analisis pengaruh stres kerja terhadap

Upload: trian-satrio

Post on 13-Mar-2016

167 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

stres kerja

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP

    KINERJA KARYAWAN

    (STUDI KASUS PT. POS INDONESIA (PERSERO)

    JAKARTA TIMUR 13000)

    Oleh

    RATNA RESTU NOVIANDARI

    H24103121

    DEPARTEMEN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2007

  • ABSTRAK

    Ratna Restu N. H24103121. Analisis Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Jakarta Timur 13000). Di bawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto.

    Menurunnya profitabilitas PT. Pos Indonesia (Persero) secara keseluruhan

    baik di tingkat pusat maupun wilayah dalam sepuluh tahun terakhir semenjak tahun 1996-2006, yang juga ditambah dengan persoalan likuiditas yang sangat serius yang dapat mengancam going concern perusahaan, serta semakin banyaknya pesaing dalam bisnis pelayanan serupa, menyebabkan PT. Pos Indonesia (persero) pusat melakukan langkah-langkah perbaikan dengan berbagai macam cara antara lain dengan melakukan efisiensi biaya mulai tahun 2005, menjalankan program Quantum Leap melalui berbagai program penyehatan perusahaan dan pengembangan bisnis pada tahun 2006 hingga sekarang (PI, 2006). Salah satu upaya perusahaan dalam program penyehatan perusahaan Quantum Leap adalah dengan merestrukturisasi manajemen organisasi perusahaan baik di tingkat pusat, wilayah, maupun unit pelaksana teknis.

    Perubahan struktur organisasi (internal perusahaan) dan juga target perusahaan dalam meningkatkan profitnya dapat mempengaruhi kondisi Sumber Daya manusia (SDM) dalam hal ini yaitu karyawan. Perusahaan menuntut SDM yang handal dan dapat bertahan dari berbagai persoalan yang dihadapi perusahaan. Adanya tekanan-tekanan untuk mencapai target perusahaan tersebut dapat menjadi salah satu pemicu stres kerja karyawan. Stres tidak sendirinya harus buruk, walaupun stres lazimnya dibahas dalam konteks negatif, stres juga memiliki nilai positif. Namun stres yang terlalu berat dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, akibatnya pada karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu kinerja mereka. Oleh karena itu perusahaan harus memperhatikan kondisi karyawannya baik secara fisik maupun psikologis. Perhatian tersebut sangat diperlukan karena karyawan adalah salah satu asset perusahaan yang sangat berharga terhadap keberhasilan perusahaan dalam mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan. Selain itu juga agar dapat bersaing sesuai dengan kemajuan era globalisasi yang ada.

    Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) menganalisis kondisi tingkat stres kerja dan kinerja karyawan, (2) menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan, (3) menganalisis seberapa besar pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan, (4) mengidentifikasikan upaya pencegahan stres kerja menurut persepsi karyawan dan menurut persepsi pihak manajemen perusahaan dan (5) merekomendasikan alternatif solusi bagi peningkatan kinerja karyawan. Penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret-Mei 2007.

    Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan sampel adalah proportional random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 137 responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SEM ( Structural Equation Modelling) yaitu LISREL 8,72. Analisis tersebut juga dibantu dengan Windows SPSS 11,5 untuk mempermudah dilakukannya analisis.

  • Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut : (1) Tingkat stres kerja yang dialami karyawan dinyatakan rendah dengan skor rataan keseluruhan sebesar 2.68 dan tingkat kinerja karyawan tergolong tinggi dengan skor rataan keseluruhan sebesar 3.76; (2) Sumber stres kerja secara signifikan berpengaruh positif nyata terhadap stres kerja. Hal ini terlihat dari nilai = 1.58 dan t-value = 4.50. Stres kerja secara signifikan berpengaruh negatif tidak nyata terhadap kinerja karyawan. Hal ini terlihat dari nilai = -0.43, dan nilai t-value sebesar -3.13. Kinerja karyawan secara signifikan berpengaruh tidak nyata terhadap stres kerja. Hal ini terlihat dari nilai = 0.10 dan t-value = 0.89; (3) Tuntutan hubungan antar pribadi (X3) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap sumber stres kerja (stresor) dengan nilai yaitu sebesar 0.78. Selain itu, gejala psikologis (Y1.1) merupakan variabel indikator yang memiliki pengaruh terbesar dengan = 0.87 terhadap stres kerja. Sedangkan untuk kinerja karyawan, variabel indikator yang memiliki pengaruh terbesar yaitu kuantitas pekerjaan (Y2.1) dengan nilai = 1.00; (4) Dari analisis kualitatif dapat diketahui bahwa upaya pencegahan stres kerja menurut persepsi karyawan menyangkut beberapa faktor penting. Faktor tersebut yaitu ekonomi karyawan, hiburan, lingkungan kerja, hubungan dengan atasan, kebijakan perusahaan, kebutuhan rohani karyawan, beban kerja dan penghargaan. Sedangkan upaya pencegahan stres kerja menurut persepsi manajemen perusahaan menyangkut beberapa faktor penting, yaitu hiburan, rohani/kejiwaan karyawan, hubungan dengan atasan, ekonomi, lingkungan kerja, dan kebijakan perusahaan. Upaya pencegahan stres kerja yang seharusnya juga dilakukan oleh perusahaan menurut persepsi karyawan yaitu terkait dengan faktor beban kerja dan penghargaan kepada karyawan; (5) Dari hasil analisis kualitatif menurut persepsi karyawan dan pihak manajemen perusahaan, diketahui bahwa faktor beban kerja dan penghargaan dirasakan kurang di terapkan di perusahaan. Oleh karena itu perusahaan dapat melakukan langkah-langkah penting yaitu : (a) menyesuaikan kemampuan karyawan dengan tugas atau pekerjaannya; (b) menentukan batasan kewenangan yang sebanding dengan besarnya tanggung jawab; (c) pemberian tugas yang jelas; (d) memberikan penghargaan lebih kepada karyawan yang dapat mencapai target-target tertentu perusahaan. Dua pendekatan yang dapat dilakukan pihak manajemen perusahaan adalah dengan melakukan pendekatan organisasional dan melakukan pendekatan tinjauan ulang tentang kondisi fisik dan psikologis karyawan secara periodik. Kedua pendekatan tersebut dilakukan agar apabila timbul stres kerja negatif, maka perusahaan dapat segera mencegah dan mengatasinya.

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

  • FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

    ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP

    KINERJA KARYAWAN

    (STUDI KASUS PT. POS INDONESIA (PERSERO)

    JAKARTA TIMUR 13000)

    SKRIPSI

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    SARJANA EKONOMI

    Pada Departemen Manajemen

    Fakultas Ekonomi dan manajemen

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh RATNA RESTU NOVIANDARI

    H24103121

    DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

  • DEPARTEMEN MANAJEMEN

    ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP

    KINERJA KARYAWAN

    (Studi Kasus PT. POS INDONESIA (PERSERO)

    JAKARTA TIMUR 13000)

    SKRIPSI

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    SARJANA EKONOMI

    Pada Departemen Manajemen

    Fakultas Ekonomi dan manajemen

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh RATNA RESTU NOVIANDARI

    H24103121

    Menyetujui, Agustus 2007

    Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc.

    Dosen Pembimbing

    Mengetahui

    Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc.

    Ketua Departemen

    Tanggal Ujian : 16 Agustus 2007 Tanggal Lulus :

  • iii

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan pada tanggal 28 November 1985 di Jakarta. Penulis

    yang bernama lengkap Ratna Restu Noviandari adalah anak kedua dari empat

    bersaudara pasangan Muhammad Nuri dan Masnah Anggraeni. Penulis memulai pendidikan di TK Persiapan Jakarta Timur pada tahun

    1990, dan lulus pada tahun 1991. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya

    di SDN 08 Jakarta Timur pada tahun 1991 dan lulus tahun 1997. Pada tahun 1997

    penulis melanjutkan pendidikannya di SLTPN 117 Jakarta Timur, lulus pada

    tahun 2000. Penulis menamatkan pendidikan menengah atas di SMUN 71 Jakarta

    Timur pada tahun 2003, kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan

    studi di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SPMB pada Departemen

    Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

    Selama belajar di Departemen Manajemen, penulis aktif di beberapa

    organisasi kemahasiswaan, seperti SES-C (Sharia Economic Student Club) pada

    dua periode yaitu 2005-2006 sebagai Sekretaris I Biro Kesekretariatan, dan juga

    aktif di COM@ (Centre of Management) yang merupakan Himpunan Profesi

    Departemen Manajemen pada periode 2005-2006 sebagai Sekretaris Direktur

    pada Direktorat SDM. Selain itu penulis juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan

    kepanitiaan lainnya di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

    SWT, sang pemilik cinta yang memberikan kemudahan, inspirasi dan

    membelahkan ide-ide sehingga menggerakkan jasad, roh dan akal penulis untuk

    mencoba berkarya dengan penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh

    Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (studi kasus PT. Pos Indonesia (Persero)

    Jakarta Timur 13000).

    Penulis menyadari dalam penulisan ini, banyak pihak yang telah

    memberikan saran, bimbingan, bantuan dan dukungan baik secara langsung

    maupun tidak langsung sejak awal penulisan sampai akhirnya skripsi ini

    teselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

    rasa terima kasih pada :

    1. Mama, Papa, Kakek, Nenek (almarhum), mas Indra, mas Dedi, adikku (Sita,

    Doni, Bayu) yang telah memberikan dukungan dan semangat tiada henti

    kepada penulis. yang telah memberikan kasih sayang tiada batas kepada

    penulis.

    2. Dedi Haryadi yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan semangat

    tiada henti kepada penulis.

    3. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc. Selaku dosen pembimbing yang telah

    memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis selama penelitian hingga

    akhirnya skripsi ini terselesaikan.

    4. Ibu Farida Ratna Dewi, SE., MM dan Dra. Siti Rahmawati, M.Pd, selaku

    dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam

    membuat skripsi ini.

    5. Seluruh dosen dan staf FEM, khususnya Departemen Manajemen yang telah

    membimbing dan membantu penulis selama menyelesaikan studi di FEM IPB.

    6. Bapak Zulhasrin sebagai manajer SDM, bapak Yayat sebagai supervisor

    antaran Bagian DC (Delivery Centre), ibu Endang, dan staf SDM lainnya di

    PT. Pos Indonesia (persero) Jakarta 13000 yang telah banyak membantu

    penulis dalam pengumpulan data hingga akhirnya skripsi ini selesai.

  • v

    7. Gita, Anita dan ka ihwan sebagai teman-teman satu bimbingan. Terima kasih

    atas kekompakan, dukungan dan bantuan kepada penulis hingga skripsi ini

    terselesaikan.

    8. Sri K (Cici), Kania, Rae, Melly, Dewi, Yuli (Kobe), Puji, Ranti, Yunia, Yan,

    Irma, Ai, serta seluruh teman-teman di manajemen 40, teman-teman di

    manajemen 41, ka Arya, teh Desi, dan kakak-kakak lainnya yang telah

    membantu dan memberikan semangat kepada penulis selama penulis studi di

    IPB.

    9. Sahabat-sahabatku di FORSITA (Yati, Wida, Ngadi, Hendi, Nanda, Zaki,

    Lukman, Ardi, Gunther, Giri), Hesti, Anjas. Thanx atas kebersamaannya.

    10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut membantu

    penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

    Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan

    saran yang bersifat membangun, untuk dijadikan bahan perbaikan serta

    memberikan arah yang lebih jelas dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya.

    Bogor, Agustus 2007

    Penulis

  • vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK

    RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iii

    KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

    DAFTAR ISI ............................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix

    DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ x

    I. Pendahuluan ........................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ....................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4 1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4 1.5. Batasan Masalah... .......................................................................... 5

    II. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 6 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)................................ 6

    2.1.1. Pengertian MSDM............................................................... 6 2.1.2. Fungsi MSDM .................................................................... 6 2.1.3. Pengertian Perilaku Organisasi ........................................... 6

    2.2. Stres Kerja ...................................................................................... 6 2.2.1. Pengertian Stres Kerja ........................................................ 6

    2.2.2. Sumber-sumber Pembangkit Stres...................................... 7 2.2.3. Gejala-gejala Stres .............................................................. 9 2.2.4. Tindakan-tindakan untuk Mengurangi Stres ....................... 10

    2.3. Kinerja ............................................................................................ 11 2.3.1. Pengertian Kinerja ................................................................ 11 2.3.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ........................ 11 2.3.3. Penilaian Kinerja .................................................................. 11 2.3.4. Metode Penilaian Kinerja ..................................................... 12

    2.4. Persepsi .......................................................................................... 12 2.5. Hubungan Stres Kerja dan Kinerja Karyawan ............................... 13 2.6. Metode Persamaan Struktural ........................................................ 14 2.7. Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................... 16

    III. Metodologi Penelitian ......................................................................... 18 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual..................................................... 18 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 22 3.3. Jenis dan Sumber Data.................................................................... 22

    3.4. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 22 3.5. Teknik Pengambilan Contoh .......................................................... 24 3.6. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data .................................. 25

  • vii

    3.6.1. Uji Validitas ........................................................................ 25 3.6.2. Uji Reliabilitas .................................................................... 25 3.6.3. Analisis Deskriptif .............................................................. 26 3.6.4. Uji Chi-square ..................................................................... 26 3.6.5. Uji Varians (ANOVA) ........................................................ 27 3.6.6. Rata-rata Tertimbang ........................................................... 27 3.6.7. Analisis Structural Equation Modelling (SEM)................... 28 3.6.8. Analisis Kualitatif ............................................................... 31

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 33 4.1. Sejarah Perusahaan ........................................................................ 33 4.2. Visi dan Misi Perusahaan .............................................................. 34 4.3. Kedudukan, Tugas Pokok, Tujuan dan Bidang Usaha PT. Pos

    Indonesia (Persero)........................................................................ 34

    4.4. Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia (Persero)............................ 35 4.5. SDM Perusahaan ............................................................................ 38

    4.5.1. Keadaan SDM Perusahaan ................................................... 38 4.5.2. Kesejahteraan Karyawan ...................................................... 40

    4.6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 43 4.7. Karakteristik Responden ................................................................ 44 4.8. Karakteristik Responden dengan Stres Kerja ................................. 46 4.9. Karakteristik Responden dengan Kinerja Karyawan ..................... 47 4.10. Stres Kerja ............................................................ 47

    4.10.1. Sumber Pembangkit Stres kerja (Stresor) ................. 48 4.10.2. Gejala Stres ....................................................................... 52 4.10.3. Kinerja Karyawan ............................................................. 54 4.10.4. Analisis Karakteristik Karyawan Berdasarkan Stres Kerja

    dan Kinerja Karyawan ...................................................... 56

    4.11.Estimasi Awal Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan.......................................................................................

    60

    4.11.1. Pengaruh Sumber Stres Kerja (Stresor) dengan Stres Kerja.................................................................................

    63

    4.11.2. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja............................ 66 4.12. Upaya Pencegahan Stres Kerja..................................................... 69

    4.12.1. Upaya Pencegahan Stres Kerja Menurut Persepsi Karyawan.........................................................................

    69

    4.12.2. Upaya Pencegahan Stres Kerja Menurut Persepsi Manajemen Perusahaan....................................................

    70

    4.12.3. Penerapan Upaya Pencegahan Stres Kerja di PT. Pos Indonesia (Persero) Jakarta Timur 13000 .......................

    72

    4.13. Implikasi Manajerial.................................................................... 73 4.14. Rekapitulasi Hasil Penelitian........................................................ 75

    KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 77

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 79

    LAMPIRAN ............................................................................................... 81

  • viii

    DAFTAR TABEL

    No. Halaman

    1. Sejarah Perusahaan ............................................................................. 33 2. Jumlah Karyawan PT. Pos Indonesia (persero) Jakarta Timur 13000. 39 3. Karakteristik Responden .................................................................... 45 4. Uji Chi Square antara Karakteristik Karyawan dengan Stres Kerja ... 46 5. Uji Chi Square antara Karakteristik Karyawan dengan Kinerja

    Karyawan ............................................................................................ 47

    6. Posisi Keputusan Penilaian ................................................................. 48 7. Penilaian Responden Terhadap Pernyataan Mengenai Sumber Stres

    Kerja (Stresor) ..................................................................................... 49

    8. Penilaian Responden Terhadap Pernyataan Mengenai Gejala Stres ... 52 9. Tingkat Stres Kerja Karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Jakarta

    Timur 13000 ................ ....................................................................... 54

    10. Penilaian Responden Terhadap Pernyataan Mengenai Kinerja Karyawan ............................................................................................

    54

    11. Tingkat Stres Kerja dan Kinerja Karyawan Berdasarkan Karakteristik Karyawan .......................................................................

    57

    12. Upaya Pencegahan Stres Menurut Persepsi Karyawan........................ 69 13. Upaya Pencegahan Stres Menurut Persepsi Pihak Manajemen

    Perusahaan ........................................................................................... 71

    14. Tabel Rekapitulasi Hasil Penelitian .................................................... 75

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    No. Halaman

    1. Suatu Model Stres .............................................................................. 9 2. Hubungan U-Terbalik antara Stres dan Kinerja ................................. 13 3. Model Hubungan Antar Variabel ....................................................... 14 4. Kerangka Pemikiran Konseptual ........................................................ 20 5. Alur Pikir Penelitian ........................................................................... 21 6. Model Persamaan Struktural (SEM) Penelitian .................................. 29 7. Hubungan U-Terbalik antara Stres Kerja dan Kinerja Berdasarkan

    Penelitian............................................................................................. 56

    8. Estimasi Awal Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ... 61 9. Hasil Estimasi dengan Indikator Pembanding ................................... 62 10. Hasil Estimasi t-value Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja ......... 63 11. Estimasi Sumber Stres Kerja (Stresor) Terhadap Stres Kerja ............. 63 12. Estimasi Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan ............................... 66

  • x

    DAFTAR LAMPIRAN

    No. Halaman

    1. Struktur Organisasi KP (Kantor Pos) Jakarta Timur 13000................. 81 2. Struktur Organisasi DC (Delivery Centre) Jakarta Timur 13000........ 82 3. Kuesioner Penelitian............................................................................ 83 4. Uji Validitas......................................................................................... 88 5. Hasil Prhitungan Variance Extracted dan Construct Reliability

    Model Estimasi LISREL 8.72 dengan Indikator Pembanding............. 89

    6. Uji Means, Uji Varians (ANOVA) dan Uji Chi-Square.. 90 7. Syntax Model Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    PT. Pos Indonesia (Persero) Jakarta Timur 13000 .. 103

  • I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Peran sumber daya manusia (SDM) dalam organisasi adalah sangat

    dominan, karena merupakan motor penggerak paling utama di dalam suatu

    organisasi. Dengan demikian perhatian serius terhadap pengelolaan SDM

    adalah salah satu faktor penentu keberhasilan organisasi yang mutlak

    diperlukan. Pandangan terhadap SDM tidak hanya dapat dilihat secara

    individu saja, melainkan juga secara kelompok dalam lingkungan organisasi,

    Hal tersebut dikarenakan sikap dan perilaku manusia mempunyai sifat dan

    karakteristik yang berbeda, baik secara individu maupun antar kelompok

    dalam unit organisasi.

    Sejalan dengan perkembangan zaman, perubahan-perubahan dalam

    manajemen organisasi, tingkat kebutuhan hidup yang semakin meningkat

    dan berbagai persoalan lain menuntut adanya kemampuan dari para SDM

    (karyawan) untuk dapat menyesuaikan diri, baik fisik maupun psikis.

    Apabila penyesuaian ini gagal atau salah, maka akan mengakibatkan

    terjadinya stres di tempat kerja.

    Stres merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami

    ketegangan karena adanya kondisi-kondisi yang mempengaruhi dirinya.

    Kondisi-kondisi tersebut dapat diperoleh dari dalam diri seseorang maupun

    dari lingkungan di luar diri seseorang. Stres pekerjaan dapat di artikan

    sebagai tekanan yang dirasakan karyawan karena tugas-tugas pekerjaannya

    tidak dapat mereka penuhi. Artinya, stres muncul saat karyawan tidak

    mampu memenuhi apa yang menjadi tuntutan pekerjaan. Sebagai contoh,

    beberapa faktor pemicu stres adalah (a) ketidakjelasan apa yang menjadi

    tanggung jawab pekerjaan; (b) kekurangan waktu untuk menyelesaikan

    tugas; (c) tidak adanya dukungan fasilitas untuk menjalankan pekerjaan;

    (d) tugas-tugas pekerjaan yang saling bertentangan. Suatu kondisi yang

    membuat stres seseorang karyawan belum tentu akan dapat membuat stres

    karyawan lainnya. Konflik yang terjadi di antara karyawan mungkin akan

  • 2

    menimbulkan stres pada salah seorang karyawan sedangkan karyawan

    lainnya tidak mengalaminya.

    Dari titik pandang organisasi, manajemen perusahaan mungkin tidak

    peduli bila karyawan mengalami tingkat stres yang rendah sampai sedang.

    Alasannya adalah bahwa tingkat semacam itu dapat bersifat fungsional yang

    mendorong ke kinerja karyawan yang lebih tinggi. Tetapi tingkat stres yang

    tinggi atau bahkan tingkat stres rendah tetapi berkepanjangan dapat membuat

    karyawan tertekan, tidak termotivasi dan frustasi, sehingga pada gilirannya

    akan menyebabkan karyawan tidak dapat bekerja optimal dan prestasi kerja

    pun terpengaruh. Dalam jangka waktu lebih lama, jika karyawan tidak

    mampu menahan stres pekerjaan, ia tidak mampu lagi bekerja di perusahaan.

    Pada tahap yang demikian parah, stres bisa membuat karyawan jatuh sakit

    sehingga tidak mampu masuk kerja, atau bahkan karyawan secara aktif harus

    mengundurkan diri. Hal-hal tersebut mendorong kinerja karyawan yang

    menurun dan karenanya menuntut tindakan dari pihak manajemen.

    PT Pos Indonesia (Persero) sebagai perusahaan yang bergerak dalam

    bidang jasa berusaha memberikan pelayanan (sebaik mungkin) kepada

    masyarakat. Beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan melakukan

    langkah-langkah perbaikan diantaranya adalah : (a) menurunnya

    profitabilitas perusahaan secara keseluruhan baik di tingkat pusat maupun

    wilayah dalam kurun waktu terakhir (1996-2006); (b) adanya persoalan

    likuiditas yang sangat serius yang dapat mengancam going concern

    perusahaan; dan (c) semakin banyaknya pesaing dalam bisnis pelayanan

    serupa. Langkah-langkah perbaikan tersebut diantaranya meliputi :

    (a) melakukan efisiensi biaya mulai tahun 2005; (b) menjalankan program

    Quantum Leap melalui berbagai program penyehatan perusahaan dan (c)

    pengembangan bisnis pada tahun 2006 hingga sekarang (PI, 2006). Salah

    satu upaya perusahaan dalam program penyehatan perusahaan Quantum

    Leap adalah dengan merestrukturisasi manajemen organisasi perusahaan

    baik di tingkat pusat, wilayah, maupun unit pelaksana teknis.

    PT. Pos Indonesia (Persero) Jakarta Timur 13000, sebagai kantor pos

    unit pelaksana teknis juga terkena imbas dari program restrukturisasi

  • 3

    manajemen organisasi perusahaan tingkat pusat. Hal ini dapat dilihat dari

    terpecahnya struktur organisasi perusahaan menjadi dua bagian, yang

    masing-masing bagian mempunyai struktur organisasi sendiri, fokus

    pekerjaan serta tanggung jawab berbeda. Bagian pertama disebut Delivery

    Centre (DC) yang bidang pekerjaannya berfokus pada pelayanan

    pengantaran surat dan barang-barang pos lainnya. Bagian kedua disebut

    Kantor Pos (KP) yang bidang pekerjaannya berfokus profit oriented dengan

    menjalankan berbagai macam bisnis perusahaan. Pemisahan kedua bagian

    ini dimaksudkan agar perusahaan dapat fokus dalam meningkatkan

    profitabilitasnya dengan tidak melupakan sejarah perusahaan, yaitu tetap

    fokus sebagai perusahaan pelayanan pos kepada masyarakat.

    Perubahan struktur organisasi (internal perusahaan) dan juga target

    perusahaan dalam meningkatkan profitnya bisa jadi akan mempengaruhi

    kondisi SDM perusahaan. Begitu pula hal tersebut dapat terjadi pada

    karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Jakarta Timur 13000. Perusahaan

    menuntut SDM yang handal dan dapat bertahan dari berbagai persoalan

    yang dihadapi perusahaan. Adanya tekanan-tekanan untuk mencapai target

    perusahaan tersebut dapat menjadi salah satu pemicu stres kerja karyawan.

    Stres tidak sendirinya harus buruk, walaupun stres lazimnya

    dibahas dalam konteks negatif, stres juga memiliki nilai positif. Namun

    stres yang terlalu berat dapat mengancam kemampuan seseorang untuk

    menghadapi lingkungan, akibatnya pada karyawan berkembang berbagai

    macam gejala stres yang dapat mengganggu kinerja mereka. Oleh karena itu

    perusahaan harus memperhatikan kondisi karyawannya baik secara fisik

    maupun psikologi. Perhatian terhadap kondisi karyawan tersebut sangat

    diperlukan karena karyawan adalah salah satu aset perusahaan yang sangat

    berharga terhadap keberhasilan perusahaan. Dalam hal ini adalah

    keberhasilan untuk mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan, serta agar

    dapat bersaing sesuai dengan kemajuan perkembangan zaman di era

    globalisasi.

  • 4

    1.2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

    dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

    1. Belum teridentifikasinya kondisi tingkat stres kerja dan kinerja

    karyawan.

    2. Belum jelasnya pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan.

    3. Belum teridentifikasinya besar pengaruh indikator stres kerja dan

    kinerja karyawan.

    4. Belum jelasnya upaya pencegahan stres kerja menurut persepsi

    karyawan dan menurut persepsi pihak manajemen perusahaan.

    1.3. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka penelitian ini

    bertujuan untuk :

    1. Menganalisis kondisi tingkat stres kerja dan kinerja karyawan.

    2. Menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan.

    3. Menganalisis besar pengaruh indikator stres kerja dan kinerja karyawan.

    4. Mengidentifikasi upaya pencegahan stres kerja menurut persepsi

    karyawan dan menurut persepsi pihak manajemen perusahaan.

    5. Merekomendasikan alternatif solusi untuk pencegahan stres kerja guna

    meningkatkan kinerja karyawan

    1.4. Manfaat Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

    sebagai berikut :

    1. Bagi perusahaan

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sebagai bahan

    pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil suatu kebijakan yang

    tepat untuk mengurangi resiko timbulnya stres karyawan dalam upaya

    meningkatkan kinerja karyawan.

    2. Bagi penulis

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan

    dapat mengaplikasikan ilmu serta pengetahuan yang di peroleh saat

    kuliah terutama mengenai teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia,

  • 5

    khususnya yang berkaitan dengan perilaku organisasi dan kinerja

    karyawan.

    3. Bagi pembaca

    Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan

    pertimbangan bagi pembaca serta peneliti-peneliti lain yang ingin

    mengembangkan penelitian mengenai tema yang sama lebih lanjut.

    1.5. Batasan Masalah

    Stres kerja terbagi dua yaitu stres kerja negatif dan stres kerja positif.

    Stres kerja negatif biasa disebut Distress dan seringkali menghasilkan

    perilaku karyawan yang disfungsional seperti (a) sering melakukan

    kesalahan, (b) moral yang rendah, (c) bersikap masa bodoh dan (d) absen

    tanpa keterangan. Di sisi lain, stres positif atau biasa disebut Eustress

    menciptakan tantangan dan perasaan untuk selalu berprestasi serta berperan

    sebagai faktor motivator yang kritis bagi banyak karyawan (Douglas dalam

    Ventura, 2001). Konsekuensi/gejala stres pada pekerjaan meliputi tiga hal,

    yaitu gejala fisiologis, gejala psikologis dan gejala perilaku (Robbins, 1996).

    Untuk menyederhanakan permasalahan agar pembahasan masalah

    mengarah pada tujuan yang akan dicapai, maka dalam penelitian ini hanya

    difokuskan pada pengaruh stres kerja negatif (Distress) terhadap kinerja

    karyawan saja. Analisis tidak mempermasalahkan semua sumber potensial

    pembangkit stres (stresor) yang berasal dari faktor organisasi, kecuali

    (a) tuntutan tugas, (b) tuntutan peran, (c) tuntutan hubungan antar pribadi,

    dan (d) kepemimpinan Organisasi, serta hanya menggunakan dua indikator

    dari gejala stres pada pekerjaan, yaitu gejala psikologis dan perilaku. Hal ini

    didasarkan oleh keterbatasan peneliti dalam memperoleh data yang

    menunjang untuk gejala fisiologis seperti pengukuran tekanan darah, denyut

    nadi, kondisi jantung, dan lain-lain dikarenakan sulitnya mengukur indikator

    gejala stres fisiologis secara obyektif.

  • 6

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

    2.1.1. Pengertian MSDM

    MSDM adalah ilmu dan seni yang mengatur unsur manusia

    (Cipta, Rasa, dan Karsa) sebagai aset suatu organisasi demi

    terwujudnya tujuan organisasi dengan cara memperoleh,

    mengembangkan dan memelihara tenaga kerja secara efektif dan

    efisien (Arep dan Tanjung, 2002). Manajemen yang mengatur unsur

    manusia biasa disebut dengan manajemen kepegawaian atau

    manajemen personalia (Hasibuan, 2002).

    2.1.2. Fungsi MSDM Menurut Arep dan Tanjung (2002), fungsi MSDM terdiri dari

    fungsi manajerial (yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

    dan pengendalian), dan fungsi operasional (yaitu rekrutmen, seleksi,

    penempatan, pengangkatan, pelatihan dan pengembangan, kompensasi,

    pemeliharaan, dan Pemutusan Hubungan Kerja).

    2.1.3. Pengertian Perilaku Organisasi Perilaku Organisasi adalah suatu bidang studi yang

    menyelidiki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada

    perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan

    semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi (Robbins,

    1996).

    2.2. Stres kerja

    2.2.1. Pengertian Stres kerja

    Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi

    emosi, proses pikiran dan kondisi fisik seseorang (Davis dan

    Newstrom, 1996). Stres dapat juga diartikan sebagai suatu kondisi

    dinamik dimana seorang individu dikonfrontasikan dengan suatu

    peluang, kendala (constrain), atau tuntutan (demand) yang berkaitan

  • 7

    dengan apa yang juga diinginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan

    sebagai tidak pasti dan penting (Robbins, 1996).

    Stres kerja adalah bentuk stres yang diakibatkan oleh suatu

    pekerjaan, atau suatu kondisi yang timbul akibat interaksi antar

    manusia dengan pekerjaannya, ditandai oleh perubahan dalam diri

    orang tersebut yang menyebabkan penyimpangan dari fungsi yang

    normal (Soewondo, 1993). Stres tidak sendirinya harus buruk,

    walaupun stres lazimnya dibahas dalam konteks negatif, stres juga

    memiliki nilai positif. Stres yang terlalu berat dapat mengancam

    kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, akibatnya pada

    karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat

    mengganggu kinerja mereka. Stres akan bernilai positif jika karyawan

    yang bersangkutan terpacu untuk bekerja lebih baik dari sebelumnya

    dengan memperbaiki kinerjanya. Stres merupakan suatu peluang bila

    stres itu menawarkan perolehan yang potensial (Robbins, 1996).

    Menurut Douglas dalam Ventura (2001), Stres kerja terbagi

    dua yaitu stres kerja negatif dan stres kerja positif. Stres negatif biasa

    disebut Distress dan seringkali menghasilkan perilaku karyawan yang

    disfungsional seperti sering melakukan kesalahan, moral yang rendah,

    bersikap masa bodoh dan absen tanpa keterangan. Di sisi lain, stres

    positif atau biasa disebut Eustress menciptakan tantangan dan

    perasaan untuk selalu berprestasi serta berperan sebagai faktor

    motivator yang kritis bagi banyak karyawan.

    2.2.2. Sumber-sumber Pembangkit Stres (stresor)

    Berbagai sumber stres (stresor) berasal dari pekerjaannya dan

    luar pekerjaan. Stres yang berasal dari pekerjaan dapat dilihat dari

    individunya sendiri dan dari lingkungan yang dapat mempengaruhi

    individu. Sedangkan untuk stres yang berasal dari luar pekerjaan yaitu

    seperti masalah keuangan, keluarga dan lingkungan di sekitar keluarga

    (Siagian, 1995). Faktor-faktor penyebab stres karyawan antara lain

    yaitu beban kerja yang sulit dan berlebihan, tekanan dan sikap

    pimpinan yang kurang adil dan wajar, waktu dan peralatan kerja yang

  • 8

    kurang memadai, konflik antara pribadi dengan pimpinan atau

    kelompok kerja, balas jasa yang terlalu rendah, serta masalah-masalah

    keluarga (Hasibuan, 2002).

    Menurut Douglas dalam Ventura (2001) seringkali stres

    timbul karena adanya perubahan sehingga menganggu keseimbangan

    tubuh manusia atau dapat pula karena adanya tekanan-tekanan yang

    bersifat fisik maupun psikologis. Hal ini akan berakibat negatif

    terhadap kinerja karyawan apabila yang terjadi adalah Distress (stres

    kerja negatif). Tiga hal yang seringkali menjadi sumber timbulnya

    Distress yaitu konflik peran (role conflict), ambiguitas peran (role

    ambiguity), dan perbedaan beban kerja (work load variance).

    Robbins (1996) mengidentifikasikan tiga perangkat faktor

    yaitu lingkungan, organisasional dan individual yang bertindak

    sebagai sumber potensial dari stres. Ketiga faktor tersebut mengarah

    ke stres yang aktual bergantung pada perbedaan individual. Bila stres

    dialami oleh seorang individu, gejalanya dapat muncul sebagai

    keluaran atau hasil fisiologis, psikologis dan perilaku. Hal ini

    sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1 berikut.

  • 9

    Gambar 1. Suatu Model Stres (Robbins, 1996)

    2.2.3. Gejala-gejala Stres

    Menurut Gibson et al ( 1997) jika stres bersifat sementara

    dan ringan, kebanyakan orang dapat mengatasinya atau sekurang-

    kurangnya dapat mengatasi pengaruhnya dengan cepat. Berbeda

    dengan stres temporer, beberapa tekanan yang datang berlarut-larut

    dalam jangka waktu yang sama menimbulkan tubuh tidak dapat atau

    tidak berkemampuan menghadapi stres, atau disebut pemadaman

    (burnout), dimana karyawan menderita kelelahan kronis, kebosanan,

    depresi, dan menarik diri dari pekerjaan. Hal ini menyebabkan

    karyawan menjadi lebih gampang mengeluh, menyalahkan orang lain

    bila ada masalah, lekas marah dan sinis tentang karier mereka.

    Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan

    merasakan kekuatiran kronis. Mereka sering menjadi marah-marah,

    agresif, tidak dapat relaks, atau memperlihatkan sikap yang tidak

    kooperatif (Hasibuan, 2002).

    Faktor lingkungan Ketidakpastian ekonomi Ketidakpastian politik Ketidakpastian teknologi

    Faktor organisasi Tuntutan tugas Tuntutan peran Tuntutan hubungan antar

    pribadi Struktur organisasi Kepemimpinan organisasi Tahap hidup organisasi

    Faktor individu Masalah keluarga Masalah ekonomi Kepribadian

    Perbedaan individu Persepsi Pengalaman

    pekerjaan Dukungan social Kedudukan control Sikap bermusuhan

    Stres yang dialami

    Gejala fisiologis Sakit kepala Tekanan darah

    tinggi Penyakit jantung

    Gejala psikologis Kecemasan Murung Berkurangnya

    kepuasan kerja

    Gejala perilaku Produktivitas Kemangkiran Tingkat keluarnya

    karyawan

    Sumber Potensial Konsekuensi/Gejala

  • 10

    Menurut Robbins (1996) seorang individu yang mengalami

    tingkat stres yang tinggi dapat mengalami tiga kategori gejala umum

    yaitu :

    1) Gejala fisiologis : perubahan dalam metabolisme,

    meningkatkan laju detak jantung dan pernapasan, meningkatkan

    tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan menyebabkan

    serangan jantung.

    2) Gejala psikologis : ketidakpuasan, ketegangan, kecemasan,

    mudah marah, kebosanan dan suka menunda-nunda.

    3) Gejala perilaku : perubahan dalam produktivitas, absensi,

    tingkat keluarnya karyawan, perubahan dalam kebiasaan makan,

    meningkatnya merokok dan konsumsi alkohol, bicara cepat,

    gelisah dan gangguan tidur.

    2.2.4. Tindakan-tindakan untuk Mengurangi Stres

    Menurut Robbins (1996) secara individual stres dapat

    ditanggulangi dengan beberapa metode seperti meditasi, biofeed back,

    dan personal wellness. Menurut Tulus (1995) beberapa cara mengatasi

    stres pada level organisasi yaitu dengan :

    a) Melakukan perbaikan iklim organisasi.

    b) Melakukan perbaikan lingkungan.

    c) Menyediakan saran.

    d) Melakukan analisis dan kejelasan tugas.

    e) Merubah struktur dan proses organisasi.

    f) Menigkatkan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

    g) Melakukan restrukturisasi tugas.

    h) Menerapkan konsep manajemen berdasarkan sasaran dan

    membuka konseling.

    i) Bagian kepegawaian dapat dan harus membantu karyawan untuk

    mengatasi stres yang dihadapinya.

  • 11

    2.3. Kinerja

    2.3.1. Pengertian Kinerja

    Robbins (1996) mendefinisikan kinerja sebagai ukuran

    hasil kerja. Yaitu ukuran dari hasil yang menggambarkan sejauh mana

    aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas dan berusaha mencapai

    tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Mangkunegara (2000) kinerja

    karyawan adalah hasil kerja secara kuantitas yaitu jumlah atau

    banyaknya pekerjaan yang dihasilkan karyawan dan kualitas yaitu

    mutu pekerjaan yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

    melaksanakan tugasnya sesuai dengan waktu untuk menyelesaikan

    tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

    2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

    Mangkunegara (2000) mengemukakan bahwa faktor yang

    mempengaruhi kinerja yaitu faktor kemampuan (Ability) dan faktor

    motivasi (Motivation). Menurut Steers et al dalam Novrizar (2002)

    empat hal utama yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu :

    1. Motivasi karyawan

    2. Kemampuan dan ketrampilan karyawan

    3. Kejelasan dan penerimaan tugas

    4. Kesempatan untuk berkinerja

    2.3.3. Penilaian Kinerja

    Mulyadi (1997) mengatakan penilaian kinerja adalah

    penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi,

    bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasarannya, standar,

    dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

    Wahyudi (1996) mengatakan bahwa penilaian kinerja

    bermanfaat untuk :

    1. Mengukur pestasi kerja.

    2. Mengukur keberhasilan pekerjaan dalam mengikuti program

    pelatihan dan pengembangan.

    3. Mengumpulkan data yang akan dipergunakan bagi perbaikan kerja.

    4. Pengembangan dalam mutasi personal dan pemberian insentif.

  • 12

    2.3.4. Metode Penilaian Kinerja

    Menurut Robbins (1996), salah satu metode dalam

    penilaian kinerja adalah penilaian kinerja berorientasi masa depan,

    yaitu dengan metode penilaian kinerja sendiri. Metode penilaian

    sendiri adalah suatu proses evaluasi yang meminta karyawan untuk

    mengevaluasi kinerja mereka sendiri konsisten dengan nilai-nilai

    seperti swakelola dan pemberdayaan.

    Metode penilaian kinerja sendiri mempunyai beberapa

    kelebihan dan klemahan. Adapun kelebihan dari metode ini yaitu :

    a. Karyawan mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi dalam

    proses penilaian kinerja untuk menghindari unsur subjektifitas

    atasan.

    b. Cenderung mengurangi defensifan para karyawan mengenai proses

    penilaian.

    c. Sarana yang unggul untuk merangsang pembahasan kinerja jabatan

    antara para karyawan dan atasan mereka.

    d. Meningkatkan motivasi orang yang dinilai dan mengurangi

    penolakannya selama wawancara penilaian.

    Sedangkan kekurangan dari metode ini yaitu :

    a. Penilaian cenderung dibesar-besarkan dan adanya prasangka

    pementingan diri.

    b. Sulit untuk dipertanggungjawakan.

    c. Cenderung lebih longgar dalam penilaian.

    d. Kurang bervariasi.

    e. Lebih bias.

    f. Hasil penilaian sering tidak cocok dengan hasil penilaian atasan.

    2.4. Persepsi

    Merupakan bentuk komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi

    yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga persepsi mempengaruhi

    seseorang dalam berfikir, bertindak dan berkomunikasi dengan pihak lain

    (Davis dan Newstrom, 1996). Persepsi adalah pandangan atau pemahaman

  • 13

    seseorang terhadap suatu objek berdasarkan pengalaman, keadaan diri

    sendiri dan lingkungan, sehingga sikap atau pandangan itu akan

    menimbuklan motivasi dan dorongan yang menyebabkan seseorang

    melakukan atau tidak melakukan sesuatu (Notoatmojo, 2003).

    2.5. Hubungan Stres Kerja dan Kinerja Karyawan

    Pola yang paling meluas dipelajari dalam literatur stres-kinerja

    adalah hubungan U-Terbalik. Pada Gambar 2 berikut diterangkan hubungan

    antara stres kerja dan kinerja karyawan.

    Logika yang mendasari hubungan U-Terbalik ini adalah bahwa stres pada

    tingkat rendah sampai sedang merangsang tubuh dan meningkatkan

    kemampuan untuk bereaksi. Pada saat itulah individu sering melakukan

    tugasnya dengan lebih baik, lebih intensif, atau lebih cepat. Tetapi terlalu

    banyak stres menempatkan tuntutan yang tidak dapat dicapai atau kendala

    pada seseorang, yang mengakibatkan kinerja menjadi lebih rendah. Pola U-

    Terbalik ini juga menggambarkan reaksi terhadap stres sepanjang waktu,

    dan terhadap perubahan intensitas stres. Artinya, stres tingkat sedang

    malahan dapat mempunyai pengaruh yang negatif pada kinerja jangka

    panjang karena intensitas stres yang berkelanjutan itu meruntuhkan individu

    (Rendah) Stres (Tinggi)

    Gambar 2. Hubungan U-Terbalik antara Stres dan Kinerja (Robbins, 1996)

  • 14

    itu dan melemahkan sumber daya energinya. Tingkat sedang dari stres yang

    dialami terus menerus selama waktu yang panjang dapat mengakibatkan

    kinerja yang lebih rendah.

    Meskipun model U-Terbalik ini populer dan secara intuisi menarik,

    namun model ini tidak mendapatkan banyak dukungan empiris, sehingga

    para peneliti maupun para manajer perusahaan harus berhati-hati dalam

    mengandaikan bahwa model ini dengan tepat melukiskan hubungan stres

    kinerja (Robbins, 1996).

    2.6. Model Persamaan Struktural (Structural Equation Modeling

    SEM)

    Stuctural Equation Modeling (SEM) adalah suatu teknik peubah

    ganda yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan keterkaitan hubungan

    linear peubah-peubah pengamatan secara simultan dan sekaligus melibatkan

    peubah laten yang tidak dapat diukur (diamati) secara langsung (Ferdinand,

    2000).

    Salah satu paket perangkat lunak komputer yang digunakan untuk

    mengoperasikan metode SEM adalah Linear Structural Relationship

    (LISREL). Metode LISREL mengestimasi koefisien-koefisien dari sejumlah

    persamaan struktural yang linear. SEM melibatkan sejumlah simbol-simbol

    matematis (greek). Untuk dapat melihat hubungan antar variabel dapat

    dilihat pada Gambar 3 berikut.

    X1

    X2

    1 1 1

    2 2

    3

    4 Y2

    Y1

    2

    Gambar 3. Model Hubungan Antar Variabel

    (Joreskog dan Sorbom, 1996)

  • 15

    Dari gambar diatas dapat disusun persamaan-persamaan yaitu :

    - Model persamaan structural (SEM) : = + .. (1) - Model persamaan pengukuran untuk Y : Y = (y) + .... (2) - Model persamaan pengukuran untuk X : X = (x) + .... (3) Notasi dari persamaan diatas antara lain :

    Y = vektor variabel endogen yang dapat diamati berukuran pxl

    X = vektor variabel eksogen yang dapat diamati berukuran qxl

    = vektor random dari variabel laten endogen berukuran mxl = vektor random dari variabel laten eksogen berukuran nxl

    = vektor kekeliruan pengukuran dalam Y berukuran pxl = vektor kekeliruan pengukuran dalam X berukuran qxl (y) = matriks koefisien regresi Y atas berukuran pxm (x) = matriks koefisien regresi X atas berukuran qxn = matriks koefisien variabel dalam persamaan struktural berukuran

    mxn

    = vektor kekeliruan persamaan dalam hubungan struktural antara dan berukuran mxl

    Ada beberapa asumsi permodelan Persamaan Struktural yaitu :

    - tidak berkolerasi dengan - tidak berkolerasi dengan - tidak berkolerasi dengan - , , saling bebas

    Ukuran yang dapat dijadikan patokan kesesuaian model dalam SEM

    adalah sebagai berikut :

    a. Ukuran kebaikan suai Khi-Kuadrat (Chi-Square)

    Ukuran ini pada dasarnya merupakan pengujian seberapa dekat

    matrik hasil dugaan dengan matriks data asal dengan menggunakan uji

    Chi-Square. Semakin kecil nilai ukuran ini maka model yang digunakan

    semakin baik. Ukuran kebaikan Chi-Square ini sensitif terhadap ukuran

    contoh sehingga harus didampingi dengan ukuran kebaikan model yang

    lain.

  • 16

    b. P-value

    P-Value diharapkan untuk lebih besar dari 0.05 atau 0.1 yaitu uji

    tidak signifikan. Bila hasil menunjukkan tidak signifikan, yang berarti

    matrik input dan matrik estimasi tidak berbeda, maka model yang

    diajukan layak. Nilai p berkisar antara 0 sampai 1 dan model persamaan

    struktural akan semakin baik jika nilai p mendekati 1.

    c. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

    Ukuran ini merupakan ukuran ketidakcocokan model dengan data.

    Semakin kecil nilai ini berarti model semakin baik. Patokan antara 0.05-

    0.08 sering dijadikan acuan bagi model ideal.

    d. Goodness-of-Fit Index (GFI)

    Ukuran GFI pada dasarnya merupakan ukuran seberapa besar

    model mampu menerangkan keragaman data. Semakin besar nilai ini

    berarti model semakin baik. Batas minimal 0.9 sering dijadikan patokan

    suatu model dikatakan layak.

    e. Adjusted Goodness-of-Fit Index (AGFI)

    Ukuran ini merupakan modifikasi dari GFI dengan

    mengakomodasi derajat bebas model dengan model lain yang

    dibandingkan. Nilai AGFI paling tidak sebesar 0.8 sering dijadikan

    patokan suatu model dikatakan layak.

    2.7. Penelitian Terdahulu yang Relevan

    Suatu penelitian yang dilakukan oleh Siahaan (2004) adalah

    tentang Pengaruh Stres dalam Pekerjaan terhadap Kinerja Karyawan (Suatu

    Kajian terhadap Karyawan Departemen Plant PT. Nippon Indosari

    Corpindo, Cikarang-Bekasi). Penelitian ini memperoleh hasil bahwa stres

    berpengaruh langsung dan bersifat positif terhadap tingkat stres kerja

    karyawan secara signifikan. Ini berarti bahwa semakin tinggi stres yang

    dirasakan atau dialami karyawan akan menyebabkan semakin tinggi pula

    tingkat stres yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Sedangkan stres kerja

    secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan, dimana

    semakin tinggi tingkat stres yang dialami maka akan semakin rendah kinerja

    yang dihasilkan. Selain itu, penelitian ini juga memberikan hasil bahwa

  • 17

    kinerja karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap stres kerja

    karyawan. Pengaruhnya adalah bahwa semakin tinggi kinerja yang

    dilakukan maka akan menyebabkan stres kerja karyawan semakin

    meningkat. Karyawan Departemen Plant PT. Nippon Indosari Corpindo,

    Cikarang-Bekasi, secara umum memiliki kategori stres yang rendah,

    sedangkan kategori kerjanya tinggi. Berarti stres yang ada saat ini adalah

    stres yang bersifat positif karena telah mampu berperan sebagai pendorong

    dalam melaksanakan pekerjaan.

    Bahiyah (2005) juga telah melakukan penelitian, yaitu tentang

    Analisis hubungan Prestasi Kerja dengan Stress dan Tipe Kepribadian

    Karyawan (Studi Kasus PT KHI Pipe Industries, Cilegon - Banten).

    Hasilnya menunjukkan bahwa berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan,

    diketahui bahwa hubungan antara stres dengan prestasi kerja menghasilkan

    nilai positif (0,40). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang positif

    antara kedua variabel laten tersebut. Jika dilihat dari hasil uji t, dapat

    diketahui bahwa t-value yang diperoleh berada diatas 1,96 (2,19). Hal ini

    menunjukkan bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh stres sangat nyata

    pada tingkat signifikansi 5 persen, yang berarti semakin tinggi stres yang

    dialami oleh karyawan maka akan semakin tinggi pula prestasi kerja

    karyawan yang bersangkutan. Kesimpulan yang diperolehnya adalah

    kondisi tingkat stres karyawan PT KHI Pipe Industries Cilegon-Banten

    tinggi dan tipe kepribadian yang dimiliki karyawan lebih cenderung B.

  • 18

    III. METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

    Unsur manusia sebagai salah satu sumberdaya yang dimiliki

    perusahaan adalah penting karena keberhasilan manajemen perusahaan

    bergantung pada kemampuan menggerakkan orang-orangnya. Oleh karena

    itu, upaya dalam meningkatkan kemajuan organisasi lebih banyak

    diorientasikan kepada manusia yang merupakan faktor utama.

    Karyawan merupakan faktor utama dalam meningkatkan kinerja di PT. Pos

    Indonesia (Persero) Jakarta 13000. Kerangka konseptual dimulai dari visi

    dan misi perusahaan. Visi perusahaan yaitu menjadi perusahaan Pos yang

    berkemampuan memberikan solusi terbaik dan menjadi pilihan utama

    stakeholder domestik maupun global dalam mewujudkan pengembangan

    bisnis dengan pola kemitraan, yang didukung oleh sumber daya manusia

    yang unggul dan menjunjung tinggi nilai. Sedangkan misi perusahaan, yaitu

    memberikan solusi terbaik bagi bisnis, pemerintah dan individu melalui

    penyediaan sistem bisnis dan layanan komunikasi tulis, logistik, transaksi

    keuangan, dan filateli berbasis jejaring terintegrasi, terpercaya dan

    kompetitif di pasar domestik dan global. Dari visi dan misi perusahaan

    tersebut, tentunya akan membawa pengaruh bagi semua bagian yang ada

    dalam perusahaan.

    Pengaruh yang ada secara langsung maupun tidak langsung, tentunya

    akan mempengaruhi kondisi karyawannya. Salah satu pengaruh tersebut

    adalah stres kerja. Pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan tersebut

    dapat bersifat positif maupun negatif. Stres kerja positif menciptakan

    tantangan dan perasaan untuk selalu berprestasi serta berperan sebagai faktor

    motivator yang kritis bagi banyak karyawan. Hal ini sangat menguntungkan

    bagi pihak perusahaan. Namun, apabila stres kerja yang timbul adalah stres

    negatif maka seringkali menghasilkan perilaku karyawan yang

    disfungsional. Seperti telah disebutkan bahwa perilaku disfungsional dapat

    meliputi sering melakukan kesalahan, moral yang rendah, bersikap masa

    bodoh dan absen tanpa keterangan yang tentunya dapat berakibat pada

  • 19

    penurunan kinerja karyawan. Oleh karena itu stres kerja negatif perlu

    mendapat perhatian yang lebih serius.

    Untuk mengetahui perbedaan kondisi karyawan akibat restrukturisasi

    perusahaan dan beban kerja yang semakin bertambah, pada kedua bagian

    perusahaan (KP dan DC) saat ini dilakukan proses identifikasi (a) sumber

    pembangkit stres kerja (stresor); (b) stres kerja dan (c) penilaian kinerja

    karyawan pada masing-masing bagian perusahaan. Ketiga kegiatan tersebut

    dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara langsung dan juga

    melalui Performance Appraisal perusahaan.

    Stres kerja dan kinerja dianalisa dengan menggunakan uji Chi-

    Square, untuk mengetahui besar skor rataan (mean) sehingga diketahui

    kondisi tingkat stres kerja dan kinerja karyawan. Selanjutnya analisis

    dilanjutkan dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM).

    Penyusunan SEM ditujukan untuk mengetahui (1) pengaruh stres kerja

    terhadap kinerja karyawan; (b) seberapa besar pengaruh hubungan yang

    terjadi diantara komponen-komponen indikator stres kerja dan kinerja

    karyawan yang terdapat pada model struktural penelitian. Dari hasil analisa

    tersebut peneliti juga menganalisis upaya pencegahan stres kerja tersebut

    baik dari persepsi manajemen perusahaan maupun dari persepsi karyawan

    itu sendiri. Dengan demikian dapat diketahui kebijakan yang tepat yang

    dapat diambil perusahaan dalam mengurangi stres yang ada. Hasil dan

    kesimpulan akhir dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kondisi

    tingkat stres kerja dan kinerja karyawan sehingga dapat menjadi masukan

    bagi pihak perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan, agar kinerja

    organisasi optimal dan tujuan perusahaan tercapai. Secara lebih lengkap,

    kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagaimana terlihat pada Gambar

    4 dan Gambar 5 berikut.

  • 20

    Visi dan Misi PT Pos Indonesia (Persero)

    Jakarta Timur 13000

    Bagian/Kantor Pos (KP)

    Bagian/Kantor Delivery Centre (DC)

    Identifikasi Sumber Pembangkit Stres (stresor)

    Penilaian Kinerja Karyawan

    Upaya Pencegahan Stres Kerja

    Menurut Persepsi

    Karyawan

    Menurut Persepsi Manajemen Perusahaan

    Kebijakan yang Tepat Dalam Pencegahan Stres

    Kinerja Karyawan Meningkat, Kinerja Organisasi Optimal, Tujuan Perusahaan Tercapai

    Gambar 4. Kerangka Pemikiran Konseptual

    Hubungan antara Tingkat Stres Kerja dan Kinerja Karyawan SEM

    Peningkatan Beban Kerja

  • 21

    Faktor-faktor berpengaruh yang dapat dikendalikan : Standar kinerja Daftar tugas Faktor organisasi :

    - Tuntutan tugas - Tuntutan peran - Tuntutan hub. Antar pribadi - Kepemipinan organisasi

    Existing Problem : Menurunnya

    profitabilitas perusahaan

    Likuiditas Persaingan

    dengan perusahaan lain yang sejenis

    Data/informasi aktual :

    Data internal perusahaan

    Kondisi/ perilaku karyawan

    Kinerja karyawan

    Hasil yang diharapkan:

    Kondisi Stres Kerja & Kinerja Karyawan.

    Upaya Pencegahan Stres Kerja Menurut Persepsi Karyawan & Manajemen Perusahaan.

    Mengetahui kondisi stres kerja & kinerja setelah adanya restrukturisasi manajemen perusahaan.

    Tindakan yang tepat untuk mengurangi

    Parameter kontrol : Peraturan Pemerintah Kebijakan Perusahaan

    Feedback

    Gambar 5. Alur Pikir Penelitian

    Lingkungan : PT. Pos Indonesia (Persero) Jakarta Timur 13000 Pengguna layanan PT. Pos

    Faktor-faktor berpengaruh yang tidak dapat dikendalikan :

    Faktor lingkungan : - Ketidakpastian ekonomi - Ketidakpastian politik - Ketidakpastian teknologi Faktor individu : - Masalah keluarga - Masalah ekonomi - Kepribadian Perbedaan individu : - Persepsi, pengalaman kerja,

    Dukungan sosial, kedudukan kontrol, sikap

    Wawancara/ kuesioner/ studi pustaka

    Input

    Proses MSDM: Fungsi operasional :

    Pemeliharaan SDM : Stres Kerja

    Output

    Peningkatan Kinerja

    karyawan, kinerja

    organisasi optimal, tujuan

    perusahaan tercapai

  • 22

    3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di PT Pos Indonesia (Persero) Jakarta Timur

    13000 yang berkedudukan di Jl. Pemuda No. 79 Jakarta Timur. Penelitian ini

    dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan Maret sampai Mei 2007.

    3.3. Jenis dan Sumber Data

    Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

    dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara

    langsung pada karyawan dan pihak manajemen perusahaan, baik secara

    bebas maupun terstruktur (dengan menggunakan kuesioner). Data primer

    tersebut meliputi data umum responden yang mencakup : jenis kelamin, usia,

    bagian, jabatan, pendidikan terakhir, masa kerja karyawan, dan besarnya gaji

    tiap bulan, dan data penilaian kinerja (Performance Appraisal) karyawan.

    Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang relevan dan

    menunjang penelitian, antara lain berbagai laporan internal perusahaan yang

    mencakup : jumlah karyawan, sejarah perusahaan, visi dan misi, struktur

    organisasi, dan laporan lainnya yang bersifat eksternal yang terkait dengan

    bidang yang diteliti.

    3.4. Metode Pengumpulan Data

    Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dan informasi yang

    relevan untuk menunjang analisa penelitian adalah dengan observasi dan

    wawancara, baik wawancara bebas maupun terstruktur, dengan pihak-pihak

    terkait (karyawan dan pihak manajemen perusahaan. Pendapat responden

    diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para karyawan.

    Peubah-peubah yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari satu

    peubah laten eksogen dan dua peubah laten endogen. Peubah laten eksogen

    tersebut adalah sumber stres kerja (stresor), sedangkan peubah laten

    endogennya adalah stres kerja dan kinerja karyawan.

    Stres adalah suatu keadaan dimana karyawan yang bersangkutan

    mengalami tekanan, ketegangan yang dapat berpengaruh terhadap emosi,

    proses pikiran dan kondisi fisik dari karyawan tersebut. Stres dapat diketahui

    dari gejala-gejala yang terdapat dari setiap individu dan juga sumber stres

    yang menjadi penyebab dari timbulnya stres (stresor) individu. Stres diukur

  • 23

    dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden. Dalam

    kuesioner dicantumkan pernyataan terkait dengan sumber penyebab stres

    (stresor) yang dialami karyawan, yaitu yang berasal dari faktor organisasi

    (tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan hubungan antar pribadi, dan

    kepemimpinan organisasi) dan gejala-gejala stres yang dialami karyawan

    (gejala psikologis dan gejala perilaku). Skala yang digunakan adalah skala

    Likert 1-5, dengan masing-masing nilai yaitu :

    1 = Tidak Pernah

    2 = Jarang Sekali

    3 = Jarang

    4 = Sering

    5 = Sering Sekali

    Dari jawaban kuisioner akan dicari skor rataan agar dapat dilihat

    seberapa besar tingkat stres yang dialami oleh karyawan dan agar dapat

    dilakukannya analisis deskriptif.

    Sedangkan peubah kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai

    oleh karyawan dalam waktu tertentu berdasarkan standar kerja yang

    ditetapkan perusahaan. Variabel beserta unsur-unsur empiris yang menjadi

    bagian dari konsep ini adalah kuantitas pekerjaan, kualitas pekerjaan,

    ketepatan waktu untuk berkinerja. Hasil kinerja ini dapat diketahui dengan

    adanya Performance Appraisal perusahaan dan penilaian kinerja oleh

    karyawan sendiri melalui kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang

    berhubungan dengan kinerja. Cara pengukuran peubah kinerja karyawan

    dilakukan dengan menggunakan Skala Likert 1-5, dengan masing-masing

    nilai yaitu

    1 = Bila kondisi itu tidak pernah terjadi

    2 = Bila kondisi itu jarang sekali terjadi

    3 = Bila kondisi itu jarang terjadi

    4 = Bila kondisi itu sering terjadi

    5 = Bila kondisi itu sering sekali terjadi

    Kuesioner kinerja berisi enam pertanyaan negatif. Maksud pertanyaan

    negatif disini adalah semakin tinggi skala Likert yang dipilih seorang

  • 24

    karyawan sebagai jawaban, maka menunjukkan semakin rendah kinerja

    karyawan tersebut. Bobot nilai yang digunakan dalam peubah kinerja

    karyawan diperoleh dari melakukan konversi terhadap bobot skala Likert.

    Bobot yang dimaksud adalah pada jawaban kuesioner kinerja yang bersifat

    negatif dalam hasil akhir pengukuran dengan skala Likert menjadi semakin

    tinggi skala yang dipilih, maka semakin tinggi kinerja karyawan tersebut.

    Langkah pengkonversian jawaban tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

    1. Pengkonversian jawaban skala likert dilakukan pada pernyataan

    indikator kinerja yaitu pernyataan mengenai kuantitas pekerjaan (Y2.1),

    kualitas pekerjaan (Y2.2), dan ketepatan waktu (Y2.3) 2. Bobot jawaban untuk kinerja :

    - 1 (Tidak Pernah) menjadi 5 (Sangat Tinggi)

    - 2 (Jarang Sekali) menjadi 4 (Tinggi)

    - 3 (Jarang) tetap 3 (Sedang)

    - 4 (Sering) menjadi 2 (Rendah)

    - 5 ( Sangat Sering) menjadi 1 (Sangat Rendah)

    3.5. Teknik Pengambilan Contoh

    Objek penelitian sekaligus populasi yang menjadi responden

    penelitian ini adalah keseluruhan karyawan pada bagian/Kantor Pos (KP) dan

    pada bagian/Kantor Delivery Centre (DC) di perusahaan. Metode

    Pengambilan karyawan contoh dalam penelitian ini adalah probability

    sampling. Dengan metode ini pemilihan anggota populasi dilakukan secara

    random, sehingga setiap anggota populasi memiliki peluang untuk terpilih

    sebagai sampel. Teknik yang digunakan adalah Proporsional Random

    Sampling. Dengan teknik ini, sampel dipilih langsung dari populasi dan besar

    peluang setiap anggota populasi untuk menjadi sampel sama besar, sehingga

    menjamin agar sampel yang terpilih bisa mewakili semua populasinya.

    Perusahaan ini memiliki jumlah karyawan sebanyak 208 orang (tidak

    termasuk dua kepala kantor dan satu manajer operasi) yang terbagi dalam

    dua bagian/kantor yaitu kantor KP (133 orang) dan kantor DC (75 orang).

    Selanjutnya, dengan menggunakan pendapat Slovin (Umar, 2003), yaitu :

  • 25

    .................................................................................(3)

    Maka didapat jumlah sampel keseluruhan adalah sebanyak 137 orang.

    3.6. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

    3.6.1. Uji Validitas

    Menurut Sugiyono (2005), instrumen yang valid berarti alat ukur

    yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid

    berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

    hendak diukur. Perhitungan korelasi antara skor masing-masing

    pertanyaan dengan total skor tiap-tiap pertanyaan dilakukan dengan

    menggunakan rumus pearson product moment correlation yaitu:

    =

    ))()()(( 2222 YYnXXn

    YXXYnrhitung .....................(4)

    Keterangan : =hitungr nilai koefisien pearson n = jumlah responden

    X = skor butir instrumen

    Y = skor total

    Dari hasi perhitungan tersebut, kemudian dibandingkan angka korelasi

    yang diperoleh dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Bila nilai

    rhitung > rtabel, maka pertanyaan tersebut valid. Dalam penelitian ini

    menggunakan taraf kesalahan 5%, maka rtabel sebesar 0,361.

    3.6.2. Uji Reliabilitas

    Setelah dilakukan uji validitas, kemudian dilakukan uji

    reliabilitas. Menurut Sugiyono (2005), instrumen yang reliabel berarti

    instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek

    N n = 1 + N e2

    dimana,

    n = besarnya contoh dari populasi

    N = besarnya populasi

    e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran

    ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan populasi), dalam hal ini 5%

  • 26

    yang sama akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas

    dilakukan langsung pada uji SEM. Konsistensi variabel indikator

    dalam mengukur variabel laten dapat dilihat dari nilai variance

    extracted dan construct reliability. nilai variance extracted lebih besar

    dari 0.5 dan construct reliability lebih besar dari 0.7 menunjukkan

    kekonsistenan indikator variabel.

    Rumus construct reliability adalah sebagai berikut :

    =

    + )()tan()tan( 2

    tErorMeasuremendingdarizedLoaSdingdarizedLoaS ..(5)

    Rumus Variance extracted adalah sebagai berikut :

    =

    + )()tan()tan(

    2

    2

    tErrorMeasuremendingdarizedLoaSddingdarizedLoaS

    (6)

    3.6.3. Analisis Deskriptif

    Analisis deskriptif adalah analisis yang bertujuan mengubah

    kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami, dalam

    bentuk informasi yang lebih ringkas sehingga memberikan informasi

    yang berguna. Dalam analisis deskriptif, nilai yang bisa mewakili

    kondisi keseluruhan karyawan bisa diwakili oleh mean (rata-rata),

    median, modus, tabel frekuensi, persentase, dan berbagai diagram.

    3.6.4. Uji Chi-Square

    Uji chi-square merupakan salah satu uji statistik non parametrik.

    Uji chi-square digunakan untuk menguji apakah ada hubungan antara

    beberapa variabel. Dalam penelitian ini, dilakukan uji chi-square untuk

    mengetahui apakah ada hubungan antara stres kerja dan kinerja

    karyawan dengan karakteristik karyawan yaitu jenis kelamin, umur,

    tingkat pendidikan terakhir, masa kerja, dan penghasilan.

    Rumus dari uji chi-square adalah :

    =

    =k

    j j

    jj

    EEO

    1

    22 )( ..(7)

  • 27

    Keterangan :

    =2 chi-square =jO frekuensi hasil observasi =jE frekuensi yang diharapkan

    Hipotesa dari uji chi-square adalah H0 menyatakan frekuensi

    data observasi bersifat bebas atau tidak terdapat pengaruh atas

    hubungan antara dua observasi yang diuji, sedangkan H1 menyatakan

    terdapat pengaruh atau hubungan antara kedua observasi tersebut.

    Dasar pengambilan keputusan chi-square adalah jika nilai chi-

    squarehitung lebih besar dari chi-squaretabel atau nilai probability chi-

    square lebih kecil dari (5%), maka H0 ditolak. Sebaliknya,

    penerimaan H0 terjadi jika nilai chi-squarehitung lebih kecil dari chi-

    squaretabel atau nilai probability chi-square lebih besar dari (5%).

    3.6.5. Uji Varians (ANOVA)

    Uji ANOVA adalah suatu uji statistik yang bertujuan

    mengetahui perbedaan tingkat atau membandingkan ada atau tidaknya

    perbedaan nilai rata-rata secara signifikan dari tiga atau lebih sampel

    yang diteliti. Dalam pengujian ini, hipotesis yang diuji (H0) dan

    hipotesis alternatif (H1) sering dilambangkan dalam notasi :

    H0 ; 1 = 2 = 3.... = n (nilai signifikansi > =5%) H1 ; 1 2 3.... n (nilai signifikansi > =5%) 3.6.6. Rata-Rata Tertimbang

    Rata-rata tertimbang digunakan untuk mengelompokkan

    jawaban responden terhadap masing-masing kriteria (skala 1-5),

    dimana skala tersebut memiliki bobot masing masing yaitu bobot 5

    bila jawaban sangat tinggi, bobot 4 bila jawaban tinggi, bobot 3 bila

    jawaban sedang, bobot 2 bila jawaban rendah dan bobot 1 bila jawaban

    sangat rendah.

    Kemudian jumlah responden dikelompokkan di dalam setiap

    kriteria dikalikan dengan bobotnya, lalu hasil perkalian di dalam setiap

  • 28

    kriteria dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah respondennya,

    sehingga didapatkan suatu nilai rata-rata tertimbang yang berada pada

    skala 1-5. Cara menghitung skor rataan adalah sebagai berikut:

    i

    ii

    fwfx

    = . .................................................................(8)

    Keterangan : x = skor butir ke-i

    if = frekuensi

    iw = bobot

    Dari hasil nilai rata-rata tertimbang kemudian ditentukan rentang skala

    tiap komponen dengan menggunakan rumus rentang skala (1-5):

    mmRs )1( = .................................................................(9)

    dimana : m = jumlah alternatif jawaban tiap item

    Dari hasil perhitungan tersebut akan didapat kesimpulan nilai terhadap

    skala 1-5 sehingga nilai rata-rata tertimbang yang dihasilkan akan

    menunjukkan tingkat stres kerja dan kinerja karyawan.

    3.6.7. Analisis Structural Equation Modeling (SEM)

    Model Persamaan Struktural (SEM) adalah suatu teknik

    peubah ganda yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan

    keterkaitan hubungan linear peubah-peubah pengamatan secara

    simultan dan sekaligus melibatkan peubah laten yang tidak dapat

    diukur (diamati) secara langsung (Ferdinand, 2000). Dalam penelitian

    ini Model Persamaan Struktural (SEM) seperti terlihat pada Gambar 6

    berikut.

  • 29

    Berdasarkan model penelitian tersebut, dapat disusun

    persamaan-persamaan sebagai berikut :

    1. Model Struktural (Structural Model)

    1 = 11 1 + 12 2 + 1 ..... (10) 2 = 21 1 + 2 ..... (11) dimana,

    1 =Vektor dari peubah laten endogen pertama (Stres Kerja) 2 = Vektor dari peubah laten endogen kedua (Kinerja Karyawan) 1 = Vektor dari peubah laten eksogen pertama (Stresor) 11 = Matriks dari koefisien struktural untuk amatan ksi pertama

    (Stresor) terhadap eta yang pertama (Stres Kerja)

    12 = Matriks dari koefisien struktural untuk amatan eta kedua (Kinerja Karyawan) terhadap eta yang pertama (Stres

    Kerja)

    21 = Matriks dari koefisien struktural untuk amatan eta pertama (Stres Kerja) terhadap eta yang kedua (Kinerja Karyawan)

    1,2 = Vektor dari galat pengukuran

    Stresor kerja

    Stres Kerja

    Kinerja

    Tuntutan tugas

    Tuntutan Peran

    Psikologis perilaku

    Kuantitas

    Ketepatan waktu

    Kualitas

    Gambar 6. Model Persamaan Struktural (SEM) Penelitian

    Kepemimpinan organisasi

    Tuntutan Hubungan Antar

    Pribadi

  • 30

    2. Model pengukuran (Measurement model)

    Model pengukuran untuk peubah X Xi = (x)ij j + i ....................................................................... (12)

    dimana,

    Xi = Vektor dari peubah teramati eksogen ke-i

    (x)ij = Matriks koefisien pengukuran (loading faktors) i ke-j j = Vektor dari peubah laten eksogen ke-j i = Vektor dari galat pengukuran ke-i

    Model Pengukuran untuk peubah Y Yi = (y)ij j + i ...................................................................... (13)

    dimana,

    Yi = Vektor dari peubah teramati endogen ke-i

    (y)ij = Matriks koefisien pengukuran (loading faktors) i ke-j j = Vektor dari peubah laten endogen ke-j i = Vektor dari galat pengukuran ke-i

    Peubah-peubah stresor (1), stres kerja (1), serta peubah kinerja (2) dikorelasikan satu sama lain sesuai dengan model struktural yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun variabel

    (indikator) pembentuk peubah stresor kerja (1) terdiri dari : X1 = Tuntutan tugas Tuntutan tugas merupakan faktor yang dikaitkan pada pekerjaan

    seseorang. Faktor ini mencakup desain pekerjaan individu itu

    (otonomi, keragaman tugas), kondisi kerja, dan tata letak kerja fisik.

    X2 = Tuntutan peran Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada

    seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan

    dalam organisasi itu.

    X3 = Tuntutan hubungan antar pribadi Tuntutan hubungan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh

    karyawan lain. Antara lain kurangnya dukungan sosial dari rekan-

    rekan dan hubungan antar pribadi yang buruk.

  • 31

    X4 = Kepemimpinan organisasi Kepemimpinan organisasi menggambarkan gaya manajerial dari

    eksekutif senior organisasi (pimpinan).

    Variabel (indikator) pembentuk peubah stres kerja (1) diindikasikan oleh konsekuensi/gejala-gejala stres yang dialami

    karyawan, yaitu :

    Y1.1 = Gejala psikologis Antara lain mudah merasa tersinggung, menunda-nunda

    mengerjakan pekerjaan, bosan, gelisah, kurang puas dengan hasil

    kerja.

    Y1.2 = Gejala perilaku Antara lain tidak masuk/absent, cenderung membuat kekeliruan,

    tidak bersemangat dalam bekerja, sulit tidur akibat pekerjaan,

    menurunnya nafsu makan karena beban kerja.

    Variabel (indikator) pembentuk peubah kinerja (2) yaitu : Y2.1 = Kuantitas pekerjaan

    Unsur empiris yang diturunkan dari variabel ini yaitu jumlah

    pekerjaan yang dibebankan.

    Y2.2 = Kualitas pekerjaan Unsur-unsur empiris yang diturunkan dari variabel ini yaitu

    kejelasan dan penerimaan tugas, kemampuan, ketrampilan dan

    ketelitian karyawan dalam mengerjakan tugas.

    Y2.3 = Ketepatan waktu Unsur empiris yang diturunkan dari variabel ini yaitu jumlah

    pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan waktu yang direncanakan.

    3.6.8. Analisis Kualitatif

    Analisis data secara kualitatif bersifat memaparkan hasil

    temuan secara mendalam melalui pendekatan bukan angka atau non

    statistik. Analisis ini cenderung mengakomodasi setiap data atau

    tanggapan responden yang diperoleh selama pengumpulan data.

    Analisis kualitatif cenderung dilakukan untuk data yang bersifat

    kualitatif yang dikumpulkan dari riset eksploratori (wawancara, diskusi

  • 32

    grup terfokus, teknik proyeksi) berupa kata-kata atau kalimat yang

    disampaikan oleh peserta. Data ini sering kali disebut data verbatim

    (Sudman dan Blair dalam Riset SDM, 2005). Data atau kata-kata yang

    diungkapkan karyawan selanjutnya dianalisis dengan merangkum atau

    meringkas untuk menghasilkan temuan yang lebih bermakna atau

    mudah dipahami. Rangkuman bisa berupa faktor-faktor yang

    melandasi variabel SDM, dugaan adanya hubungan dan beberapa

    variabel SDM, atau komponen-komponen pembentuknya.

  • 33

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Sejarah perusahaan

    Perusahaan berdiri sejak tahun 1746 dan mengalami perkembangan

    dari tahun ketahun hingga sekarang. Adapun sejarah perusahaan sejak awal berdiri

    hingga sekarang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Sejarah Perusahaan

    Tahun Uraian

    26 - 8- 1746 Kantor pos pertama di Indonesia adalah di Batavia yang

    didirikan oleh Gubernur Jendral GW Baron van Imhof.

    1906 Dibentuk Posts Telegraafend Telefoon Diensts (Jawatan

    PTT)

    27-9 - 1945 Tonggak sejarah berdirinya Jawatan PTT Republik Indonesia

    yang ditandai Pengambilalihan Kantor Pusat PTT di

    Bandung oleh Angkatan Muda PTT dari pemerintahan

    Militer Jepang.

    1961 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.240 Tahun 1961 status

    Jawatan PTT berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pos

    dan Telekomunikasi

    1965 PN Pos dan Telekomunikasi dibagi menjadi dua badan usaha

    yaitu : PN Pos dan Giro berdasarkan Peraturan Pemerintah

    No 29 Tahun 1965 dan PN Telekomunikasi berdasarkan

    Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 1965

    1978 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1978, status

    PN Pos dan Giro diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum)

    Pos dan Giro.

    20 - 6-1995 Status PERUM Pos dan Giro diubah menjadi PT. Pos

    Indonesia (Persero) dengan Anggaran Dasar PT Pos

    Indonesia (Persero) tercantum dalam akta Notaris Sutjipto,

    SH Nomor 117 tanggal 20 Juni 1995.

  • 34

    4.2. Visi dan Misi Perusahaan

    Dalam melaksanakan aktifitasnya, PT Pos Indonesia (Persero)

    mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

    Visi perusahaan adalah :

    Menjadi perusahaan Pos yang berkemampuan memberikan solusi terbaik

    dan menjadi pilihan utama stakeholder domestik maupun global dalam

    mewujudkan pengembangan bisnis dengan pola kemitraan, yang didukung

    oleh sumber daya manusia yang unggul dan menjunjung tinggi nilai.

    Sedangkan misi perusahaan adalah :

    Memberikan solusi terbaik bagi bisnis, pemerintah dan individu melalui

    penyediaan sistem bisnis dan layanan komunikasi tulis, logistik, transaksi

    keuangan, dan filateli berbasis jejaring terintegrasi, terpercaya dan

    kompetitif di pasar domestik dan global.

    4.3. Kedudukan, Tugas Pokok, Tujuan, dan Bidang Usaha PT. Pos Indonesia

    (Persero)

    Berdasarkan SK Direksi PT Pos Indonesia (Persero)

    KD.70/DIRUT/1105, PT Pos Indonesia (Persero) adalah BUMN yang

    dipimpin oleh suatu Direksi yang bertanggung jawab kepada Rapat Umum

    Pemegang Saham (RUPS). BUMN ini mempunyai tugas pokok

    melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah di bidang

    ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, dan di bidang

    pelayanan jasa pos dan giro bagi masyarakat baik di dalam maupun di luar

    wilayah Indonesia dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

    Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, perusahaan

    melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :

    1. Usaha jasa pos dan giro.

    2. Usaha jasa komunikasi, jasa logistik, jasa keuangan, jasa ritel, jasa

    keagenan, filateli dan jasa-jasa lain yang menunjang penyelenggaraan

    usaha jasa pos dan giro sesuai dengan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku.

    3. Usaha pemanfaatan dan pengembangan sumber daya yang dimiliki

    untuk menunjang kegiatan usaha perusahaan.

  • 35

    4.4. Struktur Organisasi Perusahaan

    Organisasi perusahaan disusun dalam 3 (tiga) tingkat, yaitu :

    1. Tingkat Pusat

    2. Tingkat Wilayah

    3. Tingkat Unit Pelaksana Teknis

    PT Pos Indonesia (Persero) Jakarta Timur 13000 merupakan salah

    satu organisasi dalam tingkat Unit Pelaksana Teknis. Lingkup kegiatan

    usahanya terdiri dari dua bidang yaitu bidang pelayanan jasa antaran dan

    bidang usaha bisnis. Bidang pelayanan jasa antaran yang fokus pekerjaannya

    adalah pelayanan antaran kepada masyarakat ditangani oleh bagian DC

    (Delivery Centre). Bidang usaha bisnis yang fokus pekerjaannya

    menghasilkan profit bagi perusahaan ditangani oleh bagian KP (Kantor Pos).

    Untuk lebih memfokuskan lingkup kegiatan usaha agar efektif dan efisien

    dan mencapai target perusahaan, dalam sistem operasionalnya perusahaan

    membedakan struktur organisasi kedua bidang tersebut yaitu struktur

    organisasi DC (Delivery Centre) dan Struktur organisasi KP (Kantor Pos)

    yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Kantor. Kedua Kepala Kantor

    tersebut saling berkoordinasi dan sama-sama bertanggung jawab kepada

    KAWILPOS (Kepala Wilayah Pos). Struktur organisasi DC terdiri dari KA.

    DC JAT, serta empat sub bagian yang masing-masing memiliki supervisor.

    Struktur organisasi KP terdiri dari Kepala Kantor, Manajer operasi, serta dua

    belas sub bagian dengan masing-masing supervisornya. Struktur organisasi

    perusahaan secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2.

    Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing

    bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut :

    Bagian DC (Delivery Centre), yaitu :

    A. KEPALA DELIVERY CENTRE Tujuan utama pekerjaan :

    Bertanggungjawab dalam pengendalian sortir lingkungan antaran,

    pelaksanaan antaran dan pengadministrasian antaran untuk mencapai

    target mutu antaran.

  • 36

    B. SPV PROSESING Tujuan utama pekerjaan :

    Bertanggungjawab dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

    dan pengawasan SDM di bagian prosesing (Penerimaan Kantong,

    Proses SKH, EMS, PP, R/BKS) untuk mencapai target mutu antaran.

    C. SPV ANTARAN Tujuan utama pekerjaan :

    Bertanggungjawab dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

    dan pengawasan SDM di bagian antaran untuk mencapai target mutu

    antaran.

    D. SPV ADMINISTRASI DAN KIRSUS Tujuan utama pekerjaan :

    Bertanggungjawab dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

    dan pengawasan SDM di bagian adminiastrasi dan kirsus untuk

    mencapai target mutu antaran.

    Bagian KP (Kantor Pos), yaitu :

    A. Kepala Kantor Tujuan utama pekerjaan :

    Membawahi semua sub-sub bagian lainnya dalam lingkup kantor pos,

    mengkoordinasikan semua kegiatan yang ada di kantor pos dan giro

    Jakarta Timur 13000 serta jajaran yang terkait agar dapat berjalan

    dengan lancar, bertanggungjawab baik kedalam maupun keluar atas

    pengolahan dan pencapaian tujuan.

    B. Manajer Operasi Tujuan utama pekerjaan :

    Melaksanakan tugas-tugas kepala kantor yang didelegasikan

    kepadanya.

    C. SPV SDM Tujuan utama pekerjaan :

    Membantu kepala kantor dalam hal perencanaan, pelaksanaan,

    pengembangan, pengaturan SDM, dan administrasi.

  • 37

    D. SPV Teknologi Sarana (Teksar) Tujuan utama pekerjaan :

    Membantu kepala kantor dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan

    pengawasan kegiatan di bagian sarana dan bertanggungjawab atas

    penyediaan sarana di kantor pos.

    E. SPV Keuangan Tujuan utama pekerjaan :

    Menangani perbendaharaan keuangan yaitu menerima, menyimpan,

    dan membayarkan uang/surat berharga uang serta membuat

    pertanggungan keuangan.

    F. SPV Bisnis Keuangan Wesel / Pens / JPS / Peny. Dana Tujuan utama pekerjaan :

    Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelayanan wesel pos (kirim

    dan bayar), pelayanan tabanas (penabungan dan pengambilan).

    Taksera/kukesra (penabungan, pengambilan dan kredit), beasiswa

    (umum, reguler, dan SPSDP).

    G. SPV Akuntansi

    Tujuan utama pekerjaan :

    Bertanggungjawab terhadap pengaturan kegiatan pengawasan,

    pelaksanaan, dan pelaporan pembukuan penerimaan/pengeluaran

    keuangan perusahaan di bidang akuntansi kantor pos Jakarta Timur.

    H. SPV Kir Korporat

    Tujuan utama pekerjaan :

    Menangani dan mengawasi segala urusan di bagian korporat untuk

    kelancaran segala urusan dinas.

    I. SPV Layanan Bisnis Reguler Tugas utama pekerjaan :

    Bertanggungjawab atas kelancaran dan kebenaran pelaksanaan

    pelayanan surat-surat yang sangat peka meliputi :

    a. Surat kilat khusus dan patas

    b. Surat elektronik

    c. Express mail service

  • 38

    J. SPV UPL Tujuan utama pekerjaan :

    Melakukan pengawasan/pengecekan terhadap kantor pos cabang se-

    Jakarta Timur, mengawasi kelancaran operasional diluar KPRK,

    memeriksa laporan.

    K. WASUM Tujuan utama pekerjaan :

    Bertanggungjawab dalam mengatur kegiatan bagian pengawasan

    umum dalam melaksanakan tugas pemeriksaan periodik eksploitasi

    agar kegiatan pengawasan lebih efektif.

    L. SPV Proses dan Distribusi Tujuan utama pekerjaan :

    Bertanggungjawab atas pengaturan dan pengawasan kegiatan dibagian

    pengolahan untuk kelancaran kiriman pos.

    M. SPV Layanan Bisnis Keuangan SOPP+GIRO / SGG Tujuan utama pekerjaan :

    Bertanggungjawab atas pengaturan dan pengawasan kegiatan di bagian

    PRK (pemeriksa kantor).

    N. SPV pemasaran+Bang FFP dan mitra Tujuan utama pekerjaan :

    Bertanggung jawab melakukan pengembangan bisnis diwilayah