analisis pengaruh car yang memperhitungkan risiko kredit

20
Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013 - 99 Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasar terhadap Kinerja Bank di Indonesia Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasar terhadap Kinerja Bank di Indonesia Nadia Putri Maharani Dony Abdul Chalid ABSTRACT ABSTRACT ABSTRACT ABSTRACT ABSTRACT The focus of this study is to analyzed the difference between capital adequacy ratio (CAR) in respect of credit risk and CAR in respect of market risk, and the impacts of both ratio on bank's performance, particularly on the aspects of profitability, efficiency, intermediary function, and risk. The data consists of 124 conventional commercial banks in Indonesia during period of 2005 until 2010. Results of this study indicate that CAR has significant positive impact on bank's profitability and efficiency in Indonesia. The conclusion shows that banks with high capital levels tend to have higher levels of profit and be able to run their operations more efficiently than banks with low capital levels. However, this study can not prove the existence of significant influence by the CAR given to aspects of intermediation and risk level of banks in Indonesia. In addition, there is no significant difference between the two types of CAR, except for ROE ratio. These results indicate that capital adequacy policies have a significant impact in affecting the performance of banks, especially in Indonesia. In other words, capital adequacy regulations set by Bank Indonesia does not give effect to the dimension of banking intermediation and risk. However, in terms of policy implementation, the results of this study indicate, CAR policies set by Bank Indonesia is effective in improving the profitability and efficiency of the banking system. Because of the key underlying positive relationship between CAR and profitability and efficiency lies in the decrease in loan loss, it can be concluded that the CAR regulations effectively suppress behavioral risk-taker who is owned by the Indonesian banking industry. KEYWORDS KEYWORDS KEYWORDS KEYWORDS KEYWORDS : Bank, capital adequacy ratio, credit risk, market risk, bank's perfor- mance.

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013 - 99

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

Analisis Pengaruh CAR yangMemperhitungkan Risiko Kredit danRisiko Pasar terhadap Kinerja Bank diIndonesia

Nadia Putri MaharaniDony Abdul Chalid

ABSTRACTABSTRACTABSTRACTABSTRACTABSTRACT

The focus of this study is to analyzed the difference between capital adequacy ratio(CAR) in respect of credit risk and CAR in respect of market risk, and the impacts of bothratio on bank's performance, particularly on the aspects of profitability, efficiency,intermediary function, and risk. The data consists of 124 conventional commercialbanks in Indonesia during period of 2005 until 2010. Results of this study indicate thatCAR has significant positive impact on bank's profitability and efficiency in Indonesia.The conclusion shows that banks with high capital levels tend to have higher levels ofprofit and be able to run their operations more efficiently than banks with low capitallevels. However, this study can not prove the existence of significant influence by theCAR given to aspects of intermediation and risk level of banks in Indonesia. In addition,there is no significant difference between the two types of CAR, except for ROE ratio.These results indicate that capital adequacy policies have a significant impact inaffecting the performance of banks, especially in Indonesia. In other words, capitaladequacy regulations set by Bank Indonesia does not give effect to the dimension ofbanking intermediation and risk. However, in terms of policy implementation, theresults of this study indicate, CAR policies set by Bank Indonesia is effective inimproving the profitability and efficiency of the banking system. Because of the keyunderlying positive relationship between CAR and profitability and efficiency lies in thedecrease in loan loss, it can be concluded that the CAR regulations effectively suppressbehavioral risk-taker who is owned by the Indonesian banking industry.

KEYWORDSKEYWORDSKEYWORDSKEYWORDSKEYWORDS ::::: Bank, capital adequacy ratio, credit risk, market risk, bank's perfor-mance.

Page 2: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

100 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

Nadia Putri MaharaniNadia Putri MaharaniNadia Putri MaharaniNadia Putri MaharaniNadia Putri MaharaniMahasiswi S2 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI); menyelesaikan pendidikan S1 dalam bidangManajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), tahun 2013. Alamat kontak: DepartemenManajemen FEUI, Kampus Baru UI Depok. Email: [email protected].

Dony Abdul ChalidDony Abdul ChalidDony Abdul ChalidDony Abdul ChalidDony Abdul ChalidStaf pengajar Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI); menyelesaikan pendidikanS1 bidang Ekonomi pada FEUI, tahun 2000; pendidikan S2 pada Progam Magister Manajemen FEUI, tahun 2003;pendidikan S3 pada University of Bologna, Italia, tahun 2012. Alamat kontak: Departemen Manajemen FEUI, KampusBaru UI Depok; Telp: (021)7272425, Fax: (021)7863556. Email: [email protected].

ABSTRAKABSTRAKABSTRAKABSTRAKABSTRAK

Dengan menggunakan data 124 bank umum konvensional di Indonesia selama periode2005 hingga 2010, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh tingkat CARterhadap kinerja perbankan. Dua jenis CAR digunakan dalam penelitian ini, yaitu CARdengan memperhitungkan risiko kredit dan CAR dengan memperhitungkan risikopasar, untuk melihat bagaimana CAR berpengaruh terhadap kinerja perbankanIndonesia, khususnya pada aspek profitabilitas, efisiensi, fungsi intermediasi, danrisiko. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa CAR memiliki hubungan signifikanpositif terhadap profitabilitas dan efisiensi perbankan Indonesia. Ini menunjukkan,bank dengan tingkat modal tinggi cenderung memiliki keuntungan lebih tinggi sertamampu beroperasi secara lebih efisien dibandingkan bank bermodal rencah. Akantetapi, penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya pengaruh signifikan yangdiberikan oleh CAR kepada aspek fungsi intermediasi dan tingkat risiko perbankan diIndonesia. Selain itu, tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara keduajenis rasio CAR, kecuali terhadap rasio ROE. Hasil ini menunjukan bahwa kebijakankecukupan modal memiliki pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi kinerjabank, khususnya di Indonesia. Dengan kata lain, peraturan kewajiban penyediaanmodal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia tidak memberikan dampak bagi dimensifungsi intermediasi dan risiko perbankan. Walaupun demikian, dari segi implementasikebijakan, hasil penelitian ini menunjukkan, kebijakan CAR yang ditetapkan oleh BankIndonesia efektif dalam meningkatkan profitabilitas dan efisiensi perbankan. Karenakunci yang melandasi hubungan positif antara CAR dengan profitabilitas dan efisiensiterletak pada penurunan loan loss, maka dapat disimpulkan bahwa peraturan CARefektif menekan perilaku risk-taker yang dimiliki oleh industri perbankan Indonesia.

KATA KUNCI:KATA KUNCI:KATA KUNCI:KATA KUNCI:KATA KUNCI: Bank, CAR, risiko kredit, risiko pasar, kinerja perbankan.

Page 3: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013 - 101

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

1. PENDAHULUAN1. PENDAHULUAN1. PENDAHULUAN1. PENDAHULUAN1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang1.1. Latar Belakang1.1. Latar Belakang1.1. Latar Belakang1.1. Latar BelakangPeraturan yang ditujukan untuk mengawasi

lembaga keuangan di suatu negara terbagi atasberbagai aspek dan dimensi. Salah satu aspekyang digunakan dalam pengawasan tersebutadalah aspek kecukupan modal. Khususnyapada bank, kecukupan modal tersebut diukurdengan menggunakan Capital Adequacy Ratio(CAR). Seperti dua sisi koin, peraturan terkaitdengan kecukupan modal pada bank memilikidampak keuntungan dan kerugian yang salingmelekat. Menurut Sheldon (2001), benefit dariCAR adalah berkurangnya tingkat expectedloss dari kreditur bank akibat adanya standartingkat modal. Namun di sisi lain, peraturanterkait CAR juga dapat menimbulkan biaya.Biaya tersebut terdiri dari 3 kategori, diantaranyaadalah biaya langsung berupa pengeluaranterkait dengan perancangan, pengawasan, danpenegakan regulasi, biaya penyesuaian berupabiaya administratif yang dikeluarkan oleh bankuntuk dapat mengikuti regulasi, serta biayatidak langsung, yaitu opportunity cost berupadampak negatif terhadap pasar yang terjadiakibat adanya regulasi tersebut (Alfon &Andrews, 1999). Kesimpulan mengenai costdan benefit tersebut menunjukkan bahwakeberadaan CAR dapat mempengaruhi kinerjabank, baik kinerja masing-masing bank maupunindustri perbankan secara keseluruhan. Disamping itu, perubahan komponen dalam CARseperti penambahan risiko pasar yangdiberlakukan di Indonesia sejak tahun 2005 jugaakan memberikan perubahan pengaruh bagikinerja industri perbankan.

Sebelumnya telah dilakukan beberapapenelitian terkait hubungan antara tingkat

modal dengan kinerja perbankan. Dalam aspekprofitabilitas, Naceur dan Kandil (2009)menganalisis pengaruh regulasi modalterhadap kinerja perbankan di Mesir, khususnyatingkat Return on Assets (ROA) dan Return onEquity (ROE). Hasil dari penelitian tersebutmenunjukkan hubungan yang positif antaracapital requirements dengan profitabilitas.Penelitian yang dilakukan oleh Goddard,Molyneux, dan Wilson (2004) ikut mendukungkesimpulan mengenai hubungan positif antaraCAR dengan ROE.

Tidak hanya dari segi profitabilitas,penelitian terkait hubungan efisiensiperbankan dengan tingkat modal juga telahdilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya.Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitianKasman dan Yildirim (2006) serta Berger danDeYoung (1997) menyatakan hubungan yangsearah antara CAR dengan efisiensi. Namun,penelitian yang dilakukan oleh Lozan-Vivas,Pastor, dan Pastor (2002) memberikan hasilyang kontradiktif, di mana penelitian tersebutmenyimpulkan hubungan negatif antaratingkat modal dengan efisiensi bank,khususnya dalam jangka pendek.

Pertentangan antara hubungan CARdengan kinerja perbankan juga terjadi padaaspek fungsi intermediasi. Menurut Bennaceurdan Goaied (2008), terdapat hubungan yangpositif antara CAR dengan Net Interest Margin(NIM), sementara Horvarth (2009) serta Brockdan Franken (2003), berargumen bahwa keduarasio tersebut memiliki hubungan yangberbanding terbalik. Pada indikator fungsiintermediasi lainnya, Amriani (2012)menyimpulkan adanya hubungan positif antaraCAR dengan Loan to Deposit Ratio (LDR).Sebaliknya, hubungan negatif antara kedua

Page 4: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

102 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

rasio tersebut menjadi kesimpulan daripenelitian Nandadipa (2010).

Di samping profitabilitas, efisiensi, danfungsi intermediasi, aspek risiko juga dapatdijadikan sebagai salah satu indikator kinerjaindustri perbankan. Kesimpulan dari penelitianAwdeh, EL-Moussawi, dan Machrouh (2011)menyatakan bahwa bank dengan tingkatpersyaratan modal yang tinggi akan diikutidengan tingginya risiko yang diambil.Sebaliknya, penelitian pada bank-bankkoperasi di Jepang yang dilakukan olehDeelchand dan Padgett (2009) menyimpulkanhubungan yang negatif antara tingkat risikoyang diambil dengan tingkat kecukupan modalyang dimiliki oleh bank. Akibat masihkontradiktifnya hasil dari penelitian-penelitiansebelumnya, maka isu terkait hubungan antarakinerja bank dengan tingkat CAR menarikuntuk diteliti.

1.2. Rumusan Masalah1.2. Rumusan Masalah1.2. Rumusan Masalah1.2. Rumusan Masalah1.2. Rumusan MasalahSalah satu bentuk kebijakan yang

dikeluarkan pihak bank sentral dalam upayamemperkuat ketahanan industri perbankanadalah aturan mengenai kecukupan modal.Surat Keputusan Bersama Menteri KeuanganRepublik Indonesia dan Gubernur Bank Indo-nesia No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI pada tanggal 8 Februari 1999,mewajibkan tingkat pencapaian rasioKewajiban Pemenuhan Modal Minimum(KPMM) sebesar 8% pada akhir tahun 2001.Selain sebagai upaya pencegahan terulangnyainsolvensi industri perbankan di masa yangakan datang, peluncuran aturan KPMM jugamerupakan bentuk respon dari perubahandan penyesuaian standar internasional yangberlaku. KPMM atau yang umum diistilahkan

sebagai Capital Adequacy Ratio (CAR)didefinisikan dalam Keputusan BersamaMenteri Keuangan Republik Indonesia danGubernur Bank Indonesia No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI sebagai kewajibanbank umum untuk menyediakan modal mini-mum sebesar persentase tertentu dari aktivatertimbang menurut risiko sebagaimanaditetapkan oleh Bank Indonesia. Pada awalpenetapannya di tahun 2001, CAR hanyamencakup penyediaan modal untuk risiko kreditsaja. Namun seiring dengan perkembangankondisi perekonomian global, Basel Commit-tee on Banking Supervision melakukan revisiCapital Accord 88 dengan membuat MarketRisk Adjustments yang bertujuan untukmenyesuaikan peraturan permodalan denganmemasukkan unsur risiko pasar yang terkaitdengan ekuitas, surat hutang, suku bunga,dan risiko komoditas. Berdasarkan ketentuantersebut, maka Bank Indonesia menerbitkanPeraturan Bank Indonesia No. 5/12/PBI/2003yang mewajibkan seluruh bank yang memenuhikriteria untuk menambahkan risiko pasardisamping risiko kredit dalam perhitungan CARpada tahun 2005.

Sebelumnya, penelitian terkait dengantingkat kecukupan modal industri perbankandi Indonesia telah dilakukan oleh beberapapeneliti. Pada artikel yang disusun olehPramono (2013), dihasilkan kesimpulan yangmenyebutkan bahwa pelaksanaan aturantingkat kecukupan modal bank di Indonesiaakan menekan supply kredit bank sertamengurangi efektivitas dari kebijakan moneterlonggar yang mendukung ketersediaan kreditbank di Indonesia. Selain itu, penelitian ini jugamenyimpulkan bahwa keberadaan CAR dapatmenyebabkan respon yang lebih lambat dari

Page 5: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013 - 103

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

kredit bank terhadap guncangan kebijakanmoneter, atau dengan kata lain mengurangidampak dari transmisi kebijakan moneter.Dalam penelitian lain dengan tema yang serupa,penelitian Yudistira (2003) menyimpulkanbahwa peraturan tingkat modal memiliki perandalam munculnya perubahan perilakuperbankan di Indonesia. Dalam penelitian ini,ditemukan bukti adanya hubungan positifantara modal bank dengan pertumbuhan DanaPihak Ketiga (DPK).

1.3. Tujuan Penelitian1.3. Tujuan Penelitian1.3. Tujuan Penelitian1.3. Tujuan Penelitian1.3. Tujuan PenelitianSecara umum, penelitian yang bersifat

kuantitatif ini bertujuan untuk:• Melihat efektivitas peraturan terkait

kecukupan modal dalam meningkatkankinerja keuangan pada industri perbankan.Dalam penelitian ini, CAR digunakan sebagaiindikator dalam mengukur tingkatkecukupan modal bank, sedangkan kinerjaperbankan direpresentasikan oleh 4 aspek,yaitu profitabilitas, efisiensi, fungsiintermediasi, dan tingkat risiko.

• Mengamati perbedaan antara pengaruhyang diberikan oleh 2 jenis CAR, yaitu CARdengan memperhitungkan risiko kredit danCAR dengan memperhitungkan risiko pasar,terhadap kinerja perbankan.

Walaupun dilandasi oleh penelitianterdahulu, namun penelitian ini memilikibeberapa perbedaan. Dalam penelitian ini, datayang digunakan bukan merupakan sampelmelainkan populasi bank umum konvensionaldi Indonesia dengan kurun waktu 6 tahun.Selain itu, penelitian ini juga memisahkan antara2 jenis CAR yang berbeda untuk dapat melihatperubahan pengaruh yang diberikan terhadap

kinerja. Di samping itu, dalam penelitian inijuga diteliti kinerja bank yang ditinjau dari 4aspek. Alasan dari penggunaan 4 aspektersebut adalah karena industri perbankanmemiliki sifat yang unik, di mana pengaruhyang sama dapat memberikan dampak yangberbeda-beda pada masing-masing aspekkinerja. Terakhir, penelitian ini jugamenggunakan variabel kontrol, baik faktoryang berasal dari dalam bank maupun faktoreksternal. Cakupan penelitian tersebutdiciptakan untuk dapat mengakomodirberbagai faktor serta memberikan hasilpenelitian yang menyeluruh namun tetapterintegrasi.

2. TINJAUAN PUSTAKA2. TINJAUAN PUSTAKA2. TINJAUAN PUSTAKA2. TINJAUAN PUSTAKA2. TINJAUAN PUSTAKADalam hubungan antar rasio pada bank,

kerap kali terjadi kesimpulan yang salingbertentangan. Kontradiksi hubungan tersebutmisalnya terjadi antara rasio CAR dengan ROA.Hubungan kedua rasio tersebut dapat bernilaipositif dengan argumen bahwa bank dengannilai CAR yang tinggi cenderung memperolehbiaya dana (cost of funding) yang kecil akibatrendahnya kemungkinan bangkrut. Selain itu,bank dengan tingkat modal yang tinggi jugatidak perlu mengeluarkan hutang terlalubanyak untuk mendapatkan aset tertentu(Demirguc-Kunt & Huizinga, 1998). Akan tetapi,hubungan negatif juga dapat terjadi denganmenganalisis komponen CAR, khususnyaATMR. Semakin tinggi nilai CAR, artinya nilairelatif ATMR yang dimiliki oleh bank semakinrendah. Rendahnya ATMR mengimplikasikanaset-aset yang dimiliki oleh bank didominasioleh aset berisiko rendah. Mengacu padakonsep high risk-high return investment, asetyang memiliki tingkat risiko yang rendah

Page 6: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

104 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

umumnya identik dengan tingkatpengembalian yang rendah pula, sehinggaberpengaruh pada profitabilitas bank yangbersangkutan. Penjelasan teknis tersebut dapatmenjadi dasar argumen penyebab hubungannegatif antara CAR dengan ROA.

Hubungan kedua rasio tersebut didukungoleh beberapa penelitian sebelumnya.Berdasarkan penelitian yang dilakukan olehNaceur dan Kandil (2009) di Mesir, ROA yangmenjadi proxy dari profitabilitas bank memilikihubungan positif dengan kewajiban modalyang ditetapkan. Hasil yang identik jugadisimpulkan dari penelitian yang dilakukanoleh Putri (2011), di mana CAR memilikihubungan yang positif dengan ROA bankumum go public di Indonesia pada periode2004 hingga 2009.

Ketentuan yang mewajibkan nilai CAR diatas 8% memberikan keuntungan berupa rasaaman dan terminimalisirnya risiko kebangkrutanpada bank. Benefit tersebut dapatmempengaruhi profitabilitas bank sertameningkatkan kepercayaan nasabah. Namun,dengan adanya ketentuan tersebut, strategimaupun langkah bank menjadi terbatasi akibatkewajiban memenuhi tingkat modal pada nilaitertentu. Hal ini berpengaruh pada pendapatanyang mungkin didapat oleh bank denganmemanfaatkan modalnya, tidak untuk dijagapada tingkat tertentu demi memenuhiperaturan BI, melainkan untuk diutilisasi padastrategi dengan return lebih tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Goddard,Molyneux, dan Wilson (2004) menghasilkanhubungan yang positif antara CAR denganROE. Argumen dari hubungan positif tersebutdidasari oleh penelitian Berger (1995) yangmengajukan beberapa penjelasan teoritis

terkait hubungan tersebut. Dalam ‘expectedbankruptcy cost hypothesis’, disebutkanbahwa bank dengan nilai CAR yang rendahakan memiliki biaya yang tinggi darikemungkinan terjadinya kebangkrutan.Kenaikan CAR dapat menurunkankemungkinan tersebut serta meningkatkanROE melalui penurunan biaya asuransi yangharus dikeluarkan bank atas hutang yangtidak diasuransikan. Selain itu, Berger (1995)juga menyebutkan ‘signalling hypothesis’, dimana manajer bank memiliki akses informasinon-publik mengenai profitabilitas bank dimasa yang akan datang dan nilai dari banktersebut. Biaya untuk menyampaikan sinyaltersebut akan lebih rendah pada bank denganrisiko rendah dibandingkan pada bank denganrisiko tinggi. Argumen tersebut mendukunghubungan positif antara CAR dengan ROE.Akan tetapi di sisi lain, kesimpulan tersebutbertolak belakang dengan hubungan teoritisawal yang diharapkan dalam penelitianGoddard, Molyneux, dan Wilson (2004), yaituadanya hubungan negatif antara kedua rasiotersebut. Alasan dari pendapat tersebut adalahkondisi di mana tingkat CAR tinggimencerminkan bank yang terlalu berhati-hatidalam menjalankan operasionalnya. Hal inimenyebabkan bank cenderung mengabaikankesempatan kegiatan yang berpotensimenghasilkan keuntungan.

Dalam beberapa penelitian sebelumnya,terjadi kontradiksi mengenai pengaruh CARterhadap efisiensi sebuah bank. Kasman danYildirim (2006) serta Berger dan DeYoung (1997)berargumen, bank dengan kondisi solvabilitasdan prinsip kehati-hatian yang lebih baikmemiliki kecenderungan lebih rendah untukmengalami kerugian kredit, sehingga

Page 7: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013 - 105

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

pengeluaran tambahan untuk memperolehkembali kredit tersebut juga semakin rendah.Penjelasan tersebut mengindikasikan adanyahubungan yang positif antara CAR denganefisiensi. Jika diaplikasikan dalam konteksperbankan Indonesia di mana BOPO yangsemakin rendah mengindikasikan semakintingginya efisiensi, maka argumen di atas secaratidak langsung mengarahkan hubungan yangnegatif antara CAR dengan BOPO. Sebaliknya,Lozan-Vivas, Pastor, dan Pastor (2002)berpendapat bahwa nilai CAR yang rendahakan menciptakan perilaku moral hazard. Halini menyebabkan bank dengan tingkat CARyang rendah akan lebih memilih aktivitasdengan tingkat return yang besar namuntidak terlepas dari tingkat risiko yang tinggipula. Strategi tersebut akan membuat banknampak sangat efisien dalam jangka pendek,namun pada akhirnya mengalami kerugiandalam jangka panjang akibat investasi berisikotinggi yang diambil oleh bank tersebut.Kesimpulan tersebut mengindikasikanhubungan yang negatif antara CAR denganefisiensi dalam jangka pendek, namun positifdalam jangka panjang.

Keberadaan aturan kecukupan modalsesuai dengan peraturan BI yang diterapkanpada bank umum akan mempengaruhi jugastrategi investasi yang dilakukan oleh banktersebut. Terpengaruhnya strategi investasitersebut akan memicu dampak yang samaterhadap tingkat return, khususnya dalambentuk bunga yang akan diterima oleh bank,sehingga berdampak pada rasio NIM. Tingginyarasio CAR yang dimiliki bank memiliki 2 dampakyang bertolak belakang. Di satu sisi, tingginyanilai CAR mengindikasikan bank yang amandan memiliki risiko kebangkrutan yang kecil.

Rasa aman tersebut dapat dimanfaatkan olehbank untuk meningkatkan tingkat suku bungasehingga mengangkat nilai NIM (Bennaceur &Goaied, 2008). Namun di sisi lain, CAR yangtinggi juga menggambarkan modal bank yangkurang dimanfaatkan pada investasi yang lebihmenguntungkan. Hal ini akan menekanpendapatan bunga bank dan pada akhirnyamenurunkan nilai NIM.

Kontradiksi pengaruh NIM terhadap CARjuga tejadi pada beberapa penelitiansebelumnya. Penelitian yang dilakukan olehBennaceur dan Goaied (2008) di Tunisiamenunjukkan hubungan positif antara tingkatmodal bank dan tingkat margin-nya.Kesimpulan tersebut didukung oleh teori yangmenyatakan bahwa bank dengan tingkat modalyang tinggi dapat menetapkan biaya lebihtinggi pada kredit dan/atau membayar lebihrendah kepada deposan karena bankmenghadapi risiko kebangkrutan yang rendah.Di sisi lain, penelitian yang dilakukan olehHorvath (2009) di Ceko menghasilkan konklusiyang menyatakan bahwa tingkat kecukupanmodal yang tinggi pada bank berhubungandengan interest margin yang rendah. Argumendibalik hasil tersebut diambil dari penelitianBrock dan Franken (2003) yang menyatakanbahwa bank dengan tingkat modal yangrendah memiliki motivasi untuk menerima risikolebih besar (yang diasosiasikan dengan spreadyang tinggi) agar dapat menghasilkan returnyang lebih tinggi pula.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan olehAmriani (2012), CAR memiliki pengaruh positifyang signifikan terhadap LDR. Argumen darikesimpulan tersebut adalah dengan memilikitingkat CAR yang tinggi, maka bank memilikicadangan modal yang tinggi pula. Hal ini

Page 8: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

106 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

menyebabkan bank memiliki rasa percaya diriyang lebih tinggi untuk menyalurkan kreditdalam jumlah yang lebih besar sehingga akanmeningkatkan rasio LDR yang dimiliki olehbank tersebut. Kesimpulan tersebutberbanding terbalik dengan hasil penelitianNandadipa (2010) yang menyimpulkan bahwaCAR berpengaruh negatif signifikan terhadapLDR. Argumen dari hasil tersebut adalah, nilaiCAR yang rendah secara teknis dapatdisebabkan oleh nilai ATMR yang relatif tinggi.Hal tersebut mengindikasikan besarnya risikobank, termasuk di dalamnya risiko kredit. Risikokredit yang besar diasosiasikan dengan jumlahpenyaluran kredit yang besar pula, sehinggameningkatkan rasio LDR.

Sebagai lembaga keuangan yang memilikiperan strategis di masyarakat, bankmenghadapi berbagai risiko, baik risiko yangberasal dari kegiatan operasional internal bankmaupun kondisi eksternal. Risiko merupakansuatu kejadian yang identik dengan adanyaketidakpastian. Oleh sebab itu, sebagai usahaperlindungan, bank diwajibkan untuk memilikimodal pada tingkat tertentu untukmengantisipasi kerugian yang mungkin timbul.Penelitian yang dilakukan oleh Awdeh, EL-Moussawi, dan Machrouh (2011)menyimpulkan hubungan yang positif antararisiko dan tingkat modal. Kesimpulan daripenelitian ini menunjukkan bahwa bankdengan tingkat persyaratan modal yang tinggiumumnya diikuti dengan adanya peningkatanrisiko yang diambil. Hubungan tersebut dapatdisebabkan oleh sifat low risk aversion yangdimiliki bank, di mana semakin banyak modalyang dimilikinya, maka semakin tinggi pulakeinginan untuk menginvestasikan modaltersebut pada investasi yang bersifat high risk-

high return. Kesimpulan yang berlawanandihasilkan dari penelitian yang dilakukan olehDeelchand dan Padgett (2009). Penelitiandengan sampel bank-bank koperasi di Jepangpada periode 2003 hingga 2006 ini menyatakanbahwa loan-loss reserves per total assetssebagai proxy risiko memiliki hubungan negatifdengan tingkat modal (equity to total assets).Dengan kata lain, bank koperasi di Jepangyang memiliki tingkat modal lebih rendahcenderung mengambil risiko yang lebih tinggi.Hal ini merupakan cerminan dari masalah moralhazard di mana bank mengeksploitasikeuntungan dari adanya deposit insuranceyang tersedia di negara tersebut.

Berdasarkan rangkuman hasil daripenelitian-penelitian sebelumnya, nampakbahwa hubungan antara tingkat kecukupanmodal dengan kinerja bank masih kontradiktif.Hal ini menyebabkan topik tersebut menarikuntuk diteliti.

3. METODE PENELITIAN3. METODE PENELITIAN3. METODE PENELITIAN3. METODE PENELITIAN3. METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian3.1. Pendekatan Penelitian3.1. Pendekatan Penelitian3.1. Pendekatan Penelitian3.1. Pendekatan PenelitianPenelitian bersifat kuantitatif untuk melihat

efektivitas peraturan terkait kecukupan modaldalam meningkatkan kinerja keuangan padaindustri perbankan.

3.2. Sampel Penelitian3.2. Sampel Penelitian3.2. Sampel Penelitian3.2. Sampel Penelitian3.2. Sampel PenelitianUntuk riset ini, peneliti dilakukan terhadap

industri perbankan di negara Indonesia yangberjumlah 124 bank dengan rentang waktu 6tahun, yaitu antara tahun 2005 hingga 2010.Pemilihan industri perbankan Indonesia sebagaikonteks penelitian sangat tepat mengingatperubahan yang terjadi pada industriperbankan Indonesia bersifat dinamis. Setelah

Page 9: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013 - 107

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

Page 10: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

108 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

krisis 1997-1998, kondisi sektor perbankanmengalami perbaikan. Hal ini terkait denganupaya bank sentral untuk membuat industriperbankan yang lebih sehat dan tahangoncangan.

3.3. Teknik Pengambilan Data3.3. Teknik Pengambilan Data3.3. Teknik Pengambilan Data3.3. Teknik Pengambilan Data3.3. Teknik Pengambilan DataPenelitian ini menggunakan data keuangan

dari 124 bank umum di Indonesia selama periode2005 hingga 2010, sehingga perangkat datayang dimiliki adalah data panel dengan 124unit individu cross section dan 6 periode timeseries. Seluruh data yang digunakan dalampenelitian ini disarikan dari Direktori PerbankanIndonesia (DPI) maupun laporan keuanganmasing-masing bank pada tahun yangbersangkutan. Namun, karena keterbatasansumber dan data, maka data panel yang dimilikibukan merupakan balanced panel data,melainkan unbalanced panel data. Totalobservasi dalam penelitian ini terdiri dari 705buah observasi.

Dalam 705 buah observasi tersebut,terdapat beberapa data yang merupakan out-liers, baik outliers atas maupun outliers bawah.

Dalam penelitian ini, data dianggap outliersjika berada di bawah persentil 1% atau di ataspersentil 99% dalam sebaran data. Data-dataoutliers tersebut kemudian dieliminirbersamaan dengan seluruh data pada setiapvariabel penelitian di tahun dan unit crosssection yang sama. Setelah dilakukan prosestrimming untuk seluruh variabel yang memilikinilai ekstrim, maka didapatkan seperangkatdata yang terdiri dari 586 buah observasi.Perangkat data panel tersebut akan digunakandalam penelitian ini sebagai input untuk prosesregresi.

3.4. Model Penelitian3.4. Model Penelitian3.4. Model Penelitian3.4. Model Penelitian3.4. Model PenelitianDalam penelitian ini, gabungan data dari

seluruh bank umum di Indonesia selamaperiode 6 tahun menciptakan seperangkatdata panel. Data panel adalah bagian daripooled data yang menggabungkan antarakarakter dari data time series dan data crosssection. Data time series merupakan

serangkaian observasidari nilai sebuah unitindividu yang diamatiantar waktu yangberbeda, sedangkan datacross section adalahobservasi satu atau lebihunit individu yang diamatipada satu titik waktutertentu. Data panelmenggabungkan karakterdari data time series dandata cross section, dimana observasi dilakukan

terhadap satu atau lebih unit individu yangsama antar waktu yang berbeda (Gujarati,2009).

Page 11: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013 - 109

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

Dalam penelitian ini, terdapat 6 variabeldependen yang mencerminkan kinerja industriperbankan Indonesia dari dimensi profitabilitas,efisiensi, fungsi intermediasi, dan tingkat risiko,2 variabel independen utama yaitu rasiokecukupan modal atau CAR dengan memper-hitungkan risiko kredit dan CAR dengan mem-pehitungkan risiko pasar yang menjadi fokuspenelitian, dan 11 variabel kontrol yang terdiridari 9 variabel yang merepresentasikankarakteristik khusus bank serta 2 variabel yangmenggambarkan kondisi makroekonomi di In-donesia.

Masing-masing variabel kontrol tersebutdigunakan dalam model karena dianggapmemiliki pengaruh terhadap kinerja industriperbankan di Indonesia. Variabel kontrolkarakteristik khusus bank digunakan untukmemisahkan bank yang cenderung memilikipola operasional yang berbeda, sedangkanvariabel kontrol makroekonomi diikutsertakandalam model untuk menangkap faktor-faktoreksternal yang secara langsung maupun tidaklangsung mempengaruhi kinerja perbankan.Selain itu ada beberapa varibael kontrol yangdimaksudkan untuk menangkap karakteristikbank yang khas terdapat pada industriperbankan di Indonesia.

3.5. Variabel dan Pengukuran3.5. Variabel dan Pengukuran3.5. Variabel dan Pengukuran3.5. Variabel dan Pengukuran3.5. Variabel dan PengukuranOperasionalisasi variabel dapat

digambarkan secara ringkas dalam Tabel 3,Tabel 4 dan Tabel 5.

4. HASIL PENELITIAN DAN4. HASIL PENELITIAN DAN4. HASIL PENELITIAN DAN4. HASIL PENELITIAN DAN4. HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASAN

4.1. Statistik Deskripsi Variabel4.1. Statistik Deskripsi Variabel4.1. Statistik Deskripsi Variabel4.1. Statistik Deskripsi Variabel4.1. Statistik Deskripsi VariabelDependenDependenDependenDependenDependen

Gambaran variabel independen dapat dilihatpada Tabel 6.

4.2. Analisis Regresi4.2. Analisis Regresi4.2. Analisis Regresi4.2. Analisis Regresi4.2. Analisis RegresiWalaupun seluruh model secara global

memberikan hasil yang signifikan, namunterdapat beberapa variabel independen di setiapmodel yang tidak dapat diinterpretasikan akibatkondisi yang tidak signifikan secara parsial.Hasil pengujian yang tidak signifikan merupakanakibat dari tidak cukupnya kemampuan data-data yang dimiliki untuk membuktikanhubungan antara sebuah variabel independendengan sebuah variabel dependen. Pada Tabel7 dan Tabel 8, ditampilkan koefisien dari variabel-variabel independen yang secara parsialsignifikan terhadap variabel dependen besertatingkat signifikansinya.

Page 12: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

110 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

Page 13: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013 - 111

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

Page 14: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

112 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

Page 15: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013 - 113

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

4.3. Pembahasan4.3. Pembahasan4.3. Pembahasan4.3. Pembahasan4.3. PembahasanPada model-model CAR dengan memper-

hitungkan risiko kredit, dapat disimpulkanbahwa ROA secara signifikan dipengaruhi olehCAR dengan memperhitungkan risiko kredit,ukuran bank, kategorisasi bank go public,kategorisasi bank merger, dan kategorisasi BankPembangunan Daerah (BPD). Sementara itu,ROE secara signifikan dipengaruhi oleh CARdengan memperhitungkan risiko kredit, ukuranbank, kategorisasi bank go public, kategorisasibank devisa, kategorisasi bank merger, dankategorisasi Bank Pembangunan Daerah (BPD),sedangkan BOPO mendapat pengaruh dari CARdengan memperhitungkan risiko kredit, ukuranbank, kategorisasi bank go public, kategorisasiBank Pembangunan Daerah (BPD), dan noninterest revenue percentage. Kategorisasi bankdevisa dan kategorisasi Bank Pembangunan

Daerah signifikan mempengaruhi NIM,sedangkan kategorisasi bank go public,kategorisasi Bank Pembangunan Daerah (BPD),kategorisasi bank milik pemerintah, dankategorisasi bank milik asing signifikanmempengaruhi LDR, serta PPAP per Total AktivaProduktif mendapat pengaruh signifikan darikategorisasi bank milik pemerintah dan noninterest revenue percentage.

Pada model-model CAR dengan memper-hitungkan risiko pasar, dapat disimpulkanbahwa ROA secara signifikan dipengaruhi olehCAR dengan memperhitungkan risiko pasar,ukuran bank, kategorisasi bank go public,kategorisasi bank merger, kategorisasi BankPembangunan Daerah (BPD), dan non interestrevenue percentage. Sementara itu, ROE secarasignifikan dipengaruhi oleh ukuran bank,kategorisasi bank devisa, kategorisasi bank

Page 16: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

114 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

merger, kategorisasi Bank PembangunanDaerah (BPD), kategorisasi bank milik asing,dan logaritma natural dari GDP, sedangkanBOPO mendapat pengaruh dari CAR denganmemperhitungkan risiko pasar, ukuran bank,kategorisasi bank go public, kategorisasi BankPembangunan Daerah, dan non interest rev-enue percentage. Kategorisasi bank devisadan kategorisasi Bank Pembangunan Daerah(BPD) signifikan mempengaruhi NIM,sedangkan kategorisasi bank go public,kategorisasi Bank Pembangunan Dareah (BPD),kategorisasi bank milik pemerintah, kategorisasibank milik asing, dan logaritma natural dariGDP signifikan mempengaruhi LDR, serta PPAPper Total Aktiva Produktif mendapat pengaruhsignifikan dari kategorisasi bank milikpemerintah, non interest revenue percentage,dan logaritma natural dari GDP.

5. KESIMPULAN DAN SARAN5. KESIMPULAN DAN SARAN5. KESIMPULAN DAN SARAN5. KESIMPULAN DAN SARAN5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan5.1. Kesimpulan5.1. Kesimpulan5.1. Kesimpulan5.1. KesimpulanPenelitian ini memiliki 2 tujuan utama, yaitu

mengetahui pengaruh dari besarnya CARdengan memperhitungkan risiko kredit danrisiko pasar terhadap kinerja industri perbankanIndonesia, baik dalam aspek profitabilitas,efisiensi, fungsi intermediasi, dan risiko, sertamengetahui apakah terdapat perbedaan antarapengaruh yang diberikan oleh kedua jenisrasio CAR tersebut terhadap performa sektorperbankan Indonesia. Berdasarkan hasilpenelitian ini didapatkan kesimpulan yangmembuktikan bahwa rasio CAR berpengaruhterhadap aspek profitabilitas dan efisiensi,namun tidak memberikan dampak bagi fungsiintermediasi dan risiko perbankan Indonesia.Selain itu, kesimpulan lain menunjukkan bahwa

tidak terdapat perbedaan pengaruh antaraCAR dengan memperhitungkan risiko kreditdan risiko pasar terhadap tingkat profitabilitasdan efisiensi perbankan, kecuali pada variabelROE.

Berdasarkan data industri perbankan Indo-nesia selama periode 2005-2010, didapatkanhasil yang membuktikan bahwa kedua jenisCAR memiliki hubungan yang signifikan danpositif terhadap ROA. Argumen dari kesimpulantersebut pun sesuai dengan argumenDemirguc-Kunt dan Huizinga (1998) yangmenyatakan 2 alasan penyebab hubunganpositif tersebut terjadi. Pertama, bank dengantingkat modal yang tinggi memilikikemungkinan bangkrut lebih rendah sehinggacenderung memperoleh cost of funding yangrendah pula. Kedua, dengan adanyakecukupan modal yang dimiliki oleh bank,maka bank tidak perlu berhutang terlalu banyakuntuk memperoleh aset tertentu. Keduakondisi tersebut berhubungan denganmeningkatnya profitabilitas bank. Selain itu,pendapat yang dikemukakan oleh Sheldon(2001) yang menyatakan bahwa bank dengantingkat modal yang tinggi mampu menekanexpected loan loss turut melatarbelakangihubungan positif antara CAR denganprofitabilitas. Implikasi dari kesimpulan tersebutadalah tingginya profitabilitas cenderungterjadi pada bank-bank dengan tingkat modalyang tinggi, ceteris paribus. Selain itu,kesimpulan lain yang didapat pada modelterkait ROA adalah tidak ada perbedaan yangsignifikan antara pengaruh CAR denganmemperhitungkan risiko kredit dan CARdengan memperhitungkan risiko pasar.

Selain pada ROA, CAR juga memberikanpengaruh yang positif terhadap variabel

Page 17: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013 - 115

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

profitabilitas lainnya yaitu ROE. Kesimpulantersebut sejalan hasil dari penelitian Goddard,Molyneux, dan Wilson (2004) dan Berger (1995)yang menyatakan bahwa bank dengan tingkatCAR yang tinggi akan menurunkankemungkinan munculnya biaya kebangkrutandan biaya asuransi atas hutang yang tidakdiasuransikan. Selain itu, CAR juga dijadikansebagai sinyal kondisi keuangan yang positifdi masa yang akan datang yang diberikan olehmanajer bank. Dengan begitu, CAR yang tinggiakan berpengaruh terhadap nilai ROE yangtinggi pula. akan tetapi, berbeda dengan hasilpada ROA, ROE hanya menerima dampak dariCAR dengan memperhitungkan risiko kreditdan tidak menerima dampak yang signifikandari perubahan variabel CAR denganmemperhitungkan risiko pasar. Perbedaanpengaruh antar kedua jenis CAR tersebutberasal dari perubahan formulasi, di manapenambahan modal pelengkap tambahan danATMR dengan memperhitungkan risiko pasarjustru menghilangkan efek dari CAR terhadapROE. Hal tersebut dapat disebabkan olehvariabel ROE pada perbankan Indonesia yanginsensitif terhadap perubahan CAR.

Variabel dependen ketiga, yaitu BOPO,memiliki hubungan yang signifikan dan negatifdengan kedua jenis CAR. Hubungan negatifantara CAR dengan BOPO, atau hubunganpositif dengan efisiensi, sejalan dengankesimpulan dari Kasman dan Yildirim (2006)serta Berger dan DeYoung (1997) dan dapatdianalisis dari 2 sisi. Di satu sisi, CAR yang tinggidapat menciptakan bank yang relatif lebihaman dan terhindar dari berbagai risiko. Tingkatkeamanan yang tinggi tersebut dapatmencegah bank mengeluarkan biaya-biayapenanggulangan risiko sehingga menekan

biaya operasional. Selain itu, bank denganmodal yang memadai memiliki solvabilitas dantingkat kehati-hatian yang tinggi, sehinggamenurunkan kemungkinan terjadinya kreditmacet. Akan tetapi, pengaruh CAR terhadapBOPO juga dapat dilihat dari sisi pendapatan.Dalam penelitian Bennaceur dan Goaied (2008),disebutkan bahwa bank dengan tingkat modalyang tinggi dapat menetapkan bunga kredityang lebih tinggi dan/atau bunga depositoyang lebih rendah. Kondisi tersebut akanmenciptakan interest spread yang lebih tinggidibandingkan pada bank dengan tingkatmodal yang rendah. Hasilnya, pendapatanoperasional, khususnya komponenpendapatan bunga, akan meningkat sehinggadapat menurunkan rasio BOPO.

Selain ketiga variabel di atas, masih terdapat3 variabel dependen lainnya, yaitu NIM, LDR,dan PPAPTAP. Akan tetapi, data pada industriperbankan Indonesia di tahun 2005-2010 tidakmenunjukkan adanya pengaruh CAR yangsignifikan terhadap ketiga variabel tersebut.Dengan kata lain, peraturan kewajibanpenyediaan modal yang ditetapkan oleh BankIndonesia tidak memberikan dampak bagidimensi fungsi intermediasi dan risikoperbankan.

5.2. Saran5.2. Saran5.2. Saran5.2. Saran5.2. SaranPenelitian ini masih memiliki berbagai

keterbatasan yang dapat diperbaiki dalampenelitian-penelitian selanjutnya. Penelitian initidak dapat melihat dampak yang terjadi akibatdiberlakukannya peraturan CAR terhadapkinerja perbankan, baik peraturan CAR denganmemperhitungkan risiko kredit di tahun 2001maupun peraturan CAR denganmemperhitungkan risiko pasar di tahun 2005.

Page 18: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

116 - Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

Kesimpulan yang didapat dari penelitian inihanya menjelaskan pengaruh dari masing-masing jenis CAR terhadap kinerja perbankandan apakah terdapat perbedaan pengaruhantara kedua jenis CAR tersebut.Menindaklanjuti keterbatasan dalam penelitianini, maka diperlukan studi yang menelitiperbedaan kinerja sebelum dan setelahdiberlakukannya peraturan CAR untuk melihatdari keberadaan peraturan tersebut. Penelitiantersebut dapat dilakukan denganmenggunakan data perbankan sebelum dansetelah periode pengimplementasian regulasiCAR.

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapatbeberapa informasi dan strategi yang dapatdiimplikasikan oleh pihak-pihak terkait. Darisegi policy implication, hasil penelitian inimenunjukkan bahwa kebijakan CAR yangditetapkan oleh Bank Indonesia efektif dalammeningkatkan profitabilitas dan efisiensiperbankan Indonesia. Karena kunci yangmelandasi hubungan positif antara CAR denganprofitabilitas dan efisiensi terletak padapenurunan loan loss, maka dapat disimpulkanbahwa peraturan CAR efektif menekan perilakurisk-taker yang dimiliki oleh industri perbankanIndonesia. Kesimpulan dari penelitian ini dapatdimanfaatkan oleh Bank Indonesia sebagaipertimbangan untuk lebih memperhatikan sertamengembangkan implementasi pengaruh dariCAR untuk dapat mengoptimalkan kinerjaperbankan Indonesia, tidak hanya dari aspekprofitabilitas dan efisiensi, tetapi juga aspek-aspek lainnya seperti fungsi intermediasi danrisiko.

Di sisi lain, penelitian ini juga dapatdimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatanperbankan melalui practical implication. Hasil

dari penelitian ini dapat dijadikan acuan olehmanajemen bank-bank umum konvensional diIndonesia untuk dapat meningkatkankinerjanya. Walaupun banyak terjadikontroversi mengenai benefit dan cost darikewajiban penyediaan modal, akan tetapipenelitian ini membuktikan bahwa CAR mampumemberikan dampak yang positif bagiprofitabilitas dan efisiensi bank. Oleh sebabitu, selain untuk memenuhi kewajibanpemerintah dalam memenuhi tingkatkecukupan modal, pihak manajemen bankdisarankan untuk mengoptimalkan nilai CARdemi meningkatkan profitabilitas dan efisiensi.

DAFTAR PUSTAKA

Alfon, I. & Andrews, P. (1999). “Cost-Benefit Analysisin Financial Regulation: How To Do It and How ItAdds Value”. FSA Occasional Paper Series 3.

Amriani, F. R. (2012). Analisis Pengaruh CAR, NPL,BOPO dan NIM terhadap LDR pada Bank BUMNPersero di Indonesia Periode 2006-2010.Makassar: Universitas Hasanuddin.

Awdeh, A.; EL-Moussawi, C.; Machrouh, F. (2011).“The Effect of Capital Requirements on BankingRisk”. International Research Journal of Financeand Economics, 66: 133-146.

Bennaceur, S. & Goaied, M. (2008). “TheDeterminants of Commercial Bank Interest Marginand Profitability: Evidence from Tunisia”. Frontiersin Finance and Economics, 5 (1): 106-130.

Berger A. N. (1995). “The Relationship BetweenCapital and Earnings in Banking”. Journal of Money,Credit, and Banking, 27 (2): 432-456.

Berger, A. N. & DeYoung, R. (1997). “Problem Loansand Cost Efficiency in Commercial Bank”. Journalof Banking and Finance, 21: 261-300.

Brock, P. & Franken, H. (2003). “Measuring theDeterminants of Average and Marginal BankInterest Rate Spreads in Chile, 1994–2001”.University of Washington Working Papers.

Deelchand, T. & Padgett, C. (2009). “The Relationshipbetween Risk, Capital and Efficiency: Evidencefrom Japanese Cooperative Banks”. ICMA CentreDiscussion Papers in Finance.

Page 19: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit

Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 42 No.2 | April - Juni 2013 - 117

Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasarterhadap Kinerja Bank di Indonesia

Demirguc-Kunt, A. & Huizinga, H. (1999).“Determinants of Commercial Bank InterestMargins and Profitability: Some InternationalEvidence”. World Bank Economic Review, 13:379-408.

Fane, G. & McLeod, R. H. (2002). “Banking Collapseand Restructuring in Indonesia, 1997-2001”. CatoJournal, 22 (2): 277.

Goddard, J., Molyneux, P. & Wilson, J. O. S. (2004).“The Profitability of European Banks: A Cross-Sectional and Dynamic Panel Analysis”. TheManchester School, 72 (3): 363-381.

Group of Thirty. (2008). The Structure of FinancialSupervision: Approaches and Challenges in aGlobal Marketplace. Washington, DC: Group ofThirty.

Gujarati, D. & Porter, D. (2009). Basic Econometrics(5th ed.). New York: McGraw-Hill.

Horvath, R. (2009). “The Determinants of the InterestMargin of Czech Bank”. Finance a úvr-CzechJournal of Economics and Finance, 59 (2): 128-136.

Kasman A. & Yildirim, C. (2006). “Cost and ProfitEfficiencies in Transition Banking: The Case ofNew EU Members”. Applied Economics, 38:1079–1090.

Lozano-Vivas, A.; Pastor, J.T.; Pastor, J.M. (2002).“An Efficiency Comparison of European BankingSystems Operating Under Different EnvironmentalConditions”. Journal of Productivity Analysis, 18:59-77.

Naceur, S. B. & Kandil, M. (2009). “The Impact ofCapital Requirements on Banks’ Performance:The Case of Egypt”. Journal of Economics andBusiness, 61 (1): 70-89.

Nandadipa, S. (2010). Analisis Pengaruh CAR, NPL,Inflasi, Pertumbuhan DPK dan Exchange Rateterhadap LDR (Studi Kasus pada Bank Umum diIndonesia periode 2004-2008). Semarang:Universitas Diponegoro.

Peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tentangKewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.

Peraturan Bank Indonesia No. 5/12/PBI/2003 tentangKewajiban Penyediaan Modal Minimum BankUmum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar(Market Risk).

Pramono, B. (2003). “An Empirical Assesment of theEffects of Capital Requirements on Banks’ LoanPortfolios and Monetary Policy in Indonesia”. TheEconomic Science: Nagoya Repository, 60 (3):161-179.

Putri, R. S. (2011). Analisis Pengaruh RasioKecukupan Modal Terhadap Kinerja dan BiayaIntermediasi Bank Umum Go Public Tahun 2004-2009. Depok: Universitas Indonesia.

Sheldon, G. (2001). “Costs and Benefits of CapitalAdequacy Requirements: An Empirical Analysis forSwitzerland”. Labor Market and Industrial OrganizationResearch Unit (FAI) University of Basle.

Surat Edaran Bank Indonesia No.3/30/DPNP tanggal14 Desember 2001 tentang Pedoman PerhitunganRasio Keuangan.

Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri KeuanganRepublik Indonesia dan Gubernur Bank IndonesiaNo. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBItanggal 8 Februari 1999 tentang PelaksanaanProgram Rekapitalisasi Bank Umum.

Yudistira, D. (2003). “The Impact of Bank CapitalRequirements in Indonesia”. Finance EconomicWorking Paper, Department of Economics,Loughborough University, UK.

.

Page 20: Analisis Pengaruh CAR yang Memperhitungkan Risiko Kredit