analisis perbandingan pendapatan petani padi...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI PADI SEBELUM DAN SETELAH MEMPEROLEH KREDIT (Studi Kasus Di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao,
Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan)
OLEH:
MIRDAH APRILIA AMIR
G 211 13 504
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
iii
PANITIA UJIAN SARJANA DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Judul : ANALISIS PERBNDINGAN PENDAPATAN PETANI PADI SEBELUM DAN SETELAH MEMPEROLEH KREDIT (STUDI KASUS DESA BALASSUKA, KECAMATAN TOMBOLO PAO, KABUPATEN GOWA, PROVINSI SULAWESI SELATAN)
Nama : MIRDAH APRILIA AMIR
NIM : G 211 13 3504
TIM PENGUJI
Ir.H. Anwar Sulili, M.Si. Ketua Sidang
Rasyidah Bakri, S.P., M.Sc. Anggota
Pror. Dr. Ir. Didi Rukamana, M.S Anggota
Dr. A. Nixia Tenriawaru, S.P., M.Si. Anggota
Rusli M. Rukka, S.P, M.Si.
Anggota
Dr. Ir. Rahmadanih, M.Si Anggota
Tanggal Ujian : February 2018
iv
RINGKASAN
ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI PADI SEBELUM DAN SETELAH MEMPEROLEH KREDIT (Studi Kasus Di
Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan)
dibawah bimbingan Anwar Sulili dan Rasyidah Bakri
Penelitian ini bertujuan mengetahui mekanisme penyaluran dan pemberian kredit terhadap petani, pengalokasian dana kredit terhadap usahatani padi serta perbandingan pendapatan petani sebelum dan setelah memperoleh kredit. Metode analisis yang digunakan dalam mencapai tujuan penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis pendapatan usahatani (NFI). Penelitian ini dilakukan di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua lembaga keuangan yang digunakan petani yakni lembaga keuangan KUR BRI dan LKMA Wana Lestari dalam memperoleh kredit. Penyaluran kredit dilakukan dengan mengajukan permohonan kredit pada lembaga keuangan, kemudian peninjauan jaminan, hingga pencairan dana kredit. Pengalokasian dana kredit rata-rata sebesar 80% terhadap usahatani responden, 15% digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan 5% digunakan untuk modal usaha dari keseluruhan dana kredit yang diperoleh,. Adapun perbandingan pendapatan petani sebelum memperoleh kredit sebesar Rp7.052.700,-, sedangkan pendapatan petani setelah memperoleh kredit sebesar Rp 6.576.900,-. Dari analisis pendapatan usahatani dapat disimpulkan bahwa terjadi penrunan pendapatan petni setelah memperoleh kredit. Kata kunci: Perbandingan Pendapatan,NFI, Kredit, Petani Padi.
v
ABSTRACT NFI COMPARATIVE ANALYSIS OF RICE FARMERS BEFORE AND
AFTER OBTAINING CREDITS (Case Studies In Balassuka Village, Tombolo Pao Districts, Gowa
Regency, South Sulawesi)
1Mirdah Aprilia Amir, 2Anwar Sulili, Rasyidah Bakri 2 1Agribisnis, Hasanuddin University, Makassar
2.3Staff Faculty of Agriculture Faculty, Hasanuddin University, Makassar
The aims of this research is to know the distribution mechanism of credit for rice farmers before and after obtaining credit, the allocation of credits for rice cultivation and the ratio of Net Farm Income before and after obtaining credit. The method of analysis used is descriptive analysis and Net Farm Income (NFI) analysis of farming. This research was conducted in Balassuka Village, Tombolo Pao District, Gowa Regency of South Sulawesi. The results showed that there are two financial institutions used by farmers namely financial institutions KUR BRI and LKMA Wana Lestari in obtaining credit. Lending is done by applying for credit to a financial institution, then reviewing the guarantee, until the disbursement of credit funds. Approximately 80% of the credit fund allocation to the respondent farming, 15% is used for household consumption and 5% is used for business capital from the total credit fund obtained. The average of NFI before obtaining credit amounted to Rp7,052,700, -, and after credit is Rp 6.576.900, -. It can be concluded that farmers income after obtaining credit are become decrase. Keywords: Revenue Comparison,NFI, Credit, Rice Farmer.
vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Mirdah Aprilia Amir, lahir di Sengkang
tepatnya pada tanggal 12 April 1995, merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan
Amir Sube, S. Sos dan Dra. Nur Indah
Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah
Taman Kanak-Kanak Aisiyah Bustanul Athfal pada tahun 2000-2001. SD
Negeri 200 Tempe pada tahun 2001-2007. Setelah itu melanjutkan ke
SMP Negeri 1 Sengkang pada tahun 2007-2010 dan kemudia melanjutkan
studi di SMA Negeri 3 Sengkang pada tahun 2010-2013. Pada tahun
2013, melalui jalur JNS (Jalur Non Subsidi) penulis berhasil diterima
sebagai Mahasiswa Jurusan (sekarang menjadi Departemen) Sosial
Ekonomi Pertanian Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin.
Selama menempuh pendidikan di Universitas Hasanuddin, penulis
aktif dalam kegiatan organisasi, yaitu sebagai Anggota
Badan Pengurus Harian (BPH) MISEKTA periode 2015/2016. Disamping
itu, penulis juga aktif dalam kegiatan kepanitiaan di kampus serta
kegiatan-kegiatan lainnya seperti seminar-seminar baik tingkat fakultas,
regional, nasional maupun internasional.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin. Puji syukur kepada Allah SWT
karena atas Rahmat dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Sungguh Dia-lah yang telah menjadi penerang dalam segala kesulitan
dan Sang Pemilik Arsy’ yang telah menitipkan ilham serta memberi
limpahan kasih sayang yang tak dapat terlukiskan dengan kata-kata
sehingga penulis dapat merampungkan skripsi dengan judul “Analisis
Perbandingan Pendapatan Petani Padi Sebelum dan Setelah
Memperoleh Kredit (Studi Kasus Di Desa Balassuka, Kecamatan
Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan)”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
dan memperoleh gelar pada Program Sarjana Fakultas Pertanian,
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan
dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima setiap
saran dan kritik yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini.
Semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi penulis dan semua pihak
yang membutuhkan.
Makassar, February 2018
Penulis
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillahi Rabbil ’aalamiin, segala puji syukur penulis
hanturkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Tuhan bagi alam semesta, atas segala rahmat dan hidayah-
Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi. Tanpa rahmat dan hidayah-Nya, tak
mungkin penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa pula shalawat
dan salam kepada Junjungan Kita Nabi besar Muhammad SAW yang
telah memberi tauladan bagi kita semua.
Melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu semasa penulis
berjuang menyelesaikan pendidikan di kampus khususnya pada pihak
yang membantu untuk kelancaran penulisan skripsi ini. Ucapan terima
kasih setulus hati penulis sampaikan kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Amir Sube, S.Sos. dan
Ibunda Dra. Nur Indah yang telah membesarkan penulis dengan
kasih sayang yang tak terhingga dan doa yang terus terpanjatkan
untuk keberhasilan penulis dalam meraih cita-cita. Adik-adik
tersayang Dwi Agustina Amir dan Amaliah Kamila Amir yang
selalu menyemangati dan memberi dukungan untuk penulis.
Kepada keluarga besar penulis yang telah memberikan doa dan
dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.
ix
2. Bapak Ir. H. Anwar Sulili, M. Si selaku dosen pembimbing I,
terima kasih atas setiap waktu yang diberikan untuk ilmu, motivasi,
saran, teguran yang membangun, dan pemahaman baru mengenai
berbagai hal. Penulis secara pribadi memohon maaf atas segala
kekurangan serta kekhilafan jikalau sempat membuat kecewa
selama proses pembimbingan skripsi selama ini, semoga doa dan
dukungan Ayahanda menjadi berkah untuk penulis kedepannya,
serta penulis ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya atas
kesalahan dan tingkah laku yang penulis lakukan selama ini baik
sewaktu kuliah dan selama penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Rasyidah Bakri, S.P., M. Sc., selaku pembimbing II, yang
dengan keikhlasannya telah bersedia meluangkan waktunya
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dengan
penuh kesabaaran. Penulis secara pribadi memohon maaf atas
segala kekurangan serta kekhilafan jikalau sempat membuat
kecewa selama proses pembimbingan skripsi selama ini, semoga
doa dan dukungan Ibunda menjadi berkah untuk penulis
kedepannya, serta penulis ingin memohon maaf yang sebesar-
besarnya atas kesalahan dan tingkah laku yang penulis lakukan
selama ini baik sewaktu kuliah dan selama penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Didi Rukamana, M.S.,
Ibu Dr. A. Nixia Tenriawaru, S.P., M.si., dan Bapak
Rusli Moh. Rukka, S.P., M.Si., selaku dosen penguji yang telah
x
memberikan kritik dan saran guna penyempurnaan skripsi ini serta
selalu memperhatikan perkembangan skripsi. Penulis ingin
memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan dan
tingkah laku yang penulis lakukan selama ini baik sewaktu kuliah
dan selama penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Ir. Rahmadanih, M. Si., selaku panitia ujian sarjana,
Ibu Pipi Diansari, S.E., M. Si, Phd. selaku panitia seminar
proposal dan Ibu Rasyidah Bakri, S.P, M.Sc. selaku panitia
seminar hasil, terima kasih untuk telah meluangkan waktunya
dalam memimpin seminar terima kasih juga telah memberikan
petunjuk, saran dan masukan dalam penyempurnaan skripsi serta
penulis ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya atas
kesalahan dan tingkah laku yang penulis lakukan selama ini baik
sewaktu kuliah dan selama penyusunan skripsi ini.
6. Dr. Muh. Hatta Jamil, S.P., M.Si dan Dr. A. Nixia Tenriawaru,
S.P., M.Si selaku Ketua Departemen sekaligus Penasehat
Akademik dan Sekertaris Departemen Sosial Ekonomi Pertanian
yang telah banyak memberikan pengetahuan dan memberikan
teladan selama penulis menempuh pendidikan serta penulis mau
memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan dan
tingkah laku yang penulis lakukan selama ini baik sewaktu kuliah
dan selama penyusunan skripsi ini.
xi
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian, khususnya
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, yang membimbing
penulis sejak pertama kali menginjakkan kaki di Universitas
Hasanuddin sampai penulis merampungkan tugas akhir ini dan
penulis mau memohon maaf yang sebesar-besarnya atas
kesalahan dan tingkah laku yang penulis lakukan selama ini baik
sewaktu kuliah dan selama penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh Staf dan Pegawai Departemen Sosial Ekonomi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Khususnya
Pak Ahmad, Pak Bahar, Kak Hera, dan Kak Ima yang telah
membantu penulis dalam proses administrasi selama
menyelesaikan skripsi ini.
9. Masyarakat Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao,
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang telah bersedia
meluangkan waktu bagi penulis dalam pengambilan informasi dan
penyusunan data dalam pelaksanaan penelitian.
10. Keluarga Bapak Hamid yang telah bersedia membantu dan
menemani penulis selama proses penelitian di Desa Balassuka,
Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
11. Seluruh keluarga besar SELARAS yang selalu sejalan dan selalu
memberikan bantuan kepada penulis selama menempuh
pendidikan di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Terkhusus untuk
sahabat seperjuangan Nur Fatonny, Hariana B, Khaeria Ali,
xii
Budi Hartono, Andi Wahyu Pratama, serta seluruh teman-teman
SELARAS yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Terimakasih atas segala pengalaman dan cerita yang telah kita
rangkai bersama selama kurang lebih 4,5 tahun.
12. Kakanda dan adinda MIZONE, OCEANZ, ACT11ON, SPEKTA12,
SEMESTA, KA15AR, angkatan 2016, BPH MISEKTA Periode
2017/2018 dan Keluarga Besar Mahasiswa Peminat Sosial
Ekonomi Pertanian (MISEKTA) tanpa terkecuali, terima kasih atas
segala doa, ilmu, motivasi, kenangan dan pengalaman
berorganisasi. Semoga semuanya dapat menjadi pelajaran hidup
yang bermanfaat. AMIN.
13. Teman-teman KKN UPSUS Periode 1 khususnya Posko
Kecamatan Bola. Nurul Wirid Annisa, Nur Mita, Muh. Irfhan dan
Muh. Fahroel yang bersedia mendukung dan mendoakan penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
14. Tim Upsus Swasembada Kedelai tahun 2018 Kabupaten
Soppeng, yang bersedia mendukung dan mendoakan penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
15. Semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, terima kasih atas bantuan dan doa yang senantiasa
mengalir tanpa sepengetahuan penulis. Terima kasih sebanyak-
banyaknya kepada orang-orang yang turut bersuka cita atas
keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini.
xiii
Demikianlah semoga segala pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung telah membantu penulis diberikan kebahagiaan dan rahmat
oleh Allah SWT, Aamiin.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, Februari 2018
Penulis
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... ii
SUSUNAN TIM PENGUJI .............................................................. iii
RINGKASAN .................................................................................. iv
ABSTRACT .................................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................... vii
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................. viii
DAFTAR ISI .................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xx
I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
I.1. Latar Belakang .................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah .............................................................. 6
I.3. Tujuan Penelitian ............................................................... 6
I.4. Kegunaan Penelitian ........................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8
2.1 Kredit ....................................................................................... 8
2.2 Konsep Usahatani ................................................................... 10
2.3 Penerimaan Usahatani ............................................................ 13
2.4 Biaya Usahatani ...................................................................... 14
2.5 Pendapatan Usahatani ............................................................ 15
2.6 Penelitian Terdahulu ............................................................... 17
2.7 Kerangka Pikir ......................................................................... 20
III. METODE PENELITIAN .................................................................. 21
xv
3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian ................................................ 21
3.2 Metode Pengambilan Sampel ................................................. 21
3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................... 22
3.4 Analisis Data ........................................................................... 23
3.5 Definisi Operasional ................................................................ 26
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH .................................................... 28
4.1 Kondisi Geografis ................................................................... 28
4.2 Keadaan Demografis .............................................................. 29
4.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .............. 30
4.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ....... 31
4.2.3.Jumlah Penduduk Berdasarkan Golongan Umur ........... 33
4.3 Sarana dan Prasarana ............................................................ 35
4.4 Luas Lahan dan Penggunaannya ........................................... 36
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 38
5.1 Identitas Responden ................................................................. 38
5.1.1 Umur............................................................................... 38
5.1.2 Lama Berusahatani ........................................................ 39
5.1.3 Tingkat Pendidikan ......................................................... 41
5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga ....................................... 42
5.1.5 Luas Lahan .................................................................... 44
5.2 Mekanisme Penyaluran Kredit Pada Petani............................. 45
5.2.1 Mekanisme Penyaluran Kredit pada BRI ........................ 46
xvi
5.2.2 Mekanisme Penyaluran Kredit pada LKMA
Wana Lestari ............................................................ 52
5.2.3 Jaminan dalam Pengambilan Kredit ............................... 53
5.3 Alokasi Dana Kredit Terhadap Usahatani Padi ........................ 55
5.4 Analisis Biaya Usahatani ......................................................... 56
5.5 Analisis Perbandingan Pendapatan Petani Sebelum dan
Setelah Memperoleh kredit ...................................................... 59
5.5.1Farm Interprice Income Gross Output ............................. 59
5.5.2 Farm Interprice Income Gross Margin ............................ 60
5.5.3 Net Farm Income ............................................................ 61
VI. KESIMPILAN DAN SARAN ........................................................... 62
6.1 Kesimpulan ............................................................................... 62
6.2 Saran ........................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xx
DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman
Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2016 ....................................................... 30
Tabel 2. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian di Desa
Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2016. ....................................................... 32
Tabel 3...Keadaan Penduduk berdasarkan Golongan Umur di Desa
Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2016. ...................................................... 34
Tabel 4. Keadaan Sarana dan Prasarana di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2016.. .................................................................... 35
Tabel 5. Luas Lahan dan Tata Guna Lahan di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2016. .................................................................................... 36
Tabel 6. Identitas Petani Responden berdasarkan Kelompok Umur
di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017. ...................................................... 39
Tabel 7.Identitas Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017. ........................... 40
Tabel 8. Identitas Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gow, Sulawesi Selatan, 2017. ..................................... 41
Tabel 9. Identitas Petani Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017. ............ 43
Tabel 10. Identitas Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017. ....................................................... 44
Tabel 11. Lembaga Keuangan yang Digunakan Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2017. ........................................... 45
xxi
Tabel 12. Jaminan dalam Pengambilan Kredit Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.. ........................ 54
Tabel 13. Rata-rata Alokasi Dana Kredit Terhadap Usahatani Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017. ................................... 55
Tabel 14. Rata-rata Total Biaya Per-hektar Petani Responden Sebelum dan Setelah Memperoleh Kredit di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, 2017. .................................................................................... 57
Tabel 15. Rata-rata Per Hekar Farm Interprice Income Gross Output Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017. ............ 58
Tabel 16. Rata-rata Per Hekar Farm Interprice Income Gross Margin Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017. ............ 59
Tabel 17. Rata-rata Per Hektar Net Farm Income Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017. ....................................................... 60
xxii
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
Gambar 1. Kerangka Pikir .................................................................... 20
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Nama
1.
Identitas Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
2.
Analisis Biaya Usahatani Sebelum Menggunakan Kredit Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017
3.
Perhitungan Nilai Penyusutan Alat Sebelum Menggunakan Kredit Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
4.
Analisis Produksi Usahatani Sebelum Menggunakan Kredit Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017
5.
Analisis Biaya Usahatani Setelah Menggunakan Kredit Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
6.
Analisis Biaya Usahatani Setelah Menggunakan Kredit Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017
7.
Perhitungan Nilai Penyusutan Alat Setelah Menggunakan Kredit Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017
xxiv
8.
Pendapatan Usahatani Sebelum dan Sesudah Mengambil Kredit Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
9.
Rata-rata Pendapatan Per Hektar Petani Responden Sebelum dan Sesudah Mengambil Kredit di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
10.
Pengalokasi Dana Kredit Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
11.
Pengembalian Dana Kredit Beserta Bunga Pertriwulan
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup strategis
dalam pembangunan dan pemulihan ekonomi selama berlangsung krisis
ekonomi, terutama dalam produksi pangan, pertumbuhan GDP, substitusi
impor, penyediaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Tetapi disisi
lain melihat hasil dari sektor-sektor yang berkaitan dengan pertanian
ternyata hasil yang didapatkan belum memadai. Pemerintah juga tidak
henti-hentinya mendorong sektor pertanian agar dapat berkembang,
baik dengan regulasi yang melindungi sektor pertanian ataupun insentif
yang mendorong usaha di sektor pertanian. Salah satu solusi
dari pemerintah untuk mendorong kegiatan pertanian yaitu dengan
cara memberikan kebijakan kepada bank untuk menyalurkan kredit
terhadap sektor pertanian.
Sektor pertanian memiliki dimensi yang sangat luas.Berdasarkan
dimensi pelaku usaha, sektor pertanian dibagi ke dalam usaha
pertanian yang dijalankan oleh petani kecil atau pertanian rakyat dan
usaha pertanian yang dijalankan perusahaan besar maupun menengah.
Sebagian besar petani yang bergerak di sektor pertanian rakyat adalah
para petani kecil dengan penguasaan lahan yang sempit. Walaupun
Indonesia merupakan negara agraris, namun sebagian besar petaninya
termasuk petani kecil. Petani yang termasuk dalam golongan ini biasanya
2
hanya memiliki lahan pertanian yang terbatas dan modal yang tidak cukup
cukup besar sehingga hasil pertanian yang diperoleh dari usahataninya
tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
Seperti halnya perekonomian daerah-daerah lain di Indonesia.
Sektor pertanian di Kabupaten Gowa juga merupakan sektor yang cukup
dominan. Demikian juga di wilayah Kecamatan Tombolo Pao yang
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini sesuai dengan
data statistic yang menyatakan bahwa wilayah Kecamatan Tombolo Pao,
merupakan salah satu kecamatan yang memiliki luas panen dan produksi
lahan pertanian berkisar 6.176 Ha.
Dalam mengembangkan usahatani ke arah yang lebih efisien
sangat erat kaitannya dengan modal karena petani membutuhkan modal
untuk mengoptimalkan usahataninya mulai dari pembelian benih yang
baik, penggunaan pupuk yang sesuai, penggunaan TK yang sesuai,
perawatan, pengendalian hama dan penyakit dan lain-lain. Usahatani
memiliki ciri khas tersendiri dalam penggunaan modal. Yakni penggunaan
modal dilakukan dari awal usaha tani, tiap minggu bahkan bisa lebih
sering lagi dan baru akan mendapatkan keuntungan beberapa bulan
kemudian yaitu saat panen. (Mulyaningsih, 2010).
Didalam buku Manajemen Perbankan (Ismail, 2011) menjelaskan
bahwa bank juga disebut sebagai lembaga perantara keuangan atau
Financial Intermeditary. Sebagai lembaga perantara keuangan, artinya
bank menjembatani kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak
3
merupakan nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan
nasabah yang membutuhkan dana. Bank menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk
kredit. Fungsi lainnya adalah penyaluran dana kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau dalam bentuk penempatan dana lainnya. Sebagian
besar penyaluran dana kepada pihak ketiga ialah dalam bentuk kredit.
Kebijakan Pemerintah di bidang perkreditan selama ini masih
bersifat umum. Padahal dalam hal tertentu kredit pertanian sebenarnya
memerlukan kebijakan yang bersifat spesifik. Selama ini tingkat bunganya
masih relatif tinggi untuk pengembangan agribisnis yang kompetitif.
Prospek kelompok tani masa depan dalam mendukung pembangunan
hendaknya petani menjadi subjek dan bukan lagi objek. Selama ini petani
mampu menentukan nasibnya sendiri. Petani sampai saat ini mempunyai
rasa percaya diri sehingga mampu mengurangi masalah yang selama ini
dihadapi. Pada masa-masa mendatang akan lebih baik apabila
Pemerintah memberikan dukungan kepercayaan dan fasilitas yang tepat
dengan kebutuhan petani.
Peranan industri perbankan dalam kehidupan manusia modern
adalah sangat penting, bank merupakan mitra dalam memenuhi
kebutuhan yang terkait dengan keuangan, seperti misalnya tempat
menyimpang uang, pengiriman uang, pembayaran atau melakukan
penagihan maupun investasi. Bank bagi suatu negara dikatakan darahnya
perekonomian, mengingat peranannya yang sangat menentukan dalam
4
pembangunan ekonomi, maka kemajuan industri perbankan dapat juga
dijadikan sebagai ukuran dalam menilai kemajuan pembangunan suatu
negara sudah tentu memerlukan dukungan industri perbankan yang
semakin besar dan semakin banyak.
Kabupaten Gowa, khususnya di Kecamatan Tombolo Pao
termasuk dataran tinggi dan iklimnya relatif dingin, karena itu Kecamatan
Tombolo Pao sangat potensial untuk mengembangkan tanaman padi dan
hortikultura baik dari segi iklim maupun keadaan alam. Selain itu, lahan
pertanian yang cukup luas belum sepenuhnya di manfaatkan petani dan
yang tidak kalah penting adalah sumber daya manusia di daerah ini dapat
menunjang pengembangan pertanian. Adapun jumlah petani yang
terdapat pada Desa Ballassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten
Gowa sebanyak 625 orang dengan persentase kurang lebih 85%.
Kegiatan pertanian terutama pertanian padi sawah merupakan
mata pencaharian utama bagi masyarakat Desa Balassuka, Kecamatan
Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, hal tersebut terbukti dari data BPS Kab.
Gowa yang menempatkan wilayah Desa Balassuka sebagai sentra
penghasil Padi terbesar di wilayah Kecamatan Tombolo Pao. Jumlah
produksi yang besar tersebut tidak lepas dari berbagai masalah
khususnya masalah permodalan. Modal sangat diperlukan oleh para
petani di Desa Balassuka karena para petani di Desa Balassuka masih
belum bisa mengatur keuangan dengan baik. Seperti halnya hasil panen
yang didapatkan pada musim sebelumnya sebagian besar digunakan
5
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kegiatan konsumtif sehingga
menyebabkan para petani tidak mempunyai cukup modal untuk
kegiatan usahatani padi padamusim berikutnya.
Kredit tidak selamanya memberikan hasil yang positif terhadap
usahatani seperti yang dikemukakan Sari (2011), bahwa kredit tidak
berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani, hal tersebut diakibatkan
oleh penggunaan kredit yang tidak maksimal oleh petani dikarenakan
sebagian besar petani menggunakan kredit yang didapatkan untuk
keperluan rumah tangga. Tetapi Fitrianingsih (2008) mengemukakan
bahwa pemberian kredit terhadap sektor pertanian berpengaruh
positif terhadap pendapatan, dikarenakan adanya penambahan modal
untuk membeli input-input produksi, sehingga produksi usahataninya
berjalan dengan baik.
Adanya masalah permodalan di Desa Balassuka dan masih
adanya perbedaan pendapat yakni, kredit dapat membuat perbedaan
pendapatan petani, membuat masih diperlukan adanya penelitian
mengenai “Analisis Perbandingan Pendapatan Petani Padi Sebelum dan
Setelah Memperoleh Kredit Di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao,
Kabupaten Gowa”.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang di atas maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mekanisme penyaluran dan pemberian kredit terhadap
petani padi?
2. Bagaimana pengalokasian dana kredit pada usaha tani padi?
3. Bagaimana perbandingan pendapatan petani sebelum dan setelah
mengambil kredit?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui mekanisme penyaluran dan pemberian kredit
terhadap petani.
2. Untuk mengetahui pengalokasian dana kredit pada usaha tani padi
dan non usaha tani.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pendapatan petani padi
sebelum dengan sesudah mendapatkan kredit.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai:
1. Sebagai informasi bagi pembaca mengenai penyaluran kredit,
pengalokasian dana serta perbandingan pendapatan petani padi
sebelun dan setelah mengambil kredit.
2. Sebagai bahan referensi bagi yang berminat untuk memperdalam
masalah pendapatan petani
7
3. Sebagai syarat yang harus diselesaikan untuk mendapat gelar
Sarjana S1 di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kredit
Kredit merupakan suatu alat atau cara untuk menciptakan modal,
kenyataannya memang terjadi dilapangan bahwa tidak semua petani
dapat memenuhi modalnya dari kekayaan yang dimilikinya, karena itu
petani memerlukan kredit untuk mendapatkan modal yang mereka
inginkan. Secara ekonomi dapat dikatakan modal pertanian berasal dari
milik sendiri (equity capital) dan pinjaman dari pihak lainnya (pihak ketiga).
Modal yang merupakan pinjaman dari pihak lainnya ini lazim disebut
sebagai utang atau kredit (Mulyati, 2016).
Kredit merupakan salah satu sumber untuk menambah modal
usaha petani. Kredit secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap
peningkatan jumlah produksi melalui peningkatan jumlah input. Namun,
tidak selamanya kredit digunakan petani untuk meningkatkan penggunaan
input (fungibility of credit) dan kredit diminta atau diajukan petani belum
tentu karena terbatasnya modal.
Beberapa literatur menyebutkan bahwa istilah kredit berasal
dari bahasa Latin credo atau credere, yang berarti kepercayaan atau
trust. Kredit mengandung pengertian adanya suatu kepercayaan dari
pihak pemberi pinjaman kepada penerima pinjaman, bahwa di masa
datang akan mampu memenuhi segala kewajiban yang telah
diperjanjikan (Rivai,Veithzal 2007).
9
Satriyana (2012) dalam penelitiannya memperoleh hasil bahwa
kredit berpengaruh signifikan terhadap produksi pada tingkat 5 persen. Ini
juga menunjukkan bahwa dengan adanya kredit untuk peningkatan input
seperti benih, pupuk dan pestisida dapat mempengaruhi produksi
pertanian secara positif.
2.2 Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan bank merupakan suatu lembaga keuangan
yang memberikan jasa-jasa keuangan dan menarik dana dari masyarakat
secara langsung. Lembaga keuangan Bank, selain memiliki fungsi
menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga berfungsi untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berupa penawaran jasa-
jasa perbankan seperti jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga,
dan lain sebagainya serta memberikan rasa aman dan nyaman kepada
masyarakat yang menggunakan jasanya. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita mengenal 3 (tiga) macam lembaga keuangan bank yaitu Bank
Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat (Kasmir, 2014).
Menurut keputusan menteri keuangan No. KEP-38/MK/IV/1972,
Lembaga keuangan bukan bank ialah Semua lembaga /badan yang
melakukan kegiatan dalam hal keuangan baik secara langsung maupun
tidak langsung menghimpun dana dari masyarakat dengan mengeluarkan
surat-surat berharga selanjutnya menyalurkannya untuk pembiayaan
investasi perusahaan-perusahaan.
10
Adapun kegiatan usaha yang dilakukan lembaga keuangan non
bank yakni sebagai berikut:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dengan cara mengeluarkan surat-
surat berharga.
2. Menyediakan fasilitas kredit baik jangka panjang, maupun jangka
menengah untuk perusahaan milik pemerintah maupun milik swasta
3. Sebagai perantara bagi perusahaan perusahaan yang ada di
indonesia serta sebagai badan hukum pemerintah untuk
mendapatkan kredit untuk mendapatkan kredit baik didalam negeri
maupun diluar negeri.
4. Melakukan penyertaan modal pada perusahaan-perusahaan serta
penjualan saham pada pasar modal
5. Melakukan kegiatan usaha lain dibidang keuangan setelah mendapat
persetujuan dari menteri keunagan
6. Sebagai perantara bagi perusahaan untuk mendapatkan tenaga ahli
khususnya dibidang keuangan (Kasmir, 2014).
2.3 Konsep Usaha Tani
Menurut Prawirokusumo dalam Soekartawi et al. (2011)
usahatani merupakan suatu kegiatan bagaimana menggunakan
sumberdaya secara efisien pada suatu usaha pertanian, peternakan,
perikanan. Sedangkan menurut Hastuti dan Rahim (2008), usahatani
merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara petani
mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja,
11
modal, teknologi, pupuk, pestisida) dengan efektif, efisien dan
kontinyu untuk menghasilkan produk yang tinggi sehingga pendapatan
usahanya meningkat.
Kegiatan usahatani sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor
produksi, menurut Hastuti dan Rahim (2008), beberapa faktor yang
mempengaruhi produksi pertanian dijelaskan sebagai berikut :
1. Lahan Pertanian
Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh faktor
produksi komoditas pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas
lahan yang digarapatau ditanami maka semakin besar jumlah produksi
yang dihasilkan oleh lahan tersebut.
2. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor penting dan perlu diperhitungkan
dalam proses produksi komoditas pertanian. Tenaga kerja harus
mempunyai kualitas berpikir yang maju seperti petani yang mampu
mengadopsi inovasi-inovasi baru, terutama dalam menggunakan teknologi
untuk pencapaian komoditas bagus sehingga mempunyai nilai jual
komoditas tinggi. Ukuran tenaga dapat dinyatakan dalam hari orang
kerja (HOK) atau hari kerja orang (HKO).
3. Modal
Dalam kegiatan proses tersebut modal dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu modal tetap (fixed cost) dan modal tidak tetap
(variable cost). Modal tetap terdiri atas tanah, bangunan, mesin, dan
12
peralatan pertanian di mana biaya yang dikeluarkan dalam proses
produksi tidak habis dalam sekali proses produksi, sedangkan modal
tidak tetap terdiri dari benih, pupuk, pestisida, dan upah yang dibayarkan
kepada tenaga kerja.
4. Pupuk
Pupuk merupakan faktor yang sangat essensial bagi tanaman,
terdapat dua jenis pupuk yang digunakan untuk tanaman diantaranya
pupuk organik dan anorganik.
5. Pestisida
Pestisida sangat dibutuhkan tanaman untuk mencegah serta
membasmi hama dan penyakit yang menyerangnya. Pestisida merupakan
racun yang mengandung zat-zat aktif sebagai pembasmi hama dan
penyakit pada tanaman.
6. Bibit
Bibit menentukan keunggulan dari suatu komoditas, bibit yang
unggul biasanya tahan terhadap penyakit, hasil komoditasnya berkualitas
tinggi dibandingkan dengan komoditas lain sehingga harganya dapat
bersaing pasar.
7. Teknologi
Penggunaan teknologi dapat menciptakan rekayasa perlakuan
terhadap tanaman dan dapat mencapai tingkat efisiensi yang tinggi.
13
8. Manajemen
Dalam usahatani modern, peranan manajemen menjadi sangat
penting dalam mengelola produksi komoditas pertanian, mulai dari
perencanaan (planning), pengendalian (controlling) dan evaluasi
(evaluation).
2.3 Penerimaan Usahatani
Soekartawi et al.(2011), berpendapat bahwa penerimaan dinilai
berdasarkan perkalian antara total produksi dengan harga pasar yang
berlaku,mencakup semua produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga
petani, digunakan dalam usahatani benih, digunakan untuk
pembayaran, dan yang disimpan.
Sedangkan menurut Suratiyah (2008), penerimaan usahatani
adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari ushatani selama satu
periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali (Rp).
Pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut :
TR = Y x Py
Dimana : TR = Total Penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dalam satu tahun
Py = Harga Y
Menurut Soekartawi et al. (2011), beberapa istilah yang sering
digunakan dalam melihat penerimaan usahatani adalah :
14
1. Penerimaan tunai usahatani yang didefinisikan sebagai nilai uang yang
diterima dari penjualan produk usahatani. Penerimaan tunai tidak
mencakup yang berupa benda, sehingga nilai produk usahatani yang
dikonsumsi tidak dihitung sebagai penerimaan
tunai usahatani, penerimaan tunai usahatani yang tidak
berasal dari penjualan produk usahatani seperti pinjaman tunai harus
ditambahkan
2. Penerimaan tunai luar usahatani, yang berarti penerimaan yang
diperoleh dari luar aktivitas usahatani seperti upah yang diperoleh dari
luar usahatani
3. Penerimaan kotor usahatani yang didefinisikan sebagai penerimaan
dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun atau satu musim,
baik yang dijual (tunai) maupun yang tidak dijual (seperti konsumsi
keluarga, bibit, pakan, ternak). Penerimaan kotor juga sama
dengan pendapatan kotor atau nilai produksi.
2.4 Biaya Usahatani
Kegiatan usahatani seringkali tidak terlepas dari adanya
pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk kegiatan produksi yang
besarnyabiaya tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi
yang digunakannya. Komponen biaya tersebut dapat dipisahkan menjadi
biaya tunai, biaya tidak tunai, sedangkan penjumlahan dari komponen
biaya tunai dan tidak tunai disebut biaya total.
15
Menurut Soekartawi et al.(2011), biaya tunai usahatani
didefinisikan sebagai jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian
barang dan jasa bagi usahatani, sedangkan biaya total usahatani
didefinisikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau
dikeluarkan didalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja
keluarga petani. Adapun biaya total usahatani dapat dibedakan menjadi
biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Menurut Suratiyah (2008), biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang
besarnya tidak dipengaruhi besarnya produksi, sedangkan biaya tidak
tetap (variable cost) yaitu biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besarnya
produksi. Sedangkan menurut Soekartawi et al. (2011) biaya tetap (fixed
cost) ialah biaya usahatani yang besar kecilnya tidak bergantung dari
besar kecilnya out put yang diperoleh dan biaya tidak tetap (variable cost)
didefinisikan biaya yang dikeluarkan untuk usahatani yang besar kecilnya
dipengaruhi oleh perolehan output.
2.5 Pendapatan Usahatani
Soekartawi et al. (2011), menjelaskan bahwa terdapat beberapa
definisi yang digunakan untuk melihat analisis pendapatan usahatani
diantaranya :
1. Pendapatan kotor usahatani (gross farm income) didefinisikan
sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu
tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual dengan jangka
waktu pembukuan umumnya setahun.
16
2. Pendapatan tunai usahatani (farm net cash flow) yaitu selisih
antara penerimaan tunai dan pengeluaran tunai usahatani dan
merupakan kemampuan suatu usahatani untuk menghasilkan
uang tunai
3. Pendapatan bersih usahatani (net farm income) merupakan
selisih anatara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran
total. Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan yang
diperoleh keluarga petani dari faktor-faktor produksi kerja,
pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang
diinvestasikan kedalam usahatani.
Suratiyah (2008), menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan usahatani dibagi menjadi dua yaitu
faktor-faktor intern dan ekstern. Faktor intern usahtani yang
mempengaruhi pendapatan usahatani yaitu kesuburan lahan, luas lahan
garapan, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan modal dalam usahatani,
penggunaan inputteknologi, pola tanam, lokasi tanaman, fragmentasi
lahan, status penguasaan lahan, cara pemasaran output, efisiensi
penggunaan input dan tingkat pengetahuan maupun keterampilan petani
dan tenaga kerja. Adapun yang mempengaruhi faktor ekstern usahatani
diantaranya sarana transportasi, sistem tataniaga, penemuan teknologi
baru, fasilitas irigasi, tingkat harga output dan input, ketersediaan lembaga
perkreditan, adat istiadat masyarakat dan kebijakan pemerintah.
17
2.6 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian Riani (2017) dalam “Analisis
Perbandingan Pendapatan Dan Keuntungan Petani Padi Sawah Yang
Meminjam dan Tidak Meminjam Pada Lembaga Keuangan Mikro
Agribisnis (Lkm-A) Anduring Di Kota Padang” menunjukkan hasil bahwa .
Terdapat perbedaan pendapatan dan keuntungan petani peminjam dan
non peminjam kredit di LKM-A, dimana nilai signifikansi yang diperoleh <
0.05 (0.001 < 0.05). Peminjaman kredit yang dilakukan pada LKM-A
tersebut berpengaruh terhadap usahatani. Perbedaan pendapatan dan
keuntungan terjadi karena jumlah produksi, pendapatan, dan penerimaan
yang diperoleh petani peminjam lebih besar dibandingkan petani yang
tidak meminjam kredit. Perbedaan antara pendapatan dan keuntungan
yang diperoleh karena petani peminjam kredit memiliki modal yang
tercukupi untuk memenuhi seluruh kebutuhan usahataninya.
Purnamayanti dkk (2014) melakukan penelitian mengenai pengaruh
kredit terhadap pendapatan usaha dan hasil penelitiannya menyebutkan
bahwa kredit yang diberikan kepada petani tidak selalu berpengaruh
terhadap peningkatan pendapatan, sebagian petani justru mengalami
penurunan pendapatan setelah menerima kredit. Hal ini disebabkan
karena modal yang didapat dari kredit tersebut tidak sepenuhnya
digunakan untuk modal usahatani.Sebagian petani menggunakan modal
sendiri untuk usahatani dan modal ini masih belum mencukupi kebutuhan,
sehingga petani mengajukan kredit pada berbagai sumber pembiayaan.
18
Namun, sebagian petani juga melakukan pengajuan kredit meskipun tidak
mengalami keterbatasan modal tetapi karena alasan lainnya, sehingga
kredit tidak digunakan untuk perbaikan usahatani.
Berdasarkan hasil penelitian Nurul Iski (2016) dalam “Pengaruh
Kredit Terhadap Petani Kopi Arabika Organik di Provinsi Aceh”
menunjukkan hasil bahwa kredit berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan produksi kopi arabika organik dan konsumsi pangan
rumahtangga petani. Kredit juga memiliki pengaruh positif terhadap
penggunaan tenaga kerja usahatani yang merupakan input dominan
dalam produksi kopi arabika organik.
Berdasarkan penelitian Ramdhanu Prihatsyah (2014) dalam
“Pengaruh Penyaluran Kredit Kupedes BRI Terhadap Produksi dan
Pendapatan Usahatani Padi di Kecamatan Kroya, Indramayu” dengan
hasil setelah mendapatkan kredit produksi padi di Kecamatan Kroya
mengalami kenaikan, yang awalnya hanya dapat menghasilkan 7,92
ton tetapi setelah mendapatkan kredit menjadi 8,97 ton. Hasil tersebut
diperkuat dengan hasil ujit yang menyatakan kredit berpengaruh terhadap
produksi. Pendapatan usahatani padi setelah mendapatkan kredit
mengalami kenaikan sebesar Rp.3.672.748 dibandingkan dengan kondisi
sebelum menerima kredit.
Berdasarkan penelitian Rianita Omega, dkk (2015) dalam “Peranan
Pemberian Kredit Pertanian Bank Bri Terhadap Pendapatan Petani Wortel
Di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur”. Hasil penelitian
19
menunjukan bahwa kredit yang diterima petani dari perbankan
digunakan untuk penambahan faktor-faktor produksi yang digunakan
petani seperti penambahan jumlah tenaga kerja, penambahan
penggunaan pupuk, penambahan benih dan alat produksi, sehingga hasil
produksi petani dapat meningkat. Peningkatan produksi ini mengakibatkan
pendapatan petani meningkat juga. Sehingga dapat dilihat bahwa terdapat
perbedaan pendapatan petani wortel antara keadaan sebelum menerima
kredit dan sesudah menerima kredit. Dengan kata lain kredit yang
dipinjam petani dari bank membawa dampak positif dalam kegiatan
usahatani wortel.
2.7 Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran yang digunakan yaitu untuk mengkaji dan
melihat pengaruh penggunaan kredit terhadap pemakaian faktor-faktor
produksi dan pendapatan petani. Yaitu dengan cara kredit yang
didapatkan digunakan untuk penambahan modal kerja oleh petani untuk
membeli input-input produksi baik input tetap dan variabel. Penambahan
input tersebut meliputi dengan penambahan jenis dan jumlah pupuk,
pestisida, pemberian nutrisi dan sebagainya. Penambahan jumlah dan
jenis input tersebut maka akan berpengaruh terhadap bertambahnya
biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani, tetapi dengan adanya
penambahan input tersebut diharapkan adanya penambahan output
(hasil panen) yang akan berkorelasi positif dengan penambahan
20
penerimaan, sehingga akan didapatkan jumlah keuntungan/ pendapatan
petani jika nilai penerimaan dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan.
Berdasarkan penjelasan mengenai kerangka teoritik diatas,
untuk memperjelas mengenai hubungan pemberian pinjaman kredit
dengan peningkatan pendapatan usaha tani, dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Gambar 1. Kerangka Pikir
Berbeda
Tidak
Berbeda
Pemberian Pinjaman
Kredit Pendapatan
Usaha Tani
Bila pemberian pinjaman
kredit mampu
meningkatkan pendapatan
usaha tani padi
Bila pemberian pinjaman
kredit tidak mampu
meningkatkan pendapatan
usaha tani padi
21
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten
Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan yang dipilih secara purposive dengan
pertimbangan lokasi ini merupakan daerah yang berpotensi untuk
dikembangkan usahatani dengan potensi lahan berkisar 4.496 Ha. Selain
itu, lokasi ini merupakan salah satu sentra produksi padi di Kabupaten
Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah produksi padi mencapai
30.225 ton. Penelitian ini dilakukan pada September 2017 sampai
Oktober 2017, dengan tahapan kegiatan meliputi penyusunan proposal
penelitian, pengambilan dan pengumpulan data, pengolahan data,
dan analisis data.
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel dilakukan
dengan cara purposive dengan jumlah sampel dari satu kelurahan yang
mewakili semua kelurahan. Menurut Sugiyono (2013:218-219) purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut
yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin
dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi
obyek atau situasi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini Desa Balassuka
dipilih sebagai lokasi penelitian karena di desa tersebut mayoritas petani
22
padi dan terdapat koperasi gapoktan serta masih rendahnya kesadaran
petani dalam meningkatkan modal usahataninya.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani yang mengambil
kredit yang berada di Desa Balassuka Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa. Dalam suatu penelitian dibutuhkan populasi
sebagai sasaran untuk memperoleh data dan informasi untuk
menjawab permasalan penelitian. Dalam hubungannya dengan objek
penelitian, jumlah petani yang mengambil kredit di Desa Balassuka,
Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa berjumlah 33 orang.
Sampel adalah objek yang diambil dengan cara mereduksi objek
penelitian yang dianggap resprentatif terhadap populasi. Menurut
Arikunto (2008:116) “Penentuan pengambilan Sample sebagai berikut :
Apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil
antara 10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya. Jadi
sampel pada penelitian mengenai pengaruh kredit terhadap pedapatan
petani padi sebanyak 33 petani padi di Desa Balassuka, Kecamatan
Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
3.3 Jenis dan Sumber data
Pengumpulan data dalam penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh data-data yang akurat dan relevan. Data yang digunakan
dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder. Data
23
primer diperoleh dengan metode survey yaitu melakukan wawancara
melalui pemberian kuisioner maupun wawancara langsung kepada para
petani yang memperoleh bantuan kredit.
Data primer ini terdiri dari gambaran umum mengenai usahatani
yang dijalankan petani serta karakteristik petani yang terdiri dari tingkat
pendidikan, umur, pengalaman usaha, jenis kelamin, dan jumlah anggota
keluarga; karakteristik usahatani yang terdiri dari penggunaan faktor
produksi, tenaga kerja, nilai output, keuntungan, jumlah aset yang dimiliki,
dan jumlah kredit yang diperoleh. Data sekunder pada penelitian
bersumber dari Dinas Pertanian, serta instansi terkait yaitu Badan Pusat
Statistik (BPS) Gowa, sumber literatur seperti jurnal, karya ilmiah,
dokumentasi dan data pendukung lainnya.
3.4 Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh, maka dalam penelitian ini akan
dilakukan analisis data secara deskriptif kualitatif maupun kuantitatif.
Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui alasan petani
dalam mengajukan kredit di bank dan mendeskripsikan penggunaan kredit
oleh petani, serta melihat gambaran karakteristik usahatani padi di daerah
penelitian. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui pengaruh kredit
terhadap peningkatan produksi dan factor-faktor lain yang mempengaruhi
produksi, serta menghitung dan membandingkan keuntungan usahatani
sebelum memperoleh kredit dengan keuntungan usahatani setelah
24
memperoleh kredit. Adapun untuk menjawab tujuan dari penelitian ini
digunakan analissis yakni sebagai berikut:
1. Untuk menjawab tujuan ketiga pada penelitian ini sebagai berikut:
Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah
Data primer dan sekunder yang diperoleh di lapangan diolah dalam
bentuk tabulasi, selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Analisa-analisa tersebut adalah sebagai berikut:
a. Gross Output
Merupakan analisa pendapatan yang dapat menghitung total
pendapatan dari jumlah produksi yang dihasilkan dan disesuaikan dengan
harga barang yang dihasilkan per satuan. Tetapi pendapatan tersebut
masih menggunakan pendapatan kotor.
GO = Jumlah Produksi (kg) x Harga (Rp)
b. Gross Margin
Merupakan analisa pendapatan untuk menghitung total pendapatan
dari jumlah produksi yang dihasilkan dan penyesuainnya dengan harga
barang yang dihasilkan per satuan dikurangi dengan biaya-biaya variabel
atau dapat juga dikatakan keuntungan kotor.
GM = Gross Output (Rp) – Variabel Cost (Rp)
c. Net Farm Income (NFI)
Net Farm Income yaitu gross margin dikurangi dengan total biaya,
yang kemudian diformulasikan sebagai berikut:
NFI = Gross Output (Rp) – Total Cost (Rp)
25
d. Nilai Penyusutan Alat (NPA)
Nilai P enyusutan Alat (NPA) yaitu harga awal dikurangi dengan
harga akhir kemudian dibagi dengan lama pemakaian alat lalu dikali
dengan jumlah alat, yang kemudian diformulasikan sebagai berikut:
NPA : alatxPemakaianLama
AkhiraHAwalaH
argarg
e. Biaya Penyusutan Alat (BPA)
Biaya Penyusutan Alat yaitu nilai produksi cabang usahatani
(I, II,III) dibagi dengan total nilai produksi yang kemudian dikalikan dengan
nilai penyusutan alat, dengan diformulasikan sebagai berikut:
BPA = NPAxoduksiNilaiTotal
IIIiaCabangUsahoduksiNilai
Pr
),(tanPr
f. Hari Kerja Setara Pria (HKSP)
HKSP yaitu jumlah tenaga kerja dikali hari kerja dikali jam kerja/hari
dikali dengan variabel lalu dikali dengan upah minimum
propinsi yang kemudian dibagi dengan 8, yang kemudian diformulasikan
sebagai berikut:
UMPiabeljaharijajamjatenaga
HKSP
8
varkerkerker
Keterangan:
Laki-laki = 1 Perempuan = 0,7 Anak-anak = 0,3 Mesin = 3 Hewan = 2
26
3.5 Definisi Operasional
Pada penelitian ini diperlukan suatu batasan melalui definisi
operasional, sehingga istilah yang digunakan dalam penelitian ini
bersifat spesifik, sesuai kebutuhan penelitian. Adapun beberapa definisi
operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Umur petani adalah usia petani responden (petani padi)
pada saat penelitian dilakukan,dinyatakan dalam tahun.
2. Aset adalah segala sesuatu yang bernilai yang dimiliki oleh
responden (petani padi), yang dapat dikelola dan
dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan.
3. Nilai kredit adalah pinjaman yang dinyatakan dalam bentuk
rupiah dan digunakan untuk pembiayaan usahatani.
4. Produksi padi adalah hasil panen padi selama satu musim
tanam dalam bentuk gabah, dinyatakan dalam kilogram (Kg)
5. Penggunaan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang
digunakan dalam proses produksi padi selama satu kali musim
tanam. Terdiri dari tenaga kerja dalam dan luar keluarga,
dinyatakan dalam satuan hari orang kerja (HOK).
6. Luas lahan adalah luas lahan padi yang dimiliki petani
responden dan digunakan untuk usahatani padi, dinyatakan
dalam hektar (Ha). Luas lahan petani antara 0-2 Ha.
27
7. Pendapatan usahatani padi adalah pendapatan petani
responden yang berasal dari keuntungan usahatani padi,
dinyatakan dalam rupiah (Rp).
8. Harga gabah adalah harga yang diterima petani pada
penjualan hasil roduksi dalam bentuk gabah, dinyatakan dalam
rupiah (Rp).
9. Petani pengguna kredit adalah petani padi yang mengambil
kredit dari penyedia kredit dalam hal ini koperasi Gapoktan dan
Dana KUR BRI.
28
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1 Kondisi Geografis
Kondisi geografis adalah gambaran permukaan bumi beserta
dengan seluruh objek yang ada dipermukaannya. Kondisi geografis erat
kaitannya dengan faktor lokasi, karakteristik tertentu dan hubungan antar
wilayah secara keseluruhan.
Desa Balassuka secara geografis berada diketinggian antara 600-
950 mdpl (di atas permukaan laut). Dengan keadaan curah hujan rata-rata
dalam pertahun antara 100 hari s.d 250 hari, serta suhu rata-rata pertahun
adalah 20 s.d 30 °C.
Secara administrasi desa Balassuka terletak di wilayah Kecamatan
Tombolo, Kabupate Gowa, yang merupakan salah satu desa dari 1
kelurahan dan 9 desa yang ada di Kecamatan Tombolo Pao. Wilayah
desa Balassuka secara administratif dibatasi oleh wilayah desa tetangga
dan berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Sinjai.
Adapun batas-batas wilayah Desa Balassuka sebagai berikut:
a. Di sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Tabbinjai
b. Di sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Tonasa/Kanreapia
c. Di sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Mamampang
d. Di sebelah Timur : Berbatasan dengan Kel. Tassililu, Kec. Sinjai
Barat, Kabupaten Sinjai.
29
Secara umum mempunyai ciri berupa daerah daratan yang berbukit
yang sebagian besar wilayahnya adalah hamparan kebun pertanian dan
sebagian adalah persawahan. Selain itu, kondisi alam desa Balassuka
yang merupakan daerah bersuhu sedang, dan jika dilihat dari mata
pencaharian masyarakatnya, maka Desa Balassuka adalah wilayah yang
sangat cocok untuk sektor pertanian, perkebunan, peternakan maupun
perikanan. Desa Balassuka kaya akan sumber daya air karena dikelilingi
oleh sungai dan terdapat banyak mata air yang hampir merata pada setiap
wilayah untuk memenuhi kebutuhan air di desa ini, baik untuk kebutuhan
sehari-hari maupun untuk kebutuhan pertanian. 43 Dalam wilayah desa
Balassuka secara umum kondisi tanahnya gembur dan subur sehingga
semua jenis tanaman bisa tumbuh baik berupa palawija, hortiklultura, padi
sawah maupun tanaman jangka panjang
4.2 Keadaan Demografis
Keadaan Demografis merupakan struktur dan proses penduduk di
suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan
komposisi penduduk. Struktur ini selalu berubah-ubah, dan perubahan
tersebut disebabkan karena proses demografi, yaitu: kelahiran (fertilitas),
kematian (mortalitas), dan migrasi penduduk.
Keadaan demografi merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembangunan sosial
ekonomi yang mempengaruhi proses mobilitas sosial masyarakat. Faktor
penduduk ini menempati posisi yang paling utama, karena seperti yang
30
kita ketahui bahwa pembangunan itu adalah suatu upaya manusia untuk
merubah pola hidup dan posisi sosial mereka untuk tetap memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini kondisi demografis akan dibahas
berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, sarana
dan prasarana.
4.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-
laki secara biologis sejak seseorang lahir. Jenis kelamin merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan kerja dan juga sangat
menentukan dalam klasifikasi pembagian kerja. Komposisi menurut umur
dan jenis kelamin ini sangat penting bagi pemerintah sebuah negara untuk
menentukan kebijakan kependudukan mereka (Hefri, 2012).
Berdasarkan data sekunder jumlah penduduk Desa Balassuka
dapat dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2016.
No Jenis Kelamin Jumlah (Orang)
Presentase (%)
1 Laki-laki 1.616 51,4
2 Perempuan 1.525 48,6
Total 3.141 100
Sumber: BPS Kab.Gowa, 2016
31
Tabel 1 menunjukkan jumlah penduduk Desa Balassuka sebesar
3.166 jiwa dengan perbandingan laki-laki 1.616 jiwa dengan persentase
sebesar 51,4% dan perempuan 1.525 jiwa dengan persentase sebesar
48,6 %. Dalam melakukan kegiatan pembangunan di Desa Balassuka
pelibatan pekerjaan di dominasi oleh kaum laki-laki mulai dari tahapan
perencanaan, survey pelaksanaan pekerjaan sampai pada tingkat
pemeliharaannya. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya asumsi
sebahagian masyarakat bahwa kaum perempuan tugasnya mengurusi
urusan dalam rumah tangga seperti mencuci, memasak, mengurus rumah
dan mengurus keperluan suami dan anak.
4.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Indonesia yang memiliki corak
sederhana biasanya sangat berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan
sumber daya alam seperi pertanian, perkebunan dan peternakan juga
perikanan. Sementara, mata pencaharian penduduk yang memiliki corak
modern biasanya lebih mendekati sektor-sektor yang tidak terlalu
berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam
biasanya mencakup sektor di bidang jasa, perindustrian, transportasi dan
pariwisata. Mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia,
mengarah ke sektor bercocok tanam seperti pertanian dan perkebunan
namun tak sedikit juga yang bermata pencaharian berdagang. Tanah
Indonesia yang sangat subur dengan mengandung berbagai macam
32
mineral didalamnya, mendorong masyarakat Indonesia untuk mengelola
dan memanfaatkan kekayaan alam itu untuk bercocok tanam sesuai
keadaan tempatnya (Purnama, 2012).
Berdasarkan data sekunder jumlah penduduk Desa Balassuka
dapat dikelompokkan berdasarkan mata pencaharian, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2016.
No Macam Pekerjaan Jumlah (Orang)
Presentase dari jumlah penduduk (%)
1 PNS 9 0,29
2 Polri - - 3 TNI - -
4 Pensiunan/LVRI 3 0,096
5 Pedagang 15 0,48
6 Petani 601 19,13
7 Pertukangan 12 0,38
8 Wirausaha/jualan 11 0,35
9 Peternak. - -
10 Buruh Tani 403 12,83
10 Perbengkelan - -
11 Jasa - -
12 Karyawan swasta - -
13 Sopir 10 0,32
14 Ojek - -
15 Tenaga honor 38 1,21
Jumlah 1.102 35,08
Sumber: Kantor Desa Balassuka, 2016
Tabel 2 menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk yang
ada di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao , Kab. Gowa, Sulawesi
Selatan relative bervariasi namun jenis mata pencaharian yang paling
33
banyak dalam persentase yakni penduduk yang bermata pencaharian
sebagai petani. Sekitar 601 orang berprofesi sebagai petani dengan
persentase 19,13 persen dan buruh tani sekitar 403 orang dengan
persentase 12,83 persen. Hal ini sesuai dengan pendapat Witrianto
(2011), bahwa petani bertempat tinggal di pedesaan dan sebagian besar
di antaranya, terutama yang tinggal di daerah-daerah yang padat
penduduk di Asia Tenggara.
4.2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Golongan Umur
Umur dikelompokkan menjadi dua, yaitu umur kronologis dan umur
biologis. Umur kronologis ditentukan berdasarkan penghitungan kalender,
sehingga tidak dapat dicegah maupun dikurangi. Sedangkan umur
biologis adalah umur yang dilihat dari jaringan tubuh seseorang dan
tergantung pada faktor nutrisi dan lingkungan, sehingga umur biologis ini
dapat dipengaruhi (Rahmawati, 2010)
Faktor umur seseorang ikut menentukan tingkat partisipasi kerjanya
dalam mencari nafkah. Makin bertambah usia seseorang makin
bertambah pula partisipasinya tetapi akan menurun pula pada usia
tertentu sejalan dengan faktor kekuatan fisik yang makin menurun pula.
Faktor usia akan sangat berpengaruh pada pekerjaan yang sangat
mengandalkan kekuatan dan kemampuan fisik (Akmal, 2009).
34
Berdasarkan data sekunder, penduduk Desa Balassuka,
Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa dapat di kelompokkan
menurut umur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Keadaan Penduduk berdasarkan Golongan Umur di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2016.
No. Umur
(Tahun) L
(Jiwa) P
(Jiwa) Jumlah (Jiwa)
Presentase %
1 0 – 3 109 105 214 6,81
2 4 – 6 113 111 224 7,13
3 7 – 12 249 206 455 14,49
3 13 – 15 124 116 240 7,64
5 16 – 22 189 176 365 11,62
6 23 - 45 521 516 1.037 33,01
7 46 – 55 207 186 393 12,51
8 60 keatas 104 109 213 6,78
JUMLAH 1.616 1.525 3.141 99.99
Sumber: Data Sekunder,Kantor Desa Balassuka, 2016
Pada Tabel 3 menunjukkan keadaan penduduk berdasarkan
golongan umur di Desa Balassuka terdapat, sekitar 1.037 jiwa penduduk
yang berusia 23-45 tahun, dengan persentase sebesar 33.01 % yang
merupakan golongan umur tertinggi persentasenya. Sedangkan pada
golongan umur enam puluh tahun keatas terdapat 213 jiwa, yang terdiri
dari 104 jiwa laki-laki dan 109 jiwa perempuan, dengan persentase 6,78%
yang merupakan golongan umur paling rendah persentasenya. Hal ini
menunjukkan bahwa di Desa Balassuka persentase penduduk yang
berusia produktif masih sangat tinggi.
35
4.3 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan
karena sebagai alat penggerak suatu pendidikan. Sarana dan prasarana
pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses
belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Prasarana dan
sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolak
ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih
(Ibrahim, 2012).
Adapun keadaan sarana dan prasarana ada di Desa Balassuka,
Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, ditunjukan pada
tabel berikut.
Tabel 4. Keadaan Sarana dan Prasarana di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2016.
No Prasarana dan Sarana Jumlah
1. Kantor Kelurahan 1
2. Sekolah 6
3. Taman Kanak-kanak 1
4. Mesjid/ Mushollah 12
5. Posyandu 5
6. Puskesmas/Pustu -
Jumlah 25 Sumber: Data Sekunder,Kantor Desa Balassuka, 2016.
36
Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah sarana yang paling
banyak yang ada di Desa Balassuka adalah mesjid sebanyak 12 unit. Hal
ini menujukkan bahwa warga yang ada di Desa Balassuka sangat
memperhatikan sarana tempat ibadah.
4.4 Luas Lahan dan Penggunaannya
Lahan adalah suatu wilayah dipermukaan bumi yang mempunyai
sifat-sifat agak tetap atau pengulangan sifat-sifat dari biosfer secara
vertical diatas maupun di bawah wilayah tersebut termasuk atmosfer,
tanah geologi, geomorfologi, hidrologi, vegetasi, dan binatang yang
merupakan hasil aktivitas manusia di masa lampau maupun masa
sekarang, dan perluasan sifat-sifat tersebut mempunyai pengaruh
terhadap penggunaan laha oleh manusia disaat sekarang maupun dimasa
yang akan datang.
Berdasarkan data sekunder luas lahan yang ada di Desa
Balassuka sebesar 29 km persegi, dapat dikelompokkan berdasarkan
jenis tata guna lahan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Luas Lahan dan Tata Guna Lahan di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2016.
No. Jenis Lahan Luas Lahan (Ha) 1. Hutan Lindung 0
2. Hutan Masyarakat 550,0 3. Sawah 1.301,0 4. Ladang 141,0 5. Kolam 3,6 6. Tambang Gol C 0,9 7. Pemukiman/pekarangan 153,5 8. Tegalan 750,0 Jumlah 2900 Sumber : Data Sekunder, Desa Balassuka, 2015.
37
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat sekitar 550 Ha lahan
yang termasuk area hutan lindung, dan luas area lahan persawahan
sebesar 1.301 Ha. Sedangakan untuk lahan yang digunakan sebagai
pekarangan atau pemukiman sebesar 153 Ha. Dari tabel 4 dapat dilihat
bahwa penggunaan lahan sawah merupakan yang paling tinggi
tingkat penggunaannya di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao,
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
38
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden
Identitas petani mengambarkan kondisi atau keadaan serta status
orang tersebut. Identitas seorang responden akan sangat membantu
dalam proses penelitian karena dapat memberikan informasi tentang
keadaan usahataninya terutama dalam peningkatan produksi
usahataninya dan dapat membantu dalam menganalisis usahataninya.
Identitas petani akan di bahas sebagai berikut.
5.1.1 Umur
Umur dan jenis kelamin merupakan karakteristik penduduk yang
pokok. Struktur ini mempunyai pengaruh penting, baik terhadap tingkah
laku demografis maupun sosial ekonomi. Dalam demografi, distribusi
umur penduduk dapat digolongkan antara lain menurut umur satu tahunan
maupun lima tahunan (Hidayat, 2009).
Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik bekerja dan
cara berfikir. Pada umumnya petani yang berumur muda dan sehat lebih
cepat menerima hal-hal baru yang dianjurkan karena mereka lebih berani
menanggung resiko. Petani yang relatif lebih tua, mempunyai kepastian
pengelolaan usahatani yang lebih matang, dan memiliki banyak
pengalaman- pengalaman pahit yang telah dirasakannya, ia sangat
berhati-hati dalam bertindak. Dalam hal ini, ia bersikap lebih rasional
39
dengan mempertimbangkan untung-rugi yang akan diperolehnya.
Kemampuan fisik petani dalam mengelola usahataninya sangat
dipengaruhi oleh umur petani. Umur petani dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Identitas Petani Responden berdasarkan Kelompok Umur di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Umur Jumlah
Responden Persentase
(Tahun) (%)
1 26-31 2 6.1
2 32-37 8 24.2
3 38-42 5 15.1
4 43-47 9 27.3
5 48-52 6 18.2
6 <57 3 9.1
33 100
Berdasarkan Tabel 6 diatas, dapat diketahui bahwa umur petani
responden memiliki persentase yang tertinggi yaitu 9 orang responden
(27,3 %) berumur 43-47 tahun dan persentase umur terendah sebanyak 2
orang responden (6,1%) berumur 26-31 tahun. Keseluruhan petani
responden masih tergolong dalam usia produktif dimana usia produktif
terhitung dari umur 15 – 64 tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat Patong
(2011) bahwa umur sangat berpengaruh tehadap kegiatan usahatani,
utamanya dalam hal kemampuan fisik dan pola pikir. Pada umumnya
petani yang berusia muda memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat serta
pola pikir yang lebih terbuka sehingga lebih muda dalam menerima
inovasi dan teknologi maju dibanding petani yang berumur tua. Hal ini
tejadi karena petani yang masih muda berani menanggung resiko, selain
40
itu juga tidak terlepas dari jiwa muda yang memiliki semangat dan
motivasi tinggi untuk maju dan berkembang.
5.1.2 Lama Berusahatani
Lama berusahatani mempengaruhi perilaku petani dalam mengolah
usaha taninya. Biasanya petani memiliki pengalaman berusahatani lebih
lama dan banyak pengetahuan dalam berusahatani sehingga mereka
cenderung hati-hati dalam mengambil keputusan. Lama berusaha tani
petani responden dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Identitas Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No.
Lama Berusahatani
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase
(Tahun) (%)
1 3-9 4 12,1
2 10-16 11 33.3
3 17-23 10 30,0
4 24-30 6 18,2
5 31-37 0 0
6 <40 2 6,4
Jumlah 33 100
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa petani responden
yang memiliki kisaran lama berusaha tani dengan persentase tertinggi
sebesar 33,3% berjumlah 11 orang dengan pengalaman berusaha tani
selama 10-16 tahun dan persentase terendah 0 % dengan pengalaman
berusahatani selama 31-37 tahun. Hal ini tentu berpengaruh dalam
pengelolaan usahatani masing-masing responden khususnya dalam
pencapaian hasil produksi yang lebih baik. Sesuai dengan pendapat
41
Soekartawi (1995), bahwa pengalaman berusahatani yang cukup lama
menjadikan petani lebih matang dan lebih berhati-hati dalam mengambil
keputusan terhadap usahataninya. Kegagalan dimasa lalu dapat dijadikan
pelajaran sehingga ia lebih berhati-hati dalam bertindak. Sedangkan
petani yang kurang berpengalaman umumnya lebih cepat dalam
mengambil keputusan karena lebih berani menanggung resiko.
5.1.3 Tingkat Pendidikan
Pendidikan pada umumya akan mempengaruhi cara berpikir petani.
Pendidikan dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu sumber formal dan
sumber nonformal. Namun, dalam masyarakat primitif, tidak ada
pendidikan formal yang tersendiri. Satiap anggota masyarakat harus
belajar dari lingkungan sosialnya dan harus menguasai sejumlah kelakuan
yang diharapkan mampu dipertanggungjawabkan jika tidak ada guru di
lingkungan kita (Nasution, 2010). Adapun tingkat pendidikan petani
responden dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Identitas Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Tingkat
Pendidikan
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase
(%)
1. SD 13 39.39 2. SMP 8 24.24 3. SMA 7 21.21 4. D3 2 6.06 5. S1 3 9.09
Jumlah 33 100
42
Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
Sekolah Dasar memiliki persentase tertinggi sebesar 39 % dengan jumlah
13 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kisaran tingkat pendidikan dari
keseluruhan responden masih tergolong rendah dan cukup berpengaruh
terhadap proses usahataninya khususnya dalam penerapan teknologi
baru. Tingkat pendidikan juga sangat berpengaruh dalam penentuan dan
pengambilan keputusan yang tepat untuk pengembangan usaha taninya.
5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga
Tanggungan keluarga yang cukup banyak mendorong petani untuk
meningkatkan produksi usahataninya dan kemungkinan tenaga
kerja keluarga juga lebih banyak. Tanggungan keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang biaya hidupnya ditanggung oleh kepala keluarga
yang terdiri atas pembudidayaan responden itu sendiri sebagai kepala
keluarga, suami/istri, anak-anak, dan tanggungan lainnya yang tinggal
seatap dan sedapur. Jumlah anggota keluarga yang besar tidak
selamanya merupakan modal bagi keluarga tetapi juga dapat menjadi
beban bagi keluarga sebab tidak semua anggota keluarga merupakan
tenaga yang produktif. Banyaknya anggota keluarga dapat mempengaruhi
kegiatan seorang petani dalam berusahatani. Hal ini disebabkan
makin banyaknya anggota dalam keluarga tersebut maka tanggungan
makin banyak pula sehingga kebutuhan semakin bertambah.
Tanggungan keluarga yang cukup banyak mendorong petani untuk
43
meningkatkan produksi usahataninya dan kemungkinan tenaga kerja
keluarga juga lebih banyak (Lutfi, 2011). Adapun jumlah tanggungan
keluarga petani responden dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Identitas Petani Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No.
Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah Responden Persentase
(Orang) (Orang) (%)
1. 1−3 12 36.36
2. 4−6 19 57.57
3. 5-7 2 6.06
Jumlah 33 100
Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui bahwa petani dengan
tanggungan 4-6 orang berjumlah 12 orang memiliki persentase tertinggi
sebesar 57,7%. Jumlah tanggungan keluarga sangat mempengaruhi
responden dalam mengolah usahataninya, yaitu selain karena dorongan
untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya juga karena anggota
keluarga tersebut dapat membantu dalam mengambil keputusan dan
dalam mengelola usahataninya. Hal ini sejalan dengan pendapat
Soekartawi (2009), jumlah tanggungan keluarga sangat mempengaruhi
responden dalam mengolah usahataninya, yaitu selain karena dorongan
untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya juga karena anggota
keluarga tersebut dapat membantu dalam mengambil keputusan dan
dalam mengelola usahataninya berupa bantuan kerja.
44
5.1.5 Luas Lahan
Luas lahan adalah luas lahan yang digunakan petani untuk
mengusahakan usahataninya. Luas lahan yang dimilkin oleh petani berbeda-
beda dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pembagian lahan berdasarkan
warisan atau juga berdasarkan ekonomi petani. Keadaan usaha tani
dipengaruhi oleh status lahan. Status lahan dapat di klasifikasikan menjadi
lahan milik, lahan sakap dan lahan sewa. Dipandang dari sudut efisiensi,
semakin luas lahan yang digunakan maka semakin tinggi produksi dan
pendapatan per satuan luasnya. Selain itu, lokasi lahan usahatani
menetukan kelancaran pemasaran. Lokasi yang jauh dari sarana dan
prasarana transportasi dapat memperburuk usahatani tersebut dari aspek
ekonomi (Rusdiah, 2010).
Luas lahan adalah luas wilayah yang diusahakan petani responden
untuk kegiatan budidaya. Luas lahan sangat berpengaruh pada kegiatan
usahatani yang di jalankan oleh petani. Adapun luas lahan yang dimiliki
oleh petani responden dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Identitas Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Luas Lahan Jumlah Responden Persentase
(Ha) (Orang) (%)
1. 0,1− 0,5 18 54,54
2. 0,6 – 1 13 39,39
3. 1,1 − 1,5 2 6,06
Jumlah 33 100,00
45
Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui bahwa rata-rata luas lahan
yang dimiliki oleh petani responden dengan persentase tertinggi adalah
sebesar 54.5% dengan luas lahan dibawah 0,5 Ha yaitu berjumlah 18
orang. Hal ini berarti bahwa petani responden dominan memiliki lahan
yang sempit sehingga hasil produksi yang dihasilkan juga cukup sedikit
Hal ini sesuai dengan pendapat Hernanto (2012), bahwa luas lahan dapat
menunjukkan besarnya kemungkinan hasil produksi, dimana semakin luas
lahan maka semakin besar kemungkinan hasil produksinya. Dan apabila
lahan semakin sempit maka hasil produksinya juga akan sedikit.
5.2 Mekanisme Penyaluran Kredit Pada Petani
Lembaga keuangan yaitu membiayai permodalan suatu bidang
usaha disamping usaha lain seperti menampung uang yang sementara
waktu belum digunakan oleh pemiliknya. Lembaga keuangan di Indonesia
dibedakan menjadi 2, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga
keuangan bukan bank.
Adapun lembaga keuangan yang digunakan oleh petani responden
yang ada di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten
Gowa, Sulawesi Selatan dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Lembaga Keuangan yang Digunakan Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Lembaga Keuangan
Bunga Kredit
Responden Persentase
(%) (Orang) (%)
1. LKMA WANA LESTARI 2 27 81,8
2. DANA KUR BRI 0.75 6 18,2
Jumlah 33 100
46
Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa terdapat dua lembaga
keuangan yang digunakan dalam pengambilan kredit oleh petani
responden yang ada di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao,
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kebanyakan petani responden
mengambil kredit pada LKMA Wana Lestari yakni sebanyak 27 orang
dengan persentase 81,8% dengan bunga sebesar 2% per bulan.
Mekanisme penyaluran pinjaman KUR dan LKMA Wana Lestari,
hanya terdapat perbedaan pada besarnya pinjaman, suku bunga, dan
persyaratan peminjam (debitur). Secara umum prosedur peminjaman
kredit harus melewati beberapa tahap, yakni kelengkapan berkas,
pengajuan permohonan, penilaian kredit apakah nasabah layak atau
tidak untuk mendapatkan kredit dan pengawasan kredit.
5.2.1 Mekanisme Penyaluran Kredit pada BRI
Prosedur mekanisme penyaluran pinjaman yang di lakukan
oleh BRI Malino adalah:
1. Prakarsa dan Permohonan Pinjaman
Proses pemberian pinjaman diawali dengan memperhatikan
pasar sasaran (PS), Kriteria risiko yang dapat diterima (KRD) dan
penetapan (RPT), kemudian dilanjutkan dengan pendaftaran.
47
2. Pendaftaran
Sebelum pendaftaran, calon nasabah pinjaman harus melakukan
pemenuhan persyaratan dan kelengkapan berkas kepada Pinca atau
Pincapem. Adapun perbedaan persyaratan antara pinjaman KUR dan
LKMA Wana Lestari, yaitu :
a. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
1. Foto diri 4 x 6 ( suami + istri jika sudah menikah)
2. Fotocopy identitas diri KTP/SIM ( suami + istri jika sudah menikah)
3. Fotocopy Kartu Keluarga
4. Surat keterangan usaha dari pemerintah setempat
5. Fotocopy akta nikah (jika sudah menikah)
6. Jaminan (jika ada)
7. Telah melakukan usaha aktif minimal 6 bulan
8. Tidak sedang menerima kredit dari perbankan kecuali kredit
konsumtif
Saat Pendaftaran, pendaftaran dilakukan di Kantor Bank BRI
Unit Malino setiap jam kerja atau Pos Pelayanan Desa (PPD)/
Pos Khusus (PK) pada jadwal yang telah ditentukan. Calon nasabah
yang ingin melakukan pendaftaran untuk permohonan pinjaman dilayani
oleh Customer Service. Customer Service harus melakukan halhal
sebagai berikut :
a. Memeriksa kelengkapan berkas calon debitur/debitur lama
48
b. Memberikan penjelasan-penjelasan kepada calon debitur
mengenai pinjaman tersebut.
c. Meminta calon debitur untuk mengajukan besarnya
permohonan pinjaman beserta jangka waktu yang dikehendaki
ditulis dalam formulir.
d. Meminta calon debitur mengisi dan cap jempol atau tanda
tangan pada formulir pendaftaran.
e. Calon debitur mengisi formulir tanda tangan bukti pemilikan
agunan yang dibuat dua rangkap.
f. Menyiapkan berkas dalam satu map, berkas ini disebut
Surat Keterangan Permohonan Pinjaman (SKPP)
g. Mencatat pendaftaran permohonan pinjaman pada register
SKPP, register nomor induk peminjam.
h. Mencatat dokumen-dokumen yang telah diterima dari
debitur pada register pengawasan dokumen-dokumen penting.
i. Menyerahkan berkas kepada Kaunit, kemudian dilakukan
pemeriksaan kebenaran berkas.
3. Analisa dan Evaluasi
Analisa dan evaluasi pada calon debitur dilakukan dengan
cara pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan untuk meminimalkan resiko
tunggakan apabila pinjaman telah dicairkan. Mantri melakukan
pemeriksaan dengan cara datang langsung ke lokasi usaha maupun
49
rumah calon nasabah. Dalam pemeriksaan calon debitur harus sesuai
dengan prinsip 5 C.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan Mantri secara langsung (on
the spot),ada kriteria yang dilakukan dalam peniliaian yaitu :
1. Usaha yang dijalankan benar-benar sesuai dengan surat
keterangan usaha.
2. Alamat calon nasabah sudah sesuai dengan alamat pada KTP.
3. Mengetahui karakter calon nasabah dengan cara
menanyakan kepada tetangga, relasi, perangkat desa atau
pihak lain yang berhubungan dengan calon nasabah.
4. Usaha calon nasabah memiliki prospek usaha yang baik.
5. Kebenaran jaminan yang diberikan di Bank
Pemeriksaan terhadap usaha calon nasabah dilihat dari beberapa
aspek yaitu aspek produksi, aspek pemasaran, aspek manajemen,
aspek keuangan. Aspek produksi dianalisis untuk mengetahui luas lahan,
jenis produksi, volume produksi per musim. Aspek pemasaran dianalisis
untuk mengetahui prospek usaha tersebut dan laba yang dihasilkan dari
usaha untuk menjamin usaha akan terus berkembang. Aspek
manajemen untuk mengetahui cara calon nasabah dalam mengelola
usaha. Aspek keuangan dianalisis untuk mengetahui data keuangan
calon nasabah dari kegiatan usahanya dan rencana penggunaan kredit
yang akan dipinjam oleh calon nasabah. Pemeriksaan juga dilakukan
dalam melihat kemampuan membayar kembali calon nasabah dengan
50
cara melihat perhitungan laba/rugi dari usaha yang ada sesuai
rencana sehingga adanya jaminan bahwa usaha akan terus
berkembang.
Perhitungan laba/rugi dilakukan juga untuk mengetahui
besarnya maksimum pinjaman yang dapat diberikan. Penilaian dan
pemeriksaan agunan dilakukan sebagai jaminan jika debitur tidak
dapat melunasi pinjamannya maka BRI akan mencairkan agunan untuk
menutupi cicilan pinjamannya.
4. Penetapan Tipe dan Struktur Pinjaman
Setelah pengisian berkas-berkas yang berkaitan dengan
pemeriksaan di lokasi usaha dan agunan calon debitur diselesaikan.
Selanjutnya mantri menentukan pengisian lembar usulan yang
menyangkut tipe dan struktur kredit, mencakup:
a. Besar pinjaman yang diusulkan
b. Jangka waktu dan pola angsuran
Kemudian berkas-berkas tersebut diserahkan kepada Kaunit
sebagai pemrakarsa untuk merekomendasikan pinjaman kepada
calon debitur, jika usulan pinjaman tersebut adalah putusan dari
Asisten Manajer Bagian Miko/Manajer Bagian Mikro/Pimpinan
Cabang.
51
5. Rekomendasi dan Pemberian Pinjaman
Rekomendasi merupakan kesimpulan dari analisis dan
evaluasi atas proposal pinjaman diwujudkan dalam bentuk usulan yang
dilakukan oleh pejabat Pemrakarsa (Mantri, Kaunit, AMBM/MBM).
Setelah memberikan rekomendasi, pejabat pemutus (Kaunit/ AMBM/
MBM/Pinca) memeriksa kebenaran hasil pemeriksaan dan penilaian
SKPP dan memberikan putusan.
6. Perjanjian dan Pencairan Kredit
Perjanjian dan pencairan kredit terdiri dari beberapa tahapan
yang harus dilakukan oleh calon nasabah peminjam, yaitu:
a. Persiapan Pencairan
Setelah SKPP diputus, customer service mencatat,
memberitahu an tanggal pencairan dan permohonan
disetujui kepada calon debitur, menyiapkan berkasberkas
pencairan.
b. Penandatanganan Perjanjian Pencairan
Sebelum penandatanganan berkas pencairan pinjaman,
customer service memastikan bahwa dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan pencairan pinjaman telah
ditandatangani debitur.
52
c. Persetujuan Bayar
Kaunit menandatangani sebagai bukti persetujuan bayar
setelah memeriksa kelengkapan dan kebenaran pengisian
berkas.
d. Pembayaran Pencairan
Pembayaran pencairan kepada debitur dilakukan oleh Teller
berdasarkan kuitansi yang diterima dari Kaunit.
e. Penyelesaian Administrasi Pencairan
Dalam mengajukan kredit pada Bank BRi petani responden
melakukan pendaftaran pada Bank BRI KCP Malino, kemudian
mengajukan jumlah pinjaman yang diinginkan. Setelah mengajukan
jumlah pinjaman pihak bank memberikan beberapa persyaratan seperti
kelengkapan admisnistrasi dan jaminan sesuai dengan jumlah kredit yang
diiinginkan oleh pihak petani responden, pihak bank akan melakukan
survey. Setelah survey dilkukan maka selanjutnya pihak bank memberikan
persetujuan serta pencairan dana kredit pada petani responden.
5.2.2 Mekanisme Penyaluran Kredit pada LKMA Wana Lestari
Prosedur mekanisme penyaluran pinjaman yang di lakukan
oleh LKMA Wana Lestari adalah:
1. Harus menjadi anggota kelompok tani yang tergabung dalam
Gapoktan Wana Lestari;
2. Anggota membayar simpanan pokok sebesar Rp 50 000;
3. Anggota Membayar simpanan wajib sebesar Rp 5 000 per bulan;
53
4. Aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh kelompok tani
ataupun Gapoktan;
5. Mematuhi peraturan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga;
6. Persetujuan Manager;
7. Fotocopy KTP 1 Lembar;
8. Fotocopy Kartu Keluarga (KK) 1 Lembar.
9. Melakukan pengajuan pinjaman
10. Melakukakn pemenuhan syarat jaminan apabila pinjaman melebihi
Rp 5.000.000,-
11. Persetujuan oleh pihak LKMA
12. Pencairan dana pinjaman
Dalam mengajukan kredit pada LKMA Wana Lestari petani
responden yang telah tergabung dalam gapoktan Wana Lestari
mengajukan jumlah pinjaman yang diinginkan. Setelah mengajukan
jumlah pinjaman pihak LKMA Wana Lestari memberikan beberapa
persyaratan seperti kelengkapan admisnistrasi dan jaminan sesuai
dengan jumlah kredit yang diiinginkan oleh pihak petani responden.
Selanjutnya pihak LKMA Wana Lestari memberikan persetujuan serta
pencairan dana kredit pada petani responden.
5.2.3 Jaminan dalam Pengambilan Kredit
Secara umum jaminan kredit diartikan sebagai penyerahan
kekayaan atau pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung
pembayarankembali suatu utang. Undang undang Nomor 14 tahun 1967
tentang pokok-pokok perbankan pasal 24(1) menyebutkan bahwa :
54
“Bank umum tidakmemberi kredit tanpa jaminan kepada siapapun”.
Berdasarkan pengertian tersebut, nilai dan legalitas jaminan yang dikuasai
oleh bank atau yangdisediakan oleh debitur harus cukup untuk menjamin
fasilitas kredit yangditerima nasabah/debitur. Barang-barang yang diterima
bank harus dikuasai atau diikat secara yuridis, baik berupa akta dibawah
tangan maupun aktaotentik.Kegunaan jaminan diantaranya :
1. Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapat
pelunasan dari hasil penjualan barang jaminan tersebut, apabila
debitur melakukan cidera jani, yaitu untuk membayar kembali
utangnya pada waktu yang telh ditetapkan dalam perjanjian.
2. Menjamin agar debitur agar berperan serta dalam transaksi untuk
membiayai usahanya, sehingga kemungkinan usaha untuk
meninggalkan usaha atau proyeknya dengan merugikan diri sendiri
atau perusahaannya dapat dicegah atau sekurang-kurangnya
keungkinan untuk berbuat demikian dapat diperkecil
3. Memberikan dorongan kepada debitur untuk memenuhi janjinya,
khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-
syarat yang telah disetujui agar debitur dan atau pihak ketiga yang
ikut menjamin tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan
kepada bank atau lembaga keuangan.
Dalam mangajukan kredit pada lembaga keuangan peminjam harus
memenuhi syarat-syarat yang diberikan lembaga keuangan salah satunya
55
jaminan dalam pengambilan kredit. Adapun jaminan yang diajukan
responden dalam pencairan kredit dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Jaminan dalam Pengambilan Kredit Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Lembaga Keuangan
Jaminan Responden (Jiwa)
Persentase (%)
1. Dana KUR BRI Sertifikat Tanah 5 15 BPKB Kendaraan 1 3
2. LKMA Wana Lestari 27 82 Jumlah 33 100
Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa lembaga keuangan
yang paling banyak digunakan oleh petani responden yang ada di Desa
Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
yakni LKMA Wana Lestari, dengan persentase sebesar 82%. Hal ini
dikarenakan dari segi pengajuan pinjaman tidak membutuhkan jaminan
apabila jumlah pinjaman tidak lebih dari Rp. 5.000.000,-. Sedangkan
dalam proses pencairan dana kredit pada KUR BRI membutuhkan
jaminan seperti sertifikat tanah dan BPKB Kendaraan.
5.2 Alokasi Dana Kredit Terhadap Usahatani Padi
Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk modal dalam
melakukan sebuah usaha. Pengalokasian dana dapat pula dilakukan
dengan membelikan berbagai asset yang dianggap perlu dalam usahatani
seperti halnya pembelian alsinta.. Adapun persentase alokasi dana kredit
yang diambil responden dapat dilihat pada tabel 13.
56
Tabel 13. Rata-rata Alokasi Dana Kredit Terhadap Usahatani Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Alokasi Dana Kredit Persentase
(%) 1. Usaha Tani
a. Aset 2 b. Penyewaan Alat 18 c. Benih 1 d. Pupuk 36 e.Pestisida 12 f. Tenaga Kerja Pengolahan Lahan 1 g. Tenaga Kerja Penanaman 2 h. Tenaga Kerja Pemeliharaan 4 i. Tenaga Kerja Pemanenan 4
2 Non Usaha Tani a.Komsumsi Rumah Tangga 15 b. Modal Usaha 5 Total Alokasi Dana Kredit 100
Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa rata-rata persentase
alokasi penggunaan kredit tertinggi yakni sebesar 36% digunakan dalam
bentuk pembelian pupuk pada usahatani responden dari keseluruhan
dana kredit yang cair. Sedangkan untuk rata-rata alokasi dana kredit non
usahatani sebesar 15% digunakan untuk konsumsi rumah tangga petani
responden dari keseluruhan Dapat disimpulkan bahwa alokasi dana kredit
untuk usaha tani responden termasuk dalam kategori tinngi yakni sebesar
80% dari keseluruhan dana kredit yang cair.
5.3 Analisis Biaya Usahatani
Menurut Alma (2002) biaya adalah setiap pengorbanan untuk
membuat suatu barang atau untuk memperoleh suatu barang yang
bersifat ekonomis rasional. Jadi dalam pengorbanan ini tidak boleh
mengandung unsur pemborosan sebab segala pemborosan termasuk
57
unsur kerugian, tidak dibebankan ke harga pokok. Jenis dan perilaku
biaya merupakan elemen kunci dalam proses penganggaran, terutama
menyangkut tanggung jawab manager. Biaya dapat dibagi menjadi tiga (3)
yaitu : 1) Biaya Variabel, yaitu biaya yang berubah-ubah secara langsung
dengan tingkat aktivitas yang ada, misalnya komponen penjualan menurut
metode komisi langsung. 2) Biaya Semi Variabel, yaitu biaya yang
bervariasi dengan tingkat aktivitas yang ada tetapi tidak dalam propasi
langsung. 3) Biaya tetap, yaitu biaya yang tidak berpengaruh oleh
perubahan aktivitas tetapi bersifat konstan selama periode tertentu..
Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan yang tidak habis
terpakai dalam satu kali priode produksi (Soekartawi). Biaya yang
dikeluarkan yang bisa dipakai berulang-ulang dalam proses produksi
(Mubyarto). Biaya yang dikeluarkan yang tidak mempengaruhi besar
kecilnya tingkat produksi. Contoh : Cangkul, Parang, Handsprayer, Sewa
Lahan, Pajak Lahan, Iuran Air Irigasi.
Biaya Variabel atau Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) adalah biaya
yang dikeluarkan yang habis terpakai dalam satu kali priode produksi.
Biaya yang tidak bisa digunakan berkali-kali dalam proses produksi atau
biaya yang dikeluarkan yang mempengaruhi besar kecilnya tingkat
produksi. Contohnya; Bibit, Pupuk, Tenaga Kerja. Adapun rata-rata total
biaya dalam satu hektar yang digunakan petani responden dapat dilihat
pada Tabel 14.
58
Tabel 14. Rata-rata Total Biaya Per-hektar Per-musim Tanam Petani Responden Sebelum dan Setelah Memperoleh Kredit di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
Uraian
Nilai Rata-rata Sebelum Memperoleh
Kredit (Rp)
Nilai Rata-rata Setelah Memperoleh
Kredit (Rp)
A. Biaya Variabel 1. Benih 2. Pupuk
2.1 ZA 2.2 Phonska 2.3 Urea 2.4 Pupuk Organik
3. Pestisida 3.1 Laser 3.2 Dangke 3.3 Detacron 3.4 Biocron 3.5 Kadila
4. Tenaga Kerja 4.1 Pengolahan
Lahan 4.2 Penanaman 4.3 Pemeliharaan 4.4 Pemanenan
Total Biaya Variabel
B. Biaya Tetap 1. PBB 2. NPA 3. Sewa Traktor 4. Bahan Bakar 5. Angsuran Kredit
Total Biaya Tetap
178.500
192.400 138.000 197.500
90.000 71.500
184.000 190.000 120.000
170.000 300.000 200.000
1.000.000
3.031.900
50.000 238.000
1.000.000 160.000
-
1.448.000
178.500
222.000 200.000 252.000 400.000
107.000
61.000 125.000 192.500
45.000
170.000 300.000 200.000
1.000.000
3.452.500
50.000 275.000
1.000.000 160.000 671.000
2.156.000
Total Biaya Usahatani 4.479.900 5.608.500
Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata biaya
variabel untuk satu hektar yang harus dikeluarkan petani responden
dalam usahataninya sebelum memperoleh kredit sebesar Rp 3.031.900,-.
Sedangkan pada saat setelah memperoleh nilai rata-rata biaya variabel
yang dikeluarkan responden sebesar Rp 3.452.500,-. Serta nilai rata-rata
biaya tetap untuk satu hektar yang harus dikeluarkan petani responden
59
dalam usahataninya sebelum memperoleh kredit sebesar Rp 1.448.000,-,
sedangkan pada saat setelah memperoleh kredit nilai ratar-rata biaya
tetap yang dikeluarkan sebesar Rp 2.156.000,-.
5.4 Analisis Perbandingan Pendapatan Petani Sebelum dan
Setelah Memperoleh Kredit
Farm Income analysis adalah suatu cara menganalisis perhitungan
pendapatan usahatani. Analisis tersebut meliputi Farm Enterprice Gross
Output (GO), Farm Enterpric1e Gross Marginal (GM) Net Farm Income
(NFI). Analisa ini bertujuan untuk mengetahui apakah usahatani yang
diusahakan memperoleh keuntungan dan layak dikembangkan atau
mengalami kerugian sehingga usahatani tersebut sebaiknya dihentikan
saja dan diganti dengan usahatani yang lebih menguntungkan.
5.4.1 Farm Interprice Income Gross Output
Farm Interprice Income Gross Output merupakan suatu analisis
pendapatan yang dapat menghitung total pendapatan dari jumlah produksi
yang dihasilkan dan disesuaikan dengan harga barang yang dihasilkan
persatuan. Untuk lebih jelasnya, Gross Output sebelum dan setelah
memeroleh kredit dari rata-rata responden dapat dilihat pada Tabel 15:
Tabel 15. Rata-rata Per Hekar Farm Interprice Income Gross Output Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Uraian Produktivitas
Harga Satuan
GO
(Kg/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha) 1. Sebelum memperoleh kredit 3.596,6 3,000.00 10,789,000.00
2. Setelah memperoleh kredit 3,914,1 3,000.00 11,742,000.00
60
Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa rata-rata
produktivitas petani setelah memperoleh kredit sebesar 3.914 Kg dengan
besar gross output sebesar Rp 11. 742.000,-. Besarnya gross output atau
pendapatan dari hasil produksi tersebut dapat dipengaruhi oleh luas lahan
yang digunakan untuk berusahatani, intensitas kerja termasuk banyaknya
tenaga kerja, jumlah kerja dan lamanya jam kerja.
5.4.2 Farm Interprice Income Gross Margin
Farm Enterprice Income Gross Margin adalah analisa pendapatan
untuk menghitung total pendapatan dari jumlah produksi yang dihasilkan
dan penyesuaiannya dengan harga barang yang dihasilkan persatuan
dikurangi dengan biaya-biaya variabel. Atau dapat juga dikatakan
keuntungan kotor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 16:
Tabel 16. Rata-rata Per Hektar Farm Interprice Income Gross Margin Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Uraian GO (1)
Biaya Variabe (2)
GM (1)-(2)=(3)
(Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha)
1 Sebelum memperoleh kredit
10,789,000.00 2,463,000.00 8,146,000.00
2 Setelah memperoleh kredit
11,742,000.00 3,218,000.00 8,524,000.00
Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa rata-rata Gross
Margin seluruh responden Sebelum menggunakan kredit adalah
Rp 8,146,000,-. Hal ini didapatkan dari hasil Gross Output dikurangi
dengan rata-rata total biaya variabel. Besarnya Gross Output sangat
bergantung pada total biaya variabel yang dikeluarkan dalam usahatani.
61
5.4.3 Net Farm Income
Pendapatan usahatani memerlukan keterangan pokok sebanyak 2,
yaitu keadaan penerimaan, dan keadaan pengeluaran dalam jangka
waktu tertentu. Rata-rata Net Farm Income dari keseluruhan responden
dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Rata-rata Per Hektar Net Farm Income Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Uraian Penerimaan
(1) Total Biaya
(2) Pendapatan (1)-(2)=(3)
(Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha)
1 Sebelum memperoleh kredit
10.789.000,00 3.737.000,00 7.052,000.00
2 Setelah memperoleh kredit
11.742.000,00 5,165,000,00 6.577.000,00
Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan
pendapatan petani. Dimana pendapatan sebelum memperoleh kredit lebih
besar dari pada setelah memperoleh kredit yakni sebesar
Rp 7.052.000,00, sedangkan pada pendapatan setelah memperoleh kredit
sebesar Rp. 6.577.000,00. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan
penambahan biaya yakni pada biaya tetap yang merupakan angsuran
kredit yang telah diperoleh petani responden.
62
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6. 1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dapat dari penelitian ini
dapat diketahui sebagai berikut:
1. Terdapat dua lembaga keuangan yang digunakan petani
responden dalam memperoleh kredit yakni KUR BRI dan LKMA
Wana Lestari dalam memperoleh pinjaman terhadap lembaga
keuangan tersebut petani responden melakukan pendaftaran,
pengajuan pinjaman, pemenuhan syarat pinjaman baik administrasi
maupun jaminan pinjaman, setelah disetujui oleh pihak lembaga
keuangan maka dilakukan pencairan dana kredit. Lembaga
keungan yang paling banyak digunakan oleh petani respon yakni
LKMA Wana Lestari hal ini dikarenakan mudahnya proses
pencairan dana kredit.
2. Persentase pengalokasian kredit pada usahatani terbilang cukup
tinggi yakni sebesar 80% dan pada non usaha tani sebesar 20%
3. Pendapatan petani sebelum menerima kredit lebih tinggi
dibandingkan pendapatan setelah menerima kredit.
63
6.2 Saran
Adapun sara yang dapat penulis sampaikan pada penelitian ini
sebagai berikut:
1. Dalam pengambilan kredit petani seharusnya mampu
mengalokasikan dana yang diambil hanya untuk keperluan usaha
taninya saja.
2. Dalam pengambilan kredit, jumlah yang diambil seharusnya dapat
lebih besar sehingga mampu menutupi kebutuhan usaha tani agar
produksi usaha tani meningkat.
3. Sebaiknya diperlukan pengawasan oleh pihak lembaga keuangan
dalam pengalokasian dana kredit yang di peroleh petani agar kredit
yang diperoleh lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Rahim dan Diah Retno Dwi Hastuti. 2008. Pengantar, Teori dan Kasus Ekonomika Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Hefri. 2012. Struktur Sosial. http://infosos.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 Novembe Wahyudi, Tri. 2009. Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Kepuasan Kerja. http://etd.eprints.ums.ac.id.
Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usaha Tani. Bab IX, hal. 167-190. Penebar Swadaya, Jakarta.
Hidayat ,2009 .Pendidikan Masyarakat .Surabaya. Erlangga.
Iski, Nurul. 2016. Pengaruh Kredit Terhadap Petani Kopi Arabika Organik di Provinsi Aceh. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Ismail, Iriani. 2011. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah. Malang: Lembaga Penerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawai Pers.
Lutfi, Affandi. 2011. Perekonomian Indonesia berdasarkan Mata
Pencaharian Penduduk Indonesia. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Mulyaningsih, 2010. Analisis Komparatif Pendapatan Usahatani Padi Sawah Sistem SRI (System of Rice Intensification) Dengan Sistem Konvensional. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.
Mulyati, Etty. 2016. Kredit Perbankan. Jakarta: Aditama.
Nasution, MA. 2010. Sosiolgi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Omega, Rianita.dkk. 2015. Peranan Pemberian Kredit Pertanian Bank Bri Terhadap Pendapatan Petani Wortel Di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur. Universitas Sumatera Utara.
Prihatsyah, Ramdhanu. 2014. Pengaruh Penyaluran Kredit Kupedes BRI Terhadap Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi di Kecamatan Kroya, Indramayu. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Purnama. 2012. Mata Pencaharian penduduk Indonesia. http:// eprints.ums.ac.id..
Purnamayanti, Ni Wayan Ana dkk. Pengaruh Pemberian Kredit Dan Modalterhadap Pendapatan Ukm. Bali: e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014).
Revy. 2012. Laporan Tugas Lapang dan Sosiologi Pertanian. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Richardho. 2011. Identitas. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Santoso, Heru. 2009. Pengaruh Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Pada Usahatani Padi Studi Kasus CU. Kursani, Kecamatan Minggir, Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Satriyana, Ilma Dewi. 2012. Peranan Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi Dalam Peningkatan Produksi Dan Keuntungan Usahatani Padi Di Kabupaten Kampar Riau. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Soekartawi. 2011. Ilmu Usaha Tani. Universitas Indonesia : Jakarta.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.
Suratiyah K. 2008. Ilmu Usahatani. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Veithzal Rivai. (2007). Bank and Financial Institute Management. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Witrianto. 2011. Apa dan Siapa Petani. http://witrianlto.blogdetik.com.
Lampiran 1. Identitas Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Responden
UMUR
Pengalaman
berusahatani (thn)
Jml tanggungan
Kel (org)
Luas Lahan (Ha)
Status Lahan
Pekerjaan Tetap
Status dalam
Keluarga
Pend. Terakhir
Lembaga Perkreditan
1 39 22 4 0.4 Bagi Hasil petani KK SMP KOPERASI GAPOKTAN
2 41 40 4 0.4 Milik Sendiri petani KK SMP KOPERASI GAPOKTAN
3 36 30 3 0.5 Milik Sendiri petani KK SD DANA KUR BRI
4 29 3 2 0.4 Milik Sendiri petani KK S1 KOPERASI GAPOKTAN
5 40 24 5 1 Milik Sendiri petani KK SMP DANA KUR BRI
6 41 18 5 0.5 Bagi Hasil petani KK SD KOPERASI GAPOKTAN
7 45 19 3 0.3 Bagi Hasil petani KK SD KOPERASI GAPOKTAN
8 35 9 5 1.5 Bagi Hasil petani KK D3 DANA KUR BRI
9 57 25 5 0.5 Bagi Hasil petani KK SMP KOPERASI GAPOKTAN
10 43 15 7 0.5 Bagi Hasil petani KK SMU KOPERASI GAPOKTAN
11 50 30 5 0.5 Milik Sendiri petani KK SD KOPERASI GAPOKTAN
12 51 30 3 1.5 Milik Sendiri petani KK SD KOPERASI GAPOKTAN
13 45 20 5 0.5 Milik Sendiri petani KK SMP DANA KUR BRI
14 26 8 2 0.6 Milik Sendiri petani KK SMU KOPERASI GAPOKTAN
15 48 30 3 0.5 Milik Sendiri petani KK SD KOPERASI GAPOKTAN
16 51 20 6 0.6 Milik Sendiri petani KK SD KOPERASI GAPOKTAN
17 37 14 7 0.5 Milik Sendiri petani KK S1 KOPERASI GAPOKTAN
18 43 8 4 0.5 Milik Sendiri petani KK SD KOPERASI GAPOKTAN
19 57 40 5 0.75 Bagi Hasil petani KK SD DANA KUR BRI
20 32 16 3 0.6 Milik Sendiri petani KK D3 KOPERASI GAPOKTAN
21 36 12 3 0.5 Milik Sendiri petani KK SMP KOPERASI GAPOKTAN
22 40 15 4 0.6 Milik Sendiri petani KK SD KOPERASI GAPOKTAN
23 45 17 3 0.5 Milik Sendiri petani KK SMP KOPERASI GAPOKTAN
24 50 10 4 0.6 Milik Sendiri petani KK SMU KOPERASI GAPOKTAN
25 45 15 3 0.5 Milik Sendiri petani KK SMU KOPERASI GAPOKTAN
26 36 16 4 0.7 Bagi Hasil petani KK SD KOPERASI GAPOKTAN
27 45 15 5 1 Milik Sendiri petani KK S1 DANA KUR BRI
28 52 20 4 1 Milik Sendiri petani KK SMU KOPERASI GAPOKTAN
29 36 23 3 0.4 Milik Sendiri petani KK SMP KOPERASI GAPOKTAN
30 45 14 3 0.5 Milik Sendiri petani KK SD KOPERASI GAPOKTAN
31 33 23 5 1 Milik Sendiri petani KK SMU KOPERASI GAPOKTAN
32 54 16 4 1 Milik Sendiri petani KK SD KOPERASI GAPOKTAN
33 40 20 5 1 Milik Sendiri petani KK SMU KOPERASI GAPOKTAN
Jumlah 1403 637 136 21.85
Rata-rata 42.5 19.3 4 0.66
Lampiran 2. Analisis Biaya Usahatani Sebelum Menggunakan Kredit
Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan
Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Resp.
Luas Lahan
Saprodi
Benih Benih/Ha Pupuk
ZA ZA/ Ha Phonska Phonska/Ha Urea Urea/ Ha
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 0.4 84,000 210,000 95,000 237,500 95,000 237,500 2 0.4 84,000 210,000 90,000 225,000 100,000 250,000 3 0.5 109,200 218,400 100,000 200,000 100,000 200,000 4 0.4 84,000 210,000 100,000 250,000 100,000 250,000 100,000 250,000 5 1 168,000 168,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 6 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000 125,000 250,000 100,000 200,000 7 0.3 84,000 280,000 100,000 333,333 - 100,000 333,333 8 1.5 294,000 196,000 200,000 133,333 - 100,000 66,667 9 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000 - 100,000 200,000
10 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000 100,000 200,000 100,000 200,000 11 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000 - 100,000 200,000 12 1.5 235,000 156,667 200,000 133,333 125,000 83,333 200,000 133,333 13 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000 - 100,000 200,000 14 0.6 126,000 210,000 100,000 166,667 - 110,000 183,333 15 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000 - 100,000 200,000 16 0.6 84,000 140,000 100,000 166,667 - 110,000 183,333 17 0.5 50,000 100,000 100,000 200,000 - 100,000 200,000 18 0.5 84,000 168,000 200,000 400,000 - 220,000 440,000 19 0.75 126,000 168,000 200,000 266,667 - 200,000 266,667 20 0.6 126,000 210,000 100,000 166,667 - 110,000 183,333 21 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000 - 110,000 220,000 22 0.6 101,000 168,333 100,000 166,667 - 100,000 166,667 23 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000 - 110,000 220,000 24 0.6 101,000 168,333 100,000 166,667 - 110,000 183,333 25 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000 - 110,000 220,000 26 0.7 126,000 180,000 200,000 285,714 - 200,000 285,714 27 1 168,000 168,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 28 1 168,000 168,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 29 0.4 84,000 210,000 100,000 250,000 - 110,000 275,000 30 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000 - 110,000 220,000 31 1 168,000 168,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 32 1 168,000 168,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 33 1 168,000 168,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000
jumlah 21.85 3,830,200 5,891,733 3,785,000 6,348,214 1,050,000 1,383,333 3,805,000 6,518,214 Rata-rata 0.6621 116,067 178,537 114,697 192,370 105,000 46,111 115,303 197,522
Lanjutan Lampiran 2
Pestisida
Laser Laser/
Ha Dangke
Dangke/ Ha
Detacron Detacron/
Ha Biocron
Bicron/ Ha
Kadila Kadila/Ha
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 65,000 162,500 25,000 62,500 - - - - - - 50,000 125,000 - - 90,000 225,000 - - 75,000 187,500 65,000 130,000 25,000 50,000 - - - - - - 30,000 75,000 25,000 62,500 - - - - - -
130,000 130,000 50,000 50,000 - - - - 75,000 75,000 - - 50,000 100,000 - - 95,000 190,000 - -
50,000 166,667 25,000 83,333
-
-
- 130,000 86,667 50,000 33,333
-
- 150,000 100,000
50,000 100,000 25,000 50,000
-
-
- 50,000 100,000
-
-
-
-
65,000 130,000 50,000 100,000
-
-
- 50,000 33,333 75,000 50,000
-
-
-
-
- 90,000 180,000
-
-
60,000 100,000
-
-
-
- 60,000 120,000
-
-
-
-
60,000 100,000 50,000 83,333
-
-
-
- 50,000 100,000 90,000 180,000
-
-
60,000 120,000 50,000 100,000
-
-
- 60,000 80,000 50,000 66,667
-
-
-
60,000 100,000
-
-
-
- 60,000 120,000
-
-
-
-
- 50,000 83,333
-
-
-
60,000 120,000
-
-
-
-
-
- 90,000 150,000
-
-
60,000 120,000
-
-
-
- 60,000 85,714
-
-
-
-
60,000 60,000 50,000 50,000
-
-
-
- 50,000 50,000
-
-
-
60,000 150,000 50,000 125,000
-
-
- 60,000 120,000 50,000 100,000
-
-
-
130,000 130,000 50,000 50,000
-
-
- 100,000 100,000 75,000 75,000
-
-
-
100,000 100,000 50,000 50,000
-
-
- 1,845,000 2,964,881 1,025,000 1,575,000 360,000 735,000 95,000 190,000 300,000 362,500
65,893 89,845 44,565 47,727 40,000 22,273 15,833 5,758 42,857 10,985
Lanjutan Lampiran. 2
Tenaga Kerja Jumlah Biaya
Variabel
Jumlah Biaya
Variabel/ Ha
Pengolahan Lahan
Pengolahan Lahan/ Ha
Penanaman Penanaman/
Ha Pemeliharaan
Pemeliharaan/ Ha
Panen Panen/
Ha (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
50,000 125,000 150,000 375,000 100,000 250,000 500,000 1,250,000 1,314,000 2,910,000 50,000 125,000 150,000 375,000 100,000 250,000 500,000 1,250,000 1,364,000 3,222,500 50,000 100,000 150,000 300,000 100,000 200,000 500,000 1,000,000 1,349,200 2,398,400 50,000 125,000 150,000 375,000 100,000 250,000 500,000 1,250,000 1,389,000 3,097,500 100,000 100,000 300,000 300,000 200,000 200,000 1,000,000 1,000,000 2,548,000 2,323,000 50,000 100,000 150,000 300,000 100,000 200,000 500,000 1,000,000 1,409,000 2,708,000 50,000 166,667 120,000 400,000 100,000 333,333 400,000 1,333,333 1,149,000 3,430,000 150,000 100,000 450,000 300,000 250,000 166,667 1,500,000 1,000,000 3,574,000 2,182,667 50,000 100,000 150,000 300,000 100,000 200,000 600,000 1,200,000 1,409,000 2,518,000 50,000 100,000 150,000 300,000 100,000 200,000 500,000 1,000,000 1,384,000 2,468,000 50,000 100,000 150,000 300,000 100,000 200,000 500,000 1,000,000 1,349,000 2,398,000 150,000 100,000 420,000 280,000 300,000 200,000 1,500,000 1,000,000 3,675,000 2,170,000 100,000 200,000 150,000 300,000 100,000 200,000 600,000 1,200,000 1,474,000 2,648,000 100,000 166,667 200,000 333,333 100,000 166,667 500,000 833,333 1,496,000 2,160,000 200,000 400,000 150,000 300,000 100,000 200,000 400,000 800,000 1,344,000 2,388,000 100,000 166,667 150,000 250,000 120,000 200,000 400,000 666,667 1,324,000 1,956,667 200,000 400,000 150,000 300,000 100,000 200,000 400,000 800,000 1,390,000 2,480,000 200,000 400,000 150,000 300,000 100,000 200,000 600,000 1,200,000 1,814,000 3,328,000 150,000 200,000 225,000 300,000 100,000 133,333 700,000 933,333 2,036,000 2,414,667 100,000 166,667 160,000 266,667 100,000 166,667 500,000 833,333 1,416,000 2,093,333 200,000 400,000 150,000 300,000 100,000 200,000 600,000 1,200,000 1,554,000 2,808,000 100,000 166,667 160,000 266,667 100,000 166,667 500,000 833,333 1,371,000 2,018,333 100,000 200,000 160,000 320,000 100,000 200,000 500,000 1,000,000 1,374,000 2,428,000 100,000 166,667 150,000 250,000 120,000 200,000 400,000 666,667 1,321,000 1,951,667 100,000 200,000 150,000 300,000 120,000 240,000 400,000 800,000 1,274,000 2,248,000 100,000 142,857 160,000 228,571 100,000 142,857 500,000 714,286 1,606,000 2,065,714 100,000 100,000 300,000 300,000 200,000 200,000 1,000,000 1,000,000 2,478,000 2,178,000 100,000 100,000 300,000 300,000 200,000 200,000 1,000,000 1,000,000 2,418,000 2,118,000 100,000 250,000 150,000 375,000 120,000 300,000 400,000 1,000,000 1,324,000 2,935,000 100,000 200,000 160,000 320,000 100,000 200,000 500,000 1,000,000 1,424,000 2,528,000 100,000 100,000 300,000 300,000 200,000 200,000 1,000,000 1,000,000 2,548,000 2,248,000 100,000 100,000 300,000 300,000 200,000 200,000 1,000,000 1,000,000 2,543,000 2,243,000 100,000 100,000 300,000 300,000 200,000 200,000 1,000,000 1,000,000 2,518,000 2,218,000 3,400,000 5,667,857 6,565,000 10,115,238 4,330,000 6,766,190 21,400,000 32,764,286 57,960,200 81,282,448
103,030 171,753 198,939 306,522 131,212 205,036 648,485 992,857 1,756,370 2,463,104
Lanjutan Lampiran. 2
Biaya Tetap
Jumlah Biaya Tetap
Jumlah Biaya
Tetap/Ha
Total Biaya
Total Biaya/ Ha PBB PBB/Ha
Sewa Alat
Sewa Alat/ Ha
NPA Solar
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
20,000 50,000 600,000 1,500,000 141,667
761,667 1,691,667 2,075,667 4,601,667
20,000 50,000 600,000 1,500,000 230,000
850,000 1,780,000 2,214,000 5,002,500
25,000 50,000 - - 1,651,667 80,000 1,756,667 1,781,667 3,105,867 4,180,067
20,000 50,000 600,000 1,500,000 135,000
755,000 1,685,000 2,144,000 4,782,500
50,000 50,000 1,000,000 1,000,000 120,000
1,170,000 1,170,000 3,718,000 3,493,000
25,000 50,000 600,000 1,200,000 145,000
770,000 1,395,000 2,179,000 4,103,000
15,000 50,000 400,000 1,333,333 335,000
750,000 1,718,333 1,899,000 5,148,333
75,000 50,000 1,500,000 1,000,000 170,000
1,745,000 1,220,000 5,319,000 3,402,667
25,000 50,000 450,000 900,000 406,667
881,667 1,356,667 2,290,667 3,874,667
25,000 50,000 600,000 1,200,000 150,000
775,000 1,400,000 2,159,000 3,868,000
25,000 50,000 500,000 1,000,000 308,333
833,333 1,358,333 2,182,333 3,756,333
75,000 50,000 1,500,000 1,000,000 350,000
1,925,000 1,400,000 5,600,000 3,570,000
25,000 50,000 300,000 600,000 161,667 80,000 566,667 891,667 2,040,667 3,539,667
30,000 50,000 300,000 500,000 435,000 96,000 861,000 1,081,000 2,357,000 3,241,000
25,000 50,000 300,000 600,000 361,667 80,000 766,667 1,091,667 2,110,667 3,479,667
25,000 41,667 600,000 1,000,000 222,500
847,500 1,264,167 2,171,500 3,220,833
25,000 50,000 200,000 400,000 318,750 80,000 623,750 848,750 2,013,750 3,328,750
25,000 50,000 600,000 1,200,000 183,750
808,750 1,433,750 2,622,750 4,761,750
37,500 50,000 750,000 1,000,000 36,667
824,167 1,086,667 2,860,167 3,501,333
30,000 50,000 600,000 1,000,000 216,667
846,667 1,266,667 2,262,667 3,360,000
25,000 50,000 500,000 1,000,000 52,500
577,500 1,102,500 2,131,500 3,910,500
30,000 50,000 300,000 500,000 75,000 80,000 485,000 705,000 1,856,000 2,723,333
25,000 50,000 500,000 1,000,000 120,000
645,000 1,170,000 2,019,000 3,598,000
30,000 50,000 500,000 833,333 341,667
871,667 1,225,000 2,192,667 3,176,667
25,000 50,000 500,000 1,000,000 300,000
825,000 1,350,000 2,099,000 3,598,000
35,000 50,000 700,000 1,000,000 118,333
853,333 1,168,333 2,459,333 3,234,048
50,000 50,000 1,000,000 1,000,000 170,000
1,220,000 1,220,000 3,698,000 3,398,000
50,000 50,000 1,000,000 1,000,000 57,500
1,107,500 1,107,500 3,525,500 3,225,500
25,000 62,500 500,000 1,250,000 52,500
577,500 1,365,000 1,901,500 4,300,000
25,000 50,000 500,000 1,000,000 40,000
565,000 1,090,000 1,989,000 3,618,000
50,000 50,000 1,000,000 1,000,000 228,333
1,278,333 1,278,333 3,826,333 3,526,333
50,000 50,000 1,000,000 1,000,000 86,667
1,136,667 1,136,667 3,679,667 3,379,667
50,000 50,000 1,000,000 1,000,000 152,500
1,202,500 1,202,500 3,720,500 3,420,500
1,092,500 1,654,167 21,000,000 32,016,667 7,875,000 496,000 30,463,500 10,025,167 51,959,500 3,737,099
33,106 50,126 636,364 970,202 238,636 82,667 923,136 1,273,995 2,679,506 3,737,099
Lampiran 4. Analisis Produksi Usahatani Sebelum Menggunakan Kredit
Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo
Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Resp Luas
Lahan Jumlah
Produksi Produktivitas
Harga/ Satuan
Nilai Produksi
Nilai Produktivitas
(Ha) (Kg) (Kg) (Rp) (Rp) (Rp) 1. 0.4 1,500 3,750 3,000 4,500,000 11,250,000 2. 0.4 1,500 3,750 3,000 4,500,000 11,250,000 3. 0.5 1,800 3,600 3,000 5,400,000 10,800,000 4. 0.4 1,500 3,750 3,000 4,500,000 11,250,000 5. 1.0 3,600 3,600 3,000 10,800,000 10,800,000 6. 0.5 1,800 3,600 3,000 5,400,000 10,800,000 7. 0.3 1,100 3,667 3,000 3,300,000 11,000,000 8. 1.5 5,400 3,600 3,000 16,200,000 10,800,000 9. 0.5 1,800 3,600 3,000 5,400,000 10,800,000 10. 0.5 1,800 3,600 3,000 5,400,000 10,800,000 11. 0.5 1,800 3,600 3,000 5,400,000 10,800,000 12. 1.5 5,400 3,600 3,000 16,200,000 10,800,000 13. 0.5 1,800 3,600 3,000 5,400,000 10,800,000 14. 0.6 2,100 3,500 3,000 6,300,000 10,500,000 15. 0.5 1,800 3,600 3,000 5,400,000 10,800,000 16. 0.6 2,100 3,500 3,000 6,300,000 10,500,000 17. 0.5 1,800 3,600 3,000 5,400,000 10,800,000 18. 0.5 1,800 3,600 3,000 5,400,000 10,800,000 19. 0.8 2,700 3,600 3,000 8,100,000 10,800,000 20. 0.6 2,100 3,500 3,000 6,300,000 10,500,000 21. 0.5 1,800 3,600 3,000 5,400,000 10,800,000 22. 0.6 2,100 3,500 3,000 6,300,000 10,500,000 23. 0.5 1,800 3,600 3,000 5,400,000 10,800,000 24. 0.6 2,100 3,500 3,000 6,300,000 10,500,000 25. 0.5 1,800 3,600 3,000 5,400,000 10,800,000 26. 0.7 2,500 3,571 3,000 7,500,000 10,714,286 27. 1.0 3,600 3,600 3,000 10,800,000 10,800,000 28. 1.0 3,600 3,600 3,000 10,800,000 10,800,000 29. 0.4 1,400 3,500 3,000 4,200,000 10,500,000 30. 0.5 1,800 3,600 3,000 5,400,000 10,800,000 31. 1.0 3,600 3,600 3,000 10,800,000 10,800,000 32. 1.0 3,600 3,600 3,000 10,800,000 10,800,000 33. 1.0 3,600 3,600 3,000 10,800,000 10,800,000
Jumlah
78,500 118,688 99,000 235,500,000 356,064,286 Rata-rata
2,379 3,597 3,000 7,136,364 10,789,827
Lampiran 7. Analisis Produksi Usahatani Setelah Menggunakan Kredit
Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo
Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Resp.
Luas Laha
n
Jumlah Produksi
Produktivitas Harga/Satuan
Nilai Produksi
Nilai Produktivitas
(Ha) (Kg) (Kg) (Rp) (Rp) (Rp)
1. 0.4 1600 4000 3,000 4,800,000 12,000,000
2. 0.4 1600 4000 3,000 4,800,000 12,000,000
3. 0.5 2000 4000 3,000 6,000,000 12,000,000
4. 0.4 1600 4000 3,000 4,800,000 12,000,000
5. 1 3800 3800 3,000 11,400,000 11,400,000
6. 0.5 2000 4000 3,000 6,000,000 12,000,000
7. 0.3 1100 3666 3,000 3,300,000 11,000,000
8. 1.5 6000 4000 3,000 18,000,000 12,000,000
9. 0.5 2000 4000 3,000 6,000,000 12,000,000
10. 0.5 2000 4000 3,000 6,000,000 12,000,000
11. 0.5 2000 4000 3,000 6,000,000 12,000,000
12. 1.5 6000 4000 3,000 18,000,000 12,000,000
13. 0.5 2000 4000 3,000 6,000,000 12,000,000
14. 0.6 2400 4000 3,000 7,200,000 12,000,000
15. 0.5 2000 4000 3,000 6,000,000 12,000,000
16. 0.6 2400 4000 3,000 7,200,000 12,000,000
17. 0.5 2000 4000 3,000 6,000,000 12,000,000
18. 0.5 2000 4000 3,000 6,000,000 12,000,000
19. 0.75 3000 4000 3,000 9,000,000 12,000,000
20. 0.6 2400 4000 3,000 7,200,000 12,000,000
21. 0.5 2000 4000 3,000 6,000,000 12,000,000
22. 0.6 2000 3333 3,000 6,000,000 10,000,000
23. 0.5 1600 3200 3,000 4,800,000 9,600,000
24. 0.6 1900 3166 3,000 5,700,000 9,500,000
25. 0.5 2000 4000 3,000 6,000,000 12,000,000
26. 0.7 2800 4000 3,000 8,400,000 12,000,000
27. 1 4100 4100 3,000 12,300,000 12,300,000
28. 1 4000 4000 3,000 12,000,000 12,000,000
29. 0.4 1600 4000 3,000 4,800,000 12,000,000
30. 0.5 2000 4000 3,000 6,000,000 12,000,000
31. 1 4000 4000 3,000 12,000,000 12,000,000
32. 1 3900 3900 3,000 11,700,000 11,700,000
33. 1 4000 4000 3,000 12,000,000 12,000,000
Jumlah
85800 129166 99,000 257,400,000 387,500,000
Rata-rata
2600 3,914.14 3,000 7,800,000 11,742,424
Lampiran 8. Pendapatan Usahatani Sebelum dan Sesudah Mengambil
Kredit Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan
Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Responden
Pendapatan Sebelum Kredit Pendapatan Setelah Kredit
1. Rp 2,574,333.33 Rp 1,587,833.33
2. Rp 2,401,000.00 Rp 1,319,333.33
3. Rp 2,444,133.33 Rp 2,825,008.33
4. Rp 2,506,000.00 Rp 1,756,333.33
5. Rp 7,307,000.00 Rp 7,188,950.00
6. Rp 3,276,000.00 Rp 2,502,666.67
7. Rp 1,521,000.00 Rp 293,833.33
8. Rp 11,181,000.00 Rp 11,999,583.33
9. Rp 3,259,333.33 Rp 3,264,000.00
10. Rp 3,391,000.00 Rp 3,179,333.33
11. Rp 3,367,666.67 Rp 3,062,133.33
12. Rp 11,020,000.00 Rp 12,234,000.00
13. Rp 3,509,333.33 Rp 3,599,791.67
14. Rp 4,143,000.00 Rp 4,329,033.33
15. Rp 3,439,333.33 Rp 2,700,333.33
16. Rp 4,278,500.00 Rp 4,540,000.00
17. Rp 3,536,250.00 Rp 3,236,333.33
18. Rp 2,927,250.00 Rp 2,622,400.00
19. Rp 5,464,833.33 Rp 3,294,637.50
20. Rp 4,197,333.33 Rp 4,542,333.33
21. Rp 3,418,500.00 Rp 2,854,333.33
22. Rp 4,604,000.00 Rp 3,439,000.00
23. Rp 3,541,000.00 Rp 2,477,666.67
24. Rp 4,257,333.33 Rp 2,625,666.67
25. Rp 3,451,000.00 Rp 3,499,333.33
26. Rp 5,200,666.67 Rp 5,648,000.00
27. Rp 7,402,000.00 Rp 7,639,125.00
28. Rp 7,574,500.00 Rp 6,202,000.00
29. Rp 2,448,500.00 Rp 2,071,000.00
30. Rp 3,571,000.00 Rp 3,552,000.00
31. Rp 7,273,666.67 Rp 7,031,166.67
32. Rp 7,420,333.33 Rp 6,267,000.00
33. Rp 7,379,500.00 Rp 6,446,000.00
Jumlah Rp 153,286,300.00 Rp 139,830,162.50
Rata- rata Rp 4,645,039.39 Rp 4,237,277.65
Lampiran 11. Pengembalian Dana Kredit Beserta Bunga Pertriwulan
No. Resp.
Jumlah Kredit yang Cair (Rp)
Bunga Kredit (Rp)
Dana Pokok triwulan
(Rp)
Jumlah Pengembalian
(Rp)
1 400,000.00 24,000.00 400,000.00 424,000.00
2 500,000.00 30,000.00 500,000.00 530,000.00
3 10,000,000.00 21,375.00 118,750.00 140,125.00
4 1,000,000.00 48,000.00 800,000.00 848,000.00
5 10,000,000.00 80,550.00 447,500.00 528,050.00
6 1,000,000.00 60,000.00 1,000,000.00 1,060,000.00
7 1,000,000.00 55,500.00 925,000.00 980,500.00
8 10,000,000.00 47,250.00 262,500.00 309,750.00
9 500,000.00 27,000.00 450,000.00 477,000.00
10 500,000.00 30,000.00 500,000.00 530,000.00
11 1,000,000.00 40,200.00 670,000.00 710,200.00
12 500,000.00 21,000.00 350,000.00 371,000.00
13 5,000,000.00 41,625.00 231,250.00 272,875.00
14 600,000.00 34,800.00 580,000.00 614,800.00
15 400,000.00 24,000.00 400,000.00 424,000.00
16 500,000.00 28,500.00 475,000.00 503,500.00
17 1,000,000.00 51,000.00 850,000.00 901,000.00
18 1,000,000.00 54,600.00 910,000.00 964,600.00
19 25,000,000.00 354,487.50 1,969,375.00 2,323,862.50
20 500,000.00 30,000.00 500,000.00 530,000.00
21 1,000,000.00 60,000.00 900,000.00 960,000.00
22 600,000.00 36,000.00 580,000.00 616,000.00
23 500,000.00 30,000.00 475,000.00 505,000.00
24 1,000,000.00 60,000.00 1,000,000.00 1,060,000.00
25 500,000.00 30,000.00 500,000.00 530,000.00
26 500,000.00 30,000.00 430,000.00 460,000.00
27 15,000,000.00 41,625.00 231,250.00 272,875.00
28 1,000,000.00 60,000.00 960,000.00 1,020,000.00
29 500,000.00 30,000.00 475,000.00 505,000.00
30 400,000.00 24,000.00 365,000.00 389,000.00
31 500,000.00 30,000.00 350,000.00 380,000.00
32 1,000,000.00 60,000.00 875,000.00 935,000.00
33 1,000,000.00 60,000.00 950,000.00 1,010,000.00
Tabel 9. Rata-rata Pendapatan Per Hektar Petani Responden Sebelum dan Sesudah Mengambil Kredit di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gow, Sulawesi Selatan, 2017.
No.
Responden Pendapatan sebelum kredit Pendapatan setelah kredit
1 Rp 6,648,333.33 Rp 5,139,333.33 2 Rp 6,247,500.00 Rp 5,098,333.33 3 Rp 6,619,933.33 Rp 7,011,308.33 4 Rp 6,467,500.00 Rp 5,850,333.33 5 Rp 7,307,000.00 Rp 7,221,325.00 6 Rp 6,697,000.00 Rp 6,201,166.67 7 Rp 5,851,666.67 Rp 3,927,833.33 8 Rp 7,397,333.33 Rp 7,855,916.67 9 Rp 6,925,333.33 Rp 7,215,000.00
10 Rp 6,932,000.00 Rp 6,970,333.33 11 Rp 7,043,666.67 Rp 7,213,133.33 12 Rp 7,230,000.00 Rp 7,977,333.33 13 Rp 7,260,333.33 Rp 7,645,791.67 14 Rp 7,259,000.00 Rp 7,937,700.00 15 Rp 7,320,333.33 Rp 6,811,333.33 16 Rp 7,279,166.67 Rp 8,134,000.00 17 Rp 7,471,250.00 Rp 7,616,333.33 18 Rp 6,038,250.00 Rp 6,288,400.00 19 Rp 7,298,666.67 Rp 5,661,804.17 20 Rp 7,140,000.00 Rp 7,945,000.00 21 Rp 6,889,500.00 Rp 6,801,333.33 22 Rp 7,776,666.67 Rp 6,401,200.00 23 Rp 7,202,000.00 Rp 5,855,166.67 24 Rp 7,323,333.33 Rp 5,131,666.67 25 Rp 7,202,000.00 Rp 7,710,333.33 26 Rp 7,480,238.10 Rp 8,489,628.57 27 Rp 7,402,000.00 Rp 7,619,750.00 28 Rp 7,574,500.00 Rp 6,254,400.00 29 Rp 6,200,000.00 Rp 6,236,500.00 30 Rp 7,182,000.00 Rp 7,885,100.00 31 Rp 7,273,666.67 Rp 7,115,166.67 32 Rp 7,420,333.33 Rp 6,349,500.00 33 Rp 7,379,500.00 Rp 6,524,000.00
Jumlah Rp 232,740,004.76 Rp 224,095,457.74 rata2 Rp 7,052,727.42 Rp 6,790,771.45
Lampiran 5. Analisis Biaya Usahatani Setelah Menggunakan Kredit
Petani Responden di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo
Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Resp.
Luas Lahan
Benih
Pupuk
Benih/Ha ZA Za/ Ha Phonska Phonska/
Ha Urea Urea/Ha
Pupuk Organik
Pupuk Oranik/
Ha (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 0.4 84,000 210,000 95,000 237,500 100,000 250,000 190,000 475,000
2 0.4 84,000 210,000 100,000 250,000 100,000 250,000 200,000 500,000
3 0.5 109,200 218,400 100,000 200,000 125,000 250,000 200,000 400,000
4 0.4 84,000 210,000 100,000 250,000 100,000 250,000 200,000 500,000
5 1 168,000 168,000 100,000 100,000 300,000 300,000 100,000 100,000
6 0.5 84,000 168,000 200,000 400,000 250,000 500,000 100,000 200,000
7 0.3 84,000 280,000 100,000 333,333 125,000 416,667 100,000 333,333 160,000 400,000 8 1.5 294,000 196,000 200,000 133,333 250,000 166,667 200,000 133,333
9 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000 125,000 250,000 100,000 200,000
10 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000 100,000 200,000 200,000 400,000
11 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000 125,000 250,000 100,000 200,000
12 1.5 235,000 156,667 200,000 133,333 250,000 166,667 200,000 133,333
13 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000 125,000 250,000 100,000 200,000
14 0.6 126,000 210,000 100,000 166,667 125,000 208,333 110,000 183,333
15 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000 150,000 300,000 100,000 200,000
16 0.6 84,000 140,000 125,000 208,333
- 110,000 183,333
17 0.5 50,000 100,000 100,000 200,000 125,000 250,000 100,000 200,000
18 0.5 84,000 168,000 200,000 400,000 125,000 250,000 220,000 440,000
19 0.75 126,000 168,000 200,000 266,667 125,000 166,667 200,000 266,667
20 0.6 126,000 210,000 100,000 166,667 125,000 208,333 110,000 183,333
21 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000 120,000 240,000 110,000 220,000
22 0.6 101,000 168,333 100,000 166,667
- 100,000 166,667
23 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000
- 110,000 220,000
24 0.6 101,000 168,333 100,000 166,667 125,000 208,333 110,000 183,333
25 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000
- 110,000 220,000
26 0.7 126,000 180,000 200,000 285,714
- 200,000 285,714
27 1 168,000 168,000 200,000 200,000 200,000 200,000 220,000 220,000
28 1 168,000 168,000 200,000 200,000 200,000 200,000 220,000 220,000
29 0.4 84,000 210,000 200,000 500,000 125,000 312,500 110,000 275,000
30 0.5 84,000 168,000 100,000 200,000
- 110,000 220,000
31 1 168,000 168,000 200,000 200,000 200,000 200,000 220,000 220,000
32 1 168,000 168,000 200,000 200,000 200,000 200,000 220,000 220,000
33 1 168,000 168,000 200,000 200,000 200,000 200,000 220,000 220,000
Jumlah 21.9 4E+06 5891733 4520000 7364881 4220000 6644167 5000000 8322381 160000 400000 Rata-rata
0.66 116067 178537 136970 223178.2 156296.3 201338.4 151515.2 252193.4 160000 400000
Lanjutan Lampiran 5.
Pestisida
LASER LASER/
Ha DANGKE
DANGKE/ Ha
Detacron Detacron/Ha Biocron Bicoron/
Ha Kadila
Kadila/ Ha
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp) 130,000 325,000 50,000 125,000 180,000 450,000 -
150,000 375,000
100,000 250,000 50,000 125,000 150,000 375,000 -
100,000 250,000 65,000 130,000 50,000 100,000 180,000 360,000 -
-
65,000 162,500 25,000 62,500 60,000 150,000 -
- 130,000 130,000 75,000 75,000 - - -
75,000 75,000
- 50,000 100,000
- 95,000 237,500
-
50,000 166,667 25,000 83,333 60,000 200,000
- 130,000 86,667 75,000 50,000 180,000 120,000
150,000 100,000
65,000 130,000 25,000 50,000
-
- 50,000 100,000 50,000 100,000 150,000 300,000
-
65,000 130,000
- 150,000 300,000
- 100,000 66,667 75,000 50,000
-
75,000 50,000
- 50,000 100,000 90,000 180,000
-
60,000 100,000
- 90,000 150,000
- 120,000 240,000
- 80,000 160,000
-
60,000 100,000 50,000 83,333 60,000 100,000
- 50,000 100,000 50,000 100,000
-
-
65,000 130,000
- 90,000 180,000 95,000 190,000
- 60,000 80,000 50,000 66,667
-
-
60,000 100,000 50,000 83,333 60,000 100,000
60,000 120,000 50,000 100,000
- 90,000 150,000
50,000 83,333 50,000 83,333
-
-
-
-
- 50,000 83,333
-
60,000 120,000
- 60,000 120,000
60,000 85,714
-
-
120,000 120,000 75,000 75,000 120,000 120,000
120,000 120,000 75,000 75,000 120,000 120,000
50,000 125,000
- 120,000 300,000
50,000 100,000 50,000 100,000
- 90,000
50,000 50,000 50,000 50,000 120,000 120,000
50,000 50,000 50,000 50,000 120,000 120,000
50,000 50,000 50,000 50,000 120,000 120,000
2145000 3,551,548 1300000 2020833.3 2360000 4145000 370000 577500 550000 850000 73965.5 107622.66 52000 61237.374 107272.73 125606.061 41111.11 192500 110000 44736.842
Lanjutan Lampiran 5.
Biaya Tetap Jumlah Biaya Tetap
Jumlah Biaya
Tetap / Ha Total Biaya
Total Biaya/ Ha PBB PBB/Ha Sewa Alat
Sewa Alat/ Ha
angsuran pinjaman
NPA Solar solar/Ha
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 20,000 50,000 600,000 1,500,000 424,000 139,167 - - 1,183,167 2,113,167 3,062,167 6,860,667 20,000 50,000 600,000 1,500,000 530,000 186,667 - - 1,336,667 2,266,667 3,170,667 6,901,667 25,000 50,000 - - 169,625 1,300,667 80,000 160,000 1,575,292 1,680,292 3,204,492 4,988,692 20,000 50,000 600,000 1,500,000 848,000 141,667 - - 1,609,667 2,539,667 3,043,667 6,149,667 50,000 50,000 1,000,000 1,000,000 520,675 185,000 - - 1,755,675 1,755,675 4,103,675 4,178,675 25,000 50,000 600,000 1,200,000 1,060,000 233,333 - - 1,918,333 2,543,333 3,497,333 5,798,833 15,000 50,000 400,000 1,333,333 980,500 236,667 - - 1,632,167 2,600,500 3,006,167 7,072,167 75,000 50,000 1,500,000 1,000,000 309,750 156,667 - - 2,041,417 1,516,417 5,870,417 4,144,083 25,000 50,000 600,000 1,200,000 477,000 235,000 - - 1,337,000 1,962,000 2,736,000 4,785,000 25,000 50,000 600,000 1,200,000 530,000 131,667 - - 1,286,667 1,911,667 2,820,667 5,029,667 25,000 50,000 500,000 1,000,000 710,200 178,667 - - 1,413,867 1,938,867 2,837,867 4,786,867 75,000 50,000 1,500,000 1,000,000 371,000 190,000 - - 2,136,000 1,611,000 5,641,000 4,022,667 25,000 50,000 300,000 600,000 272,875 223,333 80,000 160,000 901,208 1,306,208 2,400,208 4,354,208 30,000 50,000 300,000 500,000 614,800 219,167 96,000 160,000 1,259,967 1,543,967 2,770,967 4,062,300 25,000 50,000 300,000 600,000 424,000 986,667 80,000 160,000 1,815,667 2,220,667 3,299,667 5,188,667 25,000 41,667 600,000 1,000,000 503,500 172,500
- 1,301,000 1,717,667 2,560,000 3,866,000
25,000 50,000 200,000 400,000 901,000 172,667 80,000 160,000 1,378,667 1,683,667 2,703,667 4,383,667 25,000 50,000 300,000 600,000 964,600 79,000 80,000 160,000 1,448,600 1,853,600 3,377,600 5,711,600 37,500 50,000 - - 2,323,863 1,633,000 100,000 133,333 4,094,363 4,140,196 5,705,363 6,338,196 30,000 50,000 500,000 833,333 530,000 106,667
- 1,166,667 1,520,000 2,657,667 4,055,000
25,000 50,000 500,000 1,000,000 954,000 146,667
- 1,625,667 2,150,667 3,139,667 5,198,667 30,000 50,000 300,000 500,000 614,800 149,000 80,000 133,333 1,173,800 1,447,133 2,434,800 3,598,800 25,000 50,000 300,000 600,000 503,500 143,333 80,000 160,000 1,051,833 1,456,833 2,195,833 3,744,833 30,000 50,000 500,000 833,333 1,060,000 148,333
- 1,738,333 2,091,667 3,074,333 4,368,333
25,000 50,000 500,000 1,000,000 530,000 181,667
- 1,236,667 1,761,667 2,500,667 4,289,667 35,000 50,000 600,000 857,143 455,800 96,000
- 1,186,800 1,458,943 2,622,800 3,510,371
50,000 50,000 - - 342,250 700,000 160,000 160,000 1,252,250 1,252,250 4,605,250 4,680,250 50,000 50,000 1,200,000 1,200,000 1,017,600 50,000
- 2,317,600 2,317,600 5,670,600 5,745,600
25,000 62,500 500,000 1,250,000 503,500 100,000
- 1,128,500 1,916,000 2,667,500 5,763,500 25,000 50,000 500,000 1,000,000 386,900 140,000
- 1,051,900 1,576,900 2,385,900 4,114,900
50,000 50,000 1,200,000 1,200,000 371,000 155,833
- 1,776,833 1,776,833 4,834,833 4,884,833 50,000 50,000 1,200,000 1,200,000 927,500 65,000
- 2,242,500 2,242,500 5,300,500 5,350,500
50,000 50,000 1,200,000 1,200,000 1,007,000 111,000
- 2,368,000 2,368,000 5,426,000 5,476,000 1,092,500 1,654,167 19,500,000 29,807,143 22,139,238 9,095,000 916,000 1,546,667 84,204,047 64,242,214 135,854,285 105,607,023
33,106 50,126 590,909 903,247 670,886 275,606 43,619 46,869 2,567,499 1,946,734 4,828,151 5,546,117
Lampiran 10. Pengalokasi Dana Kredit Petani Responden di Desa
Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi
Selatan, 2017.
No. Resp.
Dana Kredit Cair
Usaha Tani
Aset Persentase Penyewaan
Alat Persentase
(Rp) (Rp)
(Rp)
1 400,000
0% 400,000 100%
2 500,000
0% 500,000 100%
3 10,000,000
0%
0%
4 1,000,000
0%
0%
5 10,000,000
0% 1,000,000 10%
6 1,000,000
0% 600,000 60%
7 1,000,000
0% 400,000 40%
8 10,000,000
0% 1,500,000 15%
9 500,000
0%
0%
10 500,000
0% 500,000 100%
11 1,000,000
0%
0%
12 500,000
0%
0%
13 5,000,000
0% 600,000 12%
14 600,000
0%
0%
15 400,000
0%
0%
16 500,000
0%
0%
17 1,000,000
0% 200,000 20%
18 1,000,000
0% 300,000 30%
19 25,000,000 14,500,000 58%
0%
20 500,000
0%
0%
21 1,000,000
0%
0%
22 600,000
0%
0%
23 500,000
0%
0%
24 1,000,000
0%
0%
25 500,000
0% 500,000 100%
26 500,000
0%
0%
27 15,000,000
0% 600,000 4%
28 1,000,000
0%
0%
29 500,000
0%
0%
30 400,000
0%
0%
31 500,000
0%
0%
32 1,000,000
0%
0%
33 1,000,000
0%
0%
Jumlah 93,900,000 14,500,000 1 7,100,000
Rata-rata
2,845,455 14,500,000 2% 591,667 18%
Lanjutan Lampiran 10.
No. Resp.
Usaha Tani
Benih Persentase Pupuk Persentase Pestisida Persentase
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
0%
0%
0%
2
0%
0%
0%
3
0% 425,000 4% 175,000 2%
4
0% 400,000 40% 100,000 10%
5 200,000 2% 600,000 6% 280,000 3%
6
0% 200,000 20%
0%
7
0% 160,000 16% 95,000 10%
8
0% 450,000 5%
0%
9
0% 325,000 65% 25,000 5%
10
0%
0%
0%
11
0% 305,000 31% 215,000 22%
12
0% 250,000 50% 100,000 20%
13
0% 160,000 3% 140,000 3%
14
0% 310,000 52% 270,000 45%
15
0% 350,000 88% 50,000 13%
16
0% 350,000 70% 125,000 25%
17
0% 280,000 28% 170,000 17%
18
0% 525,000 53% 85,000 9%
19
0% 525,000 2% 100,000 0%
20
0% 325,000 65% 175,000 35%
21
0% 300,000 30% 200,000 20%
22 100,000 17% 330,000 55% 100,000 17%
23
0% 325,000 65%
0%
24
0% 300,000 30% 50,000 5%
25
0%
0%
0%
26
0% 300,000 60% 130,000 26%
27
0% 725,000 5% 225,000 2%
28
0% 645,000 65% 315,000 32%
29
0% 325,000 65% 150,000 30%
30
0% 280,000 70%
0%
31
0% 350,000 70%
0%
32
0% 745,000 75% 130,000 13%
33
0%
0% 200,000 20%
Jumlah 300,000
10,565,000
3,605,000
Rata-rata
1%
36%
12%
Lanjutan Lampiran 10
Usaha Tani
No. Resp.
Tenaga Kerja
Pegolahan lahan Persentase
Penanaman Persentase
Pemeliharaan Persentase
Panen Persentase
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1
0%
0%
0%
0%
2
0%
0%
0%
0%
3 50,000 1% 150,000 2% 100,000 1%
0%
4 50,000 5% 150,000 15% 100,000 10%
0%
5 100,000 1% 300,000 3% 200,000 2% 800,000 8%
6 50,000 5% 150,000 15%
0%
0%
7 50,000 5% 120,000 12% 100,000 10%
0%
8 150,000 2%
0%
0%
0%
9
0%
0% 100,000 20%
0%
10
0%
0%
0%
0%
11 50,000 5%
0% 100,000 10%
0%
12
0%
0%
0%
0%
13 100,000 2% 150,000 3% 100,000 2% 600,000 12%
14
0%
0%
0%
0%
15
0%
0%
0%
0%
16
0%
0%
0%
0%
17 50,000 5% 150,000 15%
0%
0%
18
0%
0%
0%
0%
19 100,000 0% 150,000 1% 100,000 0%
0%
20
0%
0%
0%
0%
21
0%
0%
0% 400,000 40%
22 50,000 8%
0%
0%
0%
23 50,000 10%
0% 100,000 20%
0%
24
0% 150,000 15% 100,000 10% 400,000 40%
25
0%
0%
0%
0%
26
0%
0%
0%
0%
27
0%
0% 300,000 2%
0%
28
0%
0%
0%
0%
29
0%
0%
0%
0%
30
0%
0% 100,000 25%
0%
31
0%
0%
0%
0%
32
0%
0%
0%
0%
33
0%
0% 300,000 30% 450,000 45%
Jumlah 850,000
1,470,000 80% 1,800,000 142% 2,650,000
Rata-rata
1%
5%
4%
4%
Lanjutan Lampiran 10.
Usahatani
No. Resp.
Solar Persentase PBB Persentase Total Alokasi Persentase
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
0%
0% 400,000 100%
2
0%
0% 500,000 100%
3
0%
0% 10,000,000 100%
4
0%
0% 800,000 80%
5
0% 50,000 1% 3,530,000 35%
6
0%
0% 1,000,000 100%
7
0%
0% 925,000 93%
8
0%
0% 2,100,000 21%
9
0%
0% 450,000 90%
10
0%
0% 500,000 100%
11
0%
0% 670,000 67%
12
0%
0% 350,000 70%
13
0%
0% 1,850,000 37%
14
0%
0% 580,000 97%
15
0%
0% 400,000 100%
16
0%
0% 475,000 95%
17
0%
0% 850,000 85%
18
0%
0% 910,000 91%
19 100,000 0%
0% 15,575,000 62%
20
0%
0% 500,000 100%
21
0%
0% 900,000 90%
22
0%
0% 580,000 97%
23
0%
0% 475,000 95%
24
0% 30,000 3% 1,030,000 103%
25
0%
0% 500,000 100%
26
0%
0% 430,000 86%
27
0%
0% 400,000 12%
28
0%
0% 960,000 96%
29
0%
0% 475,000 95%
30
0%
0% 380,000 95%
31
0%
0% 350,000 70%
32
0%
0% 875,000 88%
33
0%
0% 950,000 95%
Jumlah
Rata-rata
0%
0%
80%
Lanjutan Lampiran 10.
Non Usahatani
No. Resp.
Modal Usaha Persent
ase
Konsumsi Rumah Tangga
Persentase Jumlah Persentase
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
-
0% - 0%
2
-
0% - 0%
3 9,100,000 1
0% 9,100,000 91%
4
- 200,000 20% 200,000 20%
5
- 6,470,000 65% 6,470,000 65%
6
- - 0% - 0%
7
- 75,000 8% 75,000 8%
8
- 7,900,000 79% 7,900,000 79%
9
- 50,000 10% 50,000 10%
10
- - 0% - 0%
11
- 330,000 33% 330,000 33%
12
- 150,000 30% 150,000 30%
13
- 3,150,000 63% 3,150,000 63%
14
- 20,000 3% 20,000 3%
15
- - 0% - 0%
16
- 25,000 5% 25,000 5%
17
- 150,000 15% 150,000 15%
18
- 90,000 9% 90,000 9%
19
- 9,425,000 38% 9,425,000 38%
20
- - 0% - 0%
21
- 100,000 10% 100,000 10%
22
- 20,000 3% 20,000 3%
23
- 25,000 5% 25,000 5%
24
- (30,000) -3% - 0%
25
- - 0% - 0%
26
- 70,000 14% 70,000 14%
27 13,149,947 1
0% - 88%
28
- 40,000 4% 40,000 4%
29
- 25,000 5% 25,000 5%
30
- 20,000 5% 20,000 5%
31
- 150,000 30% 150,000 30%
32
- 125,000 13% 125,000 13%
33
- 50,000 5% 50,000 5%
Jumlah
Rata-rata
15%
5%
20%
Lampiran 3. Perhitungan Nilai Penyusutan Alat Sebelum Menggunakan Kredit Petani Responden di Desa Balassuka,
Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Resp.
CANGKUL SABIT SPRAYER
HARGA BARU (Rp)
HARGA LAMA (Rp)
JML THN NPA HARGA BARU (Rp)
HARGA LAMA (Rp)
JML THN NPA HARGA BARU (Rp)
HARGA LAMA (Rp)
JML THN NPA
1 100000 80000 1 1 20000 50000 20000 1 2 15000 0 0 0 0 0
2 110000 70000 1 2 20000 40000 10000 2 1 60000 0 0 0 0 0
3 100000 50000 1 3 16666.67 50000 30000 1 1 20000 0 0 0 0 0
4 100000 70000 1 2 15000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 90000 50000 1 2 20000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 100000 80000 1 2 10000 50000 30000 1 1 20000 0 0 0 0 0
7 100000 70000 1 2 15000 0 0 0 0 0 500000 300000 1 1 200000
8 100000 90000 2 1 20000 50000 20000 1 3 10000 0
9 90000 70000 1 3 6666.667 70000 50000 1 1 20000 450000 200000 1 1 250000
10 100000 70000 1 3 10000 50000 30000 1 1 20000 0
11 80000 40000 1 3 13333.33 0 0 0 0 0 500000 300000 1 1 200000
12 100000 80000 2 1 40000 0 0 0 0 0 500000 300000 1 1 200000
13 100000 70000 3 2 45000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 100000 80000 1 2 10000 50000 35000 1 1 15000 400000 150000 1 1 250000
15 95000 70000 1 1 25000 45000 30000 1 1 15000 500000 300000 1 1 200000
16 80000 65000 1 2 7500 45000 30000 1 1 15000 400000 200000 1 2 100000
17 75000 20000 1 4 13750 50000 30000 1 1 20000 450000 250000 1 1 200000
18 75000 20000 1 4 13750 0 0 0 0 0 400000 250000 1 1 150000
19 90000 50000 1 3 13333.33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 100000 80000 1 2 10000 0 0 0 0 0 400000 250000 1 1 150000
21 100000 80000 1 2 10000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 110000 70000 1 1 40000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 100000 60000 1 2 20000 50000 30000 1 1 20000 0 0 0 0 0
24 110000 80000 1 1 30000 0 0 0 0 0 450000 200000 1 1 250000
25 90000 50000 1 2 20000 50000 30000 1 1 20000 400000 200000 1 1 200000
26 75000 20000 1 3 18333.33 30000 10000 1 1 20000 0 0 0 0 0
27 100000 80000 3 1 60000 45000 25000 1 1 20000 0 0 0 0 0
28 75000 20000 2 4 27500 0 0 0 0 0 0
29 100000 80000 1 2 10000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 110000 70000 1 1 40000 50000 30000 1 1 20000 0
31 100000 60000 1 3 13333.33 0 0 0 0 0 450000 200000 1 2 125000
32 90000 30000 1 2 30000 0 0 0 0 0
33 75000 20000 1 2 27500 0 0 0 0 0
Lampiran 3. Lanjutan
TRAKTOR PARANG JUMLAH NPA
(Rp) HARGA
BARU (Rp) HARGA
LAMA (Rp) JML THN NPA
HARGA BARU (Rp)
HARGA LAMA (Rp)
JML THN NPA
100000 80000 1 3 6666.667 141,666.67
80000 60000 2 2 20000 190,000.00
13500000 12000000 1 1 1500000 100000 70000 1 2 15000 1,651,666.67
100000 80000 1 1 20000 135,000.00
80000 60000 1 2 10000 120,000.00
90000 60000 1 2 15000 145,000.00
100000 40000 1 3 20000 335,000.00
100000 60000 1 1 40000 170,000.00
80000 40000 2 2 40000 406,666.67
100000 80000 1 1 20000 150,000.00
100000 70000 1 2 15000 308,333.33
90000 60000 1 3 10000 350,000.00
80000 30000 1 3 16666.67 161,666.67
100000 40000 2 2 60000 435,000.00
70000 30000 2 3 26666.67 361,666.67
100000 40000 1 3 20000 222,500.00
90000 60000 1 3 10000 318,750.00
50000 10000 1 4 10000 183,750.00
50000 10000 1 3 13333.33 36,666.67
70000 30000 2 3 26666.67 216,666.67
80000 30000 1 4 12500 52,500.00
50000 20000 2 4 15000 75,000.00
80000 60000 2 1 40000 120,000.00
70000 45000 2 3 16666.67 341,666.67
100000 80000 1 0 0 300,000.00
100000 70000 1 1 30000 118,333.33
14000000 12500000 1 1 1500000 90000 70000 2 1 40000 170,000.00
60000 20000 1 4 10000 57,500.00
80000 30000 1 4 12500 52,500.00
1 0 0 40,000.00
90000 60000 2 2 30000 228,333.33
70000 30000 2 3 26666.67 86,666.67
100000 75000 2 1 50000 152,500.00
Lampiran 6. Perhitungan Nilai Penyusutan Alat Setelah Menggunakan Kredit Petani Responden di Desa Balassuka,
Kecamatan Tombolo Pao, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, 2017.
No. Resp
CANGKUL SABIT SPRAYER
HARGA BARU (Rp)
HARGA LAMA (Rp)
JML THN NPA HARGA BARU (Rp)
HARGA LAMA (Rp)
JML THN NPA HARGA BARU (Rp)
HARGA LAMA (Rp)
JML THN NPA
1 100000 80000 1 1 20000 50000 20000 1 2 15000
2 110000 70000 1 2 20000 40000 10000 2 1 60000
3 100000 50000 1 3 16666.67 50000 30000 1 1 20000
4 100000 70000 1 2 15000
5 90000 50000 1 2 20000
6 100000 80000 1 2 10000 50000 30000 1 1 20000
7 100000 70000 1 2 15000 500000 300000 1 1 200000
8 100000 90000 2 1 20000 50000 20000 1 3 10000
9 90000 70000 1 3 6666.667 70000 50000 1 1 20000 450000 200000 1 1 250000
10 100000 70000 1 3 10000 50000 30000 1 1 20000
11 80000 40000 1 3 13333.33 500000 300000 1 1 200000
12 100000 80000 2 1 40000 500000 300000 1 1 200000
13 100000 70000 3 2 45000
14 100000 80000 1 2 10000 50000 35000 1 1 15000 400000 150000 1 1 250000
15 95000 70000 1 1 25000 45000 30000 1 1 15000 500000 300000 1 1 200000
16 80000 65000 1 2 7500 45000 30000 1 1 15000 400000 200000 1 2 100000
17 75000 20000 1 4 13750 50000 30000 1 1 20000 450000 250000 1 1 200000
18 75000 20000 1 4 13750 400000 250000 1 1 150000
19 90000 50000 1 3 13333.33
20 100000 80000 1 2 10000 400000 250000 1 1 150000
21 100000 80000 1 2 10000
22 110000 70000 1 1 40000
23 100000 60000 1 2 20000 50000 30000 1 1 20000
24 110000 80000 1 1 30000 450000 200000 1 1 250000
25 90000 50000 1 2 20000 50000 30000 1 1 20000 400000 200000 1 1 200000
26 75000 20000 1 3 18333.33 30000 10000 1 1 20000
27 100000 80000 3 1 60000 45000 25000 1 1 20000
28 75000 20000 2 4 27500
29 100000 80000 1 2 10000
30 110000 70000 1 1 40000 50000 30000 1 1 20000
31 100000 60000 1 3 13333.33 450000 200000 1 2 125000
32 90000 30000 1 2 30000
33 75000 20000 1 2 27500
Lampiran 6. Lanjutan
TRAKTOR PARANG
JUMLAH NPA HARGA BARU (Rp)
HARGA LAMA (Rp)
JML THN NPA HARGA BARU
(Rp) HARGA LAMA
(Rp) JML THN NPA
100000 80000 1 3 6666.667 141,666.67
80000 60000 2 2 20000 210,000.00
13500000 12000000 1 1 1500000 100000 70000 1 2 15000 1,651,666.67
100000 80000 1 1 20000 135,000.00
80000 60000 1 2 10000 120,000.00
90000 60000 1 2 15000 145,000.00
100000 40000 1 3 20000 335,000.00
100000 60000 1 1 40000 170,000.00
80000 40000 2 2 40000 406,666.67
100000 80000 1 1 20000 150,000.00
100000 70000 1 2 15000 308,333.33
90000 60000 1 3 10000 350,000.00
80000 30000 1 3 16666.67 161,666.67
100000 40000 2 2 60000 435,000.00
70000 30000 2 3 26666.67 361,666.67
100000 40000 1 3 20000 222,500.00
90000 60000 1 3 10000 318,750.00
50000 10000 1 4 10000 183,750.00
50000 10000 1 3 13333.33 36,666.67
70000 30000 2 3 26666.67 216,666.67
80000 30000 1 4 12500 52,500.00
50000 20000 2 4 15000 75,000.00
80000 60000 2 1 40000 120,000.00
70000 45000 2 3 16666.67 341,666.67
100000 80000 1 0 0 300,000.00
100000 70000 1 1 30000 118,333.33
14000000 12500000 1 1 1500000 90000 70000 2 1 40000 170,000.00
0 60000 20000 1 4 10000 57,500.00
0 80000 30000 1 4 12500 52,500.00
0 0 0 1 0 0 40,000.00
0 90000 60000 2 2 30000 228,333.33
0 70000 30000 2 3 26666.67 86,666.67
0 100000 75000 2 1 50000 152,500.00
.
KUESIONER
No : ………………….
A. Ididentitas Petani
Isikan identitas diri bapak/Ibu pada kotak dibawah ini:
B. Jumlah Pinjaman Kredit
Isikan tanggal bapak/Ibu mulai melakukan pinjaman kredit dan berapa besar
pinjaman kredit yang diterima serta kegunaan pinjaman kredit tersebut.
Tanggal Besar Pinjaman Keterangan
..................................... Rp…………………………. ………………………….
C. Luas Lahan Garapan
Isikan luas lahan persawahan yang bapak/Ibu garap, sesuai dengan informasi
dibawah ini:
Status Luas Lahan Milik Sendiri Sewa Lain-lain ………………………….
Jika sewa,berapa besar sewa : Rp. …………………….. / tahun
D. Bibit Padi
Isikan berapa banyak bibit padi yang bapak/ibu gunakan selama satu periode
tanam, sebelum meminjam kredit dan sesudah meminjam kredit, berdasarkan
informasi di bawah ini :
Nama :
Umur :
Pekerjaan Tetap :
Pekerjaan Sampingan :
Status Keluarga : a. KK
b. Lainnya………………
Lama Berusahatani :
Pendidikan Terakhir :
Jumlah Tanggungan Keluarga :
Nama Lembaga Keuangan :
Sebelum
Jenis bibit Berat (kg) Harga (kg) Total (Rp)
Total
Sesudah
Jenis bibit Berat (kg) Harga (kg) Total (Rp)
Total
E. Pupuk
Isikan jenis pupuk padi apa yang bapak/ibu gunakan selama satu periode tanam,
sebelum meminjam kredit dan sesudah meminjam kredit, berdasarkan informasi
di bawah ini :
Sebelum
Jenis Pupuk Berat (kg) Harga (kg) Total (Rp)
Total
Sesudah
Jenis Pupuk Berat (kg) Harga (kg) Total (Rp)
Total
F. Insektisida
Isikan jenis insektisida yang bapak/ibu gunakan selama satu periode tanam,
sebelum meminjam kredit dan sesudah meminjam kredit, berdasarkan informasi
di bawah ini :
Sebelum
Jenis insektisida Berat (kg) Harga (kg) Total (Rp)
Total
Sesudah
Jenis insektisida Berat (kg) Harga (kg) Total (Rp)
Total
G. Tenaga kerja pada usaha tani padi
Isikan berapa upah tenaga kerja per hari dan berapa banyank tenaga kerja
untuk menggarap lahan persawahan bapak/ibu selama satu periode tanam,
sebelum meminjam kredit dan sesudah meminjam kredit, berdasarkan informasi
di bawah ini :
Sebelum
Jumlah biaya kerja per hari = Rp…………………….
Jumlah Orang Waktu
(jml hari kerja) Biaya
(tenaga kerja) keterangan
TK Keluarga
TK dari Luar
TK Keluarga
TK dari Luar
TK Keluarga
TK dari Luar
Total
Sesudah
Jumlah biaya kerja per hari = Rp…………………….
Jumlah Orang Waktu
(jml hari kerja) Biaya
(tenaga kerja) keterangan
TK Keluarga
TK dari Luar
TK Keluarga
TK dari Luar
TK Keluarga
TK dari Luar
Total
H. Hasil Produksi
Isikan hasil produksi padi yang bapak/ibu gunakan selama satu periode tanam
sebelum meminjam kredit dan sesudah meminjam kredit, berdasarkan informasi
di bawah ini :
Hasil Produksi Sebelum Kredit Sesudah Kredit
Jml (kw) Harga Total (Rp) Jml (kw) Harga Total (Rp)
Total
I. Pendapatan dari pekerjaan lain-lain
Isikan berapa rata-rata pendapatan lain-lain bapak/ibu sekeluarga di samping
pendapatan dari hasil usaha tani padi.
Status dalam keluarga Jenis Pekerjaan Rata-rata pendapatan
(Rp/Bulan) KK Istri Anak I Anak II Anak III Lainnya …………….. Total Pendapatan Keluarag
DOKUMENTASI