analisis pengaruh dewan komisaris, komisaris …eprints.ums.ac.id/72430/19/naskah publikasi...
TRANSCRIPT
1
ANALISIS PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS
INDEPENDEN, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN YANG DIMODERASI OLEH STRUKTUR
MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2015-2017
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
YUNITA NUR LAILY
B100150219
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
2
3
4
1
“ANALISIS PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS
INDEPENDEN, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN YANG DIMODERASI OLEH STRUKTUR
MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2015-2017”.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Dewan Komisaris,
Komisaris Independen, dan Komite Audit Terhadap Nilai Perusahaan Dimoderasi Oleh Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2015-2017. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2017. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, Analisis data
menggunakan analisis regresi berganda dan uji Moderated Regression Analysis (MRA). Hasil dari penelitian ini yaitu dewan komisaris berpengaruh positifdan
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, komisaris independen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, struktur modal berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Struktur Modal sebagai variabel moderasi tidak dapat memoderasi seluruh variabel independen
yaitu dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit.
Kata Kunci : Corporate Governance, Struktur Modal, Nilai Perusahaan.
Abstract
This study aimed to analyze the Influence of the Board of Commissioners, Independent Commissioner and Audit Committee Against Corporate Values
Moderated by Capital Structure In ManufacturingCompanies Listed in Indonesia Stock Exchange Periode 2015 to 2017. The population in this research is manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period
2015-2017. Sampling using purposive sampling techniques, data analysis using multiple regression analysis and test Moderated Regression Analysis (MRA).
Results from this research that commissioners and no significant negative effect on the value of the company, independent directors and no significant positive effect on the value of the company, the audit committee and a significant positive
effect on firm value,capital structure and no significant positive effect on firm value. While the Capital Structure as a moderating variable can’t moderated all
independent variables namely the board of commissioners, independent commissioners and audit committee.
Keywords: Corporate Governance, Capital Structure, Corporate Value.
2
1. PENDAHULUAN
Suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mencari keuntungan dan untuk
meningkatkan hasil perusahaan secara maksimal. Menurut Brigham & Houston
(2006), menjelaskan bahwa salah satu tujuan utama dari pendirian suatu
perusahaan yaitu untuk memaksimalkan utilitas pemegang saham dengan cara
peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan akan berusaha untuk bisa
memaksimalkan nilai perusahaan yang akan ditandai dengan naiknya harga saham
di pasar (Rahayu, 2010).
Nilai perusahaan juga mencerminkan bagaimana keadaan suatu perusahaan,
maksudnya nilai perusahaan bisa menjadi tolak ukur masyarakat untuk menilai
dan melihat apakah perusahaan tersebut berjalan dengan baik atau tidak. Semakin
tinggi nilai perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat kemakmuran pemegang
saham, dengan kemakmuran yang tinggi maka pemegang saham akan
menginvestasikan lebih pula modalnya diperusahaan tersebut (Haruman, 2008).
Banyak faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, diantaranya yaitu good
corporategovernance (GCG), keputusan investasi, kebijakan hutang, kebijakan
deviden. Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), mendefinisikan
bahwa Good Coporate Governance adalah suatu pilar dari sistem ekonomi pasar
yang berkaitan dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang
melaksanakannya maupun iklim usaha suatu negara. Penerapan GCG mendorong
terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang aman dan kondusif
(KNKG dalam Diah Kusuma Werdani, 2008). Menurut Abbasi dkk (2012), Good
Corporate Governance yaitu sesuatu untuk mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan guna menciptakan nilai tambah.
GCG sangatlah penting apalagi bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia
karena dapat menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang terus
berkesinambungan. Kepercayaan dari masyarakat dan investor juga bisa terus
meningkat sehingga bisa membantu keberlangsungan perusahaan karena efek dari
penerapan GCG.Beberapa tahun terakhir banyak perusahaan yang menyadari
pentingnya penerapan GCG pada perusahaannya sebagai salah satu strategi bisnis
yang bisa dilakukan. Hal itu juga merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi
3
nilai perusahaan. Masalah tentang GCG seringkali muncul karena adanya pemisah
antar kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Pemisahan itu didasarkan pada
Teori Agensi yang mana dalam hal ini manajemen akan meningkatkan
keuntungan pribadi dari pada keuantungan perusahaan ( Pertiwi dan Pratama,
2012), karena hal itu tak jarang muncul konflik-konflik dalam perusahaan yang
berhubungan dengan GCG.
Mekanisme dalam Corporate Governance meliputi banyak hal, diantaranya
yaitu dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit. Dewan Komisaris
berperan mengambil keputusan serta memberi nasihat kepada direksi sesuai
dengan prinsip GCG. Selain itu Dewan Komisaris memiliki tugas untuk
melakukan pengawasan terhadap manajemen untuk segala aktivitas untuk
kepentingan perusahaan. Dengan bertambahnya jumlah anggota dewan komisaris
akan meningkatkan efektifitas pengawasan yang dilakukan dewan komisaris
sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh suhartati (2011)
yang memberikan hasil bahwa dewan komisaris berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.Akan tetapi, penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian
Veronica (2013) yang memberikan hasil bahwa dewan komisaris tidak
mempengaruhi nilai perusahaan.
Komite audit adalah sebuah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris
(Kumara, 2015). Komite audit diharapkan dapat membangun kembali
kepercayaan publik dalam pelaporan keuangan serta meningkatkan kualitas audit
(Dewiyani, 2013). Komite audit berperan untuk melakukan proses pengawasan
pada pelaporan keuangan perusahaan yang dipilih dan dibentuk oleh dewan
komisaris perusahaan.Kawatu (2009) menyatakan bahwa terdapat pengaruh
positif antara komite audit dengan nilai perusahaan. Dengan adanya komite audit,
diharapkan dapat mengurangi konflik agensi sehingga laporan yang disampaikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan dapat dipercaya sehingga dapat
membantu meningkatkan nilai perusahaan di mata investor. Dengan adanya
perbaikan dan peningkatan dalam tata kelola perusahaan, peran dan fungsi komite
audit selaku pembantu tugas dewan komisaris harus lebih jelas dan rinci untuk
4
mengawasi prosos pelaporan keuangan dan keseluruhan prisesnya semakin
signifikan untuk membentuk perusahaan dengan tata kelola yang baik (Wallace&
Zinkin, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Siahaan (2013) yang memberikan
hasil bahwa komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Penelitian Ria (2011) dan Rupilu (2011) justru memberikan hasil bahwa komite
audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Struktur modal juga merupakan masalah penting dalam setiap perusahaan,
karena baik atau buruknya struktur modal perusahaan akan memberikan efek
langsung terhadap keadaan keuangan perusahaan. Perusahaan yang memiliki
struktur modal yang kurang baik akan memberikan beban berat perusahaan
(Riyanto, 2001). Penggunaan hutang dapat digunakan untuk menciptakan nilai
perusahaan sesuai keinginan, akan tetapi itu juga tergantung dari pertumbuhan
perusahaan itu sendiri dan dan juga ukuran perusahaannya. Apabila perusahaan
tersebut sudah besar dan tingkat pertumbuhannya baik maka perusahaan akan
lebih mudah untuk mengakses pasar modal yang berarti perusahaan dapat lebih
mudah untuk memenuhi kebutuhan modalnya melalui hutang dari pasar modal.
Prinsip manajemen dalam pemenuhan dan penggunaan dana harus efiseinsi dan
efektifitas. Efisiensi yaitu penggunaan dana harus seefesien mungkin untuk
menghasilkan keuntungan yang maksimal. Kebutuhan akan modal sangatlah
penting bagi perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasional. Tanpa modal,
perusahaan akan sangat kesulitan untuk mencapai tujuannya, yaitu mendapatkan
laba yang besar. Setiap modal mempunyai biaya, dimana biaya dari setiap modal
itu disebut biaya modal.Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk mendapatkan modal.Tata kelola perusahaan sangat berpengaruh
dengan pemerolehan modal perusahaan. Jika tata kelola perusahaannya baik,
otomatis modal yang akan didapatkan akan sangat optimal. Bukan hanya itu, tata
kelola perusahaan yang baik dapat meningkatkan stabilitas ekonomi perusahaan
itu sendiri.Semuanya dapat berjalan dengan lancar jika tata kelola perusahaannya
berhasil. Tata kelola perusahaan juga berpengaruh besar terhadap pembangunan
berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi, yang secara khusus menambah kuat dari
sektor koporasi dan memahami lebih kemampuan dalam menarik modal untuk
5
melumasi ekonomi (Shleifer dan Vishny, 1997). Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Safrida (2008), struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan, hal itu berbanding terbalik dengan penelitian Indriani dkk (2014),
struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Struktur modal bisa memperkuat apa memperlemah pengaruh tata kelola
perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Dari uraian diatas maka penelitian ini dilakukan untuk meneliti apakah
Dewan Komisaris, Komisaris Independen, dan Komite Audit berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan yang Dimoderasi Oleh Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-
2017.
2. METODE
Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini
menggunakandata sekunder yang diambil dari Bursa Efek Indonesia dengan
mengambil data tahun 2015-2017 secara random dengan mengikuti kriteria yang
telah ditentukan. Data yang diperoleh berasal dari data Annual Report dan
ringkasan perfoma perusahaan yang diambil dari situs www.idx.com.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive
sampling yaitu mengambil sampel sesuai tujuan yang diambil berdasarkan
karakteristik yang ditentukan. Karakteriktik-karakteriktik tersebut yaitu:
a. Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI
sejak tahun 2015-2017.
b. Tersedia laporan keuangan perusahaan secara lengkap selama periode 2015-
2017.
c. Perusahaan sampel tidak mengalami delisting selama periode 2015-2017.
Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu sebagai berikut:
a. Variabel dependen
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan yang dihitung
dengan menggunakan rasio Tobins’Q.
6
Dirumuskan:
[( ) ]
b. Variabel moderasi
Varibel moderasi dalam penelitian ini adalah struktur modal yaitu
perbandingan total hutang perusahaan dengan modal sendiri atau ekuitas.
Dirumuskan:
c. Variabel independen
1) Dewan Komisaris
Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan yang melakukan fungsi
monitoring dan implementasi kebijakan direksi.
Dirumuskan:
2) Komisaris Independen
Dewan Komisaris Independen merupakan anggota Dewan Komisaris
yang berasal dari luar perusahaan publik dan memenuhi persyaratan
sebagai Komisaris Independen.
Dirumuskan:
3) Komite Audit
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan direksi untuk
membantu mereka dalam melakukan pengawasan dewan direksi.
Dirumuskan:
7
3. PEMBAHASAN
Pemilihan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode
purposive sampling dengan beberapa kriteria. Pengambilan sampel penelitian ini
digambarkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.1 Sampel Penelitian Tahun 2015-2017
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan manufaktursektorindustridasar&kimia 65 2 Perusahaan
manufaktursektorindustridasar&kimiatidakmempublikasika
nlaporankeuangantidaklengkapselamatahun 2015-2017
(17)
Jumlahsampelperusahaan 48
Total sampelpenelitian 48 x 3 tahun 144
Total outlier (43)
Total sampelpenelitian 101
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Sektor Industri & Kimia
di BEI Tahun 2015-2017 yang diolah penulis, 2018.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi
linear berganda dan Moderated Regression Analysis (MRA). Berdasarkan hasil
analisis regresi linear berganda pada SPSS 22 diperoleh persamaan sebagai
berikut:
TOBINS’Q = -0,922 + 0,026DK – 0,009KI + 0,476KA + 0,019DER
Sedangkan persamaan regresi pada hasil uji Moderated Regression Analysis
(MRA) yaitu:
TOBINS’Q = -1359 - 0,008DK + 0,171KI + 0,570KA + 0,427DER +
0,14DK*DER - 0,109KI*DER – 0,100KA*DER
Dari hasil uji koefisien determinasi (Adjust R2) untuk uji Regresi Linear
Berrganda diperoleh nilai Adjust R Square sebesar 0,355 atau 35,5%. artinya
Variabel Nilai Perusahaan (Tobins’Q) dijelaskan sebesar 35,5% oleh Dewan
8
Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit dan Struktur Modal. Sedangkan
sisanya 64,5% diterangkan oleh variabel lain atau variabel independen diluar
persamaan regresi. Sedangkan nilai untuk hasil uji koefisien determinasi (Adjust
R2) pada uji Moderated Regression Analysis (MRA) diperoleh Adjust R Square
sebesar 0,449 atau 44,9%. Artinya Variabel Nilai Perusahaan (Tobins’Q)
dijelaskan sebesar 44,9% oleh Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite
Audit dan Struktur Modal sebagai variabel independen sekaligus variabel
moderasi. Sedangkan sisanya 55,1% diterangkan oleh variabel lain atau variabel
independen diluar persamaan regresi. Hasil uji F dari dua metode analisis data
diperoleh nilai signifikansi masing-masing 0,000 menunjukkan nilai yang lebih
rendah dari nilai pada tingkat signifikansi yang telah ditentukan sebelumnya yakni
0,05 ( 0,000 < 0,05 ) sehingga dapat disimpulkan model tersebut tepat atau fit.
3.1 Pengaruh Dewan Komisaris terhadap Nilai Perusahaan
Dewan Komisaris merupakan salah satu organ perusahaan yang memiliki
tanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan
nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG
dengan baik. Hasil analisis regresi, variabel dewan komisaris memiliki nilai
signifikan sebesar 0,368 > (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak
artinya dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Koefisien regresi dewan komisaris menunjukan nilai positif terhadap nilai
perusahaan, hal ini berarti semakin besar dewan komisaris, maka akan semakin
tinggi nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian dari Wardoyo
(2013) menyatakan bahwa banyaknya anggota dewan komisaris, pengawasan
terhadap dewan direksi akan lebih baik, masukan dan saran yang didapat dari
dewan direksi akan jauh lebih banyak sehingga berpengaruh secara positif
terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Pratiwi dan
Ghozali (2012), menunjukan dimana dewan komisaris berpengaruh negatif dan
9
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti efektifitas pengawasan
yang dilakukan oleh dewan komisaris terhadap manajemen perusahaan memiliki
pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
3.2 Pengaruh Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel Komisaris
Independen berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi yang bernilai -0,009 dan
nilai signifikan sebesar 0,884. Nilai koefisien regresi sebesar -0,009 menunjukan
bahwa setiap kenaikan satu satuan Komisaris Independen maka nilai perusahaan
akan turun sebesar 0,009. Hal inilah yang menjadi penyebab adanya hubungan
negatif Komisaris Independen dengan Nilai Perusahaan. Selain itu, nilai
signifikansi lebih besar dari α=5% (0,884> 0,05). Nilai signifikansi ini
menunjukan bahwa Komisaris Independen berpengaruh tidak signifikan terhadap
Nilai Perusahaan sehingga hipotesis kedua(H2) yang menyatakan “Komisaris
Independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan”
ditolak.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Rustiarini (2010),
menunjukan dimana komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.Hal ini berarti jumlah komisaris independen tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kinerja perusahaan yang semakin baik
dan diharapkan tidak terjadi sebuah kecurangan dalam pelaporan keuangan
perusahaan sehingga nilai perusahaan bisa lebih baik ternyata tidak ditentukan
oleh besar kecilnya jumlah dari dewan komisaris independen dalam sebuah
perusahaan tersebut.
3.3 Pengaruh Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel Komite Audit
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat
dilihat dari koefisien regresi yang bernilai 0,467 dan nilai signifikan sebesar
10
0,000. Nilai koefisien regresi sebesar 0,467 menunjukan bahwa setiap kenaikan
satu satuan komite audit maka nilai perusahaan akan naik sebesar 0,467. Hal
inilah yang menjadi penyebab adanya hubungan positif Komite Audit dengan
Nilai Perusahaan. Selain itu,nilai signifikansi lebih kecil dari α=5% (0,000 <
0,05). Nilai sig ini menunjukan bahwa Komite Audit berpengaruh signifikan
terhadap Nilai Perusahaan sehingga hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan
“Komite Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan”
diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Onasis Kristi dan
Robin (2016), menunjukan dimana komite audit berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti komite audit berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Tetapi hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan
hasil penelitian Ramadhan yang menyatakan komite audit berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
3.4 Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel Struktur Modal
berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
dapat dilihat dari koefisien regresi yang bernilai 0,019 dan nilai signifikan sebesar
0,289. Nilai koefisien regresi sebesar 0,019 menunjukan bahwa setiap kenaikan
satu satuan Struktur Modal maka nilai perusahaan akan naik sebesar 0,289. Hal
inilah yang menjadi penyebab adanya hubungan positif Struktur Modal dengan
Nilai Perusahaan. Selain itu, nilai signifikansi lebih besar dari α=5% (0,289>
0,05). Nilai sig ini menunjukan bahwa Struktur Modal berpengaruh tidak
signifikan terhadap Nilai Perusahaan sehingga hipotesis keempat(H4) yang
menyatakan “Struktur Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai
Perusahaan” ditolak.
11
3.5 Pengaruh Dewan Komisaris yang dimoderasi Struktur Modal terhadap
Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan hasil bahwa hubungan variabel
Dewan Komisaris terhadap Nilai Perusahaan tidak dapat dimoderasi oleh Struktur
Modal. Hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi yang bernilai 0,014 dan nilai
signifikan sebesar 0,590. Nilai koefisien regresi sebesar 0,014 menunjukan bahwa
setiap kenaikan satu satuan interaksi antara Dewan komisaris dan Struktur Modal
maka Nilai Perusahaan akan naik sebesar 0,014.Hal inilah yang menjadi
penyebab adanya hubungan positif Dewan Komisaris terhadap Nilai Perusahaan
yang dimoderasi Struktur Modal. Sedangkan nilai signifikansi lebih besar dari
α=5% (0,590> 0,05). Nilai sig ini menunjukan bahwa hubungan variabel Dewan
Komisaris terhadap Nilai Perusahaan yang dimoderasi Struktur Modal tidak
berpengaruh signifikan sehingga hipotesis kelima (H5) yang menyatakan “Dewan
Komisaris berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan yang
dimoderasi Struktur Modal ” ditolak.
3.6 Pengaruh Komisaris Independen yang dimoderasi Struktur Modal
terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan hasil bahwa hubungan variabel
Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan tidak dapat dimoderasi oleh
Struktur Modal. Hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi yang bernilai -0,109
dan nilai signifikan sebesar 0,058. Nilai koefisien regresi sebesar -0,109
menunjukan bahwa setiap kenaikan satu satuan interaksi antara Komisaris
Independen dan Struktur Modal maka Nilai Perusahaan akan turun sebesar
0,109. Hal inilah yang menjadi penyebab adanya hubungan negatif Komisaris
Independen terhadap Nilai Perusahaan yang dimoderasi Struktur Modal.
Sedangkan nilai signifikansi lebih besar dari α=5% (0,058> 0,05). Nilai sig ini
menunjukan bahwa hubungan variabel Komisaris Independen terhadap Nilai
Perusahaan yang dimoderasi Struktur Modal tidak berpengaruh signifikan
sehingga hipotesis keenam (H6) yang menyatakan “Komisaris Independen
12
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan yang dimoderasi
Struktur Modal ” ditolak.
3.7 Pengaruh Komite Audit yang dimoderasi Struktur Modal terhadap Nilai
Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan hasil bahwa hubungan variabel
Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan tidak dapat dimoderasi oleh Struktur
Modal. Hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi yang bernilai -0,100 dan nilai
signifikan sebesar 0,201. Nilai koefisien regresi sebesar -0,100 menunjukan
bahwa setiap kenaikan satu satuan interaksi antara Komite Audit dan Struktur
Modal maka Nilai Perusahaan akan turun sebesar 0,100. Hal inilah yang menjadi
penyebab adanya hubungan negatif Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan yang
dimoderasi Struktur Modal. Sedangkan nilai signifikansi lebih besar dari α=5%
(0,201> 0,05). Nilai sig ini menunjukan bahwa hubungan variabel Komite Audit
terhadap Nilai Perusahaan yang dimoderasi Struktur Modal tidak berpengaruh
signifikan sehingga hipotesis ketujuh (H7) yang menyatakan “Komite Audit
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan yang dimoderasi
Struktur Modal ” ditolak.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Dewan Komisaris, Komisaris
Independen dan Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan yang Dimoderasi oleh
Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2015-2017. Dewan komisaris, Komisaris independen dan
Struktur modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, untuk
Komite audit berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan struktur modal
13
tidak dapat memoderasi seluruh variabel independen yang digunakan yaitu Dewan
Komisaris, Komisaris Independen dan Komite Audit terhadap nilai perusahaan.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil analisis serta keterbatasan penelitian ini dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1) Penelitian selanjutnya disarakan untuk menambah variabel-variabel baru yang
diidentifikasi sebagai variabel good corporate governance dan nilai
perusahaan.
2) Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian serupa namun
dengan sektor yang berbeda dengan jumlah sampel yang banyak dan periode
waktu yang lebih lama sehingga mampu memperkuat hasil penelitian-
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Anizah, O. (2017), “Pengaruh Corporate GovernanceTerhadap Keputusan
Struktur Modal Pada Perusahaan Semua Sektor Non-Keuangan yang
Terdaftar di BEI Periode 2012-2014”.Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya Vol. 6.No. 2.Hal.-
Brigham, Eugene F and Joel F Houston.2006.Manajemen Keuangan Edisi
kedelapan .Jakarta : Erlangga.
Dewi, C.L.dan Nugrahanti W. Y. (2014),“Pengaruh Sturktur Kepemilikan dan
Dewan Komisaris Terhadap Nilai Perusahaan”.Jurnal Kinerja, Vol. 18.
No.1. Hal 64-80.
Eli, Safrida. (2008). “Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta”.Tesis. Sekolah Pascasarjana USU:Medan.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Mutivariat dengan SPSS.: Semarang : Badan
Penerbitan Universitas Diponegoro.
DAFTAR PUSTAKA
14
Hadiwijaya, T. Laura, L. Inugrah, R. (2016), “Effect of Capital Structur and
Corporate Governance on Firm Value”. Journal of Accounting and
Business Studies, Vo. 1.No. 1.Pp.-
Jensen, M. dan Meckling.(1976). “Theory of The Firm : Managerial Behaviour,
Agency Cost and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics
Vol. 3.No.4. Hal.-
Komite Nasional Kebijakan Governance.(2006),Pedoman Umum Good Corporate
Governance .KNKG: Jakarta.
Kurniasih, B. dan Ruzikna. (2017), “Pengaruh Struktur Modal dan Keputusan
Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada Industri Makanan dan Minuman
yang Terdaftar di BEI”.JOM FISIP,Vol. 4.No. 2.Hal. -
Laila, N. (2011).Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009). Skripsi.UNDIP : Semarang.
MuryatidanSuardikha.(2014). “Pengaruh Corporate Governance Pada Nilai
Perusahaan”.E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol. 9.No. 2.Hal.-
Mutmainah.(2015),“Analisis Good Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan”.EKSIS, Vol. 10.No.2.Hal.-
Nurlela dan Islahudin.(2008), “Pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen
sebagai Variabel Moderating.”Simposium Nasional Akuntansi XI.
Pratiwi D.R dan Ghozali, I.“Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009).
Rahadian, A. dan Paulus, B. (2014),“Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Struktur Modal Perusahaan”.Jurnal Akuntansi Vol. 3.No.2.
Hal.1-12.
Rupilu, W. (2011),“Tata Kelola Perusahaan Pengaruh Mekanisme Terhadap
Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis
dan ISSN 1829-9857 Sektor Publik (JAMBSP).Vol. 8.No. 1, Hal. 101-127.
15
Rustiarini, N. W. (2010), “Pengaruh Corporate Governance pada Hubungan
Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan. Simposium
Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Siahaan, Fadjar O.P. (2013),“The Effect of Good Corporate Governance
Mechanism, Leverage, and Firm Size on Firm Value”. GSTF Journal on
Business Review (GBR) Vol. 2.No. 4.Hal. -
Siallagan, H.dan M. Machfoedz.(2006),”Mekanisme Corporate Governance,
Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”.Simposium Nasional Akuntansi
(SNA) IX.Padang.
Soliha, Euis and Taswan.(2002). “The Influence of Debt Policy Against
Corporate Value and Several Influencing Factors”. Journal of Business
and Economics, Vol. 6 No. 2.pp. 52-61.
Sukamulja, Sukmawati. (2004). “Good Corporate Governance di Sektor
Keuangan:Dampak GCG terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus di Bursa
Efek Jakarta)”. Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 8. No.- Hal.
11-93
Surjadi.dan Tobing Rudolf L. (2016),“Efek Moderasi Ukuran Perusahaan Pada
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Pada Perusahaan Perusahaan Emiten Yang Terdaftar Pada Lq 45 Periode
Agustus 2014 S/D Januari 2015”.Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 11.No.
2.Hal.-
Sukriyawati, N. (2016). “Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai
Variabel Moderating”.Jurnal Akuntansi Manajerial,Vol. 1. No. 2.Hal.-
Suryanto.dan Dai Meisi R. (2016). “Good Corporate Governance, Capital
Structur , and Firms Value: Empirical Studies Food and Beverage
Companies in Indonesia”. European Journal of Accounting Audit ing and
Financial Research,Vol.4 No.11. pp. 35-49.
Syafitri, Tria. dkk. 2018. “Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB,) Vol. 56.No. 1.Hal.-
16
Thesarani, Nurul Juita. (2017),“Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan
Manajeria, Kepemilikan Institusional dan Komite Audit Terhadap Struktur
Modal.”Jurnal Nominal, Vol. 6.No. 2.Hal.-
Wardoyo.danVeronica, T.R.(2013),“Pengaruh Good Corporate Governace,
Corporate Social Tanggung Jawab & Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan”.Jurnal Dinamika Manajemen,Vol. 4. No 2.Hal.132-149.
http://idx.co.id/idid//beranda/perusahaantercatat//laporankeuangandantahunan.aspx.
(Diakses pada 12 November 2018)