analisis penilaian kesehatan usaha simpan pinjam dan...
TRANSCRIPT
-
i
ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN USAHA SIMPAN PINJAM DAN
PEMBIAYAAN SYARIAH PADA KOPERASI
(Suatu Survey Pada Koperasi Syariah Tingkat Nasional)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh :
Syaiful Ashari
11140850000076
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
-
ii
-
iii
-
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini 25 Juli 2019 telah dilaksanakan jian Skripsi atas mahasiswa :
1. Nama : Syaiful Ashari
2. NIM : 11140850000076
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Analisis Penilaian Kesehatan Usaha Simpan Pinjam Dan
Pembiayaan Syariah Pada Koperasi (Suatu Survey Pada Koperasi Syariah
Tingkat Nasional)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Isam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Juli 2019
1. Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., M.B.A. ( )
NIP. 197410182014112001 Ketua
2. Dr. Indo Yama Nasarudin, S.E., M.A.B ( )
NIP. 197411272001121002 Sekretaris
3. Dr. Suhenda Wiranata, M.E ( )
NIP. 196104211990031002 Penguji Ahli
4. Dr. Indo Yama Nasarudin, S.E., M.A.B ( )
NIP. 197411272001121002 Pembimbing I
5. Ade Ananto Terminanto, M.M ( )
NIP. 196811252014111002 Pembimbing II
-
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Syaiful Ashari
NIM : 11140850000076
Program Studi : Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
ataupun tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggunjawab atas karya
ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap dikenakan sanksi
yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Juli 2019
Syaiful Ashari
NIM. 11140850000076
-
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Pribadi
Nama : Syaiful Ashari
Alamat : Jl. H. Yusuf Pondok Lakah GG Hidayah II Paninggilan,
Ciledug, Tangerang.
Email : [email protected]
B. Pendidikan
1. SDN Paninggilan 04 2002-2008
2. MTsN 27 Jakarta 2008-2011
3. SMKN 2 Tangerang Selatan 2011-2014
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (S1) 2014-2019
C. Pengalaman Organisasi
HMJ Perbankan Syariah UIN Jakarta Dep. Kemahasiswaan (kordinator)
Ikatan Remaja Musholla Al-Hidayah Wakil Ketua
-
vii
ABSTRACT
Cooperatives are instruments in building and developing the economy of
society in general and members in particular to improve economic and social
welfare. With the issuance of Fintech approved by 113, Sharia Cooperatives are
required to provide good health loans. This study discusses to study and analyze
the health of savings and loan businesses and sharia financing at the national level
sponsored by 22 Islamic cooperatives. This assessment uses the measurements
issued by the Ministry of Cooperatives through the Republic of Indonesia
Ministry of Cooperatives and SMEs Ministry of Deputy Supervision Regulation
No. 6 of 2016. And to know and analyze related to Capital Aspects, Earning Asset
Quality, Management, Efficiency, Liquidity, Cooperative Identity and Principle
Compliance Sharia Against Independence and rejected by the Cooperative. Based
on the results of research from 22 sharia cooperatives which discussed 5 sharia
cooperatives that met the healthy criteria, the criteria were quite healthy 16 sharia
cooperatives, and 1 sharia cooperative that received criteria in supervision. And
There Are Effects of Capital Aspects, Earning Assets Quality, Management,
Efficiency, Liquidity, Cooperative Identity and Compliance of Sharia Principles
Against Independence and Cooperative Agreements.
Keywords: Health assessment, Islamic cooperative, Ministry of cooperatives,
Cooperative profitability.
-
viii
ABSTRAK
Koperasi merupakan instrumen dalam membangun dan mengembangkan
ekonomi masyarakat pada umumnya dan anggota pada khususnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Dengan pesaingnya Fintech
yang sudah berjumlah 113, Koperasi Syariah diharuskan untuk mampu mengelola
penilaian kesehatan koperasinya dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis penilaian kesehatan usaha simpan pinjam dan
pembiaayan syariah pada koperasi tingkat Nasional yang berjumlah 22 koperasi
syariah. Penilaian ini menggunakan ukuran yang dikeluarkan oleh Kementerian
Koperasi melalui Peraturan Deputi Pengawasan Kementerian Koperasi dan
UKM Republik Indonesia no 6 tahun 2016. Dan untuk mengetahui dan
menganalisis apakah terdapat Pengaruh Aspek Permodalan, Kualitas Aktiva
Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Jati Diri Koperasi dan Kepatuhan
Prinsip Syariah Terhadap Kemandirian dan Pertumbuhan Koperasi. Berdasarkan
hasil penelitian dari 22 koperasi syariah yang diteliti terdapat 5 koperasi syariah
yang mencapai kriteria penilaian Sehat, kriteria penilaian Cukup Sehat berjumlah
16 koperasi syariah, dan 1 koperasi syariah yang mendapat kiteria penilaian
Dalam Pengawasan. Dan terdapat Pengaruh Aspek Permodalan, Kualitas Aktiva
Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Jati Diri Koperasi dan Kepatuhan
Prinsip Syariah Terhadap Kemandirian dan Pertumbuhan Koperasi.
Kata kunci : Penilaian kesehatan, Koperasi syariah, Kementerian koperasi,
Profitabilitas koperasi.
-
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Alhamdulillahi alladzi bini’matihi tatimmu ashshaalihat, segala puji dan
syukur bagi Allah subhanahu wa ta’ala. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya serta segala kenikmatan kepada kita semua. Alhamdulillah atas kerja
keras serta seizin Allah subhanahu wa ta’ala, peneliti dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN USAHA SIMPAN
PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA KOPERASI (SUATU
SURVEY PADA KOPERASI SYARIAH TINGKAT NASIONAL)”. Salawat
dan salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Nabi Besar Muhammad
shalllallahu ‘alaihi wasallam, beserta para keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya yang insyaallah akan mendapat syafaat di akhir kelak.
Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari
bahwa terdapat berbagai kendala yang harus dihadapi serta terdapat kontribusi
dari berbagai pihak berupa doa, arahan, motivasi, bantuan, dan bimbingan yang
sangat berarti bagi peneliti. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua, yang telah memberikan doa, dukungan, semangat, serta
telah mengajarkan banyak hal dalam hidup saya.
2. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA., BKP., CRMP selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan kesempatan
kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat meraih gelar
sarjana ekonomi.
3. Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin, SE, M.A.B selaku Dosen Pembimbing I
yang dengan sabar telah memberikan ilmu, arahan, saran, dan meluangkan
waktunya dalam proses penyelesaian penelitian skripsi ini hingga selesai.
4. Bapak Ade Ananto Terminanto, M.M selaku Dosen Pembimbing II yang
telah berkenaan mendengarkan dan memberikan solusi, arahan, dan
bimbingan atas permasalahan penelitian yang saya hadapi serta meluangkan
waktu selama proses penelitian skripsi ini hingga selesai.
https://staff.uinjkt.ac.id/profile.php?staff=4c2c6325-66ee-9176-8082-b0cad077c248
-
x
5. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA., selaku Ketua Jurusan dan Ibu
Yuke Rahmawati, MA., selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu dalam pemenuhan berkas-berkas administrasi saya dan
persetujuan proposal penelitian.
6. Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan banyak masukan dan motivasi dari awal perkuliahan
hingga akhir masa studi.
7. Seluruh jajaran Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
ilmu dan pelajaran hidup yang berguna bagi saya selama perkuliahan.
8. Seluruh saudara saya yang berkenan mendukung saya dalam menyelesaikan
masa perkuliahan.
9. Sahabat saya selama berkuliah, Sidik, Efendi, Umar, Faisal, Ilham yang telah
banyak menghabiskan waktu bersama.
10. Seluruh mahasiswa Perbankan Syariah Angkatan 2014 atas kebersamaannya
selama 4 tahun belajar dan berteman dengan kalian.
13. KKN SS 143 yang telah menghabiskan waktu bersama sebulan lamanya di
kota Bogor serta Ibu Nurhansi yang tanpa kontribusi beliau, program
pengabdian tidak akan terlaksana dengan baik.
14. Serta seluruh pihak yang telah membantu peneliti yang tidak dapat peneliti
sebut satu persatu. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua. Aamiin.
Penelitin menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan pengetahuan maaupun pengalaman yang dimiliki
peneliti. Oleh sebab itu peneliti mengharapkan segala bentuk saran dan masukan
yang membangun untuk pencapaian yang lebih baik.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Jakarta, 25 Juli 2019
Syaiful Ashari
-
xi
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... . ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................ . iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................................ 1
Identifikasi Masalah ........................................................................................ 8
1. Besarnya potensi pertumbuhan Lembaga Keuangan Mikro Syariah yaitu
koperasi syariah, namun banyak juga koperasi syariah yang mengalami
kebangkrutan. ............................................................................................ 8 2. Penilaian kesehatan menurut peraturan Kementerian Koperasi dan UKM
dengan instrumen hukum Islam yaitu Zakat. ............................................ 8
3. Manajemen koperasi syariah belum dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki koperasi syariah. ................................................................. 8
4. Banyaknya jumlah fintech yang menjadi tantangan bagi koperasi syariah didalam menjalankan kegiatan usahanya. ................................................. 8
Pembatasan dan Perumusan Masalah.............................................................. 8
1. Pembatasan Masalah ................................................................................. 8 2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 9
Tujuan Penelitian ............................................................................................ 9
Manfaat Penelitian ........................................................................................ 10
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 12
Kinerja Keuangan.......................................................................................... 12
Tujuan Penilaian Kerja .................................................................................. 13
-
xii
Konsep Kesehatan ......................................................................................... 14
Modal ............................................................................................................ 15
Kualitas Aktiva Produktif ............................................................................. 17
Manajemen .................................................................................................... 18
Efisiensi ......................................................................................................... 19
Likuiditas ...................................................................................................... 20
Jati Diri Koperasi .......................................................................................... 21
Kemandirian dan Pertumbuhan ..................................................................... 22
Kepatuhan Prinsip Syariah ............................................................................ 24
Rasio Likuiditas ............................................................................................ 24
Rasio Profitabilitas ........................................................................................ 25
Rasio Solvabilitas .......................................................................................... 25
Pengertian Koperasi ...................................................................................... 26
Metode Penilaian Kesehatan Koperasi.......................................................... 28
Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 48
Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 52
Hipotesis ........................................................................................................ 53
1. Hipotesis Regresi Linier Berganda ........................................................ 53
METODE PENELITIAN ..................................................................... 54
Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 54
Metode Penentuan Sampel ............................................................................ 55
Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 56
Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah ............................................ 56
Uji Asumsi Klasik ......................................................................................... 58
Uji Hipotesis ................................................................................................. 60
Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................................... 61
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 67
Analisis Tingkat Kesehatan Menurut Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Nomor 6 tahun 2016 ............................... 67
1. Aspek Permodalan .................................................................................. 67 2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif ............................................................ 71 3. Aspek Manajemen ................................................................................... 76
4. Aspek Efisiensi ....................................................................................... 84 5. Aspek Likuiditas ..................................................................................... 89
-
xiii
6. Aspek Jatidiri Koperasi ........................................................................... 93
7. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan.................................................... 97 8. Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah ......................................................... 102
Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 104
1. Uji normalitas ........................................................................................ 104 2. Uji Multikolinieritas .............................................................................. 106
3. Uji Heteroskedasitas.............................................................................. 107
Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ................................................... 108
1. Uji Determinasi (R2) ............................................................................. 108
Uji F (Simultan) .......................................................................................... 109
Uji T (Parsial) .............................................................................................. 110
Uji Regresi Linier Berganda ....................................................................... 113
Pembahasan ................................................................................................. 116
1. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah Menurut Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Nomor 6 tahun
2016. ...................................................................................................... 116 2. Analisis Pengaruh Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen,
Efisiensi, Likuditas, Jadi Diri Koperasi, dan Kepatuhan Prinsip Syariah
terhadap Kemandirian dan Pertumbuhan. ............................................. 121
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 132
Kesimpulan ................................................................................................. 132
Saran ............................................................................................................ 133
1. Bagi Manajemen Koperasi Syariah ....................................................... 133 2. Bagi Akademisi ..................................................................................... 134 3. Bagi Pemerintah/ Regulator .................................................................. 134
DAFTAR PUSTAKA .. .................................................................................... 135
LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 138
-
xiv
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Perhitungan Kriteria Rasio Permodalan ............................................. 30
Table 2.2 Perhitungan Kriteria Rasio CAR ........................................................ 31
Table 2.3 Perhitungan Rasio Piutang dan Pembiayaan Bermasalah terhadap
Piutang dan pembiayaan yang disalurkan .......................................... 32
Table 2.4 Perhitungan Rasio PAR ...................................................................... 33
Table 2.5 Perhitungan Rasio PPAP .................................................................... 34
Table 2.6 Perhitungan Kriteria Manajemen Umum ........................................... 35
Table 2.7 Perhitungan Kriteria Manajemen Kelembagaan ................................. 36
Table 2.8 Perhitungan Kriteria Manajemen Permodalan ................................... 36
Table 2.9 Perhitungan Kriteria Manajemen Aktiva ............................................ 37
Table 2.10 Perhitungan Kriteria Manajemen Likuiditas ...................................... 38
Table 2.11 Perhitugan Kriteria Rasio Biaya Operasional terhadap Pelayanan .... 39
Table 2.12 Perhitungan Kriteria Rasio Aktiva Tetap Terhadap Total Modal ...... 39
Table 2.13 Perhitungan Kriteria Rasio Efisiensi Pelayanan ................................. 40
Table 2.14 Perhitungan Kriteria Rasio Kas .......................................................... 41
Table 2. 15 Perhitungan Kriteria Rasio Pembiayaan ............................................. 41
Table 2.16 Perhitungan Kriteria Rasio PEA ......................................................... 42
Table 2.17 Perhitungan Kriteria Rasio Partisipasi Bruto ...................................... 43
Table 2.18 Perhitungan Kriteria Rasio Rentabilitas Aset dan Ekuitas ................. 44
Table 2.19 Perhitungan Kriteria Rasio Kemandirian Operasional ....................... 44
Table 2.20 Pertanyaan Kepatuhan Prinsip Syariah ............................................... 45
Table 2.21 Perhitungan Kriteria Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah .................... 47
Table 2.22 Predikat Tingkat Kesehatan ................................................................ 48
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ......................................................... 63
Tabel 4.1 Nilai skor Aspek Permodalan Rasio Modal Sendiri terhadap Total
Aset Koperasi Syariah ........................................................................ 68
Tabel 4.2 Nilai skor Aspek Permodalan Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Koperasi Syariah................................................................................. 69
Tabel 4.3 Nilai skor Aspek Kualitas Aktiva Produktif Koperasi Rasio Piutang
dan Pembiayaan Bermasalah ............................................................ 72
Tabel 4.4 Nilai skor Aspek Kualitas Aktiva Produktif Koperasi Rasio
Portofolio Pembiayaan Berisiko ......................................................... 73
-
xv
Tabel 4.5 Nilai skor Aspek KAP Rasio PPAP terhadap PPAPWD ................... 75
Tabel 4.6 Perhitungan dan skoring Aspek Manajemen Umum .......................... 77
Tabel 4.7 Perhitungan dan skoring Aspek Manajemen Kelembagaan ............... 79
Tabel 4.8 Perhitungan dan skoring Aspek Manajemen Permodalan .................. 80
Tabel 4.9 Perhitungan dan skoring Aspek Manajemen Aktiva .......................... 81
Tabel 4.10 Perhitungan dan skoring Aspek Manajemen Likuiditas ..................... 83
Tabel 4.11 Perhitungan dan skoring Aspek Efisiensi Rasio BOP Terhadap
Partisipasi Bruto ................................................................................. 85
Tabel 4.12 Perhitungan dan skoring Aspek Efisiensi Rasio Aktiva tetap terhadap
total Aset ............................................................................................. 86
Tabel 4.13 Perhitungan Aspek Efisiensi Rasio Efisiensi Pelayanan ..................... 88
Tabel 4.14 Nilai skor Aspek Likuiditas Koperasi Rasio kas dan bank terhadap
kewajiban lancar ................................................................................. 90
Tabel 4.15 Nilai Aspek Likuiditas Koperasi Rasio pembiayaan .......................... 92
Tabel 4.16 Nilai skor Aspek Jati Diri Koperasi Rasio Partisipasi Bruto .............. 94
Tabel 4.17 Nilai skor Aspek Jati Diri Koperasi Rasio Promosi Ekonomi Anggota
(PEA) .................................................................................................. 95
Tabel 4.18 Nilai skor Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Koperasi Rasio
Rentabilitas Aset ................................................................................. 98
Tabel 4.19 Nilai skor Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Koperasi Rasio
Rentabilitas Ekuitas .......................................................................... 100
Tabel 4.20 Nilai skor Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan ..................... 101
Tabel 4.21 Nilai skor Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah ................................... 103
Tabel 4.22 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov- Smirnov One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test ............................................................... 105
Tabel 4.23 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................ 106
Tabel 4.24 Uji Determinasi (R2) ......................................................................... 108
Tabel 4.25 Hasil Uji F ........................................................................................ 109
Tabel 4.26 Hasil Uji T ........................................................................................ 110
Tabel 4.27 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ................................................... 113
Tabel 4.28 Kategori Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah ................................ 117
Tabel 4.29 Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah ...................... 117
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Kerangka Pemikiran................................................................... 52
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedasitas ............................................................... 107
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Perhitungan Penilaian Koperasi Syariah .............................. 138
Lampiran 2 : Hasil Uji Data dengan SPSS.......................................................... 160
Lampiran 3 : Data sebelum diolah ...................................................................... 165
-
1
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan upaya untuk
mencapai tujuan menaikkan Market Share Syariah pada skala bisnis kecil, mikro
dan menengah, bisa menjadi pilihan bagi masyarakat. BMT/KSPPS adalah salah
satu wujud dari implementasi nilai syariah dalam bentuk lembaga keuangan
mikro syariah. Kebutuhan microfinance yang kuat merupakan amanah undang-
undang dan sekaligus perwujudan dari ekonomi kerakyatan yang dibagun sebagai
dasar ekonomi bangsa (Astuti, 2011) Peran Koperasi sangat penting dalam
menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam
mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi dengan ciri-ciri, demokratis,
kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan. Peran UMKM bagi perekonomian
Indonesia sudah tidak diragukan lagi. UMKM mempunyai tingkat penyerapan
tenaga kerja sekitar 97% dari seluruh tenaga kerja nasional dan mempunyai
kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sekitar 57%. Namun demikian,
persoalan klasik seputar pembiayaan dan pengembangan usaha masih tetap
melekat pada UMKM. Pemerintah mencatat, pada 2014, dari 56,4 juta UMK
yang ada di seluruh Indonesia, baru 30% yang mampu mengakses pembiayaan.
Dari persentase tersebut, sebanyak 76,1% mendapatkan kredit dari bank dan
23,9% mengakses dari non bank termasuk usaha simpan pinjam seperti koperasi.
Dengan kata lain, sekitar 60% - 70% dari seluruh sektor UMKM belum
-
2
mempunyai akses pembiayaan melalui perbankan (Laporan Bank Indonesia,
2015).
Berkaitan dengan hal tersebut maka Koperasi Syariah dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan taraf hidup perekonomian yang
lemah, dengan memberikan pembiayaan untuk menambah modal Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM), sehingga usaha kecil mampu mengelola dan
meningkatkan produktivitas pengusaha mikro.. Selain itu Koperasi Syariah juga
merupakan financial inclusion ketika masyarakat kecil tidak mampu mengakses
lembaga keuangan seperti Bank karena keterbatasan dan beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi dalam sistem perbankan. Koperasi Syariah atau BMT atau
Baitul Maal Wat Tamwil merupakan padanan kata dari Balai Usaha Mandiri
Terpadu. Baitul Maal berfungsi menampung dan menyalurkan dana zakat, infaq,
shadaqah (ZIS) dan mengelola sesuai amanah. Sedangkan Baitul Tamwil adalah
pengembangan usaha - usaha produktif investasi dalam meningkatkan kualitas
kegiatan ekonomi pengusaha kecil serta mendorong kegiatan menabung dalam
menunjang kebutuhan ekonomi (Widodo, 1999).
Dalam hal ini, masih banyak pengusaha kecil yang belum bisa
mendapatkan permodalan dengan baik. Seperti karena keterbatasan persyaratan
dalam hal mengajukan pembiayaan untuk mendapatkan modal. Pemerintah
melakukan perbaikan dalam masalah ini, dengan memudahkan para pengusaha
kecil untuk mendapatkan modal usahanya melalui adanya Lembaga Keuangan
Mikro. Consensus Guidelines Key Principle of Microfinance (CGAP) 2004,
menyatakan bahwa keuangan mikro adalah instrumen yang berdaya guna untuk
-
3
melawan kemiskinan. Akses terhadap jasa keuangan berkelanjutan
memungkinkan masyarakat miskin meningkatkan pendapatan, meningkatkan aset,
dan mengurangi kerentanan mereka terhadap goncangan eksternal. Keuangan
mikro memungkinkan rumah tangga berpendapatan rendah untuk beralih dari
sekedar perjuangan untuk bertahan hidup dari hari ke hari menuju perencanaan
masa depan, investasi untuk gizi yang lebih baik, peningkatan kondisi kehidupan,
serta peningkatan kesehatan dan pendidikan anak - anak.
Otoritas Jasa Keuangan menyatakan bahwa Lembaga Keuangan Mikro
(LKM) atau micro finance institution adalah merupakan lembaga yang
melakukan kegiatan penyediaan jasa keuangan kepada pengusaha kecil dan mikro
serta masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak terlayani oleh lembaga
keuangan formal dan yang telah berorientasi pasar untuk tujuan teknis, kemudian
ditambahkannya bahwa lembaga keuangan mikro (LKM ) adalah merupakan
Salah satu penggerak roda perekonomian masyarakat dalam meningkatkan
pendapatan, memperluas lapangan kerja, dan mengentaskan kemiskinan guna
mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya di pedesaan, serta memberikan
kontribusi terhadap pendapatan daerah. Salah satu lembaga yang termasuk
Lembaga keuangan mikro adalah Koperasi Syariah. Upaya pemerintah dalam
mengembangkan Koperasi Syariah ini dilakukan dengan sangat serius dan
membuahkan hasil yang signifikan.
Dalam perkembangannya, berdasarkan data yang terdapat di PBMT pada
tahun 2015 terdapat 4.500 BMT yang memberikan pelayanan terhadap 3,7 juta
orang dengan aset sebesar Rp 16 triliun rupiah yang dikelola oleh sekitar 20 ribu
-
4
orang. Data yang terdapat di Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan
jumlah unit usaha koperasi di Indonesia mencapai 150.223 unit usaha dimana
terdapat 1,5 persen koperasi yang berbadan hukum KSPPS (Laporan Kementerian
Koperasi, 2016).
Secara kuantitas perkembangan Koperasi Syariah mengalami kemajuan
yang cukup pesat, namun secara kualitas kondisinya belum tentu demikian.
Masih banyak Koperasi Syariah yang awalnya telah tumbuh dan berkembang
kemudian mengalami kemunduran akibat kerugian dan selanjutnya tidak dapat
beroperasional kembali. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya hal tersebut
adalah kurangnya persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) baik dari segi
pengetahuan maupun keterampilan dalam mengelola Koperasi Syariah serta
lemahnya pengawasan terhadap pengelola terutama dalam manajemen dana dan
juga kurangnya rasa memiliki dari para pengurus Koperasi Syariah.
Banyaknya lembaga keuangan mikro syariah yang tersebar di Indonesia
ternyata masih belum memberikan sinyal positif, termasuk Koperasi Syariah.
Sebagai lembaga keuangan mikro yang mempunyai keberpihakan terhadap
masyarakat ekonomi lemah, banyak tantangan dan permasalahan yang timbul dan
dihadapi dalam perkembangan Koperasi Syariah, baik yang bersifat internal
maupun eksternal.
Menurut Sadrah dkk (2004) tidak jarang bahwa pendirian Koperasi
Syariah kurang diimbangi dengan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan
yang profesional mengenai manajemen pengelolaan, servis, maupun sumber daya
manusia (SDM) Oleh karena itu banyak diantara Koperasi Syariah tersebut yang
-
5
muncul kemudian mati dalam usia pendek atau tumbuh tetapi berdiri ditempat
tidak bisa melangkah, dan sedikit yang dapat berjalan itupun dengan tertatih-tatih.
Munculnya begitu banyak Koperasi Syariah di Indonesia tidak didukung
oleh faktor faktor yang dapat mendukung suatu Koperasi Syariah untuk dapat
terus berkembang dan berjalan dengan baik. Fakta di lapangan menunjukkan
banyak Koperasi Syariah yang tenggelam dan bubar disebabkan berbagai hal,
Ribuan koperasi yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah
kondisinya kini tidak aktif. Selain tidak bisa berkembang, sebagian koperasi
tersebut dinilai abal-abal. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
mengungkapkan jumlah koperasi yang tidak aktif mencapai 3.859 unit. Ribuan
koperasi itu harus ditutup karena keberadaannya sudah tidak aktif lagi.antara lain
karena manajemen yang kurang profesional, terlebih dalam manajemen sumber
daya manusia yang kurang dipersiapkan dalam menghadapi perubahan pekerjaan
atau jabatan yang disebabkan oleh adanya teknologi baru atau pasar produk baru
(Yusuf, 2015).
Selain kelemahan internal Koperasi Syariah yang telah disebut diatas,
Koperasi Syariah juga dihadapkan pada tantangan yang lebih berat. Koperasi
Syariah tidak dapat lagi mengandalkan modal kepercayaan masyarakat tentang
persoalan isu-isu syariah, seperti keharaman riba dan sistem bunga serta
menjalankan sistem ekonomi berdasarkan syariah Islam (Sadrah dkk, 2004).
Apalagi, Bank Syariah dan BPRS dengan fasilitas dan permodalannya yang kuat
semakin mempersempit ruang gerak Koperasi Syariah. Ditambah lagi, pada saat
ini mudahnya proses peminjaman dana melalui Fintech yang menawarkan proses
-
6
pencairan dalam waktu cepat. Sampai akhir Mei tahun 2019 kemarin, OJK merilis
jumlah Fintech yang sudah terdaftar dan memiliki izin usaha sebanyak 113
perusahaan Fintech. Tentunya ini pun akan menjadi tantangan besar bagi Koperasi
Syariah didalam menjalankan operasionalnya sebagai ujung tombak Ekonomi
Syariah tingkat UMKM.
Tingkat kesehatan Koperasi Syariah adalah kinerja kualitas Koperasi
Syariah dilihat dari faktor - faktor penting yang sangat berpengaruh bagi
kelancaran, keberlangsungan, dan keberhasilan usaha Koperasi Syariah, baik
untuk jangka pendek maupun keberlangsungan dalam jangka panjang (Yusuf,
2016). Secara sederhana Koperasi Syariah yang sehat adalah Koperasi Syariah
yang dapat menjalankan fungsi - fungsinya dengan baik. Dengan kata lain
Koperasi Syariah yang sehat adalah Koperasi Syariah yang dapat menjaga dan
memelihara kepercayaan masyarakat dan dapat menjalankan fungsi intermediasi.
Untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan maka pengukuran kinerja
keuangan perlu dilakukan pada tiap akhir periode tertentu. Dan ini merupakan
salah satu tindakan penting yang harus dilakukan oleh koperasi untuk mengetahui
prestasi dan keuntungan yang dicapainya melalui indikator - indikator pengukuran
tingkat kesehatan Koperasi Syariah dengan harapan Koperasi Syariah dapat
beroperasi secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya sesuai
dengan peraturan yang berlaku (Pandi Afandi, 2014). Ada berbagai macam
metode untuk mengukur tingkat kesehatan Koperasi Syariah, dalam melakukan
penilaian terhadap Koperasi Syariah penulis akan mengacu pada sistem penilaian
tingkat kesehatan yang mengacu pada Pedoman Penilaian Kesehatan oleh Deputi
-
7
Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia Nomor: 07/Per/Dep.6/IV/2016.
Koperasi Syariah dapat melakukan penilaian tingkat kesehatan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi No 35.3/Per/M.KUKM/X/2007
tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit
Jasa Keuangan Syariah. Seiring dengan pembaharuan terhadap suatu peraturan
yang dikeluarkan oleh Instansi Pemerintahan menyebabkan Peraturan
Nomor:35.3/Per/M/KUKM/X/2007 sudah tidak digunakan lagi karena adanya
sebuah peraturan baru yang dikeluarkan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Republik Indonesia. Peraturan terbaru mengenai pedoman
penilaian kesehatan ini dikeluarkan oleh Deputi Bidang Pengawasan Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:
07/Per/Dep.6/IV/2016 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan
Pinjam dan Pembiayaan Syariah dan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan
Syariah koperasi. Ruang lingkup penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam dan
pembiayaan syariah dan unit simpan pinjam dan pembiayaan syariah koperasi ini
dilakukan terhadap beberapa aspek, yaitu aspek permodalan, kualitas aktiva
produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jati diri
koperasi dan prinsip syariah. Hasil dari penilaian tersebut akan dibagi dalam 4
(empat) golongan yaitu sehat, cukup sehat, dalam pengawasan dan dalam
pengawasan khusus.
Berdasarkan gambaran dan keterangan diatas maka peneliti tertarik
mengambil judul “ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN USAHA SIMPAN
-
8
PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA KOPERASI (Suatu Survey
pada Koperasi Syariah Tingkat Nasional)”.
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah digunakan untuk menjelaskan potensi masalah pada
penelitian. Oleh karena itu identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Besarnya potensi pertumbuhan Lembaga Keuangan Mikro Syariah yaitu
koperasi syariah, namun banyak juga koperasi syariah yang mengalami
kebangkrutan.
2. Penilaian kesehatan menurut peraturan Kementerian Koperasi dan UKM
dengan instrumen hukum Islam yaitu Zakat.
3. Manajemen koperasi syariah belum dapat mengoptimalkan sumber daya yang
dimiliki koperasi syariah.
4. Banyaknya jumlah fintech yang menjadi tantangan bagi koperasi syariah
didalam menjalankan kegiatan usahanya.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian dibuat pembatasan masalah,
pembatasan masalah dimaksudkan untuk memproeleh pemahaman yang sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan agar masalah yang akan diteliti tidak terlalu
meluas. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
-
9
a. Pengukuran Kesehatan Usaha Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah
Pada Koperasi Syariah menggunakan Peraturan Deputi Bidang
Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM nomor 6 tahun 2016.
b. Periode yang digunakan adalah periode tahun 2017.
c. Objek penelitian adalah Koperasi Syariah Nasional.
2. Rumusan Masalah
Dengan batasan masalah tersebut, hal ini akan menarik untuk dikaji
sehingga timbul pertanyaan penelitian sebagai berikut :
a. Bagaimana tingkat kesehatan pada Usaha Simpan Pinjam Dan Pembiayaan
Syariah Pada Koperasi Syariah Tingkat Nasional menggunakan Peraturan
Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM nomor 6
tahun 2016?
b. Bagaimana Pengaruh Aspek Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif,
Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Jati Diri Koperasi dan Kepatuhan
Prinsip Syariah Terhadap Kemandirian dan Pertumbuhan Koperasi?
Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang diuraikan, tujuan yang hendak dicapai pada
penelitian ini adalah :
1. Menganalisis tingkat kesehatan Usaha Simpan Pinjam Dan Pembiayaan
Syariah Pada Koperasi Syariah menggunakan Peraturan Deputi Bidang
Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM nomor 6 tahun 2016.
-
10
2. Menganalisis apakah terdapat Pengaruh Aspek Permodalan, Kualitas Aktiva
Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Jati Diri Koperasi dan Kepatuhan
Prinsip Syariah secara simultan Terhadap Kemandirian dan Pertumbuhan
Koperasi.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai
pihak yaitu:
1. Bagi Akademis
a. Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis tentang Usaha Simpan Pinjam Dan Pembiayaan
Syariah Pada Koperasi Syariah dan metode analasis Usaha Simpan Pinjam
Dan Pembiayaan Syariah Pada Koperasi Syariah menggunakan Peraturan
Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM nomor 6
tahun 2016 serta untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah.
b. Manfaat Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi pembanding dan referensi
bagi penelitian yang akan datang.
2. Manfaat Bagi Praktisi atau Operasional
Manfaat bagi otoritas Usaha Simpan Pinjam Dan Pembiayaan
Syariah Pada Koperasi Syariah (OJK, Kementrian Koperasi) sangat
menaruh perhatian terhadap terpeliharanya suatu sistem Koperasi Syariah
-
11
yang sehat, kuat, sehat dan efektif dalam rangka pembangunan ekonomi
dan kemakmuran masyarakat. Bagi Koperasi Syariah, agar bisa melakukan
evaluasi kesehatan. Bagi manajemen Koperasi Syariah berfungsi sebagai
referensi untuk menginkatkan kinerja Koperasi Syariah yang dipimpin
dalam mengambil langkah strategis dan mengeluarkan kebijakan
perusahaan.
3. Manfaat bagi masyarakat dalam hal ini nasabah
Penelitian ini diharapakan dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat pengguna jasa terhadap tingkat efisiensi lembaga Koperasi
Syariah dan dapat dimanfaatkan sebagai acuan pemilihan penempatan
dana dengan demikian, mereka dapat memilih Koperasi Syariah yang tepat
untuk memenuhi kebutuhan transaksinya serta kinerja baik.
4. Manfaat Penelitian selanjutnya
Dapat menjadi rujukan atau tambahan pustaka dalam penelitian
tugas akhir an juga dapat memperbaiki kekurangan analisis tingkat
Kesehatan KSPPS dengan menggunakan metode Kementerian Koperasi
terhadap Koperasi Syariah.
-
12
12
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja Keuangan
Penilaian kinerja keuangan dilakukan dengan dua teori, yaitu teori
keagenan dan teori dan teori signal. Pada teori keagenan (agency theory)
dijelaskan bahwa pada sebuah perusahaan terdapat dua pihak yang saling
berinteraksi. Pihak-pihak tersebut adalah pemilik perusahaan (pemegang saham)
dan manajemen perusahaan. Pemegang saham disebut sebagai prinsipal,
sedangkan manajemen orang yang diberi kewenangan oleh pemegang saham
untuk menjalankan perusahaan yang disebut agen. Perusahaan yang memisahkan
fungsi pengelolaan dan kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan yang
disebabkan karena masing-masing pihak mempunyai kepentingan yang saling
bertentangan, yaitu berusaha mencapai kemakmurannya sendiri (Jensen dan
Meckling, 1976).
Menurut Sari dan Zuhrotun (2006), teori signal (signalling theory)
menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan
informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut timbul
karena adanya informasi asimetris antara perusahaan (manajemen) dengan pihak
luar, dimana manajemen mengetahui informasi internal perusahaan yang relatif
lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan pihak luar seperti investor dan
kreditor.
-
13
Pengertian kinerja menurut Bastian (2006) adalah gambaran pencapaian
pelaksanaan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan
visi suatu organisasi. Menurut Fahmi (2011) kinerja keuangan adalah suatu
analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara
baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alatalat analisis keuangan,
sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu
perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini
sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi
perubahan lingkungan.
Tujuan Penilaian Kerja
Menurut Munawir (2011), tujuan dari penilaian suatu perusahaan adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat Likuiditas suatu perusahaan, yaitu kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban saat ditagih.
2. Untuk mengetahui tingkat Leverage suatu perusahaan, yaitu kemampuan
untuk memenuhi kewajiban keuangan bila perusahaan terkena likuidasi
baik jangka panjang atau jangka pendek.
3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas perusahaan, yaitu kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu.
4. Untuk mengetahui stabilitas usaha perusahaan,yaitu kemampuan untuk
melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan pertimbangan
kemampuan perusahaan membayar beban bunga atas hutangnya, termasuk
-
14
kemampuan perusahaan membayar deviden secara teratur kepada
pemegang saham tanpa mengalami hambatan.
Konsep Kesehatan
Menurut Fidhayatin (2012) “perusahaan yang sehat nantinya akan dapat
memberikan laba bagi para pemilik modal, perusahaan yang sehat juga dapat
membayar hutang dengan tepat waktu”. Selain itu, kinerja keaunagan dari suatu
perusahaan yang telah dicapai dalam satu tahun atau satu periode waktu, adalah
gambaran sehat atau tidaknya keadaan suatu perusahaan. penilaian kesehatan juga
diperlukan untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan apakah
dalam keadaan surplus atau defisit. Perusahaan yang sehat nantinya akan
memberikan dampak positif terhadap para pemegang saham dan karyawan, maka
perlu bagi manajemen perusahaan untuk selalu menilai dan meningkatkan tingak
kesehatan perusahaannya.
Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah adalah ukuran kinerja dan kualitas
Koperasi Syariah dilihat dari faktor - faktor yang memengaruhi kelancaran,
keberhasilan, dan keberlangsungan utama Koperasi Syariah, baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang. Sebuah Koperasi Syariah perlu diketahui tingkat
kesehatannya karena Koperasi Syariah merupakan sebuah lembaga keuangan
pendukung kegiatan ekonomi rakyat. Penilaian kesehatan usaha simpan pinjam
dan pembiayaan syariah adalah penilaian kinerja yang dilakukan pemerintah dan
pemerintah daerah untuk mengukur tingkat KSPPS dan USPPS Koperasi serta
setiap kantor cabang.Dijelaskan dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Nomor 16/Per/M.KUKM/I/2015 tentang pelaksanaan
-
15
kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh koperasi, bahwa
kesehatan KSPPS dan USPPS Koperasi adalah kondisi kinerja usaha, keuangan
dan manajemen koperasi yang dinyatakan Sehat, Cukup Sehat, Dalam
Pengawasan dan Dalam Pengawasan Khusus (Pedoman KSPPS). Untuk
mewujudkan KSPPS dan USPPS yang dikelola secara profesional dan sesuai
dengan prinsip kehati - hatian dan kesehatan, sehingga diperlukannya penilaian
kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah dan Unit Simpan
Pinjam dan Pembiayaan Syariah demi meningkatkan kepercayaan dan
memberikan manfaat yang sebesar - besarnya kepada anggota dan masyarakat
sekitarnya.
Modal
Menurut Riyanto (2010) mengartikan modal sebagai “kolektivitas” dari
barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debit, sedangkan yang
dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang-barang yang ada
dalam rumah tangga perusahaan dan fungsi produktifnya untuk membentuk
pendapatan. Pengertian modal menurut Munawir (2006) adalah hak atau bagian
Modal adalah kekayaan perusahaan yang terdiri atas kekayaan yang disetor atau
yang berasal dari luar perusahaan dan kekeyaan itu hasil aktivitas usaha itu
sendiri.
Dalam Islam Modal disebut sebagai ro’sul maal, yaitu yang berarti pokok
harta. Konsep modal dalam islam sama seperti Iman dalam tauhid, sehingga
terdapat qoidah “Maa lam yakhsaru ro’sul maal, maa lam yuafarrithul ‘aamal”
-
16
jika modal suatu perusahaan kuat, walaupun tidak digunakan untuk mencari
keuntungan maka modal tersebut tidak akan mengalami kerugian. Dalam
QS Al Baqarah ayat 279 Allah menyebutkan Modal sebagai “ru’uus amwaalikum”.
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu
bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya (QS 2 :279)
Pada zaman khalifah Sayyidina Umar ibnul Khottob terdapat satu bidang
tanah yang dimiliki sahabat tetapi tidak digunakan untuk usaha atau dimanfaatkan
maka sayyidina Umar ibnul Khottob memerintahkan sahabat tersebut untuk
dimanfaatkan agar menjadi ro’sul maal yang bermanfaat demi perkembangan
ekonomi ummat. Dalam riwayat tersebut dapat diketahui bahwa islam sangat
memperhatikan kehidupan umatnya. Sehingga sebidang tanah pun yang belum
dikelola atau dimanfaatkan oleh pemiliknya menjadi perhatian oleh khalifah saat
itu yaitu Sayyidina Umar ibnul Khottob.
Dari seluruh pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Modal adalah harta
atau kekayaan yang berupa uang, asset, atau surat berharga lainnya yang menjadi
milik suatu perusahaan yang digunakann untuk menjalankan operasional
perusahaannya.
-
17
Kualitas Aktiva Produktif
Kualitas Aktiva Produktif adalah penanaman dana baik dalam rupiah
maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat berharga,
penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan
kontijensi pada transaksi rekening administratif. Aktiva produktif adalah sumber
pendapatan, sebagai sumber pendapatan pasti memiliki risiko terbesar. Potensi
kerugian atas risiko tersebut dapat diantisipasi dengan cara membentuk
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang berupa cadangan umum
dan cadangan khusus sehingga dapat menutup kemungkinan kerugian yang akan
terjadi (Taswan, 2005)
Aktiva atau Aset atau harta dalam pandangan Islam merupakan
kepemilikan sementara yang diamanahkan Tuhan kepada manusia. Kepemilikan
ini tidak bersifat mutlak, sebagaimana terdapat dalam ekonomi kapitalis, tetapi
bukan berarti Islam tidak mengakui individu dalam pengelolan harta seperti
ekonomi sosialis. Islam memberikan kebebasan kepada manusia mengelola harta,
namun kebebasan tersebut tidak boleh melanggar etika dan nilai-nilai syariah.
Islam sangat memperhatikan keadaan harta atau aset, karena dengan harta islam
bisa tersebar keseluruh penjuru dunia, baik dari harta Sayyidatuna Khodijah yang
membantu Rasulullah dan para sahabat yang kaya lainnya, dan ini menjadi tanda
bahwa harta dalam islam harus menjadikan pemilik harta itu bisa melaksanakan
kegiatan yang produktif (infaq). QS Alhadiid : 7 menyatakan bahwa orang yang
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya berinfaq maka akan mendapatkan pahala
yang besar.
-
18
Dalam islam konsep kepemilikan harta adalah titipan. Sebagai khalifah
didunia, manusia harus memanfaatkan dan juga menjaganya sesuai dengan syariat
yang telah Allah syari’atkan kepada Nabi Muhammad melalui wahyu yang
diturunkan kepadanya melalui Malaikat Jibril.
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah
sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka
orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari
hartanya memperoleh pahala yang besar. (QS. Al-Hadid : 7)
Manajemen
Manajemen menurut pandangan Islam merupakan manajemen yang adil.
Batasan adil adalah pimpinan tidak ''menganiaya'' bawahan dan bawahan tidak
merugikan pimpinan maupun perusahaan yang di tempati. Manajemen islam harus
didasari nilai-nilai dan etika islam. Islam yang ditawarkan berlaku universal tanpa
mengenal ras dan agama. Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang sangat
terpercaya dalam menjalankan manajemen bisnisnya. Manajemen yang
dicontohkan Nabi Muhammad SAW, adalah menempatkan manusia bukan
sebagai faktor produksi yang semata diperas tenaganya untuk mengejar target
produksi.
Menurut Yusuf (2015) Manajemen adalah suatu proses yang khas yang
terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran sasaran
yang telah ditentukan melalaui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
http://www.rumahfiqih.com/quran/surat.php?id=57
-
19
sumber lainnya. Dalam kaidah pun disebutkan bahwa untuk mencapai tujuan dan
sasaran manusia harus melakukan pengorganisasian dan menjalankan usahanya
sesuai aturan aturan yang telah ditetapkan. Dalam islam, mulai beraktifitas sejak
manusia bangun dari tidur sampai tidur kembali Rasulullah telah mencotohkan
akan adab adabnya. Terlebih didalam hal berniaga. Rasulullah adalah pedagang
hebat yang mampu mengatur, mengelola aset dengan penuh amanah. Ketika
Khalifah Harun Ar-Rasyid meminta nasihat ringkas, Abul ‘Atahiyah
menasihatinya dalam beberapa untaian bait syair “Engkau mengharapkan
tercapainya tujuanmu tetapi engkau tidak menempuh jalan atau aturannya,
sesungguhnya perahu itu tidak akan bisa berjalan didaratan”.
Efisiensi
Budaya kerja Islami bertumpu pada akhlakul karimah, umat Islam akan
menjadikan akhlak sebagai landasan dalam menajalani kehidupannya. Semangat
dirinya adalah minallah, fi sabilillah, ilallah (dari Allah, di jalan Allah, dan untuk
Allah). Dia akan selalu berhemat karena seorang mujtahid adalah seorang pelari
maraton, lintas alam, yang harus berjalan dan lari jarak jauh. Karenanya, akan
tampaklah dari cara hidupnya yang sangat efisien di dalam mengelola setiap
sumber daya yang dimilikinya. Dia menjauhkan sikap yang tidak produktif dan
mubazir karena mubazir adalah sekutunya setan. Allah berfirman dalam QS Al
an’am : 41 “Makanlah dari buahnya bila dia berbuah dan tunaikanlah haknya di
hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya) dan janganlah kamu 25
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebihan.”
-
20
Konsep Efisiensi dalam islam adalah menggunakan sumber daya dengan
seminimal mungkin untuk menghindari terjadinya perbuatan mubazir. Efisiensi
dalam islam tidaknya hanya menguntungkan bagi pelaku usaha saja dalam hal ini
koperasi, akan tetapi juga untuk konsumen, ketika sumber daya yang digunakan
koperasi hanya sedikit, maka biaya yang akan dikeluarkan konsumen pun sedikit,
begitu pula sebaliknya. Konsep efisiensi ini sejalan dengan prinsip syariah yang
bertujuan untuk mencapai dan menjaga maqashid syariah yaitu terpeliharanya al-
maal. Konsep ini sebagaimana terkandung dalam AlQur’an Surat Al Israa’ ayat
26-27 (Nabhani, 2000).
Likuiditas
Menurut Kasmir (2016), Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utang jangka pendeknnya yang
jatuh tempo atau rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membiayai dan memenuhi kewajiban pada saat ditagih.
Berdasarkan hadist Nabi Muhammad, Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata:
“Nabi mempunyai hutang kepada seseorang, (yaitu) seekor unta dengan usia
tertentu. Orang itupun datang menagihnya. (Maka) beliaupun berkata, “Berikan
kepadanya” kemudian mereka mencari yang seusia dengan untanya, akan tetapi
mereka tidak menemukan kecuali yang lebih berumur dari untanya. Nabi (pun)
berkata: “Berikan kepadanya”, Dia pun menjawab, “Engkau telah menunaikannya
dengan lebih. Semoga Allah SWT membalas dengan setimpal”. Maka Nabi SAW
bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam pengembalian
-
21
(hutang)”. (HR. Bukhari, II/843, bab Husnul Qadha’ no. 2263.) Maka sepatutnya
para pelaku usaha mencontoh Nabi dalam hal pembayaran utang ketika jatuh
tempo atau kemampuan likuiditasnya.
Jati Diri Koperasi
Koperasi merupakan sebagai organisasi berdasarkan sistem kekeluargaan
yang digunakan dalam meningkatkan ekonomi rakyat, menurut Undang-Undang
nomor 25 tahun 1992, pengertian koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang orang atau badan hokum koperasi dengan berlandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi sebagai badan usaha
merupakan organisasi ekonomi yang berwatak sosial yang harus mampu
menjalankan kegiatannya secara seimbang,baik dari segi memperhatikan nilai
nilai kemasyarakatannya maupun berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya
untuk mendapatkan laba sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya
guna mensejahterakan para anggotanya. Demikian pula dengan jati diri koperasi
ini yang makin kaya dan utuh karena praktek-praktek perkoperasian selama ini
dan koperasi makin kokoh karena jati dirinya. Karena jati dirinya koperasi
menjadi berbeda dari badan usaha lain dan perbedaan itu harus diakui dan
diterima. Jati diri Koperasi adalah kesatuan dari definisi, nilai-nilai dan prinsip-
prinsip koperasi yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Secara berkala jati diri koperasi dikaji dan dirumus ulang oleh
International Cooperative Alliance (ICA). Pada waktu ICA didirikan pada tahun
-
22
1895 di London prinsip-prinsip koperasi yang dianut adalah prinsip-prinsip
koperasi Rochdale yang didirikan pada tahun 1844 sebagai koperasi konsumen
oertama yang berhasil d dunia dan prinsip tersebut disempurnakan dalam kongres
ICA di Paris tahun 1937, di Wina tahun 1966, dan Manchester tahun 1995.
Perumusan jati diri koperasi oleh ICA di Manchester secara formal diberlakukan
bagi seluruh koperasi seluruh dunia.
Ada 3 (tiga) yang penting dalam mengenai jati diri koperasi yaitu:
Definisi, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip yang melekat di dalam tubuh organisasi
koperasi yang senantiasa harus menjadi acuan bagi setiap gerakan koperasi dalam
melakukan aktivitas kehidupan organisasinya.
Dalam hadits diriwayatkan bahwa Allah menyukai seorang mukmin yang
kuat dari pada mukmin yang lemah. Kekuatan dalam diri seorang mukmin dapat
diketahui ketika adanya cobaan yang datang kepadanya tetapi tidak merubah sikap
penghambaannya kepada Allah. Ini merupakan jati diri seorang mukmin yang
kuat. Begitu juga manajemen koperasi syariah pun harus mampu memeprtahankan
jati diri koperasi syariah. Meskipun banyak pesaing dari lembaga keuangan
syariah lainnya maupun konevensional. Terlebih saat ini perkembangan fintech
sangat pesat dan lebih berisiko bagi kemajuan koperasi syariah.
Kemandirian dan Pertumbuhan
Kemandirian dan pertumbuhan koperasi merupakan hal yang penting
karena berkaitan dengan kemampuan koperasi untuk berkembang dalam
pengelolaan usaha dan meningkatkan kemampuan koperasi untuk memberikan
balas jasa terhadap anggota (SHU). Berdasarkan Peraturan Menteri Negara
-
23
Koperasi dan UKM RI No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008, dijelaskan bahwa:
“kemandirian dan pertumbuhan koperasi merujuk pada bagaimana kemampuan
koperasi dalam melayani masyarakat secara mandiri dan seberapa besar
pertumbuhan koperasi di tahun yang bersangkutan jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya”.
Hadits Rasulullah SAW berikut ini menjelaskan nilai tambah bagi mereka
yang menjaga harga dirinya dari ketergantungan kepada orang lain. Hadist yang
diriwayatkan Dari Abu Ubaid, hamba Sayyidina Abdurrahman bin Auf. Ia
mendengar dari Sayyidina Abu Hurairah berkata, “Rasulullah SAW bersabda,
‘Sungguh, pikulan seikat kayu bakar di atas punggung salah seorang kamu (lantas
dijual) lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang lain, entah itu diberi
atau tidak diberi,” HR Bukhari.
Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa ada satu dosa yang tidak dapat
dihapuskan dengan ibadah sholat, ibadah puasa, ibadah sedekah, dan ibadah yang
lainnya, kecuali dengan lelah, letih, susah, dan payahnya seorang hamba didalam
mencari rizki yang halal bagi kehidupannya sendiri tanpa mengharapkan bantuan
dari orang lain. Maka riwayat-riwayat diatas dapat dijadikan sandaran bagi kaum
muslimin untuk selalu menjadi pribadi yang mandiri didalam menjalankan
usahanya.
-
24
Kepatuhan Prinsip Syariah
Kepatuhan Syariah atau Sharia Compliance adalah pemenuhan kewajiban
yang dilakukan oleh koperasi didalam melakukan operasional usahanya agar
sesuai dengan fatwa DSN MUI dan Dewan Pengawas Syariah. Ini merupakan
aspek terpenting dalam pandangan hukum islam. Hal ini dijelaskan oleh Imam
Ibnu Ruslan dalam kitabnya Matnuz Zubad yang berbunyi “Maka siapa saja dari
orang yang memiliki ilmu pengetahuan akan syariat, tetapi dia tidak me
ngamalkannya maka dia akan disiksa sebelum parah penyembah berhala disiksa
oleh Allah Ta’ala”. Ini merupakan suatu peringatan keras bagi siapa saja yang
memiliki pengetahuan akan syariat tetapi tidak mau untuk tunduk patuh dalam
mengamalkannya.
Rasio Likuiditas
Menurut Prastowo (2011) “rasio likuditas perusahaan menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada
kreditor jangka pendek”. Hery (2015) rasio likuiditas adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau
membayar utang jangka pendeknya. Dengan kata lain, rasio likuiditas adalah
untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam
melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo.
Berdasarkan pendapat di atas maka Likuiditas adalah rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk memnuhi kewajiban jangka pendek
kepada kreditur yang harus segera dipenuhi. Dalam penelitian ini, penilaian
-
25
terhadap rasio Likuiditas didasarkan pada dua rasio, yaitu, Current Ratio dan
Cash Ratio.
Rasio Profitabilitas
Menurut Halim (2010) Rasio Profitabilitas adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentudan juga
memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemendalam melaksanakan
kegiatan operasinya. Profitabilitas juga mempunyai hubungan positif dengan
deviden pay out ratio, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin
besar deviden yang dibagikan oleh perusahaan kepada investor. Jika perusahaan
mampu menghasilkan laba terhadap penjualan dan investasi perusahaan, maka
perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang efisien. Sebaliknya, jika perusahaan
tidak mampu menhasilkan laba terhadap penjualan dan investasi perusahaan maka
perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang tidak efisien.
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Perusahaan yang mempunyai
aktiva/kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutangnya disebut
perusahaan yang solvable, sedang yang tidak disebut insolvable. Perusahaan yang
solvabel belum tentu ilikuid, demikian juga sebaliknya yang insolvable belum
tentu ilikuid. Macam-macam rasio keuangan berkaitan dengan rasio solvabilitas
-
26
yang biasa digunakan adalah Rasio total hutang terhadap total aktiva, Rasio total
hutang terhadap total modal.
Pengertian Koperasi
Menurut Kementrian Koperasi UKM RI tahun 2009 pasal 1, koperasi
syariah adalah suatu bentuk koperasi yang segala kegiatan usahanya bergerak di
bidang pembiayaan, simpanan, sesuai dengan pola bagi hasil (Syariah), dan
investasi.
Menurut Buchori (2012), pengertian koperasi syariahh adalah jenis
koperasi yang mensejahterakan ekonomi para anggotanya sesuai norma dan moral
Islam dan berguna untuk menciptakan persaudaraan dan keadilan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam.
Menurut Soemitra (2009), arti koperasi syariah adalah suatu lembaga
keuangan mikro yang dioperasikan dengan sistem bagi hasil, guna menumbuh-
kembangkan usaha mikro dan kecil anggotanya sehingga mampu mengangkat
derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin.
Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.25 tahun 1992
adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.
Dimana tujuan utama adanya koperasi di Indonesia adalah untuk menyejahterakan
anggota. Menurut ILO (International Labour Organization) yang dimaksud
koperasi adalah: Cooperative defined as an asiciation of persons usually of
-
27
limited means, who have voluntarily joined together to achive a common
economic end through the formation of democratically controlled business
organization, making equitable contribution to the capital required and accepting
a fair share of the risk and benefits of the undertaking.
Menurut Undang-Undang no. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal
4, fungsi dan peran koperasi adalah sebagai berikut: pertama membangun dan
mengembangkan kemampuan ekonomi masyarakat pada umumnya dan anggota
pada khususnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Kedua
Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat. Ketiga Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai
dasar ketentuan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai
soko gurunya. Keempat berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM (2009) “Kesehatan
Koperasi maupun USP Koperasi adalah kondisi atau keadaan koperasi yang
dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat”.
Adapun aspek yang digunakan untuk penilaian kesehatan koperasi antara lain
aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas,
kemandirian dan pertumbuhan, dan jatidiri koperasi”. Penilaian tingkat kesehatan
pada koperasi maupun USP Koperasi sangat bermanfaaat untuk memberikan
gambaran mengenai kondisi koperasi itu sendiri kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, terutama bagi anggota koperasi dan pengelola. Selain itu,
-
28
penilaian tingkat kesehatan koperasi juga dilakukan agar koperasi dapat
melakukan evaluasi serta mengetahui beberapa masalah dalam pelaksanaan
usahanya.
Peraturan Menteri ini kemudian diturunkan lebih spesifik dalam Peraturan
Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM nomor 6 Tahun
2016 dengan membagi tingkat kesehatan koperasi menjadi kategori sehat, cukup
sehat, dalam pengawasan dan dalam pengawasan khusus ( Nasarudin,2018).
Metode Penilaian Kesehatan Koperasi
Menurut Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi Dan
Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 07/Per/Dep.6/1V/2016
Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Pembiayaan
Syariah dan Unit Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah Koperasi, Diperlukan
adanya penilaian kesehatan minimal satu kali didalam satu tahun. (Perdep
Koperasi,2016) Untuk mewujudkan KSPPS dan USPPS yang dikelola secara
profesional dan sesuai dengan prinsip kehati - hatian dan kesehatan, sehingga
diperlukannya penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan
Syariah dan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah demi meningkatkan
kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesarbesarnya kepada anggota dan
masyarakat sekitarnya. Ruang lingkup penilaian kesehatan KSPPS dan USPPS
meliputi penilaian terhadap beberapa aspek sebagai berikut :
-
29
1. Aspek Permodalan
Menurut Riyanto (2010) mengartikan modal sebagai “keloktifitas” dari
barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debit, sedangkan
yang dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang-barang
yang ada dalam rumah tangga perusahaan dan fungsi produktifnya untuk
membentuk pendapatan.
Pengertian modal menurut Munawir (2006) adalah hak atau bagian
Modal adalah kekayaan perusahaan yang terdiri atas kekayaan yang disetor
atau yang berasal dari luar perusahaan dan kekeyaan itu hasil aktivitas usaha
itu sendiri.
Dari seluruh pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Modal adalah
harta atau kekayaan yang berupa uang, asset, atau surat berharga lainnya yang
menjadi milik suatu perusahaan yang digunakann untuk menjalankan
operasional perusahaannya.
Aspek pertama penilaian kesehatan KSPPS/USPPS koperasi adalah
permodalan. Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan dua rasio
permodalan yaitu perbandingan modal sendiri dengan total aset dan rasio
kecukupan modal (CAR). Dalam Peraturan Menteri KUKM No.16 Tahun
2015 menjelaskan bahwa modal sendiri KSPPS adalah jumlah simpanan
pokok, simpanan wajib, cadangan yang disisihkan dari sisa hasil usaha, hibah
dan simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan wajib.
Rasio modal sendiri terhadap total aset dimaksudkan untuk mengukur
-
30
kemampuan KSPPS/USPPS koperasi dalam menghimpun modal sendiri
dibandingkan dengan aset yang dimiliki. Pada KSPPS/USPPS koperasi rasio
ini dianggap sehat apabila nilainya maksimal 20%. Artinya bahwa
KSPPS/USPPS koperasi telah mampu menumbuhkan kepercayaan
anggotanya, untuk menyimpan dana pada KSPPS/USPPS koperasi.
Table 2.1 Perhitungan Kriteria Rasio Permodalan
Rasio
Permodalan
(%)
Nilai
Kredit
Bobot
Skor
(%)
Skor Kriteria
0-4 0 5 0
0 – 1,25 Tidak Sehat
5-9 25 5 1,25
10-14 50 5 1,5 1,26–2,50 Kurang Sehat
15-19 75 5 3,75 2,51–3,75 Cukup Sehat
20 100 5 5 3,76–50 Sehat
Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) pada
lembaga keuangan seperti KSPPS/USPPS koperasi merupakan kewajiban
penyediaan kecukupan modal (modal minimum) didasarkan pada risiko aktiva
yang dimilikinya. Penggunaan rasio ini dimaksudkan agar para pengelola
KSPPS/USPPS koperasi melakukan pengembangan usaha yang sehat dan
dapat menanggung risiko kerugian dalam batas-batas tertentu yang dapat
diantisipasi oleh modal yang ada.
-
31
Table 2.2 Perhitungan Kriteria Rasio CAR
Rasio
Permodalan
(%)
Nilai
Kredit
Bobot
Skor
(%)
Skor Kriteria
< 6 25 5 1,25 0 – 1,25 Tidak Sehat
6 - < 7 50 5 1,5 1,26–2,50 Kurang Sehat
7 - < 8 75 5 3,75 2,51–3,75 Cukup Sehat
≥ 8 100 5 5 3,76–50 Sehat
Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS
2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif
Kualitas Aktiva Produktif adalah penanaman dana baik dalam rupiah
maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat berharga,
penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan
kontijensi pada transaksi rekening administratif. Aktiva produktif adalah
sumber pendapatan, sebagai sumber pendapatan pasti memiliki risiko
terbesar. Potensi kerugian atas risiko tersebut dapat diantisipasi dengan cara
membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang berupa
cadangan umum dan cadangan khusus sehingga dapat menutup kemungkinan
kerugian yang akan terjadi (Taswan, 2005)
Jadi, Kualitas Aktiva Produktif adalah aktiva yang diharapkan dapat
memberikan penghasilan kepada perusahaan atas penggunaannya. Aktiva
produktif adalah kekayaan KSPPS/USPPS Koperasi yang mendatangkan
penghasilan. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada
-
32
tiga rasio, yaitu Rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah terhadap
jumlah piutang dan pembiayaan, Rasio Portofolio terhadap piutang berisiko
dan pembiayaan berisiko PAR (Portfolio Asset Risk), dan Rasio Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif Yang Wajib Dibentuk (PPAPWD).
Untuk memperoleh rasio piutang dan pembiayaan bermasalah terhadap
piutang dan pembiayaan yang disalurkan, untuk rasio lebih besar dari 12%
sampai dengan 100% diberi nilai skor 25 dan untuk setiap penurunan rasio 3%
nilai kredit ditambah dengan 5 sampai dengan maksimum 100 dan nilai kredit
dikalikan bobot 10% maka diperoleh skor penilaian. Contoh perhitungan
sebagai berikut :
Table 2.3 Perhitungan Rasio Piutang dan Pembiayaan Bermasalah terhadap
Piutang dan pembiayaan yang disalurkan
Pembiayaan Bermasalah
dan pembiayaan yang
disalurkan
Nilai Bobot Skor Kriteria
>12 25 10 2,5 0 - < 2,5 Tidak Lancar
9 - 12 50 10 5 2,5 - < 5,00 Kurang Lancar
5 - 8 75 10 7,5 5,00 - < 7,50 Cukup Lancar
< 5 100 10 10 7,50 - < 10,0 Lancar
Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS
-
33
Mengukur rasio portofolio piutang dan pembiayaan berisiko:
Table 2.4 Perhitungan Rasio PAR
Rasio PAR (%)
Nilai
Kredit
Bobot
(%)
Skor Kriteria
>30 25 5 1,25 0 -< 1,25 Sangat berisiko
26 – 30 50 5 2,5 1,25 - < 2,50 Kurang
Berisiko
21 - < 26 75 5 3,75 2,50 - < 3,75
Cukup
Berisiko
< 21 100 5 5 3,75 – 5,0 Tidak Berisiko
Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS
Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap
Penyisihan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk (PPAPWD). Rasio ini
menunjukkan kemampuan manajemen KSPPS/USPPS koperasi menyisihkan
pendapatannya untuk menutupi risiko (penghapusan) aktiva produktif yang
disalurkan dalam bentuk pembiayaan dan piutang.
-
34
Table 2.5 Perhitungan Rasio PPAP
Rasio PPAP
(%)
Nilai Kredit Bobot (%) Skor Kriteria
0 0 5 0
10 10 5 0,5
20 20 5 1 0 < 1,25 Macet
30 30 5 1,5
40 40 5 2 1,25 -
-
35
Penilaian aspek manajemen KSPPS/USPPS koperasi meliputi
beberapa komponen yaitu:
a) Manajemen umum
Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai kredit untuk
setiap jawaban pertanyaan positif.
Table 2.6 Perhitungan Kriteria Manajemen Umum
Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria
1 0,25
2 0,50 0 – 0,75 Tidak Baik
3 0,75
4 1,00
5 1,25 0,76 – 1,50 Kurang Baik
6 1,50
7 1,75
8 2,00 1,51 – 2,25 Cukup Baik
9 2,25
10 2,50
11 2,75 2,26 – 3,00 Baik
12 3,00
Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS
-
36
b) Kelembagaan
Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai kredit untuk setiap
jawaban pertanyaan positif).
Table 2.7 Perhitungan Kriteria Manajemen Kelembagaan
Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria
1 0,50
2 1,00 0 - 0,75 Tidak Baik
3 1,50 0,76 – 1,50 Kurang Baik
4 2,00 1,51 – 2,25 Cukup Baik
5 2,50 2,25 – 3,00 Baik
6 3,00
Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS
c) Manajemen permodalan
Manajemen permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai kredit
untuk setiap jawaban pertanyaan positif).
Table 2.8 Perhitungan Kriteria Manajemen Permodalan
Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria
1 0,60
2 1,20 0 - 0,75 Tidak Baik
3 1,80 0,76 – 1,50 Kurang Baik
4 2,40 1,51 – 2,25 Cukup Baik
5 3,00 2,25 – 3,00 Baik
Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS
-
37
d) Manajemen aktiva
Manajemen aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai kredit untuk
setiap jawaban positif).
Table 2.9 Perhitungan Kriteria Manajemen Aktiva
Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria
1 0,30
2 0,60 0 - 0,75 Tidak Baik
3 0,90
4 1,20 0,76 – 1,50 Kurang Baik
5 1,50
6 1,80 1,51 – 2,25 Cukup Baik
7 2,10
8 2,40 2,25 – 3,00 Baik
9 2,70
10 3,00
Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS
e) Manajemen likuiditas
Manajemen likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai kredit untuk
setiap jawaban pertanyaan positif).
-
38
Table 2.10 Perhitungan Kriteria Manajemen Likuiditas
Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria
1 0,6
2 1,2 0 - 0,75 Tidak Baik
3 1,8 0,76 – 1,50 Kurang Baik
4 2,4 1,51 – 2,25 Cukup Baik
5 3 2,25 – 3,00 Baik
Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS
4. Aspek Efisiensi
Menurut Taswan (2005) efisiensi berhubungan dengan pencapaian
output maksimum dari seperangkat sumber daya, yang terdiri dari atas dua
jenis efisiensi, yaitu efisiensi harga dan teknis. Efisiensi harga berhubungan
dengan pengambilan keputusan manajerial tentang alokasi dari berbagai
variasi faktor produksi, yaitu input produksi yang dapat di kontrol perusahaan.
Efisiensi teknis berhubungan dengan sumber daya tetap dalam perusahaan,
paling kurang dalam jangka pendek, keberadaannya secara eksogen dan
bagian dari lingkungan yang tersedia. Bila efisiensi harga dan efisiensi teknis
secara bersama terjadi, maka terdapat kondisi yang cukup bagi efisiensi
ekonomis.
Penilaian efisiensi KSPPS/USPPS koperasi didasarkan pada 3
(tiga) rasio yaitu rasio biaya operasional terhadap pelayanan, rasio aktiva tetap
terhadap total asset, rasio efisiensi pelayanan. Rasio-rasio ini menggambarkan
-
39
sampai seberapa besar KSPPS/USPPS koperasi mampu memberikan pelayanan
yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan asset yang dimilikinya, sebagai
pengganti ukuran rentabilitas yang untuk badan usaha koperasi dinilai kurang
tepat. Karena koperasi tujuan utamanya adalah memberikan pelayanan kepada
anggota bukan mencari keuntungan. Meskipun rentabilitas sering digunakan
sebagai ukuran efisiensi penggunaan modal. Rentabilitas koperasi hanyauntuk
mengukur keberhasilan perusahaan koperasi yang diperoleh dari penghematan
biaya pelayanan.
Table 2.11 Perhitugan Kriteria Rasio Biaya Operasional terhadap Pelayanan
Rasio Biaya Operasional
Terhadap Pelayanan (%)
Nilai
Kredit
Bobot
(%) Skor Kriteria
>100 25 4 1 Tidak Efisien
86 – 100 50 4 2 Kurang Efisien
71 – 85 75 4 3 Cukup Efisien
-
40
Rasio efisiensi pelayanan dihitung sebagai berikut:
Table 2.13 Perhitungan Kriteria Rasio Efisiensi Pelayanan
Rasio Efisiensi
Pelayanan (%)
Nilai Kredit
Bobot
(%)
Skor Kriteria
< 50 25 2 0,5 Tidak Baik
50 – 74 50 2 1 Kurang Baik
75 – 99 75 2 1,5 Cukup Baik
>90 100 2 2 Baik
Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS
5. Aspek Likuiditas
Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Arief (2016) “Rasio likuiditas
adalah rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut periansya (2015) “Rasio
likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk memenuhi kwajiban finansial
jangka pendek”. Menurut Kasmir (2016), Rasio likuiditas adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar utangutang jangka
pendeknnya yang jatuh tempo atau rasio untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban pada saat ditagih. Jadi
Lukuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan sebuah Koperasi Syariah
untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Dalam usaha simpan pinjam, pemeliharaan likuiditas dimaksudkan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, baik untuk membayar penarikan
-
41
dana simpanan anggota koperasi maupun kewajiban jangka pendek lainnya.
Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KSPPS/USPPS koperasi dilakukan
terhadap 2 (dua) rasio, yaitu rasio kas dan rasio pembiayaan.
Kas dan bank adalah alat likuid yang segera dapat digunakan, seperti
uang tunai dan uang yang tersimpan lembaga keuangan syariah lain.
Table 2.14 Perhitungan Kriteria Rasio Kas
Rasio Kas (%) Nilai
Kredit
Bobot
(%) Skor Kriteria
< 14 dan > 56 25 10 2,5 Tidak Likuid
(14 – 20) dan (46 – 56) 50 10 5 Kurang Likuid
(21 – 25) dan (35 – 45) 75 10 7,5 Cukup Likuid
(26-34) 100 10 10 Likuid
Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS
Pengukuran rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima ditetapkan
sebagai berikut:
Table 2. 15 Perhitungan Kriteria Rasio Pembiayaan
Rasio Kas (%)
Nilai
Kredit
Bobot
(%)
Skor Kriteria
99 100 5 5 Likuid
Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS
-
42
6. Aspek Jati Diri Koperasi
Penilaian aspek jati diri koperasi dimaksudkan untuk mengukur
keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan
ekonomi anggota. Aspek penilaian jati diri koperasi menggunakan 2 (dua)
rasio, yaitu:
a. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA). Rasio ini mengukur kemampuan
koperasi memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi
biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, semakin
tinggi persentasenya semakin baik.
b. Rasio Partisipasi Bruto. Rasio partisipasi bruto adalah tingkat kemampuan
koperasi dalam melayani anggota, semakin tinggi/besar persentasenya
semakin baik. Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi
sebagai imbalan penyerahan jasa pada anggota yang mencakup beban
pokok dan partisipasi netto.
Pengukuran rasio Promosi Ekonomi Anggota ditetapkan sebagai
berikut:
Table 2.16 Perhitungan Kriteria Rasio PEA
Rasio PEA (%) Nilai
Kredit
Bobot
(%) Skor Kriteria
< 5 25 5 1,25 Tidak Bermanfaat
5 – 8 50 5 2,5 Kurang Bermanfaat
9 – 12 75 5 3,75 Cukup Bermanfaat
>12 100 5 5 Bermanfaat
Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS
-
43
Pengukuran rasio partisipasi bruto ditetapkan sebagai berikut :
Table 2.17 Perhitungan Kriteria Rasio Partisipasi Bruto
Rasio Partisipasi Bruto (%)
Nilai
Kredit
Bobot
(%)
Skor Kriteria
< 25 25 5 1,25 Rendah
25< x < 50 50 5 2,5 Kurang
50 < x < 75 75 5 3,75 Cukup
>75 100 5 5 Tinggi
Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS
7. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan
Pengertian profitabilitas menurut Hanafi (2012): “Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat
penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu. Ada tiga rasio yang sering
dibicarakan yaitu profit margin, return on asset (ROA), dan return on equity
(ROE).” Kasmir (2015) mengatakan bahwa: “Rasio Profitabilitas merupakan
rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau
laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang
dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.”
Oleh karena Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan koperasi didapat
melalui perhitungan ROA dan ROE yang sama untuk mencari rasio
-
44
profitabilitas, maka Kemandirian dan Pertumbuhan Koperasi dapat dikatan
juga sebagai Aspek Profitabilitas.