analisis perhitungan biaya produksi menggunakan …eprints.ubhara.ac.id/559/1/skripsi gabung.pdf ·...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN
METODE FULL COSTING UNTUK MENETAPKAN HARGA POKOK
PRODUKSI PADA PT. CATUR PUTRA SURYA DI SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
RIZKI PURBOSARI
12023117/FEB/AK
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
2019
ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN
METODEFULL COSTINGUNTUK MENETAPKAN HARGA POKOK
PRODUKSI PADA PT. CATUR PUTRA SURYA DI SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjani Ekonomi
Program Studi Ekonomi Akuntansi
Oleh:
RIZKI PURBOSARI
12023117/FEB/AK
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
2019
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN
METODE FULL COSTING UNTUK MENETAPKAN HARGA POKOK
PRODUKSI PADA PT. CATUR PUTRA SURYA DI SURABAYA”. Dimana
tujuan dari penyusunan skripsi ini dalam rangka melengkapi sebagai persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi untuk jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya.
Penulisan skripsi ini dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya. Saya menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit untuk
menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih
banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Atas segala
kekurangan dan ketidaksempurnaan skripsi ini, penulis mengharapakan masukan,
kritik dan saran yang bersifat membangun kearah perbaikan dan penyempurnaan
skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang memberikan bimbingan, bantuan, dan motivasi kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, yaitu kepada:
1. Yang terhormat, Bapak Brigjen Pol. (Purn.) Drs. Edy Prawoto, SH,
M.Hum, selaku Rektor Universitas Bhayangkara Surabaya.
iv
2. Yang terhormat, Ibu Dr., Siti Rosyafah, Dra, Ec. M.M. selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya.
3. Yang terhormat, Bapak Arief Rahman,S.E.,M.Si. selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Universitas Bhayangkara Surabaya.
4. Yang terhormat, Ibu Dra. Kusni Hidayati, M.Si., Ak. selaku Dosen
Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing
dan memberikan petunjuk serta masukan-masukan sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu.
5. Yang terhormat, Ibu Mahsina, S.E., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing
Kedua yang telah meluangkan waktunya juga untuk memberikan
bimbingan, masukan-masukan serta kesabaran beliau dalam mengarahkan
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Yang terhormat, Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas
Bhayangkara Surabaya yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, beserta seluruh karyawan yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Kedua orangtuaku, Bapak Isyafiono Santoso dan Ibu Suparmi yang selalu
mendo’akan tanpa lelah, memberikan motivasi serta semangat yang luar
biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Kakakku, Hadi Sutikno, S.T. terima kasih telah memberikan aku
semangat, berjuang untuk menyelesaikan skripsi ini.
v
9. Calon pendamping hidup ku, Rega Putra Ardi Kurniawan yang selalu
memberikan semangat tanpa henti, serta siap mengantarkan untuk proses
bimbingan ke dosen-dosen pembimbing.
10. Teman-temanku Akuntansi angkatan 2012, khususnya untuk Yuni, Fitri,
Devi, Dini, Putri, Desi, Riska, Shinta dan semua teman seperjuangan
angkatan 2012 yang tak bisa saya sebutkan satu persatu namanya, terima
kasih atas bantuan, motivasi dan semangatnya untuk terselesaikannya
skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
balasan dari Allah SWT.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surabaya,
Penulis,
Rizki Purbosari
vi
ABSTRAK
ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN
METODE FULL COSTING UNTUK MENETAPKAN HARGA POKOK
PRODUKSI PADA PT. CATUR PUTRA SURYA DI SURABAYA
Oleh:
RIZKI PURBOSARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan biaya produksi
dengan metode full costing untuk menetapkan harga pokok produksi pada PT.
Catur Putra Surya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder, dimana data primer diperoleh langsung dari PT. Catur
Putra Surya sedangkan data sekunder diperoleh dari teori kepustakaan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif yaitu penelitian terhadap
masalah atau peristiwa berupa fakta-fakta yang saat ini ada dalam perusahaan,
sedangkan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskripstif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode
full costing. Metode full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi
yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok
produksi.
Kata kunci: Metode Full Costing, Harga Pokok Produksi.
vii
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE CALCULATION OF PRODUCTION COSTS USING
THE FULL COSTING METHOD TO DETERMINE THE COST OF
PRODUCTION AT PT. CATUR PUTRA SURYA AT SURABAYA
Written By:
RIZKI PURBOSARI
This study aims to determine the calculation of the production cost with a
full costing method in determining the cost of production at PT. Catur Putra Surya
at Surabaya. Sources of data used in research are primary data and secondary data,
where primary data obtained directly from the PT. Catur Putra Surya while
secondary data obtained from the theory of literature.
This study uses qualitative research methods deskriptif with approach. The
research method descriptive research on issues or events in the form of facts that
currently exists in the company, while the qualitative approach, the research
procedures that produce data deskripstif form of written or spoken word from
those dab observed behavior. The analytical tool used in this research is the full
costing method. Full costing method is a method of determining the cost of
production which takes into account all elements of production costs into the cost
of production.
Keywords: Full Costing Method, Cost of Production.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi
HALAMAN ABSTACT .................................................................................. vii
HALAMAN DAFTAR ISI .............................................................................. viii
HALAMAN DAFTAR TABEL ...................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .................................................................. xiii
HALAMAN LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................. 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 9
2.1.1 Wulandari ............................................................................... 9
2.1.2 Qiftiyah ................................................................................... 10
2.1.3 Rahayu .................................................................................... 11
2.2 Landasan Teori ............................................................................. 14
ix
2.2.1 Akuntansi ................................................................................ 14
2.2.1.1 Devinisi Akuntansi ........................................................... 14
2.2.1.2 Tujuan Akuntansi ............................................................. 15
2.2.1.3 Pemakai Informasi Akuntansi .......................................... 16
2.2.2 Biaya ....................................................................................... 17
2.2.2.1 Devinisi Biaya .................................................................. 17
2.2.2.2 Klasifikasi Biaya ............................................................. 18
2.2.2.3 Sistem Biaya ................................................................... 21
2.2.3 Akuntansi Biaya ..................................................................... 22
2.2.3.1 Definisi Akuntansi Biaya ................................................ 22
2.2.3.2 Peranan Akuntansi Biaya ................................................ 23
2.2.3.3 Tujuan Akuntansi Biaya .................................................. 24
2.2.3.4 Fungsi Akuntansi Biaya .................................................. 26
2.2.4 Produksi .................................................................................. 26
2.2.4.1 Pengertian Produksi ........................................................ 26
2.2.4.2 Fungsi Produksi ............................................................... 27
2.2.5 Biaya Produksi ........................................................................ 28
2.2.5.1.1 Definisi Biaya Produksi ................................................ 28
2.2.5.2 Unsur-unsur Biaya Produksi ........................................... 29
2.2.6 Harga Pokok Produksi ............................................................ 31
2.2.6.1 Pengertian Harga Pokok Produksi ................................... 31
2.2.6.2 Manfaat Harga Pokok Produksi ....................................... 32
2.2.7 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi ............................. 34
x
2.2.8 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi ........................ 36
2.3 Kerangka konseptual .................................................................... 37
2.4 Research Question dan Model Analisis........................................ 37
2.4.1 Research Question ................................................................. 37
2.4.1.1 Main Research Question ................................................. 37
2.4.1.2 Mini Research Question .................................................. 38
2.4.2 Model Analisis ........................................................................ 38
2.4.2.1 Bagan Model Analisis ..................................................... 38
2.4.2.2 Proposisi Penelitian ......................................................... 39
2.4.2.3 Penerapan Logis Antara Data dan Proposisi ................... 40
2.4.2.4 Desain Studi Penelitian untuk Kualitatif ......................... 40
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Berfikir ......................................................................... 42
3.2 Pendekatan Penelitian .................................................................. 43
3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................. 43
3.3.1 Jenis Data ................................................................................ 43
3.3.2 Sumber Data ........................................................................... 43
3.4 Batasan dan Asumsi Penelitian..................................................... 44
3.4.1 Batasan Penelitian................................................................... 44
3.4.2 Asumsi Penelitian ................................................................... 44
3.5 Unit Analisis ................................................................................. 44
3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 45
3.7 Teknik Analis Data ....................................................................... 45
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Diskripsi Obyek Penelitian ......................................................... 48
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan .................................................... 48
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan .............................................. 50
4.1.3 Deskripsi Tugas dan Kinerja .................................................. 52
4.1.4 Proses Produksi....................................................................... 56
4.1.5 Produk yg dihasilkan .............................................................. 60
4.1.6 Area Pemasaran ...................................................................... 60
4.1.7 Personalia Perusahaan ............................................................ 61
4.1.7.1 Tenaga Kerja ..................................................................... 61
4.1.8 Jam Kerja Karyawan .............................................................. 61
4.2 Hasil Analisis .............................................................................. 62
4.2.1 Mengidentifikasi Data Biaya Produksi, Biaya Bahan Baku,
Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead Pabrik ........ 62
4.2.1.1 Biaya Bahan Baku ............................................................ 62
4.2.1.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung ......................................... 63
4.2.1.3 Biaya Overhead Pabrik ..................................................... 63
4.2.1.4 Biaya Produksi .................................................................. 66
4.2.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan ...... 66
4.2.3 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode
Full Costing ............................................................................ 68
4.3 Interpretasi .................................................................................. 69
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 71
5.2 Saran ............................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Peneliti Terdahulu dan Sekarang........... 13
Tabel 2.2 Penegasan Logis Antara Proposisi dan Data ................................... 40
Tabel 2.3 Desain Studi Penelitian .................................................................... 41
Tabel 4.1 Tenaga Kerja PT. Catur PutraSurya ................................................. 61
Tabel 4.2 Biaya Bahan Baku Jam Type 925 .................................................... 62
Tabel 4.3 Biaya Bahan Baku Jam Type M100 ................................................ 62
Tabel 4.4 Biaya Tenaga Kerja Langsung ......................................................... 63
Tabel 4.5 Biaya Bahan Penolong Jam Type 925 ............................................. 64
Tabel 4.6 Biaya Bahan Penolong Jam Type M100 .......................................... 64
Tabel 4.7 Biaya Overhead Pabrik .................................................................... 65
Tabel 4.8 Biaya Produksi ................................................................................. 66
Tabel 4.9 Harga Pokok Produksi Menurut PT. Catur Putra Surya .................. 67
Tabel 4.10 Harga Pokok Produksi Menurut PT. Catur Putra Surya ................ 68
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ................................................................... 37
Gambar 2.2 Bagan Model Analisis .................................................................. 39
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Berfikir ........................................................... 42
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ....................................................................... 51
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kartu Bimbingan
Lampiran 2 : Berita Acara Revisi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara yang sebagian besar masyarakat menekuni
berbagai kegiatan bisnis industri. Dalam melihat kemungkinan dan kesempatan
pada masa yang akan dating, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Tentunya hal tersebut membutuhkan suatu Planning, Organizing, and
Controlling. Keempat ini merupakan unsure penting demi kelangsungan hidup
suatu organisasi. Perencanaan akan mempengaruhi secara langsung kelancaran
serta keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Tercapainya
tujuan yang telah dirumuskan sangat tergantung pada kemampuan manajemen
dalam menyusun rencana di masa yang akan datang. Perencanaan akan
memberikan garis pedoman atas pelaksanaan kegiatan sehari-hari serta aktivitas
mendatang. Perusahaan atau industry itu didirikan dan beroperasi, tentu memiliki
suatu tujuan atau rencana yang akan dicapai. Perusahaan atau industry biasanya
bersaing ketat untuk mendapatkan profit atau laba semaksimal mungkin dengan
menekan biaya-biaya produksi yang digunakan serendah mungkin. Dengan laba
atau sisa hasil usaha tersebut, perusahaan akan memiliki kemampuan untuk
berkembang dan tetap mampu mempertahankan eksistensinya sebagai suatu
system dimasa yang akan datang. (Mullyadi 2012:10)
Dengan adanya perencanaan yang baik maka akan memudahkan tugas
manajemen itu sendiri, karena semua kegiatan perusahaan dapat diarahkan untuk
2
mencapai tujuan yang telah direncanakan. Dan perancanaan yang baik akan
memungkinkan manajemen untuk bekerja lebih efektif dan efisien.
Biaya produksi merupakan biaya biaya yang dikeluarkan dalam
pengolahan bahan baku menjadi produk. Biaya nonproduksi merupakan biaya
biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan nonproduksi, seperti kegiatan pemasaran
dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk cost produksi,
yang digunakan untuk menghitung cost jadi dan cost produk yang pada akhir
periode akuntansi masih dalam proses. Biaya nonproduksi ditambahkan pada cost
produksi untuk menghitung total cost produksi. (Mulyadi 2012:16)
Harga pokok produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah
persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam
proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga
pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan
produk dalam proses awal dan akhir. (Bustami dan Nurlela 2013:49)
Suatu perusahaan perlu menentukan harga pokok produksi yang
dihasilkan, karena harga pokok itu merupakan salah satu factor yang ikut
mempengaruhi penentuan harga jual, dasar penentuan kebijakan-kebijakan yang
berhubungan dengan pengolahan perusahaan.Harga pokok produksi juga
digunakan untuk menentukan besarnya keuntungan yang diperoleh suatu
perusahaan.Suatu harga pokok dapat diketahui jumlahnya dari jumlah biaya
produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi suatu produk
tersebut. (Ariesta, 2012)
3
Dalam persaingan yang tajam saat ini memacu perusahaan yang satu
bersaing dengan perusahaan yang lain dalam menghasilkan produk yang sejenis
maupun produk yang substansi, karena itu diperlukan informasi biaya maupun
informasi harga pokok produksi untuk pengambilan keputusan. Kesalahan dalam
perhitungan harga pokok produksi dapat mengakibatkan penentuan pada harga
jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kedua
kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan keadaan yang tidak menguntungkan
bagi perusahaan, karena dengan harga jual yg terlalu tinggi dapat mengakibatkan
produk yng ditawarkan perusahaan akan sulit bersaing dengan produk sejenis
yang ada di pasar, sebaliknya jika harga jual produk terlalu rendah akan
mengakibatkan laba yang diperoleh perusahaan rendah pula. Kedua hal tersebut
dapat di atasi dengan penentuan harga pokok produksi dan harga jual yang tepat.
Untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan perhatian khusus di dalam
melaksanakan segala aktifitas perusahaan. Salah satu hal terpenting adalah
pembebanan biaya, karena pembebanan biaya adalah salah satu unsur di dalam
menentukan ke untungan yang di capai. Jadi kelalaian kelalaian di dalam
melaksanakan kegiatan pembebanan akan membawa pengaruh terhadap
penentuan harga pokok produksi secara kesuluruhan atau biaya produksi per unit
nya.
PT. Catur Putra Surya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
produksi jam dinding, Perusahaan ini mulai mendirikan usahanya pada tahun
1983 berlokasi di Surabaya tepatnya di jl.Rungkut industri 3 No. 36-38. Dan
mempunyai salah satu cabang di daerah Sidoarjo tepatnya di ds.Siring-porong.
4
Dulunya perusahaan ini masih bernama PT. Empat Putra, tetapi ketika itu PT.
Empat Putra mengalami sebuah musibah yang berasal dari daerah porong-sidoarjo
yaitu lumpur Lapindo. Dan pada akhirnya berselang beberapa tahun kemudian PT.
Empat Putra ini hanya memiliki perusahaan yang ada didaerah Surabaya dan
diganti dengan nama PT. Catur Putra Surya. Tujuan suatu perusahaan yang
berorientasi laba selain untuk mendapatkan image, sama halnya pada PT. Catur
Putra Surya yang sangatlah pasti bertjuan untuk mendapatkan laba semaksimal
mungkin. Laba merupakan salah satu tolak ukur kesuksesan manajemen dalam
mengelola perusahaannya. Seperti yang kita ketahui bahwa laba merupakan
selisih dari pendapatan atas semua biaya yang dikeluarkan selama periode
akuntansi.
Dalam menentukan perhitungan harga pokok produksinya, PT. Catur Putra
Surya masih menggunakan metode yang sangat sederhana dan belum merinci
seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Dalam melakukan
perhitungan harga pokok produksi jam dinding perusahaan hanya membebankan
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya listrik, dan biaya mesin jam.
Biaya overhead pabrik yang dibebankan perusahaan pada perhitungan harga
pokok produksi hanya biaya listrik, dan biaya mesin jam sedangkan biaya
overhead pabrik lainnya belum dibebankan oleh perusahaan. PT. Catur Putra
Surya hanya berfokus pada biaya-biaya overhead yang tampak saja. Dari beberapa
elemen biaya yang sebenarnya masuk pada perhitungan harga pokok produksi
sangat mempengaruhi besarnya laba yang didapat PT. Catur Putra Surya.
5
Oleh karena itu untuk memperkecil kesalahan yang terjadi dalam
perhitungan harga pokok produksi dan menghasilkan harga jual yang tepat dan
akurat diperlukan suatu metode yang baik. Metode yang tepat di gunakan dalam
PT. Catur Putra Surya untuk menghitung harga pokok produksi adalah metode full
costing. Dengan menerapkan metode ini di harapkan akan membantu pabrik
tersebut khususnya pada pihak manajemen PT. Catur Putra Surya dalam
menentukan harga pokok produksi dan harga jual dapat berfungsi lebih optimal,
efektif, dan efisien. Serta penetapan harga jual yang tepat dan akurat untuk
mencapai penetapan harga yang sewajarnya.
Dalam memperhitungkan unsur unsur biaya ke dalam harga pokok
produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing. Full
costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overheadpabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap di tambah dengan
biaya nonproduksi yang terdiri dari biayabiaya pemasaran, biaya administrasi dan
umum. Sedangkan variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok
produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel
ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. (Mulyadi 2012:17-18).
Dari uraian diatas menunjukkan betapa pentingnya pembebanan biaya
tepat dalam penetapan harga pokok produksi yang layak.Penetapan harga pokok
produksi yang layak dapat digunakan untuk menetapkan harga jual yang ideal
6
dalam artian tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Disamping itu penetapan
harga juga akan berpengaruh terhadap jumlah keuntungan yang diharapkan.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian
lebih lanjut dengan mengambil judul “Analisis Perhitungan Biaya Produksi
Menggunakan Metode Full Costing untuk Menentapkan Harga Pokok
Produksi Pada PT. Catur Putra Surya di Surabaya”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pembahasan masalah yang akan diteliti, maka dapat
diambil suatu perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana analisis
perhitungan biaya produksi dengan metode full costing dalam penentuan
ketepatan harga pokok produksi pada PT. Catur Putra Surya?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk
mengetahui bagaimana analisis perhitungan biaya produksi dengan metode full
costing dalam penentuan ketepatan harga pokok produksi pada PT. Catur Putra
Surya.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi yang
positif bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Adapun manfaat yang dapat
diambil dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi Penulis
Adapun manfaat penelitian bagi penulis adalah sebagai berikut:
7
a. Menambah wawasan berpikir dan pengetahuan khususnya dalam
bidang akuntansi.
b. Sebagai wahana penerapan materi yang telah dipelajari
diperkuliahan
c. Menambah pengalaman berharga bagi penulis
d. Menumbuhkan kemampuan dalam melaksanakan penelitian.
2. Bagi Perusahaan
Adapun manfaat penelitian bagi perusahaan adalah sebagai bahan
pertimbangan yang diharapkan akan dapat membantu perusahaan
dalam mengatasi masalah persoalan penentuan harga pokok produksi
dengan baik dan tepat.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai wahana pembelajaran,
sebagai dasar pembanding dalam melakukan penelitian selanjutnya
berhubungan/berkaitan dengan masalah yang penulis teliti.
1.5 Sistematika Skripsi
Dalam penulisan proposal ini, secara garis besar dapat diuraikan secara
singkat terdiri dari lima (5) bab dimana antara satu bab dengan bab lainnya saling
berhubungan. Uraian tersebut adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan,
identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan sistematika penulisan penelitian.
8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menjelaskan mengenai teori-teori dan konsep-konsep yang
berhubungan dengan masalah yang dirumuskan, yang meliputi tentang
penelitian terdahulu, landasan teori, kerangka konseptual dan hipotesis
penelitian.
BAB III :METODE PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai metode penelitian yang akan
digunakan dalam mengadakan penelitian. Bab ini juga akan menjelaskan
kerangka proses berfikir, pendekatan penelitian, jenis dan sumber, batasan
dan asumsi penelitian, unit analisis, teknik pengumpulan data, serta teknik
analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini mencoba membahas gambaran umum rentabilitas suatu
perusahaan dari sampel dan variabel penelitian serta pembahasan tentang
permasalahan yang ada berdasarkan konsep-konsep yang telah dijelaskan
dalam tinjuan kepustakaan berdasarkan teori dan konsep-konsep yang
relevan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan skripsi ini yang
mengemukakan tentang kesimpulan dan saran.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
2.1.1 Wulandari (Universitas Bhayangkara Surabaya, 2016)
Dalam skripsinya yang berjudul “ANALISIS BIAYA PRODUKSI
MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM PENENTUAN
KETEPATAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU
“SS” DI SIDOARJO”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah
bahwasanya perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan Pabrik
tahu “SS” kurang terinci sehingga masih terdapat biaya overhead yang
dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak di hitung. Perhitungan harga
pokok produksi antara metode perusahaan dengan metode full costing
memiliki perbedaan. Pada perhitungan harga pokok produksi dengan
metode full costing harga pokok produksi yang dihasilkan lebih besar
dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produksi dengan metode
perusahaan.
1. Persamaan dari penelitian ini :
a. Metode penelitiannya sama-sama menggunakan metode kualitatif.
b. Topik yang diteliti pada penelitian ini yaitu sama-sama menentukan
harga pokok produksi.
2. Perbedaan dari penelitian ini :
a. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu terletak
pada objek penelitian, dimana penelitian terdahulu mengambil
10
objek perusahaan Pabrik Tahu “SS” dan penelitian sekarang
mengambil objek perusahaan produksi elektronik “PT. Catur Putra
Surya”.
b. Pada penelitian sekarang menganalisis harga pokok produksi
elektronik sedangkan pada penelitian terdahulu menganalisis harga
pokok produksi tahu.
2.1.2 Qiftiyah (Universitas Bhayangkara Surabaya, 2016)
Dalam skripsinya yang berjudul “PERANAN HARGA POKOK
PRODUKSI TERHADAP PENENTUAN HARGA JUAL PADA
PERCETAKAN PELANGI DI SIDOARJO”. Kesimpulan dari penelitian
tersebut adalah bahwa metode perhitungan harga pokok produksi yang
digunakan oleh Percetakan Pelangi kurang tepat karena perusahaan tidak
memisahkan antara biaya produksi dan biaya non produksi sehingga dapat
mengakibatkan harga jual menjadi tinggi. Perusahaan juga belum memiliki
tenaga kerja yang mempunyai keahlian dalam membuat perhitungan harga
pokok produksi sehingga dapat mengakibatkan harga jual yang ditentukan
oleh perusahaan menjadi tinggi.
1. Persamaan dari penelitian ini :
a. Metode yang digunakan dalam penelitian ini sama-sama
menggunakan metode kualitatif.
b. Sama-sama menganalisis harga pokok produksi.
11
2. Perbedaan dari penelitian ini :
a. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu
terletak pada objek penelitian, dimana penelitian terdahulu
mengambil objek Percetakan Pelangi dan penelitian sekarang
mengambil objek perusahaan produksi elektronik “PT. Catur
Putra Surya”.
b. Topik yang diteliti pada penelitian ini untuk menentukan harga
jual.
2.1.3 Rahayu (Universitas Bhayangkara Surabaya, 2012)
Dalam skripsinya yang berjudul “PENTINGNYA PERHITUNGAN
HARGA POKOK PRODUKSI DALAM PENENTUAN HARGA JUAL
PADA UD. RIZKY COLLECTION”. Kesimpulan dari penelitian tersebut
adalah bahwasanya UD. Rizky Collection dalam menentukan harga pokok
produksi kurang tepat, sehingga menyebabkan harga jual terlalu tinggi dan
memberikan keputusan yang kurang baik dalam penyajian laporan
keuangan. Hal ini disebabkan karena perusahaan tidak memisahkan antara
biaya produksi dan non produksi. Karena kurang tepat dalam
perhitungannya, maka perhitungan tersebut masih lemah baik dari segi
manfaat maupun hubungannya dengan penyajian laporan keuangan secara
tepat.
1. Persamaan dari penelitian ini :
a. Metode yang digunakan dalam penelitian ini sama-sama
menggunakan metode kualitatif.
12
b. Sama – sama menganalisis harga pokok produksi.
2. Perbedaan dari penelitian ini :
a. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu
terletak pada objek penelitian, dimana penelitian terdahulu
mengambil objek perusahaan baju UD. Rizky Collection dan
penelitian sekarang mengambil objek perusahaan produksi
elektronik “PT. Catur Putra Surya”.
b. Topik yang diteliti pada penelitian ini untuk menentukan harga
jual.
13
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitih Terdahulu dan Sekarang No P1 P2 P3 P4 Saat ini
1 Penelitih Wulandari
( 2016 )
Qiftiyah
(2016 )
Rahayu
( 2012 )
Rizki
( 2017 )
2 Judul Analisis biaya
produksi
menggunakan
metode full
costing dalam
penentuan
ketetapan harga
pokok produksi
pada pabrik tahu
“SS” di Sidoarjo.
Peranan harga
pokok
produksi
terhadap
penentuan
harga jual
pada
percetakan
Pelangi di
Sidoarjo.
Pentingnya
perhitungan
harga pokok
produksi
dalam
penentuan
harga jual
pada UD.
Rizky
Collection.
Analisis
perhitungan
biaya
produksi
menggunakan
metode full
costing untuk
menetapkan
harga pokok
produksi pada
PT. Catur
Putra Surya di
Surabaya.
3 Persamaan Metode
penelitiannya
sama-sama
menggunakan
metode kualitatif
dan topik yang
diteliti pada
penelitian ini
yaitu sama-sama
menentukan
harga pokok
produksi
Metode yang
digunakan
dalam
penelitian ini
sama-sama
menggunakan
metode
kualitatif. Dan
sama-sama
menganalisis
harga pokok
produksi.
Metode yang
digunakan
dalam
penelitian ini
sama-sama
menggunakan
metode
kualitatif. Dan
sama – sama
menganalisis
harga pokok
produksi.
Dalam proses
penelitian
4 Perbedaan Penelitian
terdahulu objek
perusahaan
Pabrik Tahu
“SS” dan
penelitian
sekarang objek
perusahaan
produksi
elektronik “PT.
Catur Putra
Surya. Dan
penelitian
sekarang
menganalisis
harga pokok
produksi
elektronik. Pada
penelitian
terdahulu
menganalisis
harga pokok
produksi tahu.
Penelitian
terdahulu
mengambil
objek
perusahaan
percetakan
Pelangi dan
penelitian
sekarang
mengambil
objek
perusahaan
produksi
elektronik PT.
Catur Putra
Surya. Dan
topik yang
diteliti pada
penelitian ini
untuk
menentukan
harga jual.
Penelitian
terdahulu
mengambil
objek
perusahaan
baju UD.
Rizky
Collection dan
penelitian
sekarang
mengambil
objek
perusahaan
produksi
elektronik PT.
Catur Putra
Surya. Dan
topik yang
diteliti pada
penelitian ini
untuk
menentukan
harga jual.
Dalam proses
penelitian
Sumber data diolah : 2019
14
2.2 Landasan Teori
Dalam penelitian ini akan menguraikan landasan teori yang menyangkut
tentang penelitian sesuai dengan perumusan masalah yang sudah dijelaskan dalam
bab 1.
2.2.1 Akuntansi
2.2.1.1 Definisi Akuntansi
Menurut Kieso, et al yang dikutip oleh Martani (2012:4), “Akuntansi
didefinisikan sebagai suatu sistem dengan input data/informasi dan output berupa
informasi dan laporan keuangan yang bermanfaat bagi pengguna internal maupun
eksternal entitas.
Menurut Marshall (2014:11), akuntansi adalah proses identifikasi,
pengumpulan, dan penyimpanan data serta proses pengembangan, pengukuran
dan komunikasi.
Menurut Susanto (2012:4), “Akuntansi adalah bahasa bisnis, setiap
organisasi menggunakannya sebagai bahasa komunikasi saat berbisnis”.
Sedangkan menurut Rudianto (2012:4) akuntansi adalah “Aktivitas
mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka,
mengklasifikasikan, mencatat, meringkas, dan melaporkan aktivitas/transaksi
suatu badan usaha dalam bentuk informasi keuangan”.
Menurut American Institute of Certified Public Accounts (AICPA) dalam
Yadiati (2012:1-2) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut :
15
“Accounting is the art of recording, classifying, and summarizinging a
significant manner and in term of money, transaction and events which are in the
part at least, of a financial character, and interpreting the result there of.”
Penjelasan diatas jika diterjemahkan adalah sebagai berikut : akuntansi
sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu
dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat
keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
akuntansi adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi, melakukan pencatatan,
dan mengkomunikasikan kegiatan ekonomi yang bermanfaat untuk pihak
eksternal dan internal.
2.2.1.2 Tujuan Akuntansi
Menurut Soemarso (2012:8) dalam buku Akuntansi Suatu
Pengantar,Tujuan utama Akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi
(economic information) dari suatu kesatuan ekonomi (economic entity) kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut A Statement Of Basic Accounting Theory (ASOBAT) oleh
Harahap dalam buku Teori Akuntansi (2012:122) merumuskan 4 tujuan akuntansi,
sebagai berikut:
1. Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang
terbatas dan untuk menetapkan tujuan.
2. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan
faktor produksi lainnya.
16
3. Memelihara dan melaporkan pengumuman terhadap kekayaan.
4. Membantu fungsi dan pengawasan sosial.
Dari beberapa tujuan akuntansi diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
akuntansi yaitu sebagai berikut:
1. Menyajikan informasi ekonomi dari suatu kesatuan ekonomi kepada
pihak-pihak yang berkepentingan
2. Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan yang terbatas
3. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan
faktor produksi lainnya.
4. Memelihara dan melaporkan pengumuman terhadap kekayaan
5. Membantu fungsi dan pengawasan sosial.
2.2.1.3 Pemakai Informasi Akuntansi
Para pembuat keputusan membutuhkan informasi. Semakin penting
keputusan tersebut, maka semakin besar pula kebutuhan akan informasi yang
relevan. Menurut Simamora (2012:6), Pihak-pihak yang membutuhkan informasi
terdiri dari dua golongan:
1. Pemakai Internal
Para pemakai internal terutamanya adalah manajer, staff internal dan
berbagai entitas bisnis
2. Pemakai Eksternal
Para pemakai eksternal adalah pihak-pihak luar perusahaan yang
terdiri atas:
17
a. Pemilik Perusahaan
b. Karyawan
c. Investor
d. Kreditor
e. Badan pemerintah
f. Masyarakat
2.2.2 Biaya
2.2.2.1 Definisi Biaya
Menurut Bozkurt (2014:38-46), In accounting, the term cost refers to the
monetary value of expenditures for raw materials, equipment, supplies, services,
labor, products, etc. It is an amount that is recorded as an expense in
bookkeeping records.
Menurut Mulyadi (2015:8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Menurut Hansen dan Mowen (2015:42), biaya adalah kas atau nilai setara
kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan
memberi manfaat saat ini atau di masa depan bagi organisasi.
Menurut Dunia dan Abdullah (2012:22), Biaya adalah pengeluaran-
pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang
berguna untuk masa yang akan datang, atau mempunyai manfaat melebihi satu
periode akuntansi.
18
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan
pengorbanan sumber ekonomi yang dimiliki suatu entitas yang memiliki nilai
setara dengan kas atau setara kas untuk menghasilkan produk atau jasa untuk
masa yang akan datang.
2.2.2.2 Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses
pengelompokan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada
kedalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan
informasi yang lebih ringkas dan penting. Menurut Bustami (2012:11),
mengatakan pengklasifikasian biaya yang umum digunakan adalah biaya dalam
hubungan dengan sebagai berikut:
1. Biaya dalam hubungannya dengan produk elemen-elemen biaya dari
suatu produk dalam perusahaan manufaktur dapat dikelompokkan
dalam tiga golongan:
a. Bahan baku langsung
b. Tenaga kerja langsung
c. Overhead pabrik
2. Overhead biaya dalam hubungannya dengan volume produksi.
Berdasarkan volume produksi, biaya dapat diklasifikasikan dalam tiga
kategori:
a. Biaya variabel
b. Biaya tetap
c. Biaya semi variabel
19
3. Biaya dalam hubungannya dengan departemen produksi atau segmen
lain.
4. Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi.
5. Biaya dalam hubungannya dengan suatu keputusan, tindakan, atau
evaluasi
Menurut Mulyadi (2015:11) biaya dapat digolongkan menurut obyek
pengeluaran, fungsi pokok dalam perusahaan, hubungan biaya dengan suatu yang
dibiayai, perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan,
dan jangka waktu manfaatnya. Berdasarkan pengelompokkan biaya diatas, maka
dapat di jelaskan sebagai berikut:
1. Biaya menurut objek pengeluaran
Pada penggolongan biaya ini pengklasifikasian biaya didasarkan atas
nama objek pengeluaran. Contohnya: nama objek pengeluaran adalah
bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan
bahan bakar disebut biaya bahan bakar. Contoh lain dari
penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaan yaitu : biaya
asuransi, biaya depresiasi mesin, biaya bunga dan lain-lain.
2. Biaya menurut fungsi pokok dalan perusahaan, terbagi tiga yaitu:
a. Biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengelola bahan
baku menjadi produksi yang siap dijual di pasaran. Biaya produksi
ini meliputi biaya depresiasi dan equipment, biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan penolong dan lain-lain.
20
Menurut objek pengeluarannya, biaya produksi dibagi menjadi
biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik.
b. Biaya pemasaran adalah biaya yang terjadi untuk melaksanakan
kegiatan pemasaran produk. Contohnya biaya ini adalah biaya
iklan, biaya promosi, biaya karyawan, bagian pembungkusan,
biaya bahan untuk membungkus, biaya angkut dari gudang
perusahaan ke gudang pembeli dan gaji karyawan kegiatan
pemasaran.
c. Biaya administrasi dan umum adalah biaya untuk
mengkoordinasikan kegiatan produksi dengan pemasaran produk.
Contohnya yaitu gaji karyawan bagian akuntansi keuangan. Biaya
gaji bagian personalia dan lain-lain.
3. Biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai dibagi
menjadi dua yaitu :
a. Biaya langsung (Direct cost) merupakan biaya yang terjadi karena
adanya sesuatu yang dibiayai dan mudah untuk
diidentifikasi.Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya tidak langsung (Indirect cost) merupakan biaya yang terjadi
tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya ini
dalam hubungannya dengan produk disebut biaya produksi tidak
langsung aau biaya overhead pabrik, iaya ini tidak mudah
diidentifikasi dengan produk tertentu.
21
4. Biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan
volume kegiatan, terbagi menjadi empat yaitu :
a. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah total berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya biaya bahan baku
dan tenaga kerja langsung.
b. Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah baik sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya ini mengandung unsure
biaya tetap dan biaya variabel.
c. Biaya semi fixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume
tertentu. Contohnya biaya gaji direktur produksi.
5. Biaya menurut jangka waktu manfaatnya, terbagi dua yaitu :
a. Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih
dari satu periode akuntansi yang dicatat sebagai aktiva dan
dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya
dengan cara didepresiasi, diamortisasi, dideplesi.
b. Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang mempunya manfaat
dalam periode akuntansi pada saat terjadi pengeluaran. Contohnya
biaya iklan, biaya telpon, dan lain-lain.
2.2.2.3 Sistem Biaya
Bustami dan Nurlela (2013:39) mengatakan bahwa sistem biaya
adalahorganisasi dari formulir, catatan dan laporan yang terkoordinasi
yangbertujuan untuk melaksanakan kegiatan dan merupakan informasi biaya bagi
manajemen.
22
Dalam akuntansi biaya, sistem yang dapat digunakan untuk
mengalokasikan dan membebankan biaya ke unit produksi dapat dikelompokkan
menjadi dua sistem yaitu:
1. Sistem Biaya Sesungguhnya atau sistem biaya aktual (Historis)
Merupakan suatu sistem dalam pembebanan harga pokok produk atau
pesananan atau jasa pada saat biaya tersebut sudah terjadi atau biaya
yang sesungguhnya dinikmati. Penyajian hasil baru akan dilakukan
apabila semua operasi sudah selesai pada periode akuntansi yang
bersangkutan.
2. Sistem Biaya Ditentukan Di Muka (Biaya Standart)
Merupakan suatu sistem dalam pembebanan harga pokok kepada
produk atau pesanan atau jasa dihasilkan sebesar harga pokok yang
ditentukan dimuka sebelum suatu produk atau jasa dikerjakan.
2.2.3 Akuntansi Biaya
2.2.3.1 Definisi Akuntansi Biaya
Menurut Bozkurt (2014:38-46), “Cost accounting receives the information
required for pricing from finance accounting”.
Menurut Siregar, dkk (2013:10), akuntansi biaya dapat didefinisikan
sebagai proses pengukuran, penganalisisan, perhitungan dan pelaporan biaya,
profitabilitas, dan kinerja operasi.
Menurut Mulyadi (2012:7), akuntansi biaya adalah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk
atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.
23
Menurut Bustami dan Nurlela (2013:4), akuntansi biaya adalah bidang
ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur dan
pelaporan informasi biaya yang digunakan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
akuntansi biaya adalah proses mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur,
menggolongkan, menganalisis, meringkas dan melaporkan informasi biaya suatu
perusahaan dalam menghasilkan barang atau jasa.
2.2.3.2 Peranan Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan perangkat yang dibutuhkan manajemen untuk
aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas, meningkatkan
efisiensi serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun yang
bersifat strategis. Berkaitan dengan hal tersebut, maka akuntansi biaya dapat
membantu manajemen dalam menyelesaikan tugas-tugas seperti yang
dikemukakan oleh Bustami dan Nurlela (2013:4) sebagai berikut:
1. Penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran operasi perusahaan.
2. Penetapan metode dan prosedur perhitungan biaya, pengendalian
biaya, pembebanan biaya yang akurat serta perbaikan mutu yang
berkesinambungan.
3. Penentuan nilai persediaan yang digunakan untuk kalkulasi biaya dan
penetapan harga, evaluasi terhadap produk, evaluasi kinerja
departemen atau divisi, pemeriksaan persediaan secara fisik.
4. Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk satu periode akuntansi,
tahunan, atau periode yang lebih singkat.
24
5. Memilih sistem dan prosedur dari alternatif yang terbaik, guna dapat
menaikkan pendapat maupun menurunkan biaya.
Menurut Siregar, dkk (2013:10), peran akuntansi biaya adalah membantu
manajemen dalam penyusunan anggaran, pengendalian penentuan harga,
penentuan laba, pemilihan alternatif untuk pengambilan keputusan, dan
pengendalian biaya dalam lingkungan teknologi maju.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
akuntansi biaya mempunyai peran dalam menyusun anggaran, penetapan prosedur
perhitungan biaya, penentuan nilai persediaan, menghitung laba, dan pengendalian
biaya dalam lingkungan teknologi saat ini.
2.2.3.3 Tujuan Akuntansi Biaya
Menurut Bustami dan Nurlela (2012:11), akuntansi biaya bertujuan untuk
menyajikan informasi biaya yang akurat dan tepat bagi manajemen dalam
mengelola perusahaan atau devisi secara efektif.
Menurut Mulyadi (2012:7), akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok
yaitu:
1. Penentuan kos produk
2. Pengendalian biaya
3. Pengendalian keputusan khusus
Berikut ini adalah penjelasan dari tiga tujuan pokok akuntansi biaya
menurut Mulyadi adalah sebagai berikut:
25
1. Penentuan kos produk
Untuk memenuhi kebutuhan kos produk, akuntansi biaya mencatat,
menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau
penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya
yang telah terjadi dimasa yang lalu atau biaya historis.
2. Pengendalian biaya
Pengendalian harus didahului dengan penentuan biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk. Jika
biaya yang seharusnya ini telah ditetapkan, akuntansi biaya bertugas
untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai
dengan biaya yang seharusnya tersebut. Akuntansi biaya kemudian
melakukan analisis terhadap penyimpangan biaya sesungguhnya
dengan biaya seharusnya dan menyampaikan informasi mengenai
penyebab terjadinya selisih tersebut.
3. Pengambilan keputusan khusus
Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang.
Oleh karena itu informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan
khusus selalu berhubungan dengan informasi masa yang akan datang.
Akuntansi biaya untuk pengambilan keputusan khusus menyajikan
biaya masa yang akan datang.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
akuntansi biaya mempunyai tujuan antara lain penentu, pengendali, penyaji
26
informasi biaya yang akurat dan tepat untuk manajemen dalam pengambilah suatu
keputusan.
2.2.3.4 Fungsi Akuntansi Biaya
Menurut Mulyadi (2015:11), fungsi akuntansi biaya sebagai berikut :
1. Melakukan perhitungan dan pelaporan biaya (harga) pokok suatu
produk.
2. Memperinci biaya (harga) pokok produk pada segenap unsurnya.
3. Memberikan informasi dasar untuk membuat perencanaan biaya dan
beban.
4. Memberikan data bagi proses penyusunan anggaran.
5. Memberikan informasi biaya bagi manajemen guna dipakai di dalam
pengendalian manajemen.
2.2.4 Produksi
2.2.4.1 Pengertian Produksi
MenurutPatil (2012), Production is a process of transforming (converting)
inputs (raw-materials) into outputs (finished goods). So, production means the
creation of goods and services. It is done to satisfy human wants. Thus,
production is a process of transformation.
Menurut Assauri (2012:17), produksi adalah kegiatan yang
mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua
aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, serta kegiatan-
kegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk
tersebut yang berupa barang-barang atau jasa.
27
Menurut Gazpersz (2012:3), produksi merupakan fungsi pokok dalam
setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk
menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi
industri itu.
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya
produksi mempunyai pengertian yang lebih luas.Biaya produksi tercermin dari
biaya eksplisist dan implisist. Biaya eksplisist adalah ibiaya yang dikeluarkan
dari kas perusahaan seperti untuk membayar listrik, asuransi, dan lain-lain.
Sedangkan biaya implisist adalah biaya refleksi dari kenyataan untuk
memproduksi output yang lain.
2.2.4.2 Fungsi Produksi
Dibawah ini empat fungsi terpenting dalam produksi adalah sebagai
berikut (Assauri, 2012:23):
1. Proses Pengolahan
Proses pengolahan merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk
pengolahan masukan atau input.
2. Jasa-jasa Penunjang
Jasa-jasa penunjang merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang
perlu untuk penetapan teknik dan metode yang dijalankan sehingga proses
pengolahan dapat dilaksanakan dalam periopde atau kurun waktu tertentu.
28
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan
dan operasi yang akan dilaksanakan dalam periode atau kurun waktu
tertentu.
4. Pengendalian atau Pengawasan
Pengendalian atau pengawasan merupakan fungsi untuk menjamin
terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan sehingga maksut
dan tujuan penggunaan dan pengelolaan masukan atau input pada
kenyataannya dapat terlaksanakan.
2.2.5 Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi hasil kegiatan produksi, sehingga memerlukan perhatian yang
lebih, baik dalam perencanaan maupun dalam pengendaliannya.
2.2.5.1 Definisi Biaya Produksi
The costs of production can be categorized in two ways.14 The first
involves those costs that are “well-structured” such as labor, material, and
machine costs. The second involves “ill-structured costs” such as those
associated with build failure, machine setup, and inventory. In the literature,
there tends to be more focus on well-structured costs of additive manufacturing
than ill-structured costs; however, some of the more significant benefits and cost
savings in additive manufacturing may be hidden in the ill-structured costs.
Moreover considering additive manufacturing in the context of lean production
might be useful. (Douglas S. 2014:11).
29
Menurut Sutrisno (2012), biaya produksi adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Biaya ini
dikeluarkan oleh departemen produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Menurut Ismaya (2012) biaya produksi adalah biaya untuk memproduksi
yang terdiri dari bahan langsung, upah langsung dan biaya tidak langsung.
Menurut Mulyadi (2012:14) biaya produksi merupakan biaya-biaya yang
terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya
produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses
pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
2.2.5.2 Unsur-unsur Biaya Produksi
Kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi disebut dengan
biaya produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Berikut ini penjelasan mengenai macam-
macam biaya tersebut:
1. Biaya Bahan Baku
Menurut Mardiasmo (2012:45), biaya bahan baku adalah nilai
uang bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
Sedangkan menurut Siregar (2013:29), “Biaya bahan baku
adalah besarnya nilai bahan baku yang dimasukkan kedalam proses
produksi untuk diubah menjadi barang jadi”.
30
Menurut Riwayadi (2014:48), “Bahan baku langsung adalah
bahan yang dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke barang jadi”.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Menurut Salman (2013: 26), biaya tenaga kerja langsung
adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pekerja yang
terkait langsung dengan proses produksi untuk menghasilkan produk
jadi.
Menurut Mulyadi (2012:14), “Biaya tenaga kerja langsung
adalah biaya tenaga yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk
jadi biaya yang dikeluarkan untuk karyawan yang dikerahkan untuk
mengubah bahan langsung menjadi bahan jadi.
Sedangkan menurut Firdaus Ahmad dan Wasilah (2012:226),
“Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat
diidentifikasikan dengan suatu operasi atau proses tertentu yang
diperlukan untuk menyelesaikan produk-produk dari perusahaan.
3. Biaya Overhead Pabrik
Menurut Mulyadi (2012:14), Biaya overhead pabrik adalah
berbagai macam biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung yang juga dibutuhkan dalam proses produksi.
Sedangkan menurut Salman (2013: 26), biaya overhead pabrik
adalah biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan selain biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung.
31
Berdasarkan pengertian biaya overhead pabrik diatas dapat
disimpulkan bahwa biaya overhead pabrik adalah semua biaya yang
dikeluarkan selain dari biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung
yang secara tidak langsung berhubungan dengan kegiatan produksi.
2.2.6 Harga Pokok Produksi
Untuk membentuk harga pokok produksi dibutuhkan berbagai informasi
mengenai biaya-biaya yang terjadi selama proses produksi karena biaya produksi
akan membentuk harga pokok produksi. Informasi harga pokok produksi menjadi
sangan penting bagi perusahaan, yaitu sebagai pedoman bagi pihak manajemen
dalam rangka menentukan harga jual yang mampu bersaing dipasaran.
2.2.6.1 Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi merupakan suatu dasar didalam menentukan
perhitungan laba kotor suatu perusahaan. Harga pokok produksi meliputi semua
biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan
berada dalam kondisi baik dan tepat yang siap untuk dijual atau dipakai. Secara
umum harga pokok produksi dapat diartikan sebagai seluruh biaya yang
dikorbankan dalam proses produksi untuk mengelola bahan baku menjadi barang
jadi. Adapun biaya-biaya tersebut meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Menurut Bustami dan Nurlela (2013:49) harga pokok produksi adalah
kumpulam biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses
awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi
32
terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok produksi akan sama dengan
biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir.
Mulyadi (2015:16), mengungkapkan Harga pokok produksi dalam
pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya produksi dan biaya
nonproduksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya nonproduksi merupakan
biaya biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan nonproduksi, seperti kegiatan
pemasaran dan kegiatan administrasi umum. Biaya produksi membentuk harga
pokok produksi, yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk yang
pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya nonproduksi
ditambahkan pada harga pokok produksi untuk menghitung total harga pokok
produk.
Menurut Siregar (2014:28), Harga pokok produksi adalah biaya yang
terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi.
Menurut Dunia dan Abdullah (2012:42), Harga pokok produksi adalah
biaya yang terjadi sehubungan dengan produksi, yaitu jumlah biaya bahan
langsung dan tenaga kerja langsung.
Jadi harga pokok produksi merupakan semua biaya yang diserap produk
sehingga menjadi barang jadi selama periode tertentu.
2.2.6.2 Manfaat Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi (2015:65), dalam perusahaan yang berproduksi
massa,informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu
tertentubermanfaat bagi manajemen untuk:
33
1. Menentukan harga jual produk tersebut
Perusahaan yang berproduksi masa memproses produknya untuk
memenuhi persediaan dipersatuan produk. Dalam penetapan harga jual
produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu informasi yang
dipertimbangkan disamping informasi biaya lain serta informasi non
biaya.
2. Memantau realisasi biaya produksi
Akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya
produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk
memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi
sesuai yang diperhitungkan sebelumnya.
3. Menghitung laba atau rugi bruto periode tertentu
Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran
perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto
atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi
biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk
dalam periode tertentu. Oleh karena itu, metode harga pokok proses
digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya
produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk periode tertentu guna
menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap periode.
4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang disajikan dalam neraca.
34
Pada saatnya manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban
keuangan periodic, manajemen harus menyajikan laporan keuangan
berupa neraca dan laba rugi.
Didalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan
produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih
dalam proses. Berdasrkan catatan biaya produksi tiap periode tertentu
manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada
produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca. Disamping
itu, berdasarkan catatan manajemen dapat pula menentukan biaya
produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masuk
dalam proses pengerjaan. Biaya produksi yang melekat pada produk
yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan disajikan
dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.
2.2.7 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Mulyadi (2015:17) menjelaskan bahwa metode penentuan harga pokok
produksi adalah cara memperhitungkan unsure-unsur biaya kedalam kos produksi.
Dalam memperhitungkan unsure-unsur biaya kedalam kos produksi, terdapat 2
pendekatan:
1. Full costing
Dalam pendekatan full costing, taksiran biaya penuh yang dipakai
sebagai dasar penentuan harga jual terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku
variabel maupun yang berperilaku tetap seperti berikut:
35
Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Biaya Overhead Tetap xxx
Biaya Overhead Variabel xxx +
Biaya Produksi xxx
Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan variable
costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel)
ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran
variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap
(biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya
administrasi dan umum tetap).
2. Variable costing
Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi
yang memperhitungkan biaya produksi yang berprilaku variabel dalam
harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Harga pokok produksi
menurut variabel costing terdiri dari unsure biaya produksi berikut ini :
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx
Biaya pokok produksi xxx
36
2.2.8 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
Bustami dan Nurlela (2013:40) mengatakan bahwa, akumulasi biaya
adalah suatu cara untuk mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk
suatu produk dan jasa atau menyangkut suatu hal. Ada beberapa metode yang
dapat digunakan dalam akumulasi biaya, tetapi yang lazim digunakan adalah dua
metode sebagai berikut:
1. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing Method)
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, mengumpulkan
harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok
pesanan. Dalam metode ini, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk
pesanan tertentu dan harga pokok per satuan produk yang dihasilkan
untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total
biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk
dalam pesanan yang bersangkutan.
2. Metode Harga Pokok Proses (Process Costing Method)
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, mengumpulkan
harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok
proses. Dalam metode ini biaya-biaya produksinya dikumpulkan untuk
periode tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk yang
dihasilkan dalam periode tertentu dihitung dengan cara membagi total
biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk
yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
37
2.3 Kerangka Konseptual
Adapun kerangka konseptual penelitian ini seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.1.
Sumber: Data diolah Peneliti (2019)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Research Question dan Model Analisis
2.4.1 Research Question
2.4.1.1 Main Research Question
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan
sebelumnya, maka main research question yang diambil oleh peneliti adalah
bagaimana analisis perhitungan biaya produksi menggunakan metode full costing
untuk menetapkan harga pokok produksi pada PT. Catur Putra Surya di Surabaya?
Akuntansi Biaya
Identifikasi Biaya Produksi
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Bahan Baku
Metode Full Costing
Penetapan Harga Pokok Produksi PT. Catur Putra Surya
38
2.4.1.2 Mini Research Question
Mini Research Questionyang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana menentukan harga pokok produksi yang selama ini
dilakukan oleh PT. Catur Putra Surya?
2. Bagaimana analisis penerapan biaya produksi dengan menggunakan
metode full costing?
3. Apa manfaat yang diperoleh oleh PT. Catur Putra Surya dengan
menggunakan analisis penerapan biaya produksi dengan menggunakan
metode full costing?
2.4.2 Model Analisis
2.4.2.1 Bagan Model Analisis
Dalam penelitian ini penulis menggunakan model analisis dengan tahapan
– tahapan seperti yang tampak pada gambar 2.2 berikut ini:
39
Sumber : Data diolah Peneliti (2019)
Gambar 2.2 Bagan Model Analisis
2.4.2.2 Proposisi yang digunakan
Definisi proposisi menurut Yin (2011;29) adalah sebagai berikut:
“Proposisi adalah semua hal yang mengarahkan perhatian peneliti kepada
suatu hal yang harus diselidiki dalam ruang lingkup studinya”. Berdasarkan
definisi tersebut maka proposisi penelitian ini adalah proposisi generalisasi yaitu
melakukan perhitungan terhadap biaya produksi untuk mengetahui harga pokok
produksi.
1
Mengidentifikasi data biaya produksi, biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik.
2
Evaluasi pengalokasian komponen biaya berdasarkan biaya bahan
baku, baiayatenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik.
3
Analisis penyusunan dan perhitungan biaya produksi dengan
menggunakan metode full costing.
4
Penentuan Harga Pokok
Produksi.
40
2.4.2.3 Penegasan Logis antara Proposisi dan Data
Adapun penegasan logis antara data dan proposisi seperti yang terlihat
pada tabel 2.2.
Tabel 2.2
Kriteria untuk menginterpretasikan temuan
Proposisi Data
Analisis perhitungan biaya produksi menggunakan
metode full costing untuk menetapkan harga pokok
produksi pada PT. Catur Putra Surya di Surabaya.
1. Struktur Organisasi
2. Laporan Biaya Bahan Baku
3. Laporan Biaya TKL
4. Laporan BOP
Sumber: Data diolah Peneliti (2019)
2.4.2.4 Desain Studi untuk Penelitian Kualitatif
Adapun desain studi penelitian kualitatif yang terlihat pada tabel 2.3.
41
Tabel 2.3
ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN
METODE FULL COSTING UNTUK MENETAPKAN HARGA POKOK
PRODUKSI PADA PT. CATUR PUTRA SURYA DI SURABAYA
Research Question Sumber data,
metode
pengumpulan dan
analisis data
Aspek-aspek Praktis
(dilaksanakan di
lapangan)
Justifikasi
Main Research
Question :
Bagaimana analisis
perhitungan biaya
produksi
menggunakan metode
full costing untuk
menetapkan harga
pokok produksi pada
PT. Catur Putra Surya
?
Mini Research
Question :
1. Bagaimana
menentukan harga
pokok produksi
yang selama ini
dilakukan oleh PT.
Catur Putra Surya ?
2. Bagaimana analisis
penerapan biaya
produksi dengan
menggunakan
metode full
costing?
3. Apa manfaat yang
bisa diperoleh oleh
PT. Catur Putra
Surya dengan
menggunakan
analisis penerapan
biaya produksi
dengan
menggunakan
metode full costing.
Dari Dalam
Perusahaan :
Data primer, yaitu
data yang diambil
secara langsung
dari objek
penelitian.
a. Wawancara
dengan pemilik
dan pekerja
b. Observasi
aktivitas sehari-
hari
Dari Luar
Perusahaan :
Data sekunder,
yaitu data yang
didapat tidak secara
langsung didapat
dari objek
penelitian. Adapun
data sekunder yang
diperoleh dari
buku-buku yang
terkait, literatur-
literatur mengenai
harga pokok
produksi.
Unit Analisis:
Data produksi PT.
Catur Putra Surya
pada periode
tertentu yang terkait
dengan harga pokok
produksi.
Mendapatkan akses
melalui kenalan
Interview kurang lebih
30 jam total.
Interview dilakukan
dengan pemilik
perusahaan. Setiap
terview diawali dengan
metode tidak terstuktur
diikuti dengan semi
terstruktur. Interview
dilakukan secara tatap
muka.
Observasi di
perusahaaan :
Peneliti melakukan
pengamatan langsung
terhadap obyek yang
diteliti dengan cara
melakukan interview
terhadap pemilik
pabrik.
Analisis dokumen :
Total sekitar 4 jam.
Pemilikmerup
akan pemeran
utama dalam
pabrik
tersebut.
Pekerja
bertugas
membantu
pemilik dalam
mengelola
pabrik.
Metode
wawancaraa
dilakukan
secara tatap
muka guna
untuk
memberikan
fokus yang
lebih spesifik.
Analisis
dokumen
menyediakan
informasi
tambahan dan
memverifikasi
data yang
diperoleh dari
interview
Sumber: Data diolah Peneliti (2019)
42
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Proses Berfikir
Sumber : Data diolah Peneliti (2019)
Gambar 3.1
Kerangka Proses Berfikir
RESEARCH QUESTION
Bagaimana analisis biaya produksi dengan menggunakan metode full costing untuk menetapkan
harga pokok produksi pada PT. Catur Putra Surya di Surabaya?
TINJAUAN EMPIRIK
TINJAUAN TEORI
MODEL ANALISIS
1. Mengidentifikasi data biaya produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik.
2. Pengalokasian komponen biaya berdasarkan biaya bahan baku, baiaya kerja langsung, biaya
overhead pabrik.
3. Penyusunan dan perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode full costing.
4. Penentuan Harga Pokok Produksi.
1. Metode Full Costing
2. Harga Pokok Produksi
1. Pengertian Akuntansi Biaya
(Mulyadi, 2012)
2. Pengertian Biaya (Faridah,
2011)
3. Klasifikasi Biaya (Kautsar,
2013)
4. Pengertian Harga Pokok
Produksi (Bustami dan Nurlela,
2013)
5. Metode Penentuan Harga Pokok
Produksi (Mulyadi, 2012)
1. Putri Sri Wulandari (Universitas Bhayangkara Surabaya,
2016) dengan judul “Analisis Biaya Produksi
Menggunakan Metode Full Costing Dalam Penentuan
Ketepatan Harga Pokok Produksi Pada Pabrik Tahu “SS”
di Sidoarjo”
2. Rif’atul Qiftiyah (Universitas Bhayangkara Surabaya,
2016) dengan judul “Peranan Harga Pokok Produksi
Terhadap Penentuan Harga Jual Pada Percetakan Pelangi
di Sidoarjo”
3. Ayu Tri Rahayu (Universitas Bhayangkara Surabaya,
2012), dengan judul “Pentingnya Perhitungan Harga
Pokok Produksi Dalam Penentuan Harga Jual Pada UD.
Rizky Collection”
“ANALISIS BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING UNTUK
MENETAPKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT CATUR PUTRA SURYA DI
SURABAYA”
43
3.2 Pendekatan Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kualitatif dan studi kasus. Metode kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif yang berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan kualitatif ini juga berusaha untuk mengembangkan konsep dan
menghimpun fakta tanpa melakukan pengujian hipotesis dan metode statistik
dalam pelaksanaannya didahului dengan observasi terhadap obyek penelitian,
kemudian hasilnya dibandingkan dengan landasan teori guna pemecahan masalah
dan pengambilan kesimpulan.
Metode penelitiannya adalah berupa studi kasus dalam hal ini penelitian
akan lebih berpusat pada obyek yaitu perusahaan dan dapat memberikan
gambaran yang mendalam tentang obyek penelitian tersebut. Karena kesimpulan
yang dirumuskan nantinya mungkin juga dapat berlaku untuk perusahaan yang
diteliti.
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu
data yang memberikan uraian yang sesuai dengan kenyataan.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data yang dibutuhkan untuk menunjang dalam penulisan skripsi
ini adalah:
44
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari obyek
penelitian dengan cara observasi dan wawancara langsung.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
obyek penelitian. Peneliti mendapat data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode, seperti
diperoleh dari buku-buku yang terkait, literatur-literatur yang sesuai
dengan judul penelitian, hasil penelitian terdahulu dan data lain yang
mendukung yang sudah tersedia dipabrik yang diteliti.
3.4 Batasan dan Asumsi Penelitian
3.4.1 Batasan Penelitian
Agar inti permasalahan tidak meluas dan penelitian dapat maksimal, maka
ruang lingkup dari penelitian ini dibatasi pada masalah penentuan harga pokok
produksi dengan menggunakan metode full costing dan metode tradisional pada
PT. Catur Putra Surya di Surabaya.
3.4.2 Asumsi Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa pada perusahaan yang diteliti
(PT. Catur Putra Surya) ini belum menerapkan metode full costing sebagai
penentuan dalam perhitungan harga pokok produksi.
3.5 Unit Analisis
Menurut Hamidi (2012:75-76) menyatakan bahwa unit analisis adalah
satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar
45
peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek
penelitian. Unit analisis penelitian ini yaitu PT. Catur Putra Surya pada periode
tertentu yang terkait dengan perhitungan harga pokok produksi dengan
menggunakan metode full costing.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan beberapa
pihak yang terkait, yaitu dengan pemilik perusahaan dan beberapa
karyawan PT. Catur Putra Surya dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan mengenai harga pokok produksi pada pabrik tersebut.
2. Pengamatan (observasi)
Penulis mengamati secara langsung bagaimana proses aktivitas
produksi pada PT. Catur Putra Surya serta mengidentifikasi biaya-
biaya yang digunakan selama proses produksi.
3. Studi Kepustakaan
Yaitu mempelajari buku-buku literatur agar dapat memahami teori dan
pengetahuan yang ada hubungannya dengan masalah yang akan
dipecahkan.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan alat atau metode yang digunakan dalam
rangka memecahkan masalah. Teknik analisis data yang digunakan dalam
46
penelitian ini yaitu berdasarkan pengamatan terhadap data-data yang diperoleh
dari PT. Catur Putra Surya. Dari data yang diperoleh tersebut dapat dilakukan
analisis sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi data biaya produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, biaya overhead pabrik.
2. Evaluasi pengalokasian komponen biaya berdasarkan biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik. Dalam hal
ini alokasi dan masing-masing komponen biaya adalah sebagai berikut
:
a. Biaya bahan baku
Identifikasi biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam proses
produksi.
b. Biaya tenaga kerja langsung
Identifikasi biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam proses
produksi.
c. Biaya overhead pabrik
Identifikasi biaya overhead pabrik yang dikeluarkan dalam proses
produksi.
3. Penyusunan dan perhitungan biaya produksi dengan menggunakan
metode full costing. Adapun tahapan dalam metode full costing antara
lain:
a. Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu dan
mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya
47
overhead pabrik periode tertentu untuk menyusun laporan
produksi dan menghitung produksi ekuivalen dalam rangka
menghitung harga pokok satuan.
b. Mendeskripsikan dan melakukan perhitungan harga pokok
produksi sesuai metode full costing:
Biaya bahan baku xxx
Biaya TKL xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx
Total Biaya Produksi xxx
c. Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu
jumlah elemen biaya tertentu dibagi produksi ekuivalen dari
elemen biaya tersebut.
d. Menghitung harga pokok produksi.
4. Memberikan kesimpulan perhitungan harga pokok produksi yang tepat
sesuai dengan teori.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah Berdirinya PT.Catur Putra Surya Surabaya
PT. Catur Surya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi
jam dinding, Perusahaan ini mulai mendirikan usahanya pada tahun 1983
berlokasi di Surabaya tepatnya di jl.Rungkut industri 3 No. 36-38 . Dan
mempunyai salah satu cabang di daerah Sidoarjo tepatnya di ds. Siring-porong.
Dulunya perusahaan ini masih bernama PT. Empat Putra, tetapi ketika itu PT.
Empat Putra mengalami sebuah musibah yang berasal dari daerah porong-
sidoarjo yaitu lumpur Lapindo. Dan pada akhirnya berselang beberapa tahun
kemudian PT. Empat Putra ini hanya memiliki perusahaan yang ada didaerah
Surabaya dan diganti dengan nama PT. Catur Putra Surya.
Pada era yang semakin modern ini PT. Catur Putra Surya bertujuan agar PT.
Catur Putra Surya ini menjadi perusahaan yang lebih di unggulkan dari beberapa
kalangan-kalangan dan persaingan yang ada di Indonesia saatini.
Produk yang diproduksi oleh PT. Catur Putra Surya sudah umum dan telah
berkembang serta banyak diminati oleh para pelanggan. Perusahaan ini
memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi yang telah dijadikan sebagai alat
yang digunakan sebagai penjualan jam serta arloji dan spart part yang di
butuhkan customer maupun perusahaan. Alur produksi sampai dengan penjualan
PT. Catur Putra Surya berawal dari produksi sendiri dan mempunyai supplier dari
anak cabang yang ada di Jakarta, setelah itu barang dikirim melalui by von
49
ataupun bisa datang langsung untuk dijual kepada customer dilokasi yang sudah
tertera.
Saat ini perubahan dinamika lingkungan bisnis semakin sulit diprediksi. Hal
ini mengharuskan sebuah perusahaan untuk senantiasa waspada dan bersiap
menghadapi berbagai masalah yang akan terjadi untuk mempertahankan eksistensi
perusahaan. Yudi Susanto, pengusaha asal Surabaya memulai usahanya dari
bawah. Sejak remaja sudah tertarik pada elektronik kemudian mendorongnya
untuk belajar secara otodidak untuk mereparasi elektronik serta jam. Sampai
akhirnya, Yudi Susanto berhasil mendirikan pabrik jamnya sendiri, PT Empat
Putra Watch Industry (EPWI) pada tahun 1980 dengan lokasi pabrik di Rungkut,
Surabaya. Kemudian bersamaan dengan didirikannya pabrik kedua di Porong,
Sidoarjo, Yudi Susanto mengubah nama perusahaannya menjadi PT Catur Putra
Surya. PT Catur Putra Surya adalah salah satu contoh sebuah perusahaan yang
bertahan menghadapi perubahan dinamika lingkungan bisnis yang suatu saat
mengancam perusahaan tersebut.
Krisis pertama adalah masalah perburuhan dimana terdapat kasus
penculikan dan pembunuhan seorang buruh perusahaan bernama Marsinah, krisis
kedua adalah kinerja perusahaan menurun akibat krisis ekonomi yang melanda
Indonesia pada tahun 1997 hingga tahun 2000, dan krisis ketiga dan sampai
sekarang masih belum bisa diselesaikan yaitu terjadinya bencana semburan
lumpur yang menenggelamkan pabrik utamanya.
Dari perjalanan PT Catur Putra Surya tersebut kita banyak mendapatkan
pelajaran dalam menghadapi berbagai masalah dalam dunia bisnis. Dinamika
50
dunia bisnis terus berubah semakin cepat dan sulit untuk diprediksi. Manajemen
yang baik dalam menghadapi krisis sangat dibutuhkan. Hal ini akan mudah
dilalui jika seluruh stakeholder mampu menjaga kepercayaan. Kesimpulannya
adalah membangun loyalitas dalam perusahaan adalah sebuah fondasi yang sangat
vital dan harus ada dalam sebuah perusahaan. Perusahaan yang didalamnya
terdapat pelaku yang loyal, maka akan lebih mudah menghadapi dinamika
lingkungan bisnis yang selalu berubah dan mengancam perusahaan.
4.1.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan organisasi antara karyawan dan bagian-
bagian lainya untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan guna mencapai
tujuan dari tiap-tiap departemen. Sehingga masing-masing karyawan dapat
mengetahui tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara langsung serta harus
dapat menunjukan garis-garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas.
Keberadaan struktur organisasi sangat penting bagi kehidupan suatu
perusahaan. Karena hal tersebut merupakan gambaran dari susunan dan bagian-
bagian yang ada dalam suatu badan yang digerakkan. Sebagai satu kesatuan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Berikut struktur organisasi dan pembagian tugas serta tanggung jawab
pada masing-masing bagian PT.Catur Putra Surya seperti yang tampak pada
gembar 4.1
51
Sumber : PT.Catur Putra Surya
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT.Catur Putra Surya
DEP.
EXSPEDISI
DEP.
GUDANG
SALES MARKETING
ADMIN
PENJULAN
BAGIAN
PEMROSESAN
BAHAN BAKU
BAGIAN
PEMELIHARAAN
MESIN
BENGKEL
BAGIAN DESAIN BAGIAN
PENGIRIMAN
SOPIR ASISTEN DESAIN
DIREKTUR
DEP.
KEUANGAN
DEP.
CREATIVE
DEP.PROD
UKSI
MANAJER
PERSONALIA
DEP.
PEMASARAN
BAGIAN
AKUNTAN BAGIAN
GUDANG
STAFF
GUDANG PEMBUATAN
POLA
52
4.1.3 Deskripsi Tugas dan Kinerja
Berdasarkan struktur organisasi tersebut tugas masing-masing bagian yang
ada pada PT. Catur Putra Surya dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1. Direktur
Adapun tugas dan kinerja posisi Direktur adalah sebagai berikut:
a. Mengkoordinir dan memberikan tugas terhadap bawahannya.
b. Melakukan pengawasan terhadap aktivitas bawahannya.
2. Manager
Adapun tugas dan kinerja posisi Manager adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab atas lapangan atau pihak luar maupun dalam
perusahaan.
b. Memberikan informasi terhadap apa yang telah terjadi diluar maupun
didalam perusahaan.
c. Membina dan memelihara hubungan baik dengan distributor dan sales
order.
d. Membina dan membimbing team.
3. Personalia
Adapun tugas dan kinerja posisi Personalia adalah sebagai berikut:
a. Membantu dan menjalankan perintah dalam pembagian kerja.
b. Bertanggung jawab terhadapsemuaketenagakerjaan.
c. Mengembangkan, mengeloladan mengevaluasi tes pelamar kerja.
53
4. Departemen Creative
4.1 Bagian Desain
Adapun tugas dan kinerja posisi Bagian Desain adalah sebagai berikut:
a. Menggambar kerangka jam yang akan dibuat dan diproduksi oleh
perusahaan.
b. Memberikan inovasi terbaru mode jam yang akan diproduksi.
4.2 Assisten Desain
Adapun tugas dan kinerja posisi Assisten Desain adalah sebagai berikut:
a. Membantu tugas kepala desain untuk menggambar kerangka jam.
b. Membantu untuk melakukan inovasi terhadap gambaran produk yang
sudah ada.
5. Departemen Keuangan
5.1 Bagian Akuntansi
Adapun tugas dan kinerja posisi Bagian Akuntansi adalah sebagai
berikut:
a. Membuat tagihan pelanggan.
b. Membuat laporan keuangan.
c. Menyusun dan membuat anggaran pengeluaran perusahaan secara
periodik.
d. Menyusun dan membuat anggaran pendapatan secara periodik.
e. Melakukan perhitungan gaji karyawan.
f. Menyusun dan kemampuan keuangan perusahaan.
54
6. Departemen Pemasaran
6.1 Sales
Adapun tugas dan kinerja posisi sales adalah sebagai berikut:
a. Membuatkan order penjualan terhadap cutomer.
b. Mencari orderan sesuai target dari perusaahaan.
6.2 Marketing
Adapun tugas dan kinerja posisi Marketing adalah sebagai berikut:
a. Mencari cutomer yang akan dijadikan pelanggan.
b. Mengetahui harga pasar yang mau di jual.
c. Bisa memberikan promosi terhadap customer maupun pelanggan.
6.3 Administrasi Penjualan
Adapun tugas dan kinerja posisi Administrasi Penjualan adalah sebagai
berikut:
a. Menginput data penjualan.
b. Menghitung target setiap order.
c. Bertanggung jawab atas seluruh proses administrasi dalam penjualan.
7. Departemen Produksi
7.1 Bagian pemeliharaan mesin
Adapun tugas dan kinerja posisi Bagian pemeliharaan mesin adalah
sebagai berikut:
a. Selalu menjaga agar fasilitas produksi berfungsi sebagaimana
mestinya.
b. Melakukan pengecekan mesin secara berkala.
55
c. Memberikan hasil laporan mengenai perbaikan mesin.
7.2 Bengkel
Adapun tugas dan kinerja posisi Bengkel adalah sebagai berikut:
a. Merawat dan memperbaiki segala kerusakan mesin.
b. Menjagadan memelihara atas pertanggung jawaban terhadap mesin.
7.3 Bagian Pemprosesan Bahan Baku
Adapun tugas dan kinerja posisi Bagian pemrosesan Bahan Baku adalah
sebagai berikut:
a. Membuat pola jam yang akan digunakan oleh perusahaan dalam
memudahkan pekerjaan.
b. Membuat pola jam dari hasil pencetakan.
8. Departemen Gudang
8.1 Bagian Gudang
Adapun tugas dan kinerja posisi Bagian Gudang adalah sebagai berikut:
a. Mengawasi keluar masuknya barang yang akan dikirim dan yang
akan diterima.
b. Mengecek fisik barang yang ada digudang.
c. Mengkoordinasi tugas helper digudang.
8.2 Staf Gudang
Adapun tugas dan kinerja posisi Staf Gudang adalah sebagai berikut:
a. Membuat nota dan menyiapkan barang sesuai sales order.
b. Menginput dan return barang.
c. Mengirimkan barang kebagian expedisi (pengiriman).
56
9. Departemen Expedisi
9.1 Bagian Pengiriman
Adapun tugas dan kinerja posisi Bagian pengiriman adalah sebagai
berikut:
a. Mencocokan barang dan faktur dari bagian gudang.
b. Membikinkan surat jalan.
c. Memasukan barang kemobil yang mau di kirim.
9.2 Sopir
Adapun tugas dan kinerja posisi sopir adalah sebagai berikut:
a. Mengecek kembali barang yang mau di kirim.
b. Membawa surat jalan dan faktur.
c. Mengirimkan barang kecustomer.
4.1.4 Proses produksi PT.Catur Putra Surya
Proses produksi pada PT.Catur Putra Surya adalah sebagai berikut :
1. Design
Pada tahap awal ini, design dimaksudkan untuk menghasilkan cetakan, baik
itu cetakan bingkai dan cetakan list. Proses design sampai menghasilkan
cetakan tersebut adalah :
a. Milling
Milling adalah proses pembuangan material dengan cara memotong benda
melalui pahat (dalam hal ini potongan logam baja yang dibeli
sebelumnya) dengan banyak gigi yang berputar. Pemotongan dilakukan
oleh gigi pahat yang berputar, karena jumlahnya yang banyak, maka
57
proses ini termasuk metode pemesinan yang cepat. Permukaan yang
dimesin bisa datar, angular, berkurva ataupun kombinasinya. Proses
milling ini biasanya berlangsung selama kurang lebih 72 jam dan dapat
memakan waktu lebih lama, tergantung dari besarnya logam baja yang
akan di proses.
b. Grinding
Setelah melalui proses milling, tahapan selanjutnya adalah grinding. Pada
tahap ini, dilakukan proses penggerusan baja, sehingga permukaan baja
akan menjadi lebih halus atau dengan kata lain melalui proses grinding
dapat menghilangkan kerusakan dan deformasi permukaan material untuk
memberikan deformasi yang seminim mungkin, sehingga menyiapkan
permukaan untuk pembentukan selanjutnya. Proses grinding ini biasanya
membutuhkan waktu selama kurang lebih 48 jam atau bisa lebih lama,
tergantung dari kondisi permukaan besi baja tersebut.
c. Pembentukan cetakan
Setelah baja sudah selesai melalui tahap grinding, maka selanjutnya besi
baja tersebut akan siap dicetak sesuai bentuk yang diinginkan, misalnya
untuk cetakan bingkai kotak, bulat dan bentuk lainnya. Ada dua jenis
mesin yang digunakan pada tahap ini, yang pertama mesin bubut dan
yang kedua mesin boring. Tahap pembentukan cetakan inilah yang
membutuhkan waktu paling lama, kurang lebih 100 jam atau bisa lebih
lama, jika pembentukan cetakan lebih rumit.
58
d. Finishing
Tahap ini adalah tahap terakhir dalam proses design, dimana cetakan baja
yang sudah terbentuk dibersihkan dan dilakukan pengecekan apakah ada
cetakan rusak atau tidak.
2. Setelah proses design selesai, maka dilanjutkan dengan injection bingkai jam
dan injection list jam. Kedua aktivitas ini dapat berjalan bersamaan, dengan
kata lain proses injection list jam tidak berjalan setelah injection bingkai jam,
melainkan kedua aktivitas ini berlangsung secara independen sebelum masuk
ke dalam tahap assembly. Pada injection bingkai jam / list jam, bahan baku
untuk plastik injeksi berupa plastik raw material yang berupa butiran-butiran
kecil plastik (pellets) tersebut dimasukkan dalam hopper, setelah pressure,
kecepatan dan parameter lainnya di setting, plastik raw material (material
kasar) akan dipanaskan dalam barrel, selanjutnya screw berputar dan
mengalirkan plastik yang mulai meleleh, saat plastik akan diinjeksikan,
molding unit (cetakan baja yang telah dibuat sebelumnya pada tahap design)
ditutup oleh clamping unit, setelah ditutup dan ditekan oleh clamping unit,
plastik dimasukkan ke dalam mold unit. Setelah plastik dimasukkan ke dalam
molding unit, screw berhenti berputar, lalu clamping unit menarik core mold,
sehingga mold terbuka, dilanjutkan dengan melepas produk plastik yang telah
dicetak (bingkai dan list jam) dengan menekan ejektor pada molding unit,
pada akhirnya bahan plastik akan terbentuk sesuai dengan bentuk cetakan
yang telah dibuat pada proses design. Untuk setiap jamnya dapat dihasilkan
59
sekitar 60 bingkai plastik dan 100 list plastik jam yang dibutuhkan untuk
produk jam dinding tersebut.
3. Selanjutnya, diteruskan dengan aktivitas pewarnaan, dimana terdapat opsi
untuk mewarnai bingkai atau list jam dengan cat atau chrome untuk warna
metalik. Proses pewarnaan ini sendiri menggunakan mesin cat khusus.
4. Hotstamping, untuk konsumen yang menginginkan tulisan “timbul” pada jam
dindingnya, maka harus melalui suatu proses yang disebut hotstamp dengan
menggunakan semacam kertas film tinta sehingga produk yang dihasilkan
disebut dengan Hot Stamping Foil. Hot Stamping Foil adalah produk yang
dibuat dari polyester film sebagai bahan dasar yang dilapisi oleh special
coating resins. Untuk memperoleh efek kilau khusus, metallized layer di
coating ke permukaan film menggunakan mesin metallizing vakum khusus.
Efek kilau ini merupakan hasil dari penguapan bahan aluminium yang
melekat pada film.
5. Tahap assembly / perakitan jam dinding
Pada tahap ini, semua material yang dihasilkan dari tahap-tahap sebelumnya
dijadikan satu, dan dirakit menjadi jam dinding. Tahap assembly ini berada di
ruangan terpisah yang berada di lantai 2, untuk menghindari kerusakan yang
dapat terjadi. Beberapa pekerja bersiap sedia disetiap sisi dari conveyor belt
dengan peralatannya masing-masing. Pertama, cetakan plastik bingkai yang
telah selesai dirapikan, dilanjutkan dengan pemasangan mesin jam dinding,
kemudian jarum jam dinding dipasang, list bingkai (baik yang sudah diwarnai
atau belum) dipasang pada setiap sisi bingkai, pemasangan kaca, mungkin
60
ada logo tertentu yang ingin ditempelkan, dan terakhir, setelah perakitan jam
dinding selesai, dilakukan pengemasan jam dinding dengan menggunakan
kardus coklat, dan produk siap didistribusikan dengan truk ke setiap
agen/distributor jam.
6. Distribusi
Setelah jam dinding siap untuk dipasarkan, produk jam dinding ini dimuat
dalam truk/container. Tentunya kapasitas container ini tergantung dari ukuran
tipe jam dinding yang dimuat. Misalnya untuk tipe 925, satu kontainer dapat
memuat sebanyak 3500 buah, sedangkan untuk tipe jam dinding yang lebih
besar hanya dapat memuat sekitar 1200 buah. Setelah jam dinding ini selesai
dimuat dalam kontainer, selanjutnya jam dinding ini siap untuk
didistribusikan ke agen-agen jam dinding atau konsumen yang telah
melakukan pemesanan sebelumnya.
4.1.5 Produk PT. Catur Putra Surya
Proses produksi yang dilakukan PT.Catur Putra Surya, maka dapat
dihasilkan produk berupa jam dinding dengan dua type yaitu jam dinding type 925
dan type M100.
4.1.6 Area Pemasaran Produk PT. Catur Putra Surya
Produk jam dinding yang dihasilkan oleh PT. Catur Putra Surya
dipasarkan atau didistribusikan di sekitar wilayah Jawa Timur dan luar wilayah
Jawa Timur sesuai dengan permintaan agen-agen jam dinding dan konsumen atau
pelanggan jam dinding.
61
4.1.7 Personalia Perusahaan
4.1.7.1 Tenaga Kerja
Jumlah karyawan PT.Catur Putra Surya adalah 48 orang. Adapun
pembagian karyawan PT.Catur Putra Surya seperti yang tampak pada Tabel 4.1
Tabel 4.1
Tenaga Kerja
Jenis Pekerjaan Jumlah Pekerja (Orang)
Direktur 1
Manager 1
Personalia 1
Bagian Desain 5
Asisten Desain 5
Bagian Akuntansi 1
Sales 8
Marketing 8
Administrasi Penjualan 2
Bagian Pemeliharaan Mesin 5
Bengkel 4
Bagian Pemrosesan Bahan Baku 20
Bagian Gudang 1
Staff Gudang 1
Bagian Kiriman 6
Sopir 6
Jumlah 75
Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019
4.1.8 Jam Kerja Karyawan
Jumlah hari kerja untuk semua karyawan baik karyawan kantor maupun
karyawan bagian produksi adalah sama yaitu hari senin sampai dengan sabtu. Jam
kerja langsung karyawan bagian produksi adalah 7 jam per hari.
62
4.2 Hasil Analisis
4.2.1 Mengidentifikasi data biaya produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, biaya overhead pabrik.
4.2.1.1 Biaya Bahan Baku
PT. Catur Putra Surya memproduksi 2 type jam yaitu type 925 dan M100.
Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan dalam membuat jam adalah
baja/bingkai, plastik raw material/list, cat atau chrome, kaca dan hotstamp.
Adapun biaya bahan baku PT. Catur Putra Surya seperti yang tampak pada Tabel
4.2 dan 4.3
Tabel 4.2
Biaya Bahan Baku Jam Dinding Type 925
Tahun 2017
Nama Bahan Kuantitas Satuan Harga / Satuan Total
Bingkai 277.000 G 8.000 2.216.000.000
List 131.000 G 8.000 1.048.000.000
Cat Bingkai 24.000.000 ml 31 744.000.000
Cat List 24.000.000 ml 31 744.000.000
Kaca 1.000.000 pc 2.000 2.000.000.000
Hotstamp 1.000.000 pc 795 795.000.000
Jumlah 7.547.000.000
Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019
Tabel 4.3
Biaya Bahan Baku Jam Dinding Type M100
Tahun 2017
Nama Bahan Kuantitas Satuan Harga / Satuan Total
Bingkai 382.000 G 8.000 3.056.000.000
List 36.000 G 8.000 288.000.000
Cat Bingkai 12.000.000 ml 31 372.000.000
Kaca 1.000.000 pc 2.041 2.041.000.000
Hotstamp 513 pc 795 407.835
Chrome 2.000.000 pc 2.500 5.000.000.000
Jumlah 10.757.407.835
Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019
63
4.2.1.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga
kerja tidak langsung. Tenaga kerja tidak langsung yaitu tenaga kerja yang tidak
langsung terlibat dalam proses produksi sedangkan tenaga kerja langsung adalah
tenaga kerja yang langsung terlibat dalam proses produksi. Pada PT. Catur Putra
Surya tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja langsung. Adapun biaya
tenaga kerja langsung selama tahun 2017 seperti yang tampak pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tahun 2017
Jenis Pekerjaan Jumlah Karyawan Gaji
Bagian Pemrosesan Bahan Baku 20 660.000.000
Jumlah 660.000.000
Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019
4.2.1.3 Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya yang mempengaruhi proses produksi
secara tidak langsung. Biaya inilah yang sering kali tidak dihitung secara rinci
oleh perusahaan dalam menghitung harga pokok produksinya. Biaya overhead
yang digunakan pada PT. Catur Putra Surya adalah sebagai berikut:
a. Biaya Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau
bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil
dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut. Pada PT.Catur Putra
Surya, biaya bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi jam type
925 seperti yang tampak pada Tabel 4.5
64
Tabel 4.5
Biaya Bahan Penolong Jam Dinding Type 925
Tahun 2017
Nama Bahan Kuantitas Satuan Harga / Satuan Total
Kantong Plastik 1.000.000 Pc 192 192.000.000
Kardus 1.000.000 Pc 1.435 1.435.000.000
Lakban 5.400.000 Cm 0,55 2.970.000
Tali Strapping 22.400.000 Cm 0,74 16.576.000
Stiker 1.000.000 Pc 15 15.000.000
Tinta Stempel 1.000.000 Unit 25 25.000.000
Mesin Jam 1.000.000 Unit 2.052 2.052.000.000
Jumlah 3.738.546.000
Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019
Sedangkan biaya bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi jam
type M100 seperti yang tampak pada Tabel 4.6
Tabel 4.6
Biaya Bahan Penolong Jam Dinding Type M100
Tahun 2017
Nama Bahan Kuantitas Satuan Harga / Satuan Total
Baut 4.000.000 Pc 25,50 102.000.000
Kantong Plastik 1.000.000 Pc 242 242.000.000
Kardus 1.000.000 Pc 2.100 2.100.000.000
Dial 1.000.000 Pc 216,67 216.670.000
Lakban 11.800.000 Cm 0,55 6.490.000
Tali Strapping 35.090.000 Cm 0,74 25.966.600
Lem Stiker 1.000.000 Unit 25,00 25.000.000
Stiker 1.000.000 Pc 15 15.000.000
Tinta Stempel 1.000.000 Unit 25 25.000.000
Mesin Jam 1.000.000 Unit 2.052 2.052.000.000
Jumlah 4.708.126.600
Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019
b. Biaya Listrik
Listrik digunakan oleh PT.Catur Putra Surya untuk memberi penerangan pada
saat proses produksi. Biaya listrik yang dikeluarkan PT. Catur Putra Surya
pada tahun 2017 adalah Rp.17.412.000 untuk masing-masing type jam
dinding.
65
c. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin dilakukan untuk menjaga mesin dan
peralatan agar tahan lebih lama. Reparasi dan pemeliharaan yang dilakukan
oleh PT. Catur Putra Surya adalah dengan mengganti peralatan yang sudah
tidak layak pakai dan memperbaiki mesin dan peralatan yang rusak. Biaya
yang dikeluarkan PT. Catur Putra Surya untuk reparasi dan pemeliharaan
Mesin dan peralatan pada tahun 2017 adalah Rp.1.524.000 untuk masing-
masing type jam dinding.
d. Biaya Penyusutan
Penggunaan mesin dan peralatan menyebabkan penyusutan nilai dari mesin
dan peralatan yang digunakan tersebut. Penyusutan yang terjadi menyebabkan
menurunnya atau berkurangnya nilai mesin dan peralatan. Biaya penyusutan
PT. Catur Putra Surya pada tahun 2017 sebesar Rp.4.356.000 untuk masing-
masing type jam dinding.
Jadi total biaya overhead pabrik yang digunakan PT. Catur Putra Surya untuk
memproduksi jam dinding type 925 dan M100 seperti yang tampak pada
Tabel 4.7
Table 4.7
Biaya Overhead Pabrik
Tahun 2017
Keterangan Total Biaya
Type 925 Type M100
Biaya bahan penolong Rp. 3.738.546.000 Rp. 4.708.126.600
Biaya listrik Rp. 17.412.000 Rp. 17.412.000
Biaya reparasi dan
pemeliharaan
Rp. 1.524.000 Rp. 1.524.000
Biaya penyusutan Rp. 4.356.000 Rp. 4.356.000
Jumlah Rp. 3.761.838.000 Rp. 4.731.418.600
Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019
66
4.2.1.4 Biaya Produksi
Biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi jam dinding terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat jam dinding pada type jam dinding
925 dan M100 berbeda. Type 925 meliputi bingkai, list, cat bingkai, cat list, kaca,
hotstamp. Sedangkan untuk type M100 meliputi bingkai, list, cat bingkai, kaca,
hotstamp, chrome. Adapun biaya produksi selama tahun 2017 seperti yang tampak
pada Tabel 4.8
Table 4.8
Biaya Produksi
Tahun 2017
Keterangan Total Biaya
Type 925 Type M100
Biaya bahan baku Rp. 7.547.000.000 Rp. 10.757.407.835
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 660.000.000 Rp. 660.000.000
Biaya overhead pabrik Rp. 3.761.838.000 Rp. 4.731.418.600
Jumlah Rp. 11.968.838.000 Rp. 16.148.826.435
Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019
4.2.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut PT. Catur Putra Surya
PT. Catur Putra Surya sudah melakukan perhitungan perhitungan harga
pokok produksi jam dinding, namun perhitungan yang dilakukan masih dengan
metode yang sangat sederhana dan belum merinci seluruh biaya yang dikeluarkan
dalam proses produksi. Dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi jam
dinding perusahaan hanya membebankan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya listrik,dan biaya mesin jam. Perhitungan yang dilakukan oleh
perusahaan ini belum memasukkan seluruh biaya overhead pabrik. Biaya
overhead pabrik yang dibebankan perusahaan pada perhitungan harga pokok
produksi hanya biaya listrik, dan biaya mesin jam sedangkan biaya overhead
67
pabrik lainnya belum dibebankan oleh perusahaan. Harga jual sendiri yang
ditetapkan oleh PT. Catur Putra Surya setelah memperhitungkan harga pokok
produksi yang dikeluarkan ditambah keuntungan yang ingin diperoleh oleh
perusahaan.
Selama tahun 2017 PT. Catur Putra Surya mampu memproduksi seluruh
bahan baku pembuatan jam dinding yang menghasilkan 762.000 buah jam dinding
type 925 dan 762.000 buah jam dinding type M100. Sehingga seluruh biaya bahan
baku pembuatan jam dinding type 925 sebesar Rp.7.547.000.000, sedangkan
untuk type M100 sebesar Rp.10.757.407.835. Sedangkan biaya tenaga kerja
langsung dihitung menurut jumlah jam yang diproduksi oleh tenaga kerja. Jadi
selama tahun 2017 PT. Catur Putra Surya mengeluarkan biaya tenaga kerja
langsung sebesar Rp. 660.000.000. Biaya listrik yang dikeluarkan oleh perusahaan
selama tahun 2017 adalah Rp. 17.412.000 dan biaya mesin jam Rp. 2.052.000.000
pada masing-masing type. Adapun perhitungan harga pokok produksi menurut
perusahaan seperti yang tampak pada Tabel 4.9
Table 4.9
Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan
Tahun 2017
Keterangan Total Biaya
Type 925 Type M100
Biaya bahan baku Rp. 7.547.000.000 Rp. 10.757.407.835
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 660.000.000 Rp. 660.000.000
Biaya listrik Rp 17.412.000 Rp 17.412.000
Biaya mesin jam Rp. 2.052.000.000 Rp. 2.052.000.000
Jumlah (Tahun 2017) Rp. 10.276.412.000 Rp. 13.486.819.835
Jumlah produksi 762.000 jam dinding 762.000 jam dinding
HPP per pc jam Rp. 13.486 Rp. 17.699
Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019
68
Dari perhitungan diatas, total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1
jam dinding type 925 adalah Rp. 13.486. Sedangkan total biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi 1 jam dinding type M100 adalah Rp. 17.699
4.2.3 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full
Costing
Pada perhitungan harga pokok produksi jam dinding PT. Catur Putra Surya
menggunakan metode full costing, penulis memisahkan semua biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang terdiri dari biaya
bahan penolong, biaya listrik, biaya reparasi dan pemeliharaan, dan biaya
penyusutan. Adapun proses perhitungan harga pokok produksi pada PT. Catur
Putra Surya untuk jam type 925 dan type M100 pada tahun 2017 dengan metode
full costing seperti yang tampak pada Tabel 4.10
Table 4.10
Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing
Tahun 2017
Keterangan Total Biaya
Type 925 Type M100
Biaya bahan baku Rp. 7.547.000.000 Rp. 10.757.407.835
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 660.000.000 Rp. 660.000.000
Biaya overhead pabrik Rp. 3.761.838.000 Rp. 4.731.418.600
Jumlah (Tahun 2017) Rp. 11.968.838.000 Rp. 16.148.826.435
Jumlah produksi 762.000 jam dinding 762.000 jam dinding
HPP per pc jam Rp. 15.707 Rp. 21.193
Sumber : Data diolah Peneliti (2019)
Dari perhitungan diatas, total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1
jam dinding type 925 adalah Rp. 15.707. Sedangkan total biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi 1 jam dinding type M100 adalah Rp. 21.193.
69
4.3 Interpretasi
Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing pada PT.
Catur Putra Surya adalah dengan menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan
dalam proses produksi jam dinding type 925 dan type M100. Dari hasil analisis
total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 jam dinding type 925 adalah
Rp. 15.707. Dengan menggunakan perhitungan tersebut, maka untuk 1 jam
dinding type 925, perusahaan akan mendapat profit sebesar Rp.9.293 (harga jual
Rp.25.000 – Rp.15.707). Sedangkan pada jam dinding type M100 biaya yang
dikeluarkan untuk memproduksi 1 jam dinding sebesar Rp.21.193. Dengan
menggunakan perhitungan tersebut, maka untuk 1 jam dinding type M100,
perusahaan akan mendapat profit sebesar Rp.11.807 (harga jual Rp.33.000 –
Rp.21.193).
Perhitungan dengan Metode Full Costing akan berguna bagi perusahaan
untuk melakukan efesiensi sumber daya yang digunakan dalam kegiatan produksi
maupun dalam penetapan harga jual sesuai dengan besarnya keuntungan yang
diharapkan perusahaan, karena sebagaimana diketahui, Full Costing menghendaki
perhitungan semua unsur biaya atas harga pokok produksi.
Jika perusahaan menggunakan metode full costing dalam menghitung biaya
produksinya maka perusahaan harus:
1. Mengidentifikasi seluruh biaya yang digunakan dalam proses produksi.
2. Membedakan antara biaya variabel dengan biaya tetap.
3. Memisahkan biaya produksi dengan biaya non produksi.
70
4. Memperhitungkan biaya produksi selain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead.
Perhitungan dengan metode Full Costing menghasilkan nilai yang lebih
tinggi. Metode Full Costing mencakup perhitungan seluruh sumber daya yang
digunakan oleh perusahaan sehingga nilai perhitungan yang dihasilkan lebih
tinggi. Perhitungan Full Costing dapat mencerminkan berapa biaya yang
sesungguhnya dikorbankan perusahaan dalam kegiatan produksinya. Biaya
overhead pabrik yang dicatat pada metode Full Costing mencakup biaya-biaya
yang timbul akibat adanya aktivitas-aktivitas yang mendukung proses produksi.
Biaya yang timbul akibat adanya aktivitas dalam proses produksi antara lain biaya
penyusutan dan biaya pemeliharaan peratalatan, mesin dan kendaraan.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tentang Analisis Perhitungan
Biaya Produksi Menggunakan Metode Full Costing untuk Menentapkan Harga
Pokok Produksi Pada PT. Catur Putra Surya di Surabaya dapat ditarik kesimpulan
bahwa Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing pada PT.
Catur Putra Surya adalah dengan menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan
dalam proses produksi jam dinding type 925 dan type M100. Dari hasil analisis
total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 jam dinding type 925 adalah
Rp. 15.707. Dengan menggunakan perhitungan tersebut, maka untuk 1 jam
dinding type 925, perusahaan akan mendapat profit sebesar Rp.9.293 (harga jual
Rp.25.000 – Rp.15.707).Sedangkan pada jam dinding type M100 biaya yang
dikeluarkan untuk memproduksi 1 jam dinding sebesar Rp.21.193. Dengan
menggunakan perhitungan tersebut, maka untuk 1 jam dinding type M100,
perusahaan akan mendapat profit sebesar Rp.11.807, (harga jual Rp.33.000 –
Rp.21.193).
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis, interpretasi dan kesimpulan yang telah dibahas
sebelumnya, untuk kedepannya dalam memperhitungkan harga pokok produksi
pada PT. Catur Putra Surya sebaiknya menggunakan metode full costing dalam
menghitung biaya produksinya karena metode ini lebih akurat dibandingkan
72
dengan metode yang dilakukan oleh perusahaan. Metode full costing merinci
seluruh biaya produksi yang terkait dengan proses produksi sehingga hasil
perhitungan yang diperoleh menunjukkan hasil aktual yang dikeluarkan selama
proses produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 2012. Menejemen Produksi dan Operasi. Jakarta. FEUI.
Bozkurt, Orhan. 2014. The Importance of Cost Calculation Method in the
Accounting and Management of Turkish Operating Costs : A Research
Within the Scope of TAS-2. Journal of Academic Research in Accounting
Vol 4, No.2 April 2014, pp.38-46. http://www.hrmars.com (diakses tanggal
25 Februari 2018)
Bustami, Bastian & Nurlela. 2013. Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut: Kajian Teori
dan Aplikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu
Dunia, Firdaus Ahmad & Wasilah Abdullah. 2012. Akuntansi Biaya. Jakarta :
Salemba Empat
Gaspersz, Vincent. 2012. All in one production and inventori management edisi 8.
Bogor.
Hansen and Mowen. 2014. Managerial Accounting. Jakarta : Salemba Empat
Harahap, Sofyan Safri. 2012. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, edisi
Pertama, cetakan ketiga. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Hamidi. 2012. Penelitian kualitatif Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan
Laporan penelitian. Malang. UMM.
Ismaya, Sudjono. 2012. Kamus Akutansi. Bandung. Pustaka Grafika.
Martani, Dwi. 2014. Akutansi Keuangan berbasis PSAK. Jakarta. Salemba
Empaat.
Mardiasmo. 2012. Akutansi Sektor Publik. Yogyakarta. Andi Ofset.
Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : UPP STIM YKPN
. 2015. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Patil, Manoj. 2012. What is Production ? Definition Meaning Transformation
Process. http://www.google.com/what-is-production-definition-
meaning.html (diakses tanggal 25 Februari 2018)
Qiftiyah. 2016. Peranan Harga Pokok Produksi Terhadap Penentuan Harga Jual
Pada Percetakan Pelangi di Sidoarjo. Skripsi
Rahayu. 2012. Pentingnya Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Penentuan
Harga Jual pada UD.Rizky Collection. Skripsi
Rudianto. 2012. Pengantar Akutansi Konsep & Teknik Penyusunan Laporan
Keuangan. Jakarta. Erlangga.
Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya. Pendekatan Tradisional dan Kontemporer.
Jakarta : Salemba Empat
Romney, Marshal B dan Paul John Steinbart. 2014. Sistem Informasi Akuntansi,
Edisi ketigabelas, Diterjemahkan oleh : Kikin Sakinah, Nur Safira dan
Novita Puspasari. Jakarta : Salemba Empat.
Susanto, Azhar. 2012. Sistem Informasi Akutansi. Bandung. Lingga Jaya.
Siregar, Baldric, dkk. 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.
Simamora, Henry. 2012. Akutansi Menejemen edisi 3. Jakarta. Star Gate
Publisher.
Soemarso, S.R. 2012. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku ke 2. Edisi 5. Jakarta :
Salemba Empat
Thomas, Douglas S. 2014. Costs and Cost Effectiveness of Additive
Manufacturing. http://www.google.com/what-is-cost-production-definition-
meaning.html (diakses tanggal 25 Februari 2018)
Wulandari. 2016. Analisis Biaya Produksi Menggunakan Metode Full Costing
Dalam Penentuan Ketepatan Harga Pokok Produksi Pada Pabrik Tahu “SS”
di Sidoarjo. Skripsi.
Yadiati, Wiwin. 2012. Teori Akutansi Suatu Pengantar. Jakarta. Kencana.