analisis sosial politik pengembangan “kawasan strategis & infrastruktur selat sunda...

33
ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)” TIM FISIP UI ITB, Bandung 29 Juni 2013

Upload: camilla-pugh

Post on 03-Jan-2016

70 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)” TIM FISIP UI ITB, Bandung 29 Juni 201 3. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN

“KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT

SUNDA (KSISS)”TIM FISIP UI

ITB, Bandung 29 Juni 2013

Page 2: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

)  ANALISIS SOSIAL POLITIK

PENGEMBANGAN “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA” (KSISS)(Suatu Studi Awal)

Iwan Gardono Sujatmiko, Ganda Upaya, Ary Susilo, Iqbal Jayadi, Raditia Wahyu Supriyanto

AbstrakPengembangan Kawasan Strategis & Infrastruktur Selat Sunda (KSISS) perlu memperhatikan aspek sosial politik termasuk prasyarat dan dampak yang dapat terjadi pada komunitas di wilayah tersebut. Kesuksesan pembangunan tersebut dipengaruhi oleh pemerintah daerah yang akuntabel dan anti KKN; masyarakat yang terinklusi; pelaksana Jembatan Selat Sunda yang transparan serta pemerintah pusat yang korektif. Kesuksesan pembangunan KSISS sebagai agen perubahan sosial dapat menghasilkan bukan saja kemajuan sistem transportasi antara Sumatera dengan Jawa dan pertumbuhan ekonomi, melainkan juga transformasi sosial politik menuju “Banten Baru” dan “Lampung Baru” yang lebih demokratis, sejahtera dan adil.

2

Page 3: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

LATAR BELAKANG1. Pembangunan Jembatan Selat Sunda (KSISS) akan berdampak secara sosial dan membutuhkan analisis untuk pembuatan kebijakan yang antisipatif bagi pembangunan sosial di kawasan tersebut. Peran Pemda di kedua propinsi dan kabupaten (Lampung Selatan dan Serang) serta kondisi masyarakat di kawasan tersebut berdampak pada pra, masa dan pasca konstruksi. Demikian juga konteks national dan global dapat berdampak pada KSISS.

3

Page 4: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

2. Permasalahan:Kondisi pemerintah dan masyarakat serta pengaruh konteks nasional, regional dan global berpengaruh dalam proses pra-konstruksi, masa konstruksi serta pasca konstruksi. Pengabaian para pemangku kepentingan (“stake-holders”) dan “bangunan sosial” akan berdampak negatif pada “bangunan fisik” yakni jembatan, jalan tol, serta kawasan industri dan wisata sekitar KSISS.

4

Page 5: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

3. Pertanyaan dan Tujuan Penelitian:1. Menganalisis Kondisi Pemerintah 2. Menganalisis Peran Masyarakat 3. Menganalisis peran Pelaksana KSISS4. Menganalis konteks politik

nasional,regional dan global (Geo-Politik)5. Menghasilkan rekomendasi-skenario

pembangunan sosial di KSISS.

5

Page 6: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

4. Kerangka Teori & Model Analisis* Pembangunan KSISS dilihat dari aspek politik

dan masyarakat membutuhkan model analisis yang didasari oleh konsep dan teori yang terkait.

• Teori teori tentang peran negara (“Good Governance”), dan peran masyarakat (“Social Control”), pola pembangunan (“Inklusif”) serta politik internasional (Geo-Politik).

5. Metode Penelitian:1. Analisis Data Sekunder (Studi2 yang ada, BPS, Laporan2, Media cetak dan elektronik) 2. Wawancara Mendalam (Pakar, KSISS, dan tokoh di Banten dan Lampung)

6

Page 7: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

7

 

Page 8: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

8

PKSISSps = PDa + Mi + PKSISSti + PPk (Pembangunan KSISS dari aspek Politik dan Sosial) = (Pemerintah Daerah yang akuntabel) + (Masyarakat yang terinklusi) + (Pelaksana KSISS yang transparan dan inklusif) + (Pemerintah Pusat yang korektif).

Page 9: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

PERAN PEMDA* Secara teoretik Pemda yang fugsional adalah yang

demokratis (responsif , akuntabel, bertata kelola baik/”Good Governance”). Pemerintah seperti ini akan sangat mendukung kelancaran pembangunan KSISS pada masa pra, selama, dan pasca konstruksi.

*Temuan Data Sekunder yang didasarkan pada beragam indikator menunjukkan bahwa:

* Pemda Banten dan Lampung mempunyai tingkat Korupsi yang tinggi (Indikator Kemenpan, ICW, KPK).

* Hal ini berkorelasi dengan tingkat kemiskinan tinggi dan IPK yang rendah.

9

Page 10: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) yang dikeluarkan oleh Kemenpan. 2011

10

Lakip 2011 Propinsi Kriteria Jumlah

Jawa Tengah, Kalimantan Timur B 2 Bali, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat,Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Maluku,Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara,Sumatera Barat, Sumatera Selatan,Sumatera Utara

CC 17

Aceh, Banten, Bengkulu, Gorontalo,Jambi, Kalimantan Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Papua, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan

C 11

RataRata CC

30

 

Page 11: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

IPK dan Variabel Komponen Provinsi Lampung (Transparency International 2010)

11

Page 12: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

IPK dan Variabel Komponen Provinsi Banten

12

Page 13: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

Tingkat Kemiskinan di Lampung Menurut Kabupaten/Kota (%) tahun 2010

13

Page 14: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

TINGKAT KEMISKINAN DI LAMPUNG 2011

14

Page 15: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

TINGKAT KEMISKINAN BANTEN   2011

15

Page 16: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

TINGKAT  KEMISKINAN BANTEN    2011

16

Page 17: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

BANTEN:

1. Tingkat Akuntabilites Rendah (Ranking 21 dalam LAKIP 2011 Kemenpan).

2. Ranking Korupsi 14 dari 33 propinsi menurut ICW (Namun yang belum terbongkar dan diproses hukum masih banyak; jadi bisa mendapat rangking lebih buruk).

3. Sekitar 70 kasus korupsi masih diproses.4. IPM Rendah (5 dari 9 target tidak

tercapai).5. Serang termasuk 10 kota terkorup (KPK

2012)17

Page 18: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

LAMPUNG:1. Tingkat Akuntabilitas Rendah (ranking 27

LAKIP Kemenpan 2011)2. Termasuk 5 Propinsi integrasi terendah

(KPK, 2009) (4 yang lain: Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Sumatera Utara) .

3. Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Tengah termasuk 15 kota/Kab. Dengan skor integritas terendah.

4. Tingkat konflik di Lampung termasuk yang tertinggi (tanah, etnik).

18

Page 19: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

PERAN MASYARAKAT* Peran masyarakat yang aktif tercermin

dalam Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yakni Ormas keagamaan, Organisasi Perempuan, Media, Universitas dan LSM dapat mengkoreksi peran Pemda yang menyimpang.

* Dari data sekunder terlihat bahwa OMS di Banten dan Lampung relatif pasif dan tidak mampu melakukan koreksi pada pemda.

* Hanya sebagian kecil warga seperti mahasiswa dan tokoh publik yang masih berani melakukan kritik.

19

Page 20: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

Konteks Nasional*Perlu peraturan2 pendukung

menjelaskan hak dan kewajiban pusat, daerah dan swasta, serta masyarakat.

* Perlu sosialisasi KSISS sebagai Proyek Nasional-Kawasan Khusus

* Mengintegrasikan Sumatera dan Jawa dan meningkatkan kesenjangan dengan pulau2 lain. Perlu upaya peningkatan pembangunan diluar Jawa dan Sumatera

20

Page 21: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

KONTEKS REGIONAL-GLOBAL

* KSISS (dan Jembatan Selat Malaka) akan meningkatkan koneksitas ASEAN

* Hal ini akan lebih mengintegrasikan ASEAN dengan China (apalagi jika dibangun Terusan Kra).

* Keadaan ini dianggap kurang menguntungkan bagi AS, Eropa dan Australia.

* Rencana pangkalan AS di Cocos Island (Selatan Sumatera).

21

Page 22: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

SKENARIOSkenario pembangunan KSISS dipengaruhi oleh:1. Pemda: apakah mendukung kepentingan

publik atau elit-oligarki.2. Masyarakat: apakah mereka terinklusi atau

tereksklusi, bahkan tereksploitasi.3. Badan KSISS (Dewan Pengarah, Badan

Pelaksana, Pemrakarsa, BUKSISS: Badan Usaha Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda): sejauhmana berkomunikasi dengan masyarakat & apakah Pola KSISS inklusif.

4. Pemerintah Pusat (KPK, Kejaksaan Agung, Polri) apakah mau mengatasi KKN atau Tidak.

22

Page 23: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

SKENARIO STATUS QUO (keadaan sekarang berlanjut)

Jika Dampak ke KSISS

Pemda KKN tetap berlanjut

Hambatan, Pungli, Percaloan

Masya-rakat

Tereksklusi, Tidak mendapat manfaat

Mobilisasi-Resistensi

Pem.Pusat

Tidak Intervensi mengatasi KKN

KKN Pemda masuk ke KSISS

KSISS Informasi dan kontak minim

Resistensi dari masyarakat

KSISS akan mengalami hambatan2(protes, demo, konflik-kekerasan)

23

Page 24: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

SKENARIO ‘BEST-CASE”Jika Dampak ke

KSISSPemda KKN diatasi

dan menurunHambatan, Punglimenurun

Masya-rakat

Dilibatkan: Mendapat Manfaat

Mobilisasi-ResistensiKecil/Tidak ada

Pem.Pusat

Intervensi mengatasi KKN

Pemda “bersih” mendukung KSISS

KSISS Dialog dan Inklusif

DidukungMasyarakat

KSISS berjalan dengan baik

24

Page 25: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

SKENARIO “WORST-CASE”Jika Dampak ke

KSISSPemda KKN meningkat Hambatan, Pungli

meningkat

Masya-rakat

Dieksklusi, digusur

Mobilisasi-ResistensiKekerasan-meluas

Pem.Pusat

Tidak Intervensi Pola KKN meluas

KSISS Eksklusif & Monopoli

KSISS berpola KKN

KSISS terhambat, bisa terhenti (sementara atau

permanen)25

Page 26: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

USULAN RENCANA AKSIRencana Aksi Kemungkinan

Pemda Reformasi Birokrasi Sulit, perubahan dari dalam

Masya-rakat

Forum Kordinasi oleh CSOs

Relatif Mudah, perlu dukungan CSOs pusat

Pem.Pusat

Intervensi-Reformasi Birokrasi; Penegakan Hukum

Relatif Mudah, jika ada kemauan politik pusat

KSISS Transparansi; Forum konsultasi publik, informasi manfaat KSISS bagi masyarakat

Relatif Mudah, peran Dewan Pengarah

26

Page 27: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

• Proyek KSISS dapat menghasilkan permasalahan baru, namun sebaliknya juga dapat berdampak positif (Agen Perubahan) membangun Propinsi Banten dan Lampung menjadi lebih maju secara ekonomi maupun sosial dan politik. • *KSISS dapat membantu Transformasi Ekonomi, Sosial, Politik menuju “Banten Baru” dan “Lampung Baru” yang demokratis, sejahtera dan adil

Page 28: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

JSS/KSISS1.TRANSPORTASI: memajukan hubungan antara

Sumatera dengan Jawa (alternatif feri atau feri & KA).

2.IPTEK: “Transfer of knowledge & technology” -----------------------------------------------------------------------

----1.DEMOKRASI: Perbaikan birokrasi (“Good

Governance”) & Partisipasi Warga2.SEJAHTERA: Pertumbuhan & Pemerataan

Ekonomi 3.HARMONI: vertikal (Kelas) dan horizontal

(SARAG)4.ADIL: Inklusi Sosial-akses-mobilitas vertikal intra

& antar generasi (Keterbukaan Stratifikasi Sosial)28

Page 29: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

HUBUNGAN ANTAR  KOMUNITAS LAMPUNG-BANTEN

1.“Penegakan Hukum yang tegas dan adil” sehingga mampu mencegah konflik, bukan yang melakukan pembiaran.

2.“Budaya Multikultur”: warga akan saling toleransi, menghargai dan gotong royong (tolong menolong) yang disosialisasikan dalam keluarga, sekolah, media, tempat kerja dan tempat umum.

3.“Pemimpin yang responsif dan berusaha selalu melaksankan aspirasi warga; bukan kepentingan pribadi.

4.“Parpol dan Ormas partisipatif”: yang dapat menjadi jembatan dan wadah dari pihak2 yang berkonflik.

5.“Kebijakan yang populis” sehingga dapat meningkatkan golongan yang berada di lapisan bawah.

29

Page 30: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

BAGAN HUBUNGAN ANTAR KOMUNITAS

30

Page 31: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

31

Secara ringkas pola Hubungan antar Golongan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Pembahasan diatas merujuk pada model analisis sebagai berikut: HAG = PHat+ Bmk + Pr + POp + + Kp (Hubungan Antar Golongan) = + (Penegakan Hukum yang adil dan tegas) + (Budaya multi kultur) + (Pemimpin yang responsif) + (Parpol dan Ormas yang partisipatif) + (Kebijakan yang populis).

Page 32: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

32

Skenario (Best-Case) Dampak Hubungan Antar Kelompok Faktor-Faktor Program Aksi Kebijakan

I.”Penegakan Hukum yang Adil dan Tegas”

1. Polri

2. Satpol PP

3. Pengadilan

1. Aktif melakukan sosialisasi keamanan, termasuk sanksi hukum yang spesifik (misalnya, tawuran dapat dipidana maksimal ...tahun).

2. Melakukan sanksi internal yang tegas bagi aparat yang lalai atau membiarkan konflik.

1.Peraturan untuk mendukung Forum Multikultur.

II.”Budaya multi Kultur”:

1.Sosialisasi Keluarga

2. Media

3. Sekolah

4. Tempat kerja

5. Tempat umum

Jika giat dan dilakukan secara terencana dan terukur.

1.Misalnya ada pedoman dan pelatihan bagi keluarga.

2. Media cetak dan elektronik mempunyai program multikultur yang rutin ditayangkan dan mencegah program yang etnosentris.

3. Sekolah menerapkan kurikulum yang multi kultur, mencegah fanatisme kelompok yang didasarkan etnik dan agama.

4. Tempat kerja mencegah diskriminasi bagi pegawai berdasarkan agama, etnik atau jender.

5. Terdapat iklan Publik ditempat umum (terminal, pasar, mall) yang mendukung budaya dan perilaku multikultur.

1. Buku/Buklet Pedoman Sosialisasi Multi kultur

2.Peraturan Media: Renstra dan Ren Tahunan Program Multikultur.

3.Perarturan berisi Pedoman dari Kantor Diknas.

4.Peraturan Tempat Kerja

5.Peraturan Pemda Kampanye Multikultur.

 

Page 33: ANALISIS SOSIAL POLITIK PENGEMBANGAN  “KAWASAN STRATEGIS & INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA (KSISS)”

33

III.“Pemimpin yang responsif”

1. Pemda

2. Ormas

1. Terdapat forum antar pemimpin kelompok (etnik, agama)

2. Terdapat skenario antar pemimpin untuk menghasilkan kondisi harmonis dan mencegah konflik yang selalu dikembangkan.

1. Dukungan Pemda bagi Forum Antar Agama dan Etnik

IV. “Parpol dan Ormas partisipatif ”

1.Parpol 2. Ormas

1. Kerjasama antar pimpinan organisasi (Parpol dan Ormas) yang berada di kedua kabupaten (Serang dan Lampung Selatan) maupun kedua propinsi (Banten dan Lampung).

2. Terdapat unit Kerjasama dan Pencegahan Konflik yang melakukan Monev mengenai Keadaan hubungan antar komunitas, termasuk adanya negosiator (ahli negosiasi/perunding) mencegah atau mengurangi konflik..

3. Adanya sanksi internal organisasi terhadap anggota mereka yang melakukan tindakan yang mengarah ke konflik.

4. Anggota DPD/DPR/DPRD I/DPRD II harus selalu melakukan Monev bagi warga di Dapilnya untuk mencegah konflik.

1. MOU Kerjasama antar Parpol dan Ormas.

2.Pencantuman Unit Pencegah Konflik dan Monev dalam AD/ART.

3.Peraturan Parpol untuk Kewajiban Kunjungan Rutin bagi Anggota DPRDI dan II ke Dapil Masing2.

V.“Kebijakan yang Populis”:

1. Pemda

2. BPJSS

3. Perusahaan (CSR)

1. Perlu program peningkatan dan pengadaan lapangankerja bagi pemuda dan remaja. Seringkali mereka yang terlibat konflik adalah pemuda dan remaja yang menganggur dan dalam keadaan ekonomi sulit.

2. Keberadaan pemuda dan remaja yang membutuhkan pekerjaan dapat diadat dari RT/RW dan menjadi perhatian dari Pemda maupun Parpol dan Ormas.

3. Program Rumah murah bagi warga dan Asrama buruh; serta fasilitas pemukiman, pendidikan, kesehatan dan pasar.

1. Peraturan Daerah untuk Perluasasn Lapangan Kerja dan Bantuan Sosial agar lebih transparan.

2. Program Pemerintah atau CSR bagi warga dan buruh di kawasan Industri.