analisis refinement struktur kristal superkonduktor …

10
Seminar Nasional Pendidikan Sains 2019 | 133 ANALISIS REFINEMENT STRUKTUR KRISTAL SUPERKONDUKTOR BSCCO 2223 DENGAN DOPING PB MELALUI METODE REITVELD Dwi Teguh Rahardjo 1 , Sri Budiawanti 2 1 Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126 E-mail korenpondensi : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui serta menganalisis refinement struktur kristal BPSCCO 2223 yang komposisi molar awalnya off-stoikhiometri melalui metode Rietveld. Analisis refinement struktur dilakukan pada data XRD dengan indikator reliabilitas hasil refinement terhadap perubahan komposisi molar awal unsur Bi dan unsur Pb sampel melalui bantuan software Fullprof. Data hasil XRD sampel dicocokkan dengan data kalkulasi melalui proses refinement sampai diperoleh residu profil yang rendah. Dari hasil analisis refinement menunjukkan bahwa bahan superkonduktor BPSCCO 2223 mempunyai struktur kristal orthorombik dengan grup ruang Fmmm. Variasi komposisi molar awal Bi mempunyai nilai optimum yaitu 2,05 dengan doping Pb 0,06 yang ditandai dengan fraksi volume fase BPSCCO 2223 maksimum yaitu 75 % dan nilai residu profil terendah yaitu Rp = 20,5 % dan Rwp = 18,7% . Kata kunci : Refinement, metode Rietveld, off-stoikhiometri, BPSCCO 2223 Pendahuluan Sebuah kristal terdiri dari atom-atom yang tersusun dalam suatu pola yang berulang secara periodik dalam tiga dimensi dalam bentuk yang khas. Sistem superkonduktor Tc tinggi pada umumnya merupakan semyawa multi komponen yang memiliki sejumlah fase struktur yang berbeda dan memiliki struktur kristal yang rumit (Daadmehr, V, dkk : 2018). Sistem BSCCO-2223 juga merupakan senyawa multi komponen superkonduktor oksida keramik yang mempunyai struktur berlapis-lapis dengan ciri khas sisipan lapisan CuO2 yang menyebabkan sistem tersebut mempunyai kecenderungan bersifat metalik pada suhu kamar (Trivijitkasem, S : 2000). Gambar 1. Struktur superkonduktor sistem Bi (BSCCO) Dalam superkonduktor sistem Bi-Sr-Ca-Cu-O (BSCCO) dikenal tiga fase superkonduktor masing-masing berkaitan dengan komposisi yang dinyatakan dengan rumus Bi 2Sr2Can-1CunOy dengan n = 1,2,3. Ketiga fase tersebut adalah fase 2201 dengan Tc = 10 K, fase 2212 dengan Tc = 80 K dan fase 2223 dengan Tc = 110 K, (Ming Xu : 1993) masing-masing memiliki struktur kristal yang ditunjukkan dalam gambar 1. Struktur sistem BSCCO seperti terlihat dalam gambar 1 juga mempunyai sifat fisik yang berlapis-lapis sehingga menyebabkan bahan superkonduktor sistem BSCCO mudah patah dan sangat rapuh karenanya sulit untuk diterapkan pada pembuatan kabel

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Seminar Nasional Pendidikan Sains 2019 | 133

ANALISIS REFINEMENT STRUKTUR KRISTAL

SUPERKONDUKTOR BSCCO 2223 DENGAN DOPING PB

MELALUI METODE REITVELD

Dwi Teguh Rahardjo1, Sri Budiawanti 2

1Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

E-mail korenpondensi : [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui serta menganalisis refinement struktur kristal BPSCCO 2223 yang

komposisi molar awalnya off-stoikhiometri melalui metode Rietveld. Analisis refinement struktur dilakukan

pada data XRD dengan indikator reliabilitas hasil refinement terhadap perubahan komposisi molar awal unsur

Bi dan unsur Pb sampel melalui bantuan software Fullprof. Data hasil XRD sampel dicocokkan dengan data

kalkulasi melalui proses refinement sampai diperoleh residu profil yang rendah. Dari hasil analisis refinement

menunjukkan bahwa bahan superkonduktor BPSCCO 2223 mempunyai struktur kristal orthorombik dengan

grup ruang Fmmm. Variasi komposisi molar awal Bi mempunyai nilai optimum yaitu 2,05 dengan doping Pb

0,06 yang ditandai dengan fraksi volume fase BPSCCO 2223 maksimum yaitu 75 % dan nilai residu profil

terendah yaitu Rp = 20,5 % dan Rwp = 18,7% .

Kata kunci : Refinement, metode Rietveld, off-stoikhiometri, BPSCCO 2223

Pendahuluan

Sebuah kristal terdiri dari atom-atom yang tersusun dalam suatu pola yang berulang secara

periodik dalam tiga dimensi dalam bentuk yang khas. Sistem superkonduktor Tc tinggi pada

umumnya merupakan semyawa multi komponen yang memiliki sejumlah fase struktur yang berbeda

dan memiliki struktur kristal yang rumit (Daadmehr, V, dkk : 2018). Sistem BSCCO-2223 juga

merupakan senyawa multi komponen superkonduktor oksida keramik yang mempunyai struktur

berlapis-lapis dengan ciri khas sisipan lapisan CuO2 yang menyebabkan sistem tersebut mempunyai

kecenderungan bersifat metalik pada suhu kamar (Trivijitkasem, S : 2000).

Gambar 1. Struktur superkonduktor sistem Bi (BSCCO)

Dalam superkonduktor sistem Bi-Sr-Ca-Cu-O (BSCCO) dikenal tiga fase superkonduktor

masing-masing berkaitan dengan komposisi yang dinyatakan dengan rumus Bi2Sr2Can-1CunOy

dengan n = 1,2,3. Ketiga fase tersebut adalah fase 2201 dengan Tc = 10 K, fase 2212 dengan Tc =

80 K dan fase 2223 dengan Tc = 110 K, (Ming Xu : 1993) masing-masing memiliki struktur kristal

yang ditunjukkan dalam gambar 1. Struktur sistem BSCCO seperti terlihat dalam gambar 1 juga

mempunyai sifat fisik yang berlapis-lapis sehingga menyebabkan bahan superkonduktor sistem

BSCCO mudah patah dan sangat rapuh karenanya sulit untuk diterapkan pada pembuatan kabel

134 | Menyiapkan Guru IPA Masa Depan Menghadapi Transformasi Dunia Digital

aliran listrik (Hcamargo-Martinez, J.A, dkk : 2014). Suhu transisi atau suhu kritis bahan superkonduktor

dan sifat fisisnya berkaitan erat dengan struktur kristal bahan yang bersangkutan. Penambahan

doping unsur Pb dapat meningkatan suhu kritis PSCCO (Huashan Liu, dkk : 1999). Pengetahuan

struktur kristal superkonduktor secara rinci dan tepat diperlukan untuk memahami korelasi struktur

- sifat bahan superkonduktor yang berguna untuk mengembangkan bahan superkonduktor suhu tinggi

dan pengendalian proses pembuatannya.

Analisis pola difraksi XRD dapat mengungkap struktur kristal suatu bahan superkonduktor

dan menghasilkan informasi rinci mengenai : jumlah fase dan kristalinitas fase dalam sampel, ukuran

(parameter kisi) dan bentuk sel satuan kristal masing-masing fase, grup ruang (simetri penyusunan

atom-atom), serta posisi atom-atom dalam sel satuan. Perubahan panjang parameter kisi c dan posisi

atom-atom penyusun pada sistem superkonduktor BSCCO juga dapat menentukan besar kecilnya

suhu kritis, sehingga penting pemahaman struktur untuk mengetahui struktur superkonduktor suhu

kritis tinggi. Analisis pola difraksi XRD dapat menggunakan analisis Rietveld pada refinement

struktur kristal dengan metode least square (McCusker, dkk :1999). Analisis pola difraksi XRD dapat

menghasilkan informasi rinci mengenai : jumlah fase dan kristalinitas fase dalam sampel, ukuran

(parameter kisi) dan bentuk sel satuan kristal masing-masing fase, grup ruang (simetri penyusunan

atom-atom), serta posisi atom-atom dalam sel satuan. Untuk maksud tersebut dapat digunakan

analisis Rietveld dengan bantuan program Celref dan Fullprof. Dalam hal ini akan dijelaskan dasar

rumusan metode tersebut dan prosedur penggunaan program Celref dan Fullprof.

Data awal dari hasil pengukuran XRD yang bisa dilihat secara langsung yaitu sudut 2,

intensitas, dan background. Dengan bantuan program Celref, data awal tersebut dapat memberikan

informasi parameter kisi, grup ruang, dan hkl puncak-puncak intensitas data awal. Untuk

penghalusan/ penyempurnaan parameter kisi tersebut, digunakan program refinement Fullprof yang

juga akan mengekstraksi data XRD dan memberikan informasi lebih lanjut tentang jumlah fase yang

ada di sampel, grup ruang, parameter kisi, posisi atom-atom dalam sel satuan, termal isotropik,

okupansi, dan bentuk puncak.

Intensitas terdifraksi oleh specimen serbuk fase tunggal dalam difraktometer dinyatakan

sebagai berikut, 2

, . . . . . .hI F m B AT P Lp (01)

di mana Ip = intensitas terintegrasi, B = faktor temperatur, F = faktor struktur, m = multiplisitas, A=

fungsi asimetri, T = faktor tranmisi, P = preferred orientasi, dan Lp = faktor Lorentz-polarisasi.

Sedangkan profil dapat dimodelkan dengan menggunakan intensitas kalkulasi (yci) yang merupakan

intensitas refleksi Bragg ditambah intensitas background yaitu

, ,( )ci ih h bih

y S I T T y

(02)

a. Fungsi profil (bentuk puncak)

Gaussian 2( )

0 ( ) Gb xGx a e

(03)

Pseudo-Voigt 3( ) ( ) (1 ) ( )' 'x L x G x (04)

b. Koreksi Asimetri

1 2 3 4( ) ( ) ( ) ( )1

tan tan 2

a ab bh

h h

PF z P F z P F z P F zA

(05)

c. Faktor Transmisi (faktor absorbsi)

Untuk geometri Bragg-Brentano

(1 ( ))h hT T P h (06)

d. Preferred Orientation

Fungsi eksponensial 2

1

2 2

( )(1 ) hG

hP G G e

(07)

e. Faktor Lorentz-Polarisasi

Seminar Nasional Pendidikan Sains 2019 | 135

2

2

1 cos 2

sin cospL

(08)

f. Faktor temperatur 2

sin2T

B e

dengan 228T U (09)

g. Faktor Struktur 2 ( )n n n

n nhkln

i hx ky lzF N f e

(10)

Untuk optimasi model struktur yang dibuat terhadap data observasi di mana input model

struktur awal dibentuk model struktur kalkulasi, diperlukan refinemet dengan metode least square,

[3].

2( )i io ic

i

R w y y (11)

Model dianggap optimum jika jumlah kuadrat selisih antara pola observasi dan pola kalkulasi

adalah minimum. Di mana yio adalah intensitas step observasi , yic adalah intensitas step kalkulasi

dan wi adalah bobot statistik yang ditandakan ke masing-masing observasi. Faktor-faktor reabilitas

digunakan untuk ukuran tahap kesuksesan atau kegagalan dari suatu proses refinement.

o c

Po

y yR

y

(12)

Rp yaitu reliabilitas profile

1/2

2

2WP

o c

o

w y yR

wy

(13)

Rwp yaitu reliabilitas bobot profile

2

1/2

expo

N PRwy

(14)

Rexp yaitu reliabilitas ekspectasi

Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Pusat MIPA UNS dan di laboratorium Fisika Dasar

Program P.Fisika jurusan PMIPA FKIP UNS pada bulan Mei – Agustus 2019. Penelitian ini

menggunakan metode eksperimen, di mana untuk analisis struktur kristal BSCCO-2223 yang

mempunyai komposisi molar awalnya off-stoikhiometri digunakan refinement data XRD dengan

variabel bebas perubahan komposisi molar unsur Bi dalam senyawa awal bahan superkonduktor.

Analisis refinement struktur kristal digunakan metode refinement Rietveld dengan bantuan software

Fullprof dan Celref. Pada analisis refinement, data model awal akan dicocokkan dengan data dari

XRD, di mana semakin cocok data tersebut, maka semakin kecil residu profil hasil refinement.

Faktor-faktor reliabilitas akan digunakan untuk ukuran tahap kesuksesan atau kegagalan dari suatu

proses refinement.

sudut 2θ

intensitas I

Analisis awal

136 | Menyiapkan Guru IPA Masa Depan Menghadapi Transformasi Dunia Digital

Data awal XRD

Informasi yang didapat

Informasi Lanjutan

Gambar 2. Diagram alur kerangka rumusan refinement

Data Sampel

Tabel 1. Sampel dengan variasi komposisi molar awal Bi yang berbeda-beda

Sampel Molaritas senyawa awal Doping Pb Suhu sintering Waktu sintering

S1 Bi2,15Sr2Ca2Cu3Ox 0,02 8450C 24 jam

S2 Bi2,10Sr2Ca2Cu3Ox 0,04 8450C 24 jam

S3 Bi2,05Sr2Ca2Cu3Ox 0,06 8450C 24 jam

S4 Bi2,00Sr2Ca2Cu3Ox 0,08 8450C 24 jam

S5 Bi1,95Sr2Ca2Cu3Ox 0,10 8450C 24 jam

S6 Bi1,90Sr2Ca2Cu3Ox 0,12 8450C 24 jam

Suhu kalsinasi sampel 8200C selama 24 jam

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Data pola Difraksi Sinar-X (XRD)

Pengukuran pola difraksi sinar-X pada tiap-tiap sampel Bi-2212 digunakan difraktometer

Shimadzu type 6000XRD dengan spesifikasi sinar-X Kα dari Cu, tegangan 40 kV, arus 30mA,

divergensi slit 10, receiving slit 0,30, scattering slit 10 serta tipe scan countinuous.

Seminar Nasional Pendidikan Sains 2019 | 137

Gambar 3. Pola difraksi sinar – X hasil scanning difraktometer

Data Hasil Refinement

Sampel S1

Sampel S2

sampel S1

sampel S2

sampel S3

sampel S5

sampel S4

sampel S6

138 | Menyiapkan Guru IPA Masa Depan Menghadapi Transformasi Dunia Digital

Sampel S3

Sampel S4

Seminar Nasional Pendidikan Sains 2019 | 139

Sampel S5

Sampel S6

Gambar 4. Pola difraksi Hasil Refinement dan faktor reliabilitas

140 | Menyiapkan Guru IPA Masa Depan Menghadapi Transformasi Dunia Digital

Analisis Data

Tabel 2. Fraksi volume fase BSCCO-2212, BSCCO-2223 dan Impuritas

Sampel Variasi molar Bi Bi-2212 (%) Bi-2223 (%) Impuritas (%)

S1 2.15 41 46 13

S2 2.10 25 65 10

S3 2.05 18 75 7

S4 2.00 31 58 11

S5 1.95 38 50 12

S6 1.90 40 46 14

Tabel 3. Parameter kisi sampel dari hasil refinement struktur kristal

Sampel Variasi molar Bi a (Å) b (Å) c (Å)

S1 2.15 5.398229 5.398277 37.031483

S2 2.10 5.398229 5.398277 36.995190

S3 2.05 5.398229 5.398277 37.007645

S4 2.00 5.398229 5.398277 36.895988

S5 1.95 5.398229 5.398277 36.919060

S6 1.90 5.398229 5.398277 36.895992

Tabel 4. Reliabilitas sampel dari hasil refinement struktur kristal

Sampel Variasi molar Bi Rp Rwp Rexp χ2

S1 2.15 38,3 33,6 4,50 55,7

S2 2.10 28,1 23 4,39 27,4

S3 2.05 20,5 18,7 4,26 19,3

S4 2.00 33,2 33 7,36 20,1

S5 1.95 36,6 33,7 5,34 39,9

S6 1.90 48,6 43,3 10,49 17

Gambar 5. Grafik Fraksi Volume Fase Bi-2212, Bi-2223, dan Impuritas

Gambar 6. Grafik Parameter kisi c dari hasil refinement struktur Fase Bi-2223

frak

si v

olu

m (

%)

variasi molar Bi

Grafik fraksi volum vs variasi molar Bi

Bi-2212

Bi-2223

Impuritas

par

amet

er k

isi c

variasi molar Bi

Grafik parameter kisi c vs variasi molar Bi

Seminar Nasional Pendidikan Sains 2019 | 141

Gambar 7. Grafik Reliabilitas dari refinement struktur kristal Fase BSCCO-2223

Pembahasan Hasil

Pada pembentukan superkonduktor fase BSCCO-2223 umumnya terdapat fraksi fase BSCCO-

2212 atau fase BSCCO-2201 serta fraksi impuritas sebagai hasil reaksi padatan yang tidak terbentuk

secara merata dan sempurna, kecuali pembentukan kristal tunggal BSCCO-2223 yang dapat murni

tanpa impuritas. Hasil perhitungan fraksi volume pada sampel (Gambar.5) menunjukkan peningkatan

fraksi volume fase BSCCO-2223 bersamaan bertambahnya variasi komposisi molar Bi hingga pada

nilai 2,05 mencapai nilai maksimum 75 % lalu fraksi volume turun bersamaan meningkatnya variasi

molar Bi. Sedangkan fraksi volume fase BSCCO-2212 dan fraksi volume impuritas mengalami

penurunan bersamaan bertambahnya variasi komposisi molar Bi hingga pada nilai 2,05 lalu fraksi

volume naik bersamaan meningkatnya variasi molar Bi. Nilai parameter kisi c (Gambar.6) sempat

mengalami pengurangan nilai terendah pada variasi komposisi molar Bi 2,05 lalu meningkat nilai

panjangnya bersamaan meningkatnya variasi molar Bi. Hasil analisis refinement menggunakan

program Fullprof menunjukkan Residu Profil dan Residu Berat Profil mengalami penurunan

terhadap bersamaan bertambahnya variasi komposisi molar Bi hingga pada nilai 2,05 (Gambar. 7)

yang lalu fraksi volume naik bersamaan meningkatnya variasi molar Bi. Semakin rendah nilai residu

maka semakin banyak kesesuaian antara bentuk kurva data XRD dengan kurva hasil kalkulasi lewat

refinement.

Dari hasil analisis refinement diketahui sampel superkonduktor Bi-2223 mempunyai struktur

kristal orthorombik yang dapat diketahui dari kesesuaian data eksperimen dan data hasil kalkulasi

serta memiliki grup ruang Fmmm yang dapat dilihat pada file pcr Fullprof. Di samping itu, pada

variasi komposisi molar awal Bi 2,05 terdapat fraksi volume fase Bi-2223 terbesar dan memiliki

residu profil terkecil yaitu Rp = 20,5 dan Rwp = 18,7 yang artinya semakin banyak fraksi volume

Bi-2223 yang terbentuk sehingga meningkatkan kesesuain antara profil data XRD hasil eksperimen

dengan profil kalkulasi hasil refinement yang ditunjukkan dengan semakin berkurangnya nilai residu

Rp dan Rwp.

Simpulan, Saran, dan Rekomendasi

Kesimpulan

Dari data XRD dan hasil analisis refinement yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Bahan superkonduktor Bi-2223 mempunyai struktur kristal orthorombik dengan grup ruan

Fmmm yang dapat diketahui dari data file pcr Fullprof.

Fakt

or

relia

bili

tas

(%)

variasi molar Bi

Grafik Faktor Reliabilitas vs variasi molar Bi

Rp

Rwp

142 | Menyiapkan Guru IPA Masa Depan Menghadapi Transformasi Dunia Digital

2. Variasi komposisi molar awal Bi mempunyai nilai optimum yaitu 2,05 yang ditandai dengan

fraksi volume fase Bi-2223 maksimum yaitu 75 % dan nilai residu profil terendah yaitu Rp =

20,5 dan Rwp = 18,7.

Saran

Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui peran komposisi molar bahan-bahan

pembentuk superkonduktor selain Bismuth untuk memperoleh fase Bi-2223 murni dan memperoleh

struktur kristalnya secara detailbeberapa faktor yang berperan dalam struktur.

Rekomendasi

Doping unsur Pb sangat berperan dalam menjaga kestabilan BSCCO 2223 dalam lingkungan,

menurunkan suhu sintering senyawa BSCCO 2223, dan juga menaikan Planar Weight Disparity yang

dapat meningkatan suhu transisi. Sehingga pembuatan bahan superkonduktor BSCCO 2223

direkomendasikan perlu doping unsur Pb.

Daftar Pustaka

Daadmehr, V, and Ahangari, M. (2018) “Investigation of Structural Effects of Bi Nanoparticle Addition on

HTSC BSCCO-2223, Through The Sol-Gel Method “, Journal of Interfaces, Thin Films, and Low

dimensional Systems, 2, pp.51-55.

Hcamargo-Martinez, J.A, Espitia, D., and Baquero, R. (2014) “First Principles Study of Electronic Structure

of Bi2Sr2Ca2Cu3O10“, Revista Mexiciana de Fisica, 60, pp.39-45.

Huashan Liu, Libin Liu, Hao Yu, Yuelan Zhang, Zhanpeng Jin., (1999) ”Optimizatian of the composition for

synthesizing the high-Tc phase in Bi(Pb)SrCaCuO system”, Journal of Materials Science 34, p. 4329-

4332.

McCusker, L.B., Von Dreele, R.B., Cox, D.e., Louër, D., Scardi, P. 1999 : “Rietveld refinement guidelines”,

Journal of Applied Crystallography 32. pp 36-50.

Ming Xu, Polonka, J., Goldman, A.I, Finnemore, D.K., (1993) “Investigations of Crystalline Phase in the

Melting of Bi2Sr2Ca1Cu2Ox”, Applied Superconductivity Vol I No.I/2, pp 53-60 , Pergamon Press Ltd.

Trivijitkasem, S. (2000) “Superconducting Properties of (Bi,Pb)-Sr-Ca-Cu-O Ceramics”, Kasetsart J. (Nat.

Sci.) 34 : 159 – 170.