analisis perilaku konsumen kopi di warung … · sedangkan konsumen kopi di warung modern tingkat...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KOPI DI WARUNG
TRADISIONAL DAN MODERN KABUPATEN JEMBER
SKRIPSI
Oleh
Nur Maida
NIM. 121510601099
P R O G R A M S T U D I A G R I B I S N I S
FAKULT AS PE RTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER 2017
i
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KOPI DI WARUNG
TRADISIONAL DAN MODERN KABUPATEN JEMBER
SKRIPSI
Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Agribisnis (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Pertanian
Oleh:
Nur Maida
NIM. 121510601099
P R O G R A M S T U D I A G R I B I S N I S
FAKULT AS PE RTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER 2017
ii
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini untuk Bapak dan Mak’e yang saya cintai,
Bapak Maskur dan Ibu Sufinah.
iii
MOTTO
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi,
kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati
dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.”
(Al ‘Ashr: 1-3)
Semakin tinggi sekolah bukan berarti semakin menghabiskan makanan orang lain.
Harus semakin mengenal batas.
(Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer)
You need chaos in your soul to give birth to a dancing star
(Friedrich Nietzsche)
iv
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nur Maida
NIM : 121510601099
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis
Perilaku Konsumen Kopi di Warung Tradisional dan Modern Kabupaten
Jember” adalah benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah disebutkan
sumbernya dan belum pernah diajukan pada instansi manapun, serta bukan karya
jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai
dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya
tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi aademik
jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Jember, 14 Februari 2017
Yang Menyatakan,
Nur Maida
NIM. 121510601099
v
SKRIPSI
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KOPI DI WARUNG
TRADISIONAL DAN MODERN KABUPATEN JEMBER
Oleh :
Nur Maida
NIM. 121510601099
Dosen Pembimbing Utama : Prof. Dr. Ir. Yuli Hariyati, MS.
NIP. 19610715 198503 2 001
Dosen Pembimbing Anggota : M. Rondhi, SP, MP., Ph.D
NIP. 19770706 200801 1 012
vi
PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Analisis Perilaku Konsumen Kopi di Warung Tradisional dan
Modern Kabupaten Jember”, telah diuji dan disahkan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 14 Februari 2017
Tempat : Ruang Sidang Fakultas Pertanian Universitas Jember
Dosen Pembimbing Utama,
Prof. Dr. Ir. Yuli Hariyati, MS.
NIP. 19610715 198503 2 001
Dosen Pembimbing Anggota,
M. Rondhi, SP, MP., Ph.D
NIP.19770706 200801 1 012
Penguji 1,
Rudi Hartadi, SP., M.Si.
NIP. 19690825 199403 1 001
Penguji 2,
Agus Supriono, SP., M.Si.
NIP. 19690811 199512 1 001
Mengesahkan
Dekan,
Ir. Sigit Soeparjono. MS., Ph.D
NIP 19600506 198702 1 001
vii
RINGKASAN
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KOPI DI WARUNG TRADISIONAL
DAN MODERN KABUPATEN JEMBER. Nur Maida. 121510601099. Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Jember.
Warung kopi dengan model warung tradisional merupakan warung kopi
yang identik dengan warung kecil sederhana, dengan menu khas kopi tubruk
dengan sajian pendamping gorengan atau roti bakar. Warung ini umunya
berlokasi di pinggir jalan atau di depan rumah pemilik warung. Warung kopi
tradisional memiliki kekhasan yaitu menjadi tempat berkumpul kaum pemuda dan
bapak-bapak untuk minum-minum, berkumpul, berbincang, dan bersenda gurau.
Berbeda dengan warung kopi tradisional, warung kopi modern atau kafe ini
identik dengan sarana untuk mewadahi aktualisasi diri dan sosialisasi masyarakat
perkotaan kelas sosial tingkat atas. Warung kopi modern atau kafe menawarkan
fasilitas yang lebih menarik, seperti sofa yang empuk, desain interior ruangan
yang membuat konsumen nyaman, Wifi, live musik, dan menu kopi yang lebih
beragam. Warung kopi dengan model warung modern tidak hanya sebagai tempat
untuk memenuhi kebutuhan minum kopi, tetapi sudah lebih ke arah gaya hidup.
Budaya ngopi sebagai ajang untuk berkumpul, berdiskusi atau bahkan untuk
menunjukkan prestise, kehormatan dan ekspresi gaya.
Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengetahui karakteristik konsumen
kopi di warung tradisional dan modern Kabupaten Jember, (2) mengetahui alasan
konsumen minum kopi di warung tradisional dan modern Kabupaten Jember, (3)
mengetahui jenis kopi yang dipilih oleh konsumen kopi di warung tradisional dan
modern Kabupaten Jember, dan (4) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen kopi memilih warung tradisional dan modern Kabupaten Jember.
Penelitian ini dilaksanakan di empat warung kopi tradisional dan empat warung
kopi modern. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan
korelasional. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.
Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis sesuai dengan metode yang dipilih peneliti.
viii
Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa; (1) konsumen kopi di
warung tradisional cenderung berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia
dibawah 25 tahun, sedangkan konsumen kopi di warung modern cenderung lebih
menyebar antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan rentang umur
diatas 26 tahun. Mayoritas konsumen kopi di warung tradisional memiliki tingkat
pendidikan terakhir SMA/SMK dengan jenis pekerjaan sebagai mahasiswa,
sedangkan konsumen kopi di warung modern tingkat pendidikan terakhir S1
dengan jenis pekerjaan sebagai wiraswasta dan pegawai swasta. Pendapatan
konsumen kopi warung tradisional juga tergolong rendah yakni dibawah Rp
500.000,-, sedangkan pada warung modern diatas Rp 2.000.000,- dan dominan
masih belum berkeluarga atau belum menikah. Konsumsi kopi perhari konsumen
kopi warung tradisional tergolong tinggi yakni 2 cangkir/hari, sedangkan pada
konsumen kopi di warung modern mengkonsumsi kopi hanya saat ingin saja, (2)
Alasan konsumen minum kopi di warung tradisional dan modern memiliki
kesamaan yakni, untuk mengisi waktu luang yang disusul dengan suasana dan
tempat yang menyenangkan, (3) Jenis kopi yang dipilih oleh konsumen kopi
diwarung tradisional adalah jenis kopi robusta dengan alasan sesuai dengan selera,
sedangkan konsumen kopi di warung modern jenis kopi yang dipilih adalah kopi
arabika dengan alasan sesuai dengan selera, dan (4) Faktor-Faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen kopi memilih tenpat di warung tradisional
Kabupaten Jember adalah faktor situasional, faktor produk, faktor gaya hidup dan
referensi. Pada warung kopi modern faktor yang mempengaruhi, yakni faktor
situasional dan faktor gaya hidup.
ix
SUMMARY
CONSUMER BEHAVIOR COFFEE IN TRADITIONAL AND MODERN
COFFEE SHOP AT JEMBER. Nur Maida. 121510601099. Sosio –Economic
Agriculture Departement, Faculty Of Agriculture, University Of Jember.
A coffee shop with a model of the traditional shop is a coffee shop that is
synonymous with simple small shop, with a typical menu of brewed coffee with a
dish of fried companion or toast. These coffee shops are generally located on the
side of the road or in front of the shop owner. Traditional coffee shop has its
peculiarities that became a gathering place for youth and fathers to drink, hang
out, talk, and bantering. In contrast with traditional coffee shops, modern coffee
shop is synonymous which means to facilitate self-actualization and social class
urban community socialization top level. Modern coffee shop or cafe offers a
more attractive, such as couches, interior design makes the consumer comfortable,
Wifi, live music, and a coffee menu more diverse. A coffee shop with a modern
shop models not only as a place to meet and drinking coffe, but also relatated to
lifestlye. Drinking coffee in society does not only drink a cup of coffee but also
can be considered as culturelike a platform to meet, discuss or even to show the
prestige, honor and expression of style.
This research was aimed to; (1) determine the characteristics of coffee
consumers in the coffee shop both traditional and modern in Jember, (2)
determine the reason consumers drink coffee in coffee shop both traditional and
modern in Jember, (3) determine the type of coffee selected by the consumer of
coffee in coffee shop both traditional and modern Coffee shop in Jember, and (4)
determine the factors influenced coffee consumers to choose traditional coffee
shop or modern coffee shop Jember. This research was held on four traditional
coffee shops and four modern coffee shops in Jember District. The Research was
used descriptive and correlational methods. Source data used are primary and
secondary data. Data was collected by using interview and observation from 200
respondents. Data were analyzed by using descriptive statistic and factor analysis.
The results show that; (1) consumer of coffee in the traditional coffee shop
tend sex male aged under 25 years, while consumer of coffee in the modern coffee
shop tend to be more spread out between the genders male and female with a the
x
ages above 26 years. The majority of coffee consumers in traditional coffee shop
have the highest education in senior high school (SMA / SMK) with this type of
work as a student, while consumers of coffee in a modern shop is S1 education
level with the type of work as self-employed and private employees. Income
consumers traditional coffee shop is also low which are below Rp 500,000, -,
whereas in modern coffe shop above Rp 2.000.000, - and dominant they are not
married or unmarried. Consumption of coffee per day coffee consumers
traditional coffee shop relatively high, about 2 cups/day, while the coffee
consumer in the shop modern consume coffee only when you want it, (2) The
reason for the consumer to drink coffee in the traditional and modern coffee shop
have in common that, to fill free time followed by the atmosphere and a fun place,
(3) robusta coffe is more prefrerable in traditional coffee shop. The robusta was
prefered by traditional coffee shop consumer, because of its taste. On the other
side, the arabika coffee more preferable in modern coffee shop, and also because
of its taste, and (4) factors influenced the decision coffee consumers to choose
traditional coffee shop in Jember were: situational factors, product factors,
lifestyle factors and references. In modern coffee shop factors, the situational
factors and lifestyle factors are played important role in consumer’s decision.
xi
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat “Allah SWT” yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah tertulis yang berjudul “Analisis Perilaku Konsumen
Kopi di Warung Tradisional dan Modern Kabupaten Jember“ dengan sebaik-
baiknya. Karya ilmiah tertulis ini disusun sebagai salah satu syarat guna
menyelesaikan pendidikan Program Sarjana Strata (S-1) pada Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penyusunan karya ilmiah tertulis, yaitu :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember.
2. Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3. Prof. Dr. Ir. Yuli Hariyati, MS selaku Dosen Pembimbing Utama dan M.
Rondhi, SP, MP., Ph.D selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah
memberkan arahan selama menjalani penelitian untuk menjadikan karya
ilmiah tertulis ini lebih baik.
4. Rudi Hartadi, SP., M.Si, dan Agus Supriono, SP., M.Si selaku Dosen Penguji
1 dan Dosen Penguji 2 yang telah memberikan arahan demi kesempurnaan
karya ilmiah tertulis ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Pertanian Universitas Jember yang telah
memberikan ilmu, bimbingan, saran selama menjalani kuliah.
6. Para manajer kafe Excelso Jember, Coffee Toffee Jember, My Sister Coffee
and Resto dan Rollass Coffee and Tea Jember, serta kepada seluruh pemilik
warung kopi tradisional yang telah berkenan untuk diijinkan melakukan
penelitian.
7. Keluarga besar Bapak Maskur dan Ibu Sufina, kakak saya Zainul Iksan dan
Eni Kurnia serta adik saya Ikmal Hakim yang telah menjadi penyemangat
saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
xii
8. Kawan-kawan perjuangan dan teman minum kopi dimanapun, Dedi, Yunus,
Nineng (si bebek), Yeni (si keong), Nita, Dian dan Mbak Fai, serta Mas Yad
yang telah menemani ditahun akhir saya menjadi mahasiswa.
9. Keluarga besar dan seluruh awak persma LPMP Plantarum yang telah
memberikan saya keluarga mungil, dan mengajari saya apa penting nya
berjejaring dan saling menguatkan.
10. Seluruh volunteer Akademi Berbagi Jember, Mas Aji, Ippeh, Pras, Ayunda,
Hira, Ridho, Alvin, Mbak Syefi, Afina, Mas Bayu, Cak O, Mami, Mas Imam
Subchan yang telah memberikan saya arti penting menjadi sukarelawan dan
semangat untuk berbagi.
11. Keluarga kecil kos madurase, Mbak Riva, Mbak Atog, Mbak Luluk, Inul,
Dyah, Ilo dan Vira yang telah memberikan suasana layaknya rumah
dikampung halaman.
12. Teman-teman Agribisnis angkatan 2012 yang telah memberikan motivasi dan
semangat selama menjalani kuliah.
13. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang selalu
memberikan semangat selama studi sampai selesai penulisan karya ilmiah
tertulis ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan karya ilmiah tertulis ini. Penulis berharap, semoga karya ilmiah ini
dapat bermanfaat untuk khalayak umum.
Jember, 14 Februari 2017 Penulis
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL DALAM ............................................................ i
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... ii
HALAMAN MOTTO ........................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................... iv
HALAMAN PEMBIMBING .............................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. vi
RINGKASAN ........................................................................................ vii
SUMMARY .......................................................................................... ix
PRAKATA ............................................................................................. xi
DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xix
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat ........................................................ 7
1.3.1 Tujuan ...................................................................... 7
1.3.2 Manfaat .................................................................... 7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 8
2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................. 8
2.1.1 Penelitian Terdahulu ................................................. 8
2.1.2 Kopi .......................................................................... 9
2.1.3 Minuman Kopi .......................................................... 10
2.2 Landasan Teori ................................................................ 16
2.2.1 Perilaku Konsumen .................................................. 16
2.2.2 Warung, Kedai Kopi, dan Kafe ............................... 21
xiv
2.2.3 Warung Kopi Tradisional dan Modern .................... 22
2.2.4 Analisis Deskripstif .................................................. 24
2.2.5 Analisis Validitas dan Reliabilitas ........................... 24
2.2.6 Analisis Faktor ......................................................... 26
2.3 Kerangka Pemikiran ....................................................... 27
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 32
3.1 Penentuan Daerah Penelitian .......................................... 32
3.2 Metode Penelitian ............................................................. 34
3.3 Metode Pengambilan Contoh .......................................... 34
3.3.1 Populasi ..................................................................... 34
3.3.2 Sampel ...................................................................... 34
3.4 Ukuran Data Penelitian ................................................... 35
3.5 Metode Pengumpulan Data .............................................. 36
3.6 Metode Analisis Data ....................................................... 36
3.7 Definisi Operasional.......................................................... 40
BAB 4. GAMBARAN UMUM ............................................................. 45
4.1 Letak Geografis ................................................................ 45
4.2 Keadaan Kegiatan Warung Kopi di Kabupaten
Jember ............................................................................... 45
4.3 Karakteristik Warung Kopi di Kabupaten Jember ..... 46
4.3.1 Warung Kopi Tradisional ......................................... 47
4.3.2 Warung Kopi Modern ............................................... 53
BAB 5. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................ 61
5.1 Karakteristik Konsumen Kopi di Warung Tradisional
dan Modern Kabupaten Jember .................................... 61
5.1.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 61
5.1.2 Karakteristik Berdasarkan Umur .............................. 63
xv
5.1.3 Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Terakhir .................................................................... 64
5.1.4 Karakteristik Berdasarkan Jenis Pekerjaan ............... 65
5.1.5 Karakteristik Berdasarkan Status Menikah ............... 66
5.1.6 Karakteristik Berdasarkan Pendapatan ..................... 67
5.1.7 Karakteristik Berdasarkan Frekuensi Konsumsi
Kopi per Hari ............................................................ 69
5.1.8 Karakteristik Berdasarkan Status Merokok .............. 70
5.2 Alasan Konsumen Minum Kopi di Warung Kopi
Tradisional dan Modern Kabupaten Jember ............... 71
5.3 Jenis Kopi yang Dipilih Saat Minum Kopi di Warung
Tradisional dan Modern Kabupaten Jember ............... 75
5.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Kopi
Memilih Warung Tradisional dan Modern
Kabupaten Jember .......................................................... 78
5.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen
Kopi Memilih di Warung Tradisional Kabupaten
Jember ...................................................................... 78
5.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen
Kopi Memilih di Warung Modern Kabupaten
Jember ...................................................................... 83
5.5 Keterbatasan Penelitian ................................................... 87
BAB 6. SIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 89
6.1 Simpulan ........................................................................... 89
6.2 Saran ................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 91
LAMPIRAN ............................................................................................ 95
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Sentra Produksi Kopi Dunia, Rata-rata 2009-2013 ......................... 2
1.2 Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia 2010-2014 ................. 2
1.3 Produksi Kopi Perkebunan Terbesar di Indonesia .......................... 3
1.4 Empat Daerah Sentra Produksi Kopi Robusta dan Kopi Arabika
Perkebunan Kopi Rakyat di Jawa Timur Tahun 2013 ..................
3
3.1 Penyebaran Sampel ......................................................................... 35
4.1 Karakteristik Warung Kopi di Kabupaten Jember .......................... 47
4.2 Frekuensi Konsumen Kopi Warung Tradisional Terhadap Sajian
Menu Kopi ........................................................................................
51
4.3 Frekuensi Konsumen Kopi Warung Modern Terhadap Harga Kopi
per Cangkir .......................................................................................
56
4.4 Rentang Harga Menu Sajian Kopi Excelso Cafe Jember ................. 56
4.5 Rentang Harga Menu Sajian Kopi Rollaas Coffee and Tea Jember 56
4.6 Rentang Harga Menu Sajian Kopi Coffee Toffee Jember ................ 57
4.7 Rentang Harga Menu Sajian Kopi My Sister Cafe and Resto .......... 57
4.8 Menu Sajian Kopi Excelso Cafe Jember .......................................... 58
4.9 Menu Sajian Kopi Rollaas Coffee and Tea Jember .......................... 58
4.10 Menu Sajian Kopi Coffee Toffee Jember ......................................... 59
4.11 Menu Sajian Kopi My Sister Cafe and Resto ................................... 59
5.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................ 61
5.2 Karakteristik Berdasarkan Umur ...................................................... 63
5.3 Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ................. 64
5.4 Karakteristik Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...................................... 65
5.5 Karakteristik Berdasarkan Status Menikah ...................................... 66
5.6 Karakteristik Berdasarkan Pendapatan ............................................. 68
5.7 Frekuensi Konsumsi Kopi per Hari .................................................. 69
5.8 Karakteristik Berdasarkan Status Merokok ...................................... 70
5.9 Alasan Konsumen Minum Kopi ...................................................... 72
xvii
5.10 Alasan Konsumen Minum Kopi di Warung Kopi ........................... 73
5.11 Jenis Kopi yang Dipilih Saat Minum Kopi di Warung Tradisional
dan Modern Kabupaten Jember ........................................................
75
5.12 Alasan Konsumen Memeilih Jenis Kopi di Warung Tradisional ..... 77
5.13 Alasan Konsumen Memilih Jenis Kopi di Warung Modern ............ 77
5.14 Sajian Kopi yang Dipilih Saat Minum Kopi di Warung
Tradisional dan Modern Kabupaten Jember .....................................
78
5.15 Hasil Uji Validitas pada Variabel Bebas (Konsumen Kopi Warung
Tradisional) ......................................................................................
79
5.16 Hasil Uji Reliabilitas (Konsumen Kopi Warung Tradisional) ......... 79
5.17 Hasil Pengujian Standar Deviasi Variabel-variabel Bebas
(Konsumen Kopi Warung Tradisional) ............................................
80
5.18 Hasil Analisis MSA pada Uji Anti-Imange Correlation
(Konsumen Kopi Warung Tradisional) ............................................
80
5.19 Nilai Ekstraksi Communalities (Konsumen Kopi Warung
Tradisional) ......................................................................................
81
5.20 Nilai KMO, Anti-image Correlation dan Ekstraksi Communalities
(Konsumen Kopi Warung Tradisional) ..........................................
81
5.21 Faktor yang Terbentuk Setelah Rotasi (Konsumen Kopi Warung
Tradisional) .....................................................................................
82
5.22 Hasil Uji Validitas pada Variabel Bebas (Konsumen Kopi Warung
Modern) ...........................................................................................
83
5.23 Hasil Uji Reliabilitas (Konsumen Kopi Warung Modern) ............... 84
5.24 Hasil Pengujian Standar Deviasi Variabel-variabel Bebas
(Konsumen Kopi Warung Modern) ..................................................
84
5.25 Hasil Analisis MSA pada Uji Anti-Imange Correlation
(Konsumen Kopi Warung Modern) ..................................................
85
5.26 Nilai Ekstraksi Communalities (Konsumen Kopi Warung Modern) 85
5.27 Nilai KMO, Anti-image Correlation dan Ekstraksi Communalities
(Konsumen Kopi Warung Modern) ................................................
86
5.28 Faktor yang Terbentuk Setelah Rotasi (Konsumen Kopi Warung Modern) .... 86
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 31
5.1 Perbandingan Konsumen Kopi Berdasarkan Jenis Kelamin Antara
Warung Tradisional dengan Modern Kabupaten Jember ................
62
5.2 Perbandingan Konsumen Kopi Berdasarkan Umur Antara Warung
Tradisional dengan Modern Kabupaten Jember ..............................
63
5.3 Perbandingan Konsumen Kopi Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Antara Warung Tradisional dengan Modern Kabupaten Jember ....
64
5.4 Perbandingan Konsumen Kopi Berdasarkan Jenis Pekerjaan Antara
Warung Tradisional dengan Modern Kabupaten Jember ................
66
5.5 Perbandingan Konsumen Kopi Berdasarkan Status Menikah Antara
Warung Tradisional dengan Modern Kabupaten Jember ................
67
5.6 Perbandingan Konsumen Kopi Berdasarkan Pendapatan Antara
Warung Tradisional dengan Modern Kabupaten Jember ................
69
5.7 Perbandingan Konsumen Kopi Berdasarkan Frekuensi Konsumsi
Kopi Antara Warung Tradisional dengan Modern Kabupaten
Jember ..............................................................................................
70
5.8 Perbandingan Konsumen Kopi Berdasarkan Status Merokok Antara
Warung Tradisional dengan Modern Kabupaten Jember ................
71
5.9 Perbandingan Alasan Konsumen Minum Kopi di Warung
Tradisional dengan Modern Kabupaten Jember ..............................
74
5.10 Perbandingan Jenis Kopi yang Dipilih oleh Konsumen Kopi di
Warung Tradisional dan Modern Kabupaten Jember ......................
76
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kriteria Warung Kopi Modern di Kabupaten Jember ................... 95
2. Karakteristik Konsumen Kopi ............................................... 96
3. Alasan Konsumen Minum Kopi ...................................................... 106
4. Alasan Konsumen Minum Kopi di Warung Kopi ...................... 112
5. Jenis Kopi dan Alasan ......................................................... 118
6. Data Tingkat Persepsi Konsumen Kopi di Warung Tradisional .... 128
7. Data Tingkat Persepsi Konsumen Kopi di Warung Modern ......... 132
8 Hasil Uji Validitas (Warung Tradisional) ..............................................................138
9. Hasil Uji Reliabilitas (Warung Tradisional) ..........................................................143
10. Analisis Faktor Konsumen Kopi Warung Tradisional ............. 144
11. Hasil Uji Validitas (Warung Modern) ..............................................................152
12. Hasil Uji Reliabilitas (Warung Modern) ...........................................................160
13. Hasil Analisis Faktor Konsumen Kopi Warung Modern .............. 160
14. Kuisioner ............................................................................................ 174
15. Dokumentasi ...................................................................................... 179
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sub sektor perkebunan adalah salah satu sub sektor yang diutamakan
untuk tumbuh di Indonesia. Kopi sebagai salah satu komoditi perkebunan,
diharapkan dapat menambah pendapatan atau devisa negara, baik yang diperoleh
dari nilai tambahnya (Value added) maupun dari nilai ekspor. Usaha produksi
kopi merupakan sumber penghidupan jutaan keluarga petani-pekebun kopi.
Indonesia mampu mengembangkan produksi kopi ekspor ke 100 negara, di
berbagai negara tujuan (Badan Pusat Statistik, 2015). Hal ini yang membuat
ekspor kopi menjadi sumber penerimaan devisa penting. Indonesia menjadi
salah satu sumber penting bagi kopi dunia.
Kopi merupakan salah satu komoditas perdagangan strategis, dan
memegang peranan penting bagi perekonomian nasional baik sebagai penghasil
devisa maupun mata pencaharian rakyat. Produksi kopi Indonesia pada tahun
2012 mencapai 682.158 ton dengan total ekspor sebesar 447.064 ton dan pasar
domestik mampu menyerap 25% dari total produksi kopi nasional. Indonesia
sebagai negara terbesar ketiga produksi kopi di dunia dengan prosentase 7,84%
(Sekjen Kementrian Pertanian, 2015).
Produksi kopi dunia sebagian besar dihasilkan oleh Negara Brazil
dengan rata-rata produksi selama periode tahun 2009-2013 mencapai 2.809.987
ton kopi. Negara penghasil kopi terbesar kedua yakni Vietnam dengan rata-rata
menghasilkan 1.293.229 ton kopi selanjutnya oleh Indonesia dengan rata-rata
produksi menghasilkan 679.066 ton selama tahun 2009-2013, disusul oleh
Kolumbia dan Ethiopia dengan rata-rata produksi selama periode 2009-2013
yakni 517.560 ton dan 311.678 ton (Sekjen Kementrian Pertanian, 2015).
Banyaknya produksi kopi di Indonesia ternyata juga meningkatkan jumlah
konsumsi kopi, seperti pada tabel 2 dapat dilihat bahwa setiap tahunnya jumlah
kebutuhan kopi meningkat dari tahun 2010 sampai dengan 2014. Pada tahun
2010 kebutuhan kopi di Indonesia sebesar 1,288 kg/kapita/tahun sedangkan
pada tahun 2014 meningkat menjadi 1,347 kg/kapita/tahun.
2
Tabel 1.1 Sentra Produksi Kopi Dunia, Rata-rata 2009-2013
No Negara Produksi Kopi (Ton) Prosentase (%)
1 Brazil 2.809.987 32.54
2 Vietnam 1.293.229 14.98
3 Indonesia 679.066 7.86
4 Kolombia 517.560 5.99
5 Ethiopia 311.678 3.61
6 Lainnya 3.023.684 35.02
Sumber: Sekjen Kementrian Pertanian, 2015
Tabel 1.2 Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia, 2010-2014
No. Tahun Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Konsumsi Kopi
(Ons/kapita/minggu)
Konsumsi Kopi
(Kg/kapita/tahun)
1 2010 237.000.000 0,247 1,288
2 2011 241.000.000 0,262 1,366
3 2012 245.000.000 0,204 1,064
4 2013 249.000.000 0,263 1,371
5 2014 253.000.000 0,258 1,347
Rata-rata 0,246 1,287
Sumber: Sekjen Kementrian Pertanian, 2015
Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi kopi domestik
masyarakat Indonesia memang tergolong rendah yakni pada tahun 2014 sebesar
1,347 kg/kapita/tahun dengan jumlah penduduk Indonesia diperkirakan hampir
260 juta jiwa. Dalam lima tahun terakhir rata-rata konsumsi kopi di Indonesia
sekitar sebesar 1,287 kg/kapita/tahun atau 0,354 cangkir per hari. Dibandingkan
dengan negara-negara produsen kopi jauh lebih tinggi seperti Brazil 4,8
kg/kapita/tahun atau 1,32 cangkir per hari, Norwegia sebesar 7,2
kg/kapita/tahun atau 1,98 cangkir per hari dan Finlandia sebesar 9,6
kg/kapita/tahun atau 2,64 cangkir per hari (Sekjen Kementrian Pertanian, 2015).
Menurut Lestari (2009) rendahnya konsumsi kopi di Indonesia
dipengaruhi oleh aspek psikologi dan ekonomi. Aspek Psikologi menyangkut
pandangan yang masih “tidak jelas” sisi negatif dari minum kopi, seperti
meningkatkan asam lambung sehingga tidak baik bagi kesehatan, serta minum
kopi diidentikkan dengan minuman bagi laki-laki yang kurang cocok jika
diminum oleh kalangan wanita apalagi anak-anak. Aspek ekonomi berkaitan
dengan rendahnya pendapatan per kapita sebagian besar penduduk Indonesia.
3
Tabel 1.3 Produksi Kopi Perkebunan Terbesar di Indonesia
No. Provinsi
Tahun (Ton)
2009 2010 2011 2012 2013 Rata-
rata
1. Lampung 145.220 145.025 144.526 148.711 127.073 142.111
2. Sumatera
Selatan 131.601 138.385 127.397 131.086 139.754 133.645
3. Sumatera
Utara 54.355 55.753 56.834 58.479 57.604 56.605
4. Aceh 55.418 55.992 53.818 55.376 56.142 55.349
5. Bengkulu 50.171 47.739 52.281 53.795 48.282 50.454
6. Jawa Timur 54.012 56.200 37.396 38.479 30.022 43.222
7. Prov.
Lainnya 191.813 187.830 166.396 171.215 186.469 180.745
Indonesia 682.590 686.924 638.648 657.141 645.346 662.130
Sumber: Sekjen Kementrian Pertanian, 2015
Tabel 1.4 Empat Daerah Sentra Produksi Kopi Robusta dan Kopi Arabika
Perkebunan Kopi Rakyat di Jawa Timur Tahun 2013
No. Kabupaten
Robusta
No. Kabupaten
Arabika
Luas
areal
(Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
areal
(Ha)
Produksi
(Ton)
1. Malang 13.314 7.785 1. Pasuruan 3.178 1.324
2. Banyuwangi 5.038 4.367 2. Situbondo 1.245 523
3. Jember 5.586 2.516 3. Bondowoso 1.554 248
4. Lumajang 5.010 2.516 4. Jember 1.418 226
Sumber: Sekjen Kementrian Pertanian, 2015
Pada Tabel 1.3 Provinsi Jawa Timur adalah salah satu sentra produksi
kopi ke-6 terbesar di Indonesia dengan rata-rata produksi selama lima tahun
terakhir 2009-2013 sebesar 43.222 ton, sedangkan Kabupaten Jember
memproduksi kopi robusta pada tahun 2013 sebesar 2.516 ton (Sekjen
Kementrian Pertanian, 2015). Jember selain sebagai sentra penghasil kopi, juga
memiliki kekhasan masyarakat yakni mengkonsumsi kopi setiap hari, seperti
dalam penelitian Lestari dkk (2009) bahwa kebanyakan masyarakat kota di
Jember mengkonsumsi kopi 1 sampai 2 cangkir per hari. Ditambah dengan
semakin berkembangnya kota Jember yang terjadi mulai membawa perubahan
terhadap budaya dan perilaku konsumen. Tingkat pendidikan, gaya pergaulan dan
tingkat pendapatan membawa perubahan besar terhadap konsumsi kopi (Khoironi,
4
2009). Munculnya budaya nongkrong dimanfaatkan dengan baik oleh beberapa
kalangan untuk memasarkan produk kopi. Banyak aneka bentuk minuman kopi
yang ditawarkan. Cappucino, kopi hitam, kopi susu, kopi joss merupakan suatu
bentuk minuman kopi yang ada.
Seiring berkembangnya, saat ini konsumen tidak hanya mengkonsumsi
suatu barang atau jasa karena kebutuhan atau manfaat tetapi lebih untuk
mencerminkan gaya hidup serta kelas sosial (Hawkins dkk, 1998). Salah
satunya yakni berkembangnya warung kopi. Warung kopi modern atau kafe
juga identik dengan budaya ngopi. Pada awalnya ngopi hanyalah sebentuk
aktivitas untuk mengisi waktu luang, tempat istirahat untuk melepaskan
kepenatan, baik secara individu ataupun komunal (Khoironi, 2009). Keberadaan
warung kopi biasanya diidentikkan dengan tempat yang jauh dari prestise, atau
terkesan kumuh. Walaupun demikian, mereka tetap eksis ditengah serbuan
kultur baru lewat kafe-kafe yang mulai menjamur atau produk-produk
kapitalisme lainnya.
Industri hilir diramaikan dengan adanya bisnis warung kopi. Nongkrong
dan ngopi di warung kopi yang sudah menjadi tradisi budaya sederhana, saat ini
berganti menjadi gaya hidup metropolitan saat menjamurnya jaringan warung
kopi luar negeri. Warung modern seperti kafe dianggap sebagai cara baru untuk
menikmati kopi di luar rumah. Konsumen yang datang kebanyakan dari kalangan
menengah keatas. Fasilitas dan ruang yang disediakan tentu sangat nyaman
dengan sofa-sofa yang empuk dan desain interior yang menarik. Konsumen juga
dimanjakan dengan berbagai hiburan berupa musik dan jaringan internet gratis
atau Wifi. Menu yang disediakan juga lebih bervariatif dan dengan desain yang
menarik konsumen. Kopi-kopi yang digunakan dalam penyajian menggunakan
berbagai kopi kelas tinggi, dalam hal ini warung kopi yang sesuai dengan
karakteristik sebagai warung kopi modern yakni Coffee Toffe, Excelso Cafe, atau
Starbucks Coffee dan lain sebagainya yang memiliki konsep Coffe Shop. Menu
kopi yang ditawarkan beragam serta menggunakan alat pembuat kopi secara
modern. Kafe atau warung kopi modern umumnya juga merupakan kafe franchise
dan memiliki beberapa cabang di kota besar.
5
Warung kopi tradisional memiliki konsumen yang lebih banyak berasal
dari ekonomi menengah ke bawah. Dapat dikatakan bahwa penyuka warung kopi
tradisional lebih dominan dari kaum laki-laki, namun seiring perkembangannya,
banyak juga dari kaum perempuan kalangan mahasiswa yang datang beramai-
ramai di warung kopi pinggir jalan. Fasilitas yang ditawarkan juga sangat
sederhana yakni hanya meja dan kursi, untuk lokasi juga tak jauh beda seperti
gubuk sederhana. Menu yang disediakan tidak terlalu bervariasi seperti kopi
tubruk, kopi susu dan saat ini berkembang dengan aneka kopi instan yang
bermacam jenisnya. Penyajiannya pun cukup sederhana hanya menggunakan
gelas dan tudung gelas yang terkadang keduanya tidak pas atau tidak cocok. Kopi
yang ditawarkan biasanya adalah kopi hitam, kopi susu dan kopi instan. Warung
kopi tradisional di Kabupaten Jember memiliki jumlah yang sangat banyak.
Masyarakat dari golongan muda sampai dengan tua bisa dengan betah
berjam-jam untuk hanya duduk bercengkrama dan minum kopi (Rama, 2008).
Bahkan beberapa orang melakukan kesepakatan bisnis di warung kopi. Konsumen
warung kopi terdiri dari berbagai kalangan. Dari kalangan anak muda hingga
orang dewasa, laki-laki dan juga perempuan. Setiap konsumen memiliki
karakteristik dan alasan yang berbeda beda kenapa menjatuhkan pilihan pada
warung kopi tradisional atupun modern. Kehadiran warung kopi modern dengan
model Coffee Shop menawarkan aktivitas ngopi yang berbeda dengan warung
kopi tradisional yang bisa dijumpai di tempat-tempat pinggir jalan. Citra warung
kopi modern memiliki kesan yang bergengsi dan elit di mata pengunjungnya,
yang mana biasanya warung kopi ini tidak hanya menyajikan berbagai variasi
minuman kopi, tapi juga ‘menjual’ kesan yang menyenangkan kepada para
pelanggannya (Rama, 2008). Selain itu fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh
coffee shop dan juga dari segi harga tiap secangkir kopi di tempat ini secara tidak
langsung menentukan jenis konsumen yang semakin eksklusif. Menurut
Baudrillad (Dalam penelitian Nurazizi, 2013), Konsumen tidak lagi fokus
terhadap objek itu sendiri, melainkan kepada sistem objek. Sama halnya dalam
melihat fenomena masyarakat konsumer saat ini, yang mana gencarnya arus
global dan modernisasi telah mengubah cara pandang masyarakat kearah
6
masyarakat konsumtif. Apa yang dikonsumsi bukan lagi dilihat sebagai kebutuhan
saja akan tetapi keinginan. Misalnya, konsumen tidak lagi melihat minum kopi
sebagai alasan manfaat atau kebutuhan tetapi lebih kepada kehormatan, status dan
prestise. Maka, tidak heran bila kemudian, warung kopi modern seperti Excelso,
Coffe Toffe dan Starbucks mempunyai citra sebagai tempat ngopi kalangan
menengah atas.
Berbeda dengan citra yang dimunculkan oleh warung kopi tradisional,
tempat yang ditawarkan di warung kopi ini malah terlihat sederhana, namun tidak
membuat pengunjung urung diri untuk tidak mampir di warung kopi jenis
tradisional. Warung kopi tradisional biasanya memiliki konsumen langganan dan
dari kalangan menengah kebawah, selain itu warung kopi ini biasanya berada
dipinggir jalan dengan fasilitas yang sederhana seperti, kursi, meja, dan terpat atau
spanduk sebagai penutup atau pembatas (Derwentyana dan Dharmawan, 2011).
Dalam hal ini peneliti tertarik untuk meneliti fenomena yang terjadi
mengenai alasan dan karakterisitik konsumen memilih minum kopi di warung
tradisional dan modern selain itu, peneliti juga ingin mengetahui jenis kopi apa
yang kosumen pilih saat minum kopi di warung tradisional dan modern.
Konsumen yang memilih minum kopi di warung tradisional dan modern tentu
dipengaruhi oleh faktor-faktor, maka dari itu peneliti ingin mengetahui faktor-
faktor tersebut.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Apa karakteristik konsumen kopi di warung tradisional dan modern
Kabupaten Jember?
2. Apa alasan konsumen minum kopi di warung tradisional dan modern
Kabupaten Jember?
3. Apa jenis kopi yang dipilih oleh konsumen kopi di warung tradisional dan
modern Kabupaten Jember?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi konsumen kopi memilih
di warung tradisional dan modern Kabupaten Jember?
7
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
1. Mengetahui karakteristik konsumen kopi di warung tradisional dan modern
Kabupaten Jember.
2. Mengetahui alasan konsumen minum kopi di warung tradisional dan modern
Kabupaten Jember.
3. Mengetahui jenis kopi yang dipilih oleh konsumen kopi di warung tradisional
dan modern Kabupaten Jember.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen kopi
memilih warung tradisional dan modern Kabupaten Jember.
1.3.2 Manfaat
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat khususnya produsen kopi warung tradisional dan modern tentang
perilaku konsumen di Kabupaten Jember dan dapat menjadi bahan informasi dan
referensi bagi penelitian yang terkait dan yang ingin meneliti tentang perilaku
konsumen kopi.
8
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Penelitian Terdahulu
Alasan utama responden untuk tidak mengkonsumsi kopi didominasi
karena menderita penyakit tertentu, tidak terbiasa atau tidak suka meminum kopi
dan sengaja menghindari mengkonsumsi kopi untuk menjaga kesehatan,
sedangkan tujuan konsumen mengkonsumsi kopi adalah untuk mengurangi rasa
kantuk, hanya merupakan kebiasaan, dan untuk menyegarkan badan dan alasan
utama konsumen dalam mengkonsumsi kopi merek tertentu didasari pada rasa
kopi yang enak dan adanya aroma tertentu yang khas (Wahyudian dkk, 2004). Hal
ini juga diungkapkan pada penelitian Lestari dkk (2009) bahwa alasan masyarakat
perkotaan di Kabupaten Jember tidak mengkonsumsi kopi adalah tidak menyukai
kopi serta karena alasan kesehatan, sedangkan bagi yang lain alasan minum kopi
adalah sebagai pelengkap rokok, rasa ingin, kebiasaan, manfaat kesehatan, rasa
suka, sarana pergaulan, suasana dan tempat.
Rata-rata konsumsi kopi laki-laki sebesar 3,83 kg/tahun jauh lebih tinggi
dari rata-rata konsumsi kopi perempuan yaitu sebesar 1,97 kg/tahun hal ini
diungkap pada penelitian Lestari (2009). Dalam penelitian tersebut juga dijelaskan
bahwa konsumsi kopi masyarakat perkotaan Kabupaten Jember terdiri dari jenis
kopi bubuk bermerek, kopi bubuk tak bermerek, kopi bubuk murni, kopi instan
dan kopi campuran dengan rata-rata perorangan 2,91 kg/tahun setara kopi biji.
Tingkat konsumsi kopi oleh laki-laki dipengaruhi secara nyata oleh faktor lama
aktivitas, harga, umur dan konsumsi rokok. Pada tingkat konsumsi oleh
perempuan dipengaruhi secara nyata oleh umur, faktor harga dan konsumsi rokok.
Pendapatan tidak berpengaruh pada tingkat konsumsi kopi laki-laki, sedangkan
tingkat konsumsi kopi perempuan pendapatan dan lama aktivitas tidak
berpengaruh.
Hasil penelitian oleh Pramatatya dkk (2015) karakteristik konsumen yang
mengunjungi kedai kopi sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, berusia
antara 16-24 tahun, berpendidikan sarjana, bekerja sebagai karyawan. Hal yang
9
sama dengan hasil penelitian Lokito dan Dharmayanti (2013) dapat diketahui
bahwa mayoritas konsumen Comedy Kopi adalah konsumen berjenis kelamin
laki-laki dengan frekuensi sebanyak 139 orang (56%), sedangkan sisanya yaitu
sebanyak 111 orang (44%) adalah perempuan. Selanjutnya, mayoritas
konsumen Comedy Kopi dari dari total 250 konsumen yang menjadi responden
dalam penelitian ini berprofesi sebagai mahasiswa, yaitu sebanyak 97 orang
(39%), sedangkan konsumen dengan profesi yang lain jumlahnya bervariasi,
yaitu: 39 orang (16%) wiraswasta, 43 orang (17%) PNS, dan 71 orang (28%)
sisanya bekerja di perusahaan swasta. Penelitian Rukhbaniyah (2013)
karakteristik umum responden kopi tubruk dan kopi instan di Kecamatan
Pejagoan digambarkan melalui beberapa sebaran yakni, sebaran umur, jenis
kelamin, pendapatan dan pendidikan. Dapat disimpulkan pada penelitian
Rukhbaniyah (2013) bahwa karakteristik pribadi konsumen juga mampu
mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk. Dalam penelitian
Sandel (1968) (dalam Belk, 1975) alasan para konsumen mengkonsumsi minuman
(Beverages) bisa disebabkan karena alasan situasi, seperti ketika sendiri, merasa
mengantuk atau sebagai pelengkap membaca koran.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi, yakni faktor internal dan
eksternal. Penelitian Huang dan Dang (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian minuman kopi di Taiwan adalah faktor harga dan merek,
citra produk, atribut produk, motivasi, promosi dan iklan, suasana dan lingkungan
serta cita rasa. Pada penelitian Hung (2012) menunjukkan bahwa keramahan staf,
kualitas minuman kopi, ketersediaan toilet, kecepatan pelayanan, kebersihan
interior toko, kenyamanan pembelian produk, preferensi pribadi, dan kenyamanan
parkir adalah variabel yang paling berpengaruh dalam kunjungan minum kopi di
warung kopi di Taichung.
2.1.2 Kopi
Tumbuhan kopi (Coffee Sp.) termasuk familia Rubiaceae. Tanaman kopi
termasuk tumbuhan tropik yang sangat mampu melakukan penyesuaian-
penyesuaian dengan keadaan kawasan. Walaupun tumbuhan tropik, tanamannya
10
tidak menghendaki suhu tinggi dan memerlukan tumbuhan naungan. Suhu diatas
35ºC dan sebaliknya suhu dingin-beku (frost) dapat merusak panen bahkan
mematikan tanaman kopi. Tanaman kopi menghendaki suhu berkisar 15ºC - 30ºC
(Siswoputro, 1993).
Kopi memiliki empat jenis kelompok kopi, yaitu kopi arabika, kopi
robusta, kopi liberika, dan kopi ekselsa. Kelompok kopi yang dikenal memiliki
nilai ekonomis dan diperdagangkan secara komersial, yaitu kopi arabika dan kopi
robusta. Kopi liberika dan kopi ekselsa kurang ekonomis dan kurang komersial.
Jenis kopi arabika memiliki kualitas cita rasa tinggi dan kadar kafein lebih rendah
dibandingkan dengan robusta sehingga harga kopi arabika lebih mahal. Kualitas
cita rasa kopi robusta dibawah kopi arabika , tetapi kopi robusta lebih tahan
terhadap penyakit karat daun (Rahardjo, 2012).
Kopi termasuk bahan penyegar yang cita rasanya digemari konsumen.
Citarasa kopi dipengaruhi oleh jenis kopi, lingkungan tempat tumbuh dan cara
pengolahan. Kopi mengandung kafein yang dapat digolongkan sebagai obat
pemacu syaraf pusat yang berguna untuk meningkatkan semangat kerja, melawan
kantuk dan keletihan mental (stres). Oleh karena itu, setelah minum kopi
seseorang akan merasakan kesegaran psiskis (Siswoputro, 1993).
Hasil penelitian WHO menunjukkan bahwa kopi dapat mencegah gejala
kanker dan usus besar, tetapi kopi juga mempunyai beberapa efek negatif seperti
mendorong peningkatan tekanan darah tinggi dan mempercepat denyut jantung.
Oleh karena itu, dengan semakin berkembangnya teknologi pengolahan kopi, kini
telah diproduksi kopi bebas kafein yang dikenal dengan istilah free coffein atau
decaffeinated coffe sehingga kopi cukup aman untuk dikonsumsi (Siswoputro,
1993).
2.1.3 Minuman Kopi
Kopi sebagai minuman sudah dikenal lama di wilayah Indonesia.
Minuman kopi mulai diperjualbelikan di kedai kopi mulai pada abad ke-15
tepatnya pada tahun 1475 di Turki (Sukendro, 2013). Minuman kopi memiliki
keragaman rasa yang berbeda. Kopi dengan varietas yang sama akan memiliki
11
rasa yang berbeda jika ditanam di dua lokasi yang berbeda. Faktor pembeda pada
minuman kopi bisa dari ketinggian tempat maupun jenis tanah, proses pengolahan
setelah panen (sisterm proses pasca panen yang berbeda dan rasa yang dihasilkan
berbed), serta penyeduhan kopi (metode penyeduhan yang berbeda akan
menghasilkan rasa yang berbeda) (Rahardjo, 2012). Keunikan dari kopi akan
semakin terlihat jika diseduh dengan berbagai macam metode (Samsura, 2012).
Minuman kopi dalam pembuatannya membutuhkan beberapa bahan selain
kopi itu sendiri. Menurut Samsura (2012) bahan dan alat yang dibutuhkan dalam
membuat minuman kopi adalah,
1. Bahan
a. Kopi
Kopi yang digunakan bisa dari berbagai jenis kopi. Jenis Kopi yang
digunakan yakni kopi yang telah disangrai. Biji kopi sangrai (whole bean) terdiri
empat tingkat roast (tingkat panggang), yakni Ligth Roast, Medium Roast,
Medium-Dark Roast dan Dark Roast. Light roast adalah tingkat roast dengan biji
kopi berwarna coklat tua. Medium roast adalah tingkat roast dengan biji kopi
berwarna coklat tua cenderung gelap. Medium-dark roast adalah tingkat roast
dengan biji kopi berwarna coklat gelap dengan sedikit minyak keluar
dipermukaan bijinya. Dark roast adalah tingkat roast dengan biji kopi berwarna
gelap yang diselimuti minyak dipermukaan bijinya. Semakin gelap roast biji kopi
maka rasa asam pada kopi semakin hilang dan karakter rasa asli kopi sedikit
terasa.
b. Air
Air adalah bahan terpenting setelah kopi. Air yang digunakan sebaiknya
memiliki pH netral, tanpa chlorin dan iron, rendah kalsium dan magnesium, hal
ini membuat kopi terasa lebih pahit (bitter). Air dengan mineral terlalu rendah
tidak terlalu baik digunakan karena akan membuat kopi menjadi tidak balance dan
lebih acidic.
12
c. Bahan lain
Bahan lain yang bisa ditambahkan pada minuman kopi, yakni gula, susu,
cokelat, krimer, dan es krim. Minuman kopi yang terpenting adalah cita rasa pada
kopi itu sendiri.
2. Alat
Alat yang digunakan untuk menyeduh kopi sangat beragam. Tiap negara
memiliki alat khas untuk menyeduh kopi. Secara garis besar untuk dapat
menyeduh kopi yang dibutuhkan adalah grinder dan alat seduh (manual atau
mesin).
a. Grinder
Grinder adalah alat untuk menggiling biji kopi. Terdapat tiga jenis grinder,
yakni manual, electric home grinder, dan electric commercial atau industrial
grinder. Terdapat tiga tingkatan jenis hasil biji kopi yang telah digiling, yakni
halus, menengah dan kasar.
b. Alat seduh
Minuman kopi yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh alat seduh,
tetapi biji kopi, air dengan temperatur yang tepat (90-96ºC), peralatan yang bersih,
menimbang atau menakar perbandingan kopi dengan air secara benar dan
menentukan tingkat kehalusan bubuk kopi (grind size) sesuai dengan waktu
seduh. Untuk proses ekstraksi yang lebih singkat disarankan menggunakan bubuk
kopi dengan grind yang halus, sedangkan untuk proses ekstraksi yang lebih lama
digunakan bubuka kopi dengan grind yang lebih kasar.
Alat seduh terdiri dari alat seduh modern dan manual. Alat seduh modern,
yakni mesin espresso. Mesin espresso digunakan untuk membuat espresso
ataupun menu-menu turunan yang lain, seperti cappucino, macchiato, dan lain-
lain. mesin espresso secara umum sudah dirancang dengan tekanan air 8,5-9,5 bar
dan suhu air 90,5-96ºC. Ekstraksi yang dilakukan umumnya dalam waktu 20-30
detik dengan perbandingan 15-22 gram bubuk kopi untuk 50-70 ml air. Ukuran ini
yang biasa digunakan untuk double porta filter, yang bisa menghasilkan dua cup
single espresso atau satu cup double espresso. Alat seduh manual, yakni chemex,
13
pour over dripper V60, kalita wave, syphon, vietnam drip, ibrik, french press,
clever coffee, dripper dan lain-lain.
c. Timbangan digital
Alat ini membantu untuk mengukur dengan lebih tepat rasio antara kopi
dan air yang pas. Rasio antara kopi dan air akan berpengaruh besar terhadap hasil
seduhan.
d. Timer
Timer sangat berguna untuk menentukan waktu ekstraksi di setiap metode
seduh yang dilakukan. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai alat acuan dalam
mencari kehalusan bubuk (grind size) yang diinginkan.
Sajian minuman kopi menurut Sukendro (2013) terdiri dari berbagai jenis
mulai dari sajian sederhana seperti kopi tubruk sampai kopi espresso, sajian
tersebut, yakni:
1. Kopi Tubruk
Kopi tubruk atau kopi hitam adalah kopi kental yang disajikan tanpa
tambahan atau campuran yang berarti. Kopi jenis ini cara menikmatinya
yakni dengan ampas kopi. Kopi tubruk bisa ditambahkan dengan gula atau
susu sesuai dengan selera masing-masing. Kopi jenis ini banyak dijual di
warung kopi tradisional hingga modern.
2. Kopi Joss
Kopi joss adalah kopi hitam yang ditambahkan dengan arang panas. Kopi
jenis ini merupakan seduhan kopi khas daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
3. Espresso
Kata espresso berasal dari Italia yang berarti kopi. Espresso dibuat dari biji
kopi yang dipanggang hingga berwarna gelap dan digiling halus. Air
mendidih dibiarkan melintas melalui saringan yang diisi kopi bubuk,
sehingga menetes pelan-pelan. Hasilnya adalah kopi yang sangat pekat,
dihidangkan dengan cangkir kecil. Komponen dari espresso yang terpenting
adalah crema atau schiuma, yakni busa keemasan yang mengembang di
permukaan kopi, di dalamnya terkandung minyal, protein dan gula. Espresso
14
asli tanpa campuran pemanis, susu, dan disajikan dalam gelas kecil disebut
shot.
4. Affogato
Affogato adalah minuman kopi yang berbahan dasar espresso dan gelato.
Gelato adalah es krim khas dari Italia. Pada affogato, kopi atau espresso
berada di bagian atas sehingga gelato tenggelam didalam espresso.
5. Alexandrino
Alexandrino adalah minuman kopi dari Negara Italia yang berbahan dasar
espresso dan susu yang kental dengan penambahan kayu manis.
6. Americano
Americano adalah sajian minuman kopi yang dimasak bersamaan dengan air
panas dan dituangkan dengan cara diteteskan sedikit demi sedikit. Americano
bisa disebut dengan long black, karena memiliki warna hitam pekat dan
membutuhkan waktu yang lama.
7. Caffe Bonbon
Caffe bonbon adalah nama lain dari Candy Coffe atau kopi permen. Kopi ini
disajikan pada gelas kecil atau shot, yang kemudian ditambahkan susu kental.
8. Breve
Breve adalah nama lain dari Cafe Moca atau Moccaacino. Breve adalah jenis
espresso dengan perbandingan setengah-setengah. Setengah berisi espresso,
dan setengahnya lagi berisi cokelat.
9. Cafe Noisette
Cafe noisette berasal dari Negara Perancis. Cafe noisette dikenal juga dengan
nama hazelnut coffe. Kopi jenis ini merupakan perpaduan dari kopi hitam
panggang Perancis dengan susu yang memunculkan aroma menyerupai
kacang.
10. Corretto
Corretto berasal dari Negara Italia. Kopi jenis ini perpaduan antara segelas
kecil kopi dengan alkohol.
15
11. Cubano
Minuman kopi Cobano berasal dari Negara Fidel Castro. Penyajian minuman
kopi jenis ini yakni, gula dicampurkan terlebih dahulu dengan minuman kopi
yang kemudian dikocok hingga tercamour rata.
12. Flat White
Kopi jenis ini merupakan jenis kopi yang lebih banyak susu dari pada kopi.
Sepertiga gelas diisi dengan kopi dan dua pertiganya diisi dengan susu yang
dipanaskan.
13. Iced Coffe
Ice coffe merupakan minuman kopi yang terdiri dari tiga campuran, yakni
kopi yang ditambahkan dengan susu dingin dan es krim.
14. John Wayne
John wayne merupakan minuman kopi khas Amerika Serikat. Variasi kopi ini
terdiri kopi dan sirup. Sirup yang digunakan adalah sirup karamel atau
vanilla.
15. Latte Macchiato
Minuman jenis ini sejatinya adalah kopi susu. Cara pembuatannya, yang
pertama dituang adalah susu hangat, kemudian espresso dan ditutup dengan
busa susu.
16. Caffe Latte
Latte dalam bahasa Italia adalah susu. Racikan dasar dari Caffe Latte terdiri
dari tiga bagian. Espresso dituangkan terlebih dahulu, kemudian di atasnya
dituangkan susu hangat hingga gelas hampir penuh.
17. Cappuccino
Semacam kopi Italia yang dibuat dengan mencampurkan kopi espresso dan
susu busa uap dalam ukuran yang sama. Cappucino terdiri dari espresso dan
susu, dengan takaran sepertiga espresso, sepertiga susu panas dan sepertiga
busa susu.
18. Cold Brew Coffe
Kopi jenis ini merupakan jenis kopi yang sajiannya tidak menggunakan air
panas melainkan air dingin atau air es. Kopi jenis ini menggunakan alat cold
16
brew coffee tower dengan proses ekstraksi selama 8 sampai 10 jam. Hasil
esktraksi dikemas didalam botol kaca dan disimpan didalam lemari pendingin
dan dapat bertahan selama satu minggu.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan-tindakan nyata individu
(konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologis) dan faktor luar
lainnya (eksternal) yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan
barang-barang yang diinginkannya (Amirullah, 2002). Perilaku konsumen menurut
Kotler dan Keller (2009) adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan
organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau
pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Menurut Mowen
dan Minor (2002) perilaku konsumen terdiri dari beberapa tahap yaitu (1) Tahap
perolehan (acqutision phase), pada tahap ini konsumen dalam memilih produk dan
jasa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang berkaitan dengan
pencarian dan penyelasaian barang serta jasa adalah simbolisme produk, yakni
orang biasanya mencari sebuah produk untuk mengekspresikan diri mereka kepada
orang lain tentang ide-ide tertentu dan arti diri mereka. (2) Tahap konsumsi
(consumption phase), dalam proses penggunaan (using) barang dan jasa, konsumen
sebenarnya menggunakan pengalaman yang pernah dilalui mereka saat
menggunakannya, dengan kata lain pengalaman konsumsi merupakan alasan untuk
melakukan pembelian. (3) Tahap disposisi (disposition phase), mengacu pada apa
yang dilakukan oleh seorang konsumen ketika mereka telah selesai
menggunakannya, hal ini menunjukkan tingkat kepuasan konsumen setelah
pembelian barang atau jasa. Berikut pentingnya perilaku konsumen menurut
Amirullah (2002):
1. Perilaku konsumen penting dalam kehidupan setiap hari.
Setiap konsumen tidak memiliki perilaku yang konstan, melainkan selalu
berinteraksi dengan lingkungannya, maka secara otomotis perilaku dapat
17
berubah setiap saat. Perilaku konsumen disini penting untuk memahami
mengapa dan apa saja yang mempengaruhi perubahan perilaku konsumen.
2. Perilaku konsumen penting untuk pengambilan keputusan.
Alasan-alasan secara langsung maupun tidak langsung merupakan dasar yang
diambil oleh konsumen dalam mengambil keputusan. Prosesn pengambilan
keputusan konsumen sangat terkait dengan masalah kejiwaan dan faktor
eksternal, dengan itu pemasar akan dengan mudah menggambarkan perubahan
perilaku konsumen.
Jadi perilaku konsumen dipelajari agar lebih memahami tentang cara agar dapat
memenuhi kepuasan konsumen dan menciptakan pendekatan yang baik untuk
berkomunikasi dan mempengaruhi konsumen.
Menurut Setiadi (2010) keputusan membeli dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya
hidup, kepribadian, dan konsep diri pembeli.
a. Umur dan tahap daur hidup
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli semasa hidup nya.
Selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering kali berhubungan
dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap
yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Tahap-tahap
daur hidup keluarga tradisional meliputi bujangan dan pasangan muda dengan
anak. Selain itu, pasangan yang memilih tidak menikah, pasangan yang akan
menikah dikemudian hari, pasangan tanpa anak, orang tua tunggal, orang tua
dengan anak dewasa yang pulang lagi ke rumah, dan lain-lain.
b. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya.
Pekerja kasara cenderung membeli banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan
pekerja kantor membeli lebih banyak jas dan dasi.
c. Situasi ekonomi
Situasi ekonomi akan mempengaruhi pilihan produk. Konsumen
cenderung memilih produk yang lebih baik dan lebih mahal jika situasi ekonomi
nya sedang baik.
18
d. Kepribadian
Setiap individu memiliki karakteristik sendiri yang unik. Kumpulan
karakteristik perilaku yang dimiliki oleh individu dan bersifat permanen biasa
disebut kepribadian. Secara lebih jelas, kepribadian ialah sebagi pola perilaku
yang konsistendan bertahan lama. oleh karena itu, variabel kepribadian bersifat
lebih dalam dari pada gaya hidup. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan
menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomik, ketaatan,
kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi.
Menurut Kotler dan Keller (2009) perilaku pembelian konsumen
dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial dan pribadi. Faktor budaya memberikan
pengaruh yang paling luas dan dalam.
1. Faktor Budaya
Kelas budaya, subbudaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku
pembelian konsumen. Budaya (culture) adalah determinan dasar keinginan dan
perilaku seseorang. Setiap budaya terdiri dari beberapa subbudaya yang lebih
kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasiyang lebih spesifik untuk
anggota mereka. Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan
wilayah geografis.
Hampir seluruh kelompok manusia mengalami stratifikasi sosial, sering
kali dalam bentuk kelas sosial, divisi yang relatif homogen dan bertahan lama
dalam sebuah masyarakat, tersusun secara hirarki dan mempunyai anggota yang
berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial mempenyai beberapa
karakteristik. Pertama, orang-orang yang berada dlama masing-masing kelas
cenderung mempunyai kemiripan dalam cara berpakaian, pola bicara, dan
preferensi rekreasional dibandingkan orang dari kelas sosial yang berbeda. Kedua,
orang dianggap menduduki posisi lebih rendah atau lebih tinggi menurut kelas
sosial. Ketiga, kelompok variabel misalnya, pekerjaan, penghasilan, kekayaan,
pendidikan, dan orientasi nilai mengindikasikan kelas sosial, alih-alih variabel
tunggal. Keempat, kelas sosial seseorang dalam tangga kelas sosial dapat bergerak
naik atau turun sepanjang hidup mereka.
19
2. Faktor Sosial
Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang. Beberapa diantaranya ada kelompok primer yang memiliki
interaksi yang cukup berkesinambungan seperti keluarga, teman, tetangga dan
teman sejawat. Kelompok sekunder cenderung lebih resmi dan yang mana
interaksi yang terjadikurang berkesinambungan. Kelompok yang seseorang ingin
menjadi anggotanya disebut kelompok aspirasi sedangkan kelompok diasosiatif
adalah kelompok yang nilai dan perilakunya tidak disukai oleh individu.
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat dan anggota keluarga mempresentasikan kelompok referensi
utama yang paling berpengaruh. Terdapat dua jenis keluarga yang dimiliki oleh
pembeli dan telah diteliti secara intensif yang pertama adalah keluarga orientasi,
yang merupakan orang tua seseorang. Dari orang tualah seseoang mendapatkan
pandangan tentang agama, politik, ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi nilai
atau harga diri dan cinta. Keluarga prokreasi adalah pasangan hidup anak-anak
seseorang keluarga.
Peran dan status, peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat
dilakukan seseorang. Setiap peran menyandang status. Seseorang umunya
berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi
seseorang dalam setiap kelompok dapat diidntifikasikan dalam peran dan status.
3. Faktor Pribadi
Umur dan tahapan dalam siklus hidup. Konsumsi seseorang juga dibentuk
oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah
mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang
dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat
mereka menjalani hidupnya.
Pekerjaan dan keadaan ekonomi. Para pemasar berusaha mengidentifikasi
kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap
produk dan jasa tertentu.Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang
adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya
20
dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk prosentase yang mudah dijadikan
uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan
menabung.
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh
kegiatan, minat, dan pendapatan seseorang. Gaya hidup menggambarkan
seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup
juga mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang. Yang dimaksud
dengan kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang
yang memandang responsnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.
Menurut Setiadi (2010) selain ketiga faktor yakni faktor budaya, faktor
sosial dan faktor pribadi juga terdapat satu faktor yang juga sangat penting yakni
faktor psikologi. Faktor-faktor psikologi terdiri dari motivasi, persepsi, proses
belajar dan kepercayaan dan sikap.
a. Motivasi
Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan
fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, haus, resah tidak nyaman. Adapun
kebutuhan lain bersifat psikogenik, yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan
fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau
kebutuhan diterima. Teori motivasi Maslow, menjelaskan mengapa seseorang
didorong oleh kebutuhan tertentu pada saat-saat tertentu. Kebutuhan manusia
tersusun dari suatu hirarki, dari kebutuhan yang paling mendesak hingga yang
kurang mendesak.
b. Persepsi
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu
gambaran yang berarti dari dunia ini.
c. Proses belajar
Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul
dari pengalaman.
21
d. Kepercayaan dan sikap
Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap
sesuatu.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013) faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam mengambil keputusan, adalah faktor psikologis, faktor
situasional, dan faktor sosial. Faktor psikologis mencakup persepsi, motivasi,
pembelajaran, sikap, dan kepribadian. Faktor situasional mencakup keadaan
sarana dan prasarana tempat, waktu, penggunaan produk, dan kondisi saat
pembelian. Faktor sosial mencakup undang-undang atau peraturan, keluarga,
kelompok referensi, kelas sosial dan budaya.
2.2.2 Warung, Kedai Kopi dan Kafe
a. Warung dan Warung Kopi
Istilah warung awalnya banyak digunakan di Pulau Jawa. Asal kata
warung kemungkinan berasal dari bahasa jawa, karena dalam bahasa Jawa halus,
warung disebut wande. Warung digunakan untuk menyebutkan tempat berjualan
yang biasanya menyediakan makanan rumahan atau kebutuhan pokok lainnya.
Ciri khas warung tradisional ini, biasanya tidak menyertakan papan nama apapun
yang menyebutkan tempat berjualan makanan. Lambat laun, istilah warung ini
tidak selalu untuk tempat berjualan kebutuhan primer, tapi sudah mencakup
kebutuhan sekunder semacam tempat untuk minum kopi, oleh karena itu
kemudian dikenal istilah warung kopi (Sukendro, 2013).
b. Kedai kopi dan Coffee Shop
Kata kedai konon berasal dari Bahasa Tamil. Pengaruh Tamil lebih kuat di
Malaysia dibandingkan dengan di Indonesia, maka istilah kedai lebih banyak
digunakan di Negara Malaysia. Istilah kedai di Indonesia lebih banyak dipakai di
wilayah yang berbatasan atau bersinggungan dengan budaya melayu. Kedai kopi
merupakan tempat untuk menjual kopi yang pemakaiannya lebih banyak
digunakan di Negara Melayu (Sukendro, 2013).
22
Kedai kopi pertama kali lahir di dunia Constantinople (kini Istanbul)
dengan nama Kiva Han pada tahun 1475. Istilah Coffee Shop mulai begitu familiar
di seluruh dunia, karenanya kemudian muncul gerai coffee shop waralaba seperti
Starbucks, Dome Coffee, ataupun Excelso. Kata Coffee Shop dalam istilah
Indonesia kurang lebih sama maksudnya dengan kedai kopi (Sukendro, 2013).
c. Kafe
Kata kafe berasal dari bahasa Prancis yakni cafi, yang secara harfiah
diterjemahkan sebagai (minuman). Kafe tidak memiliki pengertian yang sama
dengan warung kopi. Kafe memiliki fungsi yang sama dengan warung kopi tetapi
kafe berada dalam pemaknaan budaya yang berbeda dengan warung kopi dalam
masyarakat tardisional. Kafe lazimnya tumbuh dan berkembang di daerah
perkotaan dan diperuntukkan bagi masyarakat yang hidup dan tinggal dalam
budaya urban perkotaan modern (Sukendro, 2013).
2.2.3 Warung Kopi Tradisional dan Modern
Warung kopi menurut Derwentyana (2011) dapat dikaji dengan 2 buah
objek kajian yang mewakili masing-masing kelas sosial penggunanya. Masing-
masing objek dikaji mengenai perbedaan pengguna beserta aktivitasnya, fasilitas
dan desainnya.
1. Warung Kopi Tradisional
a. Pengguna dan aktivitas
Masyarakat yang menjadi pengguna warung kopi tradisional ini umumnya
adalah masyarakat-masyarakat kebanyakan di Indonesia, seperti kaum laki-laki,
supir, tukang becak, dan lain-lain. aktivitas yang dilakukan biasanya
menghabiskan waktu dengan minum kopi, berbincang dan berkumpul. Wanita
atau ibu-ibu jarang terlibat dalam warung kopi tradisional disini, dan warung kopi
memang identik dengan tempat hang out nya kaum laki-laki
b. Fasilitas
Pada umumnya fasilitas kedai kopi tradisional di Indonesia sangat
sederhana, hanya terdiri bangku dan meja bambu, dengan atap terpal atau asbes,
23
dan sekelilingnya ditutup dengan kain bekas spanduk atau spanduk bekas promosi
produk tertentu yang terkadang tidak ada hubungannya dengan produk kopi.
c. Menu
Menu yang ditawarkan biasanya hanya kopi hitam, kopi susu, dan kopi
instan. Menu-menu pilihan lain seperti cappuccino atau ekspresso instan dalam
sachet bahkan tidak terlalu diminati disini. Warung kopi tradisional tidak
menggunakan seorang barista atau ahli minuman. Makanan pendamping yang
disajikan tergolong sederhana seperti aneka macam gorengan dan ketan.
d. Desain kemasan saji
Penyajian kopi menggunakan gelas kecil dan piring kecil (pisin) untuk
alasnya, dan terkadang menggunakan tutup gelas dari bahas stainless atau
melamin, yang tidak cocok warna maupun bentuknya.
e. Harga
Harga yang ditawarkan untuk segelas kopi biasanya tidak terlalu mahal
tergantung minuman kopi yang dipilih ditambah ongkos seduh air dan gula.
2. Warung kopi modern
a. Pengguna dan Aktivitas
Harga yang ditawarkan untuk satu cangkir/gelas kopi cukup mahal, maka
tidak sembarang orang yang bersedia menukarkan sejumlah uang cukup besar
untuk satu cangkir/gelas kopinya, sehingga tempat ini menjadi eksklusif.
b. Fasilitas
Konsep ruang yang ditawarkan biasanya adalah konsep lounge (santai)
cafe, dengan menempatkan sofa-sofa empuk di dalam ruangan atau meja dan kursi
yang sudah terkonsep untuk menciptakan suasana nyaman dan cozy agar bisa
dinikmati dengan waktu yang lama. Selain itu, juga terdapat fasilitas tambahan
lain seperti Wifi, toilet dan musik/live musik.
c. Menu
Menu kopi yang ditawarkan cukup beragam, seperti jenis hot coffee dan
cold coffee dan desain penyajiannya sangat menarik dan menggugah selera.
Warung modern telah menggunakan standart rasa dan menggunakan jasa barista
24
yang cukup handal. Selain menawarkan beragam jenis ramuan kopi, mereka juga
menawarkan beberapa jenis makanan pendamping, seperti roti dan pastry.
d. Desain kemasan saji
Kemasan yang digunakan biasanya menggunakan gelas yang sudah
memiliki standar kemasan tiap sajian dan terkadang pada kemasan saji terdapat
logo warung kopi.
e. Harga produk
Harga yang ditawarkan untuk satu gelas kopi dapat dinilai “sangat” mahal
untuk orang kebanyakan masyarakat Indonesia. Rata-rata harga yang ditawarkan
kurang lebih Rp 20.000 - Rp 50.000 satu gelasnya.
2.2.4 Analisis Deskriptif
Menurut Mulyono (1998), pada umumnya penelitian deskriptif merupakan
penenlitian non hipotesis, sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu
merumuskan hipotesis. Sehubungan dengan penelitian deskriptif sering dibedakan
atas dua jenis penelitian menurut proses sifat dan analisis datanya, yaitu:
a. Riset deskriptif yang bersifat eksploratif
Riset deskriptif yang bersifat eksploratif bertujuan untuk menggambarkan
keadaan atau status fenomena. Dalam hal ini peneliti hanya ingin mengetahui
ha-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu. Apabila data tlah terkumpul
maka diklasifikasikan menjadi dua kelompok data yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
b. Riset deskriptif yang bersifat developmental
Riset deskriptif ini umunmnya digunakan untuk menemukan suatu model atau
prototype dan bisa digunakan untuk segala jenis bidang.
2.2.5 Analisis Validitas dan Reliabilitas
Menurut Santosa dan Ashari (2005) dalam menyusun kuisioner perlu
adanya pengukuran dari variabel. Pada penyusunan kuisioner, salah satu kriteria
kuisioner yang baik adalah validitas dan reliabilitas kuisioner. Validitas
menunjukkan kinerja kuisioner dalam mengukur apa yang diukur, sedangkan
25
reliabilitas menunjukkan bahwa kuisioner tersebut konsisten apabila digunakan
untuk mengukur gejala yang sama. Tujuan pengujian validitas dan reliabiltas
adalah untuk menunjukkan bahwa data yang diperoleh telah valid.
1. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur
apa yang apa yang ingin diukur (Umar, 2002). Terdapat beberapa jenis validitas:
a. Validitas Konstruksi
Validitas Konstruksi adalah suatu kuisioner yang baik harus dapat mengukur
dengan jelas kerangka penelitian yang akan dilakukan.
b. Validitas Isi
Validitas isi adalah suatu alat yang mengukur sejauh mana kuisioner atau alat
ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep.
c. Validitas Prediktif
Validitas prediktif adalah kemampuan dari kuisioner dalam memprediksi
perilaku dari konsep.
2. Uji Reliabilitas
Tahap selanjutlanya setelah uji validitas adalah mengukur reliabilitas.
Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam
mengukur gejala yang sama di lain kesempatan (Umar, 2005). Pengukuran
reliabilitas dilakukan dengan dua cara (Santosa dan Ashari, 2005), yaitu:
a. Repeated Measure
Repeated Measure atau pengukuran berulang, yakni pengukuran dilakukan
berulang-ulang pada waktu yang berbeda, dengan kuisioner atau pertanyaan
yang sama. Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan pengukuran
sebelumnya.
b. One Shot
One shot yakni pengukuran yang dilakukan hanya pada satu waktu, kemudian
dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau dengan pengukuran
korelasi antarjawaban. Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan
metode Cronbach Alpha, dimana suatu kuisioner dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60.
26
2.2.6 Analisis Faktor
Menurut Widayat dan Amirullah (2002), analisis faktor adalah suatu
analisis yang digunakan untuk mereduksi, meringkas dari banyak variabel ke
dalam satu atau beberapa faktor, proses ini identik dengan proses pengalihan
faktor dari kumpulan variabel yang ada. Namun demikian proses penggalian
faktor ini tidak mudah, selain dibutuhkan pemahaman terhadap teori yang
mungkin sudah mapan, juga dibutuhkan kemampuan untuk memunculkan banyak
variabel yang nantinya akan dilakukan reduksi hingga menghasilkan suatu faktor.
Secara matematis analisis faktor seperti halnya analisis regresi, masing -
masing variable diekspresikan secara kombinasi linier dengan suatu faktor. Secara
lebih jelas model analisis faktor dapat diformulasikan sebagi berikut:
Xi = Ai1Fi + Ai2F2 + Ai3F3 + ...... + AimFm + ViUi
Keterangan :
Xi = Variabel terstandar ke i
Aij = Koefisien regresi dari varibael ke i pada common faktor j
F = Common faktor
Vi = Koefisien regresi terstandar dari variabel i pada faktor unik ke i
Ui = Faktor unik untuk variabel ke i
m = jumlah common faktor
Faktor unik aadalah faktor yang tidak mempunyai korelasi atau hubungan
dengan common faktor, sedangkan common faktor adalah kombinasi linier dari
variabel-variebel. Secara jelas common faktor dapat diformulasikan sebagai
berikut :
Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 + ...... + WikXk
Keterangan :
Fi = faktor ke i estimasi
W = bobot faktor atau skor koefisien faktor
K = jumlah variabel
Menurut Supranto (2004), analisis faktor mempunyai tujuan terpenting
yaitu menjelaskan hubungan diantara banyak variabel dalam bentuk beberapa
faktor. Analisis faktor utamanya digunakan untuk mereduksi data atau meringkas,
27
dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnya dari 15
variabel yang lama diubah menjadi 4 atau 5 variabel baru yang disebut faktor dan
masih memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli.
Dalam analisis faktor terdapat dua pendekatan yakni confirmatory dan
exploratory (Hair dkk, 2006). Menurut Heir dkk (2010) penelitian Exploratory
Factor Analysis (EFA) adalah pendekatan yang memiliki tujuan untuk
menyelidiki faktor-faktor yang terkandung dalam variabel-variabel pengamatan
tanpa penentuan teori pengukuran yang mengaturnya. Confirmatory Factor
Analysis (CFA) adalah pendekatan yang sudah memiliki teori pengukuran yang
mengatur hubungan antara variabel-variabel pengamatan dan faktor-faktor yang
diberikan dalam suatu penelitian dengan tujuan untuk melakukan penegasan suatu
teori pengukuran yang diberikan dalam rangka membandingkan teoritis dengan
hasil empiris atau pengamatan.
2.3 Kerangka Pemikiran
Kabupaten Jember adalah kabupaten yang budaya masyarakatnya
cenderung sudah mengalami pergeseran dari budaya pedesaan ke arah budaya
perkotaan, dari tradisional ke modern. Hal ini bisa dilihat dari bertambahnya
pendatang dari luar kota Jember, adanya universitas serta pertokoan yang bersifat
modern seperti mall mulai banyak bermunculan. Kota yang merupakan sentra
produsen kopi di daerah Jawa Timur ini mulai dibanjiri oleh warung-warung kopi
yang menyediakan minuman kopi dari yang pembuatannya paling sederhana
hingga yang paling rumit. Tingkat konsumsi kopi di kota jember yang cukup
tinggi membuat warung kopi mulai menjamur. Warung kopi dapat ditemui
dibanyak tempat, mulai dari yang berjajar dipinggir jalan hingga warung kopi
yang menggunakan model warung kopi coffe shop. Warung kopi bisa dibedakan
menjadi model warung tradisional dan model warung modern.
Warung kopi dengan model warung tradisional merupakan warung kopi
yang identik dengan warung kecil sederhana, dengan menu khas kopi tubruk
dengan sajian pendamping gorengan atau roti bakar. Warung ini umunya berlokasi
di pinggir jalan atau di depan rumah pemilik warung. Warung kopi tradisional
28
memiliki kekhasan yaitu menjadi tempat berkumpul kaum pemuda dan bapak-
bapak untuk minum-minum, berkumpul, berbincang, dan bersenda gurau.
Pembuatan minuman kopi diwarung tradisional umumnya menggunakan bahan
yang sangat sederhana yakni, hanya menggunakan air panas, gula dan bubuk kopi.
Berbeda dengan warung kopi dengan model warung modern, warung kopi
modern atau kafe ini identik dengan sarana untuk mewadahi aktualisasi diri dan
sosialisasi masyarakat perkotaan kelas sosial tingkat atas. Warung kopi modern
atau kafe menawarkan fasilitas yang lebih menarik, seperti sofa yang empuk,
desain interior ruangan yang membuat konsumen nyaman, Wifi, live musik, dan
menu kopi yang lebih beragam. Pembuatan minuman kopi di warung kopi modern
juga tergolong rumit. Adanya barista dalam pembuatan kopi serta mesin espresso
membuat warung kopi modern ini memiliki konsumen nya tersendiri. Warung
kopi dengan model warung modern tidak hanya sebagai tempat untuk memenuhi
kebutuhan minum kopi, tetapi sudah lebih ke arah gaya hidup. Budaya ngopi
sebagai ajang untuk berkumpul, berdiskusi atau bahkan untuk menunjukkan
prestise, kehormatan dan ekspresi gaya.
Warung kopi tradisional di Jember sampai saat ini masih tetap eksis
walaupun serangan dari warung kopi modern semakin gencar. Pada umumnya
fasilitas warung kopi tradisional di Jember sangat sederhana, hanya terdiri bangku
dan meja bambu (jongko), dengan atap terpal atau asbes, dan sekelilingnya ditutup
dengan kain bekas spanduk atau spanduk bekas promosi produk tertentu yang
terkadang tidak ada hubungannya dengan produk kopi, dan dilengkapi dengan
pencahayaan ala kadarnya/remang-remang.
Kehadiran warung kopi yang berbasiskan coffee shop menawarkan
aktivitas ngopi yang berbeda dengan warung kopi tradisional. warung kopi
modern memiliki kesan bahwa konsumen ini antara lain kalangan menengah ke
atas. Salah satu pengaruh keberhasilan coffee shop tidak terlepas dengan citra
yang berhasil dimunculkan terhadap para pengunjung atau konsumen, yang mana
warung kopi modern tidak hanya menyajikan berbagai variasi minuman kopi, tapi
juga ‘menjual’ kesan yang menyenangkan kepada para pelanggannya. Selain itu
fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh coffe shop dan juga dari segi harga tiap
29
secangkir kopi di tempat ini secara tidak langsung menentukan jenis konsumen
seperti apa yang akan meminumnya.
Fenomena yang dapat dilihat bahwa meskipun keberadaan warung kopi
modern yang bermodel coffe shop ini menjamur di Kota Jember, tetapi keberadan
warung kopi tradisional masih tetap eksis. Hal inilah yang membuat peneliti ingin
meneliti tentang alasan konsumen memilih minum kopi di warung tradisional dan
modern. Alasan-alasan yang mungkin muncul adalah yang pertama adalah dari
segi kebiasaan konsumen dalam meminum kopi, seberapa sering intensitas
konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Kedua, karena minuman kopi dipercaya
sebagai suatu hal yang memiliki manfaat bagi kesehatan. Ketiga, rasa suka
terhadap minuman kopi, mulai dari aroma dan cita rasa yang khas, jenis kopi dan
selera. Konsumen yang memilih alasan suka cenderung disebabkan oleh karena
bahwa minuman kopi dapat memberi kepuasan dan rasa senang. Keempat, sarana
pergaulan, sebagai tempat berkumpul bersama keluarga, teman sejawat atau
urusan bisnis. Kelima, sebagai pelengkap rokok, menurut sebagian konsumen
yang perokok aktif, minuman kopi merupakan pasangan yang cocok saat
merokok. Keenam, rasa ingin dan sebagai penggugah inspirasi, selain alasan,
tentu saja terdapat jenis kopi yang ditawarkan, untuk itu perlu diketahui jenis kopi
apa yang ditawarkan di warung kopi tradisional dan modern karena salah satu
alasan kenapa konsumen memilih minum kopi di warung kopi tradisonal dan
modern adalah jenis kopi. Analisis yang digunakan untuk meneliti lebih lanjut
yakni menggunakan analisis deskriptif untuk membuat deskripsi mengenai alasan
konsumen memilih minum kopi di kedua model warung tersebut.
Minuman kopi selalu identik dengan minuman yang berwarna hitam pekat
dan memiliki rasa pahit. Seiring berkembangnya zaman saat ini olahan minuman
kopi sudah memiliki banyak sekali perubahan dari segi pembuatan, penyajian dan
cita rasa. Umumnya, warung kopi tradisional identik dengan minuman kopi khas
gaya kopi tubruk yakni, kopi hitam yang dinikmati beserta ampas kopinya. Pada
warung kopi modern kopi hitam memiliki nama yang berbeda yakni, americano,
long black, kopi filter dan espresso. Ketiga sajian kopi tersebut memang sama-
sama kopi hitam tapi proses pembuatannya sedikit berbeda dan penyajian nya
30
tidak beserta ampas kopi. Selain kopi hitam terdapat jenis sajian kopi yang cukup
populer yakni kopi susu. Kopi susu merupakan minuman kopi hitam yang
ditambahkan dengan susu. Konsumen umumnya memilih kopi susu karena tidak
menyukai rasa pahit pada kopi hitam. Pada warung kopi modern kopi susu
biasanya banyak dijumpai dengan sebutan caffe latte dan cappucino, sedangkan
pada warung kopi tradisional kopi instan atau kopi sachet banyak digemari oleh
konsumen.
Warung kopi tradisional dan modern memiliki konsumen dengan
karakteristik yang berbeda. Sekilas penikmat warung kopi tradisional identik
dengan masyarakat dengan penghasilan rendah, ekonomi menengah kebawah,
sedangkan pada warung kopi modern seperti kafe masyarakat dengan penghasilan
menengah ke atas. Selain itu, jika dilihat dari gender, kaum laki-laki lebih banyak
ditemui di warung kopi tradisional dibandingkan dengan kaum perempuan
sedangkan pada warung kopi modern, kaum perempuan tidak termarginalkan
dengan adanya kaum laki-laki. Selain dari segi usia, jenis kelamin, pendapatan,
jenis pekerjaan dan pendidikan, status kawin atau belum kawin serta pengalaman
mengkonsumsi kopi juga berhubungan dalam krakteristik konsumen. Maka untuk
itu, peneliti ingin lebih mendalami lagi mengenai karakteristik konsumen di kedua
warung kopi tersebut. Analisis yang digunakan untuk meneliti lebih lanjut yakni
menggunakan analisis deskriptif.
Gaya hidup yakni cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana
seseorang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap
penting dalam lingkungannya, dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka
sendiri dan juga dunia disekitarnya. Gaya hidup berpengaruh dalam pemilihan
minum kopi di warung tradisional dan modern. Selain itu, faktor yang
berpengaruh yang kedua yakni faktor kelompok referensi konsumen. Referensi
konsumen memilih minum kopi di warung kopi tradisional atau modern bisa saja
mendapat pengaruh dari orang lain dan lingkungan seperti, keluarga, tetangga
ataupun teman sejawat. Selain kedua faktor diatas terdapat pula faktor persepsi,
sikap, motivasi dan karakteristik pribadi yang mempengaruhi peminum kopi
memilih warung tradisional dan modern.
31
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Uji Validitas
dan Reliabilitas
Analisis Faktor
Eksploratori
Warung Kopi
Warung Kopi Tradisional
Warung Kopi Modern
Analisis Deskriptif
Jenis kopi
yang
dipilih:
- Robusta
- Arabika
- Liberika
- Excelsa
Karakteristik konsumen:
- Usia
- Jenis
Kelamin
- Jenis
pekerjaan
- Pendidikan
- Pendapatan
- Status
(Kawin/belum
kawin)
- Pengalaman
mengkonsumsi
kopi
(Kotler dan Keller (2009) dan
Setiadi (2010))
Alasan
konsumen
minum
kopi di
warung
kopi
Perilaku Konsumen Kopi di Warung Tradisional dan Modern
Faktor yang
mempengaruhi
persepsi
konsumen kopi:
- Faktor Internal
- Faktor Eksternal
- Faktor
Situasional
32
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Penetuan Daerah Penelitian
Metode yang digunakan untuk memilih daerah penelitian yakni
menggunakan metode yang disengaja (purposive method). Daerah penelitian yang
dipilih adalah Kabupaten Jember. Penentuan daerah penelitian tersebut atas dasar
bahwa Kabupaten Jember merupakan sentra produksi kopi, serta daerah pusat
kota Jember terdapat warung kopi dari tradisional hingga modern.
Pemilihan lokasi penelitian warung kopi tradisional dan modern
menggunakan metode yang sama yakni metode yang disengaja(purposive
method), untuk pemilihan warung kopi tradisional dipilih, (1) di daerah perkotaan
yakni, di Kecamatan Sumbersari, Patrang dan Kaliwates atas dasar pada
kecamatan tersebut merupakan daerah perkotaan (Badan Pusat Statistika, 2010).
Pertimbangan yang lain yakni, karena di ketiga kecamatan tersebut terdapat
banyak warung kopi modern yang berdekatan dengan warung kopi tradisional.(2)
Menggunakan fasilitas sederhana (terpal, kursi, meja), (3) Jenis minuman kopi
yang ditawarkan juga sederhana, dan tidak menggunakan alat khusus (kopi
tubruk, kopi susu dan kopi sachet) serta (4) harga yang ditawarkan relatif murah
(harga ≤ Rp. 6000,-).
Pemilihan warung kopi modern dipilih dengan ketentuan kriteria, yakni
memiliki seorang barista, sudah memiliki cabang atau franchise, menggunakan
alat seduh kopi modern atau tradisional, memiliki desain interior, penggunaan
logo pada kemasan dan berlokasi di daerah perkotaan.
Kriteriawarungkopimodern:
Barista : sebutan untuk seseorang yang pekerjaannya
membuat dan menyajikan kopi yang berbasis
esspreso kepada pelanggan.
Franchise dan Cabang : Franchise dan Cabang adalah dua hal yang
berbeda tetapi memiliki kesamaan yakni dalam
ekspansi usaha. Franchise adalah sistem
waralaba yang digunakan oleh kedai kopi
33
dengan cara duplikasi dan kemitraan,
sedangkan cabang adalah ekspansi usaha
dengan model kemitraan dari satu perusahaan
atau pribadi.
Alat seduh kopi modern : Alat untuk menyeduh kopi secara modern
dalam hal ini adalah alat espresso modern.
Desain interior : konsep ruangan modern yang ditawarkan pada
warung kopi seperti, penempatan sofa-sofa
empuk, ruangan warung kopi yang berkonsep
lounge cafe di dalam serta penggunaan meja
dan kursi taman yang cocok pada ruang
outdoor.
Logo pada kemasan : penggunaan tanda atau ciri khas pada
perangkat minum atau tempat makanan yang
digunakan sebagai identitas warung kopi.
Daerah perkotaan : wilayah administratif setingkat desa/kelurahan
yang memenuhi persyaratan tertentu dalam hal
kepadatan penduduk, persentase rumah tangga
pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan,
sarana pendidikan formal, sarana kesehatan
umum, dan sebagainya. Dalam hal ini daerah
perkotaan adalah Kec. Kaliwates, Kec. Patrang
dan Kec. Sumbersari.
Warung kopi modern setidaknya memiliki 5 kriteria dari 6 kriteria warung
kopi modern. Warung kopi modern di Jember kemudian dipilih 5 warung kopi
yang memenuhi 5 sampai 6 kriteria warung kopi modern. Empatwarung kopi
tersebutadalahWarung Kopi Cak Wang Gebang, Excelso, CoffeToffe, Rollaas
Coffee and Tea dan My Sister Cafe and Resto. Pada warung kopi modern,
Kecamatan Patrang tidak dipilih karena pada kecamatan tersebut belum ada
warung kopi modern dengan kriteria yang telah ditentukan.
34
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan
korelational. Metode deskriptif difungsikan untuk membuat gambaran atau
deskripsi mengenai fakta-fakta, sifat yang ada serta hubungan dari fenomena yang
diteliti pada suatu objek penelitian secara sistematis, faktual dan akurat. Metode
korelasional bertujuan untuk mendeteksi variasi-varisi pada satu atau lebih faktor
lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Wibowo, 2000).
3.3 Metode Pengambilan Contoh
3.3.1 Populasi
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan obyek yang
karakteristiknya hendak diduga. Satuan-satuan atau individu-individu ini disebut
unit analisa. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen yang sedang minum
kopi dan akan membeli kopi di warung tradisional dan modern di Kabupaten
Jember.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Convinience
Sampling adalah metode pengambilan contoh yang digunakan dalam penelitian
ini.Penarikansampelmenggunakanteknikconviniencedilakukandenganmemilih
unit-unit analisis yang dianggapsesuaiolehpeneliti (Sarwonodkk, 2008). Sampel
yang diambil adalah orang-orang yang mudah ditemui atau orang yang berada
pada waktu yang tepat, mudah ditemui dan dapat dijangkau. Informasi yang ada
pada sampel adalah bahan penting yang bisa dikaji lebih lanjut untuk menjawan
rumusan masalah penelitian. Pengambilan sampel tidak dibatasi sehinga peneleti
bisa dengan leluasa memilih sampel.
Peneliti menetapkan beberapa kriteria dalam penentuan sampel yang akan
diambil. Pemberlakukan ketetapan dilakukan agar data yang diperoleh akurat.
Kriteria sampel sebagai berikut :
1. Responden yang berada dilokasi penelitian dan sudah melakukan pembelian
kopi di warung tradisional dan modern.
35
2. Responden bersedia diwawancarai.
Joseph F. Hair at al (2006) menjelaskan bahwa dalam analisis faktor
penentuan jumlah sampel adalah 100 atau lebih sedangkan, menurut Maccallum
dan Widaman (dalam Jasimin dkk, 2015) dalam penelitian faktor analaisis dengan
communalities item yang tinggi (misalnya, 0,60 atau lebih besar) maka hasil
eksploratori sudah sangat konsisten dengan sampel meskipun kurang dari 60
kasus atau responden. Supranto (2004) juga menjelaskan dalam analisis faktor
banyaknya elemen sampel (n) harus cukup/memadai. Untuk menentukan
banyaknya sampel yakni dengan cara banyak nya atribut yang akan di analisis
dikalikan dengan elemen sampel n = 4 atau 5. Dalam penelitian ini jumlah atribut
diduga berjumlah 18 atribut, maka jumlah sampel yaitu sebagai berikut:
n = 5 x k
= 5 x 18 = 90 ≈ 100 sampel peminum kopi
Keterangan:
n = Jumlah sampel
k = Jumlah atribut
Tabel 3.2 Penyebaran Sampel
Jenis Warung Kopi Populasi Sampel
Warung
Sampel
Peminum Kopi
Tradisional Tidak terdata 4 100
Modern 18 4 100
Jumlah 10 200 Sumber : Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 1: Halaman 95)
3.4 Ukuran Data Penelitian
Skala likert digunakan secara luas yang mengharuskan responden untuk
menunjukkan derajat setuju atau tidak setuju kepada setiap statemen yang
berkaitan dengan objek yang dinilai (Widayat dan Amirullah, 2002).Penggunaan
skala likert pada penelitiannya ini didasarkan bahwa data yang akan di analisis
adalah data yang berbentuk persepsi. Agar dapat dioleh maka harus dikonversikan
menjadi angka. Pendekatan yang dilakukan adalah penggunaan skala likert.
36
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode wawancara dan observasi digunakan dalam pengambilan data
penelitian. Responden yang telah memenuhi kriteria yang tertera di atas adalah
syarat utama melaksanakan metode wawancara. Data yang digunakan dalam
penelitian adalah data primer yang diperoleh langsung dari responden di lapang
dengan menggunakan kuisoner.
3.6 Metode Analisis Data
Untuk menganalisis permasalahan, maka dibutuhkan beberapa alat analisis
serta data yang dibutuhkan sebagai cara untuk mengetahui hasil dari permasalahan
tersebut.Perumusan masalah pertama, kedua, dan ketiga menggunakan analisis
deskriptif.Analisis validitas dan reliabilitas serta analisis faktor digunakan untuk
menjawab permasalahan keempat.
Analisis pertama yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah
keempat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen minum
kopi di warung tradisional dan modern adalah analisis validitas dan
reliabilitas.Atribut-atribut yang akan diuji yakni:
X1 : Waktu pembelian
X2 : Mendapat pengaruh dari sanak saudara atau kerabat
X3 : Mendapat pengaruh dari saudara kandung
X4 : Mendapat pengaruh dari rekan kerja atau teman sejawat
X5 : Kondisi psikologis pribadi
X6 : Kualitas dan cita rasa kopi yang ditawarkan
X7 : Mengisi waktu luang
X8 : Variasi sajian minuman kopi yang ditawarkan
X9 : Harga
X10 : Lokasi
X11 : Untuk eksistensi di media sosial (Twitter, Facebook, Instagram, Path,
BBM, Line)
X12 : Desain ruangan
X13 : Pelayanan
37
X14 : Sebagai media atau tempat untuk berkumpul bersama teman, keluarga,
atau rekan kerja
X15 : Pendapatan
X16 : Fasilitas
X17 : Suasana
X18 : Promosi
Penilaian atribut digunakan nilai ukur sebagai berikut:
1 = (STS) Sangat Tidak Setuju 4 = (S) Setuju
2 = (TS) Tidak Setuju 5 = (SS) Sangat Setuju
3 = (N) Netral
Metode yang pertama dilakukan adalah uji validitas, yakni dengan
mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara
keseluruhan. Tahap-tahap yang harus dilakukan untuk melakukan pengujian
validitas adalah (Umar, 2005):
1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur.
2. Melakukan uji pada sejumlah responden. Responden diminta menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ada dengan menggunakan skala dengan rentang 1
sampai 5.
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan
skor total memakai rumus teknik korelasi product moment, yang rumusnya
seperti berikut:
r =
Keterangan:
r = nilai korelasi atribut
n = jumlah responden
X =skor pertanyaan
Y = skor total
Atribut yang telah dinyatakan valid, selanjutnya diuji nilai reliabilitasnya. Uji
reliablitas dalam hal ini menggunakan teknik dari Cronbach. Teknik
38
cronbachdigunakan jika instrument merupakan rentangan antara beberapa nilai.
Rumus yang digunakan yakni:
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
σt2 = varians total
∑σb2 =
jumlah varians butir
Atribut yang telah diuji validitas dan reabilitas nya kemudian di analisis
menggunakan analisis faktor. Prinsip kerja analisis faktor yaitu dari n atribut yang
diamati, dimana beberapa atribut memiliki kolerasi. Atribut tersebut memiliki p
(common factor) faktor umum yang menjadi kolerasi antara atribut dan juga m
(unique factor) faktor unik yang membedakan tiap atribut. Faktor umum
dilambangkan dengan F1,F2,...,Fm dan faktor unik dilambangkan dengan
U1,U2,...,Ui (Hair dkk, 2006). Setelah didapat skor penilaian dilanjutkan dengan
analisis. Model matematis dasar analisis faktor yang digunakan untuk setiapatribut
independen xi (Wibisono, 2003).
m
xi = ∑ Aij Fj + Bi Ui i=1
Keterangan :
xi = atribut independen ke-i
Fj = faktor kesamaan ke-j
Ui = faktor unik ke-i
Aij = koefisien faktor kesamaan
Bi = koefisien faktor unik
39
Analisis faktor merupakan analisis yang dilakukan untuk meringkas
banyaknya atribut menjadi beberapa faktor yang lebih sederhana. Menurut
Supranto (2004) ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam analisis faktor:
1. menyusun matrik kolerasi dari semua atribut
Matrik kolerasi disusun untuk memilih atribut-atribut yang memiliki kolerasi
yang tinggi dengan model. Kolerasi tersebut dilihat dari nilai anti image
correlation, jika nilai anti image correlation lebih besar dari 0,5 maka atribut
tersebut diikutsertakan dalam model, tetapi jika dibawah 0,5 maka harus
dikeluarkan dari model. Pemilihan atribut dilakukan samapi semua atribut
memiliki anti image correlation di atas 0,5.
2. Menyaring atau meringkas menjadi faktor inti
Setelah semua atribut memiliki kolerasi kuat dengan model maka dilakukan
penyaringan atau peringkasan atribut menjadi faktor inti yang lebih sederhana
3. Untuk mengetahui isi faktor yang terbentuk sudah berbeda nyata dengan
faktor lain secara signifikan maka dilakukan proses rotasi
4. Menamakan faktor yang terbentuk
Faktor yang terbentuk diberi nama sesuai dengan atribut-atribut yang
membentuknya.
5. Memvalidasi hasil faktor yang terbentuk dengan melihat nilai reabilitas
alfanya.
Cara menentukan faktor dapat diterima, dapat di lihat dari semakin
besarnya Eigenvalues tiap-tiap faktor yang muncul. Semakin besar Eigenvalues
suatu faktor, semakin representatif faktor tersebut. Pengelompokan atribut ke
dalam faktor umum ditentukan oleh nilai faktor loading. Jika nilai mutlak faktor
loading lebih dari 0,5 maka atribut tersebut masuk dalam faktor umum.
Penelitian ini menggunakan analisis faktor eksploratori atau Exploratory
Factor Analysis (EFA). Penelitian eksplanatori menurut Singarimbun dalam
Singarimbun dan Effendi (1995) merupakan penelitian yang menjelaskan
hubungan kausal antara atribut penelitian dengan pengujian hipotesa. Di dalam
penelitian eksplanatori, pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah
metode survey, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta
40
mengenai fenomena-fenomena yang ada di dalam obyek penelitian dan mencari
keterangan secara aktual dan sistematis. Exploratory Factor Analysis (EFA)
merupakan analisis faktor yang memiliki prosedur, yaitu memeriksa data dan
memberikan penelitian dengan informasi kira-kira berapa banyak faktor yang
diperlukan untuk menggambarkan data. Dalam EFA, semua atribut terukur
dihubungkan untuk setiap faktor oleh suatu estimasi loading faktor. Struktur
sederhana dihasilkan ketika setiap atribut terukur mengisi dengan loading tinggi
hanya satu faktor dan memiliki loading rendah pada faktor yang lain (Hair dkk,
2010).Pengambilan keputusan pada Exploratory Factor Analysis (EFA) adalah
yakni melihat atribut yang terbentuk setelah di reduksi dan rotasi, atribut-atribut
yang telah lolos analisis faktor kemudian menamai faktor-faktor yang merupakan
gabungan dari banyak atribut.
3.7 Definisi Operasional
1. Warung tradisional adalah warung yang menyediakan minuman kopi dengan
sajian sederhana, yakni kopi hitam, kopi susu dan kopi sachet. Menggunakan
fasilitas sederhana (terpal, kursi, meja), serta harga yang ditawarkan relatif
murah (harga ≤ Rp. 6000,-).
2. Warung modern adalah kafe yang menyediakan minuman kopi (Espresso
based) di sebuah kedai yang telah termanajemen dengan baik. Memiliki
seorang barista dan desain bentuk warung yang ditampilkan dengan modern.
3. Konsumen kopi adalah konsumen yang membeli dan mengkonsumsi
minuman kopi.
4. Perilaku konsumen adalah kegiatan fisik responden dalam menilai atribut-
atribut yang mempengaruhi konsumsi kopi.
5. Jenis kopi adalah jenis kopi robusta, arabika, liberika dan excelsa.
6. Karakteristik konsumen kopi adalah suatu ciri khas yang ada pada konsumen
penikmat dan pengkonsumsi minuman kopi dari segi usia, konsumsi rokok,
jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, pengalaman mengkonsumsi kopi, status
kawin/belum kawin.
41
7. Mix coffee adalah sajian minuman kopi yang menggabungkan kopi dengan
bahan lain, seperti kopi dengan susu, coklat, es krim, winedan lain-lain. Mix
coffee di warung tradisional adalah kopi susu, sedangkan di warung modern
adalah Cappucino, Moccacino, Kopi dengan campuran karamel, buah dan
lain-lain.
8. Origin coffee adalah sajian minuman kopi yang tidak menggabungkan kopi
dengan bahan lain, kecuali gula. Origin coffee di warung tradisional, seperti
kopi hitam, kopi tubruk dan kopi joss, sedangkan di warung modern, seperti
americano, espresso dan lain-lain.
9. Usia adalah karakteristik konsumen kopi dari segi usia yang dibedakan
menjadi dua kelompok yakni kelompok umur muda ≤ 25 tahun serta
kelompok umur tua > 25 tahun.
10. Perokok adalah karakteristik konsumen kopi yang aktif atau non aktif
merokok.
11. Jenis kelamin adalah karakteristik konsumen kopi yang dibedakan antara laki-
laki dan perempuan.
12. Jenis pekerjaan adalah karakteristik konsumen dari segi pekerjaan yakni tidak
bekerja (Siswa, Mahasiswa) dan Bekerja.
13. Pendapatan adalah karakteristik konsumen kopi yang memiliki pendapatan
dan dibedakan menjadi tiga kelompok yakni pendapatan rendah dengan
kisaran Rp. 500.00 – Rp. 1.000.000, pendapatan menengah Rp. 1.000.000 –
Rp. 2.000.000 dan pendapatan tinggi > Rp. 2.000.000.
14. Status adalah karakteristik konsumen kopi yang sudah kawin atau belum
kawin.
15. Pengalaman mengkonsumsi kopi adalah karakteristik konsumen kopi yang
didasarkan kepada berapa lama konsumen mulai mengenal kopi yang
dikelompokkan menjadi 2 kriteria yakni, kriteria pemula ≤ 3 tahun dan
kriteria penikmat > 3 tahun.
16. Analisis faktor adalah suatu analisis yang digunakan untuk mereduksi,
meringkas dari banyak atribut kedalam satu atau beberapa atribut.
42
17. Atributwaktu pembelian adalah persepsi konsumen apakah waktu pembelian
berpengaruh terhadap pemilihan minum kopi warungtradisional dan modern
di Kabupaten Jember diukur dengan skala likert.
18. Atribut mendapat pengaruh dari sanak saudara atau kerabat adalah persepsi
konsumen apakah mendapat pengaruh dari sanak saudara atau kerabat
berpengaruh terhadap pemilihan minum kopi warungtradisional dan modern
di Kabupaten Jember diukur dengan skala likert.
19. Atribut mendapat pengaruh dari saudara kandung adalah persepsi konsumen
apakah pengaruh dari saudara kandung berpengaruh terhadap pemilihan
minum kopi warungtradisional dan modern di Kabupaten Jember diukur
dengan skala likert.
20. Atribut mendapat pengaruh dari rekan kerja atau teman sejawat adalah
persepsi dari konsumen apakah pengaruh dari rekan kerja atau teman sejawat
berpengaruh terhadap pemilihan minum kopi warungtradisional dan modern
di Kabupaten Jember diukur dengan skala likert.
21. Atribut kondisi psikologis adalah persepsi konsumen apakah kondisi
psikologis berpengaruh terhadap pemilihan minum kopi warungtradisional
dan modern di Kabupaten Jember diukur dengan skala likert.
22. Atributkualitas dan cita rasa yang ditawarkan adalah persepsi konsumen
apakah kualitas dan cita rasa yang ditawarkanberpengaruh terhadap pemilihan
minum kopi warungtradisional dan modern di Kabupaten Jember diukur
dengan skala likert.
23. Atribut mengisi waktu luang adalah persepsi konsumen apakah mengisi
waktu luang berpengaruh terhadap pemilihan minum kopi warungtradisional
dan modern di Kabupaten Jember diukur dengan skala likert.
24. Atribut variasi sajian minuman kopi yang ditawarkan adalah persepsi
konsumen apakah variasi sajian minuman kopi berpengaruh terhadap
pemilihan minum kopi warungtradisional dan modern di Kabupaten Jember
diukur dengan skala likert.
43
25. Atribut harga yang ditawarkan adalah persepsi konsumen apakah harga yang
ditawarkan berpengaruh terhadap pemilihan minum kopi warungtradisional
dan modern di Kabupaten Jember diukur dengan skala likert.
26. Atribut lokasi yang strategis dan mudah dijangkau adalah persepsi konsumen
apakah lokasi yang strategis berpengaruh terhadap pemilihan minum kopi
warungtradisional dan modern di Kabupaten Jember diukur dengan skala
likert.
27. Atribut eksistensi di media sosial (Twitter, Facebook, Instagram, Path, BBM,
Line) adalah persepsi konsumen apakah eksistensi di media sosial
berpengaruh terhadap pemilihan minum kopi warungtradisional dan modern
di Kabupaten Jember diukur dengan skala likert.
28. Atributdesain ruangan adalah persepsi konsumen mengenai apakah desain
ruangan berpengaruh terhadap pemilihan minum kopi warungtradisional dan
modern di Kabupaten Jember diukur dengan skala likert.
29. Atributpelayanan adalah persepsi konsumen mengenai apakah pelayanan
berpengaruh terhadap pemilihan minum kopi warungtradisional dan modern
di Kabupaten Jember diukur dengan skala likert.
30. Atributberkumpul bersama teman, keluarga, atau rekan kerja adalah persepsi
konsumen mengenai apakah berkumpul bersama teman, keluarga, atau rekan
kerja berpengaruh terhadap pemilihan minum kopi warungtradisional dan
modern di Kabupaten Jember diukur dengan skala likert.
31. Atribut pendapatan adalah persepsi konsumen mengenai apakah pendapatan
berpengaruh terhadap pemilihan minum kopi warungtradisional dan modern
di Kabupaten Jember diukur dengan skala likert.
32. Atributfasilitas adalah persepsi konsumen mengenai apakah fasilitas
berpengaruh terhadap pemilihan minum kopi warungtradisional dan modern
di Kabupaten Jember diukur dengan skala likert.
33. Atributsuasana adalah persepsi konsumen mengenai apakah suasana
berpengaruh terhadap pemilihan minum kopi warungtradisional dan modern
di Kabupaten Jember diukur dengan skala likert.
44
34. Atribut promosi adalah persepsi konsumen mengenai apakah promosi
berpengaruh terhadap pemilihan minum kopi warungtradisional dan modern
di Kabupaten Jember diukur dengan skala likert.
45
BAB 4. GAMBARAN UMUM
4.1 Letak Geografis
Kabupaten Jember adalah sebuah kawasan yang terletak pada bagian timur
wilayah propinsi Jawa timur. Berbatasan dengan kabupaten Bondowoso dan
Kabupaten Probolinggo sebelah utara, Kabupaten Lumajang di sebelah barat,
Kabupaten Banyuwangi di sebelah timur, dan dengan Samudra Indonesia di
sebelah selatan dan 6079
0 sampai 7
014
033
0 bujur timur.
Luas Kabupaten Jember mencapai 3.293,34 km2, topografi berbukit
dengan pegunungan di sisi utara dan timur serta merupakan daerah subur yang
luas ke arah selatan. Wilayah kabupaten Jember 60 persen atau sebagian besar
berada pada ketinggian 100 sampai 500 meter diatas permukaan air laut. Wilayah
yang berada pada ketinggian 25 sampai 100 meter sekitar 19,87 persen dan 15,87
persen berada pada ketinggian 500 sampai 1000 meter di atas permukaan air laut.
Kabupaten Jember memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan
musim kemarau. Perubahan iklim global yang terjadi menjadikan prediksi
terhadap dua musim tersebut menjadi sulit. Banyaknya curah hujan di suatu
tempat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain iklim, topografi wilayah, dan
pertemuan arus angin sehingga banyaknya curah hujan beragam menurut letak
dan waktunya.
4.2 Keadaan Kegiatan Warung Kopi di Kabupaten Jember
Topografi wilayah Kabupaten Jember secara umum adalah kawasan
dataran rendah berbukit dan pegunungan. Keberadaan perbukitan dan adanya
pegunungan yang mengitari serta banyaknya sungai yang mengalir disamping
adanya proses sedimentasi turut membentuk kesuburan tanah. Kondisi ini menjadi
faktor pendukung utama untuk menjadikan daerah ini sebagai daerah yang secara
umum sesuai untuk menempatkan kegiatan agribisnis dan agroindustri sebagai
kegiatan ekonomi penduduk yang paling dominan.
46
Subsektor perkebunan di Kabupaten Jember memegang peranan yang
penting dalam mendukung perekonomian di wilayah Kabupaten Jember.
Subsektor perkebunan dengan komoditas kopi di Kabupaten Jember cukup tinggi.
Adanya PTPN XII, kebun rakyat dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
di Kabupaten Jember membuat Jember sebagai produsen kopi tertinggi ke dua di
Jawa Timur (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015). Kabupaten Jember selain
sebagai sentra penghasil kopi, juga memiliki kekhasan masyarakat yakni
mengkonsumsi kopi setiap hari. Dalam penelitian Lestari dkk (2009) bahwa
kebanyakan masyarakat perkotaan Kabupaten Jember mengkonsumsi kopi 1
sampai 2 cangkir per hari.
Tingginya tingkat konsumsi kopi masyarakat Kabupaten Jember membuat
warung kopi banyak bermunculan. Warung kopi dengan model tradisional,
menengah hingga modern banyak ditemui di daerah perkotaan Kabupaten Jember.
Warung kopi dengan model frenchise memberikan pengaruh besar terhadap gaya
hidup masyarakat di kota-kota besar. Budaya ngopi di Kabupaten Jember sudah
tidak lagi dianggap tabu dikalangan masyarakat, nongkrong sebagai salah satu
budaya membuat Bupati Jember menjadikan Kabupaten Jember sebagai Kota
Seribu Warung Kopi (Farida, 2016). Warung kopi yang sebelumnya identik
dengan sarana untuk minum, makan dan kumpul para kaum laki-laki berubah
menjadi sarana untuk mewadahi aktualisasi diri dan sosialisasi masyarakat kelas
sosial tingkat atas (Nurazizi, 2013).
4.3 Karakteristik Warung Kopi di Kabupaten Jember
Warung kopi di Kabupaten Jember dibedakan menjadi dua kategori, yakni
warung kopi tradisional dan modern. Pengguna warung kopi tradisional umumnya
adalah para bapak-bapak atau kaum laki-laki serta dengan latar belakang ekonomi
yang beragam. Aktivitas yang dilakukan yakni hanya untuk menghabiskan waktu
dengan minum kopi, berbincang-bincang dan berkumpul, serta pemilik warung
kopi tradisional dan konsumen biasanya saling mengenal dan memiliki hubungan
yang baik.
47
Pengguna warung kopi modern dikategorikan sebagai masyarakat dengan
kelas sosial atas, oleh karena harga yang ditawarkan untuk satu cangkir kopi
cukup mahal. Aktivitas yang dilakukan tidak hanya untuk minum kopi tetapi
untuk bertemu rekan bisnis atau acara bersama keluarga. Karakteristik antara
warung kopi modern dan tradisional berbeda. Karakteristik tersebut terbagi
menjadi tujuh macam, yakni tenaga kerja, bahan baku, lokasi, harga, promosi,
menu dan kualitas. Lebih jelasnya dijabarkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Karakteristik Warung Kopi di Kabupaten Jember
No. Karakterstik Warung Kopi
Tradisional
Warung Kopi
Modern
1. Lokasi Berada di pinggir jalan dan
menyebar
Berada di daerah strategis
dekat dengan daerah
perkotaan
2. Bahan baku Menggunakan bahan baku
olahan sendiri
Menggunakan bahan baku
kopi dengan kualitas
tinggi dan menggunakan
standart mutu (SOP)
3. Tenaga kerja Menggunakan tenaga kerja
yang berasal dari anggota
keluarga
Menggunakan tenaga
kerja orang luar
4. Harga Harga per cangkir kopi di
badrol Rp 3.500,00,-
hingga Rp 6.000,00,-
Harga per cangkir kopi di
badrol Rp 15.000,00,-
hingga Rp 110.000,00-
5. Promosi promosi dari mulut ke
mulut.
Promosi dengan
menggunakan media
sosial dan surat kabar
6. Menu Menu sajian kopi
sederhana dan tidak
menggunakan alat khusus
Sajian kopi origin coffee,
mix coffee dan espresso
based
7. Fasilitas Meja dan kursi yang tidak
cocok satu sama lain dan
alat permainan, seperti
catur, karambol dan kartu.
Meja dan kursi yang
senada, Wifi, musik, dan
menawarkan suasana
nyaman.
Sumber : Data primer diolah, 2016
4.3.1 Warung Kopi Tradisional
a. Lokasi
Lokasi warung kopi tradisional cenderung menyebar di seluruh Kabupaten
Jember. Daerah pedesaan hingga daerah perkotaan pasti memiliki warung kopi
tradisional. Lokasi penelitian warung kopi tradisional diambil di beberapa
kecamatan di Kabupaten Jember, yakni Kecamatan Sumbersari, Patrang dan
48
Kaliwates atas dasar pada kecamatan tersebut merupakan daerah perkotaan
(Badan Pusat Statistika, 2010). Pertimbangan yang lain yakni, karena di ketiga
kecamatan tersebut terdapat banyak warung kopi modern yang berdekatan dengan
warung kopi tradisional. Terdapat empat lokasi warung kopi tradisional yang
digunakan sebagai tempat penelitian, yakni:
1. Warung kopi di Jalan Kalimantan, Kecamatan Sumbersari.
Lokasi nya yang berada didalam kampus membuat warung kopi ini ramai
dikunjungi oleh mahasiswa, selain itu tempat warung kopi juga bergabung
dengan rumah pemilik. Warung kopi yang berada di sebelah Fakultas Teknik
Pertanian dan Fakultas MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) tidak
hanya dikenal di kalangan mahasiswa, tetapi juga para karyawan atau pekerja
yang sedang melepas lelah. Warung kopi ini telah berdiri sejak tahun 1994 dan
dikenal dengan sebutan Warung Kopi Bu Lek.
2. Warung kopi di Jalan KH. Siddiq Talangsari, Kecamatan Kaliwates.
Warung kopi ini berlokasi di pinggir jalan KH. Siddig Talangsari, berdekatan
dengan Supermarket Giant dan tidak jauh dari Pasar Tanjung Jember. Lokasi
yang berada dipinggir jalan membuat warung kopi ini ramai pembeli mulai dari
mahasiswa hingga pegawai swasta. Warung kopi ini berdiri sejak tahun 1995
dan dikenal dengan Warung Kopi Mas Jen atau BMW (Betah Melek Wengi).
Selama hampir 4 tahun pemilik warung kopi menyewa tempat, hingga pada
tahun 1999an pemilik warung kopi membeli warung kopi tersebut.
3. Warung Kopi di Jalan PB. Sudirman, Kecamatan Patrang.
Warung kopi ini memanfaatkan lahan parkir di depan pertokoan di Jalan PB
sudirman yang terletak di pinggir jalan sebelah pertigaan lampu merah. Lokasi
warung kopi ini juga berdekatan dengan kampus dan konsumennya lebih
didominasi oleh mahasiswa dan pegawai swasta.
4. Warung Kopi di Jalan Trunojoyo, Kepatihan, Kecamatan Sumbersari.
Warung kopi ini berlokasi di pinggir jalan di Jalan Trunojoyo dan
menggunakan lahan trotoar. Berada di wilayah perkotaan yakni Kecamatan
Sumbersari dan ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang membuat warung
kopi ini ramai dikunjungi oleh konsumen dari kaum muda dan laki-laki.
49
b. Bahan baku
Bahan baku yang digunakan adalah jenis Kopi Robusta dan Liberika.
Adapun yang menggunakan kopi sachet namun kopi jenis robusta. Bahan baku
dibeli oleh pemilik warung dengan mengolahnya sendiri dari biji kopi mentah
hingga menjadi bubuk kopi.
1. Warung kopi di Jalan Kalimantan, Kecamatan Sumbersari.
Warung kopi ini menggunakan jenis Kopi Robusta yang dibeli di pasar
tradisional. Pemilik warung kopi mengolahnya sendiri dari proses sangrai
sampai dengan penggilingan.
2. Warung kopi di Jalan KH. Siddiq Talangsari, Kecamatan Kaliwates.
Warung kopi ini menggunakan kopi nangka atau jenis Kopi Liberika. Alasan
pemilik warung kopi menggunakan kopi nangkan karena sesuai dengan selera
konsumen. Bahan baku yang dibeli berupa biji kopi hijau yang kemudian di
sangrai dan digiling sendiri oleh pemilik warung kopi.
3. Warung Kopi di Jalan PB. Sudirman, Kecamatan Patrang.
Warung kopi ini menggunakan jenis Kopi Robusta. Bahan baku yang dibeli
berupa biji kopi hijau yang kemudian di sangrai dan digiling sendiri oleh
pemilik warung kopi.
4. Warung Kopi di Jalan Trunojoyo, Kepatihan, Kecamatan Sumbersari.
Warung kopi ini menggunakan jenis Kopi Robusta yang dibeli di pasar
tradisional. Bahan baku yang dibeli berupa bubuk kopi yang sudah disangrai
dan digiling.
c. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan di warung kopi tradisional berasal dari
anggota keluarga atau sanak saudara. Sistem kerja tidak menggunakan sistem
upah atau gaji.
1. Warung kopi di Jalan Kalimantan, Kecamatan Sumbersari.
Warung kopi ini menggunakan tenaga kerja dari anggota keluarga. Suami, istri
dan dua orang anak berperan sebagai pembuat minuman kopi dan pramusaji.
Tidak ada pembagian kerja pada warung kopi ini dan tidak menggunakan
sistem upah atau gaji.
50
2. Warung kopi di Jalan KH. Siddiq Talangsari, Kecamatan Kaliwates.
Warung kopi ini menggunakan tenaga kerja yang berasal dari anggota
keluarga. Suami berperan sebagai pembuat minuman kopi dan pramusaji. Sang
istri berperan sebagai kasir dan juga menyiapkan ketersediaan bahan dan alat
yang dibutuhkan seperti gelas dan piring kecil (pisin) untuk alasnya. Anak
sebagai pengganti pekeraan bapak saat jam buka siang sampai sore.
3. Warung Kopi di Jalan PB. Sudirman, Kecamatan Patrang.
Warung kopi ini menggunakan tenaga kerja yang berasal dari sanak saudara
pemilik warung kopi dan menggunakan sistem gaji. Pemilik warung kopi
hanya membelikan bahan baku yang diperlukan dan bertugas mengawasi
warung kopi.
4. Warung Kopi di Jalan Trunojoyo, Kepatihan, Kecamatan Sumbersari.
Warung kopi ini menggunakan tenaga kerja keluarga. Pemilik warung kopi
suami dan sistri bertugas sebagai pembuat minuman kopi dan pramusaji.
d. Harga
Harga yang ditawarkan yakni berkisar antara Rp 3.500,00,- hingga Rp
6.000,00,-. Kopi hitam di jual dengan harga Rp 3.500,00,- hingga Rp 5.000,-,
sedangkan kopi susu dijual dengan harga Rp 5.000,00,- hingga Rp 6.000,00-.
1. Warung kopi di Jalan Kalimantan, Kecamatan Sumbersari.
Warung kopi ini menyediakan tiga menu sajian minuman kopi, yakni kopi
hitam, kopi susu dan kopi sachet. Kopi hitam dipatok dengan harga Rp 3.000,-
per cangkir, kopi susu dipatok dengan harga Rp 3.500,- sedangkan kopi sachet
memiliki harga yang berbeda-beda sesuai dengan merek kopi sachet.
2. Warung kopi di Jalan KH. Siddiq Talangsari, Kecamatan Kaliwates.
Warung kopi ini menyediakan tiga menu sajian minuman kopi. Kopi unyil
yakni kopi hitam yang menggunakan gelas kecil dipatok dengan harga Rp
3.500,- per cangkir, kopi hitam menggunakan gelas yang lebih besar dipatok
dengan harga Rp 5.000,- per cangkir dan kopi susu dipatok dengan harga Rp
6.000,- per cangkir.
51
3. Warung Kopi di Jalan PB. Sudirman, Kecamatan Patrang.
Warung kopi ini memiliki tiga menu sajian kopi. Kopi hitam dipatok dengan
harga Rp 4.500,- per cangkir, kopi joss (kopi dengan tambahan arang panas)
dipatok dengan harga Rp 5.000,- per cangkir dan kopi susu dipatok dengan
harga Rp 6.000,- per cangkir.
4. Warung Kopi di Jalan Trunojoyo, Kepatihan, Kecamatan Sumbersari.
Warung kopi ini memiliki tiga menu sajian kopi yakni kopi hitam dan kopi
susu. Kopi hitam dipatok dengan harga Rp 4.000,- per cangkir dan kopi susu
dipatok dengan harga Rp 5.000,- per cangkir.
e. Promosi
Warung kopi tradisional di keempat tempat tersebut yakni, warung kopi di
Jalan Kalimantan (dalam kampus Universitas Jember), di Jalan KH. Siddiq
Talangsari, di Jalan PB. Sudirman, Kecamatan Patrang dan di Jalan Trunojoyo
tidak menggunakan promosi. Promosi yang ada dilakukan dari mulut ke mulut.
f. Menu
Menu adalah sajian minuman kopi yang ditawarkan. Menu kopi yang
ditawarkan yakni menu kopi sederhana dan tidak mengguanakan alat khusus,
seperti kopi tubruk, kopi hitam, kopi jos, kopi susu dan kopi sachet. Sajian menu
kopi dibagi menjadi dua, yakni origin coffee dan mix coffee. Sajian kopi origin
coffee seperti kopi hitam, kopi tubruk dan kopi joss (sajian minuman kopi yang
ditambahkan arang panas didalamnya), sedangkan sajian kopi mix coffee seperti
kopi susu atau kopi sachet yang terdapat campuran bahan lain. Konsumen kopi di
warung kopi tradisional lebih banyak memilih sajian menu kopi origin coffee
dibandingkan dengan mix coffee seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Frekuensi Konsumen Kopi Warung Tradisional Terhadap Sajian Menu
Kopi
Sajian menu kopi Frekuensi
Origin Coffee 59
Mix Coffee 41
Total 100
Sumber : Data primer diolah, 2016\
52
g. Fasilitas
Fasilitas adalah tempat, ruangan dan sarana yang disediakan. Fasilitas
yang disediakan pada warung kopi tradisional sangat sederhana seperti meja dan
kursi serta adanya permainan seperti catur, kartu dan karambol.
1. Warung kopi di Jalan Kalimantan, Kecamatan Sumbersari.
Warung kopi ini menggunakan latar rumah sebagai warung kopi. Halaman
depan, samping hingga halaman belakang rumah digunakan sebagai tempat
warung kopi. Fasilitas yang ada hanya kursi dan meja serta adanya permainan
kartu sebagai pelengkap. Toilet pemilik warung kopi yang berada didalam
rumah juga digunakan oleh konsumen kopi di warung ini. Jalan kecil yang
berada di depan rumah dimanfaatkan sebagai lahan parkir.
2. Warung kopi di Jalan KH. Siddiq Talangsari, Kecamatan Kaliwates.
Warung kopi ini berbentuk seperti warung kopi pada umumnya yang berbentuk
rumah memanjang. Tempat duduk bagi konsumen berhadapan dengan pemilik
warung saat membuat kopi. Pemilik warung kopi memberikan tambahan kain
banner bekas atau karpet kepada konsumen yang tidak mendapat bagian tempat
duduk. Fasilitas tambahan seperti alat permainan karambol dan catur juga
disediakan oleh pemilik warung kopi. Lahan kecil yang tersisa dipinggir jalan
dimanfaatkan sebagai tempat parkir.
3. Warung Kopi di Jalan PB. Sudirman, Kecamatan Patrang.
Warung kopi ini menggunakan lahan parkir sebuah toko dan menggunakan
gaya warung kopi lesehan. Fasilitas yang ditawarkan hanya karpet atau terpal
dan meja.
4. Warung Kopi di Jalan Trunojoyo, Kepatihan, Kecamatan Sumbersari.
Warung kopi ini menggunakan lahan trotoar dipinggir jalan. Fasilitas yang
ditawarkan yakni bangku dan meja.
53
4.3.2 Warung Kopi Modern
a. Lokasi
Lokasi warung kopi modern cenderung berada di daerah perkotaan, seperti
di Kecamatan Kaliwates dan Kecamatan Sumbersari. Terdapat empat lokasi
warung kopi modern yang digunakan sebagai tempat penelitian, yakni:
1. Excelso Cafe Jember
Lokasi warung kopi terletak di Perum Argopuro Boulevard, AB 25-31,
Kecamatan Kaliwates. Excelso Cafe terletak didalam kompleks perumahan elit
Argopuro. Excelso Cafe berdiri sejak tahun 1991 dan berdiri di Jember sejak
tahun 2015. Excelso cafe saat ini juga memiliki 126 buah gerai yang tersebar
lebih dari 30 kota di Indonesia.
2. Rollaas Coffee and Tea Jember
Rollaas Coffee and Tea Jember terletak di Jalan Gajah Mada No. 11,
Kecamatan Kaliwates. Berada di pertengahan Kota Jember serta memiliki
halaman yang luas sehingga suasana bising kendaraan tidak terdengar. Rollaas
Coffee and Tea Jember berdiri sejak tahun 2012 dan berada di Jember dari
tahun 2015. Rollaas Coffee and Tea Jember memiliki 9 buah gerai dan tersebar
di empat kota besar di Indonesia.
3. Coffee Toffee Jember
Coffee Toffee Jember terletak di Jalan Trunojoyo 102, Kecamatan Kaliwates.
Warung kopi ini juga terletak di daerah perkotaan berdekatan dengan Toko
Buku Gramedia dan Matahari Mall. Lokasi yang strategis di pinggir jalan Jalan
Trunojoyo membuat warung kopi ini populer di kalangan masyarakat kelas
atas. Coffee Toffee telah memiliki lebih dari 100 buah gerai yang tersebar di
seluruh Indonesia.
4. My sister Coffee and Resto
My sister coffee and resto terletak di Jalan Kalimantan No. 59, Kecamatan
Sumbersari. Lokasinya yang berada di daerah kampus membuat warung kopi
ini populer di kalangan anak muda. Berdiri sejak tahun 2015 dan dalam
naungan frenchise My Sister Management.
54
a. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan adalah orang lain dan tidak memiliki
hubungan keluarga, menggunakan sistem gaji atau upah sesuai UMR, memiliki
standarisasi untuk karyawan dan adanya pelatihan untuk karyawan atau tenaga
kerja. Keempat warung kopi modern tersebut (Excelso Cafe, My sister cafe and
resto, Coffee Toffee dan Rollaas Coffee and Tea) memiliki manajemen tenaga
kerja atau manajer SDM. Rata-rata pembagian tenaga kerja yang ada adalah
manajer, kepala dapur, barista, kasir dan pramusaji. pertama manajer sebagai
seseorang yang bertanggung jawab atas kegiatan warung kopi. Kedua adalah
kepala dapur yakni bertanggung jawab atas kegiatan yang berada di dapur,
mengenai hal masakan dan minuman. Ketiga adalah barista yakni orang yang
bertugas menyajikan minuman kopi dari yang menggunakan alat sederhana
hingga espresso based. Keempat adalah kasir yakni bertugas dalam hal transaksi
pembayaran dan yang terakhir yakni pramusaji yang bertugas melayani konsumen
dalam hal pemesanan dan mengantar sajian kepada konsumen.
b. Bahan baku
Bahan baku yang digunakan adalah bahan baku bisa dari warung kopi itu
sendiri atau juga membeli diluar manajemen yang memiliki standarisasi standart
mutu yang tinggi.
1. Excelso Cafe Jember
Excelso Cafe dibuka untuk mendukung merek kopi yang baru diciptakan oleh
PT. Santos Jaya Abadi yaitu kopi Excelso. Bahan baku yang digunakan
merupakan semua produk yang dikeluarkan oleh PT. Santos Jaya Abadi yakni
Kopi Excelso yang berbentuk kopi biji. Biji kopi yang digunakan adalah biji
kopi dengan kualitas terbaik. Jenis yang digunakan yakni robusta dan arabika
yang terbagi menjadi dua yakni kopi yang berasal dari Indonesia dan kopi
international. Jenis kopi Indonesia adalah Kopi Luwak, Kalosi Toraja, Kopi
Lanang Toraja, Sumatera Mandheling dan Java Estate. Kopi international
adalah Jamaican Blue Montain, Brazilian Santos 3 dan Columbia Supremo.
55
2. Rollaas Coffee and Tea Jember
Kopi yang digunakan di Rollaas Coffee and Tea adalah produk kopi dengan
kualitas terbaik yang berasal dari PTPN XII. Kopi dengan kualitas terbaik hasil
dari perkebunan PTPN XII ditawarkan di warung kopi ini, yakni Rollaas Java
Coffee Jampit, Rollaas Java Coffee Peaberry, Rollaas java Coffee Maragogype,
Rollaas Kopi Java Typica, Rollaas Java Coffee Blawan, dan Rollaas Java
Coffee Kayumas. Regular produk yang ditawarkan antara lain, Java Coffee
Arabica, Rolas Robusta Coffee, Ijen CoffeeMix 3in1 Tubruk, Ijen CoffeeMix
3in1 Original, Kopi Lanang Malangsari Banyuwangi Sunrise Java, Kopi
Lanang Malangsari dan Kopi Bubuk Robusta Gunung Ijen.
3. Coffee Toffee Jember
Ba han baku yang digunakan Coffee Toffee adalah biji-biji kopi terbaik
Indonesia. Warung kopi Coffee Toffee hanya menggunakan kopi yang berlabel
Coffee Toffee yang tidak dipasarkan diluar warung kopi Coffee Toffee. Jenis
kopi yang digunakan adalah Kopi Arabika. Jenis kopi yang ditawarkan antara
lain, Sumatera Linthong, Toraja Kolasi, Java Mocha, Bali Batukaru dan
Sumatera Gayo.
4. My sister Coffee and Resto
Bahan baku yang digunakan oleh My sister coffee and resto adalah jenis kopi
arabika dan robusta yang memiliki kualitas terbaik. Bahan baku yang
digunakan berbentuk biji kopi yang sudah disangrai namun belum digiling
untuk menjaga kualitas kopi saat disajikan kepada konsumen.
d. Harga
Harga yang ditawarkan di warung kopi modern berkisar antara Rp
15.000,00,- sampai dengan Rp 110.000,00,- per cangkir. Warung kopi modern
menyediakan harga yang relatif mahal dikarenakan menggunakan kualitas kopi
premium, selain itu sajian yang ditawarkan sangat bervariasi. Semakin mahal
harga yang ditawarkan maka alat yang digunakan serta jenis kopi yang digunakan
semakin berkualitas.
56
Tabel 4.3 Frekuensi Konsumen Kopi Warung Modern Terhadap Harga Kopi Per
Cangkir
No. Harga kopi per cangkir Frekuensi
1. Rp 15.000,- sampai Rp 22.500,- 18
2. Rp 22.500,- sampai Rp 30.000,- 47
3. Rp 30.000,- sampai Rp 37.500,- 12
4. Rp 37.500,- sampai Rp 45.000,- 13
5. Rp 45.000,- sampai Rp 52.500,- 7
6. Rp 52.500,- sampai Rp 60.000,- 0
7. Rp 60.000,- sampai Rp 67.500,- 0
8. Rp 67.500,- sampai Rp 75.000,- 3
Sumber : Data primer diolah, 2016
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa konsumen kopi paling banyak terletak
pada rentang harga Rp 22.500,00,- sampai Rp 30.000,00,- dengan jumlah
konsumen 47 orang. Sajian kopi pada rentang tersebut adalah sajian kopi espresso
based, seperti cappucino, caffee lattee, original coffee dan cafe mocha.
1. Excelso Cafe Jember
Excelso cafe menawarkan harga paling rendah Rp 26.800 per cangkir kopi
hingga Rp 110.000 per cangkir kopi. Pada Tabel 4.3 dapat dilihat rentang harga
menu sajian kopi di Excelso Cafe.
Tabel 4.4 Rentang Harga Menu Sajian Kopi Excelso Cafe Jember
No. Rentang Harga Sajian menu kopi
1. Rp 26.800,- sampai Rp 47.200,- Espresso based
2. Rp 49.500,- sampai Rp 75.000,- Mix Coffee
3. Rp 31.800,- sampai Rp 110.000,- Kopi Indonesia
4. Rp 31.800,- sampai Rp 36.300,- Kopi Internasional
Sumber : Data primer diolah, 2016
2. Rollaas Coffee and Tea Jember
Rollaas Coffee and Tea Jember menawarkan harga yang relatif mahal pada
setiap cangkir kopi. Harga paling rendah pada warung kopi ini adalah Rp
22.000,- sedangkan harga tertinggi terletak pada menu Kopi Luwak Arabika
yang dipatok dengan harga Rp 110.000,- per cangkir kopi. Berikut secara jelas
dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.5 Rentang Harga Menu Sajian Kopi Rollaas Coffee and Tea Jember
No. Rentang Harga Sajian menu kopi
1. Rp 22.000,- sampai Rp 27.500,- Espresso based
2. Rp 49.500,- sampai Rp 100.000,- Kopi hasil PTPN XII
Sumber : Data primer diolah, 2016
57
3. Coffee Toffee Jember
Coffee Toffee Jember menawarkan harga dari yang terendah yakni Rp 18.000,-
per cangkir kopi hingga yang termahal yakni Rp 28.000,- per cangkir kopi.
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat rentang harga menu sajian kopi di Coffee Toffee.
Tabel 4.6 Rentang Harga Menu Sajian Kopi Coffee Toffee Jember
No. Rentang Harga Sajian menu kopi
1. Rp 18.000,- Kopi Indonesia
2. Rp 17.500,- sampai Rp 26.500,- Espresso Based
3. Rp 27.500,- sampai Rp 28.000,- Mix coffee
Sumber : Data primer diolah, 2016
4. My sister Coffee and Resto
My sister coffee and resto menawarkan harga dari yang terendah yakni Rp
15.000,- per cangkir kopi hingga yang termahal yakni Rp 27.000,- per cangkir
kopi.
Tabel 4.7 Rentang harga menu sajian kopi My Sister Cafe and Resto Jember
No. Rentang Harga Sajian menu kopi
1. Rp 15.000,- sampai Rp 27.000,- Espresso Based
2. Rp 18.000,- sampai Rp 25.000,- Vietnam drip, Aero Press dan V60
Sumber : Data primer diolah, 2016
e. Promosi
Promosi dilakukan melalui akun media sosial seperti Facebook dan
Instagram, selain itu juga di beberapa surat kabar dan situs online. Promosi
dilakukan dengan memberikan potongan harga di hari-hari tertentu dan jam-jam
tertentu.
f. Menu
Menu yang ditawarkan yakni menu kopi origin coffee, mix coffee dan
espresso based. Menu origin coffee yakni sajian minuman kopi yang difokuskan
pada jenis kopi, seperti Kalosi Toraja, Sumatera Mandheling, Kopi Luwak, dan
lain-lain. Menu mix coffee, seperti Avocado Coffee, Coffee Float, Mega Mocha
Shake, Pearl Coffee dan Frappio. Espresso based yakni sajian minuman kopi
dengan menggunakan alat seduh espresso, seperti Espresso, Cappucino, Coffee
Latte, Vietnam drip dan sebagainya.
58
1. Excelso Cafe Jember
Excelso Cafe menawarkan sajian menu kopi Espresso based, Mix coffee, kopi
indonesia dan kopi internasional. Pada Tabel 4.7 dapat dilihat menu sajian kopi
di Excelso Cafe. Sajian menu espresso based yakni sajian kopi yang
menggunakan espresso sebagai menu utamnya, sedangkan mix coffee lebih
kepada campuran antara kopi dengan bahan lain seperti dengan avocado,
mocha dan yang lainnya.
Tabel 4.8 Menu Sajian Kopi Excelso Cafe Jember
No. Sajian Kopi Menu Kopi yang ditawarkan
1. Espresso Based Espresso, Double Espresso, Iced Coffee, Iced
Espresso Shake, Hot Coffee Latte, Hot Coffee
Mocha, Capuccino, Capuccino Toraja,
Capuccino On The Rocks Dan Iced
Cappucino.
2. Mix Coffee Original Frappio Coffee, Frappio Coffee
Mocha, Irish Coffee, Coffee Float, Pearl
Coffee Dan Avocado Coffee.
3. Kopi Indonesia Kopi Luwak Arabika, Kopi Toraja, Kopi
Lanang Toraja, Sumatera Mandheling Dan
Java Arabica,
4. Kopi Internasional Jamaican Blue Mountain, Brazillian Santos 3
Dan Columbian Supremo.
Sumber : Data primer diolah, 2016
2. Rollaas Coffee and Tea Jember
Menu Kopi yang ada di Rollaas Coffee and Tea kopi dengan kualitas terbaik
hasil dari perkebunan PTPN XII. Menu yang ditawarkan di warung kopi ini
dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.9 Menu Sajian Kopi Rollaas Coffee and Tea Jember
No. Sajian
Kopi Menu Kopi yang ditawarkan
1. Espresso
Based
Espresso, Espresso Machiato, Espresso Romano, Coffee
Latte, Hot Coffee Mocha, Capuccino, Iced Cappucino.
2. Kopi PTPN
XII
Rollass Kopi Luwak Arabika, Rollass Kopi Luwak
Robusta, Rollaas Java Coffee Jampit, Rollaas Java
Coffee Peaberry, Rollaas java Coffee Maragogype,
Rollaas Kopi Java Typica, Rollaas Java Coffee Blawan,
dan Rollaas Java Coffee Kayumas, Kopi Lanang
Malangsari Banyuwangi Sunrise Java, Kopi Lanang
Malangsari dan Kopi Bubuk Robusta Gunung Ijen
Sumber : Data primer diolah, 2016
59
3. Coffee Toffee Jember
Coffee Toffee Jember menawarkan sajian menu kopi Espresso Based, Mix
Coffee dan Strong Coffee. Pada Tabel 4.9 dapat dilihat menu sajian kopi di
Coffee Toffee. Sajian menu espresso based yakni sajian kopi yang
menggunakan espresso sebagai menu utamnya, sedangkan mix coffee lebih
kepada campuran antara kopi dengan bahan lain seperti dengan almond,
caramel dan yang lainnya dan Strong Coffee adalah sajian kopi arabika
Indonesia tanpa tambahan lain.
Tabel 4.10 Menu Sajian Kopi Coffee Toffee Jember
No. Sajian Kopi Menu Kopi yang ditawarkan
1. Strong Coffee Sumatera Linthong, Toraja Kalosi, Java
Mocha, Bali Batukaru dan Sumatera Gayo
2. Espresso Based Cappucino, Cafe Mocha, Cafe Latte, Con
Pana, Machiato, Espresso, Iced Coffee
3. Mix coffee Give me almond, Java Jimmie Joe
Sumber : Data primer diolah, 2016
4. My Sister Cafe and Resto
Sajian kopi di My Sister Cafe and Resto relatif lebih murah dari warung kopi
modern yang lain. Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa menu kopi yang
ditawarkan paling banyak terletak pada sajian menu kopi espresso based.
Tabel 4.11 Menu Sajian Kopi My Sister Cafe and Resto
No. Sajian Kopi Menu Kopi yang Ditawarkan
1. Rp 15.000,- sampai Rp 27.000,- Espresso Based
2. Rp 18.000,- sampai Rp 25.000,- Vietnam drip, Aero Press dan
V60
Sumber : Data primer diolah, 2016
g. Fasilitas
Penggunaan fasilitas sofa empuk, dan penggunaan lampu dengan susana
yang hangat membuat konsumen betah berlama-lama. Fasilitas lain yang
ditawarkan, yakni adanya internet Wifi, Live music, colokan listrik dan desain
ruangan yang modern.
1. Excelso Cafe Jember
Excelso Cafe memiliki desain ruangan lounge coffee atau tempat yang nyaman
dan santai. Adanya kursi dan sofa yang empuk, pendingin ruangan, Wifi gratis
60
dan musik membuat konsumen betah berlama-lama, selain itu terdapat fasilitas
toilet yang bersih untuk konsumen dan lahan parkir yang mudah.
2. Rollaas Coffee and Tea Jember
Rollaas Coffee and Tea menggunakan rumah dinas dengan model kuno yang
tidak terpakai sehingga menampilkan suasana seperti dirumah sendiri dan juga
klasik. Fasilitas yang ditawarkan yakni kursi dan sofa yang empuk, Wifi gratis,
live musik, toilet bersih untuk konsumen dan lahan parkir yang luas serta
nyaman.
3. Coffee Toffee Jember
Coffee Toffee memiliki desain ruangan modern dan berkelas. Fasilitas yang
ditawarkan, yakni kursi dan sofa yang empuk, TV Plasma, Proyektor, Wifi
gratis, musik, toilet bersih untuk konsumen dan lahan parkir yang mudah dan
nyaman.
4. My sister Coffee and Resto
My sister coffee and resto memiliki desain ruangan modern dan berkelas.
Fasilitas yang ditawarkan, yakni kursi dan sofa yang empuk, Wifi gratis, musik,
toilet bersih untuk konsumen dan lahan parkir yang mudah dan nyaman.
61
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Konsumen Kopi di Warung Tradisional dan Modern
Kabupaten Jember
5.1.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Warung kopi sudah hampir menjadi tempat tingal kedua dan tempat
bereksistensi bagi masyarakat Indonesia. Budaya ngopi tidak lagi hanya sekedar
minum kopi di warung kopi, melainkan untuk melepas penat, mengobrol, berdiskusi
hingga memperbincangkan urusan bisnis. Warung kopi selalu identik dengan tempat
minum kopi untuk laki-laki, dan keberadaan perempuan di warung kopi hanya
sebagai penjual atau pelayan. Perempuan dipandang aneh ketika datang ke warung
kopi terutama di warung kopi tradisional. Pada Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa
mayoritas pengunjung warung kopi adalah laki-laki dan bukan perempuan.
Tabel 5.1Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Konsumen
Jenis Kelamin Frekuensi (%)
Warung kopi tradisional Warung kopi modern
Laki-laki 93 63
Perempuan 7 38
Total 100 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 2: Halaman 96)
Data pada Tabel 5.1 menunjukkan bahwa konsumen kopi di warung tradisional
maupun warung modern paling banyak adalah laki-laki. Terdapat 93% konsumen
kopi berjenis kelamin laki-laki di warung tradisional, sedangkan di warung modern
sebesar 63% konsumen kopi. Banyaknya konsumen kopi berjenis kelamin laki-laki di
warung tradisional dan modern dikarenakan laki-laki cenderung mengkonsumsi kopi
dibandingkan perempuan. Hal ini diungkap pada penelitian Lestari et al(2009), yakni
laki-laki cenderung lebih banyak mengkonsumsi kopi (87,62%) dibandingkan
perempuan (68,57%).Selain mengenai tingkat konsumsi, hal yang membuat
konsumen kopi laki-laki lebih mendominasi yakni laki-laki cenderung untuk
bercengkrama dengan sesamanya di warung kopi, terutama warung kopi tradisional.
Berbeda dengan perempuan yang dalam kehidupan masyarakat khususnya di Jawa
memandang bahwa perempuan tidak pantas untuk nongkrong di warung kopi.
62
Gambar 5.1 Perbandingan Konsumen Kopi Berdasarkan Jenis Kelamin antara Warung
Tradisional dengan Modern Kabupaten Jember
Berbeda dengan warung kopi tradisional, warung kopi modern biasanya berupa
kafe, dianggap lebih nyaman dan lebih bebas daripada warung kopi tradisional.
Maksud dari kata bebas adalah baik laki-laki maupun perempuan mempunyai
kesempatan yang sama untuk menikmati akses warung kopi, baik sebagai penjual
maupun pembeli. Hal ini dikarenakan tempat warung kopi yang memang didesain
untuk semua kalangan (tidak memandang jenis kelamin ataupun usia). Warung kopi
modern berusaha untuk menunjukkan suasana yang mencerminkan kesetaraan
gender. Warung kopi modern menyediakan aneka racikan kopi yang dapat dinikmati
semua kalangan, tidak hanya sekedar kopi hitam dan kopi susu. Pada Gambar 5.1
dapat dilihat bahwa banyaknya jumlah perempuan antara konsumen kopi di warung
tradisional dan modern berbanding cukup jauh. Konsumen kopi berjenis kelamin
perempuan di warung tradisional hanya sebesar 7%, sedangkan konsumen kopi di
warung modern sebesar 35%.Pengunjung warung kopi modern masih dapat
dikatakan diminati oleh mayoritas laki-laki, namun selisih dengan pengunjung
perempuan yang datang tidak menunjukkan identifikasi terhadap jenis kelamin
tertentu. Warung kopi modern lebih banyak terdapat di pusat perkotaan, sehingga
dimungkinkan pengunjung yang datang memiliki pandangan yang berbeda terhadap
keberadaan perempuan di warung kopi.
63
5.1.2 Karakteristik Berdasarkan Umur
Tabel 5.2 Karakteristik Berdasarkan Umur Konsumen
Kategori umur Frekuensi (%)
Warung kopi tradisional Warung kopi modern
< 20 tahun 4 2
20-25 tahun 63 28
26-30 tahun 21 30
>30 tahun 12 40
Total 100 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 2: Halaman 96)
Minuman kopi merupakan minuman yang disukai berbagai golongan.
Kebutuhan karena faktor terbiasa atau untuk mengurangi rasa kantuk merupakan
salah satu faktor yang bisa menarik konsumen untuk minum kopi. Berdasarkan umur
konsumen akan disegmentasikan kedalam 4 kelompok kategori usia. Pada Tabel 5.2
frekuensi konsumen kopi warung tradisional terletak pada kisaran umur antara 20
tahun sampai 25 tahun, sedangkan pada warung kopi modern konsumen kopi paling
banyak terletak pada kategori umur di atas umur 26 tahun.
Gambar 5.2 Perbandingan Konsumen Kopi Berdasarkan Umur antara Warung Tradisional
dengan Modern Kabupaten Jember
Umur mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan dalam memilih
barang dan jasa yang akan digunakan (Setiadi, 2010). Warung kopi tradisional dulu
hanya diminati oleh kaum bapak-bapak, saat ini menjadi tempat yang banyak
diminati oleh kalangan muda. Pada Gambar 5.2 konsumen kopi yang paling banyak
terletak pada umur dibawah 25 tahun, sedangkan warung modern lebih banyak
diminati oleh konsumen kopi dengan umur diatas 26 tahun. Banyaknya konsumen
dari kalangan muda (pada range usia 20-25 tahun) di warung kopi tradisional juga
disebabkan daerah penelitian yang diambil berada di wilayah perkotaan serta di
sekitar kampus.
64
5.1.3 Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir
Tabel 5.3 Karakteristik Tingkat Pendidikan Konsumen
Pendidikan Frekuensi
Warung kopi tradisional Warung kopi modern
SD 1 0
SMP 3 1
SMA/SMK 58 34
D3 3 4
S1 35 56
S2 - 5
Total 100 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 2: Halaman 96)
Gambar 5.3 Perbandingan Konsumen Kopi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir
antara Warung Tradisional dengan Modern Kabupaten Jember Tingkat pendidikan konsumen juga mempengaruhi kecenderungan konsumen
memilih tempat minum kopi. Bentuk pergaulan dan tingkat kebutuhan manusia juga
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan pendidikan. Pada Tabel 5.3 dijelaskan
mengenai tingkat pendidikan konsumen di warung tradisional dan modern Kabupaten
Jember.Berdasarkan hasil pengolahan data dari kuesioner yang diberikan kepada 100
responden di warung tradisional dan 100 responden di warung modern, mayoritas
konsumen kopi di warung tradisional memiliki latar belakang pendidikan terakhir
SMA/SMK sebesar58%, sedangkan warung kopi modern lebih di dominasi oleh
konsumen yang berlatar belakang pendidikan S1 sebesar 56%. Dominasi kedua
konsumen kopi warung tradisional adalah S1 sebesar 35%, sedangkan konsumen
kopi warung modern adalah SMA/SMK sebesar 34%. Konsumen kopi dengan latar
belakang SMA/SMK rata-rata adalah mahasiswa dan tidak berpenghasilan sendiri,
65
sedangkan konsumen kopi dengan latar belakang S1 rata-rata telah memiliki
pekerjaan dan berpenghasilan sendiri.
5.1.4 Karakteristik Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Responden penelitian terdiri dari berbagai macam status pekerjaan yang
berbeda-beda. Data yang didapat akan digunakan sebagai dasar menentukan
karakteristik berdasarkan pekerjaan. Dari hasil penelitian diperoleh data karakteristik
pekerjaan konsumen kopi di warung tradisional dan modern.Hasil responden
dikelompokkan menjadi 9 golongan yaitu pelajar, mahasiswa, pegawai swasta,
wiraswasta, pedagang, petani, tidak bekerja, PNS dan lainnya. Mahasiswa merupakan
konsumen kopi yang berkontribusi besar di warung tradisional yaitu sebesar 53%,
sedangkan di warung modern frekuensi tertinggi terletak pada pegawai swasta dan
wiraswasta sebanyak 32% dan 36%. Dapat disimpulkan bahwa karakterstik
konsumen utama berdasarkan pekerjaan warung tradisional adalah Mahasiswa.
Pegawai swasta dan wiraswasta menjadi karakteristik pekerjaan konsumen tertinggi
di warung kopi modern.
Tabel 5.4Karakteristik Pekerjaan Konsumen
Pekerjaan Frekuensi (%)
Warung kopi tradisional Warung kopi modern
Pelajar 1 0
Mahasiswa 53 18
Pegawai Swasta 18 32
Wiraswasta 14 36
Pedagang 3 0
Petani 3 0
Tidak Bekerja 4 0
PNS 2 7
Lainnya, 2 7
Total 100 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 2: Halaman 96)
66
Gambar 5.4 Perbandingan Konsumen Kopi Berdasarkan Jenis Pekerjaan antara Warung
Tradisional dengan Modern Kabupaten Jember
Pekerjaan jika diasumsikan sebagai bentuk kegiatan aktif yang menghasilkan
karya bernilai imbalan dalam bentuk uang bagi seseorang, maka responden yang
masih dalam tahap pelajar dan mahasiswa dianggap sebagai responden yang belum
berpenghasilan sendiri. Konsumen kopi warung tradisional sebesar 54% adalah
pelajar dan mahasiswa dan sebanyak 4% tidak bekerja, sedangkan konsumen kopi
warung modern 18% adalah mahasiswa dan konsumen kopi yang tidak bekerja 0%.
Karakteristik yang muncul pada konsumen kopi pada warung tradisional adalah
masih belum memiliki penghasilan sendiri, sedangkan pada warung modern
konsumen kopi 82% sudah memiliki penghasilan sendiri.
5.1.5 Karakteristik Berdasarkan Status Menikah
Responden akan dikelompokkan menjadi 2 kelompok. Kelompok yang
dibentuk yaitu responden menikah dan belum menikah. Berikut karakteristik
konsumen berdasar status menikah dijelaskan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5Karakteristik Berdasarkan Status Menikah
Jenis Kelamin Frekuensi
Warung kopi tradisional Warung kopi modern
Menikah 14 43
Belum Menikah 86 57
Total 100 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 2: Halaman 96)
67
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli semasa hidup nya.
Selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering kali berhubungan
dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap
yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Tahap-
tahapdaur hidup keluarga tradisional meliputi bujangan dan pasangan muda
dengan anak (Setiadi, 2010). Warung kopi modern selain sebagai tempat minum
kopi juga sebagai tempat yang cocok untuk menghabiskan waktu bersama keluarga
dibandingkan dengan warung kopi tradisional. Hal inilah yang membuat konsumen
lebih tertarik mengajak anggota kelurga ke warung kopi modern daripada ke warung
kopi tradisional.
Gambar 5.5 Perbandingan Konsumen Kopi Berdasarkan Status Menikah antara Warung
Tradisional dengan Modern Kabupaten Jember
Pada Gambar 5.5 menunjukkan bahwa responden warung kopi tradisional yang
belum menikah mendominasi dengan sebesar 86%. Hal yang sama juga terjadi di
warung kopi modern, sebesar 57% konsumen masih belum menikah. Konsumen
yang menikah hanya berjumlah 14%di warung tradisional sedangkan di warung kopi
modern sebesar 43%. Dapat disimpulkan bahwa warung kopi tradisional diminati
oleh konsumen yang belum berkeluarga, sedangkan warung kopi modern banyak
diminati oleh kalangan masyarakat yang belum hingga telah berkeluarga.
5.1.6 Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan memberi pengaruh terhadap jenis kebutuhan seseorang.
Konsumen memiliki besaran pendapatan yang berda-beda. Karakteristik konsumen
kopi berdasar pendapatan akan dibagi menjadi 5 golongan tingkat pendapatan. Dari
68
data responden yang telah didapat karakteristik pendapatan konsumen dijelaskan
pada Tabel 5.6.Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dijelaskan bahwa konsumen kopi di
warung tradisional berasal dari berbagai tingkat pendapatan. Tingkat pendapatan
kurang dari Rp. 500.000,00 sebesar 29%. Sebagian besar golongan ini terdiri dari
pelajar atau mahasiswa yang masih berusia dibawah 20 tahun dan diantara 20 – 25
tahun, bertempat tinggal di rumah orang tua dan sumber pendapatan dari orang tua.
Berbeda dengan warung kopi modern, konsumen kopi ini didominasi oleh konsumen
yang berpendapatan tinggi diatas Rp 2.000.000,-. Pada golongan ini mayoritas terdiri
dari pegawai swasta dan wiraswasta dan sudah memiliki sumber pendapatan sendiri.
Konsumen kopi di warung tradisional cenderung lebih beragam dibandingkan dengan
konsumen kopi di warung modern. Tingkat pendapatan dari yang terendah hingga
yang tertinggi menyebar secara merata pada konsumen kopi tradisional.
Tabel 5.6Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendapatan Konsumen
Tingkat Pendapatan Frekuensi (%)
Warung kopi tradisional Warung kopi modern
<500 ribu 29 3
500 ribu - 1 juta 25 4
1 juta - 2 juta 24 17
>2 juta 22 76
Total 100 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 2: Halaman 96)
Warna dan gaya rambut, cara berpakaian, kendaraan yang dipakai atau
makanan yang dikonsumsi dapat mengidentifikasikan seseorang dengan suatu ikon
budaya cita rasa tertentu (Chaney, 1996). Pada warung kopi modern adanya desain
interior, kemasan produk yang menarik dan harga yang relatif lebih mahal secara
tidak langsung telah menggambarkan jenis kriteria apa yang diharapkan pada warung
kopi modern. Perbedaan tingkat pendapatan yang berbanding jauh antara konsumen
kopi warung kopi tradisional dan modern menggambarkan bahwa warung kopi
modern lebih eksklusif dan lebih memberikan prestise pada konsumennya
dibandingkan dengan warung kopi tradisional.Dapat dilihat pada Gambar 5.6
konsumen kopi di warung tradisional lebih di dominasi oleh konsumen dengan
tingkat pendapatan diatas 2 juta rupiah.
69
Gambar 5.6 Perbandingan Konsumen Kopi Berdasarkan Tingkat Pendapatan antara Warung
Tradisional dengan Modern Kabupaten Jember
Daya beli adalah kemampuan masyarakat sebagai konsumen untuk membeli
barang atau jasa yang dibutuhkan. Daya beli salah satunya dipengaruhi oleh
tingkat pendapatan (Fuad at al, 2000). Harga yang dipatok pada secangkir kopi
antara warung tradisional dan modern tentu berbeda, hal inilah yang membuat daya
beli pada warung kopi modern hanya pada konsumen yang memiliki penghasilan
tinggi. Pada warung kopi tradisional harga yang dipatok pada secangkir kopi jauh
lebih murah daripada warung modern sehingga daya beli konsumen lebih mudah
dijangkau oleh semua lapisan konsumen dari berbagai tingkat pendapatan.
5.1.7 Karakteristik Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Kopi per Hari
Frekuensi koonsumsi kopi perhari juga tak lepas dari pemilihan tempat minum
kopi. Banyak atau tidaknya konsumen minum kopi juga bisa terlihat dari intesitas
konsumen datang ke warung kopi. Karakteristik konsumen berdasarkan konsumsi
kopi perhari terdiri 5 golongan.Dari data responden yang telah didapat karakteristik
konsumsi kopi perhari konsumen dijelaskan pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Frekuensi Konsumsi Kopi Perhari
Konsumsi Kopi perhari Frekuensi
Warung kopi tradisional Warung kopi modern
Hanya saat ingin 19 36
1 cangkir 28 12
2 cangkir 17 30
2-3 Cangkir 9 19
>3 cangkir 27 3
Total 100 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 2: Halaman 96)
70
Dari Tabel 5.7 dapat diketahui konsumen kopi di warung kopi tradisional
mengkonsumsi kopi sebanyak 1 cangkir perhari sebanyak 28 responden, sedangkan
warung kopi modern sebanyak 36 responden mengkonsumsi kopi hanya saat ingin
saja. Urutan kedua sebanyak >3 cangkir sejumlah 27 atau 28,00 responden pada
warung kopi tradisional, sedangkan pada warung kopi modern konsumen
mengkonsumsi kopi sebanyak 2 cangkir per hari.
Gambar 5.7 Perbandingan Konsumen Kopi Berdasarkan Tingkat Pendapatan antara
Warung Tradisional dengan Modern Kabupaten Jember
5.1.8 Karakteristik Berdasarkan Status Merokok
Tabel 5.8Karakteristik Berdasarkan Status Merokok
Status Merokok Frekuensi
Warung kopi tradisional Warung kopi modern
Merokok 74 54
Tidak Merokok 26 46
Total 100 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 2: Halaman 96)
Responden akan dikelompokkan menjadi 2 kelompok. Kelompok yang
dibentuk yaitu responden merokok dan tidak merokok. Karakteristik konsumen
berdasar status merokok dijelaskan pada Tabel 5.8. Data pada Tabel 5.8 menunjukkan
bahwa sebaran responden merokok dan tidak merokok lebih merata pada warung
kopi modern dibandingkan dengan warung kopi tradisional. Konsumen kopi di
71
warung kopi tradisional yang merokok mendominasi sebesar 74%, berbeda dengan
warung kopi modern hanya sebesar 54% responden.Dalam penelitian Lestari at al
(2009)konsumsi rokok berpengaruh positif terhadap tingkat konsumsi kopi. Semakin
tinggi jumlah rokok yang yang dikonsumsi responden, maka konsumsi kopi juga
semakin tinggi Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa responden menganggap bahwa
kopi adalah pelangkap rokok. Dapat disimpulkan bahwa konsumen kopi di warung
tradisional adalah perokok, sedangkan konsumen kopi di warung modern cenderung
lebih beragam karena konsumen dengan status merokok dan tidak merokok hampir
sama jumlahnya.
Gambar 5.8 Perbandingan Konsumen Kopi Berdasarkan Status Merokok antara Warung
Tradisional dengan Modern Kabupaten Jember
5.2 Alasan Konsumen Minum Kopi di Warung Tradisional dan
ModernKabupaten Jember
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden konsumen kopi di
warung tradisional dan 100 responden konsumen kopi di warung modern
Kabupaten Jember diperoleh gambaran pada Tabel 5.9. Pada Tabel 5.9
menunjukkan alasan konsumen minum kopi. Konsumen dalam mengkonsumsi
tentu memiliki alasan yang berbeda-beda. Pada warung tradisional alasan utama
konsumen minum kopi adalah sebagai pelengkap rokok (22,2%), sedangkan pada
warung modern alasan konsumen minum kopi adalah untuk mengurangi kantuk
(26,3%). Alasan terbanyak kedua konsumen kopi di warung tradisional adalah
72
kebiasaan (21,7%), sedangkan konsumen kopi di warung modern adalah cita rasa
yang khas (19,3%).
Tabel 5.9 Alasan Konsumen Minum Kopi
No. Alasan Konsumen
Minum Kopi
Frekuensi (%)
Warung kopi
tradisional
Warung kopi
modern
1. Manfaat bagi kesehatan 4,8 1,6
2. Pelengkap rokok 22,2 16,1
3. Kebiasaan 21,7 17,8
4. Mengurangi kantuk 20,1 26,3
5. Memberi kepuasan dan
rasa senang 17 18,9
6. Cita rasa yang khas 12,1 19,3
7. Lain-lain 2,1 0
Total 100 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 3: Halaman 106)
Alasan minum kopi dengan alasan konsumen minum kopi di suatu tempat tentu
berbeda. Hal ini dikarenakan tempat mempengaruhi konsumen dalam melakukan
kegiatan konsumsi. Pada Tabel 5.10 menunjukkan alasan konsumen minum kopi di
warung tradisional dan modern Kabupaten Jember. Alasan utama konsumen minum
kopi di warung tradisional adalah warung kopi sebagai tempat untuk mengisi waktu
luang (17,8%) dan minum kopi di warung tradisional sebagai ajang tempat untuk
sarana pergaulan (17%). Konsumen kopi diwarung tradisional menghabiskan waktu
nya untuk minum kopi,selain itu juga sebagai ajang tempat berkumpul bersama
teman. Pada warung kopi modern alasan yang paling menonjol adalah suasana dan
tempat yang menyenangkan (22%) dan sebagai tempat untuk mengisi waktu luang
(19,5%). Suasana dan tempat yang ditawarkan pada warung modern berbeda dengan
warung tradisional. Warung kopi modern memiliki tempat yang nyaman dan suasana
yang tenang. Desain interior yang ada mampu menunjang minat konsumen untuk
betah berlama-lama di warung kopi tersebut. Desain interior tersebut seperti halnya
tata ruang yang baik, dinding yang menggunakanwallpaper (kertas dinding) ditunjang
dengan gambar artistik yang bagus, pencahayaan yang baik, serta sofa-sofa yang
berkesan formal beserta meja kopi (table coffee) di dalam ruangan atau konsep meja
dan kursi taman untuk bagian luar ruangan.
73
Tabel 5.10 Alasan Konsumen Minum Kopi di Warung Kopi
Alasan Konsumen
Frekuensi (%)
Warung kopi
tradisional
Warung kopi
modern
Ingin minum kopi di warung kopi 13,30 5,28
Tempat untuk mengisi waktu luang 17,80 19,50
Suasana dan tempat yang
menyenangkan 15,60 22,00
Cita rasa kopi sesuai selera 10,50 6,09
Terbiasa di warung kopi 7,80 4,06
Sarana pergaulan 17,00 15,04
Fasilitas yang ditawarkan 5,05 8,13
Lokasi yang stategis 4,60 8,53
Bertemu rekan bisnis di warung kopi 8,26 11,38
Lainnya, 0 5,28
Total 100,00 100,00 Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 4: Halaman 112)
Gaya hidup menunjukkan bagaimana seseorang menjalankan hidup,
membelanjakan uang, dan memanfaatkan waktunya (Mowen dan Minor, 2002). Kopi
tidak lagi sebagai kebutuhan konsumsi saja, melainkan juga sebagai gaya hidup.
Mengisi waktu luang, sarana pergaulan serta kebutuhan susana dan tempat yang
nyaman juga menjadi alasan konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Hal ini
memberikan gambaran bahwa kebutuhan konsumen tidak lagi terletak pada cita rasa
kopi yang ditawarkan, melainkan pada “kesenangan” yang ditawarkan. Kesenangan
yang dimaksud adalah minum kopi di warung kopi tradisional dan modern hanya
untuk mengisi waktu luang, suasana dan tempat yang nyaman atau sesuai dan sebagai
sarana pergaulan atau ajang berkumpul bersama teman. Dapat dilihat bahwa cita rasa
kopi adalah alasan ke-5 pada warung kopi tradisional sedangkan pada warung kopi
modern merupakan alasan ke-7.
74
Gambar 5.9 Perbandingan Alasan Konsumen Minum Kopi di Warung Tradisional dan
Modern Kabupaten Jember
Alasan lain yang diberikan oleh konsumen memilih minum kopi di warung
tradisional dan modern adalah rasa ingin. Rasa ingin yang muncul bisa dikarenakan
karena telah terbiasa minum kopi pada tempat itu atau muncul karena ingin
menikmati suasana baru. Rasa ingin pada konsumen kopi di warung tradisional
sebesar 13,3% dan pada warung kopi modern hanya sebesar 5,28%. Berbeda dengan
alasan untuk bertemu rekan bisnis. Pada warung kopi tradisional alasan konsumen
bertemu rekan bisnis sambil minum kopi hanya sebesar 8,26%, sedangkan pada
warung modern sebesar 11,38%. Minum kopi selain sebagai minuman penyegar
tubuh juga berperan dalam hidangan minuman dalam membicarakan bisnis. Hal ini
yang membuat minum kopi tidak lagi hanya sebagai minuman tradisional tetapi
berubah menjadi minuman yang memiliki citra yang lebih ekslusif.
Sesuatu yang dibeli, tidak lebih dari tanda-tanda yang ditanamkan ke dalam
objek-objek konsumsi, yang membedakan pilihan pribadi orang yang satu dengan
yang lainnya. Tema-tema gaya hidup tertentu, kelas dan prestise tertentu adalah
makna-makna yang jamak ditanamkan ke dalam objek-objek konsumsi. Dengan kata
lain, objek-objek konsumsi kini telah menjelma menjadi seperangkat sistem
klasifikasi status, prestise bahkan tingkah laku masyarakat (Baudrillard,
1969).Melalui berbagai fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh warung kopi modern
75
seperti adanya kursi atau sofa, live musik, kemasan saji dan fasilitas pelayanan yang
ada secara tidak langsung telah menggambarkan kriteria konsumen seperti
diharapkan oleh warung kopi modern. Terbukti alasan konsumen untuk minum kopi
di warung kopi modern yakni fasilitas yang ditawarkan sebesar 8,13%. Berbeda
dengan warung tradisional fasilitas yang ditawarkan hanya tempat duduk sederhana
dan permainan yang disediakan seperti kartu dan karambol. Hal ini lah yang
membuat alasan konsumen minum kopi di warung tradisional yakni hanya sebesar
5%. Kualitas kopi yang ditawarkan pada warung kopi modern tentu lebih baik dari
warung kopi tradisional, tetapi kualiatas dan cita rasa kopi bukan merupakan alasan
utama pada warung kopi modern. Pada kenyataanya alasan konsumen minum kopi di
warung modern hanya 6,09%, sedangkan di warung tradisional sebesar 10,5%.
Terbiasa adalah kebiasaan konsumen dalam mengkonsumsi kopi di warung modern
atau tradisional. Alasan konsumen karena terbiasa di warung modern tergolong
rendah dari warung tradisional. Pada konsumen kopi di warung modern hanya 4,06%,
sedangkan pada warung tradisional sebesar 7,8%.
Lokasi warung kopi juga menjadi salah satu yang dipilih oleh konsumen dalam
memberi keputusan konsumen dalam memilih tempat minum kopi. Sebesar 8,53%
konsumen kopi warung modern memilih lokasi yang strategis sebagai alasan dalam
memilih tempat minum kopi, sedangkan pada konsumen kopi warung tradisional
hanya 4,6%. Alasan lain konsumen memilih minum kopi di warung modern adalah
untuk menghilangkan stress sepulang kerja atau ingin mendapatkan suasana baru saat
berkumpul bersama teman dan keluarga.
5.3 Jenis Kopi yang Dipilih Ketika Minum Kopi di Warung Tradisional dan
Modern Kabupaten Jember
Tabel 5.11 Jenis Kopi yang Dipilih ketika Minum Kopi di Warung Kopi
Jenis Kopi Frekuensi
Warung kopi tradisional Warung kopi modern
Robusta 74 40
Arabika 0 60
Liberika 26 -
Total 100 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 5: Halaman 118)
76
Jenis kopi yang banyak dipilih pada Tabel 5.11konsumen kopi di warung
tradisional adalah kopi robusta, berbeda dengan warung kopi modern yakni arabika.
Hal ini disebabkan warung kopi tradisional hanya menyediakan kopi jenis robusta
saja atau hanya jenis kopi liberika saja. Kopi dengan jenis robusta dan liberika banyak
digunakan di warung kopi tradisional karena harga kopi jenis robusta dan liberika
lebih murah dibandingkan dengan Arabika. Warung kopi tradisional lebih banyak
memakai kopi lokal Jember dan jenis kopi yang banyak ditanam di Kabupaten
Jember adalah jenis kopi robusta. Produksi kopi robusta di Kabupaten Jember pada
tahun 2013 mencapai 2.516 ton. Menurut Pudji (2012), Jenis kopi robusta merupakan
jenis yang mudah dalam hal penanaman sampai panen, selain itu cocok ditanam pada
daerah dataran rendah. Hal ini lah yang membuat kopi robusta lebih banyak ditanam
di beberapa daerah di Jawa Timur khususnya di Kabupaten Jember.
Gambar 5.10 Perbandingan Jenis Kopi yang Dipilih oleh Konsumen Minum Kopi di
Warung Tradisional dan Modern Kabupaten Jember
Tabel 5.12 menujukkan alasan konsumen dalam memilih jenis kopi di warung
tradisional. Konsumen yang memilih kopi jenis robusta karena sesuai selera sebesar
60% dan memilih karena sekedar mencoba sebesar 14%. Alasan konsumen memilih
kopi arabika karena sesuai selera sebesar 19 %, sedangkan hanya sekedar mencoba
sebesar 7%. Konsumen beralasan sekedar mencoba karena tidak terbiasa untuk
minum kopi. Konsumen yang memilih kopi robusta sesuai selera mengganggap
bahwa kopi dengan jenis robusta memiliki cita rasa yang tidak terlalu masam. Alasan
yang lainnya adalah bahwa pada warung kopi tradisional hanya menawarkan satu
jenis kopi saja yakni antara kopi robusta dan kopi liberika.
77
Tabel 5.12 Alasan Konsumen Memilih Jenis Kopi di Warung Tradisional
Jenis Kopi Frekuensi
Robusta sesuai selera 60
Robusta sekedar mencoba 14
Liberika sesuai selera 19
Liberika sekedar mencoba 7
Total 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 5: Halaman 118)
Berbeda dengan warung kopi tradisional, warung kopi modern lebih beragam
menawarkan berbagai jenis kopi. Jenis kopi yang digunakan yakni kopi robusta dan
arabika dengan kualitas terbaik. Tabel 5.13 menunjukkan bahwa 53 konsumen kopi
memilih jenis kopi arabika karena sesuai dengan selera. Tujuh persen responden
beralasan hanya sekedar mencoba. Alasan konsumen dalam memilih kopi robusta
karena sesuai selera sebesar 36 % dan memilih karena sekedar mencoba sebesar 4 %.
Tabel 5.13 Alasan Konsumen Memilih Kopi Robusta di Warung Modern
Jenis Kopi Frekuensi
Robusta sesuai selera 36
Robusta sekedar mencoba 4
Arabika sesuai selera 53
Arabika sekedar mencoba 7
Total 100 Sumber:Data Primer Diolah, 2016(Lampiran 5: Halaman 118)
Tabel 5.13 menunjukkan sajian kopi yang banyak dipilih oleh konsumen kopi
di warung tradisional Kabupaten Jember yakni origin coffee atau sajian kopi murni
(59 %). Sajian kopi murni atau origin coffee adalah sajian minuman kopi seperti kopi
hitam, kopi tubruk atau kopi joss. Mix coffee adalah sajian minuman kopi yang
terdapat campuran bahan lain seperti (41 %).Berbeda dengan sajian kopi di warung
tradisional, sajian warung kopi modern memiliki banyak variasi, namun hanya
beberapa yang digemari oleh konsumen. Mix coffee atau sajian kopi yang terdapat
campuran seperti susu atau coklat dipilih sebesar 61 %. Menu kopi yang cenderung
dipilih dalam sajian mix coffee adalah menu kopi Cappucino. Origin coffee dipilih
hanya sebesar 39 % saja. Sajian origin coffee atau sajian kopi murni yang banyak
dipilih adalah iced coffee atau hot coffee.
78
Tabel 5.14 Sajian Kopi yang Dipilih ketika Minum Kopi di Warung Tradisional dan
Modern Kabupaten Jember
Sajian Kopi Frekuensi
Warung Kopi Tradisional Warung kopi modern
Origin coffee 59 39
Mix coffee 41 61
Total 100 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 5: Halaman 118)
5.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Konsumen Kopi Memilih di
Warung Tradisional dan Modern Kabupaten Jember
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi konsumen kopi memilih
minum kopi di warung tradisional dan modern Kabupaten Jember dapat diketahui
dengan menggunakan analisis faktor, namun sebelum itu perlu dilakukan analisis
validitas dan reliabilitas pada atribut-atribut tersebut. Terdapat 18 atribut yang diduga
berpengaruh terhadap keputusan konsumen kopi di warung tradisional Kabupaten
Jember dan akan dianalisis yaitu sebagai berikut: waktu pembelian (x1), sanak
saudara atau kerabat (x2), saudara kandung (x3), rekan kerja atau teman sejawat (x4),
kondisi psikologis (x5), kualitas dan cita rasa kopi yang ditawarkan (x6), mengisi
waktu luang (x7), variasi sajian minuman kopi (x8), harga (x9), lokasi (x10), eksistensi
di media sosial (x11), desain ruangan (x12), pelayanan (x13), berkumpul bersama
teman, keluarga atau rekan kerja (x14),pendapatan (x15), fasilitas (x16), suasana
(x17),promosi (x18). Atribut yang berjumlah 18 tersebut akan diuji untuk
mengetahui kolerasi dan kecenderungan untuk mengelompokkan dan membentuk
suatu faktor. Atribut tersebut akan berkolerasi kuat terhadap atribut lain. Jika antar
atribut memiliki kolerasi yang lemah maka atribut tersebut tidak akan mengelompok
dalam faktor tertentu.
5.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Konsumen Kopi Memilih di
Warung Tradisional Kabupaten Jember
Hasil Tabel 5.15 menujukkan nilai koefisien korelasi dari 11 atribut yang sudah
memiliki nilai diatas 0,3, sehingga kesebelas atribut tersebut dapat dikatakan valid.
Tujuh atribut dari 18 atribut dikeluarkan dari model karena memiliki nilai koefisien
korelasi yang sangat rendah yakni dibawah 0,3. Ketujuh atribut tersebut adalah
pengaruh saudara kandung (0,257), pengaruh rekan kerja atau teman sejawat (-0,005),
79
variasi sajian kopi (0,077), eksistensi di media sosial (0,214), desain ruangan (0,181),
fasilitas (0,304), dan promosi (-0.182).
Tabel 5.15 Hasil Uji Validitas pada Atribut Bebas
Nilai Koefisien Korelasi
Waktu pembelian (x1) 0,580
Sanak saudara atau kerabat (x2) 0,534
Kondisi psikologis (x5) 0,639
Kualitas dan cita rasa kopi (x6) 0,420
Mengisi waktu luang (x7) 0,428
Harga (x9) 0,546
Lokasi (x10) 0,394
Pelayanan (x13) 0,534
Berkumpul bersama teman, keluarga atau
rekan kerja (x14) 0,529
Pendapatan (x15) 0,409
Suasana (x17) 0,475
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 8: Halaman 138)
Setelah melakukan uji validitas, tahap selanjutnya adalah uji reliablitas. Uji
reliablitas ini berfungsi untuk mengukur seberapa konsistensi hasil tersebut dalam
menggukur gejala yang sama. Hasil penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha berada diatas nilai 0,6. Pada Tabel 5.15 dapat dilihat bahwa nilai
Cronbach Alpha berada diatas nilai 0,6, sehingga dapat dikatakan bahwa 11 atribut
tersebut reliabel dan valid.
Tabel 5.16 Hasil Uji Reliabilitas
Jumlah Atribut Cronbach Alpha
11 0,759 Sumber:Data Primer Diolah, 2016(Lampiran 9: Halaman 143)
Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas maka langkah selanjutnya
adalah analisis faktor. Tahap yang pertama dalam analisis faktor adalah melakukan
uji standar deviasi pada atribut bebas. Hasil Tabel 5.17 dapat dilihat bahwa nilai
standar deviasi tiap atribut berada diatas nol sehingga tidak ada atribut atribut yang
harus dikeluarkan. Hasil ini menunjukkan bahwa semua atribut diatas dibutuhkan
dalam melihat keputusan konsumen kopi di warung tradisional Kabupaten Jember.
Atribut atribut di atas layak untuk dianalisis secara statistik dan dapat dilakukan
analisis faktor untuk menguji kelayakan atribut atribut.
80
Tabel 5.17Hasil Pengujian Standar Deviasi Atribut-atribut Bebas
Mean Std. Deviation Analysis N
Waktu pembelian (x1) 3,89 0,886 100
Sanak saudara atau kerabat(x2) 3,79 1,113 100
Kondisi psikologis (x5) 3,90 0,927 100
Kualitas dan cita rasa kopi (x6) 2,94 1,369 100
Mengisi waktu luang (x7) 3,22 1,211 100
Harga (x9) 3,16 1,212 100
Lokasi (x10) 3,85 0,947 100
Pelayanan (x13) 3,40 1,146 100
Berkumpul bersama teman,
keluarga atau rekan kerja (x14)
3,50 1,049 100
Pendapatan (x15) 3,87 0,849 100
Suasana (x17) 4,09 0,668 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 10: Halaman 144)
Pada Tabel 5.18 dapat dilihat bahwa tidak adaatribut yang dikeluarkan karena
kesebelas atributmemiliki kolerasi yang erat dengan atribut lainnya. Sebelas
atributmemiliki nilai MSA (Measure of Sampling Adequacy) pada Anti-image
correlation di atas 0,5 sehingga atribut atribut dapat diprediksi dan dapat dianalisis
lebih lanjut. Tahap selanjutnya yakni melihat nilai communalities. Nilai ekstraksi
communalities di bawah nilai 0,5 akan dikeluarkan dari model, yaknipendapatan
(x15).
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 10: Halaman 144)
Tabel 5.18 Hasil Analisis Nilai MSA pada Uji Anti-image Correlation
Atiribut Atribut yang dikeluarkan Nilai MSA
Waktu pembelian (x1) 0,762
Saudara kandung (x3) 0,744
Kondisi psikologis (x5) 0,799
Kualitas dan cita rasa kopi (x6) 0,559
Mengisi waktu luang (x7) 0,516
Harga (x9) 0,643
Lokasi (x10) 0,631
Pelayanan (x13) 0,746
Berkumpul bersama teman, keluarga atau rekan kerja (x14) 0,554
Pendapatan (x15) 0,805
Suasana (x17) 0,678
81
Atribut yang dikeluarkan Nilai Ekstraksi
Pendapatan (x15) 0,339
Sumber Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 10: Halaman 144)
Atribut-atribut dapat dilanjutkan untuk menjadi faktor setelah nilai KMO (Kaiser-
Meyer-Olkin) dan nilai Anti-image Correlation MSA serta nilai ekstraksi
communalities di atas 0,5. Berikut atribut 10 atribut yang dianalisis lebih lanjut.
Tabel 5.20 Nilai KMO, Anti-image Correlation dan ekstraksi communalities
MSA Communalities
Anti-image Correlation Extraction
Waktu Pembelian(x1) 0,742 0,548
Sanak saudara atau kerabat(x2) 0,744 0,518
Kondisi psikologis(x5) 0,790 0,590
Kualitas dan cita rasa(x6) 0,552 0,568
Mengisi waktu luang(x7) 0,526 0,723
Harga(x9) 0,638 0,728
Lokasi(x10) 0,594 0,657
Pelayanan(x13) 0,723 0,657
Berkumpul bersama(x14) 0,546 0,713
Suasana(x17) 0,665 0,563
KMO(Kaiser-Meyer-Olkin) 0,660
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran: Halaman 144) Keseluruhan atribut yang digunakan memiliki hubungan yang kuat dengan
faktor yang terbentuk. Semakin besar nilai dari communalities maka semakin baik
analisis faktor, karena semakin besar karakteristik atribut asal yang dapat diwakili
oleh faktor yang terbentuk.Cut of Point pada rotasi faktor yakni sebesar 0,5, jika nilai
rotasi faktor yang terbentuk dibawah nilai 0,5 maka atribut tersebut tidak masuk
dalam faktor yang terbentuk.
82
Tabel 5.21Faktor yang Terbentuk Setelah Rotasi
Atribut Faktor
1 2 3
Waktu pembelian(x1) 0,636 0,121 0,360
Kondisi psikologis (x5) 0,534 0,503 0,226
Lokasi(x10) 0,799 -0,132 -0,004
Pelayanan(x13) 0,657 0,439 -0,184
Suasana (x17) 0,733 0,080 0,135
Kualitas dan cita rasa kopi(x6) -0,074 0,716 0,223
Harga (x9) 0,125 0,844 -0,021
Pengaruh sanak saudara atau
kerabat (x2)
0,234 0,430 0,528
Mengisi waktu luang (x7) 0,138 -0,146 0,848
Berkumpul bersama keluarga,
teman atau rekan kerja (x14)
0,329 -0,058 0,776
Eigenvalue 3,368 1,575 1,322
% of Variance 33,676 15,750 13,219
Cumulative % 33,676 49,426 62,645
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran: Halaman 144)
Hasil analisis faktor setelah dilakukan rotasi dari 10atribut yang terbentuk 3
faktor. Faktor-faktor yang terbentuk setelah analisis faktor adalah faktor situasional,
produk, dangaya hidup dan referensi. Berdasarkan Tabel 5.21 pengaruh faktor-faktor
tersebut ditunjukkan melalui nilai total varian (Cumulative %) sebesar 62,645 artinya
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen kopi memilih minum
kopi di warung tradisional Kabupaten Jember dapat dijelaskan 62,645% oleh faktor
faktor yang terbentuk. Sisanya sebesar 37,355% dipengaruhi faktor lain dan belum
dimasukkan dalam model.
1. Faktor 1 (Situasional) meliputi atributwaktu pembelian (x1), kondisi psikologis
(x5), lokasi (x10), pelayanan (x13) dan suasana (x17). Faktor ini mempunyai
hubungan yang erat ditunjukkan oleh nilai prosentase varians 33,676%. nilai
prosentase tertinggi menunjukkan bahwa faktor situasional adalah faktor yang
dominan diantara faktor-faktor yang mempengaruhi keputusankonsumen kopi
memilih minum kopi di warung tradisional Kabupaten Jember.
2. Faktor 2 (Produk) meliputi kualitas dan cita rasa kopi yang ditawarkan (x6) dan
harga (x9). Nilai prosentase varian sebesar 15,570% menunjukkan bahwa faktor
83
produk merupakan faktor dominan kedua yang mempengaruhi
keputusankonsumen kopi memilih minum kopi di warung tradisional Kabupaten
Jember.
3. Faktor 3 (Gaya hidup dan referensi) meliputi pengaruh sanak saudara atau
kerabat (x2),mengisi waktu luang (x7) dan berkumpul bersama keluarga, teman
dan rekan kerja (x14). Nilai prosentase varian sebesar 13,219% menunjukkan
bahwa faktor gaya hidup dan referensi merupakan faktor dominan ketiga yang
mempengaruhi keputusankonsumen kopi memilih minum kopi di warung
tradisional Kabupaten Jember.
5.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Kopi Memilih di Warung
Modern Kabupaten Jember
Hasil Tabel 5.22 menujukkan nilai koefisien korelasi dari 14atribut yang sudah
memiliki nilai diatas 0,3, sehingga kesebelas atribut tersebut dapat dikatakan valid.
Empat atribut dari 18 atribut dikeluarkan dari model karena memiliki nilai koefisien
korelasi yang sangat rendah yakni dibawah 0,3. Ketigaatribut tersebut adalah
pengaruh sanak saudara atau kerabat (0,084), pengaruh rekan kerja atau teman
sejawat (0,234),pendapatan (0,279) dan harga (0,308).
Tabel 5.22 Hasil Uji Validitas pada Atribut Bebas
Nilai Koefisien Korelasi
Waktu pembelian (x1) 0,579
Saudara kandung (x3) 0,399
Kondisi psikologis (x5) 0,660
Kualitas dan cita rasa kopi (x6) 0,357
Mengisi waktu luang (x7) 0,463
Variasi sajian minuman kopi (x8) 0,324
Lokasi (x10) 0,525
Eksistensi di media sosial(x11) 0,607
Desain ruangan (x12) 0,519
Pelayanan (x13) 0,331
Berkumpul bersama teman, keluarga atau
rekan kerja (x14)
0,541
Pendapatan (x15) 0,574
Suasana (x17) 0,569
Promosi (x18) 0,635
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 11: Halaman152)
84
Setelah melakukan uji validitas, tahap selanjutnya adalah uji reliablitas. Uji
reliablitas ini berfungsi untuk mengukur seberapa konsistensi hasil tersebut dalam
mengukur gejala yang sama. Hasil penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha berada diatas nilai 0,6. Pada Tabel 5.16 dapat dilihat bahwa nilai
Cronbach Alpha berada diatas nilai 0,6, sehingga dapat dikatakan bahwa 14atribut
tersebut reliabel dan valid.
Tabel 5.23 Hasil Uji Reliabilitas
Jumlah Atribut Cronbach Alpha
14 0,793 Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 12: Halaman 160)
Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas maka langkah selanjutnya
adalah analisis faktor. Tahap yang pertama dalam analisis faktor adalah melakukan
uji standar deviasi pada atribut bebas. Hasil Tabel 5.24dapat dilihat bahwa nilai
standar deviasi tiap atribut berada diatas nol sehingga tidak ada atribut atribut yang
harus dikeluarkan. Hasil ini menunjukkan bahwa semua atribut diatas dibutuhkan
dalam melihat keputusan konsumen kopi di warung tradisional Kabupaten Jember.
Tabel 5.24Hasil Pengujian Standar Deviasi Atribut-atribut Bebas
Mean Std. Deviation Analysis N
Waktu pembelian 3,17 1,111 100
Saudara kandung 4,16 0,788 100
Kondisi psikologis 3,12 1,281 100
Kualitas dan cita rasa kopi 3,78 0,927 100
Mengisi waktu luang 2,20 1,163 100
Variasi sajian kopi 3,87 0,774 100
Lokasi 3,69 1,022 100
Eksistensi di media sosial 2,40 1,393 100
Desain ruangan 3,82 0,989 100
Pelayanan 1,67 0,620 100
Berkumpul bersama teman,
keluarga atau rekan kerja 2,32 1,449
100
Fasilitas 3,80 0,974 100
Suasana 3,94 0,941 100
Promosi 3,60 0,995 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 13: Halaman 161)
85
Analisis terhadap 14 atribut membentuk faktor baru. Hasil 14 atribut yang
dianalisis, terbentuk 2 faktor dari 10 atribut. Ada 6 atribut yang dikeluarkan karena
tidak memiliki kolerasi yang erat dengan atribut lainnya. Dua atribut dikeluarkan
pertama karena nilai MSA (Measure of Sampling Adequacy) pada Anti-image
correlation di bawah 0,5 sehingga atribut atribut tidak dapat diprediksi dan tidak
dapat dianalisis lebih lanjut.Atribut-atribut yang dikeluarkan pada tahap pertama
adalah variasi sajian minuman kopi (X8) dankualitas dan cita rasa kopi (X6). Kedua
atribut dikeluarkan satu persatu dimulai dari nilai MSA yang terkecil terlebih dahulu.
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 13: Halaman 161)
Atribut yang dikeluarkan pada tahap kedua adalah pelayanan (x13),pengaruh
saudara kandung (x3), kondisi psikologis (x5),dan waktu pembelian (x1).
Atributtersebut dikeluarkan karena nilai ekstraksi communalities dibawah 0,5.
Sumber:Data Primer Diolah, 2016(Lampiran 13: Halaman 161) Atribut-atribut dapat dilanjutkan untuk menjadi faktor setelah nilai KMO
(Kaiser-Meyer-Olkin) dan nilai Anti-image Correlation MSA serta nilai ekstraksi
communalities di atas 0,5. Berikut atribut 10 atribut yang dianalisis lebih lanjut.
Tabel 5.25 Hasil Analisis Nilai MSA pada Uji Anti-image Correlation
Atiribut Atribut yang dikeluarkan Nilai MSA
Variasisajian minuman kopi (x8) 0,341
Kualitas dan cita rasa kopi (x6) 0,452
Tabel 5.26 Nilai Ekstraksi Communalities
Atiribut Atribut yang dikeluarkan Nilai Ekstraksi
Pelayanan (x13) 0,236
Pengaruh sanak saudara (x3) 0,266
Kondisi psikologis (x5) 0,442
Waktu pembelian (x1) 0,472
86
Tabel 5.27 Nilai KMO, Anti-image Correlation dan ekstraksi communalities
MSA Communalities
Anti-image Correlation Extraction
Mengisi waktu luang 0,683 0,807
Lokasi 0,884 0,666
Eksistensi di media sosial 0,620 0,830
Desain ruangan 0,831 0,739
Berkumpul bersama keluarga, teman
atau rekan kerja
0,770 0,736
Fasilitas 0,785 0,761
Suasana 0,855 0,622
Promosi 0,887 0,624
KMO(Kaiser-Meyer-Olkin) 0,789
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 13: Halaman 161) Keseluruhan atribut yang digunakan memiliki hubungan yang kuat dengan
faktor yang terbentuk. Semakin besar nilai dari communalities maka semakin baik
analisis faktor, karena semakin besar karakteristik atribut asal yang dapat diwakili
oleh faktor yang terbentuk.Cut of Point pada rotasi faktor yakni sebesar 0,5, jika nilai
rotasi faktor yang terbentuk dibawah nilai 0,5 maka atribut tersebut tidak masuk
dalam faktor yang terbentuk.
Tabel 5.28 Faktor yang Terbentuk Setelah Rotasi
Atribut Faktor
1 2
Lokasi (x10) 0,815 -0,045
Desain ruangan (x12) 0,855 -0,087
Fasilitas (x16) 0,872 -0,044
Suasana (x17) 0,787 0,053
Promosi (x18) 0,771 0,173
Bekumpul bersama keluarga, teman
atau rekan kerja (x14) 0,059 0,856
Eksistensi di media sosial (x11) 0,032 0,910
Mengisi waktu luang (x7) -0,066 0,896
Eigenvalue 3,379 2,406
% of Variance 42,241 30,075
Cumulative % 42,241 72,316
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 13: Halaman 161) Hasil analisis faktor setelah dilakukan rotasi dari 8 atribut yang terbentuk 2
faktor. Faktor-faktor yang terbentuk setelah analisis faktor adalah faktor situasional,
dan gaya hidup.Berdasarkan Tabel 5.35 pengaruh faktor-faktor tersebut ditunjukkan
87
melalui nilai total varian (Cumulative %) sebesar 72,316 artinya faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keputusan konsumen kopi memilih minum kopi di warung
modern Kabupaten Jember dapat dijelaskan 72,316% oleh faktor faktor yang
terbentuk. Sisanya sebesar 27,684% dipengaruhi faktor lain dan belum dimasukkan
dalam model.
1. Faktor 1 (Situasional) meliputi atributlokasi (x10), suasana (x17), desain ruangan
(x12), fasilitas (x16) dan promosi (x18). Faktor ini mempunyai hubungan yang erat
ditunjukkan oleh nilai prosentase varians 42,241. nilai prosentase tertinggi
menunjukkan bahwa faktor situasional adalah faktor yang dominan diantara
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen kopi memilih minum kopi
di warung tradisional Kabupaten Jember.
2. Faktor 2 (Gaya hidup) meliputi berkumpul bersama keluarga, teman dan rekan
kerja (x14),eksistensi di media sosial (x11) danmengisi waktu luang (x7). Nilai
prosentase varian sebesar 30,075 menunjukkan bahwa faktor gaya hidup
merupakan faktor dominan kedua yang mempengaruhi keputusankonsumen kopi
memilih minum kopi di warung tradisional Kabupaten Jember.
5.5 Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan memiliki keterbatasan diantaranya (1) Penelitian
ini hanya menganalisis empat warung kopi modern dan empat warung kopi
tradisional serta hanya dilaksanakan di wilayah perkotaan Kabupaten Jember, hal
ini dikarenakan keterbatasan data mengenai banyaknya warung kopi di Kabupaten
Jember dan keterbatasan peneliti. (2) Penelitian ini dibedakan antara warung kopi
tradisional dan modern, hal ini dikarenakan peneliti ingin melihat secara umum
gambaran konsumen kopi pada kedua tempat tersebut, yakni konsumen kopi di
warung tradisional dan konsumen kopi di warung modern. (3) Hasil penelitian
pada warung kopi tradisional di dominasi oleh mahasiswa dikarenakan lokasi
penelitian yang diambil berdekatan dengan daerah kampus dan berada di wilayah
perkotaan. (4) Penelitian ini dilakukan saat sore hari hingga malam hari, hal ini
dikarenakan saat pagi hari beberapa warung kopi tradisional masih belum buka.
Sedangkan pada warung kopi modern waktu peneitian dilakukan sesuai dengan
88
waktu yang diberikan oleh Manajer warung kopi (mayoritas dilakukan pada sore
hari hingga malam hari). Namun, penelitian ini juga memiliki kelebihan yang
diantaranya (1) Penelitian ini mampu memberikan gambaran perilaku konsumen
kopi di Kabupaten Jember, khususnya di daerah perkotaan. (2) Penelitian ini
memiliki sampel yang besar yakni 100 sampel konsumen kopi di warung
tradisional dan 100 sampel konsumen kopi di warung modern, sehingga analisis
faktor yang dihasilkan dapat menggambarkan fakto-faktor apa yang
mempengaruhi konsumen kopi dalam memutuskan memilih tempat minum kopi
di warung kopi tradisional dan modern.
89
BAB 6. SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis perilaku konsumen kopi di warung
tradisional dan modern Kabupaten Jember, dapat disimpulkan bahwa :
1. Konsumen kopi di warung tradisional cenderung berjenis kelamin laki-laki
dengan rentang usia rata-rata 20-25 tahun, sedangkan konsumen kopi di
warung modern cenderung lebih menyebar antara jenis kelamin laki-laki dan
perempuan dengan rentang usia rata-rata 26-30 tahun. Mayoritas konsumen
kopi di warung tradisional memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK
dengan jenis pekerjaan sebagai mahasiswa, sedangkan konsumen kopi di
warung modern tingkat pendidikan terakhir S1 dengan jenis pekerjaan sebagai
wiraswasta dan pegawai swasta. Pendapatan konsumen kopi warung tradisional
juga tergolong rendah yakni dibawah Rp 500.000,-, sedangkan pada warung
modern diatas Rp 2.000.000,-. Konsumen kopi di kedua warung kopi masih
belum menikah dan aktif merokok. Konsumsi kopi perhari konsumen kopi
warung tradisional tergolong tinggi yakni 2 cangkir/hari, sedangkan pada
konsumen kopi di warung modern mengkonsumsi kopi hanya saat ingin saja.
2. Alasan utama konsumen minum kopi di warung tradisional dan modern
memiliki kesamaan yakni, minum kopi di warung kopi sebagai kegiatan untuk
mengisi waktu luang dan minum kopi . Alasan lainnya memilih minum kopi di
warung tradisional dan modern adalah suasana dan tempat yang
menyenangkan.
3. Jenis kopi yang dipilih oleh konsumen kopi diwarung tradisional adalah jenis
kopi robusta, sedangkan konsumen kopi di warung modern jenis kopi yang
dipilih adalah kopi arabika. Alasan konsumen memilih jenis kopi tersebut
adalah kesesuaian dengan selera.
4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen kopi memilih tenpat
di warung tradisional Kabupaten Jember adalah faktor situasional (waktu
pembelian, kondisi psikologis, lokasi, pelayanan dan suasana), faktor produk
(kualitas dan cita rasa kopi yang ditawarkan dan harga), faktor gaya hidup dan
90
referensi (pengaruh sanak saudara atau kerabat, mengisi waktu luang dan
berkumpul bersama keluarga, teman dan rekan kerja). Pada warung kopi modern
faktor yang mempengaruhi, yakni faktor situasional (lokasi, suasana, desain
ruangan, fasilitas dan promosi) dan faktor gaya hidup (berkumpul bersama
keluarga, teman dan rekan kerja, eksistensi di media sosial dan mengisi waktu
luang).
6.2 Saran
Pengembangan warung kopi tradisional dan modern lebih memperhatikan
faktor situasional. Faktor situasional pada warung kopi tradisional seperti
pelayanan, lokasi dan suasana, sedangkan pada warung kopi modern seperti
desain ruangan, kenyamanan tempat dan fasilitas. Hal ini perlu diperhatikan agar
konsuumen kopi di warung tradisional ataupun modern semakin meningkat.
91
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia.
Ekspor Indonesia Menurut Kode SITC Tahun 2013-2014. Jakarta: CV.
Josevindo.
Badan Pusat Statistik. 2010. Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia.
Jakarta.
Belk, Russell W. 1975. Situational Variables and Consumer Behavior. Journal of
Consumer Research, Vol. 2.
Baudrillard, J.P. 1983. Simulation terjemahan Paul Foss, Paul Patton dan Phillip
Beitchman. Inggris: Press Cambridge.
Chaney, David. 1996. Lifestyle (Sebuah Pengantar Komprehensif). Yogyakarta:
Jala Sutra.
Derwentyana, Ryanty,. dan Dharmawan, Cherry. 2011. Desain Interior Kedai
Kopi dan Gaya Hidup Masyarakat di Indonesia (Studi Komperatif Gaya
hidup antara Konsumen Kedai Kopi Tradisional dan Kedai Kopi Modern).
Jurnal Majalah Ilmiah UNIKOM Vol. 9, No. 2.
Farida, Nurul. 2016, 22 Maret. Bupati Jember Inginkan Seribu Cafe Sediakan
Kopi Rakyat. Prosalina Radio [Online], halaman 1. Tersedia:
http://www.prosalinaradio.com/2016/03/22/bupati-jember-menginginkan-
seribu-cafe-yang-menyediakan-kopi-rakyat.html. [24 Desember 2016].
Fuad, M., H, Christian., Nurlela., Sugiarto, dan Y.E.F, Paulus. 2000. Pengantar
Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hair, Black, Babin, Anderson, dan Tatham. 2006. Multivariate Data Analysis,
Sixth Edition. New Jersey: Pearson Education International.
Hair, Black, Babin, Anderson, dan Tatham. 2010. Multivariate Data Analysis,
Seventh Edition. New Jersey: Pearson Education International.
Hawkins, D.I., Best, R.J., dan Coney, K.A. 1998. Consumer Behavior Seventh
Edition. Texas: Business Publication, Inc.
Huang, Y.F., dan Dang, H.S. 2014. An Empirical Analysis on Purchase Intention
on Coffee Beverage in Taiwan. European Journal of Bussiness and
Management Vol.6, No. 36.
92
Hung, Li-Mei. 2012. A Study of Consuming Behaviors of Budget Coffee.
Bussines and Management Research Vol. 1 No. 1.
Jasimin, Tuti Haryati., Ali, Hishamuddin Mohd., dan Achu, Kamalahasan.
Occupants’ Evaluation of Green Features in Green Commercial Office Buildings: Establishing The Validity and Reliability of The Survey
Instrument. Jurnal Teknologi 77-86, Universiti Teknologi Malaysia.
Khoironi, Fidagta. 2009. Ekspresi Keberagaman Komunitas Warung Kopi.
Skripsi. Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin Universitas Islam
Sunan Kalijaga.
Kotler, Philip., dan Keller, K.L. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi ketiga belas.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lestari, Endang Wiji. 2009. Konsumsi Kopi Masyarakat Perkotaan dan Faktor-
Faktor yang Berpengaruh: Kasus di Kabupaten Jember. Tidak Diterbitkan.
Tesis. Jember: Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Lestari, Endang Wiji., Haryanto, Idha., dan Mawardi, Surip. 2009. Konsumsi
Kopi Masyarakat Perkotaan dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh: Kasus
di Kabupaten Jember. Jurnal Pelita Perkebunan 25(3).
Lukito, Sheila Amanda dan Dharmayanti, Diah. 2013. Analisis Pengaruh
Experiential Marketing Dan Customer Satisfaction Terhadap Customer
Loyalty Comedy Kopi Di Surabaya. Jurnal Stategi Pemasaran, Vol. 1,
No. 2.
Mowen, John C., dan Minor, Michael. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Nurazizi, Reza Dwiyan. 2013. Kedai Kopi dan Gaya Hidup Konsumen
(Analisis Simulacrum Jean P Baudrillard Tentang Gaya Hidup Ngopi di
Excelso). Jurnal Penelitian Ilmiah Sosiologi FISIP Universitas
Brawijaya Malang.
Pramantatya, Vania., Najib, Mukhamad., dan Nurrochmat, Dodi Rido. 2015.
Pengaruh Atmosfer Kedai Kopi Terhadap Emosi dan Keputusan
Pembelian Ulang. Jurnal Manajemen dan Agribisnis, Vol. 12 No. 2.
Rahardjo, Pudji. 2012. Kopi, Panduan Budi Daya dan Pengolahan Kopi Arabika
dan Robusta. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rama, Fanny. 2008. Analisis Sikap dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Kunjungan Konsumen Kafe Baca di Buku Kafe, Depok Jawa
93
Barat. Diterbitkan. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor.
Rukhbaniyah, Laila Yuni., Utami, Dyah Panuntun., dan Wicaksono, Istiko Agus.
2013. Perilaku Konsumen Terhadap Kopi Tubruk dan Kopi Instan di
Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen. Jurnal Surya Agritama
Volume 2 Nomor 1.
Samsura, Doddy. 2012. Ngopi ala Barista. Jakarta: Penebar Plus.
Sangadj, E.M., dan Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen, Pendekatan Praktis.
Yogyakarta: Andi.
Santosa, Purbayu Budi., dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft
Excel dan SPSS. Yogyakarta: Andi.
Sarwono, dkk. 2008. Riset Bisnis Untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta:
Andi.
Sekjen Kementrian Pertanian. 2015. Outlook Kopi Komoditas Pertanian
Subsektor Perkebunan. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,
Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian.
Setiadi, Nugroho J. 2010. Edisi Revisi: Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana.
Siswoputro, P. S. 1993. Kopi International dan Indonesia. Yogyakarta: Kanisius
Sukendro, Suryo. 2013. Keajaiban dalam Secangkir Kopi. Yogyakarta: Media
Pressindo.
Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Supriono, Agus (Ed.). 2011. Secangkir Kopi Meracik Tradisi. Jember: Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Sunyoto, Danang. 2012. Teori, Kuisioner dan Analisis Data untuk Pemasaran dan
Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wahyudian., Bunarwan, Ujung., dan Hartoyo. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Konsumsi Kopi dan Analisis Pemetaan Beberapa Merek
Kopi dan Implikasinya pada Pemasaran Kopi. Jurnal Manajemen dan
Agribisnis, Vol. 1 No. 1 (56-61).
Wibisono, D. 2003. Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademis. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
94
Wibowo, R. 2000. Statistik Non Parametrik. Fakultas Pertanian Universitas
Jember. Jember.
Widayat dan Amrullah. 2002. Riset Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Umar, Husein. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
95
Lampiran 1
Kriteria Warung Kopi Modern di Kabupaten Jember
No. Nama Warung
Kriteria
Franchise /
cabang Barista
Alat pembuat kopi Desain
Interior
Logo pada
kemasan
Daerah
Perkotaan Modern Tradisional
1. Excelso √ √ √ - √ √ √
2. Coffe Toffe √ √ √ - √ √ √
3. Rollaas Coffee and Tea √ √ √ - √ √ √
4. My Sister Cafe and Resto √ √ √ - √ - √
5. 14 milli - √ √ - √ - √
6. Grand Cafe - √ √ - √ - √
7. Kontjo Lawas - √ √ - √ - √
8. Clairy’s - √ √ - √ - √
9. Modrockers Inc. - √ - √ √ - √
10. Biji Kopi - √ - √ √ - √
11. Brothers Cafe - √ - √ √ - √
12. Root Cafe - √ - √ √ - √
13. Anglo - √ - √ √ - √
14. Joker - √ - √ √ - √
15. Kombi Cafe - √ - √ - - √
16. Kampoeng Kopi - √ - √ √ - -
17. DKN - √ - √ √ - -
96
Lampiran 2
Karakteristik Konsumen Kopi
No. Nama
Karakteristik Konsumen Kopi Warung Tradisional
Jen
is K
ela
min
Umur
Pen
did
ika
n
Pekerjaan Status Pendapatan Konsumsi
Kopi
Status
merokok
1 Suci ida Fitriani P 25 tahun S1 Petani Belum menikah 500 rb - 1 juta 1 cangkir Tidak merokok
2 Novita P 22 tahun S1 Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 1 cangkir merokok
3 Haidar Ali A. L 23 Tahun S1 Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 1 cangkir merokok
4 Nafidatul M. P 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah > 2 Juta 1 cangkir Tidak merokok
5 M. Choirudin L 26 tahun SMA Pedagang Belum menikah 1 juta - 2 juta 1 cangkir Tidak merokok
6 Soesanto L 35 tahun S1 Wiraswasta Belum menikah 500 rb - 1 juta 2 cangkir merokok
7 Abdullah L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 1 cangkir Tidak merokok
8 Rayi Respati P 24 Tahun S1 Mahasiswa Belum menikah < 500 rb hanya saat ingin Tidak merokok
9 Aris D. L 25 tahun S1 Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 1 cangkir Tidak merokok
10 Nuran Wibisono L 31 tahun S1 PNS menikah > 2 juta > 3 cangkir merokok
11 Joko Susilo L 39 tahun SD Pedagang menikah > 2 Juta 3 cangkir merokok
12 Qodir L 49 tahun SMP Petani menikah 1 juta - 2 juta 2 - 3 cangkir merokok
13 Fitra Sinaranda L 26 tahun SMA Pegawai swasta Belum menikah 500 rb - 1 juta hanya saat ingin merokok
14 Vicki Efendi L 24 Tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah > 2 Juta 2 cangkir merokok
15 Azwar Anas L 26 tahun S1 tidak bekerja Belum menikah > 2 Juta 2 cangkir merokok
97
16 Faizal Medianto L 22 tahun D3 tidak bekerja Belum menikah 1 juta - 2 juta 2 cangkir merokok
17 I Gusta Dimas S. L 30 tahun S1 Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta 1 cangkir Merokok
18 Dias L 30 tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah > 2 Juta 2 - 3 cangkir Merokok
19 Alief Evien R. L 24 Tahun S1 Mahasiswa Belum menikah < 500 rb hanya saat ingin Merokok
20 Tifani Dewi P 20 tahun SMA Pegawai swasta Belum menikah 1 juta - 2 juta 2 cangkir Tidak merokok
21 Haritsah L 25 tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah 1 juta - 2 juta 2 cangkir Merokok
22 Aimas Al Riza L 25 tahun S1 Wiraswasta Belum menikah > 2 Juta 2 - 3 cangkir Merokok
23 Koko A. L 23 Tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 1 cangkir Merokok
24 Novianti Desi Tri P 28 tahun S1 Pegawai swasta menikah 1 juta - 2 juta 1 cangkir Tidak merokok
25 Andi Sofinal F. L 32 tahun S1 Pegawai swasta menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir Merokok
26 Novel Dian J. L 32 tahun SMA Wiraswasta Belum menikah 500 rb - 1 juta 2 - 3 cangkir Merokok
27 M. Ali L 25 tahun S1 Wiraswasta Belum menikah > 2 Juta 2 - 3 cangkir Merokok
28 Chandra B. L 38 Tahun S1 Wiraswasta menikah > 2 Juta > 3 cangkir Merokok
29 Lutfi A. L 27 tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah > 2 Juta hanya saat ingin Tidak merokok
30 Rudi H. L 33 Tahun S1 Wiraswasta Belum menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir Merokok
31 Wendry Muji A. L 26 tahun SMA Pegawai swasta menikah 1 juta - 2 juta 2 - 3 cangkir Merokok
32 Raka L 24 Tahun S1 Petani Belum menikah < 500 rb hanya saat ingin merokok
33 Moh. Dinar K. L 27 tahun S1 tidak bekerja Belum menikah < 500 rb 2 cangkir Tidak merokok
34 Rudy L 29 tahun S1 PNS menikah > 2 Juta hanya saat ingin merokok
35 Yusron Hafney K. L 26 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta 2 cangkir merokok
36 David Sugiono L 26 tahun SMA Pegawai swasta Belum menikah 500 rb - 1 juta 2 - 3 cangkir merokok
37 Gilang S. Govally L 23 Tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 2 cangkir merokok
38 Risky Dedy L 24 Tahun S1 Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta 2 cangkir merokok
39 achmad yusuf L 21 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta hanya saat ingin merokok
40 ahmad rofi'i L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 2 - 3 cangkir merokok
98
41 Suhendri L 21 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta hanya saat ingin Tidak merokok
42 basuki rahmad L 20 tahun SMA Wiraswasta Belum menikah 1 juta - 2 juta 1 cangkir merokok
43 puput graha L 26 tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah > 2 Juta > 3 cangkir merokok
44 setiawan L 28 tahun SMA tidak bekerja Belum menikah < 500 rb hanya saat ingin merokok
45 Afif Elta L 20 tahun SMA Wiraswasta Belum menikah 500 rb - 1 juta 2 cangkir merokok
46 M. Syauthul J. L 23 Tahun S1 Guru Belum menikah 500 rb - 1 juta hanya saat ingin merokok
47 M. Eufa Al Bary L 23 Tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 1 juta - 2 juta 2 cangkir merokok
48 Berril Hayqal L 19 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta hanya saat ingin merokok
49 rico andino L 19 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta 1 cangkir merokok
50 Ade A. L 40 tahun SMA Pegawai swasta menikah > 2 Juta > 3 cangkir merokok
51 Burhan Jailani L 21 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta hanya saat ingin merokok
52 Muhammad Amar L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 2 cangkir merokok
53 Widodo L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta 2 cangkir merokok
54 Erik Gusni R. L 21 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta 2 cangkir Tidak merokok
55 Yayak L 21 tahun S1 Mahasiswa Belum menikah < 500 rb hanya saat ingin merokok
56 Fandi Ricky L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 2 - 3 cangkir merokok
57 Salman L 21 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 2 cangkir merokok
58 Gumilang L 21 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 2 cangkir merokok
59 Mistojo L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta hanya saat ingin merokok
60 Nandan Ardiansyah L 21 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb hanya saat ingin Tidak merokok
61 Edi L 45 tahun SMA Pedagang menikah 1 juta - 2 juta > 3 cangkir merokok
62 Arif S. L 34 tahun S1 Wartawan menikah > 2 Juta > 3 cangkir merokok
63 Susanto L 23 Tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah 1 juta - 2 juta 2 cangkir merokok
64 Andik L 18 Tahun SMP Pelajar Belum menikah 1 juta - 2 juta hanya saat ingin merokok
65 Aza L 28 tahun SMA Wiraswasta menikah > 2 Juta > 3 cangkir merokok
99
66 M. Ichwarudin Q. L 24 Tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah > 2 Juta hanya saat ingin Tidak merokok
67 Alvin R. L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 2 cangkir merokok
68 Rony Dwi A. L 21 tahun S1 Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 1 cangkir Tidak merokok
69 Vandi Dinar P. L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 2 cangkir merokok
70 M. Saiful Alam L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta 2 - 3 cangkir merokok
71 M. I'tasim Billah L 21 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah > 2 Juta 1 cangkir merokok
72 Pudyo Kriswardani L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 1 juta - 2 juta 1 cangkir Tidak merokok
73 M. Buyung M. L 21 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 1 cangkir merokok
74 Ronni Handoyo L 21 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 2 cangkir Tidak merokok
75 Fian Rijal H. L 21 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 1 juta - 2 juta hanya saat ingin Tidak merokok
76 M. Fakhri Ali L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah > 2 Juta 2 - 3 cangkir merokok
77 Ilham Andi L 22 tahun S1 Mahasiswa Belum menikah 1 juta - 2 juta hanya saat ingin Tidak merokok
78 Pandu L 21 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 1 juta - 2 juta 2 cangkir merokok
79 Wahyu Nur H. L 21 tahun D3 Mahasiswa Belum menikah 1 juta - 2 juta > 3 cangkir Tidak merokok
80 Rachmad Ramadani L 22 tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah 1 juta - 2 juta 2 - 3 cangkir merokok
81 Ahmad Maftun H. L 21 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 1 cangkir merokok
82 M. Khafid L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta 2 - 3 cangkir Tidak merokok
83 M. Yasin Radillah L 18 Tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta hanya saat ingin merokok
84 Iqbal L 21 tahun SMA Pegawai swasta Belum menikah 1 juta - 2 juta 2 cangkir merokok
85 Sigit Irantoro L 24 Tahun S1 Wiraswasta Belum menikah 1 juta - 2 juta 2 cangkir merokok
86 Hudalaila P 21 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb hanya saat ingin Tidak merokok
87 Afan L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 2 cangkir merokok
88 Misnoto L 30 tahun S1 Wiraswasta menikah 1 juta - 2 juta 2 cangkir merokok
89 M. Farid Z.R. L 20 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta 2 cangkir merokok
90 Leon Arjunawan L 20 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 1 juta - 2 juta 2 cangkir merokok
100
91 M. Kholili L 24 Tahun SMK Wiraswasta Belum menikah 1 juta - 2 juta hanya saat ingin Tidak merokok
92 M. Faruq L 22 tahun SMP Wiraswasta Belum menikah 500 rb - 1 juta 1 cangkir merokok
93 Rizal L 21 tahun SMK Pegawai swasta Belum menikah > 2 Juta hanya saat ingin merokok
94 Dimas Bayu S. L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb 2 - 3 cangkir merokok
95 Sofyan Perdana L 22 tahun SMK Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta 2 - 3 cangkir merokok
96 Yokik A. L 24 Tahun SMA Pegawai swasta Belum menikah 1 juta - 2 juta hanya saat ingin Tidak merokok
97 Samsul L 35 tahun D3 Wiraswasta menikah > 2 Juta 1 cangkir Tidak merokok
98 M. Abul L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta hanya saat ingin merokok
99 Khoirul Anam L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb hanya saat ingin merokok
100 Eka L 23 Tahun SMK Mahasiswa Belum menikah < 500 rb hanya saat ingin Tidak merokok
101
No. Nama
Karakteristik Konsumen Kopi Warung Modern
Jen
is K
ela
min
Umur
Pen
did
ika
n
Pekerjaan Status Pendapatan Konsumsi
Kopi
Status
merokok
1 Wiwik P 36 Tahun SMA Wiraswasta Menikah > 2 juta 1 Cangkir Tidak merokok
2 Yuliawati P 35 Tahun S1 Wiraswasta Menikah > 2 juta 1 Cangkir Tidak merokok
3 Rini P 32 Tahun SMA Wiraswasta Menikah > 2 juta 2 Cangkir Tidak merokok
4 Suprapto L 52 Tahun SMA Wiraswasta Menikah > 2 juta 2 Cangkir Tidak merokok
5 Dullah L 45 Tahun D3 PNS Menikah > 2 juta 2 Cangkir Tidak merokok
6 Budi L 43 Tahun S1 PNS Menikah > 2 juta 1 Cangkir Tidak merokok
7 Anita P 35 Tahun S1 PNS Menikah > 2 juta 1 Cangkir Tidak merokok
8 Mahbub L 39 Tahun S1 Wiraswasta Menikah > 2 juta 2 Cangkir Merokok
9 Suroso L 41 Tahun S1 Wiraswasta Menikah > 2 juta 2 Cangkir Merokok
10 Gunawan L 38 Tahun SMA Wiraswasta Menikah > 2 juta 2 Cangkir Merokok
11 Norman S. L 35 Tahun SMA Pegawai swasta Menikah > 2 juta 2 Cangkir Merokok
12 Herman L 40 Tahun S1 Wiraswasta Menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir Merokok
13 Edi Susanto L 38 Tahun S1 Pegawai swasta Menikah > 2 juta 2 Cangkir Merokok
14 Firman L 29 Tahun S1 Wiraswasta Menikah > 2 juta 2 Cangkir Merokok
15 Tommy Wijaya L 27 Tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah > 2 juta 2 Cangkir Tidak merokok
16 Hendrik L 35 Tahun S1 Wiraswasta Menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir Merokok
17 Defina Iskandar P 27 Tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah > 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
102
18 Ira Purnamasari P 27 Tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah > 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
19 Agarista P 32 Tahun S1 Wiraswasta Belum menikah > 2 juta 2 Cangkir Merokok
20 Mona Monica P 22 Tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah > 2 juta 1 Cangkir Merokok
21 Irvan Sinaga L 30 tahun S1 Pegawai Swasta Menikah > 2 juta 2 cangkir merokok
22 Moh. Choirudin L 28 tahun S1 Pegawai Swasta Belum menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir merokok
23 M. Qomarudin L 28 tahun S1 Wartawan Belum menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir merokok
24 Debby Niken P 32 tahun S1 Wartawan Belum menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir merokok
25 Ahmad Junaidi L 20 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah > 2 juta 2 cangkir merokok
26 Safira Marta P 19 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 1 - 2 juta hanya saat ingin merokok
27 Siti Lailatur R. L 20 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 1 - 2 juta hanya saat ingin tidak merokok
28 Eka Adji S. L 24 tahun S1 Pegawai Swasta Belum menikah 1 - 2 juta hanya saat ingin tidak merokok
29 Aditya L 24 tahun S1 Wiraswasta Belum menikah 1 - 2 juta > 3 cangkir merokok
30 Dit Arifiana S. P 21 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta hanya saat ingin tidak merokok
31 Aditya Tri A. L 24 tahun S1 Wiraswasta Belum menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir merokok
32 Moch. Iqbal L 23 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500rb hanya saat ingin merokok
33 Yori Gusti Yasa L 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb hanya saat ingin tidak merokok
34 Dwi Reni Marta P 22 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta hanya saat ingin tidak merokok
35 Irwan L 27 tahun S1 Wiraswasta Belum menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir merokok
36 Octarista Dwi C. P 23 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 500 rb - 1 juta 2 cangkir tidak merokok
37 Ayunda Rusdinta P 23 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah < 500 rb hanya saat ingin tidak merokok
38 Moh Amrullah L 15 tahun SMP Pelajar Belum menikah < 500 rb hanya saat ingin tidak merokok
39 Christine Yuli P 24 tahun S1 Pegawai Swasta Belum menikah > 2 juta 2 cangkir merokok
40 Putri Safitri P 25 tahun S1 PNS Menikah > 2 juta hanya saat ingin tidak merokok
41 Dian Shofiatul Z. P 23 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah > 2 juta hanya saat ingin tidak merokok
42 Jhonatan F. L 32 tahun S2 Wiraswasta Menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir merokok
103
43 Lukito Agung L 33 tahun S1 PNS Menikah > 2 juta 2 cangkir merokok
44 Nico Demus L 30 tahun S1 Pegawai Swasta Menikah > 2 juta 2 cangkir merokok
45 Febrian S. L 24 tahun S1 Wiraswasta Belum menikah > 2 juta hanya saat ingin merokok
46 Rudi A. L 25 Tahun S1 Wiraswasta Belum menikah > 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
47 Dina Mustiko P 24 Tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah > 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
48 Intan A. P 23 Tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah > 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
49 Dodik Isdiyanto L 38 Tahun S1 Pegawai swasta Menikah > 2 juta 2 cangkir Merokok
50 David A. L 29 Tahun S1 Wiraswasta Menikah > 2 juta 2 cangkir Merokok
51 Ferry L 28 Tahun S1 Wiraswasta Belum menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir Merokok
52 Imam Hariyanto L 28 Tahun S2 Pegawai swasta Belum menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir Tidak merokok
53 Erwin Hariyanto L 25 Tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah 1 juta - 2 juta 2 cangkir Merokok
54 Saipul L 26 Tahun SMA Wiraswasta Belum menikah 1 juta - 2 juta 1 cangkir Merokok
55 Christine P 22 Tahun SMA Wiraswasta Belum menikah 1 juta - 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
56 Ayu Fitriananda P 25 Tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah > 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
57 Dias Prameswari P 20 Tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 1 juta - 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
58 Taufik L 25 Tahun S1 Pegawai swasta Menikah > 2 juta 2 cangkir Merokok
59 Ferdiyan O. L 26 Tahun S1 Wiraswasta Belum menikah 1 juta - 2 juta 2 - 3 cangkir Merokok
60 Anggita Novalia P 21 Tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 1 juta - 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
61 Novan L 29 Tahun SMA Pedagang Belum menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir Merokok
62 Norma Adika L 21 Tahun SMA Mahasiswa Belum menikah > 2 juta Hanya saat ingin Merokok
63 Aditya Yulian P L 25 Tahun S1 PNS Belum menikah > 2 juta 2 cangkir Merokok
64 Ridho W. L 23 Tahun SMA Wiraswasta Belum menikah > 2 juta Hanya saat ingin Merokok
65 Septian Rosi L 28 Tahun SMA Pegawai swasta Menikah > 2 juta 1 cangkir Merokok
66 Yessy A. P 25 Tahun D3 Wiraswasta Menikah 1 juta - 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
67 Bram FP L 31 Tahun S1 Pegawai swasta Menikah > 2 juta 2 cangkir Merokok
104
68 Eni Kurnia P 29 Tahun SMA Pegawai swasta Menikah > 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
69 Eka Puji Ayu P 21 Tahun D3 Wiraswasta Belum menikah 1 juta - 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
70 Tommy W. L 25 Tahun S1 Wiraswasta Belum menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir Tidak merokok
71 Vidi P 28 Tahun SMA Wiraswasta Menikah > 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
72 Wibowo L 40 Tahun S1 PNS Menikah > 2 juta 1 Cangkir Merokok
73 Grasia P 27 Tahun S1 Pegawai Swasta Belum menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir Merokok
74 Ernes L 30 Tahun S2 Pegawai Swasta Menikah > 2 juta 2 Cangkir Merokok
75 Ridwan L 35 Tahun S1 Pegawai Swasta Belum menikah > 2 juta Hanya saat ingin Merokok
76 Risma P 32 Tahun S1 Pegawai Swasta Belum menikah > 2 juta Hanya saat ingin Merokok
77 Andreansyah L 28 Tahun S2 Pegawai Swasta Menikah > 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
78 Turasih P 26 Tahun S2 Tidak bekerja Menikah > 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
79 Bramantyo L 35 Tahun SMA Wiraswasta Menikah > 2 juta 2 Cangkir Tidak merokok
80 Ajeng P 30 Tahun SMA Wiraswasta Menikah > 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
81 Nineng Puspito P 22 Tahun SMA Mahasiswa Belum menikah > 2 juta 1 Cangkir Tidak merokok
82 Yeni A. P 21 Tahun SMA Mahasiswa Belum menikah 1 juta - 2 Juta 2 Cangkir Tidak merokok
83 Heru L 39 Tahun S1 Wiraswasta Menikah > 2 juta 1 Cangkir Merokok
84 Elna P 30 Tahun SMA Pegawai Swasta Menikah > 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
85 Agnes P 27 Tahun SMA Wiraswasta Menikah > 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
86 Yadri Y. L 29 Tahun S1 Pegawai Swasta Belum menikah > 2 juta 2 Cangkir Merokok
87 Hari Wibowo L 27 Tahun S1 Pegawai Swasta Belum menikah > 2 juta > 3 Cangkir Merokok
88 Arimec L 32 Tahun S1 Wartawan Menikah > 2 juta > 3 Cangkir Merokok
89 Ratna P 30 Tahun S1 Wiraswasta Menikah > 2 juta 1 Cangkir Tidak merokok
90 Deris L 29 Tahun S1 Pegawai Swasta Menikah > 2 juta 2 Cangkir Merokok
91 Rizky Wahyu L 20 tahun SMA Wiraswasta Belum menikah 1 - 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
92 Alex L 26 Tahun SMA Mahasiswa Belum menikah > 2 juta 2 Cangkir Merokok
105
93 Rizal Rulhaq R. L 21 Tahun S1 Mahasiswa Belum menikah 1 - 2 juta 2 - 3 cangkir Merokok
94 Agung L 24 tahun SMA Mahasiswa Belum menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir Merokok
95 Yayan L 36 Tahun D3 Wiraswasta Belum menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir Tidak merokok
96 Dedi L 35 Tahun S1 Wiraswasta Menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir Merokok
97 Rika P 25 tahun S1 Pegawai swasta Menikah > 2 juta 1 Cangkir Tidak merokok
98 RZ Hakim L 39 Tahun S1 Wiraswasta Menikah 1 - 2 juta 2 Cangkir Merokok
99 Maya P 25 tahun S1 Wartawan Belum menikah > 2 juta Hanya saat ingin Tidak merokok
100 Ach. Bachtiar L 36 Tahun S1 Pegawai swasta Belum menikah > 2 juta 2 - 3 cangkir Merokok
106
Lampiran 3
Alasan Konsumen Minum Kopi
No. Nama
Alasan minum kopi
Ma
nfa
at
bag
i k
eseh
ata
n
Pel
eng
kap
ro
ko
k
Keb
iasa
an
Men
gu
ran
gi
Ka
ntu
k
Mem
ber
i k
epu
asa
n d
an
rasa
sen
an
g
Cit
a r
asa
ya
ng k
ha
s
La
in-l
ain
1 Suci ida Fitriani √
2 Novita √
3 Haidar Ali A. √
4 Nafidatul M. √ √ √
5 M. Choirudin √ √
6 Soesanto √
7 Abdullah √
8 Rayi Respati √
9 Aris D. √
10 Nuran Wibisono √ √ √
11 Joko Susilo √ √ √
12 Qodir √ √ √
13 Fitra Sinaranda √
14 Vicki Efendi √ √
15 Azwar Anas √ √
16 Faizal Medianto √ √ √
17 I Gusta Dimas S. √
18 Dias √ √
19 Alief Evien R. √
20 Tifani Dewi √
21 Haritsah √ √ √
22 Aimas Al Riza √ √ √ √
23 Koko A. √ √ √
24 Novianti Desi Tri √
25 Andi Sofinal F. √ √ √ √
26 Novel Dian J. √ √
27 M. Ali √ √
√
28 Chandra B. √
29 Lutfi A. √ √
30 Rudi H. √
107
31 Wendry Muji A. √ √ √
32 Raka √
33 Moh. Dinar K. √ √ √
34 Rudy √ √
35 Yusron Hafney K. √ √
36 David Sugiono √ √ √
37 Gilang S. Govally √
38 Risky Dedy √ √
39 achmad yusuf √ √
40 ahmad rofi'i √ √
41 Suhendri √ √ √
42 basuki rahmad √
43 puput graha √
44 setiawan √ √
45 Afif Elta √
46 M. Syauthul J. √
47 M. Eufa Al Bary √
48 Berril Hayqal √
49 rico andino √
50 Ade A. √
51 Burhan Jailani √ √
52 Muhammad Amar √ √
53 Widodo √ √
54 Erik Gusni R. √
55 Yayak √ √ √
56 Fandi Ricky √
57 Salman √ √ √
58 Gumilang √ √
59 Mistojo √ √ √
60 Nandan Ardiansyah √ √
61 Edi √ √ √
62 Arif S. √ √
63 Susanto √ √
64 Andik √ √
65 Aza √ √ √ √ √
66 M. Ichwarudin Q. √ √
67 Alvin R. √
68 Rony Dwi A. √
69 Vandi Dinar P. √ √
70 M. Saiful Alam √
71 M. I'tasim Billah √
108
72 Pudyo Kriswardani √
73 M. Buyung M. √ √ √ √
74 Ronni Handoyo √ √
75 Fian Rijal H. √
76 M. Fakhri Ali √
77 Ilham Andi √ √ √
78 Pandu √
79 Wahyu Nur H. √
80 Rachmad Ramadani √
81 Ahmad Maftun H. √
82 M. Khafid √
83 M. Yasin Radillah √ √ √ √
84 Iqbal √
85 Sigit Irantoro √
86 Hudalaila √ √ √
87 Afan √ √ √
88 Misnoto √ √ √
89 M. Farid Z.R. √ √ √
90 Leon Arjunawan √ √
91 M. Kholili √
92 M. Faruq √ √
93 Rizal √
94 Dimas Bayu S. √ √ √ √ √
95 Sofyan Perdana √ √
96 Yokik A. √
97 Samsul √
98 M. Abul √ √
99 Khoirul Anam √ √
100 Eka √
Jumlah 9 42 41 38 32 23 4
109
No. Nama
Alasan minum kopi
Ma
nfa
at
bag
i k
eseh
ata
n
Pel
eng
kap
ro
ko
k
Keb
iasa
an
Men
gu
ran
gi
Ka
ntu
k
Mem
ber
i k
epu
asa
n d
an
rasa
sen
an
g
Cit
a r
asa
ya
ng k
ha
s
La
in-l
ain
1 Wiwik √
2 Yuliawati √
3 Rini √
4 Suprapto √ √
√
5 Dullah √ √
6 Budi √ √
7 Anita √ √
8 Mahbub √
√
√
9 Suroso √
√
10 Gunawan √ √ √
√
11 Norman S. √ √
√
12 Herman √
√ 1
13 Edi Susanto √ √ √
14 Firman √ √ √
15 Tommy Wijaya √
16 Hendrik √
17 Defina Iskandar √
18 Ira Purnamasari √
19 Agarista √
20 Mona Monica √
21 Irvan Sinaga √ √
22 Moh. Choirudin √ √
23 M. Qomarudin √ √
24 Debby Niken √
25 Ahmad Junaidi √ √
26 Safira Marta √ √
27 Siti Lailatur R. √ √
28 Eka Adji S. √
29 Aditya
30 Dit Arifiana S. √ √ √
31 Aditya Tri A. √
√
32 Moch. Iqbal √
33 Yori Gusti Yasa √
110
34 Dwi Reni Marta √
35 Irwan √ √
√ √
36 Octarista Dwi C. √
37 Ayunda Rusdinta √
38 Moh Amrullah √
39 Christine Yuli √
√
40 Putri Safitri √ √
41 Dian Shofiatul Z. √
42 Jhonatan F. √ √
43 Lukito Agung √ √ √
44 Nico Demus √ √ √
45 Febrian S. √
46 Rudi A. √
√
47 Dina Mustiko √
√
48 Intan A. √
√
49 Dodik Isdiyanto √ √ √
50 David A. √ √
√
51 Ferry √ √ √
52 Imam Hariyanto √ √ √ √
53 Erwin Hariyanto √
54 Saipul √
55 Christine √
56 Ayu Fitriananda √
57 Dias Prameswari √
58 Taufik √
√
59 Ferdiyan O. √
60 Anggita Novalia √
61 Novan √
62 Norma Adika √
63 Aditya Yulian P √
√
64 Ridho W. √
65 Septian Rosi √
66 Yessy A. √
67 Bram FP √ √
68 Eni Kurnia √ √
69 Eka Puji Ayu √ √ √
70 Tommy W. √
71 Vidi √
√
72 Wibowo √
√
73 Grasia √
74 Ernes √
√ √
111
75 Ridwan √
76 Risma √
77 Andreansyah √
78 Turasih √
√
79 Bramantyo √ √ √
80 Ajeng √ √
81 Nineng Puspito √
82 Yeni A. √ √
83 Heru √ √
84 Elna √
85 Agnes √ √
86 Yadri Y. √ √ √ √ √
87 Hari Wibowo √ √ √
88 Arimec √ √ √
89 Ratna √ √
90 Deris √ √
91 Rizky Wahyu √ √
92 Alex √ √ √ √
93 Rizal Rulhaq R. √
94 Agung √ √ √
95 Yayan √
96 Dedi √ √
97 Rika √
98 RZ Hakim √ √
99 Maya √
100 Ach. Bachtiar √ √ √
Jumlah 3 30 33 49 35 36 0
112
Lampiran 4
Alasan Minum Kopi di Warung Kopi
No. Nama
Alasan Minum Kopi di Warung Tradisional
Ra
sa i
ng
in
Men
gis
i w
ak
tu l
ua
ng
Su
asa
na
da
n t
emp
at
ya
ng
men
yen
an
gk
an
Cit
a r
asa
ko
pi
sesu
ai
sele
ra
Ter
bia
sa
Sa
ran
a p
erg
au
lan
Fa
sili
tas
ya
ng
ad
a
Lo
ka
si y
an
g s
tra
teg
is
Ber
tem
u r
eka
n b
isn
is
La
in-l
ain
1 Suci ida Fitriani √
2 Novita √
3 Haidar Ali A. √ √
4 Nafidatul M. √ √
5 M. Choirudin √
6 Soesanto √
7 Abdullah √
8 Rayi Respati √
9 Aris D. √
10 Nuran Wibisono √ √ √ √ √
11 Joko Susilo √ √ √ √ √
12 Qodir √ √ √ √ √
13 Fitra Sinaranda √ √
14 Vicki Efendi √ √ √ √ √
15 Azwar Anas √
16 Faizal Medianto √ √
17 I Gusta Dimas S. √ √ √ √
18 Dias √ √ √ √
19 Alief Evien R. √
20 Tifani Dewi √ √ √
21 Haritsah √ √
22 Aimas Al Riza √ √ √ √ 1
23 Koko A. √
24 Novianti Desi Tri √
25 Andi Sofinal F. √ √ √ √ √ √
26 Novel Dian J. √
27 M. Ali √ √ √ √
28 Chandra B. √ √
29 Lutfi A. √ √
113
30 Rudi H. √
31 Wendry Muji A. √ √ √ √
32 Raka √
33 Moh. Dinar K. √
34 Rudy √ √ √
35 Yusron Hafney K. √ √ √
36 David Sugiono √
37 Gilang S. Govally √
38 Risky Dedy √
39 achmad yusuf √ √
40 ahmad rofi'i √ √
41 Suhendri √ √ √ √
42 basuki rahmad √
43 puput graha √
44 setiawan √
45 Afif Elta √
46 M. Syauthul J. √
47 M. Eufa Al Bary √
48 Berril Hayqal √ √
49 rico andino √ √
50 Ade A. √
51 Burhan Jailani √ √ √
52 Muhammad Amar √
53 Widodo √
54 Erik Gusni R. √ √
55 Yayak √ √ √ √ √
56 Fandi Ricky √
57 Salman √ √
58 Gumilang √ √
59 Mistojo √ √ √
60 Nandan A. √ √
61 Edi √ √
62 Arif S. √ √
63 Susanto √
64 Andik √ √
65 Aza √ √ √ √ √
66 M. Ichwarudin Q. √
67 Alvin R. √ √ √ √
68 Rony Dwi A. √
69 Vandi Dinar P. √ √
70 M. Saiful Alam √
114
71 M. I'tasim Billah √ √ √
72 Pudyo Kriswardani √
73 M. Buyung M. √ √ √ √ √ √
74 Ronni Handoyo √ √
75 Fian Rijal H. √
76 M. Fakhri Ali √ √ √ √
77 Ilham Andi √ √
78 Pandu √ √
79 Wahyu Nur H. √ √
80 Rachmad R. √
81 Ahmad Maftun H. √
82 M. Khafid √ √ √ √
83 M. Yasin Radillah √ √ √
84 Iqbal √
85 Sigit Irantoro √
86 Hudalaila √ √ √
87 Afan √ √ √
88 Misnoto √ √ √
89 M. Farid Z.R. √ √
90 Leon Arjunawan √ √
91 M. Kholili √ √
92 M. Faruq √
93 Rizal √ √
94 Dimas Bayu S. √ √ √
95 Sofyan Perdana √ √
96 Yokik A. √ √
97 Samsul √ √
98 M. Abul √ √
99 Khoirul Anam √ √ √
100 Eka √ √
Jumlah 29 39 34 23 17 37 11 10 18 0
115
No. Nama
Alasan Minum Kopi di Warung Modern
Ra
sa i
ng
in
Men
gis
i w
ak
tu l
ua
ng
Su
asa
na
da
n t
emp
at
ya
ng
men
yen
an
gk
an
Cit
a r
asa
ko
pi
sesu
ai
sele
ra
Ter
bia
sa
Sa
ran
a p
erg
au
lan
Fa
sili
tas
ya
ng
ad
a
Lo
ka
si y
an
g s
tra
teg
is
Ber
tem
u r
eka
n b
isn
is
La
in-l
ain
1 Wiwik √ √ √ √
2 Yuliawati √ √
3 Rini √ √
4 Suprapto √ √
5 Dullah √ √
6 Budi √
7 Anita √ √
8 Mahbub √ √
9 Suroso √ √ √
10 Gunawan √ √ √ √
11 Norman S. √ √ √ √
12 Herman √
13 Edi Susanto √ √ √ √
14 Firman √ √ √ √ √
15 Tommy Wijaya √
16 Hendrik √
17 Defina Iskandar √ √
18 Ira Purnamasari √ √
19 Agarista √
20 Mona Monica √
21 Irvan Sinaga √ √ √ √
22 Moh. Choirudin √ √ √ √
23 M. Qomarudin √
24 Debby Niken √ √
25 Ahmad Junaidi √ √ √ √
26 Safira Marta √ √
27 Siti Lailatur R. √ √
28 Eka Adji S. √ √ √
29 Aditya √ √
30 Dit Arifiana S. √
31 Aditya Tri A. √
32 Moch. Iqbal √ √
116
33 Yori Gusti Yasa √
34 Dwi Reni Marta √ √
35 Irwan √ √ √
36 Octarista Dwi C. √ √
37 Ayunda Rusdinta √
38 Moh Amrullah √ √
39 Christine Yuli √
40 Putri Safitri √ √
41 Dian Shofiatul Z. √ √ √ √
42 Jhonatan F. √ √ √
43 Lukito Agung √ √
44 Nico Demus √ √
45 Febrian S. √ √
46 Rudi A. √ √ √
47 Dina Mustiko √ √ √ √
48 Intan A. √ √ √ √ √ √
49 Dodik Isdiyanto √ √ √ √ √
50 David A. √ √ √ √ √ √
51 Ferry √ √ √
52 Imam Hariyanto √ √ √ √
53 Erwin Hariyanto √
54 Saipul √
55 Christine √ √
56 Ayu Fitriananda √ √
57 Dias Prameswari √ √
58 Taufik √ √
59 Ferdiyan O. √
60 Anggita Novalia √ √
61 Novan √ √ √ √ √
62 Norma Adika √ √ √ √ √
63 Aditya Yulian P √
64 Ridho W. √
65 Septian Rosi √
66 Yessy A. √
67 Bram FP √ √
68 Eni Kurnia √ √
69 Eka Puji Ayu √
70 Tommy W. √
71 Vidi √ √ √ √ √
72 Wibowo √
73 Grasia √
117
74 Ernes √
75 Ridwan √ √
76 Risma √ √ √
77 Andreansyah √ √ √ √
78 Turasih √ √ √
79 Bramantyo √ √ √ √
80 Ajeng √
81 Nineng Puspito √
82 Yeni A. √
83 Heru √ √ √ √ √
84 Elna √ √ √ √
85 Agnes √ √ √ √
86 Yadri Y. √ √
87 Hari Wibowo √ √
88 Arimec √ √ √ √
89 Ratna √ √ √ √
90 Deris √ √ √
91 Rizky Wahyu √
92 Alex √ √ √
93 Rizal Rulhaq R. √
94 Agung √ √ √
95 Yayan √ √
96 Dedi √ √ √
97 Rika √ √
98 RZ Hakim √ √ √ √ √
99 Maya √ √ √
100 Ach. Bachtiar √ √ √
Jumlah 13 48 54 15 10 37 20 21 28 0
118
Lampiran 5
Jenis Kopi dan Alasan
No. Nama Menu Kopi yang
dipilih
Jenis Minuman Jenis Kopi yang di pilih di Warung Tradisional
Robusta Liberika
Jenis kopi lain Single
Origin
Mix
Coffee
Ses
ua
i se
lera
Sek
eda
r m
enco
ba
La
in-l
ain
sesu
ai
Sel
era
sek
eda
r m
enco
ba
La
in-l
ain
1 Suci ida Fitriani Kopi susu √ √
2 Novita Kopi hitam √ √
3 Haidar Ali A. Kopi susu √ √
4 Nafidatul M. Kopi susu √ √
5 M. Choirudin Kopi hitam √ √
6 Soesanto Kopi hitam √ √
7 Abdullah Kopi hitam √ √
8 Rayi Respati Kopi susu √ √
9 Aris D. Kopi Torabika √ Kopi Instan
10 Nuran Wibisono Kopi hitam √ √
11 Joko Susilo Kopi hitam √ √
12 Qodir Kopi hitam √ √
13 Fitra Sinaranda Kopi susu √ √
14 Vicki Efendi Kopi susu √ √
119
15 Azwar Anas Kopi susu √ √
16 Faizal Medianto Kopi Torabika √ √ Kopi Instan
17 I Gusta Dimas S. Kopi hitam √ √
18 Dias Kopi hitam √ √
19 Alief Evien R. Kopi good day √ √ Kopi Instan
20 Tifani Dewi Kopi good day √ √ Kopi Instan
21 Haritsah Kopi good day √ √ Kopi Instan
22 Aimas Al Riza Kopi good day √ √ Kopi Instan
23 Koko A. Kopi hitam √ √ √
24 Novianti Desi Tri Kopi hitam √ √
25 Andi Sofinal F. Kopi susu √ √
26 Novel Dian J. Kopi hitam √ √
27 M. Ali Kopi hitam √ √
28 Chandra B. Kopi hitam √ √
29 Lutfi A. Kopi hitam √ √
30 Rudi H. Kopi hitam √ √
31 Wendry Muji A. Kopi hitam √ √
32 Raka Kopi hitam √ √
33 Moh. Dinar K. Kopi hitam √ √
34 Rudy Kopi susu √ √
35 Yusron Hafney K. Kopi susu √ √
36 David Sugiono Kopi hitam √ √
37 Gilang S. Govally Kopi hitam √ √
38 Risky Dedy Kopi hitam √ √
39 achmad yusuf Kopi hitam √ √
120
40 ahmad rofi'i Kopi hitam √ √
41 Suhendri Kopi hitam √ √
42 basuki rahmad Kopi hitam √ √
43 puput graha Kopi susu √ √
44 setiawan Kopi hitam √ √
45 Afif Elta Kopi hitam √ √
46 M. Syauthul J. Kopi susu √ √
47 M. Eufa Al Bary Kopi hitam √ √
48 Berril Hayqal Kopi susu √ √
49 rico andino Kopi susu √ √
50 Ade A. Kopi hitam √ √
51 Burhan Jailani Kopi susu √ √
52 Muhammad Amar Kopi susu √ √
53 Widodo Kopi hitam √ √
54 Erik Gusni R. Kopi hitam √ √
55 Yayak Kopi hitam √ √
56 Fandi Ricky Kopi hitam √ √
57 Salman Kopi susu √ √
58 Gumilang Kopi susu √ √
59 Mistojo Kopi susu √
60 Nandan Ardiansyah Kopi susu √ √
61 Edi Kopi hitam √ √
62 Arif S. Kopi hitam √ √
63 Susanto Kopi hitam √ √
64 Andik Kopi susu √ √
121
65 Aza Kopi Joss √ √
66 M. Ichwarudin Q. Kopi susu √ √
67 Alvin R. Kopi hitam √ √
68 Rony Dwi A. Kopi susu √ √
69 Vandi Dinar P. Kopi susu √ √
70 M. Saiful Alam Kopi hitam √ √
71 M. I'tasim Billah Kopi hitam √ √
72 Pudyo Kriswardani Kopi hitam √ √
73 M. Buyung M. Kopi hitam √ √
74 Ronni Handoyo Kopi hitam √ √
75 Fian Rijal H. Kopi hitam √ √
76 M. Fakhri Ali Kopi hitam √ √
77 Ilham Andi Kopi hitam √ √
78 Pandu Kopi susu √ √
79 Wahyu Nur H. Kopi susu √ √
80 Rachmad R. Kopi susu √ √
81 Ahmad Maftun H. Kopi hitam √ √
82 M. Khafid Kopi hitam √ √
83 M. Yasin Radillah Kopi susu √ √
84 Iqbal Kopi hitam √ √
85 Sigit Irantoro Kopi susu √ √
86 Hudalaila Kopi susu √ √
87 Afan Kopi hitam √ √
88 Misnoto Kopi hitam √ √
89 M. Farid Z.R. Kopi Joss √ √
122
90 Leon Arjunawan Kopi susu √ √
91 M. Kholili Kopi hitam √ √
92 M. Faruq Kopi hitam √ √
93 Rizal Kopi hitam √ √
94 Dimas Bayu S. Kopi hitam √ √
95 Sofyan Perdana Kopi hitam √ √
96 Yokik A. Kopi susu √ √
97 Samsul Kopi susu √ √
98 M. Abul Kopi Susu √ √
99 Khoirul Anam Kopi hitam √ √
100 Eka kopi susu √ √
Jumlah 59 41 60 14 0 19 7 0 6
123
No. Nama Menu Kopi yang dipilih
Jenis Minuman Jenis Kopi yang di pilih di Warung Modern
Robusta Arabika
Jenis kopi lain Single Origin Mix Coffee
Ses
ua
i
sele
ra
Sek
eda
r
men
cob
a
La
in-l
ain
sesu
ai
Sel
era
sek
eda
r
men
cob
a
La
in-l
ain
1 Wiwik Moccacino
√ √
2 Yuliawati Moccacino
√ √
3 Rini Cappucino
√ √
4 Suprapto D'silors Robusta √
√
5 Dullah Espresso √
√
6 Budi French Press Coffee √
√
7 Anita Vietnam Drip coffee
√
√
8 Mahbub Iced coffee black arabica √
√
9 Suroso Iced coffee black arabica √
√
10 Gunawan Peaberry arabica shypon √
√
11 Norman S. Peaberry arabica shypon √
√
12 Herman D'silors Arabica premium √
√
13 Edi Susanto D'silors syphon arabica √
√
14 Firman Peaberry arabica shypon √
√
15 Tommy Wijaya Moccacino
√
√
16 Hendrik Moccacino
√
√
17 Defina Iskandar Cappucino
√ √
18 Ira Purnamasari Black Coffee Robusta √
√
19 Agarista Cappucino
√ √
20 Mona Monica Moccacino
√
√
124
21 Irvan Sinaga Espresso √
√
22 Moh. Choirudin iced coffee √
√
23 M. Qomarudin Espresso
√
√
24 Debby Niken Cappucinno
√
√
25 Ahmad Junaidi Cappucinno
√
√
26 Safira Marta iced coffee √
√
27 Siti Lailatur R. Cappucinno
√
√
28 Eka Adji S. Vietnam Drip Coffee
√ √
29 Aditya Kalosi Toraja √
√
30 Dit Arifiana S. coffee latte
√
√
31 Aditya Tri A. Cappucinno
√ √
32 Moch. Iqbal coffee latte classic arabica
√
√
33 Yori Gusti Yasa coffee lattee
√ √
34 Dwi Reni Marta Cappucinno
√ √
35 Irwan Cappucinno robusta
√ √
36 Octarista Dwi C. Vietnam Drip Coffee
√ √
37 Ayunda Rusdinta Hot Americano Arabika √
√
38 Moh Amrullah Kopi Toraja √
√
39 Christine Yuli Kopi Toraja √
√
40 Putri Safitri Cappucino
√
√
41 Dian Shofiatul Caffee latte
√
√
42 Jhonatan F. Coffee latte
√
√
43 Lukito Agung iced coffee √
√
44 Nico Demus Vietnam Drip Coffee
√ √
45 Febrian S. Vietnam Drip Coffee
√
√
125
46 Rudi A. Moccachino
√
√
47 Dina Mustiko Cappucino
√
√
48 Intan A. Cappucino
√
√
49 Dodik Isdiyanto Java Mocha √
√
50 David A. Java Jimmie Joe
√
√
51 Ferry Coffee Latte
√
√
52 Imam Hariyanto Toraja Kolasi √
√
53 Erwin Hariyanto Moccachino
√
√
54 Saipul Cappucino
√
√
55 Christine Cappucino
√
√
56 Ayu Fitriananda Sumatera Gayo √
√
57 Dias Prameswari Iced Coffee √
√
58 Taufik Cappucino
√
√
59 Ferdiyan O. Iced Coffee
√
√
60 Anggita Novalia Java Jimmie Joe
√
√
61 Novan Cappucino
√
√
62 Norma Adika Cappucino
√
√
63 Aditya Yulian P Cappucino
√
√
64 Ridho W. Cappucino
√
√
65 Septian Rosi Moccachino
√
√
66 Yessy A. Cappucino
√
√
67 Bram FP Coffee Latte
√
√
68 Eni Kurnia Coffee Latte
√
√
69 Eka Puji Ayu Coffee Latte
√
√
70 Tommy W. Moccachino
√
√
126
71 Vidi Cappucino
√
√
72 Wibowo Kopi Toraja √
√
73 Grasia Iced Coffee √
√
74 Ernes Kopi Toraja √
√
75 Ridwan Espresso √
√
76 Risma Cappucino Toraja
√ √
77 Andreansyah Iced Cappucino
√ √
78 Turasih Cappucino
√ √
79 Bramantyo Moccacino
√ √
80 Ajeng Avocado Coffee
√ √
81 Nineng Puspito Iced Coffee Latte
√ √
82 Yeni A. Frapio Choco Chip
√ √
83 Heru Cappucino Iced
√ √
84 Elna Cappucino Iced
√ √
85 Agnes Caffe Latte
√ √
86 Yadri Y. Java Arabica √
√
87 Hari Wibowo Java Arabica √
√
88 Arimec Sumatra Mandailing √
√
89 Ratna Cappucino Toraja
√
√
90 Deris Moccacino √ √
91 Rizky Wahyu Arabika Blue Ijen V.drip √ √
92 Alex Black Coffee Robusta √ √
93 Rizal Rulhaq R. Arabika Blue Ijen V.drip √ √
94 Agung Arabika Blue Ijen V.drip √ √
95 Yayan Black Coffee Robusta √ √
127
96 Dedi Black Coffee Robusta √ √
97 Rika Black Coffee Robusta √ √
98 RZ Hakim Arabika Blue Ijen V.drip √ √
99 Maya Cappucino √ √
100 Ach. Bachtiar Coffee Robusta V.drip √ √
Jumlah 39 61 36 4 0 53 7 0 0
128
Lampiran 6
Data Tingkat Persepsi Konsumen Kopi di Warung Tradisional
No. Nama VARIABEL
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18
1 Suci ida Fitriani 5 5 1 3 5 5 5 4 5 5 1 3 5 5 5 1 5 2
2 Novita 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 4 1 4 2
3 Haidar Ali A. 4 5 1 4 5 5 2 4 5 3 1 3 5 4 2 1 5 2
4 Nafidatul M. 4 5 2 3 5 3 4 4 5 5 1 3 5 4 4 1 5 2
5 M. Choirudin 4 4 1 3 3 4 4 4 4 3 1 2 4 2 3 1 3 2
6 Soesanto 4 4 1 4 5 5 5 4 5 4 1 3 5 3 2 1 4 2
7 Abdullah 4 5 1 4 5 5 5 4 4 3 1 4 1 5 1 1 4 2
8 Rayi Respati 2 3 1 4 4 3 2 4 4 4 2 4 3 2 4 1 4 2
9 Aris D. 2 2 3 4 4 2 2 3 4 4 2 4 3 2 4 2 4 2
10 Nuran Wibisono 3 4 3 4 4 1 4 3 1 4 3 4 4 5 4 2 5 2
11 Joko Susilo 4 4 1 4 4 1 1 4 1 5 1 4 3 5 3 1 5 2
12 Qodir 4 2 2 4 2 1 1 3 1 5 1 3 3 4 4 1 4 2
13 Fitra Sinaranda 4 4 1 4 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 2 1 4 2
14 Vicki Efendi 3 4 1 4 4 2 4 4 2 5 3 4 3 4 4 1 4 2
15 Azwar Anas 4 4 2 2 3 3 4 3 4 5 3 2 4 4 5 3 4 1
16 Faizal Medianto 5 5 2 2 5 3 3 5 5 5 2 5 3 3 5 2 5 2
17 I Gusta Dimas S. 4 3 3 3 3 5 3 4 2 3 2 4 2 4 3 1 4 2
18 Dias 5 5 4 4 4 2 3 3 2 5 3 4 4 4 3 4 4 2
19 Alief Evien R. 3 2 4 4 3 4 4 4 2 3 1 4 3 3 4 4 4 1
129
20 Tifani Dewi 4 2 2 5 4 1 4 3 1 5 2 5 4 5 5 5 5 1
21 Haritsah 4 4 2 4 4 5 5 5 5 4 2 5 4 5 5 1 5 2
22 Aimas Al Riza 5 5 4 4 5 2 5 5 2 4 2 4 5 5 5 4 5 2
23 Koko A. 4 4 2 4 4 2 4 5 2 4 1 5 4 5 5 1 5 2
24 Novianti Desi Tri 3 3 1 4 3 1 1 5 1 4 1 3 3 1 3 1 4 2
25 Andi Sofinal F. 2 2 3 5 3 1 1 3 3 4 1 3 3 1 5 5 4 2
26 Novel Dian J. 2 3 1 4 3 1 3 5 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2
27 M. Ali 5 2 1 4 5 2 2 5 2 5 2 3 3 4 5 1 5 3
28 Chandra B. 2 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 5 3 2 3 4 4 2
29 Lutfi A. 4 3 2 3 3 1 2 4 3 4 2 3 5 2 4 2 4 2
30 Rudi H. 3 4 2 5 5 2 4 3 5 3 3 3 4 3 4 4 4 2
31 Wendry Muji A. 2 4 5 4 3 2 3 5 4 5 2 3 3 4 3 4 4 2
32 Raka 5 1 1 5 5 4 1 5 4 5 1 4 5 5 5 4 5 2
33 Moh. Dinar K. 4 3 2 4 3 1 1 2 3 4 1 4 5 1 4 5 4 2
34 Rudy 4 5 2 4 5 3 5 4 4 3 2 4 4 3 4 2 4 2
35 Yusron Hafney K. 4 5 2 3 5 3 2 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 2
36 David Sugiono 4 5 2 2 5 3 2 5 4 3 2 4 4 3 4 4 4 2
37 Gilang S. Govally 4 5 3 4 4 5 1 3 5 4 1 3 5 5 5 5 5 2
38 Risky Dedy 5 4 4 5 4 4 3 5 4 5 2 1 4 3 4 3 5 2
39 achmad yusuf 5 5 2 4 5 3 3 4 4 5 3 4 4 4 3 2 4 2
40 ahmad rofi'i 5 5 2 3 5 5 5 4 4 4 3 3 4 5 3 2 5 2
41 Suhendri 5 5 2 3 5 3 3 5 4 5 3 2 4 4 3 1 4 2
42 basuki rahmad 4 3 2 3 3 5 3 4 3 4 2 3 1 4 4 3 4 2
43 puput graha 4 5 3 4 4 4 2 4 4 4 1 4 5 4 3 1 5 2
44 Setiawan 4 4 4 5 3 3 4 5 4 4 1 1 3 4 4 3 4 1
130
45 Afif Elta 4 3 2 3 3 5 3 4 3 4 2 3 1 4 4 2 4 2
46 M. Syauthul J. 5 5 1 3 3 5 3 4 4 3 3 4 3 2 5 1 3 2
47 M. Eufa Al Bary 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 1 3 4 4 4 1 4 1
48 Berril Hayqal 2 5 1 3 5 3 5 4 3 1 1 4 3 4 4 1 4 1
49 rico andino 4 5 3 4 5 3 4 3 5 3 3 3 2 3 5 2 4 2
50 Ade A. 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 2
51 Burhan Jailani 4 5 1 3 5 4 2 4 2 4 1 4 4 4 4 1 4 2
52 Muhammad Amar 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 1
53 Widodo 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 2 5 4 4 4 4 4 2
54 Erik Gusni R. 3 3 4 4 4 2 3 4 2 2 1 4 2 2 3 1 3 2
55 Yayak 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 2 5 2 4 4 4 3 2
56 Fandi Ricky 3 3 2 4 3 3 3 5 4 3 3 5 3 3 4 2 3 3
57 Salman 3 3 3 4 3 5 3 4 3 2 2 4 2 4 2 5 4 2
58 Gumilang 4 4 5 2 5 3 4 4 4 1 2 4 3 3 4 4 4 2
59 Mistojo 5 5 2 4 5 2 4 5 4 5 2 5 5 4 4 1 4 2
60 Nandan Ardian 4 4 4 4 4 2 4 5 3 4 2 4 2 4 4 4 3 2
61 Edi 4 4 3 5 4 2 4 4 3 4 2 5 2 4 4 5 3 2
62 Arif S. 3 3 5 4 4 2 3 5 2 2 1 3 2 2 3 5 3 2
63 Susanto 3 3 5 5 3 5 3 5 3 2 2 5 2 4 2 5 4 1
64 Andik 5 5 2 3 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 3 5 1
65 Aza 5 5 3 5 5 2 1 3 4 5 5 3 5 3 5 5 5 2
66 M. Ichwarudin Q. 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2
67 Alvin R. 5 2 4 4 2 1 5 4 1 2 1 4 2 4 3 4 5 2
68 Rony Dwi A. 4 5 3 4 5 2 2 5 2 4 2 2 4 4 4 5 4 2
69 Vandi Dinar P. 5 2 2 4 4 2 2 5 4 5 4 5 3 4 4 1 5 1
131
70 M. Saiful Alam 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 2 4 5 3 5 4 4 2
71 M. I'tasim Billah 5 5 1 5 4 5 5 5 4 5 3 5 3 4 4 1 4 2
72 Pudyo Kriswardani 4 3 1 5 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 5 3 4 1
73 M. Buyung M. 5 3 4 4 5 3 5 4 5 5 1 4 5 5 5 4 5 1
74 Ronni Handoyo 4 5 4 4 3 4 3 4 3 5 3 4 5 3 4 3 4 1
75 Fian Rijal H. 4 4 1 4 3 4 3 5 2 4 3 5 2 3 4 1 3 1
76 M. Fakhri Ali 5 2 1 4 4 1 2 5 4 5 1 5 2 2 4 1 4 2
77 Ilham Andi 2 1 1 5 2 5 1 5 3 3 3 5 2 3 3 1 4 2
78 Pandu 2 2 1 5 4 1 4 5 2 4 2 5 4 4 4 1 4 1
79 Wahyu Nur H. 3 2 1 5 2 3 2 5 3 3 2 5 3 2 3 1 2 2
80 Rachmad R. 3 4 1 5 4 4 5 5 4 3 4 5 4 3 5 1 3 2
81 Ahmad Maftun H. 5 5 4 5 4 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 2
82 M. Khafid 4 5 3 3 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 1
83 M. Yasin Radillah 4 5 1 3 5 4 5 5 3 4 4 5 3 5 4 1 5 2
84 Iqbal 5 5 1 4 5 3 5 5 3 5 1 5 5 5 5 1 5 1
85 Sigit Irantoro 4 4 1 4 4 3 4 5 4 4 3 5 4 4 4 1 5 1
86 Hudalaila 5 5 1 3 3 1 4 5 1 3 3 5 1 4 4 1 4 2
87 Afan 4 4 1 4 3 1 4 5 1 3 2 5 3 4 4 1 4 2
88 Misnoto 4 4 1 3 3 1 4 4 1 4 3 4 1 4 4 1 4 2
89 M. Farid Z.R. 4 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2
90 Leon Arjunawan 4 1 3 4 5 2 1 5 4 4 2 5 5 1 2 2 5 2
91 M. Kholili 4 4 2 5 4 1 4 5 3 4 4 4 4 2 4 4 4 2
92 M. Faruq 2 2 1 5 2 2 2 5 2 2 2 2 2 2 4 1 4 2
93 Rizal 3 3 1 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 1
94 Dimas Bayu S. 5 5 1 2 5 5 1 5 1 5 1 4 5 1 5 2 5 1
132
95 Sofyan Perdana 4 3 1 5 1 3 3 5 4 4 3 1 1 4 3 1 4 2
96 Yokik A. 4 4 1 4 3 2 3 4 2 4 3 4 2 3 4 1 3 2
97 Samsul 3 4 2 3 3 1 3 5 1 4 3 3 2 3 3 2 3 2
98 M. Abul 4 3 2 4 4 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 2 3 2
99 Khoirul Anam 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 3 3 4 4 4 1 4 2
100 Eka 3 3 2 4 3 1 3 4 1 4 3 3 3 3 3 1 3 2
Keterangan:
X1 : Waktu Pembelian
X2 : Pengaruh Sanak saudara/kerabat
X3 : Saudara Kandung
X4 : Rekan kerja/teman sejawat
X5 : Kondisi psikologis
X6 : kualitas dan cita rasa kopi
X7 : Mengisi waktu luang
X8 : variasi sajian minuman kopi
X9 : harga
X10 : lokasi
X11 : eksistensi di media sosial
X12 : desain ruangan
X13 : pelayanan
X14 : berkumpul bersama teman/keluarga/rekan kerja
X15 : Pendapatan
X16 : Fasilitas
X17 : Suasana
X18 : Promosi
133
Lampiran 7
Data Tingkat Persepsi Konsumen Kopi di Warung Modern
No. Nama VARIABEL
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18
1 Wiwik 2 1 4 4 3 3 1 3 3 3 1 3 1 1 4 4 4 3
2 Yuliawati 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 3 3 3 3
3 Rini 3 1 3 4 2 3 1 4 4 4 1 3 1 1 4 4 4 3
4 Suprapto 2 1 3 4 1 3 2 3 3 2 1 3 1 1 4 4 4 2
5 Dullah 3 1 2 4 1 3 1 3 3 3 1 2 2 1 4 4 4 1
6 Budi 3 1 3 4 1 4 1 4 4 4 1 3 2 1 3 3 3 3
7 Anita 3 1 4 4 1 4 1 4 4 4 1 4 1 1 4 4 4 3
8 Mahbub 3 2 4 4 2 4 1 4 4 4 1 4 2 1 4 4 4 2
9 Suroso 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 2 2 4 3 3 3
10 Gunawan 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 2 2 4 3 3 3
11 Norman S. 4 1 4 4 1 4 1 4 4 4 1 4 1 1 4 4 4 4
12 Herman 3 1 3 3 3 4 2 4 4 3 2 3 1 1 4 3 3 3
13 Edi Susanto 2 3 4 4 2 4 1 4 4 4 1 4 1 1 4 4 4 4
14 Firman 2 3 4 4 3 3 1 4 3 4 1 4 1 1 4 4 4 4
15 Tommy Wijaya 5 3 5 3 4 2 2 2 4 3 4 2 1 3 2 1 4 2
16 Hendrik 4 2 5 5 2 1 2 2 1 5 2 5 1 2 5 5 5 5
17 Defina Iskandar 4 2 4 4 2 4 3 3 4 4 3 4 1 1 4 4 4 4
18 Ira Purnamasari 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4
19 Agarista 4 1 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4
134
20 Mona Monica 3 2 5 3 5 2 2 5 5 5 1 5 2 5 5 5 5 5
21 Irvan Sinaga 4 2 5 5 5 4 2 4 4 4 3 5 1 1 4 4 5 4
22 Moh. Choirudin 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 2 4 5 5 5 5
23 M. Qomarudin 4 1 5 5 5 4 2 4 4 4 3 5 1 1 4 4 5 4
24 Debby Niken 1 1 4 5 5 5 1 4 4 4 1 3 2 1 5 4 3 3
25 Ahmad Junaidi 3 1 3 3 5 5 3 5 5 2 3 3 2 5 2 5 5 4
26 Safira Marta 3 3 4 5 5 5 1 4 4 4 2 3 2 2 5 4 3 3
27 Siti Lailatur R. 1 2 4 5 5 5 1 4 4 4 1 3 2 1 5 4 3 3
28 Eka Adji S. 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 5 1 4 1 4 4 4
29 Aditya 2 2 3 4 1 3 2 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 2
30 Dit Arifiana S. 4 3 5 3 3 5 2 5 5 4 4 3 1 4 4 4 3 5
31 Aditya Tri A. 5 2 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 2 4 5 5 5 2
32 Moch. Iqbal 1 1 5 5 5 5 1 5 3 5 2 4 1 4 1 4 4 3
33 Yori Gusti Yasa 4 1 4 2 3 5 2 4 4 3 2 4 2 5 4 4 4 4
34 Dwi Reni Marta 2 2 5 4 3 2 2 4 5 2 4 4 1 2 4 2 4 2
35 Irwan 3 2 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4
36 Octarista Dwi C. 5 2 5 5 4 5 2 2 3 4 4 4 2 4 3 3 4 4
37 Ayunda Rusdinta 3 1 3 3 4 4 3 4 4 4 5 3 2 5 2 2 2 3
38 Moh Amrullah 3 2 5 5 1 3 4 5 4 1 3 1 2 3 3 1 1 3
39 Christine Yuli 2 3 5 4 3 2 2 4 5 2 4 4 2 2 4 2 4 2
40 Putri Safitri 2 3 3 4 1 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2
41 Dian Shofiatul Z. 3 3 4 5 3 5 2 3 2 1 2 2 2 1 4 2 1 1
42 Jhonatan F. 3 2 3 4 4 3 2 3 4 2 1 3 2 3 3 3 3 3
43 Lukito Agung 4 1 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 2 1 4 4 4 4
44 Nico Demus 3 1 5 5 1 3 4 5 4 1 3 1 1 3 3 1 1 3
135
45 Febrian S. 2 2 3 4 1 3 2 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 2
46 Rudi A. 4 3 4 4 3 4 1 3 4 4 1 4 1 1 4 4 4 4
47 Dina Mustiko 3 1 3 2 3 2 3 3 3 3 1 3 1 1 3 3 3 3
48 Intan A. 4 1 4 4 3 4 1 3 4 4 1 4 1 1 4 4 4 4
49 Dodik Isdiyanto 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 1 2 4 4 4 4
50 David A. 2 2 4 4 3 4 2 4 5 4 1 4 2 1 4 4 4 4
51 Ferry 3 1 4 4 3 4 1 3 4 4 1 4 2 1 3 3 3 3
52 Imam Hariyanto 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3
53 Erwin Hariyanto 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 5 3 4 5 3 3 5
54 Saipul 3 1 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 2 1 4 4 4 4
55 Christine 5 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5 3 4 4 5 4 4
56 Ayu Fitriananda 5 3 4 5 4 4 2 4 4 3 4 5 1 2 5 5 5 4
57 Dias Prameswari 3 2 4 4 3 5 3 4 3 4 4 4 1 5 4 4 5 4
58 Taufik 1 2 4 4 3 2 5 2 2 3 5 4 2 4 4 4 4 4
59 Ferdiyan O. 4 2 5 5 5 4 2 4 4 4 3 5 2 1 4 4 5 4
60 Anggita Novalia 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 2 4 5 5 5 5
61 Novan 5 2 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 2 5 4 4 4 4
62 Norma Adika 4 1 3 5 3 4 5 4 5 5 4 3 1 5 3 3 5 5
63 Aditya Yulian P 4 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 2 5 4 5 5 3
64 Ridho W. 3 5 4 4 4 4 2 3 4 4 2 5 1 3 3 4 4 3
65 Septian Rosi 3 5 3 3 5 5 3 5 5 2 3 3 2 5 2 5 5 4
66 Yessy A. 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
67 Bram FP 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4
68 Eni Kurnia 2 2 2 5 2 5 3 4 3 3 4 2 3 5 3 3 4 3
69 Eka Puji Ayu 4 4 5 5 5 4 2 4 4 4 3 5 3 1 4 4 5 4
136
70 Tommy W. 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 2 4 5 5 5 5
71 Vidi 4 3 5 5 3 4 1 5 5 5 1 5 1 1 5 5 5 5
72 Wibowo 1 3 5 5 1 3 1 5 1 5 1 5 1 3 5 5 5 5
73 Grasia 4 1 5 4 3 4 4 4 5 4 3 4 2 4 3 4 5 3
74 Ernes 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3
75 Ridwan 1 3 5 5 3 2 1 4 3 5 1 5 2 1 5 5 5 5
76 Risma 1 1 5 5 3 2 1 4 3 5 1 5 1 1 5 5 5 5
77 Andreansyah 1 3 5 5 1 4 1 5 5 5 1 5 1 1 1 4 4 3
78 Turasih 1 2 5 5 1 4 1 5 5 5 1 5 1 1 1 4 4 3
79 Bramantyo 3 2 5 5 3 3 1 5 5 5 1 5 1 1 1 5 5 5
80 Ajeng 3 4 5 5 3 3 1 5 5 5 1 5 2 1 2 5 5 5
81 Nineng Puspito 4 2 4 4 4 4 4 5 4 3 5 4 2 3 2 3 4 5
82 Yeni A. 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3
83 Heru 3 4 5 5 3 3 1 3 5 3 1 5 2 1 1 5 5 4
84 Elna 4 1 5 5 2 4 1 4 5 5 1 5 2 1 1 5 5 5
85 Agnes 4 3 5 5 2 5 1 4 5 5 1 5 2 1 2 4 4 4
86 Yadri Y. 3 3 5 5 3 3 1 3 5 3 1 5 2 1 2 5 5 4
87 Hari Wibowo 3 2 5 5 3 4 1 4 5 5 1 5 1 1 2 5 5 5
88 Arimec 3 3 4 4 3 3 1 3 5 4 1 4 1 1 2 4 4 4
89 Ratna 3 4 4 4 1 2 2 3 3 4 2 4 2 2 2 4 4 4
90 Deris 3 2 5 5 1 3 3 4 5 4 2 5 2 2 1 5 5 5
91 Rizky Wahyu 4 4 3 5 4 3 2 5 2 4 3 4 2 4 4 3 5 5
92 Alex 3 2 5 5 3 5 1 5 5 3 1 2 3 1 3 3 4 4
93 Rizal Rulhaq R. 4 3 4 4 4 4 1 4 4 2 1 4 3 4 1 4 2 4
94 Agung 5 1 5 5 4 5 1 2 5 4 4 4 1 2 1 4 4 4
137
95 Yayan 1 3 5 5 1 5 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 5 1
96 Dedi 2 3 3 4 3 4 1 4 4 3 1 4 1 1 3 3 3 3
97 Rika 3 3 5 5 2 4 2 3 4 4 2 3 1 2 3 4 3 3
98 RZ Hakim 2 3 4 3 3 4 2 4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3
99 Maya 2 3 4 4 2 4 2 4 4 3 1 3 2 1 3 3 3 3
100 Ach. Bachtiar 3 3 4 4 3 4 2 4 4 3 1 3 2 1 3 3 3 3
Keterangan:
X1 : Waktu Pembelian
X2 : Pengaruh Sanak saudara/kerabat
X3 : Saudara Kandung
X4 : Rekan kerja/teman sejawat
X5 : Kondisi psikologis
X6 : kualitas dan cita rasa kopi
X7 : Mengisi waktu luang
X8 : variasi sajian minuman kopi
X9 : harga
X10 : lokasi
X11 : eksistensi di media sosial
X12 : desain ruangan
X13 : pelayanan
X14 : berkumpul bersama teman/keluarga/rekan kerja
X15 : Pendapatan
X16 : Fasilitas
X17 : Suasana
X18 : Promosi
138
Lampiran 8
Hasil Uji Validitas (Warung Tradisional)
Correlations
Waktu
Pembelian
Sanak saudara atau kerabat
saudara
kandung
rekan
kerja
atau teman
sejawat
kondisi
psikologis
kualitas dan cita rasa
mengisi
waktu
luang
variasi
sajian
minuman kopi
harga
lokasi
eksistensi di
medsos
desain
ruangan
pelayanan
berkumpul bersa
ma pendapatan
fasilitas
suasana
promosi
Total
Waktu Pembelian
Pearson Correlation
1 ,406(**)
,012 -
,227(*)
,380(**)
,186 ,173 ,076 ,186 ,486(**)
,062 ,023 ,272(*
*) ,320(*
*) ,249(*)
-,012
,392(**)
,001 ,580(**)
Sig. (2-tailed)
,000 ,908 ,023 ,000 ,064 ,085 ,452 ,064 ,000 ,541 ,818 ,006 ,001 ,012 ,908 ,000 ,996 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sanak saudara atau kerabat
Pearson Correlation
,406(**)
1 ,017 -
,384(**)
,489(**)
,263(**)
,372(**)
-,079 ,250
(*) ,133 ,162
-,071
,272(**)
,298(**)
,110 -
,058 ,121
-,037
,534(**)
Sig. (2-tailed)
,000 ,865 ,000 ,000 ,008 ,000 ,433 ,012 ,188 ,108 ,480 ,006 ,003 ,277 ,566 ,231 ,714 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
saudara kandung
Pearson Correlation
,012 ,017 1 ,063 ,019 -
,030 ,054 -,178 ,063
-,128
-,126 -
,135 ,053 -,008 -,055
,627(**)
,016 -
,068 ,257(**)
Sig. (2-tailed)
,908 ,865 ,535 ,853 ,764 ,590 ,076 ,533 ,203 ,211 ,180 ,600 ,935 ,585 ,000 ,878 ,503 ,010
139
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
rekan kerja atau teman sejawat
Pearson Correlation
-,227(*
)
-,384(**)
,063 1 -
,244(*)
-,189
-,055
,144 -
,010 ,014 ,023 ,075 -,032 -,031 -,072 ,191
-,094
,020 -
,005
Sig. (2-tailed)
,023 ,000 ,535 ,015 ,060 ,584 ,152 ,922 ,886 ,820 ,460 ,753 ,759 ,476 ,057 ,350 ,845 ,964
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
kondisi psikologis
Pearson Correlation
,380(**)
,489(**)
,019 -
,244(*)
1 ,186 ,218
(*) -,042
,383(**)
,236(*)
-,010 ,123 ,514(*
*) ,260(*
*) ,215(*) ,062
,423(**)
-,045
,639(**)
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,853 ,015 ,063 ,029 ,678 ,000 ,018 ,921 ,221 ,000 ,009 ,032 ,542 ,000 ,656 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
kualitas dan cita rasa
Pearson Correlation
,186 ,263(**)
-,030 -
,189 ,186 1 ,160 ,040
,499(**)
-,062
-,021 -
,008 ,118
,225(*)
-,033 -
,051 ,127
-,171
,420(**)
Sig. (2-tailed)
,064 ,008 ,764 ,060 ,063 ,111 ,694 ,000 ,543 ,838 ,937 ,241 ,024 ,746 ,612 ,206 ,089 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
mengisi waktu luang
Pearson Correlation
,173 ,372(**)
,054 -
,055 ,218(
*) ,160 1 ,081 ,155
-,103
,123 ,109 -,020 ,461(*
*) ,107
-,110
,000 -
,231(*)
,428(**)
Sig. (2-tailed)
,085 ,000 ,590 ,584 ,029 ,111 ,421 ,124 ,307 ,224 ,279 ,840 ,000 ,291 ,278 ,998 ,021 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
variasi sajian minum
Pearson Correl
,076 -
,079 -,178 ,144 -,042 ,040 ,081 1
-,034
,014 ,024 ,192 -,125 ,037 -,037 -
,219(*)
-,016
,048 ,077
140
an kopi
ation
Sig. (2-tailed)
,452 ,433 ,076 ,152 ,678 ,694 ,421 ,735 ,892 ,813 ,056 ,217 ,714 ,717 ,029 ,878 ,638 ,448
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
harga Pearson Correlation
,186 ,250
(*) ,063
-,010
,383(**)
,499(**)
,155 -,034 1 ,092 ,040 -
,085 ,346(*
*) ,048 ,099 ,068 ,169
-,021
,546(**)
Sig. (2-tailed)
,064 ,012 ,533 ,922 ,000 ,000 ,124 ,735 ,365 ,696 ,399 ,000 ,638 ,327 ,499 ,093 ,832 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
lokasi Pearson Correlation
,486(**)
,133 -,128 ,014 ,236(
*) -
,062 -
,103 ,014 ,092 1 ,122
-,062
,382(**)
,259(**)
,353(**)
-,090
,373(**)
-,091
,394(**)
Sig. (2-tailed)
,000 ,188 ,203 ,886 ,018 ,543 ,307 ,892 ,365 ,228 ,543 ,000 ,009 ,000 ,374 ,000 ,370 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
eksistensi di medsos
Pearson Correlation
,062 ,162 -,126 ,023 -,010 -
,021 ,123 ,024 ,040 ,122 1 ,113 -,085 ,064 ,131
-,019
-,122
-,029
,214(*)
Sig. (2-tailed)
,541 ,108 ,211 ,820 ,921 ,838 ,224 ,813 ,696 ,228 ,264 ,402 ,527 ,195 ,848 ,226 ,775 ,033
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
desain ruangan
Pearson Correlation
,023 -
,071 -,135 ,075 ,123
-,008
,109 ,192 -
,085 -
,062 ,113 1 -,025 ,097 ,092
-,037
,025 -
,123 ,181
Sig. (2-tailed)
,818 ,480 ,180 ,460 ,221 ,937 ,279 ,056 ,399 ,543 ,264 ,805 ,335 ,361 ,715 ,807 ,223 ,071
141
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
pelayanan
Pearson Correlation
,272(**)
,272(**)
,053 -
,032 ,514(
**) ,118
-,020
-,125 ,346(**)
,382(**)
-,085 -
,025 1 ,059
,314(**)
,105 ,427(**)
-,158
,534(**)
Sig. (2-tailed)
,006 ,006 ,600 ,753 ,000 ,241 ,840 ,217 ,000 ,000 ,402 ,805 ,561 ,001 ,300 ,000 ,117 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
berkumpul bersama
Pearson Correlation
,320(**)
,298(**)
-,008 -
,031 ,260(
**) ,225
(*) ,461(**)
,037 ,048 ,259(**)
,064 ,097 ,059 1 ,130 -
,027 ,425(**)
-,177
,529(**)
Sig. (2-tailed)
,001 ,003 ,935 ,759 ,009 ,024 ,000 ,714 ,638 ,009 ,527 ,335 ,561 ,196 ,793 ,000 ,078 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
pendapatan
Pearson Correlation
,249(*)
,110 -,055 -
,072 ,215(
*) -
,033 ,107 -,037 ,099
,353(**)
,131 ,092 ,314(*
*) ,130 1 ,141
,217(*)
-,173
,409(**)
Sig. (2-tailed)
,012 ,277 ,585 ,476 ,032 ,746 ,291 ,717 ,327 ,000 ,195 ,361 ,001 ,196 ,162 ,030 ,085 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
fasilitas
Pearson Correlation
-,012 -
,058 ,627(
**) ,191 ,062
-,051
-,110
-,219(
*) ,068
-,090
-,019 -
,037 ,105 -,027 ,141 1 ,033
-,116
,304(**)
Sig. (2-tailed)
,908 ,566 ,000 ,057 ,542 ,612 ,278 ,029 ,499 ,374 ,848 ,715 ,300 ,793 ,162 ,748 ,251 ,002
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
suasana
Pearson Correl
,392(**)
,121 ,016 -
,094 ,423(
**) ,127 ,000 -,016 ,169
,373(**)
-,122 ,025 ,427(*
*) ,425(*
*) ,217(*) ,033 1
-,152
,475(**)
142
ation
Sig. (2-tailed)
,000 ,231 ,878 ,350 ,000 ,206 ,998 ,878 ,093 ,000 ,226 ,807 ,000 ,000 ,030 ,748 ,131 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
promosi
Pearson Correlation
,001 -
,037 -,068 ,020 -,045
-,171
-,231
(*) ,048
-,021
-,091
-,029 -
,123 -,158 -,177 -,173
-,116
-,152
1 -
,182
Sig. (2-tailed)
,996 ,714 ,503 ,845 ,656 ,089 ,021 ,638 ,832 ,370 ,775 ,223 ,117 ,078 ,085 ,251 ,131 ,070
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Total Pearson Correlation
,580(**)
,534(**)
,257(**)
-,005
,639(**)
,420(**)
,428(**)
,077 ,546(**)
,394(**)
,214(*)
,181 ,534(*
*) ,529(*
*) ,409(**
) ,304(**)
,475(**)
-,182
1
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,010 ,964 ,000 ,000 ,000 ,448 ,000 ,000 ,033 ,071 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,070
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
143
Lampiran 9
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
,759 ,775 11
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Waktu Pembelian 35,72 33,012 ,535 ,423 ,728
Sanak saudara atau kerabat 35,82 31,664 ,507 ,407 ,727
kondisi psikologis 35,71 32,067 ,603 ,482 ,719
kualitas dan cita rasa 36,67 32,446 ,316 ,352 ,759
mengisi waktu luang 36,39 33,836 ,280 ,400 ,760
harga 36,45 31,967 ,424 ,394 ,739
lokasi 35,76 34,649 ,332 ,445 ,750
pelayanan 36,21 32,087 ,451 ,448 ,735
berkumpul bersama 36,11 32,927 ,434 ,495 ,738
pendapatan 35,74 35,608 ,288 ,191 ,754
suasana 35,52 35,161 ,460 ,460 ,741
144
Lampiran 10
Analisis Faktor Konsumen Kopi Warung Tradisional
1. Tahap Pertama Uji Standar Deviasi
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation Analysis N
Waktu Pembelian 3,89 ,886 100
Sanak saudara atau kerabat 3,79 1,113 100
kondisi psikologis 3,90 ,927 100
kualitas dan cita rasa 2,94 1,369 100
mengisi waktu luang 3,22 1,211 100
harga 3,16 1,212 100
lokasi 3,85 ,947 100
pelayanan 3,40 1,146 100
berkumpul bersama 3,50 1,049 100
pendapatan 3,87 ,849 100
suasana 4,09 ,668 100
2. Hasil Uji KMO n Barlett’s Test dan Anti Image Correlation Pertama
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,677
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 312,201
df 55
Sig. ,000
145
Anti-image Matrices
Waktu
Pembelian
Sanak saudara
atau kerabat
kondisi psikologis
kualitas dan cita
rasa
mengisi waktu luang harga lokasi pelayanan
berkumpul bersama pendapatan suasana
Anti-image Covariance
Waktu Pembelian
,577 -,154 -,047 -,079 -,060 ,018 -,226 ,059 ,025 -,038 -,117
Sanak saudara atau kerabat
-,154 ,593 -,180 -,075 -,112 ,017 ,018 -,075 -,057 ,034 ,122
kondisi psikologis
-,047 -,180 ,518 ,056 -,035 -,119 ,034 -,151 -,015 -,013 -,119
kualitas dan cita rasa
-,079 -,075 ,056 ,648 ,062 -,308 ,128 -,008 -,132 ,044 ,001
mengisi waktu luang
-,060 -,112 -,035 ,062 ,600 -,092 ,164 ,018 -,268 -,100 ,125
harga ,018 ,017 -,119 -,308 -,092 ,606 -,048 -,090 ,106 -,002 -,007
lokasi -,226 ,018 ,034 ,128 ,164 -,048 ,555 -,130 -,146 -,142 -,001
pelayanan ,059 -,075 -,151 -,008 ,018 -,090 -,130 ,552 ,108 -,111 -,149
berkumpul bersama
,025 -,057 -,015 -,132 -,268 ,106 -,146 ,108 ,505 ,016 -,222
pendapatan -,038 ,034 -,013 ,044 -,100 -,002 -,142 -,111 ,016 ,809 -,015
suasana -,117 ,122 -,119 ,001 ,125 -,007 -,001 -,149 -,222 -,015 ,540
Anti-image Correlation
Waktu Pembelian
,762(a) -,263 -,085 -,130 -,102 ,030 -,399 ,104 ,047 -,056 -,210
Sanak saudara atau kerabat
-,263 ,744(a) -,326 -,122 -,188 ,028 ,031 -,131 -,105 ,049 ,216
kondisi psikologis
-,085 -,326 ,799(a) ,097 -,062 -,213 ,064 -,283 -,030 -,020 -,226
kualitas dan -,130 -,122 ,097 ,558(a) ,100 -,492 ,213 -,013 -,231 ,060 ,001
146
cita rasa
mengisi waktu luang
-,102 -,188 -,062 ,100 ,516(a) -,152 ,285 ,032 -,486 -,143 ,220
harga ,030 ,028 -,213 -,492 -,152 ,643(a) -,083 -,156 ,191 -,003 -,012
lokasi -,399 ,031 ,064 ,213 ,285 -,083 ,631(a) -,234 -,276 -,212 -,001
pelayanan ,104 -,131 -,283 -,013 ,032 -,156 -,234 ,746(a) ,204 -,166 -,273
berkumpul bersama
,047 -,105 -,030 -,231 -,486 ,191 -,276 ,204 ,554(a) ,025 -,425
pendapatan -,056 ,049 -,020 ,060 -,143 -,003 -,212 -,166 ,025 ,805(a) -,022
suasana -,210 ,216 -,226 ,001 ,220 -,012 -,001 -,273 -,425 -,022 ,678(a)
a Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Keterangan : Tidak ada variabel yang dikeluarkan karena nilai anti image correlation diatas dari 0,5
147
4. Hasil ekstraksi communalities
Communalities
Initial Extraction
Waktu Pembelian 1,000 ,527
Sanak saudara atau kerabat 1,000 ,517
kondisi psikologis 1,000 ,583
kualitas dan cita rasa 1,000 ,585
mengisi waktu luang 1,000 ,697
harga 1,000 ,718
lokasi 1,000 ,651
pelayanan 1,000 ,664
berkumpul bersama 1,000 ,700
pendapatan 1,000 ,339
suasana 1,000 ,504
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Keterangan: Variabel pendapatan dikeluarkan karena nilai ekstraksi communalities
dibawah 0,5
5. Hasil ekstraksi communalities setelah mengeluarkan 1 variabel (Pendapatan)
Communalities
Initial Extraction
Waktu Pembelian 1,000 ,548
Sanak saudara atau kerabat 1,000 ,518
kondisi psikologis 1,000 ,590
kualitas dan cita rasa 1,000 ,568
mengisi waktu luang 1,000 ,723
harga 1,000 ,728
lokasi 1,000 ,657
pelayanan 1,000 ,657
berkumpul bersama 1,000 ,713
suasana 1,000 ,563
Extraction Method: Principal Component Analysis.
148
7. Hasil Analisis faktor setelah elminasi variabel
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation Analysis N
Waktu Pembelian 3,89 ,886 100
Sanak saudara atau kerabat 3,79 1,113 100
kondisi psikologis 3,90 ,927 100
kualitas dan cita rasa 2,94 1,369 100
mengisi waktu luang 3,22 1,211 100
harga 3,16 1,212 100
lokasi 3,85 ,947 100
pelayanan 3,40 1,146 100
berkumpul bersama 3,50 1,049 100
suasana 4,09 ,668 100
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,660
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 293,194
df 45
Sig. ,000
149
Anti-image Matrices
Waktu
Pembelian
Sanak saudara atau
kerabat kondisi
psikologis kualitas dan
cita rasa mengisi
waktu luang harga lokasi pelayanan berkumpul bersama suasana
Anti-image Covariance Waktu Pembelian ,578 -,153 -,047 -,078 -,066 ,018 -,244 ,055 ,026 -,118
Sanak saudara atau kerabat -,153 ,595 -,180 -,078 -,111 ,017 ,025 -,072 -,058 ,123
kondisi psikologis -,047 -,180 ,518 ,057 -,037 -,119 ,034 -,158 -,015 -,120
kualitas dan cita rasa -,078 -,078 ,057 ,650 ,070 -,309 ,142 -,002 -,134 ,002
mengisi waktu luang -,066 -,111 -,037 ,070 ,613 -,094 ,157 ,005 -,271 ,126
harga ,018 ,017 -,119 -,309 -,094 ,606 -,051 -,093 ,106 -,007
lokasi -,244 ,025 ,034 ,142 ,157 -,051 ,581 -,161 -,150 -,003
pelayanan ,055 -,072 -,158 -,002 ,005 -,093 -,161 ,568 ,113 -,155
berkumpul bersama ,026 -,058 -,015 -,134 -,271 ,106 -,150 ,113 ,506 -,222
suasana -,118 ,123 -,120 ,002 ,126 -,007 -,003 -,155 -,222 ,540
Anti-image Correlation Waktu Pembelian ,742(a) -,261 -,086 -,127 -,112 ,030 -,421 ,096 ,048 -,212
Sanak saudara atau kerabat -,261 ,744(a) -,325 -,125 -,183 ,028 ,042 -,125 -,106 ,217
kondisi psikologis -,086 -,325 ,790(a) ,099 -,066 -,213 ,061 -,291 -,030 -,227
kualitas dan cita rasa -,127 -,125 ,099 ,552(a) ,110 -,493 ,232 -,003 -,233 ,003
mengisi waktu luang -,112 -,183 -,066 ,110 ,526(a) -,154 ,263 ,008 -,487 ,219
harga ,030 ,028 -,213 -,493 -,154 ,638(a) -,086 -,158 ,191 -,012
lokasi -,421 ,042 ,061 ,232 ,263 -,086 ,594(a) -,280 -,277 -,006
pelayanan ,096 -,125 -,291 -,003 ,008 -,158 -,280 ,723(a) ,212 -,280
berkumpul bersama ,048 -,106 -,030 -,233 -,487 ,191 -,277 ,212 ,546(a) -,425
suasana -,212 ,217 -,227 ,003 ,219 -,012 -,006 -,280 -,425 ,665(a)
a Measures of Sampling Adequacy(MSA)
150
Communalities
Initial Extraction
Waktu Pembelian 1,000 ,548
Sanak saudara atau kerabat 1,000 ,518
kondisi psikologis 1,000 ,590
kualitas dan cita rasa 1,000 ,568
mengisi waktu luang 1,000 ,723
harga 1,000 ,728
lokasi 1,000 ,657
pelayanan 1,000 ,657
berkumpul bersama 1,000 ,713
suasana 1,000 ,563
Extraction Method: Principal Component Analysis. Total Variance Explained
Component
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 3,368 33,676 33,676 3,368 33,676 33,676 2,501 25,009 25,009
2 1,575 15,750 49,426 1,575 15,750 49,426 1,926 19,260 44,269
3 1,322 13,219 62,645 1,322 13,219 62,645 1,838 18,376 62,645
4 ,916 9,159 71,804
5 ,785 7,849 79,653
6 ,578 5,776 85,430
7 ,475 4,755 90,184
8 ,407 4,075 94,259
9 ,330 3,303 97,562
10 ,244 2,438 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
151
Component Matrix(a)
Component
1 2 3
Waktu Pembelian ,685 -,170 ,223
Sanak saudara atau kerabat ,634 ,336 ,059
kondisi psikologis ,751 -,018 -,160
kualitas dan cita rasa ,423 ,486 -,391
mengisi waktu luang ,363 ,656 ,401
harga ,521 ,260 -,623
lokasi ,505 -,605 ,189
pelayanan ,618 -,373 -,369
berkumpul bersama ,560 ,211 ,595
suasana ,632 -,387 ,116
Extraction Method: Principal Component Analysis. a 3 components extracted. Rotated Component Matrix(a)
Component
1 2 3
Waktu Pembelian ,636 ,121 ,360
Sanak saudara atau kerabat ,234 ,430 ,528
kondisi psikologis ,534 ,503 ,226
kualitas dan cita rasa -,074 ,716 ,223
mengisi waktu luang -,140 ,170 ,821
harga ,125 ,844 -,021
lokasi ,799 -,132 -,004
pelayanan ,657 ,439 -,184
berkumpul bersama ,329 -,058 ,776
suasana ,733 ,080 ,135
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 5 iterations.
152
Lampiran 11
Hasil Uji Validitas (Warung Modern)
Correlations
Waktu
Pembelian
Sanak saudara atau kerabat
saudara
kandung
rekan
kerja
atau teman
sejawat
kondisi
psikologis
kualitas dan cita rasa
mengisi
waktu
luang
variasi
sajian
minuman kopi
harga lkasi
eksistensi di
medsos
desain
ruangan
pelayanan
berkumpul bersa
ma pendapatan
fasilitas
suasana
promosi
Total
Waktu Pembelian
Pearson Correlation
1 -
,033 ,142
-,063
,390(**)
,262(**)
,388(**)
-,115 ,191 ,145 ,511(
**) ,175
,200(*)
,349(**)
,112 ,172 ,184 ,318(**)
,579(**)
Sig. (2-tailed)
,743 ,159 ,533 ,000 ,008 ,000 ,254 ,057 ,151 ,000 ,081 ,047 ,000 ,265 ,088 ,067 ,001 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sanak saudara atau kerabat
Pearson Correlation
-,033 1 ,100 ,024 ,036 -
,093 -
,126 ,023
-,004
-,126
-,070 ,113 ,099 -,019 -,147 ,013 ,058 ,035 ,084
Sig. (2-tailed)
,743 ,321 ,813 ,721 ,356 ,211 ,820 ,966 ,211 ,490 ,264 ,328 ,848 ,144 ,900 ,568 ,727 ,406
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
saudara kandung
Pearson Correlation
,142 ,100 1 ,491(**)
,141 ,021 -
,112 ,184
,312(**)
,301(**)
,070 ,388(**)
-,077 -,081 -,059 ,226
(*) ,340(**)
,353(**)
,399(**)
153
Sig. (2-tailed)
,159 ,321 ,000 ,162 ,836 ,265 ,068 ,002 ,002 ,489 ,000 ,447 ,425 ,560 ,024 ,001 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
rekan kerja atau teman sejawat
Pearson Correlation
-,063 ,024 ,491(
**) 1 -,024 ,132
-,178
,144 ,082 ,295(**)
-,065 ,192 ,013 -
,219(*)
,021 ,213
(*) ,306(**)
,170 ,234
(*)
Sig. (2-tailed)
,533 ,813 ,000 ,810 ,192 ,076 ,152 ,415 ,003 ,519 ,056 ,901 ,029 ,833 ,033 ,002 ,092 ,019
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
kondisi psikologis
Pearson Correlation
,390(**)
,036 ,141 -
,024 1
,337(**)
,289(**)
,087 ,173 ,191 ,471(
**) ,233
(*) ,304(*
*) ,376(*
*) ,225(*)
,262(**)
,224(*)
,284(**)
,660(**)
Sig. (2-tailed)
,000 ,721 ,162 ,810 ,001 ,004 ,388 ,085 ,057 ,000 ,020 ,002 ,000 ,024 ,008 ,025 ,004 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
kualitas dan cita rasa
Pearson Correlation
,262(**)
-,093
,021 ,132 ,337(
**) 1 ,088
,269(**)
,313(**)
,077 ,225(
*) -
,143 ,189
,211(*)
-,038 ,118 -
,004 ,002
,357(**)
Sig. (2-tailed)
,008 ,356 ,836 ,192 ,001 ,384 ,007 ,002 ,449 ,024 ,156 ,060 ,035 ,704 ,240 ,971 ,983 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
mengisi waktu luang
Pearson Correlation
,388(**)
-,126
-,112 -
,178 ,289(
**) ,088 1 ,063
-,004
-,066
,761(**)
-,135
,260(**)
,627(**)
,185 -
,062 -
,007 ,070
,463(**)
Sig. (2-tailed)
,000 ,211 ,265 ,076 ,004 ,384 ,535 ,969 ,512 ,000 ,180 ,009 ,000 ,065 ,538 ,942 ,490 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
154
variasi sajian minuman kopi
Pearson Correlation
-,115 ,023 ,184 ,144 ,087 ,269(**)
,063 1 ,364(**)
,127 ,002 ,075 ,120 ,191 ,006 ,099 ,156 ,233
(*) ,324(**)
Sig. (2-tailed)
,254 ,820 ,068 ,152 ,388 ,007 ,535 ,000 ,207 ,985 ,460 ,234 ,057 ,954 ,327 ,122 ,019 ,001
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
harga Pearson Correlation
,191 -
,004 ,312(
**) ,082 ,173
,313(**)
-,004
,364(**)
1 ,113 ,018 ,110 ,074 -,032 -
,263(**)
,122 ,217
(*) ,147
,308(**)
Sig. (2-tailed)
,057 ,966 ,002 ,415 ,085 ,002 ,969 ,000 ,263 ,858 ,277 ,464 ,752 ,008 ,225 ,030 ,143 ,002
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
lokasi Pearson Correlation
,145 -
,126 ,301(
**) ,295(**)
,191 ,077 -
,066 ,127 ,113 1 ,010
,644(**)
-,083 -,014 ,186 ,637(**)
,527(**)
,532(**)
,525(**)
Sig. (2-tailed)
,151 ,211 ,002 ,003 ,057 ,449 ,512 ,207 ,263 ,922 ,000 ,410 ,889 ,065 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
eksistensi di medsos
Pearson Correlation
,511(**)
-,070
,070 -
,065 ,471(
**) ,225
(*) ,761(**)
,002 ,018 ,010 1 -
,006 ,248(*
) ,667(*
*) ,173
-,060
,088 ,139 ,607(**)
Sig. (2-tailed)
,000 ,490 ,489 ,519 ,000 ,024 ,000 ,985 ,858 ,922 ,954 ,013 ,000 ,086 ,556 ,385 ,169 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
desain ruangan
Pearson Correlation
,175 ,113 ,388(
**) ,192
,233(*)
-,143
-,135
,075 ,110 ,644(**)
-,006 1 ,001 -,037 ,053 ,675(**)
,575(**)
,594(**)
,519(**)
155
Sig. (2-tailed)
,081 ,264 ,000 ,056 ,020 ,156 ,180 ,460 ,277 ,000 ,954 ,992 ,715 ,601 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
pelayanan
Pearson Correlation
,200(*)
,099 -,077 ,013 ,304(
**) ,189
,260(**)
,120 ,074 -
,083 ,248(
*) ,001 1
,332(**)
,074 ,040 -
,086 ,079
,331(**)
Sig. (2-tailed)
,047 ,328 ,447 ,901 ,002 ,060 ,009 ,234 ,464 ,410 ,013 ,992 ,001 ,463 ,692 ,394 ,437 ,001
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
berkumpul bersama
Pearson Correlation
,349(**)
-,019
-,081 -
,219(*)
,376(**)
,211(*)
,627(**)
,191 -
,032 -
,014 ,667(
**) -
,037 ,332(*
*) 1 ,045 ,046 ,066 ,195
,541(**)
Sig. (2-tailed)
,000 ,848 ,425 ,029 ,000 ,035 ,000 ,057 ,752 ,889 ,000 ,715 ,001 ,659 ,651 ,513 ,052 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
pendapatan
Pearson Correlation
,112 -
,147 -,059 ,021
,225(*)
-,038
,185 ,006 -
,263(**)
,186 ,173 ,053 ,074 ,045 1 ,179 ,080 ,092 ,279(**)
Sig. (2-tailed)
,265 ,144 ,560 ,833 ,024 ,704 ,065 ,954 ,008 ,065 ,086 ,601 ,463 ,659 ,075 ,427 ,364 ,005
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
fasilitas
Pearson Correlation
,172 ,013 ,226(
*) ,213
(*) ,262(
**) ,118
-,062
,099 ,122 ,637(**)
-,060 ,675(**)
,040 ,046 ,179 1 ,659(**)
,583(**)
,574(**)
Sig. (2-tailed)
,088 ,900 ,024 ,033 ,008 ,240 ,538 ,327 ,225 ,000 ,556 ,000 ,692 ,651 ,075 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
156
suasana
Pearson Correlation
,184 ,058 ,340(
**) ,306(**)
,224(*)
-,004
-,007
,156 ,217
(*) ,527(**)
,088 ,575(**)
-,086 ,066 ,080 ,659(**)
1 ,481(**)
,569(**)
Sig. (2-tailed)
,067 ,568 ,001 ,002 ,025 ,971 ,942 ,122 ,030 ,000 ,385 ,000 ,394 ,513 ,427 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
promosi
Pearson Correlation
,318(**)
,035 ,353(
**) ,170
,284(**)
,002 ,070 ,233(
*) ,147
,532(**)
,139 ,594(**)
,079 ,195 ,092 ,583(**)
,481(**)
1 ,635(**)
Sig. (2-tailed)
,001 ,727 ,000 ,092 ,004 ,983 ,490 ,019 ,143 ,000 ,169 ,000 ,437 ,052 ,364 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Total Pearson Correlation
,579(**)
,084 ,399(
**) ,234
(*) ,660(
**) ,357(**)
,463(**)
,324(**)
,308(**)
,525(**)
,607(**)
,519(**)
,331(**)
,541(**)
,279(**)
,574(**)
,569(**)
,635(**)
1
Sig. (2-tailed)
,000 ,406 ,000 ,019 ,000 ,000 ,000 ,001 ,002 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,005 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Keterangan: Variabel Pengaruh sanak saudara atau kerabat, pengaruh rekan kerja atau teman sejawat, Harga dan Pendapatan
dikeluarkan dari model karena nilai uji validitas nya dibawah 0,3
157
Correlations
Waktu Pembeli
an
saudara
kandung
kondisi psikolog
is
kualitas dan cita rasa
mengisi
waktu luang
variasi sajian minuman kopi lokasi
eksistensi di
medsos
desain ruanga
n pelayan
an
berkumpul
bersama fasilita
s suasan
a promo
si
Waktu Pembelian
Pearson Correlation
1 ,142 ,390(**) ,262(*
*) ,388(*
*) -,115 ,145 ,511(**) ,175 ,200(*) ,349(**) ,172 ,184
,318(**)
Sig. (2-tailed)
,159 ,000 ,008 ,000 ,254 ,151 ,000 ,081 ,047 ,000 ,088 ,067 ,001
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
saudara kandung
Pearson Correlation
,142 1 ,141 ,021 -,112 ,184 ,301(*
*) ,070
,388(**)
-,077 -,081 ,226(*
) ,340(**
) ,353(**
)
Sig. (2-tailed)
,159 ,162 ,836 ,265 ,068 ,002 ,489 ,000 ,447 ,425 ,024 ,001 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
kondisi psikologis
Pearson Correlation
,390(**) ,141 1 ,337(*
*) ,289(*
*) ,087 ,191 ,471(**) ,233(*) ,304(**) ,376(**)
,262(**)
,224(*) ,284(**
)
Sig. (2-tailed)
,000 ,162 ,001 ,004 ,388 ,057 ,000 ,020 ,002 ,000 ,008 ,025 ,004
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
kualitas dan cita rasa
Pearson Correlation
,262(**) ,021 ,337(**) 1 ,088 ,269(**) ,077 ,225(*) -,143 ,189 ,211(*) ,118 -,004 ,002
Sig. (2-tailed)
,008 ,836 ,001 ,384 ,007 ,449 ,024 ,156 ,060 ,035 ,240 ,971 ,983
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
mengisi waktu luang
Pearson Correlation
,388(**) -,112 ,289(**) ,088 1 ,063 -,066 ,761(**) -,135 ,260(**) ,627(**) -,062 -,007 ,070
Sig. (2-tailed)
,000 ,265 ,004 ,384 ,535 ,512 ,000 ,180 ,009 ,000 ,538 ,942 ,490
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
158
variasi sajian minuman kopi
Pearson Correlation
-,115 ,184 ,087 ,269(*
*) ,063 1 ,127 ,002 ,075 ,120 ,191 ,099 ,156 ,233(*)
Sig. (2-tailed)
,254 ,068 ,388 ,007 ,535 ,207 ,985 ,460 ,234 ,057 ,327 ,122 ,019
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
lokasi Pearson Correlation
,145 ,301(**
) ,191 ,077 -,066 ,127 1 ,010
,644(**)
-,083 -,014 ,637(*
*) ,527(**
) ,532(**
)
Sig. (2-tailed)
,151 ,002 ,057 ,449 ,512 ,207 ,922 ,000 ,410 ,889 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
eksistensi di medsos
Pearson Correlation
,511(**) ,070 ,471(**) ,225(*
) ,761(*
*) ,002 ,010 1 -,006 ,248(*) ,667(**) -,060 ,088 ,139
Sig. (2-tailed)
,000 ,489 ,000 ,024 ,000 ,985 ,922 ,954 ,013 ,000 ,556 ,385 ,169
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
desain ruangan
Pearson Correlation
,175 ,388(**
) ,233(*) -,143 -,135 ,075
,644(**)
-,006 1 ,001 -,037 ,675(*
*) ,575(**
) ,594(**
)
Sig. (2-tailed)
,081 ,000 ,020 ,156 ,180 ,460 ,000 ,954 ,992 ,715 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
pelayanan
Pearson Correlation
,200(*) -,077 ,304(**) ,189 ,260(*
*) ,120 -,083 ,248(*) ,001 1 ,332(**) ,040 -,086 ,079
Sig. (2-tailed)
,047 ,447 ,002 ,060 ,009 ,234 ,410 ,013 ,992 ,001 ,692 ,394 ,437
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
berkumpul bersama
Pearson Correlation
,349(**) -,081 ,376(**) ,211(*
) ,627(*
*) ,191 -,014 ,667(**) -,037 ,332(**) 1 ,046 ,066 ,195
Sig. (2-tailed)
,000 ,425 ,000 ,035 ,000 ,057 ,889 ,000 ,715 ,001 ,651 ,513 ,052
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
159
fasilitas Pearson Correlation
,172 ,226(*) ,262(**) ,118 -,062 ,099 ,637(*
*) -,060
,675(**)
,040 ,046 1 ,659(**
) ,583(**
)
Sig. (2-tailed)
,088 ,024 ,008 ,240 ,538 ,327 ,000 ,556 ,000 ,692 ,651 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
suasana Pearson Correlation
,184 ,340(**
) ,224(*) -,004 -,007 ,156
,527(**)
,088 ,575(**
) -,086 ,066
,659(**)
1 ,481(**
)
Sig. (2-tailed)
,067 ,001 ,025 ,971 ,942 ,122 ,000 ,385 ,000 ,394 ,513 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
promosi Pearson Correlation
,318(**) ,353(**
) ,284(**) ,002 ,070 ,233(*)
,532(**)
,139 ,594(**
) ,079 ,195
,583(**)
,481(**)
1
Sig. (2-tailed)
,001 ,000 ,004 ,983 ,490 ,019 ,000 ,169 ,000 ,437 ,052 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
160
Lampiran 12
Hasil Uji Reliabilitas (Warung Modern)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
,793 ,787 14
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Waktu Pembelian 42,37 49,993 ,500 ,428 ,772
saudara kandung 41,38 55,491 ,253 ,289 ,791
kondisi psikologis 42,42 47,640 ,554 ,396 ,766
kualitas dan cita rasa 41,76 54,811 ,248 ,424 ,792
mengisi waktu luang 43,34 51,277 ,387 ,675 ,783
variasi sajian minuman kopi 41,67 56,183 ,198 ,332 ,795
lokasi 41,85 51,987 ,410 ,534 ,780
eksistensi di medsos 43,14 47,091 ,526 ,763 ,770
desain ruangan 41,72 52,264 ,408 ,669 ,781
pelayanan 43,87 56,336 ,253 ,215 ,791
berkumpul bersama 43,22 47,527 ,473 ,561 ,776
fasilitas 41,74 51,608 ,466 ,705 ,776
suasana 41,60 52,061 ,452 ,536 ,778
promosi 41,94 50,259 ,555 ,541 ,769
161
Lampiran 13
Hasil Analisis Faktor Konsumen Kopi Warung Modern
1. Tahap Pertama Uji Standar Deviasi
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation Analysis N
Waktu Pembelian 3,17 1,111 100
saudara kandung 4,16 ,788 100
kondisi psikologis 3,12 1,281 100
kualitas dan cita rasa 3,78 ,927 100
mengisi waktu luang 2,20 1,163 100
variasi sajian minuman kopi 3,87 ,774 100
lokasi 3,69 1,022 100
eksistensi di medsos 2,40 1,393 100
desain ruangan 3,82 ,989 100
pelayanan 1,67 ,620 100
berkumpul bersama 2,32 1,449 100
fasilitas 3,80 ,974 100
suasana 3,94 ,941 100
promosi 3,60 ,995 100
2. Hasil Uji KMO n Barlett’s Test dan Anti Image Correlation Pertama
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,730
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 592,850
df 91
Sig. ,000
162
Anti-image Matrices
Waktu Pembelia
n
saudara kandun
g
kondisi psikologi
s
kualitas dan cita rasa
mengisi waktu luang
variasi sajian
minuman kopi lokasi
eksistensi di
medsos
desain ruanga
n pelayana
n berkumpul bersama
fasilitas
suasana
promosi
Anti-image Covariance
Waktu Pembelian
,572 -,042 -,032 -,161 -,058 ,196 ,028 -,052 -,039 -,040 -,002 ,027 -,034 -,130
saudara kandung
-,042 ,711 -,009 -,001 ,077 -,123 -,009 -,076 -,072 ,043 ,099 ,048 -,074 -,083
kondisi psikologis
-,032 -,009 ,604 -,124 ,034 ,016 ,018 -,094 -,046 -,124 -,023 -,034 -,012 -,024
kualitas dan cita rasa
-,161 -,001 -,124 ,576 ,121 -,237 -,080 -,080 ,164 -,036 ,009 -,133 ,083 ,102
mengisi waktu luang
-,058 ,077 ,034 ,121 ,325 -,092 -,013 -,171 ,075 -,035 -,053 -,062 ,033 ,016
variasi sajian minuman kopi
,196 -,123 ,016 -,237 -,092 ,668 -,005 ,095 -,032 -,063 -,113 ,095 -,095 -,135
lokasi ,028 -,009 ,018 -,080 -,013 -,005 ,466 -,012 -,121 ,084 ,032 -,076 -,033 -,073
eksistensi di medsos
-,052 -,076 -,094 -,080 -,171 ,095 -,012 ,237 -,045 ,017 -,119 ,090 -,054 -,001
desain ruangan
-,039 -,072 -,046 ,164 ,075 -,032 -,121 -,045 ,331 -,046 ,031 -,112 -,023 -,055
pelayanan
-,040 ,043 -,124 -,036 -,035 -,063 ,084 ,017 -,046 ,785 -,081 -,036 ,099 -,004
berkumpul bersama
-,002 ,099 -,023 ,009 -,053 -,113 ,032 -,119 ,031 -,081 ,439 -,038 ,006 -,058
fasilitas ,027 ,048 -,034 -,133 -,062 ,095 -,076 ,090 -,112 -,036 -,038 ,295 -,166 -,091
suasana -,034 -,074 -,012 ,083 ,033 -,095 -,033 -,054 -,023 ,099 ,006 -,166 ,464 ,014
163
promosi -,130 -,083 -,024 ,102 ,016 -,135 -,073 -,001 -,055 -,004 -,058 -,091 ,014 ,459
Anti-image Correlation
Waktu Pembelian
,770(a) -,067 -,055 -,280 -,134 ,317 ,053 -,141 -,090 -,060 -,004 ,067 -,066 -,253
saudara kandung
-,067 ,760(a) -,014 -,002 ,160 -,178 -,016 -,185 -,148 ,057 ,177 ,104 -,129 -,145
kondisi psikologis
-,055 -,014 ,867(a) -,211 ,077 ,025 ,033 -,249 -,103 -,180 -,045 -,082 -,022 -,046
kualitas dan cita rasa
-,280 -,002 -,211 ,372(a) ,279 -,382 -,155 -,217 ,375 -,054 ,019 -,322 ,161 ,199
mengisi waktu luang
-,134 ,160 ,077 ,279 ,664(a) -,198 -,034 -,616 ,230 -,068 -,140 -,199 ,086 ,041
variasi sajian minuman kopi
,317 -,178 ,025 -,382 -,198 ,341(a) -,009 ,239 -,069 -,087 -,209 ,214 -,170 -,243
lokasi ,053 -,016 ,033 -,155 -,034 -,009
,875(a)
-,035 -,309 ,138 ,071 -,205 -,071 -,159
eksistensi di medsos
-,141 -,185 -,249 -,217 -,616 ,239 -,035 ,646(a) -,159 ,039 -,369 ,342 -,164 -,003
desain ruangan
-,090 -,148 -,103 ,375 ,230 -,069 -,309 -,159 ,777(a) -,089 ,081 -,358 -,058 -,141
pelayanan
-,060 ,057 -,180 -,054 -,068 -,087 ,138 ,039 -,089 ,770(a) -,138 -,074 ,164 -,007
berkumpul bersama
-,004 ,177 -,045 ,019 -,140 -,209 ,071 -,369 ,081 -,138 ,822(a) -,106 ,012 -,129
fasilitas ,067 ,104 -,082 -,322 -,199 ,214 -,205 ,342 -,358 -,074 -,106 ,701(a) -,449 -,247
suasana -,066 -,129 -,022 ,161 ,086 -,170 -,071 -,164 -,058 ,164 ,012 -,449 ,813(a) ,031
promosi -,253 -,145 -,046 ,199 ,041 -,243 -,159 -,003 -,141 -,007 -,129 -,247 ,031 ,840(a)
a Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Keterangan : variabel variasi sajian minuman kopi dikeluarkan karena nilai anti image correlation dibawah 0,5
164
Anti-image Matrices
Waktu
Pembelian saudara kandung
kondisi psikologis
kualitas dan cita rasa
mengisi waktu luang lokasi
eksistensi di
medsos desain
ruangan pelayanan berkumpul bersama fasilitas suasana promosi
Anti-image Covariance
Waktu Pembelian
,636 -,007 -,041 -,118 -,036 ,032 -,094 -,033 -,025 ,036 -,001 -,007 -,107
saudara kandung
-,007 ,734 -,007 -,054 ,064 -,011 -,064 -,081 ,032 ,084 ,070 -,097 -,118
kondisi psikologis
-,041 -,007 ,605 -,139 ,038 ,018 -,102 -,046 -,123 -,021 -,038 -,010 -,022
kualitas dan cita rasa
-,118 -,054 -,139 ,675 ,108 -,096 -,058 ,179 -,069 -,038 -,122 ,060 ,068
mengisi waktu luang
-,036 ,064 ,038 ,108 ,339 -,015 -,174 ,074 -,045 -,075 -,053 ,022 -,003
lokasi ,032 -,011 ,018 -,096 -,015 ,466 -,012 -,122 ,084 ,033 -,079 -,034 -,079
eksistensi di medsos
-,094 -,064 -,102 -,058 -,174 -,012 ,252 -,043 ,028 -,114 ,085 -,045 ,021
desain ruangan
-,033 -,081 -,046 ,179 ,074 -,122 -,043 ,333 -,049 ,027 -,113 -,028 -,066
pelayanan -,025 ,032 -,123 -,069 -,045 ,084 ,028 -,049 ,791 -,097 -,028 ,093 -,018
berkumpul bersama
,036 ,084 -,021 -,038 -,075 ,033 -,114 ,027 -,097 ,459 -,024 -,011 -,090
fasilitas -,001 ,070 -,038 -,122 -,053 -,079 ,085 -,113 -,028 -,024 ,309 -,165 -,080
suasana -,007 -,097 -,010 ,060 ,022 -,034 -,045 -,028 ,093 -,011 -,165 ,477 -,005
promosi -,107 -,118 -,022 ,068 -,003 -,079 ,021 -,066 -,018 -,090 -,080 -,005 ,487
Anti-image Correlation
Waktu Pembelian
,873(a) -,011 -,066 -,181 -,077 ,059 -,235 -,072 -,035 ,067 -,001 -,013 -,191
saudara kandung
-,011 ,767(a) -,010 -,077 ,129 -,018 -,149 -,163 ,042 ,145 ,148 -,164 -,198
kondisi psikologis
-,066 -,010 ,859(a) -,218 ,084 ,033 -,262 -,102 -,178 -,041 -,089 -,018 -,041
kualitas dan cita rasa
-,181 -,077 -,218 ,452(a) ,225 -,171 -,141 ,379 -,095 -,068 -,266 ,106 ,119
mengisi -,077 ,129 ,084 ,225 ,703(a) -,037 -,597 ,221 -,088 -,189 -,164 ,054 -,008
165
waktu luang
lokasi ,059 -,018 ,033 -,171 -,037 ,869(a) -,034 -,310 ,138 ,071 -,208 -,073 -,166
eksistensi di medsos
-,235 -,149 -,262 -,141 -,597 -,034 ,680(a) -,147 ,062 -,336 ,306 -,129 ,059
desain ruangan
-,072 -,163 -,102 ,379 ,221 -,310 -,147 ,778(a) -,096 ,068 -,352 -,071 -,163
pelayanan -,035 ,042 -,178 -,095 -,088 ,138 ,062 -,096 ,761(a) -,160 -,057 ,152 -,029
berkumpul bersama
,067 ,145 -,041 -,068 -,189 ,071 -,336 ,068 -,160 ,836(a) -,064 -,024 -,189
fasilitas -,001 ,148 -,089 -,266 -,164 -,208 ,306 -,352 -,057 -,064 ,744(a) -,429 -,206
suasana -,013 -,164 -,018 ,106 ,054 -,073 -,129 -,071 ,152 -,024 -,429 ,844(a) -,011
promosi -,191 -,198 -,041 ,119 -,008 -,166 ,059 -,163 -,029 -,189 -,206 -,011 ,874(a)
a Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Keterangan : variabel Kualitas dan Cita rasa Kopi dikeluarkan karena nilai anti image correlation dibawah 0,5
166
Anti-image Matrices
Waktu
Pembelian saudara kandung
kondisi psikologis
mengisi waktu luang lokasi
eksistensi di
medsos desain
ruangan pelayanan berkumpul bersama fasilitas suasana promosi
Anti-image Covariance
Waktu Pembelian
,658 -,017 -,071 -,018 ,016 -,110 -,002 -,038 ,031 -,024 ,004 -,099
saudara kandung
-,017 ,739 -,019 ,077 -,019 -,070 -,078 ,027 ,082 ,066 -,094 -,115
kondisi psikologis
-,071 -,019 ,635 ,067 -,002 -,122 -,011 -,146 -,031 -,072 ,003 -,009
mengisi waktu luang
-,018 ,077 ,067 ,357 ,001 -,177 ,056 -,037 -,073 -,038 ,013 -,015
lokasi ,016 -,019 -,002 ,001 ,480 -,021 -,116 ,077 ,028 -,107 -,027 -,072
eksistensi di medsos
-,110 -,070 -,122 -,177 -,021 ,257 -,032 ,022 -,121 ,082 -,041 ,027
desain ruangan -,002 -,078 -,011 ,056 -,116 -,032 ,388 -,036 ,043 -,101 -,052 -,099
pelayanan -,038 ,027 -,146 -,037 ,077 ,022 -,036 ,798 -,102 -,044 ,101 -,011
berkumpul bersama
,031 ,082 -,031 -,073 ,028 -,121 ,043 -,102 ,461 -,033 -,008 -,087
fasilitas -,024 ,066 -,072 -,038 -,107 ,082 -,101 -,044 -,033 ,333 -,168 -,074
suasana ,004 -,094 ,003 ,013 -,027 -,041 -,052 ,101 -,008 -,168 ,483 -,011
promosi -,099 -,115 -,009 -,015 -,072 ,027 -,099 -,011 -,087 -,074 -,011 ,494
Anti-image Correlation
Waktu Pembelian
,884(a) -,025 -,110 -,038 ,029 -,267 -,004 -,053 ,056 -,052 ,006 -,174
saudara kandung
-,025 ,778(a) -,027 ,151 -,032 -,162 -,145 ,035 ,141 ,133 -,157 -,191
kondisi psikologis
-,110 -,027 ,837(a) ,140 -,004 -,303 -,021 -,205 -,057 -,156 ,005 -,016
mengisi waktu luang
-,038 ,151 ,140 ,741(a) ,002 -,586 ,150 -,068 -,179 -,111 ,031 -,036
lokasi ,029 -,032 -,004 ,002 ,888(a) -,060 -,269 ,124 ,060 -,267 -,056 -,149
eksistensi di medsos
-,267 -,162 -,303 -,586 -,060 ,675(a) -,103 ,050 -,350 ,282 -,116 ,077
desain ruangan -,004 -,145 -,021 ,150 -,269 -,103 ,863(a) -,065 ,102 -,282 -,120 -,226
167
pelayanan -,053 ,035 -,205 -,068 ,124 ,050 -,065 ,747(a) -,168 -,086 ,163 -,018
berkumpul bersama
,056 ,141 -,057 -,179 ,060 -,350 ,102 -,168 ,827(a) -,085 -,017 -,183
fasilitas -,052 ,133 -,156 -,111 -,267 ,282 -,282 -,086 -,085 ,779(a) -,418 -,182
suasana ,006 -,157 ,005 ,031 -,056 -,116 -,120 ,163 -,017 -,418 ,852(a) -,023
promosi -,174 -,191 -,016 -,036 -,149 ,077 -,226 -,018 -,183 -,182 -,023 ,881(a)
a Measures of Sampling Adequacy(MSA)
4. Hasil ekstraksi communalities
Communalities
Initial Extraction
Waktu Pembelian 1,000 ,460
saudara kandung 1,000 ,269
kondisi psikologis 1,000 ,459
mengisi waktu luang 1,000 ,703
lokasi 1,000 ,642
eksistensi di medsos 1,000 ,786
desain ruangan 1,000 ,735
pelayanan 1,000 ,236
berkumpul bersama 1,000 ,664
fasilitas 1,000 ,709
suasana 1,000 ,607
Promosi 1,000 ,621
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Keterangan: Variabel saudara kandung dikeluarkan karena nilai ekstraksi communalities dibawah 0,5
168
5. Hasil ekstraksi communalities
Communalities
Initial Extraction
Waktu Pembelian 1,000 ,458
kondisi psikologis 1,000 ,458
mengisi waktu luang 1,000 ,699
lokasi 1,000 ,660
eksistensi di medsos 1,000 ,792
desain ruangan 1,000 ,737
pelayanan 1,000 ,233
berkumpul bersama 1,000 ,660
fasilitas 1,000 ,755
suasana 1,000 ,611
promosi 1,000 ,618
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Keterangan: Variabel Pelayanan dikeluarkan karena nilai ekstraksi communalities
dibawah 0,5
6. Hasil ekstraksi communalities
Communalities
Initial Extraction
Waktu Pembelian 1,000 ,469
kondisi psikologis 1,000 ,442
mengisi waktu luang 1,000 ,728
lokasi 1,000 ,657
eksistensi di medsos 1,000 ,832
desain ruangan 1,000 ,740
berkumpul bersama 1,000 ,660
fasilitas 1,000 ,759
suasana 1,000 ,608
promosi 1,000 ,618
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Keterangan: Variabel kondisi psikologis dikeluarkan karena nilai ekstraksi communalities
dibawah 0,5
169
7. Hasil ekstraksi communalities Communalities
Initial Extraction
Waktu Pembelian 1,000 ,472
mengisi waktu luang 1,000 ,770
lokasi 1,000 ,662
eksistensi di medsos 1,000 ,832
desain ruangan 1,000 ,739
berkumpul bersama 1,000 ,677
fasilitas 1,000 ,758
suasana 1,000 ,615
promosi 1,000 ,629
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Keterangan: Variabel waktu pembelian dikeluarkan karena nilai ekstraksi communalities
dibawah 0,5
8. Hasil ekstraksi communalities setelah mengeluarkan 1 variabel (Pelayanan) Communalities
Initial Extraction
mengisi waktu luang 1,000 ,807
lokasi 1,000 ,666
eksistensi di medsos 1,000 ,830
desain ruangan 1,000 ,739
berkumpul bersama 1,000 ,736
fasilitas 1,000 ,761
suasana 1,000 ,622
promosi 1,000 ,624
Extraction Method: Principal Component Analysis.
170
7. Hasil Analisis faktor setelah elminasi variabel
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation Analysis N
mengisi waktu luang 2,20 1,163 100
lokasi 3,69 1,022 100
eksistensi di medsos 2,40 1,393 100
desain ruangan 3,82 ,989 100
berkumpul bersama 2,32 1,449 100
fasilitas 3,80 ,974 100
suasana 3,94 ,941 100
promosi 3,60 ,995 100
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,789
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 401,592
df 28
Sig. ,000
171
Anti-image Matrices
mengisi waktu
luang lokasi eksistensi di
medsos desain
ruangan berkumpul bersama fasilitas suasana promosi
Anti-image Covariance mengisi waktu luang ,374 ,006 -,212 ,069 -,091 -,045 ,029 -,004
lokasi ,006 ,489 -,025 -,120 ,044 -,106 -,043 -,078
eksistensi di medsos -,212 -,025 ,328 -,058 -,156 ,092 -,064 -,008
desain ruangan ,069 -,120 -,058 ,399 ,050 -,109 -,062 -,125
berkumpul bersama -,091 ,044 -,156 ,050 ,490 -,059 ,020 -,084
fasilitas -,045 -,106 ,092 -,109 -,059 ,355 -,169 -,082
suasana ,029 -,043 -,064 -,062 ,020 -,169 ,511 -,026
promosi -,004 -,078 -,008 -,125 -,084 -,082 -,026 ,532
Anti-image Correlation mengisi waktu luang ,683(a) ,015 -,607 ,179 -,211 -,123 ,066 -,009
lokasi ,015 ,884(a) -,061 -,271 ,091 -,256 -,087 -,153
eksistensi di medsos -,607 -,061 ,620(a) -,159 -,388 ,270 -,156 -,020
desain ruangan ,179 -,271 -,159 ,831(a) ,114 -,289 -,137 -,271
berkumpul bersama -,211 ,091 -,388 ,114 ,770(a) -,141 ,039 -,164
fasilitas -,123 -,256 ,270 -,289 -,141 ,785(a) -,398 -,188
suasana ,066 -,087 -,156 -,137 ,039 -,398 ,855(a) -,051
promosi -,009 -,153 -,020 -,271 -,164 -,188 -,051 ,887(a)
a Measures of Sampling Adequacy(MSA)
172
Communalities
Initial Extraction
mengisi waktu luang 1,000 ,807
lokasi 1,000 ,666
eksistensi di medsos 1,000 ,830
desain ruangan 1,000 ,739
berkumpul bersama 1,000 ,736
fasilitas 1,000 ,761
suasana 1,000 ,622
promosi 1,000 ,624
Extraction Method: Principal Component Analysis. Total Variance Explained
Component
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 3,379 42,241 42,241 3,379 42,241 42,241 3,377 42,215 42,215
2 2,406 30,075 72,316 2,406 30,075 72,316 2,408 30,101 72,316
3 ,533 6,657 78,973
4 ,469 5,856 84,830
5 ,380 4,747 89,577
6 ,338 4,220 93,797
7 ,313 3,912 97,710
8 ,183 2,290 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
173
Component Matrix(a)
Component
1 2
mengisi waktu luang -,024 ,898
lokasi ,812 -,083
eksistensi di medsos ,074 ,908
desain ruangan ,850 -,127
berkumpul bersama ,099 ,852
fasilitas ,868 -,085
suasana ,789 ,016
promosi ,778 ,137
Extraction Method: Principal Component Analysis. a 2 components extracted. Rotated Component Matrix(a)
Component
1 2
mengisi waktu luang -,066 ,896
lokasi ,815 -,045
eksistensi di medsos ,032 ,910
desain ruangan ,855 -,087
berkumpul bersama ,059 ,856
fasilitas ,872 -,044
suasana ,787 ,053
promosi ,771 ,173
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 3 iterations.
174
Lampiran 14
Kuisioner
ANGKET
A. KARAKTERISTIK KONSUMEN
Nama : ..........................................................................
Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
Umur : .............................................................................
Pendidikan terakhir : a. SD d. D3
b. SMP e. S1
c. SMA/SMK* f. Lainnya, Sebutkan...... *coret yang tidak perlu
Pekerjaan : a. Mahasiswa/pelajar* e. Pedagang
b. PNS f. Petani
c. Pegawai swasta g. Tidak bekerja
d. Wiraswasta h. Lainnya, sebutkan...... *coret yang tidak perlu
Status : a. Menikah b. Belum menikah
Pendapatan per bulan : a. < 500 ribu d. > 2 juta
b. 500 ribu – 1Juta
c. 1 juta – 2 juta
Konsumsi kopi per hari : a. 1 cangkir d. > 3 cangkir
b. 2 cangkir e. Hanya saat ingin
c. 2 – 3 cangkir
Status merokok : a. Merokok b. Tidak merokok
175
B. ALASAN DAN JENIS KOPI YANG DIPILIH OLEH KONSUMEN
Petunjuk : Mohon diisi dan dipilih sesuai dengan pendapat anda pada tempat
yang telah disediakan.
1. Apa alasan anda minum kopi? (Anda diperbolehkan memilih lebih dari
satu)
a. Manfaat bagi kesehatan e. Memberi kepuasan dan rasa senang
b. Pelengkap rokok f. Cita rasa yang khas
c. Kebiasaan g. Lain-lain ..............................................
d. Mengurangi kantuk
2. Apa alasan anda minum kopi disini? (Anda diperbolehkan memilih lebih
dari satu)
Jawab:
a. Rasa ingin
b. Mengisi waktu luang
c. Suasana dan tempat yang menyenangkan
d. Cita rasa kopi sesuai selera
e. Terbiasa
f. Sarana pergaulan
g. Fasilitas yang ada
h. Lokasi yang strategis
i. Bertemu rekan bisnis
j. Lain-lain.....
3. Apa jenis kopi yang anda pilih saat minum kopi disini? (Pilih salah satu)
Jawab: a. Arabika, alasan: b. Robusta, alasan: c. Jenis Kopi
Lain, sebutkan,
4. Menu kopi apa yang anda pilih disini? (menu yang dipilih saat ini)
Jawab:
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
........................................................
a. Sesuai selera
b. Sekedar mencoba
c. Lain-lain
............................
............................
............................
a. Sesuai selera
b. Sekedar mencoba
c. Lain-lain
...............................
...............................
...............................
...................................
Alasan,
...................................
...................................
...................................
176
Kuisioner Terbuka
1. Bagaimana pandangan masyarkat mengenai konsumen kopi di warung
tradisional dan moodern?
Jawab:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Apakah gender mempengaruhi anda dalam pemilihan tempat minum kopi di
warung tradisional dan modern? Alasannya?
Jawab:
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
3. Apakah usia dan status anda menikah atau tidak mempengaruhi anda dalam
pemilihan tempat minum kopi di warung tradisional dan modern? Alasannya?
Jawab:
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
4. Apakah pendidikan dan pendapatan mempengaruhi anda dalam pemilihan
tempat minum kopi di warung tradisional dan modern? Alasannya?
Jawab:
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
177
C. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI
KONSUMEN KOPI MEMILIH DI WARUNG TRADISIONAL ATAU
MODERN KABUPATEN JEMBER
Pertanyaan : Seberapa setuju anda pada faktor-faktor berikut ini dalam
mempengaruhi keputusan memilih tempat minum kopi?
Petunjuk : Mohon diisi sesuai pendapat anda dengan memberi tanda (√) pada
kolom yang ada
Keterangan :
SS : Sangat Setuju N : Netral STS : Sangat Tidak Setuju
S : Setuju STS : Tidak Setuju
No Variabel STS TS N S SS
1
Apakah waktu pembelian
berpengaruh terhadap pemilihan
tempat minum kopi?
2
Apakah sanak saudara atau
kerabat berpengaruh terhadap
pemilihan tempat minum kopi?
3
Apakah saudara kandung
berpengaruh terhadap pemilihan
tempat minum kopi?
4
Apakah rekan kerja atau teman
sejawat berpengaruh terhadap
pemilihan tempat minum kopi?
5
Apakah kondisi psikologis (Saat
senang atau sedih) berpengaruh
terhadap pemilihan tempat minum
kopi?
6
Apakah kualitas dan cita rasa kopi
yang ditawarkan berpengaruh
terhadap pemilihan tempat minum
kopi?
7 Apakah mengisi waktu luang
berpengaruh terhadap pemilihan
178
tempat minum kopi?
8
Apakah variasi sajian minuman
kopi berpengaruh terhadap
pemilihan tempat minum kopi?
9 Apakah harga berpengaruh terhadap
pemilihan tempat minum kopi?
10 Apakah lokasi berpengaruh terhadap
pemilihan tempat minum kopi?
11
Apakah eksistensi di media sosial
(twitter, BBM, Facebook,
Instagram, Path, Line) berpengaruh
terhadap pemilihan tempat minum
kopi?
12
Apakah desain ruangan
berpengaruh terhadap pemilihan
tempat minum kopi?
13
Apakah pelayanan berpengaruh
terhadap pemilihan tempat minum
kopi?
14
Apakah berkumpul bersama
teman, keluarga atau rekan kerja berpengaruh terhadap pemilihan
tempat minum kopi?
15
Apakah pendapatan berpengaruh
terhadap pemilihan tempat minum
kopi?
16
Apakah fasilitas berpengaruh
terhadap pemilihan tempat minum
kopi?
17
Apakah suasana berpengaruh
terhadap pemilihan tempat minum
kopi?
18
Apakah promosi berpengaruh
terhadap pemilihan tempat minum
kopi?
179
Lampiran 15 Dokumentasi
Dokumentasi
Suasana tempat minum kopi di Jl. Trunojoyo, Kaliwates - Jember
Suasana tempat minum kopi didalam kampus UNEJ, Sumbersari - Jember
180
Suasana tempat minum kopi di Jl. KH. Siddiq, Kaliwates - Jember
Suasana tempat minum kopi di Jl.PB Sudirman, Patrang - Jember
181
Suasana tempat minum kopi di Coffee Toffee Jember
Suasana tempat minum kopi di Rollass Coffee and Tea Jember
182
Suasana tempat minum kopi di My Sister Cafe and Resto Jember
Wawancara dengan konsumen kopi di Excelso Jember