analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

194
i ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA NOVEL BOYS BEYOND THE LIGHT KARYA ASTRID TITO & T. AKBAR MAULANA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nurul Hikmah NIM 132110115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2017

Upload: others

Post on 11-Sep-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

i

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA

NOVEL BOYS BEYOND THE LIGHT

KARYA ASTRID TITO & T. AKBAR MAULANA

DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA

DI SMA

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nurul Hikmah

NIM 132110115

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2017

Page 2: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

ii

Page 3: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

iii

Page 4: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

nama : Nurul Hikmah

NIM : 132110115

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

sendiri, bukan plagiat dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat,

saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh

Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo, 10 Agustus 2017

Yang membuat pernyataan,

Nurul Hikmah

Page 5: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling

taqwa di antara kalian” (Q.S. Al-Hujarat: 13).

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain” (Q.S. Alam Nasyrah Ayat: 6-7).

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan doa,

pengorbanan, cinta dan kasih sayang selama ini dengan

tulus.

2. Hadiah untuk adikku Dela Anita Hikmah yang selalu

memberi kebahagiaan di rumah.

3. Sahabat-sahabatku yang tidak dapat saya sebutkan satu

per satu yang selalu memberiku semangat dan teman

seangkatan 2013.

Page 6: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

vi

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur bagi Allah Swt. yang telah memberikan

petunjuk, kemudahan, dan pertolongan pada penulis untuk dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Analisis Sosiologi Sastra novel Boys Beyond The Light

karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajarannya di SMA”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan

kesempatan penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah

Purworejo.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purworejo, yang telah merekomendasikan usulan penelitian ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

4. Prof. Dr. H. Sukirno, M.Pd. selaku dosen Pembimbing I dan Nurul Setyorini,

M.Pd. selaku dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu,

membimbing, memotivasi serta mengarahkan dengan penuh kesabaran sampai

terselesaikannya skripsi ini.

Page 7: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

vii

5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan ilmu kepada

penulis.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah Swt. meninggikan hal-hal yang baik dalam penyusunan

skripsi ini serta mengampuni hal-hal yang tidak baik dalam penyusunan skripsi

ini. Semoga Allah Swt. melimpahkan manfaat dan barokah dari semua hal yang

telah dibaca dalam skripsi ini.

Purworejo, 10 Agustus 2017

Penulis,

Nurul Hikmah

Page 8: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

viii

ABSTRAK

Hikmah, Nurul. 2017. “Analisis Sosiologi Sastra Novel Boys Beyond The Light

Karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajarannya di SMA”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah

Purworejo.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan (1) unsur-unsur intrinsik; (2)

aspek sosiologi sastra; dan (3) rencana pelaksanaan pembelajaran novel Boys

Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana di SMA.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber penelitian

ini adalah novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana.

Objek penelitian ini adalah aspek sosiologi sastra novel Boys Beyond The Light

karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana. Fokus penelitian berupa unsur-unsur

intrinsik, aspek-aspek sosiologi dalam novel Boys Beyond The Light karya Astrid

Tito & T. Akbar Maulana, dan rencana pelaksanaan pembelajarannya di SMA.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka. Instrumen penelitinnya

adalah penulis sendiri sebagai peneliti, kartu pencatat data, dan alat tulis. Teknik

analisis data ini menggunakan teknik content analysis atau teknik analisis isi.

Teknik penyajian hasil analisis data disajikan dengan teknik informal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel Boys Beyond The Light karya

Astrid Tito & T. Akbar Maulana bertema pencarian jati diri. Jalan ceritanya

menggunakan alur campuran. Tokoh utama meliputi: (a) Bagas, (b) Galih, (c)

Abay, dan (d) Teguh. Tokoh tambahan meliputi: (a) Papa, (b) Mama, (c) Mbok

Nah, (d) Ayah, (e) Mamak, (f) Pak Ahmed, (g) Puteh, (h) Gebi, (i) Abu Jalud, (j)

Umu Fitri, (k) Karli, (l) Okasan, (m) Pak Hamzah, dan (n) Mr. abu Salman. Latar

meliputi: (a) tempat, (b) suasana, dan (c) waktu. Sudut pandang novel tersebut

menggunakan sudut pandang orang ketiga. Aspek-aspek sosiologi sastra dalam

novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana meliputi (a)

kekerabatan antara tokoh Bagas dengan Galih, dan Abay dengan orangtuanya;(b)

ekonomi keluarga Bagas yang kaya dan keluarga Abay yang sederhana;(c)

pendidikan Bagas seorang pelajar yang pandai, sedangkan Teguh dan Abay

merupakan pelajar pandai yang mendapat beasiswa sekolah di luar negeri;(d) cinta

kasih ibu kepada anaknya dan cinta kasih lawan jenis;(e) keagamaan terhadap

Allah Swt ketika Abay beribadah dan bersyukur. Pembelajaran novel Boys

Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana di SMA menggunakan

model think pair share (TPS) dengan langkah meliputi: (a) think berpikir dengan

materi yang disajikan; (b) pair, siswa berpasangan dan berdiskusi tentang materi

yang disajikan; (c) share menyampaikan hasil diskusi kelompoknya mengenai

bahan ajar yang dipelajari.

Kata kunci: unsur intrinsik, sosiologi sastra, novel boys beyond the light.

Page 9: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... v

PRAKATA ....................................................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6

C. Batasan Masalah ....................................................................... 7

D. Rumusan Masalah .................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................... 8

G. Penegasan Istilah ...................................................................... 9

H. Sistematika Skripsi .................................................................. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 12

B. Kajian Teoretis ......................................................................... 15

BAB III METODE PENELITIAN

A. Sumber Penelitian ..................................................................... 39

B. Objek Penelitian ....................................................................... 39

C. Fokus Penelitian ....................................................................... 40

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 40

E. Instrumen Penelitian ................................................................. 41

F. Teknik Analisis Data ................................................................ 42

G. Teknik Penyajian Hasil Analisis .............................................. 43

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN DATA

A. Penyajian Data .......................................................................... 44

B. Pembahasan Data ...................................................................... 52

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................... 127

B. Saran ........................................................................................ 129

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 131

LAMPIRAN

Page 10: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kartu Pencatat Data .............................................................. 41

Tabel 2 : Kartu Pencatat Data .............................................................. 42

Tabel 4.1 : Data Tema Mayor dan Tema Minor novel Boys Beyond

The Light karya Astrid Tito & T Akbar Maulana ................ 45

Tabel 4.2 : Data Tokoh Novel Boys Beyond The Light karya Astrid

Tito & T Akbar Maulana ...................................................... 46

Tabel 4.3 : Alur dalan novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito

& T Akbar Maulana ............................................................. 47

Tabel 4.4 : Data Latar (setting) Novel Boys Beyond The Light karya

Astrid Tito & T Akbar Maulana........................................... 48

Tabel 4.5 : Data Amanat Novel Boys Beyond The Light karya Astrid

Tito & T Akbar Maulana...................................................... 49

Tabel 4.6 : Data Amanat Novel Boys Beyond The Light karya Astrid

Tito & T Akbar Maulana...................................................... 49

Tabel 4.7 : Data Aspek Sosiologi Sastra Novel Boys Beyond The Light

karya Astrid Tito & T Akbar Maulana ................................. 50

Tabel 4.8 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Boys Beyond

The LightKarya Astrid Tito & T Akbar Maulanadi Kelas

XII SMA............................................................................... 51

Page 11: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Sampul Novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T.

Akbar Maulana

Lampiran 2 : Sinopsis Novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T.

Akbar Maulana

Lampiran 3 : Biografi Pengarang

Lampiran 4 : Kartu Pencatat Data

Lampiran 5 : Silabus Pembelajaran

Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 7 : Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran 8 : Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing

Page 12: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang berisikan tentang

kehidupan manusia untuk memberikan gambaran kehidupan individu dengan

segala aspek kehidupannya di dalam masyarakat, karena sastra dapat

mempengaruhi kehidupan masyarakat. Di dalam kehidupan secara individu,

masing-masing individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda antar

individu yang satu dengan individu yang lainnya. Oleh karena itu, diharapkan

karya sastra tidak hanya sebagai bahan bacaan saja atau hanya sebuah hiburan

tetapi harus mengandung nilai pendidikan, nilai sosial, dan nilai budaya.

Setyorini (2014: 83) suatu karya sastra merupakan sebuah karya yang

pada hakikatnya dibuat dengan mengedepankan aspek keindahan di samping

keefektifan penyampaian pesan. Keindahan dalam karya sastra dapat

diwujudkan melalui media bahasa. Media bahasa merupakan sarana yang

digunakan pengarang untuk menyampaikan buah pikiran dan imajinasinya

dalam proses penciptaan karya sastra.

Karya sastra lahir karena adanya keinginan dari pengarang untuk

mengungkapkan eksistensinya sebagai manusia yang memiliki ide, gagasan,

dan kreativitas yang dimiliki. Sukirno (2013: 3), menjelaskan kreatifitas

Page 13: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

2

berarti kemampuan untuk mencipta. Lebih lanjut, diterangkan bahwa menulis

kreatif adalah aktifitas menuang gagasan secara tertulis atau melahirkan daya

cipta berdasarkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan

dalam teks.

Karya sastra tercipta karena adanya pengalaman batin pengarang

berupa peristiwa atau problem dunia yang menarik sehingga muncul gagasan

imajinasi yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan karya sastra akan

menyumbangkan tata nilai figur dan tatanan tuntutan masyarakat, hal ini

merupakan ikatan timbal balik antara karya sastra dengan masyarakat,

walaupun karya sastra tersebut berupa fiksi, tetapi pada kenyataannya, sastra

juga mampu memberikan manfaat yang berupa nilai-nilai sosial bagi

pembacanya.

Sastra selalu menampilkan gambaran hidup dan kehidupan itu

sendiri, yang merupakan kenyataan sosial. Dalam hal ini, kehidupan tersebut

akan mencakup hubungan antar masyarakat dengan orang seorang,

antarmanusia, manusia dengan Tuhan-Nya, dan antar peristiwa yang terjadi

dalam batin seseorang. Nurgiyantoro (2013: 14), mengatakan bahwa

membaca sebuah novel untuk sebagian (besar) orang hanya ingin menikmati

cerita yang disuguhkan. Mereka hanya akan mendapatkan kesan secara umum

dan samar tentang plot dan bagian cerita tertentu yang menarik. Membaca

novel yang terlalu panjang yang baru dapat diselesaikan setelah berkali-

berkali baca, dan setiap kali baca hanya selesai beberapa episode, akan

Page 14: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

3

memaksa kita untuk senantiasa mengingat kembali cerita yang telah dibaca

sebelumnya.

Novel merupakan salah satu bentuk mengunggkapkan kepribadian

tokoh di dalam sebuah karya sastra yang dihasilkan pengarang melalui cerita

yang disajikan, sehingga menarik perhatian pembaca untuk mengetahui

gambaran-gambaran tokoh dalam setiap kepribadian yang dimiliki. Sastra

mampu membentuk watak-watak pribadi secara personal, dan akhirnya dapat

pula secara sosial. Sastra mampu berfungsi sebagai penyadar manusia akan

kehadirannya yang bermakna bagi kehidupan, bagi sang pencipta maupun

dihadapan sesama manusia.

Nasution (2016: 16), sosiologi sastra adalah menghubungkan

pengalaman tokoh-tokoh khayalan dan situasi cipta pengarang itu dengan

keadaan sejarah yang merupakan asal-usulnya. Pendekatan sosiologiyang

dilakukan saat ini, hanya menaruh perhatian besar terhadap aspek

dokumentasi sastra, hal ini berdasarkan bahwa sastra merupakan cerminan

kehidupan yang kaitannya dengan hubungan seseorang di dalam masyarakat.

Faruk (2016: 1), mendefinisikan sosiologi sebagai studi yang ilmiah

dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat, studi mengenai lembaga-

lembaga dan proses-prosessosial. Selanjutnya dikatakan, bahwa sosiologi

berusaha menjawab pertanyaan mengenai bagaimana masyarakat

dimungkinkan, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa masyarakat bertahan

hidup. Melalui penelitian yang ketat mengenai lembaga-lembaga sosial,

agama, ekonomi, politik, dan keluarga, yang secara bersama-sama

Page 15: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

4

membentuk apa yang disebut struktur sosial, sosiologi dikatakan memperoleh

gambaran mengenai mekanisme sosialisasi, proses belajar secara kultural,

yang dengannya individu-individu dialokasikan pada dan menerima peranan-

peranan tertentu dalam struktur sosial itu.

Salah satu novel sastra yang membahas tentang masyarakat adalah

novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana. Novel

tersebut karena di dalamnya terdapat konflik-konflik sosial dan aspek-aspek

sosial. Dalam novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar

Maulana juga terdapat unsur intrinsik yang menarik untuk di analisis. Unsur

intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung membangun

cerita. Kepaduan antarberbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah

novel. Unsur yang dimaksud misalnya, peristiwa, cerita, plot, penokohan,

tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-

lain.

Ada beberapa pendapat yang membuktikan bahwa novel Boys Beyond

The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana layak dianalisis dengan

kajian sosiologi sastra dan layak sebagai bahan pembelajaran satra khususnya

novel di SMA kelas XII. Menurut Brigadir Jenderal TNI (Mar) Yuniar Ludfi

selain sebagai novel, Boys Beyond The Light yang mengedepankan kisah

cinta anak manusia, juga menceritakan kisah empat anak muda yang sedang

mencari jati diri dan eksistensi kehidupan mereka di dunia yang paradoks ini.

Di satu titik, sadar atau tidak mereka merupakan anak-anak cerdas yang

dimanipulasi informasi dan propaganda di media mengenai apa yang disebut

Page 16: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

5

„perjuangan‟. Karena jauh dari orangtua, penentuan sikap tanpa bimbingan

membawa mereka ke jalan terjal menuju jurang. Ada yang menyadari hal

tersebut salah, namun ada yang tidak.

Novel yang diangkat dari kisah nyata ini memberikan gambaran

kepada para pembaca bahwa gerakan radikal terorisme bukan hanya

menyasar fisik, misalnya melakukan pemboman atau aksi bersenjata, tetapi

juga pola pikir masyarakat terutama para pemuda, melalui berbagai cara,

seperti pembayaran kebencian melalui cyberspace atau penyebaran agitasi

melalui sosial media maupun buku. Semoga ke depannya tidak ada lagi

pemuda/pemudi yang dengan mudahnya dipengaruhi propaganda dari

kelompok teror sehingga berniat masuk ke dalam kelompok tersebut. Semoga

ke depannya para orangtua dan guru dapat memberikan bimbingan kepada

anak-anak untuk tidak mudah terpengaruh hasutan tersebut. Kepada para

pemuda tersebutlah kita akan mewariskan bangsa dan negara ini, dan juga

Islam yang rahmatun lil’ alamin”.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji novel

Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana dengan

sosiologi sastra dan pembelajarannya di SMA karena novel tersebut

mempunyai daya pikat yang luar biasa untuk diketahui terutama dalam segi

kehidupan sosialnya. Novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T.

Akbar Maulana cocok diterapkan dalam materi pembelajaran di SMA karena

banyak petuah yang bisa diambil dalam novel ini terutama kehidupan sosial

remaja saat ini.

Page 17: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

6

Pembelajaran sastra adalah suatu rangkaian pembelajaran yang

melibatkan komponen-komponen di dalamnya yang saling berkaitan untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Pengajaran sastra dapat dikatakan sebagai

wahana untuk belajar menemukan nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra

yang dibelajarkan (Ismawanti, 2013: 3).

Oleh karena itu, dapat ditegaskan pengajaran sastra yang dilakukan

dengan benar dapat mengembangkan kecakapan tersebut lebih dari mata

pelajaran yang lain. Berdasarkan hal tersebut, sastra mempunyai kedudukan

yang cukup tinggi dalam dunia pendidikan. Dengan belajar sastra siswa dapat

berimajinasi sesuai dengan dunianya sehingga dapat mengangkat kreatifitas

siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disimpulkan, dapat diidentifikasi

beberapa masalah, antara lain;

1. novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana

memuat unsur intrinsik yang menarik;

2. novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana

terdapat persoalan-persoalan sosial yang dapat dipecahkan melalui

pembelajaran sastra di SMA;

3. novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana

mengandung banyak aspek-aspek sosial yang dapat diajarkan melalui

pembelajaran sastra di SMA;

Page 18: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

7

4. novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana dapat

dijadikan sebagai bahan rencana pelaksanaan pembelajarannya di SMA.

C. Batasan Masalah

Untuk mencegah adanya kekaburan masalah dan mengarahkan

penelitian ini agar lebih intensif serta efisien dengan tujuan yang ingin

dicapai, diperlukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah penelitian ini

adalah analisis sosiologi sastra novel Boys Beyond The Light karya Astrid

Tito & T. Akbar Maulana dan rencana pelaksanaan pembelajarannya di SMA.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Boys Beyond The

Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana?

2. Bagaimanakah aspek-aspek sosial pada novel Boys Beyond The Light

karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana?

3. Bagaimanakah rencana pelaksanaan pembelajaran novel Boys Beyond The

Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana di SMA?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah

untuk:

1. mendeskripsikan unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Boys Beyond

The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana.

Page 19: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

8

2. mendeskripsikan aspek-aspek sosial pada novel Boys Beyond The Light

karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana.

3. mendeskripsikan rencana pelaksanaan pembelajaran novel Boys Beyond

The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana di SMA.

F. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini ada dua macam, yaitu secara teoretis dan

secara praktis.

1. Secara teoretis

Secara teoretis, penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

a. memberi gambaran yang jelas tentang sosiologi sastra yang terdapat

dalam novel.

b. mengembangkan penelitian tentang sosiologi sastra dalam sebuah

novel.

c. hasil penelitian dapat dijadikan bahan kajian serta wawasan kepada

pembaca tentang aspek-aspek sosial yang terdapat dalam novel Boys

Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana.

2. Secara praktis

Secara praktis, penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut.

a. Bagi Peserta Didik

Bagi peserta didik, penilaian ini diharapkan memudahkan

peserta didik dalam memahami unsur intrinsik dan aspekn nilai sosial

serta dapat dengan mudah mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 20: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

9

b. Bagi Guru

Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

referensi serta salah satu alternatif guru untuk mengatasi kesulitan

pembelajaran sastra novel yang lebih efektif dan bervariatif sesuai

dengan pendidikan berkarakter tentang aspek/ nilai sosial pada peserta

didik.

c. Bagi Peneliti Berikutnya

Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini diharapkan dapat

menjadi acuan dalam mengembangkan penelitian berikutnya.

G. Penegasan Istilah

Peneliti akan menjelaskan berbagai istilah untuk menghindari

kesalahpahaman yang digunakan dalam penulisan judul penelitian. Judul

penelitian ini adalah “ Analisis Sosiologi Sastra Novel Boys Beyond The

Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajarannya di SMA”.

1. Analisis

Tim Redaksi KBBI (2013: 58) menjelaskan bahwa analisis berarti

penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya.

2. Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang bersifat

reflektif. Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat

sastra sebagai cermin kehidupan masyarakat. Karenanya, asumsi dasar

Page 21: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

10

penelitian sosiologi sastra adalah kelahiran sastra tidak dalam kekosongan

sosial. Kehidupan sosial akan menjadi picu lahirnya karya sastra. Karya

sastra yang berhasil atau sukses yaitu yang mampu merefleksikan

zamannya (Endraswara 2013: 77).

3. Novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana

Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian

cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sifat perilaku (Tim Redaksi KBBI, 2013: 969).

Novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana

diterbitkan PT. Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2016 dengan jumlah

halaman 212 halaman, dan novel ini penulis gunakan sebagai sumber dan

objek penelitian.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksana pembelajaran adalah rencana atau langkah-

langkah pelaksanaan pembelajaran sesuai materi mata pelajaran. Materi

mata pelajaran yang diajarkan dengan acuan silabus kurikulum 2013 dan

rencana pelaksana pembelajaran.

Dari pengertian istilah-istilah di atas, disimpulkan bahwa maksud

judul dalam skripsi ini adalah aspek sosiologi sastra yang terdapat dalam

novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana dan

rencana pelaksanaan pembelajarannya di SMA.

Page 22: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

11

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Penelitian ini supaya lengkap dan sistematis perlu adanya sistematika

penulisan. Sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut :

Pada bagian awal penulis menyajikan judul skripsi, persetujuan

pembimbing, pengesahan, moto dan persembahan, prakata, daftar isi, daftar

lampiran, dan abstrak.

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini dibahas latar belakang, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika skripsi.

Bab II Tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Pada bab ini dibahas

tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan pustaka terdiri dari beberapa

buku dan penelitian terdahulu yang relevan.

Bab III Metode penelitian. Pada bab ini dibahas sumber penelitian,

objek penelitian, fokus penelitian, Sumber data, teknik pengumpulan data,

instrumen penelitian, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis.

Bab IV Pada bab ini penyajian dan pembahasan data penelitian.

Penyajian dan analisis data yang difokuskan pada aspek sosiologi sastra pada

novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana.

Bab V Penutup, berisi simpulan dan saran. Untuk halaman

selanjutnya, disertakan daftar pustaka, dan lampiran. Lampiran berisi sinopsis

dari novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana.

Page 23: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

Bab ini memaparkan tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan

pustaka berisi kajian beberapa buku dan paparan penelitian terdahulu yang relevan

dengan penelitian ini dan kajian teoretis berisi paparan teoretis yang menjadi

acuan penelitian.

A. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini disajikan tinjauan pustaka yang berisi beberapa

buku dan paparan penelitian terdahulu yang relevan sebagai referensi

penelitian ini.

1. Kajian Beberapa Buku

Beberapa buku yang dijadikan referensi pembelajaran sastra adalah

buku yang berjudul Paradigma Sosiologi Sastra (Ratna, 2013). Buku

tersebut memuat pengertian sosiologi sastra, sejarah sosiologi sastra,

sosiologi sastra Indonesia, kaitan sosiologi sastra dengan psikologi dan

teori-teori sosiologi sastra. Selain itu, digunakan juga buku Pengantar

Sosialogi Sastra (Faruk, 2016). Buku tersebut berisi tentang sosiologi dan

cara pandang, teori tentang masyarakat, karya sastra, dan sosiologi sastra

Indonesia.

Beberapa buku yang menjadi acuan tentang karya sastra sebagai

objek penelitian berjudul Pengkajian Prosa Fiksi (Ginanjar, 2012). Buku

tersebut membahas mengenai karya sastra, pengkajian prosa, dan sosiologi

Page 24: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

13

sastra. Selain itu, dalam buku berjudul Teori Pengkajian Fiksi (Nurgiyantoro,

2013) dapat digunakan sebagai pedoman karena memuat hakikat fiksi, unsur

fiksi, dan kajian fiksi. Buku yang dijadikan referensi pembelajaran sastra

adalah Model-model Pengajaran dan Pembelajaran (Huda, 2013). Buku

tersebut berisi tentang model-model pengajaran dan pembelajaran.

2. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian terhadap kajian sosiologi sastra pernah dilakukan peneliti

terdahulu. Berikut ini merupakan beberapa penelitian yang relevan dengan

penelitian ini yaitu Kustantyani (2012), I Wayan Mika (2013), dan

Nasution (2016).

Kustantyani (2012) dalam penelitiannya berjudul “Analisis

Sosiologi Sastra Novel Bidadari Berkalam Ilahi Karya Wahyu Sujani dan

Pembelajarannya di Kelas XI SMA” menyimpulkan bahwa dengan

pendekatan sosiologi sastra siswa mampu menentukan nilai sosial pada

novel Bidadari Berkalam Ilahi karya Wahyu Sujani, seperti aspek-aspek

sosial yang meliputi aspek kekerabatan, perekonomian, cinta kasih,

moralitas, dan pendidikan. Hubungan aspek-aspek sosial yang meliputi,

hubungan kekerabatan dengan perekonomian, hubungan kekerabatan

dengan kepercayaan, hubungan kekerabatan dengan pendidikan, hubungan

kekerabatan dengan cinta kasih. Selain itu, skenario pembelajaran metode

PAIKEM yang digunakan Kustantyani (2012) dapat mengembangkan dan

meningkatkan prestasi siswa kelas XI SMA. Sehingga siswa lebih

Page 25: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

14

memahami materi tentang nilai-nilai sosial yang terkandung dalam novel

Bidadari Berkalam Ilahi karya Wahyu Sujani.

Penelitian yang dilakukan oleh Kustantyani mempunyai persamaan

dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya kedua penelitian ini

membahas aspek-aspek sosial. Perbedaannya terletak pada metode

pembelajaran yang digunakan oleh Kustantyani adalah metode PAIKEM

sedangkan penulis menggunakan model think-pair share.

I Wayan Mika (2013) menulis skripsi berjudul “ Analisis Sosiologi

Sastra Novel Dr. Ratini Karya Nyoman Manda”. Permasalahan yang

disajikan dalam penelitian ini antara lain mendeskripsikan aspek-aspek

sosial, dalam novel Dr. Ratini Karya Nyoman Manda. Aspek-aspek

tersebut meliputi aspek agama, aspek magis, aspek percintaan, dan aspek

teknologi.

Penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Mika mempunyai

persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Persamaan kedua penelitian ini membahas aspek-aspek sosial.

Perbedaannya terletak pada aspek-aspek yang dianalisis. I Wayan Mika

menganalisis aspek agama dan aspek percintaan. Sedangkan peneliti

menganalisis aspek kekerabatan, cinta kasih, ekonomi, keagamaan, dan

pendidikan.

Nasution (2016) dalam penelitiannya berjudul “ kajian sosiologi

sastra novel Dua Ibu karya Arswendo Atmowiloto”. Novel tersebut dikaji

dengan pendekatan sosiologi sastra. Berdasarkan pendekatan tersebut,

Page 26: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

15

ditemukan bahwa: (1) pandangan dunia pengarang; (2) latar belakang sosial

budaya yang mencakup pendidikan, pekerjaan, bahasa, tempat tinggal, adat

kebiasaan, dan agama; (3) pandangan pengarang terhadap tokoh wanita;

serta (4) karakter tokoh dan hubungan antar tokoh. Kehidupan sosial yang

digambarkan pengarang didominasi oleh adat budaya jawa yaitu Solo.

Penelitian yang dilakukan oleh Nasution mempunyai persamaan

dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Persamaan

kedua penelitian ini membahas sosiologi sastra. Perbedaanya terletak pada

aspek sosiologi sastra yang dianalisis.

Dari ketiga penelitian di atas, dapat dipahami bahwa penelitian ini

bukanlah penelitian yang baru, tetapi merupakan penelitian lanjutan dari

penelitian-penelitian terdahulu sehingga diharapkan dapat melengkapi dan

mendukung penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya.

B. Kajian Teoretis

Kajian teoretis merupakan penjabaran kerangka teoretis yang memuat

materi untuk dijadikan sebagai acuan pokok dalam membahas masalah yang

diteliti. Dalam kajian teoretis ini dibahas mengenai pengertian novel, unsur

intrinsik novel, pengertian sosiologi sastra, aspek-aspek sosiologi sastra,

pembelajaran satra di SMA, tujuan pembelajaran sastra di SMA, fungsi

pembelajaran sastra di SMA, pemilihan bahan pembelajaran sastra, dan

rencana pelaksanaan pembelajaran di SMA.

Page 27: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

16

1. Pengertian Novel

Novel merupakan salah satu bentuk mengunggkapkan kepribadian

tokoh di dalam sebuah karya sastra yang dihasilkan pengarang melalui

cerita yang disajikan, sehingga menarik perhatian pembaca untuk

mengetahui gambaran-gambaran tokoh dalam setiap kepribadian yang

dimiliki. Sastra mampu membentuk watak-watak pribadi secara personal,

dan akhirnya dapat pula secara sosial. Sastra mampu berfungsi sebagai

penyadar manusia akan kehadirannya yang bermakna bagi kehidupan, bagi

sang pencipta maupun dihadapan sesama manusia.

2. Unsur Intrinsik

Nurgiantoro (2013: 30) menyatakan unsur intrinsik (intrinsic)

adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. adalah unsur-

unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang

secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur

intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut

serta membangun cerita. Berdasarkan pendapat Nurgiyantoro di atas, dapat

disimpulkan bahwa unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun

suatu hasil karya sastra dari dalam. Unsur intrinsik juga dapat dijadikan

sebagai landasan awal dalam mempelajari hasil karya sastra, salah satunya

novel.

a. Tema

Tema adalah masalah hakiki manusia, seperti cinta kasih,

ketakutan, kebahagiaan, kesengsaraan, keterbatasan dan sebagainya

Page 28: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

17

(Ginanjar 2012: 10). Masalah hakiki manusia tersebut berasal dari rasa

kejiwaan manusia secara pribadi maupun sebagai manifestasi interaksi

dengan manusia lain. Oleh karena itu, gagasan utama dari suatu novel

biasanya berisi pandangan tertentu atau perasaan tertentu mengenai

kehidupan.

Menurut (Sukirno 2013: 90) tema adalah makna cerita, gagasan

sentral, atau dasar cerita yang hendak diperjuangkan dalam cerita. Tema

berfungsi melayani perhatian total sang pengarang terhadap pengalaman

dan hubungannya dengan lingkungan yang dihadapi. Tema memiliki

beberapa jenis, yaittu: tema jasmani, tema moral, tema sosial, tema

egoik, dan tema ketuhanan. Tema jasmaniah berfokus pada penonjolan

fisik. Tema moral mencakup hal-hal yang berhubungan dengan moral

manusia dan hubungan antarmanusia. Tema sosial meliputi hal-hal di

luar masalah pribadi, seperti masalah politik, pendidikan, dan

lingkungan. Tema egoik merupakan tema yang menyangkut reaksi-

reaksi pribadi yang pada umumnya menentang pengaruh sosial. Tema

ketuhanan merupakan tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi

manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Selain kelima tema itu, ada

tradisional yaitu tema yang menempatkan kebenaran selalu

mengalahkan kejahatan dan tema modern yaitu tema yang menempatkan

kejahatan memenangkan kebenaran.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tema

adalah makna cerita yang hendak diperjuangkan dalam cerita yang

Page 29: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

18

didalamnya tentang masalah hakiki manusia. Tema pada novel Boys

Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulan dalam

penelitian ini, dikatakan indah karena novel tersebut membahas masalah

sosial dan pencarian jati diri anak muda di Indonesia.

b. Tokoh dan penokohan

Tokoh dan penokohan merupakan salah satu unsur penting

dalam prosa. Istilah tokoh digunakan untuk menunjuk pada orangnya

atau pelaku cerita. Istilah penokohan untuk melukiskan gambaran yang

jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. (Ginanjar

2012: 15) mengungkapkan bahwa novel-novel Indonesia adalah novel

tokohan, yakni segala persoalan berasal, berpijak, dan berujung pada

sang tokoh.

Nurgiyantoro (2013: 258-278) membedakan beberapa tokoh,

yaitu tokoh utama dan tokoh tambaha, tokoh protagonis dan tokoh

antagonis, tokoh sederhana dan tokoh bulat, tokoh statis dan tokoh

berkembang.

1) Tokoh utama dan tokoh tambahan

Tokoh utama adalah tokoh yang paling sering muncul dalam

cerita. Tokoh utama paling banyak berperan dan selalu

berhubungan dengan tokoh-tokoh lain dalam cerita tersebut.

Sebaliknya, tokoh tambahan adalah tokoh yang peranannya lebih

sedikit dibandingkan dengan tokoh utama, dan kehadirannya jika

Page 30: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

19

ada keterkaitannya dengan tokoh utama secara langsung ataupun

tidak langsung.

2) Tokoh protagonis dan antagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah

satu jenisnya secara popular disebut tokoh hero, tokoh yang

mewakili norma-norma ideal. Sebaliknya, tokoh antagonis biasanya

menarik simpati pembaca. Tokoh antagonis adalah tokoh yang

selalu menyebabkan konflik bagi tokoh protagonis.

3) Tokoh sederhana dan tokoh bulat

Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu

kualitas tertentu, satu sifat watak tertentu saja. Sebaliknya, tokoh

bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai

kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian, dan jati dirinya.

4) Tokoh statis dan tokoh berkembang

Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak

mengalami perubahan dan atau perkembangan perwatakan sebagai

akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi. Tokoh berkembang

adalah tokoh cerita yang mengalami perubahan dan perkembangan

perwatakan sejalan dengan perkembangan dan perubahan peristiwa

dan plot yang dikisahkan.

5) Tokoh tipikal dan tokoh netral

Tokoh tipikal merupakan tokoh yang sedikit ditampilkan

keadaan individualitasnya dan lebih banyak ditonjolkan kualitas

Page 31: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

20

pekerjaan atau kualitas kebangsaannya, atau sesuatu yang bersifat

mewakili. Tokoh netral adalah tokoh cerita yang bereksistensi demi

cerita itu sendiri. Ia benar-benar merupakan tokoh imajinatif yang

hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia fiksi.

Dari penjelasan tokoh dan penokohan di atas dapat

disimpulkan bahwa tokoh dan penokohan itu penting untuk

membangun sebuah karya sastra yang berupa novel. Dalam novel

Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana

menggunakan tokoh utama dan tokoh tambahan.

c. Alur/plot

Alur/plot adalah pengaturan urutan peristiwa pembentuk cerita

yang menunjukkan adanya hubungan kausalitas. Plot memegang peranan

penting dalam cerita. Fungsi plot memberikan penguatan dalam cerita.

Menurut Ginanjar (2012: 12) plot memiliki fungsi untuk membaca ke arah

pemahaman cerita secara rinci dan menyediakan tahap-tahap tertentu bagi

pengarang untuk melanjutkan cerita berikutnya.

Secara teoretis plot biasanya dikembangkan dalam urutan-urutan

tertentu. Waluyo (dalam Ginanjar 2012: 13) membedakan plot menjadi

tujuh tahapan: (1) exposition, yaitu paparan awal cerita; (2)

incitingmoment, yaitu peristiwa mulai adanya problem-problem yang

ditampilkan oleh pengarang untuk dikembangkan atau ditingkatkan; (3)

rising action, yaitu penanjakan konflik; (4) complication, yaitu konflik

yang semakin ruwet; (5) klimaks, yaitu puncak dari seluruh cerita dan

Page 32: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

21

semua kisah atau peristiwa sebelumnya ditahan untuk dapat menonjolkan

saat klimaks cerita tersebut; (6) falling action, yaitu konflik yang dibangun

cerita itu menurun karena telah mencapai klimaksnya; (7) denovement,

yaitu penyelesaian.

Berdasarkan kriteria urutan waktu, Nurgiyantoro (dalam

Ginanjar 2012: 13) membedakan alur menjadi tiga: (1) alur maju atau

progresifdalam sebuah novel terjadi jika cerita dimulai dari awal,

tengah, dan akhir terjadinya peristiwa, (2) alur mundur, regresif atau

flashback terjadinya jika dalam cerita tersebut dimulai dari akhir cerita

atau tengah cerita kemudian menuju awal cerita; dan (3) alur campuran

yaitu gabungan antara alur maju dan alur mundur.

d. Latar

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu,

menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan

sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Kadang-

kadang dalam sebuah cerita ditemukan latar yang banyak mempengaruhi

penokohan dan kadang membentuk tema. Pada banyak prosa khususnya

novel, latar membentuk suasana emosional tokoh cerita, misalnya cuaca

yang ada di lingkungan tokoh memberi pengaruh terhadap perasaan

tokoh cerita tersebut (Ginanjar 2012: 17).

Menurut (Sukirno 2013: 89) latar cerita terdiri atas latar

tempat, latar waktu, latar situasi, dan latar budaya. Latar tempat dapat

berupa alam yang terbuka luas, di dalam ruang yang luas, dan di ruang

Page 33: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

22

yang lebih sempit. Latar waktu dapat menunjukkan pukul, pagi, siang,

sore, malam, hari, bulan, tahun, dan zaman. Adapun latar situasi berupa

penceritaan situasi hujan, terang, sibuk, tenang, marah, aman, rusuh,

duka, suka, menyendiri, banyak orang, dan situasi-situasi yang lainnya.

Latar budaya adalah kondisi dua adat istiadat masyarakat disekitarnya.

e. Sudut pandang

Ratna (2013: 113) mengatakan dalam pengeritan ilmu sastra

modern, sudut pandang dianggap sebagai cara yang paling halus untuk

memahami hubungan antara penulis dengan struktur naravitas, yaitu

dengan memanfaatkan mediasi-mediasi variasi narator. Sudut pandang

menyangkut tempat berdirinya pengarang dalam sebuah cerita sekaligus

menentukan struktur gramatikal naratif. Analisis sosiologis memanfaatkan

signifikasi sudut pandang melalui interaksi status dan peranan,

khususnya status dan peranan tokoh-tokoh utama.

f. Amanat

Tim Redaksi KBBI (2013: 47) menjelaskan amanat artinya

pesan, perintah. Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan

pengarang melalui cerita.

3. Pengertian Sosioligi

Sosilogi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi

berasal dari akar kata sosio (Yunani) (socius berarti bersama-sama, bersatu,

berkawan, teman) dan logi (logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan).

Perkembangan berikutnya mengalami perubahan makna, soio/socius berarti

Page 34: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

23

masyarakat, logi/logos berarti ilmu. Jadi, sosiologi berarti ilmu mengenai

asal-usul dan pertumbuhan (evolusi) masyarakat, ilmu pengetahuan yang

mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antarmanusia dalam

masyarakat, sifatnya umum, rasional, dan empiris.

Sastra dari akar kata sas (Sansekerta) berarti mengarahkan,

mengajar, memberi petunjuk dan instruksi. Akhiran tra berarti alat, sarana.

Jadi, sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku

pengajaran yang baik. Jadi, Sosiologi sastra adalah pemahaman terhadap karya

sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek kemasyarakatan (Ratna 2013: 1-

2).

Sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang bersifat

reflektif. Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat

sastra sebagai cermin kehidupan masyarakat. Karenanya, asumsi dasar

penelitian sosiologi sastra adalah kelahiran sastra tidak dalam kekosongan

sosial. Kehidupan sosial akan menjadi picu lahirnya karya sastra. Karya

sastra yang berhasil atau sukses yaitu yang mampu merefleksikan

zamannya (Endraswara 2013: 77).

Nasution (2016) Sosiologi sastra memiliki perkembangan yang

cukup pesat sejak penelitian-penelitian yang menggunakan teori

strukturalisme dianggap mengalami stagnasi. Didorong oleh adanya

kesadaran bahwa karya sastra harus difungsikan sama dengan aspek-aspek

kebudayaan yang lain, maka karya sastra harus dipahami sebagai bagian

yang tak terpisahkan dengan sistem komunikasi secara keseluruhan.

Page 35: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

24

Sastra berurusan dengan manusia dalam masyarakat, usaha manusia

untuk menyesuaikan diri dan usahanya mengarah masyarakat tersebut. Novel

genre utama sastra dapat dianggap sebagai usaha untuk menciptakan kembali

dunia. Dalam hal ini hubungan manusia dengan keluarganya, lingkungannya,

politiknya, negaranya, dan sebagainya. Dengan demikian, tampak jelas bahwa

novel berurusan dengan tekstur sosial, ekonomi, politik yang juga menjadi

urusan sosiologi. Novel menyusup menembus permukaan kehidupan sosial

dan menunjukkan cara-cara manusia menghayati masyarakat dan

perasaannya (Damono, 1984:7).

Menurut Damono (1984: 6) bahwa sosiologi adalah telaah yang

objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang

lembaga dan proses sosial. Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana ia

berlangsung dan bagaimana ia tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-

lembaga sosial dan segala masalah perekonomian, keagamaan, politik, dan

lain-lain yang kesemuanya itu merupakan struktur sosial. Kita mendapat

gambaran tentang cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan

lingkungannya, tentang mekanisme sosialisasi, proses pembudayaan yang

menempatkan anggota masyarakat di tempatnya masing-masing.

Ada tiga pendekatan yang dilakukan sosiologi sastra terhadap sastra

Wellek dan Werren (dalam Ginanjar 2012: 32).

a. Sosiologi pengarang, profesi pengarang dalam dan institut sastra.

Masalah yang berkaitan disini adalah dasar ekonomi produksi sastra,

Page 36: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

25

latar belakang sosial, status pengarang dan ideologi pengarang terlihat

dari berbagai kegiatan pengarang diluar karya sastra.

b. Sosiologi karya sastra yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri,

yang menjadi pokok penelaahannya adalah apa yang tersirat dalam

karya sastra dan apa yang menjadi tujuannya.

c. Sosiologi sastra yang mempermasalahkan pembaca dan dampak sosial

karya sastra.

Ian Watt dalam Damono (1984:3) mengklasifikasikan tiga jenis

pendekatan dalam sosiologi sastra yaitu:

a. Konteks sosial pengarang

Permasalahan yang pertama ini juga termasuk juga faktor-faktor

sosial yang dapat mempengaruhi si pengarang sebagai perseorangan

disamping mempengaruhi isi karya sastranya. Hal-hal yang dibahas

dalam konteks sosial pengarang yaitu (1) bagaimana pengarang

mendapat meta pencahariannya; apakah ia menerima bantuan dari

pengayom (katrom), atau dari masyarakat secara langsung atau dari

rangkap, (2) prosfesionalisme dalam kepengarangan; yaitu sejauh mana

pengarang itu menganggap pekerjaan itu sebagai suatu profesi, dan (3)

masyarakat apa yang dituju pengarang; yaitu hubungan yang erat antara

pengarang dan masyarakat yang dalam hal ini sangat penting, sebab

sering didapati bahwa masyarakat yang dituju itu menentukan bentuk

dan isi karya sastra.

Page 37: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

26

b. Sastra sebagai cermin masyarakat

Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu

sendiri adalah suatu kenyataan sosial (Sapardi Djoko Damono, 1978).

Sastra sebagai cermin masyarakat mempunyai pengertian, yaitu sampai

sejauh mana sastra dapat dianggap sebagai cermin keadaan masyarakat

yang dapat perhatian dalam sastra sebagai cermin masyarakat adalah (1)

sastra mungkin tidak dapat mencerminkan masyarakat pada waktu karya

sastra itu ditulis karena banyak ciri-ciri masyarakat yang ditampikan dalam

karya sastra itu sudah tidak berlaku lagi pada saat karya sastra itu ditulis, (2)

sifat “lain dari yang lain” seorang pengarang sering mempengaruhi

pemilihan dan penampilan tanpa fakta sosial dalam karyanya, (3) genre

sastra sering merupakan sikap sosial suatu kelompok tertentu dan bukan

sikap sosial seluruh masyarakat, (4) sastra berusaha untuk menampilkan

keadaan masyarakat secermat-cermatnya sehingga mungkin saja tidak

dapat dipercaya sebagai cermin masyarakat.

c. Fungsi sosial sastra

Dalam fungsi sosial sastra ada tiga hal yang harus diperhatikan

yaitu (1) sudut pandang ekstrim kaum romantik yang menganggap sastra

itu sama derajatnya dengan karya pendeta atau nabi sehingga sastra

harus berfungsi sebagai pembaharu dan perombak, (2) dari sudut lain

dikatakan bahwa sastra bertugas sebagai penghibur belaka, (3) sastra

harus mengajarkankan sesuatu dengan cara menghibur. Telaah sosiologi

dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu : (1) sosiologi

Page 38: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

27

pengarang, (2) sosiologi karya sastra, dan (3) sosiologi sastra yang

mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya sastra.

Faruk (2016: 1) mendefinisikan sosiologi sebagai studi yang

ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat, studi

mengenai lembaga-lembaga dan proses-proses sosial. Selanjutnya

dikatakan, bahwa sosiologi berusaha menjawab pertanyaan mengenai

bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana cara kerjanya, dan

mengapa masyarakat bertahan hidup. Melalui penelitian yang ketat

mengenai lembaga-lembaga sosial, agama, ekonomi, politik, dan

keluarga, yang secara bersama-sama membentuk apa yang disebut

struktur sosial, sosiologi dikatakan memperoleh gambaran mengenai

mekanisme sosialisasi, proses belajar secara kultural, yang dengannya

individu-individu dialokasikan pada dan menerima peranan-peranan

tertentu dalam struktur sosial itu.

4. Aspek-aspek Sosiologi

Sosiologi dan sastra merupakan satu kesatuan yang akan dikaji dalam

penelitian yang keduanya saling berkaitan. Hubungan antara sosiologi dan

sastra adalah sastra diciptakan pengarang dengan menggunakan seperangkat

peralatan tertentu yang bercermin pada masyarakatnya, sehingga pengarang

dapat mengangkat cerita tentang kehidupan sosial masyarakat.

Menurut Ratna (2015: 29) bahwa sosiologi sastra tidak cukup

dipahami dengan memanfaatkan kedua ilmu, tetapi juga memerlukan

sejarah, agama, ekonomi, hukum, psikologi, dan kebudayaan pada

Page 39: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

28

umumnya. Selanjutnya, Soekanto (2013: 46) menjelaskan bahwa terdapat

sosiologi yang dipusatkan pada masalah-masalah politik, agama, hukum,

keluarga, pendidikan, dan ekonomi. Selain itu, Nurgiyantoro (2015: 131)

juga menjelaskan bahwa masalah-masalah sosial antara lain berupa

masalah ekonomi, sosial itu antara lain berupa masalah ekonomi, sosial,

politik, pendidikan, kebudayaan, perjuangan, cinta kasih antarsesama,

propaganda, hubungan atasan-bawahan, dan berbagai masalah dan

hubungan sosial lainnya.

Dari penjabaran di atas, aspek-aspek sosiologi yang digunakan

untuk menkaji novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar

Maulana meliputi: (a) kekerabatan, (b) cinta kasih, (c) perekonomian, (d)

keagamaan, dan (e) pendidikan.

a. Aspek Kekerabatan

Kekerabatan berasal dari kata „Kerabat‟ yang berarti dekat

(pertalian keluarga). Menurut Utomo (2013: 43) kerabat atau keluarga

merupakan pengelompokkan primer yang terdiri dari sejumlah kecil

orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat

berbentuk keluarga inti (Nucleus Family): ayah, ibu, anak, atau

keluarga yang diperluas (di samping inti, ada orang lain: kakek, nenek,

adik ipar, pembantu dan lain-lain).

Kata “kerabat” mendapat awalan ber- menjadi “berkerabat”

yang berarti masih mempunyai hubungan dalam satu keluarga (Sugono

dkk, 2008: 673-674). Kekerabatan berarti perihal berkerabat, hubungan

Page 40: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

29

manusia dengan manusia, hubungan darah, hubungan perkawinan yang

hidup bersama membentuk suatu ikatan (ikatan keluarga dan ikatan

sosial). Hubungan sosial tersebut berupa hubungan baik maupun

hubungan tidak baik. Semua itu bisa terjadi di masyarakat maupun teks

sastra yang dianggap sebagai cermin sosial masyarakat.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa kekerabatan adalah hubungan seseorang yang mempunyai

hubungan darah dari orang-orang sebelumnya. Sehingga menjadi

saudara yang hidup secara bersama membentuk suatu ikatan keluarga

dan ikatan sosial.

b. Aspek Cinta Kasih

Soekanto (2013: 233) menjelaskan bahwa aspek cinta kasih

merupakan rasa cinta kasih yang menghasilkan perbuatan-perbuatan

yang pada umumnya positif. Rasa cinta kasih biasanya telah mendarah

daging (internalized) dalam diri seorang atau sekelompok orang.

Perasaan cinta dan kasih sayang memang peranan penting

dalam kehidupan manusia, sebab cinta kasih merupakan landasan

dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan

pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan

manusia yang akrab. Cinta kasih juga bisa kepada orangtua, anak, cinta

kepada kekasih, cinta kepada sahabat, dan masih banyak cinta yang

lainnya.

Page 41: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

30

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa cinta kasih adalah perasaan kasih sayang atau suka terhadap

orang lain baik cinta untuk anak, teman, pasangan dan masih banyak

yang lainnya.

c. Aspek Perekonomian

Sugono dkk. (2008: 355) ekonomi berarti ilmu tentang asas-asas

produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan,

pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan sebagainya yang berharga, tata

kehidupan perekonomian, urusan keuangan rumah tangga.

Masalah perekonomian dapat dijumpai pada masyarakat

tradisional, yang sering dihubungkan dengan upacara-upacara adat yang

harus dilakukan. Tidak jarang upacara adat memerlukan biaya besar dan

yang mampu mengadakannya hanyalah orang-orang yang mampu secara

materi. Bahkan hal itu sering kali merupakan status symbol dari yang

bersangkutan.

Selain itu, Soekanto (2013: 14) menjelaskan bahwa ilmu ekonomi

pada hakikatnya mempelajari usaha-usaha manusia untuk memenuhi

kebutuahan materialnya dari bahan-bahan yang terbatas persediaannya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek

perekonomian adalah tingkat kekayaan kehidupan masyarakat dari

berbagai golongan.

Page 42: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

31

d. Aspek Keagamaan

Keagamaan adalah getaran jiwa yang menyebabkan manusia

berlaku religius. Ginanjar (2012: 58) menjelaskan agama adalah hal

yang mutlak dalam kehidupan manusia sehingga dari pendidikan ini

diharapkan dapat terbentuk manusia religius. Kewajiban beragama

merupakan hak asasi setiap manusia di bumi. Dengan agama kita

menjadi tahu mana yang baik dan mana yang benar. Perilaku yang kita

lakukan di dunia akan mendapat balasan sesuai dengan amal ibadah

kita di dunia.

e. Aspek Pendidikan

Soekanto (2013: 47-48) menjelaskan sosiologi pendidikan

adalah cabang sosiologi yang mempelajari lembaga-lembaga dan

proses-proses pendidikan. Tujuan utama pendidikan adalah untuk

meneruskan kebudayaan kepada generasi muda melalui proses

sosialisasi. Sosiologi pendidikan tidak hanya membatasi diri pada

pendidikan yang diberikan di sekolah-sekolah, tetapi juga pendidikan

keluarga, pendidikan masyarakat, dan sebagainya.

Aspek pendidikan merupakan aspek yang berhubungan dengan

proses pembentukan kepribadian seseorang untuk menjadikannya

manusia yang berpendidikan atau berilmu. Menurut Utomo (2013: 2)

pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus

menerus tak terputus dari generasi ke generasi di manapun didunia ini.

Page 43: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

32

upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan

sesuai dengan pandangan hidup dan dalam latar sosial-kebudayaan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

proses pendidikan adalah proses untuk meningkatkan kedewasaan

manusia melalui pendidikan dan pelatihan.

5. Pembelajaran Sastra di SMA

Pembelajaran sastra adalah suatu rangkaian kegiatan belajar

mengajar sastra yang melibatkan serangkaian komponen yang berkaitan

dan terpadu untuk mencapai tujuan. Sebagai wahana untuk belajar

menemukan nilai yang terdapat dalam karya sastra yang dibelajarkan

(Ismawanti, 2013: 3).

6. Tujuan Pembelajaran Sastra di SMA

Nurgiyantoro (2014: 452) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran

sastra secara umum ditekankan, atau demi terwujudnya, kompetensi bersastra

atau kompetensi mengapresiasi sastra peserta didik secara memadai. Walau

terlibat masih umum, tujuan capaian kompetensi tersebut paling tidak telah

memberi arah terhadap rumusan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran

yang lebih khusus dan operasional. Namun, setidaknya tujuan pembelajaran

sastra itu haruslahdiarahkan agar peserta didik memperoleh sesuatu, sesuatu

yang bernilai lebih dibanding bacaan-bacaan lain yang bukan bacaan

kesusastraan.

Page 44: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

33

7. Fungsi Pembelajaran Sastra di SMA

Rahmanto (1988: 6-25) mengatakan bahwa pembelajaran sastra

berfungsi untuk: membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan

pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang

pembentukan watak.

a. Membantu keterampilan berbahasa

Dalam pembelajaran sastra, siswa dapat melatih keterampilan

menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Siswa dapat melatih

keterampilan menyimak dengan mendengarkan suatu karya sastra yang

dibacakan oleh guru atau melalui rekaman. Siswa dapat melatih

keterampilan bicara dengan ikut berperan dalam suatu pertunjukan

drama. Siswa dapat melatih keterampilan membaca melalui membaca

puisi. Selain itu siswa dapat mendiskusikanya dan hasil diskusi sebagai

latihan menulis.

b. Meningkatkan Kemampuan Budaya

Sastra tidak seperti ilmu yang lain seperti kimia atau sejarah,

sastra tidak menampilkan ilmu dalam bentuk jadi. Sastra berkaitan

dengan semua aspek manusia alam dan manusia dengan

keseluruhannya.

c. Mengembangkan Cipta dan Rasa

Dalam melaksanakan pengajaran sastra kita tidak boleh

berhenti pada pengertian keterampilan atau pengetahuan. Dalam

pembelajaran sastra pengajaran sebagai proses pengembangan individu

Page 45: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

34

secara keseluruhan. Oleh karena itu, kecakapan yang terdapat dalam

diri pendidik hendaknya dikembangkan agar pendidik dapat

menyadari potensinya dan dapat mengabdikan diri bagi kepentingan

generasinya.

d. Menunjang Pembentukan Watak

Kepribadian sangat menentukan perilaku seseorang, Tidak

satupun pendidikan yang mampu menentukan watak manusia.

Pendidikan hanya dapat berusaha membentuk dan membina watak

seseorang, tetapi tidak dapat menjamin dapat merubah secara mutlak

watak manusia yang dididik.

Berdasarkan berbagai fungsi pembelajaran sastra tersebut, pada

dasarnya karya sastra banyak memberikan kemanfaatan bagi

pembacanya, baik sebagai sarana hiburan maupun sebagai sarana

mendidik. Mendidik manusia agar dapat lebih bermoral dan

menghargai manusia, meneladani ajaran-ajaran agama yang ada di

dalamnya, serta dapat menyadarkan manusia untuk meneruskan tradisi

luhur bangsa.

8. Pemilihan Bahan Pembelajaran Sastra

Untuk mencapai proses belajar ngengajar pendidik hendaknya

memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan. Oleh

karena itu, hendaknya guru memperhatikan: Isi pelajaran hendaknya cukup

benar, bahan ajarannya sahih, bahan disesuaikan dengan tingkat

kemampuan siswa, bahan yang diajarkan haruslah bermanfaat.

Page 46: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

35

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SMA

Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran ini akan dibahas tentang

langkah-langkah pembelajaran dalam kurikulum 2013.

Langkah-langkah pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran yang harus disusun dalam rencana

pembelajaran kurikulum 2013, antara lain: kompetensi initi, kompetensi

dasar, materi pelajaran, alokasi waktu, dan sumber belajar.

1) Kompetensi Inti

Kompetensi inti dalam penelitian ini adalah memahami,

menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan persadaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minat untuk

memecahkan masalah;

2) Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar dalam penelitian ini adalah menganalisis teks

cerita dalam novel. Baik melalui lisan atau tulisan;

3) Indikator

Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang

dapat dijadikan ukuran mengetahui ketercapaian pembelajaran.

Indikator berfungsi sebagai tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya

Page 47: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

36

perubahan sikap siswa. Indikator rencana pelaksanaan pembelajaran

dalam penelitian ini sebagai berikut:

a) menjelaskan unsur intrinsik dalam novel;

b) menjelaskan aspek-aspek sosiologi dalam novel;

c) menjelaskan rencana pelaksanaan pembelajaran.

4) Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang

operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan

yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi

dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam

merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas

sebuah tujuan atau beberapa tujuan.

5) Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk

mencapai tujuan pembelajaran dan indikator. Materi dikutip dari materi

pokok yang ada dalam silabus. Materi pokok tersebut kemudian

dikembangkan menjadi beberapa uraian materi. Untuk memudahkan

penetapan uraian materi dapat diacu dari indikator.

6) Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan rincian kegiatan dari proses

pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan oleh tiap-tiap

pendidik berbeda karena dikembangkan sesuai dengan kreativitas

Page 48: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

37

pendidik. Model pembelajaran yang digunakan secara teratur dan sesuai

dengan materi yang akan disampaikan. Model pembelajaran hendaknya

bersifat membangun semangat siswa mengikuti pembelajaran sehingga

memahami materi yang disampaikan oleh pendidik. Pemilihan model

pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik,

serta karakteristik dari setiap imdikator dan kompetensi yang hendak

dicapai pada setiap mata pelajaran.

Di dalam memilih model pembelajaran guru yang bersangkutan

dapat memilih model yang baik, tepat, sesuai dengan tujuan, bahan, dan

keadaan siswa. Untuk menghindari agar siswa tidak jenuh dalam

menerima pelajaran, guru dalam mengajar menggunakan metode yang

beragam secara maksimal.

Model Think-Pair Share (TPS) merupakan strategi pembelajaran

yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di

University of Maryland pada tahun 1981 dan diadopsi oleh banyak

penulis di bidang pembelajaran kooperatif pada tahun-tahun selanjutnya.

Strategi ini memperkenalkan gagasan tentang waktu „tunggu atau

berpikir‟ (wait or think time) pada elemen interaksi pembelajaran

kooperatif yang saat ini menjadi salah satu faktor ampuh dalam

meningkatkan respon siswa terhadap pertanyaan (Huda 2013: 206).

Jadi, model Think-Pair Share dalam pembelajaran sastra

khususnya novel dapat terlaksana dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

Page 49: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

38

1. Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok

terdiri dari 4 anggota/siswa.

2. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok.

3. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas

tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu.

4. Kelompok membentuk anggota-anggotanya secara berpasangan.

Setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya.

5. Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya

masing-masing untuk menshare hasil diskusinya.

7) Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan

pada jumlah mingggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per-minggu

dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasa,

kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar;

8) Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan bahan yang digunakan

untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,

narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

Page 50: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

39

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam metode penelitian akan dibahas sumber penelitian, objek penelitian,

fokus penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data,

dan teknik penyajian hasil analisis.

A. Sumber Penelitian

Sumber penelitian adalah darimana data itu diperoleh (Arikunto:

2010: 129). Pada penelitian ini yang menjadi sumber penelitian adalah novel

Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & Akbar Maulana diterbitkan PT.

Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2016 dengan jumlah halaman 212

halaman. Novel ini merupakan novel keempat dan novel pertama karya Akbar

Maulana. Selain novel ini, Asrid Tito telah menghasilkan novel chicklit best

seller Jodoh Pasti Bertemu terbitan Matahari, novel motivasi Cerita Satu

Cinta terbitan Gramedia Pustaka Utama, dan novel Cinta Tiga Benua terbitan

Matahari yang ditulis bersama rekannya Faris BQ.

B. Objek Penelitian

Objek Penelitian adalah apa saja yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian (Arikunto 2010: 116). Objek penelitian ini adalah aspek sosiologi

sastra novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & Akbar Maulana, yang

terdiri atas aspek kekerabatan, cinta kasih, ekonomi, keagamaan, dan

pendidikan.

Page 51: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

40

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah batasan masalah penelitian kualitatif yang

berisi pokok masalah yang masih bersifat umum (Sugiyono 2015: 285-286).

Penelitian ini difokuskan pada aspek-aspek sosiologi sastra novel Boys

Beyond The Light karya Astrid Tito & Akbar Maulana, yang meliputi unsur

intrinsik yang terdiri atas tema, tokoh dan penokohan, alur/plot, latar, sudut

pandang, dan amanat. Aspek sosiologi sastra dalam novel yang meliputi aspek

kekerabatan, aspek cinta kasih, aspek pendidikan, aspek perekonomian, dan

rencana pelaksanaan pembelajarannya di kelas XII SMA.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

(Sugiyono, 2015: 203). Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini penulis menggunakan teknik studi pustaka. Teknik studi pustaka

adalah teknik yang berkaitan dengan kajian teoretis dan referensi lain yang terkait

dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang teliti

(Sugiyono, 2015: 398). Sedangkan menurut (Sudaryanto, 2015: 205) teknik catat

adalah teknik yang dilakukan dengan pencatat data pada kartu pencatat data yang

dilakukan dengan klasifikasi.

Langkah-langkah yang digunakan dalam pengumpulan data adalah

sebagai berikut:

1. membaca keseluruhan novel secara cermat;

Page 52: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

41

2. menandai keseluruhan novel yang mengandung unsur imtrinsik dan aspek

sosiologi sastra dalam novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito &

Akbar Maulana.

3. mencatat data-data yang diperoleh sesuai dengan objek kajian ke dalam

kartu pencatat data.

E. Instrumen Penelitian

Arikunto (2010: 203) menjelaskan instrumen penelitian adalah alat

pengumpul data yang digunakan peneliti agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu

pencatat data dan alat tulisnya. Kartu pencatat data digunakan untuk mencatat

semua data yang diperoleh dari kutipan-kutipan yang berhubungan dengan

fokus dan objek penelitian. Dalam hal ini, penelitipun merupakan instrumen

penelitian, karena peneliti menggunakan kartu pencatat. Adapun bentuk kartu

pencatat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 1

Kartu Pencatat Data

No Unsur Intrinsik Data Halaman

Kartu data tersebut di atas digunakan untuk mencatat data-data unsur

intrinsik yang terdapat dalam novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito

& Akbar Maulana.

Page 53: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

42

Tabel 2

Kartu Pencatat Data

No Aspek Sosiologi Data Halaman

Kartu data tersebut di atas digunakan untuk mencatat data-data atau

kutipan aspek sosiologi yang terdapat dalam novel Boys Beyond The Light

karya Astrid Tito & Akbar Maulana.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menurut Bogdan (dalam Sudaryanto, 2015: 334)

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dengan

menggunakan teknik content analysis atau teknik analisis isi. Endraswara

(2013: 203) menjelaskan analisis isi adalah strategi untuk menangkap pesan

karya sastra. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam

pengumpulan data yaitu:

1. menganalisis unsur intrinsik novel Boys Beyond The Light karya Astrid

Tito & Akbar Maulana ;

2. menganalisis data dari segi aspek-aspek sosial novel Boys Beyond The

Light karya Astrid Tito & Akbar Maulana yang meliputi: aspek cinta kasih,

aspek kekerabatan, aspek pendidikan, dan aspek perekonomian;

3. menyimpulkan hasil analisis ke dalam kartu pencatat data.

Page 54: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

43

G. Teknik Penyajian Hasil Analisis

Sudaryanto (2015: 240-241) menyatakan teknik penyajian data ada dua

teknik, yaitu penyajian data yang bersifat informal dan penyajian data yang

bersifat formal. Penyajian data informal adalah perumusan dengan kata-kata

biasa, walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya, sedangkan

penyajian data formal adalah perumusan dengan apa yang umum dikenal

sebagai tanda dan lambang-lambang. Teknik yang digunakan dala penyajian

hasil analisis adalah teknik informal. Dengan penyajian analisis informal,

penulis menyajikan hasil analisis yang berupa aspek-aspek sosial novel novel

Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & Akbar Maulana yang meliputi

aspek kekerabatan, aspek cinta kasih, aspek ekonomi, pendidikan dan rencana

pelaksanaannya di kelas XI SMA, dipaparkan dengan kata-kata biasa tanpa

menggunakan lambang dan bilangan.

Page 55: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

44

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN DATA

Dalam bab ini disajikan dua paparan pokok, yaitu (1) penyajian data dan

(2) pembahasan data hasil penelitian yang terdiri dari unsur intrinsik novel Boys

Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana, aspek sosiologi sastra

dalam novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana, dan

rencana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik dan aspek sosiologi sastra

dalam novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana di

kelas XII SMA.

A. Penyajian Data

Pada bab ini penulis menmyajikan data-data tentang (1) unsur

intrinsik pada novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar

Maulana, (2) aspek sosiologi sastra pada novel Boys Beyond The Light karya

Astrid Tito & T. Akbar Maulana di kelas XII SMA. Di bawah ini merupakan

penyajian data tersebut.

1. Unsur Intrinsik Pada Novel Boys Beyond The Light Karya Astrid Tito

& T. Akbar Maulana

Data hasil penelitian novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito

& T. Akbar Maulana disajikan dalam bentuk tabel data unsur instrinsik

yang terdiri dari tema, tokoh dan penokohan, alur/plot, latar, sudut

pandang, dan amanat.

a. Tema

Tema merupakan gagasan utama yang disajikan oleh pengarang

secara implisit atau eksplisit yang dijadikan sebagai penopang sebuah

Page 56: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

45

karya sastra yang bertujuan untuk membangun cerita. Tema dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu tema mayor dan tema minor. Di

bawah ini disajikan Tabel 4. 1 yang berisi data tema dalam novel Boys

Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana.

Tabel 4. 1

Data Tema Mayor dan Tema Minor novel Boys Beyond The Light

karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana

No Tema dan Masalah Halaman Novel

1. Tema Mayor

Pencarian jati diri, masalah yang

menjerumuskan Galih, Bagas, Abay, dan

Teguh masuk ke dalam kelompok RIIS.

138, 147

2. Tema Minor

Cinta kasih Abay dan Gebi, kurangnya

kasih sayang yang diberikan orangtua

Bagas dan Galih, dan Pendidikan.

49, 73,74, 115,

120

b. Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan merupakan salah satu unsur pembangun

yang penting dalam karya sastra. Tokoh merupakan pelaku atau orang

yang terlibat dalam cerita, sedangkan penokohan merupakan cara

pengarang menggambarkan atau melukiskan watak dari tokoh-tokoh

dalam cerita. Di bawah ini disajikan data tokoh dan penokohan dalan

novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana

pada tabel 4. 2

Page 57: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

46

Tabel 4. 2

Data Tokoh dan Penokohan Novel Boys Beyond The Light karya

Astrid Tito & T. Akbar Maulana

No Tokoh dan

Penokohan

Nama Tokoh Halaman

1. a. Tokoh Utama

1. Bagas (pendiam

dan kalem)

2. Galih (perhatian

kepada

kakaknya)

3. Abay (sopan,

berbakti kepada

orangtua, pandai)

4. Teguh (pandai,

pendendam)

39, 96

3, 49

22, 60

60, 74

c Tokoh

Tambahan

1. Papa (tegas)

2. Mama (baik, suka

mengatur)

3. Mbok Nah

(sabar)

4. Ayah

(tanggungjawab)

5. Mamak (baik

hati)

6. Pak Ahmed (baik

hati)

7. Puteh (penuh

kasih sayang)

8. Gebi (baik hati)

9. Abu Jalad (kasar)

10. Umu Fitri (tegas,

emosi)

11. Karli (ramah)

12. Okasan (baik

hati)

13. Pak Hamzah

(baik, ramah,

peduli)

14. Mr. Abu Salman

(baik)

11, 13

91, 157

45, 170

18, 31

31, 139, 140-141

31, 53

26, 31

16, 111

129, 134

134, 135

178, 181

175, 176

207, 209

Page 58: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

47

c. Alur

Alur merupakan sebuah rangkaian cerita secara runtut yang

berfungsi untuk menjelaskan kejadian dan bertujuan membangun

sebuah cerita. Oleh karena itu, melalui alur jalan cerita dapat tertata

secara runtut dan memberikan penguatan dalam proses membangun

cerita. Alur dalam penelitian ini adalah alur campuran. di bawah ini

disajikan tabel 4. 3 data tahapan alur dalam novel Boys Beyond The

Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana.

Tabel 4. 3

Alur dalan novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar

Maulana

No Tahapan Alur Halaman

1. Penyituasian 41, 48

2. Pemunculan konflik 48,81, 115

3. Peningkatan Konflik 96, 116

4. Klimaks 138, 147, 157,

161,

5. Penyelesaian 157, 181, 200

d. Latar/Setting

Latar merupakan tempat kejadian di dalam cerita yang mengacu

pada keterangan tempat, waktu, dan suasana yang sedang terjadi

dalam cerita. Di bawah ini merupakan data latar tempat, waktu, dan

suasana dalam novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T.

Akbar Maulana pada tabel 4. 4

Page 59: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

48

Tabel 4. 4

Data Latar (setting) Novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito &

T. Akbar Maulana

No Latar /Setting) Halaman

1. Tempat

a) Kamar Bagas

b) Auditorium I Convensional Hall

c) Pondok Pesantren

d) Restoran

e) Aula Gor KONI Banda Aceh

f) Rumah Sakit

g) Ruang Keluarga

h) Bandara

i) Sekolah

j) Kamar Asrama

k) Hotel

l) Dapur Umum

m) Kamp

n) Apartemen

o) Restoran Mazoya Kafe

p) Kantor KBRI

36

8

15

18

26

30

50

58-59

76

68

78

133

138

145

126

176

2. Suasana

a) Kebahagiaan

b) Kecemasan

c) Ketegangan

d) Kesedihan

8

125, 148

160, 161

167

3. Waktu

a) Pagi

b) Siang

c) Sore

d) Malam

48, 66, 125

87

17, 77

28, 78

e. Sudut Pandang /Point Of View

Sudut pandang dinyatakan sebagai sudut pandang pengarang,

dalam hal ini adalah teknik teknik yang digunakan oleh pengarang

untuk perperan dalam cerita itu yang menggambarkan tokoh, tindakan,

latar atau peristiwa yang membentuk sebuah cerita . Sudut pandang

Page 60: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

49

merupakan penyebutan kata ganti nama untuk tokoh-tokoh dalam

cerita, dan posisi narator dalam cerita. Dalam novel ini sudut pandang

yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu. Berikut

data Tabel 4. 5 yang berisi data sudut pandang dalam novel Boys

Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana.

Tabel 4. 5

Data Amanat Novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T.

Akbar Maulana

No Sudut Pandang/Point Of View) Halaman

1. Sudut Pandang ketiga 15, 87, 150,

159

f. Amanat

Dalam karya sastra pasti ada suatu pesan yang ingin

disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat adalah pesan yang

ingin disampaikan oleh pengarang melalui ceritanya. Dalam Tabel 4.

6 di bawah ini disajikan data pesan atau amanat dalam novel Boys

Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana sebagai

berikut.

Tabel 4. 6

Data Amanat Novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T.

Akbar Maulana

No Amanat Halaman

1. Orangtua sebaiknya memberikan kasih sayang

yang tulus terhadap anak

210

2. Jangan pernah menanamkan dendam yang melekat

pada diri karena dendam itu tidak baik dan dapat

merusak masa depan

201

Page 61: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

50

2. Aspek Sosiologi Sastra Dalam Novel Boys Beyond The Light Karya

Astrid Tito & T. Akbar Maulana

Aspek sosiologi sastra dalam novel Boys Beyond The Light karya

Astrid Tito & T. Akbar Maulana yang dibahas dalam skripsi ini terdiri (1)

aspek kekerabatan, seperti hubungan kekeluargaan anak dengan orang tua;

(2) aspek cinta kasih, seperti kasih sayang orang tua terhadap anak, kasih

sayang lawan jenis; (3) aspek ekonomi, seperti perekonomian keluarga,

bisnis, dan usaha seseorang; (4) aspek keagamaan, seperti shalat,

bersyukur, berdoa, berserah diri kepada Allah; dan (5) aspek pendidikan,

seperti pendidikan SD, SMP, SMP, dan Kuliah. Hal itu dapat dilihat pada

tabel 4. 7.

Tabel 4. 7

Data Aspek Sosiologi Sastra Novel Boys Beyond The Light karya

Astrid Tito & T. Akbar Maulana

No Aspek

Sosiologi

Sastra

Data Halaman

1 Kekerabatan a. Bagas dan Galih

b. Abay dengan orangtuanya

39, 40

32, 114

2. Ekonomi a. Keluarga Bagas dan Galih yang

kaya

b. Keluarga Abay yang sederhana

12, 48

18, 116

3. Pendidikan a. Bagas seorang pelajar yang

pandai

b. Teguh dan Abay seorang pelajar

yang mendapat beasiswa masuk

ke sekolah internasional dengan

beasiswa

8,14

60, 106

4. Cinta Kasih a. cinta kasih ibu kepada anak

b. cinta kasih lawan jenis

32, 91

132, 16-17

5. Keagamaan a. beribadah

b. bersyukur

109-110, 111

46, 58

Page 62: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

51

3. Rencana Pelaksana Pembelajaran Unsur Intrinsik Dan Aspek

Sosiologi Sastra Dalam Novel Boys Beyond The Light Karya Astrid

Tito & T Akbar Maulana Di Kelas XII SMA

Rencana pelaksanaan pembelajaran novel Boys Beyond The Light

Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana Di Kelas XII SMA berdasarkan

kurikulum 2013 terdiri atas kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator

pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode

pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah

pembelajaran, dan evaluasi. Data selengkapnya terdapat dalam tabel 4. 8

berikut ini.

Tabel 4.8

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Boys Beyond The Light Karya

Astrid Tito & T Akbar Maulana di Kelas XII SMA

No. Komponen Data

1. Kompetensi Inti Aspek sosiologi sastra pada novel

2. Kompetensi Dasar 3.9 Menganalisis isi dan kebahasaan novel

3. Indikator 1) Siswa mampu menganalisis unsur

intrinsik novel Boys Beyond The Light

Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana.

2) Siswa mampu menganalisis aspek

sosiologi sastra novel Boys Beyond The

Light Karya Astrid Tito & T Akbar

Maulana.

4. Tujuan

Pembelajaran

1) Siswa dapat menganalisis unsur

intrinsik novel Boys Beyond The Light

Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana..

2) Siswa dapat menganalisis aspek

sosiologi novel Boys Beyond The Light

Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana.

5. Alokasi Waktu 4x45 menit (2x pertemuan)

6. Materi

Pembelajaran

Pembelajaran unsur intrinsik dan aspek

sosiologi novel Boys Beyond The Light

Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana.

7. Model

Pembelajaran

Think-Pair Share (TPS) menggunakan

langkah diskusi dan tanya jawab

8. Sumber Belajar 1) Novel Boys Beyond The Light Karya

Astrid Tito & T Akbar Maulana.

Page 63: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

52

2) Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas

XII.

3) Buku Pelengkap Materi Pembelajaran.

9. Langkah

Pembelajaran

1) Pendahuluan

Think

a) Guru telah memberi waktu siswa

membaca novel terlebih dahulu.

b) Guru memotivasi siswa tentang

pentingnya materi yang akan

dibahas.

c) Guru menyampaikan sedikit materi

mengenai sosiologi sastra.

2) Kegiatan Inti

Pair

a) Guru meminta siswa untuk

berpasangan dan berdiskusi.

b) Guru mempersilahkan siswa untuk

mengajukan pertanyaan apabila

kurang jelas.

c) Guru mendampingi siswa dalam

kegiatan diskusi kelompok.

Share

a) Setiap perwakilan kelompok

menyampaikan hasil diskusinya.

b) Guru selaku moderator dalam diskusi

memberikan kesempatan kepada

kelompok lain untuk memberikan

tanggapan.

c) Guru memberikan tanggapan dan

penguatan pada siswa.

3) Penutup

a) Guru bersama siswa menyimpulkan

hasil hasil pembelajaran.

b) Guru melakukan evaluasi terhadap

kegiatan yang sudah dilakukan.

10. Evaluasi Siswa mengerjakan soal esai mengenai

materi sosiologi sastra yang baru diajarkan.

B. Pembahasan Data

Dalam pembelajaran penulis membagi menjadi 3 sub bab, yaitu: (1)

unsur intrinsik novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T Akbar

Maulana; (2) aspek sosiologi satra novel Boys Beyond The Light karya Astrid

Page 64: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

53

Tito & T Akbar Maulana. (3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran unsur

intrinsik dan aspek sosiologi dalam novel Boys Beyond The Light karya

Astrid Tito & T Akbar Maulana di kelas XI SMA.

1. Unsur Intrinsik Novel Boys Beyond The Light Karya Astrid Tito & T

Akbar Maulana

Unsur intrinsik novel terdiri dari tema, tokoh dan penokohan,

alur/plot, latar, sudut pandang, dan amanat. Berikut ini merupakan unsur

intrinsik novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T Akbar

Maulana yaitu sebagai berikut.

a. Tema

Tema merupakan unsur pokok dalam karya sastra novel, tema

dapat diartikan sebagai ide pokok atau gagasan dari pengarang yang

hendak disampaikan kepada para pembaca. Penulis memaparkan tema

dalam novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T Akbar

Maulana yaitu tema mayor dan tema minor.

1) Tema Mayor

Tema mayor merupakan makna cerita dalam karya fiksi

novel yang menjadi dasar atau gagasan umum karya itu, mungkin

dapat lebih dari satu interpretasi. Tema mayor yang terdapat dalam

novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T Akbar

Maulana yang menjadi masalah utama adalah masalah tentang

anak-anak yang sedang mencari jati diri. Mereka adalah Galih,

Bagas, Teguh, dan Abay. Mereka berempat terjerumus ke dalam

Page 65: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

54

kelompok RIIS. Hal ini dapat dilihat dari kutipan-kutipan sebagai

berikut.

“Abay, Galih, Bagas, dan Teguh kalian dipindah tugaskan

ke Baghdad,” titah abu Jalud tegas seraya menatap mata

kami satu persatu. “Kalian dianggap satu keluarga oleh para

amir. Teguh menjadi orang yang bertanggung jawab atas

keberadaan kalian di Baghdad. Sedangkan kalian Abay, dan

Bagas, kalian sangat cerdas dan mampu merakit bom.

Tugas kalian merakit dua bom mobil dan lima bom tubuh.

Galih akan membantu Bagas dan Abay,” jelas Abu jalud

lagi (Halaman: 138).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Abay, Galih, Bagas, dan

Teguh terjerumus masuk kedalam kelompok radikal RIIS. Setelah

bergabung mereka ditugaskan untuk melakukan pengeboman.

Abay dan Galih diutus sebagai eksekutor. Hal ini dapat dilihat

dikutipan dibawah ini.

“Atas hasil keputusan para amir, maka sebagai pengganti

dua orang eksekutor itu adalah Abay dan Galih.” Berita

yang disampaikan Teguh dengan nada tenang itu mendarat

di segenap pancaindraku laiknya sebuah bom atom

berkekuatan super yang meledak tepat di jantungku. aku

sama sekali tak percaya atas apa yang telah dia katakan

(Halaman: 147).

Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa Galih dan Abay

sebagai eksekutor peledakan bom bunuh diri. Abay dan Galih

terkejut dengan berita yang disampaikan oleh Teguh. Namun

keduanya tak percaya dengan hal tersebut.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Keempat anak tersebut terjerumus masuk ke dalam kelompok RIIS.

Teguh sebagai penanggung jawab, Bagas dan Abay segay perakit

Page 66: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

55

bom, dan Galih sebagai pembantu mereka. Namun, pada saatAbay

dan Galih di perintahkan untuk menjadi eksekutor dalam peledakan

bom bunuh diri mereka tidak percaya akan hal itu.

2) Tema Minor

Tema minor adalah tema tambahan yang terdapat dalam

novel sebagai pelengkap dari tema mayor. Dalam novel Boys

Beyond The Light karya Astrid Tito & T Akbar Maulana ada

beberapa tema minor atau masalah-masalah sebagai pelengkap atau

tambahan dalam tema mayor, antara lain sebagai berikut.

a) Masalah keluarga Bagas dan Galih yang kurang kasih sayang

dari orang tua

Dalam novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito

& T Akbar Maulana permasalahan yang dialami Bagas dan

Galih adalah kurangnya kasih sayang yang diberikan kedua

orang tuanya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Mas Bagas benar! Uangnya disumbangin! Aku lihat

sendiri pas Mas Bagas transfer uang ke berbagai

rekening!” Aku berteriak sekuat tenagaku. Aku mau

Mas Bagas diperlakukan kasar saat dia melakukan hal

yang benar. Cukup Papa yang pernah berbuat kasar

pada Mas Bagas hingga Mas Bagas terluka. Tapi tidak

dengan Mama. Aku tidak rela Mas Bagas yang sudah

kekurangan kasih sayang masih harus menerima

perbuatan kasar dari Papa dan Mama (Halaman: 49).

Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa

hubungan anak dengan orangtuanya kurang harmonis.

Perselisihan yang terjadi antara Mama dengan Mas Bagas yang

Page 67: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

56

mengakibatkan Mama marah kepada Mas Bagas, tetapi Galih

sebagai adik membela Bagas bahwa apa yang dilakukan mas

Bagas itu benar. Galih merasa kasihan karena Bagas sudah

pernah diperlakukan kasar oleh Papanya.

b) Masalah percintaan Abay

Dalam novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito

& T Akbar Maulana permasalahan yang dialami Abay tentang

percintaan yang menjerumuskannya mengikuti kelompok RIIS.

Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Lagi pula baru saja Tek Kumala pesan pisang sale

pada Mamak banyak sekali. Ternyata si Gebi mau

dilamar Zaki, anak Pak RW yang calon perwira polisi,

yang baru lulus akpol. Mereka mau mengadakan acara

lamaran nanti malam. Jadi sudahlah, kamu jangan

menjadi pengganggu rencana baik mereka!” seru

Mamak dengan nada serius (Halaman: 115).

Kabar yang Abay dapatkan dari Mamaknya membuat

Abay sedih. Abay sedih karena Gadis yang ia cintai akan

dilamar oleh seorang calon perwira polisi. Abay merasa tidak

pantas untuk memperjuangkan cintanya kepada Gebi. Hal ini

diperjelas dalam kutipan berikut ini.

“Apakah Gebi senang dengan yang macho-macho

seperti ini? Seperti Zaki yang seorang calon perwira

polisi? Yang memegang senjata membela kebenaran?

Laiknya para superhero bermental kesatria? benakku

bertanya-tanya (Halaman: 120).

Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa Abay kecewa

mendengar berita dari Mamak. Berita bahwa gadis yang ia

Page 68: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

57

sukai hendak dilamar oleh seorang perwira polisi. Abay

berfikir bahwa Gebi lebih menyukai laki-laki yang macho

bukan seperti dirinya yang orang biasa.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Abay kecewa dengan kabar berita yang ia dapatkan dari

Mamak. Akibat dari berita itu Abay memutuskan untuk ikut

jihad kelompok RIIS.

c) Masalah dendam Teguh

Dalam novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito

& T Akbar Maulana permasalahan yang dialami oleh Teguh

adalah masalah dendam yang latarbelakang Teguh mengikuti

kelompok RIIS. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Oh, jadi isu kalau ayah-ibu Bang Teguh pentolan

GAM itu tidak benar tanyaku penasaran.

“Tak benarlah! Mana mereka mengerti? Mereka hanya

paham pupuk dan pakan!” seru Bang Teguh dengan

napas tersengal, menahan marah yang mungkin masih

berkobar di dadanya (Halaman: 73).

Percakapan Teguh dan Abay tentang masalalu keluarga

Teguh yang digosipkan bahwa orangtua Teguh adalah pentolan

GAM ternyata tidak benar. Hal tersebut diklarifikasi oleh

Teguh kepada Abay. Hal ini diperjelas dalam kutipan berikut.

“Syukurlah Bang Teguh nggak trauma, ya?” tanyaku

naif.

“Siapa bilang aku nggak trauma, Bay? Ana dendam

sekali. Tapi tak tahu dendam pada siapa. Yang ana

rasakan, bila ana marah, sepertinya kobaran api yang

menjilati tubuh orangtua ana ikut membakar dada ana.

Terkadang emosi diri ini meletup-letup. Ingin bunuh

Page 69: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

58

orang saja rasanya bila sedang marah, “ ucap Bang

Teguh dengan wajah serius (Halaman: 74).

Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa Teguh

mempunyai sifat dendam. Teguh dendam karena orangtuanya

dituduh sebagai pentolan GAM dan dibunuh keji. Sifat

dendamnya itulah yang membawanya masuk ke dalam

kelompok RIIS.

Dari kutipan beberapa kutipan di atas dapat

disimpulkan bahwa Teguh terjerumus ke dalam kelompok

radikal RIIS karena dendam di masa lalunya. Teguh dendam

atas perlakuan kedua orangtuanya yang dituduh sebagai

pentolan GAM.

b. Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan merupakan bagian penting dalam karya

sastra. Tokoh menunjuk pada orang, pelaku dalam cerita, sedangkan

penokohan cara pengarang menggambarkan watak dan sifat dari tokoh

dalam cerita. Pengarang menggambarkan watak tokoh melalui tokoh

utama dan tokoh tambahan.

1) Tokoh Utama

Tokoh utama dalam novel Boys Beyond The Light karya

Astrid Tito & T Akbar Maulana ada empat yaitu: Galih, Bagas,

Teguh, dan Abay. Keempat tokoh utama yang memiliki sifat yang

berbeda-beda.

Page 70: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

59

a) Galih

Galih mempunyai sifat yang baik. Ia selalu ingin

melindungi kakaknya. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di

bawah ini.

“Mas Bagas benar! Uangnya disumbangin! Aku

berteriak sekuat tenagaku. Aku tak mau Mas Bagas

diperlakukan kasar saat dia melakukan hal yang benar.

Cukup Papa yang pernah berbuat kasar pada Mas Bagas

hingga Mas Bagas terluka. Tapi tidak dengan Mama.

Aku tidak rela Mas Bagas yang sudah kekurangan kasih

sayang masih harus menerima perbuatan kasar dari Papa

dan Mama (Halaman: 49).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Galih

mempunyai sifat yang baik. Sebagai adik ia ingin melindungi

kakaknya. Galih membela kakaknya yang mendapat perlakuan

kasar dari orangtuanya. Hal tersebut diperjelas dalam kutipan

berikut.

Setelahnya, malam itu aku tak bisa tidur. Kedua mataku

tersekat dalam bayang malam, terbelalak dalam kelam.

Hatiku terasa sakit, seakan ikut merasakan penderitaan

Mas Bagas, yang hanya bisa merintih penuh luka pada

desau angin di luar jendela. Tiga hari berlalu begitu saja.

Waktu berjalan datar. Aku mendatangi kamar Mas

Bagas. Pelan aku menghampirinya. (Halaman: 3)

Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bahwa Galih

sangat menyayangi Mas Bagas. Galih iba atas apa yang terjadi

pada kakaknya. Galih seperti merasakan apa yang dialami oleh

kakaknya yang sedang kesakitan.

Page 71: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

60

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Galih memiliki sifat yang baik hati. Ia ingin melindungi dan

membela kakaknya atas perlakuan kasar orangtuanya.

b) Bagas

Bagas memiliki sifat pendiam dan kalem, tipikal manusia

tenang, anak baik-baik, dan sama sekali tidak suka keramaian.

Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.

“Ngaco kamu!” Mas Bagas terkekeh. “ Aku nggak suka

ramai-ramai, Lih. Kamu tahu aku, kan. Aku pencari

kedamaian hati. Ramai-ramai, teriak-teriak di kafe, itu

bukan tipeku. Aku merasa terintimidasi kalau dalam

keramaian,” ucap Mas Bagas seraya membuang botol jus

dingin yang sudah habis diteguknya ke dalam tempat

sampah berbentuk katak yang dia letakkan di samping

meja belajar (Halaman: 39).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Bagas

mempunyai sifat yang baik. Dia lebih suka kedamaian daripada

keramaian, dan nongkrong di kafe. Selain sifat-sifat baiknya,

Bagas juga tak lepas dari sifat buruk yang menjerumuskannya.

Bagas tipikal manusia murung. Apabila menemukan kesalahan,

dia cenderung menyalahkan diri sendiri, sehingga dia suka

berpikiran negatif. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah

ini.

“Memang mas sudah siap mati? Sudah siap?!” Aku

mengentak-entakkan kakiku di atas karpet tebal seraya

mendengus kesal.

“Kenapa nggak siap? Bukankah semua orang juga akan

mati, Lih? Hanya masalah timing and the way saja yang

nggak sama, kan?” tanyanya lagi, masih dengan ekspresi

wajah tanpa emosi. Aku menggeleng. Tak percaya

Page 72: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

61

dengan pola pikir Mas Bagas yang penuh rasa putus asa

itu (Halaman: 96).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Bagas

mempunyai sifat buruk yang menjerumuskannya. Pola pikir

putus asa yang ada pada dirinya saat dia menghadapi masalah.

Pola pikir itulah yang menjerumuskan dirinya ke dalam hal-hal

yang tidak diinginkan.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Bagas termasuk anak yang pendiam, baik, sopan tetapi, ia juga

mempunyai sifat buruk yang suka mengurung diri. Dari sifat

buruknyalah ia terjerumus ke dalam kelompok radikal RIIS.

c) Abay

Abay memiliki sifat sopan, berbakti kepada orangtua dan

pandai. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.

“Laki-laki itu berdiri di samping kami seraya

mempersilahkan kami untuk memilih. Aku membuka

lembar demi lembar buku menu tersebut. Ada menu

utama yang menggodaku: sis kebab dari daging sapi.

Tapi menu itu dibandrol dengan harga Rp 195.000. Juga

ada adana kebab yang harganya hampir sama dengan sis

kebab. Wow, betapa mahalnya harga kebab yang dibuat

dari daging dipotong kubus dan dirangkai pada tusukan

itu. aku langsung menutup buku menu itu, lalu berkata

sopan, “ Terserah Ayah saja. Aku ikut saja” (Halaman:

22).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Abay

mempunyai sifat sopan dan berbakti kepada orang tua. Abay

termasuk anak yang nurut kepada orangtua. Selain itu, Abay

Page 73: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

62

juga pandai dalam menuntut ilmu. Hal itu dapat dilihat pada

kutipan di bawah ini.

“Hahaha, nggak, Bang. Ana alhamdulillah lulus tes. Jadi

diterima di sekolah International Mustafa Ghardaly

Imam Khatib High scool, dengan beasiswa penuh yang

katanya kalau dihitung-hitung mencapai 200 juta

pertahun lho, Bang, “ beritaku semangat (Halaman: 60).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Abay

memang anak yang pandai. Abay dapat diterima di sekolah

internasional karena lulus tes dengan beasiswa penuh. Beasiswa

yang membuatnya tidak mengeluarkan uang untuk biaya

sekolahnya sendiri.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Abay memang anak yang mempunyai sifat sopan dan berbakti

kepada kedua orangtuanya. Selain itu, Abay juga termasuk anak

yang pandai sehingga ia dapat diterima di sekolah internasional

di Turki atas beasiswa yang ia peroleh.

d) Teguh

Teguh adalah seorang anak yang pandai. Ia mendapatkan

beasiswa sekolah di luar negeri. Hal itu dapat dilihat pada

kutipan di bawah ini.

“Oh, jadi kamu salah satu penerima beasiswa Diyanet

Foundation dari pemerintah Turki tahun ini?” tanyanya

sedikit antusias. Dia membenahi kacamatanya. “Selamat,

ya. Ana sekarang naik kelas dua belas di sekolah

International Mustafa Ghardaly Imam Khatib High School.

Sama dengan anta, ana juga penerima beasiswa Diyanet

Foundation,” ucap Bang Teguh seraya meninggalkan

senyuman yang lumayan cerah (Halaman: 60).

Page 74: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

63

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Teguh

memang anak yang pandai. Teguh dapat diterima di sekolah

internasional Turki karena beasiswanya. Selain pandai, Teguh

juga memiliki sifat buruk. Ia memiliki sifat pendendam. Hal itu

dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.

“Syukur Bang Teguh nggak trauma, ya?” tanyaku naif.

“Siapa bilang nggak trauma, Bay? Ana dendam sekali.

Tapi tak tahu dendam pada siapa. Yang ana rasakan, bila

ana marah, sepertinya kobaran api yang menjilati tubuh

orang tua ana ikut membakar dada ana. Terkadang emosi

diri ini meletup-letup. Ingin bunuh orang saja rasanya

bila sedang marah, “ ucap Bang Teguh dengan wajah

serius. (Halaman: 74).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Teguh

memang anak yang pendendam. Teguh tidak dapat mengontrol

emosi yang ada pada dirinya. Dendam yang ada dalam dirinya

yang membuat ia jatuh ke dalam hal yang tidak diinginkan.

Teguh bergabung dalam kelompok radikal RIIS.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Teguh seorang anak yang pandai. Ia mendapatkan beasiswa

sekolah di luar negeri. Selain pandai, Teguh memiliki sifat

buruk yaitu pendendam. Akibat dendam yang ada pada dirinya

mengakibatkan ia terjerumus ke dalam kelompok radikal GAM.

2) Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan dalam novel Boys Beyond The Light karya

Astrid Tito & T. Akbar Maulana adalah tokoh yang membantu

dalam cerita yang penting. Tokoh tambahan yang ada dalam novel

Page 75: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

64

Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana

yaitu: Papa, Mama, Mbok Nah, Ayah, Mamak, Puteh, Pak Ahmed,

Gebi, Napat, Abdul Karim, Abu Jalud, Umi Fitri, Karli, Okosa,

Otosan, Bang Hidayat, Pak Hamzah, Mr. Abu Salman.

a) Papa

Papa adalah orang yang berpendidikan tinggi dan

seorang pebisnis. Papa berkepribadian tegas, tetapi bersifat

dingin terhadap anak-anaknya. Hal tersebut dapat terlihat pada

kutipan di bawah ini.

“Ya, aku masih ingat kalimat yang disampaikan Papa

pada Mama di sebuah acara jamuan makan malam

mewah. Kala itu Papa baru saja meresmikan sebuah

usaha hotel miliknya. Kata Papa saat kepada Mama,

“Bila kamu tetap mau jadi istriku, jadilah istri yang

terlihat smart.” (Halaman: 11).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Papa

adalah seorang pebisnis tetapi, ia memiliki sifat yang arogan.

Papa mewajibkan Mama menjadi istri yang pandai. Hal ini

dikarenakan Papa adalah seorang yang berpendidikan. Hal

tersebut terlihat dikutipan berikut.

“Papa adalah orang berpendidikan. Beliau mengenyam

pendidikan S-1 di Amerika, lalu mendapatkan gelar

master dari salah satu universitas terbaik di Skotlandia”

(Halaman: 13).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Papa

seorang yang berpendidikan. Papa lulusan S-1 di Amerika dan

Page 76: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

65

mendapat gelar master dan salah satu lulusan terbaik di salah

satu universitas di Skotlandia.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Papa mempunyai sifat yang arogan. Sebagai kepala rumah

tangga ia mengharuskan keluarganya pandai.

b) Mama

Mama adalah tipe orang yang suka mengatur segala

urusan anak-anaknya. Walaupun ia suka mengatur dan tidak

disukai anak-anaknya tetapi sebenarnya ia mempunyai sifat

yang baik. Ia juga seorang pebisnis. Hal tersebut dapat terlihat

pada kutipan di bawah ini.

“Of couse I know, Dear. Absolutely, I know what’s best

for you! Kamu harus jadi pengusaha. Harus, Kamu

penerus semua perusahaan yang telah Mama bangun.

Sedangkan Bagas akan meneruskan grup korporasi yang

telah Mama bangun bersama Papa. Mama sudah

membuat mapping akan hal itu untuk kalian berdua.

Don’t worry, Honey. Kalian tinggal menjalankan saja,

ucap Mama seraya tersenyum (Halaman: 91)

Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa Mama termasuk

orang yang suka mengatur. Tanpa ia perdulikan apa keinginan

dan tujuan anak-anaknya. Walaupun ia suka ngatur sebenarnya

Mama mempunyai sifat yang baik, Mama lakukan itu semua

demi kebahagiaan anak-anaknya. Hal tersebut diperjelas dalam

kutipan berikut.

“Mama tahu Mama salah. Mama lebih mementingkan

bisnis dan segala urusan Mama daripada meluangkan

waktu lebih banyak untuk kalian, anak-anak Mama.

Page 77: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

66

Mama menyesal, Nak. Mama menyesal. Mama nggak

akan bertindak kasar lagi pada kalian.” Suara Mama

terdengar semakin bergetar, seakan menahan diri dari

buncahan tangis yang akan pecah. Aku kembali fokus

dengan maksudku menelpon Mama (Halaman: 157).

Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa Mama lebih

fokus terhadap bisnis daripada anak-anaknya. Mama menyadari

bahwa sikapnya salah dan menyesali atas perbuatannya. Mama

minta maaf atas perbuatannya yang sering berindak kasar

terhadap anak-anaknya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Mama bersikap seperti itu semata-mata hanya ingin melihat

anak-anaknya bahagia. Tetapi cara yang Mama gunakan salah,

ia juga menyadari dan menyesali berbuatannya.

c) Mbok Nah

Mbok Nah adalah pembantu rumah tangga yang bekerja

di rumah Bagas dan Galih. Mbok Nah memiliki sifat yang sabar.

Mbok Nah selalu sabar dalam menghadapi Galih dan Bagas.

Mbok Nah merawat Bagas dan Galih sudah seperti merawat

anaknya sendiri. Hal tersebut dapat terlihat pada kutipan di

bawah ini.

“Mas Bagas....Mas? Ada Mas Galih nggak di kamar Mas

Bagas? Ini, dari tadi Mama telepon Hp-nya Mas Galih,

katanya nggak diangkat-angkat. Mama pesan, hari ini

Mas Galih harus mencari bimbel , kalau memang nggak

cocok sama Pak Sunaryo guru les kimianya,” ucap Mbok

Nah santun. Mas Bagas melirikku. Aku langsung

menepok jidatku lalu segera mengempaskan tubuhku di

Page 78: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

67

atas bantal yang ada di karpet. Gitar yang telah kupegang

melorot jatuh dari perut gemukku (Halaman:45).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mbok Nah dengan

sabar menyampaikan perintah Mama kepada Galih dan Mas

Bagas. Selain sikap sabarnya Mbok Nah juga sangat

menyayangi Bagas dan Galih seperti menyayangi anaknya

sendiri. Hal tersebut diperjelas pada kutipan di bawah ini.

“Di mana, Den Bagas? Mbok juga rindu dengarnya,”

ucap wanita yang sudah seperti ibu kandungku serta

nenekku itu. Aku tercenung sesaat ketika mendapatkan

pernyataan itu. lalu dengan lidah kelu, aku berkata

dengan suara serak,” Mbok Nah, Mama. Sekarang nggak

perlu lagi mencari Mas Bagas. Karena sekarang Mas

Bagas sudah bahagia” (Halaman:170).

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa perhatian Mbok

Nah terhadap Bagas dan Galih seperti kepada anaknya sendiri.

Mbok Nah mencari tahu kabar Bagas karena ia rindu. Kasih

sayang yang diberikan Mbok Nah untuk Bagas dan Galih

melebihi kasih sayang kepada anaknya sendiri.

Dari beberapa kutipan di atas dapat dilihat bahwa sifat

Mbok Nah sabar dan sangat menyayangi Bagas dan Galih

seperti menyayangi anaknya sendiri. Mbok Nah selalu bertanya

tentang kabar Bagus dan Galih.

d) Ayah

Ayah adalah seorang ayah yang tanggungjawab. Selalu

menepati janjinya. Ayah juga baik, ia menolong orang yang

Page 79: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

68

sedang kesusahan. Hal tersebut dapat terlihat pada kutipan di

bawah ini.

“Tak apalah mahal sedikit. Ini sebagai ganti selama

kamu belajar di pesantren, yang bermenu sangat

sederhana, “ucap Ayah seraya berjalan dengan percaya

diri ke arah restoran tersebut (Halaman: 18).

Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bahwa Ayah

adalah sosok Ayah yang bertanggungjawab. Ia menepati

janjinya membelikan sepatu kepada Abay. Walaupun harganya

mahal. selain tanggungjawab Ayah juga seorang yang suka

menolong. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Ah ya! Sekarang aku ingat. Dia adalah orang Turki

yang menikah dengan salah satu kerabat ayahku. Kala itu

dia tengahmenjual mobil istrinya, agar uang hasil

penjualan mobil tersebut bisa dijadikan sebagai modal

usaha membuka restoran kebab. Ayahkulah yang

akhirnya membeli mobil tersebut. Mobil minibus

sederhana yang sekarang menjadi mobil keluarga kami.

Bahkan yang aku ingat, ayahku tidak menawar harga

minibus itu, karena dia ingin menolong saudara sesama

Muslim yang ingin berdagang. Ingatanku pun makin

jelas, ketika orang Turki itu datang bersama istrinya yang

tengah hamil besar ke rumahku yang sederhana, walau

kala itu hari sudah beranjak malam (Halaman: 31)

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Ayah adalah

seorang yang baik hati. Ia menolong sahabatnya dengan cara

membeli mobilnya. Bahkan Ayah tidak mau menawar harga

mobil yang dijual oleh Pak Ahmed. Ayah berfikir bahwa ia

ingin menolong saudara sesama Muslim yang hendak

berdagang.

Page 80: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

69

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Ayah memiliki sifat yang tanggungjawab. Tanggungjawabnya

digambarkan dengan perbuatannya menepati janjinya untuk

membelikan sepatu kepada Abay. Selain tanggungjawab Ayah

juga seorang yang suka menolong. Hal tersebut dibuktikan

dengan perbuatannya. Ayah membeli mobil dari orang Turki

tanpa menawar harganya semata-mata hanya ingin menolong

sesama Muslim yang hendak berdagang.

e) Mamak

Mamak adalah seorang ibu yang baik hati. Ibu yang

selalu menyemangati anaknya untuk bangkit ketika anaknya

sedang terpuruk. Hal tersebut dapat terlihat pada kutipan di

bawah ini.

“Bangkitlah, Nak, berprestasilah. Ayahmu banyak

berkorban hanya untuk membeli sepatu itu. Dia bahkan

berkorban nyawa hanya untuk membuatmu bahagia,”

ucap Mamak dengan suara bergetar. Kedua matanya

kembali berkaca-kaca. Mendengar kalimat Mamak,

sebulir air mataku kembali jatuh menubruk sepatu itu. Ya

sepatu itu (Halaman: 31).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mamak adalah

seorang ibu yang menyayangi anaknya dengan penuh kasih

sayang. Seorang ibu yang memberikan motivasi kepada anaknya

agar tidak larut dalam kesedihan atas musibah yang ia alami.

Hal tersebut diperjelas pada kutipan di bawah ini.

“Abay? Ini Abay?” tanya Mamak, Seakan tak percaya

buah hatinya sedang menelpon dirinya. “Abay anakku!

Page 81: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

70

Ba’a kaba wa’ang? Tangah dima wa’ang kini, Bay (Apa

kabarmu? Kamu sedang dimana sekarang, Bay)?”

Mamak bertanya bahagia (Halaman: 139).

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Mamak bahagia

mendengar kabar dari Abay. Akan tetapi Mamak juga kecewa

saat mendengar kabar bahwa Abay sedang di Suriah. Mamak

menyuruh Abay pulang. Hal tersebut diperjelas pada kutipan di

bawah ini.

“Apa! Di Suriah? Inna lillaah!” Mamak setengah

berteriak. “Ya Allah! Mamak tak rida kalau kamu pergi

ke sana Bay! Kalau tahu seperti ini, Mamak tak kasih

izin kamu sekolah ke Turki. Kamu harus balik ke sini

atau ke Turki. Ilmumu belum penuh selengkapnya....

Kamu tak pham kalau... (Halaman: 140-141).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Mamak tidak

merestui Abay berada di Suriah. Mamak kecewa dengan

keputusan Abay. Mamak menyarankan Abay ubtuk kembali ke

Indonesia atau kembali ke Turki untuk melanjutkan sekolahnya.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa

Mamak mempunyai sifat yang baik hati. Ia menyayangi anaknya

dan memberikan solusi yang terbaik untuk anaknya.

f) Pak Ahmed

Pak Ahmed adalah seorang warga negara Turki yang

baik. Ia tidak melupakan kebaikan Ayahnya Abay yang pernah

menolongnya. Sekarang Pak Ahmed membalas kebaikan

orangtua Abay dengan cara mendaftarkan dan mengurus

Page 82: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

71

beasiswa untuk sekolah SMA di Turki. Hal tersebut dapat

terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Lalu beliau berkata di ujung telepon itu, “Segera saya

urus data-datamu, agar kamu bisa meneruskan SMA di

Turki. Tak perlu khawatir mengenai uang perbekalan dan

segala urusan itu, bila kamu lulus dan dapat full

scholarship, mungkin biaya perbekalan akan lebih ringan

lagi. Namun, ringan atau berat, saya tetap akan bantu.

Jangan khawatir.” (Halaman: 31)

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Pak Ahmed

adalah seorang yang baik. Pak Ahmed tidak lupa kepada orang

lain yang pernah menolongnya dengan cara membeli mobilnya.

Ia tahu caranya membalas budi kebaikan orang lain. Hal tersebut

diperjelas dengan kutipan berikut ini.

Setelah mendapatkan informasi yang cukup dari Pak

Ahmed teman almarhum ayahku, aku pun akhirnya

mendaftar. Aku memberikan semua biodataku pada Pak

Ahmed. Lalu sekitar bulan Maret 2012 aku melakukan

tes ujian masuk. Banyak sekali yang diuji, dari bahasa

Arab, bahasa Inggris, sampai sains. Namun, karena cita-

citaku sebagai anak kampung yang ingin go international

begitu menggelora di jiwaku, aku pun memantapkan diri

dengan belajar tekun. Aku ingin membuat ayahku

tersenyum di alam sana, membuat beliau menepuk

dadanya bangga, bahwa tak sia-sia semua pengorbanan

yang beliau berikan kepadaku .(Halaman 51)

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Pak Ahmed

ingin mendaftarkan Abay masuk ke sekolah luar negeri. Dengan

semangat yang tinggi Abay belajar dengan tekun agar bisa

masuk dan mendapatkan beasiswa sekolah di luar negeri.

Kemudian Abay mengikuti serangkaian tes. Abay menginginkan

Ayahnya yang sudah meninggal bangga dengannya.

Page 83: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

72

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Pak Ahmed memang benar orang yang baik. Ia membalas budi

Ayahnya Abay dengan cara menyalurkan Abay agar Abay dapat

beasiswa sekolah di luar negeri.

g) Puteh

Puteh adalah adik dari Abay. Dia seorang adik yang

sayang kepada kakaknya. Puteh juga mendukung dan selalu

memberi semangat kepada Abay. Hal tersebut dapat terlihat

pada kutipan di bawah ini.

“Selamat ya, Bang. Aku tahulah. Pasti Abang juara lagi,

“ ucap adik semata wayangku yang berwajah imut, dan

kini tingginya sudah sama denganku. Adikku yang

mengenakan jilbab putih ini mencium tanganku takzim.

Aku mengucek-ucek kepala adikku lembut, lalu

memeluk mamakku dan adikku ke dalam rangkuman

kedua tanganku. Kami bertiga pun berangkulan erat,

merasakan kebersamaan dalam kebahagiaan, yang

mungkin akan kurindu “. (Halaman: 26)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Puteh memberikan

selamat kepada Abangnya yang juara. Sedangkan Abay sendiri

juga menyayangi Puteh sebagai adik kandung satu-satunya. Selain

kepada Puteh Abay juga sangat menyayangi Mamaknya. Puteh

selalu menyayangi kakaknya terlihat dalam kutipan berikut.

Puteh tertawa kecil. “Mamak nih ada-ada saja. Nanti

Abang tambah shock lagi,” ucap Puteh seakan

mengingatkan Mamak. (Halaman 31)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Puteh membela Abay.

Ia tak ingin Abay tambah shock mendengar kabar dari

Page 84: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

73

Mamaknya. Puteh tidak ingin kakaknya tambah sakit. Ia

membela kakaknya yang sedang diledek oleh Mamaknya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Puteh mempunyai sifat yang penyayang. Ia sangat menyayangi

Kakaknya.

h) Gebi

Gebi adalah sosok gadis cantik yang baik hati. Ia juga

peduli kepada orang lain. Hal tersebut dapat terlihat pada

kutipan di bawah ini.

“Selamat ya, bahasa Arab kamu memang bagus. Masa

Allah. Subhanallah,” ucap perempuan cantik, berjilbab,

dengan senyuman termanis yang pernah kutemui

sepanjang hidupku. Matanya tampak mengernyit di

bagian ujungnya saat dia tersenyum, membuatku

semakin kikuk di hadapannya (Halaman: 16).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Gebi memberikan

perhatian kepada Abay. Gebi sebenarnya menyukai Abay

namun tidak berani menyampaikan apa isi hatinya. Ia hanya

mampu menyurahkan isi hatinya lewat tulisan. Hal tersebut

dapat terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Orang-orang yang merindu, tetapi tetap menjaga

kehormatan perasaannya, takut sekali berbuat dosa,

memilih senyap, lalu memperbaiki diri hingga waktu

memberikan kabar baik. Boleh jadi doa-doanya

menguntai tangga yang indah hingga ke kaki langit. Bila

tidak dengan yang dirindukan, mungkin terganti dengan

yang lebih baik (Halaman: 111).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Gebi memberikan

perhatian kepada Abay. Perhatian yang ia berikan melalui doa-

Page 85: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

74

doa yang ia panjatkan. Dari beberapa kutipan di atas dapat

disimpulkan bahwa Gebi sosok gadis yang baik hati dan

sholehah.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Gebi merupakan gadis cantik yang baik hati. Selain baik hati ia

juga sholehah.

i) Abu Jalad

Abu Jalud adalah sosok laki-laki yang kasar. Dia

semena-mena dalam menyuruh pengikutnya semaunya sendiri.

Hal tersebut dapat terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Jadi, bagaiman? Kamu bersihin toilet juga nggak mau?”

Suara Abu Jalud meninggi, membuat janggutnya yang

tebal memanjang hingga batas leher itu bergerak-gerak.

Demi mendengar nada suaranya yang keras, jantungku

kembali berdetak cepat (Halaman: 128).

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Abu Jalud

memang orang yang kasar dan semaunya sendiri. Abu Jalud

semena-mena ketika ia menyuruh orang lain untuk bekerja. Hal

tersebut diperjelas pada kutipan di bawah ini.

“Nanti akan ada dua orang eksekutor, yang akan menjadi

sang peledak. Kabarnya orang Irak sendiri,” ucap Abu

Jalud lagi, yang langsung diiringi anggukan kami

berempat. “Sekarang kalian boleh bersiap-siap. Saya

akan pergi ke kelompok-kelompok tugas yang lain.” Abu

Jalud menutup penjelasannya seraya menyerahkan kertas

yang tadi diberikan para amir kepada Bang Teguh

(Halaman: 138).

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Abu Jalud

seorang yang semaunya sendiri. Ia memerintahkan tanpa

Page 86: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

75

bertanya terlebih dahulu. Apa yang ia perintahkan harus selalu

dituruti oleh anak buahnya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Abu Jalud memiliki sifat yang kasar terhadap bawahannya. Ia

bersikap semaunya sendiri tanpa memikirkan orang lain.

j) Umu Fitri

Umu fitri adalah seorang wanita juru masak di dapur

umum. Dia wanita yang tegas. Dia juga memiliki sifat yang

keras. Apabila ada yang melakukan salah, ia memarahi tanpa

mendengarkan penjelasan terlebih dahulu. Hal tersebut

diperjelas pada kutipan di bawah ini.

“Ya ampun! Bukan masalah panas yang kamu rasa! Tapi

lihat, sup satu panci untuk kamp kamu jatuhkan!

Haduh!” Melihat kejadian tak sengaja ini, spontan Umu

Fitri yang bercadar itu ikut menjerit histeris. Bahkan

suaranya hampir membelah langit (Halaman: 129).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa sikap Umu Fitri

langsung marah dan kesal karena sup yang baru saja ia masak

tumpah. Walaupun itu tidak sengaja tumpah. Hal tersebut

diperjelas pada kutipan di bawah ini.

“Kamu yang masak sup ini! Saya ada kebutuhan lain

yang harus dikerjakan,” titah Umu Fitri tiba-tiba, seraya

menyorongkan pisau tajam itu hingga mengarah dan

berhenti tepat lima sentimeter di depan hidungku. Aku

lemas melihat pisau itu. Terbayang penyiksaan yang

akan kuterima bila melakukan kesalahan, seperti video

yang diperlihatkan Teguh kala itu (Halaman: 131).

Page 87: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

76

Kutipan di atas memperjelas kutipan sebelumnya bahwa

sifat Umu Fitri memang keras. Umu Fitri memarahi Galih

dengan nada yang keras. Dia termasuk orang yang tidak bisa

mengontrol emosinya. Hal tersebut diperjelas pada kutipan di

bawah ini.

“Hey, Galih! Apa yang kamu lihat? Cepat kamu ambil

makanan jatah kampmu dan pergi dari sini.” Tiba-tiba

suara Umu Fitri menggelegar dan pecah di gendang

telingaku. Jantungku pun kembali jatuh karena merasa

ketangkap basah tengah memandang seorang wanita

yang bukan mahramku (Halaman: 134).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Umu Fitri berwatak

keras. Ia menegur Galih yang sedang memandang seorang

wanita. Sebab Wanita yang dilihat oleh Galih adalah wanita

yang bukan mahramnya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Umu Fitri memiliki sifat yang tegas dan emosional. Umu Fitri

tidak suka terhadap Galih yang suka memandangi wanita yang

bukan mahramnya.

k) Karli

Karli adalah seorang perempuan yang berparas cantik.

Dia juga ramah terhadap orang lain. Karli merupakan wanita

yang pendiam. Dia adalah Istri dari Bagas. Bagas dan Karli baru

saja melangsungkan pernikahan. Hal tersebut diperjelas pada

kutipan di bawah ini.

Page 88: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

77

“Kaifa haluk?” tanyanya ramah dengan mata yang

menyipit, mungkin karena dia tengah tersenyum lagi.

Aku mengangguk seraya mengacungkan ibu jariku, tanda

aku dalam keadaan baik. Aku tahu arti pertanyaan itu.

Tapi aku tak bisa bahasa Arab (Halaman: 134).

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Karli memiliki

sifat yang ramah. Ia menyapa kepada orang baru ia kenal.

Walaupun Karli tidak mengetahui siapa lawan bicaranya ia tetap

menyapa dan bertanya dengan sopan kepada orang lain. Hal

tersebut diperjelas pada kutipan di bawah ini.

Karli menoleh kepadaku lalu cepat-cepat menurunkan

cadarnya yang dia naikkan di atas kepalanya. Namun,

selintas aku sempat melihatnya tersenyum kepadaku

(Halaman: 135)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Karli memang gadis

yang sopan. Ia memberikan senyumannya kepada orang yang

baru ia kenal. Bahkan kepada orang yang belum ia kenal ia juga

menyapa dengan sopan.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Karli memang seorang gadis yang sopan. Walaupun dengan

orang yang elum ia kenal ia menyapanya.

l) Okasan

Okasan adalah orang yang baik hati. Dia juga perhatian

pada orang lain. Hal tersebut diperjelas pada kutipan di bawah

ini.

“Ada apa dengan kakimu, Bay? Kecelakaan?” tanya

Okasan penuh perhatian, dengan mata yang bertumpu

pada perban yang melilit betisku (Halaman: 178).

Page 89: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

78

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa sifat yang

dimiliki Okasan adalah baik hati. Walaupun Abay lebih muda

darinya tetapi ia menyapa dan bertanya tentang keadaan yang

dialami Abay. Okasan juga mengajak Abay pulang bersama. Hal

tersebut diperjelas dengan kutipan berikut ini.

“Abay juga begitu. Tak perlulah lama-lama di sini.

Sudah, balik saja ke sekolah lagi. Menuntut ilmu. Agar

kelak ilmumu bisa bermanfaat bagi kemajuan umat,”

tambah Okasan lagi (Halaman: 181).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Okasan mengajak dan

menyuruh Abay pulang. Okasan menyuruh Abay kembali

melanjutkan sekolahnya lagi. Okasan juga menasehati Abay

untuk menuntut ilmu agar kelak ilmunya dapat bermanfaat bagi

kemajuan umat.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

sifat yang dimiliki oleh Okasan adalah baik hati. Selain baik hati

Okosan juga memberikan nasehat kepada Abay.

m) Pak Hamzah

Pak Hamzah adalah seorang sopir yang bekerja di KBRI

Turki. Dia mempunyai sifat baik, ramah, dan peduli terhadap

orang lain. Hal tersebut diperjelas pada kutipan di bawah ini.

“Sudah memutuskan mau kembali kemana?” tanya Pak

Hamzah dengan bahasa Indonesia beraksen Arab itu

kepadaku. Aku yang duduk di sisi depan, tepat di sebelah

Pak Hamzah, hanya menggeleng lemah (Halaman: 175).

Page 90: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

79

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan Pak Hamzah

termasuk orang yang ramah. Pak Hamzah memberikan nasehat

kepada Abay. Pak Hamzah juga menanyakan apakah Abay

hendak pulang ke Indonesia. Hal tersebut diperjelas pada

kutipan di bawah ini.

“Paspor itu harus dijaga baik-baik, bila kita bepergian ke

luar negeri,” nasihat Pak Hamzah dengan nada

kebapakan kepadaku. Aku hanya mengangguk

menanggapinya. Sebenarnya, paspor Turkiku masih

aman dan nyaman di dalam ranselku. Jadi, hatiku masih

tenang. Aku masih bisa pulang ke Indonesia, maupun

kembali ke Turki dengan nyaman (Halaman: 176).

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Pak

Hamzah sedang memeberi nasehat kepada Abay. Agar Abay

menjaga baik-baik paspornya. Sebab, paspor tersebut

merupakan identitasnya ketika ia berpergian.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Pak Hamzah memang orang yang baik, ramah. Selain itu Pak

Hamzah juga memiliki sifat yang peduli kepada orang lain.

n) Mr. Abu Salman

Mr. Abu Salman adalah seorang pakar teroris. Dia

memberitahu tentang RIIS adalah ajaran salah yang mengatas

namakan agama. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut

ini.

“I think I’m gonna straight to the point. Sejatinya, RIIS

muncul akibat oplosan tiga fenomena yang saling

berkelindan. Pertama, invasi ilegal Amerika terhadap

Irak tahun 2003. Invasi ini berhasil „memerdekakan‟

Page 91: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

80

rakyat Irak dari cengkraman rezim Saddam Husein yang

sekuler. Kedua, rezim boneka bermazhab Syiah

pengganti Saddam yang dibentuk Amerika, yang telah

melakukan diskriminasi sistematis terhadap mayoritas

pengikut mazhab Sunni, yang akhirnya melahirkan RIIS.

Ketiga, konflik di Suriah pecah (Halaman: 207).

Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa RIIS kelompok

yang merusak. Kelompok yang terbuat dari latar belakang yang

tidak baik. Kelompok tersebut melakukan diskriminasi terhadap

pengikut mazhab Sunni. Dari situlah RIIS terbentuk.

Menyebabkan terjadinya konflik di suriah. Hal tersebut

diperjelas pada kutipan di bawah ini.

“Abu Salman kembali berkata, “Seorang lelaki yang telah

atau sedang mempersiapkan diri untuk berjihad di medan

pertempuran, bila saya meminjam istilah Connel 2005,

adalah laki-laki yang memiliki posisi kelelakian yang lebih

tinggi atau hegemonic masculinity dibandingkan dengan

yang hanya mengikuti kajian keagamaan saja atau

subordinate masculinity. Inilah yang dijadikan bahan

propaganda yang dikeluarkan RIIS di media sosial,

utamanya di YouTube. Mereka mengunggah kegalauan

setiap remaja. Misalnya pilihan kalimat ketika mereka

menjelaskan kondisi peperangan dengan istilah haadza

ardhul rijal, ungkapan bahasa Arab yang berarti „Ini

dunianya para lelaki‟. Kalimat ini membawa pesan tegas

kepada penonton: „Anda bukanlah lelaki tulen jika tidak

berada di dunia ini‟ (Halaman: 209).

Dari kutipan di atas dapat terlihat bahwa kelompok RIIS

memprovokasi anak muda lewat sosial media. Kelompok radikal

RIIS ini merusak generasi yang akan datang. Cara yang

dilakukan kelompok radikal RIIS menggunakan kata-kata yang

menyebut bahwa apabila mereka bergabung dalam

kelompoknya maka dapat dikatakan sebagai seorang lelaki

Page 92: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

81

tulen. Kelompok radikal RIIS inilah yang mengakibatkan anak

muda yang sedang bimbang dapat terjerumus dan mengikuti

kelompok radikal tersebut.

Dari beberapa kutipan di atas ddijelaskan bahwa Mr.

Abu Salman memiliki sifat yang baik. Sebagai pakar teroris ia

memberitahukan kepada masyarakat agar tidak mudah

terprovokasi. Sebab, kelompok radikal RIIS sangat berbahaya.

Kelompok tersebut dapat merusak masa depan anak muda.

Dari seluruh kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tokoh dan penokohan yang terdapat dalam novel Boys Beyond

The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana beragam. Dari

keberagaman tokoh dan penokohan tersebut membuat daya tarik

bagi para pembaca.

c. Alur

Alur merupakan rangkaian cerita dari awal sampai akhir yang

merupakan rangkaian peristiwa lain yang dihubungkan dengan

kasualitasnya, sehingga peristiwa pertama menyebabkan peristiwa

kedua, peristiwa kedua menyebabkan peristiwa ketiga, dan selalu

seperti itu untuk selanjutnya. Novel Boys Beyond The Light karya

Astrid Tito & T. Akbar Maulana dibagi dalam beberapa peristiwa

mulai dari bab 1 sampai dengan bab 14. Dari rangkaian bab tersebut,

demikian pemaparannya mengenai alur.

Page 93: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

82

Perkembangan alur adalah tahap yang menjelaskan jalannya

alur dari awal hingga akhir cerita dalam novel. Berikut pemaparan

mengenai tahapannya.

1) Tahap Penyesuaian

Tahap penyituasian berisi tentang pelukisan dan pengenalan

situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Pada tahap ini digambarkan

oleh tokoh Bagas. Bagas adalah seorang anak laki-laki yang terlahir

dari keluarga kaya raya, memiliki sifat yang baik karena kurang

kasih sayang dari kedua orang tuanya Bagas mempunyai sifat

buruk yang menjerumuskannya. Hal itu dapat pada kutipan di

bawah ini.

“Selain sifat-sifat baiknya, Mas Bagas juga tak lepas dari

sifat buruk yang menjerumuskannya. Mas Bagas tipikal

manusia pemurung. Bila menemukaan kesalahan, dia akan

dendam. Namun, bentuk dendamnya sedikit aneh

menurutku. Dia cenderung menyalahkan diri sendiri,

sehingga dia suka berpikiran negatif, skeptis, bahkan

menyakiti diri sendiri, sehingga dia suka mengurung di

dalam kamar berhari-hari? Aku bukan tipikal penyendiri

(Halaman: 41).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Bagas memang anak

yang baik. Namun ia juga mempunyai sifat buruk yang

membuatnya kurang percaya diri. Bagas juga tipe anak yang

sederhana. Hal tersebut terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Iya! Tapi kan bukan untuk dijual!” sembur Mama tinggi.

“Aku pikir...kita sudah punya banyak mobil. Lagi pula...aku

enggak enak pakai mobil itu ke sekolah. Nggak enak sama

yang lain...terlalu berlebihan. Aku nggak nyaman,” ucap

Mas Bagas sedikit terbata, seperti enggan menyinggung

perasaan Mama (Halaman: 48).

Page 94: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

83

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Bagas menolak

pemberian Mamanya. Justru ia menjual mobil hadiah dari

Mamanya. Bagi Bagas hadiah tersebuat terlalu berlebihan

untuknya. Bagas tidak nyaman dengan mobil pemberian Mamanya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

pemunculan konflik terjadi pada Bagas dan Mamanya. Bagas tak

sepaham dengan gaya hidup orangtuanya yang tergolong orang

kaya raya. Sedangkan Bagas menginginkan kehidupan yang

sederhana.

2) Tahap Pemunculan Konflik

Konflik mulai muncul saat Bagas menjual mobil pemberian

orangtuanya untuk hadiah kelulusan. Hal itu dapat dilihat pada

kutipan di bawah ini.

“Bukannya itu hadiah atas kelulusanku, Ma?” tanya Mas

Bagas dengan wajah datar tanpa ekspresi.

“Iya! Tapi kan bukan untuk dijual!” sembur Mama tinggi.

“Aku pikir . . . kita sudah punya banyak mobil. Lagi pula . .

aku enggak enak pakai mobil itu ke sekolah. Nggak enak

sama yang lain . . .terlalu berlebihan. Aku nggak nyaman, “

ucap Mas Bagas sedikit terbata, seperti enggan

menyinggung perasaan Mama (Halaman: 48).

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Bagas tidak

ingin membawa mobilnya ke sekolah karena menurut Bagas hadiah

mobil itu terlalu mewah. Bagas tidak terlalu suka dengan hal

tersebut. Sedangkan pemunculankonflik yang dialami Teguh

adalah tentang Teguh yang memiliki latarbelakang dendam di masa

lalu membuatnya ingin balas dendam. Namun cara balas dendam

Page 95: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

84

yang dilakukan Teguh dengan jalan yang salah. Teguh ingin ikut

RIIS. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut ini.

“Saya suka kota gazintep. Di sana banyak orang Arab.

Selain berbatasan dengan Suriah, makanannya juga cocok

dengan lidah saya. Pedas, mirip dengan masakan orang

Indonesia. Rencananya saya akan ke sana, ke perbatasan.

Di sana ada Republic of Islam Iraq Syiria atau RIIS. Negara

murni Islam, seperti yang kita damba-dambakan selama

ini.” Tiba-tiba Bang Teguh menyalip ucapan Lavani.

Matanya yang berada di balik kacamatanya terlihat

membesar. Tanda dia sangat antusias. Senyumannya tiba-

tiba melebar (Halaman: 81).

Dari kutipan di atas dapat terlihat jelas bahwa Teguh ingin

memprovokasi teman-temannya untuk mengikuti RIIS. Dia sangat

antusias saat menceritakan RIIS agar teman-teman tergiur

mengikuti ajaran RIIS. Berbeda dengan Abay, Abay sedang galau

karena gadis yang ia sukai akan dilamar oleh saudaranya sendiri.

“Kalau si Gebi, sebaiknya tak usah kamu belikan oleh-

oleh, Nak. takut mengundang fitnah orang sekampung,”

jawab Mamak cepat.

“Tapi, Mak?”

“Lagi pula baru saja Tek Keulama pesan pisang sale pada

Mamak banyak sekali. Ternyata si Gebi mau dilamar Zaki,

anak Pak RW yang calon perwira polisi, yang baru lulus

Akpol. Mereka mau mengadakan acara lamaran nanti

malam. Jadi sudahlah, kamu jangan menjadi pengganggu

rencana baik mereka!” seru Mamak dengan nada serius

(Halaman: 115).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Abay merasa minder

dengan calon Gebi yang seorang polisi. Kabar yang ia dapat dari

Mamaknya mengakibatkan Abay merasa dirinya tidak pantas

memperjuangkan cintanya kepada Gebi. Akibat kegalauannya

Page 96: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

85

tersebut menjerumuskan ia masuk ke dalam kelompok radikal

RIIS.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tahap pemunculan konflik terjadi pada saat anak-anak muda ini

mengalami kegalauan. Dendam yang ada pada dirinya.

3) Peningkatan Konflik

Peningkatan konflik terjadi pada saat Bagas tidak mau

mendengarkan apa menurut Galih itu tidak baik untuk Mas Bagas.

Galih tidak ingin kakak semata wayangnya mengikuti RIIS.

“Kenapa nggak siap? Bukankah semua orang juga akan

mati, Lih? Hanya masalah timing and the way saja yang

nggak sama, kan? tanyanya lagi, masih dengan ekspresi

wajah tanpa emosi. Aku menggeleng. Tak percaya dengan

pola pikir Mas Bagas yang penuh rasa putus asa itu

(Halaman: 96).

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Mas Bagas dan

Galih sedang berdebat. Galih meyakinkan Mas Bagas bahwa

keputusan yang ia ambil salah. Rasa putus asa yang ada dalam diri

Mas Bagas membuatnya salah mengambil keputusan.

Sedangkan peningkatan konflik yang dialami oleh Abay

adalah ketika Abay mendengar kabar bahwa Gebi akan dilamar

oleh Zaki. Timbulah rasa cemburu yang ada dalam diri Abay. yang

mengakibatkan iya terjerumus mengikuti RIIS.

“Iya Zaki, yang cakep, beralis tebal, dan gagah,” jelas

Mamak sambil memuji Zaki. Darahku semakin

menggelegak cemburu. “Zaki itu bila diurut-urut, dia masih

kemenakan ayahmu, Bay,” Berita mamakku lagi, membuat

dadaku semakin meletup geram (Halaman: 116).

Page 97: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

86

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Abay merasa cemburu

dengan kabar yang ia dengar. Abay merasa minder ketika

Mamaknya memuji kegantengan Zaki. Gebi gadis yang ia cintai

hendak dilamar oleh saudaranya sendiri. Akibat hal tersebut Abay

memutuskan untuk ikut kelompok radikal RIIS.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

peningkatan konflik terjadi pada saat Gebi hendak dilamar oleh

Zaki. Sedangkan Zaki sendiri masih saudaranya. Sedangkan

peningkatan konflik yang dialami Galih dengan Mas Bagas terjadi

ketika mereka tak sepaham dengan keputusan Mas Bagas.

4) Klimaks

Puncak permaslahan terjadi ketika Abay, Galih, Bagas, dan

Teguh dikirim ke Baghdad. Mereka ditugaskan untuk meledakkan

bom.

“Abay, Galih, Bagas, dan Teguh kalian dipindahtugaskan

ke Baghdad, “titah Abu Jalud tegas seraya menatap mata

kami satu persatu. “Kalian dianggap satu keluarga oleh para

amir. Teguh menjadi orang yang bertanggung jawab atas

keberadaan kalian di Baghdad. Sedangkan kalian, Abay dan

Bagas, kalian sangat cerdas dan mampu merakit bom.

Tugas kalian merakit dua bom mobil dan lima bom tubuh.

Galih akan membantu Bagas dan Abay,” jelas Abu Jalud

lagi. (Boys Beyond The Light: 138)

Ketika sampai di Baghdad dan mendapat kabar bahwa yang

akan melakukan eksekutor bom telah meninggal. Teguh

mendapatkan berita bahwa sebagai penggantinya Abay dan

Galihlah yang akan ditugaskan untuk melakukan bom bunuh diri.

Page 98: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

87

“Atas hasil keputusan para amir, maka sebagai pengganti

dua orang eksekutor itu adalah Abay dan Galih.” Berita

yang disampaikan Teguh dengan nada tenang itu mendarat

di segenap pancaindraku layaknya sebuah bom atom

berkekuatan super yang meledak tepat di jantungku. Aku

sama sekali tak percaya atas apa yang telah dia katakan

(Halaman: 147).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Galih belum siap untuk

mati. Akhirnya Galih dan Abay melarikan diri dari Teguh. Galih

dan Abay berusaha mencari pertolongan. Mereka menemukan

sebuah restoran yang masih buka. Akhirnya Galih bisa telepon

Mamanya dengan menggunakan ponsel milik penjaga kasir.

“Ma, tolong aku. aku lagi di Baghdad. Aku dan Mas Bagas

tak sengaja ikut RIIS, Ma. Mama tau RIIS, kan? Kelompok

Islam radikal yang sedang membangun negara di atas

Suriah dan Irak. Paspor kami ditahan mereka. Seminggu

lagi aku dijadwalkan untuk melakukan bom bunuh diri.

Sekarang aku sedang kabur, Ma. aku takut. aku belum siap

mati,” beritahuku dengan ketukan nada cepat (Halaman:

157).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Galih sedang meminta

pertolongan kepada Mamanya. Ia menjelaskan bahwa ia dan Mas

Bagas terjerumus dan mengikuti kelompok radikal RIIS. Paspor

mereka ditahan dan tidak bisa pulang. Belum selesai mendengar

jawaban dari Mamanya terdengar suara tembakan dari luar.

Ternyata Teguh sedang berkelahi dengan Abay. Galih berusaha

membantu menyelamatkan Abay.

“Tiba-tiba suara tembakan terdengar. Bang Teguh jatuh

tersungkur. Galih tampak mengarahkan AK 47-nya pada

Bang Teguh. Bang Teguh mengerang kesakitan.. Namun,

dia tak putus asa. Dia merogoh kantong celananya,

mencari-cari. Tak lama dia mengangkat kedua tangannya,

Page 99: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

88

menyerah kalah. Aku dan Galih bernapas lega (Halaman:

161).

Dari kutipan di atas dapat terlihat bahwa Teguh dan Galih

berkelahi. Galih menembak Teguh karena Teguh ingin membunuh

Abay dan Galih yang berusaha kabur darinya. Setelah tertembak

dan kesakitan Teguh mencari tembakannya tetapi ia tidak

menemukan. Akhirnya Teguh menyerah Galih dan Abay dapat

bernafas lega.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

klimaks yang terjadi pada novel ini sangat mencengangkan. Terjadi

pertumpahan darah karena adanya perkelahian yang menggunakan

senjata tajam.

5) Penyelesaian

Galih mendapatkan pertolongan dari Mamanya. Galih

disuruh mencari di mana letak Kedutaan Indonesia dan minta

pertolongan di sana.

“Sekarang, kamu tanya orang di situ, bagaimana cara pergi

ke Kedutaan Indonesia yang ada di Baghdad. Jangan

katakan apa-apa. Jangan ceritakan apa pun pada siapa pun.

Dari sini Mama akan menghubungi kedubesnya untuk

menolong menampung kamu dulu. Mama segera kirim

orang untuk menjemput kamu,” jawab Mama tegas, laiknya

memberi komando kepada bawahannya. Aku mengangguk

mantap (Halaman: 157).

Setelah Galih mendapatkan pertolongan dan dapat kembali

ke Indonesia. Abay masih bimbang ia akan kembali ke Turki atau

kembali ke Indonesia. Setelah mengantarkan Galih ke bandara.

Page 100: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

89

Abay kembali KBRI dan bertemu dengan Okasan. Kemudian Abay

di ajak Okasan pulang ke Turki.

“Alhamdulillah, Ya Allah. Kau telah menentukan pilihan-

Mu dengan mengirimkan orang-orang-Mu untuk

membantuku. Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih,

Ya Allah (Halaman: 181)

Setelah semuanya membaik. Galih disuruh Mamanya untuk

mencari Karli istri Bagas. Galih mengajak Abay mencari Karli ke

Turki. Abay disuruh membujuk Karli agar ikut Galih ke Indonesia

menemui Mamanya. Namun ibu Karli menolak dan mengusir

mereka dari apartemennya.

“Ayolah, Bro...,” aku kembali membujuknya, tapi Abay

malah terdiam. Dia tampak enggan. Maklum, ekspresi ibu

Karli tadi memang benar-benar tidak mengenakkan. Sudah

terbayang di otakku, bila kami kembali ke sana, kami akan

diomel-omeli lagi. Tapi entahlah, seperti ada sebuah

magnet besar yang menarikku kembali ke sana. Ya! Aku

harus kembali ke sana.

“Bay, gue sekalian mau melamar Karli, Bay.”

“hah? Melamar? (Halaman: 200).

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Galih menyuruh

Abay untuk melamar Karli. Abay merasa enggan kembali ke rumah

Karli. Sebab perlakuan ibu Karli yang kurang sopan kepada Galih

dan Abay. Namun karena keputusan yang diambil Galih yang ingin

melamar Karli lebih besar dari ego Abay. Akhirnya Galih dan

Abay kembali ke rumah Karli untuk melamar Karli.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tahap penyelesaian terjadi ketika Galih dan Abay meminta

Page 101: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

90

pertolongan ke KBRI. Setelah sampai di KBRI Abay dan Galih

akhirnya bisa kembali ke Indonesia dengan selamat.

d. Latar/Setting

Latar novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T.

akbar Maulana dibagi menjadi latar tempat, suasana dan latar waktu.

Banyak kejadian yang menonjolkan sisi latar. Namun ada beberapa

latar yang menonjol, berikut peristiwa yang mewakili untuk

menunjukkan latar dari isi cerita novel Boys Beyond The Light karya

Astrid Tito & T. akbar Maulana.

1) Latar Tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi yang diceritakan dalam

karya sastra, seperti (a) Kamar Bagas, (b)Auditorium I

Conventional Hall, (c) Pondok Pesantren, (d) Restoran, (e) Aula

Gor KONI Banda Aceh, (f) Rumah Sakit, (g) Ruang Keluarga,(h)

Bandara, (i) Asrama, (j) Sekolah, (k) Kamar Asrama, (l) Dapur

Umum, (m) Kamp, (n) Apartemen, (o) Kantor KBRI. Dalam Novel

Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana

latar tempat lebih dari satu tempat, yaitu sebagai berikut.

a) Kamar Bagas

Galih meminta izin kepada Bagas untuk masuk ke dalam

kamarnya. Tetapi Tidak ada jawaban dari Bagas.

“Mas, aku masuk, ya?” izinku pada Mas Bagas. Tapi

Mas Bagas tidak menjawab. Hanya suara orang berkelahi

yang terdengar dari dalam kamar. Aku langsung

menempelkan ibu jari kananku pada sisi pintu, agar pintu

Page 102: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

91

dapat mempersilakan aku masuk. Setelah sidik jariku

terbaca oleh sistem keamanan kamar Mas Bagas, tak

lama pintu terbuka dengan sendirinya (Halaman: 36).

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana tempat yang

digambarkan yaitu kamar Bagas. Belum diperbolehkan masuk

tetapi Galih bisa masuk ke kamar Bagas melalui sidik jarinya.

b) Auditorium I Conventional Hall

Suasana yang tergambar dalam Auditorium I

Conventional Hall adalah suasana bahagia. Hal ini dapat

dibukttikan dengan kutipan di bawah ini.

“Tepuk tangan bergemuruh, memantul ke seluruh sudut

dinding Auditorium I Convention Hall Jawaharlal Nehru

University. Aula besar ini sering dijadikan tempat

pertemuan dan kongres pendidikan internasional. Para tamu

undangan, para guru, para panitia hingga para peserta

dengan gegap gembita berdiri melakukan standing ovation.

Puluhan lampu snapshot yang tergantung di rigging langit-

langit dengan ketinggian lebih dari empat meter itu

berwarna-warni kompak menyoroti panggung. Lebih dari

300 orang perwakilan dari 35 negara di dunia hadir. Semua

memberkan aplaus meriah (Halaman: 8).

Dari kutipan di atas, terlihat jelas bahwa suasana yang

tergambar dalam Auditorium I Convention Hall Jawaharlal

Nehru University memang suasana yang bahagia. Auditorium

yang ramai orang-orang memberikan tepuk tangan meriah.

Suasana gembira yang tergambar dalam kutipan di atas.

Page 103: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

92

c) Pondok Pesantren

Abay juara dan teman-temannya berkoar memberikan

selamat kebahagiaan untuk Abay. Hal ini dibuktikan dalam

kutipan sebagai berikut.

“Abay juara, Abay juara, Abay juara!” kor kompak

teman-teman begitu ceria. Mereka mengiringiku keliling

lapangan pesantren atau dayah dalam bahasa Aceh.

Bapak guru pembimbingku hanya bisa tertawa-tawa

melihat kelakuan anak-anak didiknya. Rona kebahagiaan

membungkus wajahnya yang kemerahan karena diterpa

teriknya sinar matahari. Mungkin aku berhasil membuat

guruku bangga karena bisa mengharumkan nama

pesantrenku, bahkan mengharumkan nama kabupatenku

(Halaman: 15).

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa suasana

yang tergambar dalam pondok pesantren adalah suasana yang

gembira. Abay juara dan dapat membanggakan sekolah, teman-

temannya, orangtua, bahkan kabupatennya.

d) Restoran

Restoran yang terlihat mahal. Hal ini dibuktikan dalam

kutipan sebagai berikut.

“Restoran apa ini? Kayaknya resoran mahal, Yah,” ucapku

seraya menatap ke sebuah restoran besar yang atapnya

melengkung, mirip kubah masjid. Papan nama besar dari

kayu bertuliskan Kayra Turkish Restaurant bertengger

gagah, tapi berkesan ramah di bawah atap kubah itu, seakan

siap menyambut siapa pun para pengunjung yang hendak

mampir ke restoran tersebut (Halaman: 18).

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana tempat yang

digambarkan yaitu restoran mahal dengan atap melengkung

seakan menyamput kedatangan para pengunjung.

Page 104: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

93

e) Aula Gor KONI Banda Aceh

Diadakannya pertandingan badminton di Aula Gor

KONI Banda Aceh. Hal ini dibuktikan dalam kutipan sebagai

berikut.

“Ya alhamdulillah, aku baru saja memenangkan

pertandingan badminton antarkabupaten se-Provinsi Aceh,

yang diadakan di aula kursi tempat duduk di tribunnya. Hal

ini tak kuduga sama sekali, karena kurangnya persiapan

dan latihan. Modalku hanya tekad bulat membaja yang

kupatri dalam diriku, untuk mempersembahkan piala nan

tinggi dan uang saku sebesar Rp 5.000.000 yang diberikan

Gubernur Aceh untuk mamakku. Aku juga bertekad

membuat ayahku bangga, walau kami sudah terpisah jauh

(Halaman: 26).

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana tempat yang

digambarkan yaitu dalam Aula Gor KONI Banda Aceh yaitu

pertandingan bulutangkis di aula kursi tempat duduk di

tribunnya. Dengan model tekad yang kuat dalam diri, Abay

dapat memenangkan pertandingan tersebut. Kemenangannya

dipersembahkan untuk Ayahnya.

f) Rumah Sakit

Abay sedang berada di rumah sakit. Hal ini dibuktikan

dalam kutipan sebagai berikut.

“Kalimat dokter itu berhasil membuatku “sadar”.

Rangkaian kalimat yang berhasil menggugah hatiku. Aku

menurunkan kedua mataku dari plafon kamar

perawatanku, lalu menoleh ke dokter itu, menatapnya

seakan meminta kalimat lain, kalimat yang lebih

memotivasi, kalimat yang mampu menjadi pembangkit

jiwaku yang terlanjur lemah terkulai (Halaman: 30).

Page 105: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

94

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana tempat yang

digambarkan yaitu berada dalam kamar perawatan di rumah

sakit. Di dalam kamar juga terdapat dosen yang sedang

memotifasi Abay.

g) Bandara

Abay sedang berada di suatu bandara. Hal ini dibuktikan

dalam kutipan sebagai berikut.

“Setelah sampai di tempat pengambilan bagasi, dari

kejauhan aku melihat seseorang berwajah familier. Sabil

mencari travel bag besarku, aku pun beringsut pelan

mendekatinya. Ah benar saja! Dialah Bang Teguh.

Teguh Meutuwah. Kakak kelasku saat di SDN 1 dulu,

juga tetangga satu kampung saat kami kecil (Halaman:

58-59).

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana tempat yang

digambarkan yaitu di bandara. Abay bertemu dengan Teguh saat

sedang menunggu tas di travel bag.Teguh adalah kakak

kelasnya pada saat duduk si bangku sekolah dasar.

“Changi Airport Singapore memang tak pernah sepi,

karena sebagai salah satu yang terbaik dan tersibuk di

dunia, bandar ini memang dijadikan tempat transit

hampir seluruh maskapai penerbangan (Halaman: 169).

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana tempat yang

digambarkan yaitu di bandara. Suasana tersebut terlihat dari

penjelasan di atas. Bahwa bandara tersebut tidak pernah sepi.

Bandara tersebut merupakan bandara yang terbaik di dunia

karena sebagai tempat transit penerbangan diseluruh dunia.

Page 106: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

95

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

suasana tempat yang digambarkan yaitu di bandara. Hal itu

dibuktikan dengan percakapan Teguh dan Abay.

h) Sekolah

Di sekolah baru Abay senior dan adik kelas saling

membantu. Hal ini dibuktikan dalam kutipan sebagai berikut.

“Tenang saja. Di sekolah ini nggak kenal istilah

bullying. Justru para senior itu diminta kesediaannya

membimbing para adik kelas yang baru untuk segera

bisa menyesuaikan diri, atau yang lebih dikenal dengan

istilah sistem „Abalik‟” (Halaman: 68).

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana tempat yang

digambarkan yaitu di sekolah. Abay bertemu dengan Kakak

kelas yang baik. Kakak kelas yang siap membimbing dan

membantu apa yang dibutuhkan adik kelasnya.

i) Kamar Asrama

Abdul karim mengajak Abay pergi keluar kamar. Hal ini

dibuktikan dalam kutipan sebagai berikut.

“Aku menggelengkan kepala. “Silakan. Saya ingin

santai-santai di kamar dulu.” Jawabku seraya mengulas

senyum. Abdul Karim pun menganggukkan kepala, lalu

pergi meninggalkan kamar kami (Halaman: 78).

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana tempat yang

digambarkan yaitu di kamar asrama. Tergambar dari percakapan

mereka.

Page 107: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

96

j) Dapur Umum

Galih takjub melihat kecantikan Karli di dapur umum.

Hal ini dibuktikan dalam kutipan sebagai berikut.

“Masa Allah . . . .” Aku berbisik takjub.

Cahaya surya keemasan menyusup ke dalam dapur

umum, menerangi wajah seorang wanita yang terlihat

semakin benderang. Sedianya manusia memiliki

kekurangan fisik, tapi pahatan wajahnya terlihat begitu

sempurna di mataku (Halaman: 133).

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana tempat yang

digambarkan yaitu dapur umum. Tergambar dari percakapan

dalam kutipan di atas.

k) Kamp

Di kamp yang baru tempatnya lebih baik daripada kamp

persinggahan saat pertama kali mereka singgah. Hal ini

dibuktikan dalam kutipan sebagai berikut.

“Setelah pembagian tugas, kami diberi waktu untuk

mempersiapkan diri lalu beristirahat tidur. Kamp kami di

sini memang jauh lebih baik daripada kamp

persinggahan tempat saat pertama kali kami datang. Di

sini seperti apartemen biasa, tapi tanpa perabotan. Yang

ada hanya hamparan permadani yang cukup tebal untuk

kami tidur (Halaman: 138).

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana tempat yang

digambarkan yaitu di kamp. Hal tersebut tergambar dari

percakapan mereka.

Page 108: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

97

l) Apartemen

Mereka sedang berada di salah satu kedai sederhana

yang atasnya ada apartemen lima lantai model lama. Hal ini

dibuktikan dalam kutipan sebagai berikut.

“Kini aku sedang berada di daerah Al-Mansour,

Baghdad. Tepat di sebuah kedai sederhana, yang lima

lantai di atasnya merupakan apartemen model lama.

Salah satu kamarnya akan dijadikankami sebagai tempat

bermalam. Namun, lagi-lagi aku sampai ke tempat ini

bukan untuk tamasya, bersenang-senang, atau liburan.

Tapi ada misi besar yang dibebankan pada pundak kami

berempat (Halaman: 145).

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana tempat yang

digambarkan yaitu di dalam apartemen sebagai tempat

bermalam. Mereka berempat akan menjalankan misi keesokan

harinya.

m) Kantor KBRI

Abay tinggal sementara di KBRI untuk menunggu

paspornya jadi. Hal ini dibuktikan dalam kutipan sebagai

berikut.

“Ya sudah, tinggal di KBRI saja dulu. Kamu bisa

mengobrol dengan staf-staf KBRI, sambil menunggu

paspormu jadi. Kamu sudah mengajukan permohonan

paspor baru, kan?” tanya Pak Hamzah kepadaku.

Namun, aku enggan menjawab pertanyaan itu. “Lagi

pula, bisa-bisanya paspormu dan Galih sama-sama

hilang, “komentar Pak Hamzah seraya menggeleng

(Halaman: 176).

Page 109: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

98

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana tempat yang

digambarkan yaitu di KBRI. Abay sedang menunggu paspornya

jadi agar ia dapat pulang ke Turki.

Dari beberapa kutipan latar tempat di atas dapat

disimpulkan bahwa dalam novel Boys Beyond The Light karya

Astrid Tito & T. Akbar Maulana mempunyai banyak latar

tempat yang menjadikan novel tersebut tidak membosankan bagi

pembaca.

2) Suasana

Latar suasana yang terkandung dalam novel Boys Beyond

The Light karya Astrid Tito & T Akbar Maulana antara lain

kebahagiaan, kecemasan, ketegangan, dan kesedihan. Hal ini dapat

dilihat dari kutipan betikut ini.

a) Kebahagiaan

Mama bahagia melihat mas bagas dapat juara olimpiade

matematika. Hal ini dibuktikan dalam kutipan sebagai berikut.

“Oh, my God! This is unbelievable! Bagas juara! Bagas

Juara Olimpiade Matematika! Oh, my God, I can’t

believe this! What a wonderful surprise! Oh, my God!”

Mama menjerit-jerit dari bangku VIP nan empuk tempat

kami duduk. Dia melonjak-lonjak gembira, persis anak

kecil yang tertawa ceria saat mendapat permen lolipop

warna-warni (Halaman: 8).

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana yang

digambarkan adalah suasana bahagia. Terlihat jelas dari ekspresi

Page 110: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

99

yang digambarkan oleh Mama. Mama bahagia dengan hasil

yang diraih oleh Mas Bagas.

b) Kecemasan

Timbul rasa cemas dalam diri Galih. Ketika ia sedang

tidur mendengar suara tembakan bertubi-tubi. Hal ini dibuktikan

dalam kutipan sebagai berikut.

“Apa tuh, apa tuh, apa tuh.” Begitu mendengar suara

tembakan bertubi-tubi, aku langsung bangun dari tidurku

dan panik. Aku mencari perlindungan. Berlindung di

bawah meja! Ya di bawah meja itu!!! Benakku memberi

saran tergopoh-gopoh (Halaman: 125).

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana yang

digambarkan adalah suasana kecemasan. Terlihat jelas dari

ekspresi yang digambarkan oleh Galih dan Abay.

c) Ketegangan

Bang Teguh marah kepada Abay karena Abay dan Galih

kabur. Hal ini dibuktikan dalam kutipan sebagai berikut.

“Bang Teguh pun mengantupkan rahangnya. Giginya

bergemeretak bagai ingin melumat diriku. Mata

kelamnya penuh amarah. Keras hatinya seakan tidak

tertahan lagi. Bang Teguh berlari menerjangku. Bertubi-

tubi pukulan disarangkannya ke tubuhku. Sungguh, dia

sudah lupa diri. Dia menghajarku habis-habisan

(Halaman: 160).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Teguh benar-benar

marah. Ia marah kepada Abay. Teguh memukul Abay tanpa

berpikir panjang. Bahwa yang ia pukul adalah temannya sendiri.

Hal tersebut diperjelas dalam kutipan berikut.

Page 111: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

100

“Tiba-tiba suara tembakan terdengar. Bang Teguh jatuh

tersengkur. Galih tampak mengarahkan AK 47-nya pada

Bang Teguh. Bang Teguh mengerang kesakitan. Namun,

dia tak putus asa. Dia mengangkat kedua tangannya,

menyerah kalah. Aku dan Galih bernapas lega (Halaman:

161).

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana yang digambar-

kan adalah suasana ketegangan. Terlihat jelas dari percakapan

Teguh, Galih dan Abay.

Dari beberapa kutipa di atas dapat disimpulkan bahwa

suasana yang terjadi adalah suasana ketegangan. Hal tersebut

tergambar dari perkelahian yang dilakukan oleh Teguh dan

Abay.

d) Kesedihan

Galih sedih karena Bagas meninggal. Galih tidak bisa

menjaga Bagas. Hal ini dibuktikan dalam kutipan sebagai

berikut.

“Membaca kalimat demi kalimat di harian itu, duniaku

tiba-tiba runtuh. Kutenggelamkan wajahku ke dalam

koran yang masih kugenggam erat. Aku terenyak.

Mataku terpaku pada berita itu. Tanganku bergetar.

Gerahamku mengeras. Aku berkaca-kaca. Kutabrakkan

tulang punggungku pada dinding di belakangku. Aku

meluruh. Jatuh. Apa benar Mas Bagas sudah nggak

ada? Apa benar Mas Bagas sudah meninggal? Mati?

Kakakku telah mati? Air mataku tumpah seketika.

Tersedu. Menyesal. Aku menepuk-nepukkan koran itu ke

kepalaku. Aku telah gagal melindunginya. Gagal! Aku

malah meninggalkannya. Aku membiarkan ia sendirian

melawan orang yang badan dan tenaganya jauh lebih

besar darinya. Ya Allah!!! (Halaman: 167).

Page 112: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

101

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana yang

digambarkan adalah suasana kesedihan. Terlihat jelas dari

percakapan Galih dan Abay. Galih sedih setelah membaca surat

kabar. Dalam surat kabar tersebut diberitakan bahwa Mas Bagas

telah mati. Galih merasa menyesal dan gagal melindungi

kakanya. Galih menyesal telah meninggalkan Mas Bagas

melawan Teguh sendiri.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

suasana yang terjadi pada novel tersebut meliputi: suasana

kebahagiaan yang dialami Mama karena melihat anak

kebanggaannya memenangkan lomba olimpiade. Suasana

kecemasan yang dialami Galih mendengar tembakan bertubi-tubi

kemudian mencari perlindungan. Suasana ketegangan yang dialami

Abay dan Galih. Abay dan Galih berusaha kabur dari Teguh karena

mereka tidak ingin melakukan bom bunuh diri, dan suasana

kesedihan tergambar ketika Galih mendengar berita bahwa Mas

Bagas telah mati. Galih menyesal telah meninggalkan Mas Bagas,

Galih merasa telah gagal melindungi kakaknya.

3) Waktu

Latar waktu yang berhubungan dengan kapan terjadinya

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Rangkaian

peristiwa tidak dapat lepas dari perjalanan waktu yang bisa berupa

jam, hari, bulan, tahun, dan sebagainya. Latar waktu dalam novel

Page 113: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

102

Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T Akbar Maulana

adalah pagi, siang, sore, dan malam. Hal tersebut dapat dibuktikan

melalui kutipan di bawah ini.

a) Pagi

Bagas, Galih, dan Mama sedang sarapan bersama pagi

hari. Hal ini dibuktikan dalam kutipan sebagai berikut.

“Setelah seminggu menghilang untuk urusan bisnis,

Mama mengecek keberadaan kami pada pagi hari. Dia

meminta kami sarapan bersama. Setelah sarapan

berlangsung dengan suasana kaku dan dingin, Mama

mengajak kami bicara sebentar di ruang keluarga. Ketika

Mama menanyakan bagaimana perasaan Mas Bagas

menyetir Rubicon, Mas Bagas hanya mengangkat bahu

lalu menjawab dengan santai, “Aku nggak jadi ke prom,

Ma. Lagi pula aku belum pernah menyetir mobil. Mobil

itu sudah nggak ada, sudah ku jual.” (Halamaan: 48).

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana yang

digambarkan adalah suasana pagi. Terlihat jelas dari percakapan

ketika mereka sedang sarapan pagi. Mama yang baru pulang

dari urusan bisnisnya selama seminggu.

b) Siang

Pada waktu siang hari Galih dan Bagas sedang duduk di

teras samping. Hal ini dibuktikan dalam kutipan sebagai berikut.

“Hari sudah menjelang siang, pukul 10 pagi. Aku dan

Mas Bagas tengah duduk-duduk di teras samping,

menghadap kolam renang yang nyaris tak pernah kami

gunakan. Mas Bagas duduk di kursi rotan, dengan

bantalan lapis beledu merah. Aku duduk di sofa nan

empuk, yang juga berbahan beledu merah. Merah adalah

warna kesukaan Mama. Tak heran bila perabotan di

rumah didominasi warna merah, kecuali kamarku dan

kamar Mas Bagas (Halaman: 87).

Page 114: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

103

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana yang

digambarkan adalah suasana siang. Terlihat jelas dalam kutipan

tersebut. Galih dan Mas Bagas yang sedang bersantai di teras

samping pada pukul 10 WIB.

c) Sore

Perjalanan pulang Abay dan Ayahnya diwaktu makan

malam. Hal ini dibuktikan dalam kutipan sebagai berikut.

“Sore hampir habis dimakan waktu. Setelah menempuh

perjalanan panjang dari Susoh ke Banda Aceh selama 8

jam, dan setelah berputar-putar keliling Banda Aceh,

akhirnya aku dan Ayah memutuskan untuk beristirahat

sejenak. lelah fisik sudah merambati tubuh kami,

ditambah untaian usus di dalam perut sudah mulai

bersuara minta diisi. Kami sepakat mengurai penat

sambil makan di sebuah restoran, sebelum kami pulang

kembali ke Susoh (Halaman: 17).

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana yang

digambarkan adalah suasana sore. Terlihat jelas dari percakapan

dalam kutipan di atas. Dalam percakapan tersebut menyebutkan

waktu sore hari yang hendak habis.

d) Malam

Saat Abay dan Ayahnya pulang dari restoran Pak Ahmed

lewat perbukitan dengan mobil minibus yang meluncur

membelah jalanan malam yang melenggang. Hal ini dibuktikan

dalam kutipan sebagai berikut.

“Mobil minibus yang kami tunggangi pun meluncur,

membelah jalanan malam yang lenggang, Cahaya bulan

menyusup bagaikan sinar tipis yang menerangi jalan.

Namun, tak berapa lama memasuki wilayah perbukitan

yang berlika-liku, entah kenapa, mesin mobil minibus hasil

Page 115: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

104

pembelian ayahku dari Pak Ahmed itu agak sedikit mogok.

Mobil itu terdengar menderu-deru tidak biasa (Halaman:

28).

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suasana yang

digambarkan adalah suasana malam hari. Terlihat jelas dari

percakapan dalam kutipan di atas menyebutkan bahwa mereka

mengendarai mobilnya membelah jalanan malam yang lenggang

dengan cahaya bulan yang menyusup bagaikan sinar tipis yang

menerangi jalan.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

latar waktu yang mendukung pada novel boys Beyond The Light

karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana meliputi suasana pagi

hari tergambar dari percakapan yang ada dalam kutipan

menyebutkan bahwa mereka sedang melaksanakan sarapan pagi,

suasana siang hari tergambar dari percakapan Galih dan Bagas

di teras samping pada pukul 10 WIB, suasana sore hari terlihat

pada kutipan tersebut menyatakan sore hampir habis, dan

suasana malam hari terlihat pada kutipan di atas yang

menyatakan mobil meluncur membelah jalanan malam yang

lenggang, cahaya bulan menyusup bagaikan sinar tipis yang

menerangi jalan.

e. Sudut Pandang/Point of View

Sudut pandang yang digunakan dalam novel novel Boys

Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana adalah sudut

Page 116: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

105

pandang orang ketiga serba tahu. Hal tersebut digambarkan oleh

pengarang dengan penggunaan nama orang dari pelaku yang ada di

dalam cerita. Pemilihan sudut pandang orang ketiga serba tahu

mempermudah pembaca mengenali tiap tokoh yang diceritakan atau

siapa yang bertindak. Hal itu dapat dibuktikan dalam kutipan di bawah

ini.

“Abay juara, Abay juara, Abay juara!” kor kompak teman-

teman begitu ceria. Mereka menggiringku keliling lapangan

pesantren atau dayah dalam bahasa Aceh. Bapak guru

pembimbingku hanya bisa tertawa-tawa melihat kelakuan

anak-anak didiknya. Rona kebahagiaan membungkus

wajahnya yang kemerahan karena diterpa teriknya sinar

matahari. Mungkin aku berhasil membuat guruku bangga

karena bisa mengharumkan nama pesantrenku, bahkan

mengharumkan nama kabupatenku (Halaman: 17).

Dari kutipan di atas dapat dilihat bawa sudut pandang yang

digunakan dalam kutipan tersebut adalah sudut pandang orang ketiga.

Dalam kutipan yang digunakan adalah Abay. Hal tersebut diperjelas

dengan kutipan berikut.

Aku memetik gitar sambil bernyanyi. Lagu Fix You dari

Coldplay benar-benar kuhayati, hingga rasanya aku ingin

menangis. Tapi aku tidak bisa menangis. Air mata di dalam

pelupuk sepertinya sudah mengering. Di depan mataku, Mas

Bagas duduk terdiam. Wajahnya tampak mengeras.

Pandangannya terlempar pada air kolam renang yang

memantulkan cahaya matahari keemasan. Kilauannya yang

bagaikan emas cair itu begitu memekakan mata (Halaman:

87).

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan

menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Dibuktikan

dengan menggunakan nama terang Mas Bagas.

Page 117: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

106

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa sudut

pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga serba

tahu. Situasi dan kondisi di dalam cerita nampak lebih hidup saat

pembaca mengetahui situasi dan kondisi jalan ceritanya.

f. Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang

melalui karya satranya, baik disampaikan secara implisit maupun

secara eksplisit. Pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam

novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana

adalah tentang jati diri dari keempat anak muda yang goyah karena

kurang kasih sayang dari orang tua, putus cinta, dan dendam yang ada

dalam dirinya. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan berikut

ini.

“Aku menggeleng kuat-kuat. Aku nyaris tak percaya, karena

aku hafal dengan wajah yang sampai saat ini masih kuhindari

itu. Wajah pembunuh yang telah menghilangkan nyawa

kakakku. Aku menautkan alis. Teguh Mauteuh akhirnya

menemukan ajalnya dengan cara yang memang dia cita-

citakan. Seperti kata Abay kala itu, Teguh „berbeda‟ karena

latarbelakang trauma mendalam masa kecilnya (Halaman:

201)

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Galih tidak percaya

bahwa wajah yang ia hafal. Wajah yang menyebabkan nyawa

kakaknya hilang. Dia adalah Teguh seorang yang mempunyai dendam

dalam dirinya. Dendam yang ia bawa sampai mati.

“Sedangkan bagi para orangtua, ayomilah mereka. Tuntun

mereka dengan kasih sayang berbentuk pertemanan. Bila

anak Anda laki-laki, tuntun rasa maskulin mereka ke arah

Page 118: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

107

yang lebih produktif, karena di tangan merekalah, bumi dan

seluruh isinya ini akan diwariskan. Demikian Abay, pendapat

saya.” Abu Salman menutup penjelasannya dan menyerahkan

mikrofonnya kepadaku. Tepuk tangan kembali bergemuruh,

membahana ke seluruh sudut ruangan (Halaman: 210).

Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa orangtua sebaiknya

mengayomi dan mendidik anaknya dengan baik. Agar tidak

terjerumus ke hal-hal yang tak diinginkan.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

amanat yang terdapat di novel tersebut adalah tentang jati diri dari

keempat anak muda yang goyah karena kurang kasih sayang dari

orang tua, putus cinta, dan dendam yang ada dalam dirinya.

2. Aspek-Aspek Sosiologi Sastra yang terkandung dalam novel Boys

Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana

Aspek sosiologi sastra dalam novel Boys Beyond The Light

karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana yang akan dibahas dalam skripsi

ini terdiri dari kekerabatan, ekonomi, pendidikan, cinta kasih, dan

keagamaan. Berikut pembahasan semua aspek yang terdapat pada novel

Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana.

a. Kekerabatan

Nilai kekerabatan dalam novel Boys Beyond The Light

karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana terdiri atas kekerabatan

dengan keluarga yaitu tokoh utama dengan keluarga, saudara, dan

sahabatnya yang terjalin dengan baik.

Page 119: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

108

Hubungan baik Bagas dan Galih terjalin baik. Bagas adalah

kakak kandung yang Galih, sikap Bagas yang dapat memberikan

contoh yang baik untuk Galih.

“Kakakku yang tampan, cerdas, dan tekun itu sangat sensitif

serta peka terhadap orang lain. Seumur hidup aku terdaulat

sebagai adik kandungnya, aku tidak pernah disakiti atau

merasa tersakiti olehnya. Dia tempat curhat yang baik,

pendengar yang setia, dan sabar dalam bernasihat. Di sosok

yang aku kagumi. Seorang sahabat hati. Boleh jadi aku

minus kasih sayang dari Papa dan Mama, tapi dengan

adanya Mbok Nah dan Mas Bagas, rasanya hidupku sudah

terlengkapi (Halaman: 39-40).

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan

Bagas dan Galih hubungan baik. Galih mengagumi sifat baik Bagas.

Walaupun Galih kurang kasih sayang dari kedua orangtuanya tetapi

ia tetap merasa bahagia karena Bagas melengkapi apa yang Galih

tidak dapatkan dari kedua orangtuanya.

Aspek kekerabatan yang lain yaitu terjalinnya hubungan

baik antara anak dengan orang tua.Abay adalah anak laki-laki yang

terlahir dari keluarga yang sederhana. Namun ia merasa bahagia

karena mendapatkan kasih sayang dan dukungan penuh dari

orangtuanya.

“Terserah kamu minatnya ke mana, Nak. Mau menjadi

olahragawan, Mamak dukung. Mau menjadi ilmuwan,

Mamak dukung. Mau jadi politisi pun, Mamak dukung.

Asal sejalan dengan agama, tidak melanggar perintah Allah,

pastilah Mamak kan dukung, Nak. Yang penting kamu

berbakti pada Mamak dan tak lupa bertanggung jawab pada

Puteh, “ jawab Mamak dengan senyuman bijaknya yang

selalu terasa hangat di dadaku (Halaman: 32).

Page 120: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

109

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa kasih sayang yang

diberikan Mamak kepada Abay adalah bukti bahwa orangtuanya

sangat menyayangi dan mendukung penuh apa yang akan dipilih

Abay kelak. Yang penting Abay tidak melupakan kewajiban dan

tugasnya sebagai seorang kakak kepada adiknya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

aspek kekerabatan yang terjadi dalam novel meliputi kekerabatan

antara Bagas dan Galih yang merupakan kakak beradik yang terjalin

baik. Aspek kekerabatan hubungan antara orangtua dengan anak

yang terjalin dengan baik. Terlihat pada kutipan percakapan Abay

dengan Mamaknya.

b. Perekonomian

Latar belakang ekonomi keluarga Bagas dan Galih dari

kalangan orang kaya. Papanya adalah seorang pengusaha yang

terkenal. Hal ini terlihat dari kutipan berikut ini.

“Kenapa Papa bisa memberikan modal pada Mama? Karena

Papa yang berkulit sawo matang itu berasal dari keluarga

orang kaya raya. Papa adalah anak sulung pemilik salah

satu konglomerat di Indonesia. Kakekku yang orang Jawa

itu adalah seorang pengusaha yang dekat dengan “sang

pemilik negara” kala itu, hingga banyak bisnis yang

dipercayakan sang penguasa itu pada kakekku. Dari bisnis

kesehatan, obat-obatan, agrikultural, apartemen dan hotel,

hingga perkapalan (Halaman: 12).

Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa Papa bagas dan

Galih memang keturunan orang kaya. Kakeknya merupakan salah

satu konglomerat di Indonesia. Perekonomian yang lain dalam novel

Page 121: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

110

Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana adalah

perekonomian keluarga Abay. Keluarga Abay termasuk perekonomian

sedang. Hal ini terlihat dalam kutipan di bawah ini.

“Beli sepatunya jangan mahal-mahal, Yah. Ingat kita harus

melunasi kredit koperasi guru akhir minggu ini,” pesan

Mamakpada Ayah saat melepas keberangkatan kami. Pesan

itu kembali terngiang di otakku. Wajarlah Mamak berpesan

semacam itu pada kami karena pada dasarnya kami

bukanlah keluarga kaya. Kami datang dari keluarga

sederhana dan biasa-biasa saja. Ayahku hanyalah seorang

pegawai negeri dengan jabatan standar dan ibuku hanyalah

seorang guru SMA (Halaman: 18).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa perekonomian keluarga

Abay termasuk keluarga yang sederhana. Abay disuruh membeli

sepatu dengan harga yang tidak mahal karena orangtuanya masih

mempunyai tanggungan untuk melunasi kredit mingguan di

koperasi.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

dalam novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T Akbar

Maulana dilihat dari tokoh utama memiliki perekonomian yang

berbeda. Galih dan Bagus dari kalangan orang kaya yang serba ada

sedangkan Abay dari kalangan keluarga yang biasa saja.

c. Pendidikan

Novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T Akbar

Maulana mempunyai aspek pendidikan yang baik. Bagas merupakan

pelajar yang pandai. Bahkan ia sempat mendapatkan juara pada saat

Page 122: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

111

mengikuti olimpiade matematika. Hal ini dapat terlihat melalui

kutipan berikut.

“Oh, my God! This is unbelievable! Bagas juara! Bagas

Juara Olimpiade Matematika! Oh, my God, I can’t believe

this! What a wonderful surprise! Oh, my God!” Mama

menjerit-jerit dari bangku VIP nan empuk tempat kami

duduk. Dia melonjak-lonjak gembira, persis anak kecil yang

tertawa ceria saat mendapat permen lolipop warna-warni

(Halaman: 8).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mama senang melihat

Bagas juara. Anak kebanggaannya juara dalam Olimpiade

Matematika. Hal tersebut diperjelas dalam kutipan berikut.

“Selamat, Bu, Dik, Bagas berhasil membuat Indonesia

bangga. Tidak seperti saya. . . ,” ucap teman baru Mas

Bagas itu, dengan wajah “kelam” yang tak kusuka. Dia

mengulurkan tangannya kepadaku ramah. Namun, entah

mengapa, aku malas menyambut uluran tangannya

(Halaman: 14).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Teguh juga termasuk

anak yang pandai. Teguh juga salah satu peserta olimpiade seperti

Bagas. Teguh memberikan ucapan selamat atas keberhasilan Mas

Bagas dapat juara dalam olimpiade.

Dari dua kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Bagas

memang anak yang pandai. Bagas juara pada saai ia mengikuti

mengikuti lomba olimpiade matematika bertaraf internasional. Bagas

dapat membuat bangga orangtua, negara dan adiknya. Selain

pendidikan Bagas dalam novel juga menceritakan tentang pendidikan

Abay dan Teguh. Abay dan Teguh termasuk anak-anak yang pandai.

Hal ini dapat terlihat dari kutipan berikut.

Page 123: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

112

“Oh, jadi kamu salah satu penerima beasiswa Diyenet

Foundation dari pemerintah Turki tahun ini?” tanyanya

sedikit antusias. Dia membenahi kacamatanya. “Selamat,

ya. ana sekarang naik kelas dua belas di sekolah

Internasional Mustafa Ghardalyy Imam Khatib High school.

Sama dengan anta, ana juga penerima beasiswa Diyanet

Foundation, “ucap Bang Teguh seraya meninggalkan

senyuman yang lumayan cerah (Halaman: 60).

Dari kutipan di atas dapat terlihat bahwa Abay dan Teguh

juga termasuk anak yang pandai. Mereka dapat masuk ke sekolah

Internasional Mustafa Ghardaly Imam Khatib High school dengan

beasiswa yang mereka perolehnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa aspek pendidikan dari tokoh

utama yang terdapat dalam novel Boys Beyond The Light karya Astrid

Tito & T. Akbar Maulana termasuk pandai. Bagas dan Teguh yang

menjadi peserta dalam lomba olimpiade yang bertaraf internasional.

Sedangkan Abay dan Teguh merupakan siswa yang berprestasi dan

mendapatkan beasiswa sekolah di luar negeri. Mereka adalah anak-anak

generasi muda yang dapat membanggakan keluarga maupun negara

atas prestasi yang telah mereka dapatkan.

d. Cinta Kasih

Aspek cinta kasih dalam novel Boys Beyond The Light

karya Astrid Tito & T Akbar Maulana terdapat cinta kasih terhadap

keluarga dan cinta kasih terhadap lawan jenis. Cinta kasih keluarga

terjadi pada saat Mamak menasehati Abay tentang apa yang akan

ambil ketika Abay telah lulus sekolah. Hal ini daoat dibuktikan

dengan kutipan berikut ini.

Page 124: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

113

“Terserah kamu minatnya ke mana, Nak. Mau menjadi

olahragawan, Mamak dukung. Mau menjadi ilmuwan,

Mamak dukung. Mau jadi politisi pun, Mamak dukung.

Asal sejalan dengan agama, tidak melanggar perintah Allah,

pastilah Mamak kan dukung, Nak. Yang penting kamu

berbakti pada Mamak dan tak lupa bertanggung jawab pada

Puteh, “ jawab Mamak dengan senyuman bijaknya yang

selalu terasa hangat di dadaku (Halaman: 32).

Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa kasih sayang yang

diberikan Mamak ke Abay adalah kasih sayang yang tulus orang tua

kepada anaknya. Orang tua yang selalu mendukung apa keinginan

anaknya. Tidak hanya mendukung tentang apa keinginan anaknya,

Mamak juga memberikan nasihat bahwa Abay harus taqwa kepada

Allah dan juga bertanggungjawab terhadap adiknya Puteh.

Sedangkan cinta kasih terhadap lawan jenis dalam novel ini terlihat

pada kutipan berikut ini.

“Hari ini Mas Bagas akan menikah dengan seorang

perempuan Anatolia keturunan Arab yang dengar-dengar

bernama asli Zehra Payasli. Namun, Mas Bagas selalu

menebut nama perempuan itu Karli. Entah hanya untuk

nama samaran atau nama alias, dengan maksud keamanan

atau apa, tapi kami pun, aku, dan Abay, jadi ikutan

menyebut calon mempelai wanitanya Mas Bagas dengan

nama Karli (Halaman: 132).

Dari kutipan di atas terlihat jelas bahawa hubungan cinta

kasih antara Bagas dan Karli itu dibuktikan dengan sebuah pernikah.

Bagas sungguh-sungguh mencintai Karli ia mempunyai rencana

untuk menikahi Karli. Cinta kasih terhadap lawan jenis juga terlihat

dari tokoh Abay. Ia mencintai seorang gadis bernama Gebi. Gebi

Page 125: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

114

adalah teman SMP Abay sekaligus tetangganya. Hal tersebut dapat

dilihat dari kutipan berikut.

“Dialah wanita anggun yang mampu membuatku merasakan

sesuatu yang tak bisa kujelaskan dengan kalimat sastra dari

bahasa mana pun. Yang membuatku merasakan sesuatu

yang tak bisa kuhitung dengan rumus matematika. Yang

membuatku merasakan sesuatu yang tak bisa kuurai laiknya

senyawa kimia. Dialah Cut Gebrina Rizki atau Gebi, anak

sahabat mamakku. Aku mengenalnya sejak kami masih

sama-sama kecil. Letak rumahnya pun tak jauh dari

rumahku, hanya berbeda jalan saja. Terkadang wanita

bermata jeli ikut hadir kalau aku bertanding badminton.

Gebi dan bundanya sering sekali menemani Mamakku yang

hadir memberikan support pertandingan batminton skala

nasional. Tapi selama ini, kami tidak pernah saling bicara.

Hanya tatapan mata yang penuh getar dari kejauhanlah yang

membuatku selalu bersemangat dalam bertanding

(Halaman: 16-17).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa hubungan cinta kasih

yang terjalin antara Abay dan Gebi. Abay menyukai Gebi namun

Abay belum berani mengungkapkannya kepada Gebi. Walaupun

demikian Gebi menjadi alasan Abay untuk bersemangat ketika Abay

bertanding batminton dan di lihat oleh Gebi dari kejauhan.

Dari kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek

cinta kasih yang terdapat dalam novel Boys Beyond The Light karya

Astrid Tito & T Akbar Maulana terjalin dengan baik. Dari hubungan

cinta kasih anak dengan orangtua maupun hubungan anak dengan

lawan jenisnya.

e. Keagamaan

Aspek keagamaan yang terkandung dalam novel Boys

Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana adalah

Page 126: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

115

bahwa tokoh utama termasuk anak yang taat dalam beribadah dan

juga pandai bersyukur. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan di

bawah ini.

“Syukurlah. Thanks, Mbok. Nanti aku telepon Mama,

Bilang terima kasih,” jawab Mas Bagas datar tanpa senyum.

(Halaman: 46).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mas Bagas

mengucapkan rasa syukur. Di buktikan dengan kata”syukurlah”.

“Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah . . . .” Bibirku

basah akan tahmid, sebagai ungkapan rasa syukurku kepada

Allah, Tuhan Maha Pemilik Seluruh Alam Semesta. Ingin

rasanya aku langsung merundukan kepala, mencium bumi,

saking hatiku telah berbalut rasa syukur yang meletup-letup,

atas bantuan Allah yang begitu luar biasa untukku. Berhasil

mengijakkan diri di negara Turki Utsmani ini adalah ilusi

besar terindah yang terjadi dalam hidupku (Halaman: 58).

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa rasa syukur yang

diucapkan kepada Sang Pencipta. Rasa syukur yang ia panjatkan

karena dapat mengijakkan kaki di Turki.

“Aku pun beristigfar banyak-banyak, lalu mengambill

wudhu. Selain ingin melakukan shalat sunat Istikharah,

untuk meminta petunjuk-Nya, aku pun ingin membasahi

wajahku yang kering karena musim panas yang mulai

menyapa. Ini pertama kalinya aku merasakan panas di

negara empat musim. Ternyata rasa panasnya berbeda.

Panasnya begitu kering dan gersang. Tidak seperti di Aceh

yang panas dan lembap. Suhu panas di turki lebih dari itu.

Di Kayseri saja bisa mencapai suhu tertinggi 43 derajat,

apalagi di Gaziantep yang sudah terkontaminasi dengan

hawa gurun, panasnya mungkin bisa mencapai di atas 43⁰C

(Halaman: 111).

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek

keagamaan yang terdapat novel Boys Beyond The Light karya Astrid

Page 127: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

116

Tito & T Akbar Maulana taat beribadah dan pandai bersyukur.

Terilahat bahwa Bagas dan Abay selalu bersyukur ketika ia

mendapatkan nikmat dari Allah. Abay juga taat dalam menjalankan

ibadah kepada Allah, tidak hanya ibadah wajib. Ibadah yang sunnah

pun ia lakukan.

3. Pembelajaran Novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T

Akbar Maulana

Pembelajaran sastra yang dilakukan seorang guru tidak hanya

mengajarkan teori-teori saja, tetapi juga mengenalkan karya sastra dan

menerapkan teori-teori untuk mengapresiasi karya sastra. Mengapreasi

karya sastra dapat melatih siswa mempertajam perasaan, penalaran, dan

daya khayal serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya agama, dan

lingkungan hidup. Pengalaman siswa dalam mengkaji dan mengapresiasi

karya sastra akan berdampak positif dan berpengaruh terhadap kepekaan,

religi, dan nalar siswa misalnya nilai-nilai positif dalam karya sastra

seperti yang dicontohkan dalam karya sastra (novel Boys Beyond The

Light Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana). Berikut ini rencana

pelaksanaan pembelajaran Novel Boys Beyond The Light Karya Astrid

Tito & T Akbar Maulana di kelas XII SMA.

A. Kompetensi Inti

Kompetensi inti merupakan kompetensi yang berpedoman

pada silabus kurikulum 2013. Kompetensi inti merupakan tingkat

kemampuan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan yang

Page 128: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

117

harus dimiliki peserta didik pada setiap kelas atau program.

Kompetensi yang akan dicapai adalah aspek sosiologi sastra

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

KI 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah

konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari

yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak

Page 129: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

118

secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda

sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan hasil belajar yang

harus dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses

pembelajaran materi pokok mata pelajaran tertentu. Kompetensi

dasar dalam pembelajaran ini adalah 3.9. Menganalisis isi dan

kebahasaan novel. Pembelajaran sastra yang dilakukan mengenai

unsur intrinsik dan aspek sosiologi sastra novel Boys Beyond The

Light Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana.

C. Indikator

Indikator adalah kompetensi dasar yang lebih spesifik dan

acuan dalam menentukan penelitian. Indikator pencapaian hasil

belajar dalam pembelajaran ini, yaitu:

1) mendeskripsikan isi novel Boys Beyond The Light Karya

Astrid Tito & T Akbar Maulana;

2) mendeskripsikan unsur intrinsik novel Boys Beyond The

Light Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana;

3) mendeskripsikan aspek sosiologi sastra novel Boys Beyond

The Light Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana.

Page 130: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

119

D. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil

belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan

kompetensi dasar. Tujuan dalam pembelajaran ini yaitu:

1) siswa dapat menganalisis unsur-unsur intrinsik (tema, tokoh

dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat) novel

Boys Beyond The Light Karya Astrid Tito & T Akbar

Maulana;

2) siswa dapat menguraikan aspek sosiologi sastra dalam novel

Boys Beyond The Light Karya Astrid Tito & T Akbar

Maulana.

E. Alokasi Waktu

Alokasi waktu adalah banyaknya waktu yang digunakan

dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran sosiologi sastra

novel Boys Beyond The Light Karya Astrid Tito & T Akbar

Maulana sebanyak 4x45 menit (dua kali pertemuan) pelajaran di

kelas.

F. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah bagian dari struktur keilmuan

suatu bahan kajian yang dapat berupa pengertian konseptual, gugus

isi atau konteks, proses, bidang ajar, pokok bahasan, dan

keterampilan. Materi dalam pembelajaran ini, yaitu:

Page 131: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

120

1) unsur intrinsik novel (tema, tokoh dan penokohan, alur, latar,

sudut pandang, dan amanat);

2) aspek sosiologi sastra (kekerabatan, cinta kasih, pendidikan,

keagamaan, dan ekonomi).

G. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan rincian kegiatan dari proses

pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan oleh tiap-tiap

pendidik berbeda karena dikembangkan sesuai dengan kreativitas

pendidik. Model pembelajaran yang digunakan secara teratur dan

sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Model pembelajaran

hendaknya bersifat membangun semangat siswa mengikuti

pembelajaran sehingga memahami materi yang disampaikan oleh

pendidik.

Model pembelajaran yang digunakan penulis dalam

pembelajaran sastra mengenai aspek sosiologi sastra novel Boys

Beyond The Light Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana adalah

model think pair share (TPS). Model pembelajaran TPS dapat

dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut.

1) Think

Siswa membaca novel dan soal yang berhubungan

dengan materi unsur intrinsik dan aspek sosiologi sastra dalam

novel. Guru memberi motivasi siswa tentang pentingnya

Page 132: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

121

materi yang akan dibahas. Guru menyampaikan sedikit materi

mengenai sosiologi sastra.

2) Pair

Pada tahapan ini guru meminta siswa untuk

berpasangan dan berdiskusi. Guru mempersilahkan siswa

untuk mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas. Guru

mendampingi siswa dalam kegiatan diskusi kelompok. Guru

mempersilahkan siswa yang akan mengajukan pertanyaan.

3) Share

Pada langkah terakhir, setiap perwakilan kelompok

menyampaikan hasil diskusinya tentang aspek sosiologi sastra

dan hasil diskusi kelompoknya. Kemudian guru memberi

penguatan terhadap jawaban siswa.

H. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah bahan ajar yang memuat

teks/materi ajar yang dijadikan rujukan untuk mencapai

kompetensi dasar. Sumber belajar dalam pembelajaran ini, yaitu:

1) novel Boys Beyond The Light Karya Astrid Tito & T Akbar

Maulana;

2) buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

yangdisusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia tahun 2015 diwajibkan dari sekolah

Page 133: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

122

sebagai acuan materi pembelajaran agar lebih mendukung dari

segi dan isi manfaat dari buku tersebut;

3) buku Teori Pengkajian Fiksi karya Burhan Nurgiyantoro

sebagai buku pelengkap sebagai buku acuan materi belajar

harus mendukung dari segi isi dan manfaat dari buku tersebut.

Isi buku tersebut benar-benar mendukung materi yang sedang

dipelajari.

I. Langkah Pembelajaran

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran merupakan

gambaran dari semua kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran

sastra mengenai sosiologi sastra novel Boys Beyond The Light Karya

Astrid Tito & T Akbar Maulana, yaitu sebagai berikut.

Pertemuan Pertama

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Guru memberikan salam pembuka, memimpin doa, dan

megondisikan kelas.

b) Guru memberi motivasi kepada siswa.

c) Guru memberi waktu kepada siswa untuk membaca novel Boys

Beyond The Light Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana.

d) Guru memberikan sedikit materi yang akan disampaikan

mengenai sosiologi sastra.

Page 134: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

123

2) Kegiatan Inti

a) Guru mempersilakan siswa membentuk kelompok untuk

berdiskusi.

b) Siswa disilakan untuk mendiskusikan soal dan jawaban

mengenai materi sosiologi sastra dan bertanya apabila ada

hal yang belum jelas.

3) Kegiatan Penutup

Dalam menutup kegiatan belajar mengajar, guru dan

siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran yang

telah dipelajari. Guru memberikan sedikit gambaran mengenai

materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya, dan

yang terakhir adalah guru mengakhiri pembelajaran dengan doa.

J. Penilaian Hasil Pembelajaran.

Penilaian adalah penelitian yang bertujuan untuk mengukur

keberhasilan guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran. Alat yang digunakan adalah tes esai dan lisan. Tes esai

digunakan untuk menilai proses berpikir dan kreativitas siswa dalam

mengolah kata. Sedangkan tes lisan dilakukan pada saat kegiatan

diskusi dan anggota kelompok menyampaikan hasil diskusi sementara

kelompok lain menanggapi.

Soal!

1) Tes soal bentuk esai (uraian)

Page 135: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

124

a) Sebutkan unsur intrinsik novel Boys Beyond The Light

karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana!

b) Sebutkan aspek sosiologi sastra yang terdapat dalam novel

Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T. Akbar

Maulana!

c) Buatlah sinopsis dari novel Boys Beyond The Light karya

Astrid Tito & T. Akbar Maulana!

2) Tes soal bentuk lisan

a) Apa tema novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito

& T. Akbar Maulana!

b) Alur apa yang digunakan dalam novel Boys Beyond The

Light karya Astrid Tito & T. Akbar Maulana!

Jenis / Teknik Penilaian

Jenis/ Teknik Bentuk Instrumen

Obeservasi Lembar pengamatan sikap dan rubrik

Tes Tulis Tes uraian menemukan unsur intrinstik dan

kritik sosial dalam naskah drama

Tes Praktik Menulis teks laporan hasil penelitiannya.

1. Lembar Pengamatan Sikap (Observasi)

Page 136: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

125

Mata Pelajaran :………………………………….

Kelas/ Semester :………………………………….

Tahun Pelajaran :………………………………….

Waktu Pengamatan :…………………………………..

Indikator pengembangan sikap religius, tanggung jawab, peduli,

responsive, dan santun.

1. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukan usaha

sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas.

2. MT (mulai tampak) jika menunjukan sudah ada usaha sungguh-

sungguh dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum

konsisten.

3. MB (mulai berkembang) jika menunjukan ada usaha sungguh-

sungguh dalam menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai

konsisten

4. MK (membudaya) jika menunjukan adanya usaha sungguh-sungguh

dalam menyelesaikan tugas secara terus menerus dan konsisten.

No Nama

siswa

Religius Tanggugjawab Peduli Responsife Santun

BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK

1

2

3

4

5

Keterangan

Page 137: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

126

1 = kurang

2 = sedang

3 = baik

4 = sangat baik

Lembar Penilaian Antar Peserta Didik

Nama peserta didik yang dinilai :…………………………….

Kelompok :…………………………….

Kelas :…………………………….

No Aspek yang dinilai

Skala Penilaian

1 2 3 4 5

1 Kerja sama

2 Inisiatif

3 Kedisiplinan

4 Tanggung jawab

Keterangan

1 : sangat kurang

2 : kurang

3 : cukup

4 : baik

Nilai

Page 138: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

127

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi intisari pemabahasan

data yang mengacu pada rumusan masalah. Saran merujuk pada penelitian ini baik

bagi sekolah, guru, siswa, dan peneliti selanjutnya.

A. Simpulan

1. Unsur intrintrik dalam novel Boys Beyond The Light karya Astrid Tito & T

Akbar Maulana adalah terdiri dari: (a) tema, meliputi: tema mayor dan

tema minor. Tema mayor meliputi: para pemuda yang mencari jati diri,

sedangkan tema minor meliputi: cinta kasih, kurangnya kasih sayang yang

diberikan orangtua, dan pendidikan; (b) tokoh dan penokohan, meliputi:

tokoh utama, dan tokoh tambahan. Tokoh utama dalam novel meliputi:

Galih, Bagas, Abay, dan Teguh. Sedangkan tokoh tambahan, meliputi:

Papa, Mama, Mbok Nah, Ayah, Mamak, Pak Ahmed, Puteh, Gebi, Abu

Jalad, Umu Fitri, Karli, Okasan, Pak Hamzah, dan Mr. Abu Salman; (c)

alur yang digunakan dalam novel tersebut adalah alur campuran; (d)

dalam novel tersebut terdapat tiga latar yang meliputi: 1. latar tempat.

Latar tempat terdiri dari: Kamar Bagas, Auditorium I Convensional Hall,

Pondok Pesantren, Restoran, Aula Gor KONI Banda Aceh, Rumah Sakit,

Ruang Keluarga, Bandara, Sekolah, Kamar Asrama, Hotel, Dapur Umum,

Kamp, Apartemen, Restoran Mazoya Kafe, Kantor KBRI; 2. latar suasana

terdiri dari: kebahagiaan, kecemasan, ketegangan, dan kesedihan; 3. latar

waktu: pagi, siang, sore, dan malam; (e) sudut pandang yang digunakan

Page 139: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

128

dalam novel tersebut menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu;

(f) dalam novel tersebut terdapat amanat: orangtua sebaiknya memberikan

kasih sayang yang tulus terhadap anak.

2. Aspek sosiologi sastra dalam novel Boys Beyond The Light karya Astrid

Tito & T Akbar Maulana yang dibahas dalam skripsi ini adalah (1) aspek

kekerabatan, seperti hubungan kekeluargaan anak dengan orang tua; (2)

aspek cinta kasih, seperti kasih sayang orang tua terhadap anak, kasih

sayang lawan jenis; (3) aspek ekonomi, seperti perekonomian keluarga,

bisnis, dan usaha seseorang; (4) aspek keagamaan, seperti shalat,

bersyukur, berdoa, berserah diri kepada Allah; dan (5) aspek pendidikan,

seperti pendidikan formal di sekolah, kejuaraan dalam pertandingan, dan

pendidikan Islami yang diperoleh dari pondok pesantren.

3. Rencana Pelaksana Pembelajaran Unsur Intrinsik Dan Aspek Sosiologi

Sastra Dalam Novel Boys Beyond The Light Karya Astrid Tito & T Akbar

Maulana Di Kelas XII SMA dilaksanakan dengan menggunakan

kurikulum 2013. Novel Boys Beyond The Light Karya Astrid Tito & T

Akbar Maulana dapat digunakan sebagai bahan apresiasi sastra di SMA,

yakni dalam pembelajaran Kompetensi Dasar menganalisis unsur intrinsik

novel Boys Beyond The Light Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana,

siswa juga dapat menganalisis aspek sosiologi sastra yang terdapat di

dalamnya. Metode yang digunakan yaitu metode Think Pair Share. Dalam

pembelajaran ini terbagi menjadi tiga tahapan yakni tahapan perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam tahapan perencanaan guru memanfaatkan

Page 140: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

129

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam tahapan pelaksanaan, guru

sebagai motivator dan fasilitator, sedangkan siswa sebagai objek

pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan adalah buku pelajaran

bahasa Indonesia yang diwajibkan, buku pelengkap, novel Boys Beyond

The Light Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana dan buku-buku tentang

sastra.

B. Saran

Merujuk pada simpulan yang disajikan di atas, selanjutnya peneliti

menyampaikan saran yang kaitannya dengan penelitian yang telah dilakukan.

Saran tersebut mengarah pada pembaca, siswa, guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia, dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan pembaca dapat lebih memahami isi

novel Boys Beyond The Light Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana dan

mengambil manfaat dari novel tersebut. Selain itu, diharapkan pembaca

semakin jeli dalam memilih bahan bacaan (khususnya novel) dengan

memilih novel yang bermutu dan dapat menggunakan hasil penelitian ini

untuk sarana pembinaan watak diri pribadi.

2. Bagi Siswa

Bagi siswa, penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan

di bidang sastra khususnya dalam nila-nilai pendidikan lewat karya sastra

yang dibacanya serta dapat mengubah pola pikir dan menambah hasil-hasil

penelitian sastra khususnya mengenai tinjauan terhadap isi karya sastra.

Page 141: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

130

3. Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, penelitian ini

diharapkan sebagai perbandingan terhadap pengajaran sastra, memperkaya

wawasan, dan diharapkan dapat menambah alternatif pembelajaran sastra

yang menarik, kreatif, dan inovatif kepada siswa.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti ini hendaknya perlu dilahirkan

kembali dan ditingkatkan dengan konsep pemikiran yang lebih mendalam

demi memajukan dunia pendidikan. Oleh sebab itu, bagi peneliti

selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

pertimbangan dalam penelitian selanjutnya.

Page 142: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

131

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Damono, Sapardi Djoko. 1984. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model,

Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Caps.

Faruk. 2016. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ginanjar, Nurhayati. 2012. Pengkajian Prosa Fiksi: Teori dan Praktik. Surakarta.

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Ismawanti, Esti. 2013. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Kustantyani.2012. “Analisis Sosiologi Sastra Novel Bidadari Berkalam Ilahi

karya wahyu Sujani dan Pembelajarannya di Kelas XI SMA”. Skripsi.

Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Maulana T Akbar & Astrid Tito. 2016. Boys Beyond The Light. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Mika, I Wayan. 2013. “Analisis Sosiologi Sastra Novel Dr. Ratini Karya Nyoman

Manda.” Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Udayana. Bali.

Nasution, Wahidah. 2016. “Analisis Sosiologi sastra Novel Dua Ibu karya

Arswendo Atmowiloto: Suatu Tinjauan Sastra”. Jurnal STKIP Bina

Bangsa Getsempena. (Volume IV No 1)

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada.

Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta:

BPFE-YOGYAKARTA.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanesius.

Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Page 143: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

132

Setyorini, Nurul. 2014.”Aspek-aspek Stilistika Novel Lalilta Karya Ayu Utami”.

Prosiding Seminar Nasional “Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan

Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”.

http.//ejournal.umpwr.ac.id. Diakses 11 Agustus 2017 Pukul 21.05 WIB

Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana University.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian (Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).

Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

Sugono, Dendy dkk. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa: Edisi

Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sukirno. 2013. Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Utomo, Lilik Wahyu. 2013. Ilmu Pendidikan. Purworejo; Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Page 144: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

LAMPIRAN

Page 145: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Lampiran 1

Page 146: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

SINOPSIS NOVEL BOYS BEYOND THE LIGHT

KARYA ASTRID TITO & T AKBAR MAULANA

Novel ini menceritakan tentang kisah empat pemuda yang mencari jati

diri. Mereka adalah Galih, Bagas, Teguh, dan Abay. Galih merupakan adik dari

Bagas yang lahir dari keluarga konglomerat, orangtuanya pengusaha ternama di

Jakarta. Bagas anak yang pandai, bersikap sopan, dan sangat menyayangi adiknya.

Walaupun mereka terlahir dari kalangan orang kaya tetapi mereka tidak sombong.

Bagus suka mengurung diri apabila ia merasa bersalah, iapun merasa kurang kasih

sayang dari orangtuanya yang sibuk dengan bisnisnya. Teguh adalah teman

Bagas, mereka bertemu saat mengikuti salah satu lomba olimpiade matematika.

Sedangkan Abay merupakan adik tingkat Teguh ketika di SD dan bertemu lagi di

satu sekolah yang sama di Turki karena mendapatkan beasiswa.

Bagas putus asa karena kurang kasih sayang dari orangtuanya. Sehingga ia

terjerumus ke dalam kelompok RIIS, Bagas mengetahui kelompok RIIS itu dari

sahabatnya Teguh. Ketika Galih mengetahui kakak satu-satunya itu mengikuti

kelompok RIIS, Galih langsung menasehati Bagas dan menyuruh Bagas

meninggalkan kelompok itu. Tetapi, Bagas tetap bersikeras mengikuti kelompok

radikal RIIS itu. Galihpun akhirnya mengikuti kelompok radikal RIIS itu dengan

tujuan melindungi kakaknya. Galih tidak ingin Bagas mati sia-sia karena

mengikuti kelompok radikal RIIS. Sedangkan Abay putus asa karena perempuan

yang ia cintai dilamar oleh seorang polisi sekaligus saudaranya sendiri.

Lampiran 2

Page 147: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Keputusasaannya menyebabkan ia mengambil jalan yang salah yaitu mengikuti

kelompok radikal RIIS.

Setelah mereka berempat mengikuti kelompok radikal RIIS, Teguh yang

selalu sebagai pemimpin mereka mendapat tugas dari pemimpin bahwa Galih dan

Abay menjadi eksekutor meledakkan bom bunuh diri. Galih meledakkan bom

menggunakan mobil, sedangkan Abay meledakkan bom bunuh diri. Mengetahui

hal tersebut Galih dan Abay yang belum siap mati akhirnya kabur dengan bantuan

Bagas. Pada saat Galih dan Abay mencoba kabur Teguh mengetahuinya kemudian

bertengkar hebat dengan dengan Abay, Bagas menolong Abay dan akhirnya

Bagas mati tertembak pistol Teguh. Mengetahui hal tersebut Galih terpukul dan

merasa bersalah karena meninggalkan Bagas dan memilih kabur. Galih dan Abay

mencari pertolongan untuk pulang ke Indonesia ke Dubes yang ada di KBRI.

Setelah mendapat pertolongan Galih pulang ke Indonesia sedangkan Abay

memutuskan kembali pulang ke Turki untuk melanjutkan sekolahnya.

Page 148: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

BIOGRAFI PENGARANG

ASTRID TITO

“I am just an ordinary and happy housewife,” jawab Astrid Tito, ibu dua

anak yang memiliki hoby dan passion menulis ini. Walau demikian, wanita yang

sebelumnya bermukim di Novena, Singapura, ini telah menghasilkan novel

chicklit best teller Jodoh Pasti Bertemu terbitan Matahari, novel motivasi Cerita

Satu Cinta terbitan Gramedia Pustaka Utama, dan novel Cinta Tiga Benua terbitan

Matahari yang ditulis bersama rekannya Faris BQ. “Be the best version of you”

adalah moto hidup founder Yayasan Baitul Adzkia ini.

T AKBAR MAULANA

T Akbar Maulana adalah wajah baru di dunia pena. Dia lahir di Susoh,

Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh, pada 19 Juli 1998. Dia pernah bersekolah di TK

Aisyiah, Abdya (2002-2004) dan SD Center Blangpidie, Abdya (2004-2010). Dia

juga pernah SMP sekaligus nyantri di SMP Islam YPUI Darul Ulum, Jambo Tape,

Banda Aceh (2010-2013), dan melanjutkan studi SMA di Internasional Mustafa

Germirli Anatolia Imam Khatip High School (Uluslararasi Mustafa Germirli

Anadolu Imam Hatip Lisesi) atas beasiswa Turkey Diyanet Fondation Full

Scholarship. Salah seorang alumni Imam Hatip adalah Presiden Turki Recep

Tayyip Erdogan.

Pemuda sejuta mimpi ini dikenal dengan sebutan Einstein Hafis, qari,

saintis, dan olahragawan yang memiliki segudang prestasi. Beberapa prestasinya

adalah Juara 2 dan 3 Eurolympique di Paris, Juara 3 Tingkat SMA Internasional

Arabic Competition se-Asia; Juara Bulutangkis di Aceh dan Turki; Juara Pidato

Bahasa Arab Tingkat SMP se-Banda Aceh, Aceh Besar; Harapan I Lomba

Menulis Esai di Kayseri, Turki; Juara Membaca Puisi di sekolah; dan juara 2

membuat Puisi tentang Tsunami se-Aceh. Sekarang ini dia tengah disibukkan

dengan proyek penelitiannya, baik sains maupun banyak hal lainnya.

Mantan ketua Osis SMP Islam YPUI Darul Ulum ini juga aktif banyak

organisasi di Turki, beberapa di antaranya, pengurus olahraga di PPI Turki, Ketua

Kesenian PPI Kayseri, Turki, dan Ketua Kebudayaan dan Olahraga Ikamat (Ikatan

Masyarakat Aceh di Turki). Selain itu, Akbar juga adalah salah satu pendiri

Syababul Quran Generasi Gaul Qur‟ani yang bertujuan menambah penghafal Al-

Quran muda. Pemuda yang gemar makan nasi balado ikan dan gulai sumpeda ini

sering menjadi imam masjid dan pengisi ceramah di kabupatennya, dan juga

sering diundang untuk seminar-seminar Al-Quran dan motivasi, baik di Aceh

maupun nasional. Cita-cita tulusnya adalah ingin memperkenalkan Islam sebagai

agama yang rahmatan lil’alamin pada seluruh penduduk dunia.

Lampiran 3

Page 149: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

KARTU PENCATAT DATA

Unsur-unsur intrinsik dalam novel Boys Beyond The Light

karya Astrid Tito & T Akbar Maulana

No Unsur

Intrinsik Uraian Kutipan

Uraian

Halaman

1. Tema Tema Mayor

“Abay, Galih, Bagas, dan Teguh kalian

dipindahtugaskan ke Baghdad,” titah abu

Jalud tegas seraya menatap mata kami satu

persatu. “Kalian dianggap satu keluarga

oleh para amir. Teguh menjadi orang yang

bertanggung jawab atas keberadaan kalian

di Baghdad. Sedangkan kalian Abay, dan

Bagas, kalian sangat cerdas dan mampu

merakit bom. Tugas kalian merakit dua

bom mobil dan lima bom tubuh. Galih akan

membantu Bagas dan Abay,” jelas Abu

jalud lagi.

“Atas hasil keputusan para amir, maka

sebagai pengganti dua orang eksekutor itu

adalah Abay dan Galih.” Berita yang

disampaikan Teguh dengan nada tenang itu

mendarat di segenap pancaindraku laiknya

sebuah bom atom berkekuatan super yang

meledak tepat di jantungku. aku sama

sekali tak percaya atas apa yang telah dia

katakan.

Tema Minor

“Mas Bagas benar! Uangnya disumbangin!

Aku lihat sendiri pas Mas Bagas transfer

uang ke berbagai rekening!” Aku berteriak

sekuat tenagaku. Aku mau Mas Bagas

diperlakukan kasar saat dia melakukan hal

yang benar. Cukup Papa yang pernah

berbuat kasar pada Mas Bagas hingga Mas

Bagas terluka. Tapi tidak dengan Mama.

Aku tidak rela Mas Bagas yang sudah

kekurangan kasih sayang masih harus

menerima perbuatan kasar dari Papa dan

Mama.

“Lagi pula baru saja Tek Kumala pesan

pisang sale pada Mamak banyak sekali.

138

147

49

115

Lampiran 4

Page 150: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Ternyata si Gebi mau dilamar Zaki, anak

Pak RW yang calon perwira polisi, yang

baru lulus akpol. Mereka mau mengadakan

acara lamaran nanti malam. Jadi sudahlah,

kamu jangan menjadi pengganggu rencana

baik mereka!” seru Mamak dengan nada

serius.

“Apakah Gebi senang dengan yang

macho-macho seperti ini? Seperti Zaki

yang seorang calon perwira polisi? Yang

memegang senjata membela kebenaran?

Laiknya para superhero bermental

kesatria? benakku bertanya-tanya.

“Oh, jadi isu kalau ayah-ibu Bang Teguh

pentolan GAM itu tidak benar tanyaku

penasaran.

“Tak benarlah! Mana mereka mengerti?

Mereka hanya paham pupuk dan pakan!”

seru Bang Teguh dengan napas tersengal,

menahan marah yang mungkin masih

berkobar di dadanya.

“Syukurlah Bang Teguh nggak trauma,

ya?” tanyaku naif.

“Siapa bilang aku nggak trauma, Bay? Ana

dendam sekali. Tapi tak tahu dendam pada

siapa. Yang ana rasakan, bila ana marah,

sepertinya kobaran api yang menjilati tubuh

orangtua ana ikut membakar dada ana.

Terkadang emosi diri ini meletup-letup.

Ingin bunuh orang saja rasanya bila sedang

marah, “ ucap Bang Teguh dengan wajah

serius.

120

73

74

2. Tokoh dan

Penokohan

Tokoh Utama

Galih (baik)

“Mas Bagas benar! Uangnya disumbangin!

Aku berteriak sekuat tenagaku. Aku tak

mau Mas Bagas diperlakukan kasar saat dia

melakukan hal yang benar. Cukup Papa

yang pernah berbuat kasar pada Mas Bagas

hingga Mas Bagas terluka. Tapi tidak

dengan Mama. Aku tidak rela Mas Bagas

yang sudah kekurangan kasih sayang masih

harus menerima perbuatan kasar dari Papa

49

Page 151: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

dan Mama.

Bagas (pendiam, baik)

“ Ngaco kamu!” Mas Bagas terkekeh. “

Aku nggak suka ramai-ramai, Lih. Kamu

tahu aku, kan. Aku pencari kedamaian hati.

Ramai-ramai, teriak-teriak di kafe, itu

bukan tipeku. Aku merasa terintimidasi

kalau dalam keramaian,” ucap Mas Bagas

seraya membuang botol jus dingin yang

sudah habis diteguknya ke dalam tempat

sampah berbentuk katak yang dia letakkan

di samping meja belajar.

“Memang mas sudah siap mati? Sudah

siap?!” Aku mengentak-entakkan kakiku di

atas karpet tebal seraya mendengus kesal.

“Kenapa nggak siap? Bukankah semua

orang juga akan mati, Lih? Hanya masalah

timing and the way saja yang nggak sama,

kan?” tanyanya lagi, masih dengan ekspresi

wajah tanpa emosi. Aku menggeleng. Tak

percaya dengan pola pikir Mas Bagas yang

penuh rasa putus asa itu.

Abay (sopan, berbakti kepada orang tua)

“Laki-laki itu berdiri di samping kami

seraya mempersilahkan kami untuk

memilih. Aku membuka lembar demi

lembar buku menu tersebut. Ada menu

utama yang menggodaku: sis kebab dari

daging sapi. Tapi menu itu dibandrol

dengan harga Rp 195.000. Juga ada adana

kebab yang harganya hampir sama dengan

sis kebab. Wow, betapa mahalnya harga

kebab yang dibuat dari daging dipotong

kubus dan dirangkai pada tusukan itu. aku

langsung menutup buku menu itu, lalu

berkata sopan, “ Terserah Ayah saja. Aku

ikut saja”.

“Hahaha, nggak, Bang. Ana alhamdulillah

lulus tes. Jadi diterima di sekolah

International Mustafa Ghardaly Imam

Khatib High scool, dengan beasiswa penuh

yang katanya kalau dihitung-hitung

39

96

22

60

Page 152: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

mencapai 200 juta pertahun lho, Bang, “

beritaku semangat.

Teguh (pandai)

“Oh, jadi kamu salah satu penerima

beasiswa Diyanet Foundation dari

pemerintah Turki tahun ini?” tanyanya

sedikit antusias. Dia membenahi

kacamatanya. “Selamat, ya. Ana sekarang

naik kelas dua belas di sekolah

International Mustafa Ghardaly Imam

Khatib High School. Sama dengan anta,

ana juga penerima beasiswa Diyanet

Foundation,” ucap Bang Teguh seraya

meninggalkan senyuman yang lumayan

cerah.

“Syukur Bang Teguh nggak trauma, ya?”

tanyaku naif.

“Siapa bilang nggak trauma, Bay? Ana

dendam sekali. Tapi tak tahu dendam pada

siapa. Yang ana rasakan, bila ana marah,

sepertinya kobaran api yang menjilati tubuh

orang tua ana ikut membakar dada ana.

Terkadang emosi diri ini meletup-letup.

Ingin bunuh orang saja rasanya bila sedang

marah, “ ucap Bang Teguh dengan wajah

serius.

Tokoh Tambahan

Papa

“Ya, aku masih ingat kalimat yang

disampaikan Papa pada Mama di sebuah

acara jamuan makan malam mewah. Kala

itu Papa baru saja meresmikan sebuah

usaha hotel miliknya. Kata Papa saat

kepada Mama, “Bila kamu tetap mau jadi

istriku, jadilah istri yang terlihat smart.”.

“Papa adalah orang berpendidikan. Beliau

mengenyam pendidikan S-1 di Amerika,

lalu mendapatkan gelar master dari salah

satu universitas terbaik di Skotlandia”.

60

74

11

13

Page 153: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Mama

“Of couse I know, Dear. Absolutely, I know

what’s best for you!Kamu harus jadi

pengusaha. Harus, Kamu penerus semua

perusahaan yang telah Mama bangun.

Sedangkan Bagas akan meneruskan grup

korporasi yang telah Mama bangun bersama

Papa. Mama sudah membuat mapping akan

hal itu untuk kalian berdua. Don’t worry,

Honey. Kalian tinggal menjalankan saja,

ucap Mama seraya tersenyum.

“Mama tahu Mama salah. Mama lebih

mementingkan bisnis dan segala urusan

Mama daripada meluangkan waktu lebih

banyak untuk kalian, anak-anak Mama.

Mama menyesal, Nak. Mama menyesal.

Mama nggak akan bertindak kasar lagi pada

kalian.” Suara Mama terdengar semakin

bergetar, seakan menahan diri dari

buncahan tangis yang akan pecah. Aku

kembali fokus dengan maksudku menelpon

Mama.

Mbok Nah

“Mas Bagas....Mas? Ada Mas Galih nggak

di kamar Mas Bagas? Ini, dari tadi Mama

telepon Hp-nya Mas Galih, katanya nggak

diangkat-angkat. Mama pesan, hari ini Mas

Galih harus mencari bimbel , kalau

memang nggak cocok sama Pak Sunaryo

guru les kimianya,” ucap Mbok Nah

santun. Mas Bagas melirikku. Aku

langsung menepok jidatku lalu segera

mengempaskan tubuhku di atas bantal yang

ada di karpet. Gitar yang telah kupegang

melorot jatuh dari perut gemukku.

“Di mana, Den Bagas? Mbok juga rindu

dengarnya,” ucap wanita yang sudah seperti

ibu kandungku serta nenekku itu. Aku

tercenung sesaat ketika mendapatkan

pernyataan itu. lalu dengan lidah kelu, aku

berkata dengan suara serak,” Mbok Nah,

Mama. Sekarang nggak perlu lagi mencari

Mas Bagas. Karena sekarang Mas Bagas

91

157

45

170

Page 154: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

sudah bahagia”.

Ayah

“Tak apalah mahal sedikit. Ini sebagai ganti

selama kamu belajar di pesantren, yang

bermenu sangat sederhana, “ucap Ayah

seraya berjalan dengan percaya diri ke arah

restoran tersebut.

“Ah ya! Sekarang aku ingat. Dia adalah

orang Turki yang menikah dengan salah

satu kerabat ayahku. Kala itu dia

tengahmenjual mobil istrinya, agar uang

hasil penjualan mobil tersebut bisa

dijadikan sebagai modal usaha membuka

restoran kebab. Ayahkulah yang akhirnya

membeli mobil tersebut. Mobil minibus

sederhana yang sekarang menjadi mobil

keluarga kami. Bahkan yang aku ingat,

ayahku tidak menawar harga minibus itu,

karena dia ingin menolong saudara sesama

Muslim yang ingin berdagang. Ingatanku

pun makin jelas, ketika orang Turki itu

datang bersama istrinya yang tengah hamil

besar ke rumahku yang sederhana, walau

kala itu hari sudah beranjak malam.

Mamak

“Bangkitlah, Nak, berprestasilah. Ayahmu

banyak berkorban hanya untuk membeli

sepatu itu. Dia bahkan berkorban nyawa

hanya untuk membuatmu bahagia,” ucap

Mamak dengan suara bergetar. Kedua

matanya kembali berkaca-kaca. Mendengar

kalimat Mamak, sebulir air mataku kembali

jatuh menubruk sepatu itu. Ya sepatu itu.

“Abay? Ini Abay?” tanya Mamak, Seakan

tak percaya buah hatinya sedang menelpon

dirinya. “Abay anakku! Ba’a kaba wa’ang?

Tangah dima wa’ang kini, Bay (Apa

kabarmu? Kamu sedang dimana sekarang,

Bay)?” Mamak bertanya bahagia.

“Apa! Di Suriah? Inna lillaah!” Mamak

setengah berteriak. “Ya Allah! Mamak tak

18

31

31

139

140-141

Page 155: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

rida kalau kamu pergi ke sana Bay! Kalau

tahu seperti ini, Mamak tak kasih izin kamu

sekolah ke Turki. Kamu harus balik ke sini

atau ke Turki. Ilmumu belum penuh

selengkapnya.... Kamu tak pham kalau.

Pak Ahmed

“Lalu beliau berkata di ujung telepon itu,

“Segera saya urus data-datamu, agar kamu

bisa meneruskan SMA di Turki. Tak perlu

khawatir mengenai uang perbekalan dan

segala urusan itu, bila kamu lulus dan dapat

full scholarship, mungkin biaya perbekalan

akan lebih ringan lagi. Namun, ringan atau

berat, saya tetap akan bantu. Jangan

khawatir.”.

Puteh

“Selamat ya, Bang. Aku tahulah. Pasti

Abang juara lagi, “ ucap adik semata

wayangku yang berwajah imut, dan kini

tingginya sudah sama denganku. Adikku

yang mengenakan jilbab putih ini mencium

tanganku takzim. Aku mengucek-ucek

kepala adikku lembut, lalu memeluk

mamakku dan adikku ke dalam rangkuman

kedua tanganku. Kami bertiga pun

berangkulan erat, merasakan kebersamaan

dalam kebahagiaan, yang mungkin akan

kurindu.

Gebi

“Selamat ya, bahasa Arab kamu memang

bagus. Masa Allah. Subhanallah,” ucap

perempuan cantik, berjilbab, dengan

senyuman termanis yang pernah kutemui

sepanjang hidupku. Matanya tampak

mengernyit di bagian ujungnya saat dia

tersenyum, membuatku semakin kikuk di

hadapannya.

“Orang-orang yang merindu, tetapi tetap

menjaga kehormatan perasaannya, takut

sekali berbuat dosa, memilih senyap, lalu

memperbaiki diri hingga waktu

memberikan kabar baik. Boleh jadi doa-

31

26

16

111

Page 156: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

doanya menguntai tangga yang indah

hingga ke kaki langit. Bila tidak dengan

yang dirindukan, mungkin terganti dengan

yang lebih baik.

Abu Jalad

“Jadi, bagaiman? Kamu bersihin toilet juga

nggak mau?” Suara Abu Jalud meninggi,

membuat janggutnya yang tebal memanjang

hingga batas leher itu bergerak-gerak. Demi

mendengar nada suaranya yang keras,

jantungku kembali berdetak cepat.

“Nanti akan ada dua orang eksekutor, yang

akan menjadi sang peledak. Kabarnya orang

Irak sendiri,” ucap Abu Jalud lagi, yang

langsung diiringi anggukan kami berempat.

“Sekarang kalian boleh bersiap-siap. Saya

akan pergi ke kelompok-kelompok tugas

yang lain.” Abu Jalud menutup

penjelasannya seraya menyerahkan kertas

yang tadi diberikan para amir kepada Bang

Teguh.

Umu Fitri

“Ya ampun! Bukan masalah panas yang

kamu rasa! Tapi lihat, sup satu panci untuk

kamp kamu jatuhkan! Haduh!” Melihat

kejadian tak sengaja ini, spontan Umu Fitri

yang bercadar itu ikut menjerit histeris.

Bahkan suaranya hampir membelah langit.

“ Kamu yang masak sup ini! Saya ada

kebutuhan lain yang harus dikerjakan,”

titah Umu Fitri tiba-tiba, seraya

menyorongkan pisau tajam itu hingga

mengarah dan berhenti tepat lima

sentimeter di depan hidungku. Aku lemas

melihat pisau itu. Terbayang penyiksaan

yang akan kuterima bila melakukan

kesalahan, seperti video yang diperlihatkan

Teguh kala itu.

“Hey, Galih! Apa yang kamu lihat? Cepat

kamu ambil makanan jatah kampmu dan

128

138

129

131

134

Page 157: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

pergi dari sini.” Tiba-tiba suara Umu Fitri

menggelegar dan pecah di gendang

telingaku. Jantungku pun kembali jatuh

karena merasa ketangkap basah tengah

memandang seorang wanita yang bukan

mahramku.

Karli

“Kaifa haluk?” tanyanya ramah dengan

mata yang menyipit, mungkin karena dia

tengah tersenyum lagi. Aku mengangguk

seraya mengacungkan ibu jariku, tanda aku

dalam keadaan baik. Aku tahu arti

pertanyaan itu. Tapi aku tak bisa bahasa

Arab.

Okasan

“Ada apa dengan kakimu, Bay?

Kecelakaan?” tanya Okasan penuh

perhatian, dengan mata yang bertumpu

pada perban yang melilit betisku.

Pak Hamzah

“Sudah memutuskan mau kembali

kemana?” tanya Pak Hamzah dengan

bahasa Indonesia beraksen Arab itu

kepadaku. Aku yang duduk di sisi depan,

tepat di sebelah Pak Hamzah, hanya

menggeleng lemah.

“Paspor itu harus dijaga baik-baik, bila kita

bepergian ke luar negeri,” nasihat Pak

Hamzah dengan nada kebapakan kepadaku.

Aku hanya mengangguk menanggapinya.

Sebenarnya, paspor Turkiku masih aman

dan nyaman di dalam ranselku. Jadi, hatiku

masih tenang. Aku masih bisa pulang ke

Indonesia, maupun kembali ke Turki

dengan nyaman.

Mr. Abu Salman

“I think I’m gonna straight to the point.

Sejatinya, RIIS muncul akibat oplosan tiga

fenomena yang saling berkelindan.

Pertama, invasi ilegal Amerika terhadap

Irak tahun 2003. Invasi ini berhasil

134

178

175

176

207

Page 158: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

„memerdekakan‟ rakyat Irak dari

cengkraman rezim Saddam Husein yang

sekuler. Kedua, rezim boneka bermazhab

Syiah pengganti Saddam yang dibentuk

Amerika, yang telah melakukan

diskriminasi sistematis terhadap mayoritas

pengikut mazhab Sunni, yang akhirnya

melahirkan RIIS. Ketiga, konflik di Suriah

pecah.

“Abu Salman kembali berkata, “Seorang

lelaki yang telah atau sedang

mempersiapkan diri untuk berjihad di

medan pertempuran, bila saya meminjam

istilah Connel 2005, adalah laki-laki yang

memiliki posisi kelelakian yang lebih tinggi

atau hegemonic masculinity dibandingkan

dengan yang hanya mengikuti kajian

keagamaan saja atau subordinate

masculinity. Inilah yang dijadikan bahan

propaganda yang dikeluarkan RIIS di

media sosial, utamanya di YouTube.

Mereka mengunggah kegalauan setiap

remaja. Misalnya pilihan kalimat ketika

mereka menjelaskan kondisi peperangan

dengan istilah haadza ardhul rijal,

ungkapan bahasa Arab yang berarti „Ini

dunianya para lelaki‟. Kalimat ini

membawa pesan tegas kepada penonton:

„Anda bukanlah lelaki tulen jika tidak

berada di dunia ini‟.

209

3. Alur Tahap Penyesyaian

“Selain sifat-sifat baiknya, Mas Bagas juga

tak lepas dari sifat buruk yang

menjerumuskannya. Mas Bagas tipikal

manusia pemurung. Bila menemukaan

kesalahan, dia akan dendam. Namun,

bentuk dendamnya sedikit aneh menurutku.

Dia cenderung menyalahkan diri sendiri,

sehingga dia suka berpikiran negatif,

skeptis, bahkan menyakiti diri sendiri,

sehingga dia suka mengurung di dalam

kamar berhari-hari? Aku bukan tipikal

penyendiri.

41

Page 159: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Tahap Pemunculan Konflik

“Bukannya itu hadiah atas kelulusanku,

Ma?” tanya Mas Bagas dengan wajah datar

tanpa ekspresi.

“Iya! Tapi kan bukan untuk dijual!” sembur

Mama tinggi.

“Aku pikir . . . kita sudah punya banyak

mobil. Lagi pula . . . aku enggak enak

pakai mobil itu ke sekolah. Nggak enak

sama yang lain . . .terlalu berlebihan. Aku

nggak nyaman, “ ucap Mas Bagas sedikit

terbata, seperti enggan menyinggung

perasaan Mama.

“Saya suka kota gazintep. Di sana banyak

orang Arab. Selain berbatasan dengan

Suriah, makanannya juga cocok dengan

lidah saya. Pedas, mirip dengan masakan

orang Indonesia. Rencananya saya akan ke

sana, ke perbatasan. Di sana ada Republic

of Islam Iraq Syiria atau RIIS. Negara

murni Islam, seperti yang kita damba-

dambakan selama ini.” Tiba-tiba Bang

Teguh menyalip ucapan Lavani. Matanya

yang berada di balik kacamatanya terlihat

membesar. Tanda dia sangat antusias.

Senyumannya tiba-tiba melebar.

“Kalau si Gebi, sebaiknya tak usah kamu

belikan oleh-oleh, Nak. takut mengundang

fitnah orang sekampung,” jawab Mamak

cepat.

“Tapi, Mak?”

“Lagi pula baru saja Tek Keulama pesan

pisang sale pada Mamak banyak sekali.

Ternyata si Gebi mau dilamar Zaki, anak Pak

RW yang calon perwira polisi, yang baru

lulus Akpol. Mereka mau mengadakan acara

lamaran nanti malam. Jadi sudahlah, kamu

jangan menjadi pengganggu rencana baik

mereka!” seru Mamak dengan nada serius.

Peningkatan Konflik

“Kenapa nggak siap? Bukankah semua

orang juga akan mati, Lih? Hanya masalah

timing and the way saja yang nggak sama,

48

81

115

96

Page 160: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

kan? tanyanya lagi, masih dengan ekspresi

wajah tanpa emosi. Aku menggeleng. Tak

percaya dengan pola pikir Mas Bagas yang

penuh rasa putus asa itu.

“Iya Zaki, yang cakep, beralis tebal, dan

gagah,” jelas Mamak sambil memuji Zaki.

Darahku semakin menggelegak cemburu.

“Zaki itu bila diurut-urut, dia masih

kemenakan ayahmu, Bay,” Berita

mamakku lagi, membuat dadaku semakin

meletup geram.

Klimaks

“Abay, Galih, Bagas, dan Teguh kalian

dipindahtugaskan ke Baghdad, “titah Abu

Jalud tegas seraya menatap mata kami satu

persatu. “Kalian dianggap satu keluarga

oleh para amir. Teguh menjadi orang yang

bertanggung jawab atas keberadaan kalian

di Baghdad. Sedangkan kalian, Abay dan

Bagas, kalian sangat cerdas dan mampu

merakit bom. Tugas kalian merakit dua

bom mobil dan lima bom tubuh. Galih akan

membantu Bagas dan Abay,” jelas Abu

Jalud lagi.

“Atas hasil keputusan para amir, maka

sebagai pengganti dua orang eksekutor itu

adalah Abay dan Galih.” Berita yang

disampaikan Teguh dengan nada tenang itu

mendarat di segenap pancaindraku

layaknya sebuah bom atom berkekuatan

super yang meledak tepat di jantungku.

Aku sama sekali tak percaya atas apa yang

telah dia katakan.

“Ma, tolong aku. aku lagi di Baghdad. Aku

dan Mas Bagas tak sengaja ikut RIIS, Ma.

Mama tau RIIS, kan? Kelompok Islam

radikal yang sedang membangun negara di

atas Suriah dan Irak. Paspor kami ditahan

mereka. Seminggu lagi aku dijadwalkan

untuk melakukan bom bunuh diri. Sekarang

aku sedang kabur, Ma. aku takut. aku belum

siap mati,” beritahuku dengan ketukan nada

116

138

147

157

Page 161: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

cepat.

“Tiba-tiba suara tembakan terdengar. Bang

Teguh jatuh tersungkur. Galih tampak

mengarahkan AK 47-nya pada Bang Teguh.

Bang Teguh mengerang kesakitan.. Namun,

dia tak putus asa. Dia merogoh kantong

celananya, mencari-cari. Tak lama dia

mengangkat kedua tangannya, menyerah

kalah. Aku dan Galih bernapas lega.

Penyelesaian

“Sekarang, kamu tanya orang di situ,

bagaimana cara pergi ke Kedutaan

Indonesia yang ada di Baghdad. Jangan

katakan apa-apa. Jangan ceritakan apa pun

pada siapa pun. Dari sini Mama akan

menghubungi kedubesnya untuk menolong

menampung kamu dulu. Mama segera kirim

orang untuk menjemput kamu,” jawab

Mama tegas, laiknya memberi komando

kepada bawahannya. Aku mengangguk

mantap.

“Alhamdulillah, Ya Allah. Kau telah

menentukan pilihan-Mu dengan

mengirimkan orang-orang-Mu untuk

membantuku. Terima kasih. Terima kasih.

Terima kasih, Ya Allah.

“Ayolah, Bro...,” aku kembali

membujuknya, tapi Abay malah terdiam.

Dia tampak enggan. Maklum, ekspresi ibu

Karli tadi memang benar-benar tidak

mengenakkan. Sudah terbayang di otakku,

bila kami kembali ke sana, kami akan

diomel-omeli lagi. Tapi entahlah, seperti

ada sebuah magnet besar yang menarikku

kembali ke sana. Ya! Aku harus kembali ke

sana.

“Bay, gue sekalian mau melamar Karli,

Bay.”

“hah? Melamar?.

161

157

181

200

4. Latar/Setting Latar Tempat

Kamar Bagas

“Mas, aku masuk, ya?” izinku pada Mas

36

Page 162: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Bagas. Tapi Mas Bagas tidak menjawab.

Hanya suara orang berkelahi yang terdengar

dari dalam kamar. Aku langsung

menempelkan ibu jari kananku pada sisi

pintu, agar pintu dapat mempersilakan aku

masuk. Setelah sidik jariku terbaca oleh

sistem keamanan kamar Mas Bagas, tak

lama pintu terbuka dengan sendirinya.

Auditorium I Conventional Hall

“Tepuk tangan bergemuruh, memantul ke

seluruh sudut dinding Auditorium I

Convention Hall Jawaharlal Nehru

University. Aula besar ini sering dijadikan

tempat pertemuan dan kongres pendidikan

internasional. Para tamu undangan, para

guru, para panitia hingga para peserta

dengan gegap gembita berdiri melakukan

standing ovation. Puluhan lampu snapshot

yang tergantung di rigging langit-langit

dengan ketinggian lebih dari empat meter

itu berwarna-warni kompak menyoroti

panggung. Lebih dari 300 orang perwakilan

dari 35 negara di dunia hadir. Semua

memberkan aplaus meriah (Halaman: 8).

Pondok Pesantren

“Abay juara, Abay juara, Abay juara!” kor

kompak teman-teman begitu ceria. Mereka

mengiringiku keliling lapangan pesantren

atau dayah dalam bahasa Aceh. Bapak guru

pembimbingku hanya bisa tertawa-tawa

melihat kelakuan anak-anak didiknya. Rona

kebahagiaan membungkus wajahnya yang

kemerahan karena diterpa teriknya sinar

matahari. Mungkin aku berhasil membuat

guruku bangga karena bisa mengharumkan

nama pesantrenku, bahkan mengharumkan

nama kabupatenku (Halaman: 15).

Restoran

“Restoran apa ini? Kayaknya resoran

mahal, Yah,” ucapku seraya menatap ke

sebuah restoran besar yang atapnya

melengkung, mirip kubah masjid. Papan

nama besar dari kayu bertuliskan Kayra

8

15

18

Page 163: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Turkish Restaurant bertengger gagah, tapi

berkesan ramah di bawah atap kubah itu,

seakan siap menyambut siapa pun para

pengunjung yang hendak mampir ke

restoran tersebut (Halaman: 18).

Aula Gor KONI Banda Aceh

“Ya alhamdulillah, aku baru saja

memenangkan pertandingan badminton

antarkabupaten se-Provinsi Aceh, yang

diadakan di aula kursi tempat duduk di

tribunnya. Hal ini tak kuduga sama sekali,

karena kurangnya persiapan dan latihan.

Modalku hanya tekad bulat membaja yang

kupatri dalam diriku, untuk

mempersembahkan piala nan tinggi dan

uang saku sebesar Rp 5.000.000 yang

diberikan Gubernur Aceh untuk mamakku.

Aku juga bertekad membuat ayahku

bangga, walau kami sudah terpisah jauh.

Rumah Sakit

“Kalimat dokter itu berhasil membuatku

“sadar”. Rangkaian kalimat yang berhasil

menggugah hatiku. Aku menurunkan kedua

mataku dari plafon kamar perawatanku, lalu

menoleh ke dokter itu, menatapnya seakan

meminta kalimat lain, kalimat yang lebih

memotivasi, kalimat yang mampu menjadi

pembangkit jiwaku yang terlanjur lemah

terkulai.

Bandara

“Setelah sampai di tempat pengambilan

bagasi, dari kejauhan aku melihat seseorang

berwajah familier. Mata orang tersebut

tengah terpaku melihat ke arah puluhan

travel bag yang sedang berjalan di atas

conveyor belt.Aku ragu untuk menyapanya.

Smabil mencari travel bag besarku, aku pun

beringsut pelan mendekatinya. Ah benar

saja! Dialah Bang Teguh. Teguh

Meutuwah. Kakak kelasku saat di SDN 1

dulu, juga tetangga satu kampung saat kami

kecil. Bila pulang sekolah, sering kali kami

berada dalam satu labi-labi.

26

30

58-59

Page 164: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

“Changi Airport Singapore memang tak

pernah sepi, karena sebagai salah satu yang

terbaik dan tersibuk di dunia, bandar ini

memang dijadikan tempat transit hampir

seluruh maskapai penerbangan. Walaupun

selalu penuh, siapapun yang berada di

bandara ini seakan terpuaskan dengan

fasilitas serba ada yang disediakan bandara

ini. Dari home theatre gratis, pijat kaki

gratis, hingga fasilitas tur keliling

Singapura gratis bila kita menunjukkan

boarding pass dengan waktu transit atau

delay lebih dari 5 jam. Jadi aku yakin,

kedatanganku yang telat 15 menit dari

waktu yang diperkirakan maskapai, tidak

membuatku resah. Banyak hal yang bisa

dilakukan di bandara ini.

Sekolah

“Tenang saja. Di sekolah ini nggak kenal

istilah bullying. Justru para senior itu

diminta kesediaannya membimbing para

adik kelas yang baru untuk segera bisa

menyesuaikan diri, atau yang lebih dikenal

dengan istilah sistem „Abalik‟”.

Kamar Asrama

“Aku menggelengkan kepala. “Silakan.

Saya ingin santai-santai di kamar dulu.”

Jawabku seraya mengulas senyum. Abdul

Karim pun menganggukkan kepala, lalu

pergi meninggalkan kamar kami.

Dapur Umum

“Masa Allah . . . .” Aku berbisik takjub.

Cahaya surya keemasan menyusup ke

dalam dapur umum, menerangi wajah

seorang wanita yang terlihat semakin

benderang. Sedianya manusia memiliki

kekurangan fisik, tapi pahatan wajahnya

terlihat begitu sempurna di mataku.

Kamp

“Setelah pembagian tugas, kami diberi

waktu untuk mempersiapkan diri lalu

beristirahat tidur. Kamp kami di sini

169

68

78

133

138

Page 165: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

memang jauh lebih baik daripada kamp

persinggahan tempat saat pertama kali kami

datang. Di sini seperti apartemen biasa, tapi

tanpa perabotan. Yang ada hanya hamparan

permadani yang cukup tebal untuk kami

tidur.

Apartemen

“Kini aku sedang berada di daerah Al-

Mansour, Baghdad. Tepat di sebuah kedai

sederhana, yang lima lantai di atasnya

merupakan apartemen model lama. Salah

satu kamarnya akan dijadikankami sebagai

tempat bermalam. Namun, lagi-lagi aku

sampai ke tempat ini bukan untuk tamasya,

bersenang-senang, atau liburan. Tapi ada

misi besar yang dibebankan pada pundak

kami berempat.

Kantor KBRI

“Ya sudah, tinggal di KBRI saja dulu.

Kamu bisa mengobrol dengan staf-staf

KBRI, sambil menunggu paspormu jadi.

Kamu sudah mengajukan permohonan

paspor baru, kan?” tanya Pak Hamzah

kepadaku. Namun, aku enggan menjawab

pertanyaan itu. “Lagi pula, bisa-bisanya

paspormu dan Galih sama-sama hilang,

“komentar Pak Hamzah seraya menggeleng.

Suasana

Kebahagiaan

“Oh, my God! This is unbelievable! Bagas

juara! Bagas Juara Olimpiade Matematika!

Oh, my God, I can’t believe this! What a

wonderful surprise! Oh, my God!” Mama

menjerit-jerit dari bangku VIP nan empuk

tempat kami duduk. Dia melonjak-lonjak

gembira, persis anak kecil yang tertawa

ceria saat mendapat permen lolipop warna-

warni.

Kecemasan

“Apa tuh, apa tuh, apa tuh.” Begitu

mendengar suara tembakan bertubi-tubi,

aku langsung bangun dari tidurku dan

145

176

8

125

Page 166: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

panik. Aku mencari perlindungan.

Berlindung di bawah meja! Ya di bawah

meja itu!!! Benakku memberi saran

tergopoh-gopoh. aku beranjak cepat. Lalu

bersembunyi di bawah meja dengan

dengkul yang bergetar takut. Hey, tapi apa

ini? Kenapa yang lain masih tenang saja?

Apa aku salah mendengar? Apa aku

mengigau? Hanya bermimpi buruk?

Tanyaku lagi dalam benak. aku melihat Mas

Bagas yang tidur di sampingku tadi masih

terlelap, seakan suara itu seperti bulu angsa

yang menggelitiki telinganya saja. Di

samping kananku ada beberapa orang

Kazakistan seumuranku yang juga masih

tertidur lelap, seakan suara tersebut hanya

suara lembut mendayu yang membuat tidur

semakin mendalam.

“Tapi, tapi . . . “ Abay gelagapan. Dia ingin

mengungkapkan sesuatu, tapi ucapannya

seperti tergulung dalam tenggorokan.

Ketegangan

“Bang Teguh pun mengantupkan

rahangnya. Giginya bergemeretak bagai

ingin melumat diriku. Mata kelamnya

penuh amarah. Keras hatinya seakan tidak

tertahan lagi. Bang Teguh berlari

menerjangku. Bertubi-tubi pukulan

disarangkannya ke tubuhku. Sungguh, dia

sudah lupa diri. Dia menghajarku habis-

habisan.

“Tiba-tiba suara tembakan terdengar. Bang

Teguh jatuh tersengkur. Galih tampak

mengarahkan AK 47-nya pada Bang Teguh.

Bang Teguh mengerang kesakitan. Namun,

dia tak putus asa. Dia mengangkat kedua

tangannya, menyerah kalah. Aku dan Galih

bernapas lega.

Kesedihan

“Membaca kalimat demi kalimat di harian

itu, duniaku tiba-tiba runtuh.

Kutenggelamkan wajahku ke dalam koran

148

160

161

167

Page 167: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

yang masih kugenggam erat. Aku terenyak.

Mataku terpaku pada berita itu. Tanganku

bergetar. Gerahamku mengeras. Aku

berkaca-kaca. Kutabrakkan tulang

punggungku pada dinding di belakangku.

Aku meluruh. Jatuh. Apa benar Mas Bagas

sudah nggak ada? Apa benar Mas Bagas

sudah meninggal? Mati? Kakakku telah

mati? Air mataku tumpah seketika. Tersedu.

Menyesal. Aku menepuk-nepukkan koran

itu ke kepalaku. Aku telah gagal

melindunginya. Gagal! Aku malah

meninggalkannya. Aku membiarkan ia

sendirian melawan orang yang badan dan

tenaganya jauh lebih besar darinya. Ya

Allah!!!.

Waktu

Pagi

“Setelah seminggu menghilang untuk

urusan bisnis, Mama mengecek keberadaan

kami pada pagi hari. Dia meminta kami

sarapan bersama. Setelah sarapan

berlangsung dengan suasana kaku dan

dingin, Mama mengajak kami bicara

sebentar di ruang keluarga. Ketika Mama

menanyakan bagaimana perasaan Mas

Bagas menyetir Rubicon, Mas Bagas hanya

mengangkat bahu lalu menjawab dengan

santai, “Aku nggak jadi ke prom, Ma. Lagi

pula aku belum pernah menyetir mobil.

Mobil itu sudah nggak ada, sudah ku jual.”

Siang

“Hari sudah menjelang siang, pukul 10

pagi. aku dan Mas Bagas tengah duduk-

duduk di teras samping, menghadap kolam

renang yang nyaris tak pernah kami

gunakan. Mas Bagas duduk di kursi rotan,

dengan bantalan lapis beledu merah. Aku

duduk di sofa nan empuk, yang juga

berbahan beledu merah. Merah adalah

warna kesukaan Mama. Tak heran bila

perabotan di rumah didominasi warna

merah, kecuali kamarku dan kamar Mas

Bagas.

48

87

Page 168: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Sore

“Sore hampir habis dimakan waktu. Setelah

menempuh perjalanan panjang dari Susoh

ke Banda Aceh selama 8 jam, dan setelah

berputar-putar keliling Banda Aceh,

akhirnya aku dan Ayah memutuskan untuk

beristirahat sejenak. lelah fisik sudah

merambati tubuh kami, ditambah untaian

usus di dalam perut sudah mulai bersuara

minta diisi. Kami sepakat mengurai penat

sambil makan di sebuah restoran, sebelum

kami pulang kembali ke Susoh.

Malam

“Mobil minibus yang kami tunggangi pun

meluncur, membelah jalanan malam yang

lenggang, Cahaya bulan menyusup

bagaikan sinar tipis yang menerangi jalan.

Namun, tak berapa lama memasuki wilayah

perbukitan yang berlika-liku, entah kenapa,

mesin mobil minibus hasil pembelian

ayahku dari Pak Ahmed itu agak sedikit

mogok. Mobil itu terdengar menderu-deru

tidak biasa.

17

28

5. Sudut

Pandang/Point

of View

Sudut pandang orang ketiga serba tahu

“Abay juara, Abay juara, Abay juara!” kor

kompak teman-teman begitu ceria. Mereka

menggiringku keliling lapangan pesantren

atau dayah dalam bahasa Aceh. Bapak

guru pembimbingku hanya bisa tertawa-

tawa melihat kelakuan anak-anak didiknya.

Rona kebahagiaan membungkus wajahnya

yang kemerahan karena diterpa teriknya

sinar matahari. Mungkin aku berhasil

membuat guruku bangga karena bisa

mengharumkan nama pesantrenku, bahkan

mengharumkan nama kabupatenku.

Aku memetik gitar sambil bernyanyi. Lagu

Fix You dari Coldplay benar-benar

kuhayati, hingga rasanya aku ingin

menangis. Tapi aku tidak bisa menangis.

Air mata di dalam pelupuk sepertinya sudah

mengering. Di depan mataku, Mas Bagas

duduk terdiam. Wajahnya tampak

mengeras. Pandangannya terlempar pada air

17

87

Page 169: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

kolam renang yang memantulkan cahaya

matahari keemasan. Kilauannya yang

bagaikan emas cair itu begitu memekakan

mata.

6. Amanat “Aku menggeleng kuat-kuat. Aku nyaris tak

percaya, karena aku hafal dengan wajah

yang sampai saat ini masih kuhindari itu.

Wajah pembunuh yang telah

menghilangkan nyawa kakakku. Aku

menautkan alis. Teguh Mauteuh akhirnya

menemukan ajalnya dengan cara yang

memang dia cita-citakan. Seperti kata Abay

kala itu, Teguh „berbeda‟ karena

latarbelakang trauma mendalam masa

kecilnya.

“Sedangkan bagi para orangtua, ayomilah

mereka. Tuntun mereka dengan kasih

sayang berbentuk pertemanan. Bila anak

Anda laki-laki, tuntun rasa maskulin

mereka ke arah yang lebih produktif, karena

di tangan merekalah, bumi dan seluruh

isinya ini akan diwariskan. Demikian Abay,

pendapat saya.” Abu Salman menutup

penjelasannya dan menyerahkan

mikrofonnya kepadaku. Tepuk tangan

kembali bergemuruh, membahana ke

seluruh sudut ruangan.

201

210

Aspek-aspek Sosiologi Sastra dalam novel Boys Beyond The Light karya

Astrid Tito & T Akbar Maulana

No Aspek-aspek

Sosiologi

Uraian Kutipan Uraian Halaman

1. Kekerabatan “Kakakku yang tampan, cerdas, dan

tekun itu sangat sensitif serta peka

terhadap orang lain. Seumur hidup

aku terdaulat sebagai adik

kandungnya, aku tidak pernah

disakiti atau merasa tersakiti olehnya.

Dia tempat curhat yang baik,

pendengar yang setia, dan sabar

dalam bernasihat. Di sosok yang aku

kagumi. Seorang sahabat hati. Boleh

jadi aku minus kasih sayang dari

Papa dan Mama, tapi dengan adanya

39-40

Page 170: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Mbok Nah dan Mas Bagas, rasanya

hidupku sudah terlengkapi.

“Terserah kamu minatnya ke mana,

Nak. Mau menjadi olahragawan,

Mamak dukung. Mau menjadi

ilmuwan, Mamak dukung. Mau jadi

politisi pun, Mamak dukung. Asal

sejalan dengan agama, tidak

melanggar perintah Allah, pastilah

Mamak kan dukung, Nak. Yang

penting kamu berbakti pada Mamak

dan tak lupa bertanggung jawab pada

Puteh, “ jawab Mamak dengan

senyuman bijaknya yang selalu terasa

hangat di dadaku.

32

2. Perekonomian “Kenapa Papa bisa memberikan modal

pada Mama? Karena Papa yang

berkulit sawo matang itu berasal dari

keluarga orang kaya raya. Papa adalah

anak sulung pemilik salah satu

konglomerat di Indonesia. Kakekku

yang orang Jawa itu adalah seorang

pengusaha yang dekat dengan “sang

pemilik negara” kala itu, hingga

banyak bisnis yang dipercayakan sang

penguasa itu pada kakekku. Dari bisnis

kesehatan, obat-obatan, agrikultural,

apartemen dan hotel, hingga

perkapalan.

“Beli sepatunya jangan mahal-mahal,

Yah. Ingat kita harus melunasi kredit

koperasi guru akhir minggu ini,” pesan

Mamakpada Ayah saat melepas

keberangkatan kami. Pesan itu kembali

terngiang di otakku. Wajarlah Mamak

berpesan semacam itu pada kami

karena pada dasarnya kami bukanlah

keluarga kaya. Kami datang dari

keluarga sederhana dan biasa-biasa

saja. ayahku hanyalah seorang pegawai

negeri dengan jabatan standar dan

ibuku hanyalah seorang guru SMA.

12

18

3. Pendidikan “Oh, my God! This is unbelievable! 8

Page 171: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Bagas juara! Bagas Juara Olimpiade

Matematika! Oh, my God, I can’t

believe this! What a wonderful

surprise! Oh, my God!” Mama

menjerit-jerit dari bangku VIP nan

empuk tempat kami duduk. Dia

melonjak-lonjak gembira, persis anak

kecil yang tertawa ceria saat

mendapat permen lolipop warna-

warni.

“Selamat, Bu, Dik, Bagas berhasil

membuat Indonesia bangga. Tidak

seperti saya. . . ,” ucap teman baru

Mas Bagas itu, dengan wajah

“kelam” yang tak kusuka. Dia

mengulurkan tangannya kepadaku

ramah. Namun, entah mengapa, aku

malas menyambut uluran tangannya.

“Oh, jadi kamu salah satu penerima

beasiswa Diyenet Foundation dari

pemerintah Turki tahun ini?”

tanyanya sedikit antusias. Dia

membenahi kacamatanya. “Selamat,

ya. ana sekarang naik kelas dua belas

di sekolah Internasional Mustafa

Ghardalyy Imam Khatib High school.

Sama dengan anta, ana juga penerima

beasiswa Diyanet Foundation, “ucap

Bang Teguh seraya meninggalkan

senyuman yang lumayan cerah.

14

60

4. Cinta Kasih “Terserah kamu minatnya ke mana,

Nak. Mau menjadi olahragawan,

Mamak dukung. Mau menjadi

ilmuwan, Mamak dukung. Mau jadi

politisi pun, Mamak dukung. Asal

sejalan dengan agama, tidak

melanggar perintah Allah, pastilah

Mamak kan dukung, Nak. Yang

penting kamu berbakti pada Mamak

dan tak lupa bertanggung jawab pada

Puteh, “ jawab Mamak dengan

senyuman bijaknya yang selalu terasa

hangat di dadaku.

“Hari ini Mas Bagas akan menikah

32

132

Page 172: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

dengan seorang perempuan Anatolia

keturunan Arab yang dengar-dengar

bernama asli Zehra Payasli. Namun,

Mas Bagas selalu menebut nama

perempuan itu Karli. Entah hanya

untuk nama samaran atau nama alias,

dengan maksud keamanan atau apa,

tapi kami pun, aku, dan Abay, jadi

ikutan menyebut calon mempelai

wanitanya Mas Bagas dengan nama

Karli.

“Dialah wanita anggun yang mampu

membuatku merasakan sesuatu yang

tak bisa kujelaskan dengan kalimat

sastra dari bahasa mana pun. Yang

membuatku merasakan sesuatu yang

tak bisa kuhitung dengan rumus

matematika. Yang membuatku

merasakan sesuatu yang tak bisa

kuurai laiknya senyawa kimia. Dialah

Cut Gebrina Rizki atau Gebi, anak

sahabat mamakku. Aku mengenalnya

sejak kami masih sama-sama kecil.

Letak rumahnya pun tak jauh dari

rumahku, hanya berbeda jalan saja.

Terkadang wanita bermata jeli ikut

hadir kalau aku bertanding

badminton. Gebi dan bundanya

sering sekali menemani Mamakku

yang hadir memberikan support

pertandingan batminton skala

nasional. Tapi selama ini, kami tidak

pernah saling bicara. Hanya tatapan

mata yang penuh getar dari

kejauhanlah yang membuatku selalu

bersemangat dalam bertanding.

16-17

5. Keagamaan “Syukurlah. Thanks, Mbok. Nanti

aku telepon Mama, Bilang terima

kasih,” jawab Mas Bagas datar tanpa

senyum.

“Alhamdulillah, alhamdulillah,

alhamdulillah . . . .” Bibirku basah

akan tahmid, sebagai ungkapan rasa

46

58

Page 173: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

syukurku kepada Allah, Tuhan Maha

Pemilik Seluruh Alam Semesta. Ingin

rasanya aku langsung merundukan

kepala, mencium bumi, saking hatiku

telah berbalut rasa syukur yang

meletup-letup, atas bantuan Allah

yang begitu luar biasa untukku.

Berhasil mengijakkan diri di negara

Turki Utsmani ini adalah ilusi besar

terindah yang terjadi dalam hidupku.

“Aku pun beristigfar banyak-banyak,

lalu mengambill wudhu. Selain ingin

melakukan shalat sunat Istikharah,

untuk meminta petunjuk-Nya, aku

pun ingin membasahi wajahku yang

kering karena musim panas yang

mulai menyapa. Ini pertama kalinya

aku merasakan panas di negara empat

musim. Ternyata rasa panasnya

berbeda. Panasnya begitu kering dan

gersang. Tidak seperti di Aceh yang

panas dan lembap. Suhu panas di

turki lebih dari itu. Di Kayseri saja

bisa mencapai suhu tertinggi 43

derajat, apalagi di Gaziantep yang

sudah terkontaminasi dengan hawa

gurun, panasnya mungkin bisa

mencapai di atas 43⁰C.

111

Page 174: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

SILABUS

Kelas XII SMA

Alokasi Waktu: 4 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada

pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan

memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai

pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Pembelajaran untuk Kompetensi Pengetahuan danKompetensiKeterampilan sebagai berikut ini.

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.1 Mengidentifikasi isi dan sistematika surat

lamaran pekerjaan yang dibaca.

Surat Lamaran Pekerjaan:

identifikasi surat

Isi

Sistematika

Bahasa

Lampiran

Kalimat efektif.

Mendata sistematika dan isi surat

lamaran pekerjaan

Menyimpulkan sistematika dan unsur-unsur isi surat lamaran

pekerjaan

mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi sistematika dan unsur-

unsur isi surat lamaran pekerjaan.

4.1 Menyajikan simpulan sistematika dan

unsur-unsur isi surat lamaran pekerjaan

dalam bentuk visual

3.2 Memformulasikan unsur kebahasaan

surat lamaran pekerjaan

Surat Lamaran Pekerjaan:

unsur kebahasaan;

penulisan EYD; dan

daftar riwayat hidup.

Mendata ciri kebahasaan surat lamaran pekerjaan

Menyusun surat lamaran pekerjaan dengan memerhatikan isi,

4.2 Menyusun surat lamaran pekerjaan

dengan memerhatikan isi, sistematika dan

kebahasaan.

Lam

pir

an

5

Page 175: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

sistematika, dan kebahasaan.

Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi surat lamaran pekerjaan

yang telah disusun

3.3 M

engidentifikasi informasi, yang mencakup

orientasi, rangkaian kejadian yang saling

berkaitan, komplikasi dan resolusi, dalam

cerita sejarah lisan atau tulis

Teks cerita (novel) sejarah

struktur teks cerita sejarah;

isi teks cerita sejarah;

nilai-nilai cerita (novel) sejarah; dan

kebahasaan teks cerita sejarah.

Mendata struktur (orientasi, rangkaian kejadian yang saling

berkaitan, komplikasi dan resolusi),

nilai-nilai, hal-hal yang

menarikdalam cerita (novel) sejarah.

Menyusun kembali nilai-nilai dari cerita (novel) sejarah ke dalam teks

eksplanasi

Mempresentasikan, menanggapi,

merevisi teks eksplanasi yang

disusun

4.3 M

engonstruksi nilai-nilai dari informasi

cerita sejarah dalam sebuah teks

eksplanasi

3.4 Menganalisis kebahasaan cerita atau

novel sejarah

Teks cerita (novel) sejarah

kebahasaan cerita (novel) sejarah;

unsur-unsur cerita;

topik; dan

kerangka karangan.

Mendata kebahasaan dan unsur-unsur cerita sejarah yang tersaji

Menyusun teks cerita (novel) sejarah

pribadi

Mempresentasikan, mengomentari, dan merevisi teks cerita (novel)

sejarah yang telah ditulis

4.4 Menulis cerita sejarah pribadi dengan

memerhatikan kebahasaan

3.5 Mengidentifikasi informasi (pendapat, alternatif solusi dan simpulan terhadap

suatu isu) dalam teks editorial

Teks Editorial:

isi teks editorial; Menemukan pendapat, alternatif

solusi, dan simpulan, informasi-

Page 176: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

4.5 Menyeleksi ragam informasi sebagai

bahan teks editorial

pendapat;

ragam informasi; dan

simpulan.

informasi penting, dan ragam

informasi sebagai bahan teks

editorial

Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi informasi berupa pendapat,

alternatif solusi, dan simpulan,

informasi-informasi penting, dan

ragam informasi sebagai bahan teks

editorial.

3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan

teks editorial

Teks Editorial:

struktur;

unsur kebahasaan;

topik; dan

kerangka karangan.

Menentukan struktur dan unsur kebahasaan dalam teks editorial

Menyusun teks editorial yang sesuai topik, struktur, dan kebahasaan

Mempresentasikan, menanggapi, dan

merevisi topik, kerangka, stuktur,

unsur kebahasaan, dan teks editorial

yang telah disusun

4.6 Merancang teks editorial dengan

memerhatikan struktur dan kebahasaan .

3.7 Menilai isi dua buku fiksi (kumpulan

cerita pendek atau kumpulan puisi) dan

satu buku pengayaan (nonfiksi) yang

dibaca

Buku Pengayaan:

nilai-nilai dalam novel (agama, sosial, budya, moral, dll);

kaitan nilai dalam novel dengan

kehidupan;

amanat dalam novel; dan

laporan hasil membaca buku.

Laporan Hasil Membaca Buku

Menyusun Laporan buku fiksi yang dibaca.

Mempresentasikanlaporan yang

ditulisnya di depan kelas.

Menanggapi laporan yang dipresentasikan

4.7 Menyusun laporan hasil diskusi buku

tentang satu topik

Page 177: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.8 Menafsir pandangan pengarang terhadap

kehidupan dalam novel yang dibaca

Pandangan pengarang

Menentukan pandangan pengarang terhadap kehidupan nyata dalam

novel yang dibaca

Mempresentasikan dan menanggapi

pandangan pengarang.

4.8 M

enyajikan hasil interpretasi terhadap

pandangan pengarang

3.9 M

enganalisis isi dan kebahasaan novel Unsur intrinsik dan ekstrinsik

Unsur kebahasaan

Ungkapan

Majas

Peribahasa

Menemukan isi (unsur intrinsik dan ekstrinsik) dan kebahasaan

(ungkapan, majas, peribahasa) novel

Menyusun novel berdasarkan

rancangan

Mempresentasikan, mengomentari, dan merevisi unsur-unsur intrinsik

dan kebahasaan novel, dan hasil

penyusunan novel

4.9 M

erancang novel atau novelet dengan

memerhatikan isi dan kebahasaan.

3.10 Mengevaluasi informasi, baik fakta

maupun opini, dalam sebuah artikel yang

dibaca

Artikel.

masalah

fakta dan opini

penyusunan opini

topik

masalah

kerangka

Mengkritisimasalah, fakta, opini, dan

aspek kebahasaan dalam artikel.

Menulis opini dalam bentuk artikel dengan memerhatikan unsur-unsur

artikel.

Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi fakta dan opini, unsur

kebahasaan, pengungkapan opini

dan hasil menyusunan opini dalam

bentuk artikel.

4.10 Menyusun opini dalam bentuk artikel

Page 178: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.11 M

enganalisis kebahasaan artikel dan/atau

buku ilmiah

Artikel:

Masalah;

fakta dan opini;

penyusunan opini

topik

masalah

kerangka

Persamaan dan perbedaan penggunaan bahasa.

Menemukan unsur kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah

Menyusun artikel dan/atau buku

ilmiah sesuai dengan fakta

Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi unsur kebahasaan

artikel yang telah disusun,

4.11 M

engonstruksi sebuah artikel dengan

memerhatikan fakta dan kebahasaan

3.12 Membandingkan kritik sastra dan esai

dari aspek pengetahuan dan pandangan

penulis

Kritik dan Esai:

pengertian kritik;

jenis-jenis esai;

bagian-bagian esai (pembukaan, isi, penutup);

perbedaan kritik dan esai; dan

penyusunan kritik dan esai.

Menentukan unsur-unsur kritik dan esai, persamaan dan perbedaan kritik

dan esai, dari aspek pengetahuan dan

pandangan

Menulis kritik dan esai dengan memerhatikan aspek pengetahuan

dan pandangan tertulis

Mempresentasikan, menanggapi, merevisi kritik dan esai yang telah

ditulis

4.12 Menyusun kritik dan esai dengan

memerhatikan aspek pengetahuan dan

pandangan penulis

3.13 Menganalisis sistematika dan

kebahasaan kritik dan esai

Kritik dan Esai

pengertian kritik dan esai;

jenis-jenis kritik dan esai;

bagian-bagian kritik dan esai (pembukaan, isi, penutup);

perbedaan kritik dan esai; dan

Menemukan isi dan sistematika, kebahasaan kritik dan esai

Menyusun kritik dan esai

berdasarkan konstruksi dengan

memerhatikan sistematika dan

kebahasaan

4.13 Mengonstruksi sebuah kritik atau esai

dengan memerhatikan sistematika dan

kebahasaan

Page 179: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

penyusunan kritik dan esai Mempresentasikan, Memberikan penilaian terhadap kritik dan esai

berdasarkan sistematika dan

kebahasaan

3.14 Mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat

dalam sebuah buku pengayaan (nonfiksi)

dan satu buku drama (fiksi)

Laporan hasil pembacaan buku dan drama fiksi

Laporan Hasil Membaca Buku

Menyusun laporan yang berisi refleksi nilai-nilai dalam kehidupan

nyata dari buku fiksi/nonfiksi yang

dibaca.

Mempresentasikan laporan buku yang ditulisnya

4.14 Menulis refleksi tentang nilai-nilai yang

terkandung dalam sebuah buku

pengayaan (nonfiksi) dan satu buku

drama (fiksi)

Page 180: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/Semester : XII

A. Kompetensi Inti

Kompetensi inti merupakan kompetensi yang berpedoman pada

silabus kurikulum 2013. Kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan

untuk mencapai standar kompetensi kelulusan yang harus dimiliki peserta

didik pada setiap kelas atau program. Kompetensi yang akan dicapai adalah

aspek sosiologi sastra

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

Page 181: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

A. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan hasil belajar yang harus dicapai oleh

peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran materi pokok mata

pelajaran tertentu. Kompetensi dasar dalam pembelajaran ini adalah 3.9.

Menganalisis isi dan kebahasaan novel. Pembelajaran sastra yang

dilakukan mengenai unsur intrinsik dan aspek sosiologi sastra novel Boys

Beyond The Light Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana.

B. Indikator

Indikator adalah kompetensi dasar yang lebih spesifik dan acuan

dalam menentukan penelitian. Indikator pencapaian hasil belajar dalam

pembelajaran ini, yaitu:

1) memahami isi novel Boys Beyond The Light Karya Astrid Tito & T

Akbar Maulana;

2) memahami unsur intrinsik novel Boys Beyond The Light Karya Astrid

Tito & T Akbar Maulana;

3) memahami aspek sosiologi sastra novel Boys Beyond The Light Karya

Astrid Tito & T Akbar Maulana.

Page 182: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

C. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang

diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

Tujuan dalam pembelajaran ini yaitu:

1) siswa dapat menganalisis unsur-unsur intrinsik (tema, tokoh dan

penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat) novel Boys Beyond

The Light Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana;

2) siswa dapat menguraikan aspek sosiologi sastra dalam novel Boys

Beyond The Light Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana.

D. Alokasi Waktu

Alokasi waktu adalah banyaknya waktu yang digunakan dalam

pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran sosiologi sastra novel Boys Beyond

The Light Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana sebanyak 4x45 menit (dua

kali pertemuan) pelajaran di kelas.

E. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah bagian dari struktur keilmuan suatu bahan

kajian yang dapat berupa pengertian konseptual, gugus isi atau konteks,

proses, bidang ajar, pokok bahasan, dan keterampilan. Materi dalam

pembelajaran ini, yaitu:

1) unsur intrinsik novel (tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut

pandang, dan amanat);

2) aspek sosiologi sastra (kekerabatan, cinta kasih, pendidikan,

keagamaan, dan ekonomi).

Page 183: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

F. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan rincian kegiatan dari proses

pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan oleh tiap-tiap pendidik

berbeda karena dikembangkan sesuai dengan kreativitas pendidik. Model

pembelajaran yang digunakan secara teratur dan sesuai dengan materi yang

akan disampaikan. Model pembelajaran hendaknya bersifat membangun

semangat siswa mengikuti pembelajaran sehingga memahami materi yang

disampaikan oleh pendidik.

Model pembelajaran yang digunakan penulis dalam pembelajaran

sastra mengenai aspek sosiologi sastra novel Boys Beyond The Light Karya

Astrid Tito & T Akbar Maulana adalah model think pair share (TPS). Model

pembelajaran TPS dapat dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut.

1) Think

Siswa membaca novel dan soal yang berhubungan dengan materi

unsur intrinsik dan aspek sosiologi sastra dalam novel. Guru memberi

motivasi siswa tentang pentingnya materi yang akan dibahas. Guru

menyampaikan sedikit materi mengenai sosiologi sastra.

2) Pair

Pada tahapan ini guru meminta siswa untuk berpasangan dan

berdiskusi. Guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan

apabila kurang jelas. Guru mendampingi siswa dalam kegiatan diskusi

kelompok. Guru mempersilahkan siswa yang akan mengajukan

pertanyaan.

Page 184: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

3) Share

Pada langkah terakhir, setiap perwakilan kelompok menyampaikan

hasil diskusinya tentang aspek sosiologi sastra dan hasil diskusi

kelompiknya. Kemudian guru memberi penguatan terhadap jawaban

siswa.

G. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah bahan ajar yang memuat teks/materi ajar

yang dijadikan rujukan untuk mencapai kompetensi dasar. Sumber belajar

dalam pembelajaran ini, yaitu:

1) novel Boys Beyond The Light Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana;

2) buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik yang diwajibkan dari

sekolah sebagai acuan materi pembelajaran agar lebih mendukung dari

segi dan isi manfaat dari buku tersebut.

3) buku pelengkap sebagai buku acuan materi belajar harus mendukung dari

segi isi dan manfaat dari buku tersebut. Isi buku tersebut benar-benar

mendukung materi yang sedang dipelajari.

H. Langkah Pembelajaran

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran merupakan gambaran dari

semua kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran sastra mengenai

sosiologi sastra novel Boys Beyond The Light Karya Astrid Tito & T Akbar

Maulana, yaitu sebagai berikut.

Page 185: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Pertemuan Pertama

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Guru memberikan salam pembuka, memimpin doa, dan megondisikan

kelas.

b) Guru memberi motivasi kepada siswa.

c) Guru memberi waktu kepada siswa untuk membaca novel Boys Beyond

The Light Karya Astrid Tito & T Akbar Maulana.

d) Guru memberikan sedikit materi yang akan disampaikan mengenai

sosiologi sastra.

2) Kegiatan Inti

a) Guru mempersilakan siswa membentuk kelompok untuk berdiskusi.

b) Siswa disilakan untuk mendiskusikan soal dan jawaban mengenai

materi sosiologi sastra dan bertanya apabila ada hal yang belum jelas.

3) Kegiatan Penutup

Dalam menutup kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa

bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.

Guru memberikan sedikit gambaran mengenai materi yang akan

disampaikan pada pertemuan berikutnya, dan yang terakhir adalah guru

mengakhiri pembelajaran dengan doa.

Page 186: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

I. Penilaian Hasil Pembelajaran.

Jenis / Teknik Penilaian

Jenis/ Teknik Bentuk Instrumen

Obeservasi Lembar pengamatan sikap dan rubrik

Tes Tulis Tes uraian menemukan unsur intrinstik dan

kritik sosial dalam naskah drama

Tes Praktik Menulis teks laporan hasil penelitiannya.

1. Lembar Pengamatan Sikap (Observasi)

Mata Pelajaran :………………………………….

Kelas/ Semester :………………………………….

Tahun Pelajaran :………………………………….

Waktu Pengamatan :…………………………………..

Indikator pengembangan sikap religius, tanggung jawab, peduli,

responsive, dan santun.

1. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukan usaha

sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas.

2. MT (mulai tampak) jika menunjukan sudah ada usaha sungguh-

sungguh dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum

konsisten.

3. MB (mulai berkembang) jika menunjukan ada usaha sungguh-

sungguh dalam menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai

konsisten

4. MK (membudaya) jika menunjukan adanya usaha sungguh-sungguh

dalam menyelesaikan tugas secara terus menerus dan konsisten.

Page 187: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

No Nama

siswa

Religius Tanggugjawab Peduli Responsife Santun

BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK

1

2

3

4

5

Lembar Penilaian Antar Peserta Didik

Nama peserta didik yang dinilai :…………………………….

Kelompok :…………………………….

Kelas :…………………………….

No

Aspek yang dinilai

Skala Penilaian

1 2 3 4 5

1 Kerja sama

2 Inisiatif

3 Kedisiplinan

4 Tanggung jawab

Keterangan

1 : sangat kurang

2 : kurang

3 : cukup

4 : baik

Nilai

Page 188: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Lampiran 7

Page 189: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan
Page 190: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan
Page 191: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan
Page 192: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan
Page 193: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan
Page 194: analisis sosiologi sastra novel boys beyond the light karya astrid tito & t. akbar maulana dan

Lampiran 8