analisis pesan dakwah pada rubrik uswah majalah...
TRANSCRIPT
ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH PADA RUBRIK USWAH
MAJALAH DIDIK EDISI JANUARI – APRIL 2007
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam ( S. Sos. I )
Disusun Oleh:
SITI LAELATUN KOMARIAH
203051001442
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH PADA RUBRIK USWAH
MAJALAH DIDIK EDISI JANUARI – APRIL 2007
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam
( S. Sos. I )
Oleh :
Siti Laelatun Komariah
NIM : 203051001442
Pembimbing
Drs. Masran, MA
NIP. 150275384
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/ 2008 M
ANALISIS PESAN DAKWAH PADA RUBRIK USWAH
MAJALAH DIDIK EDISI JANUARI-APRIL 2007
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana
Oleh
SITI LAELATUN KOMARIAH
NIM. 203051001442
Pembimbing
Drs. Masran MA.
NIP:150275384
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
ANALISIS PESAN DAKWAH PADA RUBRIK USWAH
MAJALAH DIDIK EDISI JANUARI-APRIL 2007
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Oleh
SITI LAELATUN KOMARIAH
NIM. 203051001442
Pembimbing
Drs. Masran MA.
NIP:150275384
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
ABSTRAK
SITI LAELATUN KOMARIAH
Analisis Wacana Pesan Dakwah pada Rubrik Uswah Majalah Didik Edisi
Januari-April 2007
Analisis wacana adalah studi tentang pengkajian fungsi, pragmatik bahasa yang dilakukan secara sistematis terhadap suatu kalimat teks dan konteks, sehingga makna yang terkandung dalam kalimat dapat di tafsirkan. Karya sastra seperti majalah merupakan media alternatif penyampaian pesan. Selain menghibur juga ada banyak muatan pesan / kisah yang diambil dalam pelajarannya. Pemilihan dan pemakaian bahasa dalam membuat karangan seperti Majalah menjadi hal yang wajib di lakukan, karena jika pemilihan bahasa tersebut baik, maka kualitas majalah tersebut tidak dapat diragukan lagi, di cintai pembacanya bahkan menjadi Best Seller. Dalam majalah “Didik” muatan pesan moral yang dapat kita jadikan pelajaran hidup, penyajian kisah nyata yang cukup sederhana, membuat majalah ini menjadi majalah yang berkualitas. Menurut van Dijk, untuk menganalisa pemakaian bahasa dan untuk mengungkap makna yang terdapat dalam majalah tersebut, maka diperlukan skema/kerangka wacana agar mempermudah dalam menganalisa baik itu teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Mengingat bahwa rubrik Uswah dalam majalah Didik berisi hal-hal yang positif untuk diteladani dan bersifat mendidik bagi anak-anak, maka hal itu layak untuk diteliti.
Untuk itu penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui analisis wacana model Teun A. van Dijk. Dari penelitian ini didapat kesimpulan bahwa dari segi kognisi sosial, rubrik ini menceritakan kisah para nabi dan dalam konteks sosial adalah untuk membuktikan bahwa sastra dalam bidang agamapun banyak menarik peminat, sedangkan struktur makro, superstruktur dan struktur mikronya dapat dinilai sebagai hal yang positif.
Melalui observasi dan penelitian terhadap script / naskah, kemudian di tafsirkan maka dapat diketahui hasil temuannya adalah banyaknya tema-tema yang mengandung pesan moral. Di bungkus dengan alur cerita yang bagus, pemakaian gaya bahasa, bentuk kalimat, proposisi dan ungkapan / metapora yang baik, juga diketahui latar belakang dibuatnya teks tersebut.
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr. Wb. segala puji dan puja bagi Allah SWT
Tuhan semesta alam yang menurunkan kitab pedoman (al-Quran)
kepada rasul mulia Muhammad SAW. bagi umat manusia pembawa
misi dakwah islamiyah bagi seluruh umat manusia, khususnya umat
beriman. Dengan inayah dan maunah serta ridha Allah SWT.
alhamdulillah peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan bagi junjungan
nabi besar kita Muhammad SAW. Beliaulah yang telah merevolusi
peradaban dunia dari zaman zahiliyah yang gelap gulita menuju
zaman yang terang benderang.
Penulis menyadarai bahwa penyususnan laporan ini sampai
dengan selsainya tidak terlepas dukungan dan dorongan dari berbagi
pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan beribu-
ribu terimakasih atas semua bantuan baik moril maupun materiil,
maka sudah selayaknya pada kesempatan ini penulis ucapkan rasa
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan kasih
sayang, dengan penuh kesabaran dan memberikan dukungan
baik moril maupun materil kepada penulis, juga kakak-
kakakku, saudra-saudaraku tercinta yang telah turut
mendoakan penulis hingga skripsi ini selesai.
2. Bapak Dr. Murodi, M.A Dekan fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.
3. Ibu Dra. Asriati Jamil, M. Hum, Dra.Musfirah Nurlaily, M.
A, Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam Program Non Reguler Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bpk. Drs. Masran MA. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengoreksi
serta memberikan motivasi pada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap bapak / ibu dosen Fakultas Dakwah dan Komuikasi
yang telah sabar dan ikhlas dalam mendidik dan
membimbing penulis dalam proses kegiatan belajar
mengajar, semoga jasa bapak/ ibu dibalas oleh Allah SWT
dengan pahala yang berlipat ganda.
6. Seluruh staf majalah Didik khususnya ibu Cut Ummi
Kalsum selaku Pemimpin Redaksi Majalah Didik yang telah
memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian dan
wawancara juga telah meluangkan waktunya untuk
memberikan data-data yang dibutuhkan dalam penulisan
skripsi ini.
i
7. Teman-temanku jurusan KPI Ekstensi angkatan 2003.
jangan lupakan saat-saat kita bersma menuntut ilmu : Ifah,
Ani, titi, Eva, T’ocha, Widi, Cemir, Bq, Zai, Novi, Izi, Rifky,
Bani serta teman-temanku maaf yang tidak bisa penulis
sebutkan semua. Tapi tidak mengurangi rasa hormatku.
Semoga kasih sayang kita selalu terjalin dalam ikatan
silaturahim.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu
persatu, namun jasanya tidak pernah terlupakan dan rasa
hormat penulis yang tidak akan pernah pudar.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai hasil yang
memuaskan dan memiliki banyak kekurangan. Untuk itu kritik serta
saran smua pihak sangat penulis harapkan dalam menyempurnakan
skripsi ini. Seiring doa penulis mengharapkan semoga skripsi ini
bermanfaat.
Jakarta, Juni 2008
Penulis
Siti Laelatun Komariah
NIM. 203051001442
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTARK
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 5
D. Kegunaan Penelitian ....................................................... 5
E. Metodologi Penelitian ..................................................... 6
F. Tinjauan Pustaka ............................................................. 9
G. Sistematika Penulisan ..................................................... 10
BAB II KERANGKA TEORI
A. Majalah sebagai Media Dakwah ..................................... 12
1. Pengertian Dakwah ................................................... 13
2. Unsur-unsur Dakwah ................................................ 15
B. Analisis Wacana Model Teun A. Van Dijk .................... 19
1. Struktur Makro.......................................................... 20
iii
2. Superstruktur ............................................................. 22
3. Struktur Mikro........................................................... 25
C. Kognisi Sosial ................................................................. 26
D. Konteks Sosial................................................................. 26
E. Majalah Sebagai Media Dakwah Bi al-Qalam................ 34
BAB III GAMBARAN UMUM MAJALAH DIDIK
A. Sejarah Berdirinya........................................................... 37
B. Rubrikasi Majalah Didik................................................. 38
C. Visi dan Misi ................................................................... 39
D. Struktur Redaksi Majalah Didik ..................................... 39
BAB IV ANALISIS WACANA RUBRIK USWAH
MAJALAH DIDIK
A. Dialog Khodijah dengan Waraqah….…………………
42
B. Lahirnya Nabi Isa a.s…………….…………………….
47
C. Pembantu Rasulullah ………………………….………
54
D. Salawat untuk Nabi Muhammad S.A.W ………….…..
59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 69
B. Saran-saran...................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 72
LAMPIRAN .......................................................................................... 74
DAFTAR LAMPIRAN
Surat keterangan bimbingan skripsi
Surat keterangan wawancara
Surat tanda bukti wawancara
Hasil wawancara
Gambaran Majalah Didik
Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak-anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu
sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita
perjuangan bangsa, yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri dan
sifat khusus, memerlukan pembinaan dan prlindungan dalam rangka menjamin
pertumbuhan fisik, mental dan social secara utuh dan seimbang.
Anak-anak adalah individu yang masih labil, mereka mudah sekali
terombang ambing oleh keadaan lingkungan sekitar. Hal yang
menghawatirkan adalah jika mereka salah disikapi, dapat menimbulkan
tingkah laku yang kurang baik.
Masa anak-anak adalah masa yang sangat rentan terhadap lingkungan
sekitar, apalagi di zaman teknologi komunikasi yang sudah cukup canggih
seperti sekarang ini, derasnya budaya asing yang masuk media cetak maupun
media elektronik membawa dampak yang cukup besar bagi perkembangan diri
mereka. Terlebih lagi sifat anak-anak yang serba ingin tahu dengan cara
mencoba-coba apalagi sampai meniru, jika sifat ini digunakan tanpa
diperhatikan sisi positif dan negatifnya, maka permasalahan pada tingkat anak
akan semakin serius untuk diperhatikan.
Pendidikan agama pada anak-anak seharusnya dilakukan oleh orang
tua sejak dini yaitu dengan membiasakannya pada tingkah laku dan akhlak
yang diajarkan agama. Dalam menumbuhkan kebiasaan berakhlak baik orang
tua harus memberikan contoh karena anak-anak belum dapat dimengerti,
mereka hanya meniru.
Usaha untuk menanamkan pengetahuan agama dapat dilakukan dengan
berdakwah. Namun untuk berdakwah pada anak-anak, dai harus menguasai
psikologi anak untuk mengetahui materi-materi yang diinginkan, media yang
disukai serta cara penyampaian pesan dakwah sebaiknya di sesuaikan dengan
kondisi anak baik dari segi fisik, psikis maupun sosiologinya.
Dongeng merupakan cerita yang sangat digemari anak-anak, terlebih
lagi jika cara penyampaiannya sangat bagus dan menarik perhatian, tentu
anak-anak akan mendengarkan dengan antusias. Biasanya dongeng diminta
anak-anak untuk diceritakan menjelang tidur. Dalam pendidikan Islam,
dongeng sangat dihargai karena mempunyai pengaruh terhadap kejiwaan anak
dan dapat digunakan sebagai alat pendidikan.
Selain alat pendiddikan, dongeng juga dapat berfungsi sebagi media
dakwah untuk anak-anak. Saat ini anak-anak lebih menyukai film-film kartun
di televisi yang belum tentu bermanfaat dan bernilai bagi dirinya, dari pada
cerita (dongeng) yang bernuansa Islam.
Salah satu media yang memiliki peluang yang cukup besar di era
informasi ini adalah media cetak, berdakwah melalui media cetak berarti
berdakwah melalui tulisan atau dikenal dengan metode dakwah bil qalam.
1
Dengan cara persuasi dan argumentasi yang baik melalui tulisan, da’i dapat
berdakwah baik secara tersirat (implisit) maupun terang-terangan.1
Salah satu media yang memiliki sasaran pembaca khusus adalah
majalah, seperti adanya majalah khusus anak-anak, remaja, wanita dan
sebagainya.
Majalah Didik sebagai majalah anak-anak yang bertema nilai-nilai
islam memiliki sebuah rubrik tentang cerita-cerita yang memiliki pesan moral
bagi anak-anak. Rubrik tersebut adalah rubrik uswah (cerita). Majalah Didik
ini bertujuan membantu orang tua dan guru menanamkan keimanan dan
ketakwaan kepada anak-anak Islam sejak dini dengan memperkenalkan
konsep-konsep dasar hidup atau aqidah dan pembentukan intelektual yang
selaras dengan masa usia perkembangan serta kemampuan daya serap
maksimal.
Majalah merupakan salah satu media yang cukup digemari dan banyak
pula yang menjadikan sebagai konsumsi pokok. Salah satu majalah anak yang
menghadirkan tulisan-tulisan tentang pemahaman agama Islam adalah majalah
Didik. Dengan mottonya “Kreatif Berilmu dan Berakhlak” yang mencoba
memberikan pemahaman agama.
Dari sekian rubrik yang terdapat dalam majalah Didik, satu rubrik yang
mendidik anak-anak dalam mengenai pemahaman agama yang di kemas
dalam bentuk dongeng antara lain tentang Rasulullah, keluarga atau para
sahabat- sahabat Rasulullah.
1 Ahmad, Y. Sumanto, Jurnalist Islam, (Bandung : Harakah, 2002), Cet. Ke – 1, h. 69
Melalui rubrik ini, Didik berupaya memberikan edukasi dan informasi
bagaimana seharusnya anak-anak dapat mengetahui dan memahami tentang
agama, khususnya agama Islam. Penulis berfokus untuk menganalisa rubrik
tersebut, karena didalamnya terdapat pesan-pesan dakwah yang dikemas
dalam bentuk cerita dalam kisah nyata tentang para Nabi. Kisah-kisah tesebut
memiliki tema yang beragam, dikemas menjadi tampilan yang menarik.
Pembaca diajak untuk memahami alur yang diceritakan dan dapat mengambil
hikmah dari apa yang di bacanya.
Selain itu, penelitian ini menggunakan analisa wacana sebagai metode
dalam meneliti pesan-pesan dakwah dalam rubrik Uswah karena dengan
metode tidak hanya akan diketahui bagaimana isi dari teks tersebut, namun
juga bagaimana pesan itu dikemas dan diatur sedemikian rupa sehingga
sampai kepada pembaca.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka untuk mengetahui lebih jauh
mengenai rubrik Uswah pada majalah Didik dan teknik analisa dengan
menggunakan analisa wacana dalam mengungkap pesan-pesan dakwah yang
terkandung didalamnya, penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah
yang akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul: “Analisis Wacana Pesan
Dakwah Pada Rubrik Uswah Majalah Didik Edisi Januari - April 2007”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk memudahkan proses penelitian dan penulisan skripsi ini penulis
perlu membatasi objek penelitian agar pembahasannya tidak terlalu luas yaitu
rubrik Uswah pada majalah Didik Edisi Januari-April 2007 sebanyak empat
edisi.
Kemudian untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas dalam
penulisan skripsi ini, penulis merumuskan permasalahan menjadi:
1. Bagaimana struktur makro rubrik uswah Majalah Didik edisi Januari-April
2007?
2. Bagaimana suprastruktur rubrik Uswah Majalah Edisi Januari-April 2007?
3. Bagaimana struktur mikro rubrik Uswah Majalah Didik edisi Januari-April
2007?
C. Tujuan Penelitian
1 Untuk memperoleh gambaran tentang struktur makro rubrik uswah
majalah Didik edisi Januari-April 2007.
2 Untuk mengetahui superstruktur rubrik uswah majalah Didik edisi Januari-
April 2007.
3 Untuk mengetahui struktur mikro rubrik Uswah majalah Didik Edisi
Januari-April 2007
D. Kegunaan Penelitian
1. Segi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran yang
berarti bagi wacana keilmuan, terutama dalam hal analisis wacana. Serta
menjadi tambahan referensi mengenai penyampaian pesan dakwah pada anak-
anak melalui media cetak.
2. Segi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa majalah didik
sebagai sebuah media dapat mengemban misi dakwah yang selalu
memberikan kesejukan dan transformasi nilai-nilai Islam sesuai dengan
perkembangan zaman agar terealisasinya pesan dengan media cetak sebagai
sarana dakwah.
E. Metodologi Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode Analisis
Wacana, yang mengacu pada model van Dijk. Berupa : tema, skema tulisan,
pilihan kata, koherensi dan gaya penulisan.2
1. Subjek dan Obyek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah majalah Didik
sedangkan obyek penelitian adalah pesan-pesan dakwah dan
rubrik Uswah edisi Januari – April 2007.
2. Teknik pengumpulan data
a. Dokumentasi
2 Alex Sobur, Teks Media, (Bandung : Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-2 h. 74
Mengumpulkan data-data yang terkait dengan penelitian
ini terutama majalah Didik edisi rubrik Uswah Januari-April
2007.
b. Observasi Teks
Sebagai metode ilmiah, observasi adalah suatu cara
penelitian untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan
dan pencatatan dengan sistematis, fenomena yang diselidiki.3
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi teks
yaitu pengamatan untuk menganalisis isi makna pesan yang
terdapat di dalamnya. Kemudian dilakukan pengamatan
dengan sistematis fenomena yang terdapat teks tersebut
dengan obyek penelitiannya yaitu teks cerita dalam rubrik
Uswah edisi Januari – April 2007.
c. Interview (wawancara)
Wawancara merupakan pengumpulan data dengan jalan
tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan
berdasarkan kepada tujuan penelitian.4 Penulis melakukan
wawancara bebas terpimpin, yaitu pertanyaan yang diajukan
penulis tidak hanya berpedoman pada sistematika.
3 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Off, 1989). 1992 4 Drs. Marzuki, Metodologi Riset (Yogyakarta : BPFE-UII, 1995), h. 62
pertanyaan yang telah disediakan penulis data dapat
menjawab dengan bebas dan terbuka.
Pada penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara
dengan Redaksi Majalah Didik pada tanggal 19 November
2007 bertempat di kediaman pimpinan Redaksi majalah Didik
di Jl. Timbul No. 18 A RT. 06/05 Cipedak Jagakarsa – Depok.
3. Teknik Olah Data
Untuk penelitian ini, pengolahan data akan di sesuaikan
dengan kerangka analisis wacana yang dimukakan oleh Teun A.
van Dijk yaitu meneliti dari analisis teks, kognisi sosial dan
konteks sosial.
4. Analisis Data
Kemudian setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul,
langkah berikutnya adalah menganalisa data sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam penelitian ini
penulis menggunakan analisis wacana, yang merupakan salah
satu alternatif teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi
pesan.
Melalui nalisis ini tidak hanya mengetahui isi pesan yang
disampaikan tetapi juga bagaimana isi pesan itu disampaikan,
karena analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan.
Dalam analisisnya, analisis lebih bersifat kualitatif, lebih
menekankan pada pemaknaan teks dari pada penjumlahan unit
kategori seperti dalam analisis kualitatif. Unsur penting dalam
analisis wacana adalah kepaduan (coherence) dan kesatuan unit
(unity) serta peneliti.5 Adapun elemen analisis wacana menurut
van Dijk berupa tema, skema tulisan, semantic, sintaksis,
stilistik, dan retoris.
a. Proses Penafsiran Data
Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi, karena
analisis wacana merupakan bagian dari metode
interpretative yang mengandalkan interpretasi dan
penafsiran peneliti.
Dalam tahap ini, penulis akan memperhatikan data-data
yang terdapat dalam data utama yaitu rubrik uswah pada
edisi Januari-April 2007, kemudian akan di tafsirkan oleh
peneliti dengan disesuaikan pada kerangka dalam analisis
wacana.
b. Penyimpulan hasil penelitian
5 Ibid Cet. 2, h. 68
Dalam tahap ini, kesimpulan yang akan diambil oleh
peneliti berdasarkan pada semua data yang diperoleh dalam
kegiatan penelitian
Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini menggunakan
pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif
Hidyatullah Jakarta, cetakan I, januari 2007.
F. Tinjauan Pustaka
Memang banyak sekali penelitian yang mengangkat tentang
majalah khususnya tentang isi pesan yang disajikan. Ada beberapa
penelitian analisis wacana yang juga mengangkat tentang pesan,
misalnya Skripsi yang berjudul Analisis Wacana Pesan Dakwah
dalam album religi Ust. Jefri Al Bukhori oleh Diana Syauqiyah,
2006. Namun, hal ini jelas berbeda, jika yang dilakukan sendiri.
Diana adalah mengangkat pesan dakwah yang hanya berkaitan
dengan keagamaan saja, penulis dalam penelitian ini juga
mengungkap pesan-pesan yang lebih baik menyangkut aspek
kehidupan sosial.
Berbeda lagi dengan yang dilakukan oleh Sdr. Yosef Hidayah
dengan judul “Analisis Wacana Naskah Film Dokumenter
Keajaiban Al-Qur’an Karya Harun Yahya”, 2007. Dalam penelitian
ini penulis menggunakan teori van Dijk, sedangkan Yosef
menggunakan teori Van Leeuwen.
Sebagai buku referensi/pegangan, penulis menggunakan
buku Eriyanto yang diterbitkan oleh LKIS berjudul Analisis
Wacana : Pengantar Analisis, teks media. Dalam buku ini disajikan
secara lengkap penjelasan wacana menurut teori van Dijk, mulai
dari segi teks (tema, skema, bentuk kalimat, dan lain-lain). Segi
kognisi sosial (kesadaran pengarang dalam membuat teks), sampai
pada kontak sosial (faktor eksternal yang berkembang), sehingga
mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Penelitian
yang penulis lakukan diharapkan memberi tambahan / pelengkap
dari penelitian yang dilakukan sebelumnya.
G. Sistematika Penulisan
Sebagai karya tulis ilmiah penulisan skripsi ini akan disusun
secara sistematis sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Adapun
sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I Dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II Merupakan tinjauan teoritis, yang didalamnya
membahas mengenai majalah sebagai media dakwah,
analisis wacana model Teun A. van Dijk. Serta majalah
sebagai media dakwah bil al qalam
BAB III Membahas gambaran umum majalah Didik yang
meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi serta struktur
redaksi majalah Didik.
BAB IV Uraian mengenai analisis wacana rubrik Uswah majalah
Didik yang terdiri dari dialog Kardijal dengan Waraqah,
lahirnya nabi Isa a.s., Pembantu Rasulullah dan sholawat
untuk nabi Muhammad SAW.
BAB V PENUTUP, meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Majalah Sebagai Media Dakwah
Berdakwah adalah menyeru dan mengajak orang lain untuk
memeluk agama Islam atau untuk memperdalam pengetahuan
tentang agama islam. Materi atau bahan yang akan disampaikan
dalam berdakwah tentu harus sesuai dengan al-Quran dan Hadits.
Selain itu ditambah dengan sebuah pemikiran tokoh dan ulama,
ilmuan dan lain-lain. Materi yang akan disampaikan juga
seharusnya di sesuiakan dengan usia mad’u, tingkat pendidikan,
problem yang dihadapi, wilayah tempat tinggal dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, dewasa ini dakwah tidak hanya
dilakukan dengan cara ceramah didepan mad’u atau tatap muka
antara da’i dengan mad’u melainkan dapat melalui media massa
sebagai sarana yang dipergunakan untuk berdakwah seperti
majalah. Majalah sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan
dakwah, karena dijual ditempat umum dan dinikmati oleh pembaca
berulang-ulang sehingga memberikan pemahaman secara
mendalam dibandingkan jika seorang mad’u hanya mendengarkan
ceramah saja.
Berdakwah melalui majalah yang memiliki ciri khusus sesuai
dengan saran pembaca sangat tepat dilakukan. Karena isi pesan
yang disampaikan tidak jauh dari pandangan dan pengalaman
pihak pembaca, serta sumber isi pesan memiliki nilai kredibilitas
(actual dan sebagainya) dan sesuai dengan kehidupan pembaca
melihat efeknya media massa dalam hal ini majalah sangat
membantu dalam menyebarkan
1. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi etimologi, atau asal kata (bahasa), dakwah
berasal dari bahasa Arab, yang berari “panggilan, ajakan atau
seruan”.6
Kata dakwah berbentuk sebagai “isim masdar”. Kata ini
berasal dari fi’il (kata kerja) “”, artinya memanggil, mangajak atau
menyeru. Adapun orang yang melakukan dakwah atau yang
memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, atau mendorong
disebut da’i. Seringkali dalam proses memanggil, mengundang atau
mengajak terdapat proses penyampaian (tabligh) atas pesan-pesan
tertentu sehingga pelakunya disebut dengan istilah mubaligh.7
Menurut istilah/ terminology, banyak pendapat mengenai
pengertian atau definisi dakwah, diantaranya:
6 Rafi’Udin, Djaleiel Maman Abdul Prinsip & Strategi Dakwah (Bandung : Pustaka
Setia) h. 21 7 Syukir Asmuni, Dasar-dasra Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al- Ikhlas) h. 17
12
Menurut M. Natsir, dakwah adalah usaha-usaha
menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan
seluruh umat konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup
di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf nahi mungkar, dengan
berbagai media dan cara yang di perbolehkan akhlak dan
membimbing pengalamannya dalam perikehidupan perorangan,
perikehidupan berumah tangga, perikehidupan bermasyarakat dan
perikehidupan bernegara.8
Menurut Drs. Hamzah Yaqub dalam bukunya “Publisistik
Islam” memberikan pengertian dakwah dalam Islam ialah
“Mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk
mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya”.
Menurut Toha Yahya Omar dakwah adalah mengajak
manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan
mereka di dunia dan di akhirat.9
Menurut A. Hasjmy, dakwah (islamiyah) adalah mengajak
orang lain untuk meyakini dan mengamalkan akidah dan syariat
8 Syukir Asmuni, Dasar-dasra Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al- Ikhlas) h. 17 9 Syukir Asmuni, Dasar-dasra Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al- Ikhlas) h. 17-18
Islam yang terlebih dahulu telah di yakini dan diamalkan oleh
pendakwahan sendiri.10
Sedangkan menurut M. Bahri Ghazali, penyampaian ajaran
agama Islam yang tujuannya agar orang tersebut melaksanakan
ajaran agama dengan sepenuh hati.11
Dalam berbagai pengertian diatas, dapat diperoleh hal pokok
dari dakwah yaitu:
a. Dakwah adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan secara sadar,
sengaja dan terencana untuk mempengaruhi pihak lain.
b. Dalam kegiatan dakwah ditujukan agar dalam diri orang timbul
suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta
pengamalan terhadap ajaran agama dengan sepenuh hati tanpa
danya unsur paksaan, sehingga tercapai kemaslahatan dan
kebahagiaan didunia dan akhirat.
c. Dalam kegiatan dakwah ada usaha untuk:
- Mengajak umat manusia untuk mengikuti agama Allah
- Mengajak manusia pada kebajikan, memperbaiki kehidupan
yang lebih baik dan layak, dan mencegah mereka berbuat
keburukan.12
2. Unsur-unsur dakwah
10A Hasjmy, Dustur Dakwah Menurut Al- Qur’an ( Jakarta: Bulan Bintang,1994), 11 M Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif, membangun kerangka Dasar Ilmu Komunikasi
Da’wah 12 Syukir Asmuni, Dasar-dasra Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al- Ikhlas) h. 17-18
a. Subjek dakwah
Subjek Dakwah adalah orang yang melakukan
dakwah yang dalam bahasa Arab disebut da’i. Dalam
konteks keindonesiaan para da’i memiliki banyak sebutan
lain diantaranya maballigh, ustadh, kyai, ajengan, tuan guru,
teungku dan sebagainya. Hal ini didasarkan atas
efektifitasnya sama seperti da’i. Pada hal hakekatnya tiap-
tiap sebutan tersebut memiliki kadar kharisma dan keilmuan
berbeda-beda dalam pemahaman masyarakat Islam di
Indoneisa .13
b. Objek dakwah
Objek dakwah (Mad’u) adalah manusia yang menjadi
sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik
individu maupun kelompok, baik yang beragama Islam atau
pun bukan yang beragama Islam.
Pada pokoknya objek dakwah adalah manusia secara
keseluruhan bagi mereka yang sudah beragama Islam,
dakwah di maksudkan meningkat derajat dan kualitas
keimanan dan ketakwaan; sedang bagi yang belum masuk
Islam, yaitu jalan keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Di
13 Rafi’Udin, Djaleiel Maman Abdul Prinsip & Strategi Dakwah (Bandung:Pustaka
Setia) h. 21
dalam aktifitas dakwah, pengenalan terhadap karakteristik
objek dakwah merupakan satu keharusan tanpa hal ini
niscaya dakwah akan mengalami kegagalan.
c. Materi dakwah
Pada dasarnya materi dakwah islam tergantung pada
tujuan yang hendak dicapai. Namun secara gelobal dapatlah
dikatakan bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan
menjadi tiga hal pokok, yaitu; aqidah, syariah, akhlakul
karimah.
Keseluruhan materi dakwah pada dasarnya bersumber
dari dua sumber, yaitu al- Qur’an, al- Hadist, dan rakyu
ulama.14
d. Media dakwah
Pengertian media dakwah
Arti istilah media bila dilihat dari katanya (etimologi),
berasal dari bahasa latin yaitu “median”, yang berarti alat
perantara. Sedangkan kata media merupakan jamak dari
pada kata median tersebut.
Pengertian semantiknya media berarti segala sesuatu
yang dapat dijadikan sebagai alat (perantara) untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
14 Syukir Asmuni, Dasar-dasra Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al- Ikhlas) h. 61-64
Dengan demikian media dakwah adalah segala sesuatu
yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan dakwah yang telah di tentukan. Media dakwah ini
dapat berupa barang (material), orang, tempat, kondisi
tertentu dan sebagainya.
Beberapa media dakwah:
• Lembaga-lembaga pendidikan formal
• Lingkungan keluarga
• Organisasi-organisasi Islam
• Hari-hari besar Islam
• Media massa (radio, televisi, surat kabar dan majalah)
• Seni budaya15
e. Metode dakwah
Metode dakwah adalah suatu cara yag bisa ditempuh atau
cara yang di tentukan secara jelas untuk mencapai dan
menyelesaikan suatu tujuan, rencana, sistem cara pikir
manusia. Dapat pula di artikan sebagai kerangka kerja dan
dasar-dasar pemikiran untuk mendapatkan cara yang sesuai
dan tepat untuk mencapai suatu tujuan. Maka metode
dakwah adalah suatu cara yang bisa di tempuh atau cara yang
15 Ibid. h. 163-179
di tentukan secara jelas oleh da’i untuk mencapai dan
menyelesaikan suatu tujuan, rencana, system dan tata pikir
manusia dalam dakwah.16
f. Efek dakwah
Efek dakwah merupakan akibat dari pelaksanaan proses
dakwah dalam objek dakwah. Posistif atau negatif efek
dakwah itu berkaitan dengan unsur-unsur dakwah lainnya,
tidak bisa terlepas hubungannya. Akan tetapi keberhasilan
berdakwah tidak tampak jelas seperti seorang dokter
mengobati suatu penyakit. Penelitian permasalahan mengenai
efek dakwah akan menjadi umpan balik dan bermanfaat bagi
evaluasi unsur-unsur dakwah tersebut, agar dapat
mengimprovisasi proses dakwah selanjutnya.
Efek dakwah ada tiga aspek berikut :
1). Efek kognitip
Terjadi bila ada perubahan pada apa yang di ketahui, di
fahami atau di persepsi oleh objek dakwah, setelah mereka
menerima pesan / materi dakwah.
2). Efek afektip
Timbul bila ada perubahan pada apa yang di rasakan, di
senangi atau di benci, oleh objek dakwah yang terkait dengan
16 M. Syafaat Habib, Buku pedoman dakwah (Jakarta : Wijaya,1982), h.160
emosi, sikap serta nilai, setelah objek dakwah menerima
dakwah.
3). Efek behavior
Efek ini merupakan suatu bentuk efek dakwah yang
berkaitan dengan pola tingkah laku objek dakwah dalam
merealisasikan materi dakwah yang telah di sajikan dalam
kehidupan sehari-hari.17
B. Analisis Wacana Model Teun A. van Dijk
Analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi
selain analisis isi kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai.Jika
analisis isi kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan “apa”
(what), analisis wacana lebih melihat pada ‘bagaimana” (how) dari
pesan teks komunikasi. Melalui analisis wacana kita bukan hanya
mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan
itu disampaikan. Istilah wacana sekarang ini dipakai sebagai
terjemahan dari perkataan bahasa Inggris discourse, kata discourse
inipun berasal dari bahasa latin discurus, dis: dari dalam arah yang
berbeda dan currere: lari, sehingga berarti lari kian kemari.18
17 Nasrudin Razak, Metodelogi Dakwah (Semarang : Toha Putra, 1976) h.52
18 Alex Sobur, Analisis Teks Media : Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.68
Model yang dipakai van Dijk kerap disebut sebagai “kognisi
sosial’. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan lapangan
psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses
terbentuknya suatu teks. Nama pendekatan semacam ini tidak dapat
dilepaskan dari karakteristik pendekatan yang dikenalkan oleh van
Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada
analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik
produksi yang harus juga diamati. Melalui berbagai karyanya, van
Dijk membuat karangka analisis wacana yang dapat
didayagunakan. Ia melihat suatu wacana terdiri atas berbagai
struktur / tingkatan, yang masing –amasing bagian saling
mendukung. van Djik membaginya kedalam tiga tingkatan:19
1. Struktur makro
Ini merupakan makna global/ umum dari suatu teks yang
dapat di pahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema ini
bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari peristiwa.
Topik menggambarkan apa yang ingin di ungkapkan oleh
wartawan dalam pemberitaannya. Topik menunjukan konsep
19 Ibid, h. 73-74
dominan, sentral dan paling penting dari isi suatu berita. Oleh
karena itu, ia sering di sebut sebagai tema atau topik.20
Kata tema secara harfiah berarti “sesuatu yang telah di
uraikan” atau “sesuatu yang telah di tempatkan”. Kata ini berasal
dari kata Yunani tithenai yang berarti “menempatkan” atau
“meletakan”. Tema mempunyai beberapa pengertian menurut para
pakar sebagai berikut:
Menurut Keraf, “jika dilihat dari sudut sebuah tulisan yang
telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang di sampaikan
oleh penulis melalui tulisannya”.21
Budiman menjelaskan pengertian tema yaitu:
“Sebuah tema bukan merupakan hasil dari seperangkat elemen yang spesifik, melainkan wujud-wujud kesatuan yang dapat
kita lihat di dalam teks atau bagi cara-cara yang kita lalui agar beraneka kode dapat berkumpul dan koheren. Tematisasi
merupakan proses pengaturan tekstual yang di harapkan pembaca sedemikian sehingga dia dapat memberikan perhatian pada bagian-
bagian terpenting dari isi teks, yaitu tema”.22
Menurut Alex Sobur, tema adalah sebagai berikut:
“Kata tema sering disandingkan dengan apa yang di sebut topik.kata topik berasal dari kata Yunani topoi yang berarti tempat.
Topik secara teoritis dapat di gambarkan sebagai dalil (proposisi), sebagai bagian dari informasi penting dari suatu wacana dan
memainkan peranan penting sebagai pembentuk kesadaran sosial.
20 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakart : LKIS, 2006),
h.229 21 Gorys Keraf, Komposisi; Sebuah Penghantar Kemahiran Bahasa, ( Ende-Flores:
Nusa Indah, 1980), h 107 22 Kris Budiman, Kosa Semoetika, (Yogyakarta: LKIS, 1999), h 116
Topik menunjukan informasi yang paling penting atau inti pesan yang ingin di sampaikan oleh komunikator.”23
Teun A.van Dijk mendefinisikan tema atau topik di bawah
ini:
“Topik adalah sebagai struktur makro dari suatu wacana. Dari topik, kita bisa mengetahui masalah dan tindakan yang di ambil oleh komunikator dalam mengatasi suatu masalah. Tindakan,
keputusan, atau pendapat dapat di amati pada struktur makro dari suatu wacana.”24
Gagasan penting van Dijk, wacana umumnya dibentuk
dalam tata aturan umum (macrorule). Teks tidak hanya
didefinisikan mencerminkan suatu pandangan tertentu atau topik
tertentu, tetapi suatu pandangan umum yang koheren.25 Koheren
atau koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata atau
kalimat dalam teks.jadi, pandangan umum yang koheren berarti
sebuah kesimpulan dari suatu wacana yang merupakan isi cerita itu
sendiri dan merupakan pertalian dari satu subtopik dengan
subtopik lainya. van Dijk menyebutnya sebagai koherensi global
(global coherence), yakni bagian-bagian dalam teks kalau dirunut
menunjuk pada suatu titik gagasan umum,dan gagasan itu saling
mendukung satu sama lain untuk menggambarkan topik umum
tersebut. Topik menggambarkan tema umum dari suatu teks berita,
23 Alex Sobur, Analisis Teks media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis F raming, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h 75 24 Ibid.
25 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (yogyakarta: LKIS, 2006), h, 230
topik ini akan di dukung oleh sub topik lain yang saling mendukung
terbentuknya topik umum. Subtopik ini juga di dukung oleh
serangkaian fakta yang di tampilkan yang menunjuk dan
menggambarkan subtopik, sehingga, dengan sebagian yang saling
mendukung antara satu bagian dengan bagian yang lain, teks
secara keseluruhan membentuk teks koheren dan utuh.
2. Superstruktur
Superstruktur adalah kerangka suatu teks: bagaimana
struktur dan elemen wacana disusun dalam teks secara utuh.
Struktur skematik atau superstruktur pada elemen wacana
van Dijk adalah bagaimana bagian-bagian dalam teks di susun dan
di urutkan sehingga membentuk kesatuan arti.”26
“Struktur skematik menggambarkan bentuk umum dari
suatu teks. Bentuk wacana umum itu di susun dengan kategori atau
pembagian umum seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan
masalah, menutup, dan sebagainya. Dengan kata lain, menurut
Alex Sobur:
26 Ibid, h 23
“Struktur skematika memberikan tekanan: bagian mana
yang di dahulukan, dan bagian mana yang bisa dikemudikan
sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.”27
Menurut van Dijk, dalam konteks penyajian berita
umumnya secara hipotetik mempunyai dua kategori skema besar,
yaitu:
• Summary
Sumary pada umumnya ditandai dengan dua elemen yakni
judul dan lead (teras berita). Elemen skema ini merupakan elemen
yang dipandang paling penting. Judul dan lead umumnya
menunjukan tema yang ingin ditampilkan oleh wartawan dalam
pemberitaanya.
Judul biasanya dibuat semenarik mungkin, to attrack the
reader. Menurut Anwar, “judul berita (head line) pada dasarnya
mempunyai tiga fungsi, yaitu mengiklankan cerita atau berita,
meringkaskan atau mengiktisarkan cerita, dan memperbagus
halaman surat kabar.”28
Judul berita berfungsi membantu pembaca agar dapat
dengan cepat mengetahui apa topik yang di berikan dalam suatu
27 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar UntukAnalisis Wacana, Analisis
Semiotik dan AnalisisFraming, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),h. 76 28 Rosihan Anwar, Wartawan dan Kode Etik Jurnalistik, ( Jakarta: Jurnalindo
Aksara Grafik, 1996), h.11
berita.selain itu, dengan pilihan bentuk dan jenis huruf tertentu
(tipografi), judul berita berfungsi menarik perhatian pembaca
dengan cepat.29
Selain judul, elemen skema summary satu lagi yaitu lead.
Lead merupakan salah satu bagian dari berita selain body (tubuh
berita). Kunci untuk penulisan berita yang baik, sebagaimana
halnya penulisan featue, terletak pada paragraf pertama, yaitu lead.
Setiap reporter selalu sadar akan pentingnya lead. Begitu
pentingnya penulisan lead, sehingga banyak wartawan yang
terpaku agak lama di depan komputernya untuk mencari dan
memilih bagian mana yang paling pokok dalam suatu berita untuk
di jadikan lead.30 Lead umumnya sebagian pengantar ringkasan apa
yang ingin dikatakan sebelum masuk dalam isi berita secara
lengkap.”31
Lead adalah intisari berita yang menurut Alex Sobur
mempunyai tiga fungsi, yaitu:
a. Menjawab rumus 5W+1H ( who;what,where,when,why + how ). b. Menekankan newsfeature of the story dengan menempatkan
pada posisi awal c. Memberikan identifikasi cepat tentang orang, tempat dan
kejadian yang di butuhkan bagi pemahaman cepat berita itu
29 Ina Ratna Mariani dan June Kuncoro, Teknik Mencari dan Menulis Berita, (
Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 203 30 Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.77 31 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (yogyakarta: LkiS,
2006), h,232
Berita yang sifatnya langsung biasanya di tulis dengan gaya
piramida terbalik, di mana semua yang di anggap paling penting di
letakan pada lead atau intro dan mencakup semua unsur berita
yang lazim disebut 5W + 111 (what, who, where, when, why, how).
Tetapi, untuk berita yang berbentuk feature, lead tidak harus
menggunakan konsep seperti itu. Adalah karangan kreatif,
terkadang subjektif yang di rancang untuk menginformasikan
secara mendalam dan lengkap. Berbeda dengan new (berita),
feature menuntut kecakapan seseorang untuk menulis.
Pengetahuan yang luas tentang masalah yang di garap juga amat
membantu keunikan pokok bahasa features dan kemenarikan
penulisan karangan tersebut.32
Menurut Sudirman Tebba, jika semua tulisan menggunakan
gaya seperti itu, maka akan terlihat gaya penulisan berita yang
monoton, seragam, tidak bervariasi, sehingga mungkin tidak
menarik dan membosankan.33
• Story
Story adalah isi berita secara keseluruhan.secara hipotetik,
elemen ini juga mempunyai dua subkategori, yaitu situasi (proses
32 Ina Ratna Mariani dan June Kuncoro, Teknik Mencari dan Menulis Berita,
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 50 33 Sudirman Tebba, “Konsep Berita”: Makalah Mata Kuliah Jurnalistik, ( Jakarta:
UIN Syahid, 2006
atau jalannya peristiwa) dan komentar yang di tampilkan dalam
teks.
Subkategori situasi yang menggambarkan kisah suatu
peristiwa, terdiri atas dua bagian: episode atau kisah utama dan
latar untuk mendukung episode yang di sajikan kepada khalayak.
Selanjutnya adalah tentang komentar yang di tampilkan
dalam teks. Menurut Erianto, subkategori komentar
menggambarkan bagai mana pihak-pihak yang terlibat
memberikan komentar atas suatu peristiwa, secara hipotetik terdiri
atas dua bagian. Pertama, reaksi atau komentar verbal dari tokoh
yang di kutip oleh wartawan, dan kedua, kesimpulan yang di ambil
oleh wartawan dari komentar berbagai tokoh.34
3. Struktur mikro
Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat di amati
dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat,
parafrase yang dipakai dan sebagainya. Struktur mikro terdiri dari
empat pengamatan, yakni: semantik, sintaksis, stilistik, dan
retoris.35
C. Kognisi Sosial
34 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta: LKIS,
2001), h.232 35 Ibid., h. 233
Pemahaman si penulis teks terhadap apa yang di tulisnya
yakni ; seberapa banyak sebenarnya pengetahuan yang dimiliki
penulis khususnya teks yang ditulisnya.
Struktur ini menekankan pada bagaimana peristiwa
dipahami, didefinisikan, kemudian di tampilkan dalam suatu
model. Proses terbentuknya teks pada tahap ini, memajukan
informasi yang digunakan untuk menulis dari suatu wacana.
D. Konteks Sosial
Kondisi realita masyarakat atau faktor-faktor mempengaruhi
cerita atau teks yang berasal dari luar. Menurut van Dijk struktur
ini melihat bagaimana teks dihubungkan lebih jauh dengan
struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam publik
atau suatu wacana. Kontek sosial berusaha memasukan semua
situasi dan hal yang berbeda di luar teks dan mempengaruhi
pemaikan bahasa.
Contoh : Dari judul pembantu Rasulullah
“Selama 10 tahun pembantunya bekerja, Rasulullah tidak
pernah berlaku kasar kepadanya. Artinya si penulis ini mencoba
menekankan dialog seperti diatas, ada kemungkinan pada pembaca
akan merasa takjub akan perbuatan baik yang akan dilakukan oleh
Rasulullah, yaitu dengan tidak memperlakukan kasar pada
seseorang pembantu.
Judul dialog Waraqah dan Khadijah “Rasulullah makan
sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang” artinya kita sebagai
manusia harus mengikuti ajaran Rasulullah yang seperti dilakukan
di atas karena itu sangat baik pun untuk kesehatan kita juga.
Berikut ini adalah uraian elemen wacana van Dikj :
Tabel 1
Elemen Wacana Van Dijk
Struktur Wacana
Hal yang diamati Elemen
Struktur makro
TEMATIK (Apa yang dikatakan?)
Topik
Superstruktur
SKEMATIK (Bagaimana Pendapat disusun dan
dirangkai?)
Skema
Struktur Mikro
SEMANTIK (Makna yang ingin ditekankan
dalam teks berita)
Latar, detail maksud, praanggapan, pengingkaran
Tematik
Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari satu
teks.bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan,atau dari suatu
teks. Topik menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh
wartawan dalam pemberitaannya. Topik menunjukan konsep
dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu berita. Oleh
karenanya,ia sering disebut sebagai tema atau topik. Topik
menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau gagasan inti
dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa.
Skematik
Menurut van Dijk, arti dari skematik adalah strategi wartawan
untuk mendukung topik tertentu dari skematik adalah strategi
Sruktur Mikro
SINTAKSIS (Bagaimana pendapat
disampaikan?)
bentuk kalimat, koherensi, kata ganti
STILISTIK (Pilihan kata apa yang dipakai?)
Leksikon
RETORIS
(Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan?)
Grafis, Metafora, Ekspresi
wartawan untuk mendukung topik tertentu. Skematik menunjukan
tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang
disembunyikan sebagai bagian dari strategi penting. Upaya
penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan dibagian akhir
agar terkesan kurang menonjol . meskipun mempunyai dua kategori
skema besar. Pertama, summary yang umumnya ditandai dengan dua
elemen yakni judul dan lead. Kedua, story yakni isi berita secara
keseluruhan.
Semantik
Semantic berkaitan dengan makna yang ingin di tekankan
dalam berita. Semantic yang di maksud adalah bagaimana
menampilkan elemen latar, detil, dan maksud.
Sintaksis
Secara etimologis, kata sintaksis berasal dari kata yunani
(sun=’dengan’+tattein+’menempatkan’). Jadi kata sintaksis secara
etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi
kelompok kata atau kalimat(padeta,1994:85).
Latar
Latar merupakan bagian dari berita yang dapat mempengaruhi
semantic (arti) yang ingin ditampilkan. Seorang wartawan biasanya
menulis latar belakang peristiwanya. Latar belakang tersebut
menentukan kearah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Latar
dipakai dibagian awal sebelum opini wartawan yang sebenarnya
muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa
opininya itu memiliki alasan yang kuat.
Latar digunakan untuk menyediakan dasar hendak kemana teks
dibawa. Ini merupakan cerminan ideologis, dimana wartawan
mwnyajikan latar belakang dapat juga tidak, tergantung pada
kepentingan mereka.
Detil
Elemen ini berkaitan dengan kontrol informasi yang berguna
bagi dirinya, dan akan meredam informasi yang merugikannya. Ini
merupakan strategi dimana wartawan mengemukakan sikap secara
implisit. Hal ini akan menggambarkan pengembangan wacana yang
dilakukan oleh media. Hal ini layak untuk dipertimbangkan sehingga
efek yang muncul pada khalayak sudah dapat diprediksi.
Maksud
Elemen ini relatif identik dengan elemen detil, dimana elemen
ini ditinjau dari informasi yang menguntungkan komunikator atau
tidak, apabila mengumtungkan akan diredam informasi itu. Elemen ini
menonjolkan praktek berbahasa tertentu untuk menyampaikan
maksudnya.
Sintaksis
Pra-anggapan
Pernyataan pra-anggapan (presupposition) merupakan
pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Pra-
anggapan ini merupakan sebuah fakta yang belum terbukti
kebenarannya terutama bila dikaitkan dengan wacana yang sedang
dikembangkan.
Pengingkaran
Pengingkaran adalah suatu bentuk praktek wacana yang
menggambarkan bagaimana wartawan menolak suatu gagasan
meskipun pada mulanya terkesan menyetujui gagasan tersebut.
Pengingkaran ini biasanya ditandai dengan pengguanaan kata tetapi,
namun, akan tetapi, walaupun demikian, dan sejenisnya.
Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat adalah pengertian sederhana dari prinsip
kalimat yang berpolakan subjek-objek-predikat, bentuk kalimat ini
bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi
menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam
kalimat berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari
pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi
objek dari pernyataannya. Dengan permaianan pertukaran ini
struktur kalimat bisa dibuat menjadi aktif maupun pasif.
Koherensi
Koherensi adalah jalinan antar kata, kalimat dalam teks. Dua
kalimat yang berbeda secara factual dapat digabungkan sehingga
kelihatan berhubungan. Koherensi ini berciri khas menggunakan kata
penghubung (konjungsi). Kata penghubung inilah yang akan
membentuk suatu koherensi yang diinginka oleh wartawan.
Koherensi Kondisional
Koherensi kondisional ditandai dengan penggunaan anak
kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan induk kaliamat sehingga
ada atau tidak adanya anak kalimat itu tidak akan mengurangi arti
kalimat. Anak kalimat itu menjadi cermin kepentingan komunikator
karena ia dapat memberi keterangan yang baik / buruk terhadap suatu
pernyataan.penggunaan konjungsi juga lazim ditemui dalam bentuk
ini.
Koherensi Pembeda
Kalau koherensi kondisional berhubungan dengan pertanyaan
bagaimana dua peristiwa dihubungkan / dijelaskan, maka koherensi
pembeda berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua peristiwa
atau fakta itu hendak dibedakan. Dua buah peristiwa dapat seolah
dibuat seolah-olah saling bertentangan dan bersebrangan (contrast)
dengan menggunakan koherensi ini.
Kata Ganti
Kata ganti adalah sebuah elemen yang digunakan untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan sebuah gambaran
komunitas yang imajinatif. Dengan teknik ini komunikator
menunjukan posisinya didalam suatu wacana. Seperti menggunakan
kata kita, mereka, kami, dan dia.
Stilistik
Stilistik berhubungan dengan pilihan kata yanga dipakai dalam
sebuah berita yang disebut juga dengan leksikon. Pemilihan kata yang
tersedia bukan hanya didasari factor ideologis, pemilihan makna
kalimat dan ekspresi yag ditimbulkan.’’’’(gorie kraf, diksi dan gaya
bahaa, (Jakarta: PT.gramedia pustaka utama, 1991), h.22-30)
Retoris
Retoris berkaitan dengan bagaimana dan dengan cara apa
penekanan dilakukan. Ini berhubumgam dengan grafis (membedakan
tulisan satu kalimat dengan kalimat lain) yang dilakukan dengan
tulisan miring, huruf tebal, diperbesar, huruf besar.
Leksikon
Elemen ini digunakan untuk menandakan cara seseorang
melakukan seleksi kata, diantara beberapa kata itu seseorang dapat
memilih diantara kata yang tersedia. Dengan demikian pilihan kata
yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi pilihan itu
merefleksikan ideologinya terhadap sebuah realita.
Grafis
Elemen ini merupakan upaya penonjolan akan sesuatu hal yang
dianggap penting dalam suatu teks. Misalnya ditandai dengan
penggunaan huruf tebal, huruf miring, garis bawah, font yang lebih
besar dari normal, caption, raster grafik, gambar, agka, table, foto,
gambar dan sejenisnya, untuk memberikan efek kognitif, dimana ia
mengontrol perhatian dan ketertarikan secara intensif dan
menunjukan apakah suatu informasi itu dianggap penting dan
menarik sehingga perhatian harus difokuskan padanya.
Metafora
Dalam suatu wacana, seorang wartaan tidak hanya
dimenyampaikan pesan lewat teks, tetapi juga kiasan, ungkapan,
metafora yang diamaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu
berita. Akan tetapi, pemakaian metafora tertentu bisa jadi menjadi
petunjuk utama untuk megerti makna suatu teks. Metafora tertentu
dipakai oleh wartawan secara strategis sebagi landasan berfikir, alasan
pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada publik.
Biasanya menggunakan kepercayaan masyarakat, ungkapan yang
diambil dari ayat-ayat suci, semuanya dipakai untuk memperkuat
pesan utama.
Sumber : Diadopsi dari Eriyanto36
Menurut van Dijk, meskipun terdiri atas berbagai elemen,
semua elemen tersebut merupakan satu kesatuan, saling berhubungan
dan mendukung satu sama lainnya. Makna global dari suatu teks
36 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta: LkiS,
2001), h. 228-229
(tema) didukung oleh kerangka teks dan pada akhirnya pilihan kata
dan kalimat yag dipakai.37
E. Majalah Sebagai Media Dakwah Bi al-Qalam
Berdakwah adalah menyeru dan mengajak orang lain untuk
memeluk agama Islam atau untuk memperdalam pengetahuan
tentang agama Islam. Materi atau bahan yang akan disampaikan
dalam berdakwah tentu harus sesuai dengan al-qur’an dan hadis.
Selain itu, ditambah dengan buah pemikiran tokoh dan ulama,
problem yang dihadapi, wilayah tempat tinggal, dan seterusnya.
Oleh karena itu, dewasa ini dakwah tidak hanya dilakukan dengan
cara ceramah di depan mad’u atau tatapan muka antara da’i
dengan mad’u malainkan sudah melalui media masa sebagai sarana
yang di pergunakan dalam dakwah. Salah satu media yang di
gunakan untuk berdakwah adalah majalah. Majalah sangat efektif
untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah, karena dijual ditempat
umum dan dinikmati oleh pembaca secara umum, jadi
jangkauannya lebih luas. Selain itu, majalah juga dapat dibaca
berulang-ulang sehingga memberikan pemahaman secara
37 Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.26
mandalam dibandingkan jika seorang mad’u hanya mendengarkan
ceramah saja.
Majalah biasanya mempunyai segmentasi pasar yang
berbeda-beda, misalnya ada majalah khusus remaja, majalah
wanita, kesehatan, entertainmen, dsb. Tetapi pada penelitian ini
akan dibahas tentang majalah sebagai media dakwah bi al-qalam,
khusus majalah sebagai media dakwah muslimah.
Pengertian majalah adalah terbitan berkala yang isinya
meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik
actual yang patut diketahui oleh pembaca. Majalah memuat
beragam artikel berupa informasi, dan hiburan yang dilengkapi
ilustrasi seperti foto dan gambar.38
Berdakwah melalui majalah yang memiliki ciri khusus sesuai
dengan sasaran pembacanya sangat tepat di lakukan, karena isi
pesan yang di sampaikan tidak jauh dari pandangan dan
pengalaman pihak pembaca, serta sumber isi pesan memilki nilai
kredibilitas (aktual, dsb) dan sesuai dengan kehidupan pembaca.39
Melihat efektifnya media masa, dalam hal ini majalah, sangat
membantu dalam menyebarkan nilai-nilai Islam. Setelah membaca
majalah, maka orang akan mengetahui sebuah berita. Apalagi jika
38 “Majalah” Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, Jakarta : PT Ikhtiar Baru van Hoeve, Cet.
Ke-1, Jilid 6, h. 122 39 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1999), h. 105
mengkonsumsi majalah sesuai dengan usia atau kebutuhan, bagi
seorang ibu misalnya membaca majalah khusus kaum ibu, maka
akan sangat membantu dalam menemukan informasi-informasi
penting seputar ibu. Dan bagi seorang muslimah secara umum,
majalah dengan sasaran pembaca muslimah sangat sesuai untuk
dibaca. Majalah seperti ini dapat dijadikan referensi dalam mencari
informasi up to date, mengembangkan pengetahuan Islam, juga
sangat membantu perannya sebagai seorang muslimah yang ber
ilmu pengetahuan.
Pesan-pesan dalam majalah pada dasarnya merupakan
ungkapan hati penulisnya, mewakili visi misi majalah tersebut, dan
bagi majalah dengan tujuan dakwah maka salah satu tujuannya
adalah mendapat ridho Allah SWT.
Maka jika materi dalam majalah dakwah dikemas secara
baik, pasti akan diminati pembaca. Pesan-pesan yang mengena
dihati penbaca tentu akan berpengaruh terhadap kehidupan sehari-
hari dalam bersikap dan berprilaku. Karena media masa akan
menimbulkan efek, baik yang positif maupun yang negatif.
BAB III
GAMBARAN UMUM MAJALAH DIDIK
A. Sejarah Berdirinya
Sejarah berdirinya sebuah majalah adalah momen yang
tidak bisa dilupakan karena merupakan awal dari perjalanan karir
majalah tersebut. Di mulai dari sejarah. Edisi demi edisi di rintis
dan terus berkembang menjadi sebuah majalah “berhasil” begitu
juga dengan majalah Didik. Sebagai sebuah majalah anak-anak
yang sangat di gemari oleh anak-anak. Majalah Didik ini
mempunyai Readers Club, yakni sebuah komonitas dimana
membahas isi dari rubrik-rubrik yang terdapat pada majalah ini
rutin diadakan setiap setelah bulan penerbitan. Misalnya majalah
didik terbit bulan Januari. Maka bulan Februari Majalah Didik
menerbitkan edisi perdana pada bulan Maret 2006. majalah
bulanan akan diadakan pertemuan Didik Club. Jadi majalah ini
tidak sekedar menjual melainkan juga memberikan tindak lanjut
yang bermanfaat bagi pembaca Majalah. Ini didirikan oleh
beberapa muslim atau muslimah (Doktor, Ekonomi, Pengacara, dll)
yang merasa prihatin dengan kurangnya majalah anak-anak yang
benar-benar islami ditengah maraknya media lain saat ini.
Majalah Didik pertama kali terbit dengan tiras 4.200 eksemplar
dengan wilayah sebaran hingga berbagai kota besar di Indonesia.
Tiras majalah telah meningkat hingga 5.000-6.000 eksemplar yang
seluruhnya diserap oleh pelanggan dan mulai didistribusikan di
berbagai toko buku dan agen penyalur majalah.
B. Rubrikasi Majalah Didik
a. Rubrik sirah : menceritakan kisah para Nabi.
b. Cergam :(cerita bergambar)
c. Sebuah cerita anak lalu berisikan doa tetapi dikemas dalam
sebuah cerita.
d. Rubrik uswah : menceritakan suatu keteladanan para Nabi
e. Kitabah huruf arab : Belajar membaca atau menulis huruf
arab.
f. Ciptaan Allah : Sebuah ilmu pengetahuan yang dikemas dalam
sebuah cerita.
g. Bahasa Inggris : mengajarkan bahasa Inggris
h. Kisah : yaitu rubrik yang menceritakan suatu kejadian penting
dalam sejarah Islam.
i. Sohib didik : fens club yang ingin berbagi pengalaman.
j. Surat dinda : beberapa surat pembaca
37
k. Rubrik fasion : yaitu rubrik mengimformasikan tentang gaya
baju terbaru.
l. Hikayah : Memuat pengetahuan dalam bidang apa saja .
C. Visi dan misi
Visi
Yaitu menciptakan generasi muda yang robani yang kreatif,
berilmu, dan berakhlak.
Misi
Mencoba melahirkan anak-anak islami dan mengembangkan nilai-
nilai islami dalam kehidupan dunia anak-anak.
Rubrikasi majalah Didik
Rubrikasi Majalah Didik saat pertama kali terbit pada bulan Maret
2006 terdiri dari 8 rubrik.
D. Struktur redaksi Majalah didik
Struktur redaksi majalah Didik tak ubahnya seperti struktur
organisasi pada umumnya, yaitu dengan adanya pimpinan dan staf-
staf, tetapi struktur redaksi berikut nomenklatur untuk nama
jabatan sangat berbeda sekali dengan kebanyakan perusaan non
media, struktur redaksi Didik yaitu terdiri atas:
Penerbit :PT. VARIAPOP GROUP
Penasehat :Mustafa bin H.Ton
Penasehat bidang agama :Prof. DR. Buya Sidi Ibrahim
Penasehat Ilustrasi :NBC Sukma
Pemimpin Umum :Wirdaningsih Aminudin Yunus
Wakil Pemimpin Umum :Eddy Syahwardi Aminuddin yunus
Kuasa Hukum :Raja Arliusmar, SH.
General manager Promosi Iklan :Mahjudin Mansur
Pemimpin Redaksi :Cut Ummi Kalsum
Wakil Pemred/koordinator illustrator :Ali Yoppy
Sekretaris Redaksi :Rima Julian Sari
Staf Redaksi:M. Imran Laha
Illustrator :Abd. Razak, Malik Ridwan
Team Grafis :M. Yossy
Fotografer :Dewi, Taufik, Fahri, Iqbal
Sirkulasi:Roni Wardhana
EDP :Tubagus Yusuf, Tubagus Ai
Bagian Umum :Junaidi
Berikut adalah biodatadari penulis teks pada “Rubrik
Uswah” edisi Maret-April 2007. Majalah Didik.
Nama : Cut umi kalsum
Tempat/tgl lahir : 5 Februari 1979
Status : Menikah
Pekerjaan : Penulis, Wartawan Majalah Didik, Guru.
Pendidikan :
1. SDN kali baru kulo 1 banyu wangi
2. SMPN 1 Kali Baru Banyuwangi
3. SMAN2 Banyuwangi
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Aktivitas : Pemimpin Redaksi Majalah Didik
Staf Devisi Media HTI
Kontributor rubrik wanita dan keluarga tabloid suara islam
Pengisi kajian keislaman.
BAB IV
ANALISIS WACANA RUBRIK USWAH MAJALAH DIDIK
A. Dialog Khodijah dengan Waraqah
Edisi 12 januari 2007
Saat Rasulullah tertidur, khadijah berjalan tergesa-esa kerumah
anak pamannya Waraqah bin Naufal. Ia pendeta Nasrani yang sudah
menerjemahkan Bible ke dalam bahasa Arab. Khadijah ingin
berdiskusi dengan Naufal tentang peristiwa yang dialami suaminya.
“Suamiku baru menerima wahyu dari jibril. Apa komentarmu?”
kata Khadijah. “Dimana ia sekarang?” Tanya Waraqah. “Sedang
istirahat di rumah” kata Khadijah. “Jagalah ia dengan sebaik-
baiknya!” kata Waraqah.
“Kenapa kau berbicara begitu?” kata Khadijah. “Suamimu itu
telah dipilih Tuhan,” kata Waraqah. “Maksudmu?” tanya Khadijah.
“Ia memenuhi tanda sebagai utusan Tuhan!”. Jawab Waraqah.
Khadijah pamit kepada Waraqah bin Naufal dan pulang ke
rumahnya dengan jalan agak tergesa-gesa. Di rumah ia melihat
Rasulullah masih tertidur pulas.
Saat malam Rasulullah sudah pulih. Bersama Khadijah dan anak-
anaknya Rasulullah makan malam. Rasulullah selalu makan sebelum
lapar dan berhenti sebelum kenyang. Sehingga selalu sehat dan jarang
sakit.
Kemudian Kadijah berkata: “Tadi aku berdiskusi dengan Waraqah
bin Naufal”. “Tentang apa? Tanya Rasulullah. “Peristia yang kakanda
alami’ kata Khadijah. “Apa komentarnya?” tanya Rasulullah. “Itu
wahyu adari Allah,” ujar Khadijah.
No. Struktur
Wacana
Elemen Hal yang diamati
1 Struktur
Makro
Tematik * Dialog Khadijah dengan Waraqah
2 Superstrukt
ur
Skematik *Percakapan istri Nabi Muhamad
dengan anak pamanya Waraqah
bin Naufal
3 Struktur
Mikro
Semantik
(Latar)
*Paragraf 1 : Saat rasulullah
tertidur, Khadijah berjalan tergesa-
gesa kerumah anak pamanya
Waraqah bin Naufal. Ia pendeta
Nasrani yang sudah
menerjemahkan Bible kedalam
bahasa Arab. Khadijah ingin
berdiskusi dengan Naufal tentang
42
peristiwa yang dialami suaminya.
*Paragraf 2 : “Suamiku baru
menerima wahyu dari jibril. Apa
komentarmu?” kata Khadijah.
“Dimana ia sekarang ?” Tanya
Waraqah. “Jagalah ia dengan
sebaik-baiknya !” kata Waraqah.
*Paragraf 3 : “Kenapa kau bicara
begitu?” kata Khadijah. “Suamimu
itu telah dipilih Tuhan.” Kata
Waraqah. “Maksudmu?” tanya
Khadijah, “Ia memenuhi tanda
sebagai utusan Tuhan!” Jawab
Waraqah.
4 Struktur
Mikro
Semantik
(Detil)
*Paragraf 3 : “Kenapa kau bicara
begitu?” kata Khadijah. “Suamimu
itu telah dipilih Tuhan” kata
Waraqah, “Maksudmu?” tanya
Khadijah, “Ia memenuhi tanda
sebagai utusan Tuhan!” jawab
Waraqah.
*Paragraf 5 : Saat malam
Rasulullah sudah pulih. Bersama
Khadijah dan anak-anaknya
Rasulullah makan malam.
Rasulullah selalu makan sebelum
lapar dan berhenti sebelum
kenyang. Sehingga selalu sehat dan
jarang sakit.
5 Struktur
Mikro
Semantik
(Maksud)
*Paragraf 5 : Saat malam
Rasulullah sudah pulih. Bersama
Khadijah dan anak-anak….
Rasulullah selalu makan sebelum
lapar dan berhenti sebelum
kenyang. Sehingga selalu sehat dan
jarang sakit.
6 Struktur
Mikro
Sintaksis
(Bentuk
Kalimat)
*Paragraf 2 : “Suamiku baru
menerima wahyu dari Jibril. Apa
komentarmu? “tanya Waraqah.
“Sedang istirahat dirumah.” Kata
Khadijah. “Jagalah ia dengan
sebaik-baiknya!” Waraqah.
* Paragraf 3 : “Kenapa kau bicara
begitu?” kata Khadijah.”Suamimu
itu telah dipilih Tuhan” kata
Waraqah. “Maksudmu?” tanya
Khadijah. “ia memenuhi tanda
sebagai utusan Tuhan!” jawab
Waraqah.
7 Struktur
Mikro
Sintaksis
(Koherens
i)
*Paragraf 1 : Saat Rasulullah
tertidur. Khadijah berjalan tergesa-
gesa kerumah anak pamanya
Waraqah bin Naufal…
*Paragraf 5 : Saat malam
Rasulullah sudah pulih. Bersama
Khadijah dan anak-anaknya
Rasulullah makan malam.
8 Struktur
Mikro
Sintaksis
(Kata
Ganti)
*Paragraf 1 :…..Ia pendeta Nasrani
yang sudah menerjemahkan Bible
kedalam bahasa Arab.
*Paragraf 2 : “Dimana ia
sekarang?”…”Jagalah ia dengan
sebaik-baiknya!”
*Paragraf 3 : …Ia memenuhi tanda
sebagai utusan Tuhan!
*Paragraf 4 : Dirumah ia melihat
Rasulullah masih tertidur.
*Paragraf 6 : Kemudian Khadijah
berkata : “Tadi Aku berdiskusi
dengan Waraqah bin
Naufal”…”Peristiwa yang Kakanda
alami.”
Kita bisa melihat dari kejadian ini kita bisa tahu apa yang dialami
dan pada awal dari Muhammad yang di pilih Tuhan untuk menjadi
Nabi dan Rasul, yang Pada saat itu pendeta Nasrani yaitu Waraqah
bin Naufal meberitahu kepada Siti Khadijah, Ia adalah istri
Rasulullah. Mereka berdialog tentang bahwa suaminya telah
menerima wahyu dari malaikat Jibril. Rasulullah telah di pilih Tuhan
karena ia telah memenuhi tanda sebagi utusan Tuhan. Disamping itu
Rasulullah mempunyai kebiasaan yang sangat baik yang patut kita
tiru, yaitu Rasulullah selalu makan sebelum lapar dan berhenti
sebelum ia merasa kenyang.
Selanjutnya secara rinci dapat di uraikan sebagai berikut:
o Tematik, sebagaimana sudah di bahas diatas tema judul ini yaitu
tentang peristiwa Rasulullah yang telah menerima wahyu dari
Allah melalui perantara malaikat jibril yaitu tentang tanda dari
Rasulullah yang telah menjadi utusan Tuhan.
o Skematik, tulisan ini bersifat piramida terbalik yang diawali dengan
pendahuluan lalu penjelasan tentang Rasulullah yang merupakan inti dari
tulisan dan sekaligus menjadi penutup.
o Semantik (Latar, detail, maksud) dalam tulisan ini latarnya bersifat positif
karena dalam hal ini penulisan judul rubrik ingin memberitahukan peristiwa
yang dialami suaminya siti khodijah yaitu Nabi Muhammad yang telah
menerima wahyu dari Allah.
o Sintaksis (bentuk kalimat, koherensi, kata ganti) pada tulisan ini
menggunkan bahasa ilmiah (formal) dan didukung dengan gambar, caption
dan huruf tebal.
B. Lahirnya Nabi Isa a.s.
Edisi 11 febuari 2007
Pada suatu hari datanglah malaikat Jibril dalam bentuk manusia
mendekati Mariyam dipengabdiannya “Sesungguhnya aku berlindung
daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang
yang bertaqwa’” kata Maryam (QS. M aryam,ayat 18).
“Sesungguhnya aku ini hanyakah seorang utusan Tuhanmu, untuk
memberimu seotang anak laki-laki yang suci,” kata malaikat Jibril
(QS.Maryam,ayat 19). Bagaimana akan ada bagiku anak laki-laki,
sedangkan tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku
bukan (pula)seorang pezina!” (QS. Maryam, ayat 20). “Demikianlah,
Tuhanmu berfirman: hal itu adalah mudah bagi-Ku,dan agar dapat
Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat
dari kami, dan hal itu adalah suatu pekara yang sudah diputuskan”
(QS.Maryam,21).
Atas kuasa Ilahi maka hamilah Maryam sang perawan suci, tanpa
adanya seorang suami yang dapat menemani. Gemparlah seluruh kota
mendengar hamilnya sang perawan yang dikenalnya sebagai wanita
suci yang saleh. “Dasar wanita jalang. Selama ini kita tertipu. Pintar
sekali dia menyembunyikan belangnya,” kata salah seorang warga.
“Iya, aku juga muak. Tiap hari yang dilakukannya hanya ibadah,
hingga dia hidup di pondok sendirian. Nggak tahunya perbuatannya
seperti binatang,” kata warga yang lain.
“Ayo kita usir dia, jangan sampai kota ini terkena musibah karena
ulahnya,” kata yang lain lagi. “Setuju…, setuju…, setuju…”. Bulan
demi bulan berlalu dengan perut yang semakin membesar, Maryam
pindah dari satu tempat ketempat yang lain. Menghindari cacian serta
perlakuan fisik masyarakat. Dengan menahan rasa sakit akan
melahirkan disandarkan tubuhnya pada sebatang pohon kurma
sendirian tanpa keluarga yang dapat menemani sedih juga takut
menyergapnya.
“Ya Allah, bagimana nasib anakku nanti? Disini sepi sekali, aku
juga tidak memiliki air dan makanan persediaan”. Karena kuasa-Nya
mengalirlah anak sungai di bawahnya, dan berjatuhan buah kurma
yang masak lagi ranum. Balasan untuk orang yang selalu sabar dan
menyerahkan segala urusan pada-Nya.
Oa… oa… oaa… lahirlah bayi laki-laki suci tanpa ayah pilihan
Allah. “ janganlah kau bersedih hati, sesungguhnya Tuhannu telah
menjadikan anak sungai dibawahmu dan goyangkanlah pangkal
pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan
buah yang masak padamu’” kata malaikat Jibril (QS.Maryam, ayat24-
25).
No. Struktur
Wacana
Elemen Hal yang diamati
1 Struktur
Makro
Tematik Lahirnya Nabi Isa as.
2 Superstrukt
ur
Skematik Hamilnya Siti Mariyam sang
Perawan Suci
Gemparnya seluruh kota
mendengar hamilnya sang
Perawan yang dikenalnya
sebagai wanita suci yang saleh
3 Struktur
Mikro
Semantik
(Latar)
Paragraf 1 : Pada suatu hari
datanglah Malaikat Jibril dalam
bentuk manusia mendekati
Mariyam di pengabdiannya
Paragraf 2 : Sesungguhnya aku
ini hanya orang seorang utusan
Tuhanmu, untuk memberimu
seorang anak laki-laki yang suci,
“Kata Malaikat Jibril” QS :
Mariyam (19) ayat 9).
“Bagaimana akan ada bagiku
anak laki-laki sedang tidak
pernah seorang pun manusia.
Paragraf 3 : Atas kuasa Ilahi
maka hamilah Mariyam sang
Perawan suci tanpa adanya
seorang suami yang dapat
menemani gemparlah seluruh
kota mendengar hamil sang
perawan dikenalnya sebagai
perawan suci yang saleh.
4 Struktur
Mikro
Semantik
(Detail)
Paragraf 3 : Atas kuasa Ilahi
maka hamilah Mariyam sang
perawan suci tanpa adanya
seorang suami yang dapat
menemani gemparlah seluruh
kota mendengar hamilah sang
perawan dikenalnya sebagai
perawan suci yang saleh ….
Paragraf 4 : Bulan demi bulan
berlalu dengan perut yang
semakin membesar, Mariyam
pindah dari tempat ke tempat
yang lain menghadiri cacian
hingga perlakuan fisik
masyarakat.
Paragraf 6 : Oaa …… Oaa …..
Lahirlah bayi laki-laki suci
tanpa ayah pilihan Allah.
5 Struktur
Mikro
Semantik
(Maksud)
Paragraf 2 : …. “Demikianlah,
Tuhan berfirman : hal itu adalah
mudah bagiku, dan agar dapat
kami menjadikannya suatu
tanda bagi manusia dan sebagai
rahmat bagi kami, dan hal itu
adalah suatu perkawa yang
sudah diputuskan”/ (QS.
Maryam, [19] ayat 21).
6 Struktur
Mikro
Semantik
(Pra anggapan)
Paragraf 3 : ……. “Dasar wanita
jalang. Selama ini kita tertipu.
Pintar sekali dia
menyembunyikan belangnya”.
Kata salah seorang warga. “Iya,
aku juga muak tiap hari yang
dilakukannya hanya ibadah,
hingga hidup di pondok
sendirian. Nggak tahunya
perbuatannya seperti binatang
….
7 Struktur
Mikro
Sintaksis
(Kata
ganti)
Paragraf 1 : …. “Sesungguhnya
aku dari padamu kepada tuhan
yang maha pemurah, jika kamu
seorang yang bertakwa.
Paragraf 2 ; “Sesungguhnya aku
ini hanyalah seorang utusan
Tuhanmu … “Bagaimana akan
bagiku akan ada anak …. Tak
pernah seorang manusia
menyentuhku dan aku bukan
pula … Hal itu adalah mudah
bagi kami menjadikannya suatu
tanda bagi manusia …. Sebagai
rahmat dari kami.
Paragraf 3 : …. Pintar sekali dia
menyembunyikan belangnya …
Iya, aku juga muak. Tiap hari
yang dilakukannya hanya ibadah
…. “Ayo kita usir dia …
Paragraf 5 : …… Balasan untuk
orang yang sabar dan
menyerahkan segala urusan
kepadanya.
Paragraf 6 : Janganlah kamu
bersedih hati sesungguhnya
Tuhanmu telah menjadikan
anak.
8 Stilistik
(Leksikon)
Paragraf 2 : “Sesungguhnya aku
ini hanyalah seorang utusan
Tuhanmu, untuk memberimu
seorang anak laki-laki yang suci,
“kata malaikat Jibril (QS.
Maryam) [19] ayat 119) …. Tiap
hari yang dilakukannya hanya
ibadah, hingga dia hidup
dipondok sendirian. Ngga
tahunya perbuatannya seperti
binatang …..”.
9 RETORIS
(Metafora
Paragraf 3 : “Dasar wanita
jalang. Selama ini kita tertipu.
) Pintar sekali dia
menyembunyikan belangnya,”
…. “Iya aku juga muak tiap hari
yang dilakukannya hanya
ibadah, hingga dia hidup
dipondok sendirian. Ngga
tahunya perbuatannya seperti
binatang” …..
Dalam certita lahirnya Nabi Isa a.s kita bisa melihat betapa
besar perjuangan Siti Mariyam yang mempertahankan seorang anak
yang dikandungnya. Ia bertahan hidup walau hujatan, caci maki
bahkan perlakuan yang tidak sepantasnya ia terima. Sampai ia di usir
dari kampung halamannya ia bertahan karena ia percaya akan wahyu
dari Allah yang disampaikan melalui malaikat Jibril. Hingga akhirnya
ia melahirkan seorang putra yaitu Nabi Isa a.s seorang anak laki-laki
yang Allah titipkan kepada Mariyam walaupun ia tidak memiliki
suami, Mariyam adalah wanita sang perawan yang taat beribadah.
Demi perintah Allah ia rela menjalankan hidup seperti itu. Tetapi
Allah maha pengasih ia di berikan keberkahan untuk membesarkan
puteranya itu.
Selanjutnya secara rinci dapat di uraikan sebagai berikut:
o Tematik, pada judul ini adalah tentang sejarah lahirnya Nabi Isa as. Yang dilahirkan oleh sang perempuan suci
yang tidak pernah berzina dengan lelaki manapun ia adalah Siti Mariyam.
o Skematik, dari tulisan ini diawali pendahuluan, lalu sejarah detail sebagai
penutup.
o Semantik (latar, detail, maksud, pra anggapan) dalam tulisan ini bersifat
positif karna penulis judul rubrik ingin mengajak para pembaca tahu atas
kekuasaan tuhannya yaitu Allah swt.
o Sintaksis (kata ganti) yang menghubungkan kalimat satu dengan lainnya
bersifat aktif.
o Stilistik (Leksikon) pilihan kata yang tidak hanya kata yang karena
kebetulan tetapi pilihan itu merefleksikan ideologinya terhadap sebuah
realita.
o Retoris (Metafora) pada tulisan ini bahasa semi ilmiah (formal) dan populer
didukung dengan gambar, caption, dan huruf tebal.
C. Pembantu Rasullah
Edisi 11 maret 2007.
Kalau kebanyakan orang menganggap pembantu sebagai orang
kecil, dan orang yang bisa diperlakukan semena-mena. Sehingga ada
majikan yang menyetrika tubuh pembantunya atau ada yang tidak
memberi makan pembantunya. Tetapi tidak demikian dengan
Rasulullah, beliau sungguh memuliakan pembantu nya.
Pernahkah kita mendengar seorang pembantu yang bangga dengan
majikannya dan memujinya dengan tulus? Dialah pembantu
Rasulullah selama sepuluh tahun itu belum pernah berkata kepadaku,
mengapa kamu melakuakan ini? Dan belum pernah mengatakan,
mengapa kau tidak melakukannya atas sesuatu yang aku tinggalkan
(HR.Muslim)
Sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar. Namun, Rasulullah
tidak pernah marah terhadap pembantunya. Bahkan Rasulullah selalu
menyenangkan hati pembantunya. Doa Rasulullah untuk Anas bin
Malik. “ya Allah, berikanlah dia harta dan anak yang banyak. Dan
berkatilah atas apa yang Engkau berikan.” (HR. Bukhari).
Nah! Adik-adik manis, jika kau punya pembantu di rumah, jangan
pernah bersikap kasar kepadanya. Bersikaplah yang ramah dan lemah
lembut kepada orang lain. “ sesungguhnya Allah itu lembut dan
senang kepada kelembutan dalam segala urusan.” (muttafaq ‘alaih).
No. Struktur
Wacana
Elemen Hal yang diamati
1 Struktur
Makro
Tematik * Pembantu Rasulullah
2 Superstruktur Skematik *Rasulullah sangat memuliakan
pembantunya
* Selama 10 tahun pembantunya
bekerja, Rasulullah tidak pernah
kasar kepadanya.
3 Struktur
Mikro
Semantik
(Latar)
*Paragraf 2 : Pernahkah kita
mendengar seorang pembantu
yang bangga dengan majikanya
dan memujinya dengan tulus?
Dialah pembantu Rasulullah SAW,
Anas bin Malik Anas berkata,
“Aku menjadi pembantu
Rasulullah selama 10 tahun itu
belum pernah beliau berkata kasar
kepadaku, mengapa kamu
melakukan ini?, Dan belum
pernah beliau mengatakan,
mengapa kau tidak melakukanya
atas sesuatu yang aku tinggalkan.
(HR. MUSLIM)
4 Struktur
Mikro
Semantik
(Detil)
*paragraf 4 : Nah adik-adik
manis, jika kau punya pembantu
dirumah, jangan pernah bersikap
kasar kepadanya, bersikaplah
yang ramah dan lembut kepada
orang lain. “ Sesungguhnya Allah
itu lembut dan senang kepada
kelembutan dalam segala urusan “
5 Struktur
Mikro
Semantik
(Maksud)
*Paragraf 3 : Sepuluh tahun
bukan waktu yang
sebentar,namun, Rasulullah tidak
pernah marah terhadap
pembantunya, Bahkan Rasulullah
selalu menyenangkan hati
pembantunya dan mendo’akanya.
Do’a Rasulullah untu Anas bin
Malik. “ Ya Allah, berikanlah dia
harta dan anak yang banyak. Dan
berkatilah atas apa yang engkau
berikan “ (HR. BUKHARI)
6 Semantik
(Pengingkaran)
*Paragraf 1 :….tetapi tidak
demikian dengan Rasulullah,
beliau sangat memuliakan
pmbantunya.
*Paragraf 3 : Sepuluh tahun
bukan waktu yang sebentar
namun Rasulullah tidak pernah
marah terhadap
pembantunya……
7 Struktur
Mikro
Sintaksis
(Bentuk kalimat)
*Paragraf 2 : Pernahkah kita
mendengar seorang pembantu
yang bangga dengan majikanya
dan memujinya dengan tulus?
Dialah pembantu Rasulullah SAW,
Anas bin Malik, Anas berkata,
“Aku menjadi pembantu
Rasulullah SAW, selama 10 tahun
itu belum pernah beliau berkata
kasar kepadaku ….”,
*Paragraf 3 : Sepuluh tahun
bukan waktu yang sebentar
namun Rasulullah tidak pernah
marah terhadap pembantunya.
Bahkan Rasulullah selalu
mendo’akanya…
8 Struktur
Mikro
Sintaksis
(Kata
ganti)
*Paragraf 1 :….beliau sungguh
memuliakan pembatunya.
*Paragraf 2 : Pernakah kita
mendengar seorang…. Dialah
pembantu Rasulullah SAW, Anas
bin Malik…”Aku menjadi
pembantu Rasulullah selama
sepuluh tahun…..mengapa kamu
melakukan ini…..mengapa kau
tidak melakukanya atas sesuatu
yang aku tinggalkan”.
*Paragraf 3 :…..Dan berkatilah
atas apa yang engkau berikan.
*Paragraf 4 :…..Jika kau punya
pembantu dirumah, jangalah
bersikap kasar kepadanya.
Disinilah kita bisa mengambil hikmah dari kehidupan Rasul
kita. Ia sangat menghormati dan menghargai siapapun bahkan kepada
pembantunya yaitu Anas Bin Malik. Bahkan pembantunya sangat
bangga, menghormati dan mengagumi Rasul, karena rasulullah tidak
pernah sedikitpun mengucapkan kata-kata kasar kepada
pembantunya itu. Dan bahkan Rasulullah mendoakan agar
pembantunya senantiasa memiliki rizki yang berlimpah. Nah dari
peristiwa itu sebaiknya kita berbuat sama kepada orang yang
senantiasa membantu kita dalam hal papapun, kita bisa meniru pada
tingkah laku Rasulullah yang teramat sangat mulia itu.
Selanjutnya secara rinci dapat uraikan sebagai berikut:
o Skematik (alur) tulisan ini bersifat pyramid terbalik yang diawali dengan
pendahuluan yang menjadi tema / inti gagasan tulisan, lalu penjelasan
sejarah yang dihubungkan dengan tokoh seorang dalam tinjauan filosofis.
o Semantik (latar, detail, maksud, pengingkaran) tulisan ini bersifat posituf
diamana penulis judul rubrik ingin memberitahukan kepada para pembaca
bahwa sifat saling menghargai dan menghormati adalah perbuatan yang
harus kita tiru.
o Sintaksis (bentuk kalimat, kata ganti) tulisan ini bersifat aktif dan
berkesinambungan satu kesatuan antara paragraph satu dengan yang lain.
D. Salawat untuk Nabi Muhammad S.A.W
Edisi 12 april 2007:
Siapa nabi dan rasul kita yang terakhir? Ya, Nabi Muhammad
SAW. Seorang yang membawa perubahan bagi umat manusia yang
beradab, berpengetahuan dan beriman.
Begitu banyak jasa Nabi Muhammad kepada umat manusia
sehingga namanya harum sepanjang masa. Tidak hanya kita umat
Islam, bagi umat yang bukan Islam pun ternyata banyak yang kagum
dengan kecerdasan dan kepribadian beliau. Tapi sayang, masih
banyak umat Islam yang tidak begitu kenal dan tahu dengan sisi
kehidupannya.
Adik-adik masih ingat tanggal berapa Nabi Muhammad dilahirkan
oleh Bunda Aminah? Tanggal 12 Rabiul Awal, beliau terlahir kedunia
ini. Sedangkan saat ini adalah bulan Rabiul Awal… berarti milad Nabi
Muhammad loh.. seringkah kita mengirim sholawat untuknya.
Padahal Allah dan para malaikat sering bersholawat untuk Nabi SAW.
Kepada kita sebagai umatnya yang banyak menerima jasanya, jarang
atau bahkan ada yang tidak pernah menyampaikan shalawat. Dalam
surat Al-Ahzab:56, Allah memerintahkan kita untuk bershalawat
kepada Nabi Muhamad SAW. Dan Rasullullah pun bersabda: “
barangsiapa yang bershalawat untukku sekali, niscaya Allah membalas
shalawatnya sebanyak sepuluh kali.
Subhanallah! Adik-adikku sayang, yuk kita bershalawat untuk nabi
tercinta kita Nabi Muhammad SAW: “Allahumma shalli “alaa
Muhammad, wa’alaa aali Muhammad.”
No. Struktur Elemen Hal yang diamati
Wacana
1 Struktur
Makro
Tematik *Shalawat untuk Nabi
Muhammad SAW
2 Superstruktur Skematik *Paragraf 1:….Nabi
Muhammad SAW, seseorang
yang membawa perubahan
bagi umat manusia dari alam
kebodohan menjadi manusia
yang beradab, berpengetahuan
dan beriman.
3 Struktur
Mikro
Semantik
(Latar)
*Paragraf 2 : Begitu banyak
jasa Nabi Muhammad kepada
umat manusia sehingga
namanya harum sepanjang
masa, Tidak hanya kita umat
Islam, bagi umat yang bukan
Islam pun ternyata banyak
yang kagum dengan
kecerdasan dan kepribadian
beliau…..
*Paragraf 3 :….Nabi
Muhammad dilahirkan oleh
Bunda Aminah tanggal 12
Rabiul Awal, beliau terlahir
kedunia ini. Sedangkan saat
adalah bulan Rabiul awal
berarti milad Nabi
Muhammad….Allah
memerintahkan kita untuk
bersholawat kepada Nabi
Muhammad SAW
4 Struktur
Mikro
Semantik
(Detil)
*Paragraf 3 : Adik-adik masih
ingat tanggal berapa Nabi
Muhammad dilahirkan oleh
Bunda Aminah? Tanggal 12
Rabiul Awal, beliau terlahir
kedunia ini. Sedangkan saat ini
adalah bulan Rabiul Awal…
berarti milad Nabi
Muhammad loh..dan para
malaikat sering bershalawat
untuk Nabi SAW. Kenapa kita
sebagai umatnya yang banyak
menerima jasanya, jarang atau
bahkan ada yang tidak pernah
menyampaikan salawat….
*Paragraf 4 :…..Yuk kita
bershalawat untuk nabi
tercinta kita Muhammad SAW
: “Allahhumma Shalli ‘alaa
Muhammad, Wa’alaa aali
Muhammad”.
5 Struktur
Mikro
Semantik
(Maksud)
*Paragraf 2 : Begitu banyak
jasa Nabi Muhammad kepada
umat manusia sehingga
namanya harum sepanjang
masa, Tidak hanya kita umat
Islam, bagi umat yang bukan
Islam pun ternyata banyak
yang kagum dengan
kecerdasan dan kepribadian
beliau…..
*Paragraf 3 : ……Padahal
Allah dan para Malaikat
sering bershalawat untuk Nabi
SAW, kenapa kita sebagai
umatnya yang banyak
menerima jasanya jarang atau
bahkan ada yang tidak pernah
menyampaikan sholawat.
Dalam surat Al-Ah Zab : 56,
Allah memerintahkan kita
untuk bershalawat kepada
nabi Muhammad SAW. Dan
Rasulullah bersabda ,” Barang
siapa yang bershalawat
untukku sekali, niscaya Allah
membalas Shalawatnya
sebanyak 10X.
*Paragraf 4 : ….. Yuk kita
bershalawat untuk nabi
Muhammad SAW :
“Allahhumma Shalli ‘alaa
Muhammad, Wa’alaa aali
Muhammad”.
6 Struktur
Mikro
Semantik
(Pengingkaran)
*Paragraf 2 : Begitu banyak
jasa Nabi Muhammad kepada
umat manusia sehingga
namanya harum sepanjang
masa, Tidak hanya kita umat
Islam, bagi umat yang bukan
Islam pun ternyata banyak
yang kagum dengan
kecerdasan dan kepribadian
beliau. Tapi sayang masih
banyak umat Islam yang tidak
begitu kenal dan tahu dengan
sisi kehidupanya.
7 Struktur
Mikro
Sintaksis (Bentuk
kalimat)
*Paragraf 2 : Begitu banyak
jasa Nabi Muhammad kepada
umat manusia sehingga
namanya harum sepanjang
masa, Tidak hanya kita umat
Islam, bagi umat yang bukan
Islam pun ternyata banyak
yang kagum dengan
kecerdasan dan kepribadian
beliau. Tapi sayang masih
banyak umat Islam yang tidak
begitu kenal dan tahu dengan
sisi kehidupanya.
*Paragraf 3 : Adik-adik masih
ingat tanggal berapa Nabi
Muhammad dilahirkan oleh
Bunda Aminah? Tanggal 12
Rabiul awal, beliau terlahir
kedunia ini. Sedangkan saat ini
adalah bulan Rabiul Awal…
berarti milad Nabi
Muhammad loh.. sering kali
kita bershalawat untuknya ,
padahal Allah dan para
Malaikat sering bershalawat
untuk Nabi SAW.
8 Struktur
Mikro
Sintaksis
(Koheren
*Paragraf 1 : Siapa nabi dan
Rasul kita yang terakhir? Ya,
pembeda) Nabi Muhammad SAW,
seseorang yang membawa
perubahan bagi umat manusia
dari alam kebodohan menjadi
manusia yang beradab,
berpengetahuan dan beriman.
*Paragraf 2 : Begitu banyak
jasa Nabi Muhammad kepada
umat manusia sehingga
namanya harum sepanjang
masa, Tidak hanya kita umat
Islam, bagi umat yang bukan
Islam pun ternyata banyak
yang kagum dengan
kecerdasan dan kepribadian
beliau. Tapi sayang masih
banyak umat Islam yang tidak
begitu kenal dan tahu dengan
sisi kehidupanya.
9 Struktur
Mikro
Sintaksis
(Kata ganti)
*Paragraf 1 : Siapa nabi dan
Rasul kita yang terakhir?...
*Paragraf 2 : Begitu banyak
jasa Nabi Muhammad kepada
umat manusia sehingga
namanya harum sepanjang
masa…. kita umat Islam, bagi
umat yang bukan Islam pun
yang kagum dengan
kecerdasan dan kepribadian
beliau.
*Paragraf 3 : ….Beliau
terlahir kedunia ini.
Sedangkan saat ini adalah
bulan Rabiul awal
….Seringkah kita bersolawat
untuknya….Kenapa kita
sebagai umatnya yang banyak
menerima jasanya….Allah
memerintahkan kita untuk
bershalawat kepada Nabi
Muhammad SAW…. “Barang
siapa yang bershalawat
untukku sekali, niscaya Allah
membalas Shalawatnya ……”.
*Paragraf 4 :.... Yuk kita
bershalawat untuk nabi
tercinta kita Nabi Muhammad
SAW.
10 Stikistik
(leksikon)
*Paragraph 1 : ….Menjadi
manusia yang beradab
*Paragraf 2 : …. Kepada umat
manusia sehingga namanya
harum sepanjang masa.
11 Retoris
(Grafis)
*Paragraf 4 :…. “Allahhumma
Shalli ‘alaa Muhammad,
Wa’alaa aali Muhammad”.
12 Retoris
(Metapora)
*Paragraf 1 :…..Seorang yang
membawa perubahan bagi
umat manusia dari alam
kebodohan menjadi manusia
yang beradab, berpengetahuan
dan beriman.
*Paragraf 2 : Begitu banyak
jasa Nabi Muhammad kepada
umat manusia sehingga
namanya harum sepanjang
masa
Begitu banyak jasa Nabi Muammad kepada umat manusia
sehingga namanya harum sepanjang masa, dan oleh karena itulah kita
sebagai umat islam harus menjungjung tinggi seorang yang membawa
perubahan bagi umat manusia dari alam kebodohan menjadi manusia
yang beradab yang berpengetahuan dan berilmu. Untuk itu kita wajib
sebagai umat nya yang telah banyak menerima jasa-jasanya, Allah
telah memerintah kita untuk banyak bersholawat kepada Nabi
Muhammad SAW untuk membalas jasa-jasanya. Pada sekarangini
banyak umat manusia yang tidak begitu mengenal sisi kehidupan dari
seorang Nabi muhammad. Padahal Allah telah memerintahkan kepada
kita untuk banyak ber sholawat kepada Nabi Muhammad maka
niscaya Allah akan membalas sholawatnya sebanyak 10x.
Selanjutnya secara rinci dapat uraikan sebagai berikut:
o Tematik (tema) pada judul ini adalah tentang nilai social pesan yang tersirat
pada tulisan ini adalah tentang tingkatkan iman, hidup selalu dekat dengan
Allah dan menjungjung tinggi nama seorang (Nabi Muhammad saw) yang
telah membawa perubahan bagi umat manuia dari alam kebodohan menjadi
manusia yang beradab, yaitu degan car bersahalawat untuk Nabi Muhammad
saw.
o Skematik (alur) dari tulisan ini diawali dengan pendahuluan lalu penjelasan
tentang bershalawat yang merupakan inti dari tulisan ini sekaligus menjadi
penutup.
o Semantik (latar, detail, maksud, pengingkaran) dari tulisan ini latarnya
bersifat positif dimana penulis judul rubrik ingin mengajak kepada para
pembaca untuk lebih meningkatkan diri untuk bershalawat kepada Nabi
Muhammad saw.
o Sintaksis (bentuk, koheren pembeda, kata ganti) tulisan ini aktif dan
berkesinambungan antara kalimat satu dengan kaliamat yang lain, dan antara
paragaraf satu dengan paragraph yang lain.
o Stilistik (Leksikon) pilihan kata yang tidak nya kata yang karena kebetulan
tetapi pilihan itu mereflesikan ideologinya terhadap sebuah realita.
o Retoris (grafis, metafora) pada tulisan ini menggunakan bahasa semi ilmiah
(formal) dan didukung dengan gambar, caption, dan huruf tebal.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menjelaskan dan menganalisa bahasan-bahasan yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut :
1. Jika dilihat dari kognisi sosial dalam majalah Didik ini berusaha
menceritakan kisah para nabi yang diwarnai nilai keislaman, dengan
memberikan contoh-contoh yang patut kita tiru.
2. Dalam konteks sosial dapat diketahui bahwa alasan penulis rubrik Uswah
ini adalah untuk membuktikan bahwa sastra telah menarik banyak
peminat. Kalau sastra Islam berkembang dengan baik, tidak bisa
dikatakan hanya milik orang Islam saja, tetapi juga milik orang lain yang
hidup dalam masyarakat.
3. Struktur makro rubrik Uswah dalam majalah Didik ini telah menunjukan
konsep yang dominan, sentral dan paling penting dari suatu berita karena
temanya telah melingkupi isi cerita berupa kisah-kisah para nabi dan
keluarga atau sahabat-sahabat nabi yang didalamnya banyak terdapat
nilai-nilai keislaman yang disajikan dengan jalan cerita yang menarik.
4. Secara superstruktur rubrik Usawah ini tampak teratur dengan baik yang
disajikan dengan sistematis melalui alur cerita yang relatif singkat hanya
1-2 halaman saja. Tidak ada aturan baku bagi penulis dalam rubrik
Uswah pada majalah Didik ini. Inti cerita dikemasnya merupakan pesan
pokok yang ingin di sampaikannya dalam rubrik Uswah ini.
5. Struktur mikro di rubrik Uswah banyak menampilkan gaya bahasa dalam
majalah Didik ini. Bentuk kalimat yang digunakan merupakan kalimat
yang berstruktur aktif. Retoris yang digunakan dalam rubrik ini berupa
ungkapan dan grafis. Koherensi dan kata ganti yang digunakan sudah
cukup baik.
6. Wacana pesan dakwah dalam rubrik Uswah pada majalah Didik ini terdiri
dari pesan aqidah, akhlak, dan syariah. Hal tersebut diketahui setelah
menganalisis dan membahas rubrik Uswah majalah Didik ini dengan
menggunakan analisis wacana Teun A. van Dijk.
B. Saran-saran
1. Bagi majalah Didik hendaknya dapat menjadikan dan
menambah wawasan keislaman, apalagi sampai saat ini
masih memiliki segmentasi pembacaan khusus pada Rubrik
Uswah. Dan agar terus diupayakan, karena rubrik ini
majalah yang berorientasikan kepada kajian pendidikan
Islam saat ini memiliki peluang yang cukup besar.
69
2. Rubrik Uswah agar dapat mewujudkan visi dan misinya
yaitu menciptakan generasi yang rohani, yang kreatif,
berilmu, dan berakhlak yang mencoba melahirkan anak-
anak yang Islami dan mengembangkan nilai-nilai Islami
dalam kehidupan dunia anak-anak, dan menceritakan yang
tidak hanya menunjang pengetahuan agama saja akan tetapi,
pula memperluas wawasan untuk anak-anak.
3. Untuk rubrik Uswah pada majalah Didik ini agar dapat
mengujikan cerita-cerita yang lebih baik lagi dengan disertai
setrategi, sehingga pesan-pesan yang disampaikan agar lebih
mudah di mengerti dan difahami oleh kalangan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihan, Wartawan dan Kode Etik Jurnalis, (Jakarta : Jurnalindo Aksara Grafik, 1996)
Budiman, Kris, Kosa Semeotika, (Yogyakarta : LKIS 1999). Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta : LKIS,
2006) Ghazali, Bc. TT, Kamus Istilah Komunikasi, (Bandung : Djambatan 1992). Ghazali, M Bahri, Dakwah Komunikatif, Membangun Kerangka Dasar Ilmu
Komunikasi Dak’wah (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Yaya, 1997) Habib, M. Sya’faat, Buku Pedoman Dakwah (Jakarta : Jakarta : Wijaya 1982) Hasjmy, A. Dustur, Dakwah Menurut Al-Qur’an (Jakarta : Bulan Bintang 1994) Karlinah, Siti, et. al., Komunikasi Massa (Jakarta : Universitas Terbuka, 2000).
Cet ke – 2 Keraf, Gorys, Komposisi : Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. (Ende – Flores
: Nusa Indah, 1980) Kasman, Suf, Jurnalisme Universal : Menelusuri Prinsip-Prinsip Dakwah Bi Al-
Qalam dalam Al-Qur’an (Jakarta : Teraju, 2004) Makhfudz. Syeikh Ali, Hidayat al-Murshidin, ter. Chodijah Nasution
(Yogyakarta: Tiga A, 1970) Miriani, Inaratna, dan Jun Kuncoro, Teknik Mencari dan menulis berita (Jakarta :
Universitas Terbuka, 2001). Marahimin, Ismail. Menulis Secara Populer, (Jakarta : Pustaka Jaya, 1994) Muis, A, Komunikasi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), cet ke-1 Natsir, M, Fungsi Da’wah dalam Rangka Pembangunan, Prasarana pada Seminar
Da’wah, Islam oleh Majelis Ulama Jawa Barat. Omar, Toha Yahya, Ilmu Da’wah (Jakarta Wijaya, 1985) Rezak, Nasruddin, Metodologi Dakwah (Semarang : Toha Putra, 1976)
Rahmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT. Remaja Rosda
Karya, 1989) cet. Ke 1 Revers, William L & Jay W. Theodore Peters, Media Massa & Masyarakat
Modern, Edisi Keuda, (Jakarta: Kencana, 2003) Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya : Al-Ikhlas,
1983) ---------, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993) Tebba, Sudirman. Konsep Berita : Makalah Mata Kuliah Jurnalistik (Jakarta UIN
SYAHID 2006). Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1999)
71
Wawancara
Wawancara langsung ini dilaksanakan pada hari
Nama : Cut Ummi Kalsum
Jabatan : pemimpin redaksi
Tempat : kantor redaksi majalah Didik
Hasil wawancara sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang sejarah berdirinya majalah Didik?
Lahirnya majalah Didik tak lepas dari pean pendirinya yaitu Mustafa bin H.Ton Yang pada Bulan Maret Tahun 2006 hingga tahun 2007 bekerja sebagi
Redaktur pelaksana di majalah bulanan, yakni mjalah yang berorientasi kepada pendidikan islami. Majalah tersebut berkantor di Jl. Transyogi KM6, Senkom
Amsterdam, Blok B Kota Wisata Cibubur 16968.
2. Apa Visi dan Misi majalah Didik?
Visi Didik:
Adalah menciptakan generasi robani yang kreatif yang berilmu dan berakhlak.
Sedangkan misi Didik adalah:
Mencoba melahirkan anak-anak yang islami.
3. Bagaimana struktur Redaksi majalah Didik dan berapa jumlah
reporter yang dipekerjakan?
Struktur redaksi Didik tak ubahnya seperti struktur organisasi pada umumnya,
yakni adanya pemimpin dan staf. Hanya saja struktur redaksi berikut
nomenklatur untuk nama jabatan berbeda dengan kebanyakan perusahaan non-
media. Struktur redaksi Didik terdiri atas:
Penasehat
Pemimpin perusahaan
General manager
Pemimpin Umum/keuangan
Desin dan Tata letak
Distributor
Dan jumlah reporter Didik berjumlah empat orang.
4. Apa saja Rubrikasi Majalah Didik?
Rubrikasi majalah Didik adalah:
Daftar isi
Berupa daftar isi majalh, namun hanya rubrik penting saja yang diacantumkan
dalam daftar.
Assalamu’alaikum
Pegantar redaksi yang berisi tentang seputar informasi dan informasi yang
dipadang penting disampaikan
Cergam
Yaitu cerita bergambar
Uswah
Yaitu menceritakan tentang para Nabi,sahabat-sahabatnya, dan tokoh-tokoh
yang penting dalam sejarang keislaman.
Fiqih
Berisi tentang ajaran-ajaran islam yang baik dan benar serta apa saja yang
tidak boleh dilakukan.
Kitabah huruf arab
Yaitu berisi tentang pembelajaran baca tulis huruf arab atau kaligrafi
Ciptaan Allah
Yaitu membahas pengenalan tentang apa saja ciptaan Allah.
Kisah
Menceritakan tentang cerita apa sja yang berbau islami
Sohib Didik
Berisi surat-surat pembaca, sohib Didik atau Didik fans club.
Fesyen
Berisi tentang baju-baju masakini yang sedang trendi.
5. siapa saja segmentasi pembaca yag menjadi sasaran majalah Didik?
Segmentasi pembaca majalah Didik umumnya masyarakat muslim yang tersebar di selruh Indonesia tetapi segmentasi lebih khusus adalah kalangan
anak-anak usia dari TK-SD.
6. Apakah ada rubrikasi yag tetap atau tidak tetap?
Ada, rubrik tetap adalah rubrik yang wajib muncul setiap edisinya. Rubrik
tidak tetap hanya bersifat temporer dan uncul secara tidak teratur. Dari seluruh
rubrik tadi, rubrik tidak tetap misalnya fesyen, sohib Didik, ciptaan Allah.
7. Bagaimana mekanisme kerja majalah Didik?
Penerbitan isi Didik direncanakan berdasarkan rapat redaksi. Rapat juga
kadang kerap digabung dengan bidang lain, seperti pemsaran, desain dan tata
letak. Rapat redaksi juga bagian lai, dilakukan seminggu sekali setiap hari
jumat dikantor redaksi. Rapat ini di pinpin langsung oleh pemimpin
uum/redaksi yang dihadiri oleh para awak redaksi. Pada waktu-waktu tertentu
rapat juga sering dilakukan dialuar kantor redaksi.
Dalam rapat redaksi, setiap rubrik dibahas dan didiskusikan apa saja isinya.
Masing-masing reporter (yang juga menjadi pengasuh rubrik) megajukan usul
ndan sran secara bergantian. Pembahasan dilakukan per item rubrik. Setelah
dicapai kata sepakat, para reporter mentukan jadwal peliputan dan penulisan
sesuai denga schedule terbit. Didik terbit pada awal bulan, deadline, pada
rapat ini juga ditentukan mengenai cover majalah.
Setelah naskah terkumpul / di tulis, naskah terlebih dahulu di edit sesuai
dengan pedoman standar penulisan majalah Didik. Lalu setelah dinyatakan ok
naskah diserahkan kebagian desain dan tata letak untuk diolah sesuai jumlah
jatah halaman untuk setiap rubriknya. Setelah naskah siap dalam bentuk
desain dan tata letak, pemimpin umum/ redaksi melakukan finalisasi cek
setiap naskah yang sudah di tata letak. Gunanya untuk melihat jika terjadi
kesalahan baik dari teknis tata letak maupun penulisan.
Jika semua naskah dalam bentuk desain dan tata letak sudah di anggap tidak
ada masalah, naskah siap di cetak tadi dicopy ke CD untuk kemudian dibawa
ke percetakan.
8. Mengapa setiap rubrik disertai gambar?
Agar terlihat enak dan menarik
Sebagai bentuk ilustrasi isi
9. Rubrik apa saja yang disukai pempaca?
Rubrik yang disukai pembaca diantaranya adalah rubrik uswah kisah, cergam,
fesyien.
10. Bagaimana format tulisan di setiap rubrik?
Format tulisan pada setiap rubrik menggunakan style atau gaya bahasa yang
berbeda-beda, hal itu di sesuaikan dengan isi itu sendiri.
11. Mengapa majalah Didik terbit bulanan dan tidak terbit dwimingguan?
Majalah Didik lebih bersifat kajian dan analisis. Karena itu, memilih waktu
terbit bulanan tidak terlalau masalah.berbeda dengan majalah berita yang lebih
mengedepankan informasi berita sehingga harus terbit lebih cepat. Selain itu,
pengelolaan majalah bulanan yang bersifat kajian relatif longgar dari segi
waktu dengan tanpa mengurangi nilai selera pembaca.
12. Apakah setiap edisi ada wacana utama atau topik utama?
Setiap edisi ada kajian utama yang menjadi isu penting yang diangkat atau
yang menyoroti fenomena apa saja.
SURAT KETERANGAN
No. /SK/Red/VI/2007
Pemimpin Umum / Redaksi majalah Didik dengan ini menerangkan :
Nama : Siti Laelatun Komariah
NIM : 203051001442
Fak./Jurusan : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Yang bersangkutan benar telah mengadakan wawancara / riset pada majalah kami
guna keperluan penulisan skripsi program Strata Satu (S1)
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk diperguanakan sebagaimana mestinya.
Jakarta,
Pemimpin Umum Redaksi
Cut Umi Kalsum
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS DAKWAH DAN
KOMUNIKASI PROGRAM NON REGULER
Jln. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Telepon/Fax :
7432728/74703580
Nomor : Ft.51/PP.04/20/V/2007 Jakarta, 03 Mei 2007 Lamp. : 1 (satu) Proposal
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepda Yth. : Drs. Masran, MA
Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bersama ini kami kirimkan kepada saudara judul berikut out line skripsi yang
diajukan oleh mahasiswa Program Non Reguler Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan data sebagai berikut :
Nama : Siti Laelatun Komariah NIM : 203051001442 Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam Judul Skripsi : Analisis Wacana Majalah Didik Pada Rubrik Uswah
Edisi November – April 2006 – 2007
Penuh harapan kami kiranya Saudara bersedia untuk membimbing mahasiswa
tersebut dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi dalam waktu 6 bulan (03 Mei –
03 November 2007).
Atas perhatian dan kesediaan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Dekan,
Dr. Murodi, MA Nip. 150 254 102
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PROGRAM NON REGULER
Jln. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Telepon/Fax : 7432728/74703580
Nomor : UN.01/F.5/KM 01.3/653/2007 Jakarta, 019 November 2007
Lamp. : - Hal : Observasi/riset
Kepada Yth. :
Ibu Cut Ummi Kalsum di _
Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menerangkan bahwa mahasiswa di bawah ini :
Nama : Siti Laelatun Komariah Tempat, tgl. Lahir : Tangerang, 27 Februari 1985 NIM : 203051001442 Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam Program : Strata Satu (S-1)
Bermaksud mengadakan wawancara / riset untuk bahan penulisan skripsi
yang berjudul “Analisis Wacana Majalah Didik Pada Rubrik Uswah Edisi
November – April 2006 – 2007”
Untuk melengkapi data yang berkaitan dengan judul skripsi di atas, kami
mohon kepada Bapak/Ibu agar kiranya dapat menerima yang bersangkutan untuk
melaksanakan wawancara / riset tersebut.
Atas kesediaan Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Dekan,
Dr. Murodi, MA
Nip. 150 254 102
DOKUMENTASI REDAKSI MAJALAH DIDIK
SUASANA TEMPAT KERJA DAN PARA STAFF MAJALAH DIDIK