analisis potensi dan pengembangan desa wisata di …eprints.ums.ac.id/68005/12/naskah publikasi...
TRANSCRIPT
ANALISIS POTENSI DAN PENGEMBANGAN DESA WISATA
DI KABUPATEN SLEMAN
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program studi Srata I
pada Program Studi Geografi Fakultas Geografi
oleh :
RIZKI HARY KUSUMA
E100140116
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
ANALISIS POTENSI DN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2018
Abstrak Kabupaten Sleman sendiri merupakan sebuah kabupaten yang terkenal dengan
berbagai macam potensinya baik itu potensi alamnya maupun dengan potensi
manusianya juga merupakan salah satu daerah tujuan wisata (DTW) yang ada di
Yogyakarta yang sering dikunjungi wisatawan baik wisatawan lokal maupun
wisatawan mancanegara. Salah satu destinasi yang menarik yang berada di
Sleman adalah desa wisata yang merupakan sebuah integrasi antara atraksi,
akomodasi, aksesbilitas, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam sebuah
struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tradisi yang berlaku di
masyarakat tersebut. Hal inilah yang menjadi potensi yang ada didaerah tersebut
dan dapat dikembangkan menjadi lebih luas. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis semua potensi yang terdapat diberbagai desa wisata yang
terdapat di Kabupaten Sleman karena masing-masing desa wisata tersebut
memiliki potensi tersendiri yang dapat dikembangkan menjadi lebih luas. Metode
yang digunakan pada penelitian tersebut menggunakan metode survey lapangan
dan pengisian kuesioner yang dibagi dalam beberapa aspek yaitu wisatawan,
masyarakat sekitar dan juga pengelola dari desa wisata setempat yang bertujuan
untuk mengetahui semua kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam suatu
obyek wisata tersebut yang nantinya dengan adanya ini dapat membantu pengelola
setempat untuk membenahi semua kekurangan yang ada didesa wisata tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya faktor pendukung dan penghambat dari
masing-masing desa wisata tersebut dari faktor pendukungnya adalah dapat
menikmati keindahan alamnya, atraksi budayanya yang sangat menarik,
keramahan masyarakatnya, kondisi keamanannya yang sudah baik, dan yang pasti
aksesibilitasnya yang dapat dicapai dengan kendaraan pribadi sedangkan faktor
penghambatnya adalah kurangnya promosi obyek wisata tersebut sehingga tidak
semua wisatawan mengetahui keberadaan tempat tersebut dan kurangnya
komunikasi anatara pengelola dengan dinas terkait. Hasil analisis SWOT untuk
arah pengembangan desa wisata tersebut adalah dengan cara berkoordinasi atau
bekerja sama dengan dinas terkait yaitu Dinas Kepariwisataan untuk segera
membenahi segala kekurangan yang ada dan memanfaatkan teknologi yang
berkembang untuk dapat mempromosikan desa wisata yang terdapat di Kabupaten
Sleman. Kata Kunci : Desa Wisata, Analisis Potensi, Arah Pengembangan
Abstract
Sleman District it self is a district that is famous for its various potentials, both its
natural potential and its human potential is also one of the tourist destinations in
Yogyakarta which is often visited by tourists both local tourists and foreign
tourists. One of the interesting destinations in Sleman is a tourist village which is
an integration between attractions, accommodations, accessibility, and supporting
facilities presented in a structure of community life that integrates with the
1
traditions prevailing in the community. This is the potential that exists in the area
and can be expanded to a wider extent. The purpose of this study was to analyze
all the potential contained in various tourist villages in Sleman Regency because
each of these tourism villages has its own potential that can be developed to be
wider. The method used in this study uses a method of field survey and filling out
questionnaires which are divided into several aspects, namely tourists, the
surrounding community and also managers of the local tourism village which
aims to find out all the advantages and disadvantages contained in a tourism
object that later with this can help local managers to fix all the deficiencies in the
tourist village. The results of this study indicate that the supporting and inhibiting
factors of each of the tourism villages from the supporting factors are being able
to enjoy its natural beauty, its attractive cultural attractions, the friendliness of the
people, the good security conditions, and certainly the accessibility that can be
achieved by private vehicles while the inhibiting factor is the lack of promotion of
these tourism objects so that not all tourists know the existence of the place and
lack of communication between managers and related agencies. The results of the
SWOT analysis for the direction of the tourism village development are by
coordinating or cooperating with related agencies, namely the Department of
Tourism to immediately fix all existing deficiencies and utilize developing
technology to be able to promote tourist villages in Sleman District. Keyword :
Tourism Village, Potential Analysis, Direction Development
1. PENDAHULUAN
Kabupaten Sleman merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Daerah
Istimewa Yogyakarta yang memiliki berbagai macam potensi baik itu potensi
alamnya maupun potensi manusianya yang dapat dikembangkan lebih luas lagi.
Potensi yang ada didalamnya adalah potensi alam yang berupa pemandangan yang
sangat indah karena letak geografisnya yang berada diketinggian sehingga dapat
melihat pemandangan yang berada disekitarnya termasuk Kota Yogyakarta dan
diapit oleh dua gunung yang sangat terkenal Gunung Merapai dan Gunung
Merbabau ditambah dengan atraksi dari budaya setempat yang sangat menggugah
wisatawan untuk dapat berkunjung ke daerah tersebut dikarenakan Sleman sendiri
memiliki berbagai macam kesenian yang sangat terkenal hingga ke mancanegara
sehingga Sleman sendiri merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) bagi
wistawan nusantara maupun wisatawan mancanegara yang berbondong-bondong
datang ke tempat tersebut. Jumlah wisatawannya pun semakin tahun semakin
2
bertambah dikarenakan terciptanya objek-objek wisata yang baru sehingga
menarik perhatian orang untuk dapat mengunjungi objek tersebut dan sangat
bermanfaat bagi masyarakat sekitar yang berada dikawasan objek wisata tersebut.
Sangat diperlukan juga inovasi-inovasi baru untuk dapat mengembangkan objek
wisata yang berada didaerah tersebut agar kedepannya dapat lebih berkembang
lagi karena objek wisata yang ada memiliki ciri khas atau keunikan masing-
masing sehingga perlunya dikembangkan lebih jauh lagi (Marpaung, 2002).
Salah satu objek wisata yang perlu dikembangkan adalah desa wisata
dikarenakan banyak sekali hal yang terdapat di setiap desa wisata yang berada
didaerah tersebut yang memiliki ciri khas masing-masing yang dipadukan dengan
budaya dan tradisi yang terdapat dimasyarakat setempat sehingga sangat menarik
banyak wisatawan yang ingin berkunjung ke tempat tersebut dikarenakan
jarangnya wisata yang berbasing denga pedesaan karena sekarang ini banyaknya
pembangunan ke arah yang lebih modern atau yang biasa disebut pembangunan
darivpedesaan ke pekotaan sehingga banyak sekali nilai-nilai yang terdapat
disebuah pedesaan yang sudah luntur atau menghilang karena adanya modernisasi
di zaman yang serba canggih seperti saat ini dan banyaknya kebudayaan yang
telah habis atau termakan oleh zaman karena adanya teknologi yang serba canggih
seperti saat ini itulah yang menyebabkan dibentuknya wisata yang berbasis
pedesaan yang memiliki tujuan untuk dapat mengenalkan kembali budaya-budaya
serta tradisi zaman dahulu yang belum diketahui oleh generasi saat ini
(Soewantoro, 1997).
2. METODE
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode survey
lapangan dengan dibarengi pengisian kuisioner yang dibagikan ke beberapa aspek
yaitu wisatawan, masyarakat sekitar, dan pengelola dari desa wisata tersebut yang
dapat dimintai keterangan. Tujuannya dilakukan survey agar peneliti mengetahui
semua keterangan baik keterangan fisik maupun keterangan sosial yang berada
didaerah penelitian tersebut sehingga pada saat penelitian peneliti sudah
mengetahui apa saja yang perlu disiapkan sebelum penelitan selain itu
3
dibagikannya kuesioner bertujuan untuk dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan yang ada pada obyek wisata tersebut sehingga didapatkan cara untuk
menanggulanginya atau membenahinya ke arah yang lebih baik lagi. Dalam
kuesioner tersebut terdapat 2 jenis kuesioner yaitu pertama kuesioner yang sudah
ada pihan jawabannya dan yang kedua merupakan kuesioner yang yang tidak ada
jawabannya atau yang dapat disebut (kuesioner terbuka) dimana responden dapat
mengisi sesuai yang diinginkannya hal ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui
isi pemikiran dari responden tersebut mengenai daerah penelitian yang sedang
diteliti, selain itu juga digunakan untuk mengetahui tanggapan serta upaya
pengembangan diobyek wisata tersebut. Kuisioner tersebut juga dapat membantu
para pengelola untuk dapat membenahi kekurangan yang ada atau menambah
fasilitas yang sekiranya belum lengkap supaya kedepannya para wisatawan yang
hadir dapat terkesan dengan obyek wisata yang dikunjunginya pada saat itu dan
juga sebagai ajang promosi desa wisata tersebut (Sugiyono, 2011).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini merupakan hasil yang dilakukan selama penelitian
berlangsung sehingga didapatkan data sesuai berikut ini :
3.1 Potensi yang terdapat di Desa Wisata yang berada di Kabupaten Sleman
Potensi yang terdapat di Kabupaten Sleman memiliki ciri khas atau keunikan
masing-masing yang terutama daerahnya masih sangat alami dan berada didaerah
ketinggian yang sudah dipastikan udaranya sangat segar dan juga ditambah letak
dari Kabupaten Sleman yang sangat strategis karena berdekatan dengan 3
Kabupaten yang Terkenal yaitu Magelang, Klaten, dan Boyolali serta berdekatan
dengan Kota Yogyakarta itu sendiri. Kabupaten sleman sendiri merupakan daerah
tujuan wisata yang banyak akan obyek wisatanya yang tak terhitung lagi. Pada
dasarnya untuk melihat suatu potensi yang berada disuatu obyek wisata dapat
menggunakan dua variabel perbandingan yaitu potensi internal dan potensi
eksternal yang dimana untuk dapat dikatakan baik kedua unsur tersebut harus
dimiliki oleh objek wisata tersebut.
3.1.1 Potensi Internal
1) Kondisi dari obyek wisata
4
Dapat dilihat kondisi yang ada diobjek wisata atau tempat penelitian
tersebut sudahlah sangat baik dikarenakan hampir semua desa wisata tersebut
sudah menerapkan unsur variabel potensi internal seperti Keindahan,
Kebersihan, Keamanan, keunikan, dan Ketersediaan air yang berada di desa
wisata tersebut oleh karena itu sudah dapat dikatakan membaik karena
terpenuhinya semua unsur variabel yang tercantum diatas sehingga desa
wisata tersebut dapat dikembangkan lagi kedepannya dan tinggal menambah
atau memebenahi unsur yang sekiranya masih terdapat kekurangannya agar
dapat menarik minat wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut.
2) Aktivitas yang ada di obyek wisata
Dapat dilihat untuk aktivitasnya hampir diseluruh desa wisata
mempunyai beberapa macam kesenian yang dapat menarik minat wisatawan
untuk dapata berkunjung ke sana karena aktivitas atau atraksi yang
dipamerkan dari desa wisata tersebut ke para wisatawan yang berkunjung ke
desa tersebut sehingga dengan adanya nilai kesenian tersebut diharapkan
warga setempat dapat melestarikan kebudayaan yang ada di daerah tersebut.
Kesenian didaerah tersebut sangatlah beragam dan banyak karena memang
daerah tersebut masih terdapat banyak pedesaan sehingga nilai kesenian dan
budaya yang terdapat didaerah tersebut sangatlah masih terjaga baik hingga
saat ini dan mungkin saja jika kesenian itu tidak dilestarikan maka akan
bernasib sama dengan daerah-daerah lain yang lebih mementingkan
pembangunan ke arah modernisasi sehingga kesenian dan budaya mereka lat
laun akan menghilang dan tak tersisa. Oleh karena itu daerah disini masih
menggelar beberapa kesenian lokal seperti tarian gejug lesung, Tarian
Angguk Putri, dan kesenian musik Pekbhung yang hingga saat ini masih
sering dipentaskan pada saat musim liburan dikarenakan banyaknya
wisatawan yang hadir ke tempat tersebut.
3.1.2 Potensi Eksternal
1) Aksesibilitas
Dapat dilihat dilapangan bahwa aksesibilitas yang ada didaerah tersebut
dapat dikatakan sudah cukup membaik dikarenakan semua jalnnya yang
5
diakses untuk menuju disana sudah beraspal dan didalam desa tersebut sudah
dicor semen sehingga memudahkan bagi wisatawan yang ingin kesana
dengan mengendarai kendaraan pribadi baik itu motor ataupun mobil dan juga
bagi wisatawan yang tidak tahu tempatnya bisa bertanya kepada masyarakat
setempat dan dapat juga memcarinya melalui aplikasi maps yang sudah
terpasang diponsel para wisatawan semua dikarenakan lokasi tersebut sudah
masuk kedalam aplikasi tersebut. Aksesibilitas mungkin dibeberapa objek ada
beberapa jalan yang menanjak akan tetapi tidaklah sangat curam karena
disepanjang jalan tersebut terdapat pembatas jalannya.
2) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat didaerah tersebut sudahlah sangat
menunjang dikarenakan desa wisata tersebut sering dikunjungi para
wisatawan yang berkunjung kesana apalagi disaat libur panjang karena
tempat tersebut sangat cocok dikunjungi untuk para keluarga yang ingin
berkumpul dengan susasana yang berbeda karena memang tempat wisata
tersebut berbasis pedesaan yang sangat digemari oleh para wisatawan yang
ingin lebih mengenal kehidupan yang berada didaerah pedesaan. Disana juga
sudah tersedia homestay atau tempat penginapan sementara pengelola sengaja
membuat tempat tersebut supaya bisa digunakan bagi wisatawan yang ingin
tinggal sementara disana dengan harga yang cukup terjangkau maka banyak
wisatawan yang ingin menginap disana untuk satu atau dua hari bahkan lebih.
Sarana seperti toilet pun sudah terdapat disana namun jumlahnya yang sangat
terbatas dan harus digunakan secara bergantian. Dan hampir disetiap desa
wisata sudah ada papan petunjuk jalannya yang sangat memudahkan
wisatawan yang ingin berkujung ke tempat tersebut sehingga tidak perlu
khawatir jika nanti harus tersesat dll.
3) Faktor Pendukung Lainnya
Fasilits pendukung lainnya mungkin yaitu menambah sarana yang masih
digunakan seperti posko kesehatan bagi wisatawan yang mungkin saat
berwisata mengalami hal yang tidak diinginkan seperti sakit, kecelakaan, dll
maka dari itu pengelola perlu memberikan fasilitas itu sebagai cara untuk
6
meyakinkan bagi para pengunjung atau wisatawan yang ingin berkunjung ke
tempat tersebut sehingga pada saat disitu bisa dilakukanlah pertolongan
pertama ditempat itu tersebut.
3.2 Pengembangan yang terdapat di Desa Wisata yang berada di Kabupaten
Sleman
Pengembangan desa wisata tersebut bisa dilakukan dengan hasil kuesioner
yang sudah terkumpul sehingga dapatlah mengetahui pengembangan tersebut
kedepannya dan menjadikan desa wisata tersebut lebih maju dari sebelumnya,
maka dari kuesioner tersebut maka peneliti menyimpulkan beberapa yang harus
dilakukan untuk pengembangan kedepannya berdasarka aspirasi wisatawan dan
masyarakat sekitar.
1) Mengembangkan wisata yang berbasis kepedesaan seperti yang ada didaerah
Sleman tersebut karena memiliki banyak desa wisata dari yang diteliti oleh
peneliti oleh karena itu sebaiknya dinas terkait seperti dinas kepariwisataan
gencar mempromosikan desa wisata sebagai destinasi baru sehingga banyak
wisatawan yang berkunjung.
2) Meningkatkan segala fasilitas yang ada dan membenahi semua fasilitas yang
sudah tidak layak pakai dan dibuat yang baru sehingga memberikan
kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut agar suatu
saat mereka bisa berkunjung kembali ketempat tersebut.
3) Menambah jalur transportasi bagi transportasi umum seperti trans jogja untuk
dapat melewati desa tersebut sehingga wisatawan yang berasal dari luar
sleman bisa menggunakan akomodasi umum seperti angkutan umum yang
sudah sangat terkenal di Yogyakarta.
4) Dengan jaman yang serba teknologi seperti saat ini maka diharapkan
pengelola dapat mempromosikan wisatanya melalui internet dengan cara
membuat website yang isinya tentang kegiatan yang berada dikawasan
tersebut sehingga bagi para wisatawan dapat mengaksesnya lebih cepat dan
juga jika ingin menginap maka bisa memesan lewat website tersebut sehingga
wisatawan tersebut dapat dengan cepat memesannya dan setelah sampai
tinggal konfirmasi ke pengelolanya.
7
3.3 Pembahasan
Dari hasil penelitiannya yang sudah dilakukan maka peneliti dapat
menganalisa semua yang terjadi pada desa wisata yang telah dilakukan penelitian
tersebut bahwa hampir semua desa wisata yang terdapat di Sleman memiliki
potensi yang sangat menarik dan patut dikunjungi karena tidak hanya
menyuguhkan potensi alamnya akan tetapi potensi budayanya dan keseniannya
yang sangat atraktif dan sangat menyuguhkan nilai kearifan lokalnya yang sangat
menjunjung sifat gotong royong karena memang daerah tersebut masih bersifat
pedesaan sehingga nilai-nilai seperti itu masih sangat terjaga dari dulu sampai
sekarang apalagi bangunannya yang masih berbentuk joglo dapat dikatakan
masyarakat sekitar masih menjunjung nilai budayanya yang sudah ada sejak
zaman dahulu, sehingga masyarakat tersebut masih memiliki keramahan yang
sangat berbeda denga penduduk yang berada didaerah perkotaan dengan
beragamnya suku bangsa yang ada didaerah tersebut maka terdapat juga faktor
pendukung dan faktor penghambat untuk faktor pendukung sudah dijelaskan
diatas sedangkan faktor penghambat yaitu kurangnya pengetahuan tentang
teknologi sehingga membuat masyarakat didaerah tersebut masih sangat
tradisional dan belum terlalu mahir untuk menggunakan teknologi seperti yangada
saat ini.
4. PENUTUP
Dari penelitian yang sudah dilakukan maka peneliti dapat mengambil
beberapa kesimpulan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
pengelola setempat yaitu :
1) Tiap desa wisata yang menjadi bahan penelitian yang tepatnya berada di
Kabupaten Sleman hampir semuanya memiliki potensi yang beragam
terutama dari segi pesona alamnya yang menarik sehingga dapat
dikembangkan lagi terutama untuk wisata yang berbasis pedesaan yang
sangat jarang ditemui di daerah manapun.
2) Banyak obyek wisata dengan potensi daya tariknya baik namun tidak
seimbang dengan fasilitas sarana dan prasarana yang ketersediaannya masih
belum lengkap. Disisi lain pemerintah kurang memberikan perhatian
8
langsung pada tiap objek wisata yang kurang diminati atau jumlah kunjungan
yang rendah sehingga obyek-obyek wisata tersebut hanya sedikit saja orang
yang tahu dan mengunjunginya.
3) Disamping faktor diatas desa wista yang ada di Kabupaten Sleman rata-rata
memiliki kesenian masing-masing yang terbilang masih tradisional dan hanya
dapat ditemukan didesa wisata tersebut sehingga merupakan nilai tersendiri
dari segi kebudayaan yang masih dipegang oleh masyarakat sekitar yang
masih memiliki jiwa kearifan lokal serta dapat dilihat rumah yang terdapat
didesa wisata di Kabupaten Sleman rata-rata masih berupa seperti rumah adat
jawa yaitu berbentuk Joglo.
DAFTAR PUSTAKA
Marpaung, H. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan Edisi Revisi. Bandung : Alfa Beta. Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 2‐3
Suwantoro, Gamal, 1997. Dasar-dasar Pariwisata. ANDY. Yogyakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-potensi/ (diakses 15 Mei
2018 pukul 16.30 WIB)
9