan lobak daikon. Harga yang telah ditetapkan yaitu untuk lobak korea Rp

1.500/kg dan lobak daikon Rp 1.300/kg. Faktor yang mempengaruhi besarnya penerimaan

petani responden yaitu harga dan produksi. Jumlah produksi lobak korea sebesar 170

kilogram per hari dan lobak daikon sebesar 150 kilogram per hari. Adapun penerimaan petani

lobak secara jelas dapat dilihat pada (Lampiran 3).

6.3. Pengeluaran Petani Mitra Lobak per Musim Tanam

Pengeluaran usahatani terdiri dari biaya tunai dan biaya non tunai atau yang

diperhitungkan. Petani menganggap komponen-komponen biaya tidak tunai tersebut

bukanlah sebagai biaya atau pengeluaran. Petani tidak memperhitungkan biaya tenaga kerja

keluarga yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan usahatani seperti mencangkul,

memupuk, dan lain-lain. Analisis dengan memperhitungkan biaya tidak tunai penting

dilakukan untuk mengetahui keuntungan sebenarnya yang diperoleh dari usahatani lobak

yang diusahakan. Penelitian ini dilakukan analisis pendapatan usahatani atas biaya tunai dan

biaya non tunai per musim tanam lobak (Lampiran 4).

Page 63: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Tabel 13. Total Biaya Usahatani Lobak korea dan daikon per Musim Tanam

Biaya

Petani lobak Bulat Petani lobak daikon

Total Nilai

(Rp)

Persentase (%) Total Nilai (Rp) Persentase (%)

Saprotan 106.000 35.04 113.200 34.18

Tenaga Kerja 156.000 51.57 171.600 51.82

Sewa Lahan 30.000 9.92 33.000 9.96

Penyusutan 10.500 3.47 13.333 4.02

Jumlah 302.500 100.00 331.133 100.00

Berdasarkan Tabel 13 total nilai biaya petani lobak daikon lebih besar dari petani

lobak korea. Jumlah biaya total petani lobak daikon sebesar Rp 331.133 dan petani lobak

korea sebesar Rp 302.500. Alokasi biaya usahatani lobak tersebut dipergunakan untuk

saprotan, tenaga kerja, lahan, pajak, dan penyusutan. Pengeluaran total usahatani lobak

daikon dan lobak korea sebagian besar dialokasikan pada biaya tenaga kerja yaitu petani

lobak daikon sebesar 51,82 persen dan petani lobak korea sebesar 51,57 persen. Alokasi

biaya terbesar setelah tenaga kerja yaitu biaya saprotan. Alokasi biaya saprotan pada petani

lobak daikon sebesar 34,18 persen dan petani lobak korea sebesar 35,04 persen. Nilai

persentase tersebut menunjukkan bahwa biaya saprotan pada petani lobak korea lebih besar.

Hal tersebut terjadi karena petani lobak korea menggunakan jumlah saprotan lebih banyak

untuk kegiatan produksi dalam usahatani lobak.

Persentase sewa lahan terhadap biaya total yaitu petani lobak korea sebesar 9,92

persen, dan petani lobak daikon sebesar 9,96 persen. Alokasi biaya terendah yaitu biaya

penyusutan di mana petani lobak korea sebesar 3,47 persen dan petani lobak daikon sebesar

4,02 persen.

6.3.1.1. Biaya Tunai

Biaya tunai merupakan biaya yang dikeluarkan petani. Responden selama kegiatan

usahatani berlangsung mulai dari pengolahan lahan hingga pemasaran hasil. Biaya tunai

usahatani lobak pada petani lobak korea dan daikon terdiri dari biaya sewa lahan, saprotan,

dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Pengeluaran biaya tunai (Tabel 14.).

Page 64: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Tabel 14. Komponen Biaya Tunai Usahatani Lobak korea dan daikon.

Uraian Biaya

Tunai

Petani lobak korea Petani lobak daikon

Nilai (Rp) % Nilai (Rp) %

Saprotan 106.000 48.85 114.400 48.37

TKLK 81.000 37.33 89.100 37.67

Sewa Lahan 30.000 13.82 33.000 13.95

Jumlah 217.000 100.00 236.500 100.00

Komponen biaya tunai dan jumlah nilai biaya yang dikeluarkan masing-masing

kelompok petani berbeda. Perbedaan biaya secara signifikan dengan jumlah besar terlihat

pada komponen jumlah biaya saprotan dan biaya tenaga kerja. Biaya saprotan lebih besar

pada kelompok petani lobak daikon, demikian pula dengan nilai biaya tenaga kerja lebih

besar pada kelompok petani lobak daikon. Komponen biaya tunai masing-masing akan

dijelaskan sebagai berikut:

6.3.1.1.1. Saprotan

a. Biaya Benih/Bibit

Petani lobak korea maupun panjang mendapatkan bibit dari Agro Farm dengan

pembayaran sistem potong panen. Harga bibit per pohon yang disuplai oleh Agro Farm yaitu

Rp 550/gram untuk lobak korea dan Rp 500/gram untuk lobak daikon. Petani umumnya

sudah mengetahui kebutuhan bibit untuk luasan yang akan digarap, sehingga dapat

menyesuaikan penyediaan luasan lahan untuk ditanami dengan jumlah bibit yang diajukan.

Komponen biaya yang dikeluarkan untuk pembibitan yaitu biaya benih, tenaga kerja, pupuk,

dan media plastik. Total biaya benih rata-rata pada petani lobak korea dan daikon sebesar Rp

22.000.

Mortalitas atau tingkat kematian tanaman saat pembibitan pada petani lobak berbeda-

beda yaitu antara 10-20 persen. Petani lobak harus membeli benih dengan jumlah yang lebih

banyak dari target produksi, karena tidak semua benih berhasil menjadi bibit siap tanam dan

yang paling berpengaruh adalah faktor cuaca. Harga bibit yang ditetapkan Agro Farm

terhitung lebih mahal dibandingkan melakukan pembibitan sendiri. Walaupun demikian para

petani berpendapat lebih dimudahkan dengan adanya penyediaan bibit, sehingga tidak perlu

mencari atau membeli benih serta melakukan pembibitan sendiri.

Page 65: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

b. Biaya Pupuk dan Obat-obatan

Biaya pupuk dan obat-obatan merupakan komponen biaya tunai di dalam biaya yang

dikeluarkan petani lobak korea dan panjang. Biaya pupuk masing-masing petani berbeda

karena variasi jenis pupuk, jumlah pupuk dan harga pupuk yang digunakan. Keterbatasan

modal mempengaruhi masing-masing petani dalam penggunaan pupuk dan obat-obatan.

Petani dengan modal rendah akan menggunakan pupuk dan obat-obatan dengan kualitas

rendah dan jumlah yang sedikit.

Biaya pupuk dan obat-obatan petani lobak daikon lebih besar dibanding petani lobak

korea. Nilai biaya pupuk dan obat-obatan petani lobak daikon sebesar Rp 66.000 dan lobak

korea sebesar Rp 60.000. Alokasi penggunaan pupuk untuk lobak daikon lebih besar jika

dibandingkan dengan lobak korea hal ini dikarenakan lobak daikon lebih rentan terkena hama

penyakit sedangkan untuk Jenis pupuk dan obat-obatan yang digunakan petani lobak korea

dan panjang relatif sama. Hal tersebut yang diduga menyebabkan produksi dan produktivitas

petani lobak korea dan panjang cenderung tidak memiliki perbedaan yang mencolok.

6.3.1.1.2. Tenaga kerja luar keluarga

Penggunaan tenaga kerja petani responden terdiri dari Tenaga Kerja Luar Keluarga

(TKLK) atau buruh tani, dan Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK). TKLK termasuk dalam

komponen biaya tunai, sedangkan TKDK masuk ke dalam komponen biaya non tunai.

Kebutuhan tenaga kerja usahatani lobak cenderung besar. Tenaga kerja yang digunakan baik

petani lobak korea maupun lobak daikon lebih banyak berasal dari luar keluarga atau buruh.

Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan jumlah anggota keluarga yang dapat berpartisipasi

dalam pengelolaan usahatani lobak. Unit rata-rata tenaga kerja masing-masing petani

berbeda. Jumlah biaya TKLK petani lobak korea sebesar Rp 81.000 dan petani lobak daikon

sebesar Rp 89.100. Persentase TKLK petani lobak korea sebesar 37,33 persen sedangkan

petani lobak daikon sebesar 37,67 persen.

6.3.1.1.3. Sewa Lahan

Penggunaan lahan petani responden untuk usahatani lobak yaitu lahan sewa. Oleh

karena itu, biaya sewa lahan dimasukkan ke dalam perhitungan biaya tunai untuk lahan sewa.

Besarnya biaya sewa lahan bervariasi tergantung pada kualitas lahan dan jauh dekatnya

dengan sumber air. Lahan yang semakin gembur dan semakin dekat dengan sumber air maka

harga sewa lahan pun akan semakin mahal. Alokasi biaya untuk sewa lahan dalam biaya

tunai tidak begitu besar, dengan nilai persentase petani lobak korea sebesar 13,82 persen dan

Page 66: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

petani lobak daikon sebesar 13,95 persen terhadap biaya tunai. Biaya rata-rata sewa lahan per

musim tanam yang dikeluarkan petani lobak korea sebesar Rp 30.000 dan petani lobak

daikon sebesar Rp 33.000.

6.3.1.2 Biaya Non Tunai

Biaya non tunai merupakan biaya yang tidak diperhitungkan sebagai biaya yang telah

dikeluarkan. Biaya non tunai yang dihitung pada usahatani lobak petani responden terdiri dari

biaya penyusutan alat pertanian dan tenaga kerja petani itu sendiri (tenaga kerja keluarga),

pengeluaran pada petani lobak daikon relatif lebih besar dari petani lobak korea. Rincian

biaya non tunai petani responden usahatani lobak per musim tanam (Tabel 15).

Tabel 15. Biaya Non Tunai Usahatani Lobak korea dan daikon per Musim Tanam

Uraian Petani lobak korea Petani lobak daikon

Nilai (Rp) % Nilai (Rp) %

Penyusutan 10.500 12.28 13.333.3 13.91

TKDK 75.000 87.72 82.500 86.09

Total Biaya Non Tunai 85.500 100.00 95.833.3 100,00

6.3.1.1.1 Biaya penyusutan alat-alat pertanian

Alat-alat pertanian yang digunakan untuk usahatani lobak per satu musim tanam

dibebankan pada biaya penyusutan peralatan. Penyusutan peralatan yaitu dengan menghitung

penyusutan alat pertanian yang digunakan dalam usahatani lobak. Peralatan usahatani terdiri

dari cangkul dan arit. Peralatan yang digunakan memiliki umur ekonomis yang lama

sehingga dapat digunakan beberapa periode tanam. Biaya yang dibebankan atas pemakaian

peralatan tersebut dihitung sebagai biaya penyusutan selama periode satu musim tanam (tiga

bulan).

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan asumsi

peralatan setelah umur teknis habis tidak dapat digunakan lagi. Penggunaan peralatan pada

masing-masing petani responden berbeda. Hal tersebut berdampak pada biaya penyusutan

masing-masing petani yang berbeda. Biaya rata-rata untuk penyusutan peralatan per satu

musim tanam lobak, untuk petani lobak korea sebesar Rp 10.500 dan petani lobak daikon

sebesar Rp 13.333,3. Biaya penyusutan peralatan petani lobak korea lebih kecil dari petani

lobak daikon.

Perbedaan persentase alokasi biaya penyusutan peralatan antara petani lobak korea

dengan petani lobak daikon tidak jauh berbeda. Persentase alokasi biaya penyusutan peralatan

Page 67: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

terhadap biaya non tunai petani lobak korea sebesar 12,28 persen dan petani lobak daikon

sebesar 13,91 persen. Nilai persentase Biaya penyusutan peralatan merupakan biaya non

tunai terbesar kedua setelah biaya TKDK pada petani lobak korea dan panjang.

6.3.1.1.2 Tenaga kerja dalam keluarga (TKDK)

Biaya tenaga kerja dalam keluarga termasuk ke dalam komponen biaya non tunai.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya diketahui bahwa penggunaan tenaga kerja pada dua

kelompok petani penggunaan tenaga kerja luar keluarga lebih besar dibanding tenaga kerja

dalam keluarga. Jumlah biaya TKDK petani lobak korea sebesar Rp 75.000 dan petani lobak

daikon sebesar Rp 82.500. Perbedaan jumlah biaya tenaga keja dalam keluarga antara kedua

keompok tani relatif kecil. Hal tersebut karena jumlah keluarga petani lobak korea umumnya

sebanding dengan petani lobak daikon, sehingga penggunaan TKDK pada dua kelompok

petani lobak dapat dikatakan sama.

Persentase alokasi biaya TKDK terhadap biaya non tunai petani lobak korea sebesar

87,72 persen dan petani lobak daikon sebesar 86,09 persen. Alokasi biaya TKDK pada

petani lobak korea dan panjang merupakan persentase terbesar terhadap biaya non tunai.

Jumlah persentase biaya TKDK petani lobak sangat signifikan dibanding komponen biaya

lainnya terhadap biaya non tunai. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran anggota

keluarga dalam usahatani lobak. Jumlah TKDK yang digunakan dapat berperan dalam

besarnya pendapatan tunai yang diterima petani.

6.4 Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani dan R/C Rasio Petani Lobak koreadengan Petani Lobak daikon

Berdasarkan analisis usahatani yang telah dilakukan diperoleh komponen penerimaan,

biaya-biaya, pendapatan serta rasio R/C. Nilai pendapatan usahatani diperoleh dengan cara

mengurangi penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan petani. Pendapatan rata-rata

usahatani lobak per satu musim tanam yang dihitung adalah pendapatan atas biaya tunai dan

pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai diperoleh dengan cara mengurangi

penerimaan total dengan biaya tunai, sedangkan pendapatan total diperoleh dengan

mengurangi penerimaan total dengan biaya total. Perbandingan pendapatan rata-rata dan R/C

petani lobak korea dengan petani lobak daikon (Tabel 16).

Page 68: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Tabel 16. Pendapatan Usahatani dan R/C Rasio Lobak korea dan Lobak daikon per SatuMusim Tanam per 250 m2.

No Uraian Lobak korea Lobak daikon

Unit Sat

uan

Harga

(Rp)

Nilai

(Rp)

Unit Sat

uan

Harga

(Rp)

Nilai

(Rp)

A Penerimaan 896 Kg 1.500 1.344.000 985.6 Kg 1.300 1.281.280

B B.Tunai:

1. Sewa Lahan 896 Met 600 537.600 985.6 Met 600 591.360

2. Saprotan:

Benih 40 Gr 550 22.000 44 Gr 500 22.000

Pupuk 4 Kg 15.000 60.000 4.4 Kg 15.000 66.000

Obat-obatan 24.000 26.400

3. TKLK 30 Jam 2.700 81.000 33 Jam 2.700 89.100

Total B Tunai 724.600 794.860

C B. Non Tunai:

1. Penyusutan 10.500 13.333.3

2. TKDK 30 Jam 2.500 75.000 33 Jam 2.500 82.500

Total B. N Tunai 85.500 95.883.3

D Total Biaya

(B+C)

810.100

890.693.3

E PAB Tunai (A-B) 619.400 486.420

F PAB Total (A-D) 533.900 390.586,7

G R/C Atas B Tunai 1.85 1.61

H R/C Atas B Total 1.66 1.44

Berdasarkan Tabel 12 perolehan penerimaan rata-rata petani lobak korea per satu

musim tanam adalah sebesar Rp 1.344.000 dan petani lobak daikon sebesar Rp 1.281.280.

Dengan mengurangi penerimaan tersebut dengan biaya tunai dari masing-masing kelompok

petani maka diperoleh pendapatan atas biaya tunai kelompok petani lobak korea sebesar Rp

619.400 dan petani lobak daikon sebesar Rp 486.420. Pendapatan atas biaya total adalah

petani lobak korea Rp 533.900 dan petani lobak daikon Rp 390.586,7. Pada dasarnya

usahatani lobak korea maupun panjang sama-sama mendatangkan keuntungan bagi petani,

namun bila dilakukan perbandingan, terlihat bahwa pendapatan tunai dan non tunai petani

lobak korea lebih besar dibandingkan dengan petani lobak daikon, sehingga dapat diketahui

bahwa usahatani lobak korea dapat mendatangkan pendapatan yang lebih besar. Oleh karena

itu, kemitraan lobak umumnya dan lobak korea khususnya dapat memberikan manfaat

pendapatan kepada petani.

Page 69: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Berdasarkan perolehan nilai penerimaan dan nilai biaya dapat diketahui nilai rasio

R/C kedua kelompok petani responden. Perhitungan analisis R/C yaitu pendapatan dibagi

biaya. Rasio tersebut diperoleh dengan cara membagi penerimaan total dengan biaya tunai

untuk memperoleh rasio R/C atas biaya tunai dan biaya total untuk memperoleh rasio R/C

atas biaya total. Perolehan rasio R/C atas biaya tunai petani lobak korea adalah sebesar 1,85

dan petani lobak daikon sebesar 1.61. Besarnya R/C tersebut artinya setiap 1 rupiah biaya

tunai yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,85 untuk petani lobak

korea dan Rp 1.61 untuk petani lobak daikon. Nilai rasio R/C atas biaya total petani lobak

korea sebesar 1.66 dan petani lobak daikon sebesar 1.44. Artinya, setiap 1 rupiah biaya total

yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1.66 untuk petani lobak korea

dan Rp 1.44 untuk petani lobak daikon.

Nilai rasio R/C atas biaya tunai maupun biaya total petani lobak korea lebih besar

dibandingkan petani lobak daikon, namun perbedaannya relatif kecil. Penerimaan yang

dihasilkan petani lobak korea besar dengan total biaya yang lebih kecil dibandingkan dengan

lobak daikon. Oleh karena itu, pendapatan dan R/C petani lobak korea lebih besar dibanding

pendapatan dan R/C petani lobak daikon. Hasil analisis tersebut dapat menjelaskan bahwa

kemitraan dapat mendatangkan keuntungan bagi petani lobak (bulat maupun panjang). Akan

tetapi apabila dilakukan perbandingan antara usahatani lobak korea dengan lobak daikon,

maka dapat disimpulkan bahwa usahatani lobak korea lebih menguntungkan dan efisien

dibandingkan usahatani lobak daikon.

6.5 Saluran Pemasaran Lobak korea dan Panjang

Pemasaran lobak korea dan lobak daikon di Desa Ciherang melalui kemitraan dengan

Agro Farm dimulai dari petani lobak. Selanjutnya lobak hasil panen petani dikumpulkan di

Agro Farm sebagai mitra petani. Lobak yang dibawa ke Agro Farm (baik bulat maupun

panjang) disesuaikan dengan standar yang sudah ditetapkan Agro Farm seperti ukuran, warna

dan bentuk serta penampilan fisik lainnya. Setelah itu, Agro Farm akan menjual lobak hasil

panen tersebut ke restoran-restoran Korea dan Jepang yang sudah menjadi langganan Agro

Farm. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemasaran lobak korea dan panjang yang dilakukan

oleh Agro Farm tergolong eksklusif karena ditujukan bagi pasar khusus dengan harga jual

yang berbeda dibandingkan dengan harga jual di pasar tradisional.

Selain jaminan dalam hal pemasaran, petani lobak (korea dan daikon) yang bermitra

dengan Agro Farm juga memperoleh jaminan dalam hal harga jual dimana harga jual sudah

ditetapkan oleh pihak Agro Farm pada kisaran stabil sebesar Rp 1.500/kg untuk lobak korea

Page 70: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

dan Rp 1.300/kg untuk lobak daikon. Apabila terjadi perubahan harga, maka pihak Agro

Farm akan memberitahukan kepada petani lobak mitra sehingga petani memperoleh

informasi yang memadai mengenai perkembangan harga dan pasar. Hal ini untuk menjamin

bahwa petani juga memperoleh pengetahuan dan gambaran mengenai perubahan yang terjadi

di pasar, baik dalam hal harga, tingkat permintaan dan penawaran.

Page 71: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

V11. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kemitraan Agro Farm mulai diterapkan tahun 2000 dengan jumlah mitra tani yang

semakin berkembang. Pola kemitraan yang diterapkan Agro Farm dengan petani mitra

dikategorikan ke dalam pola KOA (Kerjasama Operasional Agribisnis). Agro Farm sebagai

pihak perusahaan mitra menyediakan pinjaman sarana produksi berupa bibit, bimbingan

teknis budidaya, dan jaminan pasar. Petani mitra menyediakan lahan, tenaga kerja dan sarana.

Kerjasama kemitraan berhasil dijalankan dengan konsep tipe sinergis dan saling

menguntungkan serta didasari azas kesetaraan didalam menikmati keuntungan. Manfaat teknis

lainnya dengan menjadi mitra yaitu adanya penyediaan bibit, sehingga petani mitra tidak perlu

melakukan pembibitan sendiri. Berdasarkan analisis pendapatan usahatani lobak yang dilihat

dari pendapatan tunai dan non tunai serta R/C rasio tersebut nilai petani lobak korea lebih

besar dibandingkan dengan petani obak panjang. Hasil analisis tersebut dapat menjelaskan

bahwa dengan bergabung dengan program kemitraan dapat mendatangkan manfaat

pendapatan usahatani lobak, baik lobak korea maupun lobak daikon.

Berdasarkan perolehan nilai penerimaan dan nilai biaya dapat diketahui nilai rasio

R/C kedua kelompok petani responden. Perhitungan analisis R/C yaitu pendapatan dibagi

biaya. Rasio tersebut diperoleh dengan cara membagi penerimaan total dengan biaya tunai

untuk memperoleh rasio R/C atas biaya tunai dan biaya total untuk memperoleh rasio R/C

atas biaya total. Perolehan rasio R/C atas biaya tunai petani lobak korea adalah sebesar 1,85

dan petani lobak daikon sebesar 1.61. Besarnya R/C tersebut artinya setiap 1 rupiah biaya

tunai yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,85 untuk petani lobak

korea dan Rp 1.61 untuk petani lobak daikon. Nilai rasio R/C atas biaya total petani lobak

korea sebesar 1.66 dan petani lobak daikon sebesar 1.44. Artinya, setiap 1 rupiah biaya total

yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1.66 untuk petani lobak korea

dan Rp 1.44 untuk petani lobak daikon.

Nilai rasio R/C atas biaya tunai maupun biaya total petani lobak korea lebih besar

dibandingkan petani lobak daikon, namun perbedaannya relatif kecil. Penerimaan yang

dihasilkan petani lobak korea besar dengan total biaya yang lebih kecil dibandingkan dengan

lobak daikon. Oleh karena itu, pendapatan dan R/C petani lobak korea lebih besar dibanding

pendapatan dan R/C petani lobak daikon. Hasil analisis tersebut dapat menjelaskan bahwa

kemitraan dapat mendatangkan keuntungan bagi petani lobak (korea maupun daikon).

Page 72: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

7.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka rekomendasi yang dapat diberikan penulis yaitu

lebih dianjurkan kepada petani. Rekomendasi yang diajukan dengan mengacu pada

keuntungan masing-masing pelaku kemitraan dalam melaksanakan budidaya lobak,

sebaiknya petani mempertahankan hubungan kerjasama kemitraan.

Petani lobak korea dan daikon disarankan untuk lebih bisa mempertahankan budidaya

yang sesuai dengan arahan perusahaan mitra, jangan hanya kuantitas saja yang di tingkatkan

tetapi kualitas tidak diperhatikan, sehingga penggunaan input-input produksi bisa lebih

maksimal dan dapat menghemat pengeluarkan biaya-biaya produksi. Dalam penelitian ini

peneliti belum banyak menggali tentang kemitraannya hanya berfokus saja pada pendapatan

yang diterima oleh petani.

Page 73: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

DAFTAR PUSTAKA

Agreianti. 2009. Pengaruh Kemitraan Terhadap Produktivitas dan Pendapatan Petani Kakaodikabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Skripsi. Program Sarjana EkstensiManajemen Agribisnis. Fakultas ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Agro Farm. 2010. Permintaan Lobak Agro farm Di Desa Ciherang. Cianjur. Jawa barat

Ali, F. 2005. Analisis Tingkat Pendapatan dan Kepuasan Petani Terhadap PelaksanaanKemitraan Jagung Manis di Kecamatan Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi, JawaBarat. Skripsi. Fakultas Pertanian Departemen Sosial Ekonomi Institut PertanianBogor.

Aryati. 2009. Analisis Pengaruh Kemitraan Terhadap Pendapatan Usahatani Kacang Tanahdidaerah Cianjur dengan PT Garudafood. Skripsi. Departemen Ilmu Sosial. FakultasPertanian. Institut Pertanian Bogor.

[BPS]. Badan Pusat Statistik. 1991. Produksi Tanaman padi dan Palawija di Indonesia. BadanPusat Statistik, Jakarta.

[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2005. Produksi Tanaman Padi dan Palawija di Indonesia. BadanPusat Statistik, Bogor.

Damayanti, N.M. 2009. Kajian Keberhasilan Pelaksanaan Kemitraan Dalam MeningkatkanPendapatan Antara Petani Semangka Di Kabupaten Kebumen Jawa tengah. Skripsi.Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. InstitutPertanian Bogor.

Departemen Pertanian. 2002. Pedoman Kemitraan Usaha Agribisnis. Jakarta.

Departemen Pertanian. 2007. Statistik Pertanian Kabupaten Cianjur. Departemen Pertanian,Cianjur. Jawa Barat.

Dirtjen Pembinaan Usaha kecil. 1994. Departemen Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil.Jakarta.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2005. Vedemekum Tanaman Sayuran. Jakarta: DepartemenPertanian.

Direktorat Jendral Hortikultura. 2007. Nilai PDB Indonesia. Direktorat Jendral Hortikultura,Jakarta.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan. 1979. Komposisi Beberapa Zat gizi. Jakarta.Departemen Kesehatan.

Gujarati, Damodar N. 1988. Basic Econometrics. Second Edition. McGraw-Hill BookCompany. New York.

Hafsah M.J. 2000. Kemitraan Usaha, Konsepsi dan Strategi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Hernanto. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kurnia, Y. 2003. Kajian pelaksanaan pola kemitraan antara perusahaan agribisnis denganpetani mitra (Studi Kemitraan CV. Mekar Dana Profitindo Dengan Petani Bawang

Page 74: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Merah Brebes). Jurusan Ilmu-ilmu Sosial ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian.Institut Pertanian Bogor.

Krisnamurthi,B. 1997. Pengantar Agribisnis. Bahan Mata Kuliah Bagi Program StudiAgribisnis. Jurusan Ilmu Sosial ekonomi. Fakultas Pertanian Bogor.

Laporan Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur. 2007-2008.

Marliana. 2009. Analisis Manfaat dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan PetaniTerhadap Pelaksanaan Kemitraan Lettuce di PT Saung Mirwan. Skripsi. FakultasPertanian. Institut Pertanian Bogor.

Mia. 2009. keberhasilan pelaksanaan kemitraan dalam meningkatkan pendapatan antarapetani semangka di kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Skripsi. Sarjana fakultasPertanian. Departemen Sosial Ekonomi. Institut Pertanian Bogor.

Puspitasari, I. 2003. Kajian Pelaksanaan Kemitraan antara PT Agro Inti Pratama denganPetani Ubi Jalar di Desa Sindang Barang. Skripsi. Sarjana Fakultas Pertanian.Departemen Sosial Ekonomi. Institut Pertanian Bogor.

Puspitasari, A. 2009. Pengaruh Kemitraan Terhadap Produktivitas Dan Pendapatan PetaniKakao. Skripsi. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. InstitutPertanian Bogor.

Rukmana, Rahmat. 1995. Bertanam Lobak. Jakarta: Kanisus.

Saraswati,D. 2002. Dampak Pelaksanaan Kemitraan Terhadap Pendapatan Petani Mitra,Studi Kasus : Kemitraan Antara PT. Bumi Mekar Tani Dengan Petani Kacang TanahDI Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial EkonomiPertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Soekartawi, Soeharjo A, Dillon IL, Hardaker JB. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untukPengembangan Petani Kecil. Penerbit:Universitas Indonesia. Jakarta.

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Penerbit:Universitas Indonesia. Jakarta.

Soekartawi. 2005. Agroindustri dalam Perspektif Sosial Ekonomi. PT. Raja Grafindo.Jakarta.

Tjakrawiralaksana, A. dan Soeriatmaja. 1983. Usahatani. Departemen Pendidikan danKebudayaan. Jakarta.

Page 75: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

LAMPIRAN

Page 76: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Lampiran 1. Jenis-Jenis Komoditas Budidaya Agro Farm

NO ITEM SAYURANJUMLAH RATA-RATA (KG)

PER HARI PER BULAN

1 Altari 50 1500

2 Batang ubi 40 1200

3 Brokoli B 15 450

4 Cabe Merah 20 600

5 Cabe Hijau 20 600

6 Cabe Rawit 15 450

7 Caisim 20 600

8 Zukini 100 3000

9 Daun Bawang Besar 100 3000

10 Daun Bawang Kecil 50 1500

11 Daun Bawang Cung 15 450

12 Daun Knip 15 450

13 Daun Knip Song 10 300

14 Daun Labu 15 450

15 Gobo 60 1800

16 Horenso 100 3000

17 Jamur Shimeji 15 450

18 Jahe Besar 15 450

19 Jeruk Nipis 10 300

20 Jagun Manis 10 300

21 Kucai 40 1200

22 Kentang 30 900

23 Kol Putih Korea 100 3000

24 Kol Merah 20 600

25 Kacang Merah Kulit 20 600

Page 77: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

26 Kacang Merah Kupas 5 150

27 Kacang Edamame 10 300

28 Lobak Korea 170 5100

29 Lobak Daikon 150 4500

30 Labu Parang 40 1200

31 Letuce Head 20 600

32 Paprika Merah 10 300

33 Paprika Kuning 10 300

34 Paprika Hijau 15 450

35 Pakchoy 20 600

36 Sawi putih 700 21000

37 Sawi Baby 60 1800

38 Selada Keriting 100 3000

39 Suk / Lokatmala 5 150

40 Sukat 15 450

41 Timun Jepang 100 3000

42 Timun Acar 30 900

43 Timun korea 15 450

44 Tale 20 600

45 Tomat TW 15 450

46 Tomat Apel 40 1200

47 Tomat Cherry 10 300

48 Terung Jepang 15 450

49 Tespong 50 1500

50 Ubi Jepang 20 600

51 Ubi Putih 20 600

Page 78: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

52 wortel 10 300

53 Wortel Import 10 300

54 Youlmu Lokal 20 600

55 Youlmu Korea 40 1200

56 Semangka 50 1500

57 Zukini Korea Korea 30 900

58 Zukini Korea Daikon 30 900

59 Selada Merah 40 1200

60 Parceri 2 60

61 Kailan 5 150

62 Kembang Kol 5 150

63 Toge Lokal 5 150

64 Bayam 10 300

65 Doramul 5 150

66 Bengkuang 10 300

JUMLAH 2.842 85.260

Page 79: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Lampiran 2. Struktur Organisasi Agro Farm

Struktur Organisasi

Keterangan :

Garis Perintah/Komando

BENDAHARA

NIRAWATI

SEKRETARIS

MUJAFAR

PRIYONO

BUDIDAYA

YUKIARAMDANI

PEMASARAN

AGUS S.

DISTRIBUSI

RISMIANTO

PACKING

AGUS

KETUA

SANTOSO

PENGADAAN

IWAN

Page 80: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Lampiran 3. Penerimaan Penjualan Lobak Korea dan Daikon per Musim Tanam

KeteranganProduksi (Kg) Harga Jual (Rp) Penerimaan (Rp)

Lobak Korea:Petani 1 896 1.500 1.344.000Petani 2 672 1.500 1.008.000Petani 3 448 1.500 672.000Petani 4 1.344 1.500 2.016.000Petani 5 1.120 1.500 1.680.000Petani 6 672 1.500 1.008.000Petani 7 896 1.500 1.344.000Petani 8 448 1.500 672.000Petani 9 672 1.500 1.008.000Petani 10 1344 1.500 2.016.000Petani 11 672 1.500 1.008.000Petani 12 896 1.500 1.344.000Petani 13 1120 1.500 1.680.000Petani 14 1120 1.500 1.680.000Petani 15 672 1.500 1.008.000Rata-rata 896 1.500 1.344.000Lobak Daikon:Petani 1 1120 1.300 1.456.000Petani 2 672 1.300 873.600Petani 3 896 1.300 1.164.800Petani 4 1120 1.300 1.456.000Petani 5 448 1.300 582.400Petani 6 896 1.300 1.164.800Petani 7 1120 1.300 1.456.000Petani 8 672 1.300 873.600Petani 9 1120 1.300 1.456.000Petani 10 1344 1.300 1.747.200Petani 11 672 1.300 873.600Petani 12 1120 1.300 1.456.000Petani 13 1568 1.300 2.038.400Petani 14 1344 1.300 1.747.200Petani 15 672 1.300 873.600Rata-rata 985,6 1.300 1.281.280

Page 81: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Lampiran 4. Biaya Rata-Rata Petani Lobak

A. Biaya Rata-Rata Petani Lobak Korea

No Petani Bibit/Benih Pupuk

Obat-

obatan Penyusutan

Sewa

Lahan BTKLK BTKDK

1 petani 1 33.000 90.000 36.000 15.000 45.000 121.500 112.500

2 petani 2 16.500 45.000 18.000 7.500 22.500 60.750 56.250

3 petani 3 11.000 30.000 12.000 7.500 15.000 40.500 37.500

4 petani 4 33.000 90.000 36.000 15.000 45.000 121.500 112.500

5 Petani 5 27.500 75.000 30.000 15.000 37.500 101.250 93.750

6 petani 6 16.500 45.000 18.000 7.500 22.500 60.750 56.250

7 petani 7 22.000 60.000 24.000 7.500 30.000 81.000 75.000

8 petani 8 11.000 30.000 12.000 7.500 15.000 40.500 37.500

9 petani 9 16.500 45.000 18.000 7.500 22.500 60.750 56.250

10 petani 10 33.000 90.000 36.000 15.000 45.000 121.500 112.500

11 petani 11 16.500 45.000 18.000 7.500 22.500 60.750 56.250

12 petani 12 22.000 60.000 24.000 7.500 30.000 81.000 75.000

13 petani 13 27.500 75.000 30.000 15.000 37.500 101.250 93.750

14 petani 14 27.500 75.000 30.000 15.000 37.500 101.250 93.750

15 petani 15 16.500 45.000 18.000 7.500 22.500 60.750 56.250

Rata-rata 22.000 60.000 24.000 10.500 30.000 81.000 75.000

Page 82: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

B. Biaya Rata-Rata Petani Lobak Daikon

No Petani Bibit/Benih Pupuk

Obat-

obatan Penyusutan

Sewa

Lahan BTKLK BTKDK

1 petani 1 25000 75000 30000 15000 37500 101250 93750

2 petani 2 15000 45000 18000 7500 22500 60750 56250

3 petani 3 20000 60000 24000 15000 30000 81000 75000

4 petani 4 25000 75000 30000 15000 37500 101250 93750

5 Petani 5 10000 30000 12000 7500 15000 40500 37500

6 petani 6 20000 60000 24000 15000 30000 81000 75000

7 petani 7 25000 75000 30000 15000 37500 101250 93750

8 petani 8 15000 45000 18000 7500 22500 60750 56250

9 petani 9 25000 75000 30000 15000 37500 101250 93750

10 petani 10 30000 90000 36000 20000 45000 121500 112500

11 petani 11 15000 45000 18000 7500 22500 60750 56250

12 petani 12 25000 75000 30000 15000 37500 101250 93750

13 petani 13 35000 105000 42000 22500 52500 141750 131250

14 petani 14 30000 90000 36000 15000 45000 121500 112500

15 petani 15 15000 45000 18000 7500 22500 60750 56250

Rata-rata 22000 66000 26400 13333,3333 33000 89100 82500

Page 83: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Lampiran 5. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Umur, Luas Lahan, TingkatPendidikan, dan Tingkat Pengalaman.

No RespondenUmur

(Tahun)Jenis Lobak

Luas Lahan

(m2)Tingkat Pendidikan Tingkat Pengalaman

1 Petani 1 42 Korea 300 SLTP 2 Tahun

2 Petani 2 38 Korea 150 SMA 1 Tahun

3 Petani 3 40 Korea 100 SMA 1 Tahun

4 Petani 4 63 Korea 300 SD 2 Tahun

5 Petani 5 40 Korea 250 SMA 1 tahun

6 Petani 6 42 Korea 150 SMA 1 tahun

7 Petani 7 38 Korea 200 SMA 1 tahun

8 Petani 8 44 Korea 100 SMA 2 tahun

9 Petani 9 35 Korea 150 SMA 2 tahun

10 Petani 10 50 Korea 300 SLTP 2 tahun

11 Petani 11 45 Korea 150 SMA 1 tahun

12 Petani 12 47 Korea 200 SMA 1 tahun

13 Petani 13 40 Korea 250 SMA 1 tahun

14 Petani 14 45 Korea 250 SMA 1 tahun

15 Petani 15 55 Korea 150 SMA 1 tahun

16 Petani 16 66 Daikon 250 SD 5 Tahun

17 Petani 17 41 Daikon 150 SD 3 Tahun

18 Petani 18 44 Daikon 200 SMA 4 Tahun

19 Petani 19 35 Daikon 250 SLTP 2 Tahun

20 Petani 20 47 Daikon 100 SLTP 3 Tahun

21 Petani 21 45 Daikon 200 SMA 2 tahun

22 Petani 22 39 Daikon 250 SLTP 3 tahun

23 Petani 23 43 Daikon 150 SMA 2 tahun

24 Petani 24 50 Daikon 250 SLTP 3 tahun

25 Petani 25 45 Daikon 300 SMA 2 tahun

26 Petani 26 38 Daikon 150 SLTP 5 Tahun

27 Petani 27 50 Daikon 250 SMA 4 Tahun

28 Petani 28 48 Daikon 350 SMA 4 Tahun

29 Petani 29 55 Daikon 300 SD 5 Tahun

30 Petani 30 52 Daikon 150 SMA 1 tahun

Page 84: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

Lampiran 6. Kuisioner

KUISIONER PENELITIANUNTUK MENGETAHUI PENDAPATAN USAHATANI

LOBAK KOREA DAN DAIKON

Kuisioner ini digunakan sebagai bahan penyusun skripsi “ANALISIS PENDAPATAN

USAHATANI LOBAK KOREA DAN DAIKON (Studi Kasus Agro Farm di DESA

CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT)” oleh Hendra Bacheramsyah

(H 34077022), Mahasiswa Program Penyelenggaraan Khusus Agribisnis, Fakultas Ekonomi

dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Untuk Perusahaan Mitra

I. Data Pribadi

1. Nama :

2. Jabatan :

II. Kondisi Perusahaan

1. Apa tujuan yang ingin dicapai perusahaan?

2. Apakah visi dan misi perusahaan?

3. Bagaimana struktur organisasi perusahaan?

4. Pihak/ bagian yang terkait dengan program kemitraan?

5. Adakah bagian khusus perusahaan yang secara khusus menangani pembinaan kepada

petani mitra ?

III. Pelaksanaan Kemitraan

1. Tujuan apa yang ingin dicapai dengan adanya kemitraan?

2. Apa alasan perusahaan melakukan kemitraan dengan petani mitra?

3. Apa saja yang menjadi kreteria bagi petani mitra dan juga wilayahnya untuk menjadi

mitra perusahaan?

4. Apakah pola kemitraan yang dijalankan perusahaan dengan petani mitra, dan bagaimana

mekanisme kerjasama yang dujalankan?

5. Bagaimana bentuk pembinaan/bimbingan yang diberikan kepada petani mitra?

Page 85: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

6. Bagaimana bentuk permodalan kepada petani mitra?

7. Bagaimana penyediaan sarana dan prasarana produksi untuk petani mitra?

8. Adakah pendampingan secara teknis maupun non teknis dari perusahaan mitra?

9. Apakah petani mitra dilibatkan dalam pembuatan peraturan dan kontrak kemitraan?

10. Apakah dalam pelaksanaannya, seluruh petani patuh terhadap peraturan dan kontrak

kemitraan?

11. Apa saja hak dan kewajiban untuk masing-masing pelaku kemitraan (perusahaan dan

petani mitra)?

12. Apa saja yang menjadi kendala dalam kemitraan?

13. Adakah kelembagaan yang dibentuk sebagai penghubung komunikasi dengan petani?

14. Apa peran pemerintah dalam kemitraan ini?

IV. Sistem Produksi

1. Apa perusahaan memiliki target tahunan?berapa banyak pertahun?

2. Upaya apa yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan pengusahaan teknologi bagi

petani?

3. Apakah untuk saat ini, produksi yang diterima perusahaan sudah sesuai dengan mutu

yang diharapkan?

4. Solusi apa yang dilakukan untuk mengantisipasi kendala teknis yang mempengaruhi

produksi lobak petani mitra?

V. Pemasaran Hasil

1. Bagaimana sistem bagi hasil yang diterapkan perusahaan dengan petani mitra?

2. Bagaimana sistem pembayaran hasil terhadap petani mitra?

3. Bagaimana proses pemasaran yang terjadi dalam kemitraan ini?

4. Apa peran dari masing-masing pihak yang menjalankan kemitraan ini?

5. Adakah keterlibatan pihak lain dalam pemasaran hasil lobak dalam kemitraan ini?apa

peran kalau ada?

6. Apakah sistem pemasaran lobak dalam kemitraan ini dinilai sudah menguntungkan bagi

perusahaan?

7. Apakah harapan perusahaan dengan menggunakan sistem pemasaran ini?

Page 86: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

VI. Pembiayaan dan Pendanaan

1. Apakah perusahaan membantu petani dalam hal pendanaan atau pembiayaan?

2. Apakah pendanaan yang diberikan berasal dari perusahaan sepenuhnya ataukah ada

pihak lain penyedia dana?

3. Bagaimana bentuk kerjasama perusahaan dengan pihak yang menyediakan dana?

4. Bagaimana aliran dana, dari pihak penyedia hingga samapai pada petani?

5. Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan atas dana yang diberikan?

6. Bagaimana sistem pengembalian kredit yang dilakukan oleh petani?

Page 87: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

KUISIONER PENELITIANUNTUK MENGETAHUI PENDAPATAN USAHATANI

LOBAK KOREA DAN DAIKON

Kuisioner ini digunakan sebagai bahan penyusun skripsi “ANALISIS PENDAPATAN

USAHATANI LOBAK KOREA DAN DAIKON (Studi Kasus Agro Farm di DESA

CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT)” oleh Hendra Bacheramsyah

(H 34077022), Mahasiswa Program Penyelenggaraan Khusus Agribisnis, Fakultas Ekonomi

dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

A. Karakteristik Petani Lobak Korea

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : a). Perempuan b). Laki-laki

3. Umur :

4. Pendidikan Terakhir :

a). SD c). SLTA e). Lainnya

b). SLTP d). Perguruan Tinggi

5. Luas Lahan yang diusahakan : (Hektar)

6. Jumlah tanaman produktif yang dimiliki : (Tanaman)

7. Status kepemilikan lahan

a). Penggarap

b). Penggarap dan pemilik

c). Sewa :Rp /Ha

8. ` Lama menjadi petani lobak korea : Tahun

9. Pekerjaan Di luar menjadi petani lobak korea :

a). PNS

b). Wiraswasta

c). pedagang

d). Lain-lain :

Page 88: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

10. Alasan menjadi petani lobak korea :

a). Pekerjaan utama

b). Pekerjaan sampingan

c). Usaha turun temurun

d). Keuntungan yang besar

e). Lain-lain :

11. Permasalahan yang sering dihadapi dalam usahatani lobak korea dalam hal budidaya,

teknologi, modal, hama, dan lainnya)

Uraian Singkat :

12. Sumber permodalan usahatani lobak korea :

a). Sendiri

b). Pinjaman

c). Pinjaman dari pihak bank

d). pinjaman dari perusahaan mitra

Jumlah pinjaman : Rp........................................

B. KEMITRAAN YANG DIJALANKAN

1. Lama bermitra : 1 Tahun

2. Alasan bermitra :

a). Ingin mendapat bantuan modal

b). Ingin mendapatkan jaminan pasar

c). Ingin mendapatkan bantuan dalam hal teknologi (budidaya ataupun peralatan

budidaya)

d). Ingin meningkatkan keuntungan

e). Lain-lain

3. Manfaat apa yang diperoleh dari kemitraan ini : harga kontrak,pasar terjamin

4. Pelayanan apa saja yang anda peroleh dari perusahaan mitra?

Page 89: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

5. Apakah anda puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan mitra :

a). Puas

Alasannya :

b). Tidak puas

Alasannya

6. Apakah anda mendapatkan pinjaman modal dari perusahaan

a). Ya : Rp.

b). Tidak

7. berapa kali anda mendapatkan pembinaan dari perusahaan : ( kali per mimggu atau

bulan)

8. Pinjaman sarana dan prasarana yang anda peroleh dari perusahaan : Rp.

9. Menurut anda, bagaimana harga beli yang ditetapkan Agro Farm untuk membeli lobak

korea yang anda miliki :

a). Tinggi (jika yang diberikan diatas harga pasaran)

b). Sedang (jika harga yang diberikan sama atau sesuai dengan harga pasaran)

c). Rendah (jika harga yang diberikan lebih rendah dari harga pasaran)

10. Apakah anda mengetahui dan memahami peraturan dalam kemitraan

a). Ya

b). Tidak, alasannya :

11. Keluhan apa yang ada dalam kemitraan :

a). Isi perjanjian :

b). Pelaksanaan isi perjanjian :

c). Pembayaran :

12. Apa saran anda kepada perusahaan :

1).

2).

Page 90: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

C. Karakteristik Usaha Lobak Korea

1. Biaya produksi

No Uraian JumlahHarga/Unit Total

(Rp) (Rp)

1 Jumlah Tanaman

2 Pupuk

a. Urea

b. SP-36

c. KCL

d. Organik

3 Pestisida

4 Peralatan

a.

b.

c.

5 Investasi

a.

b.

c.

Dst

6 Sewa / pembelian tanah

7 lain-lain

Page 91: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

2. Kebutuhan Tenaga Kerja

No. Kegiatan

Kebutuhan Waktu Biaya Total

Tenaga Yang Tenaga Biaya

Kerja dibutuhkan Kerja (Rp)

(Orang) (Hari) (Rp/Hari)

1

2

3

4

5

6

7

dst

3. Produksi

Dalam satu tahun berapa kali panen : panen

Panen Volume (Kg)Jumlah yang Harga Jual Penerimaan

diterima oleh (Kg) (Rp)

mitra (Kg)Panen 1

Panen 2

Panen 3

Page 92: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

D. Keanggotaan Petani dalam Kelompok Tani

1. Nama Kelompok Tani yang anda ikuti :

2. Berapa lama anda menjadi anggota Kelompok Tani ini :

3. Jabatan anda dalam Kelompok Tani ini sebagai apa :

4. Berapa sering anda ikut dalam pertemuan Kelompok Tani ini :

a). Sering (jika mengikuti setiap ada pertemuan dalam satu bulan)

b). Kadang-kadang (jika hanya mengikuti karang dari 3 kali pertemuan dalam 1 bulan)

c). tidak pernah (sama sekalitidak pernah mengikuti pertemuan)

5. Manfaat apa saja yang anda rasakan dengan bergabung dalam Kelompok Tani ini :

6. Apa yang menjadi harapan anda pada Kelompok Tani ini berkaitan dengan kemitraan

yang dijalin dengan Agro Farm?

Page 93: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

KUISIONER PENELITIANUNTUK MENGETAHUI PENDAPATAN USAHATANI

PETANI LOBAK KOREA DAN DAIKON

Kuisioner ini digunakan sebagai bahan penyusun skripsi “ANALISIS PENDAPATAN

USAHATANI LOBAK KOREA DAN DAIKON (Studi Kasus Agro Farm di DESA

CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT)” oleh Hendra Bacheramsyah

(H 34077022), Mahasiswa Program Penyelenggaraan Khusus Agribisnis, Fakultas Ekonomi

dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

E. Karakteristik Petani Lobak Daikon

5. Nama :

6. Jenis Kelamin : a). Perempuan b). Laki-laki

7. Umur :

8. Pendidikan Terakhir :

a). SD c). SLTA e). Lainnya

b). SLTP d). Perguruan Tinggi

5. Luas Lahan yang diusahakan : (Hektar)

6. Jumlah tanaman produktif yang dimiliki : (Tanaman)

7. Status kepemilikan lahan

a). Penggarap

b). Penggarap dan pemilik

c). Sewa :Rp /Ha

8. ` Lama menjadi petani lobak daikon : Tahun

9. Pekerjaan Di luar menjadi petani lobak daikon :

a). PNS

b). Wiraswasta

c). pedagang

d). Lain-lain :

Page 94: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

10. Alasan menjadi petani lobak daikon :

a). Pekerjaan utama

b). Pekerjaan sampingan

c). Usaha turun temurun

d). Keuntungan yang besar

e). Lain-lain :

11. Permasalahan yang sering dihadapi dalam usahatani lobak daikon dalam hal budidaya,

teknologi, modal, hama, dan lainnya)

Uraian Singkat :

12. Sumber permodalan usahatani lobak daikon :

a). Sendiri

b). Pinjaman

c). Pinjaman dari pihak bank

d). pinjaman dari perusahaan mitra

Jumlah pinjaman : Rp........................................

F. KEMITRAAN YANG DIJALANKAN

7. Lama bermitra : Tahun

8. Alasan bermitra :

a). Ingin mendapat bantuan modal

b). Ingin mendapatkan jaminan pasar

c). Ingin mendapatkan bantuan dalam hal teknologi (budidaya ataupun peralatan

budidaya)

d). Ingin meningkatkan keuntungan

e). Lain-lain

9. Manfaat apa yang diperoleh dari kemitraan ini :

10. Pelayanan apa saja yang anda peroleh dari perusahaan mitra?

Page 95: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

11. Apakah anda puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan mitra :

a). Puas

Alasannya :

b). Tidak puas

Alasannya

12. Apakah anda mendapatkan pinjaman modal dari perusahaan

a). Ya : Rp.

b). Tidak

7. berapa kali anda mendapatkan pembinaan dari perusahaan : ( kali per mimggu atau

bulan)

8. Pinjaman sarana dan prasarana yang anda peroleh dari perusahaan : Rp.

9. Menurut anda, bagaimana harga beli yang ditetapkan Agro Farm untuk membeli lobak

daikon yang anda miliki :

a). Tinggi (jika yang diberikan diatas harga pasaran)

b). Sedang (jika harga yang diberikan sama atau sesuai dengan harga pasaran)

c). Rendah (jika harga yang diberikan lebih rendah dari harga pasaran)

10. Apakah anda mengetahui dan memahami peraturan dalam kemitraan

a). Ya

b). Tidak, alasannya :

11. Keluhan apa yang ada dalam kemitraan :

a). Isi perjanjian :

b). Pelaksanaan isi perjanjian :

c). Pembayaran :

12. Apa saran anda kepada perusahaan :

1).

2)

Page 96: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

G. Karakteristik Usaha Lobak Daikon

4. Biaya produksi

No Uraian JumlahHarga/Unit Total

(Rp) (Rp)

1 Jumlah Tanaman

2 Pupuk

a. Urea

b. SP-36

c. KCL

d. Organik

3 Pestisida

4 Peralatan

a.

b.

c.

5 Investasi

a.

b.

c.

6 Sewa / pembelian tanah

7 lain-lain

Page 97: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

5. Kebutuhan Tenaga Kerja

No. Kegiatan

Kebutuhan Waktu Biaya Total

Tenaga Yang Tenaga Biaya

Kerja dibutuhkan Kerja (Rp)

(Orang) (Hari) (Rp/Hari)

1

2

3

4

5

6

7

dst

6. Produksi

Dalam satu tahun berapa kali panen : panen

Panen Volume (Kg)Jumlah yang Harga Jual Penerimaan

diterima oleh (Kg) (Rp)

mitra (Kg)Panen 1

Panen 2

Panen 3

Page 98: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI - repository.ipb.ac.id · adalah Agro Farm. Perusahaan ini belum lama berdiri namun ... biaya terbesar setelah tenaga kerja ... Sumber informasi yang

H. Keanggotaan Petani dalam Kelompok Tani

5. Nama Kelompok Tani yang anda ikuti :

6. Berapa lama anda menjadi anggota Kelompok Tani ini :

7. Jabatan anda dalam Kelompok Tani ini sebagai apa :

8. Berapa sering anda ikut dalam pertemuan Kelompok Tani ini :

a). Sering (jika mengikuti setiap ada pertemuan dalam satu bulan)

b). Kadang-kadang (jika hanya mengikuti karang dari 3 kali pertemuan dalam 1 bulan)

c). tidak pernah (sama sekalitidak pernah mengikuti pertemuan)

5. Manfaat apa saja yang anda rasakan dengan bergabbung dalam Kelompok Tani ini :

6. Apa yang menjadi harapan anda pada Kelompok Tani ini berkaitan dengan kemitraan

yang dijalin dengan Agro Farm?