analisis pengaruh karakteristik ... - universitas indonesia

20
Analisis Pengaruh Karakteristik Corporate Governance terhadap Earnings Management (Studi pada Perusahaan Non-Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011) Ryska Sribina Bernardus Yuliarto Nugroho Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ABSTRAK Tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan yang dapat memberikan informasi mengenai keuntungan ekonomis dikenal dengan manajemen laba. Untuk mengendalikan hal tersebut, Indonesia membentuk suatu mekanisme good corporate governance sebagai bentuk pengawasan dan pengendalian perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik corporate governance terhadap manajemen laba. Penelitian ini menggunakan beberapa variabel independen yaitu board independence, komite audit, konsentrasi kepemilikan, dan kepemilikan institusi serta variabel kontrol size dan leverage. Discretionary accrual melalui modified-Jones model (Dechow et al., 1995) digunakan sebagai proksi manajemen laba. Penelitian ini menggunakan unbalanced panel data sejumlah 985 data observasi dari sampel seluruh perusahaan non keuangan yang listed selama periode 2007-2011. Dengan menggunakan estimasi regresi data panel, hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan antara board independence, konsentrasi kepemilikan, dan size terhadap manajemen laba. Pengaruh signifikan positif justru ditemukan antara komite audit terhadap manajemen laba. Sementara itu pengaruh signifikan negatif ditemukan antara kepemilikan institusi dan leverage terhadap manajemen laba. Kata Kunci : board independence; corporate governance; kepemilikan institusi; komite audit; konsentrasi kepemilikan; manajemen laba. ABSTRACT A behavior of the company’s management to influence reported earnings in order to give the general view of profitability is known as earnings management. Indonesia builds a mechanism which is called good corporate governance as a monitoring system to control earnings management. This research aims to analyze the effect of characteristics of corporate governance to earnings management. This research uses some independent variables such as board independence, audit committee, ownership concentration, and institutional ownership, and control variables such as size and leverage. Discretionary accrual by modified-Jones model (Dechow et al., 1995) is used as the proxy of earnings management. This research uses an unbalanced panel data of 985 observations data of all listed non-financial companies that listed in the period 2007-2011. Using panel data regression, the result shows no significant effect between board independence, ownership concentration, and size to earnings management. Surprisingly, there is positive significant effect of audit committee to earnings management. There is negative significant effect between institutional ownership and leverage to earnings management. Keyword : audit committee; board independence; corporate governance; earnings management; institutional ownership; ownership concentration. Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh Karakteristik Corporate Governance terhadap Earnings Management (Studi pada Perusahaan Non-Keuangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011)

Ryska Sribina Bernardus Yuliarto Nugroho

Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

ABSTRAK Tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan yang dapat memberikan informasi mengenai keuntungan ekonomis dikenal dengan manajemen laba. Untuk mengendalikan hal tersebut, Indonesia membentuk suatu mekanisme good corporate governance sebagai bentuk pengawasan dan pengendalian perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik corporate governance terhadap manajemen laba. Penelitian ini menggunakan beberapa variabel independen yaitu board independence, komite audit, konsentrasi kepemilikan, dan kepemilikan institusi serta variabel kontrol size dan leverage. Discretionary accrual melalui modified-Jones model (Dechow et al., 1995) digunakan sebagai proksi manajemen laba. Penelitian ini menggunakan unbalanced panel data sejumlah 985 data observasi dari sampel seluruh perusahaan non keuangan yang listed selama periode 2007-2011. Dengan menggunakan estimasi regresi data panel, hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan antara board independence, konsentrasi kepemilikan, dan size terhadap manajemen laba. Pengaruh signifikan positif justru ditemukan antara komite audit terhadap manajemen laba. Sementara itu pengaruh signifikan negatif ditemukan antara kepemilikan institusi dan leverage terhadap manajemen laba. Kata Kunci : board independence; corporate governance; kepemilikan institusi; komite audit; konsentrasi kepemilikan; manajemen laba.

ABSTRACT A behavior of the company’s management to influence reported earnings in order to give the general view of profitability is known as earnings management. Indonesia builds a mechanism which is called good corporate governance as a monitoring system to control earnings management. This research aims to analyze the effect of characteristics of corporate governance to earnings management. This research uses some independent variables such as board independence, audit committee, ownership concentration, and institutional ownership, and control variables such as size and leverage. Discretionary accrual by modified-Jones model (Dechow et al., 1995) is used as the proxy of earnings management. This research uses an unbalanced panel data of 985 observations data of all listed non-financial companies that listed in the period 2007-2011. Using panel data regression, the result shows no significant effect between board independence, ownership concentration, and size to earnings management. Surprisingly, there is positive significant effect of audit committee to earnings management. There is negative significant effect between institutional ownership and leverage to earnings management. Keyword : audit committee; board independence;   corporate governance; earnings management; institutional ownership; ownership concentration.

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 2: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

1. Pendahuluan

Perkembangan sektor-sektor bisnis utama di Indonesia terekam dengan jelas dari data

kinerja saham dan keuangan perusahaan publik. Beberapa indikator penting yang dijadikan

acuan adalah pendapatan, laba bersih, dan kenaikan harga saham. Laba sering mewakili

kinerja perusahaan dan menyampaikan nilai-nilai perusahaan kepada investor. Namun laba

yang dilaporkan ini dapat dikelola oleh manajer dengan cara menggunakan metode alternatif.

Secara umum, earnings management (manajemen laba) didefinisikan sebagai perubahan

melaporkan kinerja ekonomi perusahaan baik untuk menyesatkan pemegang saham atau

untuk mempengaruhi hasil kontrak (Healey dan Wahlen, 1999). Manajemen laba itu sendiri

tidak dapat diartikan sebagai suatu upaya negatif yang merugikan karena tidak selamanya

manajemen laba berorientasi pada manipulasi laba. Discretionary Accruals (akrual

diskresioner) mewakili penilaian manajemen laba. Manajemen laba tersebut dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Xie et al. (2003) memberikan bukti bahwa outside director

mampu membatasi aktivitas manajemen laba.

Fenomena adanya praktik manajemen laba pernah terjadi di pasar modal Indonesia

yaitu PT. Kimia Farma, Tbk yang pada tahun 2002 terdapat kesalahan dalam penilaian

persediaan barang jadi dan kesalahan pencatatan penjualan. Dampak kesalahan tersebut

mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001

sebesar Rp32,7 miliar. Praktik manajemen laba yang terjadi di luar negeri dilaporkan dalam

AAER (Accounting and Auditing Enforcement Releases), suatu Divisi di The SEC (Security

and Exchange Commision). Divisi ini menerbitkan laporan tentang beberapa kasus

manajemen laba seperti Intile Design, Inc. yang menilai terlalu rendah persediaan akhir agar

pajak properti mengecil (AAER No. 1259, May 23, 2000). Selain itu contoh yang paling

menonjol dari penipuan manajemen laba yaitu penipuan yang dilakukan oleh WorldCom,

Enron dan kasus Refco.

Setelah beberapa skandal keuangan diatas, telah dilakukan gerakan internasional

menuju pengembangan dan penerapan mekanisme corporate governance untuk melawan

perilaku oportunistik yang telah merongrong keandalan investor dalam informasi keuangan.

Pemisahan antara kepemilikan dan kontrol akan mendorong manajer untuk memanipulasi laba

dalam rangka memaksimalkan kepentingan mereka sendiri sehingga mempengaruhi

keinformatifan laba. Sifat manajemen laba memberikan kesempatan kepada manajer untuk

memanipulasi informasi keuangan dari perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan manfaat

mereka sendiri. Hal ini menimbulkan konflik agen antara pihak manajer dan pemegang

saham. Dalam rangka untuk melindungi hak-hak para pemangku kepentingan, sangat penting

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 3: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

bagi organisasi untuk memiliki mekanisme corporate governance yang efektif yang dapat

mengontrol asimetri informasi keuangan. Corporate governance diperlukan untuk

meminimalisir konflik agen yang terjadi dalam suatu perusahaan. Corporate governance

merupakan sistem dimana perusahaan bisnis diarahkan dan dikendalikan (Kajola, Sunday O,

2008 dalam Gulzar dan Wang, 2011). Struktur corporate governance menentukan pembagian

hak dan tanggung jawab antara partisipan di perusahaan seperti dewan, manajer, pemegang

saham dan pemangku kepentingan lainnya, dan menyatakan berbagai aturan dan prosedur

untuk membuat keputusan korporasi (Gulzar dan Wang, 2011). Wheelen dan Hunger (2009)

menyatakan bahwa peran dasar corporate governance ialah untuk mengidentifikasi hubungan

antara tiga aktor dalam perusahaan, yakni shareholders, manajemen perusahaan, dan board of

directors.

Pedoman Umum Good Corporate Governance di Indonesia (2006) disusun oleh

Komite nasional Kebijakan Governance. Pedoman yang diterbitkan pada tahun 2006 ini

merupakan revisi atas Pedoman Good Corporate Governance yang diterbitkan pada tahun

2001. Meskipun Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia 2006 ini tidak

memiliki kekuatan hukum yang mengikat, namun dapat menjadi rujukan bagi dunia usaha

dalam menerapkan Good Corporate Governance. Saat ini, Bapepam-LK sebagai otoritas

pasar modal tidak mewajibkan Emiten dan Perusahaan Publik untuk menerapkan Pedoman

ini, namun beberapa substansi yang terdapat dalam pedoman ini diadopsi oleh Bapepam-LK

ke dalam peraturan-peraturan Bapepam-LK yang sifatnya mandatory seperti kewajiban

pembentukan komite audit dan keberadaan komisaris independen dalam perusahaan. Dengan

cara demikian, Bapepam-LK dapat memberikan sanksi atas ketidakpatuhan terhadap

peraturan tersebut.

Berdasarkan pedoman Good Corporate Governance, beberapa karakteristik yang

menjadi esensi penting yaitu mengenai adanya dewan direksi, dewan komisaris, komisaris

independen, dan komite audit. Praktik manajemen laba yang terkait dengan pengaruh

corporate governance pada akhirnya mengundang beberapa peneliti untuk melakukan

penelitian. Healey (1985), McNicholas, dan Wilson (1988), Gaver et al. (1995), dan Balsam

(1998) dalam Wong Shi Yang et.al (2009) memberikan bukti bahwa manajemen yang terikat

kontrak untuk mencapai target laba memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengelola

laba. Penelitian yang dilakukan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Roodposhti dan

Chashmi (2011) tentang dampak mekanisme corporate governance pada earning

management yang dilakukan di Iran. Perusahaan yang memiliki kepemilikan terkonsentrasi

tinggi dan dewan independen (board independence) mengurangi earnings management,

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 4: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

sedangkan perusahaan dengan kepemilikan institusional yang tinggi meningkatkan earnings

management. Selain itu Klein (2002) menemukan hubungan negatif antara komite audit dan

akrual abnormal (abnormal accruals).

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka pokok permasalahan yang

diangkat dalam penelitian ini yaitu: Apakah terdapat pengaruh dari board independence,

komite audit, konsentrasi kepemilikan, dan kepemilikan institusional terhadap manajemen

laba pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2007-

2011?

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik

corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan non-keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2007-2011. Penelitian ini dilakukan dari tahun 2007-

2011 dikarenakan ingin mengetahui perkembangan terbaru setelah Pedoman Umum Good

Corporate Governance Indonesia terbaru diterbitkan pada tahun 2006.

2. Tinjauan Teoritis

Banyak terdapat definisi yang digunakan untuk memberikan gambaran tentang

corporate governance, yang diberikan baik oleh perorangan (individual) maupun institusi

(institutional). La Porta et.al. (2000) mendefinisikan corporate governance sebagai sebuah

mekanisme pengawasan yang bertujuan untuk melindungi aset investor dari eksploitasi

insiders. Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, sebuah

Perseroan terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu Direksi dan Dewan Komisaris yang masing-masing

memiliki tugas dan wewenang. Organ ini merupakan mekanisme good corporate governance

yang memiliki wewenang untuk menyetujui atau menolak antara lain seperti konsolidasi,

merger, akuisisi, kepailitan, dan pembubaran. Indonesia menganut sistem two-tier board

sehingga terdapat dua dewan yaitu dewan komisaris dan dewan direksi. Penelitian ini meneliti

pengaruh karakteristik corporate governance seperti board independence, komite audit,

konsentrasi kepemilikan, serta kepemilikan institusional. Karakteristik dewan komisaris

secara umum dan khususnya komposisi dewan dapat menjadi suatu mekanisme yang

menentukan tindakan manajemen laba. Melalui peranan dewan dalam melakukan fungsi

pengawasan terhadap operasional perusahaan oleh pihak manajemen, komposisi dewan

komisaris dapat memberikan kontribusi yang efektif terhadap hasil dari proses penyusunan

laporan keuangan yang berkualitas atau kemungkinan terhindar dari kecurangan laporan

keuangan. Dapat dikatakan bahwa komposisi dewan komisaris yang terdiri dari anggota yang

berasal dari luar perusahaan mempunyai kecenderungan mempengaruhi manajemen laba.

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 5: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

Pemikiran ini didukung hasil penelitian Dechow et al. (1996), Klein (2002), Peasnell et al.

(2001), Chtourou et al. (2001), Pratana P. Midiastuty dan Mas’ud Mahfoedz (2003), dan Xie

et al. (2003) dalam Gideon (2005) mengatakan bahwa board of commissioners adalah elemen

penting dalam implementasi corporate governance. Di Indonesia, Badan Pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menerbitkan peraturan tentang pembentukan

dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit. Pembentukan komite audit adalah untuk

memastikan komunikasi yang terus-menerus antara auditor eksternal dan dewan sehingga

komite bertemu secara teratur dengan auditor untuk meninjau laporan keuangan dan proses

audit dan juga sistem akuntansi internal dan kontrol. Klein (2002) menemukan bahwa

terdapat hubungan signifikan negatif antara dewan independen dan komite audit independen

terhadap earnings management. Klein (2002) juga menyatakan bahwa perusahaan yang

memiliki komite audit akan menghambat perilaku earnings management oleh pihak

manajemen. Selain itu karakteristik lainnya yaitu konsentrasi kepemilikan yang

menggambarkan bagaimana dan siapa saja yang memegang kendali atas keseluruhan atau

sebagian besar atas kepemilikan perusahaan serta keseluruhan atau sebagian besar pemegang

kendali atas aktivitas bisnis pada suatu perusahaan. Kepemilikan dikatakan lebih

terkonsentrasi jika untuk mencapai kontrol dominasi atau mayoritas dibutuhkan

penggabungan lebih sedikit investor. Adanya kontrol dalam suatu perusahaan yang dapat

dipegang oleh semakin sedikit investor maka akan semakin mudah kontrol atas manajemen

tersebut dijalankan. Untuk menghitung rasio konsentrasi kepemilikan, Herfindahl-Hirschman

Index (HHI) digunakan. Semakin sedikitnya jumlah pemegang saham maka semakin

terkonsentrasi kepemilikannya. Indeks Herfindahl (Indeks Herfindahl-Hirschman)

didefinisikan sebagai jumlah dari jumlah kuadrat dari semua hak suara pemegang saham.

Menurut Bushee (1998) dalam Gideon (2005), kepemilikan institusional juga memiliki

kemampuan untuk mengurangi insentif para manajer yang mementingkan diri sendiri melalui

tingkat pengawasan yang intens. Kepemilikan institusional dapat menekan kencederungan

manajemen untuk memanfaatkan discretionary dalam laporan keuangan sehingga

memberikan kualitas laba yang dilaporkan. Pemikiran ini didukung hasil penelitian Rajgopal

dan Venkatachalam (1998) dan Pratana P. Midiastuty dan Mas’ud Mahfoedz (2003) yang

dikutip Gideon (2005). Hasil peneilitian ini memberikan simpulan bahwa kepemilikan

institusional di perusahaan dapat mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan. Indikator yang

digunakan untuk mengukur kepemilikan institusional adalah persentase jumlah saham yang

dimiliki institusi dari seluruh jumlah modal saham perusahaan yang dikelola. Kepemilikan

institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh institusi

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 6: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

atau lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, asset management dan

kepemilikan institusi lain).

Earnings Management terjadi ketika para manajer menggunakan keputusannya dalam

pelaporan keuangan dan dalam melakukan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan

keuangan, baik untuk menimbulkan gambaran yang salah bagi stakeholders tentang kinerja

ekonomis perusahaan maupun untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang bergantung pada

angka-angka akuntansi yang dilaporkan (Healy dan Wahlen, 1999). Hal ini dapat merugikan

investor dan menimbulkan agency conflict. Beberapa peneliti mendefinisikan manajemen laba

dalam arti yang berbeda-beda. Manajemen laba terjadi apabila manajer menggunakan

penilaian dalam pelaporan keuangan dan dalam struktur transaksi untuk mengubah laporan

keuangan guna menyesatkan pemegang saham mengenai prestasi ekonomi perusahaan atau

mempengaruhi akibat-akibat perjanjian yang mempunyai kaitan dengan angka-angka yang

dilaporkan dalam laporan keuangan (Healy & Wahlen, 1999). Hal ini didukung oleh

penelitian Dechow, et.al (1995) yang mendefinisikan earnings management sebagai earnings

manipulation, baik di dalam maupun di luar batas Generally Accepted Accounting Principles

(GAAP). Konsisten dengan penelitian sebelumnya (Roodposhti dan Chashmi, 2011), earnings

management sebagai variabel dependen diproksi dengan discretionary accruals. Seperti

penelitian sebelumnya juga (Jaggi dan Leung, 2007; Roodposhti dan Chashmi, 2011),

penelitian ini menggunakan The Modified Jones Model (Jones, 1991; Dechow et al., 1995).

Alasan pemilihan model Jones yang dimodifikasi ini karena model ini dianggap sebagai

model yang paling baik dalam mendeteksi manajemen laba dibandingkan dengan model lain

serta memberikan hasil yang paling kuat (Dechow et al., 1995; Guay et al., 1996).

3. Metode Penelitian

3.1 Jenis Data

Data yang digunakan terdiri dari 197 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode 2007-2011. Data yang dikumpulkan diantaranya proporsi komisaris

independen dari total dewan komisaris, keberadaan komite audit, konsentrasi kepemilikan

yang dihitung berdasarkan Herfindahl-Hirschman Index (jumlah dari masing-masing kuadrat

pemegang saham), dan jumlah kepemilikan institusional dalam sebuah perusahaan. Jenis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (panel data).

Total observasi yang digunakan sebanyak 985 firm-year observations. Pengumpulan data

kuantitatif dilakukan melalui data sekunder seperti studi kepustakaan dan studi lapangan ke

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 7: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

Bursa Efek Indonesia dan Pusat Data Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, selain itu juga dengan membuka website perusahaan sampel.

3.2 Pengukuran Variabel

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah discretionary accrual

(DACC) sebagai proksi earnings management. Perhitungan DACC yaitu :

• Langkah pertama yaitu menghitung nilai total accruals.

Total accruals (TACC) = net income before extraordinary items (NI) - cash

flow from operating activities

(OCF)...................................................................................................(3.1)

Sumber: Dechow et al. (1995).

• Langkah kedua yaitu melakukan estimasi setiap perusahaan dan kombinasi tahun

fiskal untuk mendapatkan koefisien α1, α2, dan α3. Untuk mengestimasi nilai koefisien,

regresi ordinary least squares (OLS) tanpa intercept digunakan. Persamaannya ialah :

TACCit/Ait-1 = α1 (1/Ait-1) + α2 (∆REVit - ∆RECit /Ait-1) + α3 (PPEit/Ait-1) +

εit…….…...................................................................................................(3.2)

Sumber: Dechow et al. (1995).

• Langkah ketiga yaitu menghitung non-discretionary accruals (NDA) dengan

memasukkan koefisien regresi yang telah didapat ke dalam persamaan (3.2) diatas.

• Langkah keempat yaitu menghitung discretionary accrual (DACC) yang didapat dari

selisih antara total accruals (TACC) dan non-discretionary accruals (NDA).

Formulanya ditampilkan sebagai berikut :

DACCit = TAit /Ait-1 - DA…………………………..................................(3.3)

DACCit = TACCit/Ait-1 – (α1 (1/Ait-1)) + α2 ((∆REVit - ∆RECit) /Ait-1) + α3

(PPEit/Ait-1).................................................................................................(3.4)

Sumber: Dechow et al. (1995).

Variabel independen yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari board independence,

komite audit, konsentrasi kepemilikan (ownership concentration) dan kepemilikan

institusi (institutional ownership). Masing-masing variabel independen tersebut dalam

penelitian ini diukur dengan :

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 8: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

Board Independence (BRDIND) yaitu ditunjukkan dengan proporsi komisaris

independen dalam dewan komisaris;

Board Independence (BRDIND) = Jumlah komisaris independen........(3.5)

Total Dewan Komisaris

Sumber : Roodposhti dan Chashmi (2011).

Komite Audit yaitu dihitung dengan dengan dummy variabel sejalan dengan penelitian

Klein (2002). Komite audit (COMAUD) diberi nilai 1 jika seluruh anggota komite

audit merupakan pihak independen/luar perusahaan, dan sebaliknya nilai 0 jika

anggota komite audit seluruhnya bukan pihak independen).

Konsentrasi Kepemilikan (Ownership Concentration) yaitu konsentrasi kepemilikan

saham dalam perusahaan yang menggunakan Herfindahl-Hirschman Index. Indeks

Herfindahl (Indeks Herfindahl-Hirschman) didefinisikan sebagai total dari jumlah

kuadrat dari semua hak suara pemegang saham. Herfindahl-Hirschman Index

memiliki nilai rentang dari 0 hingga 1. Semakin mendekati ke nilai 1 maka

kepemilikan dikatakan semakin terkonsentrasi. Rumusnya adalah :

HERFINDAHL (HI) = ......................................................(3.6)

Keterangan : P adalah persentase saham yang dimiliki oleh pemegang saham.

Sumber : Cubbin dan Leech, 1983.

Kepemilikan Institusi (Institutional Ownership) yaitu kepemilikan saham yang

dimiliki oleh lembaga atau instansi baik perusahaan keuangan maupun non-keuangan

ataupun pemerintah;

Institutional Ownership (INOWN) = Σ Institutional Ownership x 100%...........(3.7)

Total Shares

Sumber : Roodposhti dan Chashmi (2011).

Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yaitu size dan leverage. Ukuran

perusahaan (size) diukur dengan :

SIZE = Log (Total Assets)...........................................................(3.8)

Sumber : Roodposhti dan Chashmi (2011).

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 9: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

Sedangkan Leverage (LEV), dalam penelitian ini penulis menggunakan Debt to Total

Asset Ratio sebagai proxy dalam mengukur tingkat hutang perusahaan. Debt to Total

Asset Ratio (DAR) merupakan indikator perusahaan dalam kondisi mendapat tekanan

hutang (financial distress) atau tidak.

LEV = Total Debt .......................................................................(3.9)

Total Assets

Sumber : Roodposhti dan Chashmi (2011).

3.3 Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 4 hipotesis yang diuji seperti yang dijelaskan berikut ini.

Hipotesis 1

Beasley (1996) menemukan bahwa penurunan manipulasi laporan keuangan di

perusahaan terjadi seiring dengan bertambahnya anggota dewan komisaris. Bernardus,

et.al (2012) menyebutkan bahwa board of commissioners adalah stakeholders

representatif yang memberikan pencapaian efektif atas tujuan perusahaan di masa

depan. Untuk mempertahankan board of commisssioners yang kuat, dibutuhkan

anggota dewan yang independen. Dengan adanya komisaris independen dalam dewan

maka manipulasi laporan keuangan pada perusahaan dapat diminimalisir. Oleh karena

itu hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

H01: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara proporsi independent commissioner

terhadap discretionary accruals pada semua perusahaan non keuangan yang terdaftar

di BEI.

H1 : Terdapat pengaruh signifikan negatif antara proporsi independent commissioner

terhadap discretionary accruals pada semua perusahaan non keuangan yang terdaftar

di BEI.

Hipotesis 2

Penelitian sebelumnya dalam Gulzar dan Wang (2011) berpendapat bahwa komite

audit memainkan peran berharga dalam mengawasi audit dan fungsi keuangan.

Keberadaan komite audit dapat menjadi faktor kunci yang mempengaruhi manajemen

laba dari perusahaan. Choi et al. (2004) dan Park dan Shin (2003) dalam Gulzar dan

Wang (2011) menemukan hubungan yang signifikan antara komite audit dan

manajemen laba. Klein (2002) menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan

negatif antara independensi dewan dan independensi komite audit terhadap earnings

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 10: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

management. Dari berbagai penelitian tersebut, maka hipotesis yang dapat ditarik

adalah :

H02: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara komite audit terhadap discretionary

accruals pada semua perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI.

H2 : Terdapat pengaruh signifikan negatif antara komite audit terhadap discretionary

accruals pada semua perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI.

Hipotesis 3

Studi terdahulu telah menunjukkan bahwa kepemilikan terkonsentrasi atau blok dapat

meningkatkan efektivitas pengawasan dewan (Shleifer dan Vishny, 1997). Thomsen

dan Pedersen (2000) dalam Roodposhti dan Chashmi (2011) mendefinisikan

konsentrasi kepemilikan adalah pengukuran atas adanya pemegang saham terbesar

dalam perusahaan. Pemegang saham besar memiliki insentif yang lebih besar untuk

mengawasi manajemen. Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H03: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara konsentrasi kepemilikan (ownership

concentration ) yang tinggi terhadap discretionary accruals pada semua perusahaan

non keuangan yang terdaftar di BEI.

H3 : Terdapat pengaruh signifikan negatif antara konsentrasi kepemilikan (ownership

concentration ) yang tinggi terhadap discretionary accruals pada semua perusahaan

non keuangan yang terdaftar di BEI.

Hipotesis 4

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki

peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi

antara manajer dan pemegang saham. Chung et al (2002) menyebutkan bahwa terdapat

asosiasi negatif antara kepemilikan institusional dan income-increasing accrual. Oleh

karena itu hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

H04: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara kepemilikan institusional yang tinggi

terhadap discretionary accruals pada semua perusahaan non keuangan yang terdaftar

di BEI.

H4 : Terdapat pengaruh signifikan negatif antara kepemilikan institusional yang tinggi

terhadap discretionary accruals pada semua perusahaan non keuangan yang terdaftar

di BEI.

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 11: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

3.4 Model Analisis

Dari pembangunan hipotesis diatas maka dihasilkan model persamaan regresi yang

dipakai dalam penelitian ini, yaitu:

DACCit = α + β1 BRDIND + β2 COMAUD + β3 OWNCON + β4 INOWN + β5

SIZE + β6 LEV + eit

Sumber : Klein (2002), Roodposhti dan Chashmi (2011).

Dimana :

DACC = Discretionary Accruals.

BRDIND = Board Independence.

COMAUD = Komite Audit (dihitung dengan dummy variabel).

OWNCON = Ownership Concentration (Herfindahl-Hirschman Index).

INOWN = Institutional Ownership.

SIZE = Ukuran Perusahaan.

LEV = Firm Leverage.

α = konstanta.

β1 = koefisien regresi dari board independence.

β2 = koefisien regresi dari komite audit.

β3 = koefisien regresi dari ownership concentration.

β4 = koefisien regresi dari institutional ownership.

β5 = koefisien regresi dari size.

β6 = koefisien regresi dari leverage.

eit = error term (gangguan).

3.5 Teknik Analisis Data Panel

Dalam penelitian ini menggunakan model penelitian regresi data panel. Data panel

merupakan jenis data yang merupakan gabungan antara data time series dan data cross

section. Model regresi data panel terdapat 3 pendekatan yaitu ordinary least square,

fixed effect model, dan random effect model (Nachrowi dan Usman, 2006). Untuk

menentukan model regresi data panel yang digunakan maka dilakukan pengujian data

panel berupa Uji Chow dan Uji Hausman. Pengujian data panel pertama yang

dilakukan adalah Uji Chow yang bertujuan untuk menentukan apakah penelitian

menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) atau Fixed Effect Model (FEM).

Apabila hasil statistik F signifikan pada uji tersebut, maka selanjutnya dilakukan Uji

Hausman untuk menentukan model yang digunakan yaitu menggunakan Fixed Effect

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 12: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

Model (FEM) atau Random Effect Model (REM). Setelah melakukan pengujian,

Penelitian ini menggunakan Fixed Effect Model (FEM).

4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penentuan penarikan sampel yang telah dilakukan, penelitian ini

menggunakan 197 perusahaan sebagai sampel. Jumlah awal data observasi penelitian

berjumlah 985 (197 x 5 tahun). Langkah pertama yang dilakukan yaitu menghitung nilai

discretionary accruals sebagai proxy atas earning management. Seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya, discretionary accruals adalah bagian dari total accruals. Setelah nilai total

accruals didapat, kemudian dilakukan regresi ordinary least square tanpa intercept untuk

mendapatkan koefisien α1, α2, dan α3 yang berguna untuk mendapatkan nilai non-discretionary

accruals. Selanjutnya total accrual sebagai variabel terikat dilakukan pengujian normalitas

data. Jumlah observasi akhir sebanyak 840 firm-year observations yang merupakan

unbalanced data panel. Setelah itu total accrual sebagai variabel terikat diregresi dengan

variabel bebas tersebut (selisih perubahan pendapatan dan perubahan piutang, gross property,

plant, dan equipment atau nilai aktiva tetap yang telah dibagi dengan total aset tahun

sebelumnya) untuk mendapatkan nilai koefisien α1, α2, dan α3. Berikut adalah hasil regresi

ordinary least square pada total akrual. Dari regresi tersebut didapat koefisien : α1 = -

148803443.687, α2 = 0.0180239600064, α3 = -0.0589451494036. Nilai-nilai koefisien tersebut

digunakan ke dalam persamaan awal untuk mendapatkan nilai non-discretionary accruals.

Setelah nilai non-discretionary accruals didapat, nilai tersebut dikurangkan dari total accrual

yang telah dibagi dengan total aset dan akan memberikan hasil discretionary accruals. Tabel

4.1 berikut menampilkan statistik deskriptif untuk total accrual (TACC), non-discretionary

accruals (NDAC), dan discretionary accruals (DACC).

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 13: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif total accrual, non-discretionary accruals, dan discretionary

accruals

TACC NDAC DACC Mean -0,090031 -0,099373 0,009342 Median -0,028956 -0,038574 0,012234 Modus N/A N/A N/A Maximum 0,465984 0,009808 0,468127 Minimum -46,93587 -46,92724 -0,253247 Std. Dev. 1,620959 1,61792 0,089363 Skewness -28,78642 -28,91598 0,049683 Kurtosis 832,4365 837,4233 3,852158 Observations 840 840 840

Keterangan : N/A = Not Applicable.

Sumber : Olahan Penulis menggunakan Eviews 7.0 (2013).

Setelah didapatkan nilai discretionary accrual (DACC) maka dilanjutkan dengan

mengolah model penelitian dengan dengan observasi sebanyak 840 firm-year observations.

Berikut adalah deskriptif statistik variabel-variabel penelitian yang terdiri dari discretionary

accruals/akrual diskresi (DACC), komisaris independen, komite audit independen, ownership

concentration, institutional ownership, size perusahaan, dan leverage.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

DACC BRDIND COMAUD OWNCON INOWN SIZE LEV

Mean 0,009342 0,404662 0,986905 0,324657 67,88883 12,00372 0,564426

Median 0,012234 0,333333 1 0,296759 72,16 11,99571 0,550466

Modus N/A 0,333333 1 0,4225 0 N/A N/A

Maximum 0,468127 1 1 0,994807 99,8 14,18842 3,369634

Minimum -0,253247 0 0 0,010799 0 9,877763 0,002471

Std. Dev. 0,089363 0,1217 0,113750 0,22114 20,85689 0,777065 0,375398

Skewness 0,049683 1,410892 -8,566032 0,880555 -0,83447 0,112633 3,154407

Kurtosis 3,852158 7,578205 74,37691 3,204713 3,424523 2,697851 19,07552 Observations 840 840 840 840 840 840 840 Sumber : Olahan Penulis menggunakan Eviews 7.0 (2013).

Setelah memenuhi semua asumsi klasik (normalitas, multikolinearitas, dan

heteroskedastisitas), jumlah data yang digunakan sebanyak 840 firm-year observations.

Dengan menggunakan fixed effect model hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut.

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 14: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

Tabel 4.3 Hasil Regresi

All Non-Financial Firms

Variabel dependen :

DACC (Discretionary Accrual)

Variabel Independen :

BRDIND 0.001217

(0.071313)

COMAUD 0.084670 **

(2.399519)

OWNCON 0.003252

(0.073866)

INOWN -0.000468**

(-2,423971)

SIZE 0.019161

(1,313526)

LEV -0,074045*

(-4.098944)

Observations 840

R2 0.391700

Adj. R2 0.200057

F-Statistics 2.043905

Prob (F-Stat) 0.000000

Sumber : Olahan Penulis menggunakan Eviews 7.0 (2013).

Dari hasil model penelitian pada tabel 4.3, diketahui bahwa R-squared (R2) sebesar

0.391700 dan adjusted R-squared 0.200057. Nilai R2 untuk seluruh perusahaan non-keuangan

menunjukkan bahwa manajemen laba yang diproksikan dengan discretionary accrual dapat

dijelaskan 39,17 % dengan model, sedangkan 60,83 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain

diluar model. Tingkat hubungan ini menunjukkan level yang rendah. Nilai F-stat pada seluruh

perusahaan non-keuangan sebesar 2.043905 dan prob (F-statistic) sebesar 0.000000. Nilai

Keterangan: DACCit = α + β1 BRDIND + β2 COMAUD + β3 OWNCON + β4 INOWN + β5 SIZE + β6 LEV + eit.

Tabel 4.3 menunjukkan estimasi model penelitian pada 195 sampel perusahaan non-keuangan dan 840 observasi tahun-perusahaan selama periode 2007-2011. Variabel dependennya adalah discretionary accrual (DACC), dan variabel independennya adalah board independence (BRDIND), komite audit (COMAUD), ownership concentration (OWNCON), dan institutional ownership (INOWN). Variabel kontrolnya adalah size (SIZE) dan leverage (LEV). T-statistik berada di bawah nilai koefisien. Tanda *,**, menunjukkan tingkat signifikansi berturut-turut pada level 1%, dan 5%.

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 15: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

prob F-stat ini berada pada tingkat keyakinan 99% dan dikategorikan sebagai highly

signifikan.

Selanjutnya dilakukan uji statistik t untuk menunjukkan seberapa besar

pengaruh satu variabel independen secara individual atau parsial dalam menerangkan

pengaruh terhadap variabel dependen. Pada uji t terdapat level signifikansi pada signifikansi

pada level 1%, signifikansi pada level 5%, dan signifikansi level 10% tergantung dari nilai

probabilita pada t-stat. Dari tabel 4.3 diketahui bahwa variabel komisaris independen

(BRDIND) memiliki nilai t-hitung sebesar 0.071313 dan nilai prob sebesar 0.9432. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa variabel komisaris independen (BRDIND) tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap discretionary accrual. Hasil ini menunjukkan bahwa praktik manajemen

laba tidak dapat dihindari sekalipun adanya komisaris independen. Hasil ini konsisten dengan

penelitian Abdullah and Mohd Nasir and Abdul Rahman and Mohamed Ali (2006) dalam

Roodposhti dan Chashmi (2011). Hasil ini juga konsisten dengan penelitan Bernardus dan

Umanto (2011) di Indonesia pada tahun 2004-2008. Namun, hasil ini tidak sesuai dengan

jurnal acuan utama Roodposhti dan Chashmi (2011). Fungsi komisaris independen saat ini

masih belum efektif dilakukan dan belum mampu mengawasi aktivitas manajemen. Komisaris

independen saat ini ditunjuk oleh perusahaan berdasarkan keinginan/kepentingan perusahaan

dari pada kemampuan personal dan profesionalisme (Bernardus dan Umanto, 2011).

Berdasarkan teori yang pernah dikemukakan, proporsi outside members dalam board yang

semakin besar memberikan pengawasan manajemen dan mencegah terjadinya fraud dalam

laporan keuangan. Hal yang perlu ditekankan adalah memastikan komisaris independen

melakukan tugas pengawasannya. Komisaris independen harus mengerti dan melakukan

tugasnya sesuai dengan pedoman good corporate governance. Komisaris independen

diharapkan mampu melindungi stakeholders termasuk pemegang saham minoritas.

Dari tabel 4.3, variabel komite audit (COMAUD) memiliki nilai t-hitung sebesar

2.399519 dan nilai prob sebesar 0,0167. Dapat disimpulkan bahwa variabel komite audit

(COMAUD) berpengaruh secara signifikan positif terhadap discretionary accrual. Penelitian

ini tidak mendukung hasil penelitian Klein (2002) yang menemukan bahwa terdapat

hubungan signifikan negatif antara dewan independen dan komite audit independen terhadap

earnings management. Walaupun tidak sejalan, penelitian ini sejalan dengan Safrida (2004)

yang meneliti tentang keberadaan komite audit dan komisaris independen di Indonesia pada

tahun 2002. Ia menemukan bahwa adanya hubungan signifikan positif antara komite audit dan

manajemen laba yang diproksikan dengan discretionary accrual. Komite audit perusahaan

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 16: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

non-keuangan saat ini belum menunjukkan fungsi yang efektif sehingga komite audit

independen saat ini tidak mampu mengendalikan manajemen laba. Hal ini dapat disebabkan

oleh faktor lain didalam komite audit yang menghambat seperti keberadaan komisaris

independen yang belum terlihat efektif dalam pengawasan di perusahaan. Hal ini berimplikasi

bagi regulator (Bapepam) dan Bursa Efek Indonesia untuk lebih mengawasi komite audit

secara ketat dan memaksa karena komite audit saat ini terbukti belum mampu mengendalikan

manajemen laba.

Selanjutnya pada tabel 4.3, variabel konsentrasi kepemilikan (OWNCON) memiliki

nilai t-hitung sebesar 0.073866 dan nilai prob sebesar 0.9411. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa variabel konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

discretionary accrual. Pada penelitian ini konsentrasi kepemilikan dihitung dengan

Herfindahl-Hirschman Index (HHI). Indeks HHI menghitung total jumlah dari proporsi

kuadrat saham yang dimiliki oleh masing-masing pemegang saham (tidak termasuk saham

publik). Peningkatan Indeks HHI menunjukkan bahwa meningkatnya power yang dimiliki

oleh pemegang saham dan menurunnya tingkat kompetisi. Hasil penelitian ini tidak konsisten

dengan jurnal utama Roodposhti dan Chashmi (2011). Namun penelitian ini juga konsisten

dengan penelitian Hwang, et.al (2010) yang menemukan hubungan yang tidak signifikan pada

perusahaan non-BUMN di China. Hal ini berarti konsentrasi kepemilikan belum menjadi

mekanisme internal pendisiplinan manajemen yang dapat meningkatkan efektivitas

monitoring. Rata-rata konsentrasi kepemilikan pada perusahaan non-keuangan pada periode

pengamatan sebesar 0,324657. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kepemilikan saham di

perusahaan non-keuangan di Indonesia belum terkonsentrasi. Konsentrasi kepemilikan saham

yang semakin tinggi dapat meningkatkan pengawasan pada manajemen dan konsentrasi

kepemilikan yang tinggi dapat menurunkan kapasitas manajemen untuk mengubah laba.

Variabel kepemilikan saham institusional (INOWN) pada tabel 4.3 memiliki nilai t-

hitung sebesar -2.423971 dan nilai prob sebesar 0.0156. Hal ini berarti kepemilikan institusi

berpengaruh signifikan negatif pada discretionary accrual. Hasil ini tidak sejalan dengan

jurnal utama (Roodphosti dan Chasmi, 2011) yang menemukan hubungan signifikan positif

antara kepemilikan institusi dan manajemen laba. Namun hasil penelitian ini sejalan dengan

Solomon (2007) mengemukakan investor institusional merepresentasikan mekanisme lain

yang kuat dari corporate governance yang dapat memantau manajemen perusahaan,

sebagaimana pengaruhnya pada manajemen perusahaan menjadi penting dan dapat digunakan

untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan kelompok pemegang saham. Dapat

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 17: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

disimpulkan bahwa adanya keberadaan kepemilikan institusi yang mengendalikan manajemen

laba dikarenakan institusi mempunyai kemampuan untuk melakukan intervensi terhadap

jalannya perusahaan dan mengatur proses penyusunan laporan keuangan. Sebagai implikasi

bagi perusahaan terutama bagi pengambil keputusan, memiliki kepemilikan institusi

merupakan pilihan yang baik karena terbukti dapat menghambat manajemen laba.

Variabel kontrol seperti size memiliki nilai t-hitung sebesar 1,313526 dan nilai prob

sebesar 0.1895. Dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh

secara signifikan dengan arah positif terhadap discretionary accruals. Sedangkan variabel

rasio leverage perusahaan (LEV) memiliki nilai t-hitung sebesar -4.098944 dan nilai prob

sebesar 0.0000. Dapat disimpulkan bahwa variabel leverage perusahaan berpengaruh secara

signifikan negatif terhadap discretionary accrual.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian ini ditemukan hasil bahwa variabel komisaris independen (BRDIND)

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap discretionary accrual; variabel komite

audit (COMAUD) berpengaruh secara signifikan positif terhadap discretionary

accrual; variabel konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap discretionary accrual; serta variabel kepemilikan institusi berpengaruh

signifikan negatif pada discretionary accrual. Variabel kontrol seperti size tidak

menunjukkan pengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan leverage

menunjukkan pengaruh signifikan negatif terhadap manajemen laba.

5.2 Saran

1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan non-keuangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu penelitian selanjutnya dapat menambahkan

sampel yaitu perusahaan keuangan karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan

perusahaan non-keuangan. Pembagian sampel BUMN dan non-BUMN dapat

dilakukan untuk memberikan gambaran terperinci mengenai efektivitas mekanisme

corporate governance di Indonesia seperti yang dilakukan oleh Hwang, et.al (2010) di

China.

2. Penelitian ini hanya menggunakan jangka waktu 5 tahun. Untuk penelitian

berikutnya dapat menambahkan periode observasi untuk melihat perkembangan

tindakan manajemen laba dan mekanisme corporate governance.

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 18: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

3. Komite Audit dan Komisaris Independen dalam penelitian ini diukur berdasarkan

ukuran fisik yaitu keberadaan keanggotaan. Penelitian berikutnya dapat menambahkan

variabel lain seperti kompetensi komite audit, efektivitas komite audit, efektivitas

komisaris independen, jumlah rapat komite audit, kompetensi komisaris independen

dan lainnya. Variabel konsentrasi kepemilikan dihitung berdasarkan Indeks

Herfindahl-Hirschman. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan

proksi lainnya untuk mengukur konsentrasi kepemilikan perusahaan. Selain itu

penelitian berikutnya dapat juga menambahkan variabel seperti kepemilikan publik,

kepemilikan manajerial, dan lainnya untuk melihat pengaruhnya dengan manajemen

laba.

5.3 Implikasi Bagi Regulator

Penelitian ini sejalan dengan Safrida (2004) yang meneliti tentang keberadaan komite

audit dan komisaris independen di Indonesia pada tahun 2002. Regulator (Bapepam)

dan Bursa Efek Indonesia harus lebih mengawasi komite audit secara ketat dan

memaksa karena komite audit saat ini terbukti belum mampu mengendalikan

manajemen laba dan juga memperhatikan agar komisaris independen bebas dari

pengaruh manajerial. Kedalaman peraturan yang ditetapkan seperti menetapkan

kualitas komite audit dan komisaris independen perlu dituangkan secara jelas dalam

peraturan. Pada akhirnya diharapkan bahwa perusahaan yang memiliki komite audit

yang efektif akan menghambat perilaku earnings management oleh pihak manajemen

(Klein, 2002).

5.4 Implikasi Bagi Investor

Investor perlu mencermati dan berhati-hati ketika akan berinvestasi dan harus

memperhatikan kualitas corporate governance ketika akan berinvestasi agar tidak

dirugikan.

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 19: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Accounting and Auditing Enforcement Releases (AAER), No. 1259, May 23, 2000. Intile

Designs, Inc. Release No.: 34-42813.

Bapepam-LK No.IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite

Audit.

Beasley MS (1996). An empirical analysis of the relation between the board of director

composition and financial statement fraud. Account. Rev., 71 (4): 443-465.

Bernardus.Y.N, dan Umanto.E.P. (2011). Board Characteristics and Earning Management.

Journal of Administrative Science and Organization, Vol. 18, No.1. pp.1-10.

Biao Xie, Wallace N. Davidson III, Peter J. DaDalt, (2003). Earnings management and

corporate governance: the role of the board and the audit committee. Journal of

Corporate Finance, 9 295â “316.

Boediono, Gideon SB. (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur.

SNA VIII, Solo.

Cubbin, J., and D. Leech. (1983). The Effects of Shareholding Dispersion on the Degree of

Control in British Companies: Theory and Measurement, The Economic Journal 93,

351-369.

Dennis B.K. Hwang, Jing Long, Teng Shih Wang. (2010). The Relationship between

Corporate Governance Mechanisms and Earning Management: An Empirical Study on

the Listed Firms in China. Proceedings of the 19th Annual Conference of the Global

Awareness Society International, Poland.

Dechow P, Sloan R, Sweeney A (1995). “Detecting Earnings Management”, Account. Rev.,

70 (2): 193-225.

Guay W, Kothari S, Watts R (1996). “A Market-Based Evaluation of Discretionary Accrual

Models”, J. Account. Res., (34): 83-105.

Gulzar, M.A. and Wang, Z. 2011. Corporate Governance Characteristics and Earning

Management: Empirical Evidence from Chinese Listed Firms. International Journal of

Accounting and Financial Reporting, Vol. 1, No.1. pp. 133-151.

Healy, P., Wahlen, J., 1999. A review of the earnings management literature and its

implications for standard setting, Accounting Horizons 13, p. 365–383.

Indonesian Financial Review,Edisi 4 Mei 2011.

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013

Page 20: Analisis Pengaruh Karakteristik ... - Universitas Indonesia

Jaggi B, Leung S (2007). "Impact of family dominance on monitoring of earnings

management by audit committees: evidence from HongKong", J. Int. Account. Audit.

Taxation, 16:27-50.

Jensen, M. and Meckling, W. 1976. ‘‘Theory of the firm: managerial behavior, agency costs

and ownership structure’’, Journal of Financial Economics,Vol. 3, pp. 305-60.

Jones J (1991). “Earnings Management during Import Relief Investigations”, J. Account.

Res., 29 (2) 193-223..

Klein A (2002). Audit committee, board of director characteristics, and earnings management.

J. Account. Econ., 33(3): 375-400.

La Porta, R., Lopez-de-Silanes, F., Shleifer, A., and Vishny R. (2000). Investor protection and

corporate governance, 58 Journal of Financial Economics.

Nachrowi, Nachrowi. D dan Hardius Usman. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis

Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Parulian, Safrida Rumondang (2004). Analisis Hubungan antara Komite Audit dan Komisaris

Independen dengan Praktik Manajemen Laba: Studi Empiris Perusahaan di BEJ.

Thesis: Program Studi Ilmu Manajemen, Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Pedoman Umum Good Corporate Governance (KNKG, 2006).

Richard Chung, Michael Firth and Jeong-Bon Kim. (2002) Institutional Monitoring and

Opportunistic Earnings Management, Journal of Corporate Finance, 8, 29 – 48.

Roodposhti, F.R. and Chashmi, S.A.N. (2011). The Impact of Corporate Governance

Mechanisms on Earnings Management. African Journal of Business Management,

Vol. 5(11), pp.4143-4151.

Solomon, Jill. (2007). Corporate Governance and Accountability. John Wiley & Sons, Ltd.

West Sussex, England.

Wheelen, T. and Hunger, J. (2009). Strategic Management & Business Policy, (12th edition),

New Jersey, Prentice Hall.

Wong Shi Yang, Loo Sin Chun, and Shamsher M.R. (2009). The Effect of Board Structure

and Institutional Ownership Structure on Earnings Management. Int. Journal of

Economics and Management 3(2): 332 – 353.

Analisis pengaruh..., Ryska Sribina, FISIP UI, 2013