analisis sefadroksil

12
ANALISIS SEFADROKSIL Kelompok 4

Upload: morisa-aprilliana

Post on 24-Nov-2015

62 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

analisis sefadroksil secara kfa

TRANSCRIPT

Penetapan Kadar Sefadroxil secara Spektrofotometri Visibel menggunakan pereaksi Etil asetoasetat dan Formaldehid

ANALISIS SEFADROKSILKelompok 4

PENDAHULUANGolongan antibiotika -laktam generasi pertama dari sefalosporin. Spektrum kerjanya aktif terhadap Gram positif seperti Staphylococcus sp., Streptococcus sp. dan Pneumonia sp. Senyawa tersebut juga aktif terhadap bakteri Gram negatif seperti Escherichia coli, Neisseria gonorrhoea, Klebsiella pneumonia, Proteus mirabilis dan Haemophilus influenzaeDianjurkan pula penggunaannya untuk pengobatan radang hulu kerongkongan atau infeksi kulitMetode penentuan kadar sefadroksil:titrasi alkalimetri titrasi bebas air titrasi iodometri spektrofotometri UV High Performance Liquid Chromatography (HPLC).

Dasar dari metode spektrofotometri UV untuk penetapan kadar sefadroksil ini adalah adanya gugus fenil yang berlaku sebagai kromofor dan gugus hidroksil yang berfungsi sebagai auksokrom.Sefadroksil mempunyai kemiripan struktur kimia dengan Sefaleksin yang juga merupakan antibiotika sefalosporin generasi pertama. Perbedaannya adalah terdapatnya gugus p-OH pada cincin fenil sefadroksil

Sefaleksin dapat ditetapkan kadarnya secara spektrofotometri visibel (Patel dkk., 1992) dengan mendasarkan pada terbentuknya gugus kromofor baru yang memberikan serapan pada 400 nm dari reaksi antara gugus amina primer sefaleksin dengan hasil kondensasi 2 mol asetilaseton dan 1 mol formaldehid

Preparasi sampel sefadroksil dalam plasma

250g/ml plasma murni, plasma standar

dimasukkan ke dalam test tube 8ml

dicampurkan dengan 25l larutan standar lamivudin (10g/ml) divortex selama 5 detik

- Endapan protein ditambahkan 200l acetonitril- divortex 15 detik pada suhu ruangan -disentrifugasi pada 10,00 x g selama 15 menit

- lapisan atas disaring dengan membrane Durapore (13mm x 0,45m) dalam tube kaca-diuapkan sampai kering dengan menggunakanevaporator pada suhu 40oC dibawah uap nitrogen.

ekstrak kering direkonstitusi dengan pelarut yang sesuai

Tahap pengukuran kadar sefadroksil dengan menggunkan sprektrofotometerPembuatan larutan baku sefadroksil Pembuatan larutan pereaksi berbagai pH

Pencarian kondisi untuk penetapan kadar sefadroksil panjang gelombang maksimum pH optimum larutan pereaksivolume larutan pereaksi optimumwaktu reaksi optimum

Penentuan persamaan regresi linier dan koefisien korelasi kurva baku sefradroksil.

Penetapan kadar sefadroksil dalam sampelPengujian presisi Penentuan recovery

KESIMPULANPada pengujian kadar sefadroksil dalam plasma darah diperlukan preparasi sampel untuk menghilangkan matriks biologi yang dapat mempengaruhi akurasi hasil dan selektifitas. Teknik preparasi sampel yang paling digunakan untuk sefadroksil adalah teknik pengendapan protein dimana diperoleh hasil recovery yang tinggi.

Kadar sefadroksil dapat ditetapkan secara spektrofotometri visibel berdasarkan pada terbentuknya gugus kromofor baru berwarna kuning yang menyerap pada 367 nm dari reaksi antara sefadroksil dengan hasil kondensasi 2 mol asetilaseton dan 1 mol formaldehid.Kondisi optimal yang diperlukan untuk pembentukan kromofor baru tersebut adalah: pH larutan pereaksi 3,5; volume larutan pereaksi yang ditambahkan adalah 10,0 mL dan lama inkubasi 20 menit.

DAFTAR PUSTAKAEunice Kazue Kano, Cristina Helena dos Reis Serra, Eunice Emiko Mori Koono, Kazuo Fukuda & Valentina Porta (2012): AN EFFICIENT HPLC-UV METHOD FOR THE QUANTITATIVE OF CEFADROXIL IN HUMAN PLASMA AND ITS APPLICATION IN PHARMACOKINETIC STUDIES, Journal of Liquid Chromatography & Related Technologies, 35:13, 1871-1881Foye, W. O., 1981, Priciples of Medicinal Chemistry, 767-768, Lea and Febiger, Philadephia.Ibrahim, Slamet dan Marlia, Handout Kuliah: Analisis Senyawa Aktif dalam Matriks Biologi.Majalah Farmasi Indonesia, 19(1), 2008

Ibrahim, Slamet dan Marlia, Handout Kuliah: Analisis Senyawa Aktif dalam Matriks Biologi.Majalah Farmasi Indonesia, 19(1), 2008