analisis pengendalian persediaan bahan baku … · c. metode persediaan just in time (jit) dalam...

14
eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (4): 1814-1827 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2018 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KACANG KEDELAI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY PADA UD. AL HAYUUN DI SAMARINDA. Mahmudah 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pembelian bahan baku kacang kedelai optimal yang seharusnya dilakukan oleh UD. Al Hayuun,Untuk mengetahui jumlah frekuensi pembelian bahan baku kacang kedelai yang seharusnya dilakukan oleh UD. Al Hayuun . dan untuk mengetahui persediaan pengaman (safety stock) yang digunakan UD. Al Hayuun untuk persediaan bahan baku.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, penelitian kepustakaan dan wawancara. Alat analisis data yang digunakan perhitungan untuk memperoleh pesanan bahan baku optimal menggunakan metode Economic Order Quantity. Hasil penelitian menunjukan bahwa diketahui perhitungan biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan oleh UD Al Hayuun untuk biaya total persediaan bahan baku kacang kedelai lebih besar dibandingkan dengan perhitungan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Jumlah pembelian bahan baku optimal dengan menggunakan metode EOQ yaitu 347 kg dalam satu bulan, jumlah frekuensi pembelian bahan baku sebanyak 12 kali dalam satu tahun dan titik persediaan pengaman (safety stock) yang digunakan UD Al Hayuun sebesar 47,85 kg. Efesiensi biaya persediaan bahan baku dihasilkan dengan menerapkan EOQ sebesar 48%. Hendaknya perusahaan mempertimbangkan penggunaan metode EOQ dalam kebijakan pengadaan bahan baku karena dengan menggunakan metode EOQ perusahaan akan mendapatkan kuantitas pembeliaan bahan baku yang optimal dengan biaya minimum dibandingkan kebijakan perusahaan sebelumnya dan perusahaan sebaiknya menentukan besarnya safety stock dalam pengendalian persediaan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan kekurangan bahan baku karena pemakaian bahan baku yang lebih besar dari perkiraan dan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan bahan baku yang dipesan. Kata Kunci : Pengendalian Persediaan, Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock Pendahuluan Secara umum tujuan suatu perusahaan, baik itu perusahaan manufaktur maupun industri produksi lainnya adalah untuk memproduksi barang / bahan 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Upload: trantram

Post on 04-May-2019

237 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU … · c. Metode Persediaan Just In Time (JIT) Dalam metode ini digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan kanban. Dalam sistem

eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (4): 1814-1827 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2018

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

KACANG KEDELAI DENGAN METODE

ECONOMIC ORDER QUANTITY PADA

UD. AL HAYUUN DI SAMARINDA.

Mahmudah1

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pembelian bahan baku kacang

kedelai optimal yang seharusnya dilakukan oleh UD. Al Hayuun,Untuk

mengetahui jumlah frekuensi pembelian bahan baku kacang kedelai yang

seharusnya dilakukan oleh UD. Al Hayuun . dan untuk mengetahui persediaan

pengaman (safety stock) yang digunakan UD. Al Hayuun untuk persediaan

bahan baku.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,

penelitian kepustakaan dan wawancara. Alat analisis data yang digunakan

perhitungan untuk memperoleh pesanan bahan baku optimal menggunakan

metode Economic Order Quantity. Hasil penelitian menunjukan bahwa diketahui

perhitungan biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan oleh UD Al Hayuun

untuk biaya total persediaan bahan baku kacang kedelai lebih besar

dibandingkan dengan perhitungan menggunakan metode Economic Order

Quantity (EOQ). Jumlah pembelian bahan baku optimal dengan menggunakan

metode EOQ yaitu 347 kg dalam satu bulan, jumlah frekuensi pembelian bahan

baku sebanyak 12 kali dalam satu tahun dan titik persediaan pengaman (safety

stock) yang digunakan UD Al Hayuun sebesar 47,85 kg. Efesiensi biaya

persediaan bahan baku dihasilkan dengan menerapkan EOQ sebesar 48%.

Hendaknya perusahaan mempertimbangkan penggunaan metode EOQ dalam

kebijakan pengadaan bahan baku karena dengan menggunakan metode EOQ

perusahaan akan mendapatkan kuantitas pembeliaan bahan baku yang optimal

dengan biaya minimum dibandingkan kebijakan perusahaan sebelumnya dan

perusahaan sebaiknya menentukan besarnya safety stock dalam pengendalian

persediaan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan kekurangan bahan

baku karena pemakaian bahan baku yang lebih besar dari perkiraan dan untuk

menjaga kemungkinan keterlambatan bahan baku yang dipesan.

Kata Kunci : Pengendalian Persediaan, Economic Order Quantity (EOQ),

Safety Stock

Pendahuluan Secara umum tujuan suatu perusahaan, baik itu perusahaan manufaktur

maupun industri produksi lainnya adalah untuk memproduksi barang / bahan

1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Page 2: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU … · c. Metode Persediaan Just In Time (JIT) Dalam metode ini digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan kanban. Dalam sistem

Analisis Persediaan Bahan Baku Kedelai dengan Metode EOQ (Mahmudah)

1815

mentah menjadi produk jadi melalui proses produksi secara ekonomis agar dapat

memperoleh keuntungan serta dapat melaksanakan proses produksi tepat pada

waktunya. Perusahaan juga ingin proses produksi dapat terus berkesinambungan

dan berkembang sehingga kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Di era

modern saat ini, kemajuaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

menuntut perusahaan untuk lebih kompetitif agar mampu bersaing dengan

perusahaan lain serta merebut pasar yang ada. Oleh karena itu perusahaan harus

dapat menjalankan strategi bisnisnya guna mempertahankan kredibilitas yang

telah dimiliki agar tidak berdampak buruk bagi perusahaan.

UD. Al Hayuun merupakan industri olahan makanan yang bergerak dalam

pengolahan kacang kedelai di kota Samarinda. UD. Al Hayuun berdiri sejak

tahun 2008. UD. Al Hayuun sudah lama berkiprah persaingan produk tahu.

Industri tahu ini didirikan oleh Bapak Abdul Rosat dan merupakan salah satu dari

kelompok industri tahu sumedang yang menerapkan sistem standar kualitas

produk, sehingga kebersihan air dan kacang kedelai yang digunakan sanagat

diperhatikan untuk menjaga kualitas tahu yang dihasilkan.

Untuk mencukupi permintaan pelanggannya, UD. Al Hayuun mempunyai

satu supplier yang setia dalam memenuhi penyediaan bahan baku di Pasar Segiri

Samarinda. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tahu sumedang, pihak

UD. Al Hayuun menggunakan kacang kedelai kuning impor dari Amerika. Bahan

baku tersebut didapatkan dari supplier sekitar 350 kg dalam satu bulan. Untuk

memproduksi tahu semudang diperlukan kacang kedelai sebanyak 10 kg - 15 kg

per hari dan menghasilkan 2000 potong per harinya. Tahu sumedang yang dijual

satu papan bambu yang berukuran satu meter persegi (100 potong) seharga Rp

50.000,-. Hasil produksi tahu di distribusikan ke pelanggan yang memesan.

Untuk pendistribusiannya menggunakan transportasi pribadi dari pemilik. Namun

permasalahannya adalah bahan baku kacang kedelai yang sedang mengalami

fluktuasi harga, hal itu dikarenakan masih tingginya ketergantungan Indonesia

terhadap produk kacang kedelai impor yang menyebabkan harga kacang kedelai

masih terbilang tinggi. Penyediaan bahan baku secara kontinyu merupakan

harapan dan keinginan dari industri Al Hayuun. Hal ini dilakukan untuk tetap

bisa melakukan proses produksi yang berkelanjutan dan memenuhi permintaan

dari konsumen. Banyaknya industri yang bergerak dibidang usaha tahu selain

industri UD. Al Hayuun, mengakibatkan adanya persaingan dalam pemenuhan

bahan baku kacang kedelai. Kebutuhan bahan baku pembuatan tahu banyak

dipasok dari negara lain dimana kacang kedelai impor yang sulit umtuk

diprediksi jumlah dan harganya, sehungga industri UD. Al Hayuun harus berpikir

cerdas untuk tetap bisa mendapatkan bahan baku dan menerima keuntungan

untuk bisa berproduksi secara kontinyu dan tidak mengecewakan pelanggan.

UD. Al Hayuun belum mempunyai metode persediaan secara khusus,

pemenuhan kebutuhan bahan baku UD. Al Hayuun di sesuaikan dengan tingkat

ketersediaan bahan baku di dalam gudang. Kebijakan perusahaan diperlukan

untuk mengatur kebutuhan penyediaan bahan baku bagi produksinya. Persediaan

Page 3: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU … · c. Metode Persediaan Just In Time (JIT) Dalam metode ini digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan kanban. Dalam sistem

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1814-1827

1816

selain bermanfaat untuk menjaga tingkat pelayanan juga dapat menberikan

konsekuensi terhadap biaya produksi. Tingkat pemesanan bahan baku yang tidak

menentu setiap bulannya bisa menyebabkan tingkat biaya persediaan tinggi.

Namun apabila pemesanan yang terlalu sering dan keterlambatan pemesanan

kembali akan menyebabkan terganggu dan terhambatnya proses produksi.

Selama ini UD Al Hayuun hanya mengatur pembeliaan dan pemesanan bahan

baku secara sederhana. UD. Al Hayuun harus mampu mengatur dan menghitung

jumlah pemesanan bahan baku serta menentukan jadwal pemesanan yang tepat

untuk menyediakan bahan baku. Pengaturan jumlah bahan baku dan frekuensi

pemesanan perlu dilakukan sehingga stok bahan baku dalam gudang tidak

berlebihan yang berakibat pada biaya penyimpanan yang tinggi. Penentuan

jumlah bahan baku yang minimum yang ada di dalam gudang penyimpanan dan

menentukan jadwal pemesanan untuk menyediakan bahan baku juga penting

untuk dilakukan oleh UD Al Hayuun sehingga pemesanan kembali dapat

dilakukan dengan tepat. Dengan itu UD. Al Hayuun tidak mengalami kekurangan

bahan baku kacang kedelai dan tidak menimbun bahan baku terlalu lama serta

biaya persediaan bahan yang efisien dapat dilakukan.

Berdasarkan uraian pernyataan tersebut, maka penulis ingin membahas

mengenai pengendalian persediaan bahan baku kacang kedelai dengan judul

penelitian “Analisis Pengendalian Bahan Baku Kacang Kedelai dengan Metode

Economic Order Quantity pada UD. Al Hayuun Samarinda”.

Kerangka Dasar Teori

Manajemen Operasi Heizer dan Render (2011:4) menyatakan bahwa Manajemen Operasi

(Operation Management-OM) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan

nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.

Dengan ini rata-rata perusahaan besar didunia banyak menerapkan teknik MO

dikarenakan kesadaran akan pentingnya perhatian dalam proses produksi guna

meningkatkan nilai produksi dan mendapatkan laba.

Heizer dan Render (2005:9), menyatakakan bahwa terdapat sepuluh

keputusan strategis yang berkaitan dengan manajemen operasional, antara lain :

a. Perancangan produk jasa

b. Pengelolaan kualitas

c. Perancangan proses dan kapasitas

d. Stategi lokasi

e. Stategi tata letak

f. Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan

g. Manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management)

h. Persediaan, perencanaan, kebutuhan bahan baku, dan JIT (Just In Time)

i. Penjadwalan jangka menengah dan jangka pendek

j. Perawatan (Maintenance)

Page 4: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU … · c. Metode Persediaan Just In Time (JIT) Dalam metode ini digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan kanban. Dalam sistem

Analisis Persediaan Bahan Baku Kedelai dengan Metode EOQ (Mahmudah)

1817

Berdasarkan definisi yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa

manajemen operasi merupakan serangkaian proses dalam menciptakan barang

atau jasa atau kegiatan yang mengubah bentuk menciptakan atau menambah

manfaat suatu barang atau jasa yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan

manusia.

Pentingnya Manajemen Persediaan Menurut Rangkuti (2007:16) fungsi dari manajemen persediaan terbagai

menjadi 4 yaitu:

a. Faktor waktu menyangkut lamanya proses produksi dan distribusi sebelum

barang jadi sampai pada konsumen.

b. Faktor ketidak pastian waktu datang dari supplier, menyebabkan perusahaan

memerlukan persediaan agar tidak menghambat proses produksi maupun

keterlambatan pengiriman kepada konsumen.

Penerapan Manajemen Persediaan Menurut Ishak (2010:165) Secara kronologis penerapan manajemen

persediaan diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Metode Pengendalian Persediaan secara Statistik

Pada dasarnya, metode ini berusaha mencari jawaban optimal dalam

menentukan :

1) Jumlah ukuran pemesanan dinamis (EOQ)

2) Titik pemesanan kembali (ROP)

3) Jumlah cadangan pengaman (safety stock) yang diperlukan.

b. Metode Perencanaan Kebutuhan Material

Metode ini bersifat oriented, yang terdiri dari sekumpulan prosedur, aturan-

aturan keputusan dan seperagkat mekanisme pencatatan yang dirancang untuk

menjabarkan jadwal induk produk (JIP).

c. Metode Persediaan Just In Time (JIT)

Dalam metode ini digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan

kanban. Dalam sistem ini, jenis dan jumlah unit yang diperlukan oleh proses

berikutnya, diambil dari proses sebelumnya, pada saat diperlukan. Dan ini

merupakan tanda bagi proses sebelumnya untuk memproduksi unit yang baru

saja diambil. Jenis dan jumlah unit dibutuhkan tersebut ditulis dalam suatu

kartu yang disebut juga kanban.

Economic Order Quantity

Pengertian Economic Order Quantity Perusahaan pasti sangat mendambakan setiap proses produksi yang

dilakukannya tepat waktu, memiliki value yang baik dan juga dapat menekan

biaya yang digunakan dalam melakukan proses produksi. Untuk itulah terdapat

suatu metode yang mampu diterapkan demi mencapai hal tersebut yaitu metode

EOQ (Economic Order Quantity).

Menurut Rangkuti (2007:11) Economic Order Quantity (EOQ) adalah

sejumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali pesan dengan biaya yang

paling rendah.

Page 5: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU … · c. Metode Persediaan Just In Time (JIT) Dalam metode ini digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan kanban. Dalam sistem

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1814-1827

1818

Menurut Gitosudarmo (2002) yang dikutip Pamungkas dan Susanto (2011),

bahwa EOQ sebenarnya merupakan volume atau jumlah pembeliaan yang paling

ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali pembelian. Untuk memenuhi

kebutuhan itu maka dapat diperhitungkan pemenuhan kebutuhan (pembeliannya)

yang paling ekonomis yaitu sejumlah barang yang akan dapat diperoleh dengan

pembelian menggunakan biaya yang minimal.

Menurut Heizer dan Render (2005:93) model persediaan umumnya

bertujuan meminimalkan biaya total. Dengan asumsi yang baru diberikan, biaya

yang paling signifikan adalah biaya penyetelan (pemesanan) dan biaya

penyimpanan.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan EOQ adalah jumlah pembelian

persediaan yang dilakukan dengan efisien agar biaya persediaan keseluruhan

menjadi sekecil mungkin.

Reorder Point Apabila EOQ modal menjawab pertanyaan berapa banyak pemesanan yang

optimal, maka reorder point (ROP) menjawab pertanyaan kapan mulai

mengadakan pesanan.

Menurut Martono (2002:88), Reorder Point (ROP) adalah saat

diadakannya pesanan lagi sehingga penerimaan bahan yang dipesan tepat pada

waktu persediaan, safety stock sama dengan nol pengertian Reorder Point (ROP).

Menurut Rangkuti (2004:83), Reorder Point adalah strategi operasi

persediaan merupakan titik pemesanan yang harus dilakukan suatu perusahaan

sehubungan dengan adanya Lead time dan safety stock

Menurut Manullang, (2005: 64) Reorder point adalah waktu minimal

untuk melakukan pemesanan ulang sehingga bahan pesanan dapat diterima tepat

pada waktu sedangkan di safety stock adalah sama dengan nol. Dengan demikian

bahan pesanan tidak akan melewati batas waktu sehingga tidak akan melanggar

Safety stock

Safety Stock Menurut Rangkuti (2007:10) pengertian persediaan pengaman (Safety

stock) adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau

menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (Stock out).

Menurut Assauri (2008:186) yaitu persediaan tambahan yang diadakan

untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan

(Stock out).

Menurut Haming dan Nurnajamuddin (2007:16),safety stock adalah unit

persediaan yang harus ada dalam perusahaan untuk mengantisipasi fluktuasi

permintaan.

Menurut Pardede (2005:416) Persediaan pengamanan (buffer stock)

adalah persediaan untuk mengatasi ketidakpastian permintaan, masa tunggu, dan

penawaran.

Page 6: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU … · c. Metode Persediaan Just In Time (JIT) Dalam metode ini digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan kanban. Dalam sistem

Analisis Persediaan Bahan Baku Kedelai dengan Metode EOQ (Mahmudah)

1819

Dari definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa Safety stock adalah

persediaan yang diadakan untuk menjaga agar tidak terjadi kehabisan persediaan

atau stock out.

Definisi Konsepsional Memberikan gambaran tentang penelitian serta gagasan yang jelas

mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan

batasan-batasan konsep sebagai berikut :

a. Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik

perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal

atau persediaan barang-barang yang disimpan untuk dipergunakan memenuhi

tujuan tertentu.

b. Economic Order Quantity(EOQ) adalah suatu cara untuk memperoleh

sejumlah dengan biaya dengan adanya pengawasan terhadap biaya pemesanan

(ordering cost)dan biaya pengiriman(Carrying cost).

c. Reorder Point (ROP) merupakan saat atau titik dimana harus dilakukan

pemesanan kembali atas bahan tepat pada waktu persediaan bahan dalam

keadaan safety stock.

d. Safety Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menjaga terjadinya

kekurangan bahan baku.

Metode Penelitian Jenis Penelitian : Penelitian deskriptif kuantitatif.

Definisi Operasional Variabel : Pengendalian Persediaan.

Indikator 1. Economic Order Quantity (EOQ)

a. Jumlah Permintaan Per Tahun (unit)

b. Biaya Pemesanan. 2. ReOrder Point (ROP)

a. Kebutuhan Perhari Dalam Setahun

b. Waktu Tunggu (Lead Time). 3. Safety Stock

a. Penggunaan Bahan Baku Rata-rata,

b. Faktor Waktu,

c. Biaya-biaya yang Digunakan. 4. Frekuensi Pemesanan

a. Kebutuhan Selama Periode Tertentu.

b. Banyaknya Unit Setiap Kali Pesan

Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di UD. Al Hayuun Di Samarinda.

Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif.

Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Page 7: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU … · c. Metode Persediaan Just In Time (JIT) Dalam metode ini digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan kanban. Dalam sistem

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1814-1827

1820

Teknik Pengumpulan Data : Maka penulis melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Penelitian lapangan yaitu merupakan penelitian yang dilakukan langsung

kepada objek yang diteliti penulis menggunakan metode-metode sebagai

berikut :

1. Observasi

Dengan teknik ini penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan secara

langsung ke lapangan guna untuk mendapatkan data yang lebih akurat.

2. Wawancara

Dengan teknik ini penulis melakukan wawancara langsung kepada pihak

yang bersangkutan guna mengumpulkan data-data serta informasi untuk

kelengkapan data yang ada.

b. Studi kepustakaan

Untuk melengkapi data data yang diperoleh dalam proses penyusunan laporan

ini maka penulis mengutip dan membaca dari buku buku yang ada di

perpustakaan.

Hasil Penelitian dan Pembahasan:

Hasil Penelitian

Pembelian Bahan Baku Adapun kebutuhan serta frekuensi pembelian untuk bahan baku kacang

kedelai yang dibutuhkan selama tahun 2017 adalah rata-rata sebanyak 4.260 kg.

Pemesanan yang dilakukan sebanyak 44 kali dalam satu tahun. Dengan waktu

tunggu (lead time 2 hari). Penentuan kebutuhan kacang kedelai adalah

berdasarkan pengalaman pada periode sebelumnya.

Untuk lebih jelasnya penggunaan bahan baku pada tahun 2017 yang

dilakukan oleh UD. Al Hayuun dapat di lihat pada tabel berikut :

Penggunaan Bahan Baku Kedelai UD. Al Hayuun 2017

No Bulan Per Minggu

Kg 1 2 3 4 5

1 Januari 60 80 80 60 70 350

2 Februari 80 80 60 60 - 280

3 Maret 90 90 100 90 - 370

4 April 80 80 60 60 70 350

5 Mei 80 90 100 100 - 370

6 Juni 90 100 100 100 - 390

7 Juli 80 70 60 60 70 340

8 Agustus 80 90 80 90 - 340

9 September 80 90 80 90 - 350

10 Oktober 80 80 70 60 70 360

11 Nopember 90 80 90 100 - 360

Page 8: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU … · c. Metode Persediaan Just In Time (JIT) Dalam metode ini digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan kanban. Dalam sistem

Analisis Persediaan Bahan Baku Kedelai dengan Metode EOQ (Mahmudah)

1821

12 Desember 80 70 80 90 80 400

Total 4260

Sumber : UD. Tahu Sumedang Al Hayuun

Harga Bahan Baku dan Biaya Persediaan Harga bahan baku kedelai dari pemasok adalah seharga Rp7.500,- per kg.

Dengan biaya pemesanan yang harus ditanggung oleh UD. Al Hayuun yang dapat

dilihat pada tabel berikut :

Biaya pemesanan setiap kali pesan

UD. Al Hayuun

No Uraian Keterangan Jumlah

1 Biaya Telepon 1 Menit Rp 3.500,00

2 Biaya Transportasi 12 Km Rp 100.000,00

Jumlah Rp 103.500,00

Sumber : UD. Al Hayuun Tahun 2017

Berdasarkan tabel diatas biaya yang menjadi tanggungan UD. Al Hayuun

untuk setiap kali pesan diantaranya biaya telepon Rp3.500,- dan biaya

transportasi sebesar Rp100.000,- sehingga total biaya pemesanan sekali

pemesanan untuk bahan baku kedelai adalah Rp 103.500,- Sedangkan untuk

biaya penyimpanan dapat dilihat pada tabel berikut :

Biaya Penyimpanan UD. Al Hayuun

No Uraian Keterangan

(Perbulan) Jumlah

1 Biaya Listrik 900 Watt Rp 300.000

2 Biaya Pemeliharaan Gudang Petugas Kebersihan Rp 300.000

3 Biaya Tenaga Kerja 1 orang pekerja Rp 2.000.000

Jumlah Rp 2.600.000

Sumber : UD. Al Hayuun Tahun 2017

Berdasarkan tabel diatas maka untuk biaya penyimpanan yang menjadi

tanggungan UD. Al Hayuun tiap bulan sebesar Rp 2.600.000,-

Analisis dan Hasil Pembahasan

Analisis Dari data yang ada maka dapat dianalisis sebagai berikut :

a. Biaya dan Harga Biaya pemesanan setiap kali pesan adalah sebagai berikut :

1. Biaya pemesanan

1) Biaya Telepon

Dilakukan sambungan dari pemilik ke pemasok setiap kali dilakukan

pemesanan. Dengan biaya telepon sebesar Rp 3.500,-

2) Biaya Transportasi

Biaya yang di keluarkan disaat pengantaran barang dari tempat

produsen kedelai ke tempat produksi. Biaya yang di keluarkam untuk

Page 9: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU … · c. Metode Persediaan Just In Time (JIT) Dalam metode ini digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan kanban. Dalam sistem

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1814-1827

1822

sekali pengantaran barang ke tempat produksi ialah sebesar Rp

100.000,-

Sedangkan biaya penyimpanan dinyatakan sebagai suatu nilai persentase

dari nilai rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan data diatas

kuantitas pemesanan dan frekuensi pemesanan bahan baku kedelai tahun 2017

maka dapat dilakukan perhitungan untuk menentukan rata-rata persediaan yaitu

sebagai berikut :

Dalam tahun 2017 produksi UD. Al Hayuun melakukan pemesanan

sebanyak 48 kali, maka :

a. Pembeliaan rata – rata bahan baku

Pembelian rata-rata bahan baku (Q) dapat diperhitungkan berdasarkan

kebijakan perusahaan sebagai berikut :

Jadi besar jumlah pembeliaan rata-rata bahan baku kedelai setiap kali

pemesanan adalah 96,81 kg.

b. Biaya Penyimpanan

Adapun biaya penyimpanan yang dikeluarkan oleh pihak industri dengan

adanya persediaan kedelai adalah sebagai berikut :

1) Biaya Listrik

Untuk penerangan gudang kedelai dipasang 1 buah bola lampu dengan

daya 20 watt dan 1 buah mesin pembangkit listrik.

2) Biaya Pemeliharaan Gudang

Untuk pemeliharaan dan kebersihan gudang maka dibutuhkan sarana /

prasarana yang mencukupi seperti : sapu, sikat, kain lap dan lain-lain.

3) Biaya Gaji Bagian Gudang

Karyawan yang ditugaskan untuk mengelola gudang kedelai adalah 1

orang. Gaji yang diterima adalah Rp 2.000.000,- x 12 = Rp 24.000.000,-

per tahun.

Jadi total biaya penyimpanan yang ditanggung oleh UD. Al Hayuun selama

setahun yaitu Rp2.600.000 x 12 = Rp 31.200.000

Untuk perhitungan biaya penyimpanan per satuan (kg) (H)

= Rp 7.323,94

Jadi biaya simpan bahan baku kedelai per kg sebesar Rp7.323,94,-

Page 10: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU … · c. Metode Persediaan Just In Time (JIT) Dalam metode ini digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan kanban. Dalam sistem

Analisis Persediaan Bahan Baku Kedelai dengan Metode EOQ (Mahmudah)

1823

b. Langkah - Langkah Menyelesaikan Masalah Economic Order Quantity dari bahan baku kedelai, dimana kebutuhan pada

tahun 2017 adalah sebesar 4.260 kg dengan rata-rata sebesar 355 kg per tahun

dengan harga per kg sebesar Rp 7.500,- dan biaya pemesanan Rp 103.500,- setiap

kali pesan dan biaya simpan bahan baku kedelai per kg sebesar Rp 7.323,94,- per

tahun.

1. Untuk memperhitungkan jumlah Economic Order Quantity (EOQ) untuk

bahan baku kedelai adalah sebagai berikut :

Jadi jumlah pemesanan ekonomis dari bahan baku kedelai adalah sebesar 347

kg. Ini berarti setiap kali pemesanan perusahaan harus memesan sebanyak 347

kg.

2. Menentukan besarnya safety stock maka harus dihitung standar deviasi

terlebih dahulu yaitu :

α =

Hasil perhitungan standar deviasi dari kebutuhan bahan baku kedelai

No Jumlah

Kebutuhan

1 350 355 -5 25

2 280 355 -75 5625

3 370 355 15 225

4 350 355 -5 25

5 370 355 15 225

6 390 355 35 1225

7 340 355 -15 225

8 340 355 -15 225

9 350 355 -5 25

10 360 355 5 25

11 360 355 5 25

12 400 355 45 2025

9900

Sumber : Hasil Analisis

Page 11: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU … · c. Metode Persediaan Just In Time (JIT) Dalam metode ini digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan kanban. Dalam sistem

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1814-1827

1824

Standar Deviasinya :

=

=

= 28,72 kg → 29 kg

Jadi kekurangan deviasi dari bahan baku kacang kedelai adalah sebesar 29 kg. Ini

berarti batas bawah dari persediaan tidak boleh kurang dari 29 kg.

Dengan asumsi pihak perusahaan menentukan tingkat pelayanan sebesar 80%

maka dari table faktor keamanan dapat diketahui besarnya faktor keamanan 1,65.

Dengan demikian besarnya safety stock adalah :

Safety stock = standar deviasi x faktor keamanan

= 29 kg x 1,65

= 47,85 kg

Dimana:

faktor keamanan= asumsi pihak manajemen perusahaan dalam menentukan

tingkat pelayanan (service rate %)

Jadi safety stock dari bahan baku kacang kedelai adalah sebesar 47,85 kg. ini

berarti batas dari persediaan kacang kedelai tidak boleh kurang dari 47,85 kg.

3. Langkah selanjutnya adalah menentukan frekuensi pemesanan dari bahan

baku kedelai :

=

= 12 kali

Jadi frekuensi pemesanan bahan baku kedelai dilakukan 12 kali pemesanan

dalam setahun.

4. Dari frekuensi pemesanan selama setahun, langkah selanjutnya adalah

menentukan titik pemesanan kembali ReOrder Point (ROP), sebelum

menghitung besarnya ROP maka terlebih dahulu di cari tingkat penggunaan

bahan baku per hari dengan cara sebagai berikut :

Page 12: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU … · c. Metode Persediaan Just In Time (JIT) Dalam metode ini digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan kanban. Dalam sistem

Analisis Persediaan Bahan Baku Kedelai dengan Metode EOQ (Mahmudah)

1825

Jadi tingkat penggunaan bahan baku per hari sebesar 16,44 kg.

ROP = (d x L)+ss

= (16,44 kg x 2 hari)+ 47,85 kg

= 32,88 + 47,85 kg

= 80,73 kg

Jadi ReOrder Point dari bahan baku kedelai adalah 80,73 kg. Ini berarti

perusahaan harus memesan kembali bahan baku kacang kedelai apabila

persediaan kurang dari 80,73 kg.

5. Dan langkah akhir adalah menentukan total biaya minimum per tahun, dengan

rumus :

TC (Q) =

=

= 4.554.384 + 354.515

=Rp 4.908.899

Jadi total biaya persediaan yang harus ditanggung oleh UD Al Hayuun sebesar

Rp 4.908.899

Sedangkan total biaya persediaan pertahun menurut EOQ:

TC(Q) =

=

= 1.270.637 + 1.270.703

= Rp 2.541.340

Jadi total biaya persediaan menggunakan EOQ sebesar Rp 2.541.340

Dari table dibawah ini akan memaparkan lebih rinci dan jelas lagi mengenai total

biaya persediaan :

Perbandingan Kebijakan Perusahaan dengan Metode EOQ

No Keterangan Perusahaan EOQ

1 Pembeliaan rata – rata bahan baku 96,81 kg 347 kg

2 Total biaya persediaan Rp 4.908.899 Rp 2.541.340

3 Frekuensi Pemesanan 44 kali 12 kali

4 Safety Stock - 47,85 kg

5 Reorder Point - 80,73 kg

Sumber: Data primer

Dilihat dari tabel di atas terlihat sangat jelas perbedaan antara total biaya

persediaan yang ada. Pemakaian bahan baku kedelai selama ini adalah sebanyak

4.260 kg. Apabila jumlah frekuensi menurut perusahaan sebanyak 44 kali maka

Page 13: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU … · c. Metode Persediaan Just In Time (JIT) Dalam metode ini digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan kanban. Dalam sistem

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1814-1827

1826

rata-rata kuantitas setiap kali pesannya adalah sebanyak 96,81 kg, dengan nilai

persediaan kuantitas pemesanan 96,81 kg x Rp 7.500,- = Rp 726.075- setiap kali

pemesanan. Biaya pembelian kedelai selama ini adalah sebesar 4.260 kg x Rp

7.500,- = Rp 31.950.000,- biaya pemesanan Rp 103.500,- dan biaya penyimpanan

selama 1 tahun adalah Rp 31.200.000,-

Menurut perhitungan dengan menggunakan metode EOQ, pemesanan

ekonomis setiap kali pesan selama ini adalah 355 kg sehingga untuk frekuensi

pemesanan selama setahun sebanyak 12 kali pesan. Maka rata-rata nilai

persediaan setiap kali pesan adalah 355 kg x Rp 7.500,- = Rp 2.662.500,- ,biaya

pembelian kedelai selama ini dan biaya setiap kali pesan adalah sama dengan

perhitungan perusahaan.

Sesuai dengan rumus yang ada total biaya persediaan kedelai pertahun

menurut perusahaan sebesar Rp 4.908.899,- sedangkan total biaya persediaan

minimum per tahun dengan menggunakan EOQ adalah sebesar Rp 2.541.340,-

sehingga selisih yang terjadi diantaranya adalah sebesar Rp 2.367.559,-. Hasil ini

menunjukkan angka yang sangat signifikan yang dapat menjadikan acuan dalam

upaya efisiensi biaya dalam perusahaan.

Pembahasan Bahan baku merupakan unsur yang sangat menentukan dalam kelancaran

kegiatan produksi di setiap usaha. Dimana bahan baku bisa menentukan irama

produksi yang dilakukan.

Berdasarkan perhitungan dalam analisis sebelumnya dapat diketahui bahwa

jumlah pemesanan yang paling ekonomis (sesuai dengan EOQ) dari bahan baku

kacang kedelai selama ini adalah 347 kg artinya dalam setiap kali melakukan

pembeliaan perusahaan harus memesan kacang kedelai sebanyak 347 kg

sehingga apabila disesuaikan dengan kebutuhan akan bahan baku kedelai maka

frekuensi pembelian bahan baku kacang kedelai dilakukan sebanyak 12 kali

dalam satu tahun agar lebih dapat meminimalisir penggunaan biaya persediaan

dan mengoptimalkan bahan baku kacang kedelai dalam jangka satu tahun.

Namun dalam penggunaan persediaan pengaman (safety stock ) yang

digunakan di UD. Al Hayuun tidak boleh kurang dari 47,85 kg karena untuk

meminimalisir kerugian ketika harga bahan baku dipasaran meningkat secara tiba

tiba dan menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan baku dalam

pemesanan produksi.

Walaupun selama ini perusahaan dapat memenuhi kebutuhan para

pelanggan tetapi biaya persediaan yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan

dengan metode EOQ seperti pada tabel 4.6 dibawah ini yang menunjukan selisih

total biaya yang mecapai 48%. Apabila perusahaan menerapkan metode EOQ

maka perusahaan dapat menghemat pengeluaran persediaan perusahaan, dalam

rangka pengendalian biaya persediaan bahan baku kacang kedelai tersebut.

Page 14: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU … · c. Metode Persediaan Just In Time (JIT) Dalam metode ini digunakan teknik pengendalian persediaan yang dinamakan kanban. Dalam sistem

Analisis Persediaan Bahan Baku Kedelai dengan Metode EOQ (Mahmudah)

1827

Selisih Total Biaya Persediaan

Bahan Baku

Biaya persediaan

menurut

perusahaan (Rp)

Biaya Persediaan

Menurut EOQ

(Rp)

Selisih (Rp)

Kacang

Kedelai Rp 5.292.999 Rp 2.541.340 Rp 2.367.559

Sumber: Data primer

Penutup Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada bab-bab sebelumnya

mengenai “Analisis Pengendalian Bahan Baku Kacang Kedelai dengan Metode

EOQ (Economic Order Quantity) pada UD. Al Hayuun Samarinda” dapat

dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

a. Jumlah pembeliaan bahan baku kacang kedelai yang optimal dengan

menggunakan metode EOQ adalah sebesar 347 kg dalam satu bulan.

b. Jumlah frekuensi pembeliaan bahan baku kacang kedelai sebesar sebanyak 12

kali dalam satu tahun.

c. Titik persediaan pengaman (Safety Stock) yang digunakan UD. Al Hayuun

sebesar 47,85 kg.

UD Al Hayuun diharapkan menerapkan pola pembeliaan bahan baku kedelai

menurut metode EOQ yaitu dengan menerapkan jumlah pembeliaan dalam

jumlah optimal ± 347 kg per pemesanan dan frekuensi sebanyak 12 kali dalam

satu tahun serta menetapkan persediaan pengaman di gudang sebesar 47,85.

Dengan menerapkan metode EOQ maka UD Al Hayuun dapat meminimalkan

biaya persediaan hingga 48% dan meminimalisir kerugian ketika harga bahan

baku dipasaran meningkat secara tiba tiba dan menjaga kemungkinan terjadinya

kekurangan bahan baku dalam pemesanan produksi.

Daftar Pustaka Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia

Gitosudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Operasi. Edisi 2. PBFE. Yogyakarta

Haming, Murdifin, Nurnajamuddin, Mahfud. 2007. Manajemen Produksi

Modern. Jakarta: Bumi Aksara

Heizer, Jay, Barry Render. 2011. Manajemen Operasi. Edisi Sepuluh. Jakarta.

Salemba Empat.

Ishak, Aulia. 2010. Manajemen Operasi. Medan: Graha Ilmu

Manullang, Marihot, Dearlina, Sinaga. 2005. Pengantar Manajemen Keuangan.

Yogyakarta: Andi

Martono, Hartito. 2002. Manajemen Keuangan Edisi Pertama. Yogyakarta:

Ekonisia

Pardede, Pontas. 2005. Manajemen Operasi dan Produksi. Yogyakarta: Andi

Rangkuti, Freddy. 2007. Manajemen Persediaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada