analisis pengaruh perputaran persediaan terhadap ... fileada yang tidak, misalnya dalam bentuk...
TRANSCRIPT
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 37
ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP
PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA
PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA, TBK.
Popon Rabia Adawia
AMIK BSI Tangerang
Kompleks BSD Sektor XIV-C11, Jl. Letjen Sutopo, Tangerang, Banten
Sri Khotijah
STIE YPN Karawang
Jl. Raya Industri, Cikarang, Jawa Barat
ABSTRAC
The purpose of this research is to analyzed the inventory turnover to profitability of
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Since 2009 up to 2016. Profitability in this
research with using Return On Asset (ROA)
The Analysis methode that use in the research is kuantitatif methode. Data that used is
financial statements from IDX. Variable Independen in this research is inventory
turnover as X variable and Return on Asset as Y variable.
The result conclude that inventory turnover does not have significant influence toward
Return On Asset.
Key Word : Inventory Turnover, Return On Asset (ROA)
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Perkembangan ekonomi yang semakin cepat serta banyaknya kebijakan-kebijakan
baru dalam bidang ekonomi baik jangka pendek maupun jangka panjang, disamping itu
adanya persaingan yang semakin ketat antar perusahaan menuntut manajemen perusahaan
untuk melakukan perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan secara efektif dan
efisien demitercapai tujuan perusahaan. Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai
tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Ada perusahaan pada keuntungan maksimal dan
ada yang tidak, misalnya dalam bentuk sosial.
Tujuan perusahaan berbeda-beda, namun salah satu tujuan yang selalu ada pada
perusahaan adalah memperoleh laba yang optimal atas penjualan barang atau jasa, jika
volume penjualan besar maka laba yang didapat pun akan semakin besar.
Kelangsungan hidup suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyak hal salah
satunya adalah tingkat keuntungan yang diperoleh (profitabilitas). Pada umumnya usaha
yang dilakukan oleh setiap perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas adalah dengan
melakukan penjualan persediaan barang, sehinggaperputaran persediaan barang pun akan
meningkat, karena apabila tingkatperputaran persediaan di suatu perusahaan tinggi maka
biasanya laba yang akan didapat perusahaan pun akan tinggi.
Dapat dikatakan bahwa persediaan adalah harta lancar yang dimiliki perusahaan
untuk kemudian diolah dan dijual agar tujuan utama dari perusahaan dapat tercapai yakni
tujuan itu adalah laba yang sebesar-besarnya. Persediaan merupakan unsur aktiva lancar
yang merupakan unsur yang aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus-menerus
diperoleh, diubah, dan kemudian dijual kepada konsumen. Pada prinsipnya persediaan
mempermudah jalannya operasi berturut-turut memproduksi barang-barang serta
mendistribusikan kepada konsumen.
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 38
Setiap perusahaan mengharapkan persediaan yang dimilikinya dapat berputar
secara cepat. Sehingga kegiatan pendistribusian dan penjualan pun akan akan berjalan
cepat. Semakin tinggi perputaran persediaan, maka semakin tinggi pula biaya yang dapat
di tekan, sehingga semakin besar perolehan laba yang didapat. Dan sebaliknya jika
semakin lambat perputaran persediaan, maka semakin kecil pula perolehan laba
nya..semakin tinggi laba operasi, maka akan meningkatkan laba bersih perusahaan. Laba
bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba perusahaan yang tinggi belum
tentu menunjukan profitabilitas yang tinggi, akan tetapai profitabiitas yang tinggi dapat
dipastikan bahwa laba yang dihasilkan juga tinggi. Untuk meningkatkan profitabilitas
perusahaan maka setiap perusahaan harus memperhatikan kegiatan operasi perusahaan
seperti melakukan pengelolaan perputaran persediaan secara efektif dan efisien,
meningkatkan kualitas barang, selalu melakukan inovasi supaya konsumen tidak jenuh
yang dijual dan memenuhi permintaan pasar.
Jika perputaran persediaan diperusahaan berjalan dengan cepat berarti persediaan
didalam perusahaan sudah terjual dan sehingga akan memperlancar arus kas dan secara
otomatis akan berpengaruh langsung terhadap profitabilitas yang akan dihasilkan
perusahaan.
Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk
memperoleh laba yang efektif, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan
laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Pengertian profitabilitas menurut Munawir (2007:33) adalah menunjukan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. PT
Indocement Tunggal Perkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dibidang bahan baku
bangunan yaitu sebagai produsen semen terkemuka di Indonesia. Oleh karena itu pastinya
perusahaan tersebut melakukan perputaran persediaan. Pada PT Indocement Tunggal
Perkasa Tbk terdapat persediaan berupa bahan baku, barang dalam proses dan barang
jadi. Kemudian dalam prakteknya banyak melakukan kegiatan operasional untuk
menunjang tercapainya laba yang diharapkan oleh perusahaan. Dari uraian diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa tujuan akhir setiap perusahaan adalah memperoleh pendapatan
yang akhirnya diharapkan perusahaan akan memperoleh laba yang dinyatakan dengan
profitabilitas. Return On Asset (ROA) merupakan salah satu indikator profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan suatu perusahaan untuk
memperoleh laba. Dan penulis akan menggunakan Return On Asset (ROA) karena
dianggap sebagai indikator yang baik untuk mewakili tingkat profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini
dengan judul ““ANALISA PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP
PROFITABILITAS PADA PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk”.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perkembangan perputaran persediaan PT Indocement Tunggal
Perkasa Tbk pada periode tahun 2010-2016 ?
2. Bagaimana perkembangan profitabilitas di PT Indocement Tunggal Perkasa
Tbk pada periode tahun 2010-2016?
3. Seberapa besar pengaruh perputaran persediaan terhadapprofitabilitas pada PT
Indocement Tunggal Perkasa Tbk pada periode tahun 2010-2016?
PEMBATASAN MASALAH
Agar lebih fokus penelitian dibatasi pada materi mengenai pengaruh tingkat
perkembangan perputaran persediaan terhadap profitabilitas dengan rasio yang digunakan
adalah ROA. Dan sebagai objek penelitian adalah PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk
periode 2010-2016.
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 39
RUMUSAN MASALAH
Setelah pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah penilitian ini adalah
sebagai berikut : “Bagaimana pengaruhperputaran persediaan terhadap profitabilitas pada
PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk pada periode 2010 - 2016 ?”
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui pengaruh perputaran
persediaan terhadap profitabilitas pada PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk periode
2010 - 2016”.
MANFAAT PENELITIAN
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis,
lembaga dan pihak yang terkait sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan pengaruh
perputaran persediaan terhadap profitabilitasperusahaan.
2. Memberikan informasi yang bermanfaat khususnya mengenai hubungan
perputaran persediaan terhadap profitabilitas perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Teoritis
Persediaan
Sebuah perusahaan harus menyimpan persediaan yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan pelangganya. Kegagalan untuk hal itu bisa mengakibatkan hilangnya
penjualan. Disisi lain, terlalu banyak menyimpan persediaan akan menambah beban
seperti penyimapanan, asuransi, dan pajak property. Dan persediaan yang berlebihan akan
meningkatkan resiko kerugian akibat penurunan harga, kerusakan dan perubahan pola
pembelian pelanggan.
Berdasarkan PSAK No.14 butir 4 dikutip oleh Hamizar dan Muhammad Nuh
(2009:81) :”Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali,
misalnya barang dagangan dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan
tanah atau property lainya untuk dijual kembali.persediaan juga mencakup barang jadi
yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi oleh
perusahaan, dan termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses
produksi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah salah satu jenis
aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar didalam suatu perusahaan. Persediaan ialah
sebuah faktor yang penting didalam menentukan kelancaran operasi sebuah perusahaan.
Persediaan sendiri merupakan sebuah bentuk investasi, dimana keuntungan dan laba
tersebut dapat diharapkan melalui sebuah penjualan dikemudian hari. Pada dasarnya,
persediaan akan mempermudah jalanya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara
berkelanjutan untuk memproduksi barang-barang serta menyampaikannya kepada para
pelanggan atau konsumen.
Menurut Hamizar dan Muhammad Nuh (2009:81) jenis-jenis persediaan terdiri
atas :
a. Persediaan bahan baku (Raw Material). Adalah bahan baku yang akan
digunakan untuk membuat barang jadi.
b. Persediaan perlengkapan pabrik (Supplier). Adalah barang-barang yang
mempunyai fungsi melancarkan proses produksi yang nilainya kecil.
c. Persediaan bahan baku penolong pabrik (Indirect Material). Adalah barang atau
bahan yang menjadi bagian dari proses produksi yang nilainya kecil.
d. Persediaan dalam proses (Work In Process). Adalah bahan baku yang sudah
mulai diolah kedalam proses produksi akan tetapi bahan baku ini belum selesai
dikerjakan.
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 40
e. Persediaan barang jadi (Finish Goods). Adalah barang-barang yang sudah
selesai diprosesmenjadi barang dagang yang siap dijual kepada konsumen.
Metode-metode penilaian persediaan didasarkan pada harga perolehanya :
1. Sistem Periodik
Sistem ini disebut juga sistem persediaan fisik. Dalam system ini fungsi
dari persediaan barang dagang untuk mencatat nilai persediaan yang masih
tersedia pada awal atau akhir periode. Harga pokok penjualan dapat diketahui
apabila persediaan akhir sudah diketahui dengan cara menghitung jumalah fisik
persdiaan barang dagang yang masih tersisa pada akhir periode. Selisih antara
harga pokok barang yang tersedia untuk dijual dengan harga pokok persediaan
akhir merupakan harga pokok barang yang dijual selama periode. Pembagian
system periodik sebagai berikut :
a. Sistem Periodik - Identifikasi Khusus
b. Sistem Periodik – Rata-rata Sederhana
c. Sistem Periodik – FIFO
d. Sistem Perodik – LIFO
2. Sistem Perpetual
Disebut juga system persediaan buku. Dalam system ini perkiraan
persediaan digunakan untuk mencatat mutasi atau perubahan persediaan yaitu
dengan mencatat persediaan awal periode, pembelian selama periode, penjualan
selama periode dan persediaan akhir pada periode tersebut.
a. Sistem Perpetual – Rata–rata Bergerak
b. Sistem Perpetual – FIFO
c. Sistem Perpetual – LIFO
Biaya merupakan dasar utama untuk penilaian persediaan. Namun, dalam
sejumlah kasus, persediaan bisa dinilai selain dari biaya. Dua situasi ini muncul
apabila:
1. Biaya penggantian persediaan lebih rendah daripada biaya yang tercatat,
2. Persediaan tidak dapat dijual pada harga jual normal karena cacat, usang,
perubahan gaya, atau penyebab lainya.
Dalam sistem pencatatan persediaan terdapat dua metode yang dapat
digunakan untuk melakukan perncatatan persediaan, yaitu :
1. Metode Periodik / Fisik
Kartikahadi (2012 : 332) menyatakan dalam metode periodik, jumlah
persediaan ditentukan secara berkala (periodik) dengan melakukan
perhitungan fisik dan mengalikan jumlah unit tersebut dengan harga satuan
untuk menghitung nilai persediaan yang ada pada saat itu. Dalam metode
ini, setiap kali ada pembelian persediaan akan dicatat pada akun pembelian.
Sedangkan pada saat penjualan hanya dibukukan penjualan sejumlah harga
penjualan, dan tidak dihitung harga pokok penjualan untuk setiap transaksi.
Pada akhir periode usaha untuk menyusun laporan keuangan, harus
dilakukan perhitungan fisik persediaan untuk mengetahui nilai persediaan
akhir dan harga pokok penjualan”. Sedangkan Hamizar dan Muhammad
Nuh (2009:82) menyatakan “Metode fisik adalah pencatatan transaksi
persediaan barang dengan metode ini langsung berkaitan dengan barang
dagang yang bersangkutan. Misalnya bila terjadi pembelian, barang
dagangan akan dicatat pada rekening khusus yaitu pembelian (Purchase)
dan penjualan barang dagang dicatat pada rekening penjualan. Dengan cara
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 41
ini bertambahnya barang dagang atau berkurangnya barang dagaang akan
selalu dicatat”.
2. Metode Buku (Perpetual)
Menurut Zaki Baridwan (2011 :151) menyatakan dalam metode buku
setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakan
buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi
dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang
digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom
beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan
dan saldo persediaan. Sedangkan Hamizar dan Muhammad Nuh (2009:82)
menyatakan pencatatan transaksi persediaan dengan metode perpectual
akan langsung mempengaruhi barang dagang. Misalnya untuk mencatat
transaksi pembelian barang dagangan langsung dicatat pada rekening
persediaan disebelah debet dan penjualan barang dagangan dicatat pula
pada rekening persediaan barang daganganya disebelah kredit. Metode
pencatatan ini dibantu dengan buku pembantu persediaan barang dagangan
denagn membuat kartu persediaan barang (Stock Card).
Persediaan merupakan salah satu pos modal kerja yang cukup penting karena
sebagian besar modal kerja berasal dari persediaan. Pada perusahaan dagang, persediaan
tersebut merupakan barang dagangan, sedangkan pada perusahaan industri persediaan
tersebut dapat berupa bahan mentah (raw material), barang dalam proses (work in
process), maupun barang jadi (Finished Goods).
Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan keadaan yang kurang baik.
Kekurangan dapat berakibat larinya pelanggan, sedangkan kelebihan persediaan dapat
berakibat pemborosan atau tidak efisien. Oleh karena itu, manajemen perusahaan
berusaha agar jumlah persediaan yang ada dapat menjamin kelancaran proses produksi.
Dengan kata lain, total cost yang berhubungan dengan persediaan dapat diminimalkan.
Perhitungan total cost persediaan secara keseluruhan dipengaruhi oleh faktor-faktor
pembentuk biaya dari persediaan.
Menurut Baridwan (2011 : 176-177), beberapa kesalahan pencatatan persediaan
dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Persediaan akhir dicatat terlalu besar akibat dari salah hitung, harga atau salah
mencatat barang-barang yang sudah dijual.
b. Persediaan akhir dicantumkan terlalu kecil akibat dari salah hitung, harga atau
salah mencatat barang-barang yang sudah dibeli. Kesalahan-kesalah yang
terjadi adalah kebalikan dari kesalahan no 1 di atas.
c. Persediaan akhir dicantumkan terlalu besar bersama dengan belum dicatatnya
piutang dan penjualan pada akhir periode.
d. Persediaan akhir dicantumkan terlalu kecil bersama dengan belum dicatatnya
utang dan pembelian pada akhir periode.
Apabila kesalahan-kesalahan pencatatan persediaan baru diketahui setelah buku-
buku ditutup pada akhir tahun berikutnya maka kesalahan-kesalahan tersebut sudah tidak
mempunyai pengaruh apa-apa (counter balanced), oleh sebab itu tidak diperlukan koreksi
atas kesalahan-kesalahan tersebut.
Perputaran Persediaan Menurut S. Munawir (2014:77), menerangkan bahwa : “Turn over persediaan
merupakan ratio atau jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata
persediaan yang dimiliki oleh perusahaan”. Selanjutnya Menurut Jumingan (2006:128),
menerangkan bahwa: ”Perputaran persediaan (inventory turnover) menunjukan berapa
kali barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi”.
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 42
Berdasarkan uraian diatas, maka rasio perputaran persediaan dapat digunakan
untuk mengukur efisiensi operasional yang melibatkan seberapa baiknya manajemen
yang mengontrol modal yang ada dalam persediaan.
Dari beberapa definisi yang telah diuraikan oleh para ahli, maka perputaran
persediaan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan
Rata - Rata Persediaan
Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa tingkat
perputaran persediaan adalah mengukur kemampuan perusahaan dalam memutarkan
barang dagangannya dan menunjukan hubungan antara barang yang diperlukan untuk
menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang telah ditentukan, serta efisiensi
persediaan dapat dilihat dari tingkat perputaran persediaan.
Perputaran persediaan merupakan salah satu ukuran efisiensi perusahaan dalam
penggunaan aktiva lancar. Semakin cepat perputaran persediaan, maka akan semakin
efisien penggunaan persediaan dalam suatu persediaan.
Selanjutnya Jumingan (2009:129) menyatakan bahwa inventory turnover yang
tinggi belum tentu diikuti tingginya net income, selama profit yang diperoleh telah
dikorbankan untuk mencapai volume penjualan yang lebih besar, untuk meningkatkan
inventory turnover tersebut mungkin harga jual terlalu rendah, atau meningkatnya
inventory turnoveri itu mungkin diikuti naiknya biaya penjualan dan biaya administrasi
lebih.
Profitabilitas
Menurut R. Agus Sartono (2010:122) “Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun
modal sendiri”. Profitabilitas menunjukan bagaimana kemampuan perusahaan
menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu. Laba yang besar belum tentu merupakan ukuran perusahaan telah
bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui apabila laba dibandingkan dengan
kekayaan atau investasi yang digunakan untuk mengasilkan laba tersebut. Rasio
profitabilitas dianggap sebagai alat yang paling valid dalam mengukur hasil pelaksanaan
operasi perusahaan karena rasio profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai
alternatif investasi yang sesuai dengan tingkat resiko.
Menurut Munawir (2014:65) mengenai rasio profitabilitas : “Dengan menggunakan
analisa rasio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas,
keefektifan operasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan (profitabilitas
perusahaan)”.
Profitabilitas dapat diukur menggunakan rasio. Rasio yang dipergunakan untuk
mengukur profitabilitas salah satunya adalahReturn On Asset (ROA).
Menurut Susan Irawati (2006:59) ROA adalah kemampuan suatu perusahaan
(aktiva perusahaan) dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan
laba operasi (EBIT) atau perbandingan laba usahadengan modal sendiridan modal asing
Jumlah hari Persediaan = Jumlah Hari Pertahun
Perputaran Persediaan
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 43
yang digunakan untuk menghasilkan laba dan dinyatakan dalam presentase. Secara
matematis rasio ini dapat diukur menggunakan rumus sebagai berikut :
Kasmir (2012:h.197) menerangkan bahwa tujuan dan manfaat penggunaan rasio
profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan yakni :
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode tertentu
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri
5. Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaanyang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalh sebagai
berikut :
1. Penelitian Ni Nyoman (2008)
Dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh efektifitas dan efisiensi
penggunaan modal kerja terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Koperasi
Pegawai Negeri KAMAHDUK RSUP Sanglah Denpasar” mengemukakan
bahwa variabel perputaran persdediaan tidak memiliki pengaruh nyata terhadap
rentabilitas ekonomi. Metode penelitian yang digunakan dalam metode ini
adalah regresi liner berganda.
2. Penelitian Iskandar Rusli (2009)
Dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh asset dan manajemen inventory
terhadap manajemen laba” mengemukakan bahwa tidak ada hubungan antara
inventory turnover terhadap EBIT (earning before after tax). Dengan kata lain
inventory turnover berpengaruh negatif terhadap EBIT. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi liner berganda.
3. Penelitian Yuli Orniati (2009)
Dalam penelitianya yang berjudul “Laporan keuangan sebagai alat untuk
menilai kinerja keuangan” mengemukakan bahwa dengan menurunya
perputaran persediaan pada tahun 2005-2007 maka berdampak pada jumlah
persediaan, baik persediaan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi
yang ada, dan berakibat pada menurunya volume penjualan sehingga secara
langsung akan menurunkan jumlah laba yang akan diperoleh perusahaan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rasio
keuangan.
KERANGKA PEMIKIRAN Laba atau profit merupakan tujuan utama didirikanya suatu badan usaha. Jika suatu
perusahaan tidak dapat memperoleh laba, maka tujuan lain dari perusahaan pun akan sulit
tercapai seperti pertumbuhan terus-menerus dan tanggung jawab sosial. Kelangsungan
hidup suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyak hal salah satunya adalah
profitabilitas. Pada umumnya usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk
meningkatkan profitabilitas adalah dengan melakukan penjualan persediaan barang
sehingga perputaran persediaan barang pun akan meningkat.
Return On Asset = Laba bersih sebelum pajak x 100%
Total Aktiva
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 44
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan
diawal maka kerangka pemikiran penelitian disertai variabel dapat dilihat pada skema
gambar dibawah ini.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
Keterangan :
X = Perputaran Persediaan
Y = Profitabilitas (Return On Asset)
= Menunjukan pengaruh perputaran persediaan dan asrus kas terhadap profitabilitas
HIPOTESIS
Menurut Sugiyono (2012, h93). “Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahn penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul,
oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan”.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Perputaran Persediaan berpengaruh Signifikan
terhadap Profitabilitas pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Periode 2010 – 2016”.
METODE PENELITIAN
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain data khusus yaitu data
yang berkaitan dengan perputaran persediaan dan pengaruhnya terhadap profitabilitas
meliputi neraca dan laporan laba rugi serta rasio profitabilitas untuk menghitung Return
On Asset selama periode 2010 sampai dengan 2016.
Populasi
Dalam penelitian ini populasi data diambil dari laporan keuangan PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk.
Sampel
Dalam penelitian ini sampel yang akan digunakan adalah 8 periode diambil dari
tahun 2010– 2016.
Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi
berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan berdasarkan pertimbangan
tertentu atau jatah tertentu”.
Kriteria yang dilakukan dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 – 2016
b. Perusahaan tersebut tidak keluar (didelisting) dari BEI pada tahun 2010 – 2016
c. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan audited selama tahun
2010 – 2016
Perputaran Persediaan (X1)
- Harga Pokok Penjualan
- Rata-rata Persediaan
Barang
Sofyan Syafri Harahap
(2011:308)
Profitabilitas (Y) :
Return On Asset (ROA)
Sofyan Syafri Harahap
(2011:304)
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 45
Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian perlu adanya suatu desain penelitian yang sesuai dengan
variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan dan hipotesis penelitian untuk diuji
kebenarnya. Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisis data agar
dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan peneitian.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu mengolah dan menganalisis
data kuantitatif atau data yang berbentuk angka yang diperoleh dari data perusahaan
tentang perputaran persediaan dan pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan. Maka
desain penelitian yang digunakan adalah desain kausal yaitu desain yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antar satu variabel lainya (Sugiyono, 2012, h.56). Dengan kata
lain, desain kausal ini mengetahui ada atau tidak nya pengaruh perputaran persediaan
terhadap profitabilitas perusahaan.
Definisi Konseptual
Dalam penelitan ini penulis akan menghitung perkembangan perputaran persedian
(bukan nilai persediaan) dan pengaruhnya terhadap Return on asset.
Operasionalisasi Variabel
Dilihat dari sudut pandang hubunganya, variabel yang digunakan untuk penelitian
ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran
persediaan.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas
yang diukur dengan Return On Asset.
Maksud dari Operasionalisasi variabel adalah untuk menentukan data yang
dibutuhkan dan untuk memudahkan pengukuran dari variabel-variabel yang telah
ditetapkan. Berikut adalah tabel Operasionalisasi variabel yang diteliti.
Tabel 1. Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Perputaran
Persediaan
(X)
Menurut Sofyan Syafri Harahap
(2011:308) Perputaran
Persediaan adalah :
"Menunjukan seberapa cepat
perputaran persediaan dalam
siklus peoduksi normal. Semakin
cepat perputaranya semakin baik
karena dianggap kegiatan
penjualan berjalan cepat"
- Harga Pokok Penjualan
- Rata-rata Persediaan
Barang
Rumus :
Perputaran Persediaan =
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Rata-rata
Rasio
Profitabilitas
(Y)
Menurut Sofyan Syafri Harahap
(2011:304) " Rasio yang
menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan dan
sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan , kas, modal,
jumlah karyawan, jumlah cabang
dan sebagainya".
- Laba Bersih
- Total Aktiva
Rumus :
ROA = Laba Bersih/Total
Aktiva X 100%
Rasio
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 46
HASIL PENELITIAN
Pada Penelitian ini penulis akan meneliti analisa pengaruhperputaran persediaan
terhadap profitabilitas dimana penulis mengambil laporan keuangan PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk sebagai bahan penelitian.
Sumber data yang dipakai penulis yaitu laporan neraca dan laba rugi yang diambil
dari laporan keuangan tahunan yang dikeluarkan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk.
Data Khusus
Perputaran Persediaan
Rasio perputaran persediaan (inventory turnover) adalah ukuran seberapa sering
persediaan barang dagang terjual dalam waktu satu periode atau dalam satu tahun. Rumus
untuk menghitung perputaran persediaan adalah harga pokok barang yang terjual atau
harga pokok penjualan dalam waktu satu tahun dibagi rata-rata nilai persediaan barang
dagang. Untuk mendapatkan nilai yang objektif, maka dihitung nilai rata-rata nya, yaitu
dengan menambahkan persediaan tahun ini denagn persediaan tahun sebelumnya,
kemudian dibagi dua. Semakin besar angka perputaran persediaan maka semakin bagus,
karena berarti perusahaan efisien dalam penyediaan persediaanya. Atau dengan kata lain
semakin pendek waktu barang untuk “ngendon” digudang/toko, sehingga biaya
penyimpanan semakin murah. Berikut perolehan rumus rata-rata persediaan :
Tahun Perhitungan :
2009 Rata-rata Persediaan = 1515360346381 + 1269425028230 =
2
1392392687306
2010 Rata-rata Persediaan = 1269425028230 + 1299548786024 =
2
1284486907127
2011 Rata-rata Persediaan = 1299548786024 + 1327720000000 =
2
1313634393012
2012 Rata-rata Persediaan = 1327720000000 + 1470305000000 =
2
1399012500000
2013 Rata-rata Persediaan = 1470305000000 + 1473645000000 =
2
1471975000000
2014 Rata-rata Persediaan = 1473645000000 + 1665546000000 =
2
1569595500000
2015 Rata-rata Persediaan = 1665546000000+ 1521197000000 =
2
1593371500000
2016 Rata-rata Persediaan = 1521197000000 + 1780410000000 =
2
1650803500000
Rata-rata Persediaan = Total persediaan akhir + Total persediaan
awal / 2
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 47
Tabel 2. Rata-rata Persediaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Tahun 2009 - 2016
Berikut adalah tabel perputaran persediaan PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk. Perputaran persediaan diperoleh dengan rumus :
Tahun Perhitungan :
Hasil
2009 Perputaran Persediaan = 5468017733384 / 1392392687305,5 = 3,93
2010 Perputaran Persediaan = 5597042805995 / 11284486907127 = 4,36
2011 Perputaran Persediaan = 7452568000000 / 1313634393012 = 5,67
2012 Perputaran Persediaan = 9020338000000 / 11399012500000 = 6,45
2013 Perputaran Persediaan = 10036632000000 / 1471975000000 = 6,82
2014 Perputaran Persediaan = 10890037000000 / 1569595500000 = 6,94
2015 Perputaran Persediaan = 9888919000000 / 1593371500000 = 6,21
2016 Perputaran Persediaan =9030433000000 / 1650803500000 = 5,47
Tabel 3. Perputaran Persediaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Tahun 2010-2015
Tabel Rata-Rata Persediaan
Tahun Persediaan awal Persediaan Akhir Rata-rata Persediaan
2009 1.515.360.346.381 1.269.425.028.230 1.392.392.687.306
2010 1.269.425.028.230 1.299.548.786.024 1.284.486.907.127
2011 1.299.548.786.024 1.327.720.000.000 1.313.634.393.012
2012 1.327.720.000.000 1.470.305.000.000 1.399.012.500.000
2013 1.470.305.000.000 1.473.645.000.000 1.471.975.000.000
2014 1.473.645.000.000 1.665.546.000.000 1.569.595.500.000
2015 1.665.546.000.000 1.521.197.000.000 1.593.371.500.000
2016 1.521.197.000.000 1.780.410.000.000 1.650.803.500.000
Tahun
Harga Pokok
Penjualan
Rata-rata
Persediaan
Perputaran
Persediaan (kali)
2009 5.468.017.733.384 1.392.392.687.306 3,93
2010 5.597.042.805.995 1.284.486.907.127 4,36
2011 7.452.568.000.000 1.313.634.393.012 5,67
2012 9.020.338.000.000 1.399.012.500.000 6,45
2013 10.036.632.000.000 1.471.975.000.000 6,82
2014 10.890.037.000.000 1.569.595.500.000 6,94
2015 9.888.919.000.000 1.593.371.500.000 6,21
2016 9.030.433.000.000 1.650.803.500.000 5,47
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan / Rata-rata Persediaan
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 48
Dari tabel di atas terlihat perputaran persediaan terbesar terjadi pada tahun 2014
yaitu sebesar 6,94 kali. Dan terkecil terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 3,93 kali. Pada
tahun 2014 Nilai 6,94 kali tersebut berarti dalam waktu satu tahun rata-rata terjadi 6,94
kali perputaran persediaan barang dagang PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Dalam rasio perputaran persediaan kita kemudian dapat menghitung berapa lama
waktu rata-rata dari produk dibeli sampai dengan terjual. Rumusnya adalah jumlah hari
dalam setahun dibagi dengan niali perputaran persediaan. Berikut perhitungan jumlah hari
yang diperlukan dalam perputaran persediaan adalah sebagai berikut :
Dari perhitungan diatas terlihat lama perputaran persediaan paling lama terjadi
pada tahun 2009 yaitu 92,91 hari dan perputaran persediaan tercepat terjadi pada tahun
2014 yaitu selama 52,61 hari.
Kemudian apakah nilai 6,94 kali (perputaran persediaan) atau 52,61 hari (hari
sampai barang terjual) menunjukan nilai yang bagus? Jawabanya adalah relatif atau
tergantung darimana cara pandang pembaca. Karena rasio terlihat bagus atau jelek hanya
setelah dibandingkan dengan rasio dari perusahaan yang sejenis atau terlihat bagus jika
dibanding kan dengan periode sebelum dan sesudahnnya.Dan hasil diatas terutama pada
tahun 2014 dapat dikatakan bagus dibandingkan dengan periode sebelum dan sesudahnya.
Tahun Jumlah Hari Persediaan Hasil
2009 = 365 hari / 3,927 92,94 hari
2010 = 365 hari / 4,357 83,77 hari
2011 = 365 hari / 5,673 64,34 hari
2012 = 365 hari / 6,448 56,61 hari
2013 = 365 hari / 6,818 53,53 hari
2014 = 365 hari / 6,938 52,61 hari
2015 = 365 hari / 6,206 58,81 hari
2016 = 365 hari / 5,470 66,72 hari
Jumlah hari persediaan = Jumlah hari setahun /Perputaran Persediaan
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 49
Gambar 2.
Perputaran Persediaan, Rata-rata Persediaan dan Harga Pokok Penjualan
Tabel 4.
Perkembangan Tingkat Harga Pokok Penjualan, Rata-rata Persediaan
danPerputaran Persediaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Sumber : Laporan Neraca & Laba Rugi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Tabel dan gambar grafik diatas menyajikan tingkat perputaran persediaan PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dapat dilihat jumlah rata-rata persediaan tertinggi
terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar Rp 1.650.803.500.000,- dan jumlah rata-rata
persediaan terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 1.284.486.907.127,-.
Selanjutnya harga pokok penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp
10.890.037.000.000,- dan harga pokok penjualan terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu
sebesar Rp 5.468.017.733.384,-. Jumlah perputaran persediaan yang tertinggi terjadi pada
tahun 2014 yaitu selama 6,94 kali dan perputaran persediaan terendah pada tahun 2009
yaitu 3,93 kali. Tingkat perputaran ini dipengaruhi oleh harga pokok penjualan, ketika
harga pokok penjualan itu naik perputaran persediaan cenderung naik atau menjadi tinggi
nilainya, begitupun sebaliknya.
Grafik Perputaran Persediaan
Harga Pokok Penjualan
Rata-rata Persediaan
Perputaran Persediaan(kali)
Tahun
Harga Pokok Penjualan
Perkembangan Rata-rata
Persediaan
Perkembangan Perputaran
Persediaan
Perkembangan
(a) % (b) % (c) %
2009 5.468.017.733.384 - - 1.392.392.687.306 - - 3,93
2010 5.597.042.805.995 Naik 2,36% 1.284.486.907.127 Turun 7,75% 4,36 Naik 10,96%
2011 7.452.568.000.000 Naik 33,15% 1.313.634.393.012 Naik 2,27% 5,67 Naik 30,20%
2012 9.020.338.000.000 Naik 21,04% 1.399.012.500.000 Naik 6,50% 6,45 Naik 13,65%
2013 10.036.632.000.000 Naik 11,27% 1.471.975.000.000 Naik 5,22% 6,82 Naik 5,75%
2014 10.890.037.000.000 Naik 8,50% 1.569.595.500.000 Naik 6,63% 6,94 Naik 1,75%
2015 9.888.919.000.000 Turun 9,19% 1.593.371.500.000 Naik 1,51% 6,21 Turun 10,55%
2016 9.030.433.000.000 Turun 8,68% 1.650.803.500.000 Naik 3,60% 5,47 Turun 11,86%
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 50
Tingkat perputaran persediaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dari tahun ke
tahun (2009 – 2016) mengalami kenaikan yang disebabkan oleh peningkatan harga pokok
penjualan. Ada penurunan harga pokok penjualan yang mengakibatkan perputaran
mengalami percepatan yaitu ditahun 2016, harga pokok penjualan turun sekitar 8,7%
yaitu harga pokok penjualan sebesar Rp 9.030.433.000.000,- dengan perputaran
persediaan sebanyak 5,47 kali dengan penurunanperputaran persediaan sebesar 11,9%
dari tahun sebelumnya yang mencapai 6,21 kali perputaran.
Profitabilitas (Return On Asset)
Return On Assetini dihitung dengan cara membagi laba bersih perusahaan dengan
total asetnya biasanya ditampilkan dalam bentuk persentase. Sumber data diambil dari
neraca dan laporan laba rugi. Berikut ini disajikan tabel Return On Asset PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk.
ROA dihitung dengan rumus :
Return On Asset = Laba Sebelum Pajak / Total Aktiva x 100%
Tabel 5.
Return On Asset PT Indocement Tunggal Prakarsa
Periode 2009-2016
Tahun Total Aktiva Laba Sebelum Pajak Return On Asset
2009 13.286.706.863.779 3.796.326.872.422 28,57%
2010 15.346.145.677.737 4.142.258.276.182 26,99%
2011 18.151.331.000.000 4.573.882.000.000 25,20%
2012 22.755.160.000.000 6.239.550.000.000 27,42%
2013 26.607.241.000.000 6.595.154.000.000 24,79%
2014 28.884.635.000.000 6.814.636.000.000 23,59%
2015 27.638.360.000.000 5.644.576.000.000 20,42%
2016 30.150.580.000.000 4.145.632.000.000 13,75%
Sumber : Laporan Neraca & Laba Rugi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Tahun Perhitungan : Hasil
2009 ROA = 13796326872422 / 3286706863779 *100%= 28,57%
2010 ROA = 15346145677737 / 4142258276182 * 100% = 26,99%
2011 ROA = 18151331000000 / 4573882000000 * 100% = 25,20%
2012 ROA = 22755160000000 / 6239550000000 * 100% = 27,42%
2013 ROA = 26607241000000 / 6595154000000 * 100% = 24,79%
2014 ROA = 28884635000000 / 6814636000000 * 100 % = 23,59%
2015 ROA = 27638360000000 / 5644576000000 * 100% = 20,42%
2016 ROA = 30150580000000 / 4145632000000 * 100% = 13,75%
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 51
Gambar 3
Total Aktiva, Laba Bersih dan ROA
Tabel 7.
Perkembangan Tingkat Total Aktiva, Laba Bersih dan ROA PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk
Tahun Total Aktiva Perkembangan
Laba Bersih Sebelum
Pajak Perkembangan
Return On
Asset Perkembangan
(a) N/T % (b) N/T % (a/b) N/T %
2009 13.276.270.232.548 3.796.326.872.422 28,75%
2010 15.346.145.677.737 Naik 15,59% 4.142.258.276.182 Naik 9,11% 26,99% Turun 5,53%
2011 18.151.331.000.000 Naik 18,28% 4.573.882.000.000 Naik 10,42% 25,20% Turun 6,64%
2012 22.755.160.000.000 Naik 25,36% 6.239.550.000.000 Naik 36,42% 27,42% Naik 8,82%
2013 26.607.241.000.000 Naik 16,93% 6.595.154.000.000 Naik 5,70% 24,79% Turun 9,60%
2014 28.884.635.000.000 Naik 8,56% 6.814.636.000.000 Naik 3,33% 23,59% Turun 4,82%
2015 27.638.360.000.000 Turun 4,31% 5.644.576.000.000 Turun 17,17% 20,42% Turun
13,43
%
2016 30.150.580.000.000 Naik 8,70% 4.145.632.000.000 Turun 26,56% 13,75% Turun 32,68
%
Sumber : Laporan Neraca & Laba Rugi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Berdasarkan tabel diatas, Total Aktiva tertinggi terjadi pada tahun 2016 yaitu
mencapai Rp 30.150.580.000.000,- dan terendah terjadi pada tahun 2009 dimana total
aktiva hanya mencapai Rp 13.276.270.232.548,-. Total aktiva dari tahun ke tahun
cenderung mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2015 total aktiva mengalami
penurunan sebesar 4.31% dari tahun sebelumnya. selanjutnya laba bersih sebelum pajak
yang terjadi pada tahun 2009 sampai dengan 2016 yang tertinggi terjadi pada tahun 2014
yaitu sebesar Rp 6.814.636.000.000,- dan terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar
Rp 3.796.326.872.422,-. Laba bersih selama periode tersebut mengalami penurunan
sebesar 17,17% yaitu di tahun 2015laba bersih sebelum pajaksebesar Rp
5.644.576.000.000,-.
Grafik Return On Asset (ROA)
Total Aktiva
Laba Bersih SebelumPajak
Return On Asset
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 52
Dapat dilihat bahwa perkembangan return on asset dari tahun 2010 sampai dengan
2016 hanya sekali mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2012 sebesar 8,82%.Keadanya
tersebut dipengaruhi dari presentase kenaikan terbesar total aktiva sebesar 25,36% dan
laba bersih sebelum pajak sebesar 36,4% pada tahun 2012 dan perkembangan ROA
terendah terjadi pada tahun 2015 sebesar 13,4% dan merupakan pengaruh dari penurunan
total aktiva dan laba pada tahun tersebut. Kenaikan aktiva maupun laba kurang dari 25%
tidak mempengaruhi ROA.
PEMBAHASAN
Perputaran persediaan sebagai variabel X dan ROA sebagai variabel Yuntuk setiap
tahunya, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 8 Tabel Perputaran Persediaan dan ROA
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Periode 2010-2016
Tahun Tingkat Perputaran (%) ROA (%)
2010 10,96 26,99
2011 30,20 25,20
2012 13,65 27,42
2013 5,75 24,79
2014 1,75 23,59
2015 10,55 20,42
2016 11,86 13,75
Sumber : Laporan Neraca & Laba Rugi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Gambar 4
Perputaran Persediaan dan Return On Asset (ROA)
Analisis Regresi
Analisa mempermudah dalam menghitung data perputaran persediaan, dan
ROAdengan rumus Analisis Regresi Linier sederhana secara manual, berikut tabel
penolong :
TingkatPerputaran
ROA
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 53
Tabel 9
Perhitungan Regresi Linier Sederhana
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Tahun X Y XY X² Y²
2010 10,96 26,99 295,81 120,12 728,46
2011 30,2 25,2 761,04 912,04 635,04
2012 13,65 27,42 374,28 186,32 751,86
2013 5,75 24,79 142,54 33,06 614,54
2014 1,75 23,59 41,28 3,06 556,49
2015 10,55 20,42 215,43 111,30 416,98
2016 11,86 13,75 163,08 140,66 189,06
∑ 84,72 162,16 1993,46 1506,57 3892,43
Sumber : Laporan Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang telah diolah.
Persamaan umum regresi linier sederhana :
a = [(∑Y)(∑X²) - (∑X)(∑XY)]
(n)(∑X²) - (∑X)²
a = [(162,16)(1506,57) – (84,72)(1993,46)]
(7)(1506,57) – (84,72)²
a = 244305,39–168885,93
10545,99–7177,48
a = 75419,46
3368,51
a = 22,3895609631Pembulatan menjadi 22,39
Mencari nilai b :
b = (n)(∑XY) - (∑X)(∑Y)
n(∑X²) – (∑X)²
b =(7)(1993,46) – (84,72)(162,16)
(7)(1506,57) – (84,72)²
b = 13954,22–13738,19
10545,99 –7177,48
b = 216,03
3368,51
b = 0,06413069034 Pembulatan menjadi 0,064
Maka output regresinya adalah :
Nilai a = 22,39 yang berarti apabila perputaran persediaan (X) sama dengan nol (tidak ada
perubahan), maka Return On Asset (ROA) (Y) sebesar 22,39.
Y = a + bX
Y = 22,39 + 0,064X
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 54
Nilai b = koefisien regresi positif sebesar 0,064. Jika perputaran persediaan (X) meningkat
maka ROA (Y) akan meningkat sebesar 0,064.
Tabel 10. Koefisienkorelasi product moment
Tahun X Y XY X² Y²
2010 10,96 26,99 295,81 120,12 728,46
2011 30,2 25,2 761,04 912,04 635,04
2012 13,65 27,42 374,28 186,32 751,86
2013 5,75 24,79 142,54 33,06 614,54
2014 1,75 23,59 41,28 3,06 556,49
2015 10,55 20,42 215,43 111,30 416,98
2016 11,86 13,75 163,08 140,66 189,06
∑ 84,72 162,16 1993,46 1506,57 3892,43
Koefisien Korelasi
r = 0,12069052208 Pembulatan 0,12
Nilai r = 0,12 Positif artinya pengaruh tingkat perputaran persediaan terhadap profitabilitas /
ROA adalah sebesar 0,12 (sangat lemah)
Tingkat perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap return on asset, semakin besar nilai
perputaran persediaan makan semakin tinggi pula nilai ROA nya.
1. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan
terhadap ROA dalam bentuk persentase, dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
KD = r² x 100%
KD = (0,121)² x 100%
KD = 0.014641 x 100%
KD = 1,46%
Perputaran Persediaan mempunyai pengaruh sebesar 1,46% terhadap ROA PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk, sedangkan sisanya (100% - 1,46% = 98,54%) dipengaruhi oleh
vaiabel lain diluar model regresi ini.
2. Uji Keberartian Koefisien Korelasi
Perhitungan dengan Uji Keberartian koefisien korelasi dengan menggunakan uji-t, yaitu
untuk mengetahui keberartian koefisien korelasi (r) yang digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian.
thitung=r√
√
thitung = 0,121√
√
thitung =0,12√
√
thitung = 0,12 x 2,24
0,985
thitung = 0,27
0,99
thitung = 0,27
ttabel = dilihat dari distribusi t, dengan :
r = 0,12
n = 7
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 55
Derajat keabsahan :
DK = n-2
DK = 7-2 = 5
Tingkat Kepercayaan = 95%
a = 1 – 95% = 0.05
ttabel = t(α) (n-2)
ttabel = (0.05) (5)
ttabel = 2,570582
Kriteria Pengujian :
Ho diterima jika thitung<ttabel
Ha ditolak jika thitung>ttabel
Mak Hipotesa penelitian menghasilkan :
Ho = diterima berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara perputaran persediaan
terhadap profitabilitas (ROA).
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran persediaan terhadap
profitabilitas (ROA).
Dari hasil perhitungan diatas menunjukan bahwa hasil t hitung sebesar 0,27. T tabel
dengan ketentuan α=0,05 Degree of freedom : n-2, dan n=7 dihasilkan sebesar : 2,570582.
Dengen demikian Ho diterima artinya tidak ada pengaruh signifikan antara perputaran
persediaan terhadap profitabilitas (ROA).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dipaparkan pada BAB IV mengenai
Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas pada PT Indocement Tunggal Prakarsa
periode 2010 – 2016 maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perkembangan perputaran persediaan cenderung meningkat dari tahun ke tahun selama 5 periode
dari 8 periode yang diteliti (turun di 2 periode terakhir).
2. Perkembangan Tingkat profitabilitas atau Return On Asset cenderung mengalami penurunan
selama 6 periode dari 7 periode yang diteliti (naik di tahun 2012).
3. Hasil analisis korelasi menunjukan bahwa terdapat hubungan positif korelasi (r) sebesar 0,12.
Artinya semakin bertambah perputaran persediaan maka akan mempengaruhi naiknya nilai return
on aseet sebesar 0,12. Kemudian dengan nilai korelasi 0,12 serta mengacu pada tabel pedoman
interpretasi koefisien korelasi yang telah diuraikan pada bagian III, maka dapat disimpulkan bahwa
tingkat korelasi antara perputaran persediaan terhadap profitabilitas (ROA) PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk adalah lemah.
4. Hasil analisis koefisien determinasi (KD) menunjukan nilai sebesar 1,46% artinya bahwa
perputaran persediaan mempengaruhi tingkat profitabilitas PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
sebesar 1,46%. Sedangkan sisanya sebesar 98,54% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar
perputaran persediaan.
5. Hasil analisis regresi sederhana menunjukan nilai konstanta (a) sebesar 22,39 dan nilai koefisien
regresi (b) sebesar 0,064, maka didapat perseamaan regresi linier yaitu Y= 22,39 + 0,064X yang
artinya apabila tidak ada perputaran persediaan atau X=0, maka tingkat profitabilitas (ROA) yang
terbentuk sebesar 22,39 dan koefisien regresivariabel (X) sebesar 0,064. Jika perputaran
persediaan (X) mengalami kenaikan 1, maka profitabilitas atau ROA (Y) akan ikut meningkat
sebesar 0,064. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara perputaran
persediaan dengan return on asset.
6. Hasil analisis uji-tmenunjukan nilai t-hitung sebesar 0,27 dan t-tabel sebesar2,570582 yang berarti
t-hitung < t-tabel yang artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat diambil kesimpulan
Jurnal JEB Volume I No. 2 Desember 2017 56
bahwa perputaran persediaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Munawir. 2014. Analisa Laporan Keuangan.Yogyakarta: Liberty
Kartikahadi, Hans. Dkk. 2012. Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Hamizar, & Nuh, M. 2009. Intermediate Accounting. Jakarta: CV Fajar.
Susan Irawati. 2006. Manajemen Keuangan. Bandung: PT Pustaka.
Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta
Baridwan, Zaki.2011. Intermediate Accounting. Edisi ketujuh, Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Gajahmada
Agus, R. Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat . Yogyakarta:
BPFE
Kasmir. 2012. Analisa Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. Jakarta: Rajawali Pers.
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2016. Laporan Neraca 2010-2016. Jakarta : PT Indocement
Tunggal Prakarsa