analisis strategi pengembangan usaha jamur pada the...

110
1 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR PADA THE PINEWOOD FARM DI BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI Heri Eko Wira H 34076072 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Upload: ngokhuong

Post on 03-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

1

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR

PADA THE PINEWOOD FARM DI BOGOR,

JAWA BARAT

SKRIPSI

Heri Eko Wira

H 34076072

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

3

RINGKASAN

HERI EKO WIRA, Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The

Pinewood Farm, Di Bogor – Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan

JOKO PURWONO)

Jamur termasuk jenis golongan sayuran yang dapat memberikan kontribusi

devisa bagi Indonesia. Selain dapat memberikan keuntungan, jamur juga

memberikan manfaat dan gizi yang cukup baik. Dewasa ini jamur telah menjadi

kebutuhan manusia. Tanaman jamur sebagai bahan pangan alternatif yang dusukai

oleh semua lapisan masyarakat yang berpotensi untuk dikembangkan dan

mendatangkan nilai ekonomi bagi masyarakat. Produksi tanaman jamur

mengalami perkembangan terus dalam beberapa tahun terakhir. Dalam tiga tahun

terakhir minat masyarakat utunk mengkonsumsi jamur terus meningkat.

Salah satu perusahaan yang memberikan kontribusi jamur yang berada

didaerah Cisarua Bogor adalah The Pinewood Organik Farm. The Pinewood

Organik Farm membuat dua divisi yaitu divisi sayuran organik dan divisi jamur.

Dari hasil wawancara dengan pemilik bahwa perusahaan belum mampu

mengembangkan usaha pada divisi jamur. Permasalahan yang dihadapi adalah

perusahaan belum mampu memenuhi permintaan yang datang, dikarenakan

kurangnya produksi pada jamur.

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan Menganalisis peluang

dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki perusahaan The Pinewood Organik Farm dalam menjalankan bisnis

jamur, merusmuskan strategi pengembangan usaha dari analisis eksternal dan

internal perusahaan The Pinewood Organik Farm. Data yang dibutuhkan di dalam

penelitian ini adalah data yang mengacu pada usaha jamur. Data tersebut

berkaitan dengan faktor internal seperti pemasaran, produksi, manajemen, dan

keuangan. Selain itu, dibutuhakan juga data faktor eksternal yang langsung

mempengaruhi usaha jamur yaitu lingkungan industri, serta faktor tidak langsung

yaitu lingkungan makro seperti politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa total skor EFE adalah sebesar

3,095, yang berarti kondisi lingkungan eksternal perusahaan berada pada posisi

kuat dalam memanfaatkan kekuatan untuk mengurangi kelemahan pada

perusahaan The Pinewood Organik Farm. Berdasarkan hasil analisis diperoleh

bahwa total skor IFE adalah sebesar 2,818, yang berarti kondisi lingkungan

internal perusahaan berada pada posisi rata-rata hasil mengidentifikasikan

menunjukkan bahwa perusahaan The Pinewood Organik Farm cukup merespon

dengan baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam perusahaannya.

Dari hasil analisis EFE diperoleh total skor 3,095 dan analisis IFE

diperoleh total skor 2,818. Total skor dari masing-masing matriks IFE dan EFE

Page 3: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

4

yang dimiliki oleh perusahaan The Pinewood Organik Farm yang dipetakan

dalam matriks IE dan diperoleh posisi perusahaan pada usaha jamur tiram saat ini

berada di kuadran II yang merupakan posisi “tumbuh dan kembangkan” (growth

and build). Pada kondisi tersebut, strategi yang tepat digunakan adalah strategi

intensif dan strategi integratif. Strategi integrasi mencakup integrasi ke belakang,

integrasi kedepan dan integrasi horizontal.

Analisis matriks SWOT menggunakan hasil analisis yang didapatkan dari

matriks EFE dan matriks IFE. Matriks EFE mengidentifikasi faktor eksternal yang

mencakup peluang dan ancaman, sedangkan matriks IFE identifikasi faktor

internal perusahaan yang mencakup kekuatan dan kelemahan. Terdapat tujuh

strategi yang dapat direkomendasikan kepada perusahaan yaitu: menambah area

produksi perusahaan melalui penambahan kumbung jamur, perusahaan membuat

makanan suplemen dengan bahan dasar jamur, meningkatkan promosi jamur,

mencari dana tambahan, peningkatan efisiensi produksi untuk meningkatkan daya

saing perusahaan, kerjasama kemitraan dan penghematan melalui efisiensi biaya

total dalam menghadapi ancaman.

Dari hasil SWOT kemudian dilakukan pengolahan dengan menggunakan

matrik QSP. Pengolahan QSPM diperoleh hasil berupa prioritas strategi yang

akan dijalankan dengan urutan sesuai total nilai daya tarik yang dihasilkan. Hasil

pengolahan QSPM adalah sebagai berikut : Menambah area produksi perusahaan

melalui penambahan kumbung jamur, dengan nilai TAS sebeasr 5,8060,

Peningkatan efisiensi produksi untuk meningkatkan daya saing perusahaan,

dengan nilai TAS sebesar 5,7400, dan Penghematan melalui efisiensi biaya total

dalam menghadapi ancaman, dengan nilai TAS sebesar 5,4020.

Page 4: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

2

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR

PADA THE PINEWOOD FARM DI BOGOR,

JAWA BARAT

HERI EKO WIRA

H34076072

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 5: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

5

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The

Pinewood Farm Di Bogor, Jawa Barat

Nama : Heri Eko Wira

NIM : H34076072

Disetujui, Pembimbing

Ir. Joko Purwono, MS

NIP. 19600606 198601 1 002

Diketahui Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus :

Page 6: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

6

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis

Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik Farm Di

Bogor, Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2011

Heri Eko Wira

H34076072

Page 7: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

7

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Duri pada tanggal 10 Juli 1985. Penulis adalah anak

ke empat dari empat bersaudara dari pasangan Bapak L.Marpaung dan Ibunda S.

Sihotang.

Penulis menyeselaikan pendidikan dasar di SD Judika pada tahun 1998

dan pendidikan menegah pertama diselesaikan pada tahun 2001 di SLTP N 3

Mandau. Pendidikan lanjutan menengah kejuruan di SMK Taruna Persada Dumai

diselesaikan pada tahun 2004.

Penulis diterima di program Diploma pada Departemen Hasil Hutan,

Fakultas kehutanan, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2004 dan diselesaikan

pada tahun 2007. Selepas menempuh program Diploma III, penulis melanjutkan

studi pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen

Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor sejak

tahun 2007 hingga tahun 2011.

Page 8: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The Pinewood Organik Farm Di

Bogor, Jawa Barat”

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor

eksternal dan internal jamur tiram putih pada perusahaan The Pinewood Organik

Farm. Namum demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena

keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran

dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2011

Heri Eko Wira

H34076072

Page 9: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

9

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak.

Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingin menyampaikan terima

kasih dan penghargaan kepada :

1. Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

memberikan bimbingan, saran, arahan, dan waktu yang diberikan kepada

penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Ir Anna Farianti atas kesediaannya menjadi dosen evaluator dalam

seminar proposal penelitian yang telah memberikan saran dan masukan dalam

menyempurnakan skripsi ini.

3. Ir. Netti Tinaprilla, MM atas kesediaannya menjadi dosen penguji utama

dalam siding skripsi yang telah memberikan saran dan masukan dalam

menyempurnakan skripsi ini.

4. Suprehatin SP.MAg atas kesediaannya menjadi dosen komite akademik

dalam sidang skripsi yang telah memberikan saran untuk perbeikan skripsi

ini.

5. Ke dua Orang Tua Papa dan Mama tercinta yang selalu mendoakan, memberi

semangat, mendukung penulis dengan penuh kasih sayang.

6. Kak Vera, Kak Eka, Kak Sri dan keponakan Ziah, Angel, Marvel yang selalu

mendukung penulis dengan penuh kasih sayang.

7. Bapak Manggara, Bapak Yulianto dan keluarga besar The Pinewood organik

Farm yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan data.

8. Asbron Tinambunan yang bersedia menjadi pembahas dalam seminar

penelitian.

9. Dewi Santi Rahayu yang selalu memberikan dukungan, mendoakan dan

banyak membantu selama penulisan skripsi ini.

10. Teman-teman Erik LS, Kinza LP, Junius S, Felix S, Lustri, Agus S, Wastin

H, Cendana T, Gunawan M, Bang Dem dan buat teman-teman Agribisnis

terimakasih atas bantuannya.

Bogor, Agustus 2011

Heri Eko Wira

Page 10: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

10

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI………………………………………………………………... x

DAFTAR TABEL…………………………………………………………... xiii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………... xv

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

1.4. Kegunaan Penelitian .................................................................. 6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Jamur ............................................................. 7

2.2. Prospek Bisnis Jamur ………………………. ............................. 11

2.3. Budidaya Jamur …………………………………………………. 11

2.4. Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................... 14

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoristis ..................................................... 18

3.1.1 Konsep Manajemen Strategi ........................................... 18

3.1.2 Analisis Eksternal ........................................................... 20

3.1.3 Analisis Internal. ............................................................. 21

3.1.4 Merumuskan dan Menentukan Strategi ........................... 23

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ................................................ 24

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 27

4.2. Data dan Metode Pengumpulan Data ............................................ 27

4.2.1. Jenis Data ………………………………………………… 27

4.2.2. Metode Pengumpulan Data ……………………………… 27

4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 29

4.3.1 Analisis Deskriptif ........................................................... 29

4.3.2 Analisis Faktor Lingkungan Eksternal dan Analisis

Faktor Lingkungan Internal ………………….. ................. 29

4.3.2.1 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE .......... 34

4.3.2.2 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ……….. 35

Page 11: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

11

4.3.2.3Matriks Internal External Matrix (IE) ..................... 37

4.3.2.4 Matriks SWOT ................................................................... 38

4.3.2.5 Penentuan Strategi Prioritas ............................................... 40

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Visi dan Misi The Pinewood Orgaik Farm………………………... 43

5.2. Letak Geografis……………………………………………………. 43

5.3. Pengelolaan Kebun dan Pembagian Tugas………………………… 44

5.4. Sarana dan Prasarana Fisik………………………………………… 46

5.5. Teknologi yang Diterapkan………………………………………… 46

5.6. Operasional Kegiatan………………………………………………. 47

5.6.1. Budidaya…………………………………………………… 49

5.6.2. Panen………………………………………………………. 50

5.6.3. Penanganan Pasca Panen…………………………………... 50

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan …………………. ...... 52

6.1.1. Analisis Lingkungan Umum ……………………………… 52

6.1.2. Politik dan Kebijakan …………………………………….. 52

6.1.3. Ekonomi…………………………………………………… 54

6.1.4. Sosial, Budidaya, dan Demografi…………………………. 55

6.1.5. Teknologi…………………………………………………. 56

6.1.6. Analisis Lingkungan Industri …………………………….. 58

6.1.7. Ancaman Pendatang Baru………………………………… 58

6.1.8. Ancaman Produk Substitusi………………………………... 59

6.1.9. Dayatawar Pemasok……………………………………….. 60

6.1.10. Dayatawar Pembeli………………………………………… 60

6.1.11. Persaingan Antar Angota Industri………………………… 61

6.2. Analisis Lingkungan Internal Perusahaan …………………………. 62

6.2.1. Pemasaran………………………………………………….. 62

6.2.2. Produksi atau Operasi………………………………………. 64

6.2.3. Manajemen dan Sumberdaya Manusia……………………... 66

6.2.4. Keuangan…………………………………………………… 66

VII. FORMULASI ALTERNATIF STRATEGI

7.1. Peluang dan Ancaman Eksternal ………………………………. ... … 68

7.2. Kekuatan dan Kelemahan Internal ………………………………….. 69

7.3. Matriks IE …………………………………………………………… 71

7.4. Analisis Strategi Menggunakan Matriks SWOT ……………………. 72

7.5. Penentuan Strategi Prioritaas ……………………………………….. 77

Page 12: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

12

VIII. Kesimpulan dan Saran

8.1. Kesimpulan…………………………………………………………… 80

8.2. Saran………………………………………………………………….. 81

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................… 82

LAMPIRAN…………………………………………………………………... 84

Page 13: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

13

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha Pada Tahun 2006-2009(Miliar Rupiah) …………. 1

2. Produksi Tanaman Sayuran Indonesia Tahun 2007 – 2008………... 3

3. Jumlah Produksi dan Permintaan Jamur dari Tahun 2005 – 2008 … 4

4. Kandungan Zat Gizi Beberapa Jenis Jamur Konsumsi

(Per100gram) ……………………………………………………… 10

5. Penelitian Terdahulu ………………………………………………. 16

6. Jenis dan Sumber Data Yang digunakan …………………………... 28

7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ……………... 32

8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan …………… 33

9. Matriks EFE………………………………………………………… 35

10. Matriks IFE………………………………………………………… 36

11. Matriks SWOT……………………………………………………… 39

12. Alat Analisis QSPM………………………………………………… 42

13. Permintaan Pasar Jamur Di Pasar Domestik ……………………….. 62

14. Komposisi Bahan Produksi Jamur Tiram …………………………... 64

15. Jumlah Produksi dan Permintaan Jamur dari Tahun 2005 – 2008 pada The Pinewood Organik Farm ……………………………… 65

16. Faktor-faktor Lingkungan Ekternal perusahaan The Pinewood Organik Farm…………………………………………………….. 67

17. Analisis Matriks EFE……………………………………………… 68

18. Faktor-faktor Lingkungan Internal perusahaan The Pinewood Organik Farm ………………………………………………………. 69

19. Analisis Matriks IFE ………………………………………………. 70

20. Matriks SWOT Perusahaan The Pinewood Organik Farm………… 76

Page 14: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Model Komprehensif Manajemen Strategi ................................. 19 2. Kerangka Pemikiran Operasional………………………………. 26 3. Matriks Internal-Eksternal (IE Matriks)………………………… 38 4. Organisasi The Pinewood Organik Farm………………………… 45

5. Alur Proses Produksi Budidaya Jamur Tiram Putih The Pinewood Organik Farm………………………………………. 48

6. Matriks Internal-Eksternal The Pinewood Organik Farm……… 71

Page 15: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

15

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah Negara yang luas dan sebagian besar penduduknya

adalah petani. Hal ini menyebabkan pertanian merupakan menjadi tulang

punggung dalam pembangunan nasional Indonesia. Pertanian sebagai modal

pembangunan nasional memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan bangsa

Indonesia, baik manfaat ekologi, sosial budaya, maupun ekonomi, secara

seimbang dan dinamis. Untuk itu pertanian harus diurus dan dikelola, dilindungi

dan dimanfaatkan secara berkesinambungan bagi kesejahteraan masyarakat

Indonesia, baik generasi sekarang maupun yang akan datang. Selain itu, sektor

pertanian memberikan sumbangsih bagi sektor lainnya, yaitu sektor industri

dimana sebagian besar bahan baku yang digunakan berasal dari produk pertanian.

Besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja di

bidang tanaman bahan makanan dapat dilihat pada Produk Domestik Bruto (Tabel

1).

Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun 2006-2009(Miliar Rupiah)

Lapangan

Usaha

Tahun

2006 2007 2008 2009

Tanaman Bahan Makanan

214,346.3 265,090.9 349,795.0 418,963.9

Tanaman Perkebunan

63,401.4 81,664.0 105,969.3 112,522.1

Peternakan 51,074.7 61,325.2 82,676.4 104,040.0

Kehutanan 30,065.7 36,154.1 40,375.1 44,952.1

Perikanan 74,335.3 97,697.3 137,249.5 177,773.9

Sumber : Badan Pusat Statistik, (2010)

Dari Tabel 1 dapat dilihat besarnya kontribusi sektor pertanian pada

tanaman bahan makanan mengalami peningkatan dari 214,346.3 miliar pada

tahun 2006 menjadi 418,963.9 miliar pada tahun 2009. Kontribusi sektor ini

Page 16: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

16

semakin meningkat dari tahun ketahun, hal ini menunjukkan bahwa tingkat minat

masyarakat semakin tinggi terhadap lapangan usaha pertanian pada tanaman

bahan makanan. Hal tersebut mengindikasikan sektor pertanian pada tanaman

bahan makanan merupakan sektor yang memiliki prospek baik dimasa mendatang

sehingga dapat diandalkan untuk memajukan perekonomian bangsa Indonesia.¹

Salah satu sektor pertanian yang mempunyai peranan penting adalah

komoditas sayuran. Selain memiliki nilai ekonomi yang cukup besar, ternyata

sayuran juga memiliki potensi yang tinggi dalam pemenuhan gizi di dalam tubuh

kita. Zat-zat penting seperti air, mineral, vitamin, dan serat terkandung dalam

sayuran. Tanaman sayur yang mengandung berbagai zat gizi ini tidak hanya dapat

dipergunakan sebagai konsumsi pangan sehari-hari, tetapi juga bagi pengobatan

tradisional (herbal healing) dengan bahan-bahan alami.

Komoditas sayuran sedikitnya memiliki tiga peranan strategis dalam

pembangunan dan perekonomian Indonesia, yaitu: sebagai salah satu sumber

pendatan masyarakat, (b) sebagai bahan makanan masyarakat khususnya sumber

vitamin dan mineral, dan (c) salah satu sumber Negara non-migas.²

Kecendrungan minat masyarakat mengkonsumsi sayuran terus meningkat,

akibat dari pola hidup sehat yang telah menjadi gaya hidup masyarakat. Hal

tersebut dapat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis jamur yang merupakan

salah satu jenis tanaman sayuran. Data perkembangan produksi sayur di Indonesia

tahun 2007-2008 dapat dilihat pada Tabel 2.

Pada Tabel 2 dapat dilihat perkembangan produksi dari sebagian besar

tanaman sayur di Indonesia. Sebagian besar tanaman sayur yang ada pada Tabel 2

tersebut menunjukkan penurunan produksi dari tahun 2007 sampai tahun 2008,

antara lain jenis sayuran kembang kol dengan penurunan sebesar 221,73 persen.

Perkembangan cukup baik ditunjukkan pada jenis tanaman sayuran labu siam dan

sayuran jamur, dimana kedua sayuran tersebut menunjukkan perkembangan yang

positif pada masing-masing sebesar 42,21 persen dan 27,16 persen.

¹ Departemen Pertanian 2008. Prospek Tanaman Sayuran. http://www.agribisnis.deptan.go.id (Desember 2009)

² Direktorat Jendral Hortikultura, Peran Sayur Terhadap Perekonomian http://www.hortikultura.deptan.go.id (Januari 2010)

Page 17: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

17

Tabel 2. Produksi Tanaman Sayuran Indonesia Periode Tahun 2007-2008

No Komoditas Produksi (Ton) Perkembangan

(%) 2007 2008*

1 Jamur 48.247 61.349 27,16

2 Sawi 564.912 544.328 -3,66

3 Kacang Panjang 488.499 438.262 -10,28

4 Terung 390.846 389.534 -0,34

5 Wortel 350.170 350.453 0,08

6 Kangkung 335.086 292.182 -12,80

7 Buncis 266.790 242.455 -9,12

8 Labu Siam 254.056 361.301 42,21

9 Bayam 155.863 152.130 -2,40

10 Kembang Kol 124.252 97.703 -21,73

11 Lobak 42.076 47.968 14,00

12 Kentang 1.003.732 1.044.492 4,06

Keterangan : *) angka sementara Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura, Departemen Pertanian (2009)

Salah satu jenis komoditas sayur yang berpotensi adalah jamur. Dewasa

ini jamur telah menjadi kebutuhan masyarakat yaitu sebagai bahan pangan

alternatif yang dusukai oleh semua lapisan masyarakat yang berpotensi untuk

dikembangkan dan mendatangkan nilai ekonomi bagi masyarakat.

Selain itu jamur juga merupakan salah satu produk pertanian yang bernilai

gizi tinggi. Kandungan protein pada jamur yang cukup tinggi mampu

mensubstitusi protein hewani yang selama ini dinilai berpotensi memnyebabkan

penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, kolesterol, dan sebagainya (Dirjen

Hortikultura 2009).

The Pinewood Organik Farm adalah salah satu perusahaan agiribisnis

yang bergerak dalam bidang sayuran yang terletak didaerah cisarua Bogor.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan perusahaan ini memproduksi sayuran yang

dibagi kedalam dua divisi yakni divisi sayuran organik dan divisi jamur.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan diantara dua divisi yang

Page 18: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

18

diusahakan yaitu divisi usaha jamur yang masih memerlukan penanganan lebih

lanjut, karena disamping memiliki prospek yang cerah dimasa yang akan datang,

yakni : harga yang relatif stabil dan teknologi yang mudah terkontrol dan bisa

dipanen hingga tiga kali dalam masa tanam.

Masih terdapat permasalahan pada perusahaan yakni : permintaan yang

belum terpenuhi, kapasitas produksi yang belum optimal dan adanya persaingan

dari perusahaan yang harus dicermati. Oleh karena itu perusahaan memerlukan

langkah strategis untuk mengembangkan usaha jamur dalam menghadapi masalah

guna meraih peluang agar kontinyuitas dan tujuan perusahaan dapat tercapai.

1.2. Perumusan Masalah

The Pinewood Organik Farm merupakan suatu perusahaan yang

memproduksi jamur yang beroperasi sejak tahun 2002 yang terletak didaerah

cisarua Bogor. Dalam menjalankan usahanya perusahaan masih menghadapi

permasalahan yaitu: kapasitas produksi belum optimal sehingga permintaan yang

belum bisa dipenuhi serta persaingan dari perusahaan sejenis yang berada di

daerah Cisarua Bogor.

Tabel 3. Jumlah Produksi dan Permintaan Jamur Pada Tahun 2005-2008

Tahun Produksi (kg) Permintaan (kg)

2005 464 500

2006 717 840

2007 1015 1160

2008 1255 1450

Sumber : The Pinewood Organik Farm (Januari 2010)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan (Tabel 3) permintan tahun 2005

sebanyak 500 kg sementara diproduksi sebesar 464 kg jamur. Sedangkan pada

tahun 2006 permintaan jamur sebanyak 840 kg sementara yang diproduksi

sebanyak 717 kg. uraian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. The Pinewood

organik Farm belum mampu memenuhi permintaan yang datang keperusahaan

karena keterbatasan kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan. Hal ini dapat

Page 19: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

19

diindikasikan bahwa perusahaan harus terus meningkatkan kapasitas produksi

sehingga mampu memanfaatkan peluang yang ada.

Permasalah lain yang dihadapi perusahaan adalah persaingan dengan

perusahaan lain yang juga memproduksi jamur yakni (PT Bina sarana Bhakti, PT

Amani Mastra, PO Kebunku dan petani-petani kecil). Tantangan-tantangan

tersebut harus dapat dihadapi oleh perusahaan untuk dapat bertahan dan mencapai

keuntungan. Peluang pasar yang besar terhadap jamur menyebabkan perusahaan

harus bias memproduksi secara efektif dan efisien serta meningkatkan daya saing

produknya untuk dapat bersaing dipasar dengan produsen sejenis. Indikasi

permasalahan yang diuraikan dimuka mengharuskan perusahaan The Pinewood

Organic Farm langkah-langkah strategis guna merumuskan strategi yang dapat

memanfaatkan kekuatan, mengtasi kelemahan serta menghadapi peluang dan

ancaman yang ada.

Dalam merumuskan strategi yang efektif dibutuhkan serangkaian analisis

lingkungan internal dan lingkungan eksternal pada perusahaan untuk

mengidentifikasi variabel-variabel kunci pengembangan divisi jamur kedepan,

untuk menghadapi tantangan persaingan dan permintaan dipasar.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu:

1. Faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman bagi

perusahaan serta faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan

kelemahan bagi divisi usaha jamur pada perusahaan The Pinewood

Organik Farm?

2. Apa saja alternatif strategi yang sesuai dan dapat dilakukan oleh

perusahaan dalam pengembangan usahanya?

1.3. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah

1. Mengidentifikasi dan menganalisis peluang dan ancaman yang dihadapi

perusahaan serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan The

Pinewood Organik Farm dalam menjalankan divisi jamur.

Page 20: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

20

2. Merusmuskan strategi pengembangan usaha dari analisis eksternal dan

internal perusahaan The Pinewood Organik Farm.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan bagi:

1. Sebagai masukan bagi perusahaan, dapat mengetahui strategi apa yang

perlu dilakukan untuk mengembangkan usahanya di masa yang akan

datang.

2. Sebagai masukan bagi pembaca untuk memperluas wawasan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Sehubungan dengan keterbatasan waktu serta kemampuan dalam

melakukan penelitian, maka ruang lingkup penelitian ini terbatas pada:

1. Produk yang dikaji adalah jamur.

2. Penelitian ini menggunakan data periode selama produksi berlangsung dari

tahun 2005 sampai tahun 2008.

3. Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari pengkajian kondisi internal dan

eksternal perusahaan, indentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman yang dimiliki perusahaan, serta formulasi alternatif strategi

dalam pengembangan usaha divisi jamur di perusahaan The Pinewood

Organik Farm.

Page 21: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

21

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Jamur

Jamur merupakan tumbuhan yang mudah dijumpai dan banyak terdapat di

alam bebas, misalnya dihutan atau di kebun. Jamur dapat tumbuh dimana-mana

terutama pada musim hujan. Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil,

sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri secara fotosintesis

seperti pada tanaman yang berklorofil. Oleh karena itu, jamur mengambil zat-zat

makanan yang sudah jadi yang dihasilkan oleh organism lain untuk kebutuhan

hidupnya.

Menurut Redaksi Agromedia (2009) jamur selain memiliki banyak

manfaat, ternyata ada jenis jamur tertentu yang mengandung racun. Racun jamur

ini dapat merusak fungsi organ, bahkan memyebabkan kematian. Karenanya,

jamur beracun memiliki senyawa berbahaya, seperti amatoxin (dapat merusak sel

hati dan ginjal), muskarin (pusing), gyromitrin (menyerang system saraf), dan

kholin (menyebabkan kematian dalam waktu singkat). Untuk mencegah terjadinya

keracunan jamur, kita perlu mengetahui cirri-cirinya. Berikut kriteria fisik jamur

beracun yang harus dihindari.

1. Warna tubuh buah bervariasi, dari merah darah, kuning terang dan oranye,

hingga putih atau pucat.

2. Biasanya memiliki cincin atau cawan pada pangkal batangnya.

3. Mengeluarkan bau amoniak, seperti telor busuk.

4. Jika dipotong dengan pisau stainless akan meninggalkan bekas hitam atau biru

pada pisau.

5. Jika dimasak, fisik jamur akan berubah menjadi gelap.

Berdasarkan kelasnya, jamur konsumsi dibedakan menjadi Ascomycetes

dan Basidiomycetes. Jamur yang termasuk subkelas Ascomycetes biasanya

berukuran kecil (mikroskopis), sehingga sulit diamati langsung. Jamur ini

berperan bagi manusia dalam bidang industri. Contohnya penicilium dan

aspergillus. Penicilium banyak dimanfaatkan untuk menghasilkan antibiotic dan

Page 22: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

22

penisilin dan dalam pembuatan keju. Sementara aspergilus diolah menjadi

pembuat minuman sake, bahan pembuat kecap, dan sebagai penghasil asam sitrat.

Sedangkan jamur yang termasuk kedalam kelas Basidiomycetes

merupakan jamur memiliki tubuh buah yang lumayan besar, sehingga mudah

diamati secara langsung. Jamur yang termasuk kedalam kelas ini adalah jamur

tiram, jamur merang, jamur kancing, jamur kuping dan jamur shiitake.

a. Jamur Kuping (Auricularia sp)

Dinamakan jamur kuping karena bentuk tubuh buahnya menyerupai

telinga manusia. Jamur ini dapat hidup disegala tempat, baik dihutan, di pesisir

pantai, maupun dipegunungan. Asalkan tempat tersebut memiliki kelembapan

yang cukup. Umumnya, jamur kuping hanya ditemui berwarna coklat muda

hingga kemerahan.

Manfaat jamur kuping sebagai jamur konsumsi, jamur kuping banyak

digunakan sebagai campuran dalam sup, seperti sup kimlo. Adapun kegunaan

jamur kuping bagi kesehatan sebagai berikut : memperbeiki siklus darah, penawar

racun dan mengatasi ambient atau wasir.

b. Jamur Shiitake (Lentinula edodes)

Jamur ini berasal dari Jepang. Masyarakat Hongkong dan Singapura lebih

mengenal jamur shiitake dengan sebutan Chinese black mushroom. Sementara

orang Indonesia mengenal jamur shiitake dengan sebutan jamur payung atau

jamur jengkol karena sekilas bentuknya menyerupai payung dan ketika masih

segar jamur shiitake mengeluarkan aroma seperti wangi jengkol.

Jamur shiitake sering dimanfaatkan sebagai bahan masakan. Masyarakat

jepang sering menggunakan jamur shiitake sebagai tambahan dalam miso, serta

aneka olahan masakan seperti tempura dan keripik. Sementara di Rusia, jamur

shiitake diolah menjadi acar dan dijual dalam wadah botolan.

Dibalik rasanya yang lezat, jamur shiitake juga mengandung banayak

senyawa penting yang bisa dimanfaatkan untuk pengobatan, seperti : mengobati

kanker usus, antivirus dan antibakteri, meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi

impotensi, memperbeiki system sirkulasi, dan menurunkan kadar gula.

c. Jamur Merang (Volvariella volvacea)

Page 23: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

23

Awalnya, jamur ini hanya dibudidayakan pada media merang atau tangkai

padi. Namun seiring perkembangannya, jamur ini dapat dibudidayakan

menggunakan media alternatif, seperti limbah biji kopi, ampas batang aren,

limbah kelapa sawit, ampas sagu, sisa kapas, kulit pala, bahakan limbah kardus.

Jamur merang ini dapat memacu kerja jantung, sehingga bermanfaat bagi

orang yang menderita gangguan fungsi jantung. Bahkan, jamur merang juga

mengandung sejenis antibiotik yang berguna untuk mencegah kurang darah atau

anemia, kanker dan menurunkan tekanan darah tinggi. Jamur merang umumnya

sering dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada makanan. Biasanya, diolah

menjadi tumis jamur, pepes jamur, sup, capcay atau dicampur dengan mie ayam.

d. Jamur Kancing (Agaricus bisporos)

Jamur kancing sering disebut dengan jamur champignon, merupakan

jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Jamur kancing memiliki

keistimewaan dibandingkan dengan jamur lain, yakni mampu mengubah selulosa

dari media tanam menjadi senyawa protein. Selain itu, jamur ini mengandung

asam glutamate dan berbagai jenis enzim yang bermanfaat bagi pertumbuhan

tubuh.

Dengan demikian, jamur kancing memiliki manfaat bagi kesehatan,

terutama untuk meningkatkan metabolism tubuh, menurunkan kolesterol, menjaga

stamina badan dan mencegah penyakit.

e. Jamur Tiram (Pleurotus sp)

Jamur tiram merupakan jenis jamur yang banyak dibudidayakan di

Indonesia. Selain memiliki rasa enak, jamur tiram juga bergizi tinggi. Jamur tiram

juga memiliki manfaat dalam pengobatan sebagai berikut. Seperti :

meningkatakan sel darah merah, menurunkan kolesterol, dan mengobati kanker.

Jamur merupakan sumber makanan yang memiliki nilai gizi tinggi.

Kandungan lemaknya yang rendah menyebabkan jamur layak untuk dikonsumsi,

apalagi untuk orang yang sedang melakukan diet. Kandungan nutrisi pada jamur

juga terbilang lengkap. Tidak hanya vitamin, jamur juga memiliki kandungan

mineral yang dibutuhkan tubuh, seperti kalium, kalsium, natrium, fosfor, besi dan

magnesium. Selain itu serat pada jamur juga cukup tinggi, berkisar antara 7,4-

27,6%. Berikut perincian kandungan zat gizi beberapa jenis jamur konsumsi.

Page 24: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

24

Tabel 4. Kandungan Zat Gizi Beberapa Jenis Jamur Konsumsi (per 100 gram)

No. Jenis Protein Lemak Karbohidrat

1 Jamur tiram 27 1,6 58

2 Jamur kuping 8,4 0,5 82,8

3 Jamur shiitake 17,5 4,9 78

4 Jamur kacing 23,9 1,7 62,5

5 Jamur merang 25,9 0,3 4

Sumber : Redaksi Agromedia (2009)

Pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa kandungan zat gizi pada jenis kamur

konsumsi beragam. Pada jamur tiram memiliki keunggulan pada protein sebanyak

27 per 100 gram. Selain memiliki rasa yang enak, jamur tiram juga bergizi tinggi.

Kandungan protein nabati yang dikandungnya mencapai 10-30 persen. Dalam

bentuk kering jamur tiram outih ini mempunyai vitamin C sebanyak 35-58 mg per

100 gram, dan memiliki vitamin B2 sebanyak4,7-4,9 per 100 gram. Selain

memiliki beberapa vitamin tersebut, jamur tiram juga memiliki manfaat dalam

pengobatan sebagai berikut : meningkatkan sel darah merah (Eritrosit),

menurunkan kolesterol, mengobati kanker, tambahan gizi untuk ibu hamil.

Jamur tiram putih memiliki beberapa keunggulan, selain harga yang relatif

mahal sehingga tingkat keuntungan yang dihasilkan relatif tinggi, umur singkat

dan sangat laku dipasaran. Selain itu, keunggulan yang dimiliki, cara budidaya

mudah dapat dilakukan sepanjang tahun dan tidak memerlukan lahan yang luas.

Diversifikasi produk jamur tiram putih dapat berbentuk segar, kering, kaleng atau

diolah menjadi keripik, pepes, tumis dan nugget.

Syarat tumbuh jamur tiram meliputi beberapa parameter, terutama dalam

temperatur, kelembapan relatif, waktu, kandungan CO2 dan cahaya. Parameter

tersebut memiliki pengaruh yang berbeda terhadap setiap stadium atau tingkatan,

misalnya :

1. Terhadap pertumbuhan mesilia pada substrat tanaman

2. Terhadap pembentukan primordial (bakal kuncup) jamur

3. Terhadap pembentukan tubuh buah

4. Terhadap siklus panen dan terhadap perbandingan antara berat hasil jamur

dengan berat substrat log tanaman jamur.

Page 25: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

25

2.2 Prospek Bisnis Jamur

Prospek pengembangan usaha jamur di Indonesia cukup menjanjikan.

Dalam beberapa tahun terakhir, minat masyarakat mengkonsumsi jamur juga

semakin meningkat. Hal ini dipengaruhi perubahan gaya hidup masyarakat yang

semakin memilih gaya hidup sehat secara vegetarian. Dari segi bisnis, budidaya

jamur sangat menguntungkan. Hal ini dapat disebabkan waktu panen jamur yang

relatif singkat, antara satu sampai tiga bulan dengan panen bisa mencapai tiga atau

empat kali panen. Dengan demikian, perputaran modal juga berlangsung sangat

cepat. Kelebihan lain dalam budidaya jamur adalah bahan baku yang mudah

didapat, lahan pembudidayaan yang tidak luas, teknologi budidaya yang mudah

dipelajari, dan resiko kegagalan yang rendah.

Pasaran jamur konsumsi di Indonesia hingga kini masih terfokus di kota-

kota besar saja. Permintaan jamur segar biasanya dari rumah makan, hotel

berbintang atau restoran khusus yang menyajikan menu olahan jamur. Padahal,

peluang jamur tidak terbatas pada jamur segar saja, tetapi meliputi produk olahan

seperti jamur kaleng, keripik jamur, abon jamur, dan jamur kering untuk

pengobatan. Dengan semakin banyaknya ragam olahan jamur, nilai jual jamur

akan semakin bertambah dan peluang pasar juga semakin terbuka lebar.

Selain menjual jamur, seorang pengusaha jamur juga dapat menambah

penghasilan dengan menjual sarana budidaya seperti bibit botolan dan media

tanam atau baglog. Biasanya, para pengusaha jamur yang baru dari kelas bawah

hingga menengah belum memiliki sarana dan prasarana budidaya yang lengkap

(Redaksi Agromedia 2009).

2.3 Budidaya Jamur

Untuk membudidayakan jamur, diperlukan beberapa persiapan awal yang

meliputi persiapan infrastrukstur dan persiapan teknis sebagai berikut:

1. Pemilihan Lahan/Lokasi Budidaya

Dalam memilih lahan untuk budidaya jamur sangatlah mudah, asalkan

kebersihan lokasi terjamin. Masalah kebersihan memang menjadi syarat mutlak

dalam budidaya jamur . Oleh karena itu, lokasi budidaya tidak boleh beerdekatan

dengan kandang hewan atau tempat pembakaran sampah.

Page 26: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

26

Selain kebersihan, faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih

lahan adalah jarak tempat usaha dengan pemasarannya. Ada baiknya lahan

budidaya dekat dengan pemasaran, hal ini dapat meminimalkan biaya transportasi

juga dapat mencegah penurunan kualitas jamur karena perjalanan yang jauh dapat

membuat jamur tidak segar lagi.

2. Pembangunan rumah jamur/rumah kumbung

Kelembaban merupakan salah satu faktor penting yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan jamur. Dinding rumah jamur dapat terbuat dari

tembok, anyaman bambu, kayu, atau terpal sederhana. Untuk mengatur sirkulasi

udara, pemberian ventilasi secukupnya pada dinding bagian atas sangat

disarankan yakni dua pada sisi sebelah kanan dan dua sisi pada sebelah kiri.

Untuk menjamin kebersihan rumah kumbung, sebelum digunakan dinding

rumah kumbung disemprot dengan desinfektan terlebih dahulu. Rumah kumbung

yang bersih akan memperkecil resiko jamur terkontaminasi hama penyakit.

3. Persiapan media budidaya

Media untuk budi daya jamur yang dapat digunakan antara lain substrat

kayu, serbuk gergaji, ampas tebu, atau sekam. Saat ini, para pembudidaya banyak

menggunakan baglog sebagai tempat pertumbuhan jamur. Pembuatan baglog

terdiri dari serbuk kayu, kantong plastik, cincin paralon atau bamboo berdiameter

3 cm, dedak halus, tepung jagung, air dan gips atau kapur (CaCO3).

4. Bibit Bibit dapat diperoleh melalui pembuatan kultur murni, pembuatan bibit

induk, bibit semai, atau membeli bibit yang telah ditanam di dalam baglog.

Perolehan bibit melalui pembuatan bibit induk pada dasarnya sama dengan

pembuatan bibit semai, hanya saja inokulan dan komposisi media yang digunakan

berbeda. Namun, saat ini, telah banyak perusahaan penyedia bibit yang menjual

bibit jamur tiram yang sudah dikemas dan siap dipakai.

5. Faktor lingkungan

Page 27: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

27

Faktor-faktor lingkungan yang mempengarungi pertumbuhan jamur antara

lain : keasaman (pH), suhu, intensitas cahaya, dan kelembapan. Jamur biasanya

dapat tumbuh pada PH 5-7, dengan suhu 17-23 ºC, intensitas cahaya dibutuhkan

pada saat pertumbuhan jamur sehingga paparan cahaya matahari langsung bias

menghambat pertumbuhan jamur atau merusak tubuh buah yang sudah terbentuk,

dan kelembapan yang dibutuhkan jamur selama pertumbuhan berkisar 90%.

6. Sarana pendukung lain.

Sarana pendukung lain berupa peralatan atau bahan yang digunakan untuk

membantu selama proses produksi jamur, mulai dari penanaman hingga

pascapanen. Peralatan atau bahan pendukung tersebut antara lain: plastik

(PE0,002) berukuran 20 cm x 30 cm, cincin paralon atau potongan bambu,

alkohol, pembakaran bunsen, alat sterilisasi berupa drum, thermometer, dan

plastik pengemas (Penebar Swadaya 2009).

Untuk media tanamnya dapat berupa serbuk kayu (gergajian), jerami padi,

alang-alang, ampas tebu dan lainnya. Sebagai campurannya dapat berupa bekatul

(dedak) dan kapur pertanian. Masukkan media kedalam plastik tahan panas

(PE0,002) dan dipadatkan dengan memukul-mukulnya dengan botol bekas.

Kemudian diseterilisasi selama 10-12 jam. Sterilisasi bertujuan untuk menekan

mikroba lain yang bersifat antagonis dan menjadi penghambat pertumbuhan bagi

tanaman induk dalam hal ini jamur tiram putih.sterilisasi dapat dilakukan dengan

cara memanaskan baglog dengan uap panas selama 8-12 jam pada suhu kurang

lebih 95 ºC. setelah proses sterilisasi selesai, baglog kemudian didinginkan, dan

membiarkan suhunya turun dalam ruangan tertutup selama 24 jam untuk

menghindari kontaminasi baglog.

Kemudian tahapan selanjutnya proses inokulasi. Proses inokulasi adalah

proses penularan miselium dari bibit ke media tanam. Masukkan media pada masa

inkubasi yakni pada tahap pertumbuhan miselia jamur selama 3-4 minggu sampai

baglog berwarna putih agak krem. Dalam kondisi inkubasi suhu dijaga dalam

kondisi stabil dan rendah cahaya 22-28 ºC dengan kelembapan 70-90 persen.

Setelah 4 minggu atau 30 hari, baglog berwarna putih merata, kemudian

dipindahkan ke kumbung. Ketika miselium mememuhi baglog, buka ujung baglog

Page 28: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

28

untuk memberikan oksigen pada tubuh buah jamur. Umumnya 7-14 hari

kemudian tubuh buah akan tumbuh. Tubuh buah akan terus membesar hingga

mencapai pertumbuhan optimal yang siap dipanen.

Panen dilakukan jika bentuk dan ukuran tubuh buah jamur sudah

memenuhi persyaratan. Jamur yang sudah dipanen segera dipasarkan agar kualitas

jamur terjaga dengan baik. Untuk menjaga daya tahan jamur setelah panen,

bersihkan jamur dari kotoran yang menenpel kemudian masukkan kedalam freezer

agar jamur tahan dalam satu sampai dua minggu (Suriawiria,2002).

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan tentang strategi pengembangan usaha telah

banyak dilakukan. Pada umumnya tujuan peneliti-peneliti yang mengkaji

penelitian mengenai strategi pengembangan usaha adalah untuk (1)

mengidentifikasi factor-faktor internal dan eksternal suatu perusahaan / industri,

(2) meformulasikan strategi untuk perusahaan yang diteliti. Terdapat beberapa

penelitian terdahulu baik yang terkait secara langsung mengenai penelitian jamur.

Beberapa peneliti itu diantaranya adalah Suci Melani (2009), Marsella Sembiring

(2009), Yessica Wisandhini (2008), Retno Wijayanti (2009), Lisda Elsera Ginting

(2009), Zulrasyida Amalia (2009).

Dari penelitian terdahulu terdapat perbedaan yang terkait langsung dengan

penelitian penulis dengan topik strategi pengembangan yaitu terletak pada objek,

kajian, tempat penelitian dan hasil dalam penelitian. Adapun persamaannya

terletak pada tujuan penelitian dalam menganalisis lingkungan internal dan

eksternal perusahaan serta merumuskan alternatif strategi bagi perusahaan

berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal tersebut. Sedangkan

penelitian yang tidak secara langsung terkait dengan topik strategi pengembangan,

seperti analisis sifat fisik jamur, penelitian terdahulu yang dilakukan Suci Melani

(2009), Yessica Wisandhini (2008), Marsella Sembiring (2009), telah membantu

penulis mempelajari mengenai konsep dan faktor yang menjadi bahan kajian

dalam perumusan strategi pengembangan usaha, membantu penulis dalam

mempelajari contoh aplikasi strategi pada perusahaan jamur. Penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Retno Wijayanti (2009), Lisda Elsera Ginting (2009),

Page 29: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

29

Zulrasyida Amalia (2009) telah membatu penulis dalam aspek budidaya, tataniaga

dan resiko jamur tiram.

Penelitian yang dilakukan membahas mengenai strategi pengembangan

usaha jamur tiram putih agar perusahaan dapat memanfaatkan peluang, mencapai

tujuan dan memperoleh keuntungan. Penelitian strategi pengembangan usaha

jamur tiram ini menitikberatkan pada upaya memaksimalkan potensi sumberdaya

yang dimiliki untuk dapat mengambil peluang dan meminimalkan dampak

ancaman yang ada pada lingkungan operasional perusahaan. Upaya tersebut

ditujukan untuk dapat mencapai tingkat produksi yang menentukan kemampuan

perusahaan dalam persaingan dan lingkungan industri. Penyusunan alternatif

strategi hasil matriks IE yang masih umum seperti penetrasi pasar, di integrasikan

dengan alternative strategi hasil matriks SWOT yang lebih kongkrit karena sudah

lebih teknis, seperti meningkatkan kapasitas produksi. Penelitian terdahulu dapat

dilihat pada Tabel 5.

Page 30: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

30

Table 5. Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Peneliti Tujuan Metode/Alat

Analisa Hasil Analisis

Yesica Wisandhini (2008)

Strategi Pengembangan Jamur Tiram Pada perusahaan Jamur Tegalwaru , Bogor

1. Menganalisis faktor ekstrnal yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan Jamur Tegalwaru serta factor internal perusahaan.

2. Merumuskan strategi pengembangan usaha dari hasil analisis eksternal dan internal perusahaan tersebut.

Matriks IFE dan EFE, IE, Matriks SWOT dan QSPM

hasil dari matrik IE diketahui perusahaan berada pada kuadran II atau pada posisi tumbuh dan kembangkan. Strategi yang tepat digunakan adalah strategi intensif dan strategi integratif. Strategi utama berdasarkan STAS yang tertinggi yakni strategi mengoptimalkan kapasitas produksi.

Suci Melani (2009)

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Telur Puyuh (kasus : Peternakan Puyuh Bintang Tiga/PPBT, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)

3. Menganalisis faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi peternakan puyuh bintang tiga serta factor internal perusahaan yang menjadi kekuatan dan kelemahan peternakan puyuh bintang tiga.

4. Merumuskan alternatif strategi dan menetapkan prioritaas strategi pengembangan usaha dari hasil analisis internal dan eksternal perusahaan tersebut.

Matriks IFE dan EFE, IE, Matriks SWOT dan QSPM

Hasil dari matriks IE diketahui perusahaan berada pada kuadranV atau pada posisi jaga dan pertahankan. Strategi yang tepat digunakan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi utama berdasarkan STAS yang tertinggi yakni strategi perbaikan manajemen usaha untuk menghadapi pesaing.

Marsella Br Sembiring (2009)

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Ayam Broiler UD Janu Putro Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

1. Mengindentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi pengembangan usaha peternakan UD. Janu Putro

2. Memformulasikan strategi alternatif yang dapat diterapkan oleh usaha peternakan UD. Janu Putro

3. Menentukan prioritas strategi yang digunakan perusahaan dalam pengembangan usaha.

Matriks IFE dan EFE, IE, Matriks SWOT dan QSPM

Hasil dari matriks IE diketahui perusahaan berada pada kuadran IV atau pada posisi tumbuh dan bina. Strategi yang tepat dikembangkan oleh perusahaan adalah integrasi, baik integrasi ke depan maupun kebelakang.

Page 31: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

31

Table 5. Lanjutan Penelitian Terdahulu

Retno Wijayanti (2009)

Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Strudi Kasus: Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor)

1. Menganalisis faktor ekstrnal yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh kelompok tani Putera Alam

2. Merumuskan dan memprioritaskan strategi terbaik yang dapat diterapkan dan direkomendasikan kepada kelompok taniPutera Alam.

Matriks IFE dan EFE, IE, Matriks SWOT dan QSPM

Hasil dari matriks IE diketahui perusahaan berada pada kuadran II atau pada posisi tumbuh dan kembangkan. Strategi yang tepat dikembangkan oleh perusahaan adalah integrasi, baik integrasi ke depan maupun kebelakang.

Lisda Elsera (2009)

Risiko Produksi Jamur Tiram Pada Usaha Cempaka Baru Di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

1. Menganalisis resiko produksi pada usaha budidaya jamur tiram putih dan hubungannya dengan pengembalian yang diharapkan

2. Menganalisis alternatif yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi di usaha budidaya jamur tiram putih

Analisis Kuantitatif (Nilai Harapan, Peluang, Variance, Standard Deviasi, Coefficient Variation) analisis manajemen resiko.

1. Dari hasil penilaian risiko yang menggunakan ukuran coefficient variantion diketahui bahwa budidaya jamur tiram putih menghadapi risiko produksi sebesar 0,32 dengan kata lain bahwa untuk setiap satu kilogram hasil yang diperoleh akan mengalami risiko sebanyak 0,32 Kg pada saat terjadi risiko produksi.

2. Strategi penanganan risiko produksi yang dapat dilakukan adalah strategi preventif, yaitu strategi yang bertujuan untuk menghindari terjadinya resiko.

Zulrasyida Amalia (2009)

Studi Kelayakan Usaha Budidaya Jamur Tiram (Studi Kasus Rimba Jaya Mushroom, Kabupaten Bogor)

1. Menganalisis kelayakan usaha budidaya jamur tiram pada Rimba Jaya Mushroom layak atau tidak layak untuk dijalankan.

2. Menganalisis tingkat kepekaan (sensitivitas) kelayakan usaha.

Aspek non financial dan aspek financial(aspek pemasaran, SDM, teknis dan teknologi) dan aspek financial (NVP,IRR,Net B/C PBP, BEP)

1. Dari analisis kelayakan usaha budidaya jamur tiram perusahaan ini layak untuk dijalankan. Hal ini terlihat dari NVP selama 10 tahun bernilai positif. Nilai IRR yang didapat juga bernilai 44 persen, lebih tinggi dari tingkat suku bunga deposito. Nilai Net B/C yang didapat 4,004 lebih dari satu (1) yang menyatakan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan. Nilai PBP dan BEP juga masih dibawah umur proyek yaitu sebesar 3,2 dan 7,2 tahun. Sehingga usaha budidaya pada usaha perusahaan layak untuk dijalankan.

Page 32: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

32

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal

dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini, akan dijelaskan pada sub bab-sub

bab berikut.

3.1.1. Konsep Manajemen Strategi

Ada beberapa definisi tentang strategi seperi yang dikatan dalam beberapa

literatur yang berkaitan dengan manajemen strategi, antara lain strategi adalah

merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan kaitan

jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas lokasi sumber daya. Strategi

merupakan respon secara terus menerus maupun adaktif terhadap peluang dan

ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang mempengaruhi

organisasi (Rangkuti, 2000).

Menurut David (2009) manajemen strategi dapat didefinisiskan sebagai

seni dan ilmu untuk memformulasikan, menginplementasikan dan mengevaluasi

keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai

tujuannya. Proses tersebut dipengaruhi kondisi eksternal dan internal serta

mengankat isu mengenai misi, strategi dan kebijakan perusahaan. Proses

manajemen strategi dirancang untuk menentukan sasaran. Proses manajemen

strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1) Perumusan Strategi

Perumusan strategi termasuk mengembangkan visi dan misi bisnis, mengenali

peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan

kelemahan perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang, menghasilkan

alternatif dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan.

2) Implementasi Strategi

Tahap implementasi strategi yaitu tahap mengimplementasikan pilihan strategi

dengan maksud mengalokasikan sumberdaya dan mengorganisasinya sesuai

dengan strategi . Implementasi strategi termasuk menetapkan tujuan obyektif

Page 33: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

33

tahunan, melengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan dan

mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang dirumuskan dapat

dilaksanakan.

3) Evaluasi strategi

Tahap evaluasi strategi berarti mengevaluasi hasil implementasi dan

memastikan bahwa strategi yang telah disesuaikan dapat mencapai tujuan

perusahaan. Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dalam manajemen

strategi. Tiga aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah (1)

meninjau faktor-fator eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang

sekarang, (2) mengukur strategi , dan (3) mengambil tindakan korektif.

Menurut David (2009), cara belajar dan mengaplikasikan proses

manajemen strategi adalah dengan menggunakan suatu model. Model tersebut

digunakan untuk memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi strategi

yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategi Sumber : David (2009)

Mengembangkan

Pernyataan

Visi Dan Misi

Menjalankan

audit eksternal

Menetapkan

Tujuan

Jangka

Panjang

Merumuskan

Mengevaluasi

dan Memilih

Strategi

Mengimplem

entaasikan

Strategi Isu-

Isu

Manajemen

Mengimplem

entasikan

Strategi –

Pemasaran,

Keuangan,

Litbang, dan

Pengembang

an Sistim

Informasi

Mengukur

dan

Mengevaluasi

Kinerja

Menjalaka

n Audit

Internal

Page 34: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

34

Menurut Umar (2008) mendefinisikan strategi sebagai suatu proses

penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka

panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar

tujuan itu dapat dicapai.

3.1.2 Analisis Eksternal

Analisis eksternal yaitu analisis lingkungan luar perusahaan mencakup

peluang yang dapat member manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Analisis

eksternal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu analisis lingkungan makro dan

analisis industri (David, 2006)

a. Analisis Lingkungan Makro

Menurut Kotler (1997), lingkungan makro perusahaan terdiri dari

kekuatan masyarakat lebih luas yang mempengaruhi seluruh lingkungan industri.

Analisis lingkungan makro perusahaan mencakup aspek politik, ekonomi, sosial

budaya dan teknologi. Dapat dilihat dari uraian dibawah ini.

1. Aspek Politik

Perkembangan politik akan mempengaruhi industri dan strategi yang akan

diambil. Faktor politik dapat memperbesar atau memperkecil peluang atau

ancaman utama bagi organisasi atau perusahaan.

2. Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli

dan pola membeli konsumen. Faktor-faktor yang dimaksud adalah tahapan siklus

bisnis yang terjadi, gejala deflasi dan inflasi yang terjadi. Kebijakan keuangan,

suku bunga, dan devaluasi atau revaluasi dalam hubungannya dengan uang asing,

kebijakan fiskal serta neraca perdagangan, surplus atau defisit dalam

hubungannya dengan perdagangan luar negri.

3. Aspek Sosial Budaya

Aspek sosial budaya terdiri dari lembaga dan kekuatan-kekuatan lain yang

mempengaruhi nilai-nilai, presepsi, pilihan, dan tingkah laku yang dianut

masyarakat. Penerapan strategi yang berbeda dibutuhkan saat perusahaan

menghadapi tren yang dihadapi dalam masyarakat. Tren masyarakat yang berbeda

Page 35: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

35

akan menciptakan tipe konsumen yang berbeda untuk setiap barang dan jasa yang

dihasilkan.

4. Aspek Teknologi

Teknologi meliputi pengembangan teknologi yang ada dan penciptaan

teknologi baru. Kemajuan dalam teknologi berdampak pada produk, jasa, pasar,

pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses produksi, praktek pemasaran dan

posisi kompetitif perusahaan.

b. Analisis Lingkungan Industri

Industri dapat dikatakan sebagai kumpulan dari organisasi atau perusahaan

yang sejenis, seperti industry otomotif, perhotelan, perbankan, elektronik, dan

sebagainya. Karena usahanya sejenis mau tidak mau akan muncul persaingan

diantara anggota-anggota di dalam industri tersebut.

Porter (1994), mengatakan penentu keberhasilan suatu perusahaan terdiri

dari daya tarik industri (potensi laba dan intensitas persaingan) dan posisi

persaingan (daya saing perusahaan). Ada lima kekuatan yang menentukan

intensitas persaingan dalam industri yaitu: (1) ancaman pendatang baru, (2)

ancaman produk substitusi, (3) daya tawar pemasok, (4) daya tawar pembeli, (5)

persaingan antar anggota industri.

3.1.3 Analisis Internal

Analisis internal merupakan proses para perencana strategi mengkaji

faktor internal perusahaan untuk menentukan dimana perusahaan memiliki

kekuatan dan kelemahan yang berarti sehingga perusahaan dapat memanfaatkan

peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menghadapi ancaman di dalam

lingkungan. Menurut David (2006) faktor-faktor internal yang dianalisis

mencakup:

1. Faktor Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses tersebut, individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa

yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 1997). Analisis pemasaran yaitu

menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pemasaran. Kegiatan tersebut

Page 36: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

36

terdiri dari analisis pelanggan, penjualan produk atau jasa, perencanaan produk ata

jasa, penetapan harga, distribusi, riset, pemasaran dan analisis peluang.

2. Faktor Produksi atau Operasi

Analisis faktor produksi dan operasi yaitu menganalisis kekuatan dan

kelemahan dari kegiatan produksi atau operasi. Fungsi produksi atau operasi dari

suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang dan

jasa. Sedangkan manajemen produksi atau operasi berhubungan dengan input

transpormasi dan output yang bervariasi antar industry dan pasar.

3. Faktor Manajemen dan Sumberdaya Manusia

Analisis faktor manajemen yaitu menganalisis kemampuan manajemen suatu

perusahaan. Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar perencanaan,

pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan pengendalian.

Perencanaan adalah aktivitas yang merupakan persiapan masa depan.

Pengorganisasian adalah seluruh aktivitas yang menghasilkan struktur pekerja dan

hubungan otoritas. Pemberian motivasi terkait dengan pembentukan perilaku

sumberdaya manusia, sedangkan aktivitas pengendalian diarahkan agar seluruh

aktivitas berjalan sesuai dengan rencana dan mendapatkan hasil yang diharapkan.

Faktor sumberdaya manusia merupakan sumberdaya manusia yang penting dalam

perusahaan. Kualitas sumberdaya manusia dalam organisasi akan menentukan

keberhasilan dalam orgaisasi tersebut.

4. Faktor Keuangan

Analisis faktor keuangan yaitu menganalisis kekuatan dan kelemahan dari

system keuangan yang telah dijalankan oleh perusahaan. Adapun fungsi keuangan

menurut James Van Horne dalam David (2006) terdiri atas tiga keputusan yaitu

keputusan investasi, keputusan pendanaan (pembiayaan), dan keputusan deviden,

sedangkan faktor-faktor keunggulan strategis keuangan dalam organisasi yaitu (1)

total sumber dana dan kekuatannnya (2) biaya modal yang rendah (3) struktur

modal yang efektif (4) hubungan baik pemilik dan pemegang saham (5) kondisi

pajak yang menguntukan, (6) perencanaan keuangan dan modal kerja yang efektif,

(7) kebijakan penilaian persediaan.

Page 37: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

37

3.1.4 Merumuskan dan Menentukan Strategi

Tahap untuk merumuskan strategi yang dapat digunakan untuk menjawab

visi dan misi perusahaan dapat digunakan beberapa macam alternatif pilihan

strategi. Strategi tersebut didasarkan pada analisis faktor internal dan faktor

eksternal pada lingkungan perusahaan sehingga dapat memberikan hasil dan

mengevaluasi strategi yang terbaik untuk perusahaan. Beberapa alat analisi yang

digunakan dalam menentukan strategi antara lain yaitu :

1. Internal Factor Evaluation Matrikx (IFE Matriks), Eksternal Factor

Evaluation Matrikx (EFE Matriks) dan Internal Eksternal Matrikx (IE

Matriks).

Analisis lingkungan internal atau evaluasi faktor internal mencakup pada

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang kemudian dapat dianalisis

melalui identifikasi faktor-faktor internal apa saja yang terkait dengan perusahaan.

Data dan informasi aspek internal dapat diperoleh dari beberapa aspek yang ada

pada perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, produksi,

pemasaran, sistem informasi, penelitian dan pengembangan.

Analisis lingkungan eksternal atau evaluasi faktor eksternal, digunakan

untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan yang mencakup faktor

peluang dan ancaman dari perusahaan. Data eksternal dikumpulkan melalui hal-

hal yang berhubungan dengan ekonomi, sosial, budaya, lingkungan demografi,

teknologi, politik, hukum dan kompetitif perusahaan. Dari masing-masing faktor

internal dan eksternal, kemudian diberikan bobot nilai berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut. bobot IFE pada sumbu horizontal dan bobot EFE pada

sumbu vertikal.

Analisis Internal dan Eksternal (IE Matriks) merupakan tahap masukan

dari formulasi strategi yang mencakup pemetaan dari analisis faktor internal dan

eksternal yang telah didapat, yaitu total skor bobot IFE pada sumbu horizontal

dan total skor bobot EFE pada sumbu vertikal. Pada matriks IE digunakan untuk

mempertajam analisis yang telah dilakukan pada matriks IFE dan EFE yang

selanjutnya dipetakan pada matriks IE untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat

perusahaan yang lebih jelas.

Page 38: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

38

2. Analisis Matriks SWOT

Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang

bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan

kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut

kontribusinya masing-masing. Analisis ini sangat dikenal sebagai alat pencocokan

yang penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi

(David 2009). Analisa SWOT sendiri merupakan singkatan dari kepanjangan

Strenght (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat

(Ancaman).

3. Anaisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Langkah selanjutnya setelah diperoleh alternatif strategi melalui tahapan

pencocokan dengan menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT, kemudian

dipilih strategi terbaik dengan menggunakan alat analisis QSPM. QSPM

menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh

faktor keberasilan kunci internal dan eksternal diperbeiki (David 2009).

Strategi memberikan dasar untuk menghasilkan dan mengevaluasi alternatif

strategi yang layak. Alternatif strategi yang telah dirumuskan dalam Eksternal

Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE) dipilih

menggunakan matriks Internal Eksternal (IE) dan Analisis Strenght-Weakness-

Opportunity-Threat (SWOT), kemudian diurutkan dengan Quantitative Strategic

Planning Matriks (QSPM) menurut angka prioritas yang paling besar.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Jamur merupakan salah satu tanaman pertanian yang berpotensial untuk

dikembangkan, karena dapat menjadi mata pencaharian masyarakat dan

mempunyai andil cukup besar sebagai penghasil devisa negara untuk

meningkatkan perekonomian Indonesia. Permintaan akan jamur dan adanya

manfaat jamur bagi kesehatan mengakibatkan tumbuhnya industri jamur.

Potensi untuk mengembangkan divisi usaha jamur, belum dapat direspon

secara maksimal oleh perusahaan karena adanya beberapa masalah dalam

perkembangannya. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah kapasitas

produksi yang belum optimal sehingga belum mampu memenuhi permintaan,

Page 39: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

39

kenaikan biaya produksi akibat harga BBM, keterbatasan modal untuk

mengembangkan usaha. Dengan adanya masalah tersebut, dan untuk menghadapi

persaingan maka perlu dirumuskan strategi pengembangan usaha divisi jamur

yang tepat untuk perusahaan.

Dalam menetapkan strategi untuk mengembangkan usaha divisi jamur,

perusahaan terlebih dahulu melakukan identifikasi visi dan misi. Hal ini perlu

dilakukan karena penerapan strategi membutuhkan kecocokan visi misi dengan

serangkaian tindakan yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan yang

ditentukan. Analisis lingkungan internal dan eksternal perlu dilakukan sebagai

input untuk merumuskan alternatif strategi. Dalam analisis lingkungan eksternal,

yang harus dianalisis mencakup lingkungan politik, ekonomi, kebijakan, hukum,

sosial budaya, demografi, lingkungan serta persaingan industri. Analisis

lingkungan internal mencakup pemasaran keuangan, produksi dan operasi, serta

penelitian dan pengembangan.

Hasil identifikasi kemudian akan masuk pada kerangka kerja perumusan

strategi yang terdiri dari tiga tahapan.

1. Tahap pertama yaitu tahap masukan yang terdiri dari matriks Eksternal Faktor

Evaluation (EFE) dan matriks Internal Faktor Evaluation (IFE).

2. Tahap kedua yaitu tahap pencocokan yang memadukan faktor-faktor eksternal

dan internal yang terdiri dari matriks IE (Internal and External Matrix) dan

matriks SWOT.

3. Tahap ketiga yaitu tahap pemilihan strategi atau keputusan, pemilihan strategi

berdasarkan pada pertimbangan terhadap sejumlah alternatif strategi yang

telah ditetapkan sebelumnya pada tahap 2. Pada tahap ini digunakan metode

QSPM untuk mengetahui alternatif strategi terbaik. Alur kerangka operasional

penelitian dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini.

Page 40: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

40

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional

Perusahaan The Pinewood Organik Farm

Permasalahan yang dihadapi : Kapasitas produksi yang masih rendah sehingga belum mampu

memehuhi permintaan, keterbatasan modal dan persaingan dalam

industri jamur, kenaikan biaya produksi akibat kenaikan harga BBM

Melakukan identifikasi internal dan eksternal

perusahaan

Faktor Eksternal :

� Analisis lingkungan umum:

(PEST)

� Analisis lingkungan industri:

• Ancaman pendatang baru

• Ancaman produk substitusi

• Daya tawar pemasok

• Daya tawar pembeli

• Persaingan antar anggota

inustri

Faktor Internal :

• Aspek pemasaran

• Aspek produksi dan operasi

• Aspek manajemen dan sumberdaya manusia

• Aspek keuangan

Matriks EFE Matriks IFE

• Matriks IE

• Matriks SWOT

Alternatif Penentuan strategi pengembangan usaha

perusahaan jamur tiram

Quantitative Strategic Planning Matrix/ QSPM

fs(QSPM)

Rekomendasi strategi

terbaik

Page 41: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

41

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan The pinewood Organik Farm

yang berlokasi di Jalan Gandamanah, Desa Tugu Selatan, Cisarua, Bogor, Jawa

Barat. The Pinewood Organik Farm adalah perusahaan agribisnis yang

menghasilkan komoditi jamur. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan

mempertimbangkan bahwa kondisi iklim Kecamatan Cisarua baik untuk

pertumbuhan jamur, selain itu Kecamatan Cisarua merupakan salah satu daerah

penghasil jamur di Bogor. Hal lain yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan

lokasi penelitian yang akan dilakukan adalah ketersediaan data dan kesediaan

pihak manajemen perusahaan untuk dijadikan lokasi penelitian. Pengambilan data

dilakukan pada bulan Agustus 2010 sampai bulan Maret 2011.

4.2 Data dan Metode Pengumpulan Data

4.2.1 Jenis Data

Data yang dibutuhkan di dalam penelitian ini adalah data yang mengacu

pada usaha jamur. Data tersebut berkaitan dengan faktor internal seperti

pemasaran, produksi, manajemen, dan keuangan. Selain itu, dibutuhakan juga data

faktor eksternal yang langsung mempengaruhi usaha jamur yaitu lingkungan

industri dan lingkungan umum, serta faktor tidak langsung yaitu lingkungan

makro seperti politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi. Data yang digunakan

dalam penelitian ada dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder.

4.2.2 Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh secara langsung dari perusahaan baik dari hasil

wawancara, kuisioner, maupun dari dokumen-dokumen yang diberikan oleh

manajer dan karyawan perusahaan. Pengambilan data primer dapat diperoleh dari

hasil observasi langsung yaitu dengan melihat dan mengamati situasi perusahaan.

Dalam mengidentifikasi faktor internal, kegiatan yang dapat diamati adalah

kegiatan kerja karyawan, hubungan atau komunikasi antar karyawan, komunikasi

karyawan dengan pelanggan, sistem kerja karyawan, jadwal kerja karyawan, dan

sistem teknologi yang digunakan dalam kegiatan kerja.

Page 42: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

42

Pengambilan data primer lain dengan wawancara menggunakan responden

sebanyak tiga orang yaitu manajer perusahaan, kepala divisi dan mandorlapangan.

Pengambilan informasi tentang faktor-faktor internal dipilih dari pihak

perusahaan. Tujuan dari pemilihan responden tersebut adalah dengan anggapan

bahwa pihak perusahaan akan lebih mengetahui faktor-faktor internal yang dapat

mempengaruhi perusahaan. Konsep wawancara dalam mengidentifikasi faktor

internal dapat disusun berupa kuisioner. Jenis dan sumber data dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6. Jenis dan Sumber Data yang Digunakan

No. Jenis Data Sumber Data

1. Data Primer

Observasi Melihat dan mengamati secara langsung keadaan dan situasi perusahaan

Wawancara Dengan memilih responden yaitu manajer perusahaan

Kuisioner Memberikan kuisioner kepada responden (manajer perusahaan,kepala divisi, mandor lapangan)

Penelaahan dokumen perusahaan Diperoleh dari perusahaan

2. Data Sekunder

Buku-buku

- Buku tentang budidaya jamur - Buku tentang strategi pengembangan bisnis

Data Instansi - Direktur Jendral Pertanian - Badan Pusat Statistik

Literatur-literatur - Skripsi - Majalah

Dalam mendapatkan informasi tentang faktor-faktor eksternal maka

peneliti menggunakan informan yang terdiri dari masyarakat sekitar, dan

pelanggan. Pemilihan informan tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi faktor

eksternal. Masyarakat sebagai informan dapat memberi pandangan tentang

komoditi jamur.

Data sekunder dapat diperoleh dari beberapa buku-buku yang terkait

dengan penelitian, literatur dari instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik

(BPS), Ditjen Pertanian, majalah, dan majalah-majalah pertaniaan. Data sekunder

yang dibutuhkan dalam instansi adalah tentang jumlah produksi jamur, jumlah

Page 43: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

43

konsumsi jamur. Data skunder berupa pendukung penelitian melalui penelitian-

penelitian sebelumnya dapat diperoleh dari skripsi.

4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah didapatkan, kemudian diolah dan dianalisis. Hasil dari

pengolahan dan analisis data digunakan untuk merumuskan strategi. Analisis data

dilakukan melalui analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan

dengan cara mengumpulkan data untuk memberikan solusi terhadap

permasalahan. Analisis kuantitatif dibagi dua yaitu analisis eksternal dan internal.

Alat analisis yang digunakan mengacu pada konsep David (2009) seperti berikut

ini.

4.3.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran

umum, visi dan misi perusahaan. Analisis deskriptif yang digunakan dapat pula

digunakan untuk mendapatkan kondisi aktual perusahaan.

4.3.2. Analisis Faktor Lingkungan Internal dan Analisis Faktor Lingkungan

Internal Eksternal

Jenis data yang dikumpulkan dalam analisis lingkungan internal adalah:

1. Operasi/Produksi

a) Inovasi Produk

b) Produktivitas

c) Pengawasan Produksi

d) Tenaga Kerja

e) Bahan Baku

f) Bahan Pembantu

2. Manajemen

a) Struktur Organisasi perusahaan

b) Tingkat keluar masuk dan kemangkiran karyawan

c) Tingkat keterampilan karyawan

d) Jumlah karyawan

e) Insentif yang digunakan untuk memotivasi karyawan

Page 44: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

44

3. Keuangan

a) Kondisi ekonomi perusahaan

b) Sumber dana perusahaan

c) Biaya operasional

d) Laba penjualan

4. Penelitian dan pengembangan

a) Intensitas pelaksanaan litbang

b) Inovasi teknologi

c) Pengembangan produk

Jenis data yang dikumpulkan dalam analisis lingkungan eksternal adalah:

1. Ekonomi

a) Keadaan ekonomi secara umum

b) Perkembangan tingkat harga produk dan harga bahan baku

c) Tingkat pendapatan masyarakat

2. Sosial budaya, Demografi, dan lingkungan

a) Program sosial atau tanggung jawab sosial perusahaan

b) Manajemen limbah

3. Teknologi

a) Perkembangan teknologi produksi

b) Perkembangan teknologi informasi

c) Jumlah tenaga kerja dan biaya dalam aplikasi teknologi

4. Politik, Kebijakan Pemerintah, dan hukum

a) Stabilitas politik dan keamanan

b) Perundang-undangan dan peraturan dalam perdagangan

5. Konsumen

a) Kualitas produk yang dibeli konsumen

b) Lokasi pemasok

c) Loyalitas konsumen terhadap merk

d) Harga yang diterima konsumen

e) Kekuatan tawar-menawar konsumen

6. Pemasok bahan baku utama dan bahan baku penunjang

a) Jumalh pemasok

Page 45: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

45

b) Keberadaan pemasok lain

c) Kekuatan tawar-menawar pemasok

d) Kemampuan pemasok memenuhi bahan baku

7. Pesaing

a) Sasaran dan strategi pesaing

b) Jumlah pesaing

c) Kekuatan pesaing

d) Keberadaan produk subtitusi

8. Data potensi wilayah

a) Tingkat pendidikan

b) Pertumbuhan penduduk

c) Demografi wilayah

d) Distribusi pemanfaatan tanah oleh bidang peternakan

e) Sumber mata pencaharian

f) Sumberdaya alam yang dimiliki

g) Tenaga kerja

h) Hasil dari produk pertanian

i) Jumlah penduduk

Faktor kunci sukses dari hasil analisis eksternal dimasukkan ke dalam

matriks Eksternal factor evaluation (EFE). Matriks EFE digunakan utnuk

menganalisis faktor-faktor eksternal perusahaan (David, 2009). Matrik EFE

membuat perencanaan strategi yang dapat meringkas dan mengevaluasi informasi

ekonomi, politik, pemerintah, hukum, teknologi, persaingan, sosial budaya,

demografi, dan lingkungan. Faktor-faktor eksternal yang telah diperoleh tersebut

kemudian diklasifikasikan menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi

perusahaan.

Matriks IFE digunakan menganalisis faktor-faktor internal perusahaan

yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Menurut (David,

2009) alat perumusan strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan

kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dalam suatu usaha. Matriks

ini juga menjadi landasan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi hubungan

diantara bidang-bidang. Identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal

Page 46: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

46

perusahaan dalam matriks IFE, EFE dapat dikembangkan dengan menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan

Langkah awal yang dilakukan dalam hal ini adalah identifikasi faktor

eksternal dilakukan dengan cara mendaftarkan peluang dan ancaman yang

dihadapi perusahaan. Pertama mendaftarkan peluang, kemudian ancaman.

Sedangkan untuk mengidentifikasikan faktor internal perusahaan yaitu dengan

cara mendaftarkan semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.

Kekuatan didaftarkan terlebih dahulu, setelah itu kelemahan perusahaan.

2. Teknik Pembobotan

Faktor internal dan eksternal perusahaan dibuat terlebih dahulu sebelum

membuat matriks IFE dan EFE. Penentuan bobot dilakukan dengan cara

mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak

manajemen dengan menggunakan metode Paired Comparison (David, 2006).

Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor

penentu internal dan eksternal perusahaan. Untuk matriks IFE dapat dilihat pada

Tabel 7 dan matriks EFE pada Tabel 8. Skala yang digunakan untuk pengisian

kolom adalah:

Nilai 1: jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

Nilai 2: jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal

Nilai 3: jika indikator lebih penting daripada indikator vertikal

Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan

Faktor Strategi Internal A B C ...... Total

A

B

C

.....

Total

Sumber: David (2006)

Page 47: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

47

Tabel 8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan

Faktor Strategi

Eksternal

A B C .... Total

A

B

C

....

Total

Sumber: David (2006)

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap

jumlah keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus:

xi

ai =

n

∑ xi

i=1

Keterangan:

ai : bobot variabel ke-i

xi : Nilai variabel ke-i untuk seluruh faktor horizontal

i : 1, 2, 3...., n

n : Jumlah variabel

4.3.2.1 Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Menurut David (2006), matriks EFE membuat perencanaan strategi yang

meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi,

lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan. Matriks EFE

dapat dibuat dengan lima tahapan, yaitu:

1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan atau

disebut lingkungan eksternal perusahaan. Daftar peluang terlebih dahulu

kemudian ancaman.

2. Memberikan bobot dengan kisaran 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (terpenting)

pada setiap faktor. Bobot yang diberikan pada suatu faktor menunjukkan

seberapa penting faktor tersebut menunjang keberhasilan perusahaan. Peluang

Page 48: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

48

sering mendapat bobot lebih besar dari ancaman. Tetapi ancaman dapat juga

menerima bobot tertinggi jika sangat mengancam. Jumlah seluruh bobot yang

diberikan pada faktor diatas harus sama dengan 1,0.

3. Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala

mulai dari 1 sampai 4 berdasarkan pengaruh faktor-faktor eksternal terhadap

kondisi perusahaan. Nilai 1 sampai 4 pada setiap faktor sukses kritis untuk

menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini menjawab faktor

ini. Skala peringkat yang digunakan yaitu:

Nilai 4 = Jawaban superior Nilai 2 = Jawaban rata-rata

Nilai 3 = Jawaban di atas rata-rata Nilai 1 = Jawaban jelek

Peringkat didasarkan pada efektivitas strategi perusahaan. Peringkat

didasarkan pada keadaaan perusahaan, sedangkan bobot dalam langkah 2

didasarkan pada industri.

4. Mengalikan bobot dengan rating, untuk memproleh faktor pembobotan.

Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor.

5. Menjumlahkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan

bagi industri yang bersangkutan.

Nilai total ini menunjukkan bagaimana industri tersebut tehadap faktor-

faktor strategis eksternalnya. Total skor matriks EFE berkisar antara 1,0

(terendah) sampai 4,0 (tertinggi). Total skor 1 menunjukkan bahwa perusahaan

tidak mampu menghadapi ancaman yang ada dengan memanfaatkan peluang yang

dimiliki, sedangkan total skor 4 berarti bahwa perusahaan dapat bertahan dan

tetap eksis dalam usahanya dengan semua peluang dan ancaman yang terjadi

dalam industri. Strategi perusahaan secara efektif memanfaatkan peluang yang

ada dan meminimalkan pengaruh negatif potensial dari ancaman eksternal. Jumlah

nulai sama dengan 1,0 menunjukkan bahwa strategi perusahaan memanfaatkan

peluang atan menghindari ancaman eksternal. Matriks EFE dapat dilihat pada

Tabel 9.

Page 49: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

49

Tabel 9. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x rating

(skor)

PELUANG

1

2

-

-

ANCAMAN

1

2

-

-

Total 1,0

Sumber: David (2006)

4.3.2.2 Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dalam David (2006) dapat

dikembangkan dengan lima tahap, yaitu:

1. Menuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam proses audit

internal. Menggunakan total sepuluh hingga dua puluh faktor internal,

mencakup kekuatan dan kelemahan.

2. Memberikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat

penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-

masing faktor mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari faktor terhadap

keberhasilan perusahaan dalam industri. Tanpa menghiraukan apakah faktor

kunci adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor-faktor yang dianggap

mempunyai pengaruh besar terhadap kinerja organisasi diberi bobot tertinggi.

Jumlah dari semua bobot harus 1,0.

3. Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala

mulai dari 1 sampai 4 berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap

kondisi industri yang bersangkutan. Skala 3 dan 4 hanya untuk kekuatan

sedangkan 1 dan 2 hanya untuk kelemahan. Skala peringkat yang digunakan

yaitu :

Page 50: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

50

Nilai 1 = Kelemahan Utama Nilai 3 = Kekuatan Kecil

Nilai 2 = Kelemahan kecil Nilai 4 = Kekuatan Utama

4. Mengalikan bobot faktor dengan rating, untuk memperoleh nilai pembobotan.

Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor.

5. Menjumlahkan nilai pembobotan untuk setiap variabel untuk memperoleh total

skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Total skor untuk

matriks IFE berkisar antara 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi) dan skor rata-

rata adalah 2,5. Total skor lebih tinggi dri 2,5 menunjukkan bahwa perusahaan

dalam kondisi yang cukup baik, sedangkan total skor yang lebih rendah dari

2,5 berarti perusahaan dalam keadaan lemah. Matriks IFE dapat dilihat pada

Tabel 10.

Tabel 10. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Faktor Internal Bobot Rating Bobot Rating

(skor)

KEKUATAN

1

2

-

-

KELEMAHAN

1

2

-

-

Total 1,0

Sumber: David (2006)

4.3.2.3 Analisis Matriks Internal External Matrix (IE)

Gabungan matriks IFE dan EFE menghasilkan matriks IE yang berisi

sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai bobot dari

matriks-matriks IFE dan EFE. Tujuan penggunaan matriks ini untuk memperoleh

strategi bisnis di tingkat unit bisnis yang lebih detail. Matriks IE dapat

mengidentifikasikan sembilan sel strategi, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel

Page 51: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

51

ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama yang memiliki dampak

strategi yang berbeda, yaitu ;

1. Divisi yang termasuk ke dalam sel I, II, IV dapat menggunakan strategi

tumbuh dan bina (growth and build). Strategi yang tepat untuk keadaan ini

adalah berupa strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan

pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke

depan, dan integrasi horizontal).

2. Divisi yang masuk ke dalam sel III, V, VII, dapat menggunakan strategi

pertahankan dan pelihara (hold and maintain). Strategi yang dapat dilakukan

adalah dapat berupa penetrasi pasar dan pengembangan produk.

3. Divisi yang masuk ke dalam sel VI, VIII, atau IX, strategi yang dapat

diterapkan adalah panen atau divestasi (harvest or divestiture).

Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci, total nilai IFE yang diberi

bobot pada sumbu-x dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu-y. Pada

sumbu-x matriks IE, total nilai, total nilai IFE yang diberi bobot dari 1,0-1,99

menunjukkan posisi internal yang lemah, nilai dari 2,0-2,99 dianggap sedang dan

3,0-4,0 kuat. Demikian pula pada sumbu-y, total nilai EFE yang diberi bobot 1,0-

1,99 dianggap rendah, nilai 2,0-2,99 sedang dan 3,0-4,0 tinggi (David, 2006).

Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 52: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

52

Total Score IFE

Kuat Rat-rata Lemah (4,00-3,00) (2,00-2,99) (1,00-1,99) 4,00 3,00 2,00 1,00

Tinggi I II III

(4,00-3,00)

Growth and

Build

Growth and

Build

Hold and

Maintain

3,00

Sedang IV V VI

(2,00-2,99)

Growth and

Build

Hold and

Maintain

Harvest or

Divest

2,00

Rendah VII VIII IX

(1,00-1,99)

Hold and

Maintain

Harvest and

Divest

Harvest or

Divest

1,00

Gambar 3. Matriks Internal-Eksternal IE

Sumber : David (2006)

4.3.2.4 Analisis Matriks SWOT

Formulasi alternatif strategi dilakukan dengan menganalisis peluang,

ancaman, kekuatan dan kelemahan yang diperoleh melalui identifikasi lingkungan

eksternal dan internal. Identifikasi kekuatan dalam analisis keunggulan kompetetif

ditunjukkan dengan keadaan suatu atribut yang mendukung, sedangkan

kelemahan ditunjukkan dengan keadaan atribut yang kurang mendukung.

Alat analisis yang digunakan untuk menyususun formulasi strategi tersebut

adalah matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana

peluang dan ancaman dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan. Matrik

SWOT merupakan alat pencocokan yang penting yang membantu manajer

mengembangkan empat tipe strategi: Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST,

Strategi WT. Mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci merupakan bagian

sulit terbesar untuk mengembangkan Matriks SWOT dan memerlukan penilaian

yang baik, dan tidak ada satu pun kecocokan terbaik (David, 2006).

Page 53: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

53

Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal

perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Organisasi pada umumnya

akan menjalankan strategi WO, ST, WT agar memperoleh situasi mereka dapat

menerapkan strategi SO. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan

untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi

WO alternatif adalah menerima dan melatih orang untuk memiliki kemampuan

teknis yang diperlukan.

Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan

perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal

ini tidak berarti bahwa organisasi yang pasti selalu menghadapi ancaman frontal

dalam lingkungan eksternal. Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman

merupakan taktik defenisif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal

dan menghindari ancaman lingkungan.

Matriks SWOT menampilkan sembilan sel, yaitu empat sel faktor utama yang

menetukan, empat sel strategi, dan satu sel yang selalu dibiarkan kosong (sel kiri

atas). Empat sel strategi dengan lebel SO, WO, ST, dan WT, dikembangkan

setelah menyelesaikan empat sel faktor kunci berlebel S, W, O, dan T.

Penyusunan matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 .Matriks SOWT

Faktor-faktor

Internal

Faktor-faktor

Eksternal

Kekuatan (S)

Daftar kekuatan

Kelemahan (W)

Daftar kelemaha

Peluang (O)

Daftar peluang-peluang

Strategi S-0

Membuat strategi dengan menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang

Strategi W-O

Membuat strategi yang memanfaatkan peluang

untuk mengatasi kelemahan

Ancaman (T)

Daftar ancaman-ancaman eksternal

Strategi S-T

Membuat strategi yang menggunakan kekuatan

untuk menghindari ancaman

Strategi W-T

Membuat strategi yang meminimumkan kelemahan dan

menghindari ancaman. Sumber : David, (2006)

Page 54: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

54

Dari Tabel 11 diperoleh delapan langkah dalam menyusun matriks SWOT, yaitu:

1. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal organisasi atau perusahaan

2. Menentukan faktor-faktor ancaman organisasi atau perusahaan

3. Menentukan faktor-faktor kekuatan organisasi atau perusahaan

4. Menentukan faktor-faktor kelemahan organisasi atau perusahaan

5. Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan

strategi S-O. Alternatif strategi yang terdapat dalam strategi S-O bersifat

agresif yaitu memaksimalkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan

peluang yang ada. Strategi ini direkomendasikan agar perusahaan dapat

bersaing dalam suatu industri yang sedang tumbuh dan diharapkan terus

tumbuh cukup tinggi.

6. Menyesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk

mendapatkan strategi W-O. Alternatif strategi yang terdapat pada strategi W-

O bersifat intensif yaitu strategi yang memanfaatkan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang dimiliki.

7. Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk

mendapatkan strategi S-T. Alternatif strategi yang terdapat pada strategi S-T

bersifat diverifikasi yaitu strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki

untuk menghadapi ancaman.

8. Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk

mendapatkan strategi W-T. Alternatif strategi yang terdapat pada strategi W-T

bersifat defesif yaitu strategi yang dilakukan untuk mengatasi ancaman yang

ada dan kelemahan yang dimilik.

4.3.2.5 Penentuan Strategi Prioritas

Pembuatan peringkat strategi untuk menghasilkan daftar berprioritas, ada satu

analisis dalam literatur yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari

alternatif yang layak. Teknik tersebut adalah matriks perencanaan strategis

kuantitatif (QSPM). Langkah-langkah dalam pembuatan QSPM menurut David

(2006) adalah sebagai berikut:

Page 55: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

55

1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal dan kekuatan serta internal

kunci perusahaan dalam kolom kiri dari QSPM. Informasi ini diambil

langsung dari matriks IFE dan EFE.

2. Memberi bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot

disajikan dalam kolom disamping kanan faktor internal dan eksternal.

3. Mengevaluasi matrik tahap dua (pencocokan), dan identifikasi alternatif

strategi yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplikasikan.

Kemudian catat strategi-strategi ini pada baris atas dari QSPM.

4. Menentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Score). Tentukan nilai numerik

yang menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam alternatif

tertentu. Secara spesifikasi nilai daya tarik harus diberikan pada setiap strategi

untuk menunjukkan daya tarik relatif dari satu trategi atas strategi yang lain

dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Nilai daya tarik itu adalah

Nilai 1 = Tidak Menarik Nilai 3 = Cukup Menarik

Nilai 2 = Agak Menarik Nilai 4 = Sangat Menarik

Jika faktor tersebut tidak mempunyai pengaruh pada pilihan spesifik yang

akan dibuat maka tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada strategi.

5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score). TAS ditetapkan

sebagai hasil hasil perkalian bobot (langkah dua) dengan nilai daya tarik

(TAS) (langkah empat) dalam setiap baris. Semakin tinggi AS semakin

menarik strategi alternatif.

6. Menghitung penjumlahan total nilai daya tarik. Menjumlahkan TAS dalam

setiap kolom strategi QSPM. Jumlah TAS mengungkapkan strategi umum

yang paling menarik dalam setiap set strategi. Semakin tinggi nilai

menunjukkan strategi tersebut semakin menarik, dengan mempertimbangkan

semua faktor sukses kritis eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi

keputusan strategis. Besarnya perbedaan antara jumlah TAS dalam satu set

strategi alternatif tertentu menunjukkan seberapa besar sebuah strategi lebih

diinginkan relatif terhadap yang lain. Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel

12.

Page 56: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

56

Tabel 12. Matriks QSPM

Faktor-faktor Kunci Bobot

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3

AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Eksternal:

1. Peluang -................ -........... 2. Ancaman -............. -...........

Total Bobot

Faktor Internal: 1. Kekuatan

-...................... -......................... 2. Kelemahan -...................... -....................

Total Bobot

Jumlah Totala Daya Tarik

Sumber : David (2006)

Keterangan : Nilai 1 = Tidak Menarik Nilai 4 = Sangat Menarik

Nilai 2 = Agak Menarik AS = Nilai Daya Tarik

Nilai 3 = Cukup Menarik TAS = Total Nilai Daya Tarik

Page 57: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

57

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Visi dan Misi The Pinewood Organik Farm

Dalam menyalurkan hobi akan pertanian, bapak dan ibu Lie berupaya

mengelola pertaniannya dengan baik. Selain menambah pengetahuan seputar

pertanian organik melalui bahan bacaan, mengikuti beberapa seminar pertanian,

dan juga berkumjung kebeberapa kota baik didalam negri maupun sampai keluar

negri. Pemilik juga pernah mengikuti beberapa pameran hasil pertanian seperti

Agro Expo pada tahun 2000 dan 2006 di Mandala Wanabakti Jakarta.

Adapun misi pemilik dalam mengembangkan pertanian organik adalah

menghasilkan produk pertanian yang bebas bahan kimia, aman untuk dikonsumsi

manusia, dan sesuai dengan pola hidup sehat. Dalam pengembangan usaha

dibidang pertanian, The Pinewood Organik Farm menggunakan motto yaitu “Save

the earth, Go Organik 2012” yang dapat diartikan dalam arti luas bahwa The

Pinewood Organik Farm berusaha mengembangkan pertanian organiknya. Dan

visi yang dimiliki The Pinewood Organik Farm yaitu, menjaga dan

mempertahankan pertanian yang berkelanjutan demi kesinergian alam yang ramah

lingkungan pada divisi sayuran organik dan divisi jamur, sehingga dapat

memberikan kesehatan yang alami pada kehidupan pada kehidupan masyarakat

dan sekaligus mampu meningkatkan ekonomi pertanian yang berdaya saing

tinggi.

5.2. Letak Geografis

Lokasi Pertanian organic yang dikelola oleh The Pinewood Organik Farm

terletak dijalan gandamanah, desa tugu selatan, kecamatan cisarua-puncak,

kabupaten bogor, Jawa Barat. Daerah tersebut mempunyai elevasi wilayah 1150

m diatas permukaan air laut. Bentuk wilayahnya berbukit dengan suasana alam

yang masih terjaga keasriaannya.

Keadaan iklim di perusahaan The Pinewood Organik Farm cendrung

dingin yang dikarenakan letak ketinggian lokasi dari permukaan air laut 1150 m.

Memasuki musim penghujan yang berlangsung dari bulan Oktober sampai dengan

bulan April, suhu rata-rata mencapai 19ºC-23ºC, sedangkan di musim kemarau

Page 58: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

58

yang berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan September suhu rata-rata

mencapai 24ºC-27ºC. Untuk curah hujan berkisar antara 200mm-400mm

perbulan. Jenis tanah umumnya Regosol dan Andosol coklat kekuning-kuningan.

Keadaan tanah cukup baik, diikuti juga dengan ketersediaan sumber air yang

cukup untuk kebutuhan tanaman yang dibudidayakan (adanya instalasi dengan

springkle).

5.3. Pengelolaan Kebun dan Pembagian Tugas

The Pinewood Organik Farm berdiri sejak tahun 1999 dan terus

dikembangkan sampai sekarang dengan ditandai adanya perluasan lahan,

penambahan berbagai jenis komoditas sayuran dan jamur, serta perbaikan

management. Pada awalnya management yang diterapkan secara mandiri yaitu

langsung ditangani oleh pemilik sendiri.

Memasuki tahun 2002, mulai adanya perbaikan dalam hal management

kebun, yaitu adanya pembagian tugas yang lebih spesifik, pengelolaan kebun

dibagi menjadi dua divisi antara lain divisi sayuran organik dan divisi jamur. Hal

ini terkait adanya struktur organisasi yang memungkinkan adanya pembagian

tugas yang jelas antara divisi sayuran organik dan divisi jamur,

Dalam pengolaannya, pemilik yang sekaligus sebagai direktur dibantu oleh

satu orang manajer yang membawahi divisi kebun dan divisi jamur yang

berwawasan pertanian organik, agrowisata serta mampu membudidayakan jamur.

Untuk divisi jamur, manager dibantu oleh satu orang asisten manager yang

sekaligus merangkap sebagai chek control pada divisi jamur. Dalam menjalankan

tugasnya asisten manager dibantu oleh satu orang mandor lapangan yang

membawahi beberapa karyawan secara langsung.

Dalam menjalankan pekerjaannya, Manajer bertugas membuat program

kerja termasuk diantaranya perencanaan rotasi tanaman dan pengadaan sarana

produksi, melakukan estimasi produksi, mengatur dan memeriksa hasil kerja atau

laporan dari assisten manager kebun terhadap pengelolaan di lapangan termasuk

pada waktu packing dan pendistribusian hasil panen ke konsumen, agar sesuai

dengan jumlah atau banyaknya permintaan, selain itu juga manager merangkap

sebagai unit konsumen (claim). Sedangkan asisten manager masing-masing divisi

Page 59: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

59

bertugas menjalankan instruksi, sekaligus melakukan chek control di lapangan,

kemudian mengatur atau mengintruksikan suatu jenis pekerjaan kepada mandor

lapangan dan membuat laporan pertanggung jawaban baik itu secara tertulis

maupun secara lisan kepada manager kebun.

Untuk mandor lapangan yang berkaitan langsung dengan karyawan, tugas

dan tanggungjawabnya adalah melaksanakan pekerjaan yang diinstruksikan oleh

asisten manager dengan cara mengarahkan, mengatur dan melakukan pembagian

tugas kepada karyawannya untuk segera melaksanakan tugas tersebut. Setelah itu,

mandor mengawasi setiap jenis pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawannya

pada hari itu juga, kemudian pada sore hari melaporkan hasil pekerjaan atau

tingkat penyelesaian terhadap pekerjaan yang telah dilakukan. Organisani

perusahan The Pinewood Organik Farm dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 4. Organisasi The Pinewood Organik Farm

Pemilik

Asisten Manajer Divisi sayuran

Organik

manajer

Mandor lapangan Mandor lapangan

Asisten Manajer

Divisi jamur

Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan

Page 60: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

60

5.4 Sarana dan Prasarana Fisik

Dalam menunjang pertanian organiknya secara hilir sampai hulu, The

Pinewood Organik Farm memiliki saran dan prasarana yang cukup baik. Adapun

fasilitas sarana yang dimiliki antara lain: peralatan sarana produksi pertanian,

tempat pembenihan/persemaian, Green House, gudang penyimpanan sarana

produksi, tempat pembuatan pupuk kompos, tempat packing dan sortir atau

tempat penanganan pasca panen, mes untuk karyawan tetap, instalasi pengairan

yang baik, kantor pemasaran, an mobil ber-AC sebagai alat transportasi untuk

mendistribusikan hasil panen ke tangan konsumen secara langsung.

Untuk prasarana yang dimiliki yaitu cukup baim karena akses menuju ke

lokasi kebun mudah yakni jalannya beraspal dan berupa jalan pribadi (bukan jalan

umum). Sedangkan sistem keamanan yang dimiliki juga cukup baik karena selain

lokasi kebun dipagar keliling, juga dilengkapi dengan petugas keamanan/security,

sehingga memungkinkan orang lain tidak bisa dengan mudah memasuki area

tersebut kecuali sudah mendapat izin dari pihak atasan. Hal ini dilakukan guna

meminimalisir tingkat kontak kontaminasi dari luar, sehingga kemungkinan

sumber hama penyakit atau benih gulma yang terbawa oleh hewan atau orang lain

yang berasal dari luar dapat ditekan.

5.5 Teknologi yang Diterapkan

Teknologi yang dikembangkan dalam pertanian organik di The Pinewood

Organik Farm memegang prinsip : pembatasan pengolahan, dan hemat energi. Hal

ini ditunjukan untuk menjamin produk-produknya agar tetap sehat dan aman

untuk dikonsumsi.

Adapun teknologi yang diterapkan dalam pengusahaan pertanian di The

Pinewood Organik Farm adalah teknologi yang ramah lingkungan, yaitu dengan

memanfaatkan potensi dari lingkungan atau daerah lokal disekitar lahan pertanian

The Pinewood Organik Farm. Sebagai salah satu contohnya dalam pembuatan

pupuk kompos yang kebanyakan bahan-bahannya didapatkan dari daerah sekitar

Cisarua-Puncak-Bogor, seperti kotoran kambing, sekam padi, dan jerami ataupun

sayuran afkir hasil sortiran ditempat pengemasan.

Page 61: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

61

5.6 Operasional Kegiatan

Kegiatan operasional usaha budidaya jamur pada perusahaan The

Pinewood Organik Farm berkembang dengan baik, hal ini didukung antara lain

karena wilayah dan iklim yang sesuai untuk kegiatan pertanian, input yang

dibutuhkan mudah diperoleh serta letak geografis yang mendukung. Jamur

merupakan tanaman yang memiliki cara hidup berbeda dengan tanaman sayur

lainnya yang umumnya tumbuh dihampaharan tanah sebagai media tanam.

Tanaman jamur hidup pada media tanam berupa serbuk gergaji atau yang

dinamakan dedak. Oleh karena itu jamur termasuk kedalam tumbuhan saprofit

karena hidup pada batang mati.

Syarat untuk tumbuhnya jamur meliputi beberapa parameter, terutama

temperatur, kelembaban relative dan kandungan CO². Ketinggian lokasi tempat

budidaya antara 700-1.200 m dpl. Temperature sekitar 24º C - 29º C, dengan

kandungan CO² lebih kecil dari 1.000 ppm. Siklus hidup jamur tiram putih

dimulai dari tumbuhnya spora yang berkecambah membentuk serat-serat halus

menyerupai serat kapas, yang disebut miselium. Kumpulan dari miselium akan

membentuk bakal tubuh buah jamur tiram putih yang akan membesar. Dan

membentuk tubuh buaj jamur yang kemudian dipanen.

Budidaya tanaman jamur dimulai dari pembuatan media tanam. Pada tahap

pembuatan media tanam dan pembibitan memerlukan pengetahuan dan

keterampilan yang khusus, karena dapat berdampak pada kegagalan produksi

dimana jamur tiram putih tidak dapat tumbuh dengan baik apabila media tanam

dan pembibitan mengenai masalah. Pada umumnya, kebanyakan petani jamur

tiram putih memilih untuk membeli bibit yang sudah jadi dalam bentuk baglog,

dengan demikian maka kegiatan budidaya yang dilakukan petani hanya

pemeliharaan saja. Alur proses produksi budidaya tanaman jamur tiram putih pada

The Pinewood Organik Farm dapat dilihat pada Gambar 4 .

Page 62: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

62

Penanaman Bibit

Pembungkusan

Pendinginan

Pengukusan

Persiapan Kumbung

Persiapan Rak Kayu

Pembuatan Bibit Persiapan Bahan Baku

Pemeliharaan

Pengadukan Bahan Baku

Panen

Pendinginan

Gambar 5 . Alur proses Produksi Budidaya Jamur The Pinewood

Organik Farm Sumber : The Pinewood Organik Farm

Page 63: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

63

Selama budidaya siklus hidup jamur tiram berlangsung selama dua bulan.

Pada The Pinewood Organik Farm, memiliki satu kumbung yang terdapat empat

rak yang akan diisi dengan baglog bibit yang telah dibuat. Setiap harinya

perusahaan The Pinewood Organik Farm memproduksi 168 baglog bibit yang siap

tanam.

5.6.1 Budidaya

Baglog media tanam jamur tiram putih disusun kedalam rak-rak bambu

yang sudah dibersihkan dan dipersiapkan sebelumnya. Selanjutnya baglog akan

didiamkan saja. Penggantian baglog dilakukan selam 3 bulan, yaitu sesuai umur

tanam. Pola tanam yang diterpakan pada perusahaan adalah dengan melakukan

penanaman setiap hari sampai seluruh isi kumbung penuh.

Bahan baku yang diperlukan dalam proses budidaya adalah bibit yang

diproduksi sendiri dan air untuk menjaga kelembaban. Perawatan dilakukan

secara intensif apabila telah dilakukan pemanenan. Setelah dipanen media tumbuh

jamur harus dibersihkan, agar jamur berikutnya dapat tumbuh dengan baik.

Karena apabila terdapat bekas atau sisa-sisa tanaman jamur tiram putih yang

tertinggal, akan menjadi busuk dan mendatangkan ulat sehingga jamur yang

tumbuh pada panen berikutnya akan menjadi rusak dan kualitas menjadi menurun.

Untuk menjaga kelembaban dilakukan penyiraman setiap hari pada waktu

pagi dan sore hari, hal ini bertujuan untuk menjaga kadar air di dalam media

tumbuh jamur tiram. Penyiraman yang dilakukan harus dengan penyemprotan

embun, agar kumbung tidak menjadi basah tetapi tetap lembab. Karena apabila

kadar air dalam baglog terlalu tinggi maka miselium dapat mati dan membusuk,

sebaiknya apabila baglog terlalu kering maka miselium tidak akan tumbuh.

Dalam proses budidaya, kumbung harus dijaga kebersihan dan

kelembabannya. Apabila kebersihan tidak dijaga maka baglog dapat dirusak oleh

serangan hama seperti tikus. Apabila baglog rusak oleh gigitan tikus maka jamur

tidak akan tumbuh, karena suhu di dalam baglog menjadi tidak stabil karena

adanya bolongan tersebut. Selain menjaga kebersihan, hal lain yang dikerjakan

adalah melakukan penyiram didalam kumbung, agar lantai menjadi kering

sehingga suhu kumbung tetap terjaga.

Page 64: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

64

Sesudah 30 hari, seluruh permukaan baglog (substrat) akan ditumbuhi

serat miselium jamur, maka cincin bamboo yang berada pada ujung plastik sudah

dapat dibuka. Setelah dua sampai tiga hari maka bakal tubuh buah jamur akan

tumbuh dan keluar. Apabila hal ini sudah terjadi maka pelastik yang selama ini

membungkus media dapat dibuka lebar, tetapi hanya pada ujung plastiknya saja.

Hal ini dapat membatu pertumbuhan jamur agar lebih luluasa.

5.6.2 Panen

Selama musim panen dapat dilakukan sebanyak tiga kali. Panen dilakukan

jika bentuk dan ukuran tubuh buah jamur tiram putih sudah memenuhi

persyaratan. Perusahaan melakukan panen pada siang hari sekitar pukul 12.00

WIB, karena karena pada waktu seperti ini kadar air pada tubuh buah jamur lebih

rendah dibandingkan pada pagi atau pun sore hari. Jika panen dalam kondisi kadar

air rendah dapat menyebabkan jamur tidak cepat layu dan busuk, sehingga dapat

bertahan lebih lama dalam keadaan segar.

Pemanenan dilakukan dengan cara mengangkat/mencabut jamur dari

media tanam. Bagian batang yang menembus baglog media tanam harus terangkat

bersama jamur yang dipanen. Selanjutnya bekas batang jamur dalam media tanam

harus dibersihkan. Bagian ujung batang yang mungkin tertinggal di dalam media

tanam harus dibersihkan, karena cepat atau lambat ujung batang tersebut akan

membusuk. Pembusukan ini akan menyebar kebagian lain, sehingga media tanam

tidak dapat ditumbuhi jamur baru. Selang waktu ya\ng dibutuhkan jamur tiram

putih untuk tumbuh kembali dan dapat dipanen lagi selama 10 hari. Jadi, panen

kedua dapat dilakukan setelah 10 hari dari panen pertama, begitu juga dengan

panen berikutnya dapat dilakukan setelah 10 hari.

5.6.3 Penanganan Pasca Panen

Jamur berbeda dengan tanaman pertanian lainnya yang cepat layu atau

membusuk jika disimpan tampa perlakuan yang benar. Penanganan pasca panen

harus dilakukan segera setelah panen. Penanganan pasca panen yang dilakukan

The Pinewood Organik Farm adalah dengan membersihkan hasil panen yang

diperoleh dari kotoran-kotoran. Hasil panen kemudian dibersihkan, dan bagian

Page 65: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

65

bawah batang dipotong sesuai dengan ukuran yang disyaratkan. Selanjutnya hasil

panen tersebut dibungkus kedalam plastik yang sudah disediakan dan kemudian

dilakukan penimbangan.

Page 66: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

66

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

Faktor-faktor eksternal memiliki pengaruh yang besar bagi perusahaan

untuk menjalankan usahanya. Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal sangat

dibutuhkan karena merupakan keadaan yang tidak dapat dikendalikan secara

langsung. Informasi mengenai lingkungan eksternal dari usaha jamur tiram

diperoleh melalui wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan The

Pinewood Organik Farm dan Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI),

serta informasi dari literatur-literatur yang relevan dengan usaha jamur tiram.

Faktor-faktor eksternal teridentifikasikan menggambarkan peluang dan ancaman

yang dihadap oleh perusahaan, diantaranya adalah lingkungan umum yaitu politik,

ekonomi, sosial, budaya, demografi, dan teknologi, serta lingkungan industri yaitu

persaingan dalam industri, pendatang baru, pembeli, pemasok dan produk

subtitusi.

6.1.1. Analisis Lingkungan Umum

6.1.2. Politik dan Kebijakan

Terdapat beberapa alasan mengapa jamur perlu dikembangkan sebagai

komoditas nasional, yaitu jamur merupakan produk pertanian sehat, budidayanya

ramah lingkungan, sumber daya alam yang tersedia, nilai ekonomi tinggi,

menyerap tenaga kerja, teknologi budidaya yang mudah peluang pasar yang masih

rendah dan penghasil devisa negara (Daimyati 2005).

Dalam pengembangan jamur meski sudah diakui potensi, baik untuk

pemenuhan kebutuhan pangan penghasil devisa Negara, tetapi dukungan secara

politik dari pemerintah untuk pengembangan jamur terasa masih kurang.

Kebijakan pemerintah saat ini terhadap pertanian yang dituangkan melalui

program Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (RPPK) masih

mengatur pertanian secara global, belum ada dukungan secara jelas dari

pemerintah terhadap pengembangan usaha jamur.

Page 67: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

67

Strategi pengembangan jamur yang disusun oleh Dirjen Hotikultura,

Departemen Pertanian Republik Indonesia dilaksanakan melalui pemanfaatan

Sumber Daya Alam, berbasis luas (pedesaan). Penyediaan lapangan kerja.

Peningkatan Pendapatan, Fasilitas Lembaga/Organisasi, Revitalisasi Potensi

Produksi. Strategi ini dituangkan dalam beberapa kegiatan, antara lain:

1. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi instansi pemerintah untuk

merencanakan pengembangan komoditas jamur secara terpadu dan

pemsyarakatan komoditas jamur sebagai bahan pangan.

2. Menambah meningkatkan keterampilan SDM dengan mengikuti magang

dan menyebarkannya di daerah-daerah lainnya.

3. Kerjasama antar Lembaga Penelitian. Perguruan Tinggi, Lembaga

Swadaya Masyarakat, dan instansi terkait lainnya untuk transfer teknologi

dan menyebarluaskan hasil-hasil penelitian di bidang teknologi produksi

jamur sehingga petani mampu mengembangkan di daerah masing-masing.

4. Diperlukan penumbuhan minat pengusaha di bidang produksi benih dan

bibit jamur sehingga petan akan mendapatkan benih dan bibit jamur secara

mudah dengan harga terjangkau dan kualitas yang baik.

5. Melakukan kemitraan dengan pengusaha ataupun eksportir sehingga petani

tergerak untuk melakukan peningkatan kualitas produk jamur.

6. Melakukan penyuluhan atau promosi kepada masyarakat untuk

meningkatkan konsumsi sayuran melalui berbagai media baik elektronik

maupun cetak ataupun penyuluhan langsung.

7. Mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku jamur yang melimpah baik

merangataupun serbuk kayu dalam upaya mengembagkan sentra produksi

jamur yang baru di daerah-daerah lainnya.

8. Memberikan bantuan modal kepada petani dengan cara yang mudah dan

bunga rendah.

pemerintah juga membuat rintisan bagi pengembangan usaha jamur yang

dilakukan melalui pendekatan kelembagaan yang diharapkan pada dukungan

penguatan usaha-usaha budidaya jamur. Lembaga-lembaga tersebut antara lain :

1. Lembaga koperasi, yaitu pada Koperasi Jamur Indonesia (KJI) sebagai

induk koperasi dari kegiatan produksi dan pemasaran jamur.

Page 68: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

68

2. Lembaga asosiasi, yaitu Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI)

sebagai asosiasi bagi para pengusaha jamur sehingga dapat menghasilkan

kebijakan-kebijakan yang mendukung unit-unit usaha (pengusahaan)

jamur melalui program-program standarisasi produk. Pengembangan

manajemen dan organisasi kelompok tani, dan perluasan jaringan kerja

dan pemasaran.

Kedua lembaga tersebut diharapkan dapat membentuk suatu jaringan kerja

dan usaha yang sinergi antara penyediaan, kegiatan produksi, pemasaran dan

manajemen seerta organisasi.

6.1.3. Ekonomi

Peningkatan perusahaan dalam bidang industri pertanian dalam hal ini

komoditi divisi jamur, baik secara industri kecil maupun menengah secara tidak

langsung dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi Indonesia. Sedangkan

perkembangan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari kondisi ekonomi dunia.

Variabel-variabel yang mempengaruhi faktor ekonomi diantaranya adalah tingkat

inflasi, suku bunga, dan pendapatan pekerja.

Jamur diproduksi tidak terlepas dari peranan bahan bakar minyak (BBM),

baik dalam proses produksinya sampai pada tahap pemasarannya. Masyarakat

Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI) menyebutkan bahwa sejak tahun 1999-2006

harga BBM telah mengalami kenaikan lebih dari 500 persen. Kenaikan harga

BBM ini dipengaruhi oleh gejolak naik turunnya harga minyak mentah di pasaran

Internasional dan juga selama tahun ketahun volume produksi minyak mentah

dalam negri terbatas. Pada April 2006 harga minyak mentah dunia mencapai

harga rekor tertinggi US$ 70 per barel. Lonjakan ini dipicu kuatnya permintaan

minyak mentah di Amerika Serika dan Cina.

Kebijakan pemerintah yang menetapkan untuk mencabut subsidi terhadap

Bahan Bakar Minyak (BBM) dan menyerahkan penetapan harga BBM pada

mekanisme pasar global. Hal ini menimbulkan ketidakpastian teerhap harga BBM

dalam negri, selain harga minyak dunia yang memiliki tingkat fluktuasi yang

tinggi juga didukung oleh kurs dollar yang cendrung masih labil. Dengan

tingginya tingkat fluktuasi harga BBM tersebut maka akan menjadi ancaman bagi

Page 69: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

69

industri jamur karena dalam proses produksinya menggunakan BBM dalam

jumlah yang cukup besar.

Perkembangan volume ekspor dan impor jamur di Indonesia menunjukkan

bahwa industri jamur sedang tumbuh. Pada tahun 2000 total nilai ekspor jamur

adalah US$ 35.021.484,00 menurun menjadi dari US$ 22.129.170,00. Total nilai

impor jamur mengalami peningkatan dari US$ 798.228,00 pada tahun 2000,

menjadi US$ 3.656.223,00 (BPS 2008). Adanya penurunan ekspor dan penurunan

impor jamur, menunjukkan adanya peningkatan permintaan jamur di dalam negri.

Peningkatan permintaan jamur di Indonesia, merupakan peluang bagi industri

jamur untuk mengembangkan usahanya. Dapat dilihat dari peningkatan impor

jamur merupakan ancaman bagi industri jamur di Indonesia untuk berkembang

karena semakin banyaknya produk jamur atau produk subtitusi jamur yang masuk

ke Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas, adapun peluang dari aspek ekonomi adalah

peningkatan permintaan akan jamur dan kenaikan harga jamur sedangkan

ancamannya adalah peningkatan harga BBM dan peningkatan impor jamur.

6.1.4. Sosial, Budaya dan Demografi

Perubahan sosial, budaya dan demografi serta lingkungan mempunyai

dampak besar pada produk, pasar, dan pelanggan. Meningkatnya pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat, jumlah penduduk, serta pengetahuan gizi masyarakat

merupakan pangsa pasar potensial. Pola hidup masyarakat mulai beralih pada

pemenuhan kebutuhan yang praktis tanpa memikirkan kandungan efek yang

ditimbulkan. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya pengetahuan

masyarakat, masakan siap saji atau fast food yang semula menawarkan

kemudahan akan pemenuhan kebutuhan akan pangan dilihat sebagai pemicu

timbulnya berbagai penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang banyak

bermunculan yang disebabkan oleh pola hidup masyarakat yang tidak baik antara

lain adalah penyakit kanker, jantung serta tekanan darah tinggi.

Keadaan kesehatan masyarakat yang semakin buruk karena pola hidup

yang tidak baik membuat masyarakat sadar dan semakin mengerti akan arti

penting kesehatan. Salah satu cara yang ditempuh adalah perubahan pola makanan

Page 70: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

70

yang dikonsumsi.msyarakat mulai tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang

sehat sesuai dengan prinsip back to nature. Sayuran dan buah-buahan semakin

diminati oleh masyarakat yang sadar akan arti penting kesehatan karena

kebutuhan akan vitamin serat yang terkandung didalamnya. Salah satu sayuran

yang mempunyai banyak manfaat akan kesehatan adalah jamur.

Jamur merupakan salah satu produk pertanian dari komoditas hortikultura

yang bernilai gizi tinggi. Kandungan protein pada jamur yang cukup tinggi

mampu mensubtitusi protein hewani yang selama ini dinilai berpotensi

menyebabkan penyakit seperti kanker, jantung, kolesterol, anti bakteri, anti virus,

menormalkan tekanan darah, meningkatkan kekebalan tubuh dan meningkatkan

fungsi hati. Jamur yang merupakan komoditi pertanian dimana dalam proses

produksinya tidak menggunakan pestisida dan pupuk buatan akan dapat

ditawarkan kepada masyarakat sebagai makanan sehat dan menyehatkan karena

selain jamur memiliki kandungan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh juga

memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit.

Berdasarkan hasil uraian diatas, dapat diketahui pengetahuan masyarakat

mengenai manfaat jamur yang meningkat akan berdampak pada peningkatan

jumlah konsumsi jamur dikarenakan masyarakat mengganti pola hidup sehat

dengan prinsip back to nature. hal tersebut merupakan peluang bagi industri jamur

untuk berkembang di Indonesia.

6.1.5. Teknologi

Perkembangan teknologi jamur di Indonesia tidak terlalu pesat. Teknologi

budidaya jamur yang banyak digunakan oleh petani maupun pengusaha jamur

adalah dengan cara tradisional dan hanya mengendalakan pada pengalaman

masing-masing dari pengusaha jamur. Kurangnya dukungan teknologi ini dapat

dilihat dari masih sangat terbatasnya hasil-hasil penelitian teknologi produksi

jamur yang dihasilkan baik oleh lembaga-lembagapenelitian maupun oleh

akademis dalam hal ini perguruan tinggi (Rachmat, 2005).

Teknologi jamur secara komprehensif mencakup teknologi pembibitan,

budidaya, pasca panen dan pengembangan produk untuk pangan dan kesehatan.

Teknologi pembibitan dikembangkan untuk memperoleh strain yang berkualitas

Page 71: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

71

tinggi (homogen, produktivitas tinggi dan kandungan gizi baik). Teknologi

budidaya berhubungan dengan teknik pembuatan substrat, pemeliharaan sampai

pemanenan. Teknologi pascapanen meliputi teknologi pengeringan, pengawetan

atau penyimpanan, dan pengemasan. Sedangkan pengolahan lebih lanjut

mencakup pengembangan menjadi aneka produk makanan dan pangan fungsional.

Untuk mempermudah dan mempercepat pengembangan industri jamur

maka sangat diperlukan adanya pengumpulan data base untuk pemetaan zonasi

dan jenis jamur di Indonesia. Dengan melakukan pendataan jamur, maka akan

ditemukan penyebaran jenis jamur yang luas di Indonesia yang kemudian akan

diarahkan untuk pengembangan jamur yang ada di Indonesia.

Jamur juga temasuk kedalam kategori golongan jamur pangan,

sebagaimana jenis hortikultura lainnya setelah dipanen akan cepat sekali

mengalami perubahan-perubahan yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas

hasil panen, perubahan-perubahan tersebut meliputi pelayuan, pematangan,

pencoklatan, pelunakan, penyusutan, serta perubahan tekstur. Karena alasan

tersebut, komoditi ini digolongkan ke dalam kelompok komoditi yang rapuh dan

sangat mudah rusak dan diperlukan teknologi pascapanen jamur, pengawetan serta

pengolahannya.

Teknologi juga penting dalam proses produksi jamur, dimana perannya

dapat meningkatkan produksi serta mutu jamur. Salah satu proses produksi yang

penting untuk menjamin keberhasilan panen adalah pada sterilisasi. Teknologi

yang digunakan dalam proses sterilisasi pada perusahaan jamur, pada umumnya

masih menggunakan drum-drum yang dipanaskan. Perkembangan teknologi

dalam proses sterilisasi pun memberikan pengaruh bagi perusahaan. Teknologi

yang lebih baik untuk proses sterilisasi telah ditemukan, akan tetapi harganya

relatif mahal. Salah satu alat sterilisasi yang teknologinya yang sudah cukup baik

dan harganya relatif lebih murah adalah autoklaf. Dengan adanya autoklaf dapat

meningkatkan produksi serta menghemat bahan bakar.

Strategi dari pengembangan teknologi jamur pangan diarahkan kepada

terciptanya inovasi teknologi untuk menghasilkan produk yang kompetitif dengan

kuantitas mencukupi, selain itu jamur memiliki kandungan protein dan

karbohidrat yng tinggi, sehingga jamur dapat dikembangkan sebagai salah satu

Page 72: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

72

sumber pendukung terwujudnya kecukupan pangan. Jamur segar mengandung

protein nabati lebih besar bila dibandingkan dengan sayuran lainnya. Jamur yang

tercakup antara lain adalah jamur kuping, mengandung kadar protein sebesar 7,7

persen dan karbohidrat sebesar 73,6 persen. Sebagai bahan makanan, nilai protein

tersebut cukup baik untuk menunjang kebutuhan tubuh terhadap zat pembangun.

Jamur terbukti tidak membahayakan dan bermanfaat bagi kesehatan (Deptan

2009). Sehingga pembangunan jamur dapat diarahakan untuk pencegahan

penyakit dan pemulihan kesehatan.

Berdasarkan uraian diatas didapatkan hal yang merupakan peluang bagi

industri jamur untuk berkembang adalah industri jamur diarahkan untuk

ketahanan pangan dan obat-obatan.

6.1.6. Analisis Lingkungan Industri

Industri jamur yang akan dibahas masih bersifat umum yaitu untuk seluruh

komoditas jenis jamur seperti jamur kuping, jamur tiram dan jamur shitake.

Analisis lingkungan industri mencakup analisis five forces dari Porter (1994),

yaitu (1) Ancaman pendatang baru, (2)ancaman produk subtitusi, (3) daya tawar

pemasok, (4) daya tawar pembeli, (5) persaingan antar anggota industri. Adapun

uraian mengenai analisis lingkungan industri adalah sebagai berikut.

6.1.7 Ancaman Pendatang Baru

Dilihat dari segi prospek yang baik dan pasar domestik yang masih sangat

terbuka maka banyak pengusaha yang tertarik untuk masuk kedalam industri

jamur, baik berskala kecil maupun menengah. Para petani yang semula

mengembangkan tanaman sayuran dan hias serta beternak mengalihkan usahanya

ke budidaya jamur. Meskipun investasi untuk budidaya jamur tergolong besar

namun tidak ada hambatan berarti untuk memasuki industri ini. Proses produksi

jamur yang umumnya yang masih bersifat sederhana dan tidak terlalu

membutuhkan teknologi canggih juga menjadi alasan bagi para pendatang baru

untuk memulai usaha jamur. Produk yang dihasilkan oleh produsen-produsen

jamur sebagian besar memiliki karakteristik dan jenis produk yang hampir sama

dengan produk pesaingnya yaitu berupa media tanam jamur dan jamur segar.

Page 73: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

73

Dapat diperlihatkan dari perkembagan usaha jamur tiram di Cisarua,

Bogor dalam kurun waktu tahun 2002 sampai 2007 dengan banyaknya produsen-

produsen baru yang bermunculan. Hal ini dipicu oleh semakin terbukanya pasar

jamur tiram, baik secara domestik maupun ekspor. Para pendatang baru tersebut

biasanya merupakan para investor bermodal besar. Terdapat beberapa tipe

investor yang menjadi pendatang baru potensial, yaitu (1) pensiunan pekerja yang

ingin menanamkan uangnya, (2) korban PHK yang mengalihkan uang

pesangonnya untuk memulai usaha yang prospektif, (3) lulusan perguran tinggi

yang memiliki uang besar dan memiliki keinginan untuk berbisnis. Diantara

produsen-produsen baru tersebut ada yang hanya skala kecil dan besar. Hingga

saat ini tidak terdapat peraturan pemerintah yang menghambat masuknya

pendatang baru ke dalam industri jamur di Kabupaten Bogor. Oleh karena itu bagi

pengusaha yang memiliki modal dapat mendirikan usaha jamur ini.

6.1.8 Ancaman Produk Subtitusi

Jamur merupakan salah satu komoditi hortikultura yang berfungsi sebagai

bahan pangan. Definisi dari produk subtitusi adalah produk pengganti atau produk

yang bisa menggantikan. Produk pengganti yang dimasudkan adalah produk yang

mempunyai kemampuan untuk menggantikan fungsi dari suatu produk. Produk

subtitusi jamur adalah produk yang mempunyai bentuk fisik. Dapat dilihat dari

fungsinya, yaitu sebagai bahan pangan sayuran, jamur menghadapi ancaman

produk pengganti yang sangat tinggi. Dari kelompok jamur, jamur menghadapi

produk subtitusi jenis jamur pangan lain seperti jamur shiitake, kuping, lingzhi,

merang, champignon, dan jenis jamur lainnya. Dibandingkan jenis jamur lainnya

adalah dalam sisi produksinya yang lebih mudah dan murah sehingga harga jual

menjadi lebih murah. Namun daya tahannya yang lebih rendah dan pengetahuan

masyarakat tentang jamur masih kurang menjadi suatu kelemahan.

Produk subtitusi yang dihadapi oleh jamur adalah dari kelompok sayuran

lain, seperti wortel, bayam, kangkung, kol, kentang, kubis dan lain-lain.

Keunggulan yang dimiliki jamur bila dibandingkan dengan sayuran adalah jamur

memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi seperti protein, lemak, serat, dan

Page 74: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

74

kalori. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman produk subtitusi jamur

adalah sedang.

6.1.9. Daya Tawar Pemasok

Pemasok mempunyai peranan yang sangat penting dalam kelangsungan

usaha suatu perusahaan. pemasok pada usaha jamur terbagi dua yaitu pemasok

bahan baku untuk untuk budidaya dan bibit jamur. Dalam usaha budidaya jamur,

pemasok bahan baku yang dibutuhkan meliputi pemasok serbuk kayu, dedak atau

bekatul, jagung halus dan kapur.

Bahan baku untuk budidaya jamur dalam hal ini pembuatan media tanam

seperti serbuk kayu diperoleh dari penggergajian kayu yang terdapat didaerah

Cisarua Bogor. Dedak atau bekatul banyak terdapat pada pabrik penggilingan padi

yang berada di Cipanas Bogor. perusahaan memiliki pemasok tetap dari daerah

Cisarua Bogor. Untuk bahan penolong seperti plastik, kapas, kapur, gips, minyak

tanah dan lain-lain perusahaan juga telah memiliki pemasok yang tetap dari

daerah Cisarua Bogor dan sekitar lokasi perusahaan berada.

Bahan baku yang diperlukan untuk usaha pembuatan bibit jamur meliputi

serbuk kayu dan biji jagung. Pemasok serbuk kayu untuk usaha pembuatan bibit

sama seperti pemasok serbuk kayu untuk usaha budidaya jamur, sedangkan untuk

usaha biji jagung dapat diperoleh di pasar-pasar yang terdapat di wilayah Cisarua

Bogor. Dengan memiliki pemasok yang terjamin dan telah menjalani kerjasama

sejak perusahaan beroperasi, maka kekuatan tawar-menawar pemasok bisa

dikatakan sedang.

6.1.10 Daya Tawar Pembeli

Pembeli merupakan salah satu unsur penting dalam suatu sistem

perniagaan. Pembeli merupakan saluran terakhir dari jalur distribusi produk yang

menentukan permintaan di pasar, permintaan pasar tersebut yang digunakan untuk

menentukan tingkat kapasitas produksi suatu produk. Tingkat produksi yang tepat,

akan membawa keuntungan bagi perusahaan dalam bentuk laba optimal (David,

2006).

Page 75: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

75

Pembeli jamur hasil produksi perusahaan adalah konsumen langsung.

Biasanya pembelian jamur menggunakan sistim pesanan, dimana pembeli terlebih

dahulu memesan kepada perusahaan banyaknya jumlah jamur yang akan dibeli.

Pembeli dapat dikatakan tidak memiliki kekuatan tawar yang tinggi karena tidak

dapat mempengaruhi harga yang ditetapkan oleh perusahaan.

6.1.11. Persaingan Antar Anggota Industri

Perusahaan The Pinewood Organik Farm sebagai salah satu produsen dari

jamur menghadapi persaingan yang cukup tinggi. Lokasi perusahaan yang

merupakan sentra produksi jamur mempertegas tingginya tingkat persaingan yang

dihadapi oleh perusahaan. Didaerah yang merupakan sentra produksi jamur

Indonesia yaitu di Cisarua-Bogor, produsen-produsen jamur dibagi dalam

golongan berdasarkan skala industri yang dimiliki oleh masing-masing produsen.

Golongan-golongan tersebut terdiri dari skala kecil, skala menenngah, dan skala

besar. Golongan skala kecil merupakan petani-petani kecil penghasil jamur tiram

yang terdiri dari kurang lebih 70 produsen jamur tiram. Sedangkan skala

menengah sudah memiliki sistem perusahaan yang relatif sederhana dan skala

yang lebih besar dari skala kecilyang terdiri dari sekitar 10 perusahaan.

Meskipun memiliki tingkat persaingan yang relatif tinggi. Tetapi pasar

jamur masih sangat terbuka khususnya untuk pasar domestik karena permintaan

yang tinggi terhadap jamur dan produksi jamur yang ada masih belum bisa

menutupi besarnya jumlah permintaan tersebut. Permintaan jamur tiram untuk

pasar-pasar di Indonesia masih belum bisa dipenuhi oleh produksi jamur yang ada

seperti ditunjukkan pada Tabel 13 .

Page 76: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

76

Tabel 13. Permintaan Pasar Jamur Tiram di Pasar Domestik

Pasar Permintaan/Hari (kg) Pemenuhan/Hari (kg)

Bogor 500 300

Bandung 500 500

Cianjur 200 200

Sukabumi 200 200

Tangerang 300 50

Serang dan Banten 200 50

Sumedang 100 50

Indramayu 100 50

Cirebon 200 100

Tasikmalaya 200 100

Jakarta 500 300

Lampung 200 100

Bali 200 50

Bekasi 200 50

Industri Makanan 6.000 -

Jumlah 9.600 2.100

Sumber : MAJI (2008)

Berdasarkan data pada Tabel 13, pemenuhan permintaan jamur di pasar

lokal baru mencapai 20 persen, sedangkan untuk idustri makanan belum terpenuhi

meskipun permintaannya sudah masuk ke para produsen jamur tiram. Selama ini

permintaan industri makanan dipenuhi oleh jamur impor yang masuk ke pasar

secara eksklusif seperti industri bumbu, restoran, dan hotel berbintang.

6.2. Analisis Lingkungan Internal perusahaan

Analisis internal perusahaan dilakukan untuk mengindetifikasikan

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini mencakup

bidang pemasaran, produksi atau operasi, organisasi dan manajemen serta

keuangan.

6.2.1. Pemasaran

Untuk menganalisis faktor pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan,

digunakan strategi bauran pemasaran (marketing mix). Atau lebih dikenal dengan

Page 77: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

77

4P (Product, Price, Place, dan Promotion). Bauran pemasaran perusahaan the

Pinewood Organik Farm adalah sebagai berikut :

1. Produk (product)

Produk yang dihasilkan perusahaan The Pinewood Organik Farm pada

divisi jamur adalah bibit jamur dan jamur. Bibit jamur dibuat sepenuhnya oleh

manajer jamur melalui teknik pengalaman. Produk tersebut dihasilkan dalam satu

pabrik. Bibit yang dihasilkan digunakan untuk budidaya jamur diperusahaan itu

sendiri.

Dapat dilihat dari segi kualitas, kualitas jamur yang dihasilkan perusahaan,

dapat dikatakan baik karena daya tahan produk dalam kemasan segar dapat

disimpan dalam dua hari dan lima hari apabila diletakkan di dalam lemari

pendingin, sedangkan perusahaan lain hanya mampu bertahan satu hingga tiga

hari. Dari segi produk dapat dikatakan bahwa kualitas produk jamur adalah baik

sehingga dapat dikatakan menjadi kekuatan perusahaan.

2. Harga (Price)

Penetapan harga yang ditetapkan oleh perusahaan mengikuti mekanisme

harga pasar jamur. Selama setahun perusahaan telah menetapkan harga jual jamur

segar. Pemberian harga tidak dibedakan pada pelanggan baru maupun pelanggan

lama, namum keuntungan yang dapat diperoleh pelanggan lama adalah bahwa

perusahaan dapat memberikan jamur secara kontinyu, sedangkan pelanggan baru

diberikan jumlah minimal 3 kg dan maksimal 5-7 kg saja dan tergantung pada

produksinya.

3. Distribusi (Place)

Perusahaan memiliki lokasi yang strategis untuk mendapatkan bahan baku

untuk budidaya jamur tiram. Lokasi yang strategis tersebut memudahkan

transportasi ke perusahaan untuk mendapatkan bahan baku berupa serbu kayu,

bekatul, jagung halus, dan kapur dari lingkungan sekitar perusahaan yang berada

di daerah Cisarua Bogor. Untuk distribusinya perusahaan menyalurkan langsung

ke konsumen akhir yang berada di Bogor dan Jakarta.

4. Promosi (Promosi)

Promosi dilakukan belum optimal karena masih terbatas pada penyebaran

informasi secara langsung dari mulut ke mulut kepada pengunjung yang datang

Page 78: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

78

ketempat perusahaan berada dan pemberian brosur. Kalau promosi bisa

ditingkatkan, maka akan lebih dikenal oleh banyak calon konsumen sehingga

alternatif untuk menjual menjadi lebih banyak.

6.2.2 Produksi atau Operasi

Kegiatan produksi perusahaan terbagi menjadi beberapa faktor yaitu :

kapasitas produksi, fasilitas produksi, dan lahan untuk proses budidaya. Produk

yang dihasilkan oleh perusahaan jamur The Pinewood Organik Farm jamur dan

bibit jamur. Bibit yang dihasilkan digunakan untuk keperluan budidaya dan

produksi oleh perusahaan. Proses produksi jamur dimulai dengan pengumpulan

bahan baku utama yaitu : serbuk kayu, dedak atau jagung atau tepung, sebgai

nutrisi untuk jamur, air sebagai pengatur kelembaban, kapur sebagai pengatur pH

serta zat-zat lain sebagai pelengkap subtrat serta bahan-bahan lainnya. Adapun

komposisinya yang digunakan oleh perusahaan dapat dilihat pada Tabel 14 .

Tabel 14. Komposisi Bahan Produksi Jamur Tiram

Bahan Jumlah

Serbuk kayu

Kapur

Dedak atau jagung

Gips

Bekatul

Plastik PP 0,8

Karet

100 kg

1,5 kg

1,5 kg

1,5 kg

15 kg

2 kg

0,5 ons

Sumber : Manajer Jamur The Pinewood Farm.

Setelah dicampurkan, bahan tersebut dikomposkan selama satu malam.

Kemudian masuk dalam proses pewadahan menggunakan bungkusan plastik yang

kemudian di pres atau ditekan sampai padat dengan menggunakan alat press

manual yaitu botol besar dan hasilnya disbut baglog. Proses selanjutnya adalah

pasteurisasi untuk mensterilkan bahan bahan yang telah dibungkus menggunakan

alat bernama steamer dengan cara direbus didalam drum dengan menggunakan

Page 79: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

79

kayu bakar selama 12 jam. Setelah proses pasteurisasi selesai kemudian baglog

didiamkan selama satu malam didalam drum tersebut.

Baglog kemudian diinokulasi (penanam benih) disusun kedalam rak yang

tersedia didalam kumbung dan dilanjutkan dengan proses inkubasi dalam ruang

inkubasi untuk mendapatkan pertumbuhan miselium. Proses inokulasi dan

inkubasi dilakukan secara sterill dan ruang inkubasi dijaga kesterilannya untuk

menghindari kontaminasi yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan

miselium. Selama fase pertumbuhan, jamur dirawat dengan cara mengatur suhu

dalam kumbung dan mempertahankan kelembaban media tanam dengan cara

disiram. Masa produktif jamur tiram putih sekitar satu setengah bulan sampai dua

bulan dan mengalami tiga kali panen. Panen dilakukan dengan cara memilih

jamur yang sudah siap panen dilihat dari diameter dan besarnya jamurkemudian

dipotong dari media tanamnya. Jangka waktu panen kedua dan ketiga dilakukan

setiap seminggu sekali setelah panen pertama. Produksi yang dihasilkan oleh

perusahaan belum seluruhnya terpenuhi oleh permintaan yang datang kepada

perusahaan hal ini dapat dilihat dari data permintaan yang dicatat oleh pihak

perusahaan selama tahun 2005 sampai tahun 2008 (Tabel 15). Permintaan tersebut

berasal dari konsumen lokal maupun konsumen luar daerah.

Tabel 15. Jumlah Produksi dan Permintaan Jamur dari Tahun 2005 – 2008 pada The Pinewood Organik Farm

Tahun Produksi (kg) Permintaan (kg)

2005 464 500

2006 717 840

2007 1015 1160

2008 1255 1450

Sumber : The Pinewood Organik Farm.

Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa permintaan dari tahun 2005 sebanyak

500 kg dari banyaknya produksi sebesar 464 kg. Sedangkan pada tahun 2006

permintaan sebanyak 840 kg dengan produksi sebanyak 717 kg. pada tahun 2007

permintaan sebanyak 1160 kg dengan produksi 1015. Serta pada tahun 2008

permintaan sebanyak 1450 kg dengan produksi 1255 kg. setiap tahun perusahaan

Page 80: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

80

The Pinewood Organik Farm belum mampu memenuhi permintaan yang datang

keperusahaan karena keterbatasan kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.

Dari informasi tersebut dapat dikatakan kapasitas produksi belum optimal

untuk memenuhi permintaan. Hal tersebut disebabkan belum lancarnya proses

produksi terutama pada sterilisasi menggunakan drum. Kapasitas produksi belum

optimal dapat dikatakan menjadi kelemahan perusahaan.

6.2.3. Manajemen dan Sumberdaya Manusia

Struktur organisasi perusahaan The Pinewood Organik Farm yaitu

diantaranya pemilik perusahaan berperan sebagai direktur, pemegang kekuasaan

atas perusahaan. Pemilik perusahaan memberikan kekuasaan kepada manajer pada

divisi jamur, dapat dilihat bahwa manajer divisi jamur bertanggung jawab

terhadap produksi dan penjualan. Manajer bertindak sebagai koordinator yang

membawahi 5 karyawan. Manajer perusahaan memiliki latar belakang pendidikan

dan berpengalaman selama 18 tahun di bidang usaha jamur. berdasarkan data

tersebut, dapat dilihat bahwa perusahaan mempunyai kekuatan yaitu tenaga kerja

yang kompeten dibidang jamur.

6.2.4 Keuangan

Kondisi keuangan perusahaan bisa dikatakan kurang baik. Hal ini dapat

dilihat dari aktivitas produksi jamur tiram yang stabil dan cendrung meningkat.

Sampai saat ini modal yang digunakan oleh perusahaan berasal dari modal sendiri

dan keuntungan dari operasi perusahaan yang lainnya. Tanpa adanya pinjaman,

maka perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayar hutang, akan

tetapi disisi lain menyebabkan adanya keterbatasan modal untuk mengembangkan

usaha. Menurut pemilik, laba perusahaan belum cukup untuk mendanai

pengembangan usaha.

Pencacatan keuangan perusahaan hanya menggunakan catatan keuangan

sederhana, proses pencatatan keuangan dalam perusahaan masih menggunakan

pembukuan dua lajur yang sederhana karena selain sumber daya manusia yang

terbatas, keuangan perusahaan pun tidak terlalu kompleks sehingga dirasa cukup

menggunakan pembukuan neraca dua lajur.

Page 81: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

81

VII. FORMULASI ALTERNATIF STRATEGI

7.1 Peluang dan Ancaman Eksternal

Dari hasil identifikasi lingkungan eksternal yang mencakup analisis

lingkungan umum dan analisis lingkungan industri, maka dapat diketahui peluang

dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Adapun ringkasan mengenai

peluang dan ancaman, dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan The Pinewood Organik Farm

Faktor Eksternal Peluang Ancaman

Lingkungan umum

Politik dan Kebijakan Pemerintah

�Keberadaan MAJI sebagai lembaga asosiasi bagi pengusaha jamur

Ekonomi � Kenaikan harga jamur

� Peningkatan permintaan

jamur

�Peningkatan

harga BBM

�Peningkatan

impor jamur

Sosial Budaya �Meningkatnya pengetahuan

masyarakat akan manfaat

jamur

�Gaya hidup kembali ke

alam (back to nature)

Teknologi �Industri jamur diarahakan

untuk ketahan pangan dan

pengembangan teknologi

kesehatan dan obat-obatan.

Lingkungan

industri

�Pasar domestik yang masih

terbuka

�Pasokan jamur tiram yang

masih terbatas

�Ancaman

pendatang baru

besar

�Peningkatan

persaingan dalam

industri jamur

Page 82: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

82

7.1.1 Analisis Matriks EFE

Dalam mengidentifikasi faktor eksternal mencakup peluang

(opportunities) dan ancaman (threats) pada perusahaan. hasil pembobotan dan

pemberian rating dapat dilihat pada Tabel 17 .

Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa total skor EFE adalah sebesar

3,095 (pada Tabel 17), yang berarti kondisi lingkungan eksternal perusahaan

berada pada posisi kuat, dan dapat merespon dengan baik terhadap peluang dan

ancaman yang.

Tabel 17 . Analisis Matriks EFE

Faktor Kunci Bobot Rating Skor

Peluang

A. Kenaikan harga komoditas jamur 0,092 3.67 0.338

B. Keberadaan Maji sebagai lembaga asosiasi bagi pengusaha jamur

0.083 3.00 0.249

C. Peningkatan permintaan komoditas jamur 0,120 4.00 0.480

D. Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur

0,109 3.33 0.363

E. Industri jamur diarahkan untuk ketahanan pangan dan teknologi kesehatan dan obat-obatan

0,116 3.33 0.386

F. Gaya hidup kembali ke alam (back to

nature) 0,070 3.67 0.257

G. Pasokan jamur tiram masih rendah 0,072 4.00 0.288

Ancaman

H. Fluktuasi harga BBM 0,067 1.33 0.089

I. Peningkatan impor jamur 0,075 2.00 0.150

J. Ancaman pendatang baru besar 0,084 1.67 0.140

K. Peningkatan persaingan dalam industri jamur besar

0,092 2.00 0.184

L. Produk subtitusi yang tinggi 0.102 1.67 0.170

Total 1 3.095

Peluang terbesar yang dimiliki melalui hasil identifikasi faktor eksternal

perusahaan dalam pengembangan usaha pada divisi jamur adalah peningkatan

harga komoditas jamur (skor 0,480), industri jamur diarahkan untuk ketahanan

pangan dan teknologi kesehatan dan obat-obatan (skor 0,386), meningkatnya

pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur (skor 0,363), dan kenaikan harga

Page 83: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

83

komoditas jamur (skor 0,338). Dari hasil identifikasi dan analisis juga diperoleh

kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan pada divisi jamur pada perusahaan yaitu

peningkatan persaingan dalam industri jamur besar (skor 0,184), produk subtitusi

yang tinggi (skor 0,170), peningkatan impor jamur (0,150) dan ancaman

pendatang baru besar (skor 0,140).

7.2 Kekuatan dan Kelemahan Internal

Dari uraian pada bab sebelumnya, dapat dilihat bahwa kelemahan

perusahaan adalah keterbatasannya modal untuk mengembangkan usaha serta

sistim keuangan masih sederhana. Adapun faktor-faktor lingkungan internal

perusahaan dapat dilihat secara ringkas pada Tabel 18.

Tabel 18 . Faktor-Faktor Lingkungan Internal Perusahaan The Pinewood Organik Farm

Faktor Internal Kekuatan Kelemahan

Produksi dan operasi � Mampu memproduksi dan bibit jamur sendiri

� Lahan untuk pengembangan usaha jamur yang masih luas

� Fasilitas produksi untuk budidaya jamur baik

� Kapasitas produksi belum mampu memenuhi permintaan

Manajemen dan SDM � Tenaga kerja yang kompeten di bidang jamur

Keuangan � Keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha

� Sistem administrasi dan keuangan yang masih sederhana

Pemasaran � Kualitas produk jamur baik

� Lokasi strategis � Harga jamur lumayan

tinggi

� Masih kurangnya promosi jamur

Page 84: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

84

7.2.1 Analisis Matriks IFE

Dalam mengidentifikasi faktor internal mencakup kekuatan (Strengths)

dan kelemahan (Weaknesses) pada perusahaan. hasil pembobotan dan pemberian

rating dapat dilihat pada Tabel 19.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa total skor IFE adalah sebesar

2,818 (pada Tabel 19), yang berarti kondisi lingkungan internal perusahaan

berada pada posisi rata-rata hasil mengidentifikasi menunjukkan bahwa

perusahaan The Pinewood Organik Farm dapat memanfaatkan kekuatan untuk

mengurangi kelemahan pada perusahaan The Pinewood Organik Farm.

Tabel 19 . Analisis Matriks IFE

Faktor Kunci Bobot Rating Skor

Kekuatan

A. Mampu memproduksi dan membuat bibit jamur sendiri

0.110 3.67 0.403

B. Lahan untuk pengembangan usaha jamur yang masih luas

0.069 3.33 0.230

C. Fasilitas produksi untuk budidaya jamur baik 0.108 3.00 0.324

D. Tenaga kerja yang kompeten dibidang jamur 0.094 3.33 0.313

E. Kualitas produk jamur baik 0.119 3.67 0.436

F. Harga jual jamur tinggi 0.090 3.67 0.330

G. Lokasi perusahaan yang strategis 0.087 3.00 0.261

Kelemahan

H. Kapasitas produksi jamur belum optimal 0.108 1.33 0.144

I. Keterbatasan modal untuk membangun usaha 0.077 1.67 0.129

J. Sistim administrasi dan keuangan yang masih sederhana

0.059 2.00 0.118

K. Masih kurangnya promosi jamur 0.078 167 0.130

Total 1 2.818

Dapat dilihat bahwa perusahaan The Pinewood Organik Farm kekuatan

terbesar yang dimiliki melalui hasil identifikasi faktor internal yaitu kualitas jamur

baik dengan skor 0.436, mampu memproduksi dan membuat bibit jamur sendiri

dengan skor 0,403. Faktor lain yang juga merupakan faktor kekuatan perusahaan

adalah harga jual jamur tinggi dengan skor 0,330, dan tenaga kerja yang kompeten

dibidang jamur dengan skor 0,313.

Identifikasi faktor kelemahan yang memiliki posisi terbesar bagi

perusahaan adalah kapasitas jamur belum optimal (skor 0,144). Faktor lain juga

Page 85: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

85

menjadi kelemahan adalah masih kurangnya promosi jamur (skor 0,130), dan

keterbatasan modal untuk membangun usaha (skor 0,128)

7.3 Matriks IE (Internal-Eksternal)

Pemetaan posisi perusahaan sangat penting bagi pemilihan alternatif

strategi dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi dalam

pengembangan usaha. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi, yaitu total skor

EFE yang diberi bobot pada sumbu y dan total skor IFE yang diberi bobot pada

sumbu x, yang berfungsi untuk mengetahui suatu usaha. Dari matriks IE didapat

alternatif strategi bisnis secara umum.

Dari hasil analisis EFE diperoleh total skor 3,096 dan analisis IFE

diperoleh total skor 2,818. Total skor dari masing-masing matriks IFE dan EFE

yang dimiliki oleh perusahaan The Pinewood Organik Farm yang dipetakan

dalam matriks IE dan diperoleh posisi perusahaan pada usaha jamur tiram saat ini

berada di kuadran II yang merupakan posisi “tumbuh dan kembangkan” (grow

and build). Pada kondisi tersebut, strategi yang tepat digunakan adalah strategi

intensif dan strategi integratif. Strategi integrasi mencakup integrasi ke belakang,

integrasi kedepan dan integrasi horizontal.

SKOR TOTAL IFE

4,0 kuat 3,0 rata2 2,0 lemah 1,0

Tinggi 3,0 Menengah SKOR TOTAL 2,0 EFE

Rendah 1,0

Gambar 6. Matriks Internal-Ekternal (IE Matriks) The Pinewood

Organik Farm

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Page 86: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

86

Strategi intensif yang diterapakan perusahaan yaitu starategi penetrasi

pasar yang merupakan strategi untuk meningkatkan pangsa pasar yang ada untuk

barang dan jasa yang ada saat ini melalui peningkatan usaha pemasaran. Strategi

pengembangan pasar merupakan strategi untuk memperkenalkan produk-produk

yang sudah ada kedaerah pemasaran yang baru.

Strategi lain yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah pengembangan

produk. Perusahaan sampai saat sekarang belum dapat memenuhi permintaan

pelanggan secara kontinyu. Sehingga pengembangan usaha merupakan suatu

strategi yang tepat untuk perusahaan. pengembangan usaha tersebut yang dapat

dilakukan yaitu peningkatan produksi. Sedangkan Strategi integrasi yang

mencakup strategi kebelakang yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan

menjalin hungan dengan pemasok.

7.4 Analisis Strategi Menggunakan Matriks SWOT (Strengths, Weakness,

Opportunities, and Threats)

Matriks SWOT ini disusun. Dengan mencocokan faktor-faktor kunci

internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor-faktor kunci eksternal (peluang

dan ancaman) merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan strategi yang

layak. Matriks SWOT merupakan alat yang pencocokan penting untuk

mengembangkan empat tipe strategi yaitu : SO, WO, ST,WT. perumusan masing-

masing strategi mengacu pada hasil posisi yang didapat pada pada matriks IE.

Hasil analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 20.

Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, diperoleh beberapa alternatif

strategi yaitu strategi SO, straegi WO, strategi ST, dan strategi WT. Alternatif

strategi yang diperoleh adalah:

1). Strategi S-O

1. Menambah area produksi perusahaan melalui penambahan kumbung jamur.

Alternatif strategi ini didapat dengan mengkombinasikan kekuatan

perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Perusahaan dapat membangun

kumbung-kumbung baru untuk meningkatkan kapasitas produksi perusahaan

karena adanya peningkatan permintaan jamur yang tinggi. Minat msyarakat yang

Page 87: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

87

semakin tinggi untuk mengkonsumsi makanan yang bersifat organik dan

menyehatkan seperti jamur turut memperbesar peluang pasar.

Peningkatan kapasitan ini dimungkinkan karena perusahaan memiliki

tenaga kerja yang kompeten dibidang jamur sehingga kualitas jamur yang

dihasilkan bagus, dan perusahaan mampu memjual jamur tiram diatas rata-rata

perusahaan lain.

1. Perusahaan membuat suplemen dengan bahan dasar jamur.

Alternatif ini didapat dengan mengkombinasikan kekuatan perusahaan

dengan peluang yang ada. Kekuatan perusahaan dengan berupa kualitas produk

jamur baik dan tenaga kerja yang kompeten dibidang jamur. peluang usaha yang

ada meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur dan idustri jamur

diarahkan untuk ketahanan pangan dan pengembangan teknologi kesehatan dan

obat-obatan.

Masyarakat kini telah merubah pola makanannya dan mulai tertarik untuk

mengkonsumsi makanan yang sehat sesui dengan prinsip back to nature atau

kembali kealam. Pembuatan jamur tidak dengan bahan-bahan kimia ini yang

membuat jamur merupakanan makanan yang menawarkan manfaat yang sangat

penting bagi kesehatan. Selain bermanfaat dalam hal pemenuhan gizi, jamur juga

berfungsi sebagai obat degenerative. Saat ini banyak promosi di media masa yang

menawarkan produk-produk suplemen yang berbahan dasar alami hal itu dapat

menunjukkan bahwa masyarakat telah banyak mengetahui produk suplemen yang

berbahan dasar alami. Dengan demikian, produk suplemen berbahan dasar jamur

mempunyai peluang untuk dipasarkan pada segmen pasar tersebut.

2) Strategi W-O

1. Meningkatkan promosi jamur.

Alternatif strategi ini dengan mengkombinasikan kelemahan perusahaan

dengan peluang usaha yang ada. Kelemahan perusahaan ini masih kurangnya

promosi jamur. peluang usaha yang ada berupa pengetahuan masyarakat akan

manfaat jamur dan peningkatan permintaan jamur. perusahaan The Pinewood

Organik Farm selama ini tidak memiliki sistim promosi secara khusus. Promosi

dilakukan dengan mulut ke mulut serta pemberian brosur.hal ini dapat lebih

Page 88: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

88

ditingkatkan dengan mengiklankan perusahaan The Pinewood Organik Farm

melalui media elektronik seperti televise, radio, majalah, Koran. Adanya promosi

tersebut diharapkan lebih banyak calon konsumen yang mengenal usahanya.

2. Mencari dana tambahan

Alternatif strategi ini didapat dengan mengkombinasikan kelemahan

perusahaan dengan peluang usaha yang ada. Kelemahan perusahaan berupa

kapasitas belum optimal dan keterbatasannya modal untuk megembangkan usaha.

Peluang usaha yang ada kenaikan harga jamur dan peningkatan permintaan jamur.

Perusahaan The Pinewood Organik Farm masih mempunyai kendala

dalam hal dana untuk mengembangkan usahanya. Saat ini perusahaan

mendapatkan dana dari laba perusahaan yang jumlahnya relatif sedikit. Untuk

mengembangkan usahanya perusahaan dapat mencari dana tambahan yang lain.

Dana tersebut bisa didapat dari pinjaman kredit bank dengan bunga ringan,

sehingga tidak memberatkan perusahaan dalam membayar cicilan. Dengan adanya

dana tambahan, perusahaan dapat meningkatkan produksi jamur dan pendapatan

perusahaan.

3) Strategi S-T

1. Peningkatan Efisiensi produksi untuk meningkatkan daya saing perusahaan.

Alternatif strategi ini didapat dengan mengkkombinasikan kekuatan

perusahaan dengan ancaman yang ada. Kekuatan perusahaan berupa kualitas

produksi jamur baik, dan lokasi perusahaan yang strategis untuk dapat

menghadapi ancaman terhadap pengembangan usaha jamur berupa fluktuasi harga

BBM, ancaman pendatang baru besar, dan persaingan dalam industri besar.

Strategi peningkatan efisiensi produksi untuk meningkatkan daya saing

perusahaan biaya produksi. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi ancaman akan

adanya biaya yang tinggi sebagai akibat tingginya harga BBM. Alternatif strategi

ini dapat dijalankan perusahaan karena perusahaan memiliki tenaga kerja yang

kompeten yang dapat dipercaya untuk menekan biaya produksi tersebut.

2. Kerjasama kemitraan

Alternatif strategi ini didapat dengan mengkombinasikan kekuatan

perusahaan dengan ancaman usaha yang ada. Kekuatan perusahaan berupa lokasi

Page 89: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

89

strategis, kualitas produk jamur baik dan harga jual jamur tinggi. Ancaman usaha

yang ada berupa peningkatan impor jamur dan peningkatan persaingan dalam

industri jamur dan ancaman pendatang baru.

Dengan melakukan kerjasama kemitraan dengan perusahaan yang sejenis,

yang tujuannya adalah untuk meningkatkan daya tawar perusahaan terhadap

pemasok dan pembeli.

4) Strategi W-T

1. Penghematan melalui efisiensi biaya total dalam menghadapi ancaman.

Alternaif strategi ini didapat dengan mengkombinasikan kelemahan

perusahaan dengan ancaman usaha yang ada. Kelemahan perusahaan berupa

kapasitas produksi belum optimal dan keterbatasannya modal untuk membangun

usaha. Ancaman usaha yang dihdapi berupa fluktuasi harga BBM, peningkatan

dalam industri jamur dan ancaman pendatang baru.

Strategi ini dipilih jika ancaman yang dihadapi besar dan perusahaan

hanya bisa bertahan saja. Dengan adanya peningkatkan kapasitas produksi jamur

dalam menghadapi ancaman maka, perusahaan masih bisa bertahan.

Page 90: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

90

Tabel 20. Matriks SWOT Perusahaan The Pinewood Organik Farm.

IFE EFE

Kekuatan (Strength-S) 1. Mampu memproduksi dan

bibit jamur sendiri. 2. Lahan untuk pengembangan

usaha jamur yang masih luas.

3. Fasilitas untuk budidaya jamur baik.

4. Tenaga kerja yang kompeten.

5. Kualitas produk jamur baik. 6. Harga jual jamur tinggi.

7. Lokasi perusahaan yang strategis.

Kelemahan (Weakness-W) 1. Kapasitas produksi jamur

belum optimal. 2. Keterbatasan modal. 3. Sistim administrasi dan

keuangan yang masih sederhana.

4. Masih kurangnya promosi jamur.

Peluang

(Opportunities-O) 1. Kenaikan harga komoditas

jamur tinggi. 2. Keberadaan MAJI sebagai

lembaga asosiasi bagi pengusaha jamur

3. Peningkatan permintaan jamur

4. Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur.

5. Industri jamur diarah kan untuk ketahanan pangan dan teknologi serta kesehatan.

6. Gaya hidup kembali kealam (back to nature).

7. Pasokan jamur yang masih rendah.

Strategi S-O 1. Menambah area produksi

perusahaan melalui penambahan kumbung jamur. (S2,S3,S4,S5,S6,S7,O1,O2)

2. Perusahaan membuat makanan suplemen dengan bahan dasar jamur. (S3,S4,S5,S6,O3,O5)

Strategi W-O 1. Meningkatkan promosi

jamur. (W4,O1,O2,O3,O4,O6).

2. Mencari dana tambahan. (W1,W2,O1,O2,O6)

Ancaman (Threats-T) 1. Fluktuasi harga BBM. 2. Peningkatan impor jamur. 3. Ancaman pendatang baru

besar. 4. Peningkatan dalam industri

jamur besar.

5. Produk subtitusi yang tinggi.

Strategi S-T 1. Peningkatan efisiensi

produksi untuk meningkatkan daya saing perusahaan. (S1,S2,S3,S4,S5,S6,T1,T2,T3,T4)

2. Kerjasama kemitraan (S5,S6,S7,T2,T3,T4,T5)

Strategi W-T 1. Penghematan melalui efisiensi

biaya total dalam menghadapi ancaman. (W1,W2,T1,T3,T4)

Page 91: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

91

7.5 Penentuan Strategi Prioritas

Dari alternatif-alternatif strategi yang diperoleh melalui analisis SWOT

yang dapat diterapkan oleh perusahaan The Pinewood Organik Farm, selanjutnya

akan ditetapkan prioritas strategi yang akan dijalankan oleh perusahaan dari

alternatif strategi tesebut. Alat analisis yang dipakai pada tahap ini adalah QSPM

(Quantitative Strategic Planning Matrix) atau matriks perencanaan strategis

kuantitatif. Penggunaan matriks untuk menentukan relative attractiveness

(kemenarikan relatif) antara faktor-faktor yang terdapat pada kondisi internal

maupun eksternal terhadap alternatif-alternatif strategi yang dihasilkan dari

matriks SWOT.

Proses pengolahan pada matriks QSP dimulai oleh pimpinan perusahaan

sebagai pengambil keputusan diperusahaan dengan membandingkan, apakah

faktor-faktor internal berpengaruh terhadap daftar strategi yang akan dipilih. Jika

tidak berpengaruh bisa dilewatkan. Sedangkan jika berpengaruh, maka responden

memberikan nilai AS (Attractiveness Score) yaitu seberapa menarik strategi yang

ada terhadap factor internal dan eksternal.

Hasil dari penilaian AS ini kemudian dikalikan dengan bobot yang

digunakan pada matriks IFE dan EFE untuk menghasilkan TAS (Total

Attractiveness Score) atau total nilai daya tarik. Total nilai daya tarik ini

menunjukkan daya tarik relatif dari setiap alternatif strategi yang diperoleh dari

analisis SWOT. Berdasarkan pengolahan QSPM maka diperoleh hasil berupa

prioritas strategi yang akan dijalankan dengan urutan sesuai total nilai daya tarik

yang dihasilkan. Hasil pengolahan QSPM terdapat pada lampiran 6. Adalah

sebagai berikut :

1. Menambah area produksi perusahaan melalui penambahan kumbung jamur,

dengan nilai TAS sebeasr 5,8060

2. Peningkatan efisiensi produksi untuk meningkatkan daya saing perusahaan,

dengan nilai TAS sebesar 5,7400

3. Penghematan melalui efisiensi biaya total dalam menghadapi ancaman,

dengan nilai TAS sebesar 5,4020

4. Kerjasama kemitraan, dengan nilai TAS sebesar 5,3610

Page 92: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

92

5. Perusahaan membuat suplemen dengan bahan dasar jamur, dengan nilai TAS

sebesar 4,9810

6. Meningkatkan promosi jamur, dengan nilai TAS sebesar 4,8200

7. Mencari dana tambahan, dengan nilai TAS sebesar 3,2190

Dari hasil perhitungan dengan analisis QSPM pada peerusahaan The

pinewood Farm maka diperoleh prioritas strategi yang terbaik yang dapat

dilakukan perusahaan dari tujuh alternatif strategi, ada tiga alternatif strategi yang

menjadi prioritas bagi perusahaan The Pinewood Farm dari ketiga alternatif

strategi adalah strategi menambah area produksi perusahaan melalui penambahan

kumbung jamur, dengan nilai TAS sebeasr 5,8060, rujukan strategi yang lain yang

dapat diberikan pada perusahaan adalah Peningkatan efisiensi produksi untuk

meningkatkan daya saing perusahaan, dengan nilai TAS sebesar 5,7400 dan

Penghematan melalui efisiensi biaya total dalam menghadapi ancaman, dengan

nilai TAS sebesar 5,4020. Ketiga strategi tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Menambah area produksi perusahaan melalui penambahan kumbung jamur

Strategi ini dapat dilaksanakan dengan meningkatnya permintaan dari

konsumen, diharapkan produksi perusahaan juga meningkat agar dapat memenuhi

permintaan yang datang ke perusahaan. Menurut manajer jamur, dengan

menggunakan lahan yang tersisa dibagian belakang kumbung bisa dibangun

kumbung yang baru. Hasil bangunan ini dapat diketahui tiga bulan kemudian,

maka target tersebut bisa dicapai dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dengan

meningkatnya kapasitas produksi, maka diharapakan perusahaan mendapatkan

keuntungan yang sebesarnya

2. Peningkatan efisiensi produksi untuk meningkatkan daya saing perusahaan

Strategi peningkatan efisiensi produksi untuk meningkatkan daya saing

perusahaan biaya produksi. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi ancaman akan

adanya biaya yang tinggi sebagai akibat tingginya harga BBM. Alternatif strategi

ini dapat dijalankan perusahaan karena perusahaan memiliki tenaga kerja yang

kompeten yang dapat dipercaya untuk menekan biaya produksi tersebut.

Page 93: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

93

3. Penghematan melalui efisiensi biaya total dalam menghadapi ancaman

Strategi ini dipilih jika ancaman yang dihadapi besar dan perusahaan

hanya bisa bertahan saja. Dengan adanya peningkatkan kapasitas produksi jamur

dalam menghadapi ancaman maka, perusahaan masih bisa bertahan. Ancaman

usaha yang dihdapi berupa fluktuasi harga BBM, peningkatan dalam industri

jamur dan ancaman pendatang baru

.

Page 94: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

94

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai strategi pengembangan

usaha jamur tiram pada perusahaan The Pinewood Farm dapat diambil beberapa

kesimpulan :

1. Hasil identifikasi faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang utama

adalah peningkatan permintaan komoditas jamur, sedangkan faktor eksternal

yang menjadi ancaman utama bagi perusahaan adalah peningkatan

persaingan dalam industri jamur besar. Faktor internal yang menjadi

kekuatan utama bagi perusahaan kualitas produk jamur baik dan mampu

memproduksi dan membuat bibit sendiri, sedangkan faktor internal yang

menjadi kelemahan utama adalah kapasitas produksi jamur belum optimal.

2. Hasil pengolahan matrik IE menunjukkan posisi perusahaan berada pada

kuadran II yang memberikan saran tumbuh dan kembangkan. Strategi yang

dapat dilakukan adalah strategi intensif dan strategi integratif. Strategi

intensif yang diterapakan perusahaan yaitu starategi penetrasi pasar yang

merupakan strategi untuk meningkatkan pangsa pasar yang ada untuk

barang dan jasa yang ada saat ini melalui peningkatan usaha pemasaran.

Strategi integrasi yang dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan

strategi integrasi kebelakang dengan menjalin hungan dengan pemasok,

selain itu dapat dilakukan strategi pengembangan produk. Matrik SWOT

menghasilkan tujuh alternatif strategi yaitu Menambah area produksi

perusahaan melalui penambahan kumbung jamur, perusahaan membuat

suplemen dengan bahan dasar jamur, Meningkatkan promosi jamur,

Mencari dana tambahan, Peningkatan efisiensi produksi untuk

meningkatkan daya saing perusahaan, Kerjasama kemitraan, dan

Penghematan melalui efisiensi biaya total dalam menghadapi ancaman.

3. Hasil pengolahan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) diperoleh

alternatif dari prioritas terpenting berdaasarkan nilai tertinggi adalah

Menambah area produksi perusahaan melalui penambahan kumbung jamur

dengan nilai TAS sebeasr 5,8060, peningkatan efisiensi produksi untuk

Page 95: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

95

meningkatkan daya saing perusahaan, dengan nilai TAS sebesar 5,7400, dan

Penghematan melalui efisiensi biaya total dalam menghadapi ancaman,

dengan nilai TAS sebesar 5,4020.

8.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian mengenai strategi

pengembangan usaha jamur tiram pada perusahaan The Pinewood Organik Farm

penulis menyarankan :

1. Sebaiknya perusahaan The Pinewood Organik Farm mempertimbangkan

untuk menjalankan strategi pengembagan usaha yang telah

direkomendasikan yaitu strategi mengoptimalkan kapasitas produksi.

Dengan melihat segala kondisi yang dimiliki perusahaan.

2. Perusahaan The Pinewood Organik Farm agar terus memperbeiki segala

aktivitas perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat dalam

usaha jamur dan berusaha untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Hal ini

dilakukan dengan selalu tanggap dengan keadaan industri dan menyusun

strategi-strategi baru yang sesuai dengan faktor internal dan eksternal

perusahaan.

3. Sebaiknya perusahaan membuat iklan tentang profil perusahaan dengan

berrbagai macam media seperti; radio maupun majalah. Hal ini agar

masyarakat lebih mengenal perusahaan The Pinewood Organik Farm.

Page 96: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

96

DAFTAR PUSTAKA

Amalia.Z. 2009. Studi Kelayakan Usaha Budidaya Jamur Tiram Putih (Studi

Kasus Rimba Jaya Musroom, Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Dimyati, A. 2005. Kebijakan Departemen Pertanian dalam pengembangan jamur pangan, Pra-Workshop : Pengembangan Produk dan Industri jamur pangan Indonesia, BPPT. Jakarta, 2005

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Produk Domestik Bruto Atas Harga Konstan

2000 menurut lapangan usaha. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

David, F. 2006. Strategic Management Manajemen Strategis Konsep. Salemba Empat. Jakarta.

David, F. 2009. Strategic Management Manajemen Strategis Konsep 1. Salemba Empat. Jakarta.

Direktorat Jendral Produksi Hortikultura. 2009. Nilai PDB Produksi Tanaman Hortikultura di Indonesia Tahun 2009. Jakarta.

Direktorat Jendral Produksi Hortikultura. 2009. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor-Impor Sayuran di Indonesia. Jakarta

Ginting. L. 2009. Risiko Produksi Jamur Tiram Putih Pada Usaha Cempaka Baru di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kotler.P. Manajemen pemasaran. 1997. Jakarta : PT Prenhallindo.

Melani. S. 2009. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Telur Puyuh (Kasus :

Peternakan Puyuh Bintang Tiga/PPBT, Kecamatan Cibungbulang,

Kabupaten Bogor). Skripsi. Jurusan Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pertiwi,P dan Chazali. 2009. Usaha Jamur Tiram. Penebar Swadaya. Bogor.

Porter, M.E. 1994. Keunggulan Bersaing. Binarupa Aksara. Jakarta.

Purwanto, I. 2006. Manajemen Strategi. CV Yrama Widya. Bandung. 248 Hal.

Rachimna D, Burhanuddin. 2008. Panduan Penulisan Proposal dan Kripsi.

Departemen Agribisnis. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Page 97: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

97

Rangkuti, Freddy. 2000. Analisa SWOT : Teknik Membeda Kasus Bisnis

Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Redaksi Agromedia. 2009. Bertanam Jamur Konsumsi. PT Agro Media Pustaka. Jakarta

Sembiring. M. 2009. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Ayam Broiler Ud

Janu Putro Sleman Yogyakarta. Skripsi. Jurusan Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Siagian, S. 2004. Manajemen Stratejik. Bumi Angkasa. Jakarta. 276 Hal.

Suriawiria U. 2002. Budidaya Jamur Tiram. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Umar, H. 2008. Strategi Manajemen In Action. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wisandhini.Y. 2008. Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram Putih

(Pleurotus Sp) pada Perusahaan Jamur Tegal Waru, Bogor. Skripsi. Jurusan Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wijayanti. R. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Strudi Kasus: Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor). Skripsi. Jurusan Agribisnis. Intitut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 98: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

98

Lampiran 1.

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

DAFTAR WAWANCARA Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal

Pada Pengembangan Usaha Jamur

Dalam rangka penelitian untuk skripsi dengan judul :

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada Pinewood Farm Di Bogor, Jawa Barat

Oleh :

Heri Eko Wira (H 34076072)

GAMBARAN UMUM DAN FROFIL PERUSAHAAN PINEWOOD FARM a) Sejarah singkat perusahaan? b) Apa latar belakang berdirinya perusahaan? c) Apa Visi, Misi, dan tujuan perusahaan? d) Sejak kapan perusahaan berdiri? Dan siapa pendirinya pertama kali? e) Apa nama perusahaannya?siapa pemelik perusahaan? f) Bagaimanakah struktur organisasi perusahaan? g) Mengapa memilih struktrur tersebut? h) Bagaimanakah sejarah dan keadaan usaha jamur di pinewood farm? i) Bagaimanakah perkembangan hasil usaha jamur? j) Bentuk badan hokum perusahaan? k) Alamat perusahaan?

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL PERUSAHAAN 1. Keuangan a) Bagaimanakah keadaan keuangan perusahaan? Bagaimanakah perusahaan mendapatkan

modal? b) Bagaimanakah alokasi anggaran perusahaan? c) Bagaimanakan perkembangan total cost yang dikeluarkan perusahaan? d) Bagaimanakah marjin keuntungan perusahaan saat ini positif atau negatif? 2. Manajemen Umum a) Apakah perusahaan menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing,

actuating, dan controlling? b) Apakah fungsi-fungsi tersebut berjalan efektif dan efisien? c) Bagaimanakah pembagiaan wewenang dan kewajiban dalam personil kunci perusahaan? d) Bagaimanakah intensitas karyawan yang masuk dan keluar pada perusahaan? e) Bagaimanakah tingkat keterampilan perusahaan yang dibutuhkan dalam menjalankan dan

memenuhi target perusahaan? f) Apakah ada bonus untuk karyawan g) Bagaimanakah tingkat efektifitas bonus tersebut? h) Bagaimanakah bentuk bonus yang diberikan pada karyawan? i) Apakah sering terdapat karyawan yang sering mangkir? j) Apakah ada pelantikan bagi karyawan untuk meningkatkatkan kaeahlian dan pangalaman

karyawan? k) Bagaimanakah system produksi perusahaan?(bagaimanakah produksi dalam sehari, dan

bagaimana pembagian kerja)

Page 99: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

99

3. Produksi dan Operasi a) Bagaimanakah jenis bibit jamur perusahaan? b) Bagaimanakah proses produksinya? c) Berapakah rata-rata kapasitas produksi (jamur tiram) yang dihasilkan dalam sekali

produksi? d) Apakah target produksi berdasarkan permintaan konsumen, pesanan atau ada yang lain? e) Bagaimanakah kualitas jamur tiram yang dihasilkan (produk yang dihasilkan

perusahaan? f) Apakah ada pengujian/penyeleksian sebelum dipasarkan? g) Apakah ada inovasi produk h) Apa saja peralatan atau mesin-mesin yang diperlukan untuk produksi? i) Berapakah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi dan bagaimanakah

pengawasannya? 4. Pemasaran a) Jenis produk dan jasa apa yang dipsarkan peusahaan? b) Apakah ada pembagian khusus yang menangani pemasaran tersebut? c) Bagaimanakah perkembangan pasar akhir-akhir ini? d) Segmentasi pasar dan siapa yang dibidik oleh perusahaan? e) Bagaimanakah pengorganisasian bagian pemasaran perusahaan? f) Seperti apa salauran distribusi yang ada dalam perusahaan? g) Berapa jumlah distributornya? h) Bgaimanakah perbandingan penjualan pada masing-masing distributor? i) Bagaimanakah strategi penetapan harga yang dilakukan perusahaan? j) Apakah ada promosi mengenai produk-produk perusahaan? 5. Penelitian dan Pengembangan a) Apakah ada bagian atau divisi penelitian dan pengembangan? b) Bagaimanakah intesitas litbang dilakukan? c) Apakah tujuan pelaksanaan R&D? d) Apakah ada inovasi dan teknologi yang diterapkan perusahaan? e) Apakah ada perkembangan produk baru hasil R&D?

ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL PERUSAHAAN 1. Ekonomi a) Apakah ada dampak secara umum pada perusahaan dari adanya pertumbuhan ekonomi di

Indonesia? b) Apakah ada dampak secara umum pada perusahaan oleh adanya kenaikan harga Bahan

Bakar Minyak (BBM) di Indonesia? c) Apakah ada perubahan harga bahan baku? Sejauh apa tingkat perubahannya? d) Bagaimanakah sikap perusahaan menyikapi kondisi jika terjadi perubahan harga bahan

baku? e) Bagaimanakah tingkat pendapatan masyarakat di daerah perusahaan tepatnya di Cisarua? 2. Sosial a) Bagaimanakah bentuk tanggung jawab perusahaan? b) Apakah perusahaan pernah mengadakan program sosial? c) Bagaimanakah perusahaan melakukan manajemen limbah? 3. Pemerintah a) Bagaimanakah kondisi stabilitas politik dan keamanan dalam perkembangan usaha

didaerah Cisarua , Kabupaten Bogor? b) Apakah ada peraturan perundan-undangan yang mengatur kegiatan usaha didaerah

Cisarua, Kabupaten Bogor? c) Apakah ada program pemerintah dalam mengembangkan jamur di Jawa Barat pada

umumnya didaerah Bogor? 4. Teknologi a) Bagaimanakah perkembagan teknologi perusahaan dalam mengakses informasi? b) Bagaimanakah perkembangan teknologi dalam divis jamur? Apakah ada teknologi baru? c) Berapa besar biaya teknologi yang dibutuhkan untuk teknologi tersebut?

Page 100: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

100

5. Konsumen a) Apakah ada yang menjadi alasan konsumen melakukan complain terhadap perusahaan? b) Apakah ada konsumen yang memiliki loyalitas? c) Berapa harga yang biasa diterima oleh konsumen? d) Apakah ada standart mutu produk yang dijual kepada konsumen? 6. Pesaing? a) Apakah ada pesaing utama perusahaan? b) Apakah yang menjadi kekuatan dan kelemahan pesaing tesebut? c) Apa yang menjadi sasaran pesaing dan bagaimana strategi yang dilakukan pesaing

tersebut? d) Apakah factor yang menjadi pendorong dan factor penghambat untuk masuk industri

jamur? e) Apakah ada produk subtitusi dari produk jamur? Jika ada apakah keberadaannya cukup

kuat? 7. Pemasok a) Apakah bahan baku utama yang diperlukan perusahaan untuk berproduksi? b) Berapa jumlah rata-rata bahan baku yang diperlukan? c) Berapa jumlah pemasok saat ini? d) Apakah jumlah pemasok tersebut mampu memenuhi permintaan bahan baku perusahaan? e) Apakah ada pemasok lain selain para pemasok saat ini? Dan bagaimanakah kekuatan

mereka? f) Dari daerah mana biasanya pemasok berasal?

Page 101: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

101

Lampiran 2.

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

DAFTAR WAWANCARA Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal

Pada Pengembangan Usaha Jamur

Dalam rangka penelitian untuk skripsi dengan judul : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada Pinewood Farm Di Bogor, Jawa Barat

Oleh :

Heri Eko Wira (H 34076072)

Indensitas Responden

Nama : Pekerjaan/Jabatan : Nomor Responden :

Penentuan Faktor Internal

Tujuan melakukan analisis faktor internal adalah untuk mengetahui faktor-faktor strategis

yang dimasukkan kedalam kelompok kekuatan dan kelemahan dalam strategi pengembangan

usaha jamur tiram. Untuk masing-masing faktor strategis kekuatan atau kelemahan, diharapkan

dapat menghasilkan 5-10 faktor yang paling berpengaruh. Responden dapat menambahkan atau

mengurangi aspek-aspek penilaian terhadap lingkungan internal apabila hal tersebut dianggap

relevan.

Petunjuk Pengisian

1. Berikan tanda (v) pada kolom kekuatan pada tabel 1 berikut ini, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan dalam strategi pengembangan usaha jamur tiram.

2. Berikan tanda (v) pada kolom kelemahan pada tabel 1 berikut ini, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan dalam strategi pengembangan usaha jamur tiram.

3. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan atau kelemahan berdasarkan keterangan berikut ini :

a) Nilai 4, jika faktor tersebut dinilai sangat penting dan berpengaruh bagi perusahaan b) Nilai 3, jika faktor tersebut dinilai penting dan berpengaruh bagi perusahaan c) Nilai 2, jika faktor tersebut dinilai cukup penting dan berpengaruh bagi perusahaan d) Nilai 1, jika faktor tersebut dinilai kurang penting dan berpengaruh bagi perusahaan

Page 102: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

102

Tabel 1. Analisis faktor Internal Perusahaan

No Faktor-faktor Strategis Internal Kekuatan Kelemahan 4 3 2 1

1 Mampu memproduksi dan bibit jamur sendiri

2 Lahan untuk pengembangan usaha jamur yang masih luas

3 Fasilitas untuk budidaya jamur baik

4 Tenaga kerja yang kompeten

5 Kualitas produk jamur baik

6 Harga jual jamur tinggi

7 Lokasi perusahaan yang strategis

8 Kapasitas produksi jamur belum optimal

9 Keterbatasan modal

10 Sistim administrasi dan keuangan yang masih sederhana

11 Masih kurangnya promosi jamur

PENENTUAN FAKTOR EKSTERNAL

Tujuan melakukan analisis faktor eksternal adalah untuk mengetahui faktor-faktor

strategis yang dimasukkan kedalam kelompok peluang dan ancaman dalam strategi pengembangan

usaha jamur tiram. Untuk masing-masing faktor strategis peluang dan ancaman, diharapkan dapat

menghasilkan 5-10 faktor yang paling berpengaruh. Responden dapat menambahkan atau

mengurangi aspek-aspek penilaian terhadap lingkungan internal apabila hal tersebut dianggap

relevan.

Petunjuk Pengisian

1. Berikan tanda (v) pada kolom kekuatan pada tabel 1 berikut ini, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan dalam strategi pengembangan usaha jamur tiram.

2. Berikan tanda (v) pada kolom kelemahan pada tabel 1 berikut ini, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan dalam strategi pengembangan usaha jamur tiram.

3. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan atau kelemahan berdasarkan keterangan berikut ini :

a) Nilai 4, jika faktor tersebut dinilai sangat penting dan berpengaruh bagi perusahaan b) Nilai 3, jika faktor tersebut dinilai penting dan berpengaruh bagi perusahaan c) Nilai 2, jika faktor tersebut dinilai cukup penting dan berpengaruh bagi perusahaan d) Nilai 1, jika faktor tersebut dinilai kurang penting dan berpengaruh bagi perusahaan

Tabel 2. Analisis faktor eksternal Perusahaan

No Faktor-faktor Strategis Eksternal Peluang Ancaman 4 3 2 1

1 kenaikan harga komoditas jamur tinggi

2 Peningkatan permintaan jamur

3 Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur

4 Industri jamur diarah kan untuk ketahanan pangan dan teknologi serta kesehatan

5 Gaya hidup kembali kealam (back to nature)

6 Pasokan jamur tiram yang masih rendah

7 Fluktuasi harga BBM

8 Peningkatan impor jamur

9 Ancaman pendatang baru besar

10 Peningkatan dalam industri jamur besar

11 Produk subtitusi yang tinggi

Page 103: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

103

PEMBERIAN BOBOT TERHADAP KEKUATAN, KELEMAHAN,

PELUANG DAN ANAMAN

I. Pembobotan terhadap lingkungan internal industri (kekuatan dan kelemahan)

Petunjuk pengsian : a) pemberian nilai didasarkan pada pebandingan berpasangan antara dua faktor secara relatif

berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya terhadap usaha. b) Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 (huruf cetak miring)

terhadap kolom 1 (huruh cetak tegak) dan harus konsisten. Dengan ketentuan berikut : � Bila lebih penting, nilainya = 1 � Bila sama penting, nilainya = 2 � Bila tidak lebih penting, nilainya = 3

II. Pembobotan terhadap lingkungan eksternal industri (peluang dan ancaman) Petunjuk pengisian :

a) pemberian nilai didasarkan pada pebandingan berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya terhadap usaha.

c) Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 (huruf cetak miring) terhadap kolom 1 (huruh cetak tegak) dan harus konsisten. Dengan ketentuan berikut :

� Bila lebih penting, nilainya = 1 � Bila sama penting, nilainya = 2 � Bila tidak lebih penting, nilainya = 3

PENENTUAN ALTERNATIF STRATEGI DENNGAN MATRIKS QSPM Penentuan alternatif strategi dengan matriks QSPM dilakukan untuk menetapkan kemenarikan relatif (Relatif Attractiveness) dan alternatif strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan terlebih dahulu oleh perusahaan Pinewood Farm.

Petunjuk Pengisian

Ajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis berpengaruh terhadap alternatif strategi yang ada. Jika jawabannya tidak, maka kolom AS tidak perlu diisi. Jjika jawabannya Ya, maka kolom AS di isi dengan ketentuan berikut : 4= Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif dengan alternatif yang lain. 3= Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif dengan alternatif yang lain. 2= Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif dengan alternatif yang lain. 1= Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif dengan alternatif yang lain.

Page 104: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

104

Lampiran 3.

Responden 1. Manajer (Bapak Yulianto)

Responden 2. Asisten Manajer Divisi Jamur (Bapak Manggara)

Faktor-faktor Strategis eksternal A B C D E F G H I J K L TOTAL BOBOT

kenaikan harga komoditas jamur tinggi (A) 3 3 2 3 3 1 1 2 1 2 3 24 0.099

Keberadaan MAJI sebagai lembaga asosiasi bagi pengusaha jamur (B) 2 1 3 3 2 3 2 3 2 2 2 25 0.099

Peningkatan permintaan jamur (C) 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 1 28 0.111

Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur (D) 2 2 3 3 2 1 3 3 2 3 1 25 0.099

Industri jamur diarah kan untuk ketahanan pangan dan teknologi serta kesehatan(E) 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 2 27 0.107

Gaya hidup kembali kealam (back to nature)(F) 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 15 0.059

Pasokan jamur tiram yang masih rendah(G) 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 18 0.071

Fluktuasi harga BBM (H) 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 14 0.055

Peningkatan impor jamur(I) 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 16 0.063

Ancaman pendatang baru besar (J) 1 2 3 2 2 2 1 1 2 1 3 17 0.067

Peningkatan dalam industri jamur besar (K) 2 3 1 2 2 3 2 1 2 2 3 23 0.091

Produk subtitusi yang tinggi (L) 3 3 1 3 2 3 2 1 1 1 1 21 0.083

TOTAL 253 1.004

Faktor-faktor Strategis eksternal A B C D E F G H I J K L TOTAL BOBOT

kenaikan harga komoditas jamur tinggi (A) 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 3 20 0.082

Keberadaan MAJI sebagai lembaga asosiasi bagi pengusaha jamur (B) 1 1 1 3 1 2 3 2 2 1 1 18 0.074

Peningkatan permintaan jamur (C) 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 27 0.111

Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur (D) 2 2 3 3 2 1 3 3 2 3 1 25 0.102

Industri jamur diarah kan untuk ketahanan pangan dan teknologi serta kesehatan(E) 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 2 29 0.119

Gaya hidup kembali kealam (back to nature)(F) 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 15 0.061

Pasokan jamur tiram yang masih rendah(G) 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 3 19 0.078

Fluktuasi harga BBM (H) 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 14 0.057

Peningkatan impor jamur(I) 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 16 0.066

Ancaman pendatang baru besar (J) 1 2 3 2 2 2 1 1 2 1 3 17 0.070

Peningkatan dalam industri jamur besar (K) 2 3 1 2 2 3 2 1 2 2 2 22 0.090

Produk subtitusi yang tinggi (L) 3 3 1 3 2 3 2 1 2 1 1 22 0.090

TOTAL 244 1.000

Page 105: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

105

Responden 3. Mandor Lapangan Divisi Jamur (Bapak Nana Ardiana)

Faktor-faktor Strategis eksternal A B C D E F G H I J K L TOTAL BOBOT

kenaikan harga komoditas jamur tinggi (A) 1 3 3 1 2 3 2 1 2 1 3 22 0.094

Keberadaan MAJI sebagai lembaga asosiasi bagi pengusaha jamur (B) 1 1 2 2 1 2 1 2 3 2 1 18 0.077

Peningkatan permintaan jamur (C) 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 25 0.107

Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur (D) 2 3 2 1 2 2 3 3 2 2 22 0.094

Industri jamur diarah kan untuk ketahanan pangan dan teknologi serta kesehatan(E) 3 3 2 3 2 1 1 3 2 2 22 0.094

Gaya hidup kembali kealam (back to nature)(F) 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 17 0.073

Pasokan jamur tiram yang masih rendah(G) 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 14 0.060

Fluktuasi harga BBM (H) 3 3 1 1 1 1 1 1 2 1 15 0.064

Peningkatan impor jamur(I) 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 16 0.068

Ancaman pendatang baru besar (J) 2 2 2 3 2 3 1 1 2 2 20 0.085

Peningkatan dalam industri jamur besar (K) 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 19 0.081

Produk subtitusi yang tinggi (L) 2 2 3 3 3 2 3 1 3 2 24 0.103

TOTAL 234 1.000

Lampiran 4. Penelitian Bobot Faktor Internal Responden 1. Manajer (Bapak Yulianto)

Faktor-faktor Strategis INTERNAL A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT

Mampu memproduksi dan bibit jamur sendiri (A) 3 2 2 2 3 2 3 2 1 1 21 0.111 Lahan untuk pengembangan usaha jamur yang masih luas (B) 1 2 2 1 1 2 3 3 1 1 17 0.089

Fasilitas untuk budidaya jamur baik (C) 3 1 3 3 3 1 1 1 2 2 20 0.105

Tenaga kerja yang kompeten (D) 3 1 1 3 3 1 1 2 1 1 17 0.089

Kualitas produk jamur baik (E) 3 1 3 3 3 2 1 1 1 1 19 0.100

Harga jual jamur tinggi (F) 3 1 2 3 3 2 1 2 1 1 19 0.100

Lokasi perusahaan yang strategis (G) 1 2 1 1 2 3 1 1 1 1 14 0.074

Kapasitas produksi jamur belum optimal (H) 2 3 1 1 3 1 1 3 1 3 19 0.100

Keterbatasan modal (I) 1 3 1 2 1 1 2 3 1 2 17 0.089

Sistim administrasi dan keuangan yang masih sederhana (J) 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 12 0.063

Masih kurangnya promosi jamur (K) 1 2 3 1 1 1 1 1 2 2 15 0.079

TOTAL 190 1.000

Page 106: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

106

Responden 2. Asisten Manajer Divisi Jamur (Bapak Manggara)

Faktor-faktor Strategis INTERNAL A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT

Mampu memproduksi dan bibit jamur sendiri (A) 3 3 3 3 1 1 3 3 3 2 25 0.115

Lahan untuk pengembangan usaha jamur yang masih luas (B) 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 12 0.055

Fasilitas untuk budidaya jamur baik (C) 3 3 2 3 3 1 3 3 3 2 26 0.119

Tenaga kerja yang kompeten (D) 3 3 3 1 2 1 3 2 2 1 21 0.096

Kualitas produk jamur baik (E) 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 28 0.128

Harga jual jamur tinggi (F) 1 3 2 1 1 1 2 1 1 1 14 0.064

Lokasi perusahaan yang strategis (G) 3 3 3 3 1 1 3 2 1 1 21 0.096

Kapasitas produksi jamur belum optimal (H) 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 28 0.128

Keterbatasan modal (I) 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 14 0.064

Sistim administrasi dan keuangan yang masih sederhana (J) 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 13 0.060

Masih kurangnya promosi jamur (K) 2 3 3 1 1 1 1 2 1 1 16 0.073

TOTAL 218 1.000

Responden 3. Mandor Lapangan Divisi Jamur (Bapak Nana Ardiana)

Faktor-faktor Strategis INTERNAL A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT

Mampu memproduksi dan bibit jamur sendiri(A) 2 2 3 2 1 1 3 3 3 3 23 0.105

Lahan untuk pengembangan usaha jamur yang masih luas (B) 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 14 0.064

Fasilitas untuk budidaya jamur baik (C) 3 2 2 2 1 1 3 3 2 3 22 0.100

Tenaga kerja yang kompeten (D) 2 3 3 1 2 1 2 2 2 3 21 0.096

Kualitas produk jamur baik (E) 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 28 0.128

Harga jual jamur tinggi (F) 3 3 2 3 3 2 2 1 2 2 23 0.105

Lokasi perusahaan yang strategis (G) 2 3 3 3 1 1 3 2 1 1 20 0.091

Kapasitas produksi jamur belum optimal (H) 3 2 2 2 1 1 2 3 3 2 21 0.096

Keterbatasan modal (I) 1 2 1 3 2 1 1 2 2 2 17 0.078

Sistim administrasi dan keuangan yang masih sederhana (J) 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 12 0.055

Masih kurangnya promosi jamur (K) 1 3 2 2 1 2 1 2 3 1 18 0.082

TOTAL 219 1.000

Page 107: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

107

Lampiran 5. Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Rating Faktor Eksternal Perusahaan

No Faktor Ekternal Rating Rataan

Rating R1 R2 R3

Peluang 1 Kenaikan harga komoditas jamur tinggi 4 3 4 3.67

2 Keberadaan MAJI sebagai lembaga asosiasi bagi pengusaha jamur 3 3 3 3.00

3 Peningkatan permintaan jamur 4 4 4 4.00 4 Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur 4 3 3 3.33

5 Industri jamur diarah kan untuk ketahanan pangan dan teknologi serta kesehatan 3 4 3 3.33

6 Gaya hidup kembali kealam (back to nature) 4 3 4 3.67 7 Pasokan jamur tiram yang masih rendah 4 4 4 4.00 Ancaman 1 Fluktuasi harga BBM 1 2 1 1.33 2 Peningkatan impor jamur. 2 2 2 2.00 3 Ancaman pendatang baru besar. 2 2 1 1.67 4 Peningkatan dalam industri jamur besar. 2 2 2 2.00 5 Produk subtitusi yang tingg 2 1 2 1.67

Lanjutan Lampiran 5. Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Rating Faktor Internal Perusahaan

No Faktor Internal Rating Rataan

Rating R1 R2 R3

Kekuatan 1 Mampu memproduksi dan bibit jamur sendiri. 4 4 3 3.67 2 Lahan untuk pengembangan usaha jamur yang masih luas. 3 3 4 3.33 3 Fasilitas untuk budidaya jamur baik 3 3 3 3.00 4 Tenaga kerja yang kompeten 3 4 3 3.33 5 Kualitas produk jamur baik 4 3 4 3.67 6 Harga jual jamur tinggi 4 3 4 3.67 7 Lokasi perusahaan yang strategis 3 3 3 3.00 Kelemahan 1 Kapasitas produksi jamur belum optimal 2 1 1 1.33 2 Keterbatasan modal 2 2 1 1.67 3 Sistim administrasi dan keuangan yang masih sederhana 2 2 2 2.00 4 Masih kurangnya promosi jamur 2 1 2 1.67

Page 108: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

108

Lampiran 6. QSPM

No Faktor Strategis Nilai

Alternatif

strategi A

Alternatif

Strategi

B

Alternatif

Strategi

C

Alternatif

StrategiD

Bobot AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Peluang

1 Kenaikan harga komoditas jamur tinggi 0.092 3 0.2760 2 0.1840 3 0.2760 4 0.3680

2 Peningkatan permintaan jamur 0.120 4 0.4800 2 0.2400 3 0.3600 4 0.4800

3 Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur 0.109 4 0.4360 3 0.3270 4 0.4360 4 0.4360

4 Industri jamur diarah kan untuk ketahanan pangan dan teknologi serta kesehatan 0.116 3 0.3480 4 0.4640 3 0.3480 3 0.3480

5 Gaya hidup kembali kealam (back to nature) 0.070 4 0.2800 4 0.2800 2 0.1400 3 0.2100

6 Pasokan jamur tiram yang masih rendah. 0.072 3 0.2160 2 0.1440 3 0.2160 3 0.2160

Ancaman

1 Fluktuasi harga BBM. 0.067 3 0.2010 2 0.1340 2 0.1340 2 0.1340

2 Peningkatan impor jamur 0.075 3 0.2250 3 0.2250 2 0.1500 1 0.0750

3 Ancaman pendatang baru besar. 0.084 2 0.1680 3 0.2520 3 0.2520 2 0.1680

4 Peningkatan dalam industri jamur besar 0.092 2 0.1840 3 0.2760 2 0.1840 2 0.1840

5 Produk subtitusi yang tinggi. 0.102 3 0.3060 2 0.2040 1 0.1020 3 0.3060

Kekuatan

1 Mampu memproduksi dan bibit jamur sendiri 0.110 3 0.3300 3 0.3300 4 0.4400 2 0.2200

2 Lahan untuk pengembangan usaha jamur yang masih luas 0.069 2 0.1380 2 0.1380 4 0.2760 1 0.0690

3 Fasilitas untuk budidaya jamur baik 0.108 2 0.2160 3 0.3240 2 0.2160 3 0.3240

4 Tenaga kerja yang kompeten 0.094 2 0.1880 4 0.3760 3 0.2820 3 0.2820

5 Kualitas produk jamur baik 0.119 3 0.3570 3 0.3570 4 0.4760 2 0.2380

6 Harga jual jamur tinggi 0.090 4 0.3600 2 0.1800 3 0.2700 3 0.2700

7 Lokasi perusahaan yang strategis 0.087 3 0.2610 1 0.0870 2 0.1740 2 0.1740

Kelemahan

1 Kapasitas produksi jamur belum optimal 0.108 3 0.3240 1 0.1080 4 0.4320 4 0.4320

2 Keterbatasan modal 0.077 3 0.2310 1 0.0770 3 0.2310 3 0.2310

3 Sistim administrasi dan keuangan yang masih sederhana 0.059 1 0.0590 2 0.1180 3 0.1770 2 0.1180

4 Masih kurangnya promosi jamur 0.078 2 0.1560 2 0.1560 3 0.2340 1 0.0780

Total 5.7400 4.9810 5.8060 5.3610

Page 109: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

109

Lanjutan lampiran 6. QSPM

No Faktor Strategis Nilai

Alternatif

strategi E

Alternatif

Strategi F

Alternatif

StrategiG

Bobot AS TAS AS TAS AS TAS

Peluang

1 Kenaikan harga komoditas jamur tinggi 0.092 2 0.1840 3 0.2760 3 0.2760

2 Peningkatan permintaan jamur 0.120 2 0.2400 1 0.1200 3 0.3600

3 Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur 0.109 3 0.3270 1 0.1090 2 0.2180

4 Industri jamur diarah kan untuk ketahanan pangan dan teknologi serta kesehatan 0.116 1 0.1160 2 0.2320 3 0.3480

5 Gaya hidup kembali kealam (back to nature) 0.070 1 0.0700 2 0.1400 4 0.2800

6 Pasokan jamur tiram yang masih rendah. 0.072 2 0.1440 2 0.1440 3 0.2160

Ancaman

1 Fluktuasi harga BBM. 0.067 1 0.0670 2 0.1340 3 0.2010

2 Peningkatan impor jamur 0.075 2 0.1500 3 0.2250 3 0.2250

3 Ancaman pendatang baru besar. 0.084 1 0.0840 3 0.2520 2 0.1680

4 Peningkatan dalam industri jamur besar 0.092 2 0.1840 3 0.2760 2 0.1840

5 Produk subtitusi yang tinggi. 0.102 1 0.1020 2 0.2040 3 0.3060

Kekuatan

1 Mampu memproduksi dan bibit jamur sendiri 0.110 2 0.2200 3 0.3300 3 0.3300

2 Lahan untuk pengembangan usaha jamur yang masih luas 0.069 2 0.1380 2 0.1380 2 0.1380

3 Fasilitas untuk budidaya jamur baik 0.108 1 0.1080 3 0.3240 2 0.2160

4 Tenaga kerja yang kompeten 0.094 1 0.0940 2 0.1880 2 0.1880

5 Kualitas produk jamur baik 0.119 2 0.2380 2 0.2380 3 0.3570

6 Harga jual jamur tinggi 0.090 1 0.0900 3 0.2700 4 0.3600

7 Lokasi perusahaan yang strategis 0.087 2 0.1740 1 0.0870 3 0.2610

Kelemahan

1 Kapasitas produksi jamur belum optimal 0.108 2 0.2160 4 0.4320 3 0.3240

2 Keterbatasan modal 0.077 1 0.0770 3 0.2310 3 0.2310

3 Sistim administrasi dan keuangan yang masih sederhana 0.059 2 0.1180 4 0.2360 1 0.0590

4 Masih kurangnya promosi jamur 0.078 1 0.0780 3 0.2340 2 0.1560

Total 3.2190 4.8200 5.4020

Page 110: Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52017/H11hew.pdf · Strategi Pengembangan Usaha Jamur pada The Pinewood Organik

110

Keterangan :

Strategi A: Peningkatan efisiensi produksi untuk meningkatkan daya saing

perusahaan, dengan nilai TAS sebesar 5,7400

Strategi B: Perusahaan membuat suplemen dengan bahan dasar jamur, dengan

nilai TAS sebesar 4,9810

Strategi C: Menambah area produksi perusahaan melalui penambahan kumbung

jamur, dengan nilai TAS sebeasr 5,8060

Strategi D: Kerjasama kemitraan, dengan nilai TAS sebesar 5,3610

Strategi E: Mencari dana tambahan, dengan nilai TAS sebesar 3,2190

Strategi F: Meningkatkan promosi jamur, dengan nilai TAS sebesar 4,8200

Strategi G: Penghematan melalui efisiensi biaya total dalam menghadapi

ancaman, dengan nilai TAS sebesar 5,4020