analisis penerapan perencanaan perpajakan atas pph 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/analisis...

22
ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 TAHUNAN KARYAWAN TETAP DALAM UPAYA EFISIENSI BEBAN PAJAK PADA CV. SINTER JURNAL Disusun Oleh: Nama : Putri Adi Novita NIM : 01112018 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2016

Upload: tranque

Post on 04-Feb-2018

262 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH

21 TAHUNAN KARYAWAN TETAP DALAM UPAYA EFISIENSI

BEBAN PAJAK PADA CV. SINTER

JURNAL

Disusun Oleh:

Nama : Putri Adi Novita

NIM : 01112018

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NAROTAMA

SURABAYA

2016

Page 2: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN

ATAS PPH 21 TAHUNAN KARYAWAN TETAP DALAM

UPAYA EFISIENSI BEBAN PAJAK PADA CV. SINTER

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih

Derajat Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Putri Adi Novita

01112018

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NAROTAMA

SURABAYA

2016

Page 3: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

1

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN

ATAS PPH 21 TAHUNAN KARYAWAN TETAP DALAM

UPAYA EFISIENSI BEBAN PAJAK PADA CV. SINTER

Oleh: Putri Adi Novita

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi

Universitas Narotama, Surabaya, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAK

menghitung PPh Pasal 21 karyawan pada CV. SINTER dan dampak yang

dihasilkan dengan menerapkan metode Gross Up untuk menghitung PPh Pasal 21

karyawan terhadap beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan dibandingkan

dengan menerapkan metode Net.

Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Deskriptif data

yang dikumpulkan berupa dokumen, gambar, catatan lapangan dan kuantitatif

yang digunakan adalah menghitung besar PPh Pasal 21, mengaplikasikan

perencanaan pajak PPh Pasal 21 metode Net dan Gross Up, menghitung beban

pajak setelah perencanaan pajak.

Melalui perhitungan terhadap PPh Pasal 21 karyawan dengan menggunakan

metode Gross Up dan Net diperoleh hasil yaitu apabila perusahaan menggunakan

metode Gross Up, perusahaan akan dapat membayar beban pajak penghasilan

badan lebih kecil daripada menggunakan metode Net.

Perencanaan pajak PPh Pasal 21 metode Gross Up sudah diterapkan pada CV.

SINTER dan diharapkan agar melakukan perencanaan pajak yang lain secara

legal.

Kata kunci: Perencanaan Pajak, Metode Gross Up PPh Pasal 21, Beban Pajak

Badan.

ABSTRACT

This study aims to determine the application of the method for calculating Gross

Up PPh 21 employees on the CV. SINTER and impact generated by applying the

method for calculating Gross Up PPh 21 employees of the tax burden to be paid

by the company as compared to applying the method of Net.

The researh method using quantitative descriptive approach. Descriptive data

collected in the form of documents, drawings, field notes and quantitative used

are large compute PPh 21, PPh 21 tax planning apply Net and Gross Up method,

calculate the tax burden after tax plannng.

Page 4: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

2

Through the calculating of the PPh 21 employees using the Gross Up and the Net

result is, if companies use the Gross Up method, the company will be able to pay

his income tax expense of smaller bodies than using the Net.

Tax planning PPh 21 Gross Up method has been applied to the CV. SINTER and

is expected to be tax planning another legally.

Keywords: Tax Planning, PPh 21 Gross Up Method, Corporate Tax Burden.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang paling

diandalkan selain minyak bumi dan gas alam. Realisasi penerimaaan pajak selama

tahun 2015 tercatat mencapai Rp. 1.060 triliun, yang meliputi PPh non migas dan

PPh migas. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) menargetkan Rp

1.294 triliun, sehingga dapat disimpulkan realisasi tersebut kurang sekitar Rp 234

triliun tetapi dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan mencapai

12%. Ditahun 2014 pajak mencapai 70%, sedangkan ditahun 2015 pajak

mencapai hingga 82% (www.kemenku.go.id).

Definisi pajak dari Ratag (2013) dalam bisnis untuk perusahaan atau badan

usaha, pajak adalah beban tambahan yang berpengaruh yang akan pada

berkurangnya laba dari perusahaan atau badan usaha. Pengeluaran beban pajak

memengaruhi laba sehingga perlu diperhitungkan dalam setiap kebijakan yang

akan digunakan oleh setiap perusahaan.

Perencanaan Pajak (tax planning) merupakan upaya meminimlkan jumlah

utang pajak kewajiban perpajakan tetapi tetap berada pada bingkai legalitas. (Erly

Suandy, 2011:1). Salah satu dari cara legal (tidak melanggar peraturan

perpajakan) dalam mengefisiensikan beban pajak, yaitu dengan cara perencanaan

pajak (tax planning). Meminimalkan Pajak Penghasilan (PPh) terutang Badan,

yaitu dengan cara mengoptimalkan penghasilan yang dikurangkan,

memaksimalkan biaya fiskal, meminimalkan biaya yang tidak diperbolehkan

sebagai pengurang dan pemilihan dari metode akuntansi. Pajak Penghasilan

perusahaan memiliki keterkaitan yang erat dalam membayar pajak perusahaan,

dan memiliki ruang besar untuk perencanaan pajaknya. Perencanaan Pajak

Penghasilan karyawan bisa dilakukan dengan mengoptimalkan yang dapat

dibiayakan, mengalihkannya dalam bentuk memberikan natura, tunjangan-

tunjangan sebagai biaya dan dapat dikurangkan sesuai peraturan perundang-

undangan perpajakan (Sahilatua dan Noviari, 2013).

Perencanaan pajak PPh Pasal 21 juga menjadi kebijakan perusahaan, sebab

selain untuk mendapatkan laba perusahaanpun harus memperhatikan

kesejahteraan karyawannya (Hussin, 2013). Dengan menggunakan gross-up

method perusahaan menjadi efisien (minimal) dalam pembayaran beban pajaknya.

Walau tax planning (perencanaan pajak) ini sederhana, akan tetapi berpengaruh

terhadap beban pajak yang efisien.

Penelitian ini dilakukan di CV. SINTER yaitu perusahaan yang bergerak

dibidang manufaktur bahan pokok (jagung pecah, beras, dan tepung gaplek) yang

mulai beroperasi tahun 1985. CV. SINTER merupakan perusahaan yang

berorientasi dalam mencari laba. Besarnya pengeluaran suatu perusahaan

Page 5: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

3

berpengaruh terhadap laba yang dihasilkan. Salah satu pengeluaran tersebut

adalah beban pajak penghasilan.

CV. SINTER belum melakukan manajemen pajak secara efisien, sehingga

perlu membuat manajemen pajak yang apik dan terorganisir sehingga pajak

penghasilan perusahaan efisien tanpa harusberbuat curang. Manajemen pajak

dapat dilakukan dengan cara menyusun perencanaan pajak, pelaksanaan

kewajiban perpajakan, dan pengendalian pajak yang baik sehingga terhindar dari

segala yang menyebabkan peningkatan pajak penghasilan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa penerapan perencanaan

pajak PPh Pasal 21 yang diterapkan pada CV. SINTER berdasarkan legalitas dan

menganilisa pengaruh signifikan tidaknya perencanaan pajak penghasilan

terhadap pajak badan yang dibayarkan CV. SINTER.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Pajak

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam Mardiasmo (2013:1)

mendefinisikan pajak

“Pajak sebagai iuran rakyat kepada kas negara bedasarkan undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa-jasa timbal (kontraprestasi) yang

langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

umum”.

Perencanaan Pajak

Perencanaan Pajak (tax planning) merupakan upaya meminimlkan jumlah

utang pajak kewajiban perpajakan tetapi tetap berada pada bingkai legalitas. (Erly

Suandy, 2011:1). Tujuan dari penerapan perencanaan pajak menurut penelitian

terdahulu Natakharisma dan Sumadi (2014) adalah untuk menghemat pengeluaran

beban pajak, mengetahui perkembangan peraturan perpajakan, mengalihkan

biaya-biaya yang tidak dianggap sebagai biaya fiskal.

Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan adalah Pajak yang dikenakan terhadap suatu

penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan lain-lain dengan nama

dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan

kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi. (Mardiasmo, 2013:188).

tarif pajak berdasarkan pasal 17 UU No.7/1983 tentang Pajak Penghasilan

UU No.36/2008.

Lapisan Penghasilan Kena Pajak

Tarif

Pajak

Sampai dengan Rp 50.000.000 5%

Di atas Rp 50.000.000 sampai Rp 250.000.000 15%

Di atas Rp 250.000.000 sampai Rp 500.000.000 25%

Di atas Rp 500.000.000 30% Sumber: Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan No.36 Tahun 2008

Rumus Perhitungan Gross-Up Method

Menurut UU PPh No. 36 tahun 2008 Berikut ini adalah rumus untuk

menentukan besaran tunjangan pajak yang di Gross-Up:

Page 6: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

4

Lapisan Rumus

Lapisan 1

(PKP x 5/95) PKP s/d Rp 175.000.000

Lapisan 2 ((PKP – 175.000.000) x

15/85) + 25.000.000)) PKP diatas Rp 175.000.000 s/d Rp 217.500.000

Lapisan 3 ((PKP – 217.500.000) x 25/75) + 32.500.000)) PKP diatas Rp 217.500.000 s/d Rp 405.000.000

Lapisan 4 ((PKP – 405.000.000) x

30/70) + 95.000.000)) PKP diatas Rp 405.000.000

Sumber: www.ortax.org

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu

menghitung besar PPh Pasal 21, mengaplikasikan perencanaan pajak PPh Pasal 21

metode net dan gross-up, menghitung beban pajak setelah perencanaan pajak.

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan catatan lapangan,

wawancara dan dokumen resmi lainnya.

Metode Pengumpulan Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini yang digunakan adalah:

1) Data sekunder

Data sekunder dibagi menjadi dua menurut Sugiyono (2013) adalah

sebagai berikut:

(1) Data Internal: Profil Badan Usaha CV. SINTER, Laporan

Laba/Rugi tahun 2014 dan 2015, Perincian gaji karyawan tetap

tahun 2015.

(2) Data Eksternal: Literatur, Jurnal, Skripsi yang berhubungan dengan

permasalahan yang ada serta berguna bagi penyusunan hasil

penelitian ini.

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data melalui:

1) Observasi

Pada penelitian ini yang dilakukan observasi partisipatif yang pasif,

karena peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, akan

tetapi tidak berperan langsung dalam kegiatan tersebut.

2) Wawancara

Berkomunikasi dengan Staf Akuntansi (Arif Hidayat). Hal-hal yang

berkaitan dengan struktur organisasi, perhitungan laba/rugi, daftar gaji

karyawan.

Page 7: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

5

3) Dokumentasi

Mengumpulkan data-data dari CV. SINTER berupa data based CV.

SINTER arsip atau laporan-laporan lainnya.

4) Triangulasi

Pada penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah

menganalisa laporan laba/rugi dan daftar gaji karyawan, menghitung

pph 21 karyawan.

Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis data adalah dengan cara:

1) Analisis Sebelum di Lapangan

Peneliti memperoleh landasan teori mengenai perencanaan pajak dan

implementasinya melalui literatur, jurnal, skripsi yang berhubungan

dengan permasalahan yang ada serta berguna bagi penyusunan hasil

penelitian ini.

2) Analisis selama di Lapangan model Miles dan Huberman dalam

Sugiyono (2013), yaitu:

(1) Reduksi Data

Penelitian ini memfokuskan pada data gaji karyawan CV.

SINTER dengan gaji diatas PTKP (Penghasilan Tidak Kena

Pajak) dan laporan laba/rugi CV. SINTER 2015.

(2) Penyajian Data

Laporan laba/rugi dan daftar gaji karyawan 2015 yang kemudian

dibandingkan dengan perhitungan pajak yang sudah ditambah

dengan variabel lain untuk mendapatkan penghematan beban

pajak.

(3) Kesimpulan

Kesimpulan penelitian penerapan perencanaan pajak dengan

pemilihan menggunakan metode net dan gross-up akan

berpengaruh terhadap beban pajak badan.

Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti.

Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan beban pajak badan dalam

penerapan perencanaan pajak terutang PPh Pasal 21, beban pajak akan lebih

efisien dengan menggunakan metode gross-up.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Laporan Laba/Rugi CV. SINTER

K E T E R A N G A N 2015 2014

PENJUALAN

Penjualan Trading

Penjualan Trading 193.631.843.300 229.121.985.833,25

Rph Penjualan Trading 315.642.419 366.159.070,00

Page 8: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

6

Penjualan Manufaktur

Penjualan Manufaktur 58.553.748.700 63.623.764.500,00

Rph Penjualan Manufaktur 23.498.453 82.363.404,00

PENJUALAN LOKAL BERSIH 251.846.451.128 292.297.227.859,25

Penjualan Ekspor

Penjualan Ekspor 35.120.845.634 13.354.282.799,00

Rph Penjualan Ekspor 614.083.114 239.852.361,00

PENJUALAN EKSPOR BERSIH 34.506.762.520 13.114.430.438,00

TOTAL PENJUALAN BERSIH 286.353.213.648 305.411.658.297,25

HARGA POKOK PENJUALAN

PERSEDIAAN AWAL 87.683.384.872 63.439.703.865

KOREKSI SALDO AWAL

Pembelian Trading 186.637.740.381 190.293.751.919,14

Rph Pembelian Trading 3.946.503.931 4.891.445.224,14

TOTAL PEMBELIAN TRADING 182.691.236.450 185.402.306.695,00

Pembelian Impor 3.350.546.340 82.489.027.924,24

Rph Pembelian Impor 18.374.340 12.394.034.667,47

TOTAL PEMBELIAN IMPOR 3.332.172.000 70.094.993.256,76

BARANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL 273.706.793.322 318.937.003.816,76

BIAYA LANGSUNG

Biaya Pembelian

Ongkos Angkut Pembelian 534.104.000 564.036.370,00

Ongkos Bongkar Manufaktur - 2.573.008.310,84

Ongkos Bongkar Trading 824.362.234

Biaya Impor 301.278.371 4.790.925.775,64

Biaya Pembelian Lain-lain 423.112.090 -

Biaya Gudang

Biaya Gudang Manufaktur 1.205.390.312 -

Biaya Gudang Trading 122.764.219 -

Biaya Gudang Lain-Lain 652.862.620 -

Bahan Pembantu

Plastik - -

Zak 2.638.969.859 1.997.104.500,00

Roll - 20.125.000,00

Benang 17.668.500 17.895.000,00

Terpal 25.244.500 16.266.000,00

Bahan Bakar Oli 174.297.220 685.655.703,00

Fumigasi 230.095.830 320.706.246,76

Page 9: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

7

Bahan pembantu lain2 130.852.500 139.695.000,00

Listrik 755.610.904 489.820.286,00

Biaya Perawatan dan Pemeliharaan

Perawatan Gedung 33.257.900 2.006.000,00

Perawatan Mesin & Peralatan 732.625.134 644.743.194,18

Perawatan Kendaraaan 288.462.962 45.064.140,00

Biaya Penyusutan 1.119.635.532 1.222.222.279,22

Biaya Langsung Lain-lain

Biaya Sewa 2.244.000.000 1.683.000.000,00

Biaya Lain-Lain 445.786.173 1.552.924.227,20

TOTAL BIAYA LANGSUNG 12.900.380.860 16.765.198.032,85

PERSEDIAAN AKHIR 43.439.703.865 87.683.384.872

HARGA POKOK PENJUALAN 243.167.470.317 248.018.816.977,61

LABA KOTOR 43.185.743.331 57.392.841.319,64

BIAYA OPERASIONAL

Biaya Penjualan

Ongkos Angkut & Muat Penjualan 4.285.370.742 2.996.651.601,38

Bi Transfer 1.383.250 1.357.000,00

Bi Penjualan lain2 227.132.662 182.884.500,00

Bi Ekspor 3.475.929.729 1.670.026.952,20

TOTAL BIAYA OPERASIONAL 7.989.816.383 4.850.920.053,58

BIAYA UMUM & ADMINISTRASI

Biaya Admin Umum Karyawan

Gaji Karyawan 5.946.940.240 4.678.342.390,00

Lembur Karyawan 1.651.650 4.182.100,00

Tunjangan Karyawan - -

Lain-lain - -

Tunjangan PPH

-

Biaya Admin Umum Aktiva Tetap

Perawatan Gedung 150.000 475.000,00

Perawatan Mesin & Kendaraan 1.412.235 11.076.285,00

Perawatan Inventaris 3.165.000 4.325.000,00

Biaya Penyusutan 31.688.816 44.836.694,53

Biaya Admin Umum Lain’’

Page 10: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

8

Listrik & Telepon 71.056.143 61.914.585,00

Biaya Asuransi 290.792.522 89.896.692,84

Biaya Perjalanan Dinas 86.800.481 4.635.000,00

Biaya ATK 5.071.400 5.268.673,00

Biaya RTK 20.083.250 20.072.999,20

Biaya Admin Bank 26.394.225 42.902.038,66

Biaya Lain-Lain 210.835.521 312.265.290,12

Biaya Pajak

202.150.717,00

Biaya Piutang Tak Tertagih 751.248.601

TOTAL BIAYA UMUM & ADMIN 7.447.290.084 5.482.343.465,36

LABA OPERASI 27.748.636.864 47.059.577.800,70

PENDAPATAN & BIAYA DILUAR

USAHA

Pendapatan Diluar Usaha

Pendapatan Jasa Giro 20.830.052 24.374.309,62

Selisih Lebih Pembulatan 180 7,25

Pendapatan lain-lain - 31.889.416,90

Laba Penjualan Aktiva Tetap 38.000.000

Biaya Diluar Usaha

Biaya bunga kredit 4.578.675.759 4.445.062.204,99

Selisih Kurang Pembulatan 4 940,64

Biaya Lain-Lain 1.868.333.448 208.507.501,00

Selisih Kurs

Laba Rugi Kurs (840647918) (4.098.634.486,97)

Biaya Pajak -

Biaya Pajak Kini -

Biaya Pajak Tangguhan -

TOTAL PEND & BY DI LUAR USAHA (7.228.826.897) (8.695.941.399,83)

LABA SEBELUM PAJAK 20.519.809.967 38.363.636.400,88 Sumber: Data diolah

Pembahasan Penelitian

Perbandingan PPh 21 Terutang Karyawan CV. SINTER 2015 dengan

menerapkan metode net dan gross-up

Page 11: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

9

No. Nama Karyawan

PPh 21 terutang

Net

(dalam satuan

rupiah)

Gross-Up

(dalam satuan

rupiah)

Selisih

(dalam satuan

rupiah)

1. Heru 453.600 477.474 23.874

2. Rininta 484.475 509.974 25.499

3. Ogut 647.162 681.223 34.061

4. Dwi Ratna 784.475 825.763 41.288

5. Sandra 789.562 831.118 41.556

6. Meilianti 793.975 835.763 41.788

7. Andrew 793.975 835.763 41.788

8. Puspa 799.062 841.118 42.056

9. Lie 813.213 856.013 42.800

10. Ivan 869.125 914.868 45.743

11. Ny. Soegiantoro 27.700.000 32.666.667 4.966.667

12. Siany 73.250.000 98.428.571 25.178.571

13. Hairyanto 240.800.000 344.000.000 103.200.000

14. Hariadi 322.400.000 460.571.429 138.171.429

15. Merlia 344.490.962 492.129.946 147.638.984 TOTAL 1.015.869.586 1.435.405.690 419.536.104 Sumber: Data diolah, 2015

Total PPh 21 terutang dari 15 karyawan CV. SINTER sebesar Rp.

1.015.869.586,00 untuk metode net, sedangkan sebesar Rp. 1.435.405.690,00

untuk metode gross-up. Selisih PPh 21 terutang untuk dua metode tersebut

sebesar Rp. 419.536.104,00.

Koreksi Fiskal

Net Method Gross-Up Method

(dalam satuan rupiah) (dalam satuan rupiah)

A Koreksi Fiskal Positif: A Koreksi Fiskal Positif:

1. Biya PPh 21 1.015.869.586 - -

B Koreksi Fiskal Negatif: B Koreksi Fiskal Negatif:

1. Biaya Penyusutan 224.588.906 1. Biaya Penyusutan 224.588.906

2.

Biaya lain-lain yang

terdapat

33.175.000

2.

Biaya lain-lain yang

terdapat

33.175.000

dalam biaya umum lain-

lain

dalam biaya umum lain-

lain

3.

Pendapatan jasa giro yang

terdapat

20.830.052

3.

Pendapatan jasa giro yang

terdapat

20.830.052

dalam pendapatan diluar

usaha

dalam pendapatan diluar

usaha

4.

Biaya lain-lain yang

terdapat

20.600.000

4.

Biaya lain-lain yang

terdapat

20.600.000 dalam biaya diluar usaha dalam biaya diluar usaha

Total 1.315.063.544 Total 299.193.958 Sumber: Data diolah, 2015

Page 12: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

10

K E T E R A N G A N 2014 2015

Net Gross-Up

PENJUALAN

Penjualan Trading

Penjualan Trading 229.121.985.833,25 193.631.843.300 193.631.843.300 193.631.843.300

Rph Penjualan Trading 366.159.070,00 315.642.419 315.642.419 315.642.419

Penjualan Manufaktur

Penjualan Manufaktur 63.623.764.500,00 58.553.748.700 58.553.748.700 58.553.748.700

Rph Penjualan Manufaktur 82.363.404,00 23.498.453 23.498.453 23.498.453

PENJUALAN LOKAL BERSIH 292.297.227.859,25 251.846.451.128 251.846.451.128 251.846.451.128

Penjualan Ekspor

Penjualan Ekspor 13.354.282.799,00 35.120.845.634 35.120.845.634 35.120.845.634

Rph Penjualan Ekspor 239.852.361,00 614.083.114 614.083.114 614.083.114

PENJUALAN EKSPOR BERSIH 13.114.430.438,00 34.506.762.520 34.506.762.520 34.506.762.520

TOTAL PENJUALAN BERSIH 305.411.658.297,25 286.353.213.648 286.353.213.648 286.353.213.648

HARGA POKOK PENJUALAN

Page 13: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

11

PERSEDIAAN AWAL 63.439.703.865 87.683.384.872 87.683.384.872 87.683.384.872

KOREKSI SALDO AWAL

Pembelian Trading 190.293.751.919,14 186.637.740.381 186.637.740.381 186.637.740.381

Rph Pembelian Trading 4.891.445.224,14 3.946.503.931 3.946.503.931 3.946.503.931

TOTAL PEMBELIAN TRADING 185.402.306.695,00 182.691.236.450 182.691.236.450 182.691.236.450

Pembelian Impor 82.489.027.924,24 3.350.546.340 3.350.546.340 3.350.546.340

Rph Pembelian Impor 12.394.034.667,47 18.374.340 18.374.340 18.374.340

TOTAL PEMBELIAN IMPOR 70.094.993.256,76 3.332.172.000 3.332.172.000 3.332.172.000

BARANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL 318.937.003.816,76 273.706.793.322 273.706.793.322 273.706.793.322

BIAYA LANGSUNG

Biaya Pembelian

Ongkos Angkut Pembelian 564.036.370,00 534.104.000 534.104.000 534.104.000

Ongkos Bongkar Manufaktur 2.573.008.310,84 - -

Ongkos Bongkar Trading 824.362.234 824.362.234 824.362.234

Biaya Import 4.790.925.775,64 301.278.371 301.278.371 301.278.371

Biaya Pembelian Lain-lain - 423.112.090 423.112.090 423.112.090

Page 14: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

12

Biaya Gudang

Biaya Gudang Manufaktur - 1.205.390.312 1.205.390.312 1.205.390.312

Biaya Gudang Trading - 122.764.219 122.764.219 122.764.219

Biaya Gudang Lain-Lain - 652.862.620 652.862.620 652.862.620

Bahan Pembantu

Plastik - - - -

Zak 1.997.104.500,00 2.638.969.859 2.638.969.859 2.638.969.859

Roll 20.125.000,00 - - -

Benang 17.895.000,00 17.668.500 17.668.500 17.668.500

Terpal 16.266.000,00 25.244.500 25.244.500 25.244.500

Bahan Bakar Oli 685.655.703,00 174.297.220 174.297.220 174.297.220

Fumigasi 320.706.246,76 230.095.830 230.095.830 230.095.830

Bahan pembantu lain2 139.695.000,00 130.852.500 130.852.500 130.852.500

Listrik 489.820.286,00 755.610.904 755.610.904 755.610.904

Biaya Perawatan dan Pemeliharaan

Perawatan Gedung 2.006.000,00 33.257.900 33.257.900 33.257.900

Perawatan Mesin & Peralatan 644.743.194,18 732.625.134 732.625.134 732.625.134

Page 15: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

13

Perawatan Kendaraaan 45.064.140,00 288.462.962 288.462.962 288.462.962

Biaya Penyusutan 1.222.222.279,22 1.119.635.532 895.046.626 895.046.626

Biaya Langsung Lain-lain

Biaya Sewa 1.683.000.000,00 2.244.000.000 2.244.000.000 2.244.000.000

Biaya Lain-Lain 1.552.924.227,20 445.786.173 445.786.173 445.786.173

TOTAL BIAYA LANGSUNG 16.765.198.032,85 12.900.380.860 12.675.791.954 12.675.791.954

PERSEDIAAN AKHIR 87.683.384.872 43.439.703.865 43.439.703.865 43.439.703.865

HARGA POKOK PENJUALAN 248.018.816.977,61 243.167.470.317 242.942.881.411 242.942.881.411

LABA KOTOR 57.392.841.319,64 43.185.743.331 43.410.332.237 43.410.332.237

BIAYA OPERASIONAL

Biaya Penjualan

Ongkos Angkut & Muat Penjualan 2.996.651.601,38 4.285.370.742 4.285.370.742 4.285.370.742

Page 16: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

14

Bi Transfer 1.357.000,00 1.383.250 1.383.250 1.383.250

Bi Penjualan lain2 182.884.500,00 227.132.662 227.132.662 227.132.662

Bi Ekspor 1.670.026.952,20 3.475.929.729 3.475.929.729 3.475.929.729

TOTAL BIAYA OPERASIONAL 4.850.920.053,58 7.989.816.383 7.989.816.383 7.989.816.383

BIAYA UMUM & ADMINISTRASI

Biaya Admin Umum Karyawan

Gaji Karyawan 4.678.342.390,00 5.946.940.240 5.946.940.240 5.946.940.240

Lembur Karyawan 4.182.100,00 1.651.650 1.651.650 1.651.650

Tunj Karyawan - - - -

Lain-Lain - - - -

Tunjangan PPH - - 1.435.405.690

Biaya Admin Umum Aktiva Tetap

Perawatan Gedung 475.000,00 150.000 150.000 150.000

Perawatan Mesin & Kendaraan 11.076.285,00 1.412.235 1.412.235 1.412.235

Perawatan Inventaris 4.325.000,00 3.165.000 3.165.000 3.165.000

Page 17: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

15

Biaya Penyusutan 44.836.694,53 31.688.816 31.688.816 31.688.816

Biaya Admin Umum Lain''

Listrik & Telepon 61.914.585,00 71.056.143 71.056.143 71.056.143

Biaya Asuransi 89.896.692,84 290.792.522 290.792.522 290.792.522

Biaya Perjalanan Dinas 4.635.000,00 86.800.481 86.800.481 86.800.481

Biaya ATK 5.268.673,00 5.071.400 5.071.400 5.071.400

Biaya RTK 20.072.999,20 20.083.250 20.083.250 20.083.250

Biaya Admin Bank 42.902.038,66 26.394.225 26.394.225 26.394.225

Biaya Lain-Lain 312.265.290,12 210.835.521 177.660.521 177.660.521

Biaya Pajak 202.150.717,00

Biaya Piutang Tak Tertagih 751.248.601 751.248.601 751.248.601

TOTAL BIAYA UMUM & ADMIN 5.482.343.465,36 7.447.290.084 7.414.115.084 8.849.520.774

LABA OPERASI 47.059.577.800,70 27.748.636.864 28.006.400.770 26.570.995.080

PENDAPATAN & BIAYA DILUAR

USAHA

-

Page 18: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

16

Pendapatan Diluar Usaha

Pendapatan Jasa Giro 24.374.309,62 20.830.052 - -

Selisih Lebih Pembulatan 7,25 180 180 180

Pendapatan Lain-Lain 31.889.416,90 - 38.000.000 -

Laba Penjualan Aktiva Tetap 38.000.000 - 38.000.000

Biaya Diluar Usaha -

Biaya bunga kredit 4.445.062.204,99 4.578.675.759 4.578.675.759 4.578.675.759

Selisih Kurang Pembulatan 940,64 4 4 4

Biaya Lain-Lain 208.507.501,00 1.868.333.448 1.847.733.448 1.847.733.448

Selisih Kurs -

Laba Rugi Kurs (4.098.634.486,97) (840647918) (840647918) (840647918)

Biaya Pajak - - -

Biaya Pajak Kini - - -

Biaya Pajak Tangguhan - - -

TOTAL PEND & BY DI LUAR USAHA (8.695.941.399,83) (7.228.826.897) (7.229.056.949) (7.229.056.949)

Page 19: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

17

LABA SEBELUM PAJAK 38.363.636.400,88 20.519.809.967 20.777.343.821 19.341.938.131

Sumber: Data diolah, 2015

Laba sebelum pajak tahun 2014 sebesar Rp. 38.363.636.400,88. Tahun 2015 sebelum melakukan rekonsiliasi sebesar Rp.

20.519.809.967,00. Tahun 2015 setelah dilakukan perencanaan pajak dan rekonsiliasi maka laba sebelum pajak untuk metode net

sebesar Rp. 20.777.343.821,00 sedangkan metode gross-up sebesar Rp. 19.341.938.131,00.

Besarnya pendapatan dan beban perusahaan maka akan menghasilkan laba sebelum pajak, sedangkan besarnya laba sebelum

pajak akan berpengaruh terhadap beban pajak yang akan dibayar oleh perusahaan, semakin tinggi laba sebelum pajak suatu

perusahaan maka akan lebih tinngi pula beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.

Perhitungan bagian Peredaran Usaha Bruto Rp. 4.800.000.000,00:

(Rp. 4.800.000.000,00 : Peredaran Bruto) x Laba Kena Pajak

= (Rp. 4.800.000.000,00 : Rp. 43.410.332.237,00) x Rp. 20.777.343.821,00

= Rp. 2.297.408.133,00

25% x 50% x Rp. 18.479.935.688,00 = Rp. 287.176.017,00

Sisanya 25% x Rp.18.479.935.688,00 = Rp. 4.619.983.922,00

Jadi jumlah Pajak Penghasilan terutang badan CV. SINTER Tahun 2015 dengan menggunakan Net Method adalah sebesar

Rp. 287.176.017,00 + Rp. 4.619.983.922,00 = Rp. 4.907.159.939,00.

Perhitungan bagian Peredaran Usaha Bruto Rp. 4.800.000.000,00:

(Rp. 4.800.000.000,00 : Peredaran Bruto) x Laba Kena Pajak

= (Rp. 4.800.000.000,00 : 43.410.332.237,00) x Rp. 19.341.938.131,00

= Rp. 2.138.691.372,00

25% x 50% x Rp. 2.138.691.372,00 = Rp. 267.336.422,00

Sisanya 25% x Rp. 17.203.246.759,00 = Rp. 4.300.811.690,00

Jadi jumlah Pajak Penghasilan terutang badan CV. SINTER pada Tahun 2015 dengan menggunakan metode Gross-Up adalah

sebesar Rp. 267.336.422,00 + Rp. 4.300.811.690,00 = Rp. 4.568.148.111,00.

Page 20: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

18

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka

kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) CV. SINTER sudah menerapkan perencanaan pajak (tax planning) dengan baik

karena telah menerapkan gross-up method, yaitu dengan memberikan tunjangan

pajak yang sama besarnya dengan PPh Pasal 21 karyawan.

2) Dengan menerapkan perencanaan pajak PPh Pasal 21 karyawan CV. SINTER

dapat mengefisiensi beban pajak.

3) Penghematan pembayaran pajak perusahaan sebesar Rp. 339.011.827,00 cukup

signifikan jika CV. SINTER melakukan metode perhitungan PPh Pasal 21

karyawannya dengan menerapkan perencanaan pajak PPh Pasal 21 metode

gross-up.

4) Dengan menggunakan net method, perusahaan harus membayar pajak

penghasilan terutang badan sebesar Rp. 4.907.159.939,00.

5) Dengan menggunakan metode yang saat ini digunakan perusahaan atau gross-up

method, perusahaan harus membayar pajak penghasilan terutang badan sebesar

Rp. 4.568.148.112,00.

6) Dengan penerapan metode Gross-Up, perusahaan dapat membayar pajak

penghasilan perusahaan yang lebih kecil, yaitu lebih kecil sebesar Rp.

339.011.827,00 dari Net Method. Maka dapat disimpulkan dengan menggunakan

metode Gross-Up, CV. SINTER dapat melakukan penghematan pembayaran

pajak perusahaan sebesar Rp. 339.011.827,00.

Saran

Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah diuraikan pada bab-bab

sebelumnya maka peneliti memberikan saran yang diharapkan dapat menjadi alternatif

bagi CV. SINTER dalam membuat suatu perencanaan pajak bagi perusahaan sebagai

berikut:

1) Dalam perhitungan PPh Pasal 21 karyawan CV. SINTER tetap menerapkan

gross-up method. Karena dengan menggunakan metode Gross-Up, perusahaan

akan memperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut:

(1) Perusahaan akan dapat melakukan penghematan pembayaran pajak

penghasilan badan (tax saving).

(2) Perusahaan tidak akan dirugikan dari segi fiskal, sebab dalam pembayaran

PPh Pasal 21 karyawan untuk perusahaan tidak dikenai koreksi fiskal.

(3) Perusahaan memberikan take home pay kepada karyawan lebih besar,

karyawanpun merasa lebih termotivasi untuk giat dalam bekerja yang pada

akhirnya akan membuat kinerja perusahaan menjadi semakin baik.

2) Sebaiknya perusahaan mencari strategi penerapan perencanaan pajak lain yang

sesuai dengan Undang-undang perpajakan yang berlaku (secara legal) sehingga

penerapan pernecanaan pajak CV. SINTER dapat lebih maksimal. Perencanan

pajak yang dapat dilakukan sebagai berikut:

(1) Mengganti pemberian tunjangan makan dalam bentuk makan ditempat kerja atau makan bersama, karena pemberian dalam bentuk tunjangan makanan

akan ditambahkan kepenghasilan. Dengan memberikan makan bersama atau

Page 21: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

19

makan ditempat kerja dapat menambah keakraban antar pegawai, karyawan

tidakperlu keluar kantor untuk membeli makan diluar, dan juga menjadi

biaya fiskal sehingga dapat mengurangi laba fiskal.

(2) Memberikan fasilitas pulsa HP untuk bagian pemasaran atau marketing

karena akan dapat dibiayakan, akan dikenakan koreksi fiskal sebesar 50%.

(3) Dengan mengadakan seminar atau kursus (pendidikan) maka biaya tersebut

juga akan menjadi pengurang laba fiskal (dapat dibiayakan), selain itu juga

karyawan akan menambah pengetahuan dan lebih berpotensi yang

berhubungan dengan bidang pekerjaannya.

3) CV. SINTER agar mengikuti perkembangan (up to date) dalam peraturan-

peraturan perpajakan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Amanah, L. dan Nurul, I. (2013). Implementasi Tax Planning Pajak Penghasilan Badan PT.

Indojaya Mandiri. Vol. 2 No. 10, 1-19. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas

STIESIA Surabaya. http://ejournal.stiesia.ac.id (Download 10 November 2015).

Dewi, S. S. (2014). Penerapan Perencanaan Pajak Untuk Mengoptimalkan Pembayaran Pajak

Pada PT. Rutan Di Surabaya. Vol. 3 No.2, 1-12. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi,

Universitas Surabaya. http://perpajakan.studentjournal.ub.ac.id (Download 10

November 2015).

Gobel, M. (2013). Analisis Efisiensi Biaya Operasional Melalui Pengelolaan Tunjangan Makan

dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pada Perusahaan Jasa Outsourcing. Jurnal Emba ,

Vol.1 No.4, 1868-1878. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Akuntansi, Universitas

Sam Ratulangi Manado. http://ejournal.unsrat.ac.id (Download 4 Desember 2015).

Hussin, S. (2013). Analisis Perbandingan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Metode

Gross, Net, Dan Gross Up Dan Dampaknya Terhadap Beban Pajak Penghasilan Badan

Koperasi Satya Ardhia Mandiri (Kosami). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. http://repostory.uinjkt.ac.id (Download 30

September 2015).

Kalangi, F. (2014). Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada Hotel Sahid Kawanua

Manado. Emba ISSN 2303-1174 , 1-9. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas

Sam Ratulangi Manado. http://ejournal.unsrat.ac.id (Download 10 November 2015).

Mardiasmo. (2013). Perpajakan. Andi Yogyakarta.

Noviari, N. dan Sahilatua P. F. (2013). Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21

Sebagai Strategi Penghematan Pembayaran Pajak. ISSN: 2302-8556 , 1-20. Jurnal

Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas Udayana. http://download.portalgaruda.org

(Download 17 Oktober 2015).

Penerimaaan pajak dan realisasi pendapatan pajak tahun 2015. http://www.kemenku.go.id.

Pohan, A.C. (2011). Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis. Gramedia

Pustaka Utama.

Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Page 22: ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 ...skripsi.narotama.ac.id/files/ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN... · Tax planning PPh 21 Gross Up method has ... Di atas Rp 250.000.000

20

Ratag, G. A. (2013). Perencanaan Pajak Melalui Metode Penyusutan Aktiva tetap Untuk

Menghitung PPh Badan Pada PT. Bank Sulut. Jurnal Emba , Vol.1 No.3, 950-958.

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Akuntansi, Universitas Sam Ratulangi Manado.

http://ejournal.unsrat.ac.id (Download 25 Oktober 2015).

Rori, H. (2013). Analisis Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan. Jurnal Emba ,

Vol.1 No.3, 410-418. Analisis Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan.

Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas Sam Ratulangi Manado.

http://ejournal.unsrat.ac.id (Download 10 November 2015).

Rumus untuk menentukan besarnya jumlah tunjangan pajak. http//www.ortax.org.

Suandy, E. (2011). Perencanaan Perpajakan. Salemba Empat.

Sugiyono (2013). Memahami Penelitian Kombinasi. Alfabeta Bandung.

Sumadi, K. I dan Nathakharisma V. (2014). Analisis Tax Planning Dalam Meningkatkan

Optimalisasi Pembayaran Pajak Penghasilan Pada PT. Chidehafu. ISSN: 2302-8556 , 1-

16. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas Udayana.

http://download.portalgaruda.org (Download 10 November 2015).

Wafa, A.I (2013). Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Sebagai Strategi

Penghematan Pembayaran Pajak Perusahaan (Studi Kasus Pada Pdam Kabupaten

Banyuwangi). Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas Jember.

http://download.repostory.unej.ac.id (Download 9 Oktober 2015).

Waluyo. (2014). Perpajakan Indonesia. Salemba Empat.