analisis pengaruh premi, klaim, investasi …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2880/1/trispa...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH PREMI, KLAIM, INVESTASI
DAN SURPLUS UNDERWRITING TERHADAP
PERTUMBUHAN LABA PADA INDUSTRI ASURANSI
SYARIAH TAHUN 2012-2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh :
TRISPA JUWITA
NIM 213-13-037
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
ii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon( 0298) 323706 Faksimili (0298) 323433
Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka
skripsi Saudara:
Nama : Trispa Juwita
NIM : 213 13 037
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Perbankan Syariah (S1)
Judul : “ANALISIS PENGARUH PREMI, KLAIM, INVESTASI DAN
SURPLUS UNDERWRITING TERHADAP PERTUMBUHAN
LABA PADA INDUSTRI ASURANSI SYARIAH TAHUN 2012-
2016”
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Skripsi. Demikian surat ini dibuat untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 28 Juli 2017
Pembimbing,
Dr.Nafis Irkhami, M. Ag.
NIP.197310262003121002
iii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon( 0298) 323706 Faksimili (0298) 323433
Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
PENGESAHAN
ANALISIS PENGARUH PREMI, KLAIM, INVESTASI DAN
SURPLUS UNDERWRITING TERHADAP PERTUMBUHAN LABA
PADA INDUSTRI ASURANSI SYARIAH TAHUN 2012-2016
DISUSUN OLEH:
TRISPA JUWITA
NIM: 213 13 037
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada
Tanggal 25 Agustus 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna
Memperoleh gelar Sarjana S1 Ekonomi
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Anton Bawono, M.Si. _____________________
Sekretaris Penguji : Dr. Nafis Irkhami, M.Ag. _____________________
Penguji I : Mochlasin, M. Ag. _____________________
Penguji II : Ari Setiawan,S.Pd, MM. _____________________
Salatiga, 25 Agustus 2017
Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam
Dr. Anton Bawono, M.Si.
NIP. 19740320 200312 1 001
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Trispa Juwita
NIM : 213 13 037
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Perbankan Syariah (S1)
Judul Skripsi : “Analisis Pengaruh Premi, Klaim, Investasi Dan Surplus
Underwriting Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Industri
Asuransi Syariah Tahun 2012-2016”
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis
atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti
tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Salatiga, 25 Agustus 2017
Penulis,
Trispa Juwita
NIM. 213 13 037
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Trispa Juwita
NIM : 213 13 037
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Perbankan Syariah (S1)
Dengan ini saya menyatakan bahwa judul skripsi “Analisis Pengaruh Premi,
Klaim, Investasi Dan Surplus Underwriting Terhadap Pertumbuhan Laba Pada
Industri Asuransi Syariah Tahun 2012-2016” benar bebas dari plagiat, dan apabila
pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
ketentuan berlaku. Demikian pernyatan ini saya buat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Salatiga, 25 Agustus 2017
Penulis,
Trispa Juwita
NIM. 213 13 037
vi
MOTTO
“Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kau dustakan?”
(QS.Ar-Rahman : 13)
“Menuntut ilmu adalah taqwa, menyampaikan ilmu adalah ibadah, mengulang-
ulang ilmu adalah zikir dan mencari ilmu adalah jihad”
(Imam Al Ghazali)
“Jika kamu menjadi hamba maka menjadi taat lah kepada Tuhanmu, jika kamu
menjadi anak maka berbaktilah kepada orangtuamu, jika kamu menjadi seorang
murid patuhilah gurumu dan jika kamu ingin menjadi yang terkuat dan terhebat
perbanyak doa-doamu”
(Soeharto Perwitodiharjo)
“Apabila hidupmu ingin mudah dan doa-doamu ingin cepat dikabulkan Allah
SWT cari surgamu terlebih dahulu didunia yaitu ibumu”
(Sri Suparti)
vii
PERSEMBAHAN
Semoga sebuah karya kecil ini menjadi amal shaleh bagiku
Dan menjadi kebanggaan
Bagi keluargaku tercinta
Ku persembahkan karya kecil ini…
untuk
kedua orang tuaku, Ayahku (Soeharto) Ibuku (Suparti)
yang selalu memberi ridho serta doa yang luar biasa untuk anak
anaknya dan kedua kakakku (Yuniarti dan Nuri).
Untuk yang selalu menjadi motivasi terbesarku Abah Mochlasin dan Umi di
Pondok Pesantren Pancasila Salatiga.
Untuk sahabat-sahabatku tercinta (Mbak Wiwit, Indah, Ayuk puspa, Febri, Puji,
Uswatun, Enny, Hanna hidayah, Dinavi, Risti dian, Wiji, Evani, Isna dina,
Fitrianingsih, dkk)
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikumWr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya yang sangat melimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang telah membimbing
umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi
syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, perhatian,
semangat, serta doa, baik secara langsung mau pun tidak langsung pada
penyelesaian skripsi ini kepada:
1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam
IAIN Salatiga dan pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan
dan motivasi untuk menjadi yang terbaik
3. Ibu Fetria Eka Yudiana M.Si, selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah S1.
4. Bapak Dr. Nafis Irkhami, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang memberikan
bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberi bekal
ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan
menyelesaikan penulisan skripsi ini
ix
6. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi dan cintai, Bapak Soeharto dan Ibu
Sri Suparti yang dengan ikhlas dan penuh kasih sayang selalu mencurahkan
perhatian kepada penulis.
7. Teman-teman Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam angkatan 2013 .
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi rasa
hormat, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini sehingga karya
sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk kepentingan bersama.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu‟alaikumWr. Wb
Salatiga, 28 Juli 2017
Penulis,
Trispa Juwita
x
ABSTRAK
Juwita, Trispa. 2017. Analisis Pengaruh Premi, Klaim, Investasi Dan
Surplus Underwriting Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Industri
Asuransi Syariah Tahun 2012-2016. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam. Jurusan Perbankan Syariah S1. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Dr. Nafis Irkhami., M.Ag.
Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk melihat kesiapan
perbankan syariah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
dan ekonomi global. Saat diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) industri asuransi nasional menghadapi tantangan besar. Industri
asuransi syariah di tanah air semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan
sektor perusahaan perasuransian yang makin beragam. Perkembangan
perasuransian syariah terbagi menjadi perusahaan asuransi syariah dan
reasuransi syariah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh premi, klaim, investasi dan surplus underwriting terhadap
pertumbuhan laba pada industri asuransi syariah periode 2012-2016.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel premi
berpengaruh negatif signifikan terhadap laba dengan nilai sig sebesar
0,000 dan nilai t hitung negatif -5,365, klaim tidak berpengaruh terhadap
laba dengan nilai sig sebesar 0,589 dan nilai t sebesar 0,546, variabel
investasi berpengaruh positif signifikan terhadap laba dengan nilai sig
sebesar 0,003 dan nilai t sebesar 3,210 serta variabel surplus underwriting
berpengaruh positif signifikan terhadap laba dengan nilai sig sebesar
0,000 dan nilai t sebesar 6,583.
Kata Kunci: Premi, Klaim, Investasi, Surplus Underwriting, Laba dan
Asuransi Syariah
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
PENDAHULUAN BAB 1 ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 7
E. Sistematika Penulisan .............................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 9
A. Telaah Pustaka ......................................................................................... 9
B. Kerangka Teori ...................................................................................... 22
C. Kerangka Penelitian ............................................................................... 36
D. Hipotesis ................................................................................................ 36
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 40
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 40
B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 40
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 42
D. Definisi Konsep dan Operasional .......................................................... 44
E. Teknik Analisis Data ............................................................................. 45
1. Teknik Analisis Data ......................................................................... 45
2. Pengujian Statistik ............................................................................. 46
a. Koefisien Determinasi (R2) ........................................................... 46
b. Uji Persial (U ji t) .......................................................................... 46
c. Uji Simultan (Uji F) ...................................................................... 47
d. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 47
1). Normalitas ............................................................................... 47
2). Multikolinearitas ..................................................................... 48
3). Heterokedastisitas ................................................................... 48
xii
4). Autokorelasi ............................................................................ 49
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ........................................................ 51
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................... 51
1. Manulife Indonesia ............................................................................ 51
2. Allianz Life Indonesia ....................................................................... 52
3. Prudential Life ................................................................................... 53
4. Takaful Keluarga ............................................................................... 54
5. Sinar Mas ........................................................................................... 55
6.AIA Financial ..................................................................................... 57
7. Bringin Life ....................................................................................... 58
8. Panin Dai-Ichi Life ............................................................................ 58
B. Analisa Data .......................................................................................... 59
1. Uji Stasioneritas.................................................................................59
2. Analisis Regresi Berganda................................................................. 60
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 61
a. Uji Normalitas Data ...................................................................... 61
b. Uji Multikolinearitas ..................................................................... 62
c. Uji Heterokedastisitas ................................................................... 64
d. Uji Autokorelasi ............................................................................ 66
C. Pengujian Hipotesis ............................................................................... 67
1. Uji Autokorelasi ................................................................................ 67
a. Koefisien Determinasi (R2) ........................................................... 67
b. Uji parsial (Uji t) ........................................................................... 68
c. Uji Simultan (Uji F) ...................................................................... 69
D. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian .................................................. 70
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 73
A. Kesimpulan ............................................................................................ 73
B. Saran ...................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.....................................................................................10
Tabel 2.2 Pengaruh premi terhadap laba.......................................................................16
Tabel 2.3 Pengaruh klaim terhadap laba.......................................................................17
Tabel 2.4 Pengaruhinvestasiterhadaplaba.....................................................................19
Tabel 2.5 Pengaruh surplus under writing terhadap laba.............................................20
Tabel 3.1 Pengambilan keputusan auto korelasi...........................................................50
Tabel 4.1 Hasil Uji Stasioneritas...................................................................................60
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data.............................................................................62
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................................ 63
Tabel 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas .......................................................................... 65
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................................. 66
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................................... 67
Tabel 4.7 HasilUji Parsial (uji t) ................................................................................... 68
Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan (Uji F) ............................................................................ 69
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Gambar Kerangka
Penelitian.......................................................................................36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia dalam kehidupannya selalu dihadapkan pada berbagai macam
risiko, terutama risiko yang tidak disenangi dan bersifat merugikan (pure risk),
seperti risiko bisnis, risiko kecelakaan dan risiko sakit. Menurut William Jr dan
Heins (TT), risiko diartikan sebagai ketidakpastian yang mendatangkan
kerugian. Di zaman sekarang asuransi memegang peranan penting dalam
memberikan kepastian proteksi bagi manusia yang bersifat komersial maupun
bukan komersial. Asuransi dapat memberikan proteksi terhadap kesehatan,
pendidikan, hari tua, harta benda maupun kematian. Salah satu kebutuhan
hidup yang tidak kalah penting di era globalisasi ini adalah kebutuhan akan
jasa asuransi. Hal inilah yang mendorong berkembang pesatnya perusahaan
asuransi. Banyaknya penduduk yang khawatir akan jaminan keselamatan
hidupnya. Berdasarkan kenyataan tersebut banyak bermunculan perusahaan-
perusahaan asuransi yang menawarkan berbagai jenis polis. Berdasarkan data
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 26 Januari 2016 terdapat 137
perusahaan asuransi, diantaranya yaitu asuransi jiwa berjumlah 50, asuransi
sosial berjumlah 2, asuransi umum berjumlah 76, asuransi wajib berjumlah 3
dan reasuransi berjumlah 6.
Saat diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) industri
asuransi nasional menghadapi tantangan besar. Pasalnya saat ini mulai masuk
perusahaan-perusahaan asuransi dengan modal kuat dari sejumlah negara
2
ASEAN ke dalam pasar domestik. Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) yang sedang dihadapi saat ini Asosiasi Asuransi Syariah
Indonesia (AASI) akan menyiapkan sumber daya insani (SDI) yang
profesional, kompeten dan kompetitif, sehingga dapat bersaing dengan tenaga
kerja negara lain, diperkirakan asuransi syariah minimum tumbuh 20 persen,
dengan penetrasi pasar sebesar 2 persen sedangkan aset asuransi syariah
mencapai Rp 19,68 miliar. Dengan kontribusi bruto mencapai Rp 4.479 miliar.
Untuk asuransi syariah global, mengalami peningkatan setiap tahunnya, hingga
total kontribusi seluruh dunia mencapai 17,114 juta dollar AS dengan
kontribusi terbesar dari Saudi Arabia. Menyinggung tentang klaim asuransi,
kontribusi asuransi jiwa syariah hingga triwulan II tahun 2014 mencapai Rp 3,8
triliun, sedangkan kontribusi umum dan reasuransi syariah mencapai Rp 670
miliar dan asuransi dan reasuransi mencapai Rp 4,47 triliun. Dalam hal ini
AASI telah melakukan berbagai upaya guna meningkatkan kompetensi SDI
asuransi syariah di tanah air, diantaranya menggalakkan berbagai workshop
peningkatan skill agen asuransi syariah, lalu juga pemberian sertifikasi agen
asuransi syariah dan banyak lagi upaya lainnya.
Selain itu, AASI telah berkomitmen untuk mengajak partisipasi aktif
dari semua perusahaan asuransi syariah atau unit syariah untuk bergabung
secara bersama-sama aktif di dalam mengembangkan industri keuangan syariah
di tanah air. Sehingga pada saat pelaksanaan MEA diharapkan industri asuransi
syariah sudah siap menjalaninya, dan bisa menjadi pelaku utama di era
globalisasi ini dan tak hanya sekedar menjadi penonton. AASI akan terus
3
berkomitmen mendorong pengembangan produk asuransi syariah baru yang
inovatif, kompetitif dan bisa memberikan keberkahan bagi seluruh stake
holder, AASI akan bertindak sebagai media aasuransi syariah, source of
information dan menjadi benchmark bagi para pelaku industri asuransi syariah
dari negara lain (www.pikiran-rakyat.com,17 November 2014).
Menurut Silvianita (2009: 40),
“Saat ini perusahaan asuransi di Indonesia sangat berkembang, kondisi
ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya orang yang mengikuti
satu atau lebih program asuransi, seperti asuransi jiwa, asuransi
kesehatan, asuransi mobil, asuransi pendidikan, dan lainnya”.
Menurut pasar 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)
Republik Indonesia, asuransi adalah suatu perjanjian dengan nama seseorang
penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya
karena suatu peristiwa yang tak tertentu.
Industri asuransi syariah di tanah air semakin berkembang. Hal ini
ditandai dengan sektor perusahaan perasuransian yang makin beragam.
Perkembangan perasuransian syariah terbagi menjadi perusahaan asuransi
syariah dan reasuransi syariah. Perusahaan asuransi syariah sendiri terbagi
menjadi asuransi jiwa dan asuransi kerugian. Menurut Asosiasi Asuransi
Syariah Indonesia (AASI), pertumbuhan perusahaan perasuransian syariah
mencapai 45 perusahaan, tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah.
Menurut Anwar (2007: 19), asuransi syariah sering dikenal dengan asuransi
4
Takaful. Kata Takaful berasal dari takafala-yatakafalu yang berarti menjamin
atau saling menanggung. Takaful dapat diartikan sebagai saling menanggung
atau saling menjamin. Saling menanggung atau saling menjamin ini dilakukan
oleh masing-masing individu dengan cara setiap individu memberikan
sumbangan finsnsial/iuran kebijakan (tabarru‟).
Menurut Fatwa Dewan Asuransi Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI) Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman
Umum Asuransi Syariah bagian pertama menyebutkan pengertian Asuransi
Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara
sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru
yang memberikan pola pengembalian untuk mengehadapi resiko tertentu
melalui akad atau perikatan yang sesuai dengan syariah. Asuransi merupakan
suatu perjanjian antara tertangggung atau nasabah dengan penanggung atau
perusahaan asuransi. Pihak penanggung bersedia menanggung sejumlah
kerugian yang mungkin timbul di masa yang datang setelah tertanggung
menyepakati pembayaran uang yang disebut premi.
Premi adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh seseorang pemegang
polis kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan adanya perjanjian
pertanggungan yang dituangkan dalam polis asuransi. Dalam hal penetapan
tarif premi, perusahaan harus dapat memastikan bahwa konsumen dapat
membayar premi sesuai dengan profile resikonya, premi yang terkumpul cukup
untuk membayar klaim yang terjadi dan dapat menutupi biaya operasional
perusahaan. Yang terpenting adalah besarnya premi wajar dan dapat bersaing,
5
hal ini bertujuan agar dapat memberikan citra yang positif untuk para
konsumen dan para calon konsumen.
Klaim adalah proses pengajuan oleh peserta untuk mendapatkan uang
pertanggungan setelah tertanggung melaksanakan seluruh kewajibannya
kepada penanggung. Perusahaan asuransi syariah memiliki kewajiban yang
harus dipenuhi, yaitu klaim dari nasabahnya. Klaim ini tidak dapat dipastikan
kapan terjadinya, oleh karena itu perusahaan asuransi syariah harus selalu siap
ketika terjadi klaim. Besarnya klaim ini yang akan berdampak pada
pertumbuhan aset asuransi syariah, dimana semakin besar klaim akan
menyebabkan pendapatan yang dapat diperoleh perusahaan asuransi syariah
menjadi berkurang dan membuat pertumbuhan aset akan menurun.
Menurut Muhammad Syakir Sula (2004: 359), investasi adalah
menanamkan atau menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana, pada
sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan
meningkatkan nilainya di masa mendatang. Pada perusahaan asuransi syariah,
untuk mengetahui hubungan antara pendapatan premi,klaim dan investasi,
tidak bisa dipisahkan dari penerapan fungsi manajemen underwriting oleh
perusahaan asuransi syariah. Underwriting merupakan proses menyeleksi
risiko dan mengklasifikasinya sesuai dengan tingkat yang dapat ditanggung
oleh perusahaan. Berdasarkan fungsi manajemen tersebut, perusahaan dapat
menentukan tarif premi yang mampu memberikan laba maksimal dengan cara
mengestimasi risiko yang akan ditanggung pada masa yang akan datang.
6
Selisih antara pendapatan yang diterima dan risiko yang ditanggung dari proses
underwriting akan menghasilkan surplus (defisit) underwriting.
Laba merupakan hasil dari operasional perusahaan dalam satu periode
akuntansi. Perusahaan dengan laba yang bertumbuh menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut memiliki keuangan yang fleksibel dan kemampuan
operasional yang baik. Menurut Ruky (2002: 16-17), laba adalah sebagian dari
hasil penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan setelah dikurangi
seluruh biaya operasinya termasuk biaya produksi (pembelian bahan, upah gaji,
dan lain-lain), biaya penjualan dan biaya operasi langsung lainnya seperti
sewa-sewa, asuransi, pajak, dan lain sebagainya, sehingga dapat disimpulkan
laba merupakan uji akhir untuk hasil (prestasi) suatu perusahaan, laba
mengukur seberapa baik dan efektifitas sebuah perusahaan dalam menjalankan
usahanya.
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka peneliti mencoba melihat
pengaruh premi, klaim, investasi, dan surplus underwriting terhadap
pertumbuhan laba pada 8 perusahan asuransi unit syariah. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Analisis Pengaruh
Premi, Klaim, Investasi Dan Surplus Underwriting Terhadap Pertumbuhan
Laba Pada Industri Asuransi Syariah Tahun 2012-2016”.
Adapun PT. Asuransi Unit Syariah tersebut adalah Manulife Indonesia,
Allianz Life Indonesia, Prudential Life, Takaful Keluarga, Sinar Mas, AIA
Financial, Bringin Life, dan Panin Dai-ichi Life.
7
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh premi terhadap pertumbuhan laba pada industri
asuransi syariah periode 2012-2016?
2. Bagaimana pengaruh klaim terhadap pertumbuhan laba industri asuransi
syariah periode 2012-2016?
3. Bagaimana pengaruh investasi terhadap pertumbuhan laba industri asuransi
syariah periode 2012-2016?
4. Bagaimana pengaruh surplus underwriting terhadap pertumbuhan pada
industri asuransi syariah periode 2012-2016?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh premi terhadap pertumbuhan laba pada industri
asuransi syariah periode 2012-2016.
2. Untuk mengetahui pengaruh klaim terhadap pertumbuhan laba pada industri
asuransi syariah periode 2012-2016.
3. Untuk mengetahui pengaruh investasi terhadap pertumbuhan laba pada
industri asuransi syariah periode 2012-2016.
4. Untuk mengetahui pengaruh surplus underwriting terhadap pertumbuhan
laba pada industri asuransi syariah periode 2012-2016.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan mengenai pengaruh premi, klaim dan
investasi terhadap pertumbuhan laba pada industri asuransi syariah periode
8
2012-2016. Dalam pengetahuan teori didapatkan dari pengetahuan selama
perkuliahan.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi imformasi dan kajian
bagi peneliti selanjutnya. Karena keterbatasan data, maka untuk penelitian
selanjutnya perlu diperinci. Selain itu perlu ditambahkan variabel lain yang
dapat memengaruhi perolehan laba pada perusahaan asuransi syariah di
Indonesia, yang belum dimasukkan dalam penelitian ini seperti beban
operasional dan modal pada perusahaan asuransi umum syariah.
E. Sistematika Penulisan
Penelitian ini disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, Pada bab ini berisi latar belakang suatu masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, Pada bab ini mengkaji landasan teori dan
penelitian terdahulu, menggambarkan kerangka pemikiran dan memaparkan
hipotesis yang akan diuji.
BAB III METODE PENELITIAN, Pada bab ini akan dibahas desain
penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, populasi dan
sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis.
BAB IV HASIL DAN ANALISIS, Pada bab ini berisi deskripsi objek
penelitian, analisis data, dan interprestasi hasil statistik.
BAB V PENUTUP, Pada bab ini akan dibahas mengenai simpulan dan
keterbatasan penelitian yang dilakukan serta saran untuk penelitian selanjutnya.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rosiana Puspaningrum
Wijaya (2013) dengan judul penelitiannya “Pengaruh Pendapatan Premi, Hasil
Investasi dan Klaim terhadap Laba (Studi Kasus pada Perusahaan Asuransi
Jiwa yang Memiliki Unit Syariah)”, menyimpulkan bahwa pendapatan premi,
hasil investasi, dan klaim memiliki hubungan terhadap laba. Selanjutnya
penelitian dengan tema yang sama, dilakukan oleh Feby Riyani tahun 2014
dengan judul penelitiannya “Pengaruh Solvabilitas, Premi, Klaim, Investasi
dan Underwriting terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Asuransi Umum
Syariah” menunjukkan bahwa premi, klaim, investasi dan underwriting
terbukti berpengaruh simultan secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Husnul Khotimah (2014) dengan
judul penelitiannya Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting
terhadap Laba Perusahaan Asuransi Syariah pada PT. Asuransi Kerugian
Sinarmas Cabang Syariah Periode 2008 – 2012” dengan hasil menunjukan
bahwa variabel premi, klaim, hasil investasi dan Underwriting memiliki
pengaruh secara nyata terhadap variabel laba perusahaan
Semua penelitian diatas berseberangan dengan hasil penelitian oleh M
Agung Ali Fikri (2009) dengan judul penelitian Pengaruh premi, klaim, hasil
investasi dan Underwriting terhadap laba perusahaan asuransi jiwa (studi kasus
10
PT.Asuransi Syariah Mubarakah), dengan hasil penelitian dari tingkat premi
berpengaruh negatif terhadap laba perusahaan. Penelitian selanjutnya oleh Rina
Dhaniati (2011) yang melakukan penelitian dengan tema yang sama, dengan
judul Analisis Pengaruh Rbc, Underwriting, Hasil Investasi, Penerimaan
Premi, dan Klaim Terhadap Laba Perusahaan Asuransi, dengan hasil penelitian
penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel klaim dan underwriting
berpengaruh negatif terhadap jumlah laba pada perusahaan asuransi.
Tabel 2.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi laba
N
o
Peneliti dan
Tahun
Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1 M. Agung
Ali Fikri
(2009)
Pengaruh premi,
klaim, hasil investasi,
dan
underwriting
terhadap laba
asuransi jiwa syariah
(studi
kasus: PT Asuransi
Syariah Mubarakah).
Premi (X1)
klaim (X2)
hasil
investasi
(X3)
underwritin
g (X4)
laba (Y))
1. Pendapatan premi
dan klaim
berpengaruh negatif
terhadap laba
asuransi syariah
Mubarakah.
2. Hasil investasi
dan surplus
underwriting
berpengaruh positif
terhadap laba
asuransi syariah
mubarakah.
2 Feby Riani
(2014)
Pengaruh Solvabilitas,
Premi, Klaim,
Investasi, dan
Underwriting
Terhadap
Pertumbuhan Laba
Perusahaan Asuransi
Umum Syariah.
Solvabilitas
(X1) premi
(X2) Klaim
(X3)
investasi
(X4)
underwritin
g (X5) laba
(Y)
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
solvabilitas, premi,
klaim, investasi dan
underwriting
terbukti
berpengaruh
simultan secara
signifikan terhadap
laba perusahaan.
Sedangkan
pengujian secara
parsial sovabilitas,
premi, investasi
11
terbukti
berpengaruh positif
signifikan.
Sedangkan kalim
dan underwriting tid
ak berpengaruh
signifikan terhadap
laba.
3 Anindita
Indrakasih
(2014)
Pengaruh pendapatan
premi, klaim dan hasil
invstasi terhadap laba
(studi kasus
perusahaan asuransi
tahun 2009-2013).
Pendapatan
premi (X1)
Klaim (X2)
hasil
investasi
(X3)
Laba (Y)
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
premi, klaim, hasil
investasi bersama-
sama berpengaruh
terhadap laba. Nilai
signifikansi sebesar
0,000 lebih kecil
dari 0,05. Hal ini
menunjukan bahwa
keempat variabel
independen
berpengaruh
terhadap laba.
4 Dewi
Septianawati
(2013)
Analisis Pengaruh
Pendapatan
Asuransi Jiwa
terhadap Tingkat
Rentabilitas dan
Laba pada PT.
Asuransi Jiwas raya
(Persero) periode
2008-2012.
Pendapatan
premi (X1)
Tingkat
Rentabilitas
(X2)
Laba (Y)
1. Tidak terdapat
hubungan signifikan
antara pendapatan
premi terhadap
rentabilitas ekonomi
PT. Asuransi
Jiwasraya periode
2008-2012.
2. Tidak terdapat
hubungan signifikan
antara pendapatan
premi terhadap
laba pada PT.
Asuransi Jiwasraya
untuk periode 2008-
2012.
5
Nia
Dipoyanti
(2014)
Pengaruh pendapatan
premi, hasil investasi,
Underwriting, klaim,
dan beban
Operasional terhadap
laba asuransi Jiwa
syariah di indonesia.
Premi (X1)
Hasil
investasi
(X2)
Underwritin
g (X3)
klaim (X4)
Beban
Hasil pengujian
regresi linear
berganda
menunjukkan secara
parsial (individu)
Pendapatan Premi
dan Hasil Investasi
berpengaruh positif
12
operasional
(X5)
Laba (Y)
dan Signifikan
terhadap Laba
Asuransi Jiwa
Syariah,Underwritin
g berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
Laba
Asuransi Jiwa
Syariah, Klaim dan
Beban Operasional
tidak berpengaruh
terhadap
Laba Asuransi Jiwa
Syariah. Sedangkan
secara simultan
(bersama-sama)
variabel
independen
(Pendapatan Premi,
Hasil Investasi,
Underwriting,
Klaim, dan Beban
Operasional)
berpengaruh
signifikan terhadap
Laba Asuransi Jiwa
Syariah.
6 Elsha Dwi
Angganis
Satata (2015)
Pengaruh premi dan
hasil investasi serta
surplus underwriting
dana tabarru‟ terhadap
laba asuransi PT.
Jasindo Takaful.
Premi (X1)
Hasil
investasi
(X2)
Surplus
underwritin
g (X3)
Laba (Y)
Hasil regresi dalam
penelitian ini
menunjukan bahwa
variabel premi
berpengaruh
signifikan terhadap
laba asuransi,
sedangkan variabel
hasil investasi dan
surplus
underwriting dana
tabarru‟
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
laba.
7. Husnul
Khotimah
(2014)
Pengaruh premi,
klaim, hasil investasi,
dan underwriting
Premi (X1)
Hasil
investasi
Berdasarkan uji
parsial dapat
diketahui bahwa
13
terhadap laba
perusahaan asuransi
syariah PT.Asuransi
Sinar Mas cabang
syariah.
(X2)
Surplus
underwritin
g (X3)
Laba (Y)
terdapat pengaruh
yang signifikan pada
variabel premi dan
investasi, sedangkan
variabel klaim dan
underwtiting
berpengaruh tetapi
tidak signifikan.
8. Rosiana
Puspaningru
m Wijaya
(2013)
Pengaruh Pendapatan
Premi, Hasil Investasi,
Dan Klaim Terhadap
Laba (Studi Kasus
pada Perusahaan
Asuransi Jiwa yang
Memiliki Unit
Syariah).
Premi (X1)
Hasil
investasi
(X2)
klaim (X3)
Laba (Y)
Hasil pengujian
hipotesis
menyimpulkan
bahwa pendapatan
premi, hasil
investasi, dan klaim
memiliki hubungan
terhadap laba
dengan nilai korelasi
masing-masing
adalah 0,047; 0,257;
dan 0,458.
Sedangkan
pengaruh
pendapatan premi,
hasil investasi, dan
klaim secara
bersama-sama
adalah 53,1%.
Selain itu,kekuatan
pengaruh
pendapatan premi,
hasil investasi, dan
klaim terhadap laba
yang ditunjukkan
oleh koefisien
determinasi sebesar
28,2% dan sisanya
sebesar 71,8%.
9. Mutmainnah
(2015)
Analisis Pengaruh
Pendapatan Premi,
Klaim, Hasil
Underwriting,Cadanga
n Teknis, Dan Risk
Based Capital
Terhadap Laba Pada
20 Perusahaan
Asuransi Umum Di
Premi (X1)
Hasil
investasi
(X2)
Surplus
underwritin
g (X3)
Cadangan
teknis (X4)
Penelitian ini
menggunakan
metode analisis
dengan model
regresi linier
berganda. Dari hasil
uji F menunjukkan
bahwa pendapatan
premi, beban klaim,
14
Indonesia Periode
2009-2013.
Risk based
Capital (X5)
Klaim (X6)
Laba (Y)
hasil underwriting,
cadangan teknis,
dan Risk Based
Capital secara
simultan atau
bersama-sama
berpengaruh
signifikan terhadap
laba. Dan
berdasarkan hasil uji
T menunjukkan
bahwa pendapatan
premi, hasil
underwriting,
cadangan teknis,
dan Risk Based
Capital secara
parsial atau masing-
masing berpengaruh
positif signifikan
terhadap laba,
sedangkan klaim
secara parsial tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
laba.
10
.
Cynthia
Fadila Suud
(2016)
Pengaruh
Underwriting Dan
Solvabilitas Terhadap
Laba Perusahaan
Reasuransi
Underwritin
g (X1)
Solvabilitas
(X2)
Laba (Y)
Hasil dari penelitian
ini variabel
underwriting
berpengaruh positif
signifikan terhadap
laba perusahaan.
Variabel
underwriting dan
solvabilitas secara
simultan
berpengaruh
terhadap laba
perusahaan.
11
.
Marlina dan
Hidayat
(2013)
Pengaruh Pendapatan
Premi Terhadap Laba
Pada Ajb Bumiputera
1912
Cabang Bandung
Setiabudhi
Premi (X1)
Laba (Y)
Dari perhitungan
penelitian hasil
analisis koefisien
determinasi dapat
diketahui bahwa
pendapatan premi
berpengaruh
15
terhadap laba,
dimana setiap
kenaikan
pendapatan premi
akan mengakibatkan
kenaikan pada laba
yang diperoleh.
12 Rina
Dhaniati
(2011
Analisis Pengaruh
Rbc, Underwriting,
Hasil Investasi,
Penerimaan Premi,
Dan Klaim Terhadap
Laba
Perusahaan Asuransi
(Studi Kasus Pada 9
Perusahaan Asuransi
Kerugian Yang
Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia)
RBC (X1)
Underwritin
g (X2)
Hasil
investasi
(X3)
Premi (X4)
Laba (Y)
Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa
secara parsial,
Underwriting tidak
berpengaruh
terhadap jumlah
laba Perusahaan
Asuransi Kerugian
yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia, rasio
hasil investasi
berpengaruh positif
terhadap jumlah
laba Perusahaan
Asuransi Kerugian
yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia, rasio
penerimaan premi
berpengaruh positif
terhadap jumlah
laba Perusahaan
Asuransi Kerugian
yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia, dan
klaim berpengaruh
negatif terhadap
jumlah laba
Perusahaan
Asuransi Kerugian
yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia.
Sedangkan secara
simultan, RBC,
rasio Underwriting,
rasio hasil investasi,
16
rasio penerimaan
premi, dan rasio
beban klaim secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap laba
Perusahaan
Asuransi Kerugian
yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia.
Tabel 2.2
Pengaruh premi terhadap pertumbuhan laba
No Penelitian/Tahun Lokasi Penelitian Alat Analisis Hasil
1. M.Agung Ali Fikri
(2009)
PT. Asuransi
Syariah
Mubarakah
Minitab 14. Pendapatan
premi
berpengaruh
negatif
terhadap laba
asuransi
syariah
Mubarakah.
2. Feby Riani (2014) Perusahaan
Umum Asuransi
Syariah
Program
SPSS
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa premi
terbukti
berpengaruh
simultan
secara
signifikan
terhadap laba
perusahaan
3. Anindita Indrakasih Perusahaan Program Hasil
17
Asuransi Umum
tahun 2009-2013
SPSS penelitian
menunjukan
bahwa premi
bersama-sama
berpengaruh
terhadap laba
4. Dewi Septianawati
(2013)
PT. Asuransi
Jiwas raya persero
tahun 2008-2012
Program
SPSS
Tidak terdapat
hubungan
signifikan
antara
pendapatan
premi
terhadap
laba pada PT.
Asuransi
Jiwasraya
periode 2008-
2012
5. Nia Dipoyanti
(2014)
Asuransi Jiwa
Syariah di
Indonesia
Program
SPSS
Hasil
pengujian
regresi linear
berganda
menunjukkan
secara parsial
(individu)
Pendapatan
Premi
berpengaruh
positif dan
Signifikan
terhadap Laba
Asuransi Jiwa
Syariah
18
Tabel 2.3
Pengaruh klaim terhadap pertumbuhan laba
No Penelitian/Tahun Lokasi
Penelitian
Alat Analisis Hasil
1. Husnul Khotimah
(2014)
PT. Asuransi
Sinar Mas
cabang
syariah
Program
SPSS
variabel klaim
berpengaruh
tetapi tidak
signifikan.
2. Rosiana
Puspaningrum
Wijaya (2013)
Perusahaan
Jiwa yang
memiliki
unit usaha
syariah
Program
SPSS
Hasil pengujian
hipotesis
menyimpulkan
bahwa klaim
memiliki
hubungan
terhadap laba
3. Mutmainah (2015) Perusahaan
Asuransi
Umum di
Indonesia
periode
2009-2013
Program
SPSS
Dari hasil uji F
menunjukkan
bahwa
pendapatan
klaim, secara
simultan atau
bersama-sama
berpengaruh
signifikan
terhadap laba
4. Rina Dhaniati
(2011)
Perusahaan
Asuransi
Kerugian
yang
terdaftar di
bursa efek
Indonesia
Program
SPSS
klaim
berpengaruh
negatif terhadap
jumlah laba
Perusahaan
Asuransi
Kerugian yang
19
terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia.
5. M.Agung Ali Fikri
(2009)
PT. Asuransi
Syariah
Mubarakah
Minitab 14. Pendapatan
klaim
berpengaruh
negatif terhadap
laba asuransi
syariah
Mubarakah.
Tabel 2.4
Pengaruh investasi terhadap pertumbuhan laba
No Penelitian/Tahun Lokasi
Penelitian
Alat
Analisis
Hasil
1. Feby Riani (2014) Perusahaan
Umum
Asuransi
Syariah
Program
SPSS
Hasil penelitian
menunjukan
bahwa investasi
terbukti
berpengaruh
simultan secara
signifikan
terhadap laba
perusahaan
2. Anindita Indrakasih Perusahaan
Asuransi
Umum tahun
2009-2013
Program
SPSS
Hasil penelitian
menunjukan
bahwa investasi
bersama-sama
berpengaruh
terhadap laba
3. Elsha Dwi PT. Jasindo Program variabel hasil
20
Angganis Satata
(2015)
Takaful SPSS investasi
berpengaruh
tidak signifikan
terhadap laba.
4. Husnul Khotimah
(2014)
PT. Asuransi
Sinar Mas
cabang
syariah
Program
SPSS.
Berdasarkan iji
parsial dapat
diketahui
bahwa terdapat
pengaruh yang
signifikan pada
variabel
investasi.
5. Rosiana
Puspaningrum
Wijaya (2013)
Perusahaan
Jiwa yang
memiliki unit
usaha syariah
Program
SPSS.
Hasil pengujian
hipotesis
menyimpulkan
bahwa investasi
memiliki
hubungan
terhadap laba
Tabel 2.4
Pengaruh surplus underwriting terhadap pertumbuhan laba
No Penelitian/Tahun Lokasi
Penelitian
Alat
Analisis
Hasil
1. Cynthia Fadila
Suud (2016)
Perusahaan
Asuransi di
Indonesia
Program
SPSS
Hasil dari penelitian
ini variabel
underwriting
berpengaruh positif
signifikan terhadap
21
laba perusahaan
2. Elsha Dwi
Angganis Satata
(2015)
PT. Jasindo
Takaful
Program
SPSS
variabel surplus
underwriting
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
laba.
3. Husnul Khotimah
(2014)
PT. Asuransi
Sinar Mas
cabang
syariah
Program
SPSS.
variabel underwriting
berpengaruh
signifikan terhadap
laba.
4. Nia Dipoyanti
(2014)
Asuransi
Jiwa Syariah
di Indonesia
Program
SPSS
Hasil pengujian
regresi linear
berganda
menunjukkan secara
parsial (individu)
Surplus underwriting
berpengaruh negatif
dan Signifikan
terhadap Laba
Asuransi Jiwa
Syariah
5. Mutmainah (2015) Perusahaan
Asuransi
Umum di
Indonesia
periode
2009-2013
Program
SPSS
Dari hasil uji F
menunjukkan bahwa
surplus underwriting
secara simultan atau
bersama-sama
berpengaruh
signifikan terhadap
laba
22
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah
perusahaan asuransi yang digunakan lebih banyak daripada penelitian
sebelumnya, obyek yang digunakan yaitu sebanyak 8 perusahaan asuransi
syariah dan tahun yang digunakan tahun 2012-2016.
B. Kerangka Teori
1. Pengertian Asuransi Syariah
Asuransi syariah dalam pengertian muamalah mengandung arti
saling menanggung risiko di antara sesama manusia sehingga di antara satu
dengan lainnya menjadi penanggung atau risiko masing-masing. Dengan
demikian, gagasan mengenai asuransi syariah berkaitan dengan unsur saling
menanggung risiko di antara para peserta asuransi, di mana peserta yang
satu menjadi penanggung peserta yang lainnya (Husein, 1997: 234).
Mengenai definisi asuransi secara baku dapat dilacak dari peraturan
(perundang-undangan) dan beberapa buku yang berkaitan dengan asuransi,
seperti yang tertulis di bawah ini : Muhammad Muslehuddin dalam bukunya
Insurance and Islamic law mengadopsi pengertian asuransi dari
Encyclopaedia Britanica sebagai suatu persediaan yang disiapkan oleh
sekelompok orang, yang dapat tertimpa kerugian, guna menghadapi
kejadian yang tidak dapat diramalkan, sehingga bila kerugian tersebut
menimpa salah seorang diantara mereka maka beban kerugian tersebut akan
disebarkan ke seluruh kelompok (Muslehuddin, 1999: 3).
Wirjono Prodjodikoro dalam buku Hukum Asuransi di Indonesia
memaknai asuransi sebagai suatu persetujuan di mana pihak yang menjamin
23
berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi
sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin,
karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas (Prodjodikoro, 1987: 1).
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001,
Fatwa DSN-MUI Asuransi Syariah (Ta‟min, Takaful, Tadhamun) adalah
usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah
orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui
akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.
Asuransi syariah merupakan salah satu jenis lembaga keuangan
syariah non bank. Asuransi syariah juga memilki kesamaan fungsi dengan
lembaga keuangan syariah non bank lainnya, yakni untuk memperoleh
keuantungan dari hasil investasi dana yang dikumpulkan dari peserta
asuransi. Cara pembagian keuntungan pengelolaan dana peserta asuransi
dilakukan dengan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Dalam hal ini
perusahaan asuransi bertindak sebagai pihak pengelola dana (mudharib)
yang menerima pembayaran dari peserta asuransi untuk dikelola dan
diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah (bagi hasil). Sedangkan peserta
asuransi bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) yang akan
memperoleh manfaat jasa perlindungan, penjaminan dan bagi hasil dari
perusahaan asuransi (Suhendi dan Yusup, 2005: 9).
Pada asuransi syariah, istilah tertanggung dan penanggung tidak
relevan lagi jika dipandang sebagai pihak yang berbeda. Dalam kepesertaan
24
asuransi syariah, baik tertanggung maupun penanggung adalah sesama
peserta itu sendiri. Proses hubungan peserta dan perusahaan dalam
mekanisme pertanggungan pada asuransi syariah adalah saling menanggung
resiko (sharing of risk). Apabila terjadi musibah, maka semua peserta
asuransi syariah saling menanggung. Dengan demikian tidak terjadi transfer
resiko dari peserta ke perusahaan, karena prakteknya kontribusi (premi)
yang dibayarkan oleh peserta tidak terjadi yang disebut transfer of fund,
status kepemilikan dana tersebut tetap melekat pada peserta sebagai
shahibul mal (Sumanto, dkk., 2009: 7).
Selain itu asuransi syariah juga sering disebut asuransi ta‟awun yang
artinya tolong-menolong atau saling membantu oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa asuransi ta‟awun prinsip dasarnya adalah dasar syariat
islam yang saling toleran terhadap sesama manusia untuk menjalin
kebersamaan dalam meringankan bencana ya ng dialami seseorang atau
peserta asuransi. Prinsip ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat
Al-Maidah ayat 2 :
ث والعدوان وت عاونوا على الب والت قوى وات قوا الله ول ت عاونوا على ال
إن الله شديد العقاب Artinya:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya”.
Selain ayat diatas ada hadist yang menunjukan bahwa praktek
asuransi telah ada sejak zaman Rasulullah SAW meskipun tidak disebutkan
25
secara jelas namun prakteknya sama dengan praktek asuransi saat ini, hal
inilah yang dijadikan dasar diperbolehkannya asuransi dalam islam. Hadist
tersebut adalah sebagai berikut:
“Diriwayatkan oleh abu hurairah ra, dia berkata : berselisih dua
orang wanita dari suku huzail, kemudian salah satu dari wanita
tersebut melempar batu ke wanita yang lain sehingga
mengakibatkan kematian wanita tersebut beserta janin yang
dikandung, maka ahli waris dari wanita tersebut meninggal dan
mengadukan peristiwa tersebut kepada rasullullah SAW, maka
rasululla SAW memutuskan ganti rugi dari pembunuh terhadap
janin tersebut dengan pembebasan seorang budak laki-laki atau
perempuan dan memutuskan ganti rugi kemudian wanita tersebut
dengan uang darah (diyat) yang dibayar oleh aqilahnya (kerabat
dari orang tua laki-laki).”(HR Bukhori).
2. Pedoman Umum Asuransi Syariah
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI) No. 21 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah adalah
sebagai berikut:
a. Ketentuan Umum
1). Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful, dan Tadhamun) adalah usaha
saling tolong-menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui
investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan)
yang sesuai dengan syariah. 2) Akad tijarah adalah semua bentuk akad
yang dilakukan untuk tujuan komersial.3) Akad tabarru’ adalah semua
bentuk akad yang dilakukan untuk dengan tujuan kebajikan dan tolong-
menolong, bukan semata untuk tujuan komersial. 4) Premi adalah
kewajiban peserta asuransi untuk memberikan sejumlah dana kepada
26
perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad. 5) Klaim
adalah hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan
asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.
b. Akad dalam Asuransi
1) Akad yang dilakukan antara peserta dengan perusahaan terdiri atas
akad tijarah dan akad tabarru’. 2) Akad tijarah adalah mudharabah,
sedangkan akad tabarru’ adalah hibah. 3) Dalam akad, sekurang-
kurangnya harus disebutkan :a) Hak dan kewajiban peserta dan
perusahaan. b) Cara dan waktu pembayaran premi. c) Jenis akad tijarah
dan akad tabarru’ serta syarat-syarat yang disepakati, sesuai dengan jenis
asuransi yang diakadkan.
c. Kedudukan para pihak dalam akad tijarah dan tabarru’
1) Dalam akad tijarah (mudharabah), perusahaan bertindak sebagai
mudharib (pengelola) dan peserta bertindak sebagai shaibul mal
(pemegang polis). 2) Dalam akad tabarru’ (hibah), peserta memberikan
hibah yang akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena
musibah. Sedangkan perusahaan bertindak sebagai pengelola dana hibah.
d. Ketentuan dalam akad tijarah dan tabarru’
1) Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi akad tabarru’, bila pihak yang
tertahan haknya, dengan rela melepaskan haknya sehingga
menggugurkan kewajiban pihak yang belum menunaikan kewajibannya.
2) Jenis akad tabarru’ tidak dapat diubah menjadi jenis akad tijarah.
e. Jenis asuransi dan akadnya
27
1) Dari segi jenis, asuransi terdiri dari asuransi kerugian dan asuransi
jiwa.
2) Akad bagi kedua jenis asuransi tersebut adalah mudharabah dan
hibah.
3. Pertumbuhan Laba
Laba merupakan tujuan utama atas berdirinya suatu perusahaan yang
bersifat sensitif bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemilik
perusahaan, manajer, investor (penanam modal jangka panjang), kreditur,
pemerintah, karyawan, dan masyarakat umum (Putri, 2016 dalam Abdullah
Amrin, 2009: 180). Pertumbuhan laba adalah perubahan persentase
kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. Pertumbuhan laba yang baik,
mengisyaratkan bahwa perusahaan mempunyai keuangan yang baik, yang
pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan, karena besarnya dividen
yang akan dibayar di masa akan datang sangat bergantung pada kondisi
perusahaan (Simorangkir, 1993 dalam Hapsari, 2007). Perusahaan dengan
laba bertumbuh, dapat memperkuat hubungan antara besarnya atau ukuran
perusahaan dengan tingkatan laba yang diperoleh. Dimana perusahaan
dengan laba bertumbuh akan memiliki jumlah aktiva yang besar sehingga
memberikan peluang lebih besar didalam menghasilkan profitabilitasnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba diantaranya yaitu
besarnya perusahaan, umur perusahaan, tingkat leverage, tingkat penjualan
dan perubahan laba di masa lalu (Angkoso, 2006: 12).
28
Perubahan laba yang tinggi mengindikasikan laba yang diperoleh
perusahaan tinggi, sehingga tingkat pembagian deviden perusahaan tinggi
pula. Hal ini akan mempengaruhi keputusan investasi para investor yang
akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan karena investor
mengharapkan dana yang diinvetasikan ke dalam perusahaan akan
memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi. Salah satu cara untuk
memprediksi laba perusahaan adalah menggunakan rasio keuangan. Pada
penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa “Pendapatan premi dan
investasi berpengaruh positif, dimana semakin tinggi pendapatan premi dan
investasi semakin tinggi pula laba yang dapat diperoleh” (Dian Astria,2009:
117). Berdasarkan penelitian di atas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
laba perusahaan adalah premi dan investasi. Jika keadaan keuangan
perusahaan tidak aman, maka manajer dapat segera melakukan evaluasi
dalam memperbaiki keuangan perusahaan untuk meningkatkan
pertumbuhan laba di masa mendatang.
4. Premi
Premi adalah “Sejumlah uang yang dibayarkan oleh seseorang
pemegang polis kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan adanya
perjanjian pertanggungan yang dituangkan dalam polis asuransi”.
Sedangkan pengertian premi pada asuransi syariah adalah “Sejumlah dana
yang dibayarkan oleh peserta yang terdiri atas dana tabungan dan dana
tabarru”. Dana tabungan adalah “Dana titipan dari peserta asuransi syariah
dan akan mendapat alokasi bagi hasil (mudharabah) dari pendapatan
29
investasi bersih yang diperoleh setiap tahun”. Dana tabungan beserta alokasi
bagi hasil akan dikembalikan kepada peserta apabila peserta yang
bersangkutan mengajukan klaim, baik berupa klaim nilai tunai maupun
klaim manfaat asuransi. Dana tabarru adalah “derma atau dana kebajikan
yang diberikan dan diikhlaskan oleh peserta asuransi jika sewaktu-waktu
akan dipergunakan untuk membayar klaim atau manfaat asuransi.”
Premi merupakan faktor yang penting dalam asuransi baik bagi
penanggung maupun bagi tertanggung, premi juga bisa disebut dengan
istilah kontribusi atau dalam bahasa fiqh muamalah disebut al-musahamah,
kontribusi (al-musahamah) dalam perjanjian asuransi syariah adalah
pertimbangan keuangan (al-iwad) dari bagian peserta yang merupakan
kewajiban yang muncul dari perjanjian antara peserta dengan pengelola.
Dalam himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI edisi revisi
tahun 2006 dijelaskan bahwa premi adalah: “Kewajiban peserta asuransi
untuk memberikan sejumlah dana kepada PT Asuransi sesuai dengan
kesepakatan dalam akad”.
5. Klaim
Klaim adalah pengajuan hak yang dilakukan oleh tertanggung
kepada penanggung untuk mendapatkan haknya berupa pertanggungan atas
kerugian berdasarkan perjanjian atau akad yang telah di buat. Dengan kata
lain, klaim adalah proses pengajuan oleh peserta untuk mendapatkan uang
pertanggungan setelah tertanggung melaksanakan seluruh kewajibannya
kepada penanggung, yaitu berupa penyelesaian pembayaran premi sesuai
30
dengan kesepakatan sebelumnya. Pembayaran klaim pada asuransi syariah
diambil dari dana tabarru’ semua peserta. Perusahaan sebagai mudharib
wajib menyelesaikan proses klaim secara cepat, tepat, dan efisien sesuai
dengan amanah yang diterimanya Secara umum jenis kerugian dapat
digolongkan menjadi tiga.
a. Kerugian seluruhnya (total loss).
b. Kerugian sebagian (partial loss).
c. Kerugian pihak ketiga.
Dalam menyelesaikan klaim berupa kerusakan atau kerugian,
perusahaan asuransi syariah mengacu pada akad kondisi dan kesepakatan
yang tertulis dalam polis, yaitu dengan dua pilihan; pertama, akan
mengganti dengan uang tunai dan kedua, memperbaiki atau membangun
ulang obyek yang mengalami kerusakan. Prosedur penyelesaian klaim baik
asuransi kerugian syariah maupun konvensional hampir sama, kecuali dalam
hal kecepatan dan kejujuran dalam menilai klaim. Prosedurnya adalah:
a. Pemberitahuan klaim
b. Bukti klaim kerugian
c. Penyelidikan
d. Penyelesaian klaim
6. Investasi
Menurut Khotimah (2014: 29), hasil investasi adalah hasil operasi
perusahaan asuransi sejumlah besar uang yang dibagi hasilkan kepada
peserta asuransi. Apabila ditambahkan terhadap dana perusahaan itu sendiri
31
maka jumlahnya menjadi sangat besar untuk dibiarkan menganggur tanpa
diinvestasikan. Ini adalah tanggungjawab dari bagian keuangan perusahaan
untuk menginvestasikannya. Karena porsi dana yang diinvestasikan itu
sebagian akan disalurkan untuk cadangan klaim mendatang maka tuuan
investasi perusahaan asuransi haruslah aman.
Investasi merupakan menanamkan atau menempatkan aset, baik
berupa harta maupun dana pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan
hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilai di masa mendatang.
Sedangkan investasi keuangan adalah menanamkan dana pada suatu surat
berharga yang diharapkan akan meningkat nilainya di masa mendatang.
Tujuan Investasi adalah memberikan perlindungan nilai pokok dan
mempertahankan likuiditas yang tinggi dengan menyediakan pendapatan
yang tetap (Sula, 2004).
Pertumbuhan perusahaan yang selalu meningkat dan bertambahnya
nilai aset diharapkan dapat mendorong ekspektasi bagi investor karena
kesempatan investasi dengan keuntungan yang diharapkan dapat tercapai.
Investasi keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan kegiatan
perdagangan atau kegiatan usaha, di mana kegiatan usaha dapat berbentuk
usaha yang berkaitan dengan suatu produk atau aset maupun usaha jasa.
Pada prinsipnya, kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan dalam
asuransi syariah adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemilik modal
(investor) terhadap pengusaha/pemilik usaha (emiten) untuk
memberdayakan pemilik usaha dalam melakukan kegiatan usahanya.
32
Sekiranya investasi tersebut dilakukan dalam bentuk penyertaan modal
dalam sebuah perusahaan, maka pihak asuransi harus mengetahui bahwa
perusahaan tersebut tidak memperjualbelikan barang-barang yang
diharamkan. Oleh karena itu, tujuan utama dari kebijakan investasi dalam
suatu perusahaan adalah untuk implementasi rencana program yang dibuat
agar dapat mencapai return positif, dengan probabilitas paling tinggi, dari
aset yang tersedia untuk diinvestasikan.
7. Surplus Underwriting
Menurut Nugraheni (2016: 215-231), surplus underwriting adalah
selisih lebih dari total dana tabarru’ setelah dikurangi pembayaran santunan
atau klaim kontribusi reasuransi dan cadangan teknis, dalam satu periode
tertentu. Apabila yang terjadi adalah sebaliknya, maka disebut defisit
underwriting. Tiga polis seluruhnya mencantumkan ketentuan mengenai
surplus atau defisit underwriting dana tabarru’. Persamaan ketiganya adalah
ketentuan bila terjadi defisit underwriting dana tabarru’, maka perusahaan
akan menutupi defisit tersebut dari dana pemegang saham dalam bentuk
pinjaman (Qardh) dan pengembaliannya akan diperhitungkan terhadap
surplus underwriting yang akan datang.
Underwriting adalah proses (1) penilaian dan penggolongan tingkat
risiko yang dimiliki oleh seorang calon tertanggung atau sekelompok orang
dalam pertanggungan sehubungan dengan produk asuransi tertentu dan (2)
pengambilan keputusan untuk mengambil dan menolak risiko tersebut.
Keputusan-keputusan underwriting yang bijaksana sangat penting untuk
33
memastikan bahwa suatu perusahaan asuransi tetap memiliki kemampuan
keuangan yang sehat dan mampu untuk memenuhi tanggung jawabnya
untuk membayar menfaat klaim yang sah. Apabila suatu perusahaan
asuransi menerima begitu banyak risiko yang meragukan tanpa melakukan
penyesuaian premi yang memadai, maka perusahaan asuransi harus
membayar klaim lebih banyak daripada yang seharusnya. Jika suatu
perusahaan asuransi tidak bisa menerima risiko yang cukup layak dengan
tingkat premi yang layak pula, maka perusahaan asuransi tersebut tidak akan
memperoleh keuntungan.
Menurut Darwmawi (2011: 31-32), underwriting merupakan proses
penyelesaian dan pengelompokan risiko yang akan ditanggung. Tugas itu
merupakan sebuah elemen yang esensial dalam operasi perusahaan asuransi,
sebab maksud underwriting adalah memaksimalkan laba melalui
penerimaan distribusi risiko yang diperkirakan akan mendatangkan laba.
Tanpa underwriting yang efisien, perusahaan asuransi tidak akan mampu
bersaing. Dalam prakteknya untuk menarik nasabah harus ada proporsi yang
sama mengenai risiko yang baik dan risiko yang kurang menguntungkan
dalam kelompok yang diasuransikan, sesuai dengan informasi data statistik
yang diperoleh.
Pertanggungjawaban yang utama dari underwriter dalam seleksi
risiko tersebut, adalah memastikan tidak ada risiko yang bisa menyebabkan
kesulitan besar bagi perusahaan di belakang hari. Penting untuk dimengerti,
bahwa tujuan underwriter bukan peyelesaian risiko yang tidak
34
menimbulkan kerugian besar saja, tetapi tujuannya adalah untuk
menghindari suatu jumlah penanggungan yang tidak sebanding antara risiko
ringan dan risiko berat. Dengan demikian, diusahakan menyamakan
kerugian-kerugian yang aktual dengan kerugian harapan.
Sementara berusaha untuk menghindari seleksi risiko yang bisa
menimbulkan kesulitan perusahaan asuransi dengan penolakan risiko yang
tidak diinginkan maka underwriter harus menjamin adanya volume risiko
yang memadai dalam tiap-tiap kelompok pertanggungan. Beberapa faktor
mengenai kesuksesan operasi asuransi antara lain oleh fungsi underwriting
yang secara langsung harus dihubungkan dengan kewajaran tarif.
Underwriter harus menentukan tiap-tiap unit pertanggungan termasuk kelas
tarif.
Menurut Karwati (2011: 53), dalam kamus asuransi surplus adalah
jumlah dimana mana aktiva melebihi pasiva. Dan dana tabarru‟adalah
sebagian dana yang disisihkan dari premi asuransi dengan memperhatikan
faktor-faktor risiko dari calon peserta asuransi, dimana tabarru‟ tersebut
digunakan untuk menolong sesama peserta yang terkena musibah.
Sedangkan surplus dana tabarru‟itu sendiri adalah hasil pengurangan dari
dana peserta tabarru‟dikurangi dengan total jumlah klaim yang terjadi
(beban tabarru).
C. Kerangka Penelitian
Pada bagian ini, penulis mengajukan kerangka penelitian yang
diambil berdasarkan latar belakang masalah dan hasil dari kajian teori dan
35
penelitian sebelumnya. Maka kerangka penelitian dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mungkin benar dan
mungkin salah, sehingga dapat dianggap atau dipandang sebagai konsklusi
atau kesimpulan yang sifatnya sementara, sedangkan penolakan atau
penerimaan suatu hipotesis tersebut tergantung dari hasil penelitian terhadap
faktor-faktor yang dikumpulkan, kemudian diambil suatu kesimpulan.
1. Premi
Premi adalah biaya yang dibebankan suatu perusahaan asuransi
untuk jumlah uang pertanggungan tertentu.Tarif premi harus adequate
(memadai) agar perusahaan mempunyai cukup dana untuk membayar
manfaat polis. Premi harus pula equitable (wajar) sehingga setiap
pemegang polis dikenakan premi yang mencerminkan tingkat risiko yang
ditanggung oleh perusahaan asuransi dalam memberikan pertanggungan.
PERTUMBUHAN
LABA (Y)
PREMI (X1)
KLAIM (X2)
INVESTASI (X3)
SURPLUS
UNDERWRITING
(X4)
36
Menurut (Feby Riyana, 2014: 72) melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Solvabilitas, Premi, Klaim, Investasi dan Underwriting Terhadap
Pertumbuhan Laba Perusahaan Asuransi Umum Syariah dengan hasil
penelitian menunjukan bahwa Solvabilitas, Premi, Klaim, Investasi dan
Underwriting berpengaruh simultan secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan asuransi syariah. Berdasarkan kajian
teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan hipotesis berikut:
H1 : Premi berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba.
2. Klaim
Klaim asuransi adalah sebuah permintaan resmi kepada perusahaan
asuransi, untuk meminta pembayaran berdasarkan ketentuan perjanjian.
Klaim asuransi yang diajukan akan ditinjau oleh perusahaan untuk
validitasnya dan kemudian dibayarkan kepada pihak tertanggung setelah
disetujui. Menurut Widi Winarso (2013: 83), melakukan penelitian yang
berjudul Analisa Biaya Klaim Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan
Asuransi (Studi Kasus Pada PT. Prudential Life Assurance) dengan hasil
penelitian bahwa klaim berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.
Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan
hipotesis berikut :
H2 : Klaim berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba.
37
3. Investasi
Hasil investasi adalah hasil operasi perusahaan asuransi maka
terkumpul sejumlah besar uang untuk dibagi hasilkan kepada peserta
asuransi. Apabila ditambahkan terhadap dana perusahaan itu sendiri maka
jumlahnya menjadi sangat besar untuk dibiarkan menganggur tanpa
diinvestasikan.ini adalah tanggung jawab dari bagian keuangan perusahaan
untuk menginvestasikannya. Menurut (Anindita Inderakasih, 2014: 81)
melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pendapatan Premi, Klaim,
dan Hasil Investasi Terhadap Laba dengan hasil penelitian bahwa
Pendapatan Premi, Klaim, dan Hasil Investasi bersama-sama berpengaruh
terhadap laba. Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka
dapat dirumuskan hipotesis berikut :
H3 : Investasi berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbahan laba.
4. Surplus Underwriting
Underwriting merupakan proses penyelesaian dan pengelompokan
resiko yang akan ditanggung. Menurut (Cynthia Fadila Suud, 2016)
melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Underwriting dan
Solvabilitas Terhadap Laba, dengan hasil penelitian bahwa underwriting
berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba. Berdasarkan kajian teori
dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan hipotesis berikut :
H4 : surplus underwriting berpengaruh positif signifikan terhadap
pertumbuhan laba.
38
H5 : premi, klaim, investasi dan surplus underwriting bersama-sama
berpengaruh terhadap laba.
Berdasarkan hipotesis di atas dapat disimpulkan bahwa dari
penelitain ini adalah premi, klaim, investasi dan surplus underwriting
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan laba.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif-
kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berfungsi
menggambarkan suatu fenomena atau data lapangan dan sifatnya hanya sebatas
deskripsi (Wijaya, 2013: 6). Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka. Data yang berupa
angka tersebut kemudian di olah dan di analisis untuk mendapatkan suatu
informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut
B. Populasi dan Sampel.
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri- cirinya
akan diduga (Singarimbun, 1995: 13). Adapun populasi penelitian ini industri
asuransi syariah tahun 2012-2016. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat
jumlah peusahaan asuransi yang beroperasi di Indonesia per Februari 2017
sebanyak 138 perusahaan yang terdiri dari 52 perusahaan asuransi jiwa, 76
perusahaan asuransi umum, 5 perusahaan reasuransi, 2 perusahaan asuransi sosial,
dan 3 asuransi wajib. Populasi yang digunakan berjumlah 8 asuransi syariah
dikarenakan data yang disediakan oleh industri asuransi tidak lengkap oleh karena
itu penelitian ini menggunakan 8 perusahaan asuransi syariah.
Sementara itu sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto,1997: 23). Untuk pengambilan sampel agar menggambarkan
keadaan populasi yang sebenarnya, diperlukan pengumpulan sampel yang
40
tepat. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
random sampling atau sampel acak. Berdasarkan teknik random sampling
(sampel acak), maka setiap eleman populasi memiliki kesempatan atau peluang
yang sama untuk menjadi anggota sampel atau responden (Wijaya, 2013: 29).
Sampel dari penelitian ini adalah Unit Usaha Syariah periode 2012-2016 yaitu
Manulife Indonesia, Allianz Life Indonesia, Prudential Life, Takaful Keluarga,
Sinar Mas, AIA Financial, Bringin Life, dan Panin Dai-ichi Life.
C. Teknik Pengumpulan Data.
1. Jenis dan sumber data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang
menerbitkan dan bersifat siap pakai serta mampu memberikan informasi
dalam pengambilan keputusan meskipun dapat diolah lebih lanjut (Wijaya,
2013: 19). Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan yang didapat
melalui artikel-artikel yang ada baik itu dari jurnal, buku maupun dari
internet yang terkait dalam penelitian ini.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data
sekunder, yaitu pengambilan data dari laporan keuangan tahunan pada 8 PT.
Asuransi Unit Syariah periode 2012-2016. Adapun 8 PT. Asuransi Unit
Syariah tersebut adalah Manulife Indonesia, Allianz Life Indonesia,
Prudential Life, Takaful Keluarga, Sinar Mas, AIA Financial, Bringin Life,
dan Panin Dai-ichi Life. Data laporan keuangan tahunan diperoleh dari
41
masing-masing website, adapun alamat website dari masing-masing PT.
Asuransi Unit Syariah tersebut yaitu:
a. Manulife Indonesia
http://www.manulife-indonesia.com/laporan-keuangan
b. Allianz di Indonesia
https://www.allianz.co.id/tentang-kami/finansial#keuangan
c. Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia
https://www.prudential.co.id/corp/prudential_in_id/header/aboutus/financ
ialstatement/index.html
d. Sinar Mas Life
https://www.sinarmasmsiglife.co.id/laporan-keuangan
e. Takaful Keluarga
https://www.takaful.co.id/search?key=laporan%20keuangan
f. Aia Financial\
https://www.aia-financial.co.id/id/help-support/company-report.html
g. Bringin Life
http://www.bringinlife.co.id/laporan_keuangan_syariah.aspx
h. Panin Dai Ichi Life
https://www.panindaiichilife.co.id/id/producthighlights/.../asuras-jiwa-
syariah
3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan SPSS versi 15.
42
D. Definisi Konsep dan Operasional
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang
atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam
kelompok itu (Sugiyono, 2002). Berdasarkan kajian teori dan perumusan
hipotesis, maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Independen
Variabel bebas atau independen merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel
dependen (variable terikat) (Sugiyono, 2002). Dalam penelitian ini yang
merupakan variabel independen adalah premi, klaim, investasi dan surplus
underwriting.
b. Variabel Dependen
Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen)
(Sugiyono, 2002). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen
adalah pertumbuhan laba.
Definisi Operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel
diukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran
tersebut. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
a. Premi
Variabel ini diukur melalui laporan keuangan asuransi unit syariah.
Dari laporan keuangan dapat dilihat baik buruknya pengukuran tersebut.
43
b. Klaim
Variabel ini diukur melalui laporan keuangan asuransi unit syariah.
Dari laporan keuangan dapat dilihat baik buruknya pengukuran tersebut.
c. Investasi
Variabel ini diukur melalui laporan keuangan asuransi unit syariah.
Dari laporan keuangan dapat dilihat baik buruknya pengukuran tersebut.
d. Surplus Underwriting
Variabel ini diukur melalui laporan keuangan asuransi unit syariah.
Dari laporan keuangan dapat dilihat baik buruknya pengukuran tersebut.
e. Pertumbuhan Laba
Variabel ini diukur melalui laporan keuangan asuransi unit syariah.
Dari laporan keuangan dapat dilihat baik buruknya pengukuran tersebut.
E. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data
Analisis ini dilakukan secara kuantitatif dengan bantuan statistik,
analisa regresi berganda (multiple regresion analysis) dengan tujuan
mengetahui apakah variabel bebas (variabel independent) yaitu premi,
klaim, investasi dan surplus underwriting memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat (variabel dependent) yaitu berupa laba.
Alasan penggunaan uji regresi linear berganda karena terdapat lebih dari
satu variabel bebas.
44
2. Pengujian Statistik
a. Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi terdapat di 0 < R2 < 1, Ddimana nilai R
2
yang kecil berarti menunjukkan kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Variabel independen dianggap memberikan informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variabel dependen apabilai nilai R2 mendekati satu.
Sehingga jika R2 = 0 maka diantara variabel independen dan variabel
dependen tidak mempunyai hubungan, sedangkan nilai R2 = 1 maka
diantara variabel independen dan variabel dependen terdapat suatu
hubungan yang kuat.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi yaitu bias
(kesalahan) terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan
kedalam model. Oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan nilai
Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
dtambahkan ke dalam model.
b. Uji Persial (U ji t)
Uji t adalah pengujian terhadap koefisien dari variabel bebas secara
parsial. Uji ini dilakukan untuk membuktikan variabel independen secara
individu mempengaruhi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Apabila signifikansi <
0,05, maka H0 ditolak atau secara parsial variabel independen
berpengaruh secara signfikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya,
45
bila signifikansi > 0,05 maka H0 diterima atau secara parsial
variabelindependen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel
dependen.
c. Uji Simultan (Uji F)
Uji F adalah pengujian model secara keseluruhan. Oleh karena itu,
uji F ini lebih relevan dilakukan pada regresi berganda. Uji F dilakukan
untuk mengevaluasi pengarh variabel bebas terhadap variabel terikat
secara bersamasama. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
significance level 0,05 (α=5%). Apabila signifikansi < 0,05, maka H0
ditolak atau secara simultan semuavariabel independen berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen.
d. Uji Asumsi Klasik
1) Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka
uji stastistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal dengan uji
statistik yaitu menggunakan kolmogorov-smirnov (Ghozali, 2013:
160).
46
2) Multikolinearitas
Multikolinieritas adalah situasi di mana terdapat kolerasi
variabel-variabel bebas di antara satu dengan lainnya. Berarti
multikolinieritas berguna untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan
linier yang sempurna (pasti) di antara beberapa atau semua variabel
independen dari model regresi.
Alat statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan VIF (Variance inflation factor). Dalam metode Variance
inflation factor (VIF) dilihat dari hasil tolerance dan VIF-nya. Jika
nilai dari tolerance lebih dari 0,1 maka dikatakan tidak terjadi
multikolinieritas tetapi sebaliknya, jika nilai tolerance kurang dari 0,1
maka dikatakan terjadi multikolinieritas. Dan jika nilai VIF-nya
menunjukan nilai yang kurang dari 10,00 maka dikatakan tidak terjadi
multikolinieritas, tetapi jika nilai VIF-nya menunjukan nilai lebih dari
10,00 maka dikatakan terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2013: 105).
3) Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas
47
karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran
(kecil, sedang dan besar) (Ghozali, 2013: 139).
4) Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t
dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series)
karena “gangguan” pada individu atau kelompok cenderung
mempengaruhi “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama
pada periode berikutnya.
Pada data crossection (silang waktu) masalah autokorelasi
relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda
berasal dari individu, kelompok yang berbeda. Model regresi yang
baik adalah regresi yang bagus dari autokorelasi. Ada beberapa cara
yang dapat digunakan untuk medeteksi ada atau tidaknya autokorelasi.
48
a. Uji Darbin – Watson (DW test)
Uji Darbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi
tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya
intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel
lag di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : tidak ada autokorelasi ( r = 0 )
HA : sds sutokorelasi ( r ≠ 0 )
Tabel 3.1
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
Hipotesis Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi
positif
Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi
positif
No desicison dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi
negatif
Tolak 4 – dl <d < 4
Tidak ada autokorelasi
negatif
No desicison 4 – du ≤ d ≤ 4
–dl
Tidak ada autokorelasi,
positif atau negatif
Tdk ditolak Du < d < 4 –
du
49
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Manulife Indonesia
Didirikan pada tahun 1985, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
(Manulife Indonesia) merupakan bagian dari Manulife Financial
Corporation, grup penyedia layanan keuangan dari Kanada yang beroperasi
di Asia, Kanada dan Amerika Serikat. Manulife Indonesia menawarkan
beragam layanan keuangan termasuk asuransi jiwa, asuransi kecelakaan dan
kesehatan, layanan investasi dan dana pensiun kepada nasabah individu
maupun pelaku usaha di Indonesia. Melalui jaringan lebih dari 9.000
karyawan dan agen profesional yang tersebar di 24 kantor pemasaran,
Manulife Indonesia melayani lebih dari 2,3 juta nasabah di Indonesia. Pada
bulan Mei Manulife Indonesia memenangkan „Perusahaan Terbaik untuk
Bekerja di Asia (Indonesia)” dalam ajang penghargaan HR Asia Award
2017 yang diselenggarakan oleh HR Asia Media. Pemenang dipilih
berdasarkan survei keterlibatan karyawan dan audit lapangan oleh
penyelenggara.
Visi : Membantu nasabah mewujudkan impian dan aspirasi mereka.
Misi : Membantu keluarga Indonesia meraih impian dan aspirasi mereka
serta menjalani hidup dengan penuh rasa percaya diri.
50
2. Allianz Life Indonesia
Allianz hadir sejak tahun 1981 melalui kantor perwakilannya di
Jakarta. Tahun 1989, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia resmi
beroperasi memberikan pelayanan di bidang asuransi umum. Di tahun
1996, Allianz melengkapi pelayanan asuransinya di Indonesia dengan
mendirikan PT Asuransi Allianz Life Indonesia yang bergerak di bidang
asuransi jiwa, kesehatan, dan dana pensiun. Pada tahun 2006, kedua
perusahaan memulai bisnis asuransi Syariah.
Di tahun 2007, Allianz Indonesia memperkenalkan Allianz Center
sebagai sebuah konsep One Stop Solutions, di mana nasabah dan agen
Allianz bisa mendapatkan pelayanan asuransi kami di satu tempat.
Allianz Center telah beroperasi di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan
Denpasar. Kini, bersama-sama, Allianz Indonesia hadir di 44 kota
dengan 80 titik pelayanan, didukung oleh lebih dari 14.000 agen, dengan
sekitar 1.000 karyawan dan mitra perbankan yang solid untuk melayani
nasabah kami. Allianz Indonesia memberikan solusi asuransi dari A – Z.
Pada tahun 2010, Allianz Indonesia yang terdiri dari Allianz Utama dan
Allianz Life Indonesia mencetak total premi bruto (Gross Written
Premium/GWP) sebesar Rp 5,6 triliun.Saat ini, Allianz Indonesia
menjadi salah satu pemimpin pasar yang dipercaya melayani lebih dari
1,8 juta nasabah baik dari individu maupun grup.
51
3. Prudential Life
Didirikan pada tahun 1995, PT Prudential Life Assurance
(Prudential Indonesia) merupakan bagian dari Prudential plc, sebuah grup
perusahaan jasa keuangan terkemuka di Inggris. Sebagai bagian dari
Grup yang berpengalaman lebih dari 168 tahun di industri asuransi jiwa,
Prudential Indonesia memiliki komitmen untuk mengembangkan
bisnisnya di Indonesia.
Prudential Indonesia memiliki izin usaha di bidang asuransi jiwa
patungan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Indonesia
Nomor: 241/KMK.017/1995 tanggal 1 Juni 1995 juncto Surat Menteri
Keuangan Nomor: S.191/MK.6/2001 tanggal 6 Maret 2001 juncto Surat
Menteri Keuangan Nomor S.614/MK.6/2001 tanggal 23 Oktober 2001
juncto Surat Menteri Keuangan Nomor S-9077/BL/2008 tanggal 19
Desember 2008. Perusahaan juga memiliki izin usaha Unit Syariah
berdasarkan surat Menteri Keuangan Nomor KEP 167/KM.10/2007 yang
dikeluarkan pada tanggal 20 Agustus 2007.
Sejak peluncuran produk asuransi terkait investasi (unit link)
pertamanya di tahun 1999, Prudential Indonesia telah menjadi pemimpin
pasar untuk kategori produk tersebut di Indonesia. Prudential Indonesia
menyediakan berbagai produk dan layanan yang dirancang untuk
memenuhi dan melengkapi setiap kebutuhan keuangan para nasabahnya
di Indonesia. Prudential Indonesia juga telah mendirikan unit bisnis
52
Syariah sejak tahun 2007 dan dipercaya sebagai pemimpin pasar asuransi
jiwa syariah di Indonesia sejak pendiriannya.
Sampai dengan 31 Desember 2016, Prudential Indonesia memiliki
kantor pusat di Jakarta dan kantor pemasaran di Medan, Surabaya,
Bandung, Denpasar, Batam dan Semarang. Prudential Indonesia
melayani lebih dari 2,4 juta nasabah melalui lebih dari 260.000 tenaga
pemasar berlisensi di 393 Kantor Pemasaran Mandiri (KPM) di seluruh
Nusantara termasuk Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta,
Batam dan Bali.
Misi:
"Menjadi perusahaan Jasa Keuangan Ritel terbaik di Indonesia,
melampaui pengharapan para nasabah, tenaga pemasaran, staf dan
pemegang saham dengan memberikan pelayanan sempurna, produk
berkualitas, tenaga pemasaran profesional yang berkomitmen tinggi serta
menghasilkan pendapatan investasi yang menguntungkan”.
4. Takaful Keluarga
Pelopor perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesi ini mulai
beroperasi sejak tahun 1994, Takaful Keluarga mengembangkan berbagai
produk untuk memenuhi kebutuhan berasuransi sesuai syariah meliputi
perlindungan jiwa, perlindungan kesehatan, perencanaan pendidikan anak,
perencanaan hari tua, serta menjadi rekan terbaik dalam perencanaan
investasi.
53
Guna meningkatkan kualitas operasional dan pelayanan, Takaful
Keluarga telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 dari Det Norske
Veritas (DNV), Norwegia, pada November 2009 sebagai standar
internasional mutakhir untuk sistem manajemen mutu. Takaful Keluarga
terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta memiliki
tenaga pemasaran yang terlisensi oleh asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia
(AAJI) dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI). Kinerja positif
Takaful Keluarga dari tahun ke tahun dibuktikan dengan diraihnya
penghargaan-penghargaan prestisius yang diberikan oleh berbagai
institusi.
Takaful Keluarga berkomitmen untuk terus memperkuat dan
memperluas jaringan layanan di seluruh Indonesia. Peningkatan dan
pembaharuan sistem teknologi informasi terus diupayakan demi
memberikan pelayanan prima kepada peserta. Dengan pengalaman lebih
dari 20 tahun, Takaful Keluarga menjadi pilihan terpercaya dalam
menyediakan solusi perlindungan jiwa dan perencanaan investasi sesuai
syariah bagi masyarakat Indonesia.
5. Sinar Mas
Didirikan tanggal 14 April 1985, PT Asuransi Jiwa Sinarmas
MSIG telah mengalami berbagai perkembangan dan perubahan. Hadir
pertama kali sebagai PT Asuransi Jiwa Purnamala Internasional Indonesia
(PII), untuk kemudian berubah nama menjadi PT Asuransi Jiwa Eka Life.
Dalam perkembangannya, nama perusahaan berganti lagi menjadi
54
menjadi PT Asuransi Jiwa Sinarmas pada 2007 sebelum akhirnya
melakukan joint venture dengan Mitsui Sumitomo Insurance Co., Ltd.
pada tahun 2011. Sejak saat itu, 50% kepemilikan PT Asuransi Jiwa
Sinarmas MSIG (juga dikenal sebagai Sinarmas MSIG Life – SMiLe)
di bawah PT Sinar Mas Multi Artha, Tbk dan 50% dimiliki Mitsui
Sumitomo Insurance Co., Ltd.
Akhir tahun 2015, Sinarmas MSIG Life tercatat sebagai 10 besar
perusahaan dengan aset terbesar di industri asuransi jiwa, yaitu senilai Rp
15,65 triliun. Total pendapatan premi tercatat senilai Rp 6,59 triliun
dengan Angka Risk Based Capital (RBC) yang tetap tinggi, yaitu
466,46% untuk konvensional dan 53,87% untuk syariah. Untuk
memperkuat 108 kantor pemasaran yang tersebar di seluruh Indonesia
dalam melayani lebih dari 1,2 juta nasabah individu dan kelompok,
Sinarmas MSIG Life hadir di kantor manajemen baru di Sinarmas MSIG
Tower di area perkantoran Jl. Jendral Sudirman Jakarta.
Brand SMiLe (Sinarmas MSIG Life) diperkenalkan kepada
masyarakat luas pada tahun 2013 untuk meningkatkan corporate brand
awareness. Upaya penguatan brand SMiLe yang dilakukan sejak tahun
2014 hingga tahun 2015 melalui berbagai media platform, khususnya
media sosial, mendapat pengakuan dari majalah Infobank. Sinarmas
MSIG Life dinobatkan oleh Infobank sebagai Digital Brand of the Year
2015 Terbaik Ke-3 untuk kategori Asuransi Jiwa pada bulan Maret 2015.
Sementara itu, Majalah Investor mendaulat Unit Bisnis Syariah Sinarmas
55
MSIG Life sebagai Asuransi Jiwa Syariah Terbaik untuk Aset di atas Rp
200 Miliar pada Best Syariah 2015 di bulan Agustus 2015.
6. AIA Financial
PT. AIA FINANCIAL (AIA) merupakan salah satu perusahaan
asuransi jiwa terkemuka di Indonesia dan merupakan perusahaan asuransi
jiwa yang terdaftar di dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Pada tahun 2009, PT AIG Life berubah nama menjadi PT AIA
Financial Berdasarkan surat nomor 042/LGL-AIGL/Srt/V/2009 tanggal
27 Mei 2009. dan sesuai Salinan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang
Saham PT AIG Life nomor 35 tanggal 29 April 2009 yang dibuat oleh
notaris Merryana Suryana, SH dan disetujui oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor AHU – 21773.AH.01.02 Tahun 2009 tanggal 19 Mei
2009 menyatakan bahwa surat Menteri Keunagan nomor S-
078/MK.5/2005 tanggal 1 Februari 2005 berlaku untuk nama baru PT.
AIA Financial yang sebelum nya PT AIG Life.
AIA di Indonesia merupakan anak perusahaan AIA Group. AIA
menawarkan berbagai produk asuransi, termasuk asuransi dengan prinsip
Syariah, yang meliputi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi
kecelakaan diri, asuransi yang dikaitkan dengan investasi, program
kesejahteraan karyawan, program pesangon, dan program Dana Pensiun
(DPLK). Produk-produk tersebut dipasarkan oleh lebih dari 10.000 tenaga
penjual berpengalaman dan profesional melalui beragam jalur distribusi
56
seperti keagenan, Bancassurance dan Corporate Solutions (Pension &
Employee Benefits).
7. Bringin Life
PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera dikenal dengan nama
BRI Life, didirikan oleh Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia tanggal 28
Oktober 1987, dengan izin usaha diperoleh dari Menteri Keuangan
berdasarkan SK Menteri Keuangan RI tanggal 10 Oktober 1988 dan Akta
Pendirian dari notaris Ny Poerbaningsih Adi Warsito No.116.
Pada awal pendiriannya, BRI Life dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan serta melengkapi pelayanan kepada nasabah perbankan BRI,
khususnya nasabah kredit kecil Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui
perlindungan Asuransi Jiwa Kredit. Dalam perkembangannya, setelah
melihat besarnya peluang pengembangan bisnis asuransi seperti :
Asuransi Jiwa, Kesehatan, Program Dana Pensiun, Kecelakaan Diri,
Anuitas dan Program Kesejahteraan Hari Tua. BRI Life mulai meluaskan
pelayanan dan menambah pasar di luar BRI dengan menawarkan dan
layanan asuransi kepada masyarakat luas baik individu maupun
kumpulan.
8. Panin Dai-Ichi Life
Panin Life adalah salah satu perusahaan asuransi jiwa terkemuka
yang telah melayani masyarakat Indonesia selama lebih dari 40 tahun.
Merupakan bagian dari Panin Group of Companies yang bergerak di
industri jasa keuangan. Didukung jaringan pelayanan dan pemasaran
57
melalui agen, karyawan, serta berbagai mitra bisnis di berbagai kota besar
di Indonesia, Panin Life bertumbuh dengan kepercayaan nasabahnya
melalui reputasi pelayanan yang sangat baik, terutama dalam pembayaran
klaim yang cepat dan terpercaya.
Pada tahun 2013, Panin Life dan Dai-ichi Life memasuki suatu era
baru untuk membentuk kerjasama joint-venture yang kuat dengan nama
Panin Dai-ichi Life. Melalui rangkaian produk yang inovatif dan
komprehensif, Panin Dai-ichi Life menyediakan berbagai pilihan program
proteksi yang disesuaikan bagi kebutuhan nasabah individu maupun
korporat, terutama produk asuransi jiwa, investasi, dan Syariah. Panin
Dai-ichi Life berkomitmen untuk menjaga pelayanannya pada standar
profesionalisme dan integritas yang tertinggi.
Panin Dai-ichi Life terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), sesuai dengan yang tercantum dalam Salinan
Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor
KEP-625/NB.1/2013 tentang Izin Usaha.
B. Analisa Data
1. Uji Stasioneritas
Menurut Winarno (2015:78) uji stasioner digunakan untuk menguji data
time series agar data yang digunakan bersifat flat, tidak mengandung
komponen trend, dengan keragaman konstan dan tidak terjadi fluktuasi
secara periodik. Uji yang digunakan adalah uji unit root test yang
dikembangkan oleh Dickey-Fuller. Berdasarkan data yang diperoleh
58
dari perusahaan asuransi syariah periode 2012-2013. Adapun
pengambilan keputusan dalam uji ini yaitu apabila nilai prob kurang
dari 0,005 dengan demikian menunjukkan data stasioner dan sebaliknya
apabila nilai prob lebih dari 0,005 maka data tidak stasioner. Maka hasil
uji stasioneritas pervariabel adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil Uji Stasioneritas
No Variabel Probability Keterangan
1. Premi 0.0000 Stasioner
2. Klaim 0.0001 Stasioner
3. Investasi 0.0001 Stasioner
4. Surplus Underwriting 0.0013 Stasioner
5. Laba 0.0013 Stasioner
Sumber : Data sekunder Eviews yang diolah pada lampiran 2017
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil output, yang terlihat
bahwa nilai prob kurang dari 0,005. Dengan demikian menunjukkan
bahwa data dalam penelitian ini stasioner.
2. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel
(terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas atau
bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata
populasi atau nilai rata-rata dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh premi, klaim, investasi dan surplus
59
underwriting terhadap laba perusahaan pada tahun 2013-2016 pada industri
asuransi syariah di Indonesia.
3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian jenis ini digunakan untuk menguji asumsi, apakah model
regresi yang digunakan penelitian ini memenuhi asumsi klasik layak uji
atau tidak. Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa
multikorelasi, autokorelasi dan heterokedastisitas tidak terdapat dalam
model yang digunakan dan data yang digunakan terdistribusi normal. Jika
semua itu terpenuhi bahwa model analisis telah layak digunakan (Gujarat,
2003).
Pengujian asumsi klasik terdiri dari 4 (empat) pengujian, antara
lain:
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji
apakah nilai residual berdistribusi srcara normal atau tidak. Dalam hal
ini yang di uji normalitas bukan masing-masing variabel independen
dan dependen tetapi nilai residual yang dihasilkan dari model regresi.
Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai berdistribusi secara
normal. Cara yang biasa digunakan untuk menguji normalitas pada
model regresi antara lain dengan uji kolmogorov-smirnov.
60
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-smirnov Test
Unstandardized Residual
N 40
Normal
Parameters(
a,b)
Mean
,0000000
Std. Deviation 75408,20555559
Most
Extreme
Differences
Absolute
,185
Positive ,185
Negative -,135
Kolmogorov-smirnov Z 1,171
Asymp. Sig. (2-tailed) ,129
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Berdasarkan hasil pada tabel di atas, data terdistribusi normal.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai kolmogorov – Smirnov 1,171 dan
signifikan 0,129 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data
residualnya terdistribusi secara normal, karena nilai signifikansinya
lebih dari 0,05.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menunjukan apakah
terdapat hubungan (korelasi) yang sempurna atau mendekati sempurna
antar variabel bebas yang terdapat dalam model, yaitu koefisien
korelasinya tinggi atau bahkan satu (Algifari, 2000: 84). Untuk
mengetahui ada atau tidaknya gejala miance Inflation Factor) melalui
SPSS. Apabila nilai tolerance-nya diatas 0,1 dan VIF dibawah 19, maka
model regresi bebas dari multikolinieritas (Ghozali, 2001).
61
Alat statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan variance inflation factor (VIF). Dalam metode variance inflation
factor (VIF) dilihat dari hasil tolerance dan VIF-nya. Jika nilai dari
tolerance lebih dari 0,1 maka dikatakan tidak terjadi multikolinearitas
tetapi sebaliknya, jika nilai tolerance kurang dari 0,1 maka dikatakan
terjadi multikolinearitas. Dan jika nilai VIF-nya menunjukan nilai yang
kurang dari 10,00 maka dikatakan tidak terjadi multikolinearitas, tetapi
jika nilai VIF-nya menunjukan nilai yang lebih dari 10,00 maka
dikatakan terjadi multikolinearitas. Selengkapnya mengenai hasil uji
multikolinearitas penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients(a)
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta tolerance VIF
1 (Constant) -813,191 16130,590
Premi -,633 ,118 -,467 ,295 3,389
Klaim ,179 ,329 ,063 ,170 5,887
Investasi 2,228 ,694 ,331 ,210 4,772
Underwriting 4,629 ,703 ,919 ,115 8,720
a Dependent Variable: laba
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Pada tabel di atas dapat dilihat dari kolom collinearity statics
nilai premi mempunyai tolerance sebesar 0,295 dan nilai VIF 3,389.
Pada ketentuan ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat
diketahui bahwa nilai tolerance dan nilai VIF pada kolom Collinearity
statics harus lebih dari 0,1 untuk nilai yang dihasilkan premi maka
dapat diketahui bahwa premi tidak mengalami gejala multikolinearitas.
62
Selanjutnya pada ketentuan ada atau tidaknya gejala
multikolinearitas dapat diketahui bahwa nilai tolerance dan VIF pada
kolom collinearity statics harus lebih dari 0,1 untuk tolerance dan nilai
VIF kurang dari 0,10. Nilai klaim mempunyai tolerance 0,170 dan nilai
VIF 5,887, Jadi dapat diketahui bahwa nilai klaim pada kolom
collinearity statics tidak memiliki gejala multikolinearitas.
Sedangkan nilai investasi mempunyai tolerance sebesar 0,210
dan nilai VIF 4,772, maka nilai investasi pada kolom collinearity statics
tidak memiliki gejala multikolinearitas karena nilai tolerance dan nilai
VIF pada kolom collinearity statics harus lebih dari 0,1 untuk tolerance
dan kurang dari 10 untuk VIF.
Adapun nilai underwriting mempunyai tolerance sebesar 0,115
dan nilai VIF 8,720 yang mana dari ketentuan ada atau tidak adanya
gejala multikolinearitas nilai tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang
dari 10. Maka nilai undewriting dari kolom collinearity statics tidak
mengalami gejala multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi
yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heterokedastisitas. Uji
heterokedastisitas betujuan apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu ke pengamatan lain tetap
63
maka disebut homokedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan uji park. Park mengemukakan
metode bahwa variance (s2) merupakan fungsi dari variabel-variabel
independen yang dinyatakan dalam persamaan sbb:
σ2i = α Xiβ
Persamaan ini dijadikan linear dalam bentuk persamaan
logaritma sehingga menjadi:
Ln σ2i = α + LnXi + vi
Karena s2i umumnya tidak diketahui, maka dapat ditaksir
dengan menggunakan residual Ut sebagai proksi, sehingga persamaan
menjadi:
LnU2i = α + β LnXi + vi
Tabel 4.4
Hasil Uji Heterokedastisitas Coefficients(a)
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta T sig
1 (Constant) 3419031884,
715
2116647032,
567 1,615 ,115
Premi 7243,216 15471,458 ,136 ,468 ,643
Klaim 67865,933 43158,793 ,601 1,572 ,125
Investasi -113378,541 91082,844 -,428 -1,245 ,221
underwriting -12986,967 92261,471 -,065 -,141 ,889
a Dependent Variable: u2i
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa variabel independen
tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai
Absolut U2i (AbsU2i). Hal ini ditunjukkan dari probabilitas
64
signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan
model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan diamana terjadinya korelasi dari
residual untuk pengamatan ang lain yang disusun menurut runtun
waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah
autokorelasi. Dampak yang diakibatkan dengan adanya autokorelasi
yaitu varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya.
Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat
diketahui dengan deteksi uji Durbin watson test (DW). Nilai du dan dl
dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung
banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi Model Summary(b)
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,362(a) ,131 ,032 10445159471,99099 2,228
a Predictors: (Constant), underwriting, premi, investasi, klaim
b Dependent Variable: u2i
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Tabel di atas menunjukan bahwa koefisien parameter
berdasarkan uji diatas menunjukan bahwa nilai DL adalah
DL= 1,29 , DU=1,72
4-DU = 4-1,72 = 2,28
Keterangan: Nilai Durbin-Watson diantara DU dan 4-DU
65
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak
terdapat autokorelasi.
C. Pengujian Hipotesis
1. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi R2 menunjukkan sejauh mana tingkat
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Hasil
koefisien determinan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel.
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,961(a) ,923 ,911 85378,70807
a Predictors: (Constant), underwriting, premi, investasi, klaim
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017.
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa:
1. Koefisien korelasi R sebesar 0,961 yang artinya terdapat hubungan
yang cukup kuat antar variabel independen dan dependen (karena
mendekati angka 1).
2. Koefisien determinasi ( Adjusted R2) sebesar 0,911 yang artinya
bahwa kontribusi variabel independen menjelaskan atau
mempengaruhi variabel dependen sebesar 91,1% sedangkan sisanya
sebesar 8,9% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak termasuk penelitian ini.
66
b. Uji parsial (Uji t)
Uji t untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau
tidak.
Tabel 4.7
Hasil Uji Parsial (uji t) Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -813,191
16130,5
90 -,050 ,960
Premi -,633 ,118 -,467 -5,365 ,000
Klaim ,179 ,329 ,063 ,546 ,589
Investasi 2,228 ,694 ,331 3,210 ,003
Underwriting 4,629 ,703 ,919 6,583 ,000
a Dependent Variable: laba
sumber : Data sekunder yang diolah, 2017.
Keterangan:
1) Pengaruh pendapatan premi terhadap laba
Hasil statistik uji t untuk variabel premi, nilai sig sebesar 0,000
lebih kecil daripada 0,05 dan nilai t hitung negatif -5,365 artinya dapat
disimpulkan bahwa variabel premi berpengaruh negatif signifikan
terhadap laba.
2) Pengaruh pendapatan klaim terhadap laba
Hasil statistik uji t untuk variabel klaim, nilai sig sebesar 0,589
lebih besar daripada 0,05 dan nilai t sebesar 0,546 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel klaim tidak berpengaruh terhadap laba.
67
3) Pengaruh pendapatan investasi terhadap laba
Hasil statistik uji t untuk variabel investasi, nilai sig sebesar 0,003
lebih kecil daripada 0,05 dan nilai sebesar 3,210 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel investasi berpengaruh positif signifikan
terhadap laba.
4) Pengaruh surplus underwriting terhadap laba
Hasil statistik uji t untuk variabel surplus underwriting, nilai
sig sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai t sebesar 6,583, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel underwriting berpengaruh positif
signifikan terhadap laba.
c. Uji Simultan (Uji F)
Uji F-statistik bertujuan untuk menduga persamaan secara
keseluruhan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas
secara bersama pada model sudah layak untuk menduga variabel terikat.
Hipotesis yang diuji dari pendugaan persamaan adalah variabel bebas
tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat,hal ini disebut sebagai
hipotesis nol.
Tabel 4.8
Hasil Uji Simultan (Uji F) ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2615815025
184,304 4
653953756296,
076 103,208 ,000(a)
Residual 2217695011
39,470 35
6336271461,12
8
Total 2837584526
323,775 39
a Predictors: (Constant), underwriting, premi, investasi, klaim
b Dependent Variable: laba
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
68
Dari hasil di atas diketahui bahwa nilai signifikan 0,00 lebih kecil
dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel X secara simultan
(secara bersama) berpengaruh terhadap variabel Y.
D. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari
pendapatan premi, klaim, investasi terhadap laba pada perusahaan asuransi.
Sample yang diambil yaitu perusahaan asuransi unit syariah tahun 2012-2016
sebanyak 8 prusahaan asuransi unit syariah.
Berikut merupakan hasil penelitian dari masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen:
1. Pengaruh pendapatan premi terhadap laba
Variabel premi, nilai sig sebesar 0,000 lebih kecil daripada 0,05 dan
nilai t hitung negatif -5,365 artinya dapat disimpulkan bahwa variabel premi
berpengaruh negatif signifikan terhadap laba. Premi akan mempengaruhi
laba apabila investasi di sektor riil (berbasis profit and loss sharing)
mendatangkan keuntungan. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa
premi berpengaruh positif signifikan terhadap laba (H1) tidak dapat
diterima. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
M.Agung Ali Fikri (2009) dan Dewi Septianawati (2013).
2. Pengaruh pendapatan klaim terhadap laba
Variabel klaim, nilai sig sebesar 0,589 lebih besar daripada 0,05 dan
nilai t sebesar 0,546 maka dapat disimpulkan bahwa variabel klaim tidak
berpengaruh terhadap laba. Karena berapapun dana yang dikeluarkan untuk
69
membayar klaim diambil dari dana tabarru‟, sehingga tidak akan
mempengaruhi dana tijarah (investasi), karena laba perusahaan hanya
berasal dari dana tijarah. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa klaim
berpengaruh positif signifikan terhadap laba (H2) tidak dapat diterima.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nia Dipoyanti
(2014) dan Mutmainah (2015).
3. Pengaruh pendapatan investasi terhadap laba
Variabel investasi, nilai sig sebesar 0,003 lebih kecil daripada 0,05 dan
nilai sebesar 3,210 maka dapat disimpulkan bahwa variabel investasi
berpengaruh positif signifikan terhadap laba. Karena investasi yang
dilakukan oleh perusahan-perusahan asuransi tersebut berkontribusi secara
langsung terhadap laba Apabila investasi menguntungkan maka akan
mempengaruhi laba, karena investasi satu-satunya sumber untuk meraih
keuntungan pada asuransi syariah. Sehingga hipotesis yang menyatakan
bahwa investasi berpengaruh positif signifikan terhadap laba (H3) dapat
diterima.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Husnul
Khotimah (2014), M Agung Fikri (2009), Feby Riani (2014), Nia Dipoyanti
(2014), dan Rosiana Puspaningrum (2013).
4. Pengaruh surplus underwriting terhadap laba
Variabel surplus underwriting, nilai sig sebesar 0,000 lebih kecil dari
0,05 dan nilai t sebesar 6,583, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
underwriting berpengaruh positif signifikan terhadap laba. Karena asuransi
70
syariah di Indonesia belum memisahkan pengelolaan tabarru’ dengan
investasi (masih ada pencampuran manajemen). Sehingga hipotesis yang
menyatakan bahwa surplus underwriting berpengaruh positif signifikan
terhadap laba (H4) dapat diterima.
Penelitian ini sejalan dengan penlitian yang dilakukan oleh Mutmainah
(2015), M Agung Fikri (2009), Feby Riani (2014) Anindita Indrakasih
(2014), Mutmainah (2015), dan Cynthia Fadil Suud (2016) .
5. Pengaruh premi, klaim, investasi dan surplus underwriting terhadap laba
Hasil pengujian Hipotesis yang ditunjukkan oleh nilai F hitung
sebesar 103,208 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (0,000 < 0,05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh komponen variabel X
berpengaruh terhadap variabel Y.
Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa surplus underwriting
berpengaruh positif signifikan terhadap laba (H5) dapat diterima.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada bab IV dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel premi berpengaruh negatif signifikan terhadap laba, dengan nilai
sig sebesar 0,000 lebih kecil daripada 0,05 dan nilai t hitung negatif -5,365.
2. Variabel klaim tidak berpengaruh terhadap laba, dengan nilai sig sebesar
0,589 lebih besar daripada 0,05 dan nilai t sebesar 0,546.
3. Dapat disimpulkan bahwa variabel investasi berpengaruh positif signifikan
terhadap laba, dengan nilai sig sebesar 0,003 lebih kecil daripada 0,05 dan
nilai sebesar 3,210.
4. Variabel underwriting berpengaruh positif signifikan terhadap laba,dengan
nilai sig sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai t sebesar 6,583.
5. Pengaruh premi, klaim, investasi dan surplus underwriting terhadap laba.
Hasil pengujian Hipotesis yang ditunjukkan oleh nilai F hitung sebesar
103,208 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (0,000 < 0,05). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh komponen variabel X
berpengaruh terhadap variabel Y.
72
B. Saran
1. Diharapkan variabel yang tidak diteliti oleh penulis dapat diteruskan oleh
penelitian selanjutnya.
2. Perlu ditambahkan variabel lain yang dapat memengaruhi perolehan laba
pada perusahaan asuransi syariah di Indonesia, yang belum dimasukkan
dalam penelitian ini seperti beban operasional dan modal pada perusahaan
asuransi umum syariah
3. Hasil dari penelitian ini bersifat sederhana dan masih memerlukan penelitian
lanjutan untuk mempertajam kebenarannya.
4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan populasi dan sampel diperbanyak
agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Ali. A. Hasyim, dkk. 2002. Kamus Asuransi. Jakarta: Bumi Aksara.
Anshori, Muscich dan Sri Iswati. 2009. Buku Ajar Metodologi Penelitian
Kuantitatif. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP).
Anshori, Abdul .2008. Asuransi Syariah di Indonesia. Yogyakarta: Press
Indonesia.
Anwar, Khoiril. 2007. Asuransi Syariah Halal dan Maslahat. Solo: Tiga
Serangkai.
Darmawi, Herman,2006, Manajemen Asuransi,Bumi Aksara, Jakarta.
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Fachrudin, Fuad Mohd. 1993. Riba dalam Bank, Koperasi, Perseroan dan
Asuransi. Bandung: PT Alma‟arif.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19 (edisi kelima). Semarang: Unversitas Diponegoro.
Ruky, Acmad. 2002. Sukses Sebagai Manajer Profesional Tanpa Gelar
MM/MBA. Jakarta: PT. Gramedia-Pustaka.
Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (Life and General), cet. ke-1,
Jakarta: Gema Insani.
Wirdyaningsih, dkk. 2005. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta:
Kencana Prenada Media.
Astria, Dian. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laba PT Asuransi
Takaful Keluarga”. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor Fakultas Ekonomi
dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Dhaniati, Rina. 2011. “Analisis Pengaruh RBC, Rasio Underwriting, Rasio Hasil
Investasi, Rasio Penerimaan Premi, dan Rasio Beban Klaim Terhadap
Laba Perusahaan Asuransi”. Skripsi. Jakarta Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma.
Dipoyanti, Nia. 2014. “Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, Underwriting,
klaim, dan beban Operasional terhadap laba asuransi Jiwa syariah di
indonesia”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau.
Fikri, M. Agung Ali. 2009. “Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan
Underwriting Terhadap Laba Asuransi Jiwa (Studi Kasus PT Asuransi
Syariah Mubarakah)”. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor Fakultas
Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Hawarin, Sabrina. 2013. “Analisis Pengaruh Pendapatan Premi dan Hasil
Investasi Terhadap Laba Perusahaan Asuransi Umum di Indonesia
Tahun 2007 –2011”. Skripsi. FISIP-UI, 2013.
Ikhsan, Muhamad. 2015. “Pengaruh Premi dan Klaim Terhadap Pertumbuhan
Aset Pada Asuransi Sinarmas Syariah Periode 2013-2014”. Skripsi.
Universitas Islam Bandung.
Indrakasih, Aninditha. 2014. “Pengaruh pendapatan premi, klaim dan hasil
invstasi terhadap laba (studi kasus perusahaan asuransi tahun 2009-
2013)”. Skripsi. Universitas Mercu Buana Jakarta.
Karwati, Euis Lia. 2011. “Metode Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarru’
Pada Asuransi Kerugian Syariah (Studi Pada Unit Syariah PT.
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)”. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Khotimah, Husnul. 2014. “Pengaruh premi, klaim, hasil investasi, dan
underwriting terhadap laba perusahaan asuransi syariah PT.Asuransi
Sinar Mas cabang syariah”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Jakarta.
Mutmainah, 2015. “Analisis Pengaruh Pendapatan Premi, Klaim, Hasil
Underwriting,Cadangan Teknis, Dan Risk Based Capital Terhadap
Laba Pada 20 Perusahaan Asuransi Umum Di Indonesia Periode
2009-2013”. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makasar.
Riani, Feby. 2014. “Pengaruh Solvabilitas, Premi, Klaim, Investasi, dan
Underwriting Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Asuransi
Umum Syariah”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Satata, Elsha Dwi Angganis. 2015. “Pengaruh premi dan hasil investasi serta
surplus underwriting dana tabarru‟ terhadap laba asuransi PT. Jasindo
Takaful”. Skripsi.Universitas Airlangga.
Septianawati, Dewi. 2013. “Analisis Pengaruh Pendapatan Asuransi Jiwa terhadap
Tingkat Rentabilitas dan Laba pada PT. Asuransi Jiwas raya (Persero)
periode 2008-2012”. Skripsi. Universitas Gunadarma Depok.
Sofiandi, Sandi. 2015. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba Pada
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia (Periode 2011-2013)”.
Vol.1.No.1 AGUSTUS 2015.
Suud, Cynthia, 2016. “Pengaruh Underwriting Dan Solvabilitas Terhadap Laba
Perusahaan Reasuransi”. Skripsi. Universitas Lampung.
Wijaya, Rosiana. 2013. “Pengaruh Pendapatan Premi, Hasil Investasi, dan Klaim
Terhadap Laba (Studi Kasus pada Perusahaan Asuransi Jiwa yang
Memiliki Unit Syariah)”. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Winarso, Widi. 2014. “Analisa Biaya Klaim Nasabah Terhadap Laba Perusahaan
Asuransi (Studi Kasus Pada PT. Prudential Life Assurance)”. Jurnal
Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika.
MONETER, VOL. I NO. 1 APRIL 2014.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Nama Unit Asuransi
Syariah Tahun Premi Klaim Investasi
Surplus Laba
Underwriting
Manulife Indonesia
2013 3729 1656 3966 1647 24357
2014 8176 3695 8022 2003 34771
2015 11358 8620 15050 2997 46046
2016 16318 16384 17081 3189 42055
Allianz Life
2013 405830 54378 3592 79854 26304
2014 486282 61152 9903 81731 50615
2015 590230 101766 18113 101134 86121
2016 728506 111001 19093 107595 59746
Prudential Life
2013 228278 200304 64911 95399 694446
2014 353157 281085 127561 165789 915210
2015 486168 309402 166657 210862 1003318
2016 565908 360986 155957 168281 819715
Takaful Keluarga
2013 49926 93570 4797 23416 15555
2014 80459 97989 12470 34875 16854
2015 110222 82730 13302 36051 20453
2016 124691 102502 12515 12973 14641
Sinar Mas
2013 7038 -31646 3525 6437 33144
2014 10244 -44875 5663 -207 33535
2015 14852 -45065 5648 14526 45098
2016 19844 -49993 10060 25092 54994
AIA Financial
2013 48693 15214 25856 26852 119760
2014 98945 22939 18561 46140 227180
2015 182281 35817 -33756 80597 289010
2016 286027 52634 35310 86407 445563
Bringin Life Syariah
2013 346316 16460 1927 1503 609
2014 7263 14968 3825 590 1058
2015 11031 20045 1708 4003 909
2016 10188 24093 3724 -916 -2066
Panin Dai-Ichi Life
2013 19098 2175 2863 3512 6797
2014 19847 1744 4774 4016 10307
2015 20068 1382 4656 3886 9935
2016 19278 2730 8573 2201 12205
Lampiran 3
Uji determinasi
Model Summary
Mode
l R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
1 ,961(a) ,923 ,911
85378,708
07 a Predictors: (Constant), underwriting, premi, investasi, klaim
Uji Simultan (Uji F)
ANOVA(b)
Mode
l Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 2615815025184,304 4
653953756
296,076 103,208 ,000(a)
Residual 221769501139,470 35
633627146
1,128
Total 2837584526323,775 39
a Predictors: (Constant), underwriting, premi, investasi, klaim
b Dependent Variable: laba
Uji Parsial (Uji t)
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta B
Std.
Error
1
(Constant) -813,191
16130,5
90 -,050 ,960
Premi -,633 ,118 -,467 -5,365 ,000
Klaim ,179 ,329 ,063 ,546 ,589
Investasi 2,228 ,694 ,331 3,210 ,003
Underwriti
ng 4,629 ,703 ,919 6,583 ,000
a Dependent Variable: laba
Uji multikol
Coefficients(a)
Mode
l
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta t sig tolerance VIF
1 (Constant) -813,191
16130,5
90 -,050 ,960
Premi -,633 ,118 -,467 -5,365 ,000 ,295 3,389
Klaim ,179 ,329 ,063 ,546 ,589 ,170 5,887
Investasi 2,228 ,694 ,331 3,210 ,003 ,210 4,772
Underwriti
ng 4,629 ,703 ,919 6,583 ,000 ,115 8,720
a Dependent Variable: laba
Uji heterokedastisitas
Coefficients(a)
Mode
l
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B
Std.
Error Beta T sig
1 (Constant) 34190
31884,
715
2116647
032,567 1,615 ,115
Premi 7243,2
16
15471,4
58 ,136 ,468 ,643
Klaim 67865,
933
43158,7
93 ,601 1,572 ,125
Investasi -
11337
8,541
91082,8
44 -,428 -1,245 ,221
Underwriting -
12986,
967
92261,4
71 -,065 -,141 ,889
a Dependent Variable: u2i
keterangan : berdasarkan uji di atas diketahui bahwa nilai sig lebih besar dari 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardi
zed Residual
N 40
Normal
Parameters(a,b)
Mean ,0000000
Std. Deviation 75408,2055
5559
Most Extreme
Differences
Absolute ,185
Positive ,185
Negative -,135
Kolmogorov-Smirnov Z 1,171
Asymp. Sig. (2-tailed) ,129
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Uji Autokorelasi
Model Summary(b)
Mode
l R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,362(a) ,131 ,032
104451594
71,99099 2,228
a Predictors: (Constant), underwriting, premi, investasi, klaim
b Dependent Variable: u2i
keterangan ; berdasarkan uji diatas menunjukan bahwa nilai DL= 1,29 , DU=1,72
4-DU = 4-1,72 = 2,28
nilai Durbin-Watson diantara DU dan 4-DU
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi.
Lampiran 2 Uji Stasioneritas
1. Hasil uji variabel premi pada uji stasioneritas
Null Hypothesis: D(PREMI) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.546869 0.0000
Test critical values: 1% level -3.699871
5% level -2.976263
10% level -2.627420 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
2. Hasil uji variabel klaim pada uji stasioneritas
Null Hypothesis: D(KLAIM) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.441587 0.0001
Test critical values: 1% level -3.670170
5% level -2.963972
10% level -2.621007 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
3. Hasil uji variabel investasi pada uji stasioneritas
Null Hypothesis: D(INVESTASI) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.327561 0.0001
Test critical values: 1% level -3.670170
5% level -2.963972
10% level -2.621007 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
4. Hasil uji variabel surplus underwriting pada uji stasioneritas
Null Hypothesis: D(UNDERWRITING) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.497627 0.0013
Test critical values: 1% level -3.679322
5% level -2.967767
10% level -2.622989 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
. Hasil uji variabel laba pada uji stasioneritas
Null Hypothesis: D(LABA) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.485399 0.0013
Test critical values: 1% level -3.670170
5% level -2.963972
10% level -2.621007 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.