analisis potensi ekonomi kabupaten dan kota di …
TRANSCRIPT
ANALISIS POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Aditya Nugraha Putra
NIM : 109084000070
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Aditya Nugraha Putra
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta Pusat, 16 Oktober 1991
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Pondok Timur Indah II, Jalan Galaksi 5, No. 118,
Mustikasari, Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat
6. Telepon : 08998276783/085717227852/02191897054
7. Email : [email protected]
B. PENDIDIKAN FORMAL
1. TK Aulia Bekasi, 1995-1997
2. SDN Mustika Jaya 2 Bekasi, 1997-2003
3. SMPN 26 Bekasi, 2003-2006
4. SMAN 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, 2006-2009
C. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. 2006-2007 Kursus Bahasa Inggris di LPIA, Bekasi
2. 2006-2009 Latihan Tae Kwon Do, Bekasi
3. 2008-2009 Kusus BKB Nurul Fikri, Bekasi
4. 2011-2012 Kursus Bahasa Arab di Lughatuna Language Center, Bekasi
vii
D. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Sencoko
2. Ibu : Paryati
3. Alamat : Pondok Timur Indah II, Jalan Galaksi 5, No. 118,
Mustikasari, Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat
4. Telepon : 08567699825
5. Anak ke : 1(satu) dari 2 (dua) bersaudara
viii
ABSTRACT
The study was backed by the excellent potential of the phenomenon by
the classification as well as the County/city in the Yogyakarta special region
province have not been identified and utilized optimally for the development
of construction. This study aims to find out and analyse sectors base/top
which has a competitive advantage and specialization in each
kabupaten/kota, as well as determine priority regions and sectors of the
typology of the base for the development of the construction of Regency/city.
The Data used in this study is secondary data in the period 2006-
2010. Data sourced from BPS Province BPS regency/town in Province of
DIY, and also Bappeda Province of DIY. The Analysis Model used the
analysis of LQ, Shift-Share, Typology Klassen and growth Ratio Model
(MRP).
The results of this research concluded that the district/city has the
potential of each according to its condition. Agricultural Sector, mining and
quarrying Sector, manufacture sevtor, and services sector still represent
dominant bases sector because its 3 regency have bases / pre-eminent in this
sector; While other sectors varied. The electricity, gas and clean water, and
transportation and communication sector only owned by Yogyakarta Town as
well as the city of the most numerous having sector basis same as district
sleman ( 5 sector base ).
The city of Yogyakarta which are classified into fast forward and fast-
growing. Then the Sleman Regency which are classified into fast-growing
areas. Three other regencies terklasifikasi into the relative left behind. from
the results of the analysis of LQ, Shift-Share, Klassen thypology and sectoral
growth Typology can be determined regency/city priority development sectors
flagship owned. Yogyakarta city and Regency of gunung Kidul have first
priority to the development of all sectors of the area of the base.
Keywords: GDP, Location Analysis and Shift Share Quetiont. Priority
Development
ix
ABSTRAK
Studi ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena potensi unggulan serta
klasifikasi daerah kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta belum
teridentifikasi dan dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan
pembangunan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis sektor-
sektor basis/unggulan yang mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di
masing-masing kabupaten/kota, serta menentukan tipologi daerah dan prioritas
sektor basis guna pengembangan pembangunan kabupaten/kota.
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam kurun
waktu tahun 2006-2010. Data bersumber dari BPS Provinsi, BPS kabupaten/kota.
Serta Bappeda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Model analisis yang
digunakan yakni Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Klassen serta Model Rasio
Pertumbuhan (MRP).
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kabupaten/kota mempunyai
potensi masing-masing sesuai dengan kondisinya. Sektor Petanian, Sektor
pertambangan dan penggalian, sektor Industri pengolahan serta sektor jasa-jasa
merupakan sektor basis yang dominan di Provinsi DIY karena 3 Kabupatennya
mempunyai basis/unggulan di sektor ini; sedangkan sektor lainnya bervariasi
khusus sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor pengangkutan dan komunikasi
hanya dimiliki Kota Yogyakarta sekaligus sebagai Kota yang paling banyak
memiliki sektor basis sama seperti Kabupaten Sleman (5 Sektor basis).
Kota Yogyakarta masuk dalam Tipologi daerah cepat maju dan cepat
tumbuh. Kemudian Kabupaten Sleman yang masuk dalam Tipologi daerah
berkembang cepat. Tiga kabupaten lainnya masuk dalam tipologi daerah relative
tertinggal. Dari hasil analisis LQ, Shift-Share, Tipologi daerah dan pertumbuhan
sektoral dapat ditentukan kabupaten/kota yang menjadi prioritas pengembangan
sektor-sektor unggulan yang dimiliki. Kota Yogyakarta dan Kabupaten gunung
Kidul mempunyai prioritas pertama untuk pengembangan wilayah atas semua
sektor basis yang dimilikinya.
Kata kunci : PDRB, Analisis Location Quetiont dan Shift Share, Prioritas
Pembangungan
x
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat
Allah Ta’ala yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayang-
Nya kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Shollallahu’alaihi Wassalam sang pembawa risalah islam, pembawa syafaat bagi
ummatnya dihari akhir kelak.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang dapat membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan
skripsi ini. Disamping itu, dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan. Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga menjadi amal baik dan
dibalas oleh Allah Ta’ala dengan balasan yang lebih baik. Secara khusus,
apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikain kepada:
1. Ayahanda Sencoko dan Ibunda Paryati atas doa dan kasih sayang yang tidak
terbatas kepada peneliti hingga saat ini. Banyak hal yang sampai saat ini tidak
dapat peeneliti berikan untuk mereka. Semoga Allah Ta’ala selalu menyayangi
keduanya sebagaimana keduanya menyayangi peneliti.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS,. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk membaca, mengoreksi dan mengarahkan penulis
selama penulisan skripsi.
3. Bapak Zuhairan Yunmi Yunan SE, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang
telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terimakasih bapak
atas jasa dan support serta selama ini sangat baik kepada saya, mudah ditemui,
mudah.
xi
4. Bapak Dr. Lukman, M.Si selaku Ketua jurusan Ilmu Ekonomi Studi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Utami Baroroh, M.Si selaku Sekretaris jurusan Ilmu Ekonomi Studi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Kepada Bapak Lukman, Bapak Darmajaya, dan Ibu Utami Baroroh penguji
ujian komprehensif yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan soal
dan juga nilainya.
7. Seluruh Staf dan karyawan/karyawati khususnya Ibu Siska dan Bapak Ajis
yang telah membantu penulis dalam hal – hal akademik sehingga dapat
dilancarkan segala urusan penulis saat ini
8. Bonita dan Chandra sebagai adikki paling teramat banyak bantuannya sampai –
sampai tidak dapat disebutkan apa saja yang sudah diberikannya
olehnya,terima kasih.
9. Keluarga besar IESP (Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan) seluruh
angkatan, khususnya angkatan 2009 : kelas B yaitu Gery, Raihan, Udin, Aziz
dan semua teman dari kelas B yang lain.
Kami berharap skripsi ini menjadi konstribusi serta menambah pustaka dan
referensi bagi semua pihak yang membutuhkan. Saran dan masukan dari para
pembaca untuk perbaikan ketidaksempurnaan skripsi ini sangat diharapkan.
Jazákumullah Khoiron.
Bekasi, Mei 2013
Aditya Nugraha Putra
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… I
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………….... II
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………. III
DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………… VI
ABSTRACT ………………………….…………………………………… VIII
ABSTRAKSI ………………………….………………………………….. IX
KATA PENGANTAR ………………………….………………… ……... X
DAFTAR ISI ………………………….………………………………….. XII
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. XVII
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. XIX
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... XX
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ……………………………... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................ 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …................................... 11
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ... 13
1. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah ………............ 13
a. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory) … 13
b. Teori Lokasi …………………………………….. 14
c. Teori Tempat Sentral …………………………… 16
d. Teori Kausasi Kumulatif ………………………... 16
e. Model Daya Tarik (Attraction) …………………. 17
2. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah …………... 17
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah ……………… 18
a. Teori Adam Smith ……………………………… 18
b. Teori Whilt Whitman Rostow ………………….. 19
xiii
c. Teori Harrod Domar dalam Sistem Regional …... 19
d. Teori Thomas Robert Malthus ………………….. 20
4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ………... 21
5. Analisis Shift-Share ………………………………... 22
6. Tipologi Ekonomi Regional ……………………….. 23
B. Penelitian Sebelumnya .................................................... 24
C. Kerangka Berpikir ........................................................... 29
BAB III : METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................... 31
B. Metode Penentuan Sampel ……………………………. 32
C. Metode Pengumpulan Data ............................................. 32
1. Field Research ........................................................... 32
2. Library Research ....................................................... 33
D. Metode Analisis .............................................................. 33
1. Analisis Location Quotient (LQ) ............................... 33
2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) .............. 35
3. Analisis Overlay......................................................... 37
4. Analisis Shift-Share (S-S) ......................................... 40
5. Penentuan Tipologi Daerah........................................ 44
6. Penentuan Prioritas Sektor Basis untuk Pembangunan
Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta ..... 46
E. Operasional Variabel Penelitian ..................................... 47
1. Potensi Ekonomi ........................................................ 47
xiv
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ............... 47
3. Pertumbuhan Ekonomi .............................................. 48
4. Pendapatan Perkapita ................................................. 48
5. Sektor-Sektor Ekonomi ............................................. 48
6. Kegiatan Ekonomi...................................................... 49
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian …………………... 50
1. Pembentukkan Provinsi DIY ..................................... 50
2. Letak Geografis ......................................................... 50
3. Demografi .................................................................. 52
4. Kondisi Perekonomian Provinsi DIY ........................ 53
B. Pembahasan ……………………………………………. 57
1. Sektor-Sektor Basis di Masing-masing Kabupaten/Kota 57
a. Sektor Pertanian .................................................... 57
b. Sektor Pertambangan dan Penggalian .................. 59
c. Sektor Industri Pengolahan ................................... 60
d. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ...................... 61
e. Sektor Bangunan ................................................... 62
f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ............. 63
g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ................. 64
h. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 65
i. Sektor Jasa-Jasa .................................................... 66
2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) ……….. 68
xv
a. Analisis MRP Kabupaten Kulon Progo ................ 70
b. Analisis MRP Kabupaten Bantul .......................... 71
c. Analisis MRP Kabupaten Gunung Kidul ............. 72
d. Analisis MRP Kabupaten Sleman ........................ 74
e. Analisis MRP Kota Yogyakarta ........................... 75
3. Hasil Analisis Shift-Share Tentang Keunggulan Komparatif
dan Spesialisasi .......................................................... 78
4. Analisis Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY
................................................................................... 83
5. Prioritas Wilayah Untuk Pengembangan Pembangunan 86
a. Prioritas Sektor Pertanian ..................................... 86
b. Prioritas Sektor Pertambangan dan Penggalian … 87
c. Prioritas Sektor Industri Pengolahan .................... 88
d. Prioritas Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ........ 88
e. Prioritas Sektor Bangunan .................................... 88
f. Prioritas Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 89
g. Prioritas Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .. 90
h. Prioritas Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan ……………….................................... 90
i. Prioritas Sektor Jasa …………………………… 91
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................... 95
B. Saran ............................................................................... 97
xvi
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 99
LAMPIRAN ……………………………………………………………… 101
xvii
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
1.1 Perbandingan Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Provinsi se
Jawa Tahun 2010 4
1.2 Perbandingan PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan
Ekonomi Provinsi se Jawa Tahun 2004 dan 2008 Atas Dasar
Harga Konstan 2000 5
1.3 PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut
Kabupaten/Kota di Propinsi DIY Atas Dasar Harga Konstan
2000 7
2.1 Tipologi Daerah 24
2.2 Penelitian-Penelitian Sebelumnya Tahun 2007-2010 26
4.1 Luas Wilayah Kabupaten/Kota Di Provinsi DIY Tahun 2010 51
4.2 Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi
DIY Tahun 2008-2010 52
4.3 Struktur Ekonomi Provinsi DIY Menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (Persentase) 54
4.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Propinsi DIY Tahun 2007-2010
(persentase) 55
4.5 PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan PDRB
Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan 2000 Propinsi DIY
Tahun 2010 56
4.6 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor
Pertanian Tahun 2005-2010 58
4.7 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor
Pertambangan dan Penggalian Tahun 2005-2010 60
4.8 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor
Industri Pengolahan Tahun 2005-2010 61
4.9 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor
Listrik, Gas, dan Air Bersih Tahun 2005-2010 62
4.10 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor
Bangunan Tahun 2005-2010 63
4.11 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor 64
xviii
Perdagangan, Hotel, dan Restoran Tahun 2005-2010
4.12 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2005-2010 65
4.13 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Tahun 2005-2010 65
4.14 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Jasa-
Jasa Tahun 2005-2010 67
4.15 Hasil Kompilasi Analisis LQ di Provinsi DIY Tahun 2005-2010 68
4.16 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Kulon
Progo Tahun 2005-2010 71
4.17 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Bantul
Tahun 2005-2010 72
4.18 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Gunung
Kidul Tahun 2005-2010 74
4.19 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Sleman
Tahun 2005-2010 75
4.20 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Kota
Yogyakarta Tahun 2005-2010 76
4.21 Hasil Analisis Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan
Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten/Kota Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta 82
4.22 Analisis Tipologi Klassen Kabupaten/Kota di Provinsi DIY
Periode 2005-2010 86
4.23 Prioritas Untuk Sektor Pertanian dilihat dari Analisis LQ, Shift-
Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-
2010 87
4.24 Prioritas Untuk Sektor Pertambangan dan Penggalian dilihat
dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan
Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010 87
4.25 Prioritas Untuk Sektor Industri Pengolahan dilihat dari Analisis
LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral
Tahun 2005-2010 88
4.26 Prioritas Untuk Sektor Bangunan dilihat dari Analisis LQ, Shift-
Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-
2010 89
xix
4.27 Prioritas Untuk Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran dilihat
dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan
Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010 90
4.28 Prioritas Untuk Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi
Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010 91
4.29 Prioritas Untuk Sektor Jasa-Jasa dilihat dari Analisis LQ, Shift-
Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-
2010 91
4.30 Prioritas Pengembangan Pembangunan Sektor Basis di Provinsi
DIY Tahun 2005-2010 92
xx
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pemikiran 30
3.1 Klasifikasi Tipologin Klassen 45
4.1 Peta Pulau Jawa 51
4.2 Skema Tipologi Daerah Provinsi DIY Tahun 2005-2010 85
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
I Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah) 101
II Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah) 102
III Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bantul Tahun
2005 – 2010 (Juta Rupiah) 103
IV Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Gunung Kidul
Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah) 104
V Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sleman Tahun
2005 – 2010 (Juta Rupiah) 105
VI Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2000 Menurut Lapangan Usaha Kota Yogyakarta Tahun 2005
– 2010 (Juta Rupiah) 106
VII Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Kulon Progo 107
VIII Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Bantul 110
IX Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Gunung
Kidul 113
X Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Sleman 116
XI Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Yogyakarta 119
XII Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten
Kulon Progo 122
XIII Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten
Bantul 125
xxii
XIV Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten
Gunung Kidul 128
XV Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten
Sleman 131
XVI Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Yogyakarta 134
XVII Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPr) Provinsi
DIY 137
XVIII Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan
Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Kulon Progo 140
XIX Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan
Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Bantul 144
XX Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan
Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Gunung Kidul 148
XXI Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan
Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Sleman 152
XXII Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan
Spesialisasi menurut Sektor di Kota Yogyakarta 156
XXIII Perhitungan Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi
DIY (Pertumbuhan %) 160
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pembangunan nasional di negara-negara yang mayoritas penduduknya
muslim pada umumnya terfokus pada pembangunan ekonomi dengan
memprioritaskana upaya pembangunan dan peningkatan kesejahteraan yang
menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat berkaitan
erat dengan peningkatan kualitas dan standar hidup yang diukur antara lain
melalui Produk Domestik Bruto (PDB) pada tingkat nasional dan Produk
Domestik Regional Bruto pada tingkat daerah baik provinsi, kabupaten
maupun kota.
Indonesia yang masyarakatnya mayoritas Muslim melaksanakan
pembangunan tidak terlepas dari pandangan tersebut. Pembangunan nasional
harus memperhatikan kondisi masyarakat (mayoritas Muslim). Namun
demikian tetap harus memperhatikan minoritas yang sama-sama mempunyai
hak dalam menikmati hasil pembangunan. Selain itu, pembangunan nasional
juga harus memperhatikan kondisi daerah-daerah diseluruh Indonesia karena
pembangunan daerah tidak bisa disamaratakan dengan alasan perbedaan
karakteristik, budaya, keadaan sosial dan sebagainya. Maka dari itu,
keberhasilan pembangunan nasional bisa terlihat dari pembangunan daerah-
daerah yang ada.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana
pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan
2
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor
swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah
tersebut (Arsyad, 2002:108). Masalah pokok dalam pembangunan daerah
terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang
didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous
development) dengan menggunakan potensi sumberdaya fisik secara lokal
(daerah). Dengan perencanaan yang baik dan kebijakan yang tepat akan
mempengaruhi keberhasilan pembangunan ekonomi daerah tersebut. Todaro
mengatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukkan oleh tiga
nilai pokok yaitu berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan pokoknya, meningkatkan rasa harga diri, dan meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memilih. Namun begitu harus diperhatikan
bahwa pembangunan ekonomi tanpa pembangunan moral masyarakatnya dari
sisi agama akan menjadi salah satu penyebab tidak berkembangnya
pembangunan tersebut.
Sudah dua belas tahun Indonesia menghadapi perubahan kondisi
pembangunan secara keseluruhan. Pemerintahan dan pembangunan diseluruh
Indonesia sudah memasuki otonomi daerah yang memiliki hakikat bahwa
pengelolaan pembangunan diserahkan oleh pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah. Perubahan sistem pemerintahan dan pengelolaan
pembangunan daerah serta terjadinya globalisasi kegiaatan ekonomi tersebut
tentunya akan menimbulkan perubahan yang cukup drastis dalam pengelolaan
3
pembangunan daerah. Pola pembangunan daerah yang selama ini cenderung
seragam mulai berubah dan bervariasi. Oleh sebab itu pembangunan ekonomi
daerah tergantung pada potensi dan permasalahan pokok yang dialami oleh
daerah yang bersangkutan (Sjafrizal, 2008:229).
Arsyad (2002) mengatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan
ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan
barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang
menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk
diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan menciptakan peluang kerja
(job creation). Jika dilihat dari kemakmuran suatu daerah, maka daerah satu
tidak akan sama dengan daerah yang lainnya walaupun dalam satu provinsi.
Kaum klasik berpandangan bahwa daerah yang memiliki atau kaya SDA akan
lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur dibandingkan daerah yang miskin
SDA (Emilia, 2006). Perbedaan SDA tersebut merupakan modal awal dalam
pembangunan yang selanjutnya harus terus dikembangkan. Selain
mengandalkan SDA yang ada dibutuhkan juga sinergi dengan faktor-faktor lain
sepeti SDM yang mengelola SDA, teknologi sebagai alat “tools” untuk
mengelola SDA. Sehingga akan dihasilkan barang dan jasa yang baik dan
berkualitas, yang akhirnya berdampak pada pendapatan daerah tersebut.
Seketika tejadi multiplier effect dalam kegiatan perekonomian dan perputaran
uang akan terjadi.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai salah satu provinsi yang ada
di pulau Jawa, merupakan provinsi terkecil kedua di pulau Jawa setelah DKI
4
Jakarta bila ditinjau dari segi luas wilayah. DIY mempunyai luas wilayah
sebesar 3185,80 km2 sedangkan provinsi DKI Jakarta hanya sebesar 664,01
km2, provinsi yang paling besar luas wilayahnya di pulau jawa yaitu Jawa
Timur dengan luas wilayah 47.799,75 km2, kemudian provinsi Jawa Barat
dengan luas wilayah sebesar 35.377,76 km2 dan provinsi Jawa Tengah
mempunyai luas wilayah 32800,69 km2 serta provinsi Banten yang memiliki
luas wilayah sebesar 9.662,92 km2. Namun demikian dengan luas wilayah yang
relatif kecil DIY memiliki jumlah penduduk yang tidak banyak yaitu sebesar
3.457.491 jiwa berbeda jauh dengan propinsi DKI Jakarta dengan luas wilayah
yang kecil dengan jumlah penduduk sebanyak 9.607.787 jiwa, seperti yang
terlihat dalam Tabel 1.1 berikut:
Tabel.1.1.
Perbandingan Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Provinsi se-Jawa
Tahun 2010
No Wilayah Luas Wilayah
(km2)
Jumlah Penduduk
(jiwa)
1 DKI Jakarta 664,01 9.607.787
2 Jawa Barat 35.377,76 43.053.732
3 Banten 9.662,92 10.632.166
4 Jawa Tengah 32.800,69 32.382.657
5 DIY 3185,80 3.457.491
6 Jawa Timur 47.799,75 37.476.757
Sumber data: BPS-Statistik Indonesia 2011
Provinsi DIY mempunyai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
yang paling rendah yakni hanya sebesar Rp. 5009 milyar pada tahun 2004 dan
tahun 2008 sebesar Rp. 19.212,5 milyar atau berada diurutan paling bawah
setelah Provinsi Banten dengan PDRB-nya sebesar Rp. 68.802,9 milyar tahun
2008 dan Propinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 168.034,5 milyar pada tahun
2008. Laju pertumbuhan ekononomi DIY sebesar 5,03%, jauh dari laju
5
pertumbuhan provinsi lainnya di pulau jawa seperti Jawa Barat dengan 6,21%
dan DKI Jakarta dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 6,23%. Hal inilah yang
harus dilakukan Pemda DIY untuk meningkatkan pertumbuhan agar tidak
tertinggal jauh dari provinsi lainnya seperti ditunjukkan dalam tabel.1.2.
Tabel.1.2.
Perbandingan PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan ekonomi
Propinsi se Jawa tahun 2004 dan 2008 atas dasar harga konstan 2000
No Wilayah
PDRB
Thn 2004
(miliar
Rp)
PDRB Thn
2008
(miliar Rp)
PDRB/kap
Thn 2008
(ribu Rp)
Laju
Pertumbuhan
Ekonomi
(%)
1 DKI Jakarta 31.832,2 353.723,4 37.782,5 6,23
2 Jawa Barat 5.957,0 291.205,8 7.005,5 6,21
3 Banten 6.011,8 68.802,9 6.814,3 5,77
4 Jawa Tengah 4.172,7 168.034,5 5.220,7 5,61
5 DIY 5.009,0 19.212,5 5.662,4 5,03
6 Jawa Timur 6.639,7 305.538,7 8.264,0 6,16
Sumber: BPS-Statistik Indonesia 2011
Sebuah hasil studi tentang anatomi makro ekonomi regional di provinsi
DIY menunjukkan bahwa pertumbuhan Propinsi DIY masih di bawah
pertumbuhan nasional yakni berkisar antara 3,70% sampai 5,02% (Ma’ruf,
2009).
Bencana alam terjadi di salah satu kabupaten di DIY yaitu Kabupaten
Bantul pada tahun 2006 dan berkelanjutan hingga tahun 2010 di Kabupaten
Sleman. Seiring dengan terjadinya bencana alam di daerah tersebut jelas
mempengaruhi DIY secara keseluruhan. Ini memiliki dampak yang besar
terhadap kegiatan ekonomi di daerah karena bencana alam dapat menimbulkan
dampak langsung berupa kematian, kerugian materiil, rusaknya sektor-sektor
6
ekonomi seperti yang terjadi di Kabupaten bantul 2006 yang lalu. Hal ini jelas
memperparah kondisi ekonomi daerah meskipun saat ini DIY berada dalam
taraf pemulihan dari adanya bencana alam yang sering melanda.
Dengan adanya otonomi daerah, setiap daerah kabupaten/kota dituntut
untuk mandiri mengurus rumah tangganya sendiri. Salah satu indikatornya
melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD merupakan hasil murni yang
didapatkan oleh suatu daerah. Semakin besar PAD, maka menunjukkan
kemandirian daerah tersebut. Untuk meningkatkan PAD nya yang nanti akan
berpengaruh terhadap PDRB, maka pemerintah daerah harus terus menggali
potensi ekonomi yang ada. Salah satunya dengan memanfaatkan warisan alam
untuk pariwisata yang ada di Provinsi DIY dan selalu mensyukuri pemberian
dari Allah Ta’ala sehingga nikmat tersebut akan ditambah oleh Allah Ta’ala.
Di Provinsi DIY terdapat empat kabupaten dan satu kota dimana
tentunya setiap kabupaten dan kota masing-masing mempunyai potensi
ekonomi yang khas sesuai keadaan daerahnya masing-masing sehingga akan
mempunyai PDRB, tingkat pertumbuhan dan prioritas sektoral yang berbeda-
beda pula seperti yang terlihat dalam Tabel.1.3. berikut ini.
7
Tabel.1.3.
PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di
Propinsi DIY Atas Dasar Harga Konstan 2000
No Kabupaten/Kota
PDRB
tahun 2005
(Juta Rp)
Perse
ntase
(%)
PDRB
Tahun 2009
Perse
ntase
(%)
Laju
pertumb
uhan
ekonomi
rata-rata
(%)
1 Kulonprogo 1.465.477 9,05 1.728.304 8,62 4,31
2 Bantul 3.080.313 19,02 3.779.948 18,85 3,98
3 Gunungkidul 2.613.269 16,14 3.197.365 15,95 4,11
4 Sleman 4.837.435 29,88 6.099.557 30,42 4,74
5 Yogyakarta 4.194.945 25,91 5.244.851 26,16 4,56
DIY 16.191.439 100 20.050.025 100 4,41
Sumber Data: BPS-DIY Dalam Angka 2010
Tabel di atas memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di
masing-masing Kabupaten/Kota tahun 2005-2009 terdapat kabupaten yang
mempunyai laju pertumbuhan ekonomi rata-rata terendah dalam kurun waktu
lima tahun dibandingkan kabupaten lainnya berada di bawah 4% yaitu
Kabupaten bantul sebesar 3,98%.
Hal ini memerlukan perhatian yang cukup serius dari pemerintah DIY
terutama Pemda Kabupaten Bantul. Meskipun diketahui bahwa untuk
kabupaten Bantul kemunduran ekonominya lebih dipengaruhi oleh adanya
bencana alam yang melanda pada tahun 2006 sehingga pertumbuhan ekonomi
pada saat itu hanya sebesar 2,02 %. Gempa yang melanda Kabupaten Bantul
membuat lumpuh sektor-sektor ekonomi yang ada. Perhatian dan
pengembangan pembangunannya perlu direncanakan kembali sesuai dengan
potensi yang dimiliki daerah tersebut dan antisipasi bencana harus disiapkan.
8
Selain bencana alam yang menjadi salah satu masalah di Provinsi DIY,
ada beberapa masalah lain yang berhubungan dengan potensi ekonomi itu
sendiri. Setiap tahun terjadi pertumbuhan ekonomi di masing-masing
kabupaten/kota, namun belum diketahui sektor apa saja yang menjadi sektor
basis sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut. Hal ini
penting dan bagian dari identifikasi potensi ekonomi.
Masalah selanjutnya, dari pertumbuhan ekonomi yang ada belum
diketahui sektor ekonomi yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan
komparatif. Sehingga pertumbuhan yang ada hanya terbatas pada nagka-angka
kuantitatif saja. Untuk itu setelah sektor basis diketahui, dilanjutkan dengan
identifikasi sektor-sektor yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan
komparatif.
Tidak hanya itu, masalah lain yang harus diselesaikan agar pertumbuhan
ekonomi tidak hanya sebatas angka-angka dan memiliki arti penting adalah
dengan mengidentifikasi sektor ekonomi yang memiliki potensidaya saing
kompetitif dan spesialisasi. Ini menjadi penting, dikarenakan potensi yang
belum diketahui keunggulannya sulit dikembangkan. Namun jika sudah
diketahui sektor mana saja yang memiliki potensi masing-masing, maka
pemerintah bisa mengambil sikap dan kebijakan terhadap sektor-sektor tersebut
dengan lebih tepat.
Masalah yang melanda Provinsi DIY berhubungan dengan potensi
ekonomi yaitu belum diketahui daerah masing-masing kabupaten.kota yang
digunakan untuk memacu pengembangan pembangunan. Dengan adanya
9
otonommi daerah, semua kabupaten/kota berjalan sendiri-sendiri membangun
daerahnya. Tapi Provinsi memiliki peran sebagai kordinasi antar
kabupaten/kota sehingga Provinsi harus mengetahui daerah mana yang bisa
dijaidkan contoh untuk memacu pengembangan pembangunan.
Masalah terakhir yang penting yaitu belum adanya prioritas sektor basis
dalam pengembangan pembangunan. Sembilan sektor yang dimiliki oleh
kabuaten/kota memiliki program dalam kegiatan ekonominya. Namun tidak
semua dapat dijalankan serentak. Hal ini terkendala oleh anggaran yang
dialokasikan, kemudian RPJMD dan “urgensi” program tersebut. Untuk itu
prioritas penentuan sektor basis harus dilaksanakan dengan harapan pemerintah
dengan kebijakanya dan keterbatasan anggarannya memprioritaskan sektor-
sektor basis.
Meskipun laju pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir di
kabupaten/kota yang lain cukup baik, namun masing-masing kabupaten/kota
harus lebih meningkatkan PDRB nya. Agar hasil pendapatan daerah berkah
untuk rakyat setempat, perlu dihindari kegiatan ekonomi atau sektor-sektor
yang haram, bertentangan dengan syariat Islam serta merugikan orang banyak.
Pemda harus kreatif dan inovatif untuk memanfaatkan potensi ekonomi yang
ada. Karena masih banyak potensi yang dimiliki belum dimanfaatkan secara
optimal. Sehingga kabupaten/kota di DIY menemukan dan mengetahui sektor-
sektor yang unggul di daerahnya.
Banyaknya provinsi serta kabupaten/kota di Indonesia yang meyebar dari
Sabang sampai Merauke dan beragamnya potensi daerah yang berbeda
10
diperlukan perhatian yang serius dalam upaya pengembangan pembangunan
oleh Pemerintah. Tidak setiap daerah memiliki potensi ekonomi yang sama,
untuk itu penelitian dan studi lanjutan secara terus-menerus harus dilakukan
agar pembangunan di daearah lebih cepat dan sesuai dengan keadaan daerah
tersebut. Pemerintah juga harus menjaga agar potensi-potensi tersebut tidak
dikuasai pihak asing dengan sesukanya sehingga akan berdampak merugikan
daerah tersebut.
Dari uraian diatas maka diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui
potensi serta identifikasi sektor-sektor ekonomi daerah kabupaten dan kota
yang berada dalam wilayah DIY sebagai pedoman dalam merumuskan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di era otonomi daerah. Peneliti mengambil judul penelitian “Analisis
Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY)”.
B. Perumusan Masalah
Provinsi DIY termasuk daerah yang perekonomiannya paling rendah
dibandingkan dengan lima provinsi lainnya yang setara di Jawa yakni DKI
Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Banten, yang tercermin dari
tingkat Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB)nya (lihat Tabel 1.2.).
Demikian pula dengan volume ekspornya. Hal ini disebabkan belum
optimalnya pemgembangan potensi daerah. Mengacu pada latar belakang
masalah yang telah dikemukakan, maka masalah yang akan dikaji adalah:
11
1. Sektor basis ekonomi apa saja yang dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi masing-masing bagi kabupaten/kota di Provinsi DIY;
2. Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif
dan komparatif bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY;
3. Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif
dan spesialisasi bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY;
4. Daerah mana yang dapat digunakan untuk memacu pengembangan
pembangunan.;
5. Bagaimana penentuan prioritas sektor basis untuk pengembangan
pembangunan di DIY ditiap kabupaten/kota.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi dan
mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi di masing-masing kabupaten/kota di
wilayah DIY dengan cara:
1. Mengetahui sektor basis ekonomi apa saja yang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masing-masing bagi kabupaten/kota di Provinsi DIY;
2. Mengetahui Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing
kompetitif dan komparatif bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi
DIY;
3. Mengetahui Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing
kompetitif dan spesialisasi bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi
DIY
12
4. Menganalisis tipologi masing-masing daerah berdasarkan potensi yang
dimilikinya.
5. Menentukan priorotas sektor basis guna pengembangan pembangunan di
DIY umumnya serta Kabupaten dan Kota Khususnya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi, informasi
dan pedoman bagi pengambil kebijakan serta peneliti lainnya yang berminat
dibidang ini:
1. Memudahkan pemerintah provinsi DIY membuat perencanaan kebijakan
pembangunan ekonomi daerah baik jangka pendek, jangka menengah,
maupun jangka panjang berdasarkan potensi ekonomi dan tipologi yang
dimiliki tiap kabupaten/kota.
2. Sebagai bahan informasi untuk dipertimbangkan oleh pemerintah DIY
tentang kinerja masing-masing sektor.
3. Menambah referensi tentang pertumbuhan ekonomi di suatu daerah untuk
dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan studi-studi selanjutnya.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang berkenaan dengan Variabel yang diambil
1. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah
a. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)
Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama
pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung
dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah (Arsyad, 2002:116).
Teori basis ini digolongkan ke dalam dua sektor yaitu sektor basis dan
sektor non basis.
Sektor basis merupakan sektor yang melakukan aktifitas
berorientasi ekspor keluar batas wilayah perekonomian yang
bersangkutan. Sektor basis memiliki peran penggerak utama (primer
mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu
wilayah semakin maju pertumbuhan wilayah. Setiap perubahan yang
terjadi pada sektor basis menimbulkan efek ganda dalam perekonomian
regional.
Sedangkan sektor non basis adalah sektor yang menyediakan
barang dan jasa untuk masyarakat di dalam batas wilayah perekonomian
bersangkutan. Luas lingkup produksi dan pemasaran bersifat lokal. Inti
dari teori ini adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah
ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut.
14
Strategi pembangunan daerah yang muncul berdasarkan teori ini
adalah penekanan terhadap arti penting bantuan (aid) kepada dunia usaha
yang mempunyai pasar secara nasional maupun internasional.
implementasi kebijakannya mencakup pengurangan hambatan/batasan
terhadap perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan
akan didirikan di daerah tersebut.
Untuk menganalisis basis ekonomi suatu wilayah digunakan
analisis Location Quotient (LQ). LQ digunakan untuk mengetahui
seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan dengan cara
membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah tersebut
dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian
regional (Emilia, 2006:24).
LQ menggunakan rasio total nilai PDRB disuatu daerah
(kabupaten/kota) dibandingkan dengan rasio PDRB pada sektor yang
sama di wilayah referensi (provinsi/nasional).
b. Teori Lokasi
Alfred Weber seorang ahli ekonomi Jerman menulis buku berjudul
Uber den Standort der Industrien pada tahun 1909. Buku ini
diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1929 oleh C.J.Friedrich
dengan judul Alfred Weber’s Theory of Location of Industries (Tarigan,
2005:96). Teori yang dipelopori oleh Weber ini khusus untuk kegiatan
industri pengolahan. Sehingga teori ini sangat terkait dengan
pengembangan kawasan industri. Untuk lebih mendalami digunakan
15
pendekatan Least cost analysis dalam penerapannya. Teori ini
mengemukakan mengenai perusahaan yang meminimumkan biaya
dengan cara pemilihan lokasi yang strategis dan mendekati pasar.
Strategis dalam arti mudah dalam mendapatkan bahan baku dan mudah
dalam distribusi barang atau jasa.
Analisis least cost ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok
yaitu lokasi pasar dan sumber bahan baku, sebahagian bahan baku adalah
localized materials, tidak terjadi perubahan teknologi serta ongkos
transportasi tetap. Weber menyimpulkan bahwa lokasi optimum dari
suatu perusahaan industri umumnya terletak dimana permintaan
terkonsentrasi atau sumber bahan baku. Bila suatu perusahaan industri
memilih lokasi pada salah satu dari kedua tempat tersebut, maka ongkos
angkut untuk bahan baku dan hasil produksi akan dapat diminimumkan
dan keuntungan aglomerasi yang ditimbulkan dari adanya konsentrasi
perusahaan pada suatu lokasi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
(Emilia, 2006:16).
Banyak variabel yang mempengaruhi kualitas atau suitabilitas
suatu lokasi misalnya upah tenaga kerja, biaya energi, ketersediaan
pemasok, komunikasi, fasilitas-fasilitas pendidikan dan latihan (diklat),
kualitas pemerintah daerah dan tanggung jawabnya serta sanitasi
(Arsyad, 2002:116).
16
c. Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral (central place theory) menganggap bahwa ada
hirarki tempat (hierarchy of places). Setiap tempat sentral didukung oleh
sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumberdaya
(industri dan bahan baku). Tempat sentral tersebut merupakan suatu
pemukiman yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang
mendukungnya.
Teori ini bisa diterapkan pada pembangunan ekonomi daerah, baik
di perkotaan maupun di pedesaaan. Misalnya perlunya melakukan
pembedaan fungsi antara daerah-daerah yang berbatasan. Beberapa
daerah bisa menjadi wilayah penyedia jasa sedangkan lainnya hanya
sebagai daerah pemukiman (Arsyad, 2002:117).
d. Teori Kausasi Kumulatif
Kondisi daerah-daerah sekitar kota yang semakin buruk
menunjukkan konsep dasar dari tesis kausasi kumulatif (cumulative
causation) ini. Kekuatan-kekuatan pasar cenderng memperpanjang
kesenjangan antara daerah-daerah tersebut. Maka dari itu kita mengenal
ada yang disebut daerah maju dan daerah terbelakang. Daerah maju
mengalami akumulasi keunggulan kompetitif dibanding daerah-daerah
lainnya. Inilah yang disebut sebagai backwash effect (Mrydal, 1957
dalam Arsyad, 2002).
Menurut model ini, ketimpangan pembangunan regional hanya
akan dapat dikurangi melalui program pemerintah. Apabila hanya
17
diserahkan pada mekanisme pasar, maka ketimpangan regional akan
terus meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan (Sjafrizal,
2008:98).
e. Model Daya Tarik (Attraction)
Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi yang
paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang
mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi
pasarnya terhadap industrialis melaui pemberian subsidi dan insentif
(Arsyad, 2002:118)
2. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah
Tujuan perencanaan pembangunan ekonomi yang utama adalah untuk
memberikan kesempatan kerja bagi penduduk. Selanjutnya untuk mencapai
stabilitas ekonomi daerah. Pembangunan ekonomi akan sukses jika mampu
memenuhi kebutuhan dunia usaha seperti lahan, keuangan, dan
infrastruktur. Selain sukses, pembangunan ekonomi akan berkah apabila
aktifitas di dalamnya terhindar serta terbebas dari praktek-praktek ribawi.
Tujuan berikutnya, untuk mengembangkan sektor basis ekonomi dan
kesempatan kerja yang beragam. Hal ini sebagai antisipasi kemungkinan
fluktuasi ekonomi sektoral yang akan mempengaruhi keempatan kerja
masyarakat.
Secara garis besar, strategi pembangunan ekonomi daerah dapat
dikelompokkan menjadi empat yaitu: (1) Strategi Pengembangan
Fisik/Lokalitas, (2) Strategi Pengembangan Dunia Usaha, (3) Strategi
18
Pengembangan Sumber Daya Manusia, (4) Strategi Pengembangan
Masyarakat. (Evi dan Hastarini, 2008:167)
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah
a. Teori Adam Smith
Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi
lima tahap yang berurutan dimulai dari masa berburu, masa berternak,
masa bercocok tanam, masa berdagang, dan tahap masa industri.
Menurut teori ini, masyarakat akan bergerak dari masyarakat tradisional
kemasyarakat modern yang kapitalis. Dalam prosesnya, pertumbuhan
ekonomi akan semakin terpacu dengan adanya sistem pembagian kerja
antar pelaku ekonomi. Smith memandang pekerja sebagai salah satu
input produksi, pembagian tenaga kerja merupakan titik sentral
pembahasan dalam teori ini sebagai upaya peningkatan produktifitas
kerja. Dalam pembangunan ekonomi, modal memegang peranan penting.
Akumulasi modal akan menentukan cepat atau lambatnya
pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Proses
pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan memiliki hubungan
keterkaitan satu sama lainnya. Timbulnya peningkatan kerja pada suatu
sektor akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal, mendorong
kemajuan teknologi, meningkatkan spesialisasi dan memperluas pasar.
Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat.
Proses pertumbuhan ekonomi sebagai suatu fungsi tujuan pada akhirnya
19
harus tunduk pada funsi kendala yaitu keterbatasan sumber daya ekonomi
(Kuncoro, 1997 dalam Akrom, 2010)
b. Toeri Whilt Whitman Rostow
Menurut Rostow dalam bukunya The Stage of Economics Growth
(1965) proses pertumbuhan ekonomi bisa dibedakan kedalam lima tahap
yaitu: pertama, masyarakat tradisional dimana pada tahapan ini
masyarakat menggunakan metode produksi yang masih primitif dengan
kebiasaan turun-temurun. Kedua, tahapan prasyarat tinggal landas
dimana terjadi transformasi diseluruh sektor kehidupan seperti
transformasi dari sektor pertanian menuju sektor perkotaan. Ketiga,
tahapan tinggal landas dimana terjadi berbagai perubahan yang drastis
baik berbentuk revolusi politik, terciptanya berbagai inovasi dan
munculnya pasar-pasar baru. Keempat, tahap menuju kedewasaan
dimana industri sudah berkembang dengan pesat, penggunaaan teknologi
secara efektif disemua sektor produksi, keahlian tenaga kerja meningkat
dan terjadi perubahan-perubahan sosial. Kelima, tahap konsumsi tinggi
dimana segala sesuatu berorientasi pada masalah konsumsi bukan
produksi (Zakaria, 2009:113-116).
c. Teori Harrod Domar dalam Sistem Regional
Teori ini dikembangkan oleh Roy F. Harrod (1948) di Inggris dan
Evsey D. Domar (1957) di Amerika Serikat. Berbeda dengan Keynes
yang melihat perekonomian dalam jangka pendek, teori ini melihat dari
sisi jangka panjang yang didasarkan beberapa asumsi:
1) Perekonomian bersifat tertutup
20
2) Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan
3) Proses produksi memiliki koefesien yang tetap
4) Tingkat pertumbuhan angkatan kerja adalah konstan dan sama dengan
timgkat pertumbuhan penduduk.
Atas dasar asumsi-asumsi tersebut, Harrod-Domar membuat
analisis dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang
mantap (seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar) hanya bisa
tercapai apabila terpenuhi syarat-syarat keseimbangan sebagai berikut :
Keterangan :
g = Growth (tingkat pertumbuhan output
k = Capital (tingkat pertumbuhan modal)
n = tingkat pertumbuhan angkatan kerja
Agar terjadi keseimbangan antara tabungan (S) dan investasi (I)
harus terdapat kaitan yang saling menyeimbangkan, padahal peran k
untuk menghasilkan tambahan produksi ditentukan oleh v (rasio modal
output). (Tarigan, 2007:49).
d. Teori Thomas Robert Malthus
Malthus menitikberatkan perhatian pada perkembangan
kesejahteraan suatu negara, yaitu pertumbuhan ekonomi yang dapat
dicapai dengan meningkatkan kesejahteraan suatu negara. Kesejahteraan
suatu negara sebagian tergantung pada jumlah output yang dihasilkan
oleh tenaga kerja dan sebagian lagi pada nilai atas produk tersebut
(Jhingan, 1993 dalam Akrom, 2010).
g = k= n,
21
4. Produk Domestik regional Bruto (PDRB)
Salah satu indikator makro ekonomi yang penting untuk mengetahui
kondisi ekonomi di suatu daerah pada suatu periode tertentu adalah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Menurut Badan Pusat Statistik (2011:2)
PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit
produksi dalam suatu wilayah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang
dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
Perhitungan PDRB menggunakan dua macam harga, yaitu PDRB atas
dasar harga konstan dan PDRB atas dasar harga berlaku. PDRB ata dasar
harga konstan dihitung dengan menggunakan harga tetap pada suatu tahun
tertentu sebagai dasar/referensi. Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku
dihitung dengan menggunakan harga tahun berjalan. PDRB atas dasar
berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa.
Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam perhitunan PDRB, yaitu:
a. Pendekatan produksi, yaitu jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit produksi/sektor dalam suatu wilayah pada
suatu periode tertentu (biasanya satu tahun).
b. Pendekatan pengeluaran, yaitu jumlah semua komponen permintaan
akhir di suatu wilayah, dalam jangka waktu tertentu. Komponen
permintaan akhir meliputi: pengeluaran konsumsi rumah tangga,
pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi
pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan
inventori/stok, dan ekspor neto.
22
c. Pendekatan pendapatan, yaitu jumlah semua balas jasa yang diterima
oleh faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi di
suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Komponen balas jasa faktor
produksi yang dimaksud adalah: upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal,
dan keuntungan. Semoa komponen tersebut sebelum dipotong pajak
penghasilan dan pajak langsung lainnya.
Namun pada pendekatan pendapatan ada satu komponen balas jasa
yang bertentangan dengan kaidah Islam, yaitu adanya balas jasa dari
modal yang dipinjamkan berupa bunga. jika landasannya investasi
hendaknya balas jasa berupa bagi hasil bukan bunga karena dalam
investasi belum diketahui keuntungan maupun kerugian di masa
mendatang.
5. Analisis Shift-Share
Analisis Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna dalam
menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingnkan dengan
perekonomian nasional. Tujuan analisis ini sendiri adalah untuk menentukan
kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan
membandingkanya dengan daerah yang lebih besar (region/nasional).
Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3
bidang yang berhubungan satu sama lain yaitu (Arsyad, 2002:139-140):
a. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis
perubahan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada
sektor yang sama di perekonomian yang dijadikan acuan.
23
b. Pereseran proporsional (proportional shift) mengukur perubahan relatif
pertumbuhan atau penurunan pada daerah dibandingkan dengan
perekonomian yang yang lebih besar untuk dijadikan acuan. Dengan
demikian dapat diketahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi
pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat daripada perekonomian
yang dijadikan acuan.
c. Peregeseran diferensial (differential shift) digunakan untuk menentukan
seberapa besar daya saing industri daerah dengan perekonomian yang
dijadikan acuan.
6. Tipologi Ekonomi Regional
Menurut Leo Klassen (1965) analisis ini digunakan untuk mengetahui
gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing
daerah. Tipologi daerah pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua
indikator utama, yaitu pertumbuhan eonomi daerah dan pendapatan
perkapita daerah (Emilia, 2006:55). Kemudian daerah yang diamati dibagi
menjadi empat klasifikasi yaitu:
a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh
b. Daerah maju tapi tertekan
c. Daerah berkembang cepat
d. Daerah relatif tertinggal
Untuk jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
24
Tabel.2.1.
Tipologi Daerah
PDRB perkapita (y)
Laju
Pertumbuhan (r)
yi > y yi < y
ri > r Daerah maju dan
Tumbuh Cepat
Daerah berkembang
cepat
ri < r Daerah maju tapi
tertekan
Daerah relatif tertinggal
Sumber: Mudrajat Kuncoro dalam Nudiatulhuda (2007)
Keterangan:
r = Rata-rata pertumbuhan kabupaten/kota
y = Rata-rata PDRB per kapita kabupaten/kota
ri = Pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota yang diamati
yi = PDRB per kapita kabupaten/kota yang diamati
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai sektor basis telah dilakukan oleh beberapa peneliti.
Analisis yang digunakan sebagian besar adalah analisis shift-share dan LQ.
Selain menggunakan analisis tersebut, ada pula yang menggunakan analisis
klassen tipologi atau analisis LQ digabungkan dengan klassen tipologi dan
Logistic Regression.
Wali I Mondal (2009) hasil analisis mengenai potensi pembangunan
industrial di Malaysia. Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan
pendekatan shift-share menunjukan bahwa malaysia mempunyai sektor basis di
wilayah Klantan, Terengannu, Pahong dan Johar Utara dimana ke empat
wilayah tersebut mempunyai mix industri yang unik dibandingkan wilayah
lainya di Malaysia, hal tersebut didukung dengan sumberdaya alam yang
berlimpah. Pada Semenanjung Malaysia kaya akan sektor pertanian dan sektor
25
perikanan, selain itu konstribusi sektor pariwisata memiliki peranan penting
dalam perekonomian Malaysia.
AguS Tri Basuki (2009) hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten
Yapen, Provinsi Papua Tahun 2004-2008. Kabupaten kepulauan Yapen adalah
sebuah kabupaten yang baru sebagai hasil pemisahan regional dan terletak di
daerah yang sangat dekat ke leher kepala butung Provinsi Papua. Penelitian ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Yapen memiliki Keuntungan ekonomi di
sebagian besar sektor kecuali sektor pertambangan dan industri manufaktur.
Sektor yang paling menguntungkan adalah keuangan,, persewaan, dan jasa
perusahaan jasa, serta sektor konstruksi. Sektor lain yang menguntungkan
adalah industri wisata, seperti perdagangan, hotel dan restoran. Secara lengkap
penelitian terdahulu dapat dilihat dalam tabel 2.3 berikut:
26
Tabel.2.2.
Penelitian-Penelitian Sebelumnya Tahun 2007-2010
No Peneliti Alat
Analisis Judul dan Hasil Penelitian
1 Wali I. Mondal (2009) - Shift Share Judul: An Anlysis of The Industrial Development Potential of Malaysia: A
shift-Share Approach
Hasil Penelitian: Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa malaysia
mempunyai sektor basis di wilayah Klantan, Terengannu, Pahong dan Johar
Utara dimana ke empat wilayah tersebut mempunyai mix industri yang unik
dibandingkan wilayah lainya di Malaysia, hal tersebut didukung dengan
sumberdaya alam yang berlimpah. Pada Semenanjung Malaysia kaya akan
sektor pertanian dan sektor perikanan, selain itu konstribusi sektor pariwisata
memiliki peranan penting dalam perekonomian Malaysia.
2 Agus Tri Basuki (2009) - Klasifikasi
Pertumbuhan
- LQ
- MRP (Rps, Rpr)
- Overlay
- Shift-Share
- Klassen
Tipology
- overlay
Judul: Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Yapen dalam Menopang
Pembangunan Provinsi Papua Tahun 2004-2008
Hasil Penelitian: Kabupaten kepulauan Yapen adalah sebuah kabupaten yang
baru sebagai hasil pemisahan regional dan terletak di daerah yang sangat dekat
ke leher kepala butung Provinsi Papua. Penelitian ini menunjukkan bahwa
Kabupaten Yapen memiliki Keuntungan ekonomi di sebagian besar sektor
kecuali sektor pertambangan dan industri manufaktur. Sektor yang paling
mneguntungkan adalah layanan, keuangan, perusahaan jasa, dan konstruksi.
Sektor lain yang menguntungkan adalah industri wisata, seperti perdagangan,
hotel dan restoran.
3 Fafurida (2009) - LQ
- Shift Share
- Analisis Indeks
Judul: Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman
Pangan di Kabupaten Kulonprogo
Hasil Penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat perencanaan
27
Sentralitas dalam pengembangna sektor pertanian terutama makanan pertanian . hasil
penelitian menunjukkan bahwa untuk produksi padi dipusatkan di Kecamatan
Temno, Panjatan, Galur, Lendah, Kokap, Girimulyo, Nanggulan dan
Kecamatan Samigaluh. Sedangkan untuk penggilingna beras dikembangkan di
Kecamatan Wates, dan Kecamatan Pengasig. Untuk komoditas jagung
pengembangan industri pengolahannya bisa dikembangkan di Kecamatan
Sentolo dan Pengasih dan pusat produksi bisa dilakukan di Kecamatan Temonb,
Lendah, Kokap, Kalibawang, dan Samigaluh.
Untuk komoditas tanaman singkong pusat produksi di Kecamatan Temon,
Kokap, Girimulyo, Kalibawang, dan Samigaluh. Sedangkan industri
pengolahannya bisa dilakukan di Kecamatan Sentolo dan Pengasih. Pusat
produksi Ubi jalar di Kecamatan Panjatan, Pengasih dan Girimulyo. Sedangkan
untuk industri pengolahan di Kecamatan Wates. Untuk komoditas Kacang Pusat
produksi di Kecamatan Temon, Lendah, Kokap, Girimulyo, dan Samigaluh.
Sedangkan industri pengolahannnya di Kecamatan Wates, dan Pengasih. Pusat
produksi kedelai terletak di Kecamatan Temon, Galur, Lendah, Nanggulan, dan
Kalibawang. Sedangkan industri pengolahannya di Kecamatan Sentolo, dan
Pengasih. Kecamatan Temon, Sentolo, dan Pengasih adalah pusat produksi
tanaman kacang hijau sedangkan industri pengolahnanya di Kecamatan Wates.
4 Kartika Hendra Titisari
(2009)
- Perbandingan
PDRB
- Tipologi
Klassen
- LQ
- MRP
Judul: Identifikasi Potensi Ekonomi Daerah Boyolali, Karanganyar, dan Sragen
Hasil Penelitian: Analisis Potensi internal (pertumbuhan dan kontribusi) yang
menempati psosisi prima dan berkembang di Boyolali ialah sektor listrik, gas
dan air bersih, lembaga keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan serta
jasa-jasa. Sedangkan di Karanganyar sektor yang menduduki posisi
berkembang adalah sektor listrik, gas dan air bersih, pengangkutan dan
perhubungan, sewa bangunan dan jasa perusahan, serta jasa-jasa. Untuk Sragen
yang menduduki posisi prima dan berkembang adalah sektor industri dan sektor
jasa-jasa.
28
Hasil Tipologi Klassen menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata per kapita di
Karanganyar di atas pendapatan per kapita rata-trata di Jawa Tengah.
Sedangkan Boyolali dan Sragen berada di bawah rata-rata pendapatan per
kapita Jawa Tengah.
5 Ahmad Mar’ruf (2009) - LQ (DLQ)
- Shift-Share
- ICOR
Judul: Anatomi Makro Ekonomi Regional: Studi Kasu Provinsi DIY.
Hasil Penelitian: Tujuan dari penelitianj ini adalah untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan, deskripsi struktur ekonomi daerah dan menganalisis sektor
perekonomian ynag potensial serta mengetahui tingkat investasi dan stabilitas
perekonomian di DIY. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dinamika
pertumbuhan ekonomi DIY sejalan dengan pertumbuhan nasional. Kemudian
sektor yang memiliki kontribusi terbesar adalah perdagangan, hotel dan
restoran. Tipologi Klassen menunjukkan bahwa sektor-sektor yang potensial
untuk dikembangkan adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan
sektor jasa-jasa.
6 Janaranjana Heralth,
Tesfa G. Gebremedhin
dan Blessing M.
Maumble (2010)
- Shift-Share
Dinamis
Judul: A Dynamic Shift Share Analysis of economic Growth in West Virginia.
Hasil Penelitian: pertanian, pertambangan dan manufaktur tidak lagi menjadi
tulang punggung perekonomian Virginia Barat. Tiga sektor menunjukkan
kinerja yang menurun dalam periode 38-tahun. Layanan ,keuangan asuransi
dan real estat adalah sektor yang paling kuat berkontribusi 91 persen dari
pertumbuhan pekerjaan sejak 1970 hingga 2007. Terlepas dari dua sektor,
sektor grosir dan ritel dan konstruksi menunjukkan positif pertumbuhan
ekonomi. Identifikasi investasi prioritas dalam sektor ini potensi dan
pelaksanaan rencana kebijakan pembangunan daerah komprehensif pasti akan
mempercepat pertumbuhan ekonomi di WVirginia Barat
29
C. Kerangka Berpikir
Suatu daerah memiliki potensi ekonomi masing-masing. Namun tidak
semua potensi ekonomi yang ada yang teridentifikasi dengan benar. Provinsi
DIY yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kota memiliki potensi ekonomi
terhadap sektor-sektornya. Namun belum teridintifikasi dengan benar. Seperti
sektor basis dengan keungguylan kompetitif, komparatif dan spesialisasi belum
diketahui. Ini menjadi masalah dalam pengembangan pembangunan di daerah
tersebut. Begitu juga dengan daerah acuan sebagai pengembangan
pembangunan yang belum terlihat.
Merujuk kepada Teori yang ada seperti teori pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi wilayah, maka untuk mengidentifikasi daerah yang
bisa dijadikan acuan pembangunan bisa digunakan alat analisis Tipologi
Klassen. Sedangkan untuk mengetahui sektor potensial dalam pengembangan
wlayah dapat digunakan alat analisis LQ. Lalu Pengembangan potensi ekonomi
daerah dapat menggunakan Alat analisis MRP dan Overlay.
Setelah semua alat analisis digunakan, maka akan didapatkan suatu hasil.
Hasil tersebut dijadikan kesimpulan dan pengambilan kebijakan. Dengan
kebijakan tersebut akan ada implikasinya berupa prioritas pembangunan
daerah. Dengan demikian terlihat dari penelitian ini akan memiliki peran dalam
penentuan prioritas pembangunan daerah khususnya di Provinsi DIY.
Dari uraian diatas maka dapatlah disusun suatu skema sebagai berikut:
30
Gambar.2.1.
Bagan Kerangka Pemikiran
Potensi Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi DIY
Belum teridentifikasi daerah
yang menjadi acuan
pembangunan dan prioritas
sektor basis
Belum Teridentifikasinya
Sektor-Sektor Basis yang
Potensial Baik Kompetitif,
Komparatif maupun
Spesialisasi
Pengembangan potensi Ekonomi
Daerah
Sektor Potensial Dalam
Pengembangan Wilayah
Teori Pembangunan &
Pertumbuhan EkonomiWilayah
Tipologi Klassen Analisis LQ Analisis MRP
& Overlay
Analisis Shift-
Share
Kesimpulan dan Pengambilan Kebijakan
Implikasi Kebijakan Berupa Prioritas Pembangunan Daerah
31
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah daerah di
provinsi DIY yaitu seluruh kabupaten dan kota. Periode waktu yang digunakan
pada penelitian ini meliputi tahun 2005-2010 dengan menggunakan data series
(time series). Sedangkan jenis data yang penulis gunakan pada penelitian ini
adalah data sekunder, yakni data yang diperoleh dari hasil pengolahan pihak
kedua (data eksternal) dan data yang digunakan merupakan data tahunan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah expost
facto, dimana menggunakan data masa lampau yang sudah ada tanpa
memberi perlakuan maupun treatment khusus pada variabel yang diteliti. Di
dalam bukunya Sugiyono (2005:7), mengemukakan expost facto adalah:
“Suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi
dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang
dapat menimbulkan kejadian tersebut”.
Penelitian ini hanya mengungkapkan gejala-gejala seperti apa adanya
tanpa intervensi langsung dari peneliti, sehingga dalam penelitian ini tidak
perlu memberikan treatment atau perlakuan apapun terhadap variabel dalam
penelitian.
32
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk
mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, dikutip dalam
Kuncoro, 2003). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Provinsi di
Indonesia. Sedangkan menurut Sugiyono (2005:56) “sampel adalah sebagian
dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik
pengambilan sampel dari penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan-
pertimbangan tertentu dari peneliti. Sugiyono (2005:78) mengungkapkan:
“Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu”. Sampel dalam penelitian ini adalah Provinsi DIY.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data sangat penting untuk
mempertanggungjawabkan kebenaran ilmiah suatu penelitian, selain itu metode
penelitian juga diperlukan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan
penelitian yang dikehendaki. Metode yang peneliti gunakan yaitu:
1. Field Research
Penulis melakukan penelitian ke tempat-tempat yang menyediakan data-data
sekunder yang diperlukan sebagai bahan referensi seperti Badan Pusat
Statistik.
33
2. Library research
Landasan dan teori yang kuat dibutuhkan dalam pemecahan masalah,
sehingga penulis melakukan penelitian keputusan dengan mengumpulkan
buku-buku, jurnal-jurnal, artikel-artikel ilmiah, data-data dari internet, dant
lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
Dengan metode field research dan library research didapatkan berbagai
informasi data sekunder untuk digunakan dalam penelitian ini yang
dipublikasikan oleh berbagai instansi atau lembaga terkait antara lain:
1. Badan Pusat Statistik (BPS) (DIY Dalam Angka 2005-2009).
2. Badan Pusat Statistik (BPS) (Kabupaten Dalam Angka Se-DIY).
3. Buku Statitik Tahunan Indonesia serta berbagai jurnal ilmiah lainnya.
D. Metode Analisis
1. Analisis Location Quotient (LQ)
Analisis LQ berguna untuk mengidentifikasi basis ekonomi (sektor
basis) suatu wilayah. Dengan analisis ini dapat diketahui seberapa besar
tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan (leading sector) di suatu
wilayah. Data yang digunakan adalah kesempatan kerja (tenaga kerja) dan
PDRB. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah PDRB.(Emilia,
2006:24).
Analisis LQ mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan ekonomi dalam
suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian
daerah tersebut dengan peranan kegiatan ekonomi sejenis pada lingkup yang
34
lebih luas (regional atau nasional). Secara matematis rumus LQ sebagai
berikut:
Keterangan:
Xij = Nilai Tambah sektor i di daerah j (Kabupaten/Kota)
Xj = Total nilai tambah sektor i di daerah j
Yi = Nilai tambah sektor i di daerah p (propinsi/Nasional)
Y = Total nilai tambah sektor di p (Propinsi/Nasional)
Xij/Xj = Prosentasi employment regional dalam sektor i
Yi/Y = Prosentasi empolyment nasional dalam sektor i
Setelah dihitung, maka hasil LQ tersebut dapat diinterpretasikan.
Kriteria pengukuran menurut Bendavid Val ada tiga kemungkinan yang
terjadi yaitu (Choliq, 2007:56):
a. Jika LQ > 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor basis, artinya
tingkat spsesialisasi kabupaten/kota lebih tinggi dari tingkat provinsi.
Produksi komoditas yang bersangkutan sudah melebihi kebutuhan
konsumsi di daerah dimana komoditas tersebut dihasilkan dan
kelebihannya dapat dijual keluar daerah (ekspor).
b. Jika LQ = 1 maka tingkat spesialisasi kabupaten/kota sama dengan di
tingkat provinsi. Produksi komoditas yang bersangkutan hanya cukup
untuk kebutuhan daerah setempat. Produksi komoditas tersebut belum
35
mencukupi kebutuhan konsumsi di daerah yang bersangkutan dan
pemenuhannya didatangkan dari daerah lain
c. Jika LQ < 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor non basis, artinya
tingkat spesialisasi kabupaten/kota lebih rendah dari tingkat provinsi.
2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)
Analisis Model Rasio Pertumbuhan merupakan alat analisis yang
digunakan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi (sektor ekonomi) yang
potensial, terutama struktur ekonomi kabupaten/kota maupun provinsi DIY
berdasarkan pada kriteria pertumbuhan struktur ekonomi wilayah baik
internal maupun eksternal (Yusuf, 1999, dalam Agus, 2009).
Analisis MRP ini dibagi lagi ke dalam dua kriteria, yaitu Rasio
Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah
Referensi (RPr). Berikut ini penjelasan dari masing-masing kriteria MRP:
a. Rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs) yaitu perbandingan antara
pertumbuhan pendapatan dalam hal ini ialah pertumbuhan PDRB sektor i
di wilayah studi dengan pertumbuhan pendapatan PDRB sektor i di
wilayah referensi (Kabupaten/Kota terhadap Provinsi). Berikut formula
dari RPs:
Keterangan:
36
Eij = Perubahan PDRB sektor i di wilayah
Eij = PDRB sektor i di wilayah j pada awal tahun penelitian
Ein = Perubahan PDRB sektor i secara nasional/provinsi
Ein = PDRB sektor i secara nasional/provinsi pada awal tahun
penelitian
Jika nilai RPs > 1 diberi notasi positif (+) yang menunjukkan
bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi (kabupaten/kota)
lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah
referensi (provinsi/nasional).
Jika nilai RPs < 1 diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan
bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi (kabupaten/kota)
lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah
referensi (provinsi/nasional).
b. Rasio pertumbuhan wilayah referensi (RPr) yaitu perbandingan antara
laju pertumbuhan pendapatan kegiatan i di wilayah referensi dengan laju
pertumbuhan total kegiatan (PDRB) wilayah referensi (Provinsi). Berikut
formula dari RPr:
Keterangan:
Ein = Perubahan PDRB sektor i secara nasional/provinsi
37
Ein = PDRB sektor i secara nasional/provinsi pada awal tahun
penelitian
En = Perubahan PDRB nasional/provinsi
En = Total PDRB nasional/Provinsi pada awal tahun penelitian
Jika nilai RPr > 1 diberi notasi positif (+) yang menunjukkan
bahwa pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam wilayah referensi
(provinsi/nasional) lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB total wilayah
tersebut (provinsi/nasional).
Jika RPr < 1 diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan bahwa
pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam wilayah referensi
(provinsi/nasional)lebih rendah dari pertumbuhan PDRB total wilayah
tersebut (provinsi/nasional).
3. Analisis Overlay
Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggul baik dari
segi kontribusi maupun pertumbuhannya dengan menggabungkan hasil dari
analisis LQ dan Analisis MRP. Sehingga analisis ini terdiri dari tiga
kompenen yaitu Location Quotient (LQ), Rasio Pertumbuhan Wilayah
Referensi (RPr) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs).
Setiap komponen kemudian disamakan satuannya dengan diberi notasi
postif (+) atau notasi negatif (-). Jika koefisien komponen bernilai lebih dari
satu diberi notasi positif (+) dan jika koefisien komponen bernilai kurang
dari satu diberi notasi negatif (-).
38
Ada 8 kriteria dalam hasil intepretasi dari analisis overlay. Kriteria
tersebut yaitu:
a. Hasil overlay yang menunjukkan ketiga komponen bernotasi positif yang
berarti kegiatan ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral
ditingkat Provinsi DIY tinggi. Pertumbuhan sektoral tersebut lebih tinggi
di kabupaten/kota dibandingkan dengan di Provinsi DIY dan kontribusi
sektoral di kabupaten/kota juga lebih tinggi dari Provinsi DIY. Hal ini
menandakan sektor ekonomi tersebut memiliki potensi daya saing
kompetitif dan komparatif yang lebih unggul dibandingkan dengan
kegiatan yang sama pada tingkat Provinsi DIY. Kemudian, kegiatan
ekonomi tersebut mempunyai prospek yang bagus, ini terlihat dari
pertumbuhan sektor yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan
total kegiatan ekonomi.
b. Hasil overlay yang menunjukkan notasi positif untuk RPs dan LQ yang
berarti kegiatan sektoral di kabupaten/kota lebih unggul dari kegiatan
yang sama di Provinsi DIY, baik dari sisi pertumbuhan maupun
kontribusinya. Sektor tersebut merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi
kabupaten/kota di Provinsi DIY.
c. Hasil overlay yang menunjukkan ketiga komponen bernotasi negatif
yang berarti kegiatan ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral
yang rendah ditingkat Provinsi DIY maupun kabupaten/kota dan
kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih rendah dari DIY. Artinya
sektor tersebut kurang memiliki daya saing kompetitif maupun
39
komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada
tingkat DIY.
d. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (-) untuk Rps, (+) untuk Rpr dan
(-) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral tersebut di kabupaten/kota
lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah
DIY, begitu juga dengan kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih
rendah dari DIY. Namun dari sisi pertumbuhan suatu sektor ekonomi
tertentu di DIY lebih tinggi dari pertumbuhan total wilayah di DIY.
e. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (+) untuk Rps, (-) untuk Rpr dan
(-) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota
lebih tinggi dari pertumbuhan sektor pada wilayah DIY. Sedangkan sisi
pertumbuhan suatu sektor ekonomi di DIY lebih rendah dari
pertumbuhan total wilaya DIY. Begitu juga kontribusi sektoral di
kabupaten/kota lebih rendah dari DIY.
f. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (+) untuk Rps, (+) untuk Rpr dan
(-) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota
lebih tinggi dari pertumbuan sektor pada wilayah DIY. Begitu juga sisi
pertumbuhan suatu sektor ekonomni di DIY lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan total di DIY. Namun untuk kontribusi sektoral di
kabupaten/kota lebih rendah dari DIY.
g. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (+) untuk Rps, (-) untuk Rpr dan
(+) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota
40
lebih tinggi dari pertumbuhan sektor pada wilayah DIY. Begitu juga
kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih tinggi dari DIY. Namun sisi
pertumbuhan suatu sektor ekonomi di DIY lebih rendah dari
pertumbuhan total wilayah DIY.
h. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (-) untuk Rps, (-) untuk Rpr dan
(+) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota
lebih rendah dari pertumbuhan sektor pada wilayah DIY. Begitu juga sisi
pertumbuhan sektor ekonomi di DIY lebih rendah dari pertumbuhan total
di DIY. Namun kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih tinggi
dibandingkan DIY.
Adapun dalam penelitian ini akan diidentifikasi dengan menggunakan
3 kriteria saja. Dengan pertimbangan 3 kriteria tersebut menjawab
permasalahan dari masalah yang ada. Kriteria yang digunakan yaitu kriteria
(+++), (-++), dan (---). Sehingga dalam interpretasi hasil akan terlihat sektor
mana yang memiliki keunggulan kmompetitif dan komparatif.
4. Analisis Shift-Share (S-S)
Analisis shift-share merupakan teknik teknik dalam menganalisis
perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian
nasional. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau
produktivitas kerja perekonomian daerah dengan daerah yang lebih besar
(regional atau nasional) (Arsyad, 2002).
41
Analisis ini membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu
variabel daerah selama waktu tertentu menjadi pengaruh-pengaruh
pertumbuhan nasional (N), bauran industru (M) dan keunggulan kompetitif
(C). Pengaruh pertumbuhan dari wilayah yang lebih besar disebut pangsa
(share), pengaruh bauran industri disebut proporsional shift dan pengaruh
keunggulan kompetitif disebut differential shift atau regional share
(Soepono, 1993 dalam Agus, 2009).
Menurut Prasetyo Soepomo yang dikutip dalam Akrom (2010) bentuk
umum persamaan dari Analisis Shift-Share dan komponenya adalah sebagai
berikut:
Dij = Nij + Mij + Cij
Keterangan:
i = Sektor-sektor ekonomi yang diteliti (9 Sektor)
j = Variabel wilayah yang diteliti (kabupaten/kota)
n = Variabel wilayah provinsi/nasional (Provinsi)
Dij = Perubahan sektor i di kabupaten/kota
Nij = Pertumbuhan nasional sektor i di kabupaten/kota
Mij = Bauran Industri sektor i di kabupaten/kota
Cij = Keunggulan kompetitif sektor i di kabupaten/kota
Dalam penelitian ini variabel daerah yang digunakan adalah PDRB
yang dinotasikan sebagai (E). Persamaan (1) di atas dapat dicari dengan
formulasi berikut:
42
Keterangan:
Eij = PDRB sektot i di kabupaten/kota
E*ij = PDRB sektor i di kabupaten/kota akhir tahun analisis
rij = Laju pertumbuhan sektor i di kabupaten/kota
rin = Laju pertumbuhan sektor i di provinsi
rn = Rata-rata Laju pertumbuhan PDRB di provinsi
Rata-rata Laju pertumbuhan PDRB di provinsi (rn) dapat didefinisikan
sebagai berikut:
Keterangan:
Ein = PDRB sektor i di Provinsi
E*in = PDRB sektor i di Provinsi akhir tahun analisis
En = Total PDRB semua sektor di Provinsi
E*n = Total PDRB semua sektor di Provinsi akhir tahun analisis
Sehingga persamaan (1) tersebut bisa dijabarkan sebagai berikut:
Dij = Eij (rn) + Eij (rin – rn) + Eij (rij – rin)
43
Penelitian ini akan melihat keunggulan kompetitif dan spesialisasi
suatu daerah, maka dari analisis shift share tersebut dimodifikasi dengan
rumus Shift-Share Estaban Marquillas (Sopono, 19933 dalam
Nudiatulhuda, 2007). Komponen differentional shift yaitu berupa
keunggulan kompetitif dapat disempurnakan dengan Shift-Share Estaban
Marquillas sebagai berikut:
Cij = Eij (rij – rn)
Disempurnakan menjadi:
C’ij = E’ij (rij – rn)
Keterangan:
C’ij = Persaingan atau ketidak \unggulan kompetitif disektor i pada
perekonomiansuatu wilayah menurut analisis S-S tradisional.
E’ij = Eij yang diharapkan
Rumus untuk mencari E’ij adalah sebagai berikut:
E’ij = Ej (Ein / En)
Sedangkan pengaruh alokasi sebagai bagian yang belum dijelaskan
dari suatu variabel wilayah (Aij) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Aij = (Eij – E’ij) (rij – rin)
Keterangan:
Aij = pengaruh alokasi dibagi menjadi dua bagian yaitu adanya
tingkat spesialisasi sektor i di kabupaten/kota dikalikan
dengan keunggulan kompetitif.
44
(Eij – E’ij) = Tingkat spesialisasi terjadi apabila variabel wilayah nyata
(Eij) lebih besar dari variabel yang diharapkan (E’ij)
(rij – rin) = Keunggulan kompetitif terjadi bila laju pertumbuhan
sektor di kabupaten/kota lebih besar dari pada laju
pertumbuhan sektor di provinsi.
Maka pengaruh alokasi ini disubstitusikan dalam analisis S-S
tradisional menjadi S-S yang dimodifikasi oleh Estaban Marquillas (E-M)
menjadi berikut:
Dij = Eij (rn) + Eij (rin- rn) + E’ij (rij – rin) + (Eij – E’ij) (rij – rin)
Berdasarkan analisis ini maka akan diketahui sektor-sektor yang
mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi dimasing-masing
kabupaten/kota yang ada di Provinsi DIY.
5. Penentuan Tipologi Daerah
Tipologi wilayah (tipologi klassen) digunakan untuk mengetahui
gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing
daerah. Tipologi daerah pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua
indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per
kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai
sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu
horizontal. Kemudian terbagilah kedalam 4 klasfikasi atau empat kuadran
(Emilia dan Amilia, 2006) yaitu:
45
a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh yang berarti memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita lebih tinggi dibanding
rata-rata provini/nasional (dalam hal ini provinsi DIY).
b. Daerah maju tapi tertekan yang berarti memiliki pendapatan perkapita
lebih tinggi tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah
dibanding rata-rata provinsi.
c. Daerah berkembang cepat yang berarti memiliki tingkat pertumbuhan
tinggi tetapi tingkat pendapatan per kapita lebih randah dibanding rata-
rata provinsi.
d. Daerah relatif tertinggal yang berarti memilikitingkat pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan per kapita lebih rendah dibanding rata-rata
provinsi.
Berikut ini gambaran atau skema dari Tipologi Klassen
Gambar.3.1.
Klasifikasi Tipologi Klassen
Kuadrann III
Yi < Y dan Ri > R
Daerah Berkembang Cepat
Kuadran I
Yi > Y dan Ri > R
Daerah Cepat Maju dan
Cepat Tumbuh
Kuadrann IV
Yi <Y dan Ri < R
Daerah Relatif Tertinggal
Kuadrann II
Yi > Y dan Ri < R
Daerah Maju tapi Tertekan
46
Untuk menghitung rata-rata pertumbuhan PDRB kabupaten/kota
selama beberapa periode da[at digunakan rumus rata-rata deometrik
(Geometric Mean) sebagai berikut:
Atau
Keterangan:
G = antilog (log G) = Rata-rata geometrik G
Xi = data ke-i
N = banyak data
Sedangkan untuk menghitung rata-rata pendapatan perkapita
kabupaten/kota dan Provinsi DIY digunakan rumus rata-rata hitung sebagai
berikut:
Keterangan:
= Rata-rata pendapatan perkapita
N = Jumlah tahun pengamatan
Xi = Pendapatan perkapita tiap tahun
Dengan analisis ini dapat ditentukan tipologi masing-masing
kabupaten/kota di Provinsi DIY yang dapat digunakan sebagai acuan
pendukung untuk menentukan prioritas dalam pengembangan daerah.
6. Penentuan Prioritas Sektor Basis untuk Pembangunan
Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta
Dari hasil analisis LQ, Shift-Share untuk keunggulan kompetitif
dan spesialisasi serta tipologi daerah yang semua komponen diberi skor
sesuai dengan range yang ada di masing-masing sektor, maka dapat
ditentukan wilayah yang doprioritaskan dalam pengembangan
47
pembangunan bagi sektor-sektor yang potensial untuk kabupaten/kota di
Provinsi DIY. Interval kelas mengikuti Tipologi Daerah, sedangkan
rangenya (Purbayu dan Ashari, 2003 dalam Nudiatulhuda, 2007) adalah:
D. Operasional Variabel Penelitian
1. Potensi Ekonomi
Potensi Ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala
sesuatu yang dimiliki daerah yang mungkin atau layak dikembangkan
sehingga akan terus berkembang menjadi sumber penghidupan rakyat
setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara lkeseluruhan
untuk berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan (Soeparmoko
dalam Nudiatulhuda, 2007)
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah
barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di
suatu daerah (BPS, 2010).
PDRB merupakan salah satu indikator untuk mengetahui
perkembangan ekonomi suatu daerah. PDRB dihitung berdasarkan atas
dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDRB dalam penelitian
ini dilihat berdasarkan atas harga konstan tahun 2000.
48
3. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan PDRB rata-rata
sejak tahun 2005-2010 yang dihitung dengan menggunakan rumus:
a. Untuk pertumbuhan menurut lapangan usaha digunakan (E*ij - Eij)/ Eij
b. Untuk pertumbuhan PDRB digunakan (E*j - Ej )/ Ej.
Di mana :
E = Output
I = Lapangan usaha (sektor)
J = Kabupaten/Kota
*adalah tahun terakhir
4. Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara makro.
Semakin tinggi PDRB yang diterima penduduk di suatu wilayah maka
tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut dapat dikatakan baik.
Dengan pendapatan perkapita tersebut dapat dilihat gambaran pendapatan
yang diterima oleh masing-masing perkepala penduduk. Pendapatan
perkapita tersebut dihasilkan dengan membagi pendapatan regional dengan
jumlah penduduk pertengahan tahun.
5. Sektor-Sektor Ekonomi
Merujuk kepada data yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten/Kota di
Provinsi DIY terdapat 9 sembilan sektor ekonomi yang diteliti, maka yang
dimaksud dengan sektor ekonomi yaitu:
49
a. Pertanian
b. Peertambangan dan Penggalian
c. Industri Pengolahan
d. Listrik, Gas, dan Air
e. Bangunan
f. Perdagangan, Hotel dan Restoran
g. Pengangkutan dan Komunikasi
h. Keuangna, Sewa dan Jasa Perusahaan
i. Jasa-Jasa
6. Kegiatan Ekonomi
Dalam kajian ekonomi regional ada istilah yang disebut dengan
kegiatan ekonomi. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kegiatan
ekonomi yaitu kegiatan ekonomi basis dan kegiatan ekonomi non basis.
50
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Pembentukan Provinsi DIY
Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara legal formal
berdasarkan UU No. 3 Tahun 1950, mengatur wilayah dan ibu kota, jumlah
anggota DPRD serta macam kewenangan. Kemudian direvisi dengan UU
No. 19 Tahun 1950 yang berisi penambahan wewenang. Status DIY
menjadi provinsi di Indonesia baru pada tahun 1965. Dasar filosofi
pembangunan DIY adalah Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai cita-cita
luhur untuk menyempurnakan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta
berdasarkan nilai budaya daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan.
2. Letak Geografis
Propinsi DIY dengan luas wilayah 3185,80 km2, terletak diantara
7033’ Lintang Utara dan 8
012’ Lintang Selatan serta 110
000’ dan 110
050’
Bujur Timur dengan batas-batas wilayahnya:
Sebelah Barat Laut : Kabupaten Magelang
Sebelah Tenggara : Kabupaten Wonogiri
Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Purworejo
Secara administratif terbagi dalam 4 kabupaten dan 1 kota dengan 78
kecamatan serta 438 Desa/Kelurahan definitif (BPS, DIY 2010). Luas
wilayah sampai tahun 2011 adalah 3185,80 km2 atau sekitar 0,17% dari luas
51
wilayah Indonesia serta 0,24 persen dari luas wilayah Pulau Jawa dan
menempati urutan empat. Kabupaten yang memiliki luas wilayah terbesar
adalah Kabupaten Gunung Kidul yaitu sebesar 1.485,36 km2 atau 46,63%
dari seluruh luas wilayah Propinsi DIY, sedangkan yang paling kecil adalah
Kota Yogyakarta dengan luas wilayah 32,50 km2 atau sekitar 1,02% dari
luas wilayah Provinsi. Lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 4.1 berikut:
Tabel.4.1.
Luas Wilayah Kabupaten/Kota Di Provinsi DIY Tahun 2010
No Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km2)
Persentase
terhadap luas
provinsi
1 Kab. Kulon Progo 586,27 18,40
2 Kab. Bantul 506,85 15,91
3 Kab. Gunung kidul 1.485,36 46,63
4 Kab. Sleman 574,82 18,04
5 Kota Yogyakarta 32,50 1,02
Sumber : Profil DIY 2011
Selanjutnya Gambar 4.1 berikut memperlihatkan Peta Letak Propinsi DIY di
pulau Jawa dan Wilayah Republik Indonesia sebagai berikut :
Gambar.4.1.
Peta Pulau Jawa
52
3. Demografi
Penduduk Provinsi DIY pada tahun 2008 sebanyak 3.468.502 jiwa
menurun pada tahun 2010 menjadi 3.457.491 jiwa dengan perincian
1.709.038 jiwa laki-laki (49,43%) dan 1.748.453 jiwa penduduk perempuan
(50,57%) dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 1085 jiwa/km2.
Penduduk DIY belum menyebar secara merata di seluruh wilayah.
Penduduk terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah 1.093.110
jiwa atau sekitar 31,62% dari total penduduk DIY dan yang mempunyai
penduduk paling sedikit adalah Kota Yogyakarta dengan 388.627 jiwa atau
sekitar 11,24% dari total penduduk DIY. Namun jika dilihat dari kepadatan
penduduk, maka Kota Yogyakarta merupakan wilayah terpadat
dibandingkan kabupaten lainnya yaitu sebesar 11958 jiwa/Km2, sedangkan
kepadatan penduduk terendah dimiliki Kabupaten Gunungkidul yaitu
sebesar 455 jiwa/Km2. Selanjutnya dapat dilihat Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel.4.2.
Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi DIY Tahun
2008-2010
Indikator Tahun
2008 2009 2010
Jumlah Penduduk 3.468.502 3.501.869 3.457.491
Laki-laki (jiwa) 1.740.841 1.711.363 1.709.038
Perempuan (Jiwa) 1.727.661 1.790.506 1.748.453
Kepadatan Penduduk 1.089 1.099 1.085
Laju Pertumbuhan
(%) 0,99 0,96 1,02
Sumber: BPS Propinsi DIY
53
4. Kondisi Perekonomian Provinsi DIY
Proses pemulihan ekonomi dari keadaan bencana alam yang melanda
Indonesia khususnya DIY mengalami percepatan di Tahun 2010. Meskipun
dilihat secara keseluruhan, dalam lima tahun terakhir (2006-2010) ternyata
belum menunjukkan adanya pergeseran struktur ekonomi yang berarti,
dimana posisi masing-masing sektor masih tetap meskipun terdapat
perubahan besarnya kontribusi. Struktur ekonomi Provinsi DIY tahun 2006-
2010 seperti ditunjukkan dalam tabel 4.3, ternyata sektor jasa-jasa masih
merupakan sektor yang memberikan sumbangan terhadap pembentukan
PDRB DIY, yaitu pada tahun 2006 kontribusinya sebesar 20,05% dan
ditahun 2010 sebesar 20,07%.
Sektor lain yang memberikan sumbangan terbesar adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan peranan sebesar 19,03%
ditahun 2006 dan 19,74% pada tahun 2010. Kontribusi terkecil dalam
pembentukan PDRB berasal dari sektor penggalian hanya sebesar 0,74%
pada tahun 2006 dan 0,67% pada tahun 2010. Selanjutnya dapat terlihat
dalam Tabel 4.3 berikut ini:
54
Tabel.4.3.
Struktur Ekonomi Provinsi DIY Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (Persentase)
Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009* 2010
1. Pertanian 15,55 15,01 15,73 15,38 14,56
2. Penggalian 0,74 0,79 0,74 0,71 0,67
3. Industri Pengolahan 13,86 13,60 13,29 13,35 14,02
4. Listrik dan Air Bersih 1,28 1,29 1,28 1,35 1,33
5. Bangunan 9,75 10,54 10,70 10,70 10,59
6. Perdagangan, Hotel dan
Restoran 19,03 19,22 19,22 19,72 19,74
7. Pengangkutan dan
Komunikasi 10,37 10,08 9,82 9,20 9,03
8. Keuangan, Persewaan,
Jasa Perusahaan 9,37 9,69 9,77 9,88 9,98
9. Jasa-jasa 20,05 19,79 19,46 19,71 20,07
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber Data: BPS Propinsi DIY, Pendapatan Regional DIY Tahun 2010
Selanjutnya laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di tahun
2011 sebesar 5,16%, lebih tinggi dari yang dicapai tahun 2007 yaitu sekitar
5,03%. Dari sisi produksi beberapa sektor mengalami percepatan, seperti
sektor penggalian mengalami pertumbuhan sebesar 11,96%, sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 8,00%. Namun beberapa sektor
mengalami penurun. Laju pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dalam
laju pertumbuhan atas dasar harga konstan tahun 2000 Provinsi DIY tahun
2007-2011 dapat dilihat dalam Tabel 4.4 berikut:
55
Tabel.4.4.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Propinsi DIY Tahun 2007-2011 (persentase)
Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011
1. Pertanian 0,80 5,72 3,37 -0,27 -2.12
2. Penggalian 9,69 -0,02 0,30 0,88 11,96
3. Industri Pengolahan 1,89 1,37 1,88 7,00 6,79
4. Listrik dan Air Bersih 8,45 5,53 6,10 4,00 4,26
5. Bangunan 9,66 6,09 4,64 6,06 7,23
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,06 5,26 5,43 5,33 5,19
7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,45 7,12 5,96 5,73 8,00
8. Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 6,49 5,82 6,11 6,35 7,95
9. Jasa-jasa 3,61 4,94 4,49 6,44 6,47
PDRB 4,31 5,03 4,43 4,88 5,16
Sumber : BPS Propinsi DIY
Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa seluruh sektor mengalami pertumbuhan
kecuali sektor pertanian yang tidak menunjukkan pertumbuhan bahkan
minus. Penurunan cukup drastis terjkadi antara tahun 2009-2011 sebesar
3,37% menjadi -0,27% pada tahun 2010 dan -2,27% di tahun 2011.
Pertumbuhan paling tinggi tahun 2010 berasal dari sektor industri
pengolahan dan sektor jasa-jasa sebesar 6,44% dibandingkan dengan sektor-
sektor lainnya, sedangkan tahun 2011 sektor pertambangan dan penggalian
mengalami pertumbuhan yang cukup besar yakni 11,96% diatas sektor
pengangkiutan dan komunikasi sebesar 8,00%.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), laju pertumbuhan dan
pendapatan perkapita di DIY tidak merata untuk setiap kabupaten dan kota,
karena masing-masing daerah mempunyai keunggulan dan kelemahan yang
menjadi ciri khas daerah tersebut.
56
Secara rinci PDRB, Laju pertumbuhan PDRB dan PDRB perkapita
perkabupaten untuk tahun 2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
dapat terlihat dalam Tabel 4.5 berikut ini:
Tabel.4.5.
PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Propinsi DIY Tahun 2010
No Kabupaten/Kota PDRB
(Juta Rp)
PDRB
Perkapita(Rp)
Laju
Pertumbuhan
PDRB (%)
1 Kab. Kulon Progo 1.781.227 4.580.532 3,06
2 Kab. Bantul 3.967.928. 4.353.170 4,97
3 Kab. Gunung Kidul 3.330.080 4.930.660 4,15
4 Kab. Sleman 6.373.200 5.830.337 4,49
5 Kota Yogyakarta 5.505.942 14.167.677 4,98
DIY 21.044.042 6.086.507 4,88
Sumber Data: BPS, DIY Dalam Angka Tahun 2010
Pada Tabel 4.5, terlihat bahwa kabupaten yang mempunyai PDRB
total terbesar adalah Kabupaten Sleman dengan nilai PDRB total sebesar Rp
6.373.200 juta sedangkan PDRB perkapita tertinggi terdapat di Kota
Yogyakarta dengan nilai sebesar Rp 14.167.677. Hal ini cukup beralasan
karena Kota Yogyakarta merupakan ibu kota provinsi dengan tingkat
aktivitas perekonomian yang tinggi.
Jika dilihat dari laju pertumbuhan maka kabupaten yang memiliki laju
pertumbuhan terbesar adalah Kota Yogyakarta sebesar 4,98% diatas laju
pertumbuhan provinsi yang hanya sebesar 4,88% sedangkan kabupaten yang
memiliki laju pertumbuhan terendah adalah Kabupaten Kulon Progo yakni
sebesar 3,06% dibawah rata-rata laju pertumbuhan total Provinsi DIY.
57
B. Pembahasan
Hasil perhitungan dengan metode LQ menunjukkan bahwa sejak tahun
2005 sampai tahun 2010 tidak mengalami perubahan yang berarti. Sektor basis
ditiap kabupaten/kota cenderung tetap, tidak banyak sektor yang mengalami
perubahan dari sektor bukan basis ke sektor basis demikian sebaliknya. Hal ini
menandakan bahwa pembangunan di kabupaten-kabupaten dan kota di Provinsi
DIY mulai tahun 2005 sampai 2010 tidak banyak mengalami perubahan.
Secara lengkap berikut ini dapat dijelaskan hasil analisis LQ untuk masing-
masing sektor selama 6 tahun sejak tahun 2005-2010.
1. Sektor-sektor Basis di Masing-masing Kabupaten/Kota
a. Sektor Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor basis ditiga kabupaten dari
lima kabupaten dan kota yang ada di DIY sejak awal tahun sampai akhir
tahun analisis. Kota Yogyakarta mempunyai nilai LQ < 1 sejak tahun
2005 bahkan nilainya terus menurun sampai tahun 2010, hal ini tentu saja
diakibatkan karena Yogyakarta sebagai ibu kota Provinsi DIY yang
setiap tahun melakukan pembangunan-pembangunan sehingga lahan-
lahan pertanian berubah alih. Lengkapnya dapat terlihat dalam tabel 4.6
sebagai berikut:
58
Tabel.4.6.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pertanian Tahun
2005-2010
No Kabupaten/Kota Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Kab. Kulon
Progo 1,462 1,433 1,468 1,491 1,512 1,521
2 Kab. Bantul 1.299 1.309 1.334 1.326 1.340 1.363
3 Kab. Gunung
Kidul 2.087 2.105 2.129 2.133 2.192 2.206
4 Kab. Sleman 0.929 0.924 0.912 0.922 0.907 0.911
5 Kota
Yogyakarta 0.026 0.025 0.022 0.020 0.018 0.018
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)
Pada Tabel 4.6 menggambarkan bahwa hasil analisis LQ pada
sektor pertanian tahun 2005-2010, Kabupaten yang mempunyai sektor
basis pertanian adalah Kabupaten Kulon Progo, Bantul, dan Gunung
Kidul. Khusus untuk Kabupaten Sleman hasil perhitungan menunjukkan
pada tahun 2005-2010 berada pada LQ < 1, padahal luas lahan pertanian
yang dimilikinya sangat luas, hal ini dapat dimaklumi karena kabupaten
Sleman berada di kawasan rawan bencana terutama gunung merapi, dan
puncaknya pada Oktober tahun 2010 terjadi erupsi merapi sehingga
terjadi gagal panen.
Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih merupakan
sektor yang diunggulkan untuk wilayah DIY karena tiga dari lima
kabupaten yang ada, sektor pertanian merupakan sektor basis dan selama
perioda analisis sektor tersebut mempunyai kontribusi yang besar
terhadap pembentukan PDRB. Dengan kata lain sektor pertanian
mempunyai kemampuan terhadap peningkatan perekonomian baik di
59
kabupaten maupun ditingkat Provinsi. Sejalan dengan hal tersebut
kebijakan operasional pertanian yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DIY tahun
2009-2013 selalu diarahkan pada penerapan sistem agribisnis terpadu
dengan memanfaaatkan secara optimal sumberdaya pertanian yang ada
dalam satu kawasan ekosistem. Dengan adanya kebijakan tersebut
diharapkan bisa mengembangkan pertanian yang tangguh dengan
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani melalui peningkatan
produktifitas tenaga kerja.
b. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Hasil analisis LQ untuk sektor pertambangan dan penggalian,
terdapat tiga kabupaten yang menunjukkan sebagai sektor basis utnuk
daerahnya, yaitu Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul. Untuk
Kabupaten Giunung Kidul terlihat jelas sekali indeks yang begitu besar,
maka ini merupakan hal yang perlu terus dikembangkan. Kabupaten
Gunung Kidul memiliki berbagai macam jenis barang tambang yang
masuk dalam golongan C. Potensi barang tambang di Kabupaten Gunung
Kidul meliputi Kaolin, Pasir, Andesit, Zeolit, Batu Gamping, Blok, Tras
dan Kalsedon. Masing-masing dari macam barang tambang tersebut
menyumbang produksi dalam pembentukan PDRB di sektor
pertambangan. Sehingga sangat berpotensi untuk diekspor ke daerah lain.
Sedangkan Kota Yogyakarta mempunyai nilai LQ < 1 sejak tahun 2005
stabil sampai tahun 2007 dan mengalami penurunan pada tahun
60
berikutnya. Gambaran lebih rinci dapat terlihat pada Tabel 4.7 berikut
ini:
Tabel.4.7.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pertambangan
dan Penggalian Tahun 2005-2010
No Kabupaten/Kota Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Kab. Kulon
Progo 1,229 1,643 1,473 1,423 1,550 1,069
2 Kab. Bantul 1.401 1.432 1.342 1.375 1.369 1.384
3 Kab. Gunung
Kidul 2.829 2.793 2.508 2.508 2.530 2.640
4 Kab. Sleman 0.511 0.495 0.786 0.723 0.685 0.786
5 Kota
Yogyakarta 0.008 0.008 0.008 0.007 0.007 0.007
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)
c. Sektor Industri Pengolahan
Hasil analisis LQ pada sektor industri seperti terlihat dalam Tabel
4.8 menunjukkan bahwa terdapat tiga kabupaten yang memiliki sektor
basis di sektor industri selama periode analisis. Industri Pengolahan di
Kabupaten Bantul hampir merata keseluruh wilayah Bantul. Uniknya di
Kabupaten Bantul banyak pengrajin dalam memproduksi suatu prosuk
yang turun-temurun mewarisi ilmu dan usahanya. Sehingga umumnya
dalam suatu desa membentuk suatu sentra produksi (Bappeda, 2007).
Bagi Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2005 sampai tahun 2009 sektor
ini mengalami kenaikan secara konsisten walaupun di tahun 2010
mengalami penurunan sedikit. Hal ini bisa dilihat dari nilai LQ yang
terus naik setiap tahun. Jelasnya terlihat dalam tabel sebagai berikut:
61
Tabel.4.8.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Industri
Pengolahan Tahun 2005-2010
No Kabupaten/Kota Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Kab. Kulon Progo 1.107 1.129 1.146 1.152 1.161 1.149
2 Kab. Bantul 1.368 1.217 1.222 1.235 1.242 1.230
3 Kab. Gunung
Kidul 0.805 0.819 0.818 0.823 0.820 0.833
4 Kab. Sleman 1.149 1.163 1.161 1.162 1.162 1.123
5 Kota Yogyakarta 0.809 0.818 0.817 0.811 0.805 0.814
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)
d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Kota Yogyakarta selama periode analisis menunjukkan nilai LQ > 1
yang berarti sektor Listrik dan Air Bersih menjadi sektor basis bagi Kota
Yogyakarta. Berbeda dengan empat kabupaten lainnya secara konsisten
selama periode analisis bukan sebagai sektor basis. Kabupaten Sleman
empat tahun pertama belum menjadikan sektor ini sebagai sektor basis
namun di tahun 2010 sektor ini sudah menjadi sektor basis. Dengan
indeks Kabupaten Sleman yang terus meningkat maka di harapkan tahun-
tahun berikutnya sektor ini konsisten menjadi sektor basis.
Untuk sementara ini dari lima kabupaten dan kota yang ada di DIY
hanya terdapat satu kota yang memiliki sektor basis pada sektor ini
selama tahun analisis. Berikut ini adalah hasil perhitungan LQ untuk
sektor listrik dan air bersih selengkapnya:
62
Tabel.4.9.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Listrik dan Air Bersih
Tahun 2005-2010
No Kabupaten/Kota Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Kab. Kulon
Progo 0.654 0.691 0.668 0.683 0.688 0.709
2 Kab. Bantul 0.990 0.943 0.937 0.962 0.985 0.997
3 Kab. Gunung
Kidul 0.524 0.544 0.560 0.572 0.600 0.622
4 Kab. Sleman 0.965 0.982 0.997 0.993 0.994 1.005
5 Kota
Yogyakarta 1.512 1.524 1.483 1.432 1.385 1.361
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)
e. Sektor Bangunan
Untuk sektor bangunan dari lima kabupaten/kota yang ada di DIY
hanya Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman yang mempunyai sektor
basis di sektor bangunan selama periode analisis. Untuk Kabupaten
Bantul Sebagai konsekwensi dari konsentrasi dukungan pada
pembangunan dan rehabilitasi sektor perumahan dan infrastruktur pasca
gempa tektonik di Kabupaten Bantul maka pertumbuhan positif
perekonomian Bantul terjadi terutama karena pertumbuhan yang luar
biasa pada sektor kontruksi dengan permintaan besar pada bahan-bahan
bangunan. Begitu Juga dengan Kabupaten Sleman sendiri sektor
bangunan menjadi sektor basis berkaitan dengan kebiajakan pemerintah
Kabupaten Sleman yang terfokus pada program padat karya infrastruktur
dalam penanganan bencana gempa. Untuk itu anggaran sebesar 3 milyar
rupiah pada tahun 2010 disiapkan untuk hal tersebut (RKPD 2012).
63
Sedangkan Kabupaten Kulon Progo, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta
belum menjadikan sektor bangunan sebagai sektor basis. Tabel 4.10
memperlihatkan hasil analisis LQ untuk sektor bangunan sebagai berikut:
Tabel.4.10.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Bangunan Tahun
2005-2010
No Kabupaten/Kota Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Kab. Kulon
Progo 0.541 0.528 0.518 0.516 0.518 0.531
2 Kab. Bantul 1.035 1.284 1.266 1.263 1.199 1.181
3 Kab. Gunung
Kidul 0.933 0.847 0.844 0.852 0.854 0.866
4 Kab. Sleman 1.192 1.159 1.143 1.150 1.170 1.181
5 Kota
Yogyakarta 0.849 0.879 0.863 0.860 0.823 0.799
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)
f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Di DIY aktifitas perdagangan sangat berfluktuasi, hal ini terjadi
mengingat komoditi ekspor provinsi DIY masih didominasi oleh bahan
mentah dan setengah jadi, sehingga menciptakan nilai ekspor yang relatif
rendah.
Hasil analisis LQ untuk perdagangan, hotel dan restoran hanya dua
Kabupaten yang menunjukkan sektor tersebut mempunya LQ > 1 atau
sebagai sektor basis selama periode analisis yaitu Kabupaten Sleman dan
Kota Yogyakarta. Kabupaten Bantul walaupun sampai 2010 belum
sebagai sektor basis namun indeksnya terus bertahan dikisaran 0.9 dari
tahun ke tahun. Melihat perkembangannya diharapkan sektor ini akan
64
menjadi sektor basis pada tahun yang akan datang dan harus lebih
ditingkatkan. Selanjutnya lihat Tabel 4.11 yang menunjukkan hasil
perhitungan LQ untuk sektor tersebut.
Tabel.4.11.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran Tahun 2005-2010
No Kabupaten/Kota Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Kab. Kulon
Progo 0.805 0.808 0.818 0.824 0.819 0.828
2 Kab. Bantul 0.930 0.929 0.932 0.945 0.952 0.955
3 Kab. Gunung
Kidul 0.691 0.688 0.712 0.710 0.705 0.716
4 Kab. Sleman 1.045 1.042 1.058 1.064 1.075 1.082
5 Kota
Yogyakarta 1.237 1.231 1.213 1.215 1.224 1.215
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)
g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Hasil analisis LQ pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi
seperti terlihat dalam Tabel 4.12 menunjukkan bahwa dari lima
kabupaten/kota yang ada di DIY hanya terdapat satu daerah yang
konsisten memiliki sektor basis di sektor ini yaitu Kota Yogyakarta.
Kabupaten Kulon Progo mempunyai nilai LQ > 1 untuk sektor ini tahun
2005-2007, namun indeksnya terus menurun dan di tahun 2008 berubah
menjadi sektor non basis karena memiliki nilai LQ < 1. Jelasnya terlihat
dalam Tabel 4.12 sebagai berikut:
65
Tabel.4.12.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pengangkutan
dan Komunikasi Tahun 2005-2010
No Kabupaten/Kota Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Kab. Kulon Progo 1.024 1.030 1.005 0.986 0.978 0.967
2 Kab. Bantul 0.695 0.662 0.664 0.658 0.669 0.677
3 Kab. Gunung
Kidul 0.679 0.684 0.686 0.668 0.649 0.659
4 Kab. Sleman 0.558 0.564 0.565 0.556 0.558 0.565
5 Kota Yogyakarta 1.870 1.877 1.859 1.876 1.896 1.865
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)
h. Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan
Hasil analisis LQ untuk sektor keuangan, persewaan, jasa
perusahaan untuk kabupaten/kota lengkapnya terlihat sebagai berikut:
Tabel.4.13.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Keuangan,
Persewaan, Jasa Perusahaan Tahun 2005-2010
No Kabupaten/Kota Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Kab. Kulon Progo 0.633 0.656 0.668 0.654 0.672 0.681
2 Kab. Bantul 0.661 0.646 0.634 0.630 0.644 0.660
3 Kab. Gunung
Kidul 0.458 0.475 0.484 0.495 0.480 0.499
4 Kab. Sleman 1.073 1.120 1.102 1.097 1.091 1.092
5 Kota Yogyakarta 1.490 1.464 1.473 1.486 1.471 1.455
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)
Dari Tabel 4.14 terlihat bahwa ada dua kabupaten/kota yang
mempunyai nilai LQ > 1, masing-masing Kabupaten Sleman dan Kota
Yogyakarta. Indeks LQ Kota Yogyakarta cukup tinggi. Hal ini
menunjukkan perubahan struktural dalam perekonomian di DIY lebih
66
bergeser dari sektor agraris (sektor primer) menuju sektor jasa-jasa
(tersier). Jika kita bandingkan sektor-sektor sebelumnya di Kota
Yogyakarta, maka akan terlihat pergeseran tersebut mulai dari agraris
dan sekarang menuju ke sektor jasa-jasa (tersier). Hali ini cukup
dimaklumi bagi sebuah ibu kota.
Sedangkan kabupaten lainnya menunjukkan angka yang fluktuasi
dimana pada setiap tahun indeks LQ berubah dan sulit diprediksi.
i. Sektor Jasa-Jasa
Hasil analisis LQ pada sektor jasa-jasa seperti terlihat dalam tabel
4.15 menunjukkan bahwa Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman
dan Kota Yogyakarta yang memiliki sektor basis di sektor ini. Kota
Yogyakarta memiliki sektor basis yang paling besar. Sektor ini
didominasi oleh sub sektor jasa pemerintahan umum, sehingga besarnya
peranan sektor jasa-jasa juga menunjukkan peran dan kinerja
pemerintahan yang semakin besar. Sektor jasa oleh pemerintah daerah
melebihi dari PDRB yang disumbang oleh pihak swasta. Untuk Jelasnya
indeks LQ terlihat dalam tabel sebagai berikut:
67
Tabel.4.14.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Jasa-Jasa Tahun
2005-2010
No Kabupaten/Kota Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Kab. Kulon Progo 1.055 1.047 1.043 1.034 1.014 1.047
2 Kab. Bantul 0.770 0.783 0.783 0.779 0.787 0.785
3 Kab. Gunung
Kidul 0.803 0.794 0.797 0.788 0.773 0.785
4 Kab. Sleman 1.044 1.031 1.030 1.027 1.026 1.022
5 Kota Yogyakarta 1.266 1.271 1.262 1.242 1.223 1.211
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)
Dari sembilan sektor yang ada dan empat Kabupaten serta 1 Kota
terdapat beberapa daerah yang mempunyai lebih dari 2 sektor basis
konsisten sepanjang tahun analisis meskipun ada pula yang hanya memiliki
2 sektor basis saja. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta merupakan
daerah yang paling banyak memiliki sektor basis yaitu sebanyak 5 sektor.
Sedangkan kabupaten yang memiliki sektor basis paling sedikit adalah
kabupaten Gunung Kidul yang hanya memiliki 2 sektor basis konsisten
sepanjang tahun analisis yakni sektor pertanian serta sektor pertambangan.
Urutan terbanyak lainnya adalah Kabupaten Kulon Progo dan
Kabupaten Bantul yang memiliki masing-masing 4 sektor basis. Di Provinsi
DIY terdapat beberapa sektor basis diantaranya, sektor pertanian yang
dimiliki oleh 3 kabupaten, Sektor Pertambangan menjadi sektor basis bagi 3
Kabupaten, Sektor industri pengolahan menjadi sektor basis bagi 3
Kabupaten/Kota dan sektor jasa-jasa yang dimilki oleh 3 kabupaten/kota.
Adapun satu-satunya sektor basis yang hanya dimiliki Kota Yogyakarta
68
(kabupaten lain tidak memilikinya) yaitu sektor Listrik, Gas &air bersih
serta sektor pengangkutan&komunikasi. Tentu ini dikarenakan sebagai
ibukota provinsi, Kota Yogyakarta berkewajiban memaksimalkan keperluan
Listrik, Gas&Air serta pengangkutan dan komunikasi untuk mobilitas
masyarakat. Secara rinci kompilasi analisis LQ untuk 5 kabupaten/kota di
Provinsi DIY yang mempunyai sektor basis konsisten sepanjang tahun
analsis terlihat dalam Tabel 4.16 berikut:
Tabel.4.15.
Hasil Kompilasi Analisi LQ di Provinsi DIY Tahun 2005-2010
No Kabupaten/Kota
Sektor Jumlah
Sektor
Basis 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kab. Kulon Progo 4
2 Kab. Bantul 4
3 Kab. Gunung
Kidul 2
4 Kab. Sleman 5
5 Kota Yogyakarta 5
Jumlah Kabupaten/Kota 3 3 3 1 2 2 1 2 3 20
Sumber: Hasil analisis LQ per sektor
Keterangan : 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan
Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, persewaan,
Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa
2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)
Analisis model rasio pertumbuhan (MRP) merupakan salah satu alat
analisis alternatif guna mendukung penentuan deskripsi kegiatan ekonomi
yang potensial bagi kabupaten/kota di Provinsi DIY. MRP ini serupa dengan
LQ, perbedaanya terletak pada cara menghitung. Analisis LQ menggunakan
distribusi PDRB, sedangkan MRP menggunakan kriteria pertumbuhan.
Untuk mengidentifikasi kegiatan sektor yang unggul, baik dari sisi
69
kontribusi maupun sisi pertumbuhannya, maka MRP dan LQ digabung yang
disebut overlay (Yusuf dalam Nudiatulhuda, 2007).
Melalui overlay antara rasio pertumbuhan wiayah referensi (RPr),
rasio pertumbuhan studi (RPs) dan Location Quotient (LQ) dapat dilihat
identifikasi kegiatan-kegiatan unggulan. Koefisien dari ketiga komponen ini
harus disamakan satuannya dengan diberi notasi positif (+) atau negatif (-).
Notasi positif berarti koefisien komponen tersebut bernilai lebih dari
satu dan negatif berarti koefisien komponen kurang dari satu. RPr bernotasi
positif artinya pertumbuhan sektor i lebih tinggi dibanding pertumbuhan
total di wilayah referensi. RPs bernotasi positif berarti pertumbuhan sektor i
di wilayah studi lebih tinggi dibanding pertumbuhan sektor yang sama di
wilayah referensi. Sedangkan LQ bernotasi positif berarti kontribusi sektor i
terhadap PDRB di wilayah studi lebih tinggi dibanding kontribusi sektor
yang sama terhadap PDRB di wilayah referensi.
Identifikasi unggulan dari hasil overlay dalam penelitian iini
dibedakan dalam tiga kriteria. Pertama, notasi overlay ketiga komponen
bertanda positif (+++), artinya kegiatan tersebut mempunyai pertumbuhan
sektoral yang tinggi di tingkat Provinsi DIY, pertumbuhan sektoral
kabupaten/kota lebih tinggi dari DIY dan kontribusi sektoral kabupaten/kota
lebih tinggi pula dari Provinsi DIY. Secara keseluruhan menyatakan bahwa
sektor ekonomi tersebut mempunyai potensi daya saing kompetitif dan
komparatif di kabupaten/kota lebih unggul dibandingkan kegiatan yang
sama pada tingkat DIY, dan di DIY sendiri sektor mempunyai prospek yang
70
bagus ditunjukkan dengan pertumbuhan sektor tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan total kegiatan ekonomi. Kedua, jika
ketiganya bernotasi negatif (---) memiliki pengertian yang sebaliknya dari
pengertian pertama. Ketiga, jika hasil overlay bertanda positif pada RPs dan
LQ, itu menunjukkan bahwa kegiatan sektoral di kabupaten/kota lebih
unggul dari kegiatan yang sama di tingkat provinsi DIY, dilihat dari sisi
pertumbuhan dan kontribusinya, dengan kata lain bahwa sektor tersebut
menunjukkan spesialisasi kegiatan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi
DIY.
a. Analisis MRP Kabupaten Kulon Progo
Menurut analisis MRP di Kabupaten Kulon Progo setelah
dilakukan overlay tidak satu pun sektor ekonomi bernotasi positif untuk
ketiga komponen. Hasil ini berarti di Kabupaten Kulon Progo tidak
terdapat kegiatan sektoral yang mempunyai pertumbuhan dan kontribusi
yang lebih tinggi di tingkat DIY. Artinya sektor-sektor yang ada di
Kabupaten Kulon Progo tidak mempunyai potensi daya saing kompetitif
maupun komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama
di tingkat DIY.
Hasil analisis overlay menunjukkan bahwa kegiatan sektorl di
Kabupaten Kulon Progo yang memenuhi criteria kedua adalah sektor
pertanian, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industry
pengolahan. Artinya kegiatan sektor tersebut di Kabupaten Kulon Progo
lebih unggul dibandingkan dengan kegiatan sektoral yang sama di tingkat
71
DIY, baik dari sisi pertumbuhannya maupun ontribusinya. Dengan kata
lain, sektor tersebut merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi Kabupaten
Kulon Progo di DIY. Selanjutnya lihat Tabel 4.17 sebagai berikut:
Tabel.4.16.
Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha RPr RPs LQ Overlay
1 Pertanian 0,611 2,435 1,481 -++
2 Pertambangan&Penggalian 0,667 35,542 1,398 -++
3 Industri Pengolahan 0,553 1,781 1,141 -++
4 Listrik, gas & air minum 1,041 -6,140 0,682 +--
5 Konstruksi 1,866 0,912 0,525 +--
6 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 1,034 0,817 ++-
7 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 0,738 0,998 +--
8 Keuangan, persewaan & jasa
perusahaan 0,964 0,629 0,661 - - -
9 Jasa-jasa 1,049 0,834 1,040 + - +
Sumber: PDRB Kabupaten Kulon Progo dan
PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah)
b. Analisis MRP Kabupaten Bantul
Hasil perhitungan MRP di Kabupaten Bantul setelah di overlay
ditemukan satu sektor ekonomi yang masuk kriteria pertama dengan
ketiga komponen bernilai positif. Sektor tersebut adalah sektor
konstruksi. Hal ini berarti sektor konstruksi mempunyai pertumbuhan
sektoral yang tinggi di tingkat Provinsi DIY, kemudian pertumbuhan
sektoral Kabupaten Bantul lebih tinggi dari pertumbuhan sektoral
Provinsi DIY, serta kontribusi sektor ini di Kabupaten Bantul lebih tinggi
pula dari Provinsi DIY. Artinya, sektor konstruksi di Kabupaten Bantul
72
mempunyai potensi daya saing kompetitif maupun komparatif yang lebih
unggul dibandingkan sektor konstruksi di DIY
Kemudian tidak ditemukan adanya sektor yang memiliki potensi
yang rendah di Kabupaten ini. Kegiatan spesialisasi juga tidak ditemukan
di Kabupaten ini. Sektor lain notasinya bervariasi seperti terlihat pada
table 4.17 berikut:
Tabel.4.17.
Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Bantul
Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha RPr RPs LQ Overlay
1 Pertanian 0,611 0.227 1.329 --+
2 Pertambangan&Penggalian 0,667 (20.539) 1.384 --+
3 Industri Pengolahan 0,553 (2.211) 1.252 --+
4 Listrik, gas & air minum 1,041 8.859 0.969 ++-
5 Konstruksi 1,866 1.061 1.205 +++
6 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 1.021 0.941 ++-
7 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 0.843 0.671 +--
8 Keuangan, persewaan & jasa
perusahaan 0,964 1.481 0.646 -+-
9 Jasa-jasa 1,049 1.029 0.781 ++-
Sumber: PDRB Kabupaten Bantul dan
PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah)
c. Analisis MRP Kabupaten Gunung Kidul
Hasil analisis MRP yang di overlay menunjukkan bahwa selama
periode tahun 2006-2010 di Kabupaten Gunung Kidul tidak terdapat
satupun sektor ekonomi masuk dalam kriteria pertama yang bernotasi
positif untuk ketiga komponen. Hasil ini berarti di Kabupaten Gunung
Kidul tidak terdapat kegiatan sektoral yang mempunyai pertumbuhan dan
kontribusi yang lebih tinggi di tingkat DIY. Artinya, sektor-sektor
73
tersebut tidak mempunyai daya saing kompetitif maupun kompartaif
terhadap DIY.
Walaupun tidak ada yang masuk dalam daya saing kompetitif dan
komperatif, Kabupaten Gunung Kidul masih ditopang dengan kegiatan
spesialisasi yaitu sektor pertanian serta sektor pertambangan dan
penggalian. Karena sektor-sektor tersebut di Kabupaten Gunung Kidul
lebih unggul dibandingkan dengan kegiatan sektoral yang sama di DIY,
baik dari sisi pertumbuhannya maupun konribusinya.
Hasil overlay yang masuk kriteria ketiga adalah sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan. Sektor tersebut mempunyai pertumbuhan
sektoral yang rendah di DIY, dan kontribusi sektoral di Kabupaten
Guinung Kidul lebih rendah dari DIY. Artinya sektor tersebut kurang
memiliki daya saing kompetitif maupun komperatif yang lebih unggul
dibandingkan kegiatan yang sama pada DIY. Seperti ditunjukkan pada
table 4.18 berikut.
74
Tabel.4.18.
Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Gunung Kidul
Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha RPr RPs LQ Overlay
1 Pertanian 0,611 1.423 2.142 -++
2 Pertambangan&Penggalian 0,667 7.754 2.635 -++
3 Industri Pengolahan 0,553 1.423 0.820 -+-
4 Listrik, gas & air minum 1,041 (3.331) 0.570 +--
5 Konstruksi 1,866 0.860 0.866 +--
6 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 1.065 0.704 ++-
7 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 0.851 0.671 +--
8 Keuangan, persewaan & jasa
perusahaan 0,964 0.722 0.482 ---
9 Jasa-jasa 1,049 0.799 0.790 +--
Sumber: PDRB Kabupaten Gunung Kidul dan
PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah)
d. Analisis MRP Kabupaten Sleman
Hasil perhitungan MRP di Kabupaten Sleman setelah di overlay
ditemukan dua sektor yang ketiga komponennya bernotasi positif.
Sektor-sektor tersebut yaitu sektor konstruksi, serta sektor perdagangan,
hotel dan restaurant. Dengan demikian sektor tersebut mempunyai
potensi daya saing kompetitif dan komparatif di Kabupaten Sleman yang
lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada tingkat DIY.
Sektor industri pengolahan menjadi keunggulan spesialisasi di
Kabupaten Sleman. Artinya, kegiatan sektor industry pengolahan lebih
unggul dibandingkan dengan kegiatan sektoral yang sama di tingkat DIY,
baik sisi pertumbuhannya maupun kontribusinya.
Selain itu terdapat satu sektor yang ketiga komponennya memiliki
notasi negatif yaitu sektor pertanian. Jelas sektor pertanian kurang
75
memiliki daya saing kompetitif maupun komparatif yang lebih unggul
dibandingkan kegiatan yang sama pada tingkat DIY. Secara rinci hasil
MRP dapat dilihat pada table 4.19 berikut.
Tabel.4.19.
Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Sleman
Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha RPr RPs LQ Overlay
1 Pertanian 0,611 0.753 0.917 ---
2 Pertambangan&Penggalian 0,667 75.267 0.664 -+-
3 Industri Pengolahan 0,553 1.463 1.153 -++
4 Listrik, gas & air minum 1,041 (1.939) 0.989 +--
5 Konstruksi 1,866 1.063 1.166 +++
6 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 1.183 1.061 +++
7 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 1.088 0.561 ++-
8 Keuangan, persewaan & jasa
perusahaan 0,964 0.388 1.096 --+
9 Jasa-jasa 1,049 0.951 1.030 +-+
Sumber: PDRB Kabupaten Sleman dan
PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah)
e. Analisis MRP Kota Yogyakarta
Hasil perhitungan MRP di Kota Yogyakarta setelah di overlay
terdapat satu sektor ekonomi yang masuk kategori pertama. Sektor
tersebut adalah sektor pengangkutan dan komunikasi. Berarti jelas bahwa
sektor tersebut memiliki potensi daya saing kompetitif maupun
komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama di
tingkat DIY.
Sebagai sebuah Kota, sektor pertanian terbukti tidak memilki daya
saing sebagaimana yang dimiliki oleh sektor pengangkutan dan
komunikasi. Hal ini ditunjukkan dengan notasi negatif dari ketiga
76
komponen yang ada pada sektor pertanian. Namun demikian, sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan masih berkontribusi dengan
kegiatan spesialisasinya. Perhatikan Tabel 4.20 berikut:
Tabel.4.20.
Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kota Yogyakarta
Tahun 2005-2010
No Lapangan Usaha RPr RPs LQ Overlay
1 Pertanian 0,611 (3.477) 0.022 ---
2 Pertambangan&Penggalian 0,667 72.628 0.008 -+-
3 Industri Pengolahan 0,553 1.266 0.812 -+-
4 Listrik, gas & air minum 1,041 (0.633) 1.450 +-+
5 Konstruksi 1,866 0.728 0.845 +--
6 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 0.946 1.222 +-+
7 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 1.010 1.874 +++
8 Keuangan, persewaan & jasa
perusahaan 0,964 1.145 1.473 -++
9 Jasa-jasa 1,049 0.837 1.246 +-+
Sumber: PDRB Kota Yogyakarta dan
PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah)
Dari analisis MRP di atas secara keseluruhan terlihat bahwa beberapa
kabupaten/kota di Provinsi DIY memiliki sektor ekonomi yang masuk
dalam kriteria pertama yang bernotasi postif untuk ketiga komponenya
(+++), artinya bahwa kabupaten/kota tersebut mempunyai pertumbuhan
sektoral di tingkat provinsi tinggi, diikuti pertumbuhan sektoral
kabupaten/kota lebih tinggi dari Provinsi DIY, dan kontribusi sektoral
kabupaten/kota lebih tinggi pula dari Provinsi DIY. Dengan kata lain,
sektor-sektor tersebut memiliki potensi daya saing kompetitif dan
komparatif di kabupaten/kota yang lebih unggul dibandingkan kegiatan
77
yang sama pada tingkat Provonsi DIY serta di Provinsi DIY sendiri sektor
tersebut mempunyai prospek yang bagus.
Kabupaten/kota yang memiliki sektor bertanda positif terbanyak untuk
ketiga komponennya adalah Kabupaten Sleman yang meliputi; sektor
konstruksi serta sektor perdagangan, hotel dan restoran Hal ini
dilatarbelakangi dengan banyaknya bencana alam yang terjadi sehingga
membutuhkan pembangunan fisik berkelanjutan, kemudian adanya usaha-
usaha di Sleman yang berkontribusi terhadap sektor perdagangan.
Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta memiliki satu sektor yang bertanda
positif untuk ketiga komponenya yaitu sektor konstruksi di Kabupaten
Bantul kemudian sektor pengangkutan dan komunikasi di Kota Yogyakarta.
Begitu juga terdapat beberapa kabupaten yang memiliki kegiatan
spesialisasi terhadap sektor-sektormya. Seperti Kabupaten Bantul
memegang tiga kegiatan spesialisasi yaitu sektor pertanian, sektor
pertambangna dan penggalian serta sektor industry pengolahan. Di ikuti
oleh Kabupaten Gunung Kidul yang juga berspesialisasi pada sektor
pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian, namun tidak pada
sektor industry pengolahan. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta
masing-masing hanya berspesialisasi pada sektor industri pengolahan untuk
Kabupaten Sleman serta sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan
untuk Kota Yogyakarta.
Kemudian terlihat juga bahwa terdapat dua kabupaten yang memiliki
sektor ekonomi yang bertanda negatif untuk ketiga komponennya (---) pada
78
sektor yang sama yaitu sektor pertanian. Kabupaten tersebut yaitu Sleman,
dan Kota Yogyakarta. Selain itu sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan pada Kabupaten Sleman mengalami hal yang sama (---), namun
tidak pada sektor pertaniannya.
3. Hasil analisis Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan
Spesialisasi
Analisis shift-share merupakan tehnik yang menggambarkan
performance (kinerja) sektor-sektor di suatu wilayah dibandingkan kinerja
sektor-sektor perekonomian nasional. Dengan demikian dapat ditemukan
adanya shift (pergesaran) hasil pembangunan perekonomian daerah, bila
daerah itu memperoleh kemajuan lebih lambat atau lebih cepat dari
kemajuan nasional (Bendavid-Val (1983), Hoover (1984) Lihat Prasetyo,
1993:44 dalam Nudiatulhuda, 2007:44). Selanjutnya Lincolyn Arsyad
(1997:290) dan Latif Adam (1994), mengemukakan bahwa analisis shift-
share merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan
sruktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional.
Teknik ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-sektor di suatu wilayah
dengan laju pertumbuhan perekonomian nasional serta sektor-sektornya, dan
mengamati penyimpangan-penyimpangan dari perbandingan-perbandingan
itu. Bila penyimpangan itu positif, hal itu disebut keunggulan kompetitif
dari suatu sektor dalam wilayah tersebut.
Berdasarkan hasil analisis shift-share (S-S) tentang keunggulan
kompetitif dan spesialisasi menurut sektor setiap kabupaten/kota di Provinsi
79
DIY, terlihat bahwa setiap kabupaten/kota memiliki keunggulan kompetitif
dan keunggulan spesialisasi. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi
dan pendapatan perkapita kabupaten/kota di Provinsi DIY bervariasi dan
tentunya ditopang oleh sektor spesialis dan sektor kompetitif.
Daerah kabupaten/kota di DIY yang mempunyai kompetitif ditandai
dengan K-K positif. Untuk sektor pertanian terdapat tiga kabupaten yang
mempunyai keunggulan kompetitif masing-masing di Kabupaten Kulon
Progo, Bantul dan Gunung Kidul serta sektor pertambangan dan penggalian
terdapat tiga kabupaten yang mempunyai spesialisasi, yaitu Kulo Progo,
Bantu dan Gunung Kidul. Sebaliknya ada dua kabupaten/kota bernilai K-K
negative artinya tidak memiliki keunggulan kompetitif.
Kemudian diketahui juga bahwa dari lima kabupaten/kota hanya
Kabupaten Sleman yang memiliki keunggulan kompetitif di sektor
pertambangan dan penggalian. Keunggulan kompetitif di sektor industry
pengolahan dimiliki oleh Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunung
Kidul, dan Kota Yogyakarta.. Selain itu, keunggulan kompetitif di sektor
listrik, gas, dan air bersih dijumpai di Kabupaten Kulon Progo, Gunung
Kidul dan Sleman. Keunggulan kompetitif di sektor bangunan hanya
dimiliki oleh Kabupaten Bantul. Di sektor perdagangan, hotel dan restoran
keunggulan kompetitif dimiliki oleh seluruh kabupaten, kecuali Kota
Yogyakarta. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta mempunyai
keunggulan kompetitif di sektor pengangkutan dan komunikasi.
Kabupaten/kota yang keunggulan kompetitifnya di sektor keuangan,
80
persewaan dan jasa perusahaan dimiliki oleh Kabupaten Kulon Progo,
Gunung Kidul dan Sleman. Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki
keunggulan kompetitif pada sektor jasa-jasa hanya Kabupaten Bantul.
Selain itu, kita bisa melihat keunggulan spesialisasi yang dimiliki
masing-masing daerah. Spesialisasi dapat dilihat dengan nilai S-S positif.
Untuk sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian terdapat
tiga kabupaten yang mempunyai spesialisasi untuk dua sektor tersewbut,
masing masing terdapat di Kabupaten Kulon Progo, Bantul, dan Gunung
Kidul. Sebaliknya ada dua kabupaten bernilai S-S negative artinya tidak
memiliki spesialisasi.
Spesialisasi di sektor industri pengolahan dimiliki oleh Kabupaten
Kulon Progo, Bantul dan Sleman. Spesialisasi di sektor listrik, gas, dan air
bersih hanya dimiliki oleh Kota Yogyakarta. Selanjutnya, spesialisasi di
sektor bangunan dijumpai di Kabupaten Bantul dan Sleman. Kemudian
Kabupaten Sleman dan Kota Yohyakarta berspesialisasi di sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan Kabupaten Kulon Progo dan
Kota Yogyakarta bertumpu pada sektor pengangkutan dan komunikasi.
Kabupaten yang spesialisasinya di sektor keuangan, persewaan, dan jasa
perusahaan dimiliki oleh Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.
Sedangkan kabupaten/kota yang berspesialisasi pada sektor jasa-jasa adalah
Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.
Dari keunggulan kompetitif dan spesialisasi yang dimiliki masing-
masing kabupaten/kota, ada yang dimiliki keduanya sekaligus. Artinya
81
sektor tersebut memiliki kenggulan kompetitif sekaligus spesialisasi di
daerah tersebut. Namun tidak semua seperti itu, hanya beberapa sektor
tertentu dan daerah tertentu.
Terlihat bahwa di sektor pertanian di tiga kabupaten yang ada yaitu
Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul mereka mempunyai keunggulan
kompetitif dan spesialisasi di sektor pertanian. Kemudian Kabupaten Bantul
memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi di sektor bangunan.
Kabupaten Sleman memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi di
sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor keuangan, persewaan,
dan jasa perusahaan. Kota Yogyakarta sendiri memiliki keunggulan
kompetitif dan spesialkisasi di sektor pengangkutan dan komunikasi. Hasil
analisis ini akan sama jika dibandingkan dengan hasil analisis overlay.
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.21 berikut:
82
Tabel.4.21.
Hasil Analisis Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten/Kota
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Kabupaten/Kota
Sektor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
S S S S S S S S S
1. Kulon Progo 139602.1 5358.0 30505.4 (4651.2) (69926.5) (60444.2) 477.2 (51075.6) 10154.7
2. Bantul 206906.7 9602.5 122573.0 (1133.2) 68741.8 (43893.6) (118143.6) (116248.9) (128384.6)
3. Gunung Kidul 616594.3 34660.7 (74244.8) (11701.8) (37123.8) (180747.6) (99362.5) (144032.4) (104042.1)
4. Sleman (84032.0) (14249.6) 121917.5 (663.6) 82998.3 65793.0 (251940.2) 50245.1 29323.3
5. Yogyakarta (867302.6) (34388.0) (124114.9) 20132.3 (64643.6) 220350.4 432150.7 214286.9 203528.8
Kabupaten/Kota
Sektor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
K K K K K K K K K
1. Kulon Progo 0.003 (0.008) 0.003 0.012 (0.010) 0.001 (0.017) 0.010 (0.006)
2. Bantul 0.007 (0.006) (0.023) (0.000) 0.033 0.003 (0.008) (0.002) 0.001
3. Gunung Kidul 0.008 (0.018) 0.003 0.033 (0.020) 0.004 (0.010) 0.014 (0.009)
4. Sleman (0.002) 0.128 (0.003) 0.010 (0.001) 0.009 0.004 0.005 (0.003)
5. Yogyakarta (0.070) (0.002) 0.003 (0.021) (0.011) (0.003) 0.001 (0.004) (0.008)
Sumber: Data diolah
Keterangan: 1= pertanian, 2= pertambangan&penggalian, 3= industri pengolahan, 4= listrik, gas &air bersih, 5= bangunan, 6=
perdagangan, hotel&restoran, 7= pengangkutan&komunikasi, 8= keuangan, persewaan&jasa perusahaan, 9= jasa-jasa
S= Spesialisasi K=Kompetitif
83
4. Analisis Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi DIY
Metode Klassen Tipology digunakan untuk menentukan tipologi
daerah pada penelitian ini. Tipologi Klassen membagi daerah berdasarkan
dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan
perkapita daerah dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi
sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu
horizontal. Daerah yang diamati dibagi menjadi empat klasifikasi yaitu:
a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income)
adalah laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan perkapita di daerah lebih
tinggi dari rata-rata pertumbuhan dan pendapatan perkapita rata-rata
provinsi.
b. Daerah maju tapi tertekan (high income but low growrth) yaitu daerah
yang relatif maju, tapi dalam beberapa tahun terakhir laju petumbuhan
menurun akibat tertekannya kegiatan utama daerah yang bersangkutan.
Daerah ini merupakan daerah yang telah maju, tapi dimasa mendatang
pertumbuhannya tidak akan begitu cepat walaupun potensi
pengembangan yang dimiliki pada dasarnya sangat besar. Daerah ini
mempunyai pendapatan perkapita lebih tinggi dari pendapatan rata-rata
perkapita provinsi, tapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah
dibandingkan rata-rata provinsi.
c. Daerah berkembang cepat (high growth but low income) adalah daerah
yang dapat berkembang cepat dengan potensi pengembangan yang
dimiliki sangat besar tapi belum diolah sepenuhnya secara baik. Tingkat
84
pertumbuhan ekonomi daerah sangat tinggi, namun tingkat pendapatan
perkapita yang mencerminkan dari tahap pembangunan yang telah
dicapai sebenarnya masih relatif rendah. Daerah ini memiliki tingkat
pertumbuhan tinggi tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata provinsi.
d. Daerah relatif tertinggal (low growth and low income) adalah daerah
yang masih mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan perkapita
lebih rendah dari pada rata-rata provinsi.
Hasil analisis Tipologi untuk Provinsi DIY terlihat bahwa dari lima
kabupaten/kota yang dimilikinya hanya satu yang masuk klasifikasi Daerah
Cepat Maju dan Cepat Tumbuh yaitu Kota Yogyakarta. Sedangkan
Kabupaten Sleman masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat. Tiga
kabupaten lainnya yaitu Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul masuk
dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal. Hal ini terlihat dari pertumbuhan
rata-rata dan pendapatan per kapita rata-rata masih jauh di bawah
pertumbuhan dan pendapatan per kapita DIY , seperti terlihat dalam skema
berikut :
85
Gambar.4.2.
Skema Tipologi Daerah Provinsi DIY Tahun 2005-2010
Klasifikasi III
Daerah Berkembang Cepat
Kab. Sleman (4.70 ; 5.389.195)
Klasifikasi I
Daerah Cepat maju dan Cepat
Tumbuh
Kota Yogyakarta
(4.62 ; 12.699.691)
Klasifikasi IV
Daerah Relatif Tertinggal
Kab. Kulon Progo
(4.07;4.230.784)
Kab. Bantul (4.13;4.041.477)
Kab. Gunung Kidul
(4.13;4.459.596)
Klasifikasi II
Daerah Maju Tetapi Tertekan
Tabel 4.17 berikut ini memperlihatkan bahwa terdapat tiga
Kabupaten/Kota yang masuk klasifikasi Daerah Relaif Tertinggal yaitu
daerah yang masih mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan
perkapita lebih rendah dari pada rata-rata provinsi. Kabupaten/kota yang
masuk kategori ini adalah Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Gunung
Kidul. Sedangkan untuk Kabupaten Sleman masuk dalam kategori Daerah
Berkembang Cepat. Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh diwakili oleh
Kota Yogyakarta sekaligus cermin dari ibukota Provinsi DIY..
4, 49 Per
tum
buhan
Rp 5.557.744
Pendapatan Per Kapita
86
Tabel.4.22.
Analisis Tipologi Klassen Kabupaten/Kota di Provinsi DIY Periode
2005-2010
No Kabupaten/Kota Pertumbuhan
Ekonomi
Rata-Rata
(%)
Pendapatan
Perkapita
(%)
Tipologi
Daerah
1 Kab. Kulon Progo 4.07 Rp 4.230.784 4
2 Kab. Bantul 4.13 Rp 4.041.477 4
3 Kab. Gunung Kidul 4.12 Rp 4.459.596 4
4 Kab. Sleman 4.70 Rp 5.389.195 2
5 Kota Yogyakarta 4.63 Rp 12.699.691 1
DIY 4.49 Rp 5.557.744
Sumber: BPS Kabupaten Dalam Angka 2010
BPS Provinsi DIY Dalam Angka 2010 (diolah)
5. Prioritas Wilayah untuk Pengembangan Pembangunan
Penentuan Prioritas wilayah untuk pembangunan selain dilihat dari
sektor basis yang tercermin pada analisis LQ, keunggulan kompetitif dan
tipologi daerah juga diperlukan pertumbuhan persektor. Analisis tersebut
selanjutnya dibuat Ranking nilai dengan range untuk masing-masing
kategori sehingga dapat ditentukan kabupaten/kota yang potensial untuk
dikembangkan dengan sektor basisnya sebagai berikut:
a. Prioritas Sektor Pertanian
Tabel 4.23 merupakan hasil penentuan prioritas sektor basis untuk
sektor pertanian. Hasil analisis menunjukkan dari tiga Kabupaten yang
mempunyai LQ > 1 untuk sektor pertanian, prioritas pertama kabupaten
yang dapat dikembangkan adalah Kabupaten Gunung Kidul. Sedangkan
prioritas keempat meliputi Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten
bantul.
87
Tabel.4.23.
Prioritas Untuk Sektor Pertanian dilihat dari Analisis LQ, Shift-
Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-
2010
Kabupaten/Kota LQ PS S K T
Total
Skor PRIO
N R N R N R N R R N R
Kulon Progo 1,481 4 3.18 4 139602.1 4 0.003 1 4 17 4 4
Bantul 1.329 4 3.40 3 206906.7 4 0.007 1 4 16 4 4
Gunung Kidul 2.142 1 3.62 1 616594.3 1 -0.018 4 4 11 1 1
Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)
Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi
K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral
b. Prioritas Sektor Pertambangan dan Penggalian
Tabel 4.18 merupakan hasil penentuan prioritas sektor basis untuk
sektor pertambangan dan penggalian. Dari tiga kabupaten yang memiliki
LQ > 1 untuk sektor ini diketahui bahwa Kabupaten Bantul dan
Kabupaten Gunung Kidul masuk prioritas pertama sedangkan Kabupaten
Kulon Progo masuk prioritas keempat.
Tabel.4.24.
Prioritas Untuk Sektor Pertambangan dan Penggalian dilihat dari
Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan
Sektoral Tahun 2005-2010
Kabupaten/Kota LQ PS S K T
Total
Skor PRIO
N R N R N R N R R N R
Kulon Progo 1,398 4 2.04 1 5358.0 4 -0.008 2 4 15 4 4
Bantul 1.384 4 1.96 1 9602.5 4 -0.006 1 4 14 1 1
Gunung Kidul 2.635 1 0.52 4 34660.7 1 -0.018 4 4 14 1 1
Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)
Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi
K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS=Pertumbuhan Sektoral
88
c. Prioritas Sektor Industri Pengolahan
Terdapat tiga Kabupaten/Kota yang mempunyai sektor basis atau
mempunyai LQ > 1 disektor Industri Pengolahan seperti terlihat dalam
Tabel 4.19 berikut:
Tabel.4.25.
Prioritas Untuk Sektor Industri Pengolahan dilihat dari Analisis LQ,
Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010
Kabupaten/Kota LQ PS S K T
Total
Skor PRIO
N R N R N R N R R N R
Kulon Progo 1,141 4 3.27 1 30505.4 4 0.003 1 4 14 4 4
Bantul 1.252 1 0.78 4 122573.0 1 -0.023 4 4 14 4 4
Sleman 1.153 4 2.53 3 121917.5 1 -0.003 2 1 11 1 1
Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)
Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi
K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral
Tabel 4.19 diatas terlihat bahwa Kabupaten/Kota yang termasuk
dalam prioritas pertama adalah Kabupaten Sleman. Sedangkan
Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul termasuk prioritas
keempat.
d. Prioritas Listrik dan Air Bersih
Lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang memiliki sektor basis di
sektor Listrik, Gas dan Air Bersih hanya Kota Yogyakarta. Dengan
demikian prioritas pengembangannya pun hanya berada di Kota
Yogyakarta.
e. Prioritas Sektor Bangunan
Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor
basis di sektor bangunan hanya Kabupaten Bantul dan Kabupaten
89
Sleman. Sehingga prioritas pengembangan wilayahnya hanya pada dua
daerah tersebut dengan prioritas pertama untuk Kabupaten Bantul dan
prioritas keempat untuk Kabupaten Sleman seperti dalam Tabel 4.21
sebagai berikut:
Tabel.4.26.
Prioritas Untuk Sektor Bangunan dilihat dari Analisis LQ, Shift-
Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010
Kabupaten/Kota LQ PS S K T
Total
Skor PRIO
N R N R N R N R R N R
Bantul 1.205 1 10.68 1 68741.8 4 0.033 1 4 11 1 1
Sleman 1.166 4 8.14 4 82998.3 1 -0.001 4 1 14 4 4
Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)
Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi
K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral
f. Prioritas Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor
basis di sektor perdagangan, hotel dan restoran hanya Kabupaten Sleman
dan Kota Yogyakarta. Sehingga prioritas pengembangan wilayahnya
hanya pada dua daerah tersebut dengan prioritas pertama untuk Kota
Yogyakarta dan prioritas keempat untuk Kabupaten Sleman seperti
dalam Tabel 4.22 sebagai berikut:
90
Tabel.4.27.
Prioritas Untuk Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dilihat
dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral
Tahun 2005-2010
Kabupaten/Kota LQ PS S K T
Total
Skor PRIO
N R N R N R N R R N R
Sleman 1.061 4 5.72 1 82998.3 4 0.009 1 4 14 4 4
Yogyakarta 1.222 1 4.72 4 220350.4 1 -0.003 4 1 11 1 1
Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)
Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi
K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral
Tabel 4.22 terdapat dua Kabupaten termasuk dalam prioritas
pertama yaitu Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul sedangkan
prioritas kedua adalah Kabupaten Sleman dan prioritas keempat yaitu
Kota Yogakarta.
g. Prioritas Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang memiliki LQ > 1
atau yang mempunyai sektor basis di sektor pengangkutan dan
komunikasi hanya Kota Yogyakarta. Dengan demikian prioritas
pengembangannya pun hanya berada di Kota Yogyakarta.
h. Prioritas Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan
Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor
basis di sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan hanya
Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Sehingga prioritas
pengembangan wilayahnya hanya pada dua daerah tersebut dengan
prioritas pertama untuk Kota Yogyakarta dan prioritas keempat untuk
Kabupaten Sleman seperti dalam Tabel 4.24 sebagai berikut:.
91
Tabel.4.28.
Prioritas Untuk Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan
dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan
Sektoral Tahun 2005-2010
Kabupaten/Kota LQ PS S K T
Total
Skor PRIO
N R N R N R N R R N R
Sleman 1.096 4 5.22 1 50245.1 4 0.005 1 4 14 4 4
Yogyakarta 1.473 1 4.76 4 214286.9 1 -0.004 4 1 11 1 1
Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)
Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi
K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral
i. Prioritas Sektor Jasa-Jasa
Tabel 4.25 merupakan hasil penentuan prioritas sektor basis untuk
sektor jasa-jasa. Dari tiga kabupaten/kota yang memiliki LQ > 1 untuk
sektor ini yang masuk prioritas satu untuk pengembangan wilayah adalah
Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Sedangkan Kabupaten Kulon
Progo menjadi prioritas keempat.
Tabel.4.29.
Prioritas Untuk Sektor Jasa-Jasa dilihat dari Analisis LQ, Shift-
Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010
Kabupaten/Kota LQ PS S K T
Total
Skor PRIO
N R N R N R N R R N R
Kulon Progo 1.040 4 4.02 2 10154.7 4 -0.006 3 4 17 4 4
Sleman 1.030 4 4.18 1 29323.3 4 -0.003 1 2 12 1 1
Yogyakarta 1.246 1 3.66 4 203528.8 1 -0.008 4 1 11 1 1
Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)
Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi
K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral
92
Secara keseluruhan hasil analisis unutk penentuan prioritas
pengembangan wilayah bagi daerah yang mempunyai sektor basis di
Provinsi DIY terlihat dalam Tabel 4.26 berikut:
Tabel.4.30.
Prioritas Pengembangan Pembangunan Sektor Basis di Provinsi
DIY Tahun 2005-2010
No Kabupaten/Kota Sektor Ekonomi/Prioritas ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kab. Kulon Progo 4 4 4 - - - - - 4
2 Kab. Bantul 4 1 4 - 1 - - - -
3 Kab. Gunung Kidul 1 1 - - - - - - -
4 Kab. Sleman - - 1 - 4 4 - 4 1
5 Kota Yogyakarta - - - 1 - 1 1 1 1
Sumber: Hasil Analisis LQ, Shift-Share, Pertumbuhan Persektor (diolah)
Keterangan : 1= Sektor Pertanian 2= Sektor Pertambangan, Penggalian
3= Industri Pengolahan 4= Listrik dan Air Bersih
5= Bangunan 6= Perdagangan, Hotel, Restoran
7= Pengangkutan, Komunikasi 8= Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan 9= Jasa-jasa
- = Tidak masuk prioritas
Dalam pengembangan wilayah, pengembangan tidak dapat dilakukan
serentak pada semua sektor perekonomian kecuali pada sektor-sektor yang
mempunyai potensi berkembangnya cukup besar, Tabel 4.26
memperlihatkan bahwa prioritas pengembangan wilayah sektor basis di
Provinsi DIY tidak sama untuk tiap kabupaten/kota, meskipun terlihat
terdapat dua kabupaten/kota yang termasuk pada prioritas pertama yang
perlu dikembangkan, masing-masing yaitu Kota Yogyakarta untuk semua
sektor basisnya (5 sektor) meliputi Sektor Industri Pengolahan; Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi;
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Sektor Jasa-Jasa serta
93
Kabupaten Gunung Kidul (2 Sektor) meliputi Sektor Pertanian serta Sektor
Pertambangan dan oenggalian.
Bagi Kota Yogyakarta hal ini dimungkinkan karena Kota Yogyakarta
merupakan ibukota Provinsi DIY yang secara tidak langsung menjadi
mascot untuk Provinsi DIY. Kabupaten lainnya yang mempunyai prioritas
pertama lebih dari satu adalah Kabupaten Bantul (2 dari 4 sektor),
Kabupaten Sleman (2 dari 5 sektor) tapi adapula kabupaten yang tidak
mempunyai prioritas pertama yakni Kabupaten Kulon Progo.
Dalam RKPD 2012 sebagaimana diketahui, prioritas pembangunan
yang dimiliki oleh Provinsi DIY pada tahun 2010 adalah meliputi:
1) Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan Kualitas Sumberdaya
Manusia melalui Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Dasar,
Pengentasan Kemiskinan dan Penciptaan Lapangan Kerja.
2) Peningkatan Daya saing Daerah Berbasis Keunggulan Ekonomi Lokal
melalui Pemberdayaan dan Peningkatan Kreativitas Masyarakat,
Dukungan Fasilitasi dan Pengembangan Pasar.
3) Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan melanjutkan
Reformasi Birokrasi melalui Internalisasi Nilai-nilai Budaya Yogya dan
Peningkatan Profesionalisme.
4) Peningkatan Pelayanan Publik melalui Penataan Kawasan dan
Peningkatan Sarana Prasarana Ekonomi dan Fisik.
Sejalan dengan RKPD 2012 bahwa Pemerintah Provinsi DIY akan
meningkatkan daya saing daerah berbasis keunggulan ekonomi lokal, maka
94
dengan teridentifikasinya sektor-sektor unggulan disetiap kabupaten/kota
akan memudahkan Pemerintah Daerah dalam mencapai program tersebut.
Sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dikemudian hari.
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor pertanian, sektor
pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan serta sektor jasa-
jasa merupakan sektor basis yang dominan di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta karena terdapat di tiga kabupaten/kota dari lima kabupaten/kota.
Sedangkan sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terdapat di dua
kabupaten/kota. Untuk sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor
pengangkutan dan komunikasi hanya dimiliki oleh satu kabupaten/kota.
Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta memiliki sektor basis terbanyak
dengan lima sektor basis. Sedangkan Kabupaten Gunung Kidul memiliki
sektor basis paling sedikit yaitu hanya dua sektor.
2. Hasil analisis MRP yang di overlay menunjukkan bahwa terdapat beberapa
kabupaten/kota di Provinsi DIY yang memiliki potensi daya saing
kompetitif dan komperatif terhadap sektor ekonominya. Sektor tersebut
adalah sektor bangunan di Kabupaten Bantul, kemudian sektor bangunan
serta sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kabupaten Sleman begitu
juga untuk sektor perdagangan, hotel dan resetoran serta sektor
pengangkutan dan komunikasi di Kota Yogyakarta.
96
3. Hasil analisis Shift-Share di Provinsi DIY menunjukkan hasil bahwa
terdapat beberapa kabupaten/kota yang memiliki keunggulan/daya saing
kompetitif maupun spesialisasi. Sektor tersebut antara lain:
a. Sektor pertanian mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di 3
kabupaten yaitu Kulon Progo, Bantul dan Sleman;
b. Sektor Bangunan mempunyaikeunggulan kompetitif dan Spesialisasi di
Kabupaten Bantul;
c. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai keunggulan
kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Sleman;
d. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaaan mempunyai
keunggulan kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Sleman;
e. Sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai keunggulan kompetitif
dan spesialisasi di Kota Yogyakarta.
Tidak semua sektor basis di kabupaten/kota mempunyai spesialisasi.
Demikian sebaliknya tidak semua yang masuk kriteria spesialisasi belum
tentu sebagai sektor basis.
4. Berdasarkan Tipologi Klassen, Kota Yogyakarta masuk dalam Tipologi
Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh. Sedangkan Kabupaten Sleman
masuk dalam Tipologi Daerah Berkembang Cepat. Tiga kabupaten lainnya
yaitu Kulo Progo, Bantul dan Gunung Kidul masuk dalam Tipologi Daerah
Relatif Tertinggal.
5. Menentukan Prioritas Pengembangan Wilayah berdasarkan analisis LQ,
Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral maka dapat ditentukan
97
kabupaten/kota yang menjadi prioritas pengembangan masing-masing
sektor. Prioritas pertama untuk sektor pertanian adalah Kabupaten Gunung
Kidul; Sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Bantul dan
Gunung Kidul; Sektor industri pengolahan di Kabupaten Sleman; Sektor
Listrik, gas dan air bersih di Kota Yogyakarta; Sektor bangunan di
Kabupaten Bantul; Sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kota
Yogyakarta; Sektor pengangkutan dan komunikasi di Kota Yogyakarta;
Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan di Kota Yogyakarta serta
untuk sektor jasa-jasa diprioritaskan pengembangannya di Kabupaten
Sleman dan Kota Yogyakarta.
B. Saran
1. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta perlu menetapkan
kebijakan pembangunan dengan prioritas sektor unggulan/basis di masing-
masing kabupaten/kota dengan tetap memperhatikan sektor non basis secara
proporsional.
2. Perlu mengenal secara baik daerah yang mempunyai potensi ekonomi
spesialis dan potensi ekonomi rendah agar bijak dalam menentukan skala
prioritas pembangunan, sehingga dapat merubah posisi kabupaten/kota
masuk ke dalam tipologi daerah yang lebih baik atau meminimalisir
keberadaan kabupaten pada tipologi daerah relatif tertinggal.
3. Perlu melakukan revitalisasi semua sektor dimulai sektor yang memiliki
nilai LQ > 1 kemudian LQ < 1 serta memacu peningkatan produktifitas dan
profesionalisme dalam mengelola sektor-sektor potensial agar mempunyai
98
keunggulan kompetitif dan komperatif untuk meningkatkan pedapatan
daerah baik kabupaten/kota maupun provinsi.
4. Bagi investor yang ingin berinvestasi di Provinsi DIY diharapkan penelitian
ini dapat dijadikan salah satu acuan dalam memperhatikan sektor-sektor
yang potensial untuk dikembangkan serta prioritas pembangunan masing-
masing sektor di kabupaten/kota.
99
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. “Pengantar Perencanaan Ekonomi Daerah (edisi kedua)”.
Yogyakarta: BPFE. 2002
Basuki, Agus Tri. “Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen
dalam Menopang Pembangunan Provinsi Papua Tahun 2004-2008” dalam
Unisia Vol XXXII No. 71, 2009. h. 5-19
BPS. “DIY Dalam Angka”. BPS Jakarta, 2011
BPS. “Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
2007-2011”. BPS Jakarta, 2011
Emilia dan Imelia. “Modul Ekonomi Regional” Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Jambi. 2006
Evi dan Hastarini. “Analisis Sektor dan Produk Unggulan Kabupaten Kendal”
dalam Media Ekonomi dan Manajemen Vol XVIII No. 2, 2009.h. 165-177
Fafurida. “Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman
Pangan di Kabupaten Kulonprogo” dalam Jejak Vol II No. 2, 2009. h. 144-
155
Hasani, Akrom. “Analisis Struktur Perekonomian Berdasarkan Pendekatan Shift-
Share di Provinsi Jawa Tengah Periode Tahun 2003-2008” Skripsi S-1
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang. 2010
Heralth, Janaranjana et al. “A Dynamic Share Analysis of Economic Growth in
West Virginia” dalam Research Paper 2010-12
Kuncoro, M. “Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi”. Jakarta: Erlangga. 2003
Ma’ruf, Ahmad. “Anatomi Makro Ekonomi Regional: Studi Kasus Provinsi DIY”
dalam Jejak Vol II No. 2, 2009. h 114-125
Mangun, Nudiatulhuda. “Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota di
Provinsi Sulawesi Tengah” Tesis S-2 Jurusan Magister Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Semarang. 2007
Mondal, Wali I. “An Analysis of The Industrial Developmemt Potential of
Malaysia: A Shift-Share Approach” dalam Journal of Business & Economic
Research Vol. VII No. 5, 2009. h. 41-46
100
Sabana, Choliq. “Analisis Pengembangan Kota Pekalongan sebagai Salah Satu
Kawasan Andalan di Jawa Timur” Tesis S-2 Jurusan Magister Ilmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang. 2007
Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis”. Jakarta: Salemba Empat.
2009
Sjafrizal. “Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi”. Padang: Baduose Media.
2008
Tarigan, Robinson. “Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi (edisi revisi)”.
Jakarta: Bumi Aksara. 2007
Tarigan, Robinson. “Perencanaan Pembangunan Wilayah (edisi revisi)”. Jakarta:
Bumi Aksara. 2005
Titisari, Kartika Hendra. “Identifikasi Potensi Ekonomi Daerah Boyolali,
Karanganyar, dan Sragen” dalam Jejak Vol II No. 2, 2009. h. 167-182
Zakaria, Junaiddin. “Pengantar Teori Ekonomi Makro”. Jakarta: Gaung Persada
Press. 2009
101
Lampiran I
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 2010**
Pertanian 3.185.771 3.306.928 3.333.382 3.523.943 3.642.696 3.632.681
Pertambangan dan penggalian 122.332 126.137 138.358 138.328 138.748 139.967
Industri pengolahan 2.463.230 2.481.167 2.528.020 2.562.549 2.610.760 2.793.580
Listrik, gas dan air bersih 153.115 152.862 165.772 174.933 185.599 193.027
Bangunan 1.395.079 1.580.312 1.732.945 1.838.429 1.923.720 2.040.306
Perdagangan, hotel dan restoran 3.444.828 3.569.622 3.750.365 3.947.662 4.162.116 4.383.851
Pengangkutan dan komunikasi 1.673.352 1.761.672 1.875.307 2.008.919 2.128.594 2.250.664
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 1.623.210 1.591.885 1.695.163 1.793.789 1.903.411 2.024.368
Jasa-jasa 2.849.959 2.965.164 3.072.200 3.223.929 3.368.614 3.585.598
PDRB 16.910.876 17.535.749 18.291.512 19.212.481 20.064.258 21.044.042
Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia 2011
102
Lampiran II
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Pertanian 403.695 412.026 424.719 454.656 474.560 467.714
Pertambangan dan penggalian 13.030 18.016 17.689 17.027 18.527 12.664
Industri pengolahan 236.286 243.686 251.351 255.420 261.033 271.689
Listrik, gas dan air bersih 8.682 9.184 9.611 10.333 11.007 11.586
Bangunan 65.463 72.612 77.911 82.096 85.790 91.657
Perdagangan, hotel dan restoran 240.301 250.662 266.357 281.420 293.574 307.245
Pengangkutan dan komunikasi 148.459 157.776 163.555 171.336 179.405 184.299
Keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan 89.084 90.821 98.325 101.551 110.230 116.678
Jasa-jasa 260.477 270.064 278.112 288.531 294.178 317.694
PDRB 1.465.477 1.524.847 1.587.630 1.662.370 1.728.304 1.781.226
Sumber : Kulon Progo Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)
103
Lampiran III
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bantul Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 2010**
Pertanian 791.592 814.742 838.545 880.148 919.417 933.259
Pertambangan dan penggalian 32.784 34.000 35.023 35.829 35.783 36.525
Industri pengolahan 644.544 568.064 582.328 596.187 610.781 647.939
Listrik, gas dan air bersih 29.001 27.127 29.294 31.675 34.448 36.289
Bangunan 276.078 381.915 413.693 437.151 434.409 454.479
Perdagangan, hotel dan restoran 612.904 624.196 659.401 702.353 746.833 789.789
Pengangkutan dan komunikasi 222.436 219.535 234.814 248.779 268.145 287.236
Keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan 205.177 193.399 202.511 212.888 230.768 252.015
Jasa-jasa 419.656 436.668 453.340 473.049 499.364 530.397
PDRB 3.234.172 3.299.646 3.448.949 3.618.059 3.779.948 3.967.928
Sumber : Bantul Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)
104
Lampiran IV
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 2010**
Pertanian 1.071.975 1.123.404 1.141.121 1.201.241 1.272.290 1.268.080
Pertambangan dan penggalian 55.802 56.860 55.808 55.442 55.939 58.472
Industri pengolahan 319.590 327.918 332.600 337.144 341.216 368.423
Listrik, gas dan air bersih 12.933 13.421 14.922 16.003 17.760 18.999
Bangunan 209.900 216.175 235.067 250.400 261.856 279.518
Perdagangan, hotel dan restoran 384.014 396.165 429.268 447.901 467.680 496.688
Pengangkutan dan komunikasi 183.272 194.580 206.779 214.371 220.126 234.644
Keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan 119.825 121.954 131.857 141.824 145.597 159.910
Jasa-jasa 369.079 380.105 393.866 405.972 414.901 445.345
PDRB 2.726.390 2.830.582 2.941.288 3.070.298 3.197.365 3.330.079
Sumber : Gunung Kidul Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)
105
Lampiran V
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sleman Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 2010**
Pertanian 888.677 924.603 923.422 987.480 1.004.808 1.001.698
Pertambangan dan penggalian 18.766 18.899 32.998 30.372 28.901 33.304
Industri pengolahan 850.554 873.294 890.912 904.474 921.892 950.029
Listrik, gas dan air bersih 44.405 45.439 50.203 52.789 56.066 58.768
Bangunan 499.734 554.572 601.267 642.538 684.367 729.456
Perdagangan, hotel dan restoran 1.081.275 1.126.189 1.204.716 1.276.918 1.359.722 1.436.205
Pengangkutan dan komunikasi 280.552 300.628 321.854 339.243 361.363 384.891
Keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan 523.061 539.620 567.159 598.190 631.510 669.291
Jasa-jasa 893.541 925.816 961.049 1.006.243 1.050.928 1.109.558
PDRB 5.080.565 5.309.060 5.553.580 5.838.247 6.099.557 6.373.200
Sumber : Sleman Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)
106
Lampiran VI
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Kota Yogyakarta Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 2010**
Pertanian 21.835 21.351 19.209 18.140 17.359 17.455
Pertambangan dan penggalian 242 270 279 258 265 272
Industri pengolahan 518.069 529.450 539.154 543.050 549.574 594.845
Listrik, gas dan air bersih 60.224 60.741 64.197 65.488 67.212 68.725
Bangunan 308.065 362.187 390.323 412.972 413.965 426.740
Perdagangan, hotel dan restoran 1.108.098 1.146.083 1.188.152 1.253.026 1.332.070 1.393.111
Pengangkutan dan komunikasi 813.669 862.341 910.568 984.783 1.055.067 1.097.987
Keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan 629.162 607.748 651.968 696.816 731.975 770.658
Jasa-jasa 938.485 982.333 1.012.551 1.046.615 1.077.364 1.135.751
PDRB 4.397.849 4.572.504 4.776.401 5.021.148 5.244.851 5.505.544
Sumber : Yogyakarta Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)
107
Lampiran VII
Perhitungan Location Quotient (LQ)
Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2005
PDRB 9
Sektor Kl.
Progo
Total PDRB
Kl. Progo
PDRB 9
Sektor DIY
Total PDRB
DIY
LQ
403695 1465477 3185771 16910876 1.46
13030 1465477 122332 16910876 1.23
236286 1465477 2463230 16910876 1.11
8682 1465477 153115 16910876 0.65
65463 1465477 1395079 16910876 0.54
240301 1465477 3444828 16910876 0.80
148459 1465477 1673352 16910876 1.02
89084 1465477 1623210 16910876 0.63
260477 1465477 2849959 16910876 1.05
Tahun 2006
PDRB 9
Sektor Kl.
Progo
Total PDRB
Kl. Progo
PDRB 9
Sektor
DIY
Total PDRB
DIY
LQ
412026 1524847 3306928 17535749 1.43
18016 1524847 126137 17535749 1.64
243686 1524847 2481167 17535749 1.13
9184 1524847 152862 17535749 0.69
72612 1524847 1580312 17535749 0.53
250662 1524847 3569622 17535749 0.81
157776 1524847 1761672 17535749 1.03
90821 1524847 1591885 17535749 0.66
270064 1524847 2965164 17535749 1.05
Tahun 2007
PDRB 9
Sektor Kl.
Progo
Total PDRB
Kl.Progo
PDRB 9
Sektor
DIY
Total PDRB
DIY
LQ
424719 1587630 3333382 18291512 1.47
17689 1587630 138358 18291512 1.47
251351 1587630 2528020 18291512 1.15
9611 1587630 165772 18291512 0.67
77911 1587630 1732945 18291512 0.52
266357 1587630 3750365 18291512 0.82
163555 1587630 1875307 18291512 1.00
98325 1587630 1695163 18291512 0.67
278112 1587630 3072200 18291512 1.04
108
Tahun 2008
PDRB 9
Sektor Kl.
Progo
Total PDRB
Kl. Progo
PDRB 9
Sektor
DIY
Total PDRB
DIY
LQ
454656 1662370 3523943 19212481 1.49
17027 1662370 138328 19212481 1.42
255420 1662370 2562549 19212481 1.15
10333 1662370 174933 19212481 0.68
82096 1662370 1838429 19212481 0.52
281420 1662370 3947662 19212481 0.82
171336 1662370 2008919 19212481 0.99
101551 1662370 1793789 19212481 0.65
288531 1662370 3223929 19212481 1.03
Tahun 2009
PDRB 9
Sektor Kl.
Progo
Total PDRB
Kl. Progo
PDRB 9
Sektor
DIY
Total PDRB
DIY
LQ
474560 1728304 3642696 20064258 1.51
18527 1728304 138748 20064258 1.55
261033 1728304 2610760 20064258 1.16
11007 1728304 185599 20064258 0.69
85790 1728304 1923720 20064258 0.52
293574 1728304 4162116 20064258 0.82
179405 1728304 2128594 20064258 0.98
110230 1728304 1903411 20064258 0.67
294178 1728304 3368614 20064258 1.01
Tahun 2010
PDRB 9
Sektor Kl.
Progo
Tot PDRB
Kl. Progo
PDRB 9
Sektor
DIY
Total PDRB
DIY
LQ
467714 1781226 3632681 21044042 1.52
12664 1781226 139967 21044042 1.07
271689 1781226 2793580 21044042 1.15
11586 1781226 193027 21044042 0.71
91657 1781226 2040306 21044042 0.53
307245 1781226 4383851 21044042 0.83
184299 1781226 2250664 21044042 0.97
116678 1781226 2024368 21044042 0.68
317694 1781226 3585598 21044042 1.05
109
Location Quotient (LQ) Rata-Rata
Kabupaten Kulon Progo
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ
Pertanian 1.46 1.43 1.47 1.49 1.51 1.52 1.48
Pertambangan, Penggalian 1.23 1.64 1.47 1.42 1.55 1.07 1.40
Industri Pengolahan 1.11 1.13 1.15 1.15 1.16 1.15 1.14
Listrik, Gas, Air Bersih 0.65 0.69 0.67 0.68 0.69 0.71 0.68
Bangunan 0.54 0.53 0.52 0.52 0.52 0.53 0.53
Perdagangan, Hotel, Restoran 0.80 0.81 0.82 0.82 0.82 0.83 0.82
Pengangkutan, komunikasi 1.02 1.03 1.00 0.99 0.98 0.97 1.00
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 0.63 0.66 0.67 0.65 0.67 0.68 0.66
Jasa-jasa lain 1.05 1.05 1.04 1.03 1.01 1.05 1.04
110
Lampiran VIII
Perhitungan Location Quotient (LQ)
Kabupaten Bantul
Tahun 2005
PDRB 9
Sektor
Bantul
Total PDRB
Bantul
PDRB 9
Sektor DIY
Total PDRB
DIY
LQ
791592 3234172 3185771 16910876 1.30
32784 3234172 122332 16910876 1.40
644544 3234172 2463230 16910876 1.37
29001 3234172 153115 16910876 0.99
276078 3234172 1395079 16910876 1.03
612904 3234172 3444828 16910876 0.93
222436 3234172 1673352 16910876 0.70
205177 3234172 1623210 16910876 0.66
419656 3234172 2849959 16910876 0.77
Tahun 2006
PDRB 9
Sektor
Bantul
Total PDRB
Bantul
PDRB 9
Sektor
DIY
Total PDRB
DIY
LQ
814742 3299646 3306928 17535749 1.31
34000 3299646 126137 17535749 1.43
568064 3299646 2481167 17535749 1.22
27127 3299646 152862 17535749 0.94
381915 3299646 1580312 17535749 1.28
624196 3299646 3569622 17535749 0.93
219535 3299646 1761672 17535749 0.66
193399 3299646 1591885 17535749 0.65
436668 3299646 2965164 17535749 0.78
Tahun 2007
PDRB 9
Sektor
Bantul
Total PDRB
Bantul
PDRB 9
Sektor
DIY
Total PDRB
DIY
LQ
838545 3448949 3333382 18291512 1.33
35023 3448949 138358 18291512 1.34
582328 3448949 2528020 18291512 1.22
29294 3448949 165772 18291512 0.94
413693 3448949 1732945 18291512 1.27
659401 3448949 3750365 18291512 0.93
234814 3448949 1875307 18291512 0.66
202511 3448949 1695163 18291512 0.63
453340 3448949 3072200 18291512 0.78
111
Tahun 2008
PDRB 9
Sektor
Bantul
Total PDRB
Bantul
PDRB 9
Sektor
DIY
Total PDRB
DIY
LQ
880148 3618059 3523943 19212481 1.33
35829 3618059 138328 19212481 1.38
596187 3618059 2562549 19212481 1.24
31675 3618059 174933 19212481 0.96
437151 3618059 1838429 19212481 1.26
702353 3618059 3947662 19212481 0.94
248779 3618059 2008919 19212481 0.66
212888 3618059 1793789 19212481 0.63
473049 3618059 3223929 19212481 0.78
Tahun 2009
PDRB 9
Sektor
Bantul
Total PDRB
Bantul
PDRB 9
Sektor
DIY
Total PDRB
DIY
LQ
919417 3779948 3642696 20064258 1.34
35783 3779948 138748 20064258 1.37
610781 3779948 2610760 20064258 1.24
34448 3779948 185599 20064258 0.99
434409 3779948 1923720 20064258 1.20
746833 3779948 4162116 20064258 0.95
268145 3779948 2128594 20064258 0.67
230768 3779948 1903411 20064258 0.64
499364 3779948 3368614 20064258 0.79
Tahun 2010
PDRB 9
Sektor
Bantul
Total PDRB
Bantul
PDRB 9
Sektor
DIY
Total PDRB
DIY
LQ
933259 3967928 3632681 21044042 1.36
36525 3967928 139967 21044042 1.38
647939 3967928 2793580 21044042 1.23
36289 3967928 193027 21044042 1.00
454479 3967928 2040306 21044042 1.18
789789 3967928 4383851 21044042 0.96
287236 3967928 2250664 21044042 0.68
252015 3967928 2024368 21044042 0.66
530397 3967928 3585598 21044042 0.78
112
Location Quotient (LQ) Rata-Rata
Kabupaten Bantul
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ
Pertanian 1.30 1.31 1.33 1.33 1.34 1.36 1.33
Pertambangan, Penggalian 1.40 1.43 1.34 1.38 1.37 1.38 1.38
Industri Pengolahan 1.37 1.22 1.22 1.24 1.24 1.23 1.25
Listrik, Gas, Air Bersih 0.99 0.94 0.94 0.96 0.99 1.00 0.97
Bangunan 1.03 1.28 1.27 1.26 1.20 1.18 1.20
Perdagangan, Hotel, Restoran 0.93 0.93 0.93 0.94 0.95 0.96 0.94
Pengangkutan, komunikasi 0.70 0.66 0.66 0.66 0.67 0.68 0.67
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 0.66 0.65 0.63 0.63 0.64 0.66 0.65
Jasa-jasa lain 0.77 0.78 0.78 0.78 0.79 0.78 0.78
113
Lampiran IX
Perhitungan Location Quotient (LQ)
Kabupaten Gunung Kidul
Tahun 2005
Li sektor i
Gunung
Kidul
L Tot PDRB
Gunung
Kidul
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
1071975 2726390 3185771 16910876 2.09
55802 2726390 122332 16910876 2.83
319590 2726390 2463230 16910876 0.80
12933 2726390 153115 16910876 0.52
209900 2726390 1395079 16910876 0.93
384014 2726390 3444828 16910876 0.69
183272 2726390 1673352 16910876 0.68
119825 2726390 1623210 16910876 0.46
369079 2726390 2849959 16910876 0.80
Tahun 2006
Li sektor i
Gunung
Kidul
L Tot PDRB
Gunung
Kidul
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
1123404 2830582 3306928 17535749 2.10
56860 2830582 126137 17535749 2.79
327918 2830582 2481167 17535749 0.82
13421 2830582 152862 17535749 0.54
216175 2830582 1580312 17535749 0.85
396165 2830582 3569622 17535749 0.69
194580 2830582 1761672 17535749 0.68
121954 2830582 1591885 17535749 0.47
380105 2830582 2965164 17535749 0.79
Tahun 2007
Li sektor i
Gunung
Kidul
L Tot PDRB
Gunung
Kidul
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
1141121 2941288 3333382 18291512 2.13
55808 2941288 138358 18291512 2.51
332600 2941288 2528020 18291512 0.82
14922 2941288 165772 18291512 0.56
235067 2941288 1732945 18291512 0.84
429268 2941288 3750365 18291512 0.71
206779 2941288 1875307 18291512 0.69
131857 2941288 1695163 18291512 0.48
393866 2941288 3072200 18291512 0.80
114
Tahun 2008
Li sektor i
Gunung
Kidul
L Tot PDRB
Gunung
Kidul
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
1201241 3070298 3523943 19212481 2.13
55442 3070298 138328 19212481 2.51
337144 3070298 2562549 19212481 0.82
16003 3070298 174933 19212481 0.57
250400 3070298 1838429 19212481 0.85
447901 3070298 3947662 19212481 0.71
214371 3070298 2008919 19212481 0.67
141824 3070298 1793789 19212481 0.49
405972 3070298 3223929 19212481 0.79
Tahun 2009
Li sektor i
Gunung
Kidul
L Tot PDRB
Gunung
Kidul
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
1272290 3197365 3642696 20064258 2.19
55939 3197365 138748 20064258 2.53
341216 3197365 2610760 20064258 0.82
17760 3197365 185599 20064258 0.60
261856 3197365 1923720 20064258 0.85
467680 3197365 4162116 20064258 0.71
220126 3197365 2128594 20064258 0.65
145597 3197365 1903411 20064258 0.48
414901 3197365 3368614 20064258 0.77
Tahun 2010
Li sektor i
Gunung
Kidul
L Tot PDRB
Gunung
Kidul
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
1268080 3330079 3632681 21044042 2.21
58472 3330079 139967 21044042 2.64
368423 3330079 2793580 21044042 0.83
18999 3330079 193027 21044042 0.62
279518 3330079 2040306 21044042 0.87
496688 3330079 4383851 21044042 0.72
234644 3330079 2250664 21044042 0.66
159910 3330079 2024368 21044042 0.50
445345 3330079 3585598 21044042 0.78
115
Location Quotient (LQ) Rata-Rata
Kabupaten Gunung Kidul
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ
Pertanian 2.09 2.10 2.13 2.13 2.19 2.21 2.14
Pertambangan, Penggalian 2.83 2.79 2.51 2.51 2.53 2.64 2.63
Industri Pengolahan 0.80 0.82 0.82 0.82 0.82 0.83 0.82
Listrik, Gas, Air Bersih 0.52 0.54 0.56 0.57 0.60 0.62 0.57
Bangunan 0.93 0.85 0.84 0.85 0.85 0.87 0.87
Perdagangan, Hotel, Restoran 0.69 0.69 0.71 0.71 0.71 0.72 0.70
Pengangkutan, komunikasi 0.68 0.68 0.69 0.67 0.65 0.66 0.67
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 0.46 0.47 0.48 0.49 0.48 0.50 0.48
Jasa-jasa lain 0.80 0.79 0.80 0.79 0.77 0.78 0.79
116
Lampiran X
Perhitungan Location Quotient (LQ)
Kabupaten Sleman
Tahun 2005
Li sektor i
Sleman
L Tot PDRB
Sleman
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
888677 5080565 3185771 16910876 0.93
18766 5080565 122332 16910876 0.51
850554 5080565 2463230 16910876 1.15
44405 5080565 153115 16910876 0.97
499734 5080565 1395079 16910876 1.19
1081275 5080565 3444828 16910876 1.04
280552 5080565 1673352 16910876 0.56
523061 5080565 1623210 16910876 1.07
893541 5080565 2849959 16910876 1.04
Tahun 2006
Li sektor i
Sleman
L Tot PDRB
Sleman
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
924603 5309060 3306928 17535749 0.92
18899 5309060 126137 17535749 0.49
873294 5309060 2481167 17535749 1.16
45439 5309060 152862 17535749 0.98
554572 5309060 1580312 17535749 1.16
1126189 5309060 3569622 17535749 1.04
300628 5309060 1761672 17535749 0.56
539620 5309060 1591885 17535749 1.12
925816 5309060 2965164 17535749 1.03
Tahun 2007
Li sektor i
Sleman
L Tot PDRB
Sleman
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
923422 5553580 3333382 18291512 0.91
32998 5553580 138358 18291512 0.79
890912 5553580 2528020 18291512 1.16
50203 5553580 165772 18291512 1.00
601267 5553580 1732945 18291512 1.14
1204716 5553580 3750365 18291512 1.06
321854 5553580 1875307 18291512 0.57
567159 5553580 1695163 18291512 1.10
961049 5553580 3072200 18291512 1.03
117
Tahun 2008
Li sektor i
Sleman
L Tot PDRB
Sleman
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
987480 5838247 3523943 19212481 0.92
30372 5838247 138328 19212481 0.72
904474 5838247 2562549 19212481 1.16
52789 5838247 174933 19212481 0.99
642538 5838247 1838429 19212481 1.15
1276918 5838247 3947662 19212481 1.06
339243 5838247 2008919 19212481 0.56
598190 5838247 1793789 19212481 1.10
1006243 5838247 3223929 19212481 1.03
Tahun 2009
Li sektor i
Sleman
L Tot PDRB
Sleman
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
1004808 6099557 3642696 20064258 0.91
28901 6099557 138748 20064258 0.69
921892 6099557 2610760 20064258 1.16
56066 6099557 185599 20064258 0.99
684367 6099557 1923720 20064258 1.17
1359722 6099557 4162116 20064258 1.07
361363 6099557 2128594 20064258 0.56
631510 6099557 1903411 20064258 1.09
1050928 6099557 3368614 20064258 1.03
Tahun 2010
Li sektor i
Sleman
L Tot PDRB
Sleman
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
1001698 6373200 3632681 21044042 0.91
33304 6373200 139967 21044042 0.79
950029 6373200 2793580 21044042 1.12
58768 6373200 193027 21044042 1.01
729456 6373200 2040306 21044042 1.18
1436205 6373200 4383851 21044042 1.08
384891 6373200 2250664 21044042 0.56
669291 6373200 2024368 21044042 1.09
1109558 6373200 3585598 21044042 1.02
118
Location Quotient (LQ) Rata-Rata
Kabupaten Sleman
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ
Pertanian 0.93 0.92 0.91 0.92 0.91 0.91 0.92
Pertambangan, Penggalian 0.51 0.49 0.79 0.72 0.69 0.79 0.66
Industri Pengolahan 1.15 1.16 1.16 1.16 1.16 1.12 1.15
Listrik, Gas, Air Bersih 0.97 0.98 1.00 0.99 0.99 1.01 0.99
Bangunan 1.19 1.16 1.14 1.15 1.17 1.18 1.17
Perdagangan, Hotel, Restoran 1.04 1.04 1.06 1.06 1.07 1.08 1.06
Pengangkutan, komunikasi 0.56 0.56 0.57 0.56 0.56 0.56 0.56
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 1.07 1.12 1.10 1.10 1.09 1.09 1.10
Jasa-jasa lain 1.04 1.03 1.03 1.03 1.03 1.02 1.03
119
Lampiran XI
Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Yogyakarta
Tahun 2005
Li sektor i
Yogya
L Tot PDRB
Yogya
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
21835 4397849 3185771 16910876 0.03
242 4397849 122332 16910876 0.01
518069 4397849 2463230 16910876 0.81
60224 4397849 153115 16910876 1.51
308065 4397849 1395079 16910876 0.85
1108098 4397849 3444828 16910876 1.24
813669 4397849 1673352 16910876 1.87
629162 4397849 1623210 16910876 1.49
938485 4397849 2849959 16910876 1.27
Tahun 2006
Li sektor i
Yogya
L Tot PDRB
Yogya
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
21351 4572504 3306928 17535749 0.02
270 4572504 126137 17535749 0.01
529450 4572504 2481167 17535749 0.82
60741 4572504 152862 17535749 1.52
362187 4572504 1580312 17535749 0.88
1146083 4572504 3569622 17535749 1.23
862341 4572504 1761672 17535749 1.88
607748 4572504 1591885 17535749 1.46
982333 4572504 2965164 17535749 1.27
Tahun 2007
Li sektor i
Yogya
L Tot PDRB
Yogya
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
19209 4776401 3333382 18291512 0.02
279 4776401 138358 18291512 0.01
539154 4776401 2528020 18291512 0.82
64197 4776401 165772 18291512 1.48
390323 4776401 1732945 18291512 0.86
1188152 4776401 3750365 18291512 1.21
910568 4776401 1875307 18291512 1.86
651968 4776401 1695163 18291512 1.47
1012551 4776401 3072200 18291512 1.26
120
Tahun 2008
Li sektor i
Yogya
L Tot PDRB
Yogya
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
18140 5021148 3523943 19212481 0.02
258 5021148 138328 19212481 0.01
543050 5021148 2562549 19212481 0.81
65488 5021148 174933 19212481 1.43
412972 5021148 1838429 19212481 0.86
1253026 5021148 3947662 19212481 1.21
984783 5021148 2008919 19212481 1.88
696816 5021148 1793789 19212481 1.49
1046615 5021148 3223929 19212481 1.24
Tahun 2009
Li sektor i
Yogya
L Tot PDRB
Yogya
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
17359 5244851 3642696 20064258 0.02
265 5244851 138748 20064258 0.01
549574 5244851 2610760 20064258 0.81
67212 5244851 185599 20064258 1.39
413965 5244851 1923720 20064258 0.82
1332070 5244851 4162116 20064258 1.22
1055067 5244851 2128594 20064258 1.90
731975 5244851 1903411 20064258 1.47
1077364 5244851 3368614 20064258 1.22
Tahun 2010
Li sektor i
Yogya
L Tot PDRB
Yogya
Ni Sektor i
DIY
Total PDRB
DIY LQ
17455 5505544 3632681 21044042 0.02
272 5505544 139967 21044042 0.01
594845 5505544 2793580 21044042 0.81
68725 5505544 193027 21044042 1.36
426740 5505544 2040306 21044042 0.80
1393111 5505544 4383851 21044042 1.21
1097987 5505544 2250664 21044042 1.86
770658 5505544 2024368 21044042 1.46
1135751 5505544 3585598 21044042 1.21
121
Location Quotient (LQ) Rata-Rata
Kota Yogya
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ
Pertanian 0.03 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Pertambangan, Penggalian 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Industri Pengolahan 0.81 0.82 0.82 0.81 0.81 0.81 0.81
Listrik, Gas, Air Bersih 1.51 1.52 1.48 1.43 1.39 1.36 1.45
Bangunan 0.85 0.88 0.86 0.86 0.82 0.80 0.85
Perdagangan, Hotel, Restoran 1.24 1.23 1.21 1.21 1.22 1.21 1.22
Pengangkutan, komunikasi 1.87 1.88 1.86 1.88 1.90 1.86 1.87
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 1.49 1.46 1.47 1.49 1.47 1.46 1.47
Jasa-jasa lain 1.27 1.27 1.26 1.24 1.22 1.21 1.25
122
Lampiran XII
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Kulon Progo
2005-2006
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 412026 403695 8331 0.02064 3306928 3185771 121157 0.03803 0.543
Pertambangan, Penggalian 18016 13030 4986 0.38266 126137 122332 3805 0.03110 12.302
Industri Pengolahan 243686 236286 7400 0.03132 2481167 2463230 17937 0.00728 4.301
Listrik, Gas, Air Bersih 9184 8682 502 0.05782 152862 153115 -253 -0.00165 -34.993
Bangunan 72612 65463 7149 0.10921 1580312 1395079 185233 0.13278 0.822
Perdagangan, Hotel, Restoran 250662 240301 10361 0.04312 3569622 3444828 124794 0.03623 1.190
Pengangkutan, komunikasi 157776 148459 9317 0.06276 1761672 1673352 88320 0.05278 1.189
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 90821 89084 1737 0.01950 1591885 1623210 -31325 -0.01930 -1.010
Jasa-jasa lain 270064 260477 9587 0.03681 2965164 2849959 115205 0.04042 0.911
2006 – 2007
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 424719 412026 12693 0.030806 3333382 3306928 26454 0.008 3.850996
Pertambangan, Penggalian 17689 18016 -327 -0.01815 138358 126137 12221 0.096887 -0.18734
Industri Pengolahan 251351 243686 7665 0.031454 2528020 2481167 46853 0.018883 1.665713
Listrik, Gas, Air Bersih 9611 9184 427 0.046494 165772 152862 12910 0.084455 0.550515
Bangunan 77911 72612 5299 0.072977 1732945 1580312 152633 0.096584 0.755579
Perdagangan, Hotel, Restoran 266357 250662 15695 0.062614 3750365 3569622 180743 0.050634 1.236612
Pengangkutan, komunikasi 163555 157776 5779 0.036628 1875307 1761672 113635 0.064504 0.567838
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 98325 90821 7504 0.082624 1695163 1591885 103278 0.064878 1.273534
Jasa-jasa lain 278112 270064 8048 0.0298 3072200 2965164 107036 0.036098 0.825544
123
2007 – 2008
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 454656 424719 29937 0.070487 3523943 3333382 190561 0.057167 1.232985
Pertambangan, Penggalian 17027 17689 -662 -0.03742 138328 138358 -30 -0.00022 172.5988
Industri Pengolahan 255420 251351 4069 0.016189 2562549 2528020 34529 0.013659 1.185233
Listrik, Gas, Air Bersih 10333 9611 722 0.075122 174933 165772 9161 0.055263 1.359368
Bangunan 82096 77911 4185 0.053715 1838429 1732945 105484 0.06087 0.88246
Perdagangan, Hotel, Restoran 281420 266357 15063 0.056552 3947662 3750365 197297 0.052607 1.07498
Pengangkutan, komunikasi 171336 163555 7781 0.047574 2008919 1875307 133612 0.071248 0.667726
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 101551 98325 3226 0.03281 1793789 1695163 98626 0.058181 0.563924
Jasa-jasa lain 288531 278112 10419 0.037463 3223929 3072200 151729 0.049388 0.758555
Jumlah 1662370 1587630 74740
19212481 18291512 920969
2008 – 2009
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 474560 454656 19904 0.043778 3642696 3523943 118753 0.033699 1.299097
Pertambangan, Penggalian 18527 17027 1500 0.088095 138748 138328 420 0.003036 29.01442
Industri Pengolahan 261033 255420 5613 0.021976 2610760 2562549 48211 0.018814 1.168063
Listrik, Gas, Air Bersih 11007 10333 674 0.065228 185599 174933 10666 0.060972 1.069803
Bangunan 85790 82096 3694 0.044996 1923720 1838429 85291 0.046393 0.969881
Perdagangan, Hotel, Restoran 293574 281420 12154 0.043188 4162116 3947662 214454 0.054324 0.795005
Pengangkutan, komunikasi 179405 171336 8069 0.047095 2128594 2008919 119675 0.059572 0.790551
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 110230 101551 8679 0.085464 1903411 1793789 109622 0.061112 1.398489
Jasa-jasa lain 294178 288531 5647 0.019572 3368614 3223929 144685 0.044878 0.436101
124
2009 – 2010
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 467714 474560 -6846 -0.01443 3632681 3642696 -10015 -0.00275 5.247081
Pertambangan, Penggalian 12664 18527 -5863 -0.31646 139967 138748 1219 0.008786 -36.0195
Industri Pengolahan 271689 261033 10656 0.040822 2793580 2610760 182820 0.070026 0.582964
Listrik, Gas, Air Bersih 11586 11007 579 0.052603 193027 185599 7428 0.040022 1.314357
Bangunan 91657 85790 5867 0.068388 2040306 1923720 116586 0.060604 1.128431
Perdagangan, Hotel, Restoran 307245 293574 13671 0.046567 4383851 4162116 221735 0.053275 0.874103
Pengangkutan, komunikasi 184299 179405 4894 0.027279 2250664 2128594 122070 0.057348 0.475678
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 116678 110230 6448 0.058496 2024368 1903411 120957 0.063547 0.920506
Jasa-jasa lain 317694 294178 23516 0.079938 3585598 3368614 216984 0.064413 1.241014
Jumlah 1781226 1728304 52922
21044042 20064258 979784
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Kulon Progo Rata-Rata
Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata
Pertanian 0.54263751 3.85099583 1.23298459 1.299097 5.247081 2.435
Pertambangan, Penggalian 12.3024972 -0.1873377 172.598783 29.01442 -36.0195 35.542
Industri Pengolahan 4.30079643 1.66571299 1.18523257 1.168063 0.582964 1.781
Listrik, Gas, Air Bersih -34.992998 0.55051518 1.3593676 1.069803 1.314357 (6.140)
Bangunan 0.8224885 0.75557907 0.88245968 0.969881 1.128431 0.912
Perdagangan, Hotel, Restoran 1.19019996 1.2366123 1.07498008 0.795005 0.874103 1.034
Pengangkutan, komunikasi 1.18904369 0.56783831 0.66772633 0.790551 0.475678 0.738
Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -1.0103777 1.27353363 0.56392384 1.398489 0.920506 0.629
Jasa-jasa lain 0.91050143 0.8255438 0.75855522 0.436101 1.241014 0.834
125
Lampiran XIII
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Bantul
2005-2006
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 814742 791592 23150 0.029245 3306928 3185771 121157 0.038031 0.768981
Pertambangan, Penggalian 34000 32784 1216 0.037091 126137 122332 3805 0.031104 1.192496
Industri Pengolahan 568064 644544 -76480 -0.11866 2481167 2463230 17937 0.007282 -16.2949
Listrik, Gas, Air Bersih 27127 29001 -1874 -0.06462 152862 153115 -253 -0.00165 39.10694
Bangunan 381915 276078 105837 0.383359 1580312 1395079 185233 0.132776 2.887262
Perdagangan, Hotel, Restoran 624196 612904 11292 0.018424 3569622 3444828 124794 0.036226 0.508572
Pengangkutan, komunikasi 219535 222436 -2901 -0.01304 1761672 1673352 88320 0.05278 -0.2471
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 193399 205177 -11778 -0.0574 1591885 1623210 -31325 -0.0193 2.974586
Jasa-jasa lain 436668 419656 17012 0.040538 2965164 2849959 115205 0.040423 1.002834
2006 – 2007
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 838545 814742 23803 0.029215 3333382 3306928 26454 0.008 3.65212
Pertambangan, Penggalian 35023 34000 1023 0.030088 138358 126137 12221 0.096887 0.310551
Industri Pengolahan 582328 568064 14264 0.02511 2528020 2481167 46853 0.018883 1.329728
Listrik, Gas, Air Bersih 29294 27127 2167 0.079884 165772 152862 12910 0.084455 0.945868
Bangunan 413693 381915 31778 0.083207 1732945 1580312 152633 0.096584 0.861498
Perdagangan, Hotel, Restoran 659401 624196 35205 0.056401 3750365 3569622 180743 0.050634 1.113895
Pengangkutan, komunikasi 234814 219535 15279 0.069597 1875307 1761672 113635 0.064504 1.078957
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 202511 193399 9112 0.047115 1695163 1591885 103278 0.064878 0.726212
Jasa-jasa lain 453340 436668 16672 0.03818 3072200 2965164 107036 0.036098 1.057682
126
2007 – 2008
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 880148 838545 41603 0.049613 3523943 3333382 190561 0.057167 0.867859
Pertambangan, Penggalian 35829 35023 806 0.023013 138328 138358 -30 -0.00022 -106.136
Industri Pengolahan 596187 582328 13859 0.023799 2562549 2528020 34529 0.013659 1.742452
Listrik, Gas, Air Bersih 31675 29294 2381 0.081279 174933 165772 9161 0.055263 1.470784
Bangunan 437151 413693 23458 0.056704 1838429 1732945 105484 0.06087 0.93156
Perdagangan, Hotel, Restoran 702353 659401 42952 0.065138 3947662 3750365 197297 0.052607 1.238189
Pengangkutan, komunikasi 248779 234814 13965 0.059473 2008919 1875307 133612 0.071248 0.834726
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 212888 202511 10377 0.051242 1793789 1695163 98626 0.058181 0.880731
Jasa-jasa lain 473049 453340 19709 0.043475 3223929 3072200 151729 0.049388 0.880281
2008 – 2009
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 919417 880148 39269 0.044616 3642696 3523943 118753 0.033699 1.323971
Pertambangan, Penggalian 35783 35829 -46 -0.00128 138748 138328 420 0.003036 -0.42285
Industri Pengolahan 610781 596187 14594 0.024479 2610760 2562549 48211 0.018814 1.301122
Listrik, Gas, Air Bersih 34448 31675 2773 0.087545 185599 174933 10666 0.060972 1.435831
Bangunan 434409 437151 -2742 -0.00627 1923720 1838429 85291 0.046393 -0.1352
Perdagangan, Hotel, Restoran 746833 702353 44480 0.06333 4162116 3947662 214454 0.054324 1.165776
Pengangkutan, komunikasi 268145 248779 19366 0.077844 2128594 2008919 119675 0.059572 1.306728
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 230768 212888 17880 0.083988 1903411 1793789 109622 0.061112 1.374327
Jasa-jasa lain 499364 473049 26315 0.055628 3368614 3223929 144685 0.044878 1.239536
127
2009 – 2010
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 933259 919417 13842 0.015055 3632681 3642696 -10015 -0.00275 -5.47594
Pertambangan, Penggalian 36525 35783 742 0.020736 139967 138748 1219 0.008786 2.360207
Industri Pengolahan 647939 610781 37158 0.060837 2793580 2610760 182820 0.070026 0.86878
Listrik, Gas, Air Bersih 36289 34448 1841 0.053443 193027 185599 7428 0.040022 1.335345
Bangunan 454479 434409 20070 0.046201 2040306 1923720 116586 0.060604 0.762332
Perdagangan, Hotel, Restoran 789789 746833 42956 0.057518 4383851 4162116 221735 0.053275 1.079643
Pengangkutan, komunikasi 287236 268145 19091 0.071197 2250664 2128594 122070 0.057348 1.241489
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 252015 230768 21247 0.092071 2024368 1903411 120957 0.063547 1.448851
Jasa-jasa lain 530397 499364 31033 0.062145 3585598 3368614 216984 0.064413 0.964784
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Bantul
Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata
Pertanian 0.7689811 3.65211952 0.867859332 1.323970842 -5.47593508 0.227
Pertambangan, Penggalian 1.1924963 0.31055067 -106.136489 -0.42284768 2.360207483 (20.539)
Industri Pengolahan -16.294854 1.32972751 1.742451612 1.301121576 0.868780486 (2.211)
Listrik, Gas, Air Bersih 39.10694 0.9458678 1.470784391 1.435831281 1.335345087 8.859
Bangunan 2.8872618 0.86149794 0.931560357 -0.13520091 0.762331765 1.061
Perdagangan, Hotel, Restoran 0.5085718 1.11389463 1.238188725 1.165776098 1.079643225 1.021
Pengangkutan, komunikasi -0.2470989 1.0789569 0.83472585 1.306728008 1.241488964 0.843
Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 2.9745858 0.7262119 0.88073092 1.374326649 1.448850582 1.481
Jasa-jasa lain 1.0028344 1.05768217 0.880281224 1.239536175 0.964783949 1.029
128
Lampiran XIV
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Gunung Kidul
2005-2006
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 1123404 1071975 51429 0.04798 3306928 3185771 121157 0.038031 1.262
Pertambangan, Penggalian 56860 55802 1058 0.01896 126137 122332 3805 0.031104 0.610
Industri Pengolahan 327918 319590 8328 0.02606 2481167 2463230 17937 0.007282 3.579
Listrik, Gas, Air Bersih 13421 12933 488 0.03773 152862 153115 -253 -0.00165 -22.836
Bangunan 216175 209900 6275 0.02990 1580312 1395079 185233 0.132776 0.225
Perdagangan, Hotel, Restoran 396165 384014 12151 0.03164 3569622 3444828 124794 0.036226 0.873
Pengangkutan, komunikasi 194580 183272 11308 0.06170 1761672 1673352 88320 0.05278 1.169
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 121954 119825 2129 0.01777 1591885 1623210 -31325 -0.0193 -0.921
Jasa-jasa lain 380105 369079 11026 0.02987 2965164 2849959 115205 0.040423 0.739
2006 – 2007
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 1141121 1123404 17717 0.015771 3333382 3306928 26454 0.008 1.971458
Pertambangan, Penggalian 55808 56860 -1052 -0.0185 138358 126137 12221 0.096887 -0.19096
Industri Pengolahan 332600 327918 4682 0.014278 2528020 2481167 46853 0.018883 0.75611
Listrik, Gas, Air Bersih 14922 13421 1501 0.11184 165772 152862 12910 0.084455 1.324247
Bangunan 235067 216175 18892 0.087392 1732945 1580312 152633 0.096584 0.90483
Perdagangan, Hotel, Restoran 429268 396165 33103 0.083559 3750365 3569622 180743 0.050634 1.650259
Pengangkutan, komunikasi 206779 194580 12199 0.062694 1875307 1761672 113635 0.064504 0.971939
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 131857 121954 9903 0.081203 1695163 1591885 103278 0.064878 1.251626
Jasa-jasa lain 393866 380105 13761 0.036203 3072200 2965164 107036 0.036098 1.002918
129
2007 – 2008
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 1201241 1141121 60120 0.052685 3523943 3333382 190561 0.057167 0.921591
Pertambangan, Penggalian 55442 55808 -366 -0.00656 138328 138358 -30 -0.00022 30.24598
Industri Pengolahan 337144 332600 4544 0.013662 2562549 2528020 34529 0.013659 1.000259
Listrik, Gas, Air Bersih 16003 14922 1081 0.072443 174933 165772 9161 0.055263 1.310892
Bangunan 250400 235067 15333 0.065228 1838429 1732945 105484 0.06087 1.071602
Perdagangan, Hotel, Restoran 447901 429268 18633 0.043406 3947662 3750365 197297 0.052607 0.825101
Pengangkutan, komunikasi 214371 206779 7592 0.036716 2008919 1875307 133612 0.071248 0.51532
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 141824 131857 9967 0.075589 1793789 1695163 98626 0.058181 1.299216
Jasa-jasa lain 405972 393866 12106 0.030736 3223929 3072200 151729 0.049388 0.622348
2008 – 2009
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 1272290 1201241 71049 0.059146 3642696 3523943 118753 0.033699 1.755141
Pertambangan, Penggalian 55939 55442 497 0.008964 138748 138328 420 0.003036 2.952421
Industri Pengolahan 341216 337144 4072 0.012078 2610760 2562549 48211 0.018814 0.641975
Listrik, Gas, Air Bersih 17760 16003 1757 0.109792 185599 174933 10666 0.060972 1.800697
Bangunan 261856 250400 11456 0.045751 1923720 1838429 85291 0.046393 0.986149
Perdagangan, Hotel, Restoran 467680 447901 19779 0.044159 4162116 3947662 214454 0.054324 0.812883
Pengangkutan, komunikasi 220126 214371 5755 0.026846 2128594 2008919 119675 0.059572 0.450649
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 145597 141824 3773 0.026603 1903411 1793789 109622 0.061112 0.435322
Jasa-jasa lain 414901 405972 8929 0.021994 3368614 3223929 144685 0.044878 0.490082
130
2009 – 2010
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 1268080 1272290 -4210 -0.00331 3632681 3642696 -10015 -0.00275 1.204
Pertambangan, Penggalian 58472 55939 2533 0.045281 139967 138748 1219 0.008786 5.154
Industri Pengolahan 368423 341216 27207 0.079735 2793580 2610760 182820 0.070026 1.139
Listrik, Gas, Air Bersih 18999 17760 1239 0.069764 193027 185599 7428 0.040022 1.743
Bangunan 279518 261856 17662 0.067449 2040306 1923720 116586 0.060604 1.113
Perdagangan, Hotel, Restoran 496688 467680 29008 0.062025 4383851 4162116 221735 0.053275 1.164
Pengangkutan, komunikasi 234644 220126 14518 0.065953 2250664 2128594 122070 0.057348 1.150
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 159910 145597 14313 0.098306 2024368 1903411 120957 0.063547 1.547
Jasa-jasa lain 445345 414901 30444 0.073377 3585598 3368614 216984 0.064413 1.139
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Gunung Kidul Rata-Rata
Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata
Pertanian 1.2615064 1.9714584 0.9215912 1.755141 1.203561 1.423
Pertambangan, Penggalian 0.6095668 -0.190961 30.245979 2.952421 5.153989 7.754
Industri Pengolahan 3.5785138 0.7561096 1.0002593 0.641975 1.138661 1.423
Listrik, Gas, Air Bersih -22.835881 1.3242473 1.3108921 1.800697 1.743139 (3.331)
Bangunan 0.2251551 0.9048297 1.0716024 0.986149 1.112943 0.860
Perdagangan, Hotel, Restoran 0.8734515 1.6502586 0.8251014 0.812883 1.164257 1.065
Pengangkutan, komunikasi 1.1690092 0.9719389 0.5153196 0.450649 1.150057 0.851
Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -0.9206867 1.2516261 1.2992159 0.435322 1.546963 0.722
Jasa-jasa lain 0.7390366 1.0029176 0.6223477 0.490082 1.13915 0.799
131
Lampiran XV
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Sleman
2005-2006
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 924603 888677 35926 0.0404 3306928 3185771 121157 0.038031 1.0630
Pertambangan, Penggalian 18899 18766 133 0.0071 126137 122332 3805 0.031104 0.2279
Industri Pengolahan 873294 850554 22740 0.0267 2481167 2463230 17937 0.007282 3.6715
Listrik, Gas, Air Bersih 45439 44405 1034 0.0233 152862 153115 -253 -0.00165 -14.0924
Bangunan 554572 499734 54838 0.1097 1580312 1395079 185233 0.132776 0.8265
Perdagangan, Hotel, Restoran 1126189 1081275 44914 0.0415 3569622 3444828 124794 0.036226 1.1466
Pengangkutan, komunikasi 300628 280552 20076 0.0716 1761672 1673352 88320 0.05278 1.3558
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 539620 523061 16559 0.0317 1591885 1623210 -31325 -0.0193 -1.6405
Jasa-jasa lain 925816 893541 32275 0.0361 2965164 2849959 115205 0.040423 0.8936
2006 – 2007
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 923422 924603 -1181 -0.00128 3333382 3306928 26454 0.008 -0.15967
Pertambangan, Penggalian 32998 18899 14099 0.746018 138358 126137 12221 0.096887 7.699903
Industri Pengolahan 890912 873294 17618 0.020174 2528020 2481167 46853 0.018883 1.068353
Listrik, Gas, Air Bersih 50203 45439 4764 0.104844 165772 152862 12910 0.084455 1.241413
Bangunan 601267 554572 46695 0.0842 1732945 1580312 152633 0.096584 0.87178
Perdagangan, Hotel, Restoran 1204716 1126189 78527 0.069728 3750365 3569622 180743 0.050634 1.377109
Pengangkutan, komunikasi 321854 300628 21226 0.070606 1875307 1761672 113635 0.064504 1.09459
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 567159 539620 27539 0.051034 1695163 1591885 103278 0.064878 0.786618
Jasa-jasa lain 961049 925816 35233 0.038056 3072200 2965164 107036 0.036098 1.05425
132
2007 – 2008
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 987480 923422 64058 0.06937 3523943 3333382 190561 0.057167 1.213457
Pertambangan, Penggalian 30372 32998 -2626 -0.07958 138328 138358 -30 -0.00022 367.0203
Industri Pengolahan 904474 890912 13562 0.015223 2562549 2528020 34529 0.013659 1.114514
Listrik, Gas, Air Bersih 52789 50203 2586 0.051511 174933 165772 9161 0.055263 0.93211
Bangunan 642538 601267 41271 0.06864 1838429 1732945 105484 0.06087 1.127654
Perdagangan, Hotel, Restoran 1276918 1204716 72202 0.059933 3947662 3750365 197297 0.052607 1.139246
Pengangkutan, komunikasi 339243 321854 17389 0.054028 2008919 1875307 133612 0.071248 0.758303
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 598190 567159 31031 0.054713 1793789 1695163 98626 0.058181 0.940396
Jasa-jasa lain 1006243 961049 45194 0.047026 3223929 3072200 151729 0.049388 0.952174
2008 – 2009
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 1004808 987480 17328 0.017548 3642696 3523943 118753 0.033699 0.52072
Pertambangan, Penggalian 28901 30372 -1471 -0.04843 138748 138328 420 0.003036 -15.9514
Industri Pengolahan 921892 904474 17418 0.019258 2610760 2562549 48211 0.018814 1.023595
Listrik, Gas, Air Bersih 56066 52789 3277 0.062077 185599 174933 10666 0.060972 1.01813
Bangunan 684367 642538 41829 0.0651 1923720 1838429 85291 0.046393 1.403209
Perdagangan, Hotel, Restoran 1359722 1276918 82804 0.064847 4162116 3947662 214454 0.054324 1.193697
Pengangkutan, komunikasi 361363 339243 22120 0.065204 2128594 2008919 119675 0.059572 1.094544
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 631510 598190 33320 0.055701 1903411 1793789 109622 0.061112 0.911464
Jasa-jasa lain 1050928 1006243 44685 0.044408 3368614 3223929 144685 0.044878 0.989512
133
2009 – 2010
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 1001698 1004808 -3110 -0.0031 3632681 3642696 -10015 -0.00275 1.1258
Pertambangan, Penggalian 33304 28901 4403 0.1523 139967 138748 1219 0.008786 17.3404
Industri Pengolahan 950029 921892 28137 0.0305 2793580 2610760 182820 0.070026 0.4359
Listrik, Gas, Air Bersih 58768 56066 2702 0.0482 193027 185599 7428 0.040022 1.2042
Bangunan 729456 684367 45089 0.0659 2040306 1923720 116586 0.060604 1.0871
Perdagangan, Hotel, Restoran 1436205 1359722 76483 0.0562 4383851 4162116 221735 0.053275 1.0558
Pengangkutan, komunikasi 384891 361363 23528 0.0651 2250664 2128594 122070 0.057348 1.1353
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 669291 631510 37781 0.0598 2024368 1903411 120957 0.063547 0.9414
Jasa-jasa lain 1109558 1050928 58630 0.0558 3585598 3368614 216984 0.064413 0.8661
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Sleman Rata-Rata
Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata
Pertanian 1.0629944 -0.159672 1.2134565 0.52072 1.125769 0.753
Pertambangan, Penggalian 0.2278586 7.699903 367.02033 -15.95145 17.34039 75.267
Industri Pengolahan 3.6715016 1.068353 1.1145138 1.023595 0.435854 1.463
Listrik, Gas, Air Bersih -14.09243 1.241413 0.93211 1.01813 1.204175 (1.939)
Bangunan 0.8264625 0.87178 1.1276539 1.403209 1.087119 1.063
Perdagangan, Hotel, Restoran 1.1466197 1.377109 1.1392462 1.193697 1.055832 1.183
Pengangkutan, komunikasi 1.3557889 1.09459 0.7583027 1.094544 1.135338 1.088
Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -1.6404591 0.786618 0.9403965 0.911464 0.941445 0.388
Jasa-jasa lain 0.8935504 1.05425 0.9521736 0.989512 0.866105 0.951
134
Lampiran XVI
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Yogyakarta
2005-2006
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 21351 21835 -484 -0.0222 3306928 3185771 121157 0.038031 -0.5829
Pertambangan, Penggalian 270 242 28 0.1157 126137 122332 3805 0.031104 3.7199
Industri Pengolahan 529450 518069 11381 0.0220 2481167 2463230 17937 0.007282 3.0168
Listrik, Gas, Air Bersih 60741 60224 517 0.0086 152862 153115 -253 -0.00165 -5.1954
Bangunan 362187 308065 54122 0.1757 1580312 1395079 185233 0.132776 1.3232
Perdagangan, Hotel, Restoran 1146083 1108098 37985 0.0343 3569622 3444828 124794 0.036226 0.9463
Pengangkutan, komunikasi 862341 813669 48672 0.0598 1761672 1673352 88320 0.05278 1.1333
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 607748 629162 -21414 -0.0340 1591885 1623210 -31325 -0.0193 1.7637
Jasa-jasa lain 982333 938485 43848 0.0467 2965164 2849959 115205 0.040423 1.1558
2006 – 2007
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 19209 21351 -2142 -0.10032 3333382 3306928 26454 0.008 -12.5411
Pertambangan, Penggalian 279 270 9 0.033333 138358 126137 12221 0.096887 0.344044
Industri Pengolahan 539154 529450 9704 0.018328 2528020 2481167 46853 0.018883 0.970609
Listrik, Gas, Air Bersih 64197 60741 3456 0.056897 165772 152862 12910 0.084455 0.673698
Bangunan 390323 362187 28136 0.077684 1732945 1580312 152633 0.096584 0.804311
Perdagangan, Hotel, Restoran 1188152 1146083 42069 0.036707 3750365 3569622 180743 0.050634 0.724948
Pengangkutan, komunikasi 910568 862341 48227 0.055926 1875307 1761672 113635 0.064504 0.86701
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 651968 607748 44220 0.07276 1695163 1591885 103278 0.064878 1.121499
Jasa-jasa lain 1012551 982333 30218 0.030761 3072200 2965164 107036 0.036098 0.852169
135
2007 – 2008
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 18140 19209 -1069 -0.05565 3523943 3333382 190561 0.057167 -0.97347
Pertambangan, Penggalian 258 279 -21 -0.07527 138328 138358 -30 -0.00022 347.1348
Industri Pengolahan 543050 539154 3896 0.007226 2562549 2528020 34529 0.013659 0.529057
Listrik, Gas, Air Bersih 65488 64197 1291 0.02011 174933 165772 9161 0.055263 0.363898
Bangunan 412972 390323 22649 0.058026 1838429 1732945 105484 0.06087 0.953286
Perdagangan, Hotel, Restoran 1253026 1188152 64874 0.054601 3947662 3750365 197297 0.052607 1.037891
Pengangkutan, komunikasi 984783 910568 74215 0.081504 2008919 1875307 133612 0.071248 1.143948
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 696816 651968 44848 0.068789 1793789 1695163 98626 0.058181 1.182325
Jasa-jasa lain 1046615 1012551 34064 0.033642 3223929 3072200 151729 0.049388 0.681176
2008 – 2009
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 17359 18140 -781 -0.04305 3642696 3523943 118753 0.033699 -1.27761
Pertambangan, Penggalian 265 258 7 0.027132 138748 138328 420 0.003036 8.935917
Industri Pengolahan 549574 543050 6524 0.012014 2610760 2562549 48211 0.018814 0.638558
Listrik, Gas, Air Bersih 67212 65488 1724 0.026325 185599 174933 10666 0.060972 0.431763
Bangunan 413965 412972 993 0.002405 1923720 1838429 85291 0.046393 0.051829
Perdagangan, Hotel, Restoran 1332070 1253026 79044 0.063082 4162116 3947662 214454 0.054324 1.16122
Pengangkutan, komunikasi 1055067 984783 70284 0.07137 2128594 2008919 119675 0.059572 1.19805
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 731975 696816 35159 0.050457 1903411 1793789 109622 0.061112 0.825642
Jasa-jasa lain 1077364 1046615 30749 0.029379 3368614 3223929 144685 0.044878 0.654645
136
2009 – 2010
Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs
Pertanian 17455 17359 96 0.0055 3632681 3642696 -10015 -0.00275 -2.0115
Pertambangan, Penggalian 272 265 7 0.0264 139967 138748 1219 0.008786 3.0066
Industri Pengolahan 594845 549574 45271 0.0824 2793580 2610760 182820 0.070026 1.1764
Listrik, Gas, Air Bersih 68725 67212 1513 0.0225 193027 185599 7428 0.040022 0.5625
Bangunan 426740 413965 12775 0.0309 2040306 1923720 116586 0.060604 0.5092
Perdagangan, Hotel, Restoran 1393111 1332070 61041 0.0458 4383851 4162116 221735 0.053275 0.8602
Pengangkutan, komunikasi 1097987 1055067 42920 0.0407 2250664 2128594 122070 0.057348 0.7094
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 770658 731975 38683 0.0528 2024368 1903411 120957 0.063547 0.8316
Jasa-jasa lain 1135751 1077364 58387 0.0542 3585598 3368614 216984 0.064413 0.8414
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Yogyakarta Rata-Rata
Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata
Pertanian -0.582852 -12.54107 -0.9734732 -1.277609 -2.01149 (3.477)
Pertambangan, Penggalian 3.7198727 0.3440444 347.134767 8.9359173 3.006597 72.628
Industri Pengolahan 3.0168101 0.9706093 0.52905719 0.6385577 1.176352 1.266
Listrik, Gas, Air Bersih -5.19539 0.6736977 0.36389811 0.4317633 0.562465 (0.633)
Bangunan 1.3231586 0.8043108 0.9532857 0.0518289 0.509205 0.728
Perdagangan, Hotel, Restoran 0.9462541 0.724948 1.03789096 1.1612203 0.860151 0.946
Pengangkutan, komunikasi 1.1333386 0.8670101 1.14394783 1.1980499 0.709355 1.010
Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 1.7636766 1.1214995 1.18232492 0.8256425 0.831621 1.145
Jasa-jasa lain 1.1558188 0.8521692 0.68117645 0.6546452 0.841351 0.837
137
Lampiran XVII
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPr) Provinsi DIY
2005-2006
Lapangan Usaha Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein Ent En ∆en ∆en/En RPr
Pertanian 3306928 3185771 121157 0.038 17535749 16910876 624873 0.037 1.029
Pertambangan, Penggalian 126137 122332 3805 0.031 17535749 16910876 624873 0.037 0.842
Industri Pengolahan 2481167 2463230 17937 0.007 17535749 16910876 624873 0.037 0.197
Listrik, Gas, Air Bersih 152862 153115 -253 -0.002 17535749 16910876 624873 0.037 -0.045
Bangunan 1580312 1395079 185233 0.133 17535749 16910876 624873 0.037 3.593
Perdagangan, Hotel, Restoran 3569622 3444828 124794 0.036 17535749 16910876 624873 0.037 0.980
Pengangkutan, komunikasi 1761672 1673352 88320 0.053 17535749 16910876 624873 0.037 1.428
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 1591885 1623210 -31325 -0.019 17535749 16910876 624873 0.037 -0.522
Jasa-jasa lain 2965164 2849959 115205 0.040 17535749 16910876 624873 0.037 1.094
2006-2007
Lapangan Usaha Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein Ent En ∆en ∆en/En RPr
Pertanian 3333382 3306928 26454 0.0080 18291512 17535749 755763 0.0431 0.1856
Pertambangan, Penggalian 138358 126137 12221 0.0969 18291512 17535749 755763 0.0431 2.2480
Industri Pengolahan 2528020 2481167 46853 0.0189 18291512 17535749 755763 0.0431 0.4381
Listrik, Gas, Air Bersih 165772 152862 12910 0.0845 18291512 17535749 755763 0.0431 1.9596
Bangunan 1732945 1580312 152633 0.0966 18291512 17535749 755763 0.0431 2.2410
Perdagangan, Hotel, Restoran 3750365 3569622 180743 0.0506 18291512 17535749 755763 0.0431 1.1748
Pengangkutan, komunikasi 1875307 1761672 113635 0.0645 18291512 17535749 755763 0.0431 1.4967
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 1695163 1591885 103278 0.0649 18291512 17535749 755763 0.0431 1.5053
Jasa-jasa lain 3072200 2965164 107036 0.0361 18291512 17535749 755763 0.0431 0.8376
138
2007-2008
Lapangan Usaha Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein Ent En ∆en ∆en/En RPr
Pertanian 3523943 3333382 190561 0.0572 19212481 18291512 920969 0.0503 1.135
Pertambangan, Penggalian 138328 138358 -30 -0.0002 19212481 18291512 920969 0.0503 -0.004
Industri Pengolahan 2562549 2528020 34529 0.0137 19212481 18291512 920969 0.0503 0.271
Listrik, Gas, Air Bersih 174933 165772 9161 0.0553 19212481 18291512 920969 0.0503 1.098
Bangunan 1838429 1732945 105484 0.0609 19212481 18291512 920969 0.0503 1.209
Perdagangan, Hotel, Restoran 3947662 3750365 197297 0.0526 19212481 18291512 920969 0.0503 1.045
Pengangkutan, komunikasi 2008919 1875307 133612 0.0712 19212481 18291512 920969 0.0503 1.415
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 1793789 1695163 98626 0.0582 19212481 18291512 920969 0.0503 1.156
Jasa-jasa lain 3223929 3072200 151729 0.0494 19212481 18291512 920969 0.0503 0.981
2008-2009
Lapangan Usaha Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein Ent En ∆en ∆en/En RPr
Pertanian 3642696 3523943 118753 0.0337 20064258 19212481 851777 0.0443 0.7601
Pertambangan, Penggalian 138748 138328 420 0.0030 20064258 19212481 851777 0.0443 0.0685
Industri Pengolahan 2610760 2562549 48211 0.0188 20064258 19212481 851777 0.0443 0.4244
Listrik, Gas, Air Bersih 185599 174933 10666 0.0610 20064258 19212481 851777 0.0443 1.3753
Bangunan 1923720 1838429 85291 0.0464 20064258 19212481 851777 0.0443 1.0464
Perdagangan, Hotel, Restoran 4162116 3947662 214454 0.0543 20064258 19212481 851777 0.0443 1.2253
Pengangkutan, komunikasi 2128594 2008919 119675 0.0596 20064258 19212481 851777 0.0443 1.3437
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 1903411 1793789 109622 0.0611 20064258 19212481 851777 0.0443 1.3784
Jasa-jasa lain 3368614 3223929 144685 0.0449 20064258 19212481 851777 0.0443 1.0123
139
2009-2010
Lapangan Usaha Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein Ent En ∆en ∆en/En RPr
Pertanian 3632681 3642696 -10015 -0.003 21044042 20064258 979784 0.0488 -0.056
Pertambangan, Penggalian 139967 138748 1219 0.009 21044042 20064258 979784 0.0488 0.180
Industri Pengolahan 2793580 2610760 182820 0.070 21044042 20064258 979784 0.0488 1.434
Listrik, Gas, Air Bersih 193027 185599 7428 0.040 21044042 20064258 979784 0.0488 0.820
Bangunan 2040306 1923720 116586 0.061 21044042 20064258 979784 0.0488 1.241
Perdagangan, Hotel, Restoran 4383851 4162116 221735 0.053 21044042 20064258 979784 0.0488 1.091
Pengangkutan, komunikasi 2250664 2128594 122070 0.057 21044042 20064258 979784 0.0488 1.174
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 2024368 1903411 120957 0.064 21044042 20064258 979784 0.0488 1.301
Jasa-jasa lain 3585598 3368614 216984 0.064 21044042 20064258 979784 0.0488 1.319
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPs) Provinsi DIY Rata-Rata
Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata
Pertanian 1.0292202 0.18561168 1.13541213 0.760104 -0.0563 0.611
Pertambangan, Penggalian 0.84176125 2.24803434 -0.00430647 0.068485 0.179916 0.667
Industri Pengolahan 0.1970694 0.43814726 0.27127395 0.424357 1.434001 0.553
Listrik, Gas, Air Bersih -0.0447175 1.95959083 1.09758029 1.375268 0.819576 1.041
Bangunan 3.59330353 2.24101259 1.20894461 1.046439 1.241073 1.866
Perdagangan, Hotel, Restoran 0.98039369 1.17483791 1.04484421 1.225326 1.09097 1.103
Pengangkutan, komunikasi 1.42838769 1.49666898 1.41506922 1.343688 1.174381 1.372
Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -0.5222648 1.50534077 1.15553884 1.378427 1.301341 0.964
Jasa-jasa lain 1.09397415 0.83756756 0.98089767 1.012268 1.319074 1.049
140
Lampiran XVIII
Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Kulon Progo
2005-2006
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 403695 1465477 3185771 16910876 276075.2 127619.8 412026 0.020637 3306928 0.038031 -0.01739
Pertambangan, Penggalian 13030 1465477 122332 16910876 10601.15 2428.85 18016 0.382655 126137 0.031104 0.351552
Industri Pengolahan 236286 1465477 2463230 16910876 213460.7 22825.33 243686 0.031318 2481167 0.007282 0.024036
Listrik, Gas, Air Bersih 8682 1465477 153115 16910876 13268.77 -4586.77 9184 0.057821 152862 -0.00165 0.059473
Bangunan 65463 1465477 1395079 16910876 120895.9 -55432.9 72612 0.109207 1580312 0.132776 -0.02357
Perdagangan, Hotel, Restoran 240301 1465477 3444828 16910876 298524.8 -58223.8 250662 0.043117 3569622 0.036226 0.00689
Pengangkutan, komunikasi 148459 1465477 1673352 16910876 145010.8 3448.247 157776 0.062758 1761672 0.05278 0.009978
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 89084 1465477 1623210 16910876 140665.5 -51581.5 90821 0.019498 1591885 -0.0193 0.038797
Jasa-jasa lain 260477 1465477 2849959 16910876 246974.2 13502.84 270064 0.036806 2965164 0.040423 -0.00362
2006-2007
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 412026 1524847 3306928 17535749 287558.8 124467.2 424719 0.030806 3333382 0.008 0.022807
Pertambangan, Penggalian 18016 1524847 126137 17535749 10968.43 7047.571 17689 -0.01815 138358 0.096887 -0.11504
Industri Pengolahan 243686 1524847 2481167 17535749 215753.5 27932.45 251351 0.031454 2528020 0.018883 0.012571
Listrik, Gas, Air Bersih 9184 1524847 152862 17535749 13292.34 -4108.34 9611 0.046494 165772 0.084455 -0.03796
Bangunan 72612 1524847 1580312 17535749 137418.4 -64806.4 77911 0.072977 1732945 0.096584 -0.02361
Perdagangan, Hotel, Restoran 250662 1524847 3569622 17535749 310401.8 -59739.8 266357 0.062614 3750365 0.050634 0.011981
Pengangkutan, komunikasi 157776 1524847 1761672 17535749 153188.8 4587.205 163555 0.036628 1875307 0.064504 -0.02788
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 90821 1524847 1591885 17535749 138424.7 -47603.7 98325 0.082624 1695163 0.064878 0.017746
Jasa-jasa lain 270064 1524847 2965164 17535749 257840.2 12223.78 278112 0.0298 3072200 0.036098 -0.0063
141
2007-2008
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 424719 1587630 3333382 18291512 289324.2 135394.8 454656 0.070487 3523943 0.057167 0.013319
Pertambangan, Penggalian 17689 1587630 138358 18291512 12008.92 5680.08 17027 -0.03742 138328 -0.00022 -0.03721
Industri Pengolahan 251351 1587630 2528020 18291512 219422 31928.99 255420 0.016189 2562549 0.013659 0.00253
Listrik, Gas, Air Bersih 9611 1587630 165772 18291512 14388.35 -4777.35 10333 0.075122 174933 0.055263 0.01986
Bangunan 77911 1587630 1732945 18291512 150412.7 -72501.7 82096 0.053715 1838429 0.06087 -0.00715
Perdagangan, Hotel, Restoran 266357 1587630 3750365 18291512 325516.7 -59159.7 281420 0.056552 3947662 0.052607 0.003945
Pengangkutan, komunikasi 163555 1587630 1875307 18291512 162769.1 785.8614 171336 0.047574 2008919 0.071248 -0.02367
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 98325 1587630 1695163 18291512 147133.4 -48808.4 101551 0.03281 1793789 0.058181 -0.02537
Jasa-jasa lain 278112 1587630 3072200 18291512 266654.7 11457.34 288531 0.037463 3223929 0.049388 -0.01192
2008-2009
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 454656 1662370 3523943 19212481 304911 149745 474560 0.043778 3642696 0.033699 0.010079
Pertambangan, Penggalian 17027 1662370 138328 19212481 11968.9 5058.097 18527 0.088095 138748 0.003036 0.085059
Industri Pengolahan 255420 1662370 2562549 19212481 221725.9 33694.1 261033 0.021976 2610760 0.018814 0.003162
Listrik, Gas, Air Bersih 10333 1662370 174933 19212481 15136.17 -4803.17 11007 0.065228 185599 0.060972 0.004256
Bangunan 82096 1662370 1838429 19212481 159071 -76975 85790 0.044996 1923720 0.046393 -0.0014
Perdagangan, Hotel, Restoran 281420 1662370 3947662 19212481 341573.5 -60153.5 293574 0.043188 4162116 0.054324 -0.01114
Pengangkutan, komunikasi 171336 1662370 2008919 19212481 173822.8 -2486.77 179405 0.047095 2128594 0.059572 -0.01248
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 101551 1662370 1793789 19212481 155208.5 -53657.5 110230 0.085464 1903411 0.061112 0.024352
Jasa-jasa lain 288531 1662370 3223929 19212481 278952.1 9578.852 294178 0.019572 3368614 0.044878 -0.02531
142
2009-2010
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 474560 1728304 3642696 20064258 313776.2 160783.8 467714 -0.01443 3632681 -0.00275 -0.01168
Pertambangan, Penggalian 18527 1728304 138748 20064258 11951.54 6575.463 12664 -0.31646 139967 0.008786 -0.32524
Industri Pengolahan 261033 1728304 2610760 20064258 224886.8 36146.19 271689 0.040822 2793580 0.070026 -0.0292
Listrik, Gas, Air Bersih 11007 1728304 185599 20064258 15987.21 -4980.21 11586 0.052603 193027 0.040022 0.012581
Bangunan 85790 1728304 1923720 20064258 165706.3 -79916.3 91657 0.068388 2040306 0.060604 0.007783
Perdagangan, Hotel, Restoran 293574 1728304 4162116 20064258 358518.2 -64944.2 307245 0.046567 4383851 0.053275 -0.00671
Pengangkutan, komunikasi 179405 1728304 2128594 20064258 183353.8 -3948.78 184299 0.027279 2250664 0.057348 -0.03007
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 110230 1728304 1903411 20064258 163956.9 -53726.9 116678 0.058496 2024368 0.063547 -0.00505
Jasa-jasa lain 294178 1728304 3368614 20064258 290167.2 4010.826 317694 0.079938 3585598 0.064413 0.015525
Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Kabupaten Kulon Progo Rata-Rata
Lapangan Usaha
2005 -
2006
2006 -
2007
2007 -
2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata
Pertanian 127619.8 124467.2 135394.8 149745.0 160783.8 139602.1
Pertambangan, Penggalian 2428.9 7047.6 5680.1 5058.1 6575.5 5358.0
Industri Pengolahan 22825.3 27932.5 31929.0 33694.1 36146.2 30505.4
Listrik, Gas, Air Bersih -4586.8 -4108.3 -4777.3 -4803.2 -4980.2 -4651.2
Bangunan -55432.9 -64806.4 -72501.7 -76975.0 -79916.3 -69926.5)
Perdagangan, Hotel, Restoran -58223.8 -59739.8 -59159.7 -60153.5 -64944.2 -60444.2
Pengangkutan, komunikasi 3448.2 4587.2 785.9 -2486.8 -3948.8 477.2
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan -51581.5 -47603.7 -48808.4 -53657.5 -53726.9 -51075.6
Jasa-jasa lain 13502.8 12223.8 11457.3 9578.9 4010.8 10154.7
143
Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Kulon Progo Rata-Rata
Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata
Pertanian -0.017394 0.022807 0.013319 0.010079 -0.011677 0.003
Pertambangan, Penggalian 0.351552 -0.115037 -0.037208 0.085059 -0.325243 (0.008)
Industri Pengolahan 0.024036 0.012571 0.002530 0.003162 -0.029203 0.003
Listrik, Gas, Air Bersih 0.059473 -0.037961 0.019860 0.004256 0.012581 0.012
Bangunan -0.023569 -0.023607 -0.007155 -0.001397 0.007783 (0.010)
Perdagangan, Hotel, Restoran 0.006890 0.011981 0.003945 -0.011136 -0.006707 0.001
Pengangkutan, komunikasi 0.009978 -0.027876 -0.023674 -0.012477 -0.030069 (0.017)
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 0.038797 0.017746 -0.025371 0.024352 -0.005052 0.010
Jasa-jasa lain -0.003618 -0.006297 -0.011924 -0.025307 0.015525 (0.006)
144
Lampiran XIX
Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Bantul
2005-2006
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 791592 3234172 3185771 16910876 609272.5 182319.5 814742 0.029245 3306928 0.038031 -0.00879
Pertambangan, Penggalian 32784 3234172 122332 16910876 23395.76 9388.244 34000 0.037091 126137 0.031104 0.005987
Industri Pengolahan 644544 3234172 2463230 16910876 471087.9 173456.1 568064 -0.11866 2481167 0.007282 -0.12594
Listrik, Gas, Air Bersih 29001 3234172 153115 16910876 29282.94 -281.945 27127 -0.06462 152862 -0.00165 -0.06297
Bangunan 276078 3234172 1395079 16910876 266806.1 9271.867 381915 0.383359 1580312 0.132776 0.250583
Perdagangan, Hotel, Restoran 612904 3234172 3444828 16910876 658816.6 -45912.6 624196 0.018424 3569622 0.036226 -0.0178
Pengangkutan, komunikasi 222436 3234172 1673352 16910876 320025.3 -97589.3 219535 -0.01304 1761672 0.05278 -0.06582
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 205177 3234172 1623210 16910876 310435.7 -105259 193399 -0.0574 1591885 -0.0193 -0.03811
Jasa-jasa lain 419656 3234172 2849959 16910876 545049.1 -125393 436668 0.040538 2965164 0.040423 0.000115
2006-2007
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 814742 3299646 3306928 17535749 622254.1 192487.9 838545 0.029215 3333382 0.008 0.021216
Pertambangan, Penggalian 34000 3299646 126137 17535749 23734.8 10265.2 35023 0.030088 138358 0.096887 -0.0668
Industri Pengolahan 568064 3299646 2481167 17535749 466873.3 101190.7 582328 0.02511 2528020 0.018883 0.006226
Listrik, Gas, Air Bersih 27127 3299646 152862 17535749 28763.56 -1636.56 29294 0.079884 165772 0.084455 -0.00457
Bangunan 381915 3299646 1580312 17535749 297362.3 84552.73 413693 0.083207 1732945 0.096584 -0.01338
Perdagangan, Hotel, Restoran 624196 3299646 3569622 17535749 671684.4 -47488.4 659401 0.056401 3750365 0.050634 0.005767
Pengangkutan, komunikasi 219535 3299646 1761672 17535749 331488.2 -111953 234814 0.069597 1875307 0.064504 0.005093
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 193399 3299646 1591885 17535749 299539.9 -106141 202511 0.047115 1695163 0.064878 -0.01776
Jasa-jasa lain 436668 3299646 2965164 17535749 557945.5 -121277 453340 0.03818 3072200 0.036098 0.002082
145
2007-2008
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 838545 3448949 3333382 18291512 628524.6 210020.4 880148 0.049613 3523943 0.057167 -0.00755
Pertambangan, Penggalian 35023 3448949 138358 18291512 26088.04 8934.961 35829 0.023013 138328 -0.00022 0.02323
Industri Pengolahan 582328 3448949 2528020 18291512 476669.8 105658.2 596187 0.023799 2562549 0.013659 0.010141
Listrik, Gas, Air Bersih 29294 3448949 165772 18291512 31257.08 -1963.08 31675 0.081279 174933 0.055263 0.026017
Bangunan 413693 3448949 1732945 18291512 326754.8 86938.22 437151 0.056704 1838429 0.06087 -0.00417
Perdagangan, Hotel, Restoran 659401 3448949 3750365 18291512 707148.6 -47747.6 702353 0.065138 3947662 0.052607 0.01253
Pengangkutan, komunikasi 234814 3448949 1875307 18291512 353597.8 -118784 248779 0.059473 2008919 0.071248 -0.01178
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 202511 3448949 1695163 18291512 319630.8 -117120 212888 0.051242 1793789 0.058181 -0.00694
Jasa-jasa lain 453340 3448949 3072200 18291512 579277.5 -125937 473049 0.043475 3223929 0.049388 -0.00591
2008-2009
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 880148 3618059 3523943 19212481 663622.4 216525.6 919417 0.044616 3642696 0.033699 0.010917
Pertambangan, Penggalian 35829 3618059 138328 19212481 26049.67 9779.326 35783 -0.00128 138748 0.003036 -0.00432
Industri Pengolahan 596187 3618059 2562549 19212481 482574.5 113612.5 610781 0.024479 2610760 0.018814 0.005665
Listrik, Gas, Air Bersih 31675 3618059 174933 19212481 32943.06 -1268.06 34448 0.087545 185599 0.060972 0.026573
Bangunan 437151 3618059 1838429 19212481 346209.6 90941.44 434409 -0.00627 1923720 0.046393 -0.05267
Perdagangan, Hotel, Restoran 702353 3618059 3947662 19212481 743416.4 -41063.4 746833 0.06333 4162116 0.054324 0.009006
Pengangkutan, komunikasi 248779 3618059 2008919 19212481 378315.9 -129537 268145 0.077844 2128594 0.059572 0.018272
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 212888 3618059 1793789 19212481 337803 -124915 230768 0.083988 1903411 0.061112 0.022876
Jasa-jasa lain 473049 3618059 3223929 19212481 607124.4 -134075 499364 0.055628 3368614 0.044878 0.01075
146
2009-2010
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 919417 3779848 3642696 20064258 686237 233180 933259 0.015055 3632681 -0.00275 0.017805
Pertambangan, Penggalian 35783 3779848 138748 20064258 26138.34 9644.662 36525 0.020736 139967 0.008786 0.01195
Industri Pengolahan 610781 3779848 2610760 20064258 491833.6 118947.4 647939 0.060837 2793580 0.070026 -0.00919
Listrik, Gas, Air Bersih 34448 3779848 185599 20064258 34964.46 -516.463 36289 0.053443 193027 0.040022 0.013421
Bangunan 434409 3779848 1923720 20064258 362404.1 72004.91 454479 0.046201 2040306 0.060604 -0.0144
Perdagangan, Hotel, Restoran 746833 3779848 4162116 20064258 784089.1 -37256.1 789789 0.057518 4383851 0.053275 0.004243
Pengangkutan, komunikasi 268145 3779848 2128594 20064258 400999.7 -132855 287236 0.071197 2250664 0.057348 0.013849
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 230768 3779848 1903411 20064258 358578.1 -127810 252015 0.092071 2024368 0.063547 0.028523
Jasa-jasa lain 499364 3779848 3368614 20064258 634603.5 -135240 530397 0.062145 3585598 0.064413 -0.00227
Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Kabupaten Bantul
Lapangan Usaha
2005 -
2006
2006 -
2007
2007 -
2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata
Pertanian 182319.5 192487.9 210020.4 216525.6 233180.0 182319.5
Pertambangan, Penggalian 9388.2 10265.2 8935.0 9779.3 9644.7 9388.2
Industri Pengolahan 173456.1 101190.7 105658.2 113612.5 118947.4 173456.1
Listrik, Gas, Air Bersih -281.9 -1636.6 -1963.1 -1268.1 -516.5 -281.9
Bangunan 9271.9 84552.7 86938.2 90941.4 72004.9 9271.9
Perdagangan, Hotel, Restoran -45912.6 -47488.4 -47747.6 -41063.4 -37256.1 -45912.6
Pengangkutan, komunikasi -97589.3 -111953.2 -118783.8 -129536.9 -132854.7 -97589.3
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan -105258.7 -106140.9 -117119.8 -124915.0 -127810.1 -105258.7
Jasa-jasa lain -125393.1 -121277.5 -125937.5 -134075.4 -135239.5 -125393.1
147
Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Bantul
Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata
Pertanian -0.00879 0.02122 -0.00755 0.01092 0.01780 0.007
Pertambangan, Penggalian 0.00599 -0.06680 0.02323 -0.00432 0.01195 (0.006)
Industri Pengolahan -0.12594 0.00623 0.01014 0.00567 -0.00919 (0.023)
Listrik, Gas, Air Bersih -0.06297 -0.00457 0.02602 0.02657 0.01342 (0.000)
Bangunan 0.25058 -0.01338 -0.00417 -0.05267 -0.01440 0.033
Perdagangan, Hotel, Restoran -0.01780 0.00577 0.01253 0.00901 0.00424 0.003
Pengangkutan, komunikasi -0.06582 0.00509 -0.01178 0.01827 0.01385 (0.008)
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan -0.03811 -0.01776 -0.00694 0.02288 0.02852 (0.002)
Jasa-jasa lain 0.00011 0.00208 -0.00591 0.01075 -0.00227 0.001
148
Lampiran XX
Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Gunung Kidul
2005-2006
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in Rin rij-rin
Pertanian 1071975 2726390 3185771 16910876 513613.5 558361.5 1123404 0.047976 3306928 0.038031 0.009945
Pertambangan, Penggalian 55802 2726390 122332 16910876 19722.5 36079.5 56860 0.01896 126137 0.031104 -0.01214
Industri Pengolahan 319590 2726390 2463230 16910876 397124.6 -77534.6 327918 0.026058 2481167 0.007282 0.018776
Listrik, Gas, Air Bersih 12933 2726390 153115 16910876 24685.37 -11752.4 13421 0.037733 152862 -0.00165 0.039385
Bangunan 209900 2726390 1395079 16910876 224916.2 -15016.2 216175 0.029895 1580312 0.132776 -0.10288
Perdagangan, Hotel, Restoran 384014 2726390 3444828 16910876 555379 -171365 396165 0.031642 3569622 0.036226 -0.00458
Pengangkutan, komunikasi 183272 2726390 1673352 16910876 269779.6 -86507.6 194580 0.061701 1761672 0.05278 0.00892
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 119825 2726390 1623210 16910876 261695.7 -141871 121954 0.017768 1591885 -0.0193 0.037066
Jasa-jasa lain 369079 2726390 2849959 16910876 459473.5 -90394.5 380105 0.029874 2965164 0.040423 -0.01055
2006-2007
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 1123404 2830582 3306928 17535749 533797 589607 1141121 0.015771 3333382 0.008 0.007771
Pertambangan, Penggalian 56860 2830582 126137 17535749 20360.76 36499.24 55808 -0.0185 138358 0.096887 -0.11539
Industri Pengolahan 327918 2830582 2481167 17535749 400504.5 -72586.5 332600 0.014278 2528020 0.018883 -0.00461
Listrik, Gas, Air Bersih 13421 2830582 152862 17535749 24674.65 -11253.6 14922 0.11184 165772 0.084455 0.027384
Bangunan 216175 2830582 1580312 17535749 255090.5 -38915.5 235067 0.087392 1732945 0.096584 -0.00919
Perdagangan, Hotel, Restoran 396165 2830582 3569622 17535749 576200.5 -180036 429268 0.083559 3750365 0.050634 0.032925
Pengangkutan, komunikasi 194580 2830582 1761672 17535749 284365.2 -89785.2 206779 0.062694 1875307 0.064504 -0.00181
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 121954 2830582 1591885 17535749 256958.6 -135005 131857 0.081203 1695163 0.064878 0.016325
Jasa-jasa lain 380105 2830582 2965164 17535749 478630.2 -98525.2 393866 0.036203 3072200 0.036098 0.000105
149
2007-2008
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 1141121 2941288 3333382 18291512 536010.2 605110.8 1201241 0.052685 3523943 0.057167 -0.00448
Pertambangan, Penggalian 55808 2941288 138358 18291512 22248.06 33559.94 55442 -0.00656 138328 -0.00022 -0.00634
Industri Pengolahan 332600 2941288 2528020 18291512 406507.4 -73907.4 337144 0.013662 2562549 0.013659 3.54E-06
Listrik, Gas, Air Bersih 14922 2941288 165772 18291512 26656.25 -11734.3 16003 0.072443 174933 0.055263 0.017181
Bangunan 235067 2941288 1732945 18291512 278658.8 -43591.8 250400 0.065228 1838429 0.06087 0.004358
Perdagangan, Hotel, Restoran 429268 2941288 3750365 18291512 603061.3 -173793 447901 0.043406 3947662 0.052607 -0.0092
Pengangkutan, komunikasi 206779 2941288 1875307 18291512 301550.7 -94771.7 214371 0.036716 2008919 0.071248 -0.03453
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 131857 2941288 1695163 18291512 272583.4 -140726 141824 0.075589 1793789 0.058181 0.017409
Jasa-jasa lain 393866 2941288 3072200 18291512 494011.9 -100146 405972 0.030736 3223929 0.049388 -0.01865
2008-2009
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 1201241 3070298 3523943 19212481 563152.4 638088.6 1272290 0.059146 3642696 0.033699 0.025447
Pertambangan, Penggalian 55442 3070298 138328 19212481 22105.85 33336.15 55939 0.008964 138748 0.003036 0.005928
Industri Pengolahan 337144 3070298 2562549 19212481 409514.5 -72370.5 341216 0.012078 2610760 0.018814 -0.00674
Listrik, Gas, Air Bersih 16003 3070298 174933 19212481 27955.6 -11952.6 17760 0.109792 185599 0.060972 0.04882
Bangunan 250400 3070298 1838429 19212481 293794.7 -43394.7 261856 0.045751 1923720 0.046393 -0.00064
Perdagangan, Hotel, Restoran 447901 3070298 3947662 19212481 630865.9 -182965 467680 0.044159 4162116 0.054324 -0.01016
Pengangkutan, komunikasi 214371 3070298 2008919 19212481 321040.3 -106669 220126 0.026846 2128594 0.059572 -0.03273
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 141824 3070298 1793789 19212481 286660.9 -144837 145597 0.026603 1903411 0.061112 -0.03451
Jasa-jasa lain 405972 3070298 3223929 19212481 515207.9 -109236 414901 0.021994 3368614 0.044878 -0.02288
150
2009-2010
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 1272290 3197365 3642696 20064258 580486.4 691803.6 1268080 -0.00331 3632681 -0.00275 -0.00056
Pertambangan, Penggalian 55939 3197365 138748 20064258 22110.36 33828.64 58472 0.045281 139967 0.008786 0.036496
Industri Pengolahan 341216 3197365 2610760 20064258 416040.9 -74824.9 368423 0.079735 2793580 0.070026 0.00971
Listrik, Gas, Air Bersih 17760 3197365 185599 20064258 29576.36 -11816.4 18999 0.069764 193027 0.040022 0.029742
Bangunan 261856 3197365 1923720 20064258 306556.8 -44700.8 279518 0.067449 2040306 0.060604 0.006845
Perdagangan, Hotel, Restoran 467680 3197365 4162116 20064258 663259.2 -195579 496688 0.062025 4383851 0.053275 0.008751
Pengangkutan, komunikasi 220126 3197365 2128594 20064258 339204.8 -119079 234644 0.065953 2250664 0.057348 0.008605
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 145597 3197365 1903411 20064258 303320.4 -157723 159910 0.098306 2024368 0.063547 0.034758
Jasa-jasa lain 414901 3197365 3368614 20064258 536809.7 -121909 445345 0.073377 3585598 0.064413 0.008963
Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Gunung Kidul
Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata
Pertanian 558361.5 589607.0 605110.8 638088.6 691803.6 616594.3
Pertambangan, Penggalian 36079.5 36499.2 33559.9 33336.2 33828.6 34660.7
Industri Pengolahan -77534.6 -72586.5 -73907.4 -72370.5 -74824.9 (74244.8)
Listrik, Gas, Air Bersih -11752.4 -11253.6 -11734.3 -11952.6 -11816.4 (11701.8)
Bangunan -15016.2 -38915.5 -43591.8 -43394.7 -44700.8 (37123.8)
Perdagangan, Hotel, Restoran -171365.0 -180035.5 -173793.3 -182964.9 -195579.2 (180747.6)
Pengangkutan, komunikasi -86507.6 -89785.2 -94771.7 -106669.3 -119078.8 (99362.5)
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan -141870.7 -135004.6 -140726.4 -144836.9 -157723.4 (144032.4)
Jasa-jasa lain -90394.5 -98525.2 -100145.9 -109235.9 -121908.7 (104042.1)
151
Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Gunung Kidul
Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata
Pertanian 0.009945 0.007771 -0.004482 0.025447 -0.000560 0.008
Pertambangan, Penggalian -0.012144 -0.115388 -0.006341 0.005928 0.036496 (0.018)
Industri Pengolahan 0.018776 -0.004605 0.000004 -0.006736 0.009710 0.003
Listrik, Gas, Air Bersih 0.039385 0.027384 0.017181 0.048820 0.029742 0.033
Bangunan -0.102881 -0.009192 0.004358 -0.000643 0.006845 (0.020)
Perdagangan, Hotel, Restoran -0.004584 0.032925 -0.009201 -0.010165 0.008751 0.004
Pengangkutan, komunikasi 0.008920 -0.001810 -0.034533 -0.032726 0.008605 (0.010)
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 0.037066 0.016325 0.017409 -0.034509 0.034758 0.014
Jasa-jasa lain -0.010549 0.000105 -0.018651 -0.022884 0.008963 (0.009)
152
Lampiran XXI
Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Sleman
2005-2006
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in Rin rij-rin
Pertanian 888677 5080565 3185771 16910876 957106.9 -68429.9 924603 0.040426 3306928 0.038031 0.002396
Pertambangan, Penggalian 18766 5080565 122332 16910876 36752.42 -17986.4 18899 0.007087 126137 0.031104 -0.02402
Industri Pengolahan 850554 5080565 2463230 16910876 740032.6 110521.4 873294 0.026736 2481167 0.007282 0.019454
Listrik, Gas, Air Bersih 44405 5080565 153115 16910876 46000.62 -1595.62 45439 0.023286 152862 -0.00165 0.024938
Bangunan 499734 5080565 1395079 16910876 419126.1 80607.9 554572 0.109734 1580312 0.132776 -0.02304
Perdagangan, Hotel, Restoran 1081275 5080565 3444828 16910876 1034936 46339.11 1126189 0.041538 3569622 0.036226 0.005312
Pengangkutan, komunikasi 280552 5080565 1673352 16910876 502728.2 -222176 300628 0.071559 1761672 0.05278 0.018779
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 523061 5080565 1623210 16910876 487663.9 35397.09 539620 0.031658 1591885 -0.0193 0.050956
Jasa-jasa lain 893541 5080565 2849959 16910876 856218.3 37322.67 925816 0.03612 2965164 0.040423 -0.0043
2006-2007
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 924603 5309060 3306928 17535749 1001194 -76590.6 923422 -0.00128 3333382 0.008 -0.00928
Pertambangan, Penggalian 18899 5309060 126137 17535749 38188.78 -19289.8 32998 0.746018 138358 0.096887 0.649132
Industri Pengolahan 873294 5309060 2481167 17535749 751189.2 122104.8 890912 0.020174 2528020 0.018883 0.001291
Listrik, Gas, Air Bersih 45439 5309060 152862 17535749 46279.95 -840.947 50203 0.104844 165772 0.084455 0.020389
Bangunan 554572 5309060 1580312 17535749 478449.6 76122.45 601267 0.0842 1732945 0.096584 -0.01238
Perdagangan, Hotel, Restoran 1126189 5309060 3569622 17535749 1080726 45463.14 1204716 0.069728 3750365 0.050634 0.019094
Pengangkutan, komunikasi 300628 5309060 1761672 17535749 533357.4 -232729 321854 0.070606 1875307 0.064504 0.006101
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 539620 5309060 1591885 17535749 481953.4 57666.65 567159 0.051034 1695163 0.064878 -0.01384
Jasa-jasa lain 925816 5309060 2965164 17535749 897722.3 28093.66 961049 0.038056 3072200 0.036098 0.001958
153
2007-2008
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 923422 5553580 3333382 18291512 1012065 -88643.2 987480 0.06937 3523943 0.057167 0.012203
Pertambangan, Penggalian 32998 5553580 138358 18291512 42007.58 -9009.58 30372 -0.07958 138328 -0.00022 -0.07936
Industri Pengolahan 890912 5553580 2528020 18291512 767545.1 123366.9 904474 0.015223 2562549 0.013659 0.001564
Listrik, Gas, Air Bersih 50203 5553580 165772 18291512 50330.89 -127.889 52789 0.051511 174933 0.055263 -0.00375
Bangunan 601267 5553580 1732945 18291512 526148.3 75118.66 642538 0.06864 1838429 0.06087 0.00777
Perdagangan, Hotel, Restoran 1204716 5553580 3750365 18291512 1138668 66048.4 1276918 0.059933 3947662 0.052607 0.007325
Pengangkutan, komunikasi 321854 5553580 1875307 18291512 569371.6 -247518 339243 0.054028 2008919 0.071248 -0.01722
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 567159 5553580 1695163 18291512 514677.2 52481.85 598190 0.054713 1793789 0.058181 -0.00347
Jasa-jasa lain 961049 5553580 3072200 18291512 932766.4 28282.56 1006243 0.047026 3223929 0.049388 -0.00236
2008-2009
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 987480 5838247 3523943 19212481 1070848 -83368.1 1004808 0.017548 3642696 0.033699 -0.01615
Pertambangan, Penggalian 30372 5838247 138328 19212481 42034.81 -11662.8 28901 -0.04843 138748 0.003036 -0.05147
Industri Pengolahan 904474 5838247 2562549 19212481 778701.8 125772.2 921892 0.019258 2610760 0.018814 0.000444
Listrik, Gas, Air Bersih 52789 5838247 174933 19212481 53158.26 -369.26 56066 0.062077 185599 0.060972 0.001105
Bangunan 642538 5838247 1838429 19212481 558657.8 83880.19 684367 0.0651 1923720 0.046393 0.018706
Perdagangan, Hotel, Restoran 1276918 5838247 3947662 19212481 1199607 77311.05 1359722 0.064847 4162116 0.054324 0.010522
Pengangkutan, komunikasi 339243 5838247 2008919 19212481 610465.9 -271223 361363 0.065204 2128594 0.059572 0.005632
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 598190 5838247 1793789 19212481 545092.7 53097.29 631510 0.055701 1903411 0.061112 -0.00541
Jasa-jasa lain 1006243 5838247 3223929 19212481 979680.5 26562.46 1050928 0.044408 3368614 0.044878 -0.00047
154
2009-2010
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 1004808 6099557 3642696 20054258 1107936 -103128 1001698 -0.0031 3632681 -0.00275 -0.00035
Pertambangan, Penggalian 28901 6099557 138748 20054258 42200.58 -13299.6 33304 0.152348 139967 0.008786 0.143562
Industri Pengolahan 921892 6099557 2610760 20054258 794069.7 127822.3 950029 0.030521 2793580 0.070026 -0.0395
Listrik, Gas, Air Bersih 56066 6099557 185599 20054258 56450.44 -384.44 58768 0.048193 193027 0.040022 0.008171
Bangunan 684367 6099557 1923720 20054258 585104.7 99262.34 729456 0.065884 2040306 0.060604 0.00528
Perdagangan, Hotel, Restoran 1359722 6099557 4162116 20054258 1265919 93803.12 1436205 0.056249 4383851 0.053275 0.002974
Pengangkutan, komunikasi 361363 6099557 2128594 20054258 647417.6 -286055 384891 0.065109 2250664 0.057348 0.007761
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 631510 6099557 1903411 20054258 578927.6 52582.38 669291 0.059826 2024368 0.063547 -0.00372
Jasa-jasa lain 1050928 6099557 3368614 20054258 1024573 26354.91 1109558 0.055789 3585598 0.064413 -0.00862
Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Sleman
Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata
Pertanian -68429.9 -76590.6 -88643.2 -83368.1 -103127.9 (84032.0)
Pertambangan, Penggalian -17986.4 -19289.8 -9009.6 -11662.8 -13299.6 (14249.6)
Industri Pengolahan 110521.4 122104.8 123366.9 125772.2 127822.3 121917.5
Listrik, Gas, Air Bersih -1595.6 -840.9 -127.9 -369.3 -384.4 (663.6)
Bangunan 80607.9 76122.4 75118.7 83880.2 99262.3 82998.3
Perdagangan, Hotel, Restoran 46339.1 45463.1 66048.4 77311.0 93803.1 65793.0
Pengangkutan, komunikasi -222176.2 -232729.4 -247517.6 -271222.9 -286054.6 (251940.2)
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 35397.1 57666.6 52481.8 53097.3 52582.4 50245.1
Jasa-jasa lain 37322.7 28093.7 28282.6 26562.5 26354.9 29323.3
155
Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Sleman
Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata
Pertanian 0.002396 -0.009277 0.012203 -0.016151 -0.000346 (0.002)
Pertambangan, Penggalian -0.024017 0.649132 -0.079364 -0.051469 0.143562 0.128
Industri Pengolahan 0.019454 0.001291 0.001564 0.000444 -0.039505 (0.003)
Listrik, Gas, Air Bersih 0.024938 0.020389 -0.003752 0.001105 0.008171 0.010
Bangunan -0.023042 -0.012384 0.007770 0.018706 0.005280 (0.001)
Perdagangan, Hotel, Restoran 0.005312 0.019094 0.007325 0.010522 0.002974 0.009
Pengangkutan, komunikasi 0.018779 0.006101 -0.017220 0.005632 0.007761 0.004
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 0.050956 -0.013844 -0.003468 -0.005411 -0.003721 0.005
Jasa-jasa lain -0.004303 0.001958 -0.002362 -0.000471 -0.008625 (0.003)
156
Lampiran XXII
Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kota Yogyakarta
2005-2006
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in Rin rij-rin
Pertanian 21835 4397849 3185771 16910876 828492.8 -806658 21351 -0.02217 3306928 0.038031 -0.0602
Pertambangan, Penggalian 242 4397849 122332 16910876 31813.71 -31571.7 270 0.115702 126137 0.031104 0.084599
Industri Pengolahan 518069 4397849 2463230 16910876 640588.6 -122520 529450 0.021968 2481167 0.007282 0.014686
Listrik, Gas, Air Bersih 60224 4397849 153115 16910876 39819.15 20404.85 60741 0.008585 152862 -0.00165 0.010237
Bangunan 308065 4397849 1395079 16910876 362804.8 -54739.8 362187 0.175684 1580312 0.132776 0.042908
Perdagangan, Hotel, Restoran 1108098 4397849 3444828 16910876 895863.3 212234.7 1146083 0.034279 3569622 0.036226 -0.00195
Pengangkutan, komunikasi 813669 4397849 1673352 16910876 435172.6 378496.4 862341 0.059818 1761672 0.05278 0.007038
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 629162 4397849 1623210 16910876 422132.6 207029.4 607748 -0.03404 1591885 -0.0193 -0.01474
Jasa-jasa lain 938485 4397849 2849959 16910876 741161.4 197323.6 982333 0.046722 2965164 0.040423 0.006299
2006-2007
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 21351 4572504 3306928 17535749 862292.3 -840941 19209 -0.10032 3333382 0.008 -0.10832
Pertambangan, Penggalian 270 4572504 126137 17535749 32890.64 -32620.6 279 0.033333 138358 0.096887 -0.06355
Industri Pengolahan 529450 4572504 2481167 17535749 646972.4 -117522 539154 0.018328 2528020 0.018883 -0.00055
Listrik, Gas, Air Bersih 60741 4572504 152862 17535749 39859.27 20881.73 64197 0.056897 165772 0.084455 -0.02756
Bangunan 362187 4572504 1580312 17535749 412071.5 -49884.5 390323 0.077684 1732945 0.096584 -0.0189
Perdagangan, Hotel, Restoran 1146083 4572504 3569622 17535749 930790.6 215292.4 1188152 0.036707 3750365 0.050634 -0.01393
Pengangkutan, komunikasi 862341 4572504 1761672 17535749 459361.7 402979.3 910568 0.055926 1875307 0.064504 -0.00858
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 607748 4572504 1591885 17535749 415089.2 192658.8 651968 0.07276 1695163 0.064878 0.007883
Jasa-jasa lain 982333 4572504 2965164 17535749 773176.2 209156.8 1012551 0.030761 3072200 0.036098 -0.00534
157
2007-2008
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 19209 4776401 3333382 18291512 870434.8 -851226 18140 -0.05565 3523943 0.057167 -0.11282
Pertambangan, Penggalian 279 4776401 138358 18291512 36128.96 -35850 258 -0.07527 138328 -0.00022 -0.07505
Industri Pengolahan 539154 4776401 2528020 18291512 660133.4 -120979 543050 0.007226 2562549 0.013659 -0.00643
Listrik, Gas, Air Bersih 64197 4776401 165772 18291512 43287.48 20909.52 65488 0.02011 174933 0.055263 -0.03515
Bangunan 390323 4776401 1732945 18291512 452518.1 -62195.1 412972 0.058026 1838429 0.06087 -0.00284
Perdagangan, Hotel, Restoran 1188152 4776401 3750365 18291512 979320.2 208831.8 1253026 0.054601 3947662 0.052607 0.001993
Pengangkutan, komunikasi 910568 4776401 1875307 18291512 489692.6 420875.4 984783 0.081504 2008919 0.071248 0.010256
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 651968 4776401 1695163 18291512 442652.2 209315.8 696816 0.068789 1793789 0.058181 0.010608
Jasa-jasa lain 1012551 4776401 3072200 18291512 802233.3 210317.7 1046615 0.033642 3223929 0.049388 -0.01575
2008-2009
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 18140 5021148 3523943 19212481 920976.3 -902836 17359 -0.04305 3642696 0.033699 -0.07675
Pertambangan, Penggalian 258 5021148 138328 19212481 36151.78 -35893.8 265 0.027132 138748 0.003036 0.024096
Industri Pengolahan 543050 5021148 2562549 19212481 669717.7 -126668 549574 0.012014 2610760 0.018814 -0.0068
Listrik, Gas, Air Bersih 65488 5021148 174933 19212481 45718.43 19769.57 67212 0.026325 185599 0.060972 -0.03465
Bangunan 412972 5021148 1838429 19212481 480470.2 -67498.2 413965 0.002405 1923720 0.046393 -0.04399
Perdagangan, Hotel, Restoran 1253026 5021148 3947662 19212481 1031714 221311.5 1332070 0.063082 4162116 0.054324 0.008758
Pengangkutan, komunikasi 984783 5021148 2008919 19212481 525027.4 459755.6 1055067 0.07137 2128594 0.059572 0.011798
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 696816 5021148 1793789 19212481 468803.6 228012.4 731975 0.050457 1903411 0.061112 -0.01066
Jasa-jasa lain 1046615 5021148 3223929 19212481 842568.2 204046.8 1077364 0.029379 3368614 0.044878 -0.0155
158
2009-2010
Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin
Pertanian 17359 5244851 3642696 20064258 952210.5 -934852 17455 0.00553 3632681 -0.00275 0.00828
Pertambangan, Penggalian 265 5244851 138748 20064258 36269.1 -36004.1 272 0.026415 139967 0.008786 0.017629
Industri Pengolahan 549574 5244851 2610760 20064258 682459.7 -132886 594845 0.082375 2793580 0.070026 0.012349
Listrik, Gas, Air Bersih 67212 5244851 185599 20064258 48516.08 18695.92 68725 0.022511 193027 0.040022 -0.01751
Bangunan 413965 5244851 1923720 20064258 502865.6 -88900.6 426740 0.03086 2040306 0.060604 -0.02974
Perdagangan, Hotel, Restoran 1332070 5244851 4162116 20064258 1087988 244081.7 1393111 0.045824 4383851 0.053275 -0.00745
Pengangkutan, komunikasi 1055067 5244851 2128594 20064258 556420.2 498646.8 1097987 0.04068 2250664 0.057348 -0.01667
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 731975 5244851 1903411 20064258 497556.8 234418.2 770658 0.052847 2024368 0.063547 -0.0107
Jasa-jasa lain 1077364 5244851 3368614 20064258 880564.8 196799.2 1135751 0.054194 3585598 0.064413 -0.01022
Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Kota Yogyakarta
Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata
Pertanian -806657.8 -840941.3 -851225.8 -902836.3 -934851.5 (867302.6)
Pertambangan, Penggalian -31571.7 -32620.6 -35850.0 -35893.8 -36004.1 (34388.0)
Industri Pengolahan -122519.6 -117522.4 -120979.4 -126667.7 -132885.7 (124114.9)
Listrik, Gas, Air Bersih 20404.9 20881.7 20909.5 19769.6 18695.9 20132.3
Bangunan -54739.8 -49884.5 -62195.1 -67498.2 -88900.6 (64643.6)
Perdagangan, Hotel, Restoran 212234.7 215292.4 208831.8 221311.5 244081.7 220350.4
Pengangkutan, komunikasi 378496.4 402979.3 420875.4 459755.6 498646.8 432150.7
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan 207029.4 192658.8 209315.8 228012.4 234418.2 214286.9
Jasa-jasa lain 197323.6 209156.8 210317.7 204046.8 196799.2 203528.8
159
Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kota Yogyakarta
Lapangan Usaha 2005 – 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata
Pertanian -0.0601969 -0.1083227 -0.1128185 -0.0767529 0.0082796 (0.070)
Pertambangan, Penggalian 0.0845986 -0.0635534 -0.0750520 0.0240955 0.0176294 (0.002)
Industri Pengolahan 0.0146862 -0.0005550 -0.0064324 -0.0068001 0.0123491 0.003
Listrik, Gas, Air Bersih 0.0102370 -0.0275579 -0.0351527 -0.0346465 -0.0175109 (0.021)
Bangunan 0.0429077 -0.0189005 -0.0028435 -0.0439889 -0.0297444 (0.011)
Perdagangan, Hotel, Restoran -0.0019470 -0.0139269 0.0019933 0.0087582 -0.0074504 (0.003)
Pengangkutan, komunikasi 0.0070376 -0.0085784 0.0102560 0.0117982 -0.0166678 0.001
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan -0.0147376 0.0078826 0.0106078 -0.0106553 -0.0107001 (0.004)
Jasa-jasa lain 0.0062987 -0.0053364 -0.0157460 -0.0154990 -0.0102191 (0.008)
160
Lampiran XXIII
Perhitungan Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY (Pertumbuhan %)
Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Log X
Anti Log
X
Kabupaten Kulon Progo 4.77 4.05 4.12 4.71 3.97 3.06 0.609734 4.07
Kabupaten Bantul 4.99 2.02 4.52 4.90 4.47 4.97 0.615908 4.13
Kabupaten Gunung Kidul 4.33 3.82 3.91 4.39 4.20 4.15 0.615748 4.13
Kabupaten Sleman 5.03 4.50 4.61 5.13 4.48 4.49 0.672021 4.70
Kota Yogyakarta 4.83 3.97 4.46 5.12 4.46 4.98 0.664651 4.62
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 4.73 3.70 4.31 5.02 4.43 4.88 0.652178 4.49
Perhitungan Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY (Pendapatan Per Kapita Rp)
Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Total Rata-Rata
Kabupaten Kulon Progo 3920799 3984854 4130945 4307361 4460215 4580532 25384706 4230784
Kabupaten Bantul 3819928 3838007 3951293 4083309 4203156 4353170 24248863 4041477
Kabupaten Gunung Kidul 4000253 4192587 4355147 4545417 4733514 4930660 26757578 4459596
Kabupaten Sleman 5082668 5065935 5246993 5462344 5651752 5825477 32335169 5389195
Kota Yogyakarta 10104516 12288341 12709718 13231134 13687232 14177204 76198145 12699691
Prov. Daerah Istimewa
Yogyakarta 5024765 5272562 5444868 5662383 5855379 6086507 33346464 5557744
xx