analisis pengaruh rasio keuangan terhadap … · kebangkrutan sektor perbankan ... hubungan antara...

84
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PROBABILITAS KEBANGKRUTAN SEKTOR PERBANKAN PADA KELOMPOK LQ 45 DI BEI SEKARGITA AGUS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: ngokhuong

Post on 16-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP

PROBABILITAS KEBANGKRUTAN SEKTOR PERBANKAN

PADA KELOMPOK LQ 45 DI BEI

SEKARGITA AGUS

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertas berjudul Analisis Pengaruh

Rasio Keuangan Terhadap Probabilitas Kebangkrutan Sektor Perbankan Pada

Kelompok LQ 45 Di BEI adalah benar karya saya denganarahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

Sekargita Agus

NIM H251110261

Page 3: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa
Page 4: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa
Page 5: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

RINGKASAN

SEKARGITA AGUS. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Probabilitas

Kebangkrutan Sektor Perbankan Pada Kelompok LQ 45 Di BEI. Dibimbing oleh

ABDUL KOHAR IRWANTO dan TB. NUR AHMAD MAULANA.

Bank merupakan suatu badan usaha yang bertindak sebagai lembaga

perantara keuangan yaitu menempatkan dana yang dipercayakan masyarakat

kepadanya, untuk disalurkan kembali dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat

dan dunia usaha pada umumnya dalam bentuk kredit. Melalui perbankan dana

yang beredar dapat dioptimalkan untuk menunjang investasi yang pada akhirnya

mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan taraf hidup masyarakat dan

pemerataan pembangunan.Oleh karena itu, kegiatan operasional perbankan harus

diawasi dengan baik oleh para stakeholder. Tujuan dari penelitian ini adalah

menganalisa probabilitas kebangkrutan dari sektor perbankan dan menganalisa

hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO, ROA,

ROE, LDR, NPL, ATTM, CAR, dan NIM) terhadap probabilitas kebangkrutan

dengan menggunakan KMV Merton.

Obyek penelitian adalah bank yang konsisten masuk dalam LQ 45 periode

2009-2012 dan mengeluarkan obligasi. Data yang dipergunakan untuk penelitian

ini merupakan data sekunder berupa data penel. Data panel (pooled data)

merupakan gabungan data runtun waktu (time series) selama periode empat tahun

yaitu 2009-2012 dengan data silang (cross section) dari empat perbankanpada

kelompok LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.Teknik analisis yang digunakan untuk

menganalisa estimasi probabilitaskebangkrutan (PD) yaitu Model KMV Merton

sedangkan untuk menganalisa pengaruh rasio keuangan terhadap PD digunakan

analisis regresi berganda data panel. Pengolahan data pada penelitian ini

menggunakan beberapa paket program statistik seperti Microsoft Exel 2010 dan

Eviews 6.0.

Dari hasil analisis probabilitas kegagalan bank model KMV merton

memberikan indikasi bahwa PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri

Tbk, dan PT Danamon Indonesia Tbk mempunyai tingkat kegagalan bank yang

rendah dengan peringkat tertinggi yaitu AAA, sehingga Bank-Bank tersebut

layak untuk dijadikan tempat berinvestasi. Sedangkan , PT Bank Pembangunan

Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) mempunyai rangking B pada akhir

periodenya, pada ranking ini menunjukan bahwa obligor rentan terhadap gagal

bayar, namun tetap memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajibannya.

Sehingga BJBR tetap merupakan wadah investasi yang baik, namun para investor

harus lebih berhati-hati kepada keadaan-keadaan yang mungkin merugikan

obligor.

Analisis regresi terhadap rasio keuangan mampu menjelaskan 88,44 persen

dalam model persamaan PD. Berdasarkan analisis regresi yang dilakukan

variabel-variabel independent dalam regresi yang memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen pada Bank yang terdaftar dalam LQ-45

adalah Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki

pengaruh yang positif terhadap PD dan Aset Tetap Terhadap Modal (ATTM)

memiliki pengaruh negatif terhadap PD.

Kata kunci:Eviews 6, model KMV Merton, probabilitas kebangkrutan, rasio

keuangan, regresi berganda data panel..

Page 6: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa
Page 7: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

SUMMARY

SEKARGITA AGUS. Financial Ratios affect to Default Probability Analysis of

The Banking Sectoring LQ 45 Group at BEI. Supervised by ABDULKOHAR

IRWANTO and TB. NUR AHMAD MAULANA.

Bank is an entity that acts as a financial intermediary that puts the public

funds entrusted to him, to be distributed back to the community in the form of

loans and the business world at large in the form of credit. Outstanding funds

through banks can be optimized to support the investment, which in turn

encourages economic growth, improving standards of living and equitable

development. Therefore, the banking operations should be monitored closely by

the stakeholders. The purpose of this study was to analyze the probability of

bankruptcy of the banking sector and analyze the relationship between accounting

information in the form of financial ratios (APB, ROA, ROA, ROE, LDR, NPL,

ATTM, CAR, and NIM) to the probability of bankruptcy by using KMV Merton.

The Object of study is consistent in bank LQ 45 period 2009-2012 and bond

issue. The data used for this study is a secondary data penel. Panel data (pooled

data) is a combination of time series data over a period of four years, from 2009 to

2012 with the data cross of the four Indonesian Bank. The analytical techniques

used in the estimation of Merton KMV model the probability of default

probability(PD) and multiple regression analysis of panel data in analyzing the

impact of financial ratios to PD. Processing the data in this study will use several

statistical program packages such as Microsoft Exel 2010 and Eviews 6.0.

The research result showed that the probability of bank failure Merton KMV

models give an indication of the low level of bank failures with the highest rating

of AAA, so PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, and PT

Danamon Indonesia Tbk, worth be a place to invest. Meanwhile, PT Bank

Pembangunan DaerahJawa Baratdand Banten Tbk (BJBR) has ranked B at the end

of the period, in this ranking indicates that the obligor vulnerable to default, but

still have the ability to meet its obligations. So BJBR remains a good to be a place

for investment, but investors should be cautious to circumstances that may harm

the obligor.

The regression analysis,of financial ratios can be explained 88.44 per cent in

the PD equation model. Based on regression analysis performed independent

variables in a regression that has a significant effect on the dependent variable is

ROA has a positive influence on PD in a bank listed in LQ 45 and ATTM has a

negative effect on PD in a bank listed in LQ 45.

Keywords:Eviews 6,default probability, KMV Merton Model, the bank’s financial

ratio.

Page 8: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa
Page 9: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 10: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Manajemen

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP

PROBABILITAS KEBANGKRUTAN SEKTOR PERBANKAN

PADA KELOMPOK LQ 45 DI BEI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

SEKARGITA AGUS

Page 11: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Prof. Dr. Ir. Wilson H. Limbong, MS.

Page 12: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

Judul Tesis : Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Probabilitas

Kebangkrutan Sektor Perbankan Pada Kelompok LQ 45 Di BEI.

Nama : Sekargita Agus

NIM : H251110261

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc

Ketua

Ir Tb. Nur Ahmad Maulana, MBA, MSc. PhD

Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi

Ilmu Manajemen

Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 8 Juli 2013

Tanggal Lulus:

Page 13: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa
Page 14: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2012 ini ialah

probabilitas kebangkrutan, dengan judul Analisis Pengaruh Rasio Keuangan

Terhadap Probabilitas Kebangkrutan Sektor Perbankan Pada Kelompok LQ 45 Di

Bursa Efek Indonesia. Penyusunan tesis ini merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan di Program Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

IPB.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada sejumlah pihak yang telah

berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian tugas

akhir ini. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan pihak-pihak yang

senantiasa membimbing, membantu dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan

penelitian dan penyusunan tesis ini. Amin.

Perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr

Ir Abdul Kohar Irwanto MSc dan Bapak Ir. Tb. Nur Ahmad Maulana MBA MSc

PhD selaku komisi pembimbing atas arahan, bimbingan, dan bantuan yang telah

diberikan selama penyusunan tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada ProfDr IrW. H Limbong MSselaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan bagi perbaikan tesis ini.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ir Agus D Gozali MSc

selaku ayah, Nia S Gozali selaku ibu, Kang Gumilang A Gozali STP, Teh Siti

Nurjanah SPT, AdindaGina Citra Dewi SPT, dan Ghazi Abbad Gozaliserta

seluruh keluarga, terimakasih banyak atas semua kasih sayang dan support baik

moril maupun materiil yang telah diberikan, serta atas segala doa dan kasih

sayangnya.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh staf pengajar

dan karyawan departemen Illmu Manajemen yang telah membantu penulis selama

menempuh pendidikan di Sekolah Pascasarjana serta sahabat-sahabatku : Iswi,

Azwar, Hageem, Tina, Weni (yang telah banyak membantu dan merelakan

waktunya untuk berdiskusi bersama dalam menyelesaikan tesis ini), Mbak dewi,

Mbak Happy, Mbak Utami, Teh Vonny, Teh Kori, Mbak Irma, Putri, Pak Amir,

Pak Deden, Bu Murni, Bu Meiske, Mas Heru, Beni, Bang Alfian, Atul,Pak Arfan,

Pak Paisal, Pak Gagan (Teman-teman angkatan 5 dan 5,5). Terimakasih atas

kebaikan dan kebersamaannya selama kuliah di Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana IPB.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013

Sekargita Agus

Page 15: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa
Page 16: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Manfaat Penelitian 5

Ruang Lingkup Penelitian 6

2 TINJAUAN PUSTAKA 6

Bank 6

Risiko 7

Risiko Kredit 8

Kebangkrutan 9

KMV Merton Model 10

Peringkat Obligasi 12

Analisis Rasio Keuangan 12

Penelitian Terdahulu 14

3 METODE 15

Kerangka Pemikiran 15

Lokasi dan Waktu Penelitian 17

Jenis dan Sumber Data 17

Sampel 18

Metode Pengolahan dan Analisis Data 18

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 29

Analisis Statistik Deskriptif 29

Estimasi Probabilitas Default 31

Hubungan Rasio Keuangan Terhadap Probabilitas Kebangkrutan 33

Implikasi Manajerial 42

SIMPULAN DAN SARAN 43

Kesimpulan 43

Saran 44

DAFTAR PUSTAKA 44

RIWAYAT HIDUP 67

Page 17: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

DAFTAR TABEL

1. Tingkat obligasi berdasarkan rentang tingkat kebangkrutan

suatu perusahaan oleh moody dan standard and poor 13

2. Sampel penelitian 30

3. Statistik deskriptif dalam penelitian rasio keuangan bank 2009-2012 30

4. Nilai pasar perusahaan 33

5. Estimasi kemungkinan kebangkrutan dan perankingan 34

6. Hasil uji Chow 35

7. Hasil uji Hausmann 35

8. Ringkasan uji kriteria statistik Fixed effect dan Random Effect 35

9. Hasil uji heteroskedastisitas 36

10. Hasil uji multikolinearitas 36

11. Ringkasan uji signifikansi Model Probability of default. 36

12. Hasil analisis regresi 37

13. Analisis hubungan variabel rasio keuangan dalam menjelaskan

probabilitas default. 39

14. Rata-rata ROA pertahun perbankan 40

DAFTAR GAMBAR

1. Kinerja bank umum 1

2. Rata-rata NPL sektor perbankan pada LQ 45 4

3. Historis jumlah bank umumdi Indonesia 5

4. Hubungan kebangkrutan terhadap risiko kredit 10

5. Ilustrasi model KMV Merton 11

6. Kerangka pemikiran penelitian 16

7. Alur pikir penelitian 18

8. Pengujian pemilihan model pada pengolahan data panel 22

9. Daerah uji Durbin Watson 29

10. Grafik pertumbuhan nilai aset bank 33

11. Grafik pemodelan KMV Merton 40

12. Kinerja BJBR 41

13. Komposisi penyaluran kredit BJBR 42

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar istilah 47

2. Ringkasan penelitian terdahulu 49

3. Ringkasan penelitian terdahulu untuk penentuan hipotesis 51

4. Alur pikir penelitian 52

5. Perkembangan rasio keuangan perbankan 53

6. Data hasil KMV Merton 56

7. PD dan perankingan 60

8. Grafik pemodelan KMV Merton 62

9. Hasil regresi 64

10. Komposisi penyaluran kredit perbankan 65

Page 18: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bank merupakan suatu badan usaha yang bertindak sebagai lembaga

perantara keuangan yaitu menempatkan dana yang dipercayakan masyarakat

kepadanya, untuk disalurkan kembali dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat dan

dunia usaha pada umumnya (Siamat 2005) dalam bentuk kredit. Melalui perbankan

dana yang beredar dapat dioptimalkan untuk menunjang investasi yang pada

akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan taraf hidup masyarakat dan

pemerataan pembangunan.

Menurut laporan pertanggungjawaban gubernur Bank Indonesia (2012),

pemberian kredit perbankan untuk tujuan produktif dalam meningkatkan

pertumbuhan perekonomian di Indonesia adalah sebesar 70,5 persen pada tahun 2012.

Keterkaitan yang erat antara pertumbuhan perekonomian terhadap stabilitas

perbankan, akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat, memberikan

konsekuensi bagi pemerintah untuk menjadi lembaga pengawas dan pelindung pada

kegiatan perbankan. Salah satu peran pemerintah adalah turut membingkai kegiatan

operasional perbankan dengan menetapkan berbagai kebijakan regulasi. Kebijakan

regulasi ini berfungsi sebagai pelindung perbankan dalam menghadapi risiko yang

dihadapi. Kesuksesan kebijakan regulasi ini dapat dilihat dari rasio rata–rata

kecukupan modal (CAR) dimana adanya peningkatan modal dan aktiva tertimbang

menurut risiko (ATMR) setiap tahunnya. Hal ini menandakan kinerja bank umum di

Indonesia meningkat. Perkembangan ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kinerja bank umum(Bank Indonesia2008-2012)

Namun demikian, perbankan tetap mempunyai kemungkinan untuk bankrut.

Dampak yang ditimbulkan dari kebangkrutan ini sangat luas bagi pihak-pihak yang

berkepentingan terutama terhadap pihak-pihak yang menyimpan dananya atau

menginvestasikan modalnya di bank, dan bahkan berdampak ikutan terhadap

kegagalan bank lain dan pada gilirannya menyebabkan ketidakstabilan dalam

ekonomi makro yang memerlukan biaya yang tinggi untuk perbaikannya. Inilah

risiko yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat dan perekonomian secara

16,4

16,6

16,8

17

17,2

17,4

17,6

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

2008 2009 2010 2011 2012

ATMR

MODAL

CAR

ATMR dan Modal CAR(%)

Page 19: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

2

menyeluruh. Oleh karenanya stabilitas sistem keuangan pada industri perbankan

perlu dijaga dan diantisipasi dengan hati-hati.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang bahwa kebangkrutan

merupakan suatu keadaan dimana perusahaan debitur yang mempunyai satu atau

lebih kreditur dan tidak dapat membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh

tempo dan tidak dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan yang

berwenang, baik atas permohonan sendiri, maupun atas permintaan seorang atau

lebih krediturnya.

Menurut Konstituanto (2012) penyebab kebangkrutan dapat terjadi karena

faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal disebabkan oleh kondisi

ekonomi yang tidak menguntungkan. Faktor internal pada kebangkrutan sektor

usaha terdiri dari faktor keuangan dan faktor non keuangan yang berasal dari dalam

perusahaan itu sendiri. Faktor keuangan meliputi hutang yang terlalu banyak dan

modal yang tidak memadai, hal ini karena sebagian besar dari total aset bank

merupakan obligasi dan penempatan dana lainnya dari pihak ketiga (kewajiban

jangka pendek) yang keduanya merupakan kewajiban yang harus segera dibayar oleh

bank. Aset obligasi ini didistribusikan kepada debitur berupa kredit jangka panjang

sedangkan dana yang ada umumnya digunakan untuk pendanaan jangka pendek.

Adapun faktor non keuangan yang berpengaruh adalah faktor-faktor kualitas

manajemen.

Pihak-pihak yang berkepentingan perlu melakukan langkah-langkah

kebijakan pengelolaan keuangan untuk menghindari kemungkinan kebangkrutan

tersebut. Salah satu kebijakan antisipasi yang dilakukan adalah melalui peringatan

dini Early Warning Systems (EWS). Bagi manajemen perbankan EWS akan

memprediksi kemungkinan kebangkrutan yang nantinya diharapkan pihak

manajemen dapat menentukan strategi yang diambil. Menurut Fachrudin (2008)

terdapat tiga strategi alternatif yang dapat dilakukan perusahaan yang diprediksi akan

mengalami kebangkrutan, yaitu memberhentikan usaha (likuidasi), meneruskan

operasi dengan harapan dapat meraih kemampuan membayar, atau melakukan

penggabungan usaha/merger.

Selain pada pihak manajemen, EWS pun dimanfaatkan oleh para investor

saham atau obligasi, EWS berguna dalam memutuskan tindakan untuk membeli atau

menjual saham atau obligasi dengan melihat adanya kemungkinan bangkrut atau

tidaknya perusahaan, sehingga kemungkinan kebangkrutan perusahaan dapat

diantisipasi seawal mungkin. Investor memutuskan berinvestasi umumnya dengan

melihat return perusahaan, namun sesungguhnya return tersebut mempunyai

hubungan yang erat dengan risiko yang memungkinkan mengurangi tingkat return

yang didapatkan. Hal ini sesuai dengan jargon “High Risk High Return”, yang

berarti untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi maka seorang investor harus

menanggung risiko yang tinggi pula. Untuk itu, faktor risiko harus diperhatikan

dalam menentukan keputusan berinvestasi.

Untuk Pihak pemerintah EWS ini dapat digunakan untuk mengawasi jalannya

usaha perusahaan, khususnya pada sektor-sektor yang berpengaruh erat dengan

pertumbuhan perekonomian seperti perbankan yang berada di bawah pengawasan

pemerintah. Pemerintah diharapkan sedini mungkin mengantisipasi kemungkinan

kebangkrutan usaha tersebut melalui EWS guna melindungi tenaga kerja, sektor

usaha dan masyarakat.

Page 20: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

3

Salah satu model yang digunakan dalam menilai suatu risiko kebangkrutan

adalah model struktural. Model struktural ini dikenal dengan contingent claim

Approach (CCA) yang dipelopori oleh Black-Scholes (1973) dan Merton (1974)

yang sekarang ini dikenal dengan Model Merton. Kemudian model ini

dikembangkan oleh perusahaan KMV, yaitu perusahaan software dan konsultan di

Amerika. Selanjutnya metode ini dikenal sebagai Metode KMV Merton. Metode

KMV Merton ini mempunyai keunggulan yaitu dapat memprediksi kegagalan dalam

bentuk persentase, metode ini pun dinilai lebih objektif karena menggunakan faktor

kuantitatif berupa rasio keuangan (Rudiyanto 2012). Selain itu penelitian yang

dilakukan Hadad, dkk (2004) tentang risiko kredit perusahaan publik di Indonesia

dengan menggunakan pendekatan Model KMV Merton, menunjukkan hasil bahwa

model Merton dapat digunakan dengan cukup baik sebagai sinyal awal risiko kredit

dan potensi permasalahan kredit yang dihadapi perusahaan publik di Indonesia.

Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai melalui rasio keuangan

perusahaan. Dari rasio keuangan pihak-pihak yang berkepentingan dapat

mengetahui apakah bank tersebut telah mencapai tingkat efisiensi yang baik dalam

hal telah memanfaatkan, mengelola dan mencapai kinerja dengan menggunakan

secara optimal dana-dana yang ada. Sehingga dengan melihat hubungan rasio

keuangan dengan kemungkinan kebangkrutan, pihak yang berkepentingan dapat

memutuskan langkah apa yang harus diambil dalam melihat kecendrungan

kebangkrutan. Rasio keuangan yang sering dipakai untuk menentukan kinerja

keuangan perbankan adalah Rasio Aktiva Produktif Bermasalah (APB), Rasio Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Rasio Non Performing Loan

(NPL), Rasio Return On Asset (ROA), Rasio Return On Equity (ROE), Rasio Loan

To Deposit ((LDR), Rasio Aktiva Tetap Terhadap Modal (ATTM), Rasio Capital

Adequancy (CAR), dan Rasio Net Interest Margin (NIM).

Walaupun penelitian kebangkrutan perusahaan telah banyak dilakukan,

tampaknya penelitian lanjutan masih diperlukan sejalan dengan perkembangan

perusahaan yang begitu cepat dan perubahan faktor eksternal. Atas dasar kejadian-

kejadian tersebut dirasa perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi peluang terjadinya kebangkrutan bank di Indonesia. Hasil penelitian

diharapkan dapat memberikan peringatan dini bagi para pihak pemangku

kepentingan.

Perumusan Masalah

Para investor pada umumnya tertarik mengadakan transaksi pada perusahaan

LQ 45 yaitu 45 perusahaan yang sahamnya paling likuid dan memiliki nilai

kapitalisasi yang besar dan ditinjau setiap enam bulan sekali. Perbankan merupakan

salah satu sektor di LQ 45 yang diminati oleh para investor karena regulasi

pemerintah mengharuskan perusahaan-perusahaan perbankan menerapkan prinsip

transparansi dan menjaga kinerja keuangan dengan baik. Sektor perbankan pada LQ

45 memiliki rata-rata kinerja yang meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat

dari penurunan rata-rata nilai NPL yang ditampilkan pada Gambar 2. Selain itu

Manurung (2007) berpendapat bahwa Indeks LQ 45 telah menggambarkan pasar

saham secara keseluruhan, sehingga merupakan sampel yang baik untuk melakukan

EWS.

Page 21: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

4

Gambar 2. Rata-rata NPL sektor perbankan pada LQ 45(data perbankan diolah)

Dilain pihak data historis di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2008

menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan besar lebih rentan terhadap kebangkrutan

dari pada perusahaan-perusahaan kecil dan menengah. Terutama yang disebabkan

oleh faktor eksternal (Bank Indonesia 2009). Pada tahun 2008 perusahaan-

perusahaan besar di Amerika Serikat yang mengalami guncangan bahkan bangkrut

diantaranya Lehman Brothers yang merupakan bank investasi besar di AS bangkrut

pada september 2008, Perusahaan Bear Stears, salah satu dari lima bank investasi

besar di AS mengalami kesulitan keuangan namun dapat diselamatkan dengan cara

diakuisisi oleh JP Morgan Chase, Perusahaan American Internasional Group (AIG)

yang merupakan perusahaan asuransi terbesar di AS juga mengalami kesulitan

keuangan, dan Perusahaan Fannie Mae dan Freddie Mac diselamatkan dengan

pemberian billout oleh pemerintah AS (Bank Indonesia 2009) sedangkan perbankan

dan perusahaan perkreditan kecil dan menengah tetap bertahan.

Perbankan di Indonesia pun tak luput dari kesulitan keuangan bahkan

kebangkrutan hal ini dapat dilihat dari historis penurunan jumlah bank di Indonesia

pada tahun 1997 dan 2008. Krisis ekonomi pada tahun 1997 mengakibatkan

peningkatan kebangkrutan bank sebanyak 106 bank. Sehingga jumlah bank yang ada

di Indonesia dari 240 bank menjadi 134 bank saja. Dan kejadian ini mengakibatkan

pemerintah harus mengeluarkan dana sebesar Rp 655 triliun untuk program

pemulihan perbankan di Indonesia (Bank Indonesia 2010). Begitu pula pada tahun

2008 telah terjadi penurunan jumlah perbankan sebesar enam persen yaitu sebanyak

tujuh bank umum. Hal ini terjadi karena adanya krisis ekonomi sebagai dampak

kepanikan di pasar keuangan pasca jatuhnya Lehman Brothers. Pada Oktober 2008,

ada tiga bank besar BUMN yakni PT Bank Mandiri Tbk, Bank BNI Tbk, dan PT

Bank Rakyat Indonesia Tbk meminta bantuan likuiditas dari pemerintah yaitu

masing masing Rp 5 triliun (Bank Indonesia 2010). Penurunan jumlah perbankan

dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 3.

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2009 2010 2011 2012

NP

L (%

)

Page 22: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

5

Gambar 3: Historis jumlah bank umum di Indonesia (Bank Indonesia2004-2012)

Kebangkrutan suatu bank akan mengakibatkan pengeluaran biaya perbaikan

yang tinggi, baik biaya langsung yang berupa fee pengacara, fee akuntan, fee

pengadilan, waktu manajemen, tenaga professional lain untuk merestrukturisasi

keuangannya yang kemudian dilaporkan kepada kreditur. bunga yang dibayar

perusahaan untuk pinjaman selanjutnya dan beban administratif, serta biaya tidak

langsung, seperti kehilangan kepercayaan konsumen, kehilangan pelanggan,

kehilangan mitra kerja biasanya jauh lebih mahal. Kebijakan para regulator dan para

manajer perbankan sering kali berupaya menurunkan bahkan meniadakan biaya

kebangkrutan. Salah satu alat yang digunakan oleh lembaga pengawas federal di

Amerika Serikat untuk mengatasi kebangkrutan adalah dengan Early Warning

Systems (EWS). Dalam EWS ini para regulator dan para manajer berusaha untuk

memprediksi masalah-masalah potensial dari kegiatan perbankan dengan melihat

pengaruh faktor-faktor keuangan terhadap probabilitaas kebangkrutan.

Berdasarkan permasalahan seperti yang dirumuskan pada latar belakang dan

penjabaran tersebut, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana probabilitas kebangkrutan pada sektor perbankan di LQ 45?

2. Bagaimana hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan

terhadap probabilitas kebangkrutan dengan menggunakan KMV Merton?

3. Apa yang harus dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dalam melihat

kondisi kemungkinan kebangkrutan ini?

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan sehubungan dengan pengetahuan model kesulitan keuangan dan

prediksi kebangkrutan. Pihak-pihak serta manfaatnya masing-masing dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Investor

Model prediksi keuangan dapat menjadi peringatan awal adanya kesulitan

keuangan, dibandingkan dengan hanya melihat terhadap perkembangan harga surat

berharga yang berlaku. Model prediksi ini dapat membantu investor dalam

mengambil sikap terhadap surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu

perusahaan, sehingga mereka dapat memperhitungkan kemungkinan suatu

110

120

130

140

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

134 131 130 131

124 121 122

120 120

Jumlah Bank Umum Unit

Page 23: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

6

perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kegagalan dalam membayar

bunga dan hutang pokoknya.

b. Manajemen

Kebangkrutan akan menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya yang

cukup besar. Baik itu biaya untuk akuntan dan pengacara, ataupun biaya dalam

rangka pengembalian stabilitas perekonomian suatu negara. Untuk menghindari

biaya yang cukup besar tersebut maka indikatot kesulitan keuangan yang bisa

menyebabkan kebangkrutan ini dapat di pakai untuk menjadi EWS bagi manajemen

bank dalam mengevaluasi kinerja perbankan untuk menghindari kemungkinan

terjadinya kebangkrutan.

c. Pemerintah

Sebagaimana telah dijabarkan, bahwa kebangkrutan bank berpotensi

menyebabkan kerugian yang sangat luas karena adanya efek menghambat

pertumbuhan perekonomian yang akan berdampak pada masyarakat banyak. Dalam

hai ini, pemerintah mempunyai kewajiban untuk melindungi tenaga kerja, industri

dan masyarakat. Begitu pula dapat mengetahui kondisi perbankan di Indonesia dan

dapat melakukan tindakan yang tepat bagi bank-bank yang diangkap bermasalah.

Hasil penelitian yang akan menemukan model kesulitan keuangan dan petunjuk

kebangkrutan ini dapat membantu pemerintah dalam mengeluarkan peraturan untuk

melindungi masyarakat dari kerugian dan kemungkinan mengganggu stabilitas

ekonomi suatu negara.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada empat bank yang konsisten berada dalam LQ 45

selama periode 2009-2012 dan mengeluarkan obligasi, yang selanjutnya akan

menentukan kemungkinan kebangkrutan bank-bank tersebut dengan menggunakan

KMV Merton. Lalu akan dilihat pengaruh rasio keuangan terhadap kemungkinan

kebangkrutan, sehingga akan terlihat apa saja yang mampu menentukan

kemungkinan kebangkrutan pada bank yang terdaftar pada LQ 45. Dengan asumsi

bahwa semua parameter yang signifikan untuk kesehatan suatu bank dapat dianalisa

melalui data dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

2 TINJAUAN PUSTAKA

Bank

Bank adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara

keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang

kekurangan dana. Karena demikian eratnya kaitan antara bank dan uang, maka bank

disebut juga sebagai suatu lembaga yang berniaga uang. Menurut Siamat (2005)

Bank menerima simpanan uang dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, dan

tabungan. Kemudian uang tersebut dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam

bentuk kredit.

Pengertian bank menurut undang – undang No. 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang No.10 Tahun 1998,

Kasmir (2008) “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

Page 24: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

7

kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup

masyarakat banyak”

Dari pengertian tersebut dapat di jelaskan bahwa jasa perbankan pada

umumnya terbagi atas dua fungsi yaitu sebagai (i). penyedia mekanisme dan alat

pembayaran yang efesien bagi nasabah, dan (ii) penerima tabungan dari nasabah dan

meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi pertama

merupakan peran penting dari bank dalam kehidupan ekonomi, dalam hal ini, bank

menyediakan uang tunai, jasa tabungan, dan kartu kredit yang selanjutnya digunakan

masyarakat untuk alat tukar perdagangan. Tanpa adanya penyediaan alat

pembayaran yang efesien, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara

barter yang memakan waktu. Peran ke duamenempatkan bank sebagai pendorong

pembangunan dengan peningkatan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang

lebih produktif. Bila kedua peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara

akan meningkat.

Menurut Kasmir (2008) Bank dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Bank umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

dan atau berdasarkan prinsip sayriah yang dalam kegiatannya memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran.

2. Bank perkreditan Rakyat, bank yang melaksanakan usaha secara konvensional

atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran.

Risiko

Pengertian Risiko

Menurut Siahaan (2009) Risiko dapat didefenisikan sebagai ketidakpastian

akan terjadinya kerugian yang dapat menimbulkan beban ekonomi bagi masyarakat.

Dimana tingkat ketidakpastiannya terukur secara kuantitatif dengan mengolah

informasi (Djohanputro2008). Dan kejadian yang dapat menimbulkan dampak yang

berlawanan dengan tujuan (Idroes 2008).

Kountur (2008) mengemukakan tiga unsur penting dari sesuatu yang dianggap

sebagai risiko yaitu:

a) Merupakan kejadian

b) Kejadian tersebut masih merupakan kemungkinan, jadi bisa terjadi dan bisa

saja tidak terjadi.

c) Jika sampai terjadi, akan menimbulkan kerugian.

Jenis Risiko

Kountur juga menjelaskan pembagian risiko dilihat dari beberapa sudut

pandang , diantaranya:

a. Risiko dari sudut pandang penyebab terjadinya risiko:

i. Risiko keuangan yang disebabkan oleh faktor-faktor keuangan seperti

harga, tingkat bunga dan mata uang asing.

ii. Risiko operasional yang disebabkan oleh faktor non keuangan seperti

manusia, teknologi dan alam.

b. Risiko dari sudut pandang akibat yang ditimbulkan:

i. Risiko murni adalah suatu kejadian berakibat hanya merugikan saja dan

tidak memungkinkan adanya keuntungan. Misalnya risiko kebakaran.

Page 25: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

8

ii. Risiko spekulatif adalah risiko yang tidak saja memungkinkan terjadinya

kerugian tetapi juga memungkinkan terjadinya keuntungan.

c. Risiko dari sudut pandang aktivitas yang dapat menimbulkan risiko,

banyaknya risiko dari sudut pandang ini sebanyak jumlah aktivitas yang ada.

Misalnya, risiko dari aktivitas pemberian kredit oleh bank disebit risiko kredit.

d. Risiko dari sudut pandang kejadian. Banyak risiko ini pun sebanyak jumlah

kejadian yang ada. Misalnya risiko kebakaran adalah risiko akibat kejadian

kebakaran. Pengelompokan risiko berdasarkan sudut pandang dinilai lebih

baik dibandingkan dengan pengelompokan sudut pandang yang lainnya, hal

ini disebabkan risiko lebih dapat dikelola dengan baik karena dengan

menyatakan risiko berdasarkan kejadian kita baru dapat mengetahui cara-

cara apa yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko tersebut.

Di lain pihak, Ali (2006) mengklasifikasikan risiko menjadi tiga yaitu

a. Risiko Pasar adalah risiko kerugian pada posisi portfolio trading on and off

balance sheet (neraca dan rekening administratif). Kerugian muncul sebagai

akibat terjadinya perubahan pasar asset dan liabilitas bank tersebut.

Sedangkan perubahan harga tersebut merupakan akibat terdapatnya

perubahan faktor pasar yaitu tingkat suku bunga bank, nilai tukar mata uang,

harga saham dan sekuritas serta harga komoditas.

b. Risiko Kredit adalah risiko dari kemungkinan terjadinya kerugian bank akibat

dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan bank kepada kreditur

maupun counterparty lainnya.

c. Risiko Operasional adalah risiko terjadinya kerugian bagi bank yang

diakibatkan oleh ketidakcukupan atau kegagalan proses didalam manajemen

bank, sumberdaya manusia dan sistem.

Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko kerugian karena debitur tidak melunasi kembali

pokok pinjaman (plus bunga) sesuai kesepakatan yang telah dibuat. Menurut Ali

(2006) Risiko kredit adalah risiko kerugian yang mungkin diderita perusahaan,

terkait dengan kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo, counterparty-nya gagal

memenuhi kewajiban-kewajibannya.

Pemodelan risiko kredit

Pemodelan risiko kredit membantu untuk memperkirakan berapa banyak

kredit yang beresiko untuk default atau berapa banyak perubahan dalam faktor risiko

kredit. Hal ini memungkinkan manajer untuk mengetahui secara lebih efektif nilai

risiko kredit yang mereka hadapi dan juga membantu perusahaan untuk menghitung

berapa modal yang mereka butuhkan untuk disisishkan dalam rangka melindungi

perusahaan terhadap risiko tersebut.

Ada dua pendekatan utama memodelkan risiko kredit, yaitu

a. Model Struktural (Structural Model) dan Model Tereduksi (Reduced Form

Model). Model Struktural yaituperusahaan diasumsikan bangkrut ketika nilai

aset perusahaan berada di bawah batas kritis tertentu pada saat jatuh tempo.

Sehingga kebangkrutan dapat diprediksikan dengan memperhatikan pergerakan

nilai aset perusahaan. Menurut Maruddani (2011) model Struktural diasumsikan

pembuat model mempunyai himpunan informasi yang sama dengan manajer

Page 26: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

9

perusahaan, yaitu informasi mengenai aset dan liabilitas. Konsep Model

Struktural diawali adanya seminar paper Black and Scholes pada tahun 1973

mengenai pemodelan Opsi (Black & Scholes 1973) yang dikembangkan oleh

Merton pada tahun 1974 yang membuat model risiko kebangkrutan suatu

perusahaan dengan menggunakan modifikasi Black-Scholes Models (Merton

1974). Sehingga structural model juga lebih dikenal dengan metode Black-

Scholes-Merton Models (BSM) yang selanjutnya disebut dengan Model Merton.

b. Reduced Form Models tidak mencoba untuk menjelaskan peristiwa default.

Sebaliknya, mereka berkonsentrasi langsung pada probabilitas default. Peristiwa

standar diasumsikan terjadi tiba-tiba karena satu atau lebih peristiwa yang terjadi

dari nilai aset peminjam. Pada model ini hubungan antara kebangkrutan

perusahaan dengan nilai aset tidak dimodelkan secara eksplisit. Peristiwa

kebangkrutan dapat diduga dengan memperhatikan perubahan rating perusahaan.

Sehingga proses kebangkruta dimodelkan sebagai Stopped Poisson Process atau

Stopped Cox Process dengan intensitashazard rate(ht).Model Tereduksi (Reduced

Form Model) diasumsikan pembuat model mempunyai informasi yang sama dengan

pasar (market). Sehingga informasi dari perusahaan tidak lengkap, dan waktu

kebangkrutan adalah inaccessible default time(Maruddani2011).

Kebangkrutan

Di Indonesia kebangkrutan diatur dalam UU. No.37 tahun 2004, disebutkan

bahwa debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak dapat membayar

sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan tidak dapat ditagih, dinyatakan

pailit dengan putusan pengadilan yang berwenang, baik atas permohonan sendiri,

maupun atas permintaan seorang atau lebih krediturnya. Permohonan ini dapat juga

diajukan oleh kejaksaan untuk kepentingan umum.

Kebangkrutan perusahaan, kesulitan keuangan perusahaan, ambang batas

kriteria kesehatan perusahaan yang tidak dipenuhi, penurunan kinerja keuangan

perusahaan dan kelemahan kontrak kredit merupakan bagian dari risiko kredit.

Sehingga pengukuran risiko kredit dapat digunakan untuk menganalisa kemungkinan

kebangkrutan. Hubungan Kebangkrutan perusahaan terhadap risiko kredit dapat

dilihat pada Gambar4.

Page 27: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

10

Gambar 4. Hubungan kebangkrutan terhadap risiko kredit(Djohanputro 2006)

KMV Merton Model

KMV Merton Model merupakan salah satu pendekatan untuk memprediksi

gagal bayar yang disebabkan oleh kebangkrutan perusahaan atau counterparty-nya

dengan model struktural (Crouhy and Galay 2000). KMV Merton Model merupakan

pengembangan dari CCA (Contingen Claim Approach)yang merupakan pendekatan

yang dipelopori oleh Black-Scholes (1973) dan Merton (1974) yang sekarang ini

dikenal dengan model Merton.Model KMV-Merton dikembangkan oleh perusahaan

KMV di akhir tahun 1980. Model ini berhasil dipasarkan oleh KMV sampai KMV

diakuisisi oleh Moodys pada bulan April 2002. Analisis KMV Merton didasarkan

pada tiga prinsip sederhana:

a) Nilai arus kewajiban berasal dari aset, dimana pinjaman adalah instrumen

utang satunya, dan satu-satunya sumber lain pembiayaan adalah ekuitas.

b) Kewajiban memiliki prioritas yang berbeda (dengan demikian memiliki

risiko yang berbeda yang berhubungan dengan senioritas mereka), dan

c) Ada unsur acak untuk nilai aset dalam perkembangannya dari waktu ke

waktu atau aset mengikuti unsur stokastik. Utang adalah senior claim pada

nilai aset dan ekuitas memiliki klaim junior atau sisa pada nilai aset. Utang

berisiko karena nilai aset mungkin tidak cukup untuk memenuhi

pembayaran utang yang dijanjikan. Nilai utang berisiko memiliki dua

komponen yaitu the default-free value dari utang (nilai pembayaran yang

dijanjikan) dan kerugian yang diperkirakan terkait dengan standar saat

aktiva tersebut cukup untuk memenuhi pembayaran yang dijanjikan pada

utang. Nilai dari klaim junior (ekuitas dalam kasus perusahaan) berasal

dari nilai sisa setelah pembayaran utang yang dijanjikan telah dibuat.

Secara umum, Model KMV Merton dapat diilustrasikan dengan Gambar

5seperti berikut ini.

Kebangkrutan Perusahaan

Kesulitan Keuangan

Perusahaan

Ambang Batas Kriteria

Kesehatan tidak dipenuhi

Penurunan Kinerja

Perusahaan

Kelemahan kontrak kredit

Gagal Bayar

Potensi Gagal Bayar

Penurunan Peringkat

Nasabah

Pelanggaran Kontrak

Potensi Pelanggaran

Kontrak

Risiko

Kredit

Page 28: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

11

Gambar 5. Ilustrasi model KMV Merton

Keterangan: Vo = Nilai Pasar Awal Perusahaan

E(V) = Ekspektasi pertumbuhan Aset Perusahaan

DPT = Default Point Term yaitu titik standart poin kemungkinan

kebangkrutan

DD = Distance to Defoult. jarak antara nilai aset yang diharapkan

di tahun T, E (VT), dan titik standar(DPT)

Gambar tersebut menunjukan bahwa pada kondisi awal perusahaan memiliki

nilai pasar yaitu V0 (pada waktu (t)=0), dimana pada kondisi awal tidak terjadi

default karena Vo lebih besar dari default point. Namun seiring dengan kondisi

usaha serta tekanan yang dialami perusahaan, maka nilai aktiva dan hutang

perusahaan akan berubah. Jika nilai aktiva memiliki komponen acak (misalnya,

perubahan harga, guncangan dan faktor lain yang mempengaruhi nilai aset), maka

terjadinyavolatilitas aktiva yang lebih tinggi berarti ada kemungkinan besar bahwa

aktiva akan jatuh di bawah tingkat yang diperlukan untuk memenuhi pembayaran

utang senior atas suatu periode.Default point tidak akan berubah, namun perubahan

nilai aset menunjukan tekanan yang dialami oleh perusahaan.Kombinasi perubahan

inilah yang digambarkan oleh model sebagai memungkinkan kejadian default.

Model ini berdasarkan metodelogi yang bebas dari arbitrase harga, dimana

harga opsi dibangun berdasarkan aturan perseroan terbatas, dimana adanya

kemungkinan perusahaan untuk default dan mempunyai kewajiban dalam aset

terhadap pemegang utang dan pemegang saham sesuai dengan aturan prioritas

klaimnya. Dengan demikian kewajiban perusahaan dipandang sebagai klaim

kontingensi yang dikeluarkan terhadap aset perusahaan. Dalam model ini, tingkat

kerugian ditentukan dan tergantung pada nilai aset perusahaan, volatilitas, dan

default free interest rate untuk waktu jatuh tempo utang. Berdasarkan analisis

empiris event of defaults, KMV menemukan bahwa default point lebih banyak terjadi

pada saat nilai aset sama dengan jumlah utang jangka pendek dan 50% utang jangka

panjang.

Page 29: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

12

Keuntungan dari Model KMV dari model – model lainnya adalah model ini

dapat diterapkan untuk setiap perusahaan publik, Model ini didasarkan pada data

pasar (yang sangat responsif terhadap perubahan kondisi keuangan perusahaan),

bukan data akuntansi, memiliki landasan teori yang jelas yaitu teori opsi, dan akurat

dalam memprediksi kebangkrutan. Namun ada beberapa kelemahan dari model ini

yaitu tidak membedakan antara utang jangka panjang berdasarkan agunan, senioritas,

perjanjian, atau konvertibilitas.

Peringkat Obligasi

Peringkat obligasi merupakan opini dari lembaga pemeringkat serta sumber

informasi bagi para investor atas risiko obligasi yang diperdagangkan. Peringkat

obligasi menggambarkan kemampuan perusahaan untuk melunasi obligasi yang

diterbitkan. Sehingga para investor dapat menetapkan strategi dalampembelian suatu

obligasi. Peringkat obligasi menggambarkan tingkat obligasi berdasarkan rentangan

kemungkinan kebangkrutan. Tabel 1 merupakan tabel tingkat obligasi berdasarkan

rentang tingkat kebangkrutan suatu perusahaan oleh moody’s.

Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan metode perhitungan dan interpretasi rasio

keuangan yang menunjukan kinerja dan status suatu perusahaan untuk mengukur

kelemahan atau kekuatan suatu perusahaan dibidang keuangan, yang menyatakan

hubungan matematis antara dua kuantitas. Analisis Rasio keuanga banyak digunakan

baik oleh investor sebagai acuan berinvestasi maupun oleh pihak manajemen sebagai

alat pengukur kinerja manajerial (Prihadi 2010). Rasio keuangan terdiri dari

beberapa kategori dasar yaitu:

1. Rasio likuiditas. Analisis likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam

melunasi hutang jangka pendek.

2. Rasio Aktivitas. Rasio Aktivitas mengukur kemampuan perusahaan

mendayagunakan aset.

3. Rasio Solvabilitas. Rasio Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban jangka panjang.

4. Rasio Profitabilitas. Rasio Profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan

laba. Rasio profitabilitas menjadi tolok ukur keberhasilan manajemen

dalam menjalankan usaha yang dipercayakan kepadanya.

Page 30: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

13

Tabel 1. Tingkat obligasi berdasarkan rentang tingkat kebangkrutan suatu

perusahaan oleh moody dan standard and poor.

Rating PD Definisi

AAA 0,02 Efek utang yang peringkatnya paling tinggi dan beresiko paling rendah serta

dinilai dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya sesuai dengan

perjanjian dimana di tingkat kegagalan bank yang rendah. Penerbitnya

stabil dan dapat diandalkan.

AA 0,04 Perbedaan obligasi pada rangking AA dengan rangking tertinggi hanya

berbeda sedikit. Kapasitas obligor untuk memenuhi komitmen keuangan

pada kewajiban sangat kuat.

A 0,1 Ranking oblligasi A agak rentan terhadap efek merugikan dari perubahan

situasi dan kondisi ekonomi dibandingkan. Namun, kapasitas obligor untuk

memenuhi komitmen keuangan pada kewajiban masih kuat.

BBB 0,19 Kualitas menengah, jangka pendek memadai, tetapi kurang dapat diandalkan

untuk jangka panjang.

BB 0,72 Kewajiban rangking BB ada unsur spekulatif, dengan tingkat keamanan yang

moderat selama tidak terjadi ketidakpastian yang besar yang berlangsung

terus-menerus atau exponsure bisnis merugikan, keuangan, atau kondisi

ekonomi yang dapat menyebabkan menurunnya kapasitas kemampuan

obligor untuk memenuhi komitmen keuangan pada kewajiban.

B 2,02 Sebuah Kewajiban rangking B lebih rentan terhadap gagal bayar bila

dibandingkan kewajiban rangking BB tetapi obligor pada rangking ini

memiliki kapasitas untuk memenuhi komitmen keuangan pada kewajiban.

Kondisi bisnis yang merugikan, keuangan, atau ekonomi kemungkinan akan

merusak kemampuan obligor atau kesediaan untuk memenuhi komitmen

keuangan pada kewajiban.

CCC 12 Sebuah Kewajiban rated CCC mempunyai kualitas rendah, rentan terhadap

gagal dalam pembayarandan tergantung pada bisnis yang menguntungkan,

keuangan, dan kondisi ekonomi bagi obligor untuk memenuhi komitmen

keuangan pada kewajiban. Dalam hal mempertahankan bisnis, keuangan, dan

kondisi ekonomi, obligor yang tidak mungkin memiliki kemampuan untuk

memenuhi komitmen keuangan terhadap kewajiban.

CC 15 Kewajiban dinilai CC saat ini sangat rentan terhadap gagal bayar. Kualitas

spekulasi tinggi, acapkali gagal.

C 15,5 Rating C dapat digunakan untuk menutupi situasi di mana partisi bangkrut

telah diajukan atau tindakan serupa telah diambil, tetapi pembayaran atas

kewajiban ini tetap berlangsung.

D 20 Rating D, tidak seperti rating lainnya, rating D adalah tingkat yang tidak

prospektif, pada rating ini perusahaan tidak mampu membayar bunga.

(Jurion 2003)

Page 31: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

14

Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengukuran kemungkinan kebangkrutan telah banyak

dilakukan. Ringkasan Penelitian terddahulu ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

Pengukuran risiko kegagalan tersebut dimulai oleh Beaver (1966) dengan

menggunakan Univariate model yang menggunakan rasio keuangan. Selanjutnya,

Altman (1968) menggunakan model diskriminan untuk mengklasifikasikan

perusaaan yang gagal atau mampu membayar hutang dikenal dengan Altman’s Z-

Score Model.

Merton (1974) memperkenalkan model kegagalan tersebut dengan adanya

modifikasi Black-Scholes Model mengenai harga opsi. Merton menyatakan bahwa

kegagalan perusahan dapat diestimasi dengan menggunakan indikator total asset,

ekuitas dan hutang perusahaan. Hutang yang semakin besar dan kekurangan asset

tidak mampu membayar hutang tersebut mengakibatkan perusahaan gagal

melakukan pembayaran hutang tersebut. Model Merton ini dimodifikasi oleh KMV

sehingga mode kegagalan perusahaan tersebut dikenal dengan KMV Model. Model

tersebut didasarkan pada modifikasi framework Black-Scholes-Merton bahwa

kondisi default dianggap dapat terjadi setiap saat dan tidak perlu pada saat kewajiban

jatuh tempo. Model KMV Merton ini menghitung Expected Default Frequency

(EDF) yaitu probabilitas kegagalan selama tahun-tahun mendatang atau tahun untuk

perusahaan yang sahamnya diperdagangkan.

Hadad, dkk (2004) melakukan penelitian tentang risiko kredit perusahaan di

industri pertanian publik di Indonesia dengan menggunakan pendekatan Model KMV

Merton. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa model KMV Merton dapat

digunakan dengan cukup baik sebagai sinyal awal risiko kredit dan potensi

permasalahan kredit yang dihadapi perusahaan publik di Indonesia.

Pada penelitian Benos dan Papanastasopoulos (2005) selain arus kas bebas

perusahaan variabel kinerja fundamental yang mempengaruhi risiko kredit adalah:

return on asset (ROA), ukuran asset, dan rasio hutang. ROA dan ukuran asset

mempunyai pengaruh negatif terhadap risiko kredit sedangkan rasio hutang

mempunyai pengaruh positif terhadap risiko kredit. Fernander (2005) melakukan

penelitian tentang model risiko kredit untuk perusahaan tertutup di Pertugis

menggunakan model logit dan probit. Variabel independen rasio keuangan yang

berpengaruh signifikan terhadap risiko kredit adalah current ratio, liquidity/assets,

debt service ratio, interest cost/sales, dan productivity ratio.

Manurung (2007) melakukan penelitian terhadap perusahaan yang terdaftar di

LQ 45 yang dianggap telah menggambarkan perkembangan pasar saham secara

keseluruhan. Dengan hasil perbankan mempunyai probabilitas default lebih tinggi

dibandingkan perusahaan di industri lain.Poernamawati (2009) dengan judul

Pengaruh Risiko Kredit Terhadap Kinerja Keuangan Bank-Bank Persero Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Risiko kredit dilakukan menggunakan nilai NPL

sedangkan variabel independennya memakai kinerja keuangan sesuai dengan

CAMEL. Hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan kuat yang negatif antara

NPL terhadap proksi CAMEL.

Pratiwi (2010) dengan judul tesis Analisis Rasio Keuangan dalam

Menentukan financial distress pada bank yang terdaftar dalam bursa efek Indonesia,

hasilnya adalah Rasio-rasio keuangan dapat digunakan dalam memprediksikan

financial distress suatu bank, Variabel yang dominan menentukan financial distress

Page 32: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

15

adalah Loan to Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional terhadap pendapatan

(BOPO), Nett Interest Margin (NIM), dan Pemenuhan penyisihan Penghapusan

Aktiva produktif (PPPAP).

Di dalam Konstituanto (2012) dengan judul disertasiProbabilitas Kegagalan

Bank dari Aspek Manajemen dan Keuangan terhadap perbankan periode 2006-2010,

memberikan petunjuk tentang cara menganalisis kemungkinan kegagalan bank yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia menggunakan model Merton dan menganalisis

hubungan kemungkinan kegagalan dengan kinerja keuangan, serta aspek manajemen

menghasilkan.Analisis risiko gagal bayar dengan menggunakan model black-scholes

menunjukan bahwa bank-bank berskala besar memiliki dana pihak ketiga dan hutang

jangka panjang cukup besar sehingga mempunyai default probability yang relatif

tinggidan dilihat dari volatilitas aset yang tinggi. Informasi akuntansi berupa rasio

keuangan bank mempunyai pengaruh signifikan terhadap terjadinya gagal bayar (PD)

bayar model Merton terutama pada rasio risiko aktivitas bank (variabel APB), rasio

solvabilitas bank (CAR, ATTM), Likuiditas (LDR) dan rasio efisiensi bank (BOPO).

Begitu pula kualitas manajemen yang di proxy ROIC (Return Of Invested Capital)

signifikan mempengaruhi PD. Variabel tertinggi adalah variabel BOPO dan ROIC.

Ringkasan penelitian terdahulu berkaitan dengan variabel yang diteliti dapat dilihat

pada pada Lampiran 3.

3 METODE

Kerangka Pemikiran

Sektor perbankan yang tercatat di LQ 45 adalah suatu sektor yang yang tergolong

baik dalam pertumbuhan kinerjanya, dimana dalam indeks LQ 45 yang menjadi

indikator saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar, sehingga

sering dijadikan acuan dalam berinvestasi. Untuk menghindari kerugian para

stakeholder harus menganalisis laporan keuangan bank.

Seluruh bank yang ada di Indonesia harus menyampaikan laporan keuangannya

secara periodik kepada Bank Indonesia (BI). Laporan keuangan ini digunakan untuk

mengukur tingkat kesehatan bank dan sebagai acuan penentuan kebijakan yang akan

diterapkan. Laporan keuangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

laporan laba rugi, arus kas, dan Neraca keuangan perbankan.

Laporan keuangan ini digunakan untuk mendapatkan peringatan dini risiko

kebangkrutan pada perbankan dengan model KMV Merton. Setelah itu akan dianalisis

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebangkrutan suatu perbankan dengan

memasukan variabel rasio keuangan yang terdiri dari APB, BOPO, NPL, ROA, ROE,

LDR, ATTM, dan CAR. Analisis pengaruh ini dilakukann menggunakan analisis

regresi linier berganda data panel . Sehingga pada akhirnya akan diketahui kebijakan

apa yang dapat diambil oleh pihak stake holder yaitu, manajemen perusahaan, investor

maupun pemerintah. Kerangka pemikiran konseptual akan dilihat pada Gambar 6.

Page 33: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

16

Keterangan: Rasio Aktiva Produktif Bermasalah (APB)

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Rasio Non Performing Loan (NPL)

Rasio Return On Assets (ROA)

Rasio Return On Equity (ROE)

Rasio Loan to Deposit (LDR)

Rasio Aktiva tetap terhadap Modal (ATTM)

Rasio Capital Adequancy (CAR)

Rasio Net Interest Margin (NIM)

Gambar 6. Kerangka pemikiranpenelitian

Sektor Perbankan LQ 45

Kemungkinan

Kebangkrutan

Bangkrut Tidak

Bangkrut

Laporan Keuangan

Investor

Rekomendasi Kebijakan Manajemen

1. Metode KMV

Merton

Lap. Laba Rugi Arus Kas Neraca

2. Rasio Keuangan :

b. Rasio BOPO

a. Rasio APB

c. Rasio NPL

d. Rasio ROA

e. Rasio ROE

f. Rasio LDR

g. Rasio ATTM

h. Rasio CAR

3. Regresi Linier Berganda

i. Rasio NIM

Page 34: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

17

Alur pemikiran dari penulisan tesis ini seperti dilihat pada Lampiran 4. Dapat

dilihat penelitian dilatarbelakangi permasalahan yang ada, yaitu sistem penerapan

perubahan yang menganggu stabilitas keuangan perbankan dapat berakibat langsung

pada perbankan nasional dan berdampak langsung kepada pertumbuhan

perekonomian di sebuah negara, kegagalan sebuah bank secara realistis harus

dijadikan suatu risiko yang terukur dan rasional, Kurangnya penelitian risiko kredit

dengan metode KMV merton, Melihat hubungan kemungkinan bangkrut dengan

rasio keuangan. Faktor yang berpengaruh dan dapat dikendalikan yaitu kinerja

perusahaan, sedangkan faktor yang berpengaruh tetapi tidak bisa dikendalikan yaitu

krisis ekonomi dan inflasi.

Penelitian ini menggunakan KMV merton untukmengestimasi kemungkinan

kebangkrutan yang mungkin terjadi pada perbankan, lalu mengetahui faktor-faktor

apa yang mempengaruhi kemungkinan kebangkrutan untuk perbankan di Indonesia

yang terdaftar pada LQ 45 dengan menggunakan regresi linier berganda data panel.

Dengan faktor independen yang akan dilihat adalah rasio keuangan .

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu

penggunaan sampel. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sektor

perbankan yang terdaftar pada LQ 45. Pengukuran pun hanya didasarkan pada nilai

obligasi yang dikeluarkan. Pemilihan sampel dititik beratkan pada bank-bank yang

mempunyai tingkat perdagangan saham yang tinggi. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan data-data laporan keuangan bank-bank yang terdaftar di LQ 45 dari

tahun 2009-2012. Kesamaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh peneliti

sebelumnya adalah menggunakan variabel independen rasio keuangan.

Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak yang

berkepentingan. Seperti bagi Manager dalam rangka pembentukan kebijakan

perbankan, bagi investor sebagai analisis kompherensif keputusan investasi dan

pemerintah dalam menjaga stabilitas perekonomian suatu negara.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian dipilih dengan sengaja sesuai tujuan penelitian. Penelitian

ini dilakukan pada perusahaan sektor perbankan yang kontinu masuk ke dalam LQ

45 selamaempat tahun terakhir yaitu 2009-2012 dan mengeluarkan obligasi. Periode

ini dipilih karena merupakan periode terbaru untuk memprediksi pengambilan

keputusan oleh investor secara cepat dan tepat. Penelitian ini dilakukan pada bulan

februari 2013 sampai Mei 2013.

Berdasarkan data yang dikumpulkan, perbankan yang lolos kriteria sebanyak

empatbank, yaitu :

1) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk

2) PT Bank Mandiri Tbk

3) PT Bank Danamon Tbk

4) PT Bank Jawa Barat dan Banten Tbk

Jenis dan Sumber Data

Data yang dipergunakan untuk penelitian ini merupakan data sekunder berupa

data penel. Data panel (pooled data) merupakan gabungan data runtun waktu (time

series) selama periode empat tahun yaitu 2009-2012 dengan data silang (cross

Page 35: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

18

section) dari empat perusahaan. Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga

yang berkaitan, dan telah dipublikasikan seperti melalui internet. Data diperoleh dari

berbagai sumber seperti laporan keuangan kuartal perusahaan selama empat tahun,

harga saham perbankan selama empat tahun dan data obligasi perusahaan.

Data laporan keuangan ini diunduh dari webside Bank Indonesia (BI) serta

webside tiap bank yang dijadikan sampel, sedangkan data harga saham diunduh pada

website dunia investasi.Data obligasi dilihat pada web Indonesia Bond Pricing

Agency (IBPA). Selain itu, untuk menunjang kesempurnaan hasil

penelitian,dilakukan pula studi pustaka yang bersumber dari studi literatur, berita

dari surat kabar, dan laporan penelitian seperti jurnal ilmiah, disertasi, dan thesis.

Metode ini digunakan sebagai pedoman dalam menjelaskan teori-teori serta

menganalisis data yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini.

Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel secara judgement

sampling sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu pada lokasi penelitian sebanyak

empat perbankan dan data keuangan yang diambil secara triwulan selama empat

tahun yaitu 2009-2012. Dengan kriteria sampel tersebut maka sampel yang diambil

berjumlah 64 sampel.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan denganmenggunakan beberapa

paket program statistik seperti Microsoft Exel 2010 dan Eviews 6.0. Kegiatan

pengolahan data menggunakan Microsoft Exel 2010 meliputi pembuatan tabel dan

grafik pada analisis deskriptif serta estimasi probability of default. Program Eviews

6.0 digunakan dalam mengolah data panel untuk penentuan model regresi linier

berganda.

Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan analisis sederhana yang bertujuan

mendeskripsikan, mempermudah dan memperjelas penafsiran data dengan cara

menyajikan data dalam tabel, grafik, ukuran pemusatan data, dan penyebaran data.

Analisis deskriptif menggambarkan deskripsi probabilitas default perusahaan dan

kinerja keuangan per kuartal selama periode 2009-2012.

Analisis Kemungkinan Kegagalan.

Analisis Kemungkinan kegagalan perbankan diukur menggunakan model KMV

Merton. KMV Merton yang bertujuan untuk mengestimasi besarnya kemungkinan

suatu perusahaan mengalami gagal bayar pada saat kewajiban jatuh tempo atau untuk

mengestimasi seberapa jauh jarak antara nilai asset perusahaan dengan titik gagal

bayar.

Penelitian ini menggunakan prosedur yang dipakai oleh KMV Merton yaitu:

a) Mengestimasi nilai aktiva dan volatilitasnya dengan nilai pasar aktiva,

volatilitas ekuitas dan nilai buku utang. Dengan rumus :

Page 36: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

19

√∑

Nilai Pasar Ekuitas, dengan rumus:

dimana:

(

)

(

)

b) Menghitung distance to defaultnilai aktiva dan volatilitas aktiva yang telah

diestimasi pada langkah pertama tersebut. Dengan rumus:

(

)

c) Menghitung probability of default dengan rumus:

.......................................................................................(5)

d) Namun pada analisis nilai ini diperlukan pengujian Distribusi Log Normal Return

aset, dengan plot. Untuk memenuhi asumsi bahwa data harus bersifat stokastik

dan gerak brown.

e) Perangkingan berdasarkan PD menggunakan Moody cumulative Default Rates.

Analisis Regresi Data Panel

Data panel merupakan gabungan antara data runtun waktu (time series)

dengan data silang (cross section). Jika data silang memiliki jumlah observasi runtun

waktu yang sama maka disebut balanced panel, sebaliknya jika tiap data silang tidak

memiliki jumlah observasi runtun waktu yang sama maka disebut unbalanced panel.

Data runtun waktu biasanya meliputi satu objek dengan beberapa periode, sedangkan

Page 37: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

20

data silang terdiri dari banyak objek. Menurut Suliyanto (2011) penggunaan data

panel memberikan banyak keuntungan yaitu:

a. Panel data memiliki tingkat heterogenitas yang lebih tinggi, karena

melibatkan beberapa individu dalam beberapa waktu. Dengan data panel kita

dapat mengestimasi karakteristik untuk setiap individu berdasarkan

heterogenitasnya.

b. Panel data Karena menggabungkan data silang dengan data runtun waktu

maka panel data mampu memberikan data yang lebih informatif, bervariasi

serta memiliki tingkat kolinearitas yang rendah.

c. Panel data cocok untuk pengamatan dengan perubahan dinamis, karena

merupakan data cross section yang berulang-ulang.

d. Panel data dapat mendeteksi dan mengukur pengaruh yang tidak dapat

diobservasi dengan data runtun waktu murni atau data silang murni.

e. Panel data mampu mempelajari model perilakuyang lebih kompleks. Dengan

membuat ketersediaan data dalam jumlah unit individu yang lebih banyak

maka data panel bisa meminimalkan bias yang terjadi jika kita

mengagregatkan individu kedalam agregat yang besar.

Analisis model data panel ada beberapa pendekatan yaitu:

1. Pendekatan kuadrat terkecil (common effect).

Pendekatan kuadrat terkecil merupakan pendekatan yang paling sederhana

yaitu dengan menggabungkan seluruh data runtun waktu dengan data silang, lalu

diolah dengan cara OLS (Ordinary Least Square). Model ini mengasumsikan bahwa

intersep dan slop dari setiap variabel sama untuk setiap objek. Model common efek

dapat diformulasikan sebagai berikut (Winarno2007):

Dimana:

Y it = variabel dependen di waktu ke t untuk unit cross section ke i

α = intersep

β j = Parameter untuk variabel ke-j

= variabel bebas j di waktu tuntuk unit cross section i

= Komponen eror di waktu t untuk unit cross section i

2. Pendekatan efek tetap (fixed effect)

Kelemahan dari model kuadrat kecil adalah ketidak sesuaian model dengan

keadaan yang sebenarnya, karena keadaan setiap objek saling berbeda bahkan satu

objek pada satu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek tersebut pada

waktu yang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu model yang dapat menunjukan

perbedaan konstan antar objek meskipun dengan koefisien regresor yang sama.

Model ini disebut fixed effect. Fixed model menggunakan variabel semu untuk

membedakan satu objek dengan objek lainnya. Persamaan model ini adalah sebagai

berikut (Winarno2007):

Dimana:

Y it = variabel dependen di waktu ke t untuk unit cross section ke i

α = intersep

β j = Parameter untuk variabel ke-j

Page 38: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

21

= variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i

= Komponen eror di waktu t untuk unit cross section i

= Variabel Dummy

3. Pendekatan efek acak (random effect)

Penggunaan variabel dummy akan mengurangi derajat bebas (deegree of

freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang

diestimasi. Model efek acak mengatasi hal tersebut. Model efek acak

mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki perbedaan intersep yang merupakan

variabel random. Model efek random dapat dituliskan sebagai berikut (Winarno,

2007):

Dimana:

= Merupakan komponen cross sectionerror

= Merupakan komponen time serieserror

= Merupakan komponen cross section dan time series error

Metode memilih model

Gambar 8. Pengujian pemilihan model pada pengolahan data panel

Sesuai dengan Gambar 8 bahwa keputusan untuk memilih jenis model yang

digunakan dalam analisis panel didasarkan pada tiga uji yaitu uji chow test, untuk

menguji pemilihan model common effects atau model fixed effect, uji hausman test,

untuk menguji pemilihan model fixed effect atau model random effect dan LM test

untuk menguji pemilihan model common effect atau random effects.

1. Chow test

Hipotesis:

H0 = Model common effect

H1 = Model fixed effect

Statistik Uji:

Dimana:

RRSS = Restricted Residual Sum Square

URSS = Unrestricted Residual Sum Square

N = Jumlah data cross section

T = Jumlah Data time series

K = Jumlah variabel Penjelas

FIXED EFFECTS

RANDOM EFFECTS

COMMON EFFECTS

1.CHOW TEST

2.HAUSMAN TEST

3.LM TEST

Page 39: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

22

Keputusan:Tolak H0 jika F hitung > F tabel ; atau jika nilai probability < α.

Kesimpulan: Bila H0 ditolak maka Model fixed effect lebih baik dari pada

Model common effect.

2. Hausmann Test

Hipotesis:

H0 = Model Random effect

H1 = Model fixed effect

Keputusan:Tolak H0 jika X2 Observasi > X

2 tabel ; atau jika nilai probability

< α.

Kesimpulan: Bila H0 ditolak maka Model fixed effect lebih baik dari pada

Model Random effect.

3. LM Test

Hipotesis:

H0 = Model common effect

H1 = Model random effect

Keputusan:Tolak H0 jika X2 Observasi > X

2 tabel ; atau jika nilai probability

< α.

Kesimpulan: Bila H0 ditolak maka Random fixed effect lebih baik dari pada

Model common effect.

Pengujian Parameter Model

Pengujian parameter model bertujuan untuk mengetahui kelayakan model dan

apakah koefisien yang diestimasi telah sesuai dengan teori atau hipotesis. Pengujian

menggunakan koefisien determinasi(R2), uji koefisien regresi parsial (uji t) dan uji

koefisien secara menyeluruh (F-test/ uji F).

a. Uji Parsial

Analisis statistik secara parsial digunakan untuk melihat signifikansi dan

masing-masing variabel independen secara individual dalam menjelaskan variabel

dependen pada model dengan menggunakan uji t.

Hipotesis:

H0 = β = 0

H1 = β ≠ 0

Keputusan:Tolak H0 jika thitung>t tabel ; atau jika nilai probability < α (α<

0,05).

Kesimpulan: Bila H0 ditolak maka variabel bebas tersebut berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terkaitnya.

b. Uji Persamaan regresi secara keseluruhan (Uji F).

Uji F digunakan untuk melakukan uji koefisien (slope) regresi secara

menyeluruh/bersamaan.

Hipotesis:

H0 = β1=β2=.... = 0

H1 = β1 ≠ β2 ≠ .... ≠ 0

Page 40: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

23

Keputusan:Tolak H0 jika F observasi>F tabel ; atau jika nilai p-value(F

statistik)< α (α< 0,05).

Kesimpulan: Bila H0 ditolak maka minimal ada satu variabel independen

yang berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

c. Pengujian R2

Nilai R2 mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel dependen (Y)

yang dapat diterangkan oleh variabel (X) atau seberapa besar keragaman variabel

dependen yang mampu dijelaskan oleh model. Nilai R2 berkisar antara 0-1 persen,

jika nilainya mendekati 1 maka semakin baik. Adapun perhitungan nilai R2 adalah

sebagai berikut:

Dimana: TTS= Total Sum of Squares

ESS = Error Sum of Squares

RSS = Regression Sum of Squares

d. Adjusted R2 (atau R

2)

Masalah yang terjadi jika melakukan pengujian R2 adalah jika variabel

bebasnya ditambah maka nilai R2 akan bertambah besar. Pengujian R

2 secara

objektif melihat pengaruh penambahan variabel bebas, apakah variabel tersebut

mampu memperkuat variansi penjelasan variabel terikat. Adapun perhitungan nilai

Adjusted R adalah sebagai berikut:

Dimana: N = Banyaknya Observasi

K= banyaknya variabel bebas

Model Penelitian

Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis regresi berganda yang

berkaitan dengan permodelan pengaruh peubah-peubah bebas X terhadap peubah tak

bebas Y melalui persamaan matematis tertentu. Secara fungsional hubungan risiko

kredit dengan masing-masing variabel independen dapat dituliskan sebagai berikut:

Risiko Kredit= ƒ(kinerja fundamental, Manajemen).............................................(13)

A. Variabel Penelitian:

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan

bank masing-masing dalam persen (%):

a) Rasio Aktiva Produktif Bermasalah (APB)

Rasio ini untuk menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola

aktiva produktif bermasalah terhadap total aktiva produktif. Semakin tinggi

rasio ini maka semakin buruk kualitas aktiva produktif maka kemungkinan

suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Aktiva produktif

bermasalah adalah aktiva produtif dengan kualitas kurang lancar, diragukan

dan macet. Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut:

Page 41: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

24

b) Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional

terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin

efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga

kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Biaya

operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan

total beban operasionallainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan

dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Rasio

ini dirumuskan sebagai berikut:

c) Rasio non Performing Loan (NPL)

Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola

kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio

ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang

menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan

suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini

adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit

kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang

lancar, diragukan dan macet. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

d) Rasio Return On Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata

total aset bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula

tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank

dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba sebelum pajak adalah laba

bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak. Sedangkan rata-rata total

asset adalah rata-rata volume usaha atau aktiva. Rasio ini dirumuskan sebagai

berikut:

e) Rasio Return On Equity (ROE)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam

mengelolah modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak.

Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin

kecil. Laba setelah pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional setelah

dikurangi pajak sedangkan rata-rata total ekuitas adalah rata-rata modal inti

yang dimiliki bank, perhitungan modal inti dilakukan berdasarkan ketentuan

kewajiban modal minimum yang berlaku. Rasio ini dirumuskan sebagi

berikut:

Page 42: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

25

f) Rasio Loan to Deposit (LDR)

Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara

membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga.

Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank

yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi

bermasalah akan semakin besar. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit

kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro, tabungan,

simpanan berjangka, sertifikat deposito. Rasio ini dapat dirumuskan sebagi

berikut:

g) Rasio Aktiva tetap terhadap Modal (ATTM)

Rasio ini mengukur kemampuan manajemen bank dalam menentukan

besarnya aktiva tetap dan inventaris yang dimiliki bank yang bersangkutan

terhadap modal. Semakin tinggi rasio ini artinya modal yang dimiliki bank

kurang mencukupi dalam menunjang aktiva tetap dan inventaris sehingga

kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

h) Rasio Capital Adequancy (CAR)

CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva

bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan

pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-

dana dari sumber-sumber diluar bank. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

i) Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) adalah ukuran perbedaan antara pendapatan bunga

yang dihasilkan oleh bank atau lembaga keuangan lain dan nilai bunga yang

dibayarkan kepada pemberi pinjaman mereka, relatif terhadap jumlah aset

mereka. NIM dapat dihitung menggunakan rumus:

Variabel dependen (variabel terikat) yang digunakan pada penelitian ini

adalah Probabilitas kebangkrutan Bank (PD)

Model regresi berganda ini ditunjukan oleh persamaan berikut ini:

Keterangan:

Y = Probabilitas Default (%)

Page 43: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

26

Bersamaan dengan itu model regresi juga harus memenuhi asumsinya yaitu

residual menyebar mengukuti sebaran normal, residual memiliki ragam homogen

atau tidak terdapat masalah heteroskendastisitas, dan tidak adanya korelasi yang

tinggi antar peubah bebas. Karena itu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi:

1) Uji normalitas dengan jarque-bera. Uji normalitas dilakukan untuk menguji

apakah nilai residual yang telah terstandarisasi pada model regresi

terdistribusi normal atau tidak. Nilai residual tersebut dikatakan berdistribusi

normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut mengikuti nilai rata-ratanya.

Penyebab utama tidak terpenuhinya uji asumsi klasik normalitas ini adalah

karena terdapat nilai ekstrem yang disebabkan oleh kesalahan pengambilan

data, kesalahan dalam input data, atau karena karakteristik data tersebut

sangat jauh dari rata-rata.Uji jarque-bera merupakan uji normalitas dengan

berdasarkan pada koefisien keruncingan (kurtosis) dan koefisien kemiringan

(skewness). Untuk menghitung nilai statistik Jarque-Bera digunakan rumus

(Winarno, 2007):

[

]

Keterangan :

JB = Statistik Jarque-Bera

S = Koefisien Skewness

K = Koefisien Kurtosis

Hipotesis:

H0 = Ada Masalah Normalitas

H1 = Tidak ada masalah normalitas

Keputusan: Tolak Ho jika nilai Jarque-bera ≤ χ2 tabel.

Kesimpulan : Bila H0 ditolak maka cukup bukti untuk mengatakan data

berdistribusi normal atau tidak ada masalah normalitas.

Menurut Suliyanto (2011) untuk mengatasi adanya pelanggaran asumsi

normalitas ini maka peneliti disarankan untuk menambah jumlah data,

melakukan transformasi data menjadi log atau LN atau bentuk lain,

menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab data tidak normal, atau

dibiarkan saja namun menggunakan alat analisis lain.

2) uji multikolinearitas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam uji regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna

Page 44: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

27

di antara variabel bebas atau tidak. Menurut Suliyanto (2011) sebab

timbulnya gejala multikolinearitas adalah (1) Kebanyakan variabel ekonomi

berubah sepanjang waktu. Besaran-besaran ekonomi dipengaruhi oleh faktor

yang sama sehingga jika satu faktor mempengaruhi variabel dependen maka

seluruh variabel cendrung berubah satu arah. (2) Adanya penggunaaan nilai

lag (Lagged value) dari variabel-variabel bebas tertentu dalam model regresi.

(3) Metode pengumpulan data yang dipakai salah. (4) Adanya kendala dalam

model atau populasi yang menjadi sampel, (5) Adanya kesalahan spesifikasi

model karena variabel penjelas yang tidak perlu dimasukan atau variabel

penjelas yang seharusnya dimasukan malah dikeluarkan. (6) Model yang

berlebihan dikarenakan jumlah variabel penjelas yang digunakan melebihi

data observasi.

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat correlation matrix dari

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Model regresi tidak

mengalami gejala multikolinearitas apabila nilai nya kurang dari 0,8

(Winarno 2007).

Menurut Winarno (2007) alternatif dalam menghadapi masalah

multikolinearitas adalah (1) Tambahkan datanya bila memungkinkan, karena

masalah multikolinear biasanya muncul karena jumlah observasinya sedikit,

(2) Hilangkan salah satu variabel independennya, terutama yang memiliki

hubungan yang kuat dengan variabel lain, (3) Transformasikan salah satu

(atau beberapa) variabel, termasuk misalnya dengan melakukan diferensi.

Dan (4) Biarkan saja model kita mengandung multikolinieritas, karena

estimatornya masih dapat bersifat BLUE.

3) Uji autokorelasi. Uji autokorelasi dilakukan untuk melihat adanya korelasi

antar anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time

series) maupun ruang(cross section). Uji autokorelasi yang digunakan

adalah uji Durbin Watson. Dimana uji ini melihat apakah antar residual

terdapat korelasi yang tinggi dengan melihat data residual acak atau tidak

( Winarno 2007 ). Uji autokorelasi menggunakan rumus (Winarno 2007):

Keterangan:

DW = Nilai Durbin-Watson Test

e = Nilai residual

e t-1 = Nilai residual satu periode sebelumnya

Hipotesis:

H0 = Ada Masalah Autokorelasi

H1 = Tidak ada masalah autokorelasi

Keputusan: Tolak Ho jika dU<nilai Durbin watson<4-dU. Daerah keputusan

ini dapat dilihat pada Gambar 9.

Page 45: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

28

Gambar 9. Daerah Uji Durbin Watson (Winarno 2007)

Kesimpulan : Bila H0 ditolak maka cukup bukti untuk mengatakan tidak ada

masalah autokorelasi.

4.) Uji heteroskedastisitas, merupakan uji yang dilakukan untuk melihat varian

variabel pada model regresi ada yang tidak sama (konstan) atau tidak.

Masalah Heterokedastisitas dapat diatasi secara otomatis dengan

menggunakan metode Cross-section weighting yang tersedia pada opsi saat

akan mengestimasi model regresi data panel (Winarno 2007).

B. Perumusan dan pengujian hipotesis

Hipotesis merupakanjawaban sementara terhadap masalah yang masih

bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.Perumusan hipotesis

pada uji regresi yang akan dilakukan berdasarkan penelitian terdahulu. Ringkasan

perumusan penelitian terdahulu dapat dilihat pada Lampiran 1. Perumusan hipotesis

yang diharapkan adalah sebagai berikut:

Ha1 : Rasio APB berpengaruh positif terhadap probabilitas default

Ha2 : Rasio BOPO berpengaruh positif terhadap probabilitas default

Ha3 : Rasio NPL berpengaruh positif terhadap probabilitas default

Ha4 : Rasio ROA berpengaruh negatif terhadap probabilitas default

Ha5 : Rasio ROE berpengaruh negatif terhadap probabilitas default

Ha6 : Rasio LDR berpengaruh positif terhadap probabilitas default

Ha7 : Rasio ATTM berpengaruh negatif terhadap probabilitas default

Ha8 : Rasio CAR berpengaruh negatif terhadap probabilitas default

Ha9 : Rasio NIM berpengaruh negatif terhadap probabilitas default

Page 46: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

29

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada penelitian ini

mengestimasi kemungkinan kebangkrutan bank dengan menggunakan model KMV

Merton dan melihat variabel yang mempengaruhi kemungkinan kebangkrutan

terhadap bank yang konsisten masuk kedalam LQ 45 periode 2009-2012. Penelitian

ini menggunakan data panel seimbang yaitu gabungan antara data time series kuartal

selama 4 tahun yaitu periode 2009-2012 dan data cross section yaitu sebanyak 4

perusahaan. Proses pengolahan data dilakukan dengan program exel dan program

EViews 6. Perusahaan yang termasuk dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Sampel penelitian No Nama Perusahaan Kode

1 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI

2 PT Bank Mandiri Tbk BMRI

3 PT Danamon Indonesia Tbk BDNM

4 PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk BJBR

Analisis Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel dependen

probabilitas of default (PD) maupun independen rasio keuangan secara keseluruhan

menunjukan terdistribusi secara normal, kecuali variabel probabilitas of default (PD),

NPL, dan ATTM. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil uji jarque-bera yang lebih

kecil dari pada nilai χ2 tabel (5,991). Hasil lengkap statistik deskriptif rasio

keuangan yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel3.

Tabel 3. Statistik deskriptif dalam penelitian rasio keuangan bank 2009-2012 PD APB BOPO NPL ROA ROE LDR ATTM CAR NIM

Mean 0.123 2.030 72.968 0.541 3.364 26.972 79.502 26.679 16.476 7.525

Median 0.001 1.870 73.925 0.4850 3.320 26.530 79.010 15.262 16.040 7.685

Maximum 1.492 3.840 86.650 1.920 5.150 43.830 103.710 90.047 23.690 10.770

Minimum 1.80E-06 0.520 58.310 0.000 1.490 8.780 56.300 7.722 12.100 5.080

Std. Dev. 0.333 0.832 6.612 0.3945 0.844 8.654 12.536 24.819 2.517 1.602

Skewness 3.014 0.229 -0.136 1.048 -0.018 -0.248 0.153 1.519 0.637 -0.119

Kurtosis 11.049 2.248 2.514 4.263 3.119 2.243 2.089 3.915 3.138 1.861

Jarque-Bera 269.647 2.071 0.827 15.972 0.0413 2.183 2.462 26.835 4.377 3.610

Probability 0.000 0.355 0.661 0.0003 0.979 0.336 0.292 0.000001 0.112 0.164

Sum 7.865 129.930 4669.940 34.64 215.310 1726.200 5088.140 1707.513 1054.470 481.620

Sum Sq. Dev. 6.988 43.612 2754.199 9.824 44.898 4718.485 9899.976 38809.02 398.985 161.614

Observations 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64

Sumber: Data keuangan Bank Diolah

Variabel bebas probability of default (PD) rata-rata sebesar 0,12% untuk

seluruh sampel dengan median probabilitas default sebesar 0,0005% dan nilai

maksimum adalah 1,49% serta nilai minimumnya 0,000002%. Persentase PD

Page 47: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

30

(Probabilitas Kegagalan) yang kecil ini menandakan bahwa sudah baiknya

pengawasan pemerintah terhadap berjalannya operasi perbankan. Grafik

pertumbuhan rasio keuangan perbankan dapat dilihat pada Lampiran 5. Adapun

variabel-variabel rasio keuangan yang terkait dapat dikemukakansebagai berikut:

a) Aset Produktif Bermasalah (APB), rata-rata sebesar 2,03% dan median

sebesar1,87% untuk seluruh sampel, rasio ini menunjukan kemampuan

manajemen bank dalam mengelola aktiva produktif bermasalah (aktiva

produktif dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet) terhadap total

aktiva produktif. Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kualitas aktiva

produktif maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin

besar. Bank dengan nilai APB tertinggi adalah BDNM sebesar 3,84% pada

tahun 2010 kuartal 1. Sedangkan nilai APB terendah adalah BJBR sebesar

0,52% pada tahun 2009 kuartal 1.

b) Biaya Operasi Terhadap Pendapatan (BOPO) untuk seluruh sampel

menunjukan rata-rata sebesar 72,97% dan median sebesar 73,93%. Rasio ini

menunjukan kemampuan manajemen perusahaan dalam melakukan efisiensi,

semakin kecil nilai dari rasio ini maka akan semakin efisien.Nilai tertinggi

adalah BOPO pada BDNM tahun 2009 kuartal 1 yaitu sebesar 86,65%,

sedangkan BOPO terendah ada pada BMRI pada tahun 2011 kuartal 1 yaitu

sebesar 58,31%. Sedangkan standar Bank Indonesia (BI) untuk rasio BOPO

adalah sebesar 92%, sehingga dapat disimpulkan keempat perbankan

memiliki kinerja efisiensi sesuai standar BI.

c) Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang menunjukan bahwa

kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang

diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin

semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit

bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi

bermasalah semakin besar. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata

keseluruhan NPL adalah sebesar 0,54%dengan median sebesar 0,49%. Hal

ini menunjukan bahwa nilai NPL pada tahun tersebut masih dalam batas

maksimum NPL yang disyaratkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5%.

d) Nilai rata-rata ROA (Return on Assets) secara keseluruhan adalah sebesar

3,36% dengan median sebesar 3,32%. Rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum

pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total aset bank yang bersangkutan.

Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin

kecil. Standar ROA perbankan adalah 1,5% dengan demikian bank-bank

yang menjadi sampel secara keseluruhan telah memenuhi standar.

e) ROE (Return on Equity). Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja

manajemen bank dalam mengelolah modal yang tersedia untuk menghasilkan

laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam

kondisi bermasalah semakin kecil. Nilai rata-rata ROE adalah sebesar

26,92% dengan median sebesar 26,53%. Standar untuk ROE perbankan

adalah sebesar 13%, maka keseluruhan bank yang menjadi sampel telah

memenuhi standar tersebut.

Page 48: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

31

f) LDR (Loan to Deposit Ratio) mempunyai rata-rata sebesar 79,50% dan

median sebesar 79,01%. Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu

bank yang dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank

terhadap dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya

kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu

bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar.

g) Rasio Aktiva Tetap terhadap Modal (ATTM). Rasio ini mengukur

kemampuan manajemen bank dalam menentukan besarnya aktiva tetap dan

inventaris yang dimiliki bank yang bersangkutan terhadap modal. Semakin

tinggi rasio ini artinya modal yang dimiliki bank kurang mencukupi dalam

menunjang aktiva tetap dan inventaris sehingga kemungkinan suatu bank

dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Nilai ATTM rata-rata

perbankan adalah sebesar 26,68% dengan median 15,26%.

h) CAR (Capital Adequancy Ratio). CAR adalah rasio yang memperlihatkan

seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit,

penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal

sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank.

Nilai CAR rata-rata adalah sebesar 16,75% dengan median 16,04%.

Perusahaan yang mempunyai nilai rata-rata CAR terendah yaitu BBRI

dengan nilai 15,02% dan yang tertinggi adalah BJBR dengan nilai 19,09%.

Rata-rata nilai CAR bank secara umum lebih besar dibandingkan dengan nilai

CAR yang di syaratkan oleh Bank Indonesia yaitu 8%.

i) NIM (Net Interest Margin) rata-rata keseluruhan adalah sebesar 7,53%

dengan median sebesar 7,69%. Rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk

menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh

dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka

meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank

sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin

kecil.Menurut aturan Bank Indonesia, nilai NIM yang baik adalah lebih besar

dari 5%. Maka, berdasarkan analisis data keempat perbankan memiliki nilai

NIM yang baik dan memenuhi standar, karena nilai NIM keempat bank

selama empat tahun berada diatas 5%.

Estimasi Probabilitas Default

Pada Tabel 4 dapat dilihat nilai pasar aktiva, nilai pasar ekuitas, dan nilai

buku hutang dari perbankan yang menjadi sampel pada penelitian ini. Nilai rata-rata

pasar aktiva tertinggi selama 4 tahun dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia yaitu

sebesar Rp 256 triliun. Disusul oleh bank danamon indonesia sebesar Rp 203 triliun,

dan bank mandiri sebesar Rp 193 triliun. Nilai rata-rata pasar aktiva terkecil adalah

BPD Jawa Barat dan Banten yaitu sebesar Rp 25 triliun. Nilai buku hutang tertinggi

sebesar Rp 3,5 triliun yaitu yang dimiliki oleh Bank Mandiri. Berdasarkan

perbandingan besarnya nilai pasar aset dan nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku

hutang tersebut, dapat disimpulkan semua perbankan dinilai memiliki modal dan

kekayaan yang cukup untuk memenuhi face value kepada investor pada saat jatuh

tempo. Data hasil pengolahan KMV Merton secara lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 6.

Page 49: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

32

Tabel 4. Nilai pasar perusahaan

*dalam jutaan rupiah BBRI BMRI BDNM BJBR

Nilai Pasar Aset 256.781.250 193.076.000 203.432.990 25.613.963

Nilai Pasar Ekuitas 255.235.684 190.691.427 201.115.617 24.177.487

Nilai buku Hutang 2.000.000 3.500.000 2.800.000 2.400.000

Nilai Liabilitas 1.545.565 2.384.572 2.317.372 1.436.476

(data keuangan bank diolah)

Berdasarkan Gambar 10 terlihat bahwa BRI menunjukan pertumbuhan aset

yang cukup signifikan yaitu rata-rata sebesar 16,44% dibandingkan pertumbuhan

aset tiga bank besar yang lainnya. Pada kuartal 1 tahun 2011 BRI berhasil

melampaui nilai aset pasar Bank Mandiri dan Bank Danamon Indonesia.

Pertumbuhan nilai pasar aset yang cukup besar pada bank BRI ini mengindikasikan

tingkat kepercayaan investor dan nasabah kepada BRI meningkat. Peningkatan

kepercayaan ini menggambarkan pula peningkatan jumlah nasabah yang secara

langsung mempengaruhi jumlah asetnya. Menurut Astuti (2012) BRI pada mulanya

sangat dikenal luas karena coverangenya yang memang terluas dan fokus bisnisnya

untuk melayani pasar pedesaan dan kota-kota kecil khususnya untuk usaha mikro,

kecil dan menengah (UMKM), dan semenjak tahun 2007 BRI telah memperluas

pasar dengan mengembangkan jaringan di perkotaan. Pada tahun 2011 perusahaan

BRI menambah jumlah saham yang beredar dari 30.000.000.000 saham menjadi

60.000.000.000 saham. Sehingga nilai aset pasar nya meningkat pesat.

Gambar 10. Grafik pertumbuhan nilai aset bank.

Berdasarkan hasil perhitungan secara keseluruhan perusahaaan memiliki

Rangking obligasi AAA yaitu rangking tertinggi, kecuali BJBR. Dan dapat

mempertahankan rating tersebut selama 4 tahun. Hal ini menandakan bahwa

perusahaan BBRI, BMRI, dan BDNMtepat untuk dijadikan tempat berinvestasi

karena dinilai sebagai Efek utang yang peringkatnya paling tinggi dan beresiko

paling rendah serta dinilai dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya sesuai

dengan perjanjian.Sedangkan pada BJBR mendapat rangking B pada akhir periode,

hal ini menandakan BJBR rentan terhadap kemungkinan gagal bayar, namun pada

rangking ini perbankan yang mempunyai kinerja keuangan yang baik tetap

mempunyai kemampuan memenuhi kewajiban jangka panjangnya, sehingga pada

0

100.000.000

200.000.000

300.000.000

400.000.000

500.000.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2009 2010 2011 2012

Pertumbuhan Nilai Aset Pasar

BRI BMRI BDNM BJBR

dalam Juataan Rp

Page 50: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

33

rangking ini, obligor tetap dinilai sebagai tempat berinvestasi yang baik. Perubahan

nilai probability of default (PD) dan rangking dapat dilihat pada Tabel 5. Sedangkan

untuk pemplotan nilai probabilitas kebangkrutan terhadap rangking dapat dilihat

pada Lampiran 7.

Tabel 5. Estimasi kemungkinan kebangkrutan dan perankingan

Periode BBRI BMRI BDNM BJBR

PD Rangking PD Rangking PD Rangking PD Rangking

2009 Q1 0,005599% AAA 0,01535% AAA 0,00522% AAA 0,050% A

Q2 0,007319% AAA 0,00501% AAA 0,00030% AAA 0,139% BBB

Q3 0,000875% AAA 0,00123% AAA 0,00032% AAA 0,067% A

Q4 0,000614% AAA 0,00135% AAA 0,00052% AAA 0,069% A

2010 Q1 0,000494% AAA 0,00081% AAA 0,00030% AAA 0,054% A

Q2 0,000334% AAA 0,00052% AAA 0,00027% AAA 0,021% A

Q3 0,000231% AAA 0,00024% AAA 0,00021% AAA 0,037% A

Q4 0,000192% AAA 0,00042% AAA 0,00025% AAA 0,212% BB

2011 Q1 0,003346% AAA 0,00032% AAA 0,00013% AAA 0,270% BB

Q2 0,000002% AAA 0,00026% AAA 0,00022% AAA 0,413% BB

Q3 0,000004% AAA 0,00053% AAA 0,00071% AAA 0,528% BB

Q4 0,000002% AAA 0,00041% AAA 0,00128% AAA 1,187% B

2012 Q1 0,000002% AAA 0,00051% AAA 0,00089% AAA 1,407% B

Q2 0,000004% AAA 0,00044% AAA 0,00028% AAA 0,888% B

Q3 0,000002% AAA 0,00025% AAA 0,00025% AAA 1,492% B

Q4 0,000003% AAA 0,00029% AAA 0,00042% AAA 0,973% B

(data keuangan bank diolah)

Hubungan Rasio Keuangan Terhadap Probabilitas Kebangkrutan

Pemilihan Model dalam Uji Regresi Berganda Data Panel

Penelitian dilakukan pada periode 2009-2012 (4 tahun) perkuartal, analisis

dilakukan terhadap 4 perbankan yang terdaftar di BEI. Dengan demikian terdapat 64

data pengamatan karena data yang digunakan merupakan balanced panel. Hal

pertama yang harus lakukan dalam regresi data panel adalah menguji metode apa

yang akan digunakan. Sesuai dengan penjabaran pada Bab 3, Pengolahan data

menggunakan regresi data panel dengan tiga alternatif metode yaitu metode kuadran

terkecil (common effect), metode efek tetap (fixed effect) dan metode efek acak

(random effect). Berdasarkan pengujian yangdilakukan, hasil estimasi model yang

melihat pengaruh rasio keuangan terhadapPD (Probabilitas Kebangkrutan) diperoleh

dengan menggunakan metode fixed effect.

Pengujian dilakukan dua kali yaitu pertama uji Chow.Uji Chow digunakan

untuk memilih antara metode kuadran terkecil atau metode efek tetap. Hasil dari

perhitungan ditampilkan pada Tabel 6. Dari Tabel 6dapat dilihat bahwa Chow

Statistics (6,06) hasil uji lebih besar dari F tabel (2,790) maka hipotesis nol ditolak.

Sehingga metode yang lebih tepat digunakan untuk melihat pengaruh rasio keuangan

terhadap PD adalah metode efek tetap.

Page 51: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

34

Tabel 6. Hasil uji Chow

Statistic d.f Prob

Cross-section F 6,06 (3,51) 0,0013

Cross-section Chi-square 19,51 3 0,0002

(data keuangan bank diolah)

Uji yang kedua adalah uji Hausmann, uji ini untuk memilih metode efek tetap

atau metode efek acak. Dari Tabel7 dapat dilihat bahwa hipotesis nol ditolak karena

nilai hausmann statistics (225,93) lebih besar dari Chi square tabel (7,815) sehingga

cukup bukti untuk menolak hipotesis nol. Sehingga model akhir yang digunakan

dalam penelitian ini adalah model effek tetap.

Tabel 7. Hasil uji Hausmann

Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 225,93 3 0,0000

(data keuangan diolah)

Pembuktian Hasil uji Chow dan uji Hausman

Pada Tabel 8. Dapat dilihat bahwa berdasarkan kriteria statistik, pendekatan

fixed effect lebih baik daripada pendekatan random effect. Pada dasarnya, kedua

pendekatan tidak memiliki masalah dari sisi kriteria statistik. Namun nilai R-Square

dari fixed effect lebih tinggi dibandingkan nilai R-Square pada random effect. Begitu

pula dengan nilai adjusted R-square. Sehingga terbukti bahwa pendekatan model

fixed effect lebih cocok di gunakan pada studi ini dibandingkan model random effect.

Sedangkan uji LM tidak perlu di lakukan karena dari uji Hausman dan uji Chow

sudah mengkonfirmasi model pengujian regresi yang sama.

Tabel 8. Ringkasan uji kriteria statistik Fixed effect dan Random effect.

Kriteria Statistik Fixed Effect Random Effect

R-Square 0,8834 0,7882

Adjusted R-Square 0,8588 0,7617

Uji Asumsi Klasik

a. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dilakukan dengan membandingkan Sum Square

Residualpada weighted statistics dengan sum squared residual pada unweighted

statistics. Jika sum square residual pada weighted statistics lebih kecil

dibandingkan dengan sum square residual unweighted statistics maka dapat

disimpulkan terjadi heteroskedastisitas. Dari Tabel 9 dapat disimpulkan bahwa

terjadi masalah heteroskedastisitas. Maka dengan Eviews 6 masalah

heteroskedastisitas tersebut dapat diatasi dengan metode white Heteroskedasticity

yang tersedia pada opsisaat akan mengekstimasi model regresi data panel.

Page 52: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

35

Tabel 9. Hasil uji heteroskedastisitas.

Weighted Statistic Unweughted Statistic

Sum Square Residual 87,83 Sum Square Residual 98,62

b. Multikolinearitas

Pelanggaran asumsi kedua adalah multikolineritas. Multikolineritas terjadi

apabila adanya hubungan antar beberapa atau semua variabel bebas dalam metode

penelitian yang digunakan. Hasil dari uji multikolineritas dapat dilihat pada Tabel 10.

Variabel bebas ROE diindikasi mempunyai hubungan korelasi terhadap ROA.

Dengan nilai korelasi lebih besar dari 0,8. Untuk mengatasi masalah

multikolinearitas ini maka variabel ROE akan dihilangkan dari persamaan(Winarno,

2007).

Tabel 10. Hasil uji multikolinearitas PD APB BOPO NPL ROA ROE LDR ATTM CAR NIM

PD 1.000 -0.470 0.249 -0.160 -0.255 -0.115 -0.364 -0.225 0.341 -0.159

APB -0.470 1.000 0.274 0.430 -0.206 -0.237 0.571 0.242 -0.375 0.468

BOPO 0.249 0.274 1.000 -0.0002 -0.752 -0.629 0.209 -0.388 0.222 0.218

NPL -0.160 0.430 -0.0002 1.000 0.073 0.284 -0.035 0.391 -0.232 0.243

ROA -0.255 -0.206 -0.752 0.073 1.000 0.824 -0.066 0.687 -0.161 0.295

ROE -0.115 -0.237 -0.629 0.284 0.824 1.000 -0.408 0.724 -0.259 0.129

LDR -0.364 0.571 0.209 -0.035 -0.066 -0.408 1.000 0.056 -0.1556 0.597

ATTM -0.225 0.242 -0.388 0.391 0.687 0.724 0.056 1.000 -0.325 0.524

CAR 0.341 -0.375 0.222 -0.232 -0.161 -0.259 -0.156 -0.325 1.000 -0.082

NIM -0.159 0.468 0.218 0.243 0.295 0.129 0.597 0.524 -0.082 1.000

(data keuangan diolah)

c. Autokorelasi

Autokorelasi adalah pelanggaran asumsi dimana terdapat korelasi serial antar

error. Dari hasil Durbin Watson Statistik yang dapat dilihat pada Lampiran 8 bahwa

tidak ada autokorelasi. Karena nilai DW Stat adalah sebesar 1,62.Dimana nilai

tersebut berada diantara 1,54 dan 2,46 maka cukup bukti untuk menerima H0, tidak

ada autokorelasi.

Uji Signifikansi Model Probabilitas Kebangkrutan

Dari analisis uji signifikasi baik uji t, uji statistik F, uji koefisien determinasi

dan pengujian Adjusted R menunjukkanbahwa model probability of default ini layak.

Berikut hasil dari masing-masing uji.

Tabel 11. Ringkasan uji signifikansi model probability of default.

Kriteria Statistik Nilai

Probability 0,0000

F Observasi 35,82130

R-Square 0,883417

Adjusted R-Square 0,858755

(data keuangan bank diolah)

Page 53: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

36

1. Uji Signifikasi t

Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai probability (0,000)< α (α< 0,05)

sehingga keputusannya cukup bukti untuk tolak H0, yang berarti variabel

bebas tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terkaitnya.

2. Uji Statistik F

Pada Tabel 11 dapat disimpulkan H0 ditolak maka minimal ada satu variabel

independen yang berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

3. Uji Koefisien Determinasi atau ukuran goodness of fit

Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa variabel-variabel bebas pada

model ini dapat menjelaskan perubahan investasi secara baik yakni sebesar

88,34%.

4. Pengujian Adjusted R

pengaruh penambahan variabel bebas tetap mampu memperkuat variansi

penjelasan variabel terikat sebesar 85,88%.

Pengujian Hipotesis dan Perumusan Persamaan Regresi

Pengujian hipotesis akan dilakukan dua tahap yaitu uji signifikansi yang

kemudian dilanjutkan dengan uji arah. Pada uji signifikansi, tingkat kepercayaan

yang digunakan adalah sebesar 95%. Berdasarkan output hasil regresi berganda data

panel dengan metode fixed effectpada Tabel12 terlihat nilai koefisien determinasi

sebesar 0,8844 dimana angka ini menjelaskan bahwa variasi semua variabel bebas

(APB, BOPO, NPL, ROA, ROE, LDR, ATTM, CAR dan NIM) secara bersama-

sama dapat menjelaskan variasi probabilitas default sebesar 88,44 persen dan

variabel lain menjelaskan sebesar 11,56%.Variabel yang signifikan berpengaruh

pada PD adalah

a. Variabel BOPO , variabel BOPO dinyatakan berpengaruh terhadap PD

(Probabilitas Kebangkrutan)dengannilai probabilitas (0,0001) lebih kecil dari

α yaitu 0,05. BOPO mempunyai pengaruh positif terhadap PD dengan nilai β

sebesar 20,209. Hal ini berarti apabila proporsi (%) BOPO suatu bank

meningkat 1%maka tingkat PD akan meningkat sebesar 20,209%.

b. Variabel ATTM berpengaruh negatif terhadap PD dengan nilai β sebesar

2,627. Penolakan H0 ini dilakukan karena nilai probabilitasnya lebih kecil

dari α yaitu 0,05. Hal ini berarti apabila ATTM naik sebanyak 1%, maka

tingkat PD akan turun sebanyak 2,627%.

Dari hasil analisisdengan program Eviews tersebut, maka diketahui

persamaan regresi yang dibentuk. Adapun persamaan regresi linier yang terbentuk

adalah :

a. Persamaan untuk BBRI

PD = -66,601 – 0,987 APB + 20,209 BOPO + 0,196 NPL - 0.395 ROA –3,207 LDR

- 2,627 ATTM - 1,026 CAR - 0,219 NIM

b. Persamaan untuk BMRI

PD = - 67,971– 0,987 APB + 20,209 BOPO + 0,196 NPL - 0.395 ROA –3,207 LDR

- 2,627 ATTM - 1,026 CAR - 0,219 NIM

c. Persamaan untuk BDNM

PD = - 71,289– 0,987 APB + 20,209 BOPO + 0,196 NPL - 0.395 ROA –3,207 LDR

- 2,627 ATTM - 1,026 CAR - 0,219 NIM

Page 54: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

37

d. Persamaan untuk BJBR

PD = - 65,388– 0,987 APB + 20,209 BOPO + 0,196 NPL - 0.395 ROA –3,207 LDR

- 2,627 ATTM - 1,026 CAR - 0,219 NIM

Tabel 12. Hasil analisis regresi

Variabel Coefficient Prob Prob (F-Statistic) R-Square

C -67.81224 0.0050 0.000000 0.883417

APB -0.986774 0.2775

BOPO 20.20892 0.0001

NPL 0.195681 0.5270

ROA 0.394706 0.7580

LDR -3.206962 0.1584

ATTM -2.627339 0.0022

CAR -1.026148 0.4319

NIM -0.219733 0.9392

Koefisien Variabel Dummy

BBRI 1.211484

BMRI -0.158600

BDNM -3.477491

BJBR 2.424607

(data keuangan bank diolah)

Analisa Hasil dan Interpretasi Analisis Regresi Data Panel

Kegiatan operasional perbankan sangat rentan terhadap risiko. Hal ini

disebabkan adanya permasalahan yang timbul dalam aktivitasnya bank menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito, giro yang umumnya

berjangka waktu pendek (kurang dari setahun) disisi lain dana tersebut dimanfaatkan

bank untuk membiayai kredit korporasi atau penempatan pada instrumen-instrumen

investasi lain yang umumnya berjangka panjang (waktu lebih dari setahun).

Permasalahan ini disebut maturity gappada struktur keuangannya. Maturity gap

yang dimaksud adalah adanya perbedaan jatuh tempo antara kewajiban membayar

dana nasabah dan hasil penempatan. Sekali bank gagal memenuhi kewajiban kepada

deposan, reputasi bank itu sedang dipertaruhkan dan bukan tidak mungkin akan

mengalami rush oleh nasabah. Kalau ini terjadi bank sebesar apapun akan kolaps.

Untuk itu selalu perlu melihat tingkat kesehatan bank. Tingkat kesehatan

bank dapat dilihat dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan

dasar kesehatan bank adalah rasio keuangan yang dilihat dari laporan keuangan

perbankan. Dengan rasio keuangan kita dapat melihat alasan perubahan kesehatan

perbankan serta melihat kecendrungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan

mengenai potensi keberhasilan perbankan dimasa yang akan datang.

Dari uji KMV Merton PT Bank BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR)

mengalami penurunan dalam rangking obligasi setiap tahunnya. Pada tahun 2012

rangking BJBR adalah B. Rangking B merupakan rangking yang sangat rentan

terhadap risiko kesulitan keuangan. Perubahan kondisi internal dan eksternal dapat

mengganggu stabilitas operasional BJBR.

Grafik Model KMV Merton BJBR pada Gambar 11 memperlihatkan bahwa

ada penurunan nilai aset BJBR hingga akhir periode. Penurunan nilai pasar aset

BJBR mengakibatkan semakin kecilnya nilai distance to distress(DD), sehingga PD

(Probabilitas Kebangkrutan) BJBR pun semakin tinggi. Penurunan ini disebabkan

Page 55: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

38

oleh adanya penurunan nilai saham BJBR. Namun pada kuartal 4 ada kecendrungan

peningkatan nilai pasar aset BJBR walaupun terlihat sangat kecil. Apabila BJBR

dapat melihat EWS ini sebagai suatu peringatan dalam hal kecendrungan

kebangkrutan dan berusaha untuk meningkatkan kinerja pada periode berikutnya

dalam hal peningkatan nilai pasar aset yang tergambarkan melalui harga saham,

maka nilai PD perusahaan diharapkan akan menurun. Grafik Model KMV Merton

untuk BBRI, BMRI, dan BDNM dapat dilihat pada Lampiran 9.

(dalam triliun)

Gambar 11. Model KMV Merton BJBR (data keuangan bank diolah)

Sesuai dengan hasil penelitian bahwa variabel yang signifikan berpengaruh

terhadap kebangkrutan adalah variabel BOPO dan ATTM. Dari Gambar 12 terlihat

bahwa BOPO BJBR berada diatas rata-rata BOPO keempat perbankan, hal ini berarti

kurang efisiennya BJBR dalam kegiatan operasional. Sehingga untuk menurunkan

nilai PD, pihak manajemen perlu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional

perbankan. Peningkatan efisiensi bank dapat dilakukan dengan menurunkan biaya

operasional maupun meningkatkan pendapatan operasional dari perbankan.

Sebaliknya pada rasio ATTM sudah memenuhi kriteria karena berada dibawah rata-

rata ATTM perusahaan. Hal ini berarti modal yang dimiliki perusahaan cukup untuk

menunjang pengadaan aset BJBR.

Page 56: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

39

Gambar 12. Kinerja BJBR (data keuangan bank diolah)

Tingkat efisiensi perbankan dapat dilihat dari pemanfaatan dan pengelolaan

optimal dana-dana yang ada. Dari Gambar 13 dapat dilihat komposisi penyaluran

kredit BJBR. Kredit terbesar yang diberikan oleh BJBR adalah kredit konsumsi

dengan rata-rata 72,84% pertahun. Kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan

rumah, kredit kendaraan bermotor, dan kredit perorangan lainnya. Kredit konsumsi

diberikan kepada para Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang pembayarannya dilakukan

dengan pemotongan gaji setiap bulannya. Hal ini sangat berbeda dengan komposisi

kredit yang disalurkan oleh tiga bank lain yaitu BBRI, BDNM, dan BMRI. Pada

ketiga bank yang memiliki ranking tertinggi ini, komposisi penyaluran berbentuk

kredit yang tertinggi adalah kredit modal kerja. Komposisi penyaluran kredit dengan

persentase kredit modal kerja yang tinggi cenderung memberikan pendapatan yang

besar bagi perbankan dibandingkan kredit konsumsi, karena kredit modal kerja

cenderung memiliki jumlah kredit yang besarserta bunga kredit yang lebih tinggi

dibandingan kredit konsumsi, sehingga pendapatan perbankan cenderung lebih tinggi.

Namun demikian kredit konsumsi yang dilakukan oleh BJBR cenderung memiliki

risiko gagal bayar yang kecil dibandingkan kredit modal kerja,karena di salurkan

kepada PNS yang mempunyai pendapatan yang tetap. Grafik komposisi kredit secara

lengkap dapat dilihat pada Lampiran 10.

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010 2011 2012

BJBR BOPO

BJBR ATTM

rata-rata BOPO

rata-rata ATTM

BJBR PD

BOPO dan ATTM (%) PD (%)

Page 57: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

40

Gambar 13. Komposisi kredit yang diberikan oleh BJBR (data keuangan bank

diolah)

Dalam penelitian ini rasio keuangan digunakan dalam menentukan variabel

yang sangat rentan dan sangat perlu diperhatikan oleh berbankan, sehingga pihak

manajemen dapat lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan.

Penjabarananalisis hubungan variabel rasio keuangan dalam menjelaskan

probabilitas default bank secara keseluruhan selama periode 2009-2012 dapat dilihat

pada Tabel 13.

a. Hubungan positif antara BOPO terhadap PD

Salah satu variabel yang signifikan dalam persamaan regresi berganda adalah

BOPO. Hasil dari regresi berganda memperlihatkan bahwa rasio BOPO berpengaruh

positif terhadap terjadinya PD (Probabilitas Kebangkrutan). Dengan kata lain

semakin tinggi nilai BOPO akan semakin tinggi kemungkinan PDnya.

Rasio BOPO merupakan nilai yang menggambarkan seberapa efisien bank

menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan. Agar

suatu bank dapat memiliki rasio BOPO yang kecil maka bank harus meningkatkan

pendapatan operasinya atau dengan menekan biaya operasional yang di keluarkannya.

Nilai BOPO tentu saja mempengaruhi kondisi kesulitan keuangan dalam suatu bank.

Karena apabila rasio BOPO lebih dari 100 persen maka bank harus menggunakan

dana diluar pendapatan operasional yang diperoleh.Sebaliknya apabila nilai BOPO

rendah, yang menandakan tingginya pendapatan perusahaan sehingga kemampuan

perusahaan untuk membayar deviden akan meningkat,maka kemungkinan nilai

saham dari bank yang bersangkutan di pasar sekunder dan jumlah dana dari pihak

ketiga yang berhasil dikumpulkan akan naik.Hasil ini konsisten dengan penelitian

yang dilakukan oleh Konstantituanto (2012) dan Coyne et al (2008) bahwa ada

hubungan positif yang signifikan antara BOPO terhadap PD.

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

KreditModal Kerja

pinjamansindikasi

KreditInvestasi

pijamankaryawan

Kreditkonsumsi

Kreditprogram

pemerintah

Komposisi Kredit yang Diberikan oleh BJBR

2009

2010

2011

2012

Page 58: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

41

Tabel 13. Analisis Hubungan variabel rasio keuangan dalam menjelaskan

probabilitas default.

Variabel Result P-Value

APB 0 0.2775

BOPO + 0.0001

NPL 0 0.5270

ROA 0 0.7580

LDR 0 0.1584

ATTM - 0.0022

CAR 0 0.4319

NIM 0 0.9392

Note 0 =tidak mempengaruhi PD

+ =Berpengaruh positif terhadap PD

- =Berpengaruh negatif terhadap PD

Sumber:Data keuangan Diolah.

b. Hubungan negatif antara ATTM terhadap PD

Analisis Regresi berganda pada penelitian ini menunjukan adanya pengaruh

signifikan negatif ATTM terhadap terjadinya PD pada bank yang terdaftar di LQ 45.

Dengan demikian apabila nilai ATTM suatu bank semakin besar maka semakin kecil

kemungkinan bank tersebut PD.

ATTM merupakanRasio yang mengukur kemampuan perbankan dalam

berinvestasi dan menentukan besarnya aktiva tetap yang dimiliki. Semakin tinggi

rasio ini artinya modal yang dimiliki bank kurang mencukupi dalam menunjang

aktiva tetap dan inventaris sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi

bermasalah akan semakin besar. Namun pada uji ini didapatkan bahwa ATTM

berhubungan negatif terhadap PD. Pengaruh ATTM bisa saja bernilai negatif

terhadap PD pada keadaan nilai ROA perusahaan baik yaitu diatas 1,5%. Rata-rata

ROA keempat bank dapat dilihat pada Tabel 14. Nilai ROA menandakan adanya

return dalam peningkatan nilai aset perusahaan. Maka penambahan aset perusahaan

berpotensi tidak menyebabkan permasalahan keuangan pada perusahaan.

Kemungkinan pengaruh ATTM yang negatif ini dinyatakan pula oleh hasil penelitian

yang dilakukan oleh Hui et al (2007) danSumantri dan Teddy Jurnali (2010) bahwa

ada hubungan negatif yang signifikan antara ATTM terhadap PD.

Tabel 14. Rata-rata ROA pertahun bank.

Bank Rata –Rata Nilai ROA (%)

BBRI 4,27

BMRI 3,46

BDNM 2,62

BJBR 3,21

(data keuangan bank diolah)

Page 59: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

42

Implikasi Manajerial

Implikasi Bagi Manajemen Perusahaan

Pihak manajemen mengharapkan perusahaan yang dipimpinnya mengalami

pertumbuhan seperti yang mereka inginkan dalam kegiatan usahanya. Pertumbuhan

yang dinginkan terutama pertumbuhan pendapatan operasional yang sesuai atau

melebihi target yang ditetapkan. Dampak dari pertumbuhan ini berakibat pula

terhadap pertumbuhan aktiva atau harta perusahaan. Begitu pula sebaliknya dengan

adanya aktiva lancar dan aktiva tetap yang memadai maka menimbulkan pendapatan

operasionalnya yang meningkat. Pertumbuhan ini terlihat pada rasio keuangan

BOPO dan ATTM yang pada penelitian ini mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap probabilitas Kebangkrutan.

Pihak manajemen perusahaan harus dapat mengelola perusahaan untuk

mencegah adanya kemungkinan kebangkrutan, caranya adalah dengan menekan

biaya operasional dalam rangka peningkatan efisiensi perusahaan serta menjaga dan

meningkatkan kualitas aset ptoduktif dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.

Implikasi Bagi Investor di Pasar Modal

Investor pada umumnya selalu berusaha untuk meminimalisasikan berbagai

risiko yang bersifat jangka panjang maupun risiko yang bersifat jangka pendek.

Berbagai perubahan kondisi mengharuskan seorang investor memutuskan apa yang

harus dilakukan dan strategi apa yang diterapkan agar ia tetap memperoleh return

yang diharapkan. Untuk itu diperlukan pengelolaan risiko, salah satu caranya adalah

dengan pengontrolan risiko. Keputusan pengontrolan risiko dilakukan dengan cara

mengantisipasi terhadap timbulnya risiko sebelum risiko itu terjadi yaitu dengan

Early Warning System(EWS).

Dari hasil penelitian EWS dengan menghitung probabilitas kegagalan bank

menggunakan model KMV merton ini memberikan indikasi baik PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Danamon Tbk memiliki tingkat

rating tertinggi yaitu AAA. Rating ini menandakan bahwa perusahaan BBRI, BMRI,

dan BDNMtepat untuk dijadikan tempat berinvestasi karena dinilai sebagai efek

utang yang peringkatnya paling tinggi dan beresiko paling rendah serta dinilai dapat

memenuhi kewajiban jangka panjangnya sesuai dengan perjanjiandimana di tingkat

kegagalan bank yang rendah. Dilain pihak PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk

memiliki rating obligasi B pada akhir periodenya, hal ini berarti BJBR rentan dengan

kemungkinan kebangkrutan, namun tetap memiliki kapasitas kemampuan bayar

terhadap kewajiban hutang jangka panjangnya, selama tidak ada perubahan

perekonomian, perubahan bisnis yang signifikan dan terus menerus kearah kerugian

perbankan. Sehingga BJBR tetap menjadi wadah investasi yang layak, namun

invertor perlu memperhatikan perubahan lingkungan.

Investasi pada sektor perbankan di BEI merupakan pilihan yang menarik

karena memberikan keuntungan yang relatif besar. Hal ini terlihat dari nilai ROE,

dan CAR yang meningkat tiap tahunnya, sementara tingkat bunga pinjaman yang

berlaku di pasar rata-rata 10%. Investor dapat mempertimbangkan melakukan

investasi pada bank-bank yang memiliki BOPO yang rendah maupun ATTM yang

tinggi. Sesuai hasil dan pembahasan di atas, seorang manajer investasi harus mampu

melihat kecendrungan pergerakan rasio bank. Rasio bank yang perlu dilihat dengan

cermat adalah rasio keuangan BOPO dan ATTM. BOPO merupakan indikator

Page 60: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

43

efisiensi suatu bank. Semakin efisien suatu bank maka akan mampu menghasilkan

nilai BOPO yang semakin kecil. Bagi manajer investasi sangatlah penting untuk

memilih tempat berinvestasi yang memiliki efisiensi yang tinggi karena akan mampu

menghasilkan return yang tinggi bagi perusahaan dalam bentuk bunga, sehingga

kemungkinan kebangkrutan akan semakin kecil. Hal ini pun terlihat dari koefisien

regresi yang berpengaruh secara signifikan terhadap PD (Probabilitas Kebangkrutan).

Implikasi Bagi Pemerintah

Berdasarkan hasil analisis tingkat PD yang rendah menandakan sudah

baiknya pengawasan pemerintah terhadap kegiatan operasional perbankan di

Indonesia. Namun masih ada perbankan yang memiliki ranking B, sehingga

pemerintah perlu menjaga kestabilan ekonomi makro seiring dengan perbaikan

kinerja perbankan yang dilakukan oleh manajemen perbankan. Kondisi ekonomi

yang stabil merupakan suatu persyaratan yang penting bagi terwujudnya kegiatan

perbankan yang sustainable. Dengan laju inflasi yang rendah diiringi dengan nilai

tukar yang stabil dan suku bunga yang normal, mengakibatkan perbankan

mendapatkan keuntungan untuk memperoleh kekuatan modalnya karena tidak

menanggung beban negative spread. Sehingga pada akhirnya dapat memberikan

kestabilan dan kepastian dalam usaha perbankan.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian probabilitas kegagalan bank model KMV merton ini

memberikan indikasi tingkat kegagalan bank yang rendah dengan peringkat tertinggi

yaitu AAA, sehingga PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, dan PT

Danamon Indonesia Tbk layak untuk dijadikan tempat berinvestasi. SedangkanPT

BPD Jawa Barat dan Banten Tbk mempunyai rangking B pada akhir periode, namun

tetap menjadi tempat berinvestasi yang layak, dan investor perlu hati-hati dalam

penanaman modal, terhadap perubahan ekonomi yang mengarak kepada kondisi

yang menurunkan tingkat kemampuan bayar obligator terhadap hutang jangka

panjangnya.

Pada penelitian ini rasio keuangan telah memiliki kemampuan untuk

menentukan suatu bank apakah akan mengalami probabilitas kebangkrutan atau

tidakatau tidak. Berdasarkan analisis regresi, rasio keuangan mampu menjelaskan

88,4359% dalam model persamaan PD (Probabilitas Kebangkrutan).

Berdasarkan analisis regresi yang dilakukan variabel-variabel independent

dalam regresi yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen

adalah variabel BOPO memiliki pengaruh yang positif terhadap PD dalam bank yang

terdaftar dalam LQ 45 dan variabelATTMmemiliki pengaruh negatif terhadap PD

dalam bank yang terdaftar dalam LQ 45.

Dengan melakukan analisis regresi berganda terlihat bahwa variabel yang

dominan berpengaruh terhadap PD dalam suatu perusahaan adalah rasioBOPO.

Setiap nasabah,manajer investasi, maupun pemerintah harus selalu melihat

perkembangan rasio-rasio keuangan yang dimiliki oleh perbankan. Hali ini

dilakukan agar mengetahui kecendrungan apakah bank tersebut memiliki

kemungkinan kebangkrutan atau tidak.

Page 61: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

44

Saran

Bagi peneliti berikutnya disarankan agar melakukan analisis fore casting dalam

meramalkan kemungkinan kebangkrutan dimasa yang akan datang. Untuk melihat

keakuratan model regresi perlu pula dilakukan perbandingan apakah ada perbedaan

pengaruh rasio keuangan terhadap model kebangkrutan yang berbeda. Selain itu

perlu melihat hubungan siklus bisnis maupun makroekonomi dengan probabilitas

kebangkrutan agar dapat melihat sistem pengawasan pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Altman EI. 1968. Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of

Corporate Bankruptcy. The Journal of Financial, Vol. 23, No. 4, PP. 589-

609.

Ali M. 2006. Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi

Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta (ID) : PT RajaGrafindo Persada.

Astuti MW. Analisis Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

[Tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana Manajemen Bisnis Institut

Pertanian Bogor.

[BI] Bank Indonesia. 2009. Outlook Ekonomi Indonesia 2009-2014 dalam BAB

Krisis Ekonomi Global dan Dampaknya terhadap Perekonomian

IndonesiaEdisi Januari 2009. Jakarta (ID): Bank Indonesia.

____________. 2012. Laporan Pertanggungjawaban Kepada DPR [internet].

[diunduh 2013 feb 20]. Tersedia Pada :

http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Laporan+kepada+DPR/lap_dpr_

tw412.pdf.

____________. 2010. Publikasi Bank Indonesia [internet]. [diunduh 2013 feb 20].

Tersedia Pada : http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi.pdf.

____________. 2012. Laporan Statistik Perbankan [Internet]. [diunduh 2013 feb

20]. Tersedia Pada :

http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Perbankan/Statistik+Perbanka

n+ Indonesia.pdf.

Benos A, Papanastasopoulos . 2005. Extending the Merton Model: A

HybridApproach to Assessing Credit Quality. Working Paper: University

of Piraeus.

Beaver WH. 1966. Financial Ratios As Predictors of Failure. Journal of

Accounting Research, Vol. 4, pp. 71-111. Black F, Sholes M. 1973. The Pricing Of Options And Corporate Liabilities.

Journal of Political Economy, 81 (3), 637-654.

Coyne JS, SinghSG, Smith GJ. 2008. The Early Indicators of Financial Failure: A

Study of Bankrupt and Solvent Health Systems. Coyne, Joseph S. Singh,

Sher G. Smith, Gary J, Journal of Healthcare Management; Hlm. 333.

Crouhy M, Galai RM. Risk Management.I. New York (US) : McGraw-Hill.

Djohanputro, B. 2008. Manajemen Risiko Korporat. Jakarta (ID) : Penerbit PPM.

Estrella A, Park S, Peristiani S. 2000. Capital ratios as predictors of bank failure.

Jurnal.Economic Policy Review - Federal Reserve Bank of New York 6.2

Page 62: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

45

FachrudinKA. 2008. Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Personal. Medan (ID):

USU Press.

Fernander J. 2005. Corporate Credit Risk Modeling: Quantitative Rating System

and Probability of Default Estimation. SSRN New York: JEL Clasification,

C13, C14, G21, G28.

Hadad MD, Wimboh S; Dwityapoetra SB, Ita R. (2004). Probabilitas Kegagalan

Korporasi Dengan Menggunakan Model Merton. Reseach Paper: Bank

Indonesia.

Hui CH, et al. 2007. Predictions of Default Probabilities by Models with Dynamic

Leverage Ratios. SSRNNew York (US): JEL Clasification, G21, G28, G13.

Idroes FN. 2008. Manajemen Risiko Perbankan : Pemahaman 3 Pilar Kesepakatan

Basel II Terkait Aplikasi Regulasi Dan Pelaksanaannya Di Indonesia,

Jakarta (ID) : Rajawali Pers.

Jurion P. 2003. Financial Risk Manajer Handbook Second Edition. America (US):

John Wiley & Sons, Inc.

Kasmir. 2008. Manajeman Perbankan. Jakarta (ID) : PT Raja Grafindo Persada.

______. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta (ID): Rajawali Pers.

Konstituanto A. 2012. Probabilitas Kegagalan Bank dari Aspek Manajemen dan

Keuangan [disertasi]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana Manajemen Bisnis

Institut Pertanian Bogor.

Kountur R. 2008. Mudah Memahami Manajemen Risiko Perusahaan. Jakarta (US):

Penerbit PPM.

ManurungAH. 2007. Probabilitas Default Perusahaan [Internet]. [diunduh 2013 feb

20]. Tersedia Pada :

http://www.finansialbisnis.com/Data2/Riset/Probabilitas20Default%20Perus

ahaan_AHM_020608.pdf

Maruddani DAI. 2011. Credit Spreads Pada Reduced-Form Model. Jurnal Media

Statistika Volume 4.

Merton R. 1974.On the Pricing of Corporate Debt: The Risk Structure of Interest

Rates.The Journal of Finance, Vol. 29 issue 2, 449-470

MulyaningrumP. 2008. Pengaruh rasio keuangan terhadap kebangkrutan bank di

Indonesia [tesis]. Semarang (ID): Universitas Dipenegoro.

Poernamawati F. 2009. Pengaruh Risiko Kredit Terhadap Risiko Keuangan Bank-

bank Persero yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. JurnalManajemen

Gajayana.

Pratiwi NS. 2010. Analisis Rasio Keuangan dalam Menentukan Financial Distress

pada Bank yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia [tesis]. Bogor (ID):

Sekolah Pascasarjana Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor.

Prihadi T. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta (ID): Penerbit PPM.

Siamat D. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, edisi kelima.Jakarta (ID) :

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Siahaan H. 2009. Manajemen Risiko pada Perusahaan dan Birokrasi. Jakarta (ID) :

PT Elexmedia Kompotindo.

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan-Teori dan Aplikasi dengan SPSS.

Yogyakarta (ID) : Penerbit ANDI.

SumantriTJ. 2010. Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Kepailitan Bank

Nasional. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 12 No.1, Hlm. 39-52.

Page 63: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

46

Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

1998 Tentang Perbankan. Lembaran Negara RI Tahun 1998. No. 3790.

Jakarta (ID): Sekretariat Negara.

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun

2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

Lembaran Negara RI Tahun 1998. No. 4443. Jakarta (ID): Sekretariat

Negara.

Rudiyanto. 2012. Mengenal Cara Kerja Obligasi 2 Analisa Risiko Obligasi

[Internet]. Diunduh 2013 feb 20. Tersedia pada :

http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2012/03/11/mengenal-carra-kerja-

obligasi-2-analisa-risiko-obligasi/

Winarno WW. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.

Yogyakarta (ID): YKPN.

Page 64: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

47

Lampiran 1.Daftar istilah

1. Arbitrase harga : praktik untuk memperoleh keuntungan dari perbedaan

harga yang terjadi di antara duapasar keuangan; Arbitrase merupakan

suatu kombinasi penyesuaian transaksi atas dua pasar keuangandi

manakeuntungan yang diperoleh adalah berasal dari selisih antara harga

pasar yang satu dengan yang lainnya.

2. Bank : badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

3. Bunga : imbalan yang dibayarkan oleh peminjam atas dana yang

diterima; bunga dinyatakan dalam persen (interest).

4. Capital Adequency Ratio (CAR) : Rasio kecukupan modal bank yang

diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva

tertimbang menurut risiko (ATMR).

5. Investor : Orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non

domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal

sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka

pendek atau jangka panjang.

6. KMV (Kealhofer, McQuown, Vasicek Development) : Perusahaan

software komputer yang mengembangkan perhitungan probabilitas

kebangkrutan perusahaan.

7. Maturuty : Waktu jatuh tempo dari kredit.

8. Non Performing Loan (NPL) : Konsumendengan status menunggak

atau kredit macet.

9. Probability of Default (PD) : Peluang kegagalan membayar kewajiban.

10. Profitabilitas : Ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan selama periode tertentu.

11. Rasio : perbandingan antara dua hal yang saling berhubungan, biasanya

dalam bentuk angka; rasio, umumnya, digunakan untuk mengukur

peringkat atau posisi keuangan suatu perusahaan dan analisis untuk

pemberian kredit; sin. Nisbah.

12. Risiko Kredit : risiko yang timbul dalam hal debitur gagal memenuhi

kewajiban untuk membayar angsuran pokok ataupun bunga

sebagaimana telah disepakati dalam perjanjian kredit; disamping risiko

suku bunga, risiko kredit merupakan salah satu risiko utama dalam

pelaksanaan pemberian kredit bank.

13. Standard & poor : merupakan sebuah lembaga rating kredit yang dapat

diakses untuk umum terhadap suatu kredit dari seorang nasabah

sehubungan dengan surat hutang tertentu atau kewajiban keuangan

lainnya.Selama bertahun-tahun peringkat kredit telah mencapai

penerimaan luas investor sebagai alat yang mudah digunakan untuk

membedakan kualitas kredit.

14. Solvabilitas : Kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua

kewajibannya. Solvabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk

melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset

yang dimilikinya.

Page 65: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

48

Lanjutan Lampiran 1.

15. Subrime Mortage : Surat utang kepemilikan rumah atau KPR kepada

masyarakat yang memiliki kualitas kredit yang rendah tetapi

memberikan imbal hasil tinggi.

16. SUN : Surat berharga berupa surat pengakuan utang dalam mata uang

rupiah maupun valuta asing yang diterbitkan oleh Negara Republik

Indonesia.

17. Volatilitas : Standar deviasi dari perubahan nilai suatu instrumen

keuangan dengan jangka waktu spesifik; digunakan untuk mengukur

risiko dari instrumen keuangan pada suatu periode waktu tertentu.

Page 66: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

49

Lampiran 2. Ringkasan penelitian terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Keterangan

Abdussalam

Konstituanto

(2012)

Probabilitas

Kegagalan Bank

dari Aspek

Manajemen dan

Keuangan

SAMPEL: Perusahaan Publik Sektor Perbankan di Indonesia. ANALISIS DATA:

Variabel dependen yaitu Probabilitas default

diestimasi menggunakan Merton Model.

Analisis Pengaruh menggunakan Regresi

berganda. Dengan variabel independen Rasio

solvabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio

Profitabilitas, Rasio Efisiensi bank, Rasio

Likuiditas bank, dan variabel kualitas

manajemen.

HASIL

Analisis risiko gagal bayar dengan

menggunakan model black-scholes menunjukan

bahwa bank-bank berskala besar memiliki dana

pihak ketiga dan hutang jangka panjang cukup

besar sehingga mempunyai default probability

yang relatif tinggi. Dan dilihat dari volatilitas

aset yang tinggi.

Informasi akuntansi berupa rasio keuangan bank

mempunyai pengaruh signifikan terhadap

terjadinya gagal (PD) bayar model merton

terutama pada rasio risiko aktivitas bank

(variabel APB), rasio solvabilitas bank (CAR,

ATTM), Likuiditas (LDR) dan rasio efisiensi

bank (BOPO). Begitu pula kualitas manajemen

yang di proxy ROIC signifikan mempengaruhi

PD

Variabel tertinggi adalah variabel BOPO dan

ROIC.

Novi Sulistiyani

Pratiwi (2010)

Analisis Rasio

Keuangan dalam

Menentukan

financial distress

pada bank yang

terdaftar dalam

bursa efek

indonesia.

Analisis menggunakan rasio keuangan dan regresi

logistik.

HASIL

Rasio-rasio keuangan dapat digunakan dalam

memprediksikan financial distress suatu bank.

Variabel yang dominan menentukan financial

distress adalah Loan to Deposit Ratio (LDR),

Biaya Operasional terhadap pendapatan (BOPO),

Nett Interest Margin (NIM), dan Pemenuhan

penyisihan Penghapusan Aktiva produktif

(PPPAP).

Page 67: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

50

Lanjutan Lampiran 2.

Nama Peneliti

(tahun)

Judul Keterangan

Purnamawati

(2009)

Pengaruh Resiko Kredit

Terhadap Kinerja

Keuangan Bank-Bank

Persero yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia

SAMPEL:

Perusahaan Terbuka Sektor Perbankan di

Indonesia

METODE ANALISIS:

Menggunakan Regresi Linear Berganda,

dengan variabel dependen NPL dan

variabel independen CAMEL.

HASIL:

Hubungan kuat yang negatif antara NPL

terhadap CAMEL.

Manurung (2007) Probabilitas Default

Perusahaan SAMPEL: PerusahaanTerbuka pada LQ 45

METODE ANALISIS:

model Merton

HASIL:

Perbankan mempunyai risiko

kebangkrutan yang lebih tinggi

dibandingkan sektor yang lain.

Fernander (2005) Corporate Credit Risk

Modeling: Quantitative

Rating System and

Probability of Default

Estimation.

SAMPEL: Perusahaan tertutup di Portugis.

METODE ANALISIS Model Logit dan Model Probit.

HASIL:Variabel yang signifikan

berpengaruh terhadap risiko kredit adalah

Current Ratio, Liquidity/Asset, Debt

Service Ratio. Interest Cost/Sales, dan

Productivity Ratio.

Benos dan

Papanastasopoulo

s (2005)

Extending the Merton

Model : A Hybrid

Approach to Assessing

Credit Quality.

SAMPEL:Perusahaan Terbuka

METODE ANALISIS:

Menggunakan Perkembangan Model

Merton

HASIL: Variabel yang signifikan adalah

ROA, ukuran Aset, dan rasio hutang.

Hadad, dkk

(2004)

Probabilitas Kegagalan

Korporasi Dengan

Menggunakan Model

Merton.

SAMPEL:

Perusahaan Publik Sektor Pertanian di

Indonesia

METODE ANALISIS:

Model Merton

HASIL: Merton dapat digunakan cukup

baik sebagai sinyal awal risiko kredit.

Page 68: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

51

Lampiran 3.Ringkasan penelitian terdahulu untuk penentuan hipotesis

No Nama Penulis Judul Variabel Koefisien

1 Konstituanto

(2012)

Probabilitas Kegagalan

Bank dari Aspek

Manajemen Keuangan

Terhadap Perbankan

Periode 2006-2010

APB +

CAR -

LDR -

BOPO +

2 Pratiwi (2010) Analisis Rasio Keuangan

dalam Menentukan

Financial Distress pada

Bank yang Terdaftar

dalam Bursa efek

Indonesia

LDR -

BOPO -

NIM -

PPPAP -

3 Sumantri dan

Teddy Jurnali

(2010)

Manfaat Rasio Keuangan

Dalam Memprediksi

Kepailitan Bank Nasional

ATTM -

PPAPAP +

ROA +

NIM +

LDR -

3 Coyne et al (2008) The early indicators of

Financial Failure: a study

of bankrupt and solvent

health system

BOPO +

4 Mulyaningrum

(2008)

Pengaruh rasio keuangan

dengan kebangkrutan

bank

ROE -

CAR -

LDR +

NPL +

BOPO +

ROA -

NIM -

5 Benos dan

Papanastasopoulos

(2005)

Extending the Merton

Model: A Hybrid

Approach to Assessing

Credit Quality

ROA -

Rasio Hutang +

6 Blocwitz (2000) Benchmarking Deutsche

Bundesbank’s Default

Risk Model, The KMV

Private Firm Model and

Common Financial Ratio

for German Corporations.

CAR -

ROE -

7 Estrela, et al

(2000)

Capital ratios as

predictors of bank failure

CAR -

Page 69: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

52

Lam

pir

an 4

. A

lur

pik

ir p

enel

itia

n

Page 70: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

53

Lampiran 5. Perkembangan rasio keuanganperbankan

Grafik perkembangan BOPO

Grafik perkembangan NPL

Grafik perkembangan ROA

0

20

40

60

80

100

Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4

2009 2010 2011 2012

BO

PO

(%)

BOPO

BOPO Bank BRI

BOPO BMRI

BOPO BDNM

BOPO BJBR

Standart BI

0

1

2

3

4

5

6

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2009 2010 2011 2012

NP

L (%

)

NPL

BBRI

BMRI

BDNM

BJBR

Standart BI

0

1

2

3

4

5

6

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2009 2010 2011 2012

RO

A(%

)

ROA

BBRI

BMRI

BDNM

BJBR

Standart BI

Page 71: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

54

Lanjutan Lampiran 5.

Grafik perkembangan NPL

Grafik perkembangan CAR

Grafik perkembangan APB

0

20

40

60

80

100

120

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2009 2010 2011 2012

NP

L (%

)

NPL

BBRI

BMRI

BDNM

BJBR

batas atas

batas bawah

0

5

10

15

20

25

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2009 2010 2011 2012

CA

R(%

)

CAR

BBRI

BMRI

BDNM

BJBR

batas bawah

0

1

2

3

4

5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2009 2010 2011 2012

AP

B(%

)

APB

BBRI

BMRI

BDNM

BJBR

batas bawah

Page 72: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

55

Lanjutan Lampiran 5.

Grafik perkembangan ATTM

Grafik perkembangan NIM

0

5

10

15

20

25

30

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2009 2010 2011 2012

ATT

M(%

)

ATTM

BBRI

BMRI

BDNM

BJBR

batas bawah

0

2

4

6

8

10

12

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2009 2010 2011 2012

NIM

(%)

NIM

BBRI

BMRI

BDNM

BJBR

batas bawah

Page 73: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

56

ASE

T PA

SAR

EKU

ITAS

PAS

ARDP

TDD

%PD

bpRA

NKI

NG

OBL

IGAS

I

2009

Q1

63.0

00.0

00.0

00.0

00Rp

61.7

55.4

52.2

87.7

75Rp

1.24

4.54

7.71

2.22

5Rp

3,86

3048

0,00

5599

%0,

5599

05AA

A

Q2

94.5

00.0

00.0

00.0

00Rp

93.1

57.6

45.0

54.1

30Rp

1.34

2.35

4.94

5.87

0Rp

3,79

7127

0,00

7319

%0,

7319

13AA

A

Q3

112.

500.

000.

000.

000

Rp

111.

084.

444.

291.

915

Rp

1.41

5.55

5.70

8.08

5Rp

4,29

4586

0,00

0875

%0,

0875

1AA

A

Q4

114.

750.

000.

000.

000

Rp

113.

304.

945.

292.

716

Rp

1.44

5.05

4.70

7.28

4Rp

4,37

247

0,00

0614

%0,

0614

24AA

A

2010

Q1

123.

750.

000.

000.

000

Rp

122.

281.

271.

323.

672

Rp

1.46

8.72

8.67

6.32

8Rp

4,41

9647

0,00

0494

%0,

0494

31AA

A

Q2

139.

500.

000.

000.

000

Rp

138.

007.

209.

509.

928

Rp

1.49

2.79

0.49

0.07

2Rp

4,50

359

0,00

0334

%0,

0334

08AA

A

Q3

150.

000.

000.

000.

000

Rp

148.

482.

753.

497.

521

Rp

1.51

7.24

6.50

2.47

9Rp

4,58

1601

0,00

0231

%0,

0230

72AA

A

Q4

157.

500.

000.

000.

000

Rp

155.

957.

896.

828.

393

Rp

1.54

2.10

3.17

1.60

7Rp

4,62

0368

0,00

0192

%0,

0191

53AA

A

2011

Q1

345.

000.

000.

000.

000

Rp

343.

533.

719.

556.

265

Rp

1.46

6.28

0.44

3.73

5Rp

3,98

6971

0,00

3346

%0,

3346

11AA

A

Q2

390.

000.

000.

000.

000

Rp

388.

420.

833.

493.

114

Rp

1.57

9.16

6.50

6.88

6Rp

5,48

2298

0,00

0002

%0,

0002

1AA

A

Q3

351.

000.

000.

000.

000

Rp

349.

393.

958.

942.

028

Rp

1.60

6.04

1.05

7.97

2Rp

5,36

7248

0,00

0004

%0,

0004

AAA

Q4

405.

000.

000.

000.

000

Rp

403.

366.

627.

034.

804

Rp

1.63

3.37

2.96

5.19

6Rp

5,48

1492

0,00

0002

%0,

0002

11AA

A

2012

Q1

417.

000.

000.

000.

000

Rp

415.

296.

422.

393.

971

Rp

1.70

3.57

7.60

6.02

9Rp

5,49

8806

0,00

0002

%0,

0001

91AA

A

Q2

381.

000.

000.

000.

000

Rp

379.

267.

791.

505.

885

Rp

1.73

2.20

8.49

4.11

5Rp

5,38

258

0,00

0004

%0,

0003

67AA

A

Q3

447.

000.

000.

000.

000

Rp

445.

242.

711.

175.

793

Rp

1.75

7.28

8.82

4.20

7Rp

5,50

9807

0,00

0002

%0,

0001

8AA

A

Q4

417.

000.

000.

000.

000

Rp

415.

217.

267.

712.

186

Rp

1.78

2.73

2.28

7.81

4Rp

5,44

9928

0,00

0003

%0,

0002

52AA

A

Rp2.

000.

000.

000.

000

2009

2014

PT B

ank

Raky

at In

done

sia

Tbk

Perio

de Face

valu

e of

the

bond

List

ing

date

mat

urity

dat

e

Lam

pir

an 6

. D

ata

Has

il K

MV

Mer

ton

Rin

gkas

an h

asil

KM

V M

erto

n P

T B

ank R

akyat

In

dones

ia T

bk

Page 74: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

57

ASET

PAS

AREK

UITA

S PAS

ARDP

TDD

%PD

bpRA

NKIN

G OB

LIGAS

I

2009

Q1Rp

68.4

48.0

00.0

00.0

00Rp

66.6

01.3

22.7

03.1

43Rp

1.84

6.67

7.29

6.85

73,

6093

50,

0153

%1,

5348

24AA

A

Q2Rp

99.9

04.0

00.0

00.0

00Rp

97.8

72.0

15.3

64.3

43Rp

2.03

1.98

4.63

5.65

73,

8898

680,

0050

%0,

5014

93AA

A

Q3Rp

147.

904.

000.

000.

000

Rp14

5.73

2.38

4.62

7.66

8Rp

2.17

1.61

5.37

2.33

24,

2187

760,

0012

%0,

1228

16AA

A

Q4Rp

147.

904.

000.

000.

000

Rp14

5.68

3.43

2.11

2.18

1Rp

2.22

0.56

7.88

7.81

94,

1975

830,

0013

%0,

1348

9AA

A

2010

Q1Rp

168.

352.

000.

000.

000

Rp16

6.09

5.05

3.10

5.09

6Rp

2.25

6.94

6.89

4.90

44,

3108

550,

0008

%0,

0813

12AA

A

Q2Rp

188.

800.

000.

000.

000

Rp18

6.50

6.07

8.10

9.85

6Rp

2.29

3.92

1.89

0.14

44,

4077

360,

0005

%0,

0522

28AA

A

Q3Rp

226.

560.

000.

000.

000

Rp22

4.22

8.49

7.36

2.53

8Rp

2.33

1.50

2.63

7.46

24,

5748

850,

0002

%0,

0238

24AA

A

Q4Rp

204.

544.

000.

000.

000

Rp20

2.17

4.30

0.93

9.25

6Rp

2.36

9.69

9.06

0.74

44,

4567

670,

0004

%0,

0416

02AA

A

2011

Q1Rp

217.

600.

000.

000.

000

Rp21

5.21

4.45

0.16

8.32

2Rp

2.38

5.54

9.83

1.67

84,

5114

320,

0003

%0,

0321

96AA

A

Q2Rp

230.

400.

000.

000.

000

Rp22

7.98

5.44

9.91

7.52

6Rp

2.41

4.55

0.08

2.47

44,

5575

880,

0003

%0,

0258

72AA

A

Q3Rp

201.

600.

000.

000.

000

Rp19

9.14

4.35

8.65

2.44

5Rp

2.45

5.64

1.34

7.55

54,

4048

520,

0005

%0,

0529

28AA

A

Q4Rp

216.

000.

000.

000.

000

Rp21

3.50

2.56

8.08

8.52

7Rp

2.49

7.43

1.91

1.47

34,

4579

170,

0004

%0,

0413

8AA

A

2012

Q1Rp

219.

200.

000.

000.

000

Rp21

6.54

7.03

0.35

0.12

9Rp

2.65

2.96

9.64

9.87

14,

4137

240,

0005

%0,

0508

04AA

A

Q2Rp

230.

400.

000.

000.

000

Rp22

7.69

7.94

3.98

9.77

7Rp

2.70

2.05

6.01

0.22

34,

4450

970,

0004

%0,

0439

26AA

A

Q3Rp

262.

400.

000.

000.

000

Rp25

9.65

8.82

1.41

4.81

3Rp

2.74

1.17

8.58

5.18

74,

5607

120,

0003

%0,

0254

9AA

A

Q4Rp

259.

200.

000.

000.

000

Rp25

6.41

9.13

2.39

1.23

8Rp

2.78

0.86

7.60

8.76

24,

5343

470,

0003

%0,

0288

91AA

A

Rp3.

500.

000.

000.

000

2009

2016

PT B

ank M

andi

ri Tb

kPe

riode Fa

ceva

lue

of th

e bo

nd

Listin

g dat

e

mat

urity

dat

e

Lan

juta

n L

ampir

an 6

.

Rin

gkas

an h

asil

KM

V M

erto

n P

T B

ank M

andir

i T

bk

Page 75: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

58

ASET

PAS

AREK

UIT

AS P

ASAR

DPT

DD%

PDbp

RAN

KIN

G

2009

Q1

Rp92

.086

.880

.000

.000

90.1

94.6

71.9

69.6

89Rp

1.89

2.20

8.03

0.31

1Rp

3,88

0251

0,00

522%

0,52

1744

AAA

Q2

Rp18

8.14

9.60

0.00

0.00

018

6.12

9.05

0.67

5.67

0Rp

2.

020.

549.

324.

330

Rp

4,

5292

810,

0003

0%0,

0295

92AA

A

Q3

Rp19

3.04

9.12

0.00

0.00

019

0.93

2.48

4.60

4.14

7Rp

2.

116.

635.

395.

853

Rp

4,

5117

170,

0003

2%0,

0321

52AA

A

Q4

Rp17

7.42

6.88

0.00

0.00

017

5.26

7.93

5.55

9.75

0Rp

2.

158.

944.

440.

250

Rp

4,

4083

590,

0005

2%0,

0520

78AA

A

2010

Q1

Rp20

2.76

7.84

0.00

0.00

020

0.57

3.52

6.11

4.15

9Rp

2.

194.

313.

885.

841

Rp

4,

5248

450,

0003

0%0,

0302

2AA

A

Q2

Rp21

0.59

9.04

0.00

0.00

020

8.36

8.77

7.21

9.80

7Rp

2.

230.

262.

780.

193

Rp

4,

5463

30,

0002

7%0,

0272

95AA

A

Q3

Rp22

6.18

1.12

0.00

0.00

022

3.91

4.31

9.38

3.73

0Rp

2.

266.

800.

616.

270

Rp

4,

6023

390,

0002

1%0,

0208

89AA

A

Q4

Rp22

2.28

5.60

0.00

0.00

021

9.98

1.66

2.95

7.44

3Rp

2.

303.

937.

042.

557

Rp

4,

5683

310,

0002

5%0,

0245

81AA

A

2011

Q1

Rp25

5.41

7.60

0.00

0.00

025

3.08

6.62

6.28

4.68

7Rp

2.

330.

973.

715.

313

Rp

4,

6956

30,

0001

3%0,

0132

89AA

A

Q2

Rp23

3.97

2.16

0.00

0.00

023

1.60

6.94

3.84

0.38

6Rp

2.

365.

216.

159.

614

Rp

4,

5932

620,

0002

2%0,

0218

19AA

A

Q3

Rp18

4.73

6.00

0.00

0.00

018

2.33

0.53

2.14

9.23

5Rp

2.

405.

467.

850.

765

Rp

4,

3403

30,

0007

1%0,

0711

34AA

A

Q4

Rp16

4.65

6.00

0.00

0.00

016

2.20

9.59

5.44

7.27

3Rp

2.

446.

404.

552.

727

Rp

4,

2086

560,

0012

8%0,

1284

47AA

A

2012

Q1

Rp18

4.73

6.00

0.00

0.00

018

2.20

7.72

7.95

3.44

3Rp

2.

528.

272.

046.

557

Rp

4,

2909

690,

0008

9%0,

0889

48AA

A

Q2

Rp24

0.96

0.00

0.00

0.00

023

8.39

1.37

8.38

8.26

3Rp

2.

568.

621.

611.

737

Rp

4,

5393

260,

0002

8%0,

0282

17AA

A

Q3

Rp25

1.00

0.00

0.00

0.00

024

8.39

4.18

7.78

5.55

9Rp

2.

605.

812.

214.

441

Rp

4,

5676

020,

0002

5%0,

0246

67AA

A

Q4

Rp22

6.90

4.00

0.00

0.00

022

4.26

0.45

8.70

6.91

8Rp

2.

643.

541.

293.

082

Rp

4,

4522

390,

0004

2%0,

0424

9AA

A

2.80

0.00

0.00

0.00

0Rp

2009

2013

mat

urity

dat

e

PT B

ank

Dana

mon

Indo

nesi

a Tb

kPe

riode Fa

ceva

lue

of th

e bo

nd

List

ing

date

Lan

juta

n L

ampir

an 6

.

Rin

gkas

an h

asil

KM

V M

erto

n P

T B

ank D

anam

on I

ndones

ia T

bk

Page 76: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

59

ASET

PAS

AREK

UITA

S PAS

ARDP

TDD

%PD

bpRa

nkin

g

2009

Q129

.020

.102

.000

.000

Rp

27

.946

.420

.134

.752

Rp

1.

073.

681.

865.

248

Rp

3,

2932

060,

0000

0%4,

9525

93A

Q224

.074

.867

.000

.000

Rp

22

.869

.578

.765

.187

Rp

1.

205.

288.

234.

813

Rp

2,

9912

010,

0000

0%13

,894

11BB

B

Q332

.364

.703

.000

.000

Rp

31

.059

.301

.829

.315

Rp

1.

305.

401.

170.

685

Rp

3,

2078

610,

0000

0%6,

6863

14A

Q432

.749

.332

.000

.000

Rp

31

.412

.277

.931

.651

Rp

1.

337.

054.

068.

349

Rp

3,

1971

790,

0000

0%6,

9389

33A

2010

Q135

.824

.272

.000

.000

Rp

34

.465

.313

.310

.003

Rp

1.

358.

958.

689.

997

Rp

3,

2699

90,

0000

0%5,

3775

7A

Q247

.841

.780

.000

.000

Rp

46

.460

.557

.830

.429

Rp

1.

381.

222.

169.

571

Rp

3,

5214

820,

0000

0%2,

1457

07A

Q341

.388

.361

.000

.000

Rp

39

.984

.510

.613

.850

Rp

1.

403.

850.

386.

150

Rp

3,

3772

320,

0000

0%3,

6609

6A

Q424

.960

.000

.000

.000

Rp

23

.533

.150

.684

.872

Rp

1.

426.

849.

315.

128

Rp

2,

8600

470,

0000

0%21

,178

88BB

2011

Q123

.200

.000

.000

.000

Rp

21

.768

.386

.584

.732

Rp

1.

431.

613.

415.

268

Rp

2,

7825

660,

0000

0%26

,965

48BB

Q220

.320

.000

.000

.000

Rp

18

.873

.396

.004

.600

Rp

1.

446.

603.

995.

400

Rp

2,

6413

080,

0000

0%41

,293

35BB

Q319

.040

.000

.000

.000

Rp

17

.568

.777

.427

.138

Rp

1.

471.

222.

572.

862

Rp

2,

5570

730,

0000

0%52

,778

58BB

Q414

.400

.000

.000

.000

Rp

12

.903

.739

.886

.118

Rp

1.

496.

260.

113.

882

Rp

2,

2612

40,

0000

0%11

8,72

2B

2012

Q114

.560

.000

.000

.000

Rp

12

.941

.145

.602

.008

Rp

1.

618.

854.

397.

992

Rp

2,

1952

810,

0000

0%14

0,71

71B

Q217

.760

.000

.000

.000

Rp

16

.108

.442

.573

.861

Rp

1.

651.

557.

426.

139

Rp

2,

3707

170,

0000

0%88

,768

09B

Q314

.720

.000

.000

.000

Rp

13

.044

.529

.975

.837

Rp

1.

675.

470.

024.

164

Rp

2,

1721

520,

0000

0%14

9,22

08B

Q417

.600

.000

.000

.000

Rp

15

.900

.271

.151

.677

Rp

1.

699.

728.

848.

323

Rp

2,

3364

980,

0000

0%97

,326

51B

2.40

0.00

0.00

0.00

0Rp

2009

2018

Face

valu

e of

the

bond

Listin

g dat

e

mat

urity

dat

e

PT B

PD Ja

wa B

arat

dan

Ban

ten

Tbk

Perio

de

Lan

juta

n L

ampir

an 6

.

Rin

gkas

an h

asil

KM

V M

erto

n P

T B

PT

Jaw

a B

arat

dan

Ban

ten T

bk

Page 77: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

60

Lampiran 7. PD dan perankingan

Perkembangan probabilitas default (PD) dan ranking BBRI

Perkembangan probabilitas default (PD) dan ranking BMRI

0,000

0,005

0,010

0,015

0,020

0,025

0,030

0,035

0,040

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2009 2010 2011 2012

BBRI

AAA

AA

0

0,005

0,01

0,015

0,02

0,025

0,03

0,035

0,04

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2009 2010 2011 2012

BMRI

AAA

AA

Page 78: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

61

Lanjutan Lampiran 7.

Perkembangan probabilitas default (PD) dan ranking BDNM

Perkembangan probabilitas default (PD) dan ranking BJBR

0

0,005

0,01

0,015

0,02

0,025

0,03

0,035

0,04

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2009 2010 2011 2012

BDNM

AAA

AA

00,10,20,30,40,50,60,70,80,9

11,11,21,31,41,51,61,71,81,9

2

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2009 2010 2011 2012

BJBR

AAA

A

BBB

BB

B

Page 79: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

62

Lampiran 8. Grafik pemodelan KMV Merton

PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk

(dalam triliun)

PT. Bank Mandiri, Tbk

(dalam triliun)

Page 80: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

63

Lanjutan Lampiran 8.

PT. Bank Danamon Indonesia

(dalam triliun)

PT. BPD Jawa Barat Dan Banten

(dalam triliun)

Page 81: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

64

Lampiran 9. Hasil regresi

Dependent Variable: PD?

Method: Pooled Least Squares

Date: 05/17/13 Time: 11:33

Sample: 2009Q1 2012Q4

Included observations: 16

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 64 Cross-section weights (PCSE) standard errors & covariance (d.f.

corrected) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -67.81224 23.15548 -2.928561 0.0050

APB? -0.986774 0.899221 -1.097365 0.2775 BOPO? 20.20892 4.625202 4.369305 0.0001 NPL? 0.195681 0.307227 0.636928 0.5270 ROA? 0.394706 1.274494 0.309696 0.7580 LDR? -3.206962 2.240760 -1.431194 0.1584

ATTM? -2.627339 0.817008 -3.215808 0.0022 CAR? -1.026148 1.295423 -0.792133 0.4319 NIM? -0.219733 2.865297 -0.076688 0.9392

Fixed Effects (Cross)

_BBRI—C 1.211484

_BMRI—C -0.158600

_BDNM –C -3.477491

_BJBR—C 2.424607

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.883417 Mean dependent var -6.543379

Adjusted R-squared 0.858755 S.D. dependent var 3.574194 S.E. of regression 1.343273 Akaike info criterion 3.595456 Sum squared resid 93.82790 Schwarz criterion 4.000247 Log likelihood -103.0546 Hannan-Quinn criter. 3.754924 F-statistic 35.82130 Durbin-Watson stat 1.623668

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 82: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

65

Lampiran 10. Komposisi penyaluran kredit perbankan

Penyaluran kredit BBRI

Penyaluran kredit BMRI

0,00%10,00%20,00%30,00%40,00%50,00%60,00%70,00%80,00%90,00%

100,00%

Komposisi Kredit yang Diberikan BBRI

2009

2010

2011

2012

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Komposisi Kredit yang diberikan oleh BMRI

2009

2010

2011

2012

Page 83: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

66

Lanjutan Lampiran 10.

Penyaliran kredit BDNM

Penyaluran kredit BJBR

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

35,00%

40,00%

45,00%

50,00%

KreditModal Kerja

pinjamansindikasi

KreditInvestasi

pijamankepadapersonil

manajemenkunci

Kreditkonsumsi

ekspor

Komposisi Kredit yang Diberikan BDNM

2009

2010

2011

2012

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

KreditModal Kerja

pinjamansindikasi

KreditInvestasi

pijamankaryawan

Kreditkonsumsi

Kreditprogram

pemerintah

Komposisi Kredit yang Diberikan oleh BJBR

2009

2010

2011

2012

Page 84: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP … · Kebangkrutan Sektor Perbankan ... hubungan antara informasi akuntansi berupa rasio keuangan (APB, BOPO ... kelompok LQ 45 di Bursa

67

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 9 April 1988. Penulis

adalah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Ir. Agus Dwitiyandi Gozali, MS.c

dan Nia Selvinia Gozali. Penulis bertempat tinggal di Jalan Pemda Raya Komplek

PGRI No 14 Kedung Halang, Bogor Utara, Bogor. Pendidikan dasar diselesaikan

pada tahun 1999 Di SD Negeri No 107429 Pondok Kotangan, Medan, Sumatera

Utara. Pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di

SLTP Negeri 2 Lubukpakam, Medan, Sumatera Utara. Pada tahun 2005 penulis

lulus dari SMU Negeri 1 Lubukpakam, Medan, Sumatera Utara dan melanjutkan

pendidikan pada Program Diploma III Supervisor Jaminan Mutu Pangan. Pada tahun

2008 penulis melanjutkan pendidikannya pada Program Studi Sarjana Manajemen

Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen. Dan diselesaikan pada tahun 2010. Dan melanjutkan program

Masternya di Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Mayor Ilmu

Manajemen pada tahun 2011.

Penulis aktif dalam organisasi selama menuntut ilmu di IPB, yaitu sebagai

Staf Departemen Operasi dan Kewirausahaan Extension Of Management (EXOM)

club periode 2008-2009 serta sebagai Bendahara Eksekutif Of Management (EXOM)

club periode 2009-2010. Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari IPB,

penulis menulis skripsi dengan judul Analisis Keputusan Investasi Perbaikan Mesin

pada Pabrik Teh Hitam di Pusat Penelitian Teh dan Kina, Gambung, Bandung, Jawa

Barat. Selanjutnya, Dalam memperoleh gelas Master of Science dari IPB, penulis

menulis Tesis dengan judul Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap

Probabilitas Kebangkrutan dari Sektor Perbankan pada Kelompok LQ 45 di BEI.

Serta menyelesaikannya pada tahun 2013.