analisis perspektif citra, kepuasan dan …digilib.unila.ac.id/54347/3/tesis tanpa bab...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERSPEKTIF CITRA, KEPUASAN DAN KEPERCAYAAN MEREK
HIJAU (GREEN MARKETING) TERHADAP LOYALITAS
MEMBER BODY SHOP DI BANDAR LAMPUNG
Tesis
Oleh
Dewi Romanti
MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
Abstrak
ANALISIS PERSPEKTIF CITRA, KEPUASAN DAN KEPERCAYAAN MEREK
HIJAU (GREEN MARKETING) TERHADAP LOYALITAS
MEMBER BODY SHOP DI BANDAR LAMPUNG
Dewi Romanti
Pemasaran hijau saat ini menjadi tren dalam industri kosmetik. Kosmetik saat ini
yang dijual dimasyarakat adalah kosmetik yang menghindari pemakaian bahan kimia
dalam pembuatan. Produsen yang memperhatikan kosmetik yang tidak memakai
bahan kimia dan mempertahankan penggunaan bahan alami dalah kosmetik yang
dikeluarkan oleh perusahaan Body Shop. Penelitian ini memiliki tujuan mengetahui
pengaruh green image, green trust dan green satisfaction terhadap green loyalty
member Body Shop di Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan 100 member
Body Shop di Bandar Lampung dengan teknik accidental sampling.
Hasil penelitian diketahui bahwa hipotesis yang menyatakan citra merek hijau,
kepuasan merek hijau dan kepercayaan merek hijau berpengaruh positif terhadap
loyalitas dapat diterima berdasarkan nilai signifikansi hitung yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan nilai kesalahan yang masih dapat diterima. Temuan penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Martinez (2015), dimana pengaruh
masing-masing variabel terhadap loyalitas tidak jauh berbeda. Perbedaan yang tidak
terlalu jauh mengindikasikan bahwa ketiga variabel merupakan variabel yang
memiliki peran yang sama dalam membentuk loyalitas konsumen.
Saran yang diajukan pada penelitian ini adalah Body Shop perlu mempertahankan
loyalitas membernya dengan cara membuat program member get member. Member
yang sudah tergabung apabila mampu mengajak orang lain untuk menjadi member
sebaiknya diberi insentif berupa penambahan point member dan mendapatkan
potongan harga jika melakukan pembelian. Body Shop juga perlu membuat program
dengan melibatkan membernya seperti mengikutsertakan member dalam program
pelesatarian hutan, penanaman pohon dan pelestarian pantai yang ada di Bandar
Lampung.
Kata kunci : green image, green trust, green satisfaction dan green loyalty
Abstract
Analysis Perspective of Green Image, Green Satisfaction and Green Trust ( Green
Marketing ) on Loyalty of Member Body Shop in Bandar Lampung
Dewi Romanti
Green marketing is now a trend in the cosmetics industry. Cosmetics currently sold in
the community is a cosmetic that avoids the use of chemicals in the manufacture.
Manufacturers who pay attention to cosmetics that do not use chemicals and maintain
the use of natural ingredients are cosmetics issued by the company Body Shop. This
research has purpose to know the effect of green image, green trust and green
satisfaction to green loyalty member Body Shop in Bandar Lampung. This research
uses 100 member Body Shop in Bandar Lampung with accidental sampling
technique.
The result of the research is known that the hypothesis of green brand image, green
brand satisfaction and green brand trust have positive effect on acceptable loyalty
based on smaller count significance value when compared with acceptable error
value. The findings of this study in accordance with research conducted Martinez
(2015), where the influence of each variable on loyalty is not much different. The
difference is not too far indicates that the three variables are variables that have the
same role in shaping consumer loyalty.
Suggestions raised in this research is Body Shop needs to maintain the loyalty of its
members by creating a member get member program. Members who have joined if
able to invite others to become a member should be given incentives in the form of
additional point members and get a discount if the purchase. Body Shop also needs to
make a program by involving its members such as involving members in forest
conservations program, tree planting and coastal preservation in Bandar Lampung.
Keywords: green image, green trust, green satisfaction and green loyalty
ANALISIS PERSPEKTIF CITRA, KEPUASAN DAN KEPERCAYAAN MEREK
HIJAU (GREEN MARKETING) TERHADAP LOYALITAS
MEMBER BODY SHOP DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
Dewi Romanti
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER MANAJEMEN
Pada
Program Pascasarjana Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
Riwayat Hidup
Peneliti merupakan anak keempat dari Bapak H. Sarmanto dan Ibu Hj Kemi
Handayani yang lahir pada tanggal 7 Desember 1990 di Bandar Lampung.
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK Xaverius 4 Bandar Lampung
diselesaikan tahun 1996, Sekolah Dasar ( SD) diselesaikan di SD Xaverius 4 Bandar
Lampung pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di
SMPN 4 Bandar Lampung pada tahun 2005, Sekolah Menengah Atas (SMA)
diselesaikan di SMAN 2 Bandar Lampung pada tahun 2008.
Sebelum melanjutkan studi di Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung, Penulis menyelesaikan studi Strata 1 tahun 2012 di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Lampung. Saat ini bekerja
sebagai wirausaha pemilik Rumah Makan Sop Janda di Bandar Lampung.
Tesis ini kupersembahkan kepada :
Orang tuaku Bapak H. Sarmanto dan Ibu Hj. Kemi Handayani
Mertuaku Bapak H. Endar Muda Pohan dan Ibu Hj. Lainari Siregar
Suamiku Iskandar Muda Pohan, S.H dan anakku tercinta Arranza Raffasya Pohan
Motto :
Plan your work, work your plan
Kata Pengantar
Rasa syukur yang mendalam kepada Tuhan Yang Maha Esa peneliti panjatkan karena
telah menyelesaikan tesis sebagai syarat memperoleh gelar Magister di Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Peneliti banyak
menyadari banyak pihak yang membantu peneliti untuk mneyelesaikan tesis ini,
sehingga peneliti mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan dari berbagai pihak.
Ucapan terima kasih ini ditujukan kepada:
1. Prof. Dr. Satria Bangsawan S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung dan juga sebagai Pembimbing I atas segala
kesempatan langka berupa pengalaman yang diberikan kepada saya dan juga
untuk waktunya yang diluangkan untuk membimbing saya.
2. Ibu Dr. Ernie Hendrawaty, S.E., M.Si selaku Ketua Program Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung atas segala
nasehat, bimbingan dan bantuan yang selalu diberikan kepada saya.
3. Ibu Dr. Dorothy Rouly H. Pandjaitan, S.E., M.Si sebagai Pembimbing II atas
segala kesediaannya untuk memberikan sumbangan saran dan kritik serta
bimbingan selama saya menjadi mahasiswa pada umumnya dan selama proses
penyelesaian tesis pada khususnya.
4. Bapak Igo Febrianto, S.E., M.Sc selaku Sekretaris Program Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung atas segala
bimbingan dan bantuan yang diberikan kepada saya.
5. Ibu Dr. Mahrina Sari MS, S.E., M.Si selaku Penguji Utama terima kasih atas
bantuan dan saran-saran membangun yang telah diberikan.
6. Para dosen di Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung.
7. Staff Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung.
8. Teman-teman seangkatan di Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini belum sempurna, tetapi peneliti
berharap bahwa penelitian ini dapat berguna dan menjadi acuan bagi penulisan tesis
lainnya.
Bandar Lampung, July 2018
Peneliti
Dewi Romanti, S. E
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian 9
1.3.2 Manfaat Penelitian 9
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Variabel Penelitian 11
2.1.1 Citra Merek Hijau (Green Image) 11
2.1.2 Kepuasan Merek Hijau 13
2.1.3 Kepercayaan Merek Hijau 14
2.1.4 Green Loyalty (Loyalitas Hijau) 15
2.2 Penelitian Terdahulu 18
2.3 Pengembangan Hipotesis 19
2.3.1 Pengaruh Citra Merek Hijau Terhadap Loyalitas 19
2.3.3 Pengaruh Kepuasan Merek Hijau Terhadap Loyalitas 20
2.3.3 Pengaruh Kepercayaan Merek Hijau Terhadap Loyalitas 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 23
3.2 Jenis dan Sumber Data 23
3.3 Metode Pengumpulan Data 24
3.3.1 Wawancara 24
3.3.2 Kuesioner 24
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi 25
3.4.2 Sampel 25
3.5 Definisi Operasional Variabel 26
3.6 Pengujian Kualitas Data 28
3.7 Metode Analisis Data 29
3.7.1 Analisis Kualitatif 29
3.7.2 Analisis Kuantitatif 29
3.8 Pengujian Hipotesis 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Uji Validitas 33
4.2 Hasil Uji Reliabilitas 35
4.3 Demografi Responden 37
4.4 Tabulasi Jawaban Kualitatif Variabel Citra Merek Hijau 40
4.5 Tabulasi Jawaban Kualitatif Variabel Kepuasan Merek Hijau 41
4.6 Tabulasi Jawaban Kualitatif Variabel Kepercayaan Merek Hijau 43
4.7 Tabulasi Jawaban Kualitatif Variabel Loyalitas Merek Hijau 45
4.8 Hasil Regresi 46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan 50
5.2 Saran 50
Daftar Pustaka 51
Lampiran 53
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Kategori Produk di Body Shop Bandar Lampung 1
Tabel 2 Jumah Pengunjung Body Shop Bandar Lampung 3
Tabel 3 Penelitian Terdahulu 18
Tabel 4 Ukuran Sampel 25
Tabel 5 Definisi Operasional Variabel 26
Tabel 6 Hasil Uji Validitas 33
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian 35
Tabel 8 Gender Member Body Shop di Bandar Lampung 37
Tabel 9 Frekuensi Kunjungan Member Body Shop di Bandar Lampung 37
Tabel 10 Usia Member Body Shop di Bandar Lampung 38
Tabel 11 Pekerjaan Member Body Shop di Bandar Lampung 38
Tabel 12 Pengeluaran Member Body Shop di Bandar Lampung 39
Tabel 13 Deskripsi Jawaban Variabel Citra Merek Hijau 41
Tabel 14 Deskripsi Jawaban Variabel Kepuasan Merek Hijau 42
Tabel 15 Deskripsi Jawaban Variabel Kepercayaan Merek Hijau 44
Tabel 16 Deskripsi Jawaban Variabel Loyalitas Merek 45
Tabel 17 Hasil Pengaruh Simultan 46
Tabel 18 Hasil Pengaruh Parsial 47
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Model Penelitian 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan lingkungan seperti efek rumah kaca, polusi udara dan air, kebakaran
dan penggundulan hutan yang mengancam jumlah oksigen di atmosfir dan
menipisnya sumber daya alam mengakibatkan global warming. Hal ini membuat
masyarakat mulai khawatir dan sadar bahwa banyak produk-produk yang mereka
gunakan menjadi salah satu penyumbang kerusakan lingkungan. Meningkatnya
kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, menyebabkan munculnya pemikiran
upaya untuk ikut mengurangi dampak dari global warming, yaitu dengan lebih pintar
dan selektif membeli produk (smart consumer) (Kotler dan Keller; 2012 ; 71).
Menurut kementerian lingkungan hidup (2007) dalam Ardianti et al., (2008), green
consumers adalah konsumen yang peduli terhadap produk berwawasan lingkungan.
Di Amerika pada tahun 2005, segmen pasar yang berwawasan lingkungan atau yang
dikenal sebagai segmen LOHAS (Lifestyles of Health and Sustainability) mencapai
23 persen dari total keseluruhan penduduk di Amerika Serikat (French and Rogers,
2005) dalam Ardiantiet al., (2008).
2
Perubahan positif consumer behavior untuk memilih produk yang ramah lingkungan
merupakan hasil dari meningkatnya pengetahuan tentang masalah lingkungan yang
berawal pada tahun 1970-an (Alwitt danPritts, 1996) dalam Ardianti et al., (2008),
Konsumen yang sadar akan pelestarian lingkungan akan berupaya untuk
meminimalkan dampak kerusakan lingkungan dari produk yang digunakannya, dan
akan mempertimbangkan untuk menggunakan produk yang ramah lingkungan.
Perusahaan harus memandang produk ramah lingkungan sebagai factor yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Pemasaran hijau saat ini menjadi tren dalam industri kosmetik. Kosmetik saat ini
yang dijual dimasyarakat adalah kosmetik yang menghindari pemakaian bahan kimia
dalam pembuatan. Produsen yang memperhatikan kosmetik yang tidak memakai
bahan kimia dan mempertahankan penggunaan bahan alami adalah kosmetik yang
dikeluarkan oleh perusahaan Body Shop. Body Shop saat ini sudah membuka
tokonya di Bandar Lampung sejak Juni 2012. Kategori produk yang dijual terdapat
pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Kategori Produk di Body Shop Bandar Lampung
No Kategori Produk Kisaran Harga (Rp)
1 Gift (skin care, bath and body, fragrance) 159.000 – 529.000
2 Make Up (lips, eyes, mascar) 79.000 – 269.000
3 Body care (vannilla, rose, soap and body lotion) 49.000 – 399.000
4 Fragrance 89.000 – 379.000
5 Skin care (mosturazing) 99.000 – 349.000
6 Hair treatment 99.000 – 299.000
Sumber : Body Shop Bandar Lampung, 2018
3
Tabel 1 menunjukan bahwa kisaran harga produk yang cukup mahal. Hal ini terjadi
karena Body Shop merupakan perusahaan yang memperhatikan lingkungan dan tidak
menggunakan bahan kimia untuk produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan
juga tidak dihasilkan dari merusak lingkungan
Perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh kepribadian juga mempengaruhi kesadaran
konsumen atas suatu produk. Kesadaran atas produk dibentuk secara otomatis oleh
individu dengan bantuan kondisi di sekitarnya. Proses psikologis yang dialami
konsumen juga membantu konsumen untuk berpikir, merasakan, dan memberi alasan
dalam menyadari kelebihan dan kekurangan suatu produk (Loudon & Bitta 1984).
Kesadaran sangat erat kaitannya dengan pengetahuan seseorang tentang suatu produk.
Pengetahuan terkait atribut produk mendorong kesadaran seseorang akan kebutuhan
untuk mengonsumsi produk tersebut. Pengetahuan yang dimiliki akan membentuk
persepsi seseorang terhadap produk.
Kesadaran atas produk yang dimiliki konsumen akan melekat pada pikirannya dan
menjadi landasan tindakan dalam mengonsumsi. Kelompok yang paling senstif
terhadap pengetahuan akan produk adalah kalangan remaja. Kelompok ini memiliki
pengetahuan yang relatif lebih baik dalam mengakses informasi sehingga dapat
mengevaluasi suatu produk dengan menggunakan teknologi komunikasi (Schiffman
& Kanuk 2000).
4
Tabel 2 berikut ini menyajikan jumlah member yang berkunjung ke Toko Body Shop
tahun 2016 dan 2017.
Tabel 2. Jumlah Member Body Shop Bandar Lampung Tahun 2016 - 2017
No Tahun Jumlah Member
(orang)
1 2016 14.235
2 2017 15.579
Rata-rata 14.907
Sumber : Toko Body Shop Bandar Lampung, 2018
Tabel 2 memperlihatkan jumlah member yang cenderung meningkat setiap tahunnya.
Menurut data member terbanyak adalah kalangan dewasa dengan usia antara 20
sampai dengan 35 tahun (Toko Body Shop Bandar Lampung, 2018). Produk yang
dihasilkan oleh Body Shop merupakan produk yang ditujukan terutama untuk segmen
20 sampai dengan 35 tahun. Body shop memberikan beberapa keuntungan jika
menjadi member dengan nama “Love Your Body Fan”dibandingkan dengan
konsumen yang bukan member. Keuntungan yang diperoleh jika menjadi member
“Love Your Body Fan” antara lain pembelanjaan minimal Rp. 3 juta dalam jangka
waktu satu tahun mendapatkan 1 poin setiap kelipatan Rp. 17.000, sedangkan diluar
member “Love Your Body Fan” 1 poin untuk setiap kelipatan Rp. 25.000 dan point
tersebut dapat digunakan untuk berbelanja produk-produk body shop. Member “Love
Your Body Fan” yang berbelanja produk-produk Body shop dihari ulang tahunnya
juga akan mendapatkan diskon sebesar 10%. Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
dalam setiap bulannya jumlah member toko semakin meningkat.
5
Kerelaan membeli produk ramah lingkungan merupakan bukti yang cukup kuat untuk
menunjukkan bahwa konsumen memang ingin melakukan sesuatu untuk buminya
(Lu et al ; 2013). Informasi mengenai produk ramah lingkungan dapat diakses melalui
internet maupun media lain yang beredar. Hal tersebut mempermudah konsumen
mengenal produk ramah lingkungan dan manfaat yang ditawarkan. Sangat mudah
mempengaruhi konsumen melalui media karena sangat sensitif terhadap pengaruh
media (Mishal et al ; 2014).
Produk ramah lingkungan merupakan suatu bentuk kontribusi nyata bagi alam.
Artinya, bahan baku diambil secara lestari dan tidak merusak konservasi alam yang
diolah secara bersih dan higienis sehingga senantiasa selaras dengan alam. Produk ini
mengandung aspek sosial ekonomi serta masih memiliki nilai pasar. Produk ramah
lingkungan kini sudah banyak beredar di pasaran, salah satunya adalah kosmetik yang
ramah lingkungan.
Produk ramah lingkungan tergolong produk baru yang dibuat untuk menanggulangi
masalah yang ada yaitu pemanasan global, serta untuk mengantisipasi kerusakan
lingkungan yang lebih lanjut. Sebagai bentuk inovasi, produk ramah lingkungan ini
memerlukan waktu yang cukup lama untuk disosialisasikan manfaatnya dan diadopsi
oleh masyarakat luas (Lee : 2008). Sasaran produk ramah lingkungan ini mencakup
seluruh kelompok konsumen. Produk tersebut kini memiliki nilai lebih dari segi
penghargaan diri. Sebab, seseorang yang menggunakan produk tersebut dinilai
menganut perilaku cinta bumi yang lebih baik daripada orang lain. Dengan demikian,
6
konsumen yang menggunakan produk ramah lingkungan akan merasakan
peningkatan rasa percaya diri.
Keefektifan produk ramah lingkungan ini diawali dengan kesadaran konsumen
sasaran akan keberadaan dan fungsi dari produk tersebut. Kesadaran konsumen atas
suatu produk biasanya dijadikan indikator keberhasilan kinerja produk tersebut
(Shiffman dan Kanuk, 2012). Hal ini dikarenakan, setelah kesadaran dimiliki oleh
konsumen maka selanjutnya konsumen akan mencoba produk tersebut sampai
akhirnya memutuskan untuk menjadi konsumen tetap atau tidak. Disamping itu,
konsumen tidak hanya fokus pada proses pengambilan keputusan pembelian yang
akan dilakukannya tetapi juga fokus pada kesadaran terhadap dimensi dan
karakteristik khusus yang dimiliki produk tersebut (Shiffman dan Kanuk, 2012).
Merek merupakan aset perusahaan, sehingga pengelolaan merek menjadi hal penting
untuk secara komprehensif diperhatikan, sebagai bagian dari konsep pemasaran hijau
(green marketing). Pengetahuan merek (brand knowledge) didefinisikan dalam istilah
yang berasal dari dua komponen yaitu kesadaran merek dan citra merek. Citra merek
merupakan seperangkat asosiasi merek yang mempermudah konsumen untuk
mengenali dan mendapatkan informasi tentang merek tersebut, menjadi pembeda
dengan merek dari produk lain, memposisikan merek dalam benak konsumen dan
memberikan alasan untuk melakukan pembelian (Martinez : 2015).
7
Perilaku konsumen berevaluasi menjadi smart consume, sehingga perusahaan
diharapkan bisa beradaptasi dengan kebutuhan-kebutuhan konsumen yang semakin
peduli terhadap permasalahan lingkungan. Strategi green marketing membentuk
sebuah citra positif terhadap merek suatu produk dan menjadi panutan dalam
mengakomodasi perilaku konsumen, sehingga mempengaruhi keputusan pembelian
suatu produk-produk yang ditawarkan. (Martinez 2015).
Martinez (2016) dalam penelitiannya mengukur variabel pemasaran hijau (green
marketing) terdiri dari variabel green image (citra hijau), green trust (kepercayaan
hijau) dan green satisfaction (kepuasan hijau) terhadap green loyalty (loyalitas hijau)
pada pengunjung hotel di Spanyol dengan kosep hijau. Implikasi dari penelitian yang
dilakukan oleh Martinez (2015) pemasaran hijau dapat digunakan oleh perusahaan
dan bisnis untuk lebih baik memasarkan produk mereka dan meningkatkan loyalitas
konsumen pada produk yang dipasarkan oleh perusahaan.
Pemasaran hijau yang sukses terlihat keuntungan bagi pemasar yang bisa digunakan
untuk membedakan produk mereka dari yang tersedia pesaing, memberi kesan bahwa
produk mereka dapat dibedakan, dan dengan demikian menciptakan lebih banyak
permintaan dan menghasilkan lebih banyak konsumen loyal atas produk hijau. Untuk
itu perlu dilakukan penelitian ulang dengan mereplikasi penelitian yang dilakukan
oleh Martinez (2015) dengan fokus pada 1 merek hijau yaitu Body Shop.
8
1.2 Perumusan Masalah
Kepribadian menggambarkan perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya
(Kotler dan Keller : 2012 ; 478). Kepribadian tergambar melalui sikap yang
ditunjukkan individu pada lingkungannya. Karakteristik yang melatarbelakangi
kehidupan seseorang juga ikut andil dalam pembentukkan kepribadian. Hal ini
menjadi sangat menarik karena kepribadian akan senantiasa mempengaruhi pikiran,
perasaan, dan tindakan seseorang dalam kegiatan konsumsi (Schiffman & Kanuk
2000).
Pemasaran hijau yang peduli pada lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab
pemasar saja, namun juga menjadi tanggung jawab seluruh konsumen. Bagi pemasar,
isu lingkungan dapat menjadi kriteria keunggulan kompetitif yang mempengaruhi
perilaku pembelian konsumen. Harapan meningkatnya konsumen green orientation
di masa yang akan datang akan menghasilkan lingkungan yang lebih baik lagi.
Merebaknya isu mengenai lingkungan menuntut adanya kepedulian sosial terhadap
lingkungan yang salah satunya ditunjukkan dengan mengenal dan mengonsumsi
produk ramah lingkungan (Kotler dan Keller 2012;259).
Kosmetik sebagai salah satu produk yang banyak dikonsumsi konsumen saat ini
makin banyak diolah dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan
menghindari pengguanan bahan kimia. Isu tentang kesehatan dan ramah lingkungan
merupakan isu yang sangat berkembang saat ini. Produk yang ditawarkan oleh para
pemasar harus memperhatikan isu mengenai lingkungan dan kesehatan. Body shop
9
sebagai salah satu perusahaan yang menjual kosmetik ramah lingkungan secara
konsisten memproduksi kosmetik yang memperhatikan kedua isu tersebut.
Body Shop saat ini sudah membuka tokonya di Bandar Lampung. Merek Body Shop
merupakan kosmetik yang berkomitmen memperhatikan proses produksinya dengan
tidak menggunakan bahan kimia dan ramah lingkungan. Berdasarkan data member
yang mengunjungi toko Body Shop diketahui rata-rata kalangan konsumen dengan
usia 20 – 35 tahun sebanyak 1.913 orang (Tabel 2). Jika memperhatikan harga produk
yang ditawarkan Body Shop diketahui bahwa harga yang ditawarkan relative mahal
yaitu berkisar antara Rp. 49.000 sampai dengan Rp. 529.000 (Tabel 1).
Berdasarkan ulasan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Martinez (2015) dengan mengukur
variabel pemasaran hijau yang terdiri dari green image (citra hijau), green trust
(kepercayaan hijau) dan green satisfaction (kepuasan hijau) terhadap green loyalty
(loyalitas hijau) dan penelitian ini fokus pada konsumen yang memiliki niat membeli
produk Body Shop di Bandar Lampung. Permasalahan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Apakah green image (citra hijau) berpengaruh terhadap green loyalty
(loyalitas hijau) member Body Shop di Bandar lampung?
2. Apakah green trust (kepercayaan hijau) berpengaruh terhadap green loyalty
(loyalitas hijau) member Body Shop di Bandar lampung?
10
3. Apakah green satisfaction (kepuasan hijau) berpengaruh terhadap green
loyalty (loyalitas hijau) member Body Shop di Bandar lampung?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengaruh green image (citra hijau) terhadap green loyalty
(loyalitas hijau) member Body Shop di Bandar lampung.
2. Mengetahui green trust (kepercayaan hijau) terhadapgreen loyalty (loyalitas
hijau) member Body Shop di Bandar lampung.
3. Mengetahui pengaruh green satisfaction (kepuasan hijau) terhadapgreen
loyalty (loyalitas hijau) member Body Shop di Bandar lampung.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan:
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
perusahaan melakukan strategi pemasaran hijau atas produk-produk Body Shop
di Bandar Lampung.
2. Bagi Akademisi:
11
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan acuan untuk melakukan
penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya penelitian mengenai pengaruh
pemasaran hijau terhadap niat beli konsumen.
3. Bagi Peneliti:
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuan serta
wawasan mengenai pemasaran hijau serta pengaruhnya terhadap niat beli
konsumen.
12
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Variabel Penelitian
2.1.1 Citra Merek Hijau (Green Image)
Martinez (2015) menyatakan bahwa green branding diasosiasikan konsumen sebagai
produk dengan konservasi lingkungan (environmental conservation) dan menjadi
praktek bisnis yang berkelanjutan (sustainable business). Suatu merek hijau dipahami
konsumen memiliki unique selling point berorientasi lingkungan dan dicerminkan
dalam image positif baik bagi produk itu sendiri maupun perusahaan. Strategi green
positioning bisa dilekatkan pada atribut fungsional dan emosional. Positioning
didasarkan pada atribut fungsional ditujukan untuk membangun asosiasi merek
dengan memberikan informasi pada imagenya.
Kegiatan green marketing akan berdampak positif pada brand equity perusahaan (Lu
et al 2013). Merek yang kuat selalu menjadi tujuan utama dari perusahaan, karena
memberikan banyak manfaat seperti, margin yang lebih besar, kesempatan yang lebih
13
besar untuk perpanjangan dan memelihara posisi yang kuat terhadap pesaing.
Martinez (2015) berpendapat bahwa green brand image, green satisfaction, and
green trus ttelah mengembangkan theoretical framework mengenai green branding,
dimana untuk mendapatkan green brand equity yang baik faktor pendorongnya
adalah green brand image, green satisfaction and green trust.
Lu et al (2013) mendefinisikan green brand sebagai identifier dan differentiator
yakni sebuah konstruksi yang dipilih oleh pemiliknya berupa logo, nama, simbol,
karakter dan lainnya yang dapat diidentifikasi dan dibedakan dari produk dan jasa
lain yang sejenis berdasarkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan.
Selanjutnya Hung et al (2014) menyatakan bahwa green brand sebagai merek yang
berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan mampu menarik minat masyarakat
untuk melakukan keputusan pembelian.
Norazah 2016) menyatakan bahwa citra merek merupakan suatu persepsi dan
keyakinan yang dipegang oleh konsumen, yang selalu di ingat pertama kali saat
mendengar slogan dan tertanam di benak konsumen. Green brand image
didefinisikan sebagai suatu rangkaian persepsi dan asosiasi dalam pikiran konsumen
pada suatu merek tertentu yang memiliki komitmen dan peduli terhadap pelestarian
lingkungan (Martinez (2015).
Merek hijau adalah merek yang konsumen asosiasikan dengan konversi lingkungan
dan praktek bisnis yang berkelanjutan. Merek tersebut menarik bagi konsumen yang
14
menjadi lebih sadar akan kebutuhan untuk melindungi lingkungan. Sebuah merek
hijau dapat menambahkan titik jual yang unik untuk produk dan dapat meningkatkan
citra perusahaan. Namun, jika perusahaan ditemukan atau dianggap melebih-lebihkan
praktek hijau dapat dikritik sebagai greenwash (Chan dan Lau : 2000).
Citra Merek menurut Keller dan Keller (2012 ; 459) adalah anggapan tentang merek
yang direfleksikan konsumen dan berpegang pada ingatan konsumen, dan cara
berpikir tentang sebuah merek dalam pemikiran mereka secara abstrak, sekalipun
mereka tidak berhadapan langsung dengan produk pada saat mereka memikirkannya.
Citra merek memiliki tiga komponen pendukung, yaitu:
1. Citra pembuat (corporate image), merupakan sekelompok asosiasi yang
diperkirakan pembeli pada sebuah perusahaan yang memproduksi barang atau
jasa.
2. Citra pengguna (user image), merupakan sekelompok asosiasi yang menjadi
anggapan pembeli pada pengguna barang atau jasa.
3. Citra produk (product image), merupakan sekelompok asosiasi yang menjadi
anggapan oleh pembeli pada suatu barang atau jasa.
2.1.2 Kepuasan Merek Hijau
Kepuasan merek berarti kepuasan konsumen pada suatu merek yang mereka gunakan.
Kotler dan Keller (2012 ; 457) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang
15
atau kecewa seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan kinerja (outcome)
suatu produk yang dirasakan dengan harapannya. Green brand satisfaction
mendefinisikan sebagai tingkat kesenangan dan pemenuhan kepuasan yang terkait
dengan konsumsi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan spesifik akan produk
atau jasa yang memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan hidup, (Hung et al :
2014). Kepuasan merek berarti kepuasan konsumen pada suatu merek yang mereka
gunakan.
Sejalan dengan definisi kepuasan tersebut, Martinez (2015) berpendapat bahwa faktor
penentu utama kepuasan pelanggan adalah antara pengalaman pelanggan dengan
harapan mereka dan posisi mereklah yang membentuk harapan pelanggan. Kepuasan
merupakan perilaku positif terhadap sebuah merek, yang akan bermuara pada
keputusan konsumen untuk melakukan pembelian kembali merek tersebut. Kepuasan
terhadap merek dapat didefinisikan sebagai hasil dari evaluasi subyektif pada merk
sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen.
2.1.3 Kepercayaan Merek Hijau
Green brand trust didefinisikan sebagai kehendak konsumen dan keyakinan pada
suatu produk atau layanan dari sebuah merek, di mana merek tersebut memiliki
kredibilitas, kebijakan dan kemampuan dalam mengurangi dampak dampak negatif
terhadap lingkungan Holbrook (2001) dalam Mishal et al (2017). Brand Trust adalah
16
kemauan dari konsumen untuk mengandalkan kemampuan dari fungsi yang
dinyatakan dalam atau melalui merek tersebut.
Kepercayaan Merek (brand trust) adalah kemampuan merek untuk dipercaya (brand
reliability), yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut
mampu memenuhi nilai yang dijanjikan dan intensi baik merek (brand intention)
yang didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu
mengutamakan kepentingan konsumen (Hung et al ;2014). Lee (2008)
mengemukakan, terdapat tiga aktivitas yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk
menumbuhkan kepercayaan konsumen yaitu:
1. Achieving result yaitu harapan konsumen tidak lain adalah janji konsumen
yang harus dipenuhi bila ingin mendapatkan kepercayaan konsumen.
2. Acting with integrity yaitu bertindak dengan integritas berarti adanya
konsistensi antara ucapan dan tindakan dalam setiap situasi. Adanya integritas
merupakan faktor kunci bagi salah satu pihak untuk percaya akan ketulusan
dan pihak lain.
3. Demonstrate concern yaitu kemampuan perusahaan untuk menunjukkan
perhatiannya kepada konsumen dalam bentuk menunjukkan sikap pengertian
konsumen jika menghadapi masalah dengan produk, akan menumbuhkan
kepercayaan dengan merek.
2.1.4 Green Loyalty (Loyalitas Hijau)
17
Menurut Kotler dan Keller (2012 : 175), “loyalitas adalah komitmen yang dipegang
kuat untuk membeli lagi atau berlangganan lagi produk atau jasa tertentu di masa
depan meskipun ada pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi
menyebabkan peralihan perilaku. Konsep loyalitas pelanggan juga didefinisikan
sebagai “komitmen mendalam untuk membeli ulang/mengulang pola preferensi
produk atau layanan di masa yang akan datang, yang menyebabkan pemakaian
berulang jasa yang sama, walaupun ada keterlibatan factor situasional dan upaya
berpindah jasa”.
Sedangkan Kotler dan Keller (2012 :205), mendefinisikan loyalitas pelanggan
sebagai pelanggan yang merasa puas terhadap produk atau jasa perusahaan dan
mereka menjadi word of mouth advertiser yang antusias. Lebih jauh ia memperluas
loyalitas tidak hanya pada produk atau jasa saja, tetapi juga keseluruhan portofolio
produk dan jasa perusahaan sebagai bagian dari umur hidup atau dengan kata lain
loyalitas pada merek lainnya.
Ada beberapa karakteristik konsumen yang loyal menurut Kotler dan Keller (2012 :
207), yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan pembelian secara teratur
2. Membeli diluar lini produk/jasa
3. Merekomendasikan produk lain
4. Menunjukan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing
18
Hung et al (2014) mengungkapkan terdapat dua pendekatan dasar loyalitas
pelanggan sebagai perilaku dan sikap. Pendekatan loyalitas sebagai perilaku meliputi
konsistensi pelanggan dalam melakukan pembelian ulang. Terdapat lima bentuk
loyalitas yang didasari perilaku, yaitu:
1. Loyalitas tidak terbagi yaitu perilaku konsumen yang selalu membeli merek
yang sama pada sebuah produk.
2. Peralihan sesuai dengan kondisi yaitu selalu memilih merek yang sama namun
berubah jika produk itu tidak tersedia di pasar.
3. Loyalitas yang beralih yaitu konsumen yang sebelumnya memiliki loyalitas
terhadap suatu merek namun berpindah ke merek lain.
4. Loyalitas yang terbagi yaitu konsumen yang memiliki loyalitas terhadap
beberapa merek.
5. Perilaku membedakan yaitu konsumen yang tidak memiliki loyalitas terhadap
sebuah merek dan dia tidak memiliki kepedulian akan hal ini.
Lebih lanjut, Martinez (2015),mendefinisikan loyalitas sebagai berikut, “Customer
loyalty is deefly held commitment to rebuy or repattonize a preferred green product
or service consistenly in the future, despite situational influences and marketing
efforts having concern to environment”. (Loyalitas hijau adalah komitmen pelanggan
untuk bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan
pembelian ulang produk atau jasa hijau terpilih secara konsisten dimasa yang akan
19
datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran yang peduli pada
lingkungan).
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 3 merangkum beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada
penelitian ini.
Tabel 3. Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Implikasi
1 Martínez,
Patricia
(2015)
Customer loyalty:
exploring its
antecedents from a
green marketing
perspective
Penelitian ini
menghasilkan
variabel green
marketing yang
terdiri dari citra merek hijau,
kepuasan merek
hijau dan
kepercayaan merek
hijau, berpengaruh
terhadap loyalitas
Penelitian ini
mereplikasi dengan
menggunakan 3
variabel penelitian
yaitu green
marketing yang
terdiri dari citra merek hijau,
kepuasan merek
hijau dan
kepercayaan merek
hijau, berpengaruh
terhadap loyalitas Metode penelitian
yang digunakan
adalah regresi
linear berganda
2 Norazah,
Mohd
Suki
(2016)
Green product
purchase intention:
impact of green
brands, attitude,and
Penelitian ini
menghasilkan
bahwa sikap dan
pengetahuan
Penelitian ini
mengambil
beberapa definisi
dan hasil penelitian
20
knowledge tentang produk
hijau berpengaruh
terhadap niat beli
dalam
pengembangan
hipotesis bahwa
citra merek hijau
berpengaruh
terhadap loyalitas
3 Chan,
Ricky Y.K
dan Lau,
Lorett
B.Y,
(2000)
Antecedents of green
purchases: a survey in
China
Anteceden green
purchase yang
terdiri dari
kepuasan dan
kepercayaan hijau
merupakan faktor
Hasil penelitian
yang menyatakan
bahwa kepercayaan
hijau dan kepuasan
hijau dijadikan
dasar bagi
21
Tabel 3. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
2.3 Pengembangan Hipotesis
2.3.1 Pengaruh citra merek hijau terhadap loyalitas
Salah satu pertimbangan konsumen loyal pada produk hijau adalah produk yang telah
dikenal memiliki citra hijau yang positif. Lu et al (2013) menyatakan bahwa loyalitas
merupakan pembelian ulang ketika citra dari sebuah merek dipandang positif oleh
konsumen maka merek tersebut akan selalu diingat dan disukai di benak konsumen.
Merek positif yang telah melekat pada sebuah merek produk merupakan keuntungan
tersendiri bagi produsen, karena semakin baik persepsi konsumen terhadap produk
maka kemungkinan pembelian produk juga semakin besar.
yang dominan
dalam proses
mempengaruhi
pembelian produk-
produk organik di
Cina.
pengembangan
hipotesis penelitian
ini.
4 Lu, Leslie
, Dora
Bock, dan
Mathew
Joseph,
(2013)
Green marketing:
what the Millennials
buy
Penelitian ini
menghasilkan
bahwa atribut
produk yang
berhubungan
dengan pemasaran
hijau berpengaruh
terhadap pola
konsumsi milenial
(mahasiswa
universitas swasta
di USA bagian
Selatan)
Penelitian ini
mengambil
beberapa definisi
dan akan
menjadikan acuan
dalam pembahasan
berdasarkan
temuan dalam
penelitian.
22
Penelitian yang dilakukan Martinez (2015) yang menyatakan bahwa salah satu faktor
yang mempengaruhi pilihan konsumen terhadap suatu produk adalah citra merek
hijau. Penelitian yang dilakukan oleh Martinez (2015) terdapat bahwa pengaruh
yang positif dan signifikan dari citra merek hijau terhadap loyalitas. Berdasarkan
darsi kajian empiris sebelumnya, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut.
H1 : Citra merek hijau berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
loyalitas .
2.3.2 Pengaruh kepuasan merek hijau terhadap loyalitas
Loyalitas terjadi apabila konsumen merasakan puas setelah mengkonsumsi produk
atau jasa. Perilaku positif terhadap sebuah merek, yang akan bermuara pada
keputusan konsumen untuk melakukan pembelian kembali merek tersebut. Kepuasan
terhadap merek dapat didefinisikan sebagai hasil dari evaluasi subyektif pada saat
merek alternatif terpilih sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen, Can dan Lau
(2000).
Martinez (2015) menyebutkan kepuasan konsumen tergantung pada tingkatan di
mana kinerja anggapan produk sesuai dengan ekspektasi pembeli. Definisi dari para
pakar memperjelas bahwa kepuasan konsumen merupakan bentuk perasaan yang
timbul setelah konsumen melakukan pembelian atas produk dan membandingkan
hasil pemakaian produk tersebut dengan harapan yang dimiliki sebelumnya.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Martinez (2015) terdapat pengaruh yang
23
positif dan signifikan dari kepuasan merek hijau terhadap loyalitas. Berdasarkan
pendapat peneliti terdahulu maka hipotesis kedua penelitian ini adalah:
H2 : Kepuasan merek hijau berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
loyalitas.
2.3.3 Pengaruh kepercayaan merek hijau terhadap loyalitas
Norazah (2016) menyatakan bahwa kepercayaan terbangun karena adanya harapan
bahwa pihak lain akan bertindak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Ketika seseorang telah mempercayai pihak lain maka mereka yakin bahwa harapan
akan terpenuhi dan tak akan ada lagi kekecewaan.
Kepercayaan merek yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk
tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan atau dengan kata lain persepsi bahwa
merek tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan.
Kepercayaan merek merupakan hal yang esensial bagi terciptanya kepercayaan
terhadap merek karena kemampuan merek memenuhi nilai yang dijanjikannya akan
membuat konsumen menaruh rasa yakin akan mendapatkan apa yang dibutuhkan
dalam hal ini kebutuhan untuk keluar dari perasaan terancamnya Norazah (2016).
Penelitian yang dilakukan Martinez (2015) mengasilkan terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari kepercayaan merek hijau terhadap loyalitas. Berdasarkan
pendapat peneliti terdahulu, maka hipotesis ketiga penelitian sebagai berikut.
H3 : Kepercayaan merek hijau berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap loyalitas
24
Penelitian ini hanya menempatkan variebel citra merek, kepuasan merek dan
kepercayaan merek hanya sebagai variabel bebas yang tidak memiliki hubungan satu
dengan lainnya. Hal ini dilakukan menindaklanjuti saran dari Mrtinex (2015) untuk
mnegukur pengaruh masing-masing variabel green marketing terhadap loyalitas.
Rekomendasi ini disarankan oleh Martinez (2015) dikarenakan pada penelitiannya
pengaruh masing-masing variabel ini relative kecil hanya sebesar rata-rata 10%.
Sehingga berdasarkan landasan teori dan pengembangan hipotesis maka model
penelitian yang diajukan oleh peneliti sebagai berikuthipotesis maka model penelitian
yang diajukan oleh peneliti sebagai berikut:
H1
H2
H3
Gambar 1 Model Penelitian Diadaptasi dari Martinez (2015)
BAB III
METODE PENELITIAN
Citra Merek Hijau (X1)
Kepuasan Merek Hijau
(X2)
Kepercayaan Merek
Hijau (X3)
Loyalitas Hijau (Y)
25
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis untuk mencari pengaruh
variabel citra merek hijau, kepuasan merek hijau dan kepercayaan merek hijau terhadap
loyalitas. Selain itu penelitian ini juga mendeskripsikan faktor demografi responden
seperti pekerjaan, frekuensi pembelian dan usia dikaitkan dengan loyalitas member
Body Shop di Bandar Lampung.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang
berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik maupun dalam bentuk
lainnya guna keperluan penelitian (Maholtra, 2008;174 ). Sumber data yang akan
digunakan:
1. Data Primer
Menurut Maholtra (2008; 175), data primer adalah sumber data yang dikumpulkan
secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer ini
yang digunakan dalam penelitian adalah hasil pengisian kuesioner oleh member Body
Shop di Bandar Lampung.
2. Data Sekunder
26
Menurut Maholtra (2008; 179), data sekunder ialah data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data sekunder dari penelitian ini diperoleh antara lain :
a. Data-data perusahaan yang bersangkutan
b. Literatur/buku-buku serta sumber lain yang mendukung penelitian yang dilakukan
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:
3.3.1 Wawancara
Maholtra, (194 ; 2008) mendefinisikan bahwa wawancara adalah proses
memperoleh data atau keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan penjawab atau
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide.
3.3.2 Kuesioner
Kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan yang dikirim per pos atau
diserahkan pada responden untuk diisi, jawaban dari pertanyaan tersebut
dilakukan sendiri oleh responden tanpa bantuan pihak peneliti, lalu jawaban
kemudian dikembalikan oleh responden atas kemauannya sendiri (Maholtra,
201: 2008).
3.4 Populasi dan Sampel
27
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang melakukan pembelian ulang
produk-produk Body Shop di Bandar Lampung selama tahun 2017.
3.4.2 Sampel
Ukuran kecukupan sampel dalam penelitian ini apabila menggunakan model
penyelesaian dengan Struktural Equation Model menurut Hair et al (2010;157)
terdapat pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. Ukuran Sampel
Banyaknya Variabel Ukuran Sampel
3 100-200
5 200
10 200
15 360
20 630
25 975
30 1395
Penelitian ini terdapat 3 variabel, dengan demikian sampel yang dibutuhkan sebanyak
100 sampel. Teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling
dengan metode accidental sampling. Teknik non-probability digunakan karena setiap
sampel yang diambil tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan
dipilih. Metode sampling dengan menggunakan accidental sampling karena setiap
pengunjung yang datang akan terlebih dahulu diidentifikasi dengan memberikan
28
pertanyaan apakah yang bersangkutan member, jika member akan diberikan
kuesioner untuk diisi.
3.5 Definisi Opersional Variabel
Definisi operasional variabel penelitian ini kemudian diuraikan menjadi indikator
empiri (IE) yang terdapat pada Tabel 5 berikut ini :
Tabel 5. Definisi Operasional Variabel
Konsep Variabel Indikator Skala Citra Merek Hijau
menyatakan bahwa green
branding diasosiasikan
konsumen sebagai produk
dengan konservasi
lingkungan (environmental
conservation) dan menjadi
praktek bisnis yang yang
berkelanjutan (sustainable
business). Martinez (2015)
1. Commitment to environmental
(komitmen pada lingkungan)
2. Strong environmental reputation
(reputasi yang kuat terhadap
lingkungan
3. Successful about its environmental
protection (sukses menjaga lingkungan)
4. Well-established about its
environmental concerns (Perhatian
yang baik terhadap lingkungan
5. Trustworthy about its environmental
promises (janji yang dapat dipercaya
tentang lingkungan)
Sumber : Martines (2015)
Ordinal
Kepuasan merek hijau
adalah tingkat
kesenangan dan
pemenuhan kepuasan
yang terkait dengan
konsumsi dalam rangka
untuk memenuhi
kebutuhan spesifik akan
produk atau jasa yang
memiliki tanggung jawab
terhadap lingkungan
hidup, (Hung et al :
2014).
1. The environmental commitments
reliable (Komitmen terhadap
lingkungan reliable)
2. The environmental performance
generally dependable (tergantung pada
kinerja lingkungan)
3. The environmental argument generally
trustworthy (Argumen tentang
lingkungan dapat dipercaya)
4. The environmental concerns meet my
expectations (Perhatian terhadap
lingkungan sesuai harapan)
5. Honest about its environmental
protection (Jujur terhadap lingkungan)
Sumber : Martines (2015)
Ordinal
29
Tabel 5. Definisi Operasional Variabel (lanjutan)
Variabel Indikator Skala
Kepercayaan merek hijau
didefinisikan sebagai kehendak
konsumen dan keyakinan pada
suatu produk atau layanan dari
sebuah merek, di mana merek
tersebut memiliki kredibilitas,
kebijakan dan kemampuan
dalam mengurangi dampak
dampak negatif terhadap
lingkungan Holbrook (2001)
dalam Mishal et al (2017).
1. Due to its environmental
commitment makesme happy
Komitmen terhadap lingkungan
membuat senang
2. Consider it is correct to
environmental commitment
Pilihan yang tepat berdasarkan
komitmen pada lingkungan
3. Satisfied because of its
environmentalperformance
Puas karena produk yang
dihasilkan mengacu pada
pelestarian lingkungan
Sumber : Martines (2015)
Ordinal
Loyalitas merek hijau adalah
komitmen pelanggan untuk
bertahan secara mendalam
untuk berlangganan kembali
atau melakukan pembelian
ulang produk atau jasa hijau
terpilih secara konsisten dimasa
yang akan datang, meskipun
pengaruh situasi dan usaha-
usaha pemasaran yang peduli
pada lingkungan. Martinez
(2015)
1. first option choice (Pilihan
pertama)
2. loyalty competitors had the
sameenvironmental
attributes(loyal pada produk
meskipun competitor
menawarkan produk yang juga
memperhatikan masalah
lingkungan)
3. my first option in the
future(Opsi pertama pemilihan
produk dimasa datang)
4. positive comments about to
family andfriends(Komentar
positif kepada teman dan
keluarga)
Ordinal
30
3.6 Pengujian Kualitas Data
Pengujian kualitas data yang akan dilakukan meliputi uji reliabilitas, uji validitas
yang berfungsi untuk mengetahui handal atau tidaknya kuisioner serta valid atau
tidaknya kuisioner yang digunakan.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk
menguji validitas dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan
total skor konstuk atau variabel, dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate
antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk dan yang
terakhir adalah uji dengan CFA (Confirmatory Factor Analysis). Apabila
nilainya > 0.06 maka dinyatakan valid (Ghozali ; 176 : 2015).
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Variabel
dikatakan reliable apabila nilai cronbach alpha hitung lebih besar dari nilai
cronbach alpha if item deleted(Ghozali : 176 : 2015)
31
3.7 Metode Analisis Data
Agar data yang dikumpulkan tersebut dapat bermanfaat, maka harus diolah dan
dianalisisterlebih dahulu sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan. Adapun analisis yang digunakan sebagai berikut :
3.7.1 Analisis Kualitatif
Analisis data kualitatif adalah analisis yang berdasarkan data yang dinyatakan dalam
bentuk uraian. Data kuantitatif merupakan data berupa informasi, uraian dalam
bentuk Bahasa prosa kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk mendapatkan
kejelasan terhadap suatu kebenaran sehingga memperoleh gambaran baru atau
menguatkan suatu gambaran yang sudah ada.
3.7.2 Analisis Kuantitatif
Berdasarkan kerangka penelitian maka model regresi yang diajukan dalam penelitian
ini adalah:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + et
Keterangan :
Y : Loyalitas
X1 : Citra Merek Hijau
X2 : Kepuasan Merek Hijau
X3 : Kepercayaan Merek Hijau
a : Intercept
b1 – b3 : Koefisien regresi Masing-masing variabel
et : error term.
32
3.8 Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang terdapat pada penelitian ini akan melalui beberapa pengujian, yaitu uji
koefisien determinasi (R2), uji signifikansi simultan (Uji Statistik F), serta uji
signifikansi parameter individual (Uji Statistik t).
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol sampai dengan satu. Apabila nilai R2
semakin kecil, maka kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variasi variable dependen rendah. Apabila nilai R2 mendekati satu, maka
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi-variabel dependen (Ghozali 189 : 2015).
2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian parameter individual dimaksudkan untuk melihat apakah variabel
secara individu mempunyai pengaruh terhadap variabel tak bebas dengan asumsi
variabel bebas lainnya konstan.
33
Kriteria pengujian sebagai berikut (Ghozali : 192 :2015) :
1. Membandingkan antara t hitung dengan t table.
Bila t hitung < t tabel, variabel bebas secara individual tidak berpengaruh
terhadap variabel tak bebas. Bila t hitung > t tabel, variabel bebas secara
individual berpengaruh terhadap variabel tak bebas.
2. Berdasarkan probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 (α), maka variable
bebas secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Hipotesis yang menyatakan citra merek hijau berpengaruh positif signifikan
terhadap loyalitas dapat diterima. Hipotesis ini diterima karena nilai
signifikansinya lebih kecil dari nilai kesalahan yang dapat diterima.
2. Hipotesis yang menyatakan kepuasan merek hijau berpengaruh positif
signifikan terhadap loyalitas dapat diterima. Hipotesis ini diterima karena nilai
signifikansinya lebih kecil dari nilai kesalahan yang dapat diterima
3. Hipotesis yang menyatakan kepercayaan merek hijau berpengaruh positif
signifikan terhadap loyalitas dapat diterima. Hipotesis ini diterima karena nilai
signifikansinya lebih kecil dari nilai kesalahan yang dapat diterima.
5.2 Saran
Saran yang diajukan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Body Shop perlu mempertahankan citra merk hijau dengan memberikan
penawaran yang istimewa kepada membernya mengenai botol kemasannya
53
dengan cara menukar 25 botol kosong produk Body Shop dengan satu produk
baru di outlet Body Shop.
2. Body Shop juga dapat meningkatkan kepuasan merk hijau konsumennya
dengan cara menggunakan paper bag dan botol kemasan produknya dari
bahan daur ulang yang akan didaur ulang lagi.
3. Body Shop perlu membuat program dengan melibatkan membernya seperti
mengikutsertakan member dalam program pelestarian hutan, penanaman
pohon dan pelestarian pantai yang ada di Bandar Lampung untuk
meningkatkan kepercayaan merk hijau pada konsumennya.
.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianti, N. T., Fahmi, I., & Ratnawati, A. (2008) Analisis Perilaku Konsumen
Bogor Terhadap Produk Kosmetik Hijau. Jurnal Manajemen Agribisnis,
Vol 5 No 1 Maret 2008: 16-22
Birgelen, Marcel van, Ko de Ruyter dan Martin Wetzels (2000) : “The Impact of
Green Product Information on the Use of Marketing Research Intelligence in
International ServiceSettings”, Journal of Service Research, Vol. 2, No. 4.
Leslie Lu, Dora Bock, Mathew Joseph, (2013) "Green marketing: what the
Millennials buy", Journal of Business Strategy, Vol. 34 Issue: 6,pp.3-10,
Ghozali, Imam. 2015. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: BP UNDIP
Hair Joseph F, William C. Black, Barry J. Babin and Rolph Anderson.” Multivariate
Data Analysis 7th
Edition, Prentice Hall. 2010
Hurley F. Robert & Estelami Hoorman, 1998, “Alternatif Indexes For Monitoring
CustomersPerceptions of Service Quality: A Comparative Evaluation in a
Green Product Context”, Journalof the Academy of Marketing Science, Vol 26
No.3, pp209-221.
Kotler, Philip dan Kevil Lane Keller, 2012; Marketing; Edisi 14th, Prenhallindo
Jakarta.
Maholtra, K Naresh, 2008, Marketing Research; An Applied Orientation, 3 rd edition,
New Jersey Prentice Hall. Inc.
Ng, P.F., Butt, M.M., Khong, K.W. and Ong, F.S. (2014), “Antecedents of green
brand equity: an integrated approach”, Journal of Business Ethics, Vol. 121
No. 2, pp. 203-215.
Martínez,Patricia (2015) "Customer loyalty: exploring its antecedents from a green
marketingperspective", International Journal of Contemporary Hospitality
Management, Vol. 27 Issue: 5,pp.896-917
55
Yi-Chun Huang, Minli Yang, Yu-Chun Wang, (2014) "Effects of green brand on
green purchase intention",Marketing Intelligence & Planning, Vol. 32
Issue: 3, pp.250-268
Aditi Mishal, Rameshwar Dubey, Omprakash K. Gupta, Zongwei Luo, (2017)
"Dynamics ofenvironmental consciousness and green purchase behaviour:
an empirical study", InternationalJournal of Climate Change Strategies
and Management, Vol. 9 Issue: 5, pp.682-706
Kaman Lee, (2008) "Opportunities for green marketing: young consumers",
Marketing Intelligence &Planning, Vol. 26 Issue: 6, pp.573-586,
Ricky Y.K. Chan, Lorett B.Y. Lau, (2000) "Antecedents of green purchases: a survey
in China", Journal of Consumer Marketing,Vol. 17 Issue: 4, pp.338-357
Mowen, John C, 2009, Consemer Behavior, 8th
edition, New Jersey Prentice Hall.
Inc.
Norazah Mohd Suki, (2016) "Green product purchase intention: impact of green
brands, attitude,and knowledge", British Food Journal, Vol. 118 Issue: 12,
pp.2893-2910
Roozen, I.T.M. and De Pelsmacker, P. (1998), “Attributes of environmentally
friendly consumerbehavior”, Journal of International Consumer
Marketing, Vol. 10 No. 3, pp. 21-41.
Shiffman, Leon G, and Leslie L Kanuk, 2012, Consumer Behaviour, Seventh Edition,
Prentice-Hall Inc. New Jersey
Selnes, Fred, 2003, “An Examination the Effect of Green Product Performance on
Brand Reputation,Satisfaction and Loyalty”, European Journal of Marketing,
vol. 27, no. 9, p.19-35.