analisis pengendalian mutu pada pengolahan minyak kelapa sawit dengan metode stistical quality...
DESCRIPTION
bab pengendalian mutuTRANSCRIPT
ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PADA PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN METODE STISTICAL QUALITY CONTROL (SQC)PADA PERUSAHAAN PTP. NUSANTARA IVPKS ADOLINA
OlehRudi Kencana
Penelitian ini dilakukan di PTP. Nusantara IV PKS Adolina, dimana perusahaan ini memproduksi minyak mentah kelapa sawit. Data yang digunakan adalah data syarat mutu, yaitu kadar asam lemak bebas, kadar air dan kaar kotoran. Data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode SQC dengan diagram control chart mean (X) dan control chart range ( R ), dilanjutkan dengan membuat diagram sebab akibat guna mengetahui penyebab produk berada diluar batas kendali statistic.Pengendalian kualitas merupakan strategi perusahaan untuk bersaing dengan produk perusahaan lain. Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen dalam memilih produk. Sehingga perusahaan harus memberikan perhatian khusus dalam menerapkan pengendalian kualitas dalam pembuatan produk. Kualitas produk yang baik merupakan persyaratan yang penting bagi perusahaan untuk memperoleh daya saing produk dipasaran. Mutu produk yang baik perlu diciptakan dan program pengawasan kualitas yang efektif dilakukan agar dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Metode Statistical Quality control (SQC) digunakan untuk evaluasi kinerja kontrol kualitas proses produksi sehingga produk menghasilkan produk yang berkualitas.Secara umum tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan mutu minyak sawit yang diproduksi. Secara khusus menetukan faktor mutu yaitu kadar asam lemakbebas, kadar air dan kadar kotoran. Kemudian untuk menetukan nilai proses Cp untuk pengolahan crude oil serta mengidentifikasi penyebab penyimpangan kualitas dengan diagram sebab akibat (fish bone).
Proses produksiPerusahaan ini memproduksi minyak kelapa sawit dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Standar mutu minyak kelapa sawit ini berhubungan dengan aspek kadar asam lemak, kelembabapan, kotoran. Kelapa sawit bermutu akan menghasilkan randemen minyak 22,1 % - 22,2% (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7%- 2,1% (terendah), kadar air 0,150% (tertinggi), kotoran 0,020%.Sedangkan syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut:1. Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SP-SMP-13-19752. Kadar air maksimum (%): 8,5; cara pengujian SP-SMP-7-19753. Kontaminasi maksimum (%): 4,0; cara pengujian SP-SMP-31-19754. Kadar inti pecah maksimum (%): 15; cara pengujian SP-SMP-31-1975Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penganan pasca panenatau kesalahan selama pemrosesan dan pengankutan. Uraian Proses Produksi Produk yang dihasilkan perusahaan ini berupa minyak mentah kelapa sawit atau disebut CPO (Crude Palm Oil). CPO diolah dari daging kelapa sawit oleh pabrik pengolahan minyak yang berkapasitas 30 Ton/jam.Tahapan dalam pengolahan kelapa sawit hingga menghasilkan CPO yaitu:1. Stasiun penerimaan BuahKelapa sawit yang berasal dari perkebunan diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Setelah sampai di pabrik, kelapa sawit beserta truk ditimbang.2. Stasiun PerebusanDidalam stasiun perebusan ini TBS yang berasal dari loading ramp dimasukkan kedalam troli untuk selanjutnya direbus didalam mesin sterilizer. Sterllizer ini memiliki fungsi sebagai berikut:a. Merebus TBS agar buah muda lepas dari janjangan.b. Mematikan enxim-enzim yang menyebabkan kenaikan asam lemak bebas.c. Mengurangi kadar air yang terdapat pada buahd. Memudahkan pada proses penebalan.3. Stasiun penebalanStsiaun penebalan ini memilki fungsi untuk memisahkan brondolan dari tandannya. 4. Stasiun KempaDistasiun ini brondolan yang telah dibawa fruit elevator diteruskan ke mesin digaster. Fungsi dari mesin digaster ini untuk mencincang dan melumat brondolan sehingga dagingan biji mudah dipisahkan dan mengeluarkan sebagian minyak dari brondolan yang timbul akibat proses pengadukan.5. Stasiun KlarifikasiDistasiun ini klarifikasi munyak kasar tersebut menuju san trap tank. Sand trap tank adalah suatu alat berbentuk selinder yang bekerja berdasarkan berat jenis dengan air dengan minyak.6. Stasiun Penimbunan MinyakDistasiun penimbunan minyak terdiri dari tangki timbun yang terdiri dari 2 unti dengan kapaitas 500 ton dan 1 unti berkapasitas 950 ton. Fungsi dari tangki timbun ini yaitu :a. Tempat penimbunan minyakb. Tempat pengukuran hasil CPO pada setiap pengolahanc. Tempat pengiriman minyak via truk7. Stasiun Pengutipan MinyakDistasiun pengutipan minyak merupakan tempat untuk menguntip minyak dari limbah yang diperkirakan masih mengandung minyak.
Definisi mutu Dalam dunia industry baik jasa maupun manufaktur mutu adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peninkatan posisi bersaing. Mutu merupakan sesuatu yang diputuskan oleh pelnggan, bukan oleh perusahaan oleh pemasaran atau manajemen. Mutu adalah keseluruhan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembikinan, pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan-harapan pelanggan. Pengendalian mutu adalah penggunaan teknik-teknik dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan mutu suatu produk atau jasa. Maksud dari kebanyakan pengukauran mutu ini adalah menentukan dan mengevaluasi tingkatan dimana produk atau jasa mendekati keinginan atau harapan dari konsumen.Langkah-langkah dalam analisis masalah mutu :1. Memahami kebutuhan peningkatan kualitas2. Menyatakn masalah kualitas yang ada3. Mengevaluasi penyebab utama4. Merencanakan solusi atas masalah5. Melaksanakan hasil perbaikan6. Meneliti hasil perbaikan7. Menstandarisasikan solusi terhadap masalah8. Memecahkan masalah selnjutnyaHubungan Langkah Pengendalian Mutu, Tujuh Alat Pengendalian Kualitas, Siklus PDCADelapanLangkahPengendalianMutuTujuhalatpengendalikualitasPDCA
1.Memahamikebutuhanpeningkatankualitas2.Menyatakanmasalahkualitasyangada3.Mengevaluasipenyebabutama4.MerencanakansolusiatasmasalahChecksheet,paretodiagram,histogram,causeeffectdiagram,scatterdiagramPLAN
DelapanLangkahPengendalianMutuTujuhalatpengendalikualitasPDCA
5.MelaksanakanperbaikanDO
6.MenelitihasilperbaikanChecksheet,paretodiagram,histogram,causeeffectdiagram,scatterdiagramCHECK
7.Menstandardisasikansolusiterhadapmasalah8.MemecahkanmasalahselanjutnyaACTION
Pengertian Statistik Quality Control (SQC)Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung didalam suatu sampel dari populasi. Metode statistic memberikan cara-cara pokok dalam pengmbilan sampel produk, pengujian serta evaluasi dan informasi di dalam data yang digunakan untuk mengendalikan dan meningkatkan proses pembuatan.Pengendalian kualitas merupakan aktivitas teknik dan manajemen dimana mengukur karakteristik kualitas dari produk atau jasa, kemudian membandingkan hasil pengukuran itu dengan spesifikasi produk yang diinginkan serta mengmbil tindakan pendekatan yang tepat apabila ditmukan perbedaan kinerja actual dan standar.Pengendalian kualitas produksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan penggunaan bahan/material yang bagus, penggunaan mesin-mesin/ peraltan produksi yang memadai, tenga kerja yang terampil, dan proses produksi yang tepat. Pengendalian kualitas statistic (Statistic Quality Control) adalaha teknik yang digunakana untuk mengendalikan dan mengelola proses baik manufaktur maupun jasa melalui penggunaan metode statistic. Pengendalian kualitas statistic merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola, dan memperbaiki produk dan proses menggunakan metode-metode statistik. Pengendalian kualitas statistic (SQC) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yaitu pengendalian proses statistik (statistik proses control) dan rancana penerimaan sampel produk (acceptance sampling). Berdasarkan jenis data yang digunakan pengendalian kualitas statistic dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu pengendalian kulitas untuk data variabel dan pengendalian kualitas data atribut.Data Atribut dan Data VariabelData VariabelPengumpilan data adalah langkah dala prosedur pengendalian mutu. Didalam pengumpulan data terdapat dua jenis data yaitu data variabel dan data atribut. Data varibel merupakan data kuantitatif yang diukur untuk keperluan analisis. Manfaat data variabel adalah memberikan informasi mengenai perbaikan kualitas, membuat keputusan dengan proses produksi. Peta kontrol yang umum digunakan unutk data variabel adalah peta X-Bar-R, dan peta X-MR.
Data AtributData atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit yang ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan. Peda umumnya data atribut digunakan peta kontrol p, np, c dan u.Alat pengendalian kualitas :1. Check Sheet (lembar pemeriksaan)2. Histogram3. Diagram pareto4. Stratifikasi5. Scatter Diagram (diagram Pencar)6. Diagram Sebab Akibat7. Peta Control
METODE PENELITIANPenelitian ini dilakukan dengan penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif yang dilakukan dengan data non-eksperimen dengan tujuan membuat interpretasi delam bentuk narsi yang menunjukan kualitas dari objek penelitian untuk memecahakna serta menjawab permasalahan yang dihadapi.Varibel penelitianAdapun variabel-variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Variabel independen (variabel bebas, sebab mempengaruhi)Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kadar asam lemak bebas dan kadar air pada minyak mentah kelapa sawit.2. Variabel dependen (variabel tergantung, akibat, terpengaruh)Variabel teriket merupakan variabel yan gterpengaruh atau yang menjadi akibat dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas minyak mentah kelapa sawit.Metode pengumpulan dataMetode pengumpulan data adalah prosedur dalam menentukan sumber data yang telah direncanakan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dimana peneliti sangat perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti tenaga, waktu, dana dan faktor-faktor pendukung maupun penghambat. Pada penelitian ini teknik penentuan pengumpulan data yang dilakukan adalah :1. Data historisMencatat prosedur pemerikasaan dan hasil pengukuran kadar asam lemak bebas dan kadar air, data gambaran umum perusahaan dan investasi mesin dan peraltan.2. Studi kepustakaanMempelajari teori-teori yang berhubungan dengan cara pemecahan masalah.
Pengolahan DataPengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode pengendalian kualitas statistic. Data yang digunakan adalah data variabel yaitu data yang berdasarkan karakteristik yang diukur secara sebenarnya. Data yang diambil adalah kadar Asam Lemak Bebas (ALB), kadar air, dan kadar kotorana yang terkandung dalam Crude Palm Oil (CPO). Metode pengumpulan DataDalam suatu penelitian data merupakan kunci untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini melalui beberapa metode pengumpulan data yaitu:1. Data HistorisMencatat nilai batas normal dan hasil pengukuran terhadap kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran.
2. Studi kepustkaanMempelajari teori-teori tentang hal-hal yang berhubungan dengan cara pemecahan masalah.Adapun data nilai batas normal kadar asam lemak, kadar air, dan kadar kotoran adalah sebagai berikut :1. Kadar normal Asam Lemak Bebas (ALB): 2,5% - 3,0%2. Kadar Normal Air: 0,1% - 0,15%3. Kadar Normal Kotoran: 0,01% - 0,02%Dalam hal ini perusahaan melakukan sampel untuk pemeriksaan syarat mutu untuk mewakili produk. Pengambilan sampel dilakukan dengan rentang 1 jam sekali selama proses produksi berlangsung.Data Hasil PengujianNoTanggalKadarAsamLemakBebas(ALB)KadarAirKadarKotoran
127Mei20092,860,1360,02
3,310,1310,02
3,270,1340,021
3,310,1410,021
3,240,1310,021
3,320,1480,02
3,10,140,02
228Mei20093,150,1380,021
2,90,1460,02
2,960,1350,017
2,930,1740,017
2,910,1590,019
30,1630,021
2,890,1530,02
329Mei20093,380,1650,021
3,180,1570,019
3,310,1510,019
3,120,1480,017
3,20,1580,021
3,350,1630,022
3,350,1470,021
430Mei20092,870,1550,023
2,610,1540,023
3,430,1590,021
3,210,160,02
2,790,1540,023
2,90,1530,02
2,770,1530,021
Data yang digunakan dalam pemerintah adalah hasl pengajuan kualitas CPO dengan syarat mutu kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kotoran pada laboratorium PT. Nusantara IV dari tanggal 27 mei hingga- 25 Juni 2009.Data hasil Pengujian Kadar ALB. Kadar Air dan Kadar Kotoran(lanjutan..)NoTanggalKadarAsamLemakBebas(ALB)KadarAirKadarKotoran
501-Jun-093,860,1450,022
4,170,1560,021
3,590,1480,023
3,560,1490,022
3,650,1590,022
3,990,1550,021
2,650,1660,022
62Juni20093,480,1420,016
3,450,1310,017
3,120,1360,02
3,090,1380,021
2,780,1410,022
3,420,1270,025
3,160,1420,022
73Juni20093,240,1390,021
3,460,1390,019
2,710,1440,02
40,1450,023
3,570,1470,025
3,140,1410,02
4,210,1470,022
84Juni20093,070,1460,02
3,010,1590,023
3,050,1630,021
3,070,1540,022
3,050,1570,022
3,080,1510,02
3,080,1520,019
95Juni20092,870,130,017
2,810,1450,018
3,160,1310,02
2,730,1360,016
2,810,1310,016
2,840,1420,017
3,240,1380,018
106Juni20092,460,1410,021
2,650,1470,025
3,230,1430,022
2,910,1590,023
2,850,1460,019
2,810,1420,017
2,770,1530,016
118Juni20092,970,1640,017
3,090,1760,018
3,090,1640,019
2,990,1780,019
3,240,1730,019
3,180,1660,02
3,120,1830,019
Pengolahan DataPengolahan data dilakukan dengan melakukan uji kenormalan penentuan batas kendali X dan R untuk masing-masing syarat mutu CPO yang diamati dan menghitung kepabilitas proses. HistogramHistogram Kadar Asam Lemak BebasDari hasil pengujian kadar asam lemak bebas diatas, maka histogram kadar asam lemak bebas didapatkan
Histogram Kadar Asam Lemak Bebas
Histogram Kadar KotoranDari data hasil pengujian kotoran diatas, maka kadar kotoran dapat dilihat sebagai berikut :
Histogram Kadar AirDari data hasil pengujian kadar air di atas dapat dilihat sebagai berikut :
Berdasarkan hasil histogram pada kadar asam lemak bebas, maka dapat dilihat bahwa terdapat 123 data yang berada pada luar batas normal untuk standar mutu kadar asam lemak bebas yang ditetapkan oleh perusahaan. Sedangkan untuk kadar air terdapat 109 data yang berada diluar batas normal untuk standar mutu dari perusahaan. Untuk kadar kotoran terdapat data sebanyak 67 data berada diluar batas normal syarat mutu yang telah ditetapkan.
Peta Kendali X dan RDari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Statistical Quality Control (SQC) dapat dianalisa bahwa masih banyak data yang berada diluar batas kendali.Asam Lemak BebasNoR
13,200,460
22,96(diluarbataskendali)0,260
33,300,430
42,94(diluarbataskendali)0,820
53,64(diluarbataskendali)1,520(diluarbataskendali)
63,210,700
73,481,500(diluarbataskendali)
83,06(diluarbataskendali)0,070
92,92(diluarbataskendali)0,510
102,81(diluarbataskendali)0,770
113,10(diluarbataskendali)0,270
123,330,680
132,62(diluarbataskendali)0,550
143,321,340(diluarbataskendali)
153,341,340(diluarbataskendali)
163,05(diluarbataskendali)0,170
173,400,570
183,560,760
193,62(diluarbataskendali)0,950
203,63(diluarbataskendali)0,310
213,290,320
223,92(diluarbataskendali)1,550(diluarbataskendali)
233,69(diluarbataskendali)0,860
243,63(diluarbataskendali)1,630(diluarbataskendali)
253,62(diluarbataskendali)0,350
263,64(diluarbataskendali)0,550
273,430,410
Berdasarkan hasil revisi mena (X) maka data yang diatas nilai 3,56 dan data yang berada dibawah nilai 3,13 berada diluar batas kendali. Sedangkan untuk peta kendali range (R) data yang berada diatas nilai 0,987 dan dibawah 0,039 berada diluar batas kendali.Kadar AirNoR
10,138(diluarbataskendali)0,017
20,1520,039(diluarbataskendali)
30,1560,018
40,167(diluarbataskendali)0,007
50,1500,021
60,137(diluarbataskendali)0,015
70,1440,008
80,1550,017
90,136(diluarbataskendali)0,015
100,146(diluarbataskendali)0,018
110,169(diluarbataskendali)0,019
120,1550,013
130,146(diluarbataskendali)0,02
140,142(diluarbataskendali)0,013
150,147(diluarbataskendali)0,009
160,1610,017
170,168(diluarbataskendali)0,014
180,1570,011
190,170(diluarbataskendali)0,018
200,164(diluarbataskendali)0,028
210,167(diluarbataskendali)0,039(diluarbataskendali)
220,174(diluarbataskendali)0,015
230,1600,026
240,1550,043(diluarbataskendali)
250,1570,042(diluarbataskendali)
260,1600,019
270,172(diluarbataskendali)0,016
Berdasarkan hasil revisi diatas kendali mean (X) maka data yang diatas nilai 0,166 dan data yang berada dibawah nilai 0,146 berada diluar batas kendali. Sedangkan untuk peta kendali (R) data yang berada diatas nilai 0,031 dan dibawah nilai 0,0012 berada diluar batas kendali.Kadar KotoranNoR
10,0200,001
20,0190,004
30,0200,005
40,022(diluarbataskendali)0,003
50,022(diluarbataskendali)0,002
60,0210,009(diluarbataskendali)
70,0210,006
80,0210,004
90,017(diluarbataskendali)0,004
100,0200,009(diluarbataskendali)
110,0180,003
120,0200,004
130,0200,004
140,022(diluarbataskendali)0,003
150,0200,004
160,017(diluarbataskendali)0,002
170,0190,005
180,0200,004
190,0180,003
200,0180,004
210,0210,009(diluarbataskendali)
220,0190,004
230,0210,002
240,0180,004
250,0190,002
260,0190,004
270,0200,004
Berdasarkan hasil revisi batas kendali mean (X) maka data yang diatas nilai 0,021 dan data yang berada dibawah nilai 0,018 berada diluar batas kendali. Sedangkan untuk peta kendali range (R) data yang berada diatas nilai 0,007 dan dibawah nilai 0,0003 berada dilu batas kendali.Berikut ini jenis uji kaakteristik dan jumlah data yang berada diluar batas kendali dimana dapat dilihat sebagai berikutNoJenisujiKerakteristikJumlahkondisidiluarbataskendali
PetakendaliPetakendaliR
1KadarAsamLemakBebas(ALB)166
2KadarAir164
3KadarKotoran53
Analisa Kondisi Data diluar Batas Kendali dengan Diagram Sebab AkibatDari histogram terlihat bahwa jumlah data diluar batas kendali terbesar adalah data kadar lemak bebas dan kadar air diikuti dengan kadar kotoran. Dengan demikian analisa penyebab kerusakan tersebut dengan menggunakan fish bone diagram.1. Kadar Asam LemakKadar asam lemak bebas mengandung enzim penstimulir bersifat kalisator, dimana enzim ini dapat membentuk asam lemak bebas. Kadar asam lemak bebas merupakan hal pokok dalam penentuan kualitas Crude Palm Oil. Dimana semakin tinggi kadar asam lemak bebas maka semakin rendah nilai kualitas dari CPO.
MaterialMatodeMatodeMaterialLama penyimpanan
Waktu perebusan kurang optimal
Penanganan pasca panenKadar asam lemak bebas
Sortasi dari pohonSortasi dari pohon
Linkungan yang kotorKurangnya perawatan
Kebersihan alat kurang baik
Ketelitian kurang
Enviroment
MechineMan
2. Kadar airKadar air yang terkandung dalam minyak sawit akan mempengaruhi nilai kadar asam lemak bebas. Semakin tinggi nilai kadar air semakin tinggi pula kadar asam lemak bebas yang terbentuk.
MatodeMaterial
Waktu perebusan kurang optimal
Terlalu matangKadar asam lemak bebas
Pemisahan kadarr air dengan kotoran tidk sempurna
Kelelahan dalam bekerja
Linkungan yang kotorKurangnya perawatan
Kebersihan alat kurang baik
Ketelitian kurang
Enviroment
MechineMan
3. Kadar KotoranKadar kotoran dipengaruhi oleh proses pengolahan. Selain itu kandungan pasir, ampas serta daging pada buah sawit.
MaterialMatode
Serat yang tebalPenyaringan tdk smpurna
Penyimpanan tidk bersihKadar asam lemak bebas
Tercmpurnya minyak dg kotoran saat pengendapan
Sisa produksiKelelahan dalam bekerja
Linkungan yang kotorPengaturan waktu
Pengaturan putaran
Ketelitian kurang
Enviroment
MechineMan
Analisa kemampuan ProsesDari kemampuan batas ats speeifikasi (USL) dan batas bawah (LSL) yang telah ditentukan, maka a. UntuknilaiindeksproseskapabilitasdarikadarAsamLemakBebas(ALB)
dimananilaiCp=0,43sedangkannilaiindekskinerjaprosesCpk=-0,61.Dapat
dilihatnilaiCP,Cpk1,33
makakapabilitasprosessangatbaikdannilaiCpk1,33
makakapabilitasprosessangatbaikdannilaiCpk