analisis perilaku pria dalam berbelanja di … fileiv halaman motto dan persembahan motto :...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERILAKU PRIA DALAM BERBELANJA
DI SHOPPING MALL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh:
Stephani Wulan Sukmasari
062214053
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
i
ANALISIS PERILAKU PRIA DALAM BERBELANJA
DI SHOPPING MALL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh:
Stephani Wulan Sukmasari
062214053
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ii
iii
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Kehidupan adalah serpihan kecil setiap kesempatan yang kita kumpulkan dari cinta orang-orang yang ada di sekitar kita
Kebahagiaan berasal dari diri kita sendiri saat kamu mau dan siap untuk menerimanya
Masa lalu hanyalah sebuah kenangan tapi nikmatilah hari ini dan kita songsong esok dengan penuh semangat dan optimis
No pain no gain “semua membutuhkan pengorbanan”
Kegagalan itu datang bukan karena kita terjatuh tetapi tidak mau bangkit lagi
Karya tulis ini kupersembahkan untuk :
The Only One Jesus Christ Bunda Maria Bapak dan Ibu tercinta Kakak dan Adikku tersayang :
Paulus Arif Kurnianto Angela Yonara Mahadewi
Seluruh teman seperjuangan Manajemen 2006 Sahabat-Sahabatku
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat
karya atau sebagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
atau daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Agustus 2010
Penulis
Stephani Wulan Sukmasari
vi
ABSTRAK
ANALISIS PERILAKU PRIA DALAM BERBELANJA
DI SHOPPING MALL YOGYAKARTA
Stephani Wulan Sukmasari
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1). karakteristik pria yakni
kelas sosial, status perkawinan, dan variety seeking akan mempengaruhi
frekuensi belanja, lama belanja, jumlah uang yang dibelanjakan; 2). karakteristik
shopping mall yaitu suasana, pelayanan, harga, kelengkapan produk, dan lokasi
akan mempengaruhi frekuensi belanja, lama belanja, jumlah uang yang
dibelanjakan.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 120
responden yang dibagi sama rata sebesar 30 responden pria di 4 shopping mall
Yogyakarta yakni Ambarukmo Plaza, Galleria Mall, Malioboro Mall dan Ramai
Mall. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive quota sampling dengan kriteria sampel yakni usia pria > 18 tahun.
Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda dengan
menggunakan uji T.
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa : 1). karakteristik
pria yakni kelas sosial, status perkawinan yang berpengaruh signifikan terhadap
lama belanja dan jumlah uang yang dibelanjakan; 2). karakteristik shopping mall
yaitu suasana, harga, kelengkapan produk, dan lokasi yang berpengaruh
signifikan terhadap frekuensi belanja, lama belanja, jumlah uang yang
dibelanjakan.
vii
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF MALE SHOPPING BEHAVIOUR
IN SHOPPING MALL IN YOGYAKARTA
Stephani Wulan Sukmasari
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2010
The research aims to find out: (1) characteristics of male shoppers in
terms of social class, marital status, variety seeking behavior, and their influence
in shopping duration and amount of money spent; (2) characteristics of shopping
malls of their atmosphere, service, prices, product variety, and their influence in
frecuency of shopping, shopping duration and amount of money spent.
The research was done by distribute questionnaires to 120 respondents,
that is 30 male shoppers in each of the 4 shopping malls in Yogyakarta of
Ambarukmo Plaza, Galleria Mall, Malioboro Mall dan Ramai Mall. The
sampling technique applied was Purposive Quota Sampling model with a
criterion that respondents were at least 18 years old. The data analysis techniques
used were Multiple Linier Regression Analysis and ANOVA.
The results of analysis showed that: (1) There were significant influence
of social class and marital status on shopping duration and money spent in
shopping; (2) There were significant influence of the variables of atmosphere,
prices, product variety, and location on shopping frequency, duration, and money
spent.
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Stephani Wulan Sukmasari
Nomor Mahasiswa : 062214053
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakan
Universitas Sanata Dharma ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS PERILAKU PRIA DALAM BERBELANJA DI SHOPPING
MALL YOGYAKARTA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal: 31 Agustus 2010
Yang menyatakan
(Stephani Wulan Sukmasari)
ix
KATA PENGANTAR
Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen, Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan,
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada :
a. Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan kesempatan belajar dan mengembangkan kepribadian
kepada penulis.
b. Drs. YP Supardiyono.,Akt., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
c. Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
d. Ike Janita Dewi S.E., MBA., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing I yang penuh
kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis selama menyelesaikan
skripsi ini.
e. Dra. Diah Utari Bertha Rivieda M.Si., selaku dosen Pembimbing II yang
dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
x
f. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan BEI (Bursa Efek
Indonesia) yang telah menyediakan fasilitas buku-buku sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
g. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberi dukungan semangat dan doa
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
h. Kakak Arif dan Adik Rara yang selalu menghibur penulis supaya semangat
dalam menyelesaikan skripsi.
i. Buat Sahabat-sahabatku Anciz, Agnes, Liza, Sari, Layung, Iir, Sintha, Mirsa,
Merry, Dita, Ika, Melly, Avi, Ine, Cici, Yanthi dan semua teman-teman
thanks atas semangat dan kebersamaannya.
j. Buat teman-temanku anak Manajemen 2006 khususnya teman-temanku MPT
Ibu Ike terima kasih atas dukungan diberikan dan semua rekan penulis yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan
persahabatan yang diberikan selama ini.
k. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Agustus 2010
Penulis
Stephani Wulan Sukmasari
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ....................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Batasan Masalah ......................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
F. Sistematika penulisan……………………………………...….. 7
xii
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 9
A. Perilaku Konsumen .................................................................... 8
B. Stereotype Perilaku Belanja Pria ............................................... 10
C. Tipe motivasi pria dalam belanja .............................................. 12
D. Karakteristik Pria ....................................................................... 18
E. Karakteristik Shopping Mall ...................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 34
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 34
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 34
C. Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 35
D. Jenis Sumber dan Cara Pengumpulan Data ................................ 35
E. Definisi dan Operasional Variabel ............................................. 36
F. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 39
G. Skala Pengukuran ....................................................................... 39
H. Teknik Pengujian Instrumen Analisis Data ................................ 40
I. Teknik Analisis Data .................................................................. 41
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .......................................... 49
A. Sejarah dan Data Umum Ambarukmo Plaza ............................... 49
B. Sejarah dan Data Umum Galeria Mall ........................................ 53
C. Sejarah dan Data Umum Malioboro Mall ................................... 54
D. Sejarah dan Data Umum Ramai Mall .......................................... 56
xiii
BAB V DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................ 57
A. Deskripsi Data ............................................................................. 57
B. Pengujian Instrumen .................................................................... 64
C. Analisis Data ............................................................................... 65
D. Pembahasan ................................................................................. 93
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 97
A. Kesimpulan… .............................................................................. 97
B. Saran dan Implikasi Manajerial………………………………. .. 99
C. Implikasi Untuk Penelitian Lebih Lanjut…………………….. .. 102
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 103
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan
Frekuensi Belanja……………………….……................ 57
Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan
Lama Belanja…...………………………………..…....... 58
Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jumlah Uang yang Dibelanjakan……….…………............ 59
Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan
Kelas Sosial…….….…………………………….…........ 60
Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan
Status Perkawinan……….…………………..….……........ 61
Tabel V.6 Profil Responden Berdasarkan
Usia……...…………………..……………….…............. 62
Tabel V.7 Profil Responden Berdasarkan
Pekerjaan…......…………………………………............. 62
Tabel V.8 Profil Responden Berdasarkan
xv
Pendapatan…...…………...………………….…............. 63
Tabel V.9 Profil Responden Berdasarkan
Mall Yang Dikunjungi…...……...……...…….…............ 63
Tabel V.10 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Penelitian….................... 66
Tabel V.11 Nilai Koefisien Regresi dan Hasil Uji t
terhadap Frekuensi Berbelanja…......................................... 69
Tabel V.12 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Penelitian …..…............. 75
Tabel V.13 Nilai Koefisien Regresi dan Hasil Uji t
terhadap Lama Berbelanja…......………………...................... 78
Tabel V.14 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Penelitian …...…............ 84
Tabel V.15 Nilai Koefisien Regresi dan Hasil Uji t
terhadap Jumlah Uang yang Dibelanjakan …...…..……......... 87
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar V.1 : Grafik Scatter untuk Uji Heteroskedastistas
Frekuensi Belanja …………………………………... 67
Gambar V.2 : Scatter Plot Uji Normalitas
Frekuensi Belanja …………………………………... 68
Gambar V.3 : Grafik Scatter untuk Uji Heteroskedastistas
Lama Belanja……………….…………………..….... 76
Gambar V.4 : Scatter Plot Uji Normalitas
Lama Belanja………………………….…..……….... 77
Gambar V.5 : Grafik Scatter untuk Uji Heteroskedastistas
Jumlah Uang yang Dibelanjakan……….…………..... 85
Gambar V.6 : Scatter Plot Uji Normalitas
Jumlah Uang yang Dibelanjakan………….………..... 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam masyarakat industry, kegiatan shopping dilihat sebagai
keahlian wanita, dan wanita dianggap sebagai agen pembeli utama dari
suatu rumah tangga. Sebagian besar survei tentang perilaku belanja
menyatakan bahwa jumlah shopper wanita memang melebihi shopper
pria, akan tetapi cukup banyak shopper pria di supermarket dan pusat
perbelanjaan yang menarik perhatian.
Menurut Dholakia (1995:www.ritim.cba.uri.edu), karena
perubahan-perubahan demografi dan sosial, pria dan wanita sama-sama
dituntut untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang dulunya hanya
didominasi oleh salah satu jender saja. Salah satu aktivitas tersebut adalah
belanja. Apa yang dulu identik dengan wanita sekarang juga diminati oleh
pria, demikian pula sebaliknya, mengingat pria dan wanita mengalami
pergeseran ke arah persamaan peran maupun status.
Pederson dan Hikmet (1995) mengobservasi bahwa 10% pria
mengklaim mereka adalah shopper utama kebutuhan sehari-hari dalam
keluarga mereka, di mana lebih dari setengahnya membeli sendiri pakaian
mereka. Penelitian yang dilakukan oleh WSL Strategic global, sebuah
2
konsultan pemasaran dan bisnis eceran global di Amerika menemukan
hasil yang cukup mengejutkan. Dikatakan bahwa sekarang pria usia 18-34
tahun belanja menyerupai wanita seusia mereka. Penelitian tersebut
dilakukan pada tahun 2002 dengan 652 responden (453 wanita dan 199
pria usia 18 hingga 70 tahun). Hasil penelitian tersebut secara lengkap
menyebutkan bahwa dalam satu minggu pria muda melakukan shopping
trips rata-rata 3,6 kali sedangkan wanita muda melakukan kegiatan
belanja tersebut rata-rata 4,1 kali dalam satu minggu. Pria muda rata-rata
mengunjungi 1,6 shopping mall seminggu, sedangkan wanita rata-rata
mengunjungi 1,9 shopping mall dalam satu minggu. 29 % dari 199
responden pria tersebut menyatakan bahwa intensitas mereka belanja di
mall meningkat daripada setahun yang lalu, sedangkan hanya 18% wanita
muda yang menyatakan bahwa intensitas mereka belanja di mall
meningkat. 22% pria usia 18 sampai 34 tahun lebih banyak belanja di
department store jika dibandingkan hanya 16% wanita yang melakukan
hal tersebut. 37 % dari kelompok pria dan wanita menyatakan bahwa
intensitas mereka belanja di shopping mall baju khusus meningkat
daripada tahun sebelumnya.
Dholakia (1995:www.ritim.cba.uri.edu) juga menemukan bahwa
lebih banyak pria yang dilaporkan bertanggungjawab pada bagian
shopping tertentu, semakin menikmati aktivitas tersebut. Sedangkan
Campbell menemukan bahwa wanita lebih positif tentang kegiatan
shopping daripada pria, banyak pria masih memandang kegiatan shopping
3
sebagai kegiatan feminim atau wanita, pria yang berbelanja melihat hal
tersebut hanya sebagai instrumen pemenuhan kebutuhan.
Belanja merupakan suatu kebutuhan manusia dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup. Baik kaum wanita maupun pria adalah
konsumennya, hal ini dipengaruhi oleh aspek eksternal dan internal yang
mengarahkan perilaku seseorang dalam memilih dan mengkonsumsi
barang atau jasa yang diinginkan. Dalam kegiatan belanja, peran jender
mempengaruhi perilaku konsumen. Misalnya saja, wanita secara historis
dibentuk sebagai ibu rumah tangga dan pria sebagai pemberi nafkah untuk
menyambung hidup dan memenuhi segala kebutuhan rumah tangga. Hal
ini memberikan pandangan bahwa hanya wanita yang mempunyai peran
besar dalam mengelola perbelanjaan rumah tangga. Karena dianggap
peran tersebut tidak lagi relevan untuk kebanyakan orang, maka hal ini
memberikan suatu daya tarik bagi sebagian orang.
Walaupun ada beberapa penelitian tentang perilaku belanja, secara
keseluruhan sedikit sekali penelitian yang memaparkan dan memberi
pemahaman tentang bagaimana pria berbelanja. Di Indonesia sendiri,
artikel atau penelitian yang mengupas tuntas tentang hal ini sangat sulit
ditemukan atau belum dipublikasikan.
Maka dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti tentang
analisis perilaku pria berbelanja di shopping mall Yogyakarta. Oleh
karena itu peneliti akan meneliti tentang bagaimana perilaku pria ditinjau
4
dari karakteristik pria yakni pada kelas social, status perkawinan, variety
seeking akan mempengaruhi frekuensi belanja, lama belanja, jumlah uang
yang dibelanjakan serta karakteristik shopping mall yaitu suasana,
pelayanan, harga, kelengkapan produk, lokasi akan mempengaruhi
frekuensi belanja, lama belanja, jumlah uang yang dibelanjakan. Atas
dasar dasar hal tersebut maka penulis mengangkat topik penelitian dengan
judul : “Analisis Perilaku Pria Dalam Berbelanja di Shopping Mall
Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
1.a Apakah karakteristik pria yakni kelas sosial, status perkawinan, dan
variety seeking akan mempengaruhi frekuensi belanja?
b. Apakah karakteristik pria yakni kelas sosial, status perkawinan, dan
variety seeking akan mempengaruhi lama belanja?
c. Apakah karakteristik pria yakni kelas sosial, status perkawinan, dan
variety seeking akan mempengaruhi jumlah uang yang
dibelanjakan?
2.a. Apakah karakteristik shopping mall yaitu suasana, pelayanan,
harga, kelengkapan produk, dan lokasi akan mempengaruhi
frekuensi belanja?
5
b. Apakah karakteristik shopping mall yaitu suasana, pelayanan,
harga, kelengkapan produk, dan lokasi akan mempengaruhi lama
belanja?
c. Apakah karakteristik shopping mall yaitu suasana, pelayanan,
harga, kelengkapan produk, dan lokasi akan mempengaruhi
jumlah uang yang dibelanjakan?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup masalah yakni
karakteristik pria hanya kelas sosial, status perkawinan, serta variety
seeking dan karakteristik shopping mall yaitu suasana, pelayanan, harga,
kelengkapan produk, serta lokasi. Peneliti mengambil sampel pria karena
masih jarang penelitian tentang perilaku berbelanja dan ini merupakan
tahapan awal penulis meneliti pria pembelanja di shopping mall Jogja.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang dilakukannya penelitian ini adalah :
1.a. Untuk mengetahui apakah karakteristik pria yakni kelas sosial,
status perkawinan, dan variety seeking akan mempengaruhi
frekuensi belanja
b. Untuk mengetahui apakah karakteristik pria yakni kelas sosial,
status perkawinan, dan variety seeking akan mempengaruhi lama
belanja
6
c. Untuk mengetahui apakah karakteristik pria yakni kelas sosial,
status perkawinan, dan variety seeking akan mempengaruhi
jumlah uang yang dibelanjakan
2.a. Untuk mengetahui apakah karakteristik shopping mall yaitu
suasana, pelayanan, harga, kelengkapan produk, dan lokasi akan
mempengaruhi frekuensi belanja
b. Untuk mengetahui apakah karakteristik shopping mall yaitu
suasana, pelayanan, harga, kelengkapan produk, dan lokasi akan
mempengaruhi lama belanja
c. Untuk mengetahui apakah karakteristik shopping mall yaitu
suasana, pelayanan, harga, kelengkapan produk, dan lokasi akan
mempengaruhi jumlah uang yang dibelanjakan
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Manajemen Shopping Mall
Dapat memberikan masukan bagi manajemen shopping mall dalam
memahami perilaku belanja pria dan pihak manajemen dapat lebih
tanggap terhadap perilaku belanja dengan cara membuat program-
program khusus bagi para pria.
2. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi bagi masyarakat luas khususnya dalam
memahami perilaku belanja pria yang sesungguhnya terlepas dari
7
citra pria yang melekat dalam masyarakat yang hanya didominasi
oleh para wanita.
F. Sistematika Penulisan
1. BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
2. BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah
penelitian dan konsep yang mendasari perumusan masalah.
3. BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat
penelitian, populasi sampel dan teknik pengambilan sampel, jenis
sumber/cara pengambilan data, definisi dan operasional variabel
metode pengumpulan data, skala pengukuran, teknik pengujian
instrumen analisis data, teknik analisis data.
4. BAB IV : GAMBARAN UMUM MALL DI YOGYAKARTA
Bab ini berisikan tentang gambaran umum mall yang ada di
Yogyakarta yakni Ambarukmo Plaza, Galeria Mall, Malioboro Mall,
Ramai Mall tersebut.
8
5. BAB V : DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang deskripsi dan hasil penelitian disertai
dengan analisis data sesuai dengan tujuan penelitian.
6. BAB VI : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian, saran, dan keterbatasan
sehubungan dengan permasalahan yang dibahas penulis.
7. DAFTAR PUSTAKA
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab II ini, penulis akan memaparkan tinjauan literatur dan
pembahasan setiap hipotesis mengenai karakteristik pria yakni kelas sosial, status
perkawinan, dan variety seeking serta karakteristik shopping mall yaitu suasana,
pelayanan, harga, kelengkapan produk, dan lokasi akan mempengaruhi frekuensi,
lama, jumlah uang yang dibelanjakan. Adapun pembahasannya dapat diuraikan
sebagai berikut :
A. Pengertian Perilaku Konsumen
Salah satu tujuan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen
untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka
membutuhkan. Hal ini sangat penting untuk memahami tentang
perilaku konsumen.
Dengan memahami perilaku konsumen, maka perusahaan dapat
menentukan harga, mempromosikan produknya secara lebih baik,
memberikan pelayanan serta fasilitas yang memuaskan dan dapat
menentukan lokasi/tempat. Di samping perusahaan akan dapat
memahami tentang adanya peluang yang baru untuk pemenuhan
kebutuhan dari konsumen yang merasa belum terpenuhi, yang
selanjutnya memudahkan pihak perusahaan untuk mengidentifikasikan
mengenai cara untuk mengadakan segmentasi pasar.
10
Konsumen sangat heterogen dilihat dari usia, jenis pekerjaan,
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan juga selera. Sehingga pelaku
pasar perlu membeda-bedakan konsumen menjadi kelompok-kelompok
dan mengembangkan produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan
mereka.
Perilaku konsumen sebagai suatu tindakan yang langsung dalam
mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa
termasuk proses keputusan yang mendahului dan penyusuli tindakan
tersebut (Umar, 2002 : 50).
Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000 : 10) perilaku
konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa,
termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan
dan penentuan kegiatan kegiatan tersebut.
Jadi ada dua elemen yang penting dari arti perilaku konsumen
tersebut di atas, yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik
yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan
menggunakan barang serta jasa. Proses pengambilan keputusan di sini
tidak hanya menyangkut kegiatan-kegiatan yang tampak jelas dan
mudah diamati, tetapi juga menganalisis kegiatan-kegiatan yang tidak
dapat diamati dan selalu menyertai dalam setiap pembelian.
B. Stereotype Perilaku Belanja Pria
Cele Otnes dan Mary Ann McGrath (2001) ketika melakukan
penelitian di New York University menemukan ada tiga stereotype
umum yang dominan dalam perilaku belanja pria, yaitu :
11
1. “ Grab and Go”, menggambarkan suatu keadaan dimana pria
ingin berbelanja secepat mungkin dan menghabiskan waktu
sesingkat mungkin serta mendapatkan semua barang sekaligus di
satu shopping mall. Stereotype ini juga menjelaskan bahwa tidak
seperti wanita, pria tidak melakukan kegiatan shopping sebagai
suatu pengalaman sosial atau rekreasi.
2. “Whine and Waiting”, menggambarkan bahwa pria lebih muda
umumnya tidak bahagia, dan pria yang lebih tua umumnya
bosan, ketika menemani yang lain (terutama wanita) di pusat-
pusat retail.
3. “Fear of the Feminime”, menggambarkan bahwa jika pria harus
melakukan kegiatan belanja, mereka ingin melakukan kegiatan
belanja secepat mungkin dan menghindari produk atau perilaku
yang memiliki konotasi feminim. Akan tetapi, persepsi tersebut
mungkin diwarnai oleh asumsi budaya tentang jender.
Ada beberapa perbedaan di antara pria dan wanita antara lain
secara sifat pria dan wanita berbeda, pria bersikap superior terhadap
wanita maupun kepada pria yang secara maskulinitas tidak ideal,
aktivitas-aktivitas secara normal diasosiasikan kepada wanita dan tidak
lazim apabila pria terlibat di dalamnya, pria tidak seharusnya
mengungkapkan emosi dan perasaan, serta kekerasan dan dominasi
terhadap orang lain seringkali diidentikkan dengan pria. Selain itu
12
beberapa peneliti mengungkapkan beberapa perbedaan sifat pria
(maskulinitas) dan wanita (feminitas), yaitu pria memiliki sifat-sifat
yakni independen, mempertahankan sikap, penuh alasan, rasional, penuh
kompetisi, dan berfokus kepada tujuan-tujuan individu. Wanita memiliki
sifat-sifat yaitu peduli, pengasuh, bertanggung jawab, pemikir, sensitif,
memakai intuisi, penuh gairah, dan berfokus pada tujuan-tujuan
bersama.
Pria sering belanja dengan tujuan tertentu dan kadang-kadang
bahkan mengakui menyukai aktivitas tersebut. Pria menunjukkan
ketertarikan yang sedikit dalam berbelanja, sementara wanita
memandang supermarket sebagai tempat dimana mereka bisa
mendapatkan barang yang bernilai dengan uang mereka. Pria lebih
memilih merk yang terkenal ketimbang mencari barang-barang yang
tengah diskon/diobral atau membuat perbandingan harga. Maka jender
sebagai prediktor yang paling baik dalam mempengaruhi perilaku
belanja khususnya pria.
C. Tipe motivasi pria dalam belanja :
1. Transcendence of the masculine gender role
Cele otnes dan Marry Ann McGrath berpendapat bahwa
ketika seorang pria terlibat dalam kegiatan belanja, pertama ia
harus mengalami apa yang digambarkan Pleck (1976) sebagai
“gender role transcendence”. Artinya bahwa seorang individu
13
mengembangkan kemampuan untuk memadukan aturan-aturan
dalam hubungan jender dengan fleksibilitas, memungkinkan
adaptasi dengan dunia yang menuntut perilaku feminim untuk
sukses dalam beberapa situasi dan sifat maskulin untuk kesuksesan
yang lain. Tentu saja, transcendence gender role dapat terjadi baik
kepada pria maupun wanita. Dengan kata lain, individu yang
mengadopsi androgynous gender role mungkin dapat lebih
menguasai dunia secara efektif (Morrow,1991). Dengan demikian,
Cele Otnes dan Marry Ann McGrath berpendapat bahwa jika
seorang pria menganggap shopping sebagai perilaku yang tidak
maskulin, mereka mungkin hanya belanja untuk memenuhi
kebutuhan yang bermanfaat. Jadi, agar shopping memiliki arti
tertentu bukan hanya karena kepemilikan barang, seorang pria
harus bangkit dari catatan lingkup budaya maskulin dan
menyatakan bahwa shopping adalah sebuah aktivitas yang dapat
diterima.
2. Achievement orientations
Transcendence gender role sendiri tidak cukup menjelaskan
motivasi pria dalam belanja. Akan tetapi, Cele Otnes dan Mary
Ann McGrath yakin bahwa secara paradoks, transcendent jender
pria yang belanja dipertimbangkan dan dipandang untuk mengisi
satu prinsip maskulin yang paling ideal yaitu achievement.
14
Sebagian besar studi baru-baru ini mendukung dominasi dari etik
achievement pria.
3. “Feminime” shopping behavior
Secara fisik, intelektual dan orientasi seksual dari perilaku
feminin ditampilkan di sini untuk membantu menjelaskan
mengapa pria yang mengalami transcend masculine jender mau
terlibat dalam perilaku belanja wanita. Merefleksikan keyakinan
Cele Otnes dan Mary Ann McGrath bahwa internet memainkan
peranan khusus dalam tujuan shopping pria untuk menang dalam
proses belanja. Bagian ini berarti bahwa pria dapat menempatkan
diri mereka untuk lebih feminim dalam marketplace dan
menggunakan teknologi sebagai alat untuk mencapai kemenangan.
Pembeli pria memiliki beberapa karakteristik antara lain :
a. Pembeli pria mudah untuk tertipu karena faktor
ketidaksabaran.
b. Pembeli pria mudah terpengaruh bujukan.
c. Pembeli pria seringkali memiliki perasaan tidak enak
apabila sudah memasuki suatu shopping mall dan tidak
membeli sesuatu.
d. Pembeli pria seringkali terburu-buru karena kurangnya
minat dalam berbelanja.
e. Pembeli pria mudah dipengaruhi oleh nasehat yang baik.
15
4. Achievement outcomes
Hasil yang berusaha diperoleh pria di marketplace dapat
digambarkan sebagai achievement orientation. Dalam “Grab and
Go” pria melihat shopping sebagai sebuah kompetisi dan mencoba
untuk mengalahkan retailer yang meraih profit dari harga yang
tinggi. Perilaku “Whine and Wait” dapat diatributkan sebagai
ketidakmampuan pria untuk mencapai kesuksesan shopping.
Sedangkan dalam “Fear of the Feminine”, pria dapat
meningkatkan posisi pria dalam hubungan dengan lawan jenis,
kontrol dan status.
Mendemontrasikan bahwa perilaku pria belanja yang
nonstereotype muncul karena hal berikut :
a. Transcendence dari peran jender maskulin
b. Sebuah orientasi achievement atau kesuksesan meskipun
secara paradoks berada dalam lingkup aspek peran jender
maskulin
c. Perilaku belanja feminim
d. Hasil kesuksesan yang berhubungan dengan jenis
kesuksesan yang spesifik. Dengan kata lain, ketika wanita
belanja untuk kasih, pria atau setidaknya pria yang
16
mengalami transcendence memandang shopping sebagai
pekerjaan wanita melakukan shop to win.
Penelitian terhadap pria dilakukan karena karakteristik konsumen
dalam membeli suatu produk, berbeda dengan pria yang lain.
Karakteristik pembeli/konsumen pria adalah sifat-sifat yang membedakan
konsumen yang satu dengan yang lain. Perbedaan itu meliputi:
a) Object (apa yang dibeli)
b) Objective (mengapa membeli)
c) Occupant (siapa konsumennya)
d) Occasion (kapan membelinya)
e) Operation (bagaimana membelinya), dan
f) Organization (siapa yang terlibat dalam pembelian)
Object adalah apa yang dibeli. Konsumen sama-sama membeli
suatu produk, tetapi masing-masing mereka dapat membeli produk
dengan merek yang berbeda. Berdasarkan penggunaannya, produk atau
barang yang dibeli dapat digabungkan ke dalam barang konsumsi dan
barang industri.
Objective merupakan tujuan konsumen dalam membeli suatu
produk. Tujuan ini dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, psikologis,
dan sebagainya. Sebagai contoh, sebagian konsumen membeli mobil
dengan tujuan untuk meningkatkan prestisenya, sedangkan konsumen
yang lain membeli karena membutuhkannya untuk meningkatkan
usahanya.
17
Occupant merupakan tipe konsumen yang membeli produk yang
dihasilkan. Tipe ini dapat dibedakan berdasarkan usia, pendapatan, tingkat
pendidikan, mobilitas, selera dan sebagainya. Untuk mengenali perbedaan
masing-masing kelompok konsumen diperlukan penelitian terhadap
konsumen dan kemudian mengembangkan barang serta jasa yang sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Perusahaan harus memilih
segmen mana yang akan dilayani.
Occassion adalah waktu pembelian yang dilakukan oleh
konsumen. Sebagian konsumen membeli barang yang dibutuhkan dengan
frekuensi yang lebih banyak dibanding dengan konsumen yang lain.
Operation adalah bagaimana konsumen melakukan pembelian.
Konsumen dengan tingkat ekonomi yang lebih tinggi seringkali lebih
menyukai membayar dengan kartu kredit dibanding dengan konsumen
yang lain yang berada dalam tingkat ekonomi yang rendah. Pada
umumnya keputusan pembelian barang-barang dengan harga yang cukup
mahal dilakukan di rumah, sedangkan untuk barang-barang yang murah
dilakukan di tempat-tempat penjualan.
Organization adalah siapa yang terlibat dalam pembelian, meliputi
siapa yang memutuskan dalam pembelian barang/jasa. Hal ini dapat
dibedakan dari peran yang dimainkan oleh seseorang dalam keputusan
pembelian yaitu siapa yang mengambil inisiatif, siapa yang
mempengaruhi atau memberikan nasihat, siapa yang mengambil
18
keputusan, siapa yang melakukan pembelian dan siapa yang
mempergunakan produk tersebut.
D. Karakteristik Pria
1. Kelas Sosial
a. Pengertian : adalah sebuah kelompok yang relatif
homogennya dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat
yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota
dalam setiap jenjang itu memiliki minat, dan tingkah laku yang
sama (Kotler, 2006:233).
b. Ciri-Ciri :
i. Orang yang berada dalam setiap kelas social
cenderung lebih berperilaku serupa daripada orang
yang berasal dari dua kelas yang berbeda.
ii. Seseorang dipandang mempunyai pekerjaan yang
rendah atau tinggi sesuai dengan kelas sosialnya.
iii. Kelas sosial seseorang dinyatakan dengan beberapa
variabel, seperti jabatan, pendapatan, kekayaan,
pendidikan, dan orientasi terhadap nilai, daripada
hanya berdasarkan sebuah variabel.
iv. Seseorang mampu berpindah dari satu kelas sosial ke
sosial lainnya ke atas dan ke bawah dalam masa
hidupnya.
19
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai,
minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh
satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh
pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler dan
Amstrong, 2006:132).
Pelaku pasar tertarik pada kelas sosial karena seseorang
yang memilikinya cenderung untuk menunjukkan perilaku yang
sama termasuk perilaku pembelian.
Pada penelitian ini, kelas sosial hanya ditentukan oleh
pendapatan pria yakni : kelas sosial tinggi, menengah, dan rendah.
2. Status Perkawinan
Adalah kondisi/keadaan kepribadian social seseorang yang
mempengaruhi perilaku pembelian dalam mengkonsumsi setiap
pembelian.
Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga,
perkumpulan, perkumpulan, organisasi. Posisi tiap-tiap orang
dalam kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status.
Sebuah peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada
seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di
sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang
merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh
masyarakat (Kotler dan Amstrong, 2006:135). Tiap peran
mempengaruhi perilaku pembelian. Contohnya seorang pria yang
20
pada tahap bujangan masih muda, sendirian, dan mempunyai
penghasilan maka dapat mempengaruhi perilaku pembelian
produk yang berorientasi kebutuhan pribadi saja dan keadaan
keuangan masih bisa diatur pengelolaannya sendiri. Sedangkan
untuk pria yang sudah menikah dan berpenghasilan, tingkat
pembelian tertinggi yakni untuk keperluan sehari-hari rumah
tangga cenderung kepentingan bersama dan penghasilan
cenderung berkurang untuk kebutuhan pribadi.
3. Variety Seeking
Variety seeking adalah perilaku konsumen yang berusaha
mencari keberagaman merek di luar kebiasaannya karena tingkat
keterlibatan beberapa produk rendah. Perilaku variety seeking
menurut Kahn, Kalwani dan Morrison yang dikutip oleh Kahn,
(1998, p.46) disebut juga sebagai kecenderungan individu-
individu untuk mencari keberagaman dalam memilih jasa atau
barang pada suatu waktu yang timbul karena beberapa alasan yang
berbeda.
Variety Seeking Buying Behaviour merupakan salah satu
tipe Perilaku Keputusan Pembelian. Konsumen mengalami variety
seeking buying behavior dalam situasi keterlibatan konsumen yang
rendah tetapi mengamati secara detail perbedaan-perbedaan
merek. Penggantian merek biasanya lebih disebabkan oleh
21
banyaknya jenis yang ada daripada ketidakpuasan (Kotler dan
Amstrong, 2006:146,147).
Perilaku ini sering terjadi pada beberapa produk, dimana
tingkat keterlibatan produk itu rendah (low involvement) dan ada
perbedaan cukup signifikan pada merek-merek. Tingkat
keterlibatan produk dikatakan rendah, apabila dalam proses
pembelian produk konsumen tidak melibatkan banyak faktor dan
informasi yang harus ikut dipertimbangkan. Konsumen harus
menentukan merek yang dipilih. Pemilihan produk tersebut lebih
mengacu pada variasi daripada kepuasan. Tujuan konsumen
mencari keberagaman produk ini adalah untuk mencapai suatu
sikap terhadap merk yang favorable. Tujuan lain perilaku variety
seeking konsumen ini dapat berupa hanya sekedar mencoba
sesuatu yang baru atau mencari suatu kebaruan dari sebuah
produk. (Kahn, 1998, p.286). Perilaku variety seeking ini
cenderung akan terjadi pada waktu pembelian sebuah produk
yang menimbulkan resiko minimal yang ditanggung oleh
konsumen dan pada waktu konsumen kurang memiliki komitmen
terhadap merek tertentu (Assael, 2001).
4. Frekuensi Pria dalam berbelanja
Definisi dari frekuensi pria dalam berbelanja adalah tingkat
kekerapan dan tindakan belanja yang berulang dilakukan oleh pria
dalam hal berbelanja di shopping mall.
22
Dari frekuensi belanja untuk kebutuhan harian, mingguan,
dan bulanan ternyata didapatkan model yang cukup berbeda secara
signifikan. Frekuensi laki-laki berbelanja bisa dihitung dengan jari
dalam satu bulan. Karena sudah sifat dasar laki-laki untuk
menyerahkan semua kebutuhan rumah tangga dan keperluannya
kepada wanita. Kecuali, laki-laki belum menikah yang tinggal
sendiri di kamar kost dan harus memenuhi kebutuhannya sendiri
dengan berbelanja setiap bulan. Pria juga jarang melakukan
perencanaan belanja dan cenderung melakukan kegiatan belanja
pada waktu-waktu yang tidak direncanakan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut :
Hipotesis 1a :
1a.1 semakin rendah kelas sosial pria, semakin sering
frekuensi berbelanja.
1a.2 pria yang berstatus lajang lebih sering berbelanja
daripada pria yang sudah menikah.
1a.3 semakin tinggi tingkat variety seeking, semakin
sering frekuensi pria berbelanja.
5. Lama Pria dalam berbelanja
Waktu yang dibutuhkan untuk mengenal suatu produk atau
jasa dan untuk berkeliling untuk membelinya, sama seperti halnya
23
waktu yang diluangkan di dalam shopping mall, dapat menjadi
biaya yang cukup besar bagi konsumen. Dalam kenyataan
konsumen berani membayar dengan harga yang lebih tinggi
dengan pertimbangan mereka dapat menghemat waktu, terlebih
lagi jika hanya beberapa jenis barang saja yang dibeli.
Definisi dari lama pria dalam berbelanja adalah
panjangnya waktu/antara waktu yang dipergunakan pria dalam
berbelanja di shopping mall.
Ketika keputusan yang diambil bersifat penting dan
beresiko, maka proses pembeliannya akan menjadi lama, customer
akan menghabiskan waktu lebih banyak dan usaha yang kebih
keras dalam mencari informasi dan mengevaluasi alternatif-
alternatif yang ada. Ketika keputusan yang diambil bersifat kurang
penting, customer akan menghabiskan waktu yang lebih sedikit
dalam proses pembeliannya dan perilaku untuk membeli tersebut
akan menjadi sebuah kebiasaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut :
Hipotesis 1b :
1b.1 semakin rendah kelas sosial pria, semakin lama
waktu yang dihabiskan untuk berbelanja.
1b.2 pria yang berstatus lajang lebih lama berbelanja
daripada pria yang sudah menikah.
24
1b.3 semakin tinggi tingkat variety seeking, semakin
lama pria berbelanja.
6. Jumlah Uang yang Dibelanjakan
Adalah banyaknya pengeluaran yang dikeluarkan
pengunjung per bulan untuk berbelanja. Jumlah rupiah yang sama
dapat dipandang secara berbeda oleh individu dan segmen pasar
yang berbeda, tergantung pada tingkat pendapatan dan variabel-
variabel lainnya. Selain itu jumlah rupiah suatu produk tertentu
dapat dipandang secara berbeda oleh individu yang sama,
tergantung pada apa yang menjadi sumber dana untuk pembayaran
pembelian tersebut. Di samping itu, jenis pekerjaan sehari-hari
konsumen juga dapat mempengaruhi seberapa besar nilai sejumlah
tertentu uang bagi mereka yang juga berpengaruh pada keinginan
mereka untuk membelanjakan uang tersebut untuk produk atau
jasa tertentu.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut :
Hipotesis 1c :
1c.1 semakin tinggi kelas sosial pria, semakin besar
jumlah uang yang dibelanjakan.
1c.2 pria yang berstatus lajang lebih besar jumlah uang
yang dibelanjakan berbelanja daripada pria yang
sudah menikah.
25
1c.3 semakin tinggi tingkat variety seeking, semakin
besar jumlah uang yang dibelanjakan.
E. Karakteristik Shopping Mall
Suatu mall haruslah dirancang sedemikian rupa dengan tujuan
untuk merangsang dan menarik minat dari konsumen. Sehingga dapat
dikatakan bahwa tujuan utama dari pendirian suatu mall adalah untuk
menarik pengunjung yang berpotensi. Hal ini karena konsumen akan
memberikan bisnis berulang kepada perusahaan dan menjadi saluran
yang efektif bagi perusahaan. Untuk itu perusahaan harus selalu
berusaha meningkatkan kualitas, pelayanan, dan pelanggan. Dengan
demikian dalam jangka panjang, produk perusahaan akan tetap disukai
oleh konsumen karena dapat memuaskan kebutuhan dan keinginannya.
Citra shopping mall (store image) sebagai apa yang dipikirkan
konsumen tentang shopping mall. Termasuk didalamnya adalah persepsi
dan sikap yang didasarkan pd sensasi dari rangsangan yang berkaitan
dengan shopping mall yang diterima melalui kelima indera. Citra
shopping mall biasanya diukur dengan menanyakan kepada konsumen
seberapa baik dan seberapa penting berbagai macam aspek dari
operasional suatu shopping mall eceran bagi mereka. Dimensi citra
shopping mall yang dipelajari yakni barang dagangan, layanan yang
diberikan, jumlah pelanggan, fasilitas fisik, promosi dan kenyamanan
juga suasana shopping mall. Dimensi barang dagangan yakni kualitas,
pilihan yang ada, fashion, garansi dan harga. Dimensi layanan yang
26
diberikan yakni layanan umum, layanan pramuniaga, tingkat
keswalayanan, kemudahan penukaran barang dagangan dan layanan
pengiriman.
Perilaku konsumen dalam melakukan memilih tempat berbelanja
dan kemudian membeli produk juga sangatlah beragam, namun pada
umumnya diawali dengan kebutuhan atau keinginan. Kebutuhan
digerakkan oleh rangsangan dalam diri dan luar pembeli. Penjual
haruslah mengenal berbagai hal yang dapat menggerakkan kebutuhan
atau minat tertentu dari konsumen. Pengenalan ini dapat dilakukan
dengan melakukan penelitian untuk menghimpun informasi dari
sejumlah konsumen. Dari sini penjual dapat mengembangkan strategi
pemasaran yang akan menggerakkan minat konsumen.
Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan
atau mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi. Sumber
informasi bagi konsumen dapat berasal dari sumber pribadi seperti
keluarga, teman dan kenalan, sumber niaga yang meliputi iklan, petugas
penjualan, pameran, sumber umum yang meliputi media massa,
organisasi konsumen dan sumber pengalaman yang meliputi masalah
pernah menangani, menguji dan memakai. Setelah mendapatkan
informasi yang lebih detail tentang kebutuhannya, seorang konsumen
akan memberikan penilaian terhadap suatu produk. Penilaian konsumen
dapat dilandasi oleh sifat dan ciri-ciri dari produk maupun dari merek
produk tersebut. Bila penilaian yang diberikan sesuai dengan
27
kebutuhannya, maka konsumen akan melakukan keputusan membeli.
Keputusan ini dapat dipengaruhi lagi dengan sikap orang lain terhadap
produk tersebut dan faktor situasi tak terduga. Keputusan seorang
konsumen untuk mengubah, menangguhkan, atau membatalkan
keputusan membeli banyak dipengaruhi oleh persepsi terhadap resiko.
Bila suatu produk telah dibeli, maka konsumen akan dapat
mengalami kepuasan atau ketidakpuasan terhadap produk tersebut.
Perilaku konsumen setelah membeli produk tetaplah perlu dicermati agar
penjual dapat menentukan tindakan apa yang harus dilakukan agar
konsumen setia terhadap produk tersebut dan kebutuhan serta
keinginannya tetap dapat terpenuhi.
Pemilihan tempat berbelanja yang dilakukan oleh konsumen
merupakan fungsi dari karakteristik konsumen dan karakteristik tempat
belanja. Karakteristik konsumen merupakan fungsi yang terdiri dari
empat variabel yaitu:
1. Kriteria evaluasi.
2. Karakteristik shopping mall yang dirasakan.
3. Proses pembandingan.
4. Tempat belanja yang dapat diterima dan tidak dapat diterima.
28
Sedangkan karakteristik shopping mall meliputi:
1. Suasana
Atmospherics menurut Kotler sebagai usaha merancang
lingkungan membeli untuk menghasilkan pengaruh emosional
khusus kepada pembeli yang kemungkinan meningkatkan
pembeliannya. Lingkungan yang dimaksud adalah suasana yang
mendukung yang dapat mempengaruhi konsumen untuk
berbelanja.
Comfortable yaitu suatu keadaan di mana seseorang
merasa nyaman. Suasana nyaman yang di rasakan oleh konsumen
pria pada saat konsumen tersebut berbelanja. Keamanan berarti
konsumen merasa aman saat berbelanja karena tidak terjadi
tindakan kriminal ditempat belanja tersebut, maka shopping mall
menyediakan banyak petugas keamanan yang berjaga-jaga.
Bentuk keamanan saat memparkirkan kendaraannya dengan tertib
dan tidak ada pengunjung yang harus khawatir kendaraannya akan
hilang maupun rusak.
Suasana shopping mall (store atmosphere) yang terutama
melibatkan afeksi dalam bentuk status emosi dalam shopping mall
yang mungkin tidak disadari sepenuhnya oleh konsumen ketika
sedang berbelanja. Shopping mall dirancang untuk memudahkan
gerakan pelanggan, membantu para retailer dalam menyajikan
barang dagangan mereka dan membantu suasana khusus.
29
Hal-hal yang ada di tempat belanja antara lain :
a. Tanda petunjuk dan informasi harga
Tanda petunjuk dalam shopping mall sangat
bermanfaat dalam mengarahkan konsumen pada barang
dagangan tertentu dan untuk menyajikan manfaat produk
serta informasi harga. Tanda petunjuk mempengaruhi
kognisi konsumen (konsumen sebenarnya memproses
berbagai informasi dari tanda petunjuk) dan perilaku
konsumen (penjualan meningkat dengan penggunaan jenis
tanda petunjuk tertentu).
b. Lingkungan fisik yakni suatu fokus pada lingkungan
shopping mall
Lingkungan fisik antara aspek fisik dan tempat yang
kongkrit dari lingkungan yang mencakup suatu kegiatan
konsumen. Stimuli merupakan warna, suara, penerangan,
cuaca, dan susunan ruang orang, atau benda dapat
mempengaruhi perilaku konsumen lingkungan fisik
mempengaruhi persepsi konsumen melalui mekanisme
sensor penglihatan, pendengaran, penciuman, dan bahkan
sentuhan. Lingkungan fisik dapat mempengaruhi
perilaku, sikap, dan keyakinan konsumen ke arah yang
diinginkan. Contoh lingkungan mempunyai implikasi
yang penting untuk membangun citra shopping mall.
30
c. Musik
Musik yang dilantunkan sebagai pengantar belanja
dapat berdampak pada perilaku belanja pria. Musik ini
akan mempengaruhi kecepatan lalu lalang dalam
shopping mall para pembelanja, jumlah pembelanja yang
menunjukkan kesadaran akan adanya musik latar setelah
meninggalkan shopping mall. Memainkan musik yang
menarik dan bersemangat mendorong pembelanja untuk
betah dan tertarik untuk berbelanja.
2. Pelayanan
Dalam bentuk pelayanan di pusat informasi, pelayanan
di tempat penitipan barang, pelayanan di tempat customer
service dalam pengaduan konsumen, pelayanan pramuniaga
yang ramah dan sopan serta membantu pembelanja dan
memberikan informasi kepada pembeli.
Fasilitas yang terdiri dari fasilitas troly yang dilengkapi
permainan mobil-mobilan, fasilitas kredit barang elektronik,
dan fasilitas yang lainnya. Kenyamanan terdapat banyaknya
kasir yang tersedia, dimana kasir yang disediakan dibuka
untuk melayani pembayaran, tempat peletakan untuk barang
dirasakan sesuai, seperti penempatan barang elektronik tidak
dicampurkan dengan makanan ataupun pakaian, kesejukan
31
udara dan keleluasaan dalam berbelanja karena adanya AC dan
tempat belanja yang luas.
3. Harga
Definisi harga menurut Dharmmestha (1999) adalah
jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
barang dan pelayanannya. Sedangkan menurut Lamb, Hair,
dan McDaniel (2001), harga adalah sesuatu yang diserahkan
dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang maupun
jasa.
Dari definisi tersebut dapat kita ketahui bahwa barang yang
dibayar oleh pembeli itu sudah termasuk pelayanan yang
diberikan penjual. Di samping itu, penjual juga menginginkan
sejumlah keuntungan dari harga tersebut.
Tiga konsep yang menjelaskan peranan harga (Monroe, 2000)
adalah:
a. Keuntungan yang diharapkan dari produk tidak dapat
dipisahkan dengan nilai pada harga maksimum pembeli
akan berminat untuk membayar produk tersebut.
b. Acquisition value pada produk adalah keuntungan yang
diharapkan pada produk pada saat harga maksimum
berbanding dengan harga yang sesungguhnya.
32
c. Transaction value atau faedah yang diharapkan pada
produk pada saat membayar harga yang sesungguhnya,
dibandingkan harga referensi pembeli dengan harga
yang sebenarnya.
4. Kelengkapan produk
Kelengkapan produk adalah menjual barang-barang
dengan komplit. Dalam penelitian ini, yang di maksud dengan
kelengkapan produk yaitu lengkap atau tidaknya jumlah
ketersediaan produk yang di tawarkan oleh pihak pengelola
shopping mall di shopping mall tersebut. Dalam berbelanja
barang yang dibutuhkan dapat ditemukan di shopping mall dan
terdapat banyak pilihan alternatif sehingga terdapat banyak
pilihan produk untuk satu jenis barang.
5. Lokasi shopping mall
Lokasi adalah letak atau tempat yang strategis untuk
menentukan posisi bisnis yang baik agar menarik perhatian
konsumen. Dalam penelitian ini yang di maksud dengan lokasi
shopping mall yaitu tempat yang strategis yang dapat
menjangkau konsumen pria untuk berbelanja.
33
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut :
2.a. Hipotesis : suasana yang bersih dan nyaman,
pelayanan yang memuaskan, harga yang murah,
produk yang lengkap, dan lokasi yang strategis
berpengaruh positif pada frekuensi belanja pria.
2.b. Hipotesis : suasana yang bersih dan nyaman,
pelayanan yang memuaskan, harga yang murah,
produk yang lengkap, dan lokasi yang strategis
berpengaruh positif pada lamanya pria berbelanja.
2.c. Hipotesis : suasana yang bersih dan nyaman,
pelayanan yang memuaskan, harga yang murah,
produk yang lengkap, dan lokasi yang strategis
berpengaruh positif pada besarnya jumlah uang yang
dibelanjakan.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif yaitu
penelitian yang hasil dan kesimpulan berupa angka dengan berdasarkan hasil
perhitungan yang dilakukan.
Unsur pokok dari penelitian kuantitatif pada penelitian ini adalah
untuk menggambarkan bagaimana karakteristik pria yakni kelas social, status
perkawinan, dan variety seeking serta karakteristik shopping mall yaitu
suasana, pelayanan, harga, kelengkapan produk, dan lokasi akan
mempengaruhi frekuensi belanja, lama belanja, jumlah uang yang
dibelanjakan.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu dilaksanakan pada bulan Mei 2010
Penelitian dilaksanakan di shopping mall yang berada di Jogja yaitu :
Ambarukmo Plaza, Galeria Mall, Malioboro Mall, Ramai Mall.
35
C. Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan kumpulan elemen yang dapat
digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan atau generalisasi (Widayat,
2004:93). Populasi adalah keseluruhan kelompok dari orang-orang, peristiwa
atau barang-barang yang diminati oleh peneliti untuk diteliti. Dengan
demikian populasi merupakan seluruh kumpulan elemen yang dapat
digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan. Dalam penelitian ini yang
menjadi populasi penelitian ini adalah pengunjung pria di shopping mall
Yogyakarta.
Sampel adalah merupakan sub kelompok dari populasi yang dipilih
dalam penelitian (Widayat, 2004:93). Sampel yang diambil adalah konsumen,
dengan jumlah seratus dua puluh (120) orang responden yang dianggap telah
mewakili populasinya.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive quota sampling. Kriteria sampel yang yakni usia pria > 18
tahun dan pengambilan sampel sebanyak 30 responden tiap shopping mall.
Penggunaan teknik ini dikarenakan peneliti telah menentukan kriteria
responden yang akan dijadikan sampel yaitu kepada pengunjung pria belanja
di shopping mall Yogyakarta.
D. Jenis Sumber / Cara Pengambilan Data
Sumber data yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah
data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab risetnya secara
36
khusus (Istijanto, 2009:44). Sumber data berasal dari pria belanja yang berada
di Jogja. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan
kuesioner, ini dimaksudkan untuk informasi yang diperlukan bagi peneliti.
E. Definisi dan Operasional Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat membedakan atau
mengubah nilai (Kuncoro, 2003). Dalam penelitian ini ada beberapa variabel
yang akan diteliti yaitu kelas social, status perkawinan, variety seeking,
suasana, pelayanan, harga, kelengkapan produk, dan lokasi merupakan
variabel X atau variabel bebas dan frekuensi belanja, lama belanja, serta
jumlah uang yang dibelanjakan yang merupakan variabel Y atau variabel
terikat.
Definisi dan Operasional Variabel yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah :
A. Karakteristik Pria
1. Kelas sosial
Kelompok sosial pria dapat dinyatakan dengan indikator yakni
pendapatan pria dibagi menjadi :
a. rendah (< Rp 3.000.000),
b. sedang (Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000),
c. tinggi ( > Rp 5.000.000)
37
2. Status Perkawinan
Status perkawinan dikategorikan menjadi 2 yakni :
a. Lajang
b. Menikah
3. Variety Seeking
Variety Seeking diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut :
a. Saya sering mencoba produk-produk baru
b. Saya mempunyai keinginan untuk berganti produk
c. Saya beralih ke produk lain untuk sekedar mencari alternatif
d. Saya mempunyai kebutuhan untuk mencari keragaman produk
4. Frekuensi pria dalam berbelanja
Frekuensi pria dalam berbelanja diukur dengan indikator yakni
berapa sering (kali) dalam satuan waktu /bulanan pria belanja di
shopping mall.
5. Lama pria dalam berbelanja
Lama pria dalam berbelanja diukur dengan indikator yakni
berapa lama waktu yang dihabiskan yang diukur oleh satuan waktu
(jam) tiap kali belanja.
6. Jumlah Uang yang Dibelanjakan
Jumlah uang dibelanjakan dapat diukur dengan indikator yaitu
: berapa jumlah uang yang dikeluarkan untuk tiap kali belanja yang
diukur dengan satuan rupiah (Rp).
38
B. Karakteristik Shopping mall
1. Suasana
Indikator suasana adalah :
a. Mall ini adalah mall yang bersih
b. Atmosfer mall yang menyenangkan
c. Mall ini memperdengarkan musik yang menyenangkan
hati konsumen
2. Pelayanan
Indikator pelayanan adalah :
a. Pelayanan pramuniaga di mall ini sangat ramah
b. Pelayanan mall ini menyenangkan
c. Pramuniaga di mall ini memberikan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan
3. Harga
Indikator harga yaitu :
1. Harga di mall ini sesuai dengan kualitas produk
2. Harga di mall ini kompetitif
4. Kelengkapan Produk
Indikator kelengkapan produk yaitu :
a. Mall ini menyediakan produk yang saya butuhkan
b. Mall ini menyediakan produk yang bervariasi
c. Mall ini menyediakan produk yang lengkap
39
5. Lokasi mall
Indikator lokasi shopping mall yaitu :
a. lokasi mall yang mudah dijangkau pengunjung
b. lokasi mall yang strategis
F. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini mengunakan penelitian kuantitatif jadi metode
pengumpulan data yakni menggunakan metode kuesioner. Kuesioner
dibagikan kepada responden dalam hal ini adalah pengunjung shopping mall
Yogyakarta. Kuesioner ini bersifat tertutup, sehingga para responden hanya
memilih jawaban yang tersedia yang dianggap sesuai.
G. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala
likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, perilaku, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti
perilaku pria dalam belanja sehingga skala likert paling cocok digunakan
untuk mengukur variabel penelitian ini.
Penilaian skala menunjukkan tingkat persetujuan atau
ketidaksetujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang suatu objek.
40
Bobot nilai yang diberikan untuk setiap jawaban pernyataan:
a. Sangat Setuju Skor 5
b. Setuju Skor 4
c. Netral Skor 3
d. Tidak Setuju Skor 2
e. Sangat Tidak Setuju Skor 1
H. Teknik Pengujian Instrumen Analisis Data
Sebelum menganalisis data, langkah yang dilakukan yakni uji
validitas maupun reliabilitas. Pengujian hipotesis sangat dipengaruhi oleh
kualitas data. Namun dalam penelitian ini penulis tidak melakukan uji
validitas dan reliabilitas terhadap instrument penelitian karena penelitian ini
sudah dinyatakan valid dan reliabel dalam penelitian terdahulu.
Dalam penelitian ini validitas yang digunakan yakni analisis faktor
dan uji validitas telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Dalam hal ini
variety seeking merupakan konstruk yang telah divalidasi oleh beberapa
peneliti sebelumnya, jadi tidak perlu menguji validitas maupun reliabilitas.
Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi
instrumen-instrumen yang mengukur konsep. Reliabilitas merupakan syarat
untuk tercapainya validitas suatu kuesioner dengan tujuan tertentu. Untuk
menguji reliabilitas digunakan Cronbach Alpha dengan bantuan software
SPSS for Windows versi 15.
41
I. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis yakni :
1. Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan
regresi ini telah memenuhi asumsi klasik. Model regresi linier
berganda akan lebih tepat digunakan, jika memenuhi asumsi
berikut (Sunyoto, 2007 : 89-105) :
a. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis
regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel
bebas/independent variable, dimana akan di ukur tingkat
asosiasi (keeratan) hubungan/ pengaruh antar variabel bebas
tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan
terjadi multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel
bebas lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi
multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel bebas
lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r = 0,60).
Atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas
dapat digunakan cara lain yaitu dengan :
1) Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan
yang dibenarkan secara statistik (a).
42
2) Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor
inflasi penyimpangan baku kuadrat.
Nilai tolerance (a) dan variance inflation factor (VIF)
dapat dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut
sebagai berikut :
a) Besar nilai tolerance (a) :
a = 1 / VIF
b) Besar nilai variance inflation factor (VIF) :
VIF = 1 / a
i. Variabel bebas mengalarni multikolinieritas
jika : a hitung < a dan VIF hitung > VIF
ii. Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas
jika : a hitung > a dan VIF hitung < VIF
b. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji
mengenai sama atau tidak varians dari residual observasi yang
satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai
varians yang sama disebut terjadi homoskedastisitas dan jika
variansnya tidak sama/berbeda disebut terjadi
heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak
terjadi heteroskedastisitas.
43
Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS
melalui grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang
merupakan variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan
nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu
Y = Y prediksi, Y riil).
Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik,titik
hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di
bawah maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan
tidak mempunyai pola yang teratur.
Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-
titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar
maupun bergelombang-gelombang.
c. Uji Asumsi Klasik Normalitas
Selain uji asumsi klasik multikolinieritas dan
heteroskedastisitas, uji asumsi klasik yang lain adalah uji
normalitas, di mana akan menguji data variabel bebas (X) dan
data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang
dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data
variable bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati
normal atau normal sarna sekali. Uji asumsi klasik normalitas
dalam diktat ini ada dua cara yang dibahas yaitu :
44
1) Cara Statistik
Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel
terikat berdistribusi normal atau tidak pada cara statistik ini
melalui nilai kemiringan kurva (skewness = a3) atau nilai
keruncingan kurva (kurtosis = a4) diperbandingkan dengan
nilai Z tabel.
Rumus nilai Z untuk kemiringan kurva (skewness) :
Z skewness = Skewness / v 6/N atau Za3 = a3/ v 6/N
Rumus nilai Z untuk kemruncingan kurva (kurtosis):
Z kurtosisi = kurtosis / v 24/N atau Za4 = a4/ v 24/N
Dimana N = banyak data
Ketentuan analisis :
a) Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal
jika Z hitung (Za3atau Za4) < Z tabel.
Misal diketahui 25% = 1,96 (Z tabel) lebih besar dari Z
hitung atau dengan kata lain Z hitung lebih keci1 dari Z
tabel (1,96), dapat dituliskan Z hitung < 1,96.
b) Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung (Za3
atau Za4) > Z tabel.
Misal nomor (a), dapat ditulis Z hitung > 1,96
45
2) Grafik Histogram dan Normal Probability Plots
Cara grafik histogram dalam menentukan suatu data
berdistribusi normal atau tidak, cukup membandingkan antara
data riil/nyata dengan garis kurva yang terbentuk, apakah
mendekati normal atau memang normal sama sekali. Jika data
riil membentuk garis kurva cenderung tidak simetri terhadap
mean (U), maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak normal
dan sebaliknya. Cara grafik histogram lebih sesuai untuk data
yang relatif banyak, dan tidak cocok untuk banyak data yang
sedikit, karena interpretasinya dapat menyesatkan.
Cara normal probability plot lebih handal daripada cara
grafik histogram, karena cara ini membandingkan data riil
dengan data distribusi normal (otomatis oleh komputer) secara
kumulatif. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis
data riil mengikuti garis diagonal.
2. Analisis Regresi Linier Berganda dengan menggunakan persamaan
linier sebagai berikut (Irianto, 2007) :
Rumus : Y = eXbXbXbXb
XbXbXbXba
88776655
44332211
46
Keterangan :
Y : variabel dependen
Y1 : frekuensi belanja
Y2 : lama belanja
Y3 : jumlah uang yang dibelanjakan
a : konstanta dari Y
b1 - 8 : koefisiensi masing-masing regresi
X : variabel independen
X1 : kelas social
X2 : status perkawinan
X3 : variety seeking
X4 : suasana
X5 : pelayanan
X6 : harga
X7 : kelengkapan produk
X8 : lokasi
e : Disturbance error (faktor pengganggu)
3. Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah suatu nilai yang menggambarkan
seberapa besar perubahan atau variasi dari variabel bisa dijelaskan
oleh perubahan atau variasi dari variabel independen. Dengan
mengetahui nilai koefisien determinasi kita akan bisa menjelaskan
47
kebaikan dari model regresi dalam memprediksi variabel
dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi akan
semakin baik kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
perilaku variabel dependen.
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar persentase sumbangan variabel independen secara
serentak terhadap variabel dependen.
4. Statistik uji T untuk menguji apakah suatu variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas secara parsial berpengaruh atau tidak terhadap
variabel terikat. (Suharyadi dan Purwanto, 2004: 525-527).
Untuk melakukan uji-t atau t-student. ada beberapa langkah yang
diperlukan sebagai berikut :
a. Menentukan hipotesis
Variabel bebas berpengaruh tidak nyata apabila nilai
koefisiennya sama dengan nol, sedangkan variabel bebas
akan berpengaruh nyata apabila nilai koefisiennya tidak
sama dengan nol.
b. Menentukan T tabel
Statistik tabel ini meliputi tingkat kepercayaan, derajat
kebebasan dan jumlah sampel yang digunakan.
48
c. Menentukan T -hitung :
Nilai t-hitung dapat dirumuskan :
21
2
r
nrhitungt
Keterangan :
t-hitung = nilai yang dicari
r = koefisien korelasi antar hipotesis
n = jumlah sampel
d. Menentukan keputusan pengujian
i. Apabila t-hitung > t-tabel pada α = 5 %, maka H0
ditolak dan Ha diterima.
ii. Apabila t-hitung < t-tabel pada α = 5 %, maka H0
diterima dan Ha ditolak.
49
BAB IV
GAMBARAN UMUM MALL DI YOGYAKARTA
Penelitian akan dilaksanakan di shopping mall yang berada di Jogja yaitu
: Ambarukmo Plaza, Galeria Mall, Malioboro Mall, Ramai Mall. Maka
Data/informasi mengenai gambaran umum mall diatas adalah sebagai berikut :
A. Plaza Ambarrukmo
Plaza yang terletak di Jalan Laksda Adisucipto ini didirikan pada
tanggal 5 Maret 2006 yang merupakan mall terbesar dan terlengkap di
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Mall ini mempunyai
beberapa fasilitas bagi pengunjung antara lain mempunyai taman yang
asri lengkap dengan air mancur yang terletak di depan sisi timur gedung,
menyediakan layanan Customer Service bagi pengunjung maupun
penyewa, menyediakan 2 unit lift penumpang, 2 unit lift barang, 20 unit
escalator, 4 unit travelator, 2 unit smoking room, 1 unit baby's room,
mushola, loading dock dan toilet, minihall di setiap lantai, area parkir
luas yang dapat menampung sebanyak 1400 mobil dan 1500 sepeda
motor, sistem pengamanan 24 jam dengan fasilitas CCTV yang dipasang
disetiap tempat strategis, menyediakan Information Center dan ATM serta
menyediakan area pameran/event promosi.
50
Ambarukmo Plaza ini terdiri dari beberapa tenant, antara lain :
1. Tenant
a. Lower Ground
Fantasy Kingdom, Blueberry, Bakso Lapangan
Tembak, Shaga Fitness, Metrowealth International,
Leaves, Nokia Profesional Center, Franklin Corner, Sentra
Ponsel, Mulia Money Changer, Simura, Mie Menteng,
Ayam Goreng Hayam Wuruk, Loaf Land, Johny Andrean
Salon, Johny Andrean Salon, Bread Talk, Plaza Bohemia,
Prima Phone, D'Crepes, Chrystal time, Advance, Parsley
Bakery, Star Shine, Natlovers, Cosmetic, Perfect Health,
Baskin Robbins, Pondok Pujian, Mobiland, Mc Donald,
Mama Oven, Pempek Kamto, Omega Plus, Madato, Aowa,
Century Healthcare, Mr Baso, Rotiboy Bakeshoppe, Es
Teler 77, KIKO, E Cosway.
b. Ground Floor
Arithalia, Watch Club, Crisia, Bata, Vikari, Optik
Melawai, Chandra Gupta, ATM Boutique BCA, Elegance
Jewelry, Jesslyn K Cakes, Optik International, Faces
Young Style, Kentucky Fried Chicken, Johnson Shaw,
Belle Jewellery, Bellagio, Bellagio, Pizza Hut, Buccheri,
JM Optik, Otani, The Executive, Rose Diamond, Optik
51
Seis, One Device Digital, Orchid Flower Shop, Sweet
home, Ambarrukmo decor, Guardian Apotik, Fans
Accessories, Etude Cosmetics, Montana, Guess
Accessories, Polo Ralph Laurent, Valesya Leather, Fashion
Park, Felice Jewelry, Regina Crystal.
c. First Floor
Texas Fried Chicken, Contempo, Hammer, Semar
Jewelry, Kids 2 Kids, M-Gee, Chatelain, Sport Station,
Kids Station, Number 61, Le Monde, Timezone, Studio
One, Swagaya Photo, Calista Photo Studio, Samsonite,
Leova, Natasha Skin Care, O Smile/ Natasha, Logo, Monic
Rumah Butik, Tiara Cosmetic, Mode Collection,
Chatelain, Lavender, Walking Culture, Body n Soul, Posh
Boy, Stroberi, Artha Foto, Andre Valentino, Madonna
Accessories, Mineola, Cool Kids, Mannequin, Indy's
Room, Argenta Silver, Wacoal/ Lingerie Shop, Bossini,
Winneta, Elite outique, Johny Danuarta Salon, Vienna Fair
Lengerie, Simplicity & Graphis.
d. Second Floor
Innovation Store, Beverly Electronics, Planet Surf,
Graha XL, Metrostar computer, Gramedia, Bulletin Music,
Telkomsel, CV. Multintes, Casio, Manhattan, Topsy Salon,
52
Oke Shop, Lendis Sport, Fladeo, Komi Emporio, Cardinal,
Peach Boutique, Mom and Me, Art Shop, Adidas Dealer,
Batik Keris, Indo Music, House Of Mangos, Miami Beach,
Pesta 42, Bluza, Up 9, It's A Store, Perfumery/ Crsytal
Line.
e. Third Floor
Quali Restaurant, Disc Tarra, Athens Fried
Chicken, Red Bean, Mie Nusantara, Pastello Resto,
Solaria, Charmy Snow Ice, A & W, Peppermint, Cineplex
21, V Cafe, Snack Shop, Bonanza, Cool Station, Rumah
Kopi, Ichiban Crepes, Tora Bistro, Rice Bar, Christine
Gallery, Cheaper-cheaper, Sampurna Photo, Fitting Room,
Carrefour, Centro.
53
B. Galeria Mall
Mall Galeria yang berdiri pada tanggal 8 Desember 1995
diresmikan oleh Gubernur DIY Paku Alam VIII. Lokasi mall ini berada
di persimpangan Jalan Prof. Yohanes, Jalan Jendral Sudirman, Jalan
Urip Sumoharjo dan Jalan Dr.Wahidin Sudirohusodo.
Mall ini menyediakan berbagai fasilitas bagi pengunjung, antara
lain tempat parkir yang nyaman, Hotspot, minihall di setiap lantai, lift,
escalator, toilet, menyediakan area pameran/event promosi di lantai
dasar, CCTV, Keamanan, Mushola.
Adapun toko-toko yang tersedia, antara lain :
Kentucky Fried Chicken, Mie Nusantara, Plasma Food Corner,
Thousand Taste, Es Teller 77, M Photo Studio, Fantasia Games, Q,Pee,
Gold Mart, Matahari, Mangga Dua , How R U, Mentari Gordyn, Pesta
42, Rumah Warna, Stroberi, Toga Mas, Planet Surf , Manhattan, Beauty
Shop, The B Club, Rose Diamond, Mahkota, Jhony Andrean, It's A
Store, Surabaya Silver, Cool Kid, Excelso Cafe, Belagio, Donnini,
Rotelli, Giordano, The Athlete Foot, Gosh, Bee's, Optic Seis, NY Studio,
Daimaru, Guardian, Kassaya, Yoppie Salon, Wendy's, Glamour.
54
C. Malioboro Mall
Mall yang terletak di sisi kiri jalan Malioboro berlokasi di Jl.
Malioboro No. 52-58 yang berada di tengah kota Yogyakarta. Mall yang
berdiri tepatnya pada tanggal 27 November 1993 merupakan mall pertama
yang didirikan di Yogyakarta.
Fasilitas-fasilitas yang dimiliki Malioboro Mall adalah
umum, Keamanan, Mushola, Toilet, ATM,fasilitas connecting dengan
Hotel Ibis Malioboro, menyediakan area pameran event promosi.
eskalator, telepon umum.
Dengan berbagai tenant yang ada, mal ini memberikan berbagai
pilihan akan jenis produk yakni :
1. Tenant
a. Lower Ground
Hero Supermarket, Guardian, Mie Menteng, Nokia
Priority, Century, Disc Tara, Johnny Andrean, Periplus,
Dagadu.
b. Upper Ground
Cool & Popeye, Posh Boy, CK, Gosh, Emporium,
Buccheri Shoes, Winneta, Lea Jeans, Madonna, Rotelli, Lily
Kasoem, Le Sands, Guess, Lee Cooper, Optik Tunggal, Osim,
55
Optik Melawai, Shoeline, Optik Seis, Planet Sports, Hammer,
Mc. Donald's, Fashion Spot, Oke Shop.
c. First Floor
Sport Station, Es Teller 77, Crisia, Artha Photo, Golf
House, Bulletin, Nautica, Sepatu Bata, The Executive, Polo,
Giordano, C & F, Kafe Excelso, Salon Rudi Hadisuwarno,
Texas, Time Place, Cool & Popeye, Matahari.
d. Second Floor
Pizza Hut, Beverly, Shaga Fitness, Bellagio, Osh Kosh
B'Gosh, Pesta 42, The Athlete's Foot, Mie Nusantara, Kidz
Station, Reebok, M-Photo Studio, Planet Surf, Matahari.
e. Third Floor
Food Point, KFC, Fun World, Matahari.
56
D. Ramai Mall
Sejarah Ramai Family Mall berawal dari sebuah toko kecil milik
warga Jepang dengan nama "Toko Chioda" yang dibeli oleh Mulyono
Tjipto Raharjo dengan memakai nama "Tjin Tay Kongsi". Pada tanggal 1
Januari 1952 berubah nama menjadi "Firma Ramai" dan mulai tanggal 20
September 1957 berubah menjadi CV. Toko Ramai. Kemudian setelah
mengalami beberapa perubahan dan renovasi, akhirnya berubah menjadi
PT. Ramai Putrasejahtera/Ramai Family Mall yang dipimpin Sadana
Mulyono sebagai Direktur Utama dan Soeharto sebagai Direktur.
Ramai Family Mal ini berada di Jl. A. Yani No. 73 di ujung
selatan Malioboro Yogyakarta. Mall ini memiliki supermarket, departemen
store, tempat bermain anak-anak dan pujasera (pusat jajan serba ada),
menyediakan sewa tempat dan gondola, selain itu beberapa toko/showroom
antara lain Kids Fun, Jogja Komputer Market, Pusat Hand Phone, Es Teler
77, Dunkin Donuts, California Fried Chicken, Kentucky Fried Chicken,
Calista Digital Fotografi, Paparon Pizza, Sepatu Bata, Toko kaset Bulletin,
Iwan Fashion, Alfa Media, Leera Optic, Salon Martha, Jhony Andrean.
Fasilitas yang ditawarkan oleh mall ini antara lain tempat parkir,
telpon umum, escalator, layanan ATM, satpam, toilet dan menyediakan
area pameran event promosi.
57
BAB V
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menganalisis data yang telah terkumpul dan
melakukan pembahasan. Data yang terkumpul tersebut merupakan hasil jawaban
responden yang saya peroleh dari kuesioner yang diberikan kepada konsumen.
A. Deskripsi Data
Untuk mengetahui gambaran umum responden, maka penulis
menguraikan data-data maupun informasi identitas responden khusus pria
yakni sebagai berikut :
1. Analisis Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Belanja
Berdasarkan frekuensi belanja, maka responden dapat
dilihat pada tabel V.1 sebagai berikut :
Tabel V.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Belanja
Frekuensi Jumlah Persen (%)
1 kali
2 kali
3 kali
4 kali
> 4 kali
7
42
27
40
4
5,8
35,0
22,5
33,3
3,3
Total 120 100,0
Sumber : Lampiran
58
Berdasarkan tabel V.1 tersebut dapat dilihat bahwa dari
120 responden yang diambil sebagai sampel menunjukkan
sebanyak 7 orang atau sekitar 5,8% berbelanja sekali dalam
sebulan, sebanyak 42 orang atau sekitar 35,0% berbelanja dua kali
dalam sebulan, sebanyak 27 orang atau sekitar 22,5% berbelanja
tiga kali dalam sebulan, sebanyak 40 orang atau sekitar 33,3%
berbelanja empat kali dalam sebulan, dan sebanyak 4 orang atau
sekitar 3,3% berbelanja lebih dari empat kali dalam sebulan. Jadi
sebagian besar responden berbelanja sebanyak dua sampai empat
dalam satu bulan.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Belanja
Berdasarkan lama belanja, maka responden dapat dilihat
pada tabel V.2 sebagai berikut :
Tabel V.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Belanja
Lama Belanja Jumlah Persentase (%)
1 jam
2 jam
3 jam
4 jam
> 4 jam
43
45
32
0
0
35,8
37,5
26,7
0,0
0,0
Total 120 100,0
Sumber : Lampiran
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 120
responden yang diambil sebagai sampel menunjukkan sebanyak
43 orang atau sekitar 35,8% berbelanja selama satu jam, sebanyak
59
45 orang atau sekitar 37,5% berbelanja selama dua jam, sebanyak
32 orang atau sekitar 26,7% berbelanja selama tiga jam, dan tidak
ada yang berbelanja selama empat jam atau lebih. Jadi sebagian
besar responden berbelanja satu sampai dua jam.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Uang yang
Dibelanjakan
Berdasarkan jumlah uang yang dibelanjakan, maka
responden dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel V.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Uang yang
Dibelanjakan
Jumlah Uang yang Dibelanjakan Jumlah Persentase (%)
< Rp 100.000
Rp 100.000 – Rp 300.000
Rp 300.000 – Rp 500.000
> Rp 500.000
20
30
49
21
16,7
25,0
40,8
17,5
Total 120 100,0
Sumber : Lampiran
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 120
responden yang diambil sebagai sampel menunjukkan sebanyak
20 orang atau sekitar 16,7% berbelanja kurang dari Rp 100.000,
sebanyak 30 orang atau sekitar 25,0% berbelanja antara Rp
100.000 sampai dengan Rp 300.000, sebanyak 49 orang atau
sekitar 40,8% berbelanja antara Rp 300.000 sampai dengan Rp
500.000, dan sebanyak 21 orang atau sekitar 17,5% berbelanja
60
antara lebih dari Rp 500.000. Jadi sebagian besar responden
berbelanja antara Rp 100.000 sampai dengan Rp 500.000.
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas Sosial
Kelompok sosial pria dapat dinyatakan dengan indikator
yakni pendapatan pria dibagi menjadi rendah, sedang, dan tinggi.
Berdasarkan kelas social, maka responden dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel V.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas Sosial
Kelas Sosial Jumlah Persentase (%)
Rendah
Sedang
Tinggi
50
36
34
41,7
30,0
28,3
Total 120 100,0
Sumber : Lampiran
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 120
responden yang diambil sebagai sampel menunjukkan sebanyak
50 orang atau sekitar 41,7 dari kelas sosial yang rendah, sebanyak
36 orang atau sekitar 30,0 dari kelas sosial yang sedang, dan
sebanyak 34 orang atau sekitar 28,3 dari kelas sosial yang tinggi.
Jadi sebagian besar responden berasal dari kelas sosial yang
rendah.
61
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Status perkawinan dikelompokkan menjadi tiga kategori
yaitu lajang, menikah, dan menikah dan telah mempunyai anak.
Berdasarkan status perkawinan, maka responden dapat dilihat
pada tabel V.5 sebagai berikut :
Tabel V.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Status Perkawinan Jumlah Persentase (%)
Lajang
Menikah
Menikah dan Punya Anak
46
39
35
38,3
32,5
29,2
Total 120 100,0
Sumber : Lampiran
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 120
responden yang diambil sebagai sampel menunjukkan sebanyak
46 orang atau sekitar 38,3 masih lajang, sebanyak 39 orang atau
sekitar 32,5 sudah menikah, dan sebanyak 35 orang atau sekitar
29,2 telah menikah dan sudah mempunyai anak. Jadi sebagian
besar responden adalah masih lajang.
2. Identitas Responden Pria
a. Usia
Usia responden dibagi menjadi 5, adapun jumlah dan
presentase ditunjukkan dalam tabel di bawah ini :
62
Tabel V.6
Profil Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase %
< 20 2 1,67 %
20 – 30 55 45,83 %
31 – 40 49 40,83 %
41 – 50 13 10,83 %
> 50 1 0,83 %
Total 120 100 %
Sumber : Lampiran
Tabel diatas menunjukkan bahwa usia responden dengan
presentase tertinggi sebesar 45,83% adalah usia 20 – 30 sebanyak
55 orang.
b. Pekerjaan
Adapun persentase tiap pekerjaan dalam tabel adalah
sebagai berikut :
Tabel V.7
Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Persentase %
P.Negeri/PNS 16 13,3 %
P.Swasta 35 29,17 %
Pelajar/Mahasiswa 22 18,33 %
Dokter 0 0 %
Pengacara 0 0 %
TNI/Polri 0 0 %
Petani 0 0 %
Wiraswasta 29 24,17 %
Lain-lain 18 15%
Total 120 100 %
Sumber : Lampiran
Tabel diatas menunjukkan bahwa pekerjaan responden
dengan presentase terbesar yakni pegawai swasta sebesar 29,17%
sebanyak 35 orang.
63
c. Pendapatan
Pendapatan responden terdiri atas 3 komponen yakni
responden yang dikelompokkan dalam tabel berikut ini :
Tabel V.8
Profil Responden Berdasarkan Pendapatan
Pendapatan Jumlah Persentase %
< Rp 3.000.000 50 41,7
3.000.000 – 5.000.000 36 30,0
> Rp 5.000.000 34 28,3
Total 120 100 %
Sumber : Lampiran
Tabel diatas menunjukkan bahwa pendapatan responden
dengan presentase terbesar yaitu 41,7 % dengan pendapatan
kurang dari Rp 3.000.000 sebanyak 50 orang.
d. Mall yang dikunjungi
Mall yang dikunjungi oleh responden terdiri atas 4 yang
berada di Yogyakarta, antara lain mall yang dikelompokkan
dalam tabel berikut ini :
Tabel V.9
Profil Responden Berdasarkan Mall Yang Dikunjungi
Mall Jumlah Persentase %
Ambarukmo Plaza 30 25 %
Galleria Mall 30 25 %
Malioboro Mall 30 25 %
Ramai Mall 30 25 %
Total 120 100 %
Sumber : Lampiran
Tabel diatas menunjukkan bahwa mall yang dikunjungi
responden memiliki presentase yang sama besarnya yakni 25%.
64
Perolehan data dengan presentase yang sama disebabkan karena
penulis menggunakan purposive quota sampling dengan tiap
mall mengambil responden sebanyak 30 orang.
e. Produk yang dibeli antara lain kebutuhan rumah tangga,
perlengkapan rumah tangga, keperluan pribadi, kebutuhan
pribadi, pakaian, baju, celana.
B. Pengujian Instrumen
Analisis yang digunkan dalam penelitian ini yakni menggunakan
analisis faktor. Dalam pengujian ini validitas dilakukan oleh analisis factor
dan uji validasi oleh penelitian sebelumnya. Dalam hal ini variety seeking
sudah divalidasi jadi tidak perlu dilakukan pengujian lagi. Analisis faktor
merupakan analisis statistik yang bertujuan untuk mengidentifikasi,
mengelompokkan, dan meringkas factor-faktor yang merupakn dimensi
suatu variabel, definisi dan sebuah fenomena tertentu (Nugroho, 2005 : 91).
Kevalidan suatu item pertanyaan dapat ditentukan dengan
menggunakan pengukuran KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) yang menunjukkan
suatu pengukuran homogenitas dari variabel-variabel penelitian. Semakin
tinggi nilai KMO semakin valid suatu item pertanyaan. Batas ukuran
validitas menurut Kaiser dan Rice (1974) yang dikutip oleh Sharma (1996)
menyatakan bahwa nilai KMO sebesar 0,50 baik positif maupun negatif
masih dapat ditoleransi untuk diterima sebagai instrument penelitian.
Disamping itu menurut Cronbrach (1951) menyatakan bahwa koefisien
65
lebih dari 0,30 dianggap valid. Reliablitas dapat diukur dengan
mngguanakan koefisien Cronbach Alpha yang dihasilkan dari analisis
factor. Instrument penelitian handal apabila hasil pengujian menunjukkan
alpha lebih besar dari 0,7 (Sekaran, 1992). Hasil pengujian realibilitas
dalam penelitian ini sebesar 0,77. Hal ini dapat dijelaskan karena penelitian
terdahulu yang direplikasi dari Van Trijp, Hoyer, dan Inman (1996).
Namun secara keselruhan dapat dikatakan bahwa instrument ini handal.
Semakin tinggi koefisien atau semakin mendekati 1, semakin baik
instrumen pengukuran. Penelitian yang baik apabila nilai Cronbach Alpha
semakin mendekati nilai 1. Sekaran mengkategorikan nilai Cronbach Alpha
sebagai berikut:
Cronbach Alpha 0,8 – 1,0 : reliabilitas baik
Cronbach Alpha 0,6 – 0,79 : reliabilitas diterima
Cronbach Alpha < 0,6 : reliabilitas buruk
(Sumber : Shellyana dan Dharmmesta, 2002)
C. Analisis Data
Analisis data penelitian ini menggunakan analisis linier regresi
berganda. Dalam analisis regresi terdapat beberapa asumsi yang harus
dipenuhi sehingga persamaan regresi yang dihasilkan akan valid. Adapun
uji asumsi klasik yang digunakan adalah multikolonieritas,
heteroskedastisitas, normalitas.
66
1. Analisis Regresi terhadap Frekuensi Berbelanja
a. Uji Asumsi Klasik
i. Uji Asumsi Multikolinieritas
Dalam penelitian ini, asumsi multikolinieritas diuji
dengan metode VIF. Hasil uji multikolinieritas dengan
toleransi value dan nilai variance inflation factor (VIF)
adalah sebagai berikut :
Tabel V.10
Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Penelitian
Variabel VIF
Kelas Sosial
Status Perkawinan
Variety Seeking
Suasana
Pelayanan
Harga
Kelengkapan Produk
Lokasi
1,081
1,029
2,044
2,899
3,662
2,784
3,784
2,157
Sumber : Lampiran
Berdasarkan tabel di atas dapat dijabarkan bahwa nilai
VIF dari variabel penelitian kurang dari 10 dan mempunyai
tingkat toleransi yang lebih besar dari 0,05 sehingga model
regresi tersebut tidak terdapat mutikolinearitas.
67
ii. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini
menggunakan grafik scatterplot antara Z prediction
(ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu X = Y
hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan
variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi - Y riil).
Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar
V.1 berikut ini :
Gambar V.1
Grafik Scatter untuk Uji Heteroskedastistas
Berdasarkan uji Heteroskedastisitas pada gambar di
atas dapat dilihat bahwa titik-titik tersebar secara acak tanpa
Scatterplot
Dependent Variable: Frekuensi Belanja
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3
Re
gre
ssio
n S
tude
ntiz
ed
Re
sid
ua
l
3
2
1
0
-1
-2
-3
68
mengikuti pola tertentu sehingga dapat disimpulkan tidak
terjadi penyimpangan asumsi bebas Heteroskedastisitas.
iii. Uji Asumsi Normalitas
Dalam penelitian ini, normalitas diuji dengan
menggunakan membandingkan antara data riil/nyata dengan
garis kurva yang terbentuk, apakah mendekati normal atau
memang normal sama sekali. Berikut ini adalah gambar
grafik untuk uji normalitas.
Gambar V.2
Scatter plot
Berdasarkan Gambar di atas dapat dilihat bahwa data
observasi berada di sekitar garis diagonal, ini berarti bahwa
model mempunyai data dengan distribusi normal.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Frekuensi Belanja
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Expe
cted
Cum
Pro
b
1.00
.75
.50
.25
0.00
69
b. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu variabel
kelas sosial, status perkawinan, variety seeking, suasana,
pelayanan, harga, kelengkapan dan lokasi terhadap variabel terikat
yaitu frekuensi belanja, maka dipergunakan uji t.
Dari Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS for
Windows ver 15 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel V.11
Nilai Koefisien Regresi dan Hasil Uji t terhadap Frekuensi
Berbelanja
(Constant) -4.140 -7.820
Kelas Sosial -0.119 -0.096 -1.770
Status Perkawinan -0.263 -0.210 -3.973**
Variety Seeking 0.262 0.131 1.755
Suasana 0.410 0.227 2.561**
Pelayanan 0.075 0.039 0.396
Harga -0.181 -0.111 -1.280
Kelengkapan Produk 0.775 0.424 4.187**
Lokasi 0.458 0.259 3.393**
Koefisien Regresi Beta Koefisien Standar Beta T-hitungVariabel
** Signifikan pada p-value < 0,05
*Signifikan pada p-value < 0,01
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh persamaan regresi berganda
yaitu sebagai berikut :
Y1 = -4,140 – 0,119 X1 – 0,263 X2 + 0,262 X3 + 0,410 X4 + 0,075
X5 - 0,181 X6 + 0,775 X7 + 0,458 X8
70
Perhitungan regresi dummy sama dengan regresi linier berganda.
Persamaan regresi dummy diatas adalah :
Y1 = -4,140 – 0,119 D1 – 0,263 D2 + 0,262 X3 + 0,410 X4 + 0,075
X5 - 0,181 X6 + 0,775 X7 + 0,458 X8
Karena dummy pada D1 tersebut nilai 1 adalah tinggi dan nilai 0
adalah sedang dan rendah, maka persamaan diatas dapat dijabarkan
menjadi dua persamaan yaitu :
a. Untuk kelas social tinggi :
Y1 = -4,140 – 0,119 – 0,263 X2 + 0,262 X3 + 0,410 X4 + 0,075
X5 - 0,181 X6 + 0,775 X7 + 0,458 X8 atau
Y1 = -4,259 – 0,263 X2 + 0,262 X3 + 0,410 X4 + 0,075 X5 - 0,181
X6 + 0,775 X7 + 0,458 X8
b. Untuk kelas social sedang dan rendah:
Y1 = -4,140 – 0,263 X2 + 0,262 X3 + 0,410 X4 + 0,075 X5 -
0,181 X6 + 0,775 X7 + 0,458 X8
Jadi yang membedakan pada interceptnya. Pada kelas social sedang
dan rendah, frekuensi pria belanja sudah dimulai pada nilai -4,140
sedangkan pada kelas social tinggi adalah -4,259 atau selalu ada selisih
sebesar 0,119 pada setiap frekuensi belanja yang sama. Jadi tidak ada
perbedaan variabel kelas social terhadap frekuensi belanja.
71
Karena dummy pada D2 tersebut nilai 1 adalah lajang dan nilai 0
adalah menikah, maka persamaan diatas dapat dijabarkan menjadi dua
persamaan yaitu :
a. Untuk pria lajang :
Y1 = -4,140 – 0,119X1 – 0,263 + 0,262 X3 + 0,410 X4 + 0,075 X5
- 0,181 X6 + 0,775 X7 + 0,458 X8 atau
Y1 = -4,403 – 0,119X1 + 0,262 X3 + 0,410 X4 + 0,075 X5 - 0,181
X6 + 0,775 X7 + 0,458 X8
b. Untuk pria menikah:
Y1 = -4,140 – 0,119X1 + 0,262 X3 + 0,410 X4 + 0,075 X5 -
0,181 X6 + 0,775 X7 + 0,458 X8
Jadi yang membedakan pada interceptnya. Pada status perkawinan
untuk pria yang sudah menikah, frekuensi pria belanja sudah dimulai
pada nilai -4,140 sedangkan pada pria lajang adalah -4,403 atau selalu
ada selisih sebesar 0,263 pada setiap frekuensi belanja yang sama. Jadi
tidak ada perbedaan variabel status perkawinan terhadap frekuensi pria
berbelanja.
c. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar persentase sumbangan variabel independen secara
serentak terhadap variabel dependen. Dari hasil perhitungan dan
pengujian menggunakan SPSS versi 15,0, diketahui R square adalah
72
0,699 atau 69,9%. Hal ini berarti besar persentase sumbangan
pengaruh dari variabel kelas sosial, status perkawinan, variety seeking,
suasana, pelayanan, harga, kelengkapan dan lokasi terhadap frekuensi
belanja adalah 69,9% sedangkan sisanya 30,1% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti.
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa :
a. Variabel kelas sosial mempunyai t hitung sebesar -1,770, maka
diterima. Hal ini berarti kelas sosial tidak berpengaruh
signifikan terhadap frekuensi belanja, sehingga hipotesis 1a.1
ditolak. Dengan demikian semakin rendah kelas sosial pria,
semakin sering frekuensi berbelanja tidak didukung data.
Pada hipotesis ini tidak didukung oleh data karena tidak ada
pengaruh yang dominan antar kelas sosial terhadap frekuensi
belanja, seperti kelas sosial yang rendah berimplikasi jarang
berbelanja sebaliknya kelas sosial tinggi cenderung untuk sering
berbelanja.
b. Variabel status perkawinan mempunyai t hitung sebesar -3,973, t
hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
status perkawinan berpengaruh signifikan terhadap frekuensi
belanja sehingga hipotesis 1a.2 diterima. Dengan demikian pria
yang berstatus lajang lebih sering berbelanja daripada pria yang
sudah menikah didukung data.
73
c. Variabel variety seeking mempunyai t hitung sebesar 1,755 maka
H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti variety seeking tidak
berpengaruh signifikan terhadap frekuensi belanja sehingga
hipotesis 1a.3 ditolak. Dengan demikian semakin tinggi tingkat
variety seeking, semakin sering frekuensi pria berbelanja tidak
didukung data.
Pada hipotesis ini tidak didukung oleh data karena perilaku ini
tidak berdampak terhadap seringnya frekuensi belanja.
d. Variabel suasana mempunyai t hitung sebesar 2,561 yang lebih
besar dari 1,9803 atau t hitung > t tabel, maka Ha diterima. Hal ini
berarti suasana berpengaruh terhadap frekuensi belanja. Suasana
yang lebih nyaman akan menarik konsumen untuk sering
berbelanja, demikian juga suasana yang cenderung kurang
nyaman juga akan membuat konsumen enggan untuk kembali
berbelanja.
e. Variabel pelayanan mempunyai t hitung sebesar 0,396 yang lebih
kecil dari 1,9803 atau t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha
ditolak. Hal ini berarti pelayanan tidak berpengaruh signifikan
terhadap frekuensi belanja.
Pada variabel ini tidak signifikan karena variabel ini bukan faktor
dominan dan terpenting dalam frekuensi pria dalam belanja.
74
f. Variabel harga mempunyai t hitung sebesar -1,280, maka H0
diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti harga tidak berpengaruh
signifikan terhadap frekuensi belanja.
Pada variabel ini tidak signifikan karena semakin murah harga
yang ditawarkan belum tentu mendorong konsumen sering
berbelanja pula.
g. Variabel kelengkapan produk mempunyai t hitung sebesar 4,187
yang lebih besar dari 1,9803 atau t hitung > t tabel, maka Ha
diterima. Hal ini berarti kelengkapan produk berpengaruh
terhadap frekuensi belanja. Semakin lengkap produk yang dijual
maka konsumen cenderung akan semakin sering berbelanja.
h. Variabel lokasi mempunyai t hitung sebesar 3,393 yang lebih
besar dari 1,9803 atau t hitung > t tabel, maka Ha diterima. Hal ini
berarti lokasi berpengaruh terhadap frekuensi belanja. Lokasi
yang mudah dijangkau dan strategis akan menyebabkan
konsumen menjadi lebih sering berbelanja.
Hipotesis 2a :
Pada hipotesis 2.a. ini yang berpengaruh terhadap
frekuensi pria belanja hanya variabel suasana yang bersih dan
nyaman, produk yang lengkap, dan lokasi strategis.
75
2. Regresi terhadap Lama Berbelanja
a. Asumsi Klasik
i. Uji Asumsi Multikolinieritas
Dalam penelitian ini, asumsi multikolinieritas diuji dengan metode
VIF. Hasil uji multikolinieritas dengan toleransi value dan nilai
variance inflation factor (VIF) adalah sebagai berikut :
Tabel V.12
Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Penelitian
Variabel VIF
Kelas Sosial
Status Perkawinan
Variety Seeking
Suasana
Pelayanan
Harga
Kelengkapan Produk
Lokasi
1,081
1,029
2,044
2,899
3,662
2,784
3,784
2,157
Sumber : Lampiran
Berdasarkan tabel di atas dapat dijabarkan bahwa nilai VIF
dari variabel penelitian kurang dari 10 dan mempunyai tingkat
toleransi yang lebih besar dari 0,05 sehingga model regresi
tersebut tidak terdapat mutikolinearitas.
76
ii. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan
grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan
variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya
(SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi - Y
riil).
Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar V.3
sebagai berikut :
Gambar V.3
Grafik Scatter untuk Uji Heteroskedastistas
Berdasarkan uji Heteroskedastisitas pada gambar di atas
dapat dilihat bahwa titik-titik tersebar secara acak tanpa mengikuti
pola tertentu sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
penyimpangan asumsi bebas Heteroskedastisitas.
Scatterplot
Dependent Variable: Lama Belanja
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3
Re
gre
ssio
n S
tude
ntiz
ed
Re
sid
ua
l
3
2
1
0
-1
-2
-3
77
iii. Uji Asumsi Normalitas
Dalam penelitian ini, normalitas diuji dengan
menggunakan membandingkan antara data riil/nyata dengan garis
kurva yang terbentuk, apakah mendekati normal atau memang
normal sama sekali. Berikut ini adalah gambar grafik untuk uji
normalitas.
Gambar V.4
Scatter plot
Berdasarkan Gambar di atas dapat dilihat bahwa data
observasi berada di sekitar garis diagonal, ini berarti bahwa model
mempunyai data dengan distribusi normal.
b. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu variabel
kelas sosial, status perkawinan, variety seeking, suasana, pelayanan,
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Lama Belanja
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Expe
cted
Cum
Prob
1.00
.75
.50
.25
0.00
78
harga, kelengkapan dan lokasi terhadap variabel terikat yaitu lama
belanja, maka dipergunakan uji t.
Dari Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS for
Windows ver 15 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel V.13
Nilai Koefisien Regresi dan Hasil Uji t terhadap Lama Berbelanja
(Constant) -3.539 -7.419
Kelas Sosial 0.246 0.259 4.082**
Status Perkawinan 0.172 0.179 2.891**
Variety Seeking 0.331 0.215 2.464**
Suasana 0.094 0.068 0.652
Pelayanan 0.065 0.045 0.385
Harga 0.170 0.136 1.334
Kelengkapan Produk 0.436 0.310 2.613**
Lokasi -0.028 -0.020 -0.227
Variabel Koefisien Standar Beta T-hitungKoefisien Regresi Beta
** Signifikan pada p-value < 0,05
*Signifikan pada p-value < 0,01
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh persamaan regresi berganda yaitu
sebagai berikut :
Y2 = -3,539 + 0,246 X1 + 0,172 X2 + 0,331 X3 + 0,094 X4 +
0,065 X5 + 0,170X6 + 0,436 X7 - 0,028X8
Perhitungan regresi dummy sama dengan regresi linier berganda.
Persamaan regresi dummy diatas adalah :
Y2 = -3,539 + 0,246 X1 + 0,172 X2 + 0,331 X3 + 0,094 X4 +
0,065 X5 + 0,170X6 + 0,436 X7 - 0,028X8
79
Karena dummy pada D1 tersebut nilai 1 adalah tinggi dan nilai 0
adalah sedang dan rendah, maka persamaan diatas dapat dijabarkan
menjadi dua persamaan yaitu :
a. Untuk kelas social tinggi :
Y2 = -3,539 + 0,246 + 0,172 X2 + 0,331 X3 + 0,094 X4 + 0,065
X5 + 0,170X6 + 0,436 X7 - 0,028X8 atau
Y2 = -3,293 + 0,172 X2 + 0,331 X3 + 0,094 X4 + 0,065
X5 + 0,170X6 + 0,436 X7 - 0,028X8
b. Untuk kelas social sedang dan rendah:
Y2 = -3,539 + 0,172 X2 + 0,331 X3 + 0,094 X4 + 0,065 X5
+ 0,170X6 + 0,436 X7 - 0,028X8
Jadi yang membedakan pada interceptnya. Pada kelas social sedang
dan rendah, lama pria belanja sudah dimulai pada nilai -3,539
sedangkan pada kelas social tinggi adalah -3,293 atau selalu ada selisih
sebesar 0,246 pada setiap frekuensi belanja yang sama. Jadi tidak ada
perbedaan variabel kelas social terhadap lama belanja.
Karena dummy pada D2 tersebut nilai 1 adalah lajang dan nilai 0
adalah menikah, maka persamaan diatas dapat dijabarkan menjadi dua
persamaan yaitu :
a. Untuk pria lajang :
Y2 = -3,539 + 0,246X1 + 0,172 + 0,331 X3 + 0,094 X4 + 0,065 X5
+ 0,170X6 + 0,436 X7 - 0,028X8 atau
80
Y2 = -3,367 +0,246X1 + 0,331 X3 + 0,094 X4 + 0,065
X5 + 0,170X6 + 0,436 X7 - 0,028X8
b. Untuk pria menikah:
Y2 = -3,539 + 0,246X1 + 0,331 X3 + 0,094 X4 + 0,065 X5
+ 0,170X6 + 0,436 X7 - 0,028X8 atau
Jadi yang membedakan pada interceptnya. Pada status perkawinan
untuk pria yang sudah menikah, lama pria belanja sudah dimulai pada
nilai -3,539 sedangkan pada pria lajang adalah -3,367 atau selalu ada
selisih sebesar 0,172 pada setiap lama belanja yang sama. Jadi tidak
ada perbedaan variabel status perkawinan terhadap lama pria
berbelanja.
c. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar persentase sumbangan variabel independen secara
serentak terhadap variabel dependen. Dari hasil perhitungan dan
pengujian menggunakan SPSS versi 15,0, diketahui R square adalah
0,586 atau 58,6%. Hal ini berarti sumbangan pengaruh dari variabel
kelas sosial, status perkawinan, variety seeking, suasana, pelayanan,
harga, kelengkapan dan lokasi terhadap lama belanja adalah 58,6%
sedangkan sisanya 41,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti.
81
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa :
a. Variabel kelas sosial mempunyai t hitung sebesar 4,082 maka
Ha diterima. Hal ini berarti kelas sosial berpengaruh terhadap
lama belanja sehingga hipotesis 1b.1 diterima. Dengan
demikian hipotesis ini semakin rendah kelas sosial pria,
semakin lama waktu yang dihabiskan untuk berbelanja
didukung data.
b. Variabel status perkawinan mempunyai t hitung sebesar 2,891
yang lebih besar dari 1,9803 atau t hitung > t tabel, maka Ha
diterima. Hal ini berarti status perkawinan berpengaruh
terhadap lama belanja sehingga hipotesis 1b.2 diterima. Dengan
demikian 1b.2 pria yang berstatus lajang lebih lama berbelanja
daripada pria yang sudah menikah didukung data.
c. Variabel variety seeking mempunyai t hitung sebesar 2,464
yang lebih besar dari 1,9803 atau t hitung > t tabel, maka H0
ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti variety seeking
berpengaruh terhadap lama belanja sehingga hipotesis 1b.3
diterima. Dengan demikian hipotesis 1b.3 yang menyatakan
semakin tinggi tingkat variety seeking, semakin lama pria
berbelanja didukung data.
d. Variabel suasana mempunyai t hitung sebesar 0,516 maka H0
diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti suasana tidak
berpengaruh signifikan terhadap lama berbelanja.
82
Pada variabel ini tidak signifikan karena semakin
menyenangkan suasana mall tersebut tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap lama konsumen berbelanja.
e. Variabel pelayanan mempunyai t hitung sebesar 0,396 maka H0
diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti pelayanan tidak
berpengaruh signifikan terhadap lama belanja.
Pada variabel ini tidak signifikan karena pelayanan bukan
merupakan variabel dominan terhadap lama belanja.
f. Variabel harga mempunyai t hitung sebesar 1,334 maka H0
diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti harga tidak berpengaruh
signifikan terhadap lama belanja.
Pada variabel ini tidak signifikan karena semakin murah harga
yang ditawarkan belum tentu akan berpengaruh positif terhadap
lama konsumen belanja.
g. Variabel kelengkapan produk mempunyai t hitung sebesar
2,613 maka Ha diterima. Hal ini berarti kelengkapan produk
berpengaruh terhadap lama belanja. Semakin lengkap produk
yang dijual maka konsumen cenderung akan semakin lama
berbelanja, demikian juga sebaliknya semakin sedikit
kelengkapan produknya juga akan membuat konsumen semakin
cepat waktu untuk berbelanja.
83
h. Variabel lokasi mempunyai t hitung sebesar -0,227 maka H0
diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti lokasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap lama belanja.
Pada variabel ini tidak signifikan karena lokasi yang strategis
bukan merupakan variabel yang dominan dalam mempengaruhi
lama konsumen belanja.
Hipotesis 2.b. :
Pada hipotesis ini yang berpengaruh terhadap lamanya pria
berbelanja hanya kelengkapan produk, karena semakin lengkap
produk yang dijual maka konsumen cenderung akan semakin lama
berbelanja. Sedangkan variabel suasana, pelayanan, harga dan
lokasi tidak berpengaruh terhadap lama belanja.
c. Regresi terhadap Jumlah Uang yang Dibelanjakan
a. Uji Asumsi Klasik
i. Uji Asumsi Multikolinieritas
Dalam penelitian ini, asumsi multikolinieritas diuji dengan
metode VIF. Hasil uji multikolinieritas dengan toleransi
value dan nilai variance inflation factor (VIF) adalah
sebagai berikut :
84
Tabel V.14
Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Penelitian
Variabel VIF
Kelas Sosial
Status Perkawinan
Variety Seeking
Suasana
Pelayanan
Harga
Kelengkapan Produk
Lokasi
1,081
1,029
2,044
2,899
3,662
2,784
3,784
2,157
Sumber : Lampiran
Berdasarkan tabel di atas dapat dijabarkan bahwa nilai VIF
dari variabel penelitian kurang dari 10 dan mempunyai tingkat
toleransi yang lebih besar dari 0,05 sehingga model regresi
tersebut tidak terdapat mutikolinearitas.
ii. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan
grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan
variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya
(SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi - Y
riil).
85
Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar V.5
berikut ini :
Gambar V.5
Grafik Scatter untuk Uji Heteroskedastistas
Berdasarkan uji Heteroskedastisitas pada gambar di atas
dapat dilihat bahwa titik-titik tersebar secara acak tanpa mengikuti
pola tertentu sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
penyimpangan asumsi bebas Heteroskedastisitas.
iii. Uji Asumsi Normalitas
Dalam penelitian ini, normalitas diuji dengan
menggunakan membandingkan antara data riil/nyata dengan garis
kurva yang terbentuk, apakah mendekati normal atau memang
normal sama sekali. Berikut ini adalah gambar grafik untuk uji
normalitas.
Scatterplot
Dependent Variable: Jml Uang yang Dibelanjakan
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3
Re
gre
ssio
n S
tude
ntiz
ed
Re
sid
ual
3
2
1
0
-1
-2
-3
86
Gambar V.6
Scatter plot
Berdasarkan Gambar di atas dapat dilihat bahwa data
observasi berada di sekitar garis diagonal, ini berarti bahwa model
mempunyai data dengan distribusi normal.
b. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu variabel
kelas sosial, status perkawinan, variety seeking, suasana,
pelayanan, harga, kelengkapan dan lokasi terhadap variabel terikat
yaitu jumlah uang yang dibelanjakan, maka dipergunakan uji t.
Dari Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS for
Windows ver 15 diperoleh hasil sebagai berikut :
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Jml Uang yang Dibelanjakan
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Expe
cted
Cum
Pro
b
1.00
.75
.50
.25
0.00
87
Tabel V.15
Nilai Koefisien Regresi dan Hasil Uji t terhadap Jumlah Uang
yang Dibelanjakan
(Constant) -4.462 -9.094
Kelas Sosial 0.228 0.196 3.673**
Status Perkawinan -0.017 0.015 -0.281
Variety Seeking 0.008 0.004 0.059
Suasana 0.242 0.143 1.632
Pelayanan 0.187 0.105 1.073
Harga 0.173 0.113 1.322
Kelengkapan Produk 0.447 0.260 2.608**
Lokasi 0.474 0.285 3.787**
Variabel Koefisien Standar Beta T-hitungKoefisien Regresi Beta
** Signifikan pada p-value < 0,05
*Signifikan pada p-value < 0,01
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh persamaan regresi berganda yaitu
sebagai berikut :
Y3 = -4,462 + 0,228 X1 - 0,017 X2 + 0,008 X3 + 0,242 X4 +
0,187X5 + 0,173 X6+ 0,447 X7+ 0,474 X8
Perhitungan regresi dummy sama dengan regresi linier berganda.
Persamaan regresi dummy diatas adalah :
Y3 = -4,462 + 0,228 D1 - 0,017 D2 + 0,008 X3 + 0,242 X4 +
0,187X5 + 0,173 X6+ 0,447 X7+ 0,474 X8
Karena dummy pada D1 tersebut nilai 1 adalah tinggi dan nilai 0
adalah sedang dan rendah, maka persamaan diatas dapat dijabarkan
menjadi dua persamaan yaitu :
88
a. Untuk kelas social tinggi :
Y3 = -4,462 + 0,228 - 0,017 X2 + 0,008 X3 + 0,242 X4 + 0,187X5
+ 0,173 X6+ 0,447 X7+ 0,474 X8 atau
Y3 = -4,234 - 0,017 X2 + 0,008 X3 + 0,242 X4 + 0,187X5 + 0,173
X6+ 0,447 X7+ 0,474 X8
b. Untuk kelas social sedang dan rendah:
Y3 = -4,462 - 0,017 X2 + 0,008 X3 + 0,242 X4 + 0,187X5 + 0,173
X6+ 0,447 X7+ 0,474 X8 atau
Jadi yang membedakan pada interceptnya. Pada kelas social sedang
dan rendah, frekuensi pria belanja sudah dimulai pada nilai -4,462
sedangkan pada kelas social tinggi adalah -4,234 atau selalu ada selisih
sebesar 0,228 pada setiap jumlah uang yang dibelanjakan yang sama.
Jadi tidak ada perbedaan variabel kelas social terhadap jumlah uang
yang dibelanjakan.
Karena dummy pada D2 tersebut nilai 1 adalah lajang dan nilai 0
adalah menikah, maka persamaan diatas dapat dijabarkan menjadi dua
persamaan yaitu :
d. Untuk pria lajang :
Y3 = -4,462 + 0,228X1 - 0,017 + 0,008 X3 + 0,242 X4 + 0,187X5
+ 0,173 X6+ 0,447 X7+ 0,474 X8 atau
Y3 = -4,479 + 0,228X1 + 0,008 X3 + 0,242 X4 + 0,187X5 + 0,173
X6+ 0,447 X7+ 0,474 X8
89
e. Untuk pria menikah:
Y3 = -4,462 + 0,228X1 + 0,008 X3 + 0,242 X4 + 0,187X5 + 0,173
X6+ 0,447 X7+ 0,474 X8 atau
Jadi yang membedakan pada interceptnya. Pada status perkawinan
untuk pria yang sudah menikah, jumlah uang yang dibelanjakan pria
belanja sudah dimulai pada nilai -4,462 sedangkan pada pria lajang
adalah -4,479 atau selalu ada selisih sebesar 0,017 pada setiap jumlah
uang yang dibelanjakan yang sama. Jadi tidak ada perbedaan variabel
status perkawinan terhadap jumlah uang yang dibelanjakan. .
c. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar persentase sumbangan variabel independen secara
serentak terhadap variabel dependen. Dari hasil perhitungan dan
pengujian menggunakan SPSS versi 15,0, diketahui R square adalah
0,708 atau 70,8%. Hal ini berarti sumbangan pengaruh dari variabel
kelas sosial, status perkawinan, variety seeking, suasana, pelayanan,
harga, kelengkapan dan lokasi terhadap jumlah uang yang dibelanjakan
adalah 70,8% sedangkan sisanya 29,2% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti.
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa :
a. Variabel kelas sosial mempunyai t hitung sebesar 3,673 maka
H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti kelas sosial
90
berpengaruh terhadap jumlah uang yang dibelanjakan sehingga
hipotesis 1c.1 diterima. Semakin tinggi kelas sosial akan
menyebabkan semakin banyak jumlah uang yang dibelanjakan.
Dengan demikian 1c.1 yang menyatakan semakin tinggi kelas
sosial pria, semakin besar jumlah uang yang dibelanjakan
tersebut didukung data.
b. Variabel status perkawinan mempunyai t hitung sebesar -0,281
maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti status
perkawinan tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah uang
yang dibelanjakan sehingga hipotesis 1c.2 diterima. Dengan
demikian hipotesis 1c.2 yang menyatakan pria yang berstatus
lajang lebih besar jumlah uang yang dibelanjakan daripada pria
yang sudah menikah tidak didukung data.
Hipotesis ini tidak didukung oleh data karena jumlah uang yang
dibelanjakan konsumen cenderung sesuai dengan kebutuhan.
c. Variabel variety seeking mempunyai t hitung sebesar 0,059
maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti variety seeking
tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah uang yang
dibelanjakan sehingga hipotesis 1c.2 ditolak. Dengan demikian
hipotesis 1c.3 yang menyatakan semakin tinggi tingkat variety
seeking, semakin besar jumlah uang yang dibelanjakan tidak
didukung data.
91
Hipotesis ini tidak didukung oleh data karena konsumen
memiliki kecenderungan tingginya variety seeking tidak
berpengaruh signifikan terhadap jumlah uang yang
dibelanjakan.
d. Variabel suasana mempunyai t hitung sebesar 1,632 maka H0
diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti suasana tidak
berpengaruh signifikan terhadap jumlah uang yang
dibelanjakan.
Variabel ini tidak signifikan karena suasana yang
menyenangkan bagi konsumen tidak akan berpengaruh positif
terhadap besarnya jumlah uang yang dibelanjakan.
e. Variabel pelayanan mempunyai t hitung sebesar 1,073 maka H0
diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti pelayanan tidak
berpengaruh signifikan terhadap jumlah uang yang
dibelanjakan.
Pada variabel ini tidak signifikan karena pelayanan yang baik
tidak berpengaruh positif konsumen dalam besarnya uang yang
dibelanjakan.
f. Variabel harga mempunyai t hitung sebesar 1,322 maka H0
diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti harga tidak berpengaruh
signifikan terhadap jumlah uang yang dibelanjakan.
92
Pada variabel ini tidak signifikan karena harga yang ditawarkan
sangat bersaing jadi tidak berpengaruh terhadap besarnya uang
yang dibelanjakan.
g. Variabel kelengkapan produk mempunyai t hitung sebesar
2,608 maka Ha diterima. Hal ini berarti kelengkapan produk
berpengaruh terhadap jumlah uang yang dibelanjakan. Semakin
lengkap produk yang dijual maka konsumen cenderung akan
semakin banyak jumlah uang yang dibelanjakan, demikian juga
sebaliknya semakin sedikit kelengkapan produknya juga akan
membuat konsumen semakin sedikit jumlah uang yang
dibelanjakan.
h. Variabel lokasi mempunyai t hitung sebesar 3,787 maka Ha
diterima. Hal ini berarti lokasi berpengaruh terhadap jumlah
uang yang dibelanjakan.
Hipotesis 2.c. :
Pada hipotesis ini kelengkapan produk dan lokasi
berpengaruh signifikan terhadap jumlah uang yang dibelanjakan.
Sedangkan suasana yang bersih dan nyaman, pelayanan yang
memuaskan, harga yang murah tidak berpengaruh signifikan.
93
D. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah karakteristik
konsumen pria yakni kelas sosial, status perkawinan, variety seeking
berpengaruh terhadap frekuensi pria belanja, lama belanja, jumlah uang
yang dibelanjakan. Selanjutnya rumusan masalah yang kedua penulis
ingin mengetahui apakah karakteristik shopping mall yaitu suasana,
pelayanan, harga, kelengkapan produk dan lokasi berpengaruh terhadap
frekuensi pria belanja, lama belanja, jumlah uang yang dibelanjakan.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh karakteristik pria maupun
shopping mall tersebut diatas, penulis melakukan perhitungan regresi
linier berganda dengan uji T.
Pada rumusan masalah 1a. karakteristik pria yakni kelas sosial,
status perkawinan, variety seeking akan mempengaruhi frekuensi belanja
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kelas sosial pria akan cenderung
untuk semakin sering pula frekuensi belanja ditunjukkan oleh tingkatan
pendapatan konsumen pria dengan kriteria yang berimplikasi kepada
frekuensi belanja, pria yang berstatus lajang cenderung lebih sering
berbelanja daripada pria menikah, hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya
kebutuhan hidup yang semakin tinggi pula dapat mendorong seseorang
untuk cenderung lebih sering berkunjung maupun berbelanja di mall, serta
semakin tinggi tingkat variety seeking tidak mendorong konsumen pria
semakin sering frekuensi pria berbelanja. Pada rumusan masalah 1b.
94
karakteristik pria yakni kelas sosial, status perkawinan, variety seeking
akan mempengaruhi lama belanja dapat disimpulkan bahwa semakin
rendah kelas sosial pria akan cenderung untuk semakin sering pula lama
belanja ditunjukkan oleh pekerjaan ataupun rutinitas/kesibukan/aktivitas
yang menjadi keseharian pria yang longgar dapat mempengaruhi
seseeorang tersebut untuk lebih lama berbelanja, pria yang berstatus
lajang cenderung lebih lama berbelanja daripada pria yang menikah, hal
ini dapat ditunjukkan oleh kesempatan dan kelonggaran waktu dapat
mendorong seseorang untuk cenderung lebih lama berkunjung maupun
berbelanja di mall, serta semakin tinggi tingkat variety seeking semakin
lama pria berbelanja. Pada rumusan masalah 1c. karakteristik pria yakni
kelas sosial, status perkawinan, variety seeking akan mempengaruhi
jumlah uang yang dibelanjakan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
kelas sosial pria semakin besar pula jumlah yang yang dibelanjakan
ditunjukkan oleh tingkatan pendapatan konsumen pria dengan kriteria
yang berimplikasi kepada besar/sedikitnya jumlah uang yang
dibelanjakan, pria yang berstatus menikah cenderung lebih besar jumlah
uang yang dibelanjakan daripada pria lajang, hal ini dapat ditunjukkan
oleh adanya kebutuhan hidup yang semakin tinggi pula dapat mendorong
seseorang untuk cenderung lebih sering berkunjung maupun berbelanja di
mall, serta semakin tinggi tingkat variety seeking semakin kecil jumlah
uang yang dibelanjakan.
95
Pada rumusan masalah 2a. karakteristik shopping mall yaitu
suasana, pelayanan, harga, kelengkapan produk dan lokasi berpengaruh
terhadap frekuensi pria belanja dapat disimpulkan bahwa suasana yang
bersih dan nyaman berpengaruh secara signifikan terhadap frekuensi
belanja hal ini dikarenakan oleh kecenderungan konsumen pria
memperhatikan suasana dan kondisi sekitarnya dalam berbelanja,
pelayanan yang memuaskan yang ditawarkan mall juga bukan faktor yang
menentukan pria untuk lebih sering berbelanja, variabel harga bukan
faktor pendorong konsumen berpengaruh signifikan pada frekuensi
belanja, serta produk yang lengkap dan lokasi yang strategis dalam hal ini
merupakan faktor yang menarik minat pria untuk lebih sering
mengunjungi dan berbelanja di mall. Pada rumusan masalah 2b.
karakteristik shopping mall yaitu suasana, pelayanan, harga, kelengkapan
produk dan lokasi berpengaruh terhadap lama pria belanja dapat
disimpulkan bahwa suasana yang bersih dan nyaman tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap lama belanja hal ini dikarenakan oleh
kecenderungan konsumen pria tidak memperhatikan suasana dan kondisi
sekitarnya dalam berbelanja, pelayanan yang memuaskan yang
ditawarkan mall juga bukan faktor yang menentukan pria untuk lebih
lama berbelanja, dalam hal ini variabel harga bukan merupakan faktor
pendorong konsumen berpengaruh signifikan pada lama belanja
disebabkan karena memberikan pertimbangan-pertimbangan khusus
mengenai harga sebuah produk yang dpat dilihat kesesuaian harga dengan
96
kualitas maupun kuantitas produk, serta produk yang lengkap merupakan
factor terpenting pria berbelanja lebih lama dan lokasi yang strategis
dalam hal ini merupakan faktor yang tidak penting dalam pria
memutuskan untuk lebih lama mengunjungi dan berbelanja di mall. Pada
rumusan masalah 2c. karakteristik shopping mall yaitu suasana,
pelayanan, harga, kelengkapan produk dan lokasi berpengaruh terhadap
jumlah uang yang dibelanjakan dapat disimpulkan bahwa suasana yang
bersih dan nyaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah
uang yang dibelanjakan hal ini dikarenakan oleh kecenderungan
konsumen pria kurang menikmati suasana dan kondisi sekitarnya dalam
berbelanja, pelayanan yang memuaskan yang ditawarkan mall juga bukan
faktor yang menentukan pria untuk lebih besar jumlah uang yang
dibelanjakan, variabel harga merupakan faktor pendorong konsumen
berpengaruh signifikan pada jumlah uang yang dibelanjakan, serta produk
yang lengkap dan variabel lokasi yang strategis paling berpengaruh
dominan terhadap jumlah uang yang dibelanjakan merupakan faktor yang
menarik pengunjung pria untuk berbelanja di mall.
97
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI
Pada bab ini penulis menarik kesimpulan berdasarkan analisis dari bab
sebelumnya. Penulis juga akan memberikan saran yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi perusahaan dan konsumen. Selain itu penulis akan
mengungkapkan keterbatasan dalam penulisan skripsi ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1a. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kelas sosial
pria akan cenderung untuk semakin sering pula frekuensi belanja, pria
yang berstatus lajang cenderung lebih seing berbelanja daripada pria
menikah, serta semakin tinggi tingkat variety seeking tidak
mendorong konsumen pria semakin sering frekuensi pria berbelanja.
1b. Karaktristik pria dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa semakin
rendah kelas sosial pria akan cenderung untuk semakin lama belanja,
pria yang berstatus lajang cenderung lebih lama berbelanja daripada
pria yang menikah, serta semakin tinggi tingkat variety seeking
mendorong konsumen pria semakin lama pria berbelanja.
98
1c. Semakin tinggi kelas sosial pria semakin besar pula jumlah yang yang
dibelanjakan, pria yang berstatus menikah cenderung lebih besar
jumlah uang yang dibelanjakan daripada pria lajang, serta semakin
tinggi tingkat variety seeking mendorong konsumen pria semakin
kecil jumlah uang yang dibelanjakan.
2a. Karakteristik shopping mall yakni dapat diambil kesimpulan bahwa
suasana yang bersih dan nyaman berpengaruh secara signifikan
terhadap frekuensi belanja, pelayanan yang memuaskan yang
ditawarkan mall juga bukan faktor yang menentukan pria untuk lebih
sering berbelanja, variabel harga bukan faktor pendorong konsumen
berpengaruh signifikan pada frekuensi belanja, serta produk yang
lengkap dan lokasi yang strategis dalam hal ini merupakan faktor
yang menarik minat pria untuk lebih sering mengunjungi dan
berbelanja di mall.
2b. Penelitian ini diambil sebuah kesimpulan bahwa suasana yang bersih
dan nyaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lama
belanja hal ini, pelayanan yang memuaskan yang ditawarkan mall
juga bukan faktor yang menentukan pria untuk lebih lama berbelanja,
dalam hal ini variabel harga dan lokasi yang strategis tidak
merupakan faktor pendorong konsumen berpengaruh signifikan pada
lama belanja, serta produk yang lengkap dalam hal ini merupakan
faktor yang terpenting dalam pria memutuskan untuk lebih lama
mengunjungi dan berbelanja di mall.
99
2c. Penarikan beberapa kesimpulan bahwa suasana yang bersih dan
nyaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah uang
yang dibelanjakan, pelayanan yang memuaskan yang ditawarkan mall
juga bukan faktor yang menentukan pria untuk lebih besar jumlah
uang yang dibelanjakan, variabel harga bukan merupakan faktor
pendorong konsumen berpengaruh signifikan pada jumlah uang yang
dibelanjakan, serta produk yang lengkap dan variabel lokasi yang
strategis paling berpengaruh dominan terhadap jumlah uang yang
dibelanjakan merupakan faktor yang menarik pengunjung pria untuk
berbelanja di mall.
B. Saran dan Implikasi Manajerial
Dari kesimpulan penelitian di atas, maka penulis memberikan saran-saran
yang nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan. Adapun penulis
memberikan saran sebagai berikut :
1a. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kelas sosial
pria akan cenderung untuk semakin sering pula frekuensi belanja, pria
yang berstatus lajang cenderung lebih sering berbelanja daripada pria
menikah, serta semakin rendah tingkat variety seeking mendorong
konsumen pria semakin sering frekuensi pria berbelanja. Maka
hendaknya pengelola mall dapat menyediakan kebutuhan-kebutuhan
sehari-hari yang terutama produk-produk dengan kualitas dan
kuantitas serta harga yang sesuai kelas sosial.
100
1b. Karaktristik pria dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa semakin
rendah kelas sosial pria akan cenderung untuk semakin sering pula
lama belanja, pria yang berstatus lajang cenderung lebih lama
berbelanja daripada pria yang menikah, serta semakin tinggi tingkat
variety seeking mendorong konsumen pria semakin lama pria
berbelanja. Maka hendaknya pengelola mall untuk lebih memberikan
variasi produk, menyediakan berbagai acara-acara seperti promosi,
event-event tertentu yang menarik perhatian konsumen pria.
1c. Semakin tinggi kelas sosial pria semakin besar pula jumlah yang yang
dibelanjakan, pria yang berstatus menikah cenderung lebih besar
jumlah uang yang dibelanjakan daripada pria lajang, serta semakin
tinggi tingkat variety seeking mendorong konsumen pria semakin
kecil jumlah uang yang dibelanjakan.
Maka hendaknya pengelola mall untuk lebih mengadakan event
ataupun bazaar kebutuhan pokok maupun penunjang dengan produk
bermerek yang ditawarkan yang dapat menarik konsumen untuk
mengunjungi bahkan membeli produk tersebut dengan harga yang
sesuai dengan kualitas serta kuantitasnya.
2a. Pada karakteristik shopping mall yang berpengaruh secara signifikan
yakni suasana yang bersih dan nyaman, produk yang lengkap dan
lokasi yang strategis. Maka hendaknya memberikan penawaran
produk yang lengkap serta menempatkan posisi tempat yang strategis
agar menarik perhatian konsumen pria untuk berkunjung dan belanja.
101
2b. Karakteristik shopping mall dalam hal ini variabel kelengkapan
produk merupakan faktor pendorong konsumen berpengaruh
signifikan pada lama belanja. Maka hendaknya menyediakan produk
yang beranekaragam dan lengkap dengan kualitas dan kuantitas
produk tersebut.
2c. Pada karakteristik shopping mall yang berpengaruh secara signifikan
yakni produk yang lengkap dan variabel lokasi yang strategis paling
berpengaruh dominan terhadap jumlah uang yang dibelanjakan. Maka
hendaknya pihak pengelola mall dapat menyediakan produk yang
lengkap dan bervariasi dengan harga yang terjangkau serta
penempatan lokasi yang tepat pula sehingga memberikan ketertarikan
pengunjung pria untuk berbelanja.
102
C. Implikasi Untuk Penelitian Lebih Lanjut
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini
mempunyai kekurangan yang jauh dari kesempurnaan. Hal ini dikarenakan
adanya beberapa kendala dan keterbatasan yang dihadapi oleh penulis.
Kendala dan keterbatasan tersebut dapat diperbaiki penelitian selanjutnya,
antara lain :
1. Faktor yang diteliti pada penelitian ini hanya 8 variabel saja maka hal
ini tentu saja mempengaruhi hasil penelitian dan juga penelitian ini
hanya terbatas pada faktor tersebut, maka dapat dikembangkan faktor-
faktor lain seperti fasilitas, media, promosi, tingkat kepuasaan,
loyalitas konsumen, kualitas mall.
2. Variabel perilaku konsumen pria di penelitian hanya Variety Seeking
bisa diperluas lagi perilaku yang lain seperti Complex, Dissonance-
Reducing, Habitual, Brand Switching.
3. Tempat penelitian ini ada 4 mall di Jogja, bisa dikembangkan
perbandingan dari mall-mall tersebut agar mengetahui kondisi/keadaan
faktor yang diteliti.
4. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive quota
sampling dengan sampel tiap mall sebanyak 30 orang sehingga tidak
semua anggota populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk
terpilih, hanya mereka yang memenuhi kriteria tertentu saja, maka
dapat dikembangkan lagi dengan sampel yang banyak lagi dan
menggunakan teknik yang lain.
103
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2000). Metode Penelitian. Edisi 1. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Assael, Henry, 2001, “Consumer Behavior and Marketing Action”, Boston, Kent
Publishing Co.
Adrian Nugraha Atmaja, 2003, Persepsi Mahasiswa dan Mahasiswi Universitas
Kristen Petra Atas Perilaku Belanja Pria di Hypermarket dan Realitanya,
Skripsi FE Universitas Kristen Petra Surabaya
Dharmmestha, B.S., 1999, Loyalitas Pelanggan: Sebuah Kajian Konseptual
Sebagai Panduan Bagi Peneliti, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, vol
14, no 3.
Dharmmesta, Basu Swastha dan T. Hani Handoko. (2000). Manajemen
Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta : BPFE.
Junaidi, Shellyana dan Dharmmesta, Basu S., (2002), "Pengaruh Ketidakpuasan
Konsumen, Karakteristik Kategori Produk, dan Kebutuhan Mencari Variasi
Terhadap Keputusan Perpindahan Merek, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol. 17, No. 1, Hal. 91-104.
Ghozali, Imam. (2001). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: BP. Undip.
Umar, Husein. (2002). Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta :
Gramedia.
Ibrahim, (2005). Shopping-Centre Attributes Affecting Male Shopping Behaviour.
Journal of Retail & Leisure Property, Volume 4, No 4, Halaman 324-340.
104
Irianto, Agus. 2007. Statistika: Konsep Dasar & Aplikasinya. Jakarta:Kencana
Prenada Media Group.
Istijanto. (2009). Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia
Kahn, Barbara E (1998), "Dynamic Relationship With Customer: High-Variety
Strategis", Journal of the academy of Markeing Science, Vol. 26, No. 1 pages
45-53
Kotler, Amstrong. (2001). Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid I. Jakarta: Erlangga
Kotler&Amstrong, (2002). Prinsip-Prinsip Pemasaran: PT. Gelora Aksara
Pratama
Kotler, Philip. (2002). Manqjemen Pemasaran Edisi millenium 2. Jakarta:
Pearson Education Asia Pte. Ltd dan PT Prenhallindo.
Kotler, Philip. (2005).Manajemen Pemasaran Jilid I. Jakarta: PT INDEKS
kelompok GRAMEDIA.
Kotler&Amstrong, (2006). Dasar-Dasar Pemasaran: Gramedia
Monroe, K.B., 2000, Pricing: Making Profitable Decission. 3nd edition. New
York. McGraw-Hill.
Nugroho, Bhuono Agung, 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian
dengan SPSS. Yogyakarta : ANDI OFFSET.
Sugiyono, 2001. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta.
Suharyadi, dan Purwanto, S.K. (2004). Statistika Untuk Ekonomi dan
Keuangan Modern. Jakarta : Penerbit Salemba Empat
Sunyoto, Danang. (2007). Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat.
Yogyakarta : Amara Books.
105
Widayat. (2004). Metode Penelitian Pemasaran. Malang: UMM Pres.
www.ritim.cba.uri.edu
http://www.malmalioboro.com/
http://www.plaza-ambarrukmo.co.id/
http://www.galeria-jogja.com/
http://www.ramaimal.com/
http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/eman/2003/jiunkpe-ns-s1-2003-31499360-
3567-hypermarket-chapter2.pdf
LAMPIRAN
Lampiran : 1 lembar
Hal : Permohonan pengisian kuesioner
Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i
Konsumen Ambarukmo Plaza, Galeria Mall, Malioboro Mall, Ramai Mall
di Tempat
Dengan hormat,
Dengan ini saya :
Nama : Stephani Wulan Sukmasari
NIM : 06 2214 053
Mahasiswi Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta sedang menyusun skipsi dengan judul “ANALISIS
PERILAKU PRIA DALAM BERBELANJA DI SHOPPING MALL
YOGYAKARTA” studi kasus pada konsumen mall di Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, saya mohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk
menjawab pernyataan, pernyataan yang tersusun dalam kuesioner ini, untuk
memperoleh data yang saya butuhkan.Kesungguhan Bapak/Ibu/Sdr/i dalam
mengisi setiap butir pernyataan, pernyataan akan sangat menentukan keberhasilan
penelitian ini. Besar harapan saya agar hasil penelitian ini juga dapat membantu
konsumen mall dalam upaya meningkatkan pelayanan terhadap konsumen.
Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu/Sdr/i saya mengucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Mei 2010
Hormat saya,
Stephani Wulan Sukmasari
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
KUESIONER
Karakteristik Responden
Petunjuk : berilah tanda silang (X) pada jawaban
yang paling sesuai dengan keadaan anda
1. Usia : ….. tahun
2. Pekerjaan :
a. Pegawai Negeri/PNS
b. Pegawai Swasta
c. Pelajar/Mahasiswa
d. Dokter
e. Pengacara
f. TNI Polri
g. Petani
h. Wiraswasta
i. Lain-lain ……….. (sebutkan)
3. Pendapatan :
a. < Rp 3.000.000
b. Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000
c. > Rp 5.000.000
4. Status Perkawinan :
a. Lajang
b. Menikah
c. Menikah dan Punya Anak
5. Mall yang pernah anda kunjungi :
a.Ambarukmo Plaza
b. Galeria Mall
c. Malioboro Mall
d. Ramai Mall
6. Berapa kali dalam 1 bulan anda berbelanja di
shopping mall :
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
e. > 4 kali
7. Berapa lama waktu yang anda habiskan setiap
kali berbelanja di shopping mall :
a. 1 jam
b. 2 jam
c. 3 jam
d. 4 jam
e. > 4 jam
8. Berapa jumlah yang anda keluarkan untuk
tiap kali belanja di setiap mall :
a. < Rp 100.000
b. Rp 100.000 – Rp 300.000
c. Rp 300.000 – Rp 500.000
d. > Rp 500.000
9. Produk yang dibeli adalah : ………….
Karakteristik Shopping Mall
Petunjuk : berilah tanda silang (X) pada
jawaban di bawah ini, dengan keterangan sbb :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
1. Saya sering mencoba produk-produk baru
SS S N TS STS
2. Saya mempunyai keinginan untuk
berganti produk
SS S N TS STS
3. Saya beralih ke produk lain untuk sekedar
mencari alternatif
SS S N TS STS
4. Saya mempunyai kebutuhan untuk mencari
keragaman produk
SS S N TS STS
5. Shopping mall yang bersih menjadi
pertimbangan utama saya
SS S N TS STS
6. Suasana mall yang menyenangkan menjadi
pertimbangan utama saya
SS S N TS STS
7. Mall dengan memperdengarkan musik yang
menyenangkan hati menjadikan pertimbangan
utama saya
SS S N TS STS
8. Pelayanan pramuniaga di shopping mall yang
sangat ramah menjadikan pertimbangan
utama saya
SS S N TS STS
9. Pelayanan mall yang menyenangkan
menjadikan pertimbangan utama saya
SS S N TS STS
10. Pramuniaga di mall yang memberikan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan
menjadikan pertimbangan utama saya
SS S N TS STS
11. Harga di mall yang sesuai dengan kualitas
produk menjadikan pertimbangan utama saya
SS S N TS STS
12. Harga di mall yang kompetitif menjadikan
pertimbangan utama saya
SS S N TS STS
13. Shopping mall yang menyediakan produk
yang dibutuhkan menjadikan pertimbangan
utama saya
SS S N TS STS
14. Mall yang menyediakan produk
bervariasi menjadikan pertimbangan
utama saya
SS S N TS STS
15. Mall yang menyediakan produk lengkap
menjadikan pertimbangan utama saya
SS S N TS STS
16. Lokasi mall mudah dijangkau
menjadikan pertimbangan utama saya
SS S N TS STS
17. Lokasi mall strategis menjadikan
pertimbangan utama saya
SS S N TS STS
TERIMAKASIH
LAMPIRAN 2
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Responden usia
(tahun) pekerjaan pendapatan
mall yang
dikunjungi produk yg dibeli
kelas
sosial status perkawinan
frekuensi
belanja
lama
belanja
jumlah uang yang
dibelanjakan
1 20 Pelajar/Mahasiswa Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Galeria Mall pakaian, sepatu Sedang Lajang 3 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
2 41 Pegawai Swasta < Rp 3.000.000 Galeria Mall perlengkapan RT Rendah Menikah & Punya Anak 3 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
3 45 lain-lain < Rp 3.000.000 Galeria Mall keperluan RT Rendah Menikah & Punya Anak 2 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
4 42 lain-lain < Rp 3.000.000 Galeria Mall pakaian, perabotan
RT Rendah Menikah & Punya Anak 4 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
5 32 lain-lain < Rp 3.000.000 Galeria Mall pakaian, sepatu Rendah Menikah 1 kali 1 jam < Rp 100.000
6 36 Pegawai Negeri/PNS < Rp 3.000.000 Galeria Mall keperluan RT Rendah Menikah 3 kali 2 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
7 33 Pegawai Negeri/PNS Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Galeria Mall pakaian, sepatu Sedang Menikah 3 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
8 51 Wiraswasta > Rp 5.000.000 Galeria Mall pakaian, perabotan
RT Tinggi Menikah & Punya Anak 2 kali 2 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
9 45 Wiraswasta > Rp 5.000.000 Galeria Mall keperluan RT Tinggi Menikah & Punya Anak 1 kali 1 jam < Rp 100.000
10 27 Pegawai Swasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Galeria Mall keperluan pribadi Sedang Lajang 4 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
11 28 Pegawai Negeri/PNS Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Galeria Mall keperluan pribadi Sedang Lajang > 4 kali 2 jam > Rp 500.000
12 36 Pegawai Swasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Galeria Mall pakaian, perabotan
RT Sedang Menikah 4 kali 3 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
13 35 Pegawai Swasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Galeria Mall pakaian, perabotan
RT Sedang Menikah 2 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
14 28 lain-lain Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Galeria Mall kebutuhan pribadi Sedang Lajang 4 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
15 26 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Galeria Mall kebutuhan pribadi Rendah Lajang 2 kali 1 jam < Rp 100.000
16 25 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Galeria Mall kebutuhan pribadi Rendah Lajang 3 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
17 39 Pegawai Negeri/PNS < Rp 3.000.000 Galeria Mall keperluan RT Rendah Menikah & Punya Anak 3 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
18 39 Pegawai Negeri/PNS Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Galeria Mall keperluan RT Sedang Menikah & Punya Anak 2 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
19 35 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Galeria Mall perlengkapan RT Tinggi Menikah 4 kali 3 jam > Rp 500.000
20 34 Pegawai Swasta < Rp 3.000.000 Galeria Mall perlengkapan RT Rendah Menikah 4 kali 3 jam > Rp 500.000
21 41 lain-lain < Rp 3.000.000 Galeria Mall pakaian, perabotan
RT Rendah Menikah & Punya Anak 3 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
22 23 Wiraswasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Galeria Mall keperluan RT Sedang Lajang 4 kali 2 jam > Rp 500.000
23 27 Wiraswasta > Rp 5.000.000 Galeria Mall perlengkapan RT Tinggi Menikah 4 kali 2 jam > Rp 500.000
24 35 Wiraswasta > Rp 5.000.000 Galeria Mall keperluan RT Tinggi Menikah & Punya Anak 4 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
25 25 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Galeria Mall keperluan pribadi Rendah Lajang 3 kali 2 jam < Rp 100.000
26 32 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Galeria Mall perabotan RT Tinggi Menikah 2 kali 2 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
27 36 Pegawai Negeri/PNS Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Galeria Mall keperluan RT Sedang Menikah & Punya Anak 4 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
28 39 Pegawai Negeri/PNS < Rp 3.000.000 Galeria Mall keperluan RT Rendah Menikah & Punya Anak 4 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
29 22 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Galeria Mall baju, celana Rendah Lajang 4 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
30 33 Pegawai Negeri/PNS Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Galeria Mall keperluan RT Sedang Menikah 4 kali 2 jam > Rp 500.000
31 31 Wiraswasta > Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza keperluan RT Tinggi Menikah > 4 kali 3 jam > Rp 500.000
32 21 pelajar/mahasiswa > Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza keperluan pribadi Tinggi Lajang 2 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
33 29 lain-lain Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza perabotan RT Sedang Menikah 3 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
34 34 Pegawai Negeri/PNS Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza kebutuhan RT Sedang Menikah & Punya Anak 4 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
35 33 Pegawai Negeri/PNS < Rp 3.000.000 Ambarukmo Plaza kebutuhan keluarga Rendah Menikah & Punya Anak 2 kali 1 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
36 37 Pegawai Negeri/PNS < Rp 3.000.000 Ambarukmo Plaza kebutuhan keluarga Rendah Menikah & Punya Anak 3 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
37 26 Wiraswasta > Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza keperluan pribadi Tinggi Lajang 2 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
38 30 lain-lain Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza perabotan RT Sedang Menikah 3 kali 2 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
39 21 Wiraswasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza baju, celana Sedang Lajang 4 kali 3 jam > Rp 500.000
40 28 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza kebutuhan RT Tinggi Menikah 4 kali 3 jam > Rp 500.000
41 44 Pegawai Swasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza kebutuhan keluarga Sedang Menikah & Punya Anak 4 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
42 23 Wiraswasta > Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza baju, celana Tinggi Lajang 3 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
43 25 Wiraswasta > Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza pakaian Tinggi Lajang 4 kali 2 jam > Rp 500.000
44 27 Wiraswasta > Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza keperluan pribadi Tinggi Lajang 2 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
45 34 Wiraswasta > Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza perabotan RT Tinggi Menikah & Punya Anak 3 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
46 45 Pegawai Swasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza kebutuhan bulanan Sedang Menikah & Punya Anak 4 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
47 31 Pegawai Swasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza kebutuhan bulanan Sedang Menikah 4 kali 3 jam > Rp 500.000
48 33 Pegawai Negeri/PNS Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza kebutuhan bulanan Sedang Menikah 2 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
49 36 Pegawai Negeri/PNS Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza kebutuhan bulanan Sedang Menikah 4 kali 2 jam > Rp 500.000
50 22 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Ambarukmo Plaza baju, celana Rendah Lajang 4 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
51 23 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Ambarukmo Plaza pakaian Rendah Lajang 3 kali 1 jam < Rp 100.000
52 35 lain-lain < Rp 3.000.000 Ambarukmo Plaza kebutuhan keluarga Rendah Menikah & Punya Anak 4 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
53 37 Wiraswasta > Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza kebutuhan keluarga Tinggi Menikah & Punya Anak 2 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
54 43 Pegawai Swasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza kebutuhan keluarga Sedang Menikah & Punya Anak 2 kali 2 jam < Rp 100.000
55 32 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza perabotan RT Tinggi Menikah > 4 kali 3 jam > Rp 500.000
56 35 lain-lain < Rp 3.000.000 Ambarukmo Plaza kebutuhan keluarga Rendah Menikah 2 kali 1 jam < Rp 100.000
57 34 lain-lain < Rp 3.000.000 Ambarukmo Plaza kebutuhan sehari-
hari Rendah Menikah 4 kali 2 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
58 22 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza keperluan pribadi Tinggi Lajang 2 kali 1 jam < Rp 100.000
59 28 wiraswasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza perabotan RT Sedang Menikah 4 kali 2 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
60 43 wiraswasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ambarukmo Plaza keperluan RT Sedang Menikah & Punya Anak 2 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
61 39 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Ramai Mall keperluan RT Tinggi Menikah & Punya Anak 2 kali 1 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
62 37 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Ramai Mall keperluan RT Tinggi Menikah & Punya Anak 2 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
63 23 pelajar/mahasiswa < Rp 3.000.000 Ramai Mall keperluan pribadi Rendah Lajang 2 kali 1 jam < Rp 100.000
64 32 Wiraswasta > Rp 5.000.000 Ramai Mall perabotan RT Tinggi Menikah 4 kali 3 jam > Rp 500.000
65 42 Wiraswasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ramai Mall keperluan RT Sedang Menikah & Punya Anak 3 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
66 22 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Ramai Mall keperluan pribadi Rendah Lajang 4 kali 1 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
67 29 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Ramai Mall perabotan RT Tinggi Menikah 4 kali 3 jam > Rp 500.000
68 33 Pegawai Swasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ramai Mall kebutuhan sehari-
hari Sedang Menikah 2 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
69 26 Pegawai Swasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ramai Mall kebutuhan pribadi Sedang Lajang 4 kali 2 jam > Rp 500.000
70 44 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Ramai Mall perabotan RT Tinggi Menikah & Punya Anak 2 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
71 28 lain-lain < Rp 3.000.000 Ramai Mall perabotan RT Rendah Menikah & Punya Anak 2 kali 1 jam < Rp 100.000
72 24 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Ramai Mall keperluan pribadi Rendah Lajang 2 kali 1 jam < Rp 100.000
73 35 lain-lain < Rp 3.000.000 Ramai Mall perabotan RT Rendah Menikah 4 kali 3 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
74 34 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Ramai Mall kebutuhan sehari-
hari Tinggi Menikah 2 kali 2 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
75 45 Pegawai Swasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ramai Mall kebutuhan sehari-
hari Sedang Menikah & Punya Anak 2 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
76 19 Wiraswasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ramai Mall keperluan pribadi Sedang Lajang 2 kali 2 jam < Rp 100.000
77 29 lain-lain < Rp 3.000.000 Ramai Mall perabotan RT Rendah Menikah 4 kali 3 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
78 33 lain-lain < Rp 3.000.000 Ramai Mall perabotan RT Rendah Menikah & Punya Anak 2 kali 1 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
79 20 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Ramai Mall kebutuhan pribadi Rendah Lajang 2 kali 1 jam < Rp 100.000
80 34 Pegawai Swasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Ramai Mall kebutuhan RT Sedang Menikah 2 kali 2 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
81 41 Wiraswasta < Rp 3.000.000 Ramai Mall kebutuhan RT Rendah Menikah & Punya Anak 2 kali 1 jam < Rp 100.000
82 21 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Ramai Mall kebutuhan pribadi Rendah Lajang 4 kali 1 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
83 30 Wiraswasta < Rp 3.000.000 Ramai Mall kebutuhan sehari-
hari Rendah Menikah 2 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
84 37 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Ramai Mall perabotan RT Tinggi Menikah & Punya Anak 1 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
85 39 Pegawai Swasta < Rp 3.000.000 Ramai Mall perabotan RT Rendah Menikah & Punya Anak 1 kali 1 jam < Rp 100.000
86 23 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Ramai Mall keperluan pribadi Rendah Lajang 2 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
87 32 Wiraswasta < Rp 3.000.000 Ramai Mall perabotan RT Rendah Menikah 3 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
88 32 Wiraswasta < Rp 3.000.000 Ramai Mall kebutuhan sehari-
hari Rendah Menikah 1 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
89 39 Pegawai Negeri/PNS < Rp 3.000.000 Ramai Mall kebutuhan sehari-
hari Rendah Menikah & Punya Anak 1 kali 1 jam < Rp 100.000
90 26 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Ramai Mall keperluan pribadi Tinggi Lajang 2 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
91 24 Pegawai Swasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Malioboro Mall keperluan pribadi Sedang Lajang 4 kali 2 jam > Rp 500.000
92 24 Pegawai Swasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Malioboro Mall perabotan RT Sedang Menikah 4 kali 2 jam > Rp 500.000
93 36 Wiraswasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Malioboro Mall kebutuhan sehari-
hari Sedang Menikah & Punya Anak 2 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
94 22 Wiraswasta > Rp 5.000.000 Malioboro Mall keperluan pribadi Tinggi Lajang 3 kali 3 jam > Rp 500.000
95 28 lain-lain < Rp 3.000.000 Malioboro Mall perabotan RT Rendah Menikah 2 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
96 32 Wiraswasta < Rp 3.000.000 Malioboro Mall kebutuhan sehari-
hari Rendah Menikah 2 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
97 29 lain-lain < Rp 3.000.000 Malioboro Mall kebutuhan sehari-
hari Rendah Menikah & Punya Anak 4 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
98 25 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Malioboro Mall kebutuhan pribadi Rendah Lajang > 4 kali 1 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
99 31 lain-lain < Rp 3.000.000 Malioboro Mall kebutuhan keluarga Rendah Menikah 3 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
100 37 Wiraswasta > Rp 5.000.000 Malioboro Mall kebutuhan keluarga Tinggi Menikah & Punya Anak 2 kali 1 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
101 21 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Malioboro Mall kebutuhan pribadi Rendah Lajang 4 kali 1 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
102 19 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Malioboro Mall keperluan pribadi Rendah Lajang 2 kali 1 jam < Rp 100.000
103 32 Pegawai Negeri/PNS < Rp 3.000.000 Malioboro Mall perabotan RT Rendah Menikah 2 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
104 36 Pegawai Negeri/PNS < Rp 3.000.000 Malioboro Mall kebutuhan keluarga Rendah Menikah 3 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
105 21 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Malioboro Mall kebutuhan pribadi Tinggi Lajang 3 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
106 23 Wiraswasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Malioboro Mall keperluan pribadi Sedang Lajang 1 kali 1 jam < Rp 100.000
107 32 Wiraswasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Malioboro Mall perabotan RT Sedang Menikah 3 kali 2 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
108 34 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Malioboro Mall kebutuhan keluarga Tinggi Menikah 3 kali 3 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
109 22 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Malioboro Mall keperluan pribadi Tinggi Lajang 3 kali 1 jam < Rp 100.000
110 25 lain-lain Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Malioboro Mall kebutuhan pribadi Sedang Lajang 2 kali 1 jam < Rp 100.000
111 27 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Malioboro Mall baju, celana Tinggi Lajang 4 kali 3 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
112 23 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Malioboro Mall pakaian Rendah Lajang 3 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
113 22 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Malioboro Mall keperluan pribadi Tinggi Lajang 4 kali 2 jam > Rp 500.000
114 19 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Malioboro Mall kebutuhan pribadi Rendah Lajang 2 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
115 26 Pegawai Swasta > Rp 5.000.000 Malioboro Mall baju, celana Tinggi Lajang 4 kali 3 jam > Rp 500.000
116 25 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Malioboro Mall pakaian Rendah Lajang 3 kali 1 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
117 24 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Malioboro Mall kebutuhan pribadi Rendah Lajang 2 kali 1 jam Rp 100.000 - Rp 300.000
118 23 Wiraswasta < Rp 3.000.000 Malioboro Mall keperluan pribadi Tinggi Lajang 4 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
119 21 Pegawai Swasta Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Malioboro Mall baju, celana Sedang Lajang 3 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
120 20 Pelajar/Mahasiswa < Rp 3.000.000 Malioboro Mall pakaian Rendah Lajang 3 kali 2 jam Rp 300.000 - Rp 500.000
LAMPIRAN 3
JAWABAN RESPONDEN
Responden variety seeking suasana pelayanan harga lengkap lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 3 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 3
2 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4
3 5 4 4 5 5 5 3 4 5 4 2 4 4 3 3 4 4
4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4
5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 5 4 5 5 5 5 3 4 5 3 3 4 3 5 3 4 4
7 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 5 5 4
8 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 3 5 5 4 3 4 4
9 4 5 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4
10 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5
11 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5
12 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4
13 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 4 3 4 4 3 4 4
14 5 3 3 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 5 5 4 5 5 5 3 5 4 4 5 5 5 3 5 5 4
17 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
18 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5
19 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
20 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
22 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
23 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5
24 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5
25 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4
26 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 5 4 4 4 3 4 4
27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
29 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33 4 4 3 5 5 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 5
34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
36 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4
38 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 5 4 4 5 3
39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
41 5 5 3 5 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
42 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
44 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3
45 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
46 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
48 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 5 4 3 4
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
51 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 3 5 5
52 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
53 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5
54 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4
55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
56 3 5 4 3 4 5 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3
57 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 5 4 5 5 5 4
58 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 3 3 3 4 4 3 4
59 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4
60 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3
61 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
62 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5
63 4 5 4 4 3 3 3 4 3 5 5 4 3 3 4 4 3
64 3 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
65 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5
66 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5
67 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
69 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
70 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4
71 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
72 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
73 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5
74 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 3
75 5 5 5 4 5 5 3 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5
76 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 3 3 3 4
77 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5
78 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5
79 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
80 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5
81 3 3 3 3 3 3 3 4 3 5 3 4 4 4 4 4 4
82 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 3
83 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3
84 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4
85 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
86 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 3
87 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4
88 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
89 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
90 5 4 4 4 3 4 3 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5
91 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
92 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
94 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
95 4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5
96 3 4 4 5 5 4 4 4 3 5 4 4 5 3 4 5 4
97 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5
98 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5
99 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 3 4 5
100 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5
101 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5
102 3 3 3 3 3 3 3 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4
103 2 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 3
104 4 2 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3
105 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4
106 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
107 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 5 3 4 4 4 5 3
108 3 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4
109 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4
110 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 5
111 5 5 4 3 3 4 3 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5
112 5 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3
113 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
114 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
115 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
116 4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5
117 3 4 3 5 5 3 4 4 3 5 4 4 5 3 4 3 4
118 4 5 4 3 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5
119 3 5 5 4 5 5 3 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5
120 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 3 4 5
LAMPIRAN 4
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
Regression Y1
Descriptive Statistics
2.9333 1.0268 120
1.8667 .8294 120
1.9083 .8199 120
4.3750 .5125 120
4.3074 .5690 120
4.3385 .5435 120
4.4125 .6307 120
4.3443 .5619 120
4.3542 .5812 120
Frekuensi Belanja
Kelas Sosial
Status Perkawinan
variety seeking
suasana
pelayanan
harga
kelengkapan produk
lokasi
Mean Std. Deviation N
Variables Entered/Removedb
lokasi, Status Perkawinan, Kelas Sosial,
suasana, variety seeking, harga, pelayanan,
kelengkapan produka
. Enter
Model
1
Variables Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Frekuensi Belanjab.
Model Summaryb
.836a .699 .678 .5831 1.897
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-W
atson
Predictors: (Constant), lokasi, Status Perkawinan, Kelas Sosial,
suasana, variety seeking, harga, pelayanan, kelengkapan produk
a.
Dependent Variable: Frekuensi Belanjab.
ANOVAb
87.726 8 10.966 32.252 .000a
37.740 111 .340
125.467 119
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), lokasi, Status Perkawinan, Kelas Sosial, suasana, variety
seeking, harga, pelayanan, kelengkapan produk
a.
Dependent Variable: Frekuensi Belanjab.
Coefficientsa
-4.140 .529 -7.820 .000
-.119 .067 -.096 -1.770 .080
-.263 .066 -.210 -3.973 .000
.262 .149 .131 1.755 .082
.410 .160 .227 2.561 .012
.075 .188 .039 .396 .693
-.181 .141 -.111 -1.280 .203
.775 .185 .424 4.187 .000
.458 .135 .259 3.393 .001
(Constant)
Kelas Sosial
Status Perkawinan
variety seeking
suasana
pelayanan
harga
kelengkapan produk
lokasi
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Frekuensi Belanjaa.
Coefficientsa
.925 1.081
.972 1.029
.489 2.044
.345 2.899
.273 3.662
.359 2.784
.264 3.784
.464 2.157
Kelas Sosial
Status Perkawinan
variety seeking
suasana
pelayanan
harga
kelengkapan produk
lokasi
Model
1
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Frekuensi Belanjaa.
Residuals Statisticsa
.4783 4.4410 2.9333 .8586 120
-2.859 1.756 .000 1.000 120
6.989E-02 .2492 .1549 3.893E-02 120
.4260 4.4685 2.9300 .8641 120
-1.4082 1.3006 -5.18E-16 .5632 120
-2.415 2.231 .000 .966 120
-2.441 2.323 .003 1.003 120
-1.4390 1.4105 3.284E-03 .6073 120
-2.498 2.371 .002 1.011 120
.718 20.751 7.933 4.472 120
.000 .062 .009 .013 120
.006 .174 .067 .038 120
Predicted Value
Std. Predicted Value
Standard Error of
Predicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Std. Residual
Stud. Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance
Cook's Distance
Centered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: Frekuensi Belanjaa.
Charts
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Frekuensi Belanja
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Expe
cted
Cum
Pro
b
1.00
.75
.50
.25
0.00
Scatterplot
Dependent Variable: Frekuensi Belanja
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3
Re
gre
ssio
n S
tude
ntiz
ed
Re
sid
ua
l
3
2
1
0
-1
-2
-3
Regression Y2
Descriptive Statistics
1.9083 .7885 120
1.8667 .8294 120
1.9083 .8199 120
4.3750 .5125 120
4.3074 .5690 120
4.3385 .5435 120
4.4125 .6307 120
4.3443 .5619 120
4.3542 .5812 120
Lama Belanja
Kelas Sosial
Status Perkawinan
variety seeking
suasana
pelayanan
harga
kelengkapan produk
lokasi
Mean Std. Deviation N
Variables Entered/Removedb
lokasi, Status Perkawinan, Kelas Sosial, suasana, variety
seeking, harga, pelayanan, kelengkapan produka . Enter
Model
1
Variables Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Lama Belanjab.
Model Summaryb
.765a .586 .556 .5254 1.879
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-W
atson
Predictors: (Constant), lokasi, Status Perkawinan, Kelas Sosial,
suasana, variety seeking, harga, pelayanan, kelengkapan produk
a.
Dependent Variable: Lama Belanjab.
ANOVAb
43.354 8 5.419 19.634 .000a
30.638 111 .276
73.992 119
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), lokasi, Status Perkawinan, Kelas Sosial, suasana, variety
seeking, harga, pelayanan, kelengkapan produk
a.
Dependent Variable: Lama Belanjab.
Coefficientsa
-3.539 .477 -7.419 .000
.246 .060 .259 4.082 .000
.172 .060 .179 2.891 .005
.331 .134 .215 2.464 .015
.094 .144 .068 .652 .516
.065 .170 .045 .385 .701
.170 .127 .136 1.334 .185
.436 .167 .310 2.613 .010
-.028 .122 -.020 -.227 .821
(Constant)
Kelas Sosial
Status Perkawinan
variety seeking
suasana
pelayanan
harga
kelengkapan produk
lokasi
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Lama Belanjaa.
Coefficientsa
.925 1.081
.972 1.029
.489 2.044
.345 2.899
.273 3.662
.359 2.784
.264 3.784
.464 2.157
Kelas Sosial
Status Perkawinan
variety seeking
suasana
pelayanan
harga
kelengkapan produk
lokasi
Model
1
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Lama Belanjaa.
Residuals Statisticsa
.3395 3.0507 1.9083 .6036 120
-2.599 1.893 .000 1.000 120
6.297E-02 .2246 .1396 3.508E-02 120
.2843 3.0541 1.9071 .6068 120
-1.2567 .9999 3.007E-16 .5074 120
-2.392 1.903 .000 .966 120
-2.505 2.008 .001 1.004 120
-1.3777 1.1129 1.218E-03 .5491 120
-2.567 2.036 .001 1.010 120
.718 20.751 7.933 4.472 120
.000 .067 .009 .013 120
.006 .174 .067 .038 120
Predicted Value
Std. Predicted Value
Standard Error of
Predicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Std. Residual
Stud. Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance
Cook's Distance
Centered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: Lama Belanjaa.
Charts
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Lama Belanja
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Expe
cted
Cum
Pro
b
1.00
.75
.50
.25
0.00
Scatterplot
Dependent Variable: Lama Belanja
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3
Re
gre
ssio
n S
tude
ntiz
ed
Re
sid
ua
l
3
2
1
0
-1
-2
-3
Regression Y3
Descriptive Statistics
2.5917 .9658 120
1.8667 .8294 120
1.9083 .8199 120
4.3750 .5125 120
4.3074 .5690 120
4.3385 .5435 120
4.4125 .6307 120
4.3443 .5619 120
4.3542 .5812 120
Jml Uang yang
Dibelanjakan
Kelas Sosial
Status Perkawinan
variety seeking
suasana
pelayanan
harga
kelengkapan produk
lokasi
Mean Std. Deviation N
Variables Entered/Removedb
lokasi, Status Perkawinan, Kelas Sosial, suasana,
variety seeking, harga, pelayanan, kelengkapan
produka
. Enter
Model
1
Variables Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Jml Uang yang Dibelanjakanb.
Model Summaryb
.841a .708 .687 .5403 1.555
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-W
atson
Predictors: (Constant), lokasi, Status Perkawinan, Kelas Sosial,
suasana, variety seeking, harga, pelayanan, kelengkapan produk
a.
Dependent Variable: Jml Uang yang Dibelanjakanb.
ANOVAb
78.585 8 9.823 33.646 .000a
32.407 111 .292
110.992 119
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), lokasi, Status Perkawinan, Kelas Sosial, suasana, variety
seeking, harga, pelayanan, kelengkapan produk
a.
Dependent Variable: Jml Uang yang Dibelanjakanb.
Coefficientsa
-4.462 .491 -9.094 .000
.228 .062 .196 3.673 .000
-.017 .061 -.015 -.281 .779
.008 .138 .004 .059 .953
.242 .148 .143 1.632 .106
.187 .174 .105 1.073 .285
.173 .131 .113 1.322 .189
.447 .171 .260 2.608 .010
.474 .125 .285 3.787 .000
(Constant)
Kelas Sosial
Status Perkawinan
variety seeking
suasana
pelayanan
harga
kelengkapan produk
lokasi
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Jml Uang yang Dibelanjakana.
Coefficientsa
.925 1.081
.972 1.029
.489 2.044
.345 2.899
.273 3.662
.359 2.784
.264 3.784
.464 2.157
Kelas Sosial
Status Perkawinan
variety seeking
suasana
pelayanan
harga
kelengkapan produk
lokasi
Model
1
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Jml Uang yang Dibelanjakana.
Residuals Statisticsa
.3136 3.8633 2.5917 .8126 120
-2.803 1.565 .000 1.000 120
6.476E-02 .2310 .1435 3.608E-02 120
.2447 3.8565 2.5962 .8128 120
-1.4155 1.1589 -1.13E-15 .5218 120
-2.620 2.145 .000 .966 120
-2.719 2.185 -.004 1.005 120
-1.5244 1.2027 -4.49E-03 .5651 120
-2.801 2.223 -.007 1.014 120
.718 20.751 7.933 4.472 120
.000 .129 .009 .016 120
.006 .174 .067 .038 120
Predicted Value
Std. Predicted Value
Standard Error of
Predicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Std. Residual
Stud. Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance
Cook's Distance
Centered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: Jml Uang yang Dibelanjakana.
Charts
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Jml Uang yang Dibelanjakan
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Expe
cted
Cum
Pro
b
1.00
.75
.50
.25
0.00
Scatterplot
Dependent Variable: Jml Uang yang Dibelanjakan
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3
Re
gre
ssio
n S
tude
ntiz
ed
Re
sid
ual
3
2
1
0
-1
-2
-3