analisis permasalahan penyebab kesulitan...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERMASALAHAN PENYEBAB KESULITAN
PESERTA DIDIK DALAM PRAKTIKUM PEMERIKSAAN
URIN DI MA AL-IRSYAD GAJAH DEMAK TAHUN
PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Ilmu Pendidikan Biologi
Oleh:
ERNA WAHYU F.I
NIM: 073811047
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Erna Wahyu F.I
NIM : 073811047
Jurusan/Program Studi : Tadris Biologi/ SI
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 30 Mei 2011
Saya yang menyatakan,
Erna Wahyu F.I
NIM: 073811047
iii
KEMENTERIAN AGAMA R.I
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang
Telp 024-7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul :Analisis Permasalahan Penyebab Kesulitan Praktikum Pada
Aspek Kognitif Psikomotor Peserta Didik Kelas XI IPA
Dalam Praktikum Pemeriksaan Urin Di MA Al-Irsyad Gajah
Demak Tahun Pelajaran 2010/2011
Nama : Erna Wahyu F.I
NIM : 073811047
Jurusan : Tadris Biologi
Program Studi : SI
telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi.
Semarang, 30 Mei 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua, Sekretaris,
Hj. Nur Khasanah, M.Pd.,M.Kes. Lianah, M.Pd.
NIP. 19751113 200501 2 001 NIP. 13191497 300000 2 00
Penguji I, Penguji II,
Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag. Drs. Listiyono, M.Pd.
NIP. 19720928 199703 2 001 NIP. 19691016 200801 1 008
Pembimbing I, Pembimbing II,
Hj. Nur Khasanah, M.Pd.,M.Kes. H. Mursid, M.Ag.
NIP. 19751113 200501 2 001 NIP. 196703052001121001
iv
NOTA PEM BIMBING
Semarang, 30 Mei 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu ’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Analisis Permasalahan Penyebab Kesulitan Praktikum Pada
Aspek Kognitif Psikomotor Peserta Didik Kelas XI IPA
Dalam Praktikum Pemeriksaan Urin Di MA Al-Irsyad Gajah
Demak Tahun Pelajaran 2010/2011
Nama : Erna Wahyu F.I
NIM : 073811047
Jurusan : Tadris Biologi
Program Studi : SI
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu ‘alaikum wr.wb.
Pembimbing I,
Hj. Nur Khasanah, M.Pd.,M.Kes.
NIP. 19751113 200501 2 001
v
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 30 Mei 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu ’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Analisis Permasalahan Penyebab Kesulitan Praktikum Pada
Aspek Kognitif Psikomotor Peserta Didik Kelas XI IPA
Dalam Praktikum Pemeriksaan Urin Di MA Al-Irsyad Gajah
Demak Tahun Pelajaran 2010/2011
Nama : Erna Wahyu F.I
NIM : 073811047
Jurusan : Tadris Biologi
Program Studi : SI
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu ‘alaikum wr.wb.
Pembimbing II,
H. Mursid, M.Ag.
NIP. 196703052001121001
vi
ABSTRAK
Judul :Analisis Permasalahan Penyebab Kesulitan Praktikum
Pada Aspek Kognitif Psikomotor Peserta Didik Kelas XI
IPA Dalam Praktikum Pemeriksaan Urin Di M.A. Al-
Irsyad Gajah Demak Tahun Pelajaran 2010/2011
Penulis : Erna Wahyu F.I
NIM : 073811047
Skripsi ini membahas tentang berbagai permasalahan pada aspek kognitif
psikomotor yang menyebabkan kesulitan praktikum yaitu dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengkomunikasian data hasil praktikum. Kajian dilatarbelakangi
oleh kesulitan peserta didik dalam praktikum karena apa yang diajarkan oleh guru
tidak sepenuhnya dipahami oleh setiap peserta didik dan kemampuan peserta
didik yang masih heterogen dalam mencapai prestasi belajar praktikum. Studi ini
dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Apa permasalahan yang
menyebabkan kesulitan praktikum pada aspek kognitif psikomotor? (2) Faktor-
faktor apa yang mempengaruhi timbulnya permasalahan yang menyebabkan
kesulitan praktikum pada aspek kognitif psikomotor? Permasalahan tersebut
dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di MA Al-Irsyad Gajah Demak
kelas XI IPA. Datanya diperoleh dari: (1) tes digunakan untuk mengetahui
kesiapan terhadap materi dan untuk mengetahui pemahaman terhadap petunjuk
praktikum, (2) pedoman observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam menggunakan alat dan bahan praktikum dan membuat laporan
hasil praktikum, (3) kuesioner digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi timbulnya permasalahan yang menyebabkan kesulitan praktikum,
(4) dokumentasi digunakan untuk menambah kelengkapan informasi penelitian.
Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) permasalahan yang menyebabkan
kesulitan praktikum pada tahap perencanaan adalah karena faktor kurangnya
kesiapan dalam pengetahuan dan pengalaman terhadap materi, sedangkan pada
tahap pelaksanaan praktikum permasalahan terbesar adalah dalam memanaskan
larutan yang caranya masih kurang tepat yaitu masih dihadapkan ke arah
praktikan dan dipanaskan sampai menguap penuh, sedangkan permasalahan
terbesar pada tahap pengkomunikasian data hasil praktikum adalah dalam
membuat kesimpulan, (3) Pada faktok-faktor yang mempengaruhi timbulnya
permasalahan yang menyebabkan kesulitan praktikum pemeriksaan urin, faktor
terbesar adalah karena kurangnya konsentrasi belajar dan permasalahan dalam
mengolah bahan ajar.
Dari hasil analisis akhir diperoleh kesimpulan bahwa peserta didik yang
mempunyai latar yang baik dalam mempersiapkan kegiatan belajarnya akan
sedikit sekali mengalami masalah dalam praktikumnya, begitu pula sebaliknya.
Dan peserta didik yang mengalami masalah dalam praktikumnya adalah peserta
vii
didik kurang mempunyai pengetahuan/pengalaman yang terkait dengan materi
yang dipraktekkan tersebut. Sehingga mereka akan mengalami kesulitan dalam
perencanaan, pelaksanaan, maupun pengkomunikasian data hasil praktikum.
Sebab pada hakikatnya semua faktor-faktor tersebut saling terkait dan
mempengaruhi.
viii
PERSEMBAHAN
Dengan rendah hati karya sederhana ini kupersembahkan:
1. Ayahanda Farkhan dan Ibunda Puji Iriyanti tercinta, beliau orang tua yang
arif dan bijaksana serta memiliki peran yang sangat penting dan tak
terhingga dalam membantuku dengan do’a, kasih sayang dan semangat.
2. Guru - guruku mulai dari TK sampai Kuliah yang senantiasa memberi
teladan, nasihat dan sabar dalam membimbingku, serta rela mencurahkan
segenap kemampuan agar diriku memahami hakikat ilmu.
3. Adikku Devie Irawati terima kasih atas kasih sayang dan doanya.
4. Teman-teman seperjuangan “Tadris Biologi 2007” terimakasih atas
kekompakan, kerjasama, dan kebersamaan kita serta motivasi.
5. Teman-temanku dan adik-adikku kos putri Wisma Sari terimakasih atas
kasih sayang, dukungan, pengertian, perhatian dan semangatnya.
6. Teman-temanku PPL dan KKN terima kasih untuk persahabatan, kasih
sayang, dukungan, dan semangatnya.
7. Almamaterku.
ix
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan petunjuk, kekuatan, dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Permasalahan Penyebeb Kesulitan
Belajar Praktikum Pada Aspek Kognitif Psikomotor Peserta Didik Kelas XI IPA
Dalam Praktikum Pemeriksaan Urin Di M.A. Al-Irsyad Gajah Demak Tahun
Pelajaran 2010/2011 ” ini dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana
pendidikan Islam pada Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang.
Dalam Kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik dalam penelitian
maupun penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan
kepada:
1. DR.Suja’i M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Drs.Wahyudi, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Hj.Nur Khasanah, S.pd.,M.Kes. selaku Ketua Prodi Tadris Biologi Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang sekaligus sebagai pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penulisan skripsi dan
sebagai Wali Studi Tadris Biologi sebagian mahasiswa 2007.
4. H.Mursid, M.Ag. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan petunjuk dalam penulisan skripsi.
5. Fachrurrozi, S.Pd. selaku Kepala M.A. Al-Irsyad Gajah Demak yang telah
memberikan izin mengadakan penelitian.
6. Anjar Wijayanti, S.Pd. selaku guru Biologi M.A. Al-Irsyad Gajah Demak dan
selalu kolaborator dalam penelitian.
7. Semua pihak dan instansi terkait yang telah membantu selama dilaksanakan-
nya penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini
x
Penulis menyadari bahwa pengetahuan yang penulis miliki masih
kurang, sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak guna perbaikan dan penyempurnaan tulisan berikutnya.
Bukanlah hal yang berlebihan apabila penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pembaca, amin.
Semarang, 30 Mei 2011
Erna Wahyu F.I
NIM: 073811047
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING ................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB II : PERMASALAHAN PENYEBAB KESULITAN PESERTA DIDIK
DALAM MASALAH PEMERIKSAAN URIN
A. Kajian Pustaka.......................................................................... 6
B. KerangkaTeoritik ..................................................................... 9
1. Permasalahan Belajar ......................................................... 9
2. Kesulitan Belajar ................................................................ 16
3. Praktikum ........................................................................... 17
4. Sistem Ekskresi .................................................................. 24
5. Praktikum Pemeriksaan Urin ............................................. 30
xii
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian……………………………………………….. 33
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................. 34
C. Sumber Penelitian ................................................................... 35
D. Fokus Penelitian ....................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 37
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 40
BAB IV : ANALISIS PERMASALAHAN DALAM PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN URIN
A. Gambaran Umum M.A. Al-Irsyad Gajah Demak .................. 46
B. Analisis Hasil Instrumen ......................................................... 49
C. Analisis Hasil Penelitian Tentang Permasalahan Dalam Praktikum
Pemeriksaan Urin .................................................................... 53
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................. 73
B. Saran………………………………………………………….. 74
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fungsi pendidikan adalah membimbing peserta didik menuju pencapaian
tujuan yang bernilai tinggi. Sehingga melalui pendidikan yang efektif akan dapat
membawa peserta didik kepada tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, apa yang
diajarkan hendaknya dipahami sepenuhnya oleh setiap peserta didik.1 Akan tetapi
dalam mencapai tujuan tersebut seringkali timbul permasalahan-permasalahan
yang menghambat jalannya pencapaian tujuan pendidikan. Oleh sebab itu,
permasalahan-permasalahan yang timbul tersebut harus segera diselesaikan agar
semua peserta didik dapat belajar dengan efektif dan dapat menguasai pelajaran
serta keterampilan-keterampilan yang dianggap esensial bagi perkembangannya
dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks.2 Termasuk di dalmnya
adalah keterampilan dalam melakukan praktikum yang hasilnya dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, tolak ukur dari
efektifitas suatu pembelajaran adalah tercapainya tujuan dan hasil belajar yang
tinggi.3 Tujuan dan hasil belajar yang tinggi tersebut akan tercapai apabila
permasalahan-permasalahan yang timbul sudah dapat teratasi. Maka dari itu perlu
dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang
terjadi dalam pembelajaran peserta didik dan selanjutnya mencari solusi untuk
mengatasinya.
Hasil belajar menurut kurva normal sesungguhnya masih menunjukkan
suatu kegagalan karena sebagian besar peserta didik tidak memahami benar apa
yang diajarkan oleh guru.4 Oleh sebab itu, diperlukan sebuah pembelajaran yang
1 S.Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hlm. 35.
2 S.Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, hlm. 37.
3 Hasibuan, Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2009), hlm. 43.
4S.Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, hlm. 35.
2
dapat menemukan pembuktian nyata dari apa yang dipelajari. Pembelajaran yang
aktif tersebut salah satunya adalah dengan melalui praktikum yang pada umumnya
dilakukan di laboratorium. Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan dibutuhkan
sebuah sarana untuk dapat melaksanakan kegiatan praktikum tersebut. Dalam hal
ini yang dimaksud adalah laboratorium yaitu sebuah tempat yang efektif untuk
kegiatan pengamatan, pengkajian, percobaan, dan pelatihan untuk memahami
konsep, mendapat pengalaman nyata, dan membentuk keterampilan peserta didik
sehingga menguasai bidang ilmunya.
Kegiatan pembelajaran yang baik adalah kegiatan pembelajaran yang
dapat memberikan pengalaman nyata pada peserta didik. Dengan pengalaman
tersebut, peserta didik akan lebih faham dengan teori atau konsep yang telah
didapat. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan
metode eksperimen (percobaan). Metode eksperimen yaitu suatu suatu penyajian
pelajaran agar peserta didik dapat melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri apa yang dipelajari. Dalam pembelajaran dengan metode ini,
peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan
menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu.5
Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan inti dalam sebuah kegiatan praktikum.
Sehingga dapat dikatakan bahwa baiknya suatu proses pembelajaran harus ada
konsep aplikatif dari peserta didik. Dengan begitu, mereka akan memperoleh
gambaran nyata terhadap teori-teori yang telah didapat dari pembelajaran di kelas.
Akan tetapi dalam praktiknya di lapangan, banyak sekali permasalahan
yang sering dialami peserta didik dalam kegiatan praktikumnya. Kesulitan
tersebut dapat terjadi pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun dalam
pengkomunikasian data hasil praktikum. Sehingga permasalahan yang mungkin
terjadi adalah karena belum dikuasainya materi yang telah diajarkan guru dalam
pembelajaran di kelas, sehingga peserta didik belum mempunyai cukup bekal
5 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 84.
3
dalam memahami kegiatan berikutnya yaitu dalam melakukan praktikum. Dengan
belum dikuasainya materi, maka akan memberi dampak kesulitan pada peserta
didik dalam melakukan praktikum. Selain itu, permasalahan yang sering dihadapi
peserta didik yang menyebabkan kesulitan dalam belajar praktikum adalah dalam
memahami petunjuk praktikum, mungkin dari desain, tidak jelasanya materi
dalam petunjuk praktikum, kata-kata asing yang baru dikenal oleh peserta didik
atau dari segi bahasanya sendiri yang sulit memang dimengerti oleh peserta didik.
Selain petunjuk praktikum, permasalahan yang menyebabkan peseta didik
kesulitan belajar praktikum adalah dapat terjadi karena masih kurangnya
pemahaman peserta didik dalam mengetahui alat dan bahan dalam praktikum serta
cara menggunaan alat dan bahan tersebut. Selain itu, permasalahan yang
menyebabkan kesulitan peserta didik dalam praktikum adalah masalah dalam
pembuatan laporan hasil praktikum yaitu dalam membuat pembahasan, menjawab
pertanyaan, dan membuat kesimpulan. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat
terjadi di sekolah-sekolah yang menyelenggarakan kegiatan praktikum.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi kelas XI
MA AL-Irsyad Gajah Demak ibu Anjar Wijayanti S.Pd. menyatakan bahwa
kemampuan akademik peserta didik di MA Al- Irsyad Gajah Demak kelas XI IPA
masih heterogen dalam mencapai prestasi belajar termasuk dalam praktikum.
Setelah wawancara dengan guru mengenai keadaan peserta didik, peneliti
melakukan studi pendahuluan dalam kegiatan praktikum materi respirasi. Hasil
studi pendahuluan tersebut membuktikan dalam kegiatan praktikum tersebut
peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menjawab soal pretest yang
menandakan kesiapan peserta didik terhadap materi masih kurang dan kesulitan
peserta didik dalam menjawab soal posttest yang menandakan bahwa hasil
pembelajaran masih belum memuaskan yang berarti terdapat masalah dalam
proses belajarnya yang mungkin disebakan oleh masalah internal peserta didik.
Masalah tersebut mungkin disebabkan oleh alasan internal yaitu karena masing-
masing individu mempunyai latar belakang yang berbeda-beda dan atau
disebabkan oleh permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing peserta didik
selama proses belajarnya. Untuk itulah perlu diselidiki lebih lanjut tentang
4
permasalahan internal masing-masing individu yang dapat menyebabkan
permasalahan yang menimbulkan kesulitan dalam kegiatan praktikumnya serta
permasalahan-permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam proses belajar
selama praktikum berlangsung untuk selanjutnya dapat diatasi dan ditemukan
solusi pemecahannya .
Sedangkan alasan pemilihan praktikum pemeriksaan urin adalah karena
praktikum pemeriksaan urin dilaksanakan setelah dilaksanakannya studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti yaitu dalam praktikum respirasi. Karena
praktikum pemeriksaan urin terdapat pada bab sistem ekskresi yang menurut
silabus dilaksanakan setelah bab sistem respirasi.
Dari uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang ANALISIS PERMASALAHAN PENYEBAB KESULITAN
PESERTA DIDIK DALAM PRAKTIKUM PEMERIKSAAN URIN DI
MA AL-IRSYAD GAJAH DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011.
B. Rumusan Masalah
Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus dapat mengukur
kemampuan peserta didik dalam menerima materi yang diajarkan. Pengukuran
tersebut di samping untuk mengetahui kemampuan adalah salah satu cara untuk
mendapatkan informasi mengenai jenis permasalahan yang menyebabkan
kesulitan yang menghambat peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut maka dibuat rumusan masalah yang akan
diteliti dalam penelitian ini yaitu:
1. Apa permasalahan yang menyebabkan kesulitan peserta didik dalam
praktikum pemeriksaan urin di MA AL-Irsyad Gajah Demak ?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi timbulnya permasalahan yang
menyebabkan kesulitan peserta didik dalam praktikum pemeriksaan urin di
MA AL-Irsyad Gajah Demak ?
5
C. Tujuan Peneletian
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan kesulitan peserta didik
dalam praktikum pemeriksaan urin di MA AL-Irsyad Gajah Demak.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya permasalahan
yang menyebabkan kesulitan peserta didik dalam praktikum pemeriksaan urin
di MA AL-Irsyad Gajah Demak.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti :
1. Bagi peserta didik, mengetahui jenis permasalahan yang menyebabkan
kesulitan dalam praktikum pemeriksaan urin sehingga dapat dicari solusi atau
pemecahannya.
2. Bagi Guru, mengetahui kondisi peserta didik dan mengetahui permasalahan
yang menyebabkan kesulitan yang dialami peserta didik selama melakukan
praktikum dan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan tersebut serta
ditemukan solusi yang dapat digunakan sebagai masukan dalam kegiatan
pembelajaran selanjutnya.
3. Bagi Sekolah, ditemukan solusi yang tepat dalam mengatasi kesulitan peserta
didik dalam melakukan praktikum dan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menganbil kebijaksanaan dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.
4. Bagi Peneliti, memperoleh jawaban atas permasalahan yang terjadi dan dapat
memberikan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan tersebut, selain
itu dapat memberi pengalaman peneliti tentang bagaimana cara menjadi calon
pendidik yang profesional dalam mengetahui dan menangani peserta didik
yang mengalami kesulitan belajar khususnya dalam melakukan praktikum.
1
BAB II
PERMASALAHAN PENYEBAB KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM
PRAKTIKUM PEMERIKSAAN URIN
A. Kajian Pustaka
Sejauh pengetahuan peneliti, belum ada skripsi dari mahasiswa Tarbiyah
Jurusan Tadris program S1 di IAIN Walisongo yang melakukan penelitian tentang
analisis permasalahan penyebab kesulitan belajar praktikum pada aspek kognitif
psikomotor peserta didik. Akan tetapi penelitaan yang berkenaan dengan kesulitan
belajar peserta didik maupun yang berkaitan dengan pembelajaran menggunakan
sarana pemanfaatan laboratorium untuk melakukan kegiatan praktikum baik
kualitatif maupun kuantitatif yang pernah dikaji oleh peneliti lain yang
mempunyai relevansi dengan skripsi yang peneliti bahas di antaranya adalah :
1. Eko Murdiyahwati (053811370) Program Starta 1 IAIN Walisongo 2010,
“Pengaruh Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Kegiatan
Laboratorium Materi Pokok Biologi Sel Terhadap Hasil Belajar Praktikum
Biologi Kelas XI MAN Semarang”. Skripsi ini membahas tentang: keaktifan
siswa dalam pembelajaran berbasis kegiatan laboratorium mempunyai
pengaruh terhadap hasil belajar praktikum biologi siswa kelas XI MAN
Semarang.1
2. Atiq Mahfudloh (043811134) Program Starta 1 IAIN Walisongo 2009,
“Efektivitas Pemanfaatan Laboratorium Alam Dalam Pembelajaran Biologi
Materi Pokok Ciri-Ciri Mahluk Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas VII MTs Al Hadi Mranggen Demak”. Skripsi ini membahas
tentang: pemanfaatan laboratorium alam dalam pembelajaran biologi dan
relevansinya dengan karakteristik yang ada dalam biologi yang memberikan
1 Eko Murdiyahwati, “Pengaruh Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Kegiatan
Laboratorium Materi Pokok Biologi Sel Terhadap Hasil Belajar Praktikum Biologi Kelas XI MAN Semarang, Skripsi (Semarang: Program Starta 1 IAIN Walisongo Semarang, 2010), hlm. 65.
2
dampak bahwa pengalaman nyata yang langsung bisa dihayati akan membawa
dampak pembelajaran menjadi lebih bermakna.2
3. Musta’mir Anwar (053811342) Program Strata 1 IAIN Walisongo 2009,
“Efektifitas Pembelajaran Praktikum Materi Pokok Daur Ulang Limbah Dalam
Meningkatkan Kemampuan Entrepreneurship Peserta Didik di MA Al Irsyad
Gajah Demak”. Skripsi ini membahas tentang: bahwa dengan pembelajaran
praktikum yaitu membuat pupuk bokashi, maka peserta didik akan mendapat
pengalaman langsung yang dapat mengasah keterampilan dan skill mereka
(entrepreneurship).3
4. Hijrah Filjanah (4201401042) Program Srata 1 Universitas Negeri Semarang
2006, ”Mendiagnosis Kesulitan Belajar IPA (FISIKA) Siswa Sekolah Dasar
Negri Berdasarkan Hasil Ujian Akhir Sekolah Tahun Pelajaran 2004/2005 Se
Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang”. Skripsi ini membahas tentang
penyebab kesulitan belajar siswa SDN Se Kecamatan Gajah Mungkur yang
ditinjau dari hasil UAS yaitu kelemahan pada pokok bahasan bunyi dan panas.4
5. Prawesti Ika Wijayanti (4201405552) Program Starta 1 Universitas Negeri
Semarang 2009, “Studi Eksplorasi Kesulitan Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Cahaya Dan Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran
Inkuiri”. Skripsi ini membahas tentang kesulitan belajar siswa pada pokok
bahasan cahaya khususnya pemantulan cahaya yang meliputi kesulitan
memahami materi, kesulitan meningkatkan hubungan antar konsep, kesulitan
2 Atiq Mahfudhoh, “Efektivitas Pemanfaatan Laboratorium Alam dalam Pembelajaran
Biologi Materi Pokok Ciri-Ciri Mahluk Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs Al Hadi Mranggen Demak, Skripsi (Semarang: Program Starta 1 IAIN Walisongo Semarang, 2009), hlm. 54.
3 Musta’mir Anwar, “Efektifitas Pembelajaran Praktikum Materi Pokok Daur Ulang Limbah Dalam Meningkatkan Kemampuan Entrepreneurship Peserta Didik Di MA Al Irsyad Gajah Demak, Skripsi (Semarang: Program Starta 1 Fakultas Tarbiyah Biologi IAIN Walisongo Semarang, 2009), hlm. 76.
4 Hijrah Filjanah, ”Mendiagnosis Kesulitan Belajar IPA (FISIKA) Siswa Sekolah Dasar Negri Berdasarkan Hasil Ujian Akhir Sekolah Tahun Pelajaran 2004/2005 Se Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang”, Skripsi (Semarang: Program Srata 1 Program Pendidikan Fisika Universitas Negeri Semarang, 2006), hlm. 81.
3
mengerti rumus, dan kesulitan untuk mengoperasikan rumus untuk
menyelesaikan soal5
6. Tri Retno Styowati (4201403017) Program Starta 1 Universitas Negeri
Semarang 2009, ”Pembelajaran Fisika Dengan Menggunakan Kegiatan
Laboratorium Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains Dan Hasil Proses Belajar Siswa SMA”. Skripsi ini membahas tentang
penerapan pembelajaran dengan menggunakan kegiatan laboratorium berbasis
inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran
fluida.6
Dari keenam judul skripsi di atas belum ada yang menyebutkan sama
persis dengan judul yang peneliti tulis. Persaman keenam judul di atas dengan
judul yang peneliti tulis adalah dalam hal praktikum atau kesulitan dalam suatu
pembelajaran tertentu. Sedangkan perbedaannya dengan judul yang peneliti tulis
adalah permasalahan yang melatarbelakanginya yaitu kesulitan praktikum pada
aspek kognitif dan psikomotor peserta didik.
Peneliti mengambil judul tersebut karena terilhami oleh pengalaman
peneliti pada saat PPL mengajar di SMA Negri 3 Semarang, survei tentang
manajemen laboratorium di SMA 6 Semarang untuk tugas mata kuliah
Manajemen Pendidikan, dan observasi kegiatan praktikum selama kuliah di IAIN
Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Biologi. Dari ketiga pengalaman tersebut
peneliti melihat bahwa peserta didik masih kesulitan dalam melakukan praktikum.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai hasil praktikum peserta didik yang tidak lebih
bagus dari nilai hasil teori dari mata pelajaran/ mata kuliah dalam pembelajaran
biasa. Oleh karena itu, peneliti tertarik menulis sekripsi dengan judul tersebut.
B. Kerangka Teoritik
5 Prawesti Ika Wijayanti, “Studi Eksplorasi Kesulitan Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan
Cahaya Dan Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Inkuiri”, Skripsi (Semarang: Program Starta 1 Program Pendidikan Fisika Universitas Negeri Semarang, 2009), hlm. 75.
6Tri Retno Styowati, ”Pembelajaran Fisika Dengan Menggunakan Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Proses Belajar Siswa SMA”, Skripsi ( Semarang: Program Starta 1 Program pendidikan Fisika Universitas Negeri Semarang, 2009), hlm. 67.
4
1. Permasalahan Belajar
Permasalahan belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh
peserta didik yang menghambat kelancaran proses belajarnya.7 Masalah dalam
belajar dapat berupa masalah internal yaitu permasalahan yang datang dari peserta
didik.
Permasalahan belajar yang disebabkan karena faktor internal merupakan
kendala yang dapat menghambat proses pencapaian tujuan pendidikan.
Permasalahan tersebut timbul karena peserta didik memiliki kriteria tertentu yang
akan memberi dampak gagal atau kurang berhasilnya peserta didik dalam
mencapai tujuan. Sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam proses belajarnya
dan kurang berhasil dalam meraih prestasi belajar yang memuaskan.
a. Jenis-Jenis Permasalahan Dalam Belajar
Jenis-jenis permasalahan dalam proses belajar dapat terjadi dalam 3
waktu yaitu sebelum kegiatan belajar, selama kegiatan belajar, dan sesudah
kegiatan belajar.
1) Permasalahan sebelum kegiatan belajar masalah yang dapat muncul adalah berkaitan dengan karakteristik/cirri peserta didik baik yang berkaitan dengan minat, kecakapan, maupun pengalaman-pengalaman.
2) Selama kegiatan belajar masalah yang dapat muncul adalah berkaitan dengan sikap terhadap belajar, motivasai, konsentrasi, pengolahan pesan pembelajaran, menyimpan pesan, menggali kembali pesan yang telah tersimpan, unjuk hasil belajar.
3) Sesudah kegiatan belajar masalah yang dapat muncul adalah berkaitan dengan penerapan prestasi, atau keterampilan yang sudah diperoleh melalui proses belajar sebelumnya.8
b. Sebab-Sebab Yang Meimbulkan Permasalahan Dalam Belajar
Masalah-masalah yang dapat yang dapat menggangu peserta didik
dalam belajarnya antara lain :
1) Ciri khas/karakteristik peserta didik
7Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaraan; Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, (Bandung: Rosda Karya, 2006), hlm. 226. 8 Aunurrahman, Belajar dan pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 177.
5
Masalah-masalah yang berkenaan dengan peserta didik adalah
mengenai fisik, mental, dan kesiapan. Masalah sebelum belajar berkenaan
dengan minat, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang suatu kegiatan. Minat selalu diikuti oleh perasaan senang. Oleh
karena itu, pembelajaran yang menarik akan mendukung minat peserta
didik.9 Jika peserta didik mempunyai minat yang tinggi untuk belajar maka
peserta didik akan mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan apa yang
akan dipelajarinya secara baik. Misalnya dalam mempersiapkan alat-alat
tulis, buku, mencatat pelajaran.
Fisik berkaitan dengan kesehatan jasmani seseorang. Apabila secara
fisik sehat maka tubuh akan lancar dalam melakukan kegiatan termasuk di
dalamnya adalah berfikir (kognitif) dan dalam melakukan sesuatu
(psikomotor). Mental berhubungan dengan kondisi jiwa atau pshycis
seseorang. Apabila jiwa seseorang dalam kondisi baik atau tidak sedang
terganggu, misalnya sedang stress maka konsentrasi akan nada dan lancer
dalam melakukan proses kognitif maupun psikomotor. Sedangkan kesiapan
berkaitan dengan hal-hal yang dipersiapakan sebelum melakukan sesuatu.
Misalnya membawa peralatan yang diperlukan dalam praktikum.
2) Sikap terhadap belajar
Sikap adalah gejala internal yang yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksikan atau merespon dengan cara yang relatif
tetap terhadap objek.10
Sikap terhadap belajar ditandai dengan menerima atau menolaknya
peserta didik terhadap pelajaran tersebut. Jika pada dasarnya peserta didik
senang, maka akan terlihat dalam sikapnya untuk menerima suatu materi
yang diajarkan yaitu peserta didik akan sering terlibat langsung dengan
9Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta : Rineka Cipta,
2010), hlm. 57. 10Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2010), hlm. 132.
6
kegiatan pembelajaran, misalnya bertanya pada guru atau mengemukakan
pendapat. Namun, apabila peserta didik sebelum belajar sudah tidak senang
maka sikap yang akan timbul adalah kurang memperhatikan apalagi sampai
terlibat langsung dalam pembelajaran.11
3) Motivasi belajar
Motivasi adalah keadaan internal yang mendorong seseorang untuk
berbuat sesuatu. Pujian dan hadiah adalah contoh motivasi ekstrinsik yaitu
suatu hal atau keadaan yang dating dari luar individu peserta didik yang
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.12
Motivasi dalam belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi
tenaga pendorong bagi peserta didik untuk mendayagunakan potensi-potensi
yang ada pada dirinya dan potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan
belajar.
Motivasi terlihat dalam ketekunannya dalam belajar, kesungguhan
dalam menyimak isi pelajaran, kesungguhan dan ketelatenan dalam
mengerjakan tugas. Apabila tidak ada orang yang mengawasi kegiatan
belajarnya maka peserta didik yang tidak mempunyai motivasi akan berbuat
semaunya. Oleh karena itu, motivasi rendah akan memberi dampak terhadap
ketercapaian hasil belajar yang diharapkan.13
4) Konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian
pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi, bahan
pelajaran, maupun proses memperolehnya. Oleh karena itu peran guru
sebagai fasilitator dan mediator perlu ditingkatkan untuk memperkuat
perhatian peserta didik terhadap pelajaran guna meningkatkan konsentrasi
belajar. Guru perlu menggunakan bermacam-macam strategi belajar dan
memperhatikan waktu belajar serta selingan istirahat.14
11 Aunurrahman, Belajar dan pembelajaran, hlm. 179. 12 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan Dengan Pendekatan Baru, hlm. 134. 13 Anurrahman, Belajar dan pembelajaran, hlm. 180. 14 Dimyati, Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)hlm. 239.
7
5) Mengolah bahan ajar
Mengolah bahan ajar berarti proses berpikir seseorang untuk
mengolah informasi-informasi yang diterima sehingga menjadi bermakna.
Makna yang dihasilkan dari pengolahan pesan adalah bersumber dari apa
yang didengar, dilihat, dirasakan, dan dialami oleh peserta` didik.
Apabila peserta didik kesulitan dalam mengolah pesan maka akan
menimbulkan masalah dalam belajar selanjutnya. Proses pengolahan
meliputi: proses berkesadaran, menarik kesimpulan, unjuk hasil.15
6) Menggali hasil belajar
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses
mengaktifkan pesan yang telah diterima. Proses tersebut dapat berupa
menggali pesan lama yang diwujudkan dalam transfer belajar atau unjuk
hasil belajar dan menggali pesan baru.16
Kesulitan dalam proses menggali kembali pesan-pesan lama
merupakan kendala di dalam proses pembelajaran karena peserta didik akan
mengalami kesulitan mengolah pesan-pesan baru yang memiliki keterkaitan
dengan pesan-pesan lama yang telah diterima sebelumnya. Kesulitan ini
memiliki keterkaiatan dengan proses penerimaan, proses pengolahan, proses
penyimpanan dan kemampuan, dan cara menggali pesan itu sendiri. Bila
dalam proses belajar peserta didik mengalami hambatan/ kesulitan di dalam
proses penerimaan pesan maka peserta didik tidak mempunyai pengetahuan
dan pemahaman tentang sesuatu yang dipelajari.17
7) Rasa percaya diri
Rasa percaya diri adalah salah satu kondisi psikologis seseorang
yang berpengaruh terhadap aktifitas fisik dan mental dalam pembelajaran.
Rasa percaya diri peserta didik dapat ditumbuhkan dengan pemberian pujian
dan penghargaan.
15 Anurrahman, Belajar dan pembelajaran, hlm. 182. 16 Dimyati , Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, hlm. 242-243. 17 Anurrahman, Belajar dan pembelajaran, hlm. 183.
8
Bila peserta didik mempunyai rasa percaya diri tinggi maka tidak
aka ada rasa penyesalan yang akan menimbulkan masalah dalam belajarnya.
Misalnya peserta didik mengalami kegagalan mendapatkan nilai bagus maka
secara otomatis akan berpengaruh pada kondisi psikologinya akan
mengalami penyesalan dan minder dengan teman-temanya sehinnga akan
membawa dapak pada turunnya konsentrasi belajarnya dan seterusnya.18
Makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh
pengakuan umum dan selanjutnya rasa percaya diri akan semakin kuat.19
8) Kebiasaan belajar
Kebiasaan belajar adalah prilaku belajar seseorang yang telah
tertanam daalm waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam
aktifitas belajar yang dilakukan. Misalnya belajar tidak teratur, tergesa-gesa,
tidak mempunyai catatan, datang terlambat dan tidak memiliki usaha untuk
memperkaya materi pelajaran.
c. Cara Mengungkap Sebab-Sebab Terjadinya Permaasalahan Dalam Belajar
Menurut Koestoer dalam Abdul majid menyatakan bahwa untuk
mengungkap sebab-sebab terjadinya masalah belajar yang dialami peserta
didik ada 2 tahap yang harus dilalui yaitu :20
1) Menentukan lokasi atau letak masalah belajar
Tahap penentuan letak masalah sebenarnya merupakan tahap
penentuan di mana sebenarnya masalah itu terjadi. Oleh sebab itu, perlu
diselidiki bagian-bagian mana dari tujuan-tujuan pembelajaran yang belum
dikuasai oleh peserta didik. Tujuan-tujuan tersebut merupakan tingkah
laku yang diharapkan terjadi setelah peserta didik melaksanakan kegiatan
belajar.
2) Memperkirakan sebab-sebab terjadinya masalah belajar
18 Anurrahman, Belajar dan pembelajaran, hlm. 184. 19 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, hlm. 245. 20 Abdul majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: Remaja Rosda karya, 2006), hlm. 230.
9
Setelah mengetahui letak permasalahan yang sesungguhnya,
pendidik dapat melakaukan tahap berikutnya, yaitu memperkirakan sebab-
sebab terjadinya masalah yang dialami peserta didik dalam belajar.
Kesulitan guru dalam memetuskan masalah-masalah belajar adalah:
a) Masalah belajar dapat timbul dari berbagai sebab yang berlaianan.
b) Sebab yang sama dapat menimbulkan masalah yang berlainan.
c) Sebab-sebab masalah belajar dapat saling berhubungan antara satu
dengan lainnya.21
Dalam sekripsi yang penulis buat uasaha-asaha yang dilakukan
adalah berupa penelitian dengan cara meneliti dan mengobservasi
permasalahan-permaslahan yang ada dalam proses praktikum kemudian
menentukan letak masalah yang menyebabkan kesulitan belajar praktikum.
Dan yang terakhir adalah meneliti factor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya permasalahan yang menyebabkan kesulitan.
d. Cara Mengatasi Permasalahan Dalam Belajar
Berkenaan dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik
dalam belajar, upaya-upaya yang harus dilakuakan oleh pendidik adalah :
1) Melaksanakan pengajaran perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan bentuk khusus dari pengajaran
yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar. Kesulitan tersebut dapat berupa bahan
pelajaran yang tidak dikuasai, kesalahan-kesalahan memahami konsep, dan
sebagainya.22
2) Pembinaan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Sikap dan kebiasaan belajar yang baik perlu dibina sejak dini. Oleh
sebab itu, guru dan orang tua perlu untuk membimbing dan mengarahkan
pola belajar peserta didik. Peserta didik harus dapat membuat target atau
rencana belajar dan menepatinya.
21 Abdul majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
hlm. 231. 22 Abdul majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
hlm. 231.
10
Peserta didik harus diajari untuk membuat pola atau harapan yang
ingin dicapainya. Sehingga peserta didik akan terdorong untuk
mengembangkan kualitas dirinya dalam mengenali bakat dan karakternya
sendiri. Apabila karakter yang berkualitas telah tumbuh dalam pribadi
peserta didik maka akan memunculkan kebiasaan yang berkualitas pula.23
3) Peningkatan motivasi belajar
Motivasi berasal dari kata motif, dalam bahasa inggris adalah motive
atau motion, lalu menjadi motivation yang berarti gerakan atau sesuatu yang
bergerak. Sehinnga jika dikaitkan dengan belajar atau motivasi belajar
merupakan suatu dorongan yang menggerakkan peserta didik untuk
melakukan belajar atau disebut dengan niat belajar.24
KXل K\S]WKت وا STVW KXYJ ا PLء IJ KLى aا KXYJ ا)b\c` defL( Setiap amal itu disertai dengan niat. Setiap amal seseorang itu
tergantung dengan apa yang diniatkannya. (HR.Bukhori dan Muslim)25
Peserta didik yang tidak punya motivasi akan kurang semangat
dalam belajar dan akan tampak jera serta malas dalam belajar. Untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik perlu dilakukan usaha-usaha
yang harus dilakukan guru atau orang tua, misalnya : memberi hadiah bagi
peserta didik berprestasi atau yang berhasil memperoleh nilai bagus. Hal
tersebut adalah salah satu usaha untuk merangsang motivasi peserta didik
secara eksternal. Dan bagi yang tidak tertib dalam menjalankan tugas belajar
dapat dikenai sanksi.26
2. Kesulitan Belajar
23 Sari Yuanita, Tips Membuat Anak Suka Belajar Dan Berprestasi, (Yogyakarta: Genius
Publiser, 2010), hlm. 54-56. 24 Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm. 60. 25 Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999), Jild.1, hlm. 2. 26 Hikmat, Manajemen Pendidikan, hlm. 61.
11
Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris
learning difficulty. Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang
dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan
penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis,
menalar atau kemampuan dalam bidang studi matematika.27
a. Jenis Kesulitan Belajar
Secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua
kelompok yaitu :28
1) Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental
learning disabilities).
Kesulitan belajar ini berhubungan dengan perkembangan mencakup
gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar komunikasi, dan kesulitan
dalam menyesuaikan prilaku sosial. Kesulitan belajar yang berhubungan
dengan perkembangan sering tampak sebagai kesulitan belajar yang
disebabkan oleh tidak dikuasainya ketrampilan prasyarat (prerequistite
skill), yaitu ketrampilan yang harus dikuasai lebih dahulu agar dapat
menguasai ketrampilan berikutnya.
2) Kesulitan belajar akademik (Academic learning disabilities)
Kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan-
kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang
diharapkan. Kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan dalam
membaca, menulis, atau matematika. Kesulitan belajar akademik dapat
diketahui oleh guru atau orang tua ketika anak gagal menampilkan salah
satu atau beberapa kemaampuan akademik. Kesulitan belajar akademik
adalah kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik yang mempunyai IQ
normal tetapi peserta didik tersebut terlambat gagal menampilkan
prestasinya karena belum menguasai keterampilan atau bahan ajar tertentu.29
27 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka
cipta, 2003), hlm. 46. 28 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, hlm. 4-5. 29 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
hlm. 227.
12
Kesulitan belajar akan Nampak dari menurunnya kinerja akademis
atau prestasi belajar yang dibuktikan dengan munculnya kelainan prilaku
seperti terlalu diam di kelas karena tidak mengerti materi pelajaran, suka
mengusik atau menggangu teman, suka membuat kegaduhan, suka
berkelahi, sering tidak masuk kelas, serta membolos waktu pelajaran.30
Dalam penelitian yang peneliti lakukan jenis kesulitannya bukan
termasuk dalam kesulitan belajar perkembangan tetapi kesulitan belajar
akademik karena peserta didik di M.A. Al-Irsyad Demak bukan anak yang
mengalami keterbelakangan mental (tuna grahita) sehingga mereka telah
mempunyai ketrampilan prasyarat.
3. Praktikum
Praktikum adalah bagian dari pendidikan dan pengajaran yang bertujuan
agar siswa memperoleh peluang untuk memeriksa, menguji, dan melaksanakan,
dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori.31
Menurut Woolnough dan Allsop dalam Nuryani Rustam, mengemukakan
4 pentingnya kegiatan praktikum :32
a. Praktikum akan memotivasi peserta didik dalam belajar IPA
b. Praktikum mengembangkan ketrampilan dasar melakukan eksperimen.
c. Praktikum sebagai cara belajar ilmiah
d. Praktikum akan menunjang materi pelajaran yang memberi kesempatan peserta
didikuntuk menemukan dan membuktikan teori
Di dalam biologi terdapat kerja ilmiah atau praktikum. Praktikum
bertujuan agar peserta didik dapat mengenal alat-alat percobaan biologi dan dapat
menggunakan alat-alat tersebut untuk melakukan percobaan biologi. Oleh karena
itu, agar dapat belajar biologi dengan baik tidak harus dilakukan dengan selalu
30 Baharuddin, Pendidikan Dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2009), hlm. 178. 31 Komaruddin, Djuparnah, Kamus Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: bumi Aksara, 2000),
hlm. 200. 32 Nuryani Y. Rustaman, et.al.,Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Jakarta: JICA, ), hlm.
160-161.
13
membaca dan menghafal. Tetapi harus dikembangkan pola dan cara pikir
layaknya seorang ilmuan biologi yang berpikir secara ilmiah melalui penelitian
atau percobaan. Percobaan berarti mengubah sesuatu untuk mengetahui apa yang
terjadi akibat adanya perubahan tersebut.
Para ilmuan melakukan percobaan dengan rencana yang lebih formal. Seorang ilmuan biasanya melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi masalah. b. Menetapkan hipotesis atau kemungkinan penyelesaian masalah. c. Menetapkan langkah-langkah atau rencana-rencana yang dapat
membantu dalam penyelesaian masalah. d. Melaksanakan percobaan atau melakukan langkah-langkah yang sudah
direncanakan. e. Mencatat data atau membuat segala bentuk catatan yang dapat
digunakan dalam melaporkan percobaan. f. Menerbitkan laporan sehingga orang lain dapat memeriksa percobaan
yang dilakukan dan mungkin mengulangnya.33 Oleh sebab itu, peserta didik harus dapat mengembangkan sejumlah
keterampilan ilmiah, sehingga mampu mempelajari objek-objek biologi secara
jelas dan nyata (konkrit).
Keterampilan ilmiah dalam melakukan praktikum atau percobaan antara
lain:
a. Perencanaan
Dalam merencanakan praktikum atau percobaan harus berdasarkan
langkah-langkah ilmiah. Jika percobaan dalam bentuk eksperimen maka
langkah-langkah yang harus ada adalah menentukan masalah, menyusun
hipotesis, melakukan eksperimen, dan menarik kesimpulan. Tetapi jika
praktikum atau percobaan yang dilakukan hanya pengamatan (observasi) maka
langkah-langkahnya adalah: menentukan tujuan pengamatan, menyusun
langkah kerja, hasil pengamatan, dan menrik kesimpulan.34
33 Thomas Moorman, Bagaimana Membuat Proyek Ilmu Pengetahuan Menjadi Ilmiah,
(Bandung, Pakar Raya, 2003), hlm. 10.
34 Karnadi, et.al.,Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta: Cipta Jaya, 2005), hlm. 484.
14
Sehingga dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam melakukan praktikum atau percobaan secara umum yaitu :35 1) Menentukan tujuan atau masalah yang akan dipecahkan 2) Menyusun hipotesis (jika percobaab dalam bentuk eksperimen) 3) Menentukan dan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 4) Memberi perlakuan 5) Menyusun langkah kerja/ langkah eksperimen 6) Menyusun analisis untuk pengolahan data dalam bentuk deskripsi,
tabel, atau grafik 7) Menarik kesimpulan Oleh karena itu dalam melakukan praktikum atau percobaan, peserta
didik harus mempunyai bekal dengan menguasai atau memahami materi agar
tidak mengalami kesulitan pada proses berikutnya karena ketrampilan prasyarat
telah dikuasai.
b. Pelaksanaan (Pengamatan)
Pengamatan berarti menggunakan semua indra dan juga menggunakan
peralatan ukur seperti penggaris, meteran, gelas ukur, pH idikator, thermometer
dan lain-lain. Dan menggunakan peralatan yang memperkuat rangsangan yang
diterima indra seperti teleskop, mikroskop.36 Dalam praktikum pemeriksaan
urin alat yang digunakan misalnya gelas ukur untuk mengukur volum urin,
indicator universal untuk mengukur pH urin, bunsen untuk memanaskan urin
ketika melakukan uji glukosa dalam urin dan lain-lain.
Keterampilan mengamati merupakan salah satu cara untuk
mendapatkan permasalahan yang harus dipecahkan. Misalnya mengapa urin
bau ammonia ?” dan Apa bukti urin mengandung glukosa?”.
Pengamatan dengan seluruh indra yang dimiliki disebut pengamatan
kualitatif. Sedangkan pengamatan objek biologi dengan dibantu oleh alat
pengukuran disebut pengamatn kuantitatif. Tujuan penggunaan alat ukur
adalah agar hasil pengamatan yang dilakukan lebih teliti dan akurat. Oleh
35 Karnadi, et.al.,Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, hlm. 484. 36 Thomas Moorman, Bagaimana Membuat Proyek Ilmu Pengetahuan Menjadi Ilmiah,
hlm. 9.
15
karena itu peserta didik dalam melakukan pengamatan secara kuantitatif
diharapkan sudah dapat menggunakan alat-alat praktikum dengan baik.37
Dalam kegiatan pengamatan yaitu kegiatan dilakukannya eksperimen,
maka harus dibandingkan keadanaan normal dan yang diberi perlakuan.
Misalnya membandingkan keadaan fisik urin normal dan tidak normal maupun
perbandingan keadaan urin sebelum diberi reagen maupun setelah diberi
reagen.
In the two experiment just cited, the important is to make a comparison with the normal situations. 38 Jadi dalam melakukan dua ekperimen yang pantas dan terpenting adalah membuat perbandingan dengan keadaan normal.
Dalam melakukan pengamatan atau observasi peserta didik harus
menggunakan seluruh kemampuan indra agar peristiwa atau objek biologi yang
diamati terekam baik. Selain menggunakan seluruh indra dalam kegiatan
observasi peserta didik juga harus trampil dalam menggunakan alat dan bahan
praktikum.
Dalam ruang laboratorium harus tersedia perabot/ alat dan bahan
dengan lengkap sebab dengan adanya perabot serta pemasangannya dengan
tepat, akan sangat penting dalam menunjang kelancaaran kegiatan belajar
mengajar dalam hal ini adalah pratikum.39
Contoh cara menggunakan peralatan misalnya menggunakan gelas ukur. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volum suatu larutan yang akan digunakan dalam praktikum. Cara membaca skals pada gelas ukur adalah:40 1) Meletakkan gelas ukur di tempat yang datar 2) Menuangkan zat cair yang akan diukur 3) Mendiamkan beberapa saat agar permukaan zat cair tenang 4) Meletakkan kertas putih pada bagian silinder kaca 5) Melihat skala yang ditunjuk oleh zat cair sejajar dengan mata
37 Karnadi, et.al.,Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, hlm. 476. 38 O.P.Jangir, Developmental Biology, (India: Agrobios, 2005), hlm. 3. 39 Suharsimi, Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Jogjakarta: Aditya Media,2009),
Cet.5, hlm. 308. 40 Karnadi, et.al.,Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, hlm. 478.
16
c. Pengkomunikasian data
Agar data yang telah didapat dari hasil praktikum atau percobaan dapat
terbaca dan dapat dikomunikasikan dengan baik maka data tersebut harus
diatur, disusun, dan disajikan dalam bentuk yang baik, jelas dan dengan bahasa
yang dapat dipahami. Data tersebut dapat disusun dalam bentuk tabel, grafik
maupun secara deskriptif (uraian).41 Data tersebut selanjutnya disusun dalam
bentuk laporan yang disebut laporan praktikum. Laporan praktikum adalah
perpaduan hasil pengamatan lapangan dihubungkan dengan teori-teori yang
telah diperoleh.42 Dalam laporan praktikum terdapat pendahuluan yang berisi
abstraksi/intisari pada permulaan laporan. Pendahuluan akan membantu
pembaca yang ingi membaca keseluruhan laporan. Dalam pendahuluan juga
tertulis hipotesis yang akan mempersempit tujuan.43
Dalam laporan terdapat cara kerja yaitu suatu langkah kerja yang
menjelaskan metode kerja serta alat dan bahan yang digunakan. Selain cara
kerja, laporan juga harus ada hasil yaitu pengolahan dari data kasar hasil
percobaan/ praktikum. Hasil berupa fakta, data, atau pengukuran yang akan
disusun menjadi sebuah laporan akhir. Data hasil tersebut akan lebih bagus
kalau diringkas dalam bentuk grafik atau tabel, atau ke dalam bentuk lain yang
cocok untuk menjelaskan bukti yang didapat dengan jelas dan meyakinkan.44
Dengan demikian, dalam kegiatan praktikum guru harus memberi
kesempatan pada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berfikir
peserta didik yaitu dalam berfikir rasional dan dalam berargumentasi. Sehingga
41 Karnadi, et.al.,Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, hlm. 479. 42Paryati Sudarman, Belajar efektif di Perguruan tinggi (Jakarta: Remaja Rosda Karya
,2004 ), hlm. 14. 43 Thomas Moorman, Bagaimana Membuat Proyek Ilmu Pengetahuan Menjadi Ilmiah,
hlm. 84. 44 Thomas Moorman, Bagaimana Membuat Proyek Ilmu Pengetahuan Menjadi Ilmiah,
hlm. 84.
17
peserta didik harus dapat mengkomunikasikan data hasil percobaan dalam
bentuk laporan.45
Tabel 2.1
Prosedur kerja ilmiah dalam praktikum
NO Kompetensi Kerja
Ilmiah Dalam
Praktikum
Subkompetensi Kerja Ilmiah
Dalam Praktikum
Keterangan
1. Merencanakan
Percobaan
a. Peserta didik dapat mentukan
faktor-faktor yang berubah dan
faktor-faktor yang harus tetap
dipertahankan/konstan dalam
praktikum/percobaan.
b. Peserta didik dapat menentukan
alat dan bahan yang digunakan
dalam praktikum.
c. Peserta didik dapat menentukan
masalah pokok atau objek yang
diteliti.
d. Peserta didik dapat menentukan
tujuan dan ruang lingkup
percobaan/praktikum.
e. Peserta didik dapat menentukan
langkah kerja praktikum.
f. Peserta didik mempunyai bekal
konsep atau pengalaman yang
relevan untuk merumuskan
hipotesis.
Kemampuan
Kognitif
dalam
kematangan
penguasaan
konsep dan
persiapan
sebelum
praktikum.
2. Melakukan a. Peserta didik dapat Kemampuan
45 Musahir, Panduan Pengajaran Biologi, (Jakarta: Irfandi Putra, 2003), hlm. 21.
18
Percobaan megngunakan alat dan bahan
dalam praktikum.
b. Peserta didik dapat membaca
alat ukur dengan teliti.
c. Peserta didik dapat mengukur
variabel bebas dan tidak bebas
dalam praktikum.
Psikomotor
dan
Performace
Peserta didik
3. Mengkomunikasi
kan Data
a. Peserta didik dapat
mengutarakan suatu gagasan
atau menghubungkan gagasan
yang satu dengan yang lain
secara tertulis.
b. Peserta didik dapat menyajikan
data hasil praktikum dalam
bentuk tabel/grafik.
c. Peserta didik dapat
mendiskusikan hasil kegiatan
atau masalah.
d. Peserta didik dapat menafsirkan
data dan menghubungkan satu
sama lain untuk menarik
kesimpulan.
e. Peserta didik dapat membuat
laporan secara sistematis dan
jelas.
Kemampuan
tingkat
kognitif
Peserta didik
dalam
membuat
laporan yaitu
kemampuan
dalam:
membuat
hasil
pengamatan,
menjawab
pertamyaan,
dan membuat
kesimpulan
yang
disajikan
dalam suatu
bentuk
laporan
tertulis
19
4. Sistem Ekskresi
Ekskresi merupakagan proses pengeluaran zat-zat metabolisme yang sudah
tidak dipakai lagi oleh tubuh, misalnya karbon dioksida, keringat, urea, ammonia,
zat warna empedu, asam urat dan urin.46
a. Alat-Alat Ekskresi
Alat atau organ ekskresi yang terdapat pada manusia meliputi paru-paru
(pulmo), kulit (dermis), dan hati (hepar), ginjal (ren).
1) Paru-paru
Paru-paru manusia berjumlah sepasang. Pada dasarnya fungsi utama paru-
paru adalah sebagai alat pernafasan, namun peranan tersebut juga erat
kaitannya dengan sistem ekskresi. Paru-paru mengekskresikan zat sisa yang
berupa karbondioksida (CO2) dan uap air. CO2 dan air yang merupakan
hasil proses metabolisme di jaringan yang diangkut oleh darah akhirnya
akan dibawa ke paru-paru untuk dibuang dengan cara difusi di alveolus.
Proses ini berjalan dengan baik karena pada alveolus banyak bermuara
pembuluh kapiler yang memiliki selapis sel.47
2) Kulit
Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat
(kelenjar sudorifera) yang terletak dilapisan dermis. Kelenjar keringat
menghasilkan keringat. Keringat mengandung air, garam, dan urea.
Banyaknya keringat yang dikeluarkan mencapai 2000 ml setiap hari,
tergantung kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu.
3) Hati
Hati berperan dalam pembentukan urea. Di dalam hati terdapat sel-sel
histosit yang berfungsi untuk menangkap dan merombak sel eritrosit.
Eritrosit akan dirombak menjadi :
a) Zat besi, disimpan di hati dan akan dikirim ke sumsum tulang merah.
b) Globin, untuk metabolism protein dan pembentukan Hb baru.
c) Hemin, akan diubah menjadi :
46 Sri Pujiyanto, Menjelajah Dunia Biologi, (Solo: platinum, 2008), hlm. 183. 47 Istamar Syamsturi, Biologi SMA, (Jakarta : Erlangga, 2009), hlm. 44.
20
(1) Bilirubin yang berwarna hijau kebiruan yang akan teroksidasi
menjadi urobilin yang berwarna kuning kecoklatan yang member
warna coklat pada urin/feses.
(2) Biliverdin yang berwarna hijau biru yang merupakan zat warna
empedu.48
4) Ginjal
Struktur ginjal tersusun atas bagian korteks (bagian luar), medulla (sumsum
ginjal), dan pelvis renalis (rongga ginjal). Nefron adalah satuan struktural
dan fungsional terkecil ginjal. Setiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron.
Setiap nrfron tersusun atas satu glomelurus, kapsul bowmen, tubulus
konvolusi proksimal, lengkung helne, dan tubulus konvolusi distal.
Ginjal berfungsi untuk :
a) Mengekskresi sisa-sisa metabolisme yang mengandung nitrogen,
misalnya ammonia, urea, asam urat dari dalam darah.
b) Mengekskresi kelebihan garam, air, hormon, obat-obatan, dan vitamin.
c) Memelihara tekanan osmosis dan pH cairan tubuh.
The chemical activity of cells produces metabolic waste, which diffuses out of the cells into the tissue fluid and from there into the blood. Cellular activity can continue only if these waste products are removed from the blood, and this is one of the primary functions of the kidney.49 Aktivitas kimia sel adalah membuang sampah sisa metaboliseme, yang akan berdifusi keluar sel masuk ke dalam jaringan interstisial dan dari sana kemudian masuk dalam darah. Aktifitas seluler dapat berlangsung jika terdapat sampah hasil metabolisme yang dipindahkan melalui darah, dan hal ini adalah salah satu fungsi pokok ginjal. Dengan demikian ginjal akan menfiltrasi darah yaitu plasma darah untuk menghasilkan urin yang nantinya akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui alat ekskresi.
48 Yunita Shintania, Soal dan Penyelesaian Uji Kompetensi Biologi, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009), hlm. 398. 49 Douglas E. Kelly, Human Physiology, (New York: Macmillan Publishing), 1981.
21
b. Proses Pembentukan urin
Pembentukan urin terjadi di nefron. Ada 3 tahap pembentukan urin,
yaitu filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi.
1) Filtrasi (penyaringan)
Yang disaring ginjal adalah darah. Setiap menit ginjal mampu
menyaring darah sebanyak 1.200 ml. Penyaringan darah terjadi di kapsul
glomerulus menuju lumen kapsul bowmen karena adanya tekanan darah
yang tinggi pada dalam glomelurus.
Proses penyaringan ini sangat dipengaruhi oleh adanya tekanan
hidrolik darah serta permeabilitas dinding kapiler glomelurus dan kapsul
bowman. Dalam proses penyaringan, molekul air dan molekul kecil lainnya,
seperti glukosa,asam amino, urea, garam, dan ion-io natrium,bikarbonat,
kalium, serta klorida, didesak melintasi dinding kapiler glomelurus dan
kapsul bowman menuju lumen tubulus konvolusi proksimal. Bersamaan
dengan proses penyaringan, terjadi pula pengikatan sel-sel darah, keeping-
keping darah, ataupun protein yang terdapat dalam plasma darah agar tidak
ikut tersaring dan tetap tinggal di dalam darah. Hasil penyaringan disebut
filtrate glomelurus atau urin primer.50
2) Reabsorbsi
Pada tahap ini, zat-zat yang masih berguna dalam urin primer
diserap kembali dalam darah. Konvolusi Zat-zat tersebut antara lain
glukosa, air, asam amino, serta berbagai jenis ion. Sementara itu, zat-zat sisa
yang tidak dapat digunakan seperti urea dan kelebihan garam akan
dikeluarkan dalam bentuk urin. Proses reabsorbsi terjadi dalam tubulus
konvolusi proksimal dan berfungsi untuk mempertahankan komposisi air
serta garam dalam cairan tubuh.
Dalam proses reabsorsi sekitar 50% urea yang ada dalam urin primer
berdifusi kembali ke dalam darah karena adanya perbedaan konsentrasi
yang disebabkan oleh reabsorbsi air antara urin primer, sel-sel tubulus
konvolusi proksimal, dan darah. Sel-sel tubulus konvolusi proksimal juga
50 Sri Pujiyanto, Menjelajah Dunia Biologi, hlm. 186.
22
secara aktif mengekskresi bahan-bahan beracun dari dalam darah menuju
urin primer bersama beberapa bahan yang mengandung nitrogen seperti
keratinin.
Dari proses reabsorbsi akan dihasilkan urin sekunder. Di dalam urin
sekunder sudah tidak ditemukan lagi zat-zat yang masih berguna bagi tubuh.
Volum urin sekunder yang dihasilkan lebih sedikit daripada volum urin
pri.mer, bersifat isotonis terhadap cairan tubuh (darah), dan mengandung
urea serta beberapa ion mineral. Selanjutnya urin sekunder mengalir menuju
lengkung helne. Di dalam lengkung helne juga terjadi proses reabsorbsi
bahan-bahan yang masih berguna terutama ion-ion natrium.
3) Augmentasi
Urin mengalir menuju tubulus konvolusi distal setelah dari tubulus
konvolusi proksimal dan di tubulus konvolusi distal terjadi augmentasi.
Ketika augmentasi terjadi penambahan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan
oleh tubuh, misalnya urea. Dalam proses tersebut urea yan konvolusi distal
ke dalam tubulus ada dalam darah masuk dengan cara transport aktif.
Seteelah terjadi augmentasi, filtrate dialirkan ke tubulus pengumpul
dan kemudian ke medulla. Setelah dari medulla urin masuk pelvis renalis
lalu ke ureter. Dari ureter urin ditampung dalam kantong kemih sebelum
urin dikeluarkan. Urin dikeluarkan melalui uretra melalui proses yang
disebut urinasi/mikturisi.
Komposisi urin normal terdiri dari : 96% air, 2,5% urea, dan 1,5%
zat-zat sisa empedu, misalnya : zat warna empedu yang member warna
kuning dari urin, garam-garam (natrium dan klorida), serta kelebihan
vitamin.
Dari seluruh urin primer yang terbentuk (±180 liter) setiap harinya,
hanya sekitar 1% yang diekskresi sebagai urin karena yang 99%
direabsorbsi. Pada akhirnya hanya 1-1,5 liter urin yang terbentuk setiap
harinya.51
51 Sri Pujiyanto, Menjelajah Dunia Biologi, hlm. 188.
23
Gambar 2.1
Proses pembentukan urin di ginjal52
c. Kelainan atau gangguan pada sistem ekskresi
Sistem ekskresi dapat mengalami gangguan/kelainan, baik karena
infeksi bakteri, kebiasaan buruk, maupun karena gangguan fisiplogis.
Gangguan yang terjadi pada system ekskresi seperti :
1) Albuminuria
Albuminuria adalah kerusakan pada alat filtrasi yang mengakibatkan urin
mengandung albumin (protein).53
2) Polyuria
Polyuria adalah menurunnya kemampuan nefron untuk melakukan
penyerapan air sehingga urin menjadi banyak dan encer.
3) Diabetes mellitus
Diabetes berarti : Kencing, Melitus berarti : manis, jadi kecing
manis berarti kencing manis. Diabetes mellitus terjadi karena ada gangguan
52Prastiwi S Parengkun, “Pembentukan Urin”, dalam http://prastiwisp.wordpress.com,
diakses 03 Januari 2011. 53 Sri Pujiyanto, Menjelajah Dunia Biologi, hlm. 400.
24
keseimbangan antara transportasi glukosa ke dalam sel, glukosa yang
disimpan dihati, dan glukosa yang dikeluarkan oleh hati. Akibatnya kadar
glukosa dalam darah meningkat. Kelebihan ini dikeluarkan melalui urin.
Oleh karena itu, urin menjadi banyak gula.
Gula dari makanan yang masuk melalui mulut dicerna di usus
kemudian diserap oleh aliran darah. Setiap kali makanan masuk, pankreas
akan memberi respon dengan mengeluarkan insulin ke dalam aliran darah.
Ibarat kunci, insulin membuka pintu sel agar glukosa masuk. Dengan
demikian kadar glukosa dalam darah menjadi turun. Akan tetapi, pada
penderita diabetes pankreasnya tidak mampu memproduksi insulin.54
Penyebab diabetes mellitus adalah karena :
a) Pankreas tidak mampu lagi memproduksi insulin.
b) Sel-sel tubuh tidak member respon pada kerja insulin sebagai kunci
yanmg membuka pintu sel, sehingga glukosa tidak dapat masuk ke
dalam sel.
Penyakit diabetes mellitus mellitus dapat di kendalikan dengan cara
diet makanan terutama yang mengandung glikosa. Oleh karena itu, manusia
harus makan dengan sewajarnya dan tidak boleh berlebihan sebagaimana
firman Allah SWT dalam Q.S Al-‘Araf/7 : 31.
û Í_t6≈ tƒ tΠ yŠ# u (#ρä‹è{ ö/ ä3tGt⊥ƒ Η y‰ΖÏã Èe≅ ä. 7‰Éf ó¡tΒ (#θ è=à2uρ (#θç/u�õ°$#uρ Ÿωuρ (# þθ èùÎ�ô£è@ 4
…çµ ‾ΡÎ) Ÿω �= Ïtä† t ÏùÎ�ô£ßϑø9 $# ∩⊂⊇∪
Wahai anak cucu Adam pakailah pakaianmu yang bagus pada
setiap memasuki masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Q.S Al ‘Araf : 31)55
54 Hans Tandra, Segalaa Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes, (Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 8-9.
55 Ahmad Hatta, Tafsir Qur’an Perkata Dilengkapi Dengan Asbabun Nuzul Dan
Terjemahannya, hlm.154.
25
Dan dari semua jenis penyakit yang menimpa manusia maka sudah
sewajarnya harus sabar dan yakin bahwa Allah SWT akan menyembuhkan.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S As-Syu’aro/26 : 80.
#sŒ Î)uρ àM ôÊ Ì�tΒ uθ ßγ sù ÉÏ�ô±o„ ∩∇⊃∪
Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku (As-
Syu’aro: 80)56
5. Praktikum Pemeriksaan Urin
Praktikum pemeriksaan urin adalah praktikum dengan menguji urin
dengan beberapa perlakuan :57
a. Uji sifat fisik dalam urin
1) Uji pH urin
a) Tujuan uji pH urin adalah untuk mengetahui pH (keasaman) urin normal.
b) Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah : indikator pH, tabung reaksi,
urin.
c) Cara kerja :
(1)Memasukkan urin ke dalam tabung reaksi.
(2)Menguji dengan indikator pH.
(3)Mengidentifikasi perubahan warna.
(4)Mencocokkan perubahan yang terjadi dengan petunjuk dalam
indikator.
(5)Mencatat hasilnya.
2) Uji aroma urin
a) Tujuan uji aroma urin adalah untuk mengetahui aroma/bau urin normal.
b) Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah : bunsen, tabung reaksi, urin.
c) Cara kerja :
(1)Mengukur urin sebanyak 2 ml dengan gelas ukur.
56
Ahmad Hatta, Tafsir Qur’an Perkata Dilengkapi Dengan Asbabun Nuzul Dan
Terjemahannya, hlm. 488. 57 Kristiyono, Buku Kerja Dengan Pendekatan Aktif Biologi, (Jakarta: Esis, 2011), hlm.
39.
26
(2)Memasukkan urin ke dalam tabung reaksi.
(3)Memanaskan urin dengan bunsen.
(4)Memperhatikan aroma yang muncul.
(5)Mencatat pada tabel pengamatan.
3) Uji warna urin
a) Tujuan uji warna urin adalah untuk mengetahui warna urin normal.
b) Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah : tabung reaksi, urin.
c) Cara kerja :
(1)Memasukkan urin ke dalam tabung reaksi.
(2)Mengamati warnanya.
b. Uji kandungan zat dalam urin
1) Uji kandungan glukosa dalam urin58
a) Tujuan adalah untuk mengetahui ada tidaknya glukosa dalam urin.
b) Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah gelas ukur, bunsen, korek api,
tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet, reagen benedict, urin.
c) Cara kerja :
(1)Mengukur urin menggunakan gelas ukur sebanyak 2 ml.
(2)Memasukkan urin ke dalam tabung reaksi.
(3)Menambahkan benedict atau fehling A+ fehling B beberapa tetes
dengan pipet.
(4)Memanaskan larutan dengan Bunsen.
(5)Mengamati perubahan yang terjadi.
2) Uji kandungan protein dalam urin59
a) Tujuan uji kandungan protein dalam urin adalah untuk mengetahui ada
tidaknya protein dalam urin.
b) Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi,
pipet, reagen biuret, urin.
c) Cara kerja :
58 Sri Pujianto, Menjelajah Dunia Biologi, hlm. 402.
59 Dina Islamiya, Petunjuk Praktikum Biokimia, (Semarang, 2009), hlm. 34.
27
(1)Mengukur urin menggunakan gelas ukur sebanyak 2 ml.
(2)Memasukkan urin ke dalam tabung reaksi.
(3)Menambahkan biuret (CuSO4 1% + NaOH 10%) beberapa tetes
dengan pipet.
(4)Mengamati perubahan yang terjadi.
1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan pendekatan kualitatif,
yaitu penelitian yang berdasar pada masalah yang bersifat dinamis, sementara, dan
tentatif dengan mengungkapkan gejala holistic konstektual (menyeluruh sesuai
dengan konteks) yang bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dan kosep-
konsep yang sensitif.1 Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha untuk menggambarkan
dan menginterpretasikan objek dengan apa adanya.2 Tujuan penelitian deskriptif
adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.3
Jenis penelitian deskriptif yang dilakukan adalah penelitian survei yaitu penelitian
yang dilakukan untuk mencari informasi faktual secara detail untuk memecahkan
masalah insidental, dan untuk mendapatkan justifikasi keadaan.4
Peneliti bermaksud untuk mengkaji dan mengungkap permasalahan-
permasalahan tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengkomunikasian data hasil
praktikum peserta didik yang menyebabkan kesulitan belajar dalam praktikum
serta faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya permasalahan penyebab
kesulitan belajar praktikum peserta didik dalam praktikum pemeriksaan urin kelas
XI IPA di MA AL-Irsyad Gajah Demak.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
hlm. 200.
2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), hlm. 157.
3 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hlm. 54.
4 Nurul Zuriah, Metodelogi Penelitian Sosial Dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2007), hlm. 47-48.
2
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laboratorium biologi
di MA AL-Irsyad Gajah Kabupaten Demak. Waktu penelitian adalah tanggal 5
Februari – 29 Maret 2011.
Tabel 3.1
Jadwal kegiatan penelitian lapangan
NO Tanggal Kegiatan Keterangan
1. 5-6
Februari
2011
Observasi dalam kegiatan
praktikum respirasi
Kelas XI IPA1 dan XI IPA 2
Studi pendahuluan
penelitian
2. 12-13
Februari
2011
Observasi dan dokumentasi
nilai pretest, post test,
laporan hasil praktikum
respirasi untuk menentukan
sumber data
Studi pendahuluan
penelitian
3. 5 Maret
2011
Dokumentasi profil sekolah
dan kegiatan praktikum
Dokumentasi
penelitian
4. 19-20
Maret 2011
Observasi dalam KBM
persiapan praktikum
pemeriksaan urin
Observasi penelitian
5. 21-22
Maret 2011
Observasi praktikum
pemeriksaan urin serta
pemberian pretest dan
posttest
Penelitian
6. 28-29
Maret 2011
Pemberian kuesioner dan
pengumpulan laporan hasil
praktikum pemeriksaan urin
Penelitian
7. Mulai 30
Maret 2011
Analis data Penelitian
-
3
C. Sumber Penelitian
Tempat yang menjadi objek penelitian adalah MA Al-Irsyad Gajah
Demak. Madrasah tersebut terletak di Kecamatan Gajah Kabupaten Demak.
Lokasnyai berada di Jl. Raya Gajah – Dempet No. 11 Gajah Demak. Madrasah
Aliyah Al-Irsyad Gajah adalah lembaga pendidikan Islam tingkat menengah atas
dalam naungan Departemen Agama yang dikelola oleh pengurus “Yayasan Islam
Al Irsyad Al Mubarok” Desa Gajah Kecamatan Gajah Kabupaten Demak sejak
tanggal 10 Januari 1982 yang dirintis oleh DR. H. Abdul Choliq, MT.M.Ag.
dengan dibantu oleh tokoh masyarakat.
Alasan pemilihan MA Al-Irsyad Gajah Demak sebagai tempat penelitian
adalah karena dekat dengan rumah peneliti, memenuhi kebutuhan penelitian yaitu
terdapat KBM tentang praktikum, masih banyaknya nilai praktikum peserta didik
yang kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan
Minimal adalah standar ketuntasan belajar minimal peserta didik yang ditetapkan
oleh musyawarah guru bidang studi berdasarkan acuan yang ditetapkan oleh
SMA/K/MA masing-masing. Penentuan ini diperhitungkan dari tingkat
kompleksitas, daya dukund, dan intake (kemampuan rata-rata peserta didik).5 Di
MA Al-Irsyad Gajah Demak nilai Kriteria Ketuntasan Minimal untuk mata
pelajaran biologi yang diberlakukan adalah 75. Tetapi sebelum mengacu pada
standar minimal ketuntasan belajar nilai peserta didik tersebut diubah ke nilai PAP
(Penilaian Acuan Patokan) terlebih dahulu.6
Dari hasil studi pendahuluan pada tanggal 6-7 Februari 2011 pada
praktikum respirasi banyak peserta didik yang nilainya di bawah KKM. Dari 30
peserta didik kelas XI IPA 1 yang ikut uji coba 26 peserta didik yang tidak masuk
4 peserta didik dan dari 34 peserta didik kelas XI IPA 2 yang ikut uji coba 30
peserta didik yang tidak masuk 4 peserta didik. Dari 56 peserta didik yang ikut uji
coba yang nilainya lolos KKM 16 peserta didik, sedangkan 40 peserta didik
nilainya masih dibawah KKM. Nilai tersebut diambil dari pretes, posttes, dan
5 Muhaimin, et.al., Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Pada Sekolah Dan Madrasah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 366.
6 Purwanto, Evaluasi Hasil belajar, hlm. 207.
4
laporan hasil praktikum. Peserta didik yang hasil nilainya di bawah KKM tersebut
kemudian menjadi sumber data penelitian. Karena penentuan sumber data dalam
penelitian ini adalah dengan tehnik purposive sampling yaitu tehnik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.7
Sumber data penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA yang terdiri
atas:
1. Kelas XI IPA 1 = 16 peserta didik
2. Kelas XI IPA 2 = 24 peserta didik
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif adalah batasan masalah yang
ditetapkan menjadi pokok kajian penelitian yang sifatnya sangat urgen, penting
untuk dipecahkan yang berada dalam suatu situasi sosial yang meliputi tempat
(place), pelaku (actor), dan aktifitas (activity).8 Fokus penelitian dalam penelitain
ini ditetapkan berdasarkan focus permasalahan yang disarankan informan dalam
hal ini adalah guru dan berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori
yang telah ada.
Fokus dalam penelitian ini adalah tentang permasalahan penyebab
kesulitan peserta didik kelas XI IPA dalam praktikum pemeriksaan urin di MA Al
Irsyad Gajah Demak tahun pelajaran 2010-2011. Sedangkan ruang lingkup dalam
penelitian ini adalah permasalahan peserta didik pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan pengkomunikasian data hasil praktikum yang meliputi kesiapan
peserta didik terhadap materi, pemahaman terhadap petunjuk praktikum,
kemampuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat dan bahan praktikum, dan
membuat laporan hasil praktikum serta faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya permasalahan yang menyebabkan kesulitan praktikum tersebut.
7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
hlm. 200.
8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
hlm. 285-286.
5
E. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiyah) dengan sumber data
primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data. Dan melalui observasi partisipatif moderat yaitu peneliti melakukan
penelitian terhadap apa yang dilakukan oleh sumber data dan ikut melakukan apa
yang dilakukan oleh sumber data tetapi tidak semuanya atau penelitian yang
seimbang antara menjadi orang dalam dan orang luar. 9 Penelitian ini dilakukan
dalam 2 tahap yaitu persiapan penelitian dan pengambilan data.
1. Persiapan Penelitian
a. Obsevasi awal
1) Observasi awal dengan melakukan studi pendahuluan dengan observasi
dan pemberian dan dokumentasi nilai pretest, posttest dan laporan hasil
praktikum.
2) Mencari referensi yang terkait dengan penelitian yaitu tentang
permasalahan penyebab kesulitan belajar praktikum.
b. Pembuatan Instrument Penelitian
Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini adalah :
1) Pretest berupa soal esai yang digunakan untuk mengetahui :
a) Kesiapan peserta didik terhadap materi yang akan di praktikumkan.
b) Pemahaman peserta didik terhadap petunjuk praktikum.
2) Posttes berupa soal esai (dengan jenis soal sama dengan pretes) yang
digunakan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran dan penguasaan
peserta didik terhadap materi yang tergolong penting setelah proses
pembelajaran.
3) Kuesioner yang berupa kuesioner tertutup bentuk skala guttman yang
digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya permasalahan yang menyebabkan kesulitan belajar praktikum.
9 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
hlm. 310-312.
6
4) Pedoman observasi untuk mengetahui unjuk kerja peserta didik dalam
menggunakan alat dan bahan praktikum.
5) Pedoman observasi untuk menilai laporan hasil praktikum.
2. Pengambilan data penelitian
Dalam penelitian ini digunakan 4 macam metode pengumpulan data,
yaitu:10
a. Metode Dokumenter
Metode dokumenter ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang
nama-nama peserta didik yang digunakan dalam sampel dan data dokumen
lain yang mendukung penelitian.
b. Metode Tes
Tes yang digunakan berupa pretes yaitu evaluasi yang dilakukan guru pada
setiap akan memulai penyajian materi baru.11 Pretest ini dilakukan sebelum
kegiatan praktikum dimulai yaitu untuk mengetes pemahaman peserta didik
terhadap materi yang telah diajarkan guru sebagai modalitas peserta didik
dalam melakukan praktikum dan untuk mengetahui pemahaman peserta
didik terhadap petunjuk praktikum. Sedangkan posttes adalah evaluasi yang
dilakukan guru pada setiap akan mengakhiri materi. Tujuan posttes adalah
untuk mengetahui apakah semua materi yang tergolong penting sudah
dikuaai oleh peserta didik atau belum.12
c. Metode Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang diajukan pada responden secara
tertulis untuk menilai aspek kognitif seperti pandangan atau pendapat
seseorang serta harapan dan aspirasinya di samping aspek afektif dan
prilaku individu.13 Kuesioner ini diberikan pada peserta didik yang
10 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), hlm. 137.
11 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan Dengan Pendekatan Baru, hlm. 142.
12 Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2006), hlm. 70.
13Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , hlm. 67.
7
digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
permasalahan yang menyebabkan kesulitan belajar praktikum.
d. Metode Observasi
Obsevasi adalah pengamatan terhadap suatu proses kegiatan baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Obsevasi dapat
digunakan untuk mengukur atau menilai hasil dan proses belajar peserta
didik yang teramati dalam prilaku.14 Observasi ini dilakukan dengan
menggunakan pedoman observasi. Obsevasi digunakan untuk mengetahui
unjuk kerja peserta didik yaitu dalam menggunakan alat dan bahan
praktikum, dan membuat laporan hasil praktikum.
Tehnik pengumpulan datanya juga menngunakan tehnik triangulasi yaitu
tehnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tehnik
pengumpulan data sumber data yang telah ada. Tehnik tersebut meliputi seperti
yang terdapat dalam tabel dibawah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Instrumen pengumpulan data
NO. Indikator Penelitian Sumber data Metode Instrumen
1. Memahami materi Peserta didik Tes (pretest
dan postest)
Soal tes
uraian
2. Memahami petunjuk
praktikum
Peserta didik Tes (pretest)
Soal tes
uraian
3. Menggunakan alat
dan bahan
praktikum
Unjuk kerja
peserta didik
Observasi
Pedoman
observasi
4. Menyusun laporan
praktikum
Observasi Observasi
Pedoman
observasi
14 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm. .64.
8
5. Faktor-faktor
penyebab kesulitan
belajar
Peserta didik
Angket/
kuesioner
Cek list
(Skala
gutman)
F. Tehnik Analisis Data
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang telah diperoleh dari berbagai sumber dan mengkategorikan data tersebut ke
dalam kategori, menjabarkan dalam bagian-bagian, menyusun dalam pola dan
menarik kesimpulan sehingga mudah dipahami orang yang membaca.15 Data
kualitatif dianalisis secara induktif yaitu analisis data yang diperoleh yang dimulai
dari pernyataan-pernyataan yang khusus ke pernyataan yang umum sehingga
dihasilkan suatu pola untuk selanjutnya dapat dikembangkan menjadi sebuah
hipotesis dan hipotesis yang dapat dikembangkan menjadi teori apabila diuji
dengan tehnik triangulasi secara berulang-ulang.
Prroses analisis data dalam penelitian kualitatif ini adalah dengan model
Miles dan Huberman yang meliputi analisis sebelum memasuki lapangan dan
selama di lapangan, prosesnya adalah sebagai berikut :16
1. Analisis sebelum di lapangan
Dalam penelitian kualitatif sebelum peneliti memasuki lapangan data
dikembangkan dari hasil studi pendahuluan untuk menentukan fokus
penelitian. Peneliti melakukan studi pendahuluan yaitu pada praktikum
respirasi. Peneliti memberi pretest dan posttest kemudian menentukan peserta
didik yang masuk menjadi sumber data dalam penelitian dari hasil nilai pretest,
posttest, dan laporan hasil praktikum. Karena pengambilan sampel sumber data
menggunakan tehnik purposive sampling maka peneliti hanya mengambil
peserta didik yang nilainya di bawah KKM yang sebelumnya nilai tersebut
15 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, hlm. 335.
16 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
hlm. 336.
9
diubah dulu ke PAP (Penilaian Acuan Patokan). Rumus penilaian PAP adalah
sebagai berikut:
2. Analisis selama di lapangan
a. Reduksi data, dalam tahap ini peneliti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting.
b. Penyajian data, dalam tahap ini peneliti menyajikan data dalam bentuk tabel,
uraian singkat yang kemudian diorganisasi dan disusun berdasarkan pola
hubungan sehingga akan mudah difahami. Dalam menyajikan data peneliti
melakukan tahapan:
1) Karena menggunakan tes maka peneliti menguji item soal yang diberikan
pada peserta didik dengan uji validitas, reliabilitas, dan sensitifitas item
soal supaya mendapatkan item yang baik dan berkualitas.
a) Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk menentukan validitas item soal
menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun rumus yang
digunakan adalah: 17
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑−−
−=
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
xyr = koefisien korelasi tiap item
N = banyaknya sumber data
∑ X = jumlah skor item
∑Y = jumlah skor total
17 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung, Alfabeta: 2005), hlm. 57.
10
∑ 2X= jumlah kuadrat skor item
∑ 2Y = jumlah kuadrat skor total
∑ XY = jumlah perkalian skor item dan skor total
Setelah diperoleh nilai xyr selanjutnya dibandingkan dengan hasil r
pada tabel product moment dengan taraf signifikan 5%. Butir soal
dikatakan valid jika tabelhitung rr > .
18 Jika r tabel maka
pretest/posttest tersebut dapat dinyatakan valid.
b) Uji reliabilitas
Uji reliabilitas berhubungan derajat konsistensi item atau butir soal
yang diujikan dalam penelitian. Seperangkat tes dikatakan reliabel
apabila tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap, artinya
apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subjek yang sama pada
waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Analisis
reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus
Alpha sebagai berikut:19
2
2
11 1 1
t
i
k
kr
σ
σ∑−
−=
Keterangan:
11r = reliabilitas instrumen
∑2
iσ = jumlah varians skor tiap-tiap item
2
tσ = varians total
k = banyak item soal
18 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 181.
19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 196.
11
Rumus varians item soal yaitu:
N
N
XX
i
∑∑
−
=
2
2
2
)(
σ
Keterangan:
N = banyaknya sumber data
Rumus varians total yaitu:
N
N
YY
t
∑∑
−=
2
2
2
)(
σ
Dengan:
∑Y = Jumlah skor item
∑ 2Y
= Jumlah kuadrat skor item
N = Banyak sumber data20
Nilai r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r product
moment pada tabel dengan taraf signifikan 5%. Jika 11r > tabelr maka
item tes tersebut dinyatakan reliabel.
2) Menghitung indeks sensitifitas butir soal untuk mengetahui efektifitas
proses pembelajaran. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:21
20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Panduan Praktek, hlm. 196.
21 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 135.
12
Keterangan :
S : Sensitifitas keberhasilan yang dicari
: Jumlah peserta didik yang menjawab benar item itu sesudah proses
pengajaran (posttest)
: Jumlah peserta didik yang menjawab benar item itu sebelum proses
pengajaran (pretest)
T : Banyaknya siswa yang mengikuti ujian
Indeks sensitifitas butir instrument memiliki interval 0,00 sampai
dengan 1.
3) Melakukan konversi hasil observasi penelitian yang berisi penilaian cara
menngunakan alat dan bahan dan dalam menyusun laporan praktikum.
4) Melakukan konversi skoring data dari kuesioner peserta didik untuk
memperoleh data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
permasalahan penyebab kesulitan praktikum. Tiap-tiap jawaban
kuesioner dikonversi dalam bentuk numerik dengan menggunakan skala
guttman. Skala guttman atau skala scalogram adalah skala yang
digunakan untuk jawaban yang bersifat tegas dan konsisten untuk melihat
sikap tertentu seseorang.22
5) Melakukan perhitungan frekuensi tiap-tiap kategori jawaban pada
masing-masing variabel kuesioner dan observasi dengan menggunakan
rumus deskriptif prosentase sebagai berikut :23
22 Riduwan, Akdon, Rumus Dan Data Dalam Aplikasi Statistika, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 20.
23 Ngalim Purwanto, Prisip-Pinsip Dan Tehnik Evaluasi Pengajaran , hlm.104.
13
Keterangan :
S : Nilai yang diharapkan (dicari)
R : Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N : Skor maksimum dari tes tersebut
6) Mendiagnosis kesulitan dari hasil penelitian secara deskriptif yaitu
menentukan jenis permasalahan yang menyebabkan kesulitan praktikum
dan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya permasalahan penyebab
kesulitan praktikum tersebut.24
c. Membuat kesimpulan dan verivikasi, dalam tahap ini peneliti menarik
kesimpulann yang merupakan jawaban dari rumusan masalah. Kesimpulan
yang dibuat merupakan kesimpulan yang kredibel yang dapat berupa
hipotesis, hubungan kausal, atau teori. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan tahapan sebagai berikut:
1) Menyimpulkan data hasil penelitian yaitu persentase dari masing-masing
jenis permasalahan yang menyebabkan kesulitan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi timbulnya permasalahan penyebab kesulitan praktikum
terssebut.
2) Memberikan prognosis yaitu pemberian solusi yang tepat untuk
mengatasi kesulitan belajar peserta didik dalam melakukan praktikum.
Penulis menyimpulkan usaha-usaha yang harus dilakukan peserta didik,
guru, maupun sekolah untuk mengurangi permasalahan yang
menyebabkan kesulitan belajar peserta didik dalam melakukan
praktikum. Berbentuk treatmen, bahan atau materi yang diperlukan,
metode yang akan digunakan, alat bantu pembelajaran yang diperlukan,
dan waktu kegiatan dilaksanakan.25
24 Aunurrahman, Belajar Dan Pembelajaran, hlm. 198.
25Aunurrahman, Belajar Dan Pembelajaran, hlm. 198
1
BAB IV
ANALISIS PERMASALAHAN DALAM PRAKTIKUM PEMERIKSAAN
URIN DI MA AL-IRSYAD GAJAH DEMAK
A. Gambaran Umum MA Al-Irsyad Gajah Demak
1. Sejarah Madrasah
Madrasah Aliyah Al Irsyad Gajah adalah lembaga pendidikan Islam
tingkat menengah atas dalam naungan Departemen Agama yang dikelola oleh
pengurus “Yayasan Islam Al Irsyad Al Mubarok” Desa Gajah Kecamatan
Gajah Kabupaten Demak sejak tanggal 10 Januari 1982 yang dirintis oleh Dr.
H. Abdul Choliq, MT.,M.Ag. dengan dibantu oleh tokoh masyarakat.
Pada awal berdirinya, Madrasah Aliyah swasta dengan status Terdaftar
berdasarkan SK Mentri Agama RI Nomer Wk/5.d/90/Pgm/M.A./1984 tanggal
17 Januari 1984.
Madrasah Aliyah Al-Irsyad Gajah, sekarang telah membuka tiga
jurusan yaitu program IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), IPS (Ilmu Pengetahuan
Sosial), dan Bahasa, dimana dalam perjalanannya telah mengalami lika-liku
kehidupan yang bervariasi, diantaranya :
a. Tahun 1982 – 1985 dengan status 100% swasta dipimpin oleh Drs.Abdul
Choliq, MT.
b. Tahun 1985 – 1986 beralih status menjadi MAN Filial dari MAN Semarang,
dengan pimpinan Drs.H.Abdul Choliq, guru Departemen Agama, tetapi
pada awal tahun pelajaran 1986/1987 beralih menjadi MAN Filial dari
M.A.N. Kendal sampai dengan akhir tahun pelajaran 1991/1992.
c. Tahun 1989 dengan status MAN Filial dari MAN Kendal, estafet
kepemimpinan beralih kepada Drs.MH.Sholeh Anwar, guru Departemen
Agama.
d. Tahun pelajaran 1992/1993, kembali menjadi swasta murni dengan
pimpinan Drs.MH.Sholeh Anwar dibawah pengelolaan Yayasan Pendidikan
Islam Al Irsyad Al Mubarok Gajah dan bulan Pebruari 1993, mengikuti
2
akreditasi dalam rangka menaikkan status “Terdaftar” menjadi “Diakui” dan
pada bulan Agustus 1993 status Madrasah Aliyah “Al-Irsyad” Gajah, adalah
“DIAKUI” dengan SK Menteri Agama nomer B/E/IV/MA/0132/1993
tanggal 21 Agustus 1993.
e. Tahun 1996 – 1998 dengan status swasta kepemimpinan beralih kepada
Drs.Firdaus Faisal (KMS Departemen Agama).
f. Tahun 1998 – 2005 dengan status swasta kepemimpinan dipegang oleh
Dra.Zulaikhah (KMS Departemen Agama).
g. Mulai bulan Juli 2005 sampai sekarang kepemimpinan dipegang oleh
H.Fachrurrozi, S.Pd
MA Al-Irsyad Gajah mulai tahun ajaran 2007/2008 dengan 3 (tiga)
Program Jurusan tersebut diharapkan mampu memenuhi tuntutan zaman yang
serasi dengan kebutuhan masyarakat yang semakin komplek. Saat ini MA Al-
Irsyad telah mengembangkan program ketrampilan workshop elektronik, bordir
kompeksi, dan laboratorium baik Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Inggris, dan
kegiatan ekstra lainnya dalam menyongsong perkembangan zaman dan
teknologi yang maju guna mencetak kader-kader yang ilmiah, amaliah,
bertaqwa dan beriman, terampil, siap di masyarakat global.
Yayasan Pendidikan Islam Al-Irsyad Al-Mubarok sejak tahun 1993
berubah menjadi Yayasan Al-Irsyad Al-Mubarok Gajah, artinya ke depan
Yayasan ini tidak hanya bergerak di bidang pendidikan, tetapi mengemban ke
sektor sosial keagamaan, ekonomi, maupun pondok pesantren.
Kepengurusan Yayasan Al-Irsyad Al-Mubarok Gajah tahun 1997
sampai sekarang adalah sebagai berikut:
a. Pelindung : Kepala desa Gajah
b. Penasehat : Moh Yusuf
c. Ketua : Drs.H.Abdul Choliq, MT, M.Ag
d. Wakil Ketua : A.Djazeri,SE
e. Sekretaris : H.Fachrurrozi, S.Pd
f. Bendahara : K.H.Amir Mahmud
g. Seksi – seksi
1) Pembangunan : H.Ja’far
2) Pendidikan Humas : Drs.Munjahid
3
Pada perkembangan selanjutnya, guna menunjang tercapainya tujuan
pendidikan di Yayasan ini sebagaimana visi dan misinya terutama berakhlakul
karimah dan mampu menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
berhaluan Ahlussunnah Waljama’ah.
Lembaga Pendidikan yang dikelola Yayasan Al-Irsyad Gajah meliputi :
a. Madrasah Diniyah Al-Irsyad Gajah Demak
b. Madrasah Tsanawiyah Al-Irsyad Gajah Demak
c. Madrasah Aliyah Al-Irsyad
2. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah
a. VISI: Terwujudnya generasi Islam yang bertaqwa, berakhlaqul karimah,
memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang berorientasi persaingan
global dan memiliki kemampuan kewirausahaan.
b. MISI:
1) Menyediakan lingkungan yang mendukung terciptanya pembelajaran
yang islami
2) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik melalui kegiatan
peningkatan mutu pembelajaran dan sarana pembelajaran
3) Meningkatkan layanan informasi pendidikan berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi
4) Meningkatkan kreatifitas peserta didik melalui kegiatan
pengembangan potensi diri
5) Meningkatkan ketrampilan dan apresiasi peserta didik di bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya melalui “constructive
learning”
6) Meningkatkan jiwa kewirausahaan dan kegiatan pengembangan
wawasan khusus usaha
c. Tujuan :
Membekali siswa agar :
1) Menanamkan 3D (disiplin belajar, disiplin waktu, disiplin ibadah)
2) Berupaya keras untuk menegakkan kedisiplinan di lingkungan
Madrasah
4
B. Analisis Butir Soal
Dalam penelitian permasalahan penyebaab kesulitan belajar praktikum
instrumen yang digunakan untuk memecahkan rumusan masalah adalah tes,
pedoman obsevasi, dan kuesioner. Supaya tes yang digunakan untuk mengetahui
kesiapan peserta didik terhadap materi dan pemahaman peserta didik terhadap
petunjuk praktikum berkualitas maka harus diuji dengan uji validitas, reliabilitas,
dan sensitifitas item soal supaya memenuhi kriteria tes yang baik.
1. Analisis Validitas Tes
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal tes.
Butir soal yang tidak valid akan di buang atau tidak digunakan. Sedangkan butir
soal yang valid berarti butir soal tersebut dapat digunakan peneliti.
Hasil analisis perhitungan validitas butir soal ( hitungr) dikonsultasikan
dengan harga kritik r product momen, dengan taraf signifikan 5 %. Apabila harga
tabelhitung rr > maka butir soal tersebut dikatakan valid. Sebaliknya apabila harga
tabelhitung rr < maka butir soal tersebut dikatakan tidak valid.
Tabel 4.1
Analisis Perhitungan Validitas Butir Soal
No. Soal Validitas
Keterangan hitungr
tabelr
1 0,424 0,312 Valid
2 0,254 Tidak Valid
3 0,372 Valid
4 0,396 Valid
5 0,664 Valid
6 0,502 Valid
7 0,491 Valid
8 0,302 Tidak Valid
9 0,575 Valid
10 0,661 Valid
11 0,471 Valid
12 0,321 Valid
5
Tabel 4.2
Persentase Validitas Butir Soal
No.
Kriteria No. Soal Jumlah Persentase
1. Valid 1,3,4,5,6,7,9,10
,11,12 10 83,33 %
2. Tidak
Valid 2,8 2 16,66%
Setelah diketahui ada soal yang tidak valid maka soal tersebut dibuang dan
tidak digunakan. Untuk soal yang sudah valid akan diuji validitas lagi supaya
semua item soal valid semua.
Tabel 4.3
Uji Validitas Yang Kedua
No.Soal Validitas
Keterangan hitungr
tabelr
1 0,320
0,312
Valid
2 0,343 Valid
3 0,405 Valid
4 0,680 Valid
5 0,477 Valid
6 0,491 Valid
7 0,590 Valid
8 0,693 Valid
9 0,511 Valid
10 0,436 Valid
Setelah melalui pembuangan item soal yang tidak valid dan pengujian
validitas yang kedua ternyata 10 item soal yang tersisa telah valid semua, maka
item tersebut yang akan digunakan untuk alat evaluasi.
6
Tabel 4.4
Persentase Validitas Butir Soal Kedua
No. Kriteria No. Soal Jumlah Persentase
1. Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,
9,10 10 100 %
Dari hasil uji validitas yang kedua 100% item soal telah valid. Untuk
penomoran diurutkan dari no. 1 sampai dengan no.10 karena item soal yang
tidak valid tidak digunakan.
2. Analisis Reliabilitas Tes
Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas pada
instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat
konsistensi jawaban. Harga 11r yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga tabelr
product moment dengan taraf signifikan 5 %. Soal dikatakan reliabilitas jika harga
11r > tabelr.
Berdasarkan hasil perhitungan, koefisien reliabilitas butir soal diperoleh r11
= 1.09, sedang tabelr product moment dengan taraf signifikan 5 % dan n = 40
diperoleh tabelr = 0.7, karena 11r > tabelr
artinya koefisien reliabilitas butir soal
telah memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel).
3. Analisis sensitifitas butir soal
Analisis sensitifitas butir soaldigunakan untuk mengetahui keefektifan item
soal sehingga dapat digunakan sebagai alat evaluasi. Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:1
1 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaraan; Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, hlm. 223.
7
Tabel 4.5
Sensitifitas Item Soal
No Soal
Sensitifitas item
soal Sensitifitas
Keterangan
∑
Pretest
∑
Posttest
1 231 258 0,07 Item efektif
2 141 269 0,32 Item efektif
3 195 325 0,45 Item efektif
4 102 280 0,37 Item efektif
5 58 226 0,42 Item efektif
6 115 272 0,39 Item efektif
7 71 299 0,57 Item efektif
8 70 269 0,50 Item efektif
9 34 224 0,48 Item efektif
10 26 240 0,53 Item efektif
Indeks sensitifitas sangat penting dalam penilaiaan keefektifan item dalam
tes penguasaan criterion-referenced yaitu sejauh mana tiap item dapat mengukur
hasil pengajaran. Untuk memperoleh kefektifan item berdasarkan hasil
pengajaran, maka tes harus diberikan sebelum dan sesudah mengajar. Item yang
efektif akan dijawan benar oleh sebegian peserta didik sesudah pengajaran
daripada sebelum pengajaran. Jika suatu item dijawab salah oleh semua peserta
didik baik sebelum atau sesudah pengajaran berarti item tersebut tidak berfungsi
sebagai alat evaluasi.
Berdasarkan data di atas nilai hasil pretest dan posttest peserta didik dalam
praktikum pemeriksaan urin semua item dari nomor 1 sampai dengan nomor 10
dapat berfungsi sebagai alat evaluasi yang baik karena indeks sensitivitas item
berada di antara 0,00 sampai dengan 1,00. Makin besar nilai positif yang
diperoleh menunjukkan bahawa item tersebut sensitivitas keberhasilan
pengajarannya makin besar.
Dengan demikian, dari kesepuluh soal yang diberikan dalam pretest atau
posttest sudah dapat mengukur hasil pengajaran yang diharapkan karaena telah
memiliki sensitifitas terhadap hasil pengajaran.
8
C. Analisis Hasil Penelitian Tentang Permasalahan Dalam Praktikum
Pemeriksaan Urin
Dalam pelajaran IPA termasuk di dalamnya adalah biologi kegiatan
praktikum merupakan kegiatan yang sangat penting karena dapat mendidik
peserta didik untuk belajar ilmiah dan memberi kesempatan untuk menemukan
dan membuktikan teori.
Oleh karena itu, MA Al Irsyad Gajah Demak yang salah satu visinya adalah
“Terwujudnya generasi Islam yang bertaqwa, berakhlaqul karimah, memiliki ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berorientasi persaingan global dan memiliki
kemampuan kewirausahaan”, menyelenggarakan kegiatan praktikum untuk
mengembangkan kemampuan dasar peserta didik supaya trampil dan mempunyai
pengetahuan yang luas.
Di kelas XI IPA terdapat materi ekskresi dengan kompetensi dasar
mengetahui struktur, fungsi, proses, dan gangguan yang dapat terjadi dalam
sistem ekskresi. Praktikum tersebut dilaksanakan pada tanggal 21-22 Maret 2011
yang bertujuan untuk mengetahui sifat fisik seperti aroma, pH, dan warna urin
serta mengetahui kandungan zat pada urin juga untuk mengetahui kondisi
kesehatan seseorang.
Praktikum dilaksanakan di laboratorium biologi yaitu suatu tempat
dilakukan percobaan dan penyelidikan yang dibatasi oleh dinding dan atap yang di
dalamnya terdapat alat-alat dan bahan-bahan untuk praktikum.2 Jenis praktikum
yang dilaksanakan adalah untuk mengembangkan ketrampilan dasar peserta didik
yaitu dalam menggunakan peralatan laboratorium, mengukur dan mengobservasi
dalam kegiatan praktikumnya. Pada praktikum pemeriksaan urin peralatan yang
digunakan adalah menggunakan pipet untuk mengambil larutan atau reagen,
menngunakan gelas ukur untuk mengukur volum urin dalam skala ml,
mengggunakan bunsen untuk memanaskan larutan dan penjepit tabung reaksi
untuk memegang tabung reaksi ketika dipanaskan. Sedangkan observasi yang
dilakukan oleh peserta didik adalah dalam mengamati warna, pH, dan aroma urin
2 Nuryani Y. Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, hlm. 163.
9
serta mengidentifikasi perubahan warna larutan yang telah diberi perlakuan pada
uji glukosa dan uji protein dalam urin.
Secara umum urin normal berwarna kuning, urin encer berwarna kuning
pucat, urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru atau segar berwarna
kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna keruh. Urin berbau
khas jika dibiarkan agak lama akan berabau ammonia. Urin tidak normal dapat
berwarna kecoklatan, kemerahan, bahkan hijau kebiruan. Tetapi itu semua
ditentukan oleh faktor kesehasatan dan konsumsi makanan oleh individu yang
bersangkutan. Urin akan berwarna gelap jika banyak mengkonsumsi minuman
berenergi yang biasanya banyak mengandung vitamin B. Urin akan berwarna pink
biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan, atau makanan tertentu seperti
bluberi dan gula-gula, warna ini juga dapat digunakan sebagai indikasi gangguan
pada system urinaria seperti batu ginjal, infeksi ginjal. Urin akan berwarna coklat
seperti teh disebabkan karena adanya gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.
Dan urin akan berwarna keruh jika terdapat partikel padat pada urin seperti
bakteri, sel epitel, lemak, atau kristal-kristal mineral. Sedangkan pH atau
keasaman urin normal antara 7-7,5. Urin akan menjadi lebih asam jika
mengkonsumsi banyak protein, dan urin akan menjadi lebih basa jika
mengkonsumsi banyak sayuran.3
Tujuan praktikum juga dilakukan dengan maksud agar dapat memberikan
pengalaman kepada peserta didik untuk meningkatkan pemahaman materi
pelajaran. Dalam praktikum pemeriksaan urin di MA Al-Irsyad Gajah Demak
praktikum bertujuan untuk verivikasi data yaitu fakta-fakta yang diamati akan
menjadi bukti konkret kebenaran konsep atau prinsip yang dipelajarinya. Dalam
praktikum pemeriksaan urin peserta didik akan mengetahui kebenaran konkret
misalanya dalam uji glukosa dalam urin yang dilakukan dengan menambahkan
reagent benedict ke dalam 2 ml urin kemudian dipanaskan maka akan diketahui
apakah urin tersebut mengandung glukosa atau tidak. Jika urin mengandung
glukosa maka akan terjadi perubahan warna dalam larutan setelah dipanaskan.
3 Guru biologi SMA YPVDP, Urinalis, dalam http://prestasiherfen.blogspot.com,
diakses 11 Maret 2009.
10
Jika warnanya hijau keruh dan terdapatn endapan maka urin tersebut mengandung
glukosa tapi masih tergolong dalam taraf yang rendah, akan tetapi jika warna
larutan berubah menjadi merah batan dan terdapat endapan maka urin tersebut
didiagnosis mengandung glukosa dan kemungkinan pemilik urin tadi mempunyai
penyakit diabetes mellitus (kencing manis), tetapi untuk lebih pastinya dianjurkan
untuk pemeriksaan medis lebih lanjut.
Sedangkan dalam uji protein dalam urin dilakukan dengan tujuan untuk
membuktikan ada tidaknya kandungan protein dalam urin. Uji tersebut dilakukan
dengan cara menambahkan reagen biuret ke dalam 2 ml urin kemudian dikocok
dan ditunngu beberapa saat hingga terjadi perubahan. Jika hasilnya menunjukkan
perubahan yaitu terdapat endapan putih pada dasar larutan maka urin yang di uji
tersebut didiagnosis mengandung protein. Hasil tersebut membuktikan bahwa
ginjal pemelik urin tersebut mengalami kerusakan/ gangguan dalam filtrasinya.
Dalam mencapai tujuan tersebut peserta didik harus dapat menggunakan
semua alat indra terutama penciuman dan penglihatan untuk kevalidan data hasil
praktikum. Peserta didik juga harus mempunyai dasar pengetahuan untuk dapat
merumuskan kesimpulan sebab kesimpulan dapat dirumuskan dari tinjauan teori
dan data hasil praktikum. Apabila peserta didik tidak atau kurang mempunyai
bekal itu semua maka akan terjadi permasalahan permasalahan dalam
praktikumnya.
Tabel 4.6
Kisi-Kisi Soal Tes
NO. Aspek
penelitian
Indikator Nomor
pertanyaan
1. Pengetahuan Peserta didik dapat menyebutkan alat
dan bahan yang digunakan dalam
praktikum.
1,2
2. Pemahaman Peserta didik dapat menjelaskan tujun
praktikum.
3
11
3. Aplikasi - Peserta didik dapat menerangkan cara
menggunakan alat dan bahan.
- Peserta didik dapat menerangkan cara
kerja melakukan berbagai uji dalam
praktikum pemerksaan urin.
4,5
6
4. Analisis - Peserta didik dapat membedakan sifat
fisik urin normal dan tidak normal.
- Peserta didik dapat membedakan
kandungan urin normal dan tidak
normal.
7
8
5. Sintesis Peserta didik dapat merumuskan hipotesis
percobaan.
9
6. Evaluasi Peserta didik dapat mendiaknosis
seseorang yang terkena penyakit diabetes
mellitus atau kelainan lain.
10
Tabel 4.7
Perhitungan Persentase Kesulitan Pretest
No. Nomor
Soal
Persentase Kebenaran
Jawaban
Persentase Tiap Aspek
1. 1 57,8%
46,55% 2. 2 35,3%
3. 3 49% 49%
4. 4 25,5%
23% 5. 5 14,5%
6. 6 28,8%
7. 7 17,8%
17,65% 8. 8 17,5%
9. 9 8,5% 8,5%
10. 10 6,5% 6,5%
12
Dari kesepuluh soal tes peseta didik yang diujikan sebelum kegiatan
praktikum (pretest) yang digunakan untuk mengetahui pemahaman peserta didik
terhadap petunjuk praktikun dan kesiapan peserta didik terhadap materi diperoleh
hasil sebagai berikut:
Dari hasil jawaban peserta didik terhadap soal pada aspek pengetahuan
(C1) yaitu menjawab pertanyaan tentang alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum yaitu alat dan bahan untuk uji glukosa untuk soal nomer 1 dan alat dan
alat bahan untuk uji pH dalam urin untuk soal nomer 2 diperoleh hasil persentase
sebesar 46,5% dapat menjawab dengan tepat dan benar dan 53,5% peserta didik
jawabanya kurang tepat karena peserta didik banyak yang masih menyebutkan
semua alat dan bahan dalam yang tertulis dalam petunjuk praktikum sehingga
mereka yang belum tahu prinsip kerjanya dan teorinya mereka belum dapat
membedakan mana alat yang untuk uji glukosa, uji protein, uji pH dan
sebagainya. Menurut analisa peneliti kesalahan dalam petunjuk praktikum adalah
tidak diberi penjelasan pada tiap uji dengan masing-masing alat dan bahan yang
diperlukan.
Dari hasil jawaban peserta didik terhadap soal pada aspek pemahaman
(C2) yaitu menjawab pertanyaan soal nomor 3 tentang tujuan praktikum diperoleh
hasil 49% peserta didik telah mengetahui dan dapat dapat menjelaskan tujuan
praktikum dengan tepat sedangkan 51% peserta didik belum dapat menjelaskan
secara rinci dan tepat. Seharusnya tujuan praktikum pemeriksaan urin adalah
untuk menentukan zat-zat yang terdapat dalam urin yaitu ada tidaknya glukosa
atau protein dalam urin terutamanya dan untuk menentukan status kesehatan
seseorang dengan mengetes urinnya yaitu seseorang yang dites urinnya normal
atau sedang terserang diabetes mellitus (kencing manis) atau terserang
albuminuria. Tetapi dari hasil jawaban peserta didik kebanyakan mereka
menjawab bahwa tujuan praktikum adalah untuk mengetahui kandungan glukosa,
protein, tetapi ada yang menjawab tidak seperti dari yang dipraktikumkan yaitu
misalnya dijawab untuk mengetahui adanya asam urat. Menurut analisis peneliti
kesalahan menjwab soal nomor 3 tentang tujuan praktikum adalah karena peserta
didik tidak teliti dalam membaca, mencermati, dan memahami petunjuk
13
praktikum karena tujuan sudah tercantun dalam petunjuk praktikum dan
penjabarannya sudah ada dalam cara kerja di petunjuk praktikum.
Dari hasil jawaban peserta didik terhadap soal dalam aspek aplikasi (C3)
yaitu menjawab pertanyaan nomor 4, 5, dan 6 tentang cara menggunakan alat dan
bahan serta cara kerja melakukan berbagai uji dalam praktikum yaitu cara
menggunakan pH indicator pada soal nomor 4 dan cara menggunakan gelas ukur
untuk mengukur volum urin 2 ml pada soal nomor 5 dan cara melakukan uji
aroma pada urin pada soal nomor 6. Dari hasil jawaban peserta didik pada nomor
4, 5, dan 6 dalam pertanyaan pada aspek aplikasi diperoleh hasil persentase 23%
peserta didik dapat menjawab dengan benar dan tepat sedangkan yang 77%
peserta didik belum dapat menjawab dengan benar. Menurut analisa penulis
belum mampunya peserta didik untuk menjawab soal nomor 4 dengan tepat
tentang cara mengukur pH urin dengan pH universal adalah karena mereka belum
pernah mengetahui alat tersebut sehingga secara otomatis cara menngunakannya
pun belum tahu. Untuk soal nomor 5 tentang cara mengukur volum urin 2 ml
dengan gelas ukur juga karena mereka belum pernah mengetahui alat tersebut
sehinnga cara menngunakannya pun belum tahu apalagi untuk masalah mengukur
larutan dengan gelas ukur yang memerlukan ketelitian dalam membaca skala pada
gelas ukur tersebut yaitu larutan tersebut harus dalam posisi stabil atau tenang,
cara melihat skalanya harus sejajar dengan mata. Untuk soal nomor 6 tentang cara
melakukan uji aroma pada urin adalah karena peserta didik belum belajar atau
belum membaca petunjuk praktikum secara jelas karena di petunjuk praktikum
sudah ada penjelasannya. Beda dengan soal nomor 4 dan 5 yang belum dijelaskan
dalam petunjuk praktikum. Dengan demikian kesalahan atau kesulitan peserta
didik dalam menjawab soal tentang aplikasi (C3) adalah karena peserta didik
belum belajar dan karena peserta didik belum pernah melihat pH indikator
maupun gelas ukur sehinnga secara otomatis cara menngunakannnya pun tidak
tahu.
Dari hasil jawaban peserta didik terhadap soal dalam aspek analisis (C4)
yaitu menjawab pertanyaan nomor 7 dan 8 tentang cara membedakan sifat fisik
urin normal dan tidak normal dan cara membedakan kandungan zat dalam urin
14
normal dan tidak normal diperoleh hasil persentase 26,5% peserta didik dapat
menjawab dengan tepat dan 73,5% peserta didik belum dapat menjawab dengan
tepat atau tidak menjawab sama sekali. Kesalahan dalam menjawab soal tersebut
adalah karena peserta didik belum mengetahui sifat fisik dan kandungan zat dalam
urin normal dan tidak normal sehinnga secara otomatis peserta didik tidak akan
mengetahui perbedaannya. Menurut analisa penulis kesulitan menjawab soal
tersebut timbul karena peserta didik belum pernah membaca atau dijelaskan oleh
guru. Karena peserta didik tidak mengetahui, memahami maka secara otomatis
peserta didik tidak akan dapat menganalisis perbedaanya.
Dari hasil jawaban peserta didik terhadap soal dalam aspek sintesis (C5)
yaitu menjawab pertanyaan nomor 9 tentang rumusan hipotesis diperoleh hasil
persentase hanya 8,5% peserta didik yang dapat menjawab dengan tepat
sedangkan 91,5% peserta didik belum menjawab. Menurut analiasa penulis
kesulitan peserta didik dalam membuat rumusan hipotesis adalah karena peserta
didik belum memahami tujuan. Hal ini ditunjukkan dengan kebenarannya dalam
menjawab soal nomor 3 tentang tujuan praktikum hanya sebesar 49% peserta
didik yang menjawab benar otomatis sisanya yaitu 51% belum memahami tujuan
praktikum. Dengan belum dikuasanya tujuan dan teori maka akan sangat sulit
dalam membuat rumusan hipotesis karena pada intinya hipotesis atau dugaan
sementara dalam sebuah praktikum muncul dari tujuan dan dasar teori. Jika
peserta didik kurang memahami tujuan dan kurang menguasai teori atau
memahaminya makan sangat tidak mungkin peserta didik dapat membuat suatu
conclution.
Sedangkan dari hasil jawaban peserta didik terhadap soal dalam aspek
evaluasi (C6) yaitu menjawab pertanyaan nomor 10 tentang cara mendiaknosisis
seseorang yang terkena penyakit diabetes mellitus diperoleh hasil persentase
sebesar 6,5% peserta didik jawabannya sudah mengarah pada jawaban yang tepat
sedangkan sisanya 93,5% belum dapat menjawab. Menurut analisa penulis
kesulitan peserta didik dalam menjawab soal tersebut adalah karena peserta didik
belum mempunyai pengetahuan tentang perbedaan urin normal dan tidak normal
15
terutama tentang kadar kandungan glukasa dan belum menguasai tentang teori
perubahan warna larutan setelah diberi benedict.
Dari hasil jawaban peserta didik dari no.1 sampai dengan no.6 merupakan
indikasi dari pemahaman terhadap petunjuk praktikum karena secara tersurat
maupun tersirat jawaban sudah ada dalam petunjuk praktikum apabila peserta
didik belum dapat menjawab atau dapat menjawab tapi belum tepat adalah karena
kesalahan peserta didik yang belum memahami petunjuk praktikum tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik dalam memahami
petunjuk praktikum adalah sebesar:
Dari persentase rata-rata tiap aspek pada kemampuan peserta didik dalam
memahami petunjuk praktikum adalah sebesar 39,5% peserta didik telah dapat
memahami petunjuk praktikum. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuaanya
dalam menjawab perrtanyaan pada soal nomor 1 sampai dengan 6. Sedangkan
sisanya yaitu 60,5% belum dapat memahami petunjuk praktikum dengan benar.
Ini dapat dilihat pada kemampuan menjawabnya yang kurang tepat atau tidak
memberi jawaban sama sekali.
Dari hasil jawaban peserta didik dari no.7 sampai dengan no.10
merupakan indikasi dari kesiapan peserta didik dalam praktikum. Sehingga
kemampuan peserta didik dalam menguasai materi sebelum praktikum adalah
sebesar:
Dari persentase rata-rata tiap aspek pada kemampuan peserta didik dalam
persiapan awal atau modalitas terhadap materi yang telah dimiliki untuk persiapan
praktikum adalah sebesar 10,8% peserta didik telah mempunyai pesriapan atau
modalitas penguasaan materi yang bagus dalam praktikum. Hal ini ditunjukkan
16
dengan kemampuaanya dalam menjawab perrtanyaan pada soal nomor 7 sampai
dengan nomor 10. Sedangkan sisanya yaitu 90,2% belum atau kurang mempunyai
persiapan atau modalitas terhadap materi. Ini dapat dilihat pada kemampuan
dalam menjawab soal nomor 7 sampai dengan nomor 10 yang kurang tepat atau
tidak memberi jawaban sama sekali.
Setelah menganalisis item soal dan menentukan kategorinya, langkah
berikutnya adalah menganalisis jawaban pada masing-masing item kuesioner dan
lembar observasi dengan menggunakan rumus deskriptif persentase sebagai
berikut :4
Keterangan :
S : Nilai yang diharapkan (dicari)
R : Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N : Skor maksimum dari tes tersebut
Tabel 4.8
Perhitungan Persentase Permasalahan Dalam Unjuk Kerja
No.
Soal
Jumlah
Skor yang
didapat
Skor
Maksimal
Persentase
1.
Mendemonstrasikan
penggunaan indicator
universal untuk
mengukur pH urin
74
120
61,6%
2.
Mendemonstrasikan
penggunaan gelas ukur
untuk mengukur volum
urin
80
120
66,6%
4 Ngalim Purwanto, Prisip-Pinsip Dan Tehnik Evaluasi Pengajaran , hlm.104.
17
3.
Mempraktekkan cara
memanaskan larutan
(urin + reagen benedict)
59
120
49,1%
4.
Menggunakan penjepit
tabung reaksi untuk uji
glukosa dan protein
dalam urin
96
120
80%
5.
Menggunakan bunsen
dalam uji glukosa dan
aroma dalam urin
87
120
72,5%
Dari hasil perhitungan persentase data unjuk kerja peserta didik dalam
kemaampuan psikomotornya yaitu keterampilan menggunakan alat dan bahan
praktikum diperoleh hasil:
Dari hasil perhitungan persentase pada aspek kemampuan peserta didik
dalam menggunakan indikator universal yaitu sebesar 61,6% peserta didik sudah
dapat menggunakan indikator universal dengan tepat sedangkan sisanya 38,4%
peserta didik masih belum dapat menggunakan indikator universal dengan benar.
Menurut analisa penulis kesulitan dalam megunakan alat tersebut adalah karena
peserta didik belum mengenal alat tersebut sebelumnya sehingga untuk pemakaian
pertama mereka masih bingung dan gerogi apalagi untuk mengecek pH urin selain
gerogi juga jijik. Selain itu, menurut analisa penulis permasalan dalam
menggunakan indikator universal adalah karena peserta didik masih belum tahu
cara kerjanya yang tepat yaitu semua warna dalam kertas indicator harus tercelup
sempurna dan didiamkan beberapa saat, dan kesalahan ke 3 adalah kareana
perbedaan interpretasi dalam mencocokkan hasil dengan pedoman dalam
ketentuan dalam indicator universal tersebut karena selain menggunakan seluruh
indra dalam kegiatan observasi peserta didik juga harus trampil dalam
menggunakan alat dan bahan praktikum apabila melihat indicator universal saja
baru pertama kali otomatis untuk dapat trampil menngunakannya pun akan sulit.
Dari hasil perhitungan persentase pada aspek menggunakan gelas ukur
untuk mengukur volum urin diperoleh hasil 66,6% peserta didik telah dapat
18
mengukur volum urin dengan gelas ukur secara benar sedangkan sisanya 33,4%
peserta didik belum dapat mengukur volum urin sebanyak 2 ml dengan benar.
Menurut analisa penulis permasalahan dalam mengukur volum urin adalah karena
dalam mengukur volum urin dengan gelas ukur peserta didik tidak mendiamkan
sebentar sehinnga posisinya tidak rata, dan cara melihat angkanya tidak sejajar
dengan mata.
Dari hasil perhitungan persentase pada aspek mempraktekkan cara
memanaskan larutan diperoleh hasil 49,1% peserta didik sudah dapat
memanaskan larutan dengan tepat sedangkan sisanya 50,9% peserta didik masih
belum benar dalam memanaskan larutan yaitu arah uapan masih dihadapkan ke
arah praktikan dan memanaskankannya kelamaan sehingga mereka kaget sewaktu
terjadi lompatan buih dari larutan dalam tabung reaksi yang menguap. Menurut
analisa penulis kesalahan tersebut terjadi karena peserta didik tidak mengetahui
tentang prisip cara memanaskan larutan yang benar dan kesalahan peserta didik
dalam kesalahan dalam menginterpretasikan pesan atau penjelasan dari guru.
Dari hasil perhitungan persentase pada aspek kemampuan peserta didik
dalam menggunakan penjepit tabung reaksi dengan baik dan benar diperoleh hasil
80% peserta didik sudah dapat menggunakan penjepit tabung reaksi dengan benar
sedangkan sisanya 20% masih terdapat kesalahan dalam menggunakannya.
Kesalahan tersebut adalah saat menjepit tidak diperhatikan posisi tabung reaksi
sehinnga kadang tidak tepat di tengah tapi di ujung sehingga posisi tabung reaksi
kurang aman dan kesalahan yang lain adalah penjepit tabung reaksi tersebut tidak
dikuatkan pada penguatnya. Menurut analisa penulis kesalahan tersebut adalah
kareana peserta didik kurang kontrol saja dalam melakukan kerja.
Dari hasil perhitungan persentase pada aspek kemampuan peserta didik
dalam menggunakan bunsen diperoleh hasil 72,5% peserta didik sudah dapat
mematikan bunsen dengan benar yaitu dengan cara ditutup dengan penutup
bunsen agar api kekurangan oksigen sehinnga akan mati dan cara ini adalah cara
teraman dan terefektif daripadi dimatikan dengan ditiup atau dikipasi atau disiram
air. Sedangkan sisanya 27,5% peserta didik belum mengetahui cara ini dan masih
salah dalam mematikannya. Menurut analisa penulis kesalahan atau ketidaktahuan
19
peserta didik dalam mematikan bunsen adalah karena kebiasaan mereka dalam
kehidupan jika mematikan api seperti lilin, petromak atau yang lain adalah bukan
dengan cara ditutup dengan penutup.
Tabel 4.9
Perhitungan Persentase Permasalahan Dalam Laporan Hasil Praktikum
No
.
Soal
Jumlah skor
yang
didapat
Skor
Maksimal
Persentase
1.
Menyusun laporan
berdasarkan format
yang ditentukan
110
120
91,6%
2.
Menyajikan hasil
pengamatan dalam
bentuk tabel
83
120
69,1%
3.
Menjawab peratnyaan
sesuai dengan hasil
praktikum dan kajian
teori
68
120
56,6%
4.
Merumuskan
kesimpulan
67
120
55,8%
5.
Menulis laporan dengan
bahasa ilmiah dan
dengan menggunakan
EYD
81
120
67,5%
Dari hasil perhitungan persentase permasalahan hasil laporan dalam
praktikum peserta didik didapat hasil: 99,6% peserta didik sudah dapat menyusun
laporan berdasar format yang telah ditentukan sedangkan sisanya sebesar 0,4%
peserta didik terjadi kesalahan, kesalahan tersebut adalah karena ada beberapa
point yang tidak urut. Menurut analisa penulis dalam menyusun laporan sesuai
format sudah tidak bermasalah karena pada intinya laporan yang dikerjakan
20
adalah hanya menambaahi jawabaan persoalan dan melengkapi tabel hasil
pengamatan saja.
Dari hasil perhitungan persentase dalam aspek menyajikan hasil
pengamatan dalam bentuk tabel, didapat hasil 69,1% peserta didik sudah dapat
menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk tabel sesuai dengan hasil pengamatan
dan lengkap secara benar dan valid. Kebenaran dan kevalidan hasil pengamatan
peserta didik diketahui peneliti dari hasil yang disajikan dalam tabel dengan
kecocokan pada teori. Misalanya di laporan hasil praktikum warna urin ditulis
orange sedangkan kenyataan yang diamati dalam lapangan adalah kuning
kecoklatan berarti hasil pengamatan tersebut kurang absah.
Dari hasil perhitungan persentase dalam aspek kebenaran menjawab
pertanyaan dalam laporan peserta didik didapat hasil 56,6% peserta didik sudah
dapat menjawab semua pertanyaan dengan tepat dan benar sedangkan sisanya
43,4% jawabannya masih kurang tepat. Menurut analisa peneliti rata-rata jawaban
kurang tepat adalah pada soal nomor 2 yaitu tentang sampel urin yang diambil ada
yang menderita kerusakan nefron atau tidak. Rara-rata jawaban peserta didik
adalah kerusakan nefron disebabakan karena kadar glukosa tinggi yang
menimbulkan penyakit kencing manis. Padahal semestinya kerusakan nefron
adalah karena proses filtrasi glomelurus yang tidak sempurna sehinnga protein
tidak ikut tersaring dan akhirnya keluar bersama urin. Penyakit yang mungkin
terjadi adalah albuminuria yaitu urin yang mengandung protein.
Dari hasil perhitungan persentase dalam aspek merumuskan kesimpulan
hasil praktikum peserta didik didapat hasil 55,8% peserta didik sudah dapat
merumuskan kesimpulan dengan tepat dan benar sedangkan sisanya 44,2% belum
dapat membuat rumusan kesimpulan dengan sempurna. Menurut analisa peneliti
kesulitan dalam merumuskan kesimpulan dari hasil praktikum adalah karena
peserta didik masih kesulitan dalam mengkomunikasikan landasan teori dengan
pengamatan hasil praktikum yang mereka temukan saat praktikum.
Dari hasil perhitungan persentase pada aspek menulis laporan dengan
bahasa ilmiah dan dengan menggunakan EYD yang tepat diperoleh hasil 67,5%
peserta didik telah menulis laporan praktikum dengan tulisan dan ejaan yang
21
benar dan tepat sedangkan sisanya 32,5% peserta didik belum menulis laporan
praktikum dengan tulisan dan ejaan yang tepat. Menurut analisa penulis kesalahan
tersebut terjadi karena peserta didik memng belum mengetahui bagaimana cara
menulis laporan ilmiah yang benar dengan tulisan dan ejaan yang tepat dan benar
dan yang kedua adalah karena peserta didik sudah mengetahui tulisan dan ejaan
yang tepat tetapi tidak mengaplikasikannya, seperti penulisan kata ulang yang
ditulis dengan angka 2, tidak menggunakan huruf besar pada awal kalimat dan
penyingkatan-penyinkatan kata yang tidak semestinya.
Laporan praktikum adalah perpaduan hasil pengamatan lapangan
dihubungkan dengan teori-teori yang telah diperoleh. Dari hasil analisis peneliti
apabila peserta didik dalam hal kesiapan awal masih kurang maka secara otomatis
dalam pembuatan laporannya pun akan kurang maksimal ditambah dengan
kurangnya peserta didik dalam menggunakan peralatan praktikum seperti
memanaskan larutan, mematikan bunsen dan lain-lain maka akan memberi
dampak kesulitan dalam hal penulisan lapoan terutama dalam hal perumusan
kesimpulan.
Dengan demikian dari hasil analisa peneliti bahwa kesulitan, kesalahan,
dan problem yang dialami peserta didik di MA Al-Irsyad Gajah Demak baik
dalam memahami petunjuk praktikum, kesiapan dalam materi, kemampuan unjuk
kerja menggunakan alat dan bahan serta kemampuan menyusun laporan adalah
harus segera diatasi.
22
Tabel 4.10
Kisi-Kisi Kuesioner Peserta Didik
No. Faktor Indikator No.Soal
1
Ciri khas/
karakteristik
peserta didik
Peserta didik mempunyai fisik, mental,
dan kesiapan yang mapan untuk
melakukan praktikum.
1,2,3,4
2
Sikap terhadap
belajar
Peserta didik mempunyai perhatian
terhadap praktikum dan penjelasan
guru.
5,6
3
Motivasi
belajar
Peserta didik mempunyai motivasi saat
praktikum dan motivasi dalam
mengerjakan tugas
7,8,9
4
Konsentrasi
Belajar
Peserta didik berkonsentrasi dalam
praktikum
10
5
Mengolah
bahan ajar
Peserta didik dapat mengolah informasi-
informasi yang diterima
11,12
6
Menggali hasil
belajar
Peserta didik dapat mengaktifkan pesan
yang telah diterima
13,14
7
Rasa percaya
diri
Peserta didik tidak merasa tertekan atau
minder, takut saat praktikum
15,16
8
Kebiasaan
Belajar
Peserta didik mempunyai prilaku yang
baik dalam belajar
17,18
23
Tabel 4.11
Perhitungan Persentase Kuesioner peserta Didik
No.
Item
Skor
Perolehan
Skor
Maksimal
Persentase
Tiap Item
Persentase
Tiap
Aspek
1. 99 40 82,5%
71,7%
2. 112 40 93,3%
3 55 40 45,8%
4. 78 40 65%
5. 85 40 70% 62,5%
6. 67 40 55%
7. 93 40 77,5%
62,5% 8. 68 40 56%
9. 64 40 53,3%
10. 44 40 36,6% 36,6%
11. 54 40 45% 40%
12. 42 40 35%
13. 68 40 56% 50,9%
14. 55 40 45,8%
15. 99 40 82,5% 65,8%
16. 59 40 49,1%
17. 67 40 55,8% 69,5%
18. 100 40 83,3%
Dari hasil perhitungan persentase kuesioner tentang faktor-faktor internal
peserta didik yang mempengaruhi timbulnya pemasalahan penyebab kesulitan
belajar praktikum pemeriksaan urin adalah sebagai berikut:
Dari aspek karakteristik peserta didik yaitu kondisi fisik dan mental saat
praktikum cenderung tidak ada masalah yaitu persentasenya sebesar 82,5%.
Sebagian besar peserta didik dalam kondisi jasmani yang sehat saat melakukan
24
praktikum, kondisi mood yang bagus, hal ini terlihat dari keantusiasanya dan
semangat mereka saat melakukan praktikum. Dan untuk kesiapan peserta didik
dalam praktikum, sebagian besar telah siap dengan bahan yang akan dipraktikkan
(urin), buku catatan, petunjuk praktikum dan lain-lain. Menurut analisis peneliti
karakteristik peserta didik tersebut bersifat relatif dan tentatif karena mereka
antusias dengan jenis praktikum atau topik praktikum yaitu pemeriksaan urin
sehinnga mereka tertarik untuk mengikuti. Dan untuk kesiapan materi
persentasenya relatif sedikit yaitu hanya 65% peserta didik yang mengaku telah
faham dengan materi yang akan dipraktikkan, Hal ini terjadi karena peserta didik
memang belum siap terhadap materi, hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil
jawaban pretest yang masih rendah.
Dari aspek sikap terhadap belajar peserta didik yang mempunyai perhatian
terhadap praktikum adalah 70% peserta didik mengaku lebih suka melakukan
praktikum sendiri daripada melihat teman dan 55% peserta didik mengaku lebih
suka mendengarkan penjelasan guru daripada mencari informasi sendiri. Menurut
analisis peneliti, peserta didik mempunyai sikap positif terhadap praktikum, hal
tersebut terlihat dari kemauan mereka untuk melakukan praktikum dengan tangan
mereka sendiri tidak hanya melihat teman. Hal itu merupakan suatu pertanda
positif adannya antusias dan ingin tahunya peserta didik. Sedangkan sikap peserta
didik yang lebih suka mendengarkan penjelasan guru adalah karena mereka lebih
akrab dengan guru dan tidak biasanya mereka untuk belajar mandiri.
Dari aspek motivasi belajar saat praktikum 77,5% peserta didik mengaku
semangat saat praktikum, 56% peserta didik mempunyai motivasi untuk bertanya,
sedangkan sisanya mengaku tidak bertanya karena takut, malu atau tidak
mempunyai pertanyaan. 53,3% peserta didik mengaku selalu mencatat hasil
praktikum sedangkan 46,7% mengaku tidak terbiasa mencatat karaena tidak
terbiasa mencatat karena malas mencatatnya atau tidak tahu apa yang mau dicatat
karena masih bingung. Menurut analisis peneliti malunya bertanya peserta didik
adalah karena mereka tidak mempunyai bahan yang akan ditanyakan karena
kondisi ini kembali lagi pada persoalan kesiapan peserta didik terhadap materi
yang kurang. Dan tidak termotifasinya peserta didik untuk mencatat hasil
25
praktikum adalah karena peserta didik belum memikirkan jauh tentang fungsi
catatan.
Dari aspek konsentrasi belajar saat praktikum 36,6% peserta didik
mengaku masih berkonsentrasi dalam praktikum, sedangkan sisanya sudah tidak
berkonsentrasi karena telak capek atau menganggap praktikum kegiatannya ringan
sehingga dapat sambil main-main atau bercanda. Menurut analisis peneliti
konsentrasi belajar peserta didik tersebut harus ditingkatkan dengan disiplin dan
peningkatan peran guru dan sekolah karena peran guru sebagai fasilitator dan
mediator dapat memperkuat perhatian peserta didik terhadap pelajaran supaya
konsentrasi belajar meningkat. Guru perlu menggunakan bermacam-macam
strategi belajar dan dan disiplin untuk menindak peserta didik yang gaduh atau
tidak serius dalam pelajaran.
Dari aspek mengolah bahan ajar saat praktikum, 45% peserta didik
mengaku dalam membuat kesimpulan hasil praktikum adalah hasil pemikiran
bersama teman-teman dan guru, hal tersebut berarti mereka belum dapat
menyimpulkan hasil praktikum sendiri, sedangkan sisanya 55% sudah dapat
menyimpulkan sendiri. Dalam hal mendiagnosis kesehatan seseorang, 35%
peserta didik mengaku sudah dapat mendiaknosis seseorang yang terkena penyakit
diabetes mellitus dari hasil perubahan warna larutan, sedangkan sisanya 75%
peserta didik mengaku masih bingung. Menurut analisis peneliti, kemampuan
peserta didik dalam mengolah bahan ajar yang masih kurang adalah disebabkan
karena kurangnya konsentrasi saat praktikum. Ada di antara mereka yang sudah
ingin pulang karena jam praktikumnya berada pada jam terakhir sehingga suasana
praktikum kurang kondusif. Karena mengolah bahan ajar merupakan proses
seseorang dalam berpikir untuk mengolah informasi-informasi yang diterima
sehingga menjadi bermakna. Makna yang dihasilkan dari pengolahan pesan
adalah bersumber dari apa yang didengar, dilihat, dirasakan, dan dialami oleh
peserta` didik. Apabila semua indra sudah tidak tertuju dan terpusat maka akan
mustahil untuk dapat mengolah bahan ajar dengan baik. Dan di antara peserta
didik masih ada yang tidak faham dengan jalannya proses praktikum. Keadaan
26
tersebut akan sangat menyulitkan dalam proses pengolahan bahan ajar karena
ketrampilan atau pengetahuan prasyarat belum diketahui.
Dari aspek menggali hasil belajar yaitu peserta didik dapat menggali hasil
belajar yang telah diterima untuk ditransfer kepengetahuan berikutnya. 56%
peserta didik mengaku suka jika diberi pretest, sedangkan 44% mengaku tidak
suka. Dengan tidak sukanya peserta didik jika diberi pretest berarti peserta didik
masih kesulitan dalam transfer knowledge dari apa yang telah dipelajari. 45,8%
peserta didik mengaku lupa dengan apa yang telah dijelaskan sedangkan sisanya
32% mengaku paham dan ingat dengan penjelasan guru. Berarti 54,2% peserta
didik dapat dikatakan telah sukses dalam transfer knowledge. Menurut analisis
peneliti kesulitan peserta didik dalam menggali hasil belajar adalah karena pada
tahap penyimpanan pesan dan pengolahan hasil belajar belum dilakukan secara
maksimal karena kesulitan dalam proses menggali kembali pesan-pesan lama
merupakan kendala di dalam proses pembelajaran karena peserta didik akan
mengalami kesulitan mengolah pesan-pesan baru yang memiliki keterkaitan
dengan pesan-pesan lama yang telah diterima sebelumnya. Kesulitan ini dapat
dibuktikan dengan rendahnya nilai perhitungan persentase kesiapan peserta didik
terhadap materi. Kesulitan ini memiliki keterkaiatan dengan proses penerimaan,
proses pengolahan, proses penyimpanan dan kemampuan, dan cara menggali
pesan itu sendiri. Apabila daalam proses belajar peserta didik mengalami
hambatan / kesulitan di dalam proses penerimaan pesan maka peserta didik tidak
mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu yang dipelajari.
Dari aspek rasa percaya diri yaitu peserta didik mempunyai rasa percaya
diri dan nyaman dalam melakukan praktikum. 82,5% peserta didik mengaku
nyaman dengan guru dan teman-teman mereka. Dan 41,9% peserta didik mengaku
tidak nyaman atau tidak percaya diri jika mendapat nilai jelak karena takut
dimarahi guru atau malu dengan teman. Menurut analisis peneliti rasa percaya diri
peserta didik sudah kuat, hal ini terbukti dengan nyamanya mereka melakukan
praktikum. Dengan kata lain beban psikologis untuk minder dengan teman
ataupun yang lainnya cenderung tidak ada.
27
Dari aspek kebiasaan belajar yaitu peserta didik mempunyai kebiasaan
belajar yang relative baik meskipun 55,8% peserta didik mengaku jarang
membaca buku kecuali akan ulangan, sedangkan sisanya 44,2 % selalu membaca.
Dan 83,3% mengaku takut kalau datang terlambat dalam praktikum meskipun
gurunya baik. Menurut analisis peneliti jarangnya peserta didik membaca buku
karena mereka tidak mempunyai buku bacaan dan LKS, materi pelajaran hanya
dirangkumkan oleh guru mereka. Kondisi ini dilatarbelakangi oleh kondisi
ekonomi. Sedangkan sebab lain adalah karena peserta didik memang tidak hobi
membaca atau kesadaran mereka kurang.
Dengan demikian, faktor-faktor internal yang mempengaruhi timbulnya
permasalahan yang menyebabkan kesulitan belajar praktikum peserta didik di MA
Al-Irsyad Gajah Demak adalah dalam aspek konsentrasi belajar, mengolah bahan
ajar, menggali hasil belajar, kebiasaan belajar, motivasi belajar, rasa percaya diri,
karakteristik dan sikap terhadap belajar. Tetapi dari kedelapan faktor tersebut
yang faktor yang paling besar yang mempengaruhi timbulnya masalah penyebab
kesulitan belajar praktikum adalah pada aspek konsentrasi belajar dan mengolah
bahan ajar.
Menurut analisis peneliti, peserta didik yang mempunyai latar yang baik
dalam mempersiapkan kegiatan belajarnya akan sedikit sekali mengalami masalah
dalam praktikumnya, begitu pula sebaliknya. Dan peserta didik yang mengalami
masalah dalam praktikumnya adalah peserta didik kurang mempunyai
pengetahuan/pengalaman yang terkait dengan materi yang dipraktekkan tersebut.
Sehingga mereka akan mengalami kesulitan dalam perencanaan, pelaksanaan,
maupun pengkomunikasian data hasil praktikum. Sebab pada hakikatnya semua
faktor-faktor tersebut saling terkait dan mempengaruhi.
1
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah penulis meneliti dan melakukan analisa data penelitian tentang
permasalahan penyebeb kesulitan peserta didik dalam praktikum pemeriksaan urin
di MA Al-Irsyad Gajah Demak didapat hasil sebagai berikut:
1. Permasalahan penyebab kesulitan dalam tahap perencanaan praktikum adalah
karena faktor kurangnya kesiapan peserta didik terhadap materi baik itu karena
kesalahan peserta didik karena kurang belajar maupun karena di petunjuk
praktikum belum terdapat penjelasan. Dan permasalan pada tahap pelaksanaan
praktikum pemeriksaan urin yang dirasa paling sulit diantara ketrampilan yang
lain adalah pada ketrampilan cara memanaskan larutan. Permasalahan tersebut
timbul karena peserta didik belum mengtetahui bagaimana cara memanaskan
larutan yang baik dan benar. Hal itu karena peserta didik belum pernah
mendapat referensi sebelumnya atau demonstrasi pemakaian alat atau cara
menggunakan alat secara langsung. Sedangkan permasalahan pada tahap
pengkomunikasian data hasil praktikum pada praktikum pemeriksaan urin yang
dirasa paling sulit diantara kemampuan yang lain adalah dalam hal
merumuskan kesimpulan. Permasalahan tersebut terjadi karena menyimpulkan
merupakan kemampuan tingkat sintesis yang untuk mencapainya dibutuhkan
pengetahuan yang mendalam. Sedangkan pengetahuan yang mendalam peserta
didik belum dimiliki karena kesiapan materi masih kurang.
2. Pada faktok-faktor internal yang mempengaruhi timbulnya permasalahan
penyebab kesulitan dalam praktikum pemeriksaan urin yaitu meliputi aspek
karakteristik peserta didik, sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi
belajar, mengolah bahan ajar, menggali hasil belajar, rasa percaya diri, dan
kebiasaan belajar yang diperoleh berdasarkan pengakuan peserta didik dari
kuesioner dengan hasil: 82,5% peserta didik sudah mempunyai karakteristik
yang baik yang meliputi fisik, mental, dan kesiapan belajar, 84% peserta didik
2
sudah memiliki sikap perhatian terhadap praktikum, 78% peserta didik
mengaku telah memiliki rasa percaya diri dan nyaman saat praktikum, 72,6%
peserta didik sudah mempunyai motivasi dalam praktikum, 59% peserta didik
sudah mempunyai kebiasaan belajar yang teratur, 51% peserta didik sudah
dapat menggali hasil belajar, 45% peserta didik sudah dapat berkonsentrasi
penuh saat praktikum, 44% peserta didik sudah dapat mengolah bahan ajar
yang meliputi menganalis dan menyimpulkan hasil praktikum. Dengan
demikian permasalahan terbesar yang mempengaruhi timbulnya kesulitan
dalam praktikum pemeriksaan urin adalah pada aspek pengolahan bahan ajar
dan kurangnya konsentrasi belajar. Oleh sebab itu, kurangnya konsentrasi dan
kurangnya kemampuan peserta didik dalam mengolah bahan ajar perlu
ditangani secara tepat agar permasalahan yang menyebabkan kesulitan peserta
didik dalam praktikum dapat teratasi dan minimal dapat berkurang.
B. Saran
Dari hasil penelitian dan analisis data hasil penelitian yang telah penulis
lakukan tentang permasalahan penyebab kesulitan belajar praktikum peserta didik
di MA Al-Irsyad Gajah Demak kelas XI IPA dalam praktikum pemeriksaan urin
ternyata masih terdapat kesulitan dan kendala, baik dalam hal praktis maupun
teoritisnya baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengkomunikasian hasil
praktikum. Oleh karena itu, penulis sebagai subjek yang telah melakukan
penelitian ingin memberikan saran terutama kepada peserta didik karena dalam
masalah ini yang dikaji adalah masalah internal peserta didik.
1. Bagi Peserta didik
a. Untuk mengatasi kurangnya kesiapan peserta didik dalam materi adalah
dengan belajar secara teratur tidak hanya kalau ada ulangan atau pretest
saja, bertannya jika belum faham supaya tidak menimbulkan kesulitan
dalam proses belajar berikutnya dan memperluas materi dengan cara
membuat list dari kata-kata yang belum dipahami dalam petunjuk praktikum
kemudian mencari referensi dari kata-kata yang belum dipahami tersebut.
3
Setelah itu membuat suatu tabel dari kata-kata dalam list dan memberi
penjelasan tentang isi (apa), bentuk (bagaimana), dan fungsi (mengapa).1
b. Untuk mengatasi kesulitan dalam menggunakan alat dan bahan misalnya
dalam menggunakan pH indikator atau cara memanaskan larutan maka
peserta didik dapat menanyakannya pada guru sebelum praktikum atau
mencari referensi lain misalnya melalui internet.
c. Untuk mengatasi kesulitan dalam merumuskan kesimpulan dapat dilakukan
dengan membuat list tentang masalah yang paling penting dan masalah
penting yang masih belum terjawab atau ditemukan dalam praktikum
dengan menulis beberapa butir pernyataan. Kemudian melakukan analisis
setelah itu menarik suatu konsep secara garis besar dari pernyataan-
pernyataan yang telah ditulis dan dianalisis.2
d. Untuk mengatasi permasalahan dalam pengolahan hasil belajar dapat
dilakukan dengan membuat ringkasan setelah selesai pembelajaran misalnya
dengan menjawab pertanyaan tentang who, what, when, where, how, dan
why.3 Setelah itu peserta didik melakukan brain stroming (curah gagasan)
tentang masalah tersebut. Dan untuk mengatasi permasalahan dalam
kesulitan peserta didik dalam konsentrasi belajar dapat dilakukan dengan
membuat daftar tujuan pentingnya melakukan praktikum tentang materi
pemeriksaan urin sehingga peserta didik akan tersadar tentang pentingnya
praktikum tersebut untuk dirinya dan lingkungan.
2. Bagi Guru
a. Guru harus melibatkan peserta didik dalam mencari informasi yang luas dan
dalam tentang materi yang akan dipraktikan sehingga kemampuan mereka
tidak terbatas hanya pada materi yang diberikan. Jika karakteristik peserta
didik kurang aktif maka guru harus menjadikan hal tersebut sebagai tugas
sehingga semua peserta didik akan mengerjakan. Jika peserta didik masih
1 Hisyam Zaini, et.al, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2008), hlm. 151.
2 Hisyam Zaini, et.al, Strategi Pembelajaran Aktif, hlm. 159.
3 Hisyam Zaini, et.al, Strategi Pembelajaran Aktif, hlm. 163.
4
kesulitan juga untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang
materi, maka guru harus memberi kisi-kisi tentang item-item yang penting
untuk diketahui dalam praktikum. Sehingga mereka dalam praktikum sudah
memahami minimal mengetahui misalnya tentang cara menggunakan suatu
alat tertentu, mendiagnosis urin yang tidak normal dan lain-lain.
b. Menyajikan pembelajaran dengan metode yang lebih menarik dan
menyenangkan bagi peserta didik sehingga peserta didik akan dapat lebih
aktif, termotivasi, dan tertantang serta berlatih untuk mengolah hasil
belajarnya sehingga materi akan mengena lama di memori peserta didik.
Misalnya dalam memahami petunjuk praktikum untuk aspek pengetahuan
dan pemahaman guru meminta peserta didik untuk menghafal nama alat dan
fungsinya secara lengkap serta cara menggunakannya, jika tidak hafal maka
akan diberi sanksi.
c. Guru mengawali pembelajaran praktikum dengan pretest supaya peserta
didik minimal mempunyai persiapan dalam melakukan praktikum. Sebab
karakter kebanyakan peserta didik adalah tidak belajar jika tidak diberi tes
atau ulangan dan mengakhiri pembelajaran dengan posttest untuk feedback
peserta didik terhadap hasil belajar praktikum. Sehingga guru akan
mengetahui hasil belajar peserta didik dan keefektifan metode yang
digunakan.
d. Guru mengadakan review sebelum praktikum misalnya melatih keterampian
peserta didik dalam menggunakan alat dan bahan praktikum dengan
menjelaskan bahkan mempraktikkan secara langsung tentang cara
penggunaan alat dan bahan tersebut secara benar dan tepat sehingga waktu
praktikum berlangsung suasana akan konsdusif tanpa ada peserta didik yang
kebingungan atau ramai bertanya.
3. Bagi Sekolah
Guru dan sekolah bekerjasama dalam membantu meningkatkan prestasi belajar
peserta didik dan memfasilitasi segala kebutuhan dan keperluan peserta didik
dalam hal ini khususnya adalah kebutuhan dalam kegiatan praktikum. Selain
itu, sekolah juga harus lebih menegakkan disiplin dan membuat segala aturan
5
yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik supaya peserta didik
lebih serius dalam belajar, berkonsentrasi, dan siap dengan pelajaran. Hal
tersebut dapat didukung dengan pemberian reword bagi peserta didik yang
berprestasi dan punishment bagi peserta didik yang tidak disipilin.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta :
Rineka Cipta, 2000.
Anwar, Musta’mir, “Efektifitas Pembelajaran Praktikum Materi Pokok Daur
Ulang Limbah Dalam Meningkatkan Kemampuan Entrepreneurship
Peserta Didik Di MA Al Irsyad Gajah Demak”, Skripsi (Semarang:
Program Starta 1 Fakultas Tarbiyah Biologi IAIN Walisongo
Semarang, 2009).
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.
Aunurrahman, Belajar dan pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009.
Baharuddin, Pendidikan Dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2009.
Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006.
Guru biologi SMa YPVDP, “Urinalis”, dalam http://prestasiherfen.blogspot.com,
diakses 11 Maret 2009.
Dimyati, Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Filjanah , Hijrah, ”Mendiagnosis Kesulitan Belajar IPA (FISIKA) Siswa Sekolah
Dasar Negeri Berdasarkan Hasil Ujian Akhir Sekolah Tahun Pelajaran
2004/2005 Se Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang”, Skripsi
(Semarang: Program Srata 1 Program Pendidikan Fisika Universitas
Negeri Semarang, 2006).
Hadi, Amirul, Tehnik Mengajar Secara Sistematis, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Hasibuan, Moedjiono, Proses Belajar Mengahar, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2009.
Hatta,Ahmad, Tafsir Qur’an Perkata Dilengkapi Dengan Asbabun Nuzul Dan
Terjemahannya, Jakarta: Maghfiroh Pustaka.
Hikmat, Manajemen Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Jangir, O, P, Developmental Biology, India: Agrobios, 2005.
Karnadi, et.al.,Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta: Cipta
Jaya, 2005.
Kelly, Douglas, E., Human Physiology, New York: Macmillan Publishing, 1981.
Komaruddin, Djuparnah, Kamus Karya Tulis Ilmiah, Jakarta: bumi Aksara, 2000.
Kristiyono, Buku Kerja Dengan Pendekatan Aktif Biologi, Jakarta: Esis, 2011.
Mahfudhoh, Atiq, “Efektivitas Pemanfaatan Laboratorium Alam dalam
Pembelajaran Biologi Materi Pokok Ciri-Ciri Mahluk Hidup Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs Al Hadi Mranggen
Demak”, Skripsi (Semarang: Program Starta 1 IAIN Walisongo
Semarang, 2009).
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaraan; Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, Bandung: Rosda Karya, 2006.
Moorman,Thomas, Bagaimana Membuat Proyek Ilmu Pengetahuan Menjadi
Ilmiah, Bandung, Pakar Raya, 2003.
Muhaimin, et.al., Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Pada Sekolah Dan Madrasah, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008.
Murdiyahwati, Eko, “Pengaruh Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis
Kegiatan Laboratorium Materi Pokok Biologi Sel Terhadap Hasil
Belajar Praktikum Biologi Kelas XI MAN Semarang”, Skripsi
(Semarang: Program Starta 1 IAIN Walisongo Semarang, 2010).
Musahir, Panduan Pengajaran Biologi, Jakarta: Irfandi Putra, 2003.
Nasution,S, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta:
Bumi Aksara, 2009.
Nazir, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Nawawi, Imam, Riyadhus Shalihin, Jakarta: Pustaka Amani, 1999.
Parengkun, Prastiwi S, “ Pembentukan Urin”, dalam
http://prastiwisp.wordpress.com, diakses 03 Januari 2011
Pujiyanto, Sri, Menjelajah Dunia Biologi, Solo: Platinum, 2008.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2002.
Priadi, Arif, Biologi 2 Bilingual, Jakarta : Yudhistira, 2009.
Riduwan, Akdon, Rumus Dan Data Dalam Aplikasi Statistika, Bandung:
Alfabeta, 2009.
Rustman, Nuryani, Y, et.al., Strategi Belajar Mengajar Biologi, Jakarta: JICA.
Shintania, Yunita, Soal dan Penyelesaian Uji Kompetensi Biologi, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009.
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta : Rineka Cipta,
2010.
Styowati, Tri Retno, ”Pembelajaran Fisika Dengan Menggunakan Kegiatan
Laboratorium Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains Dan Hasil Proses Belajar Siswa SMA”, Skripsi (
Semarang: Program Starta 1 Program pendidikan Fisika Universitas
Negeri Semarang, 2009).
Sudarman, Paryati, Belajar efektif di Perguruan tinggi, Jakarta: Remaja Rosda
Karya ,2004.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Grafindo Persada,
2006.
Sudjadi, Bagod, Biologi 2, Jakarta: Yudistura, 2007.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Al-Gensindo, 2009.
_________, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2009.
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2008.
________, Statistik untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta: 2005.
Suharsimi, Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, Jogjakarta: Aditya Media,2009.
Syah, Muhibbin, Psikologi pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2010.
Syamsturi, Istamar, Biologi SMA, Jakarta : Erlangga, 2009.
Tandra, Hans, Segalaa Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes,
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005.
Wijayanti, Prawesti Ika, “ Studi Eksplorasi Kesulitan Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Cahaya Dan Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui
Pembelajaran Inkuiri”, Skripsi (Semarang: Program Starta 1 Program
Pendidikan Fisika Universitas Negeri Semarang, 2009).
Winkel, S, Psikologi Pengajaran, Jakarta : Grasindo, 1999.
Yunita, Sari, Tips Membuat Anak Suka Belajar Dan Berprestasi, Yogyakarta:
Genius Publiser, 2010.
Zaini, Hisyam, et.al, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani, 2008.
Zuriah, Nurul, Metodelogi Penelitian Sosial Dan Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara, 2007.
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Prosedur kerja ilmiah dalam praktikum, 28.
Tabel 3.1 Jadwal kegiatan penelitian lapangan, 34.
Tabel 3.2 Instrumen pengumpulan data, 39.
Tabel 4.1 Analisis Perhitungan Validitas Butir Soal, 49.
Tabel 4.2 Presentase Validitas Butir Soal, 50.
Tabel 4.3 Uji Validitas yang Kedua, 50.
Tabel 4.4 Persentase Validitas Butir Soal Kedua, 51.
Tabel 4.5 Sensitivitas Item Soal, 52.
Tabel 4.6 Kisi-Kisi Soal Tes, 55.
Tabel 4.7 Perhitungan Persentase Kesulitan Pretest, 56.
Tabel 4.8 Perhitungan Persentase Permasalahan Dalam Unjuk Kerja, 61.
Tabel 4.9 Perhitungan Persentase Permasalahan Dalam Laporan Hasil
Praktikum , 64.
Tabel 4.10 Kisi-Kisi Kuesioner Peserta Didik, 67.
Tabel 4.11 Perhitungan Persentase Kuesioner Peserta didik, 68.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses pembentukan urin di ginjal, 28.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Nilai praktikum respirasi XI IPA 1
Lampiran 2 : Nilai praktikum respirasi XI IPA 2
Lampiran 3 : Nama sumber data/subjek penelitian
Lampiran 4 : Petunjuk praktikum pemeriksaan urin
Lampiran 5 : Soal pretest praktikum pemeriksaan urin
Lampiran 6 : Soal posttest praktikum pemeriksaan urin
Lampiran 7 : Kunci jawaban soal
Lampiran 8 : Pedoman observasi unjuk kerja praktikum pemeriksaan urin
Lampiran 9 : Pedoman penskoran observasi unjuk kerja praktikum
pemeriksaan urin
Lampiran 10 : Pedoman observasi laporan praktikum pemeriksaan urin
Lampiran 11 : Pedoman penskoran observasi laporan praktikum pemeriksaan
urin
Lampiran 12 : Kuesioner peserta didik
Lampiran 13 : Pedoman penskoran kuesioner peserta didik
Lampiran 14 : Nilai pretest praktikum pemeriksaan urin
Lampiran 15 : Nilai postest praktikum pemeriksaan urin
Lampiran 16 : Analisis item soal I (validitas dan reliabilitas)
Lampiran 17 : Analisis item soal II (validitas dan reliabilitas)
Lampiran 18 : Skor observasi unjuk kerja praktikum pemeriksaan urin
Lampiran 19 : Skor observasi laporan praktikum pemeriksaan urin
Lampiran 20 : Skor kuesioner peserta didik
Lampiran 21 : Contoh hasil pretest peserta didik
Lampiran 22 : Contoh hasil posttest peserta didik
Lampiran 23 : Contoh hasil kuesioner peserta didik
Lampiran 24 : Contoh laporan hasil praktikum peserta didik
Lampiran 25 : Foto penelitian
Lampiran 26 : Surat penunjukan pembimbing
Lampiran 27 : Surat izin riset
Lampiran 28 : Surat keterangan penelitian
Lampiran 29 : Surat transkrip ko kurikuler
Lampiran 30 : Daftar riwayat hidup
SUBJEK PENELITIAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN URIN
NO. NAMA KODE
1. Abdul Hasim S-1
2. Siti Muttoharoh S-2
3. Ainun Naim S-3
4. Tutik Mukaromah S-4
5. Mohammad Abdul J.A S-5
6. Juwariyah S-6
7. Kharisma Nova Rozita S-7
8. Sih Wayunita S-8
9. Mahfud Fauzi S-9
10. Muhammad choirul A. S-10
11. Khoirul Muawanah S-11
12. Nur Azizah S-12
13. Nur Indah Yani S-13
14. Siti Aminah S-14
15. Indra Hariyanto S-15
16. Erwin Dwi Apriyanto S-16
17. Abdul Rozaq S-17
18. Alfi Nur Santi S-18
19. Ari Wulandari S-19
20. Devi Irawati S-20
21. Evi Khosiatul K. S-21
22. Gesa Febriawan S-22
23. Heni Pujiati S-23
24. Wiwin Fitriani S-24
25. Kharisma Fitriyana S-25
26. Kholifatun S-26
27. Laili Nazula Rahma S-27
28. Luk Luus Shofarina S-28
29. Makhfudhoh S-29
30. Moh Afif Hasyim A. S-30
31. Muhammad Junaidi S-31
32. Nur Khamidah S-32
33. Nur Kholis S-33
34. Wahyu Hidayat S-34
35. Riki Rokib S-35
36. Saiful Arifin S-36
37. Sri Sundari S-37
38. Sunti Lestari S-38
39. Umi Rifa’atul M. S-39
40. Luqiana Faroh N. S-40
NILAI PRAKTIKUM RESPIRASI
NO. PRETEST POSTETS LAPORAN JUMLAH
SKOR MENTAH NILAI SKOR MENTAH NILAI
1 26 33 48 80 70 61
2 48 60 36 60 80 66
3 44 55 28 46 80 60
4 38 48 32 53 80 68
5 35 44 48 80 80 68
6 17 21 44 73 80 58
7 33 41 40 66 80 62
8 0 0 0 0 0 0
9 30 38 44 73 70 60
10 38 48 44 73 80 67
11 0 0 0 0 0 0
12 33 41 48 80 80 67
13 54 68 32 53 80 67
14 39 49 40 66 80 65
15 0 0 0 0 0 0
16 48 60 60 100 80 80
17 50 63 32 53 80 65
18 17 21 40 66 80 5518 17 21 40 66 80 55
19 0 0 0 0 0 0
20 22 28 40 66 70 54
21 0 0 0 0 0 0
22 48 60 40 60 80 66
23 46 58 52 86 70 71
24 49 61 52 86 85 77
25 33 41 44 73 80 65
26 48 60 52 86 80 75
27 26 36 56 93 70 66
28 55 69 52 86 85 80
29 50 63 28 46 80 63
30 38 48 44 73 80 67
31 45 56 40 60 80 65
32 46 57 52 86 85 76
33 36 45 44 73 80 66
34 44 55 40 60 80 65
������� 1136 1427 1252 2056 2285 1925
������� 39 49 43 71 78 66
NILAI PRAKTIKUM RESPIRASI
NO. PRETEST POSTETS LAPORAN JUMLAH
SKOR MENTAH NILAI SKOR MENTAH NILAI
1 0 0 0 0 0 0
2 55 69 36 60 70 66
3 45 56 32 53 70 59
4 50 63 36 80 75 73
5 0 0 0 0 0 0
6 34 43 48 80 80 68
7 48 60 48 80 85 75
8 64 80 40 66 80 75
9 0 0 0 0 0 0
10 55 69 40 66 70 63
11 40 50 40 66 80 65
12 40 50 44 73 75 66
13 52 65 48 80 80 75
14 0 0 0 0 0 0
15 70 88 40 66 80 78
16 58 73 44 73 80 75
17 0 0 0 0 0 0
18 50 63 32 53 70 6218 50 63 32 53 70 62
19 50 63 36 60 70 64
20 42 53 32 53 75 60
21 50 63 40 66 75 68
22 50 63 40 66 75 68
23 40 50 40 66 75 64
24 70 88 40 66 85 80
25 43 58 32 53 75 62
26 70 88 44 74 85 82
27 50 63 48 80 85 76
28 54 68 44 74 85 76
29 39 49 36 60 75 61
30 42 53 36 60 75 63
������� 1261 1588 996 1674 1930 1724
������� 42 49 43 71 78 66
PETUNJUK PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN URIN
A. Tujuan
Menentukan zat-zat yang terdapat daam urin
Menentukan kesehatan seseorang dengan mengetes urinnya
B. Alat dan bahan
1. Urin
2. Tabung reaksi
3. Rak tabung reaksi
4. Bunsen
5. Penjepit tabung reaksi
6. Biuret
7. Benedict atau FA+FB
8. pH universal
9. Gelas ukur
C. Cara Kerja
1. Amati warna masing-masing sampel urin
2. Ukurlah pH urin dengan indikator universal, catatlah hasilnya
3. Ambillah tabung reaksi dan masukkkan 2 ml urin
4. Tambahkan larutan benedict atau FA+FB, kemudian panaskan !
5. Amati perubahan warna yang terjadi, catat pada tabel pengamatan
6. Ambillah tabung reaksi dan masukkan 2 ml urin
7. Tetesi dengan reagen biuret dan amati perubahan yang terjadi, catat pada
tabel pengamatan
8. Ambilllah tabung reaksi dan masukkan 2 ml urin
9. Panaskan urin tersebut, perhatikan aroma yang muncul, catat pada tabel
pengamatan
D. Hasil Pengamatan
1. Sifat fisik urin
Sampel urin Warna pH Bau Setelah dibakar
A
B
C
2. Zat-Zat Yang Terkandung Dalam Urin
Sampel urin Perubahan warna setelah pemberian
Benedict Biuret
A
B
C
E. Pertanyaan
1. Bahan apakah yang terdapat dalam urin yang dapat kamu ketahui dengan
pemanasan urin tersebut ? Apakah diantara sampel yang kamu ambil ada
yang menderita penyakit kencing manis ? jelaskan alasanmu !
2. Apakah dari sampel yang kamu ambil ada yang menderita kerusakan
nefron ? Jelaskan alasanmu !
3. Tentukan status kesehatan dari pemilik sampel urin tersebut berdasarkan
data yang kamu peroleh !
PRETES PRAKTIKUM PEMERIKSAAN URIN
1. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam uji glukosa dalam urin !
Jawab :
2. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam uji protein dalam urin !
Jawab :
3. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam uji pH dalam urin !
Jawab :
4. Jelaskan tujuan praktikum pemeriksaan urin !
Jawab :
5. Bagaimana cara nenggunakan pH indikator ?
Jawab :
6. Bagaimana cara mengukur urin 2 ml ?
Jawab :
7. Bagaimana cara kerja melakukan uji aroma pada urin ?
Jawab :
8. Bagaimana cara kerja melakukan uji protein dalam urin ?
Jawab :
9. Bagaimana cara membedakan sifat fisik (aroma, warna, dan pH) urin normal
dan tidak normal ?
Jawab :
10. Bagaimana cara membedakan kandungan zat dalam urin normal dan tidak
normal ?
Jawab :
11. Rumuskanlah hipotesismu dari percobaan uji glukosa dalam urin dan uji
protein dalam urin!
Jawab :
12. Dari percobaan pemeriksaan urin, bagaimana cara kamu mengetahui bahwa
seseorang menderita diabetes mellitus (kencing manis) ?
Jawab :
PRETES PRAKTIKUM PEMERIKSAAN URIN
1. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam uji glukosa dalam urin !
Jawab :
2. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam uji protein dalam urin !
Jawab :
3. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam uji pH dalam urin !
Jawab :
4. Jelaskan tujuan praktikum pemeriksaan urin !
Jawab :
5. Bagaimana cara nenggunakan pH indikator ?
Jawab :
6. Bagaimana cara mengukur urin 2 ml ?
Jawab :
7. Bagaimana cara kerja melakukan uji aroma pada urin ?
Jawab :
8. Bagaimana cara kerja melakukan uji protein dalam urin ?
Jawab :
9. Bagaimana cara membedakan sifat fisik (aroma, warna, dan pH) urin normal
dan tidak normal ?
Jawab :
10. Bagaimana cara membedakan kandungan zat dalam urin normal dan tidak
normal ?
Jawab :
11. Bagaimana kesimpulanmu dari praktikum uji glukosa dalam urin dan uji
protein dalam urin!
Jawab :
12. Dari percobaan pemeriksaan urin, bagaimana cara kamu mengetahui bahwa
seseorang menderita diabetes mellitus (kencing manis) ?
Jawab :
KUNCI JAWABAN
1. Tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, bunsen, korek, urin, benedict.
(skor 10)
2. Tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, urin, biuret (skor 10)
3. Tabung reaksi, indicator universal (skor 10)
4. -Untuk menentukan zat-zat yang terkandung dan sifat-sifat fisik dalam urin
(skor 5)
-Untuk menentukan kesehatan seseorang dengan mengetes urinnya (skor 5)
5. Cara menggunakan pH indikator
a. Mencelupkan pada larutan yang akan diukur pH-nya (urin) (skor 5)
b. Menunggu beberapa menit melihat perubahan warna pada indikator
universal (skor 2)
c. mencocikkan pada petunjuk dalam pH indikator (skor 3)
6. Cara mengukurnya dengan menggunakan gelas ukur (skor 5)
Kemudian menuangkan urin ke dalam gelas ukur dan melihat skala pada
gelas ukur sampai 2ml (skor 5)
7. Cara melakukan uji aroma pada urin
a. Mengambil tabung reaksi dan memasukkan 2 ml urin (skor 5)
b. Memanaskan urin tersebut (skor 3)
c. Mencatat pada tabel pengamatan (skor 2)
8. Cara melakukan uji kandungan protein dalam urin
a. Mengambil tabung reaksi dan memasukkan 2 ml urin (skor 5)
b. Menetesi dengan reagen biuret (± 2-3 tetes) (skor 5)
9. Urin normal berbau ammonia (skor 3)
Urin normal berwarna kuning jernih (skor 3)
Urin normal mempunyai pH (5-7,5) (skor 4)
10. Urin normal tidak mengandung glukosa, protein (skor 10)
11. Pretes
Terdapat perbedaan urin normal dan tidak normal baik itu sifat fisik maupun
kandungan zat yang terkandung di dalamnya. (Skor 10)
Postes
Urin (+) mengandung glukosa apabila larutan berubah menjadi merah bata
(skor 5)
Urin (+) mengandung protein jika dalam larutan terdapat cincin putih (skor
5)
12. Dapat dilihat dari hasil uji glukosa (skor 5)
Dan dinyatakan (+) menderita kencing manis jika perubahan warna yang
dihasilkan warna merah bata (skor 5)
Lampiran 9
PEDOMAN PENSKORAN UJUK KERJA PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN URIN
1. Mendemonstrasikan penggunaan indicator universal untuk mengukur pH urin
2. Mendemonstrasikan penggunaan gelas ukur untuk mengukur volum urin
3. Mempraktekkan cara memanaskan larutan (urin + reagen benedict)
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Memanaskan larutan dalam tabung reaksi dalam
posisi tegak
0-1
2. Menjauhkan arah didihan dari muka praktikan 0-1
3. Mendidihkan larutan sedemikian rupa tidak sampai
menguap penuh
0-1
4. Menggunakan penjepit tabung reaksi untuk uji glukosa dan protein dalam urin
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Mengisi tabung reaksi dengan larutan 0-1
2. Menarik kaki penjepit kemudian memasukkan
tabung reaksi yang berisi larutan dalam poisi tegak
0-1
3. Mengencangkan sabuk penjepit 0-1
5. Menggunakan bunsen dalam uji glukosa dan aroma dalam urin
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Mengisi bunsen dengan spirtus 0-1
2. Mematikan bunsen dengan cara menutup api
dengan tutup bunsen
0-2
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Mencelupkan indicator universal secara sempurna
ke dalam urin
0-1
2. Memberi jeda waktu untuk proses perubahan warna 0-1
3. Mencocokkan hasil perubahan warna dengan
pedoman pada indicator universal
0-1
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Meletakkan gelas ukur di tempat datar 0-1
2. Menuangkan larutan pada tabung reaaksi 0-1
3. Membaca skala pada gelas ukur sejajar dengan
mata
0-1
Lampiran 9
KISI-KISI PENILAIAN UNJUK KERJA PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN URIN
No. Kompetensi
Dasar
Indikator Indikator soal No.Soal
1. Melakukan
ketrampilan
dalam
menggunakan
peralatan
laboratorium
pada
praktikum
pemeriksaan
urin
a. Menggunakan
indicator universal
dalam uji pH
dalam urin
b. Menggunakan
gelas ukur untuk
mengukur volum
urin dalam ml
c. Memanaskan
larutan dalam
tabung reaksi
dalam uji glukosa
urin dan uji aroma
urin
d. Menggunakan
penjepit tabung
reaksi dalam uji
glukosa dan protein
dalam urin
e. Menggunakan
bunsen untuk
memanaskan
larutan dalam uji
glukosa urin dan
uji aroma urin
a. Peserta didik dapat
nendemonstrasikan
penggunaan
indicator universal
dengan tehnik yang
benar
b. Peserta didik dapat
mendemonstrasikan
penggunaan gelas
ukur dengan tehnik
yang benar
c. Peserta didik dapat
mempraktekkan cara
memanaskan larutan
dengan tehnik yang
benar
d. Peserta didik dapat
menggunakan
penjepit tabung
reaksi dengan tehnik
yang benar
e. Peserta didik dapat
menggunakan
bunsen dengan
tehnik yang benar
1
2
3
4
5
PEDOMAN PENSKORAN UJUK KERJA PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN URIN
1. Mendemonstrasikan penggunaan indicator universal untuk mengukur pH urin
2. Mendemonstrasikan penggunaan gelas ukur untuk mengukur volum urin
3. Mempraktekkan cara memanaskan larutan (urin + reagen benedict)
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Memanaskan larutan dalam tabung reaksi dalam
posisi tegak
0-1
2. Menjauhkan arah didihan dari muka praktikan 0-1
3. Mendidihkan larutan sedemikian rupa tidak sampai
menguap penuh
0-1
4. Menggunakan penjepit tabung reaksi untuk uji glukosa dan protein dalam urin
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Mengisi tabung reaksi dengan larutan 0-1
2. Menarik kaki penjepit kemudian memasukkan
tabung reaksi yang berisi larutan dalam poisi tegak
0-1
3. Mengencangkan sabuk penjepit 0-1
5. Menggunakan bunsen dalam uji glukosa dan aroma dalam urin
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Mengisi bunsen dengan spirtus 0-1
2. Mematikan bunsen dengan cara menutup api
dengan tutup bunsen
0-2
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Mencelupkan indicator universal secara sempurna
ke dalam urin
0-1
2. Memberi jeda waktu untuk proses perubahan warna 0-1
3. Mencocokkan hasil perubahan warna dengan
pedoman pada indicator universal
0-1
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Meletakkan gelas ukur di tempat datar 0-1
2. Menuangkan larutan pada tabung reaaksi 0-1
3. Membaca skala pada gelas ukur sejajar dengan
mata
0-1
Lampiran 10
KISI-KISI PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN URIN
No
.
Kompetensi
Dasar
Indikator Indikator Soal No.
Soal
1. Mengkomuni
kasikan data
hasil
praktikum
dalam bentuk
laporan
tertulis
a. Menyusun
laporan sesuai
format yang
benar
b. Menyajikan
hasil
pengamatan
dalam bentuk
tabel
c. Menjawab soal
yang tertulis
dalam petunjuk
praktikum
d. Merumuskan
kesimpulan
hasil praktikum
e. Menulis laporan
dengan bahasa
ilmiah dan
sesuai EYD
a. Peserta didik dapat
menyusun laporan
sesuai dengan format
yang ditentukan
b. Peserta didik dapat
menyajikan hasil
pengamatan dalam
bentuk tabel dengan
benar
c. Peserta didik dapat
menjawab pertnyaan
sesuai dengan hasil
praktikum dengan
benar
d. Peserta didik dapat
merumuskan
kesimpulan dengan
benar
e. Peserta didik dapat
menulis laporan
dengan bahasa ilmiah
dan dengan
menggunakan EYD
yang tepat
1
2
3
4
5
Lampiran 10
PEDOMAN PENSKORAN LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN
URIN
1. Menyusun laporan dengan format yang ditentukan yang meliputi tujuan,
Alat dan Bahan, Cara Kerja, Hasil Pengamatan, Pertanyaan, dan
Kesimpulan
2. Menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk tabel dengan benar
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk tabel
secara objektif sesuai dengan hasil pengamatan
0-1
2. Menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk tabel
dengan benar dan lengkap sesuai item tabel
0-2
3. Menjawab peratnyaan sesuai dengan hasil praktikum dengan benar
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Memberi jawaban sesuai hasil praktikum dan kajian
teori (skor 1 jika > 10% jawabab benar, skor 2 jika >
40% jawaban benar, skor 3 jika > 70% jawaban benar)
0-3
4. Merumuskan kesimpulan dengan benar dan tepat
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Membuat kesimpulan relevan dengan hasil praktikum 0-1
2. Membuat kesimpulan dengan lengkap dan padat 0-1
3. Membuat kesimpulan dengan sistematis 0-1
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Menyajikan laporan sesuai dengan format urutan yang
sistematis
0-1
2. Menyajikan laporan lengkap sesuai dengan format 0-2
5. Menulis laporan dengan bahasa ilmiah dan dengan menggunakan EYD
yang tepat
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Menggunakan bahasa ilmiah 0-1
2. Menggunakan diksi yang tepat 0-1
3. Menggunakan tata bahasa baku dan sesuai EYD 0-1
Kuesioner Peserta Didik
No
.
PERTANYAAN YA TIDAK
1. Saya sedang kurang enak badan (sakit) saat praktikum.
2. Saya tidak minat melakukan praktikum karena saya
sudah lelah pada saat mata pelajaran tersebut.
3 Saya tidak membawa buku biologi saat praktikum,
karena tidak perlu/tidak punya.
4. Saya masih kurang faham dengan materi ekskresi,
sehingga saya kesulitan dalam praktikum.
5. Saat melakukan praktikum saya lebih suka melihat dan
teman saya yang mengerjakan.
6. Saya lebih suka mencari informasi dengan membaca
buku daripada mendengarkan penjelasan guru karena
saya lebih faham.
7. Saya tidak semangat saat praktikum karena sulit
membosankan.
8. Saya tidak pernah bertanya kepada guru saat praktikum
karena saya takut/malu/tidak mempunyai bahan
pertanyaan.
9. Saya tidak terbiasa mencatat hasil praktikum karena
saya malas mencatatnya/tidak tahu apa yang mau saya
catat karena masih bingungdengan hasil praktikum.
10. Saat praktikum saya merasa santai karena kegiatannya
ringan dan bias saya lakukan sambil bermain-main/
bercanda dengan teman.
11. Saya menyimpulkan percobaan adalah hasil pemikiran
bersama teman-teman dan guru.
12. Saya belum faham bagaimana cara mendiaknosis
seseorang yang terkena diabetes mellitus karena saya
masih bingung dalam mengidentifikasi hasil percobaan.
13. Saya suka jika diberi pretes.
14. Penjelasan guru di kelas tidak begitu membantu saya
untuk menganalisis hasil percobaan karena saya lupa
dengan penjelasan tersebut/ masih belum faham
terhadap penjelasan tersebut.
15. Saya kurang suka dengan guru saya karena suka
mengkritik/mengancam saya jika saya tidak berhasil
mendapat nilai bagus.
16. Jika saya mendapat nilai jelek atau praktikum saya tidak
berhasil saya takut di marahi guru/ malu dengan teman.
17. Saya jarang membaca buku kecuali akan ulangan karena
malas/tidak punya buku/ sibuk dengan kegiatan lain.
18. Karena gurunya baik saya tidak takut kalau datang
terlambat dalam praktikum.
�
Pedoman Penskoran Kuesioner
1. Ciri khas / karakteristik peserta didik
Indikator : Peserta didik mempunyai fisik, mental, dan kesiapan yang mapan
untuk melakukan praktikum.
a. Saya sedang kurang enak badan (sakit) saat praktikum.
Ya : Skor 0
Tidak : Skor 1
b. Saya tidak minat melakukan praktikum karena saya sudah lelah pada saat
mata pelajaran tersebut.
Ya : Skor 0
Tidak : Skor 1
c. Saya tidak membawa buku biologi saat praktikum, karena tidak perlu
atau tidak punya.
Ya : Skor 0
Tidak : Skor 1
d. Saya masih kurang faham dengan materi ekskresi, sehingga saya
kesulitan dalam praktikum.
Ya : Skor 0
Tidak : Skor 1
2. Sikap terhadap belajar
Indikator : Peserta didik mempunyai perhatian terhadap praktikum dan
penjelasan guru.
a. Saat praktikum berlangsung saya lebih suka melihat dan teman saya yang
mengerjakan.
Ya : Skor 0
Tidak : Skor 1
b. Saya lebih suka mencari informasi dengan membaca buku daripada
mendengarkan penjelasan guru karena saya lebih faham.
Ya : Skor 0
Tidak : Skor 1
�
3. Motivasi belajar
Indikator : Peserta didik mempunyai motivasi (eksternal dan internal).
a. Saya tidak semangat saat praktikum karena sulit/membosankan.
Ya : Skor 0
Tidak : Skor 1
b. Saya tidak pernah bertanya kepada guru saat praktikum karena saya
takut/malu/tidak mempunyai bahan pertanyaan.
Ya : Skor 0
Tidak : Skor 1
c. Saya tidak terbiasa mencatat hasil praktikum karena saya malas
mencatatnya/tidak tahu apa yang mau saya catat karena masih
bingungdengan hasil praktikum.
Ya : Skor 0
Tidak : Skor 1
4. Konsentrasi Belajar
Indikator : Peserta didik mempunyaai konsentreasi penuh terhadap
percobaan.
a. Saat praktikum saya merasa santai karena kegiatannya ringan dan bisa
saya lakukan sambil bermain-main/bercanda dengan teman.
Ya : Skor 0
Tidak : Skor 1
5. Mengolah bahan ajar
Indikator : Peserta didik dapat menganalisis dan menyimpulkan apa yang
telah dipelajari dalam praktikum.
a. Saya menyimpulkan hasil percobaan adalah hasil pemikiran bersama
teman-teman dan guru.
Ya : Skor 0
Tidak : Skor 1
�
b. Saya belum faham bagaimana cara mendiaknosis seseorang yang terkena
diabetes mellitus karena saya masih bingung dalam mengidentifikasi
hasil percobaan.
a. Ya : Skor 0
b. Tidak : Skor 1
6. Menggali hasil belajar
Indikator : Peserta didik dapat menggali hasil belajar yang telah diterima
untuk ditransfer ke pengetahuan berikutnya.
a. Saya suka jika diberi pretes.
Ya : Skor 1
Tidak : Skor 0
b. Penjelasan guru di kelas tidak begitu membantu saya untuk menganalisis
hasil percobaan karena saya lupa dengan penjelasan tersebut/ masih
belum faham terhadap penjelasan tersebut.
Ya : Skor 0
Tidak : Skor 1
7. Rasa percaya diri
Indikator : Peserta didik percaya diri dan nyaman dalam melakukan
praktikum.
a. Saya kurang suka dengan guru saya karena suka mengkritik/mengancam
saya jika saya tidak berhasil mendapat nilai bagus.
Ya : Skor 0
Tidak : Skor 1
b. Jika saya mendapat nilai jelek atau praktikum saya tidak berhasil saya
takut di marahi guru/ malu dengan teman.
Ya : Skor 0
Tidak: Skor 1
8. Kebiasaan Belajar
Indikator : Peserta didik mempunyai kebiasaan belajar teratur.
a. Saya jarang membaca buku kecuali akan ulangan karena malas/tidak
punya buku/ sibuk dengan kegiatan lain.
�
Ya : Skor 0
Tidak : Skor 1
b. Karena gurunya baik saya tidak takut kalau datang terlambat dalam
praktikum.
Ya : Skor 0
Tidak : Skor 1
Nilai Pretest Praktikum Pemeriksaan U
No. KODE No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7
1 S-1 2 0 10 0 0 0 3
2 S-2 6 0 0 0 0 0 1
3 S-3 7 8 10 0 0 0 0
4 S-4 7 0 10 1 0 0 1
5 S-5 6 0 10 0 0 0 1
6 S-6 5 0 5 0 0 0 1
7 S-7 4 0 5 0 0 0 1
8 S-8 7 0 5 0 0 0 1
9 S-9 6 0 5 0 0 0 1
10 S-10 7 6 10 0 4 10 0
11 S-11 5 0 0 0 0 0 1
12 S-12 7 5 0 0 0 0 1
13 S-13 7 0 3 0 0 0 3
14 S-14 6 0 5 0 4 5 3
15 S-15 5 0 0 0 0 0 1
16 S-16 6 0 0 0 0 0 0
17 S-17 6 10 5 0 4 0 1
18 S-18 5 6 5 8 4 8 3
19 S-19 5 10 10 7 5 8 6
20 S-20 7 0 5 1 0 0 1
21 S-21 5 10 1 10 0 0 1
22 S-22 6 0 0 0 1 0 1
23 S-23 6 0 3 0 1 0 6
24 S-24 6 0 5 0 0 0 0
25 S-25 6 10 5 6 1 10 1
26 S-26 2 3 5 5 1 8 3
27 S-27 5 6 5 6 5 8 3
28 S-28 6 6 5 8 4 8 3
29 S-29 5 3 10 1 1 5 1
30 S-30 6 0 0 0 0 1 1
31 S-31 6 0 3 0 4 0 1
32 S-32 6 6 5 5 3 8 3
33 S-33 7 10 5 10 1 0 1
34 S-34 6 0 3 1 1 0 1
35 S-35 5 6 5 6 1 10 6
36 S-36 6 0 2 0 2 0 1
37 S-37 6 10 10 5 5 8 3
38 S-38 9 10 5 8 0 10 1
39 S-39 6 10 10 6 1 0 1
40 S-40 5 6 5 8 5 8 3
Urin
No.8 No.9 No.10 Nilai
1 0 1 17
1 1 1 10
0 5 0 30
1 0 1 21
1 1 1 20
1 1 1 14
1 1 1 13
1 1 1 16
1 1 0 14
0 2 0 39
1 0 0 7
0 0 0 13
1 2 0 16
1 5 8 37
1 0 0 7
0 0 0 6
5 0 0 31
0 0 0 39
5 1 0 57
5 0 0 19
5 0 5 37
0 1 1 10
5 0 0 21
0 0 0 11
5 0 0 44
5 0 5 37
5 0 0 43
0 0 0 40
0 5 0 31
1 1 0 10
1 0 0 15
0 0 0 36
5 0 0 39
1 0 0 13
5 0 0 44
0 0 0 11
0 1 0 48
5 0 0 48
0 5 0 39
0 0 0 40
No. Kode No.1 No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6
1 U-1 6 6 10 8 8 10
2 U-2 6 10 6 10 4 8
3 U-3 5 6 8 8 2 10
4 U-4 4 10 5 5 5 6
5 U-5 6 6 10 8 8 10
6 U-6 10 6 10 10 2 7
7 U-7 5 6 8 8 8 10
8 U-8 6 8 4 0 4 3
9 U-9 5 6 5 8 3 8
10 U-10 8 10 10 8 10 7
11 U-11 8 6 10 6 7 3
12 U-12 5 6 5 5 5 8
13 U-13 7 6 5 8 2 7
14 U-14 10 6 10 10 2 10
15 U-15 4 4 10 5 4 3
16 U-16 10 10 10 8 10 10
17 U-17 9 6 10 10 2 6
18 U-18 5 6 5 8 10 8
19 U-19 4 3 10 8 4 3
20 U-20 5 6 10 5 2 8
21 U-21 5 3 10 8 4 3
22 U-22 7 4 10 8 10 8
23 U-23 6 6 8 8 4 10
24 U-24 6 10 10 8 8 6
25 U-24 5 6 5 8 6 10
26 U-25 6 9 8 8 4 10
27 U-26 7 6 8 5 4 3
28 U-27 7 8 8 3 5 3
29 U-28 6 6 8 3 5 3
30 U-29 5 10 10 10 10 8
31 U-30 6 6 10 8 8 10
32 U-31 9 6 8 3 8 4
33 U-32 8 10 8 8 10 8
34 U-34 8 6 8 5 0 3
35 U-35 4 6 8 5 5 8
36 U-36 6 10 6 10 10 8
37 U-37 6 6 10 3 8 3
38 U-38 8 6 8 5 9 2
39 U-39 5 6 5 8 4 10
40 U-40 10 6 8 10 2 7
Skor Tes Uji Coba Instrumen
Kelas XI IPA 1 MA Negeri Kendal
X
No. 7 No. 8 No. 9 No. 10 Nilai
10 8 5 6 77
6 10 8 10 78
3 2 5 10 59
3 2 2 5 47
10 8 5 6 77
10 10 6 5 76
6 10 6 5 72
6 0 5 5 41
10 2 2 8 57
10 10 5 5 83
6 0 5 2 53
3 2 2 5 46
3 10 2 0 50
10 10 5 4 77
10 10 6 8 64
10 10 7 6 91
10 10 0 0 63
6 8 6 5 67
6 10 6 10 64
3 2 2 5 48
10 10 6 8 67
10 5 5 5 72
10 10 10 10 82
10 2 5 5 70
5 0 7 8 60
6 10 10 10 81
6 5 5 2 51
6 0 8 5 53
6 0 8 5 50
6 10 10 10 89
10 8 5 6 77
8 10 5 5 66
6 10 8 10 86
6 10 8 5 59
6 2 3 5 52
10 10 7 6 83
7 10 5 5 63
10 3 10 7 68
10 10 4 8 70
10 10 5 5 73
No. Kode No.1 No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6
16 S-16 10 9 10 10 8 10
30 S-29 5 7 10 10 10 10
33 S-32 8 7 10 8 8 10
10 S-10 8 10 10 10 8 10
36 S-36 6 8 10 6 10 10
14 S-14 10 10 6 10 10 2
1 S-1 6 8 6 10 8 8
23 S-23 6 6 6 8 8 4
31 S-30 6 8 6 10 8 8
5 S-5 6 7 6 10 8 8
26 S-25 6 8 9 8 8 4
6 S-6 10 7 6 10 10 2
2 S-2 6 8 10 6 10 4
22 S-22 7 8 4 10 8 10
40 S-40 10 8 6 8 10 2
38 S-38 8 8 6 8 5 9
24 S-24 6 7 10 10 8 8
7 S-7 5 6 6 8 8 8
39 S-39 5 6 6 5 8 4
18 S-18 5 6 6 5 8 10
32 S-31 9 8 6 8 3 8
37 S-37 6 8 6 10 3 8
17 S-17 9 9 6 10 10 2
34 S-34 8 9 6 8 5 0
25 S-24 5 7 6 5 8 6
21 S-21 5 3 3 10 8 4
3 S-3 5 6 6 8 8 2
15 S-15 4 5 4 10 5 4
9 S-9 5 6 6 5 8 3
19 S-19 4 3 3 10 8 4
11 S-11 8 10 6 10 6 7
13 S-13 7 10 6 5 8 2
27 S-26 7 9 6 8 5 4
28 S-27 7 8 8 8 3 5
35 S-35 4 6 6 8 5 5
29 S-28 6 8 6 8 3 5
4 S-4 4 7 10 5 5 5
12 S-12 5 5 6 5 5 5
20 S-20 5 6 6 10 5 2
8 S-8 6 8 8 4 0 4
ANALISIS ITEM SOAL
1 2 3 4 5 6
�x 258 293 269 325 280 226
�x² 1788 2255 1959 2795 2188 1620
Skor Postest Praktikum Pemeriksaan Urin
Kelas XI IPA MA Al-Irsyad Gajah Demak
Item Soal
itas
�xy 21222 23867 22096 26645 23457 19037
0,424 0,254 0,372277 0,396 0,664 0,502
0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312
Kriteria VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID
Kriteria Soal Reliabel253829,77 1,09
Val
idit
aR
elia
bil
itas 8,583,10 2,72 3,75 3,86 5,70
xyr
tabelr
X2σ
xxrtotalσ
No. 7 No. 8 No. 9 No. 10 No. 11 No. 12 Skor Total(Y) Y^2
10 6 10 10 7 6 106 11236
8 10 6 10 10 10 106 11236
8 10 6 10 8 10 103 10609
7 8 10 10 5 5 101 10201
8 5 10 10 7 6 96 9216
10 8 10 10 5 4 95 9025
10 10 10 8 5 6 95 9025
10 6 10 10 10 10 94 8836
10 8 10 8 5 6 93 8649
10 8 10 8 5 6 92 8464
10 2 6 10 10 10 91 8281
7 8 10 10 6 5 91 8281
8 4 6 10 8 10 90 8100
8 8 10 5 5 5 88 7744
7 7 10 10 5 5 88 7744
2 10 10 3 10 7 86 7396
6 6 10 2 5 5 83 6889
10 5 6 10 6 5 83 6889
10 6 10 10 4 8 82 6724
8 8 6 8 6 5 81 6561
4 7 8 10 5 5 81 6561
3 8 7 10 5 5 79 6241
6 6 10 10 0 0 78 6084
3 8 6 10 8 5 76 5776
10 8 5 0 7 8 75 5625
3 4 10 10 6 8 74 5476
10 8 3 2 5 10 73 5329
3 4 10 10 6 8 73 5329
8 8 10 2 2 8 71 5041
3 4 6 10 6 10 71 5041
3 7 6 0 5 2 70 4900
7 10 3 10 2 0 70 4900
3 7 6 5 5 2 67 4489
3 6 6 0 8 5 67 4489
8 8 6 2 3 5 66 4356
3 3 6 0 8 5 61 3721
6 5 3 2 2 5 59 3481
8 8 3 2 2 5 59 3481
8 5 3 2 2 5 59 3481
3 5 6 0 5 5 54 2916
JUMLAH 3227 10413529
7 8 9 10 11 12
272 272 299 269 224 240
2154 2010 2487 2443 1478 1698
22684 22274 24912 23141 18680 19808
0,491 0,302 0,575 0,661 0,471 0,321
0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312
VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID
6,45
=
73,51
4,01 6,30 15,85 5,597,61
�2
σ
No. Kode No.1 No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6
16 S-16 10 10 10 8 10 10
30 S-29 5 10 10 10 10 8
33 S-32 8 10 8 8 10 8
10 S-10 8 10 10 8 10 7
36 S-36 6 10 6 10 10 8
23 S-23 6 6 8 8 4 10
26 S-25 6 9 8 8 4 10
2 S-2 6 10 6 10 4 8
14 S-14 10 6 10 10 2 10
1 S-1 6 6 10 8 8 10
31 S-30 6 6 10 8 8 10
5 S-5 6 6 10 8 8 10
6 S-6 10 6 10 10 2 7
40 S-40 10 6 8 10 2 7
22 S-22 7 4 10 8 10 8
7 S-7 5 6 8 8 8 10
24 S-24 6 10 10 8 8 6
39 S-39 5 6 5 8 4 10
38 S-38 8 6 8 5 9 2
18 S-18 5 6 5 8 10 8
21 S-21 5 3 10 8 4 3
32 S-31 9 6 8 3 8 4
15 S-15 4 4 10 5 4 3
19 S-19 4 3 10 8 4 3
37 S-37 6 6 10 3 8 3
17 S-17 9 6 10 10 2 6
25 S-24 5 6 5 8 6 10
34 S-34 8 6 8 5 0 3
3 S-3 5 6 8 8 2 10
9 S-9 5 6 5 8 3 8
11 S-11 8 6 10 6 7 3
28 S-27 7 8 8 3 5 3
35 S-35 4 6 8 5 5 8
27 S-26 7 6 8 5 4 3
13 S-13 7 6 5 8 2 7
29 S-28 6 6 8 3 5 3
20 S-20 5 6 10 5 2 8
4 S-4 4 10 5 5 5 6
12 S-12 5 6 5 5 5 8
8 S-8 6 8 4 0 4 3
ANALISIS ITEM SOAL
1 2 3 4 5 6
�x 258 269 325 280 226 272
�x² 1788 1959 2795 2188 1620 2154
Skor Posttest Praktikum Pemeriksaan Urin
Kelas XI IPA MA Al-Irsyad Gajah Demak
Item Soal
itas
�xy 17462 18246 22041 19475 15764 18803
0,320 0,343 0,405055 0,680 0,477 0,491
0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312
Kriteria VALID VALID VALID VALID VALID VALID
Kriteria Soal Reliabel172727,20 1,09
Rel
iab
ilit
asV
alid
ita
7,613,10 3,75 3,86 5,70 8,58
xyr
tabelr
X2σ
xxrtotalσ
No. 7 No. 8 No. 9 No. 10 Skor Total(Y Y^2
10 10 7 6 91 8281
6 10 10 10 89 7921
6 10 8 10 86 7396
10 10 5 5 83 6889
10 10 7 6 83 6889
10 10 10 10 82 6724
6 10 10 10 81 6561
6 10 8 10 78 6084
10 10 5 4 77 5929
10 8 5 6 77 5929
10 8 5 6 77 5929
10 8 5 6 77 5929
10 10 6 5 76 5776
10 10 5 5 73 5329
10 5 5 5 72 5184
6 10 6 5 72 5184
10 2 5 5 70 4900
10 10 4 8 70 4900
10 3 10 7 68 4624
6 8 6 5 67 4489
10 10 6 8 67 4489
8 10 5 5 66 4356
10 10 6 8 64 4096
6 10 6 10 64 4096
7 10 5 5 63 3969
10 10 0 0 63 3969
5 0 7 8 60 3600
6 10 8 5 59 3481
3 2 5 10 59 3481
10 2 2 8 57 3249
6 0 5 2 53 2809
6 0 8 5 53 2809
6 2 3 5 52 2704
6 5 5 2 51 2601
3 10 2 0 50 2500
6 0 8 5 50 2500
3 2 2 5 48 2304
3 2 2 5 47 2209
3 2 2 5 46 2116
6 0 5 5 41 1681
JUMLAH 2662 7086244
7 8 9 10
299 269 224 240
2487 2443 1478 1698
20665 19331 15533 16546
0,590 0,693 0,511 0,436
0,312 0,312 0,312 0,312
VALID VALID VALID VALID
=
66,78
15,85 5,59 6,456,30
�2
σ
SKOR OBSERVAI LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PEMERIKSAAN URIN
KELAS XI IPA MA AL-IRSYAD GAJAH DEMAK
No. Kode No.1 No.2 No.3 No.4 No.5
1 S-1 3 3 2 2 1
2 S-2 3 2 1 1 3
3 S-3 3 2 2 2 3
4 S-4 3 2 3 2 2
5 S-5 3 3 3 2 3
6 S-6 3 2 2 2 3
7 S-7 3 2 1 2 3
8 S-8 2 2 2 2 2
9 S-9 3 2 1 1 2
10 S-10 3 2 2 1 2
11 S-11 2 1 1 1 2
12 S-12 3 2 2 1 2
13 S-13 3 2 1 1 3
14 S-14 2 2 1 2 3
15 S-15 3 1 1 2 3
16 S-16 2 2 1 1 216 S-16 2 2 1 1 2
17 S-17 3 2 2 3 1
18 S-18 3 2 1 1 2
19 S-19 2 3 3 2 1
20 S-20 3 2 1 2 1
21 S-21 3 2 1 2 3
22 S-22 3 2 2 1 1
23 S-23 3 2 1 2 1
24 S-24 3 2 1 1 1
25 S-25 3 2 1 1 3
26 S-26 2 2 2 3 3
27 S-27 3 3 2 1 2
28 S-28 3 2 2 1 2
29 S-29 2 2 3 2 1
30 S-30 3 3 3 2 2
31 S-31 3 2 1 1 1
32 S-32 3 2 2 1 2
33 S-33 3 3 1 3 3
34 S-34 3 2 2 2 3
35 S-35 3 2 2 2 1
36 S-36 1 2 2 3 1
37 S-37 3 2 2 1 1
38 S-38 3 2 1 1 2
39 S-39 2 1 2 2 2
40 S-40 3 2 2 2 2
R 110 83 68 67 81
N 12O 120 120 120 120
persentase 91,6% 61,9% 56,6% 55,8% 67,5%
Rumus=
Soal no.1
Soal no.2
Soal no.3
Soalno.4
Soal no.5
��� ���� ���� ��� ��� ���� ���� ��� ���� ���� ���� ����� ����� ���� ���� ����� ����� ���� ����� �����
� S-1 � � � �
S-2 � � � � � � �
S-3 � � � � � � �
� S-4 � � � � � � �
� S-5 � � � � � �
S-6 � � � � � �
� S-7 � � � �
� S-8 � � � � � � � �
� S-9 � � � � � � �
�� S-10 � � � � � � �
�� S-11 � � � � � � � � �
� S-12 � � � � � �
� S-13 � � � � � � �
�� S-14 � �
�� S-15 � � � � � �
� S-16 � � � � � � � � � �
�� S-17 � � � � � � � �
�� S-18 � � � � � � �
�� S-19 � � � � � � � � �
� S-20 � � � � � � � �
� S-21 � � � � � � � � � � �
S-22 � � � � � � � � �
S-23 � � � � � � �
� S-24 � � � � � � � � � � � �
� S-25 � � � � � � � �
S-26 � � � � � � � � �
� S-27 � � � � � � � � � �
� S-28 � � � � � � � �
� S-29 � � � � � � � � � � �
� S-30 � � � � � � � � � � � �
� S-31 � � � � � � �
S-32 � � � � � � � �
S-33 � � � � �
� S-34 � � � � � �
� S-35 � � � � � � � � �
S-36 � � � � � �
� S-37 � � � � � � � � � �
� S-38 � � � � � � � � � � �
� S-39 � � � �
�� S-40 � � � � � � �
�� �� �� �� �� � � � � �� �� � � �� �� �� � ���
����� ���� ������ �� ��� ��� ������ � � ���� � �� ��� �� � � ������ ����� ������ ������ ����
� �� �����
�����������������������
����������
������
� !" #$%"
���� ���������� ��� ������ �����
Lampiran 25
FOTO PENELITIAN
Pretest Postest
Uji Protein Urin Uji Glukosa Urin
Uji pH Urin Identifikasi Aroma Urin
Identifikasi Warna Urin
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Erna Wahyu F.I
2. Tempat & Tgl. Lahir : Demak, 22 November 1988
3. NIM : 07811047
4. Alamat Rumah : Ds. Wonorejo RT/RW 08/01 Kecamatan
Karanganyar Kabupaten Demak
5. HP : 085740829442
B. Riwayat Pendidikan
a. TK Bina Putra (Lulus Tahun 1995)
b. SD Negeri Wonorejo 02 (Lulus Tahun 2001)
c. MTs NU Banat Kudus (Lulus Tahun 2004)
d. MAN NU Banat Kudus (Lulus Tahun 2007)
e. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Tadris Biologi
Semarang, 30 Mei 2011
Penulis,
Erna Wahyu F.I
NIM: 073811047