analisis pengaruh pembiayaan mudarabah, musyarakah...
TRANSCRIPT
Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudarabah, Musyarakah,
Murabahah dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap
Return On Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) di Indonesia Periode 2013-2017
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Khresna Tsani Restu
NIM: 11140810000133
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 11 September 2017 setelah dilakukan Ujian Komprehensif
atas mahasiswa:
1. Nama : Khresna Tsani Restu
2. NIM :11140810000133
3. Jurusan : Manajemen/MIPS
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudarabah, Musyarakah,
Murabah, dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap
Return On Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) di Indonesia Periode 2013-2017
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 September 2017
1. Ade Ananto Terminanto, MM
NIP. 1968 1125 2014111 002 ( )
Penguji I
2. Rachmat Gunawan, SE., M.Si
NUP. 0411077003 ( )
Penguji II
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Khresna Tsani Restu
2. Tempat & Tanggal lahir : Jakarta, 29 Januari 1995
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Alamat :Jl. Aria Putra Gg.Swadaya no.38 RT.011/010
Kel. Kedaung Kec. Pamulang, Kab.
Tangerang Selatan, Banten 15415
6. Email : [email protected]
B. PENDIDIKAN FORMAL
1. 2000-2001 : TK Nurul Ikhlas
2. 2001-2007 : SDN Ciputat 6
3. 2007-2010 : SMP Islam Al-Syukro
4. 2010-2013 : SMAN 9 Kota Tangerang Selatan
5. 2013-2016 : Program Profesional Teknologi Informasi Perbankan
Syariah CEP-CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia
6. 2014-2018 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah jakarta
C. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. 2016 : Pelatihan Agen Asuransi Bumi Putera
2. 2016 : Pelatihan Pelayanan Prima
D. PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2010-2011 : Anggota The Djakarta Vespa UIN
2. 2016-2017 : Ketua Aksi Dedikasi Vespa untuk Masyarakat
vii
3. 2016-2017 : Ketua KKN UIN Syarif Hidayatullah Desa Rabak
E. PENGALAMAN KERJA
1. Januari 2016 - April 2016 :Praktek Kerja Lapangan, Pembuatan
sistem informasi berupa aplikasi desktop
untuk pengelolaan data pembiayaan akad
Murabahah di BMT Al-Fath Ikmi
Tangerang Selatan
2. Maret 2016 - Sekarang :Wirausaha Jasa Perawatan Sepatu, Tas,
dan Topi di wilayah Tangerang Selatan
3. Juli 2016 - Agustus 2016 :Kuliah Kerja Nyata, program pengabdian
untuk masyarakat Desa Rabak, Kec.
Rumpin, Kab. Bogor
viii
ABSTRACT
This study aims to examine how the influence of mudarabah, musyarakah,
murabahah, non-performing financing (NPF) to Return On Assets (ROA) in BPRS
in Indonesia either partially or simultaneously.
Data collection method in this research use secondary data in the form of
quarterly financial report of BPRS in Indonesia period 2013-2017. Data analysis
method used is descriptive analysis, estimation of panel data regression model.
classical assumption test, panel data regression, and statistical test using software
Eviews 7. The population in this study is BPRS in Indonesia.
The result of this research based on Tudency test of mudarabah financing
have positive and significant effect, musyarakah financing has a negative and
significant effect, murabaha financing has positive and significant influence, and
NPF ratio has negative and significant effect. While the results of F test show that
mudarabah, musyarakah, murabaha, and NPF financing simultaneously have
significant effect on ROA. R2 test results show that the ability of independent
variables in explaining the dependent variable is 73,2527% the rest of 26,7473%
explained by the variables not included in this study.
Keywords: Mudarabah, Murabahah, Musyarakah, NPF, ROA
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh pembiayaan
mudarabah, musyarakah, murabahah, Non Performing Financing (NPF) terhadap
Return On Asset (ROA) pada BPRS di Indonesia baik secara parsial maupun
simultan.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder
berupa laporan keuangan triwulan BPRS di Indonesia periode 2013-2017. Metode
analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif, estimasi model regresi data
panel. uji asumsi klasik, regresi data panel, dan uji statistik dengan menggunakan
software Eviews 7. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah BPRS di Indonesia.
Hasil dari penelitian ini berdasarkan uji T pembiayaan mudarabah
berpengaruh positif dan signifikan, pembiayaan musyarakah berpengaruh negatif
dan signifikan, pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan signifikan, dan
rasio NPF berpengaruh negatif dan signifikan. Sedangkan hasil uji F menunjukkan
bahwa pembiayaan mudarabah, musyarakah, murabahah, dan NPF secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil uji R2 menunjukkan bahwa
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah
sebesar 73,242527% sisanya sebesar 26,7473% dijelaskan oleh variabel yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Mudarabah, Murabahah, Musyarakah, NPF, ROA
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan petunjuk-
Nya yang telah dilimpahkan kepada hambanya. Shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang
telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik sebagai syarat untuk mendapatkan gelar strata
satu sarjana ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adapun judul penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudarabah,
Musyarakah, Murabahah dan Non Performing Financing (ROA) Terhadap Return
On Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia
Periode 2013-2017.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orangtua tercinta, Ibunda Wahyu Indayati dan Ayahanda Didin
Syaepudin yang selalu memberikan cinta yang luar biasa, dukungan moral
maupun materil, serta mencurahkan kasih saying, cinta dan doa tulus yang tidak
pernah terputus untuk kebahagiaan dan keberhasilan peneliti.
2. Kaka dan Adik tercinta Yudhistira Aji Pratama, dan Sakinah Anjani Putri yang
senantiasa selalu menghibur, memberikan semangat serta doa kepada peneliti
dan seluruh keluarga besar yang peneliti sayangi.
3. Bapak Dr.M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr.Herni Ali HT,SE.,MM selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Faizul
Mubarok, MM selaku Dosen Pembimbing II, yang senantiasa meluangkan
waktu ditengah kesibukannya untuk membimbing dan memberikan arahan serta
masukan yang begitu besar kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Titi Dewi Warninda, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi
Manajemen dan Ibu Ir. Ela Patriana, M.M selaku Sekertaris Jurusan Program
xi
Studi Manajemen yang selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada
peneliti selama menjadi mahasiswa di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Dr. Ir. Muniaty Aisyah, M.M salaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
mengarahkan dan memotivasi selama peneliti menuntut ilmu di FEB UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan Ilmu dan wawasan yang sangat
bermanfaat bagi peneliti.
8. Maya Fatmah Andina, yang senantiasa membantu, mendukung, mendoakan,
memotivasi dan menghibur peneliti selama penyusunan skripsi ini. Terima
kasih atas waktu, semangat dan nasihat yang diberikan selama ini sehingga
peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
9. Deadba 32, Lulus, dan The Djavu yang senantiasa selalu menghibur,
mendukung, dan mendoakan peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut
berkontribusi dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, suatu kebahagiaan dapat
dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua, Terima kasih atas
motivasi yang telah diberikan selama ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk dapat
menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, sangat besar harapan peneliti semoga
skripsi ini memberikan manfaat yang besar, khususnya bagi peneliti dan umumnya
bagi siapa saja yang membaca dan berkeinginan untuk mengeksplorasinya lebih
lanjut.
Jakarta, Desember 2017
Khresna Tsani Restu
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................... iv
KEASLIAN KARYA ILMIAH .................................................................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. vi
ABSTRACT .............................................................................................................. viii
ABSTRAK ................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.............................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian................................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 10
A. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) ..................................................... 10
1. Definisi dan Ruang Lingkup LKMS .................................................................. 10
2. Asas dan Tujuan LKMS ..................................................................................... 11
B. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ..................................................................... 12
C. Pembiayaan ........................................................................................................ 13
1. Pengertian Pembiayaan ...................................................................................... 13
2. Tujuan Pembiayaan ............................................................................................ 13
3. Fungsi Pembiayaan ............................................................................................ 14
4. Kode Etik Pembiayaan ....................................................................................... 14
D. Produk Pembiayaan Murabahah ......................................................................... 15
1. Pengertian Pembiayaan Murabahah ................................................................... 15
2. Rukun Murabahah .............................................................................................. 16
3. Aplikasi dan Skema Murabahah ........................................................................ 16
E. Produk Pembiayaan Mudarabah ......................................................................... 18
1. Pengertian Pembiayaan Mudarabah .................................................................. 18
xiv
2. Rukun Mudarabah .............................................................................................. 19
3. Aplikasi dan Skema Mudarabah ........................................................................ 19
F. Produk Pembiayaan Musyarakah ....................................................................... 20
1. Pengertian Pembiayaan Musyarakah.................................................................. 20
2. Rukun Musyarakah ............................................................................................ 21
3. Aplikasi dan Skema Musyarakah ....................................................................... 21
G. Non Performing Financing (NPF) ..................................................................... 22
H. Profitabilitas ....................................................................................................... 23
1. Pengertian Profitabilitas ..................................................................................... 23
2. Pengertian Return On Asset (ROA) ................................................................... 24
I. Hubungan Operasional Antar Variabel .............................................................. 25
1. Pengaruh Pembiayaan Mudarabah Terhadap ROA ............................................ 25
2. Pengaruh Pembiayaan Musyarakah Terhadap ROA .......................................... 26
3. Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap ROA ............................................ 26
4. Pengaruh NPF Terhadap ROA ........................................................................... 27
J. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 28
K. Kerangka Berpikir .............................................................................................. 36
L. Hipotesis ............................................................................................................. 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 38
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................. 38
B. Populasi dan Teknik Sampling ........................................................................... 38
1. Populasi .............................................................................................................. 38
2. Sampel ................................................................................................................ 38
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 39
1. Data Sekunder .................................................................................................... 40
2. Studi Kepustakaan (Library Research) .............................................................. 40
D. Metode Analisis Data ......................................................................................... 40
1. Analisis Deskriptif.............................................................................................. 41
2. Estimasi Model Regresi Data Panel ................................................................... 41
3. Uji Asumsi Klasik .............................................................................................. 45
4. Uji Hipotesis ....................................................................................................... 49
5. Analisis Regresi Data Panel ............................................................................... 51
6. Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................................................... 51
E. Operasional Variabel Penelitian ......................................................................... 52
xiv
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................... 54
A.Gambaran Umum Penelitian ................................................................................... 54
1. Sejarah Perkembangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia ........... 54
B. Analisis dan Pembahasan ................................................................................... 58
1. Analisis Deskriptif.............................................................................................. 58
2. Teknik Estimasi Model Regresi Data Panel ....................................................... 62
3. Uji Asumsi Klasik .............................................................................................. 64
4. Uji Hipotesis ....................................................................................................... 67
5. Analisis Regresi Data Panel ............................................................................... 72
6. Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................................................... 72
C. Interpretasi Hasil Penelitian ............................................................................... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 79
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 79
B. Saran ................................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 81
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 85
A. Data Variabel Independen dan Dependen .......................................................... 85
B. Hasil Penelitian Menggunakan Eviews .............................................................. 88
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 36
Gambar 4. 1 Uji Normalitas .................................................................................. 64
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Berdasarkan Lokasi ........... 3
Tabel 1. 2 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Berdasarkan Total Aset ...... 4
Tabel 1. 4 Komposisi Pembiayaan Yang Diberikan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah..................................................................................................................... 4
Tabel 1. 5 Rasio Keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah .............................. 6
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 29
Tabel 4. 1 Analisis Deskriptif ............................................................................... 58
Tabel 4. 2 Uji Chow .............................................................................................. 62
Tabel 4. 3 Uji Hausman ........................................................................................ 62
Tabel 4. 4 Uji Multikolinearitas ............................................................................ 65
Tabel 4. 5 Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 66
Tabel 4. 6 Uji Autokorelasi ................................................................................... 66
Tabel 4. 7 Analisis Regresi Linear Data Panel ..................................................... 71
Tabel 4. 8 Uji T (Parsial)....................................................................................... 67
Tabel 4. 9 Uji F (Simultan) ................................................................................... 70
Tabel 4. 10 Koefisien Determinasi (R2) ................................................................ 73
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Data Variabel Independen dan Dependen .......................................................... 85
B. Hasil Penelitian Menggunakan Eviews .............................................................. 88
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan munculnya
lembaga keuangan syariah baik yang berupa bank maupun non-bank. Lembaga
keuangan mikro yang akhir-akhir ini tumbuh pesat adalah Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS), yang dimana BPRS adalah perbankan yang beroperasi
dalam skala mikro, dan diperuntukan untuk Usaha kecil dan mikro (UKM),
serta tidak diperkenankan melayani simpanan dalam bentuk rekening giro.
BPRS beroperasi pada wilayah kabupaten ataupun kotamadya dengan
jangkauan yang terbatas sebagaimana permodalannya yang relatif kecil
(Siregar, 2008:27).
Dasar hukum dari BPRS ini adalah undang-undang Republik Indonesia
nomor 21 tahun 2008 yang menjelaskan BPRS adalah Bank Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Adapun
kegiatan usaha BPRS adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan investasi, menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk
pembiayaan bagi hasil, pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam atau
istishna, pembiayaan berdasarkan akad qardh, pembiayaan penyewaan barang
bergerak atau tidak bergerak, pengambilalihan utang, menempatkan dana pada
Bank Syariah lain dalam bentuk titipan, memindahkan uang perusahaan
ataupun nasabah melalui rekening, menyediakan produk atau melakukan
kegiatan usaha Bank Syariah lainnya.
2
Dalam menjalankan kegiatan usahanya BPRS perlu untuk
memperhatikan dan mampu mengelola kinerja keuangannya untuk menilai baik
atau buruknya kemampuan pengelolaan kinerja keuangan suatu perbankan
sehingga sebuah perbankan dapat berkembang. Salah satu indikator untuk
menilai kinerja keuangan suatu BPRS adalah dengan melihat tingkat
profitabilitas yang dimiliki BPRS tersebut. Hal ini terkait sejauhmana BPRS
mampu untuk menjalankan usahanya secara efisien. Efisiensi tersebut diukur
dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba. Semakin tinggi profitabilitas suatu BPRS maka semakin
baik pula kinerja BPRS tersebut (Setiawan, 2010:2).
Profitabilitas adalah kemampuan lembaga keuangan dalam
menghasilkan keuntungan pada tingkat efektifitas yang dicapai melalui usaha
operasionalnya. Profitabilitas adalah ukuran spesifik dari performance sebuah
lembaga keuangan, dimana ia merupakan tujuan dari manajemen perusahaan
dengan memaksimalkan nilai dari pemegang saham, optimalisasi dari berbagai
tingkat return, dan minimalisnya risiko yang ada (Muhammad, 2005:259).
Dan dalam perkembangannya, BPRS di Indonesia berjalan dengan
sangat signifikan karena dapat dilihat dari laporan statistik perbankan Syariah
periode januari 2018 yang dikeluarkan oleh otoritas jasa keuangan (OJK). Data
statistik perbankan Syariah yang dipublikasikan OJK mencatat jumlah BPRS di
Indonesia periode januari 2018 sebanyak 167 BPRS. Adapun jumlah BPRS
terbanyak didominasi pada wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
3
Sumber data diolah : Statistika Pebankan Syariah - OJK
Apabila dilihat dari jumlah aset yang dimiliki oleh BPRS maka terjadi
pula peningkatan, dapat dilihat pada tabel 1.2 bahwa total aset BPRS 5 tahun
Tabel 1. 1 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Berdasarkan
Lokasi
Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Berdasarkan Lokasi
Provinsi 2013 2014 2015 2016 2017
Jawa Barat 28 28 28 28 28
Banten 8 8 8 8 8
DKI Jakarta 2 2 1 1 1
D.I Yogyakarta 11 11 11 12 12
Jawa Tengah 25 25 26 26 26
Jawa Timur 31 31 29 29 29
Bengkulu 2 2 2 2 3
Jambi 0 0 0 0 0
Naggroe Aceh Darussalam 10 10 10 10 10
Sumatera Utara 8 8 8 8 8
Sumatera Barat 7 7 7 7 7
Riau 2 3 3 3 2
Sumatera Selatan 1 1 1 1 1
Kepulauan Bangka Belitung 1 1 1 1 1
Kepulauan Riau 2 1 1 1 2
Lampung 8 8 10 11 11
Kalimantan Selatan 1 1 1 1 1
Kalimantan Barat 0 0 0 0 0
Kalimantan Timur 1 1 1 1 1
Kalimantan Tengah 1 1 1 1 1
Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0
Sulawesi Selatan 8 8 8 8 7
Sulawesi Utara 0 0 0 0 0
Gorontalo 0 0 0 0 0
Sulawesi Barat 0 0 0 0 1
Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0
Nusa Tenggara Barat 3 3 3 3 3
Bali 1 1 1 1 1
Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0
Maluku 0 0 0 0 0
Papua 1 1 1 1 1
Irian Jaya Barat 1 0 0 0 0
Maluku Utara 0 1 1 2 2
Total 163 163 163 166 167
4
kebelakang mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 141 BPRS memiliki aset
sebesar > 10 Miliar Rupiah. Sedangkan di seluruh wilayah Indonesia saat ini
hanya 2 BPRS saja yang memiliki aset < 1 Miliar Rupiah.
Tabel 1. 2 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Berdasarkan Total
Aset
Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Berdasarkan Total Aset
Total Aset (Rp.) 2013 2014 2015 2016 2017
< 1 Miliar 4 1 1 2 2
1 s.d. 5 Miliar 19 11 8 7 6
> 5 s.d. 10 Miliar 30 34 29 19 18
>10 Miliar 110 117 125 138 141
Total Aset (Rp.) 163 163 163 166 167
Sumber data diolah : Statistika Pebankan Syariah - OJK
Sesuai dengan undang-undang Republik Indonesia nomor 21 tahun
2008 BPRS dalam kegiatan usahanya memberikan kredit atau pembiayaan
kepada masyarakat untuk membantu permodalan usaha mereka.
Tabel 1. 3 Komposisi Pembiayaan Yang Diberikan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah
Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(Dalam Jutaan Rupiah)
Akad 2013 2014 2015 2016 2017
Akad Mudharabah 106851 122467 168516 156256 124497
Akad Musyarakah 426528 567658 652316 774949 776696
Akad Mudarabah 3546361 3965543 4491697 5053764 5904751
Akad salam 26 16 15 14 0
Akad isthisna 17614 12881 11135 9423 21426
Akad Ijarah 8318 5179 6175 6763 22316
Akad Qardh 93325 97709 123588 145865 189866
Multijasa 234469 233456 311729 515523 724398
Total 4433492 5004909 5765171 6662557 7763950
Sumber data diolah : Statistika Pebankan Syariah - OJK
5
Pertumbuhan jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS terus
meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.3 yang
merupakan hasil dari olahan data laporan statistika perbankan Syariah periode
Januari 2018 yang dipublikasikan oleh OJK. Pada tabel tersebut dapat dilihat
bahwa jumlah total pembiayaan setiap tahunnya terus meningkat hingga
mencapai 7.763.950 juta rupiah pada tahun 2017.
Akan tetapi, dalam penyaluran pembiayaan yang diberikan, BPRS tidak
dapat menghindari risiko pembiayaan dalam menyalurkan dananya. Hal
tersebut terjadi ketika BPRS tidak dapat memperoleh kembali sebagian atau
seluruh pembiayaan yang disalurkan atau investasi yang dilakukannya. Risiko
pembiayaan dapat mempengaruhi profitabilitas BPRS, hal ini disebabkan ketika
tingkat jumlah pembiayaan bermasalah menjadi besar, semakin besar pula
jumlah kebutuhan biaya penyisihan penghapusan pembiayaan yang
berpengaruh terhadap kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan.
Pembiayaan atau NPF (Non Performing Financing) yang tinggi akan
mempengaruhi besarnya biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian BPRS
(SEBI no.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011).
Tingkat rasio NPF yang semakin tinggi akan berpengaruh terhadap
buruknya kualitas pembiayaan BPRS, hal tersebut menyebabkan jumlah kredit
bermasalah semakin besar, oleh karena itu BPRS haru menanggung kerugian
dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba
(yang selanjutnya disebut ROA (Return On Asset) dalam perbankan Syariah)
yang diperoleh BPRS (Kasmir, 2004:82).
6
Tabel 1. 4 Rasio Keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Rasio Keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Rasio 2013 2014 2015 2016 2017
ROA 2,79% 2,26% 2,20% 2,27% 2,55%
NPF 6,50% 7,89% 8,20% 8,63% 9,68%
Sumber data diolah : Statistika Pebankan Syariah - OJK
Tabel di atas menunjukkan bahwa rasio ROA pada periode 2013-2017
mengalami penurunan hingga 2,55% dari 2,79%, hal ini mengartikan bahwa
laba atau keuntungan yang diperoleh BPRS di Indonesia semakin kecil.
Sedangkan pada rasio NPF, selama periode 2013-2017 terus mengalami
kenaikan, artinya pembiayaan yang diberikan oleh BPRS banyak yang
bermasalah.
Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan, bahwa perkembangan
BPRS selama 5 tahun belakangan cukup tinggi. Hal ini menjadi daya Tarik
penulis untuk menganalisis lebih dalam mengenai BPRS.
Data yang telah dipaparkan selama 5 tahun belakangan menggambarkan
bahwa aset dan pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS terus mengalami
peningkatan. Dalam praktiknya, semakin tinggi jumlah pembiayaann yang
disalurkan seharusnya disertai pula dengan semakin tingginya keuntungan yang
mampu didapatkan oleh BPRS. Tetapi berdasarkan data yang didapatkan BPRS
justru mengalami penurunan kinerja keuangan, yang dimana kinerja keuangan
merupakan indikator prestasi yang dicapai sebuah perusahaan dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan.
7
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti memandang perlu untuk
meneliti lebih dalam perihal ini dengan fokus kajian “Analisis Pengaruh
Pembiayaan Mudarabah, Musyarakah, Murabahah dan Non Performing
Financing (NPF) Terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia Periode 2013-2017”.
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh pembiayaan mudarabah terhadap Return On Asset
(ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap Return On Asset
(ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah terhadap Return On Asset
(ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On
Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia?
5. Bagaimana pengaruh pembiayaan mudarabah, musyarakah, murabahah dan
Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) pada
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti dari penelitian ini, dengan
berdasarkan masalah-masalah yang tercantum dalam identifikasi masalah
adalah sebagai berikut:
8
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembiayaan mudarabah terhadap
Return On Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di
Indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap
Return On Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di
Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah terhadap
Return On Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di
Indonesia.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF)
terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) di Indonesia.
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembiayaan mudarabah,
musyarakah, murabahah dan Non Performing Financing (NPF) terhadap
Return On Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di
Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan melalui penelitian ini, dapat memberikan manfaat bagi
pemerintah, masyarakat serta akademisi yang mendalami masalah ekonomi
yang sering mewarnai negara Indonesia.
1. Bagi Peneliti yaitu, menjadi sumber pengetahuan khususnya mengenai
materi yang diteliti dalam penelitian ini.
9
2. Bagi Akademisi yaitu, menjadi sumber pengetahuan baru, dan dapat
digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya
3. Bagi Lembaga Keuangan khususnya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
yaitu, menjadi sumber pengetahuan baru yang dapat digunakan sebagai
acuan untuk evaluasi dan meningkatkan kualitas pelayanan.
.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)
1. Definisi dan Ruang Lingkup LKMS
LKMS merupakan bagian dari lembaga keuangan mikro pada
umumnya, yang merupakan salah satu kelembagaan keuangan yang dapat
dimanfaatkan dan didorong untuk membiayai kegiatan perekonomian.
Asian Development Bank (ADB) mendefinisikan Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) sebagai lembaga yang menyediakan jasa penyimpanan
(deposits), kredit (loan), pembayaran berbagai transaksi jasa (payment
services) serta money transfer, yang ditujukan bagi masyarakat miskin dan
pengusaha kecil. LKM memiliki fungsi sebagai lembaga yang
memberikan berbagai jasa keuangan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah dan pengusaha kecil. Sehingga LKM dikembangkan berdasarkan
untuk membantu dan memfasilitasi masyarakat miskin, baik untuk
kegiatan konsumtif maupun produktif keluarga miskin tersebut.
Walaupun terdapat banyak definisi tentang lembaga keuangan
mikro, namun secara umum terdapat tiga elemen penting dari berbagai
definisi tersebut. Pertama, menyediakan beragam jenis pelayanan
keuangan, seperti tabungan, pinjaman, pembayaran, deposito maupun
asuransi. Kedua, melayani masyarakat miskin. Keuangan mikro pada
awalnya hidup dan berkembang memang untuk rakyat yang terpinggirkan
11
oleh sistem keuangan formal yang ada sehingga memiliki karakteristik
konstituen yang khas. Ketiga, menggunakan prosedur dan mekanisme
yang kontekstual dan fleksibel. Hal ini merupakan konsekuensi dari
kelompok masyarakat yang dilayani, sehingga prosedur dan mekanisme
yang dikembangkan untuk keuangan mikro akan senantiasa kontekstual
dan fleksibel (Rahmawati, 2013:7).
2. Asas dan Tujuan LKMS
Lembaga Keuangan Mikro Syariah, pada dasarnya mengikuti aturan
perundang-undangan yang sudah ada yakni Undang-undang No.1 Tahun
2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro. Dengan mengikuti undang-
undang ini tentunya segala sesuatu yang berkenaan tentang LKMS harus
sesuai atau sama dengan apa yang dituangkan dalam undang-undang
tersebut. Termasuk pada asas dan tujuan LKMS pada umumnya. Seperti
yang tertera dalam pasal 2 Bab II UU No.1/2013 tentang Asas dan Tujuan
LKM, dimana LKM berasaskan; (a) keadilan, (b) kebersamaan, (c)
kemandirian, (d) kemudahan, (e) keterbukaan, (f) pemerataan, (g)
keberlanjutan, (h) kedayagunaan dan kehasilgunaan.
Adapun tujuannya adalah untuk meningkatkan akses pendanaan
skala mikro bagi masyarakat, membantu peningkatan pemberdayaan
ekonomi dan produktivitas masyarakat dan membantu peningkatan,
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat miskin
dan berpenghasilan rendah (Rahmawati, 2013: 10).
12
B. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Sebelumnya disebut sebagai Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
disebut juga Bank At-Tamwil as-Sya ‘bil al-islami, yaitu bank yang melakukan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip Syariah yang
dalam kegiatan usahany tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan Syariah
mendefinisikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Sholihin, 2010:149).
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sebagai salah satu Lembaga
keuangan perbankan Syariah, yang pola operasionalnyamengikuti prinsip-
prinsip Syariah ataupun muamalah islam. BPRS didirikan sebagai langkah aktif
dalam rangka restrukturisasi perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam
berbagai paket kebijakan keuangan, moneter, dan perbankan secara umum, dan
secara khusus mngisi peluang terhadap kebijakan bank konvensional dalam
penetapan tingkat suku bunga (rate of interest), yang selanjutnya BPRS secara
luas dikenal sebagai sistem perbankan bagi hasil atau sistem perbankan Islam.
Menurut Undang-undang (UU) Perbankan No.7 Tahun 1992, Bank
Perkreditan Rakyat adalah Lembaga keuangan yang menerima simpanan uang
hanya dalam bentuk deposito berjangka tabungan, dana tau bentuk lainnya yang
dipersamakan dalam bentuk itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.
Sedangkan Undang-undang perbankan No. 10 Tahun 1998 menyebutkan
bahwa BPR adalah Lembaga keuangan bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip Syariah (Hakim,
2008:109).
13
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan perbankan yang
unik, dimana bank ini beroperasi dalam skala kecil, diperuntukan melayani
Usaha Kecil dan Mikro (UMK), dan tidak diperkenankan melayani simpanan
dalam bentuk rekening giro. BPRS beroperasi pada wilayah kabupaten ataupun
Kotamadya dengan jangkauan yang terbatas sebagaimana permodalannya yang
relatif kecil (Siregar, 2008:27).
C. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan dalam perbankan Syariah adalah penanaman dana bank
Syariah dalam rupiah atau valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang,
Qard, surat berharga Syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan
modal sementara, komitmen dan kontijensi pada rekening administratif
serta sertifikat wadiah Bank Indonesia (Muhammad, 2004:183).
2. Tujuan Pembiayaan
Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank Syariah.
Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan Syariah terkait dengan
stakeholder. Diantara stakeholder tersebut adalah pemilik, pegawai,
masyarakat, pemerintah dan lembaga keuangan lainnya.
Adapun tujuan pembiayaan secara umum (Muhammad, 2004:
185):
a. Besarnya kebutuhan fasilitas pembiayaan yang diajukan.
b. Kegunaan fasilitas pembiayaan yang diajukan, untuk kebutuhan
barang investasi atau kebutuhan modal kerja.
14
c. Jangka waktu dari fasilitas pembiayaan yang diajukan.
d. Penjelasan atas ulasan perubahan-perubahan yang ada, nilai terdapat
perubahan terhadap fasilitas pembiayaan terdahulu.
3. Fungsi Pembiayaan
Adapun beberapa fungsi dari pembiayaan, diantaranya adalah
(Muhammad, 2004:184):
a. Meningkatkan daya guna uang.
b. Meningkatkan daya guna barang.
c. Meningkatkan peredaran uang.
d. Menimbulkan kegairahan berusaha.
e. Stabilitas ekonomi.
f. Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
g. Sebagai alat hubungan ekonomi internasional.
4. Kode Etik Pembiayaan
Beberapa hal kode etik yang harus diperhatikan dalam pembiayaan
antara lain (Muhammad, 2005:34)
a. Patuh dan taat pada peraturan perundang-undangan dan peraturan
pembiayaan yang berlaku, baik ekstern maupun intern.
b. Melakukan pencatatan mengenai setiap kegiatan transaksi yang terjalin
dengan kegiatan yang bersangkutan
c. Menghindari diri dari persaingan tidak sehat.
d. Tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kepentingan pribadi.
15
e. Menghindarkan diri dari keterlibatan dalam pengambilan keputusan
hal yang bertentangan dengan kepentingan.
f. Nasabah, menjaga kerahasiaan.
D. Produk Pembiayaan Murabahah
1. Pengertian Pembiayaan Murabahah
Salah satu skim fiqih yang paling popular digunakan oleh perbankan
syariah adalah skim jual-beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim
dilakukan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Secara sederhana,
murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut
ditambah keuntungan yang disepakati. Misalnya, seseorang membeli
barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu.
Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah
tertentu atau dalam bentuk persentase dari harga pembeliannya, misalnya
10% atau 20%.
Jadi singkatnya, murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati
oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural
certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required
rate of profit-nya (keuntungan yang ingin diperoleh).
Karena dalam definisinya disebut adanya “keuntungan yang
disepakati”. Karakteristik murabahah adalah si penjual harus memberi
tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah
keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut (Karim, 2014:113).
16
2. Rukun Murabahah
Adapun rukun dalam akad murabahah adalah sebagai berikut
(Wiyono dan Maulamin, 2013: 35):
a. Penjual (ba’i).
b. Pembeli (musytari’).
c. Barang/objek (mabi’).
d. Harga (tsaman).
e. Ijab-kabul (sighat).
3. Aplikasi dan Skema Murabahah
Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa
pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan
pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah, dan dapat bersifat
mengikat atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang yang
dipesannya (bank dapat meminta uang muka pembelian kepada nasabah).
Dalam kasus jual beli biasa, misalnya seseorang ingin membeli
barang tertentu dengan spesifikasi tertentu, sedangkan barang tersebut
belum ada pada saat pemesanan, maka si penjual akan mencari dan
membeli barang yang sesuai dengan spesifikasinya, kemudian menjualnya
kepada si pemesan. Transaksi murabahah melalui pesanan ini adalah sah
dalam fiqih Islam, antara lain dikatakan oleh Imam Muhammad Ibnul-
Hasan Al-Syaibani, Imam Syafi’I, dan Imam Ja’far Al-Shiddiq.
Dalam murabahah melalui pesanan ini, penjual boleh meminta
pembayaran Hamish ghadiyah, yaitu uang tanda jadi ketika ijab-kabul. Hal
17
ini sekedar untuk menunjukkan bukti keseriusan pembeli. Bila kemudian
penjual telah membeli dan memasang berbagai perlengkapan di mobil
pemesannya, sedangkan pembeli membatalkannya, hamish ghadiyah ini
dapat digunakan untuk menutup kerugian dealer mobil. Bila jumlah
hamish ghadiyah-nya lebih kecil dibandingkan jumlah kerusakan yang
harus ditanggung oleh penjual, penjual dapat meminta kekurangannya.
Sebaliknya, bila berlebih, pembeli berhak atas kelebihan itu.
Dalam murabahah berdasarkan pesanan yang bersifat mengikat,
pembeli tidak dapat membatalkan pesanannya.
Adapun skema pembayaran murabahah dapat dilakukan secara
tunai atau cicilan. Dalam murabahah juga diperkenankan adanya
perbedaan dalam harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda.
Murabahah muajjal dicirikan dengan adanya penyerahan barang di awal
akad dan pembayaran kemudian (setelah awal akad), baik dalam bentuk
angsuran maupun dalam bentuk lump sum (sekaligus).
Bank dapat memberikan potongan apabila nasabah:
a. Mempercepat pembayaran cicilan.
b. Melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo.
Berdasarkan sumber dana yang digunakan, pembiayaan murabahah
secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:
a. Pembiayaan murabahah yang didanai dengan URIA (Unrestricted
Investment Account = investasi tidak terikat).
18
b. Pembiayaan murabahah yang didanai dengan RIA (Restricted
Investment Account = investasi terikat).
c. Pembiayaan murabahah yang didanai dengan modal Bank.
Dalam setiap pendesainan sebuah pembiayaan, faktor-faktor yang
perlu diperhatikan adalah (Karim, 2014:115):
a. Kebutuhan nasabah
b. Kemampuan finansial nasabah
Faktor-faktor ini juga akan mempengaruhi sumber dana yang akan
digunakan untuk pembiayaan tersebut.
E. Produk Pembiayaan Mudarabah
1. Pengertian Pembiayaan Mudarabah
Mudarabah berasal dari kata dharb yang artinya memikul. Atau
lebih tepatnya adalah proses seseorang dalam menjalankan suatu usaha.
Secara teknis, mudarabah adalah sebuah akad kerja sama antar pihak
dimana pihak pertama (shahib al-maal) menyediakan seluruh (100%)
modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (Ali, 2008:41).
Sedangkan menurut Gemala Dewi, mudarabah adalah akad antara
kedua belah pihak untuk salah seorangnya (salah satu pihak)
mengeluarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya untuk diperdagangkan.
Dan labanya dibagi dua sesuai dengan kesepakatan (Dewi, 2005:25).
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan, mudarabah
adalah akad kerjasama atas suatu usaha antara dua pihak dimana salah satu
pihak sebagai pemilik modal (shahibul maal) dan pihak lain sebagai
19
pengelola dana (mudharib) sedangkan pembagian keuntungannya
menggunakan sistem bagi hasil.
2. Rukun Mudarabah
Ada beberapa rukun dari akad mudarabah yang harus dipenuhi
dalam transaksi, yaitu (Ascarya, 2008:62):
a. Pelaku akad, yaitu shahibul maal adalah pihak yang memiliki modal
tetapi tidak bisa berbisnis, dan mudharib adalah pihak yang pandai
berbisnis, tetapi tidak memiliki modal.
b. Objek akad, yaitu modal (maal), kerja (dharabah), dan keuntungan
(ribh).
c. Shighah, yaitu ijab dan qabul.
3. Aplikasi dan Skema Mudarabah
Dalam aplikasi atau pelaksanaan pembiayaan mudarabah menurut
Ahmad Sumiyanto memaparkan beberapa ketentuan umum yang berlaku
sebagai berikut:
a. Jumlah modal yang diserahkan kepada anggota selaku pengelola
modal harus diserahkan tunai, dapat berupa uang atau barang yang
dinyatakan nilainya dalam satuan uang.
b. Apabila uang diserahkan secara bertahap, harus jelas dan disepakati
bersama.
c. Hasil dari pengelolaan pembiayaan mudarabah dapat diperhitungkan
dengan dua cara yaitu:
20
1) Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada
bulan atau waktu yang ditentukan. Pemilik modal menanggung
seluruh kegiatan kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan pihak
pengusaha.
2) Pemilik modal berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan.
Namun, tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan anggota. Jika
anggota cidera janji dengan sengaja misalnya tidak mau membayar
kewajiban atau menunda kewajiban, maka dapat dikenakan sanksi
administrasi.
F. Produk Pembiayaan Musyarakah
1. Pengertian Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan musyarakah yaitu pembiayaan dengan bentuk umum
dari usaha bagi hasil yang dilandasi oleh adanya keinginan para pihak yang
bekerjasama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara
Bersama-sama. Dalam transaksinya musyarakah melibatkan dua pihak
atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh
bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerjasama
dapat berupa dana barang, barang perdagangan (trading asset),
kewiraswastaan (entrepreneurship), kepandaian (skill), kepemilikan
(property), peralatan (equipment), atau intangible asset (seperti hak paten
atau goodwill), kepercayaan atau reputasi (credit worthiness) dan barang-
barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. Dengan merangkum
21
seluruh kombinasi dari bentuk kontribusi masing-masing pihak dengan
atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat fleksibel (Karim,
2014:102).
2. Rukun Musyarakah
Ada beberapa rukun dari akad musyarakah yang harus dipenuhi
dalam transaksi, yaitu (Wiyono dan Maulamin, 2013:47):
a. Para pihak yang ber-syirkah
b. Porsi kerjasama
c. Proyek atau usaha (masyru’)
d. Ijab dan qabul (sighat)
e. Nisbah bagi hasil
3. Aplikasi dan Skema Musyarakah
Dalam penerapannya pembiayaan musyarakah dapat diberikan
dalam bentuk modal usaha atau aset. Musyarakah dapat bersifat
musyarakah permanen ataupun menurun. Dalam musyarakah permanen,
bagian modal setiap mitra ditentukan sesuai akad yang jumlahnya tetap
hingga akhir masa akad, sedangkan dalam musyarakah menurun, bagian
modal pemilik dana atau bank akan dialihkan secara bertahap kepada
mitra, sehingga bagian modal pemilik dana atau bank akan menurun dan
pada akhir masa akad mitra akan menjadi pemilik usaha tersebut.
Dalam pembiayaan musyarakah setiap mitra tidak dapat menjamin
dana mitra lainnya, maka setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk
22
menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang disengaja.
Beberapa hal yang menunjukan adanya kesalahan yang disengaja adalah:
a. Pelanggaran terhadap akad, antara lain, penyalahgunaan dana
investasi, manipulasi biaya dan pendapatan operasional.
b. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prinsip Syariah.
Jika tidak terdapat kesepakatan antara pihak yang bersengketa maka
kesalahan yang disengaja harus dibuktikan berdasarkan keputusan institusi
yang berwenang. Disamping itu, jika salah satu mitra memberikan
kontribusi atau nilai yang lebih dari mitra lainnya dalam akad musyarakah
maka mitra tersebut dapat memperoleh keuntungan lebih besar untuk
dirinya. Bentuk keuntungan lebih tersebut dapat berupa pemberian porsi
keuntungan yang lebih besar dari porsi dananya atau bentuk tambahan
keuntungan lainnya (Wiyono dan Maulamin, 2013:204).
G. Non Performing Financing (NPF)
NPF digunakan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan
yang dihadapi oleh bank syariah. NPF mencerminkan risiko pembiyaan.
Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank Syariah
semakin semakin buruk. Aktiva produktif bank Syariah diukur dengan
perbandingan antara pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan
yang diberikan (Muhammad, 2005:265).
Rasio NPF ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPF =Pembiayaan (KL,D,M)
Total Financing100%
Keterangan:
23
KL = Kurang Lancar
D = Diragukan
M = Macet
H. Profitabilitas
1. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan lembaga keuangan dalam
menghasilkan keuntungan pada tingkat efektifitas yang dicapai melalui
usaha operasionalnya. Profitabilitas adalah ukuran spesifik dari
performance sebuah lembaga keuangan, dimana ia merupakan tujuan dari
manajemen perusahaan dengan memaksimalkan nilai dari pemegang
saham, optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan minimalisnya risiko
yang ada.
Tingkat profitabilitas lembaga keuangan merupakan suatu kualitas
yang dinilai berdasarkan keadaan atau kemampuan suatu bank Syariah
dalam menghasilkan laba. Selain itu merupakan hasil akhir bersih dari
berbagai kebijakan dan keputusan manajemen yang akan memberikan
jawaban akhir tentang efektifitas manajemen perusahaan (Muhammad,
2005:259).
Adapun metode perhitungan profitabilitas perusahaan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu Operating Income Ratio, Operating
Ratio, Net Profit Margin, Return On Investment, Return On Asset (ROA),
Return On Equity (ROE) dan Return On Sales (Gitman, 2009:77).
24
2. Pengertian Return On Asset (ROA)
Laba merupakan tujuan lembaga keuangan dalam mengelola dana
yang tersedia. Semakin banyak dana yang dikelola maka diharapkan
semakin banyak pula keuntungan yang didapat. Dalam menghitung laba,
ada banyak rasio yang dapat digunakan. Dalam pengukuran profitabilitas
dalam penelitian ini peneliti memilih pendekatan Return On Asset (ROA),
karena dengan menggunakan ROA dapat mempertimbangkan bagaimana
kemampuan manajemen lembaga keuangan dalam memperoleh laba
secara keseluruhan. Tingkat profitabilitas dengan pendekatan ROA ini
bertujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengelola aktiva yang
dikuasainya untuk menghasilkan income.
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat
profitabilitas adalah ROA. ROA penting bagi lembaga keuangan karena
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total aset.
Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik,
karena tingkat pengembalian (return) semakin besar.
Rumus untuk menghitung Return On Asset (ROA) tersebut adalah
(Siamat, 2005:102):
𝑅𝑂𝐴 =Laba Bersih
Total Aset100%
25
I. Hubungan Operasional Antar Variabel
1. Pengaruh Pembiayaan Mudarabah Terhadap ROA
Pembiayaan mudarabah adalah akad kerjasama usaha antara dua
pihak, dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan
pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudarabah dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila
rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut bukan akibat
kelalaian di pengelola. Pola dalam transaksi mudarabah, biasanya
diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi
penghimpun dana, mudarabah diterapkan pada tabungan dan deposito.
Sedangkan pada sisi pembiayaan diterapkan pada pembiayaan modal kerja
(Karim, 2014:191).
Pengelolaan pembiayaan mudarabah akan menghasilkan
pendapatan berupa nisbah bagi hasil. Dengan diperolehnya pendapatan
berupa nisbah bagi hasil tersebut maka akan mempengaruhi besarnya laba
yang diperoleh BPRS. Serta pada akhirnya mampu mempengaruhi
profitabilitas yang tercermin dari ROA (Muhammad, 2005:120).
Dalam penelitian yang dilakukan Oktaviyantoro (2013)
memperlihatkan pembiayaan mudarabah berpengaruh terhadap
profitabilitas perbankan syariah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan mudarabah berpengaruh pada peningkatan maupun
penurunan rasio ROA.
26
2. Pengaruh Pembiayaan Musyarakah Terhadap ROA
Pembiayaan musyarakah merupakan akad yang di dalamnya terjadi
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu. Inti dari
pola transaksi ini BPRS dan mitra secara bersama-sama memberikan
kontribusi modal yang kemudian digunakan untuk menjalankan usaha.
Porsi BPRS akan diberlakukan sebagai penyertaan dengan pembagian
yang disepakati bersama. Sehingga dari porsi yang didapat dari kerjasama
ini akan mempengaruhi profitabilitas BPRS (Wirdyaningsih, 2005:148).
Dalam penelitian yang dilakukan Oktaviyantoro (2013)
memperlihatkan pembiayaan musyarakah berpengaruh terhadap
profitabilitas perbankan syariah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan musyarakah berpengaruh pada peningkatan maupun
penurunan rasio ROA.
3. Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap ROA
Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang paling
popular dalam industri perbankan Syariah. Hal tersebut dikarenakan
beberapa alas an antara lain murabahah adalah suatu mekanisme investasi
dalam jangka pendek dan cukup memudahkan dibandingkan dengan
sistem profit and loss sharing mark up dalam murabahah dapat ditetapkan
sedemikian rupa sehingga memastikan bahwa BPRS dapat memperoleh
keuntungan yang sebanding dengan Lembaga keuangan lainnya.
Pengelolaan pembiayaan jual beli yang merupakan salah satu komponen
penyusun aset besar pada Bank akan menghasilkan pendapatan berupa
27
margin atau mark up. Dengan diperolehnya pendapatan mark up tersebut
maka akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh BPRS. Serta pada
akhirnya mampu mempengaruhi profitabilitas yang tercermin dari ROA
(Muhammad, 2005:120).
Dalam penelitian yang dilakukan Nurhasanah (2014)
memperlihatkan pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap
profitabilitas perbankan syariah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan murabahah berpengaruh pada peningkatan maupun
penurunan rasio ROA.
4. Pengaruh NPF Terhadap ROA
NPF merupakan rasio perbandingan yang diukur antara kredit
bermasalah terhadap total kredit yang diberikan. Dalam hal ini BPRS tidak
dapat menghindari risiko pembiayaan dalam menyalurkan dananya. Hal
tersebut terjadi ketika BPRS tidak dapat memperoleh kembali sebagian
atau seluruh pembiayaan yang disalurkan atau investasi yang
dilakukannya. Risiko pembiayaan dapat mempengaruhi profitabilitas
Bank hal ini disebabkan ketika tingkat jumlah pembiayaan bermasalah
(NPF) menjadi besar, semakin besar jumlah kebutuhan biaya penyisihan
penghapusan pembiayaan yang berpengaruh terhadap kemampuan BPRS
untuk menghasilkan keuntungan. NPF yang tinggi akan mempengaruhi
besarnya biaya, sehingga berpotensi pada kerugian BPRS (SEBI
no.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011).
28
Dalam penelitian yang dilakukan Rochmanika (2009)
memperlihatkan rasio NPF berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan
syariah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio NPF berpengaruh pada
peningkatan maupun penurunan rasio ROA.
J. Penelitian Terdahulu
Pelaksanaan penelitian terdahulu ini dimaksudkan untuk menggali
informasi tentang ruang penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. Dari
penelitian ini, peneliti menemukan beberapa sumber kajian lain yang telah
terlebih dahulu membahas terkait dengan tema yang akan dibahas peneliti,
diantaranya adalah:
2
9
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No
Peneliti dan
Tahun
Penelitian
Judul Model Analisis
Hubungan antar Peneliti Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Hylmun Izhar
dan Mehmet
Asutay, 2007
Memperkirakan
Profitabilitas Bank
Syariah (Studi
Kasus Bank
Muamalat
Indonesia 1991-
2001)
Regresi Linear
Berganda Menggunakan variabel
dependen ROA.
Memiliki variabel
berbeda. Dimana
penelitian ini
menggunakan variabel
independen total
pembiayaan dan metode
analisis
Variabel independen
total pembiayaan
memiliki pengaruh
positif dan signifikan
terhadap ROA.
2 Aulia Fuad
Rahman dan
Ridho
Rochmanika,
2009
Pengaruh
Pembiayaan Jual
Beli, Pembiayaan
Bagi Hasil, dan
Rasio Non
Performing
Financing (NPF)
Terhadap
Profitabilitas Bank
Umum Syariah di
Indonesia
Regresi Linear
Berganda Menggunakan variabel
independen Non
Performing Financing
(NPF)
Menggunakan variabel
dependen ROA.
Memiliki variabel
independen yang
berbeda. Dimana
penelitian ini
menggunakan variabel
independen pembiayaan
jual beli dan pembiayaan
bagi hasil.
Metode analisis
Pembiayaan jual beli,
pembiayaan bagi hasil
dan rasio NPF
berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas
yang diproksikan
melalui ROA.
3 Diana Kirigi
Thomi, 2012
The Effect Islamic
Banking Products
on Financial
Performance of
Commercial Banks
In Kenya
Regresi Linear
Berganda Menggunakan variabel
dependen ROA
Memiliki variabel
berebeda, dimana
penelitian ini
menggunakan variabel
independen pembiayaan
Variabel pembiayaan
ijarah tidak memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
ROA, sedangkan
ukuran bank dan
3
0
Tabel Penelitian Terdahulu Lanjutan
No
Peneliti dan
Tahun
Penelitian
Judul Model Analisis
Hubungan antar Peneliti Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
Lanjutan
Penelitian 3
Lanjutan Penelitian
3
Lanjutan
Penelitian 3 Menggunakan variabel
independen
pembiayaan
musyarakah,
pembiayaan
mudarabah,
pembiayaan ijarah dan
pembiayaan murabahah
Salam, pembiayaan bai,
pembiayaan istishna,
kualitas aset, likuiditas,
dan ukuran bank dan
metode analisis.
likuiditas memiliki
pengaruh yang
signifikan. Dari
variabel yang lain
pembiayaan murabahah
adalah variabel yang
paling berpengaruh
secara signifikan.
4 Abdirizak
Moalim
Ahmed, 2013
The Effect of
Islamic Banking
Contracts on The
Financial
Performance of
Islamic
Commercial Banks
in Kenya
Regresi Linear
Berganda Menggunakan variabel
dependen ROA
Menggunakan variabel
independen
pembiayaan
musyarakah,
pembiayaan
murabahah,
pembiayaan
Menggunakan variabel
memiliki variabel
independen yang
berbeda. Dimana
penelitian ini
menggunakan variabel
independen tawwaruq
dan metode analisis
Pembiayaan murabahah
berpengaruh positif
terhadap ROA,
sedangkan tawwaruq
tidak berpengaruh
secara signfikan. Dan
secara simultan
variabel independen
berpengaruh secara
signifikan terhadap
ROA
3
1
Tabel Penelitian Terdahulu Lanjutan
No
Peneliti dan
Tahun
Penelitian
Judul Model Analisis
Hubungan antar Peneliti Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
Lanjutan
Penelitian 4
Lanjutan Penelitian
4
Lanjutan
Penelitian 4
mudarabah, pembiayaan
ijarah
Lanjutan Penelitian 4 Lanjutan Penelitian 4
5 Fahdiansyah
Oktaviyantoro,
2013
Analisis Pengaruh
Penyaluran
Pembiayaan
Musyarakah,
Pembiayaaan
Mudharabah,
Pembiayaan
Murabahah, dan
Inflasi Terhadap
Profitabilitas
Perbankan Syariah
di Indonesia
Periode Januari
2008 - Desember
2012
Regresi Linear
Berganda Menggunakan variabel
independen pembiayaan
musyarakah,
pembiayaan mudarabah,
dan pembiayaan
murabah.
Menggunakan variabel
dependen yang
berbeda. Dimana
variabel dependen
penelitian ini adalah
Return On Equity
(ROE).
Menggunakan variabel
independen yang
berbeda. Dimana
variabel independen
penelitian ini
menggunakan inflasi
dan metode analisis
Semua variabel
independen mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
profitabilitas perbankan
Syariah yang
diproksikan dengan
ROE.
6 Hendra
Gunawan,
2013
Analisis Pengaruh
Jumlah
Pembiayaan
Murabahah,
Regresi Linear
Berganda Menggunakan variabel
independen pembiayaan
Menggunakan variabel
berbeda, dimana
variabel penelitian ini
adalah profitabilitas.
Variabel pembiayaan
murabahah
berpengaruh positif
3
2
Tabel Penelitian Terdahulu Lanjutan
No
Peneliti dan
Tahun
Penelitian
Judul Model Analisis
Hubungan antar peneliti
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Lanjutan
Penelitian 6
Mudharabah, dan
Non Performing
(NPF) Terhadap
Profitabilitas
Lanjutan
Penelitian 6
Murabahah, pembiayaan
murabahah dan Non
Performing Financing
(NPF).
Tidak menggunakan
variabel independen
yang sama. Yaitu
penelitian ini tidak
menggunakan variabel
pembiayaan ijarah.
sedangkan variabel
mudarabah
berpengaruh negatif
terhadap profitabilitas.
Selanjutnya, variabel
Non Performing
Financing (NPF) tidak
berpengaruh terhadap
profitabilitas.
7 Ana Fitria
Nurhasanah,
2014
Pengaruh
Penyaluran
Pembiayaan
Mudharabah,
Pembiayaan
Musyarakah,
Pembiayaan
Murabahah dan
Non Performing
Financing (NPF)
terhadap Return On
Assets (ROA) Bank
Umum Syariah di
Indonesia Periode
Januari 2009 -
Desember 2013
Regresi Linear
Berganda Menggunakan variabel
dependen ROA
Menggunakan variabel
independen pembiayaan
mudarabah, pembiayaan
musyarakah,
pembiayaan murabahah,
dan Non Performing
Financing (NPF)
Tidak menggunakan
variabel independen
yang sama. Yaitu
penelitian ini tidak
menggunakan variabel
pembiayaan ijarah dan
metode analisis.
Variabel pembiayaan
mudarabah dan
musyarakah
berpengaruh signifikan
negatif terhadap ROA,
sedangkan pembiayaan
murabahah
berpengaruh signifikan
positif terhadap ROA,
dan NPF tidak
berpengaruh signifikan
terhadap ROA.
3
3
Tabel Penelitian Terdahulu Lanjutan
No
Peneliti dan
Tahun
Penelitian
Judul Model Analisis
Hubungan antar Peneliti Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
8 Siti Zahara
Islahuddin dan
Said Musnadi,
2014
Pengaruh Debt
Financing dan
Equity Financing
Terhadap Kinerja
Keuangan Syariah
Periode 2006-2010
Regresi Linear
Berganda Menggunakan variabel
dependen ROA
Menggunakan variabel
independen yang
berbeda. Dimana
variabel independen
penelitian ini adalah
Debt Financing dan
Equity Financing dan
metode analisis berbeda
Debt Financing
berpengaruh secara
parsial terhadap ROA,
Debt Financing
mempunyai arah
hubungan yang positif
terhadap ROA,
sedangkan Equity
Financing mempunyai
arah hubungan yang
negatif.
9 Rr. Yoppy
Palupi
Purbaningsih,
2014
The Effect of
Liquidity Risk and
Non Performing
Financing (NPF)
Ratio to
Commecial Sharia
Bank Profitability
in Indonesia
Regresi Linear
Berganda Menggunakan variabel
dependen ROA
Menggunakan variabel
independen Non
Performing Financing
(NPF)
Menggunakan variabel
independen yang
berbeda. Dimana
variabel independen
penelitian ini adalah
Liquid Assets to Total
Assets (LTA), Liquid
Assets to Deposits
(LAD), dan Financing
to Deposits (FDR). Dan
metode analisis
berbeda.
Secara parsial
LTA,FDR, dan NPF
tidak berpengaruh
terhadap ROA,
sedangkan LAD
berpengaruh signifikan
negative terhadap ROA.
Sedangkan secara
simultan berpengaruh
signifikan.
3
4
Tabel Penelitian Terdahulu Lanjutan
No
Peneliti dan
Tahun
Penelitian
Judul Model
Analisis
Hubungan antar peneliti Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
10 Muhamad
Rizal Aditya,
2016
Pengaruh Pembiayaan
Mudharabah dan
Pembiayaan
Musyarakah Terhadap
Tingkat Profitabilitas
Bank Umum Syariah
Periode 2010-2014
Regresi
linier
sederhana
dan
berganda
Menggunakan
independen variabel
musyarkah dan
mudharabah.
Menggunakan variabel
dependen ROA
Variabel
independennya tidak
meneliti NPF, dan
murabahah dan metode
analisis berbeda.
Pembiayaan
mudharabah dan
pembiayaan
musyarakah
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
tingkat profitabilitas
Bank Umum Syariah
periode 2010-2014
11 Ria Nita
Perdana, 2016
Analilis Pengaruh
Pembiayaan
Mudharabah,
Musyarakah dan
Murabahah Terhadap
Tingkat Profitabilitas
Dengan Menggunakan
Rasio Return On Asset
(ROA) Pada Bank
Umum Syariah di
Indonesia Tahun 2010-
2014
Regresi
linier
berganda
Menggunakan
independen variabel
musyarkah, murabahah
dan mudharabah.
Menggunakan variabel
dependen ROA
Variabel
independennya tidak
meneliti NPF dan
metode analisis berbeda
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
bahwa mudharabah
berpengaruh positif dan
tidak signifikan
musyarakah
berpengaruh negatif dan
signifikan, dan
murabahah
berpengaruh positif dan
tidak signifikan
terhadap profitabilitas
3
5
Tabel Penelitian Terdahulu Lanjutan
No
Peneliti dan
Tahun
Penelitian
Judul Model Analisis
Hubungan antar Peneliti Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
12 Nurul Hidayah,
2017
Pengaruh
Pembiayaan
Murabahah,
Musyarakah dan
Mudharabah
Terhadap Tingkat
Profitabilitas Bank
Umum Syariah
Tahun 2012-2016
Regresi Data
Panel Menggunakan
independen variabel
murabahah, musyarkah
dan mudharabah.
Menggunakan variabel
dependen ROA
Menggunakan regresi
data panel
Variabel
independennya tidak
meneliti NPF
Penelitian
menggunakan model
analisis liniear berganda
Hasil penelitian
ditemukan bahwa
pembiayaan
murabahah,
musyarakah dan
mudharabah secara
simultan berpengaruh
signifikan terhadap
tingkat ROA.
36
K. Kerangka Berpikir
Pembiayaan Murabahah (X3)
Pembiayaan Mudarabah (X1)
Pembiayaan Musyarakah (X2)
Non Perfoming Financing (NPF)
(X4)
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Laporan Keuangan Triwulan BPRS di Indonesia Periode 2013-2017
Return On
Asset (ROA)
(Y)
Uji Asumsi Klasik
1. Normalitas Data
2. Multikolinearitas
3. Heteroskedastisitas
4. Autokorelasi Regresi Data Panel
Uji Hipotesis
1. Uji T
2. Uji F
Interpretasi Hasil
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir
Analisis Deskriptif
Estimasi Model Regresi Data Panel
Commen Effect Model
Fixed Effect Model
Random Effect Model
Uji Chow
Uji Hausman
Uji Lagrage Multiplier
Uji Koefisien Determinasi (R2)
37
L. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah
yang diajukan dan jawaban itu masih di uji secara empiris kebenarannya.
Berdasarkan teori dan dukungan oleh penelitian terdahulu, maka penelitian
mengambil hipotesis:
1. H1 :Terdapat pengaruh dari pembiayaan mudarabah terhadap Return On
Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di
Indonesia.
2. H2 :Terdapat pengaruh dari pembiayaan musyarakah terhadap Return On
Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di
Indonesia.
3. H3 :Terdapat pengaruh dari pembiayaan murabahah terhadap Return On
Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di
Indonesia.
4. H4 :Terdapat pengaruh dari Non Performing Financing (NPF) terhadap
Return On Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) di Indonesia.
5. H5 :Terdapat pengaruh dari pembiayaan mudarabah, musyarakah,
murabahah dan Non Performing Financing (NPF) secara bersama-
sama terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS) di Indonesia
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti.
Ruang lingkup penelitian ini yaitu pembiayaan mudarabah, musyarakah,
murabahah dan Non Performing Financing (NPF) pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Data yang berkaitan dengan penelitian ini
diperoleh dari laporan keuangan triwulan BPRS di Indonesia periode 2013 -
2017. Jenis data yang dikumpulkan mencakup data laporan keuangan triwulan
periode 2013 - 2017. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pembiayaan mudarabah, musyarakah, murabahah dan NPF terhadap Return On
Asset (ROA) pada BPRS di Indonesia.
B. Populasi dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi menunjukan keadaan dan jumlah obyek secara keseluruhan
yang memiliki karakteristik tertentu. Dalam populasi terdapat unit-unit
populasi ataupun jumlah bagian populasi. Maka populasi yang peneliti
ambil ialah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia.
2. Sampel
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengambilan sampel
dengan teknik purposive sampling, salah satu teknik dari pengambilan
sample non probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria
39
tertentu yang disesuaikan dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang
representatif sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini.
Kriteria-kriteria dalam pengambilan sampel yang telah ditentukan
adalah sebagai berikut:
a. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang terdaftar di Bank
Indonesia (BI) maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
b. BPRS yang telah menerbitkan laporan keuangan periode 2013-2017
secara konsisten dan telah dipublikasikan di website Bank Indonesia
(BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
c. BPRS yang memiliki data yang dibutuhkan terkait variabel-variabel
yang digunakan dalam peneletian ini.
d. Merupakan perwakilan BPRS dari tiap Provinsi di Indonesia.
Berdasarkan kriteria-kriteria di atas maka dapat disimpulkan bahwa
sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. PT BPRS Harta Insan Karimah (Provinsi Banten).
b. PT BPRS Amanah Ummah (Provinsi Jawa Barat)
c. PT BPRS Amanah Sejahtera (Provinsi Jawa Timur)
d. PT BPRS Investama Mega Bakti (Provinsi Sulawesi Selatan)
e. PT BPRS Rahman Hijrah Agung (Provinsi Nangroe Aceh Darrusalam)
f. PT BPRS Artha Amanah Ummat (Provinsi Jawa Tengah)
C. Metode Pengumpulan Data
Dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Sementara itu data primer
40
dapat dilakukan melalui studi lapangan, berupa eksperimen, observasi atau
wawancara dengan metode kuisioner. Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Hamid, 2007:33):
1. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder menggunakan sumber bacaan atau
kepustakaan. Data sekunder diperoleh peneliti tidak secara langsung yaitu
melalu media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak luar). Adapun
data-data yang digunakan oleh peneliti adalah laporan keuangan triwulan
BPRS di Indonesia periode 2013 - 2017.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan metode
dokumentasi. Data-data mengenai studi kepustakaan diperoleh dari buku-
buku, internet, skripsi, maupunn jurnal yang berhubungan dengan
pembahasan dalam penelitian ini, serta ditunjang dengan literatur-literatur
lainnya.
D. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis regresi data panel
menggunakan software Eviews 7. Adapun data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan triwulan BPRS di
Indonesia periode 2013-2017.
41
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah statistik berkenaan dengan bagaimana
cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan atau menguraikan
data sehingga mudah dipahami. Ada beberapa cara yang dapat digunakan
dalam mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan atau menguraikan
data antara lain:
a. Menentukan ukuran dari data seperti nilai modus, rata-rata dan nilai
tengah (median).
b. Menentukan ukuran variabilitas data seperti: variasi (varian), simpangan
baku (deviasi standar), jarak (range).
c. Menentukan ukuran bentuk data: skewness, kurtois, plot box.
Analisis deskriptif merupakan langkah awal dalam pembahasan
statistik. Dalam hal ini pemakai statistik deskriptif tidak dapat mengambil
kesimpulan yang bersifat umum (generalisasi), karena statistik di sini
memang terbatas pada hal yang ada saja (Siregar, 2011: 2).
2. Estimasi Model Regresi Data Panel
Metode estimasi model regresi data panel dapat dilakukan melalui
tiga pendekatan, antara lain:
a. Commont Effect Model
Teknik ini merupakan teknik yang paling sederhana untuk
mengestimasi parameter model data panel, yaitu dengan
mengkombinasikan data cross section dan time series sebagai satu
kesatuan tanpa melihat adanya perbedaan waktu dan entitas (individu).
42
Dimana penedekatan yang sering dipakai adalah metode Ordinary Least
Square (OLS). Model Common Effect mengabaikan adanya perbedaan
dimensi individu maupun waktu atau dengan kata lain perilaku data
antar individu sama dalam berbagai kurun waktu (Widarjono,
2007:251).
b. Fixed Effect Model
Pendekatan Fixed Effect mengasumsikan bahwa intersep dari
setiap individu adalah berbeda sedangkan slope antar individu adalah
tetap. Teknik ini menggunakan variabel dummy untuk menangkap
adanya perbedaan intersep antar individu (Widarjono, 2007:251).
c. Random Effect Model
Pendekatan yang dipakai dalam Random Effect mengasumsikan
setiap perusahaan mempunyai perbedaan intersep, yang mana intesep
tersebut adalah variabel random atau stokastik. Model ini sangat
berguna jika individu (entitas) yang diambil sebagai sampel adalah
dipilih secara random dan merupakan wakil populasi. Teknik ini juga
memperhitungkan bahwa error mungkin berkorealsi sepanjang cross
section dan time series (Widarjono, 2007:251)..
Pada dasarnnya ketiga teknik (model) estimasi data panel dapat
dipilih sesuai dengan keadaan penelitian, dilihat dari jumlah individu bank
dan variabel penelitiannya. Namun demikian, ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk menentukan teknik mana yang paling tepat dalam
mengestimasi parameter data panel. Ada tiga uji untuk memilih teknik
43
estimasi data panel. Adapun tiga uji yang digunakan adalah sebagai berikut
(Widarjono, 2007:258):
a. Uji Statistik F (Uji Chow)
Untuk mengetahui model mana yang lebih baik dalam pengujian
data panel, bisa dilakukan dengan penambahan variabel dummy
sehingga dapat diketahui bahwa intersepnya berbeda dapat diuji dengan
uji statistic F. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah teknik regresi
data panel dengan metode Fixed EffectI lebih baik dari regresi model
data panel tanpa variabel dummy atau metode Common EffectI.
Hipotesis nul pada uji ini adalah bahwa intersep sama, atau dengan
kata lain model yang tepat untuk regresi data panel adalah Common
Effect, dan hipotesis alternatifnya adalah intersep tidak sama atau model
yang tepat untuk regresi data panel adalah Fixed Effect,
Nilai statistic F hitung akan mengikuti distribusi statistic F dengan
derajat kebebasan (defree of freedom) sebanyak m untuk numerator dan
n-k untuk denumerator. m merupakan merupakan jumlah restriksi atau
pembatasan di dalam model tanpa variabel dummy. Jumlah restriksi
adalah jumlah individu dikurang satu. n merupakan jumlah observasi
dan k merupakan jumlah parameter dalam model Fixed Effedct. Jumlah
observasi (n) adalah jumlah individu dikali dengan jumlah periode,
sedangkan jumlah parameter dalam model Fixed Effect (k) adalah
jumlah variabel ditambah jumlah individu. Apabila nilai F hitung lebih
besar dari F kritis maka hipotesin nul ditolak yang artinya model yang
44
tepat untuk regresi data panel adalah model Fixed Effect. Dan
sebaliknya, apabila nilai F hitung lebih kecil dari F kritis maka hipotesis
nul diterima yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel
adalah model Common Effect.
b. Uji Hausman
Hausman telah mengembangkan suatu uji untuk memilih apakah
metode Fixed Effect dan Random Effect lebih baik dari metode Common
Effect. Uji Hausman ini didasarkan pada ide bahwa Least Square
Dummy Variables (LSDV) dalam metode-metode Fixed Effectdan
Generalized Least Square (GLS) dalam metode Common Effect tidak
efisien sedangkan Ordinary Least Square (OLS) dalam metode
Common Effect tidak efisien. Dilain pihak, alternatifnya adalah metode
OLS efisien dan GLS tidak efisien. Karena itu, uji hipotesis nulny adalah
hasil estimasi keduanya tidak berbeda sehingga uji Hausman bisa
dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi tersebut.
Statistik uji Hausman mengikuti distribusi statistik Chi-Square
dengan kebebasan (df) sebesar jumlah variabel bebas. Hipotesis nulnya
adalah bahwa model yang tepat untuk regresi data panel adalah model
Random Effect dan hipotesis alternatifnya adalah model yang tepat
untuk regresi data panel adalah model Fixed Effect. Apabila nilai
statistic Hausman lebih besar dari nilai kritis Chi-Squares maka
hipotesis nul ditolak yang artinya model yang tepat untuk regresi data
panel adalah model Fixed Effect. Dan sebaliknya, apabila nilai statistic
45
Hausman lebih kecil dari nilai kritis Chi-Squares maka hipotesis nul
diterima yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah
model Random Effect.
c. Uji Lagrange Multiplier
Untuk mengetahui model Random Effect lebih baik dari model
Common Effect digunakan Lagrange Multiplier (LM). Uji signifikansi
Random Effect ini dikembangkan oleh Breusch-Pagan. Pengujian
didasarkan pada nilai residual dari metode Common Effect.
Uji LM ini didasarkan pada distribusi Chi-Square dengan derajat
kebebasan (df) sebesar jumlah variabel independent. Hipotesis nulnya
adalah bahwa model yang tepat untuk regresi data panel adalah Common
Effect, dan hipotesis alternatifnya adalah model yang tepat untuk regresi
data panel adalah Random Effect. Apabila nilai LM hitung lebih besar
dari nilai kritis Chi-Squares maka hipotesis nul ditolak yang artinya
model yang tepat untuk regresi data panel adalah model Random Effect.
Dan sebaliknya, apabila nilai LM hitung lebih kecil dari nilai kritis Chi-
Squares maka hipotesis nul diterima yang artinya model yang tepat
untuk regresi data panel adalah model Common Effect.
3. Uji Asumsi Klasik
Asumsi klasik adalah beberapa persyaratan yang harus ditaati saat
kita menggunakan prosedur regresi liner, diantaranya adalah normalitas
data, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan otokorelasi.
46
a. Normalitas Data
Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data
berdistribusi normal. Untuk menguji dengan lebih akurat, diperlukan
alat analisis dan Eviews menggunakan 2 cara yaitu dengan histogram
dan uji jarque-Bera (J-B). J-B adalah uji statistik untuk mengetahui
apakah data berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan
dengan beberapa variabel sekaligus (namun tanpa histogram) atau satu
persatu (bisa dengan histogram). Sebenarnya uji normalitas data dapat
dilihat dari gambar histogram, namun seringkali polanya tidak
mengikuti kurva normal, sehingga sulit disimpulkan. Untuk lebih
mudah bila melihat koefisien J-B dan Probabilitasnya. Kedua angka ini
bersifat saling mendukung (Winarno, 2015:41).
1) Bila nilai J-B tidak signifikan (<2), maka data berdistribusi normal.
2) Bila profitabilitas > 5% atau 0,05, maka data berdistribusi normal.
b. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah di dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas
dalam penelitian ini adalah dengan metode Variance Inflation Factor
(VIF). Jika nilai VIF > 10, maka ada indikasi adanya multikolinearitas.
Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi multikolinearitas adalah
mengeluarkan variabel yang mempunyai VIF > 10 sepanjang tidak
47
menyebabkan specification error atau tidak melakukan apa-apa jika R2
tinggi dan F hitung signifikan (Andika, 2015:41).
c. Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah variansi dari error
bersifat tetap/konstan (homoskedastik) atau berubah-ubah
(heteroskedastik). Deteksi adanya heteroskadastisitas dapat dilakukan
secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot
residual kuadratis terhadap suatu variabel dependen (dengan model
yang telah diestimasi). Secara formal, dapat juga dilakukan dengan
melakukan uji hipotesis (Rosadi, 2012:53).
Untuk mendeteksi apakah terjadi heteroskedastisitas dapat
menggunakan uji white dengan bantuan software Eviews 7. Uji white
menggunakan residual kuadrat sebagai variabel dependen, dan variabel
independennya terdiri atas variabel independen yang sudah ada,
ditambah dengan kuadrat variabel independen (Winarno, 2015:15).
Uji heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan yang
tidak konstan. Masalah heteroskedastisitas dengan demikian lebih
sering muncul pada data cross section daripada time series. Salah satu
asumsi metode OLS adalah bahwa varian variabel gangguan sama
(homoskedastisitas). Untuk mendeteksi apakah terjadi
heteroskedastisitas dengan uji white dapat dilihat dari nilai
profitabilitasnya (Widarjono, 2010:84).
48
Pada uji heteroskedastisitas cara mendeteksi dengan uji white
dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai dari Chi
Square hitung yang diperoleh dari informasi nilai pada Obs*R-squared
yaitu jumlah observasi dikalikan dengan koefisien determinasi yang
dilihat dari nilai kritis chi squared (X2) pada α=5% dengan df (variabel
independen) dari hasil tersebut dilihat pada tabel distribusi chi squared.
Dan dapat dilihat juga untuk memastikan tidak adanya
heteroskedastisitas dilihat dari nilai probabilitas chi squared harus lebih
besar dari α=5% yang berarti tidak signifikan dan tidak terkena
heteroskedastisitas (Widarjono, 2009:129).
d. Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi
lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut
waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi
oleh data pada masa-masa sebelumnya. Ada tidaknya autokorelasi dapat
dideteksi dengan dua acara, yaitu dengan uji Durbin-Watson dan uji
Breusch-Godfrey. Namun, dalam penelitian ini untuk mengetahui ada
atau tidaknya autokorelasi dideteksi dengan uji Breusch-Godfrey. Untuk
melakukan uji Breusch-Godfrey, dapat dilihat dengan nilai Obs*R-
squared dan nilai probability. Bila nilai probability > α = 5%, maka
tidak ada autokorelasi. Bila nilai probability < α = 5%, maka terdapat
autokorelasi (Winarno, 2015: 33).
49
4. Uji Hipotesis
a. Uji T (Parsial)
Uji T atau uji individu digunakan untuk melihat apakah variabel
independen secara individu (parsial) memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen (Ali, 2016:35).
Ada dua hipotesis yang diajukan oleh setiap peneliti, yaitu
hipotesis H0 dan hipotesis alternatif (H1). Untuk melakukan pengujian
ini bisa dengan membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya.
Jika menolak H0 atau menerima H1 berarti secara statistik
variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen dan
jika menerima H0 atau Menolak H1 berarti secara statistik variabel
independen tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Keputusan menolak H0 atau menerima H1 dapat juga dijelaskan melalui
distribusi probabilitas t. Nilai t diperoleh dari nilai t kritis dari distribusi
tabel t dengan α dan degree of freedom (df) tertenru. Df jumlah observasi
dikurangi dengan jumlah parameter estimasi (k) dan dalam hal ini yaitu
n-k, dimana n adalah jumlah observasi dan k jumlah parameter estimasi
(Widarjono, 2010:25).
Hasil uji t dapat dilihat dari nilai probabilitasnya. Apabila nilai
prob. t hitung (ditunjukkan pada prob.) lebih kecil dari tingkat kesalahan
(α) = 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya,
sedangkan apabila nilai prob. t hitung lebih besar dari tingkat kesalahan
50
0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen tidak
berpengaruhi signifikan terhadap variabel dependen.
Setelah mengetahui bahwa variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen, maka besarnya pengaruh masing-masing
variabel independen bisa dilihat dari nilai koefisien regresinya
(Widarjono, 2010:29).
b. Uji F (Simultan)
Uji simultan atau uji F pada dasarnya digunakan untuk
menunjukkan apakah semua variabel indenpen dependen dalam model
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variable dependen (Ali,
2016:35).
Apabila nilai prob. F hitung lebih kecil dari tingkat kesalahan
0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa model regresi
yang diestimasi layak, sedangkan apabila nilai prob. F hitung lebih besar
dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi
yang diestimasi tidak layak.
Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F bisa dilihat dengan
menggunakan nilai probabilitasnya. Nilai probabilitas lebih kecil dari α
= 5%, artinya secara serentak variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen. Untuk mencari nilai F hitung dan F kritis
dari tabel distribusi F kritis berdasarkan besarnya α dan df dimana
besarnya ditentukan oleh numenator (k-l) dan df untuk denominator (n-
51
k) dimana n= jumlah observasi dan k = jumlah parameter estimasi
termasuk konstanta (Widarjono, 2010: 24).
5. Analisis Regresi Data Panel
Model persamaan data panel yang merupakan gabungan dari data
cross section dan data time series adalah sebagai berikut:
Y = α + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + e
Keterangan:
Y = Return On Asset (ROA)
X1 = Pembiayaan Mudarabah
X2 = Pembiayaan Musyarakah
X3 = Pembiayaan Murabahah
X4 = Non Performing Financing (NPF)
α = intercept/konstanta
β 1 = Koefisien Regresi Pembiayaan Mudarabah
β 2 = Koefisien Regresi Pembiayaan Musyarakah
β 3 = Koefisien Regresi Pembiayaan Murabahah
β 4 = Koefisien Regresi Non Performing Financing (NPF)
e = error terms (variabel diluar model tetapi tidak ikut berpengaruh
terhadap variabel terikat)
Persamaan di atas merupakan model regresi linear berganda dari
beberapa variabel independent dan satu variabel dependen. Estimasi model
regresi linear berganda bertujuan untuk memprediksi parameter model
regresi yaitu nilai konstanta (α) dan koefisien regresi (β). Konstanta biasa
52
disebut dengan intersep dan koefisien regresi biasa disebut slope. Regresi
data panel memiliki tujuan yang sama dengan regresi linear berganda, yaitu
memprediksi nilai intersep dan slope. Penggunaan data panel dalam regresi
akan menghasilkan data panel yang akan diestimasi membutuhkan asumsi
terhadap intersep, slope dan variabel gangguannya (Widarjono, 2007:251).
6. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur mengenai seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ali,
2016:34).
Koefisien determinasi diterapkan pada penelitian ini karena variabel
independen lebih dari dua. Nilai koefisien determinasi hanya berada
diantara 0 dan 1, apabila diperoleh hasil > 0,5 maka model yang dipakai
dapat dikatakan meyakinkan dalam mengestimasi. Apabila angka yang
dihasilkan besar, maka semakin baik pula model yang digunakan dalam
menjabarkan hubungan antara variabel independen dan dependen
(Widarjono, 2010:19).
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2011:60). Adapun definisi operasional untuk masing-masing variabel yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi:
53
1. Pembiayaan mudarabah (X1) adalah nilai pembiayaan yang diberikan oleh
BPRS di Indonesia untuk disalurkan kepada para nasabah. Satuan yang
digunakan adalah rupiah.
2. Pembiayaaan musyarakah (X2) adalah nilai pembiayaan yang diberikan oleh
BPRS di Indonesia untuk disalurkan kepada para nasabah. Satuan yang
digunakan adalah rupiah.
3. Pembiayaan murabahah (X3) adalah nilai pembiayaan yang diberikan oleh
BPRS di Indonesia untuk disalurkan kepada para nasabah. Satuan yang
digunakan adalah rupiah.
4. Non Performing Financing (X4) adalah tingkat pembiayaan bermasalah dari
pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS di Indonesia. Satuan yang
digunakan adalah persen.
5. Return On Asset (Y) adalah tingkat keuntungan bersih yang didapatkan
BPRS di Indonesia dari pembiayaan yang diberikan. Satuan yang digunakan
adalah persen.
54
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian
1. Sejarah Perkembangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia
Sebelum munculnya BPRS di Indonesia, Indonesia lebih dahulu
mengenal adanya Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Menurut UU No.21 Tahun
2008 disebutkan BPR adalah bank konvensional yang dalam kegiatannya tidak
menyediakan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dalam kegiatannya BPR
masih menggunakan sistem bunga. Maka dari itu, harus dibedakan antara BPR
Konvensional dan BPR Syariah. Adapun perbedaan antara keduanya adalah
sebagai berikut (Muhammad, 2002):
a) Akad dan aspek legalitas, dalam BPRS akad yang dilakukan memiliki
konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan
berdasarkan hokum Islam. Sering nasabah berani melanggar kesepakatan
atau perjanjian yang telah dilakukan bila hokum hanya berdasarkan hokum
positif.
b) Adanya Dewan Pengawas Syariah dalam struktur organisasinya yang
bertujuan mengawaasi praktik operasional BPR Syariah agar tidak
menyimpang dari prinsip Syariah.
c) Penyelesaian sengketa yang terjadi dapat diselesaikan melalui Badan
Arbitrase Syariah maupun pengadilam agama.
d) Bisnis dan usaha yang dibiayai tidak boleh bisnis yang haram, syuhbat,
ataupun dapat menimbulkan kemudharatan bagi pihak lain..
55
e) Praktik operasional BPRS, baik penghimpunan maupun penyaluran
pembiayaan, menggunakan sistem bagi hasil dan tidak menggunakan
sistem bunga.
Prabowo (2000) menjelaskan bahwa BPRS sebagai Lembaga
keuangan Syariah telah menunjukkan perkembangan yang cukup pesat, di
mana pada tahun 2007 mencapai 109 BPRS. Perkembangan BPRS yang begitu
pesat membawaa kekhawatiran tersendiri. Kekhawatiran tersebut
berhubungan dengan kemurnian BPRS dari prinsip-prinsip Syariah. Dan
dalam menjaga kemurnian praktik bank Syariah maka dibentuklah Dewan
Pengawas Syariah (DPS). Adanay DPS ini merupakan salah satu hal pokok
yang membedakan antara BPR dan BPRS. Tugas DPS yang utama adalah
mengawasi pelaksanaan operasional bank dan produk-produknya supaya tidak
menyimpang dari aturan Syariah. DPS ini dibentuk dengan rekomendasi dari
Dewan Syariah Nasional (DSN), yang dibentuk sejak tahun 1997 sebagai
Lembaga Syariah tertinggi yang mengayomi dan mengawasi operasional
kesyariahan Lembaga-lembaga keuangan Syariah di Indonesia.Melihat
kondisi ril masyarakat kita yang dari sisi ekonomi belum dapat hidup secara
layak dan mapan, masih sering terjerat rentenir, tidak adanya lembaga yang
dapat membantu untuk meningkatkan pendapat mereka, tidak punya posisi
tawar dengan pihak lain dan kondisi-kondisi lainnya yang serba tidak
menguntungkan bagi masyarakat kecil.
Adapun kegiatan usaha dari BPR Syariah intinya hamper sama dengan
kegiatan dari Bank Umum Syariah, yaitu berupa penghimpunan dana,
56
penyaluran dana, dan kegiatan di bidang jasa, yang membedakannya adalah
bahwa BPRS tidak diperkenankan memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran, misalnya ikut dalam kegiatan kliring, inkaso dan menerbitkan
giro.
Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh BPRS versi Undang-undang
Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan Syariah diatur dalam pasal 21, yaitu
bahwa kegiatan usaha BPRS meliputi:
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:
1) Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip Syariah, dan
2) Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudarabah atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
b) Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk
1) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudarabah atau musyarakah
2) Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam atau istishna
3) Pembiayaan berdasarkan akad qardh
4) Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada
nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah
muntahiya bittamlik, dan
5) Pengambilalihan hutang berdasarkan akad hawalah
57
c) Menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan
berdasarkan akad wadiah atau investasi berdasarkan akad mudarabah dan
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah
d) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah melalui rekening BPRS yang ada di Bank Umum
Syariah (BUS), Bank Umum Konvensional, dan unit usaha Syariah (UUS).
e) Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah
lainnya yang sesuai dengan prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Bank
Indonesia
Kegiatan usaha BPRS secara teknis operasional berkaitan dengan
produk-produknya mendasarkan pada Pasal 2 dan Pasal 3 PBI No.
9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip Syariah dalam kegiatan
penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank Syariah
sebgaimana telah diubah dengan PBI No. 10/16/PBI/2008. Lebih teknis lagi
mengacu SEBI No.10/14/DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 perihal pelaksanaan
prinsip dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta
pelayanan jasa Bank Syariah.
Khatibul (2002) mengatakan perlu ditekankan disini bahwa setiap
pihak dilarang melakukan kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk
simpanan atau investasi berdasarkan prinsip Syariah tanpa izin terlebih dahulu
dari Bank Indonesia, kecuali diatur dalam undang-undang lain. Dengan
demikian untuk dapat melakukan kegiatan-kegiatan sebagaimana dimaksud di
58
atas secara a contratio dapat ditafsirkan harus ada izin terlebih dahulu dari
Bank Indonesia.
Dan saat ini mengacu pada laporan statistic perbankan Syariah yang
dikeluarkan OJK per-Januari 2018 maka saat ini jumlah BPRS telah mencapai
167 BPRS yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan
Microsoft Excel 2016 dan Eviews 7 untuk mempermudah dalam memperoleh
hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian, yaitu Return On Asset (ROA) sebagai variabel dependen, dan
mudarabah, musyarakah, murabahah, Non Performing Financing (NPF)
sebagai variabel independen. Berikut adalah hasil dari analisis deskriptif yang
telah diolah menggunakan Eviews 7:
Tabel 4. 1 Analisis Deskriptif
MUDARABAH
(Ribuan Rupiah)
MUSYARAKAH
(Ribuan Rupiah)
MURABAHAH
(Ribuan Rupiah)
NPF
(%)
ROA
(%)
Mean 1180036. 32009461 64411775 9.477881 0.030339
Median 331041.5 4885417. 29652766 6.900000 0.030000
Maximum 8937864. 205757036 225169958 29.58000 3.090000
Minimum 0.000000 0.000000 1158103. 0.250000 -2.710000
Std. Dev. 1875594. 60999859 69250234 7.472001 0.415852
Observations 84 84 84 84 84
Sumber: Eviews 7 (Data diolah)
59
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, nilai observations menunjukkan jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 84 data yang merupakan
jumlah sampel selama periode penelitian dari tahun 2013 hingga tahun 2017.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai mean pembiayaan
mudarabah selama periode 2013-2017 yang direpresentasikan dengan kolom
MUDARABAH adalah sebesar 1.180.036 ribu rupiah yang berarti bahwa rata-
rata nilai dalam deretan data mudarabah yang dijadikan sampel adalah sebesar
1.180.036 ribu rupiah, nilai median sebesar 331.041,5 ribu rupiah yang berarti
bahwa nilai tengah dalam deretan data mudarabah yang dijadikan sampel
adalah sebesar 331.041,5 ribu rupiah, nilai maximum sebesar 8.937.864 ribu
rupiah yang berarti bahwa nilai terbesar dalam deretan data mudarabah yang
dijadikan sampel adalah sebesar 8.937.864 ribu rupiah, nilai minimum sebesar
0 rupiah yang berarti bahwa nilai terkecil dalam deretan data mudarabah yang
dijadikan sampel adalah sebesar 0, nilai Std. Dev sebesar 1.875.594 ribu rupiah
yang berarti bahwa nilai sebaran data yang terjadi dalam deretan data
mudarabah yang dijadikan sampel adalah sebesar 1.875.594 ribu rupiah.
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai mean pembiayaan musyarakah
selama periode 2013-2017 yang direpresentasikan dengan kolom
MUSYARAKAH adalah sebesar 32.009.461 ribu rupiah yang berarti bahwa
rata-rata nilai dalam deretan data musyarakah yang dijadikan sampel adalah
sebesar 32.009.461 ribu rupiah, nilai median sebesar 4.885.417 ribu rupiah
yang berarti bahwa nilai tengah dalam deretan data musyarakah yang dijadikan
sampel adalah sebesar 4.885.417 ribu rupiah, nilai maximum sebesar
60
205.757.036 ribu rupiah yang berarti bahwa nilai terbesar dalam deretan data
musyarakah yang dijadikan sampel adalah sebesar 205.757.036 ribu rupiah,
nilai minimum sebesar 0 rupiah yang berarti bahwa nilai terkecil dalam
deretan data musyarakah yang dijadikan sampel adalah sebesar 0 rupiah, nilai
Std. Dev sebesar 60.999.859 ribu rupiah yang berarti bahwa nilai sebaran data
yang terjadi dalam deretan data musyarakah yang dijadikan sampel adalah
sebesar 60.999.859 ribu rupiah.
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai mean pembiayaan murabahah
selama periode 2013-2017 yang direpresentasikan dengan kolom
MURABAHAH adalah sebesar 64.411.775 ribu rupiah yang berarti bahwa
rata-rata nilai dalam deretan data murabahah yang dijadikan sampel adalah
sebesar 64.411.775 ribu rupiah, nilai median sebesar 29.652.766 ribu rupiah
yang berarti bahwa nilai tengah dalam deretan data murabahah yang dijadikan
sampel adalah sebesar 29.652.766 ribu rupiah, nilai maximum sebesar
225.169.958 ribu rupiah yang berarti bahwa nilai terbesar dalam deretan data
murabahah yang dijadikan sampel adalah sebesar 225.169.958 ribu rupiah,
nilai minimum sebesar 1.158.103 ribu rupiah yang berarti bahwa nilai terkecil
dalam deretan data murabahah yang dijadikan sampel adalah sebesar
1.158.103 ribu rupiah, nilai Std. Dev sebesar 69.250.234 ribu rupiah yang
berarti bahwa nilai sebaran data yang terjadi dalam deretan data murabahah
yang dijadikan sampel adalah sebesar 69.250.234 rib rupiah.
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai mean Non Performing Financing
(NPF) selama periode 2013-2017 yang direpresentasikan dengan kolom NPF
61
adalah sebesar 9,477881% yang berarti bahwa rata-rata nilai dalam deretan
data NPF yang dijadikan sampel adalah sebesar 9,477881%, nilai median
sebesar 6.900000% yang berarti bahwa nilai tengah dalam deretan data NPF
yang dijadikan sampel adalah sebesar 6.900000%, nilai maximum sebesar
29,58000% yang berarti bahwa nilai terbesar dalam deretan data NPF yang
dijadikan sampel adalah sebesar 29,58000%, nilai minimum sebesar
0,250000% yang berarti bahwa nilai terkecil dalam deretan data NPF yang
dijadikan sampel adalah sebesar 0,250000%, nilai Std. Dev sebesar
7.472001% yang berarti bahwa nilai sebaran data yang terjadi dalam dereta n
data NPF yang dijadikan sampel adalah sebesar 7.472001%.
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai mean Return On Asset (ROA)
selama periode 2013-2017 yang direpresentasikan dengan kolom ROA adalah
sebesar 0,030339% yang berarti bahwa rata-rata nilai dalam deretan data ROA
yang dijadikan sampel adalah sebesar 0,030339%, nilai median sebesar
0,030000% yang berarti bahwa nilai tengah dalam deretan data ROA yang
dijadikan sampel adalah sebesar 0,030000%, nilai maximum sebesar
3,090000% yang berarti bahwa nilai terbesar dalam deretan data ROA yang
dijadikan sampel adalah sebesar 3,090000%, nilai minimum sebesar -
2,710000% yang berarti bahwa nilai terkecil dalam deretan data ROA yang
dijadikan sampel adalah sebesar 2,710000%, nilai Std. Dev sebesar
0,415852% yang berarti bahwa nilai sebaran data yang terjadi dalam deretan
data ROA yang dijadikan sampel adalah sebesar 0,415852%.
62
2. Teknik Estimasi Model Regresi Data Panel
a. Uji Statistik F (Uji Chow)
Tabel 4. 2 Uji Chow
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 0.209715 (5,74) 0.9574
Cross-section Chi-square 1.181917 5 0.9466
Sumber: Eviews 7 (Data diolah)
Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa nilai
probabilitas untuk Cross-Section F sebesar 0,9574 yang artinya nilai ini >
0,05 (tingkat signifikansi), sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang
tepat untuk penelitian ini adalah Common Effect (CE) dibandingkan
dengan Fixed Effect (FE).
b. Uji Hausman
Tabel 4. 3 Uji Hausman
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 1.008836 4 0.9085
Sumber: Eviews 7 (Data diolah)
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa nilai
probabilitas untuk Cross-section random sebesar 0,9085 yang artinya nilai
ini > 0,05 (tingkat signifikansi), sehingga dapat disimpulkan bahwa model
yang tepat untuk penelitian ini adalah Random Effect (RE) dibandingkan
dengan model Fixed Effect (FE).
63
c. Uji Lagrange Multiplier
LM hitung = 𝑛𝑇
2(𝑇−1)[
∑ (∑ ē𝑇𝑡=1 )𝑛
𝑖=1
2
∑ ∑ 𝑒2𝑇𝑡=1
𝑛𝑖=1
− 1]2
atau LM hitung = 𝑛𝑇
2(𝑇−1)[
𝑇2 ∑ 2ē
∑ 2𝑒− 1]
2
Dimana: n = Jumlah perusahaan
T = Jumlah periode
∑ 2ē = Jumlah rata-rata kuadrat residual
∑ 2𝑒 = Jumlah residual kuadrat
LM hitung = 6(20)
2(20−1)[
202(0.02239)
24.78415− 1]
2
LM hitung = 1.288008
Dari rumus perhitungan di atas, menunjukkan bahwa nilai LMhitung
adalah 1.288008. Apabila nilai LMhitung > Chi-Squared tabel maka model
yag dipilih adalah RE, dan sebaliknya apabila nilai LMhitung < Chi-Squared
tabel maka model yang dipilih adalah CE.
Nilai Chi-Squared tabel pada derajat kebebasan 4 dan alpha 5%
nilainya 9,49 pada tabel Chi-Squared dan nilai LMhitung sebesar 1,288008.
Sehingga nilai LMhitung < Chi-Squared tabel, dan diambil kesimpulan
model yang dipilih adalah CE.
64
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Sumber: Eviews 7 (Data diolah)
Gambar 4. 1 Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 4.1 menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji
normalitas data menggunakan software Eviews 7 maka semua variabel
pada pengujian model ini menunjukkan bahwa penelitian ini memiliki data
yang terdistribusi dengan normal atau dapat dikatakan bahwa persyaratan
normalitas dapat dipenuhi. Hal ini dapat dilihat dari nilai Jarque Bera pada
penelitian ini sebesar 0,115997 yang berarti harus lebih kecil dari 2 dengan
nilai probability sebesar 0,943651 yang berarti berada di atas tingkat
signifikansi 0,05. Sehingga penelitian ini dapat dikatakan telah
memennuhi uji normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan (korelasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel
independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinearitas
dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) variabel
0
2
4
6
8
10
12
14
16
-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
Series: Standardized Residuals
Sample 2013Q1 2017Q1
Observations 84
Mean -7.83e-17
Median -0.029239
Maximum 1.842172
Minimum -2.029713
Std. Dev. 0.723700
Skewness 0.050641
Kurtosis 3.143787
Jarque-Bera 0.115997
Probability 0.943651
65
independen. Berikut adalah hasil pengujian multikolinearitas
menggunakan Eviews 7:
Tabel 4. 4 Uji Multikolinearitas
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF
MUDARABAH 0.048662 1.659388 1.657606
MUSYARAKAH 0.180955 1.979710 1.860669
MURABAHAH 2.256975 2.881270 1.981981
NPF 0.854693 2.161995 1.662380
C 0.020056 1.789040 NA
Sumber: Eviews 7 (Data diolah)
Dapat dilihat pada tabel di atas, menunjukkan bahwa tidak ada
variabel independen yang memiliki Variance Inflation Factor (VIF) > 10
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel model regresi yang
dipakai tidak terdapat masalah multikolinearitas dengan kata lain dalam
penelitian ini tidak terdapat korelasi diantara variabel independen nya.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berebeda
disebut heteroskedastisitas. Metode yang digunakan untuk mendeteksi
adanya heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah uji white.
Heteroskedastisitas dapat dilihat dari probabilitas Obs*R-Square, apabila
probabilitas Obs*R-Square uji white lebih kecil dari 0,05, maka terdapat
66
masalah heteroskedastisitas. Berikut adalah hasil pengujian
heteroskedastisitas menggunakan Eviews 7:
Tabel 4. 5 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 27.04839 Prob. F(14,4) 0.0029
Obs*R-squared 18.80140 Prob. Chi-Square(14) 0.1727
Scaled explained SS 15.91283 Prob. Chi-Square(14) 0.3187
Sumber: Eviews 7 (Data diolah)
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas dari Chi-
Square sebesar 0,1727 yang lebih besar dari nilai α sebesar 0,05, karena
nilai probabilitas Chi-Square lebih besar dari α=5% maka H0 diterima dan
menolak H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model ini tidak ada
masalah heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi hubungan antara residual satu observasi dengan yang
lainnya. Dalam penelitian ini ada atau tidaknya autokorelasi dideteksi
dengan uji Breusch-Godfrey. Berikut adalah hasil pengujian autokorelasi
menggunakan Eviews 7:
Tabel 4. 6 Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.709237 Prob. F(2,12) 0.5115
Obs*R-squared 2.008501 Prob. Chi-Square(2) 0.3663
Sumber: Eviews 7 (Data diolah)
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Obs*R-square
dengan nilai probability sebesar 0,3663, dimana nilai tersebut lebih besar
67
dari nilai α sebesar 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini
terbebas dari autokorelasi.
4. Uji Hipotesis
a. Uji T (Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen
yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Apabila probabilitas lebih kecil dari
0,05 maka hasilnya terdapat pengaruh dari variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen.
Tabel 4. 7 Uji T (Parsial)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
MUDARABAH 0.550991 0.149353 3.689189 0.0004
MUSYARAKAH -0.677423 0.336721 -2.011821 0.0476
MURABAHAH 1.451105 0.386720 3.752339 0.0003
NPF -0.945111 0.071182 -13.27747 0.0000
C 0.049906 0.061449 0.812147 0.4191
R-squared 0.745417 Mean dependent var 0.043206
Adjusted R-squared 0.732527 S.D. dependent var 1.083013
S.E. of regression 0.560110 Akaike info criterion 1.736312
Sum squared resid 24.78415 Schwarz criterion 1.881004
Log likelihood -67.92511 Hannan-Quinn criter. 1.794477
F-statistic 57.82799 Durbin-Watson stat 1.998635
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Eviews 7 (Data diolah)
1) Pembiayaan Mudarabah
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh
pembiayaan mudarabah terhadap tingkat ROA pada BPRS di
Indonesia periode 2013-2017.
68
Berdasarkan tabel 4.7, terlihat bahwa nilai thitung (t-statistic)
pembiayaan mudarabah sebesar 3,689189 dengan probabilitas 0,0004
yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pembiayaan mudarabah berpengaruh positif dan signfikan
terhadap tingkat ROA pada BPRS di Indonesia periode 2013-2017.
2) Pembiayaan Musyarakah
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh
pembiayaan musyarakah terhadap tingkat ROA pada BPRS di
Indonesia periode 2013-2017.
Berdasarkan tabel 4.7, terlihat bahwa nilai thitung (t-statistic)
pembiayaan musyarakah sebesar -2,011821 dengan probabilitas
0,0476 yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pembiayaan musyarakah berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap tingkat ROA pada BPRS di Indonesia periode
2013-2017.
3) Pembiayaan Murabahah
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh
pembiayaan murabahah terhadap tingkat ROA pada BPRS di
Indonesia periode 2013-2017.
Berdasarkan tabel 4.7, terlihat bahwa nilai thitung (t-statistic)
pembiayaan murabahah sebesar 3,752339 dengan probabilitas 0,0003
yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
69
bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat ROA pada BPRS di Indonesia periode 2013-2017.
4) Non Performing Financing (NPF)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh
NPF terhadap tingkat ROA pada BPRS di Indonesia periode 2013-
2017.
Berdasarkan tabel 4.7, terlihat bahwa nilai thitung (t-statistic)
pembiayaan NPF sebesar -13,27747 dengan probabilitas 0,0000 yang
berarti lebih kecil dari nilai α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat ROA
pada BPRS di Indonesia periode 2013-2017.
b. Uji F (Simultan)
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung
dengan Ftabel atau melihat dari nilai probabilitas (prob.) dari tabel. Apabila
nilai probabilitas < 0,05 maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa
variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel
dependennya. Apabila nilai probabilitas > 0,05, maka terima H0 dan dapat
disimpulkan bahwa tidak ada variabel independen yang mempengaruhi
variabel dependennya. Berikut adalah hasil analisis uji F menggunakan
Eviews 7:
70
Tabel 4. 8 Uji F (Simultan) R-squared 0.745417 Mean dependent var 0.043206
Adjusted R-squared 0.732527 S.D. dependent var 1.083013
S.E. of regression 0.560110 Akaike info criterion 1.736312
Sum squared resid 24.78415 Schwarz criterion 1.881004
Log likelihood -67.92511 Hannan-Quinn criter. 1.794477
F-statistic 57.82799 Durbin-Watson stat 1.998635
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Eviews 7 (Data diolah)
Berdasarkan tabel 4.8, hasil F-statistic sebesar 57,82799 dengan
tingkat signifikan 0,000000. Karena tingkat signifikan kurang dari 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan mudarabah, musyarakah, murabahah, dan NPF berpengaruh
terhadap ROA pada BPRS di Indonesia periode 2013-2017 atau dengan
kata lain model penelitian ini layak untuk digunakan (goodness of fit
terpenuhi).
Bisa juga dilihat dari perhitungan distribusi tabel F, nilai F α = 5%
dengan df1 sebesar 4 yang didapat dari k-1 (5-1=4) dan df2 sebesar 79
yang didapat dari n-k (84-5=79), maka akan didapat nilai kritis sebesar
2,49. Berdasarkan pada Tabel 4.9 di atas Fhitung yaitu sebesar 57,82799 > F
kritis sebesar 2,49 dan nilai probabilitas F 0,000000 < 0,05 yang berarti
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga secara
Bersama-sama variabel independen yaitu pembiayaan mudarabah,
musyarakah, murabahah dan NPF berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu ROA.
71
5. Analisis Regresi Linear Data Panel
Tabel 4. 9 Analisis Regresi Linear Data Panel Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
MUDARABAH 0.550991 0.149353 3.689189 0.0004
MUSYARAKAH -0.677423 0.336721 -2.011821 0.0476
MURABAHAH 1.451105 0.386720 3.752339 0.0003
NPF -0.945111 0.071182 -13.27747 0.0000
C 0.049906 0.061449 0.812147 0.4191
R-squared 0.745417 Mean dependent var 0.043206
Adjusted R-squared 0.732527 S.D. dependent var 1.083013
S.E. of regression 0.560110 Akaike info criterion 1.736312
Sum squared resid 24.78415 Schwarz criterion 1.881004
Log likelihood -67.92511 Hannan-Quinn criter. 1.794477
F-statistic 57.82799 Durbin-Watson stat 1.998635
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Eviews 7 (Data diolah)
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah regresi data
panel. Metode regresi data panel dipilih karena dirasa tepat dengan
penelitian ini yang memiliki jenis data gabungan dari cross section dan
time series (data panel).
Persamaan regresi data panel yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Y = α + β 1lnX1 + β 2lnX2 + β 3lnX3 + β 4X4 + e
ROA = 0.550991 MUDARABAH - 0.677423 MUSYARAKAH + 1.451105
MURABAHAH - 0,945111 NPF + e
Menurut tabel 4.9 nilai β1 yang merupakan koefisien regresi untuk
variabel X1 (pembiayaan mudarabah) bernilai positif, menunjukkan
adanya hubungan yang searah antara pembiayaan mudarabah dengan
ROA. Koefisien regresi pembiayaan mudarabah sebesar 0.550991 yang
berarti setiap pertambahan pembiayaan murabahah sebesar 1% akan
menyebabkan peningkatan ROA sebesar 0.550991%.
72
Menurut tabel 4.9 nilai β2 yang merupakan koefisien regresi untuk
variabel X2 (pembiayaan musyarakah) bernilai negatif, menunjukkan
adanya hubungan yang tidak searah antara pembiayaan musyarakah
dengan ROA. Koefisien regresi pembiayaan musyarakah sebesar -
0.677423 yang berarti setiap pertambahan pembiayaan musyarakah
sebesar 1% akan menyebabkan penurunan ROA sebesar - 0.677423 %.
Menurut tabel 4.9 nilai β3 yang merupakan koefisien regresi untuk
variabel X3 (pembiayaan murabahah) bernilai positif, menunjukkan
adanya hubungan yang tidak searah antara pembiayaan murabahah dengan
ROA. Koefisien regresi pembiayaan murabahah sebesar 1.451105 yang
berarti setiap pertambahan pembiayaan murabahah sebesar 1% akan
menyebabkan peningkatan ROA sebesar 1.451105%.
Menurut tabel 4.9 nilai β4 yang merupakan koefisien regresi untuk
variabel X4 (NPF) bernilai negatif, menunjukkan adanya hubungan yang
tidak searah antara NPF dengan ROA. Koefisien regresi NPF sebesar -
0,945111 yang berarti setiap pertambahan NPF sebesar 1% akan
menyebabkan penurunan ROA sebesar - 0,945111%.
6. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur persentase total
variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen di dalam garis
regresi. Nilai koefisien determinasi hanya berada diantara 0 dan 1, apabila
diperoleh hasil > 0,5 maka model yang dipakai dapat dikatakan meyakinkan
dalam mengestimasi. Apabila angka yang dihasilkan besar, maka semakin
73
baik pula model yang digunakan dalam menjabarkan hubungan antara variabel
independen dan dependen. Berikut adalah hasil analisis uji t menggunakan
Eviews 7:
Tabel 4. 10 Koefisien Determinasi (R2)
R-squared 0.745417 Mean dependent var 0.043206
Adjusted R-squared 0.732527 S.D. dependent var 1.083013
S.E. of regression 0.560110 Akaike info criterion 1.736312
Sum squared resid 24.78415 Schwarz criterion 1.881004
Log likelihood -67.92511 Hannan-Quinn criter. 1.794477
F-statistic 57.82799 Durbin-Watson stat 1.998635
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Eviews 7 (Data diolah)
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-
squared adalah sebesar 0,732527 yang menunjukkan bahwa kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 73,2527%
sisanya sebesar 26,7473% dijelaskan oleh variabel yang tidak termasuk dalam
penelitian ini.
C. Interpretasi Hasil Penelitian
Analisis regresi data panel yang telah dilakukan bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh pembiayaan mudarabah, musyarakah,
murabahah, dan NPF terhadap ROA pada BPRS di Indonesia periode 2013-2017.
1. Pengaruh pembiayaan mudarabah terhadap ROA
Berdasarkan hasil penelitian di atas menggunakan aplikasi Eviews 7
didapati hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pembiayaan mudarabah
berpengaruh positif dan signfikan secara parsial terhadap ROA. Hal ini
berdasarkan pada hasil uji t yang menunjukkan bahwa nilai thitung (t-statistic)
74
pembiayaan mudarabah sebesar 3,689189 dengan probabilitas 0,0004 yang
berarti lebih kecil dari nilai α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan mudarabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
ROA pada BPRS di Indonesia periode 2013-2017.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap penyaluran pembiayaan mudarabah
akan mendapatkan keuntungan berupa bagi hasil yang dapat mempengaruhi
peningkatan ROA pada BPRS di Indonesia.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang diteliti
oleh Rochmanika (2009) yang menyebutkan bahwa pembiayaan mudarabah
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return On Asset (ROA).
Dengan demikian hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini diterima dengan
hasil bahwa erdapat pengaruh secara parsial antara pembiayaan mudarabah
terhadap ROA pada BPRS di Indonesia.
2. Pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap ROA
Berdasarkan hasil penelitian di atas menggunakan aplikasi Eviews 7
didapati hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pembiayaan
musyarakah berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap ROA.
Hal ini berdasarkan pada hasil uji t yang menunjukkan bahwa nilai thitung (t-
statistic) pembiayaan musyarakah sebesar -2,011821 dengan probabilitas
0,0476 yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pembiayaan musyarakah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
tingkat ROA pada BPRS di Indonesia.
75
Hal ini menunjukkan bahwa setiap penyaluran pembiayaan
musyarakah belum tentu akan mendapatkan keuntungan berupa bagi hasil
yang telah ditentukan dalam akad antara BPRS dengan nasabah pembiayaan
musyarakah pada BPRS di Indonesia.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang diteliti
oleh Nurhasanah (2014) yang menyebutkan bahwa pembiayaan musyarakah
berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap Return On Asset
(ROA). Dengan demikian hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini diterima
dengan hasil bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan secara parsial
antara pembiayaan musyarakah terhadap ROA pada BPRS di Indonesia.
3. Pengaruh pembiayaan murabahah terhadap ROA
Berdasarkan hasil penelitian di atas menggunakan aplikasi Eviews 7
didapati hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pembiayaan murabahah
berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap ROA. Hal ini
berdasarkan pada hasil uji t yang menunjukkan bahwa nilai thitung (t-statistic)
pembiayaan murabahah sebesar pembiayaan murabahah sebesar 3,752339
dengan probabilitas 0,0003 yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap tingkat ROA pada BPRS di Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap penyaluran pembiayaan murabahah
akan mendapatkan keuntungan berupa margin yang dapat mempengaruhi
peningkatan ROA pada BPRS di Indonesia.
76
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang diteliti
oleh Ahmed (2013) yang menyebutkan bahwa pembiayaan murabahah
berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Return On Asset
(ROA). Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian ini diterima
dengan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial
antara pembiayaan murabahah terhadap ROA di BPRS di Indonesia.
4. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap ROA
Berdasarkan hasil penelitian di atas menggunakan aplikasi Eviews 7
didapati hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPF berpengaruh
positif dan signifikan secara parsial terhadap ROA. Hal ini berdasarkan pada
hasil uji t yang menunjukkan bahwa nilai thitung (t-statistic) pembiayaan NPF
sebesar -13,27747 dengan probabilitas 0,0000 yang berarti lebih kecil dari
nilai α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa NPF berpengaruh positif
dan signifikan terhadap tingkat ROA pada BPRS di Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap penurunan NPF akan mengurangi
pengeluaran dana kerugian yang dilakukan untuk menutupi kerugian akibat
NPF, sehingga dapat mempengaruhi peningkatan ROA pada BPRS di
Indonesia .
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang diteliti
oleh Rahman dan Rochmanika (2009) yang menyebutkan bahwa NPF
berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Return On Asset
(ROA). Dengan demikian hipotesis keempat (H4) dalam penelitian ini diterima
77
dengan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial
antara NPF terhadap ROA di BPRS.
5. Pengaruh pembiayaan mudarabah, musyarakah, murabahah, dan Non
Performing Financing (NPF) terhadap Return on Asset (ROA)
Berdasarkan hasil penelitian di atas menggunakan aplikasi Eviews 7
didapati hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pembiayaan
mudarabah, musyarakah, murabahah, dan NPF berpengaruh secara simultan
terhadap ROA. Hal ini berdasarkan hasil F-statistic sebesar 57,82799 dengan
tingkat signifikan 0,000000. Karena tingkat signifikan kurang dari 0,05 maka
H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
mudarabah, musyarakah, murabahah, dan NPF berpengaruh secara bersama-
sama terhadap ROA pada BPRS di Indonesia atau dengan kata lain model
penelitian ini layak untuk digunakan (goodness of fit terpenuhi).
Bisa juga dilihat dari perhitungan distribusi tabel F, nilai F α = 5%
dengan df1 sebesar 4 yang didapat dari k-1 (5-1=4) dan df2 sebesar 79 yang
didapat dari n-k (84-5=79), maka akan didapat nilai kritis sebesar 2,49.
Berdasarkan pada Tabel 4.9 di atas Fhitung yaitu sebesar 57,82799 > F kritis
sebesar 2,49 dan nilai probabilitas F 0,000000 < 0,05 yang berarti dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga secara Bersama-
sama variabel independen yaitu pembiayaan mudarabah, musyarakah,
murabahah dan NPF berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu ROA.
Sehingga, pembiayaan mudarabah, musyarakah, murabahah, dan NPF
BPRS di Indonesia dapat mempengaruhi ROA pada BPRS di Indonesia secara
78
bersamaan dengan persentase sebesar 0,732527 yang menunjukkan bahwa
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
adalah sebesar 73,2527% sisanya sebesar 26,7473% dijelaskan oleh variabel
yang tidak termasuk dalam penelitian ini seperti akad pembiayaan ijarah yang
merupakan akad tijarah dimana akad tijarah adalah akad yang bertujuan untuk
memperoleh keuntungan yang nantinya dapat mempengaruhi ROA pada
BPRS di Indonesia. Selain itu, variabel yang berpengaruh terhadap ROA
diluar dari penelitian ini adalah Financing to Debt Ratio (FDR), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Biaya operasional terhadap pendapatan operasional
(BOPO), dan lain-lain. Dengan demikian hipotesis terakhir (H5) dalam
penelitian ini diterima dengan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan dari pembiayaan mudarabah, musyarakah, murabahah dan Non
Performing Financing (NPF) secara simultan terhadap Return On Asset
(ROA) pada BPRS di Indonesia.
.
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada hasil uji T (parsial) menunjukkan bahwa variabel mudarabah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA BPRS di Indonesia.
2. Pada hasil uji T (parsial) menunjukkan bahwa variabel berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap ROA BPRS di Indonesia,
3. Pada hasil uji T (parsial) menunjukkan bahwa variabel murabahah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA BPRS di Indonesia.
4. Pada hasil uji T (parsial) menunjukkan bahwa variabel NPF secara negatif
dan signifikan terhadap ROA BPRS di Indonesia.
5. Pada hasil uji F (simultan) menunjukkan bahwa variabel mudarabah,
musyarakah, murabahah, dan NPF secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap ROA pada BPRS di Indonesia.
B. Saran
Adapun penelitian ini akan bermanfaat bagi pihak-pihak tertentu yang
dimanfaatkan sesuai dengan tujuannya, maka saran yang akan diberikan adalah
sebagai berikut:
1. Bagi industri Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
Peneliti mengharapkan adanya perbaikan maupun pembaruan strategi yang
dilakukan BPRS dalam meningkatkan kinerja yang sudah baik, serta
80
membuat tata kelola perusahaan menjadi lebih baik. Dan BPRS perlu
meningkatkan penyaluran pembiayaan dalam bentuk akad tijarah sehingga
dapat meningkatkan profitabilitas bagi BPRS dan bagaimanapun juga
pembiayaan ini merupakan produk unggulan pada BPRS.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti mengharapkan bahwa penelitian ini dapat memberikan bukti yang
empiris terkait faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ROA sebuah
BPRS. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya, dengan mengembangkan ruang lingkup penelitian
ini dengan menambah jumlah sampel dan variabel lain yang mungkin dapat
mempengaruhi tingkat ROA sebuah BPRS sehingga perkembangan ilmu
pengetahuan pada sektor LKMS dapat berkembang.
81
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Herni dan Miftahurrohman. (2016). Determinan yang mempengaruhi
pembiayaan murabahah pada perbankan syariah di Indonesia. Jurnal:
Esensi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Vol.6.
Ali, Zainuddin. (2008). Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika.
Aditya, M,R. (2016). Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan
Musyarakah Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode
2012-2014. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta.
Ahmed, A,M. (2015). The Effect of Islamic Banking Contracts on The Financial
Performance of Islamic Commercial Banks In Kenya. Skripsi: University
Of Nairobi.
Andika, W, P. (2015). Analisis Pengaruh Non Performing Financing Pembiayaan
Murabahah, Mudharabah dan Musyarakah terhadap Profitabilitas pada
Bank Umum Syariah. Skripsi: Universitas Jember.
Ascarya. (2008). Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Asrini, T. (2010). Analisis strategi pengembangan usaha jasa keuangan syariah di
bidang agribisnis Studi Kasus Koperasi Jasa Keuangan Syariah Berkah
Madani Cimanggis, Kota Depok.
Bank Indonesia. (2011). Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP.
Dewi, Gemala. (2005). Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Peransuransian
Syariah di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Gitman, Lawrence, J. (2009). Principles of Managerial Finance 12th Edition. New
Jersey: Addison Wesley.
Gunawan, Hendra. (2013). Analisis Pengaruh Jumlah Pembiayaan Murabahah,
Mudharabah, dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas
(Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Periode 2007-2011). Skripsi:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulllah Jakarta.
Hakim, A,N. (2008). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Hamid, A. (2007). Panduan Penulisan Skripsi, Cetakan 1. Jakarta: FEIS UIN Press
Hidayah, Nurul. (2017). Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Musyarakah, dan
Mudharabah Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah Tahun
2012-2016. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
82
Islahuddin, S,Z dan Musnadi, S. (2014). Pengaruh Debt Financing dan Rquity
Financing Terhadap Kinerja Keuangan Syariah Periode 2006-2010.
Skripsi: Universitas Syah Kuala.
Izhar, H dan Asutay, M. (2007). Memperkirakan Profitbilitas Bank Syariah (Studi
Kasus Bank Muamalat Indonesia 1991-2001). Skripsi: Durham University.
Karim, Adiwarman, A. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi
Kelima. Depok: PT.Raja Grafin Persada.
Kasmir. (2004). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Keputusan Menteri Koperasi dan UKM RI No.91/Kep/M.KUKM/IX/2004
Muhammad. (2002). Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Muhammad. (2004). Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Muhammad. (2005). Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Nawari. (2010). Analisis Regresi dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17. Jakarta:
PT.Elex Media Komputindo
Nurhasanah, A, F. (2014). Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Mudharabah,
Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Murabahah dan Non Performing
Financing terhadap Return On Assets (ROA) Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode Januari 2009 - Desember 2013. Skripsi: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Oktaviyantoro, F. (2013). Analisis Pengaruh Penyaluran Pembiayaan
Musyarakah, Pembiayaan Mudharabah, dan Inflasi Terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia Periode Januari 2008 -
Desember 2012. Skripsi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Perdana, R, N. (2016). Analisis Pengaruh Tingkat Risiko Pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah Terhadap Tingkat Rasio
Return On Assets (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun
2010-2014. Skripsi: Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Prabowo, Tommy. (2000). Bank Syari'ah: Lahir dari Hasil Diskusi Kesadaran
Umat Islam". Media Akuntansi.
Purbaningsih, Y, P,. (2014). The Effect of Liquidity Risk and Non Performing
Financing (NPF) Ratio to Commercial Sharia Bank Profitability in
Indonesia. Skripsi: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi EKUITAS.
83
Rahman, A, F dan Rochmanika, R. (2009). Pengaruh Pembiayaan Jual Beli,
Pembiayaan Bagi Hasil, dan Rasio Non Performing Financing terhadap
Profitabilitas BAnk Umum Syariah di Indonesia. Skripsi: Universitas
Brawijaya.
Rahmawati, Y. (2013). Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Jakarta: UIN Jakarta
Press
Rosadi, Dedi. (2012). Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan
Eviews. Yogyakarta: CV Andi Offset.
SEBI no 13/24/DPNP
SEBI no 10/14/DPbS
Setiawan, Adi. (2010). Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi, Pangsa Pasar
dan Karakteristik Bank terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Sholahuddin, Muhammad dan Lukman Hakim. (2008). Lembaga Ekonomi dan
Keuangan Syariah Kontemporer. Surakarta: Muhammadiyah University
Press.
Sholihin, A. I. (2010). Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama.
Siamat, Dahlan. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan
Perbankan, Edisi ke-5. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Siregar, S. (2008). Performance Appraisal pada BPRS, junal manajemen bisnis
volume 1, nomor 1. Jakarta: KENCANA.
Siregar, S. (2011). Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
Soemitra, A. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi Pertama.
Jakarta: KENCANA.
Soetrisno, N. (2003). Lembaga Keuangan Mikro : Energi Pemberdayaan Ekonomi
Rakyat, Bunga Rampai Lembaga Keuangan Mikro. Bogor: Business
Innovation Center of Indonesia.
Otoritas Jasa Keuangan .(2018). Statistik Perbankan Syariah
PBI no.9/19/PBI/2007
PBI no.10/16/2008
Sugiyono .(2011). Statistik Untuk Penelitian : Cetakan ke-18. Bandung: Alfabeta.
84
Thomi, K,D. (2014). The Effect of Islamic Banking Products on Financial
Performance of Commercial Banks in Kenya. Skripsi: University Of
Nairobi.
Umar, H. (2000). Research Methods in Finance and Banking. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Undang-Undang no.1/2013 pasal 2 bab II
Undang-Undang Perbankan no.7 tahun 1992
Undang-Undang Perbankan no.10 tahun 1997
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013
Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika: Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan
Bisnis, edisi kedua. Yogyakarta: EKONESIA.
Widarjono, Agus. (2009). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, Edisi Ketiga.
Yogyakarta: EKONESIA.
Widarjono, Agus. (2010). Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta:
Unit Penerbit dan Percetakan.
Winarno, W,W. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wirdyaningsih. (2005). Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana
Prenada Media.
Wiyono, S dan Maulamin, T. (2013). Memahami Akuntansi Syariah di Indonesia.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
85
LAMPIRAN
A. Data Variabel Independen dan Dependen
BPRS TRIWULAN KET
MUD MUS MUR NPF ROA
JABAR
3/1/2013 40,000 0 78,476,633 0.26 0.03
6/1/2013 40,000 500,000 87,283,990 0.25 0.03
9/1/2013 40,000 500,000 86,840,125 0.41 0.03
12/1/2013 40,000 500,000 90,524,306 0.7 0.04
3/1/2014 40,000 540,000 92,656,272 1.33 0.04
6/1/2014 190,000 390,000 96,317,028 1.42 0.05
9/1/2014 118,660 380,000 102,533,725 1.29 0.04
12/1/2014 79,660 440,000 111,536,351 0.87 0.04
3/1/2015 40,660 1,840,000 118,693,338 1.30 0.04
6/1/2015 920,000 4,791,667 131,503,539 1.48 0.04
9/1/2015 250,000 4,513,167 127,172,874 1.49 0.04
12/1/2015 338,750 4,281,500 125,363,266 1.70 0.04
3/1/2016 2,966,725 4,803,000 127,499,437 1.39 0.04
6/1/2016 700,000 6,950,500 131,778,511 1.73 0.04
9/1/2016 0 4,072,000 131,916,739 1.67 0.04
12/1/2016 3,333,333 3,219,500 136,716,729 1.73 0.04
3/1/2017 8,627,692 4,841,000 140,902,482 2.07 0.04
6/1/2017 1,283,333 12,200,583 142,319,035 2.66 0.03
9/1/2017 283,333 7,936,458 137,200,776 3.46 0.04
12/1/2017 0 7,558,333 143,007,358 3.31 0.03
BANTEN
3/1/2013 765,000 99,664,213 165,781,302 3.69 0.04
6/1/2013 765,000 114,285,328 168,613,621 3.53 0.04
9/1/2013 765,000 122,876,243 173,780,853 4.02 0.04
12/1/2013 665,000 122,006,348 193,079,481 3.62 0.04
3/1/2014 665,000 115,106,775 195,229,025 4.20 0.04
6/1/2014 665,000 133,634,564 200,710,348 3.75 0.04
9/1/2014 665,000 144,747,334 204,211,277 3.26 0.04
12/1/2014 665,000 160,107,126 213,205,283 3.11 0.04
3/1/2015 665,000 149,977,263 210,356,727 3.26 0.05
6/1/2015 1,665,000 150,434,473 214,029,050 7.30 0.04
9/1/2015 1,665,000 165,380,865 212,234,442 7.05 0.04
12/1/2015 950,000 185,392,234 225,169,958 4.94 0.03
3/1/2016 1,450,000 185,393,700 214,124,147 5.62 0.03
6/1/2016 950,000 200,885,682 214,174,320 5.72 0.03
86
9/1/2016 450,000 205,757,036 193,762,756 28.48 (0.01)
12/1/2016 950,000 203,890,248 168,749,844 24.98 (0.03)
3/1/2017 450,000 203,321,315 159,856,405 29.58 (0.03)
6/1/2017 450,000 198,074,878 170,733,869 29.03 (0.02)
9/1/2017 450,000 193,989,756 158,201,396 24.59 0.02
12/1/2017 0 187,757,134 139,502,810 22.24 0.02
JATIM
3/1/2013 419,583 3,899,166 31,447,692 11.16 0.03
6/1/2013 93,750 4,929,833 31,742,750 10.07 0.02
9/1/2013 152,500 4,648,333 32,638,202 9.36 0.00
12/1/2013 121,250 6,840,617 32,893,966 4.66 0.02
3/1/2014 85,000 10,214,899 33,614,714 7.22 0.03
6/1/2014 441,667 11,941,399 32,882,014 7.24 0.07
9/1/2014 396,667 11,918,749 30,998,475 9.77 0.10
12/1/2014 371,667 11,247,503 33,889,013 6.73 0.15
3/1/2015 661,333 11,296,785 34,495,491 6.52 0.01
6/1/2015 588,333 11,104,598 36,044,026 6.21 (0.04)
9/1/2015 433,333 10,284,653 36,482,777 3.21 (0.04)
12/1/2015 323,333 9,677,987 31,646,405 5.54 (0.03)
3/1/2016 255,833 19,682,320 34,665,256 7.92 0.01
6/1/2016 433,333 36,482,777 10,284,653 12.33 0.01
9/1/2016 822,222 19,505,203 32,828,248 9.98 0.01
12/1/2016 738,889 19,625,703 35,479,885 7.54 0.02
3/1/2017 655,556 18,419,297 37,145,043 15.12 0.00
6/1/2017 572,222 18,155,941 37,920,917 14.99 0.01
9/1/2017 8,937,864 2,321,777 1,815,282 23.44 0.00
12/1/2017 2,851,969 15,211,158 41,803,901 22.72 0.00
JATENG
3/1/2013 33,600 523,984 6,365,863 6.35 0.03
6/1/2013 8,700 602,561 7,294,606 3.99 0.03
9/1/2013 172,222 532,460 7,769,995 4.75 0.03
12/1/2013 130,556 428,157 7,871,983 3.83 0.04
3/1/2014 50,000 356,096 8,160,444 5.12 0.04
6/1/2014 0 420,639 8,236,106 4.95 0.03
9/1/2014 83,333 848,294 8,411,809 5.93 0.03
12/1/2014 73,053 496,996 9,233,923 4.28 0.03
3/1/2015 47,175 642,197 9,937,957 4.67 0.03
6/1/2015 312,905 681,697 11,011,314 4.75 0.03
9/1/2015 486,897 499,964 11,920,692 4.93 0.03
12/1/2015 311,401 435,818 11,658,560 6.75 0.03
3/1/2016 185,946 633,579 11,964,191 7.89 0.03
6/1/2016 310,684 1,112,820 12,762,012 5.80 0.03
9/1/2016 10,176 1,787,845 14,066,529 6.65 0.03
87
12/1/2016 9,828 2,328,160 13,185,006 5.57 0.03
3/1/2017 9,580 2,066,006 13,806,243 6.68 0.03
6/1/2017 9,580 1,812,581 16,948,802 8.90 0.02
9/1/2017 8,887 1,930,274 17,052,541 8.24 0.03
12/1/2017 8,511 2,786,989 16,553,939 6.18 0.02
ACEH
3/1/2013 0 15,000 7,845,796 18.76 0.00
6/1/2013 0 15,000 7,478,505 25.64 0.00
9/1/2013 50,000 15,000 7,134,498 27.51 0.00
12/1/2013 50,000 15,000 7,327,706 23.61 (0.10)
3/1/2014 46,500 15,000 7,119,125 18.04 (0.01)
6/1/2014 46,500 115,000 8,196,910 15.49 (0.02)
9/1/2014 102,500 115,000 9,299,975 13.95 (0.02)
12/1/2014 52,500 65,000 7,297,314 17.16 (0.05)
3/1/2015 49,000 15,000 6,209,531 23.44 0.00
6/1/2015 45,000 15,000 6,786,585 23.43 0.04
9/1/2015 42,500 165,000 7,869,496 18.89 0.04
12/1/2015 41,525 65,000 9,761,258 11.34 0.10
3/1/2016 41,525 2,285,000 14,479,507 6.42 0.01
6/1/2016 40,525 2,540,000 16,712,548 6.45 0.02
9/1/2016 40,525 2,728,000 17,169,099 9.10 0.02
12/1/2016 39,525 3,065,000 18,499,305 5.63 0.03
3/1/2017 39,525 3,495,000 19,846,955 13.20 0.00
6/1/2017 39,525 1,042,000 22,145,692 15.31 0.01
9/1/2017 0 265,000 21,780,919 22.77 0.01
12/1/2017 0 15,000 20,309,647 11.84 0.01
SULSEL
3/1/2013 3,499,630 8,737,341 12,643,617 6.63 0.03
6/1/2013 3,453,084 11,282,801 13,217,670 8.22 0.01
9/1/2013 3,186,638 11,801,567 14,621,309 9.05 0.01
12/1/2013 3,068,175 10,203,257 15,642,099 11.02 0.01
3/1/2014 3,262,648 9,957,742 1,158,103 8.27 (0.00)
6/1/2014 3,402,418 11,086,211 16,334,392 8.42 0.01
9/1/2014 3,958,805 11,632,884 17,032,263 12.27 0.00
12/1/2014 4,193,187 10,705,131 17,842,581 10.16 0.01
3/1/2015 3,785,929 11,577,001 19,206,254 12.14 (0.00)
6/1/2015 4,341,934 10,686,861 22,165,738 20.02 (0.01)
9/1/2015 5,034,391 5,034,391 22,907,998 19.54 (0.02)
12/1/2015 4,893,176 8,697,037 24,882,412 17.73 (0.01)
3/1/2016 5,146,200 9,309,134 26,366,185 17.00 0.01
6/1/2016 4,789,158 9,992,544 27,707,319 16.10 0.69
9/1/2016 4,743,488 10,195,339 29,348,222 12.85 3.09
12/1/2016 4,817,026 8,210,937 30,118,539 8.02 1.40
88
3/1/2017 5,052,478 6,796,104 29,957,310 10.12 (0.31)
6/1/2017 6,166,516 7,661,243 29,344,035 8.42 (0.88)
9/1/2017 5,457,388 8,149,188 29,024,344 11.24 (2.71)
12/1/2017 4,912,757 8,886,472 28,416,052 9.85 (2.11)
B. Hasil Penelitian Menggunakan Eviews 1. Deskriptif
MUDARABAH
(Ribuan Rupiah) MUSYARAKAH
(Ribuan Rupiah) MURABAHAH
(Ribuan Rupiah) NPF (%)
ROA (%)
Mean 1180036. 32009461 64411775 9.477881 0.030339
Median 331041.5 4885417. 29652766 6.900000 0.030000
Maximum 8937864. 205757036 225169958 29.58000 3.090000
Minimum 0.000000 0.000000 1158103. 0.250000 -2.710000
Std. Dev. 1875594. 60999859 69250234 7.472001 0.415852
Observations 84 84 84 84 84
2. Uji Statistik F (Uji Chow)
Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 0.209715 (5,74) 0.9574
Cross-section Chi-square 1.181917 5 0.9466
3. Uji Hausman
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 1.008836 4 0.9085
4. Uji Lagrange Multiplier
LM hitung = 6(20)
2(20−1)[
202(0.02239)
24.78415− 1]
2
LM hitung = 1.288008
5. Normalitas
89
6. Multikolinearitas
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF MUDARABAH 0.048662 1.659388 1.657606
MUSYARAKAH 0.180955 1.979710 1.860669
MURABAHAH 2.256975 2.881270 1.981981
NPF 0.854693 2.161995 1.662380
C 0.020056 1.789040 NA
7. Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 27.04839 Prob. F(14,4) 0.0029
Obs*R-squared 18.80140 Prob. Chi-Square(14) 0.1727
Scaled explained SS 15.91283 Prob. Chi-Square(14) 0.3187
8. Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.709237 Prob. F(2,12) 0.5115
Obs*R-squared 2.008501 Prob. Chi-Square(2) 0.3663
9. Regresi Linear Data Panel ,Uji T (Parsial), Uji F (Simultan), Uji Koefisien
Determinasi (R2)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
Series: Standardized Residuals
Sample 2013Q1 2017Q1
Observations 84
Mean -7.83e-17
Median -0.029239
Maximum 1.842172
Minimum -2.029713
Std. Dev. 0.723700
Skewness 0.050641
Kurtosis 3.143787
Jarque-Bera 0.115997
Probability 0.943651
90
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. MUDARABAH 0.550991 0.149353 3.689189 0.0004
MUSYARAKAH -0.677423 0.336721 -2.011821 0.0476 MURABAHAH 1.451105 0.386720 3.752339 0.0003
NPF -0.945111 0.071182 -13.27747 0.0000 C 0.049906 0.061449 0.812147 0.4191 R-squared 0.745417 Mean dependent var 0.043206
Adjusted R-squared 0.732527 S.D. dependent var 1.083013 S.E. of regression 0.560110 Akaike info criterion 1.736312 Sum squared resid 24.78415 Schwarz criterion 1.881004 Log likelihood -67.92511 Hannan-Quinn criter. 1.794477 F-statistic 57.82799 Durbin-Watson stat 1.998635 Prob(F-statistic) 0.000000