analisis pengaruh return on equity, debt to...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO,
EARNING PER SHARE, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Kasus Perusahaan Terdaftar Dalam Indeks LQ-45 Tahun 2010 – 2014)
SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
SOFIAN ALEM KHOERINIM: 1110082000134
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
ANALISTS PENGARUril XETURN ON EgWTY, DEBT TO EQUTTY RATIO,EAfrNING PER SIARE, DAI\[ KEPEMILIKAIY MANAJERIAL
TERHADAP I\ttLAI PERUSAIIAATT(Studi Kasus Penrsahaau TsrdaftarDalam Indeks LQ45 Tahun 2010 -20141
SkripsiDiajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
OlehSofianAlem Khoeri
NIM : 1I10082000134
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pemimbing II
Nm. I 9690203.200112.1 .003*figf,hr,#ffi., MSr,A,h
NIP. t 9820 120.2009 12.2.004
JI}RUSA}{ AKT]NTANSITAKIJLTAS EKONO1VII DATI BISI\IIS
UNTYERSITAS ISLAM NMGERT SYARIF IIIDAYATULLAHJAKARTA1436 lr/20r5
LE&{BAR PENGESAHAN T}JIAN K€}MPREHEI\$SIF
Hari ini, Rab,u tanggal 7 Mei 2A14 1.r,lah dilakukan ujian komprehensif atas
Mahasiswa:
tr. Narna2. NIM3" Jtrrusan
4. Judul Skripsi
S*fran Alem Kh*eri111$*82#0fi134 /.Akuntansi
Analisis Pengaruh Retura On Equity, Debt to Equrry
Ratio, Earaing Per Share, dan Kepemilikan Manajerial
terhadap Nilai Perusahaan {Studi Kasus Perusshees}
Terdaftar Danarn Indeks LQ-45 Tahun 2$1tr * 2*14)
Setelah qencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
selama preses ujian komprehensif maka dipr$uskan bahwa
mahasisw4 tsrsebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan uotukmelmju''r-n ke tarrar Ujian Skripsi sebagai salah satu syamt untuk memperoleh
gelr Srjana Ekonomi pada Junsaa Akrmtansi, Faluttas Ekonmi dan Bisnis,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatu[ah lal<artu
Tamgereeg Seletarl, ? Mel 2e14
1, Zarryalhduttaqln, futPP
NIP. I 979S5S3.?S I 1 S1, 1 .006
2. Dr. Rini, M.Si., Ak.
Nfp_ 1 97603 1 5"2fr05$1 "2"flS2 Sekretsris
3. Zupesty Eka Putri, SP,, M.Si.
Nry" 1 98fG4 I 6.2SS9S 1,2,0{}6
ffi* )
Pen$Iji Ahli
Hari ini, Rabu
Mahasiswa:1. Nama
2. NIM3. Jurusan
TEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
tanggal 28 Januari 2016 telah dilakukan ujian skripsi atas
4. Judul Skripsi
Setelah mencemrati dan memperhatikao penampilan dan kemanrpuan mahasiswa
tersebut selama proses ujian berlang*mg, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Symif Hidayatullah Jakarta.
Dr. Ade Soffan Mulazid, S.Ag, MH
NIP. 19750101.200501. 1.008
Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM
NIP. 19720516.200901 . 1 .006
Prof, Dr. Ahmad Rodoni
NIP. t 96902A3.200 ll2.l .003
Atiqah, SE., MS. Ak.
NIP. 1 9820 120.2009 12.2.A04
Reskiflo, SE., M.Si., AK
NIP" 197 40929.20080 I .2.004
\Sofian Alem Khoeri1r 10082000134
AkuntansiAnalisis Pengaruh Return On Equity, Debt to Equity
Ratio, Earning Per Share, dan Kepemilikan Manajerial
terhadap Nilai Perusatraruf, (Studi Kasus Perusahaan
Terdaftar Dalam Indeks LQ-45 Tahrur 2010 - 24ru)
2.
4J.
4.
5.
111
Pembimbing I
Penguji Ahli
i--_
LEMBAR PERI\TYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama
NIM
Jurusan
Fakultas
: Sofian Alem Khoeri
: 1110082000134
: Akuntansi
: Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan batrwa dalaur penulisan slaipsi ini, saya :
l. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembengken
dan mempertanggungjawabkan.
Tidak melrrkukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
Tidak mengunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian harl ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya" dan telatr
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti batrwa saya telah pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
IJIN Syarif Hidayatullah Jalorta.
Dernikian pernyataan ini saya buat dengan sesrmgguhnya
2.
3.
4.
5.
a
tv
}$"p.gsemberZAfi
Sofian AIem Khoeri
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi :
Nama : Sofian Alem Khoeri
Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 20 September 1992
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Gg. Kramat No. 56 rT.003/rW.010, Rengas, Ciputat
Timur, Tangerang Selatan. Kode Pos : 15412
Email : [email protected]
No.Tlp/Hp : 08989216659
Data Pendidikan Formal :
1. 1998 – 2003 : SD Negeri 09 Larangan Selatan, Ciledug, Tangerang.
2. 2003 – 2004 : SD Negeri Bintaro 03 Pagi, Rawapapan, Jakarta.
3. 2004 – 2007 : SMP Negeri 177 Jakarta, Pesanggrahan, Jakarta.
4. 2007 – 2010 : SMA Negeri 47 Jakarta, Kebayoran Lama, Jakarta.
5. 2010 – 2015 : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi.
vi
ANALYSIS OF EFFECT OF RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY
RATIO, EARNING PER SHARE, AND MANAGERIAL OWNERSHIP OF
THE VALUE OF FIRM
(A Case Study of Registered Company In LQ-45 years 2010 – 2014)
ABSTRACT
The objective of this research is to analyze the effect of return on equity, debt toequity ratio, earnings per share, and managerial ownership to firm value whichhad valued by price-equity ratio on the companies listed on Indonesian StockExchange (IDX) and included in Index LQ-45 during the years 2010 to 2014.
The population of this research is 45 companies listed in Index LQ-45. Throughtpurposive sampling method, this research have 13 companies as a sample. Thedata of this research is a secondary data was obtained from financial statementsand annual reports that have been audited and reported to Indonesian StockExchange. Multiple regression analysis used in this research to see independentvariable influence toward dependent variable, either simultaneously or partially.
The results of this research shows that return on equity, debt to equity ratio,earnings per share, and managerial ownership had significant influence to firmvalue. While partially, only variable return on equity, debt to equity ratio, andearnings per share had negative significant influence to value of firm. While themanagerial ownership hasn’t significant effect to the value of the company.
KeyWord : debt to equity ratio, earning per share, managerial ownership,return on equity, value of firm.
vii
ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO,EARNING PER SHARE, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN(Studi Kasus Perusahaan Terdaftar Dalam Indeks LQ-45 2010 – 2014)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh return on equity, debt toequity ratio, earning per share, dan kepemilikan manajerial secara simultan danparsial terhadap nilai perusahan yang dinilai berdasarkan nilai price equity ratiopada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan masuk dalamIndeks LQ-45 selama tahun 2010 hingga 2014.
Populasi penelitian ini sebanyak 45 perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ-45Dengan menggunakan metode purposive sampling, didapatkan sample penelitiansebanyak 13 perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa datasekunder yang diperoleh dari laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaanyang telah diaudit dan dilaporkan kepada BEI. Analisis regresi bergandadigunakan dalam penelitian ini untuk melihat pengaruh variable independenterhadap variable dependen baik secara simultan maupun parsial.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa return on equity, debt to equity ratio,earning per share, dan kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadapnilai perusahaan. Sedangkan secara parsial, hanya variable return on equity, debtto equity ratio, dan earning per share yang berpengaruh signifikan negatifterhadap nilai perusahaan. Sedangkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruhsignifikan terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci : debt to equity ratio, earning per share, kepemilikan manajerial, nilaiperusahaan, return on equity.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Segala puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas
limpahan berkah dan ridho-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Terdapat banyak hambatan dan kesulitan yang penulis dapatkan selama
proses penulisan skripsi ini. Namun berkat dukungan, dorongan, dan semangat
yang diberikan oleh berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua saya, Bapak Abu Khoeri beserta Ibu Maryati sertakakakku Talitha Rahma Khoeri yang selalu dengan sabar memberikandukungan do’a, semangat, serta perhatian yang tidak pernah putus kepadapenulis. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat memberikansuatu kebahagaiaan bagi mereka semua.
2. Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis, Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MA3. Ketua Jurusan Akutansi, Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA.4. Sekretaris Jurusan Akuntansi, Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM.5. Pembimbing I, Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni terima kasih atas waktu,
bimbingan, dan nasihat yang telah diberikan. Serta segala kebaikan danketulusan yang telah bapak berikan kepada penulis.
6. Pembimbing II, Ibu Atiqah, SE., M.S, Ak. terima kasih atas motivasi,saran, nasihat, bimbingan, serta kesabaran yang ibu curahkan sehinggapenulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Untuk seluruh dosen jurusan akuntansi, Ibu Fitri Damayanti, Ibu Reskino,Ibu Zuwesti, Kak Vera, Bapak Herni Ali, dan lainnya yang tidak dapatsaya sebutkan satu per satu disini, terima kasih atas keikhlasannyamembagikan sedikit ilmunya kepada penulis selama masa kuliah.
8. Keluarga besarku di Semarang, terima kasih atas dukungannya sertadorongan semangat yang tidak pernah habis kalian berikan kepada penulis.
9. Untuk seluruh sahabatku di kelas Akuntansi D angkatan 2010, terimakasih berkat informasi dan bantuan dari kalian semua penyelesaian skripsiini menjadi lebih mudah.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yangmembangun agar dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yangmembutuhkannya, khususnya penulis. Akhir kata, penulis mengucapkan terima
ix
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini denganbaik secara langsung maupun tidak langsung.
Jakarta, 23 Desember 2015
Penulis
x
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif......................................................ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ..................................................................iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ..................................................iv
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................v
Abstrak...............................................................................................................vi
Kata Pengantar .................................................................................................viii
Daftar Isi ............................................................................................................x
Daftar Tabel.......................................................................................................xii
Daftar Gambar ..................................................................................................xiii
Daftar Lampiran ...............................................................................................xiv
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Penelitian .......................................................................1B. Perumusan Masalah.................................................................................10C. Tujuan Penelitian.....................................................................................10D. Manfaat Penelitian...................................................................................11
BAB II. Tinjauan Pustaka
A. Landasan Teori ........................................................................................131. Kinerja Keuangan dan Laporan Keuangan..........................................132. Rasio Keuangan ...................................................................................153. Teori Agensi ( Agency Teory).............................................................174. Nilai Perusahaan ..................................................................................195. Return On Equity (ROE) .....................................................................236. Debt to Equity Ratio (DER) ................................................................257. Earning Per Share (PER) .....................................................................278. Kepemilikan Manajerial ......................................................................299. Indeks LQ-45 .......................................................................................3010. Keterkaitan Antar Variabel Penelitian.................................................31
B. Penelitian Terdahulu ...............................................................................35C. Kerangka Pemikiran ................................................................................42D. Hipotesis..................................................................................................43
BAB III. Metodologi Penelitian
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................45B. Metode Penentuan Sample ......................................................................46C. Metode Pengumpulan Data .....................................................................47
xi
D. Metode Analisis Data ..............................................................................481. Uji Asumsi Klasik ...............................................................................482. Uji Hipotesis ........................................................................................533. Analisis Regresi Linear Berganda .......................................................55
E. Operasional Variabel Penelitian..............................................................56
BAB IV. Hasil Dan Pembahasan
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .........................................................591. Deskripsi Objek Penelitian ..................................................................592. Deskripsi Sample Penelitian ................................................................593. Perusahaan Yang Menjadi Objek Penelitian .......................................61
B. Analisis dan Pembahasan .........................................................................711. Hasil Uji Deskriptif..............................................................................712. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................................733. Hasil Uji Hipotesis...............................................................................79
C. Analisis Regresi Linear Berganda ............................................................871. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)........................872. Hasil Uji Regresi Linear Berganda......................................................87
BAB V. Kesimpulan dan Implikasi
A. Kesimpulan...............................................................................................90B. Saran.........................................................................................................91C. Implikasi ...................................................................................................91
Daftar Pustaka...................................................................................................94
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ..........................................................................36
Tabel 3.1. Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi .......................52
Tabel 4.1. Rincian Perolehan Sample Penelitian ................................................60
Tabel 4.2. Sample Perusahaan Penelitian ...........................................................61
Tabel 4.3. Hasil Uji Deskriptif ............................................................................72
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Data Berdasarkan Analisis Statistik.................75
Tabel 4.5. Hasil Uji Multikolonearitas................................................................76
Tabel 4.6. Hasil Uji Autokorelasi Menggunakan Uji Durbin-Watson ...............77
Tabel 4.7. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ................................................80
Tabel 4.8. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t).....................................................81
Tabel 4.9. Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................87
Tabel 4.10. Hasil Uji Regresi Linier Berganda...................................................88
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran.......................................................................42
Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas Data Berdasarkan Analisis Grafik ...............74
Gambar 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas .........................................................79
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Data Price Earning Rasio (PER) ...........................................99
Lampiran 2. Hasil Data Return On Equity (ROE) ..............................................100
Lampiran 3 Hasil Data Debt to Equity Ratio (DER) ..........................................101
Lampiran 4. Hasil Data Earning Per Share (EPS) ..............................................102
Lampiran 5. Hasil Data Kepemilikan Managerial ..............................................103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan mempunyai tujuan yaitu memaksimalkan kekayaan
pemegang saham dengan cara memaksimalkan nilai saham perusahaan. Tujuan
ini tidak hanya merupakan kepentingan bagi para pemegang saham semata,
tetapi juga akan memberikan manfaat terbaik bagi masyarakat (Keown dkk.,
2004:3 - 4). Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk meningkatkan
nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para
pemegang saham (Brigham dan Houston, 2009:19). Kemakmuran pemegang
saham tercermin dalam harga saham di pasar modal. Semakin tinggi harga
saham menunjukan kesejahteraan pemilik perusahaan semakin meningkat
(Djabid, 2009:249). Namun tidak jarang pihak manajemen atau manajer
sebagai pengelola perusahaan mempunyai tujuan lain yang mungkin
bertentangan dengan tujuan utama perusahaan tersebut, sehingga mucul konflik
kepentingan di antara pihak manajemen dalam hal ini yaitu manajer (agen)
dengan para pemegang saham (principal) sehingga menimbulkan apa yang di
sebut dengan masalah keagenan (agency problems) (Brealey et al., 2008:16).
Pendirian sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada
beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan.
Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal
atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin
memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan
2
perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang
tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya
secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin
dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya (Martono dan Harjito, 2005:2).
Akhir-akhir ini, penciptaan nilai untuk pemegang saham sebuah
perusahaan diterima secara luas sebagai tujuan perusahaan telah dimasukkan
ke dalam literature manajemen strategik melalui apa yang disebut value-based
planning (Hax et al., 1984), Sehingga para pemegang saham akan
menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008:56).
Naik turunnya nilai perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh struktur
kepemilikan. Struktur kepemilikan sangat penting dalam menentukan nilai
perusahaan. Dua aspek yang perlu dipertimbangkan ialah (1) konsentrasi
kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration)
dan (2) kepemilikan perusahaan oleh manajemen (management ownership).
Pemilik perusahaan dari pihak luar berbeda dengan manajer karena kecil
kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat dalam urusan bisnis
perusahaan sehari-hari (Rejeki dan Hartono, 2007:23).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kebutuhan atas nilai
perusahaan sangat dibutuhkan oleh manajemen dan para pemegang saham.
Termasuk pada perusahaan yang terdaftar dalam indek LQ 45 pada Bursa Efek
Indonesia (BEI). Indek LQ 45 merupakan daftar 45 perusahaan dengan tingkat
likuiditas yang tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan,
termasuk mempertimbangkan besarnya nilai kapitalisasi pasar. Salah satu
3
kriteria adalah perusahaan tersebut harus dalam kondisi keuangan yang baik,
memiliki prospek pertumbuhan (prospect of growth), dan memiliki frekuensi
perdagangan dan transaksi yang tinggi pada pasar regular (www.idx.co.id,
ditinjau pada tgl. 19/01/2015 16:08 WIB). Dan hal tersebut tidak mudah untuk
dicapai. Dengan tingkat likuiditas yang tinggi dan kriteria-kriteria yang ketat
membuat perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ 45 dinilai
lebih baik oleh investor sehingga banyak perusahaan berebut posisi dalam
daftar tersebut demi meningkatkan nilai perusahaan mereka dimata para
investor.
Nilai perusahaan sangat penting bagi investor, maka dari itu diperlukan
adanya analisa mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah return on equity,
return on equity merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri
yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pemegang saham untuk
mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan
oleh pihak manajemen perusahaan (Sudana, 2011:23).
Semakin besar nilai return on equity maka tingkat pengembalian yang
di harapkan investor juga besar. Semakin besar nilai return on equity maka
perusahaan dianggap semakin menguntungkan. Sehingga perusahaan yang
memiliki profitable investment opportunities, maka pasar akan memberikan
reward berupa PER yang tinggi (Sartono, 2001:42). Return on equity
menunjukkan sejauh mana perusahaan mampu mengelola modal sendiri secara
efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan
4
pemilik modal sendiri atau memegang saham perusahaan. Return on equity
memberikan informasi pada para investor tentang seberapa besar tingkat
pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan
menghasilkan laba (Aji dan Pangestuti, 2012:2).
ROE merupakan variabel yang mempengaruhi harga saham secara
langsung. Return on equity (ROE) merupakan perbandingan laba setelah pajak
dengan modal sendiri. ROE mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Perusahaan dengan
ROE tinggi akan menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya
pada perusahaan tersebut karena keuntungan yang akan mereka terima besar
sehingga dapat meningkatkan harga saham perusahaan (Riadi, 2011:3).
Penelitian mengenai return on equity terhadap nilai perusahaan telah
dilakukan oleh beberapa peneliti, salah satuya adalah penelitian yang dilakukan
oleh Su’aidah (2010), hasil penelitanya menyatakan bahwa hasil pengujian
hipotesis pertama didapatkan kesimpulan bahwa semua variabel independen,
yaitu ROA dan ROE memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah debt to
equity ratio, debt to equity ratio merupakan salah satu rasio yang mengukur
tingkat leverage suatu perusahaan. Leverage yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan banyak menggunakan hutang dalam pendanaan perusahaan. Hutang
semakin besar membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya bunga yang
besar tiap bulannya sehingga akan meningkatkan leverage tersebut. Perusahaan
5
yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari hutang
(Harahap, 2011:52).
Debt to equity ratio merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan
hutang dan modal serta merupakan salah satu rasio yang penting karena
berkaitan dengan masalah trading on equity, yang dapat memberikan pengaruh
positif maupun negatif terhadap rentabilitas modal sendiri dari perusahaan
tersebut (Sugiono dan Untung, 2008:64). Debt to Equity Ratio juga berfungsi
untuk menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang (Jusuf,
2007:55).
Semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini berarti semakin besar sumber
dana yang berasal dari hutang, sehingga asset yang dimiliki oleh perusahaan
sebagian besar didanai oleh hutang dan semakin besar risiko yang akan
dihadapi perusahaan. Sehingga apabila nilai debt to equity ratio nya tinggi
menunjukkan tingkat hutang yang besar dan hutang yang besar itu akan
mengurangi keinginan para investor dalam menanamkan modalnya ke
perusahaan tersebut, sehingga harga saham suatu perusahaan akan bernilai
rendah dan berpengaruh terhadap return saham yang akan diperoleh (Ross,
2003:66).
Penelitian mengenai debt to equity ratio terhadap nilai perusahaan telah
dilakukan oleh penelitian lain, seperti penelitian yang dilakukan oleh Wati dan
Darmayanti (2012) dalam penelitianya ditemukan bahwa Hasil analisis
menemukan bahwa kepemilikan manajerial, likuiditas, leverage, dan
profitabilitas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.
6
Terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara Kepemilikan manajerial
terhadap nilai perusahaan, likuiditas terhadap nilai perusahaan mempunyai
pengaruh positif tidak signifikan, leverage dan profitabilitas terhadap nilai
perusahaan berpengaruh positif signifikan dan kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan.
Variabel lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah
earning per share. Perusahaan harus mampu mempengaruhi harga saham di
pasar modal, sehingga memungkinkan perusahaan untuk dapat meningkatkan
nilai perusahaannya melalui peningkatan nilai saham yang diperdagangkan di
pasar modal. Earning per share adalah rasio antara pendapatan setelah pajak
dengan jumlah saham yang beredar. Dengan mengetahui nilai earning per
share, para investor bisa menilai potensi pendapatan yang akan diterima di
masa depan (Sawidji, 2005 : 102). Informasi mengenai pendapatan dalam
setiap lembar saham dapat digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk
mengetahui perkembangan perusahaan. Peningkatan laba secara total
menunjukkan bahwa earning per share juga mengalami peningkatan, sehingga
nilai saham mencerminkan naiknya nilai perusahaan.
Penelitian mengenai earning per share terhadap nilai perusahaan telah
dilakukan oleh penelitian lain, seperti penelitian yang dilakukan oleh Fitria
(2012), dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh PBV, EPS, DER, Dan
ROA Terhadap Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan Pertambangan Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012”, dalam penelitianya ditemukan
bahwa hasil analisis regresi berganda dengan tingkat signifikansi 5%, maka
hasil penelitian ini menyimpulkan: (1) Price Book Value (PBV) berpengaruh
7
signifikan positif terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikansi 0,014 <
0,05. (2) Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan positif terhadap
nilai perusahaan dengan nilai signifikansi 0,017 > 0,05. (3) Debt to Equity
Ratio (DER) berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan dengan
nilai signifikansi 0,011 < 0,05. (4) Return on Assets (ROA) berpengaruh
signifikan positif terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikansi 0,000 >
0,05.
Variable lain yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah kepemilikan
manajerial. Seperti yang dibicarakan diawal bahwa naik turunnya nilai suatu
perusahaan bergantung pada struktur kepemilikan perusahaan yang dimiliki
oleh pihak pemegang saham dan manajemen. Adakalanya akan muncul konflik
kepentingan antara keduanya pada proses memaksimalkan nilai perusahaan.
Konflik ini lebih dikenal sebagai agency conflict. Karna tak jarang pihak
manajemen memiliki tujuan dan kepentingan lain yang bertentangan dengan
tujuan utama perusahaan dan mengabaikan kepentingan pemegang saham.
Sebaliknya, pemegang saham yang tidak menyukai hal tersebut karna akan
menambah biaya sehingga mengurangi keuntungan perusahaan dan
mempengaruhi harga saham dan nilai perusahaan.
Konflik tersebut dapat diminimalisir dengan suatu mekanisme
pengawasan yang dapat menjajarkan kepentingan-kepentingan tersebut
sehingga menimbulkan biaya keagenan (agency cost). Ada beberapa alternatif
untuk mengurangi biaya tersebut, diantaranya dengan adanya kepemilikan
saham oleh manajemen dan kepemilikan saham oleh institusional (Tendi
Haruman, 2008). Dengan kepemilikan saham oleh manajerial, diharapkan
8
manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham karna
manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan nantinya dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Karna menurut Ross dan rekan-rekannya,
menyatakan adanya kecenderungan manajemen untuk berusaha meningkatkan
kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham dan dirinya sendiri jika
manajemen memiliki saham pada perusahaan tersebut (Siallagan dan
Machfoedz, 2006)
Menurut Suranta dan Midiastuty (2003), kepemilikan saham
manajemen adalah proposi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen.
Dengan meningkatkan kepemilikan saham atas manajemen akan mensejajarkan
kedudukan manajer dengan pemegang saham sehingga manajemen akan
termotivasi untuk meningkatkan nilai perusahaan. Adanya kepemilikan
manajemen akan menimbulkan suatu pengawasan atas kebijakan yang akan
diambil oleh manajemen perusahaan.
Penelitian atas kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan sudah
pernah dilakukan oleh Ika Fanindya Jusriani dan Shiddiq Nur Rahardjo (2013),
dengan judul “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Deviden, Kebijakan
Utang, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan” dimana
sampel yang mereka gunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI pada periode 2009 hingga 2011. Dalam penelitianya ditemukan bahwa
hasil penelitian ini menyimpulkan: (1) Profitabilitas memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap nilai perusahaan; (2) Kebijakan Dividen memiliki
pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan; (3) Kebijakan Utang
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan; dan (4)
9
Kepemilikan Manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Namun, pada penelitian yang dilakukan oleh Ni Kadek Ari Lina Wati
dan Ni Putu Ayu Darmayanti (2012) yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan
Manajerial dan Kinerja Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai
Perusahaan” menenemukan bahwa analisis atas koefisien jalur menunjukan
pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan terdapat pengaruh
yang signifikan negatif.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh return on equity, debt
to equity ratio, earning per share, dan kepemilikan manajerial terhadap price
earning ratio. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh variabel return on equity, debt to equity ratio, earning per
share, dan kepemilikan manajerial terhadap price earning ratio. Maka
penelitian tersebut akan diterjemahkan ke dalam karya tulis yang berjudul
“Analisis Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Earning per
Share, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Kasus Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia 2010 - 2014)”.
10
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diteliti
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh antara variabel return on equity, debt to equity
ratio, earning per share, dan kepemilikan manajerial terhadap nilai
perusahaan?
2. Apakah terdapat pengaruh antara variabel return on equity terhadap nilai
perusahaan?
3. Apakah terdapat pengaruh antara variabel debt to equity ratio terhadap nilai
perusahaan?
4. Apakah terdapat pengaruh antara variabel earning per share terhadap nilai
perusahaan?
5. Apakah terdapat pengaruh antara variabel kepemilikan manajerial terhadap
nilai perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh antara variabel return on equity, debt to
equity ratio, earning per share, dan kepemilikan manajerial terhadap nilai
perusahaan.
2. Untuk menganalisis pengaruh antara variabel return on equity terhadap nilai
perusahaan.
11
3. Untuk menganalisis pengaruh antara variabel debt to equity ratio terhadap
nilai perusahaan.
4. Untuk menganalisis pengaruh antara variabel earning per share terhadap
nilai perusahaan.
5. Untuk menganalisis pengaruh antara variabel kepemilikan manajerial
terhadap nilai perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian diharapkan
dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, adapun manfaat penelitian sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti
Diharapkan dengan adanya penelitian ini peneliti dapat menggali
ilmu tentang apa yang telah dikemukakan di atas dan dapat dipraktekan di
kehidupan yang sesungguhnya.
2. Bagi Manajer dan Investor
Sebagai bahan pertimbangan serta informasi bagi manajer dan
investor dalam menentukan alternatif pendanaan dan aspek-aspek yang
mempengaruhinya, serta sebagai salah satu masukan mengaenai kinerja
perusahaan sehingga mempertimbangkan kebijakan calon investor dalam
menanamkan modalnya.
12
3. Bagi Civitas Akademik
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi proses belajar
mengajar pada program studi sehingga dapat diterapkan di lapangan dan
untuk menambah referensi sebagai rekomendasi penelitian yang akan
dilaksanakan di waktu yang akan datang.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kinerja Keuangan dan Laporan Keuangan
Dalam sebuah perusahaan kinerja adalah hal yang teramat sangat
penting dan perlu mendapatkan perhatian lebih. Kinerja perusahaan
merupakan indikator yang penting tidak hanya bagi pihak perusahaan
namun juga untuk para pemangku kepentingan, misalnya investor. Kinerja
perusahaan menunjukkan kemampuan manajemen dalam perusahaan untuk
mengelola semua sumber daya yang ada dalam perusahaan untuk mencapai
tujuan perusahaan.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi.
Sebagai hasil akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan memberikan
informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan berbagai pihak,
misalnya pemilik perusahaan atau kreditor (Suwiknyo, 2010:42). Dua
laporan keuangan yang umumnya memakai dasar akrual adalah laporan
keuangan laba rugi - rugi (profit and loss statement) dan neraca (balance
sheet). Sementara itu, laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan
keuangan yang juga didasarkan atas dasar akrual, tetapi telah disesuaikan
sedemikian rupa sehingga mencerminkan arus kas yang sebenarnya
(Mardiyanto, 2008:27).
Brigham dan Houston (2010:87) menjelaskan bahwa “neraca
(balance sheet) adalah suatu laporan mengenai posisi keuangan perusahaan
14
pada suatu titik tertentu)”. Sedangkan menurut Revee, dkk (2009:22)
“neraca merupakan daftar asset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada waktu
tertentu, biasanya pada tanggal terakhir dari bulan atau tahun tertentu”.
Neraca terdiri dari dua sisi dimana sisi sebelah kanan menyajikan data
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan sisi sebelah kiri
menyajikan kewajiban dan ekuitas perusahaan yang mencerminkan klaim
terhadap aktiva. Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan
kondisi finansial perusahaan pada suatu waktu tertentu.
Neraca disebut juga sebagai gambaran kondisi keuangan perusahaan
yang bersifat snapshot atau gambaran sesaat seperti layaknya sebuah foto,
karena neraca hanya memberikan informasi posisi keuangan perusahaan
pada saat tertentu saja (Tandelilin, 2010:365-366). Neraca juga merupakan
laporan yang mengungkapkan posisi keuangan (kekayaan) dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu mencakup aktiva (asset), utang (liability)
dan ekuitas (equity). Hubungan ketiganya disebut sebagai persamaan
akuntansi, yakni aktiva sama dengan utang ditambah ekuitas (Mardiyanto,
2008:27).
Mengenai laporan laba rugi (income statement), Brigham dan
Houston (2010:93) menjelaskan bahwa “laporan laba rugi (income
statement) adalah laporan yang merangkum pendapatan dan beban
perusahaan selama suatu periode akuntansi, biasanya satu kuartal atau satu
tahun.” Lebih lanjut Revee, dkk (2009:22) menjelaskan bahwa “laporan laba
rugi merupakan ringkasan dari pendapatan dan beban untuk suatu periode
waktu tertentu, seperti satu bulan atau satu tahun”. Pada laporan laba rugi,
15
penjualan bersih disajikan pada bagian atas laporan, sedangkan biaya-biaya
operasional, bunga, dan pajak dijadikan sebagai pengurang untuk
menentukan besarnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham.
Komponen dalam laporan laba/rugi terdiri dari, laba bersih atau rugi bersih,
pendapatan, beban, harga pokok produksi dan harga pokok penjualan (Fuad,
dkk, 2006:167).
2. Rasio Keuangan
Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainya yang
mempunyai hubungan yang relavan dan signifikan. Teknik ini sangat lazim
digunakan para analisis keuangan. Rasio keungan adalah dasar untuk
menilai dan mengarahkan prestasi operasi perusahaan. Disamping itu,
analisa rasio keuangan juga dibuat berdasarkan tujuan dari pihak si
penganalisis dalam mengevaluasi kinerja perusahaan berdasarkan laporan
keuanganya (Sugiono, 2009:64).
Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan
dituangkan dalam angka-angka baik dalam bentuk mata uang rupiah
maupun mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan
menjadi kurang berarti jika hanya dilihat dari satu sisi saja. Artinya jika
hanya dengan melihat adanya. Angka-angka ini akan menjadi lebih apabila
dapat kita bandingkan antara satu komponen satu dengan komponen lainya.
Caranya adalah dengan membandingkan angka-angka yang ada dalam
16
laporan keuangan dengan laporan keuangan lainya. Setelah melakukan
perbandingan dapat disimpulkan posisi keuangn dalam periode tertentu.
Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut.
Perbandingan ini kita kenal dengan dengan nama analisis rasio keuangan.
Rasio keuangan membantu kita untuk mengidentifikasikan beberapa
kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan (Keown, 2004:70).
Rasio keuangan merupakan penulisan ulang data akuntansi ke dalam
bentuk perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan keuangan perusahaan (Keown, 2004:70).
Rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan indeks
yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diporeleh dengan membagi
satu angka dengan angka lainya. Rasio keuangan digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangandan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio
keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan
(Kasmir dan Jakfar, 2008:104). Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan
cara membagi satu angka dengan angka lainya. Perbandingan dapat
dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan
keuangn lainya. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa
angka-angka dalam satu oeriode maupun beberapa periode. Hasil rasio ini
digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam satu peride apakah
mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian dapat dinilai
kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan
secara efektif (Kasmir dan Jakfar, 2008:104).
17
Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan evaluasi hal-hal
yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan
atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan. Atau kebijakan yang
harus diambil oleh pemilik prusahaan untuk melakukan perubahan terhadap
orang-orang yang duduk dalam manajemen kedepan (Kasmir dan Jakfar,
2008:105).
Kinerja keuangan emiten berpengaruh terhadap kinerja pasar modal.
Dalam hal ini kinerja keuangan emiten mempengaruhi permintaan dan
penawaran investor terhadap saham suatu perusahaan. Para pemegang
saham merupakan pemilik perusahaan sehingga sangat berkepentingan
terhadap jalannya perusahaan, kinerja perusahaan dan pengembangan usaha
perusahaan. Pemegang saham menginginkan dana yang diinvestasikan
menghasilkan keuntungan. Akan tetapi pemegang saham tidak dapat
langsung terlibat dalam pengelolaan perusahaan, sehingga tidak dapat
memonitor secara langsung kegiatan perusahaan. Berdasarkan fungsi
keuangan pada keputusan keuangan/pendanaan, setelah perusahaan
memutuskan untuk melakukan investasi, hal berikutnya yang harus
dipertimbangkan mengenai sumber dana yang akan digunakan untuk
investasi tersebut (Rodoni dan Ali, 2010:2).
3. Teori Agensi (Agency Teory)
Teori ini awalnya dikemukakan oleh Michael C. Jansen dan William
H. Meckling pada tahun 1976 (Home dan Wachowicz, 1998. Dikutip oleh
Sulastri, 2012), yaitu pihak manajemen merupakan agen dari pemegang
18
saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap pihak
manajemen akan bertindak atas kepentingan pihak pemegang saham.
Namun pada kenyataanya, pihak manajemen tidak bisa bertindak seperti itu.
Hal ini dikarenakan pihak manajemen lebih fokus untuk mempertahankan
perusahaan selama mungkin walaupun kadang-kadang harus mengorbankan
besarnya laba yang diperoleh. Hal itulah yang akan membuat laba yang
diperoleh pihak pemilik saham semakin kecil dan itu tidak boleh terjadi.
Maka dari itu agar pihak manajemen dapat bertindak seperti keinginan pihak
pemilik saham, pihak manajemen diberikan insentif berupa saham atas
perusahaan tersebut. Pihak pemegang saham berharap pihak manajemen
juga akan bertindak untuk meningkatkan nilai saham yang dimilikinya.
Dengan demikian, pihak pemegang saham harus melakukan
pengawasan atas kinerja manajemen atas tindakan diatas. Pengawasan dapat
dilakukan dengan cara pengikatan agen, pemerikaan laporan keuangan, dan
pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil oleh manajemen
(Sulastri, 2012). Kegiatan pengawasan ini tentunya akan mengeluarkan
biaya yang tidak sedikit. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengawasi
tindakan pihak manajemen sebagai agen pemegang saham pihak pemegang
saham disebut biaya agensi. Menurut Horne dan Wachowic (dikutip dari
Sulastri, 2012), biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan
pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak
konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor
dan pemegang saham. Sehingga siapapun yang menimbulkan biaya
pengawasan, biaya yang timbul pasti menjadi tanggungan pemegang saham.
19
4. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dapat dianggap sebagai “kue bola”. Tujuan dari
manajer adalah untuk memperbesar “kue bola” tersebut keputusan struktur
permodalan (capital structure decision) dapat dilihat sebagai bagaimana
baiknya memotong “kue bola” tersebut. Jika bagaimana anda memotong
mempengaruhi ukuran “kue bola” tersebut maka keputusan struktur
permodalan ada pengaruhnya. Nilai perusahaan merupakan nilai pasar
hutang ditambah dengan nilai pasar equity (Rodoni dan Ali, 2010:3 - 4).
Harga saham dan nilai perusahaan mengikhtisarkan penilaian kolektif
investor tentang seberapa baikkah keadaan suatu perusahaan, baik kinerja
saat ini maupun prospek masa depannya. Oleh sebab itu, peningkatan harga
saham mengirimkan sinyal positif dari investor kepada manajer. Dan inilah
keunggulan penting perusahaan go public. Perusahaan tertutup tidak bisa
mengunakan harga saham sebagai ukuran kinerja (Brealy, Myers & Marcus,
2007:56).
Beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan
adalah nilai nominal, nilai pasar, nilai intrinsic, nilai buku dan nilai
likuidasi. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam
anggaran dasar perseroan, disebut secara eksplisit dalam neraca perusahaan,
dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif. Nilai pasar, sering juga
disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar-menawar dipasar
saham. Nilai intrinsik, merupakan konsep yang paling abstrak, karena
mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam
konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan asset,
20
melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki
kemampuan menghasilkan keuntungan dikemudian hari. Sedangkan nilai
buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi.
Secara sederhana dihitung dengan cara membagi selisih antara total aktiva
dan total hutang dengan jumlah saham yang beredar. Nilai likuidasi adalah
nilai jual seluruh asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang
harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para pemegang saham.
Nilai likuidasi bisa dihitung dengan cara yang sama dengan menghitung
nilai buku, yaitu berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu
perusahaan akan dilikuidasi (Keown, 2008:849).
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik
perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran
pemegang saham juga akan meningkat. Kekayaan pemegang saham dan
perusahan direpresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan
cerminan dari keputusan investasi, kebijakan dividen, dan keputusan
pendanaan (Brigham dan Houston, 2009:19). Rasio yang dipakai untuk
mengukur nilai perusahaan adalah sebagai berikut (Mardiyanto, 2008:64):
a. Price Book Value (PBV)
Menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai saham
suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka pasar percaya akan
prospek perusahaan. Rumus menghitung PBV adalah:
Price Book Value =Harga Saham
Nilai Buku Saham
21
b. Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio (PER) merupakan rasio harga pasar persaham
terhadap laba persaham (Hanafi, 2008:85). Rasio ini menunjukan berapa
dolar/rupiah yang harus dibayar investor untuk setiap $1 laba periode
berjalan (Brigham dan Houston, 2009:110). Semakin besar PER, maka
semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga
dapat meningkatkan nilai perusahaan (Hanafi, 2008:85).
Price earning ratio Menggambarkan apresiasi pasar terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi nilai
PER maka akan semakin tinggi pula prospek perusahaan di masa depan,
karena PER dapat merepresentasikan aliran laba perusahaan di masa
depan. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung PER adalah:
c. Tobin’s Q
Nilai perusahaan dihitung dengan menggunakan Tobin’s Q,
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : Q = Nilai perusahaan
EMV = Nilai pasar ekuitas
EBV = Nilai buku dari total aktiva
D = Nilai buku dari total hutang
Price Earning Rasio =Harga Per Lembar Saham
Laba Per Lembar Saham (EPS)
Q =EMV + D
EBV + D
22
Harga saham yang dimaksud disini adalah harga pada saat saham
penutupan atau harga terakhir dan merupakan harga yang tidak mungkin
berubah sampai bursa diaktifkan kembali dan harga terakhir ini mewakili
nilai bagi investor. Perusahaan yang menunjukkan Tobin’s Q lebih besar
berarti perusahaan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan
sangat baik.
Berdasarkan cara pengukuran nilai perusahaan di atas, maka
pengukuran yang akan digunakan adalah price earning ratio, PER
merupakan rasio harga saham suatu perusahaan dengan pendapatan per
saham perusahaan tersebut. PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. (Tjiptono dan Darmadji,
2001:139). Menurut Tandelilin (2010:375) menyatakan bahwa price
earning ratio merupakan rasio yang mengindikasikan besarnya rupiah yang
harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning
perusahaan, dengan kata lain price earning ratio menunjukan besarnya
harga setiap satu rupiah earning perusahaan dan price earning ratio juga
merupakan ukuran harga relatif dari suatu saham perusahaan.
Price Earning Ratio mencerminkan hubungan antara harga pasar
saham umum (common stock) dan laba per lembar saham. Price Earning
Ratio dipandang oleh para investor sebagai ukuran kekuatan perusahaan
untuk memperoleh laba dimasa yang akan datang (future earning power).
Perusahaan yang mempunyai kesempatan tumbuh yang besar biasanya
mempunyai Price Earning Ratio yang tinggi, sebaliknya Price Earning
Ratio akan rendah untuk perusahaan yang berisiko (Munawir, 2002:34)
23
Price Earning Ratio menunjukkan besarnya harga setiap rupiah
earning perusahaan, Disamping itu, Price earning ratio juga merupakan
ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan (Hayati, 2010:2). PER
merupakan rasio harga saham terhadap earning per share (EPS), dengan
kata lain menunjukkan seberapa besar pemodal menilai harga saham
terhadap kelipatan dari earnings (Jogiyanto, 2003:105).
Price earning ratio merupakan rasio yang menunjukkan
perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang
ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Price earning
ratio yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi
perusahaan di masa yang akan dating cukup tinggi. Adapun rumus dalam
menghitung price earning ratio adalah sebagai berikut (Harahap, 2011:311):
5. Return on Equity
Pada dasarnya konsep teori rentabilitas atau profitabilitas ingin
mengungkap perbandingan laba dengan modal pada periode tertentu
(Riyadi, 2006:155). Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu
periode tertentu (Kasmir dan Jakfar, 2008:114).
Menurut Harahap (2011:304) menyatakan bahwa profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada seperti, kegiatan penjualan, kas, modal,
Price Earning Rasio =Harga Per Lembar Saham
Laba Per Lembar Saham (EPS)
24
jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya, terdapat beberapa rasio
profitabilitas, yaitu profit margin, return on asset, return on equity, return
on total asset, basic earning power dan earning per share. Namun dalam
penelitian hanya menjelaskan mengenai return on equity.
Return on equity merupakan rasio yang menunjukan kemampuan
perusahaan terhadap modal yang dimiliki (Harahap, 2011:305). Return on
Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan
modal sendiri yang dimiliki perusahaan (Sudana, 2011:23).
Return on equity merupakan rasio yang menunjukan kesuksesan
manajemen dalam memaksimalkan tingkat pengembalian pada pemegang
saham. Semakin tinggi return on equity maka akan semakin baik, karena
memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar bagi para pemegang
saham (Darsono, 2005:57). Semakin besar nilai ROE maka tingkat
pengembalian yang diharapkan investor juga besar. Semakin besar nilai
ROE maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan. Sehingga
perusahaan yang memiliki profitable investment opportunities, maka pasar
akan memberikan reward berupa PER yang tinggi (Sartono, 2001:52).
Return on equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan
modal saham yang dimiliki perusahaan. ROE digunakan untuk mengukur
tingkat kembalian perusahaan atau efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki
perusahaan. Jika rasio ini meningkat manajemen cenderung dipandang lebih
25
efisien dari sudut panadang pemegang saham. ROE merupakan
perbandingan antara laba bersih yang dihasilkan dengan modal sendiri atau
equity (Riadi, 2011:2).
Return on equity ratio (ROE) yang tinggi akan memberikan sinyal
pada investor untuk melakukan investasi ke dalam perusahaan karena
perusahaan memiliki prospek yang menguntungkan. Pernyataan di atas
sesuai dengan teori signaling, perusahaan dengan prospek menguntungkan
akan menginvestasikan setiap modal baru yang masuk dan menghindari
penjualan saham (Wibowo, 2013:6).
Yang dimaksud dengan return on equity (ROE) dalam penelitian ini
adalah laba bersih dibagi total ekuitas (Sugiono dan Untung, 2008:132).
Menurut Sudana (2011:22) semakin tinggi Return on Equity (ROE)
menunjukkan bahwa semakin efisien penggunaan modal sendiri (ekuitas)
yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Adapun rumus perhitungan
return on equity adalah sebagai berikut:
6. Debt to Equity Ratio
Total Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menggambarkan
komposisi asset perusahaan yang dibiayai oleh hutang (Sugiono dan
Untung, 2008:130). Menurut Harahap (2011:306) “Total Debt to Equity
Ratio adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara hutang
perusahaan terhadap modal maupun asset”. Total Debt to Equity Ratio
Return On Equity =Pendapatan Setelah Pajak
Total Equitas
26
merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan penggunaan utang
terhadap modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar rasio
ini menunjukkan bahwa risiko keuangan perusahaan semakin tinggi, dan
sebaliknya, semakin rendah rasio ini menunjukkan tingkat risiko yang
semakin rendah bagi perusahaan. Untuk mengukur sejauh mana perusahaan
dibiayai dengan hutang salah satunya dapat dilihat melalui total debt to
equity ratio (Sugiono dan Untung, 2008:130).
Untuk mengembangkan perusahaan dalam menghadapi persaingan,
maka diperlukan adanya suatu pendanaan yang bisa digunakan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Sumber-sumber pendanaan perusahaan dapat
diperoleh dari dalam perusahaan (internal) dan dari luar perusahaan
(eksternal). Pada prakteknya dana-dana yang dikelola perusahaan harus
dikelola dengan baik, karena masing-masing sumber dana tersebut
mengandung kewajiban pertanggung jawaban kepada pemilik dana.
Proporsi antara modal sendiri (internal) dengan modal pinjaman (eksternal)
harus diperhatikan, sehingga dapat diketahui beban perusahaan terhadap
para pemilik modal tersebut. Dalam manajemen keuangan proporsi antara
jumlah dana dari luar lazim disebut sebagai struktur pendanaan atau struktur
modal (capital structure). Dari sudut pandang manajemen keuangan, rasio
leverage keuangan merupakan salah satu rasio yang banyak dipakai untuk
meningkatkan (leveraged) profitabilitas perusahaan. Rasio leverage
membawa implikasi penting dalam pengukuran risiko finansial perusahaan.
Terdapat pengaruh negatif pada leverage keuangan yakni bahwa
profitabilitas perusahaan berkurang sebagai akibat dari penggunaan hutang
27
perusahaan yang besar, sehingga dapat menyebabkan biaya tetap yang harus
ditanggung lebih besar dari operating income yang dihasilkan hutang
tersebut, (Martono, 2002:128).
Laba yang diberikan kepada para pemegang saham disebut leverage
keuangan. Secara bahasa leverage berarti pengungkit (alat ungkit). Jadi, jika
diterapkan dalam istilah keuangan, dapat dikatakan bahwa dengan usaha
sedikit akan diperoleh hasil yang besar. Leverage keuangan tercipta pada
waktu laba perusahaan lebih besar daripada bunga pinjaman yang harus
dibayarnya (Kuswadi, 2005:90).
Rasio debt to equity ratio merupakan rasio membandingkan total
hutang dengan total aktiva, para kreditur mengiginkan debt ratio yang
rendah karena semakin tinggi rasio ini semakin besar resiko para kreditur,
adapun rumus menghitung debt to equity ratio adalah sebagai berikut
(Sugiono, 2009:70):
7. Laba Per Saham (Earning Per Share)
Menurut Kieso (2002:202), earning per share sebagai suatu rasio
yang biasa digunakan dalam prospektus, bahan penyajian, dan laporan
tahunan kepada pemegang saham. Dimana earning per share menyajikan
jumlah laba yang akan diperoleh pemegang saham per lembar saham yang
dimilikinya. Jadi, Laba per saham (earning per share) bisa dikatakan
Total Kewajiban
Total AktivaDebt to Equity Ratio =
28
sebagai rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham yang telah
diedarkan oleh perusahaan.
Earning per share menggambarkan profitabilitas perusahaan yang
tergambar pada setiap lembar saham. Data earning per share biasanya
digunakan oleh pemegang saham dan investor yang potensial untuk
mengevaluasi profitabilitas dari suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai
earning per share, tentu saja menyebabkan semakin besar laba dan
kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang diterima oleh pemegang
saham.
Earning per share merupakan salah satu indikator yang dapat
menunjukkan kinerja perusahaan, karena besar kecilnya earning per share
ditentukan oleh laba. Menurut Kieso dikatakan bahwa earning per share
hanya dilaporkan untuk saham biasa. Earning per share dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan penelitian terdahulu diperoleh hasil bahwa earning per
share berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan (Fitria,
2012), yang berarti bahwa investor akan menilai suatu perusahaan dari
besarnya profit dalam setiap lembar saham yang dimilikinya. Investor akan
menilai lebih tinggi perusahaan yang memiliki earning per share yang
tinggi.
Pendapatan Bersih
Jumlah Saham BeredarEarning Per Share =
29
8. Kepemilikan Manajerial
Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara manajer
dan pemegang saham ini mengakibatkan timbulnya konflik yang lebih
dikenal dengan agency conflict. Konflik kepentingan yang sangat potensial
ini menyebabkan pentingnya suatu mekanisme yan diterapkan guna
melindungi kepentingan pemegang saham (Jensen dan Meckling).
Mekanisme pengawasan terhadap manajemen tersebut menimbulkan suatu
biaya yaitu biaya keagenan (agency cost). Salah satu cara untuk mengurangi
biaya tersebut adalah dengan adanya kepemilikan saham oleh pihak
manajemen.
Kepemilikan manajemen adalah proposi pemegang saham dari pihak
manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan
(direktur dan komisiaris) (Diyah dan Erman, 2009). Dengan adanya
kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan
dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai akibat
kepemilikan manajemen yang meningkat. Kepemilikan oleh manajemen
yang besar akan efektif mengawasi aktifitas perusahaan.
Shliefer dan Vishny (dikutip dalam Siallagn dan Machfoedz, 2006)
menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai
ekonomisnya memiliki insentif untuk mengawasi. Menurut Jensen dan
Meckling (2008), ketika kepemilikan saham oleh manajemen rendah maka
ada kecenderungan akan terjadinya perilaku opportunistic manajer yang
akan meningkat juga. Dengan adanya kepemilikan manajemen terhadap
saham perusahaan maka dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan
30
antara manajemen dan pemegang saham lainnya sehingga permasalahan
antara manajemen dan pemegang saham diasumsikan akan hilang apabila
seorang manajer juga sekaligus sebagai pemegang saham.
9. Indeks LQ-45
Indeks LQ-45 merupakan salah satu indeks harga saham yang
dimiliki oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mencerminkan pergerakan
harga saham. Indeks LQ-45 terdiri dari 45 saham dari perusahaan yang
tercatat dalam BEI dan dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan
kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria tertentu (www.idx.co.id).
Perusahaan yang terpilih dalam daftar indeks LQ-45 memiliki
kriteria-kriteria tertentu, yaitu: (LQ-45 Index Methodology, BEI)
a. Merupakan 60 saham teratas dengan nilai rata-rata transaksi pada
pasar reguler tertinggi selama 12 bulan terakhir.
b. Pengurutan daftar saham akan dipilih berdasarkan nilai transaksi,
kapitalisasi pasar, jumlah hari perdagangan, dan frekuensi transaksi
pada pasar reguler dalam periode 12 bulan.
c. Saham harus terdaftar setidaknya selama 3 bulan.
d. Saham harus dalam kondisi keuangan yang baik, memiliki prospek
pertumbuhan (prospect of growth), dan memiliki frekuensi
perdagangan dan transaksi yang tinggi pada pasar regular.
Daftar indeks LQ-45 disesuaikan setiap 6 bulan sekali, yaitu pada
awal bulan Februari dan Agustus. Apabila ada saham yang sudah tidak
masuk kriteria, maka akan diganti oleh saham lain yang memenuhi syarat.
31
Dengan demikian daftar perusahaan yang terdapat pada indeks LQ-45 dapat
berubah setiap saat.
10. Keterkaitan Antar Variabel Penelitian
a) Keterkaitan antara Variabel Return on Equity terhadap Nilai
Perusahaan
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi
perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2010:115). Jika memiliki profitabilitas
yang tinggi, tetapi mempunyai likuiditas yang rendah, perusahaan
menghadapi masalah, yaitu dapat dipailitkan karena tidak mampu
membayar hutangnya. Maka semakin tinggi profitabilitas perusahaan,
maka semakin besar pula tersedianya dana internal untuk investasi,
sehingga penggunaan hutang akan lebih kecil. Pada tingkat profitabilitas
rendah, perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai
operasionalnya (Sugiono, 2009:66). Ukuran kinerja finansial
memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan
pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan
laba perusahaan (Kaplan dan Norton, 2000:23).
Salah satu rasio profitabilitas adalah return on equity, ROE
menunjukkan sejauh mana perusahaan mampu mengelola modal sendiri
32
secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah
dilakukan pemilik modal sendiri atau memegang saham perusahaan
(Sawir, 2001:34). ROE memberikan informasi pada para investor tentang
seberapa besar tingkat pengembalian modal dari perusahaan yang berasal
dari kinerja perusahaan menghasilkan laba.
Semakin besar nilai ROE maka tingkat pengembalian yang di
harapkan investor juga besar. Semakin besar nilai ROE maka perusahaan
dianggap semakin menguntungkan. Sehingga perusahaan yang memiliki
profitable investment opportunities, maka pasar akan memberikan reward
berupa PER yang tinggi (Sartono, 2001:52).
b) Keterkaitan antara Variabel Debt to Equity Ratio terhadap Nilai
Perusahaan
Debt to equity ratio merupakan rasio yang menunjukkan
perbandingan hutang dan modal serta merupakan salah satu rasio yang
penting karena berkaitan dengan masalah trading on equity, yang dapat
memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap rentabilitas modal
sendiri dari perusahaan tersebut (Sugiono dan Untung, 2008:64).
Debt to equity ratio merupakan rasio yang mengukur tingkat
penggunaan hutang (laverage) terhadap total sharehoder’s equity yang
dimiliki perusahaan. Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara
total hutang perusahaan terhadap total sharehoder’s equity.
Meningkatnya hutang berarti risiko yang dihadapi oleh perusahaan akan
semakin meningkat, sehingga kepercayaan pasar terhadap prospek
33
pertumbuhan perusahaan menjadi semakin berkurang dan menciptakan
harga saham yang lebih rendah dan mengakibatkan PER saham akan
semakin kecil (Aji dan Pangestuti, 2012:3).
c) Keterkaitan antara Variabel Earning Per Share terhadap Price
Earning Ratio
Sebagai seorang investor yang memiliki investasi pada suatu
perusahaan, investor tersebut akan menerima sejumlah laba atas saham
yang dimilikinya. Semakin tinggi earning per share yang diberikan oleh
perusahaan, maka tingkat pengambilannya pun akan cukup baik sehingga
dapat mendorong investor melakukan investasi yang lebih besar lagi
yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan (Ita Nurlela,
2013).
Dalam rumus Price Earning Ratio, yaitu:
Dapat terlihat jelas hubungan yang sangat erat antara variabel
earning per share terhadap price earning ratio yang merupakan dasar
penelitian ini untuk melihat nilai perusahaan. Dimana price earning ratio
menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Perusahaan yang mempunyai kesempatan tumbuh
yang besar biasanya mempunyai Price Earning Ratio yang tinggi,
sebaliknya Price Earning Ratio akan rendah untuk perusahaan yang
berisiko (Munawir, 2002:34)
Price Earning Rasio =Harga Per Lembar Saham
Laba Per Lembar Saham (EPS)
34
d) Keterkaitan antara Variabel Kepemilikan Manajemen terhadap
Price Earning Ratio
Kepemilikan Manajerial menggambarkan besarnya presentase
kepemilikan saham atas sebuah perusahaan yang dimiliki oleh pihak
manajemen perusahaan tersebut (Sulastri, 2012). Menurut agency teory,
konflik keagenan disebabkan pemegang saham sebagai pemilik modal
dan manajemen sebagai pengerak perusahaan mempunyai kepentingan
sendiri-sendiri yang saling bertentangan karena keduanya berusaha
memaksimalkan utilitasnya masing-masing. Menurut Tendi Haruman
(2008), perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham
mengakibatkan manajemen berperilaku curang dan tidak etis sehingga
merugikan pemegang saham. Oleh karena itu, diperlukan suatu
mekanisme pengendalian yang dapat mensejajarkan perbedaan
kepentingan antara pihak manajemen dengan pemegang saham, yaitu
dengan cara memberikan sejumlah saham kepada manajemen agar pihak
manajemen juga merasa memiliki modal dalam perusahaan tersebut
sehingga pihak manajemen dapat bertindak untuk meningkatkan modal
yang terdapat dalam perusahaan seperti pemegang saham lainnya. Salah
satunya adalah nilai perusahaan.
35
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan suatu sumber yang dijadikan acuan
dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari
jurnal dan skripsi dengan melihat hasil penelitianya dan akan dibandingkan
dengan penelitian selanjutnya dengan melakukan analisa berdasarkan keadaan
dan waktu yang berbeda, adapun ringkasan penelitian terdahulu akan
dijabarkan pada tabel di bawah ini.
36
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Judul Penelitian Peneliti dan TahunVariable Penelitian
Hasil PenelitianIndependen Dependen
1 Pengaruh Profitabilitas,Leverage, Economic ValueAdded, dan RisikoSistematis Terhadap NilaiPerusahaan (Studi Empirispada Perusahaan KategoriLQ45 yang Terdaftar diBEI)
Zulfea Eka Sari(2012)
1. Profitabilitas2. Leverage3. Economic Value
Added4. Resiko
Sistematis
Nilai Perusahaan Hasil menyatakan bahwa Profitabilitas(ROA) dan Economic Value Addedberpengaruh signifikan positif terhadap nilaiperusahaan. Masing-masing memiliki nilaisignifikasi 0,000 dan 0,001, dibawah nilaisignifikasi α = 0,005. Sedangkan Leveragedan Risiko sistematis tidak memilikipengaruh terhadap nilai perusahaan.
2. Pengaruh Faktor Debt ToEquity Ratio, Return OnEquity Dan Total AssetsTerhadap Price EarningRatio (PER)PadaPerusahaan Otomotif
Elon Davit Riadi(2011)
1. Debt to EquityRatio (DER)
2. Return OnEquity (ROE)
3. Total Asset
Nilai Perusahaan(Price Earning
Ratio)
1. Debt to equity ratio berpengaruhpositif signifikan terhadap price earningratio (0,340; Sig. 0,040)2. Return on equity berpengaruhnegatif signifikan terhadap price earningratio (-0,099; Sig. 0,000)3. Total assets berpengaruh positifsignifikan terhadap price earning ratio(0,436; Sig. 0,002).
Berlanjut ke halaman berikutnya...
37
Tabel 2.1Penelitian Terdahulu
(Lanjutan)
No. Judul Penelitian Peneliti dan TahunVariable Penelitian Hasil Penelitian
Independen Dependen3. Pengaruh ROA dan ROE
Terhadap Nilai Perusahaandengan PengungkapanCorporate SocialResponsibility danKepemilikan ManajerialSebagai VariabelPemoderasi
Sitta Su’aidah(2010)
1. Return On Asset(ROA)
2. Return OnEquity (ROE)
Nilai Perusahaan Hasil pengujian hipotesis pertamadidapatkan kesimpulan bahwa semuavariabel independen, yaitu ROA dan ROEmemberikan pengaruh signifikan terhadapnilai perusahaan.
4. Analisis Pengaruh StrukturModal PertumbuhanPerusahaan, Protiftabilitas,Kebijakan Dividen, danEarning Per ShareTerhadap Nilai Perusahaan.(Studi Kasus PadaPerusahaan Yang Terdaftardi BEI)
Ita Nurlela (2012) 1. Struktur ModalPertumbuhanPerusahaan
2. Profitabilitas3. Kebijakan
Dividen4. Earning Per
Share (EPS)
Nilai Perusahan Dari hasil penelitian ditemukan bahwa debtof equity ratio dan return of asset memilikipengaruh yang signifikan positif terhadapnilai perusahaan. Sedangkan earning pershare memiliki pengaruh yang signifikannegatif terhadap nilai perusahaan. Lainhalnya dengan dividen payout ratio danpertumbuhan perusahaan yang tidakmemiliki pengaruh yang signifikan terhadapnilai perusahaan.
Berlanjut ke halaman berikutnya...
38
Tabel 2.1Penelitian Terdahulu
(Lanjutan)
No. Judul Penelitian Peneliti dan TahunMetode Penelitian
Hasil PenelitianIndependen Dependen
5. Analisis Pengaruh PBV,EPS, DER Dan RoaTerhadap Price EarningRatio (PER) PadaPerusahaan PertambanganDi Bursa Efek IndonesiaPeriode 2009-2012
Rr. Fitria Agustin(2013)
1. Price BookValue (PBV)
2. Debt to EquityRatio (DER)
3. Return on Asset(ROA)
Nilai Perusahaan(Price Earning
Ratio)
1. Price to Book Value berpengaruh positifterhadap Price Earning Ratio (koef.0,885; thitung 2,509; Sig. 0,014)
2. Earning Per Share berpengaruh positifterhadap Price Earning Ratio (koef.0,1667; thitung 2,439; Sig. 0,017)
3. Debt to Equity Ratio berpengaruh negatifterhadap Price Earning Ratio (koef. -2,078; thitung 2,595; Sig. 0,011)
4. Return On Asset berpengaruh positifterhadap Price Earning Ratio (koef.0,734; thitung 3,845; Sig. 0,000)
6. Analisis PengaruhProfitabilitas, KebijakanDeviden, Kebijakan Utang,dan Kepemilikan ManajerialTerhadap Nilai Perusahaan.
Ika FanindyaJusriani
Shiddiq NurRahardjo(2013)
1. Profitabilitas2. Kebijakan
Deviden3. Kebijakan Utang4. Kepemilikan
Manajerial
Nilai Perusahaan Profitabilitas dan Kebijakan Devidenmemiliki pengaruh positif terhadap NilaiPerusahaan. Sedangkan Kebijakan Utangdan Kepemilikan Manajerial tidakberpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
Berlanjut ke halaman berikutnya...
39
Tabel 2.1Penelitian Terdahulu
(Lanjutan)
No. Judul Penelitian Peneliti dan TahunMetode Penelitian
Hasil PenelitianIndependen Dependen
7. How Earning Per Share(EPS) Affects on SharePrice and Firm Value.(Bagaimana Earning PerShare berefek pada HargaSaham dan NilaiPerusahaan.)
Md. Rashidul IslamTahsan Rahman
KhanTonmoy T.
Choundhury(2014)
Earning Per Share(EPS)
1. Harga Saham2. Nilai Perusahaan
Earning Per Share tidak dapat sejalandengan harga saham. Saat EPS bertambah,harga saham tidak terlalu bertambah. Hal inikarena 4 faktor yaitu makroekonomi,mikroekonomi di dalam perusahaan,Keputusan direksi dan faktor perusahaan,dan faktor lainnya.
8. Faktor-Faktor YangMempengaruhi PriceEarning Ratio (PER)Sebagai Salah Satu KriteriaKeputusan Investasi SahamPerusahaan Real Estate DanProperty Di Bursa EfekIndonesia
Nurul Hayati (2010) 1. Earning PerShare (EPS)
2. Return On Asset(ROA)
3. Return OnEquity (ROE)
4. Debt to EquityRatio (DER)
5. Price to BookValue (PBV)
Nilai Perusahaan 1. Earning Per Share berpengaruh positifterhadap price earning ratio (0,202; Sig.0,009)
2. Return on assets berpengaruh positifterhadap price earning ratio (0,780; Sig.0,001)
3. Return on equity berpengaruh positifterhadap price earning ratio (0,305; Sig.0,043).
4. Debt to equity ratio berpengaruh negatifterhadap price earning ratio (0,990; Sig.0,022)
5. Price to book value tidak berpengaruhterhadap nilai perusahaan.
Berlanjut ke halaman berikutnya...
40
Tabel 2.1Penelitian Terdahulu
(Lanjutan)
No. Judul Penelitian Peneliti dan TahunVariable Penelitian
Hasil PenelitianIndependen Dependen
9. Effect of ManagerialOwnership, FinancialLeverage, Profitability,Firm Size, and InvestmentOpportunity on DevidendPolicy and Firm Value.(Efek KepemilikanManajerial, FinancialLeverage, Profitabilitas,Ukuran Perusahaan, danPeluang Investasi terhadapKebijakan Deviden danNilai Perusahaan.)
Dwita Ayu RizqiaSiti Aisjah
Sumiati(2013)
1. KepemilikanManajerial
2. FinancialLeverage
3. Profitabilitas4. Ukuran
Perusahaan5. Peluang Investasi
1. KebijakanDeviden
2. Nilai Perusahaan
1. Kepemilikan manajerial berpengaruhnegatif terhadap Kebijakan Deviden (-0,0244) dan berpengaruh positif terhadapNilai Perusahaan (-0,130).
2. Financial Leverage tidak berpengaruhterhadap Kebijakan Deviden (-0,092) danberpengaruh positif terhadap NilaiPerusahaan (0,124).
3. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadapKebijakan Deviden (0,200) danberpengaruh positif terhadap NilaiPerusahaan (0,854).
4. Ukuran Perusahaan tidak berpengaruhterhadap Kebijakan Deviden (0,125) danberpengaruh positif terhadap NilaiPerusahaan (0,161).
5. Peluang Investasi berpengaruh negatifterhadap Kebijakan Deviden (-0,223) danberpengaruh positif terhadap NilaiPerusahaan (0,174).
6. Kebijakan Deviden berpengaruh positifterhadap Nilai Perusahaan (0,133).
Berlanjut ke halaman berikutnya...
41
Tabel 2.1Penelitian Terdahulu
(Lanjutan)
No. Judul Penelitian Peneliti dan TahunVariable Penelitian
Hasil PenelitianIndependen Dependen
10. Pengaruh KepemilikanManajerial Dan KinerjaKeuangan TerhadapKebijakan Dividen DanNilai Perusahaan.
Ni Kadek Ari LinaWati
Ni Putu AyuDarmayanti
(2012)
1. KepemilikanManajerial
2. Current Ratio3. Debt to Equity
Ratio (DER)4. Return of Asset
(ROA)
1. KebijakanDeviden
2. Nilai Perusahaan
(1). Kepemilikan manajerial tidakberpengaruh terhadap KebijakanDeviden (0,0113) dan berpengaruhnegatif terhadap Nilai Perusahaan (-3,467).
(2). Current Ratio tidak berpengaruhterhadap Kebijakan Deviden (0,365)dan Nilai Perusahaan (0,643).
(3). Debt to Equity Ratio tidak berpengaruhterhadap Kebijakan Deviden (0,436)dan berpengaruh positif terhadap NilaiPerusahaan (5,544).
(4). Return of Asset tidak berpengaruhterhadap Kebijakan Deviden (0,446)dan berpengaruh positif terhadap NilaiPerusahaan (3,481).
(5). Kebijakan Deviden berpengaruh positifterhadap Nilai Perusahaan.
42
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran konseptual pada dasarnya merupakan review atau
tinjauan pustaka yang dituangkan dalam bentuk skema serta mencerminkan
keterikatan antara variabel yang diteliti. Berdasarkan tinjauan pustaka yang
telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka konseptual sebagai
berikut:
Gambar 2.1Kerangka Pemikiran
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas2. Uji Multikolinieritas3. Uji Autokorelasi4. Uji Heteroskedastisitas
Nilai Perusahaan (Y)
Analisis / Interpretasi
Kesimpulan dan Saran
Perusahaan Terdaftar dalam Indeks LQ-45Periode 2010 - 2014
Uji Hipotesis
1. Uji F (Secara Simultan)2. Uji t (Secara Parsial)
Analisis Regresi LinierBerganda
Uji Koefissien Determinasi(Adjusted R2)
KepemilikanManajerial (X3)
Return onEquity (X1)
Debt To EquityRatio (X2)
Earning PerShare (X3)
43
D. Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau
tidaknya pengaruh yang signifikan dari seperangkat variabel bebas
(independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Adapan
hipotesis yang diuji yakni sebagai berikut:
1. Ho : β1, β2, β3, β4 = 0; Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara
simultan antara variabel return on equity, debt to
equity ratio, earning per share, dan kepemilikan
manajerial terhadap Nilai Perusahaan.
Ha : β1, β2, β3, β4 ≠ 0; Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan
antara variabel return on equity, debt to equity ratio,
earning per share, dan kepemilikan manajerial
terhadap Nilai Perusahaan.
2. Ho : β1 = 0; Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
variabel return on equity terhadap Nilai Perusahaan.
Ha : β1 ≠ 0; Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
variabel return on equity terhadap Nilai Perusahaan.
3. Ho : β2 = 0; Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
variabel debt to equity ratio terhadap Nilai Perusahaan.
Ha : β2 ≠ 0; Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
variabel debt to equity ratio terhadap Nilai Perusahaan.
4. Ho : β3 = 0; Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
variabel earning per share terhadap Nilai Perusahaan.
44
Ha : β3 ≠ 0; Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
variabel earning per share terhadap Nilai Perusahaan.
5. Ho : β4 = 0; Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
variabel kepemilikan manajerial terhadap Nilai Perusahaan.
Ha : β4 ≠ 0; Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
variabel kepemilikan manajerial terhadap Nilai Perusahaan.
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Bursa Efek Indonesia (BEI),
ditetapkannya BEI sebagai tempat penelitian karena BEI merupakan tempat
yang tepat untuk memperoleh data yang diperlukan berupa laporan keuangan
dan data penelitian lain yang terkait dengan variabel yang akan diteliti dan
penelitian dilakukan pada tahun 2014. Adapun yang akan dibahas terbatas
hanya pada seberapa besar pengaruh return on equity, debt to equity ratio,
earning per share, dan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan yang terdaftar indeks LQ-45 pada Bursa Efek Indonesia 2010 -
2014.
Sebagai variabel independent dalam penelitian ini adalah return on
equity (X1), debt to equity ratio (X2), earning per share (X3), dan kepemilikan
manajerial (X4). Sedangkan variabel dependent dalam penelitian ini adalah
nilai perusahaan yang dinilai berdasarkan price earning ratio (Y).
Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder pada
umumnya berupa bukti, catatan, ataupu laporan historis yang telah disusun
dalam bentuk arsip (data dokumenter) baik yang dipublikasikan maupun yang
tidak dipublikasikan. Data sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Earning per
Share (EPS), Kepemilikan manajerial, dan Price Earning Ratio (PER). Dimana
data-data tersebut bersumber dari laporan indeks LQ-45 yang dipublikasikan
46
oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) setiap 1 semester (Februari dan Agustus)
selama periode 2010 hingga 2014 melalui website www.idx.co.id. Perusahaan
yang menjadi sampel penelitian ini ditentukan melalui metode purposive
sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan dengan metode purposive
sampling. Metode purposive sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan
penelitian (Yama dan Adityawati, 2009:287). Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ-45 yang dipublikasikan
oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada bulan Agustus 2014. Sampel dalam
penelitian ini ditentukan berdasarkan beberapa kriteria atau pertimbangan
sebagai berikut:
1. Perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ-45 yang diterbitkan oleh
Bursa Efek Indonesia dan tetap terdaftar dalam Indeks LQ-45 sejak
Februari 2010 hingga Agustus 2014.
2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan
menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember.
3. Laporan keuangan perusahaan tidak menunjukan adanya saldo total
equitas yang negatif dan akan mengalami kerugian selama periode tahun
penelitian (2010 – 2014).
4. Perusahaan memiliki kepemilikan manajerial dalam periode tahun
penelitian (2010-2014).
47
C. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini, baik yang bertujuan
untuk mendeskripsikan maupun untuk menganalisis, diperoleh dari data
sekunder yang bersifat kuantitatif. Data sekunder adalah data yang
informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Sedangkan
menurut Indriantoro dan Supomo (2002:147), data sekunder adalah sumber
data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Data-data sekunder tersebut berupa rasio-rasio laporan keuangan dari
laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ-45 yang
dipublikasikan tiap 1 semester (Februari dan Agustus) oleh Bursa Efek
Indonesia (BEI) sejak Februari 2010 hingga Agustus 2014.
Pada penelitian ini data sekunder tersebut didapat dengan cara sebagai
berikut:
1. Studi Lapangan (Field Research)
Adalah tehnik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung
data dari pusat referensi pasar modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia yang
dapat dilihat dengan menggunakan capital electronic document service,
Indonesian capital market directory, prospectus serta Fact book actually
dari seluruh perusahaan yang termasuk dalam sampel penelitian selama
periode tahun penelitian. Peneliti juga mengambil data dari www.idx.co.id
dalam menentukan sample penelitian.
48
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
membaca dan memahami bahan-bahan yang berkaitan dengan bidang yang
menjadi topik pembahasan penulis, penelitian ini dimaksudkan agar penulis
memperoleh gambaran yang jelas tentang aspek-aspek teoritis dari masalah
yang akan penulis bahas.
D. Metode Analisis Data
Untuk menjelaskan kekuatan dan arah pengaruh beberapa variabel
bebas atau variabel penjelas (independent/explanatory variable) terhadap satu
variabel terikat (dependent variable), metode analisis data dalam penelitian ini
(return on equity, debt to equity ratio, earning per share, dan kepemilikan
manajerial) menggunakan model regresi berganda atau Multiple Regression
(Ghozali, 2009:5).
Tahapan penelitian dalam menganalisis pengaruh return on equity, debt
to equity ratio, earning per share dan kepemilikan manajerial terhadap nilai
perusahaan yang dinilai berdasarkan price earning ratio adalah sebagai
berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
Untuk menunjukkan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y), maka perlu digunakan pengujian asumsi klasik. Uji
asumsi dasar yang dilakukan adalah:
49
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model
regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Terdapat dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali, 2009:27).
1) Analisis Grafik
Metode yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan
melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal.
Untuk dapat mengetahui apakah model regresi tersebut
mengalami normalitas atau tidak dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Adapun dasar
pengambilan keputusan. (Santoso, 2002:214) adalah:
(a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal maka model regresi tersebut memenuhi asumsi
normalitas.
(b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
50
2) Analisis Statistik
Selain itu penelitian uji normalitas dapat juga menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS. Dalam
penelitian ini, uji yang dilakukan untuk menentukan normalitas
dengan menggunakan statistik Kolmogorov–Smirnov (Ghozali,
2009:30). Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:
(a) Dengan membandingkan K-Shitung dengan K-Stabel :
(1) Jika K- Shitung < K- Stabel , Ho ditolak.
(2) Jika K- Shitung > K- Stabel , Ho diterima.
(b) Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan:
(1) Probabilitas > 0,05, maka Ho ditolak.
(2) Probabilitas < 0,05, maka Ho diterima
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
hubungan antara beberapa variabel bebas (independen) dalam model
regresi (Ghazali, 2009:95). Multikolinieritas merupakan keadaan dimana
satu atau lebih variabel independen dinyatakan sebagai kondisi linier
dengan variabel lainnya. Artinya bahwa jika perubahan-perubahan bebas
digunakan sama sekali tidak berkolerasi satu dengan yang lain maka bisa
dikatakan tidak terjadi multikolinieritas. Uji multikolinearitas dapat juga
dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Information
Factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila
51
nilai tolerance lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil dari 10
maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas menunjukkan bahwa variance variabel
tidak sama untuk semua pengamatan. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu
homoskedastisitas yaitu kesamaan varians dan residual. Kebanyakan data
cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran-ukuran (kecil, sedang
dan besar).
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu
melihat hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara nilai prediksi
variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X
adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized
(Ghozali, 2009:125). Dasar analisis dari uji heteroskedastisitas adalah
sebagai berikut:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
52
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.
Masalah timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari
satu observasi ke observasi lainnya. (Ghozali, 2009:99). Uji Durbin
Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order
autocorrelation) dan mengisyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam
model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen.
Hipotesis yang akan diuji adalah:
Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0)
Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0)
Tabel 3.1Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan JikaTdk ada autokorelasi positifTdk ada autokorelasi positifTdk ada korelasi negatifTdk ada korelasi negatifTdk ada autokorelasi positf atau negatif
TolakNo desicienTolakNo desicienTdk ditolak
0 < d < dldl ≤ d ≤ du4 dl d 44 – da ≤ d ≤ 4 - dlDu < d < 4 - du
Sumber: Ghozali (2009:100)
53
2. Uji Hipotesis
a. Uji Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-
variabel independen (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen (Y) (Ghozali, 2009:88).
Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan
sebesar 0,05 jika nilai Fhitung < Ftabel maka secara bersama-sama seluruh
variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen. Selain itu,
dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih
kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 0,05), maka variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05
maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Kemudian akan diketahui apakah hipotesis dalam penelitian ini
secara simultan ditolak atau diterima, adapun bentuk hipotesis secara
simultan adalah:
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0 ; return on equity, debt to equity
ratio, earning per share, dan
kepemilikan manajerial secara
simultan tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
54
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 = 0 ; return on equity, debt to equity
ratio, earning per share, dan
kepemilikan manajerial secara
simultan berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan
variabel dependen (Ghozali, 2009:88). Uji t digunakan untuk mengetahui
apakah pengaruh variabel independen berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak
(Santoso, 2007:168). Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan
dua arah atau two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah
penolakan Ho yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam
pengujian dua arah, biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada
hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif.
Tanda (=) dan (≠) ini tidak menunjukan satu arah, sehingga pengujian
dilakukan untuk dua arah (Suharyadi dan Purwanto S.K., 2009:88-89).
Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat sebagai berikut:
Uji Hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel
1) Apabila - thitung < - ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
55
2) Apabila thitung ≤ ttabel atau - thitung ≥ - ttabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Uji Hipotesis berdasarkan Signifikansi
1) Jika angka sig. > 0,05, maka Ho diterima,
2) Jika angka sig. < 0,05, maka Ho ditolak,
3. Analisis Regresi Linier Berganda
a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Menurut Ghozali (2009:87) menyatakan Uji Koefisien
Determinasi bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel
bebas menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R².
Adjusted R² ini digunakan karena variabel bebas dalam penelitian ini
lebih dari dua. Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika hasil yang diperoleh
> 0,5 maka model yang digunakan dianggap cukup handal dalam
melakukan suatu estimasi.
Semakin besar angka Adjusted R² maka semakin baik model yang
digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel bebas terhadap variabel
terikatnya. Jika Adjusted R² semakin kecil berarti semakin lemah model
tersebut untuk menjelaskan variabilitas dari variabel terikatnya.
b. Uji Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen digunakan model regresi linier berganda dimana
56
variabel independen yaitu return on equity, debt to equity ratio, earning
per share, dan kepemilikan manajerial terhadap variabel dependen yaitu
nilai perusahaan (price earning ratio). Model regresi linier berganda
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + Ɛ
Keterangan:
Y = Variabel Nilai Perusahaan (PER)
a = Konstanta
b1…b4 = Koefisien regresi terhadap dugaan
X1 = Variabel Return on Equity (ROE)
X2 = Variabel Debt to Equity Ratio (DER)
X3 = Variabel Earning Per Share (EPS)
X4 = Variable Kepemilikan Manajerial
Ɛ = Standar Error
E. Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh return on equity,
debt to equity ratio dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan, adapun
operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Nilai Perusahaan (Y)
Price earning ratio merupakan rasio yang menunjukkan
perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang
ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Price earning
57
ratio yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi
perusahaan di masa yang akan dating cukup tinggi. Adapun rumus dalam
menghitung price earning ratio adalah sebagai berikut (Harahap, 2011:311):
2. Return on Equity (X1)
Yang dimaksud dengan return on equity (ROE) dalam penelitian ini
adalah laba bersih dibagi total ekuitas (Sugiono dan Untung, 2008:132).
Menurut Sudana (2011:22) semakin tinggi Return on Equity (ROE)
menunjukkan bahwa semakin efisien penggunaan modal sendiri (ekuitas)
yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Adapun rumus perhitungan
return on equity adalah sebagai berikut:
3. Debt to Equity Ratio (X2)
Rasio debt to equity ratio merupakan rasio membandingkan total
hutang dengan total aktiva, para kreditur mengiginkan debt ratio yang
rendah karena semakin tinggi rasio ini semakin besar resiko para kreditur,
adapun rumus menghitung debt to equity ratio adalah sebagai berikut
(Sugiono, 2009:70):
Total Kewajiban
Total AktivaDebt to Equity Ratio =
Return On Equity =Pendapatan Setelah Pajak
Total Equitas
Price Earning Rasio =Harga Per Lembar Saham
Laba Per Lembar Saham (EPS)
58
4. Earning Per Share (X3)
Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik.
Earning Per Share (EPS) mencerminkan jumlah uang yang diperoleh untuk
setiap lembar saham perusahaan. Earning Per Share (EPS) merupakan
perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham yang
diterbitkan. Earning per share dapat dihitung dengan:
Namun biasanya perusahan telah melakukan perhitungan earning
per share sebelumnya. Sehingga data mengenai earning per share sudah
terdapat pada laporan keuangan mereka.
5. Kepemilikan Manajerial (X4)
Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham oleh
direksi, manajemen, komisiaris maupun setiap pihak yang terlibat secara
langsung dalam pembuatan keputusan perusahaan. Variable ini digunakan
untuk mengetahui manfaat dan efektifitas kepemilikan manajerial dalam
mekanisme pengurangan konflik agensi. Dalam penelitian ini kepemilikan
manajerial diukur sesuai dengan persentase jumlah saham yang proposi
pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam
pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisiaris).
Pendapatan Bersih
Jumlah Saham BeredarEarning Per Share =
59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar
dalam indeks LQ-45. Indeks LQ-45 merupakan salah satu indeks harga
saham yang dimiliki oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk
mencerminkan pergerakan saham. Indeks LQ-45 terdiri dari 45 perusahaan
yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar
(www.idx.co.id). Perusahaan tersebut telah mempublikasikan laporan
keuangan yang telah diaudit per tanggal 31 Desember setiap tahunnya.
Peneliti memfokuskan diri untuk melihat pengaruh antara Return On
Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) , Earning Per Share (EPS),
dan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode purposive
sampling sebagai metode pemilihan sampel. Metode purposive sampling
sendiri adalah metode pengambilan sample berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian
(Yama dan Adityawati, 2009:287). Adapun proses dan kriteria yang telah
ditetapkan untuk menentukan sample dari perusahaan-perusahaan yang
terdaftar dalam indeks LQ-45 adalah sebagai berikut :
60
Tabel 4.1Rincian Perolehan Sample Penelitian
No. Kriteria Jumlah
1Perusahaan terdaftar pada Indeks LQ-45 pada Agustus
201445
2Perusahaan tidak terdaftar berturut-turut dalam Indeks
LQ-45 sejak Februari 2010 hingga Agustus 2014.(23)
3Perusahaan tidak mempublikasikan laporan keuangan yang
telah diaudit per 31 Desember selama periode penelitian.0
4Perusahaan nenujukkan adanya salso total equitas yang
negatif dan mengalami kerugian selama periode penelitian.0
5Perusahaan tidak memiliki kepemilikan manajerial selama
periode penelitian.(9)
Total Perusahaan Yang Menjadi Sample 13
Periode Penelitian (Tahun) 5
Total Sample 65
Sumber : Data Diolah, 2014
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan
yang menjadi objek penelitian berjumlah 13 perusahaan. Dengan periode
penelitian 5 tahun (2010 hingga 2014), maka total sample yang diperoleh
berjumlah 65 buah.
Sample tersebut telah terpilih berdasarkan kriteria-kriteria yang
ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian. Hal ini bertujuan
agar penelitian ini tetap terfokus pada tujuan penelitian. Berikut adalah
tabel daftar sample perusahaan yang akan digunakan pada penelitian ini.
61
Tabel 4.2Sampel Perusahaan Penelitian
No. KODE NAMA PERUSAHAAN1 AALI Astra Agro Lestari Tbk.2 ADRO Adaro Energy Tbk.3 ASII Astra Internasional Tbk.4 BBCA Bank Central Asia Tbk.5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.6 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.7 BDMN Bank Danamon Tbk.8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.9 GGRM Gudang Garam Tbk.10 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.11 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.12 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.13 KLBF Kalbe Farma Tbk.
Sumber: Indeks LQ-45 dan Data diolah, 2014
3. Perusahaan Yang Menjadi Objek Penelitian
a. Astra Agro Lestari Tbk. (AALI)
PT Astra Agro Lestari Tbk adalah anak perusahaan dari PT
Astra International Tbk, bergerak di bidang agribisnis, khususnya
dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan produksi minyak
sawit. Didirikan 34 tahun yang lalu, perusahaan berkomitmen untuk
mengelola perkebunan kelapa sawit dengan lokasi tersebar di
Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, menghasilkan Crude Palm
Oil (CPO) berkualitas tinggi, untuk memenuhi permintaan baik di
pasar domestik maupun di pasar ekspor. Selain memproduksi CPO,
Perusahaan juga memproduksi produk turunan kelapa sawit di kilang
yang didirikan di Sulawesi Barat. Produk turunan dari minyak sawit
ini ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar ekspor.
62
Sejak tahun 1997 perusahaan ini terdaftar dan tercatat
sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) di mana
kepemilikan publik sahamnya mencapai 20,32%. Harga saham
perusahaan pada saat Penawaran Umum Perdana (IPO) sebesar
Rp.1.550 per saham, dan pada bulan Desember 2014, saham
Perusahaan yang terdaftar di bawah kode perdagangan AALI ditutup
pada harga Rp 24.250 per saham. (www.astra-agro.co.id)
b. Adaro Energy Tbk. (ADRO)
Adaro adalah kelompok perusahaan energi di Indonesia yang
berfokus pada bisnis pertambangan batubara yang terintegrasi
melalui anak-anak perusahaan. Dari tiga lokasi penambangan di
provinsi Kalimantan Selatan, Adaro memproduksi salah satu
batubara terbersih di dunia yang dikenal dengan nama Envirocoal.
Batubara ini merupakan batubara jenis subbituminus dengan nilai
kalori sedang dan kandungan sulfur, abu dan NOx yang sangat
rendah. Sebagian besar batubara Adaro dijual kepada perusahaan
pembangkit listrik, dan secara rata-rata, 25% penjualan batubara
Adaro adalah untuk konsumen domestik di Indonesia dan 75% untuk
konsumen luar negeri yang sebagian besar berada di wilayah Asia.
(www.adaro.com)
63
c. Astra Internasional Tbk (ASII)
Sejarah Astra berawal pada tahun 1957 di Jakarta. Astra
memulai bisnisnya sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum
dengan nama PT Astra International Inc. Pada tahun 1990, dilakukan
perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk, seiring dengan
pelepasan saham ke publik beserta pencatatan saham Perseroan di
Bursa Efek Indonesia yang terdaftar dengan ticker ASII.
Astra saat ini memiliki 227.099 karyawan pada 191 anak
perusahaan, perusahaan asosiasi dan pengendalian bersama entitas
yang menjalankan enam segmen usaha, yaitu Otomotif, Jasa
Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur
dan Logistik, dan Teknologi Informasi. Nilai kapitalisasi pasar PT
Astra International Tbk ditutup di penghujung tahun 2014 sebesar
Rp 300,6 triliun. (www.astra.co.id)
d. Bank Central Asia Tbk. (BBCA)
Bank Central Asia Tbk. adalah bank swasta terbesar di
Indonesia. Didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank
Central Asia NV dan pernah merupakan bagian penting dari Grup
Salim. Presiden Direktur saat ini (masa jabatan 1999-sekarang)
adalah Djohan Emir Setijoso.
64
e. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI)
Didirikan pada tanggal 5 Juli 1946, PT Bank Negara
Indonesia (persero) Tbk atau BNI menjadi bank pertama milik
negara yang lahir setelah kemerdekaan Indonesia. Lahir pada masa
perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, BNI sempat berfungsi
sebagai bank sentral dan bank umum sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2/1946,
sebelum akhirnya beroperasi sebagai bank komersial sejak tahun
1955 menyusul penunjukan De Javache Bank sebagai bank sentral
pada tahun 1949. BNI lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan
dan diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa pada tahun
1950 dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Kantor
cabang BNI pertama di luar negeri dibuka di Singapura pada tahun
1955.
BNI kembali mencatat sejarah dengan menjual saham
perdananya kepada masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun 1996. Dalam sejarah
perbankan nasional, BNI menjadi bank negara pertama yang go-
public. Bersamaan dengan program divestasi saham pemerintah, BNI
menerbitkan saham baru pada tahun 2007 dan 2010 melalui
Penawaran Umum Terbatas (right issue) dengan memperluas
komposisi kepemilikan saham publik menjadi 40%. (www.bni.co.id)
65
f. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI)
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik
pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat
Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden
Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en
Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan
Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga
keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia
(pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895,
yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode
setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1
tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank
Pemerintah pertama di Republik Indonesia.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang
Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21
tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas.
Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah
Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia
memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi
perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.
(www.bri.co.id)
66
g. Bank Danamon Tbk. (BDMN)
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. didirikan pada 1956.
Nama Bank Danamon berasal dari kata “dana moneter” dan pertama
kali digunakan pada 1976, ketika perusahaan berubah nama dari
Bank Kopra. Pada 1988, Bank Indonesia meluncurkan paket
reformasi perbankan yang dikenal dengan “Paket Oktober 1988”
atau PAKTO 88. Tujuan utama PAKTO 88 adalah untuk
membangun kompetisi dalam sektor perbankan dengan memberikan
kemudahan persyaratan, termasuk liberalisasi peraturan tentang
pendirian bank swasta domestik baru dan bank joint-venture.
Sebagai hasil dari reformasi ini, Bank Danamon menjadi salah satu
bank valuta asing pertama di Indonesia, dan menjadi perusahan
publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. (www.danamon.co.id)
h. Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI)
Bank Mandiri didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998.
Dengan penggabungan usaha bank-bank Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang terdiri dari Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang
Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) pada tanggal 31 Juli tahun
1999. Hingga pada bulan Agustus 1999 Bank Mandiri resmi
beroperasi secara komersial. Bank ini telah melayani banyak nasabah
dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan, sehingga bank ini
67
merupakan salah satu bank retail dengan nasabah terbanyak di
Indonesia. (www.bankmandiri.co.id)
Pada bulan Maret 2005, Bank Mandiri telah berhasil
membuka lebih dari 829 cabang yang tersebar di berbagai kota di
Indonesia dan beberapa cabang telah merambah penjuru luar negeri.
Bank ini juga telah mempunyai lebih dari 2.500 ATM yang
tergabung dalam jaringan LINK serta tiga anak perusahaannya,
yakni Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas, dan AXA Mandiri.
(profil.merdeka.com)
i. Gudang Garam Tbk. (GGRM)
Perusahaan rokok Gudang Garam adalah salah satu industri
rokok terkemuka di tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di
kota Kediri, Jawa Timur. Gudang Garam yang awalnya merupakan
industri rumahan berubah menjadi Firma pada tahun 1969. Dua
tahun kemudian, karena kemajuan produksi yang makin lama
semakin tinggi, Gudang Garam resmi berubah menjadi Perseroan
Terbatas (PT) yang didukung fasilitas berupa Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) dari pemerintah membuat Gudang Garam
semakin kokoh. Hingga kini, Gudang Garam sudah terkenal luas
baik di dalam negeri maupun mancanegara sebagai penghasil rokok
kretek berkualitas tinggi. (www.gudanggaramtbk.com)
Produk Gudang Garam bisa ditemukan dalam berbagai
variasi, mulai sigaret kretek klobot (SKL), sigaret kretek linting-
68
tangan (SKT), hingga sigaret kretek linting-mesin (SKM). Tak
berhenti sampai di situ, Gudang Garam juga mampu mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada
tahun 1990 yang langsung merubah statusnya dari PT menjadi
Perusahaan Terbuka. (profil.merdeka.com)
j. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF)
Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan tanggal 14 Agustus
1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan
usaha komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat INDF berlokasi
di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jl. Jend. Sudirman
Kav. 76 – 78, Jakarta. Sedangkan pabrik dan perkebunan INDF dan
anak usaha berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia. Induk usaha dari Indofood
Sukses Makmur Tbk adalah CAB Holding Limited (miliki 50,07%
saham INDF), Seychelles, sedangkan induk usaha terakhir dari
Indofood Sukses Makmur Tbk adalah First Pacific Company
Limited (FP), Hong Kong.
Pada tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
INDF (IPO) kepada masyarakat sebanyak 21.000.000 dengan nilai
nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,-
per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 1994. Saat ini, Perusahaan
69
memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI), antara lain: Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan
Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). (www.britama.com)
k. Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG)
Didirikan pada tahun 1987, PT Indo Tambangraya Megah
Tbk adalah perusahaan pemasok batubara terkemuka Indonesia
untuk pasar energi dunia. Perusahaan berupaya menetapkan baku
tertinggi dalam tata kelola perusahaan, kepatuhan lingkungan,
kesehatan dan keselamatan kerja. Seluruh kegiatan ITM
dilaksanakan dengan kerja sama yang erat dengan masyarakat
setempat dan pemangku kepentingan lainnya. Sejak berdiri, ITM
telah dikenal sebagai produsen utama batubara dan telah
membangun basis pelanggan yang beraneka ragam.
(www.itmg.co.id).
Indo Tambangraya Megah berdiri pada tahun 1987 sebagai
Perseroan Terbatas, kemudian pada tahun 2007 diakuisisi oleh Grup
Banpu Thailand dan selanjutnya pada bulan Desember 2007 menjadi
perusahaan terbuka. Banpu melalui PT Centralink Wisesa
International memiliki 77,60% saham, PT Sigma Buana Cemerlang
2,40% dan selebihnya merupakan saham masyarakat. Pada tahun
2008, saham PT Centralink Wisesa International dialihkan ke Banpu
Minerals (Singapore) Pte. Ltd. Sebesar 73,72% dan porsi saham
publik menjadi 26,28%. Pada tahun 2010, Banpu Minerals
70
(Singapore) PTe. Ltd. Menjual sahamnya sebesar 8,72% kepada
publik dan mempertahankan kepemilikan mayoritas sebesar 65% dan
selebihnya dimiliki masyarakat dengan jumlah rendah lebih dari 5%
masing-masing. (www.britama.com)
l. Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR)
Melalui Peraturan Pemerintah No. 04 Tahun 1978, pada
tanggal 01 Maret 1978 Pemerintah mendirikan PT Jasa Marga
(Persero) Tbk. Tugas utama Jasa Marga adalah merencanakan,
membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol serta sarana
kelengkapannya agar jalan tol dapat berfungsi sebagai jalan bebas
hambatan yang memberikan manfaat lebih tinggi daripada jalan
umum bukan tol (www.jasamarga.com). Pada tahun 2007, PT. Jasa
Marga (Persero) Tbk. menjadi perusahaan terbuka melalui IPO
(Initial Public Offering) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia. (profil.merdeka.com)
m. Kalbe Farma Tbk. (KLBF)
Berdiri pada tahun 1966, Kalbe telah jauh berkembang dari
usaha sederhana di sebuah garasi menjadi perusahaan farmasi
terdepan di Indonesia. Melalui proses pertumbuhan organik dan
penggabungan usaha & akuisisi, Kalbe telah tumbuh dan
bertransformasi menjadi penyedia solusi kesehatan terintegrasi
melalui 4 kelompok divisi usahanya: Divisi Obat Resep (kontribusi
71
25%), DivisiProduk Kesehatan (kontribusi 17%), Divisi Nutrisi
(kontribusi 26%), serta Divisi Distribusi and Logistik (kontribusi
32%). Keempat divisi usaha ini mengelola portofolio obat resep dan
obat bebas yang komprehensif, produk-produk minuman energi dan
nutrisi, serta usaha distribusi yang menjangkau lebih dari satu juta
outlet di seluruh kepulauan Indonesia. Di pasar internasional,
Perseroan telah hadir di negara-negara ASEAN, Nigeria, dan Afrika
Selatan, dan menjadi perusahaan produk kesehatan nasional yang
dapat bersaing di pasar ekspor. Kalbe Farma juga merupakan
perusahaan produk kesehatan publik terbesar di Asia Tenggara,
dengan nilai kapitalisasi pasar Rp85,8 triliun dan nilai penjualan
Rp17,4 triliun di akhir 2014. (id.kalbe.co.id) www.jasamarga.com
B. Analisis Dan Pembahasan
1. Hasil Uji Deskriptif
Uji deskriptif dapat memberikan gambaran tentang suatu data yang
dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean), dan standar
deviasi yang dihasilkan dari variable penelitian. Variable dalam penelitian
ini antara lain Nilai Perusahaan yang dapat dinilai melalui Price Earning
Return (PER) sebagai variable dependen. Sedangkan Return On Equity
(ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), dan
Kepemilikan Manajerial sebagai variable independen. Variable-variable
tersebut diolah menggunakan Microsoft Excel dan diuji menggunakan alat
bantu berupa software statistik yaitu SPSS 16.0 untuk memudahkan
72
pengolahan data. Berikut adalah hasil dari uji deskriptif menggunakan
SPSS 16.0 :
Tabel 4.3Hasil Uji Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Nilai Perusahaan 65 8.05 43.27 17.0288 7.45343
Return On Equity 65 .11 8.13 .3695 .99145
Debt to Equity Ratio 65 .18 10.02 3.1395 3.13555
Earning Per Share 65 28.45 4393.14 8.8509E2 1025.43105
Kepemilikan Manajerial 65 .01 15.92 2.3478 4.25521
Valid N (listwise) 65
Sumber : Data diolah, 2015
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa dalam penelitian ini
variable nilai perusahaan memiliki nilai minimun 8.05 dan nilai
maksimum 43.27 dengan nilai rata-rata sebesar 17.0288 dan standar
defiasinya 7.45343. Variable Return On Equity (ROE) memiliki nilai
minimun 0.08 dan nilai maksimum 0,98 dengan nilai rata-rata sebesar
0.2457 dan standar defiasinya 0.16641. Variable Debt to Equity Ratio
(DER) memiliki nilai minimun 0.18 dan nilai maksimum 10.02 dengan
nilai rata-rata sebesar 3.1395 dan standar defiasinya 3.13555. Variable
Earning Per Share (EPS) memiliki nilai minimun 28.45 dan nilai
maksimum 4393.14 dengan nilai rata-rata sebesar 8.8509E2 dan standar
defiasinya 1025.43105. Sedangkan variable kepemilikan manajerial
memiliki nilai minimun 0.01 dan nilai maksimum 15.92 dengan nilai rata-
rata sebesar 2.3478 dan standar defiasinya 4.25521.
73
2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Asumsi klasik merupakan asumsi yang mendasari analisis regresi.
Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa data yang
diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam regresi. Asumsi
dasar tersebut antara lain data terdistribusi secara normal, tidak terjadi
heteroskedastisitas, tidak terjadi multikolinearitas, dan tidak terjadi
autokorelasi.
a. Uji Normalitas Data
Pada dasarnya, data-data yang tercatat dalam bentuk skala
memiliki asumsi bahwa data-data tersebut telah terdistribusi secara
normal. Namun, ada kalanya hal itu tidak selalu benar. Maka dari itu,
untuk memastikan hal tersebut harus dilakukan uji normalitas atas
data-data tersebut. Menurut Imam Ghozali (2009:17), Uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi variabel
dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik
dan analisis statistik (Ghozali, 2009:27).
1) Uji Normalitas Berdasarkan Analisis Grafik
Peneliti menggunakan grafik normal P-Plot untuk
melakukan uji normalitas yang didasari atas analisis grafik. Grafik
normal P-Plot sangat mudah dipahami karena dengan
menggunakan grafik P-Plot data yang terdistribusi normal akan
74
tersebar mengikuti garis sumbu diagonal yang terdapat pada
grafik.
Gambar 4.1Hasil Uji Normalitas Data Berdasarkan Analisis Grafik
Sumber : Data diolah, 2015Seperti yang terlihat pada grafik diatas, titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal dan arahnya mengikuti garis
diagonal pada grafik tersebut. Hal ini membuktikan bahwa data-
data tersebut terdistribusi normal sehingga model regresi dapat
digunakan (Ghozali, 2009).
2) Uji Normalitas Berdasarkan Analisis Statistik
Uji normalitas berdasarkan analisis grafik diatas terlihat
cukup baik. Namun hal ini juga dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati. Secara visual data atas model regresi ini terlihat normal
dan baik, namun adakalanya secara statistik semuanya bisa
75
berubah sebaliknya. Oleh karenanya, Imam Ghozali (2009: 163)
menganjurkan untuk melakukan analisis statistik juga terhadap
data tersebut disamping analisis grafik.
Uji normalitas berdasarkan analisis statistik dapat
dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang
hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4Hasil Uji Normalitas Data Berdasarkan Analisis Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 65Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 6.52723325Most Extreme Differences Absolute .097
Positive .097Negative -.062
Kolmogorov-Smirnov Z .783Asymp. Sig. (2-tailed) .572
a. Test distribution is Normal.Sumber : Data diolah, 2015
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diatas, terlihat nilai
Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0.783 dengan nilai Asymp. Sig.
sebesar 0,572. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa nilai
unstandardized residual memiliki nilai sig. (0.572) > 0.05, ini
berarti bahwa semua data terdistribusi dengan normal dan model
regresi tersebut layak untuk digunakan sehingga penelitian dapat
dilanjutkan.
76
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji adanya korelasi
antar variable bebas (independen) dalam model regresi tersebut.
Model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki variable
independen yang memiliki korelasi dengan variable independen
lainnya. Untuk mendeteksinya, peneliti melihat nilai tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variable
independen.
Tabel 4.5Hasil Uji Multikolonearitas
Model regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah jika
nilai tolerance > 0.1 dan nilai VIF < 10. Tabel diatas menunjukkan
bahwa semua variable independen bebas dari multikolinearitas dengan
nilai tolerance > 0.1, itu berarti setiap variable independen tidak
berkorelasi satu sama lain melebihi 90%. Sedangkan nilai VIF semua
variable independen jauh dibawah angka 10. Hal ini menandakan
bahwa model regresi ini dapat digunakan karena tidak memiliki
multikolinearitas.
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Return On Equity .949 1.054
Debt to Equity Ratio .887 1.205
Earning Per Share .868 1.152
Kepemilikan Manajerial .910 1.099
a. Dependent Variable: Nilai PerusahaanSumber : Data Diolah, 2015
77
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya.
Untuk menguji ada tidaknya masalah autokorelasi ini, peneliti
menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Menurut Imam Ghozali
(2009:96), uji DW hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu
dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi
dan tidak ada variable lagi di antara variable independen.
Tabel 4.6Hasil Uji Autokorelasi Menggunakan Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
ModelStd. Error of the
EstimateDurbin-Watson
1 6.74130 1.805
a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Manajerial, Debt to Equity Ratio,Return On Equity, Earning Per Share
b. Dependent Variable: Nilai PerusahaanSumber : Data Diolah, 2015
Pada tabel diatas diketahui bahwa nilai Durbin-Watson (d)
sebesar 1.805. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan
menggunakan nilai signifikansi 5% dan jumlah sample (n) 65 dengan
jumlah variable independen (k) 4 variable, maka didapat nilai du
78
sebesar 1.568 dan 4 - du = 4 - 1.568 = 2.432. Maka dapat disimpulkan
bahwa du < d < 4 – du atau 1.568 < 1.805 < 2.432, dengan kata lain
tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif pada model regresi
tersebut dan penelitian dapat dilanjutkan.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji adanya
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain didalam sebuah model regresi. Jika terjadi kesamaan
variance residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain --atau
dengan kata lain, tetap—akan disebut homoskedastisitas. Sedangkan
jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau dengan kata lain tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Cara pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan
grafik Scatterplot. Titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara
acak dan tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y.
Apabila kondisi ini terpenuhi, maka dapat dikatakan bahwa model
regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas. Dan dari hasil
pengolahan data, maka hasil grafik Scatterplot adalah sebagai berikut:
79
Gambar 4.2Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data Diolah, 2015
Dari grafik diatas dapat terlihat bahwa titik-titik tersebut
menyebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak
membentuk pola tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui apakah semua
variable bebas (Independen) Return On Equity (ROE), Debt To Equity
Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), dan kepemilikan manajerial
yang dimasukkan dalam model regresi berpengaruh secara bersama-
sama (simultan) terhadap variable tetap (Dependen) yaitu nilai
perusahaan yang dinilai berdasarkan Price Earning Ration (PER)
80
(Ghozali, 2009:88). Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka
hasil uji penelitian berpengaruh secara simultan. Hasil uji F yang diolah
dengan menggunakan SPSS 16.0 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1051.157 4 262.789 5.783 .001a
Residual 2726.706 60 45.445
Total 3777.862 64
a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Manajerial, Debt to Equity Ratio, Return On
Equity, Earning Per Share
b. Dependent Variable: Nilai PerusahaanSumber: Data diolah, 2015
Dari hasil uji F diatas, dapat dilihat nilai Fhitung sebesar 5.783
dengan signifikan 0.001. Maka dapat diketahui bahwa signifikan Fhitung
(0.001) lebih kecil dari 0.05 dan Fhitung (5.783) > Ftabel (2.53). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Dimana Ha menyatakan bahwa
ROE, DER, EPS, dan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang
signifikan secara simultan (bersama-sama) terhadap nilai perusahaan.
b. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji parsial (Uji t) bertujuan untuk melihat seberapa besar
pengaruh masing-masing variable bebas (independen) secara individual
dalam mempengaruhi variable tetap (dependen) dan juga digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variable bebas
secara individual terhadap variable tetap dalam tingkat signifikan 0.05
81
(Ghozali, 2009:88). Berikut hasil uji t yang diolah menggunakan SPSS
16.0 :
Tabel 4.8Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 25.804 2.128 12.128 .000
Return On Equity -8.819 5.199 -.191 -1.696 .095
Debt to Equity Ratio -1.260 .285 -.514 -4.416 .000
Earning Per Share -.002 .001 -.278 -2.358 .022
Kepemilikan Manajerial -.253 .208 -.140 -1.218 .228a. Dependent Variable: Nilai PerusahaanSumber : Data diolah, 2015
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pengaruh kepemilikan
manajerial tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan,
Sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) dan Earning Per Share (EPS)
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Return On
Equity (ROE) akan berpengaruh secara signifikan jika signifikan α
mencapai 0,1 (10%). Berikut ini adalah hasil penjelasan mengenai
pengaruh antar variable independen tersebut terhadap nilai perusahaan:
1) Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Nilai Perusahaan
Variable return on equity dengan nilai thitung (-1.696) > ttabel
(-2.00030) atau nilai signifikan lebih besar dari 0.05 (0.095>0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan H0 diterima yang
berarti return on equity tidak berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap nilai perusahaan. Namun Ha akan diterima jika signifikasi
82
koefisien alpha (α) ditingkatkan dari 0.05 menjadi 0.10, sehingga
variable return on equity akan thitung (-1.696) < ttabel (-1.67065) dan
nilai signifikannya akan lebih kecil dari koefisien signifikan 0.10
(0.095<0,10). Dengan demikian return on equity akan berpengaruh
signifikan dan negatif secara parsial terhadap nilai perusahaan.
Hasil kesimpulan diatas menerangkan bahwa dengan
bertambahnya return on equity akan menurunkan nilai perusahaan.
Hal ini membuktikan bahwa kemampuan perusahaan dalam
pengembalian laba masih diragukan oleh para investor dalam
mengambil keputusan. Menurut Riadi (2011), terdapat 2 faktor
yang mempengaruhi price earning ratio (PER), yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor yang
berasal dari luar dan tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Pada penelitian ini faktor eksternal tersebut adalah keadaan politik
Indonesia yang tidak stabil di tahun 2010 dan 2014 serta imbas dari
krisis global yang terjadi sejak tahun 2008.
Alasannya adalah pada tahun 2010 keadaan politik
Indonesia benar-benar terancam. Pasalnya wakil presiden yang
menjabat saat itu, Boediono terjerat kasus bank Century bersama
dengan meteri keuangan Sri Mulyani. Keadaan sempat membaik
hingga pada quartal ke-3 tahun 2014 kembali bergejolak saat
capres Prabowo Subianto menolak hasil pilpres 2014. Hal ini
mengakibatkan saham indeks LQ-45 pun ikut melemah 0,86 persen
atau 7,59 poin ke level 873,78 (www.merdeka.com). Tentu saja hal
83
ini membuat banyak pihak cemas, terutama para investor. Mereka
menjadi berhati-hati saat berinvestasi karena mereka tidak
menyukai resiko. Akibatnya walaupun ROE mengalami
peningkatan, investor tetap tidak mau mengambil resiko dan yang
kemudian terjadi adalah kelesuan pada pasar saham yang berimbas
pada penurunan nilai PER perusahaan.
Penyebab ROE berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan berdasarkan nilai PER dapat dijelaskan dengan
menelaah PER itu sendiri (Riadi, 2011). Secara teoritis rumus PER
adalah harga per lembar saham dibagi laba per lembar saham.
Sedangkan rumus ROE adalah laba setelah pajak dibagi modal
sendiri. Kedua rumus ini memiliki persamaan dimana keduanya
dipengaruhi oleh laba setelah pajak, akan tetapi memberikan
pengaruh yang berbeda. Pada ROE peningkatan laba setelah pajak
menyebabkan peningkatan ROE. Sedangkan pada PER
peningkatan laba setelah pajak akan meningkatkan laba per lembar
saham. Dengan meningkatnya laba per lembar saham maka hasil
pembagian harga perlembar saham dengan laba per lembar saham
akan menurun dan hal ini menyebabkan nilai PER turun.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Riadi (2011) yang menyatakan bahwa return on equity berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan. Namun tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2010), dimana dia
84
menyatakan bahwa return on equity berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
2) Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Nilai Perusahaan
Variable debt to equity ratio (DER) dengan nilai thitung (-
4.416) < ttabel (-2.00030) atau nilai signifikan lebih kecil dari 0.05
(0.000<0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima yang berarti debt to equity ratio berpengaruh signifikan
dan negatif secara parsial terhadap nilai perusahaan.
Hasil kesimpulan diatas menjelaskan bahwa dengan
bertambahnya debt to equity ratio akan menurunkan nilai
perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa dengan meningkatkan
hutang berarti meningkatkan resiko yang akan dihadapi oleh
perusahaan. Sehingga kepercayaan pasar atas prospek pertumbuhan
perusahaan menjadi semakin berkurang. Dengan berkurangnya
kepercayaan pasar, maka harga saham akan menurun dan
mengurangi nilai perusahaan dimata investor.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Agustin (2013) dan
Hayati (2010) dengan hasil penelitiannya menyatakan bahwa Debt
to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan
(dalam hal ini Price Earning Ratio / PER). Namun tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Riadi (2011), Nurlela
(2012), serta Wati & Darmayanti (2012) yang menyatakan bahwa
85
debt to equity ratio (DER) memiliki pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
3) Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Nilai Perusahaan
Variable earning per share (EPS) dengan nilai thitung (-
2.358) < ttabel (-2.00030) atau nilai signifikan lebih kecil dari 0.05
(0.022<0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima yang berarti earning per share berpengaruh signifikan dan
negatif secara parsial terhadap nilai perusahaan.
Dari hasil kesimpulan diatas dapat membuktikan bahwa
dengan meningkatnya nilai earning per share, maka akan
menurunkan nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan rumus price
earning ratio itu sendiri, dimana price earning ratio adalah harga
per l`h embar saham yang dibagi dengan laba per saham (earning
per share). Jika harga per lebar saham tetap sedangkan earning per
share meningkat, maka nilai price earning ratio akan turun.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Nurlela (2012) dengan
hasil penelitiannya menyatakan bahwa Earning Per Share
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Namun tidak
sejalan dengan Hayati (2010) dan Agustin (2013) yang menyatakan
bahwa earning per share berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
86
4) Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan
Variable Kepemilikan Manajerial dengan nilai thitung (-
1.218) > ttabel (-2.00030) atau nilai signifikan lebih besar dari 0.05
(0.228 > 0,05). Maka dapat disimpulkan Ha ditolak dan H0 diterima
yang berarti kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap nilai perusahaan.
Hasil kesimpulan diatas disebabkan persentase kepemilikan
manajerial pada perusahaan terlalu kecil. Alasan ini didukung
dengan hasil uji deskriptif yang menyatakan nilai rata-rata
kepemilikan manajerial hanya mencapai 2.3478%. Hal ini
mengindentifikasikan bahwa saham yang dimiliki oleh pihak
manajemen tidak berpengaruh apa-apa terhadap nilai sebuah
perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Jusriani dan Raharjo
(2013) dengan hasil penelitiannya menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rizqia dkk. (2013)
yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan.
87
C. Analisis Regresi Linear Berganda
1. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Pengujian koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur
seberapa besar pengaruh variable independen yang digunakan dalam
penelitian mampu menjelaskan variasi total variable dependen (Ghozali,
2009). Hasil uji koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
1 .527a .278 .230
a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Manajerial, Debt to Equity Ratio, Return
On Equity, Earning Per Share
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : Data diolah, 2015
Dari hasil uji koefisien determinasi dapat diketahui bahwa angka
Adjusted R2 adalah 0.23. Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh
variable ROE, DER, EPS, dan kepemilikan manajerial yang dapat
diterangkan oleh model regresi ini adalah sebesar 23% saja. Sisanya (77%)
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model
regresi, seperti Total Asset (Riadi, 2011), Return Of Asset (ROA)
(Hayati,2010), PBV (Agustin, 2013), ukuran perusahaan (Rizqia, dkk.,
2013), serta Dividen Payout Ratio (Nurlela, 2012).
2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Adapun hasil uji regresi linier berganda atas model regresi atas
pengaruh return on equity, debt to equity ratio, earning per share, dan
kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan adalah sebagai berikut :
88
Tabel 4.10Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 25.804 2.128 12.128 .000
Return On Equity -8.819 5.199 -.191 -1.696 .095
Debt to Equity Ratio -1.260 .285 -.514 -4.416 .000
Earning Per Share -.002 .001 -.278 -2.358 .022
Kepemilikan Manajerial -.253 .208 -.140 -1.218 .228a. Dependent Variable: Nilai PerusahaanSumber : Data diolah, 2015
Dari hasil uji regresi linier berganda yang terdapat pada tabel 4.9
diatas dapat dirumuskan sebuah persamaan regresi untuk mengetahui
pengaruh antara return on equity, debt to equity ratio, earning per share,
dan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Nilai Perusahaan (Price Earning Ratio)
a = Konstanta
X1 = Return On Equity (ROE)
X2 = Debt to Equity Ratio (DER)
X3 = Earning Per Share (EPS)
ε = Standart Error
Dari persamaan regresi diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Jika keempat variable independen (return on equity, debt to equity
ratio, earning per share, dan kepemilikan manajerial) tidak ada
Y = 25,804 – 8,819X1 – 1,26X2 – 0,002X3 + ε
89
pergerakan (konstan) atau bernilai 0, maka nilai perusahaan yang
diukur berdasarkan price equity ratio akan mengalami kenaikan
sebesar 25,804 satuan.
b. Koefisien regresi return on equity (ROE) sebesar (-8,819). Hal ini
menyatakan bahwa jika variable return on equity bertambah atau
meningkat 1 satuan, maka nilai perusahaan yang diukur berdasarkan
price equity ratio akan mengalami penurunan sebesar 8,819 satuan.
Dengan catatan variable independen lainnya konstan atau bernilai 0.
c. Koefisien regresi debt to equity ratio (DER) sebesar (-1,26). Hal ini
menyatakan bahwa jika variable debt to equity ratio bertambah atau
meningkat 1 satuan, maka nilai perusahaan yang diukur berdasarkan
price equity ratio akan mengalami penurunan sebesar 1,26 satuan.
Dengan catatan variable independen lainnya konstan atau bernilai 0.
d. Koefisien regresi earning per share (EPS) sebesar (-0,002). Hal ini
menyatakan bahwa jika variable earning per share bertambah atau
meningkat 1 satuan, maka nilai perusahaan yang diukur berdasarkan
price equity ratio akan mengalami penurunan sebesar 0,002 satuan.
Dengan catatan variable independen lainnya konstan atau bernilai 0.
90
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh return on
equity, debt to equity ratio, earning per share, dan kepemilikan manajerial
terhadap nilai perusahaan. Dimana objek penelitian ini adalah perusahaan
yang terdaftar didalam indek LQ-45 dan tentunya terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang
telah dilakukan atas permasalahan menggunakan model regresi berganda,
dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan hasil uji signifikan simultan atau Uji F ditemukan bahwa
return on equity, debt to equity ratio, earning per share, dan kepemilikan
manajerial berpengaruh signifikan secara simultan terhadap nilai
perusahaan.
2. Berdasarkan hasil uji signifikan parsial atau Uji t ditemukan bahwa
return on equity berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahan.
3. Berdasarkan hasil uji signifikan parsial atau Uji t ditemukan bahwa debt
to equity ratio berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan.
4. Berdasarkan hasil uji signifikan parsial atau Uji t ditemukan bahwa
earning per share berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai
perusahaan.
5. Berdasarkan hasil uji signifikan parsial atau Uji t ditemukan bahwa
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
91
B. Saran
Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan. Untuk itu, peneliti
memberi saran kepada penelitian berikutnya untuk melakukan berbagai
perbaikan. Diantaranya :
1. Periode pengamatan penelitian dapat diperluas agar sample yang
diperoleh lebih banyak.
2. Menggunakan variable-variable lain yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan, seperti return on asset, total asset, ukuran perusahaan, dan
lain-lain.
3. Menggunakan perusahaan yang terdaftar pada indeks lain yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) atau dapat menggunakan klasifikasi
perusahaan yang bergerak dibidang tertentu. Hal ini diharapkan dapat
memberikan hasil penelitian yang berbeda.
4. Menggunakan alat dan metode analisis yang berbeda dari penelitian ini
sehingga memperkuat tingkat akurasi.
C. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis
menyampaikan implikasi yang mungkin bermanfaat, sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Dari hasil penelitian diatas dinyatakan bahwa terdapat pengaruh
return on equity, debt to equity ratio, dan earning per share terhadap
nilai perusahaan. Perusahaan diharapkan untuk memperhatikan tingkat
nilai return on equity dengan cara terus meningkatkan labanya. Dengan
adanya pertumbuhan laba akan menunjukkan prospek perusahaan yang
baik karena ada indikasi adanya peningkatan keuntungan yang diperoleh
92
perusahaan. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan investor untuk
menanamkan modalnya dalam bentuk saham pada perusahaan tersebut.
Apabila ada kenaikan permintaan saham atas suatu perusahaan, maka
secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar
modal.
Peningkatan debt to equity ratio dan earning per share secara
umum berdampak pada penurunan nilai perusahaan (PER). Dengan
demikian, perusahaan harus berhati-hati dalam pengambilan keputusan
dalam kebijakan hutang. Hal ini tidak akan efektif apabila perusahaan
tidak menjaga hutangnya dalam kondisi stabil. Perusahaan harus
mempertimbangkan manfaat dan resiko dari keputusan yang diambilnya.
Kemudian perusahaan juga harus menjaga keseimbangan antara
pembagian deviden dan laba ditahan. Hal ini akan mempengaruhi
earning per share dan secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan.
Walaupun didalam penelitian ini kepemilikan manajerial tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan, penulis
menyarankan kepada perusahaan untuk mencoba meningkatkan
kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen. Penulis
berharap dengan meningkatnya kepemilikan manajerial akan
meningkatkan motivasi manajemen untuk meningkatkan laba yang
diperoleh perusahaan. Kepemilikan manajerial ini juga dapat menjadi
indikasi kepercayaan pemilik saham terhadap manajemen.
93
2. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam
memutuskan investasi yang akan dilakukan. Sebelum mengambil
keputusan investasi sebaiknya investor memperhatikan faktor-faktor
yang menjadi variable dalam penelitian ini agar dapat meminimalisir
resiko yang mungkin akan terjadi. Tentunya sebagai investor, pasti
menginginkan prospek yang baik bagi perusahaannya di masa depan.
3. Bagi Akademisi
Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan tambahan
pengetahuan mengenai saham dan dapat dijadikan acuan serta bahan
pertimbangan bagi mahasiswa lainnya untuk melakukan penelitian
selanjutnya mengenai nilai perusahaan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Hasil penelitian ini akan bermanfaat dalam penemuan
teori mengenai peningkatan nilai perusahaan yang nantinya akan
membantu peningkatan keuntungan dalam berinvestasi.
94
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Fitria. 2013. Analisis Pengaruh PBV, EPS, DER dan ROA terhadapPrice Earning Ratio (PER) pada Perusahaan Pertambangan di Bursa EfekIndonesia Periode 2009-2012. Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 1, 2013.Semarang : USM.
Aji, Meygawan Nurseto & Irene Rini Demi Pangestuti. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (Studi Empiris PadaPerusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2007-2010). Diponegoro Journal Of Management Volume 1, Nomor 1, Tahun2012, Halaman 382-391, Semarang.
Brealey, Richard A., Stewart C. Myers dan Alan J. Marcus. 2008. Dasar-DasarManajemen Keuangan Perusahaan. Jilid Kedua, Edisi Kelima. Jakarta :Erlangga.
Brigham & Houston. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta :Salemba Empat.
Darsono & Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.Yogyakarta : Andi.
Djabid, Abdullah W. 2009. Kebijakan Dividen dan Struktur KepemilikanTerhadap Kebijakan Hutang: Sebuah Perspektif Agency Theory. JurnalKeuangan dan Perbankan. Vol. 13 No. 2, Edisi Mei 2009, hal. 249-259.
Fuad, M. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Semarang : Badan Penerbit Undip.
Hamid, Abdul. 2010. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta : FEB UIN SyarifHidayatullah.
Hanafi, Mamduh M. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : BPFE.
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta :Raja Grafindo Persada.
Haruman, Tendi. 2008. Struktur Kepemilikan, Keputusan Keuangan, dan NilaiPerusahaan. UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 Jurnal Keuangan &Perbankan Perbanas, Vol. 10 No. 2 Hal.1-6.
Hax, Arnoldo & Nicholas Majluf. 1984. Strategic Management. Ner Jersey :Prentice Hall.
95
Hayati, Nurul. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio(PER) Sebagai Salah Satu Kriteria Keputusan Investasi SahamPerusahaan Real Estate Dan Property Di Bursa Efek Indonesia. JurnalManajemen & Akuntansi Vol. 11 No.1, Edisi April 2010. Banjarmasin :STIE Banjarmasin.
Husnan, Suad. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Penerapan (KeputusanJangka Pendek). Buku 2 Edisi 4 Cetakan Pertama. Yogyakarta : BPFE.
id.kalbe.co.id, ditinjau pada tanggal 16/06/2015 18:06 WIB.
Indriantoro, Nur & Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis UntukAkuntansi & Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.
Islam, Md. Rashidul, et. All. How Earning Per Share (EPS) Affects on SharePrice and Firm Value. European Journal of Business and Management,Vol. 6 No. 17. Edisi tahun 2014.
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisa Investasi. Yogyakarta : BPFE.
Jusriani, Ika Fanindya & Shiddiq Nur Raharjo. 2013. Analisis PengaruhProfitabilitas, Kebijakan Deviden, Kebijakan Utang, dan KepemilikanManajerial Terhadap Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal ofAccounting. Vol. 2, No. 2, 1-10
Jusuf, Jopie. 2010. Analisa Kredit Untuk Account Offiser. Cetakan Kesepuluh.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Kasmir & Jakfar. 2008. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta : Kencana.
Keown, J Arthur, dkk. 2004. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta :Salemba Empat.
Mardiyanto, Handono. 2008. Intisari Manjaemen Keuangan. Jakarta : Grasindo.
Martono dan D. Agus Harjito. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta :Penerbit Ekonisia.
Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta :Liberty.
Nasaruddin, Indoyama & Septian Adityawati. 2009. Perbandingan AnalisisKarakteristik Perusahaan, Industri dan Ekonomi Makro Terhadap Returndan Beta Saham (Studi Kasus IHSG dan JII Tahun 2003 – 2008. Jakarta :Jurnal Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah.
96
Nurlela, Ita. 2012. Analisis Pengaruh Struktur Modal Pertumbuhan Perusahan,Profitabilitas, Kebijakan Deviden, dan Earning Per Share Terhadap NilaiPerusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI).eJournal Administrasi Bisnis, 2012, 1 (2): 192-201
profil.merdeka.com, ditinjau pada tanggal 16/06/2015 20:06 WIB.
Purwaningrum, Endang. 2011. Factors Affecting Price Earning Ratio OfCompany’s Share In The Manufacture Sector. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis,Vol 10, No. 1, Juni 2011:47-51. Jakarta : Kampus Baru UI Depok.
Reeve, James M., et. al. 2009. Pengantar Akuntansi – Adaptasi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Riadi, Elon Davit. 2011. Pengaruh Faktor Debt To Equity Ratio, Return OnEquity Dan Total Assets Terhadap Price Earning Ratio (PER) PadaPerusahaan Otomotif. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2, Nomor 3, Tahun2011, Padang.
Riyadi, Selamet. 2006. Banking Assets and Liability Management. Edisi Ketiga.Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rizqia, Diah Ayu, et. All. Effect of Managerial Ownership, Financial Leverage,Profitability, Firm Size, and Investment Opportunity on Devidend Policyand Firm Value. Research Journal of Finance and Accounting, ISSN 2222-2847 (Online) Vol. 4 No. 11. Edisi tahun 2013.
Rodoni, Ahmad & Herni Ali. 2010. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Ross, Stephen A., et. All. 2003. Fundamentals of Corporate Finance. EdisiKeenam. New York : The McGraw Hill Company.
Santoso, Singgih. 2002. SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional.Jakarta : PT Elexmedia Komputindo.
Sari, Zulfea Eka. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Economic ValueAdded, dan Risiko Sistematis Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empirispada Perusahaan Kategori LQ45 yang Terdaftar di BEI). Padang : FEUniversitas Negeri Padang.
Sartono, Agus, 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta :BPEF.
Sawir, Agnes. 2004. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan KeuanganPerusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
97
Su’aidah, Sitta. 2010. Pengaruh ROA dan ROE Terhadap Nilai Perusahaandengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan KepemilikanManajerial Sebagai Variabel Pemoderasi. Surabaya : STIE Perbanas.
Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan : Teori dan Praktik.Jakarta : Erlangga.
Sugiono, Arief & Edy Untung. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisis LaporanKeuangan. Jakarta : Grasindo.
Sugiono, Arif. 2009. Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan. Jakarta :Grasindo.
Suharyadi & Purwanto, S.K. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan KeuanganModern Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.
Sulastri. 2012. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, StrukturModal, dan Return on Asset Terhadap Nilai Perusahaan. Surabaya : FEBUniversitas Negeri Surabaya.
Suwiknyo, Dwi. 2010. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. EdisiPertama. Yogyakarta : BPFE.
Tedelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi.Yogyakarta : Kanisius.
Wati, Ni Kadek Ari Lina & Ni Putu Ayu Darmayanti. 2012. PengaruhKepemilikan Manajerial Dan Kinerja Keuangan Terhadap KebijakanDividen Dan Nilai Perusahaan. Bali : FEB Universitas Udayana.
Widoatmodjo, Sawidji. 2005. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo.
Wira, Desmond. 2011. Analisis Fundamental saham. Cetakan Pertama. Jakarta :Exced.
www.adaro.com, ditinjau pada tanggal 16/06/2015 13:25 WIB.
www.astra.co.id, ditinjau pada tanggal 16/06/2015 13:29 WIB.
www.astra-agro.co.id, ditinjau pada tanggal 16/06/2015 13:11 WIB.
www.bankmandiri.co.id, ditinjau pada tanggal 16/06/2015 20:07 WIB.
www.bni.co.id, ditinjau pada tanggal 16/06/2015 13:42 WIB.
98
www.bri.co.id, ditinjau pada tanggal 16/06/2015 13:49 WIB.
www.britama.com, ditinjau pada tanggal 16/06/2015 13:38 WIB.
www.gudanggaramtbk.com, ditinjau pada tanggal 16/06/2015 17:51 WIB.
www.idx.co.id. 2014. Laporan LQ-45 : Agustus 2014. Jakarta : Bursa EfekIndonesia. Ditinjau pada tanggal 19/01/2015 16:36 WIB
www.itmg.co.id, ditinjau pada tanggal 16/06/2015 19:45WIB.
www.jasamarga.com, ditinjau pada tanggal 16/06/2015 18:02 WIB.
99
Lampiran 1. Hasil Data Price Earning Rasio (PER)
2010 2011 2012 2013 2014
AALI 20,46 13,68 12,64 32,52 15,62
ADRO 36,95 11,16 13,78 12,26 9,27
ASII 15,37 14,03 13,70 15,33 15,56
BBCA 18,61 18,31 18,86 17,13 19,90
BBNI 17,62 11,83 9,58 8,45 10,55
BBRI 11,29 10,89 9,18 8,69 11,86
BDMN 16,64 11,65 13,27 9,03 16,65
BMRI 14,81 12,62 11,63 10,73 13,05
GGRM 18,56 24,08 26,62 18,73 21,67
INDF 14,50 8,05 10,54 22,61 14,67
ITMG 31,29 8,74 11,38 11,28 16,32
JSMR 19,51 21,61 24,12 23,55 34,16
KLBF 25,66 22,43 30,38 32,17 43,27
Rata2 20,10 14,54 15,82 17,11 18,66
Min 11,29 8,05 9,18 8,45 9,27
Max 36,95 24,08 30,38 32,52 43,27
PT. MIN BBRI INDF BBRI BBNI ADRO
PT. MAX ADRO GGRM KLBF AALI KLBF
100
Lampiran 2. Hasil Data Return On Equity (ROE)
2010 2011 2012 2013 2014
AALI 0,28 0,30 0,27 0,19 0,22
ADRO 0,12 0,23 0,13 0,07 0,07
ASII 0,29 0,28 0,25 0,21 0,18
BBCA 0,25 0,26 0,23 0,22 0,16
BBNI 0,12 0,15 0,16 0,19 0,18
BBRI 0,31 0,30 0,29 0,27 0,25
BDMN 0,16 0,13 0,14 0,13 0,08
BMRI 0,22 0,20 0,21 0,21 0,20
GGRM 0,20 0,20 0,15 0,15 0,13
INDF 0,16 0,15 0,14 0,09 0,10
ITMG 0,28 0,51 0,43 0,24 0,22
JSMR 0,14 0,14 0,16 0,11 0,11
KLBF 0,23 0,23 0,24 0,23 0,17
Rata2 0,21 0,24 0,22 0,18 0,16
Min 0,12 0,13 0,13 0,07 0,07
Max 0,31 0,51 0,43 0,27 0,25
PT. MIN ADRO BDMN ADRO ADRO ADRO
PT. MAX BBRI ITMG ITMG BBRI BBRI
101
Lampiran 3 Hasil Data Debt to Equity Ratio (DER)
2010 2011 2012 2013 2014
AALI 0,18 0,21 0,33 0,46 0,57
ADRO 1,20 1,32 1,23 1,11 1,23
ASII 0,92 1,02 1,03 1,02 0,96
BBCA 8,51 8,09 7,52 6,76 6,17
BBNI 6,50 6,90 6,66 7,11 5,59
BBRI 10,02 8,43 7,50 6,89 7,21
BDMN 5,40 4,49 4,26 4,84 4,97
BMRI 9,09 7,81 7,31 7,26 7,16
GGRM 0,44 0,59 0,56 0,73 0,77
INDF 0,90 0,70 0,74 1,04 1,11
ITMG 0,51 0,46 0,49 0,44 0,45
JSMR 1,27 1,32 1,53 1,61 1,79
KLBF 0,22 0,27 0,28 0,05 0,30
Rata2 3,47 3,20 3,03 3,02 2,94
Min 0,18 0,21 0,28 0,05 0,30
Max 10,02 8,43 7,52 7,26 7,21
PT. MIN AALI AALI KLBF KLBF KLBF
PT. MAX BBRI BBRI BBCA BMRI BBRI
102
Lampiran 4. Hasil Data Earning Per Share (EPS)
2010 2011 2012 2013 2014
AALI 1.280,70 1.527,59 1.530,57 1.143,93 1.589,91
ADRO 69,37 156,03 116,50 88,70 84,17
ASII 3.548,60 4.393,14 479,73 479,63 473,80
BBCA 343,92 438,83 475,43 578,13 494,63
BBNI 219,95 312,40 377,84 485,52 578,20
BBRI 930,10 611,41 757,26 865,22 982,67
BDMN 342,57 348,08 418,57 421,68 271,69
BMRI 439,04 524,83 664,46 780,16 851,65
GGRM 2.154,93 2.543,57 2.086,06 2.249,76 2.101,17
INDF 336,30 350,46 371,41 285,16 345,01
ITMG 1.622,11 4.382,83 3.697,46 942,68 2.203,61
JSMR 175,51 196,98 235,60 196,52 206,39
KLBF 126,66 145,95 28,45 37,80 31,72
Rata2 891,52 1.225,55 864,56 658,07 785,74
Min 69,37 145,95 28,45 37,80 31,72
Max 3.548,60 4.393,14 3.697,46 2.249,76 2.203,61
PT. MIN ADRO KLBF KLBF KLBF KLBF
PT. MAX ASII ASII ITMG GGRM ITMG
103
Lampiran 5. Hasil Data Kepemilikan Managerial
2010 2011 2012 2013 2014
AALI 6,03% 6,03% 6,03% 6,03% 6,03%
ADRO 15,92% 15,92% 15,15% 15,15% 15,12%
ASII 0,04% 0,04% 0,04% 0,04% 0,03%
BBCA 0,29% 0,28% 0,26% 0,26% 0,24%
BBNI 0,06% 0,04% 0,27% 0,25% 0,23%
BBRI 0,46% 0,42% 0,38% 0,36% 0,33%
BDMN 2,04% 2,10% 2,10% 2,10% 2,10%
BMRI 4,75% 4,75% 4,75% 4,75% 4,75%
GGRM 0,80% 0,85% 0,92% 0,92% 0,92%
INDF 0,05% 0,05% 0,02% 0,02% 0,02%
ITMG 0,01% 0,02% 0,01% 0,01% 0,01%
JSMR 0,68% 0,48% 0,36% 0,27% 0,20%
KLBF 0,02% 0,02% 0,01% 0,01% 0,01%
Rata2 2,40% 2,38% 2,33% 2,32% 2,31%
Min 0,01% 0,02% 0,01% 0,01% 0,01%
Max 15,92% 15,92% 15,15% 15,15% 15,12%
PT. MIN ITMG ITMG ITMG ITMG ITMG
PT. MAX ADRO ADRO ADRO ADRO ADRO