analisis strategi ketepatan waktu penjadwalan … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset...

105
ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN KERETA API COMMUTER LINE PEMBERANGKATAN STASIUN BOGOR Oleh KARTIKA DEWANTI PUTRI H24104107 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: vuongnhi

Post on 06-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU

PENJADWALAN KERETA API COMMUTER LINE

PEMBERANGKATAN STASIUN BOGOR

Oleh

KARTIKA DEWANTI PUTRI

H24104107

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

RINGKASAN

KARTIKA DEWANTI PUTRI. H24104107. Analisis Strategi Ketepatan Waktu

Penjadwalan Kereta Api Commuter Line Pemberangkatan Stasiun Bogor.

Dibawah bimbingan ALIM SETIAWAN S. dan NUR HADI WIJAYA

Kereta api merupakan moda transportasi di Indonesia yang memiliki

peranan penting dalam hal pengangkutan, baik penumpang ataupun barang.

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan Indonesia,

PT. KAI (Persero) bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama

dalam hal ketepatan waktu jadwal keberangkatan kereta api. Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengidentifikasi ketepatan waktu penjadwalan KA Commuter Line

pemberangkatan Stasiun Bogor, (2) Menganalisis alternatif strategi ketepatan

waktu penjadwalan kereta api Commuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor, (3)

Menganalisis pemilihan strategi yang tepat untuk dilakukan perusahaan dalam

mengatasi masalah ketepatan waktu penjadwalan kereta api Commuter Line

pemberangkatan stasiun Bogor.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.Data primer diperoleh melalui wawancara kepada pihak

perusahaan.Data sekunder diperoleh melalui literatur, internet dan dokumen

perusahaan.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Standar

Deviasi, Control Chart, Analisis SWOT dan Analytic Hierarchy

Process(AHP).Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel

for Windows versi 2010 dan Expert Choice versi 11.

Hasil penelitian dengan menggunakan control chart menyatakan bahwa

penjadwalan KA Commuter Line pemberangkatan stasiun Bogor belum tepat

waktu, karena sebaran penjadwalan berada diluar batas atas yaitu 52,08 dan batas

bawah yaitu 22,43. Hal tersebut disebabkan oleh faktor sarana yang menjadi

prioritas utama dalam pemilihan strategi ketepatan waktu penjadwalan KA

Commuter Line pemberangkatan stasiun Bogor dengan bobot sebesar 0,474.

Aktor yang paling berperan dalam pemilihan strategi ini adalah Supervisor

Perjalanan Kereta Api dengan bobot sebesar 0,373 dan strategi yang terpilih

adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di

Stasiun dengan bobot sebesar 0,328.

Page 3: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU

PENJADWALAN KERETA API COMMUTER LINE

PEMBERANGKATAN STASIUN BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

KARTIKA DEWANTI PUTRI

H24104107

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 4: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

Judul Skripsi : Analisis Strategi Ketepatan Waktu Penjadwalan Kereta Api

Commuter Line Pemberangkatan Stasiun Bogor

Nama : Kartika Dewanti Putri

NIM : H24104107

Menyetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

(Alim Setiawan S, STP, MSi) (Nur Hadi Wijaya, STP, MM.)

NIP. 19820227 200912 1 001

Mengetahui

Ketua Departemen

(Dr. Ir. Jono M Munandar, MSc)

NIP. 19610123 198601 1 002

Tanggal Lulus :

Page 5: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Depok pada tanggal 17 Oktober 1989.Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dari Bapak H. Joko Sutanto (Alm)

dan Ibu Dra.Hj. Ratih Wahyu Pamularsih M. Pd.

Tahun 1995, penulis mengawali pendidikan sekolah dasar di SDN Beji 1

Depok dan lulus tahun 2001, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP N 2

Depok dan lulus tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikan di SMA N 5 Depok

pada tahun 2004-2007. Pada tahun 2007-2010 Penulis melanjutkan pendidikan ke

tingkat perguruan tinggi pada Program Diploma Pariwisata, Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok. Pada tahun 2010 Penulis

melanjutkan pendidikan pada Program Alih Jenis Manajemen, Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 6: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan

rahmat yang telah dilimpahkan dalam penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini

adalah Analisis Strategi Ketepatan Waktu Penjadwalan Kereta Api

Commuter Line Pemberangkatan Stasiun Bogor. Skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana

Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Penulis tertarik untuk mengambil judul tersebut sebagai objek dari

penelitian ini secara sengaja dengan melihat bahwa masalah ketepatan waktu

penjadwalan kereta api Commuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor

merupakan salah satu masalah yang mendominasi dan kerap kali diperbincangkan

oleh masyarakat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran maupun kritik yang membangun untuk

sarana sebagai perbaikan yang berkelanjutan upaya penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi

pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan dan memberikan manfaat bagi

yang membacanya.

Bogor, Maret 2013

Penulis

Page 7: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

v

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya yang begitu besar dan luar biasa, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul Analisis Strategi Ketepatan

Waktu Penjadwalan Kereta Api Commuter Line Pemberangkatan Stasiun Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Alim Setiawan S. STP. M.Si dan Nur Hadi Wijaya STP. MM selaku dosen

pembimbing atas semua arahan, koreksi, waktu, dan kesabaran yang telah

diberikan kepada penulis selama berlangsungnya penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Abdul Basith MS selaku dosen penguji atas semua masukan yang

diberikan guna menyempurnakan skripsi ini.

3. Pihak PT. KAI (Persero), Pak Acep, Pak Hendri, Pak Eman, Pak Wahyudi,

Pak Ahmad, Pak Taufik dan seluruh karyawan Stasiun Bogor lainnya, atas

izin dan segala bantuan yang telah diberikan penulis dalam penyusunan skripsi

ini.

4. Orang tua penulis, H. Joko Sutanto (Alm) untuk janji yang akhirnya dapat

dipenuhi dan Dra. Hj. Ratih Wahyu Pamularsih, M.Pd untuk setiap doa dan

semangat yang terus terucap sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Intan dan Iwan selaku adik kandung, Bella dan Rini selaku adik angkat, serta

bundel selaku kucing kesayangan penulis yang tidak henti memberikan tawa,

semangat dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan karyawan/karyawati Program Sarjana Alih Jenis

Manajemen, Departemen Manajemen, FEM, IPB.

7. Untuk Arnold dan Arfi atas waktu dan kesediannya dalam membantu penulis

selama proses pembuatan skripsi ini.

8. Untuk teman-teman Alih Jenis Managemen Angkatan 8, Laras, Onggo,

Angger, Pras, Syibil, Cipa, Awiw, Wawaw, Kemas, Yanda, Aji, Agoy, Indra,

Ranger, Will atas semua tawa, semangat, dan bantuan selama masa kuliah.

9. Teman-teman satu bimbingan Hervin, Ahmad, dan Famran yang saling

memberikan dukungan dan semangat selama proses pembuatan skripsi ini.

Page 8: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

vi

10. Terakhir kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis

selama perkuliahan dan penyusunan skripsi. Semoga Allah SWT membalas

semua kebaikan dan keikhlasan kepada semua pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna.Namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang membacanya.Akhirnya, kesempurnaan hanyalah dimiliki oleh Allah SWT

dan kekurangan adalah milik kita selaku manusia.Maka dari itu penulis

mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca demi perbaikan agar skripsi ini

menjadi lebih bermanfaat.

Page 9: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

vii

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP …………………………………………………… iii

KATA PENGANTAR ………………………………………………... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ………………………………………….. v

DAFTAR ISI …………………………………………………………... vii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………. ix

DAFTAR TABEL …………………………………………………….. x

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….. xi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ……………………………………………….. 1

1.2. Perumusan Masalah ………………………………………….. 3

1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 4

1.4. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………… 4

1.5. Manfaat Penelitian …………………………………………… 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kualitas Jasa …………………………………………………. 6

2.2. Ketepatan Waktu …………………………………………….. 7

2.3. Kepuasan Pelanggan …………………………………………. 7

2.4. Metode AHP …………………………………………………. 9

2.4.1 Model Keputusan dengan AHP ………………………… 9

2.5. Penelitian Terdahulu …………………………………………. 11

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran ………………………………………….. 14

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………….… 16

3.3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ………………………... 16

3.4. Teknik Pengambilan Sampel …………………………………. 16

3.5. Pengolahan dan Analisis Data ………………………………... 17

3.5.1 Analisis Deskriptif (Standar Deviasi) ……………………. 17

3.5.2 Bagan Kendali (Control Chart) ………………………….. 19

3.5.3 Analisis SWOT …………………………………………… 21

3.5.4 Metode AHP ……………………………………………… 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ……………………………...…. 32

4.1.1 Sejarah Ringkas Perusahaan …………………………….... 32

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ………………………………… 33

Page 10: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

viii

4.1.3 Arti Logo Perusahaan …………………………………….. 34

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan …………………………... 34

4.2. Identifikasi Ketepatan Waktu Penjadwalan …………………… 35

4.3. Analisis Strategi Ketepatan Waktu Penjadwalan ……………… 44

4.3.1 Identifikasi Faktor-Faktor Penyusun Strategi …………….. 44

4.3.2 Identifikasi Aktor Penyusun Strategi ……………………... 46

4.3.3 Identifikasi Alternatif Penyusun Strategi …………………. 48

4.4. Analisis Pemilihan Strategi Ketepatan Waktu ………………… 50

4.4.1 Pengolahan Data AHP Secara Horizontal ………………… 50

4.4.2 Pengolahan Data AHP Secara Vertikal …………………… 57

4.5. Implikasi Manajerial …………………………………………… 64

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ……………………………………………………….….. 65

2. Saran …………………………………………………………………. 66

DAFTAR PUSTAKA …………….…………………………………….. 67

LAMPIRAN ……………………………………………………….…….. 69

Page 11: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Data volume penumpang KA CL ……………………….………….… 2

2. Kerangka pemikran penelitian …………………………………..….… 15

3. Struktur hirarki lengkap ……………………………………........….… 24

4. Logo PT. KAI (Persero) ………………………………………….…... 34

5. Frekuensi keterlambatan KA CL ………………………….……..…… 35

6. Standar Deviasi …………………………………………………..…… 37

7. Grafik X Bar ………………………………………………….…….… 40

8. Grafik R ………………………………………………………………. 42

9. Penyusunan hirarki …………………………………………………….43

10. Diagram Fishbone ……………………………………………………. 44

11. Hirarki strategi ketepatan waktu penjadwalan KA CL ……...……….. 51

12. Hasil pengolahan horizontal pada level faktor ……………….………. 52

13. Hasil pengolahan pada lever aktor

terhadap faktor sarana dan prasarana ………………………..……….. 53

14. Hasil pengolahan pada lever aktor terhadap faktor masyarakat ………54

15. Hasil pengolahan pada lever aktor terhadap faktor lingkungan ………54

16. Hasil pengolahan pada level strategi terhadap aktor KS .......................55

17. Hasil pengolahan pada level strategi terhadap aktor Sup. Perka ……...56

18. Hasil pengolahan pada level strategi terhadap aktor Sup. Kamtib ……56

19. Struktur hirarki pemilihan strategi dengan hasil

pengolahan horizontal………………………………………………….58

20. Struktur hirarki pemilihan strategi dengan hasil

pengolahanvertical …………………………………………………….61

Page 12: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

x

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perbandingan pemakaian BBM antar moda angkutan ……………….. 1

2. Matriks SWOT ……………………………………………………….. 21

3. Nilai skala banding berpasangan ……………………………………... 26

4. Matriks pendapat individu (MPI) …………………………………….. 27

5. Matriks pendapat gabungan (MPG) ………………………………….. 27

6. Nilai RI ……………………………………………………………….. 30

7. Analisis matriks SWOT . ……………………………………………....48

8. Hasil pengolahan vertical pada level faktor ………………………….. 59

9. Hasil pengolahan vertical pada level aktor …………………………… 59

10. Hasil pengolahan vertical pada level strategi ………………………….60

11. Implikasi manajerial …………………………………………………...64

Page 13: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Struktur organisasi ……………………………………………………. 69

2. Tabel penjadwalan KA CL …………………………………………… 70

3. Tabel deskriptif statistic ……………………………………………… 72

4. Tabel deviasi …………………………………………………………. 74

5. Tabel X bar dan R ……………………………………………………. 76

6. Pengolahan horizontal ………………………………………………... 78

7. Pengolahan vertical …………………………………………………... 80

8. Kuesioner penelitian ………………………………………………….. 82

Page 14: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kereta api merupakan moda transportasi di Indonesia yang memiliki

peranan penting dalam hal pengangkutan, baik penumpang ataupun barang.

Hal tersebut ditunjukan dari data statistik tahun 2010 di Badan Pusat

Statistik Indonesia yang menunjukan bahwa, pengguna jasa kereta api

untuk penumpang sebanyak 203 juta penumpang dan untuk angkut barang

sebesar 19 juta ton. Banyaknya minat penggunaan jasa transportasi kereta

api karena memiliki beberapa keunggulan di bandingkan moda angkutan

lainnya. Menurut survey dari Kementerian Perhubungan Darat Republik

Indonesia tahun 2010, kereta api dikenal sebagai moda angkutan yang

memiliki multi keunggulan, antara lain: hemat energi; hemat lahan;

bersahabat dengan lingkungan; mampu mengangkut dalam jumlah yang

besar dan masal; serta adaptif terhadap perkembangan teknologi.

Tabel 1. Perbandingan pemakaian BBM antar moda angkutan

NO Moda

Transportasi

Volume

Angkut

Konsumsi

Energi

BBM/KM

Konsumsi

Energi

BBM/Orang

1 Kereta Api 1500 Orang 3 Liter 0,002 Liter

2 Bus 40 Orang 0,5 Liter 0,0125 Liter

3 Pesawat Terbang 500 Orang 40 Liter 0,08 Liter

4 Kapal Laut 1500 Orang 10 Liter 0,006 Liter

Sumber : PT. Kereta Api ( Persero), 2010

Dari segi fungsi, kereta api memang merupakan moda transportasi

darat yang efektif dan efisien. Berdasarkan Tabel 1, kereta api dapat

mengangkut penumpang sebanyak 1500 orang dengan konsumsi energi

BBM hanya 3 Liter/Km. Ini berarti kereta api hanya mengkonsumsi BBM

sebesar 0,002 Liter/orang. Tidak heran jumlah pengguna kereta api setiap

tahunnya menunjukan angka pertambahan yang signifikan. Pada bulan Juli

2011 diperkenalkan produk baru bernama Commuter Line. Produk ini

mnkmnj

Page 15: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

2

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

memberikan pelayanan kepada para penumpang dalam bentuk gerbong

yang lebih nyaman, ketepatan waktu dan tentu saja dengan tarif khusus.

Gambar 1. Data volume penumpang kereta api Commuter Line stasiun

besar Bogor periode Juli 2011 – Juli 2012 (PT. Commuter

Jabodetabek, 2012)

Pada Gambar 1 dijelaskan bahwa, pada awal berlakunya sistem

Commuter Line yaitu pada Juli 2011 terjadi penurunan volume penumpang

dan tidak ada perubahan hingga bulan Februari 2012. Hal ini dikarenakan

masih tingginya minat para konsumen untuk menggunakan kereta api

ekonomi yang harganya terjangkau yaitu sebesar Rp. 2.000,-.

Berkembangnya fasilitas di Commuter Line yang lebih nyaman dan

memadai, seperti adanya gerbong khusus wanita, menyebabkan volume

pengguna kereta api tersebut mengalami kenaikan pada bulan Maret 2012

dan terus bertambah hingga Juli 2012. Harga kereta api Commuter Line

yang lebih tinggi dari kereta api ekonomi yaitu sebesar Rp. 9.000,- tidak

menurunkan minat para konsumen untuk dapat menikmati fasilitas kereta

api Commuter Line.

Banyaknya peminat pengguna kereta api Commuter Line tidak lepas

dari pandangan bahwa moda transportasi ini terbilang cepat dan

menghemat waktu. Untuk itu para penumpang mengharapkan ketepatan

waktu dari penjadwalan kereta api Commuter Line tersebut. PT. Commuter

Jabodetabek sendiri sudah memberikan penjadwalan untuk

pemberangkatan kereta api khususnya Commuter Line kepada masyarakat

sebagai salah satu bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Page 16: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

3

Namun hal tersebut belum memenuhi harapan masyarakat mengenai

ketepatan waktu pada penjadwalan kereta api Commuter Line

pemberangkatan stasiun Bogor.

Penelitian ini dilakukan untuk membantu pihak PT. KAI (Persero)

khususnya PT. KAI Commuter Jabodetabek dalam menganalisis ketepatan

waktu penjadwalan kereta api Commuter Line pemberangkatan stasiun

Bogor. Oleh karena itu, peneliti perlu untuk melakukan penelitian dengan

judul :“Analisis Strategi Ketepatan Waktu Penjadwalan Kereta Api

Commuter Line Pemberangkatan Stasiun Bogor.”

1.2. Perumusan Masalah

Kereta api merupakan salah satu transportasi publik yang banyak

memiliki konsumen di Indonesia. Harga tiket yang relatif murah dan

kemampuannya untuk mengangkut orang dalam jumlah besar, membuat

kereta api menjadi sarana transportasi yang diminati oleh masyarakat.

Namun, banyaknya jumlah konsumen tidak dibarengi dengan peningkatan

kualitas pelayanan perkeretaapian di Indonesia. Berbagai masalah sering

muncul, salah satunya adalah masalah keterlambatan jadwal.Masalah

keterlambatan jadwal seringkali dikeluhkan pelanggan, karena harus

menunggu lama di stasiun. Setelah itu, akses informasi masyarakat terhadap

penjadwalan kereta api masih cukup kurang.

Pada pelaksanaan operasional saat ini, PT. KAI Commuter

Jabodetabek stasiun Bogor telah memberikan pelayanan berupa penjadwalan

keberangkatan kereta api Commuter Linekepada para pengguna kereta api.

Informasi penjadwalan ini dapat diperoleh oleh para pengguna kereta api

Commuter Line dengan meminta lembar jadwal kepada petugas kereta api di

stasiun Bogor atau dengan melihat info jadwal berjalan di televisi yang

dipasang di sekitar Stasiun Bogor.

Permasalahannya adalah apakah penjadwalan yang diberikan oleh

PT. KAI Commuter Jabodetabek stasiun Bogor sudah sama dengan

penjadwalan sebenarnya dalam kegiatan operasional. Selain itu apabila

penjadwalan mengalami keterlambatan, faktor-faktor apa saja yang menjadi

penyebab dari keterlambatan tersebut dan strategi apa yang harus dilakukan

Page 17: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

4

oleh perusahaan guna meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan

perusahaan kepada para pengguna kereta api Commuter Line

pemberangkatan stasiun Bogor.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diambil perumusan

masalah sebagai berikut :

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diambil perumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana cara mengidentifikasi ketepatan waktu penjadwalan kereta

api Commuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor ?

2. Bagaimana cara menganalisis alternatif strategi ketepatan waktu

penjadwalan kereta api Commuter Line pemberangkatan Stasiun

Bogor?

3. Strategi apakah yang terpilih untuk dilakukan perusahaan dalam

mengatasi masalah ketepatan waktu penjadwalan kereta api Commuter

Line pemberangkatan Stasiun Bogor ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi ketepatan waktu penjadwalan kereta api Commuter

Line pemberangkatan Stasiun Bogor.

2. Menganalisis alternatif strategi ketepatan waktu penjadwalan kereta api

Commuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor.

3. Menganalisis pemilihan strategi yang tepat untuk dilakukan perusahaan

dalam mengatasi masalah ketepatan waktu penjadwalan kereta api

Commuter Line pemberangkatan stasiun Bogor.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian difokuskan pada kereta api Commuter Line karena

merupakan sistem baru yang dibuat oleh PT. KAI Commuter

Jabodetabek (Persero) dan merupakan fasilitas yang diminati oleh para

pengguna kereta api.

2. Penelitian dikhususkan pada jadwal pemberangkatan stasiun Bogor.

Page 18: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

5

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi pihak PT. KAI Commuter Jabodetabek (Persero), penelitian ini

diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk lebih

meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat

sebagai salah satu penyedia sarana transportasi darat.

2. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

dan wawasan tentang pengukuran tingkat efektifitas penjadwalan serta

dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dengan topik yang

sama.

Page 19: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kualitas Jasa

Kualitas ialah kemampuan suatu produk atau jasa dalam memenuhi

kebutuhan pelanggan (Heizer dan Render, 2006).Menurut Hunt dalam

Nasution (2005), kualitas produk adalah kecocokan penggunaan produk

(fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

Kecocokan penggunaan itu didasarkan pada lima ciri utama berikut:

a. Teknologi, kekuatan atau daya tahan

b. Psikologi, yaitu citra rasa atau status

c. Waktu, yaitu Kehandalan

d. Kontraktual, yaitu adanya jaminan

e. Etika, yaitu soan santun, ramah atau jujur.

Nasution (2005) mendefinisikan kualitas ke dalam elemen-elemen

sebagai berikut :

a. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

b. Kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses dan lingkungan.

c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang

dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang

berkualitas pada masa mendatang).

Menurut Wyckof dalam Tjiptono (1996), kualitas jasa adalah

tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dengan kata

lain ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expected

service dan perceived servive. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan

(perceived servive) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa

dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui

harapan pelanggan maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas jasa

yang ideal.Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang

diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik

tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam

memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.

Page 20: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

7

2.2. Ketepatan Waktu

Menurut Nyström (2005) dalam jurnalnya yang berjudul Delay

Analysis of a Freight Train – an Improvement Case Study From a Steel

Company, yang dimaksud dengan ketepatan waktu (Punctuality) adalah

sejauh mana kedatangan dan keberangkatan sesuai dengan waktu yang

disepakati oleh stakeholder.Ketepatan waktu dalam penelitian ini

membahas mengenai penjadwalan transportasi.

Menurut Harris dan Ramsey dalam Nyström (2005), faktor yang

mempengaruhi ketepatan waktu adalah karena adanya perbedaan

infrastruktur dari jalur (track) yang dibuat untuk dilalui oleh alat

transportasi.Infrastruktur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

mengenai perbedaan struktur tanah dari setiap daerah yang dijadikan

sebagai jalur transportasi.Sedangkan menurut Higgins et al. dalam

Nyström (2005), terjadinya keterlambatan adalah karena ketepatan waktu

berhubungan dengan sarana, prasarana, termasuk penjadwalan

pemberhentian.

2.3. Kepuasan Pelanggan

Berkembangnya riset kepuasan pelanggan disebabkan hingga saat

ini perusahaan meletakkan konsumen pada titik awal dari kegiatan

perusahaan. Hal ini didefinisikan melalui selogan “Pelanggan adalah

Raja”,”Kepuasan Anda adalah Tujuan Kami”,”We Care for

Customer”,”Commited 2 U” dan banyak lagi, yang intinya adalah

perusahaan tidak dapat lepas dari konsumen, bahkan beberapa perusahaan

menuliskan kalimat “Gaji Anda dibayar oleh Konsumen” pada dinding

ruangan karyawan khususnya dibagian front liner.

Tjiptono (2005) berdasarkan hasil penelitian (Anderson, Fornel &

Mazvancheril 2004; Boulding et al 1993, Narayandas 1998; Oliver1980;

Reicheld & Saser 1996; Rust & Zahorik1993; Srivastava, Shervani &

Fahey 1998; Yi 1990) selanjutnya menuliskan manfaat spesifik dari

kepuasan pelanggan yang meliputi keterkaitan positif dengan loyalitas

pelanggan, berpotensi menjadi sumber pendapatan masa depan (terutama

Page 21: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

8

melalui pembelian ulang, cross selling, dan up selling), menekan biaya

transaksi pelanggan dimasa depan (terutama biaya-biaya komunikasi,

penjualan, dan layanan pelanggan), menekankan volatilitas dan risiko

berkenaan dengan prediksi aliran kas masa depan, meningkatnya toleransi

harga (terutama kesediaan membayar untuk membayar harga premium dan

pelanggan tidak mudah tergoda untuk beralih pemasok), rekomendasi

melalui komunikasi lisan menjadi positif, pelanggan cenderung lebih

reseftif terhadap product line extension, brand extension, dan new add-on

service yang ditawarkan perusahaan, serta meningkatnya bargaining power

relative perusahaan terhadap jejaring pemasok, mitra bisnis, dan saluran

distribusi.

Nasution (2005) mengemukakan bahwa fokus dari kualitas ialah

pada kepuasan pelanggan, pada dasarnya kepuasan pelanggan dapat

didefinisikan secara sederhana sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan,

keinginan, dan harapan pelanggan terpenuhi melalui produk yang

dikonsumsi. Jika pelanggan merasakan bahwa kualitas dari produk

melebihi kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka, maka kepuasan

pelanggan akan menjadi tinggi. Sedangkan apabila pelanggan merasakan

bahwa kualitas dari produk lebih rendah atau lebih kecil dari kebutuhan,

keinginan, dan harapan mereka, maka kepuasan pelanggan akan menjadi

lebih rendah. Menurut Kotler (2000), para konsumen membentuk suatu

harapan atau nilai dan bertindak berdasarkan hal itu, kenyataan apakah

suatu penawaran memenuhi harapan akan nilai konsumen mempengaruhi

dan kemungkinan mereka akan membeli kembali. Engel dalam Tjiptono

(1996) mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi

purnabeli dimana alernatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan

hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan

ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan

pelanggan.

Page 22: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

9

2.4. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)

Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Proces - AHP)

dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business

pada tahun 1970-an untuk mengorganisir informasi dan pendapat ahli

(judgment) dalam memilih alternatif yang paling disukai (Saaty, 1993).

Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan akan diselesaikan dalam suatu

kerangka pemikiran yang teroganisir, sehingga dapat diekspresikan untuk

mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Persoalan yang

kompleks dapat disederhanakan dan dipercepat proses pengambilan

keputusannya.

Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan

kompleks yang tidak terstruktur, strategik, dan dinamik menjadi sebuah

bagian-bagian dan tertata dalam suatu hierarki. Tingkat kepentingan setiap

variabel diberi nilai numerik, secara subjektif tentang arti penting variabel

tersebut dan secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari

berbagai pertimbangan kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan

variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi

hasil pada sistem tersebut.

Secara grafis, persoalan keputusan AHP dapat dikonstruksikan

sebagai diagram bertingkat (hierarki). AHP dimulai dengan goal sasaran

lalu kriteria level pertama, subkriteria, dan akhirnya alternatif. Terdapat

berbagai bentuk hierarki keputusan yang disesuaikan dengan subtansi dan

persoalan yang dapat diselesaikan dengan AHP.

Alat analisis ini memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai

bobot relatif dari suatu kriteria majemuk atau alternatif majemuk terhadap

suatu kriteria.Pemberian bobot tersebut secara intuitif, yaitu dengan

melakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons).

2.4.1 Model Keputusan Dengan AHP

Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Proces -

AHP) memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses

pengambilan keputusan karena dapat digambarkan secara grafis,

Page 23: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

10

sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam

pengambilan keputusan. Melalui AHP, proses keputusan kompleks

dapat diuraikan menjadi keputusan-keputusan lebih kecil yang

dapat ditangani dengan mudah.

Selain itu, AHP juga menguji konsistensi penilaian bila

terjadi penyimpangan yang terlalu jauh dari nilai konsistensi

sempurna, maka hal ini menunjukan penilaian perlu diperbaiki,

atau hierarki harus distruktur ulang.Beberapa keuntungan yang

diperoleh bila memecahkan persoalan dan mengambil keputusan

dengan menggunakan AHP adalah :

Kesatuan : AHP memberikan satu model tunggal yang

mudahdimengerti,luwes untuk aneka ragam

peroalan tidakterstruktur.

Kompleksitas : AHP memadukan ancangan deduktif dan

ancangan berdasarkan sistem dalam

memecahkan persoalan kompleks.

Saling

ketergantungan : AHP dapat menangani saling

ketergantungan elemen-elemen dalam suatu

sistem dan tidak memaksakan pemikiran

linier

Penyusunan

Hierarki : AHP mencerminkan kecenderungan alami

pikiran untuk memilah-milah elemen-

elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat

berlainan dan mengelompokkan unsur yang

serupa dalam setiap tingkat.

Pengukuran : AHP memberi suatu skala untuk mengukur

hal-hal dan terwujud suatu metode untuk

menetapkan prioritas.

Konsistensi : AHP melacak konsistensi logis dari

Page 24: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

11

pertimbangan-pertimbangan yang digunakan

untuk menetapkan berbagai prioritas.

Sintesis : AHP menuntun ke suatu taksiran

menyeluruh tentang kebaikan setiap

alternatif.

Tawar-menawar : AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas

relatif dari berbagai faktor sistem dan

memungkinkan organisasi memilih

alternative terbaik berdasarkan tujuan-tujuan

mereka.

Penilaian dan

Konsesus : AHP tidak memaksakan konsesus, tetapi

mensintesiskan suatu hasil yang

representative dari berbagai penilaian yang

berbeda.

Pengulangan

Proses : AHP memungkinkan organisasi

memperhalus definisi mereka pada suatu

persoalan dan memperbaiki pertimbangan

dan pengertian mereka melalui pengulangan.

2.5. Penelitian Terdahulu

Adiyanto (2010) melakukan penelitian dengan judul Analisis

Strategi Promosi Kredit Pemilikan Rumah Ban X Cabang Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang

mempengaruhi penyusunan strategi promosi KPR Bank X Cabang Bogor,

menganalisis persepsi developer terhadap produk KPR Bank X Cabang

Bogor, dan memperoleh alternative strategi promosi KPR yang paling

efektif dan tepat utuk dilaksanakan oleh Bank X Cabang Bogor. Dalam

penelitiannya Adiyanto (2010) menggunakan metode Skala Semantic

Differential dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).Skala

Semantic Differential digunakan untuk menganalisis persepsi developer

terhadap produk KPR Bank X Cabang Bogor. Sedangkan untuk kerangka

Page 25: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

12

kerja AHP, penelitian diawali dengan pembuatan hirarki yang disusun

berdasarkan studi literature, data documenter perusahaan, observasi, Focus

Group Discussion (FGD), dan dengan konfirmasi dari pihak perusahaan.

Anggraeni (2012) melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi

Pemasaran Dalam Promosi Modem Huwawei XL dengan menggunakan

metode AHP. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil

bahwa alternative strategi pemasaran dalam promosi modem Huawei XL

yang menjadi prioritas utama adalah melakukan kegiatan pemasaran

langsung. Alternative strategi pemasaran yang menjadi prioritas kedua dan

ketiga adalah mlakukan promosi penjualan dan melakukan kegiatan

personal selling. Alternative strategi pemasaran yang menjadi prioritas

keempat adalah melakukan kegiatan periklanan.

Trisnawati (2012) melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi

Bauran Promosi Restoran Hatsu Tei Bogor dengan menggunakan metode

AHP. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi strategi bauran promosi Restoran Hatsu

Tei terdiri dari (1) lokasi, (2) promosi, (3) tekhnologi dan informasi, (4)

pola hidup sehat, dan (5) persaingan. Sedangkan alternative strategi yang

menjadi prioritas untuk mencapai tujuan utama perusahaan adalah dengan

melakukan word of mouth (WOM) menggunakan media internet melalui

social network.

Asfar (2012) melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi

Pemasaran Surat Kabar Jurnal Bogor dengan menggunakan metode AHP.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa alternative

strategi yang direkomendasikan bagi perusahaan dalam menyusun strategi

pemasaran Surat Kabar Jurnal Bogor adalah (1) melakukan promosi secara

berkala untuk meningkatkan brand image surat kabar Jurnal Bogor, (2)

meningkatkan mutu dan kualitas berita agar konsumen tidak berpindah ke

produk sejenis lainnya, (3) memperluas area distribusi produk mengingat

potensi pasar yang masih luas, (4) melakukan inovasi dengan berbagai

konsep penyampaian berita yang menarik, (5) meningkatkan citra

Page 26: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

13

perusahaan sebagai surat kabar yang kompetitif dalam bersaing dan

inovatif dalam menyesuaikan konten berita.

Ronaya (2012) melakukan penelitian mengenai Analisis Kualitas

Pelayanan Kereta Api Commuter Line Jabodetabek dengan menggunakan

metode IPA/CSI dan fish bone. Metode IPA/CSI digunakan untuk

mengukur kepuasan dan kinerja berdasarkan dimensi kualitas jasa yaitu

Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy dengan

hasil bahwa pelanggan “Cukup Puas”. Sedangkan metode fish bone

digunakan untuk mengetahui akar permasalahan yang dapat menentukan

penilaian konsumen terhadap tingkat pelayanan yang diberikan PT. KAI.

Akar permasalahan yang teridentifikasi adalah mengenai kebersihan

stasiun, kebersihan kereta api, jumlah tempat duduk dalam kereta,

ketepatan jadwal kereta, dan keamanan kenyamanan di dalam kereta dan

stasiun.

Page 27: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Penjadwalan kereta api merupakan bagian dari perencanaan yang

disusun oleh bagian manajemen PT. KAI (Persero) sebagai bagian dari

pelayanan yang diberikan oleh PT. KAI (Persero) pengguna pengguna

kereta api. Penjadwalan yang tepat sangat penting bagi keberlangsungan

sebuah perusahaan transportasi, karena mencerminkan kualitas pelayanan

yang diberikan kepada masyarakat. Kualitas pelayanan dapat

mempengaruhi baik atau buruknya citra perusahaan dimata masyarakat.

Seperti halnya ketepatan penjadwalan kereta api Commuter Line yang

diberikan kepada para pengguna kereta api, untuk menunjukan kualitas

pelayanan yang mampu diberikan oleh PT. CommuterJabodetabek.

Pada kenyataannya, dalam pelaksanaan penjadwalan kereta api

Commuter Line khususnya pemberangkatan stasiun Bogor tidak lepas dari

adanya masalah keterlambatan. Untuk itu, diperlukan identifikasi terhadap

penjadwalan kereta api Commuter Line yang berangkat dari stasiun Bogor.

Identifikasi penjadwalan tersebut bertujuan untuk mengetahui jumlah

keterlambatan setiap keberangkatan per harinya dan di rentang waktu

berapa yang rentan terhadap keterlambatan. Selanjutnya dilakukan analisa

untuk mengetahui seberapa besar tingkat keterlambatan dari penjadwalan

kereta api Commuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor.

Selanjutnya dilakukan analisa untuk mencari factor-faktor apa

sajakah yang berpengaruh pada ketepatan waktu dari penjadwalan

tersebut. Setelah diketahui faktor-faktor yang terkait, kemudia dilakukan

analisa untuk membuat alternatif strategi yang tepat dalam menangani

masalah ketepatan waktu penjadwalan kereta api Commuter Line

pemberangkatan Stasiun Bogor. Alternative strategi yang terpilih

kemudian dijadikan bahan rekomendasi kepada perusahaan untuk

menyelesaikan masalah tersebut guna meningkatkan kualitas pelayanan

yang diberikan PT. KAI Commuter Jabodetabek kepada

masyarakat.Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 28: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

15

PTPT

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

PT. KAI Commuter Jabodetabek

Identifikasi ketepatan waktu

penjadwalan KA Commuter Line

Menganalisis factor-faktor yang

mempengaruhi ketepatan waktu

penjadwalan

Standar

Deviasi dan

Control Chart

R Diagram

Menganalisis alternative strategi

yang harus dilakukan perusahaan

Pemilihan strategi sebagai bentuk

penyelesaian masalah

Peningkatan kualitas pelayanan

kepada para pengguna KA

Commuter Line di Stasiun Bogor

Bentuk pelayanan di stasiun Bogor

Analisis

SWOT

Metode AHP

Bentuk Pelayanan di PT. KAI

Commuter Jabodetabek

Page 29: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

16

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai dari Maret 2012 – Januari 2013 di

Stasiun Bogor.

3.3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder.Data

primer adalah data yang langsung diambil berdasarkan pengamatan di

lapangan, penyebaran kuesioner, serta wawancara. Pengamatan tersebut

berupa pencocokan antara penjadwalan yang dibuat oleh PT. KAI

Commuter Jabodetabek (Persero) dengan jadwal yang sesungguhnya

terjadi dalam kegiatan operasional. Pengambilan data dilakukan melalui

pengamatan langsung dengan mencatat jam setiap kereta api Commuter

Line yang berangkat dari stasiun Bogor. Pencatatan dilakukan setiap hari

(Senin-Minggu) mulai pukul 04.29 dimana kereta api Commuter Line

pertama yang berangkat dari stasiun Bogor sampai pukul 21.50 yang

merupakan kereta api Commuter Line terakhir yang berangkat dari stasiun

Bogor. Penyebaran kuesioner dilakukan di Stasiun Bogor dengan

membagikan kuesioner kepada para pengguna Kereta Api Commuter Line,

sedangkan wawancara dilakukan kepada pihak PT. KAI Commuter

Jabodetabek untuk menyanyakan hal-hal yang terkait dalam penelitian ini.

Data sekunder adalah data yang telah tersusun dalam bentuk

dokumen-dokumen tertulis yang diperoleh dari pihak PT. KAI Commuter

Jabodetabek (Persero) dan internet. Data sekunder juga diperoleh melalui

bahan pustaka, buku-buku, serta literatur-literatur lainnya yang terkait

dengan topik penelitian.

3.4. Teknik Pengambilan Sampel

Data mengenai strategi ketepatan waktu penjadwalan kereta api

Commuter Line pemberangkatan stasiun Bogor diperoleh melalui:

1. Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara dengan pemimpin

bagian yang menangani masalah penjadwalan untuk mendapatkan

informasi.

Page 30: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

17

2. Pengisian kuesioner, yaitu membagikan daftar pertanyaan yang

berkaitan dengan topik penelitian kepada pihak manajemen perusahaan

dan praktisi terkait.

3. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di

perusahaan.

4. Studi kepustakaan, yaitu dengan cara mencari literature, penelusuran

data kepustakaan, skripsi/penelitian terdahulu, buku, dan internet.

Pengambilan sampel responden dilakukan secara judgement

sampling, yaitu sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia

adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel pada penelitian.

Pengambilan responden untuk pemilihan alternatif strategi ketepatan

waktu penjadwalan kereta api Commuter Line pemberangkatan stasiun

Bogor dilakukan sengaja dengan mempertimbangkan strategi apa yang

paling cocok digunakan perusahaan untuk menangani masalah tersebut.

Jumlah responden terdiri dari tiga orang dengan pertimbangan mereka

cukup kompeten mewakili keseluruhan populasi. Tiga orang tersebut

merupakan pihak internal perusahaan, yaitu dengan jabatan masing-

masing Kepala Stasiun, Supervisor Perjalanan Kereta Api, dan Supervisor

Keamanan dan Ketertiban.

3.5. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan

empat bantuan alat analisis, yaitu analisis deskriptif (standar deviasi),

control chart, analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)

dan metode AHP (Analytic Hierarchy Process). Alat bantu analisis yang

digunakan adalah Microsoft Excelversi 2010dan MicrosoftExpert Choise

versi 11.0.

3.5.1 Analisis Deskriptif (Standar Deviasi)

Menurut Riduwan dan Sunarto (2007), analisis deskriptif

adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat

baik sendiri maupun secara kelompok. Tujuan analisis deskriptif

untuk membuat gambaran secara sistematis data yang faktual dan

Page 31: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

18

akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki atau diteliti. Pengukuran gejala pusat yang biasa diteliti

dalam analisis deskriptif ini biasanya mengenai Mean, Mode, dan

Median.

Selain Mean, Mode, dan Median, analisis deskriptif juga

digunakan sebagai pengukuran penyimpangan (Range, Standard

Deviation, dan Variance). Pengukuran penyimpangan adalah suatu

ukuran yang menunjukan tinggi rendahnya perbedaan data yang

diperoleh dari rata-ratanya. Pengukuran ini digunakan untuk

menjaring data yang menunjukan pusat atau pertengahan dari

gugusan data yang menyebar. Nilai rerata dari kelompok data,

diperkirakan dapat mewakili seluruh nilai data yang ada dalam

kelompok tersebut.

Untuk mencari nilai standar deviasi dapat menggunakan

rumus sebagai berikut :

√∑

………………………..………………… (1)

Standar deviasi digunakan untuk membandingkan

penyebaran atau penyimpangan dua kelompok data atau lebih.

Apabila standar deviasinya kecil, maka hal tersebut menunjukkan

nilai sampel dan populasi berkumpul atau mengelompok di sekitar

nilai rata-rata hitungnya. Artinya karena nilainya hampir sama

dengan nilai rata-rata, maka disimpulkan bahwa anggota sampel

atau populasi mempunyai kesamaan. Sebaliknya, apabila nilai

deviasinya besar, maka penyebarannya dari nilai tengah juga

besar.Hal tersebut menunjukkan adanya nilai-nilai ekstrem baik

yang tinggi maupun rendah. Standar deviasi yang besar juga

menunjukkan adanya perbedaan jauh diantara anggota populasi.

Oleh sebab itu, satandar deviasi yang tinggi biasanya dipandang

kurang baik bila dibandingkan dengan standar deviasi rendah.

Pengolahan data pada analisis ini dibantu dengan menggunakan

alat analisis Microsoft Excel for Windows versi 2010.

Page 32: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

19

3.5.2 Control Chart

Menurut Heizer dan Render (2006), variabel adalah

karakteristik yang memiliki dimensi yang berkelanjutan. Mereka

memiliki sejumlah kemungkinan yang tak terbatas. Contohnya

adalah berat, kecepatan, panjang, atau kekuatan. Bagan kendali

untuk rata-rata, atau , dan rentangan, R, digunakan untuk

mengawasi proses yang memiliki dimensi berkelanjutan. Bagan

( - charts) menunjukan apakah perubahan terjadi dalam

kecenderungan terpusat sebuah proses (dalam hal ini rata-rata).

Perubahan ini mungkin terjadi karena beberapa faktor seperti

pemakaian peralatan, temperatur yang meningkat secara bertahap,

metode yang berbeda yang digunakan pada shift kedua, atau bahan

baru yang lebih kuat. Nilai bagan-R (R-Chart) mengindikasikan

terjadinya kelebihan atau kekurangan penyebaran. Perubahan

mungkin disebabkan oleh komponen yang sudah usang, peralatan

yang longgar, aliran pelumas ke mesin yang tidak teratur, atau

kecerobohan operator mesin. Dua tipe bagan ini saling membantu

disaat memonitor variable karena mereka mengukur dua parameter

penting, yaitu kecenderungan terpusat dan penyebaran.

A. Menetapkan Batas Bagan Rata-rata (Bagan- )

Jika melalui data masa lampau diketahui standar deviasi

populasi proses , kita dapat menetapkan batas kendali atas dan

batas kendali bawah dengan rumus ini:

Batas kendali atas (upper control limit – UCL)

……………………………………………. (2)

Batas kendali bawah (lower control limit – LCL)

……………………………………………. (3)

Keterangan:

= rentangan rata-rata sampel

A3 dan B3 = Faktor rata-rata

Page 33: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

20

= rata-rata dari sampel rata-rata

Dimana :

√ ……………………………………………...…… (4)

√ ………………………………...………… (5)

Dimana :

……………………………………………….…. (6)

B. Menetapkan Batas Bagan Rentangan (Bagan-R)

Apabila bagan rata-rata digunakan untuk melihat proses,

bagan rentangan lebih digunakan untuk melihat penyebaran atau

rentangan dari proses tersebut. Persamaan berikut dapat digunakan

untuk menetapkan batas kendali atas dan bawah rentangan.

Batas kendali atas (upper control limit – UCL)

………………………………………………… (7)

Batas kendali bawah (lower control limit – LCL)

…………………………………………….…… (8)

Keterangan:

= Rentangan rata-rata sampel

= Rentangan atas

= Rentangan bawah

Dimana:

√ …………………………………………… (9)

Rumus-rumus diatas hanya berlaku untuk jumlah sampel

lebih dari 25. Setelah data diperoleh kemudian diolah dengan

menggunakan bantuan alat analisis Microsoft Excel for Windows

versi 2010.

Page 34: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

21

3.5.3 Analisis SWOT (Strength, Weaknes, Opportunity, Threat)

Menurut Umar (2008), matriks SWOT (Strength, Weaknes,

Opportunity, Threat) merupakan matching tools yang penting

untuk membantu para manajer menggembangkan empat tipe

strategi. Keempat tipe strategi yang dimaksud adalah:

1. Strategi SO (Strength – Opportunity)

2. Strategi WO (Weaknes – Opportunity)

3. Strategi ST (Strength – Threat)

4. Strategi WT (Weaknes – Threat)

Pada pembuatan matriks ini, menentukan key success

factors untuk lingkungan eksternal dan internal merupakan bagian

yang sulit sehingga dibutuhkan judgment yang baik.Sementara itu,

tidak ada satupun matching tool yang dianggap paling baik.

Untuk lebih jelasnya, Tabel 2 dibawah ini dapat membantu

untuk lebih memahami empat macam strategi yang dimaksud,

yakni SO, WO, ST, dan WT. Tiap strategi dilengkapi dengan

contoh matching antara faktor-faktor eksternal dan internal utama

dalam rangka memformulasikan strategi-strategi alternative yang

ada pada kolom resultant strategy.

Tabel. 2 Matriks SWOT

Key Internal Factors Key External Factors Resultant Strategy

1. Kekuatan internal

perusahaan

+ Peluang eksternal

perusahaan

= Strategi SO

2. Kelemahan internal

perusahaan

+ Peluang eksternal

perusahaan

= Strategi WO

3. Kekuatan internal

perusahaan

+ Ancaman eksternal

perusahaan

= Strategi ST

4. Kelemahan internal

perusahaan

+ Ancaman eksternal

perusahaan

= Strategi WT

Sumber : Umar (2008)

Page 35: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

22

Penjelasan:

1. Strategi SO (Strength–Opportunity). Strategi ini

menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih

peluang-peluang yang ada diluar perusahaan. Pada umumnya,

perusahaan berusaha melaksanakan strategi-strategi WO, ST,

atau WT untuk menerapkan strategi SO. Oleh karena itu, jika

perusahaan memiliki banyak kelemahan, perusahaan harus

mengatasi kelemahan itu agar menjadi kuat. Sedangkan, jika

perusahaan menghadapi banyak ancaman, perusahaan harus

berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada

peluang-peluang yang ada.

2. Strategi WO (Weakness-Opportunity). Strategi ini bertujuan

untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal peusahaan

dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. Kadang kala

perusahaan menghadapi kesulitan untuk memanfaatkan

peluang-peluang karena adanya kelemahan-kelemahan internal.

3. Strategi ST (Strength-Tbreat). Melalui strategi ini perusahaan

berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari

ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan

internal yang dimiliki oleh perusahaan.

4. Strategi WT (Weakness-Tbreat). Strategi ini merupakan taktik

untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal

serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang

dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman

eksternal sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya. Ia

harus berjuang untuk tetap dapat bertahan dengan melakukan

strategi-strategi seperti merger, declared, bankruptcy, retrench,

atau liquidation.

Page 36: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

23

A. Kerangka Kerja SWOT

Secara lebih jelas, berikut ini adalah delapan tahap

bagaimana penentuan strategi dibangun melalui TOWS/SWOT.

Tahapan yang dimaksud adalah:

1. Buat daftar peluang eksternal perusahaan.

2. Buat daftar ancaman eksternal perusahaan.

3. Buat daftar kekuatan kunci interal perusahaan.

4. Buat daftar kelemahan kunci internal perusahaan.

5. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang

eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi SO.

6. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang

eksternal dan catat hasinya dalam strategi WO.

7. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman

eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi ST.

8. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-

ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WT.

3.5.4 Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)

Analisis terakhir pada penelitian ini adalah membuat

keputusan mengenai tindakan yang harus dilakukan perusahaan

untuk menyelesaikan masalah terkait tentang ketepatan waktu

penjadwalan kereta api Commuter Line pemberangkatan stasiun

Bogor. Metode yang digunakan adalah AHP, karena prinsip kerja

AHP adalah menyederhanakan suatu persoalan kompleks yang

tidak terstruktur, strategik, dan dinamik menjadi sebuah bagian-

bagian dan tertata dalam suatu hierarki. Untuk kerangka kerja

AHP, penelitian diawali dengan pembuatan hirarki yang disusun

berdasarkan studi literatur, data dokumenter perusahaan, observasi,

Focus Group Discussion (FGD), dan dengan konfirmasi dari pihak

perusahaan.

Saaty (1993) menjelaskan langkah-langkah dalam

pengolahan pengujian AHP adalah sebagai berikut :

Page 37: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

24

1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan yang

diinginkan. Hal pertama yang harus dilakukan yaitu

mengidentifikasi persoalan dengan melakukan analisa atau

pemahaman yang mendalam terhadap persoalan yang dihadapi

dan ingin dipecahkan. Setelah itu dapat dilakukan

pengidentifikasian dan pemilihan elemen-elemen yang akan

masuk komponen sistem, seperti focus, forces, actors,

objective, dan scenario dalam struktur AHP nantinya.

Komponen-komponen dapat diidentifikasi berdasarkan

kemampuan pada analisa untuk menemukan unsur-unsur yang

dapat dilibatkan dalam suatu sistem.

2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajerial secara

menyeluruh. Struktur hirarki disusun berdasarkan jenis

keputusan yang akan diambil berdasarkan sudut pandang dari

tingkat puncak sampai tingkat dimana dimungkinkan campur

tangan untuk memecahkan persoalan tersebut. Hirarki yang

terbentuk dalam metode AHP sendiri dapat berupa hirarki

lengkap dan hirarki tidak lengkap. Dalam struktur hirarki

lengkap dapat dilihat pada Gambar 3.

Fokus

Faktor

Aktor

Tujuan

Alternatif

Gambar 3.Struktur hirarki lengkap(Satty, 1993)

F

F1 F2 F3 Fn

An A4 A3 A2 A1

T1 T2 T3 T4 Tn

Alt 1 Alt 2 Alt 3 Alt 4 Alt n

Page 38: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

25

3. Menyusun matriks berpasangan.

Matriks ini berfungsi untuk mengetahui kontribusi dan

pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang

berpengaruh berada setingkat diatasnya.Pada matriks ini,

pasangan-pasangan elemen dibandingkan berkenaan suatu

kriteria di tingkat yang lebih tinggi.Dalam membandingkan dua

elemen, biasanya memberi suatu pertimbangan yang

menunjukan dominasi sebagai bilangan bulat.

4. Membandingkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk

mengembangkan perangkat matriks dilangkah 3.Setelah

matriks pembanding berpasangan antar elemen dibuat,

dilakukan pembandingan berpasangan antar setiap elemen pada

kolom ke-i dengan setiap elemen pada baris ke-j. Untuk

mengisi matriks banding berpasangan, digunakan skala

banding yang tertera pada Tabel 3, angka-angka tersebut

menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan

elemen lainnya. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk

bagian diatas garis diagonal dari kiri ke kanan bawah.

5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1

sepanjang diagonal utama. Angka 1 sampai 9 digunakan bila Fi

lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat fokus puncak

hirarki (x) dibandingkan dengan Fj, namun bila Fi kurang

mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat X dibandingkan

Fj, maka digunakan angka kebalikannya. Matriks dibawah

garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya.

Page 39: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

26

Tabel 3. Nilai skala banding berpasangan

Tingkat

Kepentingan

Definisi

1 Kedua elemen sama pentingnya

3

Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada

yang lain

5

Elemen yang satu sangat penting daripada yang

lainnya

7 Satu elemen jelas lebih penting dibanding yang lain

9

Satu elemen mutlak lebih penting dibanding yang

lain

2, 4, 6, 8 Nilai diantara dua penilaian yang berdekatan

Reciprocal

(kebalikan)

Jika unsur I memiliki salah satu angka di atas ketika

dibandingkan dengan unsur j, maka j memiliki nilai

kebalikannya ketika dibandingkan dengan unsur i.

Sumber : Satty (1993)

6. Melaksanakan langkah 3, 4, dan 5 untuk semua tingkat dan

gugusan dalam hirarki tersebut. Pembandingan dilanjutkan

untuk semua elemen pada setiap tingkat kepuasan yang

terdapat pada hirarki. Matriks perbandingan dalam AHP

dibedakan menjadi dua yaitu : Matriks Pendapatan Individu

(MPI) dan Matriks Pendapatan Gabungan (MPG).

a. Matriks Pendapatan Individu (MPI)

MPI adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan

oleh individu.MPI memiliki elemen yang disimbolkan

dengan aij, yaitu elemen matriks pada baris kolom ke-i dan

kolom ke-j.MPI dapat dilihat pada Tabel 4.

Table 4. Matriks Pendapatan Individu (MPI)

X A1 A2 A3 … An

A1 a11 a12 a13 … a1n

A2 a21 a22 a23 … a2n

… … … … … …

An an1 an2 an3 … ann

Page 40: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

27

b. Matriks Pendapatan Gabungan (MPG)

MPG adalah susunan matriks baru yang elemen (gij) berasal

dari rata-rata geometrik pendapatan-pendapatan individu

yang rasio inkonsistennya lebih kecil atau sama dengan 10

% dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari

MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik.

Tabel 5. Matriks Pendapatan Gabungan (MPG)

X G1 G2 G3 … Gn

G1 g11 g12 g13 … G1n

G2 g21 g22 g23 … G2n

G3 g31 g32 g33 G3n

… … … … … …

Gn gn1 gn2 gn3 … gnn

Rumus rataan geometric adalah sebagai berikut:

√ ……………………………………….. (10)

Dengan:

n = jumlah responden (pakar)

αij(k) = sel penilaian setiap pakar

7. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan

vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan

menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang

bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah

berikutnya dan seterusnya. Vektor prioritas dapat dihitung

dengan rumus :

VP (Vektor Prioritas) =

∑√ ……………….……….. (11)

Dimana:

VE (Vektor Eigen) = √

……………...………...… (12)

Dengan:

αij = elemen MPB pada baris ke-I dan kolom ke-j

N = jumlah elemen yang diperbandingan

Page 41: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

28

8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki.

Langkah yang dilakukan yaitu dengan mengalikan setiap

indeks konsistensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan

menjumlahkan hasil kalinya.Hasil ini dibagi dengan pernyataan

sejenis yang menggunakan indeks inkonsistensi acak, yang

sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara

yang sama setiap indeks konsistensi acak juga dibobot

berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya

dijumlahkan. Rasio konsistensi hirarki harus 10 % atau

kurang.Hal ini bertujuan untuk mempertahankan mutu

informasi bahwa jika tingkat inkonsistensi sebesar 10 % ke

bawah tidak tercapai maka digunakan batas yang lebih besar

atau rataan CR penilaian pakar. Maka dapat disimpulkan

bahwa diterima atau ditolaknya konsistensi suatu matriks

sebenarnya tidak ada yang baku.

Rumus untuk perhitungan uji konsistensi adalah sebagai

berikut :

CI (Indeks konsistensi)

CI =

………………………………….…… (13)

Dengan :

CI = Indeks konsistensi

λmax = eigen value maksimum

N = jumlah elemen yang diperbandingkan

Dimana :

……………………………………….… (14)

VB (Nilai Eigen) =

……………….…………..….. (15)

VA (Vektor Antara) = ……………….…...….. (16)

Page 42: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

29

Lebih lanjut ingin diketahui apakah CI dengan besaran cukup

baik atau tidak, maka perlu diketahui rasio konsistensinya

dengan rumus yaitu :

CR (Rasio Konsistensi)

CR =

……………………………………………..…… (17)

Berikut adalah pengolahan secara horizontal dan vertikal

sebagai berikut:

1. Pengolahan Horizontal

Pengolahan horizontal digunakan untuk menyusun prioritas

elemen keputusan pada setiap tingkat hirarki keputusan. Menurut

Saaty (1993), tahapan penyelesaiannya adalah sebagai berikut:

Perkalian baris (z) dengan rumus :

√ …………………………………………….. (18)

Perhitungan vektor prioritas atau vector eigen

√∑

∑ √

…………………………………….. (19)

eVP1 = adalah elemen vector prioritas ke-1

Perhitungan nilai eigen minimum:

VA = αij x VP dengan VA = (Vαi)

VB = VA/VP dengan VB = (Vbi)

Perhitungan indeks konsistensi

CI =

..................................................................... (20)

Untuk mengetahui apakah CI dengan besaran tertentu cukup

baik atau tidak, maka perlu diketahui rasio yang dianggap baik, yaitu

apabila CR ≤ 0,1.

Rumus CR adalah:

Page 43: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

30

CR =

……………………………………………………….. (21)

Nilai RI merupakan nilai random indeks yang dikeluarkan oleh

Oarkridge Laboratory.Berikut adalah nilai RI (Tabel 6).

Tabel 6. Nilai RI

N RI N RI

1 0,00 8 1,41

2 0,00 9 1,45

3 0,58 10 1,49

4 0,90 11 1,51

5 1,12 12 1,48

6 1,24 13 1,56

7 1,32

2. Pengolahan vertikal

Pengolahan ini digunakan untuk menyusun prioritas setiap

elemen dalam hirarki terhadap sasaran utama. Jika NPpq didefinisikan

sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q

terhadap sasaran utama, maka:

Untuk p = 1,2, … , r

T = 1,2, … , s

Dimana:

NPpq = prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q

terhadap sasaran utama.

NPHpq = nilai prioritas elemen ke-p pada tingkat ke-q

NPTt = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat q-1

Struktur hirarki seperti faktor, aktor dan tujuan strategi

efekivitas serta penentuan alternatif strategi efektivitas yang telah

Page 44: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

31

disusun dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan kuesioner AHP

yang disebarkan kepada responden. Kuesioner disebarkan untuk

mengetahui pembobotan setiap elemen pada seluruh tingkat hirarki.

Validitas kuesioner untuk pemilihan strategi ketepatan waktu dilihat

melalui konsistensi setiap matriks baik itu matriks individu maupun

gabungan serta konfirmasi yang dilakukan dengan pakar.

Pengolahan data primer diawali dengan pemeriksaan terlebih

dahulu terhadap tingkat kekonsistenan pembobotan yang diberikan

responden.Pengolahan ini dilakukan dengan menggunakan Expert

Choice. Setelah itu bobot per individu digabungkan dalam suatu

matriks gabungan. Kemudian matriks gabungan ini akan diukur

kembali pembobotannya melalui perhitungan AHP dengan

menggunakan Microsoft Excel for Windows versi 2010 sehingga

dihasilkan pengolahan data horizontal dan pengolahan data vertikal.

Hasil pengolahan data horizontal memperlihatkan keterkaitan dan

tingkat pengaruh antara satu faktor dengan elemen lain dalam satu

tingkat hirarki dengan elemen lain tingkat hirarki dibawahnya,

sedangkan hasil pengolahan vertikal menjadi dasar pemilihan

alternatif strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam

menyelesaikan masalah ketepatan waktu penjadwalan kereta api

Commuter Line penjadwalan stasiun Bogor.

Page 45: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Ringkas Perusahaan

Dalam rangka pembenahan badan usaha, pemerintah

mengeluarkan UU No. 19 Tahun l960, yang menetapkan bentuk

usaha BUMN. Atas dasar UU ini, dengan Peraturan Pemerintah No.

22 Tahun 1963, tanggal 25 Mei 1963 dibentuk “Perusahaan Negara

Kereta Api” (PNKA), sehingga Djawatan Kereta Api dilebur

kedalamnya. Pemerintah mengeluarkan UU No. 9 Tahun 1969

tanggal 1 Agustus 1969, yang menetapkan jenis BUMN menjadi tiga

Perseroan, Perusahaan Umum dan Perusahaan Jawatan. Sejalan

dengan UU dimaksud, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61

Tahun 1971 tanggal 15 September 1971, bentuk perusahaan PNKA

mengalami perubahan menjadi “Perusahaan Jawatan Kereta Api”

(PJKA). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 1990,

pada tanggal 2 Januari 1991, PJKA mengalami perubahan menjadi

Perusahaan Umum Kereta Api disingkat Perumka.

Selanjutnya, berdasarkan “Loan Agreement” No. 4106-IND

tanggal 15 Januari 1997 berupa bantuan proyek dari Bank Dunia,

yang kemudian lebih dikenal dengan Proyek Efisiensi Perkeretaapian

atau “Railway EffiencyProject” (REP), dan Peraturan Pemerintah

No. 19 Tahun 1998, tanggal 3 Febuari 1998, Pemerintah menetapkan

pengalihan bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Kereta Api menjadi

Perusahaan Perseroan (Persero). Prosesi perubahan status perusahaan

dari Perum menjadi Persero secara “de-facto” dilakukan tanggal 1

Juni 1999, saat Menhub Giri S. Hadiharjono mengukuhkan susunan

Direksi PT Kereta Api (Persero) di Bandung. mnnkjbcdbdbhhdvchsd

Page 46: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

33

Stasiun Bogor (BOO) adalah stasiun kereta api di Kota Bogor

yang dibangun pada tahun 1881. Stasiun yang terletak pada

ketinggian 246 meter ini memberangkatkan Kereta Rel Listrik (KRL)

yang melayani kawasan Jabodetabek, yakni menuju stasiun Jakarta

Kota dan stasiun Jatinegara. Selain itu terdapat pula Kereta Rel

Diesel (KRD) yang melayani rute Sukabumi – Bogor bernama kereta

api Bumi Geulis. Terdapat 59 jadwal perjalanan KRL di stasiun

Bogor setiap harinya dan perjalanan tersebut dilakukan oleh 23

rangkaian kereta api, baik kereta api Commuter Line ataupun

ekonomi. Jadwal pemberangkatan pertama dimulai dari pukul 04.29

sampai jadwal pemberangkatan terakhir adalah pukul 21.50.

Fasilitas yang ada di stasiun Bogor dapat dikatakan memadai,

karena hamper semua kebutuhan konsumen dimulai dari toilet,

tempat beribadah, ATM centre, food court, sampai tempat khusus

untuk mengisi ulang baterai handphone, sudah tersedia di stasiun

Bogor. Selain itu dibagian luar stasiun Bogor juga terdapat pasar

tradisional yang dibuat dalam konsep modern sehingga terlihat rapih,

tertib, dan nyaman. Semua hal tersebut dilakukan PT. KAI (Persero)

stasiun Bogor guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

pengguna kereta api khususnya yang berangkat melalui stasiun

Bogor. Pihak stasiun Bogor masih terus melakukan perbaikan dan

penambahan kualitas dari fasilitas guna meningkatkan tingkat

pelayanan kepada masyarakat.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

A. Visi Perusahaan

Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang focuspada

pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.

B. Misi Perusahaan

Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha

penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik

untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan

Page 47: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

34

kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : keselamatan,

ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.

4.1.3 Arti Logo Perusahaan

Logo PT. KAI (Persero) beserta artinya dapat dilihat pada

Gambar 4.

Gambar 4. Logo PT. KAI (Persero) (http://www.kereta-api.co.id/tentang-

kami/logo-perusahaan.html)

1. 3 Garis melengkung melambangkan gerakan yang dinamis PT

KAI dalam mencapai Visi dan Misinya.

2. 2 Garis warna orange melambangkan proses Pelayanan Prima

(Kepuasan Pelanggan) yang ditujukan kepada pelanggan internal

dan eksternal. Anak panah berwarna putih melambangkan

Nilai Integritas, yang harus dimiliki insan PT KAI dalam

mewujudkan Pelayanan Prima.

3. 1 Garis lengkung berwarna biru melambangkan semangat

Inovasi yang harus dilakukan dalam memberikan nilai tambah ke

stakeholders. (Inovasi dilakukan dengan semangat sinergi di

semua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil sehingga

dapat melesat).

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

PT. Kereta Api (Persero) khususnya Stasiun Bogor dipimpin

oleh Kepala Stasiun dan Wakil Kepala Stasiun. Kepala dan Wakil

Stasiun membawahi empat divisi yang masing-masing divisi

dipimpim oleh Supervisor diantaranya, Sup. Perjalanan Kereta Api,

Page 48: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

35

Sup. Keamanan dan Ketertiban, Sup. Pelayanan, dan Sup. Komersil.

Untuk struktur organisasi Stasiun Bogor lebih lengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 1.

4.2. Identifikasi Ketepatan Waktu Penjadwalan

Untuk mengidentifikasi ketepatan waktu penjadwalan, dibuat suatu

tabel yang merupakan daftar penjadwalan Kereta Api Commuter Line

pemberangkatan stasiun Bogor. Data diperoleh melalui pengamatan

langsung dengan mencatat perbedaan waktu antara jadwal yang diberikan

oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek dengan waktu pemberangkatan

sebenarnya saat pelaksanaan operasional. Daftar tersebut dapat dilihat

pada Lampiran 2.

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa setiap hari jadwal

keberangkatan kereta api Commuter Line pemberangkatan stasiun Bogor

masih ditemui masalah keterlambatan. Kolom yang berwarna gelap pada

lampiran 2 menunjukan waktu keterlambatan yang melebihi dari batas

waktu keterlambatan yang sudah ditetapkan oleh PT. KAI Commuter

Jabodetabek yaitu 10 menit. Gambar 5 dibawah ini menunjukan frekuensi

keterlambatan kereta api Commuter Line pemberangkatan stasiun Bogor

selama bulan Juni 2012.

Gambar 5. Frekuensi keterlambatan KA Commuter Line

pemberangkatan stasiun Bogor periode Juni 2012

Page 49: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

36

Pada Gambar 5. menunjukan jumlah keterlambatan kereta api

Commuter Line pemberangkatan stasiun Bogor selama satu bulan penuh.

Namun dari data tersebutwalaupun keterlambatan KA Commuter Line

pemberangkatan stasiun Bogor dialami setiap hari, tidak berarti

keterlambatan dialami setiap pemberangkatan kereta api Commuter Line.

Data menunjukan bahwa setiap harinya ada 59 pemberangkatan KA

Commuter Line di stasiun Bogor, dan apabila dilihat dari Gambar 5 paling

banyak terdapat 21 keterlambatan dari 59 pemberangkatan KA Commuter

Line di stasiun Bogor selama Bulan Juni 2012.

Frekuensi keterlambatan yang ditunjukan pada gambar 5

sebelumnya menjelaskan data selama satu bulan penuh di setiap harinya,

baik pada waktu hari kerja (Senin-Jumat) maupun pada akhir pekan

(Sabtu-Minggu). Data tersebut tidak dapat menjelaskan detailnya pada

periode apa keterlambatan kereta api sering terjadi, apakah pada hari kerja

atau pada akhir pekan. Menurut pengolahan jadwal dengan memisahkan

banyaknya keterlambatan yang terjadi pada hari kerja dengan pada akhir

pekan, diperoleh data bahwa pada hari kerja total rata-rata keterlambatan

dari setiap pemberangkatan adalah sebesar 272,32 menit, sedangkan total

rata-rata keterlambatan pada akhir pekan adalah sebesar 184,79 menit.

Maka dapat disimpulkan bahwa keterlambatan kereta api banyak ditemui

pada saat hari kerja yaitu Senin sampai dengan hari Jumat. Gambaran

lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Gambaran lebih detail

mengenai penjadwalan KA Commuter Line pemberangkatan Stasiun

Bogor, dapat kita lihat pada Lampiran 3, yang menjelaskan tentang

gambaran statistik dari keterlambatan pada penjadwalan tersebut.

Selain itu, jika dilihat dari standar deviasi,dapat dilihat penyebaran

ataupun penyimpangan yang terdapat di dalam data sampel jadwal kereta

api Commuter Line pemberangkatan stasiun Bogor. Dari data sampel

penjadwalan sebanyak 59 pemberangkatan, total rata-rata dari sampel (Xn)

adalah sebesar 241,95 dan jumlah rata-rata dari rata-rata sampel adalah

sebesar 4,10. Untuk hasil perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada

Page 50: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

37

Lampiran 3. Hasil tersebut kemudian dimasukan ke dalam rumus (1)

sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Dari perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa hasil dari nilai

standar deviasi yang diperoleh yaitu sebesar 30,97 dan nilai rata-rata

sampel yaitu 4,10. Hal tersebut menunjukkan nilai sampel dan populasi

tidak berkumpul atau mengelompok di sekitar nilai rata-rata hitungnya.

Artinya karena nilainya jauh berbeda dengan nilai rata-rata, maka

disimpulkan bahwa anggota sampel atau populasi tidak mempunyai

kesamaan dan sebaran tidak merata di sekitar garis nilai rata-rata sampel.

Gambaran lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik standar deviasi

Untuk lebih mengetahui ketepatan waktu penjadwalan KA

Commuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor, digunakan bagan kendali

(control chart). Dengan bagan kendali kita akan melihat sejauh mana

tingkat ketepatan waktu penjadwalan KA Commuter Line yang berangkat

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

0 10 20 30 40 50 60 70

Standar Deviasi

Descriptive Statistics… Rata-rata

Page 51: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

38

dari Stasiun Bogor. Adapun langkah-langkah yang harus dijalankan saat

menggunakan bagan kendali, ada lima langkah yang biasanya dijalankan

saat menggunakan bagan- dan bagan-R.

1. Kumpulkan sampel dan hitung rata-rata dan rentangan masing-masing.

2. Hitunglah rata-rata keseluruhan ( dan ), kemudian hitung batas

kendali atas dan batas kendali bawah.

3. Gambarlah rata-rata dan rentangan sampel pada bagan kendali dan

tentukan apakah mereka berada di luar batas yang dapat diterima.

4. Telitilah titik-titik atau pola yang mengindikasikan proses di luar

kendali. Coba untuk mengenali penyebab variasi yang ada, dan

kemudian proses dilanjutkan.

5. Kumpulkan sampel tambahan, dan jika diperlukan, tetapkan kembali

batas kendali dengan menggunakan data baru.

Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah sebanyak 30,

untuk data rata-rata serta rentangan dari masing-masing sampel

detailnya.Dapat dilihat pada Lampiran 3. Setelah mengetahui rata-rata

serta rentangan sampel, langkah selajutnya adalah menghitung rata-rata

keseluruhan ( dan ) dengan menggunakan rumus (23) sebagai berikut.

...................................................... (23)

Keterangan:

= Rata-rata dari rata-rata sampel

= Rata –rata sampel

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program Excel

for Windows versi 2010, diperoleh data bahwa nilai rata-rata dari rata-rata

sampel ( ) adalah sebesar 4,10. Sedangkan nilai rata-rata dari range ( )

adalah sebesar 37,25. Untuk lebih jelasnya hasil pengolahan data tersebut

ditampilkan pada bagian Lampiran 3. Setelah mengetahui rata-rata

keseluruhan dari rata-rata sampel ( ) dan range ( ), langkah selanjutnya

adalah menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah

(LCL) dari masing-masing bagan.

Page 52: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

39

A. Bagan

Untuk membuat bagan yang merupakan rata-rata keterlambatan

kereta api Commuter Line pemberangkatan stasiun Bogor selama 30 hari,

hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan batas kendali atas

(UCL) dan batas kendali bawah (LCL) dengan menggunakan rumus (2)

dan (3). Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah sebanyak 30,

dengan kata lain sampel yang digunakan > 25. Untuk kasus penelitian

dengan sampel > 25 digunakan rumus C4, A3, dan B3 yang dapat dilihat

pada rumus (6), (4), dan (5). Ketiga rumus tersebut digunakan untuk

mencari batas kendali atas dan batas kendali bawah pada bagan . Dari

penjelasan tersebut maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Setelah memperoleh nilai C4, kemudian dicari nilai A3 untuk

memperoleh nilai UCL dengan perhitungan sebagai berikut:

kemudian dicari nilai B3 untuk memperoleh nilai LCL dengan perhitungan

sebagai berikut:

Page 53: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

40

Setelah memperoleh nilai dari A3 dan B3, kemudian dicari nilai UCL dan

LCL dengan perhitungan sebagai berikut:

UCL

LCL

Untuk lebih jelasnya hasil pengolahan data tersebut ditampilkan pada

bagian Lampiran 5.

Setelah menghitung rata-rata keseluruhan dan menetapkan batas

kendali atas serta batas kendali bawah bagan, kemudian hasil perhitungan

tersebut dimasukan kedalam sebuah grafik yang disebut dengan grafik .

Grafik ini menjelaskan tentang rata-rata keterlambatan kereta api

Commuter Line sebanyak 59 pemberangkatan dan selama 30 hari di

stasiun Bogor.

Gambar 7.Grafik X Bar

-25.00

-20.00

-15.00

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56

x bar sampel

x bar tot

UCL

LCL

Page 54: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

41

Dari Gambar 7. dapat dilihat bahwa rata-rata keterlambatan kereta

api Commuter Line pemberangkatan stasiun Bogor berada tidak jauh dari

kisaran rata-rata keterlambatan total yaitu 4,10. Sebaran rata-rata

keterlambatan juga masih berada dalam batas kendali atas dan batas

kendali bawah bagan, yang artinya keterlambatan masih dalam rentang

normal. Rata-rata keterlambatan paling minimum adalah 0,38 menit dan

keterlambatan maksimum adalah 12,38 menit (untuk lebih jelasnya hasil

pengolahan data tersebut ditampilkan pada bagian Lampiran 3 dan 5).

Apabila secara manajerial perusahaan, penjadwalan kereta api Commuter

Line pemberangkatan stasiun Bogor ini masih dikategorikan efektif karena

rata-rata keterlambatan maksimum melebihi tidak begitu jauh dari batas

keterlambatan yang ditetapkan oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek yaitu

10 menit.

B. Bagan R

Pada dasarnya, grafik x bar tidak menjelaskan secara mendalam

tentang penyebaran dari sampel yang ada. Grafik x bar hanya menjelaskan

tentang rata-rata dari proses yang terjadi pada sampel, sehingga tidak

terlihat masalah rentangan sampel yang terjadi pada proses tersebut.

Grafik R lebih menjelaskan tentang penyebaran sampel dengan

menggunakan rentangan. Rentangan diperoleh dari selisih antara nilai

maksimum dan minimum pada sampel, sehingga akan terlihat lebih jelas

karena yang dihitung bukan nilai rata-rata tapi nilai dari rentangan itu

sendiri.

Sama halnya seperti cara membuat grafik , hal pertama yang

harus dilakukan adalah menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas

kendali bawah (LCL) dengan menggunakan rumus (7) dan (8). Pada

penelitian ini sampel yang digunakan adalah sebanyak 30 hari jadwal

pemberangkatan kereta api, dengan kata lain sampel yang digunakan > 25.

Untuk kasus penelitian dengan sampel > 25 digunakan rumus B4 (9) untuk

mencari batas kendali atas dan batas kendali bawah pada bagan R. Dari

penjelasan tersebut maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Page 55: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

42

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56

r barsampel

r bar tot

UCL

LCL

Setelah memperoleh nilai dari B4, kemudian dicari nilai UCL dan LCL

dengan perhitungan sebagai berikut:

UCL

LCL

Untuk lebih jelasnya hasil pengolahan data tersebut ditampilkan pada

bagian Lampiran 5.

Setelah menetapkan batas kendali atas serta batas kendali bawah

bagan, kemudian hasil perhitungan tersebut dimasukan kedalam grafik R.

Grafik ini menjelaskan tentang rentangan antara keterlambatan paling

kecil dan paling besar kereta api Commuter Line sebanyak 59

pemberangkatan dan selama 30 hari di stasiun Bogor.

Gambar 8.Grafik R

Page 56: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

43

Dari Gambar 8. dapat dilihat bahwa penyebaran sampel terlihat

lebih detail dibandingkan dengan penyebaran sampel pada grafik x bar

sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada grafik x bar hanya rata-rata dari

sampel yang dihitung, sehingga tidak menunjukan secara terperinci

mengenai waktu-waktu keterlambatan yang sebenarnya pada penjadwalan

kereta api Commuter Line pemberangkatan stasiun Bogor. Pada grafik R,

terlihat jelas bahwa beberapa sebaran sampel melampaui batas kendali atas

yaitu sebesar 52,08 dan batas kendali bawah bagan yaitu sebesar 22,43,

yang artinya penjadwalan kereta api Commuter Line pemberangkatan

stasiun Bogor belum dapat dikatakan tepat waktu. Terlihat bahwa

rentangan paling tinggi atau waktu keterlambatan paling besar adalah 155

menit dan rentangan paling rendah atau waktu keterlambatan paling kecil

adalah 5 menit dengan rata-rata sebesar 37,25 (untuk lebih jelasnya hasil

pengolahan data tersebut ditampilkan pada bagian Lampiran 3 dan5).

Grafik dan grafik R diperoleh dari data yang diambil dengan mencatat

perbedaan waktu keberangkatan kereta api dari jadwal yang sudah

ditetapkan oleh perusahaan dengan jadwal yang sebenarnya terjadi pada

kegiatan operasional.

4.3. Analisis Strategi Ketepatan Waktu Penjadwalan Kereta Api

Commuter Line Pemberangkatan Stasiun Bogor

Penentuan analisis strategi ketepatan waktu penjadwalan kereta api

Commuter Line pemberangkatan stasiun Bogor, dapat disusun dengan

menggunakan struktur AHP hirarki lengkap. Penentuan faktor yang

mempengaruhi strategi disusun dengan menggunakan bagan sebab akibat

dan dalam menentukan aktor yang berperan dalam pemilihan strategi

disusun dengan menggunakan pairwise comparation. Sedangkan dalam

penentuan alternatif strategi disusun menggunakan analisis SWOT.

Penyusunan pemilihan strategi dapat dilihat pada Gambar 9.

Page 57: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

44

Bagan sebab akibat

Pairwise comparation

Analisis SWOT

Gambar 9.Penyusunan hirarki

4.3.1 Identifikasi Faktor-Faktor Penyusun Strategi

Dari penjelasan sebelumnya mengenai identifikasi

ketepatan waktu penjadwalan kereta api Commuter Line

pemberangkatan Stasiun Bogor, dapat disimpulkan bahwa

penjadwalan tersebut belum dapat dikategorikan tepat waktu. Hal

tersebut dikarenakan, ada beberapa sebaran sample yang berupa

penjadwalan kereta api Commuter Line pemberangkatan Stasiun

Bogor berada diluar bagan control. Dengan nilai UCL sebesar

52,08 dan nilai LCL sebesar 22,43. Untuk itu perlu dilakukan

analisis untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi

masalah keterlambatan yang terjadi pada penjadwalan kereta api

Commuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor.

Menurut Ronaya (2012) dalam penelitiannya yang berjudul

Analisis Kualitas Pelayanan Kereta Api Commuter Line

Jabodetabek (Studi kasus Commuter Line pemberangkatan Stasiun

Bogor), dengan menggunakan analisis Fishbone diketahui bahwa

penyebab terjadinya keterlambatan dalam penjadwalan tersebut

adalah karena faktor masyarakat dan karyawan, sarana, prasarana,

lingkungan, dan mesin. Penjelasan tersebut dapat dilihat pada

Gambar 10.

F

F1 F2 F3 Fn

An A4 A3 A2 A1

S1 S2 S3 S4 Sn

Page 58: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

45

adalah karena faktor masyarakat dan karyawan, sarana, prasarana,

lingkungan, dan mesin. Penjelasan tersebut dapat dilihat pada

Gambar 10.

Tidak ada subsidi dari daya listrik terbatas Pencurian kabel pemerintah mengganti untuk menambah

Tembaga KRL ekonomi dengan kereta baru Commuter Line

Penumpang tidak tertib biaya yang besar untuk menambah Human error jalur kereta baru dari petugas

Korslet pada Lingkungan sekitar jalur mesin / traksi

Kereta api yang ramai motor penduduk Mesin KRL ekonomi yang sudah tua

Kejadian alam Gangguan sinyal

Gambar 10. Diagram Fishbone ketepatan jadwal kereta(Ronaya, 2012)

1. Masyarakat

Masyarakat merupakan salah satu faktor yang

teridentifikasi dalam hal menentukan ketepatan waktu

penjadwalan kereta apiCommuter Line. Masyarakat disini

diartikan sebagai perilaku para pengguna kereta api yang kerap

kali tidak berlaku tertib sehingga menimbulkan munculnya

masalah. Salah satunya adalah perilaku para pengguna yang

duduk di atas kereta api ataupun para pengguna yang terlalu

memaksakan diri untuk masuk ke dalam rangkaian kereta api

yang sudah penuh. Hal tersebut bisa menimbulkan masalah

Masyarakat

dan Karyawan Sarana Prasarana

Ketepatan

Jadwal

Keberangkatan/

Kedatangan

Kereta

Mesin Lingkungan

Page 59: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

46

seperti rusaknya kabel KRL apabila ada yang tersengat arus

listrik ataupun kereta api yang tidak bisa berjalan sempurna

akibat pintu kereta yang tidak tertutup karena penuh

penumpang.

2. Sarana dan Prasarana

Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi dalam

menentukan ketepatan waktu penjadwalan kereta apiCommuter

Line adalah sarana dan prasarana. Sarana yang dimaksud

adalah rangkaian kereta api, termasuk gerbong dan mesin/traksi

motor. Sedangkan yang termasuk prasarana adalah kabel aliran

listrik, gardu listrik, gardu sinyal, rel kereta api, stasiun dan

asset-aset lainnya yang dapat menunjang jalannya sarana.

Apabila ada salah satu asset sarana ataupun prasarana yang

bermasalah, maka akan berdampak pada terganggunya

rangkaian perjalanan kereta api, dengan kata lain penjadwalan

dapat terganggu.

3. Lingkungan

Faktor lingkungan yang berpengaruh disini adalah

banyaknya pemukiman penduduk yang berada di sepanjang

jalur rel sehingga kereta api harus melambatkan kecepatan agar

tidak menimbulkan kebisingan serta kejadian alam yang tidak

terduga terjadi seperti hujan yang lebat sehingga menimbulkan

longsor dan menutup jalur rel kereta api. Faktor lingkungan

juga dapat berupa infrastruktur di sepanjang rel kereta api yang

kurang kondusif di beberapa titik untuk laju kereta api dengan

kecepatan tertentu.

4.3.2 Identifikasi Aktor yang Berperan dalam Penyusun Strategi

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan, di

ketahui terdapat tiga aktor yang berperan dalam pengambilan

keputusan strategi ketepatan waktu penjadwalan kereta api

Commuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor. Aktor tersebut

adalah Kepala Stasiun, Supervisor Perjalanan Kereta Api, dan

Page 60: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

47

Supervisor Keamanan dan Ketertiban. Masing-masing tugas dan

wewenang dari pihak manajemen perusahaan dan praktisi terkait

adalah sebagai berikut:

1. Kepala Stasiun

Kepala Stasiun merupakan pimpinan paling tinggi

dalam struktur organisasi di Stasiun. Kepala Stasiun

mempunyai tugas bertanggung jawab atas seluruh kegiatan

yang terdapat di dalam Stasiun sekaligus memberikan instruksi

kepada para divisi yang ada di bawahnya. Kepala Stasiun

mempunyai peranan yang paling penting dalam hal

pengambilan keputusan salah satunya adalah dalam

pengambilan keputusan strategi penjadwalan kereta api di

Stasiun.

2. Supervisor Perjalanan Kereta Api

Supervisor Perjalanan Kereta Api bertugas memantau

dan mengkoordinir seluruh kegiatan rangkaian perjalanan

kereta api. Supervisor Perjalanan Kereta Api dibantu oleh

Pemimpin Perjalanan Kereta Api untuk mengorganisir bagian

yang ada di dalam divisi perjalanan kereta api (PERKA) yaitu

Juru Langsir, Pengawas Peron, Penjaga Lintasan, dan Penjaga

wesel. Sup. Perka mempunyai peran dalam hal pengambilan

keputusan strategi penjadwalan karena divisi inilah yang

mengatur kegiatan perjalanan KA.

3. Supervisor Keamanan dan Ketertiban

Supervisor Keamanan dan Ketertiban bertugas menjaga

situasi di sekitar stasiun baik di dalam ataupun di luar agar

aman dan tertib.Hal ini dimaksudkan agar tercipa suasana aman

dan nyaman di stasiun, jauh dari adanya tindakan kejahatan

ataupun kecelakaan yang kerap terjadi di stasiun. Apabila

suasana stasiun aman terkendali, maka seluruh rangkaian

kegiatan perjalanan kereta api tidak akan terganggu, dan hal

Page 61: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

48

tersebut dapat mempengaruhi ketepatan waktu penjadwalan

kereta api.

4.3.3 Identifikasi Alternatif Penyusunan Strategi

Penyusunan strategi dilakukan berdasarkan pada hasil

analisis kondisi internal dan eksternal perusahaan dengan

mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

Faktor-faktor yang terdapat di dalamnya kemudian disusun dengan

menggunakan matriks SWOT agar terbentuk sebuah kombinasi

strategi yang terdiri dari strategi SO, ST, WO, dan WT. Kombinasi

strategi yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel.7.

Tabel 7. Analisis matriks SWOT strategi ketepatan waktu penjadwalan

kereta apiCommuter Line pemberangkatan stasiun Bogor

IFAS

EFAS

Strength (S)

1. Volume angkut yang

besar

2. Harga tiket terjangkau

3. Cepat karena

mempunyai lintasan

sendiri

4. Menjangkau hampir

setiap daerah

Weakness (W)

1. Seringnya terjadi

gangguan sinyal

2. Korslet pada

mesin/traksi motor

3. Kereta Mogok

4. Mesin KRL yang

sudah tua

5. Human error dari

petugas

Opportunities (O)

1. Tidak ada pesaing

2. KA sudah menjadi

transportasi

kebutuhan

masyarakat

3. Ruas jalan semakin

padat dan macet

Strategi SO

S1-5, O1-3

1. Melakukan

pengecekan pada

sarana dan prasarana

Strategi WO

W1-5, O1-3

1. Memelihara dan

merawat seluruh aset

sarana dan prasarana

yang ada di Stasiun

Threats (T)

1. Kejadian alam yang

tak terduga

2. Penumpang bertindak

tidak tertib

3. Terjadinya pencurian

alat-alat sarana dan

prasarana

4. Padat pemukiman di

sekitar lintasan KRL

Strategi ST

S1-5, T1-4

1. Memperketat

keamanan di

lingkungan internal

dan external

Strategi WT

W1-5, T1-4

1. Melakukan tindakan

antisipasi apabila

terjadi kerusakan

pada sarana atau

prasarana

Page 62: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

49

Keterangan :

1. Strategi SO

Strategi SO diperoleh dengan menggabungkan antara kekuatan dan peluang

yang dimiliki oleh perusahaan.Apabila dilihat pada Tabel 7 didapatkan strategi

SO dengan melakukan pengecekan sarana dan prasarana. Hal tersebut harus

dilakukan secara rutin, karena kereta api sudah menjadi transportasi kebutuhan

masyarakat. Oleh karena itu, segala sesuatu yang berhubungan dengan sarana

dan prasarana harus selalu diperhatikan, apabila diketahui terdapat masalah

dapat segera diperbaiki dan dapat meminimalisir dampak yang akan terjadi

akibat dari masalah tersebut.

2. Strategi WO

Strategi WO diperoleh dengan menggabungkan antara kelemahan dan peluang

yang dimiliki oleh perusahaan.Apabila dilihat pada Tabel 6 didapatkan strategi

WO dengan memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang

ada di Stasiun. Strategi tersebut harus dilakukan karena banyaknya gangguan

pada penjadwalan kereta api yang disebabkan oleh adanya masalah pada

sarana ataupun prasarana seperti gangguan sinyal ataupun kereta mogok. Oleh

karena itu dengan memelihara dan merawat sarana dan prasarana secara rutin

dapat mengurangi terjadinya gangguan-gangguan tersebut.

3. Strategi ST

Strategi ST diperoleh dengan menggabungkan antara kekuatan dan ancaman

yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila dilihat pada Tabel 6 didapatkan

strategi ST dengan memperketat keamanan di lingkungan internal dan

external.Apabila di lingkungan internal dan external sudah tercipta rasa aman

dan tertib maka dampak kerusakan yang diakibatkan oleh orang-orang tidak

bertanggung jawab seperti adanya pencurian kabel tembaga dapat

diminimalisir. Mengingat kereta api merupakan transportasi kebutuhan

masyarakat, keselamatan para pengguna kereta api harus selalu diperhatikan.

4. Strategi WT

Strategi WT diperoleh dengan menggabungkan antara kelemahan dan

ancaman yang dimiliki oleh perusahaan.Apabila dilihat pada Tabel 6

didapatkan strategi WT dengan melakukan tindakan antisipasi apabila terjadi

Page 63: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

50

kerusakan pada sarana atau prasarana.PT. KAI harus senantiasa bertindak

cepat apabila terjadi masalah pada sarana ataupun prasarana dengan melihat

kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan dan ancaman yang bisa terjadi

kapan saja tanpa terduga.

4.4. Analisis Pemilihan Strategi Ketepatan Waktu Penjadwalan Kereta

Api Commuter Line Pemberangkatan Stasiun Bogor

Dari hasil pengolahan AHP didapatkan dua sudut pandang

pengolahan yaitu pengolahan horizontal dan pengolahan vertikal.

Pengolahan vertikal akan menunjukan alternatif strategi ketepatan waktu

penjadwalan kereta api Commuter Line pemberangkatan stasiun Bogor

yang dapat dipilih dan bobot yang dikandung masing-masing unsur dalam

hirarki, sedangkan pengolahan horizontal lebih menunjukan besarnya

tingkat pengaruh suatu unsur yang satu dengan lainnya terhadap suatu

faktor. Hirarki strategi ketepatan waktu penjadwalan kereta api Commuter

Line pemberangkatan stasiun Bogor dapat dilihat pada Gambar 11.

4.4.1 Pengolahan Data dengan AHP Secara Horizontal

Pengolahan horizontal dengan menggunakan metode AHP

menujukkan elemen-elemen yang berhubungan dalam satu tingkat

hirarki dibandingkan dengan elemen-elemen lainnya di tingkat

hirarki yang berbeda. Pengaruh antara satu faktor terhadap faktor

lainnya pada tingkat hirarki dibawahnya akan terlihat dari hasil

pengolahan data. Pengolahan horizontal terbagi menjadi tiga

bagian, yaitu pengolahan horizontal tingkat dua mengenai faktor

yang berpengaruh dalam pemilihan strategi ketepatan waktu

penjadwalan kereta api Commuter Line pemberangkatan stasiun

Bogor, pengolahan tingkat tiga mengenai aktor yang berperan, dan

pengolahan horizontal tingkat empat mengenai alternatif strategi

ketepatan waktu penjadwalan yang dapat dilakukan oleh PT. KAI

(Persero). Hasil pengolahan data secara horizontal dapat dilihat

pada Lampiran 6.

Page 64: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

51

Fokus

Faktor

Aktor

Strategi

Gambar 11. Hirarki strategi ketepatan waktu penjadwalan kereta

api Commuter Line pemberangkatan stasiun Bogor

Keterangan :

1. Tingkat 1, Fokus : Goal atau focus yang menjadi inti dari

permasalahan ini adalah pemilihan strategi yang tepat untuk dilakukan

perusahaan dalam menangani masalah ketepatan waktu penjadwalan

kereta api Commuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor.

2. Tingkat 2, Faktor :Faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi

ketepatan waktu penjadwalan kereta api Commuter Line

pemberangkatan Stasiun Bogor diantaranya adalah Sarana dan

Prasarana, Masyarakat, dan Lingkungan.

Pemilihan Strategi Ketepatan Waktu

Penjadwalan Kereta ApiCommuter Line

Penjadwalan Stasiun Bogor

Lingkungan Masyarakat Sarana dan

Prasarana

Kepala

Stasiun

Supervisor

Perjalanan

Kereta Api

Supervisor

Keamanan dan

Ketertiban

Melakukan

Pengecekan pada

Sarana dan

Prasarana

Memelihara dan

merawatseluruh aset sarana

dan prasaranayang ada di

Stasiun

Memperketat

keamanan di

lingkunganinternal

dan external

Melakukan

Tindakan Antisipasi

Apabila Terjadi

Kerusakan

Page 65: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

52

Page 66: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

53

Page 67: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

54

Page 68: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

55

Page 69: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

56

Page 70: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

57

pada sarana dan prasarana dengan bobot sebesar 0,395. Apabila tugas

utama Sup. Perka yang teridentifikasi adalah untuk memelihara dan

merawat seluruh asset sarana dan prasarana yang ada di stasiun, maka

tugas Sup. Kamtib adalah untuk melakukan pengecekan pada sarana dan

prasarana tersebut. Pengecekan harus dilakukan secara rutin untuk

meminimalisir terjadinya kerusakan yang dapat mengakibatkan

terganggunya perjalanan kereta api. Selain melakukan pengecekan, Sup.

Kamtib juga bertugas untuk menjaga keamanan agar asset sarana dan

prasarana tetap terjaga dan mengindari terjadinya kehilangan ataupun

kerusakan yang diakibatkan oleh orang-orang yang tidak

bertanggungjawab.

4.4.2 Hasil Pengolahan Data dengan AHP Secara Vertikal

Pengolahan vertical dengan menggunakan metode AHP

bertujuan untuk mengetahui pengaruh setiap elemen pada tingkat

hirarki tertentu terhadap sasaran utama.Berikut adalah hasil

pengolahan data secara vertikal dengan metode AHP. Hasil

pengolahan data secara vertical dapat dilihat pada Lampiran 7.

Dari pengolahan secara horizontal di dapat besar bobot dari

masing-masing elemen di setiap levelnya. Bobot tersebut nantinya

akan digunakan dalam pengolahan secara vertikal dengan dikalikan

oleh bobot yang terdapat pada elemen faktor, sehingga nanti akan

terlihat hubungan secara vertikal mulai dari alternatif strategi,

aktor, dan faktor terhadap ultimate goal yaitu pemilihan strategi

ketepatan waktu penjadwalan kereta api Commuter Line

pemberangkatan stasiun Bogor. Besarnya bobot pada masing-

masing elemen di setiap level dapat dilihat pada Gambar 19.

Page 71: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

58

Fokus

Faktor

Aktor

Strategi

Gambar 19. Struktur hirarki pemilihan strategi dengan hasil

pengolahan horizontal

A. Level Faktor

Pengolahan data secara vertical pada level faktor memperlihatkan

hubungan keatas antara faktor yang terkait terhadap focus yang ingin

dicapai yaitu pemilihan strategi ketepatan waktu penjadwalan kereta api

Commuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor. Pada pengolahan data ini

akan terlihat faktor yang paling mendominasi dalam pemilihan strategi

tersebut. Perhitungan pengolahan data secara vertical selengkapnya dapat

Pemilihan Strategi Ketepatan Waktu

Penjadwalan Kereta ApiCommuter Line

Penjadwalan Stasiun Bogor

Melakukan

Pengecekan pada

Sarana dan

Prasarana

(0,249)

Memelihara dan

merawatseluruh aset sarana

dan prasaranayang ada di

Stasiun

(0,328)

Memperketat

keamanan di

lingkunganinternal

dan external

(0,102)

Melakukan

Tindakan Antisipasi

Apabila Terjadi

Kerusakan

(0,320)

Kepala

Stasiun

(0,278)

Supervisor

Perjalanan

Kereta

Api(0,373)

Supervisor

Keamanan dan

Ketertiban(0,3

48)

Lingkungan

(0,295)

Masyarakat

(0,231)

Sarana dan

Prasarana

(0,474)

Page 72: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

59

dilihat pada Lampiran 7.Hasil pengolahan data secara vertical pada level

faktor dpat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8.Hasil pengolahan vertikal pada level faktor

Faktor Bobot Prioritas

Sarana dan

Prasarana

0,474 1

Masyarakat 0,231 3

Lingkungan 0,295 2

Dari Tabel 8. dapat dijelaskan bahwa faktor yang mendomiasi

dalam pemilihan strategi ketepatan waktu penjadwalan kereta api

Commuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor adalah faktor sarana dan

prasarana dengan bobot sebesar 0,474. Besarnya bobot dalam setiap

elemen di level faktor ini nantinya akan digunakan untuk menghitung

besarnya bobot pada masing-masing elemen di level aktor. Perhitungan

tersebut akan memperlihatkan siapa aktor yang paling mendominasi dalam

pemilihan strategi ketepatan waktu penjadwalan kereta api Commuter Line

pemberangkatan Stasiun Bogor.

B. Level Aktor

Pengolahan data secara vertikal pada level aktor memperlihatkan

hubungan keatas antara aktor yang berperan terhadap focus yang ingin

dicapai yaitu pemilihan strategi ketepatan waktu penjadwalan kereta api

Commuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor. Pada pengolahan data ini

akan terlihat aktor yang paling berperan dalam pemilihan strategi tersebut.

Perhitungan pengolahan data secara vertikal selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 7. Hasil pengolahan data secara vertikal pada level aktor

dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9.Hasil pengolahan vertikal pada level aktor

Aktor Bobot Prioritas

Kepala Stasiun 0,278 3

Supervisor Perjalanan

Kereta Api

0,373

1

Supervisor Keamanan dan

Ketertiban

0,348

2

Page 73: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

60

Dari Tabel 9 dapat dijelaskan bahwa aktor yang paling berperan

dalam pemilihan strategi ketepatan waktu penjadwalan kereta api

Commuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor adalah aktor Supervisor

Perjalanan Kereta Api dengan bobot sebesar 0,373. Besarnya bobot dalam

setiap elemen di level aktor ini, nantinya akan digunakan untuk

menghitung besarnya bobot pada masing-masing elemen di level strategi,

kemudian akan dikalikan dengan masing-masing bobot pada elemen di

level faktor. Perhitungan tersebut akan memperlihatkan alternative strategi

apa yang paling tepat dipilih dalam pencapaian fokus yaitu pemilihan

strategi ketepatan waktu penjadwalan kereta api Commuter Line

pemberangkatan Stasiun Bogor.

C. Level Strategi

Pengolahan data secara vertical pada level strategi memperlihatkan

hubungan keatas antara strategi yang berperan terhadap fokus yang ingin

dicapai yaitu pemilihan strategi ketepatan waktu penjadwalan kereta api

Commuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor. Pada pengolahan data ini

akan terlihat strategi yang paling tepat untuk dipilih oleh perusahaan

dalam pencapaian tujuan akhir. Perhitungan pengolahan data secara

vertikal selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7. Hasil pengolahan

data secara vertical pada level strategi dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10.Hasil pengolahan vertikal pada level strategi

Strategi Bobot Prioritas

Melakukan Pengecekan pada Sarana

dan Prasarana

0,249 3

Memperketat Keamanan dan

Ketertiban di Lingkungan Internal dan

External

0,102 4

Memelihara dan merawat seluruh

aset sarana dan prasarana yang ada

di Stasiun

0,328 1

Melakukan Tindakan Antisipasi

Apabila Terjadi Kerusakan

0,320 2

Hasil akhir dari pengolahan vertikal dengan fokus pemilihan

strategi ketepatan waktu penjadwalan kereta api Commuter Line

Page 74: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

61

pemberangkatan Stasiun Bogor dapat dilihat pada Tabel 10. Dilihat bahwa

strategi yang paling tepat untuk dipilih perusahaan dalam pencapaian

focus adalah dengan memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan

prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. Hasil tersebut

didapat dengan menggabungkan elemen-elemen yang ada pada level

faktor dan aktor, dengan kata lain strategi yang terpilih merupakan

alternatif yang paling tepat dan sudah diperhitungkan dengan aktor yang

paling berperan dan faktor yang paling mendominasi.

Fokus

Faktor

Aktor

Strategi

Gambar 20. Struktur hirarki pemilihan strategi dengan hasil pengolahan vertikal

Pemilihan Strategi Ketepatan Waktu

Penjadwalan Kereta ApiCommuter Line

Penjadwalan Stasiun Bogor

Melakukan

Pengecekan pada

Sarana dan

Prasarana

(0,249)

Memelihara dan

merawatseluruh aset sarana

dan prasaranayang ada di

Stasiun

(0,328)

Memperketat

keamanan di

lingkunganinternal

dan external

(0,102)

Melakukan

Tindakan Antisipasi

Apabila Terjadi

Kerusakan

(0,320)

Kepala Stasiun

(0,278)

Supervisor

Perjalanan

Kereta

Api(0,373)

Supervisor

Keamanan dan

Ketertiban(0,3

48)

Lingkungan

(0,295)

Masyarakat

(0,231)

Sarana dan

Prasarana

(0,474)

Page 75: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

62

4.5. Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, implikasi manajerial

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil dari penelitian ini mengidentifikasi bahwa faktor sarana dan

prasarana merupakan faktor yang paling mendominasi dalam

pemilihan strategi perusahaan guna mengatasi masalah ketepatan

waktu penjadwalan kereta api Commuter Line pemberangkatan Stasiun

Bogor. Selain faktor internal, faktor external yang teridentifikasi

seperti faktor lingkungan dan faktor masyarakat juga harus

diperhatikan. Walaupun kedua faktor tersebut tidak terlalu

mendominasi, Akan tetapi demi meminimalisir terjadinya kesalahan

atau bahkan kegagalan dalam mencapai ultimate goal, keberadaan

faktor tersebut juga harus dipertimbangkan.

2. Selanjutnya diketahui bahwa aktor Supervisor Perjalanan Kereta Api

merupakan aktor yang paling berperan dalam pemilihan strategi

ketepatan waktu penjadwalan kereta api Commuter Line

pemberangkatan Stasiun Bogor. lebih spesifiknya, aktor ini berperan

langsung dalam menangani faktor yang teridentifikasi yaitu faktor

sarana dan prasarana. Sup. Perka tidak sepenuhnya bertanggung jawab

dalam pemilihan strategi yang menjadi tujuan perusahaan. Aktor yang

berperan kedua yaitu Supervisor Keamanan dan Ketertiban juga

mempunyai andil tanggung jawab dalam mencapai tujuan perusahaan,

hanya saja tidak begitu mendominasi. Pada akhirnya semua keputusan

akhir akan ditentukan oleh aktor yang ketiga yaitu Kepala Stasiun yang

bertugas memberikan keputusan atas alternative strategi yang tersedia.

3. Alternative strategi yang menjadi prioritas utama dalam pencapaian

ultimate goal perusahaan yaitu mengenai ketepatan waktu penjadwalan

kereta apiCommuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor adalah

dengan memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana

yang ada di Stasiun. Apabila terjadi masalah yang terkait dengan

perjalanan kereta api dan menimbulkan keterlambatan pada

penjadwalan, maka alternative strategi kedua yaitu melakukan

Page 76: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

63

tindakan antisipasi apabila terjadi kerusakan harus segera dilakukan.

Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir dampak yang terjadi

akibat keterlambatan kereta api. Untuk meminimalisir terjadinya

kerusakan baik pada mesin. Sarana ataupun prasarana, maka

alternative strategi ketiga harus dilakukan yaitu melakukan

pengecekan pada sarana dan prasarana. Dengan melakukan strategi

tersebut maka apabila terjadi kerusakan dapat segera ditangani.

Selanjutnya alternatif strategi terakhir adalah dengan memperketat

keamanan dan ketertiban di lingkungan internal dan external

perusahaan agar seluruh alternative strategi yang ada dapat di

realisasikan dengan sebaik-baiknya oleh perusahaan. Implikasi

manajerial dalam tabulasi dapat dilihat pada Tabel 11.

Page 77: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

64

Tabel 11. Implikasi manajerial

No. Alternatif Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Pengendalian

1. Strategi 3 :

Memelihara dan

merawat seluruh

asset sarana dan

prasarana yang

ada di Stasiun

Strategi 3 :

- Pengoptimalan waktu

operasional kereta api

disetiap rangkaian

perjalanan

- Melakukan

peremajaan pada

komponen mesin

kereta api secara

berkala (bulanan)

- Melakukan

pemeriksaan secara

berkala pada

prasarana baik di

dalam ataupun luar

stasiun

Strategi 3 :

- Supervisor Perjalanan

Kereta Api dibantu

dengan

- Pimpinan Perjalanan

Kereta Api

- Dipo Stasiun Bogor

- Balai Yasa

Manggarai (bengkel

kereta api)

- Divisi SDM

- Kepala Stasiun Bogor

Strategi 3 :

- Waktu operasional kereta api tidak

boleh lebih dari dua kali rangkaian

perjalanan (W Slah)

- Dilakukan pemeriksaan dan

perbaikan pada traksi motor

ataupun rem kereta api setiap

selesai melakukan dua kali

rangkaian perjalanan

- Kereta api masuk bengkel secara

rutin untuk menjalani pengecekan

kerusakan, pembongkaran dan

perbaikan komponen.

- Memeriksa rel kereta, gardu listrik,

sinyal kereta api, kabel listrik, dan

asset prasarana lainnya secara rutin

Strategi 3 :

- Monitoring secara

keseluruhan baik

langsung di

lapangan ataupun

pada saat rapat

koordinasi

- Evaluasi dari setiap

kegiatan

pemeliharaan dan

perawatan berupa

laporan

pertanggung

jawaban

Page 78: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

kesimpulan bahwa, ketepatan waktu penjadwalan untuk kereta api Commuter

Line pemberangkatan stasiun Bogor belum dapat di penuhi oleh PT. KAI. Hal

ini ditunjukan dengan rentang data keterlambatan yang sebarannya berada di

luar batas atas dan bawah kendali, yaitu sebesar 52,08 untuk batas atas dan

22,43 untuk batas bawah.

Faktor yang teridentifikasi menjadi penyebab keterlambatan kereta api

Commuter Line pemberangkatan stasiun Bogor adalah faktor sarana dan

prasarana yang menjadi prioritas utama dengan bobot sebesar 0,474.

Selanjutnya faktor lingkungan menjadi prioritas kedua dengan bobot sebesar

0,295. Prioritas ketiga adalah faktor masyarakat dengan bobot sebesar 0,231.

Sedangkan aktor yang menjadi prioritas pertama dalam penentuan strategi

ketepatan waktu penjadwalan kereta api Commuter Line pemberangkatan

Stasiun Bogor adalah Supervisor Perjalanan Kereta Api dengan bobot sebesar

0,373, aktor prioritas kedua adalah Supervisor Keamanan dan Ketertiban

dengan bobot sebesar 0,348, dan aktor prioritas ketiga adalah Kepala Stasiun

dengan bobot sebesar 0,278.

Pemilihan alternatif strategi ketepatan waktu penjadwalan kereta api

Commuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor yang paling tepat dilakukan

oleh perusahaan adalah dengan memelihara dan merawat seluruh aset sarana

dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. Aktor yang

paling berperan dalam penentuan strategi tersebut adalah aktor yang menjadi

prioritas pertama yaitu Supervisor Perjalanan Kereta Api dan faktor yang

paling mendominasi dalam penentuan strategi ini adalah faktor yang menjadi

prioritas pertama yaitu faktor sarana dan prasarana.

Page 79: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

66

2. Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan sebagai bahan rekomendasi dan

pertimbangan bagi perusahaan atas bahasan dalam penelitian ini adalah:

a. Alternatif strategi yang terpilih adalah dengan memelihara dan merawat

seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun. Apabila sudah ada

strategi yang terpilih, maka sudah menjadi tugas bagi seluruh komponen

yang ada di lingkungan Stasiun untuk dapat berpartisipasi dalam

pelaksanaan strategi tersebut. Apabila sarana dan prasarana selalu

diperhatikan, maka kecil kemungkinan aset perusahaan tersebut akan

rusak. Namun apabila teridentifikasi adanya kerusakan, maka dapat segera

ditangani dan diselesaikan. Dengan mejalankan strategi yang tepat dan

baik, maka tujuan PT. KAI (Persero) untuk menjadikan penjadwalan

kereta apiCommuter Line pemberangkatan stasiun Bogor menjadi tepat

waktu dapat terwujud seperti yang tercantum dalam tujuan perusahaan.

b. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode pengambilan

keputusan lainnya seperti ANP (Analytic Network Process) dan membahas

mengenai masalah yang berhubungan dengan pengambilan keputusan

secara lebih kompleks. Selain itu dapat pula dilakukan pemilihan strategi

untuk pengalokasian sumber daya, peramalan, perancangan, riset

kualitatif, ataupun uji kesuaian terhadap masalah yang terjadi di PT. KAI

(Persero).

Page 80: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

67

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto W. 2010. Analisis Strategi Promosi Kredit Pemilikan Rumah Bank “X”

Cabang Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Agusyana Y. 2011. Olah Data Skripsi dan Penelitian dengn SPSS 19. Jakarta

(ID): PT. Elex Media Komputindo

Anggraeni IA. 2012. Analisis Strategi Pemasaran Dalam Promosi Modem Huawei

XL (Studi Kasus: PT. XL. Axiata Tbk Cabang Bogors [skripsi]. Bogor

(ID): Institut Pertanian Bogor.

Asfar R. 2012. Analisis Strategi Pemasaran Surat Kabar Jurnal Bogor [skripsi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Gaspersz V. 2005.Total Quality Management. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Heizer J, Render B. 2006. Operation Management (Terjemahan jilid 1). Jakarta

(ID): Salemba Empat.

Kotler P. 2000. Marketing Management. New Jersey (US): Prentice Hall

International Edition.

Kotler P, Keller KL. 2007. Manajemen Pemasaran (Terjemahan Jilid 2). Jakarta

(ID): PT. Indeks.

Maghfiroh MN. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam

Manajemen Rantai Pasok. Bogor (ID): IPB Press.

Nasution MN. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.

Nugroho BA. 2009 .Modul Pelatihan SPSS. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nyström B, Kumar U. 2005. Delay Analysis of a Freight Train – an Improvement

case study from a steel company. The World Congress on Railway

Research. 28 September -1 October 2003 : Edinburgh. Luleå (SE): Luleå

University of Technology.

[KAI] PT. Kereta Api (Persero). 2010. Perbandingan Pemakaian BBM Antar

Moda Angkutan. Bogor (ID): KAI.

[KAI] PT. Commuter Jabodetabek. 2012. Data Volume Penumpang Kereta

ApiCommuter Line Stasiun Besar Bogor. Bogor (ID): KAI.

Page 81: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

68

Riduwan, Sunarto. 2007. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan,

Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung (ID): Alfabeta.

Ronaya HY. 2012. Analisis Kualitas Pelayanan Kereta ApiCommuter Line (Studi

Kasus Commuter Line Pemberangkatan Stasiun Bogor) [skripsi]. Bogor

(ID): Institut Pertanian Bogor.

Saaty TL. 1993. Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam

Situasi yang Kompleks (Terjemahan). Jakarta (ID): PT Pustaka Binaman

Pressindo.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung (ID): Alfabeta.

Sugiyono. 1999. Statistik Untuk Penelitian. Bandung (ID): Alfabeta.

Tjiptono J, Chandra G. 2005. Service Quality Satisfaction. Yogyakarta (ID):

ANDI.

Tjiptono J. 1996. Manajemen Jasa. Yogyakarta (ID): ANDI.

Trisnawati.2012. Analisis Strategi Bauran Promosi Restoran Hatsu Tei Bogor

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Umar H. 2008 .Strategic Management in Action. Jakarta (ID): PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Page 82: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

LAMPIRAN

Page 83: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

69

Lampiran 1. Struktur organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT. KAI (PERSERO) STASIUN BOGOR

KEPALA STASIUN

BOGOR

WAKIL KEPALA

STASIUN BOGOR

SUPERVISOR

PERJALANAN KA

SUPERVISOR KEAMANAN

DANKETERTIBAN

SUPERVISOR

PELAYANAN

SUPERVISOR

KOMERSIL

PEMIMPIN

PERJALANAN KERETA

API

PORTIR

PENGAMANAN

ANNOUNCER

CS BANCIK

CLENING

SERVICE

LOKET

PENJAGA

WESEL

PENJAGA

LINTASAN

PENGAWAS

PERON

JURU LANGSIR

Page 84: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

70

Lampiran 2. Tabel penjadwalan KA CL

DAFTAR KETEPATAN PENJADWALAN KERETA API COMMUTER LINE

PEMBERANGKATAN STASIUN BESAR BOGOR PERIODE JUNI 2012

No. No. KRL Jadwal Waktu Keterlambatan Kereta Api Commuter Line per Hari (menit)

Keberangkatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 403 04.29 0 1 1 1 0 0 2 1 0 3 0 3 1 0 1 1 - 1 1 1 3 1 0 12 0 0 0 0 2 2

2 405 04.36 8 - - 4 0 1 0 2 - - 1 4 0 0 2 - - 0 1 22 3 4 - - 0 0 5 0 3 -

3 407 04.50 0 19 0 3 0 0 0 2 0 1 1 5 0 1 3 8 51 3 0 2 0 0 0 1 1 5 5 2 0 0

4 409 04.57 1 1 2 1 0 3 0 3 3 3 2 2 - 0 4 4 14 27 1 2 1 0 1 3 0 2 3 0 3 2

5 417 05.11 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 5 1 0 5 0 3 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0

6 419 05.25 2 0 15 0 0 1 1 2 0 8 0 3 5 12 1 0 5 3 5 20 0 3 0 1 0 2 0 2 2 0

7 427 05.39 0 - 7 0 0 7 1 3 0 7 0 0 1 1 0 0 1 0 2 9 1 3 0 1 0 0 0 3 1 0

8 431/432 06.00 0 0 2 2 0 0 2 0 0 5 0 1 0 5 0 0 8 0 0 5 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

9 435 06.07 0 1 1 30 0 0 1 0 1 3 0 0 2 2 0 0 3 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0

10 437 06.15 0 0 0 0 0 0 0 0 9 1 0 2 0 0 0 0 3 0 0 50 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1

11 439/440 06.21 1 0 4 0 0 0 4 0 8 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 9 0 0 0 1 0 0 0 1 3 0

12 447 06.49 1 0 1 1 0 0 1 0 1 11 1 1 1 0 0 0 1 0 0 3 1 1 0 1 0 0 0 1 2 0

13 451 07.10 5 0 1 0 1 0 37 0 5 1 0 1 1 0 4 2 0 0 1 0 0 0 0 0 10 0 0 2 0 0

14 453 07.15 5 1 5 0 0 0 90 1 5 5 0 3 1 0 4 5 0 3 5 - 0 1 0 5 0 1 1 2 0 0

15 457 07.45 6 - 3 8 5 0 80 3 - 5 0 10 2 1 14 11 0 0 27 1 0 0 5 4 2 10 13 3 0 0

16 461/462 07.59 12 6 10 1 0 12 73 5 1 1 21 16 6 16 10 4 6 7 35 4 0 4 0 1 1 20 10 3 0 0

17 467 08.13 0 - - 0 2 3 - 0 - - 1 8 1 6 2 - - 1 3 2 1 2 - 22 0 1 0 0 0 -

18 469 08.35 2 0 11 14 11 17 155 17 5 0 0 0 19 6 12 4 4 9 33 13 0 15 0 - 0 10 2 0 0 0

19 471 08.41 3 0 - 0 0 0 - 43 4 3 9 15 1 5 0 9 29 9 30 1 5 - - 3 0 - 0 0 12 4

20 473 09.09 2 0 1 0 6 5 114 - 6 1 1 1 3 0 2 0 0 19 21 0 20 3 0 0 38 1 1 0 8 1

21 475 09.23 2 2 2 1 1 0 130 29 0 0 3 1 5 4 0 1 5 10 21 5 3 0 2 2 37 2 3 1 0 0

22 477/478 09.30 2 2 2 0 5 5 0 58 10 0 2 1 14 3 2 0 0 25 18 12 1 1 0 1 32 1 8 0 10 1

23 483/484 09.44 3 1 1 0 0 6 8 - 3 2 1 0 9 1 4 4 2 3 22 4 1 3 6 1 11 10 41 0 1 1

24 489/490 10.12 1 1 2 0 2 0 40 36 29 4 4 4 0 2 0 3 2 3 3 3 0 2 0 1 15 34 1 1 0 1

25 493 10.19 3 1 2 0 2 1 1 42 31 4 0 2 21 6 5 3 - 6 12 2 0 6 0 6 16 7 1 0 0 2

26 497/498 10.40 5 0 2 0 1 14 - 27 14 0 15 0 17 2 0 0 6 12 5 0 0 0 1 1 6 5 0 0 0 1

27 503 10.54 5 0 1 0 1 5 43 21 14 0 21 0 10 0 1 1 5 8 2 1 1 1 0 2 1 0 1 3 1 1

Page 85: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

71

Lampiran 2. Tabel penjadwalan KA CL

29 515/516 11.37 5 0 16 0 0 0 17 28 - 0 0 8 2 1 0 0 0 1 2 0 0 1 - 1 0 0 3 0 0 0

30 525 12.32 1 1 0 5 0 2 49 4 3 0 1 8 0 0 0 6 5 1 8 3 0 0 0 0 2 0 1 1 0 0

31 527/528 12.39 2 2 0 3 19 0 - - 3 1 19 18 1 9 0 6 5 3 7 7 1 2 2 0 16 1 6 1 0 0

32 537 13.28 1 4 7 3 2 2 3 32 23 3 2 2 8 1 2 2 2 9 1 12 0 2 0 1 16 6 0 0 6 27

33 545/546 14.05 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 5 0 0 0 - 2

34 549 14.12 3 3 1 2 0 2 25 3 1 0 3 0 0 1 0 0 20 0 0 3 0 0 0 3 3 1 0 0 0 1

35 551/552 14.18 2 7 0 0 1 2 - 3 0 0 17 0 20 0 2 2 2 0 0 1 0 1 0 1 4 3 2 3 16 3

36 559 14.44 1 0 0 0 0 0 2 1 2 0 1 - 0 0 1 21 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 16 1

37 569/570 15.20 5 4 3 30 0 10 - 10 11 0 16 9 21 0 5 1 5 0 20 0 11 35 4 4 0 1 10 3 1 5

38 575/576 15.46 0 6 1 14 1 1 48 1 2 4 13 6 5 9 4 1 8 0 4 0 3 4 0 2 4 1 0 0 6 0

39 579 15.53 6 5 11 2 2 7 31 5 3 2 16 15 6 6 - 17 6 0 4 0 2 4 1 2 7 2 0 5 6 7

40 587 16.25 26 3 0 0 1 - 15 0 0 4 6 5 10 1 - 11 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - 0

41 589/590 16.46 9 0 0 0 0 0 0 0 0 1 43 1 0 3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 1 0 1 0 -

42 593 16.54 16 2 1 3 2 1 1 6 1 2 - 3 1 2 8 1 0 0 0 1 0 1 1 1 6 2 1 0 0 16

43 599 17.25 1 3 0 0 0 0 0 0 1 0 16 2 1 1 0 3 0 0 5 10 3 1 0 0 0 0 0 0 0 2

44 601 17.35 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 17 1 1 1 0 1 22 0 1 0 1 0 0 0 5 4 0 0 1 0

45 603/604 17.44 1 1 1 0 1 0 0 2 1 0 16 1 2 1 0 1 1 0 5 0 1 1 0 1 2 4 1 3 0 1

46 607 18.05 0 1 0 0 0 0 4 - 0 0 15 10 0 5 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 3 0 0 1 0

47 611/612 18.18 2 2 0 7 1 2 2 12 0 0 14 3 1 0 2 0 0 1 6 0 1 2 5 3 0 2 0 2 0 0

48 615 18.31 4 0 0 5 0 0 0 6 0 1 10 1 3 0 2 0 0 0 1 0 2 4 0 4 0 0 0 0 0 0

49 617 18.41 9 4 0 4 1 1 5 5 1 1 9 0 4 1 4 3 0 10 3 3 3 5 0 0 1 1 2 1 2 2

50 619 18.47 9 3 7 14 2 8 5 4 4 2 18 9 3 8 8 1 1 10 2 - 4 5 76 3 2 7 0 7 3 2

51 623 19.10 0 0 0 5 0 0 0 15 0 0 29 2 0 - 7 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

52 625 19.20 2 0 40 1 10 1 11 35 0 0 33 19 0 - 5 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0

53 627 19.37 8 1 27 0 4 1 5 14 0 1 23 81 0 2 0 0 1 0 9 1 - 0 2 2 0 3 0 0 3 0

54 631 20.00 10 - 35 2 0 5 0 9 2 0 25 5 5 8 2 5 0 0 2 0 0 5 14 0 1 0 0 3 5 5

55 R600 20.45 - 0 14 0 1 5 0 15 0 3 7 2 5 16 0 1 0 6 5 0 1 0 0 0 0 19 5 7 0 -

56 633 21.00 1 4 5 2 0 0 3 10 3 1 5 3 7 1 0 8 1 2 - 0 1 0 1 0 0 4 - - 0 3

57 R608 21.15 0 12 3 4 6 0 5 35 0 0 20 - 1 0 15 1 3 1 0 3 - 8 3 0 0 5 3 3 3 5

58 R610 21.27 0 7 0 4 1 13 0 7 1 0 3 5 3 0 19 2 - 2 0 0 - 3 2 2 3 0 - 5 6 0

59 R616 21.50 13 0 0 0 0 0 7 10 0 0 5 - 8 2 10 2 6 2 13 1 0 0 12 0 3 3 - 8 - 0

Page 86: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

72

Lampiran 3. Deskriptif statistik

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

1 29 12 0 12 1.31

2 21 22 0 22 2.86

3 30 51 0 51 3.77

4 29 27 0 27 3.03

5 30 5 0 5 0.63

6 30 20 0 20 3.10

7 29 9 0 9 1.66

8 30 8 0 8 1.03

9 30 30 0 30 1.63

10 30 50 0 50 2.27

11 30 9 0 9 1.27

12 30 11 0 11 0.97

13 30 37 0 37 2.37

14 29 90 0 90 4.93

15 28 80 0 80 7.61

16 30 73 0 73 9.50

17 21 22 0 22 2.62

18 29 155 0 155 12.38

19 25 43 0 43 7.40

20 29 114 0 114 8.76

21 30 130 0 130 9.07

22 30 58 0 58 7.20

23 29 41 0 41 5.14

24 30 40 0 40 6.47

25 29 42 0 42 6.28

26 29 27 0 27 4.62

27 30 43 0 43 5.00

28 29 91 0 91 8.38

29 28 28 0 28 3.04

30 30 49 0 49 3.37

31 28 19 0 19 4.79

32 30 32 0 32 5.97

33 29 5 0 5 0.38

34 30 25 0 25 2.50

35 29 20 0 20 3.17

36 29 21 0 21 1.72

37 29 35 0 35 7.72

38 30 48 0 48 4.93

39 29 31 0 31 6.21

40 27 26 0 26 3.19

41 29 43 0 43 2.17

42 29 16 0 16 2.72

43 30 16 0 16 1.63

44 30 22 0 22 1.97

45 30 16 0 16 1.60

46 29 15 0 15 1.48

Page 87: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

73

Lanjutan Lampiran 3

N Range Minimum Maximum Mean

47 30 14 0 14 2.33

48 30 10 0 10 1.43

49 30 10 0 10 2.83

50 29 76 0 76 7.83

51 29 29 0 29 2.03

52 29 40 0 40 5.59

53 29 81 0 81 6.48

54 29 35 0 35 5.10

55 28 19 0 19 4.00

56 27 10 0 10 2.41

57 28 35 0 35 4.96

58 27 19 0 19 3.26

59 27 13 0 13 3.89

Total 2198

Total 241.95

Average 37.25

Average 4.10

Minumum 5

Minimum 0.38

Maximum 155

Maximum 12.38

Page 88: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

74

Lampiran 4. Deskriptif statistic jadwal weekday

N Range Minimum Maximum Mean

21 3 0 3 0.86

21 22 0 22 2.86

21 5 0 5 1.57

20 27 0 27 2.75

21 5 0 5 0.57

21 20 0 20 3.05

21 9 0 9 1.52

21 5 0 5 0.76

21 30 0 30 1.90

21 50 0 50 2.48

21 9 0 9 1.05

21 3 0 3 0.67

21 37 0 37 2.95

20 90 0 90 5.85

21 80 0 80 8.81

21 73 0 73 12.19

20 8 0 8 1.65

21 155 0 155 15.95

18 43 0 43 7.39

20 114 0 114 12.25

21 130 0 130 12.29

21 58 0 58 9.52

20 41 0 41 6.40

21 40 0 40 7.19

21 42 0 42 6.33

20 27 0 27 5.45

21 43 0 43 6.00

21 91 0 91 10.48

21 28 0 28 3.24

21 49 0 49 4.10

19 19 0 19 6.05

21 32 0 32 5.24

20 5 0 5 0.45

21 25 0 25 2.19

20 20 0 20 3.85

20 16 0 16 1.25

20 35 0 35 9.35

21 48 0 48 5.90

20 31 0 31 6.30

18 26 0 26 3.67

21 43 0 43 2.90

20 16 0 16 2.70

21 16 0 16 1.90

21 17 0 17 1.67

21 16 0 16 1.95

20 15 0 15 2.10

21 14 0 14 2.86

Page 89: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

75

Lanjutan Lampiran 4

N Range Minimum Maximum Mean

21 10 0 10 1.81

21 10 0 10 3.52

20 18 0 18 6.40

20 29 0 29 2.95

20 35 0 35 6.00

20 81 0 81 7.70

21 25 0 25 4.14

20 19 0 19 4.70

18 10 0 10 2.17

19 35 0 35 5.89

19 19 0 19 3.89

18 13 0 13 4.72

Total 2035

Total 272.32

Average 34.49

Average 4.62

Minumum 3

Minumum 0.45

Maximum 155

Maximum 15.95

Page 90: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

76

Lampiran 4. Deskriptif statistic jadwal weekend

N Range Minimum Maximum Mean

8 12 0 12 2.50

0 0 0 0 -

9 51 0 51 8.89

9 13 1 14 3.67

9 5 0 5 0.78

9 15 0 15 3.22

8 7 0 7 2.00

9 8 0 8 1.67

9 3 0 3 1.00

9 9 0 9 1.78

9 8 0 8 1.78

9 11 0 11 1.67

9 5 0 5 1.00

9 5 0 5 2.89

7 11 0 11 4.00

9 10 0 10 3.22

1 0 22 22 22.00

8 11 0 11 3.00

7 29 0 29 7.43

9 6 0 6 1.00

9 5 0 5 1.56

9 10 0 10 1.78

9 5 1 6 2.33

9 29 0 29 4.78

8 31 0 31 6.13

9 14 0 14 2.78

9 14 0 14 2.67

8 14 0 14 2.88

7 16 0 16 2.43

9 6 0 6 1.67

9 6 0 6 2.11

9 27 0 27 7.67

9 2 0 2 0.22

9 20 0 20 3.22

9 7 0 7 1.67

9 21 0 21 2.78

9 11 0 11 4.11

9 8 0 8 2.67

9 16 1 17 6.00

9 11 0 11 2.22

8 1 0 1 0.25

9 16 0 16 2.78

9 3 0 3 1.00

9 22 0 22 2.67

9 1 0 1 0.78

9 1 0 1 0.11

9 5 0 5 1.11

Page 91: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

77

Lanjutan Lampiran 4

N Range Minimum Maximum Mean

9 4 0 4 0.56

9 4 0 4 1.22

9 75 1 76 11.00

9 0 0 0 0.00

9 40 0 40 4.67

9 27 0 27 3.78

8 35 0 35 7.63

8 14 0 14 2.25

9 8 0 8 2.89

9 12 0 12 3.00

8 7 0 7 1.75

9 12 0 12 2.22

Total 779

Total 184.79

Average 13.20

Average 3.19

Minumum 0

Minumum 0

Maximum 75

Maximum 22

Page 92: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

78

Lampiran 5. Tabel X dan R bar

X Bar R Bar

UCL LCL UCL LCL

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

Page 93: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

79

Lanjutan Lampiran 5

X Bar R Bar

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

24.59 -18.33 52.08 22.43

Page 94: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

80

Lampiran 6. Pengolahan horizontal

Pengolahan Horizontal Faktor Terhadap Goal

EF1 EF2 EF3 VE VP VA VB λmax CI CR

EF1 1 2.080084 1.587401 1.489095 0.474191 1.422656 3.000171

EF2 0.48075 1 0.793701 0.725313 0.230970 0.692951 3.000171

EF3 0.629961 1.259921 1 0.925875 0.294838 0.884565 3.000171

3.140283 1 9.000513 3.000171 0.000086 0.000076

Pengolahan Horizontal Aktor Terhadap Faktor Sarana dan Prasarana

A1 A2 A3 VE VP VA VB λmax CI CR

A1 1 0.232079 0.381571 0.445729 0.128091 0.385283 3.007877

A2 4.308869 1 1.259921 1.757528 0.505069 1.519187 3.007877

A3 2.620741 0.793701 1 1.276518 0.366839 1.103407 3.007877

3.479775 1 9.023630 3.007877 0.003938 0.006790

Pengolahan Horizontal Aktor Terhadap Faktor Masyarakat

A1 A2 A3 VE VP VA VB λmax CI CR

A1 1 0.333333 0.292402 0.460207 0.133235 0.401330 3.012192

A2 3 1 0.629961 1.236360 0.357940 1.078185 3.012192

A3 3.419952 1.587401 1 1.757528 0.508825 1.532677 3.012192

3.454094 1 9.036575 3.012192 0.006096 0.010510

Pengolahan Horizontal Aktor Terhadap Faktor Lingkungan

A1 A2 A3 VE VP VA VB λmax CI CR

A1 1 5 5 2.924018 0.714286 2.142857 3

A2 0.2 1 1 0.584804 0.142857 0.428571 3

A3 0.2 1 1 0.584804 0.142857 0.428571 3

4.093625 1 9 3 0 0

Page 95: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

81

Lanjutan Lampiran 6

Pengolahan Horizontal Strategi Terhadap Aktor Kepala Stasiun

S1 S2 S3 S4 VE VP VA VB λmax CI CR

S1 1 2.289428 1 0.255436 0.874485 0.186190 0.771150 4.141727

S2 0.43679 1 0.368403 0.237126 0.441971 0.094102 0.378828 4.025714

S3 1 2.714418 1 0.693361 1.171275 0.249381 1.017110 4.078533

S4 3.914868 4.217163 1.44225 1 2.208994 0.470326 1.955751 4.158284

4.696725 1 16.404258 4.101064 0.033688 0.037431

Pengolahan Horizontal Strategi Terhadap Aktor Sup. Perka

S1 S2 S3 S4 VE VP VA VB λmax CI CR

S1 1 3 0.215443 0.793701 0.846307 0.160178 0.647491 4.04233

S2 0.333333 1 0.2 0.215443 0.346187 0.065522 0.277084 4.22890

S3 4.641589 4.641589 1 3.556893 2.958701 0.559983 2.369891 4.23208

S4 1.259921 4.641589 0.281144 1 1.132361 0.214318 0.877689 4.09527

5.283555 1 16.59858 4.149644 0.049881 0.055424

Pengolahan Horizontal Strategi Terhadap Aktor Sup. Kamtib

S1 S2 S3 S4 VE VP VA VB λmax CI CR

S1 1 2.289428 3.301927 1.25992 1.756748 0.398226 1.604903 4.030134

S2 0.436790 1 0.693361 0.60571 0.654446 0.148352 0.609630 4.109346

S3 0.302853 1.442249 1 0.38157 0.638943 0.144838 0.597149 4.122884

S4 0.793701 1.650964 2.620741 1 1.361302 0.308585 1.249163 4.048038

4.411439 1 16.310402 4.077601 0.025867 0.028741

Page 96: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

82

Lampiran 7. Pengolahan vertikal

Pengolahan Vertikal Level Faktor

VP EF1 0.475917 EF2 0.253668 EF3 0.270414

Pengolahan Vertikal Level Aktor

F1 F2 F3 Bobot A1 0.128091 0.133235 0.714286 0.278181

A1 Kepala Stasiun

A2 0.505069 0.357940 0.142857 0.373402 A2 Supervisor Perjalanan Kereta Api

A3 0.366839 0.508825 0.142857 0.348417

A3 Supervisor Keamanan dan Ketertiban

Pengolahan Vertikal Level Strategi

A1 A2 A3

S1 0.186190 0.160178 0.398226

S2 0.094102 0.065522 0.148352

S3 0.249381 0.559983 0.144838

S4 0.470326 0.214318 0.308585

Page 97: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

83

Lanjutan Lampiran 7

F1 F2 F3

A1 A2 A3 bobot A1 A2 A3 bobot A1 A2 A3 bobot

S1 0.186190 0.160178 0.398226 0.250835 0.186190 0.160178 0.398226 0.284768 0.186190 0.160178 0.398226 0.212765

S2 0.094102 0.065522 0.148352 0.099568 0.094102 0.065522 0.148352 0.111476 0.094102 0.065522 0.148352 0.097769

S3 0.249381 0.559983 0.144838 0.367906 0.249381 0.559983 0.144838 0.307364 0.249381 0.559983 0.144838 0.278818

S4 0.470326 0.214318 0.308585 0.281691 0.470326 0.214318 0.308585 0.296392 0.470326 0.214318 0.308585 0.410648

F1 F2 F3 Bobot

S1 0.250835 0.284768 0.212765 0.249148

S2 0.099568 0.111476 0.097769 0.102102

S3 0.367906 0.307364 0.278818 0.328458

S4 0.281691 0.296392 0.410648 0.320292

S1 Melakukan Pengecekan Pada Sarana dan Prasarana

S2 Memperketat Keamanan di Lingkungan Internal dan External

S3 Memelihara dan Merawat Seluruh Aset Sarana dan Prasarana Yang Ada di Stasiun S4 Melakukan Tindakan Antisipasi Apabila Terjadi Kerusakan

Page 98: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

84

Lampiran 8. Kuesioner penelitian

ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN

KERETA APICOMMUTER LINE PEMBERANGKATAN STASIUN

BOGOR

Kepada Responden yang terhormat,

Dalam rangka menyelesaikan studi/tugas akhir di Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Departemen Manajemen, Institut Pertanian Bogor, diperlukan

dukungan serta kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner ini.

Kuesioen ini dibuat untuk mendukung proses akhir pengolahan data dalam rangka

pemecahan masalah dalam pemilihan strategi ketepatan waktu penjadwalan kereta

apiCommuter Line pemberangkatan Stasiun Bogor.

Pengisian kuesioner ini memiliki tujuan untuk menentukan besarnya

pengaruh serta tingkat faktor dan aktor dalam memperoleh alternatif strategi

ketepatan waktu bagi perusahaan.Pengisian kuesioner ini berlandaskan sebuah

hirarki (struktur PHA) dengan komponen-komponen lengkap yang disusun sesuai

literatur, hasil observasi, dan pendapat pihak terkait di dalam

perusahaan.Penyusunan hirarki ini sesungguhnya disesuaikan dengan keadaan

perusahaan.Kami sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara

meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.Objektifitas serta kejujuran

Bapak/Ibu/Saudara dalam mengisi kuesioner ini, sangat berarti bagi penelitian

kami.

Terima kasih atas bantuan dan kesediaannya mengisi kuesioner ini.

Hormat saya,

Kartika Dewanti Putri

H24104107

Page 99: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

85

Lanjutan Lampiran 8

ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN

KERETA APICOMMUTER LINE PEMBERANGKATAN STASIUN

BOGOR

KUESIONER AHP

Petunjuk Pengisian:

1. Pada bagian ini responden diminta untuk membandingkan antara elemen-

elemen kiri dan kanan, lalu memberi jawaban berupa tanda ( √) pada nilai

perbandingannya.

2. Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh responden berdasarkan

tingkat kepentingan dari elemen-elemen yang dibandingkan secara

berpasangan.

3. Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1-9. Definisi dari skala

yang digunakan untuk menilai komparasi ditentukan sebagai berikut:

Nilai Komparasi

(Kiri Dibandingkan Kanan)

Definisi

1 A dan B sama penting

3 A sedikit lebih penting dari B

5 A lebih penting dari B

7 A sangat jelas lebih penting dari B

9 A mutlak lebih penting dari B

2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua

pertimbangan

Page 100: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

86

Lanjutan Lampiran 8

Lingkungan Masyarakat Sarana dan

Prasarana

Struktur Hirarki Strategi Ketepatan Waktu Penjadwalan Kereta

ApiCommuter Line Pemberangkatan Stasiun Bogor

Pemilihan Strategi Ketepatan Waktu

Penjadwalan Kereta ApiCommuter Line

Penjadwalan Stasiun Bogor

Kepala

Stasiun

Supervisor

Perjalanan

Kereta Api

Supervisor

Keamanan dan

Ketertiban

Melakukan

Pengecekan pada

Sarana dan

Prasarana

Memelihara dan

merawat seluruh asset sarana dan

prasarana di

stasiun

Memperketat

keamanan di

lingkunganinternal

dan external

Melakukan

Tindakan Antisipasi

Apabila Terjadi

Kerusakan

Page 101: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

87

Lanjutan Lampiran 8

1. Perbandingan Antar Elemen Faktor Terhadap Fokus/Goal

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu

faktor dengan faktor lainnya dalam menentukan bobot prioritas terhadap

Strategi Ketepatan Waktu Penjadwalan Kereta ApiCommuter Line

Pemberangkatan Stasiun Bogor. Elemen-elemen faktor (EF) tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Sarana dan Prasarana (EF1)

2. Masyarakat (EF2)

3. Lingkungan (EF3)

Kolom

Kiri

Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih

Penting

Kolom

Kanan

2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

EF1 EF2

EF1 EF3

EF2 EF3

Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 =

sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-

nilai diantaranya.

Page 102: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

88

Lanjutan Lampiran 8

2. Perbandingan Elemen Aktor Terhadap Elemen Faktor

Elemen Aktor yang berpengaruh yaitu:

1. Kepala Stasiun (A1)

2. Supervisor Perjalanan Kereta Api (A2)

3. Supervisor Keamanan dan Ketertiban (A3)

2.1 Perbandingan Elemen Aktor Terhadap Elemen Faktor Sarana dan

Prasarana

Kolom

Kiri

Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih

Penting

Kolom

Kanan

2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A1 A2

A1 A3

A2 A3

Kepala

Stasiun

Supervisor

Perjalanan

Kereta Api

Supervisor

Keamanan dan

Ketertiban

Lingkungan Masyarakat Sarana dan

Prasarana

Page 103: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

89

Lanjutan Lampiran 8

2.2 Perbandingan Elemen Aktor Terhadap Elemen Faktor Masyarakat

Kolom

Kiri

Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih

Penting

Kolom

Kanan

2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A1 A2

A1 A3

A2 A3

2.3 Perbandingan Elemen Aktor Terhadap Elemen Faktor Lingkungan

Kolom

Kiri

Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih

Penting

Kolom

Kanan

2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A1 A2

A1 A3

A2 A3

Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 =

sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-

nilai diantaranya.

Page 104: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

90

Lanjutan Lampiran 8

3. Perbandingan Elemen Strategi Terhadap Elemen Aktor

Elemen Strategi yang Berpengaruh adalah:

1. Melakukan pengecekan pada sarana dan prasarana (S1)

2. Mengganti mesin KA yang sudah tua dengan yang baru (S2)

3. Memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana di Stasiun (S3)

4. Melakukan tindakan antisipasi apabila terjadi kerusakan (S4)

3.1 Perbandingan Elemen Strategi Terhadap Elemen Aktor Kepala

Stasiun

Kolom

Kiri

Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih

Penting

Kolom

Kanan

2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

S1 S2

S1 S3

S1 S4

S2 S3

S2 S4

S3 S4

Kepala

Stasiun

Supervisor

Perjalanan

Kereta Api

Supervisor

Keamanan dan

Ketertiban

Melakukan

Pengecekan pada

Sarana dan

Prasarana

Memelihara dan

merawat seluruh

asset sarana dan prasarana di

stasiun

Memperketat

keamanan di

lingkunganinternal

dan external

Melakukan

Tindakan Antisipasi

Apabila Terjadi

Kerusakan

Page 105: ANALISIS STRATEGI KETEPATAN WAKTU PENJADWALAN … · adalah memelihara dan merawat seluruh aset sarana dan prasarana yang ada di Stasiun dengan bobot sebesar 0,328. ANALISIS STRATEGI

91

Lanjutan Lampiran 8

3.2 Perbandingan Elemen Strategi Terhadap Elemen Aktor Supervisor

Perjalanan Kereta Api

Kolom

Kiri

Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom

Kanan 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

S1 S2

S1 S3

S1 S4

S2 S3

S2 S4

S3 S4

3.3 Perbandingan Elemen Strategi Terhadap Elemen Aktor Supervisor

Keamanan dan Ketertiban

Kolom

Kiri

Kolom Kiri Lebih Penting Sama Kolom Kanan Lebih Penting Kolom

Kanan 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

S1 S2

S1 S3

S1 S4

S2 S3

S2 S4

S3 S4

Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat

jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai

diantaranya.