analisis pengaruh pendapatan asli daerah dan …eprints.undip.ac.id/68270/1/14_rinanto.pdf ·...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI
DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM
TERHADAP BELANJA DAERAH
(Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2017)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk meyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro
Disusun Oleh :
DANNY TRI RINANTO
NIM. 12020112140096
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
ii
PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama Penyusun : Danny Tri Rinanto
Nomor Induk Mahasiswa : 12020112140096
Fakultas/ Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/ Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan
Judul Usulan : ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI
DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM
TERHADAP BELANJA DAERAH (Studi Kasus
Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2017)
Dosen Pembimbing : Nenik Woyanti, S.E., M.Si.
Semarang, 30 Oktober 2018
Dosen Pembimbing,
(Nenik Woyanti, S.E., M.Si)
NIP. 196905121994032003
iii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI
Nama Penyusun : Danny Tri Rinanto
Nomor Induk Mahasiswa : 12020112140096
Fakultas / Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/ IESP
Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN
ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI
UMUM TERHADAP BELANJA DAERAH
(Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2013-2017)
Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 27 November 2018
Tim Penguji
1. Nenik Woyanti, S.E., M.Si (…………………………………)
2. Dra. Herniwati Retno Handayani, MS (…………………………………)
3. Achma Hendra Setiawan, S.E., M.Si (…………………………………)
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Danny Tri Rinanto, menyatakan
bahwa skripsi dengan judul: Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan
Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Kabupaten/
Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2017), adalah hasil tulisan saya
sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang
saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin itu, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut
di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi
yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti
bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-
olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan
oleh universitas batal saya terima.
Semarang, 30 Oktober 2018
Yang membuat pernyataan
(Danny Tri Rinanto)
NIM: 12020112140096
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Bukanlah bintang-bintang yang menentukan takdir kita, melainkan kita sendiri.”
(William Shakespeare)
“Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan
melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang
menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia
dan akhirat.”
(HR. Muslim)
“What doesn’t kill me makes me stronger”
(Friedrich Nietzsche)
Skripsi ini saya persembahkan untuk almarhum bapak, ibu,
kakak, saudara, dan orang-orang yang terkasih dalam hidupku.
vi
ABSTRACT
Regional autonomy in Indonesia, every region must have ability to
manage the regional finances. The differences in potential between regions
generate inequality of regional income sources. General allocation funds from
central government which the function is eliminate fiscal gaps are more bigger
than regional original income of districts and cities in Central Java. Therefore
this study aims to analyze the effect of Regional Original Income (PAD) and
General Allocation Funds (DAU) on local government expenditure.
This research uses multiple linear regression with a fixed effect model
approach. The data that used are quantitative data with panel data types
consisting of 35 district / cities in Central Java Province from 2013 to 2017.
The result of this research indicated that PAD and DAU have a significant
impact on local government expenditure. The different role of PAD and DAU on
regional expenditure between districts and cities. DAU has a big role in district’s
expenditure, meanwhile cities expenditure in Central Java be affected by PAD.
Keywords: Regional autonomy, regional original income, general allocation fund,
local government expenditure
vii
ABSTRAK
Adanya otonomi di Indonesia, setiap daerah dituntut memiliki kemampuan
dalam mengelola keuangan daerahnya. Perbedaan potensi antar daerah
menghasilkan ketimpangan sumber-sumber pendapatan asli daerah yang berbeda-
beda. Dana transfer dari pemerintah pusat berupa dana alokasi umum yang
berfungsi membantu memenuhi kebutuhan fiskal yang tidak sebanding dengan
potensi fiskal, ternyata lebih besar dari pada pendapatan asli daerah kabupaten dan
kota di Provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum
(DAU) terhadap belanja daerah pada kabupaten dan kota di Provinsi Jawa
Tengah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda
dengan pendekatan model efek tetap. Data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa data kuantitatif dengan jenis data panel yang terdiri dari 35 kabupaten/
kota di Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2013 hingga 2017.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan PAD dan DAU memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap belanja daerah kabupaten/ kota di Provinsi Jawa
Tengah secara keseluruhan. Terdapat perbedaan peran PAD dan DAU terhadap
belanja daerah antara kabupaten dan kota. DAU memiliki peran dan pengaruh
lebih besar terhadap belanja daerah kabupaten-kabupaten, sedangkan belanja
daerah kota-kota di Provinsi Jawa Tengah lebih besar dipengaruhi oleh peran
PAD.
Kata Kunci : otonomi daerah, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, belanja
daerah.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai dan
kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap
Belanja Daerah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2013-2017)” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro,
Semarang. Selama penyusunan skripsi ini penulis menyadari mendapatkan banyak
bimbingan, bantuan secara langsung maupun tidak langsung, doa dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro.
2. Bapak Akhmad Syakir Kurnia, S.E., M.Si., Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro.
3. Ibu Nenik Woyanti S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing skripsi atas ilmu,
waktu dan arahan dalam membimbing penulis hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
4. Bapak Darwanto S.E., M.Si selaku Dosen Wali yang telah banyak membantu
dan memberikan motivasi selama masa perkuliahan.
ix
5. Seluruh dosen, staff, dan petugas FEB UNDIP yang telah memberikan ilmu
dan fasilitas selama penulis menjalani masa perkuliahan.
6. Kepada kedua orang tua tercinta Alm. Bapak Basuki dan Ibu Sri Rahayu,
serta kakakku tersayang Elly Dianita Sari yang selalu memberikan kasih
sayang, motivasi, doa, dan dorongan baik secara moril maupun materiil
kepada penulis selama ini.
7. Kepada seluruh keluarga besar Bapak Soepardan yang telah memberikan doa,
perhatian, dan bantuan selama penulis menjalani perkuliahan.
8. Sahabat-sahabatku Bintang, Rama, Alif, Sindhu, Wisnu, Shihab, Anggoro,
Fauzan, Abdillah, Alfian, Kaka, Fitri, dan Reza yang telah memberikan
kenangan, bantuan, dan menjadi teman seperjuangan dari awal perkuliahan
hingga terselesaikannya skripsi ini.
9. Terimakasih Attika Purbosari yang selalu menemani dan memberi semangat,
sehingga penulis dapat segera menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga besar IESP 2012, terimakasih atas semangat, motivasi,
persaudaraan, kenangan, dan kerjasama selama perkuliahan di FEB UNDIP.
Semarang, 30 Oktober 2018
Penulis
Danny Tri Rinanto
NIM 12020112140096
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 12
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 13
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................... 13
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................. 14
BAB II TELAAH PUSTAKA .............................................................................. 15
2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 15
2.1.1 Teori Pengeluaran Pemerintah ......................................................... 15
2.1.2 Otonomi Daerah ............................................................................... 16
2.1.3 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ........................ 20
2.1.4 Sumber-sumber Pendapatan Daerah ................................................ 22
2.1.4.1 Pendapatan Asli Daerah ................................................................. 22
2.1.4.2 Pendapatan Transfer .................................................................... 23
2.1.4.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah ................................................... 28
xi
2.1.5 Hubungan antara PAD dengan Belanja Daerah ............................... 29
2.1.6 Hubungan antara DAU dengan Belanja Daerah .............................. 30
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 30
2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 32
2.4 Hipotesis ................................................................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 34
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel.......................... 34
3.1.1 Variabel Penelitian ........................................................................... 34
3.1.2 Definisi Operasional Variabel .......................................................... 34
3.2 Populasi .................................................................................................. 35
3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 35
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 36
3.5 Metode Analisis ...................................................................................... 36
3.5.1 Estimasi Model Regresi ....................................................................... 37
3.5.2 Deteksi Asumsi Klasik ..................................................................... 42
3.5.2.1 Deteksi Normalitas ...................................................................... 42
3.5.2.2 Deteksi Multikolinearitas ............................................................ 42
3.5.2.3 Deteksi Heteroskedastisitas ......................................................... 43
3.5.2.4 Deteksi Autokorelasi ................................................................... 43
3.5.3 Pengujian Statistik ............................................................................ 45
3.5.3.1 Koefisien Determinasi (R2) ......................................................... 45
3.5.3.2 Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji-t) ..................................... 45
3.5.3.3 Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) ................................. 47
BAB IV HASIL DAN ANALISIS ........................................................................ 48
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian .................................................................... 48
4.1.1 Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah ......................................... 48
4.1.2 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah 49
4.1.3 Dana Alokasi Umum Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah ... 49
4.1.4 Belanja Daerah Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah ............ 50
4.2 Analisis Data (Kabupaten/ Kota)............................................................ 51
4.2.1 Pengujian untuk Memilih Pendekatan Terbaik ................................ 51
xii
4.2.2 Deteksi Asumsi Klasik ..................................................................... 53
4.2.2.1 Deteksi Normalitas ......................................................................... 53
4.2.2.2 Deteksi Multikolinieritas ................................................................ 54
4.2.2.3 Deteksi Autokorelasi ...................................................................... 54
4.2.2.4 Deteksi Heteroskedastisitas ............................................................ 55
4.2.3 Pengujian Statistika .......................................................................... 56
4.2.3.1 Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 56
4.2.3.2 Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji-F).................................... 57
4.2.3.3 Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji-t) ........................................ 58
4.3 Analisis Data (Kabupaten) ..................................................................... 59
4.3.1 Pengujian untuk Memilih Pendekatan Terbaik ................................ 59
4.3.2 Deteksi Asumsi Klasik ..................................................................... 60
4.3.2.1 Deteksi Normalitas ...................................................................... 60
4.3.2.2 Deteksi Multikolinieritas ............................................................. 61
4.3.2.3 Deteksi Autokorelasi ................................................................... 61
4.3.2.4 Deteksi Heteroskedastisitas ......................................................... 62
4.3.3 Pengujian Statistik ............................................................................ 63
4.3.3.1 Koefisien Determinasi ( R2
) ........................................................ 63
4.3.3.2 Koefisien Regresi Secara Simultan ( Uji – F ) ............................ 63
4.3.3.3 Koefisien Regresi Secara Parsial ( Uji – t ) ................................. 64
4.4 Analisis Data (Kota) ............................................................................... 65
4.4.1 Pengujian untuk Memilih Pendekatan Terbaik ................................ 65
4.4.2 Deteksi Asumsi Klasik ..................................................................... 66
4.4.2.1 Deteksi Normalitas ...................................................................... 66
4.4.2.2 Deteksi Multikolinieritas ............................................................. 67
4.4.2.3 Deteksi Autokorelasi ................................................................... 68
4.4.2.4 Deteksi Heteroskedastisitas ......................................................... 68
4.4.3 Pengujian Statistik ............................................................................ 69
4.4.3.1 Koefisien Determinasi ( R2
) ........................................................ 69
4.3.3.2 Koefisien Regresi Secara Simultan ( Uji – F ) ............................ 69
4.3.3.4 Koefisien Regresi Secara Parsial ( Uji – t ) ................................. 70
xiii
4.5 Interpretasi Hasil .................................................................................... 71
4.5.1 Hasil Regresi Linier Berganda (Kabupaten/ Kota) .......................... 71
4.5.2 Hasil Regresi Linier Berganda (Kabupaten) .................................... 73
4.5.3 Hasil Regresi Linier Berganda (Kota).............................................. 75
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 77
5.1 Simpulan ................................................................................................. 77
5.2 Keterbatasan ........................................................................................... 77
5.3 Saran ....................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 79
LAMPIRAN .......................................................................................................... 82
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Perbandingan Rasio PAD terhadap TPD Kabupaten/ Kota setiap
Provinsi di Pulau JawaTahun 2013-2017 ............................................. 7
Tabel 1.2 Perbandingan Proporsi Jumlah PAD dan DAU terhadap Jumlah
Realisasi Belanja Daerah Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah Tahun
2013-2017........................................................................................... 11
Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson.........................44
Tabel 4.1 Total PAD Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-
2017 (dalam rupiah)............................................................................49
Tabel 4.2 Total DAU Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-
2017 (dalam rupiah) ........................................................................... 50
Tabel 4.3 Total Belanja Daerah Kabupaten/ Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun
2013-2017 (dalam rupiah) .................................................................. 51
Tabel 4.4 Hasil Uji Chow (Kabupaten/ Kota) ..................................................... 52
Tabel 4.5 Hasil Uji Hausman (Kabupaten/ Kota) ............................................... 53
Tabel 4.6 Hasil Deteksi Normalitas (Kabupaten/ Kota) ..................................... 54
Tabel 4.7 Hasil Deteksi Multikolinieritas (Kabupaten/ Kota) ............................ 54
Tabel 4.8 Hasil Deteksi Heteroskedastisitas (Kabupaten/ Kota) ........................ 56
Tabel 4.9 Hasil Uji F (Kabupaten/ Kota) ............................................................ 57
Tabel 4.10 Hasil Uji-t (Kabupaten/ Kota) ............................................................. 58
Tabel 4.11 Hasil Uji Chow (Kabupaten)............................................................... 59
Tabel 4.12 Hasil Uji Hausman (Kabupaten) ......................................................... 60
Tabel 4.13 Hasil Deteksi Normalitas (Kabupaten) ............................................... 61
Tabel 4.14 Hasil Deteksi Multikolinieritas (Kabupaten) ...................................... 61
Tabel 4.15 Hasil Deteksi Heteroskedastisitas (Kabupaten) .................................. 62
xv
Tabel 4.16 Hasil Uji F (Kabupaten) ...................................................................... 63
Tabel 4.17 Hasil Uji-t (Kabupaten) ....................................................................... 64
Tabel 4.18 Hasil Uji Chow (Kota) ........................................................................ 65
Tabel 4.19 Hasil Uji Hausman (Kota)................................................................... 66
Tabel 4.20 Hasil Deteksi Normalitas (Kota) ......................................................... 67
Tabel 4.21 Hasil Deteksi Multikolinieritas (Kota) ................................................ 67
Tabel 4.22 Hasil Deteksi Heteroskedastisitas (Kota) ............................................ 69
Tabel 4.23 Hasil Uji F (Kota) ............................................................................... 70
Tabel 4.24 Hasil Uji-t (Kota) ................................................................................ 70
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Tren Pendapatan Kabupaten dan Kota se-Indonesia Tahun 2013-
2017 ................................................................................................... 5
Gambar 1.2 Tren Pendapatan Kabupaten secara Agregat Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2017 ............................................................................... 9
Gambar 1.3 Tren Pendapatan Kota secara Agregat Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2017 ............................................................................. 10
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 32
Gambar 3.1 Uji Penentuan Model....................................................................... 39
Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah............................................................... 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Uji Chow (Kabupaten/ kota) ............................................................. 82
Lampiran B Uji Hausman (Kabupaten/ kota) ....................................................... 82
Lampiran C Uji Normalitas (Kabupaten/ kota) ..................................................... 82
Lampiran D Uji Heteroskedastisitas (Kabupaten/ kota) ....................................... 83
Lampiran E Hasil Estimasi FEM (Kabupaten/ kota) ............................................ 83
Lampiran F Uji Chow (Kabupaten) ...................................................................... 84
Lampiran G Uji Hausman (Kabupaten) ................................................................ 84
Lampiran H Uji Normalitas (Kabupaten) ............................................................. 84
Lampiran I Uji Heteroskedastisitas (Kabupaten) .................................................. 85
Lampiran J Hasil Estimasi FEM (Kabupaten) ...................................................... 86
Lampiran K Uji Chow (Kota) ............................................................................... 86
Lampiran L Uji Hausman (Kota) .......................................................................... 87
Lampiran M Uji Normalitas (Kota) ...................................................................... 87
Lampiran N Uji Heteroskedastisitas (Kota) .......................................................... 88
Lampiran O Hasil Estimasi FEM (Kota) .............................................................. 88
Lampiran P Tren Pendapatan Kabupaten/ kota se-Indonesia ............................... 89
Lampiran Q Data Mentah...................................................................................... 90
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam praktek ketatanegaraan sejak awal kemerdekaan Indonesia, telah
dirumuskan bahwa terdapat pembagian kekuasaan pemerintahan agar negara
dapat terkelola dengan baik serta tujuan dari negara dapat tercapai. Menurut
Asshiddiqie (2006), pembagian kekuasaan terbagi dalam dua cara yaitu:
pembagian kekuasaan secara vertikal dan pembagian kekuasaan secara horizontal.
Pembagian kekuasaan secara horizontal merupakan pembagian kekuasaan negara
berdasarkan fungsinya yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Sedangkan
pembagian kekuasaan pemerintahan secara vertikal adalah pembagian kekuasaaan
antara beberapa tingkat pemerintahan, misalnya antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah yang ada di bawahnya dalam negara kesatuan, atau pemerintah
federal dengan pemerintah negara bagian dalam suatu negara federal.
Pembagian kekuasaan secara vertikal antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah sudah tercantum dalam Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945 (sebelum amandemen) yang tercantum pada pasal 18 yang
menyebutkan bahwa daerah Indonesia dibagi atas daerah besar dan kecil, dengan
bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang, dengan
memandang dan mengingati dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan
negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa. Dalam
Undang-Undang No.1/1957 tentang “Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah” juga
2
disebutkan bahwa wilayah Republik Indonesia dibagi dalam daerah besar dan
kecil yang berhak mengurus rumah tangganya sendiri.
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan secara merata hingga keseluruh
pelosok negeri serta terciptanya hubungan yang harmonis antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah, maka dikeluarkan Undang-Undang No. 5/1974 sebagai
revisi undang-undang yang sudah ada sebelumnya tentang “Pokok-Pokok
Pemerintahan Daerah” dimana diarahkan pada pelaksanaan otonomi daerah.
Dalam undang-undang tersebut pelaksanaan otonomi daerah diharapkan dapat
meningkatkan perkembangan dan pembangunan daerah yang nyata dan
bertanggung jawab dengan penyelenggaraan pemerintahan yang didasarkan asas
desentralisasi, asas dekonsentrasi serta tugas pembantuan. Undang-Undang
No.5/1974 yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip otonomi daerah kemudian
direvisi dengan Undang-Undang No. 22/1999 tentang “Pemerintahan Daerah”.
Pada hakikatnya otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan yang berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan perundang-
undangan.
Undang-Undang No. 22/1999 mengatur penyelenggaraan pemerintahan
daerah serta otonomi daerah berdasarkan asas desentralisasi dengan
menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi, aspirasi masyarakat,
potensi dan kemampuan daerah, serta berlandaskan pemerataan dan keadilan.
Dalam melaksanakan otonomi daerah yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat serta tercapainya pembangunan, diperlukan prinsip-prinsip otonomi
3
daerah yang nyata, luas, serta pertanggung jawaban pemerintah daerah. Oleh
karena itu, harus disertai dengan perimbangan keuangan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah sebagai sumber-sumber pembiayaan berdasarkan asas
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan sesuai pembagian
kewenangan maupun tanggung jawab disetiap tingkat pemerintahan sebagaimana
dijelaskan dalam Undang-Undang No. 25/1999 tentang “Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah”.
Dalam perkembangannya Undang-Undang No. 22/1999 tentang
“Pemerintahan Daerah” dan Undang-Undang No. 25/1999 tentang “Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah” direvisi dengan
diterbitkannya Undang-Undang No. 32/2004 tentang “Pemerintahan Daerah” dan
Undang-Undang No. 33/2004 tentang “Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah”. Undang-undang mengenai pemerintahan daerah
kembali direvisi dengan diterbitkannya Undang-Undang No.23/2014 tentang
“Pemerintahan Daerah” agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Menurut Agustina (2013), dalam otonomi daerah terdapat dua aspek
kinerja keuangan sebagai reformasi pembiayaan atau financing reform yang
diharapkan dapat lebih baik dibandingkan sebelum adanya otonomi daerah. Aspek
pertama adalah pemberian kewenangan kepada daerah untuk mengurus
pembiayaan daerah dengan mengandalkan pendapatan asli daerah. Aspek kedua
yaitu dari sisi manajemen pengeluaran daerah, bahwa pengelolaan keuangan
4
daerah harus lebih akuntabel dan transparan serta menuntut daerah agar lebih
efektif dan efisien dalam pengeluaran daerah.
Sesuai dengan pendapat Agustina, menurut Rahman, dkk (2014), salah
satu ciri utama daerah mampu dalam melaksanakan otonomi daerah adalah
terletak pada kemampuan keuangan daerah untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan daerahnya dengan tingkat ketergantungan kepada pemerintahan
pusat dengan proporsi yang semakin mengecil dimana pendapatan asli daerah
memiliki peran yang cukup besar dalam memobilisasi dana penyelenggaraan
pemerintah daerah. Hal itu didukung dengan adanya kebijakan alokasi antara
pemerintah pusat dan daerah yang tercermin dalam bentuk semakin besarnya
anggaran yang didaerahkan dan keleluasaan penggunaannya.
Menurut Halim (2004), kemampuan daerah untuk menggali sumber-
sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangannya sendiri untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan merupakan ciri utama suatu daerah
mampu melaksanakan otonomi daerah. Akan tetapi setiap daerah di Indonesia
memiliki potensi wilayah yang berbeda, sehingga akan menghasilkan
ketimpangan sumber-sumber pendapatan asli daerah yang berbeda antar daerah.
Oleh karena itu dalam pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah maka terdapat transfer dari pemerintah pusat yang
bersumber dari APBN berupa Dana Alokasi Umum (DAU) sebagai kebijakan
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Pengalokasian DAU ditentukan berdasarkan besar kecilnya celah fiskal (fiscal
gap) di suatu daerah. Apabila suatu daerah memiliki kebutuhan fiskal yang besar
5
sedangkan potensi fiskal yang kecil maka akan memperoleh alokasi DAU yang
relatif besar, begitu juga sebaliknya (Ndadari, 2008).
Dalam laporan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia (2011) menunjukkan
bahwa secara nasional dana perimbangan merupakan pos yang paling
mendominasi yaitu sebesar 68,0 persen dalam komposisi pendapatan daerah,
sedangkan PAD sebesar 19,0 persen dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar 13
persen. Dominasi dana perimbangan dalam tren pendapatan kabupaten/ kota se-
Indonesia juga masih terjadi pada tahun 2013 hingga 2017.
Gambar 1.1
Tren Pendapatan Kabupaten dan Kota se-Indonesia Tahun 2013-2017
Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun 2013-2017, diolah.
Berdasarkan Gambar 1.1 dari tahun anggaran 2013 sampai 2017, dana
perimbangan cenderung mengalami kenaikan meskipun menurun pada tahun
anggaran 2015. Pada tahun anggaran 2015 dana perimbangan kabupaten/ kota
sebesar Rp 429,7 trilliun atau 60,97 persen dari komposisi pendapatan. Besaran
lain-lain pendapatan yang sah kabupaten/ kota pada tahun 2013 hanya sebesar
Rp 41,9 trilliun jumlah tersebut naik menjadi Rp 121,4 trilliun pada tahun 2017,
-
200.000.000.000.000
400.000.000.000.000
600.000.000.000.000
800.000.000.000.000
1.000.000.000.000.000
2013 2014 2015 2016 2017
Lain lain
Dana Perimbangan
PAD
6
bahkan pada tahun 2015 mencapai Rp 153,5 trilliun atau berkontribusi sebesar
21,79 persen dari total pendapatan. Meskipun selalu mengalami peningkatan
setiap tahunnya, pendapatan asli daerah hanya memiliki porsi yang kecil yaitu
sebesar 14,93 persen atau sebesar Rp 83,3 trilliun pada tahun 2013 dan naik
menjadi 18,04 persen atau sebesar Rp 143,4 trilliun pada tahun 2017.
Salah satu gagasan yang melandasi otonomi daerah dan perimbangan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah adalah terjadinya ketimpangan
serta perbedaan kemampuan keuangan antar daerah dimana terjadi perbedaan
kemampuan antara daerah yang berada di Pulau Jawa dan daerah yang berada di
luar Pulau Jawa pada umumnya. Pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi di
Jawa-Bali dalam laporan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (2011)
secara agregat mampu mencukupi kebutuhan daerahnya sendiri dengan rata-rata
PAD sebesar 32,94 persen dimana angka tersebut lebih baik dari pada kelompok
Provinsi Nusa Tenggara-Maluku-Papua, Sulawesi, Sumatera, dan Kalimantan.
Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah daerah kabupaten/ kota di Pulau Jawa
diharapkan dapat menjadi role model dalam mencapai pemerintahan yang baik
khususnya dalam pengelolaan keuangan daerah. Menurut Hakim (2005), dalam
mengevaluasi kemampuan keuangan suatu daerah secara umum alat analisis yang
digunakan adalah rasio antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Total
Pendapatan Daerah (TPD). Berikut adalah data perbandingan rasio PAD terhadap
total pendapatan daerah kabupaten/ kota secara agregat setiap provinsi di Pulau
Jawa.
7
Tabel 1.1
Perbandingan Rasio PAD terhadap TPD Kabupaten/ Kota setiap Provinsi di
Pulau JawaTahun 2013-2017
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 Rata-rata
Provinsi
Banten 0,2539 0,2497 0,3254 0,3263 0,3107 0,2932
DKI Jakarta 0,6795 0,7136 0,7620 0,6858 0,6642 0,7010
Jawa Barat 0,1827 0,2146 0,2221 0,2289 0,2505 0,2197
Jawa Tengah 0,1251 0,1596 0,1547 0,1634 0,1506 0,1506
Jawa Timur 0,1565 0,1823 0,1899 0,1919 0,1854 0,1812
DI Yogyakarta 0,1772 0,2192 0,2247 0,2297 0,2147 0,2131
Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun 2013-2017, diolah
Berdasar Tabel 1.1 selama kurun waktu tahun 2013 hingga 2017
kabupaten/ kota di Jawa Tengah memiliki rasio antara pendapatan asli daerah dan
total pendapatan daerah paling rendah disetiap tahunnya. Hal ini menunjukkan
kemampuan keuangan daerah kabupaten/ kota di Jawa Tengah masih sangat
rendah dimana pendapatan asli daerah selama kurun waktu tersebut rata-rata
hanya memiliki kontribusi 0,1506 atau 15,06 persen dalam total pendapatan
daerah. Rata-rata tersebut terendah jika dibandingkan dengan kabupaten/ kota di
provinsi lain, dimana kabupaten/ kota di Provinsi Banten memiliki rata-rata 29,32
persen, kabupaten/ kota di DKI Jakarta dengan rata-rata 70,1 persen, kabupaten/
kota di Provinsi Jawa Barat memiliki rata-rata 21,97 persen, kabupaten/ kota di
Provinsi Jawa Timur sebesar 18,12 persen dan kabupaten/ kota di Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan rata-rata 21,3 persen. Sehingga dapat dikatakan
bahwa dalam membiayai kegiatan pemerintahan kabupaten/ kota di Jawa Tengah
dalam periode tersebut paling banyak mengalami ketergantungan dana transfer
dari pemerintah pusat dibandingkan kabupaten/ kota di provinsi lainnya di Pulau
Jawa.
8
Dalam penerapan otonomi daerah, pajak daerah dan retribusi daerah dalam
pos pendapatan asli daerah diharapkan menjadi sumber utama penerimaan daerah
otonom. Menurut Kuncoro (2007), dominasinya transfer atau dana perimbangan
daripada PAD dalam membiayai belanja pemerintah daerah sebenarnya tidak
memberikan panduan yang baik dalam mengelola keuangan pemerintah daerah,
pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya bukti-bukti empiris secara
internasional yang menunjukan bahwa tingginya ketergantungan daerah terhadap
transfer berhubungan negatif dengan governansinya.
Pemberian dana alokasi umum yang bertujuan meratakan kemampuan
keuangan antar daerah guna mendanai segala kebutuhan dalam pelaksanaan
desentralisasi ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan fiskal antar daerah
satu dengan daerah lain sehingga diharapkan memiliki kesiapan yang sama dalam
pelaksanaan otonomi daerah. Pada dasarnya daerah yang memiliki kemampuan
fiskal rendah akan mendapatkan dana alokasi umum dalam jumlah yang relatif
besar, sebaliknya daerah yang memiliki kemampuan fiskal yang lebih baik
cenderung mendapatkan dana alokasi umum yang jumlahnya lebih kecil.
Menurut Kuncoro (2007), perbedaan potensi pajak daerah dan retribusi
daerah akan menghasilkan perbedaan sumber-sumber penerimaan yang
selanjutnya akan berdampak pada perbedaan belanja di masing-masing daerah.
Potensi pajak dan retribusi daerah yang ada di kabupaten tentu saja berbeda
dengan potensi pajak dan retribusi daerah di kota sehingga berdampak pada
perbedaan dana alokasi umum yang diberikan, hal ini juga terjadi di kabupaten
dan kota di Provinsi Jawa Tengah.
9
Gambar 1.2
Tren Pendapatan Kabupaten secara Agregat Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2017
Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun 2013-2017, diolah
Pendapatan kabupaten berdasarkan Gambar 1.2 diatas memiliki kemiripan
dengan tren pendapatan kota pada Gambar 1.3, dimana dana alokasi umum
memiliki komposisi yang besar dibandingkan sumber pendapatan lainnya. Nilai
DAU baik kabupaten ataupun kota terus mengalami kenaikan dari tahun anggaran
2013 sampai tahun anggaran 2017. Nilai PAD kabupaten juga mengalami
kenaikan disetiap tahunnya, pada tahun anggaran 2013 PAD kabupaten sebesar
Rp 4,36 trilliun dan pada tahun anggaran 2017 menjadi Rp 7,87 trilliun atau 12,84
persen dari total pendapatan. Pada tahun anggaran 2013 nilai PAD kota sebesar
Rp 1,72 trilliun atau berkontribusi sebesar 25,35 persen dari total pendapatan.
Nilai tersebut naik menjadi Rp 2,77 trilliun atau 29,53 persen dari total
pendapatan pada tahun 2017.
-
10.000.000.000.000
20.000.000.000.000
30.000.000.000.000
40.000.000.000.000
50.000.000.000.000
60.000.000.000.000
70.000.000.000.000
2013 2014 2015 2016 2017
Lain-lain
DAK
DAU
DBH
PAD
10
Gambar 1.3
Tren Pendapatan Kota secara Agregat Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2017
Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun 2013-2017, diolah
Besaran transfer pemerintah pusat masih sangat mendominasi sumber
pendapatan daerah baik kabupaten maupun kota, sedangkan porsi PAD masih
relatif rendah. Dari fenomena tersebut dapat diindikasikan bahwa daerah belum
mampu menggali potensi sumber penerimaan sumber pendapatan yang berasal
dari daerahnya sendiri.
Menurut Maemunah (dalam Ndadari, 2008) transfer DAU berpengaruh
positif terhadap belanja daerah. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Kuncoro
(2007) yang menyebutkan bahwa transfer dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah akan meningkatkan pengeluaran konsumsi barang publik,
tetapi tidak menjadi substitusi bagi pajak daerah. Dominannya peran transfer
relatif terhadap PAD dalam membiayai belanja pemerintah daerah sebenarnya
-
1.000.000.000.000
2.000.000.000.000
3.000.000.000.000
4.000.000.000.000
5.000.000.000.000
6.000.000.000.000
7.000.000.000.000
8.000.000.000.000
9.000.000.000.000
10.000.000.000.000
2013 2014 2015 2016 2017
Lain-lain
DAK
DAU
DBH
PAD
11
juga tidak memberikan panduan yang baik bagi pemerintah (governance) terhadap
aliran transfer itu sendiri.
Tabel 1.2
Perbandingan Proporsi Jumlah PAD dan DAU terhadap Jumlah Realisasi
Belanja Daerah Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah Tahun 2013-2017
Tahun Proporsi Kabupaten Proporsi Kota
PAD DAU PAD DAU
2013 10,82% 61,11% 27,24% 50,63%
2014 14,55% 58,37% 30,07% 47,16%
2015 13,97% 51,81% 29,79% 44,15%
2016 13,60% 48,57% 30,03% 41,78%
2017 12,18% 48,02% 27,00% 39,85%
Rata-rata 13,02% 53,58% 28,83% 44,71%
Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun 2013-2017, diolah.
Berdasarkan Tabel 1.2 pada tahun 2013 jumlah PAD kabupaten
berkontribusi sebesar 10,82 persen atau sebesar Rp 4,36 trilliun terhadap jumlah
belanja daerah seluruh kabupaten. Nilai kontribusi terhadap jumlah belanja daerah
tersebut meningkat menjadi 12,18 persen atau Rp 7,87 trilliun. Rata-rata jumlah
PAD kabupaten berkontribusi sebesar 13,02 persen dalam jumlah belanja daerah
kabupaten, rata-rata tersebut lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata kontribusi
jumlah PAD kota terhadap jumlah belanja kota yaitu sebesar 28,83 persen. Nilai
DAU meningkat disetiap tahunnya baik di kabupaten dan kota. Rata-rata DAU
kota berkontribusi 44,71 persen dalam memenuhi kebutuhan belanja daerah,
sedangkan DAU kabupaten berkontribusi lebih besar yaitu sebesar 53,58 persen.
Semakin besar DAU yang diberikan pemerintah pusat ke pemerintah daerah,
maka tingkat ketergantungan pemerintah daerah dalam membiayai belanja daerah
juga akan semakin tinggi (Budiarti, 2013).
12
Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kesit Bambang Prakoso
pada tahun 2004 mengenai analisis pengaruh DAU dan PAD terhadap belanja
daerah di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta membuktikan bahwa
DAU dan PAD berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah. Penelitian
Priambudi (2015) mendapatkan hasil serupa bahwa PAD dan DAU berpengaruh
positif dan signifikan terhadap belanja kabupaten/ kota di Pulau Jawa tahun 2013.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam pelaksaan otonomi daerah, setiap daerah dituntut untuk mengurus
sendiri rumah tangganya serta memiliki kemampuan dalam mengelola keuangan
daerahnya. Perbedaan potensi antar daerah menghasilkan ketimpangan sumber-
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berbeda-beda. Oleh karena itu
terdapat dana transfer dari pemerintah pusat berupa Dana Alokasi Umum (DAU)
untuk pemerataan kemampuan keuangan atau menutup celah fiskal daerah.
DAU yang berfungsi menutup celah fiskal dimana kebutuhan fiskal tidak
sebanding dengan potensi fiskal daerah ternyata lebih besar dari pada PAD dalam
membiayai belanja daerah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah. Dengan
kata lain besaran belanja daerah bergantung pada besaran dana transfer dari
pemerintah pusat.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dilakukan penelitian tentang
pengaruh pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap belanja daerah
dengan studi kasus kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah. Dalam penelitian
ini dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
13
1. Bagaimana pengaruh pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap
belanja daerah kabupaten/ kota di Provinsi Jawa Tengah?
2. Bagaimana pengaruh pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap
belanja daerah kabupaten-kabupaten di Provinsi Jawa Tengah?
3. Bagaimana pengaruh pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap
belanja daerah kota-kota di Provinsi Jawa Tengah?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum
terhadap belanja daerah kabupaten/ kota di Provinsi Jawa Tengah.
2. Menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum
terhadap belanja daerah kabupaten-kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.
3. Menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum
terhadap belanja daerah kota-kota di Provinsi Jawa Tengah.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kegunaan teoritis, untuk memberikan sumbangan pemikiran dibidang ilmu
ekonomi pembangunan mengenai pengaruh pendapatan asli daerah dan dana
alokasi umum terhadap belanja daerah.
2. Kegunaan praktis, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam pengambilan kebijakan
14
pengelolaan keuangan pemerintah daerah kabupaten/ kota Provinsi Jawa
Tengah.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika dan struktur penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima
bab. Bab I pendahuluan, bab ini menguraikan tentang rancangan penelitian ini
yang mencakup latar belakang yang mendasari munculnya masalah, perumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II telaah pustaka, pada bab kedua akan diuraikan mengenai landasan
teori yang menjelaskan teori-teori yang mendukung perumusan hipotesis,
penelitian terdahulu, serta kerangka pemikiran. Bagian kerangka pemikiran
menjelaskan permasalahan yang akan diteliti secara singkat kemudian dapat
ditarik hipotesis.
Bab III metode penelitian, pada bab ketiga ini menguraikan tentang
variabel penelitian, populasi, jenis dan sumber data. Metode pengumpulan data
serta metode analisis dalam penelitian ini akan dijelaskan dengan rinci.
Bab IV hasil dan analisis, pada bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi
obyek penelitian, analisis data, dan interpretasi hasil. Bab V merupakan bab
penutup yang memuat kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan, keterbatasan
penelitian, dan saran.